strategi internalisasi nilai karakter pada anak dalam keluarga
DESCRIPTION
Pendidikan karakter di dalam keluarga merupakan awal dari pembentukan karakter seorang anak. Sebelum seorang anak masuk bangku sekolah, pendikakan yang pertama kali diberikan kepada anak yaitu pendidikan di keluarga. Ketika anak mulai menginjak umur 6 – 7 tahun barulah dimasukkan kedalam PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Namun peran dalam keluarga sangat menentukan karakter anak tersebut. Dalam hal ini, ibu merupakan peran utama, Karena ibu yang melahirkan, sangat dekat dengan anak, paling sayang dengan anak.Kasih sayang merupakan peranan penting dalam pembentukan karakter.TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
I.1 LatarBelakang
Pendidikan karakter di dalam keluarga merupakan awal dari pembentukan
karakter seorang anak. Sebelum seorang anak masuk bangku sekolah, pendikakan
yang pertama kali diberikan kepada anak yaitu pendidikan di keluarga. Ketika anak
mulai menginjak umur 6 – 7 tahun barulah dimasukkan kedalam PAUD (Pendidikan
Anak Usia Dini). Namun peran dalam keluarga sangat menetukan karakter anak
tersebut. Dalam hal ini, ibu merupakan peran utama, Karena ibu yang melahirkan,
sangat dekat dengan anak, paling sayang dengan anak.Kasih sayang merupakan
peranan penting dalam pembentukan karakter.
Orang Tua yang bijak adalah orang tua yang selalu memperhatikan apa yang
disenangi oleh anaknya selagi permintaan itu sesuai dengan kebutuhan anak.
Keinginan belajar seorang anak bisa terlihat ketika dia ingin dibelikan sebuah buku,
pena, pensil, penghapus, huruf-huruf, angka-angka, meja belajar yang dia minta
sebelum masuk SD ataupun PAUD. Dalam hal ini sebaiknya orang tua memenuhi
keinginan anak, dampingi anak, latih anak bagaimana cara memegang pensil, pena,
ataupun penghapus, beri anak pengertian tentang huruf-huruf atau benda-benda,
sambil bermain dengan anak disertai dengan ciuman atau pelukan agar anak merasa
dekat dengan orang tua. Strategi pendekatan inilah yang akan menentukan
kepribadian seorang anak.
Untuk itu, agar seorang anak memiliki kepribadian yang baik, kepribadian yang
diinginkan orang tuanya, dan kepribadian yang dapat membanggakan, perlu dibuat
sebuah perencanaan strategi internalisasi nilai-nilai karakter pada anak agar
kepribadian yang diharapkan bisa terwujud. Makalah ini akan membahas strategi-
strategi internalisasi nilai yang terdapat pada pendidikan karakter yang nantinya akan
1
diterapkan pada anak. Untuk itu, penulis berharap makalah ini dapat menjadi sumber
referensi bagi para orang tua khususnya dan pada pembaca pada umumnya untuk
menerapkan strategi internalisasi nilai karakter pada anak di dalam keluarga.
I.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan penulis bahasa dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan strategi internalisasi?
2. Bagaimana cara strategi-strategi internalisasi nilai karakter pada anak di dalam
keluarga?
I.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui hakikat dari strategi
internalisasi dan mengetahui strategi-strategi internalisasi nilai karakter pada anak di
dalam keluarga. Selain itu, penulis berharap makalah ini bisa menjadi sumber bacaan
bagi pencari literatur khususnya para orang tua atau calon orang tua yang
menginginkan anaknya mempunyai karakter yang baik, lebih-lebih memiliki karakter
yang sesuai dengan nilai karakter yang disebutkan oleh kemendiknas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
II. Pembahasan
II.1 Strategi Internalisasi
II.1.1Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang diartikan sebagai
the art of the general atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan
dalam peperangan. Dalam pengertian umum, strategi adalah cara untuk
mendapatkan kemenangan atau mecapai tujuan. Strategi pada dasarnya
merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan
(ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki
taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.
Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih
sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering
kali mencampur adukkan ke dua kata tersebut. Contoh berikut menggambarkan
perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan
taktik untuk memenangkan satu pertandingan". Pada awalnya kata ini
dipergunakan untuk kepentingan militer saja tetapi kemudian berkembang ke
berbagai bidang yang berbeda seperti strategi bisnis, olahraga (misalnya sepak
bola dan tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan, manajemen strategi,
dan lain-lain.
3
II.1.2Pengertian Strategi Menurut Beberapa Ahli
Strategi memiliki pengertian yang berbeda-beda tergantung siapa yang
mengartikannya. Dalam konteks ini terdapat beberapa ahli yang berpendapat
tentang pengertian strategi, seperti di bawah ini:
1. Karl Von Clausewitz
Strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk
memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan
kelanjutan dari politik.
2. A. Halim
Strategi adalah suatu cara dimana organisasi/ lembaga akan mencapai
tujuannya, sesuai dengan peluang-peluang dan ancaman-ancaman
lingkungan eksternal yang dihadapi, serta sumber daya dan kemampuan
internal.
3. Stephanie K. Marrus
Strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para
pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,
diserta penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut
dapat dicapai.
4. Websters Third New International Dictionary
Strategi adalah ilmu dan seni tentang penggunaan kekuatan-kekuatan
politik, ekonomi, psikologi, dan militer satu bangsa atau kelompok
bangsa-bangsa yang memungkinkan dukungan maksimal kepada
kebijakan yang telah ditetapkan, baik saat damai maupun saat perang
II.1.3Pengertian Internalisasi
Internalisasi adalah proses pemasukan nilai pada seseorang yang akan
membentuk pola pikirnya dalam melihat makna realitas pengalaman. Nilai-nilai
tersebut bisa jadi dari berbagai aspek baik agama, budaya, norma sosial dll.
Pemaknaan atas nilai inilah yang mewarnai pemaknaan dan penyikapan
manusia terhadap diri, lingkungan dan kenyataan di sekelilingnya. Sedangkan
4
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), internalisasi adalah
penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan
keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang diwujudkan
dalam sikap dan perilaku.
II.1.4Pengertian Strategi Internalisasi
Strategi Internalisasi adalah suatu cara untuk menanmkan sesuatu kepada
seseorang yang bertujuan untuk membentuk pola pikir tertentu yang digunakan
untuk kehidupan nyata. Strategi Internalisasi sangat efektif digunakan untuk
menanamkan nilai-nilai karakter pada anak di dalam keluarga dikarenakan
strategi ini memberikan penanaman menggunakan kebiasaan, pengertian-
pengertian, dan kasih sayang yang dirasa anak sangat baik baginya.
II.2 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-norma sosial, peraturan/hukum,
etika akademik, dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai yang
dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan serta kebangsaan.
Terdapat nilai-nilai karakter yang yang perlu dikembangkan dalam dunia
pendidikan. Berdasarkan kajian nilai–nilai agama, norma–norma sosial, peraturan/
hukum, etika akademik dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-butir nilai
yang dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia
dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, dan
lingkungan serta kebangsaan - Kemendiknas (2010). Ada 18 nilai-nilai dalam
pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa yang dibuat oleh Diknas.
Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan
pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya. 18 nilai-nilai dalam
pendidikan karakter menurut Diknas adalah:
5
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan.
5. Kerja Keras
Kerja keras berarti berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam
dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
6
11. Cinta Tanah Air
Cinta tanah air adalah cinta kepada Negara tempat kita dilahirkan, dibesarkan
dan memperoleh kehidupan di dalamnya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
13. Bersahabat/ Komunikatif
Bersahabat komunikatif dapat diartikan sebagai tindakan yang memperlihatkan
rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain..
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang
lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan
alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, sosial dan budaya), negaradanTuhan Yang MahaEsa.
7
II.3 Penerapan Strategi Internalisasi Nilai Karakter Pada Anak Di Dalam
Keluarga
II.3.1Strategi Secara Umum
Pertumbuhan anak di usia dini sangat rentan terhadap pembentukan
karakter seorang anak. Pada masa pertumbuhan dini ini peran kedua orang tua
sangat dibutuhkan untuk mengawasi pertumbuhan karakternya, karena tidak
dapat dipungkiri pertumbuhan karakter seorang anak dimulai dari keluarga.
Pengalaman pertama bagi pertumbuhan anak didapat dalam keluarga yang
dapat menjamin kehidupan emosial untuk tumbuh dan berkembang di
lingkungan keluarga yang kemudian akan berdampak nantinya keluar. Keluarga
berperan dalam meletakkan dasar pendidikan agama dan sosial.
Masa ini juga merupakan masa peletakan dasar untuk mengembangkan
kemampuan kognitif, motorik, bahasa, sosio emosional, agama dan moral. Hal
ini sangat menuntut kedua orang tua untuk menciptakan keluarga yang sehat
dan bahagia. Adapun suatu keluarga dikatakan sehat dan bahagia harus
memiliki enam kriteria penting bagi pertumbuhan anak yaitu:
1. Kehidupan beragama dalam keluarga.
2. Mempunyai waktu untuk bersama.
3. Mempunyai pola konsumsi yang baik bagi semua anggota keluarga.
4. Saling menghargai satu dengan yang lainnya.
5. Masing-masing anggota keluarga merasa terikat dalam keluarga.
6. Mampu menyelesaikan masalah dalam keluarga secara positif.
Keenam indikator di atas adalah sebuah simbol yang dimiliki oleh
keluarga yang sehat dan bahagia. Dari sinilah bisa dilihat bahwasannya semua
anggota keluarga sangat menentukan kepribadian dari seseorang, terutama
terbentuknya kepribadian seorang anak.
Dalam hal pembentukan karakter seorang anak, mengembangkan sikap
positif pada anak perlu dilakukan agar sang anak tumbuh menjadi aktif, cerdas,
dan memiliki masa depan cemerlang. Untuk mengembangkan sikap positif anak
8
diperlukan tahap-tahap untuk mendidik anak secara baik. Karena itu, berikut
beberapa langkah yang perlu diimplementasikan untuk membantu anak agar
lebih aktif, penuh perhatian, bertanggung jawab, dan lebih terorganisir:
1. Sesekali orang tua perlu memberi kesempatan kepada anak untuk
membantu atau membiarkan dia membereskan mainannya sendiri, hal ini
dapat meningkatkan rasa tanggung jawab pada diri anak.
2. Ketika minta anak untuk membereskan mainannya yang berantakan, perlu
mematikan televisi terlebih dahulu. Hal ini dapat membuat anak fokus
pada pekerjaannya.
3. Orang tua perlu mengajak anak menyikat gigi dua kali dalam satu hari
dan hal ini harus dilakukan secara rutin agar kelak anak terbiasa.
4. Keluarga bisa mengisi hari libur dengan bermain bersama anak, selain
bermain orang tua bisa mengajak anak untuk olahraga bersama.
5. Orang tua perlu bersikap tegas kepada anak, selain itu jadilah orang tua
yang menyenangkan agar anak mau mendengarkan nasihat anda.
Karakter akan terbentuk sebagai hasil tiga hubungan yang pasti dialami
setiap manusia, yaitu hubungan dengan diri sendiri (interpersonal), dengan
lingkunagan (hubungan sosial dan alam sekitar), dan hubungan dengan Tuhan
(spiritual). Setiap hasil tersebut akan memberikan pemahaman yang pada
akhirnya menjadi nilai dan keyakinan anak. Cara anak memahami hubungan
tersebut akan menentukan cara anak memperlakukan dunianya. Pemahaman
negatif akan berimbas pada perlakuan negatif dan pemahaman yang positif akan
memperlakukan dunianya dengan positif.
II.3.2Strategi Internalisasi Dengan Nilai-Nilai Karakter
Seperti yang kita ketahui bahwasannya nilai-nilai yang terkandung dalam
pendidikan karakter yang dicetuskan olek kemendiknas menyebutkan bahwa
ada 18 nilai karakter yang dapat dikembangkan untuk membentuk kepribadian
yang baik pada anak. Pembentukan karakter tersebut bisa dimulai ketika sang
9
anak sejak masa prenatal sejak dalam kandungan, usia pra sekolah, usia sekolah
dasar, remaja, dan dewasa.
Keluarga merupakan tempat dimana seseorang mulai membentuk dan
menemukan karakter dirinya. Dalam sebuah keluarga seorang anak
memerlukan peranan orangtua dalam setiap fase perkembangan fisik dan
psikisnya. Mulai dari masa prenatal sejak dalam kandungan, usia pra sekolah,
usia sekolah dasar, remaja, dan dewasa, Orang tua menjadi tumpuan seorang
anak yang dapat mengarahkan perkembangannya. Sejak masa prenatal atau
masa sebelum kelahiran secara psikologis seorang anak sudah mulai bisa
diarahkan.
Untuk itu, agar kepribadian seorang anak bisa terbentuk dengan baik dan
sesuai harapan orang tua. Orang tua perlu menanamkan atau membuat cara
(strategi) agar dari 18 nilai karakter kepribadian tersebut bisa tertanam dalam
diri seorang anak, dan merasuk ke dalam jiwanya sehingga nilai tersebut bisa
mencerminkan kepribadian sang anak.
Sebagai awal, keluarga yang menjadi peletak pertama kepribadian anak
dapat mengajarkan atau menanamkan nilai-nilai karakter yang disebutkan oleh
kemendiknas, tentunya nilai-nilai tersebut harus yang sesuai dengan kondisi
psikis maupun fisik sang anak. Strategi yang baik untuk menanamkan nilai-nilai
karakter adalah dengan menggunakan kebiasaan-kebiasaan sederhana yang
mampu memberika efek positif kepada anak. Adapun nilai-nilai yang cocok
untuk ditanamkan atau diinternalisasikan kepada diri seorang anak yaitu:
1. Nilai Religius
Dalam menamkan nilai religius, orang tua bisa mengajarkan beberapa
kebiasaan-kebiasaan yang bersifat religius seperti:
a. Kebiasaan mengenal Tuhan dalam sebutan sederhana dalam
keseharian seperti Allah, Allahu Akbar, Laailaaha Illallaah, dll.
b. Kebiasaan sholat berjama’ah dengan orang tua.
c. Dibiasakan untuk mengaji dan berbuat baik.
10
d. Mengucapkan salam ketika akan memasuki ruangan atau keluar
ruangan serta ketika bertemu sesama.
2. Nilai Kejujuran
Adapun kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan dengan kejujuran yaitu:
a. Kebiasaan mendidik anak supaya jujur.
b. Mendidik anak supaya amanah.
c. Memberikan pegertian bahwa kebohongan adalah suatu yang tidak
baik.
d. Memberikan hukuman yang mendidik pada anak ketika ketahuan
berbohong agar bisa merasakan bahwa kejujuran itu penting.
3. Nilai Toleransi
a. Mengenalkan anak terhadap adanya perbedaan.
b. Mengajarkan anak untuk berbuat baik kepada siapa saja tanpa
memandang perbedaan
4. Nilai Disiplin
a. Membiasakan untuk bangun pagi.
b. Membiasakan pada anak untuk mengerjakan segala sesuatu tepat
pada waktunya.
c. Menghukum anak apabila dia berbuat salah.
d. Memberikan peraturan-peraturan yang bersifat mendidik
kedisiplinan.
5. Nilai Kerja Keras
a. Melaih berdagang.
b. Membiasakan pada anak untuk tetap berjuang ketika melakukan
kesalahan.
c. Tidak mudah memberikan sesuatu yang diinginkan anak.
6. Nilai Mandiri
a. Membiarkan anak melakukan apa yang disukainya.
b. Tidak memberikan bantuan bila tidak dirasa butuh bantuan.
c. Membiarkan anak mealukan segala sesuatunya dengan sendiri.
11
7. Nilai Peduli Lingkungan
a. Mengajarkan kebersihan.
b. Membuang sampah pada tempatnya.
c. Membiasakan menggunakan perlengkapan yang ramah lingkungan.
d. Memberikan pengertian akan pentingnya lingkungan yang bersih.
e. Mengajarkan pada anak agar tidak mencabut tanaman secara
sembarangan.
8. Nilai Menghargai Prestasi
a. Selalu memuji apapun yang dicapai anak.
b. Tidak membedakan anak dengan anak yang lain.
c. Memberi reward pada segala sesuatu yang diraih anak.
d. Diajarkan untuk rendah diri dan tidak sombong bila memperoleh
prestasi.
9. Nilai Sosial
a. Kebiasaan menyapa orang yang lebih tua dengan sapaan yang
menunjukkan rasa hormat.
b. Kebiasaan berjalan menunduk dihadapan orangtua.
10. Nilai Tanggung Jawab
a. Membiasakan anak menyelesaikan permasalahan yang dia buat.
b. Mengajarkan pentingnya tanggung jawab kepada anak.
Dari 10 nilai diatas dapat disimpulkan bahwa strategi internalisasi nilai
karakter pada anak di dalam keluarga dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
1. Dengan mendidik anak sebaik-baiknya dengan pengajaran-pengajaran
dan pengertian-pengertian.
2. Memberikan contoh yang baik kepada anak.
3. Mendidik anak dengan cinta dan kasih sayang yang mendalam.
4. Dengan pendidikan agama yang menjadi pondasi bagi kelanjutan
perkembangan anak sejak usia dini.
12
BAB III
PENUTUP
III. Penutup
III.1 Kesimpulan
(1) Strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mecapai
tujuan.
(2) Internalisasi adalah proses pemasukan nilai pada seseorang yang akan
membentuk pola pikirnya dalam melihat makna realitas pengalaman
(3) Strategi internalisasi adalah suatu cara untuk menanmkan sesuatu kepada
seseorang yang bertujuan untuk membentuk pola pikir tertentu yang
digunakan untuk kehidupan nyata.
(4) Keluarga merupakan tempat dimana seseorang mulai membentuk dan
menemukan karakter dirinya. Dalam sebuah keluarga seorang anak
memerlukan peranan orangtua dalam setiap fase perkembangan fisik dan
psikisnya. Mulai dari masa prenatal sejak dalam kandungan, usia pra
sekolah, usia sekolah dasar, remaja, dan dewasa, Orang tua menjadi
tumpuan seorang anak yang dapat mengarahkan perkembangannya. Sejak
masa prenatal atau masa sebelum kelahiran secara psikologis seorang
anak sudah mulai bisa diarahkan.
(5) Strategi internalisasi nilai karakter pada anak di dalam keluarga dapat
dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
Dengan mendidik anak sebaik-baiknya dengan pengajaran-pengajaran
dan pengertian-pengertian.
Memberikan contoh yang baik kepada anak.
Mendidik anak dengan cinta dan kasih sayang yang mendalam.
13
Dengan pendidikan agama yang menjadi pondasi bagi kelanjutan
perkembangan anak sejak usia dini.
III.2 Saran
Dalam makalah ini penulis berharap para orang tua mulai menyadari akan
pentingnya penanaman nilai-nilai karakter pada anak. Hal ini dikarenakan nilai-nilai
karakter yang ditanamkan pada anak usia dini akan menentukan kepribadiannya di
masa yang akan datang. Selain itu orang tua diharapkan membuat strategi-strategi
sendiri yang dianggap cocok untuk diterapkan kepada anaknya.
14
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
(1)
(2)
INTERNET
http://ikalda-tarutung.blogspot.com/2013/10/nilai-nilai-penting-dalam-
pembentukan.html
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/
15
16