strategi pengembangan potensi pariwisata di …

25
STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN TANGERANG Rahmat Dayansyah Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok E-mail: [email protected] Abstrak Skripsi ini membahas strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam mengembangkan potensi pariwisata yang dimiliki oleh daerahnya, dalam rangka perwujudan otonomi daerah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Tangerang telah mempunyai beberapa strategi yang dimaksudkan untuk memaksimalkan pengembangan serta pengelolaan potensi pariwisata yang ada, yakni mengembangkan pariwisata alam, merangkul masyarakat, serta melakukan promosi-promosi pariwisata. Namun, masih terdapat beberapa hambatan yang dihadapi terkait dengan resistensi masyarakat terhadap kehadiran pemerintah untuk mengelola obyek wisata, sampai masalah-masalah internal seperti kurangnya Sumber Daya Manusia dan alokasi anggaran yang belum mencukupi. Kata kunci: otonomi daerah; manajemen strategi; strategi pengembangan potensi pariwisata; pariwisata Tourism Potentials Development Strategy in Kabupaten Tangerang Abstract This thesis discusses about the strategy being done by district government of Kabupaten Tangerang in order to develop their tourism potentials in the spirit of regional autonomy. This research is done with a qualitative approach with field research and literature studies. The results show that the district government of Kabupaten Tangerang has several strategies to maximize the development and the management of their tourism potentials, which happened to be the development of nature-based tourism, embracing the community, and promoting the tourism itself. However, there are still obstacles in implementing such strategy, such as resistance from the community and internal problems such as the lack of human resource in its quantity and quality and budgeting problem. Keywords: regional autonomy; strategy management; tourism potentials development strategy; tourism Pendahuluan Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sedang serius digarap oleh negara-negara di dunia dalam rangka mendorong perekonomian nasional. Kerr (2003:3) mengungkapkan bahwa in the latter part of the 20 th century, tourism emerged as the world’s fastest growing industry to a position it looks set to sustain well into the 21 st century, and beyond.” Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa industri pariwisata merupakan salah satu industri yang berkembang secara Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN TANGERANG

Rahmat Dayansyah

Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,

Universitas Indonesia, Depok

E-mail: [email protected]

Abstrak

Skripsi ini membahas strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam mengembangkan potensi pariwisata yang dimiliki oleh daerahnya, dalam rangka perwujudan otonomi daerah. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Tangerang telah mempunyai beberapa strategi yang dimaksudkan untuk memaksimalkan pengembangan serta pengelolaan potensi pariwisata yang ada, yakni mengembangkan pariwisata alam, merangkul masyarakat, serta melakukan promosi-promosi pariwisata. Namun, masih terdapat beberapa hambatan yang dihadapi terkait dengan resistensi masyarakat terhadap kehadiran pemerintah untuk mengelola obyek wisata, sampai masalah-masalah internal seperti kurangnya Sumber Daya Manusia dan alokasi anggaran yang belum mencukupi. Kata kunci: otonomi daerah; manajemen strategi; strategi pengembangan potensi pariwisata; pariwisata

Tourism Potentials Development Strategy in Kabupaten Tangerang

Abstract

This thesis discusses about the strategy being done by district government of Kabupaten Tangerang in order to develop their tourism potentials in the spirit of regional autonomy. This research is done with a qualitative approach with field research and literature studies. The results show that the district government of Kabupaten Tangerang has several strategies to maximize the development and the management of their tourism potentials, which happened to be the development of nature-based tourism, embracing the community, and promoting the tourism itself. However, there are still obstacles in implementing such strategy, such as resistance from the community and internal problems such as the lack of human resource in its quantity and quality and budgeting problem. Keywords: regional autonomy; strategy management; tourism potentials development strategy; tourism Pendahuluan

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang sedang serius digarap oleh negara-negara di

dunia dalam rangka mendorong perekonomian nasional. Kerr (2003:3) mengungkapkan bahwa

“in the latter part of the 20th century, tourism emerged as the world’s fastest growing industry to

a position it looks set to sustain well into the 21st century, and beyond.” Pernyataan tersebut

menyiratkan bahwa industri pariwisata merupakan salah satu industri yang berkembang secara

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

pesat di abad ini, dan masih akan bertahan sampai abad mendatang. Pengelolaan pariwisata harus

dapat dilaksanakan dengan baik oleh setiap negara, salah satunya Indonesia, untuk dapat lebih

memaksimalkan potensi-potensi pariwisata yang ada. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang

besar oleh karena merupakan sebuah negara kepulauan luas, yang wilayahnya membentang dari

Sumatera sampai Papua. Luas daratan Indonesia menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia

(2012) ialah 1.910.931, 32 Km2, dengan kekayaan kebudayaan dan kesenian masyarakatnya, dan

keindahan alamnya yang menjadi daya tarik tersendiri. Dengan kondisi tersebut, maka potensi

pariwisata yang dimiliki oleh Indonesia dapat menjadi salah satu kekuatan yang diperhitungkan.

Kepariwisataan Indonesia merupakan penggerak perekonomian nasional yang potensial untuk

memacu pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi di masa yang akan datang.

Pada saat ini, sektor kepariwisataan dikelola oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif. Kontribusi kepariwisataan Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) adalah

sebesar Rp. 153,25 trilyun atau 3,09% dari total PDB Indonesia pada tahun 2008 (BPS, 2010);

dan kontribusinya menunjukkan kenaikkan menjadi sebesar Rp 347,35 triliun atau sekitar 3,8%

dari total PDB nasional (Kementerian Dalam Negeri, 2014). Pada tataran pemerintahan daerah,

sektor pariwisata juga merupakan salah satu sektor yang menjanjikan. Pariwisata merupakan

sektor yang melibatkan banyak pihak di dalamnya, termasuk pengelola usaha perhotelan,

restoran, pusat perbelanjaan, dan lain-lain sehingga menjadi salah satu sektor yang jika digarap

dengan baik dapat menghasilkan kebermanfaatan secara ekonomi yang besar. Salah satu provinsi

di Indonesia yang menyimpan potensi pariwisata ialah Banten. Provinsi Banten terdiri dari empat

kota dan empat kabupaten, yakni: Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Cilegon, Kota

Serang, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten

Serang. Pengembangan Pariwisata Provinsi Banten menurut Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPPDA) Pariwisata tahun 2005 diidentifikasikan atas 204 Obyek Daya Tarik

Wisata (ODTW) yang tersebar di seluruh wilayah Provinsi Banten. Sebagai salah satu bagian dari

Provinsi Banten, Kabupaten Tangerang juga ikut berupaya mengembangkan potensi pariwisata

melalui kebijakan publik yang ditujukan untuk itu. Dengan status otonom yang dimiliki,

Pemerintah Kabupaten Tangerang memiliki wewenang untuk mengembangkan potensi-potensi

daerahnya, salah satu diantaranya ialah potensi pariwisata yang dapat mendatangkan keuntungan

bagi Kabupaten Tangerang itu sendiri. Didukung dengan akses yang dekat dari Bandar Udara

Internasional Soekarno-Hatta, Kabupaten Tangerang sudah seharusnya dapat melihat peluang ini

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

untuk memajukan pengelolaan pariwisata. Kekayaan potensi wisata yang dimiliki oleh

Kabupaten Tangerang tentu saja memerlukan pengelolaan yang baik dan tepat. Untuk mengelola

potensi tersebut, peran utama berada pada tangan pemerintah, bagaimana pemerintah dapat

menelurkan kebijakan-kebijakan dan strategi yang akan digunakan untuk memaksimalkan potensi

yang ada.

