standar komp nas - analis kesehatan buku 4
DESCRIPTION
standar kompetensiTRANSCRIPT
REPUBLIK INDONESIADEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
STANDAR KOMPETENSI NASIONALBIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN 2003
KATA PENGANTAR Pusat Penelitian Pengkajian Perencanaan Prasarana dan Pengembangan Wilayah – Institut
Teknologi Indonesia merasa mendapat kehormatan dengan dipercayanya sebagai Konsultan
untuk melaksanakan pekerjaan :
Penyusunan/Penyempurnaan Standar Kompetensi Nasional
Bidang Keahlian Analis Kesehatan
Standar Kompetensi Nasional ini disusun berdasarkan konsensus semua pihak terkait
(stakeholders), yaitu yang meliputi unsur asosiasi profesi (PATELKI), unsur asosiasi
laboratorium kesehatan (ILKI), unsur pendidikan dan pelatihan (PUSDIKNAKES dan
POLTEK) dan dari kalangan laboratorium kesehatan serta para ahli kedokteran. Di dalam
penyusunannya telah digunakan beberapa acuan yang berasal dari standar kompetensi untuk
analis kesehatan dan standar standar kompetensi yang dikembangkan oleh proyek bantuan
kepada Departemen Pendidikan Nasional Pemerintah Indonesia, Laboratory Operation
Project.
Standar Kompetensi Nasional ini disusun dengan cakupan sesuai dengan kebutuhan
kompetensi analis kesehatan pada saat penyusunan standar kompetensi dan mengikuti pola
penulisan standar yang merujuk pada Regional Model of Competency Standard (RMCS).
Mengingat keterbatasan waktu dalam penyusunan standar kompetensi bidang keahlian analis
kesehatan masih jauh dari sempurna dan masih memerlukan penyempurnaan. Saran-saran
penyempurnaan akan sangat kami hargai.
Semoga standar kompetensi bidang keahlian analis kesehatan yang telah kami susun ini dapat
membantu memenuhi kebutuhan akan standar kompetensi dan dapat digunakan atau
dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas dukungan dan partisipasi semua pihak terkait
dalam penyusunan standar, khususnya rekan-rekan dari PATELKI, ILKI dan
PUSDIKNAKES, dan Departemen Pendidikan Nasional yang telah mensponsori dan
menugasi kami dalam penyusunan standar kompetensi ini.
Atas kepercayaan dan kehormatan yang diberikan kepada kami untuk melaksanakan
Pekerjaan ini, kami sampaikan terima kasih
Serpong, 15 Desember 2003
i
D A F T A R I S I
Kata Pengantar .................................................................................................................
Daftar Isi ..........................................................................................................................
Lembar Konsensus ...........................................................................................................
Daftar Tim Pengembang dan Tim Penyusun ...................................................................
Daftar PRG (Project Reference Group) ...........................................................................
Daftar Responden .............................................................................................................
Daftar Istilah ....................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................................
I.1 Latar Belakang .....................................................................................................
I.2. Tujuan ..................................................................................................................
I.3. Penjelasan Umum Standar Kompetensi ...............................................................
1.4. Penomoran Unit Kompetensi ..............................................................................
BAB II. SUSUNAN UNIT KOMPETENSI ...................................................................
II.1. Daftar Unit Kompetensi ....................................................................................
II.2. Unit-unit kompetensi yang tercakup dalam Standar Kompetensi .....................
1. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Urin .....................................
2. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Sperma .................................
3. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Cairan Tubuh .......................
4. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Feses ....................................
5. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Hematologi ..........................
6. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Kimia Klinik ........................
7. Unit Kompetensi Mengoperasikan Sentrifuge .........................................
8. Unit Kompetensi Mengoperasikan Pipet .................................................
9. Unit Kompetensi Melakukan Kontrol Kualitas pada Pemeriksaan ..........
10. Unit Kompetensi Menghitung Jumlah Sel Dalam Sampel Biologi .........
11. Unit Kompetensi Menangani dan Mengirim sampel ...............................
12. Unit Kompetensi Menerima dan Mempersiapkan Sampel Untuk
Pemeriksaan Patologi ...............................................................................
13. Unit Kompetensi Mendapatkan Sampel yang Representatif Sesuai
i
ii
v
vi
viii
ix
xi
1
1
1
2
4
5
5
5
11
14
17
20
23
26
29
31
33
35
37
40
ii
Dengan Rencana Sampling ......................................................................
14. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Imunoserologi .....................
15. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Virologi ...............................
16. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Bakteriologi Klinik ..............
17. Unit Kompetensi Membuat Media Pembenihan ......................................
18. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Helmintologi .......................
19. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Mikologi Klinik ...................
20. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Protozoologi Klinik .............
21. Unit Kompetensi Menjaga Kessehatan dan Keselamatan Kerja ..............
22. Unit Kompetensi Memproses dan Mencatat Data ...................................
23. Unit Kompetensi Menggunakan Piranti Lunak Aplikasi Laboratorium ..
24. Unit Kompetensi Melaksanakan Praktek Laboratorium Yang Benar
(GLP) .......................................................................................................
25. Unit Kompetensi Menerapkan Kualitas dan Proses Perbaikan
Berkelanjutan ...........................................................................................
26. Unit Kompetensi Memelihara Sistem Mutu dan Peningkatan Mutu
Berkelanjutan ...........................................................................................
27. Unit Kompetensi Mengkalibrasi dan Memelihara Peralatan Pengujian ..
28. Unit Kompetensi Memelihara Peralatan Laboratorium dan
Mengendalikan Stok Bahan .....................................................................
29. Unit Kompetensi Melakukan Pengujian / Prosedur Secara Instrumental
30. Unit Kompetensi Melakukan Tes Dasar ..................................................
31. Unit Kompetensi Melakukan Teknik Aseptik ……………………….....
32. Unit Kompetensi Memproses Jaringan ....................................................
33. Unit Kompetensi Melakukan Validasi Hasil ...........................................
34. Unit Kompetensi Melakukan Evaluasi dan Validasi Metode ..................
35. Unit Kompetensi Melakukan Promosi Kesehatan ...................................
36. Unit Kompetensi Melakukan Komunikasi Dengan Orang Lain ..............
37. Unit Kompetensi Menyediakan Informasi Untuk Pelanggan ..................
38. Unit Kompetensi Mengembangkan dan Memelihara Dokumen
Laboratorium.............................................................................................
39. Unit Kompetensi Melaksanakan Pekerjaan Secara Efisien sebagai
Bagian dari Tim ......................................................................................
43
46
48
51
55
58
61
64
67
70
73
75
77
80
83
86
90
94
97
100
103
105
107
109
111
113
115
iii
40. Unit Kompetensi Membaca dan Melaksanakan Prosedur Laboratorium
dalam Bahasa Inggris ...............................................................................
41. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Makanan dan Minuman
Secara Fisika dan Kimia ..........................................................................
42. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Toksikologi dari Sampel
Biologis ....................................................................................................
43. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Residu Pestisida dari
Sampel Biologis .......................................................................................
44. Unit Kompetensi Melakukan Pemeriksaan Air Minum / Air Bersih dan
Air Limbah Secara Fisika dan Kimia .......................................................
45. Unit Kompetensi Menggunakan Teknik Kromatografi ...........................
46. Unit Kompetensi Mempersiapkan Larutan Kerja dan Larutan Standar....
47. Unit Kompetensi Melakukan Pengambilan Darah ...................................
48. Unit Kompetensi Menggunakan Teknik Spektrometer ...........................
BAB III. PEMAKETAN UNIT KOMPETENSI DALAM KELOMPOK LEVEL
KUALIFIKASI PEKERJAAN DAN KUALIFIKASI PENDIDIKAN
KEJURUAN / PROFESI ...............................................................................
BAB IV. PEDOMAN UMUM PENGUJIAN .................................................................
LAMPIRAN
I. Daftar Referensi ......................................................................................................
II. Piagam Kesepakatan Kerjasama antara Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan Indonesia (PATELKI) dengan Pusat Penelitian Pengkajian
Perencanaan Prasarana dan Pengembangan Wilayah Institut Teknologi
Indonesia................................................................................................................
118
120
124
128
132
136
140
143
148
152
156
166
167
iv
v
DAFTAR TIM PENGEMBANG DAN TIM PENYUSUN TIM PENGEMBANG
Kedudukan dalam Tim Nama
Ketua Tim/ Team Leader : Bambang H. Hadiwiardjo (ITI)/(BSN)
Ahli Standar Kompetensi : 1. Ir. Kardiman Satrawidjaja
2. Suryadi MSc.
Tenaga Ahli Substansi : 1. Ir. Hadijati B.H.H. (ITI)
2. Ir. Aniek Handayani, MSc. (ITI)
3. Dra Endang Hoyaranda (PATELKI)
4. N. Sri Widada, Spd, M.Kes. (PATELKI)
5. Meylina Djafar, MCN (Pusat Diknakes Depkes)
6. Dra. Meliasetiawati Lugito (Lab. Klinik Prodia)
7. Asep Fithi Hilman, S.Si (Pusat Diknakes Depkes)
8. Drg. Tri Astutik, M.Kg (Pusat Diknakes Depkes)
Asisten Tenaga Ahli : 1. Ir. Sri Handayani, MSc. (ITI)
2. Dra Melanie (Lab Klinik Prodia)
TIM PENYUSUN No. Nama Institusi
1. Drs. Indro Pamudjo M.Si.Apt. POLTEKKES Bandung, Jur. Analis Kesehatan
2. Meylina Djafar MBA MCN PUSDIKNAKES – DEPKES
3. Adang Durachim S.Pd, M.Kes POLTEKKES Bandung, Jur. Analis Kesehatan
4. Asep Fithri Hilman, S.Si PUSDIKNAKES
5. Betty Nurhayati S.Si POLTEKKES Bandung Jur. Analis Kesehatan
6. Sonny Feisal Rinaldi S.Pd., M.Kes POLTEKKES Bandung Jur. Analis Kesehatan
7. Dra. Oos Fatimah Rosyati M.Kes POLTEKKES Bandung
8. Drg. Tri Astuti Herniati MARS PUSDIKNAKES – DEPKES
9. Eka Damayanti Lab PRODIA
10. Melani Lab. PRODIA
11. Nur Irawati Lab. PRODIA
12 Wulan Windayanti S.Si POLTEKKES JKT III
vi
13 Joko Pitoyo PATELKI
14 N. Sri Widada, S.Pd, M. Kes POLTEKKES JKT III
15 Sri Paulani, Sp.D PATELKI
16 Johanna Fenty PATELKI
17 Dra. Elis Susanti PATELKI
18 Moch. Soeryanto PATELKI
19 Tetty Resmiati, SKM PATELKI
vii
DAFTAR NAMA ANGGOTA PRG (PROJECT REFERENCE GROUP
No. NAMA ANGGOTA ORGANISASI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Dra Endang Hoyaranda Dr Amin Subandrio
N. Sri Widada, S.Pd.
Dra Estu Lestari
Dr Prabowo Sumarto
Meylina Djafar MCN
Dra Tetty Hendrawati
Dr Witono Santoso Sp.PK
Dr Lia G. Partakusuma
Drg Widyati N.S. M.Kes.
Dra Meliasetiawati
Ir Kardiman Sastrawidjaja
Bambang H. Hadiwiardjo
Suryadi M.Sc.
Ir Hadijati B.H.H.
PATELKI
PATELKI
PATELKI
PATELKI
PATELKI
PUSDIKNAKES DEPKES
ILKI
ILKI
PDS PATKLIN
DIT. LABKES DEPKES
LAB PRODIA
ITI
ITI / BSN
ITI / BSN
ITI
viii
DAFTAR RESPONDEN
NO NAMA JABATAN / INSTITUSI ALAMAT
1. Dr. Welly Refnaeldi, M.Kes Ka. Balai Labkes Palembang Jl. Inspektur Yazid Km.2,5
Palembang, Sumatera Selatan
2. Dr. Harini Janiar, SpPK Ka. Balai Pengembangan Labkes
Bandung
Jl. Sederhana No. 5 Bandung
40141
3 Drs. Amin Brotolegowo Ka. Balai Labkes Semarang Jl. Tlogosari 185, Pedurungan
Kec. Genuk Semarang
4. Dr. M. Kristi Indrati S. Ka. Balai Labkes Yogyakarta Jl. Ngedinegaran MJ III No. 62
Yogyakarta
5. Dr. Sri Hastuti Kunto Ka. Balai Labkes Surabaya Jl. Karang Menjangan 18
Surabaya 60286
6. Dr. RA. Astogini, SpPK Ka. Balai Labkes Samarinda Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 27
Samarinda
7. Dr. Munzir Purba, MOIH Ka. Balai Labkes Pontianak Jl. Dr. Soedarso Sei. Raya
Pontianak 78524
8. Dr Zamrud, SpPK Ka. Balai Labkes Jakarta Jl. Percetakan Negara 20 B,
Jakarta 10560
9. Kepala Instalasi Lab. RS
Hasan Sadikin Instalasi Lab. RS. Hasan Sadikin Jl. Pasteur 38, Bandung 40161
10. Kepala Instalasi Lab. RS.
Syamsudin SH Instalasi Lab. RS. R. Syamsudin, SH Jl. Rumah Sakit No. 1 Sukabumi
11. Kepala Instalasi Lab. RS.
St.Boromeus Instalasi Lab. RS. St. Boromeus Jl. Ir. H. Juanda 100, Bandung
12. Kepala Instalasi Lab. RS Dr.
Kariadi Instalasi Lab. RS. Dr. Kariadi Jl. Dr. Soetomo 16, Semarang
13. Kepala Instalasi Lab. RS.
Dr. Sutomo Instalasi Lab. RS. Dr. Soetomo
Jl. Prof. Dr. Moestopo 6-8,
Surabaya 60285
14. Kepala Instalasi Lab. RS.
Dr. Sardjito Instalasi Lab. RS. Dr. Sardjito
Jl. Kesehatan 1, Sekip
Yogyakarta
15. Kepala Lab. LKS. Prodia Jl. Ronggowarsito 143, Solo
57131
16. Kepala Lab LKS. Pramita Jl. LL. RE. Martadinata 104,
Bandung 40114
17. Dr. Herlin Sutanto Sp Pk RS. Siloan Glenegles Lippo Karawaci - Tangerang
18. Dr. Farida Oesman SpPk(K) RS. Graha Medika Kebon Jeruk- Jakarta
19. Dr. Tjan Sian Hwa SpPk Lab. Klinik Westerindo Cipaku-Kebayoran
20. Dr. Mardjuki Suryaatmadja HKKI Jl. Salemba – Jakarta Pusat
ix
SpPk(K) FKUI - RSCM
21. Dr. Trisnawulan SpPk RSU – Tangerang
RS. Husada Insani-Cipondoh Tangerang
22. Dr. Demak Lumban Tobing
SpPk RS.Kanker Dharmais Jakarta
23. Prof. Hardjuno Lab. Klinik prodia Jl. Batu Putih No.12 Makasar
24. Dr. Prabowo Dirut RS. Permata Hijau Jakarta Selatan
25. Prof. F.G. Winarno PT. M’Brio Bio Tekindo Jl. Pajajaran 3/V/IC
Baranangsiang-Bogor
26. Kepala Lab.Kes RS.Mitra Keluarga Jl. Jend. A.Yani Bekasi
27. Dr. Witono Santosa Sp.Pk Pengurus ILKI
28. Dr. Amin Subandrio Pengurus PATELKI
BPPT Buiding II. Lt. 8
Jl. MH. Thamrin No. 8 Jakarta
10340
29. Prof. Dr. Marsetio
Donoseputro Jakarta
30. Prof. Dr. Mpu Kanoko Jakarta
31. Ka. Lab. Kes RS. Fatmawati Jakarta
32. Ka. Lab. Kes RS. Pondok Indah Jakarta
33. Ka. Lab. Kes RS. Pertamina Jakarta
34. Dr. Drajat Nendrosuwito,
M.Sc Jakarta
35. Dr. Lia RS. Pusat Persahabatan
Jl. Persahabatan Raya
x
DAFTAR ISTILAH
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan, menerapkan dan merevisi standar
yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama dengan semua pihak.
Standar adalah sesuatu yang dibakukan yang disusun berdasarkan konsensus/ kesepakatan
semua pihak terkait (stakeholders), dengan memperhatikan persyaratan yang ditentukan,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman masa kini dan yang
akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Kompetensi adalah kemampuan individual/orang perorangan yang dibutuhkan untuk
mengerjakan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja, sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Standar Kompetensi adalah standar yang membakukan suatu kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang personel untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan dengan tingkat
kompetensi tertentu yang penyusunannya dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan
dan didukung sikap kerja serta penerapannya di tempat kerja yang mengacu pada unjuk
kerja yang dipersyaratkan.
Unit Kompetensi adalah bagian dari suatu standar kompetensi yang menguraikan tentang
fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya standar kompetensi, setiap
unit kompetensi memiliki sejumlah sub-kompetensi
Kode Unit Kompetensi adalah kode yang diberikan kepada suatu unit kompetensi tertentu
yang dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengelolaan dan/atau pengacuan dan/atau
identifikasi unit kompetensi dimaksud.
Judul Unit Kompetensi adalah judul yang diberikan kepada suatu Unit Kompetensi tertentu
yang dapat memberikan penjelasan umum tentang pekerjaan yang harus dilakukan di
tempat kerja atau menjelaskan suatu pekerjaan yang akan dilakukan.
Uraian Unit Kompetensi adalah suatu uraian yang memberikan penjelasan singkat kegunaan
kompetensi tersebut dan kemungkinan berhubungan dengan Unit kompetensi lain (bila
ada).
Sub Kompetensi / Elemen Unit Kompetensi adalah bagian dari suatu unit kompetensi yang
merupakan dasar pembentukan bangunan Unit Kompetensi. atau merupakan unsur/aspek
utama yang dibutuhkan untuk tercapainya Unit kompetensi tersebut.
xi
Kriteria Unjuk Kerja Unit Kompetensi adalah unsur-unsur yang menjadi persyaratan yang
mengidentifikasikan hasil akhir yang perlu dinilai, bila Unit kompetensi tersebut telah
dicapai, yang menunjukkan Pengetahuan, Keterampilan dan Pengertian.
Acuan Penilaian Unit Kompetensi adalah acuan yang dapat digunakan sebagai panduan
tentang interpretasi standar dan penilaian terhadap standar kompetensi
Level Kompetensi adalah pengelompokan tingkat kemampuan dalam menyelesaikan suatu
tugas/pekerjaan berdasar pada tingkat kesulitan dan atau kompleksitas pekerjaan.
Kompetensi Kunci adalah kemampuan dasar atau generik yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas/pekerjaan di suatu industri/bidang usaha.
Laboratorium kesehatan masyarakat adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan
pelayanan pemeriksaan di bidang mikrobiologi, fisika, kimia dan atau bidang lain yang
berkaitan dengan kepentingan kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan, terutama
untuk menunjang upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan masyarakat
Laboratorium klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang Hematologi, Kimia Klinik, Mikrobiologi Klinik, Parasitologi
Klinik, Imunologi Klinik, Patologi Anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan
kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang diagnosis penyakit,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
xii
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Untuk menyiapkan sumberdaya manusia (SDM) yang bermutu sesuai dengan
tuntutan kebutuhan pasar kerja atau dunia usaha dan industri di era globalisasi ini, perlu
adanya hubungan timbal balik antara dunia usaha/industri dengan lembaga pendidikan dan
pelatihan baik pendidikan formal, informal maupun yang dikelola oleh industri itu sendiri.
Salah satu bentuk hubungan timbal balik tersebut adalah pihak dunia usaha/industri harus
dapat merumuskan standar kebutuhan kualifikasi SDM yang diinginkan, untuk menjamin
kesinambungan usaha atau industri tersebut. Sedangkan lembaga pendidikan dan pelatihan
akan menggunakan standar tersebut sebagai acuan dalam mengembangkan program dan
kurikulum, dan pihak birokrat akan menggunakannya sebagai acuan dalam merumuskan
kebijakan dalam pengembangan SDM secara makro.
Standar kebutuhan kualifikasi SDM tersebut diwujudkan ke dalam Standar
Kompetensi Bidang Keahlian yang merupakan refleksi atas kompetensi yang diharapkan
dimiliki orang-orang atau seseorang yang akan bekerja di bidang tersebut. Di samping itu
standar tersebut harus memiliki ekivalen dan kesetaraan dengan standar-standar relevan
yang berlaku pada sektor industri di negara lain bahkan berlaku secara internasional.
Sejalan dengan pemikiran di atas Departemen Pendidikan Nasional merumuskan Standar
Kompetensi Bidang Keahlian yang telah dimulai sejak tahun 1995, dan pada tahun 2003
menyusun 30 Standar Kompetensi Bidang Keahlian, yang salah satu di antaranya adalah
Standar Kompetensi Bidang Keahlian Analis Kesehatan yang terdapat dalam dalam
dokumen ini.
I.2 Tujuan
Tujuan penyusunan standar kompetensi bidang analis kesehatan adalah untuk
memperoleh standar kompetensi bidang keahlian yang memperoleh pengakuan secara
nasional. Untuk memperoleh pengakuan tersebut penyusunan/penyempurnaan standar:
1. dikembangkan berdasar pada kebutuhan industri/dunia usaha, dimaknai dengan
dilakukannya eksplorasi data primer dan sekunder secara komprehensif,
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 1
2. menggunakan acuan dan rujukan dari standar-standar sejenis yang dipergunakan
oleh negara lain atau standar internasional, agar di kemudian hari dapat dilakukan
proses saling pengakuan,
3. dilakukan bersama dengan perwakilan dari asosiasi profesi, asosiasi industri/usaha
secara institusional, dan asosiasi lembaga pendidikan dan pelatihan profesi atau
para pakar di bidangnya agar memudahkan dalam pencapaian konsensus dan
pemberlakuan secara nasional.
I.3 Penjelasan Umum Standar Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan individual/orang perorangan untuk mengerjakan
suatu tugas/ pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap,
sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Standar kompetensi merupakan pernyataan mengenai pelaksanaan tugas/pekerjaan di
tempat kerja yang digambarkan dalam bentuk hasil keluaran (output):
• Apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh pekerja
• Tingkat kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari pekerja.
• Bagaimana menilai bahwa kemampuan pekerja telah berada pada tingkat yang
diharapkan.
Standar Kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan yang dilandasi
oleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap kerja serta penerapannya di
tempat kerja yang mengacu pada unjuk kerja yang dipersyaratkan. Standar Kompetensi
tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu tugas, tetapi dilandasi pula bagaimana
serta mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kata lain standar kompetensi meliputi faktor-
faktor yang mendukung, seperti pengetahuan dan kemampuan untuk mengerjakan suatu
tugas dalam kondisi normal di tempat kerja serta kemampuan mentransfer dan menerapkan
kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang berbeda. Standar
Kompetensi merupakan rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk
melakukan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan
didukung sikap, serta penerapannya sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang/orang perorangan, maka
yang bersangkutan akan mampu :
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 2
• Bagaimana mengerjakan suatu tugas/pekerjaan.
• Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.
• Apa yang harus dilakukan, bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana
semula.
• Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan
masalah dan atau melaksanakan tugas/pekerjaan dengan kondisi yang berbeda.
Standar Kompetensi dapat dimanfaatkan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan,
Perusahaan dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi personel.
Pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan :
Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan Kurikulum dan
pengembangan pengajaran. Serta sekaligus mendorong konsistensi dalam
penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan, dan penetapan Kualifikasi Pendidikan
dan atau Pelatihan.
Pada Dunia Usaha / Perusahaan :
Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai alat manajemen, terutama dalam ;
• Menentukan organisasi kerja dan perancangan jabatan.
• Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya.
• Membantu dalam rekrutmen
• Mengembangkan program Pelatihan yang khas sesuai kebutuhan perusahaan.
Pada Lembaga Sertifikasi Kompetensi Personel,
Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan:
• Klasifikasi dan Kualifikasi
• Kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian.
Pengembangan standar kompetensi laboratorium kesehatan mengacu pada Regional
Model of Competency Standards dan memperhatikan pedoman dan mekanisme penyusunan
standar kompetensi Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional [MPKN]
Melalui kerja sama dan mengikut sertakan seluruh unsur yang meliputi spektrum profesi
Laboratorium Kesehatan yang mendukung pelayanan jasa kesehatan yang melaksanakan
kegiatan pengukuran/ pengujian/ pemeriksaan / analisis yang berkaitan dengan masalah
kesehatan, mencakup: hematologi, kimia klinik, serologi-imunologi, mikrobiologi,
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 3
toksikologi, patologi anatomi, biologi molekuler, virologi, pemeriksaan/pengujian makanan
dan minuman dan pengujian pelayanan masyarakat.
Diawali dengan pengumpulan informasi, data primer dan sekunder dari lapangan,
mengenai kegiatan proses dan pekerjaan di usaha laboratorium kesehatan baik laboratorium
analisa klinik maupun laboratorium kesehatan masyarakat, serta pengumpulan standar
kompetensi laboratorium kesehatan dari manca negara. Disusun unit-unit standar
kompetensi, didiskusikan, validasi berbagai unsur terkait (pemangku kepentingan atau
stakeholders), sosialisasi dan dikaji serta didiskusikan secara nasional, yang pada ahirnya
disepakati suatu rancangan standar kompetensi nasional Indonesia bidang keahlian analis
kesehatan.
I.4 Penomoran Unit Kompetensi
Penomoran Unit Kompetensi dilakukan dengan menggunakan nomor sebagai berikut:
Bidang Keahlian ANALIS KESEHATAN
Revisi ke: A (Dibuat pertama kali)
B dst
AK.KOM.301.A Nomor Urut: 001
002 dst
Kelompok Kegiatan: KOM: Komunikasi DAT : Data KKK : Keamanan dan Kesehatan Kerja ORG : Organisasi KUA : Kualitas SAM : Sampel UJI : Pengujian OPS : Operasional PEM : Pemeliharaan DUK : Pendukung TIM : Tim
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 4
BAB II SUSUNAN UNIT KOMPETENSI
II.1. Daftar Unit Kompetensi
Sebagai hasil dari Pra-Workshop yang diselenggarakan tanggal 18-19
November 2003 telah disepakati 61 rancangan unit kompetensi untuk dibahas dalam
Workshop yang diselenggarakan tanggal 8 Desember 2003.
Hasil dari penyusunan draft unit kompetensi yang telah disepakati dalam Pra-
Workshop kemudian dibahas dalam Workshop Nasional Penyusunan Standar
Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Analis Kesehatan pada tanggal 8 Desember 2003.
Dari 61 rancangan unit kompetensi tersebut, sesudah didiskusikan dan dibahas kemudian
disepakati untuk dilakukan beberapa penggabungan dari beberapa rancangan unit
kompetensi, sehingga menjadi 48 rancangan unit kompetensi yang kemudian akan
dimasukkan kedalam satu draft final Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian
Analis Kesehatan, dengan unit-unit kompetensi yang tertera di dalam Tabel dalam sub-
bab II.2.
II.2. Unit-unit kompetensi yang tercakup dalam Standar Kompetensi
Unit-unit kompetensi yang tercakup dalam Standar Kompetensi bidang keahlian
Analis Kesehatan adalah sebagaimana tertera dalam Tabel berikut ini.
NO KODE JUDUL UNIT KOMPETENSI
1 AK.UJI.001.A Melakukan pemeriksaan urin
2 AK.UJI.002.A Melakukan pemeriksaan sperma
3 AK.UJI.003.A Melakukan pemeriksaan cairan tubuh
4 AK.UJI.004.A Melakukan pemeriksaan feses
5 AK.UJI.005.B Melakukan pemeriksaan hematologi
6 AK.UJI.006.A Melakukan pemeriksaan kimia klinik
7 AK.OPS.007.A Mengoperasikan sentrifuge
8 AK.OPS.008.A Mengoperasikan pipet
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 5
9 AK.KUA.009.A Melakukan kontrol kualitas pada pemeriksaan
10 AK.SAM.010.A Menghitung jumlah sel dalam sampel
11 AK.SAM.011.B Menangani dan mengirim sampel
12 AK.SAM.012.B Menerima dan mempersiapkan sampel untuk pemeriksaan
patologi
13 AK.SAM.013.B Mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan
rencana sampling
14 AK.UJI.014.A Melakukan pemeriksaan imunoserologi
15 AK.UJI.015.A Melakukan pemeriksaan virologi
16 AK.UJI.016.A Melakukan pemeriksaan bakteriologi klinik
17 AK.UJI.017.B Membuat media pembenihan
18 AK.UJI.018.A Melakukan pemeriksaan helmintologi
19 AK.UJI.019.A Melakukan pemeriksaan mikologi klinik
20 AK.UJI.020.A Melakukan pemeriksaan protozoologi klinik
21 AK.KKK.021.A Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
22 AK.DAT.022.B Memproses dan mencatat data
23 AK.DAT.023.B Menggunakan piranti lunak untuk aplikasi laboratorium
24 AK.KUA.024.B Melaksanakan praktek laboratorium yang benar – GLP
25 AK.KUA.025.B Menerapkan sistem kualitas dan proses perbaikan
berkelanjutan
26 AK.KUA.026.B Melihara sistem mutu dan peningkatan mutu berkelanjutan
27 AK.UJI.027.B Mengkalibrasi dan memelihara peralatan pengujian
28 AK.PEM.028.B Memelihara peralatan laboratorium dan mengendalikan stok
bahan
29 AK.UJI.029.A Melakukan pengujian / prosedur secara instrumental
30 AK.UJI.030.B Melakukan tes dasar
31 AK.UJI.031.B Melakukan uji aseptik
32 AK.UJI.032.B Memproses jaringan
33 AK.UJI.033.A Melakukan validasi hasil
34 AK.UJI.034.A Melakukan evaluasi dan validasi metode
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 6
35 AK.KOM.035.A Melakukan promosi kesehatan
36 AK.KOM.036.B Melakukan komunikasi dengan orang lain
37 AK.KOM.037.B Menyediakan informasi untuk pelanggan
38 AK.KOM.038.B Mengembangkan dan memelihara dokumen lab
39 AK.TIM.039.B Melaksanakan pekerjaan secara efisien sebagai bagian dari
tim
40 AK.DUK.040.B Membaca dan melaksanakan prosedur lab dalam bahasa
Inggris
41 AK.UJI.041.A Melakukan pemeriksaan pada makanan dan minuman secara
fisika dan kimia
42 AK.UJI.042.A Melakukan pemeriksaan toksikologi dari sampel biologis
43 AK.UJI.043.A Melakukan pemeriksaan senyawa residu pestisida dari
sampel biologis
44 AK.UJI.044.A Melakukan pemeriksaan air minum, air bersih dan air
limbah secara fisik dan kimia
45 AK.UJI.045.B Menggunakan teknik kromatografi
46 AK.UJI.046.B Mempersiapkan larutan kerja dan larutan standar
47 AK.UJI.047.A Melakukan pengambilan darah
48 AK.UJI.048.B Menggunakan teknik spektrometer
Dari 48 unit kompetensi yang telah disepakati dalam Workshop Nasional, 23 di
antaranya merupakan penyempurnaan dari unit-unit kompetensi yang sudah pernah
dirumuskan oleh proyek IAPSD – Laboratory Operation Project, yaitu unit-unit
kompetensi dengan kode unit kompetensi yang diakhiri dengan huruf B.
Unit-unit kompetensi secara lengkap yang tercakup dalam Standar Kompetensi bidang
keahlian Analis Kesehatan tertera dalam Lampiran.
Unit-unit kompetensi dalam Standar Kompetensi bidang keahlian Analis Kesehatan dapat
dikelompokkan kedalam 3 (tiga) kategori, yaitu: kelompok umum, kelompok utama dan
kelompok pilihan.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 7
1. Kelompok umum
Dalam kelompok ini tercakup unit-unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan pada
semua sub-sub bidang keahlian. Untuk bidang analis kesehatan teridentifikasi unit-
unit kompetensi berikut ini yang masuk dalam kelompok umum:
1 AK.OPS.007.A Mengoperasikan sentrifuge
2 AK.OPS.008.A Mengoperasikan pipet
3 AK.KUA.009.A Melakukan kontrol kualitas pada pemeriksaan
4 AK.KUA.010.A Menghitung jumlah sel dalam sampel
5 AK.SAM.011.B Menangani dan mengirim sampel
6 AK.SAM.013.B Mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan
rencana sampling
7 AK.KKK.021.A Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
8 AK.KUA024.B Melaksanakan praktek laboratorium yang benar – GLP
9 AK.UJI.027.B Mengkalibrasi dan memelihara peralatan pengujian
10 AK.PEM.028.B Memelihara dan mengendalikan stok bahan dan peralatan
laboratorium
11 AK.UJI.030.B Melakukan tes dasar
12 AK.KOM.036.B Melakukan komunikasi dengan orang lain
13 AK.KOM.037.B Menyediakan informasi untuk pelanggan
14 AK.TIM.039.B Melaksanakan pekerjaan secara efisien sebagai bagian
dari tim
15 AK.DUK.040.B Membaca dan memahami prosedur lab dalam bahasa
Inggeris
16 AK.UJI.046.B Mempersiapkan larutan kerja dan larutan standar
17 AK.UJI. 047.A Melakukan pengambilan darah
18 AK.UJI.048.B Menggunakan teknik spektrometer
2. Kelompok utama
Dalam kelompok ini tercakup unit-unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan
hanya untuk spesifik sub bidang keahlian (stream) tertentu dan merupakan unit yang
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 8
wajib (compulsary) sub bidang dimaksud. Untuk bidang analis kesehatan
teridentifikasi unit-unit kompetensi berikut ini yang masuk dalam kelompok utama:
1 AK.UJI.001.A Melakukan pemeriksaan urin
2 AK.UJI.002.A Melakukan pemeriksaan sperma
3 AK.UJI.003.A Melakukan pemeriksaan cairan tubuh
4 AK.UJI.004.A Melakukan pemeriksaan feses
5 AK.UJI.005.B Melakukan pemeriksaan hematogi
6 AK.UJI.006.A Melakukan pemeriksaan kimia klinik
7 AK.SAM.012.B Menerima dan mempersiapkan sampel untuk
pemeriksaan patologi
8 AK.UJI.014.A Melakukan pemeriksaan imunoserologi
9 AK.UJI.015.A Melakukan pemeriksaan virologi
10 AK.UJI.016.A Melakukan pemeriksaan bakteriologi klinik
11 AK.UJI.017.B Membuat media pembenihan
12 AK.UJI.018.A Melakukan pemeriksaan helmintologi
13 AK.UJI.019.A Melakukan pemeriksaan mikologi klinik
14 AK.UJI.020.A Melakukan pemeriksaan protozoologi klinik
15 AK.DAT.022.B Memproses dan mencatat data
16 AK.DAT.023.B Menggunakan piranti lunak untuk aplikasi laboratorium
17 AK.UJI.029.A Melakukan pengujian / prosedur secara instrumental
18 AK.UJI.031.B Melakukan uji aseptik
19 AK.UJI.032.B Memproses jaringan
20 AK.UJI.033.A Melakukan validasi hasil
21 AK.UJI.034.A Melakukan evaluasi dan validasi metode
22 AK.KOM.038.B Mengembangkan dan memelihara dokumen lab
23 AK.UJI.041.A Melakukan pemeriksaan pada makanan dan minuman
secara fisika dan kimia
24 AK.UJI.042.A Melakukan pemeriksaan toksikologi dari sampel
biologis
25 AK.UJI.043.A Melakukan pemeriksaan senyawa residu pestisida dari
sampel biologis
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 9
26 AK.UJI.044.A Melakukan pemeriksaan air minum, air bersih dan air
limbah secara fisika dan kimia
27 AK.UJI.045.B Menggunakan teknik kromatografi
3. Kelompok pilihan
Dalam kelompok ini tercakup unit-unit kompetensi yang dapat ditambahkan kedalam
sub bidang keahlian tertentu sebagai pelengkap dan bersifat pilihan. Untuk bidang
analis kesehatan teridentifikasi unit-unit kompetensi berikut ini yang masuk dalam
kelompok pilihan:
1 AK.KUA.025.B Menerapkan sistem kualitas dan proses perbaikan
berkelanjutan
2 AK.KUA.026.B Memelihara sistem mutu dan peningkatan mutu
berkelanjutan
3 AK.KOM.035.A Melakukan promosi kesehatan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 10
UNIT-UNIT KOMPETENSI
YANG TERCAKUP DALAM STANDAR KOMPETENSI
BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN
Kode Unit : AK.UJI.001.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN URIN
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan urin manual atau otomatis. Unit ini tidak mencakup pemeriksaan secara kultur.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan persiapan pemeriksaan
1.1 Peralatan, reagensia dan bahan habis pakai dipastikan memenuhi persyaratan yang berlaku
1.2 Spesimen dipastikan kesesuaiannya dengan formulir permintaan pemeriksaan.
1.3 Catatan diberikan dan dikonfirmasikan kepada orang yang berwenang untuk meminta keputusan bila persyaratan dan jenis spesimen tidak terpenuhi
1.4 Spesimen yang memenuhi syarat dan sesuai dengan permintaan pemeriksaan dicatat pada buku kerja.
1.5 Spesimen yang memenuhi syarat diproses sesuai permintaan pemeriksaan.
2. Melakukan pemeriksaan sampel
2.1 Bahan kontrol dan sampel dipastikan homogen sebelum diperiksa.
2.2 Pemeriksaan kontrol kualitas dan sampel dilakukan secara manual atau dengan alat, sesuai dengan prosedur yang berlaku
2.3 Pemeriksaan sedimen urin dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku
2.4 Validasi dilakukan terhadap bahan kontrol dan hasil
3. Melaporkan dan memelihara hasil dan alat laboratorium
3.1 Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam laporan hasil dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.2 Hasil yang akan dilaporkan divalidasi oleh supervisor atau orang yang berwenang
3.3 Pemeliharaan alat dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada dan dicatat pada log pemeliharaan alat
3.4 Pemeliharaan rekaman laboratorium dilakukan sesuai prosedur yang berlaku
4. Mengikuti prosedur kesehatan dan
4.1 Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai tanggung
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 11
keselamatan kerja
jawab individu dan lingkungannya 4.2. Limbah pemeriksaan ditangani dan dikelola sesuai
dengan prosedur yang berlaku I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA :
1. Unit Kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemeriksaan urin di laboratorium kesehatan Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 1. Prosedur operasional standar (SOP) , Pedoman Kerja, Instruksi Kerja parameter
pemeriksaan dan manual operasional alat. 2. Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan urin 3. Reagensia dan bahan habis pakai sesuai prosedur yang berlaku 4. Buku kerja 5. Alat penyimpanan data 6. Log pemeliharaan alat
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1. Matematika dasar 1.2. Pengetahuan dasar tentang urin 1.3. Tahapan pemeriksaan urin 1.4. Metode, prinsip dan prosedur pemeriksaan urin 1.5. Penggunaan mikroskop 1.6. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemeriksaan urin
2. Persyaratan Dasar 2.1. Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1. Menginterpetasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh (normal, abnormal) 3.2. Menggunakan kartu status pasien untuk memantau keadaan pasien dari waktu ke
waktu 4. Aspek kritis kompetensi
4.1. Cara analis untuk menentukan spesimen urin yang memenuhi syarat sesuai permintaan pemeriksaan
4.2. Melakukan pemeriksaan makroskopis & mikroskopis urin 4.3. Melakukan pewarnaan sel dan identifikasi morfololgi sel (pemeriksaan sedimen
urin) 4.4. Menggunakan sampel, reagen dan bahan habis pakai lainnya dengan efektif dan
efisien dan membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku 4.5. Mengatur tugas-tugasnya agar dapat diselesaikan tepat waktu 4.6. Mendokumentasikan hasil pekerjaannya 4.7. Cara memakai dan memelihara peralatan sesuai prosedur yang berlaku
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 12
5. Metode Penilaian Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk kemampuan untuk melakukan prosedur dan pemeriksaan urin secara manual atau otomatis. Penilaian harus difokuskan pada : Kemampuan analis untuk menentukan spesimen urin yang memenuhi syarat sesuai permintaan pemeriksaan 5.1. Kemampuan melakukan pemeriksaan makroskopis & mikroskopis urin 5.2. Kemampuan melakukan pewarnaan sel dan identifikasi morfololgi sel
(pemeriksaan sedimen urin) 5.3. Kemampuan menggunakan sampel, reagensia dan bahan habis pakai lainnya
dengan efektif dan efisien dan membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5.4. Kemampuan mengatur tugas-tugasnya agar dapat diselesaikan tepat waktu 5.5. Kemampuan mendokumentasikan hasil pekerjaannya 5.6. Kemampuan menggunakan dan memelihara peralatan Penilaian dilakukan dengan: a. Observasi langsung pada saat kandidat melakukan pemeriksaan urin b. Observasi penggunaan dan pemeliharaan peralatan c. Memeriksa laporan kerja kandidat d. Memberikan pertanyaan tertulis maupun lisan e. Memberikan studi kasus untuk menilai kemampuannya secara menyeluruh akan
faktor kritis yang mempengaruhi pemeriksan urin f. Umpan balik dari rekan kerja maupun atasan yang mengikuti prosedur kerja
6. Kompetensi kunci
Mengumpul
kan Informasi
Mengkomuni-kasikan Ide dan
Informasi
Merencanakan dan Mengatur
Kegiatan
Bekerjasama dg orang lain & Kelompok
Menggunakan Ide & Teknik Matermatika
Memecahkan Masalah
Menggunakan Teknologi
1 1 2 1 1 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 13
Kode Unit : AK.UJI.002.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN SPERMA
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan sperma serta berkaitan dengan tugas-tugas yang meliputi tahap persiapan, pemeriksaan dan pelaporan hasil. Unit ini tidak mencakup pemeriksaan kultur.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan persiapan pemeriksan
1.1 Peralatan, reagensia dan bahan habis pakai dipastikan memenuhi persyaratan yang berlaku
1.2 Spesimen dipastikan kesesuaiannya dengan formulir permintaan pemeriksaan.
1.3 Catatan diberikan dan dikonfirmasikan kepada orang yang berwenang untuk meminta keputusan bila persyaratan dan jenis spesimen tidak terpenuhi
1.4 Spesimen yang memenuhi syarat dan sesuai dengan permintaan pemeriksaan dicatat pada buku kerja
1.5 Spesimen yang memenuhi syarat diproses sesuai permintaan pemeriksaan.
2. Melakukan pemeriksaan sampel
2.1 Pemeriksaan sampel dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2.2 Hasil pemeriksaan dicatat dan didokumentasi-kan 2.3 Validasi dilakukan terhadap hasil
3. Melaporkan dan memelihara hasil dan alat laboratorium
3.1 Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam laporan hasil dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.2 Hasil yang akan dilaporkan divalidasi oleh supervisor atau orang yang berwenang
3.3 Pemeliharaan alat dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada dan dicatat pada log book pemeliharaan alat
3.4 Pemeliharaan rekaman laboratorium dilakukan sesuai prosedur yang berlaku
4. Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
4.1 Prosedur keselamatan kesehatan kerja dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai tanggung jawab individu dan lingkungannya
4.2 Limbah pemeriksaan ditangani dan dikelola sesuai dengan prosedur yang berlaku
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA :
1. Unit Kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemeriksaan sperma di laboratorium kesehatan
2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 2.1.Prosedur operasi baku (SOP), Pedoman Kerja, Instruksi Kerja parameter
pemeriksaan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 14
2.2.Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan sperma 2.3.Reagensia dan bahan habis pakai sesuai prosedur yang berlaku 2.4.Buku kerja dan log pemelihara alat 2.5.Alat penyimpanan data
I. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1. Matematika 1.2. Pengetahuan dasar tentang sperma 1.3. Tahapan pemeriksaan sperma 1.4. Metode, prinsip dan prosedur pemeriksaan sperma 1.4. Penggunaan mikroskop
2. Persyaratan Dasar 2.1. Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 1.1.Menginterpetasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh (normal, abnormal) 1.2.Menggunakan kartu status pasien untuk memantau keadaan pasien dari waktu ke
waktu 4. Aspek kritis kompetensi
4.1. Peralatan, reagensia dan sampel yang digunakan telah memenuhi persyaratan yang berlaku
4.2. Melakukan pemeriksaan makroskopis & mikroskopis sperma 4.3. Menggunakan sampel, reagen dan bahan habis pakai lainnya dengan efektif dan
efisien dan membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku 4.4. Mengatur tugas-tugasnya agar dapat diselesaikan tepat waktu 4.5. Mendokumentasikan hasil pekerjaannya 4.6. Cara memakai dan memelihara peralatan sesuai prosedur yang berlaku
5. Metode Penilaian Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk kemampuan untuk melakukan pemeriksaan sperma Penilaian harus difokuskan pada: 5.1. Peralatan, reagensia dan sampel yang digunakan telah memenuhi persyaratan
yang berlaku 5.2. Kemampuan melakukan pemeriksaan makroskopis & mikroskopis sperma 5.3. Kemampuan menggunakan peralatan sampel, reagensia dan bahan habis pakai
lainnya dengan efektif dan efisien dan membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5.4. Kemampuan mengatur tugas-tugasnya agar dapat diselesaikan tepat waktu 5.5. Kemampuan mendokumentasikan hasil pekerjaannya
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 15
Penilaian dilakukan dengan: a. Observasi langsung pada saat kandidat melakukan pemeriksaan sperma b. Demonstrasi pemeriksaan sperma c. Memeriksa laporan kerja kandidat d. Memberikan pertanyaan tertulis maupun lisan e. Umpan balik dari rekan kerja maupun atasan yang mengikuti prosedur kerja f. Observasi penggunaaan dan pemeliharaan peralatan
6. Kompetensi kunci
Mengumpul-kan
informasi
Mengkomuni-kasikan ide dan
informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain &
kelompok
Menggunakan ide & teknik matermatika
Memecahkan masalah
Menggunakan teknologi
1 1 2 1 1 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 16
Kode Unit : AK.UJI.003.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN CAIRAN TUBUH
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan cairan tubuh serta berkaitan dengan tugas-tugas yang meliputi tahap persiapan, pemeriksaan dan pelaporan hasil. Unit ini tidak mencakup pemeriksaan kultur.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan persiapan pemeriksaan
1.1 Peralatan, reagensi dan bahan habis pakai dipastikan memenuhi persyaratan yang berlaku
1.2 Spesimen dipastikan kesesuaiannya dengan formulir permintaan pemeriksaan
1.3 Catatan diberikan dan dikonfirmasikan kepada orang yang berwenang untuk meminta keputusan, bila persyaratan dan jenis spesimen tidak terpenuhi
1.4 Spesimen yang memenuhi syarat dan sesuai dengan permintaan pemeriksaan dicatat pada buku kerja
1.5 Spesimen yang memenuhi syarat diproses sesuai permintaan pemeriksaan.
2 Melakukan pemeriksaan sampel secara makroskopis, mikrokopis dan biokimia
2.1 Pemeriksaan sampel dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku
2.2 Unsur-unsur fisiologis dan patologis diidentifikasi dan dilaporkan sesuai dengan prosedur yang berlaku
2.3 Pemeriksaan sampel secara biokimia dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku
2.4 Unsur-unsur kimia diidentifikasi dan dilaporkan sesuai dengan prosedur yang berlaku
3 Melaporkan dan memelihara rekaman hasil
3.1 Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam laporan hasil dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.2 Hasil yang akan dilaporkan divalidasi oleh supervisor atau orang yang berwenang
3.3 Pemeliharaan alat dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada dan dicatat pada log book pemeliharaan alat
3.4 Pemeliharaan rekaman laboratorium dilakukan sesuai prosedur yang berlaku
4 Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
4.1 Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja dilakukakan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai tanggung jawab individu dan lingkungannya
4.2 Limbah pemeriksaan ditangani dan dikelola sesuai dengan prosedur yang berlaku
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 17
PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA : 1. Unit Kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemeriksaan cairan tubuh di laboratorium kesehatan 2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya :
2.1.Prosedur operasional standar (SOP), Pedoman kerja, Instruksi kerja parameter pemeriksaan dan manual operasional alat.
2.2.Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan cairan tubuh 2.3.Reagensia dan bahan habis pakai sesuai prosedur yang berlaku 2.4.Buku kerja dan log book pemeliharaan alat 2.5.Alat penyimpanan data
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1 Matematika dasar 1.2 Pengetahuan dasar tentang cairan tubuh 1.3 Tahapan pemeriksaan cairan tubuh 1.4 Metode, prinsip dan prosedur pemeriksaan cairan tubuh 1.5 Penggunaan mikroskop 1.6 Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemeriksaan cairan tubuh
2. Persyaratan Dasar 2.1 Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2 Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1.Menginterpretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh (normal, abnormal) 3.2.Menggunakan kartu status pasien untuk memantau keadaan pasien dari waktu ke
waktu 4. Aspek kritis kompetensi
4.1 Peralatan, reagen dan sampel yang digunakan telah memenuhi persyaratan yang berlaku
4.2 Kemampuan melakukan pemeriksaan makroskopis & mikroskopis cairan tubuh 4.3 Menggunakan sampel, reagensia dan bahan habis pakai lainnya secara efektif dan
efisien serta membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku 4.4 Mengatur tugas-tugasnya agar dapat diselesaikan tepat waktu 4.5 Mendokumentasikan hasil pekerjaannya
5. Metode Penilaian Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk kemampuan untuk melakukan prosedur dan pemeriksaan cairan tubuh. Penilaian harus difokuskan pada : 5.1. Peralatan, reagen dan sampel yang digunakan telah memenuhi persyaratan yang
berlaku 5.2. Kemampuan melakukan pemeriksaan makroskopis & mikroskopis cairan tubuh 5.3. Kemampuan menggunakan sampel, reagen dan bahan habis pakai lainnya dengan
efektif dan efisien dan membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5.4. Kemampuan mengatur tugas-tugasnya agar dapat diselesaikan tepat waktu
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 18
5.5. Kemampuan mendokumentasikan hasil pekerjaannya Penilaian dilakukan dengan melakukan a. Observasi langsung pada saat kandidat melakukan pemeriksaan cairan tubuh b. Demonstrasi pemeriksaan cairan tubuh c. Memeriksa laporan kerja kandidat d. Memberikan pertanyaan tertulis maupun lisan e. Umpan balik dari rekan kerja maupun atasan yang mengikuti prosedur kerja
6. Kompetensi kunci
Mengum-
pulkan informasi
Mengkomuni-kasikan
ide dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain & kelompok
Menggunakan konsep & teknik
matermatika
Memecahkan masalah
Meng-gunakan teknologi
1 1 2 1 1 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 19
Kode Unit : AK.UJI.004.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN FESES
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan feses serta berkaitan dengan tugas-tugas yang meliputi tahap persiapan, pemeriksaan dan pelaporan hasil. Unit ini tidak mencakup pemeriksaan kultur.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan persiapan pemeriksan
1.1 Peralatan, reagensia dan bahan habis pakai dipastikan memenuhi persyaratan yang berlaku
1.2 Spesimen dipastikan kesesuaiannya dengan formulir permintaan pemeriksaan.
1.3 Catatan diberikan dan dikonfirmasikan kepada orang yang berwenang untuk meminta keputusan Bila persyaratan dan jenis spesimen tidak terpenuhi
1.4 Spesimen yang memenuhi syarat dan sesuai dengan permintaan pemeriksaan dicatat pada buku kerja.
1.5 Spesimen yang memenuhi syarat diproses sesuai permintaan pemeriksaan.
2. Melakukan pemeriksaan
sampel
2.1. Pemeriksaan sampel dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
2.2. Hasil pemeriksaan dicatat dan didokumentasikan 2.3. Validasi dilakukan terhadap hasil
3. Melaporkan dan memelihara hasil dan alat laboratorium
3.1 Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam laporan hasil dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.2 Hasil yang akan dilaporkan divalidasi oleh supervisor atau orang yang berwenang
3.3 Pemeliharaan alat dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada dan dicatat pada log pemeliharaan alat
3.4 Pemeliharaan rekaman laboratorium dilakukan sesuai prosedur yang berlaku
4. Mengikuti prosedur
kesehatan dan keselamatan kerja
4.1 Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai tanggung jawab individu dan lingkungannya
4.2. Limbah pemeriksaan ditangani dan dikelola sesuai dengan prosedur yang berlaku
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA :
1. Unit Kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemeriksaan feses di laboratorium kesehatan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 20
2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 2.1.Prosedur operasi baku (SOP) , Pedoman kerja, Instruksi kerja parameter
pemeriksaan 2.2.Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan feses 2.3.Reagensia dan bahan habis pakai sesuai prosedur yang berlaku 2.4.Buku kerja 2.5.Alat penyimpanan data
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1 Matematika dasar 1.2.Pengetahuan dasar tentang feses 1.3.Tahapan pemeriksaan feses 1.4.Metode, prinsip dan prosedur pemeriksaan feses 1.5 Penggunaan mikroskop 1.6 Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemeriksaan feses
2. Persyaratan Dasar
2.1 Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2 Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1.Mengintepretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh (normal, abnormal) 3.2.Menggunakan kartu status pasien untuk memantau keadaan pasien dari waktu ke
waktu 4 Aspek kritis kompetensi
4.1.Peralatan, reagensia dan sampel yang digunakan telah memenuhi persyaratan yang berlaku
4.2.Melakukan pemeriksaan makroskopis & mikroskopis feses 4.3.Menggunakan sampel, reagensia dan bahan habis pakai lainnya dengan efektif dan
efisien dan membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku 4.4.Mengatur tugas-tugas agar dapat diselesaikan tepat waktu 4.5.Mendokumentasikan hasil pekerjaannya
5. Metode Penilaian Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk kemampuan untuk melakukan prosedur dan pemeriksaan cairan tubuh Penilaian harus difokuskan pada : 5.1.Peralatan, reagensia dan sampel yang digunakan telah memenuhi persyaratan yang
berlaku 5.2.Kemampuan melakukan pemeriksaan makroskopis & mikroskopis cairan tubuh 5.3.Kemampuan menggunakan sampel, reagensia dan bahan habis pakai lainnya
dengan efektif dan efisien dan membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5.4.Kemampuan mengatur tugas-tugasnya agar dapat diselesaikan tepat waktu
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 21
5.5.Kemampuan mendokumentasikan hasil pekerjaannya 5.6.Kemampuan menggunakan peralatan Penilaian dilakukan dengan: a. Observasi langsung pada saat kandidat melakukan pemeriksaan feses b. Demonstrasi pemeriksaan feses c. Memeriksa laporan kerja kandidat d. Memberikan pertanyaan tertulis maupun lisan e. Umpan balik dari rekan kerja maupun atasan yang mengikuti prosedur kerja
6. Kompetensi kunci
Mengum-pulkan
Informasi
Mengkomu-nikasikan ide dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain &
kelompok
Mengguna-kan ide & teknik matermatika
Memecah-kan Masalah
Menggu-nakan Teknologi
1 1 2 1 1 2 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 22
Kode Unit : AK.UJI.005.B
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN HEMATOLOGI
Uraian Unit : Unit Kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan pemeriksaan hematologi.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan persiapan pemeriksaan
1.1 Peralatan, reagensia dan bahan habis pakai dipastikan memenuhi persyaratan yang berlaku
1.2 Spesimen dipastikan kesesuaiannya dengan formulir permintaan pemeriksaan.
1.3 Bila persyaratan dan jenis spesimen tidak terpenuhi diberikan catatan dan dikonfirmasikan kepada orang yang berwenang untuk meminta keputusan
1.4 Spesimen yang memenuhi syarat dan sesuai dengan permintaan pemeriksaan dicatat pada buku kerja.
1.5 Spesimen yang memenuhi syarat segera diproses sesuai permintaan pemeriksaan dan prosedur yang berlaku
2. Melakukan pemeriksaan
sampel
2.1 Bahan kontrol dan sampel dipastikan homogen sebelum diperiksa.
2.2 Pemeriksaan kontrol kualitas dan sampel dilakukan secara manual atau dengan alat, sesuai dengan prosedur yang berlaku
2.3 Validasi dilakukan terhadap kontrol dan hasil
3. Melaporkan dan memelihara rekaman hasil dan alat laboratorium
3.1 Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam laporan hasil dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.2 Hasil yang akan dilaporkan divalidasi oleh supervisor atau orang yang berwenang
3.3 Pemeliharaan alat dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada dan dicatat pada log pemeliharaan alat
3.4 Pemeliharaan rekaman laboratorium dilakukan sesuai prosedur yang berlaku
4. Mengikuti prosedur
kesehatan dan keselamatan kerja
4.1.Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai tanggung jawab individu dan lingkungannya
4.2.Limbah pemeriksaan ditangani dan dikelola sesuai dengan prosedur yang berlaku
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 23
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA :
1. Unit Kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemeriksaan hematologi dan koagulasi di laboratorium kesehatan
2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 2.1.Prosedur operasi baku (SOP), Pedoman kerja, Instruksi kerja parameter
pemeriksaan dan manual operasional alat. 2.2.Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan hematologi dan koagulasi 2.3.Reagensia dan bahan habis pakai sesuai prosedur yang berlaku 2.4.Buku kerja dan log pemeliharaan alat 2.5.Alat penyimpanan data
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1.Matematika dasar 1.2.Pengetahuan dasar tentang hematologi dan koagulasi 1.3.Tahapan pemeriksaan hematologi dan koagulasi 1.4.Metode, prinsip dan prosedur pemeriksaan hematologi dan koagulasi 1.5.Penggunaan mikroskop 1.6.Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemeriksaan hematologi dan koagulasi
2. Persyaratan Dasar 2.1 Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2 Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1.Menginterpetasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh (normal, abnormal) 3.2.Menggunakan kartu status pasien untuk memantau keadaan pasien dari waktu ke
waktu 3.3. Mengikuti on the job training selama 1 tahun
4. Aspek kritis kompetensi
4.1.Membuat dan mewarnai sediaan hapus 4.2.Mengidentifikasi dan melakukan hitung jenis sel 4.3.Melakukan hitung sel dan pemeriksaan Hb secara manual sesuai prosedur yang
berlaku 4.4.Mengidentifikasi faktor kritis pemeriksaan hemostasis sesuai prosedur yang
berlaku 4.5.Menggunakan sampel, reagen dan bahan habis pakai lainnya dengan efektif dan
efisien dan membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku 4.6.Mengatur tugas-tugasnya agar dapat diselesaikan tepat waktu 4.7.Mendokumentasikan hasil pekerjaannya
5. Metode Penilaian Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk kemampuan untuk melakukan prosedur dan pemeriksaan hematologi dan hemostasis secara manual atau otomatis.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 24
Penilaian harus difokuskan pada : 5.1 Kemampuan membuat dan mewarnai sediaan. 5.2 Kemampuan mengidentifikasi dan melakukan hitung jenis sel 5.3 Kemampuan melakukan hitung sel dan pemeriksaan Hb secara manual sesuai
prosedur yang berlaku 5.4 Kemampuan mengidentifikasi faktor kritis pemeriksaan hemostasis sesuai
prosedur yang berlaku 5.5 Kemampuan menggunakan sampel, reagen dan bahan habis pakai lainnya dengan
efektif dan efisien dan membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5.6 Kemampuan mengatur tugas-tugasnya agar dapat diselesaikan tepat waktu 5.7 Kemampuan mendokumentasikan hasil pekerjaannya Penilaian dilakukan dengan melakukan a. Observasi langsung pada saat kandidat melakukan pemeriksaan hematologi dan
hemostasis b. Memeriksa laporan kerja kandidat c. Memberikan pertanyaan tertulis maupun lisan d. Memberikan studi kasus e. Umpan balik dari rekan kerja maupun atasan yang mengikuti prosedur kerja
6. Kompetensi kunci
Mengumpulkan
informasi
Mengkomunika-sikan ide dan
informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain & kelompok
Menggunakan ide & teknik matermatika
Memecahkan masalah
Menggunakan teknologi
3 2 3 2 2 3 3
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 25
Kode Unit : AK.UJI.006.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN KIMIA KLINIK
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan kimia klinik
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan persiapan pemeriksan
1.1 Peralatan, reagensia dan bahan habis pakai dipastikan memenuhi persyaratan yang berlaku
1.2 Spesimen dipastikan kesesuaiannya dengan formulir permintaan pemeriksaan.
1.3 Catatan diberikan dan dikonfirmasikan kepada orang yang berwenang untuk meminta keputusan, bila persyaratan dan jenis spesimen tidak terpenuhi
1.4 Spesimen yang memenuhi syarat dan sesuai dengan permintaan pemeriksaan dicatat pada buku kerja.
1.5 Spesimen yang memenuhi syarat diproses sesuai permintaan pemeriksaan.
2. Melakukan pemeriksaan sampel
2.1 Bahan kontrol dan sampel dipastikan homogen sebelum diperiksa.
2.2 Pemeriksaan kontrol kualitas dan sampel dilakukan secara manual atau dengan alat, sesuai dengan prosedur yang berlaku
2.3 Validasi dilakukan terhadap kontrol dan hasil
3. Melaporkan dan memelihara hasil dan alat laboratorium
3.1 Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam laporan hasil dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.2 Hasil yang akan dilaporkan divalidasi oleh supervisor atau orang yang berwenang
3.3 Pemeliharaan alat dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada dan dicatat pada log pemeliharaan alat
3.4 Pemeliharaan catatan laboratorium dilakukan sesuai prosedur yang berlaku
4. Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
4.1 Prosedur keselamatan kesehatan kerja dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai tanggung jawab individu dan lingkungannya
4.2 Limbah pemeriksaan ditangani dan dikelola sesuai dengan prosedur yang berlaku
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA :
1. Unit Kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemeriksaan kimia klinik di laboratorium kesehatan
2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya : 2.1.Prosedur operasi baku (SOP) , Pedoman kerja, Instruksi kerja parameter
pemeriksaan dan manual operasional alat.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 26
2.2.Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan kimia klinik 2.3.Reagensia dan bahan habis pakai sesuai prosedur yang berlaku 2.4.Buku kerja 2.5.Alat penyimpanan data
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1. Matematika dasar 1.2. Pengetahuan dasar tentang kimia klinik 1.3. Tahapan pemeriksaan kimia klinik 1.4. Metode, prinsip dan prosedur pemeriksaan kimia klinik 1.5. Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemeriksaan kimia klinik
2. Persyaratan Dasar 2.1. Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1. Menginterpetasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh (normal, abnormal) 3.2. Menggunakan kartu status pasien untuk memantau keadaan pasien dari waktu ke
waktu 3.3. Menggunakan alat-alat kimia klinik
4. Aspek kritis kompetensi 4.1. Kemampuan untuk menggunakan alat-alat kimia klinik 4.2. Menggunakan mikropipet dengan akurat dan teliti 4.3. Mengevaluasi hasil kontrol sesuai dengan prosedur yang berlaku 4.4. Menggunakan sampel, reagen dan bahan habis pakai lainnya dengan efektif dan
efisien dan membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku 4.5. Mengatur tugas-tugas agar dapat diselesaikan tepat waktu 4.6. Mendokumentasikan hasil pekerjaannya
5. Metode Penilaian Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk kemampuan untuk melakukan prosedur dan pemeriksaan kimia klinik. Penilaian harus difokuskan pada : 5.1. Kemampuan untuk menggunakan alat-alat kimia klinik 5.2. Kemampuan untuk menggunakan mikropipet dengan akurat dan teliti 5.3. Kemampuan mengevaluasi hasil kontrol sesuai dengan prosedur yang berlaku 5.4. Kemampuan menggunakan sampel, reagensia dan bahan habis pakai lainnya
dengan efektif dan efisien dan membuang limbahnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
5.5. Kemampuan mengatur tugas-tugasnya agar dapat diselesaikan tepat waktu 5.6. Kemampuan mendokumentasikan hasil pekerjaannya Penilaian dilakukan dengan: a. Observasi langsung pada saat kandidat melakukan pemeriksaan kimia klinik b. Memeriksa laporan kerja kandidat c. Memberikan pertanyaan tertulis maupun lisan d. Umpan balik dari rekan kerja maupun atasan yang mengikuti prosedur kerja
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 27
6. Kompetensi kunci
Mengumpulkan Informasi
Mengkomunika-sikan Ide dan
Informasi
Merencanakan dan Mengatur
Kegiatan
Bekerjasama dg orang lain &
Kelompok
Menggunakan Ide & Teknik Matermatika
Memecahkan Masalah
Menggunakan Teknologi
1 1 2 1 1 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 28
Kode Unit : AK.OPS.007.A
Judul Unit : MENGOPERASIKAN SENTRIFUGE
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan analis dalam hal persiapan, pengoperasian dan pemeliharaan
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan sentrifuge
1.1 Jenis sentrifuge diidentifikasi 1.2 Jenis sentrifuge dipilih sesuai dengan jenis
pemeriksaan dan prosedur yang berlaku 2. Mengoperasikan sentrifuge
2.1 Penggunaan sentrifuge dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Memelihara & melaporkan pemeliharan sentrifuge
3.1 Pemeliharaan alat dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada dan dicatat pada log pemeliharaan alat
3.2 Rekaman pemeliharaan alat laboratorium dilakukan sesuai prosedur yang berlaku
4. Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
4.1 Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai tanggung jawab individu dan lingkungannya
4.2 Limbah bahan pemeriksaan ditangani dan dikelola sesuai dengan prosedur yang berlaku
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA :
1. Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pengoperasian sentrifuge di laboratorium kesehatan
2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung oleh tersedianya : 2.1.Standar Operasional Standar, Pedoman Kerja, Instruksi Kerja parameter
pemeriksaan dan manual operasional alat 2.2.Log pemeliharaan dan status alat yang telah ditetapkan.
II. ACUAN PENILAIAN : 1. Pengetahuan yang dibutuhkan
1.1. Pengetahuan tentang cara pengoperasian alat 1.2. Metode, prinsip, dan prosedur kerja 1.3. Tahapan kerja
2. Persyaratan Dasar
2.1. Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1. Jenis-jenis pemeriksaan dan spesimen yang digunakan 3.2. Perlakuan dan penanganan spesimen
4. Aspek kritis kompetensi
4.1. Menggunakan sentrifuge berdasarkan jenis pemeriksaan dan spesimen sesuai
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 29
ketentuan yang ditetapkan 4.2. Menangani keadaan di luar kondisi normal 4.3. Memelihara sentrifuge dan dokumentasi dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku 4.4. Menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja 4.5. Menangani dan mengelola limbah sesuai dengan prosedur yang berlaku
5. Metode Penilaian
Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk kemampuan untuk mengoperasikan dan memelihara sentrifuge. Penilaian harus difokuskan pada : 5.1. Kemampuan menggunakan sentrifuge berdasarkan jenis pemeriksaan dan
spesimen sesuai ketentuan yang ditetapkan 5.2. Kemampuan menangani keadaan di luar kondisi normal 5.3. Kemampuan memelihara sentrifuge dan dokumentasi dilakukan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku 5.4. Kemampuan menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja 5.5. Kemampuan menangani dan mengelola limbah sesuai dengan prosedur yang
berlaku Penilaian dilakukan dengan: a. Observasi langsung pada saat kandidat menggunakan sentrifuge b. Mendemonstrasikan cara pemeliharaan c. Pertanyaan tertulis maupun lisan
6. Kompetensi kunci
Mengumpulkan Informasi
Mengkomuni- kasikan Ide &
Informasi
Merencanakan & Mengatur
Kegiatan
Bekerjasama dg orang lain & Kelompok
Menggunakan Konsep & Teknik
Matermatika
Memecahkan Masalah
Menggunakan
Teknologi 1 1 1 1 1 1 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 30
Kode Unit : AK.OPS.008.A
Judul Unit : MENGOPERASIKAN PIPET
Uraian Unit : Unit ini berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pipet dan pemeliharaannya.
Unit ini berlaku untuk semua pekerjaan perorangan dalam bidang pekerjaandi laboratorium.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mengidentifikasi pipet yang akan dipakai
1.1 Ukuran pipet dan alat bantu lainnya dipilih sesuai dengan jenis pemeriksaan.
1.2 Kondisi pipet diidentifikasi kelayakan dan keakuratannya.
1.3 Pipet yang tidak layak pakai/ rusak dipisahkan dan diambil langkah-langkah selanjutnya sesuai prosedur yang berlaku.
2. Melakukan pipetasi.
2.1 Pengoperasian pipet dipahami dan dilakukan dengan benar dan teliti sesuai dengan prosedur yang berlaku
3. Melakukan pemeliharaan pipet 3.1 Pemeliharaan pipet dipahami dan dilakukan dengan rutin sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
3.2 Rekaman pemeliharaan pipet didokumentasikan 3.3 Kondisi yang berpotensi menyebabkan kerusakan
pada pipet diidentifikasi dan diambil langkah-langkah untuk dihindari / ditanggulangi sebagai bagian dari tanggung jawab individu.
4. Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
4.1 Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja dengan pipet dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai tanggung jawab individu dan lingkungannya.
4.2 Limbah pengoperasian pipet ditangani dan dibuang sesuai dengan prosedur yang berlaku.
I. KONDISI UNJUK KERJA :
1. Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pekerjaan pipetasi di laboratorium 2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung oleh tersedianya : Pedoman & instruksi kerja penggunaan dan pemeliharaan pipet.
II. ACUAN PENILAIAN : 1. Pengetahuan yang dibutuhkan :
1.1. Matematika 1.2. Jenis-jenis pipet dan kegunaannya 1.3. Simbol-simbol yang tertera pada pipet 1.4. Cara membaca skala untuk berbagai jenis cairan (berwarna/ tidak berwarna)
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 31
1.5. Macam dan sifat cairan/ bahan yang akan dipipet 1.6. Alat bantu yang dibutuhkan dalam pengoperasian pipet
2. Persyaratan dasar
2.1. Kualifikasi pendidikan formal : minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1 Memahami prinsip kerja dan prosedur pengoperasian pipet 4. Aspek Kritis kompetensi
4.1. Mengidentifikasi pipet yang akan digunakan 4.2. Menggunakan pipet dengan ukuran dan alat bantu yang sesuai 4.3. Keakuratan penggunaan pipet yang ditunjukkan dengan akurasi dan presisi 4.4. Memelihara pipet dan mendokumentasinya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
5. Metode Penilaian Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk kemampuan untuk mengoperasikan dan memelihara pipet. Penilaian harus difokuskan pada : 5.1. Kemampuan mengidentifikasi pipet yang akan digunakan 5.2. Kemampuan menggunakan pipet dengan ukuran dan alat bantu yang sesuai 5.3. Ketelitian dan keakuratan pengunaan pipet yang ditunjukkan dengan akurasi dan
presisi 5.4. Kemampuan memelihara pipet dan mendokumentasinya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku Penilaian dilakukan dengan: a. Observasi langsung pada saat kandidat menggunakan pipet b. Mendemonstrasikan cara penggunaan dan pemeliharaan pipet c. Pertanyaan tertulis maupun lisan
6. Kompetensi kunci
Mengumpul-kan Informasi
Mengkomu-nikasikan ide dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain dan
kelompok
Menggunakan konsep dan teknik
matematika
Memecahkan persoalan atau
masalah
Menggunakan teknologi
1 1 1 1 1 1 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 32
Kode Unit : AK.KUA.009.A
Judul Unit : MELAKUKAN KONTROL KUALITAS PADA PEMERIKSAAN
Uraian Unit : Unit ini meliputi penerapan kontrol kualitas pada proses pemeriksaan untuk mencapai standar mutu hasil yang ditetapkan.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan dokumen pendukung dan sarana-sarana lainnya
1.1. Dokumen yang dibutuhkan disiapkan, meliputi: a. Jenis dan persyaratan bahan kontrol b Penanganan dan transportasi bahan kontrol
2. Mengerjakan kontrol
2.1. Bahan kontrol dipilih sesuai dengan jenis pemeriksaan2.2 Kontrol internal dan eksternal dikerjakan sesuai
dengan prosedur yang berlaku
3. Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan kontrol
3.1 Hasil kontrol dianalisa sesuai dengan metode yang ditetapkan
3.2 Hasil kontrol dilaporkan dan dimintakan validasi kepada yang berwenang
4. Melakukan tindakan apabila hasil kontrol menyimpang dari standar yang ditetapkan
4.1 Faktor– faktor penyebab penyimpangan diidentifikasi 4.2 Tindakan perbaikan diambil untuk mengatasi
penyimpangan yang terjadi dan bila belum ada penyelesaian segera dilaporkan kepada orang yang berwenang
5. Memelihara rekaman hasil kontrol kualitas
5.1 Pemeliharaan rekaman hasil kontrol kualitas laboratorium dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA :
1. Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan kontrol kualitas pemeriksaan 2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung oleh tersedianya :
2.1.Pedoman kerja, Instruksi kerja parameter pemeriksaan 2.2.Spesifikasi reagen, material dan alat yang digunakan. 2.3.Control chart 2.4.Alat penyimpanan data
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 33
II. ACUAN PENILAIAN : 1. Pengetahuan yang dibutuhkan
1.1. Matematika 1.2. Statistik: Levey Jenning’s dan Westgard Multirules 1.3. Metode, prinsip dan prosedur pemeriksaan 1.4. Tahapan pemecahan masalah 1.5. Pengetahuan dasar tentang kontrol kualitas
2. Persyaratan Dasar
2.1 Kualifikasi pendidikan formal: SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2 Berpengalaman 1 tahun dalam bidang kerjanya. 2.3 Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang :
3.1. Menginterpetasi hasil kontrol kualitas (di dalam/di luar batas yang ditetapkan) 3.2. Mengevaluasi dan mengambil tindakan apabila ditemukan hasil yang diluar nilai
batas yang telah ditetapkan 4. Aspek kritis kompetensi
4.1. Menginterpretasikan hasil kontrol kualitas pemeriksaan 4.2. Melakukan prosedur dan persyaratan kualitas yang berlaku 4.3. Mendokumentasikan dan melaporkan semua informasi yang terkait 4.4. Mengidentifikasi adanya penyimpangan yang terjadi dan bila mungkin
penyebabnya
5. Metode Penilaian Kompetensi harus ditunjukkan dengan kemampuan kandidat untuk melakukan kontrol kualitas pada parameter pemeriksaan yang dilakukan. Penilaian harus difokuskan pada : 5.1. Kemampuan menginterpretasikan hasil kontrol kualitas pemeriksaan 5.2. Kemampuan melakukan prosedur dan persyaratan kualitas yang berlaku 5.3. Kemampuan mendokumentasikan dan melaporkan semua informasi yang terkait 5.4. Kemampuan mengidentifikasi adanya penyimpangan yang terjadi dan bila
mungkin penyebabnya Penilaian dilakukan dengan : a. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen yang digunakan b. Memeriksa laporan-laporan perbaikan yang direkomendasikan oleh kandidat
c. Memberikan studi kasus untuk menilai kerangka berpikir kandidat dan kemampuannya untuk mewaspadai masalah-masalah yang mungkin timbul.
6. Kompetensi kunci
Mengumpulkan
informasi
Mengkomunikasikan ide dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain & kelompok
Menggunakan ide & teknik matermatika
Memecahkan masalah
Menggu-nakan
teknologi 2 2 2 2 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 34
Kode Unit : AK.SAM.010.A
Judul Unit : MENGHITUNG JUMLAH SEL DALAM SAMPEL BIOLOGI
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan untuk melakukan perhitungan jumlah sel dalam sampel-sampel biologi dengan menggunakan kamar hitung biasa/cara manual. Pada unit kompetensi ini tidak mencakup aspek-aspek yang berhubungan dengan melakukan hitung jumlah sel secara otomatis.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan persiapan pemeriksaan
1.1 Peralatan, reagensia dan bahan habis pakai dipastikan memenuhi persyaratan yang berlaku
1.2 Spesimen dipastikan kesesuaiannya dengan formulir permintaan pemeriksaan.
1.3 Bila persyaratan dan jenis spesimen tidak terpenuhi diberikan catatan dan dikonfirmasikan kepada orang yang berwenang untuk dimintakan keputusan
1.4 Spesimen yang memenuhi syarat dan sesuai dengan permintaan pemeriksaan dicatat pada buku kerja.
1.5 Spesimen yang memenuhi syarat diproses sesuai permintaan pemeriksaan.
2. Melakukan pemeriksaan sampel secara manual
2.1 Pemeriksaan sampel dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku
2.2 Hasil pemeriksaan dicatat dan didokumentasikan 2.3 Hasil pemeriksaan dan pemeliharaan divalidasi
3. Melaporkan dan memelihara rekaman hasil
3.1 Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam laporan hasil dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.2 Hasil yang akan dilaporkan divalidasi oleh supervisor atau orang yang berwenang
3.3 Pemeliharaan alat dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada dan dicatat pada log pemeliharaan alat
3.4 Pemeliharaan rekaman laboratorium dilakukan sesuai prosedur yang berlaku
4. Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
4.1 Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai tanggung jawab individu dan lingkungannya
4.2 Limbah pemeriksaan ditangani dan dikelola sesuai dengan prosedur yang berlaku
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA :
1. Unit Kompetensi ini berlaku untuk menghitung jumlah sel dalam sampel biologi di laboratorium kesehatan
2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya :
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 35
2.1.Prosedur operasional standar (SOP), Pedoman kerja, Instruksi kerja parameter pemeriksaan dan manual operasional alat.
2.2.Peralatan yang digunakan untuk pemeriksaan sampel biologi 2.3.Reagensia dan bahan habis pakai sesuai prosedur yang berlaku 2.4.Buku kerja dan log penyimpanan alat 2.5.Alat penyimpanan data
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1 Matematika dasar 1.2 Pengetahuan dasar tentang sample-sampel biologi 1.3 Tahapan pemeriksaan sampel biologi 1.4 Metode, prinsip dan prosedur pemeriksaan sampel biologi 1.5 Penggunaan mikroskop 1.6 Faktor-faktor yang berpengaruh pada pemeriksaan sampel biologi
2. Persyaratan Dasar 2.1 Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2 Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1 Mengintepretasikan hasil pemeriksaan yang diperoleh (normal, abnormal) 3.2 Menggunakan kartu status pasien untuk memantau keadaan pasien dari waktu ke
waktu
4. Aspek kritis kompetensi Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk kemampuan untuk melakukan prosedur dan menghitung sel pada sampel biologi. Penilaian harus difokuskan pada : 4.1.Pengetahuan tentang jenis sampel biologi dan menghitung jumlah sel yang bisa
diperiksa 4.2.Kemampuan mengidentifikasi jenis sel 4.3.Pengetahuan tentang cara perhitungan jumlah sel 4.4.Memahami pemeliharaan alat sesuai dengan prosedur yang berlaku 4.5.Memahami pemakaian peralatan sesuai dengan prosedur yang berlaku
5. Metode Penilaian 5.1.Observasi langsung pada saat kandidat melakukan pemeriksaan sampel biologi 5.2.Memeriksa laporan kerja kandidat 5.3.Memberikan pertanyaan tertulis maupun lisan 5.4.Umpan balik dari rekan kerja maupun atasan yang mengikuti prosedur kerja
6. Kompetensi Kunci
Mengumpul-
kan Informasi
Mengkomuni-kasikan ide
dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain dan
kelompok
Menggunakan konsep dan teknik
matematika
Memecahkan masalah
Mengguna-kan teknologi
1 1 1 1 1 1 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 36
Kode Unit : AK.SAM.011.B
Judul Unit : MENANGANI DAN MENGIRIM SAMPEL
Uraian Unit : Unit Kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan untuk menangani dan mengirim sampel bukan hewan. Petugas yang mengirim sampel tidak bertanggung jawab untuk pengambilan sampel maupun pemeriksaan sampel. Unit ini tidak mencakup kemampuan untuk menangani dan mengirim hewan-hewan sesuai dengan etika/peraturan mengenai hewan.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan pengambilan sampel
1.1 Tahapan untuk pengambilan sampel dikonfirmasikan kepada supervisor.
1.2 Kendaraan dan peralatan komunikasi diperiksa keadaan dan fungsinya.
1.3 Wadah/tempat dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pengiriman diperiksa kelengkapannya di dalam kendaraan.
2. Mengambil sampel 2.1 Jumlah sampel yang akan diambil dikonfirmasi.
2.2 Sampel dipastikan sesuai dengan kertas kerja. 2.3 Persyaratan pengiriman sampel diterapkan sesuai
prosedur tempat kerja. 2.4 Dokumen yang diperlukan di tempat pengambilan
sampel dilengkapi. 2.5 Sampel disimpan pada suhu yang sesuai dalam
wadah/tempat pengiriman khusus.
3. Mengirim sampel 3.1 Tindakan cara-cara pengamanan dilakukan setiap saat. 3.2 Sampel diperiksa keutuhannya/keadaannya selama
pengiriman. 3.3 Sampel dikirim ke tempat penerimaan sesuai prosedur. 3.4 Seluruh informasi dijaga kerahasiaannya. 3.5 Tumpahan dibersihkan sesuai prosedur 3.6 Jika ada masalah dilaporkan pada supervisor
4. Merawat Peralatan 4.1 Kendaraan dipastikan berfungsi dengan baik 4.2 Wadah/ tempat pengiriman dirawat agar tetap dalam
kondisi yang baik untuk digunakan 4.3 Bahan-bahan yang habis pakai dibuat permintaannya
untuk stok/persediaan I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya: 1. Kendaraan yang berfungsi dengan baik
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 37
2. Prosedur pemeriksaan standar untuk pengambilan dan pengiriman sampel 3. Peralatan komunikasi 4. Wadah/tempat sampel 5. Wadah untuk mengirim sampel
II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan: 1.1 Komunikasi efektif dengan klien dan pelanggan 1.2. Kebutuhan pengiriman yang sesuai prosedur dan tepat waktu 1.3. Sampel-sampel biologi dan lingkungan yang labil 1.4. Pengaruh suhu atau perubahan kondisi lingkungan pada sampel 1.5. Bahan-bahan biologi yang mungkin menyebabkan infeksi 1.6. Prosedur membersihkan tumpahan dan peralatan yang pecah 1.7. Perlunya pembuangan sampah dan wadah yang efisien dan praktis 1.8. Perlunya pemeliharaan peralatan yang digunakan dalam penanganan dan
pengiriman sampel
2. Persyaratan dasar: 2.1. Telah lulus unit kompetensi Menjaga Kesehatan dan Keselamatan kerja. 2.2. Kualifikasi pendidikan formal : SMK Jurusan Analis Kesehatan
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang :
3.1. Metode penanganan sampel
4. Aspek kritis kompetensi: 4.1. Merencanakan pengambilan sampel dengan supervisor 4.2. Mempersiapkan kendaraan untuk keperluan perjalanan 4.3. Memeriksa peralatan komunikasi 4.4. Membuat perjanjian dengan individu, pelanggan, klien dan staf resepsionis secara
efektif 4.5. Mencatat secara lengkap perubahan yang terjadi pada sampel 4.6. Membersihkan tumpahan dan pecahan 4.7. Menggunakan teknik dan peralatan untuk pembuangan sampah secara aman
sesuai prosedur 4.8. Melaporkan kesulitan pada supervisor.
5 Prosedur Penilaian meliputi:
5.1. Pengamatan langsung kepada kandidat dalam melakukan penerimaan dan persiapan sampel untuk pemeriksaan patologi.
5.2. Umpan balik dari supervisor maupun orang ketiga. 5.3. Pertanyaan lisan untuk menilai pengetahuan dasar prosedur dimana observasi sulit
dilakukan.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 38
6 Kompetensi Kunci
Mengumpul
-kan Informasi
Mengkomu-nikasikan Ide dan
Informasi
Merencanakan dan Mengatur Kegiatan
Bekerjasama dg orang lain &
Kelompok
Menggunakan Ide & Teknik Matematika
Meme-cahkan
Masalah
Mengguna-kan
Teknologi 1 1 1 1 1 1 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 39
Kode Unit : AK.SAM.012.B
Judul Unit : MENERIMA DAN MEMPERSIAPKAN SAMPEL UNTUK
PEMERIKSAAN PATOLOGI
Uraian Unit : Unit Kompetensi ini mencakup kemampuan untuk menerima dan menyiapkan sample untuk pemeriksaan patologi. Unit ini tidak meliputi teknik-teknik melakukan pemeriksaan sampel ataupun teknik memproses jaringan.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Memasukan data sampel dalam buku log.
1.1 Sampel dan formulir permintaan diperiksa dan dicocokkan.
1.2 Sampel dan formulir permintaan yang sesuai dimasukkan kedalam sistem informasi laboratorium. Penyimpanan data dilakukan sesuai prosedur.
1.3 Sampel-sampel ‘urgent’ diproses sesuai prosedur tempat kerja.
1.4 Seluruh data laboratorium dipastikan keamanannya sesuai prosedur.
2. Mencatat hal-hal yang
berhubungan dengan pelayanan terhadap pelanggan
2.1 Sampel dan formulir permintaan yang tidak sesuai dilaporkan sesuai prosedur
2.2 Pelanggan dipastikan dilayani dengan baik dan sopan.
3. Menyiapkan sampel- sampel yang akan dianalisa
3.1 Pemisahan sampel dilakukan secara fisik sesuai keperluan.
3.2 Wadah sampel/Aliquot berlabel disiapkan untuk sampel utama.
3.2 Pemisahan sampel dilakukan dengan bahan-bahan kimia sesuai keperluan
3.3 Sampel disimpan dalam media transpor yang sesuai apabila diperlukan.
3.4 Pembentukan aerosol saat sentrifugasi, pemipetan maupun pemindahan sampel diminimalkan.
3.5 Sampel disimpan pada suhu yang sesuai baik sebelum, selama dan sesudah pemeriksaan.
4. Membagikan sampel
4.1 Sampel dikelompokkan sesuai tempat / tujuan pemeriksaan
4.2 Sampel dibagikan sesuai tempat/tujuan pemeriksaan 4.3 Formulir permintaan dibagikan sesuai tempat tujuan
untuk memasukkan data. 4.4 Sampel dan formulir permintaan yang telah diterima staf
laboratorium diperiksa.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 40
5. Menjaga lingkungan kerja dengan aman
5.1 Digunakan alat pelindung diri yang sesuai. 5.2 Seluruh kejadian kecelakaan maupun tumpahan dicatat
dan dilaporkan pada supervisor. 5.3 Seluruh tumpahan dibersihkan sesuai prosedur. 5.4 Diminimalkan terbentuknya limbah. 5.5 Bahan-bahan berbahaya dan limbah dibuang dengan
aman sesuai prosedur.
I. PERSYARATAN KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya: 1. Prosedur kerja standar (SOP) yang dianjurkan . 2. Material safety data sheets (MSDS). 3. Prosedur pengiriman dan penyimpanan sampel. 4. Prosedur melakukan pemisahan sampel secara fisika maupun kimia, misalnya prosedur
sentrifugasi, pemisahan serum dengan plasma. 5. Prosedur pelabelan sampel, penanganan sampel urgent dan prosedur rujukan. 6. Alat-alat yang diperlukan untuk menerima dan mempersiapkan sampel untuk pemeriksaan
patologi. 7. Sistem informasi komputer, sistem pencatatan dan penyimpanan data.
II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1 Pentingnya memelihara hubungan baik dengan pelanggan. 1.2 Bahan-bahan biologi yang merupakan sumber potensial untuk penularan infeksi. 1.3 Cairan yang tidak stabil misalnya darah lengkap yang diberi antikoagulan. 1.4 Pentingnya pengetahuan tentang pelabelan. 1.5 Pemeriksaan untuk keperluan spesifik diperlukan jenis sampel yang spesifik. 1.6 Mengirim dan Menyimpan sampel.
2. Persyaratan dasar :
1.1 Telah lulus dalam unit kompetensi berkomunikasi dengan orang lain memiliki pengetahuan keselamatan kerja
1.2 Telah lulus dalam unit kompetensi Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 1.3 Kualifikasi pendidikan formal : SMK Jurusan Analis Kesehatan
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang: 3.1. Metode penanganan sampel 4. Aspek Kritis kompetensi:
4.1. Menerima dan memproses sampel sesuai prosedur 4.2. Melakukan persiapan sampel dan subsampel sesuai prosedur
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 41
5. Prosedur Penilaian
5.1 Pengamatan langsung kepada kandidat dalam melakukan penerimaan dan persiapan sampel untuk pemeriksaan patologi.
5.2 Umpan balik dari supervisor maupun orang ketiga. 5.3 Pertanyaan lisan untuk menilai pengetahuan dasar prosedur di mana observasi sulit
dilakukan.
6. Kompetensi Kunci
Mengum-pulkan
Informasi
Mengkomu-nikasikan
Ide dan Informasi
Merencanakan dan Mengatur
Kegiatan
Bekerjasama dg orang lain & Kelompok
Menggunakan konsep & Teknik
Matematika
Memecahkan persoalan/ Masalah
Mengguna-kan
Teknologi 1 1 1 1 1 1 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 42
Kode Unit : AK.SAM.013.B
Judul Unit : MENDAPATKAN SAMPEL YANG REPRESENTATIF SESUAI
DENGAN RENCANA SAMPLING
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk mendapatkan sampel (contoh) yang mewakili bahan asalnya (representatif) dalam keadaan yang layak untuk diproses dan diuji lebih lanjut.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Rencana pengambilan contoh, prosedur keamanan untuk melakukan pengambilan contoh, dan prosedur pelaporan yang tepat, diterima dan dikonfirmasikan dengan benar.
1.2 Peralatan untuk pengambilan sampel dan kondisi penyimpanan sampel dipilih dengan benar, agar sampel tetap utuh selama proses pengumpulan, penyimpanan dan pengiriman
1.3 Kondisi peralatan pengambilan contoh diperiksa dan dijamin dalam keadaan baik.
1. Mempersiapkan pengambilan sampel
1.4 Prosedur dan frekuensi penarikan sampel dikonfirmasi kembali, agar diperoleh sampel yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang ada.
2.1 Pemeriksaan dilakukan kembali terhadap bahan, untuk meyakinkan bahwa sesuai untuk dilakukan proses pengambilan contoh.
2.2 Identifikasi dan pelaporan dilakukan terhadap hal-hal yang tidak lazim selama proses pengambilan sampel.
2.3 Sampel dikumpulkan, dan dilakukan pengecekan kembali untuk meyakinkan bahwa jenis sampel, lokasi dan waktu pengambilan sampel sesuai dengan rencana pengambilan sampel.
2.4 Seluruh informasi mengenai sampel dicatat (direkam) sesuai kebutuhan dan ketentuan.
2. Mengambil/mendapatkan sampel
2.5 Selama proses pengambilan sampel, keutuhan dari sampel dipelihara agar tetap representatif.
3.1 Subsampel disiapkan dan dilakukan pengecekan untuk meyakinkan bahwa sampel tersebut representatif.
3.2 Prosedur keamanan yang telah ditentukan (sesuai SOP) diikuti, untuk mengurangi bahaya atau kontaminasi terhadap diri sendiri, lingkungan kerja dan lingkungan sekitar,
3. Mempersiapkan sampel untuk pemeriksaan/pengujian
3.3 Sampel yang akan dikirim disiapkan, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan mengenai bahan berbahaya
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 43
4. Menyimpan sampel cadangan
4.1 Sampel disiapkan untuk cadangan. 4.2 Sampel untuk cadangan diberi label, informasi mengenai
sampel cadangan dicatat. 5. Membuang sisa sampel dan
limbah yang telah digunakan5.1 Sisa sampel dan limbah yang telah terpakai dibuang
sesuai prosedur yang berlaku. 5.2 Peralatan, wadah, dan lingkungan kerja dibersihkan
sesuai dengan prosedur. I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya : 1. Prosedur resmi atau yang memenuhi syarat, misalnya Standar Nasional Indonesia,
Prosedur Operasional Standar (SOP), dan Pedoman Kerja yang berlaku di tempat kerja. 2. Prosedur pengawasan mutu hasil pemeriksaan laboratorium 3. Prosedur penanganan sampel, seperti prosedur menetapkan sampel yang dapat diterima
sesuai persyaratan yang yang telah ditentukan, memberi label, memproses sampel untuk dianalisis, menyimpan atau mengirimkan sampel yang dirujuk, dan membuang sisa sampel secara aman.
4. Prosedur penanganan dan perawatan peralatan laboratorium dan bahan-bahan kimia. 5. Jadwal kalibrasi dan pemeliharaan alat. 6. Persyaratan kebersihan dan higiene perorangan. 7. Prosedur untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja. 8. Tata letak laboratorium dan alur kerja. 9. Prosedur pencatatan dan pelaporan hasil. 10. Prosedur pembuangan limbah 11. Rencana dan jadwal program pelatihan.
Di samping itu unit kompetensi ini meliputi kemampuan untuk menggunakan peralatan
laboratorium dan sistem yang berlaku, seperti : 1. Peralatan gelas (glassware) yang biasa digunakan di laboratorium kimia 2. Neraca analitis listrik 3. Heating mantle atau Hot plate 4. Oven listrik 5. Komputer untuk menjalankan sistem informasi, pencatatan dan penyimpanan data.
II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan: 1.1. Pengetahuan yang berhubungan dengan persyaratan mutu bahan uji. 1.2. Penggunaan peralatan gelas (glassware) 1.3. Pembuatan larutan pereaksi dan larutan baku primer.
2. Persyaratan dasar 2.1. Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang: 3.1. Interpretasi hasil pemeriksaan mutu bahan uji.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 44
3.2. Penggunaan dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan kalibrasinya, seperti neraca listrik, hot plate, oven.
4. Aspek kritis kompetensi
4.1. Metode pengambilan sampel 4.2. Persiapan sampel untuk pemeriksaan 4.3. Tersedianya sampel cadangan
5. Metode Penilaian 5.1. Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan tempat
kerja. 5.2. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan sampel buatan dan
sampel sebenarnya untuk melakukan setiap tahapan sub kompetensi dan setiap kriteria unjuk kerja.
Sebagai bahan pertimbangan penilaian, penilai (assessor) juga memperhatikan kemampuan kandidat, tentang : a. Pengetahuan mengenai sistem yang berlaku di tempat kerja. b. Mengatur dan mengorganisasi pekerjaan agar dapat diselesaikan secara cepat dan
tepat, dalam waktu yang disediakan. c. Menggunakan sampel, reagen dan bahan-bahan lain secara hemat. d. Melakukan validasi terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. e. Mengenakan peralatan pelindung diri f. Menggunakan peralatan laboratorium dengan aman g. Membuang limbah sesuai prosedur tetap yang berlaku di tempat kerja.
6. Kompetensi kunci
Mengum-pulkan
informasi
Mengkomuni-kasikan ide dan
informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerja sama dgn orang lain &
klp
Menggunakan konsep & tehnik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Menggu-nakan
teknologi 2 2 2 2 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 45
Kode Unit : AK.UJI.014.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN IMUNOSEROLOGI
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan tugas-tugas yang meliputi persiapan pemeriksaan, pemeriksaan dan pelaporan hasil pemeriksaan di bidang Imunoserologi
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melakukan persiapan pemeriksaan
1.1 Peralatan, reagensia dan bahan pembantu dipastikan memenuhi persyaratan yang berlaku.
1.2 Sampel dipastikan kesesuaiannya dengan formulir permintaan pemeriksaan.
1.3 Catatan diberikan bila persyaratan dan jenis spesimen tidak terpenuhi dan diinformasikan kepada pihak yang berkepentingan
1.4 Sampel yang memenuhi syarat dan sesuai dengan permintaan pemeriksaan dicatat pada buku kerja.
1.5 Sampel yang memenuhi syarat diproses sesuai permintaan pemeriksaan.
2. Melakukan pemeriksaan
2.1 Pemeriksaan bahan kontrol dan sampel dilakukan secara manual atau otomatis sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Melaporkan dan memelihara hasil dan alat laboratorium
3.1 Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam laporan hasil atau pada sistem komputer dan didokumentasikan sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.2 Hasil yang diperoleh dilaporkan dan dimintakan masukan supervisor atau orang yang berwenang bila ada interpretasi hasil di luar kewenangannya
3.3 Pemecahan dicari dan tindakan perbaikan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, bila terjadi masalah yang berkaitan dengan alat dan proses pemeriksaan.
3.4 Pemeliharaan alat dilakukan sesuai dengan pedoman yang ada dan dicatat pada buku log pemeliharaan alat
3.5 Pemeliharaan catatan laboratorium dilakukan dengan baik dan benar sesuai prosedur yang berlaku.
4. Mengikuti prosedur keselamatan kesehatan kerja
4.1 Prosedur keselamatan kesehatan kerja diikuti dengan benar sesuai dengan prosedur yang berlaku sebagai tanggung jawab individu lingkungannya
4.2. Limbah pemeriksaan ditangani dan dikelola dengan benar sesuai dengan prosedur yang berlaku.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 46
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA : 1. Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan pemeriksaan imunoserologi di
laboratorium kesehatan. 2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung oleh tersedianya :
2.1
2.22.32.42.5
.Standar operasi kerja , Pedoman kerja, Instruksi kerja parameter pemeriksaan dan manual operasional alat .Mikroskop, kaca obyek, kaca penutup, dan alat bantu lainnya.(bila diperlukan) .Peralatan dan reagensia yang diperlukan untuk pemeriksaan imunoserologi .Buku kerja dan buku log pemeliharaan alat .Komputer untuk penyimpanan data (bila diperlukan)
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1 Pengetahuan dasar tentang imunoserologi 1.2 Sistematika pemeriksaan imunoserologi 1.3 Prinsip metode, prinsip dan prosedur pemeriksaan imunoserologi 1.4 Matematika 1.5 Faktor-faktor kritis pada pemeriksaan imunoserologi 1.6 Kemampuan membaca prosedur dalam Bahasa Inggris
2. Persyaratan Dasar 1.1.Kualifikasi pendidikan formal SMK jurusan Analis Kesehatan 1.2.Berpengalaman 1 tahun dalam bidang kerjanya.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1. Menyimpulkan hasil pemeriksaan yang diperoleh (normal, abnormal)
4. Aspek kritis kompetensi
4.1. Kemampuan membaca prosedur dalam Bahasa Inggris 5. Metode Penilaian
Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan kerja Prosedur penilaian yang harus dilakukan : 5.1.Pengamatan (observasi) pada kandidat dalam melakukan pemeriksaan
imunoserologi dari berbagai sampel 5.2.Pertanyaan lisan dan tertulis
6. Kompetensi kunci
Mengumpulkan Informasi
Mengkomunika-sikan Ide dan
Informasi
Merencanakan dan Mengatur
Kegiatan
Bekerjasama dg orang lain & Kelompok
Menggunakan Ide & Teknik Matermatika
Memecahkan Persoalan/ Masalah
Menggunakan Teknologi
1 1 2 2 1 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 47
Kode Unit : AK.UJI.015.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN VIROLOGI
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan pemeriksaan virologi yang patogen atau menginfeksi manusia secara mikroskopik, pemeriksaan isolasi dan identifikasi virus serta pemeriksaan serologi sederhana untuk menunjang diagnosis laboratorium virologi. Unit kompetensi ini dibatasi pada aspek-aspek laboratorium yang berhubungan dengan pemeriksaan virus-virus yang patogen/ menginfeksi manusia tetapi tidak berhubungan dengan virus-virus yang menginfeksi hewan atau tumbuhan.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Memproses sampel untuk pemeriksaan
1.1 Sampel diperiksa dan dicocokkan dengan formulir permintaan
1.2 Sampel dan formulir permintaan yang tidak sesuai atau sampel tidak memenuhi syarat dikembalikan
1.3 Sampel dan formulir permintaan yang sudah sesuai dicatat dan diproses sesuai permintaan pemeriksaan
1.4 Komponen sampel disimpan dengan tepat sampai siap dilakukan pemeriksaan
2. Melakukan pemeriksaan 2.1 Metode dan prosedur yang dianjurkan dipilih sesuai permintaan pemeriksaan
2.2 Pedoman rancangan kerja dibuat sesuai prosedur yang dipilih
2.3 Alat-alat yang akan digunakan disiapkan 2.4 Pemeriksaan dilakukan sesuai prosedur standar dengan
tetap memperhatikan prosedur kontrol kualitas. 2.5 Peralatan uji dirawat sesuai prosedur. 2.6 Bahan-bahan pereaksi disimpan sesuai prosedur.
3. Memelihara keamanan daerah kerja dan lingkungan
3.1 Alat pelindung diri yang tepat digunakan 3.2 Percikan dan tumpahan dibersihkan segera dengan
menggunakan teknik yang tepat. 3.3 Produksi sampah diminimalkan 3.4 Sampah dan bahan-bahan berbahaya dibuang, dan
dipastikan keamanannya sesuai prosedur 4. Menjaga data laboratorium 4.1 Catatan dibuat untuk menyimpan data baik pada buku,
formulir maupun sistem komputer 4.2 Inventarisasi dilakukan untuk alat-alat laboratorium 4.3 Seluruh informasi klinik dan data laboratorium dijaga
keamanannya I. PERSYARATAN KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya: 1. Metode-metode pemeriksaan laboratorium virologi
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 48
2. Prosedur-prosedur pemeriksaan laboratorium virologi 3. Prosedur penanganan dan pengolahan sampel seperti prosedur memilih sampel sesuai
syarat yang ditentukan, memberi label, memproses sampel untuk analisis, menyimpan, mengirimkan dan membuang sampel secara aman
4. Prosedur sterilisasi alat-alat virologi 5. Prosedur melakukan pekerjaan secara aseptik 6. Persyaratan keamanan peralatan laboratorium, bahan-bahan dan hasil 7. Petunjuk untuk melaporkan kejadian atau kecelakaan 8. Petunjuk untuk menyimpan data dan inventarisasi alat 9. Sistem pembuangan limbah 10. Peralatan dan bahan yang digunakan di laboratorium virologi baik alat-alat untuk
pemeriksaan mikroskopik, pemeriksaan isolasi maupun pemeriksaan serologi. 11. Sistem pencatatan dan penyimpanan data.
II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan: 1.1. Pengetahuan Imunoserologi, virologi dan keselamatan dan kesehatan kerja. 1.2. Penggunaan dan pemeliharaan peralatan laboratorium virologi 1.3. Pengetahuan mengenai sterilisasi
2. Persyaratan dasar
2.1. Kualifikasi pendidikan minimal : SMK Analis Kesehatan 2.2. Telah menyelesaikan kompetensi pemeriksaan imunologi serologi (dasar). 2.3. Telah menyelesaikan kompetensi melakukan pemeriksaan laboratorium biologi
(mikroskop).
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang: 3.1. Pengetahuan yang berhubungan dengan sampel, pemeriksaan virologi dan
menyimpulkan hasil.
4. Aspek kritis kompetensi 4.1. Membuat preparat, mengisolasi virus dan menyimpulkan hasilnya 4.2. Pengetahuan tentang desinfeksi dan sterilisasi 4.3. Penggunaan peralatan dengan benar dan aman 4.4. Penggunaan sampel, reagen dan bahan-bahan lain secara hemat dan membuang
limbah sesuai prosedur 4.5. Tidak menyebabkan timbulnya kontaminasi pada dirinya sendiri, orang lain, meja
kerja, peralatan atau sampel yang diuji 4.6. Tidak mengkontaminasi media atau pereaksi ketika melakukan pemindahan
biakan 4.7. Menginterpretasikan reaksi pewarnaan secara akurat dengan konsisten 4.8. Melaporkan semua kejadian dan kecelakaan kerja 4.9. Mendisinfeksi setiap tumpahan dan membuang bahan-bahan terkontaminasi
dengan cara yang aman 4.10. Mendisinfeksi meja kerja, setiap kali selesai bekerja.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 49
5. Metode Penilaian 5.1. Pengamatan kepada kandidat dalam melakukan pemeriksaan virus secara
mikroskopis, isolasi, dan serologi sederhana 5.2. Pertanyaan lisan dan tertulis 5.3. Umpan balik orang ketiga
6. Kompetensi Kunci
Mengumpul-kan
Informasi
Mengkomunika-sikan Ide dan
Informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain &
kelompok
Menggunakan ide & teknik matermatika
Memecah-kan
Masalah
Mengguna-kan
Teknologi 2 2 2 2 2 2 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 50
Kode Unit : AK.UJI.016.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI KLINIK
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam membuat sediaan langsung, menanam biakan, mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri untuk pemeriksaan sampel klinis dari tubuh manusia. Dengan menggunakan teknik isolasi secara aseptik, melakukan pembiakan dan identifikasi, unit kompetensi ini dapat meningkatkan kemampuan teknik dalam melakukan prosedur pemeriksaan bakteriologi klinik.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan pemeriksaan bakteriologi dengan aman
1.1 Peralatan pelindung diri dipakai sebelum melakukan Pemeriksaan
1.2 Dilakukan pemilihan prosedur kerja, peralatan yang sesuai dan penyiapan meja kerja untuk keamanan pemeriksaan
1.3 Meja kerja didisinfeksi dengan benar sesuai prosedur sebelum maupun sesudah digunakan
1.4 Peralatan untuk keadaan darurat diletakkan pada tempat yang sesuai agar dapat segera melakukan penanggulang an bila terjadi kecelakaan. 1.5. Kedua tangan dicuci sebelum dan sesudah melakukan
pekerjaan di laboratorium
2. Menerima dan memproses sampel sesuai formulir permintaan
2.1. Sampel dipastikan sesuai dengan formulir pemeriksaan 2.2. Sampel dan formulir permintaan pemeriksaan diperiksa secara detail sebelum diterima 2.3.Sampel dan formulir yang tidak memenuhi syarat, dikembalikan dan diberikan alasannya 2.4. Sampel yang benar dicatat untuk memastikan alur proses pemeriksaan sampel 2.5. Sampel yang memerlukan pemeriksaan lain atau di rujuk, didistribusikan sesuai permintaan 2.6.Sampel ditangani dengan benar sesuai dengan bahan dan
jenis pemeriksaan 2.7.Sampel ditangani selayaknya bila terdapat penundaan
pemeriksaan. 3. Melakukan pemeriksaan sampel dengan pewarnaan
atau secara langsung
3.1 Metode pemeriksaan ditentukan sesuai dengan jenis sampel dan permintaan pemeriksaan. 3.2 Olesan tipis atau hapusan dibuat dari sampel untuk diwarnai sesuai jenis pemeriksaan. 3.3 Pewarnaan dilakukan sesuai dengan jenis bakteri yang diperiksa. 3.4 Dibuat preparat tetes gantung untuk pengamatan langsung tanpa pewarnaan, bila diperlukan (periksa
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 51
motilitas) 3.5 Dilakukan pengamatan sediaan pewarnaan atau preparat tetes gantung di bawah mikroskop dan dari hasil yang diperoleh ditentukan pemeriksaan selanjutnya
4. Melakukan isolasi teknik aseptik
4.1. Jenis media dipilih yang sesuai dengan jenis sampel dan jenis pemeriksaan yang diinginkan 4.2. Sampel diinokulasikan ke dalam media dengan teknik
aseptik sesuai jenis bakteri 4.3. Media yang telah diinokulasi, diinkubasikan sesuai
dengan jenis bakteri yang akan diisolasi. 4.4. Sub kultur dilakukan pada biakan hasil isolasi
menggunakan media yang sesuai 5. Melakukan identifikasi
bakteri dan uji serologi
5.1.Jenis uji biokimia dipilih sesuai dengan bakteri tersangka yang berhasil diisolasi.
5.2.Biakan murni hasil isolasi diinokulasikan dilakukan pada media uji biokimia, sesuai ketentuan murni hasil isolasi, sesuai ketentuan
5.3.Dilakukan inkubasi sesuai dengan jenis bakteri yang akan diidentifikasi 5.4.Hasil uji biokimia dibaca dan diinterpretasikan hasilnya 5.5.Dilakukan uji serologi, bila perlu.
6. Melakukan uji kepekaan terhadap antibiotik
6.1.Inokulum, media dan alat yang sesuai untuk uji kepekaan terhadap antibiotik disiapkan 6.2.Uji kepekaan terhadap antibiotik dilakukan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan
7. Melaporkan hasil dan catatan kerja lab.
7.1.Hasil pemeriksaan dicatat dan didokumentasikan ke sistem komputer atau buku catatan dan formulir secara akurat 7.2.Buku catatan yang berisi hasil pemeriksaan dan data laboratorium, dijaga dan disimpan dengan baik. 7.3.Informasi klinik, data dan catatan hasil pemeriksaan laboratorium, dipastikan aman.
8. Melakukan pembuangan limbah secara benar
8.1.Alat - alat dan bahan serta media yang telah digunakan , di simpan pada tempat yang sesuai 8.2.Alat, bahan dan media yang telah digunakan serta limbah patologis didesinfeksi, disterilisasi dan dicuci atau dibuang
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini, perlu didukung dengan tersedianya : 1. Prosedur kerja standar (SOP) dan manual pemeriksaan bakteri patogen di tempat kerja 2. Prosedur pengambilan dan penanganan sampel (pemberian label, persiapan, penyimpanan
dan pengangkutan) 3. Sistem pemantapan kualitas dan proses peningkatan kualitas secara berkelanjutan 4. Struktur organisasi laboratorium, alur pekerjaan dan tata letak laboratorium
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 52
5. Peralatan perlindungan diri (jas lab, sarung tangan, masker dll) dan fasilitas untuk keamanan kerja di laboratorium mikrobiologi
6. Inkubator sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilaksanakan 7. Peralatan untuk inokulasi (Ose), pipet, tabung reaksi, kaca objek, spatula 8. Mikroskop binokuler 9. Pembakar bunsen atau lampu spiritus 10. Autoclave 11. Oven 12. Sistem informasi komputer, data base, sistem pencatatan dan penyimpanan data dan arsip 13. Larutan desinfektan, zat warna, media, reagensia dan bahan-bahan lain untuk
pemeriksaan bakteriologi klinik 14. Peralatan gelas dan alat ukur 15. Timbangan
II. ACUAN PENILAIAN 1. Pengetahuan yang dibutuhkan:
1.1 Terminologi bakteriologi yang relevan 1.2 Penggunakan pakaian pelindung diri dan ”biological safety cabinet” 1.3 Melakukan disinfeksi dan sterilisasi 1.4 Cara isolasi dan identifikasi berbagai jenis bakteri patogen 1.5 Cara inokulasi dengan teknik aseptik
2. Persyaratan dasar:
Unit kompetensi ini harus dinilai setelah menguasai unit kompetensi: 2.1. Mengerjakan teknik aseptik 2.2. Mengerjakan prosedur laboratorium biologi 2.3. Membuat media perbenihan
2.4 Kualifikasi pendidikan formal SMK Jurusan Analis Kesehatan dan atau pengalaman
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang 3.1 Mengidentifikasi gangguan dan penyimpangan gambar pada mikroskop 3.2 Ilmu biologi sel yang berhubungan dengan fenomena pertumbuhan dan isolasi bakteri
yang diidentifikasi 3.3 Genetika bakteri 3.4 Interaksi antara mikroorganisme dengan inang (phatogenesis) 3.5 Zat anti mikroba dan uji kepekaan terhadap antibiotik 3.6 Pemeriksaan bakteriologi paling tidak 100 sampel di bawah bimbingan supervisi
4. Aspek kritis kompetensi
4.1 Kemampuan mencegah terjadinya kontaminasi pada dirinya sendiri, orang lain, meja kerja, peralatan atau sampel yang diuji
4.2 Kemampuan untuk tidak mengkontaminasi media atau pereaksi ketika melakukan pemindahan biakan
4.3 Mengidentifikasi gangguan (artefak) pada pemeriksaan mikroskopik 4.4 Menginterpretasikan reaksi pewarnaan secara akurat dengan konsisten
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 53
4.5 Mendiskripsikan bentuk-bentuk koloni bakteri pada media yang umum digunakan untuk pemeriksaan bakteri, dengan konsisten.
4.6 Melaporkan semua kejadian dan kecelakaan kerja 4.7 Mendisinfeksi setiap tumpahan dan membuang bahan-bahan terkontaminasi dengan
cara yang aman 4.8 Mendisinfeksi meja kerja, setiap kali selesai bekerja.
5. Metode Penilaian
Unit kompetensi ini dapat diuji ditempat kerja atau simulasi lingkungan kerja Prosedur penilaian yang harus dilakukan : 5.1. Pengamatan (observasi) pada kandidat dalam melakukan pemeriksaan bakteriologi
berupa penilaian terpadu dengan studi kasus seperti misalnya isolasi dan identifikasi suatu spesimen yang mengandung dua atau lebih spesies, mengaitkan sampel, biakan, morfologi dan data uji biokimia, dan juga uji lain yang relevan (uji kepekaan).
5.2 Pertanyaan-pertanyaan lisan atau tertulis yang dikaitkan dengan isolasi, dan identifikasi bakteri patogen.
6. Kompetensi kunci
Mengumpul
Kan informasi
Mengkomuni kasikan ide dan
informasi
Meren canakan dan menga tur
kegiatan
Bekerjasama dgn orang lain dan
kelompok
Menggunakan ide dan teknik
matematika
Memecahkan persoalan /
masalah
Mengguna- kan
teknologi 2 2 2 2 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 54
Kode Unit : AK.UJI.017.B
Judul Unit : MEMBUAT MEDIA PEMBENIHAN
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk menyiapkan media perbenihan yang bebas dari kontaminasi untuk mengoptimalkan pertumbuhan mikroorganisme.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melarutkan bahan untuk membuat media
1.1 Bahan (media serbuk), pelarut yang sesuai dan peralatan yang diperlukan disiapkan
1.2 Pelarut diukur sesuai dengan jumlah media yang akan dibuat dan dituangkan kedalam wadah sesuai ketentuan
1.3 Jumlah bahan yang diperlukan dihitung sesuai kebutuhan dalam pembuatan media 1.4 Bahan yang dibutuhkan ditimbang sesuai ketentuan 1.5 Bahan dilarutkan sesuai dengan ketentuan dengan pelarut
dengan atau tanpa pemanasan 2. Mensterilisasi media 2.1.Autoclave disiapkan untuk sterilisasi media
2.2.Autoclave diisi dengan beban maksimum yang diijinkan dengan penempatan bahan yang akan disterilkan sesuai ketentuan
2.3.Indikator sterilisasi diyakinkan pada posisi dan beban yang benar untuk melihat proses sterilisasi
2.4. Autoclave dioperasikan sesuai dengan persyaratan pabrik untuk mencapai sterilisasi yang diharapkan
2.5. Alat pelindung diri digunakan pada saat mengangkat, dan memindahkan media panas dari autoclave 2.6. Media didinginkan untuk mencapai suhu spesifik di
dalam prosedur pembuatan media 3. Menambahkan zat tambahan, menuang media dan memberi label media
3.1.Penambahan zat tambahan dilakukan ke dalam media secara aseptik dan tidak menyebabkan kerusakan bahan tambahan bila perlu
3.2.Media secara aseptik dituangkan untuk meminimalkan terjadi kontaminasi
3.3.Pemberian label pada media dilakukan sesuai ketentuan tanpa menghalangi pengamatan koloni yang tumbuh
3.4.Media disimpan sesuai ketentuan untuk memaksimalkan pertumbuhan mikrooganisme dan meminimalkan kontaminasi
4. Melakukan pemeriksaan sterilitas dan kualitas media
4.1. Media kontrol diinkubasi sesuai ketentuan untuk memeriksan sterilisasi dan struktur media
4.2. Media diperiksa kualitasnya sesuai dengan jenis media dengan cara menanam bakteri uji pada media
4.3. Media stok yang disimpan, diperiksa secara periodik untuk meyakinkan bahwa sesuai dengan standar
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 55
5. Memeliharan tempat kerja dan peralatan untuk mencegah infeksi silang dan kontaminasi
5.1.Bahan habis pakai dan yang masih dapat digunakan ditempatkan kembali ke dalam wadah yang sesuai
5.2.Meja kerja didisinfeksi sebelum dan sesudah bekerja, dan peralatan yang sudah digunakan dibersihkan
5.3.Peralatan berisi bahan habis pakai, dipindahkan, didisinfeksi, disterilisasi atau dibuang sesuai ketentuan
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini, perlu didukung dengan tersedianya : 1. Prosedur kerja standar (SOP) pembuatan media di tempat kerja 2. Manual pembuatan media 3. Jadwal produksi 4. Lembar data keselamatan bahan (MSDS) 5. Sistem pemantapan kualitas dan proses peningkatan kualitas secara berkelanjutan 6. Struktur organisasi laboratorium, alur pekerjaan dan tata letak laboratorium 7. Peralatan perlindungan diri (jas lab, sarung tangan, masker dll) dan fasilitas untuk
keamanan kerja di laboratorium mikrobiologi 8. Neraca / timbangan 9. Inkubator 10. Peralatan untuk inokulasi (Ose) 11. Pembakar bunsen atau lampu spiritus 12. Autoclave 13. Oven 14. Peralatan gelas dan alat ukur (tabung reaksi, cawan petri, pengaduk dan gelas ukur) 15. Larutan disinfeksi 16. Botol penyimpan media 17. Lemari es 18. Indikator sterilisasi 19. Berbagai macam media
II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1. Konsep mikrobiologi dasar dan terminologi 1.2. Macam-macam jenis media berdasarkan bentuk dan fungsi 1.3. Penggunakan pelindung diri dengan benar 1.4. Hubungan antara pembuatan media yang benar dengan pertumbuhan optimal
mikroorganisme 1.5. Peran makronutrien serta zat tambahan pada media 1.6. Peran inhibitor pertumbuhan bakteri pada media 1.7. Persyaratan fisik untuk pertumbuhan optimal mikroorganisme 1.8. Keahlian matematik untuk menghitung massa dan volume
2. Persyaratan dasar
2.1. Kualifikasi pendidikan formal : setara SMK Jurusan Analis Kesehatan 2.2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung 2.3. Berpengalaman 10 kali dalam pembuatan media, teknik aseptik dan cara sterilisasi
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 56
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang:
3.1. Menggunakan pelindung diri yang benar 3.2. Melakukan disinfeksi dan sterilisasi 3.3. Mencegah kontaminasi silang 3.4. Cara bekerja yang tidak menyebabkan timbulnya kontaminasi / infeksi pada diri
sendiri, orang lain, meja kerja, peralatan atau sampel 3.5. Cara inokulasi dengan teknik aseptik 3.6. Meyakinkan kesterilan media 3.7. Menjaga adanya jarak antara wadah untuk meyakinkan sterilisasi yang efisien 3.8. Memberi label dan menyimpan media sesuai dengan peraturan 3.9. Peran makronutrien dan mikronutrien serta zat tambahan pada media 3.10. Peran inhibitor pertumbuhan bakteri pada media 3.11. Persyaratan fisik untuk pertumbuhan optimal mikroorganisme 3.12. Cara melakukan uji kualitas media 3.13. Berpengalaman paling tidak 10 kali dalam pembuatan media, teknik aseptik dan
cara sterilisasi.
4. Aspek kritis kompetensi 4.1. Mencegah terjadinya kontaminasi silang 4.2. Meyakinkan kesterilan media dengan menggunakan teknik sterilisasi yang benar 4.3. Meyakinkan media yang disterilkan sudah cukup didinginkan untuk meyakinkan
zat tambahan seperti darah tidak diinaktifkan pada saat ditambahkan ke dalam media
4.4. Memilih media yang sesuai untuk proses isolasi dan atau untuk pertumbuhan organisme yang spesifik
4.5. Memberi label dan menyimpan media sesuai dengan peraturan perusahaan 4.6. Mencatat data dengan teliti 4.7. Menyortir, mengumpulkan, memproses, mendaur ulang atau membuang limbah
dengan benar 4.8. Memiliki kemampuan menguji kwalitas media untuk mendukkung pertumbuhan
mikroorganisme yang relevan.
5. Metode Penilaian Unit kompetensi ini dapat diuji ditempat kerja atau simulasi lingkungan kerja Prosedur penilaian yang harus dilakukan : 5.1. Pengamatan (observasi) pada kandidat dalam membuat media perbenihan dan
cara pemeriksaan sterilitas serta kualitas media 5.2. Pertanyaan-pertanyaan lisan atau tertulis yang dikaitkan dengan pembuatan media
perbenihan dan uji sterilitas serta kualitas media 5.3. Masukan dari rekan kerja dan supervisor untuk memastikan bahwa prosedur di
tempat kerja diikuti dengan konsisten 6. Kompetensi kunci
Mengumpul- kan informasi
Mengkomuni- kasikan ide dan
informasi
Merencanakan dan menga tur
kegiatan
Bekerjasama dgn orang lain dan
kelompok
Menggunakan ide dan teknik
matematika
Memecahkan persoalan /
masalah
Menggu-nakan
teknologi 1 2 2 1 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 57
Kode Unit : AK.UJI.018.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN HELMINTOLOGI
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam pengambilan, penanganan dan pemeriksaan sampel untuk identifikasi cacing yang menginfeksi tubuh manusia. Dengan menggunakan metode yang tepat dan benar, dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan prosedur pemeriksaan helmintologi klinik untuk membantu menegakkan diagnose penyakit infeksi.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan pemeriksaan cacing dengan aman
1.1 Peralatan pelindung (Jas lab) dipakai sebelum melakukan Pemeriksaan
1.2 Meja kerja didisinfeksi dengan benar sebelum dan sesudah digunakan
1.3 Peralatan dan bahan yang sesuai dengan jenis pemeriksaan yang dikerjakan (diminta) disiapkan
1.4 Kedua tangan dicuci sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan di laboratorium.
2. Menangani sampel dengan
tepat dan benar sesuai formulir permintaan
2.1 Sampel dan formulir permintaan diperiksa secara rinci sebelum diterima 2.2 Sampel dan formulir permintaan yang tidak memenuhi persyaratan dikembalikan dan diberi alasannya 2.3 Sampel yang benar dicatat untuk memastikan
penanganan yang tepat dan benar, sehingga kondisi sampel tetap representatif dan siap diperiksa.
2.4 Sampel yang memerlukan pemeriksaan lain atau dirujuk, didistribusikan sesuai permintaan.
2.5 Sampel disimpan dan ditangani dengan benar jika terdapat penundaan pemeriksaan atau sampel harus
dikirim dengan segera 2.6 Sampel ditangani selayaknya bila terdapat penundaan
pemeriksaan. 3. Melakukan pemeriksaan
sampel dengan metode langsung, konsentrasi atau pewarnaan
3.1 Sampel dibuat sediaan segar (langsung) dengan pengenceran, untuk dilihat langsung dengan mikroskop, selanjutnya disimpan
3.2 Sampel dibuat sediaan dengan metode konsentrasi apabila volume sampel mencukupi
3.3 Jenis sampel yang tidak bisa diperiksa secara langsung dan cara konsentrasi, dilakukan pewarnaan untuk menegakkan diagnosa laboratorium.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 58
4. Melakukan pemeriksaan dengan metoda langsung
4.1 Sampel diperiksa sesegera mungkin 4.2 Antisipasi dilakukan terhadap timbulnya benda-benda
”artefak” yang bisa menyesatkan pemeriksaan. 4.3 Pengenceran sampel dilakukan dan dibuat menjadi
suspensi yang homogen. Untuk jenis sampel yang siap diperiksa dibuat sediaan langsung dan diamati di bawah mikroskop.
5. Melakukan pemeriksaan dengan metoda konsentrasi
5.1.Bahan, alat dan sampel dipilih yang sesuai untuk pemeriksaan dengan metode konsentrasi.
5.2.Sampel di periksa dengan metode konsentrasi sesuai dengan kebutuhan (sedimentasi atau flotasi)
5.3.Preparat semi permanen dibuat bila perlu.
6. Melakukan pemeriksaan dengan metode pewarnaan
6.1 Bahan, alat dan sampel dipilih yang sesuai untuk pemeriksaan dengan metode pewarnaan.
6.2 Sampel yang diterima, diawetkan dengan larutan isotonik yang sesuai (misalnya NaCl 0,85 %)
6.3 Sampel dibuat sediaan hapus tipis atau sediaan tetes tebal 6.4 Sampel yang sudah diproses menjadi sediaan, sebagian
langsung diwarnai dengan larutan yang sesuai.
7. Menjaga dan memelihara catatan laboratorium.
7.1 Laporan hasil pemeriksaan dimasukkan ke sistem komputer atau buku catatan dan formulir secara akurat
7.2 Buku catatan yang berisi hasil pemeriksaan dan data laboratorium, dijaga dan disimpan dengan baik dan benar
7.3 Informasi klinik dan data serta catatan hasil pemeriksaan laboratorium, dipastikan aman.
8. Membuang / memusnahkan sampel infektif
8.1 Sampel yang mengandung parasit dimusnahkan sesuai dengan ketentuan
8.2 Alat yang digunakan didisinfeksi atau disterlisisasi.
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini, perlu didukung dengan tersedianya : 1. Prosedur kerja standar (SOP) dan manual di tempat kerja 2. Prosedur pengambilan dan penanganan sampel 3. Peralatan pelindung diri (jas lab, sarung tangan, masker dll.) dan fasilitas untuk
keamanan kerja di laboratorium parasitologi 4. Peralatan dan reagen yang mendukung pemeriksaan Helmintologi 5. Sistem informasi komputer, data base, sistem pencatatan dan penyimpanan data dan arsip 6. Atlas parasitologi medik
II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan: 1.1. Pengetahuan Helmintologi klinik
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 59
1.2. Mengetahui jenis stadium parasit, kaitannya dengan sampel yang diambil 1.3. Menguasai cara pembuatan preparat secara langsung, konsentrasi dan pewarnaan 1.4. Cara disinfeksi meja kerja dan peralatan pemeriksaan 1.5. Cara pengambilan sampel dan penanganannya 1.6. Menguasai cara pemusnahan bahan pemeriksaan yang infekstif
2. Persyaratan dasar
2.1.Kualifikasi pendidikan formal setara SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2.Berpengalaman melakukan pemeriksaan parasitologi 50 sampel dibawah bimbingan
supervisi
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang 3.1. Cara pemeriksaan yang tepat dan benar 3.2. Mengetahui jenis stadium parasit, kaitannya dengan sampel yang diambil 3.3. Kesesuaian cara penggunaan bahan dan alat dengan sampel yang diterima
4. Aspek kritis kompetensi
4.1.Cara pengambilan dan penanganan sampel 4.2.Cara pemeriksaan yang tepat dan benar 4.3.Menguasai cara pembuatan preparat / sediaan langsung, konsentrasi dan pewarnaan
5. Metode Penilaian
Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan kerja Prosedur penilaian yang harus dilakukan : 5.1. Pengamatan (observasi) pada kandidat dalam melakukan pemeriksaan Helmintologi
dari berbagai sampel 5.2. Pertanyaan lisan dan tertulis
6. Kompetensi kunci :
Mengum-
pulkan informasi
Mengkomunikasikan ide dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dgn orang lain dan
kelompok
Menggunakan ide dan teknik
matematika
Memecah kan persoalan
/ masalah
Mengguna kan
teknologi 1 2 2 1 1 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 60
Kode Unit : AK.UJI.019.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN MIKOLOGI KLINIK
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam pengambilan bahan pemeriksaan jamur yang benar, cara kultivasi yang tepat dan cara identifikasi jamur yang menginfeksi tubuh manusia. Unit kompetensi ini dapat meningkatkan kemampuan teknik dalam melakukan prosedur pemeriksaan mikologi klinik.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan pemeriksaan jamur dengan aman
1.1 Peralatan pelindung diri dipakai sebelum melakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan
1.2 Pemilihan bahan dan alat dilakukan yang sesuai untuk kelancaran pemeriksaan
1.3 Desinfeksi kerja dilakukan sebelum dan sesudah digunakan
1.4 Jas lab sebelum dan sesudah penanganan sampel dalam keadaan bersih dan terhindar dari debu udara (bebas spora jamur)
2. Menerima dan memproses sampel sesuai formulir permintaan
2.1 Sampel dan formulir permintaan diperiksa secara detail sebelum diterima 2.2 Sampel dan formulir permintaan yang tidak memenuhi
persyaratan dikembalikan dan diberi alasannya 2.3 Sampel yang benar dicatat untuk memastikan alur proses
pemeriksaan sampel. 3. Melakukan pemeriksaan
secara langsung
3.1 Sampel yang diperoleh dari bahan kerokan kulit dalam keadaan utuh dan dilakukan upaya supaya tidak terjadi torsi.
3.2 Sediaan pada object glass dibuat sesuai dengan ketentuan.
3.3 Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop untuk mendeteksi ada tidaknya hifa.
3.4 Infeksi dilakukan untuk diagnosis sampai etiologi dan jamur penyebab.
4. Melakukan kultivasi yang tepat.
4.1 Jenis media dipilih yang sesuai dengan sampel yang diperoleh dan jenis pemeriksaan.
4.2 Sampel ditanam pada media yang sesuai secara aseptik 4.3 Media yang telah ditanami sampel diinkubasi pada suhu
kamar. 4.4 Observasi dilakukan mulai hari ke-3 untuk mengetahui
pertumbuhan koloni jamur. Ada tidaknya granula dan pigmen diperiksa dari koloni jamur.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 61
5. Melakukan identidikasi jamur
5.1.Metode identifikasi ditentukan sesuai dengan jenis jamur yang diperoleh
5.2.Peralatan untuk mengambil massa, koloni yang berfilamen bergranula (berwarna) disiapkan
5.3.Dibuat sediaan dari massa koloni jamur tersangka 5.4.Dilakukan pemeriksaan mikroskopik untuk mengetahui
hipa dan spora jamur yang diperiksa 6. Ratifikasi hasil pemeriksaan 6.1 Hasil kultivasi dilakukan pemeriksaan mikroskopi sesuai
ketentuan 6.2 Jamur yang diperiksa ditetapkan jenisnya
7. Menjaga dan memelihara catatan kerja laboratorium.
7.1 Laporan hasil pemeriksaan dimasukkan ke sistem komputer atau buku catatan dan formulir secara akurat
7.2 Buku catatan yang berisi hasil pemeriksaan dan data lab dijaga dan disimpan dengan benar.
7.3 Informasi klinik, data dan catatan hasil pemeriksaan laboratorium dipastikan aman.
8. Melakukan pembuangan limbah secara benar
8.1 Alat - alat dan bahan serta media yang telah digunakan, di simpan pada tempat yang sesuai
8.2 Alat, bahan dan media yang telah digunakan serta limbah patologis didesinfeksi, disterilisasi dan dicuci atau dibuang
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini, perlu didukung dengan tersedianya : 1. Prosedur kerja standar (SOP) dan manual di tempat kerja 2. Prosedur pemeriksaan resmi yang telah divalidasi 3. Prosedur pengambilan dan penanganan sampel yang benar 4. Peralatan dan reagensia yang mendukung pemeriksaan mikologis sesuai ketentuan 5. Sistem informasi komputer, data base, sistem pencatatan dan penyimpanan data dan
arsip II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan: 1.1. Penguasaan, morfologi dan sifat jamur. 1.2. Menguasai metode pengambilan dan penanganan sampel 1.3. Menguasai cara pembuatan preparat dan cara pemeriksaan 1.4. Cara kultivasi sampel secara aseptik 1.5. Cara pengambilan koloni yang benar untuk identifikasi 1.6. Cara disinfeksi dan sterilisasi alat-alat serta ruang pemeriksaan
2. Persyaratan dasar
2.1. Kualifikasi pendidikan formal setara D-III Analis Kesehatan
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang: 3.1. Melakukan pemeriksaan jamur minimal 50 sampel
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 62
4. Aspek kritis kompetensi 4.1. Membuat preparat dan melakukan pemeriksaannya. 4.2. Menguasai metode pengambilan dan penanganan sampel 4.3. Kultivasi sampel secara aseptik 4.4. Pengambilan koloni yang benar untuk identifikasi 4.5. Kemampuan mendesinfeksi dan sterilisasi ruangan dan peralatan
5. Metode Penilaian
Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan kerja Prosedur penilaian yang harus dilakukan : 5.1. Pengamatan (observasi) pada kandidat dalam melakukan pemeriksaan jamur dari berbagai sampel 5.2. Pertanyaan lisan dan tertulis 5.3. Umpan balik dari orang ketiga 5.4. Pembuatan laporan pemeriksaan yang dilakukan
6. Kompetensi kunci
Mengum-
pulkan informasi
Mengkomuni- kasikan ide
dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dgn orang lain dan kelompok
Menggunakan ide dan teknik
matematika
Memecahkan persoalan /
masalah
Mengguna-kan
teknologi 1 2 2 1 1 2 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 63
Kode Unit : AK.UJI.020.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN PROTOZOOLOGI KLINIK
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam pengambilan, penanganan dan pemeriksaan sampel klinis dari tubuh manusia tersangka yang mengandung parasit. Dengan menggunakan metode yang tepat dan benar, dapat meningkatkan kemampuan dalam melakukan prosedur pemeriksaan protozoologi klinik.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan pemeriksaan parasit dengan aman
1.1 Peralatan pelindung diri dipakai sebelum melakukan pemeriksaan
1.2 Meja kerja didisinfeksi dengan benar sebelum dan sesudah digunakan
1.3 Peralatan disiapkan yang sesuai dengan urutan pemeriksaan sampel yang ditangani (terutama yang infektif dan stadiumnya cepat mengalami perubahan)
1.4 Kedua tangan dicuci sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan di laboratorium.
2. Penanganan sampel dengan tepat dan benar
2.1 Sampel dan formulir permintaan diperiksa secara detail sebelum dilakukan proses pemeriksaan
2.2 Sampel dan formulir permintaan yang tidak memenuhi persyaratan dikembalikan dan diberi alasannya
2.3 Sampel yang benar dicatat untuk memastikan penanganan yang tepat dan benar, sehingga kondisi sampel tetap representatif dan siap diperiksa.
2.4 Sampel yang memiliki sifat fisik dan klinis yang mudah berubah perlu mendapatkan prioritas penanganan, sedangkan sampel yang bersifat stabil dan jumlahnya banyak ditangani secara paralel dengan memperhatikan tingkat kesalahan dan efektivitas pemeriksaan
3. Melakukan pemeriksaan secara langsung (Direct preparat)
3.1 Sediaan langsung dibuat dari sampel yang tersedia dan sesuai dengan formulir permintaan
3.2 Sediaan dibuat dengan menggunakan metode sesuai dengan sifat fisik dan klinik sampel 3.3 Sediaan dibuat dari sampel yang diencerkan dengan
larutan pengawet yang tidak berpengaruh terhadap perubahan stadium parasit, sehingga dapat dilakukan identifikasi dengan akurat
3.4 Pemeriksaan stadium tentang parasit yang sebelumnya dikonfirmasikan dengan riwayat gejala (patogenesis) dilakukan dengan jenis sampel yang diterima.
3.5 Sediaan langsung yang berisi benda-benda parasit tersangka diperiksa di bawah mikroskop untuk
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 64
menetapkan identifikasi dan penegakan diagnosa 3.6 Hasil pemeriksaan dicatat stadium parasit yang ditemukan
dan dibuat sediaan semi permanen untuk bahan konfirmasi sewaktu-waktu dibutuhkan. Dari hasil pemeriksaan, ditetapkan diagnosanya.
4. Melakukan pemeriksaan dengan sediaan permanen
4.1 Sebagian sampel, selain dibuat sediaan langsung, dibuat sediaan permanen untuk keperluan diagnosa banding (differential diagnosis), bila diagnoisis dari sediaan langsung masih meragukan
4.2 Sampel yang diperoleh dari sampel yang sama dibuat sediaan permanen dengan larutan zat warna yang disesuaikan dengan jenis sampel dan parasit tersangka
4.3 Sampel diwarnai dan dilakukan uji penetrasi zat warna pada parasit tersangka.
4.4 Sediaan yang sudah diwarnai, diperiksa di bawah mikroskop dan dikonfirmasikan dengan referensi baku
4.5 Sediaan awetan dibuat dan bila diperlukan dilakukan pemotretan dengan fotomikrometri
5. Menjaga dan memelihara catatan kerja laboratorium
5.1.Laporan hasil pemeriksaan dimasukkan ke sistem komputer atau buku catatan dan formulir secara akurat
5.2.Buku catatan yang berisi hasil pemeriksaan dan data laboratorium, dijaga dan disimpan dengan baik dan benar
5.3.Informasi klinik dan data serta catatan hasil pemeriksaan laboratorium, dipastikan aman.
6. Melakukan pembuangan limbah secara benar
6.1 Alat-alat dan bahan serta reagen yang telah digunakan disimpan pada tempat yang sesuai
6.2 Alat, bahan yang telah digunakan serta limbah patologis didisinfeksi, dicuci atau dibuag dengan cara yang benar
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini, perlu didukung dengan tersedianya : 1. Prosedur kerja standar (SOP) dan manual pemeriksaan parasit di tempat kerja 2. Prosedur pemeriksaan parasit resmi yang telah divalidasi 3. Prosedur dan penanganan sampel 4. Sistem jaminan kualitas dan proses peningkatan mutu secara berkelanjutan 5. Struktur organisasi laboratorium, alur pemeriksaan dan tata letak laboratorium 6. Peralatan pelindung diri (jas lab, sarung tangan, masker dll.) dan fasilitas untuk
keamanan kerja di laboratorium parasitologi 7. Lemari es 8. Peralatan untuk penanagan sampel (wadah, tabung reaksi, pipet, pinset) 9. Mikroskop binokuler 10. Alat-alat gelas (Object glass, gelas penutup, gelas piala, gelas ukur, cawan petri, plakon
bertutup dan tabung reaksi) 11. Fotomikrometri 12. Reagen pengawet (formalin, alkohol 70 %, dll) 13. Larutan disinfektan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 65
14. Rak tabung reaksi 15. Sistem informasi komputer, data base, sistem pencatatan &dan penyimpanan data dan
arsip 16. Atlas parasitologi medik
II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1. Terminologi parasitologi yang relevan 1.2. Peta daerah endemik penyakit parasit 1.3. Riwayat penderita dan sampel 1.4. Cara disinfeksi meja kerja dan peralatan pemeriksaan 1.5. Cara pengambilan sampel dan penanganannya 1.6. Cara menilai kualitas fisik dan klinis sampel 1.7 Cara pemeriksaan yang tepat dan benar 1.8. Cara bekerja secara aseptik 1.9 Mengidentifikasi gangguan dan penyimpangan gambar pada mikroskop 1.10 Mengetahui jenis stadium parasit, kaitannya dengan sampel yang diambil 1.11 Kesesuaian cara penggunaan bahan dan alat dengan sampel yang diterima
2. Persyaratan dasar
2.1. Kualifikasi pendidikan formal setara SMK jurusan Analis Kesehatan.
3. Memiliki pengetahuan dan pengalaman kerja tentang: 3.1. Pemeriksaan minimal 50 sampel parasitologi di bawah bimbingan supervisi.
4. Aspek kritis kompetensi
4.1. Menilai aspek fisik dan klinis sampel 4.2. Membuat sediaan dengan metoda yang sesuai dengan sifat fisik dan klinis sampel 4.3. Menggunakan mikroskop dalam pengamatan sediaan parasit 4.4. Mendiskripsikan stadium parasit yang diamati 4.5. Mendisinfeksi tumpahan dan membuang bahan-bahan patologis dengan aman 4.6. Mendisinfeksi meja
5. Metode Penilaian
Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan kerja Prosedur penilaian yang harus dilakukan : 5.1. Pengamatan (observasi) pada kandidat dalam melakukan pemeriksaan protozoa
dari berbagai sampel 5.2. Pertanyaan lisan dan tertulis 5.3. Umpan balik dari orang ketiga 5.4. Pembuatan laporan pemeriksaan yang dilakukan
6. Kompetensi kunci
Mengumpul-
kan informasi
Mengkomuni-kasikan ide
dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dgn orang lain dan kelompok
Menggunakan ide dan teknik
matematika
Memecah-kan persoalan/ masalah
Menggunakan teknologi
1 2 2 1 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 66
Kode Unit : AK.KKK.021.A
Judul Unit : MENJAGA KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA.
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan Kesehatan dan keselamatan kerja dalam upaya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1. Prosedur/protap baku dipersiapkan untuk Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K-3),.
1.2. Kesehatan dan kesiapan diri dipersiapkan untuk melakukan pekerjaan di laboratorium.
1.3. Alat pelindung diri (APD) yang diperlukan untuk suatu pekerjaan dipersiapkan.
1.4. Peralatan dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan pekerjaan dipersiapkan.
1. Persiapan untuk melakukan pekerjaan
1.5. Bahan-bahan yang bersifat antiseptik atau desinfektan dipersiapkan untuk menjaga kebersihan diri dan dan tempat kerja (laboratorium).
2.1. Kesehatan dan kesiapan diri dipastikan untuk melakukan suatu pekerjaan di laboratorium.
2.2. Alat pelindung diri (APD) dipersiapkan sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.
2.3. Pekerjaan dilakukan sesuai dengan prosedur atau protap yang baku.
2.4. Jika terjadi sesuatu hal atau pekerjaan yang diragukan di laboratorium dikonsultasikan dengan atasan atau supervisor.
2.5. Jika terjadi tumpahan atau percikan selalu dibersihkan dengan hati-hati dan aman.
2.6. Alat yang dipakai di laboratorium selalu dikontrol 2.7. Alat-alat dan bahan digunakan secukupnya, jika terdapat
kelebihan kembalikan ke tempat semula.
2. Melakukan pekerjaan yang sehat dan aman di laboratorium.
2.8. Sampah selalu dibuang pada tempatnya dan disesu-aikan dengan jenis sampah.
3.1. Alat yang telah digunakan dipastikan dalam keadaan mati.
3.2. Alat dan bahan yang telah dipakai dikembalikan ketempat di mana alat dan bahan tersebut disimpan.
3.3. Ruangan atau laboratorium dipastikan bersih seperti semula.
3. Membersihkan alat dan bahan setelah selesai pekerjaan.
3.4. Semua alat pelindung diri dilepaskan dan ditempatkan pada tempat semula.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 67
3.5. Tangan dan bagian badan yang mungkin kontak dengan bahan berbahaya dibersihkan.
3.6. Air, gas atau listrik dipastikan sudah dalam keadaan mati.
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA.
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya : 1. Prosedur pemeriksaan atau protap yang telah ditetapkan (SOP) 2. Standar peralatan dan bahan yang baik dan memenuhi syarat. 3. Memahami semua prosedur atau pekerjaan yang akan dikerjakan. 4. Laboratorium atau tempat kerja dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja. 5. Selalu menggunakan alat pelidung diri (APD). Unit kompetensi ini mencakup semua peralatan, reagen dan spesimen untuk pemeriksaan, seperti : 1. Keamanan dalam menggunakan peralatan laboratorium. 2. Hati-hati dalam menggunakan bahan berbahaya, listrik, air, atau gas yang digunakan
di laboratorium. II. ACUAN PENILAIAN.
1. Pengetahuan yang dibutuhkan : 1.1. Jenis reagensia yang digunakan, seperti sifat zat dan fungsi reagen untuk setiap
pemeriksaan. 1.2. Jenis-jenis alat dan bahan-bahan berbahaya dan beracun yang ada di laboratorium. 1.3. Fungsi penggunaan semua peralatan dan semua bahan yang akan dipergunakan
untuk pemeriksaan.
2. Persyaratan Dasar 2.1. Kualifikasi pendidikan formal setara SLTA (SMAK /SMU IPA). 2.2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung. 2.3. Kebersihan tempat kerja/laboratorium 2.4. Memahami prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1. Pernah mengikuti pelatihan di lapangan pada bidang kesehatan khususnya
Pertolongan pertama pada kecelakaan. 3.2. Penggunaan alat-alat yang dipakai di laboratorium. 3.3. Pengelolaan laboratorium.
4. Aspek kritis kompetensi Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk praktek/kegiatan untuk mengerjakan prosedur pekerjaan secara manual ataupun secara otomatis untuk bisa melakukan : 4.1. Memahami jenis-jenis bahan berbahaya. 4.2. Mampu melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan. 4.3. Hati-hati dalam setiap melakukan pekerjaan. 4.4. Selalu membersihkan jika terjadi tumpahan di laboratorium.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 68
5. Metode Penilaian Untuk menilai hasil belajar atau pekerjaan yang sudah dilakukan bisa dilakukan dengan cara : 5.1. Mempersiapkan peralatan dan reagensia yang dibutuhkan untuk melakukan setiap
pekerjaan. 5.2. Selalu bekerja dalam keadaan bersih dan aseptik. 5.3. Penilaian/tes lisan ataupun tulisan dan pemecahan masalah yang berhubungan
dengan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja, seperti penanganan masalah jika terjadi sesuatu/kecelakaan di laboratorium.
6. Kompetensi kunci.
Mengum-
pulkan informasi
Mengkomuni- kasikan ide dan
informasi
Kegiatan perencanaan dan
organisasi
Bekerja sama dengan tim dan
dalam tim
Menggunakan konsep dan teknik secara matematika
Pemecahan masalah
Penggunaan teknologi
1 2 2 2 3 3 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 69
Kode Unit : AK.DAT.022.B
Judul Unit : MEMPROSES DAN MENCATAT DATA
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk mencatat dan menyimpan data, melakukan komputasi laboratorium dasar dan menyajikan serta menginterpretasikan informasi dengan teliti dalam bentuk tabel dan grafik.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Data dicatat sesuai dengan dokumen yang tepat. 1.2 Data dimasukkan ke dalam sistem informasi
laboratorium atau lembaran data secara langsung. 1.3 Kesalahan pada data diidentifikasi menggunakan
prosedur baku. 1.4 Data disimpan dan didapatkan kembali menggu-nakan
file khusus dan atau perangkat lunak teraplikasi.
1. Mencatat dan menyimpan data
1.5 Data dicatat sesuai dengan dokumen yang tepat. 2.1 Hasil perhitungan dinyatakan dalam fraksi, desimal,
persen, proporsi dan konsentrasi. 2.2 Dihitung nilai rata-rata, nilai tengah, modus dan
standar deviasi sebagai hasil data. 2.3 Data yang ada dihitung secara ilmiah dan dicari
hubungan yang mungkin ada. 2.4 Hasil perhitungan dipastikan konsisten dengan yang
diharapkan.
2. Melakukan komputasi laboratorium
2.5 Semua hasil perhitungan dilaporkan menggunakan satuan yang cocok dan angka penting yang tepat.
3.1 Data ditampilkan secara akurat dalam tabel dan grafik dengan judul yang jelas.
3.2 Grafik data yang akurat ditampilkan dengan menggunakan skala yang sangat tepat untuk membuat daerah kisaran atau kecenderungan data.
3. Menampilkan data dalam bentuk tabel, diagram dan grafik
3.3 Semua hasil perhitungan dilaporkan menggunakan satuan yang cocok dan angka penting.
4.1 Data didapatkan kembali dari sumber yang tepat. 4.2 Hal-hal penting diinterpretasikan dari grafik, seperti
gradien, intersep, nilai maksimum dan nilai minimum serta batas limit.
4. Menginterpretasikan data dalam tabel, diagram dan grafik
4.3 Kecenderungan data diidentifikasi dan dilaporkan. 5.1 Waktu dan informasi penting lainnya yang dibutuhkan
dicatat secara spesifik dan akurat. 5. Menjaga keakuratan dan
kerahasiaan data 5.2 Keakuratan catatan data diverifikasi menurut prosedur
yang sesuai.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 70
5.3 Seluruh dokumen asli disimpan secara baik dan dijaga kemutahirannya serta keamanannya.
5.4 Kerahasiaan standar-standar dipelihara
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA: Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya : 1. Komputer dengan piranti lunak yang sesuai. 2. Lembar Data Keamanan/Keselamatan Bahan (MSDSs). 3. Manual alat, katalog pensuplai, buku acuan. 4. Prosedur sampling dan pengujian, SOP yang terkait. 5. Petunjuk kualitas perusahaan, perencanaan kualitas pelanggan. 6. Validasi alat dan piranti lunak yang berkaitan bila diperlukan. 7. Validasi lembar kerja yang dikembangkan sendiri untuk pengujian dan proses
perhitungan. 8. Peraturan KKK, petunjuk kerja dan prosedur terkait.
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang diperlukan 1.1 Prosedur-prosedur untuk pengkodean, entry data, menyimpan, mengambil dan
mengkomunikasikan data. 1.2 Prosedur-prosedur untuk memverifikasi data dan memperbaiki kesalahan. 1.3 Terminologi ilmiah dan teknis yang relevan seperti spesifikasi, presisi, dan
akurasi. 1.4 Perhitungan yang melibatkan pecahan, desimal, rasio, proporsi dan persentase. 1.5 Penghitungan tentang rerata, median, modus, rentang dan standar deviasi. 1.6 Perhitungan keliling, luas, volume dan sudut. 1.7 Perhitungan besaran ilmiah seperti konsentrasi. 1.8 Menggunakan notasi ilmiah, konversi satuan, perkalian dan sub perkalian. 1.9 Menggunakan angka penting, pembulatan, estimasi, dan perkiraan.
2. Persyaratan dasar
2.1 Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK Jurusan Analis Kesehatan. 2.2 Unit kompetensi ini bisa dinilai bila telah lulus pengetahuan dasar seperti pada
butir I.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1 Penghitungan dan interpretasi absolut serta persentase kesalahan 3.2 Menurunkan rumus. 3.3 Menyajikan dan menginterpretasikan trend pada grafik, tabel dan diagram 3.4 Menyajikan dan menginterpretasikan diagram kendali proses.
4. Aspek kritis kompetensi
4.1 Mengkode, merekam dan memeriksa dokumentasi dari data 4.2 Menggunakan spreadsheet sederhana atau program database untuk menyimpan
data dan mengambil kembali dengan benar 4.3 Menghitung besaran ilmiah yang relevan dengan pekerjaan laboratorium dan
menyajikannya dengan akurat pada format yang tepat
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 71
4.4 Mengenali kelainan dan kecenderungan data 4.5 Menjaga kerahasiaan data yang berkaitan dengan tempat kerja dan persyaratan
yang dibutuhkan 4.6 Menjaga agar data tetap mutakhir dan terjaga
5. Metode Penilaian
Untuk melakukan penilaian metode yang disarankan adalah : 5.1 Observasi/pengamatan terhadap kandidat yang melakukan proses dan pencatatan
data. 5.2 Mengkaji hasil yang diperoleh kandidat seperti data kerja, hasil penghitungan, file
komputer, grafik, tabel. 5.3 Mengkaji hasil pencatatan, pemeliharaan dan penyimpanan data oleh kandidat. 5.4 Pertanyaan lisan dan tulisan tentang pemahaman prosedur-prosedur yang
berhubungan dan tentang trend (kecenderungan) data. 5.5 Umpan balik dari supervisor (penyelia) dan rekan sekerja.
6. Kompetensi kunci
Mengumpul- kan informasi
Mengkomuni- kasikan ide
dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain
& klp
Menggunakan konsep & tehnik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Menggunakan teknologi
1 1 1 1 1 1 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 72
Kode Unit : AK.DAT.023.B
Judul Unit : MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK APLIKASI
LABORATORIUM
Uraian Unit : Pada unit ini diharuskan menunjukkan kemampuan untuk menggunakan aplikasi perangkat lunak komputer dalam suatu laboratorium.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Diidentifikasi piranti lunak yang dibutuhkan untuk suatu tugas
1. Mengakses piranti lunak aplikasi
1.2 Piranti lunak dibuka dari komputer individu atau terminal jaringan
2.1 Angka kisaran data dimasukkan kedalam sistem penghitungan (komputer)
2.2 Dicari keterangan dari data yang diperoleh 2.3 Kemampuan aplikasi digunakan untuk melakukan
penghitungan yang efisien
2. Menggunakan piranti lunak untuk tujuan tertentu
2.4 Kumpulan data dan database disusun untuk analisa angka dan grafik
3.1 Data dianalisa dengan kemampuan dari paket piranti lunak
3.2 Pilihan ditetapkan untuk menyusun laporan data 3.3 Semua laporan dari analisa data dicetak dengan
kemampuan yang ada pada paket piranti lunak 3.4 Data digabungkan dari berbagai macam aplikasi piranti
lunak ke dalam sebuah laporan 3.5 Disiapkan laporan catatan pemakaian dan rasional dari
pencarian basis data yang terkomputerisasi bila dibutuhkan
3. Menghasilkan laporan dari data yang didapatkan kembali dan/atau data yang telah diproses
3.6 Digunakan acuan sumber-sumber data yang terkompu-terisasi
4.1 Data cadangan dipelihara secara rutin 4.2 Arsip data dipelihara menurut prosedur standar peru-
sahaan 4.3 Salinan data yang ada dipelihara menurut standar
operasi di perusahaan
4. Mengerjakan tugas rumah tangga/perusahaan yang sederhana
4.4 Piranti lunak antivirus serta prosedur standar digunakan dan dimutahirkan untuk perlindungan
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA:
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya : 1. Panduan/instruksi standar perusahaan 2. Panduan piranti keras 3. Panduan piranti lunak
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 73
4. Panduan pelatihan untuk mengarahkan piranti lunak sesuai kebutuhan perusahaan 5. Paket piranti lunak termasuk pengolahan kata, lembar kerja, basis data, grafik dan
analisis statistik dan sistem informasi laboratorium II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang diperlukan 1.1. Aplikasi dari paket piranti lunak 1.2. Pengertian-pengertian yang berkaitan dengan paket piranti lunak 1.3. Jenis model dan basis data yang tersedia 1.4. Hubungan antara persiapan untuk memasukkan data dan penyimpanan file data 1.5. File umum dan memelihara catatan
2. Persyaratan dasar
2.1. Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK Jurusan Analis Kesehatan 2.2 Unit kompetensi ini bisa dinilai bila telah lulus pengetahuan dasar seperti pada
butir 1.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1. Jenis model dan basis data yang tersedia 3.2. Aplikasi dari paket piranti lunak
4. Aspek kritis kompetensi
Kompetensi harus ditunjukkan dengan kemampuan: 4.1. Memilih piranti lunak yang sesuai untuk tugasnya. 4.2. Menggunakan perintah rutin dari piranti lunak untuk menyelesaikan tugasnya. 4.3. Menggunakan piranti lunak untuk analisis data seperti kendali kualitas dan
karakteristik kinerja peralatan. 4.4. Menyimpan data cadangan secara elektronik. 4.5. Menggunakan piranti lunak scanning untuk melindungi piranti lunak beserta
datanya.
5. Metode Penilaian Untuk melakukan penilaian metode yang disarankan adalah : 5.1. Observasi/pengamatan terhadap kandidat yang melakukan proses dan pencatatan
data. 5.2. Analisa tugas yang menghubungkan hasil tes hingga menghasilkan laporang yang
dimengerti. 5.3. Analisa statistik sederhana dan/atau grafik dari data kontrol kualitas. 5.4. Pertanyaan lisan dan tulisan tentang pemahaman prosedur-prosedur yang
berhubungan dan tentang trend (kecenderungan) dari data. 5.5. Umpan balik dari supervisor dan rekan sekerja.
6. Kompetensi kunci Mengumpul-
kan informasi
Mengkomuni-kasikan ide
dan informasi
Merenca nakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain &
kelompok
Mengguna kan konsep & tehnik
matematika
Memecahkan masalah
Menggunakan teknologi
2 1 1 1 2 1 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 74
Kode Unit : AK.KUA.024.B
Judul Unit : MELAKSANAKAN PRAKTEK LABORATORIUM YANG
BENAR (GLP)
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan seseorang dalam memahami proses manajemen mutu dalam suatu laboratorium, Praktek Berlaboratorium yang Benar (GLP), elemen-elemen standar ISO yang terkait, serta cara penilaian laboratorium tempat bekerja terhadap Praktek Berlaboratorium yang Benar.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Melaksanakan manajemen mutu di laboratorium
1.1 Kebijakan mutu yang berlaku di laboratorium dilaksanakan
1.2 Faktor-faktor yang diperlukan untuk mencapai mutu didiskusikan
1.3 Prinsip-prinsip manajemen mutu dikaji ulang 2.1 Prinsip-prinsip GLP diidentifikasi 2.2 Aplikasi praktis dari GLP diidentifikasi
2. Mengerti GLP
2.3 Keterkaitan antara prinsip-prinsip manajemen mutu dengan elemen utama dalam GLP diindentifikasi
3.1 Elemen-elemen Standar Sistem Manajemen Mutu yang dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO) terkait dikaji ulang
3.2 Antara ISO terkait dibandingkan dengan GLP
3. Memahami pengetahuan tentang ISO terkait
3.3 Keterkaitan antara prinsip-prinsip manajemen mutu dengan elemen-elemen standar ISO terkait dipahami.
4.1 Checklist dibuat 4. Menilai tempat bekerja dan kesesuaiannya dengan panduan GLP
4.2 Penilaian dengan menggunakan checklist dilakukan
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA:
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya: Prinsip-prinsip dasar dari Praktek Berlaboratorium yang Benar yang dikembangkan oleh Organization for Economic Cooperation and Develelopment (OECD) atau sumber lain yang relevan Standar Sistem Manajemen Mutu yang dikembangkan oleh ISO terkait dengan sistem manajemen mutu Lab.
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang diperlukan : 1.1 Pemahaman tentang panduan Praktek Berlaboratorium yang Benar 1.2 Intisari dari ISO terkait
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 75
2. Persyaratan dasar 2.1 Kualifikasi Pendidikan Formal: DIII Analis Kesehatan
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang: 3.1 Prinsip-prinsip manajemen laboratorium yang benar 3.2 Penggunaan alat-alat yang dipakai di laboratorium.
4. Aspek kritis kompetensi
4.1 Memahami prinsip manajemen mutu dan elemen utama dari GLP 4.2 Memahami dengan baik keterkaitan antara elemen-elemen utama dari GLP
dengan elemen-elemen ISO terkait 4.3 Kemampuan menilai kesesuaian tempat bekerja dengan GLP
5. Metode Penilaian
Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk kemampuan dalam menilai kesesuaian tempat bekerja dengan GLP. Untuk melakukan penilaian,metode yang disarankan adalah : 5.1 Pertanyaan tertulis , lisan dan/atau observasi 5.2 Laporan pelatih dan/atau umpan balik dari pihak-pihak terkait
6. Kompetensi kunci
Mengum-pulkan
informasi
Mengkomuni- kasikan ide dan
informasi
Kegiatan perencanaan
dan organisasi
Bekerja sama dgn orang lain dan kelompok
Menggunakan konsep dan teknik secara matematik
Pemecahan masalah
Penggu-naan
teknologi 2 2 2 2 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 76
Kode Unit : AK.KUA.025.B
Judul Unit : MENERAPKAN SISTEM KUALITAS DAN PROSES
PERBAIKAN BERKELANJUTAN
Uraian Unit : Unit ini meliputi latihan Good Laboratory Practice dan partisipasi aktif yang efektif dalam perbaikan kualitas kelompok secara berkelanjutan.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Informasi terhadap persyaratan sistem kualitas diakses untuk menjalankan fungsi pekerjaan sendiri
1.2 Data kontrol kualitas dicatat dan dilaporkan sesuai dengan sistem kualitas
1.3 Prosedur pengawasan kualitas diikuti untuk menjamin produk atau data memiliki kualitas yang ditetapkan sebagai satu alat bantu penerimaan atau penolakan
1.4 Ketidaksesuaian dan masalah yang berpengaruh pada kualitas dan produktifitas dikenali dan dilaporkan
1.5 Pekerjaan dijalankan sesuai dengan praktek kerja berkesinambungan dan bekerja dengan aman
1. Memenuhi persyaratan kualitas pada tugas sehari-hari
1.6 Praktek kerja berkesinambungan dan bekerja dengan aman dipromosikan kepada pekerja yang lainnya
2.1 Praktek, prosedur, dan proses kerja atau kemampuan peralatan dibandingkan dengan persyaratan dan data atau catatan historisnya
2.2 Variasi yang menunjukkan kinerja yang abnormal atau tidak optimal dikenali
2.3 Sejumlah (pengujian) dan/atau catatan histori dikumpulkan dan/atau dievaluasi untuk mengetahui kemungkinan penyebab dari unjuk kerja yang tidak optimal
2. Menganalisa kesempatan-kesempatan untuk melakukan tindakan korektif dan atau tindakan pengoptimalan
2.4 Teknik perbaikan kualitas yang sesuai digunakan untuk membuat urutan kemungkinan penyebab kesalahan
3.1 Penyebab–penyebab dianalisa untuk memprediksi kemungkinan akibatnya pada perubahan- dan menentukan tindakan yang tepat
3.2 Perubahan-perubahan yang diperlukan diidentifikasi untuk diterapkan pada standar dan prosedur serta pelatihan
3. Merekomendasikan tindakan korektif dan / atau pengembangan
3.3 Rekomendasi-rekomendasi dilaporkan kepada yang berwenang
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 77
4.1 Tindakan yang telah diperbaiki/diperbaharui diimplementasikan dan dimonitor kinerja yang mengikuti perubahan tersebut untuk dievaluasi hasilnya
4.2 Perubahan diimplementasikan pada sistem dan prosedur untuk mengurangi/menghilangkan kemungkinan-kemungkinan penyebab kesalahan
4. Berpartisipasi dalam penerapan tindakan yang direkomendasikan
4.3 Hasil-hasil dari tindakan didokumentasikan dan di konsultasikan kepada personil yang relevan
5.1 Semua feature praktek kerja yang relevan dikaji ulang untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin timbul yang menyebabkan kinerja kurang optimal
5.2 Pilihan-pilihan diidentifikasi untuk menghilangkan atau mengawasi resiko kinerja yang kurang optimal
5.3 Kecocokan pengawasan, metode dan sistem kualitas yang sedang dilaksanakan dinilai
5.4 Saat-saat yang tepat untuk memperbaiki kinerja secara berkelanjutan diidentifikasi
5.5 Rekomendasi dikembangkan untuk perbaikan berkelanjutan dari praktek kerja, metode, prosedur, dan peralatan yang efektif
5.6 Rekomendasi diseleksi dengan dikonsultasikan kepada orang yang terkait sebelum diterapkannya strategi perbaikan
5. Berpartisipasi dalam pengembangan strategi perbaikan yang berkelanjutan
5.7 Hasil dari strategi yang dijalankan didokumentasikan dan dikomunikasikan dengan personel yang tepat
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA:
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya : 1. Praktek di Laboratorium dengan Acuan (GLP) 2. Spesifikasi produk pelanggan dan perusahaan 3. Prosedur kontrol mutu, termasuk standar-standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur
dan perizinan 4. prosedur-prosedur mutu perusahaan
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang diperlukan : 1.1. Spesifikasi produk laboratorium dan pelayanan di lingkungan kerja kandidat 1.2. Persyaratan kualitas berkaitan dengan fungsi kerja individu dan / atau lingkungan
kerja 1.3. Pengetahuan teori dan praktek yang menunjang pada pemrosesan, prosedur-
prosedur, dan peralatan yang berkaitan dengan tugas-tugas dan kewajiban kandidat
1.4. Prosedur tempat kerja yang berkaitan dengan kewajiban teknik kandidat
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 78
2. Persyaratan dasar
2.1. Kualifikasi Pendidikan Formal: DIII Analis Kesehatan
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang: 3.1. Pernah mengikuti pelatihan di lapangan tentang sistem kualitas di laboratorium 3.2. Penggunaan alat-alat yang dipakai di laboratorium sesuai bidangnya. 3.3. Metoda untuk analisis statistika (rerata, kisaran, standar deviasi) dan contoh
prosedur statistic 3.4. Teknik pemecahan masalah 3.5. Pemilihan dan penggunaan teknik dan alat untuk pengembangan kualitas seperti
run chart, control chart, histogram dan diagram tebar untuk menyajika data QC rutin
3.6. PDCA (plan, do, check, act) 3.7. Ishikawa fishbone diagrams, cause and effect diagrams 3.8. logic tree 3.9. similarity/difference analysis 3.10. Pareto charts and analysis 3.11. Force field/SWOT analysis.
4. Aspek kritis kompetensi
Menerapkan semua prosedur dan persyaratan yang relevan untuk memastikan kualitas dari produk, layanan atau data yang diminta 4.1. Menerapkan dan mempromosikan prinsip energi dan pelatihan kerja yang
sustainable 4.2. Mendeteksi produk atau layanan yang tidak sesuai di lingkungan kerja 4.3. Mengikuti prosedur perusahaan untuk mendokumentasikan dan melaporkan
informasi tentang kualitas 4.4. Mendukung keefektifan tim untuk mengenali dan merekomendasi perbaikan dalam
produktivitas dan kualitas 4.5. Menerapkan strategi pemecahan masalah yang efektif
5. Metode Penilaian
5.1. Observasi/pengamatan terhadap penampilan kandidat dan partisipasi kandidat dalam memperbaiki tim di lingkungan kerja
5.2. Pemeriksaan kelengkapan dokumen yang dibuat kandidat sebagai bagian dari kontrol kualitas, termasuk pembuatan laporan.
5.3. Pertanyaan lisan dan tulisan tentang sistem kualitas dan proses perbaikan yang berkelanjutan
5.4. Umpan balik dari supervisor dan rekan sekerja
6. Kompetensi kunci
Mengum-pulkan
informasi
Mengkomuni- kasikan ide dan
informasi
Kegiatan perencanaan dan
organisasi
Bekerjasama dengan tim dan
dalam tim
Menggunakan ide dan teknik secara
matematik
Peme-cahan
masalah
Penggu-naan
teknologi 2 2 2 2 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 79
Kode Unit : AK.KUA.026.B
Judul Unit : MEMELIHARA SISTEM MUTU DAN PENINGKATAN
MUTU BERKELANJUTAN
Uraian Unit : Unit ini mencakup tanggung jawab teknisi senior atau pengawas untuk meyakinkan bahwa sistem mutu diterapkan secara efektif, konsisten dan bahwa perbaikan berkelanjutan dijalankan
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Informasi tentang kebijakan mutu dan sistem mutu organisasi didistribusikan dan dijelaskan kepada personel
1.2 Setiap personel didorong untuk berpartisipasi dalam proses dan diberi tanggung jawab serta wewenang
1.3 Tanggung jawab untuk mutu dalam lingkungan kerja diberikan sesuai dengan sistem mutu
1. Mengembangkan dan memelihara kerangka kerja mutu di dalam lingkungan kerja
1.4 Pelatihan dan bimbingan disediakan supaya dijamin bahwa personil dapat memenuhi tanggung jawabnya dan memenuhi persyaratan mutu
2.1 Dokumen mutu yang dipersyaratkan diidentifikasi, termasuk catatan rencana peningkatan
2.2 Dokumen mutu disiapkan dan dipelihara dan rekaman data dapat diperoleh kembali dengan tepat
2.3 Sistem pengendalian dokumen dipelihara dalam lingkungan kerja
2.4 Kontribusi diberikan dalam pengembangan dan revisi pedoman mutu, prosedur dan instruksi kerja di lingkungan kerja
2. Memelihara dokumentasi mutu
2.5 Rencana pengawasan dan pengujian dikembangkan dan diimplementasikan untuk hasil yang dikontrol mutunya
3.1 Peran, tugas dan kompetensi terbaru yang relevan dari personel dianalisis serta dipelihara integritas profesionalnya
3.2 Pelatihan yang dibutuhkan diidentifikasi di dalam kaitannya dengan sistem mutu dan proses peningkatan yang berkelanjutan
3.3 Kesempatan untuk pengembangan keterampilan dan/ atau program pelatihan diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhan
3.4 Program pelatihan dan pengembangan keterampilan dimulai dan dipantau
3. Menyediakan pelatihan sistem mutu dan perbaikan proses
3.5 Rekaman pelatihan dipelihara secara akurat
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 80
4.1 Hasil kerja dikaji ulang untuk mengidentifikasi cara-cara dalam perencanaan yang dapat meningkatkan pelaksanaan
4.2 Pelayanan kepada pelanggan ditingkatkan melalui penggunaan teknik dan proses peningkatan mutu
4. Mengoptimalkan dan melaporkan kinerja
4.3 Rencana disesuaikan dan dikomunikasikan kepada
personil yang terlibat dalam pengembangan dan pengimplementasian rencana tersebut
5.1 Audit secara berkala dilakukan terhadap komponen sistem mutu yang berhubungan dengan lingkungan kerja
5.2 Peningkatan sistem mutu yang sesuai diimplemen-tasikan dengan tingkat tanggung jawabnya dan prosedur tempat kerja
5.3 Kaji ulang manajemen secara berkala dilakukan untuk evaluasi penerapan sistem mutu
5. Mengevaluasi komponen – komponen yang relevan dengan sistem mutu
5.4 Pelaksanaan pengendalian mutu laboratorium dipelihara I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA:
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya : 1. Standar Sistem Manajemen Mutu dari ISO terkait 2. Material GLP 3. Dokumen sistem mutu
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang diperlukan : 1.1 Spesifikasi produk laboratorium dan pelayanan di lingkungan kerja kandidat 1.2 Persyaratan kualitas berkaitan dengan fungsi kerja individu dan/atau lingkungan
kerja. 1.3 Pengetahuan teori dan praktek yang menunjang pada pemrosesan, prosedur-
prosedur, dan peralatan yang berkaitan dengan tugas-tugas dan kewajiban kandidat.
1.4 Prosedur tempat kerja yang berkaitan dengan kewajiban teknik kandidat. 1.5 Standar mutu dan protokol nasional atau internasional yang terkait. 1.6 Sistem mutu organisasi. 1.7 Prinsip peningkatan yang berkelanjutan. 1.8 Struktur organisasi perusahaan, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. 1.9 SOP untuk pekerjaan teknis yang dilakukan di tempat kerja 1.10 Komunikasi/pelaporan protokol. 1.11 Proses pengembangan kebijakan dan prosedur. 1.12 Manajemen sistem informasi. 1.13 Tujuan bisnis perusahaan. 1.14 Indikator unjuk kerja kunci untuk menjalankan proses peningkatan yang berkelanjutan secara efektif.
2. Persyaratan dasar 2.1 Kualifikasi Pendidikan Formal minimal DIII Analis Kesehatan.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 81
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang:
3.1 Menerapkan sistem mutu dan proses perbaikan berkelanjutan.
4. Aspek kritis kompetensi Menerapkan identifikasi masalah yang efektif dan teknik pemecahan masalah 4.1 Meningkatkan pelayanan pelanggan dengan bertumpu pada peningkatan yang
berkelanjutan. 4.2 Menjalankan, memonitor dan mengevaluasi sistem mutu di tempat kerja. 4.3 Memulai proses kualitas untuk meningkatkan mutu kinerja individu dan tim di
tempat kerja. 4.4 Memperoleh komitmen individu/tim untuk prinsip dan praktek mutu. 4.5 Menjalankan strategi komunikasi yang efektif. 4.6 Mendorong ide dan umpan balik dari anggota tim sewaktu mengembangkan dan
memperbaiki teknik dan proses. 4.7 Menganalisis kebutuhan pelatihan dan menjalankan program pelatihan. 4.8 Menyiapkan dan memelihara mutu dan audit dokumentasi.
5. Metode Penilaian
Untuk melakukan penilaian metode yang disarankan adalah : 5.1 Observasi/pengamatan terhadap kandidat dalam memimpin sebuah tim
perbaikan mutu. 5.2 Kaji ulang laporan yang telah diverifikasi tentang inisiatif peningkatan dan/atau
proyek yang dipimpin kandidat. 5.3 Umpan balik dari rekan kerja, anggota tim, penyelia, manajer mutu dan
pelanggan. 5.4 Kaji ulang dokumentasi mutu yang telah disiapkan oleh kandidat. 5.5 Kaji ulang proses audit dan hasil yang dicapai kandidat. 5.6 Pertanyaan lisan dan tulisan tentang pengetahuan dasar prosedur dan
manajemen kontingensi. 6. Kompetensi kunci
Mengum-
pulkan informasi
Mengkomuni- kasikan ide dan
informasi
Kegiatan perencanaan dan
organisasi
Bekerja sama dgn orang lain dan kelompok
Menggunakan konsep dan teknik secara matematik
Pemecahan masalah
Penggunaan teknologi
3 3 3 3 2 3 3
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 82
Kode Unit : AK.UJI.027.B
Judul Unit : MENGKALIBRASI DAN MEMELIHARA PERALATAN
PENGUJIAN
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk men-set dan melakukan pengecekan alat sebelum digunakan, mengkalibrasi dan merawat peralatan uji.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Peralatan dipersiapkan dan dilakukan pengecekan sebelum digunakan, sesuai dengan prosedur yang ada
1.2 Pengecekan dilakukan terhadap keamanan peralatan diperiksa sesuai dengan prosedur yang ada
1.3 Komponen atau peralatan yang tidak aman atau tidak berfungsi, diidentifikasi dan dilaporkan kepada petugas yang bertanggung jawab.
1. Mempersiapkan dan melakukan pengecekan peralatan laboratorium sebelum digunakan
1.4 Buku log peralatan (instrumen) diisi dengan lengkap. 2.1 Peralatan dihidupkan, mengikuti prosedur
pengoperasian alat. 2.2 Standar khusus ("Standard Reference Material")
digunakan untuk uji kalibrasi 2.3 Peralatan dikalibrasi sesuai dengan prosedur dan jadwal
kalibrasi yang telah ditetapkan. 2.4 Semua data kalibrasi dicatat dengan akurat dan mudah
dibaca dan ditelusuri 2.5 Peralatan yang tidak memenuhi kriteria pada uji
kalibrasi dipisahkan.
2. Melakukan kalibrasi peralatan
2.6 Semua peralatan yang tidak lolos pada uji kalibrasi dilaporkan kepada peugas yang bertanggung jawab.
3.1 Peralatan dan lingkungan tempat kerja harus selalu dibersihkan, baik selama bekerja maupun setelah bekerja
3.2 Perawatan dasar terhadap peralatan dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada
3.3 Peralatan dibersihkan dan disimpan sesuai dengan spesifikasi atau ketentuan yang ditetapkan oleh pabrik pembuat peralatan tersebut.
3. Memelihara peralatan
3.4 Peralatan yang rusak diberi tanda dan dipisahkan, diganti, diperbaiki atau dibuang sebagai barang yang pecah, dengan mengikuti prosedur yang ada.
4. Memelihara buku catatan peralatan
4.1 Informasi atau keterangan mengenai peralatan yang rusak atau tidak aman dicatat dan dilaporkan sesuai dengan prosedur yang ada.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 83
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya : 1. Prosedur resmi atau yang memenuhi syarat, misalnya Prosedur Operasional Standar
(SOP), dan Pedoman Berlaboratorium yang baik (GLP) 2. Lembar Data Keamanan Bahan (MSDS) 3. Buku Penuntun Pemakaian Alat (Manual) 4. Prosedur menghidupkan, mengoperasikan dan mematikan peralatan 5. Jadwal perawatan dan kalibrasi alat. 6. Prosedur pelaporan dan pencatatan hasil analisis 7. Prosedur Kebersihan dan Keselamatan Kerja (K-3) 8. Prosedur untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja. 9. Prosedur pembuangan limbah Di samping itu unit kompetensi ini meliputi kemampuan untuk menggunakan peralatan, diantaranya : • Neraca analitik • Pipet, buret dan alat gelas volumetrik • Mikroskop optik • Pealatan uji kekerasan, viskometer, titik didih, termometer • Conductivity meter, pH meter • Pengukur kebisingan, pengukur letupan • Alat desintegrasi • Inkubator • Waterbath • Kolorimeter / Spektrometer • Polarimeter • Peralatan klasifikasi tanah, penumbuk padatan • Instrumen perekam tabel, penetrometer, tensiometer • Sentrifuge, rifflers dan splitters, pengocok. • Komputer untuk menjalankan sistem informasi yang berlaku
II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan Yang Dibutuhkan : Meliputi kemampuan untuk menjalankan dan mejelaskan : 1.1 Metode dan prinsip operasional peralatan yang digunakan 1.2 Sumber-sumber kesalahan dasar dari operasi peralatan dan cara mengatasinya 1.3 Ketentuan dan kepentingan kalibrasi yang benar 1.4 Prosedur dasar perawatan peralatan 1.5 Prosedur KKK 1.6 Prosedur pelaporan dan komunikasi di instansi tempat kerja
2. Persyaratan Dasar :
2.1. Kualifikasi pendidikan formal setara SMK jurusan Analis Kesehatan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 84
3. Memiliki Pengetahuan Kerja Tentang : 3.1 Perawatan peralatan
3.2 Dasar-dasar kalibrasi peralatan 3.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja
4. Aspek Kritis Kompetensi : Kompetensi harus ditunjukkan dengan kemampuan pelaksana untuk uji kalibrasi alat dan perawatannya, meliputi : 4.1 Melakukan prosedur menyalakan, mematikan dan memeriksa peralatan sebelum
digunakan. 4.2 Dasar kalibrasi peralatan menggunakan prosedur standar. 4.3 Dapat membaca hasil pengukuran secara akurat dan teliti. 4.4 Mengenal penyimpangan pengukuran dari instrumen. 4.5 Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam merawat instrumen. 4.6 Mengikuti seluruh persyaratan KKK 4.7 Mengikuti prosedur pelaporan dan pencatatan yang berlaku di instansi tempat
kerja. 5. Metode penilaian :
Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan tempat kerja. 5.1 Observasi terhadap kandidat dalam perawatan dan kalibrasi peralatan. 5.2 Pertanyaan tertulis dan lisan untuk menilai pengetahuan tentang prosedur dan
cara memecahkan masalah. 5.3 Masukan/umpan balik dari supervisor
5.4 Observasi dari dokumentasi kerja yang diselesaikan oleh kandidat. 5.5 Pertanyaan untuk mengakses pengetahuan dasar, termasuk :
• Peralatan Laboratorium standar dilengkapi dengan peralatan yang dibutuhkan dan cara menjalankan peralatan.
• Prosedur Operasional Standar (SOP), prosedur dan standar kalibrasi, prosedur perawatan.
6. Kompetensi kunci
Mengum-
pulkan informasi
Mengkomuni-kasikan ide dan
informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain
& klp
Menggunakan konsep & tehnik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Menggunakan teknologi
2 2 2 2 3 3 3
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 85
Kode Unit : AK.PEM.028.B
Judul Unit : MEMELIHARA PERALATAN LABORATORIUM DAN
MENGENDALIKAN STOK BAHAN
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk memesan, menyimpan, merawat dan mengontrol penggunaan bahan dan peralatan laboratorium di tempat kerja.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Stok bahan atau peralatan laboratorium diberi label, dicatat dan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan persyaratan keamanan khusus bagi bahan tertentu
1.2 Prosedur rotasi stok bahan dan peralatan laboratorium diikuti, untuk memaksimalkan pengunaannya sebelum masa kadaluwarsa
1.3 Stok yang tidak sesuai diidentifikasi, yang tidak diperlukan atau habis masa berlakunya (kadaluwarsa) diganti, agar terjaga ketersediaannya.
1.4 Peralatan laboratorium yang rusak atau usang diidentifikasi untuk diperbaiki, diganti atau dibuang
1. Memelihara dan mengendalikan stok bahan atau peralatan laboratorium
1.5 Masalah penyediaan stok bahan dilaporkan kepada petugas staf yang berwenang, bila diperlukan.
2.1 Keterampilan berkomunikasi dan keterampilan membina hubungan personal digunakan untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan pemasok
2.2 Kebutuhan stok ditentukan dengan mempertim-bangkan kapan akan digunakan dan produksi yang direncanakan.
2.3 Permintaan atau pemesanan yang disetujui ditindak lanjuti, dengan mengikuti prosedur yang berlaku.
2. Memesan dan menerima bahan dan peralatan laboratorium
2.4 Barang-barang yang diterima diperiksa kondisinya dan ditentukan langkah penanganan selanjutnya.
3.1 Semua rincian data yang ada hubungannya dengan stok bahan dan peralatan laboratorium dicatat secara detail, menggunakan sistem formulir atau sistem komputer.
3.2 Semua informasi mengenai stok bahan dan peralatan laboratorium ditulis atau dicatat sedemikian rupa sehingga mudah dibaca dan tidak mudah dihapus.
3. Memelihara catatan stok bahan dan peralatan laboratorium
3.3 Seluruh catatan diarsipkan dan disimpan di tempat yang ditentukan.
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya :
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 86
1. Kartu-kartu informasi penyimpanan dan penanganan bahan 2. Lembar Data Keamanan Bahan (MSDS) 3. Prosedur penyimpanan dan penanganan cairan yang mudah terbakar dan berbahaya 4. Prosedur penyimpanan dan penanganan bahan korosif 5. Prosedur penyimpanan dan penanganan bahan beracun 6. Prosedur penyimpanan dan penanganan bahan gas 7. Prosedur keamanan dalam laboratorium 8. Manual mutu dan manual KKK 9. Buku catatan permintaan stok internal/eksternal 10. Prosedur pemeliharaan kebersihan di tempat kerja 11. Katalog pemasok dan data pelanggan 12. Jadwal perawatan dan kalibrasi alat. Di samping itu unit kompetensi ini meliputi kemampuan untuk membuat rekaman, diantaranya : • Kartu stok • Pemesanan • Mikroskop optik • Perbaikan dan pelayanan peralatan • Inventaris yang berlaku • Pengendalian sampel dan pengujian untuk pengendalian mutu dan perputaran stok • Alat komunikasi : telepon, fax, database, sistem informasi on-line, E-mail • Sistem informasi, Surat-surat, Rekaman cetakan
II. ACUAN PENILAIAN.
1. Pengetahuan yang dibutuhkan : Kemampuan untuk menjalankan dan menjelaskan :
1.1 Terminologi teknik yang berhubungan dengan pemesanan dan penyimpanan stok. 1.2 Informasi stok, produk dan pelayanan laboratorium 1.3 Penggunaan nama umum (generik) dan nama IUPAC dari pereaksi kimia. 1.4 Tipe reaksi dan sifat kimia dari bahan kimia dari yang disimpan dengan sistem
penyimpanan yang disarankan. 1.5 Prosedur dan sistem mutu instansi kantor yang dipersyaratkan untuk pengendalian
stok. 1.6 Ketentuan dan peraturan mengenai penanganan, penyimpanan dan pengangkutan
stok bahan kimia. 2. Persyaratan Dasar :
2.1 Kualifikasi pendidikan formal setara SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2 Unit kompetensi ini harus didahului dengan :
KKK 300 Bekerja secara aman berdasarkan ketentuan dan prosedur yang ditetapkan.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1 Reaksi dan sifat kimia dari bahan kimia
3.2 Sistem mutu 3.3 Peraturan mengenai penanganan, penyimpanan dan pengangkutan bahan kimia
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 87
3.4 Kesehatan dan keselamatan kerja 4. Aspek Kritis Kompetensi :
4.1 Mengkonfirmasi persyaratan-persyaratan yang dibuat oleh pelanggan dengan karyawan senior, apabila ada keraguan.
4.2 Mengakses database online dan/atau katalog secara efisien. 4.3 Mengartikan informasi yang ada pada label (nomor lot, batch, tanggal) dan
MSDS secara benar. 4.4 Menerapkan prosedur untuk penanganan, penyimpanan dan pengangkutan stok
bahan kimia secara aman. 4.5 Menggunakan peralatan penanganan manual dan peralatan keselamatan kerja
yang dibutuhkan. 4.6 Mengerjakan pengambilan sampel dan pengujian untuk pengendalian mutu dan
merotasi stok sesuai dengan SOP 4.7 Mengikuti prosedur ditempat kerja untuk memperkirakan dan atau menentukan
kebutuhan stok. 4.8 Memepertahankan/menjaga stok pada tingkat yang ditentukan melalui inspeksi
regular, permintaan berkala bahan pengganti dan menindak lanjuti pesanan-pesanan yang terlambat dilayani.
4.9 Mengatasi perbedaan/variasi pada saat puncak produksi dengan musiman dalam penggunaaan stok dan kondisi produksi.
4.10 Mengikuti prosedur di tempat kerja untuk melakukan penelitian, pemesanan dan penerimaan barang.
4.11 Melengkapi dan mencatat semua dokumentasi. 4.12 Melakukan komunikasi efektif dan memanfaatkan kemampuan diri dalam
melakukan negosiasi dengan pelanggan dan pemasok.
5. Metode Penilaian : Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan tempat kerja. 5.1 Memeriksa ulang dokumentasi pesanan yang disiapkan oleh kandidat. 5.2 Memeriksa catatan stok yang dibuat oleh kandidat. 5.3 Pengamatan cara penanganan stok dan melakukan pengambilan sampel dan
pengujian untuk pengendalian mutu yang dilakukan oleh kandidat. 5.4 Masukan atau umpan balik dari manager laboratorium, manager mutu, manager
pelayanan pelanggan dan supervisor. 5.5 Penjelasan oleh kandidat tentang perlunya memilih penandaan dan penyimpanan
stok barang. 5.6 Pertanyaan untuk menguji pengetahuan, termasuk mengenai :
• Stok bahan dan peralatan • Stok dokumentasi dan bentuk pesanan • Sampling dan pengujian peralatan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 88
6. Kompetensi kunci
Mengum-
pulkan informasi
Mengkomuni kasikan ide dan
informasi
Merenca nakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain & kelompok
Menggunakan konsep & teknik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Menggunakan teknologi
2 2 2 2 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 89
Kode Unit : AK.UJI.029.A
Judul Unit : MELAKUKAN PENGUJIAN / PROSEDUR SECARA
INSTRUMENTAL
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk mempersiapkan sampel dan melakukan pengujian/prosedur secara instrumental.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Identifikasi dilakukan terhadap bahan yang akan diuji, metode standar yang sesuai dan kebutuhan untuk keselamatan kerja.
1.2 Alat pelindung diri (APD) dikenakan, dan prosedur keamanan khusus untuk metode pengujian dan bahan-bahan tertentu yang akan diuji dilaksanakan
1.3 Deskripsi atau keterangan mengenai sampel dicatat, dan dibandingkan dengan spesifikasi dan catatan yang ada, jika ada ketidaksesuaian dilaporkan.
1. Mempersiapkan sampel
1.4 Sampel disiapkan sesuai dengan kebutuhan pengujian 2.1 Sampel yang akan diuji dan standar (bila perlu)
ditimbang atau diukur 2.2 Status kalibrasi alat dicek dan dilakukan kalibrasi bila
memang diperlukan. 2.3 Peralatan/instrumen disetel dan dioperasikan sesuai
dengan persyaratan setiap metode yang akan digunakan.
2.4 Pemeriksaan/pengujian dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
2. Melakukan pengujian/ pemeriksaan
2.5 Peralatan/instrumen dimatikan sesuai dengan prosedur pengoperasian peralatan/instrumen.
3.1 Data pengujian/pemeriksaan direkam/dicatat, data yang tidak lazim diberi catatan khusus.
3.2 Kesesuaian angka hasil perhitungan dengan angka estimasi harus dapat diterima dan dipercaya.
3.3 Hasil pengujian/pemeriksaan dicatat dan dilaporkan sesuai dengan prosedur yang sesuai.
3.4 Kecenderungan data dan/atau hasil pemeriksaan diinterpretasikan, hasil yang diluar spesifikasi atau tidak lazim dilaporkan kepada petugas yang bertanggung jawab untuk itu.
3. Memproses data
3.5 Prosedur dasar atau masalah peralatan yang dapat menyebabkan data atau hasil yang tidak lazim diidentifikasi.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 90
4.1 Cara-cara kerja yang sudah disempurnakan, untuk meyakinkan keamanan diri sendiri dan orang lain di laboratorium.
4.2 Timbulnya limbah diminimalkan 4.3 Pembuangan limbah laboratorium, termasuk limbah
"biohazardous" diyakini aman.
4. Memelihara lingkungan kerja yang aman
4.4 Peralatan dan pereaksi dibersihkan, disimpan dan dipelihara
5.1 Data yang valid direkam dan dimasukkan dalam sistem pelaporan laboratorium
5.2 Informasi dan data laboratorium dipelihara secara khusus
5.3 Informasi dan data laboratorium harus dijaga kerahasiannya
5. Memelihara catatan laboratorium
5.4 Buku log peralatan harus diisi dan dipelihara sesuai dengan prosedur yang berlaku
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA 1. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya prosedur resmi
atau yang memenuhi syarat yang berlaku di tempat kerja meliputi : • Prosedur tetap di tempat kerja • Peralatan gelas (glassware) secara umum • Flame atomic absorption spectrophotometry • Prosedur yang dianjurkan untuk pemeriksaan bahan kimia menggunakan metode
spektrofotometer ultra violet/sinar tampak. 2. Cara berlaboratorium yang Baik (GLP dan GMP) 3. Lembar Data Keamanan Bahan (MSDS) 4. Ketentuan/perundangan mengenai metrologi (pengukuran) 5. Prosedur Operasional Standar (SOP) 6. Manual untuk menjalankan peralatan 7. Prosedur untuk menyalakan, mengoperasikan dan mematikan peralatan. 8. Jadwal pemeliharaan dan kalibrasi alat. 9. Manual pemeliharan mutu 10. Prosedur pencatatan dan pelaporan hasil yang berlaku di tempat kerja.Spesifikasi
bahan yang dianalisis.
II. ACUAN PENILAIAN 1. Pengetahuan yang dibutuhkan :
1.1 Prinsip dan konsep berkaitan dengan pengoperasian instrumen dan pengujian 1.2 Metode pemisahan dan konsep yang berkaitan dengan pengoperasian instrumen
dan pengujian. 1.3 Fungsi komponen kunci dari instrumen. 1.4 Pengaruh pengubahan variabel instrumen terhadap hasil (output). 1.5 Prosedur untuk optimalisasi peralatan berkaitan dengan pengubahan parameter
operasi.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 91
1.6 Prosedur preparasi sampel. 1.7 Prosedur pemecahan masalah peralatan dan metode uji. 1.8 Menggunakan instrumentasi untuk analisis kualitatif dan atau kuantitatif. 1.9 Menggunakan kurva kalibrasi. 1.10 Prosedur perhitungan untuk memberikan hasil dan satuan yang benar. 1.11 Prosedur KKK dan GLP.
2. Persyaratan Dasar :
2.1 Kualifikasi pendidikan formal: SMK Jurusan Analis Kesehatan 2.2 Unit kompetensi ini harus didahului dengan: AK.UJI.030.0 Melakukan Tes Dasar AK.DAT.022.0 Memproses dan Mencatat Data
3. Memiliki Pengetahuan Kerja tentang :
3.1 Instrumentasi 3.2 Preparasi sampel 3.3 Analisa kualitatif dan kuantitatif
4. Aspek Kritis Kompetensi :
Unit kompetensi ini harus ditunjukkan dalam kemampuan untuk mengaplikasikan metode instrumental untuk menganalisis bahan, interpretasi dan pengujian data secara tepat, dan melaporkan data dalam format yang tepat. Secara khusus kandidat harus dapat : 4.1 Menyalakan, men-set dan mematikan peralatan/instrumen. 4.2 Memeriksa status kalibrasi dari peralatan dan mengkalibrasi bila diperlukan. 4.3 Mempersiapkan standar dan contoh uji menggunakan cara yang benar untuk
memurnikan contoh/sampel. 4.4 Menggunakan dan mengoptimalkan peralatan sesuai dengan standar yang dibuat
oleh perusahaan pembuat alat. 4.5 Memasang dan memelihara bermacam-macam kolom kromatografi 4.6 Menyiapkan kurva kalibrasi dan menghitung hasil dalam satuan unit yang benar. 4.7 Mengaplikasikan pengetahuan teori untuk menginterpretasikan data dan membuat
kesimpulan yang benar. 4.8 Memecahkan prosedur analisis dan problem peralatan. 4.9 Merekam dan mengkomunikasikan hasil seperti tercantum dalam prosedur yang
berlaku di intitusi atau tempat kerja. 4.10 Memelihara keamanan, integritas, kemampuan telusur dan identitas
contoh/sampel, bagian dari contoh/sampel dan cara pendokumentasiannya. 4.11 Mengikuti prosedur KKK dan GLP.
5. Metode Penilaian :
Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan tempat kerja. Prosedur penilaian yang harus dilakukan : 5.1 Observasi atau pengamatan terhadap kandidat berkaitan dengan suatu kisaran
analisis secara instrumental 5.2 Umpan balik dari rekan kerja dan supervisor.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 92
5.3 Observasi terhadap contoh hasil ujian dokumentasi di tempat kerja yang telah dilengkapi oleh kandidat.
5.4 Kaji ulang hasil yang didapat oleh kandidat selama periode tertentu untuk meyakinkan ketepatan dan konsistensi, dan pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
5.5 Pertanyaan lisan dan tertulis mengenai pengetahuan dasar, termasuk : • Peralatan laboratorium standar yang dilengkapi dengan instrumen • Pereaksi dan peralatan bantu • SOP dan metode uji di tempat kerja
6. Kompetensi kunci
Mengum-
pulkan informasi
Mengkomuni- kasikan ide dan
informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain & kelompok
Menggunakan konsep & teknik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Menggunakan teknologi
2 3 2 2 2 3 3
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 93
Kode Unit : AK.UJI.030.B
Judul Unit : MELAKUKAN TES DASAR
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk melakukan pengujian dasar dan prosedur dengan menggunakan metode standar. Unit kompetensi ini menerangkan pekerjaan yang dilakukan oleh asisten laboratorium yang diawasi dalam hal menerima sampel, memberi label, menyimpan sampel dan menyiapkannya untuk pengujian laboratorium dan melaksanakan pengujian dan pengukuran dasar.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menerima, memberi label dan menyimpan sampel yang akan diuji
1.1 Sampel diberi label untuk meyakinkan semua informasi yang dibutuhkan ditulis dengan cara akurat dan dapat dibaca
1.2 Data sampel didaftarkan ke dalam sistem laboratorium 1.3 Kebutuhan pengujian sampel dicatat 1.4 Integritas sampel dibaca dan kontaminasi silang
diminimalkan 2. Menyiapkan sampel 2.1 Bahan yang akan diuji diidentifikasi sesuai dengan
metode standar dan persyaratan keselamatan 2.2 Peralatan pelindung diri digunakan sesuai dengan
ketentuan untuk metode standar dan bahan yang akan diuji
2.3 Deskripsi sampel dicatat dan dibandingkan dengan spesifikasi serta dilaporkan bila ada
2.4 Sampel disiapkan mengikuti metode standar yang sesuai
3. Melakukan tes terhadap sampel
3.1 Peralatan diperiksa status kalibrasinya dan dikalibrasi jika diperlukan
3.2 Langkah-langkah kerja pengujian dilakukan mengikuti metode standar
3.3 Sampel dan standar yang akan diuji, diidentifikasi, disiapkan dan ditimbang atau diukur
3.4 Pereaksi/ peralatan/ instrumentasi disiapkan sesuai dengan metode standar
3.5 Pengujian dilakukan mengikuti prosedur kerja yang relevan
3.6 Hasil uji dicatat mengikuti prosedur kerja yang relevan 3.7 Hasil yang tidak biasa, diidentifikasi dan dilaporkan
kepada orang yang relevan 3.8 Peralatan uji dibersihkan dan dirawat 3.9 Bahan pereaksi yang tidak digunakan, disimpan sesuai
dengan peraturan dan kode 3.10 Limbah dibuang menurut peraturan keselamatan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 94
perusahaan dan lingkungan I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini, perlu didukung dengan tersedianya :
1. Kode-kode kegiatan kerja (GLP dan GMP) 2. Undang-undang pengukuran nasional 3. Lembar Data Keamanan/Keselamatan Bahan (MSDSs) 4. Prosedur Operasional Standar (SOPs) 5. Pedoman / manual kualitas 6. Prosedur pencatatan dan pelaporan perusahaan 7. Jadwal produksi dan laboratorium 8. Spesifikasi bahan, produksi dan produk 9. Peraturan dan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan: 1.1 Tujuan pengujian 1.2 Prinsip-prinsip metode dasar 1.3 Prosedur-prosedur kalibrasi dan dasarnya 1.4 Standar / spesifikasi yang relevan dan interpretasinya 1.5 Sumber ketidakpastian dalam pengukuran dan metode untuk kontrol 1.6 Kepentingan dan penggunaan yang tepat dari bahan-bahan acuan bersertifikat 1.7 Adanya relevansi Undang-undang Pengukuran Nasional (National Measurement
Act) terhadap pengukuran laboratorium 1.8 Prosedur untuk mengenali hasil yang tidak diharapkan atau yang tidak biasa dan
juga penyebabnya 1.9 Prosedur OHS untuk pengujian sampel 1.10 Melakukan persiapan sampel, meliputi :
• Sub sampling atau pemecahan sampel dengan menggunakan prosedur- prosedur seperti riffling, conning dan quartering
• Perlakuan fisik seperti pengabuan, pelarutan, penyaringan, pengayakan dan pemusingan
1.11 Melakukan pengujian sampel, meliputi uji: • Penampakan, warna identitas • Pengukuran titik leleh, titik didih, indeks refraktif, density termasuk density
padat dan kekentalan • Pengabuan termasuk abu sulfat • Pengukuran emerson, disperse pinhole, variasi kering basah, abrasi Los
Angeles, kekuatan kompresi dan kekuatan lentur • Uji tetes / spot test, uji gravimetric, waktu, suhu, tekstur, pH dan uji batang
yang dicelupkan / dipstics
2. Persyaratan dasar 2.1. Kualifikasi pendidikan minimal SMK Jurusan Analis Kesehatan 2.2. Berpengalaman 1 tahun dalam melakukan tes dasar
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 95
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang: 3.1 Interpretasi dan pencatatan hasil uji, termasuk penghitungan hasil-hasil dari data
uji bila diperlukan
4. Aspek kritis kompetensi 4.1. Menetapkan waktu menyiapkan sampel untuk diuji dan dianalisis dengan efisien 4.2. Menggunakan informasi keselamatan (seperti MSDSs) dan melaksanakan
prosedur-prosedur dengan aman 4.3. Mengecek status kalibrasi peralatan uji 4.4. Melengkapi semua uji dalam batas waktu yang diperlukan tanpa mengorbankan
keselamatan, keakuratan atau kualitas 4.5. Menghitung, mencatat dan menyajikan hasil-hasil secara akurat dan benar 4.6. Membersihkan dan memelihara peralatan
5. Metode Penilaian
Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan kerja Prosedur penilaian yang harus dilakukan : 5.1. Pengamatan (observasi) terhadap calon yang melakukan uji-uji dasar 5.2. Pertanyaan lisan dan tertulis untuk mengecek pengetahuan yang mendukung
prosedur uji 5.3. Umpan balik dari rekan sejawat dan penyelia 5.4. Catatan sampel dan dokumentasi tempat kerja yang dilengkapi oleh calon 5.5. Analisis hasil-hasil yang dicapai calon
6. Kompetensi kunci :
Mengumpul-
kan informasi
Mengkomuni- kasikan ide dan
informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dgn orang lain dan kelompok
Menggunakan konsep dan teknik
matematika
Memecah-kan
masalah
Mengguna- kan teknologi
1 1 1 1 1 1 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 96
Kode Unit : AK.UJI.031.B
Judul Unit : MELAKUKAN TEKNIK ASEPTIK
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk melakukan teknik aseptik selama pengambilan sampel dan prosedur mikrobiologis di lapangan dan di laboratorium pada sektor industri biomedis, lingkungan, makanan dan minuman; untuk menjaga integritas sumber sampel dan sampel itu sendiri dan menghasilkan data pengujian mikrobiologis yang handal (dapat dipercaya).
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan pengambilan dan pemindahan sampel secara aseptik
1.1 Pengambilan sampel dipastikan sesuai dengan syarat dan rencana / ketentuan
1.2 Pakaian pelindung digunakan sesuai dengan prosedur 1.3 Lingkungan kerja disiapkan untuk keamanan dan
efektifitas kerja saat mentransfer sampel 1.4 Peralatan dan bahan dipilih sesuai dengan spesifikasi
prosedur 1.5 Peralatan diatur untuk meminimalkan / memperkecil
kontaminasi selama melakukan pembiakan 1.6 Wadah yang digunakan, diberi label untuk memperjelas
identifikasi 1.7 Semua data yang relevan, dicatat dalam log book atau
data base 2. Memindahkan bahan-
bahan secara aseptik
2.1 Kemurnian sampel dijaga dengan cara mensterilisasi lingkungan sampel dan membakar mulut wadah media
2.2 Ose/pipet yang telah digunakan, disterilkan untuk mencegah kontaminasi
2.3 Pemindahan sampel/biakan dilakukan dengan cara meminimalkan kesempatan kontaminasi dan infeksi silang
2.4 Mulut wadah biakan dibakar sebelum dan sesudah pemindahan biakan untuk sterilisasi
2.5 Ose disterilisasi ulang untuk meminimalkan penyebaran melalui udara
2.6 Wadah media diberi label untuk memperjelas identifikasi
3. Melakukan teknik isolasi koloni tunggal(biakan murni)
3.1 Integritas sampel dijaga dengan cara mensterilisasi lingkungan sampel dan membakar mulut wadah media
3.2 Ose/pipet yang telah digunakan disterilkan untuk mencegah kontaminasi
3.3 Inokulasi cawan gores dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan koloni tunggal (biakan murni) dan menghindari kontaminasi
3.4 Kesterilan wadah media dijaga setelah pemindahan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 97
3.5 Ose disteril ulang untuk meminimalkan penyebaran melalui udara
3.6 Wadah diberi label untuk memperjelas identifikasi 4. Menjaga lingkungan kerja
dan peralatan untuk mencegah kontaminasi dan infeksi silang
4.1 Benda yang tidak digunakan dan yang dapat digunakan kembali, diletakkan dalam wadah yang sesuai
4.2 Tempat kerja dan peralatan dibersihkan dan didisinfeksi setelah digunakan
4.3 Bahan terkontaminasi yang tidak dapat dipakai dan yang dapat dipakai kembali, dipindahkan ke tempat yang sesuai untuk didisinfeksi, disterilisasi dan dibersihkan atau dibuang.
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini, perlu didukung dengan tersedianya : 1. Prosedur Operasional Standar (SOP) 2. Kode standar makanan 3. Spesifikasi untuk pembuangan limbah bahan yang berbahaya, yang aman 4. Jadwal-jadwal dan instruksi produksi 5. Catatan kerja 6. Lembar data keamanan standar (MSDS) 7. Instruksi perusahaan 8. Instruksi verbal dari manajer laboratorium, supervisor (penyelia) dan teknisi senior 9. Panduan untuk kerja manipulasi genetik skala kecil 10. Peralatan transfer 11. Pembakar bunsen dan tempat membakar sampah 12. Anaerobic jar 13. Inkubator, penangas air, lemari es, freezer dan dry ice dan silinder nitrogen cair 14. Unit laminar air flow dan lemari biohazard 15. Peralatan pelindung diri seperti sarung tangan, masker 16. Autoclave 17. Lap 18. Sistem sub kultur 19. Media berupa kaldu cair, media padat untuk isolasi, media kultur jaringan dan untuk
sub Kultur 20. Sampel berupa cairan tubuh, air dan tanah, obat-obat steril, ragi dan jamur, susu dan
yogurt, kultur bakteri, makanan dan minuman yang difermentasi II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang diperlukan 1.1. Prinsip pengendalian infeksi yang berhubungan dengan kesehatan dan
keselamatan pada sampling serta transfer bahan dalam pemeriksaan mikrobiologi 1.2. Prosedur disinfeksi dan sterilisasi yang digunakan dalam pengambilan sampel,
pemrosesan dan pembuangan sampel serta bahan-bahan secara aman. 1.3. Pertumbuhan mikroorganisme (bakteri, jamur, protozoa, virus dan parasit) sesuai
biakan laboratoriumnya 1.4. Pengaruh bahan / zat kimia terhadap pertumbuhan dan kematian mikroba
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 98
2. Persyaratan dasar
2.1. Kualifikasi Pendidikan minimal SMK Jurusan Analis Kesehatan
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang: 3.1 Pentingnya teknik dan transfer aseptik biakan murni untuk pemeriksaan
mikrobiologi dan interpretasi yang tepat terhadap hasil pemeriksaan laboratorium
4. Aspek kritis kompetensi 4.1 Menjaga kontaminasi silang dari sampel dan sumber sampel 4.2 Mempergunakan peralatan untuk menjaga kontaminasi media perbenihan selama
pemindahan 4.3 Mensterilisasi peralatan seperti yang dibutuhkan untuk mencegah kontaminasi
silang daerah kerja, personil dan lingkungan 5. Metode Penilaian
Unit kompetensi ini akan diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan tempat kerja. Prosedur penilaian yang harus dilakukan : 5.1. Keberhasilan peserta dalam mentransfer sample 5.2 Pertanyaan tertulis atau lisan
6. Kompetensi kunci
Mengumpul- kan informasi
Mengkomuni kasikan ide
dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dgn orang lain dan kelompok
Menggunakan konsep dan teknik
matematika
Memecahkan masalah
Mengguna-kan teknologi
1 1 2 1 1 1 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 99
Kode Unit : AK.UJI.032.B
Judul Unit : MEMPROSES JARINGAN
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan cara mengolah atau memproses sel atau jaringan mulai dari mempersiapkan, membuat blok, memotong dan mewarnai jaringan.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1. Sampel dengan formulir permintaan pemeriksaan diperiksa dan dicocokkan pada saat diterima.
1.2. Spesimen dan formulir permintaan yang tidak sesuai dengan persyaratan dikembalikan kepada pengirim.
1. Memproses spesimen dan formulir permintaan pemeriksaan.
1.3. Sampel yang diterima dicatat, sesuai mekanisme alur pemeriksaan.
2.1. Zat fixatif (zat untuk fiksasi jaringan) disiapkan sesuai dengan kebutuhan.
2.2. Alat-alat yang akan digunakan untuk pemeriksaan disiapkan.
2.3. Jaringan dengan formulir pemeriksaan diatur dan ditempatkan di sekitar pemotongan jaringan.
2.4. Jaringan yang akan diperiksa dipotong dan ditimbang dan diamati.
2.5. Ciri-ciri jaringan yang dipotong sewaktu pemotongan berlangsung diamati dan dicatat.
2.6. Wadah diberi label atau identitas pasien.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk memproses jaringan.
2.7. Wadah yang telah berisi jaringan dibawa ke tempat pemrosesan.
3.1. Jaringan diatur dan ditempatkan ke dalam media untuk membuat blok jaringan
3.2. Blok jaringan dibuka dari wadah atau pencetak blok jaringan.
3.3. Teknik prosesing jaringan diamati selama bekerja.
3. Membuat blok jaringan
3.4. Alat prosesing jaringan dimonitor secara teratur. 4.1 Wadah khusus disiapkan untuk sisa-sisa pemotongan. 4.2 Blok jaringan dimasukkan dalam jepitan mikrotom pada
posisi yang rata, dan sesuai dengan ukuran pisau. 4.3 Blok jaringan diratakan dengan menggunakan pisau,
sampai posisinya pas dengan jepitan mikrotom. 4.4 Bagian parafin yang menutupi jaringan dibuang sampai
jaringan siap dipotong. 4.5 Waterbath disiapkan dan dipastikan siap pakai dengan
suhu yang sesuai.
4. Melakukan Pemotongan Jaringan
4.6 Ukuran ketebalan potongan jaringan diatur dan disesuaikan dengan jenis jaringan yang akan dipotong.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 100
4.7 Kecepatan pemotongan diatur agar didapat potongan jaringan yang baik dan membentuk pita.
4.8 Beberapa potongan pita jaringan dipilih yang baik untuk dibuat preparat.
4.9 Potongan pita jaringan dimasukkan ke dalam waterbath. 4.10 Jaringan diatur dalam waterbath agar mengembang,
dan tidak terjadi lipatan. 4.11 Jaringan dari waterbath diambil dengan menggunakan
Kaca Objek. 4.12 Sisa air dan kelebihan parafin dibuang dengan
pemanasan (hotplate). 5.1. Potongan jaringan diwarnai berdasarkan metode yang
telah ditetapkan dengan prosedur. 5.2. Kelebihan atau kekurangan warna pada setiap tahapan
diatur. 5.3. Kualitas hasil pewarnaan diperiksa secara mikroskopis untuk meyakinkan hasil pewarnaan yang diperoleh. 5.4. Hasil pewarnaan ditutup sesuai dengan metoda
pewarnaan.
5. Melakukan Pewarnaan Jaringan
5.5. Preparat yang sudah jadi diberi label data untuk keperluan administrasi.
6.1. Laporan hasil prosesing jaringan dibuat dengan menggunakan format yang telah ditetapkan.
6. Membuat laporan
6.2. Laporan dikonsultasikan kepada pihak atasan/yang berwenang untuk memperoleh pengesahan.
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA.
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya : 1. Prosedur pemeriksaan yang telah ditetapkan (SOP). 2. Standar peralatan dan bahan yang baik untuk memproses jaringan. 3. Formulir permintaan dari konsumen untuk pemeriksaan. Unit kompetensi ini mencakup semua alat, dan bahan untuk pemeriksaan, seperti : 1. Pisau pemotong jaringan 2. Alat peruncing pisau. 3. Penangas air (waterbath), inkubator. 4. Alat prosesing jaringan. 5. Alat pencetak jaringan 6. Alat pemotong jaringan/mikrotom
II. ACUAN PENILAIAN.
1. Pengetahuan yang dibutuhkan: 1.1 Mengerti tentang anatomi dan fisiologi 1.2 Jenis sel dan jaringan yang diperiksa. 1.3 Bagian dari sel atau jaringan yang berhubungan dengan adanya kelainan. 1.4 Fungsi alat dan bahan yang digunakan untuk pemeriksaan 1.5 Mencetak atau membuat jaringan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 101
1.6 Teknik pemotongan blok jaringan 1.7 Ciri-ciri potongan blok jaringan yang baik 1.8 Teknik pewarnaan jaringan 1.9 Penilaian/tes lisan ataupun tulisan dan pemecahan masalah yang berhubungan
dengan kegiatan pembuatan blok jaringan, seperti sifat dan fungsi zat yang digunakan
2. Persyaratan Dasar.
2.1 Kualifikasi pendidikan formal setara SLTA (SMK Jurusan Analis Kesehatan). 2.2 Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1 Pernah mengikuti pelatihan di lapangan pada bidang kesehatan khususnya
penyakit kanker/tumor. 3.2 Menganalisis hasil yang diperoleh dari pekerjaan 3.3 Memahami prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium.
4. Aspek Kritis kompetensi Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk praktek/kegiatan untuk mengerjakan prosedur pekerjaan secara manual ataupun secara otomatis untuk: 4.1 Memilih zat fixatif. 4.2 Melakukan prosesing jaringan. 4.3 Menggunakan alat prosesing jaringan 4.4 Mengatur waktu prosesing jaringan
5. Metode penilaian Untuk menilai hasil belajar atau pekerjaan dilakukan dengan cara : 5.1 Menyiapkan peralatan dan reagen yang dibutuhkan untuk memproses jaringan. 5.2 Memproses jaringan. 5.3 Penilaian/tes lisan ataupun tulisan dan pemecahan masalah yang berhubungan
dengan kegiatan prosesing jaringan, seperti sifat dan fungsi zat yang digunakan. Prosedur Penilaian meliputi: 1. Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan tempat
kerja. 2. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan sampel buatan dan
sampel sebenarnya untuk melakukan setiap tahapan sub kompetensi dan setiap kriteria unjuk kerja, dengan: Pertanyaan tertulis atau lisan Wawancara Observasi langsung pada saat memproses jaringan
6. Kompetensi kunci.
Mengumpul- kan informasi
Mengkomuni kasikan ide
dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dgn orang lain dan kelompok
Menggunakan konsep dan teknik
matematika
Memecahkan masalah
Mengguna-kan teknologi
1 2 2 1 3 3 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 102
Kode Unit : AKA.UJI.033.A
Judul Unit : MELAKUKAN VALIDASI HASIL
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pelaksanaan validasi hasil yang meliputi hal-hal dasar dalam pengerjaan pemeriksaan dan langkah-langkah yang harus diketahui untuk mencapai hasil yang sahih.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1. Bagian-bagian kit insert/prosedur kerja pemeriksaan jari dan dipahami dengan teliti. dipela
1. Mempersiapkan kit insert/ prosedur kerja pemeriksaan
1.2. Bagian-bagian kit insert yang berhubungan dengan
validasi hasil diidentifikasi 2. Menganalisa data dan
interpretasi hasil
2.1. Perhitungan validasi pengerjaan pemeriksaan dilakukan sesuai kit insert/prosedur pemeriksaan.
2.2. Interpretasi hasil dilakukan sesuai kriteria di kit insert/prosedur kerja pemeriksaan atau ketentuan laboratorium masing-masing
3. Melaporkan hasil 3.1. Hasil yang sahih dicatat dan dilaporkan sesuai prosedur 3.2. Data didokumentasikan sesuai prosedur
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan validasi hasil di laboratorium kesehatan. 2. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya :
2.1. Prosedur Operasional Standar, Pedoman kerja, Instruksi kerja parameter pemeriksaan dan manual operasional alat (termasuk kit insert)
2.2. Alat laboratorium (jika menggunakan alat ) yang telah diinstal sesuai persyaratan dari pabrik (tervalidasi oleh pabrik)
2.3. Larutan pereaksi dan bahan pembantu. II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1. Ilmu pengetahuan dasar dari pemeriksaan yang terkait 1.2. Bahasa Inggris 1.3. Matematika. 1.4. Statistik 1.5. Metode, prinsip dan prosedur pemeriksaan
2. Persyaratan Dasar 2.1. Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2. Berpengalaman 3 tahun dalam bidang validasi. 2.3. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 103
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang: 3.1. Prinsip dasar, pengoperasian dan pemeliharaan alat
3.2. Penanganan spesimen 3.3. Interpretasi hasil pemeriksaan
3.4. Mengintegrasikan suatu hasil pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan lainnya 4. Aspek Kritis kompetensi
Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk praktek/kegiatan untuk menger- jakan prosedur pekerjaan untuk: 4.1. Memahami Kit Insert / Prosedur pemeriksaan serta literatur pendukung lainnya 4.2. Melakukan analisis data dan interpretasi hasil yang sahih. 4.3. Mencatat dan melaporkan hasil
5. Metode Penilaian 5.1. Pertanyaan tertulis atau lisan 5.2. Wawancara 5.3. Observasi secara langsung
6. Kompetensi kunci Mengumpul-
kan Informasi
Mengkomu-nikasikan ide dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain
dan kelompok
Menggunakan konsep dan teknik
matematika
Memecahkan persoalan atau
masalah
Mengguna-kan
teknologi 3 2 2 2 3 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 104
Kode Unit : AK.UJI.034.A
Judul Unit : MELAKUKAN EVALUASI DAN VALIDASI METODE
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengevaluasi dan memvalidasi metode pemeriksaan yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan pelaporan.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menyiapkan perangkat
evaluasi dan validasi metode.
1.1. Informasi pemeriksaan baru/pengganti dicari melalui literatur, booklet, leaflet, majalah, publikasi-publikasi lain maupun penawaran dari pemasok.
1.2. Kepekaan, kekhasan, stabilitas, kesinambungan keseterdiaan, harga reagensia, kemudahan kerja, keamanan kerja, kebutuhan tenaga kerja dan kebutuhan investasi tambahan dianalisis berdasarkan informasi yang diperoleh terhadap kebutuhan.
1.3. Disain evaluasi dan validasi metode dirancang dan disiapkan sesuai tujuan
1.4. Reagensia, alat, SDM dan parameter uji disiapkan sesuai prosedur
1.5. Spesimen dikumpulkan, diseleksi dan dibuat jadwal kerja 1.6. Prosedur pemeriksaan dievaluasi terhadap
standar/kalibrator/kontrol 2.1. Spesimen diperiksa dan hasil dianalisis secara statistik
sesuai dengan kebutuhan pemeriksaan 2. Melaksanakan evaluasi
dan validasi metode 2.2. Hasil pemeriksaan, analisis statistik dan hasil-hasil
pengamatan didokumentasikan. 2.3. Kesimpulan hasil pemeriksaan di tetapkan dan diputuskan
validitas metode pemeriksaannya 3. Melaporkan hasil evaluasi
dan validasi metode. 3.1. Hasil evaluasi dan validasi metode dilaporkan kepada
pihak atasan/yang berwenang untuk memperoleh pengesahan.
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung oleh tersedianya : 1. Standar Operasional Kerja, Pedoman Kerja, Instruksi Kerja parameter pemeriksaan dan
Manual Operasional alat 2. Literatur, leaflet, booklet, majalah, publikasi lainnya maupun penawaran dari
pemasok 3. Larutan pereaksi dan bahan pembantu 4. Buku kerja 5. Komputer untuk penyimpanan data
II. ACUAN PENILAIAN 1. Pengetahuan yang dibutuhkan
1.1 Ilmu pengetahuan dasar dari pemeriksaan yang terkait
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 105
1.2 Metode, prinsip dan prosedur pemeriksaan 1.3 Bahasa Inggris 1.4 Matematika 1.5 Statistik
2. Persyaratan Dasar
2.1 Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2 Berpengalaman 3 tahun dalam bidangnya. 2.3 Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang
3.1. Metode pemeriksaan, pengoperasian dan pemeliharaan alat 3.2. Penanganan spesimen 3.3. Prosedur kerja dan analisis statistik
4. Aspek kritis kompetensi
Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk praktek/kegiatan untuk mengerjakan prosedur pekerjaan untuk: 4.1 Memahami metode pemeriksaan 4.2 Menyiapkan evaluasi dan validasi 4.3 Melaksanakan evaluasi dan validasi 4.4 Melaporkan hasil evaluasi dan validasi
5. Metode penilaian
5.1 Pertanyaan tertulis atau lisan 5.2 Interview 5.3 Observasi secara langsung
6. Kompetensi kunci
Mengum-
pulkan Informasi
Mengkomu-nikasikan ide & informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dgn orang lain dan kelompok
Menggunakan konsep & teknik
matematika
Memecahkan persoalan
atau masalah
Menggunakan teknologi
3 3 3 2 2 3 3 Kode Unit : AK.KOM.035.A
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 106
Judul Unit : MELAKUKAN PROMOSI KESEHATAN
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat khususnya di bidang laboratorium.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
Sumber-sumber untuk promosi kesehatan yang meliputi dana, bahan dan petugas dimanfaatkan Materi, media, sasaran dan wilayah penyuluhan disusun. Identifikasi masalah dilakukan
1. Merencanakan Penyuluhan
1.4 Kerja sama dengan pihak lain direncanakan. Komunikasi interpersonal dilakukan dalam pelaksa-naan penyuluhan Penyuluhan dilakukan sesuai dengan materi yang dipilih. Pemasaran /publikasi dilaksanakan kepada masyarakat mengenai materi penyuluhan Pelaksanaan penyuluhan dibuat sesuai kebijakan Pemerintah. Tukar menukar informasi mengenai materi penyuluhan dengan pihak lain dilakukan.
2. Melaksanakan Penyuluhan
2.6 Kerja sama dengan pihak lain dilaksanakan. Evaluasi hasil penyuluhan dilakukan melalui input (masukan), proses dan output (keluaran)
3. Mengevaluasi Penyuluhan
3.2 Evaluasi hasil penyuluhan dilakukan untuk umpan balik
1.1
1.2 1.3
2.1
2.2 2.3
2.4
2.5
3.1
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan tersedianya: 1. Tenaga penyuluh (petugas) 2. Dana 3. Standar materi penyuluhan 4. Data sasaran penyuluhan 5. Data pemetaan wilayah / daerah penyuluhan 6. Media penyuluhan 7. Jadwal / waktu penyuluhan
II. ACUAN PENILAIAN 1. Pengetahuan yang dibutuhkan:
1.1 Health Education (Pendidikan kesehatan) 1.2 Komunikasi 1.3 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Ilmu Perilaku) 1.4 Sumber materi: Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan RI
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 107
2. Persyaratan dasar
2.1 Kualifikasi pendidikan formal minimal SMU/SMK jurusan analis kesehatan 2.2 Berpengalaman 1 (satu) tahun sebagai tenaga promosi kesehatan 2.3 Kesehatan fisik dan mental yang mendukung 2.4 Mampu berkomunikasi dengan baik
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang:
3.1 Pendidikan kesehatan 3.2 Pelatihan dalam bidang promosi kesehatan 3.3 Pelatihan dalam bidang manajemen kesehatan 3.4 Penyuluhan kesehatan
4. Aspek Kritis Kompetensi Kompetensi ini harus memperlihatkan kemampuan dalam: 4.1. Merencanakan penyuluhan 4.2. Melaksanakan penyuluhan 4.3. Mengevaluasi hasil penyuluhan
5. Metode penilaian 5.1. Pertanyaan tertulis atau lisan 5.2. Wawancara 5.3. Observasi langsung pada saat melakukan promosi kesehatan
6. Kompetensi kunci
Mengum- pulkan
informasi
Mengkomu nikasikan ide dan informasi
Merencanakan dan mengatur
Kegiatan
Bekerjasama dengan orang lain
dan kelompok
Menggunakan ide dan teknik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Menggu- nakan teknologi
2 3 2 2 1 3 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 108
Kode Unit : AK.KOM.036.B
Judul Unit : MELAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN ORANG LAIN
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk menerima dan menyampaikan pesan baik lisan maupun tertulis, serta memberikan informasi yang relevan terhadap respon atau permintaan klien dan mendemonstrasikan kemampuan secara interpersonal.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Dengan penuh perhatian, Instruksi didengarkan dan ditanggapi dengan benar.
1. Menerima dan melaksanakan instruksi.
1.2 Instruksi diklarifikasikan untuk meyakinkan agar tugas yang diminta jelas dan lengkap.
2.1 Pesan verbal dan tertulis diterima dan ditanggapi secara tepat.
2. Menerima dan menyampaikan pesan
2.2 Informasi dicatat dan disampaikan sehingga pesan dimengerti.
3.1 Prosedur yang ada ditempat kerja diikuti. 3. Mendemonstrasikan kemampuan interpersonal secara benar.
3.2 Mendemondtrasikan keahlian interpersonal secara efektif selama berinteraksi.
4.1 Keperluan pelayanan pelanggan diurus secara beraturan dan benar.
4.2 Permasalahan klien dijelaskan/diinformasikan secara rinci.
4.3 Informasi yang relevan diberikan dan diakses. 4.4 Informasi disusun dan disampaikan sehingga
informasi mudah dimengerti oleh orang lain. 4.5 Permintaan diserahkan dan diarahkan kepada orang
yang tepat agar dapat dipertanggungjawabkan.
4. Memberikan informasi yang tepat.
4.6 Seluruh dokumen ditempat kerja dilengkapi dengan jelas dan tepat berdasarkan prosedur yang ada.
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA.
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya : 1. Alur pemeriksaan yang telah ditetapkan (Protap) 2. Prosedur Operasional Standar (SOP). 3. Standar peralatan dan bahan yang ditetapkan. 4. Jenis permintaan konsumen untuk pemeriksaan. 5. Rujukan harga satuan pekerjaan jasa/pemeriksaan. 6. Dokumen tempat kerja. 7. Peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti telepon, fax, e-mail.
II. ACUAN PENILAIAN. 1. Pengetahuan yang dibutuhkan meliputi :
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 109
1.1 Kemampuan dan teknik berkomunikasi. 1.2 Interaksi antar personal. 1.3 Kemampuan berbahasa yang baik. 1.4 Kemampuan menjelaskan prosedur kerja. 1.5 Tata cara berkenaan dengan pelayanan pelanggan.
2. Persyaratan Dasar. 2.1. Kualifikasi pendidikan formal setara SLTA (SMK/SMU). 2.2. Mengerti dengan baik bahasa, lisan atau tertulis. 2.3. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1. Pelatihan pada bidang managemen kesehatan. 3.2. Pelatihan dalam bidang promosi kesehatan. 3.3. Menganalisis hasil yang diperoleh dari pekerjaan.
4. Aspek kritis kompetensi Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk praktek/kegiatan untuk mengerjakan prosedur pekerjaan agar dapat melakukan: 4.1. Menerima instruksi 4.2. Melaksanakan instruksi 4.3. Mendemonstrasikan instruksi 4.4. Menyampaikan Informasi kepada pelanggan
5. Metode Penilaian 5.1. Pertanyaan tertulis atau lisan 5.2. Wawancara 5.3. Observasi langsung
6. Kompetensi kunci.
Mengum-pulkan
informasi
Mengkomu-nikasikan ide dan informasi
Kegiatan perencanaan
dan organisasi
Bekerja sama dgn orang lain dan kelompok
Menggunakan konsep dan teknik secara matematik
Pemecahan masalah
Penggunaan teknologi
2 2 1 1 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 110
Kode Unit : AK.KOM.037.B
Judul Unit : MENYEDIAKAN INFORMASI UNTUK PELANGGAN
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk merespon pertanyaan, pendapat, keterangan yang dibutuhkan yang digabungkan dalam bentuk informasi bagi keperluan pelanggan, seperti analisis, kumpulan data, validitas hasil dan saran yang ada pada lembaran data.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Permintaan pemeriksaan, sifat dan prioritas pemeriksaan diperjelas dan dikonfirmasikan.
1.2 Permintaan pemeriksaan diarahkan pada bagian yang sesuai, dan pada orang yang tepat.
1. Menerima dan melaksanakan instruksi.
1.3 Tanda terima permintaan pemeriksaan dicatat berdasarkan urutan dengan prosedur yang benar.
2.1 Informasi yang diperlukan disiapkan dan disimpan jika tersedia.
2.2 Jika tidak tersedia, diprioritaskan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.
2. Menyiapkan respon/ jawaban.
2.3 Informasi yang dikeluarkan sebelumnya diminta pengesahannya.
3.1 Diyakinkan bahwa informasi yang diberikan tersebut akurat dan relevan.
3.2 Pelanggan tetap diinformasikan secepatnya. 3.3 Informasi diberikan sesuai prosedur kepada orang yang
tepat. 3.4 Metoda komunikasi digunakan dengan mempertim-
bangkan prioritas, biaya dan fasilitas pelanggan. 3.5 Informasi disampaikan kepada pelanggan dengan
menggunakan format yang sepadan. 3.6 Diperiksa bahwa respon memenuhi kebutuhan
pelanggan dan diambil tindakan jika perlu.
3. Menyiapkan dan menyediakan informasi /saran.
3.7 Pelanggan diperlakukan dengan sopan, efisien dan sesuai prosedur.
4.1 Seluruh informasi secara detail dikumpulkan sesuai prosedur yang tepat.
4.2 Semua informasi tertulis dipastikan akurat.
4. Memeriksa permintaan dan jawaban
4.3 Semua catatan disimpan pada tempat yang sudah dirancang sesuai prosedur yang berlaku.
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya :
1. Alur pemeriksaan yang telah ditetapkan (Protap) 2. Prosedur Operasional Standar (SOP).
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 111
3. Standar peralatan dan bahan yang ditetapkan. 4. Rujukan biaya satuan pekerjaan jasa/pemeriksaan. 5. Dokumen tempat kerja. 6. Peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti telpon, fax, email.
II. ACUAN PENILAIAN. 1. Pengetahuan yang dibutuhkan meliputi:
1.1 Kemampuan dan teknik berkomunikasi. 1.2 Interaksi antar personal. 1.3 Kemampuan berbahasa yang baik. 1.4 Kemampuan menjelaskan prosedur kerja. 1.5 Kemampuan menjelaskan hasil/interpretasi pemeriksaan. 1.6 Tata cara berkenaan dengan pelayanan pelanggan.
2. Persyaratan Dasar.
2.1 Kualifikasi pendidikan formal setara SLTA (SMK /SMU). 2.2 Mengerti dengan baik bahasa, lisan atau tulis. 2.3 Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang :
3.1.Pelatihan pada bidang manajemen kesehatan. 3.2.Pelatihan dalam bidang promosi kesehatan. 3.3.Menganalisis hasil yang diperoleh dari pekerjaan.
4. Aspek Kritis Kompetensi.
Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk praktek/kegiatan untuk mengerjakan prosedur pekerjaan agar dapat melakukan : 4.1. Menerima instruksi 4.2. Melaksanakan instruksi 4.3. Menyiapkan dan menyediakan informasi untuk pelanggan
5. Metoda Penilaian
5.1. Pertanyaan tertulis atau lisan. 5.2. Wawancara. 5.3. Observasi langsung.
6. Kompetensi kunci.
Mengumpul-kan Informasi
Mengkomu-nikasikan ide & informasi
Kegiatan perencanaan
dan organisasi
Bekerja sama dgn orang lain dan kelompok
Menggunakan konsep dan teknik secara matematik
Pemecahan masalah
Penggunaan teknologi
2 2 2 2 2 3 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 112
Kode Unit : AK.KOM.038.B
Judul Unit : MENGEMBANGKAN DAN MEMELIHARA DOKUMEN
LABORATORIUM Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk memelihara dan
mengembangkan dokumen laboratorium dengan sistem yang relevan untuk merespon permintaan yang akan menjadi kebijakan laboratorium.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Dokumentasi yang sudah ada dievaluasi untuk diidentifikasi kelengkapan.
1. Mengetahui kebutuhan dan kekurangan dokumentasi.
1.2 Analisis pengembangan didiskusikan dengan orang yang terkait untuk kepastian.
2.1 Keperluan dokumentasi diatur berdasarkan tujuan prioritas.
2.2 Dokumentasi dan catatan yang ada dianalisis sesuai urutan berdasarkan kebutuhan.
2.3 Konsep dokumentasi dikembangkan dan dimodifikasi sesuai kebutuhan.
2.4 Dokumentasi yang dikeluarkan dikaji ulang oleh orang yang tepat.
2.5 Dokumentasi diperbaiki/diedit untuk memastikan bahwa kelengkapan atau kekurangan data teridentifikasi.
2. Mengembangkan dan merevisi dokumentasi.
2.6 Dokumentasi yang lama ditarik dan dikeluarkan dokumentasi baru dengan prosedur kontrol dokumentasi.
3.1 Dokumentasi yang baru diinformasikan untuk memastikan pelaksanaan yang berhasil.
3. Mengkomunikasikan dan mengevaluasi perubahan dokumentasi laboratorium. 3.2 Pelaksanaan penggunaan dokumentasi baru dimonitor
dan dievaluasi untuk dilengkapi dan diberi pelatihan jika perlu.
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA.
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya : 1. Alur pemeriksaan yang telah ditetapkan (Protap) 2. Prosedur Operasional Standar (SOP). 3. Standar peralatan dan bahan yang ditetapkan. 4. Rujukan biaya satuan pekerjaan jasa/pemeriksaan. 5. Dokumen tempat kerja. 6. Peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan, seperti telpon, fax, email.
II. ACUAN PENILAIAN. 1. Pengetahuan yang dibutuhkan meliputi :
Kemampuan dan teknik berkomunikasi.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 113
1.1. Interaksi antar personal. 1.2. Kemampuan berbahasa yang baik. 1.3. Kemampuan menjelaskan prosedur kerja dalam bidang dokumentasi. 1.4. Kemampuan menjelaskan hasil/interpretasi pemeriksaan. 1.5. Tata cara berkenaan dengan pelayanan pelanggan.
2. Persyaratan Dasar. 2.1. Kualifikasi pendidikan formal setara SLTA (SMK /SMU). 2.2. Mengerti dengan baik bahasa, lisan atau tulis. 2.3. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang : 3.1. Pelatihan pada bidang managemen kesehatan. 3.2. Pelatihan dalam bidang promosi kesehatan. 3.3. Menganalisis hasil yang diperoleh dari pekerjaan. 3.4. Analisis dokumen.
4. Aspek Kritis Kompetensi Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk praktek/kegiatan untuk mengerjakan prosedur pekerjaan agar dapat melakukan : 4.1. Menganalisa dan mengevaluasi Dokumentasi 4.2. Mengembangkan dan merevisi dokumentasi 4.3. Mengkomunikasikan dokumentasi
5. Metode Penilaian
5.1.Pertanyaan tertulis atau lisan 5.2.Wawancara 5.3.Observasi langsung
6. Kompetensi kunci.
Mengum-pulkan
informasi
Mengkomu-nikasikan ide dan informasi
Kegiatan perencanaan dan
organisasi
Bekerjasama dengan tim dan
dalam tim
Menggunakan ide dan teknik secara
matematik
Pemecahan masalah
Penggunaan teknologi
2 2 2 2 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 114
Kode Unit : AK.TIM.039.B
Judul Unit : MELAKSANAKAN PEKERJAAN SECARA EFISIEN SEBAGAI
BAGIAN DARI TIM
Uraian Unit : Unit ini mencakup kemampuan untuk berpartisipasi di dalam tim dan memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan tim dan tujuan perusahaan
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Bekerja sama dengan anggota tim untuk dilakukan kesepakatan dalam mencapat hasil pada waktu tertentu dan prioritas yang disepakati.
1.2 Kemampuan dan keterbatasan pribadi dikenali ketika melakukan tugas tim.
1.3 Peran dan tanggung jawab setiap orang dalam tim ditegakkan untuk mendapatkan hasil yang baik.
1. Bekerja di dalam lingkungan kelompok/tim
1.4 Pemahaman atas dampak dari hasil kerja perorangan ditunjukkan pada hasil tim.
2.1 Pekerjaan diatur dan dikelola untuk mengatasi kendala waktu dan sumber daya.
2.2 Tugas disesuaikan sehubungan dengan informasi yang baru, perubahan situasi atau perintah yang baru.
2. Menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya
2.3 Mutu, keamanan dan etika bekerja di semua pekerjaan diikuti sesuai standar perusahaan.
3.1 Dikenali masalah-masalah atau contoh bentuk kinerja yang tidak optimal di dalam kerja tim.
3.2 Diterapkan strategi pemecahan masalah yang telah disepakati untuk menentukan penyebab dan pemeca-han masalah yang mungkin.
3.3 Diidentifikasi dan dihubungi sumber bantuan yang tepat.
3. Mengidentifikasi dan memecahkan masalah pekerjaan
3.4 Dipertimbangkan alternatif yang tersedia dan tetap menerima alternatif lain sampai tindakan yang paling tepat disepakati.
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA:
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya: 1. Struktur organisasi dan tata letak laboratorium tempat kerja. 2. Standar kerja yang mempengaruhi tim, seperti mutu layanan pelanggan. 3. Unjuk kerja / kelompok kerja. 4. Teknik kerja tim. 5. Strategi pemecahan masalah. 6. Teknik komunikasi antar pribadi dan penyelesaian perselisihan.
II. ACUAN PENILAIAN.
1. Pengetahuan yang dibutuhkan meliputi: 1.1. Kemampuan dan teknik berkomunikasi antar personel.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 115
1.2. Interaksi antar personel dan teknik pemecahan masalah. 1.3. Kerja kelompok. 1.4. Kemampuan berbahasa yang baik. 1.5. Kemampuan menjelaskan prosedur kerja. 1.6. Tata cara berkenaan dengan pelayanan pelanggan.
2. Persyaratan Dasar.
2.1. Kualifikasi pendidikan formal : setara SLTA (SMK/SMU). 2.2. Mengerti dengan baik bahasa lisan dan/atau tertulis. 2.3. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang :
3.1. Pelatihan pada bidang manajemen kesehatan.
- Bekerja sesuai dengan persyaratan mutu, pelayanan pelanggan, sumber daya, dan tepat waktu
- Mengatur dan memprioritaskan tugas 4.2. Berpartisipasi dengan, misalnya :
4.3. Mengidentifikasi dan memecahkan masalah dengan, misalnya :
5.1 Observasi/pengamatan terhadap kandidat atas perannya dalam tim berdasarkan tugas teknis.
3.2. Pelatihan dalam bidang promosi kesehatan. 3.3. Menganalisis hasil yang diperoleh dari pekerjaan.
4. Aspek kritis kompetensi 4.1. Menerima tanggung jawab untuk hasil pekerjaan mereka dengan, misalnya:
- Melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan - Mengenali kemampuan dan keterbatasan personil
- Mengembangkan kerja sama dan hubungan baik dalam tim - Mendengarkan dengan aktif dan menggunakan bahasa yang dimengerti
- Mengakses dokumentasi yang sesuai - Menganalisis masukan dan keluaran - Mengurutkan proses - Mengidentifikasi dan meralat tingkat masalah - Memberikan bantuan tepat pada waktunya - Melaksanakan strategi pencegahan apabila mungkin
5. Metode Penilaian
Untuk melakukan penilaian metode yang disarankan adalah :
5.2 Umpan balik dari anggota tim yang lain dalam hal keefektifan kerja. 5.3 Kaji ulang dokumen untuk melihat kelengkapan tugas. 5.4 Mengkaji ulang peningkatan mutu yang disarankan oleh kandidat.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 116
Mengkomuni-kasikan ide
dan informasi
6. Kompetensi kunci. Mengumpulkan
informasi Kegiatan
perencanaan dan organisasi
Bekerja sama dgn orang lain & kelompok
Menggunakan konsep dan teknik secara matematik
Pemecahan masalah
Penggunaan teknologi
1 1 2 2 1 1 1
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 117
Kode Unit : AK.DUK.040.B
Judul Unit : MEMBACA DAN MELAKSANAKAN PROSEDUR
LABORATORIUM DALAM BAHASA INGGRIS
Uraian Unit : Unit kompetensi ini bertujuan untuk membantu teknisi laboratorium/ analis dengan keahlian untuk membaca secara komprehensif yang dapat digunakan untuk membaca prosedur dalam Bahasa Inggris.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1. Pernyataan tujuan prosedur laboratorium yang tertulis dimengerti.
1.2. Didiskusikan dan dijelaskan prosedur dalam bahasa Inggris jika perlu.
1. Melaksanakan tujuan prosedur laboratorium yang ditulis dalam bahasa Inggris.
1.3. Digunakan kata-kata yang tepat pada judul prosedur laboratorium .
2.1. Diidentifikasi langkah atau tindakan berikut yang digambarkan dalam teks.
2.2. Dibiasakan mengerti dengan kata-kata yang berhu-bungan dengan prosedur laboratorium, mencakup singkatan yang umum.
3.1. Gabungan antara teks dengan simbol diinterpretasikan dan dijelaskan tindakan yang tepat jika perlu.
3. Mendemonstrasikan pemahaman hubungan terhadap prosedur lab yang dituliskan dalam bahasa Inggris.
3.2. Pemahaman kata-kata kunci didemonstrasikan.
4. Mendemonstrasikan pengertian ciri-ciri bahasa yang ada hubungannya dengan prosedur yang ditulis dalam bahasa Inggris.
4.1. Struktur tata bahasa direspon dengan tepat, tanda tindakan yang diperlukan :
- tindakan, langkah, serta kejadian secara kronologis. - Digambarkan apa yang terjadi pada setiap langkah.
2. Mendemonstrasikan pemahaman dari struktur bahasa prosedur laboratorium yang ditulis dalam bahasa Inggris.
- Kondisi positif. - Kalimat pasif - Kata depan - Anak kalimat yang terikat pada kondisi waktu - Phrase waktu dan tanda urutan waktu.
II. ACUAN PENILAIAN.
I. PERSYARATAN/KONDISI UNJUK KERJA. Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya : 1. Prosedur kerja/peralatan yang telah ditetapkan (SOP). 2. Referensi-referensi pendukung. 3. Langkah-langkah pelaksanaan prosedur pemeriksaan. 4. Tersedianya kamus Ingris-Indonesia.
1. Pengetahuan yang dibutuhkan :
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 118
1.1. Pemahaman berbahasa inggris (lisan/tertulis). 1.2. Teknik menyaring informasi prosedur kerja. 1.3. Pemahaman tata bahasa terhadap arah/penjelasan prosedur kerja. 1.4. Penggunaan kamus Inggris-Indonesia.
2. Persyaratan Dasar. 2.1. Kualifikasi pendidikan formal setara dengan SLTA (SMK /SMU).
2.3. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk praktek/kegiatan untuk mengerjakan prosedur pekerjaan yaitu:
6. Kompetensi kunci.
Mengkomuni- kasikan ide dan
informasi
Kegiatan perencanaan
dan organisasi
Pemecahan masalah
2.2. Mengerti tentang bahasa inggris lisan atau tulis.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang :
3.1. Pelatihan pada bidang bahasa kesehatan khususnya yang berhubungan dengan laboratorium.
3.2. Menginterpretasikan prosedur kerja di lapangan. 3.3. Membaca referensi.
4. Aspek kritis kompetensi
4.1. Memahami tujutan prosedur laboratorium dalam bahasa Inggris 4.2. Mendemonstrasikan prosedur laboratorium dalam bahasa Inggris
5. Metode Penilaian
5.1. Tata Bahasa Inggris 5.2. Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris 5.3. Membaca prosedur dalam bahasa Inggris
Mengumpul- kan informasi
Bekerja sama dgn orang lain dan kelompok
Menggunakan konsep dan teknik secara matematik
Penggunaan teknologi
2 3 2 2 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 119
Kode Unit : AK.UJI.041.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN MAKANAN DAN MINUMAN
SECARA FISIKA DAN KIMIA
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk melakukan pemeriksaan kadar air, protein total, lemak total, karbohidrat, kadar abu, kadar beberapa jenis pengawet makanan, pemanis buatan, anti oksidan, identifikasi pewarna buatan, kadar etanol dan metanol, vitamin, mutu minyak/lemak pada makanan dan minuman.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Memeriksa sampel makanan dan memproses sesuai dengan formulir permintaan
2. Melakukan persiapan
pemeriksaan kadar air, protein total, lemak total, karbohidrat, kadar abu, kadar beberapa jenis pengawet makanan, pemanis buatan, anti oksidan, identifikasi pewarna buatan, kadar etanol dan metanol, vitamin, mutu minyak/ lemak pada makanan dan minuman.
1.1 Sampel dan formulir permintaan diperiksa secara mendetail sebelum diterima
1.2 Sampel dan formulir permintaan yang tidak memenuhi syarat dikembalikan, beserta alasan mengapa tidak diterima
1.3 Sampel yang diterima dicatat ke dalam buku penerimaan sesuai dengan prosedur yang berlaku
1.4 Sampel didistribusikan untuk dilakukan pemeriksaan oleh analis yang menangani pemeriksaan
1.5 Sampel disimpan sesuai dengan prosedur yang berlaku, jika pemeriksaan sampel ditunda
2.1 Metode pemeriksaan yang akan dipilih dalam menetapkan kadar, ditentukan
2.2 Metode pemeriksaan yang akan dipilih dalam menetapkan mutu minyak/lemak dan/atau identifikasi pewarna makanan, ditentukan
2.3 Meja kerja dan peralatan yang dibutuhkan untuk pemeriksaan, dipersiapkan dan dipelihara sesuai dengan metode pemeriksaan yang dipilih
2.4 Pakaian pelindung (jas lab), sepatu tertutup digunakan 2.5 Meja kerja sebelum dan sesudah digunakan dibersihkan 2.6 Seluruh peralatan K3 dipergunakan, bila sesuai 2.7 Peralatan keadaan darurat yang sesuai dipersiapkan dan
diletakkan pada tempatnya, agar bila terjadi kecelakaan kimiawi dapat segera ditanggulangi
2.8 Prosedur keamanan yang standar saat menangani bahan-bahan kimia diterapkan
2.9 Bahaya yang ditimbulkan oleh gas-gas berbahaya yang berasal dari reagensia atau hasil reaksi kimia, diminimalisasi dengan cara bekerja di lemari asam (fume hood)
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 120
2.10 Pembuangan bahan kimia berbahaya, termasuk bahan-bahan korosif, asam atau basa, bahan-bahan yang mudah terbakar/meledak dan limbah lain yang berasal dari laboratorium dipastikan keamanannya, sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.1 Pemeriksaan kadar air, protein total, lemak total,
karbohidrat, kadar abu, kadar beberapa jenis pengawet makanan, pemanis buatan, anti oksidan, identifikasi pewarna buatan, kadar etanol dan metanol, vitamin, mutu minyak/lemak dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku di tempat kerja
3.2 Identifikasi dan penetapan bahan pengawet, pemanis buatan, antioksidan, pewarna makanan dan vitamin dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku
3. Melakukan pemeriksaan kadar air, protein total, lemak total, karbohidrat, kadar abu, kadar beberapa jenis pengawet makanan, pemanis buatan, anti oksidan, identifikasi pewarna buatan, kadar etanol dan metanol, vitamin, mutu minyak/lemak pada makanan dan minuman.
3.3 Pemeriksaan mutu minyak/lemak dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kadar air, % asam lemak bebas, angka peroksida, angka ester, angka iod, angka penyabunan, angka Reichert Meissl, angka Polenske dan kadar asam tiobarbiturat, sesuai dengan prosedur yang berlaku
4.1 Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam sistem
administrasi dengan komputer, mencatat secara akurat atau menyalin data yang diperlukan
4.2 Hasil pemeriksaan disalin ke dalam formulir hasil sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing instansi tempat kerja
4.3 Buku catatan ("log book") instrumen laboratorium dijaga seperti yang dipersyaratkan dalam "check list" sistem akreditasi
4.4 Seluruh hasil pemeriksaan dan data pemeriksaan laboratorium, baik yang berbentuk buku catatan maupun data komputer disimpan dengan baik
4. Mencatat dan mendokumen-tasikan hasil pemeriksaan
4.5 Seluruh informasi, hasil pemeriksaan, data dan catatan lain dipastikan keamanannya
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya : 1. Prosedur resmi atau yang memenuhi syarat, misalnya Standar Nasional Indonesia,
dan Pedoman Kerja yang berlaku di tempat kerja. 2. Prosedur pengawasan mutu hasil pemeriksaan laboratorium 3. Prosedur penanganan sampel, seperti prosedur menetapkan sampel yang dapat
diterima sesuai persyaratan yang yang telah ditentukan, memberi label, memproses
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 121
sampel untuk dianalisis, menyimpan atau mengirimkan sampel yang dirujuk, dan membuang sisa sampel secara aman.
4. Prosedur penanganan dan perawatan peralatan laboratorium dan bahan-bahan kimia. 5. Jadwal kalibrasi dan pemeliharaan alat
2. Peralatan yang digunakan dalam pemeriksaan kadar fisika dan kimia makanan minuman
10. Heating mantle / hot plate
II. ACUAN PENILAIAN
1.1 Pengetahuan yang berhubungan dengan sifat fisika dan kimia dalam makanan – minuman
1.4 Pengetahuan yang berhubungan dengan persyaratan mutu minyak/lemak.
6. Persyaratan kebersihan dan higiene perorangan. 7. Prosedur untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja. 8. Tata letak laboratorium dan alur kerja. 9. Prosedur pencatatan dan pelaporan hasil. 10. Prosedur pembuangan limbah 11. Rencana dan jadwal program pelatihan. Di samping itu unit kompetensi ini meliputi kemampuan untuk menggunakan peralatan laboratorium dan sistem yang berlaku, seperti : 1. Peralatan gelas (glassware) yang biasa digunakan di laboratorium kimia
3. Komputer untuk menjalankan sistem informasi, pencatatan dan penyimpanan data. 4. Memahami prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium. 5. Neraca analitis listrik 6. Spektrofotometer 7. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT/HPLC) 8. Komputer untuk menjalankan sistem informasi, pencatatan dan penyimpanan data 9. Shaker (pengocok)
11. Oven listrik 12. Alat distilasi
1. Pengetahuan yang dibutuhkan : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan inti yang harus dikuasai :
1.2 Pengetahuan yang berhubungan Bahan Tambahan Makanan (Food Aditives) 1.3 Pengetahuan yang berhubungan Vitamin larut minyak dan yang larut air.
1.5 Pengetahuan yang berhubungan senyawa alkohol dan turunannya. 1.6 Pengetahuan tentang proses yang terjadi pada tahap pemeriksaan kadar air, %
asam lemak bebas, angka peroksida, angka ester, angka iod, angka penyabunan, angka Reichert Meissl, angka Polenske, kadar asam tiobarbiturat.
1.7 Pengetahuan tentang sifat-sifat pelarut 1.8 Pengetahuan tentang titrasi 1.9 Pengetahuan tentang cara pembuatan larutan peraksi dan larutan standar 1.10 Pengetahuan tentang pengoperasian spektrofotometer dan Kromatografi Cair
Kinerja Tinggi (KCKT/HPLC). 1.11 Interpretasi hasil identifikasi dan penetapan kadar. 1.12 Interpretasi hasil pemeriksaan mutu minyak/lemak
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 122
2. Persyaratan Dasar : Kualifikasi pendidikan formal: SMK Jurusan Analis Kesehatan
3. Memiliki Pengetahuan Kerja tentang :
3.1. Penggunaan peralatan gelas (glassware) 3.2. Pembuatan larutan pereaksi, pembuatan larutan baku sekunder dan larutan baku
primer.
4.3. Menggunakan peralatan laboratorium dengan aman
3.3. Penggunaan dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan kalibrasinya, seperti neraca listrik, hot plate, oven, spektrofotometer, KCKT
3.4. Melakukan pemeriksaan fisika dan kimia makanan dan minuman 3.5. Melakukan identifikasi dan penetapan kadar pengawet makanan, pemanis
buatan, anti oksidan serta identifikasi pewarna makanan, sesuai dengan prosedur yang berlaku
3.6. Melakukan identifikasi dan penetapan kadar vitamin, sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3.7. Melakukan penetapan kadar air, % asam lemak bebas, angka peroksida, angka ester, angka iod, angka penyabunan, angka Reichert Meissl, angka Polenske, dan kadar asam tiobarbiturat.sesuai dengan SOP yang berlaku.
3.8. Melakukan penetapan kadar etanol dan metanol, sesuai dengan SOP yang berlaku
4. Aspek Kritis Kompetensi : Sebagai bahan pertimbangan penilaian, penilai (assessor) juga memperhatikan kemampuan kandidat, tentang: 4.1. Pengetahuan mengenai sistem yang berlaku di tempat kerja. 4.2. Mengatur dan mengorganisasi pekerjaan agar dapat diselesaikan secara cepat
dan tepat, dalam waktu yang disediakan.
4.4. Mengenakan peralatan pelindung diri 4.5. Menggunakan sampel, reagensia dan bahan-bahan lain secara efisien. 4.6. Membuang limbah sesuai prosedur tetap yang berlaku di tempat kerja. 4.7. Melakukan validasi terhadap hasil pemeriksaan laboratorium.
5. Metode Penilaian :
5.1 Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan tempat kerja.
5.2 Penilaian dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan sampel buatan dan sampel sebenarnya untuk melakukan setiap tahapan sub kompetensi dan setiap kriteria unjuk kerja.
6. Kompetensi kunci
Mengumpul- kan informasi
Mengkomuni- kasikan ide dan
informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain & kelompok
Menggunakan konsep & teknik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Menggunakan teknologi
1 2 2 2 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 123
Kode Unit : AK.UJI.042.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN TOKSIKOLOGI DARI
SAMPEL BIOLOGIS
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk melakukan persiapan pemeriksaan darah lengkap, plasma, serum atau urin, melakukan ekstraksi dan pemurnian zat aktif dari sampel biologis, pemeriksaan senyawa golongan tranquilliser dengan metode instrumental menggunakan alat kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT/HPLC) atau kromatografi gas.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Memeriksa sampel biologis (darah lengkap, plasma, serum, urin) dan memproses sesuai dengan formulir permintaan
2. Melakukan persiapan untuk pemeriksaan sampel biologis
2.6 Bahaya yang ditimbulkan oleh gas-gas berbahaya yang berasal dari reagen atau hasil reaksi kimia diminimalisasi dengan cara bekerja di lemari asam (fume hood)
1.1 Sampel dan formulir permintaan diperiksa secara mendetail sebelum diterima
1.2 Berita Acara Penerimaan Sampel, berkaitan dengan sampel yang berhubungan dengan kasus penyalah gunaan Narkoba, diterima dan ditandatangani
1.3 Sampel dan atau formulir permintaan yang tidak memenuhi syarat, dikembalikan beserta alasan mengapa tidak diterima
1.4 Sampel yang diterima dicatat ke dalam buku penerimaan sesuai dengan prosedur yang berlaku
1.5 Sampel didistribusikan untuk dilakukan pemeriksaan sendiri, atau dirujuk (diperiksakan) ke laboratorium lain
1.6 Sampel disimpan sesuai dengan prosedur yang berlaku, jika pemeriksaan sampel atau pengiriman rujukan ditunda
2.1 Meja kerja dan peralatan yang sesuai disiapkan untuk penanganan sampel biologis
2.2 Pakaian pelindung (jas lab), sepatu tertutup digunakan, bila perlu digunakan masker
2.3 Meja kerja dibersihkan dan prosedur desinfeksi dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku sebelum dan sesudah digunakan
2.4 Peralatan keadaan darurat disiapkan dan diletakkan dengan sesuai agar bila terjadi kecelakaan laboratorium bisa segera ditanggulangi
2.5 Prosedur keamanan standar digunakan saat menangani bahan-bahan kimia dan sampel biologis
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 124
2.7 Pembuangan bahan kimia berbahaya, pelarut organik, bahan-bahan korosif, asam atau basa dan limbah lain yang berasal dari laboratorium dipastikan keaman-annya sesuai dengan prosedur yang berlaku di tempat kerja, termasuk keamanan pembuangan bahan "biohazardous"
3.1 Pemeriksaan terhadap kondisi sampel, volume, kemungkinan terkontaminasi, interval antara waktu pengambilan sampel waktu pemeriksaan dan lain sebagainya dilakukan
3. Melakukan analisa pendahuluan terhadap sampel
3.2 Sampel dibagi menjadi 2 bagian, satu untuk pemeriksaan dan yang lain untuk sampel cadangan
4.1 Proses ekstraksi terhadap sampel biologis (darah lengkap, plasma, serum atau urine), dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku ditempat kerja
4.2 Proses pemurnian ("clean up") terhadap hasil ekstraksi, dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku di tempat kerja
4. Melakukan ekstraksi dan pemurnian senyawa aktif dari matriks sampel
4.3 Pengisatan (pemekatan) atau pengenceran terhadap hasil pemurnian, dilakukan sampai diperoleh volume yang diinginkan
5.1 Alat dihidupkan sesuai dengan manual instruk-si yang dibuat dari pabrikan pembuat alat
5.2 Kondisi optimum dicari sesuai dengan SOP yang berlaku di tempat kerja.
5.3 Uji kesesuaian sistem dan kalibrasi dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku di tempat kerja.
5.4 Pemeriksaan terhadap larutan zat murni senyawa tranquilliser (meprobamate, chlordazepoxide, lorazepam, diazepam, chlorpromazine, fluphenazine, perphenzine, buspirone, sulpiride) sesuai dengan SOP yang berlaku di tempat kerja.
5.5 Pemeriksaan terhadap larutan zat murni Amfetamin dan atau Morfin dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku di tempat kerja.
5. Pemeriksaan senyawa golongan tranquilliser, Amfetamin dan Morfin dengan metode KCKT atau Kromatografi Gas
5.6 Pemeriksaan dilakukan terhadap sampel yang diperiksa
6. Menjaga dan memelihara buku catatan kerja Laboratorium
5.7 Interpretasi dilakukan terhadap hasil pemeriksaan sampel dibandingkan hasil pemeriksaan bahan baku.
6.1 Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam sistem dengan komputer, data yang diperlukan dicatat dan disalin secara akurat.
6.2 Hasil pemeriksaan disalin ke dalam formulir hasil sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing instansi tempat kerja.
6.3 Buku catatan ("log book") instrumen laboratorium seperti yang dipersyaratkan dalam "check list" sistem akreditasi dijaga kerahasiaannya
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 125
6.4 Seluruh hasil pemeriksaan dan data pemeriksaan laboratorium, baik yang berbentuk buku catatan maupun data komputer disimpan dengan baik
6.5 Seluruh informasi, hasil pemeriksaan , data dan catatan lain dijaga keamanannya
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
2. Prosedur pengawasan mutu hasil pemeriksaan laboratorium
6. Persyaratan kebersihan dan higiene perorangan.
8. Tata letak laboratorium dan alur kerja.
4. pH meter 5. Shaker (alat pengocok)
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya : 1. Prosedur resmi atau yang memenuhi syarat, atau Prosedur Operasional Standar (SOP),
dan Pedoman Kerja yang berlaku di tempat kerja.
3. Prosedur penanganan sampel, seperti prosedur menetapkan sampel yang dapat diterima sesuai persyaratan yang yang telah ditentukan, memberi label, memproses sampel untuk dianalisis, menyimpan atau mengirimkan sampel yang dirujuk, dan membuang sampel secara aman.
4. Prosedur penanganan dan perawatan peralatan laboratorium dan bahan-bahan kimia. 5. Jadwal kalibrasi dan pemeliharaan alat.
7. Prosedur untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja.
9. Prosedur pencatatan dan pelaporan hasil. 10. Prosedur pembuangan limbah 11. Rencana dan jadwal program pelatihan.
Di samping itu unit kompetensi ini meliputi kemampuan untuk menggunakan peralatan laboratorium dan sistem yang berlaku, seperti : 1. Peralatan gelas (glassware) yang biasa digunakan di laboratorium kimia 2. Neraca analitis listrik 3. Pipet volume otomatis
6. Waterbath 7. Kromartografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT/HPLC) 8. Kromatografi gas 9. Komputer untuk menjalankan sistem informasi, pencatatan dan penyimpanan data.
II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan : 1.1 Pengetahuan yang berhubungan dengan senyawa obat golongan tranquilizer 1.2 Pengetahuan yang berhubungan dengan senyawa "Narkoba" khususnya
Amfetamin dan Morfin 1.3 Pengetahuan tentang metode ekstraksi dan pemurnian (clean up) 1.4 Interpretasi hasil pemeriksaan dengan alat KCKT dan Kromatografi Gas
2. Persyaratan dasar : 2.1 Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK Jurusan Analis Kesehatan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 126
3. Memiliki Pengetahuan Kerja tentang :
3.1 Penggunaan peralatan gelas (glassware). 3.2 Pembuatan larutan pereaksi dan larutan baku pembanding. 3.3 Penggunaan dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan kalibrasinya, seperti
neraca listrik, kromatografi cair kinerja tinggi, kromatografi gas. 3.4 Memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk melakukan ekstraksi, pemurnian dan
mengoperasikan alat KCKT dan Kromatografi Gas seperti dipersyaratkan dalam Prosedur Resmi yang berlaku.
4. Aspek Kritis Kompetensi :
4.1. Pengetahuan mengenai sistem yang berlaku di tempat kerja. 4.2 Mengatur dan mengorganisasi pekerjaan agar dapat diselesaikan secara cepat dan
tepat, dalam waktu yang disediakan. 4.3 Menggunakan peralatan laboratorium dengan aman. 4.4 Mengenakan peralatan pelindung diri. 4.5 Menggunakan sampel, reagen dan bahan-bahan lain secara efisien. 4.6 Membuang limbah sesuai prosedur tetap yang berlaku di tempat kerja. 4.7 Melakukan validasi terhadap hasil pemeriksaan laboratorium.
5. Metoda Penilaian :
5.1 Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan tempat kerja.
5.2 Penilaian dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan sampel buatan dan sampel sebenarnya untuk melakukan setiap tahapan sub kompetensi dan setiap kriteria unjuk kerja.
6. Kompetensi Kunci
Menggunakan teknologi
Mengumpul kan
informasi
Mengkomuni kasikan ide dan
informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain
& klp
Menggunakan konsep & tehnik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
1 2 2 2 2 3 3
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 127
Kode Unit : AK.UJI.043.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN RESIDU PESTISIDA DARI
SAMPEL BIOLOGIS
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk melakukan persiapan sampel darah lengkap, plasma, serum atau urin, melakukan ekstraksi dan pemurnian zat aktif dari sampel biologis, pemeriksaan residu pestisida dengan menggunakan alat kromatografi gas.
SUB-KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Sampel dan formulir permintaan diperiksa secara mendetail sebelum diterima
1.2 Berita Acara Penerimaan Sampel, berkaitan dengan sampel yang berhubungan dengan kasus keracunan Pestisida, diperiksa dan ditandatangani
1.3 Sampel dan atau formulir permintaan yang tidak memenuhi syarat, dikembalikan beserta alasan mengapa tidak diterima
1. Memeriksa sampel biologis (darah lengkap, plasma, serum, muntahan atau urin) dan memproses sesuai dengan formulir permintaan
1.4 Sampel yang diterima dicatat ke dalam buku penerimaan secara benar
1.5 Sampel didistribusikan untuk dilakukan pemeriksaan sendiri, atau dirujuk (diperiksakan) ke laboratorium lain
1.6 Sampel disimpan sesuai dengan prosedur, jika pemeriksaan sampel atau pengiriman rujukan ditunda
2.1 Meja kerja dan peralatan yang sesuai untuk penanganan sampel biologis dipersiapkan
2.2 Pakaian pelindung (jas lab), sepatu tertutup digunakan, dan bila perlu memakai masker
2 Melakukan persiapan untuk pemeriksaan sampel biologis
2.3 Meja kerja dibersihkan dan prosedur desinfeksi dilaksanakan dengan benar sebelum dan sesudah digunakan
2.4 Peralatan keadaan darurat yang sesuai dipersiapkan dan diletakkan dengan benar agar bila terjadi kecela-kaan laboratorium dapat segera ditanggulangi
2.5 Prosedur keamanan yang standar diterapkan saat menangani bahan-bahan kimia dan sampel biologis
2.6 Bahaya yang ditimbulkan oleh gas-gas berbahaya yang berasal dari reagen atau hasil reaksi kimia, diminimalisasi dengan cara bekerja di lemari asam (fume hood)
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 128
2.7 Pembuangan bahan kimia berbahaya, pelarut organik, bahan-bahan korosif, asam atau basa dan limbah lain yang berasal dari laboratorium dipastikan keamanan-nya, sesuai dengan prosedur yang berlaku, termasuk keamanan pembuangan bahan "biohazardous"
6. Menjaga dan memelihara buku catatan kerja Laboratorium
3.1 Pemeriksaan terhadap kondisi sampel, volume, kemungkinan terkontaminasi, interval antara waktu pengambilan sampel waktu pemeriksaan dan lain sebagainya dilakukan
3 Melakukan analisa pendahuluan terhadap sampel
3.2 Sampel dibagi menjadi 2 bagian, satu untuk pemeriksaan dan yang lain untuk sampel cadangan
4.1 Proses ekstraksi terhadap sample biologis (darah lengkap, plasma, serum, muntahan atau urine) dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku
4.2 Proses pemurnian ("clean up") terhadap hasil ekstraksi dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku
4 Melakukan ekstraksi dan pemurnian senyawa aktif dari matriks sampel
4.3 Pengisatan (pemekatan) atau pengenceran terhadap hasil pemurnian dilakukan sampai diperoleh volume yang diinginkan
5.1 Alat dihidupkan sesuai dengan manual yang dibuat oleh pabrik pembuat alat
5.2 Kondisi optimum dicari sesuai dengan SOP yang berlaku
5.3 Uji kesesuaian sistem dan kalibrasi dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku
5 Pemeriksaan senyawa pestisida golongan Organoklorin, Organofosfat dan Karbamat menggunakan alat Kromatografi Gas
5.4 Pemeriksaan terhadap larutan zat murni senyawa pestisida dilakukan sesuai dengan SOP yang berlaku
5.5 Pemeriksaan terhadap sampel yang diperiksa dilakukan 5.6 Interpretasi hasil pemeriksaan sampel dilakukan dan
dibandingkan terhadap hasil pemeriksaan bahan baku 6.1 Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam sistem
administrasi dengan komputer, data yang diperlukan disalin atau dicatat secara akurat
6.2 Hasil pemeriksaan disalin ke dalam formulir hasil sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing instansi tempat kerja
6.3 Buku catatan ("log book") instrumen laboratorium dijaga seperti yang dipersyaratkan dalam "check list" sistem akreditasi
6.4 Seluruh hasil pemeriksaan dan data pemeriksaan laboratorium, baik yang berbentuk buku catatan maupun data komputer disimpan dengan baik
6.5 Seluruh informasi, hasil pemeriksaan , data dan catatan lain dipastikan keamanannya
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 129
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
1. Peralatan gelas (glassware) yang biasa digunakan di laboratorium kimia 2. Neraca analitis listrik
5. Shaker (alat pengocok)
II. ACUAN PENILAIAN
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya : 1. Prosedur resmi atau yang memenuhi syarat, atau Prosedur Operasional Standar (SOP),
dan Pedoman Kerja yang berlaku di tempat kerja. 2. Prosedur pengawasan mutu hasil pemeriksaan laboratorium 3. Prosedur penanganan sampel, seperti prosedur menetapkan sampel yang dapat diterima
sesuai persyaratan yang yang telah ditentukan, memberi label, memproses sampel untuk dianalisis, menyimpan atau mengirimkan sampel yang dirujuk, dan membuang sampel secara aman.
4. Prosedur penanganan dan perawatan peralatan laboratorium dan bahan-bahan kimia 5. Jadwal kalibrasi dan pemeliharaan alat. 6. Persyaratan kebersihan dan higiene perorangan. 7. Prosedur untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja. 8. Tata letak laboratorium dan alur kerja. 9. Prosedur pencatatan dan pelaporan hasil. 10. Prosedur pembuangan limbah 11. Rencana dan jadwal program pelatihan. Di samping itu unit kompetensi ini meliputi kemampuan untuk menggunakan peralatan laboratorium dan sistem yang berlaku, seperti :
3. Pipet volume otomatis 4. pH meter
6. Waterbath 7. Kromatografi gas 8. Komputer untuk menjalankan sistem informasi, pencatatan dan penyimpanan data.
1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan : 1.1. Pengetahuan yang berhubungan dengan senyawa pestisida, baik golongan
organoklorin, organofosfat maupun karbamat. 1.2. Penggunaan peralatan gelas (glassware) 1.3. Pembuatan larutan pereaksi dan larutan baku pembanding. 1.4. Pengetahuan tentang metode ekstraksi dan pemurnian (clean up)
2. Persyaratan dasar: 2.1. Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK Jurusan Analis Kesehatan. 2.2. Unit kompetensi ini bisa dinilai bila telah lulus pengetahuan dasar seperti pada
butir 1.
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang: 3.1. Interpretasi hasil pemeriksaan dengan alat Kromatografi Gas 3.2. Penggunaan dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan kalibrasinya, seperti
neraca listrik, kromatografi gas
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 130
3.3. Memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk melakukan ekstraksi, pemurnian dan mengoperasikan alat Kromatografi Gas seperti dipersyaratkan dalam Prosedur Resmi yang berlaku.
4. Aspek kritis kompetensi
Bekerja sama dg orang lain
& klp
Mengguna kan konsep & tehnik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Sebagai bahan pertimbangan penilaian, penilai (assessor) juga memperhatikan kemampuan kandidat, tentang : 4.1. Pengetahuan mengenai sistem yang berlaku di tempat kerja. 4.2. Mengatur dan mengorganisasi pekerjaan agar dapat diselesaikan secara cepat
dan tepat, dalam waktu yang disediakan. 4.3. Menggunakan peralatan laboratorium dengan aman 4.4. Mengenakan peralatan pelindung diri 4.5. Menggunakan sampel, reagen dan bahan-bahan lain secara efisien. 4.6. Membuang limbah sesuai prosedur tetap yang berlaku di tempat kerja. 4.7. Melakukan validasi terhadap hasil pemeriksaan laboratorium.
5. Prosedur Penilaian meliputi :
5.1 Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan tempat kerja.
5.2 Penilaian dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan sampel buatan dan sampel sebenarnya untuk melakukan setiap tahapan sub kompetensi dan setiap kriteria unjuk kerja.
6. Kompetensi kunci
Mengumpul kan
informasi
Mengkomuni kasikan ide dan
informasi
Merenca nakan dan mengatur
kegiatan
Menggunakan teknologi
2 2 2 2 2 3 3
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 131
Uraian Unit :
Kode Unit : AK.UJI.044.A
Judul Unit : MELAKUKAN PEMERIKSAAN AIR MINUM / AIR BERSIH &
AIR LIMBAH SECARA FISIKA DAN KIMIA
Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk melakukan persiapan pemeriksaan air minum / air bersih / air limbah secara fisika dan kimiawi, dengan menggunakan metode gravimetri, titrimetri maupun instrumental menggunakan alat spektrofotometer sinar tampak, spektrofotometer serapan atom, dan kromatografi gas.
SUB-KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
2. Melakukan persiapan untuk pemeriksaan air minum / air bersih / air limbah secara fisika dan kimiawi
3. Pemeriksaan sampel air
minum / air bersih / air limbah
3.1 Alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan fisika air minum / air bersih / air limbah disiapkan sesuai dengan SOP yang ada.
1.1 Sampel dan formulir permintaan secara mendetail diperiksa sebelum diterima
1.2 Sampel dan formulir permintaan yang tidak memenuhi syarat dikembalikan beserta alasan mengapa tidak diterima
1.3 Sampel yang diterima dicatat ke dalam buku penerimaan sesuai dengan prosedur
1. Memeriksa sampel air minum / air bersih / air limbah dan memproses sesuai dengan formulir permintaan
1.4 Sampel didistribusikan untuk dilakukan pemeriksaan sendiri, atau dirujuk (diperiksakan) ke laboratorium lain
1.5 Sampel disimpan sesuai dengan prosedur, jika pemeriksaan sampel atau pengiriman rujukan ditunda
2.1 Meja kerja dan peralatan yang sesuai dipersiapkan untuk pemeriksaan fisika dan kimiawi
2.2 Pakaian pelindung (jas lab), sepatu tertutup digunakan, jika perlu masker pelindung digunakan
2.3 Meja kerja dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan 2.4 Peralatan keadaan darurat disiapkan dan diletakkan
dengan sesuai agar bila terjadi kecelakaan kimiawi dapat segera ditanggulangi
2.5 Prosedur keamanan yang standar diterapkan saat menangani bahan-bahan kimia
2.6 Bahaya yang ditimbulkan oleh gas-gas berbahaya yang berasal dari reagen atau hasil reaksi kimia diminimalisasi dengan cara bekerja di lemari asam (fume hood)
2.7 Keamanan pembuangan bahan kimia berbahaya, termasuk bahan-bahan korosif, asam atau basa, bahan-bahan yang mudah terbakar/ meledak dan limbah lain yang berasal dari laboratorium sesuai dengan prosedur yang berlaku
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 132
3.2 Pemeriksaan parameter Bau, Jumlah zat padat terlarut (TDS), Kekeruhan, Rasa, Suhu dan Warna, bila sesuai, dilakukan sesuai dengan SNI yang berlaku
4. Menjaga dan memelihara buku catatan kerja Laboratorium
3.3 Alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan air minum / air bersih / air limbah secara titrimetri disiapkan sesuai dengan SOP yang ada.
3.4 Pemeriksaan parameter air minum / air bersih / air limbah secara titrimetri dilakukan sesuai dengan SNI yang berlaku
3.5 Alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan air minum / air bersih / air limbah secara spektrofotometri disiapkan sesuai dengan SOP yang ada.
3.6 Pemeriksaan parameter air minum / air bersih / air limbah secara spektrofotometri dilakukan sesuai dengan SNI yang berlaku
3.7 Alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan air minum / air bersih / air limbah secara spektrofotometri serapan atom disiapkan sesuai dengan SOP yang ada.
3.8 Pemeriksaan parameter air minum / air bersih / air limbah secara spektrofotometri serapan atom dilakukan sesuai dengan SNI yang berlaku
3.9 Alat-alat yang diperlukan untuk pemeriksaan air minum / air bersih / air limbah secara kromatografi gas disiapkan sesuai dengan SOP yang ada
3.10 Pemeriksaan parameter air minum / air bersih / air limbah secara kromatografi gas dilakukan sesuai dengan SNI yang berlaku
4.1.Hasil pemeriksaan dimasukkan ke dalam sistem administrasi dengan komputer, data yang diperlukan dicatat secara akurat
4.2. Hasil pemeriksaan disalin ke dalam formulir hasil sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masing-masing instansi tempat kerja
4.3.Buku catatan ("log book") instrumen laboratorium seperti yang dipersyaratkan dalam "check list" sistem akreditasi dijaga kerahasiaannya
4.4. Seluruh hasil pemeriksaan dan data pemeriksaan laboratorium, baik yang berbentuk buku catatan maupun data komputer disimpan dengan baik
4.5.Seluruh informasi, hasil pemeriksaan kimia, data dan catatan lain dijaga kemanannya
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya : 1. Standar Nasional Indonesia yang berlaku, Prosedur Operasional Standar (SOP), dan
Pedoman Kerja yang berlaku di tempat kerja.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 133
2. Prosedur pengawasan mutu pemeriksaan 3. Prosedur penanganan sampel, seperti prosedur menetapkan sampel yang dapat diterima,
sesuai syarat yang telah ditentukan, memberi label, memproses sampel untuk dianalisis, menyimpan atau mengirimkan sampel yang dirujuk, dan membuang sampel secara aman.
4. Prosedur penanganan dan perawatan peralatan laboratorium dan bahan-bahan kimia. 5. Persyaratan kebersihan dan higiene perorangan. 6. Prosedur untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja. 7. Tata letak laboratorium dan alur kerja. 8. Prosedur penyimpanan data hasil pemeriksaan. 9. Rencana dan jadwal program pelatihan. 10. Prosedur pembuangan limbah.
Di samping itu unit kompetensi ini meliputi kemampuan untuk menggunakan peralatan laboratorium dan sistem yang berlaku, seperti : 1. Peralatan gelas (glassware) yang biasa digunakan di laboratorium kimia 2. Neraca analitis listrik 3. Pipet volume otomatis 4. Buret 5. pH meter
13. DO meter (bila sesuai)
1. Pengetahuan yang dibutuhkan :
6. Konduktometer 7. Turbidimeter 8. Tungku pengabuan (furnace) 9. Oven 10. Hot plate-magnetic stirrer 11. Waterbath 12. COD reaktor (bila sesuai)
14. Lemari BOD (bila sesuai) 15. Spektrofotometer 16. Spektrofotometer Serapan Atom 17. Kromatografi gas 18. Komputer untuk menjalankan sistem informasi, pencatatan dan penyimpanan data.
II. ACUAN PENILAIAN
Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan inti yang harus dikuasai : 1.1. Pengetahuan yang berhubungan dengan sampel air minum dan air bersih. 1.2. Penggunaan peralatan gelas (glassware) 1.3. Pembuatan larutan pereaksi dan larutan standar primer. 1.4. Pengetahuan tentang metode analisis secara fisika dan kimia yang meliputi
gravimetri, titrimetri dan instrumental. 1.5. Penggunaan dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan kalibrasinya, seperti
neraca listrik, pH meter, DO meter, lemari BOD, COD reaktor, spektrofotometer, spektrofotometer serapan atom, kromatografi gas
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 134
2. Persyaratan dasar:
Unit kompetisi ini bisa dinilai bila telah lulus unit pengetahuan dasar pada butir 1.
4.1. Pengetahuan mengenai sistem yang berlaku di tempat kerja.
4.4 Mengenakan peralatan pelindung diri.
5.1. Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan tempat kerja.
Bekerjasama dg orang lain
& klp
Kualifikasi pendidikan formal: SMK Jurusan Analis Kesehatan
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang: 3.1. Interpretasi hasil pemeriksaan sampel air minum / air bersih / air limbah 3.2. Penggunaan dan pemeliharaan peralatan laboratorium dan kaliberasinya, seperti
neraca listrik, pH meter, konduktometer, spektrofotometer, spektrofotometer serapan atom, kromatografi gas.
3.3. Memiliki kemampuan dan ketrampilan untuk pemeriksaan air minum / air bersih / air limbah, secara fisika maupun kimia, menggunakan metode seperti dipersyaratkan dalam Standar Nasional Indonesia yang berlaku.
4. Aspek Kritis Kompetensi
Sebagai bahan pertimbangan penilaian, penilai (assessor) juga memperhatikan kemampuan peserta, tentang :
4.2. Mengatur dan mengorganisasi pekerjaan agar dapat diselesaikan secara cepat dan tepat, dalam waktu yang disediakan.
4.3. Menggunakan peralatan laboratorium dengan aman.
4.5. Menggunakan sampel, reagen dan bahan-bahan lain secara efisien. 4.6. Membuang limbah sesuai prosedur tetap yang berlaku di tempat kerja. 4.7. Melakukan validasi terhadap hasil pemeriksaan laboratorium.
5. Metode Penilaian meliputi:
5.2. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dengan menggunakan sampel buatan dan sampel sebenarnya untuk melakukan setiap tahapan sub kompetensi dan setiap kriteria unjuk kerja.
6. Kompetensi kunci
Mengumpul kan informasi
Mengkomu-nikasikan ide dan informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Mengguna kan konsep & tehnik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Menggunakan teknologi
2 2 2 2 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 135
Kode Unit : AK.UJI.045.B
Judul Unit : MENGGUNAKAN TEKNIK KROMATOGRAFI
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk menggunakan Teknik Kromatografi untuk menganalisis dan memurnikan bahan yang dianalisis.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1.1 Identifikasi dilakukan terhadap bahan yang akan diuji, metode standar yang sesuai dan kebutuhan untuk keselamatan kerja.
1. Mempersiapkan sampel
1.2 Alat pelindung diri (APD) dikenakan, dan prosedur keamanan khusus untuk metode pengujian dan bahan-bahan tertentu yang akan diuji dilaksanakan
1.3 Deskripsi atau keterangan mengenai sampel dicatat, dibandingkan dengan spesifikasi dan catatan yang ada, jika ada ketidak sesuaian dilaporkan.
1.4 Sampel disiapkan sesuai dengan kebutuhan pengujian 2.1 Sampel yang akan diuji dan standar (bila perlu)
ditimbang atau diukur 2.2 Peralatan/instrumen disetel dan dioperasikan sesuai
dengan persyaratan setiap metode yang akan digunakan.
2. Melakukan prosedur analitik dan atau preparatif
2.3 Alat kromatografi dijalankan untuk pemeriksaan sampel dan standar (jika diperlukan) sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
2.4 Interpretasi dan atau perhitungan hasil dilakukan 2.5 Hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
atau tidak lazim, diidentifikasi dan dilaporkan petugas yang bertanggung jawab untuk itu.
2.6 Hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi atau hasil yang tidak lazim dicari faktor penyebabnya dan dilakukan upaya untuk mengatasinya.
2.7 Peralatan/instrumen dimatikan sesuai dengan prose-dur pengopersian peralatan/instrumen.
2.8 Peralatan/instrumen dibersihkan dan dipelihara, pereaksi dan peralatan uji lainnya disimpan.
3.1 Hasil pemeriksaan yang valid dimasukkan ke dalam sistem pelaporan laboratorium
3.2 Buku log peralatan/instrumen diisi dan dipelihara sesuai dengan prosedur yang berlaku
3. Melaporkan dan mengkomunikasikan hasil pemeriksaan/pengujian
3.3 Hasil pemeriksaan dikomunikasikan dengan petugas yang berkaitan atau berwenang untuk itu.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 136
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya : 1. Prosedur resmi atau yang memenuhi syarat, misalnya Prosedur Operasional Standar
(SOP), dan Pedoman Berlaboratorium yang baik (GLP) 2. Lembar Data Keamanan Bahan (MSDS) 3. Buku Penuntun Pemakaian Alat (Manual) 4. Prosedur menghidupkan, mengoperasikan dan mematikan peralatan 5. Jadwal perawatan dan kalibrasi alat. 6. Prosedur pelaporan dan pencatatan hasil analisis 7. Prosedur Kebersihan dan Keselamatan Kerja (K-3) 8. Prosedur untuk melaporkan kejadian kecelakaan kerja.
1. Kontrol kualitas dari bahan baku, bahan dalam proses dan hasil akhir (produk)
1.2 Penanganan dari bahan kimia atau bahan alam yang tidak stabil. 1.3 Fungsi komponen kunci dari instrumen. 1.4 Menggunakan metode kromatografi untuk untuk analisis dan preparatif. 1.5 Pengaruh modifikasi variabel instrumen terhadap kromatogram. 1.6 Prosedur optimalisasi pemisahan melalui pengubahan parameter operasi. 1.7 Prosedur preparasi sampel. 1.8 Prosedur pemecahan masalah pada peralatan dan pengujian. 1.9 Menggunakan metode kromatografi untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. 1.10 Prosedur perhitungan untuk memberikan hasil dan satuan yang benar. 1.11 Prosedur perawatan instrumen. 1.12 Prosedur KKK dan GLP.
2. Persyaratan Dasar :
2.1 Kualifikasi pendidikan formal setara SMK jurusan Analis Kesehatan
9. Prosedur pembuangan limbah Cara kromatografi meliputi : a. Kromatografi Lapis Tipis dn Kromatografi Kertas b. Kromatografi Gas - Cair dan Gas – Padat c. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (LLC, LCS, IC, SEC) Persiapan contoh/sampel termasuk proses penggilingan, penghalusan, pelarutan, ekstraksi dan filtrasi.
Tes ini termasuk juga cara-cara :
2. Pengawasan dan Pemeliharaan lingkungan 3. Pemecahan masalah 4. Penggabungan kromatografi dan filtrasi untuk pemurnian dan persiapan proses tingkat
tinggi.
II. ACUAN PENILAIAN 1. Pengetahuan yang dibutuhkan :
1.1 Prinsip kromatografi yang dihubungkan dengan pengoperasian instrumen, preparasi contoh dan pengujian.
2.2 Unit kompetensi ini harus didahului dengan : UJI ....... Melakukan prosedur/tes dengan instrumen kromatografi.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 137
UJI ....... Menyiapkan, menstandarisasi dan membuat larutan
3.1. Kromatografi
4. Aspek Kritis Kompetensi : Unit komptensi ini harus ditunjukkan dalam kemampuan untuk mengaplikasikan metode kromatografi untuk menganalisis dan memurnikan bahan. Secara khusus kandidat harus dapat :
4.3 Mempersiapkan standar dan contoh uji menggunakan cara yang benar untuk memurnikan contoh/sampel.
4.9 Merekam dan mengkomunikasikan hasil seperti tercantum dalam prosedur yang berlaku di intitusi atau tempat kerja.
4.10 Memelihara keamanan, integritas, kemampuan telusur dan identitas contoh/sampel, bagian dari contoh/sampel dan cara pendokumentasiannya.
5.1 Observasi atau pengamatan terhadap kandidat berkaitan dengan suatu kisaran analisis secara kromatografi.
5.2 Umpan balik dari rekan kerja dan supervisor.
3. Memiliki pengalaman kerja tentang :
3.2. Menyiapkan dan membuat larutan standar
4.1 Menyalakan, men-set dan mematikan peralatan/instrumen. 4.2 Memeriksa status kalibrasi dari peralatan dan mengkalibrasi bila diperlukan.
4.4 Menggunakan dan mengoptimalkan peralatan sesuai dengan standar yang dibuat oleh perusahaan pembuat alat.
4.5 Memasang dan memelihara bermacam-macam kolom kromatografi 4.6 Menyiapkan kirva kalibrasi dan menghitung hasil dalam satuan unit yang benar. 4.7 Mengaplikasikan pengetahuan teori untuk menginterpretasikan data dan membuat
kesimpulan yang benar. 4.8 Memecahkan prosedur analisis dan problem peralatan.
4.11 Mengikuti prosedur KKK dan GLP. 5. Metode Penilaian :
Unit kompetensi ini dapat diuji di tempat kerja atau simulasi lingkungan tempat kerja
5.3 Observasi terhadap contoh hasil ujian dokumentasi di tempat kerja yang telah dilengkapi oleh kandidat.
5.4 Review hasil yang didapat oleh kandidat selama periode tertentu untuk meyakinkan ketepatan dan konsistensi, dan pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
5.5 Pertanyaan lisan dan tertulis mengenai pengetahuan dasar, termasuk : • Peralatan Laboratorium standar yang dilengkapi dengan kromatografi dan
elektroforesis. • Pereaksi pereaksi dan peralatan laboratorium • SOP dan metode uji di tempat kerja
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 138
6. Kompetensi Kunci Mengum-
pulkan informasi
Mengkomuni-kasikan ide dan
informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain
& klp
Menggunakan konsep & tehnik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Mengguna-kan
teknologi 2 2 2 2 3 3 3
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 139
Kode Unit : AKA.UJI.046.B
Judul Unit : MEMPERSIAPKAN LARUTAN KERJA DAN LARUTAN
STANDAR
Uraian Unit : Unit Kompetensi ini meliputi kemampuan untuk mempersiapkan larutan kerja dan membuat larutan standar serta memantau kualitas larutan yang disiapkan tersebut
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Keselamatan dalam penggunaan bahan kimia, alat gelas dan peralatan laboratorium
3. Standardisasi dan menggunakan larutan secara volumetri
1.1 Tindakan keselamatan dilakukan pada penggunaan alat laboratorium dan bahan bahan kimia berbahaya.
1.2 Peralatan gelas dan peralatan mengukur di laboratorium digunakan dengan benar.
1.3 Peralatan gelas dan peralatan laboratorium lainnya dibersihkan dan disimpan dengan benar.
2. Membuat larutan 2.1 Jenis larutan kerja dan larutan standar yang cocok dengan prosedur yang berlaku di laboratorium disiapkan.
2.2 Prosedur yang tepat dipilih untuk mempersiapkan larutan yang diperlukan.
2.3 Peralatan, bahan-bahan dan pelarut dipilih dengan derajat kemurnian yang diperlukan.
2.4 Sejumlah reagensia diukur untuk membuat larutan dan dicatat datanya.
2.5 Peralatan laboratorium yang khusus serta peralatan gelas yang berkualitas dipilih dan dipasang dengan baik.
2.6 Pengenceran dilakukan secara khusus. 2.7 Larutan yang homogen disiapkan dengan konsentrasi
yang diperlukan. 2.8 Larutan dilabel dan disimpan untuk kelengkapan
identitas dan menjaga stabilitasnya. 3.1 Peralatan laboratorium dipasang dengan baik. 3.2 Sederet larutan dibuat sesuai dengan yang diperlukan. 3.3 Larutan distandardisasi untuk memperoleh rentang nilai
dan presisi yang baik dengan menggunakan larutan standar primer.
3.4 Larutan dilabel dan disimpan untuk kelengkapan identitas dan menjaga stabilitasnya.
3.5 Larutan standar digunakan untuk menentukan konsentrasi dari larutan standar sekunder secara volumetrik.
4. Menghitung dan pencatatan data
4.1 Konsentrasi larutan tertentu yang diperlukan dihitung 4.2 Prosedur yang baku digunakan jika akan memodifikasi
data. 4.3 Semua hal penting dari setiap prosedur laboratorium
dicatat dan dilaporkan hasilnya 4.4 Konsentrasi larutan dilaporkan dengan satuan yang tepat
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 140
5. Memantau kualitas larutan di laboratorium
5.1 Larutan diperiksa dari kerusakan secara visual dan tanggal kadaluarsa
5.2 Standardisasi ulang dilakukan atau larutan yang rusak dibuang
5.3 Larutan dicatat secara lengkap dan dilabel sesuai dengan prosedur yang berlaku laboratorium
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA:
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung dengan tersedianya : 1. Prosedur keselamatan kerja di laboratorium
1.3 Reaksi yang sesuai yang digunakan dalam standardisasi
4.3 Memilih dan menggunakan indicator dengan tepat
2. Lembar Data Keamanan Bahan (MSDSs) 3. SNI atau standar internasional 4. Petunjuk tentang Bekerja dengan Baik di Laboratorium (GLP) 5. Prosedur baku untuk setiap pekerjaan 6. Spesifikasi dari bahan, peralatan, pekerjaan, dan hasil kerja yang diinginkan
II. ACUAN PENILAIAN :
1. Pengetahuan yang diperlukan : 1.1 Terminologi dari larutan, reaksi kimia dari asam, basa, reaksi redoks dan reaksi
kompleksometri 1.2 Kualitas peralatan laboratorium serta penggunaannya
1.4 Pengenalan sifat-sifat zat yang digunakan 1.5 Prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
2. Persyaratan dasar :
2.1 Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan 2.2 Telah menyelesaikan kompetensi penggunaan alat manual dan instrumentasi (otomatis).
3. Memiliki Pengetahuan Kerja tentang : 3.1 Melakukan titrasi dengan menggunakan prosedur yang baik dan dengan akurasi
serta presisi yang disyaratkan 3.2 Melaksanakan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
4. Aspek Kritis Kompetensi :
4.1 Menggunakan timbangan dan peralatan gelas dengan baik 4.2 Memilih standar primer dan standar sekunder dengan baik
4.4 Menetapkan titik ekivalen dengan menggunakan indikator dan metode penggrafikan
4.5 Melakukan pemantauan terhadap kualitas larutan 4.6 Melakukan titrasi dengan menggunakan prosedur yang baik dan dengan akurasi
serta presisi yang disyaratkan 4.7 Menghitung konsentrasi larutan dari hasil reaksi kimia pada titrasi
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 141
4.8 Menemukan hasil kontrol yang tidak berada dalam rentang yang diterima 4.9 Mencatat data sesuai dengan prosedur standar institusi 4.10 Melaksanakan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
5. Metoda Penilaian :
Cara penilaian yang dianjurkan adalah sebagai berikut : 5.1 Pengamatan pada kandidat dalam melakukan persiapan, menstandarkan dan
menggunakan larutan
Bekerjasa ma dg orang lain & kelompok
5.2 Pertanyaan lisan dan tulisan tentang persiapan, menstandarkan dan penggunaan larutan kerja dan larutan standar
5.3 Umpan balik dari rekan kerja dan pengawas untuk melihat konsistensi pelaksanaan prosedur
5.4 Hasil pencatatan dan dokumentasi yang dilakukan oleh kandidat yang berupa laporan atau jurnal
6. Kompetensi kunci
Mengum-
pulkan informasi
Mengkomuni kasikan ide
dan informasi
Merenca nakan dan mengatur
kegiatan
Menggunakan konsep & tehnik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Menggunakan teknologi
1 2 1 1 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 142
Kode Unit : AKA.UJI.047.A
Judul Unit : MELAKUKAN PENGAMBILAN DARAH
Uraian Unit : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan untuk pengambilan darah rutin dari klien tertentu atau kelompok pasien dan tidak termasuk teknik pengambilan darah yang kompleks.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyapa klien dan melakukan pemeriksaan awal
2.1 Metode pengambilan darah yang tepat diidentifikasi dan prosedur diikuti dengan benar.
2.3 Peralatan yang tepat dan tabung penampung darah dipilih dan diletakkan secara rapi untuk meyakinkan darah yang ditampung sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
2. Mempersiapkan pengambilan darah
2.4 Prosedur yang berlaku di institusi atau tempat kerja diikuti.
3.1 Pedoman Pengendalian Infeksi diikuti dengan benar untuk meminimalkan infeksi/infeksi silang.
3.2 Prosedur standar Tindakan Pencegahan dan prosedur tambahan wajib diikuti.
3.3 Pasien/klien disiapkan pada posisi yang nyaman dan tepat untuk pegambilan darah yang spesifik.
3.4 Permintaan bantuan sesuai prosedur harus dimintakan, jika dibutuhkan.
3.5 Lokasi pengambilan darah dipilih dengan tepat dan darah diambiil sesui prosedur dan peralatan yang benar.
3.6 Selama proses pengambilan darah berlangsung, klien harus diobservasi untuk melihat kemungkinan terjadinya akibat yang tidak diinginkan.
3. Melakukan pengambilan darah rutin
3.7 Sejumlah volume darah yang sesuai dipindahkan ke dalam tabung yang telah disiapkan sesuai jenis pemeriksaan.
1.1 Klien/pasien diidentifikasi secara benar 1.2 Data pribadi klien dan informasi klinik dicatat sesuai
dengan prosedur dan ketentuan institusi atau tempat kerja
1.3 Data lengkap/terinci yang berkaitan dicatat sesuai dengan prosedur dan ketentuan institusi atau tempat kerja
1.4 Ijin pengambilan darah dimintakan dari pasien bersangkutan.
2.2 Prosedur standar tindakan pencegahan maupun prosedur tambahan dilaksanakan sesuai kebutuhan.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 143
3.8 Tabung penampung darah di putar selama waktu tertentu dan mengikuti prosedur serta ketentuan institusi atau tempat kerja.
3.9 Pada lokasi pengambilan darah dilakukan penekanan sampai jarum ditarik kembali.
3.10 Lokasi pengambilan darah diobservasi dan dibalut, serta dilakukan pengamatan terhadap klien dari kemungkinan terjadinya akibat yang tidak diinginkan.
4. Prosedur setelah proses pengambilan darah
4.1 Sampah umum dan sampah yang terkontaminasi dipisahkan dan dibuang sesuai dengan prosedur pengendalian infeksi dan ketentuan institusi atau tempat kerja.
4.2 Tabung pengambilan darah diberi label berisi catatan waktu dan tanggal pengambilan, data rinci klien dan informasi lainnya yang dibutuhkan.
4.3 Semua dokumen yang diperlukan dan informasi pengiriman dilengkapi sehingga sampel dapat diproses lebih lanjut dengan cepat sesuai prosedur yang beraku di tempat kerja.
4.4 Sampel yang telah terkumpul disiapkan untuk dipindahkan untuk diproses lebih lanjut atau disimpan sesuai dengan kebutuhan jenis pemeriksaan.
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya : 1. Prosedur Operasional Standar (SOP) untuk pengambilan darah rutin yang berlaku di
tempat kerja, meliputi : • Punksi vena pada orang dewasa, orang tua, anak-anak dan bayi. • Pengambilan darah kapiler dari orang dewasa, orang tua tetapi tidak termasuk bayi
prematur. • Permintaan pemeriksaan dan beberapa keperluan khusus, misalnya waktu
pengambilan, pengaruh obat, permintaan pengambilan darah saat puasa, perlindungan keutuhan spesimen.
• Prosedur penyimpanan spesimen. • Jaminan kerahasiaan informasi pasien. • Istilah-istilah medik yang berhubungan dengan pengambilan darah. • Etika yang berhubungan dengan pengambilan darah.
2. Alat pelindung diri, meliputi : • Sarung tangan • Jas laboratorium • Masker
3. Peralatan yang digunakan untuk pengambilan darah, meliputi : • Torniquet • Tabung-tabung pengambilan/penampung sampel darah • Tabung vakum
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 144
• Spuit dan jarum • Jarum multisampel dan "holder" nya • Wing infusion set • Evacuated Blood Collection equipment • Lancet • Anestesi lokal/skinkrim • Lap steril • Wadah untuk menampung benda-benda tajam
4. Keperluan untuk penyimpanan spesimen yang benar, meliputi : • Penggunaan es/es kering. • Tempat penyimpanan pada temperatur hangat. • Pengatur waktu penyimpanan • Perlindungan dari cahaya.
II. ACUAN PENILAIAN
1. Pengetahuan yang dibutuhkan 1.1. Pengetahuan mengenai penganbilan darah rutin sesuai dengan tanggung jawabnya
dan pengetahuan untuk merujuk permasalahan ke supervisor. 1.2. Mengikuti ketentuan dan prosedur di tempat kerja termasuk penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) dan prosedur Pengendalian Infeksi. 1.3. Teknik yang benar untuk pengambilan darah punksi vena maupun punksi kapiler. 1.4. Memiliki pengetahuan tentang risiko klinik pada prosedur pengambilan darah. 1.5. Mengatur peralatan dan bahan untuk pengambilan dengan rapi di meja kerja. 1.6. Memiliki teknik pemindahan spesimen untuk menghindari kontaminasi. 1.7. Mendokumentasikan dan menyimpan data dengan benar sesuai prosedur. 1.8. Pengetahuan dasar anatomi dan fisiologi manusia mengenai vaskuler, arterial dan
sistem syaraf serta yang berhubungan dengan macam-macam prosedur pengambilan darah maupun tempat/lokasi pengambilan darah.
1.9. Kemampuan untuk menjelaskan penggunaan tabung-tabung pengumpulan darah yang diberi antikoagulan EDTA, Natrium sitrat, Lithium/Natrium heparin, Fluorida oksalat dan separation gel.
1.13. Pengetahuan tentang kewajiban menjaga rahasia informasi pasien.
2.2. Kesehatan fisik dan mental yang mendukung.
1.10. Pengetahuan tentang fungsi jarum dan spuit, torniquet, larutan pembersih swabs serta sistem evakuasi.
1.11. Pengetahuan mengenai faktor-faktor yang bisa berpengaruh pada analisa kimia darah.
1.12. Kemampuan untuk melaksanakan prosedur penyimpanan spesimen.
1.14. Pengetahuan istilah-istilah medik yang berhubungan dengan pengambilan darah. 1.15. Pengetahuan tentang etika yang berhubungan dengan pengambilan darah.
2. Persyaratan Dasar 2.1. Kualifikasi pendidikan formal minimal SMK jurusan Analis Kesehatan
3. Memiliki pengetahuan kerja tentang :
3.1. Memiliki teknik pemindahan spesimen untuk menghindari kontaminasi
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 145
3.2. Mendokumentasikan dan menyimpan data dengan benar sesuai prosedur 3.3. Menginterpretasikan permintaan pemeriksaan darah dan beberapa keperluan
khusus seperti waktu pengambilan darah yang sesuai, pengaruh obat, jarak waktu pengambilan pada saat puasa, perlindungan keutuhan spesimen.
3.4. Mempunyai ketrampilan menentukan lokasi pengambilan dan menggunakan prosedur pengambilan darah yang benar sesuai prosedur ditempat kerja.
3.5. Mendemonstrasikan fungsi jarum dan spuit, torniquet, larutan pembersih dan swabs, sistem evakuasi serta alat-alat lainnya yang disposible.
3.6. Memilih peralatan dan mempersiapkan tabung-tabung pengumpul darah secara spesifik atau secara seri, untuk te patologi, tidak termasuk pengambilan darah arteri, arterial/venous fsitula atau kegagalan pengambilan darah karena penusukan yang salah.
4.1.
4.2. 4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
• Praktek nyata atau simulasi lingkungan tempat kerja yang berhubungan dengan komunikasi antara penerima pasien, pengambilan darah, penerima spesimen dan laboratorium.
3.7. Pemberian label secara benar pada tabung-tabung pengumpul darah 3.8. Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan proses pengambilan darah. 3.9. Pertolongan pertama yang berhubungan dengan resiko pada pengambilan darah. 3.10. Menggunakan aturan standar dan aturan tambahan 3.11. Mendemonstrasikan prosedur penanganan apabila ada komplikasi punksi vena 3.12. Alat Pelindung Diri (APD) yang berhubungan
4. Aspek kritis kompetensi
Mengetahui teknik yang benar untuk pengambilan darah punksi vena maupun punksi kapiler. Pengetahuan tentang risiko klinik pada prosedur pengambilan darah. Pengetahuan yang berkaitan dengan tanggung jawab dan kemampuan untuk merujuk permasalahan ke supervisor. Mengikuti ketentuan dan prosedur di institusi laboratorium tempat kerja termasuk Alat Pelindung Diri dan Prosedur Pengendalian Operasi. Memiliki kemampuan teknik memindahkan spesimen untuk menghindarkan kontaminasi. Kemampuan memilih prosedur dokumentasi dan penyimpanan yang tepat.
5. Metode Penilaian
Kompetensi harus didemonstrasikan dalam bentuk kemampuan untuk melakukan prosedur pengambilan darah. Penilaian dilakukan dengan: 5.1. Tanya jawab dan penjelasan dengan diagram. 5.2. Ujian praktek dan tugas-tugas 5.3. Tanya jawab secara verbal, menggunakan sumber :
• Menggunakan lengan buatan atau menniqueen yang diperlukan. • Seluruh keperluan peralatan dan tabvung pengambilan darah. • Prosedur /manual laboratorium yang dianjurkan di tempat kerja.
5.4. Ujian tertulis termasuk multiple choice 5.5. Komentar klien. 5.6. Recollection rate.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 146
6. Kompetensi kunci
Mengum-
pulkan informasi
Mengkomuni- kasikan ide dan
informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain & kelompok
Menggunakan konsep & tehnik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Menggunakan teknologi
2 2 2 2 2 2 2
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 147
Kode Unit : AKA.UJI.048.B
Judul Unit : MENGGUNAKAN TEKNIK SPEKTROMETER
Uraian Unit : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan untuk menggunakan teknik spektrometri untuk menganalisis bahan. Unit kompetensi ini menjelaskan langkah kerja teknisi laboratorium yang menggunakan teknik spektrometri, interpretasi data dan atau menghitung hasil pemeriksaan.
SUB KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Mempersiapkan sampel
2.1 Sampel yang akan diuji dan standar (bila perlu) ditimbang atau diukur.
2.2 Status kalibrasi alat dicek dan dilakukan kalibrasi bila memang diperlukan.
2.3 Peralatan/instrumen disetel dan dioperasikan sesuai dengan persyaratan setiap metode yang akan digunakan.
2.4 Pemeriksaan/pengujian dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
2.5 Interpretasi dan atau perhitungan hasil dilakukan, berdasarkan data yang diperoleh.
2.7 Hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan spesifi-kasi atau hasil yang tidak lazim dicari faktor penyebabnya dan dilakukan upaya untuk meng-atasinya.
2.8 Peralatan/instrumen dimatikan sesuai dengan prosedur pengopersian peralatan/instrumen.
1.1 Identifikasi dilakukan terhadap bahan yang akan diuji, metode standar yang sesuai dan kebutuhan untuk keselamatan kerja.
1.2 Alat pelindung diri (APD) dikenakan, dan prosedur keamanan khusus untuk metode pengujian dan bahan-bahan tertentu yang akan diuji dilaksanakan.
1.3 Deskripsi atau keterangan mengenai sampel dicatat, dibandingkan dengan spesifikasi dan catatan yang ada, jika ada ketidak sesuaian dilaporkan.
1.4 Sampel disiapkan sesuai dengan kebutuhan pengujian 2. Melakukan prosedur
analitik
2.6 Hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan spesifi-kasi atau tidak lazim, diidentifikasi dan dilaporkan petugas yang bertanggung jawab untuk itu.
2.9 Peralatan/instrumen dibersihkan dan dipelihara, pereaksi dan peralatan uji lainnya disimpan.
3.1 Hasil pemeriksaan yang valid dimasukkan ke dalam sistem pelaporan laboratorium
3. Melaporkan dan mengkomunikasikan hasil pemeriksaan/pengujian 3.2 Buku log peralatan/instrumen diisi dan dipelihara sesuai
dengan prosedur yang berlaku
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 148
3.3 Hasil pemeriksaan dikomunikasikan dengan petugas yang berkaitan atau berwenang untuk itu
I. PERSYARATAN / KONDISI UNJUK KERJA
Dalam melaksanakan unit kompetensi ini perlu didukung tersedianya :
3. Lembar Data Keamanan Bahan (MSDS) 4. Manual peralatan
7. Jadwal kalibrasi dan pemeliharaan alat
10. Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di samping itu unit kompetensi ini meliputi kemampuan untuk melakukan pemeriksaan
secara kualitatif maupun kuantitatif secara spektrofotometrik, meliputi Spektrofotometer :
• Serapan atom
1. Pengetahuan yang dibutuhkan :
1. Prosedur resmi atau yang memenuhi syarat, misalnya Prosedur Operasional Standar (SOP), atau Standar Internasional yang berlaku di tempat kerja.
2. Pedoman Cara Berlaboratorium yang Baik (GLP)
5. Manual mutu 6. Prosedur menghidupkan, mengoperasikan dan mematikan peralatan
8. Prosedur pencatatan dan pelaporan 9. Spesifikasi bahan, produk dan hasil
• Sinar Ultra violet dan sinar tampak (UV-vis) • Infra merah termasuk Infra merah Fourer dan Infra merah dekat
• X-ray (Sinar X) • Resonansi magnetik inti (NMR) • Fluoresensi dan emisi nyala • Massa (MS)
Dan juga komputer untuk menjalankan sistem informasi yang berlaku.
II. ACUAN PENILAIAN
Kompetensi ini meliputi kemampuan untuk menerapkan dan menjelaskan : 1.1 Prinsip spektrometri dan konsep yang berhubungan untuk uji dan penggunaan
instrumentasi. 1.2 Hubungan antara struktur kimia dengan absorbsi radiasi elektromagnetik. 1.3 Fungsi komponen kunci dari peralatan. 1.4 Pengaruh modifikasi variabel instrumen pada spektra. 1.5 Prosedur untuk mengoptimasikan peralatan melalui pengubahan parameter
operasi. 1.6 Prosedur penyiapan sampel. 1.7 Peralatan dan metode uji prosedur pemecahan masalah. 1.8 Menggunakan spektroskopi untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. 1.9 Penyiapan dan penggunaaan kurva kalibrasi. 1.10 Langkah-langkah perhitungan untuk memperoleh hasil pengukuran dalam satuan
yang sesuai. 1.11 Prosedur KKK dan GLP.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 149
2. Persyaratan Dasar : 2.1 Kualifikasi Pendidikan Formal: SMK Jurusan Analisis Kesehatan.
2.2.Unit kompetensi ini harus didahului dengan : AK.UJI.029.0 Melakukan pengujian/prosedur secara instrumental AK.UJI.046.0 Mempersiapkan larutan kerja dan larutan standar
3. Memiliki pengalaman kerja tentang : 3.1. Standardisasi alat 3.2. Membuat kurva kalibrasi 3.3. Menyiapkan dan membuat larutan standar
4. Aspek Kritis Kompetensi :
Unit kompetensi ini harus ditunjukkan dalam kemampuan untuk menggunakan metode spektrometri dalam melakukan analisis bahan-bahan dan menginterpretasi-kan serta menggunakan data uji yang sesuai. Secara khusus kandidat harus dapat : 4.1 Menghidupkan, men-set dan mematikan peralatan. 4.2 Memeriksa status kalibrasi peralatan dan melakukan kalibrasi bila diperlukan. 4.3 Mempersiapkan dan menguji sampel menggunakan prosedur yang sesuai untuk
sampel. 4.4 Mengoptimalkan dan menggunakan peralatan spektrometer sesuai dengan
standar di tempat kerja. 4.5 Memilih panjang gelombang maksimum dan uji larutan blanko dan analisis. 4.6 Menyiapkan kurva dan menghitung hasil dalam satuan yang sesuai. 4.7 Menggunakan pengetahuan teoritis untuk menginterpretasikan data dan
menggambarkan kesimpulan yang sesuai. 4.8 Mencatat dan mengkomunikasikan hasil yang valid, sesuai dengan prosedur di
instansi tempat kerja. 4.9 Memelihara keamanan, integritas, kemampuan telusur dan identitas sampel,
subsampel dan dokumentasi. 4.10 Mengikuti prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Metode Penilaian :
5.1 Observasi atau pengamatan terhadap kandidat berkaitan dengan suatu kisaran analisis secara spektrometrik.
5.2 Umpan balik dari rekan kerja dan supervisor. 5.3 Observasi terhadap contoh hasil ujian dokumentasi di tempat kerja yang telah
dilengkapi oleh kandidat. 5.4 Review hasil yang didapat oleh kandidat selama periode tertentu untuk
meyakinkan ketepatan dan konsistensi, dan pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
5.5 Pertanyaan lisan dan tertulis mengenai pengetahuan dasar, termasuk : • Peralatan Laboratorium standar yang dilengkapi dengan spektrometer yang
sesuai. • Pereaksi dan peralatan laboratorium • SOP dan metode uji di tempat kerja.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 150
6. Kompetensi kunci
Mengum-pulkan
informasi
Mengkomuni- kasikan ide dan
informasi
Merencanakan dan mengatur
kegiatan
Bekerjasama dg orang lain
& klp
Menggunakan konsep & tehnik
matematika
Memecahkan persoalan/ masalah
Menggunakan teknologi
2 2 2 2 3 3 3
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 151
BAB III
PEMAKETAN UNIT KOMPETENSI DALAM KELOMPOK
LEVEL KUALIFIKASI PEKERJAAN DAN KUALIFIKASI
PENDIDIKAN KEJURUAN/PROFESI
Mengingat bahwa pada saat ini belum ada sistem kualifikasi kerja yang baku di
Indonesia, di mana masing-masing industri/pelaku usaha/laboratorium mempunyai sistem
kualifikasi kerjanya masing-masing, maka dalam menyusun matriks kualifikasi kerja
untuk analis kesehatan digunakan acuan pada konsep kualifikasi kerja yang
dikembangkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Konsep kualifikasi kerja ini,
jenjang kualifikasi dibagi menjadi 3 level kualikasi, yaitu level kualifikasi A yang setara
dengan jenjang jabatan Ahli, level kualifikasi B yang setara dengan jenjang jabatan
Teknisi, level kualifikasi C yang setara dengan jenjang jabatan Pelaksana. Masing-
masing jenjang jabatan dibagi lagi menjadi 3 jenjang yaitu Utama, Madya dan Muda.
Jenjang Pendidikan Level Kualifikasi Jenjang Jabatan S1, S2, S3 A AHLI – Utama
AHLI – Madya AHLI – Muda
D1, D2, D3, D4, S1 B TEKNISI – Utama TEKNISI – Madya TEKNISI – Muda
SMK / SMU C PELAKSANA – Utama PELAKSANA – Madya PELAKSANA – Muda
Dengan mengacu pada sistem penjenjangan tersebut di atas, maka para lulusan/tamatan
SMK bila memasuki dunia kerja akan menjadi analis kesehatan dengan level kualifikasi
C, yaitu sebagai Pelaksana.
Meskipun ada dua jenis laboratorium kesehatan yang dibedakan dari jenis
pelayanannya, yaitu pelayanan pemeriksaan klinik dan pelayanan kesehatan
masyarakat, namun pemaketan unit kompetensi dapat digabungkan menjadi satu jenis
laboratorium yaitu laboratorium kesehatan yang dapat mencakup kedua jenis
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 152
laboratorium dimaksud. Pemaketan untuk jenjang pendidikan SMK Jurusan Analis
Kesehatan dapat digambarkan sebagai berikut:
Jenjang Jabatan Laboratorium Klinik dan Laboratorium
Pelayanan Kesehatan Masyarakat PELAKSANA – Utama Menguasai semua kompetensi yang masuk dalam
kelompok Umum, Kelompok Utama, Kelompok Pilihan yang terkait dengan laboratorium kesehatan
PELAKSANA – Madya Menguasai kompetensi yang masuk dalam kelompok Umum dan beberapa kompetensi yang masuk dalam Kelompok Utama yang terkait dengan laboratorium kesehatan Menguasai kompetensi yang masuk dalam kelompok Umum
PELAKSANA – Muda
Pemaketan sebagaimana tersebut di atas dapat digambarkan secara lebih rinci dalam
matriks kualifikasi kerja tenaga analis kesehatan, dengan dasar pendidikan SMK
jurusan Analis Kesehatan, seperti tersebut di bawah ini. Jenjang Jabatan
PELAKSANA
Labora-
torium
Kesehatan
Unit Kompetensi yang harus dikuasai Muda Madya Utama
Menguasai
kompetensi
yang masuk
dalam
kelompok
Umum,
Kelompok
Utama,
Kelompok
Pilihan yang
terkait de-
ngan labo-
ratorium
kesehatan
Menguasai kompetensi yang masuk dalam kelompok Umum,
Kelompok Utama, Kelompok Pilihan yang terkait dengan
laboratorium klinik
1. AK.OPS.007.A: Mengoperasikan sentrifuge
2. AK.OPS.008.A: Mengoperasikan pipet
3. AK.KUA.009.A: Melakukan kontrol kualitas pada
pemeriksaan
4. AK.KUA.010.A: Menghitung jumlah sel dalam sampel
5. AK.SAM.011.B: Menangani dan mengirim sampel biologis
6. AK.SAM.013.B: Mendapatkan sampel yang representatif
sesuai dengan rencana sampling
7. AK.KKK.021.A: Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
8. AK.KUA024.B: Melaksanakan praktek laboratorium yang
benar – GLP
9. AK.UJI.027.B: Mengkalibrasi dan memelihara peralatan
pengujian
1
1
1
1
1
1
1
2
3
2. Kelompok umum
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 153
10. AK.PEM.028.B: Memelihara peralatan laboratorium dan
mengendalikan stok bahan
11. AK.UJI.030.B: Melakukan tes dasar
12. AK.KOM.036.B: Melakukan komunikasi dengan orang lain
13. AK.KOM.037.B: Menyediakan informasi untuk pelanggan
14. AK.TIM.039.B: Melaksanakan pekerjaan secara efisien
sebagai bagian dari tim
15. AK.DUK.040.B: Membaca dan memahami prosedur lab
dalam bahasa Inggeris
16. AK.UJI.046.B: Mempersiapkan larutan kerja dan larutan
standar
17. AK.UJI. 047.A: Melakukan pengambilan darah
18. AK.UJI.048.B: Menggunakan teknik spektrometer
1. AK.UJI.001.A: Melakukan pemeriksaan urin
2. AK.UJI.002.A: Melakukan pemeriksaan sperma
3. AK.UJI.003.A: Melakukan pemeriksaan cairan tubuh
4. AK.UJI.004.A: Melakukan pemeriksaan feses
5. AK.UJI.005.B: Melakukan pemeriksaan hematologi
6. AK.UJI.006.A: Melakukan pemeriksaan kimia klinik
7. AK.SAM.012.B: Menerima dan mempersiapkan sampel
untuk pemeriksaan patologi
8. AK.UJI.014.A: Melakukan pemeriksaan imunoserologi
9. AK.UJI.015.A: Melakukan pemeriksaan virologi
10. AK.UJI.016.A: Melakukan pemeriksaan bakteriologi klinik
11. AK.UJI.017.B: Membuat media pembenihan
12. AK.UJI.018.A: Melakukan pemeriksaan helmintologi
13. AK.UJI.019.A: Melakukan pemeriksaan mikologi klinik
14. AK.UJI.020.A: Melakukan pemeriksaan protozoologi klinik
15. AK.DAT.022.B: Memproses dan mencatat data
16. AK.DAT.023.B: Menggunakan piranti lunak untuk aplikasi
laboratorium
17. AK.UJI.029.A: Melakukan pengujian / prosedur secara
instrumental
18. AK.UJI.031.B: Melakukan teknik aseptik
19. AK.UJI.032.B: Memproses jaringan
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3. Kelompok utama
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 154
20. AK.UJI.033.A: Melakukan validasi hasil
21. AK.UJI.034.A: Melakukan evaluasi dan validasi metode
22. AK.KOM.038.B: Mengembangkan dan memelihara
dokumen lab
23. AK.UJI.041.A: Melakukan pemeriksaan pada makanan dan
minuman secara fisika dan kimia
24. AK.UJI.042.A: Melakukan pemeriksaan toksikologi dari
sampel biologis
25. AK.UJI.043.A: Melakukan pemeriksaan senyawa residu
pestisida dari sampel biologis
26. AK.UJI.044.A: Melakukan pemeriksaan air minum, air
bersih dan air limbah secara fisika dan kimia
27. AK.UJI.045.B: Menggunakan teknik kromatografi
1. AK.KUA.025.B: Menerapkan sistem kualitas dan proses
perbaikan berkelanjutan
2. AK.KUA.026.B: Memelihara sistem mutu dan peningkatan
mutu berkelanjutan
3. AK.KOM.035.A: Melakukan promosi kesehatan
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
4. Kelompok pilihan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 155
BAB IV
PEDOMAN UMUM PENGUJIAN
Pedoman Umum Pengujian dan Sertifikasi untuk bidang keahlian Analis Kesehatan secara
lengkap tercantum di bawah ini.
PEDOMAN
PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI
Umum
Pedoman ini merupakan acuan dalam pelaksanaan pengujian dan sertifikasi kompetensi
oleh Lembaga/Unit Sertifikasi Kompetensi Personel/ Profesi, agar dalam melaksanakan
pengujian selalu mengikuti prinsip-prinsip dasar pengujian, taat azas dan absah serta dapat
dipertanggung jawabkan.
Standar kompetensi
KOMPETENSI adalah kemampuan individual / orang perorangan untuk
mengerjakan suatu tugas / pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sikap, sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Dalam perkembangan teori belajar Benyamin Bloom’s dikembangkan lebih lanjut
bersama para pakar psikologi pendidikan, yang kemudian menghasilkan suatu konsep awal
Standar Kompetensi. Standar kompetensi adalah pernyataan-pernyataan mengenai pelaksanan
tugas /pekerjaan di tempat kerja yang digambarkan dalam bentuk hasil keluaran (output):
Apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh pekerja
• Tingkat kesempurnaan pelaksanaan kerja yang diharapkan dari pekerja.
• Bagaimana menilai bahwa kemampuan pekerja telah berada pada tingkat yang
diharapkan.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 156
Standar Kompetensi dapat didefinisikan sebagai suatu kemampuan yang dilandasi oleh
ilmu pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap kerja serta penerapannya ditempat kerja
yang mengacu pada unjuk kerja yang dipersyaratkan. Standar Kompetensi merupakan rumusan
tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang / orang perorangan untuk melakukan suatu
tugas/ pekerjaan yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan didukung sikap, serta
penerapannya sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
Standar Kompetensi tidak berarti hanya kemampuan menyelesaikan suatu tugas, tetapi
dilandasi pula bagaimana serta mengapa tugas itu dikerjakan. Dengan kata lain standar
kompetensi meliputi faktor-faktor yang mendukung, seperti pengetahuan dan kemampuan
untuk mengerjakan suatu tugas dalam kondisi normal di tempat kerja serta kemampuan
mentransfer dan menerapkan kemampuan dan pengetahuan pada situasi dan lingkungan yang
berbeda.
Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang / orang perorangan,
maka yang bersangkutan akan mampu :
• Bagaimana mengerjakan suatu tugas/pekerjaan.
• Bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan.
• Apa yang harus dilakukan, bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan
rencana semula.
• Bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan
masalah dan atau melaksanakan tugas/pekerjaan dengan kondisi yang berbeda.
Standar Kompetensi dapat dimanfaatkan pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan,
Perusahaan dan Lembaga Sertifikasi Kompetensi Personel.
Pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan:
Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan Kurikulum dan
pengembangan pengajaran. Serta sekaligus mendorong konsistensi dalam
penyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan, dan penetapan Kualifikasi Pendidikan dan
atau Pelatihan
Pada Dunia Usaha / Perusahaan:
Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai alat manajemen, terutama dalam: • Menentukan organisasi kerja dan perancangan jabatan.
• Membantu dalam evaluasi/penilaian karyawan dan pengembangannya.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 157
• Membantu dalam rekrutmen
• Mengembangkan program Pelatihan yang khas/spesifik sesuai kebutuhan
Perusahaan.
Pada Lembaga Sertifikasi Kompetensi Personel:
Standar Kompetensi dimanfaatkan sebagai acuan dalam penyusunan:
• Klasifikasi dan Kualifikasi
• Kriteria pengujian dan instrumen/alat ukur pengujian.
GAMBARAN UMUM SISTEM PENGUJIAN
Hasil akhir suatu pelaksanaan pengujian sebagai bagian dari penilaian /pengujian
sertifikasi adalah untuk konfirmasi atau jaminan bahwa seseorang dapat melaksanakan suatu
tugas di tempat kerja sesuai dengan standar yang dinyatakan dalam Standar Kompetensi sektor
industri/usaha yang relevan.
Peran sistem pengujian adalah sebagai acuan prinsip-prinsip, metode pengujian, dan
aturan-aturan pelaksanaan penilaian/pengujian sertifikasi yang dibutuhkan agar proses
penilaian/pengujian dapat dijamin berdasarkan Standar Kompetensi, dilaksanakan secara adil,
valid, dan konsisten.
PRINSIP DASAR PENGUJIAN KOMPETENSI PRINSIP-PRINSIP PENGUJIAN Dalam melaksanakan pengujian harus memenuhi prinsip-prinsip: dapat dipercaya, fleksibel,
adil, dan valid
• Agar dapat dipercaya, maka metode dan prosedur pengujian harus meyakinkan,
sehingga Standar Kompetensi dapat dilaksanakan secara konsisten.
• Agar fleksibel, maka pengujian harus dapat dilaksanakan di tempat kerja, di kelas, atau
perpaduan dari keduanya, serta memberikan keleluasaan tentang: bagaimana, di
mana, dan kapan kompetensi tersebut dicapai/diperoleh.
• Agar adil, maka pengujian tidak boleh ada pembedaan perlakuan antara satu peserta
dengan lainnya.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 158
• Agar valid, pengujian harus menguji apa yang seharusnya ditetapkan untuk diuji.
Bukti-bukti yang berkaitan dengan standar yang diujikan harus dikumpulkan secara
seksama.
Beberapa prinsip pengujian berikut ini yang perlu diikuti bila menyelenggarakan pengujian dan
akan menjadi acuan dalam mengkaji ulang sistem pengujian itu sendiri.
Proses yang transparan: Penguji dan peserta ujian harus sama-sama mengetahui dan
menyadari apa yang akan diujikan, serta proses dan prosedur pelaksanaannya. Peserta ujian
juga harus menyadari bahwa yang bersangkutan memiliki hak sanggah bila merasa tidak
diperlakukan sesuai dengan aturan yang diberlakukan.
Memiliki validitas: Pengujian dapat dianggap valid apabila mereka menguji apa yang
seharusnya diujikan. Penguji harus sepenuhnya menyadari bahwa apa yang harus diujikan, di
mana secara jelas dan rinci dapat mengumpulkan bukti-bukti yang dibutuhkan sebagai dasar
untuk mempertimbangkan bahwa yang bersangkutan telah mencapai kompetensi yang
dimaksud.
Dapat dipercaya: pengujian dilakukan secara konsisten, di mana formulasi metode dan
prosedur yang digunakan dapat mengukur kompetensi seseorang dengan berbagai konteks
pekerjaan dengan perlakuan yang sama.
Fleksibel: pengujian yang dilakukan harus memiliki keleluasaan dalam penerapannya, serta
dapat dilaksanakan dengan berbagai kondisi serta situasi sepanjang masih dalam batas yang
dituntut oleh standar dimaksud.
Berkeadilan: pengujian dapat dikatakan adil bila dalam penyelenggaraannya memberikan
perlakuan yang sama terhadap semua peserta. Setiap individu harus secara jelas memahami apa
yang diujikan dan proses untuk pengujiannya. Pengujian harus didasarkan pada bukti-bukti
yang dikumpulkannya dan tidak berdasar pada faktor subjektif kemampuan individu seseorang.
Praktis: pengujian yang dilaksanakan tidak berarti harus mahal dan menyita waktu, terutama
bagi peserta ujian atau pihak lain yang terkait dalam proses. Pengujian harus praktis untuk
peserta ujian dan penyelenggara pengujian.
METODE PENGUJIAN Metode yang digunakan dalam pengumpulan bukti-bukti harus tepat dalam konteks dengan
penguji dan yang diuji. Metode-metode tersebut meliputi:
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 159
• Pemberian pertanyaan mengenai pekerjaan berdasarkan Instruksi Kerja/ SOP
(Standard Operation Procedure) atau W.I. (Work Instruction)
• Menggunakan Portofolio
• Penugasan untuk mengungkap penugasan dalam:
Mengumpulkan dan mengolah informasi.
Menyampaikan informasi
Merencanakan dan mengatur kegiatan
Bekerjasama dalam tim
Menggunakan ide, teknik dan teknologi yang relevan
Memecahkan masalah
• Observasi (wajib)
• Wawancara (wajib)
BAHAN ACUAN UNTUK PENGUJIAN
Bahan acuan untuk pengujian kompetensi adalah standar kompetensi yang ditetapkan
dan diberlakukan oleh instansi/institusi yang berwenang. Standar kompetensi tersebut
memberikan uraian secara rinci tentang kompetensi berdasarkan pada tingkat kesulitan dan
cakupan pekerjaan yang dapat ditanganinya, serta kemungkinan pelaksanaannya di dalam atau
di luar tempat kerja [on atau off the job]
KUALIFIKASI PENGUJI Pengujian atau penilaian terhadap angkatan kerja dan atau tenaga kerja dilakukan oleh tim
penilai / asesor, yang diangkat dan diberi tugas oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi Personel.
Penilai / Asesor yang ditunjuk harus memenuhi persyaratan kualifikasi minimal, antara lain:
• Menguasai kualifikasi dan unit-unit kompetensi yang akan diujikan.
• Memiliki pengetahuan tentang kebijakan dan program serta kegiatan dibidang industri
dimana unit kompetensi tersebut diterapkan
• Memiliki pengetahuan kerja dan kebijakan yang berlaku di industri yang bersangkutan.
• Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pengujian / penilaian
meliputi, perencanaan, penyelenggaraan dan pengkajian pengujian.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 160
PANDUAN PENYELENGGARAAN PENGUJIAN Beberapa langkah yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan pengujian yaitu:
• Identifikasi Standar Kompetensi Bidang Teknologi Informatika yang akan diujikan.
• Bila dianggap perlu, identifikasi standar khusus yang dirancang untuk keperluan
tertentu yang akan diujikan.
• Memformulasikan Standar Kompetensi ke dalam instrumen pengujian sesuai dengan
format dan metode yang disepakati.
Di dalam melaksanakan pengujian perlu diperhatikan hal-hal berikut:
1 Perlu ada Tata cara dan Prosedur penilaian serta kriteria yang objektif dalam
penilaian. Dan Penilaian harus efektif dan efisien
• Semua pemohon harus mendapatkan pelayanan yang sama dan tidak
memihak/berbeda pelayanan.
• Penilai harus mempunyai kompetensi sebagai penilai dan dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani
• Harus ada kriteria objektif dalam Penilaian.
• Harus mempunyai pemahaman yang sama tentang “ kualitas “ dari yang dinilai.
2 Harus mempunyai Prosedur dan Petunjuk tata cara pengambilan dan pengumpulan
bukti-bukti tentang Kompetensi
Ada 2 tahap penilaian, yaitu Pengumpulan bukti-bukti dan Penilaian.
• Kapan dilakukan pengumpulan bukti-bukti
• Dimana dilakukan pengumpulan bukti-bukti.
• Siapa yang mengumpulkan
3. Menentukan Standar.
Ada 3 standar penting, yaitu kuantitas, kualitas dan tingkat kesalahan.
Penialain Kompetensi meliputi :
• Pengembangan kriteria pelaksanaan
• Pengembangan kriteria penilaian
• Pengumpulan bukti-bukti
• Penilaian
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 161
4. Keabsahan dan Pertanggung jawaban Penilaian :
Keabsahan ;
apakah intrumen penilaian itu benar mengukur kompetensi tertentu.
Prosedur Penilaian harus valid dan tidak ada kesalahan.
Membuat sertifikat, membuat prakiraan keadaan masa mendatang yang
mempunyai pengertian, bahwa Lembaga Sertifikasi/ Penilai mengizinkan
siapapun untuk melihat/ memeriksa sertifikat, untuk membuat suatu gambaran
tentang penampilan kerja seseorang yang memegang sertifikat tersebut di masa
mendatang.
Penilaian dalam arti teknis harus valid dan Sertifikat harus mempunyai batas
waktu masa berlaku. (pemegang sertifikat bila tidak menggunakan
keterampilannnya/ berhenti dari pekerjaan tsb, pindah posisi jabatan yang
kompetensinya berbeda dll., maka hasil unjuk kerjanya akan menurun). Untuk
memperpanjang bisa dengan memberikan laporan masih melakukan pekerjaan
sesuai kompetensi dan unjuk kerjanya, artinya menunjukkan kompetensinya
terpelihara.
Dalam melakukan pengujian tertulis tentang Teori pada beberapa situasi
mungkin ada gunanya, tetapi bila tidak berhati-hati, maka laporan yang dibuat
berdasarkan/merupakan kemampuan dalam mengerjakan ujian tertulis dan
bukannya berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan bagi pemohon/peserta
ujian.
Pertanggung jawaban :
Apa yang dapat dikatakan penilaian yang dapat dipercaya dalam konteks
penilaian kompetensi.
Pertanggungjawaban dapat berarti pula adanya kesamaan hasil penilaian yang
dilakukan penilai yang satu dengan penilai yang lain atau bila penilaian dibuat
oleh penilai yang sama pada hari yang lain (berikutnya)
Menjaga kerahasiaan tentang orang yang dinilai adalah hal yang perlu
dipertanggung jawabkan oleh Penilai.
Untuk meningkatkan pertanggung jawaban maka perlu :
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 162
- Pembentukan kriteria yang disetujui
- Pengukuran ulang
- Banyak pelatihan dan kegiatan penilaian bagi Penilai.
Pembentukan Kriteria yang objektif adalah hal yang sangat penting
5. Efektivitas biaya :
Untuk meningkatkan pertanggung jawaban penilaian, umumnya melibatkan banyak
orang dalam proses pengujian dan penilaian dan sering terjadi pengulangan
pengujian/penelaahan berkali-kali untuk mendapatkan data yang akurat, tetapi
manfaat ini menyebabkan biaya meningkat.
Untuk itu perlu meningkatkan pertanggung jawaban, tanpa pengeluaran biaya yang
tidak perlu, dengan tetap memperhatikan efektivitas biaya.
6. Metode Penilaian
Penilaian harus berhubungan erat dengan penampilan kerja dalam pekerjaan (memang
ini memerlukan waktu dan latihan bagi Penilai) Hal ini harus menjadi pernyataan-
pernyataan yang objektif dan kriteria penilaian yang membuat pernyataan objektif
tersebut dapat diukur.
7. Melaporkan dan menyimpan data
Sistem manajemen informasi yang digunakan untuk menyimpan informasi mengenai
berbagai kegiatan penerapan standar kompetensi.
Selama tahap pengembangan dapat digunakan untuk menyimpan data-data peserta
dan mencatat hasil masing-masing peserta ujian serta memantau yang telah diberi
sertifikat.
Sehingga mempunyai gambaran menyeluruh mengenai unjuk kerja Unit sertifikasi
kompetensi personel dan sekaligus untuk melakukan evaluasi dan perencanaan
program berikutnya.
Laporan antara lain memuat :
• Melaporkan pelaksanaan Program Pengujian.
• Melaporkan jumlah dan kompetensi apa saja yang telah diujikan.
• Melaporkan tingkat kualifikasi kompetensi yang telah dilaksanakan dan hasil
yang diperlihatkan para peserta uji.
• Melaporkan kriteria dan instrumen uji dengan materi interpretatif yang cocok.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 163
8. Pemeliharaan Standar :
Standar-standar yang dipakai dijaga/dipelihara bukan berarti statis, tetapi dinamis
sesuai dengan perkembangan/ perubahan yang terjadi.
TATA CARA PENILAIAN
METODE PENILAIAN :
Metoda penilaian yang umum mencakup :
• Pengamatan ditempat kerja
• Pada sistem kerja tiruan ( Simulaor )
• Pada alat latihan-latihan praktis
• Penilaian lisan dan tulisan ( penilaian ini sebatas untuk mengetahui latar
belakang )
• Portofolio.
Menerapkan suatu pendekatan terpadu terhadap penilaian Kompetensi sebagai
kemampuan yang dapat diambil serta paduan berbagai macam Pengetahuan,
keterampilan dan sikap untuk dipakai/diterapkan di tempat kerja
Tugas tugas kemudian dinilai,demikian pula kemampuan dalam :
• Menangani sejumlah tugas
• Berhadapan dengan situasi beragam.
• Mengkoordinasi dan mengorganisasi pekerjaan.
• Berhadapan dengan berbagai kemungkinan, seperti gangguan dll.
• Bergaul dengan kelompok-kelompok dan pribadi-pribadi.
• Mengikuti sayarat-syarat pekerja, kesehatan,keamanan dan keselamatan.
• Berkomunikasi secara efektif
KETERAMPILAN PERUSAHAAN :
Keterampilan perusahaan umumnya meliputi :
• Mendapatkan akses dalam menuju dan menggunakan informasi.
• Menyesuaikan diri dengan perubahan dan mengelola perubahan.
• Berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 164
• Mengelola waktu
• Memakai strategi-strategi belajar
• Mengatasi permasalahan
• Bekerja sebagai bagian dari sebuah Tim.
( masing-masing dibagi kedalam 4 kemampuan )
JENIS-JENIS KETERAMPILAN :
• Keterampilan dalam melakukan tugas
• Keterampilan mengelola tugas
• Keterampilan mengelola gangguan atau hal-hal yang kebetulan.
• Keterampilan dalam lingkungan pekerjaan.
KRITERIA PRESTASI :
Penilaian akan efektif bila seluruh penilai memahami dengan benar dan konsisten
tentang kriteria prestasi.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 165
LAMPIRAN I.
DAFTAR ACUAN
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 166
DAFTAR ACUAN 1. Undang-Undang Nomor 23, Tahun 1992, tentang Kesehatan [Lembaran Negara No.3495].
8.
9.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32, Tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan [Tambahan
Lembaran Negara No. 3637]
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 364/MENKES/SK/III/ 2003,
Tentang Laboratorium Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 04/Menkes/SK/I/2002, Tentang
Laboratorium Kesehatan Swasta
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 943/Menkes/SK/VIII/ 2002,
Tentang Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan
6. IAPSD/Lab.ops. Project: Laboratory Operations approved Units of Competency, version-
2.
7. IAPSD: Getting Grips with Competency Standard
MPKN-KBK Listrik: Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Ketenaga-listrikan,
Jakarta 2000.
Website www.anta,gov.au
10. Website www.bppsdmk.or.id
11. Rahmad Sudjali, Drs.: Dasar-dasar Pengujian Berbasis Kompetensi., IATKI 2002.
12. William Hall & Mark C.W.Werner: Key Competencies.
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 167
LAMPIRAN II NASKAH KERJASAMA DENGAN PERSATUAN AHLI
TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN INDONESIA
(PATELKI) DAN PUSAT PENDIDIKAN TENAGA
KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 168
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 169
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 170
STANDAR KOMPETENSI NASIONAL BIDANG KEAHLIAN ANALIS KESEHATAN 171