status psikiatri ujian

Upload: faizal-rahmat-malawat

Post on 11-Jul-2015

159 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

STATUS PSIKIATRI

PENGUJI : 1. Dr. Darmawan, Sp.KJ 2. Jonli Indra, Sp.KJ

PENYUSUN: Nia Nurfabiyanti 1102003199

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA DR.SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA PERIODE 15 AGUSTUS-17 SEPTEMBER 2011

Status Psikiatri

STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS PASIEN Nama (inisial) Usia Tanggal lahir Jenis kelamin Suku bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Alamat : : : : : : : : : : Tn. D 25 tahun 1 April 1986 Laki-laki Minang Islam D3 Tidak bekerja Belum menikah Bekasi Timur 20 Agustus 2011

Tanggal Masuk RS. Jiwa SH :

II.

RIWAYAT PSIKIATRIK Autoanamnesis: Tahun 1998 Pasien pada tahun 1998 pernah dirawat di RSCM karena sering mabuk

sehingga berperilaku aneh dan di rawat selama 3 minggu. 2 Juni 2011 pukul 17.00 WIB, bangsal Elang RS Jiwa Soeharto Heerdjan (RSJSH) 9 Juli 2011 pukul 10.00 WIB, bangsal Elang RS Jiwa Soeharto Heerdjan (RSJSH) 20 Agustus 2011 pukul 12.00 WIB, di UGD RS Jiwa Soeharto Heerdjan (RSJSH) Alloanamnesis Diperoleh dari keluarga pasien yaitu ayah pasien via telepon dan dari perawat yang bertugas di bangsal Elang pada tanggal 09 september 2011.

2

Status Psikiatri

A.

KELUHAN UTAMA Pasien diantar oleh keluarga pasien yaitu ayah dan adik ipar pasien ke UGD Rumah Sakit Jiwa dr. Soeharto Heerdjan (RSJSH) pada tanggal 20 Agustus 2011 karena pasien gaduh gelisah dan sulit tidur sejak 3 bulan yang lalu.

B.

RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG Pasien datang ke Rumah Sakit dr. Soeharto Heerdjan (RSJSH) pada tanggal 20 Agustus 2011 diantar oleh ayahnya dan adik ipar karena pasien di rumah sering gaduh gelisah dan tidak bisa tidur selama kurang lebih 3 bulan sehingga mengganggu anggota keluarga pasien. Menurut ayah pasien, pasien sulit tidur di rumahnya sehingga pasien sering mengganggu anggota keluarganya yang berada dirumah seperti memukul adiknya. Setiap malam mengganggu orang di rumah nya, menggedor gedor pintu kamar kedua orang tua nya, suka bicara dan tertawa sendiri, menyalakan radio dengan volume suara yang cukup keras. Dan sering bertingkah laku aneh seperti keluar mondar mandir keluar masuk rumah tanpa sebab yang jelas dan bila keluar rumah memakai pakaian berlapis-lapis. Pasien juga sering pulang malam keluyuran tidak tahu kemana. Pasien saat dianamnesa di ruang Elang tampak tenang, tidak menunjukkan sikap gelisah dan pasien kooperatif saat di periksa. Bicaranya baik dan teratur serta jelas, pasien juga melakukan kontak mata dengan pemeriksa. Ketika ditanya alasan mengapa pasien masuk ke Rs. Jiwa pasien tidak tahu kenapa orang tua pasien membawa ke sini. Pasien merasa tidak sakit apa-apa. Pasien hanya merasa sulit tidur saja.

C.

RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA 1. Gangguan psikiatrik Menurut keluarga pasien, pasien berperilaku aneh sejak kurang lebih sudah 12 tahun yang lalu saat pasien di bangku SMP kelas 2. Dan pernah di rawat tahun 1998 di RSCM karena pasien sering mabuk sehingga pasien lemas dan tertidur terus. Pasien sering berperilaku aneh seperti sering marah-marah tidak jelas dan mengganggu keluarga. 3

