spm cetak 2011

88

Upload: ari-fiesh

Post on 10-Aug-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: spm cetak 2011
Page 2: spm cetak 2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena dengan

rahmat-Nya Buku Pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2011 dapat diterbitkan. Buku ini

memberikan gambaran pencapaian SPM Bidang Kesehatan yang

dilaksanakan kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah sesuai Permenkes

Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 tanggal 29 Juli 2008 dan

pelaksanaannya berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor

828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis SPM Bidang Kesehatan di

kabupaten/Kota.

SPM mempunyai peranan yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, baik bagi pemerintah daerah sebagai perangkat yang

memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun bagi masyarakat yang mendapatkan pelayanan. Bagi pemerintah daerah SPM dapat dijadikan

sebagai tolok ukur (benchmark) dalam penentuan biaya yang diperlukan untuk menyediakan pelayanan yang diperlukan oleh masyarakat, SPM akan

menjadi acuan untuk menilai kualitas suatu pelayanan publik yang

disediakan oleh pemerintah daerah.

Besar harapan kami, buku ini dapat digunakan sebagai bahan untuk

memberikan umpan balik dan dasar dalam pengambilan keputusan guna

mengurangi kesenjangan pelayanan di berbagai daerah. Sehingga

pelayanan kesehatan yang paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi

pada tingkat yang paling minimal di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

Saran dan kritik yang membangun, serta partisipasi dari semua pihak

diperlukan dalam upaya mendapatkan data/informasi yang akurat, tepat

waktu dan sesuai dengan kebutuhan.

Kepada semua yang telah terlibat dalam menyumbangkan pemikiran dan

tenaga demi penerbitan buku ini kami sampaikan terimakasih.

Semarang, Juni 2012

KEPALA DINAS KESEHATAN

PROVINSI JAWA TENGAH

Dr. ANUNG SUGIHANTONO, M.Kes Pembina Utama Madya

NIP. 19600320 198502 1 002

iii

Page 3: spm cetak 2011

iv

Page 4: spm cetak 2011

DAFTAR ISI Halaman

Halaman Judul i Kata Pengantar iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Gambar viii BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

BAB II GAMBARAN UMUM JAWA TENGAH ……………………………… 7

A. KEADAAN GEOGRAFI …………….…………………………… 7

B. KEADAAN PENDUDUK ………………………………………… 7

1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk ……..………….. 7

2. Rasio Jenis Kelamin Penduduk ………………………….. 8

3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur ………… 8

C. KEADAAN EKONOMI ………………………………………….. 9

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) …….…………. 9

2. Angka Beban Tanggungan …………….………………….. 11

D. KEADAAN PENDIDIKAN ……………………………………… 11

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………..……………. 13

A. JENIS PELAYANAN KESEHATAN DASAR ………..………….. 14

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 ......................................... 15

2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani ……..…. 17

3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

yang Memiliki Kompetensi Kebidanan ………………….. 19

4. Cakupan Pelayanan Nifas ………………………………… 21

5. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani .. 23

6. Cakupan Kunjungan Bayi …………………………………. 25

7. Desa/Kelurahan Unicersal Child Immunization (UCI) …… 27

8. Cakupan Pelayanan Anak Balita …………………………. 29

9. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak

Usia 6-24 bulan Keluarga Miskin .......................................... 32

10. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan …….…………… 33

11. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat . 34

12. Cakupan Peserta KB Aktif ………………….……………… 37

13. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit . 38

a. Non Polio Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per

100.000 penduduk < 15 tahun ………………………… 38

v

Page 5: spm cetak 2011

b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita .......................... 40

c. Penemuan Pasien baru TB BTA positif ………..……… 42

d. Penderita DBD yang ditangani ......................................... 43

e. Penemuan Penderita Diare .............................................. 45

14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat

Miskin .................................................................................... 47

B. JENIS PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN …………..……. 49

1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien

Masyarakat Miskin ................................................................. 49

2. Cakupan Pelayanan Gadar level 1 yang harus diberikan

Sarana Kesehatan (RS) di kabupaten/kota ……………… 50

C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN

KEJADIAN LUAR BIASA … ......................... ……………..……. 51

1. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

Penyelidikan Epidemiologi <24 jam ....................................... 52

D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT ………… ...................................... ……….……. 53

1. Cakupan Desa Siaga Aktif ..................................................... 53

BAB IV KESIMPULAN ………………………………………………………. 55

LAMPIRAN I. …………………..………………………………………………. 59

Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2009-2011

LAMPIRAN II. ……………………..……………………………………………. 61

Rekap Hasil Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011

LAMPIRAN III. ……………………………….…………………………………. 71

Tabel Hasil Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011

DAFTAR DEFINISI OPERASIONAL ……………………………………………. 77

DAFTAR SINGKATAN ………………..……………………………………… 79

vi

Page 6: spm cetak 2011

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Persentase Kelompok Usia Produktif Jawa Tengah Tahun 2006-2010................................................................................... 9

Tabel 2.2 PDRB per Kapita Jawa Tengah Tahun 2005-2009 (Juta Rupiah) ....................................................................................... 11

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Usia 10 tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007-2010 ....................................................................... 12

Tabel 3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ... 13

Tabel 3.2 Persentase Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2011 .......... 14

Tabel 3.3 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan K4 (>95%) tahun 2011 ................................................................................... 16

Tabel 3.4 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2011 ......................................... 19

Tabel 3.5 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan Pelayanan Nifas Tahun 2011.................................................................................. 22

Tabel 3.6 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani tahun 2011 .......................... 25

Tabel 3.7 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan kunjungan bayi tahun 2011 ................................................................................... 27

Tabel 3.8 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan desa/kelurahan UCI tahun 2011............................................................................ 29

Tabel 3.9 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan pelayanan anak balita tahun 2011 ......................................................................... 31

Tabel 3.10 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan pemberian MP- ASI pada anak usia 6-24 bln keluarga miskin tahun 2011 ......... 33

Tabel 3.11 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan penjaringan kesehatan Siswa SD dan setingkat tahun 2011 .......................... 36

Tabel 3.12 Kabupaten/kota berdasarkan target AFP rate tahun 2011 ......... 39

Tabel 3.13 Kabupaten/kota berdasarkan target CDR TB BTA(+) tahun 2011 ............................................................................................ 43

Tabel 3.14 Kabupaten/kota berdasarkan target Penemuan Penderita Diare tahun 2011 ......................................................................... 46

Tabel 3.15 Kabupaten/kota berdasarkan target Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin tahun 2011 ........... 48

vii

Page 7: spm cetak 2011

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Cakupan K4 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ........... 17

Gambar 3.2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ............................................... 18 Gambar 3.3 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Yang Memiliki

Kompetensi Kebidanan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-

2011 .......................................................................................... 20 Gambar 3.4 Cakupan Pelayanan Nifas Provinsi Jawa Tengah Tahun

2008-2011 ................................................................................ 23 Gambar 3.5 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ................................. 24 Gambar 3.6 Cakupan Kunjungan Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun

2008-2011 ................................................................................. 26

Gambar 3.7 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Jawa Tengah Tahun

2008-2011 ................................................................................. 28 Gambar 3.8 Cakupan Pelayanan Anak Balita Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008-2011 ..................................................................... 31 Gambar 3.9 Cakupan Pemberian MP-ASI pada Anai usia 6-24 bulan

Keluarga Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ...... 32

Gambar 3.10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ............................................... 34

Gambar 3.11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Dan Setingkat

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011 ................................. 37 Gambar 3.12 Cakupan Peserta KB Aktif Provinsi Jawa Tengah Tahun

2008-2011 ................................................................................. 38 Gambar 3.13 AFP Rate Per 100.000 Penduduk <15 tahun Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2008-2011 ........................................................ 40

Gambar 3.14 Penemuan Penderita Pneumonia Balita Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2008-2011 ........................................................ 41 Gambar 3.15 Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2008-2011 ........................................................ 42 Gambar 3.16 Penemuan Penderita Diare Provinsi Jawa Tengah Tahun

2008-2011 ................................................................................. 45

Gambar 3.17 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Maskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ................................. 48

Gambar 3.18 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Maskin

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011 ................................. 50 Gambar 3.19 Cakupan Pelayanan Gadar Level 1 yang Harus Diberikan

Sarana Kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2008-2011 ........................................................ 51 Gambar 3.20 Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan

Penyelidikan Epidemiologi <24 Jam Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008-2011 ..................................................................... 53 Gambar 3.21 Cakupan Desa Siaga Aktif Provinsi Jawa Tengah Tahun

2008-2011 ................................................................................. 54 viii

Page 8: spm cetak 2011

ix

Page 9: spm cetak 2011

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah

satu hak dasar rakyat, yaitu untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai

UUD 1945 dan Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.

Bahkan untuk mendapatkan penghidupan yang layak di bidang kesehatan,

amandemen kedua UUD 1945, pasal 34 ayat (3) menetapkan : “Negara

bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan

pelayanan umum yang layak”.

Di era otonomi daerah amanat amandemen dimaksud, mempunyai

makna penting bagi tanggung jawab Pemerintah Daerah sebagai sub sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap masyarakat, dan Pemerintah

Daerah dituntut dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang layak,

tanpa ada diskriminasi sosial, budaya, ekonomi, dan politik. Amanat ini harus

diterjemahkan dan dijabarkan secara baik oleh sistem dan perangkat

pemerintah daerah.

Untuk lebih menjamin penerapan hak-hak publik sebagaimana

tersebut diatas, di era otonomi daerah UU No. 32 Tahun 2004 dalam Pasal 11,

13 dan 14 telah menjadikan penanganan bidang kesehatan sebagai urusan

wajib/tugas pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah. Merujuk

pasal 11 ayat (4), maka penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang layak

dalam batas pelayanan minimal adalah merupakan tanggung jawab atau

akuntabilitas yang harus diselenggarakan oleh daerah yang berpedoman

pada PP No.65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan

Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Secara ringkas PP No.65 Tahun 2005 memberikan rujukan bahwa

SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang

merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga Negara

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 1

Page 10: spm cetak 2011

secara minimal, terutama yang berkaitan dengan pelayanan dasar, baik

Daerah Provinsi maupun Daerah Kabupaten/Kota.

Dalam penerapannya SPM harus menjamin akses masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan dasar dari Pemerintah Daerah sesuai dengan

ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu, baik dalam

perencanaan maupun penganggaran, wajib diperhatikan prinsip-prinsip SPM

yaitu sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat

dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas pencapaian yang dapat

diselenggarakan secara bertahap.

Hal ini dimaksudkan pula agar kinerja penyelenggaraan pemerintahan

daerah, khususnya penanganan bidang kesehatan tetap sejalan dengan

tujuan nasional dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada dasarnya penetapan Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan (SPM-BK) mengacu pada kebijakan dan strategi desentralisasi

bidang kesehatan yaitu :

1. Terbangunnya komitmen antara pemerintah, legislatif, masyarakat dan

stakeholder lainnya guna kesinambungan pembangunan kesehatan.

2. Terlindunginya kesehatan masyarakat, khususnya penduduk miskin,

kelompok rentan, dan daerah miskin.

3. Terwujudnya komitmen nasional dan global dalam program kesehatan.

SPM-BK disusun dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Diterapkan pada urusan wajib. Oleh karena itu SPM merupakan bagian

integral dari Pembangunan Kesehatan yang berkesinambungan,

menyeluruh, terpadu sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional.

2. Diberlakukan untuk seluruh Daerah Kabupaten dan Daerah Kota. SPM

harus mampu memberikan pelayanan kepada publik tanpa kecuali (tidak

hanya masyarakat miskin), dalam bentuk, jenis, tingkat dan mutu

pelayanan yang esensial dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

3. Menjamin akses masyarakat mendapat pelayanan dasar tanpa

mengorbankan mutu dan mempunyai dampak luas pada masyarakat

(Positive Health Externality).

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 2

Page 11: spm cetak 2011

4. Merupakan indikator kinerja bukan standar teknis, dikelola dengan

manajerial professional sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas

penggunaan sumberdaya.

5. Bersifat dinamis.

6. Ditetapkan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan dasar.

Disamping prinsip-prinsip sebagaimana tersebut di atas, Kementerian

Kesehatan telah sepakat menambahkan kriteria SPM yaitu :

1. Merupakan pelayanan yang langsung dirasakan masyarakat, sehingga

hal-hal yang berkaitan dengan manajemen dianggap sebagai faktor

pendukung dalam melaksanakan urusan wajib (perencanaan,

pembiayaan, pengorganisasian, perizinan, sumberdaya, sistem dsb),

tidak dimasukkan dalam SPM (kecuali critical support function).

2. Merupakan prioritas tinggi bagi Pemerintah Daerah karena melindungi

hak-hak konstitusional perorangan dan masyarakat, untuk melindungi

kepentingan nasional dan memenuhi komitmen nasional dan global serta

merupakan penyebab utama kematian/kesakitan.

3. Berorientasi pada output yang langsung dirasakan masyarakat.

4. Dilaksanakan secara terus menerus (sustainable), terukur (measurable)

dan dapat dikerjakan (feasible).

Sejalan dengan amanat PP Nomor 65 Tahun 2005 dan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007, proses penyusunan SPM-BK di

Kabupaten/Kota melalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengkaji standar jenis pelayanan dasar yang sudah ada dan/atau

standar teknis yang mendukung penyelenggaraan jenis pelayanan dasar.

2. Menyelaraskan jenis pelayanan dasar dengan pelayanan dasar yang

tertuang dalam RPJMN, RKP dan dokumen kebijakan, serta

konvensi/perjanjian internasional.

3. Menganalisa dampak, efisiensi dan efektivitas dari pelayanan dasar

terhadap kebijakan dan pencapaian tujuan nasional.

4. Menganalisis dampak kelembagaan dan personil

5. Mengkaji status pelayanan dasar saat ini, termasuk tingkat pencapaian

tertinggi secara nasional dan daerah.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 3

Page 12: spm cetak 2011

6. Menyusun rancangan SPM

7. Menganalisis pembiayaan pencapaian SPM secara nasional dan daerah

(dampak keuangan).

8. Menganalisis data dan informasi yang tersedia.

9. Melakukan konsultasi dengan sektor-sektor terkait dan daerah.

10. Menggali masukan dari masyarakat dan kelompok-kelompok profesional.

Dalam pelaksanaan SPM-BK untuk jangka waktu tertentu ditetapkan

target pelayanan yang akan dicapai (minimum service target), yang

merupakan spesifikasi peningkatan kinerja pelayanan yang harus dicapai

dengan tetap berpedoman pada standar teknis yang ditetapkan guna

mencapai status kesehatan yang diharapkan. Dalam Urusan Wajib dan SPM,

nilai indikator yang dicantumkan merupakan nilai minimal nasional

sebagaimana komitmen global dan komitmen nasional.

Indikator SPM-BK berdasar Permenkes Nomor

741/MENKES/PER/VII/2008 adalah :

1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4

2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani

3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan.

4. Cakupan pelayanan nifas

5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani

6. Cakupan kunjungan bayi

7. Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

8. Cakupan pelayanan anak balita

9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24

bulan keluarga miskin

10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan

11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

12. Cakupan peserta KB aktif

13. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit

a. Acute Flaccid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk <15 tahun

b. Penemuan penderita Pneumonia balita

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 4

Page 13: spm cetak 2011

c. Penemuan pasien baru TB BTA positif

d. Penderita DBD yang ditangani

e. Penemuan penderita Diare

14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin

15. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin

16. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan Sarana

Kesehatan (Rumah Sakit) di Kabupaten/Kota

17. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan

epidemiologi <24 jam

18. Cakupan Desa Siaga Aktif

SPM mempunyai peranan yang penting dalam penyelenggaraan

pemerintahan daerah, baik bagi pemerintah daerah sebagai perangkat yang

memberikan pelayanan kepada masyarakat maupun bagi masyarakat yang

mendapatkan pelayanan. Bagi pemerintah daerah, SPM dapat dijadikan

sebagai tolok ukur dalam penentuan biaya yang diperlukan untuk

menyediakan pelayanan yang diperlukan oleh masyarakat, SPM akan

menjadi acuan untuk menilai kualitas suatu pelayanan publik yang

disediakan oleh pemerintah daerah.

SPM-BK dapat digunakan untuk menentukan tolok ukur kinerja

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah dalam rangka

pertanggungjawaban Perangkat Daerah untuk mencapai visi, misi, tujuan dan

sasaran pembangunan bidang kesehatan.

Pelaksanaan SPM-BK ini diharapkan pelayanan kesehatan yang

paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi pada tingkat yang paling

minimal sama untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sehingga akan dapat

mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan di berbagai daerah dan

meningkatkan pelayanan publik pada masa-masa mendatang disamping

sebagai dasar untuk kegiatan advokasi dan penentuan prioritas alokasi

sumber daya.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 5

Page 14: spm cetak 2011

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 6

Page 15: spm cetak 2011

BAB II

GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFI

Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia

yang letaknya strategis karena berada diantara dua provinsi besar, Jawa

Barat dan Jawa Timur juga dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Luas wilayah Provinsi Jawa Tengah sebesar 32.544,12 km², terdiri dari 29

kabupaten dan 6 kota, yang tersebar menjadi 573 kecamatan dan 7.809

desa serta 767 kelurahan. Wilayah terluas adalah Kabupaten Cilacap

dengan luas 2.138,51 km², atau sekitar 6,57% dari luas total Provinsi

Jawa Tengah, sedangkan Kota Magelang merupakan wilayah yang

luasnya paling kecil yaitu seluas 18,12 km².

Secara topografi, wilayah di Jawa Tengah terdiri dari wilayah

daratan yang dapat dibagi menjadi 4 (empat) kriteria :

1. Ketinggian antara 0-100 m dari permukaan air laut, seluas 53,3%,

yang daerahnya berada di sepanjang pantai utara dan pantai selatan.

2. Ketinggian antara 100-500 m dari permukaan air laut seluas 27,4%.

3. Ketinggian antara 500-1.000 m dari permukaan air laut seluas 14,7%.

4. Ketinggian diatas 1.000 m dari permukaan air laut seluas 4,6%.

B. KEADAAN PENDUDUK

1. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa

Tengah, jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010

sebesar 32.382.657 jiwa. Dengan luas wilayah sebesar 32.544,12

kilometer persegi (km²), rata-rata kepadatan penduduk sebesar 995

jiwa untuk setiap km². Wilayah terpadat adalah Kota Surakarta,

dengan tingkat kepadatan penduduk sekitar 11.341 jiwa per km² SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 7

Page 16: spm cetak 2011

Wilayah terlapang adalah Kabupaten Blora, dengan tingkat kepadatan

penduduk sekitar 462 jiwa per km², dengan demikian persebaran

penduduk di Jawa Tengah belum merata.

Jumlah rumah tangga sebanyak 8.703.696, maka rata-rata

jumlah anggota rumah tangga adalah 3,72 jiwa untuk setiap rumah

tangga. Penduduk terbanyak di Kabupaten Brebes 1.733.869 jiwa

(5,35%) dan paling sedikit di Kota Magelang 118.227 jiwa (0,37%).

2. Rasio Jenis Kelamin Penduduk

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari

rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan

penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Berdasarkan

hasil Sensus Penduduk tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik,

didapatkan jumlah penduduk laki-laki di Jawa Tengah 16.091.112 jiwa

(49,69%) dan jumlah penduduk perempuan di Jawa Tengah

16.291.545 jiwa (50,31%). Sehingga didapat rasio jenis kelamin

sebesar 98,77 per 100 penduduk perempuan, berarti setiap 100

penduduk perempuan ada sekitar 98 atau 99 penduduk laki-laki.

3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Komposisi penduduk Provinsi Jawa Tengah menurut kelompok

umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki

maupun perempuan mempunyai proporsi terbesar pada kelompok

umur 15-44 tahun. Perbandingan komposisi proporsi penduduk

menurut usia produktif dari tahun 2006 sampai tahun 2010 dapat

dilihat pada tabel berikut :

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 8

Page 17: spm cetak 2011

Tabel 2.1 Persentase Kelompok Usia Produktif Jawa Tengah tahun 2006 - 2010

Kelompok Usia (Thn)

2006 2007 2008 2009 2010

0-14 25,98 % 27,02 % 26,57 % 25,03 % 26,32 %

15-64 66,92 % 65,21 % 65,66 % 67,87 % 66,53 %

65+ 7,10 % 7,77 % 7,77 % 7,11 % 7,05%

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah tahun 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi penduduk tahun

2010 bila dibandingkan dengan tahun 2009, kelompok usia produktif

(15-64 tahun) mengalami penurunan, sedangkan kelompok usia

belum produktif (0-14 tahun) mengalami kenaikan. Hal ini berarti

bahwa angka beban tanggungan menjadi bertambah.

C. KEADAAN EKONOMI

1. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah ukuran

kuantitatif dari kinerja perekonomian suatu wilayah selama satu

periode waktu tertentu. PDRB merupakan total nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit-unit usaha yang beroperasi di wilayah

domestik.

Perekonomian Jawa Tengah pada tahun 2011 mengalami

pertumbuhan sebesar 6,0% dibanding tahun 2010. Berdasarkan hasil

penghitungan triwulan I sampai dengan triwulan IV , PDRB Jawa

Tengah tahun 2011 atas dasar harga berlaku meningkat sebesar Rp.

53,9 triliun, yaitu dari Rp. 444,7 triliun pada tahun 2010 menjadi

sebesar Rp. 498,6 triliun pada tahun 2011. Jika dilihat dari PDRB

atas dasar harga konstan pada tahun 2011 mencapai Rp. 198,2 triliun,

sedangkan pada tahun 2010 sebesar Rp. 187,0 triliun.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 9

Page 18: spm cetak 2011

Selama tahun 2011, semua sektor ekonomi yang membentuk

PDRB mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada

sektor pengangkutan dan komunikasi yang mencapai 8,6%, diikuti

oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran 7,5%, sektor jasa-jasa

7,5%, sektor industri pengolahan 6,7%, sektor keuangan, real estate

dan jasa perusahaan 6,6%, sektor konstruksi 6,3%, sektor

pertambangan dan penggalian 4,9%, sektor listrik, gas dan air bersih

4,3%. Sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan terendah

pada tahun 2011 adalah sektor pertanian yaitu sebesar 1,3%.

Selain itu dapat dilihat besarnya sumbangan (andil) masing-

masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi selam

tahun 2011. Sektor industri pengolahan yang mengalami pertumbuhan

6,7% mampu memberikan andil terbesar terhadap sumber

pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, yaitu sebesar 2,2%. Sumber

pertumbuhan terbesar kedua adalah dari sektor perdagangan, hotel

dan restoran yaitu 1,6%. Sedangkan sektor pengangkutan dan

komunikasi, meskipun mengalami pertumbuhan terbesar yaitu 8,4%,

sektor ini hanya mampu memberikan sumbangan 0,4% terhadap

sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan

kontribusi nilai tambah bruto sektor pengangkutan dan komunikasi

terhadap PDRB Jawa Tengah relatif kecil.

PDRB per kapita merupaka PDRB dibagi dengan jumlah

penduduk pertengahan tahun. Pada tahun 2011 angka PDRB per

kapita atas dasar harga berlaku diperkirakan mencapai 15,4 juta

dengan laju peningkatan sebesar 12,0% dibandingkan dengan PDRB

per kapita tahun 2010 sebesar Rp. 13,7 juta. Sedangkan PDRB per

kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2011 sebesar Rp. 6,1 juta

atau secara riil meningkat sebesar 5,9% dibandingkan dengan tahun

2010 yan gsebesar Rp. 5,8 juta.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 10

Page 19: spm cetak 2011

Tabel 2.2 PDRB per Kapita Jawa Tengah Tahun 2008-2011 (Juta rupiah)

Tahun

PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku

PDRB per Kapita atas dasar harga konstan

2008 11,124 5,142

2009 11,957 5,345

2010 13,732 5,774

2011 15,.376 6,112

Sumber : PDRB Jawa Tengah Tahun 2011

2. Angka Beban Tanggungan

Berdasarkan jumlah penduduk menurut kelompok umur, angka

beban tanggungan (dependency ratio) penduduk Provinsi Jawa

Tengah pada tahun 2010 sebesar 50,31. Angka tersebut mengalami

penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2009 (51,43), berarti pada

tahun 2010 setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun)

harus menanggung beban hidup sekitar 50 penduduk usia belum

produktif (0-14 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun ke atas).

D. KEADAAN PENDIDIKAN

Tingkat pendidikan dapat berkaitan dengan kemampuan menyerap

dan menerima informasi kesehatan serta kemampuan dalam berperan

serta dalam pembangunan kesehatan. Masyarakat yang memiliki

pendidikan yang lebih tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan

wawasan yang lebih luas sehingga lebih mudah menyerap dan

menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam

mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.

Dibandingkan dengan tahun 2009 secara umum telah terjadi

peningkatan di bidang pendidikan. Peningkatan terjadi pada tingkat

pendidikan SD, SMP dan Akademi/Perguruan Tinggi. Hal ini wajar terjadi

mengingat semakin digalakkannya program sekolah gratis bagi jenjang

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 11

Page 20: spm cetak 2011

SD dan SMP dan program-program pendidikan lainnya. Berikut ini

disajikan tabel persentase jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas

menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Provinsi Jawa Tengah

tahun 2007-2010.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Usia 10 tahun ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 - 2010

Blm/Tdk Tdk punya Tahun Pernah Ijazah SD/MI SMP

Sekolah SD/MI

SMU/ DIPL/ SMK AK/PT

Total

2007 7,84 26,46 31,74 15,58 12,45 5,93 100,00

2008 9,33 23,03 32,01 16,58 14,64 4,41 100,00

2009 8,42 22,16 32,50 17,22 15,21 4,48 100,00

2010 8,13 18,91 34,55 18,11 10,48 4,93 100,00

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah tahun 2010

Peningkatan tersebut berimbas pada kemampuan baca tulis

penduduk yang tercermin dari angka melek huruf. Persentase penduduk

yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya pada

tahun 2010 sebesar 91,02%, sedangkan yang buta huruf sebesar 8,98%.

Bila dilihat dari jenis kelaminnya, maka penduduk laki-laki lebih banyak

yang melek huruf dibandingkan dengan penduduk perempuan, angka

melek penduduk laki-laki sebesar 94,28% dan perempuan sebesar

87,87%.

Demikian gambaran umum Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010

secara ringkas dengan penyajian tentang kependudukan, perekonomian

dan pendidikan. Faktor perekonomian dan pendidikan secara bersama-

sama dengan kesehatan digunakan untuk menentukan Indeks

Pembangunan Manusia.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 12

Page 21: spm cetak 2011

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM-BK)

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan RI Nomor 741/MENKES/PER/VII/2008 terdiri dari empat jenis

pelayanan dan 22 indikator kinerja.

Tabel 3.1 Pencapaian Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2011

Capaian Capaian Capaian Jumlah Indikator Indikator Indikator

No Jenis Pelayanan Indikator Kinerja th Kinerja th Kinerja th Kinerja 2009 thd 2010 thd 2011 thd

Target Target Target

1 Pelayanan Kesehatan

Dasar

2 Pelayanan Kesehatan

Rujukan

Penyelidikan Epidemiologi

3 dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa/KLB

Promosi Kesehatan dan 4 Pemberdayaan

Masyarakat

18 5 (27,78%) 6 (33,33%) 7 (38,89%)

2 0 (0,00%) 0 (0,00%) 0 (0,00%)

1 1 (100%) 0 (0,00%) 1 (100%)

1 0 (0,00%) 0 (0,00%) 1 (100%)

Jumlah 22 6 (27,27%) 6 (27,27%) 9 (40,91%)

Pencapaian 22 indikator kinerja SPM-BK yang wajib dilaksanakan di

kabupaten/kota tahun 2011, 9 indikator (40,91%) telah mencapai target

SPM-BK tahun 2010/2015. Pencapaian tersebut lebih tinggi dibandingkan

pencapaian tahun 2010 (6 indikator/27,27%). Pada tahun 2011, indikator

kinerja yang telah mencapai target adalah indikator untuk jenis pelayanan

Kesehatan Dasar (7 indikator/38,89%), Penyelidikan Epidemiologi dan

Penanggulangan Kejadian Luar Biasa-KLB (satu indikator) dan Promosi

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 13

Page 22: spm cetak 2011

Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (satu indikator). Persentase

pencapaian indikator kinerja SPM-BK kabupaten/kota tahun 2011 secara rinci

sebagai berikut :

Tabel 3.2 Persentase Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah tahun 2011

Persentase Pencapaian Indikator Kinerja SPM Bidang Kesehatan

> 50% >40,9% - <50% < 40,9%

24 Kab/kota (68,57%)

1. Demak (77,3%)

2. Kt Pekalongan (77,3%)

3. Sukoharjo (68,2%)

4. Kudus (68,2%)

5. Kota Salatiga (68,2%)

6. Kota Surakarta (63,6%)

7. Kota Tegal (63,6%)

8. Kebumen (59,1%)

9. Purworejo (59,1%)

10. Wonosobo (59,1%)

11. Magelang (59,1%)

12. Sragen (59,1%)

13. Blora (59,1%)

14. Temanggung (59,1%)

15. Kota Magelang (59,1%)

16. Banyumas (54,5%)

17. Purbalingga (54,5%)

18. Pati (54,5%)

19. Pekalongan (54,5%)

20. Brebes (54,5%)

21. Banjarnegara (50%)

22. Grobogan (50%)

23. Jepara (50%)

24. Kab. Semarang (50%)

8 Kab/kota (22,86%) 3 Kab/Kota (8,57%)

1. Karanganyar (45,5%) 1. Boyolali (36,4%)

2. Rembang (45,5%) 2. Klaten (36,4%)

3. Kendal (45,5%) 3. Wonogiri (36,4%)

4. Kota Semarang (45,5%)

5. Cilacap (40,9%)

6. Batang (40,9%)

7. Pemalang (40,9%)

8. Tegal (40,9%)

Pencapaian Indikator SPM-BK tahun 2011 sebagai berikut:

A. JENIS PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar terdiri dari 18 indikator kinerja

dengan pencapaian sebesar 38,89% (7 indikator) telah mencapai target

2010/2015, yaitu indikator kinerja cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, cakupan

pelayanan nifas, cakupan kunjungan bayi, cakupan balita gizi buruk SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 14

Page 23: spm cetak 2011

mendapat perawatan, cakupan peserta KB Aktif, AFP rate/100.000

penduduk <15 tahun dan Penderita DBD yang ditangani .

Indikator yang belum mencapai target ada 11 indikator (61,11%)

yang terdiri dari cakupan kunjungan ibu hamil K4, cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani, cakupan neonatus dengan komplikasi yang

ditangani, desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI), cakupan

pelayanan anak balita, cakupan pemberian makanan pendamping ASI

pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin, cakupan penjaringan

kesehatan siswa sekolah dasar atau setingkat, penemuan penderita

pneumonia balita, penemuan pasien baru TB BTA positif, penemuan

penderita diare dan cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien

masyarakat miskin.

Kabupaten/kota belum ada yang mencapai target untuk semua

indikator pada Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar. Pencapaian

masingmasing indikator kinerja pada jenis pelayanan sebagai berikut:

1. Cakupan kunjungan Ibu hamil K-4

Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil

yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan stándar

paling sedikit empat kali (dengan distribusi pemberian pelayanan

minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan

kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan) di satu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang

mencakup minimal: (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan,

(2) Ukur tekanan darah, (3) Skrining status imunisasi tetanus

(pemberian Tetanus Toksoid), (4) Ukur tinggi fundus uteri,

(5) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (6) Temu

wicara (pemberian komunikasi interpersonal & konseling), (7) Test

laboratorium sederhana (Hb, protein urin) dan atau berdasarkan

indikasi (HbsAG, Sifilis, HIV, Malaria, TBC).

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 15

Page 24: spm cetak 2011

Indikator tersebut untuk mengukur kemampuan manajemen

program KIA dalam melindungi ibu hamil sehingga kesehatan janin

terjamin melalui penyediaan pelayanan antenatal.

Cakupan K4 tahun 2011 sebesar 93,71% dengan cakupan

tertinggi Kabupaten Pekalongan (101,81%) dan cakupan terendah

Kabupaten Klaten (83,36%). Kabupaten/kota yang sudah melampaui

target cakupan K4 (>95%) sejumlah 15 kabupaten/kota (42,86%).

Daftar lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan K4 (>95%) Tahun 2011

Cakupan K4

>95% <95%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kab. Pekalongan 101,81 1. Kab. Brebes 94,95 2. Kab. Demak 99,74 2. Kota Semarang 94,42 3. Kab. Blora 98,25 3. Kota Magelang 94,42 4. Kab. Banyumas 98,19 4. Kab. Grobogan 93,91 5. Kab. Cilacap 98,16 5. Kab. Kendal 93,91 6. Kab. Jepara 97,17 6. Kab. Boyolali 93,49 7. Kab. Sukoharjo 97,12 7. Kab. Temanggung 93,30 8. Kab. Kebumen 96,80 8. Kab. Pati 93,15 9. Kota Surakarta 96,55 9. Kab. Karanganyar 92,80 10. Kota Salatiga 96,25 10. Kab. Sragen 92,77 11. Kab. Purbalingga 96,04 11. Kab. Tegal 92,38 12. Kota Pekalongan 95,90 12. Kab. Wonogiri 91,01 13. Kab. Kudus 95,86 13. Kab. Purworejo 90,24 14. Kota Tegal 95,36 14. Kab. Batang 89,37 15. Kab. Wonosobo 95,00 15. Kab. Magelang 89,29

16. Kab. Semarang 88,30 17. Kab. Banjarnegara 87,58 18. Kab. Pemalang 86,79 19. Kab. Rembang 84,73 20. Kab. Klaten 83,36

Pencapaian cakupan K4 mengalami fluktuasi dari tahun 2008

sebesar 90,14% meningkat menjadi 93,39% di tahun 2009, terjadi

sedikit penurunan di tahun 2010 (92,04%) dan meningkat lagi pada

tahun 2011 (93,71%). Cakupan selama 4 tahun tersebut belum

mencapai target tahun 2015 (95%).

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 16

Page 25: spm cetak 2011

100

95

90

85

80 2008 2009 2010 2011

Cakupan K4 90,14 93,39 92,04 93,71

Target 95 95 95 95

Gambar 3.1 Cakupan K4 Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu

dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan

standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar

dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah

Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu

bersalin dan ibu nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau

bayi. Komplikasi dalam kehamilan diantaranya:

(1) Abortus,

(2) Hiperemesis Gravidarum,

(3) Perdarahan per vaginam,

(4) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia),

(5) Kehamilan lewat waktu,

(6) Ketuban pecah dini.

Komplikasi dalam persalinan diantaranya :

(1) Kelainan letak/presentasi janin,

(2) Partus macet/distosia,

(3) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia), SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 17

Page 26: spm cetak 2011

(4) Perdarahan pasca persalinan,

(5) Infeksi berat/sepsis,

(6) Kontraksi dini/persalinan premature,

(7) Kehamilan ganda.

Komplikasi dalam nifas diantaranya:

(1) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia),

(2) Infeksi nifas,

(3) Perdarahan nifas.

Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan

terakhir untuk meyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi

kebidanan.

Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen

program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara

profesional kepada ibu (hamil, bersalin, nifas) dengan komplikasi.

Jumlah ibu hamil risiko tinggi/komplikasi di Provinsi Jawa

Tengah tahun 2011 sebanyak 126.644 ibu hamil. Cakupan

komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2011 sebesar 75,16%

lebih rendah dibanding tahun 2010 (78,10%). Pencapaian cakupan

tahun ini masih dibawah target SPM tahun 2015 (80%), tetapi

diharapkan target tersebut bisa tercapai sebelum tahun 2015.

90

80

70

60

50 2009 2010 2011

Cakupan 57,78 78,1 75,16

Target 80 80 80

Gambar 3.2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 18

Page 27: spm cetak 2011

Kabupaten/kota yang sudah mencapai target SPM sebanyak

17 kabupaten/kota (48,57%). Kabupaten/kota dengan cakupan

tertinggi adalah Kabupaten Boyolali (100%) dan Kota Magelang

(100%), sementara kabupaten dengan cakupan terendah adalah

Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Karanganyar dengan cakupan

masing-masing 45,23%. Daftar lengkap pencapaian indikator dapat

dilihat di tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani Tahun 2011

Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

> 80% < 80%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kab. Boyolali 2. Kota Magelang 3. Kab. Semarang 4. Kab. Temanggung 5. Kab. Sragen 6. Kab. Magelang 7. Kab. Demak 8. Kab. Purworejo 9. Kab. Kebumen 10. Kab. Sukoharjo 11. Kab. Banjarnegara 12. Kab. Wonosobo 13. Kab. Banyumas 14. Kota Surakarta 15. Kab. Kudus 16. Kab. Blora 17. Kota Pekalongan

100,00 100,00 97,92 96,91 95,43 94,94 92,67 92,08 90,71 88,59 88,43 85,81 85,58 82,54 82,13 81,72 80,03

1. Kab. Jepara 2. Kota Semarang 3. Kab. Batang 4. Kab. Pati 5. Kab. Rembang 6. Kota Salatiga 7. Kab. Kendal 8. Kab. Pemalang 9. Kab. Tegal 10. Kota Tegal 11. Kab. Grobogan 12. Kab. Klaten 13. Kab. Brebes 14. Kab. Wonogiri 15. Kab. Pekalongan 16. Kab. Purbalingga 17. Kab. Cilacap 18. Kab. Karanganyar

79,79 79,37 78,64 72,39 72,21 67,42 67,13 66,41 66,06 64,96 64,79 62,77 58,30 56,92 52,12 51,16 45,53 45,23

3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang

Memiliki Kompetensi Kebidanan

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan adalah ibu bersalin yang mendapat

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 19

Page 28: spm cetak 2011

Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan

dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan. Tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga

kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai

standar. Indikator ini adalah untuk mengukur kemampuan

manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan

persalinan yang profesional.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang

memiliki kompetensi kebidanan tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun

2011 sebesar 96,79%, lebih tinggi dibandingkan cakupan tahun

2010 yang sebesar 93,62% dengan cakupan terendah 90,78%

(Kabupaten Boyolali) dan tertinggi 104,1% (Kabupaten Pekalongan).

Pada tahun ini semua kabupaten/kota sudah mencapai target SPM

(90%). Naiknya cakupan pertolongan persalinan menunjukkan

meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan

persalinan oleh tenaga kesehatan, adanya perencanaan persalinan

yang baik dari ibu, suami maupun dukungan keluarga.

Rata-rata cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga

kesehatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan

peningkatan, sebagaimana yang terlihat pada gambar berikut. Ini.

100

95

90

85 2008 2009 2010 2011

Persalinan 90,98 93,03 93,62 96,79

Nakes

Target 90 90 90 90

Gambar 3.3 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008-2011

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 20

Page 29: spm cetak 2011

4. Cakupan Pelayanan Nifas

Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan

neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan

sesuai standar.

Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari

pasca persalinan. Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan

kepada ibu nifas sedikitnya 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan

sampai dengan 3 hari, pada minggu ke II, dan pada minggu ke VI

termasuk pemberian Vitamin A 2 kali serta persiapan dan/atau

pemasangan KB pasca persalinan.

Dalam pelaksanaan pelayanan nifas dilakukan juga

pelayanan neonatus sesuai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-24 jam

setelah lahir, pada 3-7 hari dan pada 8-28 hari setelah lahir yang

dilakukan di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.

Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan

neonatal dasar (ASI eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan

mata, tali pusat, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan

pada saat lahir, pemberian imunisasi hepatitis B1 apabila tidak

diberikan pada saat lahir dan manajemen terpadu bayi muda).

Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari. Indikator ini untuk

mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam

menyelenggarakan pelayanan nifas yang profesional.

Cakupan pelayanan nifas tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun

2011 sebesar 93,97%, melebihi target cakupan pelayanan nifas

tahun 2015 (90%), dengan cakupan terendah 64,68% (Kota

Semarang) dan tertinggi 100,61% (Kabupaten Banyumas).

Kabupaten/kota yang telah mencapai target SPM sejumlah 31

(88,57%) dan masih ada empat kabupaten/kota (21,43%) yang

belum mencapai target. Daftar pencapaian indikator secara lengkap

dapat dilihat di tabel 3.5.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 21

Page 30: spm cetak 2011

Tabel 3.5 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan Pelayanan Nifas Tahun 2011

Cakupan Pelayanan Nifas

> 90% < 90%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kab. Banyumas 2. Kab. Klaten 3. Kab. Pekalongan 4. Kota Magelang 5. Kota Pekalongan 6. Kab. Magelang 7. Kab. Demak 8. Kab. Pemalang 9. Kota Surakarta 10. Kab. Batang 11. Kab. Jepara 12. Kab. Purbalingga 13. Kab. Wonosobo 14. Kab. Sukoharjo 15. Kab. Pati 16. Kota Tegal 17. Kab. Grobogan 18. Kab. Kebumen 19. Kab. Blora 20. Kota Salatiga 21. Kab. Cilacap 22. Kab. Brebes 23. Kab. Kudus 24. Kab. Purworejo 25. Kab. Karanganyar 26. Kab. Tegal 27. Kab. Kendal 28. Kab. Wonogiri 29. Kab. Sragen 30. Kab. Temanggung 31. Kab. Rembang

100,61 100,00 100,00 100,00 99,73 99,56 99,53 99,50 99,49 99,18 98,60 98,21 98,13 96,93 96,83 96,28 96,14 95,56 95,46 95,20 95,06 94,57 94,53 92,71 92,60 92,58 91,70 91,66 91,55 90,58 90,04

1. Kab. Semarang 2. Kab. Banjarnegara 3. Kab. Boyolali 4. Kota Semarang

87,82 85,61 84,13 64,68

Rata-rata pencapaian cakupan pelayanan nifas mengalami

fluktuasi yaitu dari 92,94% pada tahun 2008 menurun menjadi

80,29% pada tahun 2009, meningkat pada tahun 2010 menjadi

93,43% dan 93,97% pada tahun 2011. SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 22

Page 31: spm cetak 2011

95

90

85

80 2008 2009 2010 2011

Pelayanan Nifas 92,94 80,29 93,43 93,97

Target 90 90 90 90

Gambar 3.4. Cakupan Pelayanan Nifas Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

5. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani

Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah

neonatus dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga

kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan.

Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari. Neonatus dengan

komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan yang

dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus

dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus

neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir

rendah <2500 gr), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan

congenital.

Neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus

komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang

terlatih, dokter dan bidan di sarana pelayanan kesehatan.

Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi adalah dihitung

berdasarkan 15% dari jumlah bayi baru lahir. Sarana Pelayanan

Kesehatan adalah polindes, praktek bidan, puskesmas, puskesmas

perawatan/PONED, rumah bersalin, dan rumah sakit pemerintah/

swasta. Penanganan definitif adalah pemberian tindakan akhir pada SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 23

Page 32: spm cetak 2011

setiap kasus komplikasi neonatus. Indikator ini mengukur

kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan

pelayanan kesehatan secara profesional kepada neonatus dengan

komplikasi.

Tahun 2011 perkiraan bayi dengan komplikasi bila dihitung

dari banyaknya sasaran bayi adalah 86.333 bayi, menurun

dibanding perkiraan tahun 2010 (87.311 bayi). Dari jumlah perkiraan

tersebut, yang mendapat penanganan oleh tenaga kesehatan di tiap

jenjang pelayanan kesehatan sebesar 55,10% atau sebanyak

47.569 bayi, meningkat bila dibanding pencapaian tahun 2010 yang

sebesar 44,70%. Cakupan tersebut masih jauh dari target SPM

tahun 2010, yaitu setiap kabupaten/kota seharusnya mencapai

target minimal 80%.

Rata-rata cakupan neonatus dengan komplikasi yang

ditangani dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan

peningkatan, sebagaimana yang terlihat pada gambar 3.5. berikut. 80

65

50

35

20

2009 2010 2011

Cakupan 24,92 44,7 55,1

Target 80 80 80

Gambar 3.5 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011

Kabupaten/kota yang telah mencapai target SPM sejumlah 8

kabupaten/kota (22,86%). Kabupaten dengan cakupan di atas 100%

adalah Kabupaten Sukoharjo (121,1%) dan Kabupaten Boyolali

(102,6%). Sedangkan cakupan terendah di Kota Surakarta (14,42). SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 24

Page 33: spm cetak 2011

Tabel 3.6 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani Tahun 2011

Cakupan Neonatus dg komplikasi yg ditangani

> 80% < 80%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kab. Sukoharjo 2. Kab. Boyolali 3. Kota Salatiga 4. Kab. Demak 5. Kab. Purworejo 6. Kab. Kudus 7. Kab. Blora 8. Kota Pekalongan

121,10 102,61 96,35 92,35 89,38 86,20 84,45 80,28

1. Kota Magelang 2. Kab. Klaten 3. Kab. Banyumas 4. Kab. Sragen 5. Kab. Tegal 6. Kab. Pemalang 7. Kab. Cilacap 8. Kab. Batang 9. Kota Semarang 10. Kab. Jepara 11. Kab. Pati 12. Kab. Purbalingga 13. Kota Tegal 14. Kab. Semarang 15. Kab. Banjarnegara 16. Kab. Magelang 17. Kab. Pekalongan 18. Kab. Temanggung 19. Kab. Kebumen 20. Kab. Grobogan 21. Kab. Wonosobo 22. Kab. Brebes 23. Kab. Karanganyar 24. Kab. Kendal 25. Kab. Rembang 26. Kab. Wonogiri 27. Kota Surakarta

73,71 70,51 63,27 60,65 59,96 59,74 59,14 58,09 56,63 53,66 53,08 52,25 52,11 51,58 48,46 38,71 35,45 34,58 34,08 34,02 32,84 32,70 32,22 30,30 25,73 18,40 14,42

6. Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang

memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh

dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis

kesehatan, paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu.

Kunjungan bayi adalah kunjungan bayi umur 29 hari-11 bulan

di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah

bersalin dan rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 25

Page 34: spm cetak 2011

penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan

petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal

empat kali yaitu satu kali pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada

umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur

9-11 bulan.

Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi

dasar (BCG, DPT/HB 1-3, Polio 1-4, Campak), stimulasi deteksi

intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) bayi dan penyuluhan

perawatan kesehatan bayi (meliputi konseling ASI eksklusif,

pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan

dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan

pertumbuhan dan pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11

bulan). Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen

program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya

terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.

Cakupan kunjungan bayi Provinsi Jawa Tengah pada tahun

2011 sebesar 92,64% lebih rendah dibandingkan pencapaian

cakupan tahun 2010 yang sebesar 93,73%.

98

96

94

92

90

88

2008 2009 2010 2011

Kunjungan Bayi 96,04 95,07 93,73 92,64

Target 90 90 90 90

Gambar 3.6 Cakupan Kunjungan Bayi Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

Berdasarkan gambar 3.6 diketahui bahwa pencapaian

cakupan kunjungan bayi dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011

menunjukkan penurunan tetapi masih di atas target SPM (90%)

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 26

Page 35: spm cetak 2011

yaitu dari 96,04% pada tahun 2008, turun menjadi 95,07% tahun

2009, menjadi 93,73% tahun 2010 dan 92,64% pada tahun 2011.

Tabel 3.7 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2011

Cakupan Kunjungan Bayi

>90% <90%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kab. Brebes 2. Kab. Wonosobo 3. Kab. Demak 4. Kab. Sukoharjo 5. Kab. Kendal 6. Kab. Batang 7. Kota Semarang 8. Kab. Banyumas 9. Kab. Grobogan 10. Kab. Pati 11. Kab. Banjarnegara 12. Kab. Semarang 13. Kota Pekalongan 14. Kab. Kudus 15. Kab. Karanganyar 16. Kab. Purbalingga 17. Kab. Magelang 18. Kab. Blora 19. Kota Tegal 20. Kab. Kebumen 21. Kab. Temanggung 22. Kota Surakarta 23. Kab. Sragen 24. Kota Salatiga 25. Kab. Jepara 26. Kab. Purworejo

104,11 100,92 100,55 100,33 100,00 99,71 99,57 99,11 98,95 97,40 97,27 97,04 95,48 95,22 94,87 94,85 94,71 94,65 94,36 94,29 92,27 91,18 91,12 90,98 90,66 90,34

1. Kab. Pemalang 2. Kota Magelang 3. Kab. Cilacap 4. Kab. Tegal 5. Kab. Rembang 6. Kab. Klaten 7. Kab. Wonogiri 8. Kab. Pekalongan 9. Kab. Boyolali

89,91 89,68 89,39 89,24 87,94 85,86 73,22 70,77 44,19

Dari 35 kabupaten/kota, sebanyak 26 kabupaten/kota

(74,29%) telah berhasil mencapai target SPM tahun 2010 (90%),.

dengan cakupan terendah 44,19% (Kabupaten Boyolali) dan

tertinggi 104,11% (Kabupaten Brebes).

7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization.

Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

adalah desa/kelurahan dimana >80% dari jumlah bayi yang ada di SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 27

Page 36: spm cetak 2011

desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam

waktu satu tahun.

UCI adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada

bayi (0-11 bulan), ibu hamil, Wanita Usia Subur (WUS) dan anak

sekolah tingkat dasar. Imunisasi dasar lengkap pada bayi (0-11

bulan) meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis

Hepatitis B, 1 dosis Campak. Ibu hamil dan WUS meliputi 2 dosis

TT. Anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak

dan 2 dosis TT.

Tujuan Program Imunisasi adalah menurunkan angka

kesakitan, kematian dan kecacatan bayi, anak dan balita akibat

penyakit PD3I (seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus,

Polio, Hepatitis B dan Campak).

Pencapaian desa/kelurahan UCI dari tahun 2008 sampai

dengan 2011 mengalami peningkatan sebagaimana terlihat pada

gambar 3.7. di bawah ini.

100

95

90

85

80 2008 2009 2010 2011

Cakupan 86,69 91,95 94,06 96,37

Target 100 100 100 100

Gambar 3.7 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

Kabupaten/kota yang telah mencapai target SPM ada 18

kabupaten/kota (51,43%). Daftar lengkapnya dapat dilihat di tabel

3.8 di bawah ini. SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 28

Page 37: spm cetak 2011

Tabel 3.8 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan Desa/Kelurahan UCI Tahun 2011

Cakupan Desa/kelurahan UCI

>100% <100%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kab. Banyumas 2. Kab. Kebumen 3. Kab. Magelang 4. Kab. Sragen 5. Kab. Grobogan 6. Kab. Kudus 7. Kab. Demak 8. Kab. Semarang 9. Kab. Temanggung 10. Kab. Pekalongan 11. Kab. Pemalang 12. Kab. Tegal 13. Kota Magelang 14. Kota Surakarta 15. Kota Salatiga 16. Kota Semarang 17. Kota Pekalongan 18. Kota Tegal

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

1. Kab. Cilacap 2. Kab. Sukoharjo 3. Kab. Kendal 4. Kab. Brebes 5. Kab. Klaten 6. Kab. Jepara 7. Kab. Boyolali 8. Kab. Purbalingga 9. Kab. Wonosobo 10. Kab. Purworejo 11. Kab. Rembang 12. Kab. Banjarnegara 13. Kab. Blora 14. Kab. Pati 15. Kab. Karanganyar 16. Kab. Wonogiri 17. Kab. Batang

99,30 98,80 98,60 98,32 98,25 97,94 97,75 97,49 96,23 95,75 93,20 93,17 92,88 92,61 86,44 84,35 66,13

8. Cakupan Pelayanan Anak Balita

Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12-59

bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan. Anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan.

Setiap anak umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan

pertumbuhan setiap bulan, minimal 8x dalam setahun yang tercatat

di Kohort Anak balita dan Pra Sekolah, Buku KIA/KMS atau buku

pencatatan dan pelaporan lainnya.

Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan

pertinggi/panjang badan (BB/TB). Di tingkat masyarakat

pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur

(BB/U) setiap bulan di Posyandu, Taman Bermain, Pos PAUD,

Taman Penitipan Anak dan Taman Kanak-Kanak, serta Raudatul

Athfal dan lain-lain. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 29

Page 38: spm cetak 2011

berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah

harus dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan untuk menentukan

status gizinya dan upaya tindak lanjut.

Pemantauan perkembangan meliputi penilaian

perkembangan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta

sosialisasi dan kemandirian, pemeriksaan daya dengar, daya lihat.

Jika ada keluhan atau kecurigaan terhadap anak, dilakukan

pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autisme serta

gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas. Bila ditemukan

penyimpangan atau gangguan perkembangan harus dilakukan

rujukan kepada tenaga kesehatan yang lebih memiliki kompetensi.

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak

usia 12-59 bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDK minimal 2

kali pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada Kohort Anak Balita

dan Prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan

SDIDK dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh

kesehatan masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam

menjalankan tugasnya melakukan stimulasi dan deteksi dini

penyimpangan tumbuh kembang anak.

Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen

program KIA dalam melindungi anak balita sehingga kesehatannya

terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.

Rata-rata cakupan pelayanan anak balita mengalami

peningkatan yaitu dari 44,76% pada tahun 2008 menjadi 50,29%

pada tahun 2009, menjadi 59,36% pada tahun 2010 dan 81,02 pada

tahun 2010.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 30

Page 39: spm cetak 2011

95

85

75

65

55

45

35

25 2008 2009 2010 2011

Cakupan 44,76 50,29 59,36 81,02

Target 90 90 90 90

Gambar 3.8 Cakupan Pelayanan Anak Balita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 - 2011

Kabupaten/kota yang telah mencapai target SPM sejumlah 10

kabupaten/kota (28,57%).

Tabel 3.9 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target

Cakupan Pelayanan Anak Balita Tahun 2011

Cakupan Pelayanan Anak Balita

>90% <90%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

Kab. Magelang Kab. Brebes Kab. Pekalongan Kab. Kudus Kab. Semarang Kab. Demak Kab. Sukoharjo Kota Semarang Kab. Purbalingga Kab. Kendal

108,09 100,00 96,31 93,25 93,22 93,06 92,49 91,08 90,14 90,09

Kab. Rembang Kota Pekalongan Kab. Banyumas Kab. Temanggung Kab. Cilacap Kab. Blora Kab. Jepara Kab. Sragen Kota Tegal Kab. Wonosobo Kab. Batang Kab. Kebumen Kab. Grobogan Kab. Purworejo Kab. Banjarnegara Kab. Klaten Kab. Karanganyar Kota Surakarta Kab. Pemalang Kab. Pati Kab. Tegal Kota Salatiga Kota Magelang Kab. Wonogiri Kab. Boyolali

89,62 88,42 87,16 86,91 82,10 81,16 80,86 80,44 80,22 79,23 79,15 78,85 78,78 78,27 77,11 77,02 75,55 74,67 74,65 69,17 61,20 50,75 48,35 37,07 34,03

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 31

Page 40: spm cetak 2011

Kabupaten dengan cakupan di atas 100% adalah Kabupaten

Magelang (108,1%) dan Kabupaten Brebes (100%). Sedangkan

cakupan terendah di Kabupaten Boyolali (34%).

9. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu pada

Anak Usia 6 - 24 Bulan Keluarga Miskin.

Cakupan pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-

ASI) pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah pemberian

MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90

hari.

Pengertian anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah bayi

usia 6-11 bulan dan anak usia 12-24 bulan dari Keluarga Miskin

(Gakin). Kriteria Gakin ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.

MP-ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan

biskuit untuk anak usia 12-24 bulan.

Cakupan pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bulan

keluarga miskin tahun 2011 sebesar 38,31% meningkat bila

dibandingkan tahun 2010 (32,32%), tetapi masih jauh dari target

SPM (100%).

100

80

60

40

20 2009 2010 2011

Cakupan 25,43 32,32 38,31

Target 100 100 100

Gambar 3.9 Cakupan Pemberian MP-ASI pada Anak Usia 6-24 bln Keluarga Miskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 32

Page 41: spm cetak 2011

Kabupaten/kota yang telah mencapai target SPM sejumlah 9

kabupaten/kota (25,71%). Ada 14 kabupaten/kota yang

pencapaiannya 0% karena tahun 2011 tidak ada kegiatan

pengadaan MP-ASI. Daftar lengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.10 di

bawah ini.

Tabel 3.10 Kabupaten/Kota Berdasarkan Target Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak usia 6-24 bln keluarga miskin tahun 2010

Cakupan Pemberian MP-ASI

>100% <100%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kab. Purworejo 2. Kab. Wonosobo 3. Kab. Boyolali 4. Kab. Blora 5. Kab. Rembang 6. Kab. Demak 7. Kab. Temanggung 8. Kota Salatiga 9. Kota Pekalongan

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

1. Kota Magelang 2. Kab. Batang 3. Kab. Cilacap 4. Kab. Banjarnegara 5. Kab. Purbalingga 6. Kab. Pati 7. Kota Tegal 8. Kota Semarang 9. Kab. Sukoharjo 10. Kab. Kebumen 11. Kab. Banyumas 12. Kab. Brebes 13. Kab. Magelang 14. Kab. Klaten 15. Kab. Wonogiri 16. Kab. Karanganyar 17. Kab. Sragen 18. Kab. Grobogan 19. Kab. Kudus 20. Kab. Jepara 21. Kab. Semarang 22. Kab. Kendal 23. Kab. Pekalongan 24. Kab. Pemalang 25. Kab. Tegal 26. Kota Surakarta

81,91 80,95 59,48 59,18 51,42 19,98 12,77 10,96 4,79 3,81 3,48 0,40

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan .

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita

gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai

tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 33

Page 42: spm cetak 2011

Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4

tahun 11 bulan) yang ada di kabupaten/kota. Gizi buruk adalah

status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan

Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus,

kwasshiorkor dan marasmus-kwashiorkor). Perawatan adalah

perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk.

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan mengalami

fluktuasi dari 80,97% tahun 2008 turun menjadi 72,49% tahun 2009,

meningkat menjadi 93,28% tahun 2010 dan meningkat lagi menjadi

100% tahun 2011.

110

100

90

80

70

60

50 2008 2009 2010 2011

Cakupan 80,97 72,49 93,28 100

Target 100 100 100 100

Gambar 3.10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan semua

kabupaten/kota 100% kecuali Kota Surakarta karena selama tahun

2011 tidak ada kasus gizi buruk.

11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

adalah cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa

kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru

UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 34

Page 43: spm cetak 2011

kerja pada kurun waktu tertentu. Penjaringan kesehatan siswa SD

dan setingkat adalah pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi

dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjaringan kesehatan

terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama guru dan dokter kecil.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas

program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan

hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak

usia sekolah yang berada di sekolah. Sekolah Dasar setingkat

adalah Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar Swasta, Sekolah

Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah serta satuan pendidikan

keagamaan termasuk ponpes baik jalur pendidikan sekolah maupun

luar sekolah.

Tenaga Kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau

petugas Puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga

pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau

guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan

telah dilatih tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader

kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5

SD dan setingkat yang telah mendapatkan pelatihan dokter kecil.

Indikator ini untuk mengukur kemampuan manajemen

program Usaha Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak

sekolah sehingga kesehatannya terjamin melalui pelayanan

kesehatan.

Siswa SD dan setingkat ditargetkan 100% mendapatkan

pemantauan kesehatan melalui penjaringan kesehatan. Dengan

melakukan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

diharapkan dapat menapis/menjaring anak yang sakit dan

melakukan tindakan intervensi secara dini sehingga anak yang sakit

menjadi sembuh dan anak yang sehat tidak tertular menjadi sakit.

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 sebesar 78,72% dibawah

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 35

Page 44: spm cetak 2011

target SPM (100%). Kabupaten/kota yang sudah mencapai target

sebanyak 6 kabupaten/kota (17,14%). Selengkapnya dapat dilihat

pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Kabupaten/kota berdasarkan target cakupan penjaringan kesehatan Siswa SD dan setingkat tahun 2011

Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

>100% <100%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kab. Purbalingga 2. Kab. Sukoharjo 3. Kab. Sragen 4. Kab. Pati 5. Kab. Demak 6. Kota Surakarta

100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

1. Kab. Temanggung 2. Kab. Cilacap 3. Kab. Jepara 4. Kab. Tegal 5. Kab. Kudus 6. Kota Semarang 7. Kab. Pekalongan 8. Kota Pekalongan 9. Kab. Karanganyar 10. Kab. Semarang 11. Kab. Klaten 12. Kota Tegal 13. Kota Salatiga 14. Kab. Magelang 15. Kab. Batang 16. Kab. Kebumen 17. Kab. Wonosobo 18. Kab. Rembang 19. Kab. Banyumas 20. Kab. Purworejo 21. Kab. Brebes 22. Kab. Kendal 23. Kab. Grobogan 24. Kota Magelang 25. Kab. Banjarnegara 26. Kab. Pemalang 27. Kab. Blora 28. Kab. Wonogiri 29. Kab. Boyolali

99,99 99,91 99,71 99,50 99,00 98,96 98,55 98,54 97,96 97,59 95,00 93,75 92,02 91,34 85,08 83,92 83,81 79,89 77,19 75,69 75,09 68,89 65,76 63,91 58,42 52,92 38,56 28,52 15,55

Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

mengalami peningkatan yaitu dari 43,77% tahun 2008, meningkat

menjadi 43,80% tahun 2009, menjadi 52,61% tahun 100 dan

78,72% tahun 2011. SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 36

Page 45: spm cetak 2011

110

100

90

80

70

60

50

40 2008 2009 2010 2011

Penjaringan 43.77 43.8 52.61 78.72

Target 100 100 100 100

Gambar 3.11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

12. Cakupan Peserta Keluarga Berencana Aktif

Cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif adalah

jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia

Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Peserta KB Aktif adalah PUS yang salah satu pasangannya masih

menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi

tersebut. PUS adalah pasangan suami-istri, yang istrinya berusia

15-49 tahun. Angka cakupan peserta KB aktif menunjukkan tingkat

pemanfaatan kontrasepsi di antara para PUS.

Tahun 2011, jumlah PUS di Provinsi Jawa Tengah sebanyak

6.549.125 menurun dibanding tahun 2010 sebanyak 6.561.243.

Partisipasi masyarakat sebagai peserta KB aktif tahun 2011

sebanyak 5.032.045 (76,84%), sudah mencapai target SPM (70%).

Sebanyak 32 kabupaten/kota (91,43%) telah mencapai target SPM

dan tiga kabupaten/kota belum mencapai target yaitu Kabupaten

Boyolali (60,25%), Kabupaten Tegal (44,22%) dan Kota Semarang

(59,27%).

Cakupan peserta KB aktif mengalami peningkatan dari

77,79% pada tahun 2007 menjadi 78,09% tahun 2008, menjadi

78,37% tahun 2009 dan 78,57% tahun 2010.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 37

Page 46: spm cetak 2011

80

75

70

65

60 2008 2009 2010 2011

Cakupan 78.09 78.37 78.57 76.84

Target 70 70 70 70

Gambar 3.12 Cakupan Peserta KB Aktif Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

13. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit

a. Acute Flacid Paralysis rate per 100.000 penduduk <15 tahun

Kasus Acute Flacid Paralysis (AFP) adalah semua anak

berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya

flacid (layuh) terjadi secara akut (mendadak) dan bukan

disebabkan oleh rudapaksa. Kasus AFP non polio adalah kasus

AFP yang pada pemeriksaan spesimennya tidak ditemukan virus

polio liar atau kasus AFP yang ditetapkan oleh tim ahli sebagai

kasus AFP non polio dengan kriteria tertentu. AFP rate per

100.000 penduduk <15 tahun adalah jumlah kasus AFP non

Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk <15 tahun

pertahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Penderita kelumpuhan AFP diperkirakan 2 diantara

100.000 anak usia <15 tahun. Target minimal penemuan

penderita AFP tahun 2011 sebanyak 164 penderita. Pada tahun

2011 Jawa Tengah menemukan 215 penderita AFP, sehingga

memenuhi target. Menurut hasil pemeriksaan laboratorium, dari

215 kasus yang diperiksa semua menunjukan negatif polio

(berarti tidak ditemukan virus polio liar). SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 38

Page 47: spm cetak 2011

AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun Provinsi Jawa

Tengah pada tahun 2011 adalah 2,52%, tertinggi di Kabupaten

Wonosobo (6,61%). Sebanyak 22 kabupaten/kota (62,86%) telah

mencapai target pertahun (>2/100.000). Data kabupaten/kota

dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tabel 3.12 Kabupaten/kota berdasarkan target AFP rate tahun 2011

AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun

>2 <2

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kab. Wonosobo 2. Kab. Demak 3. Kota Salatiga 4. Kab. Karanganyar 5. Kota Tegal 6. Kab. Kudus 7. Kab. Purworejo 8. Kota Magelang 9. Kota Surakarta 10. Kota Semarang 11. Kab. Sragen 12. Kab. Kebumen 13. Kab. Jepara 14. Kab. Magelang 15. Kab. Banjarnegara 16. Kab. Sukoharjo 17. Kab. Tegal 18. Kab. Brebes 19. Kab. Temanggung 20. Kab. Rembang 21. Kab. Pati 22. Kab. Grobogan

6,61 5,44 5,02 4,88 4,75 4,59 3,95 3,67 3,57 3,54 3,29 2,75 2,66 2,60 2,54 2,50 2,45 2,24 2,22 2,08 2,06 2,02

1. Kab. Blora 2. Kab. Cilacap 3. Kab. Semarang 4. Kab. Kendal 5. Kab. Boyolali 6. Kab. Pemalang 7. Kab. Klaten 8. Kab. Banyumas 9. Kab. Wonogiri 10. Kota Pekalongan 11. Kab. Purbalingga 12. Kab. Batang 13. Kab. Pekalongan

1,96 1,94 1,72 1,70 1,68 1,63 1,48 1,45 1,44 1,32 1,26 1,07 0,82

AFP rate per 100.000 penduduk <15 tahun mengalami

fluktuasi dari 2,18/100.000 pada tahun 2008, meningkat menjadi

2,24/100.000 tahun 2009, tahun 2010 turun menjadi 2,09% dan

tahun 2011 meningkat lagi menjadi 2,52/100.000.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 39

Page 48: spm cetak 2011

3

2.5

2

1.5

1 2008 2009 2010 2011

AFP Rate 2.18 2.24 2.09 2.52

Target 2 2 2 2

Gambar 3.13 AFP Rate Per 100.000 Penduduk <15 tahun Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita

Penemuan penderita pneumonia balita adalah persentase

balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan

tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah

dalam waktu satu tahun.

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan

paru-paru (alveoli) yang ditandai dengan batuk disertai nafas

cepat dan/atau kesukaran bernafas.

Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua

kelompok yaitu kelompok umur 2 bulan - <5 tahun (Pneumonia

Berat, Pneumonia, dan batuk bukan Pneumonia) dan kelompok

umur <2 bulan (Pneumonia berat dan batuk bukan Pneumonia).

Dalam pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

klasifikasi pada kelompok umur <2 bulan adalah infeksi bakteri

sistemik dan infeksi bakteri local.

Klasifikasi Pneumonia berat didasarkan pada adanya

batuk dan/atau kesukaran bernafas disertai tarikan dinding dada

bagian bawah kedalam (TDDK) pada anak usia 2 bulan - <5

tahun. Untuk kelompok umur <2 bulan klasifikasi Pneumonia

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 40

Page 49: spm cetak 2011

berat ditandai dengan TDDK kuat atau adanya nafas cepat lebih

atau sama dengan 60x per menit. Klasifikasi Pneumonia

didasarkan pada adanya batuk dan/atau kesukaran bernafas

disertai adanya nafas cepat. Batas nafas cepat pada anak usia 2

bulan - <1 tahun adalah 50 kali per menit dan 40 kali per menit

untuk anak usia 1-<5 tahun. Klasifikasi batuk bukan Pneumonia

mencakup kelompok penderita balita dengan batuk yang tidak

menunjukkan gejala peningkatan frekuensi nafas dan tidak

menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke

dalam. Dengan demikian klasifikasi batuk bukan Pneumonia

mencakup penyakit-penyakit ISPA lain di luar Pneumonia seperti

batuk pilek (common cold, pharyngitis, tonsilitis, otitis).

Penemuan penderita pneumonia balita Provinsi Jawa

Tengah tahun 2011 sebesar 25,54%, terendah 1,16%

(Kabupaten Rembang) dan tertinggi 126,61% (Kota Salatiga).

Kabupaten/kota yang sudah mencapai target hanya satu yaitu

Kota Magelang (179,59%).

Cakupan penemuan penderita pneumonia balita fluktuasi,

yaitu dari 23,63% di tahun 2008, meningkat menjadi 25,96%

tahun 2009 dan 40,63% tahun 2010 dan tahun 2011 turun

menjadi 25,54%.. 100

90

80

70

60

50

40

30

20 2008 2009 2010 2011

Persentase 23.63 25.96 40.63 25.54

Target 100 100 100 100

Gambar 3.14 Penemuan Penderita Pneumonia Balita Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 41

Page 50: spm cetak 2011

c. Penemuan pasien baru TB BTA positif

Penemuan pasien baru Tuberculosis (TB) BTA positif

adalah penemuan pasien TB melalui pemeriksaan dahak

sewaktu pagi dan sewaktu (SPS) dan diobati di unit pelayanan

kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu.

Pasien baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan

OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan

(30 dosis) harian. Diobati adalah pemberian pengobatan pada

pasien baru TB BTA positif dengan OAT selama 6 bulan.

Angka penemuan pasien baru TB BTA positif atau Case

Detection Rate (CDR) adalah persentase jumlah penderita baru

TB BTA positif yang ditemukan dibandingkan jumlah perkiraan

kasus baru TB BTA positif dalam wilayah tertentu dalam waktu

satu tahun.

CDR TB BTA positif Provinsi Jawa Tengah tahun 2008

sampai dengan 2011 masih di bawah target SPM (100%). CDR

TB selama empat tahun terakhir mengalami fluktuasi yaitu dari

7,97% di tahun 2008 meningkat menjadi 48,15 tahun 2009 dan

69,04% tahun 2010, tetapi tahun 2011 turun menjadi 59,45%..

100

90

80

70

60

50

40 2008 2009 2010 2011

CDR 47.97 48.15 69.04 59.45

Target 100 100 100 100

Gambar 3.15 Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 42

Page 51: spm cetak 2011

CDR terendah 33,04% (Kabupaten Magelang) dan

tertinggi 132,78% (Kota Pekalongan). Kabupaten/kota yang telah

mencapai target SPM sebanyak 4 kabupaten/kota (11,43%).

Tabel 3.13 Kabupaten/kota berdasarkan target CDR TB BTA(+) tahun 2011

CDR TB BTA (+)

>100% <100%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kota Pekalongan 2. Kota Tegal 3. Kab. Pekalongan 4. Kota Surakarta

132,78 116,99 103,12 101,31

5. Kota Magelang 6. Kab. Cilacap 7. Kab. Pemalang 8. Kab. Batang 9. Kab. Karanganyar 10. Kab. Brebes 11. Kab. Demak 12. Kab. Kudus 13. Kab. Banyumas 14. Kab. Tegal 15. Kab. Sragen 16. Kab. Kendal 17. Kab. Purbalingga 18. Kab. Kebumen 19. Kota Semarang 20. Kab. Blora 21. Kab. Rembang 22. Kab. Pati 23. Kota Salatiga 24. Kab. Wonosobo 25. Kab. Wonogiri 26. Kab. Purworejo 27. Kab. Banjarnegara 28. Kab. Grobogan 29. Kab. Semarang 30. Kab. Jepara 31. Kab. Temanggung 32. Kab. Klaten 33. Kab. Sukoharjo 34. Kab. Boyolali 35. Kab. Magelang

97,64 78,82 76,37 76,19 73,91 72,89 71,49 69,71 66,53 63,21 61,79 60,89 60,62 60,16 59,53 56,87 51,82 46,55 46,45 45,67 45,57 45,49 45,48 44,14 43,88 42,76 40,37 36,64 35,30 34,60 33,04

d. Penderita Demam Berdarah Dengue yang ditangani

Penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) yang

ditangani adalah penderita DBD yang ditangani sesuai standar di

satu wilayah dalam waktu satu tahun dibandingkan dengan SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 43

Page 52: spm cetak 2011

jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun

waktu satu tahun yang sama.

DBD adalah penyakit yang ditandai dengan :

1) Panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2-7

hari tanpa sebab yang jelas

2) Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet

positif)

3) Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali)

4) Trombositopenia (Trombosit ≤100.000/µl)

5) Peningkatan hematokrit ≥20%

Penderita DBD adalah penderita penyakit yang memenuhi

sekurang-kurangnya 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium di

bawah ini :

Kriteria Klinis :

1) Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas

2) Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji Torniquet

positif)

3) Pembesaran hati

4) Syok

Kriteria Laboratorium

1) Trombositopenia (Trommbosit ≤100.000/µl)

2) Hematokrit naik ≥20%

Atau : Penderita yang menunjukkan hasil positif pada

pemeriksaan HI test atau hasil positif pada pemeriksaan antibodi

dengue Rapid Diagnosis Test (RDT) /ELISA

Cakupan penderita DBD yang ditangani Provinsi Jawa

Tengah tahun 2011 adalah 100%. Semua Kabupaten/Kota

(100%) telah mencapai target tiap tahun (100%). Cakupan

Penderita DBD yang ditangani dari tahun 2008 sampai dengan

2011 mencapai 100%, artinya seluruh penderita DBD yang ada

semuanya ditangani sesuai standar.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 44

Page 53: spm cetak 2011

e. Penemuan Penderita Diare

Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat

berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya.

Persentase penemuan penderita diare adalah

perbandingan jumlah penderita yang datang dan dilayani di

sarana kesehatan (puskesmas, pustu, RS, balai pengobatan,

praktek dokter) dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu

satu tahun dengan jumlah perkiraan penderita diare pada satu

wilayah tertentu dalam waktu yang sama (10% dari angka

kesakitan x jumlah penduduk). Angka kesakitan adalah angka

kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2010

sebesar 423/1000 penduduk.

Penemuan penderita diare Provinsi Jawa Tengah tahun

2011 sebesar 57,89%, masih dibawah target SPM (100%),

terendah 7,44% (Kabupaten Cilacap) dan tertinggi 132,49%

(Kota Tegal). Penemuan penderita Diare mengalami fluktuasi,

yaitu dari 45,63% tahun 2008 naik menjadi 46,01% tahun 2009 ,

tahun 2010 sedikit menurun menjadi 44,48% dan tahun 2011 naik

lagi menjadi 57,89%.

100

80

60

40 2008 2009 2010 2011

% Penemuan 45,63 46,01 44,48 57,89

Target 100 100 100 100

Gambar 3.16 Penemuan Penderita Diare Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 45

Page 54: spm cetak 2011

Kabupaten/kota yang sudah mencapai target tahun 2010

(80%) sebanyak tiga kota (8,57%).

Tabel 3.14 Kabupaten/kota berdasarkan target Penemuan Penderita Diare tahun 2011

Penemuan Penderita Diare

>100% <100%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kota Tegal 2. Kota Pekalongan 3. Kota Salatiga

144,19 121,45 106,01

1. Kab. Tegal 2. Kab. Temanggung 3. Kab. Klaten 4. Kab. Sukoharjo 5. Kab. Pekalongan 6. Kota Magelang 7. Kota Semarang 8. Kota Surakarta 9. Kab. Demak 10. Kab. Magelang 11. Kab. Kendal 12. Kab. Jepara 13. Kab. Purbalingga 14. Kab. Batang 15. Kab. Brebes 16. Kab. Kebumen 17. Kab. Banyumas 18. Kab. Semarang 19. Kab. Sragen 20. Kab. Karanganyar 21. Kab. Pati 22. Kab. Banjarnegara 23. Kab. Wonogiri 24. Kab. Rembang 25. Kab. Wonosobo 26. Kab. Boyolali 27. Kab. Blora 28. Kab. Kudus 29. Kab. Cilacap 30. Kab. Pemalang 31. Kab. Grobogan 32. Kab. Purworejo

96,10 90,66 90,01 85,33 85,21 79,94 79,08 75,97 70,78 66,92 63,35 61,20 59,79 57,66 56,54 56,49 56,07 54,68 54,38 54,09 51,06 47,97 45,58 42,73 42,48 38,42 38,00 36,97 28,30 22,46 20,63 19,80

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 46

Page 55: spm cetak 2011

14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat Miskin

Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat

miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana

kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun

waktu tertentu.

Rawat jalan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan

perorangan yang meliputi observasi diagnosa pengobatan

rehabilitasi medik tanpa tinggal di ruang rawat inap di sarana

kesehatan strata pertama. Rawat inap tingkat pertama adalah

pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi diagnosa

pengobatan rehabilitasi medik tinggal di ruang rawat inap di sarana

kesehatan strata pertama. Cakupan rawat jalan adalah jumlah

kunjungan kasus (lama dan baru) rawat jalan di sarana kesehatan

strata pertama. Kunjungan pasien baru adalah seseorang yang baru

berkunjung ke sara kesehatan dengan kasus penyakit baru. Sarana

kesehatan strata pertama adalah tempat pelayanan kesehatan

meliputi antara lain: puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan

swasta, praktek bersama dan perorangan. Masyarakat miskin

adalah masyarakat sasaran program pengentasan kemiskinan yang

memenuhi kriteria tertentu menggunakan 14 variabel kemiskinan

dalam satuan Rumah Tangga Miskin (RTM).

Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat

miskin Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 66,43%, dibawah

target SPM (100%) dengan cakupan terendah 17,94% (Kabupaten

Kendal) dan tertinggi 309,18% (Kota Magelang). Pencapaian

cakupan selama tiga tahun terakhir berfluktuasi, dari 53,84% pada

tahun 2009 turun menjadi 47,30% pada tahun 2010 dan tahun 2011

naik menjadi 66,43%.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 47

Page 56: spm cetak 2011

100

80

60

40 2009 2010 2011

Cakupan 53,84 47,3 66,43

Target 100 100 100

Gambar 3.17 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien maskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011

Kabupaten/kota yang sudah mencapai target sebanyak 8

kabupaten/kota (22,86%).

Tabel 3.15 Kabupaten/kota berdasarkan target Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Maskin tahun 2011

Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Maskin

>100% <100%

Kabupaten/Kota % Kabupaten/Kota %

1. Kota Magelang 2. Kab. Demak 3. Kota Tegal 4. Kota Pekalongan 5. Kab. Banjarnegara 6. Kab. Magelang 7. Kab. Pati 8. Kab. Brebes

309,18 187,57 186,32 118,23 117,85 117,41 106,69 101,65

1. Kab. Wonogiri 2. Kab. Kudus 3. Kota Salatiga 4. Kab. Tegal 5. Kota Semarang 6. Kab. Rembang 7. Kab. Batang 8. Kab. Klaten 9. Kab. Grobogan 10. Kab. Temanggung 11. Kab. Kebumen 12. Kab. Wonosobo 13. Kab. Sukoharjo 14. Kab. Pemalang 15. Kab. Sragen 16. Kab. Karanganyar 17. Kab. Blora 18. Kab. Jepara 19. Kab. Purbalingga 20. Kab. Banyumas 21. Kab. Cilacap 22. Kab. Purworejo 23. Kab. Semarang 24. Kab. Pekalongan 25. Kota Surakarta 26. Kab. Boyolali 27. Kab. Kendal

95,17 92,79 88,00 86,53 81,74 76,41 64,97 64,07 62,09 59,04 57,86 57,43 57,30 52,60 52,25 51,96 51,39 50,90 50,37 43,65 36,76 34,39 33,12 32,38 29,46 24,80 17,94

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 48

Page 57: spm cetak 2011

B. JENIS PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

Jenis Pelayanan Kesehatan Rujukan terdiri dari 2 indikator kinerja

SPM yaitu cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat

miskin dan cakupan pelayanan kegawatdaruratan level 1 yang harus

diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota. Pencapaian jenis

pelayanan kesehatan rujukan Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar

0% karena dari 2 indikator yang ada tidak ada yang mencapai target

SPM.

Kabupaten/kota belum ada yang mencapai target untuk semua

indikator pada Jenis Pelayanan Kesehatan Rujukan. Pencapaian

masingmasing indikator kinerja pada jenis pelayanan sebagai berikut :

1. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat

Miskin

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat

miskin (maskin) adalah jumlah kunjungan pasien maskin di sarana

kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama

& baru).

Rawat inap tingkat lanjut adalah pelayanan kesehatan

perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan,

keperawatan, rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap

pada sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pemerintah dan

swasta, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap.

Rawat jalan tingkat lanjut adalah pelayanan kesehatan perorangan

yang meliputi observasi diagnosa pengobatan rehabilitasi medik tanpa

tinggal di ruang rawat inap di sarana kesehatan strata dua dan strata

tiga pemerintah dan swasta.

Sarana kesehatan strata dua dan strata tiga adalah Balai

Kesehatan Mata Masyarakat, Balai Pengobatan Penyakit Paru, Balai

Kesehatan Indera Masyarakat, Balai Besar Kesehatan Paru

Masyarakat, Rumah Sakit baik milik pemerintah maupun swasta. SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 49

Page 58: spm cetak 2011

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat

miskin Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2011 hanya 6,72%, masih

jauh dibawah target SPM (100%), terendah 0,01% (Kabupaten Blora)

dan tertinggi 58,04% (Kabupaten Banjarnegara). Pencapaian cakupan

selama tiga tahun terakhir berfluktuasi, dari 8,75% pada tahun 2009

turun menjadi 3,71% pada tahun 2010 dan tahun 2011 naik menjadi

6,72%. 100

80

60

40

20

0 2009 2010 2011

Cakupan 8,75 3,71 6,72

Target 100 100 100

Gambar 3.18 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien maskin Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2011

Kabupaten/kota belum ada yang mencapai target dan ada 1

kabupaten yang tidak ada datanya yaitu Kabupaten Magelang.

Rendahnya cakupan indikator ini mungkin karena yang digunakan

sebagai penyebut adalah seluruh maskin, dimana tidak semua maskin

perlu pelayanan kesehatan rujukan di sarkes strata dua dan tiga.

2. Cakupan Pelayanan Kegawatdaruratan level 1 yang harus

diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota

Cakupan pelayanan kegawatdaruratan (gadar) level 1 yang

harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota adalah

perbandingan antara jumlah RS yang mampu memberikan pelayanan

gadar level 1 dengan jumlah seluruh RS di kabupaten/kota.

Gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat

yang memiliki dokter umum on site (berada di tempat) 24 jam dengan

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 50

Page 59: spm cetak 2011

klasifikasi General Emergency Life Support (GELS) dan/atau Advance

Trauma Life Support (ATLS) + Advance Cardiac Life Support (ACLS),

serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.

Cakupan pelayanan gadar level 1 yang harus diberikan sarana

kesehatan (RS) di kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011

sebesar 98,38% dengan cakupan terendah 60% (Kabupaten

Magelang) dan tertinggi 100% di 33 kabupaten (94,29%). Pencapaian

cakupan selama empat tahun terakhir berfluktuasi, dari 62,38% di

tahun 2008 naik menjadi 99,58% pada tahun 2009 turun menjadi

96,4% pada tahun 2010 dan tahun 2011 naik menjadi 98,38%. 100

90

80

70

60 2008 2009 2010 2011

Cakupan 62,38 99,58 96,4 98,38

Target 100 100 100 100

Gambar 3.19 Cakupan pelayanan Gadar level 1 yg harus diberikan sarkes (RS) di kab/kota Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN

KEJADIAN LUAR BIASA

Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar

Biasa (KLB) terdiri dari satu indikator kinerja SPM yaitu indikator kinerja

cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan

epidemiologi <24 jam.

Kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2010 yang sudah

mencapai target sebanyak 33 kabupaten/kota (94,29%).

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 51

Page 60: spm cetak 2011

1. Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang dilakukan

Penyelidikan Epidemiologi <24 jam.

Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24

jam adalah desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam

oleh kabupaten/kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu.

Desa/kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan

kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina

atau keracunan makanan. KLB adalah timbulnya atau meningkatnya

kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara

epidemiologis pada suatu desa/kelurahan dalam waktu tertentu.

Ditangani adalah mencakup penyelidikan dan penanggulangan KLB.

Pengertian kurang dari 24 jam adalah sejak laporan W1 diterima

sampai penyelidikan dilakukan dengan catatan selain formulir W1

dapat juga berupa fax atau telepon.

Penyelidikan KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan cara-

cara epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui

gambaran penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-cara

penanggulangannya. Penanggulangan KLB adalah upaya untuk

menemukan penderita atau tersangka penderita, penatalaksanaan

penderita, pencegahan peningkatan, perluasan dan menghentikan

suatu KLB.

Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

Penyelidikan Epidemiologi <24 jam Provinsi Jawa Tengah tahun 2011

sebesar 100%, terendah 0% di dua kabupaten/kota yaitu di

Kabupaten Demak dan Kota Tegal karena selama tahun 2011 tidak ada

desa/kelurahan yang mengalami KLB.

Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

Penyelidikan Epidemiologi <24 jam mengalami fluktuasi yaitu dari

99,63% tahun 2008, meningkat menjadi 100% tahun 2009, turun

menjadi 98,45% tahun 2010 dan tahun 2011 naik menjadi 100%.

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 52

Page 61: spm cetak 2011

100

99,5

99

98,5

98 2008 2009 2010 2011

Cakupan 99,63 100 98,45 100

Target 100 100 100 100

Gambar 3.20 Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi <24 Jam Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2008-2011

D. PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari 1

indikator kinerja SPM yaitu Cakupan desa siaga aktif. Pencapaian

Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar 100% atau dari indikator yang

ada sudah mencapai target SPM. Semua kabupaten/kota sudah

mencapai target SPM.

1. Cakupan Desa Siaga Aktif

Desa siaga aktif adalah desa yang penduduknya dapat

mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang

memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa

(Poskesdes)/Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) atau sarana kesehatan

lain yang ada di wilayah tersebut seperti Puskesmas Pembantu

(pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana

kesehatan lainnya. Penduduknya juga mengembangkan UKBM dan

melaksanakan surveilans berbasis masyarakat meliputi pemantauan

penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku,

kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, penyehatan

lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS). Desa siaga aktif terbagi menjadi 4 (empat)

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 53

Page 62: spm cetak 2011

tahapan/strata, yaitu : strata pratama, madya, purnama dan mandiri,

semuanya dimasukkan sebagai cakupan pencapaian.

Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan yang

sesuai kewenangan bidan penanggungjawab poskesdes, selanjutnya

dirujuk ke pustu atau puskesmas apabila tidak bisa ditangani.

Surveilans penyakit yang berbasis masyarakat adalah upaya

pengamatan dan pencatatan yang dilakukan oleh masyarakat (kader dan

bidan/perawat) tentang kejadian penyakit yang dapat mengancam

kesehatan penduduk/masyarakat. Pemantauan pertumbuhan adalah

suatu upaya yang dilakukan oleh kader untuk mengetahui berat badan

balita setiap bulan untuk mendeteksi secara dini pertumbuhan (D/S).

Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat adalah masyarakat

dimana penduduknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Cakupan Desa Siaga Aktif adalah desa/kelurahan siaga aktif

strata pratama, madya, purnama dan mandiri dibandingkan dengan

jumlah Desa Siaga yang dibentuk.

Cakupan desa siaga aktif Provinsi Jawa Tengah tahun 2011

sebesar 100% dan semua kabupaten/kota se Jawa Tengah telah

mencapai target SPM. Pencapaian cakupan selama tiga tahun

terakhir menunjukkan peningkatan yaitu dari 60,38% pada tahun 2009

menjadi 79,02% tahun 2010 dan 100% pada tahun 2011.

100

90

80

70

60

2009 2010 2011

Cakupan 60,38 79,02 100

Target 100 100 100

Gambar 3.21 Cakupan Desa siaga aktif Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2011

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 54

Page 63: spm cetak 2011

BAB IV

KESIMPULAN

Penilaian pencapaian indikator kinerja SPM-BK tahun 2010

berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

741/MENKES/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan di Kabupaten/Kota dan Petunjuk Teknis Standar Pelayanan

Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten Kota berdasar Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008.

Pencapaian indikator kinerja SPM-BK kabupaten/kota di Jawa Tengah

tahun 2011 secara rinci sebagai berikut :

A. Pencapaian indikator kinerja SPM-BK kabupaten/kota tahun 2011

sebesar 40,91% atau 9 indikator telah mencapai target.dari 22 indikator

yang ada.

B. Pencapaian indikator kinerja SPM-BK kabupaten/kota tahun 2011 >50%

sebanyak 24 kabupaten/kota (68,57%), 40,9%-<50% sebanyak 8

kabupaten/kota (22,86%) dan <40,9% sebanyak tiga kabupaten/kota

(8,57%).

C. Pencapaian Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar tahun 2011 belum

mencapai target, karena hanya 7 dari 14 indikator yang mencapai target.

(38,89%). Apabila dilihat pencapaian per kabupaten/kota maka tidak ada

kabupaten/kota yang mencapai target pada semua indikator.

1. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan K4 ≥95%

sebanyak 15 kabupaten/kota (52,86%).

2. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani ≥80% sebanyak 17 kabupaten/kota

(48,57%). SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 55

Page 64: spm cetak 2011

3. Semua kabupaten/kota (100%) sudah mencapai target cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan ≥90%.

4. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan pelayanan nifas

≥90% sebanyak 31 kabupaten/kota (88,57%).

5. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan Neonatus

dengan komplikasi yang ditangani ≥80% sebanyak 8 kabupaten/kota

(22,86%).

6. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan kunjungan bayi

≥90% sebanyak 26 kabupaten/kota (74,29%).

7. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan desa/kelurahan

UCI ≥100% sebanyak 18 kabupaten/kota (51,43%).

8. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan pelayanan

anak ≥90% sebanyak 10 kabupaten/kota (28,57%).

9. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan pemberian

makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga

miskin ≥100% sebanyak 9 kabupaten/kota (25,71%).

10. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan balita gizi buruk

≥100% sebanyak 34 kabupaten/kota (97,14%).

11. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan penjaringan

kesehatan siswa SD dan setingkat ≥100% sebanyak lima

kabupaten/kota (14,29%).

12. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan peserta KB

Aktif >70% sebanyak 32 kabupaten/kota (91,43%).

13. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target AFP rate per 100.000

penduduk <15 tahun (≥2/100.000) sebanyak 22 kabupaten/kota

(62,86%).

14. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan penemuan

penderita pneumonia balita ≥100% hanya satu kabupaten/kota

(2,86%).

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 56

Page 65: spm cetak 2011

15. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan penemuan

pasien baru TB BTA positif ≥100% sebanyak empat kabupaten/kota

(11,43%).

16. Semua kabupaten/kota (100%) sudah mencapai target Penderita DBD

yang ditangani ≥100%.

17. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target penemuan penderita

Diare ≥100% sebanyak tiga kabupaten/kota (8,57%).

18. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan pelayanan

kesehatan dasar pasien masyarakat miskin ≥100% sebanyak 8

kabupaten/kota (22,86%).

D. Pencapaian Jenis Pelayanan Kesehatan Rujukan tahun 2011 belum

mencapai target, karena dari dua indikator pada jenis pelayanan ini tidak

ada yang mencapai target. Apabila dilihat pencapaian per kabupaten/kota

maka tidak ada kabupaten/kota yang mencapai target semua indikator.

1. Tidak ada kabupaten/kota yang mencapai target Cakupan pelayanan

kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin ≥100%.

2. Kabupaten/kota yang sudah mencapai target cakupan pelayanan

gawat darurat level 1 yang harus diberikan di sarana kesehatan (RS)

≥100% sebanyak 33 kabupaten/kota (94,29%).

E. Pencapaian Penyelidikan Epidemiologi dan Penganggulangan KLB tahun

2011 sudah mencapai target, karena dari satu indikator pada jenis

pelayanan ini sudah mencapai target. Apabila dilihat pencapaian per

kabupaten/kota maka ada 33 kabupaten/kota (94,29%) yang mencapai

target.

F. Pencapaian Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat tahun

2011 sudah mencapai target, karena dari satu indikator pada jenis

pelayanan ini sudah mencapai target. Apabila dilihat pencapaian per

kabupaten/kota maka semua kabupaten/kota sudah mencapai target.

Perlu adanya perhatian berbagai pihak terkait terhadap jenis

pelayanan yang belum mencapai target SPM SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 57

Page 66: spm cetak 2011

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 58

Page 67: spm cetak 2011

LAMPIRAN I. PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SPM BIDANG KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2009-2011 (SESUAI PERMENKES RI NO. 741/MENKES/PER/VII/2008)

Jenis pelayanan

No

Indikator Kinerja SPM Bidang

Kesehatan

Pencapaian

Rata-rata Jateng th

2009

Pencapaian

Rata-rata Jateng th

2010

Pencapaian

Rata-rata Jateng th

2011

Target

2010/ 2015

Pelayanan Kesehatan Dasar

1 Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 93,39% 92,04% 93,71 95%

2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani

57,78% 78,10% 75,16% 80%

3 Cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

93,03% 93,62% 96,79% 90%

4 Cakupan Pelayanan Nifas 80,29% 93,43% 93,97% 90%

5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani.

24,92% 44,70% 55,10% 80%

6 Cakupan kunjungan bayi 95,07% 93,73% 92,64% 90%

7 Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

91,95% 94,06% 96,37% 100%

8 Cakupan pelayanan anak balita 50,29% 59,36% 81,02% 90%

9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bln keluarga miskin.

25,43% 32,32% 38,31% 100%

10 Balita gizi buruk mendapat perawatan

72,49% 93,28% 100% 100%

11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

43,80% 52,61% 78,72% 100%

12 Cakupan peserta aktif KB 78,37% 78,57% 76,84% 70%

13 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit

a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun

2,24 2,09 2,52 > 2/ 100.000

b. Penemuan Penderita

pneumonia Balita

25,96% 40,63% 25,54% 100%

c. Penemuan pasien baru TB

BTA positif

48,15% 69,04% 59,45% 100%

d. Penderita DBD yang ditangani

100% 100% 100% 100%

e. Penemuan Penderita Diare 46,01% 44,48% 57,89% 100%

14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar pasien masyarakat miskin

53,84% 47,30% 66,43% 100%

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 59

Page 68: spm cetak 2011

Pencapaian

Rata-rata Jateng th

2009

Jateng th

2010

Jateng th

2011

2010/ 2015

Pelayanan

Kesehatan Rujukan

15 Cakupan pelayanan kesehatan

rujukan pasien masyarakat miskin

8,75% 3,71% 6,72% 100%

16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota

99,58% 96,40% 98,38% 100%

Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB

17 Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam.

100% 98,45% 100% 100%

Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

18 Cakupan desa siaga aktif 60,38% 79,02% 100% 80%

Jumlah indiKator wajib Kabupaten/Kota yang telah mencapai target

6

(27,27%)

6

(27,27%)

9

(40,91%)

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 60

Page 69: spm cetak 2011

LAMPIRAN II.

REKAP HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SPM BIDANG KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

TAHUN 2011

Page 70: spm cetak 2011

Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar

kompetensi kebidanan

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

1 2 3 4

1 Kab. Cilacap 98.16 95 1 45.53 80 0 96.27 90 1 95.06 90 1

2 Kab. Banyumas 98.19 95 1 85.58 80 1 99.55 90 1 100.61 90 1

3 Kab. Purbalingga 96.04 95 1 51.16 80 0 95.42 90 1 98.21 90 1

4 Kab. Banjarnegara 87.58 95 0 88.43 80 1 91.67 90 1 85.61 90 0

5 Kab. Kebumen 96.80 95 1 90.71 80 1 99.00 90 1 95.56 90 1

6 Kab. Purworejo 90.24 95 0 92.08 80 1 92.97 90 1 92.71 90 1

7 Kab. Wonosobo 95.00 95 1 85.81 80 1 98.13 90 1 98.13 90 1

8 Kab. Magelang 89.29 95 0 94.94 80 1 99.61 90 1 99.56 90 1

9 Kab. Boyolali 93.49 95 0 100.00 80 1 90.78 90 1 84.13 90 0

10 Kab. Klaten 83.36 95 0 62.77 80 0 99.90 90 1 100.00 90 1

11 Kab. Sukoharjo 97.12 95 1 88.59 80 1 100.00 90 1 96.93 90 1

12 Kab. Wonogiri 91.01 95 0 56.92 80 0 91.66 90 1 91.66 90 1

13 Kab. Karanganyar 92.80 95 0 45.23 80 0 91.98 90 1 92.60 90 1

14 Kab. Sragen 92.77 95 0 95.43 80 1 95.87 90 1 91.55 90 1

15 Kab. Grobogan 93.91 95 0 64.79 80 0 97.87 90 1 96.14 90 1

16 Kab. Blora 98.25 95 1 81.72 80 1 95.35 90 1 95.46 90 1

17 Kab. Rembang 84.73 95 0 72.21 80 0 91.93 90 1 90.04 90 1

18 Kab. Pati 93.15 95 0 72.39 80 0 99.47 90 1 96.83 90 1

19 Kab. Kudus 95.86 95 1 82.13 80 1 94.46 90 1 94.53 90 1

20 Kab. Jepara 97.17 95 1 79.79 80 0 97.85 90 1 98.60 90 1

21 Kab. Demak 99.74 95 1 92.67 80 1 100.00 90 1 99.53 90 1

22 Kab. Semarang 88.30 95 0 97.92 80 1 98.45 90 1 87.82 90 0

23 Kab. Temanggung 93.30 95 0 96.91 80 1 99.18 90 1 90.58 90 1

24 Kab. Kendal 93.91 95 0 67.13 80 0 95.71 90 1 91.70 90 1

25 Kab. Batang 89.37 95 0 78.64 80 0 97.97 90 1 99.18 90 1

26 Kab. Pekalongan 101.81 95 1 52.12 80 0 104.10 90 1 100.00 90 1

27 Kab. Pemalang 86.79 95 0 66.41 80 0 94.30 90 1 99.50 90 1

28 Kab. Tegal 92.38 95 0 66.06 80 0 92.77 90 1 92.58 90 1

29 Kab. Brebes 94.95 95 0 58.30 80 0 97.34 90 1 94.57 90 1

30 Kota Magelang 94.42 95 0 100.00 80 1 99.95 90 1 100.00 90 1

31 Kota Surakarta 96.55 95 1 82.54 80 1 100.00 90 1 99.49 90 1

32 Kota Salatiga 96.25 95 1 67.42 80 0 94.76 90 1 95.20 90 1

33 Kota Semarang 94.42 95 0 79.37 80 0 96.08 90 1 64.68 90 0

34 Kota Pekalongan 95.90 95 1 80.03 80 1 99.84 90 1 99.73 90 1

35 Kota Tegal 95.36 95 1 64.96 80 0 100.00 90 1 96.28 90 1

RATA2 JATENG 93.71 95 0 75.16 80 0 96.79 90 1 93.97 90 1

PENCAPAIAN TARGET 15 17 35 31

JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0

% PENCAPAIAN TARGET 42.86 48.57 100.00 88.57

Ket :

1 : Mencapai target

0 : Belum mencapai target

Page 71: spm cetak 2011

Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar

(UCI)

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2010

(%)

Ket.

5 6 7 8

1 Kab. Cilacap 59.14 80 0 89.39 90 0 99.30 100 0 82.10 90 0

2 Kab. Banyumas 63.27 80 0 99.11 90 1 100.00 100 1 87.16 90 0

3 Kab. Purbalingga 52.25 80 0 94.85 90 1 97.49 100 0 90.14 90 1

4 Kab. Banjarnegara 48.46 80 0 97.27 90 1 93.17 100 0 77.11 90 0

5 Kab. Kebumen 34.08 80 0 94.29 90 1 100.00 100 1 78.85 90 0

6 Kab. Purworejo 89.38 80 1 90.34 90 1 95.75 100 0 78.27 90 0

7 Kab. Wonosobo 32.84 80 0 100.92 90 1 96.23 100 0 79.23 90 0

8 Kab. Magelang 38.71 80 0 94.71 90 1 100.00 100 1 108.09 90 1

9 Kab. Boyolali 102.61 80 1 44.19 90 0 97.75 100 0 34.03 90 0

10 Kab. Klaten 70.51 80 0 85.86 90 0 98.25 100 0 77.02 90 0

11 Kab. Sukoharjo 121.10 80 1 100.33 90 1 98.80 100 0 92.49 90 1

12 Kab. Wonogiri 18.40 80 0 73.22 90 0 84.35 100 0 37.07 90 0

13 Kab. Karanganyar 32.22 80 0 94.87 90 1 86.44 100 0 75.55 90 0

14 Kab. Sragen 60.65 80 0 91.12 90 1 100.00 100 1 80.44 90 0

15 Kab. Grobogan 34.02 80 0 98.95 90 1 100.00 100 1 78.78 90 0

16 Kab. Blora 84.45 80 1 94.65 90 1 92.88 100 0 81.16 90 0

17 Kab. Rembang 25.73 80 0 87.94 90 0 93.20 100 0 89.62 90 0

18 Kab. Pati 53.08 80 0 97.40 90 1 92.61 100 0 69.17 90 0

19 Kab. Kudus 86.20 80 1 95.22 90 1 100.00 100 1 93.25 90 1

20 Kab. Jepara 53.66 80 0 90.66 90 1 97.94 100 0 80.86 90 0

21 Kab. Demak 92.35 80 1 100.55 90 1 100.00 100 1 93.06 90 1

22 Kab. Semarang 51.58 80 0 97.04 90 1 100.00 100 1 93.22 90 1

23 Kab. Temanggung 34.58 80 0 92.27 90 1 100.00 100 1 86.91 90 0

24 Kab. Kendal 30.30 80 0 100.00 90 1 98.60 100 0 90.09 90 1

25 Kab. Batang 58.09 80 0 99.71 90 1 66.13 100 0 79.15 90 0

26 Kab. Pekalongan 35.45 80 0 70.77 90 0 100.00 100 1 96.31 90 1

27 Kab. Pemalang 59.74 80 0 89.91 90 0 100.00 100 1 74.65 90 0

28 Kab. Tegal 59.96 80 0 89.24 90 0 100.00 100 1 61.20 90 0

29 Kab. Brebes 32.70 80 0 104.11 90 1 98.32 100 0 100.00 90 1

30 Kota Magelang 73.71 80 0 89.68 90 0 100.00 100 1 48.35 90 0

31 Kota Surakarta 14.42 80 0 91.18 90 1 100.00 100 1 74.67 90 0

32 Kota Salatiga 96.35 80 1 90.98 90 1 100.00 100 1 50.75 90 0

33 Kota Semarang 56.63 80 0 99.57 90 1 100.00 100 1 91.08 90 1

34 Kota Pekalongan 80.28 80 1 95.48 90 1 100.00 100 1 88.42 90 0

35 Kota Tegal 52.11 80 0 94.36 90 1 100.00 100 1 80.22 90 0

RATA2 JATENG 55.10 80 0 92.64 90 1 96.37 100 0 81.02 90 0

PENCAPAIAN TARGET 8 26 18 10

JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0

% PENCAPAIAN TARGET 22.86 74.29 51.43 28.57

Ket :

1 : Mencapai target

0 : Belum mencapai target

Page 72: spm cetak 2011

Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar

miskin

setingkat

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2010

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2010

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2010

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2010

(%)

Ket.

9 10 11 12

1 Kab. Cilacap 59.48 100 0 100.00 100 1 99.91 100 0 71.55 70 1

2 Kab. Banyumas 3.48 100 0 100.00 100 1 77.19 100 0 71.06 70 1

3 Kab. Purbalingga 51.42 100 0 100.00 100 1 100.00 100 1 80.73 70 1

4 Kab. Banjarnegara 59.18 100 0 100.00 100 1 58.42 100 0 79.08 70 1

5 Kab. Kebumen 3.81 100 0 100.00 100 1 83.92 100 0 76.92 70 1

6 Kab. Purworejo 100.00 100 1 100.00 100 1 75.69 100 0 80.94 70 1

7 Kab. Wonosobo 100.00 100 1 100.00 100 1 83.81 100 0 81.15 70 1

8 Kab. Magelang 0.00 100 0 100.00 100 1 91.34 100 0 76.81 70 1

9 Kab. Boyolali 100.00 100 1 100.00 100 1 15.55 100 0 60.25 70 0

10 Kab. Klaten 0.00 100 0 100.00 100 1 95.00 100 0 80.69 70 1

11 Kab. Sukoharjo 4.79 100 0 100.00 100 1 100.00 100 1 79.42 70 1

12 Kab. Wonogiri 0.00 100 0 100.00 100 1 28.52 100 0 83.00 70 1

13 Kab. Karanganyar 0.00 100 0 100.00 100 1 97.96 100 0 79.80 70 1

14 Kab. Sragen 0.00 100 0 100.00 100 1 100.00 100 1 79.78 70 1

15 Kab. Grobogan 0.00 100 0 100.00 100 1 65.76 100 0 76.78 70 1

16 Kab. Blora 100.00 100 1 100.00 100 1 38.56 100 0 80.19 70 1

17 Kab. Rembang 100.00 100 1 100.00 100 1 79.89 100 0 83.14 70 1

18 Kab. Pati 19.98 100 0 100.00 100 1 100.00 100 1 85.32 70 1

19 Kab. Kudus 0.00 100 0 100.00 100 1 99.00 100 0 82.25 70 1

20 Kab. Jepara 0.00 100 0 100.00 100 1 99.71 100 0 81.26 70 1

21 Kab. Demak 100.00 100 1 100.00 100 1 100.00 100 1 75.09 70 1

22 Kab. Semarang 0.00 100 0 100.00 100 1 97.59 100 0 83.30 70 1

23 Kab. Temanggung 100.00 100 1 100.00 100 1 99.99 100 0 82.14 70 1

24 Kab. Kendal 0.00 100 0 100.00 100 1 68.89 100 0 78.74 70 1

25 Kab. Batang 80.95 100 0 100.00 100 1 85.08 100 0 78.62 70 1

26 Kab. Pekalongan 0.00 100 0 100.00 100 1 98.55 100 0 82.50 70 1

27 Kab. Pemalang 0.00 100 0 100.00 100 1 52.92 100 0 84.04 70 1

28 Kab. Tegal 0.00 100 0 100.00 100 1 99.50 100 0 44.22 70 0

29 Kab. Brebes 0.40 100 0 100.00 100 1 75.09 100 0 82.02 70 1

30 Kota Magelang 81.91 100 0 100.00 100 1 63.91 100 0 89.54 70 1

31 Kota Surakarta 0.00 100 0 0.00 100 0 100.00 100 1 80.17 70 1

32 Kota Salatiga 100.00 100 1 100.00 100 1 92.02 100 0 76.85 70 1

33 Kota Semarang 10.96 100 0 100.00 100 1 98.96 100 0 59.27 70 0

34 Kota Pekalongan 100.00 100 1 100.00 100 1 98.54 100 0 74.23 70 1

35 Kota Tegal 12.77 100 0 100.00 100 1 93.75 100 0 75.47 70 1

RATA2 JATENG 38.31 100 0 100.00 100 1 78.72 100 0 76.84 70 1

PENCAPAIAN TARGET 9 34 6 32

JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0

% PENCAPAIAN TARGET 25.71 97.14 17.14 91.43

Ket :

1 : Mencapai target

0 : Belum mencapai target

Page 73: spm cetak 2011

Jenis Pelayanan Kesehatan Dasar

AFP rate / 100 rb

penduduk < 15 th

Penemuan Penderita

Pneumonia Balita

Penemuan pasien baru TB

BTA Positif

Penderita DBD yang

ditangani

Penemuan Penderita

Diare

Penca-

paian Th

2011

(/100000)

Target

per-

tahun

(/100

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2010

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2010

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

per-

tahun

(%)

Ket.

Penca-

paian Th

2011

(%)

Target

2010

(%)

Ket.

13b) 14 15 16 17

1 Kab. Cilacap 1.94 2 0 2.67 100 0 78.82 100 0 100.00 100 1 28.30 100 0

2 Kab. Banyumas 1.45 2 0 29.76 100 0 66.53 100 0 100.00 100 1 56.07 100 0

3 Kab. Purbalingga 1.26 2 0 9.73 100 0 60.62 100 0 100.00 100 1 59.79 100 0

4 Kab. Banjarnegara 2.54 2 1 49.65 100 0 45.48 100 0 100.00 100 1 47.97 100 0

5 Kab. Kebumen 2.75 2 1 90.11 100 0 60.16 100 0 100.00 100 1 56.49 100 0

6 Kab. Purworejo 3.95 2 1 24.68 100 0 45.49 100 0 100.00 100 1 19.80 100 0

7 Kab. Wonosobo 6.61 2 1 10.21 100 0 45.67 100 0 100.00 100 1 42.48 100 0

8 Kab. Magelang 2.60 2 1 12.16 100 0 33.04 100 0 100.00 100 1 66.92 100 0

9 Kab. Boyolali 1.68 2 0 3.12 100 0 34.60 100 0 100.00 100 1 38.42 100 0

10 Kab. Klaten 1.48 2 0 16.64 100 0 36.64 100 0 100.00 100 1 90.01 100 0

11 Kab. Sukoharjo 2.50 2 1 6.60 100 0 35.30 100 0 100.00 100 1 85.33 100 0

12 Kab. Wonogiri 1.44 2 0 4.06 100 0 45.57 100 0 100.00 100 1 45.58 100 0

13 Kab. Karanganyar 4.88 2 1 12.57 100 0 73.91 100 0 100.00 100 1 54.09 100 0

14 Kab. Sragen 3.29 2 1 5.40 100 0 61.79 100 0 100.00 100 1 54.38 100 0

15 Kab. Grobogan 2.02 2 1 10.54 100 0 44.14 100 0 100.00 100 1 20.63 100 0

16 Kab. Blora 1.96 2 0 7.84 100 0 56.87 100 0 100.00 100 1 38.00 100 0

17 Kab. Rembang 2.08 2 1 1.94 100 0 51.82 100 0 100.00 100 1 42.73 100 0

18 Kab. Pati 2.06 2 1 2.27 100 0 46.55 100 0 100.00 100 1 51.06 100 0

19 Kab. Kudus 4.59 2 1 8.87 100 0 69.71 100 0 100.00 100 1 36.97 100 0

20 Kab. Jepara 2.66 2 1 54.72 100 0 42.76 100 0 100.00 100 1 61.20 100 0

21 Kab. Demak 5.44 2 1 16.59 100 0 71.49 100 0 100.00 100 1 70.78 100 0

22 Kab. Semarang 1.72 2 0 16.18 100 0 43.88 100 0 100.00 100 1 54.68 100 0

23 Kab. Temanggung 2.22 2 1 15.62 100 0 40.37 100 0 100.00 100 1 90.66 100 0

24 Kab. Kendal 1.70 2 0 93.89 100 0 60.89 100 0 100.00 100 1 63.35 100 0

25 Kab. Batang 1.07 2 0 29.42 100 0 76.19 100 0 100.00 100 1 57.66 100 0

26 Kab. Pekalongan 0.82 2 0 71.47 100 0 103.12 100 1 100.00 100 1 85.21 100 0

27 Kab. Pemalang 1.63 2 0 16.90 100 0 76.37 100 0 100.00 100 1 22.46 100 0

28 Kab. Tegal 2.45 2 1 43.88 100 0 63.21 100 0 100.00 100 1 96.10 100 0

29 Kab. Brebes 2.24 2 1 38.45 100 0 72.89 100 0 100.00 100 1 56.54 100 0

30 Kota Magelang 3.67 2 1 179.59 100 1 97.64 100 0 100.00 100 1 79.94 100 0

31 Kota Surakarta 3.57 2 1 4.20 100 0 101.31 100 1 100.00 100 1 75.97 100 0

32 Kota Salatiga 5.02 2 1 28.46 100 0 46.45 100 0 100.00 100 1 106.01 100 1

33 Kota Semarang 3.54 2 1 24.07 100 0 59.53 100 0 100.00 100 1 79.08 100 0

34 Kota Pekalongan 1.32 2 0 19.53 100 0 132.78 100 1 100.00 100 1 121.45 100 1

35 Kota Tegal 4.75 2 1 9.48 100 0 116.99 100 1 100.00 100 1 144.19 100 1

RATA2 JATENG 2.52 2 1 25.54 100 0 59.45 100 0 100.00 100 1 57.89 100 0

PENCAPAIAN TARGET 22 1 4 35 3

JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0 0

% PENCAPAIAN TARGET 62.86 2.86 11.43 100 8.57

Ket :

1 : Mencapai target

0 : Belum mencapai target

Page 74: spm cetak 2011

Jenis Pelayanan Kesehatan

Dasar

Target Jenis

Pelayanan

Kesehatan Dasar

Pelayanan

Kesehatan

Rujukan

Miskin

Masy. Miskin

kab/kota

Penca-paian

Th 2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

Penca-paian

Th 2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

Penca-paian

Th 2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

18 19 20

1 Kab. Cilacap 36.76 100 0 6 1.65 100 0 100.00 100 1 1

2 Kab. Banyumas 43.65 100 0 9 10.48 100 0 100.00 100 1 1

3 Kab. Purbalingga 50.37 100 0 9 9.41 100 0 100.00 100 1 1

4 Kab. Banjarnegara 117.85 100 1 8 58.04 100 0 100.00 100 1 1

5 Kab. Kebumen 57.86 100 0 10 1.68 100 0 100.00 100 1 1

6 Kab. Purworejo 34.39 100 0 10 9.47 100 0 100.00 100 1 1

7 Kab. Wonosobo 57.43 100 0 10 4.26 100 0 100.00 100 1 1

8 Kab. Magelang 117.41 100 1 11 0.00 100 0 60.00 100 0 0

9 Kab. Boyolali 24.80 100 0 6 1.55 100 0 88.89 100 0 0

10 Kab. Klaten 64.07 100 0 5 1.67 100 0 100.00 100 1 1

11 Kab. Sukoharjo 57.30 100 0 12 3.99 100 0 100.00 100 1 1

12 Kab. Wonogiri 95.17 100 0 5 0.10 100 0 100.00 100 1 1

13 Kab. Karanganyar 51.96 100 0 7 10.53 100 0 100.00 100 1 1

14 Kab. Sragen 52.25 100 0 10 4.14 100 0 100.00 100 1 1

15 Kab. Grobogan 62.09 100 0 8 3.19 100 0 100.00 100 1 1

16 Kab. Blora 51.39 100 0 10 0.01 100 0 100.00 100 1 1

17 Kab. Rembang 76.41 100 0 7 4.82 100 0 100.00 100 1 1

18 Kab. Pati 106.69 100 1 9 3.79 100 0 100.00 100 1 1

19 Kab. Kudus 92.79 100 0 12 10.32 100 0 100.00 100 1 1

20 Kab. Jepara 50.90 100 0 8 3.33 100 0 100.00 100 1 1

21 Kab. Demak 187.57 100 1 15 7.54 100 0 100.00 100 1 1

22 Kab. Semarang 33.12 100 0 8 7.11 100 0 100.00 100 1 1

23 Kab. Temanggung 59.04 100 0 10 9.18 100 0 100.00 100 1 1

24 Kab. Kendal 17.94 100 0 7 0.80 100 0 100.00 100 1 1

25 Kab. Batang 64.97 100 0 6 4.50 100 0 100.00 100 1 1

26 Kab. Pekalongan 32.38 100 0 9 3.78 100 0 100.00 100 1 1

27 Kab. Pemalang 52.60 100 0 6 2.48 100 0 100.00 100 1 1

28 Kab. Tegal 86.53 100 0 6 1.88 100 0 100.00 100 1 1

29 Kab. Brebes 101.65 100 1 9 5.74 100 0 100.00 100 1 1

30 Kota Magelang 309.18 100 1 10 31.09 100 0 100.00 100 1 1

31 Kota Surakarta 29.46 100 0 11 23.67 100 0 100.00 100 1 1

32 Kota Salatiga 88.00 100 0 12 23.82 100 0 100.00 100 1 1

33 Kota Semarang 81.74 100 0 7 20.53 100 0 100.00 100 1 1

34 Kota Pekalongan 118.23 100 1 14 9.27 100 0 100.00 100 1 1

35 Kota Tegal 186.32 100 1 12 10.84 100 0 100.00 100 1 1

RATA2 JATENG 66.43 100 0 7 6.72 100 0 98.38 100 0 0

PENCAPAIAN TARGET 8 0 0 33 0

JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0 0

% PENCAPAIAN TARGET 22.86 0.00 0.00 94.29 0.00

Ket :

1 : Mencapai target

0 : Belum mencapai target

Page 75: spm cetak 2011

Jenis Pelayanan Penyelidikan

Epidemiologi dan Penanggulangan

KLB

Penyelidikan

Epidemiologi dan

Penanggulangan KLB

Kesehatan dan

Pemberdayaan

Masyarakat

Epidemiologi < 24 jam

Penca-paian

Th 2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

Penca-paian

Th 2011

(%)

Target

2015

(%)

Ket.

21 22

1 Kab. Cilacap 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

2 Kab. Banyumas 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

3 Kab. Purbalingga 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

4 Kab. Banjarnegara 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

5 Kab. Kebumen 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

6 Kab. Purworejo 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

7 Kab. Wonosobo 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

8 Kab. Magelang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

9 Kab. Boyolali 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

10 Kab. Klaten 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

11 Kab. Sukoharjo 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

12 Kab. Wonogiri 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

13 Kab. Karanganyar 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

14 Kab. Sragen 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

15 Kab. Grobogan 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

16 Kab. Blora 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

17 Kab. Rembang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

18 Kab. Pati 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

19 Kab. Kudus 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

20 Kab. Jepara 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

21 Kab. Demak 0.00 100 0 0 100.00 80 1 1

22 Kab. Semarang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

23 Kab. Temanggung 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

24 Kab. Kendal 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

25 Kab. Batang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

26 Kab. Pekalongan 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

27 Kab. Pemalang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

28 Kab. Tegal 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

29 Kab. Brebes 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

30 Kota Magelang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

31 Kota Surakarta 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

32 Kota Salatiga 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

33 Kota Semarang 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

34 Kota Pekalongan 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

35 Kota Tegal 0.00 100 0 0 100.00 80 1 1

RATA2 JATENG 100.00 100 1 1 100.00 80 1 1

PENCAPAIAN TARGET 33 33 35 35

JUML. KAB/KOTA TAD 0 0 0 0

% PENCAPAIAN TARGET 94.29 94.29 100.00 100.00

Ket :

1 : Mencapai target

0 : Belum mencapai target

Page 76: spm cetak 2011

TOTAL INDIKATOR KINERJA

SPM YANG MENCAPAI

TARGET

TARGET

1 Kab. Cilacap 9 40.91

2 Kab. Banyumas 12 54.55

3 Kab. Purbalingga 12 54.55

4 Kab. Banjarnegara 11 50.00

5 Kab. Kebumen 13 59.09

6 Kab. Purworejo 13 59.09

7 Kab. Wonosobo 13 59.09

8 Kab. Magelang 13 59.09

9 Kab. Boyolali 8 36.36

10 Kab. Klaten 8 36.36

11 Kab. Sukoharjo 15 68.18

12 Kab. Wonogiri 8 36.36

13 Kab. Karanganyar 10 45.45

14 Kab. Sragen 13 59.09

15 Kab. Grobogan 11 50.00

16 Kab. Blora 13 59.09

17 Kab. Rembang 10 45.45

18 Kab. Pati 12 54.55

19 Kab. Kudus 15 68.18

20 Kab. Jepara 11 50.00

21 Kab. Demak 17 77.27

22 Kab. Semarang 11 50.00

23 Kab. Temanggung 13 59.09

24 Kab. Kendal 10 45.45

25 Kab. Batang 9 40.91

26 Kab. Pekalongan 12 54.55

27 Kab. Pemalang 9 40.91

28 Kab. Tegal 9 40.91

29 Kab. Brebes 12 54.55

30 Kota Magelang 13 59.09

31 Kota Surakarta 14 63.64

32 Kota Salatiga 15 68.18

33 Kota Semarang 10 45.45

34 Kota Pekalongan 17 77.27

35 Kota Tegal 14 63.64

RATA2 JATENG 9 40.91

PENCAPAIAN TARGET

JUML. KAB/KOTA TAD

% PENCAPAIAN TARGET

Ket :

1 : Mencapai target

0 : Belum mencapai target

Page 77: spm cetak 2011

PROSENTASE PENCAPAIAN TARGET INDIKATOR KINERJA SPM

BID. KES. KAB/KOTA DI JAWA TENGAH TAHUN 2011

No. Kabupaten/Kota Prosentase (%)

1 Kab. Demak 77.3

2 Kota Pekalongan 77.3

3 Kab. Sukoharjo 68.2

4 Kab. Kudus 68.2

5 Kota Salatiga 68.2

6 Kota Surakarta 63.6

7 Kota Tegal 63.6

8 Kab. Kebumen 59.1

9 Kab. Purworejo 59.1

10 Kab. Wonosobo 59.1

11 Kab. Magelang 59.1

12 Kab. Sragen 59.1

13 Kab. Blora 59.1

14 Kab. Temanggung 59.1

15 Kota Magelang 59.1

16 Kab. Banyumas 54.5

17 Kab. Purbalingga 54.5

18 Kab. Pati 54.5

19 Kab. Pekalongan 54.5

20 Kab. Brebes 54.5

21 Kab. Banjarnegara 50.0

22 Kab. Grobogan 50.0

23 Kab. Jepara 50.0

24 Kab. Semarang 50.0

25 Kab. Karanganyar 45.5

26 Kab. Rembang 45.5

27 Kab. Kendal 45.5

28 Kota Semarang 45.5

29 Kab. Cilacap 40.9

30 Kab. Batang 40.9

31 Kab. Pemalang 40.9

32 Kab. Tegal 40.9

33 Kab. Boyolali 36.4

34 Kab. Klaten 36.4

35 Kab. Wonogiri 36.4

Page 78: spm cetak 2011

KABUPATEN /KOTA YANG TELAH MENCAPAI TARGET PER JENIS PELAYANAN SPM

PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

Pelayanan Kesehatan

Dasar

Pelayanan Kesehatan

Rujukan

Penyelidikan

Epidemiologi dan

Penanggulangan KLB

Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan

masyarakat

1 2 3 4

0 kab/kota

Semua Kab/Kota tidak

mencapai target pada

Jenis Pelayanan ini

0 kab/kota

Semua Kab/Kota tidak

mencapai target pada

Jenis Pelayanan ini

33 Kab/Kota

Cilacap

Banyumas

Purbalingga

Banjarnegara

Kebumen

Purworejo

Wonosobo

Kab. Magelang

Boyolali

Klaten

Sukoharjo

Wonogiri

Karanganyar

Sragen

Grobogan

Blora

Rembang

Pati

Kudus

Jepara

Kab. Semarang

Temanggung

Kendal

Batang

Kab. Pekalongan

Pemalang

Kab. Tegal

Brebes

Kota Magelang

Kota Surakarta

Kota Salatiga

Kota Semarang

Kota Pekalongan

35 Kab/kota

Semua Kab/Kota sudah

mencapai target pada

Jenis Pelayanan ini

Page 79: spm cetak 2011

LAMPIRAN III.

TABEL HASIL PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA SPM BIDANG KESEHATAN

KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

Page 80: spm cetak 2011

KOMPLIKASI KEBIDANAN YANG

DITANGANI

KOMPETENSI KEBIDANAN

DITANGANI

REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN %

01 CILACAP 30,493 31,065 98.16 2,829 6,213 45.53 29,608 30,756 96.27 29,238 30,756 95.06 2,691 4,550 59.14

02 BANYUMAS 30,626 31,192 98.19 5,339 6,238 85.58 28,857 28,986 99.55 29,163 28,986 100.61 2,699 4,266 63.27

03 PURBALINGGA 15,759 16,408 96.04 1,679 3,282 51.16 14,446 15,140 95.42 14,869 15,140 98.21 1,189 2,276 52.25

04 BANJARNEGARA 15,411 17,596 87.58 3,112 3,519 88.43 14,773 16,115 91.67 13,796 16,115 85.61 1,164 2,402 48.46

05 KEBUMEN 21,679 22,396 96.80 4,063 4,479 90.71 21,178 21,392 99.00 20,406 21,354 95.56 1,047 3,072 34.08

06 PURWOREJO 9,908 10,980 90.24 2,022 2,196 92.08 9,723 10,458 92.97 9,696 10,458 92.71 1,332 1,490 89.38

07 WONOSOBO 14,061 14,801 95.00 2,540 2,960 85.81 13,035 13,284 98.13 13,035 13,284 98.13 651 1,982 32.84

08 MAGELANG 20,488 22,946 89.29 4,357 4,589 94.94 20,013 20,092 99.61 19,989 20,078 99.56 1,211 3,129 38.71

09 BOYOLALI 15,913 17,021 93.49 3,867 3,867 100.00 14,400 15,863 90.78 13,781 16,380 84.13 2,463 2,400 102.61

10 KLATEN 18,008 21,602 83.36 2,712 4,320 62.77 18,394 18,413 99.90 18,413 18,413 100.00 2,087 2,960 70.51

11 SUKOHARJO 14,718 15,154 97.12 2,685 3,031 88.59 14,002 14,002 100.00 13,572 14,002 96.93 2,520 2,081 121.10

12 WONOGIRI 14,150 15,547 91.01 1,770 3,109 56.92 13,482 14,708 91.66 13,482 14,708 91.66 388 2,109 18.40

13 KARANGANYAR 13,890 14,967 92.80 1,354 2,993 45.23 13,169 14,318 91.98 13,094 14,140 92.60 661 2,052 32.22

14 SRAGEN 16,016 17,264 92.77 3,295 3,453 95.43 15,796 16,476 95.87 15,083 16,476 91.55 1,433 2,363 60.65

15 GROBOGAN 22,822 24,301 93.91 3,149 4,860 64.79 22,736 23,230 97.87 22,439 23,341 96.14 1,133 3,330 34.02

16 BLORA 14,356 14,611 98.25 2,388 2,922 81.72 13,263 13,910 95.35 13,278 13,910 95.46 1,677 1,986 84.45

17 REMBANG 8,718 10,289 84.73 1,486 2,058 72.21 9,028 9,821 91.93 8,843 9,821 90.04 361 1,403 25.73

18 PATI 19,243 20,659 93.15 2,991 4,132 72.39 19,298 19,401 99.47 18,786 19,401 96.83 1,484 2,796 53.08

19 KUDUS 16,451 17,162 95.86 2,819 3,432 82.13 15,492 16,400 94.46 15,476 16,372 94.53 2,017 2,340 86.20

20 JEPARA 22,414 23,066 97.17 3,681 4,613 79.79 21,599 22,073 97.85 21,765 22,073 98.60 1,679 3,129 53.66

21 DEMAK 21,864 21,922 99.74 4,063 4,384 92.67 21,298 21,298 100.00 21,197 21,298 99.53 2,763 2,992 92.35

22 SEMARANG 14,231 16,116 88.30 3,156 3,223 97.92 14,166 14,389 98.45 12,623 14,374 87.82 1,133 2,197 51.58

23 TEMANGGUNG 12,554 13,456 93.30 2,608 2,691 96.91 11,944 12,043 99.18 11,668 12,881 90.58 639 1,848 34.58

24 KENDAL 16,752 17,838 93.91 2,395 3,568 67.13 16,334 17,066 95.71 15,649 17,066 91.70 738 2,436 30.30

25 BATANG 12,490 13,975 89.37 2,198 2,795 78.64 12,378 12,634 97.97 12,524 12,628 99.18 1,107 1,906 58.09

26 PEKALONGAN 16,554 16,259 101.81 1,695 3,252 52.12 16,157 15,520 104.10 15,520 15,520 100.00 786 2,217 35.45

27 PEMALANG 25,065 28,880 86.79 3,836 5,776 66.41 24,387 25,860 94.30 25,716 25,846 99.50 2,250 3,766 59.74

28 TEGAL 28,190 30,516 92.38 4,040 6,116 66.06 27,395 29,530 92.77 27,226 29,408 92.58 2,421 4,038 59.96

29 BREBES 34,600 36,439 94.95 4,249 7,288 58.30 32,982 33,883 97.34 32,042 33,883 94.57 1,614 4,935 32.70

30 KOTA MAGELANG 2,014 2,133 94.42 155 155 100.00 1,895 1,896 99.95 1,896 1,896 100.00 224 304 73.71

31 KOTA SURAKARTA 10,633 11,013 96.55 1,818 2,203 82.54 10,164 10,164 100.00 10,112 10,164 99.49 217 1,504 14.42

32 KOTA SALATIGA 3,005 3,122 96.25 421 624 67.42 2,823 2,979 94.76 2,836 2,979 95.20 410 426 96.35

33 KOTA SEMARANG 26,743 28,323 94.42 4,496 5,665 79.37 25,972 27,032 96.08 17,484 27,032 64.68 2,187 3,862 56.63

34 KOTA PEKALONGAN 6,579 6,860 95.90 1,098 1,372 80.03 6,210 6,220 99.84 6,202 6,219 99.73 744 927 80.28

35 KOTA TEGAL 6,026 6,319 95.36 821 1,264 64.96 5,569 5,569 100.00 5,354 5,561 96.28 449 862 52.11

JUMLAH PROVINSI 592,424 632,198 93.71 95,187 126,644 75.16 571,966 590,921 96.79 556,253 591,963 93.97 47,569 86,333 55.10

Page 81: spm cetak 2011

MP-ASI ANAK 6-24 BULAN

KELUARGA MISKIN

MENDAPAT PERAWATAN

REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN %

01 CILACAP 27,116 30,336 89.39 282 284 99.30 86,868 105,810 82.10 5382 9,049 59.48 461 461 100.00

02 BANYUMAS 28,185 28,439 99.11 331 331 100.00 87,296 100,153 87.16 360 10,340 3.48 163 163 100.00

03 PURBALINGGA 14,390 15,171 94.85 233 239 97.49 48,103 53,365 90.14 2905 5,650 51.42 48 48 100.00

04 BANJARNEGARA 15,577 16,014 97.27 259 278 93.17 44,869 58,187 77.11 6044 10,213 59.18 143 143 100.00

05 KEBUMEN 19,312 20,481 94.29 460 460 100.00 83,124 105,414 78.85 445 11,665 3.81 142 142 100.00

06 PURWOREJO 8,975 9,935 90.34 473 494 95.75 31,103 39,740 78.27 307 307 100.00 181 181 100.00

07 WONOSOBO 13,336 13,214 100.92 255 265 96.23 39,867 50,321 79.23 5089 5,089 100.00 88 88 100.00

08 MAGELANG 19,753 20,857 94.71 372 372 100.00 65,228 60,345 108.09 0 0 0 30 30 100.00

09 BOYOLALI 7,072 16,003 44.19 261 267 97.75 20,250 59,512 34.03 9439 9,439 100.00 20 20 100.00

10 KLATEN 16,941 19,732 85.86 394 401 98.25 60,791 78,926 77.02 0 0 0 55 55 100.00

11 SUKOHARJO 13,919 13,873 100.33 165 167 98.80 50,999 55,141 92.49 134 2,796 4.79 30 30 100.00

12 WONOGIRI 10,296 14,061 73.22 248 294 84.35 21,032 56,741 37.07 0 0 0 49 49 100.00

13 KARANGANYAR 12,977 13,678 94.87 153 177 86.44 38,931 51,527 75.55 0 0 0 8 8 100.00

14 SRAGEN 14,352 15,751 91.12 208 208 100.00 50,678 63,004 80.44 0 2,962 0 77 77 100.00

15 GROBOGAN 21,968 22,201 98.95 280 280 100.00 67,066 85,136 78.78 0 0 0 25 25 100.00

16 BLORA 12,531 13,239 94.65 274 295 92.88 43,350 53,412 81.16 123 123 100.00 123 123 100.00

17 REMBANG 8,225 9,353 87.94 274 294 93.20 33,529 37,414 89.62 16911 16,911 100.00 59 59 100.00

18 PATI 18,152 18,637 97.40 376 406 92.61 50,811 73,454 69.17 1500 7,508 19.98 185 185 100.00

19 KUDUS 14,854 15,599 95.22 132 132 100.00 51,545 55,274 93.25 0 0 0 98 98 100.00

20 JEPARA 18,912 20,861 90.66 190 194 97.94 64,368 79,602 80.86 0 0 0 153 153 100.00

21 DEMAK 20,056 19,946 100.55 249 249 100.00 71,861 77,222 93.06 767 767 100.00 54 54 100.00

22 SEMARANG 14,211 14,644 97.04 235 235 100.00 54,604 58,576 93.22 0 5,994 0 134 134 100.00

23 TEMANGGUNG 11,366 12,318 92.27 289 289 100.00 41,180 47,385 86.91 1727 1,727 100.00 38 38 100.00

24 KENDAL 16,240 16,240 100.00 281 285 98.60 58,524 64,960 90.09 0 0 0 136 136 100.00

25 BATANG 12,667 12,704 99.71 164 248 66.13 30,166 38,112 79.15 34 42 80.95 37 37 100.00

26 PEKALONGAN 10,461 14,781 70.77 285 285 100.00 55,663 57,796 96.31 0 0 0 217 217 100.00

27 PEMALANG 22,576 25,109 89.91 222 222 100.00 75,126 100,636 74.65 0 0 0 10 10 100.00

28 TEGAL 24,020 26,917 89.24 287 287 100.00 65,892 107,668 61.20 0 13,350 0 49 49 100.00

29 BREBES 34,255 32,902 104.11 292 297 98.32 123,071 123,071 100.00 60 14,828 0 230 230 100.00

30 KOTA MAGELANG 1,817 2,026 89.68 17 17 100.00 3,918 8,104 48.35 154 188 81.91 2 2 100.00

31 KOTA SURAKARTA 9,144 10,029 91.18 51 51 100.00 29,368 39,332 74.67 0 0 0 0 0 0

32 KOTA SALATIGA 2,581 2,837 90.98 22 22 100.00 6,005 11,832 50.75 1214 1,214 100.00 13 13 100.00

33 KOTA SEMARANG 25,636 25,746 99.57 177 177 100.00 93,795 102,984 91.08 105 958 10.96 36 36 100.00

34 KOTA PEKALONGAN 5,899 6,178 95.48 47 47 100.00 16,847 19,054 88.42 1452 1,452 100.00 22 22 100.00

35 KOTA TEGAL 5,420 5,744 94.36 27 27 100.00 20,036 24,977 80.22 1679 13,152 12.77 71 71 100.00

JUMLAH PROVINSI 533,192 575,556 92.64 8,265 8,576 96.37 1,785,864 2,204,187 81.02 55,831 145,724 38.31 3,187 3,187 100.00

Page 82: spm cetak 2011

PENJARINGAN KESEHATAN SISWA

SD/SEDERAJAT

<15 THN

BALITA

REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN /100000 REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN %

01 CILACAP 45,753 45,794 99.91 246,174 344,059 71.55 9 464,859 1.94 369 13,837 2.67 1,384 1,756 78.82

02 BANYUMAS 30,719 39,798 77.19 218,164 307,020 71.06 6 413,838 1.45 3,731 12,535 29.76 1,107 1,664 66.53

03 PURBALINGGA 16,710 16,710 100.00 152,657 189,105 80.73 3 237,403 1.26 686 7,048 9.73 551 909 60.62

04 BANJARNEGARA 10,410 17,820 58.42 152,657 193,047 79.08 6 236,107 2.54 3,771 7,596 49.65 423 930 45.48

05 KEBUMEN 18,052 21,512 83.92 164,531 213,911 76.92 9 326,732 2.75 8,203 9,104 90.11 746 1,240 60.16

06 PURWOREJO 12,429 16,421 75.69 97,887 120,937 80.94 7 177,022 3.95 1,232 4,991 24.68 338 743 45.49

07 WONOSOBO 14,135 16,866 83.81 134,515 165,752 81.15 14 211,734 6.61 663 6,496 10.21 369 808 45.67

08 MAGELANG 21,218 23,229 91.34 165,706 215,724 76.81 8 307,314 2.60 1,193 9,813 12.16 418 1,265 33.04

09 BOYOLALI 3,762 24,189 15.55 106,496 176,761 60.25 4 238,529 1.68 236 7,558 3.12 345 997 34.60

10 KLATEN 18,123 19,077 95.00 164,544 203,914 80.69 4 269,474 1.48 1,518 9,125 16.64 443 1,209 36.64

11 SUKOHARJO 13,679 13,679 100.00 123,642 155,676 79.42 5 200,077 2.50 424 6,425 6.60 311 881 35.30

12 WONOGIRI 13,282 46,565 28.52 183,059 220,543 83.00 3 208,611 1.44 265 6,534 4.06 453 994 45.57

13 KARANGANYAR 12,734 12,999 97.96 133,914 167,821 79.80 10 205,019 4.88 811 6,452 12.57 643 870 73.91

14 SRAGEN 88,744 88,744 100.00 151,144 189,456 79.78 7 212,444 3.29 377 6,978 5.40 566 916 61.79

15 GROBOGAN 19,581 29,778 65.76 221,618 288,647 76.78 7 346,987 2.02 794 7,531 10.54 618 1,400 44.14

16 BLORA 34,071 88,347 38.56 156,752 195,469 80.19 4 204,105 1.96 473 6,035 7.84 505 888 56.87

17 REMBANG 7,974 9,981 79.89 110,366 132,754 83.14 3 143,914 2.08 84 4,327 1.94 328 633 51.82

18 PATI 20,489 20,489 100.00 226,092 264,997 85.32 6 291,506 2.06 204 9,006 2.27 593 1,274 46.55

19 KUDUS 21,574 21,792 99.00 112,669 136,981 82.25 9 195,991 4.59 587 6,615 8.87 580 832 69.71

20 JEPARA 16,971 17,020 99.71 184,454 227,005 81.26 8 300,246 2.66 5,015 9,164 54.72 502 1,174 42.76

21 DEMAK 9,297 9,297 100.00 194,756 259,365 75.09 16 293,857 5.44 1,524 9,188 16.59 810 1,133 71.49

22 SEMARANG 16,756 17,169 97.59 159,482 191,447 83.30 4 232,084 1.72 1,185 7,326 16.18 437 996 43.88

23 TEMANGGUNG 13,540 13,542 99.99 122,357 148,963 82.14 4 180,227 2.22 913 5,845 15.62 306 758 40.37

24 KENDAL 13,145 19,080 68.89 144,911 184,039 78.74 4 234,941 1.70 6,578 7,006 93.89 587 964 60.89

25 BATANG 17,559 20,639 85.08 123,648 157,276 78.62 2 186,938 1.07 1,690 5,744 29.42 576 756 76.19

26 PEKALONGAN 17,565 17,823 98.55 139,669 169,295 82.50 2 243,057 0.82 5,207 7,286 71.47 925 897 103.12

27 PEMALANG 18,723 35,380 52.92 219,961 261,725 84.04 6 367,993 1.63 2,012 11,907 16.90 1,031 1,350 76.37

28 TEGAL 64,293 64,617 99.50 111,505 252,156 44.22 10 407,468 2.45 5,516 12,571 43.88 1,172 1,854 63.21

29 BREBES 31,565 42,036 75.09 310,034 377,986 82.02 11 492,120 2.24 6,127 15,936 38.45 1,086 1,490 72.89

30 KOTA MAGELANG 1,622 2,538 63.91 15,454 17,259 89.54 1 27,246 3.67 1,424 793 179.59 124 127 97.64

31 KOTA SURAKARTA 18,248 18,248 100.00 56,604 70,608 80.17 4 111,980 3.57 156 3,716 4.20 543 536 101.31

32 KOTA SALATIGA 2,836 3,082 92.02 21,666 28,194 76.85 2 39,853 5.02 366 1,286 28.46 85 183 46.45

33 KOTA SEMARANG 24,553 24,812 98.96 135,125 227,967 59.27 13 367,397 3.54 2,743 11,394 24.07 990 1,663 59.53

34 KOTA PEKALONGAN 5,814 5,900 98.54 33,176 44,693 74.23 1 75,578 1.32 469 2,401 19.53 401 302 132.78

35 KOTA TEGAL 4,784 5,103 93.75 36,656 48,573 75.47 3 63,116 4.75 156 1,646 9.48 303 259 116.99

JUMLAH PROVINSI 700,710 890,076 78.72 5,032,045 6,549,125 76.84 215 8,515,767 2.52 66,702 261,214 25.54 20,599 34,651 59.45

Page 83: spm cetak 2011

PELAYANAN KES. DASAR

MASYARAKAT MISKIN

MASYARAKAT MISKIN

LEVEL 1 DI RS

REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN %

01 CILACAP 147 147 100 19,658 69,461 28.30 261,606 711,704 36.76 11,716 711,704 1.65 9 9 100.00

02 BANYUMAS 201 201 100 36,871 65,756 56.07 287,611 658,945 43.65 69,053 658,945 10.48 24 24 100.00

03 PURBALINGGA 108 108 100 21,471 35,911 59.79 218,612 433,999 50.37 40,818 433,999 9.41 5 5 100.00

04 BANJARNEGARA 100 100 100 17,633 36,755 47.97 533,386 452,608 117.85 262,715 452,608 58.04 1 1 100.00

05 KEBUMEN 31 31 100 27,716 49,065 56.49 309,711 535,252 57.86 9,018 535,252 1.68 12 12 100.00

06 PURWOREJO 198 198 100 5,825 29,417 19.80 82,045 238,603 34.39 22,595 238,603 9.47 9 9 100.00

07 WONOSOBO 20 20 100 13,566 31,932 42.48 184,938 322,044 57.43 13,719 322,044 4.26 3 3 100.00

08 MAGELANG 31 31 100 33,449 49,987 66.92 525,339 447,458 117.41 0 447,458 0 3 5 60.00

09 BOYOLALI 83 83 100 15,124 39,361 38.42 170,839 688,861 24.80 10,645 688,861 1.55 8 9 88.89

10 KLATEN 104 104 100 43,024 47,801 90.01 839,981 1,311,019 64.07 21,850 1,311,019 1.67 8 8 100.00

11 SUKOHARJO 107 107 100 29,750 34,865 85.33 157,716 275,262 57.30 10,992 275,262 3.99 4 4 100.00

12 WONOGIRI 11 11 100 17,911 39,293 45.58 339,124 356,340 95.17 348 356,340 0.10 2 2 100.00

13 KARANGANYAR 135 135 100 18,606 34,398 54.09 178,059 342,704 51.96 36,076 342,704 10.53 6 6 100.00

14 SRAGEN 200 200 100 19,741 36,305 54.38 143,534 274,707 52.25 11,364 274,707 4.14 17 17 100.00

15 GROBOGAN 189 189 100 11,418 55,358 20.63 247,934 399,304 62.09 12,757 399,304 3.19 7 7 100.00

16 BLORA 64 64 100 13,336 35,097 38.00 152,596 296,915 51.39 42 296,915 0.01 6 6 100.00

17 REMBANG 106 106 100 10,689 25,014 42.73 245,619 321,458 76.41 15,493 321,458 4.82 2 2 100.00

18 PATI 331 331 100 25,722 50,379 51.06 420,484 394,136 106.69 14,932 394,136 3.79 1 1 100.00

19 KUDUS 148 148 100 12,159 32,886 36.97 118,451 127,653 92.79 13,178 127,653 10.32 8 8 100.00

20 JEPARA 301 301 100 28,404 46,415 61.20 156,991 308,452 50.90 10,281 308,452 3.33 6 6 100.00

21 DEMAK 219 219 100 31,604 44,651 70.78 834,814 445,057 187.57 33,546 445,057 7.54 3 3 100.00

22 SEMARANG 35 35 100 21,528 39,370 54.68 88,292 266,589 33.12 18,955 266,589 7.11 4 4 100.00

23 TEMANGGUNG 87 87 100 27,172 29,971 90.66 138,396 234,424 59.04 21,522 234,424 9.18 4 4 100.00

24 KENDAL 80 80 100 24,127 38,083 63.35 89,667 499,704 17.94 4,001 499,704 0.80 3 3 100.00

25 BATANG 45 45 100 17,239 29,896 57.66 213,072 327,950 64.97 14,754 327,950 4.50 2 2 100.00

26 PEKALONGAN 77 77 100 30,226 35,474 85.21 128,260 396,067 32.38 14,991 396,067 3.78 3 3 100.00

27 PEMALANG 50 50 100 11,982 53,355 22.46 316,453 601,653 52.60 14,898 601,653 2.48 4 4 100.00

28 TEGAL 99 99 100 56,703 59,002 96.10 324,104 374,562 86.53 7,027 374,562 1.88 7 7 100.00

29 BREBES 132 132 100 41,471 73,343 56.54 201,788 198,512 101.65 11,388 198,512 5.74 7 7 100.00

30 KOTA MAGELANG 41 41 100 3,998 5,001 79.94 85,186 27,552 309.18 8,567 27,552 31.09 8 8 100.00

31 KOTA SURAKARTA 96 96 100 16,046 21,122 75.97 37,041 125,732 29.46 29,767 125,732 23.67 13 13 100.00

32 KOTA SALATIGA 13 13 100 7,638 7,205 106.01 29,205 33,186 88.00 7,905 33,186 23.82 9 9 100.00

33 KOTA SEMARANG 1,303 1,303 100 52,049 65,818 79.08 325,346 398,009 81.74 81,695 398,009 20.53 23 23 100.00

34 KOTA PEKALONGAN 24 24 100 14,458 11,905 121.45 135,448 114,561 118.23 10,622 114,561 9.27 8 8 100.00

35 KOTA TEGAL 30 30 100 14,614 10,135 144.19 117,052 62,823 186.32 6,810 62,823 10.84 5 5 100.00

JUMLAH PROVINSI 4,946 4,946 100 792,928 1,369,786 57.89 8,638,700 13,003,805 66.43 874,040 13,003,805 6.72 243 247 98.38

Page 84: spm cetak 2011

DESA/KELURAHAN KLB DGN

PENYELIDIKAN EPID <24 JAM

REALISASI SASARAN % REALISASI SASARAN %

01 CILACAP 18 18 100.00 284 284 100.00

02 BANYUMAS 15 15 100.00 331 331 100.00

03 PURBALINGGA 6 6 100.00 239 239 100.00

04 BANJARNEGARA 13 13 100.00 278 278 100.00

05 KEBUMEN 3 3 100.00 460 460 100.00

06 PURWOREJO 4 4 100.00 494 494 100.00

07 WONOSOBO 8 8 100.00 265 265 100.00

08 MAGELANG 8 8 100.00 372 372 100.00

09 BOYOLALI 10 10 100.00 267 267 100.00

10 KLATEN 49 49 100.00 401 401 100.00

11 SUKOHARJO 9 9 100.00 167 167 100.00

12 WONOGIRI 5 5 100.00 294 294 100.00

13 KARANGANYAR 28 28 100.00 177 177 100.00

14 SRAGEN 15 15 100.00 208 208 100.00

15 GROBOGAN 13 13 100.00 280 280 100.00

16 BLORA 6 6 100.00 295 295 100.00

17 REMBANG 6 6 100.00 294 294 100.00

18 PATI 4 4 100.00 406 406 100.00

19 KUDUS 3 3 100.00 132 132 100.00

20 JEPARA 4 4 100.00 194 194 100.00

21 DEMAK - - - 249 249 100.00

22 SEMARANG 16 16 100.00 235 235 100.00

23 TEMANGGUNG 24 24 100.00 289 289 100.00

24 KENDAL 9 9 100.00 285 285 100.00

25 BATANG 11 11 100.00 248 248 100.00

26 PEKALONGAN 8 8 100.00 285 285 100.00

27 PEMALANG 4 4 100.00 222 222 100.00

28 TEGAL 11 11 100.00 287 287 100.00

29 BREBES 2 2 100.00 297 297 100.00

30 KOTA MAGELANG 1 1 100.00 17 17 100.00

31 KOTA SURAKARTA 3 3 100.00 51 51 100.00

32 KOTA SALATIGA 2 2 100.00 22 22 100.00

33 KOTA SEMARANG 19 19 100.00 177 177 100.00

34 KOTA PEKALONGAN 2 2 100.00 47 47 100.00

35 KOTA TEGAL - - - 27 27 100.00

JUMLAH PROVINSI 339 339 100.00 8,576 8,576 100.00

Page 85: spm cetak 2011

DAFTAR DEFINISI OPERASIONAL

Cakupan kunjungan ibu : hamil K-4

Cakupan komplikasi : kebidanan yang ditangani

Cakupan pertolongan : persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

Cakupan pelayanan nifas :

Cakupan neonatus dengan : komplikasi yang ditangani

Cakupan kunjungan bayi :

Cakupan desa/kelurahan : Universal Child Immunization (UCI)

Cakupan pelayanan anak : balita

Cakupan pemberian : Makanan Pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin

Cakupan balita gizi buruk : mendapat perawatan

Cakupan penjaringan : kesehatan siswa SD dan setingkat

Cakupan peserta KB aktif :

cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan stándar paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).

ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar

neonatus dengan komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan

cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit empat kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

desa/kelurahan dimana >80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun

anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan

pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari

balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

jumlah peserta KB aktif dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 77

Page 86: spm cetak 2011

AFP rate per 100.000 : penduduk <15 tahun

Penemuan penderita : pneumonia balita

Penemuan pasien baru TB : BTA positif

Penderita DBD yang : ditangani

Penemuan penderita diare :

Cakupan pelayanan : kesehatan dasar pasien masyarakat miskin

Cakupan pelayanan : kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

Cakupan pelayanan Gawat : Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota

Cakupan desa/kelurahan : mengalami KLB yang

ditangani <24 jam

Desa siaga aktif :

jumlah kasus AFP non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk <15 tahun pertahun di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

persentase balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah dalam waktu satu tahun

persentase jumlah penderita baru TB BTA positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

persentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di satu wilayah dalam waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama

jumlah penderita yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun

jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu

jumlah kunjungan pasien maskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama & baru)

pelayanan gadar level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kabupaten/kota

desa/kelurahan mengalami Kejadian Lura Biasa (KLB) yang ditangani <24 jam oleh kabupaten/kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu

desa yang penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)/Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) atau sarana kesehatan lain yang ada di wilayah tersebut seperti Puskesmas Pembantu (pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 78

Page 87: spm cetak 2011

DAFTAR SINGKATAN ACLS : Advance Cardiac Life Support

AFP : Acute Flaccid Paralysis

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome

ATLS : Advance Trauma Life Support

Balita : Bawah Lima Tahun

BB : Berat Badan

BBLR : Berat Badan Lahir Rendah

BPS : Badan Pusat Statistik

CDR : Case Detection Rate

DBD : Demam Berdarah Dengue

Gadar : Kegawatdaruratan

Gakin : Keluarga Miskin

GELS : General Emergency Life Support

Hb : Hemoglobin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Atas

K4 : Kunjungan ke 4

KB : Keluarga Berencana

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KLB : Kejadian Luar Biasa

KMS : Kartu Menuju Sehat

Maskin : Masyarakat Miskin

MP-ASI : Makanan Pendamping Air Susu Ibu

MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit

OAT : Obat Anti Tuberkulosis

PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini

PD3I : Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto

Permenkes : Peraturan Menteri Kesehatan

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PKD : Poliklinik Kesehatan Desa

Polindes : Pondok Bersalin Desa

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 79

Page 88: spm cetak 2011

PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emengensi Dasar

PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatal Emengensi Komprehensif

Poskesdes : Pos Kesehatan Desa

Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu

PUS : Pasangan Usia Subur

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

Pustu : Puskesmas Pembantu

RDT : Rapid Diagnosis Test

RKP : Rencana Kerja Pembangunan

RPJMN : Rencana Pembangungan Jangka Menengah Nasional

RSB : Rumah Sakit Bersalin

RSIA : Rumah Sakit Ibu dan Anak

RSU : Rumah Sakit Umum

RTM : Rumah Tangga Miskin

Sarkes : Sarana Kesehatan

SD : Sekolah Dasar

SDIDTK : Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang

SMP : Sekolah Menengah Pertama

SPM-BK : Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

SPS : Sewaktu Pagi dan Sewaktu

TB : Tinggi Badan

TB BTA : Tuberkulosis Basil Tahan Asam

TBC : Tuberculosis

TDDK : Tarikan Dinding Dada bagian bawah Kedalam

UCI : Universal Child Immunization

UKBM : Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

UKS : Usaha Kesehatan Sekolah

WUS : Wanita Usia Subur

SPM Bidang Kesehatan Kab/kota Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 80