standard kopentensi dokter di bidang forensik ok
DESCRIPTION
SKDI KOAS RSPBATRANSCRIPT
STANDARD KOPETENSI DOKTER INDONESIA
(SKDI)DI BIDANG ILMU
KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
KOMPETENSI Seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.
KOMPETENSI DOKTERSeperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki dokter (dokter umum), sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang Ilmu Kedokteran.
KOMPETENSI DOKTER DI BIDANG ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGALSeperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki dokter (dokter umum), sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang Ilmu Kedokteran (Forensik dan Medikolegal).
ELEMEN-ELEMEN KOMPETENSI :1. Landasan kepribadian;2. Penguasaan ilmu dan keterampilan;3. Kemampuan berkarya;4. Sikap dan perilaku dalam berkarya
menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai;
5. Pemahaman kaidah berkehidupan masyarakat sesuai dengan keahlian dalam berkarya.
DOKTER, DITUNTUT MAMPU :1. Mengerjakan tugas atau pekerjaan
profesinya;2. Mengorganisasikan tugasnya agar
pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan;3. Segera tanggap dan tahu apa yang
harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan rencana semula;
4. Menggunakan kemampuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah di bidang profesinya;
5. Melaksanakan tugas dengan kondisi berbeda.
DASAR UNDANG-UNDANGDAN KETENTUAN POKOK SKDI:Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) diatur dalam Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia No: 21A/KKI/KEP/IX /2006 tentang Pengesahan Standar Kompetensi Dokter.
DASAR UNDANG-UNDANG DAN KETENTUAN LAINNYA:1. UU No. 20 Thn 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;2. UU No. 29 Thn 2004 tentang Praktik
Kedokteran;3. UU No 36 Thn 2009 tentang Kesehatan;4. UU No 44 Thn 2009 tentang Rumah
Sakit;5. UU No. 12 Thn 2012 tentang Pendidikan
Tinggi;
6. Peraturan Pemerintah No. 19 Thn 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan;
7. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 1 Thn 2011 tentang Organisasi dan:
8. KUHAP, KUHP dan KUHPerdata;9. Instruksi Kapolri RI no Pol; INS/E/20/
IX/75.10.Lembaran Negara Staadsblad No 350
Thn 1937.11.Dll;
PENJABARAN KOMPETENSI DOKTER DI BIDANG KEDOKTERAN FORENSIK MELIPUTI:1. Area Komunikasi efektif
Seorang dokter umum dituntut mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal dengan pasien (korban hidup) pada semua usia, anggota keluarga (pada korban meninggal), masyarakat, kolega dan profesi lain.
2. Area Keterampilan KlinisSeorang dokter umum harus mampu melakukan prosedur pemeriksaan forensik klinis sesuai masalah, kebutuhan korban dan sesuai kewenangannya.
3. Area Landasan Ilmiah Ilmu KedokteranDokter umum harus mampu mengidentifikasi, menjelaskan dan merancang penyelesaian masalah kesehatan dan hukum secara ilmiah menurut ilmu kedokteran kesehatan mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum dan dalam upaya maksimal menghadirkan keadilan seobyektif mungkin.
4. Area Pengelolaan Masalah Kedokteran dan HukumDokter umum harus mampu mengelola masalah-masalah yang sering ditemukan dalam ilmu kedokteran forensic secara komprehensif, holistik, berkesinambungan, koordinatif, dan kolaboratif dalam konteks memberikan pelayanan bantuan hukum terbaik kepada masyarakat.
5. Area Pengelolaan InformasiDokter umum harus mampu mengakses, mengelola, menilai secara kritis kesahihan dan kemamputerapan informasi untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah, atau mengambil keputusan dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan di bidang kedokteran forensik di tingkat primer.
6. Area Mawas Diri dan Pengembangan DiriDokter umum harus melakukan praktik kedokteran dengan penuh kesadaran atas kemampuan dan keterbatasannya, mengatasi masalah emosional, personal, kesehatan, dan kesejahteraan yang dapat mempengaruhi kemampuan profesinya. Dokter harus belajar sepanjang hayat dan mampu merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi secara berkesinambungan.
7. Area Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan PasienDokter umum harus memiliki kemampuan dalam:1. Berperilaku professional dan
mendukung kebijakan kesehatan.2. Bermoral dan beretika serta
memahami isu-isu etik maupun aspek medikolegal dalam praktik kedokteran.
3. Menerapkan program keselamatan pasien/korban.
SKDI BIDANG ILMU KED. FORENSIK1. Kekerasan tumpul 4A2. Kekerasan tajam 4A3. Trauma kimia 3A4. Luka tembak 3A5. Luka listrik dan petir 26. Barotrauma 27. Trauma suhu 28. Asfiksia 3A9. Tenggelam 3A10. Pembunuhan anak sendiri (PAS) 3A11. Pengguguran kandungan 3A12. Kematian mendadak 3B13. Toksikologi forensik 3A
TINGKAT KEMAMPUAN DOKTER UMUM DALAM MELAKUKAN KETERAMPILAN KLINIS DI BIDANG ILMU KEDOKTERAN FORENSIK BERDASARKAN SKDI1. Medikolegal• Prosedur Medikolegal 4A• Pembuatan Visum et Repertum 4A• Pembuatan Surat Keterangan Medis4A• Penerbitan Sertifikat Kematian 4A
2. Pemeriksaan Korban Hidup (Forensik Klinik)
• Pemeriksaan Selaput Dara 3• Pemeriksaan Anus 4A• Deskripsi Luka 4A• Pemeriksaan Derajat Luka 4A
4. Teknik Autopsi• Pemeriksaan Rongga Kepala 2• Pemeriksaan Rongga Dada 2• Pemeriksaan Rongga Abdomen 2• Pemeriksaan Sistem Urogenital 2• Pemeriksaan Saluran Luka 2• Pemeriksaan Uji Apung Paru 2• Pemeriksaan Getah Paru 2
5. Pemeriksaan Penunjang / Laboratorium Forensik
• Pemeriksaan Bercak Darah 3• Pemeriksaan Cairan Mani 3• Pemeriksaan Sperma 3• Histopatologi Forensik 1• Fotografo Forensik 3
TINGKAT KEMAMPUAN KETERAMPILAN KLINIS (ILMU KEDOKTERAN FORENSIK) MENURUT PIRAMID MILLER :1. Tingkat kemampuan 1
Mengetahui dan Menjelaskan : Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis sehingga dapat menjelaskan kepada teman sejawat, pasien maupun klien tentang konsep, teori, prinsip maupun indikasi, serta cara melakukan, komplikasi yang timbul, dan sebagainya.
Contoh Pemeriksaan DNA untuk identifikasi.
2. Tingkat kemampuan 2Pernah Melihat atau pernah didemonstrasikan : Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selain itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini.
Contohnya; autopsi, exhumasi, identifikasi tulang dan gigi.
3. Tingkat kemampuan 3Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervise : Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi.
Contohnya: Pemeriksaan luar Jenazah, termasuk label mayat, sebab-sebab kematian, thanatologi,menentukan lama kematian dan lain sebagainya.
4. Tingkat kemampuan 4Mampu melakukan secara mandiri : Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan ketrampilan ini, dan pernah menerapkan keterampilan ini beberapa kali di bawah supervisi serta memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan keterampilan ini dalam konteks praktik dokter secara mandiri.
Contohnya dokter harus mampu memeriksa korban hidup dan membuat Visum et Repertum korban kecelakaan lalu lintas, penganiyaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan lain sebagainya.
Terima Kasih