strategi pengembangan industri biodiesel di...

20
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI INDONESIA (Development Strategy of Biodiesel Industry in Indonesia) Bambang Suhada, S.E, M,Si 1) dan Ir. Mira Rivai, M.Si 2) 1). Dosen Tetap DPK Kopwil II Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro, Mahasiswa Program Doktor IPB 2). Konsultan Bioenergi Bogor, Mahasiwa Program Doktor IPB Abstract Nowadays, Indonesian people and industriesdependent to diesel fuel are very high, which impact to subsidizes obligation by governments. Development of biodiesel is needed to overcome the dependencies of fuel and government subsidizes obligation. This research is aimed to determine the development strategy of biodiesel industry in Indonesia in order to increase domestic consumption of biodiesel. Scope activities of the research were commodity selection of biodiesel raw material using MPE method, determination of biodiesel selling price using financial feasibility study method, and selection of development strategy of biodiesel industry using AHP method. The results showed only palm oil has big opportunity and ready to use as biodiesel raw material. Based on financial feasibility study, biodiesel selling price was still higher than diesel fuel price. In order to increase the domestic biodiesel consumption, the best strategy was price policy for biodiesel to make it more competitive to diesel fuel price. We suggest to continue this research by improving assumption of financial feasibility study by adding conversion rate, yield and process technologies of three different raw materials and implementation of strategy needs strong intention and goodwill from all stakeholders. Key words: biodiesel, palm oil, price, development strategy. PENDAHULUAN Latar Belakang Energi yang digunakan oleh rakyat Indonesia saat ini berasal dari bahan bakar fosil. Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, pertamax, solar) oleh masyarakat secara nasional sangat dominan yaitu mencapai 63%, sementara gas 17%, listrik 10%, batubara 8% dan LPG 2% (Daryono, 2006). Sejak 20 tahun terakhir jumlah produksi minyak bumi Indonesia cenderung mengalami penurunan, dan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir jumlah konsumsi BBM Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah produksinya. Saat ini Indonesia -merupakan negara pengimpor (net importir) BBM. Beban subsidi yang harus dikeluarkan oleh pemerintah setiap tahunnya cukup besar. Menurut Hambali (2006), untuk tahun 2006 alokasi dana subsidi BBM

Upload: ngotuyen

Post on 30-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI INDONESIA

(Development Strategy of Biodiesel Industry in Indonesia)

Bambang Suhada, S.E, M,Si 1) dan Ir. Mira Rivai, M.Si 2)

1). Dosen Tetap DPK Kopwil II Pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro,

Mahasiswa Program Doktor IPB

2). Konsultan Bioenergi Bogor, Mahasiwa Program Doktor IPB

Abstract

Nowadays, Indonesian people and industries’ dependent to diesel fuel are very

high, which impact to subsidizes obligation by governments. Development of

biodiesel is needed to overcome the dependencies of fuel and government

subsidizes obligation. This research is aimed to determine the development

strategy of biodiesel industry in Indonesia in order to increase domestic

consumption of biodiesel. Scope activities of the research were commodity

selection of biodiesel raw material using MPE method, determination of

biodiesel selling price using financial feasibility study method, and selection of

development strategy of biodiesel industry using AHP method. The results

showed only palm oil has big opportunity and ready to use as biodiesel raw

material. Based on financial feasibility study, biodiesel selling price was still

higher than diesel fuel price. In order to increase the domestic biodiesel

consumption, the best strategy was price policy for biodiesel to make it more

competitive to diesel fuel price. We suggest to continue this research by

improving assumption of financial feasibility study by adding conversion rate,

yield and process technologies of three different raw materials and

implementation of strategy needs strong intention and goodwill from all

stakeholders.

Key words: biodiesel, palm oil, price, development strategy.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Energi yang digunakan oleh rakyat Indonesia saat ini berasal dari bahan bakar fosil.

Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, pertamax, solar) oleh masyarakat secara nasional

sangat dominan yaitu mencapai 63%, sementara gas 17%, listrik 10%, batubara 8% dan LPG

2% (Daryono, 2006).

Sejak 20 tahun terakhir jumlah produksi minyak bumi Indonesia cenderung mengalami

penurunan, dan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir jumlah konsumsi BBM Indonesia

jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah produksinya. Saat ini Indonesia -merupakan negara

pengimpor (net importir) BBM. Beban subsidi yang harus dikeluarkan oleh pemerintah setiap

tahunnya cukup besar. Menurut Hambali (2006), untuk tahun 2006 alokasi dana subsidi BBM

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

mencapai Rp. 54,3 trilyun dengan jumlah minyak yang disubsidi sebesar 41 juta kiloliter,

yang terdiri atas 14 juta kiloliter solar, 17 juta kiloliter premium dan 10 juta kiloliter minyak

tanah. Upaya pengurangan subsidi BBM dilakukan pemerintah dengan menerbitkan Perpres

No. 5/ 2005. Jumlah subsidi beberapa bahan bakar direduksi sehingga harga BBM mengalami

kenaikan, seperti harga premium naik 188%, solar 205% dan minyak tanah 286% (Hendroko,

2006). Di beberapa daerah yang wilayahnya terisolir, infrastruktur jalannya kurang memadai,

merupakan pulau terpencil dengan depo pangkalan BBM yang jauh dan biaya angkut yang

mahal, harga BBM menjadi jauh lebih tinggi dibanding yang telah ditetapkan pemerintah.

Kondisi ini sangat memberatkan masyarakat.

Pengurangan subsidi belum menyelesaikan permasalahan energi nasional. Hal ini karena

kebutuhan bahan bakar untuk rumah tangga, sarana tranportasi dan aktivitas industri yang

makin meningkat. Setiap tahunnya diperkirakan konsumsi BBM meningkat sekitar tujuh

persen. Sebagai solusinya yaitu perlu pengembangan energi alternatif terbarukan berbasis

sumber daya alam nabati Indonesia untuk mengurangi ketergantungan yang sangat tinggi

terhadap bahan bakar fosil. Salah satu contohnya yaitu biodiesel. Menurut Zhang et al. (2003)

biodiesel sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak disel, memiliki kelebihan

diantaranya yaitu dihasilkan dari bahan baku yang dapat diperbarui (renewable), bersumber

bahan baku lokal (domestic resource), dan dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan

bakar fosil. Beberapa kelebihan biodiesel dibanding bahan bakar fosil yaitu biodiesel

memiliki emisi CO rendah dan CO2 yang dihasilkan dari pembakaran biodiesel dapat

direcycle oleh proses fotosintesa sehingga meminimalkan efek rumah kaca (Korbitz, 1999;

Agarwal dan Das, 2001), memiliki titik nyala yang relatif tinggi yaitu 150oC sehingga kurang

volatil dan lebih aman selama transportasi ataupun dalam penanganannya (Krawcryk, 1996),

dan mampu memberikan efek pelumasan yang dapat mengurangi aus dan memperpanjang

umur mesin (Von Wedel, 1999).

Pengembangan biodiesel di Indonesia memungkinkan untuk dilakukan mengingat potensi

bahan baku yang dimiliki. Hal ini didukung pula oleh Perpres No. 5/2006 tentang Kebijakan

Energi Nasional dan Inpres No. 1 /2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar

Nabati (BBN) sebagai bahan bakar lain. Namun pengembangan dan pemanfaatan biodiesel di

Indonesia masih terkendala pada harga bahan baku yang masih mahal yang menyebabkan

harga jual biodiesel menjadi tinggi sehingga tidak dapat berkompetisi dengan harga BBM

bersubsidi.

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

Berdasarkan hal tersebut di atas maka perlu dilakukan kajian terhadap strategi pengembangan

industri biodiesel di Indonesia. Kajian strategi ini diperlukan untuk membantu pengambil

keputusan dalam melakukan pemilihan strategi yang tepat agar industri biodiesel dapat

berkembang di Indonesia. Sehingga untuk ke depannya, masyarakat memiliki pilihan

alternatif bahan bakar yang akan digunakan dan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil

dapat dikurangi.

Tujuan

Kajian ini bertujuan untuk menentukan strategi pengembangan industri biodiesel di Indonesia

agar pemanfaatan untuk kebutuhan domestik makin meningkat.

Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

1. Pemilihan komoditas bahan baku biodiesel menggunakan metode MPE.

2. Penentuan harga jual biodiesel dengan menggunakan perhitungan harga pokok produksi

berdasarkan hasil perhitungan kelayakan fmansial industri biodiesel.

3. Pemilihan strategi pengembangan industri biodiesel di Indonesia dengan menggunakan

metode AHP.

TINJAUAN PUSTAKA

Biodiesel

Biodiesel merupakan salah satu bahan bakar cair yang dihasilkan dari minyak nabati dan

dapat digunakan sebagai alternatif pengganti solar atau diesel. Menurut Nelson et al. (1996)

dan Watanabe et al. (2001), umumnya biodiesel dihasilkan melalui proses transesterifikasi,

yaitu suatu reaksi kimia antara minyak nabati dan alkohol dengan bantuan katalis untuk

menghasilkan ester (biodiesel) dan gliserol. Katalis yang digunakan biasanya berupa katalis

basa, asam ataupun enzim. Menurut Zhang et al. (2003), metanol umum digunakan karena

harganya lebih murah sehingga biaya produksinya lebih rendah. Reaksi transesterifikasi

berlangsung pada suhu rendah yaitu 60-70 oC, tekanan 20 psia, dengan rendemen berkisar 95-

98 persen. Parameter penting biodiesel adalah angka setana, bilangan asam dan bilangan iod

(Soerawidjaja dan Tahar, 2003).

Berbeda dengan solar/diesel yang tidak dapat diperbaharui dan tidak ramah lingkungan akibat

kandungan CO, C02 dan logam berafiya yang relatiftinggi, biodiesel merupakan energi

terbarukan dan ramah lingkungan. Energi yang dihasilkan biodiesel relatif sama dengan yang

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

dihasilkan oleh solar. Angka cetana biodiesel yang lebih tinggi dibanding solar menyebabkan

suara mesin motor bakar yang menggunakan biodiesel sebagai bahan bakar menjadi lebih

halus dibanding bila menggunakan solar (Gafar et al., 2001). Pemakaian biodiesel dapat

meminimalkan efek rumah kaca karena gas C02 yang dihasilkan dari hasil pembakaran

biodiesel dapat -didaur ulang melalui proses fotosintesa, emisi CO serta kandungan bahan

partikulat dan hidrokarbon tak terbakarnya rendah, titik nyalanya relatif tinggi, dan mampu

memberikan efek pelumasan (Korbitz, 1999; Von Wedel, 1999; Agarwal dan Das, 2001).

Keunggulan biodiesel ini menyebabkan biodiesel menjadi alternatif terbaik untuk bahan bakar

fosil dan telah digunakan di berbagai negara terutama negara-negara yang sensitif terhadap

isu lingkungan (Zhang et al., 2003). Jenis minyak yang digunakan sebagai bahan baku

biodiesel pada suatu negara tergantung pada potensi bahan baku yang tersedia di negara yang

bersangkutan. Beberapa jenis minyak yang digunakan sebagai bahan baku biodiesel adalah

minyak kedelai, minyak kanola, minyak biji bunga matahari, minyak jarak, minyak kelapa,

dan minyak sawit. Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan suatu negara produsen untuk

mengembangkan biodiesel adalah : a) ketersediaan bahan baku di negaranya, b) minyak

nabati yang akan diolah menjadi biodiesel merupakan tanaman asli atau budidaya asli negara

tersebut sehingga pasokan bahan baku terjamin, c) kapasitas produksi disesuaikan dengan

besarnya permintaan produk biodiesel di negara tersebut, dan d) kesadaran terhadap

kelangkaan sumber energi di masa yang akan datang (Soerawidjaja dan Tahar, 2003).

Menurut Zhang et al., (2003), minyak bekas dapat pula digunakan sebagai bahan baku

biodiesel. Beberapa perusahaan otomotif di dunia telah menggunakan biodiesel tanpa

melakukan modifikasi mesin. Biodiesel dapat digunakan secara murni atau disebut B100 dan

dapat juga penggunaannya dicampur dengan solar. B20 berarti campuran biodiesel 20% dan

solar 80%. Masing-masing negara menggunakan campuran yang berbeda, misalnya Amerika

dan Eropa menggunakan B20, Perancis B5, sementara Indonesia juga menetapkan BS

(Hambali et al., 2005).

Sistem Penunjang Keputusan (SPK)

Sistem penunjang keputusan (SPK) merupakan suatu sistem yang menggunakan model yang

berhubungan antara keputusan dan jalan keluar untuk menunjang pemecahan masalah.

Fokusnya adalah masalah keputusan spesifik ataupun kumpulan masalah-masalah yang

berhubungan. Karakteristik dasar dari SPK adalah kemampuan mendisain model.

Model yaitu abstraksi dari dunia nyata dengan memperhatikan hal-hal atau sifat-sifat dari

sesuatu yang dimilikinya. Pada umumnya yang sering digunakan adalah model-model

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

matematik karena mempunyai beberapa keuntungan, yaitu dapat mempersingkat waktu,

memanipulasi model dengan mengubah variabel-variabel, biaya desain lebih rendah

dibandingkan dengan melakukan eksperimen pada kondisi sistem yang sebenarnya.

Menurut Eriyatno (1996), ilmu sistem adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku dari

elemen yang berhubungan dan terorganisir untuk mencapai tujuan. Hubungan antar sub

sistem atau elemen dapat berupa transaksi, interaksi, transisi, koneksi atau relasi. Menurut

Marimin (2005) sistem adalah sekelompok metode, prosedur, teknik atau obyek yang

berhubungan dan terorganisir saling keterkaitan satu sama lain untuk membentuk kesatuan

keseluruhan demi mencapai tujuan tertentu. Ilmu sistem dapat dijadikan dasar untuk

merancang sistem penunjang keputusan (SPK) yang digunakan untuk membantu para

pimpinan atau manajer membuat keputusan terutama keputusan yang bersifat kompleks dan

tidak terstruktur serta tidak dapat atau sulit diprediksi.

Metode Perbandingan Eksponensial

Metode perbandingan eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode pengambilan

keputusan yang mengkuantitaskan pendapat seseorang atau lebih dalam skala tertentu.

Metode ini pada prinsipnya merupakan suatu metode pemberian nilai (scoring) terhadap

pilihan-pilihan yang ada. Hal yang sangat penting dalam metode ini adalah penentuan bobot

dari setiap kriteria yang ada. Selain itu kemampuan dari pakar yang memberikan penilaian

(judgement) sangat berpengaruh terhadap validitas hasil keputusan (Marimin, 2005).

Metode Prakiraan

Metoda prakiraan (forecasting) merupakan suatu teknik yang menduga apa yang akan terjadi

pada masa yang akan datang. Menurut Makridakis (1993), metoda prakiraan kuantitatif dapat

digunakan apabila terpenuhi kondisi berikut : informasi tentang keadaan masa lalu tersedia,

informasi tersebut dapat dikuantitatifkan, dan keadaan masa lalu diasumsikan berlanjut terus.

Kelompok analisis deret berkala adalah metoda prakiraan yang disusun dengan menggunakan

suatu analisa statistik terhadap data masa lalu. Asumsi dasar yang dipakai adalah bahwa nilai

masa lalu dan masa kini mempunyai pola yang sama dan terus berlanjut di masa yang akan

datang, sehingga prediksi nilai di masa yang akan datang dapat dilakukan dengan dasar nilai

masa lalu dan masa kini. Teknik yang termasuk dalam kelompok ini adalah analisis

kecenderungan (trend analysis). Metode analisis trend merupakan pencocokan suatu

persamaan garis matematis terhadap data dan memproyeksikannya ke masa yang akan datang.

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

Metoda analisis kecenderungan memiliki empat model yaitu model tinier, kuadratik,

eksponensial dan S-curve.

Analisis Finansial

Dalam menilai tingkat keberhasilan suatu perusahaan, pengambil keputusan memerlukan

informasi tentang kinerja keuangan yang tersusun dalam bentuk akuntansi keuangan.

Umumnya kajian analisis finansial dilakukan dengan memperhitungkan nilai NPV (Net

Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C rasio (Net Benefit Cost Ratio), PBP

(Payback Period) dan analisis sensitivitas (Gray et a1.,1992).

Kriteria nilai sekarang neto (net present value, NPV) didasarkan pada konsep mendiskonto

seluruh aliran kas ke nilai sekarang. Dengan mendiskonto semua

aliran kas masuk dan keluar selama umur proyek (investasi) ke nilai sekarang, kemudian

menghitung angka neto maka akan diketahui selisihnya dengan memakai dasar yang sama,

yaitu harga (pasar) saat ini. NPV menunjukkan jumlah lumpsum yang dengan arus diskonto

tertentu memberikan angka berapa besar nilai usaha (Rp) tersebut pada saat ini. Jika NPV

lebih besar dari 0 atau bernilai positif, berarti proyek layak dan jikaNPV lebih kecil dari 0

atau negatif berarti proyek tidak layak.

Tingkat kemampulabaan internal (internal rate of return, IRR) adalah metode analisis

kelayakan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat balikan internal sewaktu nilai sekarang

arus kas masuk sama dengan nilai sekarang pengeluaran investasi atau sewaktu NPV sama

dengan 0. Jika IRR lebih besar dari tingkat bunga, maka proyek tersebut layak diterima.

Kelayakan finansial suatu usaha dapat pula dikaji dengan menggunakan kriteria Net B/C

rasio. Jika B/C lebih besar dari satu artinya suatu usaha layak namun jika lebih kecil dari satu

maka usaha tersebut tidak layak dan sebaiknya ditolak.

Jangka waktu pemulihan modal (payback period, PBP) adalah jangka waktu yang diperlukan

untuk mengembalikan seluruh modal yang diinvestasikan. Biasanya dinyatakan dalam satuan

tahun.

Analisis sensitivitas bertujuan untuk menghitung kepekaan investasi terhadap perubahan-

perubahan faktor harga. Analisis sensitivitas ini dapat menggambarkan perubahan harga

produk apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga bahan baku.

Metode AHP

Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) merupakan salah satu teknik yang dapat

digunakan dalam pengambilan suatu keputusan. AHP merupakan suatu model yang luwes

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

yang mampu memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun

gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-

masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan. Proses ini juga memungkinkan orang

menguji kepekaan hasilnya terhadap perubahan informasi. AHP memasukkan pertimbangan

dan nilai-nilai pribadi secara logis. Proses ini bergantung pada imajinasi, pengalaman dan

pengetahuan untuk menyusun hierarki suatu masalah pada logika, intuisi dan pengalaman

untuk memberikan pertimbangan. Metode AHP mempunyai beberapa prinsip yaitu

decomposition, comparative judgement, synthesis of priority dan logical consistency. AHP

dilakukan melalui empat langkah yaitu identifikasi sistem, penyusunan hirarki, penyusunan

matriks gabungan, pengolahan vertikal dan penghitungan vektor prioritas.

Menurut Saaty (1980), tahapan terpenting dalam analisis adalah penilaian dengan teknik

komparasi berpasangan (pairwise comparison) terhadap elemen-elemen pada suatu tingkatan

hirarki. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan antara

satu elemen dengan elemen lainnya. Tahap selanjutnya adalah melakukan sintesa terhadap

hasil penilaian untuk menentukan elemen mana yang memiliki prioritas tertinggi dan

terendah.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam teknik AHP adalah melakukan analisis kebutuhan

terhadap permasalahan yang sedang dikaji. Dari hasil analisis kebutuhan ini selanjutnya

dilakukan penyusunan hirarki sesuai kebutuhan, dan penilaian secara berpasangan setiap

elemen dalam hirarki tersebut. Selanjutnya setiap elemen pada hierarki yang sama diolah

(pengolahan horizontal) sehingga diperoleh tingkat konsistensi pendapat setiap elemen, yang

dinilai dengan consistency ratio (CR). Untuk menghitung CR dibutuhkan nilai random index

(RI) yang didapat dari tabel Oarkridge. Jika rasio konsistensi telah memenuhi syarat yaitu

tidak lebih dari 0,1 maka dapat dilakukan penggabungan pendapat dari setiap pengambil

keputusan untuk dibuat matriks pendapat gabungan dan dilakukan perhitungan bobot prioritas

masing-masing sub elemen. Terakhir, dilakukan pengolahan vertikal untuk memperoleh

vektor prioritas sistem (Marimin, 2005).

METODOLOGI

Kerangka Pemikiran

Pengembangan biodiesel dengan memanfaatkan potensi bahan baku minyak nabati di

Indonesia merupakan solusi untuk mengatasi ketergantungan masyarakat akan BBM fosil,

apalagi mengingat Indonesia saat ini merupakan negara net importir akibat kebutuhan yang

lebih besar dibanding kemampuan berproduksi.

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

Industri biodiesel sudah ada di Indonesia, namun proporsi terbesar adalah untuk ekspor,

sementara konsumsi biodiesel domestik masih rendah. Hal ini disebabkan karena harga jual

biodiesel untuk domestik yang tidak dapat bersaing dengan harga BBM bersubsidi. Namun

saat ini industri biodiesel nasional mengalami kendala dalam mengekspor produknya ke

negara tujuan Eropa. Agar industri biodiesel makin berkembang di Indonesia maka diperlukan

upaya peningkatan konsumsi biodiesel domestik.

Strategi pengembangan industri biodiesel yang tepat

diperlukan sebagai solusi, dengan tujuan agar industri biodiesel makin berkembang di

Indonesia, sehingga ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap BBM fosil makin rendah

yang ditunjukkan dengan peningkatan konsumsi biodiesel oleh masyarakat. Permasalahan

yang menjadi kajian ini merupakan fenomena yang kompleks karena melibatkan berbagai

faktor yang saling terkait, sehingga diperlukan suatu pendekatan sistem untuk memecahkan

permasalahan tersebut.

Kerangka pemikiran pelaksanaan kajian strategi pengembangan industri biodiesel di

Indonesia disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka pemikiran

Pendekatan Sistem

Pendekatan sistem ditandai oleh dua hal, yaitu mencari semua faktor penting yang ada dalam

mendapatkan solusi yang baik dalam menyelesaikan masalah dan menyusun suatu model

kuantitatif untuk membantu memutuskan secara rasional (Eriyatno, 1996). Pendekatan sistem

dilaksanakan dengan tahapan identifikasi terhadap kebutuhan yang dilanjutkan dengan

formulasi permasalahan dan identifikasi sistem. Aktor-aktor (stakeholders) dalam suatu

sistem mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda, saling berhubungan satu sama lain dan

berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada. Identifikasi sistem merupakan mata rantai

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

hubungan antara pernyataan dari kebutuhan dengan permasalahan yang harus diselesaikan

untuk mencukupi kebutuhan tersebut. Identifikasi sistem bertujuan untuk memberikan

gambaran terhadap sistem yang dikaji.

Pemodelan Sistem

Sub model yang dikembangkan meliputi sub model pemilihan komoditas bahan baku,

penentuan harga pokok produksi biodiesel berdasarkan perhitungan kelayakan finansial

industri biodiesel, dan strategi pengembangan industri biodiesel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

l. Pemilihan Komoditas Bahan Baku Biodiesel

Biodiesel merupakan bahan bakar berbasis minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai

minyak solar. Oleh karena itu, pemanfaatan biodiesel akan mengeliminir kebutuhan akan

solar. Untuk tahap awal, biodisel dapat mengurangi sekitar 5-10 persen kebutuhan solar untuk

industri dan masyarakat.

Tiga jenis minyak nabati yang berpotensi sebagai bahan baku biodiesel di Indonesia adalah

minyak kelapa sawit, minyak kelapa, dan minyak jarak pagar. Ketiga jenis minyak nabati

tersebut dipilih prioritasnya berdasarkan potensi yang dimiliki meliputi luas lahan perkebunan

yang telah ada saat ini, produktivitas, kemungkinan perluasan lahan, kebijakan pemerintah,

aplikasi untuk pangan, dan harga bahan baku minyaknya.

- Luas lahan

Saat ini, komoditas sawit unggul dalam ha1 luas lahan perkebunan. Berdasarkan data

Ditjenbun (2007), tahun 2005 luas lahan perkebunan sawit mencapai 5,45 juta ha dan

meningkat tahun 2006 menjadi 6,07 juta ha. Sementara luas lahan perkebunan kelapa tahun

2005 mencapai 3,80 juta ha dan tahun 2006 menjadi 3,82 juta ha. Perkebunan sawit dan

kelapa diusahakan dalam bentuk perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta dan perkebunan

besar negara.

Adapun untuk komoditas jarak pagar, perkebunannya masih dalam tahap pengembangan

dalam hal kesesuaian lahan dan budidaya. Beberapa kelompok masyarakat dan pihak swasta

di beberapa daerah telah mulai membudidayakan jarak pagar. Ditjenbun (2006) menyebutkan

bahwa tahun 2006 penanaman jarak pagar mencapai luasan 40.000 ha, dan tahun 2007

direncanakan meningkat menjadi 341.000 ha. Ishom (2006) menyebutkan bahwa daerah di

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

Indonesia yang saat ini telah mengembangkan jarak pagar adalah Bogor, Lampung, Sukabumi

dan NTB.

- Produktivitas

Rata-rata produktivitas CPO mencapai 2,05 ton minyak/ha dan PKO mencapai 0,42 ton

minyak/ha. Berdasarkan data Ditjenbun (2007), jumlah produksi min_vak sawit tahun 2006

adalah sebesar 16,2 juta ton, yang terdiri atas CPO sebanyak 13,4 juta ton dan PKO sebanyak

2,8 juta ton. Untuk tahun 2007, jumlah total produksi minyak sawit Indonesia diperkirakan

mencapai 17,1 jutaton. Dengan jumlah produksi minyak sawit tersebut, artinya produksi

minyak sawit Indonesia telah melampaui jumlah produksi minyak sawit Malaysia. Produksi

minyak sawit akan terus meningkat di masa mendatang, yang berasal dari tanaman belum

menghasilkan (TBM) saat ini, dan dari pengoptimalan produktivitas tanaman menghasilkan

(TM) yang telah ada serta masih memungkinkan untuk dilakukan.

Untuk komoditas kelapa, rata-rata produktivitasnya mencapai 0,83 ton minyak/ha.

Berdasarkan data Ditjenbun (2007), jumlah produksi minyak kelapa tahun 2006 mencapai

3,16 juta ton.

Sementara saat ini tingkat produktivitas biji jarak pagar di Indonesia mencapai 2-3 ton biji/ha,

dengan masa tanam selama 6 bulan dan penanaman biasanya dilakukan selama musim

kemarau. Dengan rendemen ekstraksi sekitar 30%, maka produktivitas jarak pagar

diperkirakan sekitar 0,6-0,9 ton minyak/ ha. Produktivitas biji jarak pagar masih dapat

ditingkatkan menjadi 5 ton/ha dengan cara pemilihan bibit yang lebih baik dan penggunaan

dosis pupuk yang sesuai.

- Perluasan lahan

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata perluasan perkebunan kelapa sawit dari tahun

20002007 mencapai 6,5% per tahun, sementara perluasan lahan perkebunan kelapa mencapai

0,56% per tahun.

Keuntungan bagi tanaman jarak pagar yang cocok hidup di lahan kritis (marjinal), sehingga

perluasan perkebunan jarak pagar dalam jumlah besar dapat dilakukan. Hasil evaluasi

kesesuaian lahan yang dilakukan oleh Mulyani, et al. (2006) menunjukkan bahwa lahan yang

sesuai untuk pengembangan jarak pagar di Indonesia adalah seluas 49;50 juta ha. Lahan

tersebut dapat dikelompokkan menjadi kelas sangat sesuai (S1) dengan luasan 14,30 juta ha,

cukup sesuai (S2) seluas 5,50 juta ha, dan sesuai marginal (S3) seluas 29,70 juta ha. Potensi

pengembangan jarak pagar yang paling besar adalah pada lahan yang sementara tidak

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

diusahakan (lahan terlantar) yang luasnya mencapai 12,40 juta ha serta padang rumput 3,10

juta ha. Pengembangan jarak pagar dapat diprioritaskan pada lahan yang sangat sesuai dan

cukup sesuai, yang tersebar luas di Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Papua, Jawa Timur,

Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Maluku, dan Waluku Utara.

- Kebijakan pemerintah

Empat komoditi utama yang ditetapkan Pemerintah sebagai bahan baku biofuel saat ini untuk

dikembangkan secara intensif yaitu kelapa sawit dan jarak pagar untuk biodiesel serta

singkong dan tebu untuk bioetanol (KADIN, 2006).

Bahan baku yang paling siap untuk digunakan

sebagai bahan baku biodiesel saat ini adalah CPO karena perkebunan kelapa sawit telah

berkembang sedemikian rupa dan dapat lebih ditingkatkan lagi. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa rata-rata produksi CPO dari tahun 2000-2007 meningkat 11 % per

tahunnya, sementara produksi minyak kelapa hanya meningkat sebesar 0,81 % per tahun.

Peningkatan produksi minyak kelapa yang rendah dan tingkat kebutuhan industri pangan dan

oleokimia yang sangat tinggi terhadap minyak kelapa yang diperkirakan menjadi

pertimbangan komoditas kelapa tidak termasuk dalam komoditas utama untuk bahan baku

biodiesel.

-Aplikasi untuk pangan

Baik minyak kelapa sawit maupun minyak kelapa dibutuhkan oleh industri pangan dan

nonpangan di Indonesia. Hanya minyak jarak pagar yang pemanfaatannya untuk industri

nonpangan saja. Sebagian besar penggunaan CPO nasional yaitu sebesar 52 persen diekspor

ke luar, dan sisanya untuk mencukupi kebutuhan domestik dengan perincian untuk produk

pangan 40 persen dan untuk produk non pangan 8 persen. Pada Tabel 1 disajikan proporsi

penggunaan CPO nasional.

Tabel 1. Komposisi Penggunaan CPO Nasional

Penggunaan Ekspor Persentase 52%

Industri minyak goreng 37%

Industri margarin 3%

Industri sabun 3%

Industri oleokimia 5%

Sumber : Depperin (2007).

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

- Harga

Harga minyak sawit mengalami peningkatan tajam hingga Juli 2007 mencapai USD 600 -

775/ton, sedangkan harga minyak kelapa mencapai USD 850/ton. Sementara untuk minyak

jarak pagar, hasil perhitungan yang dilakukan RNI (2006) menyebutkan bahwa harga jual

minyak jarak kasar (CJO) mencapai Rp. 3.000/L.

Berdasarkan penentuan prioritas dengan menggunakan metode MPE terhadap faktor-faktor

potensi yang dimiliki ketiga jenis minyak tersebut, diperoleh hasil bahwa saat ini minyak

sawit menduduki prioritas tertinggi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel,

menyusul minyak jarak dan minyak kelapa (Tabel2).

Tabe12. Perhitungan prioritas

Ket : TK : tingkat kepentingan

NA : nilai alternatif

Nilai MPE : (NA)(TK)

2. Analisis Kelayakan Finansial Industri Biodiesel

Perhitungan kelayakan finansial industri biodiesel dilakukan untuk mengetahui HPP biodiesel

yang dihasilkan masing-masing jenis minyak sebagai patokan dalam menentukan harga jual

biodiesel. Hasil perhitungan ini kemudian dibandingkan dengan harga solar untuk masyarakat

dan industri.

Dalam perhitungan aspek finansial ini selain harga bahan baku minyak, beberapa asumsi

lainnya yang digunakan untuk ketiga jenis minyak dibuat sama, meliputi .

- Kapasitas produksi yang digunakan 300 ton biodiesel per hari.

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

- Seluruh barang yang diproduksi habis terjual dan pembayaran hasil penjualan dilakukan

pada tahun itu juga.

- Berbagai kombinasi harga untuk seluruh item dianggap konstan selama dilakukan

pengkajian.

- Umur proyek ditetapkan selama 15 tahun. Tingkat suku bunga pinjaman yang digunakan

adalah 19 persen/tahun dengan grace period pokok pinjaman adalah satu tahun dan grace

period bunga pinjaman adalah satu tahun.

- Lama pembangunan pabrik dan uj i coba produksi adalah 1 tahun dan dihitung sebagai

tahun ke-0.

- Kapasitas produksi tahun pertama adalah 80%, tahun-tahun berikutnya kapasitas produksi

adalah 100%. Perhitungan kebutuhan biaya berdasarkan (Mariana, 2005) :

¢ Rendemen produk : 95,24 %

¢ Lama operasi pabrik : 24 jam per hari, 25 hari per bulan

¢ Hari beroperasi : 300 hari/tahun

“ Perbandingan antara modal sendiri dengan modal pinjaman (debt equity ratio) adalah

30% modal sendiri dan 70% modal pinjaman.

“ Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, dengan nilai sisa

(salvage value) untuk semua peralatan adalah 10 persen.

“ Harga jual produk lebih tinggi 15% dari HPP Besar pajak ditentukan berdasarkan

Undang-undang Pajak No. 17/2000.

Analisis finansial yang dilakukan meliputi penghitungan biaya investasi, biaya produksi,

harga pokok, harga jual dan prakiraan pendapatan serta kriteria kelayakan usaha. Rekapitulasi

hasil perhitungan kriteria kelayakan usaha disajikan pada Tabe13.

Dibandingkan dengan harga solar untuk masyarakat sebesar Rp. 4.300/L, terlihat bahwa harga

jual biodiesel hasil perhitungan untuk ketiga j enis bahan baku jauh lebih tinggi, dimana

biodiesel sawit Rp. 9.250/L, biodiesel kelapa Rp. 11.760/L dan biodiesel jarak pagar Rp.

5.060/L.

Berdasarkan hasil analisis sensitivitas diketahui bahwa :

“ Untuk biodiesel sawit, industri menjadi tidak layak pada peningkatan harga bahan baku

7% ataupun penurunan harga jual 6%.

“ Untuk biodiesel kelapa, industri menjadi tidak layak pada peningkatan harga bahan baku

6% ataupun penurunan harga jua15%.

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

“ Untuk biodiesel jarak, industri menjadi tidak layak pada peningkatan harga bahan baku

10% ataupun penurunan harga jual 8%.

Harga jual biodiesel yang jauh lebih tinggi dibanding harga solar, menyebabkan sangat sedikit

masyarakat yang tertarik untuk beralih menggunakan biodiesel. Pihak industri pun lebih

memilih untuk mengekspor produknya ke negara lain.

Tabel 3. Kriteria kelayakan finansial industri biodiesel

Keterangan Satuan Minyak Sawit Minyak Kelapa Minyak Jarak

Pagar

Harga Bahan Baku Rp/Kg 6.440 8.500 3.000

Total Investasi Rp. 390.222.697.178 450586.268.831 289.421.793.821

Sumber Modal

a. Pinjaman (70%) R 273.135.888.025 315.410.388.182 202.595.255.675

b. Modal sendiri (30%) Rp 117.066.809.153 135.175.880.649 86.826.538.146

Bunga Pinjaman %/tahun 18% 18% 18%

Kriteria Investasi :

a. NPV Rp 191.499.697502 219.789.294.765 144.840.132.731

b.IRR % 29,87% 29,83% 29,99%

c. Net B/C 1,6 1,56 1,6

d. PBP Tahun 3,59 3,59 3,57

e. BEP(volume) Liter 1.631 1.293 2.888

f. B EP (nilai) 15.971.764.741 15.914.404.770 16.185.551.711

g. Harga Pokok Produksi Rp/L 8.046 10.229 4.400

Harga Jual Biodiesel

(15% HPP + HPP) Rp/L 9250 11.760 5.060

3. Strategi Pengembangan Industri Biodiesel

Analisis Kebutuhan

Penentuan aktor-aktor yang berperan dalam pengembangan industri biodiesel di Indonesia

didasarkan pada justifikasi pendapat pakar. Aktor-aktor yang berpengaruh dalam sistem

pengembangan industri biodiesel di Indonesia adalah pemerintah, petani, industri biodiesel,

industri pendukung dan terkait, masyarakat pengguna, lembaga pembiayaan, Perguruan

Tinggi dan Lembaga Litbang, serta LSM.

- Pemerintah membutuhkan penerimaan pendapatan melalui pajak dan retribusi meningkat,

penyerapan tenaga kerja, kelestarian lingkungan tetap terjaga, penurunan beban subsidi,

dan taraf kehidupan masyarakat meningkat.

- Petani membutuhkan stabilitas dan harga jual bahan baku di pasaran terjamin, bantuan

bibit berkualitas tinggi, informasi budidaya berekonomi tinggi, dan insfrastruktur

pertanian yang memadai.

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

- Industri penghasil biodiesel, membutuhkan stabilitas dan harga produk di pasaran makin

baik, kelangsungan perusahaan terjamin, bahan baku mudah diperoleh dengan kontinuitas

dan stabilitas harga terjaga dengan baik, mutu produk olahan sesuai standar, tekanan dari

pasar Eropa terhadap isu lingkungan berkurang, kepastian dan peningkatan konsumsi

biodiesel oleh pasar domestik terjamin, terbentuknya persaingan yang adil antara biodiesel

dengan BBM bersubsidi.

- Industri pendukung dan terkait, membutuhkan agar produk yang dihasilkannya dapat

diserap oleh industri biodiesel, kelangsungan perusahaan terjamin, harga biosolar (hasil

blending biodiesel dengan solar) lebih terjangkau.

- Masyarakat pengguna, membutuhkan harga biodiesel yang kompetitif (sama atau bahkan

lebih murah) dibanding solar, adanya jaminan kondisi mesin kendaraan tetap baik setelah

menggunakan biodiesel.

- Lembaga pembiayaan, membutuhkan kepastian usaha dalam pemberian kredit dan

meminimumkan terjadinya kredit macet.

- PT dap Litbang, membutuhkan agar hasil penelitian produksi biodiesel yang efisien dapat

diaplikasikan di industri, kerjasama penelitian makin meningkat.

- LSM, membutuhkan jaminan kelestarian hutan dan lingkungan serta minimisasi cemaran

yang mungkin timbul dari aktivitas industri.

Identifikasi Masalah

Permasalahan utama pada pengembangan industri biodiesel di Indonesia adalah :

- Harga jual biodiesel yang lebih tinggi dibanding harga solar.

- Harga bahan baku meningkat tajam, khususnya CPO.

- Konsumsi biodiesel oleh pasar domestik masih rendah, sebagai akibat dari harga biodiesel

yang tidak kompetitif terhadap solar bersubsidi.

- Harga biodiesel sensitif terhadap fluktuasi harga minyak mentah dunia dan hal ini sangat

berpengaruh pada keekonomian industri biodiesel dalam negeri.

- Jumlah industri biodiesel di Indonesia masih sedikit

- Adanya penolakan biodiesel dari Indonesia oleh negara Eropa.

- Belum terjaminnya ketersediaan pasokan bahan baku untuk biodiesel.

- Infrastruktur yang kurang memadai untuk penyebaran biodiesel ke masyarakat.

- Teknologi pembuatan biodiesel relatif sederhana. Namun saat ini teknologi yang telah dan

sedang dikembangkan di dalam negeri baru pada tahap skala kecil dan menengah dengan

sistem batch process sampai kapasitas 6.000 ton/tahun, yang dikembangkan oleh LAPI-

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

ITB, BPPT, PT Rekayasa Industri, PT Pindad, dan lainnya. Teknologi pengolahan

biodiesel skala besar dengan sistem continuous process masih tergantung pada lisensi luar

negeri seperti Lurgi (s/d 250.000 ton/tahun), BDI (s/d 150.000 ton/ tahun), Conneman (s/d

100.000 ton/tahun) dan Biox (s/d 50.000 ton/tahun).

Berdasarkan hal tersebut, maka sebagai kriteria adalah bahan baku, teknologi, pasar, investasi,

lingkungan, regulasi dan R&D.

Alternatif Strategi

Alternatif strategi yang akan dipilih berdasarkan pada Wahyudi (2006) dan Ishom (2006),

yaitu :

1. Melakukan sosialisasi penggunaan biodiesel pada masyarakat dalam negeri, dengan tujuan

agar minat masyarakat untuk mensubstitusi pemakaian solar dengan biodiesel makin

meningkat sehingga membuka peluang pasar domestik bagi industri dan ketergantungan

terhadap pasar ekspor dapat ditekan.

2. Menyediakan infrastruktur pendukung yang memadai bagi pendistribusian biodiesel ke

masyarakat di daerah. Selain sarana transportasi dan jalan, diperlukan pula fasilitas

pencampuran (blending) solar dan biodiesel, kemudahan biodiesel untuk diperoleh di

SPBU, dan sebagainya.

3. Memberikan insentif bagi petani dan industri. Insentif diberikan bagi petani untuk jaminan

ketersediaan bahan baku, dalam bentuk penyediaan bibit dan infrastruktur pertanian,

sosialisasi budidaya berekonomi tinggi, dan penyediaan dan kemudahan pemanfaatan

lahan kritis/semi kritis untuk pengembangan jarak pagar. Sementara insentif industri

diberikan dalam bentuk (Timnas BBN, 2006) : fasilitas pajak penghasilan untuk

penanaman modal di bidang biofuel, pembebasan pembayaran cukai untuk komoditas

BBN dan pembebasan PPN untuk perdagangan BBN (hulu sampai hilir), dan insentif

pasar modal agar lebih kondusif terhadap pembiayaan pengembangan BBN.

4. Membuat kebijakan harga (price policy) bagi produk biodiesel, sehingga harga jualnya

dapat lebih kompetitif dengan harga solar.

Struktur Hirarki Keputusan

Perhitungan hasil pembobotan berpasangan oleh pakar dilakukan dengan menggunakan

software Criterium Decision Plus (CDP 3.0). Hasil perhitungan terhadap konsistensi rasio

(CR) memberikan nilai yang lebih rendah dibanding 0,1 yaitu pada level aktor nilai CR 0,070

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

; pada level kriteria nilai CR berkisar 0,032-0,087 dan pada level alternatif diperoleh nilai CR

0,025-0,043. Hal ini menunjukkan bahwa perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan

konsekuen oleh pakar.

Hasil pembobotan menunjukkan bahwa saat ini, aktor yang paling berperan dalam

pengembangan industri biodiesel adalah pemerintah (0,329), diikuti oleh petani (0,249) dan

lembaga litbang (0,175). Pada level kriteria yang paling penting adalah regulasi (0,224),

diikuti oleh pasar (0,216), investasi (0, 173), bahan baku (0, 167), dan R&D (0,102). Pada

level alternatif, kebijakan harga yang paling penting (0,379), diikuti oleh pemberian

insentifbagi petani dan industri (0,246), menyediakan infrastruktur (0,200) dan sosialisasi

pada masyarakat (0,175). Struktur hirarki keputusan pemilihan strategi pengembangan

industri biodiesel di Indonesia disajikan pada Gambar 2.

Berdasarkan Gambar 2, untuk pengembangan industri biodiesel di Indonesia, pemerintah

memiliki peranan terpenting. Pada pengembangan biodiesel di Indonesia, faktor terpenting

yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah menyiapkan perangkat regulasi dan kebijakan

yang bersifat positif bagi perkembangan industri biodiesel dan peningkatan konsumsi

biodiesel masyarakat, membangun iklim investasi dan usaha yang sehat dan kondusif, dan

jaminan bahan baku.

Menurut Walburger et al. (2006), untuk menstimulasi produksi dan penggunaan biofuel

diperlukan berbagai kebijakan dan program dari pemerintah yang ingin mengembangkan

biofuel di negaranya. Untuk Indonesia, strategi yang paling diharapkan baik oleh pihak

masyarakat dan industri saat ini untuk dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah membuat

kebijakan harga (price policy) bagi biodiesel. Kebijakan harga ini diperlukan agar harga jual

biodiesel yang dihasilkan dapat menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan harga solar.

Harga jual biodiesel yang lebih kompetitif akan membuka peluang besar bagi masyarakat

untuk beralih dari solar ke biodiesel, sehingga pasar domestik bagi biodiesel nasional akan

makin terbuka lebar. Berkurangnya jumlah pemakaian solar karena telah disubstitusi oleh

biodiesel tentunya dapat mengurangi beban subsidi yang harus dikeluarkan oleh pemerintah

seeara rutin setiap tahunnya. Selain itu juga ketergantungan terhadap produk solar makin

berkurang dan masyarakat memiliki alternatif bahan bakar lain selain solar/diesel.

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

Gambar 2. Struktur hirarki pemilihan strategi pengembangan industri biodiesel

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan pertimbangan potensi aspek luas areal perkebunan, produktivitas, kemungkinan

perluasan lahan, kebijakan pemerintah, kemungkinan aplikasi minyak untuk industri pangan

dan harga minyak diketahui bahwa untuk saat ini komoditas kelapa sawit yang paling

memungkinkan dan paling siap untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel.

Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa dengan harga beli bahan

baku minyak yang berkisar antara Rp. 3.000 - Rp. 8.500 per kg, harga jual biodiesel lebih

tinggi dibanding harga solar untuk masyarakat yang hanya sebesar Rp. 4.300/L. Harga

biodiesel yang tidak kompetitif inilah yang menyebabkan masyarakat masih enggan untuk

beralih ke biodiesel. Industri pun lebih memilih untuk mencari peluang pasar ekspor

dibanding pasar domestik.

Agar konsumsi biodiesel dalam negeri dapat ditingkatkan, maka strategi yang paling tepat dan

sangat diharapkan oleh masyarakat pengguna dan industri dari pemerintah adalah kebijakan

harga (price policy) bagi biodiesel. Dengan harga biodiesel yang lebih kompetitifterhadap

harga solar, konsumsi biodiesel dalam negeri dapat lebih ditingkatkan sehingga

ketergantungan terhadap solar makin berkurang.

Saran

1. Asumsi perhitungan analisis kelayakan finansial industri biodiesel bagi ketiga jenis bahan

baku hanya membedakan pada harga bahan baku minyak saja, sementara hal lainnya

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

dibuat sama. Oleh karena itu perlu diperhitungkan faktor konversi, rendemen dan

teknologi proses masing-masing bahan baku minyak mengingat sifat fisiko-kimia ketiga

jenis minyak ini berbeda.

2. Penerapan strategi pengembangan industri biodiesel membutuhkan tekad kuat dan

goodwill dari se luruh stakeholders agar keberhasilan dapat terwujud.

DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, A.K., Das, L.M., 2001. Biodiesel development and characterization for use as a fuel

in compression ignition engines. J. Eng. Gas Turbines Power 123: 440-447. Daryono,

M. 2006. Kebijakan Pengembangan dan Pemanfaatan Biofuel di Lingkup BUMN.

Prosiding Workshop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioetanol di Indonesia, Jakarta, p.

33-37.

Eriyatno. 1996. Ilmu Sistem : Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manajemen. IPB Press,

Bogor.

Gafar, A., O. Sijabat, La Pupung, Evita H.L. dan Z. Arfan. 2001. Experience in Palm

Biodiesel Application for Transportation. Hasil Penelitian Lemigas, Indonesia.

Gray, C., P. Simanjuntak, L. K. Sabar, P. F. L. Maspaitella dan R. C. G Varley. 1992.

Pengantar Evaluasi Proyek. PT Gramedia Utama, Jakarta.

Hambali, E. 2006. Partisipasi Perguruan Tinggi dalam Pengembangan Biodiesel dan

Bioethanol di Indonesia. Prosiding Work

shop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bicetanol di Indonesia, Jakarta, p. 115-123. Hambali, E,

dkk. 2006. Jarak Pagar Tanaman Penghasil Biodiesel. Penebar Swadaya, Jakarta.

Hendroko, R. 2006. Pengalaman Pengembangan Desa Mandiri Energi oleh PT RNI. Prosiding

Workshop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioetanol di Indonesia, Jakarta, p. 54-66.

Ishom, F. 2006. Pengembangan Bahan Bakar Nabati di Indonesia. Prosiding Workshop

Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioetanol di Indonesia, Jakarta, p. 111-114.

Korbitz, W., 1999. Biodiesel production in Europe and North American, an encouraging

prospect. Renew. Energy 16 : 1078-1083. Krawczyk, T., 1996. Biodiesel. INFORM 7

(8) : 801-822.

Makridakis. 1993. Metoda dan Aplikasi Peramalan. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Mariana, A. 2005. Rancang Bangun Sistem Penunjang Keputusan Investasi pada Industri

Biodiesel Kelapa Sawit

Menggunakan Model Sistem Dinamis. Disertasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Marimin.

2005. Teori dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. PT Grasindo,

Jakarta.

Mulyani, A, F. Agus dan David Allelorung. 2006.

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI …repository.ummetro.ac.id/files/dosen/5a8fffdf829698dcded... · 2019-02-02 · Konsumsi BBM (minyak tanah, bensin, ... oleh masyarakat

Potensi Sumber Daya Lahan untuk Pengembangan Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) di

Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(4), Bogor.

Nelson, L.A., Foglia, T.A., Marmer, W.N., 1996. Lipase-catalyzed production of biodiesel. J.

Am. Oil Soc. Chem. 73 (8) : 1191- 1195.

Saaty, T.L. 1986. The Analitical Hierarchy Process Planning Priority Setting Resources

AIlocation. McGraw Hill International Book Company, New York.

Soerawidjaja, T.H. dan TaharA. 2003. Menggagas Kebijakan Pengembangan Biodiesel di

Indonesia. Seminar Peluang Bisnis, 17 Desember 2003. Serpong.

Wahyudi, B. 2006. Kebijakan Industri Biodiesel dan Bioethanol di Indonesia. Prosiding

Workshop Nasional Bisnis Biodiesel dan Bioetanol di Indonesia. Jakarta, 21

November 2006, p. 38. Kerjasama KADIN Indonesia dan SBRC-IPB.

Watanabe, Y, Shimada, Y, Sugihara, A., Tominaga, Y, 2001. Enzymatic conversion of waste

edible oil to biodiesel fuel in a fixedbed bioreactor. J. Am. Oil Soc. Chem. 78 (2), 703-

707.

Walburger, A.M., D.L. Roy, K.K. Kaushik, K.K. Klein. 2006. Policies to Stimulate Biofuel

Production in Canada : Lessons from Eu rope and The United States. http://

www.biocap.ca/rif/report/ Walburger A.pdf. [28 Juli 2007].

Zhang, Y, M.A. Dube, D.D. McLean, M. Kates. 2003. Biodiesel production from waste

cooking oil: 1. Process design and techno logical assessment. Bioresource

Technology, 89: 1-16.