status pasien trauma kapitis kasus tak wajib tz
DESCRIPTION
xmxmxmxmxmxmmxmxmxmxxmTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
TRAUMA KAPITIS
Pembimbing:
dr. Tuti H. Zacharia, SpS
Penyusun:
Nik Syukri bin Nik Anwar
030.05.268
Kepaniteraan Klinik Neurologi
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati
Periode 14 Maret – 17 April 2011
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Nn. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Pekerja lepas
Agama : Islam
Alamat : Jl. Wijaya Timur 6 RT10/RW002, Kebayoran Baru
Pendidikan : Tamat SLTA
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara auto dan allo anamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 25
Maret 2011 pukul 07.30 pagi di kamar 502 IRNA B RSUP Fatmawati.
A. Keluhan Utama
Kejang setelah kecelakaan lalu lintas ± 4 jam SMRS
B. Keluhan Tambahan
Pingsan, muntah, pusing, pegal pada belakang leher.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUP Fatmawati dengan keluhan kejang setelah kecelakaan
lalu lintas ± 4 jam SMRS. Menurut saksi, pasien sedang menyeberang jalan
pada saat dia ditabrak motor. Pasien jatuh dan kepala terbentur di jalan lalu
pingsan seketika. Pasien pingsan selama kurang lebih satu jam. Sewaktu
pingsan pasien kejang, diseluruh tubuh, tangan dan kakinya kaku, mulutnya
berbusa. Setelah sadar dari pingsan, pasien mengeluh pusing berputar. Pusing
berputar berkurang dengan pasien menutup mata. Pasien juga muntah 2 kali,
tidak menyemprot, isi makanan dan minuman. Setelah sadar, pasien tidak
pingsan lagi. Pasien kemudiannya dibawa ke RSUP Fatmawati. Menurut
pasien, dia masih ingat apa yang dilakukannya sebelum kejadian dan masih
ingat saat dia dalam perjalanan di bawa ke RSUP Fatmawati, tapi pasien tidak
ingat mekanisme kejadian kecelakaan lalu lintas seperti apa. Pasien juga
mengeluh pegal di belakang lehernya, tapi bisa menoleh ke kanan dan kiri.
Tidak ada cairan atau darah yang keluar dari telinga dan hidung. Tidak ada
keluhan gangguan penciuman, pandangan kabur, pandangan dobel, penurunan
pendengaran, kelemahan pada satu sisi tubuh, kesemutan maupun baal.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat trauma sebelumnya. Riwayat kejang, hipertensi,
DM, penyakit jantung, alergi maupun asma disangkal pasien.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat kejang, hipertensi, DM, penyakit jantung, alergi maupun asma dalam
keluarga disangkal.
F. Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumi minuman beralkohol dan tidak
menggunakan narkoba.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Sikap : Berbaring aktif
Kooperasi : Kooperatif
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 37,1˚C
Pernafasan : 16 x/menit
B. Status generalis
Trauma stigmata : Hematom pada kepala regio parietotemporal
kanan dan hematom pada palpebra superior
mata kanan.
Pulsasi aa. carotis : Reguler, cukup, simetris kanan dan kiri
Pembuluh darah perifer : CRT < 2 detik
Kelenjar getah bening : Tidak teraba membesar
Columna vertebralis : Lurus di tengah, lordosis (-), kifosis (-), nyeri
tekan (-)
Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Membran timpani intak, darah (-), cairan (-)
Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-), darah (-),
cairan (-)
Mulut : Oral hygiene baik
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V midklavikularis sinistra
Perkusi :
Batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri : ICS V 1 cm medial dari linea midklavikularis
sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Vokal fremitus simetris di kedua hemithoraks
Perkusi : Sonor pada kedua hemithoraks
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar
Perkusi : Timpani, nyeri ketuk (-)
Ekstremitas : Deformitas (-), akral hangat, oedem (-)
IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
GCS = E4M6V5 = 15
A. Rangsang selaput otak
Kaku kuduk : Tidak dilakukan
Laseque : >70° / >70°
Laseque menyilang : -/-
Kernig : >135° / >135°
Brudzinsky I : Tidak dilakukan
Brudzinsky II : -
B. Tanda peningkatan tekanan intrakranial
Penurunan kesadaran (+), muntah proyektil (-), nyeri kepala (-).
C. Saraf-saraf kranialis
N.I : Normosmia
N.II : Kanan Kiri
Acies visus 6/60 6/60
Campus visus Baik Baik
Melihat warna Baik Baik
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N.III, IV, VI : Kanan Kiri
Kedudukan bola mata Ortoforia Ortoforia
Pergerakan bola mata
Nasal Baik Baik
Temporal Baik Baik
Nasal atas Baik Baik
Temporal atas Baik Baik
Temporal bawah Baik Baik
Exophtalmus (-) (-)
Nistagmus (-) (-)
Pupil
Bentuk Bulat, ø3mm Bulat, ø3mm
RCL (+) (+)
RCTL (+) (+)
Akomodasi Baik Baik
Konvergensi Baik Baik
N.V : Kanan Kiri
Cabang motorik Baik Baik
Cabang sensorik
Opthalmikus Baik Baik
Maxillaris Baik Baik
Mandibularis Baik Baik
N.VII : Kanan Kiri
Motorik orbitofrontal Baik Baik
Motorik orbicularis oculi Baik Baik
Motorik orbicularis oris Baik Baik
Pengecapan 2/3 anterior lidah Baik Baik
N.VIII Kanan Kiri
Vestibular
Vertigo (-) (-)
Nistagmus (-) (-)
Cochlear
Rinne (+) (+)
Webber Lateralisasi (-) Lateralisasi (-)
Schwabach Sesuai pemeriksa Sesuai pemeriksa
N.IX, X :
Motorik Arkus faring simetris, uvula di tengah
Sensorik Refleks muntah (+)
N.XI : Kanan Kiri
Mengangkat bahu Baik Baik
Menoleh Baik Baik
N.XII :
Pegerakan lidah Baik, tidak ada deviasi
Atrofi (-)
Fasikulasi (-)
Tremor (-)
D. Sistem motorik
Ekstremitas atas : 5555 5555
Ekstremitas bawah : 5555 5555
E. Gerakan involunter
Tremor : (-)
Chorea : (-)
Athetose : (-)
Mioklonik : (-)
Tics : (-)
F. Trofik : Eutrofik / Eutrofik
G. Tonus : Normotonus / Normotonus
H. Sistem sensorik : Normostesi
I. Fungsi cerebellar dan koordinasi
Ataxia : (-)
Tes Rhomberg : (-)
Disdiadokinesia : Baik
Jari-jari : Baik
Jari-Hidung : Baik / Baik
Tumit-Lutut : Baik / Baik
Rebound phenomenon: (-)
Hipotoni : (-)
J. Fungsi luhur
Apraxia (-), astereognosia (-), afasia (-)
K. Fungsi otonom
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Sekresi keringat : Baik
L. Refleks-refleks fisiologis Kanan Kiri
Kornea (+) (+)
Berbangkis (+) (+)
Pharing (+) (+)
Bisep (+2) (+2)
Trisep (+2) (+2)
Dinding perut (+) (+)
Otot perut (+) (+)
Lutut (+2) (+2)
Tumit (+2) (+2)
Sphincter ani Tidak dilakukan Tidak dilakukan
M. Refleks-refleks patologis Kanan Kiri
Hoffman Trommer (-) (-)
Babinsky (-) (-)
Chaddock (-) (-)
Oppenheim (-) (-)
Gordon (-) (-)
Schaeffer (-) (-)
Klonus tumit (-) (-)
Klonus lutut (-) (-)
N. Keadaan psikis
Intelegensia : Baik
Tanda regresi : (-)
Demensia : (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium, 23 Maret 2011, 2305 WIB
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Hematologi
Hemoglobin 12.9 g/dL 13.2 – 17.3
Hematokrit 37 % 33 – 45
Lekosit 19.5 ribu/ul 5.0 – 10.0
Trombosit 375 ribu/ul 150 – 440
Eritrosit 4.44 juta/ul 4.40 – 5.90
VER/HER/KHER/RDW
VER 83.3 fl 80.0 – 100.00
HER 29.0 pg 26.0 – 34.0
KHER 34.9 g/dl 32.0 – 36.0
RDW 12.8 % 11.5 – 14.5
Kimia klinik
Fungsi hati
SGOT 32 U/I 0 – 34
SGPT 46 U/I 0 – 40
Fungsi ginjal
Ureum darah 26 mg/dl 20 – 40
Creatinin darah 0.9 md/dl 0.6 – 1.5
CT Scan Kepala
Potongan axial, tanpa kontras dengan slice 3 -10 mm.
Hasil :
Sulci dan gyri baik
Tak tampak hematome epidural, subdural maupun intracerebri
Tak tampak midline shift / desak ruang
Sistem ventricle dan cisterna normal
Pons dan cerebellum normal
Sinus paranasalis normal
Fracture os supra orbital kanan
Cephal hematome temporo occipito parietal kanan
Kesan :
Tak tampak hematome epidural, subdural dan intracerebri
Fracture os supra orbital kanan
Cephal hematome temporo occipito parietal kanan
VI. RESUME
Pasien perempuan berusia 21 tahun datang ke RSUP Fatmawati dengan
keluhan kejang setelah kecelakaan lalu lintas ± 4 jam SMRS. Kepala terbentur
di jalan lalu pingsan seketika. Pasien pingsan selama kurang lebih satu jam.
Sewaktu pingsan pasien kejang. Setelah sadar dari pingsan, pasien mengeluh
pusing berputar. Pasien juga muntah 2 kali. Menurut pasien, dia masih ingat
apa yang dilakukannya sebelum kejadian dan masih ingat saat dia dalam
perjalanan di bawa ke RSUP Fatmawati, tapi pasien tidak ingat mekanisme
kejadian kecelakaan lalu lintas seperti apa. Pasien juga mengeluh pegal di
belakang lehernya, tapi bisa menoleh ke kanan dan kiri. Pada pemeriksaan
fisik: pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah
110/80 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 37,1˚C, pernafasan 16 x/menit. Terdapat
hematom pada kepala regio parietotemporal kanan, dan hematom pada
palpebra superior mata kanan. Untuk pemeriksaan status neurologis semuanya
dalam batas normal. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan lekositosis
dan sedikit peningkatan nilai SGPT. Hasil CT-scan kepala tak tampak
hematome epidural, subdural dan intracerebri, adanya fraktur os supra orbital
kanan dan cephal hematome temporo parietal kanan.
VII. DIAGNOSIS KERJA
Diagnosis klinis : Kejang, penurunan kesadaran, pusing, muntah,
hematom pada kepala regio temporoparietal kanan,
hematom pada palpebra superior mata kanan, fraktur
os supra orbital kanan, cephal hematome temporo
parietal kanan.
Diagnosis etiologi : Cedera kepala sedang
Diagnosis topis : Temporo parietal kanan
VIII. PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa
Elevasi kepala 30˚
Medikamentosa
IVFD Asering 500 ml / 12 jam
Citicoline 3 x 250 mg
Vit B1B6B12EFA 2 x 1 kap
Ceftriaxone 1 x 2g
Vitamin C 1 x 400 mg
Betahistin 2 x 24 mg
Manitol 4 x 100 cc
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad functionam : Ad bonam
Ad sanationam : Ad bonam