statda 2010-ok
TRANSCRIPT
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah
Katalog BPS : 1101002.12.04
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Jalan N. Daulay No. Pandan, Telp. 371082 Email : [email protected]
STATISTIK DAERAH KABUPATEN TAPANULI TENGAH 2010
No. Publikasi : 12045.10.28
Katalog BPS : 101002.1204
Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm
Jumlah Halaman : vi + 42
Naskah : BPS Kabupaten Tapanuli Tengah Gambar Kulit :
Seksi IPDS
Diterbitkan oleh :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah Dicetak Oleh :
Percetakan Sahabat Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 iii
Kata Sambutan
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, saya men-
yambut baik penerbitan publikasi Statistik Daerah yang dilakukan oleh Badan Pusat Sta-
tistik (BPS) provinsi dan kabupaten/kota. Penyusunan publikasi Statistik Daerah ini meru-
pakan inovasi dan pengembangan kegiatan perstatistikan serta penyebarluasan informasi
sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan visi BPS sebagai “ pelopor data statistic ter-
percaya untuk semua “.
Penerbitan publikasi Statistik Daerah dimaksudkan untuk melengkapi ragam pub-
likasi statistik yang telah tersedia di daerah seperti Daerah Dalam Angka (DDA) yang telah
terbit secara rutin dalam memotret kondisi daerah. Buku ini menyajikan indikator-indikator
terpilih yang menggambarkan tentang kondisi daerah dalam bentuk tampilan uraian deskrip-
tif sederhana.
Saya berharap, publikasi Statistik Daerah ini mampu memberikan informasi secara
cepat dan tepat kepada pemerintah daerah dan masyarakat yang dapat digunakan sebagai
dasar perencanaan, monitor dan evaluasi mengenai perkembangan pembangunan di ber-
bagai sektor serta membantu para pengguna data lainnya dalam memahami kondisi umum
daerahnya.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah berpartisipasi hingga terbitnya publikasi ini, dan semoga
Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi usaha kita.
Jakarta, Nopember 2010
Kepala Badan Pusat Statistik,
DR. Rusman Heriawan
iv Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
Kata Pengantar
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah 2010 ini merupakan publikasi seri
pertama yang direncanakan akan diterbitkan setiap tahun. Publikasi ini memuat gambaran
umum tentang keadaan geografis dan iklim serta menyajikan informasi mengenai sosial
demografi dan perekonomian Kabupaten Tapanuli Tengah yang bersumber dari BPS dan
institusi lain. Untuk mempermudah pemahaman dan pemanfaatan data, disertakan pula
penjelasan teknis dari setiap jenis statistik yang disajikan.
Publikasi ini dapat terwujud berkat kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak.
Kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi, kami sampaikan penghargaan dan
terima kasih. Mudah-mudahan publikasi Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah ini
dapat memberi manfaat bagi banyak pihak untuk berbagai keperluan.
Kami menyadari dalam penyusunan publikasi ini masih jauh dari sempurna dengan
berbagai kelemahan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari para
pengguna publikasi ini untuk perbaikan edisi yang akan datang.
Pandan , Nopember 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah
SUNANTO, SE
NIP. 19591022 198302 1 001
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 v
DAFTAR ISI
1. Geografi dan Iklim 1
2. Pemerintahan 2
3. Penduduk 4
4. Ketenagakerjaan 5
5. Pendidikan 6
6. Kesehatan 8
7. Perumahan 9
8. Pembangunan Manusia 10
9. Pertanian 11
10. Pertambangan dan Energi 14
11. Industri Pengolahan 16
12. Hotel dan Pariwisata 17
13. Transportasi 18
14. Perbankan dan Investasi 20
15. Harga-harga dan Inflasi 22
16. Pendapatan Regional 24
17. Perbandingan Regional 26
Lampiran Tabel 28
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 1
BAB 1
Kabupaten Tapanuli Tengah berada di
Pantai Barat Sumatera. Terletak antara
1011’00” - 2022’00” Lintang Utara dan 98007’
– 98012’ serta terletak antara 0 – 1.266 m di
atas permukaan laut. Sebelah utara
berbatasan dengan Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam, sebelah selatan dengan
Kabupaten Tapanuli Selatan, sebelah timur
dengan Kabupaten Tapanuli Utara, sebelah
barat berbatasan dengan Samudera
Indonesia.
Kabupaten Tapanuli Tengah terbagi
atas 20 kecamatan, dengan luas
keseluruhan 2.194,98 Km2, sebahagian
besar berada di daratan Pulau Sumatera
dan sebahagian kecil berada di pulau-pulau
kecil di sekitarnya. Kecamatan Kolang
merupakan kecamatan terluas yaitu dengan
luas 400,65 Km2.
Kabupaten Tapanuli Tengah tergolong
daerah beriklim tropis dan hanya ada dua
musim, yaitu musim kemarau dan musim
hujan.
Antara Januari – Desember 2009 suhu
udara maksimum bisa mencapai 31,700C
dan suhu minimum mencapai 22,100C.
Rata-rata suhu udara di Kabupaten Tapanuli
Tengah sebesar 23,800C.
No. Kecamatan Luas
( Km2 ) % Terhadap
Total
[1] [2] [3]
1. Pinangsori 78,32 3,57 2. Badiri 129,49 5,90 3. Sibabangun 284,64 12,97 4. Lumut 105,98 4,83 5. Sukabangun 49,37 2,25 6. Pandan 36,31 1,65 7. Sarudik 25,92 1,18 8. Tukka 148,92 6,78 9. Tapian Nauli 83,01 3,78 10. Sitahuis 50,52 2,30 11. Kolang 400,65 18,25 12. Sorkam 116,25 5,30 13. Sorkam Barat 44,58 2,03 14. Pasaribu Tobing 103,36 4,71 15. Barus 21,81 0,99 16. Sosor Gadong 143,14 6,52 17. Andam Dewi 122,42 5,58 18. Barus Utara 63,02 2,87 19. Manduamas 99,55 4,54 20. Sirandorung 87,72 4,00
Kabupaten Tapanuli Tengah 2.194,98 100,00
Tabel 1.1. Luas wilayah Kabupaten Tapanuli Tenga Menurut Kecamatan
Peta Kabupaten Tapanuli Tengah
GEOGRAFI DAN IKLIM Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pantai Barat Pulau Sumatera
dan mengalami dua musim, musim hujan dan musim kemarau.
2 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari
20 kecamatan, 147 desa dan 30 kelurahan.
Kecamatan Sorkam adalah yang terbanyak
jumlah desa/kelurahannya, yaitu 15 desa/
kelurahan. Sedangkan yang paling sedikit
adalah Kecamatan Sarudik, yaitu hanya
terdiri dari 5 desa/kelurahan. (Lihat
Lampiran: Tabel 1 )
Pegawai Negeri Sipil
Jumlah Pegawai Negeri otonom di
Kabupaten Tapanuli Tengah pada tahun
2009 berjumlah 5.959 orang, meningkat
dibandingkan Tahun 2008 yang berjumlah
4.874 orang. Sebagian besar adalah PNS
golongan III sebanyak 2.989 orang (50%),
diikuti golongan II sebanyak 1.929 orang
(33%), kemudian golongan IV sebanyak 972
orang (16%) dan terakhir golongan I
sebanyak 69 orang (1%).
Komposisi Anggota DPRD
Anggota DPRD Kabupaten Tapanuli
Tengah pada tahun 2009 berjumlah 30
orang, yang merupakan hasil Pemilihan
Umum tahun 2009. Susunan anggota DPRD
Kab. Tapanuli Tengah terdiri dari 5 fraksi,
yaitu : Fraksi Demokrat 13 orang, Fraksi
Golkar 4 orang, Fraksi PNI 3 orang, Fraksi
PKPIB 4 orang, dan Fraksi GAPI 5 orang.