Kekayaan dan potensi pariwisata yang dimiliki oleh Kabupaten Tangerang tentu saja

dapat menjadi salah satu sektor potensial yang dapat diandalkan dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan Penerimaan Asli Daerah (PAD). Namun

demikian, untuk mengembangkan potensi-potensi tersebut diperlukan strategi yang tepat, agar

potensi-potensi tersebut tidak menjadi sia-sia. Akan tetapi, kekayaan potensi pariwisata yang

dimiliki oleh Kabupaten Tangerang hingga saat ini belum mampu memberikan kontribusi yang

signifikan bagi PAD. Hal tersebut dikarenakan pengelolaan objek wisata di Kabupaten

Tangerang yang masih dikelola oleh masyarakat sehingga pemasukan yang dihasilkan tidak

masuk ke dalam pendapatan daerah. Oleh karena itu, skripsi ini akan menggali lebih dalam apa

saja hal-hal yang telah dan akan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang berkaitan

dengan strategi yang dimiliki dalam rangka pengembangan potensi pariwisata yang ada.

Berdasarkan hal tersebut, maka terbentuklah pertanyaan utama dalam penelitian ini, yakni:

Bagaimana Strategi Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten Tangerang?

Tinjauan Teoritis

• Strategi

Menurut William Lawarence Jauch dalam Saladin (2003:1), strategi adalah sebuah

rencana yang disatukan, luas dan diintegrasi, yang menghubungkan keunggulan strategi

perusahaan dengan tantangan lingkungan dan sirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama

perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Sementara itu, menurut

Chandler dalam Rangkuti (2001:3), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan dalam

kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber

daya, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan

tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang

berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun.

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

Menurut Marrus dalam Umar (2002:31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi,

disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Strategi

diformulasikan dengan baik akan membantu penyusunan dan pengalokasian sumber daya yang

dimiliki perusahaan menjadi suatu bentuk yang unik dan dapat bertahan. Strategi yang baik

disusun berdasarkan kemampuan internal dan kelemahan perusahaan, antisipasi perubahan dalam

lingkungan, serta kesatuan pergerakan yang dilakukan oleh mata-mata musuh. Sebuah strategi

ialah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan, kebijakan, dan serangkaian aksi ke dalam

kesatuan yang terikat. Sebuah strategi yang baik membantu untuk mengarahkan serta

mengalokasikan sumber daya yang dimiliki organisasi ke dalam susunan yang unik serta layak

berdasarkan kompetensi dan kelemahan organisasi, antisipasi perubahan lingkungan organisasi,

serta pergerakan kompetitor (Quinn: 1998:3).

• 5P Dari Sebuah Organisasi Henry Mintzberg (1996:10) mengemukakan bahwa terdapat lima definisi dari sebuah

strategi yang berkaitan satu dengan yang lainnya, yakni:

1. Strategi sebagai rencana (Plan)

Strategi ialah serangkaian tindakan yang dilakukan secara sadar, sebuah arahan atau

sekumpulan arahan yang dibuat untuk menghadapi sebuah situasi tertentu. Dengan definisi ini,

strategi mempunyai dua karakteristik yang mendasar: mereka dibuat sebelum sebuah tindakan

dilakukan; dan dikembangkan secara sadar untuk maksud-maksud yang jelas. Dalam dunia

militer, strategi dapat dikaitkan dengan merencanakan taktik perang, membentuk aksi masing-

masing individu, serta menentukan tugas masing-masing individu. Dalam teori permainan,

sebuah strategi adalah rencana lengkap, yakni sebuah rencana yang memerinci pilihan-pilihan

yang akan dipergunakan oleh sebuah pemain dalam setiap keadaan. Dalam dunia manajemen,

strategi ialah sebuah rencana yang komprehensif, terintegrasi, serta terpadu yang didesain untuk

memastikan bahwa tujuan dasar dari sebuah perusahaan akan tercapai.

2. Strategi sebagai taktik (Ploy)

Dalam hal ini, definisi strategi sebagai taktik masih berkaitan erat dengan strategi sebagai

sebuah rencana. Strategi sebagai taktik didefinisikan sebagai sebuah manuver yang digunakan

untuk mengecoh lawan atau kompetitor. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat mengancam

dengan cara memperluas jaringan pabriknya untuk mematahkan semangat para kompetitornya

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

untuk membangun pabrik-pabrik baru. Dalam hal tersebut, ancaman yang dilakukan oleh

perusahaan tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah taktik.

3. Strategi sebagai pola (Pattern)

Mendefinisikan strategi sebagai sebuah rencana tidaklah cukup, harus terdapat definisi

yang mencakup perilaku yang dihasilkan. Oleh karena itu, definisi ketiga ialah strategi sebagai

pola, khususnya sebuah pola dalam aliran tindakan. Dalam definisi ini, ketika Pablo Picasso

melukis, hal tersebut dapat dikatakan sebagai strategi, pun ketika Henry Ford hanya meluncurkan

warna hitam untuk mobil keluaran terbaru. Dengan kata lain, strategi ialah sebuah konsistensi

dalam sebuah perilaku, sengaja ataupun tidak sengaja. Oleh karena itu, definisi strategi sebagai

sebuah rencana dan pola mungkin tidak berkaitan satu dengan yang lain. Sebuah rencana

mungkin tidak dapat direalisasikan, sementara pola dapat muncul tanpa adanya prasangka.

Strategi dapat muncul sebagai sebuah hasil dari tindakan manusia, namun bukan rancangan

manusia.

4. Strategi sebagai posisi (Position)

Definisi strategi yang keempat ialah strategi sebagai posisi, khususnya sebuah cara untuk

meletakkan sebuah organisasi dalam sebuah “lingkungan”. Dengan definisi ini, strategi menjadi

sebuah kekuatan yang menjembatani organisasi dengan lingkungannya, yakni antara konteks

internal dan eksternal. Dalam perspektif militer dan teori permainan dari sebuah srategi, sering

digunakan dalam konteks kompetisi langsung (di mana taktik sangat mudah ditemukan). Definisi

strategi sebagai posisi secara implisit membuka jalan untuk mengkaji konsep tersebut lebih

dalam, dari kompetisi langsung menjadi kompetisi beberapa orang dan sebagainya. Dalam kata

lain, meskipun posisi selalu dapat didefinisikan terkait dengan kompetitor tunggal, hal tersebut

juga dapat dikaitkan dalam konteks kompetitor yang banyak serta dikaitkan dengan pasar atau

lingkungan dalam skala besar. Seperti yang dikatakan oleh Ashley dan Fombrun dengan

memperkenalkan konsep strategi kolektif, yakni strategi yang diusahaka untuk dapat

meningkatkan kerjasama antar organisasi, bahkan para kompetitor.

5. Strategi sebagai perspektif (Perspective)

Strategi sebagai perspektif berkaitan dengan cara pandang sebuah organisasi terhadap

dunia. Terdapat organisasi-organisasi yang mengunggulkan pemasaran dan membangun ideologi

keseluruhan berkaitan dengan itu. Definisi ini berpandangan bahwa strategi ialah sebuah konsep,

di mana seluruh strategi ialah abstraksi yang hanya ada di dalam pikiran masing-masing pihak

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

yang berkepentingan. Perlu diingat bahwa tidak ada orang yang pernah melihat sebuah strategi.

Kata kunci yang sangat penting dari definisi ini ialah, sebuah perspektif ialah sesuatu yang dibagi

(shared). Strategi ialah sebuah perspektif yang dibagi oleh anggota tiap organisasi, melalui

keinginan atau tindakan yang mereka buat. Sebagai hasilnya, saat kita berbicara mengenai

strategi dalam konteks ini, kita memasuki alam pemikiran kolektif – di mana terdapat individu-

individu yang dipersatukan oleh pemikiran atau perilaku yang sejalan.

