strategi lembaga kaligrafi al-qur’an (lemka)...

100
STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI SENI KALIGRAFI ISLAM SEBAGAI MEDIA DAKWAH Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: KURNIAWAN PRASETIO NIM: 1110051000117 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2015 M

Upload: trankiet

Post on 06-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA)

DALAM MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI SENI

KALIGRAFI ISLAM SEBAGAI MEDIA DAKWAH

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

KURNIAWAN PRASETIO

NIM: 1110051000117

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2015 M

Page 2: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL.QUR'AII (LEMKA)DALAM MEMPERTAHANKANI EKSISTENSI SENIKALIGRAFI ISLAM SEBAGAI MEDIA DAKWAII

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasiuntuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Komunikasi Islam (S-Kom.I)

Oleh:

Kurniawan PrasetioNIM. 1110051000117

Pembimbing

FAKULTAS ILMU DAI(WAH DAI\ ILMU KOMT]NIKASIPROGRAM STUDI KOMT]NIKASI PEII-YIARAN TSLAM

UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

L435 HJ2O15 M

Page 3: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

PENGESAIIAN PAFIITIA UJIAI\

Skripsi judul Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur'an (LEMKA) dalam

Mempertahankan Eksistensi Seni Kaligrafi Islam sebagai Media Dakwah sudah

diujikan dalam sidang munaqasyah di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayayatullah Jakarta pada tanggal 16 April 2015. Skripsi ini

sudah di terima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi

Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakart+ l6 April 2015

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang

r. H/sunandar, MA Saprudin S.PdNip.19680906 199108 1 001ip.19620626 199403 I 002

Anggota

Penguji II

Hj. Nunung Khairiya/, ufaNip. 150 389 35J

UmiM

Sekertaris Sidang

Drs. S. nio MA

MAt{rP. 1971081

Page 4: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

LEMBAR PER}TYATAAI{

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar shata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya

cantumkan sesuai dengan

Hidayatullah Jakarta.

gunakan dalam penulisan ini telah saya

ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakaria.

,,,., -,"{al<art& 10 April 2015

Page 5: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

i

ABSTRAK

Kuniawan Prasetio 1110051000117

Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) dalam Mempertahankan

Eksistensi Seni Kaligrafi Islam sebagai Media Dakwah

Belakangan ini berbagai cara untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah

dalam rangka syiar menegakkan agama Islam, bermacam-macam media dan cara

untuk bedakwah. Salah satu media yang turut sukses untuk berdakwah adalah

melalui media seni kaligrafi Islam, seni Islam ini menjadi turut andil dalam

pengembangan agama Islam hingga saat ini, karena berdakwah tidak hanya

melalui ucapan atau ceramah dan pidato semata.

Salah satu lembaga yang terbentuk khusus dalam mengembangkan dan

mengajarkan seni kaligrafi Islam adalah Lembaga kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA).

Lembaga ini mempunyai pilar-pilar khusus dalam setiap pergerakan-

pergerakanya. Seiring dengan perkembangan zaman, seni kaligrafi pun turut

berkembang, untuk mencapai perstasi yang memuaskan, tentunya LEMKA

memiliki strategi yang diterapkan dalam metode pembelajaran dan

mengkondisikan lingkungan sedemikian rupa, sehingga dapat mencetak generasi-

generasi muda yang siap menyampaikan dakwahnya melalui seni kaligrafi Islam.

Berdasarkan latar belakang diatas, kemudian pertanyaannya adalah

bagaimana strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an dalam mempertahankan

eksistensi seni kaligrafi Al-Qur’an sebagai media dakwah? untuk mengetahui

strateginya, dan pertanyaan selanjutnya bagaimana implementasi strategi tersebut?

Dalam hal ini penulis menggunakan metode kualitatif terhadap penulisan

ini, dan guna mendapatkan data-data yang penulis butuhkan, maka penulis

menggunakan langkah-langkah dalam mengumpulkan data-data seperti mencari

data yang bersangkut paut dengan pembahasan penulis, lalu penulis menggunakan

metode obserpasi langsung ke Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) guna

melengkapi data yang penulis butuhkan, dan yang bersangkut paut dengan judul

penulis, disamping itu juga penulis melakukan wawancara dengan beberapa

pengurus LEMKA serta penulis mencantumkan analisis data yang dilakukan

dengan dengan menggunakan analisis SWOT, hal ini bertujuan untuk mengetahui

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.

Dari hasil penelitian penulis, maka penulis dapat menyimpulkan langkah

strategi yang dilakukan oleh Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) dalam

mempertahankan eksistensi seni kaligafi Al-Qur’an sebagai media dakwah, adalah

membentuk struktur organisasi kepengurusan dan juga menempatkan anggotanya

kesetiap departemen-departemen beserta program kerjanya. Langkah strategi yang

dilakukan LEMKA merupakan langkah awal guna mencapai tujuan LEMKA

yaitu meningkatkan pendidikan dan latihan kaligrafi untuk menciptakan para

khattat, guru khat, pelukis kaligrafi profesional. Setiap langkah-langkah yang

dilakukan LEMKA memiliki implemtasi yakni memberikan pengajaran kepada

angotanya tentang seni kaligrafi Islam melalui berbagai kegiatan serta

berkontribusi dalam perlatihan kewirausahaan dan ikut menyalurkan karya-karya

ke pasar-pasar atau galeri lukisan dan pameran lokal, nasional maupun

internasional guna mensukseskan dakwahnya melalui media seni kaligrafi Islam.

Page 6: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

ii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hidarat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga berkat izin-

Nya penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini. Shalawat beserta

salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari sempurna

baik dalam hal bentuk maupun isinya. Namun berkat bantuan serta dukungan dari

berbagai pihak, Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,

sepatutunya diberikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Dede Rosyada M.A, Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Dr. H. Arief Subhan, M.A, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi beserta Wakil Dekan Bidang Akademik Suparto, M.Ed,

PhD, MA, Wakil Dekan Bidang Administrasi Drs. Jumroni, M.Si, dan

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Dr. Sunandar, M.Ag.

3. Rachmat Baihaky, M.A, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam dan, Fita Fathurrohmah, SS, M.Si, selaku Sekretaris

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Ibu Umi Musyarrofah, M.A, selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan

pengarahan serta dorongan kepada penulis di sela-sela kesibukannya,

Page 7: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

iii

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai waktu yang

diinginkan.

5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sangat berkontribusi

dalam memberikan banyak ilmu serta pengetahuan yang tiada terkira

kepada penulis selama menjalani Studi di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Pimpinan dan segenap karyawan Perpustakaan Umum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta setra sluruh straf dan kariawan yang telah

melayani dan menyiapkan fasilitas titelatur, sampai penulis bisa

menyelesaikan studi ini.

7. Pimpinan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

yang telah memfasilitasi penulis untuk mempelajari dan mencari bahan

untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Para pegawai/ staf Fakultas Ilmu dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang

telah memberikan pelayanan yang prima kepada penulis.

9. Kepada kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta Suwana dan ibunda

tercinta Badriah S.HI, yang telah membesarkan dan merawat penulis

dengan rasa cinta kasih dan sayang. Serta lantunan doa dan ridho yang

tak pernah putus, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

10. Bapak Drs. H. D. Sirojuddin AR, M. Ag, selaku pimpinan Lembaga

Kaligrafi Al-Quran (LEMKA), para pengajar, pengurus, serta kawan-

kawan dari Lembaga Kaligrafi Al-Quran (LEMKA), yang telah

Page 8: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

iv

mengarahkan, membantu, serta mengizinkan penulis dalam melakukan

penelitian ini.

11. Teman-teman KPI angkatan 2010, Khusunya teman-teman sekelas KPI

D: Abdullah Icshan Baihaqi, Abdurrahman, Agung Sulistiono Nugroho,

Boby Gunawan, Enjang Zaki, Fahmi Hayatudin, Helmi Afandi,

Sumantri, Maulana Fitian, Rahmat Hidayat, Syehab Budiyanto, Zainun

Najmi Hasmi dan tentunya teman-teman perempuan KPI D yang tidak

dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya,

penulis bangga menjadi bagian dari kalian. Tetap berjuang dan tetap

semangat Semoga kita sama-sama bisa meraih kesuksesan.

12. Andri Ilham S.S dan semua pihak yang telah membantu, memotivasi,

dan memberikan masukan-masukan selama penulis kuliah dan dalam

penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,

sehingga penulis dapat menyelesaikan study di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tercinta ini.

Jazakumullah khairal jaza. Penulis berharap semoga karya tulis ini

bermanfaat bagi kita semua dan menambah setitik khazanah ilmu pengetahuan.

Jakarta, 10 April 2015

Penulis

Page 9: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 7

D. Metodologi Penelitian ............................................................. 8

E. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan.............................................................. 13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Strategi .................................................................................... 14

B. Pengertian Lembaga ................................................................ 25

C. Pengertian Eksistensi .............................................................. 26

D. Seni Kaligrafi Islam ................................................................ 27

E. Pengertian Dakwah ................................................................. 32

F. Unsur-unsur Dakwah .............................................................. 35

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN

(LEMKA)

A. Sejarah Berdirinya Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA)

................................................................................................. 41

B. Visi dan misi ........................................................................... 48

C. Moto dan Tujuan ..................................................................... 49

D. Struktur Kepengurusan Lembaga Kaligrafi Al-Quran

(LEMKA) ................................................................................ 49

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) ................. 54

Page 10: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

vi

B. Implementasi Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (Lemka)

................................................................................................. 58

C. Analisis SWOT Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (Lemka)........ 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 70

B. Saran ........................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 73

LAMPIRAN

Page 11: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tugas dakwah merupakan suatu kewajiban yang diemban oleh setiap

orang muslim menyampaikan kebenaran yang ada dalam as-sunnah dan Al-

Qur’an sudah menjadi konsekuensi seorang yang menganggap dirinya beriman,

walaupun yang disampaikan itu hanya satu ayat. Pada umumnya dakwah

dilakukan di depan mimbar dengan berceramah. Akan tetapi, beragam cara dalam

upaya syiar dan dakwah untuk menegakkan ayat-ayat Allah SWT di muka bumi

ini salah satunya melalui media seni kaligrafi. Media ini dinilai efektif untuk

mengenalkan sejarah dan nilai-nilai Islam kepada masyarakat luas.

Dakwah berasal dari kata Arab da’wah, merupakan bentuk mashdar dari

kata da’a (madly), yad’u (mudlari’), berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Seruan

dan panggilan ini dapat dilakukan dengan suara, kata-kata, atau perbuatan.1

Dakwah harus mengandung dan melibatkan tiga unsur, yaitu: penyampaian pesan,

informasi yang disampaikan, dan penerimaan pesan. Namun dakwah mengandung

pengertian yang lebih luas dari istilah-istilah tersebut, karena istilah dakwah

mengandung makna sebagai aktivitas menyampaikan ajaran Islam, menyuruh

berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar, serta memberi kabar gembira dan

peringatan bagi manusia.2

1Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta, PT Penamadani 2008) , cet.

Ke-2 h. 144 2Muhammad Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta, Kencana, 2006),

cet. 1 h. 17

Page 12: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

2

Adalah suatu kemunduran bagi umat Islam jika menganggap dakwah

adalah ceramah keagamaan di masjid saja. Dakwah tidak hanya dapat dilakukan

melalui ucapan semata. Salah satu cara yang kini bisa menjadi pilihan aktivis

dakwah yaitu melalui metode dakwah bil qolam. Dakwah yang satu ini, kini mulai

sering dijadikan sebagai salah satu penopang kesuksesan target dakwah. Karena

pada dasarnya, dakwah Islam tidak hanya dilakukan dengan kata-kata bijak, tetapi

juga bisa dilakukan dengan tulisan (qolam), dengan karya-karya seni, seperti seni

kaligrafi.

“Menurut Sidi Gazalba, Kesenian itu mengandung daya tarik yang

berkesan kenapa tidak mentafsirkannya untuk berdakwah sehingga

dakwah dapat menarik sasarannya dan pemanfaatannya. Seni bertujuan

untuk menimbulkan kesenangan yang bersifat estetik dan senang kepada

keindahan merupakan naluri atau fitrah manusia.”3

Allah menciptakan manusia untuk bisa menilai dan mencintai keindahan.

Salah satu keindahan yang dicintai manusia adalah seni. Seni merupakan fitrah

insani dan kebutuhan emosional manusia. Islam adalah agama yang menanamkan

rasa suka dan cinta akan keindahan dalam lubuk hati setiap muslim.

Seni merupakan perkara yang sangat penting karena berhubungan dengan

hati dan perasaan manusia. Seni berusaha membentuk kecendrungan dan perasaan

jiwa manusia dengan alat yang beraneka ragam seperti alat-alat yang dapat

didengar, dibaca, dilihat, dirasakan, maupun dipikirkan.4

Kaligrafi secara etimologis berasal dari bahasa Inggris, calligraphy yang

berasal dari dua suku kata bahasa Yunani, yaitu kallos:beauty (indah) dan

graphein:to write (menulis) yang berarti : tulisan yang indah atau seni tulisan

indah. Dalam bahasa Arab, bisa disebut khat yang berarti garis atau coretan pena

3Sidi Gazalba, Islam dan Kesenian, (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1998), h. 186

4Yusuf Al-Qardawi, Islam dan Seni, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2000),h. 13

Page 13: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

3

yang membentuk tulisan tangan. Dan disebut fann al-khath dalam arti seni

memperhalus tulisan atau memperbaiki coretan.5

Definisi lebih lengkap dikemukakan oleh D. Sirajuddin AR dengan

mengutip Syekh Syamsuddin Al-Akfani : “… Khat/ Kaligrafi adalah suatu ilmu

yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan cara-cara

merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun; atau apa-apa yang ditulis di

atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan mana yang tidak

perlu ditulis; mengubah ejaan yang perlu digubah dan menentukan cara

bagaimana untuk mengubahnya….”6

Allah SWT menyukai sesuai yang indah dan Ia menyukai agar hambanya

berbuat yang baik dan indah sesuai dengan pikiran dan akal sehat mereka. Maka

seni bukan hanya untuk sekedar kepuasan bagi hati manusia. Tetapi lebih dari itu,

seni termasuk juga kaligrafi merupakan sarana dakwah yang ampuh karena telah

merambah ke masyarakat luas demi penyebaran agama Islam.

Menurut pendapat Wiyoso Yudoseputro. bahwasannya, “… Seni Kaligrafi

Arab yang disebut khat merupakan satu karya seni rupa yang tidak kalah

pentingnya dari jenis seni rupa lainya. Sebagai seni tulis dengan tuntutan

keindahan, seni khat telah menempuh sejarahnya yang panjang dan mencapai

puncak-puncak perkembanganya sesuai dengan perkembangan dari aksara Arab

dan terutama peranan kebudayaan di tiap negara Islam….”7

5Ilham Khoiri R, Al-Quran Dan Kaligrafi Arab Peran Kitab Suci dalam Transformasi

Budaya, (Jakarta: Logos, 1999), cet. Ke-1 h. 49 6D. Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), cet.

Ke-1, edisi Ke-2, h. 3 7Wiyoso Yudoseputro, Pengantar Seni Rupa Islam Di Indonesia, (Bandung: Angkasa,

1986) h. 115

Page 14: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

4

Kaligrafi Islam mempunyai kedudukan yang istimewa di antara cabang-

cabang seni Islam yang lain. Tidak seperti cabang seni Islam yang lain (musik,

arsitektur misalnya, yang dalam beberapa hal banyak dipengaruhi oleh gaya-gaya

lokal dan sejumlah seniman non muslim) kaligrafi mencapai puncak

keindahannya di tangan-tangan piawai seniman muslim sepenuhnya, tanpa

campur tangan pihak lain. Tanpa Islam barangkali huruf Arab tidak akan berarti

apa-apa. Hal ini dapat dilihat dari perhatian umat Islam terhadap tulisan yang

berawal dari perhatian mereka terhadap Al-Qur’an.Wahyu Allah yang turun

melalui Nabi Muhammad SAW adalah kalimat suci yang merupakan bahasa

Tuhan kepada hamba-Nya. Perhatian langsung antara tulisan dengan nilai-nilai

keagamaan yang sakral menjadikan umat Islam selalu termotivasi untuk terus

mengembangkannya.

Akan tetapi dalam pengembangan dan untuk mempertahankan seni

kaligrafi Islam agar tetap eksis membutuhkan strategi. Strategi dalam hal ini,

digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang telah dicapai. Tujuan tidak mudah

dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan perbuatan itu tidak

terlepas dari strategi.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk mencapai tujuan

tersebut, strategi berfungsi tidak sebagai peta jalan yang menunjukan arah saja,

tetapi harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya. Tujuan yang paling

utama adalah mencapai posisi khusus yang akan melampaui tujuan bagi

masyarakat yang berbeda-beda. Posisi itu sendiri harus diperoleh melalui analisis.

Page 15: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

5

Saat ini media di Indonesia berkembang begitu pesat. Kebutuhan

masyarakat akan informasi juga turut meningkat. Kemajuan teknologi juga turut

mempengaruhi perkembangan media massa saat ini, bentuk penyajian informasi

yang beragam, mulai dari tulisan, gambar, audio, visual dan audio visual hadir

dalam kemasan yang menarik.

Seiring dengan perkembangan zaman, seni kaligrafi pun turut

berkembang. Sayangnya perkembangan itu terasa lambat di Indonesia karena

tidak ada wadah yang menjadi tempat untuk mengembangkan kreativitas seni

kaligrafi. Hal itu yang mendorong D. Sirajuddin AR, Dosen Fakultas Adab dan

Humaniora di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

mendirikan sebuah lembaga yang mengembangkan kaligrafi khususnya kaligrafi

Al-Qur’an yang diberi nama Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an disingkat atau dikenal

LEMKA (singkatan ini sering digunakan untuk mempermudah dalam penulisan).

Untuk mencapai perstasi yang memuaskan, tentunya LEMKA memiliki

strategi yang diterapkan dalam metode pembelajaran dan mengkondisikan

lingkungan sedemikian rupa, sehingga dapat mencetak generasi-generasi muda

yang siap menyampaikan dakwahnya melalui seni kaligrafi Islam.

“LEMKA yang berdiri pada tahun 1985 yang dipimpin D.

Sirajuddin AR ini adalah sebuah wadah untuk menumbuhkan dan

meningkatkan kecintaan pada generasi muda terhadap seni kaligrafi Islam

di Indonesia melalui kegiatan-kegiatan yang strategis seperti pembinaan

kreativitas, pengembangan minat dan bakat, kursus kaligrafi terpadu,

kompetisi, pergelaran dan pameran, pengembangan galeri dan diskusi

wawasan seni budaya.”8

Di LEMKA juga diajarkan bahwa kaligrafi adalah sebuah bentuk seni

yang memiliki isyarat berupa simbol, untuk menyampaikan makna. Simbol ini

8D. Sirajuddin, AR, Kaligrafi: Peristiwa dan Ide-ide Pengembangannya, (Jakarta:

Lemka studio, 1995) h. 35

Page 16: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

6

tidak bisa dilepaskan dari agama Islam yang menjadi pijakan awal tumbuhnya

seni kaligrafi. Makna yang terkandung dari simbol tersebut merupakan bagian dari

tafsir seniman. Itulah sebabnya kaligrafi dapat menjadi salah satu media dakwah

yang menarik untuk melukiskan bagaimana indahnya agama Islam.

Melihat pentingnya peran strategi bagi sebuah lembaga pendidikan agar

mampu mencetak para alumninya menjadi manusia-manusia yang berkualitas dan

berguna di masyarakat terutama untuk agama. Maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian tentang: “Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an

(LEMKA) dalam Mempertahankan Eksistensi Seni Kaligrafi Islam sebagai

Media Dakwah”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi fokus pada strategi LEMKA

dalam mempertahankan eksistensi seni kaligrafi Islam sebagai media dakwah.

2. Perumusan Masalah

Agar pembahasan berfokus pada satu permasalahan penulis membatasi

kajian ini strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) dalam

Mempertahankan Eksistensi Seni Kaligrafi Islam Sebagai Media Dakwah, adapun

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) dalam

mempertahankan eksistensi seni kaligrafi Islam sebagai media

dakwah?

Page 17: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

7

b. Bagaimana implementasi strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an

(Lemka)?

c. Analisis SWOT Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA)?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA)

dalam Mempertahankan eksistensi seni kaligrafi Islam sebagai media

dakwah.

b. Untuk mengetahui bagaimana hasil yang telah dicapai Lembaga

Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) dalam mempertahankan eksistensi seni

Kaligrafi Islam sebagai media dakwah.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu :

a. Penelitian ini diharapakan dapat menjadi sumbangan pikiran dalam

pengembangan ilmu dakwah di Fakultas Ilmu Dakwan dan Ilmu

Komunikasi

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pikiran dalam

mengembangakan metode dakwah, melalu media seni Kaligrafi Islam.

Juga diharapkan sebagai bahan para da’i lainnya yang ingin

mengambil langkah-langkah dalam melakukan dakwah melalui seni

kaligrfi Islam.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wawasan bagi para praktisi

dakwah di seluruh Indonesia bahwa berdakwah tidak harus selalu di

Page 18: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

8

depan mimbar, akan tetapi untuk menyampaikan serta menegakan

ayat-ayat Allah SWT bisa melalui seni Kaligrafi Islam.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Metode ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang

berlaku dalam masyarakat, termasuk tentang hubungan serta pengaruh dari suatu

fenomena. Penelitan yang bersifat deskriptif ini untuk membuat rancangan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau

daerah tertantu, yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyajikan apa

adanya.9

Penelitian tentang strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) dalam

mempertahankan eksistensi seni kaligrafi sebagai media dakwah ini termasuk

dalam pendekatan kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan

metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.10

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitan adalah Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) yang

bertempat di Jl. Semanggi 1 No. 26, Ciputat, Jakarta Selatan. Penulis memilih

lokasi tersebut karena di sanalah tempat dan pusat kegiatan LEMKA berlangsung.

9Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009),

cet. Ke- 10 h. 18 10

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,

1998), cet Ke-9 h. 3

Page 19: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

9

Hal itu dapat memudahkan peneliti dalam melakukan observasi dan wawancara

pada narasumber. Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan September 2014

sampai Maret 2015.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam Penelitian ini subjek penelitiannya adalah Lembaga Kaligrafi Al-

Qur’an (LEMKA) termasuk pemimpin, dan pengajar di LEMKA, dimana mereka

adalah orang-orang yang diangap berdakwah melalui seni kaligrafi. Sedangkan

objek penelitiannya adalah strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA)

dalam mempertahankan eksistensi seni kaligrafi Islam sebagai media dakwah.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data yang berkenaan dengan penelitian ini,

penulis menggunakan beberapa teknik yaitu :

a. Observasi

Observasi dalam penelitian ini akan dilakukan dengan melihat keadaan

dan gambaran umum ketika proses belajar ataupun dalam kegiatan dakwah

LEMKA sedang berlangsung. Teknik ini penulis gunakan untuk mendapat

gambaran umum dan bentuk konkrit.

b. Wawancara

Wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti berupa komunikasi

langsung dalam bentuk tanya jawab secara lisan kepada narasumber. Wawancara

yang bersifat bebas dan terbuka ini diajukan kepada D. Sirajuddin AR selaku

pendiri serta pimpinan di LEMKA, juga guru yang mengajar di LEMKA

Muhammad Jakfar, serta peserta didik Niaam Masykuri yang sedang

memperdalam ilmu kaligrafinya di LEMKA.

Page 20: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

10

c. Dokumentasi

Yaitu dengan melihat catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau

peristiwa yang ada. Data-data ini dapat diperoleh melalui dokumen-dokumen

yang berupa catatan formal, dan juga buku-buku, artikel, majalah, koran yang

membahas tentang LEMKA atau kaligrafi dan bahan informasi lainnya yang

memiliki relevensi dengan masalah penelitian serta dapat memperkaya dan

mempertajam analisa studi ini.

d. Triangulasi

Untuk menguji kredibilitas data, peneliti juga melakukan triangulasi, yaitu

teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.11

Tahapannya antara lain

menggunakan data informan (objek dakwah), seperti peserta didik LEMKA

sebagai penguat hasil wawancara. Lalu membandingkan data hasil observasi pada

kegiatan LEMKA dengan data hasil wawancara. Dan melihat data yang

dikumpulkan apakah sesuai dengan teori yang digunakan pada penelitian ini.

5. Teknik Analisis Data

Langkah pertama adalah mendeskripsikan data yang diperoleh dari

wawancara secara mendalam dari narasumber di antaranya pimpinan LEMKA,

guru-guru LEMKA serta para murid yang sedang memperdalam ilmu kaligrafinya

di LEMKA. Selain itu, peneliti harus mencantumkan data-data hasil observasi.

Untuk memperkuat analisis peneliti mencantumkan data-data hasil dokumentasi

tentang LEMKA. Data-data tersebut nantinya akan dikembangkan lagi sesuai

11

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2011), cet. Ke-13 h. 241

Page 21: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

11

dengan teori yang digunakan peneliti. Untuk menguji kredibilitas data, penulis

juga mencantumkan data triangulasi dari penelitian ini.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian, salah satu langkah awal yang dilakukan

penulis adalah mencari dan menelaah hasil karya atau penelitian terdahulu yang

mempunyai judul, subjek, objek penelitian yang hampir sama dengan penelitian

yang akan disusun oleh penulis atau yang berhubungan dengan LEMKA dan

tentang seni kaligrafi Islam. Tinjauan pustaka ini dimaksudkan agar dapat

mengetahui apakah yang penulis akan teliti sekarang tidak sama dengan penelitian

terdahulu. Lalu peneliti menemukan beberapa penelitian yang hampir sama, yaitu:

1. Skripsi dengan judul “PERAN LEMBAGA KALIGRAFI AL-QURA’N

(LEMKA) DALAM DAKWAH MELALU SENI KALIGRAFI ISLAM”

yang ditulus oleh Ilham Berlian, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. Dalam skripsi ini

penulis meneliti, peran LEMKA dalam dakwah melalui kaligrafi dalam

fungsi dan tugasnya.

2. “KEPEMIMPINAN D. SIROJUDIN AR. MD PADA LEMBAGA

KALIGRAFI AL-QURA’N (LEMKA) DALAM UPAYA

PENGEMBANGAN KALIGRAFI DI INDONESIA” yang ditulis oleh

Saiful Huda, mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Pada tahun 2008. Dalam skripsi ini penulis meneliti

tentang tokoh kaligrafer yang bernama D. Sirojudin AR. MA yang

Page 22: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

12

mengembangkan seni kaligrafi di LEMKA (Lembaga Kaligrafi Al-

Qur’an).

Kedua skripsi diatas memfokuskan peran dan kepemimpinan dalam

pengembangan seni kaligrafi Islam sebagai media dakwah. Berbeda dengan kedua

peneliti diatas, penulis memfokuskan penelitian terhadap strategi Lembaga

Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) dalam mempertahankan eksistensi seni kaligrafi

Islam sebagai media dakwah.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan riset ini, penulis mengacu kepada “Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh Center For

Quality Development and Assurance (CeQDA UIN Jakarta) tahun 2007. Dan

untuk mempermudah tahap demi tahap pembatasan skripsi ini, maka penulis

menyusunnya ke dalam lima bab yang dibagi kedalam sub-sub bab sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

tinjauan pustaka dan sistematika penuliasan.

BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis memaparkan tentang

pengertian strategi, pengertian dakwah beserta ruang lingkupnya, pengertian seni

dan pengertian kaligrafi.

BAB III GAMBARAN UMUM Dalam bab ini penulis memaparkan

Gambaran umum Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA).

Page 23: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

13

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA strategi Lembaga Kaligrafi

Al-Qur’an (LEMKA) dalam mempertahankan eksistensi seni kaligrafi Islam

sebagai media dakwah, serta kendala dan hambatan yang dilalui LEMKA dalam

seni kaligrafi Islam sebagai media dakwah.

BAB V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 24: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

“Kata strategi berasal dari bahasa yunani, yaitu stratogos” yang berarti

militer juga berarti memimpin. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan

Generalship atau suatu yang dilakukan para jendaral dalam membuat rencana

untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.1 Sehingga tidak

mengherankan jika pada awal perkembangannya istilah strategi digunakan dan

popular dilingkungan militer.

Strategi berarti suatu yang dikerjakan oleh para jendral. Oleh karena itu

pengertian yang paling umum dan tua tentang istilah strategi selalu dikaitakan

dengan pekerjaan para jendral dalam peperangan. Hal ini terlihat dari apa yang

dimuat dalam oxford pocket dictionary “strategi adalah seni perang, khususnya

perencanaan gerak pasukan, kapal dan sebagainya menuju posisi yang layak”.

Rencana tindakan atau kebijakan dalam bisnis atau politik dan sebagainya. Dalam

kamus istilah manajemen, setrategi adalah rencana yang cermat mengenai

kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling berhubungan dalam hal,

waktu dan ukuran.2

1Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajeman Strategi Sebuah Konsep

Pengantar, (Jakarta : lembaga penerbitan fakultas ekonomi, UI 1999), h.8 2Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM, Kamus Istilah Manajemen, (Jakarta : Balai

Aksara, 1983), Cet. Ke-2, h. 245

Page 25: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

15

Istilah strategi juga hampir selalu dikaitkan dengan arah, tujuan dan

kegiatan jangka panjang. strategi juga dikaitkan dengan penentuan posisi

organisasi dengan mempertimbangkan lingkungan sekitarnya. Strategi bisa

diartikan sebagai suatu cara, siasat, akal atau tipu muslihat yang dipergunakan

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Cara-cara dan siasat yang dipakai tersebut

memiliki visi tertentu, maka Lembaga harus mempunyai strategi atau akal dan

siasat agar visi dan misi organisasi dapat diwujudkan sesuai dengan keinginan.3

Penggunaan kata strategi dalam manajemen atau suatu organisasi diartikan

sebagai kiat cara dan teknik utama yang dirancang secara sistematik dalam

melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.4

Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah seni atau ilmu

yang menggunakan sumber daya untuk melakukan kegiatan tertentu.5

Strategi adalah program untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi dalam

pelaksanaan misi. Kata “program” dalam definisi tersebut menyangkut suatu

peranan aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer dalam perumusan

strategi organisasi. Strategi dapat juga didefinisikan sebagai pola tanggapan

organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Difinisi ini mengandung arti

bahwa setiap organisasi mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara

eksplisit dirumuskan strategi menghubungkan sumber daya manusia dan berbagai

3Mulkanasir, “Strategi Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia”, Jurnal Kajian

Dakwah & Komunikasi. Volume VIII. No. 2, (Desember, 2006) h. 275 4Hadari Nawwi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah dengan

Ilustari Di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta : gadjah mada universitas press, 2000), cet ke- 1, h.

147 5Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta :

balai pustaka,1997), h. 199

Page 26: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

16

sumber daya lainnya dengan tantangan dan resikio yang harus dihadapi dari

lingkungan diluar perusahaan.6

Secara umum, strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan

dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan, penetapan strategi

harus didahului oleh analisis kekuatan lawan yang meliputi jumlah personal,

kekuatan dan persenjataan, kondisi lapangan, posisi musuh dan lain sebagainya.

“Menurut Prof. Dr. A.M. Kardiman, strategi adalah penentuan

tujuan utama dalam berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan

atau organisasi serta pemilihan cara-cara bertindak dan menganalisasikan

sumberdaya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Jadi

strategi menyangkut soal pengatuaran sebagai sumber daya yang dimiliki

perusahaan agar dalam jangka panjang tidak kalah bersaing.”7

Strategi juga dapat dibedakan dari dua aspek penting yakni bentuk dan isi

strategi. Segi bentuk memperhatikan strategi sebagai suatu rencana. Maka strategi

dirumuskan sebelum kegiatan dilaksanakan dan fungsi sebagai pedoman dalam

pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang akan dilaksanakan.

Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi

adalah proses rencana yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi berisikan sasaran

dan program jangka panjang yang dirumuskan berdasarkan keunggulan dan

kelemahan perusahaan atau organisasi guna menghadapi peluang dan ancaman

dari luar.

Karena strategi adalah sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan

perusahaan atau organisai, strategi memiliki beberapa sifat:

6T. Hani Handoko, manajemen Edisi 2, (Yogyakarta : BPFE, 1998), h. 86

7A.M. Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen,(Jakarta: PT. Pronhalindo), h. 58

Page 27: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

17

a. Menyatu (unified), yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam

perusahaan.

b. Menyeluruh (comprehensive), yaitu mencakup seluruh aspek dalam

perusahaan

c. Integral (integrated), yaitu strategi akan cocok/ sesuai dari seluruh

tingkatan.8

2. Tahap-Tahap Staregi

a. Analisis lingkungan

Analisis lingkungan merupakan proses awalnya dalam manajemen.

Tahapan ini berintikan pada analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan

eksternal. Aktivitas analisi ini kerap digabung dalam suatu kesatuan aktivitas yang

lebih dikenal sebagai SWOT (Strengths, weaknesses, opertunities, and threats),

hasil analisis SWOT akan menunjukan kualitas kuantifikasi posisi organisasi yang

kemudian memberikan rekomendasi berupa pilihan strategi generik serta

kebutuhan atau modipikasi sumber daya organisasi.9

Berikuti ini di jelaskan tentang analisis SWOT :

1) Strength (kekuatan) adalah kekuatan yang dapat diandalkan oleh lembaga.

Dengan adanya kekuatan ini suatu lembaga dapat memahami dan mengetahui

cara tepat dalam menyusun rencana global.

8Agustinus Sri Wahyuni, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Strategic,

(Jakarta: Binarupa Aksara, 1996) cet. Ke-1, h. 16 9Ismail Yusanto & M Karebet, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, (Jakarta: khairul

bayan, 2003), h. 11

Page 28: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

18

2) Weaknes (kelemahan) adalah keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki

sebuah lembaga. Dengan mengetahui kelemahan, lembaga yang diharapkan

dapat mengantisipasi agar kelemahan tersebut tidak menjadi penghalang

dalam mencapai rencana global.

3) Opprtunity (peluang) adalah situasi yang menguntukan lembaga. Dengan

mengetahui peluang lembaga diharapkan dapat memanfaatkannya menjadi

potensi yang dapat mengantarkan tujuan utama.

4) Threath (ancaman) adalah suatu keadaan yang tidak menguntungkan

lembaga. Ancaman ini perlu diketahui lembaga dengan baik. Dengan

mengetahui ancaman lembaga dapat mengambil langkah-langkah awal agar

ancaman tersebut tidak menjadi kenyataan.10

Tujuan utama dilakukannya analisis lingkungan internal dan analisis

eksternal suatu lembaga adalah mengindentifikasi peluang yang harus segera

mendapat perhatian serius dan pada saat yang sama lembaga menentukan

beberapa kendala dan ancaman yang perlu diantisipasi.11

Dalam pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa analisis

lingkungan eksternal maupun internal, maka suatu lembaga akan mengetahui

aspek mana yang berpengaruh terhadap kemampuan lembaganya. Sehingga

lembaga tersebut dapat mengindentifikasi peluang-peluang yang ada, dengan

begitu kelemahan yang dimiliki dapat menjadi kekuatan yang dapat mengokohkan

lembaga.

10

Mulia Nasution, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Djambatan, 1996), h. 30-31. 11

Amirullah & Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2002)

cet. Ke-1 h. 127

Page 29: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

19

b. Perumusan Strategi

Perumusan strategi ini di dalamnya termasuk mengembangkan tujuan

mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan

internal, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi-strategi tertentu

yang akan dilaksanakan.

Menurut David Aaker, sebagaimana dikutip oleh Kusnadi terdapat

beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam merumuskan atau memilih suatu

strategi yaitu :

1.) Strategi harus tanggap terhadap lingkungan ekstrim.

2.) Strategi melibatkan keunggulan kompetitif.

3.) Strategi harus sejalan dengan strategi yang lainnya yang terdapat

didalam organisasi.

4.) Strategi menyiapkan keluwasan yang tepat pada bisnis dan organisasi

strategi harus sesuai dengan misi organisasi dan tujuan jangka

panjang.

5.) Strategi secara keorganisasian dipandang layak dan wajar.

Oleh karena itu penulis menyimpulkan bahwa perumusan strategi

memiliki peran besar dalam suatu lembaga. Dengan memiliki tujuan, maka

lembaga dapat merealisasikan target yang akan dicapai. Strategi yang dirumuskan

hendaknya harus melihat kearah depan terhadap suatu lembaga agar suatu

lembaga dapat mencapai tujuannya.

c. Implementasi Strategi

Page 30: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

20

Didalamnya termasuk menciptakan struktur organisasi yang efektif,

menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan system informasi

yang diterima. Implementasi berarti memobilisasikan manusia yang ada dalam

sebuah organisasi untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan.

Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena memerlukan kedisiplinan,

komitmen dan pengorbanan. Kerjasama juga merupakan kunci dari berhasil atau

tidaknya implementsi strategi.

e. Pengendalian Strategi

Pengendalian strategi terdiri atas penentuan cakupan besaran keberhasilan

(kualitatif dan kuantitatif) dalam mencapai strategi organisasi. Selama

implementasi berlangsung, kemajuan secara berkala atau pada tahap-tahap

penting untuk menilai apakah organisasi bergerak kearah sasarannya harus

diperikasa, apakah strategi itu diimplementasikan seperti yang direncanakan dan

apakah strategi tersebut mencapai hasil yang diharapkan.

Secara umum pengendalian strategi terdiri dari 3 langkah, yaitu:

1. Pengukur kinerja (Mesure The Performen) yaitu perbandingan antara standar

dengan pelaksanaan.

2. Perbandingan prestasi dengan strandar (Compare The Performance Match The

Standard) yaitu langkah untuk membandingkan hasil-hasil yang telah diukur

dengan target atau standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Page 31: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

21

3. Mengambil tindakan korektif (The Corrective Action), yaitu tindakan

manajerial yang diambil para manajer ketika prestasi rendah dibawah standar

atau target yang telah ditetapkan.12

Dari pemaparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian

strategi dibutuhkan untuk mengukur hasil kerja terhadap strategi yang

dirumuskan. Dengan mengukur hasil kerja yang telah dicapai, maka suatu

lembaga akan mengetahui posisi lembaganya. Sehingga kesalahan yang mungkin

terjadi dapat diminimalisir.

3. Proses Strategi

Strategi yang dikatakan oleh Joel Ross dan Michel bahwa sebuah

organisasi tanpa adanya strategi umpama kapal tanpa kemudi, bergerak berputus

dalam lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti pengembara, tanpa adanya

tujuan tertentu.13

Adapun proses strategi terdiri dari tiga tahapan :

a. Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi termasuk didalamnya, adalah pengembangan

tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu obyektifitas,

menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.14

Dalam

perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan, memperluas,

menghidari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan.

12

Amirullah & Sri Budi Cantika, Manajemen Strategik, h. 183 13

Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta : PT Prenhalindo, 1998) h. 3 14

Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, h 15

Page 32: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

22

Teknik perumusan strategi yang penting dapat didukung menjadi kerangka

kerja diantaranya:

1.) Tahap input (masukan)

Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi sebagai

masukan awal, dasar yang diperlukannya untuk merumuskan strategi.

2.) Tahap mencocokan

Proses yang dilakukan adalah memfokuskan pada penghasilan strategi alternative

yang layak dengan mendukung faktor-faktor eksternal dan interal.

3.) Tahap pemutusan

Menggunakan suatu macam teknik, diperoleh input sasaran dalam

mengepaluasi strategi alternative yang telah diindetifikasi dalam tahap kedua.

Perumusan strategi haruslah selalu melihat kearah depan dan tujuan artinya peran

perencanaan amatlah penting dan mempunyai andil yang besar baik interen

maupun eksteren.

b. Implementasi Strategi

Implementasi strategi termasuk pengembangan adanya dalam mendukung

strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah,

menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan sistem informasi yang

termasuk. Implementasi sering disebut tahapan tindakan, karena implementasi

berarti mobilisasi manusia yang ada dalam sebuah strategi yang dirumuskan

menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit karena

Page 33: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

23

memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan, kerjasama juga merupakan

kunci dari berhasil atau tidaknya implementasi strategi.

c. Evaluasi Strategi

Menerapkan dari tahap akhir strategi ada tiga macam aktifitas mendasar

untuk mengevaluasi strategi.

1.) Menuju faktor-faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman) dan faktor-

faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar asumsi

pembuatan strategi. Adapun perubahan faktor internal seperti tidakan yang

dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam

pencapaian tujuan begitu pula dalam faktor internal yang diantaranya strategi

yang tidak efektip atau atau efektivitas implementasi yang buruk akan

berakibat buruk bagi hasi yang akan dicapai.

2.) Mengukur pestasi ( membandingkan hasil kenyataan yang diharapakan

dengan kenyatan). Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi

prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian

yang dinyatakan. Keriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur

dan dibutuhkan, keriteria yang meramalkan hasil lebih dari pada kriteria yang

mengungkapkan apa yang telah terjadi.

3.) Mengambil tidakan kreatif untuk memastikan bahwa prestasi diluar rencana.

Dalam mengambil tidakan kreatif tidak harus berarti bahwa strategi yang

sudah ada akan ditinggalkan, bahkan strategi baru harus dirumuskan.15

15

Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, h. 5-6

Page 34: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

24

Segala kegiatan kreatif harus konsisten secara internal dan tanggunjawab

secara sosial, evaluasi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan merupakan

jaminan keberhasilan dimasa depan, evaluasi strategi mungkin berupa tidakan

yang kompleks dan peka, karena terlalu banyak penekanan. Pada evaluasi strategi

akan merugiakan suatu hasil yang akan dicapai. Evaluasi strategi sangat penting

untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Evaluasi strategi perlu

untuk semua organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan dan asumsi

manajerial, harus memicu tujuan dan nilai-nilai merangsang kreativitas.

Kotler menjelaskan langkah-langkah strategi usaha adalah sebagai berikut:

1.) Mengolah perbedaan

Strategi ini mencakup perbedaan inovatif dari pesaing. Apa yang pembeli

harapkan dari produsen disebut paket jasa primer (primary service package),

sedangkan penambahan jasa disebut (secondry service package), jasa sekunder

ialah yang disebut perbedaan inovatif. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan

penawaran, penyimpanan maupun citranya, terutama melalui simbol dan merek.

2.) Mengolah kualitas jasa

Salah satu cara utama mendeferensiasikan perusahaan jasa adalah

memberiakan jasa berkualiatas lebih tinggi dari pesaing secara konsisten.

Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan kualitas jasa yang dijanjikan

dengan akurat dan terpercaya, membantu pelanggan mendapatkan jasa yang

dijanjikan dengan akurat dan terpercaya, membantu pelanggan mendapatkan jasa

Page 35: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

25

dengan cepat, sopan dan peduli dalam pelayanan, fasilitas fisik, peralatan dan

media yang prima.

3.) Mengelola produktivitas

Langkah-langkah produktivitsa dalah : prusahaan harus mengelola

produktivitas pekerjaannya dengan membuat pegawainya berkerja lebih terampil,

meningkatkan kualitas jasa, mengindustrikan jasa-jasa, menentukan solusi produk

baru, merancang jasa yang lebih efektif, memberikan insentif pada pelanggan

untuk menggantikan tenaga perusahaan dengan tenaga mereka sendiri atau

menggunakan teknologi untuk penghemat waktu dan biaya.16

B. Pengertian Lembaga

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan dijumpai beberapa arti

tentang lembaga. Arti pertama adalah sesuatu, kedua acuan; sesuatu yang

memberi bentuk kepada orang lain, dan ketiga badan atau organisasi yang

bertujuan melakukan suatu penelitian keilmuan dalam melakukan suatu usaha.17

Sedangkan pengertian lembaga atau organisasi secara etimologi berasal dari

istilah Yunani yaitu organom dan istlah Latin yaitu organum yang berarti alat,

bagian, anggota, atau badan.

James D. Money mengatakan, sebagaimana dikutip Abdul Syani, bahwa

organisasi adalah bentuk setiap perikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan

16

Philip Kotler, Manajemen Pemasara : Analisis, Perecanaan, Implementasi dan

Pengendalian,(Jakarta: Salemba Empat, 1995), h. 88-89 17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1990), h. 512

Page 36: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

26

bersama.18

Sedangkan menurut Ernest Dale dan L.C. Micehelon, bahwa “…

organisasi dapat disebut sebagai suatu sistem komunikasi dan juga pernah

didefinisikan sebagai koordinasi. Komunikasi diperlukan untuk meyakinkan

bahwa setiap orang mengerti tujuan organisasi, apa bagiannya dalam mencapai

tujuan itu, apa faedahnya meraih tujuan dengan usaha terbaiknya. Sedangkan

koordinasi sebagainya adalah perlu untuk meyakinkan bahwa setiap orang turut

berjasa dalam usaha meraih tujuan bersama itu tanpa kehilangan

kepercayaan….”19

Dengan melihat penjelasan diatas, maka lembaga menurut penulis yaitu

wadah atau tempat orang-orang berkumpul, bekerja sama secara berencana

terorganisasi, terkendali, terpimpin dengan memanfaatkan sumberdaya dan juga

merupakan seperangkat tindakan, perbuatan, atau pekerjaan yang diharapkan

dilakukan oleh suatu organisasi tertentu dalam suatu masyarakat atau lingkungan,

yang bertujuan untuk melakukan sesuatu penelitan keilmuan, dalam usaha

pencapaian tujuan bersama.

C. Pengertian Eksistensi

Secara etimologi, eksistensialisme berasal dari kata eksistensi, eksistensi

berasal dari bahasa inggris yaitu excitence; dari bahasa laitin exitere yang berarti

muncul, ada, timbul, memilih keberadaan aktual. Dari kata ex berarti keluar dan

sister yang berarti muncul atau timbul. Beberapa pengertian secara terminologi,

yaitu “…pertama, apa yang ada, kedua, apa yang memiliki aktualitas (ada), dan

ketiga adalah segala sesuatu (apa saja) yang di dalam menekankan bahwa sesuatu

18

Abdul Syani, Manajemen Organisasi, (Jakara: Bina Aksara, 1987), h.20 19

Abdul Syani, Manajemen Organisasi, h.22

Page 37: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

27

itu ada. Berbeda dengan esensi yang menekankan kealpaan sesuatu (apa

sebenarnya sesuatu itu sesuatu dalam kodratnya). Jadi eksistensi tidak bersifat

kaku dan terhenti, melaikan lentur atau kenyal dan mengalami perkembangan atau

sebaliknya kemunduran, tergantung pada kemampuan dalam mengaktualisasikan

potensi-potensinya…”20

Dimana keberadaan yang di maksud adalah pengaruh atas ada atau tidak

adanya kita. Eksistensi ini perlu “diberikan” orang lain kepada kita, karena dengan

adanya respon dari orang di sekeliling kita ini membuktikan bahwa keberadaan

kita diakui. Tentu akan terasa sangat tidak nyaman ketika kita ada namun tidak

satupun orang menganggap kita ada, oleh karena itu pembuktian akan keberadaan

kita dapat dinilai dari beberapa orang yang menanyakan kita atau setidaknya

merasa sangat membutuhkan kita jika kita ada. Sehingga maksud dari eksistensi di

sini adalah keberadaan lembaga.

D. Seni Kaligrafi Islam

Seni adalah ide, gagasan, perasaan, gejolak jiwa, suara hati, yang yang

diekspresikan atau diwujudkan, melalui unsur-unsur tertentu, yang bersifat indah

utnuk memenuhi kebutuhan manusia, walaupun banyak juga karya seni yang

digunakan untuk binatang. Seni dikatakan indah menurut yang menikmati.

Pendapat seni menurut parah ahli :

1. Menurut Alexander Baum Garton Seni adalah keindahan dan seni adalah

tujuan yang positif menjadikan penikmat (yang melihatnya) merasa dalam

kebahagiaan.

20

UNESA, “Pengertian trend menurut para ahli”, diakses pada tanggal 5 Desember 2014

dari http://blog.elearning.unesa.ac.id/pdf-archive/pengertian-trend-menurut-para-ahli.pdf

Page 38: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

28

2. Menurut Aristoteles Seni adalah bentuk pengungkapannya dan

penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu

adalah meniru alam.

3. Menurut Kihajar Dewantara Seni merupakan hasil keindahan sehingga

dapat menggerakan perasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu

perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan

perasaan indah itu seni.

4. Menurut Sudarmaji Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman

estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume

dan gelap terang.21

Sedangkan seni menurut Islam, menurut Seyyed Hossein Nasr, merupakan

hasil dari pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni

Islam sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat

penerimaan wahyu Al-Qur’an yang dalam hal ini adalah masyarakat Arab. Jika

demikian, bisa jadi seni Islam adalah seni yang terungkap melalui ekspresi budaya

lokal yang senada dengan tujuan Islam. Sementara itu, bila kita merujuk pada akar

makna Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan diri, maka bisa

jadi yang namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap manusia yang

termanifestakian dalam segala macam bentuknya, baik seni ruang maupaun seni

suara yang dapat membimbing manusia ke jalan atau pada nilai-nilai ajaran

Islam.22

21

Wikipedia, “Pengertian Seni”, diakses pada tangal 6 Desember 2014 dari

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Seni 22

“Hakikan Seni dalam Islam”, diakses pada taggal 6 desember 2014 dari

http://www.unjabisnis.net/2010/07/hakikat-seni-dalam-islam.html

Page 39: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

29

Sedangkan seni kaligrafi berasal dari bahasa Inggris yang disederhanakan,

yaitu Calligraphy, diambil dari kata Latin yaitu Kallos yang berarti indah dan

Graph yang berarti tulisan atau aksara.23

Secara terminology menurut Syeikh

Syamsuddin al-Akfani, sebagaimana dikutip oleh D. Sirajudin AR, “…Khat atau

kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal,

letak-letaknya, dan cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun.

Atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan

menentukan di mana yang tidak perlu ditulis; mengubah ejaan yang perlu diubah

dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya….”24

Ahli lainnya, Ya’qut al-Musta’simi, kaligrafer kenamaan di masa

kesulatanan Turki Usmani (Ottoman) yang juga dikutip oleh D. Sirajuddin AR,

melihat seni kaligrafi dari sudut keindahan rasa yang dikandungnya. Karena itu, ia

membuatnya batasan sebagai berikut : 25

Artinya:

“Kaligrafi adalah seni arsitektur rohani, yang lahir melalui

perabot kebendaan.”

Selain itu ada juga yang menyatakan bahwa kaligrafi merupakan apa-apa

yang ditulis ahli dengan sentuhan kesenian. Kaligrafi melahirkan suatu ilmu

tersendiri tentang cara menulis, meneliti tentang tanda-tanda bahasa yang bisa

dikonunikasikan, yang dibuat secara profesional dan harmonis yang dapat dilihat

23

D. Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, (Jakarta : Multi Kreasi Singgasana, 1992) h. 1 24

D. Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, h. 3 25

D. Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, h. 3

Page 40: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

30

secara kasat mata dan diakui sebagaimana susunan yang dihasilkan lewat kerja

kesenian.26

Banyak hal yang merujuk kepada pengertian kaligrafi. Ubaidillah Ibn al-

Abbas menyebutkan sebagai lisan al yadd atau lidahnya tangan; karena dengan

tulisan indah tangan bicara. Dalam pelbagai seloka, seni kaligrafi dan khat

dilukisakan sebagai kecantikan rasa, duta akal, penasehat pikiran, senjata

pengetahuan, penjinak suadara dalam pertikaian, pembicara jarak jauh, penyimpan

rahasia, khazanah rupa-rupa masalah kehidupan. Ringkasnya, “Khat itu ibarat ruh

di dalam tubuh,” seberti dikatakan sebagian Ulama.27

Meskipun bermacam-macam pengertian diungkapkan oleh para ahli,

namun pada dasarnya tujuan ungkapan tersebut mengarah kepada arti tulisan yang

indah. Dapat juga dikatakan suatu tulisan yang dirangkai dengan nilai estetika

yang bersumber pada pikiran atu ide dan diwujudkan melalui benda materi (alat

tulis) yang diikat oleh aturan dan tata cara tertentu. Jadi seni kaligrafi itu sebuah

kepandaian menulis tulisan indah. dengan mengikuti metode-metode khusus

untuk mempelajarinya.

Dalam apresiasinya, kaligrafi lebih sering menjadi alat visual ayat-ayat Al-

Qur’an, sehingga bukan hanya menambah keindahan ayat, tetapi juga dapat

mengetuk hati penikmatnya.28

Sebuah lukisan kaligrafi ayat Al-Qur’an yang indah

menarik dapat merubah gaya hidup dan mampu mengajak seseorang kepada amal

saleh.

26

Ilham Khoiri, Al-Qur’an dan Kaligrafi Arab, (Jakarta: PT. Logos, 1999), h.50 27

D. Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, h. 3 28

Departemen Agama RI. Keterampilan menulis Kaligafi, (Jakarta: DIRJEN Pembinaan

kelembagaan Agama Islam, 2011) h. 7

Page 41: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

31

Kaligrafi Arab telah menjadi perintis jalan mengenal pengetahuan,

sebagaimana tulisan pada semua bahasa. Dan agama Islam mengajak untuk

mempelajari bacaan dan tulisan, sebagaimana dikumandangkan dengan indahnya

ayat-ayat kitab suci yang mulia, dengan menyebut kalam berulang-ulang.29

Yang lebih mengagumkan adalah, bahwa ternyata membaca dan menulis

adalah merupakan perintah pertama dan wahyu permulaan Allah SWT yang

disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di awal misinya. Wahyu itu

menyebutkan:

Artinya :

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan pelantara kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya,

Dapat dipastikan, bahwa kalam atau pena memiliki kaitan erat dengan seni

penulisan kaligrafi. Jika kalam disebut-sebut sebagai alat penunjang pengetahuan

seperti wahyu di atas, maka ia tidak lain dari pada sarana Sang Khaliq dalam

rangka memberikan petunjuk kepada manusia. Ini membuat gambaran yang tegas,

bahwa kaligrafi mendominasi tempat tertua dalam percaturan sejarah Islam itu

sendiri.30

Imanlah yang telah mendorong kaum Muslimin memperelok kaligrafi

untuk menulis al-Qur’an. Dipadukannya keelokan goresan kata-kata dengan

29

Kamil Al-Baba, Dinamika Kaligrfi Islam, (Jakarta: Darul Ulum Press, 1992), h. 55 30

D. Sirojuddin AR, Seni Kaligrafi Islam, h. 4

Page 42: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

32

keindahan makna yang dikandung. Sampai di sini tulisan Arab mencurahkan

perhatian dan partisipasinya dengan dilindungi segala niat yang suci. Sehingga,

apabila disebut al-Qur’an, teringat pula kaligrafi yang digunakan untuk menulis

kitab suci tersebut.31

E. Pengertian Dakwah

a. Secara Etimologi

Dakwah berasal dari kata Arab da’wah, merupakan bentuk mashdar dari

kata da’a (madly), yad’u (mudlari’), berarti seruan, ajakan, atau panggilan. Seruan

dan panggilan ini dapat dilakukan dengan suara, kata-kata, atau perbuatan.32

Dalam ayat-ayat al-Qur’an sering juga kita jumpai kata-kata dakwah seperti:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah

dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali

Imran: 104)

b. Secara Terminologi

Terdapat berbagai pendapat para ahli tentang pengertian dakwah secara

terminologi, hal ini tergantung sudut pandang pada sudut pandang mereka dan

pemahaman mereka di dalam memberi pengertian dakwah itu, sehingga definisi

menurut pakar yang satu sama lainnya sering terdapat perbedaan dan juga terdapat

31

Kamil Al-Baba, Dinamika Kaligrfi Islam, h. 57 32

Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub, (Jakarta, PT Penamadani 2008) , cet.

Ke-2 h. 144

Page 43: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

33

persamaan. Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dijelaskan beberapa definisi

dakwah menurut para ahli di antaranya:

1. Dr. M. Quraish Shihab

Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha

mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi

maupun masyarakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha

peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup

saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi sekarang ini,

ia harus berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran Islam secara

lebih menyeluruh dalam berbagai aspek.33

2. Prof. Toha Yahya Umar

Dakwah ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan

yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan

kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.34

3. Prof. H. M. Arifin

Dakwah adalah suatu ajakan yang baik dalam bentuk lisan, tulisan,

tingkah laku dan sebagainya, yang dilakukan secara sadar dan

berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara

kelompok supaya timbul dalam dirinya, pengertian, kesadaran, sikap,

penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagi massage

yang disampaikan kepada orang lain tanpa adanya unsur-unsur

pakasaan.35

4. Zainuddin M.Z

Dakwah adalah usaha memberikan jawaban Islam terhadap problem

kehidupan yang dialami oleh umat manusia, dimana dari usaha

tersebut akan melahirkan kepada ajaran Islam yang diserukan oleh

juru dakwah.36

Dari beberpa pengertian dakwah diatas penulis menyimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan dakwah ialah usaha menyampaikan sesuatu yang baik dan benar

kepada orang lain, baik itu perorangan maupun kelompok tentang pandangan dan

tujuan hidup manusia sesuai ajaran Islam.

F. Unsur-unsur Dakwah

33

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakt, (Bandung: Mizan, 2001), h. 194. 34

Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah (Jakarta: Wijaya, 1979), h. 1 35

H. M. Afifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi (Jakarta: Bulan Bintang, 1977),

h. 17 36

Zainuddin M.Z, Rahasia Keberhasilan Dakwah, (Surabaya: Ampel Suci, 1994), h. 110

Page 44: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

34

Unsur-unsur dakwah dalam pembahasan ini adalah bagian-bagian yang

terkait dan merupakan satu-kesatuan dalam penyelenggaran dakwah. Hal itu juga

bisa disebut sebagai komponen-komponen dakwah, yang selanjutnya gerak

dakwah disesuikan dengan bidang garap dari masing-masing komponen.

Adapun unsur-unsur yang dimaksud adalah:

a. Subyek Dakwah (Da'i)

Subyek dakwah adalah pelaku dakwah (Da'i atau mubaligh). Dalam

pelaksanaannya subyek dakwah dapat secara individu atau bersama-sama. Hal ini

tergantung pada besar kecilnya sekala penyelenggaraan dakwah dan

permasalahan-permasalahan dakwah yang akan digarap. Semakin luas dan

kompleksnya permasalahan dakwah yang dihadapi, tentunya semakin besar pula

penyelenggaraan dakwah, mengingat keterbatasan subyek dakwah, baik dibidang

keilmuan, pengalaman, tenaga, dan biaya, maka subyek dakwah sangat

memerlukan manajemen yang terorganisir, karena akan lebih efektif dari

pada yang secara individu dalam rangka pencapaian tujuan dakwah.

Dalam pengertian subyek dakwah yang terorganisir, dapat dibedakan

kedalam tiga komponen, yaitu: (1) Da'i, (2) Perencana dan (3) Pengelola dakwah.

Sebagai seorang Da'i harus memiliki syarat-syarat tertentu, di antaranya:37

1) Sedapat mungkin menguasai isi kandungan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul serta

hal-hal yang berhubungan dengan tugas-tugas dakwah.

2) Menguasai ilmu pengetahuan yang ada hubunganya dengan tugas- tugas

dakwah.

3) Taqwa kepada Allah SWT, yang sudah menjadi keharusan bagi setiap

37

M. Mashur Amin, Metode Dakwah Islam dan Berbagai Keputusan Pembangunan

Tentang Aktivitas Keagamaan, (Yogyakarta: Sumbangsih, 1980), hlm. 22-24

Page 45: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

35

Muslim.

b. Obyek Dakwah (Mad'u)

Obyek dakwah adalah setiap orang atau sekelompok orang yang dituju

atau menjadi sasaran suatu kegiatan dakwah. Berdasarkan pengertian tersebut

maka setiap manusia tanpa membedakan jenis kelamin, usia, pekerjaan,

pendidikan, warna kulit, dan lain sebagainya adalah sebagai objek dakwah. Yang

mana objek dakwah atau tipe mad’u.38

Dalam aktifitas dakwahnya, seorang da’i harus memahami karakter dan

latar belakang mad’u. Dengan beragamnya latar belakang dari pendidikan, budaya

ekonomi dan pemahaman terhadap konsep Islam serta wawasan pengetahuan

umum yang dimiliki mad’u, di samping menguasai materi dakwah seorang da’i

juga membutuhkan pemahaman tentang karakteristik mad’u yang beragam

tersebut.

Dakwah Islam memiliki tujuan agar supaya timbul dalam diri umat

manusia suatu pengertian tentang nilai-nilai ajaran Islam, kesadaran sikap,

penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran agama dengan ikhlas. Abdul

Rosyad Shaleh berpendapat bahwa tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil

yang ingin dicapai oleh keseluruhan tindakan yakni terwujudnya kebahagiaan dan

kesejahtraan hidup di dunia dan akhirat yang diridhoi oleh Allah SWT.39

c. Materi dakwah

Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang

38

A. Karim Zaidan, Asas al-Dakwah, diterjemahkan. M. Asywadie Syukur dengan judul

Dasar-Dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta: Media Dakwah, 1979), hlm.68 39

Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), h. 190

Page 46: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

36

hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah

dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu masalah keimanan (aqidah),

masalah keislaman (syariah), masalah budi pekerti (akhlakul karimah).40

1. Aqidah

Aqidah dalam Islam mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya

dengan rukun iman. Di bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya tertuju

pada masalah- masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah

meliputi juga masalah- masalah yang dilarang, misalnya syirik, ingkar dengan

Tuhan dan sebagainya.41

2. Syariah

Syariah dalam Islam erat hubungannya dengan amal lahir (nyata)

dalam rangka mentaati semua peraturan/hukum Allah guna mengatur hubungan

antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama

manusia.

3. Akhlakul Karimah

Materi dakwah yang terakhir yaitu masalah akhlak, yang merupakan

pelengkap keimanan dan keislaman seseorang. Meskipun berfungsi sebagai

pelengkap, bukan berarti masalah akhlak kurang penting, akan tetapi akhlak

adalah sebagai penyempurna keimanan dan keislaman.

d. Metode Dakwah

Kata metode sering dipakai dalam bahasa Indonesia yang dalam

Kamus Bahasa Indonesia disebutkan, "..metode ialah cara yang teratur dan

terpikir baik- baik untuk mendapatkan maksud cara kerja yang bersistem untuk

40

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),

h. 60 41

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 90

Page 47: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

37

memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

ditentukan....”42

Akan tetapi yang dimaksud dengan metode di sini adalah metode dakwah,

yakni sebuah cara menyampaikan ide kepada orang lain dengan tujuan perubahan

sikap atau tingkah laku sehingga yang diajak mau mengikuti dan melaksanakan

apa yang disampaikan oleh seorang da'i.

Berdasarkan bentuk-bentuk penyampaiannya metode dakwah dapat

dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Bil Lisan

Dakwah bil lisan adalah dakwah yang dilaksanakan melalui lisannya.

Metode ini sangat umum digunakan oleh para da'i di dalam ceramah,

pidato, nasihat, dan lain-lain. Menurut Ki Moesa A. Machfoed, disebutkan

“…dakwah ini bentuknya dapat berupa ceramah keagamaan, pengajian dengan

berbagai bentuknya. Dalam ceramahnya tersebut, dapat juga diselingi dengan

humor, baik melalui kata-kata atau gerakan badan dan mimik wajah….”43

Dakwah bil lisan merupakan sebuah ajakan dakwah dengan menggunakan

lisan atau perkataan, antara lain melalui:

a. Mudzakarah

Mengingatkan orang lain jika berbuat salah, baik dalam ibadah maupun

perbuatan.

b. Qaulun Ma'rufan

Dengan berbicara dalam pergaulannya sehari-hari yang disertai dengan

42

Depdikbud R.I, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), h. 915 43

Ki Moesa A. Machfoed, Filsafat Dakwah dan penerapannya, (Jakarta: PT. Bulan

Bintang, 2004), h. 190

Page 48: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

38

misi agama Allah dan agama Islam.

c. Nasehatuddin

Memberi nasehat kepada orang lain yang tengah dilanda masalah

kehidupan agar mampu melaksanakan agamanya yang baik.

d. Majlis Ta'lim

Penjelasan terhadap bab-bab ajaran agama dengan menggunakan kitab dan

diakhiri dengan dialog.

e. Pengajian Umum

Menyajikan materi dakwah di depan umm. Isi dari materi dakwah

tidak terlalu banyak, tetapi dapat menarik perhatian mad'u (pendengar).

f. Mujadalah

Berdebat dengan menggunakan argumentasi serta alas an dan diakhiri

dengan kesepakatan bersama dengan menarik suatu kesimpulan.44

2. Bil Hal

Dakwah bil hal adalah dakwah yang dilakukan dengan perbuatan

nyata yang meliputi keteladanan. Kata hal dalam bahasa berarti berubah,

hal, ikhwal, bisa juga berarti perpindahan, gerakan (bergerak), berarti

menunjukkan keadaan (hal keadaan). Aqib Suminto memberikan pengertian

dakwah bil hal adalah amaliah yang berupa mengembangkan masyarakat

dalam rangka mewujudkan tatanan sosial, ekonomi, budaya yang sesuai dengan

prinsip-prinsip ajaran Islam.45

44

Maman Abdul Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah Islam, (Jakarta: Pustaka

Setia, 1997), h. 58 45

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),

h. 60

Page 49: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

39

3. Bil Qalam

Dakwah bil qalam adalah dakwah yang dilakukan melalui tulisan. Dakwah

ini memerlukan keahlian khusus dalam hal menulis dan merangkai kata-kata

sehingga penerima dakwah akan tertarik untuk membacanya tanpa mengurangi

maksud yang terkandung di dalamnya, dakwah tersebut dapat dilakukan di media

massa seperti surat kabar, majalah, buku, buletin, maupun lewat internet.46

“Menurut Jalaluddin Rakhmat dalam buku Islam Aktual,

memberikan definisi dakwah bil qalam adalah berdakwah melalui

media cetak, mengingat kemajuan teknologi sehingga memungkinkan

seorang berkomunikasi secara intens serta pesan dakwah dapat menyebar

seluas-luasnya.”47

e. Media Dakwah

Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat membantu juru dakwah

dalam menyampaikan dakwah secara efektif dan efisien. Kata media berasal dari

bahasa Latin median, yang merupakan jamak dari medium, yang berarti alat

perantara.48

Sedangkan pengertian istilah, adalah peralatan yang digunakan untuk

menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah. Media dakwah dalam

arti sempit adalah alat dakwah. Merupakan media dakwah yang memiliki peran

atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan. Pada zaman modern

seperti sekarang ini, seperti televise, video, kaset rekaman, majalah, dan surat

kabar.49

Hamzah Ya’qub membagi media dakwah menjadi lima macam, yaitu :

46

Hasanuddin, Hukum Dakwah Tinjauan Aspek dalam Berdakwah di Indonesia, (Jakarta:

PT. Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 39 47

Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual: Refleksi Sosial Cendikiawan Muslim,

(Bandung: Mizan, 1998), h. 172 48

Asmuni Syukri, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1983), h.

163 49

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), h. 35

Page 50: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

40

1. Lisan, inilah media dakwah paling sederhana yang menggunakan lidah

dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk khotbah, pidato,

ceramah, kuliah, diskusi, dan sebagainya.

2. Tulisan, dilakukan dengan perantara tulisan umpamanya: buku, majalah,

surat kabar, spanduk, surat menyurat, dan sebagainya.

3. Lukisan, yakni gambar-gambar hasil seni lukis, kaligrafi, karikatur, dan

sebagainya.

4. Audio Visual, yaitu alat dakwah yang sekaligus merangsang indera

penglihatan atau pendengaran seperti televisi, film, slide, OHP, internet,

dan sebagainya.

5. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran

Islam.50

beberapa media yang dapat digunakan sebagai saluran pengiriman pesan

dakwah antara lain, yaitu: Lembaga-lembaga dakwah Islam, lingkungan

keluarga, organisasi-organisasi Islam, majlis taklim, hari-hari besar Islam, media

masa, seni budaya, dan lain-alin.

50

Hamzah Ya’cub, Publisistik Islam Teknik Dakwah Dan Leadership, (Bandung: CV

Diponegoro, 1981), h. 47-48.

Page 51: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

41

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA KALIGRFI AL-QUR’AN (LEMKA)

A. Sejarah Berdirinya Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA)

1. Lahirnya Sebuah Gagasan

Ide pertama untuk mendirikan LEMKA berasal dari Drs. Didin Sirojuddin

AR, seorang dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN)

Jakarta. Dimulai dari keinginan yang sebetulnya mirip khayalan itu, untuk

mendirikan semacam organisasi atau lembaga untuk mengembangkan seni

kaligrafi atau khat yang menjadi hobinya. "Khayalan" itu muncul pada tahun

1975, ketika Sirojuddin akan menamatkan masa belajar enam tahun sebagai santri

Pondok Modern Gontor.1

Tahun 1976 Sirojuddin resmi menjadi mahasiswa Fakultas Adab UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Keinginan itu bertambah kuat, setelah ternyata di

Jakarta lebih leluasa menyalurkan bakat menulis khatnya di pelbagai penerbitan

dan badan-badan lain. Tetapi, sampai menamatkan kuliah pada 1982, khayalan

masih tetap sebagai khayalan. Meskipun telah diusahakan mencari teman-teman

sesama khatat (para penulis khat) untuk sepakat membuat wadah "tempat

bernaung", gagasan itu sama sekali tidak menarik perhatian mereka. Mencari

kawan-kawan yang kurang commit terhadap kaligrafi, lebih mustahil lagi. Namun,

rasa penasaran masih terus bergolak. Sementara itu, melukis dan melukis "hanya

untuk diri sendiri" terasa membosankan, meskipun diakuinya telah menghasilkan

1Wawancara pribadi dengan D. Sirajuddin AR, Ciputat, 21 Februari 2015

Page 52: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

42

banyak uang.2

Setahun kemudian, tahun 1983, ada panggilan mengajar pada mata kuliah

(yang secara kebetulan adalah) kaligrafi. Dengan demikian, dosen kaligrafi di

Fakultas Adab menjadi dua orang, yang sebelumnya hanya Prof. H.M. Salim

Fachry. Masa mengajar pada tahun-tahun pertama kerap dipenuhi kebingungan,

karena tidak adanya petunjuk pelaksanaan dan BCO (Basic Course Outline) yang

jelas. Sedangkan pengetahuan tentang sejarah kaligrafi, demikian diakui sendiri

oleh Sirojuddin, sama sekali tidak dimilikinya karena pada waktu itu buku-buku

mengenai kaligrafi sulit didapat dan masalah semacam itu belum dipopulerkan.

Di tahun 1983 itu, Sirojuddin bersama Prof. H.M. Salim Fachry dan

Ustadz K.H.M. Abd. Razzaq Muhili al-Khattat dari Tangerang sama-sama

diangkat menjadi Dewan Hakim Sayembara Kaligrafi MTQ Nasional ke-13

di Padang. Kedua orang tersebut merupakan guru kaligrafi Sirojuddin. K.H.M.

Abdur Razzaq dikenal sebagai penulis khat professional paling terkemuka di

Indonesia yang goresan tangannya terentang di antara ratusan buku agama di

Tanah Air. Sedangkan Prof. H.M. Salim Fachry adalah penulis Al-Qur'an Pusaka

atas pesanan almarhum Presiden Soekarno. Saat terbang di pesawat menuju

Padang, keinginan Sirojuddin itu dikemukakan kepada kedua gurunya itu

yang serta merta disambut ucapan "Alhamdulillah". Bahkan, Prof. H.M. Salim

Fachry kemudian mengatakan, bahwa sesungguhnya ia pun sudah lama

menginginkan adanya asosiasi para khattat, tapi bagaimana mewujudkannya?

Ia pun mendesak Sirojuddin untuk segera melaksanakan rencana itu. Sayang,

2Situs LEMKA, ”Tentang LEMKA”, diakses pada tanggal 25 Januari 2015 dari

http://www.lemka.net/p/tentang-lemka.html?m=1

Page 53: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

43

rencana itu lagi-lagi terlantar sampai dua tahun kemudian.3

Bukan karena "salah bunda mengandung" jika rencana itu berulang-ulang

tertunda. Pasalnya, terkait dengan siapa-siapa saja orang-orang yang akan

dihimpun dan bagaimana teknisnya? Apa program yang akan dilaksanakan? Siapa

tutor-tutor kaligrafinya? Ke mana sayap organisasi harus dikembangkan? Setelah

gagasan itu mulai marak dan berbunga, kesulitan untuk memetik dan

menerapkannyalah yang muncul. Jika organisasi itu lahir, bagaimana mekanisme

kerjanya, sedangkan pada waktu itu Prof. H.M. Salim Fachry yang berusia lebih

80 tahun sudah mulai uzur, K.H.M. Abd. Razzaq sendiri sudah mendekati

70 tahunan. Di Jakarta, mencari khattat-khattat muda yang berpengalaman

dalam organisasi juga sulit.4

Sambil menunggu adanya jalan keluar, Sirojuddin iseng-iseng menyusun

diktat kuliah kaligrafi. Modalnya: dari tidak tahu sama sekali "hakekat" kaligrafi.

Ia mondar-mandir dan meminjam beberapa buku refrence kepada K.H.M.

Abd. Razzaq di Tangerang. Di luar dugaan, diktat yang direncanakan maksimal

50 halaman, berkembang tak terkendali sampai 430 halaman. Di situ ia

menghentikan karangannya. Dari luasnya isi diktat itu, ada kesimpulan

sangat penting yang jadi renungan: bahwa kaligrafi itu sangat filosofis dan

strategis untuk dikembangkan. Kejutan selanjutnya, ketika diktat itu iseng-iseng

dilemparkan ke penerbit (Pustaka Panjimas, Jakarta), kemudian dicetak 5.000

eksemplar, ternyata habis dalam 7 bulan saja. Akhirnya Sirojuddin semakin yakin,

bahwa massa yang akan digarap memang benar-benar ada, dan mereka

3Situs LEMKA, Tentang LEMKA, diakses pada tanggal 25 Januari 2015 dari

http://www.lemka.net/p/tentang-lemka.html?m=1 4Wawancara pribadi dengan D. Sirajuddin AR, Ciputat, 21 Februari 2015

Page 54: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

44

benar- benar menunggu pembinaan, terbukti dari puluhan surat yang

diterimanya yang mengeluh tentang sulitnya mengembangkan bakat di daerah.

Tidak ada lagi yang harus ditunggu. Kali ini Sirojuddin terpaksa "nekad".

Caranya sangat sederhana. Di malam hari dibuat coret-coretan tata tertib dan

acuan job alakadarnya, hanya dua lembar. Seorang mahasiswanya yang paling

akrab kepadanya karena sering meminjam buku, bernama Ece Abidin, dipanggil

menghadap. Ece, kelahiran Sukabumi, pada waktu itu baru duduk di

semester II Fakultas Adab Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam. Ece disuruh

menghubungi kawan-kawan sekelasnya yang telah ditentukan untuk menjalin

aliansi kerjasama. Diskusi antar dua orang ini terjadi di malam menjelang bulan

sabit 24 Rajab 1405 Hijriyah atau 15 April 1985. Semula kawan-kawan Ece

menyatakan gamang, karena sadar tahu apa mereka tentang kaligrafi. Tapi, Ece

yang membawa pesan gurunya itu meyakinkan dengan penuh semangat, bahwa

yang penting organisasi itu terbentuk dahulu. Soal nanti, jangan dipusingkan

sekarang. Sementara Ece melobi kawan-kawan mahasiswanya yang belum

berpengalaman organisasi itu, Sirojuddin merancang rencana-rencana lebih

lanjut.5

Para tanggal 17 April 1985 (26 Rajab 1405 H), semua komponen pengurus

siap menerima "gagasan besar" tersebut, dan hari itu pula ditentukan sebagai hari

dan tanggal kelahiran LEMKA. Kemudian pada tangal 20 April 1985 (29

Rajab 1405 H), Dekan Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Drs.

Abd. Muthalib Sulaiman, memberikan pengukuhannya di ruang sidang Fakultas

5Situs LEMKA, Tentang LEMKA, diakses pada tanggal 25 Januari 2015 dari

http://www.lemka.net/p/tentang-lemka.html?m=1

Page 55: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

45

Adab. Selain Pengurus Harian yang diketuai oleh Drs. D. Sirojuddin AR, hadir

pada pertemuan itu Prof. H.M. Salim Fachry yang kemudian menjabat sebagai

Pembina utama. Sedangkan K.H. M. Abd. Razzaq Muhili berhalangan. Acara

bersejarah tersebut diliput wartawan Panji Masyarakat Moh. Nazi yang

memuatnya pada majalah edisi ke 466.

Sangatlah luar biasa, bahkan "setengah aneh" sebuah lembaga yang

diperuntukkan bagi pembinaan penyandang bakat "se-Tanah Air" hanya

dikendalikan oleh para Pengurus yang terdiri dari seorang dosen muda dan

para mahasiswa tingkat I. Pada waktu itu, semuanya berkomentar: "Benar-benar

langkah nekad!"6 Oleh Ketua LEMKA, para mahasiswa pengurus angkatan

pertama itu dianggap sebagai orang-orang yang berjasa "memberi kekuatan

moral", sehingga asosiasi yang semula hanya merupakan khayalan pribadi

wujud jadi kenyataan dan milik bersama. Selengkapnya, nama-nama para

mahasiswa itu adalah:

1. Ece Abidin

2. M. Hamid Ibrahim

3. Badriati

4. Ikhwan Azizi

5. Ahmad Ghazali Zhahir

6. Gustiri Ibnu Ahmad

7. Nani Nur'aini

8. Rd. Siti Sa'adah

6 Tim 7 LEMKA, Pak Didin: Menabur Ombak Kaligrafi, (Jakarta: LEMKA Studio,

2006), h. 80

Page 56: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

46

9. M. Amin Anwar

10. Liga Bukra

11. Darta

12. M. Nur Muvid

13. Mudrik Qori Indra (semester IV)

Empat hari setelah pengukuhan, yaitu tanggal 24 April 1985 (4

Sya'ban 1405 H), berhasil disusun AD/ART LEMKA dengan Tim Perumus:

Drs. D. Sirojuddin AR, Badri Yatim, Asep Usman Ismail, Ece Abidin, Mudrik

Qori Indra dan Fuad Jabali. Lima nama tersebut terakhir adalah para mahasiswa

Fakultas Adab UIN Jakarta. Setelah itu komposisi Pengurus pun mulai

disempurnakan. Sampai saat ini, LEMKA terus berjalan dan berkembang,

yang sampai saat ini pembelajaran sudah mencapai gelombang ke-50, dan

telah melahirkan ribuan khattat maupun pelukis kaligrafi yang menyebar di

seluruh Tanah air Indonesia.

2. Nama dan Tujuan Lembaga

Nama yang mula-mula direncanakan adalah Poros Kaligrafi Ciputat.

Tetapi, ketika disingkat menjadi PKC, timbul kesan yang sangat buruk. Apalagi di

Indonesia, singkatan PKC adalah Partai Komunis Cina. Selain itu, kata-kata

Ciputat memberikan gambaran yang eksklusif. Mulanya, Ciputat, memang,

diharapkan menjadi pusat pengembangan gagasan di atas.

Di suatu sore tanggal 18 April 1985, Sirojuddin kedatangan tamu, yaitu

Amin Nurdin dan Badri Yatim, keduanya adalah kawan-kawannya semenjak di

pesantren. Setelah mengutarakan nama itu, mereka pun menunjukkan

Page 57: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

47

ketidaksetujuannya. Lahirlah nama Lembaga Kaligrafi Islam. Tetapi, nama itu

akan memberikan beban terlalu berat, mengingat nama Islam terlalu agung

dan bisa meluas. Setelah diajukan satu nama lagi, Lembaga kaligrafi Al-

Qur'an, Badri dan Amin setuju. Diuraikan oleh Sirojuddin tentang alasan

mengambil kata "Al-Qur'an" tersebut, yaitu: "Al-Qur'an sebagai sumber etika,

ketika seorang khattat menggoreskan kaligrafi Arab." Jadi, olahannya adalah

kaligrafi Arab, etika pengolahannya bersumber kepada akhlak Al-Qur'an.

Dengan demikian, seorang khattat atau kaligrafer akan selalu dikontrol dan di

bawah perlindungan gagasan, ilham penciptaan, estetika dan ajaran-ajaran yang

terpantul dari bias keinginan Al Qur'an. Dalam ungkapan yang lebih sederhana

lagi: Seorang khattat atau kaligrafer haruslah berakhlak baik, berbudi pekerti

luhur, saleh dan berkarya untuk keagungan agama sesuai ajaran-ajaran yang

tertuang dalam Kitab Suci Al-Qur’an.7

Lembaga Kaligrafi Al-Qur'an, mula-mula, disingkat menjadi

LEKAR. Tetapi dikhawatirkan mengingatkan orang kepada LEKAR, sebuah

organisasi kesenian underbow PKI di zaman Orde Lama. Lalu berubah kepada

LKI dan akhirnya menjadi LEMKA. Setelah menemukan kata yang pas ini,

ketiga sobat tersebut saling menjabat tangan sangat kencang sekali. Saat

pengukuhan LEMKA berlangsung, 20 April 1985, tujuan LEMKA dipaparkan

dengan jelas tanpa ragu-ragu lagi, yaitu: "Pengembangan bakat dan pengenalan

khazanah Islam" dengan usaha-usaha antara lain "Mempercepat proses

pemasyarakatan seni menulis khat atau kaligrafi kepada seluruh lapisan

7Situs LEMKA, Tentang LEMKA, diakses pada tanggal 25 Januari 2015 dari

http://www.lemka.net/p/tentang-lemka.html?m=1

Page 58: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

48

masyarakat, khususnya masyarakat muda, di tanah Air."

B. Visi dan Misi8

Visi dan Misi LEMKA antara lain :

1. Visi : Memperkenalkan serta mengembangkan seni budaya Islam,

khusunya kaligrafi.

2. Misi :

a. Membina dan mengembangkan kader-kader potensial di bidang seni

kaligrafi secara profesional.

b. Memelopori dan mengembangkan seni dan budaya Islam, khususnya

di bidang seni kaligrafi kepada masyarakat luas di seluruh Tanah Air.

c. Menjalin kerja sama dengan lembaga seni Islam nasional dan

internasional.

d. Menjalin kerja sama dengan lembaga seni nasional dan internasional

dalam kerangka pengembangan seni Islam.

e. Membina usaha organisatoris pengembangan kaligrafi, termasuk di

dalamnya memotifasi tumbuhnya sanggar-sanggar kaligrafi di pelbagai

tempat di tanah air.

f. Berperan aktif dalam setiap kegiatan yang menunjang pengembangan

seni dan budaya Islam, khususnya seni kaligrafi.

g. Menanamkan citra seni kaligrafi sebagai bagian dari pembinaan

tamaddun Islam yang memperkaya dan mempertinggi harkat dan

martabat kemanusiaan.

8LEMKA, Draf AD/ART LEMKA (Pada Musyawarah Tahunan LEMKA,2013)

Page 59: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

49

h. Usaha-usaha lain yang sesuai dengan identitas dan asas organisasi serta

berguna untuk mencapai tujuan organisasi.

C. Moto dan Tujuan LEMKA

Sebagai lembaga kaligrafi yang sudah berdiri sejak 30 tahun yang lalu

tersebut, tentunya LEMKA mempunyai moto dan tujuan, antara lain:

1. Moto : Menulis dan Melukis untuk membangun Kreatifitas

2. Tujuan :

a. Menghasilkan para khattat, guru khat, dan pelukis kaligrafi

yang mampu menerapkan ilmu keterampilannya secara baik,

sestematis, ilmiah sesuai dengan kaidah-kaidah khattiyah.

b. Mengabdikan dan menyebarluaskan ilmu dan keterampilan

kaligarfi menuju kejayaan Islam.

c. Muwujudkan masyarakat pecinta seni kaligrafi Al-Qur’an yang

diridhoi Allah SWT.9

D. Struktur Kepengurusan Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA)

Seperti halnya lembaga-lembaga lain, LEMKA juga mempunyai struktur

kepengurusan dalam organisasinya. Kepengurusan ini diganti secara bertahap

setiap periode dua tahun sekali. Kepengurusan yang masih aktif pada periode saat

ini (2013-2015) adalah sebagai berikut.

9LEMKA, Draf AD/ART LEMKA (Pada Musyawarah Tahunan LEMKA,2013)

Page 60: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

50

SUSUNAN PENGURUS

LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA)

PERIODE 2013-201510

Dewan Pertimbangan Organisasi

Ketua : Drs. Ece Abidin

Sekretaris : H. Momon Abdurrahman Syarif

Anggota : Drs. Ali Akbar, M.Hum

Drs. H.M. Hamid Ibrahim, MM

Uud Mas’USudin, SPd.I

Prof. Dr. H.M. Oman Fathurrahman, S.Ag., M.Hum.

Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie, SHI, M.A

H. Aep Ermana DE, S.Ag., M.Pd.

H. Edi Amin, MAg

Ilham Khairi, S.Ag., MSR

Pengurus Harian

Direktur : Drs. H.D. Sirojuddin AR, M.Ag.

Sekretaris : Dede Syamsuddin A.

Bendahara : Fikri Latifatul Hud

Departemen Pembinaan Minat dan Bakat

Ketua : M. Jakfar

Sekretaris : Khairul Ikhwan

Anggota : Iis Kholisoh

10

LEMKA, Draf AD/ART LEMKA (Pada Musyawarah Tahunan LEMKA,2013)

Page 61: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

51

Ahmad Qusairi

Mawardi

Rahmad A.

Ahmad Sholihin

Abd. Muthalib

Departemen Pembinaan Aparat dan Organisasi

Ketua : Saiful Huda, S.Sos.I

Sekretaris : Zulhaizam

Anggota : Prasetio

M. Ghazali

Mukhlas

Dodi Normansyah

Abd. Rahman

Departemen Pameran dan Pengembangan Galeri

Ketua : Kurnia Agung Robiansyah, SEI

Sekretaris : Heri Sumarna

Anggota : Drs. Effendi Le’ong

Hussain Al-Musta’simi

Kusna Sanjaya

Poniman

Munadiannur Husni

Rifqi Fahrizal

M. Sholeh

Departemen Pengembangan Kewirausahaan

Page 62: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

52

Ketua : H.M. Dhohiruddin, SS

Sekretaris : Nasruddin

Anggota : Zulfahmi

Husnul Marom

Abdul Muis

Fathimah Fairusi

M. Zainal Musthafa

Departemen Informatika dan Kontak Kelembagaan

Ketua : H. Mauluddin Anwar, S.Ag.

Sekretaris : H. Nurkholis

Anggota : Ahmad Sholeh

Mukhlis

Alan Zuhri

Nurhalimah

Forum Mubahasah Seni dan Budaya

Ketua : Yusuf Efendi

Sekretaris : Ni’am Masykuri

Anggota : Iman Syaiful Mu’minin, S.Pd.I

Yusuf Qardhawi

Junaedi

Afrijal

Forum Pembinaan Pengajar

Ketua : H. Isep Misbah, S.Ag.

Sekretaris : Apipuddin Syarif, M.Ag.

Page 63: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

53

Anggota : Ahmad Munir

Ujang Badrussalam

Hj. Ernawati, S.PdI

Page 64: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

54

BAD IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA).

Strategi merupakan sebuah proses yang sistimatis dan berkesinambungan

dimana orang membuat keputusan-keputusan tentang tujuan yang ingin dicapai

pada masa depan dan langkah utama untuk mencapai kesuksesan. Sebagai

Lembaga yang berdakwah dengan media kaligafi Islam, LEMKA senantiasa

melakukan pembenahan-pembenahan dalam berbagai sektor pendidikan baik

formal ataupun non formal, agar mendapat kualitas yang maksimal untuk para

anggotanya baik dari peserta didik dan pengurus, eksisnya dan suksesnya kaligrafi

Islam tergantung dari seberapa besar kecintaan angota LEMKA dalam

menerapakan nilai-nilai Islam yang ada dalam Kaligrafi tersebut, menurut

pimpinan Lembaga kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) yatiu “wadawamuhu „allal

dinil Islam” yang indikatornya adalah langgengnya kaligrafi itu digunakan untuk

Islam. Sesungguhnya kecintaan terhadap Islam menjadi faktor utama yang dapat

menjadikan kesuksesan Lembaga kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA). Didin Sirajudin

menambahkan :

“Kesuksesan LEMKA dalam menerapkan setrateginya didorong

dengan metode rekreatif, yang dimaksud disini adalah mengajarkan atau

memberikan dorongan baik kepada anggota dan peserta didik dengan cara

rasa senang, menulis karena senang dan melukis karena senang.

Ditumbuhkan rasa cintanya terhadap huruf-huruf Al-Quran, sehingga dia

akan memeliharanya jikalau melakukan dengan terpaksa maka akan hilang

rasa cinta dengan sendirinya”.1

1 Wawancara pribadi dengan D. Sirajuddin AR, Ciputat, 21 Februari 2015

Page 65: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

55

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mempertahankan eksistensi

seni kaligarafi Islam sebagai media dakwah di Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an

(LEMKA) maka ada beberapa Strategi yang merumuskan diantaranya:

1. Strategi jangka panjang yang meliputi:

Program jangka panjang ini diarahkan pada hal-hal berikut:

a. Secara garis besar dalam program jangka panjang ini, yang tercamtum

dalam Visi dan Misi LEMKA. Dalam hal ini LEMKA Memperkenalkan

serta mengembangkan seni budaya Islam, khusunya kaligrafi serta

membina dan mengembangkan kader-kader potensial di bidang seni

kaligrafi secara profesional. LEMKA juga Memelopori dan

mengembangkan seni dan budaya Islam, khususnya di bidang seni

kaligrafi kepada masyarakat luas di seluruh Tanah Air.

b. Sarana dan Prasarana, dalam hal ini penunjang sarana dan Prasarana

amatlah sangat penting atau dibutuhkan oleh para peserta didik maupun

pengurusnya guna mengingkatkan segala aktifitas mereka, semakin

lengkap fasilitas yang ada di sebuah Departemen yang ada di LEMKA

tentunya akan meningkatkan semangat para peserta didik dan para

pengajar untuk mengingkatkan nilai-nilai ajaran Islam dan profesionalisme

seni kaligrafi Islam.

Penerapan visi dan misi merupakan modal yang sangat penting bagi

LEMKA untuk mengukur dan merencanakan berbagai keperluan strategis.

Dengan membuat visi dan misi berarti mengetahui arah dan tujuanya. Visi disini

pada hakekatnya merupakan gambaran tentang masa depan LEMKA, Sedangkan

misi adalah bagaian-bagaian pencapaian yang akan dilakukan guna merealisasikan

Page 66: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

56

dari visi tersebut. Yang menggambarkan atau menjabarkan esensi dari niat

LEMKA dan menjelaskannya secara tersetruktur dan melembaga.

2. Startegi jangka pendek.

Tujuannya untuk menjabarkan dan memantapkan pelaksanaan program

jangka panjang, sehingga menjadi landasan bagi tahap berikutnya, serta

meningkatkan kualitas profesionalisme dan manajemen organisasi, guna

Memantapkan peranan LEMKA dalam masyarakat.

a. Suasana lingkungan belajar yang Edukatif.

Suasana lingkungan merupakan salah satu penentu keberhasilan

pendidikan dalam pembelajaran kaligrafi. maka dari itu suasana

lingkungan belajar di LEMKA harus dibentuk sedemikian rupa agar para

peserta didik yang belajar didalamnya merasa nyaman dan selalu

termotivasi guna meningkatkan kadar keindahan tulisan kaligrafinya.

b. Program Unggulan.

Disadari bahwa kemampuan para peserta didik di LEMKA sangat

bervariatif, mungkin ada memiliki intelegen yang tinggi ada juga yang

memiliki kemampuan yang standar, oleh sebab itu, dalam hal ini harus

benar-benar membuat program yang sangat variatif agar para peserta didik

LEMKA yang kurang menonjol dapat menyeimbangi pelajaran yang ada.

Startegi LEMKA berjangka baik strategi jangka panjang dan strategi

jangka pendek, penyusunan strategi tersebut sangat dipengaruhi oleh kebijakan

Page 67: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

57

pimpinan, kondisi lingkungan baik internal maupun eksternal, serta pihak-pihak

yang berkepentingan.

Dalam menerapkan atau mengimplementasikan strategi jangka panjang

maupun jangka pendek maka LEMKA menciptakan susunan kepengurusan yang

diantaranya:

Susunan Kepengurususan Departemen minat dan bakat.

Ketua : M. Jakfar S.S

Sekretaris : Khairul Ikhwan

Anggota : Iis Kholisoh

Ahmad Qusairi

Mawardi

Rahmad A.

Ahmad Sholihin

Abd. Muthalib

Kepengurusan departemen minat dan bakat memiliki tanggungjawab untuk

membuka program kursus LEMKA, Mengadakan pembinaan kaligrafi di lembaga

dan sanggar-sanggar di tanah air dan tentunya selalu Mengadakan evaluasi dan

menyelenggarakan pengembangan kurikulum pada setiap akhir gelombang

kursus.

Susunan pengurus merupakan hal yang pital bagai setiap lembaga,

organisasi maupun institusi. Sehingga tidak ada yang berlebihan dalam

penempatan-penempatan departemen LEMKA, dengan menempatkan kebagian

departemen-departeman didukung dengan kemampuan masing-masing angota

yang kredibel dibidangnya, sehingga guna menerapkan strategi LEMKA dalam

Page 68: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

58

mempertahankan eksistensi seni kaligafi Islam sebagai media dakwah

diunggulkan oleh angota-angota yang pintar dan juga cerdas.

Dari pemaparan diatas, dilain pihak Pimpinan LEMKA sangat berperan

aktif dalam mensukseskan setrategi LEMKA dalam mempertahankan eksistensi

seni kaligrafi Islam sebagai meda dakwah. Tentunya tugas direktur LEMKA tidak

akan berarti apa-apa tanpa dukungan dan peran aktif bawahannya.

B. Implementasi Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA)

Penerapan Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) dalam

Mempertahankan eksistensi seni kaligrafi Islam sebagai media dakwah maka

LEMKA membuat strategi-strategi hasil dari implementasi diantarannya:

1. Kursus Kaligrafi

Kursus kaligrafi adalah kegiatan utama dari LEMKA dikelola oleh

Departemen Pembinaan Minant dan Bakat yang di dalamnya terdapat (include)

Pembinaan kreativitas, Pengmebangan minat dan bakat. Penyelenggaraan Kursus

kaligafi ini merupakan bagian strategi garda depan dan menepatakan prioriatas

utama di antara seluruh program kegiatan dan usaha LEMKA. Kegiatan tersebut

menjadi sarana pembinaan minat dan bakat untuk melahirkan kaligrafer-kaligrafer

mahir atau pelukis kaligrafi yang ahli mengelola karya sebagai bagian dari upaya

mempertahankan kelestarian kaligrafi Islam, meningkatkan sikap mental serta

wawasan keislaman dengan penguasaan skill menulis kaligrafi Al-Quran dan

pendalam terhadap makna yang terkandung di dalam kaligrafi itu sendiri.

Page 69: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

59

Materi program pengajaran terdiri dari paket-paket pelajaran mengenai

semua jenis khat (huruf-huruf kaligafi), sejarah perkembangan kaligafi dan

wawasan seni budaya Islam secara umum.

Ada empat jenjang kursus yang diistilahkan dengan basic yang harus

diikuti oleh peserta kursus LEMKA, sebagian jenjang memiliki beberapa kelas.

Dengan menyesuaikan tingkat kesukaran materi, nilai kegunaan yang

diprioritaskan. Berikut pemaparannya:

a. Basic I mempelajari materi khat Naskhi dengan penambahan materi

sejarah kaligafi.

b. Basic II mempelajari khat Tsulus dengan penambahan wawasan dasar

seni Islam.

c. Basic III memperlajari khat Diwani dan khat Farisi serta

memperkenalkan khat Riqah serta menambahkan materi wawasan seni

Islam lanjutan sampai dengan akhir.

d. Basic IV pemantapan semua jenis khat yang pernah dipelajari di basic-

basic sebelumnya kemudian diarahkan pada aplikasi seni mengolah

tatawarna, melalui berbagai media seperti kanvas, kaca triplek dan

sebagainya.

Setiap jenjang (basic) kursus kaligafi di LEMKA ditempuh selama empat

bulan dengan enam belas kali pertemuan (sekali seminggu). Setiap satu pertemuan

membutuhkan waktu 120 menit, di mulai setiap hari minggu dari jam 9 pagi

hingga jam 12 siang. Setelah itu bagai peserta didik yang telah berhasil

menyelesaikan jenjang kursus di LEMKA, berhak mendapatkan sertifikat.

Page 70: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

60

Tentunya untuk mensukseskan strategi yang pertama ini LEMKA yang

terdiri dari jajaran pengurus serta pengajar memberi contoh dalam pembinaan

kaligrafinya kepada pesetra didik. Sebagaimana dijelaskan oleh pimpinan

LEMKA, Didin Sirajudin mengatakan:

“Dalam metode pembinaan, LEMKA belajar dengan metode

demostratif, yaitu dengan cara guru mendeonstrasikan selanjuatnya murid

menirukan. Disini guru tidak hanya menyuruh akan tetapi

mendemostrasikan.”2

Dengan metode pengajaran kaligrafi ini, guru mengajak peserta didiknya

agar selalu termotivasi, Sirajudin kembali menjelaskan:

”Seorang bijak mengatakan: guru biasa berbicara, guru yang baik

menerangkan, guru yang hebat mendemonstrasikan dan guru yang agung

memberi motivasi.”3

Selain itu baik guru dan khususnya peserta didik akan terus bersemangat

dalam pembelajaran seni kaligrafi Islam ini. Disini juga guru menanamkan pesan-

pesan dakwah dalam pengajarannya, bahwasannya dengan dakwah melalui tulisan

indah kaligafi ini maka akan semakin menarik orang dalam melihat terutama

sebagai peserta didik akan lebih semangat mempelajarinya, dengan keindahan

goresan kaligrafi yang dibuat diharapkan akan menambah rasa cinta terhadap

agama itu sendiri, yakni Islam dan Al-Qur’an.

2. Pengajian kitab kuning

Di LEMKA juga diajarkan pengajian kitab kuning yang berjudul

Nashih Al-Khaththathin. Kitab yang ditulis sendiri oleh Sirajuddin ini berisi

tentang nasehat-nasehat tentang adab maupun etika dalam menulis kaligrafi

2 Wawancara pribadi dengan D. Sirajuddin AR, Ciputat, 21 Februari 2015

3 Wawancara pribadi dengan D. Sirajuddin AR, Ciputat, 21 Februari 2015

Page 71: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

61

kepada calon atau mereka yang sudah mahir menulis kaligrafi.

Sebagaimana Sirajuddin mengatakan:

"Di LEMKA juga diajarkan pengajian kitab kuning, yang judulnya

Nashih Al-Khaththathin. Kitab ini mengajarkan tentang akhlak tolabul

ilmi, termasuk di dalamnya ilmu menulis. Diajarkan bagaimana

prilaku khattat itu ketika seseorang sedang belajar kaligrafi." 4

Kitab ini, walaupun terlihat sederhana, mempunyai fungsi dan

peranan yang cukup penting bagi para penulis kaligrafi. Hal ini

terutama dalam membentuk karakter seorang penulis kaligrafi yang mampu

menghasilkan karya seni bernilai tinggi dan memiliki integritas spiritual yang

mumpuni.

3. Kegiatan aktual seperti: Mengikuti perlombaan.

Dalam pembinaan krativitas dan pengembangan bakat melalui kursus

kaligrafi, maka perlu sebuah kompetiasi atau perlombaan sebagai ajang praktek

dan untuk memacau para kader dan terutama perserta didik. Banyak juga manfaat

mengikuti perlombaan diantaranya menurut salah satu pengajar LEMKA

Muhammad Jakfar mengatakan:

“banyak manfaat yang dapat diambil dari mengikuti perlombaan

kaligrafi, pertama dari segi ukhuwah Islamiyah dapat menjalin ajang

silaturahim, dari segi keilmuan pastinya menambah pengalaman juga dapat

mengembangkan karya kita menjadi lebih baik, karena dalam

pembelajaran kursus kaligafi di LEMKA harus diaplikasikan pada

kegiatan lomba.”5

Dengan mengikuti ajang perlombaan khususnya perlombaan kaligrafi,

pastinya peserta didik LEMKA akan dapat termotivasi. Kegiatan perlombaan yng

diikuti tersebut terdiri dari Musabaqoh Tilawatil Al-Qur’an (MTQ) tentunya

4 Wawancara pribadi dengan D. Sirajuddin AR, Ciputat, 21 Februari 2015

5 Wawancara pribadi dengan Muhammad Jakfar, Ciputat, 28 Februari 2015

Page 72: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

62

cabang lomba kalgrafi, dan terdiri dari beberapa lapisan, dari MTQ tingkat daerah

hingga Nasional, lalu ada ada Musabaqah Khatilil Al-Qur’an Mahasiswa

Nasional, Musabaqah Khatilil Al-Qur’an Telkom Grup. Ditingkat pelajar, ada

juga event-event seperti pekan Olahraga dan Seni Pondok Pesantren Nasional

(POSPENAS). Semua itu sebagai wujud aplikasi dalam melaksanakan dakwah

Qur’ani agar lebih semangat menjalankanya.

4. Pagelaran seni dan pameran kaligrafi

Dengan pameran kaligrafi ini LEMKA berharap dapat menarik minat

masyarakat untuk mencintai Al-Qur'an lewat huruf-huruf yang indah.

Dengan menampilkan lukisan di pameran, diharapkan tertarik hatinya kepada

Al-Qur'an lewat huruf-huruf yang indah.

Bagai seorang pelukis, pameran mengandung makna yang strategis untuk

memperkenalkan diri pada publik. Boleh dikatakan, popularitas seorang pelukuis

sangat ditentukan oleh sering atau tidaknya berpameran, sebab dari kegiatan

tersebut ia dapat mengekspresikan segala kepuasan batinnya kepada para peminat

dan penonton. Selain itu, pameran juga dapat menjadi ajang komersialisasi karya

seni lukis kaligrafi yang dapat mendatangkan nilai materi yang cukup besar.

Dengan keindahan kaligrafi ini, LEMKA berusaha menyampaikan pesan-

pesan dakwahnya untuk mengajak masyarakat agar mempelajari Islam dengan

seni yang indah. “Innallaha Jamilun Yuhibbul Jamal” Sesungguhnya Allah itu

indah dan menyukai keindahan. Salah satu kegiatan pagelaran seni dan pameran

LEMKA yakni di Taman Mini Indonesia Indah tepatnya di Musium Bait Al-

Qur’an.

5. Diskusi wawasan seni budaya

Page 73: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

63

Di bawah Forum Mubahasah Seni Budaya LEMKA, para khattat dan

pelukis kaligafi diajak untuk aktif dalam diskusi atau dialog-dialog kaligrafi

sebagai ajang pengembangan wawasan seni Islam. Dengan diskusi atau dialog

diharapkan nanti para khattat/kaligrafer ini bukan hanya bisa berkarya tetapi juga

faham hakikat kaligrafi, terutama kaligrafi Islam adalah salah satu media yang

sangat efektif dalam penyampaian pesan-pesan dakwah.

Tentunya diskusi ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan anggota

LEMKA secara lebih dalam, baik tentang seni Islam secara umum maupun seni

kaligrafi lebih khusus. Yang bisa disimpulkan yaitu bahwa para khattat diajak

untuk jadi orang pintar yang berlimu yang tidak hanya terampil. Biasanya diskusi

wawasan seni budaya Islam ini diadakan ketika ada event-event lomba kaligrafi

maupun ketika LEMKA sedang mengadakan suatu acara, contohnya ketika

berkunjung kekampung seni Jelekong Kabupaten Bandung.

6. Safari seni budaya

LEMKA mencanangkan pelajarannya dengan suasana rekreatif sehingga

apa yang diajarkannya itu bernuansa menyenangkan bagi peserta didik.

Contohnya Safari seni budaya ini untuk dapat menikmati keindahan di wilayah-

wilayah hiburan yang menarik, misalnya di alam terbuka. Sebagaiman pimpinan

LEMKA Didin Sirajudin mengatakan:

“Dari segi fisik belajar kaligrafi di LEMKA tidak hanya didalam

gedung, bisa belajar dialam terbuka, dengan mengajak peserta didik

LEMKA untuk belajar serta melukis di Lembah, tepi sungai, Sawah,

hutan, pinggir pantai. Jadi, Menulis sambil melukis.”6

6 Wawancara pribadi dengan D. Sirajuddin AR, Ciputat, 21 Februari 2015

Page 74: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

64

Dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan LEMKA melalui alam

terbuka, selain menambah semangat dan senang bagi peserta didik masi banyak

lagi diantaranya salah satu peserta LEMKA Ni’am Masykuri mengatakan:

“Manfaat belajar kaligrafi di alam terbuka sangat banyak, saya

pribadi belajar di kelas terus menerus sangat membosankan, di LEMKA

ada waktu khusus untuk belajar di alam-alam terbuka, selain kita bisa

belajar juga bisa untuk refreshing dan mencari inspirasi. Semuanya supaya

belajar kaligrafi tidak sumpek (bosan), karena kaligafi pada dasarnya

pengerjaanya selalu di ruangan belajar di kelas maupun kamar. Hal ini

yang menjadikan banyak manfaat belajar kaligafi di ruang terbuka”.7

Hampir semua anggota LEMKA baik Pimpinan, pengurus hingga peserta

didik diwajibkan ikut serta dalam kegiatan ini, diantara tempat-tempat yang

dijadikan safari seni budaya LEMKA ialah, di pantai Bagedur Banten, Pondok

Halimun Gunung Salak.

LEMKA menggunakan metode tersebut merupakan hasil dari pengalaman-

pengalaman pimpinan LEMKA yakni Drs. Didin Sirajuddin AR. Yang beliau

kutip dari seorang tokoh dari Jepang yang bernama Kuribayasi. Metode cara

belajar tersebut terbukti ampuh dan lebih cepat dalam pemasukan ide, gagasan

dan ilmu.

7. Kegiatan pengembangan usaha

Untuk mensukseskan strategi LEMKA dalam mempertahankan

eksistensinya di dalam maupun di luar negeri, maka dilain pihak belajar kaligrafi

di LEMKA tidak semata-mata hanya untuk belajar saja melainkan kegunaan

untuk kelestarian seni Islam ini sangat banyak diantaranya; Menulis masjid,

7 Wawancara pribadi dengan Niaam Masykuri, Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

4 Maret 2015

Page 75: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

65

menulis buku, menulis mushaf Al-Qur'an, menyalurkan karya-karya lukisan

kaligrafinya di ajang pameran seperti di Musium Bait Al-Qur’an Taman mini

Indonesia Indah, pasar-pasar seperti di galeri-galeri lukisan yang tersebar di mana-

mana dan sebagainya, sebagai bahan penyebaran pesan-pesan dakwah melalui

media seni kaligrafi Islam. Oleh sebab itu, para kaligrafer LEMKA harus giat

memasarkan kaligrafi hasil karyanya, setra bergerak tanpa ada perhentian.

Sirajuddin mengatakan:

“Apabila roda mobil bergerak maka akan bergerak terus, akan

tetapi jikalau nyawa dan mesinya berhenti, berhenti pula semuanya”8

Semua itu dilakukan untuk mempertahankan eksistensi LEMKA dalam

mempertahankan seni kaligafi Islam sebagai media dakwah. Metode tersebut

harus selalu LEMKA jalankan, melalui teknik penulisan gambar atau lukisan

kaligrafi dan dengan memberikan pelajaran serta pemahaman pada khattat-

khattatnya, diharapkan kaligrafi yang digoreskan dapat menyampaikan makna dan

pesan-pesan dakwah Islam dengan baik dan benar.

Pada dasarnya dakwah dapat mengunakan berbagai media yang dapat

merangsang indra-indra manusia serta dapat menimbulkan perhatian untuk

menerima dakawah. Semakin tepat dan efektif media dakwah yang dipakai maka

akan semakin efektif pula upaya pemahaman ajaran Islam pada masyarakat yang

menjadi sasaran dakwah.

LEMKA bisa bertahan dan tetap eksis hingga saat ini tentunya hasil dari

perjuang-perjuang terdahulu yang telah dilakukan hingga saat ini, Didin

Sirajuddin menjelaskan:

8 Wawancara pribadi dengan D. Sirajuddin AR, Ciputat, 21 Februari 2015

Page 76: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

66

“Secara pribadi saya sendiri berusaha tekun untuk

mempertahankan dan memodifikasi program-programnya, saya memimpin

LEMKA harus tampil memberikan contoh, saya menyuruh orang untuk

melukis saya juga ikut melukis, saya menyuruh mereka menulis saya juga

menulis. Sehingga menyuruh membuat tulisan bagus saya pun punya

tulisan yang bagus. Saya mengajar peserta didik berwawasan, saya pun

juga. Semua itu saya tampil memberi contoh agar terus seiring seprjuangan

dan sejalan.”9

C. Analisis SWOT Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA)

Dalam tahapan ini LEMKA setidaknya melakukan pekerjaan analisis

terhadap lingkungan internal maupun ekternal dan kemudian merumuskan ke

dalam keputusan-keputusan strategis. Adapun proses analisis yang dilakukan

LEMKA meliputi indentifikasi lingkungan didalam berupa kekuatan (strengts)

kelemahan (weaknesses) dan diluar LEMKA peluang (opertiuities) dan ancaman

(threats) yang dilakukan dengan analisis SWOT.

Strengts (kekuatan) yakni memperhitungkan kekuatan yang dimiliki,

biasanya menyangkut manusia, dana, beberapa piranti yang dimiliki. Dalam

menentukan strategi Lembaga kaligrafi Al-qur’an LEMKA dalam

mempertahankan eksistensi seni kaligafi Islam sebagai media dakwah ditunjang

oleh kekuatan diantaranya meliputi:

1. Guru/ Pengajar

Banyaknya pakar khattat maser kaligrafi yang sudah menjuarai berbagai

event-event perlombaan seperti H. Isep Misbah, S.Ag., Kurnia Agung

Robiansyah, SEI. yang dimiliki oleh LEMKA, berpengalaman dibidang seni

9 Wawancara pribadi dengan D. Sirajuddin AR, Ciputat, 21 Februari 2015

Page 77: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

67

kaligrafi dan sudah menjuarai diberbagai kompetisi baik nasional maupun

internasional, sehingga tidak lagi mencari pakar seni kaligrafi yang lain.

2. Peserta didik

Peserta didik yang berada dalam kawasan pendidikan LEMKA diwajibkan

untuk selalu berkarya dan mengikuti kompetisi-kompetisi yang ada baik di

nasional maupun internasional, sehingga termotivasi untuk selalu

mengembangkan karya kaligrafinya supaya menjadi lebih baik dan indah.

3. Sarana

Sarana yang ada mendukung untuk berjalannya program, diantaranya adalah:

1) Studio yang memadai untuk belajar dan berkarya.

2) Banyaknya karya-karya master baik nasional maupun internasional

yang ada di LEMKA sehingga para pelajar selalu dapat meningkatkan

karyanya.

3) Buku panduan kaligrafi yang banyak tersedia di LEMKA.

Wekness (kelemahan) yakni memperhitungkan kelemahan-kelemahan

yang dimilikinya, yang menyangkut aspek-aspek yang dimiliki sebagai kekuatan.

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan LEMKA, dalam

menentukan strategi Lembaga kaligrafi Al-qur’an LEMKA dalam

mempertahankan eksistensi seni kaligafi Islam sebagai media dakwah dihadapkan

pada:

1. Fisik yang utama, belum tersedianya sarana fisik seperti aula untuk

menggelar seni-seni kaligrafi Islam. Selama ini dalam memberikan

pengajaran kepada peserta didik dan mengelar diskusi wawasan seni

kaligrafi Islam, LEMKA mengunakan aula yang disewa.

Page 78: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

68

Opertinity (peluang) seberapa peluang yang mungkin tersedia diluar,

sehingga pluang yang sangat kecil sekalipun dapat tercapai. Peluang atau

kesempatan yang dapat diraih oleh Lembaga kaligrafi Al-qur’an LEMKA dalam

mempertahankan eksistensi seni kaligafi Islam sebagai media dakwah didukung

dengan:

1. Kebutuan masyarakat akan seni Islam, khususnya seni kaligrafi yang

merupakan seni Islam yang patutnya diperjuangkan agar tetap bertahan,

sehingga mereka membutuhkan guru untuk mengajarkan.

2. Menambah ilmu pengetahuan dalam melestarikan khazanah seni warisan

Islam.

Threats (ancaman) yakni memperhitukan kemungkinan adanya ancaman

dari dalam maupun dari luar. Lembaga kaligrafi Al-qur’an LEMKA dalam

mempertahankan eksistensi seni kaligafi Islam sebagai media dakwah tidak

pernah mendapat ancaman atau hambatan dalam menjalankan strateginya lebih

dihadapkan kepada:

1. Banyaknya mesin-mesin cetak digital untuk membuat kaligrafi.

Adapun cara untuk menghadapi kelemahan dan ancaman tersebut adalah:

1. Kelemahan

Pengurus harus berkewajiban mengadakan musyawarah untuk

mengagendakan pembangunan aula, baik dari segi pencarian tempat dan biaya

untuk pembangunan aula. Semua itu guna memajukan LEMKA lebih pesat lagi.

2. Ancaman

Page 79: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

69

Seluruh anggota LEMKA baik dari pengurus maupun peserta didik, harus

memperbaharui sera memperindah tulisan kaligrafinya, karena goresan tangan

mempunyai nilai orisionalitas yang hanya bisa dilakukan oleh tanggan bukan oleh

mesin.

Page 80: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, yang berhubungan dengan

Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) dalam Mempertahankan

Eksistensi Seni Kaligrafi Islam sebagai Media Dakwah, maka penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi yang digunakan oleh Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA) dalam

mempertahankan eksistensi seni kaligrafi Islam sebagai media dakwah

adalah:

a. Membentuk struktur organisasi kepengurusan dan juga menempatkan

kesetiap departemen-departemen beserta program kerjanya.

b. Meningkatkan pendidikan dan latihan kaligrafi untuk menciptakan

para khattat, guru khat, pelukis kaligrafi profesional.

c. Membangun, mengembangkan, dan memperkuat jaringan seni

kaligrafi Islam diantaranya: penelitian, seminar, dan pameran kaligrafi

baik tingkat nasional maupun internasional.

2. Implementasi Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an adalah:

Implementasi yang diterapkan oleh Lembaga kaligrafi Al-Qur’an LEMKA

dalam mempertahankan eksistensi seni kaligrafi Islam sebagai media dakwah

adalah dengan cara menerapakan atau menjalankan strategi yang telah dibuat agar

tujuan sesuai dengan yang diharapkan:

Page 81: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

71

a. Memberikan pengajaran kepada angotanya tentang seni kaligrafi Islam

melalui berbagai kegiatan seperti kursus kaligarfi, perlombaan kaligrafi,

pameran seni Islam, dan diskusi-diskusi tentang wawasan seni budaya

Islam.

b. Berkontribusi dalam perlatihan kewirausahaan dan ikut menyalurkan

karya-karya ke pasar-pasar seperti galeri-galeri lukisan dan pameran lokal

seperti di Taman Mini Indonesia Indah, nasional maupun internasional.

3. Analisis SWOT Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an:

1. Strengts (kekuatan)

Guru atau tenaga pengajar yang berkualitas, peserta didik yang

berantusias tinggi dalam mempelajari kaligrafi, serta sarana dan prasarana yang

memadai.

2. Weaknes (kelemahan)

Belum tersedianya sarana fisik seperti aula untuk menggelar seni-seni

kaligrafi Islam.

3. Opertuniy (peluang)

Kebutuan masyarakat akan seni Islam, khususnya seni kaligrafi yang

merupakan seni Islam. Juga menambah ilmu pengetahuan dalam melestarikan

khazanah seni warisan Islam.

4. Threts (ancaman)

Banyaknya mesin-mesin cetak digital untuk membuat kaligrafi.

Page 82: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

72

B. Saran

Berdasarkan pada temuan-temuan diatas, terdapat beberapa saran yang

dapat penulis ajukan kepada Lembaga Kaligrafi Al-Qur’an (LEMKA). Semoga

saran-saran ini dapat bermanfaat. anatara lain:

1. Harus senantiasa lebih kritis terhadap perkembangan kaligrafi di

Indonesia, agar dalam pemanfaatan seni kaligrafi Islam lebih terarah dan

tidak salah arah.

2. Memperbahui dan menambahkan materi yang diajarkan tentang

pemahaman kaidah-kaidah dan wawasan seni kaligrafi Islam, terlebih

khusus dari kegiatan kursus kaligrafi LEMKA.

3. LEMKA dengan kemajuan sampai sekarang ini, kiranya untuk lebih bisa

meningkatkan dengan manajemen yang lebih baik lagi. Misalnya, dalam

pelaksanaan program yang telah ditetapkan pada rapat kerja.

4. Khususnya kalang-kalangan yang berkompeten, seperti LPTQ, departemen

agama, Pemerintah daerah, lembaga-lembaga pendidikan dan kebudayaan

hendaknya untuk lebih berperan aktif memberikan dukungan, karena

dengan ini sangat menentukan terealisasinya pengembangan kaligrafi di

Indonesia.

Page 83: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

73

DAFTAR PUSTAKA

A. Refrensi Buku

Al-Baba, Kamil, Dinamika Kaligrfi Islam. Jakarta: Darul Ulum Press, 1992

Ali Aziz, Moh. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media. 2004.

Al-Qardawi, Yusuf. Islam dan Seni. Bandung: Pustaka Hidayah, 2000.

AR, D. Sirojuddin. Kaligrafi: Peristiwa dan ide-ide pengembangannya. Jakarta:

Lemka studio, 1995.

AR, D. Sirojuddin. Seni Kaligrafi Islam. Jakarta : Multi Kreasi Singgasana, 1992.

Bachtiar, Wardi. Metodologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Logos, 1997. Cantika, Sri Budi & Amirullah. manajemen strategik. Yogyakarta: graha Ilmu,

2002.

David, Fred R. Manajemen Strategi Konsep. Jakarta : PT Prenhalindo, 1998.

Departemen Agama RI. Keterampilan menulis Kaligafi. Jakarta: DIRJEN

Pembinaan kelembagaan Agama Islam, 2011.

Faridl, Miftah. Dakwah Kontemporer. Bandung: Pusdai Press. 2000.

Gazalba, Sidi. Islam dan Kesenian. Jakarta: Pustaka al-Husna, 1998.

Handoko, T. Hani. manajemen Edisi 2. Yogyakarta : BPFE, 1998.

Ismail, Ilyas. Paradigma Dakwah Sayyid Quthub. Jakarta, PT Penamadani 2008

Jumroni. Metedologi Penelitian Komunikasi. Jakarta: Lembaga Penelitian Uin

Jakarta Press. 2006.

Khardiman, A.M. pengantar ilmu manajemen. Jakarta: PT. Pronhalindo.

Khoiri, Ilham. Al-Qur’an dan kaligrafi Arab. Jakarta: PT. Logos, 1999.

M.Z, Zainuddin. Rahasia Keberhasilan Dakwah. Surabaya: Ampel Suci, 1994.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1998.

Munir Amin, Samsul. Ilmu Dakwah, Jakarta :Penerbit Amzah. 2009.

Munir, Muhammad dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah. Jakarta, Kencana,

2006.

Nasution, Mulia, Pengantar Manajemen. Jakarta: Djambatan, 1996.

Page 84: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

74

Nawwi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah

dengan Ilustari Di Bidang Pendidikan. Yogyakarta : gadjah mada

universitas press, 2000.

Panitia Istilah Manajemen Lembaga PPM. Kamus Istilah Manajemen. Jakarta :

Balai Aksara, 1983.

Pendidikan, Departemen dan Kebudayaan R.I. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: balai pustaka, 1997.

Philip, Kotler. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan

pengendalian. Jakarta: Salemba Empat, 1995.

Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah. manajeman strategi sebuah

konsep pengantar. Jakarta : lembaga penerbitan fakultas ekonomi, UI

1999.

Purwanto, Iwan. Manajemen Strategi. Bandung: Yrama Widaya, 2007.

Rosyad Shaleh, Abdul. Manajemen Dakwah. Jakarta: Bulan Bintang, 1993.

Shihab, Quraish Membumikan Al-Qur’an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakt. Bandung: Mizan, 2001

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung:

Alfabeta, 2011),

Suryabrata, Sumardi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2009.

Tim 7 LEMKA, Pak Didin: Menabur Ombak Kaligrafi. Jakarta: LEMKA Studio,

2006

Uchyana, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1992.

Wahyudi, Sri Agustinus. Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir

Strategik. Jakarta: Binarupa Aksara, 1996

Ya’cub, Hamzah. Publisistik Islam Teknik Dakwah Dan Leadership. Bandung:

CV Diponegoro, 1981.

Yudoseputro, Wiyoso. Pengantar Seni Rupa Islam Di Indonesia. Bandung:

Angkasa, 1986.

Yusanto, Ismail & M Karebet. Manajemen Strategis Perspektif Syariah. Jakarta:

khairul bayan, 2003.

Page 85: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

75

B. Referensi Jurnal

Mulkanasir, “Strategi Pengembangan Kualitas Sumber Daya Manusia”, Jurnal

Kajian Dakwah & Komunikasi. Volume VIII. No. 2, (Desember, 2006) h.

274-287.

C. Referensi Internet

“Hakikan Seni dalam Islam”, diakses pada taggal 6 desember 2014 dari

http://www.unjabisnis.net/2010/07/hakikat-seni-dalam-islam.html

Situs LEMKA, Tentang LEMKA, diakses pada tanggal 25 Januari 2015 dari

http://www.lemka.net/p/tentang-lemka.html?m=1

UNESA, “Pengertian trend menurut para ahli”, diakses pada tanggal 5

Desember 2014 dari http://blog.elearning.unesa.ac.id/pdf-

archive/pengertian-trend-menurut-para-ahli.pdf

Wikipedia, Pengertian Seni, diakses pada tangal 6 Desember 2014 dari

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Seni

D. Wawancara

Wawancara pribadi dengan D. Sirajudin, AR, Ciputat, 21 Februari 2015

Wawancara pribadi dengan Muhammad Jakfar, Ciputat, 25 februari 2015

Wawancara pribadi dengan Niaam Masykuri, Kampus UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 4 Maret 2015.

Page 86: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

HASIL WAWANCARA

Nama : Drs. H. Didin Sirajudin AR, M. Ag.

Jabatan : Direktur Lembaga Kaligrafi Al-Quran (LEMKA)

Tempat : Diruang Tamu Studio LEMKA

Hari/ tanggal : 21 Februari 2015

Pertanyaan-pertanyaan

1. Sebelum masuk kepada pertanyaan-pertanyaan khusus, saya akan mulai dari pertanyaan

yang berkaitan dengan profil bapak, dapatkah bapak jelaskan profil bapak?

Jawab: baik, saya lahir di Desa Karangtawang, Kuningan. Tepatnya pada tanggal 15 juli

1957. Aktif tugas sebagai dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta sampai sekarang. Pada tahun 1982 pernah menjadi wartawan majalah Panji

Masyarakat. Dan diselela-selala kuliah berkeinginan kuat untuk mendirikan lembaga kusus

untuk pengkajian kaligrafi, dan Alhamdulillah pada tahun 1985 cita-cita saya terwujudkan

mendirikan Lembaga Kaligrafi Al-Quran (LEMKA).

2. Apa yang melatar belakangi berdirinya LEMKA

Jawab: Semua bermula dari pengalaman pribadi saya, LEMKA merupakan cita-cita saya

tahun 1975, keluar dari pondok pesantren gontor tidak mendapat banyak buku panduan

kedua tidak mendapat suatu lembaga untuk perkembangan kaligrafi di Indonesia. Waktu

itu lah tercetus suatu saat terutama saya ingin mengarang buku-buku kaligrafi kedua

mendirikan lembaga kaligrafi dengan entah belum terpikir namanya, jadi 10 tahun sebelum

itu sudah terdetik cita-cita untuk mendirikan lembaga tersebut tahun 1975.

Dari perjalanan pada tahun 1976 saya kuliah di Jakrata dulu sebelum UIN yakni IAIN

sampai selesai kuliah tahun 1982, dimulai dengan pelatihan pelatihan maksudnya

penggemblengan untuk mencari apa yang saya cari, dengan kegiatan kaligrafi sepetri

menulis mesjid menulis buku-buku agama dan berkeliling dari sanggar-sanggar lukis yang

ada di Jakarta, kemudian saya berkunjung dari tempat-tempat pameran lukis di hotel-hotel

selama kuliah, dari situ saya mempelajari apa-apa yang harus saya lakukan. Sampai tahun

1985 lembaga terwujud yaitu LEMKA yang saya ingin dirikan sudah punya bahan-bahan

untuk program pelaksanaannya, walaupun saya sendiri tidak tau teori pengembangan

Page 87: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

kaligrafi teori pengajaran kaligrafi pun tidak tau karena dunia dulu masih serba gelap. Jadi

ketika LEMKA lahir tahun 1995 sampai saat itu pun masih belum ada juklak petunjuk

pengembangaannya bahkan belum ada cara membina huruf kaligrafi, tetapi lewat

pengalaman tersebut saya olah dan otak-atik sehigga dimulailah dari cara yang sederhana

yaitu belajar di LEMKA membina dari huruf alif jadi alif saja terlibeih dahulu, dimulai

dari alif kemudian huruf yang lain. Itu semua yang melatarbelakangi saya untuk

mendirikan sebuah lembaga kaligrafi.

3. Sejauh mana perkembangan LEMKA samapi saat ini?

Jawab: dimulai dari peserta binaan yang dibina lewat kursus kaligrafi di LEMKA Jakarta

tercatat sampai sekarang lebih dari 4000 orang, dan diluar itu ada beberapa kawasan yang

meskipun saya kurang tau pastinya lebih banyak dari itu. Kemudian dapat dilihat pula dari

orang yang membaca buku karangan saya, salah satunya contonya buku yang dikarang

yaitu menulis kaligrafi jilid 3 ternyata sudah cetakan yang ke 16, misalkan dijumlah 16 x

3000 = 48000. Setidaknya 48000 orang membaca buku itu. Dan dalam hal lain kru

LEMKA yang ikut dari berbagai ajang lomba baik di tingkat nasional maupun internasonal

selalu memenangkan perlombaan, diantaranya di Malaysia nama kejuaraanya Terengganu,

Abu dabi, Irak yakni kerjuaran IRCICA namanya. Jadi disini dari segi kompetisi selalu

diraih dari kru LEMKA, juga dalam hal lain para kru LEMKA tersebar dimana-mana

untuk dekorasi masjid musolah dan tempat-tempat instasi yang lain. Itulah perstasi yang

dicapai LEMKA.

4. Apakah ada kiat untuk mempertahankan LEMKA hingga saat ini?

Jawab: LEMKA bisa bertahan karena beberapa hal sebetulnya secara pribadi saya sendiri

berusaha tekun untuk mempertahankan dan trus memodifikasi program-program LEMKA,

dan juga saya memimpin LEMKA harus tampil memberi contoh, saya menyuruh orang

melukis saya juga melukis saya menyuruh orang menulis kaligafi saya juga menulis

kaligafi, sehingga menyuruh untuk menulis kaligrafi yang bagus saya juga punya tulisan

bagus, jadi saya tampil selalu memberi contoh kepada para khatat agar terus seiring dan

seperjuangan.

5. Apa saja metode pembelajaran kaligrafi di LEMKA?

Jawab: tentu ada, metode pembinaan salah satunya saya menggunakan factor novelty yaitu

belajar menggunakan sistem rekreatif, apa yang dimaksud disitu adalah belajar kaligrafi

Page 88: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

dengan rasa senang, jadi orang itu harus menulis dengan rasa senang kemudian melukis

karena memang senang pada kaligrafi. Jadi rasa cinta itu lah yang mesti ditumbuhkan

terlebih dahulu, jadi bagaimana anak-anak itu ditumbuhkan rasa cintanya kepada huruf-

huruf Al-Quran, sehingga dia akan memeliharanya. Kalau dia merasa terpaksa apa lagi

merasa benci tentulah dia akan hilang dengan sendirinya, jadi itulah yang saya tumbuhkan.

Dan juga secara fisik pun LEMKA tidak hanya belajar didalam gedung tetapi kam

mengajak belajar di lembah, di sawah, di hutan tau di pinggir pantai. Semua itu saya

pelajari dari pengalaman kanan-kiri. Jadi pengalaman adalah guru termasuk pendengaran

adalah jiwa guru. Saya ketika mahasiswa sudah menemukan metode ini yaitu ketika saya

sedang mendengarkan radio BBC London yaitu Doktor Kolingwide banya bercerita

tentang tulisan terbesar didunia dan kalau dilihat tulisan besar dunia itu yaitu tulisan Arab,

dan kalau pun ada setelah itu yaitu Cina.

kemudia berlanjut di suara BBC London tentang pengalaman seorang Doktor ahli

pendidikan jepang kalau tidak salah namanya Doktor Kuribayashi dari Jepang beli

mengatakan: “bahwa sekolah bukan tempok dan gedung atau ruangan, sekolah adalah

suasana”. Maka dia membawa murid belajar belajar di pinggir pantai pinggir sawah

pinggir hutan pinggir sungai, nah cara belajar dialam terbuka seperti itu lebih mempercepat

pemasukan ide gagasan serta ilmu yang dipelajari. Itu semua saya pelajari jauh sebelum

terciptanya LEMKA. Akan tetapi apa-apa yang saya temukan itu semua itu saya jadikan

guru yang berharga.

6. Bagaimana cara memberikan pelajaran kaligrafi di LEMKA?

Jawab: di sini LEMKA memberikan pengajaran dengan cara metode Demostratif, yaitu

mendemonstrasikan si guru kemudian ditiru oleh murid, disini guru tidak hanya menyuruh

mengeritik saja melainkan mendemonstrasikan, sebaba seorang bijak mengatakan: “guru

biasa berbicara, guru yang baik menerangkan, guru yang hebat mendemonstrasikan dan

guru yang agung memberi motivasi”. Jadi LEMKA itu mendemonstrasikan juga

memberikan motivasi.

7. apa yang menjadikan LEMKA tetap eksis dan awet hingga saat ini?

Jawab: Alhamdulillah Allah memberikan keajekan terhadap LEMKA, karena

mengamalkan apa yang dikatakan Syaidina Ali RA, yakni “Wadawamuhu „Alal dini

Islam” yang arti luasnya: langgengnya Kaligrafi itu karena digunakan untuk keperluan

Page 89: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

gama Islam, misal untuk menulis dan segala macam. Maka disini pelajaran kaligafi itu

digunakan bukan hanya semata pelajaran tapi untuk menulis masjid, untuk menulis buku,

bahkan juga dipamerkan. Akhirnya semua itu hidup, jadi bergerak tanpa ada perhentian

maka pabila bergerak terus yang bawah akan bergerak terus tapi, pabila nyawa atau

mesinnya berhenti berhenti pula pergerakan mobil dalam mencapai tujuannya. Hal ini

semua saya lihat dari kurang lebeih 46 sanggar kaligrafi yang ada di Indonesia, tetapi

semua itu menghilang secara perlahan dan hanya beberapa saja yang masih hidup.

Diantaranya sanggar kaligrafi Al-Quran di UIN Padang, ada juga AKLAM di Gontor, lebih

dari itu semuanya menghilang, karena tadi itu. Tidak menggunakan konsep dan tidak

dipelihara dengan tadi seperti saya contohkan sebelumnya, dan juga bergerak dalam artian

selalu mengikuti kegiatan-kegiatan aktual seprti lomba-lomba, jadi pemeliharaan yang

sedemikian itulah yang menjadikan LEMKA tetap eksis hingga saat ini.

8. apakah ada hambatan yang dimiliki LEMKA?

Jawab: hambatan yang ada di LEMKA ini terutama fisik yakni tempat belum tersedia,

sehingga rumah saya sendiri pun digunakan itu saja sepertinya, kalau dari sisi program

pembinaan hampir kita dapat berjalan dengan mengikuti arus perkembangan di Indonesia.

9. Apakah ada ancaman pada LEMKA?

Jawaban: itu juga semua seperti disebut-sebut oleh Kamil Albaba dalam kitabnya Ruh Al-

Khat Arobi: “Bahwa kini dunia arab mendapat ancaman mesin tulis yang mengambil peran

kaligrafi”. Akan tetapi perkataan beliau itu ancaman itu terbatas kalau sampai pada Arts

nya ternya goresan tangan belum bisa tergerus oleh mesin-mesin cetak, karena banyak

orang-orang yang lebih suka kepada nilai orisinilitas tulisan tangan ketimbang mesin, saya

juga melihat itu, tapi kalau di Indonesia meskipun ada kalangan yang merakit-rakit lukisan

dengan dikital atau mesin, tetapi ternyata sipembuat itu ternyata tidak leluasa berkerak dan

bahkan pasar juga tidak terbuka.

Pimpinan LEMKA

Drs. H. D. Sirajudin A.R M.A

Page 90: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

Nama : Muhammad Jakfar S.S

Jabatan : Pengajar merangkap Pengurus Lembaga Kaligrafi Al-Quran (LEMKA)

Tempat : Dikontrakan Muhammad Jakfar S.S

Hari/ tanggal : 28 Februari 2015

1. Apa keuntungan mengajar di LEMKA?

Jawab: banyak ya.. salah satunya mendapat ilmu, menambat wawasan dan bagi teman-

teman yang diajar dan para pengajar menjadi akrab.

2. Dari segi apa saja pembelajaran kaligrafi di LEMKA?

Jawab: banyak ya.. selain ilmu Khat khususnya tentunya kita memberikan pelajaran

kaligrafi yang terdiri dari segi Koidah dan wawasan, yang terutama itu dua tersebut.

3. Adakah kesulitan serta hambatan dalam memberikan pelajaran?

Jawab: untuk sampai belum ada ya.. saya rasa hambatan maupun kesulitan dalam

pengajaran, karena LEMKA memberikan pelajaran didukung dengan adanya silabus yang

telah dibentuk sebelumnya.

5. Apa ada Manfaat mengikuti perlombaan kaligrafi?

Jawab: tentunya ada, dari segi keilmuan memberikan salah satu ajang silaturahim dan

memberikan pengalaman serta mendapat pengalaman, terus juga mengembangkan ilmu

yang kita pelajari selama ini, tapi teori nya bahwa kita aplikasi di perlombaan.

6. Apa saja Tantangan mengikuti perlombaan?

Jawab: kekuarangan persiapan menjadi tantangan kita dalam mengikuti pelajaran.

7. adakah nilai materi dalam mengikut perlombaan kaligrafi

Jawab: kalau dari segi materi tentunya banyak ya.. seperti yang dikatakan Syaidina Ali

: “Al Khattu min wafatiha Rizki” kaligrafi merupakan salah satu pintu rizki, tentunya

keuntungan mengikuti prlombaan kaligrafi dia ajang MTQ khususnya cabang perlombaan

Kaligrafi sudah jelas diantaranya dalam tiap tiap utusan atau disebut Kafilah mulai dari

Page 91: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

tingkat kecamatan hingga nasional, mau menang atau tidak menang pasti mendapat uang

saku istilahnya.

8. Adakah titik kelemahan di LEMKA?

Jawab: ada, dalam hal keakraban ini antara pengajar dan peserta tidak adanya komunikasi,

untuk titik kelemahan di LEMKA itu bagai para peserta hanya sebagian yang datang

pulang datang pulang saja.

9. Akankah LEMKA akan menjadi lebih berkembang pesat?

Jawab: pasti itu! Kalau kita lihat sekarang ini wujud dari cita-cita pendiri LEMKA sudah

tercapai, yakni berdirinya mahad Kaligrafi tepatnya di Sukabumi.Tentunya perkembangan

pesat ini sudah bisa kita lihat contohnya datangnya peserta-peserta dari tiap-tiap daerah

untuk menimba ilmu di LEMKA.

Page 92: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

Nama : Niaam Masykuri

Jabatan : Pelajar LEMKA

Tempat : Studio LEMKA Ciputat

Hari/ tanggal : 4 Maret 2015

1. Selama belajar di LEMKA apa saja keuntungan dari belajar di LEMKA?

Jawab: kalau menurut saya, Alhamdulillah ya sudah diberikan kesempatan untuk masuk

LEMKA, banyak sekali keuntungan terutama manfaat yang pertama saya di LEMKA

menemukan keluarga baru selain dirumah karena yang saya rasakan tenaga pengajarnya

sangat membaur tidak adanya batasan atara murid dan guru jadi seperti kawan sendiri. Dan

berkembanya bakat yang ada, yang dimualai dari rajin koreksian hasil latihan kaligrafi.

2. Sebagai seorang pelajar LEMKA yang pernah mengikuti perlombaan, adakah kesulitan

yang sodara rasakan saat mengikuti perlombaan?

Jawab: Pasti ada, setiap amal perbuatan pasti ada kesuliatan yang dihadapi. Kalau dalam

perlombaan yang saya rasakan terutama adalah rasa grogi, grogi disini karena saya dulu

belum mempunyai istilahnya jam terbang yang banyak. Setelah mengikuti lomba-lomba

namanya masih pemula, jadi belum juara-juara, akan tetapi saya lakukan it terus menerus

istikomah tidak memikirkan juara tau tidaknya yang penting diniatkan belajar yang

akhirnya lama-lama mental pun terasah dan kesulitan itu dapat terurai. Untuk selanjutnya

masalah waktu dalam perlombaan yang sangat terbatas. Semua itu tentunya dapat teratasi

dengan latihan dan latihan.

3. Manfaat sebagai peserta LEMKA dalam mengikuti perlombaan?

Jawab: tentunya banyak manfaat dari segi materi contohnya dari hasi juara bisa dipakai

untuk keperluan kuliah, baik biaya kuliah dan biaya hidup.

4. Dalam pembelajar LEMKA apa yang sodara rasakan dalam pembelajaran dialam

terbuka?

Jawab: kalau saya pribadi belajar di kelas trus-menerus sangat membosankan, makanya

kalo di LEMKA ada waktu khusus untuk belajar di luar. Seperti di Gunung Pondok

Halimun, terus di tepi pantai. Selain untuk belajar juga dan untuk reflesing dan mencari

Page 93: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

insfirasi. Karena kaligrafi tidak mesti pengerjaannya didalam ruangan saja, dan pasti akan

sumpek.

5. cukup sekian wawancara kita Sodara Niaam. Makasi banyak ya..

Jawab: ohh..sudah selesai. Ok sama-sama.

Peserta LEMKA

Ni'am N{asykuri

Page 94: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

Lampiran: Beberapa gambar aktivitas Lembaga Kaligrafi Al-Quran (LEMKA)

Page 95: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan
Page 96: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan
Page 97: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan
Page 98: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan
Page 99: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS TSLAM NEGERI (UIN)SYARTF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (021) 7432728 I 74703580

NomorLampiranHal

1.9 norc

NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusanL/KonsentrasiAlamat

Telp.

Tembusan :

1. Wakil Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusan/Prodi. Komunikasi dan penyiaran Islam

Kumiawan Prasetio11100s1000117Bogor, 26 September l99lIX (Sembilan)Komunikasi dan Penyiaran IslamDs. Bantar Jaya Kp. Bantar Kambing RT 02107 Kab.Bogor081218293599

adalah benar mahasiswa aktif pada Fakultas Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang akan melaksanakan penelitian/mencari datadalam rangka penulisan skripsi berjudul strategi Lembaga Kaligrafi Al-eur,an(LEMKA) dalam Mempertahankan Eksistensi Seni Kaligrili tttoi tibagai-MediaDah,uah.

Sehubungan dengan itu, dimohon kiranya Bapak/lb,/Sdr. dapatmenerima/mengizinkan mahasiswa kami tersebut dalam p.lukrunuu, kegiaiandimaksud.

Demikian, atas kerjasama dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih.

Was s al amu' al aikum Wr. l4/b.

Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat I 5412 Indonesia website: mnr.fiJkuiniakarta.ac.id, E-mait : [email protected]

J akarta, /OJanuari 20 I 5

: Izin Penelitian (Skripsi)

Kepada Yth,Pimpinan Lembaga Kaligrafi Al-eur,an (LEMKA)di

Tempat

As salamu' alaikum Wr. I(b.

Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif HidayatullahJakarta menerangkan bahwa:

Dekan,

ubhan, MA"1I l0 199303 I b04

Page 100: STRATEGI LEMBAGA KALIGRAFI AL-QUR’AN (LEMKA) …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28711/1... · Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha ... dengan

#i#$/u{s/trfINSIIII IE FOR QUR'AN|C CALUGRAPHY

SURAT KETERANGAN WAWAIYCARANomor: 3 5/SK/Lemk afiU 20 I s

Yang bertandatangan di bawah ini Direktur Lembaga Kaligrafi Alquran (LEMKA)menerangkan bahwa:

Nama

Nomor Pokok

TempaUTanggal Lahir

Jurusan/Semester

Fakultas

Program

Kurniawan Prasetio

l I 100510001 17

Bogor, 26 September l99l

Komunikasi dan Penyiaran Islam/IX

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

S1

telah melaksanakan wawancara di Lembaga Kaligrafi Alquran (LEMKA) padatanggal 21 Pebruari 2015 dalam rangka penelitian untuk bahan penulisan skripsiberjudul Strategi Lembaga Kaligrafi Al-Qur'an (LEMKA) dalam MempertahanitcanEksistensi Seni KaligraJi Islam sebagai Media Dalcwah.

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Lembaga Kaligrafi Alquran (LEMKA)

Sekretariat : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, Jl. lr. H. Juanda 95 Ciputat Timur 15412Telp (021)7496279,7443329, Fax (021) 7496279 www.lemka.net e-mail : [email protected]

Galeri : Jl. Semanggi I No 26, Ciputat'l-imur 15412 Telp/Fax (021) 7496279Pesantren : Jl. Bhineka Karya 53, RT 03/06, Karamat, Gunung Puyuh, Sukabumi, Jawa Barat 43122TelplFax (0266\ 231754

Jakarta, 23 Pebruari 201 5