strategi komunikasi pengasuh rumah tahfidz kiai...
TRANSCRIPT
STRATEGI KOMUNIKASI PENGASUH
RUMAH TAHFIDZ KIAI MAROGAN DALAM
MEMBANGUN GENERASI SAHABAT QUR`ANI
Disusun Oleh:
Busthomi Rifa’i
NIM: 208051000036
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1434H/2013M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Ciputat, 27 Mei 2013
Busthomi Rifa’i
i
ABSTRAK
Busthomi Rifa’I (208051000036)
Strategi Komunikasi Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang
dalam Membangun Generasi Qur`ani
Al-Qur’an adalah pegangan hidup setiap manusia muslim, jika seorang
muslim dapat bersahabat (mempelajari) al-Qur`an terlebih dahulu, maka sahabat
tersebut dapat mengantarkan pada sahabat-sahabat lainnya. Karena kebahagiaan
seorang muslim terletak pada sejauh mana dia bersahabat dengan al-Qur’an dan
hidup bersamanya (membacanya, merenung-kannya, mengamalkannya, atau
menghafalnya). Salah satu lembaga yang giat mencanangkan al-Qur`an sebagai
sahabat adalah Rumah Tahfiz Kiai Marogan yang berusaha menepis anggapan
bahwa menghafal al-Qur`an itu susah. Bagaimanakah penyusunan strategi
komunikasi pengasuh Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang dalam
memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an? Faktor-faktor pendukung dan penghambat
apa saja yang dimiliki pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam
memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an?
Penelitian ini digali melalui pendekatan kualitatif deskriptif, hal ini
bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-
fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Prosedur penelitiannya melalui
tahapan, pertama pengumpulan data menggunakan multi metode, yakni
Wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Adapun pengolahan dan
analisis data dengan menggunakan teori manajemen strategi Fred R. David.
Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan mempunyai beberapa faktor
kekuatan, diantaranya nama besar Kiai Marogan dan Ust. Yusuf Mansur, selain
itu masyarakat yang peduli terhadap kegiatan keagamaan turut andil dalam
mendukung pengasuh Rumah Tahfidz dalam membangun generasi Qur’ani.
Meskipun lahan yang tersedia untuk memperluas infrastruktur terbatas namun
fasilitas yang tersedia sudah cukup memadai. Pengasuh juga mempunyai jaringan
komunikasi yang luas sehingga kegiatan yang diadakan selalu mendapat
dukungan dari berbagai pihak. Tantangan selanjutnya yang dihadapi oleh
pengasuh adalah bagaimana kepercayaan masyarakat itu tetap terjaga dan
terbangun dengan baik, untuk itu dibutuhkan inovasi dan kreatifitas dalam setiap
langkahnya.
Pengasuh juga memanfaatkan media komunikasi dalam memasyarakatkan
nilai-nilai Qur’ani ke masyarakat, mulai dari koran, majalah, televisi, maupun
lewat ceramah melalui mimbar dan acara-acara seremonial lainnya, serta tidak
lupa memanfaatkan jejaring sosial untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Hal ini menjadi lebih efektif dan dapat pula memperluas jangkauan audiens atau
mad’unya dalam membangun generasi sahabat Qur’ani dibandingkan cara-cara
tradisional yang biasanya hanya melalui ceramah-ceramah melalui mimbar saja.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Rasa syukur yang tak terhingga penulis curahkan atas kehadirat Allah
SWT, ridha, hidayah, dan berkat rahmat yang senantiasa membina hamba-
hambaNya kejalan yang lurus. Sholawat teriring salam senantiasa peneliti
sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya
melalui pedoman kebenaran, beserta para sahabat dan pengikutnya, sebagai
pencerah umat hingga akhir zaman.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan baik. Selama menyusun skripsi ini, tidak sedikit kesulitan yang dihadapi
penulis, dari segi waktu, pengumpulan data, maupun biaya, dan lain sebagainya.
Namun dengan niat yang tulus, tekad yang bulat, dan kesungguhan hati serta
dorongan dan motivasi dari berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan.
Sebagai ungkapan rasa syukur dan terima kasih atas terselesainya skripsi
ini maka dengan segala kerendahan hati dan keikhlasan hati penulis mengucapkan
terima kasih kepada orang tua penulis Almarhum Moh. Muklas dan Almarhumah
Siti Muzayanah yang telah membesarkan dan mendidik penulis, semoga tenang
disisiNya dan semoga amal ibadah Ayah dan Ibu selama di dunia di terima oleh
Allah SWT. Dan tak lupa ucapkan terima kasih yang sangat dalam dan rasa
hormat penulis sampaikan kepada:
iii
1. Dr. H. Arief Subhan, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Wakil Dekan I Bidang
Akademik, Drs. Mahmud Jalal, MA. Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, dan juga Drs. Studi Rizal, LK. Selaku Wakil Dekan III Bidangan
Kemahasiswaan.
2. Drs. Jumroni, M.Si selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
3. Umi Musyarrofah, MA selaku sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, sekaligus selaku pembimbing yang selalu memberikan arahannya guna
mencapai hasil skripsi yang lebih baik.
4. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah membantu mempermudah segala urusan dalam rangka menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ketua Sidang Drs. Wahidin Saputra, MA., Sekretaris Sidang Dra. Hj. Musfirah
Nurlaily, MA., Penguji I Drs. Sugiharto, MA., Penguji II H. Mulkanasir, BA,
SPd, MM.
6. Pengurus dan Staff di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah yang
banyak membantu penulis dalam mendapatkan bahan skripsi.
7. Pengurus Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah memberikan kemudahan kepada penulis dan memberikan tempat yang
nyaman bagi penulis demi kelancara skripsi ini.
8. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terima kasih penulis
ucapkan atas ilmu yang telah Bapak & Ibu berikan semoga dapat bermanfaat
bagi penulis.
iv
9. Para Asatidz serta para santri Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang
terutama pengasuhnya Ustadz Masagus Fauzan Yayan,
10. Para karyawan dan staff Tata usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi serta perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Istri penulis, Siti Patonah Khoerunnisa yang selalu setia menemani penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini hingga selesai, selalu menemani hari-hari
penulis selama di Jakarta penulis serta memberikan solusi di saat penulis
sedang ada masalah. Penulis hanya bisa mendoakan semoga Tuhan selalu
menjagamu.
12. Teman-teman keluarga besar KPI Ekstensi angkatan 2008. Di kampus ini
menjadi saksi bisu awal persahabatan kita yang tak akan terlupakan, Mudah-
mudahan semua kenangan yang pernah kita lakukan akan terkenang selalu
sampai kapanpun.
Peneliti hanya mampu mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu dan memberi makna dari
pelajaran hidup dan rasa persaudaraan yang tak akan pernah rapuh. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat untuk para pembaca, dan khususnya bagi peneliti.
Amin Yaa Allah Yaa Robbal Alamin.
Wassalam
Peneliti
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. .5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 6
F. Metodologi Penelitian ..................................................................... 8
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 10
BAB II KERANGKA TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi ..................................................................... 12
2. Pengertian Strategi Komunikasi ................................................ 15
3. Teori Manajemen Strategi
a. Perumusan Strategi .............................................................. 17
b. Implementasi Strategi .......................................................... 18
c. Evaluasi Strategi .................................................................. 18
B. Pengertian Pengasuh ....................................................................... 26
C. Sahabat Qur`an ............................................................................... 27
vi
BAB III RUMAH TAHFIDZ KIAI MAROGAN DALAM MEMBANGUN
GENERASI SAHABAT QUR’ANI
A. Sekilas Tentang Rumah Tahfidz Kiai Marogan .............................. 29
B. Visi dan Misi Rumah Tahfidz Kiai Marogan .................................. 32
C. Program-Program Rumah Tahfidz Kiai Marogan .......................... 33
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A. Strategi Komunikasi Rumah Tahfidz Kiai Marogan dalam
Membangun Generasi Qur`ani ......................................................... 39
1. Tahapan Strategi Komunikasi ................................................... 39
2. Komponen Komunikasi ............................................................ 43
3. Media Komunikasi .................................................................... 46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 56
B. Saran ........................................................................................ ….57
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 58
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketika mendengar kata „sahabat‟ maka akan tergambar seseorang
yang sangat akrab dan selalu hadir ditengah-tengah kita dalam keadaan suka
maupun duka. Seorang muslim tentunya merujuk pada al-Qur`an untuk
menemukan panduan bersahabat. Maka sudah sewajarnya seorang muslim
untuk mempelajari al-Qur`an terlebih dahulu. Karena bersahabat dengan al-
Qur`an, dapat mengantarkan pada sahabat-sahabat sejati selanjutnya.
Al-Qur`an memang pantas menjadi sahabat dalam kehidupan. Karena
kebahagiaan seorang muslim terletak pada sejauh mana dia bersahabat
dengan al-Qur‟an dan hidup bersamanya (membacanya, merenungkannya,
mengamalkannya, atau menghafalnya).
Akhir-akhir ini keinginan masyarakat untuk belajar al-Qur‟an mulai
tumbuh menggeliat. Gairah tersebut dapat terlihat dari pembelajaran atau
pengajian al-Qur`an yang diselenggarakan di mana-mana. Mulai dari
pengajian al-Qur‟an lepas kerja ala kantor perusahaan atau instansi
pemerintah, sampai ke pembelajaran al-Qur‟an di sekolah, yang bermunculan
di berbagai pelosok penjuru negeri.
Salah satu lembaga yang giat mengadakan kegiatan untuk menghapus
buta aksara dan buta bahasa al-Qur`an di kalangan masyarakat adalah Rumah
Tahfiz Kiai Marogan (RTKM). RTKM merupakan salah satu di antara
ratusan Rumah Tahfidz (Rumah Sentra Penghafal al-Qur`an), yang tersebar di
2
tiap provinsi di Tanah Air. Jumlah santri penghafalnya pun mencapai ribuan
orang. Rumah Tahfidz merupakan salah satu program dari PPPA (Program
Pembibitan Penghafal al-Qur`an) yang diprakarsai oleh Ustadz Yusuf
Mansur1.
Rumah Tahfidz Kiai Marogan itu sendiri merupakan suatu bentuk
pesantren mikro berbasis masjid yang bergerak dalam pendidikan tahfidz
(penghafal) al-Qur`an, di mana pusat pembelajaran tahfidz-nya diadakan di
Masjid Kiai Marogan Palembang. Ide dasar pendirian lembaga ini, memang
untuk memakmurkan masjid atau meramaikan masjid dengan kegiatan-
kegiatan yang terkait dengan al-Qur`an, baik itu membaca, mengkaji dan
menghafal al-Qur`an.
Kegiatan menghafal al-Qur`an ini tidak saja dilaksanakan di dalam
masjid, para santri dapat menghafal di pinggir dermaga yang letaknya di
sebelah masjid, sambil memandangi hilir mudik kapal yang berlayar dan
bahkan di atas perahu sambil menyusuri Sungai Musi. Dari atas perahu
tersebut, para santri secara bergiliran lewat microfon membaca al-Qur`an
yang mereka hafal. Di tengah perjalanan, para santri kerap mendarat di
sebuah perkampungan. Baik untuk sekadar beristirahat sejenak melepas lelah
sambil berinteraksi dengan penduduk, atau untuk menunaikan sholat fardhu
di masjid sekitar bantaran sungai. Di daratan para santri itu menjelma sebagai
duta al-Qur`an yang mengajarkan al-Qur`an kepada teman-temannya yang
sebaya yang masih di daratan sambil mengajak mereka untuk ikut ke perahu.
Di dalam perahu tersebut, disiapkan pelampung, untuk antisipasi hal-hal yang
1 Wawancara pribadi dengan Ust. Rohimudin Husain (Salah satu pendiri Darul Qur‟an
Ketapang)
3
tidak diinginkan. Di dalamnya juga terdapat rak perpustakaan mini yang
menyimpan mushaf al-Qur`an, buku-buku bacaan ringan agar tidak bosan
selama perjalanan.2
Dengan merasakan pengalaman menghafal al-Qur`an yang enjoy, fun,
dan penuh makna, setidaknya dapat menepis anggapan bahwa menghafal al-
Qur`an itu susah. Memang menghafal al-Qur`an bagi sebagian orang selama
ini dianggap sesuatu yang sulit dan rumit. Anggapan ini bisa muncul, jika
yang dilihat jumlah seluruh ayat al-Qur`an itu lebih dari enam ribu ayat, yang
ditulis dalam sekitar enam ratus halaman.
Allah SWT berfirman dalam al-Qur`an bahwa belajar al-Qur`an itu
sangatlah mudah.
“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan al-Qur`an untuk
pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Menghafal adalah kerja otak kiri dan otak kanan, jika hanya
menggunakan kerja otak kanan maka hasilnya kurang optimal. Dengan
menggabungkan kekuatan otak kiri dan kanan maka kemampuan menghafal
akan semakin dahsyat3.
Sebagai contoh adalah Imam Syafi‟i, seorang penggagas lahirnya
mazhab Syafi‟iyyah yang mempunyai pengaruh besar di Indonesia, telah
2 Menikmati Musi Sambil Menghafal al-Qur’an, Harian Seputar Indonesia, Edisi 11, April
2011 3 Masagus Fauzan Yayan & Farid Wajdi, Quantum Tahfidz, Palembang: YKM Press, 2010
hal. 84
4
hafal al-Qur`an sejak usia tujuh tahun. Begitu juga Ibnu Sina, seorang pakar
kedokteran, sudah hafal al-Qur`an sejak usia sembilan tahun.4 Bagaimana ini
mereka bisa melakukannya?
Jawabannya, cukup sederhana, mereka telah berhasil
mengkolaborasikan multiple intelegences (kecerdasan majemuk) pada diri
manusia, antara lain kecerdasan visual (cerdas rupa), kecerdasan music
(cerdas audio), kecerdasan verbal linguistic (kecerdasan bahasa), kecerdasan
kinestetic (cerdas rasa), cerdas interpersonal (cerdas sosial), dan cerdas logis-
matematis.
Bercermin kepada Imam Syafi‟i dan Ibnu Sina, mereka adalah ilmuan
muslim yang berpijak di atas tahfidz al-Qur`an yang kuat. Hal ini
menunjukkan bahwa tahfidz al-Qur`an sangat penting sebagai pondasi
keilmuan di bidang agama dan ilmu lainnya. Ulama terdahulu mensyaratkan
hafalan al-Qur`an sebagai awal pembelajaran sebelum mempelajari ilmu-ilmu
lain.
Setiap umat Islam tentu memiliki keinginan mampu menguasai ilmu
al-Qur`an dengan mudah. Namun, sebelum belajar al-Qur`an tak jarang
muncul perasaan malu, susah dan takut datang dengan sendirinya. Untuk
menghilangkan rasa tersebut perlu ditumbuhkan kesadaran bahwa belajar al-
Qur`an itu mudah asalkan mengerti metode dan kiat yang efektif.
Melihat hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui strategi
komunikasi yang diterapkan oleh Pengasuh Rumah Tahfiz Terapung Kiai
Marogan di Pelembang dalam meretas generasi yang menjadikan al-Qur`an
4 Masagus Fauzan Yayan, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur`an (Palembang: CSQ, 2011),
hal. 104
5
sebagai sahabatnya. Untuk itu, penelitian ini mengambil judul “Strategi
Komunikasi Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam
Membangun Generasi Qur`ani.”
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Dengan adanya uraian yang peneliti paparkan pada latar belakang,
peneliti membatasi masalah penelitian ini pada strategi komunikasi yang
diterapkan oleh Rumah Tahfiz Kiai Marogan di kota Palembang dan tidak
melakukan penelitian efek atau dampak dari strategi tersebut. Adapun
masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah tahapan strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfiz Kiai
Marogan Palembang dalam memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an?
2. Bagaimanakah analisis strategi komunikasi yang diterapkan oleh
Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam
memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an?
C. Tujuan Penelitian
Atas dasar latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui tahapan strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfidz
Kiai Marogan Palembang yang diterapkan di Rumah Tahfiz Kiai Marogan
Palembang.
6
2. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang efektif yang dimiliki
pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang yang diterapkan di
Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini secara akademis dapat memberikan kontribusi
positif pada bidang ilmu komunikasi serta teori-teori yang berkaitan,
terutama dalam strategi komunikasi, tahapan-tahapan strategi komunikasi
serta fungsi strategi komunikasi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis
khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, serta dapat menambah
referensi di UIN Syarif Hidayatullah tentang Ilmu Komunikasi.
Khususnya pembahasan mengenai strategi komunikasi suatu institusi atau
lembaga.
3. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan
tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi maupun perpustakaan utama UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7
Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi sementara yang
penulis lakukan sampai saat ini menemukan beberapa perbedaan dengan
penelitian sebelumnya, yaitu:
Tesis Farid Wajdi, dengan judul: Tahfiz al-Qur`an dalam Kajian
Ulumul al-Qur`an (Studi Atas Berbagai Metode Tahfiz)5. Penelitian ini
lebih membahas metode tahfiz yang ada.
Skripsi Syarif Fadilah, yang berjudul: Strategi Komunikasi
Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an Dalam Mensosialisasikan
Program Sedekah Produktif.6 Persamaan dengan judul skripsi tersebut
yaitu pada permasalahan yang akan diteliti, yaitu mengenai Strategi
Komunikasi Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an, namun
bedanya Program Pembibitan Al-Qur`an Daarul Qur`an merupakan induk
kegiatan dari rumah Tahfiz Kiai Marogan di Palembang. Selain itu
perbedaan mendasar dari penelitian yang penulis ajukan dengan skripsi ini
adalah objeknya, yaitu Program Sedekah Produktif, sedangkan penulis
ingin meneliti tentang strategi komunikasi Pengasuh Rumah Tahfiz Kiai
Marogan dalam membangun generasi sahabat Qur`ani.
Skripsi Zainuddin Lubis, yang berjudul: Pola Komunikasi Ustadz
Ali Fahrudin, MA. dalam Pembinaan Tahfizul Qur`an.7 Persamaan
penelitian ini dengan skripsi tersebut terletak pada seputar permasalah
Tahfizh al-Qur`an. Perbedaan penelitian ini dengan skripsi Zainudin
5 Farid Wajdi, Tahfiz al-Qur`an dalam Kajian Ulumul al-Qur’an (Studi Atas Berbagai
Metode Tahfiz). Tangerang: Tidak Diterbitkan, 2008
6 Syarif Fadilah, Strategi Komunikasi Program Pembibitan Al-Qur’an Daarul Qur’an Dalam
Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif. Tangerang: Tidak Diterbitkan, 2011. 7 Zainuddin Lubis, Pola Komunikasi Ustadz Ali Fahrudin, MA. dalam Pembinaan Tahfizhul
Qur`an (Tangerang: Tidak Diterbitkan: 2009)
8
Lubis yakni jika skripsi Zainudin Lubis yang diteliti adalah pola
komunikasi Ustadz Ali Fahrudin, maka pada penelitan ini yang diteliti
adalah strategi komunikasi pengasuh Rumah Tahfizh Kiai Marogan yang
ada di Palembang.
E. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini digali melalui pendekatan kualitatif deskriptif yaitu
bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat tentang
fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Selain itu penelitian
deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau
karakteristik pada bidang tertentu.
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah Pengasuh Rumah Tahfiz Kiai
Marogan, dan yang menjadi objek penelitian ini adalah srategi komunikasi
yang dilakukan Rumah Tahfiz Kiai Marogan dalam membangun generasi
Qur`ani.
Penelitian ini dilakukan dari bulan 25 Juni sampai 4 Juli 2012.
Adapun tempat penelitiannya berlokasi di Jl. Masjid Kiai Marogan RT. 01
No.28 Kertapati, Palembang, Sumatera Selatan.
3. Tahap Penelitian
Proses penelitian ini meliputi tiga tahapan, yaitu :
a. Teknik Pengumpulan Data
9
Pengumpulan data untuk penelitian ini menggunakan instrumen-
instrumen sebagai berikut:
1) Wawancara. Wawancara mendalam dilakukan terhadap
pengurus Rumah Tahfiz al-Qur`an Masagus Fauzan Yayan
sebagai data primer.
2) Observasi. Pengamatan ini dilakukan dengan melihat langsung
serta mencermati terhadap kegiatan-kegiatan di Rumah Tahfiz
Kiai Marogan, antara lain Bimbingan Baca Tulis Qur‟an
(BTQ) Menghafal itu Asyik Tau (MISYKAT), Ahad Dhuha
bersama Qur‟an (Aduhai Qur‟an) dan lain sebagainya.
3) Dokumentasi. Peneliti mengumpulkan, membaca dan
mempelajari, berbagai bentuk data tertulis (buku, majalah atau
jurnal) yang terdapat di perpustakaan. Internet atau instansi
lain yang berhubungan dengan penelitian ini
b. Pengolahan Data
Data-data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan
menggunakan metode deskriptif yaitu masalah yang dibahas dengan
menggunakan dokumen-dokumen tadi, penyusunan dan analisa
masalah. Setelah data-data tersebut terkumpul maka data tersebut
dianalisis secara verbal dengan menyajikan data yang telah diperoleh
kemudian dianalisa kembali dengan cara menghubungkannya dengan
teori-teori secara analitis.
c. Analisis Data
10
Untuk menganalisis strategi komunikasi Rumah Tahfidz Kiai
Marogan Palembang dalam Memasyarakatkan Nilai-nilai Qur‟ani,
maka peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif, yakni dengan
menganalisis data berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh
dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Sedangkan teknik dan
metode penulisan laporan penelitian ini, penulis berpedoman pada
Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skirpsi, Tesis dan Disertasi)
yang diterbitkan oleh CeQDA UIN Jakarta tahun 2008.
F. Sistematika Penulisan
Pada bagian pertama, penulis membagi dalam beberapa bagian antara
lain:
Bab I Pendahuluan, Pada bab ini penulis membagi dalam beberapa
bagian, antara lain: latar belakang masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
Bab II Landasan Teori, merupakam landasan teori dari penulis yang
berisi tentang: pengertian strategi, pengertian komunikasi, pengertian strategi
komunikasi, generasi sahabat Qur`ani.
Bab III Gambaran Umum Rumah Tahfidz Kiai Marogan,
menjabarkan tentang profil Rumah Tahfiz Kiai Marogan, dimulai dari
historis, struktur organisasi, visi dan misi, tujuan, program-program,
manajemen dan kegiatan Rumah Tahfiz Kiai Marogan.
Bab IV menjelaskan analisis strategis komunikasi Pengasuh Rumah
Tahfiz Kiai Marogan dalam membangun Generasi Sahabat Qur`ani. Analisis
11
strategis tersebut mencakup strategi komunikasi apa saja yang digunakan
Pengasuh Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang dalam memasyarakatkan
nilai-nilai al-Qur`an, faktor-faktor pendukung dan penghambat apa saja yang
dimiliki Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan Palembang dalam
memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an.
Bab V Penutup, penulis memberikan kesimpulan dan saran atas apa
yang telah diteliti dan dianalisis pada bab sebelumnya.
12
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Strategi secara etimologi berasal dari kata majemuk bahasa
Yunani, yakni Stratos yang berarti pasukan dan kata agein yang berarti
memimpin. Jadi strategi berarti perihal memimpin pasukan. Ilmu strategi
adalah ilmu tentang memimpin pasukan.1 Konteks awalnya, strategi
diartikan sebagai generalship atau suatu yang dilakukan oleh para
jenderal dengan membuat rencana untuk menaklukan musuh dan
menaklukan peperangan.2 Sehingga tidak mengherankan jika konsep
strategi kerap melekat pada lingkungan militer dan usaha untuk
memenangkan perang.
Pengertian strategi mengalami perluasan, Perang sebagai gejala
kenegaraan, perang sebagai gejala kemasyarakatan, perang sebagai gejala
sejarah dan kemanusiaan, merupakan kenyataan yang sangat kompleks
yang saling berkaitan satu sama lain di mana terdapat interaksi antara
1 Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan (Jakarta: Center for Strategic and Internasional
Studies-CSIS, 1978), hal.7
2 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkifirmansyah, Manajemen Strategi, Sebuah Konsep
Pengantar (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), hal.8
13
berbagai faktor, baik yang berkenaan dengan tujuan yang akan dicapai,
sasaran-sasaran, batas waktu dan konsekuensi lainnya.3
Kompleksitas ini membawa perang menjadi semakin bersifat
total, dan bahkan batas antara perang dan damai pun menjadi sukar
ditegaskan. Kompleksitas ini membuat manusia meluaskan paham
dan pengertiannya mengenai apa yang dinamakan strategi. Orang
mulai dengan membedakan antara strategi dan direk indirek. Orang
mulai berbicara tentang strategi militer, strategi politik, strategi
ekonomi, strategi sosial, strategi budaya, strategi komunikasi dan
lain sebagainya. Semuanya membahas strategi dalam arti luas dan
sempit. Strategi bukanlah hanya sekedar paham di saat terjadi
peperangan, tetapi strategi juga menjadi paham di saat-saat damai.
Strategi pada hakikatnya menjadi berarti. Hal-hal yang berkaitan
dengan cara pakai dan usaha menguasai dan mendayagunakan segala
sumber daya suatu masyarakat, suatu bangsa untuk mencapai
tujuannya. Sudah jelas bahwa di Indonesia mengikuti paham strategi
yang luas.4
Dalam kamus Bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu
dan seni menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan
kebijakan tertentu dalam keadaan perang dan damai. Atau rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.5
Sedangkan dalam manajemen suatu organisasi, strategi diartikan
sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang sebagai sistemik
dalam melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi
organisasi.6
3 Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan (Jakarta: Center for Strategic and International
Studies-CSIS, 1978), hal. 8
4 Murtopo, Strategi Kebudayaan, hal. 8
5 Pustaka Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 1092
6 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan
(Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 2000), hal. 147
14
Kemudian menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penem-
patan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dalam meningkatkan
kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu
untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat,
sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.7
Dengan demikian strategi merupakan suatu rumusan rencana
terhadap suatu hal untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan
memanfaatkan dan mengoptimalkan segala sumber daya yang ada.
Strategi umumnya dilakukan oleh suatu organisasi dalam menjalankan
kegiatannya, namun strategi juga dapat dilakukan oleh individu-individu
dalam mencapai maksud yang diinginkan.
Menurut Ali Murtopo, Strategi mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Memusatkan perhatian kepada kekuatan. Dalam pendekatan strategis,
kekuatan bagaikan fokus pokok.
b. Memusatkan perhatian kepada analisa dinamik, analisa gerak dan
analisa aksi.
c. Strategi memusatkan perhatian kepada tujuan yang ingin dicapai serta
gerak untuk mencapai tujuan tersebut.
d. Strategi memperhitungkan faktor-faktor waktu (masa lalu, masa kini
dan terutama masa depan) serta faktor lingkungan.
7 George Steinner dan John Minner, Manajemen Strategi. Penerjemah Agus Dharma
(Jakarta: Erlangga, 1999), hal.20
15
e. Strategi berusaha menemukan masalah-masalah yang terjadi dari
peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks kekuatan, kemudian
mengadakan analisis mengenai kemungkinan-kemungkinan serta
memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-langkah yang dapat
diambil dalam rangka gerak menuju kepada tujuan itu.8
Adapun pengambilan keputusan strategi (strategic decision)
meliputi tiga aspek, yakni:
a. Penentuan Tujuan
b. Macam-macam perumusan kebijakan
c. Pelaksanaan (operasional).9
2. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi adalah paduan antara perencanaan
komunikasi (communication planning) dengan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus mampu
menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan.
Dalam arti pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung situasi dan
kondisi.
Dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan
perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan
8 Murtopo, Strategi Kebudayaan, hal.8
9 Bintoro Tjokroamidjojo, Teori dan Strategi Pembangunan Nasional (Jakarta: Haji
Masagung, 1988), hal.15
16
komunikasi dengan memperlihatkan keseluruhan aspek yang ada pada
proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.10
Barbara O‟Keets (dalam Ardianto & Bambang Q-Anees,
2007:165) menganjurkan dua pendekatan mengenai teori (produksi pesan
yang disebutnya sebagai model pilihan strategi (strategy choice) dan
disain pesan (message design). Model pilihan strategi melihat bagaimana
komunikator memilih di antara berbagai strategi pesan untuk mencapai
tujuan, sedangkan model disain pesan memberikan perhatiannya pada
bagaimana komunikator membangun pesan untuk mencapai tujuan.11
Upaya agar orang lain mematuhi apa yang kita inginkan
merupakan tujuan komunikasi yang paling umum dan paling sering
digunakan. Mendapatkan kepatuhan (gaining compliance) adalah upaya
yang kita lakukan agar orang lain melakukan apa yang kita ingin mereka
lakukan atau agar mereka menghentikan pekerjaan yang tidak kita sukai.
Pesan-pesan yang dibuat agar orang memiliki kepatuhan (compliance
gaining massages) merupakan salah satu topic yang paling banyak diteliti
dalam ilmu komunikasi. Banyak riset mengenai strategi memperoleh
kepatuhan ini terutama didorong oleh terbitnya hasil penelitian dari
Gerald Marwell dan David Schmitt.
Marwell dan Schmitt menggunakan pendekatan teori pertukaran.
Menurut mereka, kepatuhan adalah suatu pertukaran dengan sesuatu hal
10
Muhammad Arni, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), cet.6, hal. 65-66
11
Elvinaro Ardianto dan Bambang Q-Anees, Filsafat Ilmu Komunikasi, (Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2007) h. 164
17
lain yang diberikan oleh pencari kepatuhan. Jika anda mengerjakan apa
yang saya inginkan, maka saya memberikan anda sesuatu sebagai
imbalannya seperti penghormatan, persetujuan, uang, pembebasan
kewajiban, perasaan yang menyenangkan dan sebagainya. Pendekatan
berdasarkan pertukaran, yang sering digunakan dalam teori sosial, disusun
berdasarkan asumsi bahwa orang bertindak untuk mendapatkan sesuatu
dari orang lain sebagai pertukaran bagi hal lainnya. Model ini memiliki
orientasi pada kekuasaan. Dengan kata lain, anda akan memperoleh
kepatuhan mereka jika anda memiliki sumber daya yang cukup untuk
memberikan sesuatu yang mereka inginkan.12
3. Teori Manajemen Strategi
Menurut Fred R. David, proses strategi tidak hanya sebatas
merumuskan konsep hingga implementasi, melainkan juga harus disertai
evaluasi untuk mengukur sejauh mana strategi itu tercapai. Secara garis
besar teori manajemen strategi Fred R. David melalui tiga tahapan, 13
yaitu:
a. Perumusan Strategi
Dalam perumusan strategi, konseptor harus
mempertimbangkan mengenai peluang dan ancaman eksternal,
menetapkan kekuatan dan kelemahan secara internal, menetapkan
12
Marwell dan Schmitt dalam Morissan, Andi Corry Wardhany, Teori Komunikasi (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2009), hal.106
13
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, edisi Bahasa Indonesia, penerjemah
Alexander Sindoro (Jakarta: Prenhalindo, 2002), hal. 3
18
suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative dan memilih
strategi untuk dilaksanakan.
Perumusan Strategi berusaha menemukan masalah-masalah
yang terjadi dari peristiwa yang ditafsirkan berdasarkan konteks
kekuatan, kemudian mengadakan analisis mengenai kemungkinan-
kemungkinan serta memperhitungkan pilihan-pilihan dan langkah-
langkah yang dapat diambil dalam rangka gerak menuju kepada tujuan
itu.14
b. Implementasi Strategi
Langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang
ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang dipilih
sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dalam pelaksanaan
strategi, karena jika tidak maka proses formulasi dan analisis strategi
yang telah dirumuskan hanya akan menjadi impian yang jauh dari
kenyataan.
Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan
pengorganisasian sumber daya yang ditampakkan melalui penetapan
struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan
bersama budaya perusahaan dan organisasi.15
14
Ali Murtopo, Strategi Kebudayaan, hal.8
15
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, hal. 3
19
c. Evaluasi Strategi
Tahap terakhir dari strategi adalah evaluasi implementasi
strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah
dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya.
Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan
kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk
memastikan sasaran yang dinyatakan telah tercapai.
Setidaknya ada tiga macam langkah dasar untuk mengevaluasi
strategi, yaitu :
1. Menunjukkan faktor-faktor eksternal dan internal.
2. Mengukur prestasi dengan membandingkan hasil yang
diharapkan dengan kenyataan.
3. Mengembalikan tindakan korektif untuk memastiakn bahwa
prestasi sesuai dengan rencana.
B. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi secara etimologi berasal dari bahasa latin
“communication”. Istilah ini bersumber dari perkataan communis yang
artinya „sama‟, sama disini maksudnya serupa makna dan artinya. Jadi
komunikasi terjadi jika terdapat kesamaan mengenai makna dari suatu
20
pesan yang disampaikan oleh komunikator dan yang diterima oleh
komunikan.16
Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia
yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang menggunakan
bahasa sebagai alat penyalurannya.
Dalam bahasa komunikasi, pernyataan dinamakan pesan
(message), orang yang menyatakan pesan disebut komunikator
(communicator), sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama
komunikan (communicant).
Pendapat tersebut hampir sama dengan yang dikemukakan Astrid
S. Susanto, yaitu perkataan komunikasi berasal dari kata communicare
yang dalam bahasa latin memiliki arti „berpartisipasi‟ atau
„memberitahukan‟. Kasta communis berarti „milik bersama‟ atau „berlaku
di mana-mana‟.17
Para ahli komunikasi juga mempunyai pendapat yang berbeda satu
sama lain dalam menafsirkan makna komunikasi sebagai penyampaian
informasi, ide, gagasan, emosi, keterampilan dan seterusnya melalui
penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafis, dan lain-lain. Kemudian
Shammon dan Weaver mengartikan komunikasi sebagai mencakup
16
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), hal. 3
17
Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam teori dan Praktek (Bandung: Bina Cipta, 1998),
hal. 10
21
prosedur melalui makna pikiran seseorang dapat mempengaruhi orang
lain.18
Menurut Onong Uchjana Effendy, ada beberapa sebab mengapa
manusia melakukan komunikasi, yaitu untuk:
a. Mengubah sikap (to change the attidude),
b. Mengubah opini, pendapat, pandangan (to change opinion),
c. Mengubah perilaku (to change behavior),
d. Mengubah masyarakat (to change the society)19
.
2. Komponen Komunikasi
Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai
berikut :
a. Sumber (Source)
Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian
pesan yang digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.
Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan sejenisnya.20
b. Penyampaian Pesan (Communicator)
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara,
menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti: surat kabar,
radio, televisi, film dan sebagainya. Komunikator dalam penyampaian
18
Aubery Fisher, Teori-Teori Komunikasi, Penerjemah Soedjono Trimo (Bandung: Remaja
Karya, 1986), hal. 10
19
Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, hal. 3
20
Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hal. 11
22
pesannya bisa juga sebagai komunikan, begitu juga sebaliknya.
Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang komunikator di
antaranya adalah:
1. Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya
2. Keterampilan berkomunikasi
3. Mempunyai pengetahuan yang luas
4. Sikap
5. Memiliki daya tarik
c. Pesan (Message)
Pesan keseluruhan dari apa yang disampaikan si penyampai.
Pesan dapat berupa informative, member keterangan-keterangan yang
kemudian komunikan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Persuasif
bujukan, yakni membangkitkan kesadaran seseorang bahwa apa yang
kita sampaikan akan berupa pendapat atau sikap, sehingga ada
perubahan. Coersif memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi,
coersif dapat berbentuk perintah, instruksi.
d. Saluran (Chanel)
Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat
diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Pada
dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat berlangsung
menurut dua saluran, yaitu:
1. Saluran formal atau bersifat resmi
2. Saluran informal atau bersifat tidak resmi
23
e. Penerima Pesan (Communicant)
Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan menjadi
tiga jenis, yaitu: personal, kelompok, dan massa.
f. Hasil (effect)
Efek adalah hasil akhir dari proses komunikasi, yakni sikap
dan tingkah laku orang, baik sesuai atau tidak sesuai dengan yang kita
inginkan.21
3. Media Komunikasi
Media massa saat ini telah merasuk (pervasive) ke dalam
kehidupan modern. Melalui media, orang mampu membentuk opini dari
informasi dan interpretasi atas informasi yang mereka terima. Ini berarti
bahwa bahkan liputan berita sekalipun mengandung unsur persuasi. Akan
tetapi upaya media untuk melakukan persuasi biasanya dilakukan melalui
editorial (tajuk rencana) dan alasan atau komentar yang jelas-jelas
bertujuan persuasi. Hampir semua media memisahkan antara materi yang
didesain untuk membujuk dengan materi berita. Koran mengemas artikel
opininya dalam bagian editorial. Ulasan di televisi biasanya bersifat opini.
Pesan media yang paling jelas dimaksudkan untuk keperluan
persuasi adalah advertisement (iklan). Iklan mengajak audiens atau
pembaca untuk menuruti apa yang dikehendaki iklan, contohnya membeli
pasta gigi, makanan ataupun lainnya. Public Relations adalah persuasi
yang lebih halus, berusaha membujuk tetapi biasanya tidak mengajak
21
Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.12
24
untuk melakukan tindakan langsung. Public Relations berusaha
membentuk sikap, biasanya dengan mengajak audiens media massa untuk
melihat suatu institusi atau aktivitas tertentu dari sudut pandang tertentu.
John Vivian menyebutkan ada tujuh media komunikasi, yakni buku,
majalah, koran, radio, advertising, internet, dan televisi.22
Adapun jenis-jenis media massa yang bersifat “komunikasi
massa” telah berkembang dari segi kuantitas maupun kualitas, antara lain
adalah:
a. Buku
Produksi buku secara massal pertama kali dilakukan pada
pertengahan 1400-an, telah mengubah sejarah manusia dengan
mempercepat pertukaran ide dan informasi antara manusia. Buku
merupakan gudang penyimpan kebudayaan. Buku adalah wahana
utama dalam mengajarkan nilai-nilai sosial kepada generasi baru dan
sarana utama bagi generasi baru untuk memahami pelajaran generasi
lama.
b. Koran
Koran adalah medium massa utama bagi orang tertentu untuk
memperoleh berita. Di sebagian besar kota, tidak ada sumber berita
yang bisa menyamai keluadan dan kedalaman liputan berita koran. Ini
memperkuat poularitas dan pengaruh koran. Banyaknya para pembaca
membuat koran menjadi media efektif dalam penyampaian pesan.
22
John Vivian, Teori Komunikasi Massa (Jakarta: Kencana, 2008), hal. 22
25
c. Majalah
Saat ini majalah-majalah besar merupakan medium massa
yang mempengaruhi kultur negara-negara maju, termasuk Amerika.
Literatur besar dan ide-ide besar lainnya masuk dalam format majalah
yang berbeda dengan buku, dapat dijangkau oleh hampir semua orang.
Periklanan memanfaatkan majalah di antaranya membangun pasar
nasional untuk produk-produk mereka. Karena orang mempunyai
selera yang sangat luar biasa pada majalah. Singkatnya majalah adalah
medium pervasive. Keluasan audiens majalah membuat majalah
menjadi medium yang amat kompetitif.23
d. Advertising
Advertising adalah ekonomi konsumen yang penting. Tanpa
iklan, orang sulit mengetahui bermacam-macam produk dan jasa yang
tersedia. Advertising dalam kenyataannya adalah penting untuk
masyarakat yang makmut. Advertising juga merupakan basis financial
dari media massa yang kontemporer. Walaupun demikian advertising
bukan medium massa, tetapi mengendalkan pada media untuk
menyampaikan pesannya.
e. Radio
Radio telah menjadi medium massa yang sangat luas, ada di
berbagai tempat dan di sepanjang waktu. Tetapi sebagai sebuah
industri, ada tanda-tanda yang menggelisahkan. Acara utama radio,
23 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, hal. 107
26
yakni musik, telah tersedia dalam bentuk perangkat lain dan banyak
tanpa iklan. Audiesn utama radio, yakni kelompok usia 18 sampai 24
tahun telah banyak berkurang.
f. Televisi
Banyaknya audiens televisi menjadikannya sebagai medium
dengan efek yang sangat besar terhadap orang dan kultur dan juga
terhadap media lain. Sekarang televisi adalah medium massa dominan
untuk hiburan dan berita. Tidak bisa dipungkiri, di Indonesia hampir
setiap rumah tangga memiliki satu televisi. Jelas bahwa televisi
mampu mempengaruhi gaya hidup masyarakat.
g. Internet
Internet muncul sebagai medium massa besar yang melebihi
media massa tradisional dalam banyak hal. Setiap perusahaan media
massa besar menempatkan produknya di internet. Ribuan perusahaan
baru membangun jaringan internet. Teknologi ini sangat langsung dan
aksesnya murah, sehingga jutaan individu bisa membuat situs milik
sendiri.24
C. Pengertian Pengasuh
Pengasuh atau mengasuh adalah menjaga dan memelihara anak kecil,
membimbing agar bisa mandiri. Pengasuhan anak ditujukan kepada anak
yang orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh kembang anaknya secara
24
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, hal. 262
27
wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.25
Pengasuhan anak
tersebut, dilakukan oleh lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu.
Dalam hal ini lembaga harus berdasarkan agama, karena anak yang diasuh
harus seagama dengan agama yang menjadi landasan lembaga yang
bersangkutan.
Pengasuhan anak oleh lembaga dapat dilakukan di dalam atau di luar
panti sosial. Perorangan yang ingin berpartisipasi dapat melalui lembaga-
lembaga tersebut di atas. Pengasuhan tersebut melalui bimbingan,
pemeliharaan, perawatan dan pendidikan secara berkesinambungan, serta
dengan memberikan bantuan biaya atau fasilitas lain untuk menjamin tumbuh
kembang anak secara optimal, baik fisik, mental, spiritual maupun sosial,
tanpa mempengaruhi agama yang dianut anak.26
D. Sahabat Qur’an
Lutfi Fathullah menjelaskan bahwa berdasarkan hadits Rasulullah saw
terdapat beberapa tingkatan orang dalam berinteraksi dengan Al-Qur`an.
Tingkatan pertama Qara’ –yaqra’u (sekadar membaca). Tingkatan berikut
Qari’ (Pembaca) yaitu orang yang sering membaca, lalu hafidz (penghafal),
selanjutnya shahib (pembaca, penghafal, pengamal), dan yang terakhir yang
tertinggi, yaitu ahl atau hamalah (pembawa) artinya ialah orang yang menjadi
keluarga al-Qur`an.27
25 Ahmad Kamil, Hukum Perlindungan dan pengangkatan Anak di Indonesia (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 75
26
Ahmad Kamil, Hukum Perlindungan dan pengangkatan Anak di Indonesia , hal. 76
27
Lutfi Fathullah,. Menanti Alumni SDIT Jadi Menteri (Jakarta: al-Mughni Press, 2007)
28
Dengan demikian, istilah sahabat al-Qur`an adalah gelar bagi orang
yang senantiasa membaca dan mengamalkan nilai-nilai dan ajaran al-Qur`an.
Selama ini, terutama di Indonesia masyarakat baru mengenal istilah Qari’
untuk pembaca al-Qur`an, hafidz untuk orang yang hafal al-Qur`an, mufassir
untuk gelar orang yang mengkaji tafsir al-Qur`an atau istilah ahlul Quran
untuk para pakar di bidang al-Qur`an. Sedangkan bagi orang yang tekun
mengamalkan al-Qur`an di dalam praktek kehidupan sehari-hari belum
popular predikat atau julukan untuk mereka.
Istilah Sahabat al-Qur`an yang mengandung makna bukan hanya
orang tersebut gemar membaca dan menghafal akan tetapi juga akrab dan
bersahabat dengan al-Qur`an yaitu dengan mengamalkan nilai-nilai yang
terkandung di dalam al-Qur`an.
Allah telah menurunkan Perkataan yang paling baik (yaitu) Al
Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar
karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah
petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-
Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya
seorang pemimpinpun.28
28
Al-Qur‟an Surat Az-Zumar ayat 23
29
BAB III
RUMAH TAHFIDZ KIAI MAROGAN
DALAM MEMBANGUN GENERASI SAHABAT QUR’ANI
A. Sekilas Tentang Rumah Tahfidz Kiai Marogan
Rumah Tahfidz Kiai Marogan merupakan suatu bentuk pesantren mikro
berbasis masjid yang bergerak dalam pendidikan tahfidz (hafalan) al-Qur`an, di
mana pusat pembelajaran tahfidz-nya diadakan di masjid Kyai Marogan. Ide dasar
pendirian lembaga ini, memang, untuk memakmurkan masjid dan musholla, yaitu
dengan kegiatan tahfidz al-Qur`an. Program Rumah Tahfidz Kiai Marogan
(RTKM) digulirkan untuk mendukung program Gerakan Seribu Satu Masjid
(GESSID) yang pernah dicanangkan Walikota Palembang beberapa tahun yang
lalu, sebuah cita-cita untuk menjadikan Palembang kota religius1.
Dengan konsep pesantren berbasis masjid ala rumah tahfidz, diharapkan
keberadaan 776 Masjid yang berada di kota Palembang menjadi lebih makmur
dengan kegiatan pembelajaran al-Qur`an yang intensif. Bukan hanya diisi dengan
kegiatan seremonial Peringatan Hari Besar Islam.
Masjid Kyai Marogan merupakan masjid tua yang bersejarah, buah
peninggalan Masagus KH. Abdul Hamid alias Kiai Marogan, sosok ulama
legendaris pelopor dakwah Islam di Bumi Kesultanan Palembang Daarussalam.
Kyai Marogan masih dikenang masyarakat Sumatera Selatan sampai sekarang.
Hampir tiap hari, tak kurang 500 orang peziarah mengunjungi makam tersebut
1 “Menuju Palembang Darussalam Religius”, Sriwijaya Post, 18 Juni 2010
30
dari berbagai daerah2.
Letak masjid ini memang sangat strategis. Dapat ditempuh melalui jalan
darat dan laut. Dari jalan darat masuk melalui Stasiun Kereta Api Kertapati.
Tetapi masyarakat lebih senang ke masjid ini dari arah sungai, menggunakan
transportasi sungai seperti Kapal, speed boat, perahu mesin, perahu dayung. Letak
masjid ini persis menghadap ke tepi sungai Musi dan muara sungai Ogan. Julukan
Kyai Marogan pun diambil dari kata Muara Ogan atau muara sungai Ogan. Dari
tepi sungai, bangunan masjid ini tampak anggun sedap dipandang mata.
Jantung kota Palembang memang terletak di tepi sungai, tepatnya di
Benteng Kuto Besak, Jembatan Ampera. Pemkot sendiri ingin mengembalikan
sungai Musi sebagai denyut nadi kota Palembang. Sebagai sungai terpanjang,
Sungai Musi, dapat menjangkau daerah-daerah se-Sumatera Selatan.3
Karena posisi masjid yang tepat di tepi sungai Musi dan sungai Ogan
inilah menjadikan Pemerintah Kota Palembang terpincut untuk mencantumkan
masjid ini sebagai daftar objek kunjungan wisata pendukung Visit Musi.4
Selain kawasan wisata ziarah, masjid ini merupakan pusat kegiatan
dakwah bagi umat Islam di Palembang dan sekitarnya. Pelbagai pengajian digelar
di masjid ini; mulai pengajian rutin fiqih, pengajian mingguan thariqah
Sammaniyah, pengajian bulanan Majelis Dhuha Nasional, hingga pengajian al-
Qur`an yang diadakan Rumah Tahfidz.
2 “RTKM Laboratorium al-Qur`an Di Palembang” Majalah Hidayah Oktober 2010
3 Muslim Zuhdi, Dakwah di Palembang; Memahami Penyebaran dan Perkembangan Dakwah
di Kecamatan Kertapati Kota Palembang, (Palembang: T.pn., 2012) h. 3
4 Muslim Zuhdi, Dakwah di Palembang; Memahami Penyebaran dan Perkembangan Dakwah
di Kecamatan Kertapati Kota Palembang. h. 4
31
Rumah Tahfidz yang berlokasi di kompleks masjid Jami’ Kyai Marogan
ini diresmikan oleh Ust. KH. Yusuf Mansur, Pengasuh Pesantren Tahfidz Daarul
Qur`an dalam acara Tabligh Akbar dan pengukuhan kepengurusan Majelis Dhuha
Nasional Cabang Palembang. Launching RTKM diadakan tidak jauh waktunya
dengan momen haul Kiai Marogan yang jatuh pada bulan Rajab.5
Pendirian Rumah Tahfidz Kiai Marogan ini atas inisiatif beberapa orang.
Mereka adalah ketua Masjid Jami’ Kyai Marogan, Masagus Memet Ahmad,
Ketua Yayasan Kiai Marogan, Masagus A. Fauzi, Sesepuh keluarga Kyai
Marogan, Abah Masagus Amancik Ujang, dan pengajar tahfidz al-Qur`an di
Sekolah Daarul Qur`an Tangerang pimpinan Ustadz Yusuf Mansur, Ustadz
Masagus Fauzan Yayan, beserta istrinya, Umi Cholifah, Al-Hafidzah, serta
jama’ah masjid Kiai Marogan sendiri.6
Pembelajaran di Rumah Tahfidz Kiai Marogan sebenarnya sudah dirintis
sejak tahun 2007. Embrionya adalah seminar dan training belajar al-Qur`an
keliling di masjid-masjid, dengan peserta mayoritas kalangan pendidikan seperti
pelajar SMP-SMA, Mahasiswa, dan bapak-ibu guru. Training atau seminar yang
pernah diadakan di masjid Agung Palembang antara lain; Kiat Jitu Bersahabat
dengan al-Qur`an, Kiat Meraih Persahabatan Sejati Menurut Al-Qur`an, Kiat
Menjemput Malam Lailatul Qadar. Selain itu, pernah pula diadakan Training
Terjemah Qur`an metode CSQ (Cerdas, Smart, Quantum) di hotel Duta
Palembang, Pelatihan Tahfiz Qur`an Metode Quantum di masjid Lawang Kidul,
Palembang. Seminar Wirausaha, Al-Qur`an dan Teknologi Canggih bekerja sama
5 “Belajar Menghapal Al-Qur`an di Rumah Tahfidz” Berita Pagi, Selasa, 20 Juli 2010
6 Masagus Fauzan Yayan, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur’an, (Palembang: Club
Sahabat al-Qur’an, Cet. 3, 2011), hal. 145
32
dengan ICMI Korwil Palembang dan Bimbingan Cepat Bisa Baca al-Qur`an
Sistem 8 Jam di rumah-rumah.
Rumah Tahfidz Kiai Marogan juga membuka diri untuk masyarakat luas
seluruh lapisan, mulai dari pelajar, karyawan, ataupun lansia (lanjut usia). Adapun
kegiatannya meliputi; memperbaiki bacaan (Tahsinul Qiro’ah), Setoran hafalan
(tahfizhul Qur`an), Sistem Memahami al-Qur`an (Tafhim Qur`an), dan Daqu
Methode yakni Metode Daarul Qur`an dalam ibadah sehari-hari).
B. Visi dan Misi Rumah Tahfidz Kiai Marogan
Rumah Tahfidz Kiai Marogan mempunyai visi mencetak generasi Sahabat
al-Qur`an demi terwujudnya Kampung Marogan sebagai Kampoeng Qur`an yang
Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofur.7
Sementara Rumah Tahfdiz Kiai Marogan juga mempunyai misi; Pertama,
Meretas Sahabat Qur’an yang hatinya selalu terpatri pada al-Qur’an, mengimani
al-Qur’an, dan berusaha mengajarkan dan mengamalkan isi al-Qur’an dengan
penuh keikhlasan. Kedua, Mengembangkan mental santri yang SIAP
(Spiritualisme, Intelektualisme, Aktivisme, dan Profesionalisme). Ketiga
Menggembleng generasi yang CAKEP (Cerdas, Kreatif, dan Produktif), dalam
menghadapi tantangan zaman.
Rumah Tahfidz Kiai Marogan diproyeksikan menjadi laboratorium al-
Qur`an atau pusat pembelajaran al-Qur`an di kota Palembang. Dengan memakai
teknologi terkini terkait al-Qur`an yang tersimpan dalam 2 buah komputer
lengkap, yang tak hanya memuat software terkait bacaan, tapi juga bagaimana
metode terbaik dalam menerjemahkan dan menghafal al-Qur`an. Software al-
7 Masagus Fauzan Yayan, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur’an, h. 146
33
Qur`an dan koleksi buku al-Qur`an yang dimiliki oleh RTKM seperti Al-Qur`an
Playyer 2.0 (Laptop), Islamic Software (Laptop), Qari CD Vol, 1,2,3 (Laptop),
Tilawah Syeikh M. Shiddiq Al-Minsyawi (MP3), tilawah anak-anak Timur
Tengah (MP3), CD training terjemah Qur`an, CD training tahfizh Qur`an,
Qur`an_in_Word, Modul Metode Baca Tulis Qur`an Metode CSQ (Cerdas, Smart,
Quantum), modul Metode Terjemah Qur`an Metode CSQ, buku Quantum Tahfiz;
Siapa Bilang Menghafal al-Qur`an Susah?, Buku The True Friends of al-Qur`an,
dan kitab Kiat Jitu Bersahabat dengan Qur`an.
Kegiatan belajarnya diadakan di masjid Kiai Marogan dan bangunan rumah
2 buah bangunan bertingkat disebelah masjid. Setoran hafalan dan pembelajaran
al-Qur`an bagi karyawan dan orang tua diadakan tiap akhir pekan yakni Jum’at,
Sabtu, dan Minggu. Pada hari Minggu diadakan pula pengajian bertajuk Aduhai
Qur`an (Ahad Dhuhaa Bersama Qur`an) yaitu kegiatan tadarrus dan tadabbur al-
Qur`an dengan membedah kandungan al-Qur`an. Sebagaimana namanya, kegiatan
ini diawali dengan shalat Dhuhaa bersama (tidak berjama’ah), kemudian zikir
Asmaa'ul Husna dan ditutup doa Dhuhaa. Selepas itu baru mulai Training Belajar
Qur`an.
Siapapun dibolehkan mengikuti program tahfidz di Rumah Tahfidz Kiai
Marogan, syaratannya adalah ikhlas, punya tekad yang kuat, dan harus sudah
mampu Baca Tulis al-Qur`an. Santri yang mengikuti program ini tidak dipungut
biaya. Selain itu sebagai laboratorium al-Qur`an, Rumah Tahfidz Kiai Marogan
menerima pertanyaan, konseling dari masyarakat yang ingin bertanya seputar al-
Qur`an dan kandungannya.
34
C. Program-Program Rumah Tahfidz Kiai Marogan
1. Bimbingan Baca Tulis Qur`an (BTQ)
Setiap umat Islam tentu memiliki keinginan menguasai ilmu al-
Qur`an dengan mudah, untuk itu Rumah Tahfidz Kiai Marogan
menggunakan metode CSQ (Creative, Smart dan Quantum) yang
berisikan lima tahap menguasai baca al-Qur`an. Lima tahapan tersebut
adalah :
a. Menguasai huruf hijaiyah dan makhrajnya.
b. Menguasai tanda baca.
c. Menguasai isyarat bacaan.
d. Menguasai hukum-hukum tajwid
e. Latihan yang Istiqamah.8
Belajar al-Qur`an itu tidak sulit. Allah swt telah menggaransi
bahwa belajar ilmu al-Qur`an itu mudah,
“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah
orang yang mengambil pelajaran?”9
2. Sistem Memahami Qur`an (SIMAQ)
Allah Swt berfirman,
8 Masagus Fauzan Yayan, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur’an, h. 93-95
9 Al-Qur’an Surat Al-Qamar ayat 17
35
Sesungguhnya Kami menjadikan Al Quran dalam bahasa Arab
supaya kamu memahami(nya).10
Kemudahan memahami bahasa al-Qur`an telah terbukti. Memang,
untuk memahami al-Qur`an, cara yang paling sederhana adalah dengan
menggunakan terjemahan. Seperti terjemahan al-Qur`an yang dikeluarkan
oleh Departemen Agama. Akan tetapi, alangkah lebih baik jika setiap
orang memahami langsung bahasa al-Qur`an yang ternyata dapat dipelajari
dengan mudah dan singkat melalui penguasaan struktur bahasa al-Qur`an
serta rumus-rumus terjemahnya secara mandiri. Salah satu metode
terjemah mandiri itu adalah metode CSQ (Cerdas, Smart, dan Quantum)
yang telah diujicobakan dalam pelatihan Yayasan Pesantren Tahfidz Kiai
Marogan.11
3. Menghafal Itu Asyik Tau (MISYKAT)
Menghafal al-Qur`an bagi sebagian orang selama ini dianggap
sesuatu yang sulit dan rumit. Perasaan ini wajar jika diingat jumlah seluruh
ayat al-Qur`an itu lebih dari enam ribu ayat, yang ditulis dalam sekitar
enam ratus halaman. Di Rumah Tahfidz Kiai Marogan dengan metode
Quantum Tahfidz ingin menawarkan sebuah cara menghafal yang lebih
mudah, dan yang paling penting lebih menyenangkan.12
10
Al-Qur`an Surat Az-Zukhruf ayat 3
11
Masagus Fauzan Yayan, “Sistem Memahami Al-Qur`an,” Majalah Hidayah, Oktober
2010, h. 58
12
“Quantum Tahfidz: Metode Menghafal Al-Qur`an yang Mudah dan Menyenangkan”
Sriwijaya Post, Rabu, 24 Februari 2010
36
Dengan metode ini seorang santri dapat merasakan pengalaman
menghafal al-Qur`an yang enjoy, fun, dan penuh makna.
4. Ahad Dhuhaa Bersama Qur`an (ADUHAI QUR`AN)
Hati Nabi Muhammad saw dilukiskan al-Qur`an kecewa
bercampur sedih seraya mengadu kepada Rabb-Nya perihal sikap
kaumnya nanti sepeninggal beliau akan mengabaikan al-Qur`an dari
kehidupan mereka,
Berkatalah Rasul: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya kaumku menjadikan Al
Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan".13
Pengajian Aduhai Qur`an (Ahad Dhuhaa Bersama Qur`an)
program kerjasama RTKM dengan MDN (Majlis Dhuha Nasional)
Palembang, ingin membangkitkan kesadaran umat terhadap al-Qur`an,
kitab suci mereka. Sesuai namanya acara pengajian ini diadakan setiap hari
Ahad diisi dengan sholat Dhuhaa, dilanjutkan dengan belajar mengkaji al-
Qur`an.14
5. Beasiswa Santri Qur`an (BESANQU)
Merupakan apresiasi kepada para santri dhu’afa untuk
mendapatkan beasiswa dalam belajar menghafal al-Qur`an.15
Bantuan
13
Al-Qur`an Surat Al-Furqon ayat 30
14 “Santri Musi Menghafal Al-Qur`an” Majalah DAQU, Januari 2011
15
Hasil wawancara pribadi dengan Umi Cholifah, salah satu Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai
Marogan
37
berupa beasiswa bagi para santri tahfidz dari rumah tahfidz dan TPQ serta
memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi.
6. Safari Dakwah Al-Qur`an (SDQ)
Program safari dakwah dengan mengirim Duta Al-Qur`an dan Duta
Dhuhaa dari Tim MDN Palembang, ke daerah terpencil.16
Hal ini
merupakan upaya menghidupkan kembali ruh dakwah Kiai Marogan yang
di masa hidupnya berkeliling menghampiri masyarakat Sumsel di pelosok-
pelosok melalui jalur transportasi sungai. Terlebih lagi di era sekarang
kebutuhan tenaga pengajar al-Qur`an di daerah terpencil cukup tinggi
tetapi tantangan dan biaya operasional tidak sedikit.
7. Wakaf Sejuta Buku Al-Qur`an (WSBQ)
Gerakan wakaf sejuta buku Al-Qur`an ini merupakan wujud
kepedulian Rumah Tahfidz Kiai Marogan terhadap kualitas pemahaman
dan pengetahuan masyarakat terhadap Al-Qur`an.17
Selanjutnya buku
bertemakan Al-Qur`an itu akan dibagikan kepada perpustakaan sekolah,
perpustakaan masjid di Sumatera Selatan khususnya di daerah pelosok.
Adapun buku yang kami pilih antara lain buku yang dikarang oleh
pengasuh Rumah Tahfidz sendiri yaitu, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-
Qur`an, Quantum Tahfidz; Siapa Bilang Menghafal Al-Qur`an itu Susah?
16
Masagus Fauzan Yayan, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur’an, h.151
17
Wawancara pribadi dengan Masagus Fauzan Yayan, Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai
Marogan
38
The True Friends of Al-Qur`an; Panduan Meraih Persahabatan Sejati.
Untuk besar wakaf perbuku adalah Rp.50.000,-
8. Bimbingan Spiritual Qur`an (BSQ)
Keberadaan masjid tua peninggalan Kiai Marogan di pinggir
Sungai Musi dan Sungai Ogan cukup menjadi saksi bisu perjuangan
dakwah Kiai Marogan di Bumi Kesultanan Palembang Darussalam. Di
usianya yang hampir satu abad, bangunan masjid yang masih terjaga
keaslian bangunannya itu dapat menjadi alternatif wisata spiritual. Bagi
masyarakat metropolis kota Palembang dan sekitarnya yang ingin melepas
kepenatan aktifitas sehari-hari dan menambah kekhusyukan dalam ibadah
disediakan Bimbingan Spritual di akhir pekan.18
Rangkaian acaranya
meliputi qiyamullail (sholat tahajjud), tadabbur al-Qur`an, Muhasabah,
konseling persoalan hidup.
18
Wawancara pribadi dengan Masagus Fauzan Yayan, Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai
Marogan
39
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
A. Strategi Komunikasi Rumah Tahfizh Kiai Marogan dalam Membangun
Generasi Qur’ani
Untuk melaksanakan kebijakan atau rencana yang cermat mengenai
kegiatan diperlukan adanya strategi. Hal ini diperlukan untuk dapat mencapai
tujuan yang direncanakan sebuah lembaga atau perusahaan. Begitu pula yang
dilakukan Rumah Tahfidz Kiai Marogan di Palembang. Dalam membangun
generasi sahabat Qur‟ani terdapat hubungan dengan komunikasi. Komunikasi
menjadi salah satu penentu keberhasilan dalam melakukan sosialisasi program
guna tercapai tujuan membangun generasi sahabat Qur‟ani.
1. Tahapan strategi komunikasi
Guna tercapainya komunikasi yang baik dan efektif, diperlukan strategi
dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pendapat Fres R. David, dalam bukunya
Manajemen Strategi Konsep yang dikutip dalam bab 2 skripsi ini, terdapat
tahapan-tahapan strategi yang diperlukan dalam proses pelaksanaannya.
Tahapan-tahapan tersebut adalah perumusan strategi, implementasi strategi dan
evaluasi strategi. Ketiga tahapan tersebut tidak dapat dipisahkan dalam
pelaksanaan strategi komunikasi.
40
a. Perumusan Strategi
Dalam melaksanakan strategi komunikasi untuk membangun
generasi sahabat Qur‟ani, sebelumnya diperlukan perumusan strategi agar
pelaksanaannya bisa berjalan dengan lancar dan efektif. Dalam hal
tersebut, Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan merumuskan program
besar di awal tahun yang nantinya akan menjadi acuan bagi para pengurus
lainnya dalam melaksanakan strategi komunikasi ke depannya. Misalnya
dengan mengadakan rapat tahunan pada 24 Desember 2012 di Pantai
Anyer sebagai dream mapping agenda sekaligus strategi dalam
mensukseskan tujuan dari Rumah Tahfidz Kiai Marogan.
Program besar yang ada hanya menjadi acuan perencanaan, untuk
memudahkan pelaksanaannya dilakukan rapat bulanan. Fungsi rapat ini
untuk lebih memerinci program besar yang telah dibuat sebelumnya. Jika
dalam program besar itu belum ditentukan sasaran ataupun hal tehnis
lainnya, maka dalam rapat bulanan ini sudah ditentukan pelaksanaan
tehnisnya.
Dalam tahap perencanaan ini, pengasuh memanfaatkan peluang
yang ada. Contohnya, pada bulan Ramadhan maka diadakanlah Kantin
(Kajian Rutin) Ramadhan yang mengkaji berdasarkan tema-tema yang
ditentukan. Pada hari-hari libur sekolah, maka Rumah Tahfidz Kiai
Marogan mengadakan “Pesantren Liburan bersama Rumah Tahfidz” dan
lain sebagainya. Pengasuh melihat peluang komunikasi yang baik terutama
pada hari-hari tertentu untuk beradaptasi kepada santri maupun masyarakat
setempat.
41
Perencanaan dan juga pembangunan jaringan komunikasi dengan
pihak pendukung semisal Ustadz Yusuf Mansur serta pihak Yayasan KIAI
MAROGAN sangat dijaga dengan baik. Hal ini tentu menghasilkan
peluang yang lebih besar demi terwujudnya Rumah Tahfidz Kiai Marogan
menjadi sahabat al-Qur‟an.
b. Implementasi Strategi
Setelah merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan, maka
langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi tersebut. Dalam tahap ini
sangat dibutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh unit, tingkat dan
anggota organisasi. Para pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan
sebagaimana dijelaskan pada tahap perencanaan, setelah mengkonsep
agenda dan rencana komunikasi baik dengan santri maupun masyarakat,
mereka melakukan tindak lanjut dengan menyelenggarakan program-
program tersebut. Hal ini tetu disambut dengan baik oleh pihak
masyarakat. Karena selain keunikan konsep acara dengan komunikasi
yang menarik, pihak pengasuh juga mendatangkan orang-orang yang
berkompeten dibidangnya meskipun dari jauh.
Pada acara Kantin Ramadhan misalnya, pengasuh mengundang para
pakar tahsin, tilawah, tahfidz dan lainnya untuk menumbuhkan antusiasme
siswa dalam mengkaji Islam serta al-Qur‟an dan meningkatkan
Tahfidznya. Selain menyuguhkan para pakar, melalui komunikasi dalam
program-program tersebut, pengasuh menyampaikan metode-metode yang
efektif dalam menghafal, hal ini untuk memudahkan para santri dan
42
peserta untuk menghafal al-Qur‟an. Karena sesungguhnya upaya
menghafal dengan dukungan dan motivasi dari oranglain akan membantu
penghafal baik secara psikologis maupun secara fashahah dalam hafalan.
Keterbukaan komunikasi dengan khalayak tidak saja dari masyarakat
setempat namun juga pada media massa menjadikan Rumah Tahfidz Kiai
Marogan lebih dikenal.
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi. Hal ini
diperlukan utntuk mengukur seberapa besar keberhasilan yang telah
dicapai dan seberapa besat kegagalan yang diperoleh. Dengan mengetahui
tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalan dari program yang dilakukan
hal ini bisa menjadi tolak ukur untuk menetapkan tujuan berikutnya.
Sehingga pada pelaksanaan program selanjutnya bisa berjalan dengan
baik.
Pada tahap evaluasi ini, pengasuh biasanya menyelenggarakan
rapat evaluasi setelah terlaksananya suatu agenda. Rapat ini juga berfungsi
untuk mengukuhkan semangat ukhuwah antara pengasuh. Selain itu, rapat
ini tentu juga untuk membahas kekurangan pada agenda sebelumnya.
Dengan begitu komunikasi yang terjalin diantara pengasuh dan tim
pelaksana tidak retak. Komunikasi yang santai dan menghibur
dikembangkan pada tahap evaluasi ini. Penghargaan kepada tim pelaksana
juga dibangun dan dipupuk demi terjalinnya komunikasi yang harmonis
dikalangan mereka.
43
2. Komponen Komunikasi
Komponen Komunikasi yang terdapat di Rumah Tahfidz Kiai
Marogan adalah sebagai berikut:
a. Sumber: Strategi Komunikasi yang telah ditetapkan pengasuh
Rumah Tahfidz Kiai Marogan
b. Komunikator: Pengasuh, termasuk juga para instruktur tahfidz
(ustadz)
c. Pesan: Diantaranya nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur‟an
dan kiat-kiat bersahabat dengan al-Qur‟an
d. Saluran: Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan banyak
memanfaatkan media komunikasi, baik itu koran, majalah buku
dan televisi
Di masjid Kyai Marogan kita dapat melihat beberapa orang remaja
sedang menghafalkan al-Qur`an, di bawah bimbingan beberapa orang guru.
Mereka adalah murid kelas IV dan kelas V Rumah Tahfidz. Dengan suara
mereka yang lembut, mereka menghafal ayat demi ayat al-Qur`an, sambil
kepala mereka bergoyang-goyang mengikuti irama bacaan. Sungguh
pemandangan yang sangat sedap dipandang. Sementara itu, dengan mata
terpejam, seorang laki-laki berwajah jernih, berkumis dan berjenggot tebal,
memakai peci, menyimak hafalan murid-muridnya. Tentu saja semuanya
dilakukan di luar kepala.
Pemandangan menarik di dalam masjid ketika jam tahfizh masuk
anak-anak secara teratur kumpul di kelompoknya masing-masing membentuk
44
sebuah lingkaran. Seluruhnya berjumlah 2 kelompok putera dan 2 kelompok
puteri. Satu kelompok terdiri dari 5 hingga 5 orang anak.
Ketika “menyetorkan” hafalan, seorang murid duduk bersila di
hadapan gurunya yang duduk bersila sambil bersandar di tiang masjid. Lutut
mereka saling bersentuhan, dan dengan suara pelan tetapi sangat jelas, sang
murid membacakan ayat demi ayat yang sudah dihafalnya di rumah.
Anak-anak yang berusia belasan tahun terlihat baru memulai hafalan
mereka. Dari bibir mereka meluncur ayat-ayat al-Qur`an dengan makhraj
yang bagus. Panjang-pendeknya lafal, mereka ucapkan dengan tepat,
sehingga membentuk irama yang muncul bagaikan air mengalir, alamiah, dan
tidak dibuat-buat. Makhraj dan tajwid, memang merupakan syarat utama
yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum seorang anak memulai kegiatan
menghafalal-Qur`an. Untuk itu, terdapat beberapa orang guru yang secara
khusus mengajar tahsin Qur`ani.
Seorang murid memperoleh bimbingan tiga kali dalam sehari,
dilakukan antara waktu Maghrib dan Isya‟, Subuh hingga terbit fajar, dan
ba‟da Zuhur. Bimbingan di masjid Kyai Marogan itu, biasanya hanya
merupakan pengecekan terhadap Hafalan para murid. Sebab, pada hari
sebelumnya, guru memberikan tugas kepada mereka untuk menghafalkan
sekian ayat, yang kemudian mereka “setorkan” kepada gurunya di masjid
pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya, kegiatan menghafal al-Qur`an itu
sendiri mereka lakukan di kamar, di atas perahu Ketek, dan taman, sedangkan
yang di masjid hanya “setoran”.
45
Para murid harus terlebih dahulu “kawin” dengan al-Qur`an. Artinya,
dia harus memiliki mushaf khusus dan tidak boleh menghafal dengan
berganti-ganti mushaf. Dia harus hafal jumlah halaman mushafnya, jumlah
ayat dalam setiap juz dan halaman, dan mesti hafal pula awal dan akhir setiap
ayat yang terdapat dalam setiap halaman.
Langkah pertama menghafalal-Qur`an di Rumah Tahfidz, siswa
menghafal surah-surah pendek yang termasuk di Juz „Amma dan surah-surah
pilihan seperti Al-Waqi‟ah, Ar-Rahman, Yasin dan al-Mulk. Hal ini bertujuan
untuk membiasakan para siswa menghafal secara bertahap dari surah pendek
baru kemudian masuk ke surah panjang yang berada di bagian depan mushaf.
Kebiasaan ini juga terjadi di beberapa lembaga tahfizhul al-Qur`an
terutama pulau Jawa. Sebelum memulai menghafal surah al-Baqarah,
diharuskan terlebih dahulu menghafal surah-surah tertentu sebagai
pendahuluan atau warming up: Surah al Sajdah, Surah Yasin, Surah al
Dukhan, dan Surah al Mulk. Akan tetapi, kebiasaan ini tidak berlaku mutlak.
Dalam satu hari murid diharuskan menghafal minimal 3 ayat. Metode
yang diterapkan untuk menghafal adalah musyafahah (terlebih dahulu
mengikuti bacaan guru kemudian membacanya dengan benar). Selain itu
dengan metode auditori yaitu mendengarkan bacaan imam Masjidil Haram
lewat al-Qur`an digital dan dvd Combo secara berulang-ulang hingga hafal.
Sedangkan dalam melakukan muraja‟ah (mengulang hafalan) siswa
diajak melakukan latihan atau exercise menulis ayat yang telah dihafal di atas
kertas kosong. Selain itu agar lebih mengasyikkan, siswa diberikan lembaran
latihan berupa al-Qur`an yang tinggal diisi kata bantunya seperti mengisi TTS
46
(Teka-Teki Silang). Dalam mengulang hafalan, murid cukup membaca kata
bantu ayat di depan, di tengah dan di ujung, kemudian menyambungkannya
berdasarkan hafalan yang dimiliki. Metode ini dikembangkan di Rumah
Tahfidz ini karena pernah dipraktekkan oleh Ustaz Yusuf Mansur dan sudah
terbukti mampu memperlancar hafalan.
3. Media Komunikasi
Media berasal dari bahsa latin madius yang berarti tengah, perantara atau
pengajar. Assosiation for Education and Communication Tehnology (AECT)
mengartikan media sebagai salah satu bentuk yang dipergunakan untuk proses
transmisi informasi. Sedangkan Educatn Assosiation mendefinisikan sebagai
benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta
instrument yang dipergunakan dengan baik dalam dalam kegiatan apapun dan
dapat mempengaruhi efektifitas program intruksional.1 Jadi, media merupakan
salah satu fakor terjdinya komunikasi. Sebuah komunikasi akan berjalan efektif
bila antara komunikator dan komunikan juga pesan yang disampaikan tidak terjadi
gangguan.
Media komunikasi yang digunakan oleh Rumah Tahfidz Kiai Marogan
sangatlah banyak, diantaranya adalah:
a. Media Cetak
1. Koran
Kegiatan Rumah Tahfidz Kiai Marogan beberapa kali dimuat di
koran setempat. Hal ini mengisyaratkan bahwa Rumah Tahfidz Kiai
1 Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Madia Pembelajaran, (Jakarta: PT. Intermasa, 2002),
cet ke-1, h. 11.
47
Marogan selalu menjalin komunikasi yang baik dengan media dalam
hal ini koran. Tentu hal ini sangat baik guna mengenalkan kegiatan-
kegiatan Rumah Tahfidz Kiai Marogan sehingga mensyiarkan tujuan
kegiatan Rumah Tahfidz Kiai Marogan .
Koran merupakan salah satu media massa yang berperan penting
dalam pendistribusian informasi kepada khalayak. Selain karena
kontennya yang faktual, penerbitan surat kabar juga terjadi secara
periodik sehingga masyarakat akan lebih mudah untuk mengakses.
Olah karena itu, pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan menjalin
komunikasi yang baik dengan para jurnalis koran lokal
Banyak sekali kegiatan Rumah Tahfidz Kiai Marogan yang dimuat
di koran, diantara program yang diliput adalah tentang konseling gratis
di masjid Muara Ogan, mengajar via teleconference, dan da‟i cilik yang
sedang unjuk kebolehan.
2. Majalah
Sepak terjang pengasuh dalam upaya membentuk generasi generasi
al-Qur‟an tidak hanya sebatas wilayah Muara Ogan atau bahkan
palembang saja. Namun juga merambah ke luar negri yakni di
hongkong. Kerjasama yang dijalin erat dengan ustadz Yusuf Mansur
menambah luasnya komunikasi bagi pengasuh sendiri.
Kegiatan tersebut pernah dimuat di majalah Hidayah pada Maret
2012. Kelebihan Majalah diantaranya adalah informasi di dalamnya
lebih jelas dan mampu menjelaskan hal-hal yang bersifat kompleks
48
ataupun investigatif. Dan karena disertai gambar atau foto, hal ini bisa
memperjelas isi berita yang ditampilkan.
3. Buku-buku
Selain melalui berbagai media di atas, pengasuh Rumah Tahfidz
Kiai Marogan juga mengarang beberapa buku tentang metode
menghafal dan buku-buku yang berkaitan dengan al-Qur‟an. Tentunya
hal ini bisa dimaksudkan untuk membangun generasi Qur‟ani dan
menjadikan lebih banyak lagi generasi sahabat Qur‟ani.
Dalam setiap bukunya tentu memuat profil penulis dan juga
mengulas profil singkat Rumah Tahfidz Kiai Marogan . Diantara buku-
buku yang telah diterbitkan ialah:
Kiat Jitu Bersahabat dengan al-Qur‟an
Quantum Tahfidz
Manaqib Kiai Marogan
4. Mimbar
Ceramah dan seminar tentang tahfidz al-Qur‟an merupakan hal
yang biasa diselenggarakan oleh Rumah Tahfidz Kiai Marogan . Oleh
karena itu, para warga masyarakatpun sering mengundang pihak Rumah
Tahfidz Kiai Marogan baik pengasuh maupun santrinya untuk
tausyiyah ataupun sekedar melantunkan ayat al-Qur‟an pada acara-
acara besar warga maupun instansi lembaga pemerintahan dan suasta.
Komunikasi melalui media mimbar dengan warga masyarakat ini
sengaja dibuka oleh pengasuh agar melestarikan hidupnya al-Qur‟an di
49
tengah masyarakat. Syi‟ar yang terus menerus diharapkan mampu
menjadikan generasi yang bersahabat dengan al-Qur‟an.
5. Ceremonial
Media komunikasi melalui ceremonial sangat sering dilakukan.
Dari hal-hal kecil semisal bersilaturami dengan warga pada acara-acara
mereka, sampai menyelenggarakan acara-acara berskala besar semisal
gagasan Pesantren Ramadhan al-Qur‟an, Pekan Baca Rumah Tahfidz,
penyelenggara Wisuda Akbar para Huffadz al-Qur‟an se-Sumatera
Selatan dan lain sebagainya.
6. Televisi
Beberapa kali pengasuh diundang untuk berbicara mengenai
tahfidz al-Qur‟an di saluran TV. Semisal TVRI Palembang dan TV
Lokal lainnya, kesempatan itu juga dipergunakan untuk memper-
kenalkan Rumah Tahfidz Kiai Marogan, dengan begitu diharapkan para
pemirsa mengetahui bahwa dengan mendekatkan diri pada Allah dan
menjadikan al-Qur‟an sebagai sahabat dalam kehidupan keseharian
mampu menjadikan hidupnya lebih bermakna.
7. Internet
Rumah Tahfidz Kiai Marogan juga mensosialisakisakan kegiatan-
kegiatannya di laman website dan melalui internet terutama media
jejaring sosial sebagai alat untuk memperkenalkan Rumah Tahfidz Kiai
Marogan dan berkomunikasi dengan masyarakat secara umum. Di sana
dimuat berita-berita serta program yang diselenggarakan oleh pihak
Rumah Tahfidz Kiai Marogan.
50
Melalui media internet ini, komunikasi pengasuh Rumah Tahfidz
Kiai Marogan dengan komunikan dapat berjalan efektif, karena
komunikan dapat langsung berinteraksi langsung dengan dengan
komunikator dan memberikan respon terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan.
Alamat websitennya adalah www.rumahtahfidzterapung,
sedangkan Facebooknya adalah Rumah Tahfidz Terapung, dan
twitternya @rtahfidzterapung.
B. Analisis Swot
Analisis Swot merupakan analisis lingkungan internal dan analisis eksternal
organisasi, Hasil dari analisis SWOT ini dapat menunjukkan kualitas dan
kuantitas posisi organisasi dengan sejumlah kemampuan inti, bila resultansi
kekuatan dan kelemahannya posititf yang kemudia memberikan rekomendasi
strategis terhadap strategi perusahaan serta rekomendari funsional kebutuhan atau
modifikasi sumber daya organisasi.2
Untuk menganilisis strategi Pengasuh Rumah Tahdiz Kiai Marogan penulis
menggunakan analisis SWOT yang terdiri dari :
1. Strenght (Kekuatan)
Kekuatan merupakan keuntungan yang dimiliki oleh suatu
oreganisasi kekuatan yang dimiliki oleh suatu lembaga. Dari beberapa
keberhasilan yang telah dicapai oleh Pengasuh dalam membangun
Generasi Sahabat Qur‟ani, hal ini tidak terlepas dari beberapa kekuatan
2 Ismail Yusanto dan M. Karabaet, Manajemen Strategis Perspeltif Syariah, H. 29
51
internal dan eksternal yang dimiliki oleh Rumah Tahfidz Kiai
Marogan, diantara kekuatan internal tersebut adalah:
a. Komunikator
Jaringan komunikasi yang dikembangkan oleh pengasuh
selaku komunikator merupakan salah satu faktor yang sangat
mendukung adanya upaya membangun generasi sahabat al-Qur‟an.
Kepercayaan masyarakat terhadap komunikator turut mempegaruhi
tingkat kesuksesan dan harmonisasi komunikasi yang dibangun
oleh komunikator. Selain itu, keahlian mumpuni yang dimiliki oleh
pengasuh juga turut mendukung daya tarik baik santri dan
masyarakat.
b. Nama Kiai Marogan
Kiai Marogan merupakan tokoh setempat yang sangat
dihormati. Masagus KH. Abdul Hamid alias Kiai Marogan, sosok
ulama pelopor dakwah di Bumi Kesultanan Palembang
Daarussalam. Julukan Kyai Marogan pun diambil dari kata Muara
Ogan atau muara sungai Ogan. Beliau adalah da‟i yang
mengajarkan keislaman pada masanya. Meskipun beliau telah
meninggal, namun makamnya tetap dikunjungi orang-orang sampai
sekarang. Tempat Rumah Tahfidz Kiai Marogan yang berdekatan
dan menggunakan nama beliau turut mempengaruhi kepercayaan
masyarakat pada Rumah Tahfidz Kiai Marogan ini.
52
c. Sarana
Adanya sarana yang memungkinkan para santri untuk
menetap juga merupakan faktor pendukung pembinaan dikalangan
remaja ini dalam peningkatkan tahfidz. Sarana yang disediakan
juga tidak memungut biaya yang besar dan tempatnya merupakan
tempat yang nyaman untuk menghafal.
2. Wekaness (Kelemahan)
Kelemahan merupakan keterbatasan yang dimiliki oleh suatu
organisasi. Kelemahan yang dimiliki oleh suatu lembaga. Pengasuh
Rumah Tahfidz Kiai Marogan memiliki beberapa kelemahan, diantara
kelemahan tersebut adalah kurang baiknya komunikasi yang terjalin
antara tim pengasuh dan para instruktur tahfidz (ustadz) akan tetapi
kelemahan ini tidaklah dijadikan sebagai penghambat dalam
menjalankan organisasinya. Beberapa kelemahannya yaitu;
a. Dari tim pengasuh itu sendiri, yang rentan menghadapi situasi
karyawan sakit atau berhenti.
b. Lahan disekitarnya menjadi sempit. Sehingga untuk
pengembangan bangunan secara fisik sangant sulit dilakukan.
3. Opportunity (peluang)
Peluang merupakan situasi yang menguntungkan bagi suatu
lembaga. Peluang yang dimiliki oleh Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai
Marogan diantaranya :
53
a. Banyaknya minat masyarakat yang ingin memperdalam
pengetahuan agama umumnya dan khususnya pengetahuan
mengenai kitab al-Qur`an, baik itu membaca, memahami dan
menghapalnya serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Lokasi yang strategis dipinggir Sungai Musi dan Muara Ogan
serta tak jauh dari stasion kereta api membuat Rumah Tahfidz
Kiai Marogan mudah untuk diakses masyarakat dari penjuru
daerah.
c. Dukungan Masyarakat, baik itu lembaga/instansi pemerintah dan
swasta, anggota majelis taklim maupun masyarakat secara umum.
Dukungan mereka baik itu berupa donasi, dukungan kegiatan
maupun lainnya sangat membantu keberlangsungan kegiatan
Rumah Tahfidz Kiai Marogan.
4. Threaths (Tantangan)
Tantangan merupakan keadaan yang sangat tidak menguntungkan
suatu lembaga, adapun tantangan yang dihadapi oleh Rumah Tahfidz
Kiai Marogan yaitu banyaknya rumah tahfidz yang lahir, setiap
lembaga ingin menonjolkan setiap program, jadi timbul persaingan
antara lembaga untuk merekrut santri. Maka pengasuh Rumah Tahfidz
Kiai Marogan harus berinovasi dalam mengelola segala kegiatan
lembaga, agar kepercayaan masyarakat terhadap Rumah Tahfidz Kiai
Marogan terbangun dengan baik.
54
C. Strategi Alternatif untuk Dilaksanakan
Dari uraian sebelumnya setelah menggunakan analisis SWOT, tampak
bahwa Rumah Tahfidz Kiai Marogan dalam menjalankan organisasinya
memerlukan strategi alternatif untuk mengantisipasi kelemahannya.
Berikut strategi altrnatif yang sebaiknya dilakukan Pengasuh Rumah
Tahfidz Kiai Marogan.
1. Untuk mensiasati masalah tim pengasuh Rumah Tahfidz yang rentan
menghadapi situasi pengasuh/santri sakit atau berhenti maka perlu
menjaga kebersihan lingkungan dan cek kesehatan secara berkala,
dan untuk mengantisipasi pengasuh/ustadz berhenti maka diperlukan
komunikasi non formal terhadap mereka, dan kesejahteraan mereka
juga perlu diperhatikan.
2. Untuk menghadapi masalah lahan yang sempit, bisa disiasati dengan
membangun sarana bangunan vertikal ke atas. Hal ini tentu
memerlukan dana yang tidak sedikit, dengan memanfaatkan
dukungan masyarakat Pengasuh Rumah Tahfidz bisa menyebarkan
sertifikat wakaf bangunan kepada para donatur dari masyarakat
maupun instansi yang selama ini banyak mendukung kegiatan
Rumah Tahfidz Kiai Marogan.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan yang telah diuraikan dalam skripsi ini, maka
dapat disimpulkan bahwa:
1. Strategi komunikasi Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan yang
diterapkan di Rumah Tahfiz Kiai Marogan Palembang dapat berjalan
efektif. Hal ini bisa dilihat dikarenakan indikator-indikator yang
mempengaruhinya:
a. Kekuatan: Nama Besar Kiai Marogan dan Yusuf Mansur, Pengasuh
merupakan komunikator ulung dan memiliki jaringan yang luas,
Sarana pendukung, dan dukungan masyarakat
b. Kelemahan: Komunikasi yang terkadang kurang baik antara pengasuh
dengan tim instruktur tahfidz, penambahan sarana gedung yang
terkendala keterbatasan lahan
c. Peluang: kedekatan Pengasuh dengan pelaku media berjalan baik,
sehingga setiap kegiatan yang dilaksanakan tercover oleh media.
d. Tantangan: Dibutuhkan inovasi dan kreatifitas yang lebih agar
kepercayaan masyarakat dapat terus terjaga
2. Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan memanfaatkan berbagai media
untuk lebih memasyarakatkan nilai-nilai al-Qur`an, mulai dari koran,
majalah, televisi, maupun lewat ceramah melalui mimbar dan acara-acara
seremonial, serta tak ketinggalan pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan
56
juga memanfaatkan jejaring sosial. Hal ini menjadi lebih efektif dan dapat
pula memperluas jangkauan audiens atau mad’unya dalam membangun
generasi sahabat Qur’ani dibandingkan cara-cara tradisional yang biasanya
hanya melalui ceramah-ceramah melalui mimbar saja.
B. SARAN
Secara keseluruhan strategi komunikasi yang dilakukan oleh
Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan dalam membangun generasi Sahabat
Qur’ani sudah cukup baik, namun ada beberapa poin kelemahan yang perlu
diperbaiki oleh pihak lembaga, diantaranya:
1. Menjalin komunikasi yang baik dengan berbagai pihak mutlak
diperlukan, karena melakukan kegiatan yang melibatkan banyak orang
sangat rentan terjadi miss communication yang dapat menyebabkan
maksud yang baik dapat diartikan berbeda oleh orang lain.
2. Meskipun sarana dan pra sarana saat ini sudah cukup membantu bagi
terlangsungnya kegiatan di Rumah Tahfidz Kiai Marogan, namun
masih diperlukan penataan dan penambahan infrastruktur yang lebih
baik. Hal ini diperlukan guna menciptakan pola komunikasi antara
pengasuh, para asatidz (ustadz-ustadz pendamping santri) dan para
santri bisa berjalan lebih baik dan teratur. Sehingga proses membangun
generasi sahabat Qur’ani bisa terwujud.
3. Dengan banyaknya teori komunikasi yang ada, setidaknya penulis
berharap Pengasuh Rumah Tahfidz Kiai Marogan dapat menerapkan
teori tersebut dalam membuat strategi komunikasi serta
57
mengaplikasikannya dengan baik dan berkelanjutan. Sehingga proses
kegiatan dapat berjalan lancar dan berkelanjutan. Jika hal ini tidak
dilakukan maka teori yang ada akan sangat sia-sia dan pelaknanaanya
pun tidak sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
58
DAFTAR PUSTAKA
Arni, Muhammad. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2004.
Asnawir, M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Intermasa,
2002, cet ke-1.
Efendy, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 1992.
Fadilah, Syarif, Strategi Komunikasi Program Pembibitan Al-Qur’an Daarul
Qur’an Dalam Mensosialisasikan Program Sedekah Produktif Tangerang:
Tidak Diterbitkan, 2011
Fathullah, Lutfi. Menanti Alumni SDIT Jadi Menteri. Jakarta: al-Mughni Press,
2007.
Fisher, Aubery. Teori Komunikasi. Bandung: Remaja Karya, 1986
Kamil, Ahmad. Hukum Perlindungan dan pengangkatan Anak di Indonesia.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.
Lubis, Zainuddin. Pola Komunikasi Ustadz Ali Fahrudin, MA. dalam Pembinaan
Tahfizhul Qur`an. Tangerang: Tidak Diterbitkan: 2009
Masagus Fauzan Yayan, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur`an. Palembang:
CSQ, 2011
------------------------------, Manaqib Kiai Marogan. Palembang: RTKM, 2012.
------------------------------ dan Wajdi, Farid. Quantum Tahfidz, Palembang: YKM
Press, 2010
Morissan, Andi Corry Wardhany, Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia,
2009.
Murtopo, Ali. Strategi Kebudayaan. Jakarta: Center for Strategic and
Internasional Studies-CSIS, 1978.
Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang
Pemerintahan. Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 2000
Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkifirmansyah, Manajemen Strategi, Sebuah
Konsep Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI,
1999
Pustaka Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2005.
59
R. David, Fred. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta: Prenhalindo, 2002.
Steinner, George. dan Minner, John. Manajemen Strategi. Jakarta: Erlangga, 1999
Susanto, Astrid S. Komunikasi Dalam teori dan Praktek. Bandung: Bina Cipta,
1998
Tjokroamidjojo, Bintoro. Teori dan Strategi Pembangunan Nasional. Jakarta:
Haji Masagung, 1988
Vivian, John. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana, 2008
Wajdi, Farid. Tahfiz al-Qur`an dalam Kajian Ulumul al-Qur’an (Studi Atas
Berbagai Metode Tahfiz). Tangerang: Tidak Diterbitkan, 2008
Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara, 2002
Yusanto, Ismail dan M. Karabaet, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, H. 29
Zuhdi, Muslim. Dakwah di Palembang; Memahami Penyebaran dan
Perkembangan Dakwah di Kecamatan Kertapati Kota Palembang,
Palembang
Media Massa:
Harian Seputar Indonesia, Menikmati Musi Sambil Menghafal al-Qur’an, Edisi
11, April 2011
Harian Sumatera ekspres, Jumat, 16 September 2011
Majalah Hidayah, RTKM Laboratorium al-Qur`an Di Palembang, Oktober 2010
Profil Lembaga Rumah Tahfidz Kiai Maroga Palembang
Sriwijaya Post, Menuju Palembang Darussalam Religius, 18 Juni 2010
Yusuf Mansur dalam ceramahnya di televisi ANTV, 12-06-2012.
PENGURUS RUMAH TAHFIDZ KIAI MAROGAN
DEWAN PEMBINA :
Masagus Amancik Ujang Masagus Memet Ahmad, SE (Ketua Yayasan Masjid Kiai Marogan) Masagus A. Fauzi, S.Pd, MM (Ketua Yayasan Kiai Marogan) Ustadz Hidayatullah HT (Pengasuh Majelis Dzikir Riyadhul Jannah) Ustadz Kemas Muhammad Ali (Ketua Majelis Dhuhaa Nasional Cabang Palembang) Masagus Fauzan Yayan, SQ, S.Sos.I (mudir)
DEWAN PENGURUS :
Pengasuh: Umi Cholifah, S.Pd Sekretaris: Mia Na Bendahara: Anharuddin Operasional: Masagus A. Mahdi Humas: Darnansyah, S.Kom, MM
DEWAN ASAATIDZ :
Ustadz Usman (Koordinator Tahfidz) Ustadzah Sefri Yunita Ustadzah Nanda Ustadz Abdurrahman Ustadz Masykuri Ustadz Adil Ustadz Padri (asisten) Ustadz Yogi (asisten)
JADWAL KEGIATAN HARIAN
RUMAH TAHFIDZ KIAI MUARA OGAN
NO PUKUL NAMA KEGIATAN KETERANGAN
1 04.00 – 04.30 Sholat tahajud Masjid
2 04.45 – 05.15 Sholat shubuh Masjid
3 05.15 – 06.10 Setoran (Muraja`ah) Pondok Tahfiz
4 06.10 – 07.30 Sarapan Pagi, Mandi, Persiapan Sekolah Asrama
5 07.10 – 13.00 S E K O L A H Asrama
6 13.00 – 13.30 Sholat dzhuhur, Makan Siang Masjid
7 13.30 – 14.00 Mengaji Pondok Tahfidz
8 14.00 – 15.00 Istirahat (tidur siang) Asrama
9 15.00 – 15.30 Sholat Ashar Masjid
10 15.30 – 16.30 Setoran (Menambah hafalan Baru) Pondok Tahfiz
11 16.30 – 17.30 Bermain/naik perahu ketek Halaman masjid/sungai
12 17.30 – 18.00 Makan sore, Mandi Asrama
13 18.00 – 18.30 Sholat Maghrib Masjid
14 18.30 – 19.15 Muraja`ah bersama Asrama
15 19.20 – 19.45 Sholat Isya` Masjid
16 19.45 – 21.00 Belajar Asrama
17 21.00 – 04.00 I S T I R A H A T Asrama
Wassalam,
Kepala Rumah Tahfidz Ki Marogan (Umi Cholifah, S.Pd.I)
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Masagus A. Fauzan
Nama Panggilan : YAYAN
Ttl : Palembang, 20 Agustus 1981
Pekerjaan : Guru, Trainer, Penulis
Alamat : Jl. Masjid Kyai Muara Ogan RT. 01 No. 28 Kertapati Palembang
30258
Hp : 081388348164
Web-site : www.kiaimarogan.com
Email : [email protected]
FB : masagus fauzan yayan
JENJANG PENDIDIKAN
SD 92 Palembang Tahun 1986-1993
MTS Pon-Pes Raudhatul Ulum, Sakatiga, Inderalaya-OI-Sumsel, 1993-1996
MA Pon-Pes Daarul Rahman, Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta, 1996-1999
S1 Institut PTIQ Jakarta 1999-2006
S2 ICAS-Paramadina (off)
PENGALAMAN ORGANISASI
Ketum Badan Koordinasi Indonesia Bagian Barat (Badko Inbagbar) HMI-MPO
(HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM), Jakarta 2006-2008
Pembina FUMAS (Forum Ukhuwah Mahasiswa Sumatera), Jakarta 2003-2005
Sekjend PMPD (Perhimpunan Masyarakat Palembang Daarussalam), Jakarta 2004-
2006
RIWAYAT PEKERJAAN
Koordinator Club Sahabat al-Quran (CSQ) Jakarta
Pengurus Yayasan Kiai Marogan (YKM) Palembang
Pembina Yayasan Riyadushsholihin, Jambi
Trainer Pelatihan Terjemah al-Quran Metode CSQ (Cerdas, Smart, Quantum).
Instruktur Tahfidz SMP-SMA SDQI 2008-2009
Guru Tahfidz SD SDQI tahun ajaran 2008-2009
Mudir Santri Ma’had Aly Daarul Qur’an Bidang Pengembangan Potensi dan Bakat
Dosen STMIK Antar Bangsa, Tangerang
Wartawan Majalah Anak Spesial, Majalah Qur’an Center, Majalah Sahabat Qur’an
KARYA TULIS
Buku Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Quran (YKM & Pemkot Palembang,2008)
Buku Peninggalan Kiai Marogan dalam Menunjang Visit Musi 2008 (Ed.)(YKM & Pemkot
Palembang, 2008).
Buku Ketika Persahabatan Tak Lagi Bersahabat (YKM & SDQI, 2009)
Buku Amaliah Ramadhan (SDQI, 2009)
Buku Quantum Tahfiz; Siapa Bilang Menghapal Al-Quran itu Susah? (SDQI & YKM Press,
2010).
Majalah Sahabat Qur’an, (CSQ, 2008)
Majalah Anak Spesial, (LPAS, 2007-2008)
Majalah Dismag (SDQI, 2009)
AKTIF MENGISI KOLOM DI:
Harian Republika rubrik Hikmah, dan Guru Menulis
Majalah Hidayah kolom Pakar
Harian Sriwijaya Post, mimbar Jum’at
Palembang, 2 Juli 2012
Masagus A. Fauzan, S.Sos.I