• Lima Bagian dalam Sebuah Organisasi

Henry Mintzberg (1993: 12) mengemukakan bahwa terdapat lima bagian dari sebuah

organisasi yang mempunyai masing-masing tugas dan kapasitas di dalam penyelenggaraan

kegiatan organisasi tersebut. Kelima bagian tersebut ialah sebagai berikut:

1. The operating core

“The operating core” atau inti operasi dari sebuah organisasi berisi anggota-anggota yang

menjalankan tugas dasar yang berhubungan dengan produksi barang maupun jasa. “Operator”

tersebut menjalankan empat fungsi utama, yakni menjamin ketersediaan input untuk produksi;

mengubah input menjadi output, mendistribusikan output, serta mendukung secara langsung

fungsi input, transformasi, dan output.

2. The strategic apex

Dalam sudut lain dari sebuah organisasi, terdapat bagian yang disebut sebagai “the strategic

apex”. Di bagian ini, akan ditemukan orang-orang yang mempunyai tanggung jawab menyeluruh

dari sebuah organisasi, termasuk pimpinan organisasi dan manajer-manajer di level atas serta

orang-orang yang memberikan support langsung kepada manajer level atas tersebut seperti

sekretaris, asisten, dan sebagainya. The strategic apex diberikan tanggung jawab untuk

memastikan bahwa organisasi menjalankan misinya dengan efektif serta mampu memenuhi

kebutuhan pihak-pihak yang memiliki hak atas organisasi tersebut. Ada tiga tugas utama yang

harus dilakukan oleh orang-orang yang termasuk dalam the strategic apex, yakni pengawasan

langsung terhadap aktivitas organisasi, manajemen hubungan organisasi dengan sekelilingnya,

serta pengembangan strategi organisasi.

3. The middle line

The strategic apex dihubungkan dengan the operating core melalui apa yang disebut dengan “the

middle line”. Rantai ini terbentang mulai dari manajer senior sampai supervisor yang mempunyai

otoritas langsung terhadap operator. Organisasi membutuhkan rantai manajer middle line dalam

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

hal koordinasi dalam skala besar. Secara teori, seorang manajer (orang yang berada dalam bagian

strategic apex) dapat mengawasi seluruh operator, namun dalam praktiknya, pengawasan

langsung membutuhkan kontak personal yang dekat. Manajer middle line bertugas untuk

mengumpulkan feedback dari kinerja unitnya dan meneruskannya pada manajer yang ada di

atasnya, kemudian ia juga dapat memberikan masukan dalam keputusan-keputusan yang akan

dikeluarkan. Selain itu, manajer middle line memberikan perhatian juga pada formulasi strategi

unitnya, yang tentu saja dipengaruhi oleh strategi organisasi secara keseluruhan.

4. The technostructure

Dalam bagian technostructure, dapat ditemui para analis dan staf yang mendukung. Bagian ini

hanya dapat menjadi efektif jika mereka dapat mempergunakan teknik analisisnya untuk

membuat kinerja bagian lain menjadi lebih efektif. Siapa saja yang berada dalam

technostructure? Di dalamnya terdapat analis-analis memperhatikan adaptasi organisasi terhadap

perubahan lingkungan, serta yang memiliki perhatian terhadap stabilitas pola aktivitas organisasi.

5. The support staff

Dalam sebuah organisasi, terdapat unit-unit yang terspesialisasi, yang ada untuk mendukung

organisasi di luar kegiatan operasi mereka. Unit-unit tersebut lah yang membentuk support staff.

Seperti di kampus, support staff dapat diibaratkan seperti dana alumni, toko buku, jasa

percetakan, keamanan, asrama mahasiswa, dan lain-lain. Unit-unit pendukung ini dapat

ditemukan pada tingkatan hirarki organisasi, tergantung penerima jasa yang mereka sediakan.

• Kepariwisataan

Berbagai konsep serta definisi mengenai pariwisata telah dikemukakan oleh para ahli.

Menurut Yoeti (1985), pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu

yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau

mencari nafkah di tempat lain yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan

guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Mathieson & Wall (1995) mengemukakan bahwa pariwisata ialah perpindahan sementara

seseorang ke tujuan di luar tempat tinggal, aktivitas yang dilakukan selama mereka tinggal di

tempat tersebut, serta fasilitas-fasilitas yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang

tersebut. Perkembangan dan pertumbuhan pariwisata menurut Yoeti (1996) telah banyak

mencapai kemajuan pesat yang cukup menggembirakan. Dalam pengembangan dan pertumbuhan

pariwisata ada dua faktor yang sangat diperhatikan, yakni: (1). Faktor pendukung kepariwisataan

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

yang dimiliki berupa potensi kekayaan alam, budaya, kondisi sosial politik suatu wilayah,

fasilitas yang ada, sikap masyarakat setempat, SDM, kebijakan pemerintah yang mendukung,

sumber informasi dan promosi, kemudahan yang diberikan, serta kondisi perekonomian yang

membaik secara global; (2). Faktor penghambat yakni hal-hal yang dapat menghambat

pengembangan pariwisata di suatu wilayah/negara berupa situasi sosial politik yang kurang

mendukung, minimnya fasilitas yang tersedia seperti transportasi menuju lokasi wisata, tempat

tinggal, komunikasi, sikap dan pola pikir masyarakat yang kurang mendukung dan memandang

pariwisata dari aspek negatif, penularan penyakit berbahaya, hingga pada buruknya pelayanan di

obyek wisata.

Metode Penelitian

Dalam penelitian yang berjudul “Strategi Pengembangan Potensi Pariwisata di Kabupaten

Tangerang” ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang bersifat

induktif. Berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian ini dikategorikan kedalam penelitian

deskriptif. Hasil dari penelitian deskriptif adalah gambaran yang jelas mengenai subjek penelitian

(Neuman, 2000). Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini merupakan penelitian murni.

Berdasarkan dimensi waktunya, penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Berdasarkan

teknik pengumpulan data, maka penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Peneliti

menggunakan wawancara mendalam dan studi kepustakaan sebagai instrumen pengumpulan

data. Data yang diperoleh pada saat penelitian dibagi menjadi data primer dan data sekunder.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengumpulan data

kualitatif yang berupa studi lapangan (field research) dan studi kepustakaan (library research).

Kedua teknik pengumpulan data tersebut dalam rangka memperoleh data primer dan sekunder

yang lebih komprehensif dan mendalam mengenai permasalahan yang diangkat penulis.

Pemilihan lokasi dalam penelitian ini dilakukan di tempat yang dapat mendukung penelitian dan

relevan dengan permasalahan yang diteliti. Dalam penelitian ini, lokasi penelitian adalah

Kabupaten Tangerang, khususnya Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya, dan Pariwisata Kabupaten

Tangerang serta kantor pihak-pihak yang memiliki kapasitas dalam bidang pariwisata di

Kabupaten Tangerang.

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

Pembahasan

Sampai saat ini, Pemerintah Kabupaten Tangerang khususnya Dinas Pemuda, Olahraga,

Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Tangerang sedang memiliki fokus perhatian khusus

untuk mengembangkan Kawasan Wisata Solear, hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Ibu

Murtasiyah selaku Kepala Seksi Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan

Pariwisata Kabupaten Tangerang sebagai berikut:

“kalau kita ini ke arah obyek wisata mungkin kita sekaran lagi mau mulai menata Solear

(kawasan wisata Solear, red.). Bali punya Sangeh, kenapa kita tidak? Kalau sekarang tuh

kita sedang mencoba mengembangkan obyek wisata Solear karena di sana sangat unik.

