sti-okt2005- (1)
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 sti-okt2005- (1)
1/7
Studi Pengendalian Jumlah Cacat dengan Menggunakan Metode Poka Yoke …Nazl ina
1
STUDI PENGENDALIAN JUMLAH CACAT
DENGAN MENGGUNAKAN METODE
POK YOKE
DI PT MORAWA ELECTRIC TRANSBUANA
NazlinaStaf Pengajar J urusan Teknik Industri Fakultas Teknik USU
Abstrak: Pada dasarnya dalam proses pengendalian kualitas perusahaan melakukan inspeksi atau pemeriksaan pada setiap bagian/lini baik dalam penerimaan material maupun proses produksi untuk mengantisipasi adanyakerusakaan pada transformator yang dihasilkan, namun walaupun demikian dalam kenyataannya selalu ada produk cacat dengan jenis cacat yang sama dan jumlah yang berbeda untuk setiap bulan.Penganalisaan dilakukan dengan melakukan studi terhadap waktu setiap elemen kegiatan dan postur kerja
dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan dan studi gerakan. Penyederhanaan elemen-elemengerakan kerja dengan cara menghilangkan elemen gerakan yang tidak produktif dan tidak ergonomis,
mengkombinasikan beberapa elemen kegiatan kerja dan merancang tempat kerja sesuai dengan postur kerja yangergonomis.
Abstract: Basically in course of operation of company quality do the inspection or inspection in each shares /line in acceptance of material and also production process to anticipate the existence break off at yielded
transformator, but even though in reality always there is handicapped product with the samehandicapped type
and different amount to each month.
Analysing conducted by doing study to time of each;every element of activity and work design by applying
economic principle of movement and movement study. moderation of movement Element work by eliminating
unproductive movement element and do not ergonomic, combining some element of working activity and
design the workplace as according to postur job which ergonomic.
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar BelakangEra perdagangan global dan kondisi ekonomi di
Indoensia yang memacu tumbuhnya berbagai perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA),mengakibatkan munculnya persaingan yang cukup
ketat. Dengan makin ketatnya persaingan, perusahaanharus memiliki suatu keunggulan bersaing yangmemungkinkan mereka dapat memenangkan persaingan.
Jika produk yang dihasilkan baik, makadiharapkan konsumen puas, sehingga meningkatkan
penjualan. Peningkatan kualitas bukan hanya kualitas produk akhir saja, tetapi harus dari setiap proses,
karena kualitas yang baik yang merupakan hasil dariinspeksi yang ketat, tentu saja akan membuat biaya produksi meningkat dan menjadikan produk berdayasaing rendah. Produk harus memiliki kualitas yang
baik, tanpa harga menjadi mahal.PT. Morawa Electric Transbuana merupakan
industri PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)yang memproduksikan transformator yang akanmensuplai kebutuhan Perusahaan Listrik Negara(PLN). Perencanaan dan pengendalian terhadap
kualitas produk merupakan bagian yang terpenting,sebab kualitas produk yang baik dan terjaga diyakini
dapat menciptakan kesetiaan dan kepercayaan
pelanggan. Dalam pelaksanaannya perusahaanmelakukan inspeksi atau pemeriksaan pada setiap bagian/lini baik dalam penerimaan material maupun proses produksi untuk mengantisipasi adanya
kerusakaan pada transformator yang dihasilkan,
namun walaupun demikian dalam kenyataannyaselalu ada produk yang cacat dengan cacat yang samadengan jumlah yang berbeda untuk setiap bulan.
Perusahaan merencanakan untuk meminimisasi jumlah produk cacat untuk masa yang akan datang.Untuk tujuan itu perlu dilakukan suatu cara yang
dapat mengendalikan kualitas produk. Poka Yoke adalah salah satu komponen utama
sistem Shingo’s Zero Quality Control . Konsep ini bertujuan untuk tidak menghasilkan produk yangcacat ( Zero Defective Products). Metode poka yoke merupakan suatu metode yang merancang produkatau proses sehingga kesalahan tidak terjadi atau
setidaknya kesalahan dapat dideteksi dan diperbaiki.
I.2. Perumusan MasalahBerdasarkan pendahuluan yang dikemukakan
sebelumnya maka pokok permasalahannya adalah :1. Bagaimana penggunaan metode kerja pada
stasiun kerja yang diteliti?
2. Bagaimana mengurangi resiko terjadinyakesalahan perakitan saat bekerja pada stasiunkerja yang diteliti?
3. Bagaimana usulan metode kerja yang ditelititerhadap penambahan fasilitas?
I.3. Tujuan Penelitian− Mengurangi tingkat kecacatan produk pada
stasiun penggulungan kumparan
-
8/18/2019 sti-okt2005- (1)
2/7
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 4 Oktober 2005
2
− Melakukan perbaikan kualitas denganmenggunakan “Seven Tools”
− Perbaikan tata letak komponen pada stasiun penggulungan kumparan
− Mencari penyebab masalah yang sebenarnyadengan metode 5W + 1H
− Mengeliminasi gerakan yang tidak perlu denganmetode Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
I.4. Manfaat Penelitian1. Aplikasi ilmu ergonomi dapat dipakai di
industri-industri sebagai acuan menghasilkansuatu metode kerja yang baik.
2. Peningkatan metode kerja perusahaan sehinggadapat memenuhi permintaan pasar yang
cenderung semakin tinggi.3. Menjadi bahan masukan bagi perusahaan dalam
menghadapi masalah perbaikan metode kerja
yang ada di perusahaan.4. Bagi pekerja sebagai informasi dan antisipasi
dalam bekerja sehingga pekerja dapat melakukan
pekerjaannya secara optimal.5. Proses produksi transformator diharapkan
mampu mengendalikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas produk, sehinggacacat dapat dideteksi ataupun dihindari.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Poka Yoke dikembangkan oleh Shigeo
Shingo yang berasal dari Jepang. Konsep inimengubah konsep kualitas di Jepang. Poka yang berarti kesalahan karena kesalahan kurang hati-hati( Inadvertent Mistake) dan Yoke yang berartimencegah ( Prevent ).Hasil dari konsep ini di masa yang akan datang
adalah pengurangan energi, waktu dan sumber yangdapat mengakibatkan kesalahan.
Poka Yoke adalah salah satu komponen utamasistem Shingo’s zero Quality Control . Konsep ini bertujuan untuk tidak menghasilkan produk yangcacat ( Zero Defective Product ). Inti dari Poka Yoke
adalah merancang produk atau proses sehinggakesalahan tidak mungkin terjadi atau setidaknyakesalahan tersebut mudah untuk dideteksi dandiperbaiki.
II.1. Langkah-langkah dalam Poka Yoke
Pelaksanaan konsep Poka Yoke dilakukan dalamtiga langkah sederhana berikut ini :a. Identifikasi kemungkinan salah yang masih
dapat muncul dalam tindakan pencegahan. b. Tentukan sebuah cara untuk mendeteksi sebuah
kesalahan atau kegagalan yang ada atau yangakan muncul.
c. Identifikasi dan tentukan tindakan spesifik yangdilakukan pada saat kesalahan terdeteksi.
Pencegahan kesalahan dicapai dengan inspeksi100 % pada saat pekerjaan di dalam proses, tidakmelalui petugas inspeksi mutu antar area kerja. Kunci
dari inspeksi ini adalah fakta bahwa hal ini dapatdiselesaikan sebagai bagian keseluruhan pengerjaan proses oleh operator atau lebih baik secara otomasi,tidak melalui seorang pengendali mutu. Beberapacntoh penggunaan Poka Yoke dapat dilihat pada
Tabel II.1.Pencegahan terjadinya kesalahan dengan Poka
Yoke memfasilitasi pengertian bagaimana dapatterjadinya cacat dan membantu untuk memfokuskan perhatian pada metode ataupun alat sederhana untukmenghilangkan cacat. Tantangan sebenarnya muncul
dengan metode spesifik untuk mendeteksi kesalahan,memperbaiki sendiri, memblok/mematikan, atau peringatan sebuah masalah. Hal tersebut terkadangmembutuhkan imajinasi dan kreatifitas yang tinggi,namun perhatian utama adalah biasanya memberikansolusi yang tidak mahal.
Tabel II.1. Contoh Penggunaan Poka Yoke
No. Alat Poka Yoke Implementasi
1 Pin Penunjuk Pin asimetris mencegah pemasukan komponen dariatas, dan pin yang berbeda
ukuran mencegah salahnya penggunaan komponen.
2 Deteksi Errordan Alarm
Pekerja menggunakan sebuahalat dengan jumlah komponenyang diperlukan. Sebuah
komponen tertinggal setelah perakitan mengingatkan
pekerja terjadinya sebuahkesalahan (error ).
3 Tombol/saklar
pembatas
Kunci pengikat mencegah
terjadinya penguncian murterlalu ketat.
4 Penghitung
(Counter )
Penghitung digital menya-
takan jumlah lubang yangtelah dibor pada sebuah pelat.
Pembacaan yang tidak benar pada akhir menyatakansebuah error .
5 Checklist Pekerja memberikan tanda pada sebuah daftar sesuaidengan yang telah dikerjakan-
nya.
II.2. Delapan prinsip dasar perbaikan Poka Yoke
dan Zero Defects 1. Menciptakan kualitas dalam proses.2. Kesalahan dan kerusakan karena kelalaian dapat
dieliminasi.Dengan semangat dan kemauan kita dapatmengeleminasi semua kesalahan dan kerusakan.
3. Hentikan cara kerja yang salah dan lakukan yang benar sekarang.
4. Jangan merasa kesulitan tapi berusahalah untukmelakukan yang terbaik.
5. 60 % kemungkinan sukses itu sudah cukup,implementasikan idemu.
6. Kesalahan dan kerusakan dapat dikurangi hingganol apabila setiap orang bekerja sama untukmenghilangkannya.
-
8/18/2019 sti-okt2005- (1)
3/7
Studi Pengendalian Jumlah Cacat dengan Menggunakan Metode Poka Yoke …Nazl ina
3
7. Sepuluh orang lebih baik dari satu orang.Brainstorming dari sepuluh orang itu lebih baikdaripada satu orang sehingga ide perbaikan yanglebih kreatif dan efektif.
8. Cari penyebab masalah yang sebenarnya dengan
menggunakan 5 W dan 1 H (what , why, who,where, when, dan how)
II.3. Pengukuran WaktuTeknik pengukuran kerja dimaksudkan untuk
menunjukkan isi kerja dari suatu pekerjaan. Isi kerja biasanya diukur dalam satuan waktu. Waktu yangdiambil sebagai dasar pertimbangan adalah waktu
yang secara normal diperlukan oleh seorang pekerjauntuk menyelesaikan satu siklus pekerjaan denganmetode kerja terbaik. Waktu ini biasanya disebutdengan waktu baku.
Secara garis besar, teknik pengukuran waktu
dibagi dalam 2 bagian, yaitu :1. Teknik pengukuran waktu kerja secara langsung
Pengukuran dilakukan secara langsung ditempatdimana pekerjaan yang bersangkutan dijalankan.Ada dua cara yang termasuk kedalam teknik ini,yaitu; jam henti ( stop watch time study) dansampling kerja (work sampling ).
2. Teknik pengukuran waktu kerja secara tidaklangsung.
Pengukuran waktu kerja dilakukan tanpa si pengamat harus berada di tempat dimana pekerjaan dilaksanakan, yaitu dengan membacatabel-tabel waktu yang tersedia asalkan
mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen gerakan. Yang termasuk dalam teknik ini
adalah data waktu baku dan data waktu gerakan.
II.3.1.Langkah-langkah Sebelum Melakukan
Pengukuran WaktuAda beberapa aturan pengukuran yang perlu
dijalankan untuk mendapatkan hasil yang baik.Aturan-aturan tersebut akan dijelaskan dalam
langkah-langkah berikut :1. Penetapan tujuan pengukuran
Dalam pengukuran waktu kerja, ditetapkanadalah apa hasil pengukuran (dalam hal ini tentu
saja waktu baku) itu dipergunakan, karena haltersebut akan menentukan berapa tingkatketelitian dan keyakinan yang diinginkan dari
hasil pengukurannya.2. Melakukan penelitian pendahuluan
Penelitian pendahuluan dimaksudkan untukmemperoleh waktu yang wajar dan memenuhitingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yangdiinginkan, yang selanjutnya menjadi dasar bagi
perhitungan berikutnya.3. Memilih operator
Oprator yang akan diukur waktu penyelesaian pekerjaannya adalah operator yang memiliki
kemampuan ( skill ) normal atau rata-rata dandapat diajak bekerja sama dalam kegiatan
pengukuran kerja nantinya.
4. Melatih operatorMelatih operator perlu dilakukan agar operatordapat bekerja secara kosisten. Dalam keadaan inioperator harus dilatih terlebih dahulu karenasebelum diukur operator harus sudah terbiasa
dengan kondisi dan cara kerja yang telahditetapkan.
5. Menguraikan pekerjaan atas elemen-elemen pekerjaanSuatu pekerjaan sebelum diukur harus ditetapkandahulu siklus pekerjaan yang akan diukur.
Kemudian siklus pekerjaan yang telahditetapkan, diuraikan dalam elemen-elemengerakan yang lebih kecil dan lebih sederhana,dan selanjutnya elemen-elemen gerakantersebutlah yang diamati.
6. Mempersiapkan alat-alat pengukuranAlat-alat yang diperlukan untuk pengukuran
adalah :- Jam henti ( stopwatch)- Lembar pengamatan- Alat-alat tulis, seperti pensil , pena- Alat-alat lain yang mendukung pengukuran
II.3.2. Tahapan Pengukuran WaktuPengukuran waktu kerja merupakan pekerjaan
yang mengamati pekerjaan dan mencatat waktu-waktu kerjanya untuk setiap elemen atau siklus kerja
dengan menggunakan alat pengukur yang telahdisiapkan. Apabila pekerjaan telah siap di tempat
kerjanya, dimana waktu kerjanya akan diukur maka
pengukur dapat memilih posisi berdirinya yangsesuai dengan tepat , sehingga dapat mengamati danmencatat waktu kerja yang baik. Posisi pengkur juga
tidak boleh mengganggu pakerja yang sedangdiamati. Jadi posisi pengukur ini sangat berpengaruh
terhadap hasil pengukuran waktu kerja. Pegukuranwaktu kerja ini disebut sebagai pengukuran pendahuluan. Tujuan melakukan pengukuran pendahuluan adalah untuk mengetahui beberapa kali pengukuran harus dilakukan untuk tingkat ketelitiandan keyakinan yang diinginkan.
II.3.3. Tahapan Setelah Dilakukan Pengukuran
PendahuluanSetelah dilakukan pengukuran pendahuluan,
terdapat tiga hal yang harus dilakukan, yaitu :1. Menguji keseragaman data
Secara teoritis, menguji keseragaman data adalah pekerjaan yang berdasarkan teori-teori stastistik
tentang peta-peta kontrol yang biasanyadigunakan dalam melakukan pengendaliankualitas di pabrik-pabrik atau tempat kerja lain.Pengukuran waktu kerja dilakukan terhadap
metode kerja yang dipandang lebih baik. Namunsering kali operator atau pekerja tidak
mengetahui terjadinya perubahan-perubahan
dalam metode kerja. Memang perubahanmerupakan suatu yang wajar, karena bagaimanapun juga suatu sistem tidak dapat
-
8/18/2019 sti-okt2005- (1)
4/7
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 4 Oktober 2005
4
dipertahankan tetapi harus terus menerus padakeadaan yang sama. Keadaan sistem yang selalu berubah dapat diterima, asalkan perubahannyaadalah memang sepantasnya terjadi. Akibat perubahan metode kerja ini, waktu penyelesaian
yang dihasilkan sistem selalu berubah-ubah,namun harus dalam batas kewajaran. Dengan
kata lain, harus seragam.Mendapatkan data yang seragam adalah yangmenjadi tugas pengukur. Ketidak seragaman datadapat terjadi tanpa disadari, sehingga dibutuhkan
suatu alat yang dapat mendeteksi. Batas-bataskontrol yang dibentuk dari data, merupakan
batas seragam tidaknya data. Data dikatakanseragam bila berada diantara kedua bataskontrol, dimana data berasal dari sistem sebabyang sama dan data dikatakan tidak seragam,
yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda jika
berada di luar batas kontrol.2. Menghitung jumlah pengukuran yang
sebenarnya diperlukanUntuk menentukan jumlah pengukuran waaktu
kerja yang sebenarnya diperlukan dengan tingkatketelitian 10 % dan tingkat kepercayaan 95%, makadipergunakan rumus :
222
')(40
⎥⎥
⎦
⎤
⎢⎢
⎣
⎡
∑
∑−∑=
i
ii
x
x xn N
dimana:' N = jumlah pengukuran yang
sebenarnya diperlukann = jumlah data setelah dilakukan uji
keseragaman data3. Bila jumlah pengukuran belum mencukupi
Jika diperoleh dari pengujian tersebut ternyata' N > N, maka diperlukan pengukuran tambahan, tapi
jika'
N < N, maka data pengukuran pendahuluansudah mencukupi.
II.3.4. Tahapan Penentuan Besarnya Waktu
TerpilihSetelah data waktu penyelesaian pekerjaan diuji
keseragamannya dan telah mencukupi jumlah pengukuran yang sebenarnya diperlukan sesuaidengan tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian yangdiinginkan, maka dapat ditentukan besarnya waktuterpilih, dengan catatan data waktu penyelesaian pekerjaan tersebut harus berada dalam batas kontrol.
III. METODOLOGI PENELITIANMetode yang akan digunakan dalam penelitian
ini mengacu pada prinsip-prinsip yang terdapatdalam metode poka yoke. Metode ini merupakan
salah satu metode yang digunakan dalam bidang peningkatan kualitas dari produk atau jasa yang
dihasilkan, dimana poka yoke mengarahkan proses produksi ke arah zero defect. Metode poka yokedigunakan untuk mengantisipasi (proaktif) terjadiatau timbulnya permasalahan atau efek, selain itu
metode poka yoke ini dipilih karena langkah-langkahnya terstruktur dan terukur dalam mengupassuatu permasalahan dan besifat scientic. Tahapanmetodologi penelitian yang digunakan dapat dilihat pada Gambar III.1
Identifikasi Permasalahan
Pengumpulan dan Pengolahan Data :
- Trafo
- Rancangan Stasiun Kerja
- Poka Yoke
Literatur :
Kondisi Kerja Saat ini :
- Data kesalahan rakit di tiap proses
- Waktu Siklus tiap kegiatan
Fasilitas Kerja Tambahan
Metode Kerja Usulan
Kesimpulan dan Saran
Perancangan Ulang Stasiun Kerja
- Penataan fasilitas kerja
- Penataan komponen yang akan dirakit
Analisa Hasil Kerja
- Posisi Komponen
- Metode Kerja saat ini
- Posisi Kerja operator
Analisa Anthropometry
- Kesesuian antara operator dan fasilitas kerjanya
-Check Sheet, Histogram, Pareto, Cause Effect
- Data cacat keseluruhan
- Data Urutan Proses
- Data Waktu Siklus
Gambar III.1. Metodologi Penelitian
Dari gambar III.1., dapat dilihat langkah-langkahyang harus dilakukan dalam metodologi penelitian.Topik penelitian didalam suatu perusahaan harusditentukan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini topikyang diangkat adalah studi pengendalian jumlah
cacat dengan metode poka yoke.
IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN
DATAKesalahan jumlah lilitan/kumparan merupakan
cacat yang sering ditemui dan menjadi masalah besar
karena mengakibatkan terjadinya “hubung-singkat“
-
8/18/2019 sti-okt2005- (1)
5/7
Studi Pengendalian Jumlah Cacat dengan Menggunakan Metode Poka Yoke …Nazl ina
5
dalam pemakaian transformator, dan memiliki persentase terbesar yaitu 36,94 % yang ditunjukkan pada Tabel IV.1.,dan data jenis cacat dan jumlahnyayang diperoleh pada periode bulanan dari Januari2004 sampai Desember 2004 dapat dilihat pada Tabel
IV.2.
Tabel IV.1. Persentase Cacat Transformator
No Jenis Cacat JumlahPersentase
(%)
1Kesalahan jumlah
lilitan41 36.94
2 Jebol Coil 25 22.52
3 Salah koneksi 18 16.22
4 Kebocoran casing 11 9.91
5Kerusakan Packing
HV10 9.01
6Kerusakan Packing
LV6 5.40
Total111 100
Tabel IV.2. Data Jumlah Produksi dan Cacat
Periode Januari 2004-Desember 2004
No Periode Jumlah
Produksi
Jumlah
Cacat
1 Januari 22 7
2 Februari 41 10
3 Maret 110 5
4 April 115 13
5 Mei 131 10
6 Juni 109 15
7 Juli 149 13
8 Agustus 165 12
9 September 177 9
10 Oktober 125 8
11 Nopember 35 3
12 Desember 142 6
Jumlah 1321 111
Keluhan operator atau rasa sakit yang dirasakanoperator pada saat melakukan pekerjaannya pada penggulungan kumparan dapat dilihat pada TabelIV.3
Tabel IV.3. Keluhan/Rasa Sakit yang dirasakanOperator Penggulungan Kumparan
Saat bekerja
No. Keluhan Operator Penyebab
1
Sakit pada bagian
punggungPostur membungkuk
Postur berdiri
2Sakit pada bagian
pinggung
Postur membungkuk
Postur berdiri
3 Sakit pada bagian leher Postur menunduk
4 Sakit pada bagian mataPostur menunduk
Angka terlalu kecil
5 Sakit pada bagian kaki Tidak ada tempat duduk
Postur berdiri
V. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
V.1. Kesalahan Rakit Penggulungan Kumparan
PT. Morawa Electric Transbuana selama periodeJanuari 2003 – Desember 2004, memproduksi 1321unit transformator. Peluang terjadinya cacat kritis
disebabkan oleh kesalahan jumlah lilitan sebesar36,94 %. Perhitungan ini dilakukan pada produk trafo
tipe 3φ 50 Hz 50 KVA.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data yang
menunjukkan 6 peluang cacat yang berpengaruh
terhadap kualitas transformator. Peluang cacat yang paling besar adalah kesalahan jumlah lilitan dengan persentase sampai 36,94% yang terjadi pada stasiun penggulungan kumparan.
Kesalahan-kesalahan rakit yang terdeteksi pada bagian Pengendalian Mutu (QC) merupakankesalahan-kesalahan yang tidak dapat diperbaiki
langsung oleh operator pada stasiun masing-masing.Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan-kesalahanyang terjadi sebenarnya pada masing-masing stasiunkerja berjumlah lebih besar dari jumlah kesalahanyang terdeteksi pada bagian Pengendalian Mutu(QC).
Apabila kesalahan yang terdeteksi pada bagianPengendalian Mutu (QC) yang kemudian diperbaikilagi (rework ) dapat diperkecil , maka dapatmengurangi waktu penyelesaian produk.
V.2. Faktor Penyebab Kesalahan Jumlah Lilitan
Pada pengumpulan data dapat dilihat bahwa
cacat kritis itu adalah kesalahan jumlah lilitan, yangmengakibatkan terjadinya hubung-singkat pada trafodan merupakan jenis kesalahan fatal. Fase analisis iniakan menganalisa cacat kesalahan jumlah lilitantersebut dengan menggunakan diagram sebab akibatyang dapat ditunjukkan pada Gambar VI.1. berikut.
Kesalahan
Jumlah Lilitan
Metode KerjaMesin & PeralatanManusia
Benda Kerja Lingkungan
Isolasi
Kertas isolasikurangtebal
Speedometer
Rodagigirusak
Jumlahtidak cukupKurang
Teliti
KurangKonsentrasi
Kurangtrampil
Mudahterbakar
Jenis minyaktidak bagus
Minyak isolasi
Kulaitas minyakrendah
Pelipis kawat
mudahtergores
Mudahterkelupas
Jenis kawat
Kertasisolasi
Mudah
terbakar
Meleleh
Dayatahanpadapanas rendah
Kurangterang
Pencahayaan
SikapKerja
Berdiri
Angkakecil
Temperatur ruanganpanas
Perbandingan jumlahlilitan
Jumlahl ili tanprimer tidak tepat
Jumlahl ili tansekunder tidak tepat
TataLetak
KomponenJauhKomp. Sebagian
diletakkan di lantai
SalahbacaSalahAmbilBendaKerja
Martil , tangberjumlahsatu unit
Ketidaksesuaianmesindanoperator
Gambar VI.1. Cause and Effect Diagram
Kesalahan Jumlah Lilitan
-
8/18/2019 sti-okt2005- (1)
6/7
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 4 Oktober 2005
6
V.3. Pemecahan Masalah
V.3.1. Kotak tempat BautSetelah dilakukan analisa dapat dilihat bahwa
operator bekerja dalam keadaan tidak optimaldikarenakan peralatan yang tidak mendukung seperti
komponen-komponen penyambung pada roda gigidipasangkan pada tempat yang sulit dijangkau.
Komponen penyambung itu sendiri memiliki ukurankecil sehingga operator harus mencengkam dengan jari seperti pada Gambar V.1. Posisi seperti ini dapatmemudahkan terjadinya kesalahan pengambilan
komponen. Kesalahan ini dapat mengganggukonsentrasi kerja operator. Jenis baut yang digunakan
ini tidak dapat diganti dikarenakan sudah sesuaidengan standar yang ada.
Jenis baut yang digunakan berbeda-bedadisesuaikan spesifikasi dari trafo yang akan dibuat .
Baut ini berguna untuk mengetatkan roda gigi agar
tidak bergeser pada saat penggulungan.
Gambar V.1. Posisi Mencengkram Dengan Jari
Untuk mengantisipasi kesalahan baut yangdigunakan sebaiknya tempat baut diberikan label.Selain pemberian label perbaikan juga dapatdilakukan dengan meletakkan kotak-kotak bautsecara berdampingan disesuaikan dengan ukurannya.
Peletakan ini dapat dilakukan dengan meletakkanketiga kotak baut ini ke dalam satu kotak yang lebih besar sehingga kotak-kotak baut dapat dipindah- pindahkan seperti terlihat pada Gambar V.2.
Gambar V.2. Kotak Tempat Baut
V.3.2. PedalSistem pedal kadangkala dipakai pada
pengeluaran energi besar. Dalam banyak kasus, pedal
dipakai walau tanpa pengeluaran energi yang besar.Bagi pekerjaan dengan posisi berdiri, pedal hanyadipergunakan secara kadang kala untuk mengalihkanon atau off .
Gambar V.3. Pedal Kondisi Awal
Bila mungkin, pedal sebaiknya didisain pada posisi miring agar kaki yang bekerja tidak terlalulelah dalam menginjak pedal atau pedal harus punyalantai pengungkit yang rata, sehingga operator dapat berganti dari kaki yang satu kepada kaki yang lain.
Sering memakai pedal sambil berdiri tidak baikkarena beban yang berat sebelah oleh sikap berdiri
itu mengakibatkan gejala kelelahan yang amatsangat.
Gambar V.4. Pedal Usulan
V.3.3. Tempat Duduk OperatorBekerja dengan berdiri memerlukan banyak
tenaga otot pada badan bagian atas juga pada bagiankaki.
Dengan berdiri terlalu lama akan menyebabkanterganggunya konsentrasi operator dan terjadinyaketegangan untuk mempertahankan posisi berdiri.Untuk mengantisipasi terjadinya ketegangan dan
kehilangan konsentrasi karena berdiri terlalu lamasebaiknya operator duduk di tempat duduk yangmempunyai alas duduk yang stabil. Alas duduk inidapat terbuat dari kayu ataupun besi yangmempunyai ukuran tinggi sesuai dengan tinggi dudukoperator.
3 4 , 4
6
3 4 , 4
6 c m
S i d e To p
2 2 , 8 8 c m
4 8
c m
4 4 c m
Gambar V.5. Tempat Duduk Yang Diusulkan
V.3.4. AlarmKesalahan pembacaan pada stasiun penggulungan
kumparan terjadi karena jarak mata operator denganspeedometer terlalu jauh sehingga mata berakomodasimaksimum untuk melihat jumlah lilitan di speedometer.Akibat mata berakomodasi maksimum akan
mengakibatkan kelelahan mata bagi si operator.Kelelahan mata membuat si operator membaca
speedometer menjadi asal-asalan (Gambar V.6)
-
8/18/2019 sti-okt2005- (1)
7/7
Studi Pengendalian Jumlah Cacat dengan Menggunakan Metode Poka Yoke …Nazl ina
7
Untuk mengatasi itu dilakukan modifikasiterhadap mesin dengan menambahkan digital counter dan alarm reminder (pengingat) dengan tujuan alarmini akan mengingatkan bahwa jumlah lilitan telahsesuai dengan pengesetan digital counter. Dengan
adanya penambahan digital counter dan alarmreminder membantu si operator untuk lebih mudah
membaca ke speedometer (Gambar V.7)
4 1 9 0
4 1 9 0
Gambar V.6.
Mesin Penggulungan Kondisi Awal
Gambar V.7.
Mesin Penggulungan Usulan
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. Kesimpulan
1. Penelitian ini menggunakan metode Poka-Yokesebagai suatu perencanaan dalam mengkaji
permasalahan cacat kritis kesalahan jumlahlilitan pada stasiun penggulungan kumparan,sehingga dapat dideteksi bahkan dihindari .
2. Jenis cacat kritis kesalahan jumlah lilitan yangterdapat pada penggulungan kumparan memiliki
persentase terbesar 36,94 % yang sangat berpengaruh pada kualitas transformator karenamemperpendek pemakaian produk.
3. Penulis mengusulkan beberapa fasilitas yangdisesuaikan dengan keadaan operator, seperti :kotak tempat peyimpanan baut, pedal, tempatduduk operator, alarm.
VI.2. Saran1. Perlu dilakukan inspeksi terhadap komponen-
komponen yang datang dari perusahaan lainsehingga saat perakitan, operator tidak perlumelakukan perbaikan untuk menyesuaikannya.
2. Usulan fasilitas kerja pada penggulungankumparan perlu diterapkan dan diuji di perusahaan untuk melihat hasil perbaikansebenarnya dibandingkan dengan sistem kerjayang lama.
3. Fasilitas kerja yang diusulkan pada penggulungan kumparan ini perlu dilakukan perancangan lebih lanjut untuk menentukan
bahan-bahan yang digunakan pada fasilitas kerjausulan.
4. Penambahan fasilitas-fasilitas kerja lainnya yangergonomis baik pada penggulungan kumparan
maupun pada stasiun kerja lainnya perlu
dirancang juga berdasarkan operator sesuaidengan prinsip ergonomi yaitu: efektif, nyaman,aman, sehat dan efisien.
5. Perlu dilakukan pelatihan-pelatihan atau trainingkepada operator atas penambahan fasilitas-fasilitas kerja yang diusulkan .
6. Perusahaan hendaknya mempunyai dana yangcukup dalam menerapkan usulan perancangan
panambahan fasilitas yang baru.
VI.3. Ucapan Terima KasihPenulis mengucapkan terima kasih kepada sdr.
Edward Marbun (Mahasiswa Program Studi TeknikIndustri/Program Ekstension) yang telah membantudalam pelaksanaan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKAApple, James M.; Tata Letak Pabrik dan
Pemindahan Bahan; ITB; 1990; Bandung.Barnes R.M., Motion And Time Study, Design And
Measurement of Work , Canada: Jhon Wiley
and Son.1980.Pulat, B. Mustafa; Fundamentals of Industrial
Ergonomics; Prentice Hall, 1992; New Jersey.Roebuck, Jr., J.A.; Engineering Anthropometry
Methods; Jhon Wiley & Sons; 1975; NewYork.
Reliability Analysis Center; Mistake Proofing (AKA:
Poka-Yoke) an Effective Quality Tool ;http://rac.alionscience.com/iPC/servlet/iPCservlet?QKIT; 2003.
Sastrowinoto, Suyatno; Meningkatkan Produktivitasdengan Ergonomi; PT. Pustaka Binaman
Pressindo; 1985; Jakarta.
Sutalaksana, Z. Iftikar; Teknik Tata Cara Kerja;Departemen Teknik Industri ITB; 1979;Bandung
Shingo, Shigeo, Zero Quality Control : Source Inspection and the Poka –yoke System,
Cambridge, Massachusets and Norwalk,Conneccticut, 1986.
Sumanto, Drs, MA, Teori Transformator ; Edisi 2;Cetakan 1; Yogyakarta: Andi, 1996
Wignjosoebroto, Sritomo., Ergonomi Sudi Gerak danWaktu, Edisi I, Jakarta: PT. Guna Widya.1995.
http://rac.alionscience.com/iPC/servlet/iPCservlet?QKIThttp://rac.alionscience.com/iPC/servlet/iPCservlet?QKIThttp://rac.alionscience.com/iPC/servlet/iPCservlet?QKIThttp://rac.alionscience.com/iPC/servlet/iPCservlet?QKIThttp://rac.alionscience.com/iPC/servlet/iPCservlet?QKIT