(stabilitas larutan koloid)

5
NAMA : ARIF RAHMAT ZAIN NIM : 11306144019 KELAS : FISIKA - E ARTIKEL TENTANG STABILITAS LARUTAN KOLOID Stabilitas koloid diartikan sebagai terjaganya partikel- partikel koloid untuk tetap stabil di dalam larutan, tetap dalam keadaan terdispersi, dan tidak mengalami proses koagulasi. Dipole permanen dan dipole terinduksi diantara partikel-partikel yang daling berdekatan mengalami koagulasi karena adanya gaya tarik Van der Waals. Bila partikel satu dan partikel yang lain saling bertumbukan, terbuka kemungkinan satu partikel melekat dengan partikel yang lain karena adanya gaya tarik Van der Waals Gerak random daari partikel-partikel koloid dalam larutan membuka kemungkinan terjadinya tumbukan antara partikel dan tumbukan ini pula yang menjadi pemicu bekerjanya gaya Van der Waals melengketkan satu partikel pada partikel yang lain sehingga terjadi proses koagulasi. Untuk itu, diperlukan mekanisme yang tepat agar partikel koloid berada dalam keadaan setimbang artinya tidak mengalami proses koagulasi dan sedimentasi. Mekanisme pertama adalah dengan melakukan proses pengenceran atau pengurangan konsentrasi larutan dengan menambahkan bahan

Upload: arif-rahmat

Post on 25-Nov-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

NAMA: ARIF RAHMAT ZAINNIM : 11306144019KELAS: FISIKA - E

ARTIKEL TENTANG STABILITAS LARUTAN KOLOID

Stabilitas koloid diartikan sebagai terjaganya partikel-partikel koloid untuk tetap stabil di dalam larutan, tetap dalam keadaan terdispersi, dan tidak mengalami proses koagulasi. Dipole permanen dan dipole terinduksi diantara partikel-partikel yang daling berdekatan mengalami koagulasi karena adanya gaya tarik Van der Waals. Bila partikel satu dan partikel yang lain saling bertumbukan, terbuka kemungkinan satu partikel melekat dengan partikel yang lain karena adanya gaya tarik Van der WaalsGerak random daari partikel-partikel koloid dalam larutan membuka kemungkinan terjadinya tumbukan antara partikel dan tumbukan ini pula yang menjadi pemicu bekerjanya gaya Van der Waals melengketkan satu partikel pada partikel yang lain sehingga terjadi proses koagulasi. Untuk itu, diperlukan mekanisme yang tepat agar partikel koloid berada dalam keadaan setimbang artinya tidak mengalami proses koagulasi dan sedimentasi.Mekanisme pertama adalah dengan melakukan proses pengenceran atau pengurangan konsentrasi larutan dengan menambahkan bahan pelarut ke dalam larutan induk. Pengenceran menyebabkan terjadinya pengurangan jumlah partikel terlarut dalam elemen volume bahan pelarut yang sama. Pengenceran larutan harus dilakukan mengikuti aturan baku dalam mengencerkan satu larutan agar konsentrasi larutan dapat diketahui.Sedangkan mekanisme yang kedua dengan menghadirkan gaya tolak antar partikel terlarut. Gaya tolak tersebut antara lain berupa gaya tolak Coulomb dan gaya tolak dan gaya tolak lapisan ganda listrik (electrical double layer) atau gaya tolak sterik. Gaya tolak antar partikel berfungsi mencegah partikel saling mendekat sehingga gaya tarik Van der Waals berbanding terbalik dengan pangkat enam dari jaraknya (1/r6). Artinya semakin dekat jarak antar partikel semakin besar gaya tarik Van der Waalsnya dengan kenaikan sebanding dengan r6.Ditinjau dari konteks hamburan cahaya. Homogenitas larutan juga dipengaruhi oleh muatan partikel. Karena muatan partikel ini menjadi sangat penting karena berpengaruh langsung terhadap stabilitas larutan koloid. Oleh karena itu, untuk mengatur muatan yang ada pada permukaan partikel, diperlukan bahan pemberi muatan (charging agent) yang biasanya dalam bentuk muatan. Molekul-molekul surfaktan yang bermuatan melakukan adsorbs ke permukaan muatan sehingga menambah konsentrasi muatan partikel. Ketika muatan yang ada pada partikel mampu menimbilkan gaya tolak Coulomb dan gaya tolak lapisan ganda listrik yang mampu mengimbangi gaya tarik Van der Waals dan gaya gravitasi bumi, maka larutan tersebut akan berada dalam keadaan setimbang, artinya larutan tersebut tahan terhadap proses koagulasi dan sedimentasi.Koagulasi antar partikel dalam berbagai kasus merupakan hal yang wajib dihindari karena koagulasi mengancam homogenitas larutan, padahal homogenitas larutan merupakan satu keharusan untuk menjaga kualitas produk. Koagulasi antar partikel menyebabkan ukuran partikel menjadi besar. Koagulasi antar partikel yang semakin besar itu merupakan indikasi tidak adanya gaya tolak antar partikel. Kondisi seperti itu akan menyebabkan koagulasi atau agregat yang terbentuk tidak memiliki daya tahan terhadap gaya tarik gravitasi bumi, sehingga partikel-partikel tersebut mengalami proses sedimentasi.

(A) (B)(C)Gambar 1.1 memberikan gambaran larutan yang (A) stabil, (B) mengalami koagulasi, dan (C) sedimentasiTerjadinya proses sedimentasi mempercepat larutan kehilangan homogenitasnya. Bagian bawah dari produk lebih kental dibanding dengan bagian atasnya. Hal ini menyebabkan produk kehilangan daya tariknya. Sebagai contoh produk sederhana minuman dalam kemasan botol. Sedimentasi menyebabkan bagian bawah dari minuman tersebut kelihatan lebih kental dari bagian atasnya. Bila sedimentasi dibiarkan terus berlanjut, bukan tidak mungkin bagian atas menjadi bening. Semakin kebawah semakin kental dan semakin mencolok warnanya. Produk yang penampilan seperti itu akan kehilangan daya tariknya, padahal kehilangan daya tarik dapat berakibat kehilangan pasar. Untuk itu berbagai usaha perlu dilakukan agar tidak terjadinya proses koagulasi antar partikel dan proses sedimentasi partikel ke bagian bawah larutan.Secara fisika, untuk mengatasi terjadinya proses sedimentasi dan koagulasi dilakukan dengan mengupayakan terjadinya stabilitas gaya-gaya yang bekerja pada tiap individu partikel terlarut. Pada prinsipnya upaya itu menghadirkan gaya tolak antar partikel dalam bentuk apapun untuk melawan gaya tarik van der Waals yang secara alami muncul pada partikel karena adanya interaksi antar dipole permanen, antar dipole terinduksi, maupun antara dipole permanen dan terinduksi. Stabilitas gaya-gaya yakni antara gaya tolak dan gaya tarik pada masing-masing partikel itulah yang menyebabkan partikel tidak saling betumbukan (bersentuhan), tidak mengalami koagulasi dan sedimentasi, sehingga larutan dikatakan stabil. Kunci kestabilan larutan koloid adalah dengan menghasilkan stabilitas gaya-gaya yang bekerja pada masing-masing individu partikel. Interaksi partikel ditentukan oleh gaya-gaya yang bekerja padanya.