Di sana ada wisata makam (ziarah) dan lagi, terdapat mitos bahwa penghuni Solear itu

(monyet) tidak dapat lebih dari 40. Jumlahnya sampai kapanpun hanya terbatas sampai

40 saja. Kalau misalnya ada monyet yang beranak, tetap saja jumlahnya akan 40, entah

lebihnya hilang ke mana. Dan lagi, misalnya ada pengunjung yang mempunyai niat jahat

ke sana, maka binatang-binatang tersebut tidak akan muncul, tidak akan menampakkan

diri.” (Wawancara dengan Kepala Seksi Pariwisata Disporabudpar, 12 Mei 2014).

Perhatian Pemerintah Kabupaten Tangerang terhadap Kawasan Wisata Solear juga terlihat

dari pembangunan kios-kios kecil yang terbuat dari bambu untuk warga di sekitar Kawasan

Wisata tersebut menjajakan minuman, makanan, atau cinderamata hasil karyanya kepada

pengunjung yang datang. Hal ini menyiratkan bahwa terdapat keseriusan dari pemerintah untuk

menata dan mengemas Kawasan Wisata Solear agar dapat menjaring lebih banyak pengunjung

serta memberikan kenyamanan bagi pengunjung yang datang. Selain itu, penataan ini juga

diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Namun demikian, upaya

penataan dan pengembangan Kawasan Wisata Solear oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang

masih menemui banyak permasalahan yang harus segera diselesaikan. Salah satunya ialah tatus

lahan Kawasan Wisata Solear adalah wakaf masyarakat Desa Solear, sehingga Pemerintah

Kabupaten Tangerang tidak memiliki otoritas untuk mengelola obyek wisata ini. Hal tersebut

berimbas pada pengelolaan Kawasan Wisata Solear yang hingga saat ini dikelola secara swadaya

oleh masyarakat bekerjasama dengan perangkat Desa Solear sehingga permasalahan mengenai

harga tiket masuk, parkir, dan pengerahan personil yang terlibat dalam pengeloaan Kawasan

Wisata Solear dilakukan oleh pihak tersebut.

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

Obyek wisata lain yang mendapatkan perhatian untuk dapat dikembangkan lebih baik

oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang ialah obyek wisata bahari.

“....nah kemudian juga memang selama ini permasalahan kita untuk wisata-wisata yang

obyeknya alam itu memang sangat-sangat sulit untuk dikembangkan. Sebenarnya kita

punya potensi, karena garis pantai kita tuh ya sangat-sangat panjang juga, hampir 1

kilometer panjangnya. Kalau misalnya di daerah Serang, Anyer di sana kan mereka telah

memanfaatkan garis pantainya untuk pariwisata, nah kita belum mengembangkan itu.”

(Wawancara dengan Kepala Subbidang Pendapatan, Investasi, dan Usaha-Usaha Daerah

Bappeda, 12 Mei 2014).

Penuturan Bapak Agus Supriatna selaku Kepala Subbidang Pendapatan, Investasi, dan

Usaha-Usaha Daerah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang tersebut

menyiratkan bahwa sebenarnya Kabupaten Tangerang memiliki potensi yang bagus dalam hal

wisata bahari, namun demikian belum ada penanganan secara khusus yang dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menata agar potensi wisata bahari tersebut dapat

dikemas lebih baik lagi dalam rangka menaikkan angka kunjungan wisatawan. Selain itu, Bapak

Syisman juga menuturkan, “kita mau mengembangkan daerah utara dulu nih, daerah pantai.

Karena sampai saat ini pantai sudah abrasi,...” (Wawancara dengan Bapak Syisman Staf

Pariwisata Disporabudpar, 12 Mei 2014). Prioritas pengembangan pariwisata bahari yang

dimiliki oleh Kabupaten Tangerang pun dilatarbelakangi oleh tuntutan untuk memperbaiki

kondisi lingkungan yang saat ini telah memburuk akibat dari abrasi. Saat ini Kabupaten

Tangerang memiliki beberapa potensi wisata bahari berupa pantai, contohnya Pantai Tanjung

Kait dan Pantai Tanjung Pasir.

Akan tetapi, rencana Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menata Pantai Tanjung Kait

lagi-lagi terganjal oleh permasalahan mengenai otoritas yang dimiliki. Hal tersebut terlihat dari

penuturan Bapak Syisman, “kalau Tanjung Kait itu lahannya milik Perhutani. Jadi sampai

sekarang itu bukan lahan kami.” (Wawancara dengan Bapak Syisman Staf Pariwisata

Disporabudpar, 12 Mei 2014). Hal tersebut memperlihatkan bahwa upaya Pemerintah Kabupaten

Tangerang untuk mengembangkan potensi Obyek Wisata Pantai Tanjung Kait bukan hanya

berada di tangan pemerintah daerah saja, namun juga harus terdapat komunikasi serta koordinasi

yang baik antar pihak-pihak yang berkepentingan di dalamnya. Komunikasi dan koordinasi yang

baik sangatlah diperlukan dalam pengembangan obyek wisata karena terkait dengan pengeluaran

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

kebijakan yang diperlukan dalam penataan suatu obyek wisata. Selain Obyek Wisata Pantai

Tanjung Kait, Pantai lainnya yang sedang dicoba untuk dikembangkan oleh Pemerintah

Kabupaten Tangerang ialah Pantai Tanjung Pasir. Pantai ini berjarak sekitar 29 km dari Kota

Tangerang atau sekitar dari exit pintu M-1 (west gate) Bandara Soekarno Hatta, dan dapat diakses

melalui jalan Marsekal Surya Darma (Jalan Selapajang). Akses yang cukup dekat dari Bandar

Udara Soekarno-Hatta ini seharusnya dapat menjadi nilai tambah bagi Pantai Tanjung Pasir untuk

dapat menarik minat wisatawan lebih banyak lagi. Upaya strategis mengembangkan potensi

pariwisata dilakukan dengan upaya melakukan pendekatan kepada pihak-pihak terkait

(stakeholders) khususnya masyarakat dan berbagai instansi terkait, sehingga dukungan (supports)

dapat diperbesar. Serupa dengan permasalahan yang ditemui di beberapa obyek wisata

sebelumnya, upaya Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk menata dan mengembangkan Obyek

Wisata Pantai Tanjung Pasir terganjal oleh status lahan yang pada akhirnya berimbas pada pihak

yang memegang pengelolaan pantai ini. Terdapat banyak pihak yang memiliki status kepemilikan

lahan di Pantai Tanjung Pasir, mulai dari perorangan, Angkatan Udara, dan Perhutani. Hal

tersebut seperti apa yang dikemukakan oleh Ibu Murtasiyah:

“....cuma, pengelolaannya belum oleh pemerintah daerah, masih oleh masyarakat atau

perorangan. Ngerti kan, kalau orang pemerintahan pasti ngerti... karena untuk

mensinergiskan itu, tidak dapat. Kementerian punya keinginan seperti ini, tanah itu

punya siapa, duduk bareng mereka harusnya. Kalau mau buat MoU, buatlah MoU, baru

ada kesepahaman kan. Sebetulnya masalahnya gampang, itu saja.” (Wawancara dengan

Kepala Seksi Pariwisata Disporabudpar, 12 Mei 2014)

Penuturan Ibu Murtasiyah tersebut menyiratkan bahwa penataan Obyek Wisata Pantai Tanjung

Pasir tidak hanya menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Kabupaten Tangerang saja, namun harus

menjadi perhatian instansi-instansi pemerintah yang memiliki lahan di sana. Dalam upaya

strategis mengembangan dukungan stakeholders, khususnya masyarakat Pemerintah Kabupaten

berupaya menerapkan dan mengembangkan pemahaman Sadar wisata di kalangan masyarakat.

Dukungan dan partisipasi masyarakat tentu menjadi unsur penting keberhasilan pemerintah

dalam usaha apapun, dalam hal ini pariwisata. Menurut Ibu Murtasiyah, yang dimaksud dengan

sadar wisata ialah sebuah konsep yang menggambarkan partisipasi dan dukungan segenap

komponen masyarakat dalam mendorong terwujudnya iklim yang kondusif bagi tumbuh dan

berkembangnya kepariwisataan di suatu wilayah dan bertujuan untuk meningkatkan

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

kesejahteraan rakyat. Pengembangan pariwisata di Kabupaten Tangerang dan di seluruh daerah

lain diharapkan dapat memenuhi unsur sapta pesona. Terkait dengan pengembangan potensi

masyarakat lokal untuk mendukung pengembangan pariwisata, Pemerintah Kabupaten Tangerang

telah melakukan beberapa hal, “...contoh kita pernah melakukan pembinaan pada pelaku usaha,

misalnya pramusaji, tiap-tiap restoran kita ambil perwakilannya. Kita ajarkan bagaimana cara

melayani konsumen......Lalu kami juga membina para kuncen dan mereka antusias karena

senang bahwa ada instansi pemerintah yang memperhatikan mereka,” (Wawancara dengan

Bapak Syisman Staf Pariwisata, 12 Mei 2014). Upaya Pemerintah Tangerang untuk

menggandeng masyarakat umum dalam rangka pengembangan potensi pariwisata yang ada dapat

dikatakan sebagai sebuah strategi yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan awal, yakni

mengelola obyek-obyek wisata yang ada dengan harapan dapat meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah dari sektor pariwisata. Terkait dengan hal tersebut, sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan

oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dapat digolongkan sebagai sebuah taktik (strategy as a

ploy), di mana pendekatan kepada masyarakat dilakukan agar masyarakat menjadi lebih terbuka

dengan peran serta pemerintah daerah dalam menata obyek wisata yang selama ini

pengelolaannya dipegang oleh masyarakat.

• Upaya Promosi Pariwisata Kabupaten Tangerang Sebaik apapun potensi pariwisata yang dimiliki jika tidak diiringi dengan upaya untuk

mempromosikan potensi tersebut ke calon wisatawan, maka hal tersebut akan menjadi percuma.

Oleh karena itu, keberadaan promosi pariwisata sangatlah diperlukan untuk menunjang

pengembangan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten Tangerang. Sampai saat ini, menurut

Kabid Perencanaan Pelayanan Masyarakat (2014), promosi mengenai obyek wisata yang ada di

Kabupaten Tangerang masih melalui pameran-pameran pariwisata yang sering dilaksanakan serta

mengikuti event-event untuk promosi kepariwisataan baik di wilayah Kabupaten Tangerang, di

tingkat Provinsi Banten maupun di luar Provinsi Banten. Pemerintah Kabupaten Tangerang,

khususnya Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata pada tahun 2013 telah

mengikuti beberapa pamerah promosi pariwisata yang diselenggarakan di Lombok dan Surabaya.

Menurut Kabid Perencanaan Pelayanan Masyarakat (2014), selain mengikuti pameran-

pameran promosi pariwisata yang diselenggarakan baik di dalam maupun luar kota, Pemerintah

Kabupaten Tangerang melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata juga

berupaya untuk mempromosikan pariwisata yang dimiliki melalui ajang Pemilihan Kang dan

Nong Kabupaten Tangerang yang diselenggarakan setiap tahun. Kang & Nong bertugas satu

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

tahun menjadi Duta Daerah, Budaya & Pariwisata Kabupaten Tangerang yang secara aktif

melakukan sosialisasi dan promosi Daerah, Budaya & Pariwisata (www.kangnongkabtgr.com,

2014). Sampai saat ini, memang masih terlihat bahwa belum banyak upaya promosi pariwisata

yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam rangka meningkatkan kunjungan

wisatawan ke daerahnya. Belum adanya media yang benar-benar didedikasikan untuk

mempromosikan pariwisata Kabupaten Tangerang menjadi salah satu penyebab masih minimnya

kemajuan sektor pariwisata. Hal tersebut dapat terlihat dari belum tersedianya situs resmi Dinas

Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Tangerang yang seharusnya dapat

menjadi salah satu pintu gerbang utama informasi bagi para wisatawan yang ingin mengunjungi

Kabupaten Tangerang.

• Dukungan Pemerintah Provinsi dan Pusat Dalam Pengembangan Pariwisata Kabupaten Tangerang

Meskipun telah menyandang status sebagai daerah otonom, namun peran tingkatan pemerintah

yang lebih tinggi tentunya tidak dapat dilepaskan begitu saja dalam pengembangan pariwisata

Kabupaten Tangerang. Diperlukan sinergi dan koordinasi yang baik untuk mendukung upaya-

upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk mengembangkan sektor

pariwisata daerahnya “...berkaitan dengan titik koordinasi antara provinsi dengan kabupaten.

Misal pembuatan masterplan untuk pariwisata juga harus dikoneksikan dengan provinsi,

berkesinambungan. Kita mengadakan kegiatan penataan pariwisata di sebuah obyek wisata,

dibantu dengan pembuatan sarana bermainnya. Begitu juga dengan pusat. Lebih ke arah

koordinasi juga, dengan pihak SKPD lainnya juga.” (Wawancara dengan Bapak Syisman Staf

Pariwisata, 12 Mei 2014). Berkaitan dengan dukungan, Provinsi Banten telah memberikan

beberapa bentuk dukungan seperti menjadi fasilitator dalam kegiatan pembinaan dan pelatihan

masyarakat di sekitar obyek wisata, “...sekarang ini kita mulai, pemerintah provinsi mulai ada.

adanya destinasi dari pusat, dari kementerian pariwisata. Adanya bantuan dari provinsi untuk

pelaku usaha, adanya pelatihan masyarakat.” (Wawancara dengan Kasi Pariwisata, 12 Mei

2014). Selanjutnya mengenai dukungan Pemerintah Pusat/ Kementerian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif ditegaskan oleh Staf Pariwisata Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Tangerang,

“Kita menerima dua orang dari Kemenparekraf untuk menginventarisir situs arkeologi di

Kabupaten Tangerang yang dibiayai oleh pemerintah pusat dan akan bekerja di sini

selama beberapa tahun. Mereka nantinya akan melaporkan hasil inventaris yang mereka

dapatkan kepada kami dan nantinya akan dikoneksikan pada pemerintah pusat, terkait

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

apakah terdapat pagu untuk memelihara situs purbakala tersebut.” (Wawancara dengan

Bapak Syisman Staf Pariwisata, 12 Mei 2014)

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengirimkan dua

orang peneliti di mana seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses penelitian tersebut

ditanggung sepenuhnya oleh kementerian, dan nantinya hasil penelitian tersebut akan dilihat

apakah layak untuk dipelihara serta ditata sedemikian rupa agar dapat menjadi salah satu daya

tarik wisata. Hal tersebut memperlihatkan bahwa meskipun pengiriman dua orang peneliti ke

Kabupaten Tangerang untuk meneliti situs purbakala bukan memiliki tujuan utama untuk sektor

pariwisata, namun bila Pemerintah Kabupaten Tangerang jeli untuk memanfaatkan hasil

penelitian tersebut sebagai daya tarik bagi wisatawan, hal tersebut dapat juga menjadi salah satu

pendorong sektor pariwisata di Kabupaten Tangerang.

• Arah Strategis Pengembangan Pariwisata Kabupaten Tangerang Untuk lebih memiliki fokus dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Tangerang, diperlukan

pandangan-pandangan dari pihak yang berkepentingan mengenai seperti apa pengembangan

pariwisata di Kabupaten Tangerang ini akan dibawa, khususnya dalam jangka panjang. Hal

tersebut menjadi suatu hal yang sangat penting karena diperlukan strategi yang matang serta jelas

untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Terkait dengan hal tersebut, Ibu Efi Indarti

mengemukakan bahwa terdapat empat hal yang menjadi poros utama arah pengembangan

pariwisata Kabupaten Tangerang, yakni (1) Sinergisasi perencanaan pengembangan pariwisata;

(2) Peningkatan infrastruktur daerah tujuan wisata (3) Pengembangan SDM kepariwisataan dan

(4) Pemberdayaan masyarakat dan potensi lokal.

1. Sinergisasi Perencanaan

Pengembangan pariwisata terkait dengan hubungan Pemerintah Kabupaten Tangerang,

khususnya Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata sebagai pihak yang memiliki

otoritas wilayah dengan pihak-pihak lain, baik yang di dalam lingkup Pemerintah Kabupaten

Tangerang seperti dinas-dinas lain yang terkait maupun dengan pihak di luar lingkup Pemerintah

Kabupaten Tangerang, seperti pihak swasta dan masyarakat umum. Sinergisasi ini menjadi salah

satu poin penting yang harus dicapai oleh seluruh pihak untuk menjamin perencanaan pariwisata

yang matang dan diharapkan agar perencanaan yang telah dibuat tidak berbenturan satu dengan

yang lainnya. Terkait dengan hubungan dengan pihak swasta, Pemerintah Kabupaten Tangerang

sedang merumuskan undang-undang baru mengenai Tanda Daftar Usaha Pariwisata. Selain itu,

Bapak Agus Supriatna juga menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Tangerang akan lebih

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

giat dalam menarik investor agar mau bekerja sama dan menanamkan modalnya di Kabupaten

Tangerang dalam sektor Pariwisata, “...selain itu, kita juga akan mempermudah perizinan ya,

karena selama ini kan ya kita juga untuk masalah perizinan, walaupun sudah memiliki BP2T,

memang masih belum terkondisi dengan baik lah ya dengan berbagai instansi yang terkait. Kan

masalah perizinan kan bukan hanya satu dinas saja, ada SKPD-SKPD lain yang ikut terlibat.

Misalnya orang mau investasi di daerah pantai, bagaimana AMDALnya, masalah perizinan

tinggi bangunan, masalah sosial ke masyarakatnya. Namun ini memang agak rumit. Nanti jika

sudah terdapat kemudahan dalam perizinan investasi, semoga para investor akan semakin

tertarik untuk menanamkan modalnya di kita. Sebenarnya untuk mereka sih yang paling penting

hanya satu, yakni kepastian, kepastian kapan izin itu akan dikeluarkan. Masalah biaya mungkin

bukan menjadi suatu concern bagi mereka, tetapi waktunya kapan harus pasti, dan jangan

terlalu lama. Hal tersebut lah yang mungkin akan kita perbaiki ke depan, stimulus-stimulus

seperti itu lah yang nanti kita permudah mereka untuk menanam investasi di situ.” (Wawancara

dengan Kasubid Pendapatan, Investasi, dan Usaha-usaha Daerah, 12 Mei 2014).

Untuk mendukung pengembangan pariwisata di Kabupaten Tangerang, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang bekerja sama dengan PT. Karsa

Persada Mulia telah melakukan penelitian terkait dengan peningkatan investasi melalui daya tarik

pariwisata. Penelitian tersebut ditujukan untuk memperkirakan seberapa besar potensi pariwisata

Kabupaten Tangerang dan memproyeksikan potensi pendapatan yang dapat dihasilkan dari sektor

pariwisata. Dari penelitian tersebut, didapatkan hasil bahwa pengembangan pariwisata di

Kabupaten Tangerang dapat dimaksimalkan dengan melakukan zonasi, seperti yang

diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang, 2014 Gambar 2

Arahan Zonasi Pengembangan Wisata Kabupaten Tangerang

Gambar tersebut memperlihatkan Pola Pengembangan Pariwisata Kabupaten Tangerang

yang dapat dilakukan berdasarkan karakteristik masing-masing zona. Zonasi tersebut dibuat

berdasarkan Tiga tipologi potensi pariwisata di Kabupaten Tangerang, yakni: Tipologi 1 yaitu

wisata bahari; Tipologi 2 yaitu wisata setu atau danau, dan Tipologi 3 yaitu wisata religi

(makam).

2. Perbaikan Infrastruktur

Selain itu, Pemerintah Kabupaten Tangerang juga tengah mengupayakan perbaikan

infrastruktur bagi kenyamanan wisatawan yang ingin berkunjung ke obyek-obyek wisata. Hal ini

terkait dengan kondisi jalan raya yang rusak di beberapa ruas, khususnya di jalan akses menuju

Kawasan Wisata Solear serta parahnya kemacetan yang harus dihadapi oleh wisatawan yang

ingin berkunjung ke Obyek Wisata Pantai Tanjung Pasir. Selain itu, keberadaan angkutan umum

yang menuju daerah obyek wisata pun akan diperhatikan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang

sehingga akan semakin mempermudah wisatawan.

3. Pengembangan Sumber Daya Manusia Kepariwisataan

Dalam aspek pengembangan Sumber Daya Manusia kepariwisataan, memang sampai saat

ini jumlah SDM yang dimiliki oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata

Kabupaten Tangerang masih tergolong belum memadai. Menurut Ibu Murtasiyah, hanya ada 9

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

orang pegawai yang berada di bawah bidang Kebudayaan dan Pariwisata. Kurangnya pegawai di

Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata tersebut menyebabkan belum

maksimalnya upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka mengembangkan pariwisata. Masih

banyak pekerjaan-pekerjaan yang belum dapat dilaksanakan karena tidak adanya pegawai yang

tersedia. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten sedang berusaha menyusun ulang struktur

organisasi Pemerintahannya dimana urusan Kebudayaan dan Pariwisata dapat dikelola oleh satu

dinas yang berdiri sendiri seperti yang terdapat di Provinsi Banten, dan tidak bergabung dengan

urusan Pemuda dan Olahraga; dengan demikian kapasitas instansi akan meningkat yang akan

berdampak pada meningkatnya upaya pengembangan pariwisata yang dilaksanakan secara lebih

terfokus.

4. Pemberdayaan Masyarakat dan Potensi Lokal

Mengenai pemberdayaan masyarakat dan potensi lokal, saat ini Pemerintah Kabupaten

Tangerang telah melakukan beberapa hal terkait dengan pemberdayaan masyarakat seperti yang

telah dijelaskan dalam subbab-subbab sebelumnya. Pemberdayaan masyarakat menjadi penting,

seperti yang dikemukakan oleh Bapak Dasuki sebagai berikut, “...saya tambahkan, kami juga

ingin meningkatkan peran masyarakat setempat di daerah pariwisata. Hal ini berkaitan dengan

perwujudan ekonomi kreatif di mana masyarakat ikut diberdayakan. Soalnya percuma jika ada

ODTW (Obyek Daya Tarik Wisata), namun masyarakat tidak diberdayakan dan hanya menjadi

penonton belaka. Masyarakat juga dapat membuat cinderamata dan hal tersebut akan

mengangkat perekonomian masyarakat di sekitar situ juga.” (Wawancara dengan Bapak Dasuki

Staf Pariwisata, 12 Mei 2014).

• Analisis Lima Bagian Organisasi Menurut Henry Mintzberg (1993:12), sebuah organisasi terdiri dari lima bagian yang

saling terkait dan memberikan “support” satu dengan yang lain. Dalam kaitannya dengan

pengembangan pariwisata di Kabupaten Tangerang, dapat dikatakan bahwa Pemerintah

Kabupaten Tangerang ialah organisasi yang sedang bekerja untuk memaksimalkan potensi

pariwisata tersebut. Tentunya, di dalam Pemerintah Kabupaten Tangerang terdapat unit-unit yang

saling membutuhkan satu sama lain serta mendukung aktivitas masing-masing. Harus terdapat

sinergisasi dari masing-masing unit untuk mencapai pengembangan potensi pariwisata yang

maksimal dan tepat sasaran. Jajaran staf dari dinas-dinas yang terkait dalam upaya

pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Tangerang dapat digolongkan sebagai the

operating core, hal tersebut karena mereka ialah pihak-pihak yang menjalankan secara langsung

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan potensi pariwisata. Contohnya ialah

pelaksanaan pelatihan bagi masyarakat, di mana staf-staf tersebut menjadi pihak yang

memastikan kegiatan tersebut berjalan dengan semestinya dan menyediakan hal-hal yang

dibutuhkan untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut. Staf-staf tersebut juga menjadi pihak yang

mengubah input menjadi output, dalam hal ini termasuk juga pembuatan media-media promosi

seperti peta dan buku profil budaya pariwisata oleh staf di Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan,

dan Pariwisata Kabupaten Tangerang. The strategic apex dapat diibaratkan sebagai “otak” dari

upaya pengembangan pariwisata Kabupaten Tangerang, contohnya ialah Bupati Kabupaten

Tangerang. Bupati memiliki tugas untuk merumuskan strategi yang paling tepat yang akan

digunakan dalam upaya pengembangan potensi pariwisata. Untuk merumuskan strategi yang

tepat, tentunya bupati harus dapat menghimpun masukan dari seluruh pihak, termasuk dari empat

bagian lainnya di dalam organisasi yang ia pimpin. Strategi yang dihasilkan dapat berupa

peraturan daerah, yang berisi hal-hal yang ingin dilakukan oleh pemerintah dalam rangka

pengembangan potensi pariwisata. Sebagai pihak yang melakukan formulasi strategi, the

strategic apex memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan organisasi secara

keseluruhan karena aktivitas organisasi harus dapat disesuaikan dengan strategi organisasi yang

telah ditentukan.

Bagian lain dalam sebuah organisasi ialah the middle line. Kepala dari seluruh dinas dan

instansi yang terkait dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Tangerang dapat dikatakan

sebagai orang-orang yang berada di dalam kategori the middle line. Mereka memiliki tugas untuk

mengawasi kinerja para staf yang ada di dalam instansi mereka, dan memberikan masukan-

masukan pada bupati terkait dengan kondisi faktual yang ditemui di lapangan yang dapat

dijadikan bahan pertimbangan bagi bupati dalam merumuskan strategi yang tepat. Tentunya,

masukan tersebut dapat menjadi sesuatu yang konstruktif bagi formulasi strategi karena belum

tentu bupati mengetahui kondisi sebenarnya yang ada di lapangan, hanya staf-staf yang terjun

langsung ke lapangan yang memahami kondisi yang ada. Selanjutnya, the technostructure yang

berisi orang-orang ataupun kelompok dengan keahlian khusus yang dapat mendukung

pengembangan pariwisata Kabupaten Tangerang. PT. Karsa Persada Mulia sebagai pihak yang

pernah ditunjuk oleh Bappeda Kabupaten Tangerang untuk melakukan assessment terhadap

peningkatan investasi melalui pengembangan pariwisata dapat digolongkan sebagai the

technostructure. Hal tersebut karena hasil assessment yang dilakukan PT. Karsa Persada Mulia

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

dapat membantu Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk memetakan potensi-potensi objek

pariwisata yang selama ini mungkin saja belum digarap dengan maksimal dan dapat membantu

Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk memberi fokus pada objek wisata yang potensial.

Selanjutnya, the support staff dalam pengembangan pariwisata Kabupaten Tangerang ialah pihak-

pihak yang terlibat secara tidak langsung, contohnya ialah penyedia layanan percetakan yang

digunakan dalam produksi peta pariwisata, dan lain-lain.

Berdasarkan analisis pada bagian sebelumnya, terlihat bahwa salah satu hal yang menjadi

masalah terbesar dalam pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Tangerang ialah

minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peran pemerintah dalam pengelolaan objek

pariwisata. Hal tersebut diperlihatkan dengan resistensi-resistensi yang ditunjukkan oleh

masyarakat ketika pemerintah mencoba melakukan pengelolaan objek wisata. Masyarakat

khawatir dengan hadirnya pemerintah untuk mengelola objek wisata, maka pemasukan yang

selama ini mereka dapatkan dari pengelolaan objek wisata secara perseorangan akan hilang. Hal

tersebut dapat diatasi dengan merangkul masyarakat dan memberikan pandangan bahwa

kehadiran pemerintah untuk mengelola objek pariwisata dapat meningkatkan perekonomian

mereka juga. Kehadiran pemerintah diikuti dengan promosi pariwisata yang baik akan

mengundang para wisatawan untuk berkunjung dan menjadikan Kabupaten Tangerang sebagai

salah satu primadona pariwisata di Provinsi Banten. Selama ini, belum ada peraturan daerah yang

menitikberatkan pengembangan potensi pariwisata dengan cara merangkul masyarakat yang

berdomisili di sekitar objek wisata. Hal tersebut memperlihatkan bahwa the strategic apex belum

melihat bahwa salah satu masalah terbesar dalam pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten

Tangerang ialah resistensi masyarakat. The strategic apex yang bertugas dalam formulasi strategi

belum menyadari bahwa keikutsertaan masyarakat dalam upaya mengembangkan potensi

pariwisata dapat memberikan dampak yang signifikan. Oleh karena itu, the strategic apex perlu

melihat kondisi ini dan menuangkannya dalam bentuk strategi terkait bagaimana

mengembangkan potensi-potensi yang ada dengan cara merangkul masyarakat untuk bekerja

sama dengan pemerintah terkait dengan pengelolaan objek wisata.

Kesimpulan Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwasannya dalam pengembangan potensi

pariwisata, Pemerintah Kabupaten Tangerang sedang memiliki fokus pada tiga obyek wisata,

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

yakni Kawasan Wisata Solear, Obyek Wisata Pantai Tanjung Pasir, dan Obyek Wisata Pantai

Tanjung Kait. Pengembangan dan pengelolaan ketiga obyek tersebutlah yang menjadi strategi

Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam mengembangkan potensi pariwisatanya. Namun,

strategi tersebut menemui beberapa kendala, beberapa diantaranya ialah adanya resistensi dari

masyarakat sekitar, buruknya infrastruktur di sekitar obyek wisata, kurangnya alokasi anggaran,

hingga belum mencukupinya SDM yang dimiliki. Hal ini berkaitan erat dengan proses formulasi

strategi yang dilakukan oleh the strategic apex dalam organisasi Pemerintah Kabupaten

Tangerang yang seharusnya melihat masalah tersebut sebagai salah satu hal yang memerlukan

perhatian lebih.

Rekomendasi

Adapun rekomendasi untuk pengembangan potensi pariwisata di Kabupaten Tangerang,

antara lain:

1. Menitikberatkan pada upaya untuk merangkul masyarakat yang berdomisili di sekitar objek

wisata sebagai langkah awal untuk mengelola objek pariwisata. Pemerintah Kabupaten

Tangerang harus dapat memberikan perhatian lebih bagi upaya ini agar masyarakat mau bekerja

sama dengan pemerintah terkait dengan pengembangan pariwisata.

2. Perbaikan pelayanan proses perizinan, memastikan secara jelas waktu pemrosesan perizinan,

serta memastikan kapan izin tersebut dapat dikeluarkan dalam rangka menarik minat investor

untuk menanamkan modalnya di sektor pariwisata

3. Pemerintah Kabupaten Tangerang harus memperbaiki aspek informasi dalam pengembangan

pariwisata, artinya harus ada sebuah media bagi masyarakat untuk mengakses serta mendapatkan

informasi mengenai obyek-obyek wisata apa saja yang terdapat di Kabupaten Tangerang,

contohnya dengan membuat situs resmi pariwisata Kabupaten Tangerang.

4. Memperbaiki sarana dan prasarana yang mendukung pariwisata seperti akses jalan, air bersih,

pengelolaan sampah, penyediaan penginapan, dan lain-lain yang ditujukan untuk meningkatkan

kenyamanan wisatawan.

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

Referensi

Buku

Babbie, Earl. (1998). The Practice of Social Research, 8th edition. Belmont, CA.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang. (2014). Rencana Peningkatan

Investasi Melalui Daya Tarik Pariwisata. Tangerang: Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Kabupaten Tangerang.

Bowman, Cliff. (1990). The Essence of Strategic Management. Inggris: Prentice Hall

International.

Cooper, Chris., Fletcher, John., Gilbert, David., Wanhill, Stephen.,. (1999). Tourism Principles

and Practice. London: Longman Creswell, John W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed

(Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dredge, Dianne., Jenkins, John. (2007). Tourism Planning and Policy. Australia: John Wiley &

Sons. Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:

Salemba Humanika.

Kerr, William Revill. (2003) Tourism Public Policy, and the Strategic Management of Failure. London: Pergamon.

Martono, Nanang. (2011). Metode Penelitian Kuantitaif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder.

Jakarta: Rajawali Pers. Mathieson, Alister., Wall, Geoffrey. (1995) Tourism: Economic, Physical, and Social Impact.

Singapura: Longman.

Mintzberg, Henry., Quinn, James Brian. (1996). The Strategy Process. Amerika Serikat: Prentice

Hall.

Mintzberg, Henry. (1993). Designing Effective Organizations. Amerika Serikat: Prentice Hall.

Mintzberg, Henry., Ahlstrand, Bruce., Lampel, Joseph. (1998). Strategy Safari. Inggris: Prentice Hall.

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

Neuman, William Lawrence. (2006). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches Sixth Edition. New York: Pearson Education

Neuman, W. Laurence. (2007). Basics of Soical Research Qualitative and Quantitative

Approaches. Boston: Allyn and Bacon

Nugroho, Riant. (2012). Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo.

NYC & Company. (2013). New York City Tourism: A Model for Success. Penerbit NYC & Company.

Pemerintah Kabupaten Tangerang. (2012). Profil Budaya dan Pariwisata. Tangerang: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata.

Pemerintah Kabupaten Tangerang. (2012). Database Pariwisata Kabupaten Tangerang. Tangerang: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata.

Pemerintah Kabupaten Tangerang. (2004). Sejarah Kabupaten Tangerang. Tangerang: Dinas

Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata.

Pemerintah Kabupaten Tangerang. (2010). Buku Saku Kabupaten Tangerang. Tangerang: Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata.

Pendit, Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta : PT Pradnya Paramiata.

Prasetyo, Bambang & Lina Miftahul Jannah. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Purnomo, Setiawan Hari., Zulkieflimansyah. (2007). Manajemen Strategi. Depok: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rangkuti, Freddy. (2001). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

Saladin, Djaslim. (2003). Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan. Penerbit Linda Karya,

Bandung.

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu,

Suwantoro, G. (1997). Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:CV Alfabeta.

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

Thompson, Arthur., Fulmer, William E,. Strickland, A.J. (1992). Readings in Strategic Management. Amerika Serikat: Irwin.

Umar, Husein. (2005). Strategic Management In Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Wahab, Salah. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta : PT Pradnya Paramita Yoeti, A. Oka. (1996). Anatomi Pariwisata. Bandung: Angkasa.

Peraturan Hukum

Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 9 Tahun 2005 tentang Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Provinsi Banten.

Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 13 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031

Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 12 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2005-2025

Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 14 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan

Pariwisata Kabupaten Tangerang

Rencana Umum Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Kabupaten Tangerang Tahun 2013 Jurnal dan Publikasi Ilmiah

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2012). Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia. Publikasi Badan Pusat Statistik Jakarta-Indonesia.

NYC & Company. (2013). New York City Tourism: A Model for Success. Penerbit NYC & Company.

Yudananto, Wisnu., Remi, Sutyastie., Muljarijadi, Bagdja. (2013). Peranan Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian Daerah di Indonesia (Analisis Interregional Input-Output). Jurnal Universitas Padjadjaran.

Sumber Karya Akademis

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

Fitriani, Mita. (2011). Strategi Pengelolaan Pariwisata Pantai Lontar Indah di Kabupaten Serang. Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Syakir. (2004). Kebijakan Pemerintah Dalam Pengembangan Pariwisata dan

Keterlibatan Masyarakat (Studi Lapangan di Kawasan Wisata Anyer Kabupaten Serang Provinsi Banten). Tesis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Unga, Kartini La Ode. (2011). Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Kepulauan Banda. Tesis

Program Studi Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin.

Website

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten. (2013). http://bantenculturetourism.com/

Kabar 6. (2013, 3 Maret). Pariwisata Kabupaten Tangerang Belum Tergarap Maksimal. http://www.kabar6.com/tangerang-raya/kabupaten-tangerang/7560-pariwisata-kabupaten-tangerang-belum-tergarap-maksimal.html

Kang Nong Kabupaten Tangerang. (2014). http://www.kangnongkabtgr.com

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2011, 14 Juni). Dampak Event Pariwisata. http://www.parekraf.go.id/asp/ringkasan.asp?c=100

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2012, 10 Februari). Ranking Devisa Pariwisata

Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya. http://www.parekraf.go.id/asp/detil.asp?c=117&id=1198

Kementerian Dalam Negeri. (2014, 11 Februari). Indonesia Peringkat 70 Daya

SaingPariwisataGlobal, Lokasi:http://www.kemendagri.go.id/news/2014/02/11/indonesia-peringkat-70-daya-saing-pariwisata-global

Mulyana. (2012). Banten Dorong Tangerang Tata Wisata Kuliner Tanjung

Kait.Lokasi:http://www.antarabanten.com/berita/18240/banten-dorong-tangerang-tata-wisata-kuliner-tanjungkait

Munady. (2012, 19 Desember). Devisa Sektor Pariwisata Meningkat 6,03 Persen. Lokasi:

http://www.pikiran-rakyat.com/node/215705 Pranyoto, Victorianus Sat. (2012, 26 Desember). Sektor Pariwisata Penyumbang Terbesar PAD

Sleman, Lokasi:. http://jogja.antaranews.com/berita/318434/sektor-pariwisata-penyumbang-terbesar-pad-sleman.

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI PARIWISATA DI …

Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Tangerang (2014). Lokasi: http://tangerangkab.go.id/

Strategi pengembangan…, Rahmat Dayansyah, FISIP UI, 2014