strategi pengembangan pelabuhan perikanan ...digilib.unila.ac.id/60303/2/tesis tanpa bab...
TRANSCRIPT
-
STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAILEMPASING LAMPUNG MENJADI PELABUHAN PERIKANAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN
(ECO FISHING PORT)
(Tesis)
Oleh
ZAINAL K
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGANPROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2019
-
ABSTRAK
STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAILEMPASING LAMPUNG MENJADI PELABUHAN PERIKANAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECO FISHING PORT )
Oleh :
ZAINAL K
Pelabuhan perikanan dalam pengelolaannya tidak hanya memperhatikan aspekekonomi dan sosial, tetapi aspek ekologi juga penting di perhatikan dalampengelolaan pelabuhan perikanan, perpaduan aspek ekologi, ekonomi dan sosialmerupakan suatu strategi pengelolaan pelabuhan perikanan berwawasanlingkungan (Eco Fishing Port) demi keberlanjutan pembangunannya. PelabuhanPerikanan Pantai Lempasing Lampung merupakan salah satu pelabuhan tipe Cyaitu,memiliki fasilitas pelabuhan perikanan yang memadai terdiri dari fasilitaspokok,fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang namun dalam pengelolaannyabelum memperhatikan lingkungan dan menerapkannya di Pelabuhan Perikanan.Tujuan penelitian ini (1) Menganalisis tingkat rasio dan optimalisasi pemanfaatandan keberadaan kebutuhan fasilitas pokok,fungsional dan penunjang di pelabuhanperikanan pantai lempasing lampung (2) Mengetahui tingkat kelaikan pelabuhanperikanan pantai lempasing lampung sebagai pelabuhan perikanan berwawasanlingkungan (Eco Fishing Port). (3) Merumuskan Strategi Pengembangan danPengelolaan Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Lampung menjadi PelabuhanPerikanan Yang Berwawasan Lingkungan (Eco Fishing Port). Metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif yaitu surveylangsung kelapangan,wawancara dengan Pemilik kapal perikanan/Nakhoda/Pedagang/UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I,Bappeda,DinasLingkungan Hidup, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung, DirektoratJenderal Perikanan Tangkap KKP RI,Walhi. Adapun langkah - langkah yangdilakukan dalam penelitian yaitu pengamatan dan perbandingan serta dokumentasiterhadap kondisi dan pemanfaatan fasilitas yang meliputi kondisi laik pakai,melampaui kapasitas, rusak, dan fasilitas ada dan diperlukan (ADP), ada namunbelum diperlukan (ANBP), belum ada namun diperlukan (BANP) serta fasilitasbelum ada namun belum diperlukan (BANBP). Data yang diperoleh dianalisisberdasarkan analisis rasio, analisis kelaikan pelabuhan perikanan pantai lempasinglampung sebagai pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan (Eco Fishing Port)dan menentukan strategi pengembangan dan pengelolaan pelabuhan perikananpantai lempasing lampung menjadi pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan(Eco Fishing Port)
-
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelabuhan perikanan pantai lempasinglampung dari tingkat rasio dan optimalisasi pemanfaatan dan keberadaankebutuhan fasilitas pokok yang seharusnya 8(delapan) fasilitas, sedangkanfasilitas pokok yang ada di pelabuhan perikanan pantai lempasing hanya ada 6(enam) dengan persentasi 75%, dan Belum Ada Namun Diperlukan (BANP)mendapatkan persentasi 12,5%, dan Belum Ada Namun Belum Diperlukan(BANBP) mendapatkan persentasi 12,5%. Fasilitas fungsional yang seharusnya20 sementara fasilitas yg ada di pelabuhan perikanan pantai lempasing hanya ada18 dengan persentasi 90% dan untuk fasilitas fungsional Belum Ada NamunDiperlukan (BANP) mendapatkan persentasi 10%., dan fasilitas penunjang yangseharusnya 8 (delapan) sementara di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasinghanya ada 6 (enam) fasilitas penunjang degan persentasi 75%., untuk kategoriBelum Ada Namun Diperlukan (BANP) mendapatkan persentasi 25%.Darianalisis kelaikan Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Lampung belummemenuhi persyaratan sebagai Eco Fishing Port. Hal ini terlihat dari indikator-indikator sebagai berikut: (1) Belum memiliki dokumen pengelolaan lingkungandan menerapkannya dalam pengelolaan pelabuhan perikanan, (2) Belum memilikifasilitas pengolahan limbah terpadu,(3) Belum mencukupi komponen fasilitasprasarana pelayanan umum (tempat sampah/drainase/tata kelolakios/kantin/toko/restoran),(4)Belum sepenuhnya memperhatikan lingkungandalam pengelolaan pelabuhan perikanan (ekologi, sosial, ekonomi, danpertumbuhan ekonomi pelabuhan), dan (5) Belum sepenuhnya memperhatikansanitasi dan higienis tempat pemasaran ikan (TPI) (lokasi konstruksi dan tataruang gedung tempat pemasaran ikan sesuai dengan Sanitation StandartOperasional Prosedure (SSOP).Dari analisis SWOT dan Analisis Hirarcy Proses(AHP) dapat dirumuskan “Strategi Pengelolaan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing Lampung Berwawasan Lingkungan (Eco Fhising Port)” adalahMemiliki dokumen pengelolaan lingkungan dan menerapkannya dalampengelolaan pelabuhan perikanan, Memiliki fasilitas pengolahan limbah terpadu(IPAL).Memiliki komponen fasilitas prasarana pelayanan umum (Tempat sampah/drainase/Tata kelola kios /Kantin /Toko /Restoran), memperhatikan lingkungandalam pengelolaan pelabuhan perikanan (ekologi, sosial ,ekonomi, danpertumbuhan ekonomi pelabuhan), memperhatikan sanitasi dan higienis tempatpemasaran ikan (lokasi konstruksi dan tata ruang gedung tempat pemasaran ikansesuai dengan sanitation standart operasional prosedure), dan“Strategipengembangan pelabuhan perikanan pantai lempasing untuk dijadikanpelabuhan perikanan berwawasan lingkungan (Eco Fishing Port)” antara lain,perencanaan dan anggaran untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) danperawatan drainase, pembuatan dokumen lingkungan terhadap pengelolaanpelabuhan perikanan, dan menerapkan manajemen berbasis lingkungan,pemantauan rutin terhadap kualitas air untuk mengendalikan pencemaran,menjalin kerjasama dengan instansi terkait dalam pengelolaan lingkungan,perumusan standar opersioanl prosedur (SOP) dalam pengelolaan lingkungan dipelabuhan perikanan lempasing, dan mengoptimalkan pelaksanaan standarkebersihan, ketertiban,keindahan (K3) serta kelengkapan fasilitas di PelabuhanPerikanan.
-
Kata kunci : Eco Fishing Port, Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Lampung,Rasio, SWOT, AHP, Management Environmentally
ABSTRACT
STRATEGY FOR THE DEVELOPMENT OF LEMPASING BEACHFISHING PORT BECOME A FISHING PORT WITH THE
ENVIRONMENT COMPREHENSION (ECO FISHING PORT)
ByZAINAL K
In the management of fishing port not only pay attention with economic andsocial aspect, but also ecology aspect need attention and the fusion of economic,social, and ecology aspect are strategy for the management fishing port withenvironment comprehension (Eco Fishing Port) for the sake of sustainabledevelopment. Lempasing Beach Fishing Port is one of port type c that hasadequate facilities consist of basic facilities, functional facilities, and supportingfacilities. But in its management has not yet paid attention to the environment andapplied it in the fishing port. The purpose of this research (1) analyzing the levelof ratio and optimizing the utilization and existence of the needs for basic,functional and supporting facilities at the Lempasing Beach Fishing Port ofLampung (2) know the feasibility of Lempasing Beach Fishing Port as a fishingport with environment comprehension (Eco Fishing Port) (3) formulating thedevelopment and management strategies of Lempasing Beach Fishing Portbecome fishing port with environment comprehension (Eco Fishing Port). Themethod used in this research is descriptive method. Descriptive method is directsurvey to the area, interview with the owner of ship/captain/trader/UPTD fishingport region I, Bappeda, Living Environment Official, Fisheries and MarineOfficial, Directorate Ggeneral of Fisheries KKP RI, Walhi. The steps undertakenin the research are observation and comparison as well as documentation of theconditions and utilization of the facilities which include conditions of use,exceeding capacity, damage, and existing and necessary facilities (ADP), but notyet required (ANBP), not yet but required (BANP) and facilities not yet availablebut not yet needed (BANBP). The data obtained were analyzed based on ratioanalysis and feasibility analysis of the Lempasing Beach Fishing Port Lampung asa fishing port with environment comprehension (Eco Fishing Port) and determinethe development and management strategies of Lempasing Beach Fishing Port asa fishing port with environment comprehension (Eco Fishing Port).
The results showed that the Lampung Lempasing Beach Fishing Port from thelevel of the ratio and optimization of the utilization and existence of the needs ofthe basic facilities that should have been 8 Facilities, while the main facilitiesavailable at the Lempasing Beach Fishery Port were only 6 with the percentage75%, and None Yet Required (BANP) get a percentage of 12,5%, and Not YetYet Not Required (BANBP) get a percentage of 12,5%. Functional facilities thatshould be 20 while existing facilities at the Lempasing Beach Fishing Port areonly 18 with a percentage of 90% and functional facilities not yet available but
-
required (BANP) to get a percentage of 10% and supporting facilities that shouldbe 8 while at the Lempasing Beach Fishing Port there are only 6 supportingfacilities with a percentage of 75%, for the category of None but Required(BANP) get a percentage of 25%. From the feasibility analysis, Lempasing BeachFishing Port Lampung has not met the requirements as an Eco Fishing Port. Thiscan be seen from the following indicators: (1) does not have an environmentalmanagement document and applies it in the management of a fishing port (2) doesnot have integrated waste treatment facilities (3) insufficient components of publicservice infrastructure facilities (trash/drainage/kiosk/canteen/shop/restaurantgovernance) (4) not yet fully paying attention to the environment in themanagement of fishing ports (ecology, social, economy, and port economicgrowth) (5) not yet fully paying attention to sanitation and hygiene of fishmarketing places (TPI) (construction sites and spatial planning of fish marketingbuildings in accordance with the Sanitation Operational Procedure Standard(SSOP). From the SWOT analysis and the Hirarcy Analysis Process (AHP) it canbe formulated "Environmental Management Strategy of Lempasing BeachFishing Port Lampung with environment comprehension (Eco Fishing Port) is tohave an environmental management document and apply it in the management ofthe fishing port and have an integrated waste treatment facility (WWTP). Havinga component of public service infrastructure facilities (Trash / Drainage / Kioskmanagement / Canteen / Shops / Restaurants), paying attention to the environmentin the management of fishing ports (Ecology, social, economic, and economicgrowth of the port), paying attention to sanitation and hygiene of Fish MarketingPlaces (construction site and building layout of the Fish Marketing Place inaccordance with the Sanitation Operational Procedure Standard), and thedevelopment strategies of Lempasing Beach Fishing Port become fishing portwith environment comprehension among others planning and budgeting for theWastewater Treatment Plant (WWTP) and drainage treatment, makingenvironmental documents for the management of fishing ports, and implementingenvironmental-based management, routine monitoring of water quality to controlpollution, establishing cooperation with relevant agencies in environmentalmanagement, Formulation of Operational Standards Procedures (SOPs) forenvironmental management at the Lempasing Beach Fishing Port, and optimizethe implementation of cleanliness, order, beauty standards (K3) and completenessof facilities at the Lempasing Beach Fishing Port.
Keywords: Eco Fishing Port, Lempasing Beach Fishing Port Lampung, Ratio,SWOT, AHP, Management Environmentally - insight.
-
STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAILEMPASING LAMPUNG MENJADI PELABUHAN PERIKANAN
BERWAWASAN LINGKUNGAN
(ECO FISHING PORT)
OLEH
ZAINAL K
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarMAGISTER SAINS
Pada
Program Studi Magister Ilmu LingkunganUniversitas Lampung
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGANPROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG
2019
-
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 5 April 1971 di Kenagarian
Koto Langang Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten
Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Penulis menempuh
pendidikan Sekolah Dasar SD Negeri Koto Langang lulus
tahun1984, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri
Air Haji lulus tahun 1987, selanjutnya melanjutkan pendidikan di Sekolah
Pertanian Pembangunan (SPP–SUPM) lulus tahun 1990, Pada tahun 1990 penulis
kemudian menempuh pendidikan di Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta
Padang Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Lulus tahun 1994.
Setelah lulus penulis berwiraswasta selama dua tahun, pada tahun 1996 penulis
bekerja di Dinas Perikanan Lampung Tengah sampai tahun 2000, pada tahun 2001
pindah tugas ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lampung Timur sampai
dengan 2005, setelah itu pindah tugas ke Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Lampung sampai 2010, pada tahun 2011 pindah tugas di Badan Koordinasi
Penyuluhan Pertanian,Perikanan dan Kehutanan Provinsi Lampung sampai tahun
2012.
Pada tahun 2013 sampai dengan sekarang penulis bekerja di Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Lampung, pada tahun 2017 penulis melanjutkan Studi Magister
Ilmu Lingkungan Universitas Lampung dan sebagian hasil penelitian di
presentasikan pada Seminar Internasional The - 4th Shield International Conference
di Bandar Lampung 27 August 2019 , dengan judul paper : Studi Kelaikan
Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Lampung Sebagai Pelabuhan Perikanan
Berwawasan Lingkungan (Eco Fishing Port) .
-
Dengan menyebut nama Allah
yang maha pengasih lagi maha penyayang dan dengan
penuh rasa syukur kepada Allah,
aku persembahkan karyaku ini kepada:
Kedua orang tuaku yang telah membesarkan,
mendidik dan mendo’akanku dengan segenap limpahan
kasih sayang, kesabaran, keihklasan, nasehat serta
motivasi yang selalu menguatkan dan mendukung
dalam langkah kaki menuju kesuksesan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Istri dan anak-anakku tercinta yang selalu
mendampingi dan menyertai setiap langkah hatiku dan
do’a dukungan dan semangat yang
saling menguatkan dalam suka maupun duka.
Guru-guruku yang telah banyak memberikan
ilmu,nasehat dan pengalaman hidup yang sangat
berharga untuk bekal dalam perjalanan panjang.
-
MOTTO:
Maha sesungguhnya bersama kesulitan itu ada
kemudahan.
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada
kemudahan
( QS. Al Insyrah: 5-6)
“ Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka
dia berada di Jalan Allah”
(HR.Turmudzi)
-
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
limpahan berkat dan pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis
yang berjudul “Strategi Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing
Lampung Menjadi Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan (Eco Fishing
Port)”.
Tesis ini dibuat untuk memenuhi syarat guna mencapai gelar Magister Sains
pada Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Lampung, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas
Lampung.
2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M..A., Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Lampung
3. Ibu Prof. Dr. Lindrianasari, S.E, M.Si, Akt. selaku Wakil Direktur Bidang
Akademik, Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. M. Fakih, S.H, M.S. selaku Wakil Direktur Bidang Umum
Universitas Lampung.
5. Bapak Dr. Ir. Samsul Bakri, M.Si. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Lingkungan Universitas Lampung.
-
6. Bapak Dr. Indra Gumay Febryano, S.Hut., M.Si. selaku Pembimbing Utama
atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses
penyelesaian tesis ini.
7. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc. selaku Pembimbing Kedua atas
kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses
penyelesaian tesis ini.
8. Bapak Dr. Endro Prasetyo Wahono, S.T., M.Sc. selaku Pembimbing Ketiga
atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan,saran dan kritik dalam proses
penyelesaian tesis ini.
9. Bapak Dr. Ir. Abdullah Aman Damai, M.Si. selaku Penguji Utama atas
kesediaannya untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses
penyelesaian tesis ini.
10. Bapak Dr. Ir Zainal Abidin, M.E.S. selaku Penguji Anggota atas kesediaannya
untuk memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis
ini.
11. Seluruh dosen Magister Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas
Lampung yang telah banyak memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan
telah mendidik penulis.
12. Bapak dan Ibu staf administrasi Magister Ilmu Lingkungan Universitas
Lampung.
13. Bapak Dr. Toga Mahaji, A.Pi., M.M selaku Plt. Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Lampung.
-
14. Pemerintah Provinsi Lampung yang telah memberikan izin belajar di
Universitas Lampung.
15. Orang tua, istri anak – anak tercinta beserta keluarga besar atas dorongan dan
motivasi selama ini.
16. Pihak-pihak yang telah membantu penulis selama menyusun tesis ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga tesis ini bisa bermanfaat bagi semua pihak, amiin .
Bandar Lampung, Desember 2019
Zainal K.
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... iABSTRAK.............................................................................................. iiLEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iiiLEMBAR PERNYATAAN.................................................................... ivDAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................ vSANWACANA....................................................................................... viDAFTAR ISI........................................................................................... xDAFTAR TABEL................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvDAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xvii
I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1A. Latar Belakang dan Masalah....................................................... 1B. Tujuan Penelitian......................................................................... 5C. Kerangka Pemikiran ................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 7A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian ........................................... 7B. Pengertian Pelabuhan Perikanan ................................................. 21C. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan ................................................. 22D. Fasilitas Pelabuhan Perikanan..................................................... 25E. Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan
(Eco Fishing Port) ...................................................................... 40F. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................................ 43
III. METODE PENELITIAN ............................................................. 46A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................B. Alat Dan Bahan .......................................................................... 46C. Metode Penelitian........................................................................ 46D. Metode Pengambilan Sampel...................................................... 47E. Pengumpulan Data ...................................................................... 48
1. Data Primer ............................................................................. 482. Data Sekunder ......................................................................... 49
F. Analisis Data................................................................................ 491. Analisis Rasio.......................................................................... 502. Analisis Kelaikan Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing
Sebagai Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan(Eco Fishing Port)................................................................. 51
3. Strategi Pengembangan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing menjadi Pelabuhan Perikanan BerwawasanLingkungan (Eco Fishing Port )............................................ 57a. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,Threat.. 95b. Analisis AHP (Analitycal Hierarchy Proses)..................... 97
-
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................... 61
A. Rasio Antara Keberadaan, dan Kebutuhan Seluruh FasilitasDalam Menunjang Aktivitas di Pelabuhan Perikanan............... 61
1. Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................. 61a. Fasilitas Pokok.................................................................. 61b. Fasilitas Fungsional .......................................................... 64c. Fasilitas Penunjang........................................................... 71
2. Keberadaan Fasilitas Pelabuhan Perikanan .......................... 753. Keberadaan Kebutuhan dan Kondisi Fasilitas dalam
Menunjang Aktivitas Bongkar Muat................................ 814. Keberadaan dan Kebutuhan Fasilitas dalam Menunjang
Aktivitas Pendaratan Ikan .................................................... 825. Keberadaan, Kebutuhan, dan Kondisi Fasilitas dalam
Menunjang Aktivitas Penanganan Ikan............................. ... 836. Keberadaan dan Kebutuhan, Fasilitas dalam Menunjang
Aktivitas Pengolahan Ikan .................................................... 847. Keberadaan, Kebutuhan dan Kondisi Fasilitas dalam
Menunjang Aktivitas Pemasaran Ikan .................................. 858. Keberadaan, Kebutuhan dan Kondisi Fasilitas dalam
Menunjang Aktivitas Pemeliharaan dan Perbaikan ............. 879. Keberadaan, Kebutuhan dan Kondisi Fasilitas dalam
Menunjang Aktivitas Administrasi dan Penyuluuhan........... 8710. Keberadaan, Kebutuhan, dan Kondisi Fasilitas Dalam
Penunjang Aktivitas Penyaluran Perbekalan ........................ 8811. Rasio Antara Keberadaan, dan kebutuhan Seluruh Fasilitas
dalam Menunjang Aktivitas di Pelabuhan Perikanan .......... 89
B. Kelaikan Pelabuhan Perikanan Pantai LempasingSebagai Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan(Eco Fishing Port).................................................................... 94
C. Strategi Pengembangan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing Lampung Menjadi Pelabuhan PerikananBerwawasan Lingkungan (Eco Fishing Port) ............................ 95a. Analisis SWOT (Strength,Weakness,Opportunity,Threat ....... 102b. Analisis AHP (Analitycal Hierarchy Proses) ......................... 115
V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 130
A. Simpulan ..................................................................................... 130B. Saran............................................................................................ 133
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 134
LAMPIRAN....................................................................................... 136
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Alat Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing .............................................................................................. 16
2. Jumlah Kapal Sesuai dengan Gross Tonage (GT) di PelabuhanPerikanan Pantai Lempasing .................................................................. 16
3. Perkembangan Jumlah ikan yang Didaratkan di Pelabuhan PerikananPantai Lempasing ................................................................................... 17
4. Fasilitas Pokok, Fungsional dan Penunjang........................................... 18
5. Jumlah kapal yang memperoleh Surat PersetujuanBerlayar (SPB) ....................................................................................... 19
6. Logistik Kapal Perikanan....................................................................... 19
7. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan............................................................ 23
8. Koefisien untuk Gaya Disebut Angin .................................................... 31
9. Kriteria dan Indikator Pengelolaan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing.............................................................................................. 51
10. Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing Lampung menjadi Pelabuhan Perikanan BerwawasanLingkungan (Eco Fishing Port).......................................................... 52
11. Matriks SWOT ........................................................................................ 56
12. Skala Nilai Penilaian .............................................................................. 57
13. Keberadaan Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing.......... 75
14. Kategori yang telah di tetapkan Berdasarkan Jumlah Fasilitas yang adadi Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ............................................ 77
15. Kondisi Fasilitas di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................ 78
-
16. Kondisi perkelompokkan fasilitas dengan kategori yang telah ditetapkanberdasarkan persenase yang diperoleh di Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing .............................................................................................. 80
17. Keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitaspendaratan ikan ...................................................................................... 82
18. Keberadaan kebutuhan kondisi fasilitas dalam menunjang aktvitaspenanganan ikan..................................................................................... 83
19. Keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitaspengolahan ikan ..................................................................................... 85
20. Keberadaan kebutuhan dan kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitaspemasaran............................................................................................... 86
21. Keberadaan dan kebutuhan fasilitas dalam menunjang aktivitaspemeliharaan dan perbaikan................................................................... 87
22. Keberadaan kebutuhan dan kondisi fasilitas dalam menunjang aktivitasAdministrasi Penyuluhan ....................................................................... 88
23. Keberadaan Kebutuhan dan kondisi Fasilitas dalam MenunjangPenyaluran Perbekalan ........................................................................... 89
24. Keberadaan dan Kebutuhan Seluruh Fasilitas di Pelabuhan Perikanan. 90
25. Rasio Antara Keberadaan Fasilitas dan Kebutuhan Fasilitas................. 92
26. Matrik Keberadaan dan Kebutuhan Fasilitas Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing Dalam Menunjang Aktivitas ............................................... 93
27. Kriteria dan Indikator Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Lempasing... 94
28. Indikator Strategi Pengembangan dan Pengelolaan PelabuhanPerikanan Lempasing............................................................................. 96
29. Internal Factor Analysis Summary (IFAS) ............................................. 103
30. Eksternal Factor Analysis Summary (EFAS) ......................................... 104
31. Penjelasan Faktor Internal Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ..... 104
32. Penjelasan Faktor Eksternal Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing... 106
33. Analisis IFAS Dan EFAS Pengembangan Pelabuhan PerilakanLempasing.............................................................................................. 108
-
34. Matrik Analisis SWOT .......................................................................... 113
35. Hasil Alternatif Strategi Pengembangan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing menjadi Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan(Eco Fishing Port).................................................................................. 114
36. Matrik Perbandingan Berpasangan antar Kelompok SWOT .................. 117
37. Matrik Evaluasi Perbandingan Berpasangan antar Kelompok SWOT ... 117
38. Matrik Evaluasi Faktor SWOT ............................................................... 118
39. Matrik Perbandingan Berpasangan Antar Alternatif Strategi ................ 122
40. Nilai Eigen Vektor dari Alternatif Strategi............................................. 122
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran.............................................................................. 6
2. Struktur Organisasi UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I DinasKelautan dan Perikanan Provinsi Lampung (Berdasarkan PeraturanGubernur Lampung Nomor 3 Tahun 2017)........................................... 11
3. Lay out dan Master Plant Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ..... 20
4. Contoh dua model fender ...................................................................... 28
5. Contoh kontruksi fender bentur ............................................................ 29
6. Keadaan saat kapal merapat dan benturan dengan fender .................... 30
7. Contoh kontruksi Bollard...................................................................... 31
8. Dermaga Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing................................ 62
9. Kolam Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................................... 62
10. Jalan komplek Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ....................... 63
11. Drainase Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................................ 64
12. Kantor Administrasi UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I ............... 65
13. Tempat Pemasaran Ikan (TPI) di Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing ............................................................................................. 65
14. SPBN di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................................ 66
15. Bengkel di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing............................. 67
16. Slipway / Docking di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing............. 68
17. Gedung Pasar Ikan Higienis Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing ............................................................................................. 70
18. Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing ............................................................................................. 71
19. Balai Pertemuan Nelayan Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing ............................................................................................. 72
20. Mushola Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................................ 73
21. MCK Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ..................................... 73
22. Pos Pelayanan Terpadu Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing......... 74
23. Pos Jaga Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing ................................ 74
-
24. Hasil Analisa Kuadran........................................................................... 111
25. Struktur Hirarki Evaluasi Strategi ......................................................... 116
26. Hasil Perhitungan AHP terhadap Kriteria SWOT ................................. 118
27. Hasil Perhitungan AHP terhadap Kelompok Strenghts ........................ 119
28. Hasil Perhitungan AHP terhadap Kelompok Weakness........................ 120
29. Hasil Perhitungan AHP terhadap Kelompok Oppurtunities ................. 121
30. Hasil Perhitungan AHP terhadap Kelompok Threats ........................... 121
31. Hasil Perhitungan AHP terhadap Alternatif StrategiPengembangan ...................................................................................... 123
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian ........................................................................... 137
2. Kwisioner Analisis Rasio...................................................... ................ 138
3. Kwisioner Analisis SWOT...................................................................... 141
4. Kwisioner Analisis Hirarcy Procces (AHP) ......................................... 144
5. Hasil Pembobotan Faktor Internal......................................................... 153
6. Hasil Pembobotan Faktor Ekternal........................................................ 154
7. Persentasi Hasil Rekapitulasi Kusioner Analisis Rasio di PelabuhanPerikanan Pantai Lempasing ................................................................. 155
8. Rekapitulasi Analisis Rasio................................................................... 157
9. Hasil Input Kuesioner AHP ke software Expertchoiche 11 ................. 160
10. Matrik berpasangan pada software Expertchoiche 11........................... 168
11. Perhitungan AHP terhadap Kriteria SWOT .......................................... 169
12. Perhitungan AHP terhadap Kelompok Strengths.................................. 170
13. Perhitungan AHP terhadap Kelompok Weaknesses.............................. 171
14. Perhitungan AHP terhadap Kelompok Opportunity ............................. 172
15. Perhitungan AHP terhadap Kelompok Threats..................................... 173
16. Perhitungan AHP berdasarkan Alternatif Strategi ................................ 174
-
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Berdasarkan UNCLOS (1982), total luas wilayah laut Indonesia menjadi 5,9
juta km2, terdiri atas 3,2 juta km2 perairan teritorial dan 2,7 km2 perairan Zona
Ekonomi Eksklusif, luas perairan ini belum termasuk landas kontinen
(Continental Shelf). Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan
terbesar di dunia (The Biggest Archipelago In The World). Menurut Lasabuda
(2013) Indonesia sebagai negara tropis, kaya akan sumberdaya hayati, yang
dinyatakan dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Dari 7000 spesies
ikan di dunia, 2000 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Potensi lestari
sumberdaya perikanan laut Indonesia kurang lebih 6,4 juta ton per tahun, terdiri
dari : ikan pelagis besar (1,16 juta ton), pelagis kecil (3,6 juta ton), demersal (1,36
juta ton), udang penaeid (0,094 juta ton), lobster (0,004 juta ton), cumi-cumi
(0,028 juta ton), dan ikan-ikan karang konsumsi (0,14 juta ton),semua jenis ikan
yang di ekploitasi didaratkan di pelabuhan perikanan. Sejalan dengan hal tersebut
Provinsi Lampung memiliki titik Pelabuhan Perikanan sebanyak 22 titik yaitu
dari perbatasan dengan Provinsi Bengkulu sampai dengan Sumatera Selatan
pantai timur Lampung yang salah satunya berada di Pelabuhan Perikanan Pantai
Lempasing Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan Undang – Undang RI Nomor 45 tahun 2009 perubahan atas
Undang – Undang RI Nomor. 31 tahun 2004 tentang perikanan bahwa Pelabuhan
-
2
Perikanan memiliki dua fungsi yaitu sebagai fungsi Pemerintahan dan fungsi
Pengusahaan yaitu sebagai berikut :
a. Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan;
b. Pelayanan bongkar muat;
c. Pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan;
d. Pemasaran dan distribusi ikan;
e. Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan;
f. Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan;
g. Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan;
h. Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan;
i. Pelaksanaan kesyahbandaran;
j. Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan;
k. Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal
pengawas kapal perikanan;
l. Tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan;
m. Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari;dan/atau
n. Pengendalian lingkungan.
Keberhasilan pengembangan sektor perikanan tidak terlepas dari dukungan
prasarana pendukungnya dimana dalam hal ini adalah pelabuhan perikanan
merupakan interface (penghubung) antara aktivitas perikanan di laut
(penangkapan) dengan aktivitas perikanan di darat (pengolahan dan pemasaran),
dan disamping itu pelabuhan perikanan merupakan tempat penyediaan bahan
perbekalan, perbengkelan, pengolahan hasil tangkapan dan lain-lain. Hal ini dapat
dilihat secara nyata bahwa keberhasilan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan
perikanan dapat menimbulkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan
-
3
kesejahteraan masyarakat, dengan kata lain Pelabuhan Perikanan dapat
memajukan ekonomi disuatu wilayah dan sekaligus dapat meningkatkan
penerimaan negara dan pendapatan asli daerah (Yuspardianto, 2006).
Menurut Direktoral Jenderal Perikanan Tangkap (2001), aktivitas-aktivitas
pada tahap pengoperasian pelabuhan perikanan yang berdampak pada lingkungan
adalah kegiatan perkapalan di kolam pelabuhan, kegiatan di tempat pemasaran
ikan, kegiatan di galangan kapal/DOK, kegiatan industri, kegiatan warung,
restoran, kantor, perumahan nelayan, kegiatan transportasi, serta mobilisasi tenaga
kerja.
Untuk mengetahui optimalisasi pemanfaatan suatu pelabuhan perikanan
adalah dengan cara mengamati fasilitas-fasilitas yang terdapat pada pelabuhan
perikanan, yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional, dan fasilitas penunjang, dan
bagaimana fasilitas-fasilitas tersebut dimanfaatkan lebih optimal dan cara
pengelolaannya,serta program apa saja yang akan dilaksanakan kedepannya, dan
seberapa jauh tingkat pemanfaatan fasilitas-fasilitas tersebut (Yahya dan
Suherman, 2013 ).