69.00
1,929.00
2,989.00
972.00
0.00
500.00
1,000.00
1,500.00
2,000.00
2,500.00
3,000.00
Gambar 2.1. Jumlah PNS menurut Golongan, 2009
Gol I Gol II Gol III Gol IV
Tabel 2.1 Statistik Pemerintahan di Kabupaten Tapanuli Tengah
Wilayah Administrasi
2009
Kecamatan 20
Desa 147
Kelurahan 30
BAB 2
PEMERINTAHAN Fraksi Demokrat adalah fraksi dengan jumlah anggota terbanyak dalam Fraksi Demokrat adalah fraksi dengan jumlah anggota terbanyak dalam
susunan Anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Tengahsusunan Anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Tengah
Sumber : Tapanuli Tengah dalam Angka 2010
Sumber : Tapanuli Tengah dalam Angka 2010
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 3
PEMERINTAHAN Fraksi Demokrat adalah fraksi dengan jumlah anggota terbanyak dalam Fraksi Demokrat adalah fraksi dengan jumlah anggota terbanyak dalam
susunan Anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Tengahsusunan Anggota DPRD Kabupaten Tapanuli Tengah
Gambar : 2.2 Komposisi Anggota DPRD menurut Fraksi,
2009
D emo krat
44 %
Go lkar13 %
P KP IB13 %
GA P I17 %
P N I13 %
orang, Fraksi Patriot Pembangunan
Nasional 3 orang, dan Fraksi Bulan Bintang
Reformasi 3 orang.
Realisasi penerimaan rutin Kabupaten
Tapanuli Tengah pada tahun 2009 tercatat
sebanyak 64,40 milyar rupiah. Seperti APBD
tahun sebelumnya penerimaan daerah
masih mengandalkan sumber penerimaan
dari bagian lain-lain penerimaan yang sah
yaitu 41,67 persen dari seluruh penerimaan
daerah atau sebanyak 27,17 milyar rupiah,
dari bagi hasil pajak sebanyak 24,12 milyar
rupiah, berikutnya berasal dari Penerimaan
Asli Daerah (PAD) sebanyak 13,31 milyar
rupiah, bagi hasil bukan pajak sebanyak
0,60 milyar rupiah
Realisasi penerimaan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Kabupaten Tapanuli Tengah
tahun 2009 sebanyak 13,31 milyar rupiah
terdiri dari Pajak Daerah sebanyak 3,62
milyar rupiah , dari Retribusi Daerah
sebanyak 2,29 milyar rupiah, dari Bagian
Laba BUMD sebanyak 2,37 milyar rupiah
dan dari Penerimaan lain-lain sebanyak 5,02
milyar rupiah.
Gambar : 2.3 Realisasi Penerimaan Daerah menurut
Jenis Penerimaan, 2009
20.44%
37.05%0.78%
41.73%
PAD
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Bukan Pajak
Bagian Lain-lain
BAB 2
4 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
Struktur Penduduk
Struktur penduduk Kabupaten Tapanuli
Tengah tahun 2009 tergolong berstruktur
umur muda, di mana jumlah penduduk yang
berumur di bawah 15 tahun sebanyak
133.995 orang (41,41%). Sedangkan pen-
duduk berumur antara 15 – 64 tahun seban-
yak 178.632 orang (55,21%).
Sedangkan Angka Beban Tanggungan
(Deferensio Ratio) sebesar 81,13 persen.
Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100
orang penduduk usia produktif menanggung
sekitar 81 orang penduduk yang tidak pro-
duktif.
Distribusi penduduk
Penyebaran penduduk masih terpusat di
Kecamatan Pandan. Tahun 2009 menunjuk-
kan sebanyak 43.259 orang (13,37%) ting-
gal di Kecamatan Pandan. Dengan luas Ke-
camatan Pandan hanya 36,31 km2, maka
kepadatan penduduk adalah 1.191 pen-
duduk per kilometer persegi (km2). Sedang-
kan Kecamatan Kolang merupakan yang
kepadatannya terkecil yaitu 46 penduduk
per kilometer persegi (Km2), di mana seban-
yak 18.485 orang tinggal di Kecamatan Ko-
lang yang luas wilayahnya 400,65 Km2.
-30,000 -20,000 -10,000 0 0 10,000 20,000 30,000
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65+
Gambar 3.1 Piramida Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009
Sumber : Tapanuli Tengah dalam Angka 2010
Indikator 2008 2009
Jumlah Penduduk (jiwa) 314.632 323.563
Kepadatan Penduduk (jiwa/Km2) 143 147,4
Kecamatan dengan Kepadatan tertinggi : Pandan 1.160 1.191,4
Kecamatan dengan Kepadatan terendah : Kolang 45 46,1
Sex Ratio (L/P) % 101,13 101,19
Jumlah Rumah Tangga 66.282 67.329
Tabel 3.1 Indikator Kependudukan Kabupaten Tapanuli Tengah
Sumber : Tapanuli Tengah dalam Angka 2009 & 2010
BAB 3
PENDUDUK Sex Ratio Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan.
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 5
143,
815
47,2
70
Gambar : 4.1. Jumlah Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja, 2009
Angkatan kerja Bukan angkatan kerja
Jumlah angkatan kerja Kabupaten
Tapanuli Tengah tahun 2009 sebanyak
143.815 orang terdiri dari bekerja sebanyak
133.253 orang dan mencari kerja sebanyak
10.562 orang. Sedang penduduk yang
termasuk bukan angkatan kerja sebanyak
47.270 orang terdiri dari bersekolah 16.215
orang, mengurus ruamh tangga 21.028
orang dan lainnya sebanyak 10.027 orang.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPAK Kabupaten Tapanuli Tengah
adalah 75,26 persen, sedang angka Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 7,34
persen. TPAK laki-laki jauh lebih besar
dibanding TPAK perempuan yaitu laki-laki
sebesar 84,33 persen dan perempuan
sebesar 65,64 persen.
Lapangan usaha pekerjaan
Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa
mayoritas penduduk Kabupaten Tapanuli
Tengah bekerja pada sektor pertanian yakni
sebesar 66,10%, sedangkan sektor
perdagangan sebesar 11,87%. Dilihat dari
jenis kelamin, penduduk laki-laki yang
bekerja di sektor pertanian 64,72 persen
sedangkan perempuan 68,02 persen. Untuk
sektor perdagangan penduduk laki-laki 7,85
persen dan perempuan 17,45 persen.
Selanjutnya sektor jasa kemasyarakatan,
laki-laki 8,62 persen dan perempuan 11,01
persen.
84.3
3
65.6
475
.26
TPAK
Gambar : 4.2. TPAK menurut Jenis Kelamin, 2009
Laki-laki Perempuan LK+PR
Gamabar : 4.3. Persentase Penduduk 15 tahun ke Atas Yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan
11.87
9.62
66.10
Pertanian Perdagangan Jasa
Sumber : Inkesra Tapanuli Tengah 2009
KETENAGAKERJAAN TPAK laki-laki jauh lebih besar dibanding TPAK perempuan yaitu laki-laki
sebesar 84,33 persen dan perempuan sebesar 65,64 persen
BAB 4
6 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
Penduduk Buta Huruf
Persentase penduduk Kabupaten
Tapanuli Tengah yang buta huruf sebanyak
3,78 persen, terdiri dari laki-laki sebanyak
1,39 persen dan perempuan sebanyak 6,04
persen. Masih cukup tingginya persentase
penduduk yang buta huruf sangat
dipengaruhi oleh tingginya persentase
penduduk buta huruf yang berusia di atas 40
tahun.
Rata-rata Lama Sekolah Penduduk
Rata-rata lama sekolah (Mean Years of
Schooling) merupakan indikator yang
menunjukkan rata-rata jumlah tahun efektif
untuk bersekolah yang dicapai penduduk.
Sejak tahun 1994 Pemerintah telah
mencanangkan program wajib belajar 9
tahun, namun demikian, terlihat bahwa
program tersebut belum sepenuhnya
tercapai, karena rata-rata lama sekolah di
Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2009
masih sebesar 8,1 tahun.
Sarana dan Tenaga Pendidikan
Pada tahun 2009 terdapat sebanyak
3.632 orang guru SD, mengajar sebanyak
47.178 orang murid pada 325 sekolah.
Sementara pada tingkat SLTP terdapat
Tahun Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun)
(1) (2) 2008 8,1 2009* 8,1
6.04
1.39
0
1
2
3
4
5
6
7
Laki-laki Perempuan
Gambar : 5.1 Persentase Penduduk Buta Huruf menurut Jenis Kelamin,
2009
Buta huruf
Tabel 5.1. Rata-rata lama SekolahPenduduk Kabupaten Tapanuli Tengah, 2008- 2009
Sumber: BPS Kabupaten Tapanuli Tengah,
Susenas, 2008 & 2009
BAB 5
PENDIDIKAN Persentase penduduk buta huruf 3,78 persen Rata-rata Lama Sekolah Sebesar 8,1 Tahun Tidak/Belum Pernah Sekolah 4 Persen, Masih Sekolah 26 Persen dan Tidak Bersekolah Lagi 70 Persen
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 7
3,63
2
47,178
1,37
5
16,039
969
9,134
174
1,445
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
SD SLTP SLTA PT
Jumlah Guru/DosenJumlah Siswa/Mahasiswa
1.375 orang guru, mengajar 16.039
orang murid pada 80 sekolah. Selanjutnya
pada tingkat SLTA terdapat 969 guru
mengajar 9.134 orang murid pada 31
sekolah. Sementara untuk tingkat perguruan
tinggi terdapat 174 dosen mengajar 1.445
orang mahasiswa pada 6 perguruan tinggi.
