spek analisa satuan pekerjaan jalan kabupaten 1996

93
SPESIFIKASI UMUM A. PERSYARATAN UMUM 1. RINGKASAN PEKERJAAN 1.1. Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam Spefisikasi ini. Ruang lingkup yang meliputi semua atau salah satu yang berikut ini 1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada gambar rencana atau yang diberi tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan lapisan pekerjaan yang diras perlu. 2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan, termasuk semua pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang diperlukan. 3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan, termasuk pembersihan lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar proyek dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan. 4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis pondasi bawah serta lapis pondasi atas dan memasang lapisan permukaan aspal yang baru sesuai dengan dokumen kontrak. 5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan maupun tanpa lapisan dan gorong-gorong 6) Perbaikan struktur yang berat maupun yang ringan untuk jembatan – jembatan dan struktur jalan lainnya yang sesuai

Upload: elhamdi-hasdian

Post on 18-Dec-2014

193 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

SPESIFIKASI UMUM

A. PERSYARATAN UMUM

1. RINGKASAN PEKERJAAN

1.1. Uraian berbagai pekerjaan yang termasuk dalam Spefisikasi ini.

Ruang lingkup yang meliputi semua atau salah satu yang berikut ini

1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang ditunjukkan pada

gambar rencana atau yang diberi tanda di lapangan termasuk

rekonstruksi dan perbaikan lapisan pekerjaan yang diras perlu.

2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan

perkerasan, termasuk semua pekerjaan penyiapan permukaan atau

perataan yang diperlukan.

3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyemen yang ringan,

termasuk pembersihan lapangan dan penyediaan bahu jalan serta

saluran tepi yang baru seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar

proyek dan sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik di lapangan.

4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan

membangun lapis pondasi bawah serta lapis pondasi atas dan

memasang lapisan permukaan aspal yang baru sesuai dengan

dokumen kontrak.

5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan

lapisan maupun tanpa lapisan dan gorong-gorong

6) Perbaikan struktur yang berat maupun yang ringan untuk jembatan –

jembatan dan struktur jalan lainnya yang sesuai dengan dokum,en

kontrak dan menurut pertimbangan Direksi Teknik di lapangan.

B. MOBILISASI.

1.1 Umum

1) Mobilisasi sebagaimana di tentukan dalam kontrak ini akan meliputi

pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan

pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek. Ini juga akan mencakup

Page 2: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang

memuaskan.

2) Kontraktor harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat

dari kebutuhan tenaga pelaksana pekerjaan tersebut dan bilamana

perlu memberikan pelatihan yang memadai.

3) Sejauh mungkin dan berdasarkan petunjuk Direksi, Kontraktor harus

menggunakan rute ( jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan-

kendaraan yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta

membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan

jembatan yang digunakan untuk tujuan pengangkutan di tempat

proyek.

4) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan

harus dilaksanakan pada waktu lalu lintas sepi dan truk – truk angkutan

yang bermuatan ahrus ditutup dengan terpal.

1.2. Jangka Waktu Mobilsasi.

1) Mobilsasi harus di selesaikan dalam waktu 30 hari setelah penanda-

tanganan kontrak terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh

Pimpinan Proyek.

2) Pembayaran mobilsasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya

harus dimasukkan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item

pembayaran dan tidak boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.

1.3. Penyiapan Lapangan

1) Kontraktor akan menguasai lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan-

kegiatan pengeloalaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah

proyek.

2) Kontraktor harus mengikuti hal – hal berikut :

a. Memenuhi persyaratan Peraturan – Peraturan Nasional dan

Peraturan – Peraturan Propinsi.

b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi teknik sebelum penempatan

dan pembuatan Kantor Proyek dan Gudang-Gudang serta

pemasangan peralatan produksi (Plant) konstruksi.

c. Mencegah sesuatu polusi terhadap milik di sekitarnya sebagai

akibat dari operasi pelaksanaan.

Page 3: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan

pekerjaan setelah selesai kontrak, meliputi pembongkaran semua

instansi, plant dan peralatan konstruksi, serta semua bahan – bahan

lebihan, semuanya berdasarkan persetujuan Direksi Teknik.

1.4. Pengukuran dan Pembayaran.

Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang akan didiskusikan di

dalam bab ini harus dimasukkan dalam daftar item pembayaran dan tidak

boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.

C. PENGUJIAN LAPANGAN

1.1 Umum

1. Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan-bahan dan

kecakapan kerja untuk pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai

dengan spesifikasi dan menurut perintah Direksi Teknik.

2. Pengujian-pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium kabupaten

atau propinsi yang sesuai dengan pengaturan oleh Direksi Teknik.

Pengujian khusus di Laboratorium pusat harus juga dilaksanakan bila

diminta demikian oleh Direksi Teknik.

1.2. Pemenuhan terhadap Spesifikasi.

Semua pengujian harus memenuhi seperangkat standart di dalam

spesifikasi. Bilamana hasil pengujian tidak memuaskan, Kontraktor harus

melakukan pekerjaan-pekerjaan perbaikan dan peningkatannya jika

diperlukan oleh Pimpinan Proyek atau Direksi Teknik, dan harus

melengkapi pengujian-pengujian untuk menunjukkan terpenuhinya

spesifikasi.

1.3. Pengukuran dan Pembayaran

Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya-biaya semua

pengujian yang dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi.

Biaya untuk pengujian “ Pengendalian Mutu” yang ditetapkan di dalam

Bab ini, harus dimasukkan ke dalam item pembayaran yang

bersangkutan dan tidak ada pembayaran terpisah yang akan dibuat untuk

pengujian.

Page 4: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

D. PELAKSANAAN PEKERJAAN.

1.1 Umum

1. Uraian

Untuk menjamin kualitas, ukuran-ukuran dan kinerja pekerjaan yang

benar kontraktor harus menyediakan staf teknik berpengalaman yang

cocok sebagaimana ditentukan memuaskan Direksi Teknik. Staf Teknik

tersebut jika dan bilamana diminta harus mengatur pekerjaan di

lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk pengendalian mutu dan

bahan- bahan dan kecakapan kerja, mengendalikan dan meng-

organisasikan tenaga kerja kontraktor dan memelihara catatan –catatan

serta dokumentasi proyek.

2. Pemeriksaan Lapangan

a. Sebelum pematokan dan pengukuran di lapangan (setting out),

kontraktor harus mempelajari gambar-gambar kontrak dan bersama-

sama dengan direksi teknik mengadakan pemerikasaan daerah

proyek , dan khususnya mengukur/memasang lebar jalan, daerah

milik jalan, alinyemen untuk pelebaran atau rekonstruksi drainase

tepi jalan dan gorong-gorong, serta melakukan satu pemeriksaan

yang terinci semua bangunan jembatan yang diusulkan. Perubahan

tempat/volume dari pemeriksaan tersebut di atas harus dicatat pada

Shop Drawings. Shop Drawings ini diserahkan dalam waktu 30 (tiga

puluh) hari setelah Surat Perintah Kerja ditandatangani, Kepada

Direksi Teknik untuk persetujuannya.

b. Patok-patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan

dipindahkan bilamana dperlukan

c. Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan , potongan

melintang asli harus direkam dan dijadikan acuan.

d. Pada daerah-daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan

dan/atau lapis permukaan harus dibangun, satu profil memanjang

sepanjang sumbu jalan harus diukur , serta penampang melintang

diambil pada interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan

kemiringan melintang, dan untuk menetukan pengukuran ketebalan

serta lebarnya konstruksi baru.

1.2. Pengendalian Mutu Bahan dan Kecakapan Kerja.

Page 5: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

1. Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus

disetujui oleh Direksi Teknis. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus

diserahkan untuk semua item-item yang dibuat pabrik termasuk aspal,

semen, kapur, baja konstruksi dan kayu. Kontraktor harus

menyediakan contoh-contoh semua bahan-bahan yang diperlukan

untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan di

lapangan dan bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikasi

harus disediakan atau pengujian-pengujian dilaksanakan untuk

menjamin kualitas, sesuai Tabel Jadwal Frekwensi Minimum “ Pengujian

Mutu”, dalam Prakonstruksi.

2. Semua kecakapan kerja harus memenuhi uraian dan persyaratan

spesifikasi dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai

memuaskan Direksi Teknik. Bahan harus diuji di lapangan atau di

laboratorium selama konstruksi dan PHO sesuai jadwal pengujian

minimum yang tercantum dalam “ Jadwal Frekwensi Minimum

Pengujian Pengendalian Mutu”. Atas permintaan Direksi Teknik dan

Kontraktor harus membantu serta menyediakan peralatan dan tenaga

untuk pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.

3. Desain campuran untuk aspal, beton dan stabilitas tanah harus

disiapkan dan diuji sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada campuran

boleh digunakan pada pekerjaan-pekerjaan proyek terkecuali ia

memenuhi persyaratan spesifikasi dan memuaskan Direksi Teknik.

4. Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan di

lapangan dan desain campuran, harus direkam dengan baik dan

dilaporkan kepada Direksi Teknik.

1.3 Pengelola Lapangan dari Kontraktor.

1. Kontraktor harus menunjuk seorang pimpinan lapangan untuk

mengarahkan dan mengatur pekerjaan kontrak, termasuk

pengorganisasian tenaga dan peralatan. Kontraktor serta bertanggung

jawab bagi pengadaan bahan-bahan yang sesuai dengan persyaratan

kontrak. Pimpinan lapangan harus memiliki pengalaman lapangan

paling sedikit selama 10 tahun pada pekerjaan proyek dan harus

Tenaga Ahli Bidang Sipil yang mampu. Untuk perbaikan-perbaikan

ringan dan pekerjaan pemeliharaan, persyaratan ini tidak di haruskan

dan tergantung kepada konfirmasi/persetujuan tertulis dari Pimpinan

Proyek.

Page 6: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

2. Kontraktor harus menyediakan layanan seorang Pelaksana Lapangan

yang mampu dan berpengalaman untuk mengendalikan pekerjaan

lapangan dan kontrak, termasuk pengawasan lapangan, kualitas dan

kecakapan, sesuai dengan syarat-syarat kontrak.

1.4 Pengendalian Lingkungan

1. Kontraktor harus menjamin bahwa akan diberikan perhatian yang

penuh terhadap pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua

syarat-syarat disain serta persyaratan spesifikasi yang berhubungan

dengan polusi lingkungan dan perlindungan lahan serta lintasan air di

sekitarnya akan ditaati.

2. Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan-kendaraan yang

memancarkan suara sangat keras (gaduh), dan di dalam daerah

pemukiman suatu peredam kebisingan harus dipasang serta dipelihara

selalu dalam kondisi baik pada semua peralatan dengan motor di

bawah pengendalian kontraktor.

3. Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat atau

peralatan yang berisik dalam daerah-daerah tertentu sampai larut

malam atau dalam daerah-daerah rawan seperti Rumah Sakit.

4. Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, Kontraktor harus

melakukan penyiraman secara teratur kepada jalan angkutan tanah

atau jalan angkutan kerikil harus menutupi truk angkutan dengan

terpal.

1.5 Pematokan dan pemasangan pekerjaan di lapangan.

Alinyemen jalan yang ada beserta patok kilometer yang dipasang secara

benar akan dijadikan sebagai acuan untuk pematokan dan pemasangan

pekerjaan-pekerjaan proyek. Bilamana tidak ada patok kilometer yang

ditemukan, patok-patok yang ditandai atau patok-patok referensi akan

didirikan oleh Direksi Teknik sebelum dimulainya pekerjaan-pekerjaan

kontrak.

1. Jika dianggab perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan

survey secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks)

pada lokasi yang tetap sepanjang proyek untuk memungkinkan disain,

survai perkerasan, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan yang

harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.

Page 7: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

2. Kontraktor harus memasang patok-patok konstruksi untuk membuat

garis dan kelandaian pembetulan ujung perkerasan, lebar bahu jalan,

ketinggian perkerasan, drainase samping dan gorong-gorong, sesuai

dengan gambar-gambar proyek dan menurut perintah Direksi Teknik.

Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan

diperoleh sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi berikut sesuatu

modifkasi (perubahan) yang mungkin diperlukan oleh Direksi Teknik

yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.

3. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan

pembangunan baru, penampang melintang harus diambil pada setiap

jarak 25 meter, atau satu jarak yang dianggap perlu oleh Direksi

Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk penghitungan volume

pekerjaan yang dilaksanakan. Penampang melintang tersebut harus

digambar pada profil dengan skala dan ukuran yang ditentukan oleh

Direksi Teknik serta garis-garis dan permukaan penyelesaian yang

diusulkan harus ditunjukkan. Gambar-gambar profil asli beserta tiga

copy harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan

persetujuan dan tanda tangan, serta untuk suatu pengesahan yang

dperlukan. Yang asli dan satu copy akan ditahan oleh Direksi Teknik

dan dua copy yang sudah ditanda-tangani dikembalikan kepada

Kontraktor.

4. Pekerjaan-pekerjaan jembatan harus ditata di lapangan di bawah

pengendalian dan pengaturan penuh oleh Direksi Teknik, serta dalam

satu kesesuaian yang tinggi terhadap gambar-gambar dan spesifikasi.

Setiap koreksi atau perubahan dalam alinyemen atau ketinggian

harus atas dasar penyelidikan serta pengujian lapangan lebih lanjut

dan harus dilaksankan sebagaimana yang diperlukan di bawah

pengawasan Direksi Teknik.

5. Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus

menyediakan semua instrumer yang diperlukan, personil, tenaga dan

bahan yang diminta untuk pemeriksaan pematokan di lapangan atau

pekerjaan lapangan yang relevan.

1.6 Pengukuran dan Pembayaran

Semua biaya untuk pekerjaan di dalam bab ini akan dimasukkan dalam

harga satuan yang bersangkutan dalam daftar penawaran yang akan

disediakan untuk semua alat, tenaga dan bahan-bahan yang diperlukan.

Page 8: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

Tidak aka nada pembayaran terpisah untuk pekerjaan-pekerjaan yang

dimasukkan dalam bab ini.

E. STANDAR RUJUKAN

1.1. Uraian Umum

1. Peraturan-peraturan dan standar yang dijadikan acuan dalam Dokumen

Kontrak akan menetapkan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan

yang ahrus diselenggarakan beserta cara-cara yang digunakan untuk

pengujian-pengujian yang memenuhi persyaratan-persyaratan.

2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan-bahan

dan kecakapan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau

melampaui peraturan-peraturan khusus atau standar-standar yang

dinyatakan demikian dalam spesifikasi-spesifikasi atau yang

dikehendaki oleh Direksi Teknik.

1.2. Jaminan Kualitas

1. Selama Pengadaan.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk melakukan pengujian

semua bahan-bahan yang dperlukan dalam pekerjaan dan menentukan

bahwa bahan-bahan tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan

yang telah ditentukan.

2. Selama Pelaksanaan

Direksi Teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-

bahan,barang-barang dan pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi

persyaratan minimum yang ditentukan tanpa kompensasi bagi

Kontraktor.

3. Tanggung Jawab Kontraktor

Adalah tanggung jawab Kontraktor untuk melengkapi bukti yang

diperlukan mengenai bahan-bahan, kecakapan kerja atau kedua-

duanya sebagaimana yang diminta oleh Direksi Teknik atau yang

ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang memenuhi atau melebihi

yang ditentukan dalam standar-standar yang diminta. Bukti-bukti

tersebut harus dalam bentuk yang dimintakan oleh Direksi Teknik

Page 9: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

secara tertulis, dan harus termasuk satu copy hasil-hasil pengujian

yang resmi.

4. Standar-Standar

Standar-standar yang dipakai menjadi acuan termasuk, namun tidak

terbatas pada standar yang dicantumkan di bawah :

BUKU-BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN BINA MARGA

STANDAR INDUSTRI INDONESIA (SII)

PERSYARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA (PUBI-

1982)

PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA (NI-2-1971)

PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (PPBBI-

1982)

AASHTO = AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND

TRANSPORTATION OFFICIAL (BAGIAN 1 DAN 2)

ASTM = AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS

BS = BRITISH STANDARDS INSTITUTION

MPBJ = MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN

F. BAHAN-BAHAN DAN PENYIMPANAN

1.1 Umum

1. Uraian

Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi

persyaratan berikut :

a. Mematuhi standard dan spesifikasi yang digunakan

b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti

yang ditentukan pada gambar rencana atau spesifikasi-spesifikasi

lain yang dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh

Direksi Teknik.

c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan

agregat harus diperoleh dari suatu sumber yang disetujui

2. Penyerahan

Page 10: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

a. Sebelum mengeluarkan satu pesanan atau sebelum perubahan satu

daerah galian untuk suatu bahan. Kontraktor harus menyerahkan

kepada Direksi Teknik contoh-contoh bahan untuk mendapatkan

persetujuan, contoh tersebut harus disertai informasi mengenai

sumber, lokasi sumber, dan setiap klasifikasi lain yang diperlukan oleh

Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi.

b. Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan

memproses bahan-bahan alam yang sesuai dengan spesifikasi-

spesifikasi ini serta harus memberitahu Direksi Teknik paling sedikit 30

hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang dinyatakan oleh

Direksi Teknik secara tertulis bahwa bahan tersebut dapat digunakan

dalam pekerjaan. Laporan ini berisi semua informasi yang diperlukan.

Persetujuan sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan-bahan

dalam sumber tersebut disetujui.

c. Dalam kasus bahan-bahan aspal, semen, baja dan kayu structural serta

bahan-bahan buatan pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat

diperlukan sebelum persetujuan dari Direksi Teknik diberikan. Direksi

Teknik memberikan persetujuan ini secara tertulis.

1.2 Sumber bahan-bahan

1. Sumber-sumber

a. Lokasi sumber bahan yang mungkin dapat digunakan diperlihatkan

dalam dokumen-dokumen atau yang diberikan oleh Direksi Teknik,

disediakan sebagai satu petunjuk saja. Adalah tanggungjawab

Kontraktor untuk mengadakan identifikasi dan memeriksa kecocokan

semua sumber-sumber bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan

pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Teknik.

b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dari sumber alam yang dilindungi,

hutan lindung, atau dalam daerah yang mudah terjadi longsoran atau

erosi.

c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan

yang diperlukan untuk memproduksi bahan-bahan tersebut memenuhi

spesifikasi ini. Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan-

bahan dari sumber-sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas

yang ditentukan oleh kontrak.

Page 11: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

d. Tidak boleh ada kegiatan pada lokasi sumber bahan yang akan

menimbulkan erosi atau longsoran tanah produktif atau secara lain

berpengaruh negative dengan daerah sekelilingnya.

2. Persetujuan

a. Pemesanan bahan-bahan akan dilakukan jika Direksi Teknik telah

memberikan persetujuan untuk menggunakannya. Bahan-bahan tidak

boleh digunakan untuk maksud-maksud lain dari pada yang telah

disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Jika kualitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas

yang telah disetujui Direksi, maka Direksi Teknik dapat menolak

bahan tersebut dan minta diganti.

1.3 Penyimpanan bahan

1. Umum

Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga

bahan-bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan

sedemikian sehingga bahan tersebut selalu siap digunakan serta dengan

mudah dapat diperiksa oleh Direksi Teknik.

Penyimpanan di atas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika telah

diperbolehkan secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi

kuasa.

Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan air, bebas

pengaliran air dan kalau perlu ditinggikan. Bahan-bahan tidak boleh

bercampur dengan tanah dasar, dan bila diperlukan satu lapisan atas

dasar pelindungan harus disediakan. Tempat penyimpanan berisi semen,

kapur dan bahan-bahan sejenis harus dilindungi sepantasnya dari hujan

dan banjir.

2. Penumpukan Agregat

a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui

sedemikian sehingga tidak ada segregasi menjamin gradasi yang

memadai. Tinggi tumpukan maksimum adalah lima meter.

b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara

terpisah atau dipisahkan dengan partisi kayu.

Page 12: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

c. Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus di tempat-

tempat yang memadai serta tidak boleh menimbulkan kemacetan

lalulintas dan membendung lintasan air.

d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada

jalan-jalan angkutan daerah lalulintas berat lainnya serta

penumpukan material lainny, khususnya selama musim kering

3. Penyimpanan Bahan-Bahan Aspal

Tempat penimbunan drum-drum aspal harus pada ketinggian yang layak

dan dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan rendah dan sampah-sampah.

Cara penumpukan untuk berbagai bahan-bahan aspal adalah sebagai

berikut :

i. Drum-drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk berdiri dengan

lubang pengisian arah ke atas dan dimiringkan (dengan

menempatkan sebuah sisinya ke atas sepotong kayu) untuk

mencegah terkumpulnya air di atas tutup drum.

ii. Drum-drumyang berisi minyak tanah, bensin dan aspal cut back

harus ditumpukkan di atas sisinya denga lubang pengisian di

sebelah atas. Penutup lubang harus diuji mengenai kekencangannya

ketika ditumpuk dan pada selang waktu yang teratur sewaktu

penyimpanan.

iii. Drum-drum emulsi aspal dapat ditumpuk di atas ujung atau di atas

sisinya tetapi ila disimpan untuk suatu jangka yang panjang, drum-

drum tersebut harus digulingkan secara teratur.

4. Penanganan dan Penyimpanan Semen

Perlu diberikan perhatian sewaktu pengangkutan semen ke tempat

pekerjaan supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen

menjadi rusak.

Di lapangan semen tersebut harus disimpan dalam gudang yang kedap

air, dengan penumpukan yang rapih dan secara sistematis menurut

temponya, sehingga penggunaan (konsumsi) semen dapat diatur serta

semen tidak berada terlalu lama dalam penyimpanan.

Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi

beton tidak boleh lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teartur akan

memeriksasemen yang disimpan di lapangan dan tidak akan

Page 13: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

mengizinkan setiap semen yang digunakan bila didapati dalam kondisi

telah mengeras.

5. Bahan-Bahan yang ditumpuk di Pinggir Jalan.

Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat

untuk menumpuk bahan-bahan di pinggir jalan, dan semua tempat yang

dipilih harus keras, tanah dengan drainase yang baik, rata dan kering

serta sama sekali tidak boleh melampaui batas jalan tersebut dimana

bahan-bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan

lalulintas.

Tempat penumpukan harus dibersihkan dari semak-semak dan sampah,

dan bila perlu tanah tersebut diratakan dengan Grader.

Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapih menurut ukuran mal,

dengan sumbu memanjang tumpukan tersebut biasanya dengan garis

tengah jalan.

Aspal dalam drum-drum harus ditumpuk seperti diuraikan pada item (3)

di atas dan dibentuk ke dalam tempat yang teratur (tidak berserakan

sepanjang jalan).

1.4 Pengukuran dan Pembayaran.

1. Royalty (keuntungan)

Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan,

misalnya sewa, royalty (pajak) dan biaya-biaya sejenis, akan dimasukkan

dalam harga satuan bagi bahan-bahan yang bersangkutan serta tidak

ada pembayaran terpisah kepada Kontraktor untuk biaya-biaya ini.

2. Pekerjaan-pekerjaan Lapangan untuk Sumber Bahan.

a. Kontraktor akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk

membuka sumber bahan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi

Teknik secara tertulis.

b. Semua biaya yang diperlukan untuk pembukaan sumber-sumber

bahan, seperti pembongkaran tanah selimut dan tanah bagian atas,

serta menimbun kembali lapangan tersebut setelah galian

diselesaikan, harus dimasukkan dalam harga satuan, dan tidak ada

pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.

Page 14: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

G. PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN.

1.1 Umum

1. Uraian

Perubahan-perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh Pimpinan Proyek

(atau oleh Direksi Teknik jika dikuasakan demikian oleh Pimpinan Proyek

untuk bertindak atas namanya) atau oleh Kontraktor, dan akan disetujui

dengan cara satu Perintah Perubahan yang ditanda tangani oleh kedua

pihak. Jika dasar pembayaran ditentukan dalam satu perintah perubahan

menimbulkan satu perubahan dalam Struktur Harga Satuan Item

Pembayaran atau suatu perubahan dalam Besarnya Kontrak, Perintah

Perubahan tersebut akan dirundingkan dan dirumuskan dalam suatu

Addendum.

1.2 Perintah Perubahan dan Addenda harus mematuhi hal-hal berikut :

a. Perintah Perubahan

Sebuah perintah tertulis yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang

diparaf oleh Kontraktor menunjukkan penerimaannya atas perubahan

pekerjaan atau Dokumen Kontrak dan persetujuannya atas dasar

penyesuaian pembayaran dan waktu jika ada, untuk pelaksanaan

perubahan pekerjaan tersebut. Perintah perubahan harus diterbitkan

dalam satu formulir standard an akan mencakup semua instruksi yang

dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek yang akan menimbulkan suatu

perubahan dalam Dokumen Kontrak atau instruksi-instruksi

sebelumnya yang dikeluarkan oleh Pimpinan Proyek.

b. Addenda

Satu persetujuan tertulis antara Pemilik (Employer) dan Kontraktor

merumuskan satu perubahan dalam pekerjaan atau Dokumen Kontrak

yang telah menghasilkan satu perubahan dalam susunan Harga

Satuan Item Pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan

dalam besarnya kontrak dan telah dirundingkan sebelumnya serta

disetujui di bawah satu Perintah Perubahan. Addenda juga akan dibuat

pada bagian penutup Kontrak dan untuk semua perubahan-perubahan

kontraktual dan perubahan teknis yang besar tanpa memandang

Page 15: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

apakah perubahan-perubahan tersebut terjadi untuk Struktur Harga

atau Besarnya Kontrak.

1.3 Penyerahan-Penyerahan

a. Kontraktor akan menunjuk wakil perusahaannya secara tertulis yang

diberi kuasa untuk menerima perubahan dalam pekerjaan dan yang

bertanggung jawab untuk memberitahukan karyawan-karyawan

kontraktor lainnya mengenai otorisasi perubahan-perubahan

tersebut.

b. Pimpinan proyek akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi

kuasa unutk mengadministrasikan prosedur perubahan atas nama

Pemberi Tugas.

c. Kontraktor akan membantu setiap pengajuan untuk usulan lump sum,

dan untuk setiap Harga Satuan yang tidak ditentukan sebelumnya

dengan data pembuktian yang cukup untuk memungkinkan Direksi

Teknik mengevaluasi usulan tersebut.

1. Prosedur Awal

Pimpinan Proyek dapat mengawali “Perintah Perubahan” (change

order) dengan menyampaikan kepada kontaktor satu pemberitahuan

tertulis yang berisikan :

a. Satu uraian terinci mengenai perubahan yang diusulkan dan

lokasinya dalam proyek tersebut.

b. Kelengkapan atau gambar-gambar dan spesifikasi-spesifikasi yang

dirubah yang merinci perubahan yang diusulkan.

c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan

yang diusulkan tersebut.

d. Apakah perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan di

bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada maupun

Suatu Harga Satua atau Lump Sum tambahan yang diperlukan,

harus disetujui dan dirumuskan dalam satu Addendum. Satu

pengumuman demikian adalah hanya untuk pemberitahuan saja,

dan tidak merupakan satu perintah untuk melaksanakan

perubahan-perubahan tersebut, atau untuk menghentikan

pekerjaan yang sedang maju.

Page 16: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

Kontraktor dapat meminta satu Perintah Perubahan dengan

mengajukan satu pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik, berisi

:

a. Uraian perubahan yang diajukan.

b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.

c. Pernyataan pengaruh pada Jadwal Pelaksanaan, jika ada.

d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan-pekerjaan Sub

Kontraktor yang terpisah, jika ada.

e. Perincian apakah semua atau sebagian usulan harus dilakukan di

bawah struktur Harga Satuan Item Pembayaran yang ada beserta

dengan suatu harga Satuan Tambahan atau Lump Sum yang

dipertimbangkan mungkin perlu disetujui.

2. Pelaksanaan “Perintah Perubahan” (Change Order)pada :

a. Permintaan Pimpinan Proyek dan penerimaan Kontraktor yang

disetujui bersama, atau;

b. Permohonan Kontraktor untuk satu perubahan yang diteima oleh

Pimpinan Proyek.

Pimpinan Proyek akan mempersiapkan “Perintah Perubahan” tersebut

dan menyediakan satu nomor “Perintah Perubahan”.

“Perintah Perubahan” tersebut akan menguraikan perubahan dalam

pekerjaan-pekerjaan, penambahan maupun penghapusan, dengan

lampiran revisi Dokumen Kontrak yang diperlukan untuk menetapkan

perincian perubahan.

“Perintah Perubahan” tersebut akan menetapkan dasar pembayaran

dan suatu penyesuaian waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya

perubahan, dan dimana perlu akan menunjukkan setiap tambahan.

Harga Satuan ataupun jumlah yang telah dirundingkan diantara

Pimpinan Proyek dan Kontraktor yang perlu dirumuskan dalam satu

Addendum.

Pimpinan Proyek akan menanda tangani dan menetapkan tanggal

“Perintah Perubahan” sebagai otorisasi bagi Kontraktor untuk

melaksanakan perubahan tersebut.

Page 17: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

Kontraktor akan menanda tangani dan memberi tanggal “Perintah

Perubahan” untuk menyatakan persetujuan dengan rincian

didalamnya.

3. Pelaksanaan Addenda :

a. Permintaan Pimpinan Proyek dan Jawaban Kontraktor.

b. Permohonan Kontraktor untuk perubahan, yang direkomendasi

dan disetujui oleh Pimpinan Proyek.

.

