stereo display image and position detection for...

12
Stereo Display Image And Position Detection For HMD Irmalisa Agustina (58408002) Juwita maria Pakpahan (50407483) Jurusan Teknik Informatika, Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya,100, Pondok Cina, Depok Email: [email protected] ABSTRAK Salah satu area yang berkembang saat ini sejalan dengan perkembangan teknologi komputer adalah virtual reaity (VR), yaitu sebuah sistem yang dapat mensimulasikan sebuah kegiatan di dalam dunia virtual seperti di dunia nyata. Sebuah sistem virtual reality terdiri dari hardware dan software dimana hardware biasanya berupa alat yang dapat dipakai oleh manusia dan menangkap pemandangan dan atau gerakan yang dilakukan oleh pemakai serta mengirim sinyal gerakan tersebut ke komputer. Sinyal yang dikirim oleh hardware akan diterima dan diolah oleh software untuk ditampilkan pada layar sehingga hasil tampilan dapat mensimulasikan pemandangan dan atau gerakan seperti yang dilakukan oleh pemakai alat. Pada penelitian ini dikembangkan aplikasi yang dapat menerima animasi pemandangan dan atau gerakan di dalam suatu ruangan dengan menggunakan Head Mounted Display (HMD) 5DT 800 dan mengeluarkan output berupa animasi pemandangan dan atau gerakan. Pada Head Mounted Display (HMD) 5DT 800 ini memiliki satu layar kecil di tengah- tengah dan memiliki dua lensa kanan dan lensa kiri. Layar kecil berfungsi untuk menampilkan output dari presentasi dua gambar yang berbeda dan diproyeksikan kedalam mata kiri dan mata kanan, teknologi tersebut dinamakan stereo display. Kata Kunci : Virtual Reality, Animasi, Head Mounted Display, Stereo Display I. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang pesat, telah mendorong perubahan yang sangat besar di dalam kehidupan manusia, Banyak hal-hal yang cukup menarik dalam sejarah perkembangannya selama setengah abad terakhir ini, salah satunya adalah tentang

Upload: dangkhuong

Post on 07-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Stereo Display Image And Position Detection For HMD

Irmalisa Agustina (58408002)

Juwita maria Pakpahan (50407483)

Jurusan Teknik Informatika, Teknologi Industri

Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya,100, Pondok Cina, Depok

Email: [email protected]

ABSTRAK

Salah satu area yang berkembang saat ini sejalan dengan perkembangan teknologi

komputer adalah virtual reaity (VR), yaitu sebuah sistem yang dapat mensimulasikan sebuah

kegiatan di dalam dunia virtual seperti di dunia nyata. Sebuah sistem virtual reality terdiri

dari hardware dan software dimana hardware biasanya berupa alat yang dapat dipakai oleh

manusia dan menangkap pemandangan dan atau gerakan yang dilakukan oleh pemakai serta

mengirim sinyal gerakan tersebut ke komputer. Sinyal yang dikirim oleh hardware akan

diterima dan diolah oleh software untuk ditampilkan pada layar sehingga hasil tampilan dapat

mensimulasikan pemandangan dan atau gerakan seperti yang dilakukan oleh pemakai alat.

Pada penelitian ini dikembangkan aplikasi yang dapat menerima animasi pemandangan dan

atau gerakan di dalam suatu ruangan dengan menggunakan Head Mounted Display (HMD)

5DT 800 dan mengeluarkan output berupa animasi pemandangan dan atau gerakan.

Pada Head Mounted Display (HMD) 5DT 800 ini memiliki satu layar kecil di tengah-

tengah dan memiliki dua lensa kanan dan lensa kiri. Layar kecil berfungsi untuk

menampilkan output dari presentasi dua gambar yang berbeda dan diproyeksikan kedalam

mata kiri dan mata kanan, teknologi tersebut dinamakan stereo display.

Kata Kunci : Virtual Reality, Animasi, Head Mounted Display, Stereo Display

I. PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan

perkembangan teknologi yang pesat, telah

mendorong perubahan yang sangat besar di

dalam kehidupan manusia, Banyak hal-hal

yang cukup menarik dalam sejarah

perkembangannya selama setengah abad

terakhir ini, salah satunya adalah tentang

perkembangan teknologi alat digital, komputer

serta proses pengolahan gambar digital itu

sendiri.

