step 5 seider tugas
DESCRIPTION
seiderTRANSCRIPT
Pada tahap 4, setiap bagian flowsheet memiliki kondisi operasi yang menghilangkan perbedaan
antara bahan baku dan produk. Namun ada pengecualian yaitu pada proses dislilasi, dimana
peralatan secara spesifik tidak ditampilkan. Pemilihan unit pemrosesan sering disebut sebagai
unit operasi. Dimana satu atau lebih operasi dasar yang dilakukan disebut task integration.
Pada gambar 3.8 memperlihatkan salah satu contoh dari task integration untuk proses
pembuatan vynil klorida. Pada tahap ini terjadi proses sintesis, proses ini adalah proses yang
paling banyak digunakan secara umum untuk membuat berbagai kombinasi operasi.
1. Reaktor Klorinasi dan Kondensor. Proses klorinasi dilakukan secara langsung seperti
gambar 3.7 di lakukan pada bejana reaksi cylinder, yang terdiri dari unit bagian yang
lurus dan kondensor. Kolam penampungan dikloroetane cair, dengan katalis ferric
chloride terlarut, mengisi bagian bawah bejana pada suhu 90°C dan tekanan 1.5 atm.
Ethylene secara umum di hasilkan dari bejana silinder tersebut dimana menghasilkan
gas yang akan menyebabkan kenaikan tekanan dan suhu ruang, pada tekanan 150 psia
dan suhu 70°F, yang diuapkan secara hati-hati untuk menghilangkan viskositas cairan
yang mencemari sebagian besar proses produksi klorin dengan proses elektrolisis. Klorin
dan etilen berada pada fase uap dan melepas panas reaksi sebagai dichloroetane
sebagai hasil produksi. Panas yang disebabkan oleh dichloroetane digunakan untuk
proses penguapan dan menaikkan suhu pada kondensor, dimana hal tersebut
terkondensasi dengan cooling water. Panas yang dibutuhkan akan dibawa ke reboiler
terlebih dahulu dalam kolol destilasi pada suhu 93°C, tetapi panas reaksi tidak dapat
digunakan untuk tujuan menaikkan temperature yang diingiknan. Bagaimana ini bias
terjadi? Sebagian besar kondensat dicampur dengan limbah dari recycle cooler untuk
di proses dalam tahap pirolisi . Bagaimanapun rectifying section dalam kolom tersebut
memiliki beberapa tray untuk memulihkan zat zat yang volatile contoh trikloroetane
yang menguap. Zat tersebut terakululasi ada bagian bawah dan dihilangkan secara
berkala dan dianggap sebagai impuritas.
2. Pompa. Tekanan operasi berubah pada fase cair, perubahan tersebut dsebabkan oleh
pompa pada 66 Bhp dengan asumsi efisiensi sebesar 80%. Perubahan Entalpi pada
pompa sangat kecil dan temperature tidak berubah lebih dari 1°C.
3. Evaporator. Bagian ini terdiri dari ketel uap yang luas dengan tube bundle yang
dimasukkan melintang pada bagian bawah, hal ini berpengaruh pada temperature dan
kondisi fase yang berubah. Saturated steam yang melalui tubes terkondensasi sebagai
dichloroetane cai yang dipanaskan yang akan mencapai boiling point dan menguap. Uap
yang banyak memungkinkan untuk menjadi tetesan cair,tetesan tersebut akan jatuh
kembali ke kolam penampungan zat cair yang akan diproses lebih lanjut melalui proses
pirolisis.
4. Pyrolisis furnace. Pada unit ini terdiri dari 2 tahapan operasi. Tahapan tersebut berupa
tahapa preheats dengan suhu 500°C. Pada tahap ini dibangun dan dilakukan pada
refactory brick dengan gas alam sebagai pemanas dan sebuah bundle luas dari nikel,
monel atau Inconel tubes dengan reaksi terjadi didalamnya. Tube bundle termasuk
dalam bagian yang paling dingin dalam furnace hal tersebut dinamakan economizer
yang terletak pada bagian atas dimana preheating terjadi.
5. Spray quench tank and cooler. Quenh tank didesain untuk secara cepat mendinginkan
limbah hasil proses pirolisis untuk mengindari terjadinya pengendapan karbon pada
heat exchanger. Cairan yang telah dingin (dichloroethane) di siram dengan hot gases,
pendinginan dilakukan untuk mencapai dew point pada suhu 170 °C. Setelah gas telah
dingin, panas ditranfer ke cairan dan di hilangkan dalam adjacent cooler. Cairan hangat
dari dasar kolam penampungan dalam quench vessel, lalu dialirkan ke dalam cooler
yang akan mengalami kontak dengan air pendingin. Karbon yang mengendap diquench
vessel ditempatkan pada bagian bawah dan dihilangkan secara bertahap. Selain
pengendapan karbon, serta korosif yang disebabkan oleh HCl diantisipasi dengan
pencegahan menggunakan sisa hot gases dalam tubes dari evaporator, yang mana akan
akan menghilangkan carbon dan mencegah korosi.
6. Kondensor. Digunakan untuk memproduksi saturated liquid dengan suhu 6°C,terjadi
kondisi perubahan fase yang dilakukan oleh kondensor yang mentransfer panas ke mild
refrigerant. Kemudian tekanan diturunkan ke 12 atm melewati valve.
7. Recycle cooler. Proses ini untuk mencegah uap masuk ke pompa, ketika recycle terjadi
stream dicampur dengan limbah sisa dari reactor dichlorination, aliran dari recycle
didinginkan pada suhu 90 °C (terjadi pada boiling point dichlorination pada tekanan 1.5
atm) menggunakan air pendingin.