Addendum tersebut akan menguraikan setiap perubahan kontraktual,

perubahan teknik maupun perubahan volume dalam pekerjaan,

tambahan maupun penghapusan beserta revisi Dokumen Kontrak

untuk menetapkan perincian perubahan dimaksud.

Addendum tersebut akan menyediakan satu perhitungan ringkas setiap

tambahan atau penyesuaian Harga Satuan Item Pembayaran beserta

satu perubahan jumlah Kontrak atau penyesuaian dalam jangka waktu

kontrak.

Pimpinan Proyek dan Kontraktor akan menandatangani Addendum

tersebut dan melampirkan dalam Dokumen Kontrak.

H. DOKUMEN REKAMAN PROYEK

1.1 Umum.

1. Kontraktor akan menyimpan satu rekaman pekerjaan kontrak dan

akan menyelesaikan rekaman semua perubahan pekerjaan dalam

kontrak sejak dimulai sampai selesainya pekerjaan proyek.

2. Penyerahan-Penyerahan.

a. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi teknik untuk

persetujuannya rekaman proyek tersebut yang selalu dilaksanakan

pada hari ke 25 tiap-tiap bulan, atau tanggal alin menurut perintah

Pimpinan Proyek. Persetujuan Direksi Teknik terhadap dokumen ini

diperlukan untuk persetujuan pembayaran.

b. Kontraktor akan menyerahkan kepada Direksi Teknik untuk

mendapatkan persetujuannya Dokumen Rekaman Proyek Akhir

Page 18: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

(Final) pada waktu permohonan untuk Sertifikat Penyelesaian

Utama, dilengkapi dengan catatan-catatan berikut :

Tanggal

Nomor dan jadwal proyek

Nama dan alamat Kontraktor

Nomor dan judul masing-masing rekaman dokumen

Sertifikat bahwa masing-masing dokumen yang diserahkan

adalah lengkap dan akurat

Tanda tangan kontraktor atau wakilnya yang diberi kuasa.

1.2 Dokumen Rekaman Proyek.

1. Perangkat Dokumen Proyek.

Dengan memenangkan kontrak, Kontraktor akan mendapatkan

seperangkat lengkap semua dokumen dari Pimpinan Proyek Tanpa Beban

Biaya, yang berkaitan dengan Kontrak.

Dokumen tersebut akan meliputi :

Persyaratan Umum Kontrak

Gambar Rencana Kontrak

Spesifikasi

Addenda

Modifikasi-modifikasi lain terhadap Kontrak (jika ada)

Catatan Pengujian Lapangan

2. Penyimpanan Dokumen

Dokumen proyek tersebut harus disimpan di dalam kantor lapangan

dalam satu file dan rak dan Kontraktor harus menjaga serta

melindunginya dari kerusakan dan hilang sampai pekerjaan selesai, serta

harus memasukkan data rekaman tersebut kepada Dokumen Rekaman

Proyek Akhir (Final).

Page 19: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

Dokumen rekaman (pencatatan) tersebut tidak boleh digunakan untuk

tujuan pelaksanaan dan dokumen itu harus dapat diperoleh setiap waktu

untuk pemerikasaan oleh Direksi Teknik.

II. PEKERJAAN HARIAN

1.1 Umum

1. Uraian.

Pekerjaan ini terdiri dari kegiatan-kegiatan kerja tertentu yang semula

tidak diketahui lebih dulu atau tidak disediakan pada Daftar Penawaran,

tetapi ternyata selama pelaksanaan menjadi jelas diperlukan agar

pelaksanaan dan penyelesaian proyek memuaskan proyek memuaskan

dan dapat diukur dengan baik dalam hal biaya-biaya, tenaga kerja,

peralatan dan bahan-bahan.

Pekerjaan yang harus dilaksanakan di bawah “Pekerjaan Harian” dapat

termasuk segala sesuatu yang diperintahkan atau dikuasakan oleh

Direksi Teknik dan dapat meliputi stabilitasi, pengujian (testing),

perbaikan dari lapis pekerasan yang ada, konstruksi lapisan ulang,

struktur atau pekerjaan-pekerjaan lainnya.

1.2 Penyerahan.

Sebelum memesan material untuk “Pekerjaan Harian” Kontraktor harus

menyerahkan kepada Direksi Teknik , penawaran-penawaran, untuk

diminta persetujuannya, dan sesudah pemesanan material, Kontraktor

harus memberikan kepada Direksi Teknik tanda terima atau kwitansi

pembayaran lainnya yang diperlukan untuk membuktikan jumlah yang

dibayar.

Pada akhir dari setiap hari kerja, Kontraktor harus menyerahkan suatu

catatan tertulis mengenai banyaknya jam kerja untuk tenaga kerja dan

peralatan serta volume semua bahan yang digunakan atas dasar suatu

Pekerjaan Harian dan harus memperoleh tanda tangan Direksi Teknik

pada laporan ini, yang menyatakan bahwa Direksi Teknik Teknik telah

menyetujui mengenai item pembayaran dan kuantitas yang diajukan.

Kontraktor harus menyediakan harus menyerahkan setiap claim

Pekerjaan Harian sesuai dengan Bab 1.9.3 di bawah ini.

Page 20: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

1.3 Bahan – Bahan dan Peralatan.

1. Bahan – bahan

Semua bahan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus

memenuhi persyaratan mutu dan keandalan yang diberikan pada bab-

bab yang terkait pada Spesifikasi ini. Untuk bahan-bahan yang tidak

ditetapkan secara terinci dimanapun pada spesifiakasi ini, maka mutu

material harus seperti yang diperintahkan atau disetujui oleh Direksi

Teknik.

2. Peralatan

Peralatan-peralatan yang digunakan atas dasar Pekerjaan Harian harus

memenuhi ketentuan-ketentuan dari bab-bab yang terkait pada

spesifikasi ini dan harus disetujui untuk digunakan oleh Direksi Teknik

sebelum pekerjaan dimulai.

1.4 Pelaksanaan Pekerjaan Harian.

1. Pengesahan Pekerjaan Harian.

a. “Pekerjaan Harian” dapat diminta secara tertulis oleh Kontraktor atau

diperintahkan oleh Direksi Teknik. Pada kedua hal tersebut, pekerjaan

tidak boleh dimulai, sampai Direksi Teknik mengeluarkan secara

tertulis suatu otoritasi kerja harian.

b. Otoritasi ini akan menguraikan mengenai luas dan sifat pekerjaan

yang diperlukan dengan lampiran-lampiran gambar atau Dokumen

Kontrak yang diperbaiki untuk menentukan rincian pekerjaan, dan

menunjukkan cara untuk menentukan setiap perubahan jumlah

besarnya kontrak dan setiap perubahan dalam jangka waktu kontrak

jika ada.

c. Direksi Teknik akan menanda tangani dan membubuhi tanggal pada

otoritasi Pekerjaan harian sebagai pemberian wewenang atau izin

kepada Kontraktor untuk melanjutkan pekerjaan.

2. Pelaksanaan Pekerjaan Harian.

Operasi Pekerjaan Harian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-

ketentuan dari bab-bab yang terkait pada Spesifikasi ini yang

Page 21: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

menentukan penempatan bahan-bahan, finishing pekerjaan-pekerjaan,

pengujian dan mutu pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan serta perbaikan

setiap pekerjaan yang tidak memuaskan.

Dalam hal pekerjaan yang diperlukan harus dilaksanakan atas dasar

Pekerjaan Harian yang tidak ditentukan dimanapun pada Spesifikasi ini,

maka pekerjaan harus dilaksanakan sebagaimana diperintahkan dan

disetujui oleh Direksi Teknik.

Claim (Tagihan) Pekerjaan Harian.

a. Pada selesainya Pekerjaan Harian, Kontraktor harus menyerahkan

daftar penghitung beserta data pendukung untuk mendukung setiap

tagihan pekerjaan harian atas dasar Swakelola, bahan-bahan dan

waktu termasuk catatan harian yang disetujui oleh Direksi Teknik

ditambah keterangan tambahan seperti :

i. Nama Direksi Teknik yang memerintahkan bekerja, dan

tanggal perintah tersebut.

ii. Tanggal dan waktu pekerjaan dilaksanakan beserta daftar

tenaga yang dipekerjakan.

iii. Ringkasan mengenai jam-jam kerja yang digunakan, untuk

semua tenaga kerja pada Pekerjaan Harian.

iv. Ringkasan mengenai jam-jam yang digunakan untuk semua

peralatan Konstruksi pada Pekerjaan Harian.

v. Apabila dapat dipakai, invoice dan tanda terima untuk setiap

material, produk atau jasa-jasa yang digunakan dalam pekerjaan

yang disahkan dengan “Perintah Perubahan”.

b. Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa tagihan Pekerjaan

Harian dari Kontraktor sebagai bagian dari permintaan pengajuan

Sertifikat Pembayaran Bulanan sesuai dengan artikel-artikel yang

terkait Persyaratan Umum Kontrak mengenai Sertifikasi (Pengesahan)

dan Pembayaran.

Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Harian.

1. Pengukuran dan Pembayaran Bahan-Bahan.

a. Material yang diukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-bahan

yang sebenarnya dimasukkan pada Pekerjaan Harian yang dibuktikan

Page 22: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

dengan tagihan (invoice) dari leveransir dan laporan-laporan

Pekerjaan Harian yang telah disetujui.

b. Untuk material yang digunakan pada Pekerjaan Harian, pembayaran

haruslah sesuai harga netto yang dibayarkan oleh Kontraktor untuk

material yang dikirim ke lapangan, sebagaimana yang diperkuat

dengan surat tagihan dari leveransir yang mana harganya ditambah

15%. Pembayaran semacam itu harus dianggab sebagai kompensasi

penuh untuk penyediaan material, termasuk harga-harga berikut ini :

Pengadaan dan pengiriman ke lapangan.

Penerimaan di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan,

penyimpanan, perlindungan dan penanganan secara umum

Yang terbuang.

Biaya-biaya administrasi dan akuntansi, dan semua biaya overhead

lainnya yang berhubungan.

Keuntungan.

c. Pembayaran semua material yang dimasukkan dalam Pekerjaan

harian harus dibuat dari jumlah sementara yang dimasukkan untuk

item pembayaran “Material untuk Pekerjaan Harian” yang dicatat

pada daftar Penawaran.

1. Pengukuran dan Pembayaran Tenaga Kerja.

a. Pengukuran tenaga kerja untuk pembayaran di bawah “Pekerjaan

Harian” harus dibuat berdasarkan jam kerja sebenarnya yang dijamin

pada Harga satuan untuk macam-macam kategori tenaga kerja yang

dimasukkan pada Daftar Penawaran, yang harga dan pembayarannya

harus merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut :

i. Upah tenaga tenaga kerja, pajak, bonus, asuransi, uang cuti,

perumahan, fasilitas kesejahteraan, biaya pengobatan, uang saku

lainnya yang menjadi haknya dan semua biaya-biaya lainnya yang

ditetapkan pada “Peraturan Tenaga Kerja di Indonesia : Pedoman

untuk Investor Asing” (Perundang-Undangan Tenaga Kerja di

Indonesia), yang diterbitkan oleh Biro Hukuman Departemen

Tenaga kerja.

ii. Pemakaian dan pemeliharaan perkakas manual.

Page 23: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

iii. Biaya transportasi ke dan dari lapangan pekerjaan yang harus

dilaksanakan.

iv. Semua biaya administrasi dan akuntansi yang berkaitan,

pengawasan (tidak termasuk mandor) dan semua biaya tambahan

lainnya serta biaya overhead yang diperlukan untuk mobilisasi

tenaga kerja di lokasi pekerjaan

v. Keuntungan.

2. Pengukuran

a. Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut dasar Pekerjaan

Harian, baik yang disewa atau kepunyaan Kontraktor, harus dibuat

berdasarkan jam kerja sebenarnya yang sah dari peralatan pada

Harga Satuan pada bermacam-macam kategori dari peralatan yang

dimasukkan pada Daftar Penawaran, yang pembayarannya akan

merupakan kompensasi penuh untuk biaya-biaya berikut :

i. Sopir, operator dan pembantu, yang termasuk semua biaya yang

ditunjukkan di atas untuk tenaga kerja.

ii. Penyimpanan bahan bakar dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

iii. Overhauls,perbaikan dan penggantian.

iv. Waktu idle (tidak bekerja) dan waktu perjalanan di lapangan.

v. Biaya-biaya pendirian perusahaan, biaya-biaya akuntansi kantor

pusat da kantor lapangan dan semua biaya overhead lainnya.

vi. Biaya pengangkutan ke dan dari lapangan.

vii. Keuntungan.

Page 24: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

KONTRAK NO : TANGGAL :

NAMA KONTRAK :

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : MATERIAL

ITEM

PEMBAYAR

AN

URAIAN SATUAN VOLUME HARGA

SATUAN

TOTAL

HARGA

Rp.

1.9.1

(1)

(2)

(3)

(4)

Material

untuk

pekerjaan

harian (yang

terdaftar

pada Daftar

Penawaran)

-------------

-------------

-------------

-------------

SUB TOTAL

Tambahan 15% atas biaya

Page 25: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

(Bab 1.9.4 (1))

Total tagihan untuk

material

Saya menyatakan bahwa material di atasa sudah dikirim ke lapangan dan

dimasukkan dalam pekerjaan harian :

Ditanda tangani, Disahkan,

Kontraktor Direksi Teknik

Catatan : Tanda terima dan surat tagihan (invoice) terlampir.

KONTRAK NO : TANGGAL :

NAMA KONTRAK :

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : TENAGA KERJA

ITEM

PEMBAYARAN

URAIAN NO JAM BIAYA/

JAM

TOTAL

HARGA

1.9.2

(1)

(2)

(3)

(4)

Daftar tenaga kerja

Kontraktor yang

dipekerjakan berdasarkan

Kontrak

Mandor

Tenaga kerja terampil

Tenaga kerja tidak

terampil

Tukang

Saya menerangkan bahwa tenaga kerja di atas telah dipekerjakan

menurut dasar “Pekerjaan Harian”

Ditanda tangani,

Page 26: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

Disahkan,

Kontraktor

Direksi Teknik

KONTRAK NO : TANGGAL:

NAMA KONTRAK :

CLAIM PEKERJAAN HARIAN : PERALATAN

ITEM

PEMBAYARA

N

URAIANSATUA

NVOLUME

HARGA

SATUA

N

TOTAL

HARGA

Rp.

1.9.3

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

DIPINDAHKAN KE DEPAN

PERALATAN UNTUK

PEKERJAAN HARIAN.

Dump truck 3-4 m3

Flat bad truck 3-4 ton

Water tanker 3.000-4.000 I

Motor Grader min 100HP

Wheel Loader 75-100 HP

Track loader 75-100 HP

Excavator 80-140 HP

Crane capacity 10-15 ton

Steel Wheel Roller 6-9 ton

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Page 27: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

9.

10.

11.

12

13.

14.

15.

16.

17.

18.