Status Psikiatri Menurut pasien dulu saat pasien remaja pasien sempat merasa ada yang membisikkan tentang cerita nabi-nabi tapi pasien tidak ingat lagi dan pasien merasa itu hanya halusinasi. Dan kini pasien merasa sudah tidak ada bisikan lagi. Pasien sebelumnya pernah di rawat di RS Jiwa Soeharto Heerdjan pada tanggal 2 juni 2011 hanya seminggu setelah itu pasien pulang tapi di rumah masih mengganggu dan bertingkah laku aneh sehingga pasien kembali lagi pada tanggal 09 juli 2011 dirawat tiga minggu dan pasien pulang tetapi keluarga pasien tetap merasa terganggu karena perilaku aneh seperti marah-marah dan memukul orang di rumahnya. Menurut ayah pasien, anaknya berperilaku aneh sejak 12 tahun yang lalu hilang timbul, terkadang pasien bersikap normal terkadang kambuh. Sehingga pasien suka berobat jalan. Pasien setiap kambuh cukup sering kira-kira sebulan sekali kambuh. 2. Gangguan medik Tidak ada gangguan medik. Menurut keluarganya pasien tidak pernah kejang. 3. Penggunaan zat psikoaktif dan minuman beralkohol Menurut pasien, pasien tidak pernah menggunakan narkoba hanya meminum alkohol saja. Pasien mengaku pada umur 13 tahun pasien pernah di cekoki minuman yang di isi obat oleh teman-temannya dan pasien merasa mabuk tapi pasien tidak tahu apa yang diberikan oleh temannya. Tapi pada alloanamnesa pada ayah pasien mengatakan anaknya suka menggunakan pil koplo sejak umur 13 tahun karena di ajak oleh teman-temannya. Tapi menurut ayah pasien sekarang ayah pasien tidak mengetahui bahwa anaknya menggunakan narkoba apa tidak yang diketahui hanya masih suka meminum alkohol hingga mabuk. D. RIWAYAT PERKEMBANGAN PRIBADI 1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan Menurut ayah pasien, pasien lahir normal tidak ada komplikasi kelahiran. Tidak ada trauma atau cacat bawaan. Pasien merupakan anak ke tiga dari tujuh bersaudara. 2. Riwayat perkembangan kepribadian a. Masa Kanak Awal (0 3 tahun)

4

Status Psikiatri Pasien tidak ada kelainan. Tingkah laku pasien normal dan tumbuh kembangnya normal sesuai dengan umurnya. Tidak pernah mengalami kejang atau trauma saat kecil. b. Masa Kanak Pertengahan (3 11 tahun) Pasien tumbuh normal tidak ada kelainan seperti anak seusianya. Pasien sekolah SD tidak pernah tinggal kelas dan tamat. Prestasi belajar pasien rata-rata. c. Masa Kanak Remaja (12 18 tahun) Pasien cukup mempunyai banyak teman di lingkungan sekolah dan rumahnya. Pasien bersekolah SMP sampai tamat dan tidak pernah tinggal kelas dan sekolah SMA tamat tapi sempat cuti 1 tahun karena pasien kambuh sering marah-marah dan berobat. Pasien kuliah D3 Akutansi di STEMIK. d. Masa dewasa Riwayat Pekerjaan Menurut ayah pasien setelah pasien lulus kuliah pasien sudah pernah bekerja di bidang marketing tetapi tidak berlangsung lama dikarenakan pasien sering datang terlambat sesuka hatinya sehingga di pecat. Dan menjadi staf di Carrefour tidak berlangsung lama juga karena hal yang sama dan pasien harus berobat karena penyakitnya. Riwayat pernikahan Pasien belum pernah menikah. Aktivitas sosial Menurut ayah pasien sebelumnya pasien memiliki banyak teman tapi sekarang pasien tidak begitu memiliki banyak teman. Menurut keterangan perawat yang merawat pasien. Pasien mau bergabung dan berbicara dengan pasien lainnya. Pasien juga rajin dalam mengerjakan tugas. E. RIWAYAT KELUARGA Pasien terlahir dari pasangan Tn. N dan Ny. M. Pasien merupakan anak ketiga dari 7 bersaudara. Menurut ayah pasien, hubungan pasien dengan saudara-saudaranya kurang baik karena sering bertengkar.

5

Status Psikiatri Pohon Keluarga Pasien

Keterangan : Laki-laki Meninggal Tidak Tahu

Perempuan

Pasien

Tidak Tahu

Penjelasan : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Ayah pasien, Tn. N, masih hidup Ibu pasien, Ny. M, masih hidup Kakak pertama pasien, Ny. H, masih hidup, sudah menikah. Kakak ke dua pasien, Tn. N masih hidup, sudah menikah. Adik pasien anak ke empat, Ny. N, masih hidup, sudah menikah Adik pasien anak ke lima, An F, masih hidup, belum menikah Adik pasien anak ke enam, An. A, masih hidup, belum menikah Adik pasien anak ke tujuh, An. F, masih hidup, belum menikah (keterangan di ambil dari pasien) F. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI SEKARANG Pasien tinggal di perumahan di jalan P.Sumba 4 no. 266 RT 01/11 Kel. Aren Jaya Kec. Bekasi Timur. Pasien tinggal bersama dengan orang tua nya. Biaya hidup ditanggung dengan orang tuanya. Keluarga pasien termasuk golongan menengah ke atas.

6

Status Psikiatri G. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPAN Pasien mengetahui jika diri nya berada di RSJ SH Grogol. Pasien tidak merasa bahwa dirinya berperilaku buruk atau aneh dan tidak merasa mengganggu keluarganya. III. STATUS MENTAL (Berdasarkan autoanamnesis yang dilakukan pada tanggal 09 september 2011) A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Pasien seorang laki-laki muda berumur 25 tahun, tinggi 173 cm, berat badan 68 kg, penampilan rapih dengan rambut botak atau panjangnya hanya sekitar 2 cm. Pasien tampak sesuai dari umurnya. Pada saat wawancara pasien mengenakan kaos berwarna kuning dan celana tanggung setinggi lutut berwarna biru. Kebersihan diri pasien cukup baik dan tidak tampak lusuh. Pasien menjawab pertanyaan dengan baik, pasien juga melakukan kontak mata dengan pewawancara. Sikap pasien cukup baik dan kooperatif. 2. Kesadaran Kesadaran neurologik / sensorium : Compos mentis 3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor a. Sebelum wawancara Pasien sedang mengambil air minum di botol minuman sambil berbicara dengan teman-temannya. Selama wawancara Pasien duduk tenang dan menjawab pertanyaan yang ditanya dan bercerita banyak tentang dirinya, cukup jelas dan dapat dipahami. b. Sesudah wawancara Pasien tampak tenang dan kembali ke teman-temannya. 4. Sikap Terhadap Pemeriksa Pasien kooperatif dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan.

7

Status Psikiatri 5. Pembicaraan a. b. c. B. Cara berbicara : Berbicara spontan, bila berbicara volume suara sedang, bicara cepat, bernada sedang. Gangguan berbicara : Tidak terdapat gangguan. Pembicaraan : Baik, maksud tiap kata jelas.

Alam Perasaan (Emosi) Mood dan afek/ekspresi afektif: a. Mood : Eutimia, (suasana perasaan dalam rentang normal , yakni individu mempunyai penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya). b. Afek : Luas (keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari keserasian dihayatinya) c. Keserasian : Serasi antara ekspresi emosi dan suasana yang

C.

Gangguan Persepsi (Persepsi Panca Indera) a. Halusinasi b. Ilusi c. Depersonalisasi d. Derealisasi : halusinasi auditorik ( tapi sekarang sudah tidak pernah : tidak ada : tidak ada : tidak ada mendengar bisikan-bisikan lagi)

D.

Sensorium dan Kognisi (Fungsi Intelektual) 1. Taraf pendidikan 2. Kecerdasan 4. Orientasi Orang Tempat : Baik (pasien mengenali dokter muda dan perawat dari pakaian yang mereka gunakan. : Baik (pasien mengetahui bahwa dirinya sedang berada di RSJSH) : : Kesan sesuai dengan tingkat pendidikan Kesan sesuai dengan tingkat pendidikan Baik

3. Konsentrasi/perhatian :

8

Status Psikiatri Waktu Situasi : Baik (pasien mengetahui waktu wawancara adalah siang hari) : Baik (Pasien tahu bahwa situasi sekelilingnya saat wawancara agak sedikit berisik karena teman-temannya). 5. Daya Ingat Segera Jangka Pendek Jangka Panjang : Baik (pasien dapat menyebutkan menu makanan yang baru saja dimakan) : Baik (pasien dapat mengingat nama dokter muda yang mewawancara) : Baik (pasien ingat alamat rumahnya) : Baik (pasien mengetahui ketika ditanya arti peribahasa air susu dibalas dengan air tuba) 7. Visuospasial sendiri) E. Proses Pikir 1. Arus pikir : Baik : Baik : Tidak ada : Tidak ada : Tidak ada a. Produktivitas b. Kontinuitas pikiran c. Hendaya berbahasa 2. Isi pikir a. Preokupasi b. Waham F. Pengendalian Impuls Kemampuan mengendalikan impuls kurang ( pasien tidak marah bila saat sesi wawancara ada temannya yang mengganggu, tapi menurut ayah pasien bila dirumahnya ada yang mengganggu pasien langsung memukul) G. Daya Nilai 1. Daya nilai sosial : Baik 2. Uji daya nilai : Baik (pasien membuang sampah pada tempatnya) 9 : Baik 8. Kemampuan menolong diri Baik (pasien dapat mandi, makan dan berpakaian 6. Pikiran Abstrak

Status Psikiatri 3. Daya nilai realita : Baik (sudah tidak ada halusinasi auditorik) H. Tilikan Derajat 2 (pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tapi dalam waktu yang bersamaan menyangkal penyakitnya) I. Reliabilitas Dapat dipercaya IV. STATUS FISIK A. Status Internus a. Keadaan umum b. Kesadaran c. Tekanan darah d. Nadi e. Suhu badan f. Frekuensi pernafasan B. Pemeriksaan Fisik Bentuk badan Kepala Mata Leher : normal : normocephal : konjungtiva tidak pucat dan sklera tidak ikterik : tidak ada pembesaran tiroid dan KGB : Baik. : Compos mentis. : 110/70 mmhg. : 70 x/menit. : 36,6 C. : 18 x/menit.

Thoraks cor: BJ 1-2 reguler pulmo: suara nafas vesikuler Abdomen : datar, supel, tidak ada pembesaran Ekstremitas : akral hangat : Kesan tidak terdapat defisit neurologis

C. Status Neurologis V.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium darah lengkap dalam batas normal

10

Status Psikiatri VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Pasien seorang laki-laki muda berumur 25 tahun, tinggi 173 cm, berat badan 68 kg, penampilan rapih dengan rambut botak atau panjangnya hanya sekitar 2 cm. Pasien tampak sesuai dengan umurnya. Pada saat wawancara pasien mengenakan kaos berwarna kuning dan celana tanggung setinggi lutut berwarna biru. Kebersihan diri pasien baik dan pasien tidak tampak lusuh. Pasien datang ke Rumah Sakit dr. Soeharto Heerdjan (RSJSH) pada tanggal 20 Agustus 2011 diantar oleh ayahnya dan adik ipar karena pasien di rumah sering gaduh gelisah dan tidak bisa tidur selama kurang lebih 3 bulan sehingga mengganggu anggota keluarga pasien. Menurut ayah pasien, pasien sulit tidur di rumahnya sehingga pasien sering mengganggu anggota keluarganya yang berada dirumah seperti memukul adiknya. Setiap malam mengganggu orang di rumah nya, menggedor gedor pintu kamar kedua orang tua nya, suka bicara dan tertawa sendiri, menyalakan radio dengan volume suara yang cukup keras. Dan sering bertingkah laku aneh seperti keluar mondar mandir keluar masuk rumah tanpa sebab yang jelas dan bila keluar rumah memakai pakaian berlapis-lapis. Pasien juga sering pulang malam keluyuran tidak tahu kemana. Pasien saat dianamnesa di ruang Elang tampak tenang, tidak menunjukkan sikap gelisah dan pasien kooperatif saat di periksa. Bicaranya baik dan teratur serta jelas, pasien juga melakukan kontak mata dengan pemeriksa. Ketika ditanya alasan mengapa pasien masuk ke Rs. Jiwa pasien tidak tahu kenapa orang tua pasien membawa ke sini. Pasien merasa tidak sakit apa-apa. Pasien hanya merasa sulit tidur saja. Menurut pasien dulu saat pasien remaja pasien sempat merasa ada yang membisikkan tentang cerita nabi-nabi tapi pasien tidak ingat lagi dan pasien merasa itu hanya halusinasi. Dan kini pasien merasa sudah tidak ada bisikan lagi. Pasien sebelumnya pernah di rawat di RS Jiwa Soeharto Heerdjan pada tanggal 2 juni 2011 hanya seminggu setelah itu pasien pulang tapi di rumah masih mengganggu dan bertingkah laku aneh sehingga pasien kembali lagi pada tanggal 09 juli 2011 dirawat tiga minggu dan pasien pulang tetapi keluarga pasien tetap merasa terganggu karena perilaku aneh seperti marah-marah dan memukul orang di rumahnya. Menurut ayah pasien, anaknya berperilaku aneh sejak 12 tahun yang lalu hilang timbul, terkadang pasien bersikap normal terkadang kambuh. Sehingga pasien suka berobat 11

