status ujian psikiatri indra-fendry 03
TRANSCRIPT
STATUS UJIAN
SKIZOFRENIA PARANOID
Oleh:
Fendry Kolondam, S.Ked
Indra Darmawan, S.Ked
Penguji :
Dr. Anita E. Dundu, SpKJ
BAGIAN/ SMF ILMU PENYAKIT JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAMRATULANGI
MANADO
2012
STATUS UJIAN PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama : Ny. J. L
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Kawangkoan bawah
Agama : Kristen Protestan
Suku : Mangondo
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Tanggal Periksa : 23 Oktober 2012
Tempat dan situasi : RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Sumber informasi : Penderita dan Kakak penderita
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Diperoleh dari autoanamnesis dan aloanamnesis pada kakak kandung penderita
tanggal 23 Oktober 2012 pukul 12.15 Wita.
A. Keluhan Utama
Sering mendengar bisikan-bisikan, merasa takut-takut dan tidak mau
ditinggal sendiri, tegang, kadang ingin berteriak karena bisikan-bisikan.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Penderita mulai menunjukan gejala sejak bulan maret atau ± 7 bulan yang
lalu dimana penderita mulai sering mendengar bisikan-bisikan yang sering
menyuruh penderita untuk berteriak atau berjalan-jalan tanpa tujuan,
penderita juga menjadi takut-takut yang tidak jelas dan tidak mau
ditinggalkan sendirian. Penderita kadang-kadang juga merasa gelisah dan
susah tidur namun dapat teratasi saat mengkonsumsi obat.
1
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatri
Penderita pernah mengalami gangguan psikiatri sebelumnya tetapi berobat
ke dokter spesialis dan ini kali pertama penderita dibawa ke RS. Prof Dr.
V. L. Ratumbuysang.
2. Riwayat gangguan medis
Penderita tidak pernah mengalami kejang, malaria maupun trauma kepala
sebelumnya.
D. Riwayat kehidupan Pribadi :
1. Riwayat prenatal :
Penderita lahir dari kehamilan yang diharapkan dan direncanakan dari
suatu pernikahan yang sah. Selama hamil ibu penderita sehat, dan proses
persalinan berjalan normal. Ibu penderita tidak pernah mengkonsumsi
alkohol ataupun zat aditif lain selama hamil.
2. Riwayat masa anak awal (1-3 tahun ) :
Perkembangan masa balita normal.
3. Riwayat masa anak menengah (4-11 tahun ) :
Penderita tumbuh dan berkembang dengan normal, dan penderita
bersekolah sampai tamat SD.
4. Riwayat masa anak akhir dan remaja :
Penderita termasuk anak yang rajin dan bersekolah sampai tamat SMA.
Hubungan dengan keluarga baik dan harmonis, serta mempunyai banyak
teman.
5. Riwayat masa dewasa :
a. Riwayat pendidikan
Penderita sudah menamatkan pendidikan SMA.
b. Riwayat pekerjaan
Ibu rumah tangga
c. Riwayat perkawinan
Penderita sudah menikah dan memiliki seorang anak.
d. Riwayat beragama
Penderita beragama Kristen Protestan dan rajin beribadah.
2
e. Riwayat sosial
Hubungan dengan keluarga/ kakak cukup baik. Sebelumnya
penderita cukup interaktif dan supel dalam bergaul, namun 7 bulan
belakangan penderita menjadi takut-takut karena mendengar
bisikan-bisikan oleh karenanya tidak mau di tinggal sendirian.
6. Riwayat kehiduapan sekarang :
Penderita adalah anak ke-2 dari 3 bersaudara, sudah menikah dan memiliki
satu orang anak. Hubungan dengan orang tua dan saudara-saudara selama
ini baik. Dalam keluarga hanya penderita yang sakit seperti ini. Sikap
keluarga terhadap gangguan penderita yaitu cukup memberikan dukungan
moral dan material.
E. Riwayat Penyakit Keluarga :
Penderita merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Penderita hidup
dengan ekonomi menengah kebawah dan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan seperti ini.
SILSILAH KELUARGA/ GENOGRAM
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita Faktor herediter : tidak ada
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTALIS
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Penderita adalah seorang perempuan, usia 39 tahun tampak sesuai dengan
umur. Penderita berpakaian rapi, menggunakan baju bermotif garis-garis
warna agak gelap dan celana panjang. Tubuh gemuk, kulit sawo matang,
3
rambut hitam pendek, tersisir rapi. Perawatan dan kebersihan diri terlihat
baik. Ekspresi wajah tampak datar, kontak mata kurang.
2. Perilaku dan aktifitas psikomotorik
Penderita terlihat tenang dan duduk di kursi saat wawancara. Saat ditanya
tentang keadaanya, penderita melihat kepewawancara dengan ekspresi datar
dan kemudian menjawab pertanyaan sambil menghindari kontak mata
dengan pewawancara.
3. Sikap terhadap pemeriksa
Penderita kooperatif
B. Mood dan Afek
1. Mood : Iritable
2. Afek : Tumpul
3. Keserasian : Ekspresi emosional sesuai dengan isi pikiran
C. Karakteristik berbicara
Selama wawancara penderita lebih banyak diam dan hanya berbicara saat
ditanya. Artikulasi jelas, bicara spontan dengan volume suara kecil.
D. Persepsi
Terdapat halusinasi auditorik.
E. Proses pikir
1. Alur proses pikir
Penderita hanya menjawab bila ditanya dengan jawaban pendek yang sesuai
dengan pertanyaan.
2. Isi proses pikir
Waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan
dari luar (delusion of passivity)
F. Kesadaran dan Fungsi Kognitif
1. Tingkat kesadaran
Komposmentis
2. Orientasi
a. Waktu : Baik, penderita dapat menentukan tanggal saat itu.
b. Tempat : Penderita mengetahui, bahwa dia berada di Rumah Sakit.
c. Orang : Penderita dapat mengenali kakaknya
4
3. Daya konsentrasi dan perhatian
Saat wawancara penderita tampak mampu memusatkan perhatian dan
mendengar pertanyaan yang diajukan pewawancara tetapi menghindari
kontak mata dengan pewawancara.
4. Daya ingat
a. Immediate memory
Tidak diperiksa
b. Recent memory
Penderita dapat mengingat bahwa tadi pagi penderita sudah makan.
c. Remote memory
Penderita dapat mengingat nama keluarganya, yaitu kedua kakaknya.
5. Membaca dan menulis
Tidak Terganggu
6. Taraf pendidikan
Tamat SMA
7. Pengetahuan dan kecerdasan
Penderita dapat menjawab pertanyaan dengan tepat walau hanya berupa
kalimat pendek.
8. Tilikan
Derajat 1: Penyangkalan penuh bahwa dirinya sakit
9. Rehabilitasi (taraf dapat dipercaya)
Penderita tidak dapat menceritakan situasi dirinya dengan tepat.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan Penyakit Dalam
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda Vital : TD 110/70 mmhg, N 80 x/m, R 20 x/m, Sb 36,6 0C
Kepala : Konjungtiva anemis -/-, Sklera Ikterus -/-, Refleks
Cahaya +/+ normal
Thoraks : Cor : SI-SII normal, bising (-)
Pulmo : Rh -/-, Wh -/-
Abdomen : Datar lemas, NT (-), Hepar / Lien : ttb
5
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
B. Pemeriksaan Neurologis
GCS : E4V5M6
TRM : tidak ada
Mata : Gerakan normal searah, pupil bulat isokor, reflex cahaya +/+
Pemeriksaan Nervus Kranialis
1. Nervus Olfaktorius (N.I)
Tidak dilakukan evaluasi.
2. Nervus Optikus (N.II)
Tidak dilakukan evaluasi.
3. Nervus Okulomotorius (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan Nervus
Abducens (N.VI)
Selama wawancara berlangsung dapat diamati bahwa penderita memilki
gerakan bola mata yang wajar (penderita mampu melirikkan bola
matanya ke kiri dan ke kanan). Selain itu, bola mata penderita dapat
mengikuti arah penlight kiri-kanan dan atas-bawah
4. Nervus Trigeminus (N.V)
Selama wawancara berlangsung yaitu saat menjawab pertanyaan
(penderita membuka mulut) terlihat simetris.
5. Nervus Facialis (V.II)
Selama wawancara berlangsung telihat penderita dapat mengerutkan alis
dan mengangkat dahi dengan kesan simetrris.
6. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII)
Selama wawancara berlangsung, penderita dapat menjawab pertanyaan
dengan tepat. Hal ini memberi kesan bahwan pendengaran penderita
normal. Saat penderita berjalan terlihat stabil, tidak terjatuh.
7. Nervus Glossofaringeus (N.IX) dan Nervus Vagus (N.X)
Selama wawancara berlangsung, artikulasi bicara penderita jelas, dan
tidak ada keluhan gangguan menelan. Pada penderita ini kesan normal.
8. Nervus Aksesorius (N.XI)
Selama wawancara berlangsung, penderita dapat mengerakkan kepala ke
kiri dan ke kanan serta mengangguk, hal ini memberi kesan normal.
6
9. Nervus Hipoglosus (N.XII)
Dilakukan dengan cara menyuruh penderita menjulurkan lidah dan
dilihat apakah ada deviasi. Pada penderita ini kesan normal.
Fungsi sensorik : tidak terganggu
Fungsi motorik : kekuatan otot 5 5
5 5
tonus otot n n
n n
Ekstrapiramidal Sindrom : Tidak ditemukan gejala ekstrapiramidal
(tremor, bradikinesia, rigiditas)
Refleks fisiologis : Normal
Refleks patologis : Tidak ditemukan refleks patologis
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Berdasarkan anamnesis didapatkan penderita perempuan berumur 39 tahun,
suku minahasa, agama Kristen Protestan, merupakan ibu rumah tangga.
Penderita dibawa ke RS Prof. Dr. V.L. Ratumbuysang Manado, tanggal 23
Oktober 2012 oleh kakak penderita dengan keluhan utama sering mendengar
bisikan-bisikan, merasa takut-takut dan tidak mau ditinggal sendiri, tegang,
kadang ingin berteriak karena bisikan-bisikan.
Pada pemeriksaan status mental, penderita adalah seorang perempuan umur
39 tahun, tampak sesuai dengan umur, gemuk, penampilan rapi, rambut hitam
pendek, saat wawancara menggunakan kaos motif garis-garis berwarna agak
gelap dan celana panjang. Ekspresi wajah datar dan kurang bersemangat.
Selama wawancara, penderita lebih sering diam, hanya berbicara saat
ditanya dan menjawab dengan jawaban yang pendek disertai ekspresi wajah
datar, dan kurang bersemangat serta menghindari kontak mata dengan
pewawancara. Artikulasi jelas, bicara spontan dengan volume suara yang kecil.
Pada wawancara ditemukan suasana mood irritable, afek yang tumpul,
ada halusinasi auditorik serta waham tentang dirinya yang pasrah dan tidak
7
mampu melawan kekuatan dari luar. Dari pertimbangan tilikan terhadap
penyakit, termasuk tilikan derajat IV.
VI. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia paranoid tak sempurna (F 20.x4)
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Tidak ada diagnosis
Aksis V : Global Assesment Of Functioning (GAF) Scale 70-61: beberapa
gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam sosial,
pekerajaan, sekolah, dll.
III. PROBLEM
1. Organobiologik
Faktor genetik gangguan jiwa tidak ada.
2. Psikologi
Penderita mengalami halusinasi auditorik. Terdapat waham (delusion of
passivity).
3. Lingkungan dan sosial ekonomi
Penderita menarik diri dari lingkungan sosial. Penderita tergolong dalam
ekonomi menengah ke bawah.
IV. TERAPI
A. Medikamentosa
- Risperidone 1 mg
- Trihexyphenidyl 1 mg
- Valisanbe 2,5 mg
B. Psikoterapi dan intervensi psikososial
- Terhadap penderita
Memberikan edukasi terhadap penderita agar memahami gangguannya
lebih lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul,
pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat, perbaikan fungsi
sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik. Memotivasi dan
8
memberikan dukungan kepada penderita sehingga dapat menjalankan
fungsi sosialnya dengan baik.
- Terhadap keluarga
Terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi yang menyampaikan
informasi kepada keluarga mengenai penyakit dan pengobatan penyakit
sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi penderita,
memberikan nasehat kepada penderita sebagai langkah awal untuk
mengurangi kekambuhan.
V. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
VI. ANJURAN
Dianjurkan kepada penderita agar tetap mengkonsumsi obatnya dengan taat
dan teratur serta dapat bergaul dengan lingkungan sekitar, sehingga penderita
lebih terbuka kepada orang terdekat bila menghadapi suatu masalah.
VII. DISKUSI
Diagnosis penderita ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, dan
pemeriksaan fisik. Dari anamnesis ditemukan adanya halusinasi auditorik,
dimana penderita mendengar bisikan-bisikan sejak ± 7 bulan yang lalu,
sehingga penderita merasa takut-takut, seperti ingin berteriak, tegang dan tidak
bisa ditinggalkan sendiri.
Dari pemeriksaan fisik, melalui inspeksi, ditemukan adanya penampilan
yang rapi, tidak terdapat kesadaran yang berkabut, dan afek datar.
Penderita ini dapat didiagnosis dengan skizofrenia karena sesuai dengan
PPDGJ III. Berdasarkan PPDGJ III, skizofrenia umumnya ditandai oleh
penyimpangan yang fundamental dan karekteristik dari pikiran dan persepsi,
serta oleh afek yang tumpul (blunted). Kesadaran yang jernih (clear
consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara. Pedoman
diagnostik untuk skizofenia yaitu ditemukannya halusinasi dan atau waham,
gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respon emosional
9
yang tumpul dan tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari
pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial, dan berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih. Penderita didiagnosis skizofrenia paranoid karena
halusinasi auditorik yang menonjol, di mana penderita mendengar suara-suara
halusinasi yang tidak jelas atau mendengung (humming), dimana ini merupakan
gejala yang paling khas.
Pada penderita diberikan risperidon tablet 1 mg, trihexyphenidyl 1 mg dan
valisanbe 2,5 mg yang dibuat dalam bentuk kapsul, 2 kali sehari. Risperidon
merupakan obat antipsikosis atipikal yang berafinitas terhadap dopamine D2
receptor dan serotonin 5 HT2 receptor (serotonin-dopamine antagonist),
sehingga efektif terhadap gejala positif dan negatif pada sindrom psikosis.
Diberikan pada penderita ini karena penderita memiliki gejala positif
(halusinasi) serta gejala negatif (menarik diri, afek yang tumpul).
Trihexyphenidyl diberikan untuk mencegah terjadinya gejala ekstrapiramidal
akibat pemberian risperidone. Valisanbe diberikan bersamaan dengan
antipsikotik sehingga dapat meningkatkan efek sedasi yang bermanfaat untuk
gejala agitasi dan gaduh gelisah.
Dalam hal ini diberikan edukasi terhadap penderita agar memahami
gangguannya, cara pengobatan, pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum
obat sehingga penderita sadar dan mengerti akan sakitnya, dan menjalankan
pengobatan secara teratur, tidak dengan terpaksa. Prognosis pada penderita ini
untuk fungsi vital (Quo ad vitam) dan fungsi alat-alat tubuh (Quo ad
functionam) cukup baik karena pada skizofrenia paranoid tidak ditemukan
gangguan-gangguan yang mengancam nyawa juga menyebabkan gangguan
fungsi dari alat-alat tubuh, hanya saja fungsi dari medikamentosa dan terutama
psikoterapi harus dimaksimalkan untuk mencegah timbulnya perilaku agresif
dari penderita yang dapat melukai dan membahayakan diri sendiri (misalnya
timbul keinginan untuk bunuh diri). Prognosis untuk tingkat atau kemungkinan
kekambuhan pada penderita (Quo ad sanationam) cukup buruk di karenakan
kepatuhan penderita dalam mengkonsumsi obat-obatan dan adanya perilaku
menarik diri dan gejala-gejala negatif.
10