Partisipasi Sekolah
Tahun 2009, persentase penduduk usia
10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah
sekolah sebesar 4,00 persen, penduduk
yang masih sekolah 26,00 persen dan
penduduk yang sudah tidak bersekolah lagi
70,00 persen.
Dilihat menurut kelompok umur, APS
tertinggi adalah pada penduduk berumur 7-
12 tahun, yaitu 97,77%. Diikuti kelompok
umur 13-15 tahun sebesar 89,14%.
Sedangkan pada kelompok umur 19-24
tahun hanya sebesar 10,05%. Ini
mengindikasikan masih sedikitnya penduduk
Tapanuli Tengah yang melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
setelah pendidikan dasar.
Sumber : Tapanuli Tengah dalam Angka 2010
Sumber : Tapanuli Tengah dalam Angka 2010
Angka Partisipasi Sekolah
2008 2009
Menurut Kelompok Umur
7-12 98,94 97,77
13-15 86,21 89,14
16-18 63,48 61,89
19-24 6,71 10,05
Menurut Jenjang Pendidikan
SD 98,94 97,77
SLTP 86,21 89,14
SLTA 63,48 61,89
PENDIDIKAN Persentase penduduk buta huruf 3,78 persen
Rata-rata Lama Sekolah Sebesar 8,1 Tahun Tidak/Belum Pernah Sekolah 4 Persen, Masih Sekolah 26 Persen
dan Tidak Bersekolah Lagi 70 Persen
BAB 5
Gambar 5.2 Banyaknya Siswa dan Tenaga Pengajar pada tingkat SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi,
Tahun 2009
Tabel 5.2 Angka Partisipasi Sekolah Kab. Tapanuli Tengah Menurut Kelompok Umur dan Jenjang Pen-
didikan, Tahun 2009
8 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
67.7
1
67.9
1
Angka Harapan Hidup
Gambar : 6.1. Angka Harapan
Hidup, 2008-2009
2008 2009
Angka harapan hidup penduduk Tapanuli
Tengah pada tahun 2009 adalah sekitar
67,91 tahun. Angka ini meningkat dibanding-
kan tahun 2008 yang sebesar 67,71 tahun.
Peningkatan ini mengindikasikan adanya pe-
ningkatan kualitas hidup penduduk Tapanuli
Tengah.
Pada tahun 2009 Kabupaten Tapanuli
Tengah memiliki 980 orang tenaga kese-
hatan dengan perincian dokter umum se-
banyak 24 orang, dokter gigi 10 orang, dok-
ter spesialis 1 orang, bidan 653 orang serta
perawat dan perawat pembantu sebanyak
292 orang.
Tahun 2009 ada sekitar 85,08 persen
persalinan ditolong oleh tenaga medis.
Persentase ini terdiri atas 80,48 persen
ditolong oleh bidan, dan ini meningkat
dibandingkan tahun 2008 yang hanya 79,62
persen; 3,37 persen oleh dokter dan 1,23
persen oleh tenaga medis lainnya.
Sementara penolong persalinan balita non
medis sebesar 14,94 persen terdiri dari 1,82
persen oleh famili, 0,95 persen oleh lainnya.
Sedang penolong persalinan oleh dukun
relatif tinggi yaitu 12,20 persen.
Tabel 6.1 Statistik Kesehatan Kabupaten Tapanuli Tengah
Fasilitas Kesehatan 2009
Rumah Sakit Umum 1
Dokter/dokter gigi/spesialis 35
Puskesmas/Pustu/BPU 125
Perawat 292
Apotik/Toko obat 20
Bidan 653
Penolong Kelahiran % 2008 2009
Dokter 4,15 3,37
Bidan 79,62 80,48
Tenaga Medis 1,12 1,23
Dukun 8,98 12,20
Famili 3,34 1,82
Lainnya 2,79 0,91
Sumber : Tapanuli Tengah dalam Angka 2010, Inkesra 2009
BAB 6
KESEHATAN Penolong kelahiran terbanyak di Tapanuli Tengah adalah oleh Bidan
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 9
9%
8%
18%
4%
61%<20 20-49 m2 50-59 m2
60-99 m2 100-149 m2
Gambar 7.1 Rumah Tangga Menurut Luas Lantai Rumah (dalam %)
Kondisi Perumahan
Susenas 2009 menunjukkan hanya seki-
tar 32,00 persen rumah tangga menempati
rumah dengan luas lantai 50 m2 atau lebih.
Luas lantai yang paling banyak adalah luas
lantai antara 20-49 m2 sebesar 58,95
persen, selanjutnya luas lantai antara 60-99
m2 sebesar 17,31 persen. Sedang rumah
tangga dengan luas lantai di atas 150 m2
hanya sebesar 2,82 persen. Sebanyak 9
persen rumah tangga menempati rumah
dengan luas lantai kurang dari 20 m2.
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2009,
sekitar 34,34 persen rumah tangga memiliki
jamban sendiri, dan yang tidak memiliki jam-
ban sendiri sebanyak 65,66 persen.
Sanitasi & Penggunaan Listrik
Rumahtangga yang menggunakan tangki
septic adalah 22,40 persen, sedang yang
masih menggunakan tempat penampungan
akhir bukan tangki septik 77,60 persen yang
terdidiri dari kolam/sawah 0,49 persen;
sungai/danau/laut 37,97 persen; dan lainnya
39,14 persen.
Berdasarkan hasil Susenas tahun 2009,
sekitar 92,73 persen menggunakan fasilitas
penerangan listrik, terdiri dari 88,39 persen
listrik PLN dan 4,34 persen listrik non PLN.
Milik Sendiri Tidak Memiliki
Gambar :7.2. Persentase Rumahtangga menurut Status Kepemilikan Jamban,
2009
List r ik PLN List r ik Non PLN Pet romak Sent ir
Gambar : 7.3. Persentase Rumahtangga menurut Jenis Penerangan, 2009
Sumber : Tapanuli Tengah dalam Angka 2010, Inkesra 2009
PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Berdasarkan hasil Susenas tahun 2009, sekitar 92,73 persen meng-gunakan fasilitas penerangan listrik, terdiri dari 88,39 persen listrik
PLN dan 4,34 persen listrik non PLN.
BAB 7
10 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
BAB 8
PEMBANGUNAN MANUSIA IPM Tapanuli Tengah masuk kategori menengah atas Angka Harapan Hidup penduduk 67,91 tahun Angka Melek Huruf 95,75 persen
Indeks Pembangunan Manusia
Secara umum, IPM Kabupaten Tapanuli
Tengah pada periode 2006-2009 terus
meningkat, walaupun masih dalam status
IPM yang sama yaitu menengah atas. Pada
tahun 2009 nilai IPM Kabupaten Tapanuli
Tengah sebesar 70,91 sedikit meningkat
dibandingkan tahun 2008 dengan nilai IPM
70,48.
Peningkatan nilai IPM ini tentunya sangat
ditentukan oleh ketiga komponen IPM itu
sendiri, yaitu komponen peluang hidup,
komponen pendidikan dan komponen daya
beli.
Angka Harapan Hidup (AHH) penduduk
Kabupaten Tapanuli Tengah dari tahun
2007-2009 mengalami peningkatan. Pada
tahun 2007 AHH sebesar 65,56 tahun,
menjadi 67,91 tahun di 2009.
Pengeluaran per Kapita
Daya beli dicerminkan oleh pengeluaran
riil per kapita. Pengeluaran riil perkapita
selama periode 2007-2009 terus mengalami
peningkatan. Pada tahun 2007 pengeluaran
riil perkapita sebesar Rp. 608.300 terus
mengalami kenaikan, sehingga pada tahun
2009 pengeluaran riil perkapita sebesar Rp.
616.800
Tahun IPM Status (1) (2) (3)
2006 69,51 Menengah Atas
2007 70,01 Menengah Atas
2008 70,48 Menengah Atas
2009 70,91 Menengah Atas
Komponen 2009
(1) (2)
Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,91
Angka Melek Huruf (%) 95,75 Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)
8,12
Pengeluaran Riil Per Kapita yang telah Disesuaikan (Rp.000) 616,80
IPM 70,91
Gambar 8.1. IPM Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2006-2009
68.5 69 69.5 70 70.5 71
2 0 0 6
2 0 0 7
2 0 0 8
2 0 0 9
Tah
un
IPM
Sumber : Indikator Ekonomi & Kesra, 2009
Tabel 8.1 IPM Kabupaten Tapanuli
Tengah Tahun 2006-2009
Sumber : Indikator Ekonomi dan Kesra, 2009
Tabel 8.2 Kompnen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2009
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 11
BAB 9
PERTANIAN Produksi Ubi Kayu Merupakan Produksi Palawija Tertinggi
Dibandingkan Komoditas Palawija Lainnya akni Sebesar 17.731 ton
Tanaman Pangan
Tanaman pangan, khususnya produksi
padi pada tahun 2009 mengalami
peningkatan sebesar 0,50 persen
dibandingkan pada keadaan 2008.
Peningkatan tersebut disumbang oleh
luas panen yang mengalami peningkatan
sebesar 0,24 persen, walau produktivitas
padi turun sebesar 1,05 persen, namun
penurunan tersebut tidak signifikan bila
dibandingkan dengan peningkatan luas
panen sebesar 1,35 persen.
Produksi ubi kayu merupakan produksi
Palawajia tertinggi dibandingkan
komoditas palawija lainnya yakni sebesar
17.731 ton, menyusul tanaman jagung
4.290 ton, ubi jalar 2.181 ton, kacang
tanah 781 ton, kacang hijau 416 ton, dan
kedelai 177 ton. Tingginya produksi ubi
kayu tersebut akibat kontribusi
pertumbuhan positif produktivitas
sebesar 9,94 persen, walau produksinya
menurun sebesar 2,13 persen
dibandingkan produksi tahun 2008.
Tabel 9.1 : Luas Panen, Produksi, dan Prodiktivitas Padi menurut Tahun 2007-2009
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan
Tahun
Padi
L.Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produk- tivitas
(Ku/Ha) (1) (2) (3) (4)
2007 31.040 122.767 39,55
2008 31.241 124.309 39,79
2009 31.662 124.933 39,46
Tabel 9.2 : Luas Panen, Produksi, dan Prodiktivitas Ubi Kayu menurut Tahun 2007-2009
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan
Tahun
Padi
L.Panen (Ha)
Produksi (Ton)
Produk- tivitas
(Ku/Ha)
(1) (2) (3) (4)
2007 1.145 14.326 125,12
2008 1.448 18.117 125,12
2009 1.289 17.731 137,56
12 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
BAB 9
PERTANIAN Produksi ubi kayu merupakan produksi palawija tertinggi dibandingkan komoditas palawija lainnya yakni sebesar 17.731 ton
Gambar 9.1 : Persentase Kawasan Hutan 2009 (%)
Lindung Areal PL Prod Trbats
Produksi Konversi
Babi Kambing Kerbau Sapi Domba
Gambar 9.2 : Persentase Populasi Ternak 2009 (%)
0 10000 20000 30000
Jenis Ternak
Ba bi Ka mbi ng Ke r ba u
Domba S a pi
Gambar 9.3 : Banyak Ternak Dipotong 2009 (Ekor)
Hutan
Luas kawasan hutan pada tahun 2009
sebesar 174.000,5 ha, sekitar 38,30
persen adalah hutan lindung, areal
penggunaan lainnya sekitar 27,25 persen,
menyusul hutan produksi terbatas sekitar
20,27 persen, hutan produksi sekitar
10,05 persen, dan hutan konversi sekitar
4,14 persen.
Ternak
Populasi ternak besar di Kab.Tapanuli
Tengah tahun 2009 didominasi oleh
ternak babi sebesar 72,83 persen, disusul
ternak kambing 14,53 persen, ternak
kerbau 8,88 persen, ternak sapi 2,08
persen, ternak domba 1,68 persen.
Sedangkan banyaknya ternak yang
dipotong pada tahun 2009, ternak babi
sebesar 25.250 ekor, ternak kambing
2.777 ekor, ternak kerbau 1.562 ekor,
domba 340 ekor, dan sapi 201 ekor.
Ternak babi mendominasi jenis ternak
kecil pada tahun 2009, sedangkan untuk
ternak besar didominasi oleh ternak
kerbau.
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 13
BAB 9
PERTANIAN Produksi ubi kayu merupakan produksi palawija tertinggi
dibandingkan komoditas palawija lainnya yakni sebesar 17.731 ton
Produksi ikan menurut asal tangkapan
yang berasal dari laut sebesar 92,84
persen, disusul budidaya dari laut
sebesar 3,20 persen, perairan umum
darat 2,08 persen, dan budidaya dari
darat sebesar 1,88 persen.
Jenis tanaman karet, memiliki
persentase terluas areal tanaman
perkebunan yaitu sekitar 73,20 persen,
disusul tanaman kelapa sebesar 12,48
persen, tanaman sawit sebesar 6,33
persen, tanaman kakao sebesar 6,20
persen, dan tanaman lainnya sebesar
1,79 persen.
Produksi sayuran ketimun merupakan
produksi hortikultura yang terbesar yaitu
65,80 persen, disusul sayuran cabe
besar 8,92 persen, kacang panjang 8,01
persen, terung 7,05 persen, kangkung
5,40 persen, dan bayam 4,83 persen.
0
20
4060
80
100
Laut B DayaLaut
P UmumDarat
B DayaDarat
Asal Tangkapan
Grafik 9.4 : Persentase Asal Tangkapan Ikan 2009 (%)
Karet Kelapa Sawit Kakao Lainnya
Grafik 9.5 :Persentase Luas Areal Perkebunan 2009 (%)
0
2000
4000
6000
Produksi
Ketimun Cabe Besar Kc PanjangTerung Kangkung Bayam
Grafik 9.6 : Produksi Sayuran 2009 (Ton)
14 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
BAB 10
PERTAMBANGAN & ENERGI Produksi air minum meningkat sebesar 108,70 persen. Pemakaian energi listrik keadaan 2009 hanya menyerap energi listrik sebesar 89.31 persen dari produksi yang dihasilkan.
Jumlah konsumen air minum tahun
2009 naik sebesar 20,27 persen bila
dibandingkan pada keadaan 2008.
Meningkatnya persentase konsumen juga
diikuti oleh produksi air minum yang
mengalami peningkatan sebesar 108,70
persen.
Penyaluran air minum pada tahun
2009 untuk air minum yang dijual
mengalami peningkatan sebesar 81,95
persen, namun penyaluran air minum
yang terjual tidak sebanding dengan
produksi air minum yang dihasilkan,
sekitar 67,03 persen air minum yang
terjual, sedangkan sisanya mengalami
kehilangan.
Bila dibandingkan dengan keadaan
2008, kehilangan penyaluran air minum
mengalami peningkatan sebesar 165,85
persen.
Namun untuk penyaluran air minum
yang tidak dibayar/Cuma-cuma
mengalami penurunan, atau sudah nol
persen pada keadaan 2009.
Tabel 10.2 : Banyaknya Penyaluran Air Minum 2007-2009 (000 M3)
Tabel 10.1: Banyaknya Konsumen dan Produksi Air Minum 2007-2009
Tahun Banyaknya
Konsumen (Pelanggan)
Produksi (000 m3)
(1) (2) (3)
2007 4.866 3.047
2008 5.269 1.759
2009 6.337 3.671 Sumber: PDAM Mual Nauli & Tirtanadi Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun
Penyaluran Air Minum (juta m3)
Dijual Cuma- cuma Hilang
(1) (2) (3) (4)
2007 1,95 0,05 1,05
2008 1,35 - 0,41
2009 2,46 - 1,09 Sumber: PDAM Mual Nauli & Tirtanadi Kabupaten Tapanuli Tengah
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 15
PERTAMBANGAN & ENERGI Produksi air minum meningkat sebesar 108,70 persen.
Pemakaian energi listrik keadaan 2009 hanya menyerap energi listrik sebesar 89.31 persen dari produksi yang dihasilkan.
Produksi listrik keadaan 2009 tidak dapat
dibandingkan dengan keadaan 2008, hal ini
terkait dengan keadaan 2008 yang nol.
Namun bila dibandingkan dengan keadaan
2007 produksi listrik 2009 mengalami
penurunan sebesar 48,40 persen.
Seiring dengan penurunan produksi pada
keadaan 2009, dibandingkan keadaan 2007
berbanding lurus dengan pemakaian energi
listrik. Pemakaian energi listrik keadaan
2009 hanya menyerap energi listrik sebesar
89.31 persen dari produksi yang dihasilkan.
Penjualan energi listrik menurut jenis
pelanggan yang terbesar adalah
rumahtangga sebesar 52,38 persen,
menyusul industri sebesar 34,75 persen,
bisnis sebesar 8,44 persen, pemerintahan
sebesar 2,98 persen, dan sosial sebesar
1,44 persen.
Tabel10.3: Banyaknya Produksi & Pemakaian Energi Listrik 2007-2009 (GWH)
Ta-hun
Banyaknya Produksi
Pe-makaian Energi Listrik
(1) (2) (3)
2007 98.214,16 90.610,32
2008 0 0
2009 50.675,00 45.258,71 Sumber : Kantor PT.PLN (Persero) Cabang Sibolga
Tabel 10.4 :Banyaknya Penjualan Energi Listrik 2007-2009 (KWH)
Uraian Penjualan
Energi Listrik (1) (2)
1. Sosial 948.896
2. Rumahtangga 34.486.867
3. Bisnis 5.560.329
4. Industri 2.2881.161
5. Pemerintahan 1.964.892 Sumber : Kantor PT.PLN (Persero) Cabang Sibolga
BAB 10
16 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
INDUSTRI PENGOLAHAN Industri pengasinan ikan pada keadaan 2009 mengalami penurunan sebesar 35,68 persen. Produksi pengasinan Ikan mengalami pertumbuhan negatif sebesar 52,41 persen
Jumlah industri pengasinan ikan pada
keadaan 2009 mengalami penurunan
sebesar 35,68 persen. Dalam kurun waktu
2007-2009, terjadi pertumbuhan negatif
untuk jumlah industri pengolahan ikan yaitu
sebesar 13,05 persen.
Penurunan jumlah perusahaan industri
juga berbanding lurus dengan jumlah tenaga
kerjanya. Pada tahun 2009 jumlah tenaga
kerja di industri pengasinan ikan mengalami
penurunan sebesar 43,84 persen. Dalam
kurun waktu 2007-2009, terjadi
pertumbuhan positif untuk jumlah tenaga
kerja di industri pengolahan ikan yaitu
sebesar 11,36 persen.
Rata-rata tenaga kerja setiap perusahaan
industri sebanyak 5 orang pada tahun 2009,
mengalami penurunan jika dibandingkan
keadaan 2008, yaitu rata-rata 5,7 orang. .
Pada tahun 2009, produksi pengasinan
ikan menghasilkan 1.302 ton. Produksi
tersebut mengalami peningkatan jika
dibandingkan pada keadaan 2008, yaitu
sebesar 12,73 persen.
Dalam kurun waktu 2007-2009,
pertumbuhan produksi pengasinan ikan
mengalami pertumbuhan negatif sebesar
52,41 persen.
Tabel 11.1 : Jumlah Industri Pengasinan Ikan 2007 – 2009 (Usaha)
Tahun Jumlah Industri Pengasi-nan Ikan
(1) (2) 2007 205 2008 241 2009 155
Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka 2007, 2008, 2009
Tabel 11.2 : Jumlah Tenaga Kerja Industri Pengasinan Ikan 2007 – 2009 (Orang)
Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka Tahun 2007, 2008, dan 2009
Tahun Jumlah Tenaga Kerja di Industri
Pengasinan Ikan (Orang)
(1) (2)
2007 625
2008 1.380
2009 775
Tabel 11.3 : Produksi Industri Pengasinan Ikan 2007 – 2009 (Ton)
Tahun Produksi Industri Pengasinan Ikan
(Ton) (1) (2)
2007 5.750
2008 1.155
2009 1.302
Sumber : Tapanuli Tengah Dalam Angka 2007, 2008, 2009
BAB 11
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 17
HOTEL DAN PARIWISATA Sejak tahun 2009 sarana pariwisata semakin lengkap dengan
hadirnya hotel berbintang melengkapi 11 hotel/penginapan Lainnya yang telah ada sebelumnya
Banyaknya hotel
Banyaknya hotel/akomodasi lainnya di
Tapanuli Tengah keadaan akhir tahun
2009 tercatat sebanyak 12 unit. Salah
satu diantaranya merupakan hotel berbin-
tang yang mulai beroperasi di awal tahun
2009. Dengan total jumlah kamar tidur
sebanyak 288 unit dan jumlah tempat
sebanyak 374 buah.
Sebagian besar hotel dan akomodasi
lainnya berlikasi di Pandan yakni seba-
nyak 6 buah, sementara sisanya 3 buah,
berada di Keecamatan Barus, 2 buah di
Kecamatan Sitahuis dan satu buah di
Kecamatan Manduamas.
Tingkat hunian kamar
Tingkat penghunian kamar bagi hotel/
akomodasi lainnya merupakan indikator
yang dapat memajukan produktifitas hotel
tersebut.
Dari banyaknya tamu yang menginap
di seluruh hotel di Tapanuli tengah se-
lama tahun 2009 sebagian besar tamu
nusantara (99,95%) sedangkan tamu
mancanegara hanya 0,05 %.
Hal ini menunjukkan bahwa tamu nusan-
tara menjadi andalan pemasukan bagi
pengusaha hotel.
0
10
20
30
40
50
2007 2008 2009
Hotel Berbintang Akomodasi Lainnya
Tahun Hotel Ber-
bintang
Akomo-
dasi
lainnya
Rata-rata
2007 - 25,83 25,83
2008 - 46,13 46,13
2009 17,59 45,94 24,85
Tabel 12.1 Tingkat Penghunian kamar
Hotel dan Akomodasi Lainnya
Gambar 12.1 Tingkat Penghunian Kamar Hotel dan akomodasi lainnya
Tahun Tamu
Mancanegara
Tamu
Nusantara
2007 - 100,00
2008 0,01 99,99
2009 0,05 99,95
Tabel 12.2. Komposisi Tamu Hotel dan Akomodasi Lainnya
BAB 12
18 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
BAB 13
TRANSPORTASI Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki jalan jepanjang 739,68 km, dimana 63,69 diantaranya telah diaspal. Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki bandar udara yang telah ber-operasi sejak tahun 1976
Panjang Jalan
Jalan merupakan prasarana yang san-
gat penting dalam menunjang kegiatan
perekonomian. Kondisi jalan sangat mem-
pengaruhi kelancaran lalu lintas manusia
dan barang dari satu daerah ke daerah
lain.
Panjang jalan di Kabupaten Tapanuli
Tengah pada tahun 2009 mencapai
739,68 km. Dengan kondisi jalan seperti
terdapat pada tabel di samping. Dianta-
ranya telah diaspal sepanjang 471,84 km,
jalan kerikil sepanjang 54,44 km dan si-
sanya masih jalan tanah.
Jalan dengan kondisi baik sepanjang
259,76 km, kondisi sedang 258,56 km,
rusak sepanjang 157,72 km dan sisanya
sepanjang 63,64 Km kondisinya rusak
berat.
Uraian Panjang
Jalan Jenis Permukaan
Diaspal
Kerikil
Tanah
Tidak diperinci
739,68
471,84
54,44
213,41
0,00
Kondisi Jalan
Baik
Sedang
Rusak
Rusak Berat
Kelas Jalan
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Kelas III A
Kelas III B
Kelas III C
Kelas tidak diperinci
739,68
259,76
258,56
157,72
63,64
739,68
0,00
0,00
0,00
0,00
0,00
739,68
0,00
Tabel 13. 1. Statistik Panjang Jalan
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 19
BAB 13
TRANSPORTASI Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki jalan jepanjang
739,68 km, dimana 63,69 diantaranya telah diaspal. Kabupaten Tapanuli Tengah memiliki bandar udara yang
telah beroperasi sejak tahun 1976
Angkutan Udara
Bandar Udara Pinangsori dibangun
pada masa penjajahan Jepang sebagai ba-
sis pertahanan tentara Jepang. Kemudian
pada masa kemerdekaan dipergunakan se-
bagai basis pertahanan wilayah pantai barat
oleh TNI-AU.
Tahun 1976 pengelolaan Bandar
Udara ini dialihkan pada Departemen Per-
hubungan Udara dan mulai beroperasi seba-
gai penerbangan sipil perintis.
Sejak tahun 2002 setelah otonomi,
Bandara Pinangsori diubah namanya men-
jadi Bandar Udara Ferdinand Lumban Tob-
ing dengan KepMen Perhubungan No: KM
81 Tahun 2002.
Sejak saat itu Bandara Pinangsori
menjadi bagian yang sangat penting bagi
kelancaran transportasi dan memberikan
peranan yang penting bagi kemajuan pari-
wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah.
187
3843
299
6702
270
5426
208
3418
263
4932
250
4478
313
3673
0 2000 4000 6000 8000
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 13.1. Jumlah Pesawat dan Penumpang yang
berangkat dari Bandara F.L. Tobing Pinangsori Tahun 2003-2009
Penumpang berangkatPesawat berangkat
Sumber: Bandar Udara Pinangsori
20 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
BAB 14
PERBANKAN DAN INVESTASI Tahun 2009 Terjadi Peningkatan di Bidang Pertambangan Terutama Penggalian yang Umumnya Dilaksanakan Oleh Rakyat Kecil Kredit Usaha Kecil untuk Sektor Pertambangan yang Mencakup Penggalian Meningkat Lebih dari 200% dari Tahun Sebelumnya
14.1. Dana Perbankan
Posisi perbankan dilihat dari
triwulan ke triwulan mengalami kenaikan
yang signifikan untuk sektor Posisi
Tabungan dan Kredit perbankan rupiah
dan valuta.
Pada triwulan keempat terdapat
tiga sektor yang mengalami kenaikan bila
dibandingkan dengan posisi perbankan
pada awal tahun (triwulan pertama) yaitu
sektor Posisi Tabungan, sektor Kredit
perbankan rupiah dan valuta serta sektor
Kredit Usaha Kecil.
Sementara sektor Giro pada
Bank Umum (Pemerintah) mengalami
penurunan hingga 43,44 % bila
dibandingkan dengan triwulan pertama.
Posisi sektor kredit perbankan
selalu berada di posisi teratas pada setiap
triwulan.
Gambar 14.1. Posisi Perbankan Daerah Tingkat II Tapanuli Tengah dan Sibolga
Tahun 2009 ( juta rupiah)
0
200 , 000
400 , 000
600 , 000
800 , 000
1, 000 , 000
Simpanan berjangka P enghimpunan dana
K U K Kredit perbankan P o sisi tabungan
Giro pada bank umum ( pemerintah )
Triwulan I Triwulan I Triwulan III Triwulan IV Penghimpunan dana 924,546 929,463 933,440 936,288 Giro pada bank umum (pemerintah) 196,545 198,459 182,079 111,159
Simpanan berjangka 202,582 196,294 203,922 187,572
Posisi tabungan 525,419 534,710 547,439 637,558
Kredit perbankan 692,836 747,602 787,060 843,370
K U K 286,814 274,610 260,500 336,415
Gambar 14.1. Posisi Perbankan Daerah Tingkat II Tapanuli Tengah dan Sibolga Tahun 2009 ( juta rupiah)
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 21
PERBANKAN DAN INVESTASI Tahun 2009 Terjadi Peningkatan di Bidang Pertambangan Terutama
Penggalian yang Umumnya Dilaksanakan Oleh Rakyat Kecil Kredit Usaha Kecil untuk Sektor Pertambangan yang Mencakup Penggalian Meningkat Lebih dari 200% dari Tahun Sebelumnya
Investasi ( Posisis Kredit Bank)
Posisi Kredit Usaha Kecil pada
tahun 2009 mengalami kenaikan cukup
berarti untuk sektor pertanian,
perdagangan dan pertambangan.
Sementara sektor jasa-jasa, industri dan
konstruksi mengalami penurunan.
Kredit usaha kecil untuk sektor
pertambangan yang mencakup
penggalian mengalami peningkatan lebih
dari 200 % bila dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, yaitu dari 863 juta
Rupiah menjadi 2,6 milyar Rupiah. Hal ini
mengindikasikan peningkatan yang cukup
menggembirakan di bidang
pertambangan terutama penggalian yang
umumnya dilaksanakan oleh rakyat kecil.
Dan seperti tahun-tahun
sebelumnya sektor perdagangan
merupakan sektor yang selalu
mendominasi besarnya Kredit Usaha
Kecil yang diberikan, yaitu mencapai 259
milyar Rupiah lebih pada Tahun 2009.
Nilai ini juga mengalami kenaikan
dibandingkan tahun sebelumnya.
Grafik 14.2. Posisi Kredit Usaha Kecil Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2007-
2009
15,766 20,201
41,651
171,467
259,290
98,106
0
25,000
50,000
75,000
100,000
125,000
150,000
175,000
200,000
225,000
250,000
275,000
2007 2008 2009
Pertanian Perindustrian
Konstruksi PerdaganganAngkutan Jasa-jasa
BAB 14
Sektor 2007 2008 2009
Pertanian 15,766 20,201 41,651 Pertambangan - 863 2,650 Perindustrian 1,080 4,071 3,046
Konstruksi 13,496 14,332 10,982
Perdagangan 98,106 171,467 259,290
Angkutan 560 2,094 2,117
Jasa-jasa 45,420 11,175 9,395
Tabel 14.1 Posisi Kredit Usaha Kecil Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2007-2009 (juta Rupiah)
22 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
BAB 15
HARGA-HARGA DAN INFLASI Selama Bulan Januari Sampai Desember 2009 di Barus ( Kabupaten Tapanuli Tengah) Terjadi 7 Bulan Inflasi dan 5 Bulan Deflasi
Harga-Harga
Pada tahun 2009, minyak goreng
di Kecamatan Pandan mengalami
kenaikan yang cukup berarti pada bulan
Mei, yaitu sekitar 16,67 % dibanding
bulan sebelumnya atau 31,25 % bila
dibandingkan dengan awal tahun.
Namun, secara keseluruhan harga di
akhir tahun mengalami kenaikan harga
yang tidak terlalu signifikan yaitu sebesar
6,25 %. Berbeda dari tahun sebelumnya
harga gula pada tahun 2009 mengalami
fluktuasi yang cukup signifikan. Pada
akhir tahun kenaikan harga gula
mencapai 42.86 % bila dibandingkan di
awal tahun.
Sementara harga beras tidak
mengalami fluktuasi yang cukup berarti
sepanjang tahun, kenaikan harga hanya
terjadi pada bulan September sebesar
21.57 %, dimana kenaikan harga tersebut
diperkirakan sebagai dampak dari
mekanisme pasar pada hari besar
keagamaan, dan harga kembali normal
pada bulan berikutnya hingga akhir tahun.
Gambar 15.1. Perkembangan harga beberapa barang
Kebutuhan Pokok di Kota Pandan tahun 2009
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
10,000
11,000
Jan Feb M ar Apr M ei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
Beras
Minyak Goreng
Gula Pasir
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 23
BAB 15
HARGA-HARGA DAN INFLASI Selama Bulan Januari Sampai Desember 2009 di Barus ( Kabupaten
Tapanuli Tengah) Terjadi 7 Bulan Inflasi dan 5 Bulan Deflasi
Inflasi
M e n i n g k a t n y a d a y a b e l i
masyarakat merupakan salah satu
indikator t ingkat kesejahteraan.
Peningkatan daya beli masyarakat jika
diiringi dengan tingkat harga yang stabil
dan terkendali akan menambah
kesejahteraan mereka.
Tingkat harga yang stabil dan
terkendali ini dapat dipantau setiap saat
dan salah satu indikatornya adalah angka
inflasi.
Selama bulan Januari sampai De-
sember 2009 di Kecamatan Barus ( Kabu-
paten Tapanuli tengah) terjadi 7 (tujuh)
bulan inflasi dan 5 (lima) bulan deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi pada bulan
Agustus sebesar 1,36 persen dan inflasi
terendah terjadi pada bulan Juni sebesar
0,21 persen. Sedangkan deflasi tertinggi
terjadi pada bulan September sebesar
1,21 persen dan deflasi terendah terjadi
pada bulan Desember sebesar 0,36
persen.
Gambar 15.2. Perkembangan Inflasi dan Inflasi Kumulatif
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2009
- 0 . 99
0 . 68
- 0 . 43
0 . 51
- 0 . 45
0 . 21
0 . 62
- 1. 21
1. 09
0 . 29
- 0 . 36
- 0 . 99
- 0 . 31
- 0 . 74
- 0 . 23
- 0 . 68
- 0 . 47
0 . 15
1. 51
0 . 28
1. 37
1. 67
1. 31
1. 36
Jan
F eb
M ar
A pr
M ei
Jun
Jul
A gust
Sept
Okt
N o v
D es
Inf lasi Inf lasi Kumulat if
24 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
BAB 16
1,294,341
1,449,329
1,616,001
1,796,327
1,987,161
2001
2003
2005
2007
2009
Gambar 16.1 PDRB Tapanuli Tengah ADHB dan ADHK Tahun 2001-2009 (rupiah)
ADHB
ADHK
Sumber : BPS
Gambar 16.2 Distribusi Persentase PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun
2009
4% 20%
2%
5%
12%
1%14%
41%
1% Pert anian
Penggalian
Indust r i
List r ik , Gas& A irB angunan
Perda -ganganPengang -kut anJasa - jasa
Sumber : BPS
PDRB dan Sumbangan per Sektor
Pada tahun 2009 PDRB Kabupaten
Tapanuli Tengah atas dasar harga berlaku
mencapai 1,99 triliyun rupiah, naik 10,62
persen dibandingkan tahun 2008 (1,80
triliyun rupiah).
Sejak tahun 2000 sampai dengan
tahun 2009, sektor pertanian masih
merupakan sektor yang memberi andil
terbesar terhadap perekonomian Kabupaten
Tapanuli Tengah dengan sumbangan
sebesar 42,26 persen, diikuti sektor jasa-
jasa di urutan kedua dengan andil 19,84
persen. Di urutan ketiga sektor industri
pengolahan, dengan andil sebesar 13,95
persen. Sektor yang memberi sumbangan
terkecil terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Tapanuli Tengah adalah sektor
pertambangan dan penggalian yaitu 0,76
persen.
Besarnya sumbangan sektor
pertanian tersebut merupakan andil
terbesar dari sub sektor tanaman bahan
makanan yang menyumbang 33,79 persen
terhadap pembentukan PDRB sektor
pertanian. Andil terbesar kedua diberikan
oleh subsektor perkebunan dengan
sumbangan sebesar 31,35 persen,
PENDAPATAN REGIONAL PDRB ADHB sebesar 1,99 triiyun rupiah Sektor Pertanian memberikan andil terbesar (42,26 persen) Pertumbuhan PDRB sebesar 5,70 persen
4.594.87
6.185.7
6.23
5.55.365.7
7.62
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Sumber : BPS
Gambar 16.3 Pertumbuhan PDRB Kab.Tapanuli Tengah
Tahun 2001 - 2009 (persen)
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 25
BAB 16
PENDAPATAN REGIONAL PDRB ADHB sebesar 1,99 triiyun rupiah
Sektor Pertanian memberikan andil terbesar (42,26 persen) Pertumbuhan PDRB sebesar 5,70 persen
sedangkan perikanan memberikan sumbangan
sebesar 20,80 persen bagi PDRB sektor
Pertanian
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan PDRB Kabupaten
Tapanuli Tengah mencapai 5,70 persen
tahun 2009, sedikit melambat dibandingkan
dengan pertumbuhan PDRB Tapanuli Tengah
tahun sebelumnya yang mencapai 6,18
persen.
Pada tahun 2009, Semua sektor
ekonomi di Kabupaten Tapanuli Tengah
mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan
sektor listrik, gas dan air berada di tempat
tertinggi sebesar 12,51 persen dibandingkan
dengan per-tumbuhan sektor ekonomi lainnya.
Sektor yang mengalami pertumbuhan ekonomi
terendah adalah sektor pertanian yang hanya
tumbuh sebesar 3,24 persen pada tahun 2009.
Pada tahun 2009 PDRB per kapita
Kabupaten Tapanuli Tengah atas dasar harga
berlaku (ADHB) sebesar 6,14 juta rupiah, naik
7,57 persen dibanding tahun sebelumnya yang
hanya 5,71 juta rupiah. Berdasarkan ADHK
PDRB per kapita hanya 3,47 juta rupiah pada
tahun 2009 naik 2,79 persen dibandingkan
dengan PDRB per kapita tahun 2008..
3 . 24
7 . 21
3 . 97
12 . 5112 . 37
9 . 02
10
11. 94
7 . 47
Gambar 16.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Tahun 2009
(persen)
Sumber : BPS
Gambar 16.5. Pendapatan Per Kapita Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2000-2009 (rupiah)
2770986
4866083
4143009
37362613400994
3019819
4473644
5709294
6141496
5282396
3376369
3470443
31425913270357
26851262774398
29290303037506
3080149
tahunADHB
ADHKSumber : BPS
26 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
BAB 17
Perbandingan Penduduk Sebelum adanya pemisahan
Kabupaten di Nias jumlah penduduk di Nias
merupakan yang terbanyak dibandingkan
dengan penduduk di sekitar Kabupaten
Tapanuli Tengah. Penduduk di Nias
berjumlah 444.502 jiwa. Penduduk di
Kabupaten Tengah berjumlah 323.563 jiwa,
dengan rincian 162.742 jiwa penduduk laki-
laki dan 160.821 jiwa penduduk perempuan.
Jika dilihat dari sex ratio, sex ratio
penduduk di Kabupaten Tapanuli Tengah
dan Kota Sibolga berada di atas 100 persen,
sedangkan daerah lain yang ada di sekitar
Kabupaten Tapanuli Tengah berada di
bawah 100 persen.
Laju pertumbuhan penduduk rata-rata
tahun 2000 – 2009 tertinggi untuk daerah
Kabupaten Tapanuli Tengah dan sekitarnya
adalah Kabupaten Tapanuli Tengah dengan
laju pertumbuhan rata-rata sebesar 3,15
persen. Laju pertumbuhan penduduk rata-
rata terkecil adalah Toba Samosir yaitu 0,09
persen.
Perbandingan PDRB
PDRB Per kapita Kabupaten Tapanuli
Tengah merupakan yang terkecil jika
dibandingkan dengan PDRB per kapita di
PERBANDINGAN REGIONAL PDRB Per Kapita Kabupaten Tapanuli Tengah termasuk yang lebih kecil jika dibandingkan dengan PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota lain di sekitar nya
Tabel 17.1 PDRB per Kapita Kabupaten Tapanuli Tengah
dan Daerah Sekitarnya Tahun 2009 (juta Rupiah)
Sumber: BPS
Kab/Kota ADHB Mandailing Natal 8,15
Tapanuli Selatan 10,39
Tapanuli Tengah 6,14 Tapanuli Utara 12,50 Nias Selatan 7,42 Padang Lawas Utara 7,31
Padang Lawas 7,23
S i b o l g a 14,17
Tabel 17.2 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah dan Daerah Sekitarnya Tahun 2008 -
2009 (Persen)
Sumber: BPS
Kab/Kota 2008 2009
Mandailing Natal 6,44 6,41
Tapanuli Selatan 4,97 4,05
Tapanuli Tengah 6,18 5,70 Tapanuli Utara 5,74 4,98 Nias Selatan 4,77 4,08 Paluta 6,74 5,72 Palas 4,79 5,14 Kota Sibolga 5,85 5,70
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 27
BAB 17
daerah sekitarnya. PDRB per kapita
Kabupaten Tapanuli Tengah hanya sebesar
6,14 juta rupiah, Sedangka PDRB per kapita
tertinggi terdapat di Kota Sibolga yang
berjumlah sebesar 14,17 juta rupiah.
Perbandingan Laju pertumbuhan
PDRB Tahun 2009 untuk daerah Kabupaten
Tapanuli Tengah dan sekitarnya, yang
tertinggi adalah Kabupaten Mandailing Natal
(6.41 persen), dan laju pertumbuhan
terendah adalah Kabupaten Tapanuli
Selatan (4,05 persen).
Tingkat Pengangguran
Angka (TPT) Tingkat Pengangguran
Terbuka Kota Sibolga sebesar 17,14 persen,
angka ini merupakan angka tertinggi
dibandingkan dengan daerah Kabupaten
Tapanuli Tengah dan sekitarnya. Angka TPT
terendah terdapat di Kabupaten Tapanuli
Utara sebesar 2,2 persen.
Catatan : Untuk Pembahasan PDRB Kabupaten Nias tidak disertakan karena penghitungannya telah dipisahkan menjadi 4 Kabupaten, sementara untuk penghitungan jumlah penduduk masih tergabung.
Gambar 17.2 Tingkat Pengangguran Terbuka Kabupaten Tapanuli Tengah dan
Sekitarnya Tahun 2009
7.34
2.2
3.96
2.27
6.73
2.65
5.64
3.33
17.1
4
2009
Madina Tapsel TaptengTaput Nisel PalutaPalas Sibolga Nias
Sumber : BPS
PERBANDINGAN REGIONAL PDRB Per Kapita Kabupaten Tapanuli Tengah termasuk yang lebih
kecil jika dibandingkan dengan PDRB Per Kapita Kabupaten/Kota lain di sekitar nya.
4
4.5
5
5.5
6
6.5
7
2008 2009
Mandailing Natal Tapanuli SelatanTapanuli Tengah Tapanuli UtaraNias Selatan PalutaPalas Kota Sibolga
Gambar 17.1. Perbandingan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten/
KKta Sekitarnya, Tahun 2008 dan 2009 (Persen)
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 31
No. Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah
1. Pinangsori 5 2 7
2. Badiri 8 1 9
3. Sibabangun 6 1 7
4. Lumut 5 1 6
5. Sukabangun 6 0 6
6. Pandan 1 8 9
7. Sarudik 1 4 5
8. Tukka 7 1 8
9. Tapian Nauli 8 1 9
10. Sitahuis 5 1 6
11. Kolang 10 2 12
12. Sorkam 14 1 15
13. Sorkan Barat 10 1 11
14. Pasaribu Tobing 8 0 8
15. Barus 11 2 13
16. Sosor Gadong 8 1 9
17. Andan Dewi 13 1 14
18. Barus Utara 6 0 6
19. Manduamas 8 1 9
20. Sirandorung 7 1 8
Jumlah 147 30 177
(1) (2) (3) (4) (5)
Tabel 1. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan
Sumber : Tapanuli Tengah dalam Angka 2010
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 32
Tabel 2 Produksi Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Kacang Hi-jau, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar
pada Tahun 2009 (Ton)
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Tengah
Jenis Tanaman Produksi
(Ton)
(1) (2)
1. Jagung
2. Kedelai
3. Kacang Tanah
4. Kacang HIjau
5. Ubi Kayu
6. Ubi Jalar
4.290
177
781
416
17.731
2.181
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 33
Tabel 3. Luas Kawasan Hutan pada Tahun 2009 (Ha)
Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tapanuli Tengah
Jenis Penggunaan Luas (Ha)
(1) (2)
1. Hutan Lindung
2. Hutan Suaka
3. Hutan Produksi
4. Hutan Produksi Terbatas
5. Hutan Konversi
6. Areal Penggunaan Lain
66.636,5
0,0
17.489,5
35,266,4
7.197,3
47.418,8
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 34
Tabel 4. Populasi Ternak pada Tahun 2009 (Ekor)
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Tengah
Jenis Ternak Populasi
(Ekor) (1) (2)
Sapi
Kerbau
Kambing
Babi
Domba
1.431
6.107
10.588
50.114
1.153
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 35
Tabel 5. Populasi Ternak yang Dipotong pada Tahun 2009 Ekor)
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Tengah
Jenis Ternak Populasi
(Ekor)
(1) (2)
Sapi
Kerbau
Kambing
Babi
Domba
201
1.562
2.777
25.250
340
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 36
Tabel 6. Produksi Ikan Berdasarkan Asal Tangkapan Tahun 2009 (Ton)
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tapanuli Tengah
Asal Tangkapan Produksi
(Ton) (1) (2)
Laut
Penangkapan
Budidaya
Darat
Perairan Umum
Budidaya
21.445,8
20.731,6
714,2
883,6
463,5
420,1
Jumlah 22.329,4
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 37
Tabel 7. Luas Areal Tanaman Perkebunan Tahun 2009 (Ha)
Sumber : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Tapanuli Tengah
Jenis Tanaman Luas Areal
(Ha)
(1) (2)
Karet
Kelapa Sawit
Kelapa
Kakao
Kopi
Kapuk
Kemiri
Cengkeh
Pala
Kemenyan
Lada
Kulit Manis
Gambir
Pinang
Aren
Jarak
31.846,5
2.753,0
5.428,0
2.695,5
150,0
207,5
136,0
113,5
18,6
5,0
15,0
12,9
10,0
53,4
56,9
2,0
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 38
Tabel 8. Produksi Sayuran Tahun 2009 (Ton)
Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tapanuli Tengah
Jenis Tanaman Produksi
(Ton)
(1) (2)
1. Ketimun
2. Cabe Besar
3. Kacang Panjang
4. Terung
5. Kangkung
6. Bayam
4.035,00
547,00
491,00
432,00
331,00
296,00
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 39
Tabel 9. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Tapanuli Tengah (Juta Rupiah) Tahun 2000-2009
Keterangan : *) Angka diperbaiki **) Angka sementara Sumber : BPS, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Tengah 2006-2009
Tahun Atas Dasar Harga
Berlaku Atas Dasar Harga
Konstan 2000 (1) (2) (3)
2000 678.002,14 678.002,14
2001 797.504,07 709.115,06
2002 911.582,10 743.632,94
2003 1.020.810,10 800.260,89
2004 1.153.712,11 845.860,35
2005 1.294.341,70 891.167,12
2006 1.449.328,90 941.794,15
2007 1.616.001,16 1.000.474,02
2008* 1.796.326,59 1.062.313,66
2009** 1.987.160,77 1.122.906,97
40 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
Tabel 10. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Tengah Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2007 - 2009 (Persen)
Keterangan : *) Angka diperbaiki **) Angka sementara Sumber : BPS, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Tengah 2006-2009
LAPANGAN USAHA 2007 2008* 2009**
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian 44,71 44,10 42,26
A. Tanaman Bahan Makanan 15,89 15,13 14,28
B. Tanaman Perkebunan 13,99 13,87 13,25
C. Peternakan Dan Hasil-Hasilnya 4,51 4,59 4,46
D. Kehutanan 1,58 1,53 1,48
E. Perikanan 8,73 8,97 8,79
2. Pertambangan & Penggalian 0,69 0,72 0,71
3. Industri Pengolahan 14,84 14,41 13,95
4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,71 0,78 0,82
5. Bangunan 4,62 4,62 5,14
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 10,68 11,40 11,62
7. Pengangkutan & Komunikasi 2,16 2,15 2,14
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Pe-rusahaan
3,43 3,42 3,53
9. Jasa-Jasa 18,18 18,41 19,84
PDRB 100,00 100,00 100,00
Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010 41
Tabel 11. Produk Domestik Regional Bruto per Kapita/tahun Kabupaten Tapanuli Tengah (Rupiah) Tahun 2000-2009
Keterangan : *) Angka diperbaiki
**) Angka sementara Sumber : BPS, Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Tengah 2006-2009
Tahun Atas Dasar Harga Berlaku
Atas Dasar Harga Konstan 2000
(1) (2) (3)
2000 2.770.986,21 2.770.986,21
2001 3.019.819,25 2.685.126,49
2002 3.400.994,28 2.774.397,80
2003 3.736.261,29 2.929.030,35
2004 4.143.009,40 3.037.505,90
2005 4.473.644,62 3.080.148,77
2006 4.866.083,48 3.142.591.15
2007 5.282.396,04 3,270,356.55
2008* 5.709.294,01 3,376,368.76
2009** 6.141.495,68 3,470,443.07
42 Statistik Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah, 2010
Tabel 12. Perbandingan Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten/Kota di Sekitarnya, menurut Jenis Kelamin,
Tahun 2009* (Jiwa)
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara Keterangan : x ) Masih tergabung dengan kabupaten induk
KABUPATEN/KOTA
Jenis Kelamin
Jumlah Sex Ra-
tio Laki-laki Perem-puan
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Nias 218 068 226 434 444 502 96,31
02. Mandailing Natal 210 578 219 311 429 889 96,02
03. Tapanuli Selatan 131 274 134 581 265 855 97,54
04. Tapanuli Tengah 162 742 160 821 323 563 101,20
05. Tapanuli Utara 133 344 138 130 271 474 96,54
06. Toba Samosir 85 896 88 557 174 453 97,00
14. Nias Selatan 135 256 138 477 273 733 97,67
20. Padang Lawas Utara 96 012 98 762 194 774 97,22
21. Padang Lawas 91 958 94 685 186 643 97,12
24. Nias Utara x x x x
25. Nias Barat x x x x
71. S i b o l g a 48 149 47 885 96 034 100,55
78. Gunung Sitoli x x x x