Status Psikiatri jalan. Pasien setiap kambuh cukup sering kira-kira sebulan sekali kambuh. Pasien sering kontrol sampai sekarang tapi minum obat terkadang tidak rutin. Menurut pasien, pasien tidak pernah menggunakan narkoba hanya meminum alkohol saja. Pasien mengaku pada umur 13 tahun pasien pernah di cekoki minuman yang di isi obat oleh teman-temannya dan pasien merasa mabuk tapi pasien tidak tahu apa yang diberikan oleh temannya. Tapi pada alloanamnesa pada ayah pasien mengatakan anaknya suka menggunakan pil koplo sejak umur 13 tahun karena di ajak oleh teman-temannya. Tapi menurut ayah pasien sekarang ayah pasien tidak mengetahui bahwa anaknya menggunakan narkoba apa tidak yang diketahui hanya masih suka meminum alkohol hingga mabuk.

Pemeriksaan psikiatri: Cara berbicara : Berbicara spontan, bila berbicara volume suara sedang, bicara cepat, bernada sedang Mood : Eutimia (suasana perasaan dalam rentang normal, yakni individu mempunyai penghayatan perasaan yang luas dan serasi dengan irama hidupnya) Afek : Serasi (keadaan normal dari ekspresi emosi yang terlihat dari keserasian antara ekspresi emosi dan suasan yang dihayatinya) Keserasian afek : Serasi Halusinasi : Halusinasi auditorik (tapi sekarang pasien sudah tidak mendengar bisikan lagi) Ilusi : Tidak ada Depersonalisasi : Tidak ada Derealisasi : Tidak ada Produktivitas pikir : Baik Kontinuitas pikiran : Baik Hendaya berbahasa : Tidak ada Preokupasi : Tidak ada Waham : Tidak ada Kemampuan mengendalikan impuls : kurang Daya nilai sosial : Baik Uji daya nilai : Baik Daya nilai realita : Baik (adanya halusinasi auditorik) Tilikan derajat 2 ( Pasien agak menyadari bahwa dirinya sakit dan membutuhkan bantuan tapi dalam waktu yang bersamaan menyangkal penyakitnya) Reliabilitas : Dapat dipercaya VII. FORMULASI DIAGNOSTIK 12

Status Psikiatri Susunan formulasi diagnostik berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna dengan urutan untuk evaluasi multi aksial, seperti berikut : AKSIS I (Gangguan klinis dan kondisi klinis yang menjadi fokus perhatian klisnis) Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, kasus ini dapat dinyatakan mengalami gangguan-gangguan yang disebutkan di halaman berikut. 1. Gangguan jiwa berupa : Halusinasi : Halusinasi auditorik (tapi sekarang tidak) orang lain. 2. Gangguan jiwa ini sebagai Gangguan Mental Non Organik (GMNO) karena : Tidak ada penyakit organik spesifik yang diduga berkaitan dengan gangguan jiwanya Tidak ada penurunan kesadaran patologis Tidak ada gangguan sensoriun atau gangguan neurologis Tidak ada gangguan kognitif Menurut PPDGJ-III : GMNO psikosis ini adalah F 20.5 gangguan SKIZOFRENIA RESIDUAL, karena memenuhi kriteria yaitu : Gejala negatif dari skizofrenia yang menonjol. Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia. Sedikitnya sudah melampaui satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata (minimal) dan telah timbul sindrom negatif dari skizofrenia. Tidak terdapat demensia atau penyakit/gangguan otak organik lain. Distres/penderitaan/berupa : marah-marah sampai mengamuk dan memukul

Diagnosis banding : F 20.3 skozofrenia tak terinci. F 10 gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan alkohol.

13

Status Psikiatri AKSIS II (Gangguan kepribadian dan retardasi mental) Tidak terdapat gangguan AKSIS III (Kondisi medik umum) Tidak ada AKSIS IV Tidak ada AKSIS V (Penilaian fungsi secara global) Satu tahun terakhir : GAF Scale 80-71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll) Sekarang (saat wawancara) : GAF Scale bernilai 61-70 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik) VII. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I Aksis II : F20.5 Skizofrenia Residual : Tidak terdapat gangguan

Aksis III : Tidak ada diagnosis Aksis IV Aksis V : tidak ada

: GAF Scale bernilai 61-70 (beberapa gejala ringan dan menetap,

disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik) PROGNOSIS Faktor yang mendukung ke arah prognosis baik : Pasien memiliki kemauan untuk sembuh (meminum obat dengan teratur dan kontrol ke RSJ) Pasien tidak mau meminum alkohol lagi Faktor yang mendukung kearah prognosis yang buruk : Pasien sering kambuh Mempunyai faktor pencetus yang tidak jelas

Kesimpulan : Quo ad vitam : bonam 14

Status Psikiatri Quo ad functionam : ad bonam Quo ad sanationam : ad malam DAFTAR MASALAH 1. 2. 3. Organobiologik : (-) Psikologik : Halusinasi auditorik Sosial/keluarga : Hendaya dalam fungsi social dan pekerjaan

VIII. TERAPI Rencana terapi : 1. Psikofarmaka : Risperidone 2 x 2 mg PO Merupakan anti psikotik generasi kedua, atipikal, yang berfungsi untuk mengatasi symptom positif dan negatif dari kasus ini. Lorazepam 1 x 1 mg PO Merupakan obat anti-anxietas yang diberikan sebagai obat anti insomnia. Interaksi obat antara psikosis dengan anti-anxietas dapat meningkatkan efek sedasi sehingga bermanfaat untuk kasus dengan gejala gaduh gelisah. 2. Psikoterapi : Supportif : Memberi nasihat kepada pasien untuk teratur minum obat Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan memberikan dukungan untuk pulih dan tidak selalu menjauhkan pasien dalam keluarganya 3. Psikososial : Melibatkan pasien ke dalam kegiatan di RSJHJ seperti kegiatan kelompok. Melibatkan pasien dalam kegiatan-kegiatan di Rumah Sakit, misalnya kegiatan yang sesuai dengan kemampuannya. Melibatkan pasien agar dapat berinteraksi dengan pasien lain yang juga di rawat sehingga pasien dapat memahami keadaannya dan mau menjalani terapi dengan baik. Memotivasi pasien agar lebih rajin beribadah.

15

Status Psikiatri

GRAFIK PERJALANAN PENYAKIT Nama (inisial) Usia Tanggal lahir Jenis kelamin Suku bangsa Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan : : : : : : : : : Tn. Dani 25 tahun 1 april 1986 Laki-laki Minang Islam D3 Tidak bekerja Belum menikah

KETERANGAN : 1. Pasien pada tahun 1998 pernah dirawat di RSCM karena sering mabuk sehingga berperilaku aneh dan di rawat selama 3 minggu. 2. Pada 2 juni 2011 pasien datang ke RSJ HJ diantar oleh ayahnya karena berperilaku aneh dan sulit tidur sehingga gaduh gelisah kurang lebih 2 minggu. 3. Pada 9 juli 2011 pasien datang kembali karena keluhan yang sama dirawat 3 minggu 4. Pada 20 agustus 2011 pasien datang kembali karena keluhan yang sama sejak 3 bulan yang lalu.

16