(unbalasted)

Vibratory roller 5-8 ton

(tanpa pembeban)

Vibratory compactor 1.5-

3.0 HP

Compressor

4.000-6.000/min.

Termasuk pipa-pipa dan

perkakas manual untuk

semprot udara.

Sand-blasting equipment

Pressure-grouting

equipment

Internal concrete vibrator

External concrete vibrator

Concrete mixer 0.3-0.6 m3

Water pump 70-100 mm

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

Jam

TOTAL HARGA UNTUK

PERALATAN YANG

DIGUNAKAN PADA

PEKERJAAN HARIAN

Saya menerangkan bahwa peralatan di atas telah disediakan oleh Kontraktor

untuk digunakan di bawah Pekerjaan Harian

Ditanda tangani,

Disahkan,

Kontraktor

Direksi Teknik

Page 28: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

PEKERJAAN TANAH

1. GALIAN

a. Pekerjaan ini terdiri dari penggalian, penanganan, pembuangan atau

penumpukan tanah atau batu ataupun bahan-bahan lainnya dari jalan

kendaraan dan sekitarnya yang diperlukan untuk pelaksanaan

pekerjaan kontrak yang memuaskan.

b. Pekerjaan ini biasanya diperlukan untuk pembuatan jalan air dan

selokan-selokan, pembuatan parit atau pondasi pipa, gorong-gorong,

saluran-saluran atau bangunan-bangunan lainnya, untuk galian bahan

konstruksi dan pada umumnya pembentukan kembali daerah jalan,

sesuai dengan spesifikasi ini dan dalam pemenuhan yang sangat

bertanggung jawab terhadap garis batas, kelandaian dan potongan

melintang yang ditunjukkan pada gambar rencana atau seperti yang

diperintahkan oleh Direksi Teknik.

2. URUGAN.

a. Pekerjaan ini terdiri dari mendapatkan, mengangkut, penempatan dan

memadatkan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk

Page 29: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

pembangunan pematang, pengurugan kembali parit-parit atau galian

disekeliling pipa atau struktur serta pengurugan sampai kepada garis

batas, kemiringan dan ketinggian penampang melintang yang

ditentukan atau disetujui.

b. Ketinggian dan kemiringan akhir pematang tanah dasar dan bahu jalan,

setelah pemadatan tidak boleh ada 2cm atau 3cm lebih rendah dari

yang ditentukan atau disetujui.

c. Semua permukaam akhir urugan yang nampak keluar harus cukup

halus dan seragam, dan mempunyai kemiringan yang cukup menjamin

limpasan air permukaan yang bebas.

d. Permukaan akhir talud (timbunan) pematang tidak boleh berbeda dari

garis profile yang ditentukan lebih dari 10 cm.

3. PENYIAPAN TANAH DASAR..

a. Pekerjaan ini terdiri dari menyiapkan tanah dasar yang langsung terletak

di bawah pondasi jalan, dalam keadaan siap menerima struktur

perkerasan atau bahu jalan. Tanah dasar tersebut meluas sampai lebar

penuh dasar jalan seperti ditunjukkan pada gambar.

b. Kemiringan dan ketinggian akhir setelah pemadatan, tidak boleh berbeda

1 cm lebih tinggi atau lebih rendah dari pada yang ditetapkan atau diatur

di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

c. Permukaan akhir tanah dasar akan dibuat miring melintang jalan seperti

yang ditetapkan atau di tunjukkan pada gambar dan dibuat cukup rata

serta seragam untuk menjamin limpasan air permukaan yang bebas.

Page 30: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

LAPIS PONDASI BAWAH DAN LAPIS PONDASI ATAS

A. LAPIS PONDASI BAWAH

1.1 Uraian

a. Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban

dari lapis pondasi atas kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir

diletakkan di atas lapis tanah dasar yang telah dibentuk dan dipadatkan

serta langsung berada di bawah lapis pondasi atas perkerasan. Suatu

lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasar

adalah 24 % atau lebih.

b. Permukaan akhir lapis pondasi harus diberi punggung atau kemiringan

melintang yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak

boleh ada ketidakteraturan dalam bentuk dan permukaan tersebut harus

rata dan seragam.

c. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih

dari 1,5 cm kurang dari yang ditunjukkan pada Gambar atau diatur di

lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

Page 31: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

d. Bahan yang dipilih dan digunakan untuk Pembangunan Lapis Pondasi

Bawah (LPB) terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), atau bahan

berbutir dibelah dan kerikil (B), atau kerikil, pasir, dan lempung alami (C)

seperti yang diuraikan pada gambar rencana dan dicantumkan dalam

Daftar Penawaran.

Persyaratan gradasi untuk Lapis Pondasi Bawah

UKURAN

SARINGAN

(mm)

% LOLOS ATAS BERAT

KELAS A

(< 75 mm)

KELAS B

(< 62,5 mm)

KELAS C

75.0

62.5

37.5

25.0

19.0

9.5

4.75

2.36

1.18

0.6

0.425

0.075

100

-

60-90

46-78

40-70

24-56

13-45

6-36

-

2-22

2-18

0-10

-

100

67-100

-

40-100

25-80

16-66

10-55

6-45

-

3-33

0-20

Maks. 100

Maks. 80

Maks.15

e. Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi

syarat-syarat kualitas berikut :

URAIAN BATAS TEST

Batas cair

Indeks plastisitas

Maksimum 35 %

4% - 12 %

Page 32: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

Ekivalensi pasir (bahan halus Plastis)

CBR terendam

Kehilangan berat karena Abrasi (500

putaran)

Minimum 25

Minimum 30 %

Maksimum 45 %

1.2 Pelaksanaan Pekerjaan

1. Penyiapan Lapis tanah Dasar

a. Lapis tanah dasar harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan

pekerjaan yang ditetapkan. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm di

bawah permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100%

kepadatan kering maksimum yang ditentukan oleh pengujian

laboratorium PB_011-76 ( AASHTO T99, Standard Proctor)

b. Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun ditempat

yang bebas dari laulintas serta aliran dan lintasan air disekitarnya.

2. Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah

a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan ruas jalan

yang bersangkutan, terkecuali diperintahkan lain, dengan

menggunakan tenaga kerja atau motor grader. Pengadukan yang

merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-

lapisan tidak melebihi 20 cm tebalnya dan ketebalan lain seperti yang

diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat mencapai tingkat

pemadatan yang ditetapkan.

b. Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama

pencampuran dan penempatan harus dikontrol dengan cermat, dan

dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.

c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan

gambar rencana dan seperti dinyatakan dalam daftar penawaran atau

seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di lapangan sesuai

kondisi tanah dasar yang sebenarnya.

3. Penghamparan dan Pemadatan

a. Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan yang

diminta, harus dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan

ketebalan kira-kira 15% untuk pemadatan lapisan-lapisan lapis

Page 33: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

pondasi bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan

akhir, masing-masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh

lapis pondasi bawah perkerasan, dengan menggunakan mesin gilas

roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatic atau peralatan

pemadatan lain yang disetujui Direksi Teknik.

b. Penggilas untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi

bawah akan bergerak secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir

ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan sampai seluruh

permukaan telah dipadatkan secara merata.

c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam

batas-batas 3 % kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih dari

kadar air optimum dengan penyemprotan air atau pengeringan

seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk

menghasilkan kepadatan yang disyaratkan pada keseluruhan

ketebalan lapisan dan mencapai 100% kepadatan kering maksimum

yang ditetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111).

B. LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT

1.1 Uraian.

a. Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama di atas lapis

pondasi bawah. Pembangunan lapis pondasi atas terdiri dari

pengadaan, pemprosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman

dengan air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan

dalam lapis pondasi atas, di atas satu lapis pondasi bawah atau di atas

lapis tanah dasar yang telah disiapkan.

b. Bahan agregat lapis pondasi atas harus dipasang sampai ketebalan

padat maksimum 20 cm atau ketebalan yang kurang, sebagaimana

diperlukan untuk memenuhi persyaratan disain seperti ditunjukkan

pada Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.

c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih

dari 1 cm kurang dari yang ditunjukkan pada gambar rencana atau

seperti yang diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi Teknik.

Page 34: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji

dengan satu mistar panjang 3.0 m yang diletakkan sejajar atau

melintang terhadap garis sumbu jalan tidak boleh melebihi 1.5 cm.

e. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis

pondasi atas agregat terdiri dari satu atau dua kelas bahan

sebagaimana yang diperlukan dalam Kontrak tertentu dan seperti yang

dinyatakan dalam Daftar Penawaran.

Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi atas kelas A

UKURAN SARINGAN

(mm)

LOLOS ATAS BERAT

(%)

37.5

19.0

9.5

4.75

2.36

1.18

0.60

0.425

0.075

100

64 – 81

42 – 60

27 – 45

18 – 33

11 – 25

-

6 – 16

0 – 8

Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi atas kelas B

UKURAN SARINGAN

(mm)

LOLOS ATAS BERAT

(%)

Agregat

kasar/pokok

75.0

100

Page 35: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

62.5

50.0

37.5

25.0

19.0

95 – 100

35 – 70

0 – 15

0 – 5

-

Agregat

halus/pengisi

9.5

4.75

2.36

1.18

0.425

0.15

0.075

100

70 – 95

45 – 65

33 – 60

22 – 45

-

10 - 28

1.2 Pelaksanaan Pekerjaan.

1. Penyiapan Lapis Pondasi Bawah.

Jika lapis pondasi atas harus diletakkan di atas lapis pondasi bawah,

permukaan lapis pondasi bawah harus diselasaikan sesuai dengan

pekerjaan yang ditentukan dan harus diatur serta dibersihkan dari

kotoran-kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan untuk

penghamparan lapis pondasi atas.

2. Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas.

a. Agregat LPA Kelas A

i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi diatas LPB yang sudah

disiapkan dalam volume yang cukup untuk menyediakan

penghamparan dan pemadatan ketebalan yang diperlukan.

ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan

motor grader sampai satu campuran yang merat, dengan batas

Page 36: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

kelembaban yang optimum sebagaimana ditentukan dibawah

spesifikasi.

iii. Agregat harus dihampar dalam lapisan yang tidak melebihi

ketebalan 20 cm, dalam satu cara sehingga kepadatan maksimum

yang telah ditetapkan dapat dicapai.

b. Macadam Ikat Basah- Kelas B.

i. Sebelum lapisan Makadam dipasang permukaan yang dilapisi

dengan Makadam harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi.

ii. Sebelum menghampar batu kasar/pokok, buatlah bangunan

penunjang samping pinggir (lebar ± 30 cm), misalnya material

timbunan bahu jalan, agar pemadatan batu pokok yang digilas

tidak dapat terdorong ke pinggir.

iii. Dengan menggunakan suatu bahan yang ukuran maksimumnya

adalah A cm, ketebalan dari pada lapisan harus dibatasi sampai

A+4 cm sebelum pemadatan untuk memperoleh suatu lapisan

kira-kira A+2 cm setelah pemadatan.

iv. Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali

untuk membentuk permukaan jalan sedekat mungkin mendekati

kemiringan dan tebal yang disyaratkan.

3. Penghamparan dan Pemadatan.

a. Agregat LPA Kelas A

i. Penghamparan akhir sampai ketebalan dan kemiringan melintang

yang diperlukan, harus dilaksanakan dengan cadangan

pengurangan ketebalan sekitar 10% untuk pemadatan LPA. Segera

setelah penghamparan dan pembentukan akhir setiap lapisan LPA,

bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat

pemadat sesuai meliputi mesin roda rata, mesin gilas jenis

pneumatic atau mesin gilas bergetar.

ii. Penggilas untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi

bawah akan bergerak secara gradual (sedikit demi sedikit) dari

pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan sampai

seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata.

iii. Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas

3% lebih rendah dari kadar air optimum sampai 1% lebih tinggi

Page 37: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

dari kadar optimum penyiraman air atau pengeringan bila perlu,

dan bahan LPA tersebut harus dipadatkan sampai menghasilkan

kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang diperlukan,

yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76)

b. Macadam Ikat Basah – Kelas B.

i. Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk

melumasi permukaan dari butir-butir untuk mendapatkan sifat

saling mengunci yang lebih mudah dan lebih baik waktu

penggilasan.

ii. Lapisan macadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling

mengunci antara butir yang satu dengan butir yang lainnya. Oleh

karena itu pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat-agregat

tidak bergerak lagi di bawah roda-roda mesin gilas.

iii. Penggilasan dengan mesin gilas roda besi dilakukan selama

penghamparan bahan pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas

dapat dinaikkan sampai 3 km/jam. Bahan pengisi harus

ditambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara agregat-agregat.

Penempatan bahan pengisi/halus dan penggilasan harus

diteruskan sampai isian berikut dapat dimasukkan lagi. Pada akhir

pekerjaan, permukaan lapisan macadam harus menyerupai batu

mozaik yang padat dan bebas dari rongga-rongga.

PELAPISAN PERMUKAAN PERKERASAN

1.3. LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM (LAPEN)

1.1 Umum dan Toleransi Ukuran.

a. Lapis Permukaan Penetrasi Macadam terdiri dari pembangunan di atas

lapis pondasi atas atau permukaan dengan penutup yang ada

sebelumnya sudah disiapkan, satu lapisan permukaan perkerasan

yang tebalnya antara 5-7 cm dari penetrasi batu pecah yang bersih

dengan pemakaian aspal pengikat panas. Biasanya untuk jalan

kabupaten akan diperlukan lapis permukaan tebal 5 cm dengan

lapisan penutup aspal.

Page 38: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

b. Tebal rata-rata yang sebenarnya dipasang harus sama atau lebih

tebal dari tebal nominal rencana. Dalam beberapa contoh, Direksi

Teknik atas keputusannya sendiri dapat menyetujui atau menerima

ketebalan rata-rata yang lebih tipis dari tebal nominal rencana,

asalkan penetrasi macadam terpasang pada ketebalan baru itu

memenuhi segala persyaratan. Tidak ada satu titikpun akan memiliki

tebal lapis padat yang lebih dari 5 mm di bawah tebal nominal

rencana.

c. Permukaan akhir harus memenuhi garis, ketinggian dan penampang

melintang tipikal sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar Rencana

atau yang disetujui Direksi Teknik. Bila diuji denga satu mal dan

batang lurus, permukaan akhir tidak boleh menunjukkan variasi

( perbedaan-perbedaan) terhadap permukaan akhir yang ditentukan

lebih besar dari 6 mm pada panjang 3 meter.

1.2 Contoh Bahan

Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Direksi Teknik paling

sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai, yang diusulkan digunakan pada

pekerjaan beserta data-data berikut:

a. Sertifikat pabrik pembuat mengenai bahan pengikat aspal bersama

dengan data uji yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan

kualitas spesifikasi.

b. Rincian sumber pengadaan dan cara produksi agregat yang harus

digunakan beserta hasil-hasil pengujian yang menunjukkan

kesesuaian dengan persyaratan kualitas dan gradasi spesifikasi.