Perkembangan aplikasi image ini telah

memimpin teknologi di beberapa bidang

seperti komunikasi digital dan internet,

penyiaran (broadcasting), alat kedokteran,

sistem multimedia, biologi, ilmu pengetahuan

material, robot dan manufaktur, sistem

intelligent sensing, remote sensing, seni grafik,

proses print dan lain sebagainya [8].

Perkembangan image juga

menyebabkan perubahan dimensi dari image

tersebut, mulai dari 2 Dimensi (2D) sampai 4

Dimensi (4D). Dalam hal ini yang digunakan

adalah image yang memiliki 3 Dimensi (3D).

Pemodelan objek tiga dimensi (3D) sangat

diperlukan dalam berbagai aplikasi, baik untuk

simulasi maupun untuk pengenalan model dari

objek nyata yang sulit disajikan secara fisik

dikarenakan keterbatasan ruang dan waktu.

Model suatu objek nyata dapat disajikan

secara virtual yang dapat dilihat melalui suatu

layar atau display dengan bantuan komputer

sehingga pemodelan suatu objek mudah

dilakukan dengan biaya yang murah. Banyak

bidang yang memerlukan pemodelan objek

virtual 3D ini, misalnya pemodelan organ

tubuh yang bermanfaat dalam dunia

kedokteran, pemodelan bangunan, pemodelan

suatu produk yang akan dijual, dan lain

sebagainya [17].

Sebuah image 3D memiliki banyak alat

untuk penyajiannya atau biasa di sebut dengan

viewer, salah satunya adalah Head Mounted

Display. Head Mounted Display menggunakan

metode stereo display dimana dua buah objek

di gabungkan menjadi satu sehingga

penyajiannya terlihat lebih nyata.

Dalam menggunakan viewer ini

dibutuhkan sebuah algoritma untuk porting

image 3D dari PC ke dalam Head Mounted

Display. Sehingga bisa terjadi sinkronisasi

antara objek yang telah di buat dengan yang di

tampilkan oleh Head Mounted Display.

Sebuah viewer Head Mounted Display

memiliki 2 (dua) aspek penting di dalamnya,

yaitu Stereo Display dan Motion Tracking.

Motion Tracking dalam Head Mounted

Display adalah sebuah pelacakan objek yang

telah di buat dan di simulasikan ke dalam

viewer ini. Jadi, hal ini dapat melacak arah

gerakan objek dari satu gerakan menuju

gerakan lainnya.

II. LANDASAN TEORI

2.1 Komputer Grafis dan Image

Processing

Ruang antara komputer grafis dan

image processing bercampur menjadi satu,

sehingga menjadi sangat sulit mengetahui

letak batasan diantara keduanya. Tugas utama

dari komputer grafis ialah menciptakan

gambar untuk mensintesiskannya ke dalam

beberapa deskripsi dasar, atau model dalam

sebuah komputer. Tugas utama dalam image

processing adalah untuk meningkatkan atau

merubah image yang telah dibuat sebelumnya

mungkin melalui fotografi digital atau melalui

video recorder. Processing dapat

menghilangkan bintik-bintik yang

mengganggu pada gambar, meningkatkan

kontras gambar, menajamkan tepi, dan

memperbaiki warna [13].

2.2 Diagram Alur

Untuk membuat suatu model, UML

memiliki diagram grafis sebagai berikut:

1. Use Case diagram : untuk

memodelkan proses bisnis.

2. Class diagram : untuk memodelkan

struktur kelas.

3. Behaviour diagram

3.1 State diagram : untuk

memodelkan perilaku objects di

dalam sistem.

3.2 Activity diagram : untuk

memodelkan perilaku Use

Cases dan objek di dalam

system.

4. Sequence diagram : untuk

memodelkan pengiriman pesan

(message) antar objek.

5. Collaboration diagram : untuk

memodelkan interaksi antar objek.

6. Implementation diagram

7. Component diagram : untuk

memodelkan komponen object.

8. Deployment diagram : untuk

memodelkan distribusi aplikasi.

2.3 Virtual Reality

Virtual reality (VR) adalah istilah

yang berlaku untuk proses simaluasi pada

komputer yang dapat mensimulasikan

kehadiran fisik di tempat-tempat di dunia

nyata, maupun di dunia khayalan dengan cara

membenamkan pandangan user dalam dunia

virtual 3D [5]. VR menggunakan komponen

arsitektur yang mirip dengan Multimedia,

namun dengan tambahan komponen yang

lebih kompleks untuk penanganan lebih

banyak interaksi.

