spooring dan balancing

7
A. Front Wheel Alignment ( FWA ) Front Wheel Alignment adalah pengaturan roda – roda bagian depan dari sebuah kendaraan. Adapun tujuan dari front wheel alignment itu sendiri adalah sebagai berikut : Kemudi / Steering ringan saat dikendalikan Tidak terjadi getaran abnormal pada kendaraan saat berjalan Kendaraan dapat berjalan lurus walaupun kemudi dilepas Setelah berbelok, roda depan segera lurus kembali Keausan ban merata Komponen suspensi dan ban lebih awet Kerusakan suspensi dapat diminimalisir Faktor – faktor dari Front Wheel Alignment adalah : a) Camber b) Caster c) Kingpin inclination d) Toe angle e) Turning radius Faktor – faktor front wheel alignment di atas tergantung dari jenis sistem suspensi, sistem penggerak roda dan sistem kemudi. 1. Camber Camber adalah kemiringan roda depan terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaraan . Pada roda depan terdapat camber sehingga bagian atas lebih lebar dibanding bagian bawah. Salah satu fungsi camber adalah untuk mencegah roda miring kedalam yang menyebabkan gerak main kingpin bush

Upload: taufikriska

Post on 11-Dec-2014

226 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Page 1: Spooring Dan Balancing

A.    Front Wheel Alignment ( FWA )

              Front Wheel Alignment adalah pengaturan roda – roda bagian depan dari sebuah

kendaraan. Adapun tujuan dari front wheel alignment itu sendiri adalah sebagai berikut :

      Kemudi / Steering ringan saat dikendalikan

      Tidak terjadi getaran abnormal pada kendaraan saat berjalan

      Kendaraan dapat berjalan lurus walaupun kemudi dilepas

      Setelah berbelok, roda depan segera lurus kembali

      Keausan ban merata

      Komponen suspensi dan ban lebih awet

      Kerusakan suspensi dapat diminimalisir

Faktor – faktor dari Front Wheel Alignment adalah :

a)      Camber

b)      Caster

c)      Kingpin inclination

d)     Toe angle

e)      Turning radius

Faktor – faktor front wheel alignment di atas tergantung dari jenis sistem suspensi, sistem

penggerak roda dan sistem kemudi.

1. Camber

            Camber adalah kemiringan roda depan terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan

kendaraan . Pada roda depan terdapat camber sehingga bagian atas lebih lebar dibanding

bagian bawah. Salah satu fungsi camber adalah untuk mencegah roda miring kedalam yang

menyebabkan gerak main kingpin bush atau hub bearing berlebihan, atau menyebabkan

deformasi axle karena pembebanan.

Page 2: Spooring Dan Balancing

2. Caster

            Caster adalah kemiringan ke depan atau ke belakang dari kingpin terhadap garis

vertikal. Fungsi utama dari caster adalah mengembalikan roda depan ke posisi lurus. Jika

simbol ”T” digunakan untuk mengidentifikasikan titik dimana garis perpanjangan bagian

tengah kingpin bertemu dengan permukaan jalan. ”T” berada didepan garis tengah ban pada

permukaan jalan. Titik perpotongan yang sama dapat dihasilkan dari kingpin vertical jika

posisinya dipindahkan ke depan tanpa menyediakan sudut inklinasi.

Sudut caster bervariasi sesuai dengan karekteristik pegas, karena caster ditentukan saat front

axle dipasang ke front spring. Ini berarti sudut caster dipengaruhi oleh variasi pegas juga

dipengaruhi oleh defleksi permanen. Saat mobil dikendarai pada jalan rusak atau saat beban

mobil bervariasi, sudut caster juga bervariasi karena karekteristik dari front spring berubah

secara konstan saat aksi pemegasan terjadi.

Saat rem diinjak, sudut caster cenderung mengecil karena efek perlambatan pada roda depan

menyebabkan front axle terpuntir ke depan. Roda pada kereta dorong posisinya selalu di

belakang garis tengah shaft dan mengikuti arah dorongan. Ini karena jarak tertentu disediakan

antara garis tengah shaft dan garis tengah roda. Semakin panjang jarak antara garis tengah

shaft dan roda, dan semakin besar beban yang bekerja pada roda dan kecepatan bergeraknya

semakin tinggi, kembalinya roda kemudi ke posisi lurus semakin baik dan kerja kemudi

semakin keras.

            Pada kendaraan modern, roda depan memiliki sudut caster yang sangat kecil atau

bahkan sudut caster negatif. Alasannya adalah saat kendaraan begerak, pusat dari tekanan

persinggungan roda di belakang garis tengah ban dan ini menambah ke sudut caster positif.

Oleh karena itu, roda tetap kembali ke posisi lurus bahkan jika menggunakan sudut caster

negatif

Page 3: Spooring Dan Balancing

3. Kingpin Inclination

Kingpin inclination adalah kemiringan ke dalam sumbu roda terhadap garis vertikal saat

dilihat dari depan kendaraan. Fungsi utama kingpin inclination adalah membawa titik tengah

ban bertemu dengan garis perpanjangan kingpin centre seperti efek dari camber. Dengan

kingpin inclination roda tidak perlu camber yang terlalu besar. Sudut kingpin inclination

dikombinasikan dengan sudut caster menghasilkan efek pengembalian steering wheel ke

posisi lurus sedangkan sudut camber memungkinkan berbelok lembut.

4. Toe Angle

            Saat roda depan dilihat dari atas, bagian depan roda lebih kecil dibandingkan bagian

belakang roda. Masuknya roda depan disebut dengan toe in dan perbedaan antara jarak “A”

dan “B” adalah nilai aktual dari toe in.   Nilai dari toe in dapat diatur dengan menyetel

panjang tie rod. Dengan toe in roda berusaha tergulir kedalam. Dengan camber, roda depan

miring keluar saat dilihat dari atas sehingga roda berusaha tergulir keluar. Akan tetapi, titik

pusat dimana ban tergulir keluar dipindahkan ke depan dengan adanya sudut toe in pada roda

depan sehingga roda dapat bergulir dengan lurus.

            Salah satu fungsi dari toe in adalah untuk mengimbangi efek miring keluarnya roda

depan (camber), sehingga roda depan dapat bergulir dengan lurus. Untuk alasan ini, jumlah

toe in harus ditentukan dengan hati-hati dengan memperhatikan sudut camber.

            Karena sudut camber bervariasi dengan sudut caster, toe in harus disetel setelah

penyetelan sudut camber dan caster. Saat kendaraan berjalan lurus, roda depan cenderung

bergulir keluar, tetapi kecenderungan ini diatasi oleh toe in, dan tie rod bebas dari regangan

yang berlebihan.

Sedangkan toe out adalah bagian roda depan bagian depan yang lebih lebar dibanding dengan

roda depan bagian belakang bial dilihat dari atas kendaraan.

Page 4: Spooring Dan Balancing

5. Turning Radius

            Turning Radius adalah radius lingkaran terluar yang dibuat oleh ban saat kendaraan

berbelok penuh dengan steering wheel dibelokkan sampai mengunci. Ditetapkan oleh standar

keamanan bahwa turning radius dari kendaraan diukur dengan membuat kedua belokan kiri

dan kanan harus 12 meter atau kurang. Turning radius diukur dengan metode berikut. Saat

menggunakan turning radius gauge, steering angle diukur dengan kendaraan dalam kondisi

kosong.

Jika turning radius gauge tidak tersedia, methode berikut dapat digunakan untuk mengukur turning

radius. Dengan steering wheel diputar sampai mengunci, buat belokan pada kecepatan rendah dan

kemudian ukur jarak antara titik tengah dan lingkaran terluar yang dibuat oleh ban

B.     Spooring

              Spooring adalah meluruskan roda antara depan dan belakang kedudukan roda sesuai

dengan spesifikasi dari tipe mobil. Dengan kata lain, spooring adalah menyelaraskan

kedudukan tiap roda depan anatara roda kiri dan roda kanan ( penyelarasan FWA ). Efek

yang ditimbulkan dari penyetelan front wheel alignment dapat dianalisa dengan adanya

Page 5: Spooring Dan Balancing

pengamatan serta pengujian. Kekurangan dari penyetelan front wheel alignment ini terdetksi

dari percobaan tes jalan lurus, jalan berbelok, saat posisi kembali dari perlakuan berbelok,

keausan bagian – bagian ban yang mendapat traksi pada bidang jalan serta seberapa factor

keselamatan dari pengemudi.

            Aspek pengamatan dari pengujian tersebut meliputi camber, caster, toe angle, dan

kingpin inclination. Pengamatan secara visual dapat terdeteksi dengan adanya pola pada

keausan ban.

Kondisi kendaraan ( mobil ) yang biasanya disarankan agar melakukan spooring

antara lain :

1. Terjadi getaran pada setir yang menggangu kenyamanan saat menyetir.

2. Pada saat mobil melaju lurus kedepan, terasa suatu belokan dengan sendirinya

walaupun tanpa adanya perubahan kendali setir. Atau dengan kata lain, setir menarik

ke salah satu arah ( kanan atau kiri )

3. Terjadi keausan yang tidak wajar pada keempat roda mobil, meliputi sisi, tapak dan

bulu ban.

4. Kondisi setir yang yang tak nyaman bahkan lebih berat dari bisannya, atau saat

pengendalian setir saat dibelokkan tidak mau kembali berputar pada posisi semula

saat dilepaskan.

5. Pada saat membelokkan mobil, terasa adanya goncangan padahal kondisan jalan yang

bagus.