stenosis mitral
DESCRIPTION
stenosis mitralTRANSCRIPT
STENOSIS MITRAL
HASNA IBADURRAHMI121 0211 065Definisi
EpidemiologiGejala dan Tanda
PatofisiologiKomplikasi
TalakPrognosis
Definisi Mitral stenosis (MS) Penyempitan katup mitral yang disebabkan penebalan daun katup, komisura yang menyatu dan korda tendineae yang menebal dan memendek sehingga mengakibatkan aliran darah mengalami hambatan atau aliran darah melalui katup tersebut akan berkurang. Normal katup mitral berukuran 4-6 cm2.
Pasien dengan Mitral Stenosis (MS) secara khas memiliki daun katup mitral yang menebal, kommisura yang menyatu, dan korda tendineae yang menebal dan memendek.
Etiologi Paling sering diakibatkan oleh penyakit jantung
reumatik. Sekitar 90% dari kasus Stenosis Mitral diawali dengan demam reumatik.
Sisanya non-reumatik seperti Congenital Mitral Stenosis, Systemic Lupus Erythematosus (SLE), Arthritis Rheumatoid (RA), Atrial Myxoma, dan Bacterial Endocarditis. Kelainan ini juga bisa ditemukan pada pasien dengan hipertensi pulmonal. (Jonathan Gleadle, 2005).
Virus seperti coxsackie
Manifestasi Klinis Cepat lelah Edema paru Gagal jantung sebelah kanan Sesak napas Nyeri dada Batuk kering Palpitasi Hemoptisis/batuk darah Hepatomegali Dispnea Ortopnea Bronkitis rekuren
Patofisiologi Stenosis mitral mencegah aliran bebas darah dari LA ke LV
Memperlambat pengisian ventrikel oleh darah selama diastol Tekanan atrium kiri meningkat untuk mempertahankan curah jantung Hipertrofi serta dilatasi atrium.
Tekanan atrium kiri yang meningkat menyebabkan kongesti pulmonal dan dapat menyebabkan hipertensi, edema pulmonal, serta gagal jantung kanan.
Pasien dengan mitral stenosis mengandalkan sistol atrium untuk pengisian ventrikel, dan fibrilasi atrium yang disebabkan pembesaran atrium yang secara signifikan menurunkan curah jantung.
Atrium yang berfibrilasi besar kemungkinannya membentuk trombus Embolisasi atau lepas dan bergerak bebas dalam darah menyebabkan stroke. LV biasanya normal pada mitral stenosis, namun bisa abnormal akibat kekurangan supalai darah kronik pada LV atau parut rheumatik.
Patofisiologi Singkatnya stenosis mitral menghalangi aliran darah dari atrium
kiri ke ventrikel kiri selama fase diastolik ventrikel. Untuk mengisi ventrikel dengan adekuat dan mempertahankan curah jantung, atrium kiri harus menghasilkan tekanan yang lebih besar untuk mendorong darah melampaui katup yang menyempit. Karena itu selisih tekanan antara dua ruang tersebut meningkat.
Derajat berat ringannya stenosis mitral, selain berdasarkan gradien transmitral yaitu ringan (< 5), sedatif (5 – 10), dan berat (>10) namun dapat juga ditentukan oleh luasnya area katup mitral, serta hubungan antara lamanya waktu antara penutupan katup aorta dan opening snap. Berdasarkan luasnya area katup mitral derajat stenosis mitral sebagai berikut :
A2-OS : Waktu antara penutupan katup aorta dan pembukaan katup mitral
Fungsi lama waktu pengisian dan besarnya pengisian, gejala/simpton akan muncul bila waktu pengisian menjadi pendek dan aliran transmitral besar, sehingga terjadi kenaikan tekanan atrium kiri walaupun area belum terlalu sempit (> 1,5 cm2).Dengan bertambah sempitnya area mitral maka tekanan atrium kiri akan meningkat bersamaan dengan progresi keluhan. Apabila area mitral < 1 cm2 yang berupa stenosis mitral berat maka akan terjadi limitasi dalam aktivitas.
Derajat Stenosis
A2-OS interval
Area Gradien
Ringan >110 msec >1,5 cm2 <5 mmHgSedang 80-110 msec >1 dan < 1,5
cm25-10
mmHgBerat <80 msec <1 cm2 >10 mmHg
DiagnosisDiagnosis dari penyakit Mitral Stenosis ditegakkan dari riwayat penyakit pasien, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang seperti foto thoraks, elektrokardiografi (EKG) atau ekokardiografi. Riwayat penyakit yang biasanya didapat dari pasien adalah:
a) Dyspneu d’effort/ dyspneu saat beraktifitasb) Hemoptisis = Batuk darah yg dibatukkan berasal dari saluran
pernapasan bawahc) Nyeri Dadad) Riwayat Demam Rematik sebelumnyae) Paroksimal Nokturnal Dispneaf) Palpitasi
Pemeriksaan FisikDari pemeriksaan fisik pada pasien akan didapatkan :Inspeksia) Nampak Pulsasi Ictus Cordisb) Malar Flush, perubahan warna kebiruan pada atas pipi karena saturasi oksigen
berkurangc) Sianosis Periferd) Distensi vena jugularis, menonjol karena hioertensi pulmonal dan stenosis tricuspide) Digital clubbingf) Respiratory distressg) Tanda-tanda kegagalan jantung kanan seperti asites, hepatomegali dan oedem perifer
Palpasia) Diastolik thrill terasa getaran pada puncak jantung (Ictus Cordis teraba), terutama
dengan pasien dalam posisi ke arah lateral kirib) Atrial Fibrilasi, pulse tidak teratur dan terjadinya pulse deficit antara heart rate dengan
nadi lebih dari 60 x per menit.
Auskultasia) Murmur diastole yang ditandai dengan M1 yang berbunyi lebih keras disebabkan oleh
peningkatan usaha katub mitral untuk menutup. Berikut gambar skema murmur diastole.
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang mendukung diagnosis Mitral Stenosis: Foto Thorax :
Hal-hal yang dapat dilihat dari pemeriksaan foto thorax antara lain.a) Pembesaran atrium, terlihat kontur ganda atrium pada batas
jantung kanan.b) Pelebaran arteri pulmonalc) Dilatasi ventrikel kanan, tampak dari batas kanan bergeser ke
kanan.d) Aorta yang relatif kecile) Perkapuran di daerah katup mitral atau pericardiumf) Pada paru terlihat tanda bendungan venag) Edema interstitial berupa garis Kerley terdapat pada 30% pasien
dengan tekanan atrium kiri <20mmHg dan 70% pada tekanan atrium >20mmHg.
EKGGambaran EKG menunjukkan adanyaa. Pembesaran atrium kiri ( amplitude P > 2 mm)b. Depresi gelombang ST dan gelombang T inverse pada V1-V3c. Fibrilasi atriumd. Hipertrofi ventrikel kanane. Right Axis Deviationf. R > S pada V1
Ekokardiografi Pemeriksaan ekokardiografi dengan perekaman M-mode dan 2D-Doppler dapat digunakan untuk: (a) menentukan derajat stenosis, (b) dimensi ruang untuk jantung, (c) ada tidaknya kelainan penyerta, dan (d) ada tidaknya trombus pada atrium kiri.Pada pemeriksaan ekokardiografi M-mode dapat dilihat hal-hal berikut.a) E-F slope mengecil dan gelombang “a”menghilangb) Pembukaan katup mitral berkurangc) Pergerakan katup posterior berubahd) Penebalan katup akibat fibrosise) Pelebaran atrium kiri,kadang RVH
Kateterisasi jantung Berfungsi untuk menentukan luas dan jenis penyumbatan serta
melihat perbedaan “pressure gradient” antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Walaupun demikian pada keadaan tertentu masih dikerjakan setelah suatu prosedur ekokardiografi yang lengkap. Saat ini kateterisasi dipergunakan secara primer untuk suatu prosedur pengobatan intervensi non bedah yaitu valvulotomi dengan balon.
Laboratorium Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang khas, ditujukan untuk
penentuan adanya reaktivasi reuma.
PENATALAKSANAAN Stenosis mitral merupakan kelainan mekanis, oleh karena itu
obat-obatan hanya bersifat suportif atau simtomatis terhadap gangguan fungsional jantung, atau pencegahan terhadap infeksi.
Antibiotik golongan penisilin, eritromisin, sefalosporin sering digunakan untuk demam rematik atau pencegahan endokardirtis.
Obat-obatan inotropik negatif seperti ß-blocker atau Ca-blocker Fibrilasi atrium pada stenosis mitral penyekat beta atau
antagonis kalsium Antikoagulan warfarin mencegah tromboemboli Valvotomi mitral perkutan dengan balon Intervensi bedah, reparasi atau ganti katup (komisurotomi).
Dengan cara ini katup terlihat jelas antara pemisahan komisura, atau korda, otot papilaris, serta pembersihan kalsifikasi dapat dilakukan dengan lebih baik.
Komplikasi Fibrilasi atrium Emboli sistemik Hipertensi pulmonal dan dekompensasi jantung Endokarditis Prolaps Katub Mitral (MVP)
prognosis