Virtual reality adalah komputer yang

menciptakan, membenamkan pandangan (pada

pandangan secara luas), program informasi

multi sensor yang memadu user secara real

time. Virtual reality juga meng-emulasikan

dunia nyata dengan membuat dunia secara

elektronik yang seakan terasa nyata.

Virtual reality pada umumnya

menerapkan konsep gambar 3 dimensi yang

tidak static, namun bukan merupakan gambar

hidup. Bergerak dalam dunia dan

memanipulasi obyek di dalam dunia. Terdapat

3 tipe adri Virtual Reality, yaitu :

1. Desktop VR, menggunakan layar

biasa dengan control menggunakan

mouse atau keyboard. Namun ada juga

yang menggunakan polemous mouse,

steering wheel, joystick, dan alat

pengontrol sejenisnya.

2. Pemendaman VR, konsepnya ialah

membuat seolah-olah user berada pada

suatu lingkungan buatan yang 3

dimensi kemanapun kepala atau mata

memandang karena user menggunakan

alat tambahan berupa VR headset

(seperti Head Mounted Display

(HMD)) dan VR Gloves.

3. Physical World / VR campuran

penerapan dari kedua tipe diatas.

2.4 Stereo Display

Produksi tentang stereoskopik

(stereo display) dimulai dari tahun 1850an.

Stereo pairs atau stereo display

mensimulasikan isyarat perbedaan ke

dalam teropong

dengan memproyeksikan perbedaan

gambar ke dalam setiap mata. Ada

beberapa contoh untuk mensimulasikan

stereo display, salah satu di antaranya

adalah stereoskop. Yang mana cara ini

dengan menggunakan kartu stereo yang

masih dapat di temukan di toko-toko antik.

Sebuah teknologi yang familiar, yaitu

sebuah teknologi stereoskop yang

menggunakan sebuah gulungan berputar

yang berisi beberapa gambar. Pada

Gambar 2.7 merupakan sebuah alat kuno

yang menjelaskan tentang konsep stereo

pairs atau stereo display. [10]

Gambar 2.7 Stereoskop

2.4.1 Terminologi dari stereo display

Stereo pairs atau stereo display

merupakan sebuah teknologi yang

berdasarkan pada presentasi dua gambar

yang berbeda. Yang pertama untuk

proyeksi mata kiri, sedangkan yang

lainnya untuk proyeksi mata kanan.

Gambar stereo yang di gunakan untuk

sebuah teknologi stereo display biasanya

menggunakan dua buah kamera yang

berbeda namun selaras secara

horizontal dengan optik identik, fokus, dan

zoom. Untuk membuat pengamat membuat

dua gambar yang berbeda tersebut menjadi

sebuah gambar tunggal, harus dilakukan

penyelarasan terhadap dua gambar tersebut

agar terlihat seperti satu gambar.

Pada gambar 2.8 di perlihatkan

pertimbangan titik pusat pada objek yang

diamati oleh pengamat teropong tersebut

ada di dalam kedua gambar yang di

proyeksikan, Biasanya bidang yang tegak

lurus ke bidang pandangan pengamat,

seperti CRT, pesawat kamera film atau

layar proyeksi. Proyeksi ini biasanya di

sebut dengan stereo window atau stereo

plane. Diasumsikan bahwa sumbu Y

terletak pada garis lurus yang melewati

pandangan mata pengamat. Jarak antara

pandangan kedua mata pengamat sering di

sebut dengan interocular distance.

Penentuan koordinat cartecius pada

teknologi ini, pada titik P akan muncul

pandangan pada mata kiri dengan asumsi

koordinat (xL, yL) dan koordinat (xR, yR)

untuk pandangan mata kanan. Dua

koordinat ini di sebut dengan homogoulus.

Sedangkan penentuan parallaks horizontal

dilakukan dengan menghitung jarak antara

koordinat (xR, yR) dengan pandangan

mata kanan dan kiri, sedangkan penentuan

parallaks vertical dilakukan dengan

menghitung jarak antara koordinat (xL,

yL) dengan pandangan mata kanan dan

mata kiri pengamat.

Gambar 2.8 Parallaks Horizontal

2.5 HMD (Head Mounted Display)

HMD (Head Mounted Display)

merupakan perangkat layar yang digunakan di

kepala atau sebagai bagian dari helm. Sebuah

HMD memiliki memiliki salah satu (HMD

bermata) atau dua (HMD teropong ) layar

dengan tampilan optik kecil. Unit tampilan

adalah berupa miniatur dan mungkin termasuk

CRT, LCD, kristal cair pada silikon (LCOS),

atau OLED . Beberapa vendor menggunakan

beberapa mikro-menampilkan untuk

meningkatkan resolusi total dan bidang

pandang.

Gambar 2.14 Kacamata Head Mounted

Display (HMD)

Perangkat HMD dibedakan dalam

beberapa jenis, pertama dapat

menampilkan gambar yang dihasilkan

komputer (CGI), kedua menunjukkan gambar

hidup dari dunia nyata, ketiga adalah

kombinasi dari keduanya. Dalam

penerapannya, HMD disebut sebagai gambar

virtual yakni yang hanya menampilkan gambar

yang dihasilkan komputer. Namun beberapa

HMD juga dapat berupa augmented

reality atau realitas campuran yang

memungkinkan CGI yang akan ditumpangkan

pada pandangan dunia nyata. Menggabungkan

dunia nyata tampilan dengan CGI dapat

dilakukan dengan memproyeksikan CGI

melalui cermin sebagian reflektif dan melihat

dunia nyata langsung, metode ini sering

disebut Optical See-Through. Menggabungkan

dunia nyata melihat dengan CGI juga dapat

dilakukan secara elektronik dengan menerima

video dari kamera dan mencampurnya

elektronik dengan CGI. Metode ini sering

disebut Video-Melalui Lihat.

Terdapat dua tipe utama perangkat

Head-Mounted Display (HMD) yang

digunakan dalam aplikasi realitas

tertambah, yaitu opaque HMD dan see-

through HMD. Keduanya digunakan untuk

berbagai jenis pekerjaan dan memiliki

keuntungan dan kerugian masing-masing.

2.5.1 Opaque Head-Mounted Display

Ketika digunakan di atas satu mata,

pengguna harus mengintegrasikan

padangan dunia nyata yang diamati

melalui mata yang tidak tertutup dengan

pencitraan grafis yang diproyeksikan

kepada mata yang satunya. Namun, ketika

digunakan menutupi kedua mata,

pengguna mempersepsikan dunia nyata

melalui rekaman yang ditangkap oleh

kamera. Sebuah komputer kemudian

menggabungkan rekaman atas dunia nyata

tersebut dengan pencitraan grafis untuk

menciptakan realitas tertambah yang

didasarkan pada rekaman.

2.5.2 See-Through Head Mounted

Display

Tidak seperti penggunaan opaque

HMD, see-through HMD menyerap cahaya

dari lingkungan luar, sehingga

memungkinkan pengguna untuk secara

langsung mengamati dunia nyata dengan

mata. Selain itu, sebuah sistem cermin

yang diletakaan di depan mana pengguna

memantulkan cahaya dari pencitraan grafis

yang dihasilkan komputer. Pencitraan yang

dihasilkan merupakan gabungan optis dari

pandangan atas dunia nyata dengan

pencitraan grafis.

Metode 6 sisi adalah metode yang

sering digunakan untuk merepresentasikan

suatu obyek 3D dengan 6 sudut pandang.

Metode ini sangat berguna dalam

memberikan informasi dalam membuat

obyek 3D dari pandangan isometric yang

berbeda.

III. PERANCANGAN DAN ANALISIS

3.1 Perancangan Pembuatan Stereo

Display Image And Position Detector

for HMD

Sebelum terjun ke dalam

penelitian, dilakukan perencanaan dengan

membuat diagram alur (flowchart)

langkah-langkah pembuatan terlebih

dahulu. Gambar 3.1 adalah diagram alur

(flowchart) Stereo Display Image And

Position Detector for HMD.

Gambar 3.1. Flowchart Stereo Display

Image And Position Detector for HMD.

Dari flowchart pada Gambar 3.1

hanya yang di batasi oleh garis putus -

putus saja yang akan di bahas dalam

penulisan ini dan bagian lainnya akan di

bahas oleh penulisan lain yang memiliki

judul sama dengan penulisan ini namun

dengan pembahasan lainnya.

3.2 Pembuatan Objek 3D

3.2.1 Perancangan Sketsa Objek 3D

Hal yang paling pertama yang

harus dibuat pada aplikasi ini adalah

pembuatan objek 3D yang akan menjadi

lokasi atau tempat untuk mensimulasikan

Pengembangan Aplikasi Pelacakan Gerak

Untuk HMD ini. Dalam pembuatan objek

3D ini penulis mengambil sebuah gedung

pada universitas gunadarma sebagai lokasi

tracking pada aplikasi ini.

Pada gedung 4 Universitas

Gunadarma terdapat 6 lantai berbeda,

namun untuk lantai 2 sampai dengan lantai

5 memiliki sketsa ruangan yang sama.

Berikut merupakan Denah masing –

masing lantai pada gedung 4 Universitas

Gunadarma.

1. Gedung 4 Lantai 1.

Lantai ini merupakan lantai dasar

pada gedung 4 yang memiliki

beberapa ruangan dan lift.

Termasuk ruangan BAAK yang

mengurus semua akademik

kemahasiswaan. Denah / sketsa

gedung 4 lantai 1 ditunjukkan pada

gambar 3.2 seperti dibawah ini

Gambar 3.2 Denah gedung 4 lantai 1

Universitas Gunadarma

2. Gedung 4 Lantai 2 S/D 5

Gedung 4 Universitas Gunadarma

memiliki sketsa yang sama pada

beberapa lantai yang dimilikinya,

yaitu terdapat pada lantai 2 sampai

dengan lantai 5. Pada lantai ini

memiliki ruang tengah yang

terpisah yang biasanya digunakan

untuk kursus atau workshop bagi

mahasiswa. Denah / sketsa gedung

4 lantai 2 sampai dengan lantai 5

ditunjukkan pada gambar 3.3

berikut ini.

3.3 Denah ruangan gedung 4 lantai 2-5

Universitas Gunadarma

3. Gedung 4 Lantai 6

Pada lantai paling atas gedung 4 ini

memiliki sebuah ruangan besar

yang biasa digunakan untuk

mengadakan seminar terbuka yang

dapat diikuti oleh seluruh

mahasiswa Universitas

Gunadarma. Denah / sketsa gedung

4 lantai 6 ditunjukkan pada gambar

3.4 berikut ini.

Gambar 3.4 Denah ruangan gedung

4 lantai 6 Universitas Gunadarma

3.3 Membagi Tampilan Menjadi 2 (dua)

Monitor dengan 1 (satu) PC

Membagi tampilan menjadi 2

monitor dengan 1 PC ini dimaksudkan

untuk pembagian tampilan antara mata

kanan dan mata kiri (display stereo).

Dalam penerapannya dibutuhkan :

2 monitor (LCD Samsung 19” dan

CRT 17”),

1 CPU,

VGA ATI radeon 1GB , 128byte

Motherboard AMD Venom x3,

RAM 4GB,

HDD 500GB,

1 DVI (Digital Video Interface).

Gambar 3.10 Sketsa Menggunakan 1 PC

dengan 2 Monitor

VGA ini memiliki dua pilihan

output. Pertama untuk output analog yang

digunakan pada monitor CRT, kedua

dengan output DVI (Digital Video

Interface) untuk pemakaian monitor jenis

LCD yang menerima input DVI. Untuk

monitor Samsung LCD 19” ditempatkan

pada sisi kiri sebagai Primary monitor,

untuk monitor CRT ditempatkan pada sisi

kanan sebagai secondary monitor, seperti

terlihat pada gambar 3.10.

Gambar 3.11 Output VGA dan Kedua Jack

VGA untuk Menampilkan Gambar pada 2

Monitor

3.4 Menghubungkan HMD dengan PC

Untuk menghubungkan kacamata

HMD dengan PC, dilakukan dengan

beberapa langkah (seperti ditunjukkan

pada gambar 3.21), antara lain :

1. Menghubungkan kabel Dsub

SVGA connector kacamata

HMD ke socket VGA output

pada PC.

2. Menghubungkan kabel audio

dari HMD ke socket audio out

line pada soundcard yang

terdapat di PC.

3. Menghubungkan kabel power

supply dari HMD ke unit power

supply pada PC.

Gambar 3.21 Menghubungkan Kacamata

HMD

IV. UJI COBA DAN

IMPLEMENTASI

4.1 Uji Coba Aplikasi

Uji coba aplikasi dilakukan dengan

menggunakan system operasi windows 7,

blender versi 2.49 dan alatnya yang

disebut dengan Head Mounted Display

(HMD) tipe 5DT 800. Aplikasi ini

digunakan untuk menampilkan objek 3D

dengan tampilan secara stereopic. Untuk

membuat tampilan stereopic ini

membutuhkan beberapa kodingan dalam

bahasa pemrograman C.

Pada uji coba ini dilakukan dengan

dua perbandingan antara tampilan di dalam

monitor dan tampilan pada kacamata Head

Mounted Display. Hal yang pertama

dilakukan adalah menguji coba objek 3D

yang dibuat dengan menggunakan

monitor. Pada monitor dilakukan eksekusi

objek 3D menjadi sebuah simulasi,

kemudian tampilan dibagi menjadi 2 (dua)

bagian antara tampilan mata kanan dan

mata kiri. Pembagian tersebut dilakukan

pada 2 monitor yang berbeda, sehingga

tampilan simulasi tersebut seakan terbelah

dan memiliki sebuah titik pusat, yaitu pada

bagian paling kanan monitor yang

mensimulasikan mata kiri atau pada bagian

paling kiri monitor yang mensimulasikan

mata kanan. Pembagian 2 (dua) monitor

ini terlihat pada gambar 3.20.

Uji coba yang kedua dilakukan

pada kacamata Head Mounted Display

(HMD) dengan tipe 5DT 800. Uji coba ini

hanya bisa dilakukan dengan komputer

yang memiliki VGA Nvidia, karena

kacamata tersebut hanya kompatibel

dengan komputer yang memiliki VGA

Nvidia. Hal pertama yang dilakukan pada

uji coba ini adalah porting kacamata HMD

5DT 800 dengan komputer, untuk porting

kacamata ini harus di install terlebih

dahulu Nvidia Graphic Driver dan Nvidia

3D stereo. Kacamata HMD tersebut akan

menampilkan apa yang ditampilkan pada

komputer setelah dilakukannya pengaturan

sesuai dengan kebutuhan monitor pada

kacamata tersebut, seperti mengubah

resolusi monitor pada komputer menjadi

800 x 600 dan pengaturan lainnya, hal ini

terlihat pada gambar 3.25.

Setelah mengubah resolusi dan

frekuensi pada Nvidia Graphic Card-nya,

dilakukan beberapa pengaturan pada

Nvidia 3D stereo. Hal pertama yang

dilakukan pada pengaturan Nvidia 3D

stereo adalah membuka panel Nvidia 3D

stereo dengan cara klik kanan pada

tampilan PC atau laptop, kemudian pilih

menu properties dan akan tampil control

panel seperti pada gambar 4.1.

Gambar 4.1 Control Panel Nvidia 3D

Stereo

Kemudian ubah enable pada Stereo

Enable Mode-nya. Dengan mengubah

Stereo Enable Mode-nya menjadi Enable

tampilan stereo akan tampil secara

langsung ketika user mengaktifkan atau

menghidupkan aplikasi 3 Dimensi yang

telah dibuat. Selanjutnya diubah pula pada

Stereo Type-nya menjadi Page Flipped.

Selain mengatur Stereo Enable Mode dan

Stereo Type-nya, dilakukan juga

pengaturan pada Stereo Separation dan

Stereo Gamma Setting-nya. Stereo

Separation berfungsi sebagai pengaturan

tampilan 3D yang sedang ditampilkan,

Stereo Separation ini dapat diatur sesuai

dengan kenyamanan user. Stereo Gamma

Setting berfungsi sebagai pengatur sinar

Gamma yang terdapat pada tampilan 3D.

Setelah selesai semua pengaturan

yang diperlukan maka dilakukan eksekusi

pada tampilan 3D yang sudah dibuat

dengan cara meng-klik stereo viewer pada

panel Nvidia 3D stereo dan masukkan file

3D yang diinginkan seperti terlihat pada

gambar 4.2, dan secara otomatis gambar

3D yang di eksekusi akan menjadi sebuah

stereo display yang dapat dilihat seakan-

akan nyata pada kacamata HMD 5DT.

Tampilan yang sudah dibuat seperti

terlihat pada gambar 4.3.

4.2 Menampilkan Stereo Viewer

4.3 Hasil Tampilan Stereo Viewer

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji coba stereo

display yang terdapat dalam simulasi

Stereo Display Image and Position

Detector for HMD, terdapat cara pandang

yang diintepretasikan nyata oleh aplikasi

walaupun mempunyai sudut pandang yang

berbeda. Berdasarkan kuisoner yang telah

dibuat, dapat ditarik kesimpulan aplikasi

ini sudah dapat memenuhi tujuannya, yaitu

dapat digunakan sebagai simulator

mengemudi, berwisata, serta dapat

digunakan pula untuk bermain game

secara lebih nyata dan virtual.

Kendala pada aplikasi dan

kacamata ini adalah pada batas maksimum

penggunaannya, yaitu hanya dapat

digunakan selama 15-20 menit saja. Hal

ini disebabkan oleh resolusi tinggi yang

digunakan serta pemakaiannya yang

membutuhkan focus yang tajam pada

mata. Aplikasi ini hanya dapat digunakan

pada laptop atau PC yang memiliki

spesifikasi VGA Nvidia dengan Graphic

Processing Unit.

5.2 Saran

Saran yang dapat dijadikan

pertimbangan untuk pengembangan

simulasi ini di masa yang akan datang

adalah: perlu dibuat lebih detail lagi dalam

pergerakan objek dan cara pandang

pengguna sehingga lebih terlihat seperti

asli, serta perlu dibuat sebuah source code

agar terdapat interaksi antara objek dan

pengguna di dalam simulasi ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] anonim. Motion Tracking.

http://www.anc.ed.ac.uk/demos/track

er/, diakses Agustus 2011

[2] anonim. Normal mapping. http :

//en.wikipedia:org/wiki/Normal_map

ping ,diakses Agustus 2011.

[3] anonim. Orthographic view.

http://www.foothillsgraphics.com/ort

ho.htm, diakses Agustus 2011.

[4] anonim. Prespective graphical.

http://en.wikipedia.org/wiki/Perspect

ive_graph, diakses Agustus 2011.

[5] anonim. Virtual Reality.

http://en.wikipedia.org/wiki/Virtual_

reality, diakses Juli 2011

[6] Alistair Sutcliffe. Multimedia and

Virtual Reality Designing

Multisensory User Interfaces.

Lawrence Erlbaum Associates, 2003.

[7] Azuma, Ronald T. “A Survey of

Augmented Reality”, Hughes

Research Laboratories Malibu, 1997.

[8] Bahtiar, Mas Ali. “Sistem Augmented

Reality untuk Animasi Games

Menggunakan Camera pada PC”,

Teknik Telekomunikasi Institut

Sepuluh Nopember, 2011.

[9] C. Stauffer and WEL Grimson.

Learning patterns of activity using

real-time tracking. IEEE Transaction

on Pattern Analysis and Machine

Intelligence , Artificial Intelligence

Laboratory, Massachuretts Institute

of Technology, 2000.

[10] Dannenberg, Roger B. and Meera M.

Blattner. Multimedia Interface

Design. Addison-Wesley, 1992.

[11] Gumster and Jason. Blender for

Dummies. Willey Publishing, 2009.

[12] HOWARD, I. P., AND ROGERS, B.

J. 1995. Binocular Vision and

Stereopsis. Oxford University Press.

[13] jr. F.S. Hill. Computer Graphics

Using Open GL Second Edition.

Alan Apt., 1990.

[14] Syafril. Fatra F. S. “Pembuatan

Objek 3D dan Material Texturing

pada Museum Virtual Budaya dan

Sejarah, Sistem Informasi

Universitas Gunadarma, 2011.

[15] Wibowo, Aji W. “Pembuatan

Informasi Objek dan Kontrol

Interaksi Museum Virtual

Peninggalan sejarah dan Budaya”,

Sistem Informasi Universitas

Gunadarma, 2011.

[16] William M newman and Robert f.

sproul. principles of Interactive

computer graphic. McGraw-Hill

kogakusha, 1983.

[17] Zulkarnaen, Rizky. “Perancangan

Aplikasi Viewer Model 3D Interaktif

Berbasis Web dengan Teknologi

Augmented Reality”, Teknik Elektro

Universitas Sumatera Utara, 2010.