stikes icme jombang - skripsi hubungan …repo.stikesicme-jbg.ac.id/69/1/skripsi_fullriski...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN
DM TIPE 2.
(Studi di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang)
Disusun Oleh:
RIZKI USWATUN KASANA
13.321.0044
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
i
HUBUNGAN SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2.
(Studi di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi S1
Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
RIZKI USWATUN KASANA
13.321.0044
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Madiun, 12 Juni 1995. Penulis merupakan anak
tunggal dari pasangan Bapak Supono dan Ibu Yatini.
Pada tahun 2007 penulis lulus dari SDN Sumbersari 01, Madiun, pada tahun
2010 penulis lulus dari SMPN 4 Saradan Madiun, pada tahun 2013 penulis lulus
dari SMK Penerbangan Angkasa Lanud Iswahjudi Maospati , pada tahun 2013
penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui
PMDK. Penulis memilih program studi S1 Keperawatan di STIKes “ICMe”
Jombang.
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar – benarnya.
Jombang, Juni 2017
Rizki Uswatun Kasana
13.321.0044
vi
MOTTO
“Senyum Sabar syukur ikhlas harus dalam satu genggaman. “
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar. (QS.Al-Baqarah: 153) . “
vii
PERSEMBAHAN
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan akan kehadirat Allah SWT atas rahmat
serta hidayah-Nya yang telah memberi kemudahan dan kelancaran dalam
penyusunan skripsi ini hingga selesai sesuai dengan yang dijadwalkan. Dan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan.
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua saya (Bapak Supono dan Ibu Yatini) dan semua
keluarga besar alm. Marto Karsi yang tak henti mencurahkan do‟a serta
kasih sayang yang tak terhingga. Dengan semangat dan dukungan yang
tiada hentinya , baik secara moril maupun materi. Hanya do‟a dan
prestasi yang dapat saya berikan. Terima kasih ayah dan ibu atas do‟a
dan kasih sayang yang telah kalian berikan.
2. Teman – teman Mahasiswa S1 – Keperawatan STIKes ICMe Jombang
yang selalu sabar mendengarkan keluh kesah saya dan memotivasi
disetiap langkah saya.
3. Dosen pembimbing saya, Ibu Hindyah Ike.,S.Kep.Ns.,M.Kep, Ibu
Auliasari Siskaningrum.,S.Kep.Ns dan Ibu Evi Rosita,S,SiT,.M.M yang
telah membimbing saya dengan sabar dan teliti dalam mengerjakan
skripsi ini. Semoga ilmu dan nasehat yang beliau berikan dapat
bermanfaat dunia dan akhirat.
4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen S1 Keperawatan terima kasih banyak
atas semua ilmu , nasehat serta motivasi yang telah diberikan dan
semoga bermanfaat.
5. Kepala ruangan dan seluruh perawat di Poli Penyakit Dalam RSUD
Jombang yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian dan
membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia–Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Hubungan Self
Awareness Dengan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Dm Tipe 2 (Studi di Poli
Penyakit Dalam RSUD Jombang)” ini dengan sebaik-baiknya.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis telah banyak mendapat bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat H.Bambang Tutuko S.H.,S.Kep.,Ns.,M.H. selaku ketua STIKes
ICMe Jombang, Kepala Direktur RSUD Jombang Dr.Pudji Umbaran,.M.KP yang
telah memberikan ijin penelitian. Ibu Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
selaku Kaprodi S1 Keperawatan, Ibu. Hindyah Ike.,S.Kep.Ns.,M.Kep selaku
pembimbing I yang telah memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis
sehingga terselesaikannya Skripsi ini, Ibu Auliasari Siskaningrum.,S.Kep.Ns
selaku pembimbing II yang telah rela meluangkan waktu, tenaga serta pikirannya
demi terselesaikannya Skripsi ini, Ibu Evi Rosita,S,SiT,.M.M Selaku Pembimbing
Utama yang meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberi saran dan
kritik sehingga tersusun Skripsi ini. Kedua orang tua yang selalu memberi
dukungan baik moril maupun materil selama menempuh pendidikan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang hingga terselesaikannya
Skripsi ini, serta semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, yang
telah memberikan dorongan dan bantuannya dalam penyusunan Skripsi ini, dan
teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan tepat waktu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan Skripsi ini dan semoga Skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya, Amin.
Jombang, Juni 2017
Penulis
ix
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2
(Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang)
Oleh:
RIZKI USWATUN KASANA
Manajemen diri yang buruk dapat menyebabkan komplikasi serius pada pasien
DM. Salah satu indikator manajemen diri yang buruk adalah kadar gula darah yang tidak
terkendali. Kadar gula darah yang tidak terkendali diakibatkan oleh kesadaran diri (self
awareness) pasien kepada regimen pengobatan penyakit yang bersifat kronik umumnya
rendah tak terkecuali pada pasien DM. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan
antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Di Poli
Penyakit Dalam RSUD Jombang.
Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional. Populasinya Penderita
Diabetes Melitus tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang sejumlah 535 orang.
Tehnik sampling menggunakan purposive sampling dengan sampelnya sejumlah 134
orang. Variabelnya ada 2 yaitu variabel independent Self awareness dan variabel
dependent kadar glukosa darah. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi
dengan pengolahan data editing, coding, scoring, tabulating dan uji statistik
menggunakan uji rank spearman (0,05).
Hasil penelitian sebagian besar (65,7%) responden kesadaran diri kurang sejumlah 88 orang, sebagian besar (66,4%) responden kadar gula darah adalah tinggi sejumlah 89
orang. Uji rank spearman menunjukkan bahwa nilai signifikansi = 0,000 < (0,05),
sehingga H0 ditolak.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.
Kata Kunci : DM, kadar glukosa darah, SELF AWARENESS
x
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF AWARENESS WITH BLOOD GLUCOSE LEVEL ON PATIENT DM TYPE 2
(In the Poly Internal Disease RSUD Jombang)
By:
RIZKI USWATUN KASANA
Poor self-management can make a serious complications in DM patients. One of the indicators of poor self-management is uncontrolled blood sugar levels. Uncontrolled blood sugar levels caused by self awareness of patients to chronic disease treatment regimens are generally low not least in DM patients. The purpose of this study was to know the relationship between self awareness with blood glucose levels in patients with DM type 2 in the Poly internal Disease RSUD Jombang.
The design of this study was correlational analysis with cross sectional method. The Populations were sufferers of Diabetes Mellitus type 2 in the Poli internal disease of RSUD Jombang a total of 535 people. The Sampling technique used purposive sampling with a sample of 134 people. There were 2 variables those were independent variable that’s Self awareness and dependent variable was blood glucose levels. The research instrument used observation sheet with data processing by editing, coding, scoring,
tabulating and statistical test used spearman rank test (0,05).
The research result was mostly of (65,7%) respondents with self-awareness were less than 88 people, most of them (66,4%) of high blood glucose level were 89 people.
Spearman rank test showed that the significance value = 0,000 < (0,05), so H0 was rejected.
This research could be concluded that there’s the relationship between self
awareness with blood glucose levels in patients with type 2 diabetes In Poly internal
Disease RSUD Jombang.
Keywords: DM, blood glucose level,self awareness
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv
PENGESAHAN PENGUJI ........................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
M OT T O .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ................................................ xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Self awareness ............................................................................. 5
2.1.1 Pengertian Self awareness ................................................. 5
2.1.2 Kecakapan Dalam Self awareness ...................................... 5
2.1.3 Tahapan-Tahapan Self awareness ....................................... 7
2.1.4 Tahap Self awareness yang kreatif ...................................... 7
2.1.5 Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran-Diri .............. 7
2.1.6 Manfaat Mempertinggi Self awareness .............................. 10
2.1.7 Faktor yang mempengaruhi self awareness ......................... 11
2.1.8 Strategi Meningkatkan Self Awareness Pasien DM ............. 12
xii
2.1.9 Pengukuran Self Awareness ................................................. 14
2.2 Diabetes mellitus ........................................................................... 15
2.2.1 Pengertian Diabetes mellitus .............................................. 15
2.2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ................................................ 16
2.2.3 Penyebab Diabetes mellitus ................................................ 17
2.2.4 Manifestasi klinis Diabetes mellitus .................................... 19
2.2.5 Faktor Risiko Diabetes Melitus ........................................... 22
2.2.6 Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe ............................. 22
2.2.7 Pemeriksaan Kadar Gula Darah ........................................... 28
2.2.8 Pencegahan Diabetes mellitus ............................................ 29
2.2.9 Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah .... 33
2.3 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 35
2.3.1 Sri Yanti (2009) ................................................................... 35
2.3.2 M.P Khapre, A Mudey, R.C Goyal, V.Wagh (2011) .......... 36
2.3.3 Desai Rujul, Parul Vadgama, Dhruv Parth (2012) ............. 37
2.3.4 Henik Tri Rahayu, Atock Miftachul Huda, Umu Sofiatul
Umah (2015) ....................................................................... 38
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep ....................................................................................... 39
3.2 Hipotesis ...................................................................................................... 40
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ........................................................................................ 41
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 41
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling ......................................................... 42
4.4 Kerangka Kerja (Frame Work) ............................................................... 44
4.5 Identifikasi Variabel .................................................................................. 45
4.6 Definisi Operasional .................................................................................. 45
4.7 Pengumpulan data dan analisa data................................................... 47
4.8 Etika Penelitian ........................................................................................... 53
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 55
5.1.1 Gambaran umum tempat penelitian ............................................. 55
xiii
5.1.2 Data Umum56
5.1.3 Data khusus
5.2 Pembahasan ................................................................................................. 59
5.2.1 Self awareness 59
5.2.2 Kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 62
5.2.3 Hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa
darah pada pasien DM tipe 2 63
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 66
6.2 Saran 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
No. Daftar Tabel Halaman
2.1 Kriteria diagnostik glukosa darah ..................................................................... 29
4.1 Definisi operasional ............................................................................................. 46
5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur di Poli penyakit
Dalam RSUD Jombang 56
5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Poli
penyakit Dalam RSUD Jombang 56
5.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Poli
penyakit Dalam RSUD Jombang 56
5.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Poli
penyakit Dalam RSUD Jombang tanggal 17-20 April 2017 57
5.5 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan komplikasi di Poli
penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017 57
5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Self awareness di Poli
penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017 57
5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar gula darah di Poli
penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017 58
5.8 Tabulasi silang hubungan antara Self awareness dengan kadar
glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD
Jombang tanggal 17-20 April 2017 58
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Daftar Gambar Halaman
3.1 Kerangka konseptual .............................................................................................. 39
4.1 Kerangka kerja ......................................................................................................... 44
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Jadwal Kegiatan Penelitian
2. Lembar Permohonan Menjadi Responden
3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
4. Lembar kuesioner
5. Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan
6. Lembar Surat Studi Pendahuluan
7. Lembar Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian dari RSUD
Jombang
8. Lembar Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
9. Lembar hasil uji validitas dan realibilitas
10. Lembar Tabulasi Data Umum
11. Lembar Tabulasi Data Khusus
12. Lembar Hasil Output SPSS Data Umum dan Data Khusus
13. Lembar Konsultasi Proposal Penelitian dan Skripsi
14. Lembar Pernyataan Bebas Plagiasi
xvii
DAFTAR LAMBANG
1. H1/Ha : hipotesis alternatif
2. % : prosentase
3. : rho (tingkat signifikansi)
4. N : jumlah populasi
5. n : jumlah sampel
6. S : total sampel
7. > : lebih besar
8. < : lebih kecil
9. rxy : Realibilitas
10. k : Jumlah butir soal
11. 2b :Varian skor setiap butir
12. 2t : Varian total
DAFTAR SINGKATAN
DM : Diabetes Melitus
IDF : International Diabetes Federation
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
PERKENI : Perkumpulan Endokrinologi Indonesia
DSME : Diabetes self management education
ADA : American Diabetes Assosiation
OHO : Obat Hipoglikemik Oral
TGT : Toleransi glukosa terganggu
GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu
xviii
TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral
BMI : Berat Massa Index
PSIK : Program Studi Ilmu Keperawatan
GDA : Gula Darah Acak
STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
ICMe : Insan Cendekia Medika
xix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) atau yang lebih dikenal dengan kencing manis
merupakan suatu kelainan pada seseorang yang ditandai dengan naiknya kadar
glukosa dalam darah dikarenakan akibat dari kekurangan insulin dalam tubuh
(Padila, 2012). Seiring dengan terjadinya peningkatan prevalensi DM maka secara
tidak langsung akan meningkatkan angka kesakitan dan kematian akibat DM.
Peningkatan prevalensi penderita DM di Indonesia dapat terjadi secara drastis
dalam kurun waktu 1 atau 2 dekade yang akan datang disebabkan oleh manajemen
diri pasien DM yang buruk (Soegondo, 2015). Manajemen diri yang buruk dapat
menyebabkan komplikasi serius pada pasien DM. Salah satu indikator manajemen
diri yang buruk adalah kadar gula darah yang tidak terkendali. Kadar gula darah
yang tidak terkendali diakibatkan oleh kesadaran diri (self awareness) pasien
kepada regimen pengobatan penyakit yang bersifat kronik umumnya rendah tak
terkecuali pada pasien DM. Kesadaran diri yang rendah mengakibatkan
peningkatan kadar gula darah. Kesadaran diri yang rendah tentang diabetes
mengakibatkan manajemen diri yang buruk dan berpengaruh pada hasil klinis
(Desai Rujul et all, 2012).
Menurut International Diabetes Federation (IDF) memperhitungkan angka
kejadian DM di dunia pada tahun 2015 adalah 382 juta jiwa, tahun 2016
meningkat menjadi 415 juta jiwa dan diperkirakan menjadi 642 juta jiwa pada
tahun 2040. Berdasarkan Laporan Tahunan Rumah Sakit di Jawa Timur tahun
2014 penderita DM Sejumlah 102.399 kasus. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
1
2
Kab. Jombang jumlah penderita DM pada tahun 2014 sejumlah 21.992 (Dinas
Kesehatan Kab Jombang, 2014). Berdasarkan data dari ruang Poli Dalam RSUD
Jombang jumlah kunjungan pasien DM pada tahun 2014 sejumlah 986 orang dan
mengalami komplikasi DM dengan gangren sejumlah 176 orang, ginjal sejumlah
145 orang, mata sejumlah 87 orang, jantung sebanyak 65 orang dan pembuluh
darah sebanyak 98 orang sedangkan pada tahun 2015 sejumlah 1117 orang dan
mengalami komplikasi DM dengan gangren sebanyak 249 orang dan ginjal
sejumlah 212 orang, mata sejumlah 98 orang, jantung sebanyak 76 orang dan
pembuluh darah sejumlah 126 orang (RSUD Jombang, 2015). Berdasarkan hasil
studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 27 Februari 2017
didapatkan hasil dari 10 pasien DM di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang
hanya 4 yang rutin melakukan kontrol gula darah, sedangkan 6 pasien DM lainnya
jarang melakukan kontrol gula darah rutin.
Penyakit DM adalah penyakit yang berlangsung lama dan membutuhkan
perawatan. Kematian pasien DM paling banyak disebabkan oleh komplikasi maka
pasien harus memiliki sikap positif dalam menghadapinya (Sutedjo, 2013).
Komplikasi dapat dicegah dengan cara mengendalikan kadar gula darah. Kadar
gula darah yang terkendali dapat dicapai dengan penanganan DM yang tepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah yaitu Faktor genetik atau
keturunan, Virus dan bakteri, Terlalu banyak, mengkonsumsi karbohidrat atau
gula, Kurang tidur, Malas beraktifitas fisik, Rokok, soda, dan minuman
beralkohol, Takut kulit hitam karena matahari , Stress. Jumlah nutrisi. Hasil
penelitian yang berjudul “Awareness of Diabetes Mellitus among Diabetic
Patients in the Gambia” menunjukkan bahwa kesadaran diri pasien DM mengenai
.
3
Penanganan DM keseluruhan masih rendah. Penyebab kesadaran diri pasien DM
yang rendah akan mengakibatkan pada kadar gula darah tidak terkontrol (Foma,
2013).
Pasien seharusnya ikut berperan aktif dalam usaha peningkatan kesehatan,
melalui penanganan DM dimana pasien akan bekerjasama secara erat dengan
perawat untuk menentukan intervensi yang tepat dan diperlukan (Potter, 2010).
Pasien DM yang dapat berperan aktif dalam perawatannya adalah pasien yang
memiliki kesadaran diri yang baik. Kesadaran dari berbagai aspek penanganan
DM dapat mencegah terjadinya komplikasi pada pasien DM dan untuk
pencegahan terhadap seseorang yang memiliki resiko penyakit DM. Dengan
demikian diharapkan pasien DM mampu melakukan manajemen diri yang baik
untuk dapat mengendalikan kadar gula darah dengan kesadaran diri yang baik (Sri
Yanti, 2009). Penanganan DM harus dilakukan dengan menyeluruh ada lima pilar
penanganan DM yaitu edukasi, diet nutrisi (perencanaan makan), aktivitas fisik,
obat-obatan, monitor kadar gula darah. Tujuan mengontrol kadar gula darah untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat komplikasi dan meningkatkan
kualitas hidup pasien DM (PERKENI, 2011). Penelitian ini diharapkan dapat
menggambarkan kesadaran diri pasien DM tipe 2 sehingga perawat dapat
memberikan intervensi yang tepat melalui penyuluhan yang meliputi penangaan
DM.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian berjudul hubungan antara self awareness dengan kadar glukosa darah
pada pasien DM tipe 2.
.
4
1.2 Rumusan Masalah
“Apakah ada hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah
pada pasien DM tipe 2 ?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah
pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi Self awareness pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit
Dalam RSUD Jombang.
2. Mengidentifikasi kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 Di Poli
Penyakit Dalam RSUD Jombang.
3. Menganalisis hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah
pada pasien DM tipe 2 Di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk
mengembangkan ilmu keperawatan dibidang keperawatan medikal bedah yang
terkait self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2.
1.4.2 Manfaat Praktis
Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
meningkatkan self awareness pasien DM tipe 2 yang masih rendah.
.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SELF AWARENESS
2.1.1 Pengertian Self awareness
Self awareness adalah kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa
seseorang merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku seseorang terhadap
orang lain. Kemampuan tersebut diantaranya kemampuan menyampaikan secara
jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela diri dan mempertahankan pendapat
(sikap asertif), kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri dan
berdiri dengan kaki sendiri (kemandirian), kemampuan untuk mengenali kekuatan
dan kelemahan orang dan menyenangi diri sendiri meskipun seseorang memiliki
kelemahan (penghargaan diri), serta kemampuan mewujudkan potensi yang
seseorang miliki dan merasa senang (puas) dengan potensi yang seseorang raih di
tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi (aktualisasi) (Steven, 2010).
Self awareness adalah salah satu ciri yang unik dan mendasar pada manusia,
yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Pendek kata dalam pandangan
mereka, kesadaran-diri adalah kapasitas yang memungkinkan manusia bisa hidup
(Goleman, 2010).
2.1.2 Kecakapan Dalam Self awareness
Goleman (2010), menyebutkan ada tiga kecakapan utama dalam kesadaran
diri, yaitu:
1. Mengetahui tingkat kognitif, mengenali emosi; mengenali emosi diri dan
pengaruhnya. Orang dengan kecakapan ini akan:
5
6
a. Mengetahui emosi makna yang sedang mereka rasakan dan mengapa
terjadi.
b. Menyadari keterkaitan antara perasaan mereka dengan yang mereka
pikirkan.
c. Mengetahui bagaimana perasaan mereka mempengaruhi kinerja.
d. Mempunyai kesadaran yang menjadi pedoman untuk nilai-nilai dan
sasaran-sasaran mereka.
2. Pengakuan diri yang akurat; mengetahui sumber daya batiniah, kemampuan
dan keterbatasan ini. Orang dengan kecakapan ini akan :
a. Sadar tentang kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
b. Menyempatkan diri untuk merenung, belajar dari pengalaman, terbuka
bagi umpan balik yang tulus, perspektif baru, mau terus belajar dan
mengembangkan diri.
c. Mampu menunjukkan rasa humor dan bersedia memandang diri sendiri
dengan perspektif yang luas.
3. Kepercayaan diri; kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan
diri sendiri. Orang dengan kemampuan ini akan:
a. Berani tampil dengan keyakinan diri, berani menyatakan
“keberadaannya”.
b. Berani menyuarakan pandangan yang tidak popular dan bersedia
berkorban demi kebenaran.
c. Tegas, mampu membuat keputusan yang baik kendati dalam keadaan
tidak pasti.
.
7
2.1.3 Tahapan-Tahapan Self awareness
Self awareness dapat mempengaruhi perkembangan diri sendiri dan bahkan
perkembangan sesamanya. Sebab manusia tampil diluar diri dan berefleksi atas
keberadaannya. Oleh sebab itu Self awareness sangat fundamental bagi
pertumbuhan. Menurut Sastrowardoyo untuk mencapai Self awareness yang
kreatif seseorang harus melalui empat tahapan yaitu:
1. Tahap ketidaktahuan
Tahap ini terjadi pada seorang bayi yang belum memiliki kesadaran diri,
atau disebut juga dengan tahap kepolosan.
2. Tahap berontak
Tahap ini identik memperlihatkan permusuhan dan pemberontakan untuk
memperoleh kebebasan dalam usaha membangun “inner strength”.
Pemberontakan ini adalah wajar sebagai masa transisi yang perlu dialami
dalam pertumbuhan, menghentikan ikatan-ikatan lama untuk masuk ke
situasi yang baru dengan keterikatan yang baru pula.
3. Tahap kesadaran normal akan diri
Dalam tahap ini seseorang dapat melihat kesalahan-kesalahannya untuk
kemudian membuat dan mengambil tindakan yang bertanggung jawab.
Belajar dari pengalaman-pengalaman sadar akan diri disini dimaksudkan
satu kepercayaan yang positif terhadap kemampuan diri. Self awareness ini
memperluas pengendalian manusia atas hidupnya dan tahu bagaimana harus
mengambil keputusan dalam hidupnya.
(Sastrowardoyo, 2011).
.
8
2.1.4 Tahap Self awareness yang kreatif.
Dalam tahapan ini seseorang mencapai Self awareness yang kreatif mampu
melihat kebenaran secara objektif tanpa disimpangkan oleh perasaan-perasaan dan
keinginan-keinginan subjektifnya. Tahapan ini bisa diperoleh antara lain melalui
aktivitas religius, ilmiah atau dari kegiatan-kegiatan lain diluar kegiatan-kegiatan
yang rutin. Melalui tahapan ini seseorang mampu melihat hidupnya dari perspektif
yang lebih luas, bisa memperoleh inspirasi-inspirasi dan membuat peta mental
yang menunjukan langkah dan tindakan yang akan diambilnya.
2.1.5 Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran-Diri
Self awareness tidak terbentuk secara otomatis, melainkan karena adanya
usaha individu. Tahapan Self awareness individu, ditentukan oleh beberapa besar
atau sejauh mana individu tersebut berusaha mempertinggi kesadaran dirinya.
Ada beberapa langkah yang perlu diambil oleh remaja dalam rangka
meningkatkan atau mempertinggi kesadaran dirinya. Langkah-langkah tersebut
dimulai dari :
1. Menemukan kembali perasaan-perasaannya
Agar dapat mencapai tingkatan tersebut, banyak orang harus kembali
lagi pada permulaan untuk menemukan kembali apa itu perasaan. Perasaan
adalah pernyataan hati nurani yang dihayati secara suka maupun tidak
senang. Sebab sering seseorang tidak tahu-menahu tentang kejadian yang
dirasakannya sendiri, yang diucapkan tentang perasaan mereka hanya
ungkapan samar. “baik-baik saja”, “tidak enak badan”, mereka tidak
mengalami perasaan secara langsung, hanya ide-ide yang samar mereka
kemukakan sebagai apa yang dirasa penting.
.
9
2. Mengenal keinginan-keinginan sendiri
Sadar akan perasaan sendiri membawa seseorang ke langkah berikutnya
yaitu mengetahui dengan jelas apa yang diinginkannya. Seseorang yang
tidak mengenali keinginan-keinginan sendiri adalah mereka yang hanya
memikirkan keinginan-keinginan yang rutin atau mereka yang berkeinginan
menurut orang lain. Mengetahui keinginan diri sendiri tidak berarti harus
memaksakan dan mengutarakan keinginan tersebut kapan dan dimana saja.
Keputusan dan pertimbangan yang matang adalah sisi utama dari kesadaran
diri. Mengenal keinginan sendiri maksudnya, mengenal keinginan secara
spontan, yaitu membuat interaksi yang tepat dan melihat gambaran situasi
menyeluruh : tahu menetapkan dirinya dan menjadikan dirinya bagian yang
integral dalam hubungan dengan dunia sernya.
3. Menentukan kembali relasi diri dengan aspek-aspek ketaksadaran. Individu-
individu masyarakat modern bersikap pasif terhadap aspek-
aspek ketaksadaran, bahkan cenderung menyisihkannya dan lebih
mengutamakan aspek-aspek kesadaran yang dipandang identik dengan
rasionalitas. Maka untuk mencapai kesadaran diri, seseorang perlu
menemukan kembali relasi diri dengan aspek-aspek ketaksadaran melalui
aspek-aspek ketaksadaran individu tidak hanya akan menemukan kembali
perasaan-perasaannya, tetapi juga menemukan kembali sumber pemecahan
bagi masalah-masalah yang dihadapi.16
4. Memperbanyak Dzikir
Dzikir adalah mengingat Allah, baik dengan lisan dan dengan hati. Salah
satu cara yang diajarkan Rasulullah. Dzikir kepada Allah merupakan upaya
.
10
membersihkan diri dari pengaruh-pengaruh kesenangan keduniaan,
kesadaran pada diri sendiri dan sifat egois. juga merupakan penetapan ruh
dalam kesucian dan kedekatannya dengan Allah SWT (Zakiyah, 2010).
2.1.6 Manfaat Mempertinggi Self awareness
Pada hakekatnya, semakin tinggi kesadaran seseorang, maka sebagaimana
dinyatakan oleh kiergaard, “semakin utuh diri seseorang”. Dengan kesadaran diri,
seseorang bisa menjadi sadar atas tanggung jawabnya untuk memilih.
Ada lima sifat khas dari seseorang yang berpribadi penuh yaitu;
1. Keterbukaan pada pengalaman yang berarti bahwa seseorang tidak bersifat
kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel terhadap pengalaman.
2. Kehidupan eksistensial adalah kondisi orang yang tidak mudah
berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman-pengalaman melainkan
dapat menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka pada
pengalaman baru.
3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri yang berarti bertingkah laku
menurut apa yang dirasa benar.
4. Perasaan bebas, artinya semakin seseorang sehat secara psikologis semakin
mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak (dimungkinkan
terjadinya pilihan).
5. Kreatifitas yaitu kemampuan untuk mencipta yang berarti bahwa seseorang
yang kreatif bertindak bebas dan menciptakan ide-ide dan rencana hidup
yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara
kreatif dan dengan cara yang memuaskan (Budihardjo, 2011).
.
11
2.1.7 Faktor yang mempengaruhi self awareness
Menurut Bulecheck dalam Rahayu 2015 faktor yang mempengaruhi self
awareness yaitu :
1. Pikiran
Menurut khodijah (2006) mengatakan bahwa berfikir adalah sebuah
tepresentasi simbol dari beberapa peristiwa atau item. Berfikir adalah
melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan
adanya masalah. Pikiran sendiri ada dua macam yaitu pikiran sadar dan
bawah sadar.
2. Perasaan
Perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai akibat dari
persepsi, sebagai akibat stimulus baik yang bersifat internal maupun
eksternal. Beberapa sifat tertentu yang ada umumnya perasaan berkaitan
persepsi, dan merupakan reaksi terhadap stimulus yang mengenainya
(chalpin, 1972)
3. Motivasi
Motivasi adalah kecendrungan yang timbul pada diri seseorang secara
sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu
(Wawan, 2010).
4. Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara,
menangis , tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Dari uraian tersebut dapat dsimpulkan bahwa perilaku manusia, baik yang
.
12
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
(Notoatmojo, 2003)
5. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
penggunaan panca indranya. Pengetahuan adalah merupakan hasil
mengingat sesuatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah
dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah
orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu
(Mubarak, 2011).
6. Lingkungan
Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2011), lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya
yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku orang atau kelompok.
2.1.8 Strategi Meningkatkan Self Awareness Pasien DM
Strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri
diantaranya dengan introspeksi diri setiap saat. Introspeksi untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan diri. Introspeksi terhadap perilaku adaptasi, terhadap
situasi dan kondisi di sekitar. Introspeksi akan meningkatkan pengetahuan tentang
diri sendiri, posisi diri dan kaitannya dengan individu lain. Ini semua akan
meningkatkan kesadaran diri dan biasanya akan timbul niat untuk memperbaiki
diri. Individu yang intensif berintrospeksi akan mampu menerima semua kritik
dan saran dari orang lain. Selain introspeksi, untuk meningkatkan kesadaran diri,
seorang individu harus melatih kepekaan untuk memahami perubahan situasi
(Santosa dalam Sri Yanti 2009).
.
13
Menurut Sri Yanti 2009 Strategi peningkatan self awareness meliputi :
1. Program DSME
DSME (Diabetes Self Management Education) adalah suatu proses
pemberian edukasi kepada pasien mengenai aplikasi strategi perawatan diri
secara amandiri untuk mengoptimalkan kontrol metabolik, mencegah
komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup pasien DM.
2. Penyediaan konselor DM
Pemberian pendidikan dengan tujuan promosi hidup sehat, perlu selalu
dilakukan sebagai bahan dari upaya pencegahan dan merupakan bagian
yang sangat penting dari pengelolaan DM secara holistik.
3. Strategi kesadaran DM di sekolah
Pasien DM harus diedukasi agar dapat memanajemen diri sendiri dengan
baik karena ini merupakan salah satu kunci kesuksesan program
pengendalian DM. Dalam mengendalikan DM membutuhkan kerja sama di
semua elemen masyarakatdengan baik, termasuk di dalamnya pendidikan
dasar tentang DM yang dimulai dari tingkat sekolah dasar dan seterusnya
sehingga kesadaran tentang DM yang masih rendah dapat ditingkatkan.
4. Empowerment
Pendekatan empowerment terhadap perawatan DM meliputi area
psikososial dengan cara membantu individu mengembangkan keterampilan
dan kesadaran diri dalam penentuan tujuan, pemecahan masalah,
manajemen stress, koping, dukungan sosial dan motivasi. Hal ini
memungkinkan bagi pasien untuk membuat keputusan tentang perawatan
DM. Empowerment memberikan suatu perubahan konseptual pada
.
14
hubungan antara pasien dan edukator. Pasien bukan lagi konsumen baru dari
pelayanan kesehatan tetapi mitra aktif dalam menetapkan perawatan DM.
5. Buku-buku
Dengan banyak membaca melalui buku akan menambah wawasan pasien
DM dan meningkatkan perawatan klinik DM secara signifikan.
6. Adaptasi kultur komunikasi.
Kultur menjadi suatu petunjuk bagi seseorang dalam berfikir, bersikap, dan
bertindak sehingga menjadi suatu pola yang mengekspresikan siapa mereka
dan dapat meningkatkan perawatan klinik DM secara signifikan, kesadaran
diri, dan pemahaman tentang DM pada populasi.
2.1.9 Pengukuran Self Awareness
Skala pengukuran menggunakan skala Likert. Jawaban setiap item
instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain sangat setuju,
setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Dengan skala likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernytaan dan pertanyaan.
Pernyataan
1. Selalu (S) : Skor 4
2. Sering (SR) : Skor 3
3. Kadang-Kadang (KK) : Skor 2
4. Tidak Pernah (TP) : Skor 1
.
15
Kemudian dihitung rumus skor T [X− ]
T = 50 + 10 SX Keterangan :
X : Skor tiap responden
X : Mean skor tiap kelompok
S: Standart Deviasi
2.2 Diabetes mellitus
2.2.1 Pengertian Diabetes mellitus
Diabetes melitus (DM) atau yang lebih dikenal dengan kencing manis
merupakan suatu kelainan pada seseorang yang ditandai dengan naiknya kadar
glukosa dalam darah dikarenakan akibat dari kekurangan insulin dalam tubuh
(Padila, 2012).
Diabetes merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan oleh
kurangnya hormon insulin dalam tubuh (Santosa, 2014).
DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya (Perkeni, 2015).
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010, DM adalah suatu
kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Lebih dari 90
persen dari semua populasi diabetes adalah diabetes melitus tipe 2 yang ditandai
dengan penurunan sekresi insulin karena berkurangnya fungsi sel beta pankreas
secara progresif yang disebabkan oleh resistensi insulin.
.
16
2.2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus
Menurut Santosa (2014) tipe diabetes mellitus atau klasitifikasi diabetes
yang utama adalah :
1. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 terjadi karena tubuh penderita tidak mampu memproduksi
insulin. Diabetes tipe 1 juga sering disebut sebagai penyakit autoimun.
Penyakit ini terjadi karena sistem imun tubuh pada suatu individu secara
spesifik menyerang dan merusak sel-sel penghasil insulin yang terdapat
pada pankreas.
2. Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 disebabkan oleh faktor kombinasi antara faktor genetika dan
faktor lingkungan. Pada diabetes tipe 2, faktor genetika lebih dominan bila
dibandingkan dengan diabetes tipe 1. dari berbagai penelitian diketahui
bahwa sebagian besar penderita diabetes tipe 2 memiliki anggota keluarga
yang juga menderita penyakit atau masalah kesehatan yang berhubungan
dengan diabetes.
3. Gestational diabetes
Diabetes tipe ini terjadi saat kondisi gula darah menjadi tinggi pada masa
kehamilan dan terjadi pada orang yang tidak menderita diabetes. Umumnya
akan kembali normal setelah masa kehamilan. Meskipun tipe diabetes ini
bersifat sementara, bila tidak ditangani dengan baik, dapat membahayakan
kesehatan janin maupun sang ibu.
.
17
2.2.3 Penyebab Diabetes mellitus
Diabetes mellitus disebabkan karena berkurangnya produksi dan
ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin yang
sebenarnya berjumlah cukup. Kekurangan insulin disebabkan adanya kerusakan
sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel pulau langerhans dalam kelenjar
pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Namun, jika dirunut lebih lanjut,
beberapa faktor yang menyebabkan Diabetes mellitus sebagai berikut :
1. Genetik atau faktor keturunan. Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau
diwariskan, bukan ditularkan. Anggota keluarga penderita Diabetes mellitus
memiliki kemungkinan besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan
anggota keluarga yang tidak menderita Diabetes Mellitus. Para ahli
kesehatan juga menyebutkan Diabetes mellitus merupakan penyakit yang
terpaut kromosom seks atau kelamin. Biasanya kaum laki-laki menjadi
penderita sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang
membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya.
2. Virus dan bakteri. Virus penyebab Diabetes mellitus adalah rubela, mumps,
dan human coxsackievirus B4. Melalui mekanisme infeksi sitolitik dalam
sel. Bisa juga, virus ini menyerang melalui reaksi otoimunitas yang
menyebabkan hilangnya otoimun dalam sel beta. Diabetes mellitus akibat
bakteri masih belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga
bakteri cukup berperan menyebabkan Diabetes mellitus .
3. Bahan toksik atau beracun. Bahan beracun yang mampu merusak sel beta
secara langsung adalah alloxan, pyrinuron (rodentisida) dan strepzoctin
.
18
(produk dari sejenis jamur). Bahan lain adalah sianida yang berasal dari
singkong.
4. Nutrisi. Nutrisi yang berlebihan (overnutrition) merupakan faktor resiko
pertama yang diketahui menyebabkan Diabetes mellitus . Semakin berat
badan berlebih atau obesitas akibat nutrisi yang berlebihan, semakin besar
kemungkinan seseorang terjangkit Diabetes mellitus .
5. Kadar kortikosteroid yang tinggi.
6. Kehamilan diabetes gestasional, yang akan hilang setelah melahirkan.
7. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.
8. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.
(Maulana, 2008).
Sedangkan menurut Lanywati (2011) penyebab Diabetes mellitus adalah
sebagai berikut :
1. Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan lemak dalam tubuh
menumpuk secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar
pankreas terpaksa harus bekerja keras memproduksi hormon insulin untuk
mengolah gula yang masuk. Jika suatu saat pankreas tidak mampu
memenuhi kebutuhan hormon insulin yang terus bertambah, maka kelebihan
gula tidak dapat terolah lagi dan akan masuk ke dalam darah serta urine (air
kencing).
2. Pada saast tubuh melakukan aktivitas/gerakan, maka sejumlah gula akan
dibakar untuk dijadikan tenaga gerak. Sehingga jumlah gula dalam tubuh
akan berkurang, dan dengan demikian kebutuhan akan hormon insulin juga
berkurang. Pada orang yang kurang gerak dan jarang berolah raga, zat
.
19
makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dibakar, tetapi hanya akan
ditimbun dalam tubuh sebagai lemak dan gula. Proses pengubahan zat
makanan menjadi lemak dan gula, memerlukan hormon insulin. Namun,
jika hormon insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit
Diabetes mellitus .
3. Penyakit saat hamil, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janinnya,
seorang ibu secara naluri akan menambah jumlah konsumsi makanannya,
sehingga umumnya berat badan ibu hamil akan naik sekitar 7 kg-10 kg.
Pada saat penambahan jumlah konsumsi makanan tersebut terjadi, jika
ternyata produksi insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala
penyakit Diabetes mellitus.
2.2.4 Manifestasi klinis Diabetes mellitus
Tanda-tanda seseorang terkena atau mengidap diabetes adalah sebagai
berikut : gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak
sebagai akibat dari kelainan genetika, sehingga tubuh tidak memproduksi insulin
dengan baik. Gejala-gejalanya antara lain adalah :
1. Sering buang air kecil.
2. Terus menerus lapar dan haus.
3. Berat badan menurun.
4. Kelelahan.
5. Penglihatan kabur.
6. Infeksi pada kulit yang berulang.
7. Meningkatkanya kadar gula dalam darah dan air seni.
8. Cenderung terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun.
.
20
Sedangkan gejala Diabetes mellitus tipe II mencul secara perlahan-lahan
sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya seperti gejala
Diabetes mellitus tipe I, yaitu :
1. Cepat lelah, kehilangan tenaga, dan merasa tidak fit.
2. Sering buat air kecil.
3. Terus menerus lapar dan haus.
4. Kelelahana yang berkepanjangan dan tidak ada penyebabnya.
5. Mudah sakit yang berkepanjangan.
6. Biasanya terjadi pada mereka yang berusia di atas 40 tahun, tetapi
prevalensinya kini semakin tinggi pada golongan anak-anak dan remaja.
Gejala-gejala tersebut sering terabaikan karena dianggap sebagai keletihan
akibat kerja. Jika glukosa darah sudah tumpah ke saluran urin dan urin tersebut
tidak disiram, makan akan dikerubuti oleh semut yang merupakan tanda adanya
gula. Gejala lain yang biasanya muncul adalah :
1. Penglihatan kabur.
2. Luka yang lama sembuh.
3. Kaki terasa kebas, geli atau merasa terbakar.
4. Infeksi jamur pada saluran reproduksi wanita.
5. Impotensi pada pria.
(Maulana, 2008).
Sedangkan menurut Lanywati (2011) gejala klasik penyakit diabetes
mellitus, dikenal dengan istilah trio-P, yaitu meliputi poliuria (banyak kencing),
polidipsi (banyak minum) dan polipagio (banyak makan).
.
21
1. Poliuria (banyak kencing), merupakan gejala umum pada penderita diabetes
mellitus, banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula dalam darah
berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya
melalui ginjal bersama air dan kencing, gejala banyak kencing ini terutama
menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relatif
tinggi.
2. Polidipsi (banyak minum), sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh) dari
banyak kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangan cairan
(dehidasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus/kering yang
menyebabkan timbulnya keinginan untuk terus minum selama kadar gula
dalam darah belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian, akan terjadi
banyak kencing dan banyak minum.
3. Polipagi (banyak makan), merupakan gejala yang tidak menonjol.
Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula
dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan
demikian, tubuh berusaha untuk memperoleh cadangan gula dari makanan
yang diterima.
Gejala-gejala yang biasa tampak pada pasien Diabetes mellitus adalah
sebagai berikut :
1. Adanya perasaan haus yang terus-menerus.
2. Sering buang air kecil (kencing) dan jumlah yang banyak.
3. Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
4. Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun.
.
22
Adapun pada pasien yang berat, akan timbul beberapa gejala atau tanda
yang lain, yaitu sebagai berikut :
1. Terjadinya penurunan berat badan.
2. Timbulnya rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau kaki.
3. Timbulnya borok (luka) pada kaki yang tak kunjung sembuh.
4. Hilangnya Self awareness (Lanywati, 2011).
2.2.5 Faktor Risiko Diabetes Melitus
Faktor risiko penyakit tidak menular dibedakan menjadi dua. Yang pertama
adalah faktor risiko yang tidak dapat diubah misalnya umur, jenis kelamin, dan
faktor genetik. Yang kedua adalah faktor risiko yang dapat diubah misalnya pola
hidup, dan status kesehatan. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya menyatakan bahwa sosiodemografi, faktor perilaku dan
gaya hidup serta keadaan klinis atau mental berpengaruh terhadap kejadian
diabetes melitus (Irawan dalam fitriyani, 2012)
2.2.6 Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2
Penatalaksanaan Diabetes Melitus ada dua cara yaitu secara non
farmakologis dan secara farmakologis :
1. Non farmakologis
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa
darah. Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan
glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. Pemantauan
hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan
glukosa darah kapiler dengan glukometer. Diagnosis tidak dapat ditegakkan
atas dasar adanya glukosuria. Berbagai keluhan dapat ditemukan pada
.
23
penyandang DM. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat
keluhan seperti:
a. Keluhan klasik DM: poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
b. Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi
ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
2. Farmakologis
Tujuan utama pengobatan Diabetes mellitus adalah untuk
mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Kadar gula
darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan, tetapi semakin
mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi
sementara maupun jangka panjang adalah semakin berkurang. Pengobatan
Diabetes mellitus meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet.
Ilmu pengetahuan sudah mampu menemukan berbagai jenis
pengobatan yang tidak memberatkan para penderita diabetes mellitus, yaitu:
a. Insulin bentuk baru untuk memperbaiki kadar gula darah. Dulu,
setengah jam setelah disuntik insulin, diabetesi baru boleh makan. Kini
sehabis disuntik insulin diabetesi bisa langung makan. Bahkan ada
suntik insulin dengan periode waktu hingga 24 jam.
b. Ditemukannya obat penurun lipid (lemak dalam darah). Lipid menjadi
ancaman karena bisa menimbulkan komplikasi si stroke atau jantung
pada diabetesi.
c. Obat yang dapat menghambat progresif perkembangan penyakit ginjal
pada diabetesi.
.
24
d. Obat anti pembekuan darah. Penderita jantung koroner lazim dipasang
cincin metal di pembuluh jantung yang dapat memperingan kadar
penyakitnya. Namun, pada penderita jantung akibat komplikasi
Diabetes mellitus hal ini tdaik dapat dilakukan karena kerap terjadi
pembekuan darah. Hal inilah yang dicegah obat anti pembekuan darah.
e. Insulin sensitizing. Jumlah insulin yang disuntikkan sedikit namun
mampu menurunkan kadar gula darah sekaligus kadar lipid.
f. Alat pemantau gula darah mandiri yang cara kerjanya makin sederhana
serta mengurangi rasa sakit.
Menurut Santosa (2014) dalam proses terapi obat hipoglikemik oral,
pemilihan dan penentuan rejimen hipoglikemik yang digunakan harus
mempertimbangkan tingkat keparahan diabetes serta kondisi kesehatan
penderita secara umum, termasuk penyakit-penyakit lain dan komplikasi
yang ada. Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral
dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:
a. Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat
hipoglikemik oral golongan sulfonilurea dan glinida (meglitinida dan
turunan fenilalanin).
b. Sensitifer (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas sel terhadap
insulin), meliputi obat-obat hipoglikemik golongan biguanida dan
tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk memanfaatkan
insulin secara lebih efektif.
c. Inhibitor katablolisme karbohidrat, antara lain inhibitor a-glukosidase
yang bekerja menghambat absorpsi glukosa dan umum digunakan
.
25
untuk mengendalikan hipoerglikemia post-prandial (post meal
hypergicermia).
d. Golongan sulfonilurea
Golongan sulfonilurea adalah obat hipoglikemik oral yang
pertama kali ditemukan. Sejak beberapa tahun yang lalu, hampir semua
obat hipoglikemik oral termasuk dalam golongan sulfonilurea. Obat
hipoglikemik oral golongan sulfonilurita diabetes dewasa dan dengan
berat badan normal serta tidak pernah mengalami ketoasidosis
sebelumnya.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan sulfonilurea ini
bekerja merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas. Maka dari itu,
obat-obatan dalam kelompok ini hanya efektif apabila sel-sel
langerhans pankreas masih dapat berproduksi.
Penurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah pemberian
senyawa-senyawa sulfonilurea disebabkan oleh perangsangan sekresi
insulin oleh kelenjar pankreas. Sifat perangsangan ini berbeda dengan
perangsangan oleh glukosa. Hal ini karena pada saat glukosa gagal
merangsang sekresi insulin, senyawa-senyawa obat ini masih mampu
meningkatkan sekresi insulin. Oleh sebab itu, obat-obatan golongan
sulfonilurea sangat bermanfaat untuk penderita diabetes yang kelenjar
pankreasnya masih mampu memproduksi insulin.
Obat-obatan hipoglemik oral golongan glinida ini termasuk
obat hipoglikemik generasi baru. Adapun cara kerjanya mirip dengan
golongan sulfonilurea. Obat hipoglikemik oral golongan glinida ini
.
26
bekerja meningkatkan sintesis dan sekresi insulin oleh kelenjar
pankreas. Umumnya senyawa obat hipoglikemik golongan meglitinida
dan turunan fenilalanin ini dipakai dalam bentuk kombinasi dengan
obat-obat antidiabetik oral lainnya.
e. Golongan biguanida
Obat hipoglikemik oral golongan biguanida yang masih dipakai
sebagai obat hipoglikemik oral adalah metformin. Di antara negara
yang menggunakan metformin adalah Indonesia. Hal ini karena, ketika
menggunakan metformin frekuensi terjadinya asidosis laktat cukup
sedikit asal dosis tidak melebihi 1700 mg/hari dan tidak ada gangguan
fungsi ginjal dan hati.
f. Golongan Tizaolidindion
Senyawa golongan tiazolidindion bekerja meningkatkan kepekaan
tubuh terhadap insulin dengan PPARy di otot, jaringan lemak, dan hati
untuk menurunkan resistensi insulin. Senyawa-senyawa TZD juga
menurunkan kecepatan glikoneogenesis.
g. Golongan inhibitor a-Glukosidase
Senyawa-senyawa inhibitor a-glukosidase bekerja menghambat enzim
alfa glukosidase yang terdapat pada dinding susu halus. Enzim-enzim
a-glukosidase (maltase, isomaltase, glukomaltase dan sukrase)
berfungsi untuk menghidrolisis oligosakarida, pada dinding usus halus.
(Santosa, 2014).
.
27
Menurut Sutedjo (2010) pemberian obat pada penderita DM
bertujuan untuk mempertahankan kadar gula darah puasa maupun sesudah
makan dalam batas normal.
Obat hipoglikemik oral (OHO)
a. Tujuan pemberian dan cara kerja OHO
OHO diberikan dengan tujuan mempertahankan kadar gula dalam
darah agar tetap normal dan digunakan pada DM tipe II. OHO bekerja
dengan cara sebagai berikut:
1) Merangsang sel beta pankreas untuk menghasilkan insulin dalam
jumlah cukup.
Obat kelompok ini adalah sulfonilurea sulfonilurea yang
mempunyai rumus kimia menyerupai sulfonamida. Pemberian
sulfonilurea harus disertai dengan banyak minum karena
mempunyai ESO yang hampir sama dengan sulfonamida yaitu
pembentukan kristal pada urine. Obat dimakan kira-kira 30 menit
sebelum makan.
2) Menurunkan berat badan
Obat kelompok biguanida ini terdiri atas metformin dan penformin
dengan segala mereka dagangnya. Obat ini mempunyai mekanisme
kerja yang belum jelas, tetapi mempunyai efek penurunan berat
badan sehingga dahulu pernah digunakan para artis sebagai obat
penurunan berat badan. Obat metformin bekerja di luar pankreas
yaitu:
a) Meningkatkan sensitivitas insulin.
.
28
b) Menghambat produksi glukagon.
c) Menurunkan absorpsi karbohidrat dari usus.
d) Menghambat glukoneogenesis (pembentukan gula dari bahan
lain).
e) Meningkatkan afinitas atau keterikatan kapiler terhadap insulin.
f) Meningkatkan jumlah reseptor insulin pada
sel. b. Prinsip penggunaan OHO
1) Dimulai dari dosis kecil dan secara bertahap ditingkatkan sampai
dosis yang sesuai, yaitu diperolehnya kadar gula darah yang
normal.
2) Sebaiknya dihindari obat OHO efek panjang pada orang tua karena
menyebabkan hipoglikemi.
3) Pada saat minum OHO sebaiknya dihindari obat-obat yang
antagonis atau melawan efek OHO. Apabila terpaksa harus
mendapatkan obat antagonis tersebut konsultasikan dengan dokter.
Obat anagonis OHO di antaranya adalah kortikosteroid dan
adrenalin.
2.2.7 Pemeriksaan Kadar Gula Darah
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria
DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi: toleransi
glukosa terganggu (TGT) dan glukosa darah puasa terganggu (GDPT).
a. Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa
plasma puasa antara 100-125 mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa
plasma 2-jam <140 mg/dl.
.
29
b. Toleransi Glukosa Terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa
plasma 2 -jam setelah TTGO antara 140-199 mg/dl dan glukosa plasma
puasa <100 mg/dl
c. Bersama-sama didapatkan GDPT dan TGT
d. Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan angka 5,7-6,4%.
(Perkeni, 2015).
Tabel 2.1 Kriteria diagnostik glukosa darah
Bukan diabetes Pra diabetes mg/dl Diabetes
mg/dl Mg/dl
Puasa < 110 110-125 ≥ 126
Sewaktu < 110 110-199 ≥ 200 Sumber Perkeni (2015)
2.2.8 Pencegahan Diabetes mellitus
Beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara
umum adalah sebagai berikut :
1. Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihan. Usahakan
untuk dapat mencapai dan mempertahankan berat badan normal, atau
bahkan berat badan ideal. Jangan makan dalam porsi yang berlebihan, dan
kurangi makan gula atau makanan yang manis serta berlemak tinggi.
2. Olah raga secara teratur dan terukur, agar kelebihan gula dan lemak di
dalam tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energi gerak). Di samping
itu, dengan olah raga secara teratur, otot-otot tubuh akan menjadi kencang
dan organ-organ tubuh dapat bekerja dengan lebih lancar, baik dan efisien
(Lanywati, 2011).
.
30
Sedangkan menurut Maulana (2008) pencegahan komplikasi Diabetes
mellitus ada 9 cara untuk berperan aktif dalam perawatan Diabetes mellitus
sehingga dapat menikmati hidup lebih sehat di masa yang akan datang :
1 Lakukan pemeriksaan fisik setiap tahun
Selain pemeriksaan rutin untuk mengawasi perawatan diabetes mellitus,
lakukan pemeriksaan fisik sekali setahun.
2 Periksa mata setahun sekali
Pergi ke spesialis mata sekali tiap tahun dapat membantu untuk mendeteksi
masalah penglihatan yang berkaitan dengan Diabetes mellitus untuk dapat
mendeteksi secara dini, sehingga lebih mudah ditangani maupun dicegah.
3 Temui dokter gigi setahun dua kali
Kadar gula darah yang tinggi mengganggu sistem kekebalan tubuh,
membatasi kemampuan tubuh untuk berperang dengan bakteri dan virus
yang menyebabkan infeksi. Karena mulut penuh dengan bakteri, maka
infeksi juga dapat terjadi pada gusi. Oleh sebab itu sangat dianjurkan untuk
menemui dokter gigi setahun dua kali untuk memeriksakan kesehatan mulut
dan gigi.
4 Vaksinasi tepat waktu
Selalu up to date terhadap vaksinasi yang dapat membantu mencegah
terjadinya komplikasi akibat diabetes mellitus. Contohnya vaksinasi untuk
radang paru. Hampir tiap dokter akan merekomendasikan pada penderita
Diabetes mellitus untuk vaksinasi radang paru-paru. Apabila telah
menderita komplikasi akibat Diabetes mellitus atau berusia lebih dari 65
tahun maka akan dibutuhkan vaksinasi ulang setiap 5 tahun.
.
31
5 Rawat kebersihan dan kesehatan kaki
Penderita Diabetes mellitus beresiko tinggi untuk menderita penyakit pada
kaki dalam dua cara yaitu :
a. Diabetes mellitus dapat merusak saraf-saraf di kaki, mengurangi
sensasi nyeri. Ini berarti dapat terjadi ruam dan memar tanpa
menyadarinya.
b. Diabetes mellitus dapat menyempitkan atau menutup arteri, mengurangi
aliran darah menuju kaki.
6 Jangan merokok
Orang yang menghidap Diabetes mellitus dan merokok sering kali
ditemukan meninggal karena serangan jantung, stroke dan penyakit lainnya
daripada penderita Diabetes mellitus yang tidak merokok. Hal ini karena
merokok menyempitkan pembuluh darah, serta menurunkan aliran darah
menuju kaki.
7 Awasi tekanan darah
Sama seperti diabetes mellitus, tekanan darah yang tinggi juga dapat
merusak pembuluh darah. Bila kedua keadaan ini muncul, maka dapat
terjadi serangan jantung, stroke atau kondisi lain yang mengancam jiwa.
8 Memeriksa kadar gula darah
Mengatur kadar gula darah merupakan hal yang paling penting untuk
merasa lebih baik dan mencegah komplikasi lebih lanjut dari diabetes
mellitus. Dengan mengawasi kadar gula darah dan tetap menjaganya
normal, maka akan mengurangi resiko kerusakan mata, ginjal, pembuluh
darah dan saraf.
.
32
9 Penanganan stres
Stres dapat meningkatkan produksi hormon yang dapat memblokir efek dari
insulin, yang menyebabkan kadar gula darah meningkat. Bila sedang
terserang stres, maka akan sulit untuk merawat diri sendiri maupun
mengelola diabetes.
Terdapat sepuluh petunjuk hidup sehat dan merupakan senjata untuk
mencegah komplikasi Diabetes mellitus :
a. Semua yang manis sebaiknya dihindari atau pantang gula.
b. Batasi makanan yang mengandung asam urat (jeroan, sarden, burung
dara, unggas, kaldu, kacang-kacangan, emping, tapai).
c. Batasi tek kuk CS2 (telur-keju-kepiting, udang, kerang, cumi-cumi,
susu, santan).
d. Targetkan lingkar pinggang pria < 90 cm, wanita < 80 cm.
e. Kalau ada hipertensi : batasi garam, ikan asin, kacang asin dan stop
alkohol.
f. Stop rokok.
g. Rutinlah olahraga, minimal jalan 3 km atau sit up 50-200 kali, hindari
diam tak beraktivitas.
h. Tidur 6-7 jam /hari.
i. Check up secara teratur.
Kontrol/check up teratur untuk 1,2,3,4,5,6 bulan untuk orang non
diabetes mellitus, terutama untuk > 40 tahun, dan untuk penderita
Diabetes mellitus yang menghidap penyakit kardiovaskuler, lakukan
check up setiap 1,2,3 bulan
.
33
j. Perbanyak makanan kaya chromium apabila tak menderita peninggian
asam urat (misal : merica, apel, brokoli, udang, dan kacang-kacangan)
karena berfungsi memperbaiki kerja insulin.
(Sutedjo, 2010).
2.2.9 Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah
1. Faktor genetik atau keturunan
Penyakit diabetes merupakan penyakit yang cenderung diturunkan
bukan ditularkan. Biasanya jika orangtua menderita diabetes, kemungkinan
besar anaknya juga menderita penyakit yang sama. Para ahli diabetes telah
menentukan persentase kemungkinan terjadinya diabetes karena faktor
keturunan.
2. Virus dan bakteri
Virus dan bakteri juga sebagai salah satu faktor terjadinya diabetes.
Misalnya, virus rubela, mumps, dan human coxsachievirus B4. melalui
infeksi sitolik dalam sel beta, virus ini akan merusak sel. Selain itu, virus ini
juga dapat menyerang melalui reaksi auto-imunitas yang menghilangkan
autoimun dalam sel beta.
3. Terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat atau gula
Saat ini semakin banyak makanan yang mengandung gula, seperti
berbagai macam kue, makanan ringan, minuman es krim, permen dan aneka
jajanan lainnya. Tanpa kita sadari makanan dan minuman tersebut akan
mengundang bahaya bagi tubuh kita, jika dikonsumsi dalam jumlah banyak
dan secara terus menerus. Makanan tersebut harus dihindari karena kadar
gulanya cukup tinggi.
.
34
4. Kurang tidur
Jika kualitas tidur kurang baik, metabolisme tubuh dan sistem
kekebalan tubuh bisa terganggu sehingga mudah terserang penyakit. Para
ahli menyatakan bahwa kurangg tidur selama hari dapat menurunkan
kemampuan tubuh untuk memproses glukosa. Kurang tidur juga dapat
merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan.
Munculnya nafsu makan tersebut akan mendorong penderita gangguan tidur
untuk menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah
naik.
5. Malas beraktifitas fisik
Saat ini, gaya hidup manusia semakin jauh dari pola hidup sehat.
Aktivitas seperti bekerja di kantor, naik mobil atau motor saat berangkat
kerja, naik lift dan duduk terlalu lama di depan komputer, dapat membuat
sistem kreasi tubuh berjalan lambat.
6. Rokok, soda, dan minuman beralkohol
Rokok mengandung zat nornikotin, yakni salah satu zat yang mudah
menguap. Keberatan zat nornikotin dalam tubuh dapat meningatkan
diabetes. Perokok berat yang dapat menghabiskan lebih dari satu bungkus
rokok perhari berisiko terkena diabetes tiga kali lebih besar dibandingkan
dengan orang yang tidak merokok.
7. Takut kulit hitam karena matahari
Vitamin D membantu tubuh untuk mengatur proses metabolisme gula
darah. Sumber vitamin D terbaik diperoleh dari sinar matahari. Wanita
dengan asupan vitamin D yang tinggi berisiko rendah terkena diabetes.
.
35
8. Stress
Ketika stress datang, produksi hormon epinephrine dan kortisol akan
meningkatkan gula darah dan tubuh mendapatkan cadangan energi untuk
beraktivitas. Namun jika kadar gula darah semakin meningkat karena stress
berkepanjangan, maka diabetes pun akan menyerang tubuh anda.
9. Jumlah nutrisi
Penyakit diabetes sangat erat kaitannya dengan jumlah nutrisi yang
terkandung dalam tubuh. Jumlah nutrisi yang berlebihan dalam tubuh
merupakan faktor risiko utama penyebab datangnya diabetes. Semakin lama
anda mengalami kelebihan nutrisi, semakin besar risiko terjadinya obesitas
dan diabetes. (Santosa, 2014).
2.3 Penelitian Terdahulu
2.3.1 Sri Yanti (2009)
Penelitian yang berjudul “Hubungan Kesadaran Diri Pasien Dengan
Kejadian Komplikasi Diabetes Mellitus Dalam Konteks Asuhan Keperawatan”
memiliki tujuan untuk menganalisis hubungan kesadaran diri pasien dengan
kejadian komplikasi DM di RSUD Dr. Adnan W.D Payakumbuh Sumbar. Metode
penelitian ini menggunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
korelasi dengan disain cross sectional study. Total sampel sebanyak 69 responden
yang menderita DM tipe 1 dan 2 yang dirawat di RSUD dr. Adnan W.D baik
rawat inap maupun rawat jalan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pasien DM rawat inap dan rawat jalan di RSUD dr. Adnan W.D Payakumbuh
Sumbar pada bulan Mei 2009. Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive
sampling. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji chi
.
36
square (X2) dan Regresi Logistik Ganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
kesadaran diri berhubungan dengan kejadian komplikasi DM (p=0,000). Pasien
dengan kesadaran diri kurang berisiko 20 kali untuk terjadi komplikasi dibanding
pasien dengan kesadaran diri baik setelah dikontrol variabel usia, jenis kelamin,
tipe DM, pendidikan, pekerjaan, dan penyuluhan. Diperoleh juga ada hubungan
antara penyuluhan dengan kejadian komplikasi DM (p=0,027). Pasien yang tidak
mendapatkan penyuluhan berisiko 9 kali untuk terjadi komplikasi dibanding
dengan pasien yang pernah mendapat penyuluhan. Faktor konfonding hubungan
kesadaran diri dengan kejadian komplikasi DM pada penelitian ini adalah usia,
jenis kelamin, tipe DM, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penyuluhan. Dari
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perlunya meningkatkan kesadaran
diri pasien sebagai salah satu intervensi mandiri perawat dalam mencegah
komplikasi DM dan perlu penelitian lebih lanjut terkait strategi yang efektif dalam
meningkatkan kesadaran diri pasien DM dengan komplikasi.
2.3.2 M.P Khapre, A Mudey, R.C Goyal, V.Wagh (2011)
Hasil penelitian yang berjudul “Low awareness of diabetes affecting the
clinical outcome of patient A cross-sectional study conducted in rural tertiary
care hospital” Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengetahuan yang ada
dari pasien diabetes tentang penyakit dalam perawatan tersier pedesaan. Metode
penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 123 pasien DM. Hasil dari penelitian
ini adalah Perbedaan signifikan dalam skor pengetahuan rata ditemukan antara
usia yang berbeda kelompok, jenis kelamin, tempat tinggal dan kualifikasi
pendidikan. Presentase 18% pasien memiliki pengetahuan yang buruk tentang
.
37
kondisi diabetes. Presentase 32% kurangnya kesadaran tentang etiologi diabetes,
presentase 16% tentang tanda-tanda dan gejala 36%, Presentase 34% mengenai
obat dan 32% mengenai manajmenen makanan dan komplikasi. Dari hasil glukosa
darah menunjukkan tingkat pasien adalah 121,12 ± 3,63, BMI 30,56 ± 5,23 kg /
m2 sedangkan Blood Preassure adalah 140 ± 6.32 / 88 ± 5.12 mm Hg. Dilakukan
dengan uji f test dan t test. Sehingga disimpulkan Sebagai konsekuensi dari
rendahnya kesadaran tentang diabetes di antara pasien, mempengaruhi
kemampuan dari manajemen diri dan memiliki dampak negatif pada hasil klinis
diabetes.
2.3.3 Desai Rujul, Parul Vadgama, Dhruv Parth (2012)
Penelitian yang dilaksanakn di Gujarat yang berjudul “Effect Of Awareness
Of Diabetes On Clinical Outcomes Of Diabetes: An Observational Study At A
Private Hospital In Gujarat” dilaksanakan dengan tujuan untuk menilai antara
kesadaran dan kesenjangan mengenai diabetes pada pasien diabetes di rumah sakit
swasta. Penelitian ini dilakukan pada 80 pasien DM dengan mengunakan pre-test
kuisioner. Hasil dari penelitian menunjukkan hasil pengetahuan adalah 19 ,06 (SD
= 3,75) dari 50. Pertanyaan pemisah berbagai aspek pengetahuan penyakit, skor
rata-rata yang ditemukan di bawah setengah dari skor maksimum di semua daerah
kecuali tentang gejala yaitu 4,26 dari maksimum 8. Jenis kelamin, tingkat
pendidikan dan usia ditemukan secara signifikan terkait dengan tingkat
pengetahuan sedangkan jenis pekerjaan tidak terkait dengan itu. Menunjukkan
tingkat gula darah acak, BMI dan tekanan darah sistol. Penelitian tersebut
menyimpulkan Lebih rendah kesadaran tentang diabetes yang dapat menyebabkan
.
38
manajemen diri yang buruk dari penyakit yang akhirnya mencerminkan ke kontrol
yang buruk dari hasil klinis.
2.3.4 Henik Tri Rahayu, Atock Miftachul Huda, Umu Sofiatul Umah (2015)
Menurut penelitian yang berjudul “Perbandingan self-awareness pola
konsumsi makanan dan Olahraga dengan riwayat keluarga memiliki dan tidak
Memiliki diabetes melitus tipe II pada mahasiswa PSIK UMM” Mengemukakan
tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan self-awarenes pola
konsumsi makanan dan Olahraga dengan riwayat keluarga memiliki dan tidak
Memiliki diabetes melitus tipe II. Jenis metode penelitian yang digunakan adalah
case control. Teknik sampling yang digunakan adalah cluster random sampling
dengan jumlah 102 mahasiswa. Analisa data dilakukan dengan uji fisher dan uji
chi square. Hasil dari penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden
hanya memiliki self-awareness rendah pada pola konsumsi makanan dan
olahraga. Hasil analisa pada self-awareness pola konsumsi makanan
menggunakan uji fisher dengan taraf signifikan 0.05 didapatkan nilai p 0.022 <
0.05 yang berarti ada perbedaan antara self-awareness pola konsumsi makanan
pada mahasiswa PSIK dengan riwayat keluarga memiliki dan tidak memiliki
diabetes mellitus tipe II. Hasil analisa pada self-awareness olahraga dengan
menggunakan uji chi square didapatkan nilai X 2 =1.945 (< 3.841) yang artinya
tidak ada perbedaan antara self-awareness olahraga pada mahasiswa PSIK dengan
riwayat keluarga memiliki dan tidak memiliki diabetes mellitus tipe II. Ada
perbedaan antara self-awareness pola konsumsi makanan pada mahasiswa PSIK
UMM dengan riwayat keluarga memiliki dan tidak memiliki diabetes mellitus tipe
II.
.
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2015).
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Self
awareness : a. Pikiran
b. Perasaan c. Motivasi
d. Perilaku
e. Pengetahuan f. Lingkungan (Rahayu et al, 2015)
Self awareness
5 Pilar DM 1. Edukasi 2. Diet Nutrisi
3. Aktivitas Fisik
4. Obat-obatan 5. Monitor gula darah
Faktor yang mempengaruhi regulasi gula darah 1. Faktor genetik atau
keturunan 2. Virus dan bakteri 3. Terlalu banyak
mengkonsumsi karbohidrat atau gula
4. Kurang tidur 5. Malas beraktifitas fisik 6. Rokok, soda, dan minuman
beralkohol 7. Takut kulit hitam karena
matahari
Kadar glukosa darah pada pasien DM tipe
2
Normal
Tinggi
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konseptual hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.
39
40
Self awareness pasien DM tipe 2 dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
Pikiran, Perasaan, Motivasi, Perilaku, Pengetahuan dan Lingkungan (Rahayu et al,
2015). Self awareness dikelompokkan menjadi dua yaitu kesadaran diri kurang
dan kesadaran diri baik. Self awareness berperan dalam mangement DM yang
meliputi edukasi, diet nutrisi, aktivitas fisik, obat-obatan dan monitor gula darah.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah adalah faktor genetik
atau keturunan, virus dan bakteri, terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat atau
gula, kurang tidur, malas beraktifitas fisik, rokok soda minuman beralkohol,
jumlah nutrisi dan stress (Santosa, 2014). Hasil dari kadar glukosa darah dinilai
dengan dua kriteria yaitu tinggi : GDA >200 mg/dl, normal : GDA < 200 mg/dl.
3.2 Hipotesis
H1 : Ada hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada
pasien DM tipe 2 di Poli Dalam RSUD Jombang
.
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang
memungkinkan memaksimalkan suatu kontrol beberapa faktor yang bisa
mempengaruhi validiti suatu hasil. Desain riset sebagai petunjuk peneliti dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau
menjawab suatu pertanyaan (Nursalam, 2013).
Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah analitik korelasional
yang mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu
hubungan antara variabel. Sampel perlu mewakili seluruh rentang nilai yang ada.
Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antara
variabel. Dengan demikian pada rancangan penelitian korelasional peneliti
melibatkan minimal dua variabel (Nursalam, 2013).
Dalam penelitian yang digunakan model cross sectional yaitu jenis
penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Hidayat, 2014).
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 17 April 2017 sampai 20 April 2017.
4.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang
41
42
4.3 Populasi, Sampel dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan
(Nursalam, 2013). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan semua penderita
Diabetes Mellitus tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang sejumlah 535
orang.
4.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat 2015). Penentuan besar sampel
dengan cara ini didasarkan pada persentase dari besarnya populasi. Teknik ini
cocok diapakai pada penelitian survey, misalnya mengambil 5%, 10%, atau 20%
atas pertimbangan biaya. Bila populasi kurang dari 100 sebaiknya dicuplik 50%
dari populasi dan bila populasi beberapa ratus diambil 25% sampai 30%
(Saryono, 2011).
n = 25% x jumlah populasi
n= 25 x 535 =133,75 = 134 orang 100
Keterangan:
n = jumlah sampel
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada
populasi target dan populasi terjangkau (Nursalam, 2013). Kriteria inklusi
dalam penelitian ini adalah :
1. Pasien DM yang tipe 2
2. Pasien DM yang usia 40-70 tahun
3. Pasien DM yang bersedia menjadi responden.
.
43
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan sebagian subyek yang memenuhi
inklusi dari penelitian karena berbagai sebab (Nursalam, 2013). Kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1) Pasien DM yang tidak bisa membaca.
2) Pasien DM yang mengalami gangguan kognitif
4.3.3 Sampling
Sampling penelitian adalah proses menyeleksi populasi yang dapat mewakili
populasi yang ada (Nursalam, 2013). Teknik sampling, yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Nonprobability sampling dengan metode purposive
sampling yaitu cara pengambilan sampel untuk tujuan tertentu (Nursalam, 2013).
.
44
4.4 Kerangka Kerja (Frame Work)
Frame work adalah pentahapan atau langkah – langkah dalam aktivitas
ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kegiatan sejak awal – akhir
penelitian) (Nursalam, 2013)
Penyusunan Proposal
Populasi Penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Poli Dalam RSUD Jombang
sejumlah 535 orang.
Sampling Purposive sampling
Sampel Sebagian penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di poli Dalam RSUD
Jombang sejumlah 134 orang
Desain Penelitian Analitik korelasional dengan metode Cross sectional
Pengumpulan data self Pengumpulan data kadar
awareness dengan kuisioner glukosa darah dengan
observasi
Pengolahan dan analisa data Editing, Coding, Scoring, Tabulating, Analisa data, Uji Chi Square
Hasil Penelitian
Kesimpulan dan saran
Gambar 4.1 : Kerangka kerja hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang
.
45
4.5 Identifikasi Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain).
1. Variabel independent (bebas)
Variabel bebas adalah stimulus aktivitas yang dimanipulasi oleh penelitian
untuk menciptakan suatu dampak (Nursalam, 2013).Variabel independent pada
penelitian ini adalah Self awareness .
2. Variabel Dependent (terikat)
Variabel dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(Notoatmodjo, 2010). Variabel dependent dalam penelitian ini adalah kadar
glukosa darah pada pasien DM tipe 2.
4.6 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati artinya
memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat
terhadap suatu obyek atau fenomena yang kemungkinan dapat diulangi lagi oleh
orang lain (Nursalam, 2013).
.
46
Tabel 4.1. Definisi operasional hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa
darah pada pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang
Variabel Definisi Parameter Alat Ukur Skala Skor
Operasional
Variabel Kemampuan 1. Mengenali Kuisioner Nominal Skala Likert Independent pasien untuk emosi. Public Pernyataan
Self awareness menyadari 2. Pengakuan Awareness Positif :
keadaan diri diri. of Diabetes S(Selalu) = 4
sendiri 3. Kepercayaa Mellitus SR(Sering)= 3
berdasarkan n diri. KK(Kadang-
pengetahuan kadang) = 2
dan TP(Tidak
penerimaan pernah) = 1
keadaannya
sendiri yang Pernyataan
mengalami negatif :
penyakit S(Selalu) = 1
DM. SR(Sering)= 2
KK(Kadang-
kadang) = 3
TP(Tidak
pernah) = 4
Kategori : Kesadaran
Diri Kurang
Jika T score <
46,7
Kesadaran
Diri baik Jika
T score >
46,7
(Azwar, 2011)
Variabel kadar gula Dikatakan gula Lembar Nominal Kategori
Dependent darah pada darah tinggi > Observasi tinggi jika
kadar gula penderita 200 mg/dl GDA > 200
darah pada diabetes Dikatakan gula mg/dl
penderita mellitus tipe darah normal < Normal jika :
Diabetes 2 secara acak 200 mg/dl GDA < 200
Mellitus tipe 2 mg/dl
(PERKENI, 2015)
.
47
4.7 Pengumpulan data dan analisa data
4.7.1 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun dengan
hajat untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data
kuantitatif (Nursalam, 2013). Kuesioner dalam penelitian diartikan sebagai daftar
pernyataan yang sudah tersusun dengan baik dan responden memberikan jawaban
sesuai pemahaman. (Hidayat, 2014). Observasi merupakan cara pengumpulan data
dengan mengadakan pengamatan secara langsung kepada responden penelitian
untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam metode obsrevasi
ini, instrumen yang dapat digunakan antara lain : lembar obervasi,
panduan pengamatan (observasi) atau lembar check list (Hidayat, 2014).
Kuesioner dalam pengukuran self awareness menggunakan kuesioner dengan 20
pernyataan dan kadar gula darah di ukur menggunakan observasi.
Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian, telah terlebih dahulu
dilakukan uji coba. Instrumen yang baik harus memenuhi tiga persyaratan dua
persyaratan yaitu valid dan reliabel (arikunto, 2010)
a. Uji validitas
Pengujian yang pertama dilakukan adalah pengujian validitas
kuesioner. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Kuesioner disusun sendiri oleh peneliti dilakukan uji
validitas dengan rumus r Product moment, yaitu dengan mengkorelasikan
antar skor item instrumen dengan rumus (Arikunto, 2012):
N
x.y
x
y
rxy
Nx2x2Ny2y2
.
48
Keterangan:
rxy : Korelasi
N : Jumlah sampel
Valid rxy > rxy tabel
Tidak valid rxy < rxy table
Berdasarkan hasil uji validitas diketahui bahwa semua butir
pertanyaan valid, ini bisa diketahui dengan membandingkan nilai
Pearson Correlation pada skor total dengan nilai r tabel 10 responden =
0,632, dikarenakan semua nilai pearson correlation lebih besar dari r
tabel maka hasilnya valid semua.
b. Uji realibilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan
dua kali atau lebih. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan
konsistensi suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Untuk
mengetahui reliabilitas kuesioner, penelitian ini menggunakan
pendekatan pengukuran reliabilitas konsistensi internal dengan
menghitung koefisien alpha. Koefisien alpha ini berkisar antara 0 sampai
1. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,6.mengetahui reliabilitas digunakan rumus Alpha
sebagai berikut (Arikunto, 2012):
.
49
k b
2 r
xy
1
2 t
k 1
Keterangan:
rxy : Realibilitas
k : Jumlah butir soal
2b : Varian skor setiap butir
2t : Varian total
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diketahui bahwa nilai Cronbach's
Alpha 0,974 lebih besar 0,60, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua
butir pertanyaan reliabel atau bisa dipertanggungjawabkan untuk
penelitian.
4.7.2 Prosedur penelitian
Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai
berikut:
1. Mengurus surat pengantar penelitian ke STIKES ICME Jombang.
2. Meminta izin kepada Direktur Utama RSUD Jombang.
3. Meminta izin kepada kepala Poli Dalam RSUD Jombang.
4. Menjelaskan kepada calon responden tentang penelitian dan bila bersedia
menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent.
5. Membagikan kuesioner langsung kepada responden pasien DM yang ada di
Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.
6. Setelah kuisioner selesai dijawab oleh responden, peneliti mengkoreksi
apakah semua kuisioner sudah terjawab oleh responden.
7. Melakukan observasi dengan melihat hasil laboratorium di buku rekam medis
untuk melihat hasil kadar glukosa darah.
.
50
8. Setelah semua data di kuesioner dan observasi terkumpul, peneliti kemudian
melakukan analisa data.
9. Menyusun hasil penelitian.
4.7.3 Cara Analisa Data
1. Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2014) setelah angket dari responden terkumpul,
selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya
dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat dan
arti suatu kode dari suatu variabel.
1) Responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
Responden 3 = R3
2) Umur
Umur 30-45 = U1
Umur 46-60 = U2
Umur ≥ 61 = U3
.
51
3) Jenis Kelamin
Perempuan =J1
Laki-laki =J2
4) Tingkat Pendidikan
Pendidikan SD = T1
Pendidikan SMP = T2
Pendidikan SMA = T3
Pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi) = T4
5) Pekerjaan
Bekerja = P1
Tidak bekerja = P2
6) Komplikasi DM
Dengan komplikasi =K1
Tanpa komplikasi =K2
7) Self awareness
Selalu = S1
Sering = S2
Kadang-Kadang = S3
Tidak Pernah = S3
8) Regulasi gula darah
Normal = Gd2
Tinggi = Gd1
c. Scoring
Scoring adalah menentukan jumlah score pada lembar kuesioner dan
observasi yang telah diisi oleh responden
5. Selalu (S) : Skor 4
6. Sering (SR) : Skor 3
.
52
7. Kadang-Kadang (KK) : Skor 2
8. Tidak Pernah (TP) : Skor 1
Dengan Kriteria : jika nilai kesadaran diri kurang yang diperoleh
responden dari kuesioner ≤ T Mean dan kesadaran diri baik yang
diperoleh responden dari kuesioner ≥ T Mean (Azwar 2011).
d. Tabulating
Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel tertentu
menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah
diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format yang
telah dirancang.
Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan
menggunakan skala kumulatif :
100 % = Seluruhnya
76 % - 99 % = Hampir seluruhnya
51 % - 75 % = Sebagian besar dari responden
50 % = Setengah responden
26 % - 49 % = Hampir dari setengahnya
1 % - 25 % = Sebagian kecil dari responden
0 % = Tidak ada satupun dari responden
(Arikunto, 2010).
2. Analisa Data
a. Analisis Univariate
Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
.
53
Variabel independent dan dependent dianalisa menggunakan
presentase frekuensi :
= % Keterangan :
P = Presentase penilaian variabel self awareness atau variabel kadar gula
darah pada pasien DM Tipe 2.
f = Frekuensi jumlah responden variabel self awareness atau variabel
kadar gula darah pada pasien DM Tipe 2. n = Jumlah responden
keseluruhan.
b. Analisis bivariate
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010), yaitu kriteria
variabel Self awareness dan kadar gula darah pada penderita Diabetes
Mellitus tipe 2.
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel apakah
signifikansi atau tidak dengan kemaknaan 0,05 dengan menggunakan uji
chi square dengan software SPSS 22, dimana < 0,05 maka ada
hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien
DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang, sedangkan > 0,05
tidak ada hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah
pada pasien DM tipe 2 di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang
4.8 Etika Penelitian
4.8.1 Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian
.
54
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti maksud
dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
4.8.2 Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam
penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
4.8.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset (Hidayat, 2014).
.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Poli penyakit
Dalam RSUD Jombang pada tanggal 17-20 April 2017 dengan responden 134 orang.
Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data
umum terdiri dari karakteristik umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, komplikasi.
Sedangkan data khusus terdiri dari self awareness, kadar glukosa darah pada pasien DM
tipe 2 serta tabel silang yang menggambarkan ada hubungan antara self awareness dengan
kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran umum tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang.
RSUD Kabupaten Jombang terletak di Jalan K. H. Wahid Hasyim No. 52,
Kepanjen Jombang, Jawa Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan
Jayanegara, sebelah timur berbatasan dengan Jalan Adityawarman, sebelah
selatan berbatasan dengan Jalan Sriwijaya dan sebelah barat berbatasan
dengan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Dr.Soetomo. Secara geografis
Kabupaten Jombang terletak disebelah selatan garis katulistiwa berada
antara 112o 03‟ 46” sampai 112
o 27‟ 21” Bujur Timur dan 7
o 20‟ 48”
sampai 7o 46‟ 41” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.159,50 Km
2.
55
56
5.1.2 Data Umum
1. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan umur di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang
No Umur Frekuensi Persentase (%)
1 30-45 tahun 10 7.5
2 46-60 tahun 60 44.8
3 > 61 tahun 64 47.8
Total 134 100.0
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir setengah
responden berumur > 61 tahun sejumlah 64 orang (47,8%).
2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di Poli
Penyakit Dalam RSUD Jombang No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1 Perempuan 93 69,4
2 Laki-laki 41 30,6
Total 134 100.0
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden jenis kelamin perempuan sejumlah 93 orang (69,4%).
3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pendidikan di Poli
Penyakit Dalam RSUD Jombang
No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 SD 75 56.0
2 SMP 36 26.9
3 SMA 22 16.4
4 Perguruan Tinggi 1 0,7
Total 134 100.0
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden berpendidikan SD sejumlah 75 orang (56,0%).
.
57
4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di Poli
Penyakit Dalam RSUD Jombang tanggal 17-20 April 2017 No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1 Bekerja 33 24,6
2 Tidak Bekerja 101 75,4
Total 134 100.0
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak bekerja sejumlah 101 orang (75,4%).
5. Karakteristik responden berdasarkan komplikasi
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi responden berdasarkan komplikasi di Poli
Penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017
No Komplikasi Frekuensi Persentase (%)
1 Dengan komplikasi 78 58.2
2 Tanpa komplikasi 56 41.8
Total 134 100.0
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki komplikasi sejumlah 78 orang (58,2%).
5.1.3 Data khusus
1. Self awareness
Tabel 5.6Distribusi frekuensi responden berdasarkan self awareness di Poli
Penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017 No Self awareness Frekuensi Persentase (%)
1 kesadaran diri kurang 88 65.7
2 kesadaran diri baik 46 34.3
Total 134 100.0
Sumber : Data primer 2017
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar (65,7%)
responden self awareness kurang sejumlah 88 orang.
.
58
2. Kadar glukosa darah
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kadar gula darah di
Poli penyakit Dalam RSUD Jombangtanggal 17-20 April 2017 No Kadar gula darah Frekuensi Persentase (%)
1 Tinggi 89 66.4
2 Normal 45 33.6
Total 134 100.0
Sumber : Data primer 2017
Tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar (66,4%)
memiliki kadar glukosa darah tinggi sejumlah 89 orang.
3. Hubungan antara self awareness dengan kadar glukosa darah pada
pasien DM tipe 2
Tabel 5.8 Tabulasi silang hubungan antara Self awareness dengan kadar
glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang tanggal 17-20 April 2017
Kadar glukosa darah pada
pasien DM tipe 2 Total
Self awareness Tinggi Normal
% % %
kesadaran diri 80 59,7 8 6 88 65,7
kurang
kesadaran diri baik 9 6,7 37 27,6 46 34,3
Total 89 66,4 45 33,6 134 100
= 0,000 = 0,05
Sumber : Data primer 2017
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 57 responden
Self awareness kesadaran diri kurang sebagian besar kadar glukosa darah
pada pasien DM tipe 2 adalah tinggi sejumlah 80 responden (59,7%).
Dari hasil uji statistik chi square diperoleh angka signifikan atau
nilai probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05
atau ( < ), maka data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada
pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang.
.
59
5.2Pembahasan
5.2.1 Self awareness
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa sebagian besar (65,7%)
responden kesadaran diri kurang sejumlah 88 orang. Kesadaran diri yang
kurang dapat disebabkan oleh pengetahuan responden yang masih rendah.
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berpendidikan SD sejumlah 75 orang (56,0%).
Menurut peneliti semakin rendahnya tingkat pendidikan seseorang
akan mempengaruhi seseorang dalam memperoleh informasi. Pendidikan
mempengaruhi daya serap seseorang terhadap informasi yang diterima
karena semakin rendah pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan
nya juga kurang. Responden yang berpendidikan SD belum memiliki
wawasan yang lebih terhadap pentingnya kesadaran diri dalam
menghadapi penyakit DM tipe 2. Hal ini menyebabkan responden
mengalami kesadaran diri kurang sehingga responden belum mengetahui
bagaimana cara manajemen DM yang baik dan benar.
Tingkat pengetahuan perawatan diabetes melitus dapat dipengaruhi
oleh lama penyakit yang diderita, tingkat pendidikan dan faktor ekonomi,
sehingga pasien dengan tingkat pendidikan yang rendah dan tidak memiliki
kemampuan manajemen perawatan diri yang baik akan mempengaruhi pada
kesadaran diri (Gamara, 2010).
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti
didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan ke arah yang lebih dewasa lebih baik, dan lebih matang pada diri
.
60
individu, kelompok atau masyarakat (Kodriati, 2010). Dalam hal ini
kemampuan kognitif yang membentuk cara berfikir seseorang termasuk
kemampuan untuk memahami faktor–faktor yang berhubungan dengan
penyakit dalam upaya menjaga kesehatan dirinya (Rahayu, 2008).
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa hampir setengah
responden berumur > 61 tahun sejumlah 64 orang (47,8%).
Berdasarkan tabulasi kuesioner didapatkan responden berumur > 61
tahun yang mengalami self awareness kurang yaitu sebanyak 43 orang (67
%).
Menurut peneliti umur memang berkontribusi dalam self awareness
dikarenakan pada umur presenium seseorang mengalami penurunan
pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda.
Salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi self awareness yaitu pikiran.
Hal ini mengakibatkan kesadaran diri seseorang menjadi rendah.
Menurut Nugroho dalam Efendi dan Makhfudi (2009), kelompok
usia 40 tahun sampai 65 tahun merupakan masa setengah umur
(presenium). Kemampuan kognitif perseptual dan numerik seseorang
mengalami penurunan pada masa setengah umur. Ada kecakapan utama
dalam self awareness yaitu mengetahui tingkat kognitif kemampuan
mengenali kekuatan dan kelemahan orang dan menyenangi diri sendiri
meskipun mempunyai kelemahan (Goleman 2010).
Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin pada tabel 5.2
menunjukkan bahwa sebagian besar responden jenis kelamin perempuan
sejumlah 93 orang (69,4%).
.
61
Menurut peneliti pengakuan diri perempuan cenderung kurang
percaya diri. Hal ini didukung dengan pertanyaan kuisioner nomer 14
“saya percaya diri dengan penyakit yang saya alami sekarang” sebagian
besar responden yang menjawab tidak pernah dan kadang-kadang. Hal
inilah yang membuat kesadaran diri pasien perempuan cenderung rendah
karena tidak percaya diri akan kemampuannya sendiri.
Secara teori jenis kelamin terkait dengan peran yang akan dibawakan
perempuan cenderung merasa kurang percaya diri karena sejak awal masa
kanak-kanak sudah disadarkan bahwa peran perempuan dianggap lebih
lemah dari laki-laki (Hurlocks, 1999). Menurut Goleman 2010 kecakapan
self awareness ada point tentang kepercayaan diri yang membuat
kesadaran yang kuat tentang harga diri dan kemampuan ini akan
menimbulkan berani tampil dengan keyakinan diri dan berani menyatak
keberadaannya.
5.2.2 Kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2
Berdasarkan tabel 5.7. menunjukkan bahwa sebagian besar (66,4%)
responden memiliki kadar glukosa darah tinggi sejumlah 89 orang.
Menurut hasil kuesioner self awareness pada pernyataan nomer 17
“ saya menggunakan gula khusus dirumah ” di dapatkan 29 responden dan
pernyataan nomer 18 “saya seharusnya tidak merokok” di dapatkan 26
responden hal ini dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang
menyebabkan kadar glukosa darah tinggi adalah penggunaan karbohidrat
dan gula yang berlebihan serta mengkonsumsi rokok, soda dan minuman
yang beralkohol.
.
62
Saat ini semakin banyak makanan yang mengandung gula, seperti
berbagai macam kue makanan ringan, minuman es cream, permen dan
aneka jajanan lainnya. Tanpa kita sadari makanan dan minuman tersebut
akan mengundang bahaya bagi tubuh kita. Mengkonsumsi karbohidrat dan
gula yang berlebihan dapat menyebabkan gula dan lemak didalam tubuh
menumpuk secara berlebihan, jika dikonsumsi secara terus menerus akan
menyebabkan kadar glukosa darah tinggi. Hal ini dapat dicegah dengan
menggunakan gula khusus di rumah dan berhenti merokok.
Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan lemak dalam tubuh
menumpuk secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar
pankreas terpaksa harus bekerja keras memproduksi hormon insulin untuk
mengolah gula yang masuk. Jika suatu saat pankreas tidak mampu
memenuhi kebutuhan hormon insulin yang terus bertambah, makan
kelebihan gula tidak dapat terolah lagi dan akan masuk ke dalam darah
serta urine (Lanywati, 2011).
Rokok mengandung zat nornikotin, yaitu salah satu zat yang
mudah menguap. Keberatan zat nornikotin dalam tubuh dapat
meningkatkan diabetes. Perokok berat yang dapat menghabiskan lebih dari
satu bungkus rokok perhari beresiko terkena diabetes tiga kali lebih besar
dibandingkan dengan orang yang tidak merokok (Santosa, 2014)
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
responden tidak bekerja sejumlah 101 orang (75,4%).
Menurut peneliti, seseorang yang tidak bekerja cenderung tidak
memiliki aktifitas atau kegiatan yang dapat mempengaruhi kadar gula
.
63
darah. Masalah utama dari pada DM tipe 2 adalah kurangnya respon
terhadap insulin (resistensi insulin) sehingga glukosa tidak dapat masuk ke
dalam sel. Saat otot berkontraksi memiliki sifat sama seperti insulin. Maka
dari itu saat beraktivitas resistensi insulin berkurang dan berguna sebagai
kendali gula darah serta penurunan berat badan pada pasien DM.
Aktifitas yang kurang dapat menyebabkan kurangnya
sensitivitas insulin oleh tubuh, dan efeknya dapat menyebabkan kadar
glukosa darah meningkat (Andri, 2009). Sebuah penelitian menunjukkan
bahwa peningkatan aktivitas fisik dapat mengurangi resiko diabetes.
Olahraga juga dapat untuk membakar lemak dalam tubuh sehingga dapat
mengurangi berat badan. Melakukan olahraga yang ringan sampai derajat
sedang membuat tubuh lebih bugar dan membantu pengendalian glukosa
darah. Olahraga juga untuk meningkatkan oksidasi glukosa (Sugiyarti,
2011).
5.2.3 Hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien
DM tipe 2
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 57 responden Self
awareness (kesadaran diri kurang sebagian besar kadar glukosa darah pada
pasien DM tipe 2 adalah tinggi sejumlah 80 responden (59,7%).
Dari hasil uji statistik chi square diperoleh angka signifikan atau nilai
probabilitas (0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau (
< ), maka data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan
antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2
di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang.
.
64
Menurut peneliti responden yang memiliki self awareness kurang
dapat mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah, Hal ini dikarenakan
Self awareness yang rendah tentang DM mengakibatkan manajemen diri
yang buruk dan berpengaruh pada hasil klinis. Self awareness pasien baru
dan lama berbeda karena pasien lama self awareness nya sudah pasti jauh
lebih baik dari yang pasien baru. Monitor gula darah merupakan salah satu
dari lima pilar penatalaksanaan DM apabila self awareness seseorang
rendah maka akan mengakibatkan juga pada hasil klinisnya. Kenaikan
kadar glukosa darah salah satunya juga disebabkan karena merokok. Dari
hasil jawaban kuesioner nomer 18 menyatakan bahwa 29 responden dari
134 masih merokok dengan durasi tidak sering seperti sebelum sakit.
Manajemen diri ini diawali oleh kesadaran diri, kesadaran diri (self-
awareness) merupakan proses memahami diri sendiri tentang
pikiran,perasaan, motivasi dan perilaku terhadap sesuatu (Bulecheck,
2004). Menurut PERKENI ada lima pilar penatalaksaan DM yaitu edukasi,
diet nutrisi, aktivitas fisik, obat-obatan dan monitor gula darah.
Komplikasi pada pasien dapat dicegah dengan cara mengendalikan kadar
glukosa darah. Kadar glukosa darah yang terkendali dapat dicapai dengan
penanganan DM yang tepat. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar
glukosa darah yaitu faktor genetik atau keturunan, virus dan bakteri,
terlalu banyak, mengkonsumsi karbohidrat atau gula, kurang tidur, malas
beraktifitas fisik, rokok, soda, dan minuman beralkohol, takut kulit hitam
karena matahari , stress. jumlah nutrisi. Hasil penelitian Foma (2013) yang
berjudul “Awareness of Diabetes Mellitus among Diabetic Patients in the
.
65
Gambia” menunjukkan bahwa self awareness pasien DM mengenai
Penanganan DM keseluruhan masih rendah. Penyebab self awareness
pasien DM yang rendah akan mengakibatkan pada kadar glukosa darah
yang tidak terkontrol.
.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disajikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
dalam penelitian yang berjudul ”hubungan antara Self awareness dengan kadar
glukosa darah pada pasien DM tipe 2” penelitian yang telah dilaksanakan pada
tanggal 15-20 April 2017.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa:
1. Self awareness di Poli Penyakit Dalam RSUD Jombang sebagian besar
adalah kurang .
2. Kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD
Jombang sebagian besar adalah tinggi.
3. Ada hubungan antara Self awareness dengan kadar glukosa darah pada
pasien DM tipe 2 di Poli penyakit Dalam RSUD Jombang.
6.2 Saran
1. Bagi perawat poli penyakit dalam RSUD Jombang.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan dapat
memberikan edukasi pelayanan keperawatan khususnya kepada pasien
DM tipe 2 yang mengalami kesadaran diri kurang.
2. Bagi Dosen dan Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk
mengembangkan strategi pembelajaran di institusi pendidikan dalam
rangka meningkatkan kesadaran diri pasien DM.
66
67
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk meneliti variabel
lain seperti hubungan self awareness dengan kejadian komplikasi pada
pasien DM yang lebih luas yang turut mempengaruhi kadar gula darah
pasien DM tipe2.
.
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (ADA) 2010. Situasi dan Analisis Diabetes.
Kemenkes RI.
Arikunto, Suharsimi., 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar Saifuddin, 2011. Sikap Manusia teori dan pengukurannya .Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Budihardjo, 2011. Manfaat Mempertinggi Self awareness.
http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.
Desai Rujul, Parul Vadgama & Dhruv Parth., (2012) Effect of awareness of diabetes on clinical outcomes of diabetes. National journal of medical research, Gujarat
Dinas Kesehatan Kab Jombang, 2014. Data DM di Jombang. Dinkes Jombang.
Goleman, 2010. Kecakapan Dalam Self awareness.
http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.
Hidayat, Alimul. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Rineka Cipta.
Lanywati. 2011. Diabetes mellitus penyakit kencing manis. Yogyakarta. Kanisius. Manis, Sakit Gula. http://eprints.ums.ac.id/22446/14. Diakses 23/02/2017
Maulana, M. 2008. Mengenal Diabetes Mellitus. Yogyakarta : Kata Hati.
Ni Putu Wulan Purnama Sari,. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Sensosris, Kesadaran Diri, Tindakan Perawatan Diri Dan Kualitas Hidup. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Padila, 2012. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika
Perkeni. 2015. Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia. 2015. Jakarta. PT. Perkeni
Potter. 2010. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Rahayu 2015. Faktor yang mempengaruhi self awareness.
http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.
RSUD Jombang, 2015. Data DM di RSUD Jombang.
Santosa. 2014. Sembuh Total Diabetes dan Hipertensi dengan Ramuan Herbal.
Jakarta : Pinang Merah.
Sastrowardoyo, 2011. Tahapan-Tahapan Self awareness.
http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.
Sri Yanti, (2009) Analisis Hubungan Kesadaran Diri Pasien Dengan Kejadian Komplikasi Diabetes Mellitus. Tesis, Universitas Indonesia.
Steven, 2010. Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses.
http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.
Sutedjo. 2010. Strategi Penderita Diabetes Mellitus Berusia Panjang. Yogyakarta
: Kanisius.
Yanti, 2009. Strategi peningkatan self awareness.
http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.
Zakiyah, 2010. Langkah-Langkah Mempertinggi Kesadaran-Diri.
http://eprints.walisongo.ac.id/.pdf. Diakses 22/02/2017.
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
Bulan
No Jadwal Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pembuatan judul
2 Konsultasi judul
3 Studi kepustakaan
4 Penyusunan proposal
5 Bimbingan proposal
6 Ujian Proposal
7 Revisi proposal
8 Pengolahan data
9 Penyusunan skripsi
10 Ujian skripsi
11 Revisi
.
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada :
Yth. Calon Responden Penelitian
Yang bertandatangan dibawah ini,
Nama : Rizki Uswatun Kasana
NIM : 13.321.0044
Adalah mahasiswa S1 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES „Insan
Cendekia Medika Jombang, yang akan melakukan penelitian yang berjudul
“Hubungan antara SELF AWARENESS dengan kadar glukosa darah pada pasien DM
tipe 2” .
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan anda untuk
menjadi responden dalam penelitian ini. Kerahasiaan semua informasi akan dijaga
dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Saya berharap anda
menjawab dengan jawaban yang jujur tanpa menutupi hal yang sebenarnya.
Demikian surat permohonan ini saya buat, atas kesediaan dan bantuan
serta kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.
Jombang, …….
Hormat saya
Rizki Uswatun Kasana
.
Lampiran 3
PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
Dengan surat ini saya menyatakan bahwa, saya bersedia/tidak bersedia*
untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul “Apakah ada hubungan
antara SELF AWARENESS dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Poli
Penyakit Dalam RSUD Jombang” yang akan dilaksanakan oleh saudari Rizki
Uswatun Kasana.
Saya telah mengetahui maksud dan tujuan dari penelitian ini sesuai dengan
penjelasan dari peneliti yang sudah disampaikan kepada saya.
Demikian secara sadar dan sukarela serta tidak ada unsur paksaan dari
siapapun dalam saya membuat surat pernyataan ini.
Jombang , ……April 2017
Responden
( )
*Coret yang tidak perlu
.
Lampiran 4
KISI-KISI KUESIONER
Variabel Parameter Pernyataan soal Jumlah
Mengenali emosi 1,2,3,4,5,6,7,8 8
Self
Pengakuan diri yang akurat 9,10,11,12,13,14 6
awreness
Kepercayaan diri 15,16,17,18,19,20 6
.
LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN ANTARA SELF AWARENESS DENGAN KADAR GLUKOSA
DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2.
Petunjuk Pengisian
Bacalah pertanyaan dengan seksama kemudian berilah tanda centang (√) pada
jawaban yang anda anggap benar!
Tanggal : .............................................
Kode Responden :
A. Data Umum
1 Umur
1) 30-45 tahun
2) 46-60 tahun
3) ≥ 61 tahun
2 Jenis kelamin
1) Perempuan
2) Laki-Laki
3 Pendidikan
1) Pendidikan Dasar (SD, SMP)
2) Pendidikan Menengah (SMA)
3) Pendidikan Tinggi (PT)
4 Pekerjaan
1) Bekerja
2) Tidak bekerja
5 Komplikasi DM
1) Dengan Komplikasi
2) Tanpa Komplikasi
6 Regulasi Gula Darah
1) ≤ 200
2) ≥200
.
B. Data Khusus
Pilih salah satu jawaban yang anda anggap sesuai dengan diri anda dan
berilah tanda centang (√)
Selalu = (S)
Sering = (SR)
Kadang-kadang = (KK)
Tidak pernah = (TP)
No Penyataan S SR KK TP
1 Saya menyadari bahwa saya menderita penyakit kronis.
2 Saya merasa sedih dengan penyakit yang saya derita saat ini.
3 Dalam keadaan tegang setelah mengetahui gula darah naik saya
memperbaiki pola maka.
4 Saya melepaskan rasa cemas yang mengganggu ketika akan
melakukan kontrol.
5 Saya tidak membiarkan perasaan terfokus pada penyakit dan
mengganggu aktivitas.
6 Saya akan menjauhi perasaan-perasaan yang membuat saya
cemas tentang penyakit saya.
7 Saya berusaha agar kadar gula darah saya normal.
8 Saya ingin mengontrol gula darah tetap stabil meskipun itu sulit.
9 Walaupun saya dalam keadaan sakit saya berusaha untuk
semangat menjalani hidup
10 Saya seharusnya mengontrol BB
11 Saya berusaha untuk hidup lebih baik.
12 Saya berusaha menerima penyakit ini
13 Saya berusaha untuk santai dan mengalihkan perhatian saya
sesaat dari masalah yang membuat saya tegang.
14 Saya tetap percaya diri dengan penyakit yang saya alami
sekarang
15 Saat saya menghadapi penyakit ini saya optimis untuk dapat
mengontrol gula darah.
.
No Penyataan S SR KK TP
16 Saya menerapkan pola makan yang sehat
17 Saya menggunakan gula khusus dirumah
18 Saya seharusnya tidak merokok
19 Saya seharusnya melakukan kontrol rutin ke dokter mata.
20 Rajin melakukan kontrol akan mengurangi kejadian komplikasi
akibat kegagalan dalam mengendalikan gula darah
.
Lampiran 5
.
Lampiran 6
.
Lampiran 7
.
Lampiran 8
.
Lampiran 9
Reliability Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0
Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.974 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation if Item Deleted
P1 65.6000 178.489 .737 .973
P2 65.6000 179.156 .702 .973
P3 65.3000 172.456 .795 .973
P4 65.3000 175.344 .784 .973
P5 65.2000 170.400 .876 .972
P6 65.0000 178.667 .801 .973
P7 65.3000 170.233 .889 .972
P8 65.1000 178.989 .753 .973
P9 65.3000 172.233 .804 .973
P10 65.4000 176.489 .750 .973
P11 65.2000 170.400 .876 .972
P12 65.2000 180.178 .679 .974
P13 65.2000 171.067 .848 .972
P14 65.3000 175.344 .784 .973
P15 65.2000 170.400 .876 .972
P16 65.4000 176.489 .750 .973
P17 65.3000 169.344 .926 .971
P18 65.1000 178.989 .753 .973
P19 65.3000 175.344 .784 .973
P20 65.0000 178.667 .801 .973
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
68.7000 193.567 13.91282 20
.
CORRELATIONS
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Y
P1 Pearson 1 .796**
.405 .821**
.542 .513 .561 .517 .405 .860**
.542 .532 .387 .821**
.542 .860**
.717* .517 .821
** .513 .761
*
Correlation
Sig. (2-tailed) .006 .245 .004 .105 .129 .091 .126 .245 .001 .105 .113 .269 .004 .105 .001 .020 .126 .004 .129 .011
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P2 Pearson .796**
1 .249 .821**
.387 .513 .561 .517 .405 .860**
.387 .532 .542 .821**
.387 .860**
.717* .517 .821
** .513 .728
*
Correlation
Sig. (2-tailed) .006 .487 .004 .269 .129 .091 .126 .245 .001 .269 .113 .105 .004 .269 .001 .020 .126 .004 .129 .017
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P3 Pearson .405 .249 1 .464 .947**
.716* .881
** .592 .881
** .391 .947
** .488 .828
** .464 .947
** .391 .762
* .592 .464 .716
* .820
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .245 .487 .177 .000 .020 .001 .071 .001 .264 .000 .153 .003 .177 .000 .264 .010 .071 .177 .020 .004
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P4 Pearson .821**
.821**
.464 1 .542 .429 .736* .490 .464 .928
** .542 .373 .542 1.000
** .542 .928
** .736
* .490 1.000
** .429 .807
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .004 .177 .105 .215 .015 .151 .177 .000 .105 .289 .105 .000 .105 .000 .015 .151 .000 .215 .005
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P5 Pearson .542 .387 .947**
.542 1 .762* .828
** .654
* .947
** .486 1.000
** .566 .882
** .542 1.000
** .486 .828
** .654
* .542 .762
* .892
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .105 .269 .000 .105 .010 .003 .040 .000 .154 .000 .088 .001 .105 .000 .154 .003 .040 .105 .010 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P6 Pearson .513 .513 .716* .429 .762
* 1 .716
* .895
** .716
* .380 .762
* .815
** .762
* .429 .762
* .380 .716
* .895
** .429 1.000
** .818
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .129 .129 .020 .215 .010 .020 .000 .020 .279 .010 .004 .010 .215 .010 .279 .020 .000 .215 .000 .004
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P7 Pearson .561 .561 .881**
.736* .828
** .716
* 1 .592 .762
* .671
* .828
** .488 .828
** .736
* .828
** .671
* .881
** .592 .736
* .716
* .903
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .091 .091 .001 .015 .003 .020 .071 .010 .034 .003 .153 .003 .015 .003 .034 .001 .071 .015 .020 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
.
P8 Pearson
.517 .517 .592 .490 .654* .895
** .592 1 .592 .425 .654
* .899
** .654
* .490 .654
* .425 .592 1.000
** .490 .895
** .774
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .126 .126 .071 .151 .040 .000 .071 .071 .221 .040 .000 .040 .151 .040 .221 .071 .000 .151 .000 .009
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P9 Pearson .405 .405 .881**
.464 .947**
.716* .762
* .592 1 .391 .947
** .488 .947
** .464 .947
** .391 .762
* .592 .464 .716
* .828
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .245 .245 .001 .177 .000 .020 .010 .071 .264 .000 .153 .000 .177 .000 .264 .010 .071 .177 .020 .003
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P10 Pearson .860**
.860**
.391 .928**
.486 .380 .671* .425 .391 1 .486 .477 .486 .928
** .486 1.000
** .810
** .425 .928
** .380 .775
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .001 .264 .000 .154 .279 .034 .221 .264 .154 .163 .154 .000 .154 .000 .004 .221 .000 .279 .008
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P11 Pearson .542 .387 .947**
.542 1.000**
.762* .828
** .654
* .947
** .486 1 .566 .882
** .542 1.000
** .486 .828
** .654
* .542 .762
* .892
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .105 .269 .000 .105 .000 .010 .003 .040 .000 .154 .088 .001 .105 .000 .154 .003 .040 .105 .010 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P12 Pearson .532 .532 .488 .373 .566 .815**
.488 .899**
.488 .477 .566 1 .566 .373 .566 .477 .651* .899
** .373 .815
** .706
*
Correlation
Sig. (2-tailed) .113 .113 .153 .289 .088 .004 .153 .000 .153 .163 .088 .088 .289 .088 .163 .042 .000 .289 .004 .023
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P13 Pearson .387 .542 .828**
.542 .882**
.762* .828
** .654
* .947
** .486 .882
** .566 1 .542 .882
** .486 .828
** .654
* .542 .762
* .867
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .269 .105 .003 .105 .001 .010 .003 .040 .000 .154 .001 .088 .105 .001 .154 .003 .040 .105 .010 .001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P14 Pearson .821**
.821**
.464 1.000**
.542 .429 .736* .490 .464 .928
** .542 .373 .542 1 .542 .928
** .736
* .490 1.000
** .429 .807
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .004 .177 .000 .105 .215 .015 .151 .177 .000 .105 .289 .105 .105 .000 .015 .151 .000 .215 .005
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P15 Pearson .542 .387 .947**
.542 1.000**
.762* .828
** .654
* .947
** .486 1.000
** .566 .882
** .542 1 .486 .828
** .654
* .542 .762
* .892
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .105 .269 .000 .105 .000 .010 .003 .040 .000 .154 .000 .088 .001 .105 .154 .003 .040 .105 .010 .001
.
N
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
P16 Pearson .860**
.860**
.391 .928**
.486 .380 .671* .425 .391 1.000
** .486 .477 .486 .928
** .486 1 .810
** .425 .928
** .380 .775
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .001 .264 .000 .154 .279 .034 .221 .264 .000 .154 .163 .154 .000 .154 .004 .221 .000 .279 .008
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P17 Pearson .717* .717
* .762
* .736
* .828
** .716
* .881
** .592 .762
* .810
** .828
** .651
* .828
** .736
* .828
** .810
** 1 .592 .736
* .716
* .936
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .020 .020 .010 .015 .003 .020 .001 .071 .010 .004 .003 .042 .003 .015 .003 .004 .071 .015 .020 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P18 Pearson .517 .517 .592 .490 .654* .895
** .592 1.000
** .592 .425 .654
* .899
** .654
* .490 .654
* .425 .592 1 .490 .895
** .774
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .126 .126 .071 .151 .040 .000 .071 .000 .071 .221 .040 .000 .040 .151 .040 .221 .071 .151 .000 .009
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P19 Pearson .821**
.821**
.464 1.000**
.542 .429 .736* .490 .464 .928
** .542 .373 .542 1.000
** .542 .928
** .736
* .490 1 .429 .807
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .004 .177 .000 .105 .215 .015 .151 .177 .000 .105 .289 .105 .000 .105 .000 .015 .151 .215 .005
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
P20 Pearson .513 .513 .716* .429 .762
* 1.000
** .716
* .895
** .716
* .380 .762
* .815
** .762
* .429 .762
* .380 .716
* .895
** .429 1 .818
**
Correlation
Sig. (2-tailed) .129 .129 .020 .215 .010 .000 .020 .000 .020 .279 .010 .004 .010 .215 .010 .279 .020 .000 .215 .004
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Y Pearson .761* .728
* .820
** .807
** .892
** .818
** .903
** .774
** .828
** .775
** .892
** .706
* .867
** .807
** .892
** .775
** .936
** .774
** .807
** .818
** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .011 .017 .004 .005 .001 .004 .000 .009 .003 .008 .001 .023 .001 .005 .001 .008 .000 .009 .005 .004
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2- tailed).
.
Lampiran 10
Data umum
kode R UMUR JK PEND PEKERJAAN KOMPLIKASI
R1 U3 J1 T1 P2 K1
R2 U2 J1 T1 P2 K2
R3 U3 J1 T2 P2 K1
R4 U3 J1 T1 P2 K1
R5 U2 J2 T1 P1 K2
R6 U2 J2 T4 P1 K1
R7 U3 J2 T3 P1 K1
R8 U3 J1 T1 P2 K1
R9 U3 J1 T1 P2 K1
R10 U3 J1 T1 P1 K2
R11 U3 J1 T3 P2 K1
R12 U2 J1 T1 P2 K1
R13 U3 J2 T1 P2 K2
R14 U1 J1 T1 P2 K1
R15 U3 J1 T1 P2 K2
R16 U2 J1 T1 P2 K1
R17 U2 J1 T3 P1 K1
R18 U2 J1 T1 P2 K2
R19 U1 J1 T3 P1 K1
R20 U2 J1 T3 P2 K2
R21 U1 J1 T3 P1 K2
R22 U2 J1 T3 P1 K1
R23 U3 J1 T1 P2 K1
R24 U2 J2 T3 P1 K2
R25 U2 J1 T1 P2 K1
R26 U1 J2 T3 P1 K2
R27 U1 J1 T3 P1 K2
R28 U2 J2 T1 P1 K1
R29 U3 J1 T1 P2 K1
R30 U3 J1 T1 P2 K1
R31 U3 J1 T1 P2 K1
R32 U2 J1 T1 P2 K1
R33 U3 J2 T1 P2 K1
R34 U3 J1 T1 P2 K1
R35 U3 J1 T2 P2 K2
R36 U3 J1 T2 P2 K1
R37 U3 J2 T2 P2 K1
R38 U2 J1 T2 P2 K1
R39 U3 J1 T2 P2 K1
R40 U2 J1 T2 P2 K1
.
R41 U2 J1 T2 P2 K1
R42 U2 J1 T2 P1 K1
R43 U2 J1 T1 P1 K1
R44 U3 J2 T3 P2 K1
R45 U3 J1 T3 P2 K1
R46 U1 J1 T1 P2 K1
R47 U1 J1 T3 P1 K2
R48 U1 J1 T1 P2 K1
R49 U2 J2 T1 P1 K2
R50 U3 J2 T1 P2 K2
R51 U2 J2 T3 P1 K1
R52 U3 J1 T3 P1 K2
R53 U3 J1 T1 P2 K2
R54 U2 J2 T3 P1 K1
R55 U2 J2 T1 P1 K1
R56 U3 J2 T3 P1 K2
R57 U3 J2 T1 P1 K2
R58 U3 J1 T1 P2 K2
R59 U2 J1 T1 P2 K1
R60 U2 J1 T1 P2 K2
R61 U2 J1 T1 P2 K1
R62 U3 J1 T1 P2 K1
R63 U3 J2 T3 P1 K2
R64 U3 J1 T3 P2 K1
R65 U2 J1 T1 P2 K1
R66 U1 J2 T3 P1 K2
R67 U3 J1 T3 P2 K2
R68 U3 J1 T1 P2 K1
R69 U2 J2 T1 P1 K2
R70 U1 J1 T1 P1 K2
R71 U3 J2 T1 P2 K2
R72 U3 J1 T1 P2 K2
R73 U3 J2 T1 P2 K2
R74 U3 J2 T1 P2 K1
R75 U3 J1 T1 P2 K1
R76 U3 J1 T1 P2 K1
R77 U2 J1 T1 P2 K1
R78 U3 J2 T1 P2 K1
R79 U3 J2 T3 P2 K1
R80 U3 J1 T1 P2 K1
R81 U3 J1 T1 P2 K1
R82 U3 J1 T1 P2 K1
R83 U2 J1 T1 P2 K2
.
R84 U2 J1 T1 P2 K2
R85 U3 J1 T2 P2 K2
R86 U2 J1 T2 P2 K2
R87 U2 J2 T2 P2 K2
R88 U3 J1 T2 P2 K2
R89 U3 J2 T2 P2 K1
R90 U3 J1 T2 P2 K1
R91 U2 J2 T2 P1 K2
R92 U3 J2 T2 P2 K2
R93 U2 J1 T2 P2 K1
R94 U3 J1 T2 P2 K1
R95 U2 J2 T1 P1 K2
R96 U2 J1 T1 P1 K1
R97 U2 J1 T1 P1 K2
R98 U2 J1 T1 P2 K2
R99 U3 J1 T1 P2 K2
R100 U3 J1 T1 P2 K1
R101 U2 J1 T1 P2 K1
R102 U2 J1 T1 P2 K1
R103 U2 J1 T1 P2 K2
R104 U3 J1 T1 P2 K2
R105 U2 J1 T1 P2 K2
R016 U2 J1 T1 P2 K2
R107 U2 J1 T2 P2 K2
R108 U3 J1 T2 P2 K2
R109 U2 J1 T2 P2 K2
R110 U3 J2 T2 P2 K2
R111 U2 J1 T2 P2 K1
R112 U2 J2 T2 P2 K1
R113 U2 J1 T2 P2 K1
R114 U3 J2 T2 P2 K2
R115 U2 J1 T2 P2 K2
R116 U3 J1 T2 P2 K2
R117 U2 J1 T2 P2 K2
R118 U3 J1 T2 P2 K1
R119 U2 J1 T2 P2 K1
R120 U2 J2 T1 P2 K1
R121 U2 J2 T1 P1 K1
R122 U3 J1 T2 P1 K1
R123 U3 J1 T2 P1 K1
R124 U3 J2 T2 P2 K1
R125 U2 J1 T2 P2 K1
R126 U2 J2 T1 P2 K1
.
R127 U2 J2 T1 P2 K1
R128 U2 J1 T1 P2 K2
R129 U3 J1 T1 P2 K2
R130 U2 J2 T1 P2 K2
R131 U2 J1 T1 P2 K1
R132 U2 J1 T1 P2 K1
R133 U3 J2 T1 P2 K1
R134 U3 J2 T1 P2 K1
.
Lampiran 11
TABULASI KESADARAN DIRI
.
.
.
.
TABULASI GDA
kode R GDA kode
R1 210 1
R2 243 1
R3 217 1
R4 198 2
R5 250 1
R6 199 2
R7 187 2
R8 192 2
R9 311 2
R10 250 1
R11 105 2
R12 195 2
R13 260 1
R14 198 2
R15 173 2
R16 222 1
R17 500 1
R18 270 1
R19 333 1
R20 260 1
R21 312 1
R22 300 1
R23 284 1
R24 135 2
R25 382 1
R26 350 1
R27 127 2
R28 223 1
R29 259 1
R30 122 2
R31 233 1
R32 269 1
R33 242 1
R34 315 1
R35 182 2
R36 275 1
R37 268 2
R38 255 1
R39 260 1
R40 250 2
R41 198 2
R42 255 1
R43 188 1
R44 315 1
.
R45 225 2
R46 259 1
R47 269 1
R48 443 1
R49 167 2
R50 150 2
R51 205 1
R52 301 1
R53 163 2
R54 258 1
R55 291 1
R56 259 1
R57 204 1
R58 197 2
R59 221 1
R60 136 2
R61 425 1
R62 293 1
R63 125 2
R64 315 1
R65 315 1
R66 250 1
R67 134 2
R68 293 1
R69 197 2
R70 221 2
R71 237 1
R72 128 2
R73 178 2
R74 300 1
R75 350 1
R76 250 1
R77 250 1
R78 315 2
R79 190 2
R80 220 1
R81 263 1
R82 243 1
R83 213 1
R84 350 1
R85 230 1
R86 289 1
R87 182 2
R88 254 1
R89 272 1
R90 360 1
R91 244 1
.
R92 118 2
R93 215 1
R94 375 1
R95 240 1
R96 265 1
R97 243 1
R98 117 2
R99 135 2
R100 335 2
R101 325 1
R102 499 1
R103 125 2
R104 200 1
R105 359 1
R016 247 1
R107 172 2
R108 327 1
R109 192 2
R110 207 1
R111 184 1
R112 197 2
R113 149 2
R114 151 2
R115 173 2
R116 214 1
R117 111 2
R118 292 1
R119 250 1
R120 315 1
R121 280 1
R122 215 1
R123 340 1
R124 215 1
R125 213 1
R126 210 1
R127 285 1
R128 138 2
R129 219 1
R130 57 2
R131 222 1
R132 256 1
R133 315 1
R134 320 1
GDA
Normal = 2
Tinggi = 1
.
Lampiran 12
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Self awareness * kadar gula 134 100.0% 0 .0% 134
100.0%
darah
Self awareness * kadar gula darah Crosstabulation
kadar gula darah
tinggi normal Total
Self awareness kesadaran diri kurang Count 80 8 88
% of Total 59.7% 6.0% 65.7%
kesadaran diri baik Count 9 37 46
% of Total 6.7% 27.6% 34.3%
Total Count 89 45 134
% of Total 66.4% 33.6% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square 68.938a 1 .000
Continuity Correctionb 65.776 1 .000
Likelihood Ratio
71.951 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association
68.423 1 .000
N of Valid Casesb 134
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.45.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .583 .000
N of Valid Cases 134
Frequencies
Self awareness
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid kesadaran diri kurang 88 65.7 65.7 65.7
kesadaran diri baik 46 34.3 34.3 100.0
.
Self awareness
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid kesadaran diri kurang 88 65.7 65.7 65.7
kesadaran diri baik 46 34.3 34.3 100.0
Total 134 100.0 100.0
kadar gula darah
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tinggi 89 66.4 66.4 66.4
normal 45 33.6 33.6 100.0
Total 134 100.0 100.0
umur
Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 30-45 tahun 10 7.5 7.5 7.5
46-60 tahun 60 44.8 44.8 52.2
> 61 tahun 64 47.8 47.8 100.0
Total 134 100.0 100.0
jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Perempuan 93 69.4 69.4 69.4
laki-laki 41 30.6 30.6 100.0
Total 134 100.0 100.0
pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
ValidSD 75 56.0 56.0 56.0
SMP 36 26.9 26.9 82.8
SMA 22 16.4 16.4 99.3
PT 1 .7 .7 100.0
Total 134 100.0 100.0
pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid bekerja 33 24.6 24.6 24.6
tidak bekerja 101 75.4 75.4 100.0
Total 134 100.0 100.0
komplikasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
.
Valid dengan komplikasi 78 58.2 58.2 58.2
tanpa komplikasi 56 41.8 41.8 100.0
Total 134 100.0 100.0
.
Lampiran 13
.
.
.
Lampiran 14
.