1.3 Bahan – Bahan.

a. Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kasar, agregat

pengunci dan agregat penutup yang bersih, keras dengan kualitas

seragam dan bebas dari kotoran, lempung, bahan-bahan tumbuh-

tumbuhan atau bahan lainnya yang harus dibuang.

b. Batas ukuran agregat :

1. Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-

batas ukuran nominal 2.5 cm – 6.25 cm, yang tergantung kepada

Page 39: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

ketebalan lapisan dengan ukuran maksimum kurang lebih 2/3

tebal rencana.

2. Agregat kunci untk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25

mm tetapi tidak boleh lebih dari 5% akan lolos saringan 9.5 mm.

3. Lapisan penutup aspal harus diletakkan di atas permukaan

Penetrasi Makadam menggunakan agregat ukuran tunggal

nominal 12,5 mm.

1.4 Pelaksanaan Pekerjaan.

1. Peralatan Pelaksanaan.

a. Jenis alat dan metoda pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Unit

Produksi dan Peralatan serta Program Kerja yang disetujui dan

menurut petunjuk selanjutnya oleh Direksi Teknik.

b. Pada umumnya akan dipilih jenis peralatan sebagai berikut :

Distributor/penyemprot aspal bertekanan.

Alat untuk pemanasan aspal.

Mesin gilas, termasuk

Tandem 6 – 8 ton.

Roda baja rata 6 – 8 ton.

Ban pneumatic 10 -12 ton.

Sejumlah Dump Truck yang cukup, lebih baik eserta loader.

Tangki air (jika musim kemarau)

Sapu, garu, gerobak dorong, semua untuk pekerjaan manual.

2. Volume Bahan yang digunakan.

Tingkat perkiraan pemakaian dan volume bahan-bahan per meter persegi

luas permukaan untuk lapisan penetrasi macadam berdasarkan berbagai

keperluan tebal lapisan. Ketebalan sebenarnya serta tingkat pemakaian

akhir harus sesuai dengan Daftar Penawaran dan sebagaimana

ditentukan oleh Direksi Teknik.

TEBAL TINGKAT PENGGUNA TINGKAT PENGGUNA TINGKAT

Page 40: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

TOTAL

LAPEN

(CM)

PENABURAN

AGREGAT

KASAR kg/m2

AN ASPAL

PERTAMA

kg/m2

PENABURA

N

AGREGAT

KUNCI

kg/m2

AN ASPAL

KEDUA

kg/m2

PENABURA

N

AGREGAT

PENUTUP

kg/m2(50

mm)

(62.5

mm)

4

64

(25) - 2.0 25 1.5 14

4.5

72

(22) - 2.3 25 1.5 14

5

80

(20) - 2.5 25 1.5 14

5.5 -

99

(18) 4.0 25 1.5 14

6 -

108

(17) 4.4 25 1.5 14

6.5 -

117

(15) 4.8 25 1.5 14

7 -

126

(14) 5.2 25 1.5 14

3. Penetrasi macadam akan dipasang di atas pondasi yang telah dibangun

sebelumnya atau di atas permukaan yang telah ada lapis penutupnya,

akan meliputi :

a. Dipasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut harus memiliki

bentuk dan profil tepat benar dengan potongan melintang rencana,

dan dipadatkan benar sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

b. Pondasi jalan harus juga ditutup dengan lapis aspal resap pengikat

pada satu tingkat pemakaian 0.6 l/m2.

c. Bila diletakkan di atas permukaan yang telah ada lapis penutupnya

(permukaan aspal lama), permukaan tersebut harus dilapisi aspal

pengikat pada satu tingkat pemakaian tidak melebihi 0.5 l/m2.

Page 41: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

d. Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu yang

lepas atau suatu bahan lain yang harus dibuang.

e. Sebelum pemasangan, agregat kasar dan agregat pengunci harus

ditumpuk secara terpisah di lapangan untuk mencegah pencampuran

dan harus selalu bersih.

4. Penghamparan dan Pemadatan.

a. Penghamparan Agregat Kasar dalam Lapisan Pokok

Agregat kasar akan dihampar dengan tangan atau denga mesin dan

dipasang dengan keseragaman yang merata hingga mencapai garis,

profil dan kemiringan yang dikehendaki.

b. Penggilasan dan Pemadatan Lapisan Pokok.

Lapisan agregat kasar harus digilas dengan mesin gilas roda baja 6 –

8 ton sampai padat. Penggilasan awal akan dimulai dari sebelah

pinggir, melapis tindih bahu jalan selebar paling sedikit 30 cm, dan

akan berlangsung menuju ke tengah perkerasan. Setelah penggilasan

awal, permukaan tersebut harus diperiksa dengan mal punggung dan

batang lurus 3 m dan harus memenuhi toleransi ukuran. Semua

ketidak rataan permukaan yang melebihi batas harus dibetulkan

dengan membuang atau menambah agregat.

c. Pemakaian Bahan Aspal (Sebelum Agregat Pengunci)

Setelah agregat kasar digilas dan diperiksa, bahan pengikat aspal

akan disemprotkan pada satu suhu yang cocok kepada jenis dan mutu

pengikat aspal. Setiap bahan pengikat aspal yang dipanaskan sampai

suhu penyemprotan lebih dari 10 jam atau telah dipanaskan sampai

satu panas yang melebihi suhu maksimum, kecuali Direksi Teknik

menentukan bahwa bahan pengikat aspal tersebut masih memenuhi

kekentalan yang diperlukan. Sebelum menyemprotkan bahan

pengikat aspal, bahan agregat harus kering dari permukaan sampai

seluruh kedalamannya. Bahan aspal akan disemprotkan secara baik

dengan distributor bertekanan merata ke atas permukaan pada

tingkat yang sudah ditetapkan.

d. Penggunaan Agregat Kunci.

Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan

merata di atas permukaan dengan alat mesin penabur atau cara

Page 42: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

manual yang disetujui, digilas, dibersihkan dengan sapu seret untuk

menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.

e. Penggunaan Bahan Aspal (Setelah Agregat Pengunci).

Setelah agregat kunci selesai digilas dan diperiksa, bahan aspal harus

diterapkan sesuai yang ditentukan.

f. Penggunaan Agregat Penutup.

Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan

merata di atas permukaan dengan alat mesin penabur atau cara

manual yang disetujui, digilas, dibersihkan dengan sapu seret untuk

menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.

g. Tebal Lapisan dan penyelesaian Permukaan.

Tebal terpadatkan lapisan permukaan penetrasi Makadam tidak boleh

kurang dari yang telah ditetapkan. Pemeriksaan penetrasi macadam

harus seperti yang diperintahkan oleh direksi Teknik. Pada setiap

tahap pemadatan, kehalusan permukaan harus dipelihara. Harus

ditambah bahan-bahan pada setiap tempat dimana ada bagian

ambles.

1.5 Pengendalian Mutu

a. Test Laboratorium.

RUJUKAN TESTURAIAN

AASHTO BINA MARGA

T 27 PB 0201 – 76 Analisa saringan agregat kasar dan halus.

T 96 PB 0201 – 76 Ketahanan terhadap abrasi, agregat kasar

ukuran kecil, menggunakan mesin Los

Angeles.

BS 812 - Indeks serpih (British Standar Test)

T 182 PB 0205 – 76 Pelapisan dan pengupasan Campuran Agregat

Aspal

T 226 - Standar spesifikasi untuk aspal semen gradasi

Page 43: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

kekentalan

T 201 PA 0308 – 76 Kekentalan Kinematik aspal

T 53 PA 0302 – 76 Titik leleh aspal (test cincin dan bola)

T 49 PA 0301 – 76 Penetrasi bahan-bahan aspal

T 59 - Pengujian aspal emulsi.

b. Pengendalian Lapangan.

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

Tingkat penaburan agregat Harus diperiksa dan diukur setiap

hari

Tingkat pemakaian bahan pengikat

aspal

Harus diukur setiap hari untuk setiap

pemakaian

Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan

terselesaikan, untuk pengendalian

kualitas, keseragaman dan

pemadatan.

Ketebalan lapis permukaan Tebal terpasang lapis permukaan

penetrasi macadam harus dipantau

dengan pengeboran inti perkerasan

atau cara lain yang diminta Direksi

teknik.

2.3ASPAL BETON (A.C)

1.1 Umum dan Toleransi.

a. Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan suatu lapis penyakit aus

permukaan tahan lama dan padat dari campuran aspal dikenal

sebagai Aspal Beton (sama dengan LASTON), tersusun dari sejumlah

agregat tertentu, filler dan aspal semen dihasilkan dari instalasi

campuran pusat (CMP) dan dipasang sesuai dengan Spesifikasi-

Page 44: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

spesifikasi ini dengan ketebalan 4 – 5 cm atau seperti yang diminta

dalam Daftar Penawaran. Campuran aspal beton tersebut akan

dipasang sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas

yang dibentuk sebelumnya atau sebagai lapis ulang di atas suatu

perkerasan dengan lapis penutup yang ada, dan perlu digunakan di

atas jalan dengan lalu lintas berat serta kemiringan terjal.

b. Tebal rata-rata terpasang harus sama dengan atau lebih tebal dari

nominal rencana. Tidak ada satu titik pun akan memeiliki ketebalan

Aspal Beton padat kurang dari 90% tebal rencana. Namun tebal

rencana dapat disesuaikan dengan persyaratan di lapangan atas

keputusan Direksi Teknik yang akan diberitahukan secara tertulis

kepada Kontraktor.

c. Variasi permukaan Aspal Beton selesai dari tingkat dan ketinggian

yang ditentukan tidak boleh melebihi 5 mm pada setiap titik bilamana

diuji dengan satu mistar batang lurus panjang 3.0 m.

1.2 Contoh Bahan.

Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi teknik

paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai :

a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan.

b. Formula campuran pelaksanaan dan data uji pendukung yang

diperoleh dari laboratorium Instalasi Campur Pusat (CMP) yang

menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.

1.3 Bahan-bahan.

a. Persyaratan Umum

Semua bahan yang diperlukan untuk Aspal Beton akan didapat dari

Dinas Pekerjaan Umum Propinsi, Departemen Pekerjaan Umum

(atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung ke CMP kecuali DPUK

membuat pengaturan sendiri.

Tanggung jawab untuk menyetujui semua sumber pengadaan dan

melaksanakan test laboratorium yang diperlukan yang

berhubungan dengan campuran percobaan dan pengendalian mutu

produksi berada pada Ahli Teknik (Engineer) yang bertugas dan

bertanggungjawab di CMP (Instalasi Campur Pusat).

Page 45: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

Kualitas aspal beton harus memenuhi persyaratan Spesifikasi

Umum Bina Marga bulan Maret 1989.

b. Agregat.

Agregat kasar

Agregat kasar terdiri dari batu kerikil pecah atau campuran yang

sesuai dari batu pecah dengan kerikil alami yang bersih.

Agregat halus

Agregat halus terdiri dari pasir alami/ atau batu pecah tersaring

dalam kombinasi yang cocok dan harus bersih serta bebas dari

gumpalan lempung dan benda-benda lain yang harus dibuang.

Filler

Bahan filler terdiri dari debu batu sabak atau semen serta harus

bebas dari suatu benda yang harus dibuang. Ia berisi ukuran

partikel yang 100% lolos saringan 0.60 mm dan tidak kurang dari

75% atas berat partikel yang lolos saringan 0.075 mm (saingan

basah).

c. Bahan Aspal.

Bahan aspal harus AC-10 aspal semen gradasi kental (kurang lebih

ekivalen kepada pen 80/100) memenuhi persyaratan ASSHTO M

226-Tabel 2).

Suatu bahan adhesive (pengikat) dan anti pengelupasan harus

ditambahkan kepada bahan aspal, jika diminta demikian oleh

Direksi Teknik yang bertugas dan bertanggung jawab pada CMP

(Instalasi Campur Pusat). Bahan tambahan tersebut harus satu jenis

yang disetujui Ahli Teknik (Engineer) yang bertugas pada CMP dan

harus ditambahkan dan dicampur sesuai dengan petunjuk Pabrik

Pembuat.

1.4 Pelaksanaan Pekerjaan

1) Peralatan Pelaksanan.

Jenis peralatan dan method operasi harus sesuai dengan Daftar Peralatan

dan Instalasi Produksi yang telah disetujui dan menurut petunjuk lebih

lanjut Direksi Teknik. Pada umumnya peralatan yang harus dipilih untuk

penghamparan dan penyelesaian harus paver bertenaga mesin sendiri

Page 46: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

yang mampu bekerja mencapai garis dan ketinggianyang diperlukan

dengan penyediaan untuk pemanasan,screeding dan sambungan perat

campuran aspal beton.

Jenis peralatan berikut yang dipilih untuk penghamparan, pemadatan,

dan penyelesaian

Alat pengangkutan

Peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian.

Peralatan pemadatan

Peralatan untuk penyemprotan Lapis Aspal Resap Pelekat atau Lapis

Aspal Pelekat.

Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan

dengan penyediaan untuk pemanasan aspal.

2) Penyiapan Lapangan.

a) Pemasangan di Atas Lapis Pondasi Atas.

Pondasi tersebut bentuk dan profilnya harus sama dengan yang

diperlukan untuk penampang melintang dan dipadatkan sepenuhnya.

Sebelum memasang aspal beton, pondasi harus dilapisi denga lapis

Aspal Resap Pengikat.

b) Pemasangan di Atas Satu Permukaan Aspal yang ada.

Sebelum pemasangan Aspal Beton, permukaan yang ada harus kering

dan dibersihkan dari semua batu lepas dan bahan lain yang harus

dibuang, dan akan disemprotkan dengan lapis aspal pengikat yang

disemprotkan pada tingkat pemakaian tidak melebihi 0.5 l/m2, kecuali

diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

3) Penghamparan.

Screed samping atau cetakan yang disetujui harus dipasang sepanjang

perkerasan/bahu jalan samping garis dan ketinggian yang diperlukan.

Penghamparan dilakukan dengan menggunakan mesin.

4) Pemadatan Lapis Aspal Beton.

Hal yang perlu diperhatikan pada pemadatan Lapis Aspal Beton adalah

Pengendalian Suhu dan Prosedur pemadatan.

Page 47: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

5) Penyelesaian.

Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri di atas permukaan yang

baru selesai sampai permukaan tersebut mendingin secara menyeluruh

dan matang. Permukaan Aspal Beton sesudah pemadatan harus halus

dan rata sampai punggung jalan dan ketinggian yang ditetapkan.

Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan,

Kontraktor harus memperbaiki pinggiran-pinggiran menjadi segaris

secara rapih.

1.5 Pengendalian Mutu.

a. Test Laboratorium.

Test laboratorium harus dilaksanakan oleh Tenaga Ahli yang

bertugas dan bertanggung jawab pada CMP (Instalasi Campur

Pusat) yang sesuai dengan persyaratan Spesifikasi Umum dan

harus memenuhi persyaratan Spesifikasi . Data uji harus disediakan

untuk Kontraktor dan Pimpinan Proyek jika perlu, dan pengujian

lebih lanjut harus dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi

Teknik.

Untuk pengujian pengendalian mutu campuran, Kontraktor harus

mendapatkan dan menyediakan catatan-catatan pengujian untuk

produksi setiapa hari, meliputi analisa saringan, pengendalian suhu,

kepadatan/stabilitas/aliran Marshall dan penyerapan aspal oleh

agregat.

Test laboratorium aspal beton.

TEST

REFERENSI TEST

TIPEAASTH

O

BINA

MARGA

Ketahanan terhadap

Abrasi Agregat kasar

ukuran kecil dengan

menggunakan mesin

Los Angeles.

T 96 PB 0206 –

76

Test Abrasi untuk agregat

< 19 mm.

Pelapisan dan

pengelupasan

T 182 PB 0205 – Penahanan aspal sesudah

pelapisan dan

Page 48: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

campuran agregat

aspal.

76 pengelupasan.

Ketahanan terhadap

kelelehan plastis

campuran aspal

menggunakan

instrument Marshall

T 245 PC 0201 –

76

Test Marshall untuk

pemilihan gradasi

optimum dan kandungan

aspal meliputi :

- Nilai Stabilitas Marshall

- Nilai aliran Marshall

- kuofisien Marshall

- Kepadatan Marshall

Berat jenis maksimum

campuran perkerasan

Aspal

T 209 - Untuk menentukan rongga

udara dalam campuran

dan penyerapan aspal oleh

agregat.

Berat jenis

menyeluruh campuran

aspal dipadatkan

T 166 - Menentukan berat padat

lapis Aspal Beton Pondasi

Atas dengan persentasi

berat Marshall.

Pengaruh panas dan

udara pada bahan

aspal

T 179 - Menetukan tebal film

efektif minimum.

b. Pengendalian Lapangan.

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama

pelaksanaan pekerjaan terkecuali diperintah lain oleh Direksi Teknik.

Pemotongan lubang uji dan mengembalikan ke keadaan semula

dengan bahan Aspal beton dipadatkan dengan baik harus dikerjakan

oleh Kontraktor dibawah pengawasan Direksi Teknik.

Persyaratan Pengendalian Lapangan.

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

1. Test permukaan perkerasan untuk Permukaan harus diuji setiap hari

Page 49: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

kesesuain dengan punggung jalan,

ketinggian dari kemiringan

melintang.

dengan mal dan punggung dan

batang lurus panjang 3 m setelah

pemadatan awal dan pemadatan

akhir.

2. Pengujian berat/kepadatan inti

aspal beton terpasang dan

dipadatkan. (AASHTO T 166)

Contoh ini harus diambil setiap

panjang 200 m, kecuali

diperintahkan lain oleh Direksi

Teknik. Kepadatan campuran yang

sudah disatukan yang diuji tidak

kurang dari 95% bahan (specimen)

padat laboratorium.

3. Ketebalan lapis permukaan Tebal lapis beton terpasang yang

harus dipantau dengan inti

perkerasan atau dengan cara lain

yang diminta oleh Direksi Teknik.

Inti tersebut harus diambil oleh

Kontraktor di bawah pengawasan

Direksi Teknik pada suatu titik yang

diperintahkan demikian.

4. Kualitas Pemeriksaan setiap hari pekerjaan

terselesaikan, untuk pengendalian

mutu, keseragam dan pemadatan.

Page 50: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

DRAINASE

A. REHABILITASI DRAINASE TEPI JALAN

1. Uraian.

a. Pekerjaan ini mencakup pembersihan tumbuh-tumbuhan dan

pembuangan benda-benda dari saluran tepi jalan ataupun dari kanal-

kanal yang ada, memotong kembali dan membentuk ulang saluran

tanah yang ada untuk perbaikan atau peningkatan kondisi asli, dan

juga perbaikan saluran yang dilapisi dalam hal saluran pasangan batu

dan beton.

b. Bahan-bahan yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan

dalam Spesifikasi ini.

c. Saluran tepi jalan harus direhabilitasi dan dipelihara memenuhi

potongan melintang dan standar yang ditunjukkan pada gambar-

gambar standar atau menurut petunjuk laindari direksi teknik.

Persyaratan disain minimum harus memenuhi ketentuan berikut :

Lebar dasar saluran minimum 50 cm

Kedalaman minimum seperti dasar saluran di bawah permukaan

formasi perkerasan 50 cm.

Kelandaian memanjang minimum 1 : 200

B. SALURAN TANAH BARU, TERBUKA

1. Uraian.

Page 51: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

a. Pekerjaan ini terdiri dari pembangunan tanah baru yang mencapai

garis, tingkat dan profil seperti yang ditunjukkan pada gambar atau di

lapangan. Pekerjaan tersebut juga meliputi setiap pemindahan lokasi

atau menjaga selokan atau saluran irigasi yang terganggu selama

pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan kontrak, memasang gebalan

rumput pada dasar saluran untuk mengurangi kecepatan air dan

memperkecil erosi.

b. Alinyemen saluran yang jadi dan profil potongan melintang tidak

boleh berbeda dari yang ditentukan atau disetujui lebih dari 5 cm

pada setiap titik.

c. Ketinggian terakhir pada dasar saluran tidak boleh berbeda lebih 2 cm

pada setiap titik, dan dasar saluran tersebut harus cukup halus serta

rata untuk menjamin aliran air yang bebas tanpa terjadi empangan

pada waktu aliran lambat.

2. Pelaksanaan pekerjaan

Penyiapan lapangan

Lokasi, panjang, arah dan kemiringan yang diperlukan dari saluran

yang harus digali, beserta dengan semua lubang tangkapan dan kuala

yang bersangkutan, harus dipatok di lapangan oleh kontraktor sesuai

dengan gambar-gambar kontrak serta petunjuk-petunjuk lainnya yang

diberikan oleh Direksi Teknik.

Galian saluran

Galian untuk saluran, termasuk pembentukan, peningkatan dan

perapihan tebing samping harus dilaksanakan sesuai gambar-gambar

kontrak atau seperti petunjuk lainnya yang diberikan oleh Direksi

Teknik.

Jalan air yang ada

Kali kecil atau kanal asli di sekitar tempat kerja kontrak ini tidak

boleh diganggu tanpa mendapatkan persetujuan dari Direksi

Teknik.

Bahan-bahan yang mengendap di dalam kali atau daerah kanal

sebagai hasil dari pekerjaan-pekerjaan drainase harus disingkirkan

bila pekerjaan tersebut telah diselesaikan atau pada waktu yang

diminta oleh Direksi Teknik.

Page 52: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

Bila jalan air yang ada harus dipindahkan dikarenakan

pelaksanaan pekerjaan dalam kontrak, alinyemen baru jalan air

tersebut harus memelihara kemiringan dasar dan profil yang ada

terkecuali dimintakan lain oleh Direksi Teknik.

KONSTRUKSI BETON

A. PEKERJAAN BETON

1. Umum

a. Uraian.

Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional)

antara semen, air dan agregat bergradasi. Campuran beton akan

mengendap dan mengeras menurut bentuk yang diminta/disyaratkan

dan membentuk satu bahan yang padat, keras dan tahan lama

(awet), yang memiliki karakteristik tertentu.

Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi

halus, tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah

minimum yang diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen

akan cukup untuk mengisi rongga-rongga antara agregat-kasar serta

memberikan suatu permukaan akhir yang halus.

Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum,

volume air yang dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan

sampai jumlah minimum yang diperlukan untuk memudahkan

pengerjaan selama pencampuran.

Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara

(air entraining) atau bahan kimia untuk memperlambat atau

Page 53: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

mempercepat waktu pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali

demikian di dalam persyaratan Kontrak Khusus.

b. Peraturan (Code) Beton.

Persyaratan – persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia – PBI

tahun 1971 atau perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan

kepada semua pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan secara lain atau

yang mengacu kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang

tidak disebut dalam PBI 1971.

c. Kelas – kelas Beton

Klarifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada table

berikut.

Kelas Rujukan

Mutu

Jenis Uraian

I BONon

Struktural

Beton kurus untuk alat pondasi dan

peralatan pondasi.

II

K 125 StrukturalBeton masa tanpa tulang untuk

pondasi dasar, penutup pipa-pipa.

K 175 Struktural

Beton dengan penulangan ringan

digunakan untuk pondasi pelat,

dinding-dinding Kaison, Kareb dan

jalan Setapak.

K 225

Konstruksi beton bertulang

termasuk gelagar-gelagar, kolom-

kolom lantai/pelat lantai/dinding

penahan, gorong-gorong pipa,

gorong-gorong kotak persegi.

III K 275

sampai K

350

Struktural

Beton bertulang mutu tinggi untuk

lantai jembatan, dan bagian-bagian

konstruksi utama lainnya.

K 400 Struktural Bagian-bagian Konstruksi beton

pratekan dan tiang-tiang beton

Page 54: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

pracetak.

Catatan : Kelas khusus K 225 digunakan untuk beton di dalam air.

d. Toleransi.

Toleransi dimensi

- Struktur dengan panjang keseluruhan s/d 6 meter + 5 mm

- Struktur dengan panjang lebih dari 6 mete + 15 mm

- Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding Nol

- Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mm

Toleransi posisi (dari titik acuan) + 10 mm

Alinyemen vertical untuk kolom-kolom dan dinding-dinding + 10 mm

Toleransi ketinggian permukaan + 10 mm

Toleransi untuk selimut beton di atas baja tulangan

- Sampai 5 cm atau lebih 0 dan ± 5 mm

- Selimut dari 5 cm sampai 10 cm ± 10 mm

e. Penyerahan – penyerahan

Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan

yang digunakan untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan rata-

rata pengujian yang menunjukkan kecocokan dengan persyaratan dan

mutu spesifikasi ini.

Apabila diisyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus

menyerahkan gambar-gambar rinci semua pekerjaan untuk

mendapatkan persetujuan.

Kontraktor harus melapor kepada Direksi Teknik paling sedikit 24 jam

sebelum pencampuran atau pengecoran beton.

f. Penyimpanan bahan-bahan.

Agregat harus disimpan secara terpisah dengan ukuran-ukuran untuk

mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara

Page 55: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

teratur dan rapi mengikuti waktu penyerahannya, sehingga

pemakaiannya dapat diatur dan semen tidak akan menjadi terlalu

lama disimpan. Waktu kadaluarsa penyimpanan semen beton tidak

boleh lebih dari 3 bulan. Semen yang sudah mengeras, tidak diizinkan

digunakan dalam pekerjaan-pekerjaan konstruksi.

Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja

harus dijaga sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak.

Keadaan penyimpanan untuk bahan-bahan yang harus dipakai

dilapangan, harus memenuhi persyaratn yang disebut dalam pasal-

pasal mengenai karakteristik bahan-bahan (NI-3) dan spesifikasi

penyimpanan bahan-bahan (PBI 1971, pasal 3.9).

g. Kondisi Cuaca.

Pada umumnya, pencampuran, pengangkutan dan pngecoran beton

harus dilakukan pada keadaan cuaca kering. Apabila keadaan cuaca

tidak menentu, kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan

yang diperlukan untuk melindungi campuran beton terhadap hujan,

dan Direksi Teknik harus menentukan apakah pencampuran dan

pengecoran beton akan dilanjutkan atau ditunda sampai membaiknya

keadaan cuaca.

Kontraktor tidak boleh/dapat menuntut penggantian terhadap

kerusakan beton yang ditolak karena hujan.

h. Perbaikan-perbaikan Pekerjaan Beton yang tidak memuaskan.

Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi

mengenai toleransi (kelonggaran), sifat campuran beton, atau

penyelesaian akhir permukaan, harus diperbaiki menurut perintah

Direksi Teknik dan dapat meliputi :

- Perubahan dalam perbandingan campuran.

- Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang

dinyatakan tidak memuaskan oleh Direksi Teknik.

- Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian

betonnya ternyata tidak memuaskan.

Dalam hal terjadi perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik

mengenai mutu pekerjaan beton, Direksi Teknik akan meminta

Page 56: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

kontaktor untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat membuat

penilaian mutu yang benar.

2. Bahan

a. Semen.

Semen yang digunakan untuk pekerjaan Beton harus dipilih berasal

dari salah satu jenis P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang

memenuhi Spesifikasi AASHTO M85 :

1. Tipe I : Pemakaian umum – tanpa sifat-sifat khusus.

2. Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat

yang moderat ( sulfat)

3. Tipe III : Digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan awal

yang tinggi.

4. Tipe IV : Digunakan jika diperlukan panas hidrasi yang rendah.

5. Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanan (resistansi) terhadap

sulfat yang tinggi

Kecuali diizinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang

digunakan pada pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber pabrik.

b. Air.

Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus

bersih dan bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam,

asam, alkali, gula atau bahan-bahan organic. Direksi Teknik dapat

meminta Kontraktor untuk mengadakan pengujian air yang berasal dari

suatu sumber yang dipertimbangkan mutunya meragukan (rujukan

Pengujian AASHTO T26).

c. Agregat.

Persyaratan Umum.

Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri harus dari campuran

agregat kasar dan halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan

awet atau kerikil sungai alam atau kerikil dan pasir dari sumber

yang disaring, semua agregat alam harus dikunci.

Page 57: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

Ukuran maximum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga

perempat ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan

atau antara batang tulangan dan cetakan.

Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus

dengan hamper seluruh partikel lolos saringan 4.75 mm.

Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton konstruksi.

Gradasi Agregat.

Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi

persyaratan, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan

gradasi ini tidak perlu ditolak, apabila kontraktor dapat menunjukkan

(berdasarkan campuran percobaan dan pengujian) bahwa dapat

dihasilkan beton yang memenuhi persyaratan sifat-sifat campuran

yang diuraikan.

Syarat – syarat Mutu Agregat.

Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu

berikut ini yang diberikan pada table berikut ini.

Syarat – Syarat Keadaan Mutu Agregat

URAIAN

BATAS PENGUJIAN

AGREGAT KASAR AGREGAT

HALUS

Kehilangan berat karna abrasi (500

putaran)

40% -

Kehilangan kesempurnaan sodium

sulfat setelah 5 putaran

12% 10%

Prosentase gumpalan lempung dan

partikel

2% 0.5%

Bahan-bahan yang lolos saringan 1% 3%

Page 58: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

0.075 mm

3. Perencanaan Pencampuran Beton.

a. Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan Berat)

Untuk semua pekerjaan beton konstruksi dan pekerjaan beton utama,

perbandingan-perbandingan bahan untuk perencanaan campuran

harus ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI

terakhir.

b. Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume).

Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.

Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-

kotak ukuran yang direncanakan secara baik dengan kapasitas

yang ditentukan secara jelas.

Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan

volume tambahan pasir yang mengembang karena kadar air.

Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah

tempat yang sesuai.

4. Pelaksanaan Pekerjaan.

a. Pencampuran Beton di Lapangan.

Mencampur dengan pencampur (mixer) beton.

Beton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang

dijalankan dengan mesin serta jenis yang disetujui, mengenai

syarat dan ukuran – ukuran yang akan menjamin suatu campuran

yan merata/homogen.

Pencampuran dengan Tangan.Untuk pekerjaan – pekerjaan kecil,

dan yang tidak dimungkinkan menggunakan sebuah pencampur

mesin (mixer), Direksi Teknik dapat menyetujui pencampuran

secara manual.

b. Penyiapan Lapangan.

Page 59: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan

semua pemasangan yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui

Direksi Teknik. Bahan-bahan harus telah diuji dan ditempatkan yang

baik, serta peralatan dalam keadaan bersih dan siap untuk digunakan.

c. Acuan/Cetakan

Acuan/cetakan harus ari bahan yang disetujui dan siap pakai serta

cocok untuk jenis dan letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan

serta memenuhi persyaratan.

d. Mengangkut dan Menempatkan Beton.

Pengangkutan beton campuran dari tempat penyampuran hingga

tempat pengecoran harus dilaksanakan secara halus dan secara

efisien untuk mencegah segresi dan kehilangan bahan-bahan (air,

semen. Atau agregat).

e. Pengecoran Dalam Air.

Cara pengecoran yang harus dipilih :

Pengecoran beton dengan pemompaan.

Pengecoran beton dengan alat tremie.

Pengecoran beton dengan alat bucket (ember) yang menuang di

bawah.

f. Sambungan Konstruksi.

Lokasi sambungan konstruksi bagi setiap struktur harus ditentukan

sebelumnya dan ditunjukkan pada gambar rencana serta harus

disetujui oleh Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan.

g. Pemadatan Beton.

Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam yang di

setujui, apabila diperlukan dilengkapi dengan pemampatan adukan

beton. Jumlah pengetar yang diperlukan harus ditentukan dengan

volume beton yang dicor setiap jam dengan persyaratan minimum

dua pengetar untuk beton empat meter kubik.

h. Penyelesaian dan Perawatan Beton.

Pembongkaran Cetakan.

Page 60: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

LOKASI DALAM STRUKTUR WAKTU MINIMUMPERSYARATAN

KEKUATAN

Pinggir dinding, kolom,

balok,kereb.

Dasar lantai (slab)

Dukungan di bawah gelegar

bawah balok, rangka atau

lengkungan.

2 hari

12-14 hari

14 hari

Acuan yang didukung

oleh penyokong atau

perancah lain, tidak

boleh dibongkar

sampai beton

tersebut telah meraih

paling sedikit 60%

kekuatan rencana.

Permukaan Jadi (Selesai).

Permukaan beton yang kurang sempurna harus dibuat bagus

sehingga disetujui oleh direksi teknik.

Perawatan Beton.

Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi beton harus dirawat

dengan menutup dengan pasir basah, anyaman atau selimut

rawatan yang harus direndam dengan air untuk jangka waktu

paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam keadaan lembab

untuk 4 hari berikutnya.

Pemeriksaan Akhir beton.

Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah

berumur 28 hari, asalkan semua cara dan kondisi sebagaimana

diatur dalam spesifikasi yang ditunjukkan pada gambar rancangan

telah dipenuhi selengkapnya.

5. Pengendalian Mutu Beton.

a. Pengujian Laboratorium.

PENGUJIAN REFERENSI PENGUJIAN TIPE

AASHTO BINA MARGA

Analisa saringan

agregat halus dan

T 27 PB 0201 – 76 Untuk memenuhi

persyaratn gradasi

Page 61: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

agregat kasar. menetukan ukuran dan

distribusi partikel

agregat kasar dan

agregat halus.

Kekeruhan organic

dalam pasir untk

beton.

T 21 PB 0207 – 76 Menetukan kekeruhan

organic dengan

menggunakan larutan

sodium hydroxide dan

mengacu kepada

penyelesaian warna

standar.

Jumlah bahan-bahan

yang lebih halus dari

saringan 0.075 dalam

agregat.

T 11 PB 0208 – 76 Menentukan total

volume bahan – bahan

yan lebih halus dari

0.075 mm.

Mutu air yang harus

digunakan dalam

beton.

T 26 PB 0301 – 76 Penentuan keasaman

atau alkalinitas, total zat

padat dan inorganic.

Gumpalan lempung

dan partikel pecahan

dalam agregat.

T 112 - Menetukan % gumpalan

lempung dan partikel-

partikel pecahan dasar

agregat halus.

Kekerasan agregat

oleh penggunaan

sodium sulfat atau

magnesium sulfat.

T 104 - Menetukan kekerasan

agregat terhadap

keasuhan cuaca.

Ketahanan terhadap

abrasi, agregat kasar

ukuran kecil dengan

menggunakan mesin

Los Angeles.

T 96 PB 0206 – 76 Test abrasi untuk

pengujian agregat

kasar , 3.75 mm.

Kekuatan tekan

contoh uji beton

silinder.

T 22 - Pengujian kekuatan

tekan contoh bahan 7

hari dan 28 hari.

Page 62: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

b. Pengujian Lapangan.

Persyaratan Pengendalian Lapangan.

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR

Mengecor dan merawat Beton Pemeriksaan setiap hari untuk

persiapan pekerjaan termasuk galian,

cetakan, penulangan, dan untuk

pemadatan, penyelesaian serta

perawatan.

Pembongkaran cetakan Pemeriksaan setiap hari catatan-

catatan dan jadwal kerja Kontraktor,

pemeriksaan dan persetujuan untuk

pencampuran.

Test untuk pengembangan agregat Test pengendalian sederhana harus

dilakukan Direksi Teknik untuk

menetukan kandungan air dalam

agregat sebelum pencampuran.

Test Slump untuk kekentalan dan

kemudian dikerjakan, campuran

beton basah.( AASHTO T 22 dan PC

0101 – 7

Test penurunan (slump) untuk setiap

takaran besar hasil beton dan seperti

serta jika diminta oleh Direksi Teknik.

Test kekuatan tekan AASHTO T 22 Satu test kekuatan tekan (dengan 3

contoh bahan uji) yang harus

dilakukan untuk setiap 60 m3 beton

campuran yang di cor.

Test agregat halus untuk gumpalan

lempung dan partikel – partikel

pecahan.

Test harus dilakukan seperti dan jika

diperintahkan oleh Direksi Teknik,

untuk memeriksa mutu agregat

halus atau pasir yang digunakan di

lapangan.

B. BAJA TULANGAN UNTUK BETON

1. Uraian.

(1) Umum.

Page 63: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pemotongan,pembengkokan dan

pemasangan batang baja tulang dan pengelasan anyaman batang baja

untuk penulangan beton, sesuai dengan spesifikasi dan gambar atau

yang diperintah oleh Direksi Teknik

(2) Toleransi

a. Fabrikasi

Pembengkokan batang baja dan fabrikasi harus dilaksanakan betul –

betul sesuai dengan persyaratan FBI 1971 ( N.I-2)

b. Kelonggaran Penempatan

Jarak antara penulangan yang sejajar tidak kurang dari diameter

batang atau ukuran maksimum agregat kasar ditambah 1 cm,

dengan minimum 3.0 cm yang mana lebih besar.

Apabila penulangan dalam balok terdiri dari lebih satu lapis

batang, penulangan lapis atas diletakkan tepat diatas lapis bawah

penulangan dengan ruang bebas/jarak vertikal minimu 2,5 cm

c. Selimut Beton ( Terhadap tulangan )

i. Batang tulangan baja harus diletakkan sedemikian sehingga

selimut beton minimum menutupi pinggir luar penulangan,

diberikan pada tabel 7.2.1 untuk beberapa macam kondisi yang

didapat.

TABEL SELIMUT BETON SAMPAI PENULANGAN

Ukuran batang

tulangan yang

harus ditutup

Permukaan

beton yang

dilihat

Permukaan

Beton tidak

tertutup

(didalam)

Permukaan

beton terbuka

permukaan air.

Batang dia 16

mm dan lebih

kecil

3.5 cm 4.0 cm 5.0 cm

Batang diatas

dia 16 mm

4,5 cm 5.0 cm 6.0 cm

Ukuran toleransi

penutup

tulangan ± 5

mm

Page 64: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

ii. Untuk beton bertulang dibawah muka air yang tidak dapat

dijangkau ( dilihat) atau beton yang akan digunakan untuk

penyaluran kotoran atau cairan yang membuat karat, penutup

minimum harus ditambah menjadi 7,5 cm

(3).Penyerahan – Penyerahan

a. Paling 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, kontraktor harus

menyerahkan kepada Direksi untuk disetujui, rincian duagram

pembengkokan dan daftar batang untuk penulangan yang

diisyaratkan. Rincian ini harus sesuai dengan gambar pelaksanaan

yang disediakan untuk kontraktor atau seperti petunjuk Direksi

Teknis.

b. Kontraktor juga menyediakan daftar sertifikat pabrik pembuat yang

memberikan mutu batang – batang tulangan dan berat satuan dalam

kilogram tiap ukuran dan mutu batang atau dengan biaya yang jelas

dilas untuk digunakan dalam pekerjaan.

(4) Penyimpanan dan Penanganan

a. Kontraktor harus mengirim baja penulangan ke lapangan pekerjaan,

diikat dan masing masing ditandai yang sesuai dengan

peruntukannya, menunjukkan ukuran batang, panjang, ukuran dan

informasi lainnya yang diperlukan untuk identifikasi yang baik.

b. Baja penulangan harus disediakan bersih dan bebas dari debu,

lumpur, minyak gemuk atau karat.

(5) Penulangan Anyaman Baja

Anyaman baja untuk penggunaan sebagai penulangan beton harus kawat

baja dilas pabrik sesuai dengan AASHTO M 55 harus diadakan dalam

lembar rata atau gulungan seperti yang diisyaratkan oleh Direksi Teknik

(6) Penopang (ganjal ) Penulangan

Penopang (ganjal) yang digunakan untuk menahan penulangan

ditempatnya, harus terbuat dari batang kawat ringan atau dengan

menggunakan blok beton pracetak ( 3 x 3 cm ) dibuat dari adukan semen

( 1 : 2 )

Tidak ada jenis lain penopang akan diizikan kecuali seiizin Direksi Teknik.

Page 65: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

(7) Kawat Pengikat Penulangan

Kawat ikat yang digunakan untuk pengikatan dan pengamanan batang

penulangan baja, harus kawat baja sesuai dengan PBI 1971 ( NI-2 ) dan

disetujui Direksi Teknik.

2. Pelaksanaan Pekerjaan.

(1) Pabrikasi Baja Tulangan

Batang baja tulangan harus dipotong menurut panjang yang diperlukan

dibengkokkan secara hati – hati menurut bentuk dan ukuran yang

diminta.

Batang tulangan mutu tinggi tidak boleh dibengkokkan dua kali.

Pemanasan batang tulangan harus dilarang, kecuali apabila disetujui oleh

Direksi Tehnik, dimana harus dipertahankan sempai kepada pemanasan

minimum atau dilaksanakan dengan kemungkinan pemanasan yang

paling rendah.

Apabila jari – jari pembengkokan untuk batang tulangan ditunjukkan di

dalam gambar rencana, ia harus paling sedikit 5 kali diameter batang

yang bersangkutan ( untuk U 24 ) atau 6.5 kali diameter batang yang

bersangkutan (untuk mutu yang lebih tinggi ). Kait dan begel harus

dibengkokan sesuai dengan PBI 1971 ( N.I-2).

(2) Penempatan dan Pengikatan

Penulangan harus segera dibersihkan sebelum penggunaan, untuk

menjamin kondisi pengikat yang baik.

(3) Kawat ikat, jepit, pemisah dan penopang lain yang digunakan untuk

penempatan dan pemasangan baja penulangan ditempat, tidak boleh

dimasukkan dalam berat yang harus dibayar.

(3) Penulangan yang digunakan untuk pebuatan gorong – gorong pipa atau

pada suatu kontruski lainya, untuk mana dibuatkan penyedia yang

terpisah bagi pembayaran tidak boleh diukur untuk pemabayarn di dalam

BAB ini.

C. SIAR (ADONAN) SEMEN

1. Umum.

Page 66: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari produksi dan pemasangan siar ( adonan ) semen

untuk digunakan dalam padangan batu, pekerjaan drainase, pekerjaan

beton dan struktur lainya yang diperlukan dalam Spesifikasi ini.

(2) Syarat – Syarat

Adonan semen harus digunakan sesuai dengan toleransi, batasan cuaca

dan penjadwalan pekerjaan yang tepat terhadap bagian – bagian yang

pokok dari Spesifikasi ini.

(3) Contoh Bahan

a. Dua contoh agregat halus yang digunakan dalam adonan semen

harus diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan

selama paling sedikit 14 hari sebelum

b. Syarat – Syarat kualitas untuk agregat halus diberikan pada 7.3.2

Direksi akan menerapkan syarat – syarat ini sampai seluas yang

diperlukan untuk jenis khusus dan lokasi pekerjaan.

c. Kapur Hidrasi

i. Kapur hidrasi harus dari sumber pengadaan yang disetujui dan

mematuhi persyaratan standar kontruksi PBI N.I-7 (syarat –syarat

untuk kapur Bahan Bangunan

ii. Bila diminta demikian oleh Direksi Teknik, sebuah test kekuatan

kapur hidrasi dengan pasir (1:3) akan membersihkan kekuatan

hancur 15kg/Cm2 sesudah 7 hari

d. Air

Air yang digunakan untuk pencampuran adonan semen, harus bersih

dan bebas dari benda atau kotoran lain yang membahayakan

campuran.

2. Campuran

Adonan harus sebanding ( proposinal) dan memenuhi persyaratan berikut :

a. Adonan semen yang digunakan untuk penyelesaian atau perbaikan

cacat dalam pekerjaan beton dan untuk penyambungan pipa beton

sebagaimana diperlukan di bawah bagian yang relevan dari

Spesifikasi ini terdiri dari semen dan agregat halus dicampur dalam

Page 67: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

perbandingan satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus

atas volume. Sejumlah air yang cukup harus ditambahkan untuk

memungkinkan penanganan campuran tersebut dengan satu ratio

maksimum air/semen sekitar 0,65 dan adonan tersebut akan melebihi

kekuatan desak yang memenuhi persyaratan beton.

b. Adonan yang digunakan untuk menanam ( memasang ) dan

menyambung pasangan batu akan terdiri dari satu bagian semen

terhadap tiga bagian agregat halus, untuk mana kapur hidrai dapat

ditambahkan dalam satu jumlah yang sama dengan 10% volumen

semen. Sejumlah ait yang cukup harus ditambahkan untuk

memberikan campuran yang dapat ditangani dan bila diuji adonan

tersebut akan memiliki kekuatan desak tidak kurang dari 50 kg./Cm2

pada 28 hari.

3. Pencampuran dan Pengecoran

a. Agregat dan semen harus diukurdan dicampur kering dalam mixier

(Pencampur ) beton, atau dengan tangan di atas dasar yang cocok

sampai dihasilkan atau campuran yang warnanya merata. Kemudian

ditambahkan air yang cukup untuk satu yang baik dan pencampuran

berlajut 5 10 menit sesudah pencampuran harus dibuang.

b. Adonan harus diproduksi dalam volume yang cukup untuk pemakaian

segera dan tambah dapat diberikan ( di dalam jangka waktu 30 menit

dari waktu pencampuran ) bila diminta demikiian untuk

mempertahankan satu campuran yang mudah ditangani. Akan tetapi

adonan yang tidak digunakan di dalam 45 menit sesudah

pencampuran harus dibuang.

4. Penempatan ( Pamasangan)

a. Permukaan yang menerima adonan harus dibersihkan dari setiap

bahan lepas,lumpur atau benda lain yang harus dibuang dan

kemudian dibasahi dengan air sebelum adonan tersebut dipasang.

b. Bilamana digunakan sebagai permukuaan jadi ( selesai ) , adonan

tersebut harus dipasang di atas permukaan yang basah dan bersih

dalam ketebalan yang cukup untuk menyediakan satu lapisan

Page 68: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

pelindung permukaan setebal 1.5 cm dan harus dikulir sampai satu

permukaan yang halus dan rata.

5. Pengendalian Mutu

1. Test Laboratorium

Test Laboratorium yang dapat diterima untuk agregat harus

dilaksanakan oleh kontraktor sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik

untuk menentukan gradasi dan kondisi mutu sebagaimana

ditentukan di bawah ini Spesifikasi ini.

2. Pengendalian Lapangan

Diresksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk melaksanakan suatu

test pelaksanaan di lapangan yang dipandang perlu untuk menjamin

dipatuhinya.

6. Pengukuran dan Dasar Pembayaran

Adonan semen tidak boleh diukur untuk pembayaran terpisah. Pekerjaan

tersebut akan dianggap berkaiatan dengan berbagai item pekerjaan

lainnya yang diuraikan sebelumnya dalam spesifikasi ini dan biaya untuk

membuat serta memasang adonan semen akan dimasukkan dalam item

pembayaran yang dicakup ( dimasuki) bagi item masing pekerjaan lain.

D. PEMBONGKARAN BANGUNAN YANG ADA

1. Umum.

(1). Uraian

a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran seluruhnya satu bagian dan

pembuangan struktur yang harus dibongkar.

b. Struktur yang harus dibuang tersebut dapat meliputi jembatan yang

ada, gorong-gorong dinding kepala dan lantai bantaran, gedung dan

dinding.

(2).Kewajiban Kontraktor mengenai Pembongkaran

Page 69: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran di dalan

batas waktu yang tersebut pada gambar atau sebagaimana

diperintahkan oleh Direksi. Semua barang yang diperoleh kembali dari

pembongkaran tersebut menjadi hak resmi dari pemilik, kecuali

secara khusus disebutkan dalam daftar penawaran. Dan Kontraktor

akan membuang atau menyimpan barang tersebut yang sesuai

dengan persyaratan kontraktor atau sebagaimana diperintahkan

secara tertulis.

b. Bila perluasan, perpanjang, pemulihan kepada keadaan semula atau

peningkatan lainnya untuk sebuah jembatan, gelegar, dingding

kepala atau komponen struktur lainya, pembuangan hal tersebut akan

dilaksanakan tanpa menimbulkan kerusakan yang tidak perlu

terhadap bagian struktur yang tersisa yang harus dipertahankan

dalam kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan atau kehilangan yang

disebabkan oleh kelalaian kontraktor terhadap struktur yang tersisa

atau kurangnya pengawasan dari kontraktor, harus dibetulkan atas

biaya kontraktor.

3. Pengendalian Lalu Lintas

Jembatan – jembatan, gorong-gorong dan struktur lainnya yang

digunakan oleh lalu lintas tidak boleh ditutup atau disingkirkan sampai

pengaturan yang memuaskan telah dibuat untuk menampung lalu lintas

dengan jalan pengalihan sementara jalan yang dapat disetujui.

4. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pembongkaran Struktur

a. Jembatan baja dan jembatan kayu harus dibongkar dan diselamatkan,

harus dibongkar secara hati – hati dan semua bagian yang dapat

digunakan ditandai untuk identfikasi

b. Bangunan yang ada atau dinding penahan yang harus dibongkar,

harus dibongkar sampai paling seikir 30 cm dibawah permukaan

tanah, atau dibuang lebih jauh sebagaimana diperlukan untuk

menghindari halangan.

(2) Operasi Peledakan

Page 70: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

a. Operasi peledakan yang diperlukan untuk pembuangan struktur yanga

ada harus dilaksanakan dengan sangat mematuhi kepada peraturan –

peraturan bahan peledak.

b. Pembuangan barang – barang hasil pembongkaran

Barang – Barang yang selesai dibongkar harus diperiksa oleh direksi

dan kontraktor harus menyediakan tenaga dan pengangkutan yang

diperlukan untuk membuang dan menyimpan sesuai dengan

persyaratan kontrak atau sebagaimnana diperintahkan secara tertulis

oleh Direksi.

E. PASANGAN BATU

1. Umum

(1) Pekerjaan ini terdiri dari masing – masing sturukur ( bangunan )

menggunakan batu muka pilihan yang disambung dalam adonan semen.

Sturuktur demikian akan direncanakan sebagai bangunan sehingga untuk

menahan beban yang datangnya dari luar serta akan meliputi tembok

penahan tanah pasangan batu, gorong persegi, kepala gorong – gorong

dan dinding sayap.

(2) Toleransi ukuran

a. Wajah permukaan dari masing – masing batu muka tidak boleh

berbeda terhadap profil permukaan rata –rata lebih dari 3 cm

b. Ukuran minimum batu adalah :

Tebal minimum = 15 Cm

Lebar Minimum = ,5 x tebal ( 22.5 cm )

Panjang minimum = 1,5 / lebar ( 33,75 cm )

c. Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh direksi dengan

memperhitungkan jenis, sturuktur, lokasi batu dalam stuktur dan

persyaratann umum untuk stabilitasi dan saling mengunci.

2. Bahan – Bahan

1. Batu

a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah

atau retak, dan harus memliki satu daya tahan awet

Page 71: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

b. Batu – Batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun

oval dan harus dapat dilapasi seperlunya untuk menjamin saling

mengunci yang dapat bila dipasang bersama – sama dan

memberikan satu profil permukaan di dalam batas – batas ukuran

yang ditetapkan.

2. Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran

perbandingan satu bagian semen.

3. Drainase Porous

Bahan – bahan berbutir yang disediakan membentuk drainase porous

dalam selimut fillter

3. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Pelaksanaan untuk pasangan batu

a. Penggalian dan persiapan penyangga dan pondasi untuk struktur

pasangan batu, harus dilaksanakan sesuai dengan pesyaratan.

b. Pematokan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan

sehingga disetujui Direksi sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai.

2) Pelaksanaan Pasangan Batu

a. Bilamana ditunjukkan pada gambar rencana atau sebagaimana

diperintahkan oleh Direksi Teknik,dasar ( penyangga) beton atau

pondasi harus dipasang untuk pasang batu sampai ketiggian dan

ukuran yang diperlukan.

b. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang.

c. Tebal alas adonan untuk masing – masing lapisan pekerjaan batu

adalah dalam batas 2-5 cm tetapi harus dipertahankan sampai

keperluan minimum.

d. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal sedikit 3 cm harus dipasang di

atas pondasi yang telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan

batu.

Page 72: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

e. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang

mendatar dan permukaan yang terlihat batu harus diatur sejajar

dengan permukaan dingding yang sedang dibangun

f. Batu harus dipasang dengan hati – hati untuk menghindari

penggeseran atau gerakan batu yang sudah dipasang.

3) Penyediaan Lubang Pelepasan ( Weepholes )dan Sambungan Muai

1) Kecuali ditunjukkan lain pada gambar rencana atau diperintahkan lain

oleh Direksi Lubang pelepasan

2) Dinding penahan struktur panjang menerus akan dibangun dengan

sambungan muai dengan interval maksimum20 meter. Lebar penuh

sambungan akan dibentuk dengan ketebalan sekitar 3 cm serta batu

yang digunakan untuk membentuk permukaan sambungan harus

dipilih sehingga memberikan garis tegak.

4) Penyelesaian Pasangan Batu.

a. Sambungan permukaan antara batu – batu akan diselesaikan hingga

rata dengan permukaan pekerjaan.

b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horizontal pasangan batu

akan diselesaikan dengan tambahan lapisan atau adonan semen tebal

2 cm.

c. Segara setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan

masih segar permukaan yang nonjol dari struktur.

4. Pengendalian Lapangan

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksanakan

setiap hari selama berlangsung pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya

persyaratan Spesifikasi dengan perhatian khusus mengenai batas – batas

toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

5. Pengukuran dan Pembayaran

(1) Cara Pengukuran

a. Pasangan batu akan untuk pembayaran dalam meter kubik volume

sebagai volume normal pekerjaan terselesaikan dan dapat diterima.

Page 73: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

b. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume theoritis yang disetujui

boleh diukur atau dibayar.

c. Galian untuk persiapan pondasi atau pemotongan talud untuk

dingding penahan akan di ukur untuk pembayaran.

d. bahan filter porous yang diperlukan untuk lapisan dasar atau urungan

atau dalam kantong filter akan di ukur dan dibayar sebagai drainase

Porous,

e. Beton yang disediakan sebagai pondasi untuk pasangan batu atau

untuk suatu pekerjaan yang dapat diterima tidak boleh diukur untuk

pembayaran.

PASANGAN BATU (TEMBOK PENAHAN)

1) Umum

1. Pekerjaan ini terdiri dari masing – masing sturukur ( bangunan )

menggunakan batu muka pilihan yang disambung dalam adonan

semen. Sturuktur demikian akan direncanakan sebagai bangunan

sehingga untuk menahan beban yang datangnya dari luar serta akan

meliputi tembok penahan tanah pasangan batu, gorong persegi, kepala

gorong – gorong dan dinding sayap.

2. Toleransi ukuran

a. Wajah permukaan dari masing – masing batu muka tidak boleh

berbeda terhadap profil permukaan rata –rata lebih dari 3 cm

b. Ukuran minimum batu adalah :

o Tebal minimum = 15 Cm

o Lebar Minimum = ,5 x tebal ( 22.5 cm )

o Panjang minimum = 1,5 / lebar ( 33,75 cm )

c. Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh direksi dengan

memperhitungkan jenis, sturuktur, lokasi batu dalam stuktur dan

persyaratann umum untuk stabilitasi dan saling mengunci.

Page 74: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

2) Bahan – Bahan

i. Batu

a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah

atau retak, dan harus memliki satu daya tahan awet

b. Batu – Batu tersebut harus berbentuk rata, bentuk baji ataupun

oval dan harus dapat dilapasi seperlunya untuk menjamin saling

mengunci yang dapat bila dipasang bersama – sama dan

memberikan satu profil permukaan di dalam batas – batas ukuran

yang ditetapkan.

ii. Adonan yang digunakan untuk pasangan batu harus campuran

perbandingan satu bagian semen.

iii. Drainase Porous

iv. Bahan – bahan berbutir yang disediakan membentuk drainase porous

dalam selimut fillter

3) Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Pelaksanaan untuk pasangan batu

a. Penggalian dan persiapan penyangga dan pondasi untuk struktur

pasangan batu, harus dilaksanakan sesuai dengan pesyaratan.

b. Pematokan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan

sehingga disetujui Direksi sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai.

(2) Pelaksanaan Pasangan Batu

a. Bilamana ditunjukkan pada gambar rencana atau sebagaimana

diperintahkan oleh Direksi Teknik,dasar ( penyangga) beton atau

pondasi harus dipasang untuk pasang batu sampai ketiggian dan

ukuran yang diperlukan.

b. Batu harus bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang.

c. Tebal alas adonan untuk masing – masing lapisan pekerjaan batu

adalah dalam batas 2-5 cm tetapi harus dipertahankan sampai

keperluan minimum.

Page 75: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

d. Suatu lapisan dasar adonan segar tebal sedikit 3 cm harus dipasang di

atas pondasi yang telah disiapkan secepatnya sebelum pemasangan

batu.

e. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang

mendatar dan permukaan yang terlihat batu harus diatur sejajar

dengan permukaan dingding yang sedang dibangun

f. Batu harus dipasang dengan hati – hati untuk menghindari

penggeseran atau gerakan batu yang sudah dipasang.

(3) Penyediaan Lubang Pelepasan ( Weepholes )dan Sambungan Muai

a. Kecuali ditunjukkan lain pada gambar rencana atau diperintahkan lain

oleh Direksi Lubang pelepasan

b. Dinding penahan struktur panjang menerus akan dibangun dengan

sambungan muai dengan interval maksimum20 meter. Lebar penuh

sambungan akan dibentuk dengan ketebalan sekitar 3 cm serta batu

yang digunakan untuk membentuk permukaan sambungan harus

dipilih sehingga memberikan garis tegak.

(4) Penyelesaian Pasangan Batu.

a. Sambungan permukaan antara batu – batu akan diselesaikan hingga

rata dengan permukaan pekerjaan.

b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horizontal pasangan batu

akan diselesaikan dengan tambahan lapisan atau adonan semen tebal

2 cm.

c. Segara setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan

masih segar permukaan yang nonjol dari struktur.

4) Pengendalian Lapangan

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksanakan

setiap hari selama berlangsung pekerjaan untuk menjamin dipatuhinya

persyaratan Spesifikasi dengan perhatian khusus mengenai batas – batas

toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

Page 76: Spek Analisa Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten 1996

5) Pengukuran dan Pembayaran

Cara Pengukuran

a. Pasangan batu akan untuk pembayaran dalam meter kubik volume

sebagai volume normal pekerjaan terselesaikan dan dapat diterima.

b. Setiap bahan terpasang yang melebihi volume theoritis yang disetujui

boleh diukur atau dibayar.

c. Galian untuk persiapan pondasi atau pemotongan talud untuk

dingding penahan akan di ukur untuk pembayaran.

d. bahan filter porous yang diperlukan untuk lapisan dasar atau urungan

atau dalam kantong filter akan di ukur dan dibayar sebagai drainase

Porous,

e. Beton yang disediakan sebagai pondasi untuk pasangan batu atau

untuk suatu pekerjaan yang dapat diterima tidak boleh diukur untuk

pembayaran.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

(PPK)

BIDANG BINA MARGA

DINAS BINA MARGA

TAHUN ANGGARAN 2013

IKHWANZA SYAHPUTRA, ST

NIP. 19750712 200604 1 011