Pelabuhan perikanan pantai lempasing lampung yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah mengetahui tingkat rasio dan pemanfatannya fasilitas pokok,
fungsional dan penunjang, mengamati kelaikan pelabuhan perikanan pantai
lempasing lampung menjadi pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan (Eco
Fishing Port) dan Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan
Pantai Lempasing Lampung Menjadi Pelabuhan Perikanan berwawasan
lingkungan (Eco Fishing Port). Dari pengamatan dan tata operasional pelabuhan
perikanan pantai pempasing pampung terdapat aktivitas kapal perikanan, lapak
pedagang ikan, tempat pemasaran ikan (TPI), perumahan nelayan, dan
-
4
transportasi umum tidak teratur, bangunan yang tidak berfungsi dan bermanfaat
yang tidak sesuai dengan peruntukannya, dan lingkungan pelabuhan perikanan
yang tidak bersih, dan berdampak kepada kesehatan lingkungan, ekosistem
dikolam pelabuhan perikanan, sejalan dengan itu ada masalah lain yaitu
kebersihan di kawasan pelabuhan perikanan, keindahan, keselamatan kerja,
potensi pencemaran lingkungan perairan di kolam pelabuhan perikanan berupa
limbah padat dan cair, polusi udara, kebisingan, drainase, selokan air buangan
yang tidak mengalir di sekitar pelabuhan perikanan sehingga menimbulkan bau di
sekitar kios pedagang ikan.
Berdasarkan hal ini penulis tertarik melakukan penelitian tentang “Strategi
Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Lampung Menjadi
Pelabuhan Perikanan Berwawasan Lingkungan (Eco Fishing Port)” agar dalam
Pengembangan dan Pengelolaan Pelabuhan Perikanan dapat optimal serta
bermanfaat dan berkelanjutan, dengan kondisi dan permasalahan tersebut di atas
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana mengetahui tingkat rasio dan optimalisasi pemanfaatan dari
keberadaan kebutuhan fasilitas pokok, fungsional dan penunjang di pelabuhan
perikanan pantai lempasing.
2. Bagaimana mengetahui kelaikan pelabuhan perikanan pantai lempasing
sebagai pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan (Eco Fishing Port)”
3. Bagaimana mengetahui Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Pelabuhan
Perikanan Pantai Lempasing Lampung menjadi Pelabuhan Perikanan
Berwawasan Lingkungan (Eco Fishing Port).
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebagai berikut :
-
5
a. Tingkat rasio dan optimalisasi pemanfaatan dari keberadaan kebutuhan
fasilitas pokok, fungsional dan penunjang di pelabuhan perikanan pantai
lempasing lampung.
b. Tingkat kelaikan pelabuhan perikanan pantai lempasing lampung sebagai
pelabuhan perikanan berwawasan lingkungan (Eco Fishing Port).
c. Strategi pengembangan dan pengelolaan pelabuhan perikanan pantai
lempasing lampung menjadi pelabuhan perikanan yang berwawasan
lingkungan (Eco Fishing Port).
C. Kerangka Pemikiran
Keberhasilan pembangunan dan pengelolaan pelabuhan perikanan dapat
menimbulkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dengan kata lain pelabuhan perikanan dapat memajukan ekonomi
disuatu wilayah dan sekaligus dapat meningkatkan penerimaan negara dan
pendapatan daerah (Yuspardianto, 2006). Sejalan dengan hal tersebut pelabuhan
perikanan pantai lempasing disamping pelayanan kepada masyarakat nelayan juga
sebagai andalan dalam penerimaan daerah di Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Lampung, dan saat ini terlihat telah mengalami banyaknya aktivitas
kapal perikanan, lapak pedagang ikan, tempat pemasaran ikan (TPI), sehingga
menimbulakn kawasan pelabuhan perikanan yang kumuh, transportasi umum
yang tidak teratur, lingkungan pelabuhan perikanan yang tidak bersih, dan
berdampak kepada kesehatan manusia dan ekosistem lainya, sejalan dengan itu
ada masalah lain yaitu Kebersihan di kawasan pelabuhan perikanan, Keindahan,
Keselamatan kerja, Potensi pencemaran lingkungan perairan di kolam pelabuhan
oleh limbah padat dan cair, polusi udara, kebisingan, drainase/selokan buangan air
yang tidak mengalir di sekitar Pelabuhan Perikanan yang menimbulkan bau di
-
6
sekitar kios pedagang ikan dilingkungan pelabuhan perikanan, kegiatan di
galangan kapal/DOK, kegiatan warung, kegiatan pedagang ikan, kantor dan
perumahan nelayan, dengan latar belakang dan masalah tersebut timbul
pemikiran untuk dilakukan penelitian di pelabuhan perikanan pantai lempasing
lampung.
Adapun alur kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan dalam
gambar di bawah ini :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
OptimalisasiPelabuhanPerikanan
Fasilitas Pokok
Fasilitas Fungsional
Fasilitas Penunjang
PengelolaanFasilitas
Tingkat rasiodan Pemanfaatan
SWOTanalisis danAHP
Strategi PengembanganPelabuhan PerikananBerwawasan Lingkungan(Eco Fishing Port)
Masalah
Efektifitas
-
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian
Provinsi Lampung memiliki wilayah pesisir yang luas dengan garis pantai
lebih kurang 1.105 km2 dan 69 pulau – pulau kecil dengan beragam jenis habitat
yang berbeda, termasuk lingkungan yang dibuat manusia, seperti tambak udang
dan perkotaan. Luas wilayah pesisir sekitar 440.010 ha dan luas perairan laut
dalam batas 12 mil adalah 24.820,0 km2 yang merupakan bagian wilayah
Samudera Hindia (Pantai Barat Lampung), Selat Sunda (Teluk Lampung dan
Teluk Semangka), dan Laut Jawa (Pantai Timur Lampung). Dengan jumlah
wilayah kelautan yang luas dan lahan perairan yang banyak, potensi perikanan di
Provinsi Lampung juga merupakan salah satu potensi unggulan bagi peningkatan
ekonomi Provinsi Lampung (Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi,
2018).
Teluk Lampung merupakan salah satu dari dua teluk di ujung paling selatan
pulau Sumatera yang terletak di ibu kota Provinsi Lampung. Kota Bandar
Lampung terletak pada pangkal teluk dan bagian mulut teluk (arah Selatan-
Tenggara) berhadapan langsung dengan Selat Sunda yang merupakan perairan
penghubung antara Laut Jawa di sebelah Utara dan Samudera Hindia di Selatan
(Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi , 2018).
-
8
Dasar laut di sisi utara teluk (pangkal teluk) relatif landai, dengan
kedalaman 5m - 20m LWS. Semakin ke arah selatan, kedalaman dasar laut
semakin meningkat, cenderung semakin curam, di Tanjung Tua dan arah selatan
Pulau Legundi (Kabupaten Pesawaran), dasar laut menjadi sangat curam dengan
kedalaman mencapai 100 m LWS pada jarak sekitar 1 km dari pantai. Provinsi
Lampung merupakan daerah yang memiliki potensi yang cukup besar bagi
kegiatan perikanan serta prospek yang baik bagi perkembangan dimasa yang akan
datang. Salah satu kegiatan perikanan tangkap di Provinsi Lampung terletak di
daerah Lempasing, terletak pada lokasi yang strategis sehingga merupakan
persinggahan yang banyak disukai oleh kapal-kapal perikanan dari berbagai
daerah yang melakukan penangkapan diperairan Selat Sunda dan laut Jawa.Selain
nelayan setempat, kapal-kapal perikanan yang singgah juga berasal dari wilayah
luar Lampung. Dalam perencanaan pembangunan kedepan Pelabuhan Perikanan
Pantai Lempasing dapat didesain sebagai kawasan industri perikanan terpadu
yang letaknya sangat strategis, mudah dijangkau dan memiliki akses distribusi
yang cukup luas keberbagai wilayah dan kota-kota besar diseluruh Pulau
Sumatera dan Jawa (Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi , 2018).
Secara Geografis lokasi Penelitian terletak pada kedudukan Timur - Barat
Kota Bandar Lampung yang berada antara 103o40’ - 105o 50’ Bujur Timur, Utara
- Selatan berada antara 6o45’-3o45’ Lintang Selatan. Secara umum Provinsi
Lampung meliputi areal dataran seluas 35.288,35 km2 ter-masuk pulau-pulau
yang terletak pada bagian sebelah paling ujung tenggara Pulau Sumatera, dan
dibatasi oleh Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, di Sebelah Utara, Selat
-
9
Sunda di Sebelah Selatan,Laut Jawa di Sebelah Timur, Samudra Indonesia,
di Sebelah Barat (BPS Lampung , 2018).
Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung yang
terletak di wilayah yang strategis karena merupakan daerah transit kegiatan
perekonomian antar pulau Sumatera dan pulau Jawa, sehingga menguntungkan
bagi pertumbuhan dan pengembangan Kota Bandar Lampung sebagai pusat
perdagangan , industri dan pariwisata. Secara geografis kota bandar lampung
terletak pada 5o 20’ sampai dengan 5o 30’ lintang selatan dan 105o 28’ sampai
dengan 105o 37’ bujur timur, secara administratif Kota Bandar Lampung dibatasi
oleh:
1. Bagian Utara: Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan
2. Bagian Selatan: dengan Teluk Lampung
3. Bagian barat: Kecamatan Gedung Tataan dan Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran.
4. Bagian Timur: Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan
Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km2 yang terdiri dari
20 Kecamatan dan 126 Kelurahan. Kecamatan yang terluas di Kota Bandar
Lampung yaitu Kecamatan Kemiling dengan jumlah penduduk sebanyak 77.098
jiwa dan kecamatan yang memiliki luas areal terkecil yaitu kecamatan enggal
dengan jumlah penduduk sebanyak 43.212 Jiwa, sementara kepadatan penduduk
paling tinggi terdapat dikecamatan Tanjung Karang Timur yakni 24.549 jiwa/km2
sedangkan kecamatan yang paling rendah kepadatan penduduk adalah kecamatan
sukabumi yaitu 1.235 jiwa/km2.
-
10
Sejalan dengan pertumbuhan industri perikanan dikawasan Pelabuhan
Perikanan Pantai Lempasing, maka Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi telah melakukan pembentukan struktur
organisasi sebagai lembaga pengelola Pelabuhan Perikanan antara lain: Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pelabuhan Perikanan Wilayah I Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi Lampung
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Kelautan dan
Perikanan tentang Pelabuhan Perikanan (UPTD–PP) ditetapkan berdasarkan
Peraturan Gubernur Lampung Nomor 3 Tahun 2001 dan Peraturan Gubernur
Lampung Nomor 62 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas - Dinas dalam lingkup Provinsi
Lampung dengan perubahan terakhir nomor 3 Tahun 2017 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas
Daerah Provinsi Lampung , maka UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan ,
serta berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor.
12/Men/2004 semula Pangkalan Pendaratan Ikan Lempasing ditingkatkan
statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai (Pelabuhan Perikanan Type C),
dan telah di tetapkan 4 (empat) Pelabuhan Perikanan Pantai di Provinsi Lampung
yaitu :
a. Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing Kota Bandar Lampung dengan titik
koordinat :05° 29’ 15” LS dan 05° 15’ 12.5” BT.
b. Pelabuhan Perikanan Pantai Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur
dengan titik koordinat : 05° 21’ 31,8” LS dan 105° 49’ 12,8” BT.
-
11
c. Pelabuhan Perikanan Pantai Kota Agung Kabupaten Tanggamus dengan titik
koordinat 05° 29’ 59” LS dan 104° 37’ 13,7” BT.
d. Pelabuhan Perikanan Pantai Teladas Kabupaten Tulang Bawang dengan titik
koordinat 04o 26’ 25” LS dan 105o 49’ 50” BT.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung yang terakhir yaitu Nomor 3
Tahun 2017 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Daerah Provinsi Lampung maka UPTD
Pelabuhan Perikanan Wilayah I berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Lampung dengan Struktur
Organisasi Visi dan Misi sebagai berikut:
Gambar 2. Struktur Organisasi UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I DinasKelautan Dan Perikanan Provinsi Lampung (Berdasarkan PeraturanGubernur Lampung Nomor 3 Tahun 2017).
Kelompok Jabatan Fungsional
Kepala
Ka Sub-BagianTataUsaha
Kasi Pengusahaan Kasi Sarana & Prasarana
-
12
“Visi dan Misi UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I Dinas Kelautan danPerikanan Provinsi Lampung”
“Visi UPTD. Pelabuhan Perikanan (PP) Wilayah I yaitu :
“Terwujudnya Pelabuhan Perikanan Pantai sebagai pusat pelayanan dan bisnis
perikanan secara terpadu”,sejalan dengan visi Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Lampung yaitu : “Terwujudnya Kelautan dan Perikanan yang unggul
dan berdaya saing serta berkelanjutan”, maka untuk mewujudkan visi tersebut,
UPTD Pelabuhan Perikanan (PP) Wilayah I memiliki misi. MISI sebagai
berikut :
1) Meningkatkan pelayanan dan menjadikan sentra bisnis usaha perikanan
terpadu dalam peningkatan konsumsi ikan, penyediaan bahan baku industri;
2) Meningkatkan kualitas mutu dan harga ikan yang didaratkan dan distribusi
ke daerah pendaratan;
3) Memberikan kesempatan berusaha yang sama dan searah serta iklim yang
kondusif;
4) Meningkatkan mutu, pemasaran, distribusi dan nilai tambah hasil perikanan;
5) Mewujudkan pusat data dan informasi perikanan;
6) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian sumberdaya Kelautan dan
Perikanan yang bertanggung jawab;
7) Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.
Dari Visi dan Misi organisasi tersebut serta mempunyai tujuan pembangunan
pelabuhan perikanan pantai lempasing sebagai berikut :
1) Pemanfaatan sumberdaya perikanan yang berkelanjutan;
2) Peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat perikanan;
-
13
3) Peningkatan investasi swasta, menciptakan lapangan kerja dan kesejahteraan
nelayan;
4) Meningkatkan kualitas dan harga jual ikan;
5) Penyediaan data dan informasi perikanan;
6) Meningkatkan kepatuhan dan kesadaran hukum masyarakat nelayan dalam
pemanfaatan sumberdaya ikan;
7) Meningkatkan realisasi Pendapatan Asli Daerah.
Unit Pelaksana Teknis Dinas Pelabuhan Perikanan mempunyai tugas pokok
dan fungsi pengembangan, pembangunan, pengelolaan Pelabuhan Perikanan,
pengawasan penangkapan ikan dan pelayanan teknis kapal perikanan. Untuk
menyelenggarakan tugas pokok tersebut Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pelabuhan Perikanan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Perencanaan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan pengembangan dan
pemeliharaan serta pengelolaan sarana pelabuhan perikanan;
2. Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan;
3. Pengawasan penangkapan ikan
4. Pengkoordinasian pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban dan kebersihan;
5. Pengkoordinasian pengawasan mutu hasil perikanan;
6. Pelaksanaan urusan ketatausahaan.
Uraian tugas pokok dan fungsi organisasi UPTD Pelabuhan Perikanan
sesuai Peraturan Gubernur Nomor 3 Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1. Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I.
Kepala mempunyai tugas memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan
pelaksanaan tugas sesuai kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas
-
14
Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung serta ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Sub Bagian Tata Usaha.
Mempunyai tugas melaksanakan urusan Ketata-usahaan, keuangan,
kepegawaian, perencanaan, dan rumah tangga UPTD Pelabuhan Perikanan.
3. Seksi Pengusahaan.
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perancanaan, dan pengendalian,
pelayanan jasa pelabuhan dan retribusi pengolahan ikan, pengamanan,
ketertiban dan koordinasi pengawasan mutu hasil perikanan serta
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
4. Seksi Sarana dan Prasarana.
Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, perencanaan, dan pengendalian
pelaksanaan pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
pelayanan, kebersihan lingkungan Pelabuhan dan melaksanakan tugas-tugas
lain yang diberikan oleh pimpinan
Landasan hukum dalam operasional pengelolaan Pelabuhan Perikanan
Pantai Lempasing pada UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I sebagai berikut:
1) Undang-undang RI Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan perubahan atas
Undang-undang RI Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan;
2) Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.08/MEN/2012
tentang Kepelabuhan Perikanan;
4) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 13 /PERMEN-KP/2012
tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan.
-
15
5) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3/PERMEN-KP/2013
tentang Kesyahbandaran di Pelabuhan Perikanan.
6) Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 82 tahun 2014 tentang Tata
Cara Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar.
7) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 1/PERMEN-KP/2017
tentang Surat Laik Operasi Kapal Perikanan.
8) Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
13/Permen-KP/2015 tentang Petunjuk Pelaksana Penerbitan Surat
Rekomendasi Pembelian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Untuk Usaha
Perikanan Tangkap.
9) Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 3 Tahun 2011
tentang Retribusi Daerah.
10) Peraturan Gubernur Lampung Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas-Dinas
dalam Lingkup Provinsi Lampung.
11) Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap No. 84/PER-DJPT/2013
tentang Sertifikasi Cara Penanganan Ikan Yang Baik Pada Kapal Penangkap
Ikan dan/atau Kapal pengangkut Ikan.
12) Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 18/KEP-DJPT/2013
tentang Petunjuk Pelaksana Inspeksi Pembongkaran Ikan di Pelabuhan
Perikanan.
-
16
13) Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 16/KEP-DJPT/2013
tentang Petunjuk Pelaksana Kebersihan, Keamanan dan Ketertiban (K3) di
Pelabuhan Perikanan
14) Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor 7/PER-DJPT/2017
tentang Petunjuk Teknis Tempat Pemasaran Ikan (TPI) Higienis di Pelabuhan
Perikanan.
Jumlah Alat Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing
yang beroperasi di perairan teluk lampung dan sekitarnya yang didaratkan pada
Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing dapat di lihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Jumlah Alat Penangkapan Ikan di Pelabuhan Perikanan PantaiLempasing
No Nama Alat Tangkap Jumlah
1 Purse seine 192 Bagan 673 Rampus 254 Pancing 245 Payang 396 Arad 637 Pelele / Pengangkut 27
Jumlah 264Sumber : Laporan Tahun UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I 2018
Berdasarkan Goss Tonagge (GT) kapal perikanan yang berada di
Pelabuhan Perikanan Pantai < 5 GT berjumlah 137, dan 5-10 GT berjumlah 49,
10-30 GT berjumlah 78, dengan jumlah total kapal perikanan sebanyak 264
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Jumlah Kapal Sesuai dengan Gross Tonage (GT) di Pelabuhan PerikananPantai Lempasing
No GT Kapal Jumlah
1 < 5 1372 5-10 493 10-30 78
Jumlah 264Sumber: Laporan Tahun UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I 2018
-
17
Perkembangan jumlah ikan yang didaratkan di pelabuhan perikanan pantai
lempasing dapat dilihat bahwa yang paling banyak terdapat di tahun 2013 dengan
sebanyak 1.438.288, dan dari tahun 2013 sampai tahun 2017 terdapat penurunan
yang cukup besar.
Tabel 3. Perkembangan Jumlah Ikan yang Didaratkan di Pelabuhan PerikananPantai Lempasing
No Tahun Jumlah Ikan Yang Didaratkan (kg)
1 2013 1.438.2882 2014 937.3323 2015 592.9944 2016 406.8835 2017 470.855
Jumlah 3.846.352Rata - rata pertahun 7693.270
Sumber : Laporan Tahun UPTD Pelabuhan Perikanan Wilayah I 2018
Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing terletak di UPTD Pelabuhan
Perikanan Wilayah I Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi yang berada di Jalan
RE. Martadinata km. 6 Bandar Lampung di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota
Bandar Lampung. Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing memiliki titik
koordinat 05° 29’ 15” LS dan 105° 15’ 12.5” BT dengan kondisi bercuaca
iklim tropis. Adapun deskripsi dan gambaran Pelabuhan Perikanan Pantai
Lempasing Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung adalah Pelabuhan
Perikanan tipe C, Gambar Lay Out dan Master Plan Pelabuhan Perikanan,
Jumlah kedatangan dan keberangkatan kapal perikanan, data logistik di
Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing, daftar fasilitas Pokok, fungsional dan
penunjang, data Jumlah Kapal Yang Memperoleh Surat Persetujuan Berlayar
(SPB). data Logistik Kapal Perikanan (Tabel 4 - 6 ) sebagai berikut :
-
18
Tabel 4. Fasilitas Pokok, Fungsional dan Penunjang
NO Fasilitas Pokok Volume/Luas/Unit
1 Dermaga 441 m2
2 Kolam Pelabuhan 27.500 m2
3 Jalan Komplek 400 m4 Drainase 800 m5 Lahan 35.778 m2
6 Turap (revetment)
Fasilitas Fungsional Volume/Luas
1 Mess Operator 22 Tempat peribadatan 13 Fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCM) 36 m2
4 Pertokoan 2
No Fasilitas Penunjang Volume/Luas/Unit
1 Telepon 1 Unit2 Internet 150 Mbps3 Radio Komunikasi (SSB) 9 Unit4 Rambu-rambu 4 Unit5 Air Bersih 2 Unit6 Instalasi BBM 42 m7 Lapak Es 36 m2
8 Instalasi Listrik 6,6 KVA9 Dock/Slipway 420 m10 Bengkel 1 Unit11 Tempat Perbaikan Jaring 339 m2
12 Tempat Penanganan dan pengolahan Limbah 4.875 m2
13 Transit Shed 400 m2
14 Gedung Unit Pengolahan dan Pemasaran Ikan 1.187 m2
15 Kantor Administrasi Pelabuhan 15 m2
16 Tempat Pemasaran Ikan Higienis 442 m2
17 Gedung Kesyahbandaran 145 m2
18 Transportasi 1 unit mobil,3 unit motor
19 Tempat Pembuangan Sementara 11 Unit
Sumber : Laporan Tahunan UPTD.Pelabuhan Perikanan Wilayah I. 2018
Jumlah Kunjungan Kapal Perikanan di Pelabuhan Perikanan Pantai
Lempasing dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
-
19
Tabel 5. Jumlah Kapal Yang Memperoleh Surat Persetujuan Berlayar (SPB).
No Bulan SPBKeberangkatan
KapalKedatangan
KapalSKPIUnit
1 Januari 539 298 2602 Februari 323 323 2973 Maret 395 395 3564 April 368 368 291 45 Mei 444 444 4186 Juni 239 239 1857 Juli 390 390 3468 Agustus 301 301 2999 September 336 336 218 1110 Oktober 313 313 30211 November 322 322 323 1112 Desember 297 297 312
Jumlah 4.267 4.026 3.607 26Sumber : Laporan Tahunan UPTD.Pelabuhan Perikanan Wilayah I. 2018
Jumlah dan Kebutuhan Logistik Kapal Perikanan di Pelabuhan Perikanan
Pantai Lempasing dapat dilihat sebagai berikut;
Tabel 6. Logistik Kapal Perikanan.
No BulanJ u m l a h
Es (Balok) Garam (Kg) Air Bersih (Ltr) Ikan (Ton)
1 Januari 143.150 6.000 108.300 251.4002 Februari 375.650 2.500 68.400 411.0003 Maret 388.700 9.000 96.900 190.5754 April 459.850 4.700 108.300 266.4005 Mei 458.150 3.000 57.000 355.1006 Juni 441.450 6.400 51.300 387.5007 Juli 276.100 - 74.100 383.0008 Agustus 350.100 5.000 119.700 200.6009 September 429.000 - 96.900 281.25010 Oktober 457.050 3.000 57.000 346.00011 November 426.500 4.000 57.000 374.40012 Desember 402.300 8.000 125.400 242.100
Jumlah 4.608.000 51.600 1.020.300 3.689.325Sumber : Laporan Tahunan UPTD.Pelabuhan Perikanan Wilayah I. 2018
-
20
Lay Out dan Master Plant Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing dapat
dilihat pada gambar dibawah ini sebagai berikut;
Sumber : Laporan Tahunan UPTD.
Gambar 3 . Lay out dan Master Plant Pelabuhan Perikanan Pantai Lempasing.
A. WASERDAA.1 . KIOS NELAYAN
B. PASAR . IKAN HIGIENISC . LAPAK. PENGECER IKAND . GD. PENGEPAKANE . GD.PSDKPF . GD.KUPT. 2 LANTAIG . MUSHOLAH . GD. PERTEMUAN+ MESS.3LT
H.1 . GD. UPTPENGAWASANI . COLD STORAGEJ . GRASI TRAVEL LIFTK . G.BENGKEL
K1 . G.ADMN.DOCKING
L. SPBN
M . KUD
N . G. LAPAKESO . TOWER AIRTAWARP . TOWER AIRLAUTQ . GD.PELELANGANR . GD. PENANGANANIKANS . POSKOTERPADUT . MCK .AULAV . POS TNIALW . UPL-KLX . DERMAGA TAMBAT LABUH1 . POS JAGA2 . PABRIK ES3 . GUDANG ES
-
21
B. Pengertian Pelabuhan Perikanan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No : 08/MEN/2012
Tentang Kepelabuhan Perikanan, defenisi Pelabuhan Perikanan adalah tempat
yang terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dan batas – batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang
dipergunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh dan/bongkar
muat ikan yang dilengkapi dengan fasillitas keselamatan pelayaran dan kegiatan
penunjang pelabuhan perikanan.
Wilayah Pengelolaan Pelabuhan Perikanan adalah suatu tempat yang
merupakan bagian daratan dan perairan yang menjadi wilayah kerja dan
pengoperasian pelabuhan perikanan. wilayah pelabuhan perikanan terdiri dari
wilayah kerja dan wilayah pengoperasian (Kementerian Kelautan dan Perikanan,
2012).
Pelabuhan Perikanan adalah pelabuhan khusus sektor perikanan dan
kelautan dalam pemanfaatan sumberdaya ikan, diperlukan adanya fasilitas
pendaratan kapal atau pelabuhan perikanan. Pelabuhan tersebut khusus melayani
industri dan perdagangan ikan dan umumnya yang dilayani adalah kegiatan
perdagangan perikanan tangkap dilaut. Dalam hal ini pelabuhan memiliki fasilitas
pendaratan (dermaga) tempat berlabuh, tempat tambat, penanganan ikan,
pengolahan, distribusi dan pemasaran hasil perikanan dan sebagai pangkalan
(home base) bagi kapal – kapal perikanan yang melakukan operasi penangkapan
ikan di laut.
Menurut Lubis (2000), Pelabuhan Perikanan dapat diklasifikasikan menurut
letak dan jenis usaha perikanannya. Pelabuhan Perikanan bila dilihat dari
-
22
banyaknya faktor yang ada, pengklasifikasiannya dapat dipengaruhi oleh berbagai
parameter antara lain :
1. Luas lahan, letak dan konstruksi bangunannya.
2. Tipe dan ukuran kapal yang masuk ke pelabuhan perikanan
3. Jenis perikanan skala usahanya.
4. Distribusi dan tujuan ikan hasil tangkapan.
C. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:
08/MEN/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan, dimana Pelabuhan Perikanan
dapat dikategorikan menurut kapasitas dan kemampuan masing-masing pelabuhan
untuk menangani kapal yang datang dan pergi serta letak dan posisi pelabuhan.
Pelabuhan Perikanan sesuai Pasal 5 diklasifikasikan menjadi (empat) kelas yaitu :
1) Pelabuhan Perikanan kelas A, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan
Samudera (PPS)
2) Pelabuhan Perikanan kelas B, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan
Nusantara (PPN)
3) Pelabuhan Perikanan kelas C, yang selanjutnya disebut Pelabuhan Perikanan
Pantai (PPP)
4) Pelabuhan Perikanan kelas D, yang selanjutnya disebut Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI).
Adapun kriteria masing-masing pelabuhan perikanan tersebut dapat di lihat
pada tabel dibawah ini.
-
23
Tabel 7. Klasifikasi Pelabuhan Perikanan.
Tipe Luas Syarat Kriteria
Samudera(A)
20 ha
Ikan yang didaratkansebagian untuktujuan ekspor;
Terdapat aktivitasbongkar muat ikandan pemasaran hasilperikanan rata-rata50 ton/hari atau ;
Terdapat industripengolahan ikan danindustri penunjanglainnya
Mampu melayani kapal perikanan yangmelakukan kegiatan perikanan di perairanIndonesia, Zona Ekonomi EksklusifIndonesia (ZEEI), dan laut lepas;
Memiliki fasilitas tambat labuh untukkapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 60 GT;
Panjang dermaga sekurang-kurangnya 300m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3m;
Mampu menampung sekurang-kurangnya100 unit atau jumlah keseluruhansekurang-kurangnya 6.000 GT; dan
Nusantara
(B)
10 ha
Ikan yang didaratkansebagian untuktujuan ekspor;
Terdapat aktivitasbongkar muat ikandan pemasaran hasilperikanan rata-rata50 ton/hari atau
Terdapat industripengolahan ikan danindustri penunjanglainnya
Mampu melayani kapal perikanan yangmelakukan kegiatan perikanan di perairanIndonesia dan ZEEI
Memiliki fasilitas tambat labuh untukkapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 30 GT.
Panjang dermaga sekurang-kurangnya 150m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 3 m.
Mampu menampung kapal perikanansekurang-kurangnya 75 unit atau jumlahkeseluruhan sekurang-kurangnya 2.250GT dan
Pantai (C) 5 ha
Terdapat aktivitasbongkar muat ikandan pemasaran hasilperikanan rata-rata 5ton per hari; danTerdapat industripengolahan ikan danindustri penunjanglainnya
Mampu melayani kapal perikanan yangmelakukan kegiatan perikanan di perairanIndonesia.
Memiliki fasilitas tambat labuh untukkapal perikanan berukuran sekurang-kurangnya 10 GT;
Panjang dermaga sekurang-kurangnya 100m, dengan kedalaman kolam sekurang-kurangnya minus 2 m;
Mampu menampung kapal perikanansekurang-kurangnya 30 Unit atau jumlahkeseluruhan sekurang-kurangnya 300 GT;
-
24
PPI (D) 1 ha
Terdapat aktivitasbongkar muat ikan danpemasaran hasilperikanan rata – rata 2ton per hari.
Mampu melayani kapal perikanan yangmelakukan kegiatan perikanan diperariran indonesiaMemiliki fasilitas tambat labuh untukkapal perikanan berukuran sekurang –kurangnya 5 GTPanjang dermaga sekurang – kurangnya50 m, dengan kedalaman kolam sekurang– kurangnya minus 1m.
Mampu menampung kapal perikanansekurang – kurangnya 15 unit atau jumlahkeseluruhan sekurang – kurangnya 75 GT;dan
Sumber. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2012
Pelabuhan perikanan ideal harus mempunyai sifat dan fasilitas-fasilitas
sehingga pelabuhan tersebut dapat berfungsi dengan baik. Beberapa sifat alami
harus dimiliki agar pembangunan pelabuhan perikanan dapat dilakukan dengan
biaya yang relatif kecil. Menurut Lubis (2000), pelabuhan perikanan yang ideal
memiliki karakteristik sebagai berikut: a) jarak tidak terlalu jauh dari fishing
ground, b) lokasi berhubungan dengan daerah pemasaran ikan, c) memiliki daerah
yang luas untuk pendaratan ikan dan industri penunjang lainnya, d) tempatnya
menarik untuk tempat tinggal nelayan, penjual ikan dan pengusaha ikan, e) aman
dalam segala cuaca, f) aman secara alami dan buatan bagi kapal yang berlabuh
dari segala cuaca waktu, g) biaya masuk akal untuk mendapatkan kedalaman air
yang memadai pada alur pelabuhan dan pangkalan pelabuhan, h) biaya untuk
pengerukan pelabuhan murah, i) daerah cocok untuk membangun pemecah
gelombang, pangkalan pelabuhan, dan sarana di pantai menjadi satu unit yang
disesuaikan dengan perencanaan terpadu, j) daerah luas sehingga tidak
menyulitkan pengembangan pelabuhan.
-
25
D. Fasilitas Pelabuhan Perikanan
Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 08/MEN/2012 tentang Kepelabuhanan Perikanan pasal 4
bahwa dalam rangka menunjang fungsi pelabuhan perikanan maka setiap
pelabuhan perikanan memiliki fasilitas : a.Fasilitas Pokok, b.Fasilitas Fungsional
dan, c. Fasilitas Penunjang.
a. Fasilitas Pokok
Fasilitas dasar yang diperlukan dari suatu pelabuhan perikanan yang
berguna untuk melindungi pelabuhan dari gangguan alam, sebagai tempat bongkar
muat ikan/keperluan lain dan memberikan keadaan bagi kapal perikanan yang
datang dan pergi. Yang termasuk kedalam fasilitas pokok antara lain :Tanah
Pelabuhan Perikanan, Pemecah/ Penahan gelombang (breakwater), Tembok
penahan tanah, Jetty, dermaga, Kolam pelabuhan, kanal (alur masuk dan keluar
kapal) dan daratan pelabuhan dan jalan.
1) Pemecah/ Penahan Gelombang (Breakwater)
Breakwater atau dalam bahasa kita disebut pemecah gelombang atau ada
pula yang memakai istilah penahan gelombang adalah bangunan pantai yang
dibuat dengan tujuan memperkecil hempasan gelombang atau ombak yang
menuju kearah jalur masuk pelabuhan agar kapal dapat keluar masuk pelabuhan
perikanan dengan aman.
Bentuk dasar dan persyaratan teknis bagi bangunan pemecah gelombang
antara lain adalah sebagai berikut:
a) Breakwater berbentuk tumpukan batu dengan kemiringan tertentu (rubble
mounds). Bentuk seperti ini, energi gelombang dapat dihilangkan atau
-
26
dikurangi secara bertahap sesuai kemiringan tumpukan batu, gelombang yang
datang akan pecah baik di permukaan tumpukan batu atau setelah melalui
celah-celahnya.
b) Breakwater terbuat dari suatu dinding tegak vertical dengan ketebalan dan
tinggi tertentu (wall type breakwater). Ketebalan dan ketinggian bangunan
dinding tersebut harus cukup kuat dan dapat memecah atau mendefraksikan
gelombang laut, karena gelombang akan menabrak dinding bangunan
pemecah gelombang dengan energi penuh. Bangunan ini terbuat dari macam
bahan atau bentuk sperti dinding beton, bangunan silindris kaison (caissons)
dan dinding kotak (box) yang diisi material.
c) Breakwater yang dibuat dari tumpukan batu buatan (artificial stones) dengan
bahan beton bertulang berbentuk seperti tetrapods, quadripods, tribars, dolos
atau modified cubes dan sebagainya. Batu buatan ini diperlukan atau dipakai
apabila di daerah yang dekat dengan lokasi pelabuhan yang akan dibangun
tidak terdapat atau sukar diperoleh batu alam yang ukuran dan beratnya dapat
memenuhi kebutuhan persyaratan teknis atau karena pertimbangan lain.
d) Breakwater dibangun dengan kombinasi tumpukan batu dan dinding vertical
yang diletakkan di atas tumpukan batu tersebut. Bangunan semacam ini
diperlukan karena berbagai pertimbangan yang bersifat teknis maupun
ekonomis.
Menurut ( Berfil W.Johnson 1977 dalam Yuspardianto, 2006 ), maksud
dibangun breakwater adalah untuk melindungi daerah pelabuhan yaitu
memperkecil tinggi gelombang sehingga kapal dapat berlabuh dengan tenang.
-
27
Tinggi gelombang di pengaruhi oleh : Tinggi gelombang luar, Lebar muara, Lebar
perairan pelabuhan dan Panjang perairan.
2) Dermaga
Dermaga adalah suatu struktur untuk memungkinkan kapal dapat merapat
dan tambat untuk dapat membongkar atau memuat barang-barang. Dalam
merencanakan suatu dermaga perlu ditentukan atau diperkirakan : (a) Jumlah dan
ukuran kapal yang akan mendaratkan hasilnya per tahun, perbulan dan perhari, (b)
Estensi produksi yang akan didaratkan, (c) Komposisi dan jenis ikan yang
didaratkan, (d) Metode penjualan, ( Berfil W. Johnson 1977 dalam Yuspardianto,
2006). Dari segi konstruksi, dermaga terdiri dari 2 macam :
a) Wharf (Quay)
Adalah dermaga yang sejajar /dekat dengan pantai atau garis air.Apabila
bagian belakang konstruksi ini sejenis dengan tanah, maka disebut juga tembok
penahan (bulkhead) atau quaywall.
b) Pier (Jetty)
Adalah dermaga yang mencolok ke luar, letaknya tegak lurus garis air
sehingga kedua sisi dan ujungnya dan ujungnya dapat digunakan sebagai
dermaga. Kadang-kadang pier/jetty juga sejajar dengan garis air dan dihubungkan
dengan jembatan sehingga terbentuk T dan L. Hal ini dimaksudkan untuk
mendapatkan kedalaman tertentu yang cukup aman bagi kapal yang berlabuh di
tempat itu.
Berfil W.Johnson 1977 dalam Yuspardianto,(2006) untuk menunjang
kelancaran kegiatan di dermaga, maka dermaga dilengkapi dengan berbagai
macam kelengkapan seperti fender :
-
28
c) Fender
Berfungsi untuk menghindari kerusakan kapal yang berlabuh pada
pelabuhan yang berukuran kecil, biasanya memakai kayu atau ban mobil bekas.
Untuk pelabuhan perikanan besar harus dipakai fender yang kapasitas
peredamnya lebih besar yaitu dari bahan khusus terbuat dari bahan karet.
Pada saat merapat kecepatan gerak kapal masih dapat menimbulkan gaya
impak benturan yang mungkin dapat merusak bagian badan kapal yang terbentur
maupun dinding dermaga. Untuk meredam gaya benturan tersebut maka dermaga
dilengkapi dengan penahan benturan atau system fender . Hanya sebagian saja
dari gaya yang bekerja pada kapal dan dermaga yang dapat diredam fender
tersebut. Gaya yang dapat ditangkal oleh fender terutama adalah gaya yang sejajar
dengan dinding dermaga, sedang gaya yang tegak lurus dermaga harus ditahan
oleh dinding dermaga itu. Pada umumnya sistem fender ini dapat dibedakan
menjadi dua kelompok utama.
Gambar 4. Contoh dua model fender
Kapal
Rubbing timbers
h.w.l
Apron dermaga
Dasar perairan
Tiang fender
l.w.l
pemberat
Tiang fender
h.w.l
camel
-
29
Gambar 5. Contoh konstruksi fender Bentur
a. Fender Pelindung (Protective Fender).
Konstruksi fender ini akan berfungsi sebagai bantalan pelindung untuk
meredam enersi benturan antara badan kapal dan dinding dermaga setiap saat.
Biasanya dibuat dari kayu atau karet.(Gambar 3)
b. Fender Bentur (Impact Fender)
Konstruksi fender ini akan berfungsi untuk menahan benturan pada saat
kapal merapat ke dermaga. Ada tiga macam fender bentur yaitu fender hidrolis
karetkaret
Lantai dermaga
Tampak muka
A Fender pipa karet
Irisan melintang
Tiang fender
B Fender blok karet
Rubber block
Lord fender after buckling
Auxiliaryrubber fender
C Lord fender dengan peredam karet (dari Norway)
-
30
(hydraulic fender), fender per baja (Steel Spring Fender) dan fender karet (Rubber
Fender).(Gambar 4).
Sebagaimana telah diterangkan di atas bahwa sistem fender berfungsi untuk
meredam enersi atau menyerap sebagian tenaga benturan kapal pada dermaga
sewaktu mooring.Sebagian tenaga benturan dipikul oleh konstruksi dermaga (
Berfil W. Johnson 1977 dalam Yuspardianto, 2006).
Gambar 6. Keadaan saat kapal merapat dan benturan dengan fender
c .Bollard
Adalah suatu bentuk konstruksi untuk menambatkan kapal secara sederhana
bentuknya seperti patok besi atau patok beton yang umumnya berfungsi sebagai
peletak / pengikat.
Untuk pelabuahan besar umumnya dibuat dari bahan beton, besi atau baja.
bollard harus dapat menahan kapal dari tenaga angin dan arus yang menggerakkan
kapal yang sedang tambat. Gaya-gaya yang bekerja pada bollard disebabkan
karena pergerakan kapal selama berlabuh akibat pengaruh angin, arus dan
gelombang. Yang dominan adalah gaya akibat dorongan angin dan arus.
d/ 2
α E /2
V
W
fender
-
31
Gambar 7. Contoh Konstruksi Bollard.
Tabel 8. Koefisien untuk gaya akibat angin
Arah anginCw
Maksimal Minimal Rata-rataTegak lurus(Crosswise)BowStern
1,40
1,041,02
0,80
0,620,64
1,11
0,820,77
Faktor – faktor yang diperhatikan dalam pemilihan type dermaga yaitu :
a) Pemakaian bersifat permanen atau temporer
Apabila bersifat temporer dapat dipakai jetty terbuat dari kayu atau tumpukan
karang atau batu.
b) Arah angin, gelombang dan arus
Sangat berpengaruh terutama: sisi dermaga tidak boleh menentang arah angin,
gelombang atau arus. Apabila daerahnya terbuka akan sulit bagi kapal
berlabuh dengan tenang dan menyulitkan aktifitas bongkar buat atau
perambatan dari kapal.
c) Kondisi tanah, berfungsi untuk memancang tiang dermaga.
Tampak dariatas
Tampak darisamping
Tampak darimuka
-
32
d) Kemiringan dasar pantai pantai dengan kemiringan yang agak landai lebih
cocok untuk dermaga bentuk pier/jetty, karena kapal dapat bersandar,
sedangkan kemiringan pantai yang terjal lebih cocok untuk sistem
wharf/quays.
3) Kanal (Alur Pelayaran)
Kanal adalah mulut pelabuhan (jarak antara pier heads/ ujung luar break
water) harus cukup lebar agar kapal dapat berpapasan dengan aman, tetapi jangan
terlalu lebar sehingga mengakibatkan pengaruh gelombang ke dalam pelabuhan
menjadi besar.Alur pelayaran harus dibuat dengan memperhatikan berbagai faktor
yang berkaitan dengan fasilitas lainnya. Faktor-faktor yang menentukan ukuran
alur pelayaran ini antara lain:
a) Dimensi kapal yang dilayani di pelabuhan (Principal Dimension,Draft,
Speed).
b) Jalur lalu lintas kapal (satu arah atau dua arah)
c) Dimensi tempat putar kapal (Turning Cycle) dan lokasinya.
d) Arah angin, arah arus dan gerakan perambatan gelombang.
e) Stabilitas pemecah gelombang
f) Arah kapal pada saat merapat pada dermaga.
Dalam Standar Rencana Induk dan pokok-pokok desain untuk pelabuhan
perikanan diberikan persyaratan lebar kanal adalah sebagai berikut :
a. Untuk kapal sampai 50 GT, lebar bersih 8 – 10 kali lebar kapal terbesar.
b. Untuk kapal berukuran 50 – 200 GT, lebar bersih 6 – 8 kali lebar kapal
terbesar.
-
33
c. Untuk kapal lebih dari 200 GT, lebar bersih lebih besar dari 6 kali lebar kapal
terbesar.
4) Kedalaman Pelabuhan
Kedalaman pelabuhan merupakan salah satu faktor yang penting untuk
diperhatikan karena menyangkut keamanan manuver kapal. Kedalaman Pelabuhan
ditentukan oleh beberapa faktor :
a. Draft kapal (d) terbesar dengan muatan penuh yang akan mempergunakan
pelabuhan tersebut.
b. Tinggi (t) gelombang, maximum di dalam kolam pelabuhan (max.50 cm)
c. Tinggi ayunan kapal yang berlayar (S = Squat)
d. Clearence sebagai pengaman antara lunas kapal (kecil) dan dasar perairan (C)
antara 25 – 100 cm, tergantung lunak atau kerasnya dasar perairan.
5) Kolam Pelabuhan
Kolam pelabuhan adalah bagian perairan yang menampung kegiatan kapal
perikanan untuk bongkar muat, berlabuh mengisi persedian operasi dan memutar
kapal. Syarat-syarat kolam pelabuhan adalah sebagai berikut :
a. Cukup luas sehingga dapat menampung semua kapal yang berlabuh dan masih
bergerak dengan bebas.
b. Cukup lebar sehingga kapal berputar dengan bebas kalau memungkinkan
merupakan gerak melingkar yang tidak putus.
c. Cukup dalam sehingga kapal terbesar masih dapat masuk ke dalam kolam
pelabuhan di saat surut.
d. Terlindung dari angin, gelombang, arus yang berbahaya.
6) Turning Basin
-
34
Turning Basin adalah suatu daerah dalam kolam pelabuhan dimana kapal
dapat memutar haluan. Bentuknya tergantung dari ukuran pelabuhan dan jumlah
kapal yang akan berlabuh. Radius turning circle yang ideal adalah dua kali dari
panjang kapal terbesar (r = 2 l) dan ukuran radius minimum adalah panjang kapal
terbesar (r = l). Pada radius minimum ini manuvering kapal harus dilakukan
berhati-hati.
7) Daratan Pelabuhan
Daratan pelabuhan adalah bagian darat yang menampung seluruh letak
fasilitas pelabuhan tersebut.Biasanya bagian darat ini dibatasi oleh air dan pagar
pelabuhan.Luas daratan pelabuhan biasanya 2 – 4 kali luas seluruh fasilitas yang
dibangun di atas kompleks pelabuhan.Luasan diperhitungkan pula berdasarkan
prospek jangka panjang sehingga tidak menimbulkan kesulitan perluasan
pelabuhan nantinya.
Tinggi daratan pelabuhan sekurang-kurangnya 50 cm diatas HWS (hight
water surface), sedangkan dermaga dan pinggiran lainnya 50 – 70 diatas HWS
tergantung tinggigelombang di kolam pelabuhan.
b. Fasilitas Fungsional
Fasilitas fungsional merupakan pelengkap fasilitas pokok yang memberikan
pelayanan guna memperlancar pekerjaan atau pemberian jasa di pelabuhan
perikanan serta meningkatkan nilai guna dari pelabuhan perikanan, yang berfungsi
untuk menjalankan kegiatan operasional di pelabuhan perikanan. Tanpa adanya
fasilitas fungsional kegiatan operasional pelabuhan perikanan seperti bongkar
muat hasil tangkapan dan sebagainya tidak akan berjalan dengan baik.
-
35
Menurut Lubis (2000), fasilitas fungsional dapat dikelompokkan menjadi
tempat bagian berdasarkan fungsinya, yaitu :
a. Untuk penanganan hasil tangkapan dan pemasarannya, yang terdiri dari
Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pemeliharaan dan pengolahan hasil tangkapan,
pabrik es, gudang es, refrigrasi/fasilitas pendingin dan gedung-gedung
pamasaran.
b. Untuk pemeliharaan dan perbaikan armada alat penangkapan ikan, ruang
mesin, tempat penjemuran alat penangkapan ikan, bengkel, slipways dan
gudang jaring.
c. Untuk perbekalan yang terdiri dari: tangki dan instalasi air bersih serta BBM.
d. Untuk komunikasi yang terdiri dari: stasiun jaringan telepon, radio SSB.
e. Gedung Pemasaran (Fish Market)
Gedung pemasaran ikan adalah tempat pertemuan nelayan / pemilik kapal
dengan pedagang/ agen. Gedung ini terdiri dari :
a. Ruang sortir
b. Ruang pemasaran
c. Ruang pengepakan
d. Ruang administrasi, terdiri dari : loket-loket untuk menawarkan dan membeli,
gudang peralatan lelang dan ruang untuk peserta lelang.
Adapun Luas gedung pemasaran ditentukan beberapa faktor :
a. Jumlah produksi yang harus ditampung oleh gedung pemasaran tersebut
b. Jenis ikan yang ditangkap
c. Cara penempatan ikan untuk perdagangan
-
36
1. Slipways adalah tempat memperbaiki kapal yang rusak atau perlu perawatan
(dokhing), bentuknya merupakan lantai miring dan di atasnya ada plat beton
/rel. Kapasitasnya tergantung dari jumlah kapal doching pertahun dan waktu
doching tiap jenis kapal. Untuk menarik kapal digunakan winch baik dengan
tenaga manusia maupun listrik sesuai dengan gaya tarik yang diperlukan. Di
beberapa pelabuhan perikanan juga ada kendaraan (Vessel Life) yang
berfungsi untuk mengangkat kapal dari dermaga atau air, selanjutnya kapal
tersebut akan diletakkan di lokasi docking atau perbaikan kapal.
2. Pabrik Es
Pabrik es berfungsi membuat es untuk pengawetan pada saat penangkapan
dan pengangkutan ke pasar/pabrik bukan keperluan untuk konsumsi nelayan.Jadi
kualitas airnya boleh lebih rendah dari air minum. Bentuk es yang dihasilkan
dapat berupa balok/es pecah.Bangunan pabrik es ini terdiri dari : ruang mesin,
kompesor, produksi, penyimpanan dan ruang operator.
3. Ice Storage
Bangunan ice storoge diperlukan apabila letaknya jauh dari dermaga/jetty
atau kemungkinan masih harus mendatangkan es dari luar. Fungsinya sebagai
gudang perbekalan yang letaknya sangat dekat dengan dermaga out fitting
(perbekalan) sehingga setiap saat mudah menyalurkan es untuk perbekalan selama
penagkapan ikan. Apabila suatu pelabuhan perikanan telah tersedia pabrik es dan
ice storoge, maka kapasitas ice storage adalah 500 balok dari kapasitas produksi
es per hari.
-
37
4. Cold Storage
Fasilitas ini dapat disediakan apabila diperkirakan akan ada kelebihan
produksi yang harus diawetkan oleh pelabuhan tersebut. Berfungsi juga sebagai
tempat pengumpulan ikan sebelum dipasarkan. Temperature di dalam ruangan ini
diperhatikan maximum 15oC dibawah 0oC.
5. Tangki Bahan Bakar / SPBN/SPDN
Kapsitas tangki solar disesuaikan dengan kebutuhan kapal yang
mempergunakan pelabuhan tersebut. Hal ini ditentukan oleh : jumlah kapal,
ukuran kapal, jarak berlayar/fishing ground dan periode pengisian BBM.
6. Air Tawar
Merupakan unsur yang penting sekali dalam pelabuhan perikanan.Tidak
adanya air tawar dapat menghambat peranan suatu pelabuhan perikanan. Fungsi
Air tawar ini di pelabuhan perikanan antara lain :
a. Perbekalan kapal perikanan
b. Pabrik es
c. Rumah dan kantor
d. Membersihkan ikan
e. Membersihkan dermaga/TPI
7. Instalasi Listrik
Listrik dibutuhkan oleh hampir semua fasilitas yang ada dipelabuhan
perikanan.Daya yang dibutuhkan tergantung kebutuhan untuk pabrik, bengkel,
dan lain-lain. Sumber instalasi listrik berasal dari PLN selain punya sendiri
sebagai cadangan terutama untuk pabrik es dan cold storage.
-
38
8. Terminal Parkir
Luas parkir ditentukan oleh jumlah produksi rata-rata per hari dalam satu
tahun dan jenis kendaraan yang digunakan.
9. Bangunan Kantor
Bangunan kantor ini meliputi kantor administrasi