strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar sains di … · 2019. 10. 26. · memberikan gambaran...
TRANSCRIPT
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
168 | P a g e
Artikel Penelitian
Strategi Guru Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Sains Di Sekolah Dasar
Andi Suhandi
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi,
Jambi, Indonesia
Article Information Reviewed :
July 14, 17
Revised :
Oct 11, 17
Available Online :
Des 08, 17
ABSTRACT
The purpose of this study was to describe the teacher's strategy in
growing interest in learning science in grade IV SDN 28 / I Malapari,
Muara Bulian District. This research method is a qualitative approach,
using data collection techniques of observation, interviews and
documentation, while data analysis techniques include data reduction,
data presentation, and conclusion drawing. The validity test of the data
uses triangulation techniques. Based on the results of research on
teacher strategies in fostering interest in learning science fourth grade
students of SDN 28 / I Malapari, Muara Bulian Subdistrict is to provoke
memory and readiness of students, inviting students to observe the
object of learning, record observations and discuss student notes. Allow
time for students to ask questions and give other students the
opportunity to answer the question. Using real learning media in intact
form tailored to the topic of discussion, interacting and giving attention
to students in learning. Use time effectively since opening lessons,
starting and supervising learning, to ending learning.
Key Word
teacher strategy,
interest in learning
science
Corespondence
e-mail :
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan di sekolah, minat memegang peranan penting dalam belajar.
Karena minat merupakan suatu kekuatan motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan
perhatian terhadap seseorang, suatu benda atau kegiatan tertentu. Dengan demikian, minat
merupakan unsur yang menggerakkan motivasi seseorang sehingga orang tersebut dapat
berkonsentrasi terhadap suatu benda atau kegiatan tertentu. Dengan adanya unsur minat belajar
pada diri siswa, maka siswa akan memusatkan perhatiannya pada kegiatan belajar tersebut.
Minat merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar siswa.
Kenyataan ini juga diperkuat oleh pendapat Sardiman (2012:95) yang menyatakan bahwa proses
belajar itu akan berjalaan lancar kalau disertai dengan minat. Begitu juga menurut William James
dalam Usman (2008:27), bahwa minat belajar merupakan faktor utama yang menentukan derajat
keaktifan belajar siswa. Jadi, dapat ditegaskan bahwa faktor minat ini merupakan faktor yang
berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan belajar.
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
169 | P a g e
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya
pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran
yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik.
Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan
siswa untuk menghapal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk
menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini juga menimpa pada
pembelajaran sains, yang memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran sains di
sekolah dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional. Para guru belum
sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta
belum menggunakan berbagai strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi
pelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara
Bulian pada saat penulis melakukan grand tour, para guru menyatakan bahwa rata-rata siswa
pada awalnya di tiap tingkatan kelas kurang menaruh perhatian pada pelajaran sains dan lebih
berminat pada pelajaran sosial. Pada saat berlangungnya pembelajaran sains banyak siswa yang
diam dan tidak aktif, serta sulit diajak berinteraksi. Dalam menyikapi hal ini para guru kerap
melakukan diskusi baik antar guru maupun dengan kepala sekolah. Sebagai hasilnya adalah para
guru sepakat menerapkan strategi dalam menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran sains,
dan pada akhirnya saat ini dapat terlihat bahwa terjadi perubahan pada diri siswa saat
berlangsungnya pembelajaran sains dimana siswa menjadi lebih aktif dan interaksi antara guru
dengan siswa dalam pembelajaran sains lebih terasa. Penulis beranggapan bahwa strategi guru
berhasil membuat perubahan pada diri siswa menjadi tertarik dalam mata pelajaran sains perlu
diteliti lebih lanjut.
Berdasarkan hal-hal yang telah di uraikan, penulis tertarik untuk mencoba melakukan
penelitian dengan judul “Srategi Guru Dalam Menumbuhkan Minat Belajar Sains di SDN 28/I
Malapari Kecamatan Muara Bulian”.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
170 | P a g e
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu
penelitian yang dilakukan pada obyek alamiah. Obyek alamiah adalah obyek yang berkembang
apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi
dinamika pada obyek tersebut. Teknik pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan
berbagai teknik pengumpulan data secara gabungan atau simultan. Analisis data yang dilakukan
bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan.
Metode penelitian pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang
pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Dalam penelitian ini mencari data
tentang strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar sains di SDN 28/I Malapari Kecamatan
Muara Bulian.
Jenis Data dan Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya tanpa ada perantara. Data
primer yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah dari observasi dan wawancara
mengenai strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar sains di SDN 28/I Malapari
Kecamatan Muara Bulian.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung atau bersumber dari tangan
kedua. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang terkait dengan penelitian dan diambil
dari dokumentasi SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian.
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sebagai sumber data dalam
penelitian ini adalah guru kelas IV SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian.
merupakan wilayah generalisasi yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
171 | P a g e
Tujuan diadakannya subjek penelitian ialah agar dapat menentukan besarnya anggota wakil
subjek penelitian. Dalam penelitian ini sebagai wakil subjek penelitian yang ditentukan oleh
peneliti adalah sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh subjek penelitian yaitu guru kelas
IV SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian.
Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam kegiatan penelitian disebut instrument penelitian. Dalam
penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri atau
human instrument. Berfungsi menetapkan fokus penelitian atau rumusan masalah, memilih
informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas hasil penelitian.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010:308). Pengumpulan data
dapat dilakukan dalam berbagai seting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Dalam penelitian ini
menggunakan 3 (tiga) teknik pengumpulan data :
Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan dan pencatatan yang
dilakukan secara teliti dan sistematis atas fenomena yang sedang berlangsung. Pada teknik ini,
optimalisasi peran dan kemampuan peneliti untuk melihat objek penelitian menempati posisi
sentral dalam menangkap arti fenomena lapangan. Dalam penelitian ini menggunakan observasi
terus terang dan tersamar, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang
kepada sumber data, bahwa sedang melakukan penelitian. Jadi nara sumber yang diteliti
mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti
juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data
yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.
Kegiatan pengamatan dilakukan selama peneliti melakukan penelitian di SDN 28/I
Malapari Kecamatan Muara Bulian. Kegiatan pengamatan dilakukan terhadap guru kelas IV saat
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
172 | P a g e
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pengamatan dalam kegiatan pembelajaran sains meliputi
kegiatan guru dalam mengawali pengajaran, mendorong dan melibatkan siswa, mengajukan
pertanyaan, penggunaan media pembelajaran, menanggapi siswa, menggunakan waktu, dan
mengakhiri pelajaran. Guna memperoleh hasil maksimal dalam penelitian, maka peneliti juga
melakukan observasi minat belajar siswa dalam sains meliputi rasa ingin tahu, keaktifan,
kreatifitas, objektif terhadap fakta, dan kejujuran siswa.
Dalam penelitian, agar lebih memudahkan peneliti dalam melakukan kegiatan pencatatan
atas hasil pengamatan, maka peneliti menyiapkan pedoman observasi sebagaimana berikut:
Tabel 1 Pedoman Observasi
No Uraian Deskripsi Hasil Temuan
1.
2.
Strategi Guru
Minat Belajar Sains Siswa
............................................
............................................
Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila penelitian dilakukan
dengan melaksanakan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari nara sumber yang lebih mendalam.
Dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang nara sumber
dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa
ditemukan melalui observasi. Dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur sebagai
teknik pengumpulan data. Wawancara terstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang akan digunakan berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
Secara garis besar wawancara akan dilakukan terhadap guru kelas IV SDN 28/I Malapari
Kecamatan Muara Bulian sebagai narasumber adalah tentang strategi guru dalam menumbuhkan
minat belajar sains di SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian serta hambatan yang dialami
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
173 | P a g e
dan upaya dalam mengatasi hambatan tersebut. Pedoman wawancara peneliti dengan guru kelas
IV SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 2. Pedoman Wawancara
No
Daftar Pertanyaan
Jawaban
Guru
1 Bagaimana strategi yang guru terapkan dalam menumbuhkan
minat belajar sains siswa kelas IV SDN 28/I Malapari
Kecamatan Muara Bulian?
2 Bagaimana guru mengetahui terjadinya pertumbuhan minat
belajar sains siswa kelas IV SDN 28/I Malapari Kecamatan
Muara Bulian?
Dokumentasi
Dokumentasi adalah untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, natulen, rapat, agenda dan sebagainya.
Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data sekunder yang telah tercatat baik
dalam buku induk maupun lembaran lainnya. Dokumentasi penulis gunakan untuk memperoleh
semua data yang berhubungan dengan penelitian strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar
sains di SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian.
Dalam penelitian ini peneliti juga akan menyediakan dokumentasi hasil penelitian berupa
foto-foto saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di kelas, serta wawancara dengan guru
kelas IV SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian. Hal ini peneliti lakukan untuk
meningkatkan derajat keabsahan penelitian.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam priode tertentu. Pada saat wawancara,
peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang di wawancarai. Bila jawaban yang di
analisis terasa belum menyenangkan, maka peneliti melanjutkan dengan pertanyaan lagi.
Analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga data jenuh. Ukuran kejenuhan data ditandai dengan tidak diperolehnya
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
174 | P a g e
lagi data atau informasi baru. Aktivitas analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis data
lapangan model Miles and Hubeman yang meliputi reduksi data (data reduction), penyajian data
(data display) serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/ verification).
Tahap Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, dicari tema dan rencananya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan. Peneliti memfokuskan terhadap
strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar sains siswa kelas IV SDN 28/I Malapari
Kecamatan Muara Bulian.
Tahap Penyajian Data/ Analisis Data Setelah Pengumpulan Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data (data display).
Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian singkat, dengan teks yang
bersifat naratif. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Mengumpulkan dan menyusun data hasil reduksi menjadi data yang relevan dan berurutan
sehingga menghasilkan informasi yang dapat disimpulkan.
b. Setelah data yang relevan dan berurutan tersusun, kemudian dilakukan analisis secara
mendalam untuk menemukan hubungan interaktif diantara data tersebut.
c. Langkah terakhir dalam tahap ini adalah menyajikan data yang telah terkumpul dan
dianalisis kedalam pola atau format sistematis yang mudah untuk dibaca dan dipahami baik
oleh peneliti maupun orang lain.
Tahap Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Langkah selanjutnya adalah tahap penemuan dan penarikan kesimpulan berdasarkan
temuan dan melakukan verifikasi data. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan bukti-bukti kuat
yang mendukung tahap pengumpulan data berikutnya. Proses untuk mendapatkan bukti-bukti
inilah yang disebut sebagai verifikasi data. Apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal didukung oleh bukti-bukti yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
175 | P a g e
saat peneliti kembali ke lapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan yang
kredibel.
Uji Keabsahan Data
Sebagai teknik pengujian keabsahan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik
triangulasi. Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu
yang lain diluar dari data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap
data itu (Sugiyono, 2010:345).
Berdasarkan tekhnik triangulasi tersebut diatas, maka dimaksud untuk mengecek
kebenaran data keabsaahan data-data yang diperoleh dilapangan tentang strategi pembelajaran
guru dalam menumbuhkan minat belajar sains di SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian
yang bersumber dari observasi, wawancara maupun dokumentasi, sehingga dapat dipertanggung
jawabkan seluruh data yang diperoleh dilapangan dalam penelitian tersebut.
Jenis triangulasi yang dipergunakan dalam penelitian strategi pembelajaran guru dalam
menumbuhkan minat belajar sains di SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian adalah
triangulasi dengan sumber. Moleong (2007:330) mengungkapkan bahwa, triangulasi dengan
sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal ini dapat dicapai dengan membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan dengan apa yang
dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakan pribadi, apa yang dikatakan orang
dengan situasi penelitian dengan apa yang dikatakan orang sepanjang waktu, membandingkan
keadaan dan perspektif dengan keadaan lain.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Hasil observasi strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar sains di SDN 28/I
Malapari Kecamatan Muara Bulian pada saat mengawali pelajaran sains adalah guru bertanya
pada siswa tentang pelajaran selanjutnya dan siswa serempak menjawab pertanyaan guru. Guru
melanjutkan pertanyaan, tentang topik pelajaran sains yang akan di pelajari hari itu dan siswa
kembali secara serempak menjawab pertanyaan guru. Guru mengapresiasi kekompakan dan
semangat siswa, kemudian guru bertanya kepada siswa tentang kesiapan siswa memulai
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
176 | P a g e
pelajaran sains dan siswa menanggapi pertanyaan guru. Interaksi antara guru dengan siswa
sebelum dimulainya pembelajaran sains menyegarkan suasana kelas dan menjadikan hubungan
guru dan siswa terasa akrab. Hal ini menjadi landasan positif bagi interaksi selanjutnya dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Hasil observasi strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar sains dengan mendorong
dan melibatkan siswa adalah pada saat berlangsungnya pembelajaran sains guru terlebih dahulu
menjelaskan secara singkat mengenai topik yang dibahas. Guru menunjukkan obyek yang telah
disiapkan dan mengajak siswa bersama-sama untuk mengamati terlebih dahulu obyek tersebut.
Guru menyampaikan kepada agar siswa mengamati lebih jauh tentang obyek dimaksud dan
mencatat hasil pengamatannya. Guru juga memperkenankan siswa untuk melakukan diskusi
sesama siswa tentang obyek yang diamati, namun guru meminta siswa untuk tetap menjaga
ketertiban kelas dan tidak membuat gaduh saat siswa melakukan diskusi agar tidak mengganggu
kelas lain.
Hasil observasi strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar sains dengan mengajukan
pertanyaan adalah ditengah berlangsungnya pembelajaran sains pada saat kegiatan mengamati
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika dalam pengamatan yang mereka
lakukan ada sesuatu yang kurang dipahami siswa. Setiap pertanyaan yang disampaikan siswa
tidak langsung dijawab guru, melainkan diberikan kepada siswa lain untuk menjawabnya. Pada
kegiatan ini siswa terlihat aktif mmberikan jawaban atas pertanyaan temannya, beberapa siswa
memberikan jawaban berbeda atas pertanyaan yang sama, kemudian guru melakukan koreksi dan
meluruskan jawaban para siswa. Meski dari jawaban-jawaban siswa ada yang tidak tepat atau
perlu diluruskan, namun guru tidak pernah mengucapkan jawaban kamu salah melainkan semua
jawaban diapresiasi guru dengan mengatakan baik dan bagus. Apa yang dilakukan guru
menumbuhkan keberanian siswa dalam bertanya, tidak takut salah karena siswa merasa
keberadaan guru akan membantu jika salah dalam memberikan jawaban.
Hasil observasi strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar sains melalui penggunaan
media pembelajaran adalah guru menggunakan media pembelajaran nyata dalam bentuk utuh
yang berubah-ubah disesuaikan dengan topik yang dibahas pada hari itu. Langkah penggunaan
media pembelajaran nyata dalam bentuk utuh berdasarkan pengalaman guru memudahkan siswa
untuk lebih cepat memahami dan membuat siswa tertarik meneliti lebih dalam serta melakukan
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
177 | P a g e
percobaan (explorasi) terhadap obyek tersebut. Penggunaan media pembelajaran sekaligus
merupakan ajang memperkenalkan siswa pada sebuah obyek yang sebelumnya tidak mereka
kenal atau ketahui. Setelah siswa mengenal dan mengetahui sebuah obyek, maka diharapkan dari
siswa dapat memanfaatkan dan memperlakukan obyek tersebut sebagaimana mestinya.
Hasil observasi strategi guru menumbuhkan minat belajar sains dalam menanggapi siswa
adalah guru berinteraksi dan memberikan perhatian pada siswa dalam pembelajaran. Setiap
pertanyaan yang diajukan oleh siswa yang menurut guru akan sulit dijawab siswa lain maka akan
langsung dijawab guru, sementara untuk pertanyaan yang diajukan siswa menurut guru akan
dapat dijawab oleh siswa sendiri, maka guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk
menjawab pertanyaan tersebut. Guru mendukung siswa dan memberi kemudahan dalam
pembelajaran dengan menyediakan sarana belajar berupa media belajar serta menanggapi
kesulitan siswa, guru selalu bergerak berpindah posisi dalam aktivitas pembelajaran. Peran aktif
guru juga terlihat saat siswa melakukan pengamatan, guru mendekati meja belajar siswa satu
persatu untuk mengetahui aktivitas siswa. Guru terlihat hanya sebatas mengamati, tanpa
memberikan komentar dan membiarkan siswa belajar sesuai dengan keinginanya.
Hasil observasi strategi guru menumbuhkan minat belajar sains dalam penggunaan waktu
adalah guru membuka pelajaran dan menyiapkan fasilitas atau sarana belajar yang diperlukan
pada hari itu, pada kegiatan ini guru menghabiskan waktu 5 menit. Guru memulai dan
mengawasi pembelajaran, memberikan penjelasan singkat tentang topik yang akan dipelajari
siswa, mengarahkan siswa melakukan observasi dan bekerjasama dalam membuat kesimpulan
atas hasil observasi yang telah dilakukan. Guru melakukan interaksi dengan siswa atas hasil
observasi yang dilakukan siswa, memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya dan
melemparkan pertanyaan tersebut kepada siswa lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru
sesekali menyelipkan lelucon yang membuat siswa tertawa, hal ini dilakukan guru untuk
menyegarkan suasana kelas dan mendekatkan hubungan guru dengan siswa. Dalam memulai dan
mengawasi pembelajaran guru menghabiskan waktu 50 menit. Guru mengakhiri pembelajaran,
dalam mengakhiri pelajaran, guru menghabiskan waktu 5 menit.
Hasil observasi strategi guru menumbuhkan minat belajar sains dalam mengakhiri
pembelajaran adalah guru bersama-sama siswa menarik kesimpulan atas pembelajaran yang
dilaksanakan siswa. Guru mengapresiasi siswa yang telah melaksanakan pembelajaran dengan
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
178 | P a g e
tertib dan semangat. Guru mengingatkan siswa agar membaca topik yang akan dibahas pada hari
berikutnya. Guru memimpin doa menutup pembelajaran.
Hasil wawancara peneliti dengan bapak Kholilullah, S.Pd, selaku wali kelas IV SDN 28/I
Malapari tentang strategi yang guru terapkan dalam menumbuhkan minat belajar sains siswa
kelas IV SDN 28/I Malapari, mengungkapkan:
“Sudah merupakan tugas guru untuk menumbuhkan minat belajar siswa, namun
penerapan strategi diantara guru tidak sama, begitupun strategi dalam tiap mata pelajaran
tidak sama dilakukan guru. Khusus pembelajaran sains srategi saya dalam menumbuhkan minat
belajar siswa adalah saya lebih memilih melakukan praktek dengan menggunakan alat peraga
dalam bentuk nyata dan utuh.
Hasil observasi minat belajar sains siswa melalui rasa ingin tahu adalah pada saat kegiatan
mengamati obyek belajar siswa teramati tertib dan serius mencari tahu tentang obyek tersebut,
sebagai panduan siswa membuka buku pelajaran yang memuat informasi seputar obyek belajar.
Seluruh siswa teramati melakukan hal yang sama, membuka lembar demi lembar buku panduan
untuk mengetahui lebih jauh tentang obyek belajar. Jika dari buku panduan belum dapat
menjawab rasa ingin tahu siswa, maka siswa bertanya pada guru. Siswa juga teramati saling
bertanya antar siswa tentang obyek belajar yang diamati.
Hasil observasi minat belajar sains melalui keaktifan siswa adalah pada saat
berlangsungnya pembelajaran sains siswa terlihat antusias bersama-sama mengamati, mencatat,
dan melakukan diskusi dengan teman atas obyek tersebut. Siswa teramati aktif mengajukan
pertanyaan pada guru tentang obyek yang diamati dan atas hasil pengamatan. Siswa juga terlihat
sigap dalam menjawab pertanyaan siswa lain yang diminta guru dijawab oleh siswa. Hal serupa
juga ditunjukkan siswa saat menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Seluruh siswa teramati
melakukan aktifitas belajar, tidak teramati siswa yang melamun atau mengantuk pada saat
kegiatan pembelajaran sains.
Hasil observasi minat belajar sains melalui kreatifitas siswa adalah siswa melaksanakan
pembelajaran sendiri menggunakan media yang disediakan guru. Untuk mengetahui lebih jauh
seputar obyek belajar, tanpa dikomando guru, siswa membuka buku pelajaran dan membacanya.
Setelah membaca siswa teramati mencatat kemudian mengamati kembali obyek belajar.
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
179 | P a g e
Hasil observasi minat belajar sains siswa melalui obyektif terhadap fakta adalah siswa
mengungkapkan apa yang diketahui tentang obyek belajar berdasarkan apa yang diketahui
melalui pengamatan siswa. Siswa mengetahui tentang obyek belajar melalui sarana media dalam
wujud sebenarnya dan bentuk utuh. Siswa dapat menerima penjelasan guru tentang obyek belajar
setelah melalukan pengamatan terlebih dahulu dan sesuai dengan apa yang didapat siswa melalui
pengamatan.
Hasil observasi minat belajar sains siswa melalui sikap jujur adalah siswa melakukan
pembelajaran dan mendapatkan hasil belajar melalui usaha siswa sendiri. Siswa mengungkapkan
hasil pengamatan dengan cara siswa sendiri tanpa rekayasa. Siswa teramati bersikap dan
berperilaku yang menceminkan kesatuan antara pengetahuan dan perkataan (mengetahui apa
yang dipelajari dan mengatakan apa yang diketahui).
Hasil wawancara peneliti dengan bapak Kholilullah, S.Pd, selaku wali kelas IV SDN 28/I
Malapari tentang bagaimana guru mengetahui tumbuhnya minat belajar sains siswa kelas kelas
IV SDN 28/I Malapari, mengungkapkan:
“Saya selaku guru mengetahui tumbuhnya minat belajar siswa dari kegiatan siswa dalam
pembelajaran. Rasa ingin tahu siswa merupakan pemicu tumbuhnya minat belajar. Karena itu
saya mencoba untuk membuat siswa penasaran dengan obyek pembalajaran. Rasa penasaran
berkembang menjadi rasa ingin tahu, dan rasa ingin tahu menyebabkan siswa ingin cepat
mendapat jawaban. Dari proses itu dapat diketahui jika minat belajar siswa terhadap sains telah
tumbuh”.
Dalam proses pembelajaran akan selalu ditemukan kendala, namun kendala tersebut
bukanlah sesuatu yang harus dihindari melainkan harus mendapat solusi, karena pada dasarnya
kendala yang ada akan menjadi pelajaran yang berharga bagi guru. Hasil wawancara peneliti
dengan bapak Kholilullah, S.Pd, selaku wali kelas IV SDN 28/I Malapari tentang kendala yang
dialami guru dalam menumbuhkan minat belajar sains, adalah:
“Kendala yang dialami guru dalam pembelajaran sains pada dasarnya sama dengan
kendala yang ada dalam pembelajaran lain. Beberapa siswa awalnya tidak antusias atau acuh
tak acuh. Hanya saja dalam pembelajaran sains sikap siswa tersebut tidak lama, karena aktifitas
siswa dalam pembelajaran sains membuat siswa yang awalnya tidak antusias menjadi tertarik
dan akhirnya ikut berinteraksi.”
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
180 | P a g e
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar sains di SDN
28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian pada saat mengawali pelajaran adalah guru memancing
daya ingat dan kesiapan siswa. Jika sejak awal pelajaran guru mengetahui bahwa siswa siap serta
memiliki minat untuk melaksanakan pembelajaran, maka akan berdampak pada tahap proses
pembelajaran selanjutnya. Hanya saja pada saat mengawali pembelajaran guru teramati belum
memastikan kesiapan seluruh siswa, masih ada beberapa siswa yang terlihat pasif atau terdiam
tanpa ekspresi pada awal pembelajaran.
Pada saat pembelajaran guru mendorong dan melibatkan siswa adalah guru menyajikan
obyek dan meminta siswa untuk mengamati lebih jauh tentang obyek tersebut. Menyajikan
media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang dan mudah pelaksanaannya.
Dengan metode ini peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang
dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Dalam kegiatan ini para siswa
terlihat aktif, namun guru seharusnya juga menghimbau kepada siswa pasif agar melakukan hal
yang sama seperti yang dilakukan kawan-kawannya.
Pada saat berlangsungnya pembelajaran, setelah kegiatan mengamati guru mempersilahkan
siswa untuk mengajukan pertanyaan seputar hasil pengamatan yang siswa lakukan, dan
memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab pertanyaan tersebut. Hal ini
dilakukan guru dengan tujuan membangkitkan rasa ingin tahu, minat, perhatian siswa tentang
topik pembelajaran. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Majid dan Rochman
(2014:211) bahwa fungsi bertanya adalah:
(1) Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, perhatian peserta didik tentang suatu tema atau
topik pembelajaran, (2) Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri, (3) Membangkitkan keterampilan
peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis,
sistematis dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. (4) Mendorog partisipasi peserta didik
dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berfikir, dan menarik kesimpulan.
(5) Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan,
memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
181 | P a g e
Penggunaan media dalam bentuk nyata dan utuh pada proses pembelajaran, ditingkat
satuan pendidikan dasar, dapat lebih efektif dalam membangkitkan minat belajar siswa
dibandingkan dengan penggunaan media visual. Pada pembelajaran sains, anak-anak di usia
tingkat pendidikan dasar, perlu diperkenalkan dengan lingkungan alam sekitarnya, flora dan
faunanya dalam bentuk nyata dan wujud yang utuh. Hal ini dilakukan dengan maksud
menumbuhkan pengetahuan dan menanamkan kesadaran pada diri siswa dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
Sikap guru menanggapi siswa dengan berinteraksi dan memberikan perhatian pada siswa
dalam pembelajaran serta memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan siswa, baik secara
langsung maupun melalui siswa lain, membuat siswa bergairah dalam belajar. Keberadaan guru
mendampingi siswa, menciptakan suasana belajar serta memberi kemudahan dalam
pembelajaran sesuai dengan apa yang diungkapkan Sanjaya (2009:146) “Guru memberikan
fasiltas atau kemudah-kemudahan dalam proses belajar-mengajar, dengan menciptakan suasana
kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, membuat interaksi
dalam pembelajaran berlangsung secara efektif”.
Dalam menggunakan waktu yang tersedia pada pembelajaran sains, hasil penelitian
menunjukkan bahwa guru telah menggunakan waktu seefektif mungkin. Tidak ada waktu
terbuang untuk hal yang tidak terkait dengan pembelajaran. Guru menunjukkan sikap
bertanggung jawab dalam mengawal kegiatan pembelajaran sains yang dilaksanakan siswa, sikap
tanggung jawab guru setidaknya terlihat dari hand phone guru yang sengaja di non aktifkan guna
menghindari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya pembelajaran. Guru tidak pernah
meninggalkan kelas dan menjadi pemimpin pembelajaran kelas.
Hal-hal yang dilakukan guru dalam mengakhiri pembelajaran sains adalah dalam rangka
menjaga semangat belajar siswa. Harmonisnya hubungan guru dan siswa serta apresiasi yang
diberikan guru kepada siswa, merupakan pemicu bagi siswa serta membuat siswa merasa tidak
sia-sia mempelajari sains, selain daripada itu keakraban guru dan siswa menguatkan motivasi
siswa untuk selalu bersiap diri dalam mengikuti pembelajaran sains. Oemar Hamalik (2012:63)
mengungkapkan bahwa “hubungan akrab yang terbina antara guru dengan siswa dalam
pembelajaran merupakan salah satu indikator yang menentukan pembelajaran berlangsung secara
efektif serta membentuk dinamika kelas”.
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
182 | P a g e
Penjelasan wali kelas IV SDN 28/I Malapari tentang strategi guru dalam menumbuhkan
minat belajar telah menempatkan siswa sebagai subyek belajar, dimana kegiatan terpusat pada
siswa (student centered) dan guru sebagai fasilitator. Dalam pembelajaran sains tidak akan
efektif jika siswa sebagai obyek belajar dan kegiatan terpusat pada guru, karena inti
pembelajaran adalah siswa mengalami belajar dan guru sebagai penyedia fasilitas belajar.
Rasa ingin tahu siswa merupakan indikator utama dalam pembelajaran sains. Rasa ingin
tahu dapat terbentuk dalam diri siswa melalui strategi guru dalam pembelajaran, sejak
dimulainya pembelajaran dan berlangsungya pembelajaran hingga guru mengakhiri
pembelajaran. Sikap dan penyampaian guru dalam pembelajaran sains dituntut bak seorang
ilmuwan, yang seharusnya dapat membangun hasrat dan ketertarikan siswa untuk terlibat dan
lebih jauh dan berinteraksi lebih dalam pada pembelajaran sains.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran sains sangat ditentukan dari rasa ingin tahu siswa.
Segenap aktifitas siswa dalam pembelajaran sains merupakan wujud dari rasa ingin tahu siswa.
Kegiatan mengamati, mencatat, dan diskusi merupakan aktifitas siswa dalam menjawab hal-hal
yang ingin diketahui siswa.
Kreatifitas siswa dirangsang dari pembelajaran yang dilakukan oleh siswa sendiri. Seluruh
tahapan belajar dilalui siswa dengan sarana yang disiapkan guru selaku fasilitator. Hal-hal yang
dihasilkan siswa dan kemajuan siswa dalam pembalajaran adalah wujud kreatifitas siswa.
Sikap obyektif terhadap fakta telah ditunjukkan siswa dengan melaksanakan pembelajaran
melalui obyek belajar yang disiapkan guru tanpa keluhan. Siswa mengungkapkan apa yang
diketahui secara obyektif melalui pengamatan yang dilakukan siswa. Siswa menjawab
pertanyaan siswa lain sesuai fakta yang ditemukan siswa berdasarkan pengamatan yang dicatat
dan didiskusikan.
Sikap jujur telah ditunjukkan siswa dengan melaksanakan pembelajaran sesuai keinginan
siswa. Siswa mengungkapkan apa yang diketahui melalui kegiatan pengamatan tanpa rekayasa.
Dengan sikap jujur, siswa telah menunjukkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari upaya
siswa sendiri dalam belajar dan bukan hasil dari melihat atau menyontek tugas atau pekerjaan
siswa lain.
Kendala yang dialami guru dalam pembelajaran sains merupakan realita yang harus
dihadapi dan mendapat solusi agar tujuan pembelajaran sains dapat diraih optimal. Kerjasama
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
183 | P a g e
antara kepala sekolah dengan para guru dan kerjasama guru dengan siswa dalam kerangka
harmonis diharapkan dapat menjadi jalan keluar atas masalah yang timbul dalam proses
pembelajaran sains. Kendala dalam pembelajaran sangat tidak mungkin di eliminasi namun
sangat mungkin untuk di minimalisasi.
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang srategi guru dalam menumbuhkan
minat belajar sains di SDN 28/I Malapari Kecamatan Muara Bulian dapat ditarik kesimpulan
bahwa strategi guru menumbuhkan minat belajar adalah dengan memancing daya ingat dan
kesiapan siswa, mendorong dan melibatkan siswa dengan mengajak siswa bersama-sama
mengamati obyek belajar, mencatat hasil pengamatan siswa dan mendiskusikan hasil catatan
siswa. Menyediakan waktu bagi siswa untuk bertanya dan memberi kesempatan kepada siswa
lain menjawa pertanyaan tersebut. Menggunakan media pembelajaran nyata dalam bentuk utuh
yang disesuaikan dengan topik pembahasan, berinteraksi dan memberikan perhatian pada siswa
dalam pembelajaran.
Guru menggunakan waktu secara efektif, membuka pelajaran menghabiskan waktu 5
menit, memulai dan mengawasi pembelajaran menghabiskan waktu 50 menit, dan mengakhiri
pembelajaran menghabiskan waktu 5 menit. Dalam mengakhiri pembelajaran, guru mengajak
siswa bersama- sama menarik kesimpulan atas pembelajaran yang dilaksanakan.
Implikasi
Strategi guru dalam menumbuhkan minat belajar sains di SDN 28/I Malapari Kecamatan
Muara Bulian sudah maksimal. Seluruh aktifitas proses pembelajaran mulai dari mengawali
pembelajaran, mendorong dan melibatkan siswa, mengajukan pertanyaan, penggunaan media
pembelajaran, menanggapi siswa, menggunakan waktu, hingga mengakhiri pelajaran, yang
dirancang guru sedemikian rupa menjadi strategi yang dapat diandalkan dalam menumbuhkan
minat belajar sains. Namun, guna menghasilkan out put lebih optimal dari pembelajaran sains,
guru seyogyanya dapat meluangkan waktu untuk melakukan evaluasi dan mengkaji lebih dalam
guna penyempurnaan strategi pembelajaran.
JURNAL GENTALA PENDIDIKAN DASAR Vol.2 No. 2 Desember 2017 P-ISSN : 2614-7092
email : [email protected]
184 | P a g e
UCAPAN TERIMAKASIH
Dalam kesempatan ini disampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada Bapak/Ibu pengelola Jurnal Gentala Pendidikan Dasar PGSD FKIP Universitas
Jambi atas kerjasamanya sehingga karya ilmiah ini dapat diterbitkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Anderson, I., & Sari, R. (2016). Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan
Dasar, 1(2), 251-274. https://doi.org/10.22437/gentala.v1i2.7116
Bani, Ahmad Saebani. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia
Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
Sanjaya, Wina. 2009, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana
Sardiman, A.M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sudjana, Nana. 2009. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: Alfabeta
Surya, Moh. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy