strategi pengembangan pt perusahaan gas negara (persero...
TRANSCRIPT
1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk yang juga dikenal dengan
sebutan PGN merupakan perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan
distribusi gas bumi, yang menghubungkan pasokan gas bumi Indonesia dengan
konsumen di seluruh Indonesia.
PGN memperkuat pondasi yang ada dan bertransformasi dari perusahaan
transmisi dan distribusi gas bumi menjadi penyedia solusi energi terintegrasi,
yang mendorong pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan masyarakat dan
industri yang semakin meningkat. Seiring meningkatnya kebutuhan energi yang
bersih dan terjangkau, PGN menggunakan keahlian dan pengalamannya untuk
mengamankan sumber energi baru untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang
konsumen.
PGN memiliki jaringan pipa distribusi gas bumi yang tersebar di
beberapa kota besar Indonesia, yaitu, Jakarta, Bogor, Bekasi, Karawang,
Tangerang, Cilegon, Lampung, Palembang, Semarang, Surabaya, Gresik,
Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Medan, Pekanbaru, dan Batam.
Bisnis distribusi gas bumi ini dikelola oleh tiga Strategic Business Unit (SBU)
yaitu SBU Wilayah I yang menangani wilayah Jawa bagian barat, Lampung dan
Palembang; SBU Wilayah II yang mencakup Jawa bagian timur dan Jawa
Tengah; SBU Wilayah III menangani Sumatera bagian utara, Riau, Kepulauan
Riau, dan Jambi. Untuk jaringan pipa transmisi gas bumi PGN membentang dari
Wampu-Belawan (Sumatera Utara) yang dikelola oleh SBU Wilayah III, jalur
Grissik (Sumatera Selatan)-Duri (Riau), dan Grissik (Sumatera Selatan)-Batam
(Riau)-Singapura dikelola oleh anak usaha PGN, serta jalur paralel line Grissik
(Sumatera Selatan)-Banten-Jawa Barat dikelola oleh SBU Transmisi Sumatera-
Jawa.
PGN memiliki jaringan distribusi gas bumi yang melayani pelanggan
industri, komersial dan rumah tangga. Pendapatan PGN dari bisnis distribusi per
kategori pelanggan dalam tiga tahun (2012-2014) terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Pendapatan distribusi gas bumi per pelanggan Tahun 2012-2014
Pelanggan
2012 2013 2014 Juta USD Kontribusi
(%)
Juta USD Kontribusi
(%)
Juta USD Kontribusi
(%)
Industri 2.310,22 97,48 2.687,54 97,03 2.848,33 97,91
Komersial 50,50 2,13 75,10 2,71 55,94 1,92
R.Tangga 5,49 0,23 5,42 0,20 4,43 0,15
SPBG 3,74 0,16 1,68 0,06 0,47 0,02
Total 2.369,95 100 2.769,74 100 2.909,17 100
Sumber: Laporan Tahun PGN (2012-2014)
PGN memiliki empat segmen usaha, adapun pendapatan PGN per
segmen usaha dapat dilihat pada Tabel 2.
2
Tabel 2 Pendapatan per segmen usaha Tahun 2012-2014
Pendapatan 2012 2013 2014
Juta USD Kontribusi
%
Juta USD Kontribusi
%
Juta USD Kontribusi
%
Transmisi Gas 200 7,75 180,24 6,00 186,48 5,47
Distribusi Gas 2.369,95 91,85 2.769,73 92,28 2.909,16 85,35
Minyak & Gas - - 34,84 1,16 297,80 8,74
Usaha lainnya 10,29 0,40 16,70 0,56 15,16 0,44
Total 2.580,24 100 3.001,51 100 3.408,60 100 Sumber: Laporan Tahun PGN (2012-2014)
PGN berhasil membukukan pendapatan neto sebesar USD 3, 4 miliar
pada tahun 2014. Pendapatan ini berasal dari empat segmen usaha yaitu
transmisi gas, distribusi gas, pendapatan minyak dan gas, dan pendapatan dari
usaha lainnya yang mencakup sewa kapasitas serat optik dan jasa operasi
pemeliharaan. Kontribusi masing-masing segmen tersebut terhadap pendapatan
usaha di tahun 2014 adalah sebagai berikut: distribusi gas 85,35%, transmisi gas
5,47%, penjualan minyak dan gas-neto 8,74%, dan segmen usaha lain 0,44%
(Laporan Tahunan PGN 2014).
Munculnya pesaing serta lingkungan bisnis yang semakin dinamis
membuat sebuah bisnis harus memilki strategi yang tepat agar dapat bersaing
serta memenangkan pasar (Supriatna dan Aminah 2014). PGN merupakan
pemimpin pasar dalam bisnis distribusi dan transmisi gas bumi di Indonesia,
namun demikian dengan semakin ketatnya persaingan bisnis di bidang ini,
pangsa pasar PGN mengalami penurunan. Penurunan pangsa pasar distribusi dan
transmisi PGN ini dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3 Pangsa pasar distribusi gas bumi 2011-2014
No
Perusahaan
2011 2012 2013 2014
Dist
(%)
Dist
(%)
Dist
(%)
Dist
(%)
1 PGN 87,30 83,08 79,00 81,00
2 Lainnya (Pertagas, EHK,
BBG, Sadikun, dll)
12,70
16,92
21,00
19,00
Total 100 100 100 100 Sumber: Laporan Tahunan PGN (2011-2014)
Tabel 4 Pangsa pasar transmisi gas bumi 2011-2014
No
Perusahaan
2011 2012 2013 2014
Trans
(%)
Trans
(%)
Trans
(%)
Trans
(%)
1 PGN 52,90 51,72 52,00 49,00
2 Lainnya (Pertagas, EHK, BBG,
Sadikun, dll)
47,10
48,28
48,00
51,00
Total 100 100 100 100 Sumber: Laporan Tahunan PGN (2011-2014)
Karakteristik bisnis gas yaitu pasokan gas bumi - jaringan
transmisi/distribusi pipa gas bumi – pasar, harus terpenuhi. Tanpa pasokan gas
bumi, PGN tidak bisa memperluas jaringan pipa gas bumi baik transmisi
3
maupun distribusi yang dibutuhkan pasar. Untuk penentuan alokasi gas ada di
tangan Pemerintah. Pemerintah telah menetapkan kebijakan terkait pemanfaatan
gas bumi dalam rangka mendorong peningkatan pemanfaatan gas bumi domestik
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sesuai dengan amanat Undang-undang
No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.
UU Nomor 22 Tahun 2001 yang diharapkan dapat memberi landasan
hukum baru bagi langkah-langkah pembaruan dan penataan kembali usaha
minyak dan gas bumi dengan mengganti Undang-undang sebelumnya yaitu UU
Nomor 8 Tahun 1971 tentang Pertamina, ternyata sarat dengan agenda
tersembunyi (hidden agenda). Berbagai ketentuan tentang kewenangan dan
kewajiban berbagai pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan sektor minyak
dan gas bumi dirumuskan dalam pasal-pasal yang sangat elastis, atau diserahkan
kepada pemerintah melalui pengaturan lebih lanjut (Qurbani 2012).
Kebijakan tersebut dituangkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 35
tahun 2004 tentang kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi, PP No. 36 tahun
2004 tentang kegiatan usaha hilir minyak dan gas bumi, Peraturan Presiden
(Perpres) No. 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional, dan dijabarkan
secara detail dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
(Permen ESDM) No. 19 Tahun 2009 tentang kegiatan usaha gas bumi melalui
pipa, Permen ESDM No. 37 Tahun 2015 tentang ketentuan dan tata cara
penetapan alokasi dan pemanfaatan serta harga gas bumi. Pemerintah
mewajibkan para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menyerahkan
25% dari produksi gas bumi bagian kontraktor untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri dalam rangka Domestic Market Obligation (Kementerian ESDM
2015a). Tambahan alokasi gas bumi untuk kebutuhan domestik tersebut
diperuntukan bagi peningkatan produksi pupuk, listrik, transportasi dan industri.
Pemenuhan kebutuhan gas bumi dalam negeri tetap memperhatikan ketersediaan
infrastruktur, teknis operasional dan keekonomian lapangan (Kementerian
ESDM 2015e).
Sebelum terbitnya peraturan ini, para KKKS tidak memiliki kewajiban
untuk mengalokasikan pasokan gas bumi untuk kebutuhan dalam negeri dari
sumur-sumur migas yang mereka eksplorasi. Mereka lebih mengutamakan
ekspor gas bumi dalam bentuk gas alam cair/LNG (Liquefied Natural Gas). Hal
tersebut dikarenakan harga jual ekspor LNG lebih tinggi dibandingkan dengan
harga gas bumi di dalam negeri.
PGN melakukan pembelian gas bumi dari beberapa pemasok pada tahun
2012-2013 seperti tercantum dalam Tabel 5.
Tabel 5 Pembelian gas bumi Tahun 2012-2013
Pemasok 2012 2013
Juta USD Kontribusi % Juta USD Kontribusi %
ConocoPhillips 392,15 35,40 722,02 46,13
Pertamina 331,78 29,95 413,25 26,40
Lainnya 383,91 34,65 429,85 27,46
Total 1.107,84 100 1.565,12 100 Sumber: Laporan Tahunan PGN (2013)
4
Pada September 2012 dan April 2013, terjadi kenaikan harga beli gas bumi
dari Pertamina EP dan ConocoPhillips. Perusahaan membeli gas bumi dari
beberapa produsen atau pemasok gas dengan periode kontrak yang bervariasi
(Laporan Tahunan 2013).
PGN melakukan kontrak utama dan periode jangka panjang dengan
ConocoPhillips, Pertamina, dan Santos. Tiga produsen ini beserta pemasok gas
lainnya memasok gas untuk wilayah distribusi PGN yang meliputi Jawa Bagian
Barat, Jawa Bagian Timur, dan Sumatera Bagian Utara seperti yang terlihat pada
Tabel 6.
Tabel 6 Sumber gas bumi (pemasok) per wilayah distribusi PGN No Sumber Gas Wilayah Distribusi PGN
1 ConocoPhillips (Coridor PSC) SBU Wil. I Jawa Bag. Barat
2 Pertamina EP Asset 2 SBU Wil. I Jawa Bag. Barat
3 Pertamina EP Asset 3 SBU Wil. I Jawa Bag. Barat
4 Pertamina Ellipse (Jatirarangon TAC) SBU Wil. I Jawa Bag. Barat
5 Medco E&P Indonesia (South & Central Sumatera) SBU Wil. I Jawa Bag. Barat
6 Medco E&P Lematang (Lematang PSC) SBU Wil. I Jawa Bag. Barat
7 Nusantara Regas (FSRU Jawa Barat) SBU Wil. I Jawa Bag. Barat
8 Gagas Energi Indonesia (Gas Ex- Pertamina Asset 3) SBU Wil. I Jawa Bag. Barat
9 Santos (Madura Offshore PSC) SBU Wil. II Jawa Bag. Timur
10 PHE WMO West Madura Offshore PSC) SBU Wil. II Jawa Bag. Timur
11 Husky CNOOC (Madura Strait PSC) SBU Wil. II Jawa Bag. Timur
12 Lapindo Brantas (Brantas PSC) SBU Wil. II Jawa Bag. Timur
13 Bayu Buana Gemilang (Gas Ex- TSB) SBU Wil. II Jawa Bag. Timur
14 Gagas Energi Indonesia (Gas Ex- WMO PSC) SBU Wil. II Jawa Bag. Timur
15 ConocoPhillips (Coridor PSC) SBU Wil. III Sumatera Bag. Utara
16 Inti Daya Latu Prima (Gas Ex- Jambi Merang) SBU Wil. III Sumatera Bag. Utara
17 Pertiwi Nusantara Resources (Gas Ex- Glagah
Kambuna PSC)
SBU Wil. III Sumatera Bag. Utara
18 Pertamina EP Asset 1 (Field Pangkalan Susu) SBU Wil. III Sumatera Bag. Utara
19 Pertamina EP Asset 1 (Sumur Benggala 1) SBU Wil. III Sumatera Bag. Utara
Sumber: Laporan Tahunan PGN (2013)
Kebijakan terkait pemanfaatan gas bumi telah dibuat namun ketersediaan
infrastruktur jaringan transmisi dan distribusi gas bumi belum merata ke seluruh
Indonesia. Hanya beberapa kota besar di Indonesia terutama di pulau Sumatera
dan Jawa yang sudah tersedia jaringan pipa transmisi dan distribusi gas bumi.
Ketersediaan infrastruktur inilah yang sering menjadi kendala pemanfaatan gas
bumi untuk dalam negeri. Penambahan jaringan pipa distribusi PGN berjalan
lambat, bahkan untuk jaringan pipa transmisi tidak mengalami penambahan
panjang jaringan pipa, hal ini dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Panjang jaringan pipa PGN Tahun 2012-2014
No Panjang Jaringan Pipa (Kilometer)
2012 2013 2014
1 Distribusi 3.865 3.950 4.081
2 Transmisi 2.047 2.047 2.047
Total 5.912 5.997 6.128 Sumber: Laporan Tahunan PGN (2012-2014)
5
Pengaturan kegiatan usaha gas bumi melalui pipa bertujuan untuk
meningkatkan investasi pembangunan infrastruktur gas bumi dan memberikan
kesempatan yang sama bagi semua badan usaha untuk melaksanakan kegiatan
usaha niaga dan/atau pengangkutan gas bumi melalui pipa. Dalam melaksanakan
kegiatan usaha niaga gas bumi melalui pipa dilaksanakan oleh badan usaha
setelah mendapatkan izin usaha niaga gas bumi melalui pipa. Untuk harga jual
gas bumi melalui pipa untuk rumah tangga dan pelanggan kecil diatur dan
ditetapkan oleh Badan Pengatur yaitu Badan Pengatur Hilir Migas, sedangkan
untuk pengguna tertentu ditetapkan oleh Menteri ESDM. Badan usaha hanya
dapat menentukan harga jual gas bumi untuk pengguna umum (Kementerian
ESDM 2015d).
PGN menyalurkan gas bumi ke pelanggan dalam tiga tahun (2012-2014)
tidak mengalami kenaikan signifikan untuk volume pemnyaluran distribusi,
sedangkan volume penyaluran transmisi mengalami penurunan. Volume
penyaluran dan penjualan gas bumi PGN untuk bidang usaha distribusi pada
tahun 2012 sebesar 807,16 MMSCFD menjadi 865,27 MMSCFD pada tahun
2014 atau meningkat 7,1% dalam jangka waktu 3 tahun. Bidang usaha transmisi,
volume penyaluran gas bumi pada tahun 2012 sebesar 876,97 MMSCFD
menjadi 851,65 MMSCFD pada tahun 2014 atau turun sebesar 2,9% dalam
jangka waktu 3 tahun. Kapasitas pipa terpasang untuk jaringan pipa transmisi
dan distribusi gas bumi PGN masih memadai untuk menyalurkan gas bumi lebih
besar dari total volume penyaluran gas bumi pada tahun 2014. Total volume
penyaluran gas bumi PGN dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Volume penyaluran gas bumi PGN Tahun 2012-2014
No Volume Penyaluran
Gas Bumi
(MMSCFD)
2012 2013 2014
1 Distribusi 807,16 823,83 865,27
2 Transmisi 876,97 854,15 851,65
Total 1.684,13 1.677,98 1.716,92 Sumber: Laporan Tahunan PGN (2012-2014)
Menurut Sirait (2012) PGN sebagai transporter gas bumi harus
memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna jaringan transmisi gas bumi,
yaitu dengan cara menyediakan sarana transportasi gas bumi melalui jaringan
pipa transmisi gas yang aman dan handal, sehingga ketersediaan pasokan gas
dalam volume dan tekanan tertentu bagi para pelanggan dapat terjamin sesuai
dengan kontrak yang disepakati. Salah satu kegiatan pengoperasian serta
pemeliharaan jaringan pipa transmisi gas bumi yang terbentang di sepanjang
wilayah Sumatera bagian tengah dan selatan hingga Jawa bagian barat, termasuk
segmen pipa bawah laut, yang dikelola salah satu SBU Transmisi bukan
merupakan tugas yang mudah. Tingginya profil risiko, terutama pada area-area
tertentu pada jalur pipa transmisi Sumatera-Jawa dapat menyebabkan
perusahaan mengalami kendala dalam mencapai tujuannya untuk memasok gas
kepada konsumen dengan baik. Hal ini menjadi lebih sulit jika informasi tentang
profil risiko pada jalur pipa transmisi masih berbasis manual, sehingga mitigasi
risiko memerlukan waktu yang relatif lebih lama.
6
Perubahan merupakan tantangan bagi perusahaan manapun dalam
mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Regulasi dan teknologi merupakan
contoh perubahan yang tidak dapat diprediksi (Saragih dan Suwardi 2014). Inilah saat di mana perusahaan membutuhkan strategi yang tepat jika tak mau
bisnisnya ambruk dan bangkrut. Begitu pula dengan PGN, Saat ini perusahaan
beroperasi dalam lingkungan bisnis yang terus mengalami perubahan.
Lingkungan bisnis yang terus berubah secara berkelanjutan membuat
pengelolaan usaha menjadi semakin kompleks.
Perumusan Masalah
PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distirbusi gas bumi terbesar di
Indonesia dengan total jaringan pipa gas sepanjang 6.128 km (Laporan Tahunan
2014). Dengan diberlakukannya Undang-Undang Migas No 22 tahun 2001
tentang Minyak dan Gas Bumi (Migas), maka terjadi perubahan situasi bisnis
migas (liberalisasi bisnis migas), perusahaan swasta dapat masuk dalam bisnis
migas ini. Di sisi lain pemakaian dan kebutuhan gas bumi untuk industri,
pembangkit listrik, komersial, rumah tangga dan transportasi masih besar,
sehingga terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan gas bumi,
serta minimnya infrastruktur. Hal tersebut menggambarkannya besarnya potensi
pasar gas bumi di Indonesia. Peluang pasar yang terbuka lebar dan ketatnya
persaingan perusahaan di bidang transmisi dan distribusi gas bumi di Indonesia,
membuat pihak manajemen perusahaan memerlukan strategi yang tepat dan
efektif dalam memenangkan persaingan bisnis gas bumi. Oleh karena itu PGN
perlu mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal
yang berpengaruh terhadap strategi pengembangan PGN.
Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat tiga permasalahan yang dikaji
pada penelitian ini, yakni:
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pengembangan bisnis PGN, baik
dari sisi internal maupun eksternal?
2. Alternatif strategi apa yang dapat dilakukan untuk pengembangan bisnis
PGN?
3. Prioritas strategi apa yang dipilih untuk pengembangan bisnis PGN?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap bisnis PGN, baik
dari sisi internal maupun eksternal.
2. Merumuskan berbagai alternatif strategi pengembangan bisnis PGN.
Merekomendasikan prioritas strategi yang dapat diterapkan untuk
pengembangan bisnis PGN.
7
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan
masukan dalam menentukan kebijakan strategi dan pengambilan keputusan
strategis dalam menghadapi era persaingan terbuka di bidang usaha gas
bumi.
2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana
dan pemahaman tentang pengembangan bisnis gas bumi di Indonesia dan
sebagai referensi untuk melakukan penelitian lanjutan.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada identifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan bisnis pada perusahaan baik ditinjau secara
internal maupun eksternal. Hal tersebut guna menentukan alternatif strategi
bisnis bagi perusahaan. Di samping itu penelitian ini menghasilkan prioritas
strategi bisnis yang tepat bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis
gas bumi di Indonesia.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengelolaan Gas Bumi
Gas bumi adalah suatu campuran hidrokarbon gas dengan kandungan gas
metana sebagai komponen terbanyak. Gas bumi dijumpai dalam sumur
(reservoir) baik bergabung dengan minyak bumi sebagai associated gas; atau
dalam sumur gas tanpa kandungan minyak bumi, sebagai non-associated gas.
Gas bumi kering (dry natural gas) tidak mengandung hidrokarbon tinggi atau
kondensat, tetapi gas bumi yang mengandung hidrokarbon cair di atas 0.3 gal/
MCF, maka gas tersebut di kategorikan sebagai gas basah atau wet gas
(Nasution, Haris, Morina dan Herlina 2011).
Gas bumi lebih bersih dan lebih efisien daripada minyak dan batu bara,
memiliki keunggulan utama dalam hal efektivitas biaya dan kelestarian
lingkungan (Stefanova 2012). Gas bumi adalah energi yang relatif bersih dan
bisa digunakan di berbagai produk. Gas bumi juga merupakan bahan baku kimia
yang penting, hasil produk kimianya adalah amonia, urea, metanol, dan etilena,
produksi amonia sintetik di dunia, sekitar 80 persen menggunakan gas bumi
sebagai bahan baku, 70% dari produksi metanol menggunakan gas bumi sebagai
bahan baku. Gas bumi juga dapat digunakan untuk pembangkit listrik,
digunakan secara luas sistem pembakaran, kompor , pemanas air dan
sebagainya (Wei 2009). Strategi untuk mengurangi emisi dari sumber-sumber
yang ada dan pengembangan mekanisme keberlanjutan untuk pertumbuhan
industri mencakup langkah-langkah mempromosikan dan memberikan insentif
untuk peralihan ke penggunaan gas bumi. Sumber-sumber pembakaran statis
digantikan bahan bakar dengan gas bumi mengurangi materi partikulat (PM)
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB