stikes icme jombang - skripsi hubungan …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullriski...

122
SKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2. (Studi di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang) Disusun Oleh: RIZKI USWATUN KASANA 13.321.0044 PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2017 i

Upload: others

Post on 28-Jun-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

SKRIPSI

HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN

DM TIPE 2.

(Studi di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang)

Disusun Oleh:

RIZKI USWATUN KASANA

13.321.0044

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

i

Page 2: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2.

(Studi di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1

Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

RIZKI USWATUN KASANA

13.321.0044

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

2017

ii

Page 3: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

iii

Page 4: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

iv

Page 5: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

v

Page 6: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Madiun, 12 Juni 1995. Penulis merupakan anak

tunggal dari pasangan Bapak Supono dan Ibu Yatini.

Pada tahun 2007 penulis lulus dari SDN Sumbersari 01, Madiun, pada tahun

2010 penulis lulus dari SMPN 4 Saradan Madiun, pada tahun 2013 penulis lulus

dari SMK Penerbangan Angkasa Lanud Iswahjudi Maospati , pada tahun 2013

penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui

PMDK. Penulis memilih program studi S1 Keperawatan di STIKes “ICMe”

Jombang.

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar – benarnya.

Jombang, Juni 2017

Rizki Uswatun Kasana

13.321.0044

vi

Page 7: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

MOTTO

“Senyum Sabar syukur ikhlas harus dalam satu genggaman. “

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah

beserta orang-orang yang sabar. (QS.Al-Baqarah: 153) . “

vii

Page 8: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan akan kehadirat Allah SWT atas rahmat

serta hidayah-Nya yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam

penyusunan skripsi ini hingga selesai sesuai dengan yang dijadwalkan. Dan

semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan.

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kedua orang tua saya (Bapak Supono dan Ibu Yatini) dan semua

keluarga besar alm. Marto Karsi yang tak henti mencurahkan do‟a serta

kasih sayang yang tak terhingga. Dengan semangat dan dukungan yang

tiada hentinya , baik secara moril maupun materi. Hanya do‟a dan

prestasi yang dapat saya berikan. Terima kasih ayah dan ibu atas do‟a

dan kasih sayang yang telah kalian berikan.

2. Teman – teman Mahasiswa S1 – Keperawatan STIKes ICMe Jombang

yang selalu sabar mendengarkan keluh kesah saya dan memotivasi

disetiap langkah saya.

3. Dosen pembimbing saya, Ibu Hindyah Ike.,S.Kep.Ns.,M.Kep, Ibu

Auliasari Siskaningrum.,S.Kep.Ns dan Ibu Evi Rosita,S,SiT,.M.M yang

telah membimbing saya dengan sabar dan teliti dalam mengerjakan

skripsi ini. Semoga ilmu dan nasehat yang beliau berikan dapat

bermanfaat dunia dan akhirat.

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen S1 Keperawatan terima kasih banyak

atas semua ilmu , nasehat serta motivasi yang telah diberikan dan

semoga bermanfaat.

5. Kepala ruangan dan seluruh perawat di Poli Penyakit Dalam RSUD

Jombang yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian dan

membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

viii

Page 9: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia–Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan Self

Awareness Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Dm Tipe 2 (Studi di Poli

Penyakit Dalam RSUD Jombang)” ini dengan sebaik-baiknya.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

yang terhormat H.Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.,Ns.,M.H. selaku ketua STIKes

ICMe Jombang, Kepala Direktur RSUD Jombang Dr.Pudji Umbaran,.M.KP yang

telah memberikan ijin penelitian. Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

selaku Kaprodi S1 Keperawatan, Ibu. Hindyah Ike.,S.Kep.Ns.,M.Kep selaku

pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis

sehingga terselesaikannya Skripsi ini, Ibu Auliasari Siskaningrum.,S.Kep.Ns

selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya

demi terselesaikannya Skripsi ini, Ibu Evi Rosita,S,SiT,.M.M Selaku Pembimbing

Utama yang meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi saran dan

kritik sehingga tersusun Skripsi ini. Kedua orang tua yang selalu memberi

dukungan baik moril maupun materil selama menempuh pendidikan di Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang hingga terselesaikannya

Skripsi ini, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang

telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam penyusunan Skripsi ini, dan

teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini

dapat terselesaikan tepat waktu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih

jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi

perbaikan Skripsi ini dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada

khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.

Jombang, Juni 2017

Penulis

ix

Page 10: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

(Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang)

Oleh:

RIZKI USWATUN KASANA

Manajemen diri yang buruk dapat menyebabkan komplikasi serius pada pasien

DM. Salah satu indikator manajemen diri yang buruk adalah kadar gula darah yang tidak

terkendali. Kadar gula darah yang tidak terkendali diakibatkan oleh kesadaran diri (self

awareness) pasien kepada regimen pengobatan penyakit yang bersifat kronik umumnya

rendah tak terkecuali pada pasien DM. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan

antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Di Poli

Penyakit Dalam RSUD Jombang.

Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional. Populasinya Penderita

Diabetes Melitus tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang sejumlah 535 orang.

Tehnik sampling menggunakan purposive sampling dengan sampelnya sejumlah 134

orang. Variabelnya ada 2 yaitu variabel independent Self awareness dan variabel

dependent kadar glukosa darah. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi

dengan pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating dan uji statistik

menggunakan uji rank spearman (0,05).

Hasil penelitian sebagian besar (65,7%) responden kesadaran diri kurang sejumlah 88 orang, sebagian besar (66,4%) responden kadar gula darah adalah tinggi sejumlah 89

orang. Uji rank spearman menunjukkan bahwa nilai signifikansi = 0,000 < (0,05),

sehingga H0 ditolak.

Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.

Kata Kunci : DM, kadar glukosa darah, SELF AWARENESS

x

Page 11: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF AWARENESS WITH BLOOD GLUCOSE LEVEL ON PATIENT DM TYPE 2

(In the Poly Internal Disease RSUD Jombang)

By:

RIZKI USWATUN KASANA

Poor self-management can make a serious complications in DM patients. One of the indicators of poor self-management is uncontrolled blood sugar levels. Uncontrolled blood sugar levels caused by self awareness of patients to chronic disease treatment regimens are generally low not least in DM patients. The purpose of this study was to know the relationship between self awareness with blood glucose levels in patients with DM type 2 in the Poly internal Disease RSUD Jombang.

The design of this study was correlational analysis with cross sectional method. The Populations were sufferers of Diabetes Mellitus type 2 in the Poli internal disease of RSUD Jombang a total of 535 people. The Sampling technique used purposive sampling with a sample of 134 people. There were 2 variables those were independent variable that’s Self awareness and dependent variable was blood glucose levels. The research instrument used observation sheet with data processing by editing, coding, scoring,

tabulating and statistical test used spearman rank test (0,05).

The research result was mostly of (65,7%) respondents with self-awareness were less than 88 people, most of them (66,4%) of high blood glucose level were 89 people.

Spearman rank test showed that the significance value = 0,000 < (0,05), so H0 was rejected.

This research could be concluded that there’s the relationship between self

awareness with blood glucose levels in patients with type 2 diabetes In Poly internal

Disease RSUD Jombang.

Keywords: DM, blood glucose level,self awareness

xi

Page 12: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv

PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi

M OT T O .......................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

ABSTRACT .................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................ xviii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Self awareness ............................................................................. 5

2.1.1 Pengertian Self awareness ................................................. 5

2.1.2 Kecakapan Dalam Self awareness ...................................... 5

2.1.3 Tahapan-Tahapan Self awareness ....................................... 7

2.1.4 Tahap Self awareness yang kreatif ...................................... 7

2.1.5 Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran-Diri .............. 7

2.1.6 Manfaat Mempertinggi Self awareness .............................. 10

2.1.7 Faktor yang mempengaruhi self awareness ......................... 11

2.1.8 Strategi Meningkatkan Self Awareness Pasien DM ............. 12

xii

Page 13: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

2.1.9 Pengukuran Self Awareness ................................................. 14

2.2 Diabetes mellitus ........................................................................... 15

2.2.1 Pengertian Diabetes mellitus .............................................. 15

2.2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ................................................ 16

2.2.3 Penyebab Diabetes mellitus ................................................ 17

2.2.4 Manifestasi klinis Diabetes mellitus .................................... 19

2.2.5 Faktor Risiko Diabetes Melitus ........................................... 22

2.2.6 Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe ............................. 22

2.2.7 Pemeriksaan Kadar Gula Darah ........................................... 28

2.2.8 Pencegahan Diabetes mellitus ............................................ 29

2.2.9 Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah .... 33

2.3 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 35

2.3.1 Sri Yanti (2009) ................................................................... 35

2.3.2 M.P Khapre, A Mudey, R.C Goyal, V.Wagh (2011) .......... 36

2.3.3 Desai Rujul, Parul Vadgama, Dhruv Parth (2012) ............. 37

2.3.4 Henik Tri Rahayu, Atock Miftachul Huda, Umu Sofiatul

Umah (2015) ....................................................................... 38

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep ....................................................................................... 39

3.2 Hipotesis ...................................................................................................... 40

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 41

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 41

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling ......................................................... 42

4.4 Kerangka Kerja (Frame Work) ............................................................... 44

4.5 Identifikasi Variabel .................................................................................. 45

4.6 Definisi Operasional .................................................................................. 45

4.7 Pengumpulan data dan analisa data................................................... 47

4.8 Etika Penelitian ........................................................................................... 53

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 55

5.1.1 Gambaran umum tempat penelitian ............................................. 55

xiii

Page 14: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

5.1.2 Data Umum56

5.1.3 Data khusus

5.2 Pembahasan ................................................................................................. 59

5.2.1 Self awareness 59

5.2.2 Kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 62

5.2.3 Hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa

darah pada pasien DM tipe 2 63

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 66

6.2 Saran 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv

Page 15: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

DAFTAR TABEL

No. Daftar Tabel Halaman

2.1 Kriteria diagnostik glukosa darah ..................................................................... 29

4.1 Definisi operasional ............................................................................................. 46

5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur di Poli penyakit

Dalam RSUD Jombang 56

5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Poli

penyakit Dalam RSUD Jombang 56

5.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Poli

penyakit Dalam RSUD Jombang 56

5.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Poli

penyakit Dalam RSUD Jombang tanggal 17-20 April 2017 57

5.5 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan komplikasi di Poli

penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017 57

5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Self awareness di Poli

penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017 57

5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar gula darah di Poli

penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017 58

5.8 Tabulasi silang hubungan antara Self awareness dengan kadar

glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD

Jombang tanggal 17-20 April 2017 58

xv

Page 16: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

DAFTAR GAMBAR

No. Daftar Gambar Halaman

3.1 Kerangka konseptual .............................................................................................. 39

4.1 Kerangka kerja ......................................................................................................... 44

xvi

Page 17: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Jadwal Kegiatan Penelitian

2. Lembar Permohonan Menjadi Responden

3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

4. Lembar kuesioner

5. Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan

6. Lembar Surat Studi Pendahuluan

7. Lembar Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian dari RSUD

Jombang

8. Lembar Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

9. Lembar hasil uji validitas dan realibilitas

10. Lembar Tabulasi Data Umum

11. Lembar Tabulasi Data Khusus

12. Lembar Hasil Output SPSS Data Umum dan Data Khusus

13. Lembar Konsultasi Proposal Penelitian dan Skripsi

14. Lembar Pernyataan Bebas Plagiasi

xvii

Page 18: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

DAFTAR LAMBANG

1. H1/Ha : hipotesis alternatif

2. % : prosentase

3. : rho (tingkat signifikansi)

4. N : jumlah populasi

5. n : jumlah sampel

6. S : total sampel

7. > : lebih besar

8. < : lebih kecil

9. rxy : Realibilitas

10. k : Jumlah butir soal

11. 2b :Varian skor setiap butir

12. 2t : Varian total

DAFTAR SINGKATAN

DM : Diabetes Melitus

IDF : International Diabetes Federation

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia

DSME : Diabetes self management education

ADA : American Diabetes Assosiation

OHO : Obat Hipoglikemik Oral

TGT : Toleransi glukosa terganggu

GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu

xviii

Page 19: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral

BMI : Berat Massa Index

PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan

GDA : Gula Darah Acak

STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

ICMe : Insan Cendekia Medika

xix

Page 20: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) atau yang lebih dikenal dengan kencing manis

merupakan suatu kelainan pada seseorang yang ditandai dengan naiknya kadar

glukosa dalam darah dikarenakan akibat dari kekurangan insulin dalam tubuh

(Padila, 2012). Seiring dengan terjadinya peningkatan prevalensi DM maka secara

tidak langsung akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat DM.

Peningkatan prevalensi penderita DM di Indonesia dapat terjadi secara drastis

dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan datang disebabkan oleh manajemen

diri pasien DM yang buruk (Soegondo, 2015). Manajemen diri yang buruk dapat

menyebabkan komplikasi serius pada pasien DM. Salah satu indikator manajemen

diri yang buruk adalah kadar gula darah yang tidak terkendali. Kadar gula darah

yang tidak terkendali diakibatkan oleh kesadaran diri (self awareness) pasien

kepada regimen pengobatan penyakit yang bersifat kronik umumnya rendah tak

terkecuali pada pasien DM. Kesadaran diri yang rendah mengakibatkan

peningkatan kadar gula darah. Kesadaran diri yang rendah tentang diabetes

mengakibatkan manajemen diri yang buruk dan berpengaruh pada hasil klinis

(Desai Rujul et all, 2012).

Menurut International Diabetes Federation (IDF) memperhitungkan angka

kejadian DM di dunia pada tahun 2015 adalah 382 juta jiwa, tahun 2016

meningkat menjadi 415 juta jiwa dan diperkirakan menjadi 642 juta jiwa pada

tahun 2040. Berdasarkan Laporan Tahunan Rumah Sakit di Jawa Timur tahun

2014 penderita DM Sejumlah 102.399 kasus. Berdasarkan data Dinas Kesehatan

1

Page 21: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

2

Kab. Jombang jumlah penderita DM pada tahun 2014 sejumlah 21.992 (Dinas

Kesehatan Kab Jombang, 2014). Berdasarkan data dari ruang Poli Dalam RSUD

Jombang jumlah kunjungan pasien DM pada tahun 2014 sejumlah 986 orang dan

mengalami komplikasi DM dengan gangren sejumlah 176 orang, ginjal sejumlah

145 orang, mata sejumlah 87 orang, jantung sebanyak 65 orang dan pembuluh

darah sebanyak 98 orang sedangkan pada tahun 2015 sejumlah 1117 orang dan

mengalami komplikasi DM dengan gangren sebanyak 249 orang dan ginjal

sejumlah 212 orang, mata sejumlah 98 orang, jantung sebanyak 76 orang dan

pembuluh darah sejumlah 126 orang (RSUD Jombang, 2015). Berdasarkan hasil

studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27 Februari 2017

didapatkan hasil dari 10 pasien DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang

hanya 4 yang rutin melakukan kontrol gula darah, sedangkan 6 pasien DM lainnya

jarang melakukan kontrol gula darah rutin.

Penyakit DM adalah penyakit yang berlangsung lama dan membutuhkan

perawatan. Kematian pasien DM paling banyak disebabkan oleh komplikasi maka

pasien harus memiliki sikap positif dalam menghadapinya (Sutedjo, 2013).

Komplikasi dapat dicegah dengan cara mengendalikan kadar gula darah. Kadar

gula darah yang terkendali dapat dicapai dengan penanganan DM yang tepat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah yaitu Faktor genetik atau

keturunan, Virus dan bakteri, Terlalu banyak, mengkonsumsi karbohidrat atau

gula, Kurang tidur, Malas beraktifitas fisik, Rokok, soda, dan minuman

beralkohol, Takut kulit hitam karena matahari , Stress. Jumlah nutrisi. Hasil

penelitian yang berjudul “Awareness of Diabetes Mellitus among Diabetic

Patients in the Gambia” menunjukkan bahwa kesadaran diri pasien DM mengenai

.

Page 22: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

3

Penanganan DM keseluruhan masih rendah. Penyebab kesadaran diri pasien DM

yang rendah akan mengakibatkan pada kadar gula darah tidak terkontrol (Foma,

2013).

Pasien seharusnya ikut berperan aktif dalam usaha peningkatan kesehatan,

melalui penanganan DM dimana pasien akan bekerjasama secara erat dengan

perawat untuk menentukan intervensi yang tepat dan diperlukan (Potter, 2010).

Pasien DM yang dapat berperan aktif dalam perawatannya adalah pasien yang

memiliki kesadaran diri yang baik. Kesadaran dari berbagai aspek penanganan

DM dapat mencegah terjadinya komplikasi pada pasien DM dan untuk

pencegahan terhadap seseorang yang memiliki resiko penyakit DM. Dengan

demikian diharapkan pasien DM mampu melakukan manajemen diri yang baik

untuk dapat mengendalikan kadar gula darah dengan kesadaran diri yang baik (Sri

Yanti, 2009). Penanganan DM harus dilakukan dengan menyeluruh ada lima pilar

penanganan DM yaitu edukasi, diet nutrisi (perencanaan makan), aktivitas fisik,

obat-obatan, monitor kadar gula darah. Tujuan mengontrol kadar gula darah untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat komplikasi dan meningkatkan

kualitas hidup pasien DM (PERKENI, 2011). Penelitian ini diharapkan dapat

menggambarkan kesadaran diri pasien DM tipe 2 sehingga perawat dapat

memberikan intervensi yang tepat melalui penyuluhan yang meliputi penangaan

DM.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian berjudul hubungan antara self awareness dengan kadar glukosa darah

pada pasien DM tipe 2.

.

Page 23: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

4

1.2 Rumusan Masalah

“Apakah ada hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah

pada pasien DM tipe 2 ?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah

pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengidentifikasi Self awareness pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit

Dalam RSUD Jombang.

2. Mengidentifikasi kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Di Poli

Penyakit Dalam RSUD Jombang.

3. Menganalisis hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah

pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk

mengembangkan ilmu keperawatan dibidang keperawatan medikal bedah yang

terkait self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

meningkatkan self awareness pasien DM tipe 2 yang masih rendah.

.

Page 24: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SELF AWARENESS

2.1.1 Pengertian Self awareness

Self awareness adalah kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa

seseorang merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku seseorang terhadap

orang lain. Kemampuan tersebut diantaranya kemampuan menyampaikan secara

jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela diri dan mempertahankan pendapat

(sikap asertif), kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri dan

berdiri dengan kaki sendiri (kemandirian), kemampuan untuk mengenali kekuatan

dan kelemahan orang dan menyenangi diri sendiri meskipun seseorang memiliki

kelemahan (penghargaan diri), serta kemampuan mewujudkan potensi yang

seseorang miliki dan merasa senang (puas) dengan potensi yang seseorang raih di

tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi (aktualisasi) (Steven, 2010).

Self awareness adalah salah satu ciri yang unik dan mendasar pada manusia,

yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Pendek kata dalam pandangan

mereka, kesadaran-diri adalah kapasitas yang memungkinkan manusia bisa hidup

(Goleman, 2010).

2.1.2 Kecakapan Dalam Self awareness

Goleman (2010), menyebutkan ada tiga kecakapan utama dalam kesadaran

diri, yaitu:

1. Mengetahui tingkat kognitif, mengenali emosi; mengenali emosi diri dan

pengaruhnya. Orang dengan kecakapan ini akan:

5

Page 25: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

6

a. Mengetahui emosi makna yang sedang mereka rasakan dan mengapa

terjadi.

b. Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka

pikirkan.

c. Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja.

d. Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan

sasaran-sasaran mereka.

2. Pengakuan diri yang akurat; mengetahui sumber daya batiniah, kemampuan

dan keterbatasan ini. Orang dengan kecakapan ini akan :

a. Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.

b. Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman, terbuka

bagi umpan balik yang tulus, perspektif baru, mau terus belajar dan

mengembangkan diri.

c. Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri

dengan perspektif yang luas.

3. Kepercayaan diri; kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan

diri sendiri. Orang dengan kemampuan ini akan:

a. Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan

“keberadaannya”.

b. Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia

berkorban demi kebenaran.

c. Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan

tidak pasti.

.

Page 26: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

7

2.1.3 Tahapan-Tahapan Self awareness

Self awareness dapat mempengaruhi perkembangan diri sendiri dan bahkan

perkembangan sesamanya. Sebab manusia tampil diluar diri dan berefleksi atas

keberadaannya. Oleh sebab itu Self awareness sangat fundamental bagi

pertumbuhan. Menurut Sastrowardoyo untuk mencapai Self awareness yang

kreatif seseorang harus melalui empat tahapan yaitu:

1. Tahap ketidaktahuan

Tahap ini terjadi pada seorang bayi yang belum memiliki kesadaran diri,

atau disebut juga dengan tahap kepolosan.

2. Tahap berontak

Tahap ini identik memperlihatkan permusuhan dan pemberontakan untuk

memperoleh kebebasan dalam usaha membangun “inner strength”.

Pemberontakan ini adalah wajar sebagai masa transisi yang perlu dialami

dalam pertumbuhan, menghentikan ikatan-ikatan lama untuk masuk ke

situasi yang baru dengan keterikatan yang baru pula.

3. Tahap kesadaran normal akan diri

Dalam tahap ini seseorang dapat melihat kesalahan-kesalahannya untuk

kemudian membuat dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab.

Belajar dari pengalaman-pengalaman sadar akan diri disini dimaksudkan

satu kepercayaan yang positif terhadap kemampuan diri. Self awareness ini

memperluas pengendalian manusia atas hidupnya dan tahu bagaimana harus

mengambil keputusan dalam hidupnya.

(Sastrowardoyo, 2011).

.

Page 27: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

8

2.1.4 Tahap Self awareness yang kreatif.

Dalam tahapan ini seseorang mencapai Self awareness yang kreatif mampu

melihat kebenaran secara objektif tanpa disimpangkan oleh perasaan-perasaan dan

keinginan-keinginan subjektifnya. Tahapan ini bisa diperoleh antara lain melalui

aktivitas religius, ilmiah atau dari kegiatan-kegiatan lain diluar kegiatan-kegiatan

yang rutin. Melalui tahapan ini seseorang mampu melihat hidupnya dari perspektif

yang lebih luas, bisa memperoleh inspirasi-inspirasi dan membuat peta mental

yang menunjukan langkah dan tindakan yang akan diambilnya.

2.1.5 Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran-Diri

Self awareness tidak terbentuk secara otomatis, melainkan karena adanya

usaha individu. Tahapan Self awareness individu, ditentukan oleh beberapa besar

atau sejauh mana individu tersebut berusaha mempertinggi kesadaran dirinya.

Ada beberapa langkah yang perlu diambil oleh remaja dalam rangka

meningkatkan atau mempertinggi kesadaran dirinya. Langkah-langkah tersebut

dimulai dari :

1. Menemukan kembali perasaan-perasaannya

Agar dapat mencapai tingkatan tersebut, banyak orang harus kembali

lagi pada permulaan untuk menemukan kembali apa itu perasaan. Perasaan

adalah pernyataan hati nurani yang dihayati secara suka maupun tidak

senang. Sebab sering seseorang tidak tahu-menahu tentang kejadian yang

dirasakannya sendiri, yang diucapkan tentang perasaan mereka hanya

ungkapan samar. “baik-baik saja”, “tidak enak badan”, mereka tidak

mengalami perasaan secara langsung, hanya ide-ide yang samar mereka

kemukakan sebagai apa yang dirasa penting.

.

Page 28: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

9

2. Mengenal keinginan-keinginan sendiri

Sadar akan perasaan sendiri membawa seseorang ke langkah berikutnya

yaitu mengetahui dengan jelas apa yang diinginkannya. Seseorang yang

tidak mengenali keinginan-keinginan sendiri adalah mereka yang hanya

memikirkan keinginan-keinginan yang rutin atau mereka yang berkeinginan

menurut orang lain. Mengetahui keinginan diri sendiri tidak berarti harus

memaksakan dan mengutarakan keinginan tersebut kapan dan dimana saja.

Keputusan dan pertimbangan yang matang adalah sisi utama dari kesadaran

diri. Mengenal keinginan sendiri maksudnya, mengenal keinginan secara

spontan, yaitu membuat interaksi yang tepat dan melihat gambaran situasi

menyeluruh : tahu menetapkan dirinya dan menjadikan dirinya bagian yang

integral dalam hubungan dengan dunia sernya.

3. Menentukan kembali relasi diri dengan aspek-aspek ketaksadaran. Individu-

individu masyarakat modern bersikap pasif terhadap aspek-

aspek ketaksadaran, bahkan cenderung menyisihkannya dan lebih

mengutamakan aspek-aspek kesadaran yang dipandang identik dengan

rasionalitas. Maka untuk mencapai kesadaran diri, seseorang perlu

menemukan kembali relasi diri dengan aspek-aspek ketaksadaran melalui

aspek-aspek ketaksadaran individu tidak hanya akan menemukan kembali

perasaan-perasaannya, tetapi juga menemukan kembali sumber pemecahan

bagi masalah-masalah yang dihadapi.16

4. Memperbanyak Dzikir

Dzikir adalah mengingat Allah, baik dengan lisan dan dengan hati. Salah

satu cara yang diajarkan Rasulullah. Dzikir kepada Allah merupakan upaya

.

Page 29: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

10

membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh kesenangan keduniaan,

kesadaran pada diri sendiri dan sifat egois. juga merupakan penetapan ruh

dalam kesucian dan kedekatannya dengan Allah SWT (Zakiyah, 2010).

2.1.6 Manfaat Mempertinggi Self awareness

Pada hakekatnya, semakin tinggi kesadaran seseorang, maka sebagaimana

dinyatakan oleh kiergaard, “semakin utuh diri seseorang”. Dengan kesadaran diri,

seseorang bisa menjadi sadar atas tanggung jawabnya untuk memilih.

Ada lima sifat khas dari seseorang yang berpribadi penuh yaitu;

1. Keterbukaan pada pengalaman yang berarti bahwa seseorang tidak bersifat

kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel terhadap pengalaman.

2. Kehidupan eksistensial adalah kondisi orang yang tidak mudah

berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman-pengalaman melainkan

dapat menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka pada

pengalaman baru.

3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri yang berarti bertingkah laku

menurut apa yang dirasa benar.

4. Perasaan bebas, artinya semakin seseorang sehat secara psikologis semakin

mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak (dimungkinkan

terjadinya pilihan).

5. Kreatifitas yaitu kemampuan untuk mencipta yang berarti bahwa seseorang

yang kreatif bertindak bebas dan menciptakan ide-ide dan rencana hidup

yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara

kreatif dan dengan cara yang memuaskan (Budihardjo, 2011).

.

Page 30: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

11

2.1.7 Faktor yang mempengaruhi self awareness

Menurut Bulecheck dalam Rahayu 2015 faktor yang mempengaruhi self

awareness yaitu :

1. Pikiran

Menurut khodijah (2006) mengatakan bahwa berfikir adalah sebuah

tepresentasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. Berfikir adalah

melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan

adanya masalah. Pikiran sendiri ada dua macam yaitu pikiran sadar dan

bawah sadar.

2. Perasaan

Perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari

persepsi, sebagai akibat stimulus baik yang bersifat internal maupun

eksternal. Beberapa sifat tertentu yang ada umumnya perasaan berkaitan

persepsi, dan merupakan reaksi terhadap stimulus yang mengenainya

(chalpin, 1972)

3. Motivasi

Motivasi adalah kecendrungan yang timbul pada diri seseorang secara

sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu

(Wawan, 2010).

4. Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara,

menangis , tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.

Dari uraian tersebut dapat dsimpulkan bahwa perilaku manusia, baik yang

.

Page 31: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

12

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmojo, 2003)

5. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

penggunaan panca indranya. Pengetahuan adalah merupakan hasil

mengingat sesuatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah

dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah

orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu

(Mubarak, 2011).

6. Lingkungan

Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2011), lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya

yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku orang atau kelompok.

2.1.8 Strategi Meningkatkan Self Awareness Pasien DM

Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri

diantaranya dengan introspeksi diri setiap saat. Introspeksi untuk mengetahui

kelemahan dan kelebihan diri. Introspeksi terhadap perilaku adaptasi, terhadap

situasi dan kondisi di sekitar. Introspeksi akan meningkatkan pengetahuan tentang

diri sendiri, posisi diri dan kaitannya dengan individu lain. Ini semua akan

meningkatkan kesadaran diri dan biasanya akan timbul niat untuk memperbaiki

diri. Individu yang intensif berintrospeksi akan mampu menerima semua kritik

dan saran dari orang lain. Selain introspeksi, untuk meningkatkan kesadaran diri,

seorang individu harus melatih kepekaan untuk memahami perubahan situasi

(Santosa dalam Sri Yanti 2009).

.

Page 32: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

13

Menurut Sri Yanti 2009 Strategi peningkatan self awareness meliputi :

1. Program DSME

DSME (Diabetes Self Management Education) adalah suatu proses

pemberian edukasi kepada pasien mengenai aplikasi strategi perawatan diri

secara amandiri untuk mengoptimalkan kontrol metabolik, mencegah

komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup pasien DM.

2. Penyediaan konselor DM

Pemberian pendidikan dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu

dilakukan sebagai bahan dari upaya pencegahan dan merupakan bagian

yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik.

3. Strategi kesadaran DM di sekolah

Pasien DM harus diedukasi agar dapat memanajemen diri sendiri dengan

baik karena ini merupakan salah satu kunci kesuksesan program

pengendalian DM. Dalam mengendalikan DM membutuhkan kerja sama di

semua elemen masyarakatdengan baik, termasuk di dalamnya pendidikan

dasar tentang DM yang dimulai dari tingkat sekolah dasar dan seterusnya

sehingga kesadaran tentang DM yang masih rendah dapat ditingkatkan.

4. Empowerment

Pendekatan empowerment terhadap perawatan DM meliputi area

psikososial dengan cara membantu individu mengembangkan keterampilan

dan kesadaran diri dalam penentuan tujuan, pemecahan masalah,

manajemen stress, koping, dukungan sosial dan motivasi. Hal ini

memungkinkan bagi pasien untuk membuat keputusan tentang perawatan

DM. Empowerment memberikan suatu perubahan konseptual pada

.

Page 33: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

14

hubungan antara pasien dan edukator. Pasien bukan lagi konsumen baru dari

pelayanan kesehatan tetapi mitra aktif dalam menetapkan perawatan DM.

5. Buku-buku

Dengan banyak membaca melalui buku akan menambah wawasan pasien

DM dan meningkatkan perawatan klinik DM secara signifikan.

6. Adaptasi kultur komunikasi.

Kultur menjadi suatu petunjuk bagi seseorang dalam berfikir, bersikap, dan

bertindak sehingga menjadi suatu pola yang mengekspresikan siapa mereka

dan dapat meningkatkan perawatan klinik DM secara signifikan, kesadaran

diri, dan pemahaman tentang DM pada populasi.

2.1.9 Pengukuran Self Awareness

Skala pengukuran menggunakan skala Likert. Jawaban setiap item

instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain sangat setuju,

setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Dengan skala likert, maka

variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian

indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item

instrumen yang dapat berupa pernytaan dan pertanyaan.

Pernyataan

1. Selalu (S) : Skor 4

2. Sering (SR) : Skor 3

3. Kadang-Kadang (KK) : Skor 2

4. Tidak Pernah (TP) : Skor 1

.

Page 34: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

15

Kemudian dihitung rumus skor T [X− ]

T = 50 + 10 SX Keterangan :

X : Skor tiap responden

X : Mean skor tiap kelompok

S: Standart Deviasi

2.2 Diabetes mellitus

2.2.1 Pengertian Diabetes mellitus

Diabetes melitus (DM) atau yang lebih dikenal dengan kencing manis

merupakan suatu kelainan pada seseorang yang ditandai dengan naiknya kadar

glukosa dalam darah dikarenakan akibat dari kekurangan insulin dalam tubuh

(Padila, 2012).

Diabetes merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan oleh

kurangnya hormon insulin dalam tubuh (Santosa, 2014).

DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

kedua-duanya (Perkeni, 2015).

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, DM adalah suatu

kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih dari 90

persen dari semua populasi diabetes adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai

dengan penurunan sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas

secara progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin.

.

Page 35: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

16

2.2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus

Menurut Santosa (2014) tipe diabetes mellitus atau klasitifikasi diabetes

yang utama adalah :

1. Diabetes tipe 1

Diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh penderita tidak mampu memproduksi

insulin. Diabetes tipe 1 juga sering disebut sebagai penyakit autoimun.

Penyakit ini terjadi karena sistem imun tubuh pada suatu individu secara

spesifik menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin yang terdapat

pada pankreas.

2. Diabetes tipe 2

Diabetes tipe 2 disebabkan oleh faktor kombinasi antara faktor genetika dan

faktor lingkungan. Pada diabetes tipe 2, faktor genetika lebih dominan bila

dibandingkan dengan diabetes tipe 1. dari berbagai penelitian diketahui

bahwa sebagian besar penderita diabetes tipe 2 memiliki anggota keluarga

yang juga menderita penyakit atau masalah kesehatan yang berhubungan

dengan diabetes.

3. Gestational diabetes

Diabetes tipe ini terjadi saat kondisi gula darah menjadi tinggi pada masa

kehamilan dan terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes. Umumnya

akan kembali normal setelah masa kehamilan. Meskipun tipe diabetes ini

bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik, dapat membahayakan

kesehatan janin maupun sang ibu.

.

Page 36: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

17

2.2.3 Penyebab Diabetes mellitus

Diabetes mellitus disebabkan karena berkurangnya produksi dan

ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin yang

sebenarnya berjumlah cukup. Kekurangan insulin disebabkan adanya kerusakan

sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel pulau langerhans dalam kelenjar

pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Namun, jika dirunut lebih lanjut,

beberapa faktor yang menyebabkan Diabetes mellitus sebagai berikut :

1. Genetik atau faktor keturunan. Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau

diwariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita Diabetes mellitus

memiliki kemungkinan besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan

anggota keluarga yang tidak menderita Diabetes Mellitus. Para ahli

kesehatan juga menyebutkan Diabetes mellitus merupakan penyakit yang

terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi

penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang

membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.

2. Virus dan bakteri. Virus penyebab Diabetes mellitus adalah rubela, mumps,

dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam

sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang

menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes mellitus akibat

bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga

bakteri cukup berperan menyebabkan Diabetes mellitus .

3. Bahan toksik atau beracun. Bahan beracun yang mampu merusak sel beta

secara langsung adalah alloxan, pyrinuron (rodentisida) dan strepzoctin

.

Page 37: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

18

(produk dari sejenis jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari

singkong.

4. Nutrisi. Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor resiko

pertama yang diketahui menyebabkan Diabetes mellitus . Semakin berat

badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar

kemungkinan seseorang terjangkit Diabetes mellitus .

5. Kadar kortikosteroid yang tinggi.

6. Kehamilan diabetes gestasional, yang akan hilang setelah melahirkan.

7. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.

8. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

(Maulana, 2008).

Sedangkan menurut Lanywati (2011) penyebab Diabetes mellitus adalah

sebagai berikut :

1. Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan lemak dalam tubuh

menumpuk secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar

pankreas terpaksa harus bekerja keras memproduksi hormon insulin untuk

mengolah gula yang masuk. Jika suatu saat pankreas tidak mampu

memenuhi kebutuhan hormon insulin yang terus bertambah, maka kelebihan

gula tidak dapat terolah lagi dan akan masuk ke dalam darah serta urine (air

kencing).

2. Pada saast tubuh melakukan aktivitas/gerakan, maka sejumlah gula akan

dibakar untuk dijadikan tenaga gerak. Sehingga jumlah gula dalam tubuh

akan berkurang, dan dengan demikian kebutuhan akan hormon insulin juga

berkurang. Pada orang yang kurang gerak dan jarang berolah raga, zat

.

Page 38: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

19

makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar, tetapi hanya akan

ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan gula. Proses pengubahan zat

makanan menjadi lemak dan gula, memerlukan hormon insulin. Namun,

jika hormon insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit

Diabetes mellitus .

3. Penyakit saat hamil, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janinnya,

seorang ibu secara naluri akan menambah jumlah konsumsi makanannya,

sehingga umumnya berat badan ibu hamil akan naik sekitar 7 kg-10 kg.

Pada saat penambahan jumlah konsumsi makanan tersebut terjadi, jika

ternyata produksi insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala

penyakit Diabetes mellitus.

2.2.4 Manifestasi klinis Diabetes mellitus

Tanda-tanda seseorang terkena atau mengidap diabetes adalah sebagai

berikut : gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak

sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin

dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah :

1. Sering buang air kecil.

2. Terus menerus lapar dan haus.

3. Berat badan menurun.

4. Kelelahan.

5. Penglihatan kabur.

6. Infeksi pada kulit yang berulang.

7. Meningkatkanya kadar gula dalam darah dan air seni.

8. Cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun.

.

Page 39: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

20

Sedangkan gejala Diabetes mellitus tipe II mencul secara perlahan-lahan

sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala

Diabetes mellitus tipe I, yaitu :

1. Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit.

2. Sering buat air kecil.

3. Terus menerus lapar dan haus.

4. Kelelahana yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya.

5. Mudah sakit yang berkepanjangan.

6. Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi

prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja.

Gejala-gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan

akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urin dan urin tersebut

tidak disiram, makan akan dikerubuti oleh semut yang merupakan tanda adanya

gula. Gejala lain yang biasanya muncul adalah :

1. Penglihatan kabur.

2. Luka yang lama sembuh.

3. Kaki terasa kebas, geli atau merasa terbakar.

4. Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita.

5. Impotensi pada pria.

(Maulana, 2008).

Sedangkan menurut Lanywati (2011) gejala klasik penyakit diabetes

mellitus, dikenal dengan istilah trio-P, yaitu meliputi poliuria (banyak kencing),

polidipsi (banyak minum) dan polipagio (banyak makan).

.

Page 40: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

21

1. Poliuria (banyak kencing), merupakan gejala umum pada penderita diabetes

mellitus, banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula dalam darah

berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya

melalui ginjal bersama air dan kencing, gejala banyak kencing ini terutama

menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relatif

tinggi.

2. Polidipsi (banyak minum), sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh) dari

banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangan cairan

(dehidasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus/kering yang

menyebabkan timbulnya keinginan untuk terus minum selama kadar gula

dalam darah belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian, akan terjadi

banyak kencing dan banyak minum.

3. Polipagi (banyak makan), merupakan gejala yang tidak menonjol.

Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula

dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan

demikian, tubuh berusaha untuk memperoleh cadangan gula dari makanan

yang diterima.

Gejala-gejala yang biasa tampak pada pasien Diabetes mellitus adalah

sebagai berikut :

1. Adanya perasaan haus yang terus-menerus.

2. Sering buang air kecil (kencing) dan jumlah yang banyak.

3. Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

4. Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun.

.

Page 41: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

22

Adapun pada pasien yang berat, akan timbul beberapa gejala atau tanda

yang lain, yaitu sebagai berikut :

1. Terjadinya penurunan berat badan.

2. Timbulnya rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau kaki.

3. Timbulnya borok (luka) pada kaki yang tak kunjung sembuh.

4. Hilangnya Self awareness (Lanywati, 2011).

2.2.5 Faktor Risiko Diabetes Melitus

Faktor risiko penyakit tidak menular dibedakan menjadi dua. Yang pertama

adalah faktor risiko yang tidak dapat diubah misalnya umur, jenis kelamin, dan

faktor genetik. Yang kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah misalnya pola

hidup, dan status kesehatan. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa sosiodemografi, faktor perilaku dan

gaya hidup serta keadaan klinis atau mental berpengaruh terhadap kejadian

diabetes melitus (Irawan dalam fitriyani, 2012)

2.2.6 Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2

Penatalaksanaan Diabetes Melitus ada dua cara yaitu secara non

farmakologis dan secara farmakologis :

1. Non farmakologis

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa

darah. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan

glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan

hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan

glukosa darah kapiler dengan glukometer. Diagnosis tidak dapat ditegakkan

atas dasar adanya glukosuria. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada

.

Page 42: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

23

penyandang DM. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat

keluhan seperti:

a. Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat

badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

b. Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi

ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

2. Farmakologis

Tujuan utama pengobatan Diabetes mellitus adalah untuk

mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula

darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin

mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi

sementara maupun jangka panjang adalah semakin berkurang. Pengobatan

Diabetes mellitus meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet.

Ilmu pengetahuan sudah mampu menemukan berbagai jenis

pengobatan yang tidak memberatkan para penderita diabetes mellitus, yaitu:

a. Insulin bentuk baru untuk memperbaiki kadar gula darah. Dulu,

setengah jam setelah disuntik insulin, diabetesi baru boleh makan. Kini

sehabis disuntik insulin diabetesi bisa langung makan. Bahkan ada

suntik insulin dengan periode waktu hingga 24 jam.

b. Ditemukannya obat penurun lipid (lemak dalam darah). Lipid menjadi

ancaman karena bisa menimbulkan komplikasi si stroke atau jantung

pada diabetesi.

c. Obat yang dapat menghambat progresif perkembangan penyakit ginjal

pada diabetesi.

.

Page 43: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

24

d. Obat anti pembekuan darah. Penderita jantung koroner lazim dipasang

cincin metal di pembuluh jantung yang dapat memperingan kadar

penyakitnya. Namun, pada penderita jantung akibat komplikasi

Diabetes mellitus hal ini tdaik dapat dilakukan karena kerap terjadi

pembekuan darah. Hal inilah yang dicegah obat anti pembekuan darah.

e. Insulin sensitizing. Jumlah insulin yang disuntikkan sedikit namun

mampu menurunkan kadar gula darah sekaligus kadar lipid.

f. Alat pemantau gula darah mandiri yang cara kerjanya makin sederhana

serta mengurangi rasa sakit.

Menurut Santosa (2014) dalam proses terapi obat hipoglikemik oral,

pemilihan dan penentuan rejimen hipoglikemik yang digunakan harus

mempertimbangkan tingkat keparahan diabetes serta kondisi kesehatan

penderita secara umum, termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi

yang ada. Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral

dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

a. Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat

hipoglikemik oral golongan sulfonilurea dan glinida (meglitinida dan

turunan fenilalanin).

b. Sensitifer (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel terhadap

insulin), meliputi obat-obat hipoglikemik golongan biguanida dan

tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk memanfaatkan

insulin secara lebih efektif.

c. Inhibitor katablolisme karbohidrat, antara lain inhibitor a-glukosidase

yang bekerja menghambat absorpsi glukosa dan umum digunakan

.

Page 44: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

25

untuk mengendalikan hipoerglikemia post-prandial (post meal

hypergicermia).

d. Golongan sulfonilurea

Golongan sulfonilurea adalah obat hipoglikemik oral yang

pertama kali ditemukan. Sejak beberapa tahun yang lalu, hampir semua

obat hipoglikemik oral termasuk dalam golongan sulfonilurea. Obat

hipoglikemik oral golongan sulfonilurita diabetes dewasa dan dengan

berat badan normal serta tidak pernah mengalami ketoasidosis

sebelumnya.

Obat-obatan yang termasuk dalam golongan sulfonilurea ini

bekerja merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas. Maka dari itu,

obat-obatan dalam kelompok ini hanya efektif apabila sel-sel

langerhans pankreas masih dapat berproduksi.

Penurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah pemberian

senyawa-senyawa sulfonilurea disebabkan oleh perangsangan sekresi

insulin oleh kelenjar pankreas. Sifat perangsangan ini berbeda dengan

perangsangan oleh glukosa. Hal ini karena pada saat glukosa gagal

merangsang sekresi insulin, senyawa-senyawa obat ini masih mampu

meningkatkan sekresi insulin. Oleh sebab itu, obat-obatan golongan

sulfonilurea sangat bermanfaat untuk penderita diabetes yang kelenjar

pankreasnya masih mampu memproduksi insulin.

Obat-obatan hipoglemik oral golongan glinida ini termasuk

obat hipoglikemik generasi baru. Adapun cara kerjanya mirip dengan

golongan sulfonilurea. Obat hipoglikemik oral golongan glinida ini

.

Page 45: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

26

bekerja meningkatkan sintesis dan sekresi insulin oleh kelenjar

pankreas. Umumnya senyawa obat hipoglikemik golongan meglitinida

dan turunan fenilalanin ini dipakai dalam bentuk kombinasi dengan

obat-obat antidiabetik oral lainnya.

e. Golongan biguanida

Obat hipoglikemik oral golongan biguanida yang masih dipakai

sebagai obat hipoglikemik oral adalah metformin. Di antara negara

yang menggunakan metformin adalah Indonesia. Hal ini karena, ketika

menggunakan metformin frekuensi terjadinya asidosis laktat cukup

sedikit asal dosis tidak melebihi 1700 mg/hari dan tidak ada gangguan

fungsi ginjal dan hati.

f. Golongan Tizaolidindion

Senyawa golongan tiazolidindion bekerja meningkatkan kepekaan

tubuh terhadap insulin dengan PPARy di otot, jaringan lemak, dan hati

untuk menurunkan resistensi insulin. Senyawa-senyawa TZD juga

menurunkan kecepatan glikoneogenesis.

g. Golongan inhibitor a-Glukosidase

Senyawa-senyawa inhibitor a-glukosidase bekerja menghambat enzim

alfa glukosidase yang terdapat pada dinding susu halus. Enzim-enzim

a-glukosidase (maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase)

berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida, pada dinding usus halus.

(Santosa, 2014).

.

Page 46: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

27

Menurut Sutedjo (2010) pemberian obat pada penderita DM

bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah puasa maupun sesudah

makan dalam batas normal.

Obat hipoglikemik oral (OHO)

a. Tujuan pemberian dan cara kerja OHO

OHO diberikan dengan tujuan mempertahankan kadar gula dalam

darah agar tetap normal dan digunakan pada DM tipe II. OHO bekerja

dengan cara sebagai berikut:

1) Merangsang sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin dalam

jumlah cukup.

Obat kelompok ini adalah sulfonilurea sulfonilurea yang

mempunyai rumus kimia menyerupai sulfonamida. Pemberian

sulfonilurea harus disertai dengan banyak minum karena

mempunyai ESO yang hampir sama dengan sulfonamida yaitu

pembentukan kristal pada urine. Obat dimakan kira-kira 30 menit

sebelum makan.

2) Menurunkan berat badan

Obat kelompok biguanida ini terdiri atas metformin dan penformin

dengan segala mereka dagangnya. Obat ini mempunyai mekanisme

kerja yang belum jelas, tetapi mempunyai efek penurunan berat

badan sehingga dahulu pernah digunakan para artis sebagai obat

penurunan berat badan. Obat metformin bekerja di luar pankreas

yaitu:

a) Meningkatkan sensitivitas insulin.

.

Page 47: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

28

b) Menghambat produksi glukagon.

c) Menurunkan absorpsi karbohidrat dari usus.

d) Menghambat glukoneogenesis (pembentukan gula dari bahan

lain).

e) Meningkatkan afinitas atau keterikatan kapiler terhadap insulin.

f) Meningkatkan jumlah reseptor insulin pada

sel. b. Prinsip penggunaan OHO

1) Dimulai dari dosis kecil dan secara bertahap ditingkatkan sampai

dosis yang sesuai, yaitu diperolehnya kadar gula darah yang

normal.

2) Sebaiknya dihindari obat OHO efek panjang pada orang tua karena

menyebabkan hipoglikemi.

3) Pada saat minum OHO sebaiknya dihindari obat-obat yang

antagonis atau melawan efek OHO. Apabila terpaksa harus

mendapatkan obat antagonis tersebut konsultasikan dengan dokter.

Obat anagonis OHO di antaranya adalah kortikosteroid dan

adrenalin.

2.2.7 Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria

DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi: toleransi

glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT).

a. Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa

plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa

plasma 2-jam <140 mg/dl.

.

Page 48: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

29

b. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa

plasma 2 -jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma

puasa <100 mg/dl

c. Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT

d. Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil

pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%.

(Perkeni, 2015).

Tabel 2.1 Kriteria diagnostik glukosa darah

Bukan diabetes Pra diabetes mg/dl Diabetes

mg/dl Mg/dl

Puasa < 110 110-125 ≥ 126

Sewaktu < 110 110-199 ≥ 200 Sumber Perkeni (2015)

2.2.8 Pencegahan Diabetes mellitus

Beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara

umum adalah sebagai berikut :

1. Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihan. Usahakan

untuk dapat mencapai dan mempertahankan berat badan normal, atau

bahkan berat badan ideal. Jangan makan dalam porsi yang berlebihan, dan

kurangi makan gula atau makanan yang manis serta berlemak tinggi.

2. Olah raga secara teratur dan terukur, agar kelebihan gula dan lemak di

dalam tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energi gerak). Di samping

itu, dengan olah raga secara teratur, otot-otot tubuh akan menjadi kencang

dan organ-organ tubuh dapat bekerja dengan lebih lancar, baik dan efisien

(Lanywati, 2011).

.

Page 49: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

30

Sedangkan menurut Maulana (2008) pencegahan komplikasi Diabetes

mellitus ada 9 cara untuk berperan aktif dalam perawatan Diabetes mellitus

sehingga dapat menikmati hidup lebih sehat di masa yang akan datang :

1 Lakukan pemeriksaan fisik setiap tahun

Selain pemeriksaan rutin untuk mengawasi perawatan diabetes mellitus,

lakukan pemeriksaan fisik sekali setahun.

2 Periksa mata setahun sekali

Pergi ke spesialis mata sekali tiap tahun dapat membantu untuk mendeteksi

masalah penglihatan yang berkaitan dengan Diabetes mellitus untuk dapat

mendeteksi secara dini, sehingga lebih mudah ditangani maupun dicegah.

3 Temui dokter gigi setahun dua kali

Kadar gula darah yang tinggi mengganggu sistem kekebalan tubuh,

membatasi kemampuan tubuh untuk berperang dengan bakteri dan virus

yang menyebabkan infeksi. Karena mulut penuh dengan bakteri, maka

infeksi juga dapat terjadi pada gusi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk

menemui dokter gigi setahun dua kali untuk memeriksakan kesehatan mulut

dan gigi.

4 Vaksinasi tepat waktu

Selalu up to date terhadap vaksinasi yang dapat membantu mencegah

terjadinya komplikasi akibat diabetes mellitus. Contohnya vaksinasi untuk

radang paru. Hampir tiap dokter akan merekomendasikan pada penderita

Diabetes mellitus untuk vaksinasi radang paru-paru. Apabila telah

menderita komplikasi akibat Diabetes mellitus atau berusia lebih dari 65

tahun maka akan dibutuhkan vaksinasi ulang setiap 5 tahun.

.

Page 50: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

31

5 Rawat kebersihan dan kesehatan kaki

Penderita Diabetes mellitus beresiko tinggi untuk menderita penyakit pada

kaki dalam dua cara yaitu :

a. Diabetes mellitus dapat merusak saraf-saraf di kaki, mengurangi

sensasi nyeri. Ini berarti dapat terjadi ruam dan memar tanpa

menyadarinya.

b. Diabetes mellitus dapat menyempitkan atau menutup arteri, mengurangi

aliran darah menuju kaki.

6 Jangan merokok

Orang yang menghidap Diabetes mellitus dan merokok sering kali

ditemukan meninggal karena serangan jantung, stroke dan penyakit lainnya

daripada penderita Diabetes mellitus yang tidak merokok. Hal ini karena

merokok menyempitkan pembuluh darah, serta menurunkan aliran darah

menuju kaki.

7 Awasi tekanan darah

Sama seperti diabetes mellitus, tekanan darah yang tinggi juga dapat

merusak pembuluh darah. Bila kedua keadaan ini muncul, maka dapat

terjadi serangan jantung, stroke atau kondisi lain yang mengancam jiwa.

8 Memeriksa kadar gula darah

Mengatur kadar gula darah merupakan hal yang paling penting untuk

merasa lebih baik dan mencegah komplikasi lebih lanjut dari diabetes

mellitus. Dengan mengawasi kadar gula darah dan tetap menjaganya

normal, maka akan mengurangi resiko kerusakan mata, ginjal, pembuluh

darah dan saraf.

.

Page 51: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

32

9 Penanganan stres

Stres dapat meningkatkan produksi hormon yang dapat memblokir efek dari

insulin, yang menyebabkan kadar gula darah meningkat. Bila sedang

terserang stres, maka akan sulit untuk merawat diri sendiri maupun

mengelola diabetes.

Terdapat sepuluh petunjuk hidup sehat dan merupakan senjata untuk

mencegah komplikasi Diabetes mellitus :

a. Semua yang manis sebaiknya dihindari atau pantang gula.

b. Batasi makanan yang mengandung asam urat (jeroan, sarden, burung

dara, unggas, kaldu, kacang-kacangan, emping, tapai).

c. Batasi tek kuk CS2 (telur-keju-kepiting, udang, kerang, cumi-cumi,

susu, santan).

d. Targetkan lingkar pinggang pria < 90 cm, wanita < 80 cm.

e. Kalau ada hipertensi : batasi garam, ikan asin, kacang asin dan stop

alkohol.

f. Stop rokok.

g. Rutinlah olahraga, minimal jalan 3 km atau sit up 50-200 kali, hindari

diam tak beraktivitas.

h. Tidur 6-7 jam /hari.

i. Check up secara teratur.

Kontrol/check up teratur untuk 1,2,3,4,5,6 bulan untuk orang non

diabetes mellitus, terutama untuk > 40 tahun, dan untuk penderita

Diabetes mellitus yang menghidap penyakit kardiovaskuler, lakukan

check up setiap 1,2,3 bulan

.

Page 52: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

33

j. Perbanyak makanan kaya chromium apabila tak menderita peninggian

asam urat (misal : merica, apel, brokoli, udang, dan kacang-kacangan)

karena berfungsi memperbaiki kerja insulin.

(Sutedjo, 2010).

2.2.9 Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah

1. Faktor genetik atau keturunan

Penyakit diabetes merupakan penyakit yang cenderung diturunkan

bukan ditularkan. Biasanya jika orangtua menderita diabetes, kemungkinan

besar anaknya juga menderita penyakit yang sama. Para ahli diabetes telah

menentukan persentase kemungkinan terjadinya diabetes karena faktor

keturunan.

2. Virus dan bakteri

Virus dan bakteri juga sebagai salah satu faktor terjadinya diabetes.

Misalnya, virus rubela, mumps, dan human coxsachievirus B4. melalui

infeksi sitolik dalam sel beta, virus ini akan merusak sel. Selain itu, virus ini

juga dapat menyerang melalui reaksi auto-imunitas yang menghilangkan

autoimun dalam sel beta.

3. Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat atau gula

Saat ini semakin banyak makanan yang mengandung gula, seperti

berbagai macam kue, makanan ringan, minuman es krim, permen dan aneka

jajanan lainnya. Tanpa kita sadari makanan dan minuman tersebut akan

mengundang bahaya bagi tubuh kita, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak

dan secara terus menerus. Makanan tersebut harus dihindari karena kadar

gulanya cukup tinggi.

.

Page 53: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

34

4. Kurang tidur

Jika kualitas tidur kurang baik, metabolisme tubuh dan sistem

kekebalan tubuh bisa terganggu sehingga mudah terserang penyakit. Para

ahli menyatakan bahwa kurangg tidur selama hari dapat menurunkan

kemampuan tubuh untuk memproses glukosa. Kurang tidur juga dapat

merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan.

Munculnya nafsu makan tersebut akan mendorong penderita gangguan tidur

untuk menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah

naik.

5. Malas beraktifitas fisik

Saat ini, gaya hidup manusia semakin jauh dari pola hidup sehat.

Aktivitas seperti bekerja di kantor, naik mobil atau motor saat berangkat

kerja, naik lift dan duduk terlalu lama di depan komputer, dapat membuat

sistem kreasi tubuh berjalan lambat.

6. Rokok, soda, dan minuman beralkohol

Rokok mengandung zat nornikotin, yakni salah satu zat yang mudah

menguap. Keberatan zat nornikotin dalam tubuh dapat meningatkan

diabetes. Perokok berat yang dapat menghabiskan lebih dari satu bungkus

rokok perhari berisiko terkena diabetes tiga kali lebih besar dibandingkan

dengan orang yang tidak merokok.

7. Takut kulit hitam karena matahari

Vitamin D membantu tubuh untuk mengatur proses metabolisme gula

darah. Sumber vitamin D terbaik diperoleh dari sinar matahari. Wanita

dengan asupan vitamin D yang tinggi berisiko rendah terkena diabetes.

.

Page 54: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

35

8. Stress

Ketika stress datang, produksi hormon epinephrine dan kortisol akan

meningkatkan gula darah dan tubuh mendapatkan cadangan energi untuk

beraktivitas. Namun jika kadar gula darah semakin meningkat karena stress

berkepanjangan, maka diabetes pun akan menyerang tubuh anda.

9. Jumlah nutrisi

Penyakit diabetes sangat erat kaitannya dengan jumlah nutrisi yang

terkandung dalam tubuh. Jumlah nutrisi yang berlebihan dalam tubuh

merupakan faktor risiko utama penyebab datangnya diabetes. Semakin lama

anda mengalami kelebihan nutrisi, semakin besar risiko terjadinya obesitas

dan diabetes. (Santosa, 2014).

2.3 Penelitian Terdahulu

2.3.1 Sri Yanti (2009)

Penelitian yang berjudul “Hubungan Kesadaran Diri Pasien Dengan

Kejadian Komplikasi Diabetes Mellitus Dalam Konteks Asuhan Keperawatan”

memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan kesadaran diri pasien dengan

kejadian komplikasi DM di RSUD Dr. Adnan W.D Payakumbuh Sumbar. Metode

penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

korelasi dengan disain cross sectional study. Total sampel sebanyak 69 responden

yang menderita DM tipe 1 dan 2 yang dirawat di RSUD dr. Adnan W.D baik

rawat inap maupun rawat jalan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pasien DM rawat inap dan rawat jalan di RSUD dr. Adnan W.D Payakumbuh

Sumbar pada bulan Mei 2009. Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive

sampling. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji chi

.

Page 55: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

36

square (X2) dan Regresi Logistik Ganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

kesadaran diri berhubungan dengan kejadian komplikasi DM (p=0,000). Pasien

dengan kesadaran diri kurang berisiko 20 kali untuk terjadi komplikasi dibanding

pasien dengan kesadaran diri baik setelah dikontrol variabel usia, jenis kelamin,

tipe DM, pendidikan, pekerjaan, dan penyuluhan. Diperoleh juga ada hubungan

antara penyuluhan dengan kejadian komplikasi DM (p=0,027). Pasien yang tidak

mendapatkan penyuluhan berisiko 9 kali untuk terjadi komplikasi dibanding

dengan pasien yang pernah mendapat penyuluhan. Faktor konfonding hubungan

kesadaran diri dengan kejadian komplikasi DM pada penelitian ini adalah usia,

jenis kelamin, tipe DM, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penyuluhan. Dari

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perlunya meningkatkan kesadaran

diri pasien sebagai salah satu intervensi mandiri perawat dalam mencegah

komplikasi DM dan perlu penelitian lebih lanjut terkait strategi yang efektif dalam

meningkatkan kesadaran diri pasien DM dengan komplikasi.

