stase keperawatan anak

19
STASE KEPERAWATAN ANAK LAPORAN PENDAHULUAN BBLR ( Berat Badan lahir Rendah) DI RUANG PERINATOLOGI RSUD BANYUMAS Oleh : Sri Nurniati S.Kep PROGRAM PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2011 LATAR BELAKANG Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR ), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi premature. Menurut data angka kaejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24 %. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70 % dan

Upload: ahmad-gelegar-persada

Post on 13-Aug-2015

23 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: STASE KEPERAWATAN ANAK

STASE KEPERAWATAN ANAK

LAPORAN PENDAHULUANBBLR ( Berat Badan lahir Rendah)

DI RUANG PERINATOLOGI RSUD BANYUMAS

Oleh :

Sri Nurniati S.Kep

PROGRAM PROFESI NERSJURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO2011

LATAR BELAKANGDalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami gangguan

pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan masih tingginya angka kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR ), karena disadari tidak semua bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi premature.

Menurut data angka kaejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24 %. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang sama adalah 70 % dan 73 % dari seluruh kematian di sebabkan oleh BBLR ( Prawirohardjo, 2005 )Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian yang mutlak terhadap para ibu yang mengalamai kehamilan yang beresiko karena dilihat dari frekuensi BBLR di Negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8 %, di Negara berkembang berkisar antara 10 – 43 %. Dapat di dibandingkan dengan rasio antara Negara maju dan Negara berkembang adalah 1 : 4.

Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi dewasa ia akan mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah. Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan

Page 2: STASE KEPERAWATAN ANAK

intrakranial, dan hipoglikemia. Bila bayi ini selamat kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara, IQ yang rendah, dan gangguan lainnya.

A.    Pengertian      Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang BB < 2.500 gram (sampai dengan 2.499 gram). BBLR dapt dibagi menjadi 2 golongan :

1.       Prematur murni.Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan BB sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB- SMK).

2.       DismaturitasBayi lahir dengan BB kurang dari BB seharusnya untuk masa gestasi itu, berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya. (KMK).

B.     Etiologia)   Faktor Ibu

1)      Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut.

2)      Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.

3)      Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi teradapat pada golongan social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah, ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir perkawinan yang sah.

4)      Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik.b)   Faktor Janin

Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.c)   Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat tertentu.

C.    Klasifikasi

1. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR): bayi yang lahir dengan BB kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi.

2. Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir ekstrem rendah: bayi yang lahir dengan BB kurang dari 1000 gram.

Berat badan lahir sangat rendah: bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram.

Page 3: STASE KEPERAWATAN ANAK

3. Berat badan lahir rendah sedang: bayi yang lahir dengan BB antara 1501 – 2500 gram4. Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi: bayi yang lahir dengan BB berada

di bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan intrauterin.5. Retardasi pertumbuhan intrauterine (Intrauterine Growth Retardation/IUGR): ditemukan

pada bayi yang pertumbuhan intrauterinenya mengalami retardasi (terkadang digunakan sebagai istilah yang lebih deskriptif untuk bayi kecil untuk masa gestasi).

6. Bayi besar untuk usia gestasi: bayi yang BB-nya berada di atas presentil ke-90 pada kurva perumbuhan intrauterine.

D.    PatofisiologiSemakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi;

1. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit. Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor, dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.

2. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan BBLC.3. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara reflek hisap

dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi pneoumonia belum berkembang denan baik sampai kehamilan 32 – 34 minggu. Penundaan pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm.

Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm mempunyia lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang diperlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu.

Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral. Potensial untuk kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan akan kalori.

Page 4: STASE KEPERAWATAN ANAK

E.     Pathway

Page 5: STASE KEPERAWATAN ANAK

F.     Manifestasi klinika.       Bayi Premature

•       BB < 2500 gr•       PB < 45 cm•       LD < 30 cm•       LK < 33 cm•       Kepala > badan•       Kulit tipis transparan, lanugo banyak•       Ubun-ubun dan sutura lebar•       Genetalia immature•       Rambut halus, tipis, teranyam•       Elastisitas daun telinga kurang•       Tangis lemah•       Tonus otot leher lemah

b.                        Bayi KMK, dibagi dalam stadium   :-   I       =  Kurus relatif lebih panjang, kulit tipis & kering-  II       =  I + warna kehijauan pada kulit, plasenta, umbilicus-  III     =  I + warna kuning pada kulit, kuku dan tali pusatmanifestasi klinik bayi premature

   Reflek moro (memeluk) (+), reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna   Bila lapar, menangis, gelisah, aktifitas bertambah, bila dalam 3 hari hal ini tidak tampak bayi

menderita infeksi / perdarahan intrakarnial   Nafas belum teratur   Pembuluh darah kulit diperut terlihat banyak   Jaringan mamae belum sempurna, putting susu belum terbentuk dengan baik

G.    Penatalaksanaan bayi bblr1.      Pengaturan Suhu

   Pertahankan dalam suhu 36,5 – 37 ºC  Luas permukaan tubuh > BB Ô Peningkatan kehilangan cairan & panas tubuh melalui kulit  Tipisnya lemak coklat (Brown Fat) Ôke-2 scapula  Lemak subcutas tipis  Letakkan pada tempat yang hangat (lampu), kering, dalam incubator, menunda memandikan

bayi & gunakan metode kanguru.2.      Nutrisi  reflek menghisap dan menelan negatif  Kapasitas lambung sedikit & enzim pencernaan (lipase) kurang  Berikan ASI/PASI dengan dot/sendok sedikit demi sedikit  60 cc / Kg BB/ hari pada hari I,

dinaikkan setiap hari sampai 200 cc / Kg BB sehari pada minggu ke II  Cadangan glikogen dalam hati sangat sedikit Hipoglikemia

Page 6: STASE KEPERAWATAN ANAK

  Perhatikan cara memberikan ASI/PASI dengan benar!!  Lakukan pijat bayi  !!3.      Bayi BBLR mudah terkena infeksi : Oleh sebab itu : Pisahkan bayi BBLR dengan bayi yang terinfeksi Cuci tangan sebelum & sesudah memegang bayi Jangan merawat bayi bila sedang menderita infeksi saluran nafas (gunakan masker)4.      Bayi BBLR bila terjadi kesulitan bernafas :  Cegah terjadi kedinginan dan infeksi  Beri ASI/PASI sedikit demi sedikit & sesering mungkin  Bila terjadi sesak lakukan :

-             Bersihkan jalan nafas-             Jaga suhu tubuh bayi-             Berikan oksigen jika tampak tanda-tanda cyanosis

H.    Masalah yang mungkin munculMasalah yang sering dihadapi bayi BBLR adalah imaturitas organ-organ tubuh karena lahir kurang bulan.Beberapa gangguan akibat belum matangnya organ-organ tersebut:

1. Sistem pengaturan tubuh yang belum matur, menyebabkan BBLR membutuhkan perawatan khusus dalam inkubator.

2. Sistem imunologi yang belum berkembang dengan baik menyebabkan bayi sangat rentan terhadap infeksi.

3. Imaturitas sistem syataf pusat menyebabkan mudahnya terjadinya perdarahan peribentruker.

4. Imaturitas paru memudahkan terjadinya penyakit membran hialin.5. Imaturitas metabolisme bilirubin mempermudah terjadinya hiperbiliribinemia.6. Imaturitas saluran pencernaan mempermudah terjadinya sindrom malabsorbsi.

I.       Faktor risiko BBLR

1. Ibu berusia kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun.2. Anemia.3. Malnutrisi.4. Anak kembar.

J.      Komplikasi prematuritas1.       Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas).2.       Hipoglikemi simtomatik.3.       Asfiksis neonatorum4.       Penyakit membran hialin.5.       Hiperbilirubinemia.

Page 7: STASE KEPERAWATAN ANAK

1.   Pengkajiana)   Aktivitas / istirahat

Bayi mungkin sadar 2-3 jam beberapa hari pertama tidur sehari rata-rata 20 jam.b)   Pernafasan

Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah persalinan SC atau presentasi bokong. Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen, perhatikan adanya secret yang mengganggu pernafasan, mengorok dan pernafasan cuping hidung.

c)   Makanan dan cairanBerat badan rata-rata 2500-4000 gram, kurang dari 2500 gram menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus. Beri minum dengan tetes ASI /sonde karena refleks menelan BBLR belum sempurna, kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120-150 ml/kg/BB/hari.

d)  Berat badanKurang dari 2500 gram

e)   SuhuBBLR mudah terjadi hipotermi, oleh karena itu suhu tubuh BBLR harus selalu di jaga dan di pantau.

f)    IntegumenPada BBLR biasanya terdapat tanda-tanda kulit tampak mengkilat dan kering

K.    Diagnosa yang mungkin muncul1.      Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas organ pernafasan2.      Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh b/d BBLR, usia kehamilan kurang, paparan

lingkungan dingin/panas.3.      Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidakmampuan

ingest/digest/absorb4.      Ketidakefektifan pola minum bayi b/d prematuritas5.      Hipotermi b/d paparan lingkungan dingin

Page 8: STASE KEPERAWATAN ANAK

DAFTAR PUSTAKA

Doenges M.E. at al., 1992,  Nursing Care Plans,  F.A. Davis Company, Philadelphia

Donna L. Wong, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

Hudak C.M., 1994,  Critical Care Nursing, Lippincort Company, Philadelphia.

Kuncara, H.Y, dkk, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, EGC, Jakarta

Joane C. Mc. Closkey, Gloria M. Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classification (NIC), Mosby Year-Book,St. Louis

Marion Johnson, dkk, 2000, Nursing Outcome Classifications (NOC), Mosby Year-Book, St. Louis

Marjory Gordon, dkk, 2001, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-2002,  NANDA

Page 9: STASE KEPERAWATAN ANAK

   RENCANA KEPERAWATAN

NoDiagnosa

keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil

Intervensi Rasional

1 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas organ pernafasan

NOC :

  Respiratory status : Ventilation

  Respiratory status : Airway patency

  Vital sign Status

Kriteria Hasil :

  Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)

  Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)

  Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)

NIC :

Airway Management

       Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

       Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

       Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

       Lakukan fisioterapi dada jika perlu

       Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

       Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

       Berikan bronkodilator bila perlu

       Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

       Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

       Monitor respirasi dan status O2

Oxygen Therapy  Bersihkan mulut,

hidung dan secret

     untuk mencegah adanya penyempitan jalan nafas.

     posisi ini menghasilkan perbaikan oksigenasi, pembrian makan ditoleransi dengan lebih baik, dan lebih mengatur pola tidur.

     Menentukan pentingnya pemasangan alat jalan nafas buatan

     Mengeluarkan sekret

     Membersihkan jalan nafas

     Mengevaluasi bersihan jalan nafas

     Mengencerkan sekret dan sputum

     Menjaga kelembaban udara pernafasan

     Mengghyindari dehidrasi

     Mengevaluasi

Page 10: STASE KEPERAWATAN ANAK

trakea  Pertahankan jalan

nafas yang paten  Atur peralatan

oksigenasi

  Monitor aliran oksigen  Pertahankan posisi

pasien  Onservasi adanya

tanda tanda hipoventilasi

  Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi

Vital sign Monitoring

Monitor TD, nadi, suhu, dan RRCatat adanya fluktuasi tekanan darahMonitor VS saat pasien berbaring, duduk, atau berdiriAuskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkanMonitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitasMonitor kualitas dari nadi

Monitor frekuensi dan irama pernapasanMonitor suara paruMonitor pola pernapasan abnormalMonitor suhu,

keadaan pernafasan dan oksigenasi pasien

-     Menjaga kebersihan jalan nafas

-     Memastikan aliran oksigen

-     Terjangkau dan memudahkan tindakan perawat

-     Menjaga kepatenan pemberian

-     Membantu kepatenan jalan nafas

-     Mengetahui secara dini kelainan pernafasan

-     Mencegah kecemasan pasien terhadap tindakan

-    Memonitor keadaan umum pasien

-    Mengetahui keadaan tekanan darah dan keadaan

-    Mengetahui perbedaan dan perubahan tekanan darah

-    Mengevaluasi kepatenan pemeriksaan

-    Mengetahui pengaruh aktifitas terhadap vital sign

Page 11: STASE KEPERAWATAN ANAK

warna, dan kelembaban kulitMonitor sianosis perifer

-    Mengetahui kemampuan jantung dalam memaompakan darah

-    Mengetahui keadaan pernafasan pasien

-    Mengetahui kelaianan pada paru

-    Mengetahui gangguan pernafasan pasien

-    Mengevaluasi oksigensai jaringan

-    Mengevaluasi oksigenasi jaringan perifer

2 Risiko ketidakseimbangan temperatur tubuh berhubungan dengan BBLR, usia kehamilan kurang, paparan lingkungan dingin/panas

NOC :  Hydration  Adherence Behavior  Immune Status  Infection status  Risk control  Risk detection

NIC :Temperature Regulation (pengaturan suhu)

  Monitor suhu minimal tiap 2 jam

  Monitor TD, nadi, dan RR

  Monitor warna dan suhu kulit

  Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

  Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

  Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas

  Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang

-    Untuk memonitor suhu tbuh

-    Mengetahui keadaan umum pasien

-    Mengetahui keadaan suhu dengan visual kulit

-    Untuk mncegah dehidrasi evaporasi

-    Membantu mencegah keletihan pada pasien

-    Memberikan pemahaman kepada pasien

Page 12: STASE KEPERAWATAN ANAK

diperlukan  Berikan anti piretik

jika perlu-    Menurunkan

suhu tubuh.3 Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan ingest/digest/absorb

NOC :  Nutritional Status :  Nutritional Status : food

and Fluid Intake  Nutritional Status :

nutrient Intake  Weight control

Kriteria Hasil :  Adanya peningkatan

berat badan sesuai dengan tujuan

  Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan

  Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi

  Tidk ada tanda tanda malnutrisi

  Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan

  Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

NIC :Nutrition Management

  Berikan substansi gula

  Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)

  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

  Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

        Mencegah dan mensuplay kalori

        Mensuplai asupan gizi

        Mengetahui masukan nutrisi pasien

        Kelaurga mampu berperan serta aktif dalam keperawatan

        Mengevaluasi masukan nutridsi

4 Ketidakefektifan pola minum bayi berhubungan dengan prematuritas

NOC :       Breastfeeding

Estabilshment : infant       Knowledge :

breastfeeding       Breastfeeding

Maintenance

Kriteria Hasil :  Klien dapat menyusui

dengan efektif  Memverbalisasikan

tehnik untk mengatasi masalah menyusui

  Bayi menandakan kepuasan menyusu

  Ibu menunjukkan harga diri yang positif dengan menyusui

NIC :Breastfeeding assistance

  Fasilitasi kontak ibu dengan bayi seawal mungkin (maksimal 2 jam setelah lahir )

  Sediakan kenyamanan dan privasi selama menyusui

  Monitor kemampuan bayi untuk menggapai putting

  Dorong ibu untuk tidak membatasi bayi menyusu

  Instruksikan perawatan putting untuk mencegah lecet

        Mengenalkan bayi kepada ibunya

        Meningkatkan nyaman akan meningkatkan motivasi menyusui

        Menentukan tindakan lanjutan bila bayi tidak bisa menyusui

        Ibu mengetahui kebutuhan bayi menyusui

        Meningkatkan

Page 13: STASE KEPERAWATAN ANAK

  Diskusikan penggunaan pompa ASI kalau bayi tidakmampu menyusu

  Dorong ibu untuk minum jika sudah merasa haus

kenyamanan bayi dan ibu dalam menyusui

        Membantu mengeluarkan ASI

        Mensuplai masukan cairan untuk memproduksi susu

5 Hipotermi berhubungan dengan paparan lingkungan dingin

NOC :  Thermoregulation  Thermoregulation :

neonateKriteria Hasil :

  Suhu tubuh dalam rentang normal

  Nadi dan RR dalam rentang normal

NIC :Temperature regulation

  Monitor suhu minimal tiap 2 jam

  Monitor TD, nadi, dan RR

  Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

  Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

  Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya

  Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan

  Berikan anti piretik jika perlu

       Mengevaluasi suhu

tubuh pasien

       Mengetahui

keadaan suhu

pasien

       Mengevaluasi sedini

mungkin adanya

kelaianan suhu

       Mencegah

kehilangan

kehangatan lewat

kulit

       Menurunkan suhu

tubuh