2.3.2 M.P Khapre, A Mudey, R.C Goyal, V.Wagh (2011)

Hasil penelitian yang berjudul “Low awareness of diabetes affecting the

clinical outcome of patient A cross-sectional study conducted in rural tertiary

care hospital” Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengetahuan yang ada

dari pasien diabetes tentang penyakit dalam perawatan tersier pedesaan. Metode

penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 123 pasien DM. Hasil dari penelitian

ini adalah Perbedaan signifikan dalam skor pengetahuan rata ditemukan antara

usia yang berbeda kelompok, jenis kelamin, tempat tinggal dan kualifikasi

pendidikan. Presentase 18% pasien memiliki pengetahuan yang buruk tentang

.

Page 56: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

37

kondisi diabetes. Presentase 32% kurangnya kesadaran tentang etiologi diabetes,

presentase 16% tentang tanda-tanda dan gejala 36%, Presentase 34% mengenai

obat dan 32% mengenai manajmenen makanan dan komplikasi. Dari hasil glukosa

darah menunjukkan tingkat pasien adalah 121,12 ± 3,63, BMI 30,56 ± 5,23 kg /

m2 sedangkan Blood Preassure adalah 140 ± 6.32 / 88 ± 5.12 mm Hg. Dilakukan

dengan uji f test dan t test. Sehingga disimpulkan Sebagai konsekuensi dari

rendahnya kesadaran tentang diabetes di antara pasien, mempengaruhi

kemampuan dari manajemen diri dan memiliki dampak negatif pada hasil klinis

diabetes.

2.3.3 Desai Rujul, Parul Vadgama, Dhruv Parth (2012)

Penelitian yang dilaksanakn di Gujarat yang berjudul “Effect Of Awareness

Of Diabetes On Clinical Outcomes Of Diabetes: An Observational Study At A

Private Hospital In Gujarat” dilaksanakan dengan tujuan untuk menilai antara

kesadaran dan kesenjangan mengenai diabetes pada pasien diabetes di rumah sakit

swasta. Penelitian ini dilakukan pada 80 pasien DM dengan mengunakan pre-test

kuisioner. Hasil dari penelitian menunjukkan hasil pengetahuan adalah 19 ,06 (SD

= 3,75) dari 50. Pertanyaan pemisah berbagai aspek pengetahuan penyakit, skor

rata-rata yang ditemukan di bawah setengah dari skor maksimum di semua daerah

kecuali tentang gejala yaitu 4,26 dari maksimum 8. Jenis kelamin, tingkat

pendidikan dan usia ditemukan secara signifikan terkait dengan tingkat

pengetahuan sedangkan jenis pekerjaan tidak terkait dengan itu. Menunjukkan

tingkat gula darah acak, BMI dan tekanan darah sistol. Penelitian tersebut

menyimpulkan Lebih rendah kesadaran tentang diabetes yang dapat menyebabkan

.

Page 57: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

38

manajemen diri yang buruk dari penyakit yang akhirnya mencerminkan ke kontrol

yang buruk dari hasil klinis.

2.3.4 Henik Tri Rahayu, Atock Miftachul Huda, Umu Sofiatul Umah (2015)

Menurut penelitian yang berjudul “Perbandingan self-awareness pola

konsumsi makanan dan Olahraga dengan riwayat keluarga memiliki dan tidak

Memiliki diabetes melitus tipe II pada mahasiswa PSIK UMM” Mengemukakan

tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan self-awarenes pola

konsumsi makanan dan Olahraga dengan riwayat keluarga memiliki dan tidak

Memiliki diabetes melitus tipe II. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah

case control. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling

dengan jumlah 102 mahasiswa. Analisa data dilakukan dengan uji fisher dan uji

chi square. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden

hanya memiliki self-awareness rendah pada pola konsumsi makanan dan

olahraga. Hasil analisa pada self-awareness pola konsumsi makanan

menggunakan uji fisher dengan taraf signifikan 0.05 didapatkan nilai p 0.022 <

0.05 yang berarti ada perbedaan antara self-awareness pola konsumsi makanan

pada mahasiswa PSIK dengan riwayat keluarga memiliki dan tidak memiliki

diabetes mellitus tipe II. Hasil analisa pada self-awareness olahraga dengan

menggunakan uji chi square didapatkan nilai X 2 =1.945 (< 3.841) yang artinya

tidak ada perbedaan antara self-awareness olahraga pada mahasiswa PSIK dengan

riwayat keluarga memiliki dan tidak memiliki diabetes mellitus tipe II. Ada

perbedaan antara self-awareness pola konsumsi makanan pada mahasiswa PSIK

UMM dengan riwayat keluarga memiliki dan tidak memiliki diabetes mellitus tipe

II.

.

Page 58: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2015).

Faktor-faktor yang

mempengaruhi Self

awareness : a. Pikiran

b. Perasaan c. Motivasi

d. Perilaku

e. Pengetahuan f. Lingkungan (Rahayu et al, 2015)

Self awareness

5 Pilar DM 1. Edukasi 2. Diet Nutrisi

3. Aktivitas Fisik

4. Obat-obatan 5. Monitor gula darah

Faktor yang mempengaruhi regulasi gula darah 1. Faktor genetik atau

keturunan 2. Virus dan bakteri 3. Terlalu banyak

mengkonsumsi karbohidrat atau gula

4. Kurang tidur 5. Malas beraktifitas fisik 6. Rokok, soda, dan minuman

beralkohol 7. Takut kulit hitam karena

matahari

Kadar glukosa darah pada pasien DM tipe

2

Normal

Tinggi

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konseptual hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.

39

Page 59: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

40

Self awareness pasien DM tipe 2 dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

Pikiran, Perasaan, Motivasi, Perilaku, Pengetahuan dan Lingkungan (Rahayu et al,

2015). Self awareness dikelompokkan menjadi dua yaitu kesadaran diri kurang

dan kesadaran diri baik. Self awareness berperan dalam mangement DM yang

meliputi edukasi, diet nutrisi, aktivitas fisik, obat-obatan dan monitor gula darah.

Sedangkan faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah adalah faktor genetik

atau keturunan, virus dan bakteri, terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat atau

gula, kurang tidur, malas beraktifitas fisik, rokok soda minuman beralkohol,

jumlah nutrisi dan stress (Santosa, 2014). Hasil dari kadar glukosa darah dinilai

dengan dua kriteria yaitu tinggi : GDA >200 mg/dl, normal : GDA < 200 mg/dl.

3.2 Hipotesis

H1 : Ada hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada

pasien DM tipe 2 di Poli Dalam RSUD Jombang

.

Page 60: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang

memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa

mempengaruhi validiti suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk peneliti dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau

menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2013).

Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah analitik korelasional

yang mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu

hubungan antara variabel. Sampel perlu mewakili seluruh rentang nilai yang ada.

Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antara

variabel. Dengan demikian pada rancangan penelitian korelasional peneliti

melibatkan minimal dua variabel (Nursalam, 2013).

Dalam penelitian yang digunakan model cross sectional yaitu jenis

penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Hidayat, 2014).

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 17 April 2017 sampai 20 April 2017.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang

41

Page 61: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

42

4.3 Populasi, Sampel dan Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan

(Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan semua penderita

Diabetes Mellitus tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang sejumlah 535

orang.

4.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari

karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat 2015). Penentuan besar sampel

dengan cara ini didasarkan pada persentase dari besarnya populasi. Teknik ini

cocok diapakai pada penelitian survey, misalnya mengambil 5%, 10%, atau 20%

atas pertimbangan biaya. Bila populasi kurang dari 100 sebaiknya dicuplik 50%

dari populasi dan bila populasi beberapa ratus diambil 25% sampai 30%

(Saryono, 2011).

n = 25% x jumlah populasi

n= 25 x 535 =133,75 = 134 orang 100

Keterangan:

n = jumlah sampel

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada

populasi target dan populasi terjangkau (Nursalam, 2013). Kriteria inklusi

dalam penelitian ini adalah :

1. Pasien DM yang tipe 2

2. Pasien DM yang usia 40-70 tahun

3. Pasien DM yang bersedia menjadi responden.

.

Page 62: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

43

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan sebagian subyek yang memenuhi

inklusi dari penelitian karena berbagai sebab (Nursalam, 2013). Kriteria

eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Pasien DM yang tidak bisa membaca.

2) Pasien DM yang mengalami gangguan kognitif

4.3.3 Sampling

Sampling penelitian adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili

populasi yang ada (Nursalam, 2013). Teknik sampling, yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Nonprobability sampling dengan metode purposive

sampling yaitu cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Nursalam, 2013).

.

Page 63: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

44

4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)

Frame work adalah pentahapan atau langkah – langkah dalam aktivitas

ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kegiatan sejak awal – akhir

penelitian) (Nursalam, 2013)

Penyusunan Proposal

Populasi Penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Poli Dalam RSUD Jombang

sejumlah 535 orang.

Sampling Purposive sampling

Sampel Sebagian penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di poli Dalam RSUD

Jombang sejumlah 134 orang

Desain Penelitian Analitik korelasional dengan metode Cross sectional

Pengumpulan data self Pengumpulan data kadar

awareness dengan kuisioner glukosa darah dengan

observasi

Pengolahan dan analisa data Editing, Coding, Scoring, Tabulating, Analisa data, Uji Chi Square

Hasil Penelitian

Kesimpulan dan saran

Gambar 4.1 : Kerangka kerja hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang

.

Page 64: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

45

4.5 Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain).

1. Variabel independent (bebas)

Variabel bebas adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh penelitian

untuk menciptakan suatu dampak (Nursalam, 2013).Variabel independent pada

penelitian ini adalah Self awareness .

2. Variabel Dependent (terikat)

Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas

(Notoatmodjo, 2010). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kadar

glukosa darah pada pasien DM tipe 2.

4.6 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati artinya

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu obyek atau fenomena yang kemungkinan dapat diulangi lagi oleh

orang lain (Nursalam, 2013).

.

Page 65: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

46

Tabel 4.1. Definisi operasional hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa

darah pada pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang

Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor

Operasional

Variabel Kemampuan 1. Mengenali Kuisioner Nominal Skala Likert Independent pasien untuk emosi. Public Pernyataan

Self awareness menyadari 2. Pengakuan Awareness Positif :

keadaan diri diri. of Diabetes S(Selalu) = 4

sendiri 3. Kepercayaa Mellitus SR(Sering)= 3

berdasarkan n diri. KK(Kadang-

pengetahuan kadang) = 2

dan TP(Tidak

penerimaan pernah) = 1

keadaannya

sendiri yang Pernyataan

mengalami negatif :

penyakit S(Selalu) = 1

DM. SR(Sering)= 2

KK(Kadang-

kadang) = 3

TP(Tidak

pernah) = 4

Kategori : Kesadaran

Diri Kurang

Jika T score <

46,7

Kesadaran

Diri baik Jika

T score >

46,7

(Azwar, 2011)

Variabel kadar gula Dikatakan gula Lembar Nominal Kategori

Dependent darah pada darah tinggi > Observasi tinggi jika

kadar gula penderita 200 mg/dl GDA > 200

darah pada diabetes Dikatakan gula mg/dl

penderita mellitus tipe darah normal < Normal jika :

Diabetes 2 secara acak 200 mg/dl GDA < 200

Mellitus tipe 2 mg/dl

(PERKENI, 2015)

.

Page 66: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

47

4.7 Pengumpulan data dan analisa data

4.7.1 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun dengan

hajat untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data

kuantitatif (Nursalam, 2013). Kuesioner dalam penelitian diartikan sebagai daftar

pernyataan yang sudah tersusun dengan baik dan responden memberikan jawaban

sesuai pemahaman. (Hidayat, 2014). Observasi merupakan cara pengumpulan data

dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian

untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode obsrevasi

ini, instrumen yang dapat digunakan antara lain : lembar obervasi,

panduan pengamatan (observasi) atau lembar check list (Hidayat, 2014).

Kuesioner dalam pengukuran self awareness menggunakan kuesioner dengan 20

pernyataan dan kadar gula darah di ukur menggunakan observasi.

Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, telah terlebih dahulu

dilakukan uji coba. Instrumen yang baik harus memenuhi tiga persyaratan dua

persyaratan yaitu valid dan reliabel (arikunto, 2010)

a. Uji validitas

Pengujian yang pertama dilakukan adalah pengujian validitas

kuesioner. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Kuesioner disusun sendiri oleh peneliti dilakukan uji

validitas dengan rumus r Product moment, yaitu dengan mengkorelasikan

antar skor item instrumen dengan rumus (Arikunto, 2012):

N

x.y

x

y

rxy

Nx2x2Ny2y2

.

Page 67: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

48

Keterangan:

rxy : Korelasi

N : Jumlah sampel

Valid rxy > rxy tabel

Tidak valid rxy < rxy table

Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa semua butir

pertanyaan valid, ini bisa diketahui dengan membandingkan nilai

Pearson Correlation pada skor total dengan nilai r tabel 10 responden =

0,632, dikarenakan semua nilai pearson correlation lebih besar dari r

tabel maka hasilnya valid semua.

b. Uji realibilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana

suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan

dua kali atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan

konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Untuk

mengetahui reliabilitas kuesioner, penelitian ini menggunakan

pendekatan pengukuran reliabilitas konsistensi internal dengan

menghitung koefisien alpha. Koefisien alpha ini berkisar antara 0 sampai

1. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach Alpha > 0,6.mengetahui reliabilitas digunakan rumus Alpha

sebagai berikut (Arikunto, 2012):

.

Page 68: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

49

k b

2 r

xy

1

2 t

k 1

Keterangan:

rxy : Realibilitas

k : Jumlah butir soal

2b : Varian skor setiap butir

2t : Varian total

Berdasarkan hasil uji reliabilitas diketahui bahwa nilai Cronbach's

Alpha 0,974 lebih besar 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

butir pertanyaan reliabel atau bisa dipertanggungjawabkan untuk

penelitian.

4.7.2 Prosedur penelitian

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai

berikut:

1. Mengurus surat pengantar penelitian ke STIKES ICME Jombang.

2. Meminta izin kepada Direktur Utama RSUD Jombang.

3. Meminta izin kepada kepala Poli Dalam RSUD Jombang.

4. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia

menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.

5. Membagikan kuesioner langsung kepada responden pasien DM yang ada di

Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.

6. Setelah kuisioner selesai dijawab oleh responden, peneliti mengkoreksi

apakah semua kuisioner sudah terjawab oleh responden.

7. Melakukan observasi dengan melihat hasil laboratorium di buku rekam medis

untuk melihat hasil kadar glukosa darah.

.

Page 69: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

50

8. Setelah semua data di kuesioner dan observasi terkumpul, peneliti kemudian

melakukan analisa data.

9. Menyusun hasil penelitian.

4.7.3 Cara Analisa Data

1. Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2014) setelah angket dari responden terkumpul,

selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat

penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.

Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya

dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat dan

arti suatu kode dari suatu variabel.

1) Responden

Responden 1 = R1

Responden 2 = R2

Responden 3 = R3

2) Umur

Umur 30-45 = U1

Umur 46-60 = U2

Umur ≥ 61 = U3

.

Page 70: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

51

3) Jenis Kelamin

Perempuan =J1

Laki-laki =J2

4) Tingkat Pendidikan

Pendidikan SD = T1

Pendidikan SMP = T2

Pendidikan SMA = T3

Pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi) = T4

5) Pekerjaan

Bekerja = P1

Tidak bekerja = P2

6) Komplikasi DM

Dengan komplikasi =K1

Tanpa komplikasi =K2

7) Self awareness

Selalu = S1

Sering = S2

Kadang-Kadang = S3

Tidak Pernah = S3

8) Regulasi gula darah

Normal = Gd2

Tinggi = Gd1

c. Scoring

Scoring adalah menentukan jumlah score pada lembar kuesioner dan

observasi yang telah diisi oleh responden

5. Selalu (S) : Skor 4

6. Sering (SR) : Skor 3

.

Page 71: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

52

7. Kadang-Kadang (KK) : Skor 2

8. Tidak Pernah (TP) : Skor 1

Dengan Kriteria : jika nilai kesadaran diri kurang yang diperoleh

responden dari kuesioner ≤ T Mean dan kesadaran diri baik yang

diperoleh responden dari kuesioner ≥ T Mean (Azwar 2011).

d. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel tertentu

menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah

diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang

telah dirancang.

Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan

menggunakan skala kumulatif :

100 % = Seluruhnya

76 % - 99 % = Hampir seluruhnya

51 % - 75 % = Sebagian besar dari responden

50 % = Setengah responden

26 % - 49 % = Hampir dari setengahnya

1 % - 25 % = Sebagian kecil dari responden

0 % = Tidak ada satupun dari responden

(Arikunto, 2010).

2. Analisa Data

a. Analisis Univariate

Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil

penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan

distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).

.

Page 72: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

53

Variabel independent dan dependent dianalisa menggunakan

presentase frekuensi :

= % Keterangan :

P = Presentase penilaian variabel self awareness atau variabel kadar gula

darah pada pasien DM Tipe 2.

f = Frekuensi jumlah responden variabel self awareness atau variabel

kadar gula darah pada pasien DM Tipe 2. n = Jumlah responden

keseluruhan.

b. Analisis bivariate

Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010), yaitu kriteria

variabel Self awareness dan kadar gula darah pada penderita Diabetes

Mellitus tipe 2.

Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel apakah

signifikansi atau tidak dengan kemaknaan 0,05 dengan menggunakan uji

chi square dengan software SPSS 22, dimana < 0,05 maka ada

hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien

DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang, sedangkan > 0,05

tidak ada hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah

pada pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang

4.8 Etika Penelitian

4.8.1 Informed Consent

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian

.

Page 73: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

54

dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

4.8.2 Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang

akan disajikan.

4.8.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset (Hidayat, 2014).

.

Page 74: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Poli penyakit

Dalam RSUD Jombang pada tanggal 17-20 April 2017 dengan responden 134 orang.

Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data

umum terdiri dari karakteristik umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, komplikasi.

Sedangkan data khusus terdiri dari self awareness, kadar glukosa darah pada pasien DM

tipe 2 serta tabel silang yang menggambarkan ada hubungan antara self awareness dengan

kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran umum tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.

RSUD Kabupaten Jombang terletak di Jalan K. H. Wahid Hasyim No. 52,

Kepanjen Jombang, Jawa Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan

Jayanegara, sebelah timur berbatasan dengan Jalan Adityawarman, sebelah

selatan berbatasan dengan Jalan Sriwijaya dan sebelah barat berbatasan

dengan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Dr.Soetomo. Secara geografis

Kabupaten Jombang terletak disebelah selatan garis katulistiwa berada

antara 112o 03‟ 46” sampai 112

o 27‟ 21” Bujur Timur dan 7

o 20‟ 48”

sampai 7o 46‟ 41” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.159,50 Km

2.

55

Page 75: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

56

5.1.2 Data Umum

1. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang

No Umur Frekuensi Persentase (%)

1 30-45 tahun 10 7.5

2 46-60 tahun 60 44.8

3 > 61 tahun 64 47.8

Total 134 100.0

Sumber : Data primer 2017

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir setengah

responden berumur > 61 tahun sejumlah 64 orang (47,8%).

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Poli

Penyakit Dalam RSUD Jombang No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Perempuan 93 69,4

2 Laki-laki 41 30,6

Total 134 100.0

Sumber : Data primer 2017

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden jenis kelamin perempuan sejumlah 93 orang (69,4%).

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Poli

Penyakit Dalam RSUD Jombang

No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

1 SD 75 56.0

2 SMP 36 26.9

3 SMA 22 16.4

4 Perguruan Tinggi 1 0,7

Total 134 100.0

Sumber : Data primer 2017

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berpendidikan SD sejumlah 75 orang (56,0%).

.

Page 76: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

57

4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Poli

Penyakit Dalam RSUD Jombang tanggal 17-20 April 2017 No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 Bekerja 33 24,6

2 Tidak Bekerja 101 75,4

Total 134 100.0

Sumber : Data primer 2017

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja sejumlah 101 orang (75,4%).

5. Karakteristik responden berdasarkan komplikasi

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan komplikasi di Poli

Penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017

No Komplikasi Frekuensi Persentase (%)

1 Dengan komplikasi 78 58.2

2 Tanpa komplikasi 56 41.8

Total 134 100.0

Sumber : Data primer 2017

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki komplikasi sejumlah 78 orang (58,2%).

5.1.3 Data khusus

1. Self awareness

Tabel 5.6Distribusi frekuensi responden berdasarkan self awareness di Poli

Penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017 No Self awareness Frekuensi Persentase (%)

1 kesadaran diri kurang 88 65.7

2 kesadaran diri baik 46 34.3

Total 134 100.0

Sumber : Data primer 2017

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar (65,7%)

responden self awareness kurang sejumlah 88 orang.

.

Page 77: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

58

2. Kadar glukosa darah

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar gula darah di

Poli penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017 No Kadar gula darah Frekuensi Persentase (%)

1 Tinggi 89 66.4

2 Normal 45 33.6

Total 134 100.0

Sumber : Data primer 2017

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar (66,4%)

memiliki kadar glukosa darah tinggi sejumlah 89 orang.

3. Hubungan antara self awareness dengan kadar glukosa darah pada

pasien DM tipe 2

Tabel 5.8 Tabulasi silang hubungan antara Self awareness dengan kadar

glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang tanggal 17-20 April 2017

Kadar glukosa darah pada

pasien DM tipe 2 Total

Self awareness Tinggi Normal

% % %

kesadaran diri 80 59,7 8 6 88 65,7

kurang

kesadaran diri baik 9 6,7 37 27,6 46 34,3

Total 89 66,4 45 33,6 134 100

= 0,000 = 0,05

Sumber : Data primer 2017

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 57 responden

Self awareness kesadaran diri kurang sebagian besar kadar glukosa darah

pada pasien DM tipe 2 adalah tinggi sejumlah 80 responden (59,7%).

Dari hasil uji statistik chi square diperoleh angka signifikan atau

nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05

atau ( < ), maka data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada

hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada

pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang.

.

Page 78: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

59

5.2Pembahasan

5.2.1 Self awareness

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar (65,7%)

responden kesadaran diri kurang sejumlah 88 orang. Kesadaran diri yang

kurang dapat disebabkan oleh pengetahuan responden yang masih rendah.

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden

berpendidikan SD sejumlah 75 orang (56,0%).

Menurut peneliti semakin rendahnya tingkat pendidikan seseorang

akan mempengaruhi seseorang dalam memperoleh informasi. Pendidikan

mempengaruhi daya serap seseorang terhadap informasi yang diterima

karena semakin rendah pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan

nya juga kurang. Responden yang berpendidikan SD belum memiliki

wawasan yang lebih terhadap pentingnya kesadaran diri dalam

menghadapi penyakit DM tipe 2. Hal ini menyebabkan responden

mengalami kesadaran diri kurang sehingga responden belum mengetahui

bagaimana cara manajemen DM yang baik dan benar.

Tingkat pengetahuan perawatan diabetes melitus dapat dipengaruhi

oleh lama penyakit yang diderita, tingkat pendidikan dan faktor ekonomi,

sehingga pasien dengan tingkat pendidikan yang rendah dan tidak memiliki

kemampuan manajemen perawatan diri yang baik akan mempengaruhi pada

kesadaran diri (Gamara, 2010).

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti

didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau

perubahan ke arah yang lebih dewasa lebih baik, dan lebih matang pada diri

.

Page 79: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

60

individu, kelompok atau masyarakat (Kodriati, 2010). Dalam hal ini

kemampuan kognitif yang membentuk cara berfikir seseorang termasuk

kemampuan untuk memahami faktor–faktor yang berhubungan dengan

penyakit dalam upaya menjaga kesehatan dirinya (Rahayu, 2008).

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir setengah

responden berumur > 61 tahun sejumlah 64 orang (47,8%).

Berdasarkan tabulasi kuesioner didapatkan responden berumur > 61

tahun yang mengalami self awareness kurang yaitu sebanyak 43 orang (67

%).

Menurut peneliti umur memang berkontribusi dalam self awareness

dikarenakan pada umur presenium seseorang mengalami penurunan

pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.

Salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi self awareness yaitu pikiran.

Hal ini mengakibatkan kesadaran diri seseorang menjadi rendah.

Menurut Nugroho dalam Efendi dan Makhfudi (2009), kelompok

usia 40 tahun sampai 65 tahun merupakan masa setengah umur

(presenium). Kemampuan kognitif perseptual dan numerik seseorang

mengalami penurunan pada masa setengah umur. Ada kecakapan utama

dalam self awareness yaitu mengetahui tingkat kognitif kemampuan

mengenali kekuatan dan kelemahan orang dan menyenangi diri sendiri

meskipun mempunyai kelemahan (Goleman 2010).

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin pada tabel 5.2

menunjukkan bahwa sebagian besar responden jenis kelamin perempuan

sejumlah 93 orang (69,4%).

.

Page 80: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

61

Menurut peneliti pengakuan diri perempuan cenderung kurang

percaya diri. Hal ini didukung dengan pertanyaan kuisioner nomer 14

“saya percaya diri dengan penyakit yang saya alami sekarang” sebagian

besar responden yang menjawab tidak pernah dan kadang-kadang. Hal

inilah yang membuat kesadaran diri pasien perempuan cenderung rendah

karena tidak percaya diri akan kemampuannya sendiri.

Secara teori jenis kelamin terkait dengan peran yang akan dibawakan

perempuan cenderung merasa kurang percaya diri karena sejak awal masa

kanak-kanak sudah disadarkan bahwa peran perempuan dianggap lebih

lemah dari laki-laki (Hurlocks, 1999). Menurut Goleman 2010 kecakapan

self awareness ada point tentang kepercayaan diri yang membuat

kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan ini akan

menimbulkan berani tampil dengan keyakinan diri dan berani menyatak

keberadaannya.

5.2.2 Kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2

Berdasarkan tabel 5.7. menunjukkan bahwa sebagian besar (66,4%)

responden memiliki kadar glukosa darah tinggi sejumlah 89 orang.

Menurut hasil kuesioner self awareness pada pernyataan nomer 17

“ saya menggunakan gula khusus dirumah ” di dapatkan 29 responden dan

pernyataan nomer 18 “saya seharusnya tidak merokok” di dapatkan 26

responden hal ini dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang

menyebabkan kadar glukosa darah tinggi adalah penggunaan karbohidrat

dan gula yang berlebihan serta mengkonsumsi rokok, soda dan minuman

yang beralkohol.

.

Page 81: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

62

Saat ini semakin banyak makanan yang mengandung gula, seperti

berbagai macam kue makanan ringan, minuman es cream, permen dan

aneka jajanan lainnya. Tanpa kita sadari makanan dan minuman tersebut

akan mengundang bahaya bagi tubuh kita. Mengkonsumsi karbohidrat dan

gula yang berlebihan dapat menyebabkan gula dan lemak didalam tubuh

menumpuk secara berlebihan, jika dikonsumsi secara terus menerus akan

menyebabkan kadar glukosa darah tinggi. Hal ini dapat dicegah dengan

menggunakan gula khusus di rumah dan berhenti merokok.

Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan lemak dalam tubuh

menumpuk secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar

pankreas terpaksa harus bekerja keras memproduksi hormon insulin untuk

mengolah gula yang masuk. Jika suatu saat pankreas tidak mampu

memenuhi kebutuhan hormon insulin yang terus bertambah, makan

kelebihan gula tidak dapat terolah lagi dan akan masuk ke dalam darah

serta urine (Lanywati, 2011).

Rokok mengandung zat nornikotin, yaitu salah satu zat yang

mudah menguap. Keberatan zat nornikotin dalam tubuh dapat

meningkatkan diabetes. Perokok berat yang dapat menghabiskan lebih dari

satu bungkus rokok perhari beresiko terkena diabetes tiga kali lebih besar

dibandingkan dengan orang yang tidak merokok (Santosa, 2014)

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya

responden tidak bekerja sejumlah 101 orang (75,4%).

Menurut peneliti, seseorang yang tidak bekerja cenderung tidak

memiliki aktifitas atau kegiatan yang dapat mempengaruhi kadar gula

.

Page 82: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

63

darah. Masalah utama dari pada DM tipe 2 adalah kurangnya respon

terhadap insulin (resistensi insulin) sehingga glukosa tidak dapat masuk ke

dalam sel. Saat otot berkontraksi memiliki sifat sama seperti insulin. Maka

dari itu saat beraktivitas resistensi insulin berkurang dan berguna sebagai

kendali gula darah serta penurunan berat badan pada pasien DM.

Aktifitas yang kurang dapat menyebabkan kurangnya

sensitivitas insulin oleh tubuh, dan efeknya dapat menyebabkan kadar

glukosa darah meningkat (Andri, 2009). Sebuah penelitian menunjukkan

bahwa peningkatan aktivitas fisik dapat mengurangi resiko diabetes.

Olahraga juga dapat untuk membakar lemak dalam tubuh sehingga dapat

mengurangi berat badan. Melakukan olahraga yang ringan sampai derajat

sedang membuat tubuh lebih bugar dan membantu pengendalian glukosa

darah. Olahraga juga untuk meningkatkan oksidasi glukosa (Sugiyarti,

2011).

5.2.3 Hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien

DM tipe 2

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 57 responden Self

awareness (kesadaran diri kurang sebagian besar kadar glukosa darah pada

pasien DM tipe 2 adalah tinggi sejumlah 80 responden (59,7%).

Dari hasil uji statistik chi square diperoleh angka signifikan atau nilai

probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau (

< ), maka data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan

antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2

di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang.

.

Page 83: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

64

Menurut peneliti responden yang memiliki self awareness kurang

dapat mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah, Hal ini dikarenakan

Self awareness yang rendah tentang DM mengakibatkan manajemen diri

yang buruk dan berpengaruh pada hasil klinis. Self awareness pasien baru

dan lama berbeda karena pasien lama self awareness nya sudah pasti jauh

lebih baik dari yang pasien baru. Monitor gula darah merupakan salah satu

dari lima pilar penatalaksanaan DM apabila self awareness seseorang

rendah maka akan mengakibatkan juga pada hasil klinisnya. Kenaikan

kadar glukosa darah salah satunya juga disebabkan karena merokok. Dari

hasil jawaban kuesioner nomer 18 menyatakan bahwa 29 responden dari

134 masih merokok dengan durasi tidak sering seperti sebelum sakit.

Manajemen diri ini diawali oleh kesadaran diri, kesadaran diri (self-

awareness) merupakan proses memahami diri sendiri tentang

pikiran,perasaan, motivasi dan perilaku terhadap sesuatu (Bulecheck,

2004). Menurut PERKENI ada lima pilar penatalaksaan DM yaitu edukasi,

diet nutrisi, aktivitas fisik, obat-obatan dan monitor gula darah.

Komplikasi pada pasien dapat dicegah dengan cara mengendalikan kadar

glukosa darah. Kadar glukosa darah yang terkendali dapat dicapai dengan

penanganan DM yang tepat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar

glukosa darah yaitu faktor genetik atau keturunan, virus dan bakteri,

terlalu banyak, mengkonsumsi karbohidrat atau gula, kurang tidur, malas

beraktifitas fisik, rokok, soda, dan minuman beralkohol, takut kulit hitam

karena matahari , stress. jumlah nutrisi. Hasil penelitian Foma (2013) yang

berjudul “Awareness of Diabetes Mellitus among Diabetic Patients in the

.

Page 84: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

65

Gambia” menunjukkan bahwa self awareness pasien DM mengenai

Penanganan DM keseluruhan masih rendah. Penyebab self awareness

pasien DM yang rendah akan mengakibatkan pada kadar glukosa darah

yang tidak terkontrol.

.

Page 85: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

dalam penelitian yang berjudul ”hubungan antara Self awareness dengan kadar

glukosa darah pada pasien DM tipe 2” penelitian yang telah dilaksanakan pada

tanggal 15-20 April 2017.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa:

1. Self awareness di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang sebagian besar

adalah kurang .

2. Kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD

Jombang sebagian besar adalah tinggi.

3. Ada hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada

pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang.

6.2 Saran

1. Bagi perawat poli penyakit dalam RSUD Jombang.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat

memberikan edukasi pelayanan keperawatan khususnya kepada pasien

DM tipe 2 yang mengalami kesadaran diri kurang.

2. Bagi Dosen dan Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk

mengembangkan strategi pembelajaran di institusi pendidikan dalam

rangka meningkatkan kesadaran diri pasien DM.

66

Page 86: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

67

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk meneliti variabel

lain seperti hubungan self awareness dengan kejadian komplikasi pada

pasien DM yang lebih luas yang turut mempengaruhi kadar gula darah

pasien DM tipe2.

.

Page 87: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association (ADA) 2010. Situasi dan Analisis Diabetes.

Kemenkes RI.

Arikunto, Suharsimi., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar Saifuddin, 2011. Sikap Manusia teori dan pengukurannya .Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Budihardjo, 2011. Manfaat Mempertinggi Self awareness.

http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.

Desai Rujul, Parul Vadgama & Dhruv Parth., (2012) Effect of awareness of diabetes on clinical outcomes of diabetes. National journal of medical research, Gujarat

Dinas Kesehatan Kab Jombang, 2014. Data DM di Jombang. Dinkes Jombang.

Goleman, 2010. Kecakapan Dalam Self awareness.

http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.

Hidayat, Alimul. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Rineka Cipta.

Lanywati. 2011. Diabetes mellitus penyakit kencing manis. Yogyakarta. Kanisius. Manis, Sakit Gula. http://eprints.ums.ac.id/22446/14. Diakses 23/02/2017

Maulana, M. 2008. Mengenal Diabetes Mellitus. Yogyakarta : Kata Hati.

Ni Putu Wulan Purnama Sari,. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Sensosris, Kesadaran Diri, Tindakan Perawatan Diri Dan Kualitas Hidup. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Padila, 2012. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika

Perkeni. 2015. Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia. 2015. Jakarta. PT. Perkeni

Potter. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Page 88: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Rahayu 2015. Faktor yang mempengaruhi self awareness.

http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.

RSUD Jombang, 2015. Data DM di RSUD Jombang.

Santosa. 2014. Sembuh Total Diabetes dan Hipertensi dengan Ramuan Herbal.

Jakarta : Pinang Merah.

Sastrowardoyo, 2011. Tahapan-Tahapan Self awareness.

http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.

Sri Yanti, (2009) Analisis Hubungan Kesadaran Diri Pasien Dengan Kejadian Komplikasi Diabetes Mellitus. Tesis, Universitas Indonesia.

Steven, 2010. Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses.

http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.

Sutedjo. 2010. Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia Panjang. Yogyakarta

: Kanisius.

Yanti, 2009. Strategi peningkatan self awareness.

http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.

Zakiyah, 2010. Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran-Diri.

http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.

Page 89: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

Bulan

No Jadwal Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pembuatan judul

2 Konsultasi judul

3 Studi kepustakaan

4 Penyusunan proposal

5 Bimbingan proposal

6 Ujian Proposal

7 Revisi proposal

8 Pengolahan data

9 Penyusunan skripsi

10 Ujian skripsi

11 Revisi

.

Page 90: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 2

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :

Yth. Calon Responden Penelitian

Yang bertandatangan dibawah ini,

Nama : Rizki Uswatun Kasana

NIM : 13.321.0044

Adalah mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES „Insan

Cendekia Medika Jombang, yang akan melakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan antara SELF AWARENESS dengan kadar glukosa darah pada pasien DM

tipe 2” .

Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan anda untuk

menjadi responden dalam penelitian ini. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga

dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Saya berharap anda

menjawab dengan jawaban yang jujur tanpa menutupi hal yang sebenarnya.

Demikian surat permohonan ini saya buat, atas kesediaan dan bantuan

serta kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Jombang, …….

Hormat saya

Rizki Uswatun Kasana

.

Page 91: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 3

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Dengan surat ini saya menyatakan bahwa, saya bersedia/tidak bersedia*

untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul “Apakah ada hubungan

antara SELF AWARENESS dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli

Penyakit Dalam RSUD Jombang” yang akan dilaksanakan oleh saudari Rizki

Uswatun Kasana.

Saya telah mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian ini sesuai dengan

penjelasan dari peneliti yang sudah disampaikan kepada saya.

Demikian secara sadar dan sukarela serta tidak ada unsur paksaan dari

siapapun dalam saya membuat surat pernyataan ini.

Jombang , ……April 2017

Responden

( )

*Coret yang tidak perlu

.

Page 92: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 4

KISI-KISI KUESIONER

Variabel Parameter Pernyataan soal Jumlah

Mengenali emosi 1,2,3,4,5,6,7,8 8

Self

Pengakuan diri yang akurat 9,10,11,12,13,14 6

awreness

Kepercayaan diri 15,16,17,18,19,20 6

.

Page 93: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN ANTARA SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA

DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2.

Petunjuk Pengisian

Bacalah pertanyaan dengan seksama kemudian berilah tanda centang (√) pada

jawaban yang anda anggap benar!

Tanggal : .............................................

Kode Responden :

A. Data Umum

1 Umur

1) 30-45 tahun

2) 46-60 tahun

3) ≥ 61 tahun

2 Jenis kelamin

1) Perempuan

2) Laki-Laki

3 Pendidikan

1) Pendidikan Dasar (SD, SMP)

2) Pendidikan Menengah (SMA)

3) Pendidikan Tinggi (PT)

4 Pekerjaan

1) Bekerja

2) Tidak bekerja

5 Komplikasi DM

1) Dengan Komplikasi

2) Tanpa Komplikasi

6 Regulasi Gula Darah

1) ≤ 200

2) ≥200

.

Page 94: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

B. Data Khusus

Pilih salah satu jawaban yang anda anggap sesuai dengan diri anda dan

berilah tanda centang (√)

Selalu = (S)

Sering = (SR)

Kadang-kadang = (KK)

Tidak pernah = (TP)

No Penyataan S SR KK TP

1 Saya menyadari bahwa saya menderita penyakit kronis.

2 Saya merasa sedih dengan penyakit yang saya derita saat ini.

3 Dalam keadaan tegang setelah mengetahui gula darah naik saya

memperbaiki pola maka.

4 Saya melepaskan rasa cemas yang mengganggu ketika akan

melakukan kontrol.

5 Saya tidak membiarkan perasaan terfokus pada penyakit dan

mengganggu aktivitas.

6 Saya akan menjauhi perasaan-perasaan yang membuat saya

cemas tentang penyakit saya.

7 Saya berusaha agar kadar gula darah saya normal.

8 Saya ingin mengontrol gula darah tetap stabil meskipun itu sulit.

9 Walaupun saya dalam keadaan sakit saya berusaha untuk

semangat menjalani hidup

10 Saya seharusnya mengontrol BB

11 Saya berusaha untuk hidup lebih baik.

12 Saya berusaha menerima penyakit ini

13 Saya berusaha untuk santai dan mengalihkan perhatian saya

sesaat dari masalah yang membuat saya tegang.

14 Saya tetap percaya diri dengan penyakit yang saya alami

sekarang

15 Saat saya menghadapi penyakit ini saya optimis untuk dapat

mengontrol gula darah.

.

Page 95: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

No Penyataan S SR KK TP

16 Saya menerapkan pola makan yang sehat

17 Saya menggunakan gula khusus dirumah

18 Saya seharusnya tidak merokok

19 Saya seharusnya melakukan kontrol rutin ke dokter mata.

20 Rajin melakukan kontrol akan mengurangi kejadian komplikasi

akibat kegagalan dalam mengendalikan gula darah

.

Page 96: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 5

.

Page 97: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 6

.

Page 98: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 7

.

Page 99: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 8

.

Page 100: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 9

Reliability Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0

Excludeda 0 .0

Total 10 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.974 20

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha

Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted

P1 65.6000 178.489 .737 .973

P2 65.6000 179.156 .702 .973

P3 65.3000 172.456 .795 .973

P4 65.3000 175.344 .784 .973

P5 65.2000 170.400 .876 .972

P6 65.0000 178.667 .801 .973

P7 65.3000 170.233 .889 .972

P8 65.1000 178.989 .753 .973

P9 65.3000 172.233 .804 .973

P10 65.4000 176.489 .750 .973

P11 65.2000 170.400 .876 .972

P12 65.2000 180.178 .679 .974

P13 65.2000 171.067 .848 .972

P14 65.3000 175.344 .784 .973

P15 65.2000 170.400 .876 .972

P16 65.4000 176.489 .750 .973

P17 65.3000 169.344 .926 .971

P18 65.1000 178.989 .753 .973

P19 65.3000 175.344 .784 .973

P20 65.0000 178.667 .801 .973

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

68.7000 193.567 13.91282 20

.

Page 101: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

CORRELATIONS

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Y

P1 Pearson 1 .796**

.405 .821**

.542 .513 .561 .517 .405 .860**

.542 .532 .387 .821**

.542 .860**

.717* .517 .821

** .513 .761

*

Correlation

Sig. (2-tailed) .006 .245 .004 .105 .129 .091 .126 .245 .001 .105 .113 .269 .004 .105 .001 .020 .126 .004 .129 .011

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P2 Pearson .796**

1 .249 .821**

.387 .513 .561 .517 .405 .860**

.387 .532 .542 .821**

.387 .860**

.717* .517 .821

** .513 .728

*

Correlation

Sig. (2-tailed) .006 .487 .004 .269 .129 .091 .126 .245 .001 .269 .113 .105 .004 .269 .001 .020 .126 .004 .129 .017

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P3 Pearson .405 .249 1 .464 .947**

.716* .881

** .592 .881

** .391 .947

** .488 .828

** .464 .947

** .391 .762

* .592 .464 .716

* .820

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .245 .487 .177 .000 .020 .001 .071 .001 .264 .000 .153 .003 .177 .000 .264 .010 .071 .177 .020 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P4 Pearson .821**

.821**

.464 1 .542 .429 .736* .490 .464 .928

** .542 .373 .542 1.000

** .542 .928

** .736

* .490 1.000

** .429 .807

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .004 .177 .105 .215 .015 .151 .177 .000 .105 .289 .105 .000 .105 .000 .015 .151 .000 .215 .005

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P5 Pearson .542 .387 .947**

.542 1 .762* .828

** .654

* .947

** .486 1.000

** .566 .882

** .542 1.000

** .486 .828

** .654

* .542 .762

* .892

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .105 .269 .000 .105 .010 .003 .040 .000 .154 .000 .088 .001 .105 .000 .154 .003 .040 .105 .010 .001

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P6 Pearson .513 .513 .716* .429 .762

* 1 .716

* .895

** .716

* .380 .762

* .815

** .762

* .429 .762

* .380 .716

* .895

** .429 1.000

** .818

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .129 .129 .020 .215 .010 .020 .000 .020 .279 .010 .004 .010 .215 .010 .279 .020 .000 .215 .000 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P7 Pearson .561 .561 .881**

.736* .828

** .716

* 1 .592 .762

* .671

* .828

** .488 .828

** .736

* .828

** .671

* .881

** .592 .736

* .716

* .903

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .091 .091 .001 .015 .003 .020 .071 .010 .034 .003 .153 .003 .015 .003 .034 .001 .071 .015 .020 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

.

Page 102: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

P8 Pearson

.517 .517 .592 .490 .654* .895

** .592 1 .592 .425 .654

* .899

** .654

* .490 .654

* .425 .592 1.000

** .490 .895

** .774

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .126 .126 .071 .151 .040 .000 .071 .071 .221 .040 .000 .040 .151 .040 .221 .071 .000 .151 .000 .009

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P9 Pearson .405 .405 .881**

.464 .947**

.716* .762

* .592 1 .391 .947

** .488 .947

** .464 .947

** .391 .762

* .592 .464 .716

* .828

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .245 .245 .001 .177 .000 .020 .010 .071 .264 .000 .153 .000 .177 .000 .264 .010 .071 .177 .020 .003

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P10 Pearson .860**

.860**

.391 .928**

.486 .380 .671* .425 .391 1 .486 .477 .486 .928

** .486 1.000

** .810

** .425 .928

** .380 .775

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .001 .264 .000 .154 .279 .034 .221 .264 .154 .163 .154 .000 .154 .000 .004 .221 .000 .279 .008

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P11 Pearson .542 .387 .947**

.542 1.000**

.762* .828

** .654

* .947

** .486 1 .566 .882

** .542 1.000

** .486 .828

** .654

* .542 .762

* .892

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .105 .269 .000 .105 .000 .010 .003 .040 .000 .154 .088 .001 .105 .000 .154 .003 .040 .105 .010 .001

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P12 Pearson .532 .532 .488 .373 .566 .815**

.488 .899**

.488 .477 .566 1 .566 .373 .566 .477 .651* .899

** .373 .815

** .706

*

Correlation

Sig. (2-tailed) .113 .113 .153 .289 .088 .004 .153 .000 .153 .163 .088 .088 .289 .088 .163 .042 .000 .289 .004 .023

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P13 Pearson .387 .542 .828**

.542 .882**

.762* .828

** .654

* .947

** .486 .882

** .566 1 .542 .882

** .486 .828

** .654

* .542 .762

* .867

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .269 .105 .003 .105 .001 .010 .003 .040 .000 .154 .001 .088 .105 .001 .154 .003 .040 .105 .010 .001

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P14 Pearson .821**

.821**

.464 1.000**

.542 .429 .736* .490 .464 .928

** .542 .373 .542 1 .542 .928

** .736

* .490 1.000

** .429 .807

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .004 .177 .000 .105 .215 .015 .151 .177 .000 .105 .289 .105 .105 .000 .015 .151 .000 .215 .005

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P15 Pearson .542 .387 .947**

.542 1.000**

.762* .828

** .654

* .947

** .486 1.000

** .566 .882

** .542 1 .486 .828

** .654

* .542 .762

* .892

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .105 .269 .000 .105 .000 .010 .003 .040 .000 .154 .000 .088 .001 .105 .154 .003 .040 .105 .010 .001

.

Page 103: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

N

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

10

P16 Pearson .860**

.860**

.391 .928**

.486 .380 .671* .425 .391 1.000

** .486 .477 .486 .928

** .486 1 .810

** .425 .928

** .380 .775

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .001 .264 .000 .154 .279 .034 .221 .264 .000 .154 .163 .154 .000 .154 .004 .221 .000 .279 .008

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P17 Pearson .717* .717

* .762

* .736

* .828

** .716

* .881

** .592 .762

* .810

** .828

** .651

* .828

** .736

* .828

** .810

** 1 .592 .736

* .716

* .936

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .020 .020 .010 .015 .003 .020 .001 .071 .010 .004 .003 .042 .003 .015 .003 .004 .071 .015 .020 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P18 Pearson .517 .517 .592 .490 .654* .895

** .592 1.000

** .592 .425 .654

* .899

** .654

* .490 .654

* .425 .592 1 .490 .895

** .774

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .126 .126 .071 .151 .040 .000 .071 .000 .071 .221 .040 .000 .040 .151 .040 .221 .071 .151 .000 .009

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P19 Pearson .821**

.821**

.464 1.000**

.542 .429 .736* .490 .464 .928

** .542 .373 .542 1.000

** .542 .928

** .736

* .490 1 .429 .807

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .004 .177 .000 .105 .215 .015 .151 .177 .000 .105 .289 .105 .000 .105 .000 .015 .151 .215 .005

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

P20 Pearson .513 .513 .716* .429 .762

* 1.000

** .716

* .895

** .716

* .380 .762

* .815

** .762

* .429 .762

* .380 .716

* .895

** .429 1 .818

**

Correlation

Sig. (2-tailed) .129 .129 .020 .215 .010 .000 .020 .000 .020 .279 .010 .004 .010 .215 .010 .279 .020 .000 .215 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

Y Pearson .761* .728

* .820

** .807

** .892

** .818

** .903

** .774

** .828

** .775

** .892

** .706

* .867

** .807

** .892

** .775

** .936

** .774

** .807

** .818

** 1

Correlation

Sig. (2-tailed) .011 .017 .004 .005 .001 .004 .000 .009 .003 .008 .001 .023 .001 .005 .001 .008 .000 .009 .005 .004

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed).

.

Page 104: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 10

Data umum

kode R UMUR JK PEND PEKERJAAN KOMPLIKASI

R1 U3 J1 T1 P2 K1

R2 U2 J1 T1 P2 K2

R3 U3 J1 T2 P2 K1

R4 U3 J1 T1 P2 K1

R5 U2 J2 T1 P1 K2

R6 U2 J2 T4 P1 K1

R7 U3 J2 T3 P1 K1

R8 U3 J1 T1 P2 K1

R9 U3 J1 T1 P2 K1

R10 U3 J1 T1 P1 K2

R11 U3 J1 T3 P2 K1

R12 U2 J1 T1 P2 K1

R13 U3 J2 T1 P2 K2

R14 U1 J1 T1 P2 K1

R15 U3 J1 T1 P2 K2

R16 U2 J1 T1 P2 K1

R17 U2 J1 T3 P1 K1

R18 U2 J1 T1 P2 K2

R19 U1 J1 T3 P1 K1

R20 U2 J1 T3 P2 K2

R21 U1 J1 T3 P1 K2

R22 U2 J1 T3 P1 K1

R23 U3 J1 T1 P2 K1

R24 U2 J2 T3 P1 K2

R25 U2 J1 T1 P2 K1

R26 U1 J2 T3 P1 K2

R27 U1 J1 T3 P1 K2

R28 U2 J2 T1 P1 K1

R29 U3 J1 T1 P2 K1

R30 U3 J1 T1 P2 K1

R31 U3 J1 T1 P2 K1

R32 U2 J1 T1 P2 K1

R33 U3 J2 T1 P2 K1

R34 U3 J1 T1 P2 K1

R35 U3 J1 T2 P2 K2

R36 U3 J1 T2 P2 K1

R37 U3 J2 T2 P2 K1

R38 U2 J1 T2 P2 K1

R39 U3 J1 T2 P2 K1

R40 U2 J1 T2 P2 K1

.

Page 105: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

R41 U2 J1 T2 P2 K1

R42 U2 J1 T2 P1 K1

R43 U2 J1 T1 P1 K1

R44 U3 J2 T3 P2 K1

R45 U3 J1 T3 P2 K1

R46 U1 J1 T1 P2 K1

R47 U1 J1 T3 P1 K2

R48 U1 J1 T1 P2 K1

R49 U2 J2 T1 P1 K2

R50 U3 J2 T1 P2 K2

R51 U2 J2 T3 P1 K1

R52 U3 J1 T3 P1 K2

R53 U3 J1 T1 P2 K2

R54 U2 J2 T3 P1 K1

R55 U2 J2 T1 P1 K1

R56 U3 J2 T3 P1 K2

R57 U3 J2 T1 P1 K2

R58 U3 J1 T1 P2 K2

R59 U2 J1 T1 P2 K1

R60 U2 J1 T1 P2 K2

R61 U2 J1 T1 P2 K1

R62 U3 J1 T1 P2 K1

R63 U3 J2 T3 P1 K2

R64 U3 J1 T3 P2 K1

R65 U2 J1 T1 P2 K1

R66 U1 J2 T3 P1 K2

R67 U3 J1 T3 P2 K2

R68 U3 J1 T1 P2 K1

R69 U2 J2 T1 P1 K2

R70 U1 J1 T1 P1 K2

R71 U3 J2 T1 P2 K2

R72 U3 J1 T1 P2 K2

R73 U3 J2 T1 P2 K2

R74 U3 J2 T1 P2 K1

R75 U3 J1 T1 P2 K1

R76 U3 J1 T1 P2 K1

R77 U2 J1 T1 P2 K1

R78 U3 J2 T1 P2 K1

R79 U3 J2 T3 P2 K1

R80 U3 J1 T1 P2 K1

R81 U3 J1 T1 P2 K1

R82 U3 J1 T1 P2 K1

R83 U2 J1 T1 P2 K2

.

Page 106: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

R84 U2 J1 T1 P2 K2

R85 U3 J1 T2 P2 K2

R86 U2 J1 T2 P2 K2

R87 U2 J2 T2 P2 K2

R88 U3 J1 T2 P2 K2

R89 U3 J2 T2 P2 K1

R90 U3 J1 T2 P2 K1

R91 U2 J2 T2 P1 K2

R92 U3 J2 T2 P2 K2

R93 U2 J1 T2 P2 K1

R94 U3 J1 T2 P2 K1

R95 U2 J2 T1 P1 K2

R96 U2 J1 T1 P1 K1

R97 U2 J1 T1 P1 K2

R98 U2 J1 T1 P2 K2

R99 U3 J1 T1 P2 K2

R100 U3 J1 T1 P2 K1

R101 U2 J1 T1 P2 K1

R102 U2 J1 T1 P2 K1

R103 U2 J1 T1 P2 K2

R104 U3 J1 T1 P2 K2

R105 U2 J1 T1 P2 K2

R016 U2 J1 T1 P2 K2

R107 U2 J1 T2 P2 K2

R108 U3 J1 T2 P2 K2

R109 U2 J1 T2 P2 K2

R110 U3 J2 T2 P2 K2

R111 U2 J1 T2 P2 K1

R112 U2 J2 T2 P2 K1

R113 U2 J1 T2 P2 K1

R114 U3 J2 T2 P2 K2

R115 U2 J1 T2 P2 K2

R116 U3 J1 T2 P2 K2

R117 U2 J1 T2 P2 K2

R118 U3 J1 T2 P2 K1

R119 U2 J1 T2 P2 K1

R120 U2 J2 T1 P2 K1

R121 U2 J2 T1 P1 K1

R122 U3 J1 T2 P1 K1

R123 U3 J1 T2 P1 K1

R124 U3 J2 T2 P2 K1

R125 U2 J1 T2 P2 K1

R126 U2 J2 T1 P2 K1

.

Page 107: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

R127 U2 J2 T1 P2 K1

R128 U2 J1 T1 P2 K2

R129 U3 J1 T1 P2 K2

R130 U2 J2 T1 P2 K2

R131 U2 J1 T1 P2 K1

R132 U2 J1 T1 P2 K1

R133 U3 J2 T1 P2 K1

R134 U3 J2 T1 P2 K1

.

Page 108: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 11

TABULASI KESADARAN DIRI

.

Page 109: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

.

Page 110: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

.

Page 111: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

.

Page 112: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

TABULASI GDA

kode R GDA kode

R1 210 1

R2 243 1

R3 217 1

R4 198 2

R5 250 1

R6 199 2

R7 187 2

R8 192 2

R9 311 2

R10 250 1

R11 105 2

R12 195 2

R13 260 1

R14 198 2

R15 173 2

R16 222 1

R17 500 1

R18 270 1

R19 333 1

R20 260 1

R21 312 1

R22 300 1

R23 284 1

R24 135 2

R25 382 1

R26 350 1

R27 127 2

R28 223 1

R29 259 1

R30 122 2

R31 233 1

R32 269 1

R33 242 1

R34 315 1

R35 182 2

R36 275 1

R37 268 2

R38 255 1

R39 260 1

R40 250 2

R41 198 2

R42 255 1

R43 188 1

R44 315 1

.

Page 113: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

R45 225 2

R46 259 1

R47 269 1

R48 443 1

R49 167 2

R50 150 2

R51 205 1

R52 301 1

R53 163 2

R54 258 1

R55 291 1

R56 259 1

R57 204 1

R58 197 2

R59 221 1

R60 136 2

R61 425 1

R62 293 1

R63 125 2

R64 315 1

R65 315 1

R66 250 1

R67 134 2

R68 293 1

R69 197 2

R70 221 2

R71 237 1

R72 128 2

R73 178 2

R74 300 1

R75 350 1

R76 250 1

R77 250 1

R78 315 2

R79 190 2

R80 220 1

R81 263 1

R82 243 1

R83 213 1

R84 350 1

R85 230 1

R86 289 1

R87 182 2

R88 254 1

R89 272 1

R90 360 1

R91 244 1

.

Page 114: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

R92 118 2

R93 215 1

R94 375 1

R95 240 1

R96 265 1

R97 243 1

R98 117 2

R99 135 2

R100 335 2

R101 325 1

R102 499 1

R103 125 2

R104 200 1

R105 359 1

R016 247 1

R107 172 2

R108 327 1

R109 192 2

R110 207 1

R111 184 1

R112 197 2

R113 149 2

R114 151 2

R115 173 2

R116 214 1

R117 111 2

R118 292 1

R119 250 1

R120 315 1

R121 280 1

R122 215 1

R123 340 1

R124 215 1

R125 213 1

R126 210 1

R127 285 1

R128 138 2

R129 219 1

R130 57 2

R131 222 1

R132 256 1

R133 315 1

R134 320 1

GDA

Normal = 2

Tinggi = 1

.

Page 115: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 12

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Self awareness * kadar gula 134 100.0% 0 .0% 134

100.0%

darah

Self awareness * kadar gula darah Crosstabulation

kadar gula darah

tinggi normal Total

Self awareness kesadaran diri kurang Count 80 8 88

% of Total 59.7% 6.0% 65.7%

kesadaran diri baik Count 9 37 46

% of Total 6.7% 27.6% 34.3%

Total Count 89 45 134

% of Total 66.4% 33.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. (1-

Value df sided) (2-sided) sided)

Pearson Chi-Square 68.938a 1 .000

Continuity Correctionb 65.776 1 .000

Likelihood Ratio

71.951 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association

68.423 1 .000

N of Valid Casesb 134

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.45.

b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .583 .000

N of Valid Cases 134

Frequencies

Self awareness

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kesadaran diri kurang 88 65.7 65.7 65.7

kesadaran diri baik 46 34.3 34.3 100.0

.

Page 116: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Self awareness

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid kesadaran diri kurang 88 65.7 65.7 65.7

kesadaran diri baik 46 34.3 34.3 100.0

Total 134 100.0 100.0

kadar gula darah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid tinggi 89 66.4 66.4 66.4

normal 45 33.6 33.6 100.0

Total 134 100.0 100.0

umur

Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 30-45 tahun 10 7.5 7.5 7.5

46-60 tahun 60 44.8 44.8 52.2

> 61 tahun 64 47.8 47.8 100.0

Total 134 100.0 100.0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Perempuan 93 69.4 69.4 69.4

laki-laki 41 30.6 30.6 100.0

Total 134 100.0 100.0

pendidikan

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent Percent

ValidSD 75 56.0 56.0 56.0

SMP 36 26.9 26.9 82.8

SMA 22 16.4 16.4 99.3

PT 1 .7 .7 100.0

Total 134 100.0 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid bekerja 33 24.6 24.6 24.6

tidak bekerja 101 75.4 75.4 100.0

Total 134 100.0 100.0

komplikasi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

.

Page 117: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Valid dengan komplikasi 78 58.2 58.2 58.2

tanpa komplikasi 56 41.8 41.8 100.0

Total 134 100.0 100.0

.

Page 118: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 13

.

Page 119: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

.

Page 120: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

.

Page 121: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE

Lampiran 14

.

Page 122: STIKES ICME JOMBANG - SKRIPSI HUBUNGAN …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullRiski Uswatun.pdfSKRIPSI HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE