strategi pengembangan usaha jamur tiram pada …
TRANSCRIPT
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM
PADA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) CELEBES
MUSHROOM DI KABUPATEN GOWA
VINI ALFIONITA ANDRYANI
105960096211
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
DAFTAR PUSTAKA
Ambarawati dan Sri Astiti, 2014. Strategi Pemasaran Produk Olahan Jamur Tiram
Pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Spora Bali. Jurnal Managemen
Agribisnis Vol. 2 No. 2 Thn. 2014.
Djarijah, Nunung Marlina dan Abbas Siregar Djarijah., 2001. Budidaya Jamur
Tiram. Kanisius. Yogyakarta.
Djarwanto dan Sihati Suprapti, 2010. Pengaruh Sumbar Bibit Terhadap
Pertumbuhan Jamur Tiram. Jurnal Penelitian. 2010. Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Hasil Hutan, Jln Gunung Batu No. 5, Bogor.
Fitri, Meta., Harlistaria Wigyanto, dan Dhita M, 2012. Analisis Kelayakan Teknis
Dan Finansial Produksi Sosis Jamur Pada Skala Industri Kecil (Studi Kasus
Di Budidaya Jamur Tiram ‘Wahyu’ Kota Mojokerto). Jurnal Industria Vol. 1
No. 2 Thn. 2012. Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP Universitas
Brawijaya.
Istikarini, DwiGuna., 2011. Ketersediaan Bahan Baku Dan Prospek
Pengembangan Usaha Pembuatan Baglog Jamur Tiram (Pleurotus sp.) Di
Danny’s Mushroom. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Jember, Jember.
Nurmiati dan Periadnadi, 2013. Pengaruh Pengaturan Media Serbuk Gergaji
Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Coklat (pleurotus
cystidiosus). Junal Biologi Universitas Andalas Vol.31 No. 36 Thn. 2013.
Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas.
Rangkuti Freddy, 2006. Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Vivandri Okla., 2010. Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram Putih Pada
Trisno Insan Mandiri Mushroom (TIMMUSH) desa Cibuntu Kecamatan
Cianpea Kabupaten Bogor. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Managemen,
Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Widyastuti Netty dan Tjokrokusumo Donowati, 2008. Aspek Lingkungan Sebagai
faktor Penentu Keberhasilan Budidaya Jamur Tiram. Jurnal Penelitian
Hortikultura Vol.9 No.3 Thn. 2008. Peneliti di Pusat Teknologi Bioindustri
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Indonesia.
Zulfahmi, Muhammad,. 2011. Analisis Biaya Dan Pendapatan Usaha Jamur
Tiram Putih Model Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Nusa
Indah. Skripsi. Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayahtullah, Jakarta.
i
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PADA USAHA
KECIL MENENGAH (UKM) CELEBES MUSHROOM DI KABUPATEN
GOWA
VINI ALFIONITA ANDRYANI
105960096211
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Prospek Pengembangan Usaha Jamur Tiram Pada
UKM Celebes Mushroom Di Kabupaten Gowa
Nama : Vini Alfionita Andryani
Stambuk : 105960096211
Konsentrasi : Sosial Ekonomi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Hj.Siti Wardah, M.Si Reni Fatmasari, S.P, M.Si
Diketahui
Dekan Fakuktas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis
Ir. Saleh Molla, M.M. Amruddin, S.Pt, M.Si.
iii
iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : STRATEGI
PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PADA UKM CELEBES
MUSHROOM DI KABUPATEN GOWA adalah benar merupakan hasil karya
yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir
skripsi ini.
Makassar, Juli 2015
Vini Alfionita Andryani
105960096211
v
ABSTRAK
VINI ALFIONITA ANDRYANI. 105960096211. Strategi Pengembangan Usaha
Jamur Tiram Pada UKM Celebes Mushroom Di Kabupaten Gowa. Dibimbing
oleh SITI WARDAH dan RENI FATMASARI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Pengembangan Usaha
Jamur Tiram Pada UKM Celebes Mushroom Di Kabupaten Gowa.
Pengambilan populasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara metode
sensus yakni menjadikan semua populasi menjadi responden pada UKM Celebes
Mushroom dengan jumlah sampel sebanyak 5 orang terdiri dari pemilik sekaligus
pengelolah dan karyawan. Sementara analisis data yang digunakan yakni Analisis
SWOT dengan mengkobinasikan matriks IFAS dan EFAS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari hasil analisis SWOT diperoleh 4
alternatif strategi kemudian berdasarkan diagram cartesius SWOT menunjukkan
bahwa startegi yang tepat di lakukan yakni terletak pada kuadran 2, ini merupakan
situasi dimana UKM Celebes Mushroom meskipun menghadapi berbagai
ancaman dari luar tetapi dengan kondisi seperti itu UKM Celebes Mushroom
masih memiliki kekuatan dari segi internal dimana strategi yang dapat usaha ini
terapkan yaitu menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka
panjang dengan strategi difersifikasi yakni dari segi peningkatan produk dan
pemasaran.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah milik Allah SWT, mengingat akan keanggungan dan
kemulian-Nya yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada
seluruh hambanya khususnya bagi penulis yang telah di beri kemampuan dan
kekuatan serta kesehatan jasmani dan rohani, sehingga penulis skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik meskipun masih dalam bentuk yang sederhana.
Terwujudnya skripsi ini tak lepas dari keterlibatan dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Ir. Hj. Siti Wardah, M.Si selaku
pembimbing I dan ibu Reni Fatmasari, S.P., M.Si selaku pembimbing II yang
telah menyempatkan diri dan meluangkan waktunya disertai dengan keikhlasan
dan ketulusan hati dalam memotivasi, membimbing dan mengarahkan penulis
sehingga hal-hal yang berupa kendala dan penghalang pada tahap proses
pembuatan dan penyusunan skripsi dapat dilalui.
Manusia adalah mahkluk yang sering lupa dan khilaf, tak ada yang
sempurna selain Allah SWT pencipta langit dan bumi. Oleh karena itu, demi
kesempurnaan skripsi ini maka penulis dengan penuh rasa rendah dan ketulusan
hati menerima segala tanggapan positif dan saran-saran serta kritikan-kritikan
yang sifatnya membangun dengan harapan skripsi ini dapat lebih bermanfaat bagi
para pembacanya terutama pada diri pribadi demi pengembangan dan kemajuan
ilmu pengetahuan.
Makassar, Juli 2015
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI ............................................... iii
HALAMAN PERNYATAN .................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan dan Kegunaan .................................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Jamur Tiram ..................................................................................... 5
2.2 Sarana Produksi Dalam Usaha Jamur Tiram .............................................. 8
2.3 Strategi Pengembangan ............................................................................. 10
2.4 Analisis SWOT.......................................................................................... 11
2.5 Matriks EFAS ............................................................................................ 15
viii
2.6 Matriks IFAS ............................................................................................. 16
2.7 Kerangka Pikir ........................................................................................... 19
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 20
3.2 Teknik Penentuan Sampel .......................................................................... 20
3.3 Jenis dan sumber Data ................................................................................ 20
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 21
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................... 22
3.6 Defenisi Operasional ................................................................................... 23
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Bedirinya UKM Celebes Mushroom ............................................ 24
4.2 Visi dan Misi UKM Celebes Mushroom ................................................... 26
4.3 Struktur Organisasi UKM Celebes Mushroom ......................................... 27
4.4 Tugas dan Tanggungjawab ........................................................................ 28
V. HASIL DANPEMBAHASAN
5.1 Potensi UKM Celebes Mushroom ............................................................. 29
5.2 Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Dan Ancaman
UKM Celebes Mushroom ......................................................................... 31
5.3. Matriks IFAS UKM Celebes Mushroom .................................................. 35
5.3 Matriks EFAS UKM Celebes Mushroom ................................................. 37
5.4 Analisis SWOT Pada UKM Celebes Mushroom ...................................... 39
ix
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 50
6.2 Saran . ........................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. EFAS (Eksternal factor Analysis Summary) ............................................ 16
2. IFAS (internal Factor Analysis Summary) ............................................... 18
3. Analisis SWOT Pada UKM Celebes Mushroom ...................................... 39
4. Identitas Responden .................................................................................. 58
5. Matriks IFAS Usaha Jamur Tiram UKM Celebes Mushroom.................. 69
6. Matriks IFAS Usaha Jamur Tiram UKM Celebes Mushroom.................. 70
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Matriks Analisis SWOT ............................................................................ 12
2. Diagram Cartesius Analisis SWOT .......................................................... 13
3. Skema Kerangka Pikir............................................................................... 19
4. Struktur Organisasi UKM Celebes Mushroom ......................................... 27
5. Diagram Cartesius Hasil Pengolahan Data Internal dan Eksternal UKM
Celebes Mushroom.................................................................................... 48
6. Bagian Depan UKM Celebes Mushroom Serta Ruangan Inkubasi Dan
Inokulasi (Kumbung jamur ) ..................................................................... 71
7. Kegiatan Observasi Dan Wawancara Langsung Bersama Pemilik Dan
Karyawan UKM Celebes Mushroom ........................................................ 72
8. Kegiatan Observasi Dan Pengamatan Pada Ruangan Inkubasi, Inokulasi,
Proses Strelisasi Dan Proses Pembuatan Baglog ...................................... 73
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuisioner Penelitian .................................................................................. 53
2. Identitas Responden .................................................................................. 58
3. Hasil Penentuan Bobot dan Rating IFAS Dan EFAS................................59
4. Hasil Penentuan Rata – Rata Bobot Dan Rating........................................69
5. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 71
i
ii
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Prospek usaha yang jelas merupakan faktor pendukung untuk mewujudkan
tujuan. Dengan berlandaskan dengan prospek, semua pelaku usaha di harapkan
dapat bersemangat dalam menjalankan fungsinya. Selama manusia masih
membutuhkan sandang, pangan, dan perumahan dalam kebutuhan minimum
kehidupannya, tentu kegiatan agribisnis masih mempunyai prospek yang cukup
menjanjikan. Hanya saja pemilihan terhadap kegiatan usaha atau jenis komoditas
yang akan di produksi memang membutuhkan kiat-kiat persiapan yang lebih
detail (Widyastuti dan Donowati, 2008).
Total produksi jamur dunia yang banyak dibudidayakan seperti Agaricus,
Lentinus dan Pleurotus meningkat lebih dari 14 kali lipat pada 30 tahun terakhir
yaitu sekitar 350.000 ton pada tahun 1965 menjadi 4.909.000 ton pada tahun
1994. Peningkatan besar terjadi pada 10 tahun terakhir. Cina sebagai produsen
utama menghasilkan 2.641.000 ton atau 54% dari total produksi dunia sedangkan
Indonesia pada tahun 1990, jamur Merang yang berhasil diekspor sebanyak
35.000 ton, jamur Champignon sebanyak 20.000 ton dan jamur Tiram sekitar
25.000 ton. Pada tahun 1994 hingga 1995 Amerika memproduksi 358.636 ton
atau 7,3% total produksi dunia (Ambarawati dan Astiti,2014).
Jamur tiram memiliki berbagai manfaat selain untuk bahan makanan dapat
pula digunakan sebagai obat-obatan karena memiliki khasiat yang baik dan telah
dibuktikan dengan berbagai penelitian baik bertaraf nasional dan internasional
maka semakin banyak kalangan yang terbiasa mengkonsumsi jamur khususnya
jamur tiram yang dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan olahan
dan jenis lainnya. Fakta tersebut merupakan hal yang positif, baik bagi upaya
diversifikasi sumber pangan alternatif maupun peluang bisnis bagi petani
pembudidaya jamur tiram. Banyaknya muncul pertanyaan mengenai bagaimana
peluang pasar jamur tiram.Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan
salah satu jamur kayu yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena
memiliki cita rasa yang khas, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi
(Nurmiati dan periadnadi, 2013).
Jamur Tiram memiliki kadar protein yang tinggi dengan asam amino yang
lengkap, termasuk asam amino essensial yang dibutuhkan manusia. Selain itu,
jamur ini mengandung vitamin B1, vitamin B2 dan beberapa garam mineral dari
unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 -
35 % dari berat kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 - 81,8 %. Selain itu
jamur tiram mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin,
biotin. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2
gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan
gizi jamur masih lebih komplit sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur
merupakan bahan pangan masa depan. Budidaya jamur tiram memiliki prospek
ekonomi yang baik. Jamur tiram merupakan salah satu produk komersial dan
dapat dikembangkan dengan teknik yang sederhana. Selain itu, konsumsi
masyarakat akan jamur tiram cukup tinggi, sehingga produksi jamur tiram mutlak
diperlukan dalam skala besar (Djarijah dan Siregar, 2001).
Dasarnya permintaan terhadap seluruh jamur konsumsi mengalami
peningkatan permintaan. Namun kebanyakan negara di dunia hanya terfokus
untuk memenuhi permintaan terhadap jamur champiognon, shiitake, dan merang.
Pelaku usaha di indonesia mampu memanfaatkan celah tersebut sebagai peluang
usaha. Indonesia lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan dunia terhadap jamur
tiram. Bersama Jepang, China, dan Thaiwan, indonesia merupakan negara
penghasil jamur tiram dengan tingkat produksi terbanyak dunia (Vivandri, 2010).
Peningkatan usaha jamur tiram tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi
saja tetapi jamur juga merupakan komoditas yang dapat di manfaatkan sebagai
bahan baku dalam pembuatan kosmetik dan produk olahan lainnya seperti keripik
jamur, jamur kaleng, sosis jamur dan lain sebagainya (Vivandri, 2010).
Salah satu UKM yang melakukan budidaya jamur tiram di Kabupaten Gowa
adalah UKM Celebes Mushroom Di Desa Taeng. UKM Celebes Mushroom
memerlukan strategi yang tepat dalam mengembangkan usahanya agar mampu
bertahan dalam industri jamur dan prospek pengembangannya dapat di tingkatkan.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
masalah yang dapat di uraikan yakni :
1. Potensi apa yang dimiliki usaha jamur tiram UKM Celebes Mushroom?
2. Bagaimana strategi pengembangan usaha jamur tiram di UKM Celebes
Mushroom di masa yang akan datang ?
1.3.Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat di simpulkan tujuan
penelitian:
1. Untuk mengetahui potensi yang dimiliki usaha jamur tiram UKM Celebes
Mushroom.
2. Untuk mengetahui strategi pengembangan usaha jamur tiram UKM Celebes
Mushroom di masa yang akan datang.
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan informasi tentang strategi pengembangan usaha jamur tiram dan
referensi bagi pihak yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam
mengambil keputusan untuk pengembangan usaha jamur tiram.
` II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usaha Jamur Tiram
Jamur merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga jamur
tidak dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti
tanaman yang memiliki klorofil. Oleh karena itu jamur mengambil zat-zat
makanan yang telah di hasilkan oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya.
Akiabat ketergantungannya terhadap organisme lain ini lah maka jamur
digolongkan sebagai tanaman heterotrofik (Djarwanto dan suprapti, 2010).
Jamur merupakan tumbuhan sederhana. Tubuhnya hanya terdiri dari dua
bagian, yaitu tudung dan batang. Tumbuhan ini tidak mempunyai klorofil
sehingga tidak mampu mengolah sendiri makanannya. Tudung merupakan bagian
yang selama ini di konsumsi adalah tubuh buah, salah satu fase dalam siklus
hidup. Tubuh buah akan menghasilkan spora yang merupakan alat
perkembangbiakan. Tudung pada jamur merupakan penciri kelas Basidiomycetes
(jamur tingkat tinggi). Jamur merupakan sumber bahan pangan nabati yang sangat
potensial untuk di budidayakan. Jamur sangat mudah di jumpai pada alam bebas
seprti hutan, kebun, pekarangan rumah dan tanaman kayu yang sudah lapuk.
Jamur tumbuh subur pada saat musim hujan. Secara umum jamur memiliki bentuk
menyerupai payung walaupun ada juga yang tampak seperti piringan (Istikarini,
2011).
Faktor dasar yang menjadi masalah dalam penanaman dan pemeliharaan
jamur adalah bahan baku media sebagai sumber nutrisi. Hal ini berhubungan
dengan nilai perbandingan C dan N yang sangat penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan jamur. Sumber nutrisi penting bagi pertumbuhan jamur khususnya
perkembangan miselium, karena nutrisinya diperoleh langsung dari media
(Widyastuti dan Donowati, 2008).
Lebih Lanjut Widyastuti dan Donowati (2008), menjelaskan bahwa terdapat
tiga faktor lingkungan yang perlu menjadi pertimbangan bila membudidayakan
jamur tiram, yaitu kelembaban, suhu, dan cahaya. Di samping itu, pertumbuhan
jamur tiram memerlukan beberapa parameter persyaratan, terutama mencakup
temparatur, kelembaban relatif, waktu, kandungan, CO2, dan cahaya. Parameter
tersebut memiliki pengaruh berbeda terhadap setiap stadium atau tingkatan
pertumbuhannya, misalnya:
1. Terhadap pertumbuhan miselia pada substrat tanam
2. Terhadap pembentukan bakal kuncup jamur
3. Terhadap pembentukan tubuh buah
4. Terhadap siklus panen
5. Terhadap rasio antara berat hasil jamur dengan berat substrat log tanam jamur.
Budidaya jamur tiram putih, selain hasilnya memuaskan dilihat dari
produktivitas dan peluang pasarnya, juga masih mempunyai nilai tambah dari
baglognya. Baglog jamur tiram dapat di jual kepada petani untuk dibudidayakan,
hal ini karena hal tersulit dan beresiko tinggi dalam usaha budidaya jamur tiram
adalah dalam pembuatan baglog (Permana Fitra dkk, 2005).
Berdasarkan penelitian Widyastuti dan Donowati di tahun 2008, usaha jamur
tiram adalah organisasi dari alam, kerja dan modal yang ditunjukan pada produksi
tanaman jamur tiram. Organisasi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan
sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang segolongan sosial, baik
yang terikat geneologis, politis maupun teritorial sebagai pengelolanya.
Usaha jamur tiram yang dilaksanakan dengan tujuan komersil dan bukan
untuk keperluan petaninya sendirimengandung beberapa unsur, seperti unsur
lahan, tenaga kerja, modal dan pengelolaan. Keempat unsur tersebut digunakan
untuk menghasilkan produk berupa jamur tiram yang dipasarkan.
Secara umum pemilihan lokasi lahan untuk kepentingan budidaya jamur
tiram didasarkan pada sifat-sifat hidup jamur, kelembaban, dan temperatur. Unsur
yang kedua adalah tenaga kerja. Kebutuhan akan tenaga kerja tetap diperlukan
untuk pekerjaan-pekerjaan yang menuntut kemampuan khusus, misalnya
pemeliharaan, inokulasi dan penangkaran bibit. Tenaga kerja tetap harus diberi
bekal kemampuan khusus yang ditutut dalam tugasnya.
Unsur usaha jamur tiram yang ketiga adalah modal. Modal yang dibutuhkan
dalam budidaya jamur tiram terdiri dari modal tetap (investasi) dan modal kerja.
Unsur yang keempat adalah pengelolaan. Pengelolaan usaha jamur tiram
mensyaratkan kemampuan petani untuk melakukan perencanaan dan pelaksanaan
usaha dengan mengorganisir dan mengkordinasikan faktor-faktor produksi yang
dikuasai dengan baik untuk menghasilkan produksi yang diharapkan dan
memberikan keuntungan bagi usahanya.
2.2. Sarana Produksi Dalam Usaha Jamur Tiram
Berdasarkan tulisan Djarijah dan Siregar (2001) menyatakan bahwa, sarana
produksi yang diperlukan dalam usaha budidaya jamur tiram antara lain
bangunan, peralatan dan bahan-bahan. Budidaya jamur tiram secara komersial
memerlukan beberapa bangunan yang diperlukan dalam kegiatan usahanya.
Bangunan jamur sederhana dapat dibuat dari kerangka kayu (bambu) teratap daun
rumbia, anyaman bambu atau anyaman jerami padi. Ukuran kumbung yang ideal
adalah 84 (12 m x 7 m) dan tinggi 3,5 m. Pada umumnya kumbung atau
bangunan jamur terdiri atas beberapa ruangan, yaitu ruang persiapan, ruang
inokulasi, ruang inkubasi, ruang penanaman dan ruang pembibitan .
Ruang atau bangunan persiapan digunakan untuk persiapan pembuatan media
tanam. Kegiatan yang dilakukan pada ruang persiapan antara lain kegiatan
pengayakan, pencampuran, pewadahan, dan sterilisasi. Ruang persiapan dapat
dugunakan pula sebagai tempat untuk penyimpanan bahan-bahan seperti bekatul
dan kapur apabila skala produksi usaha itu tidak terlalu besar. Namun bila skala
produksi sudah besar maka bahan-bahan itu sebaiknya ditempatkan pada ruang
terpisah (gudang bahan).
Ruang inokulasi adalah ruang yang digunakan untuk kegiatan menanam bibit
pada media tanam. Ruang inokulasi harus mudah di bersihkandan disterilkan
untuk menghindari terjadinya kontaminasi oleh mikroba lain. Pada ruang
inokulasi diusahakan tidak banyak terdapat fentilasi yang terbuka lebar. Fentilasi
sebaiknya di pasang filter atau saringan dari kawat kassa atau kassa plastik. Hal
ini untuk menghindari serangga dan debu yang terlalu banyak yang dapat
meningkatkan kontaminan atau adanya mikroba lain. Pada perusahaan-perusahaan
budidaya jamur tiram skala besar, biasanya ruang inokulasi dilengkapi dengan alat
pendingin udara. Sterilisasi ruang inokulasi dapat dilakukan dengan
menyemprotkan larutan formalin 2% ke dalam ruangan.
Ruang inkubasi adalah ruang yang digunakan untuk menumbuhkan miserium
jamur tiram pada media tanam yang sudah diinokulasi. Ruang inkubasi biasa
disebut dengan ruang spawning. Ruang ini tidak boleh terlalu lembab, kondisi
ruang sebaiknya di atur pada suhu 22 – C dengan kelembaban 60-80%. Ruang
ini dilengkapi dengan rak-rak inkubasi untuk menempatkan media tanam dalam
kantong plastik yang sudah di inokulasi.
Ruang penanaman atau sering disebut juga dengan ruang growing digunakan
untuk menumbuhkan jamur tiram. Ruang ini dilengkapi dengan rak-rak
penanaman dengan alat penyemprot/pengabutan yang dipasang apada rak
penanaman ataupun pengabutan yang terpisah dari rak. Pengabutan tersebut
berfungsi untuk menyemprotkan air sehingga ruangan dapat diatur dalam kondisi
yang optimal (suhu 16-26˚C dengan kelembaban 80-90%).
Ruang pembibitan adalah ruang yang khusus digunakan untuk proses
produksi bibit. Ruang ini di perlukan bila produksi sudah besar. Namun, bila yang
digunakan masih sedikit maka lebih efektif bibit dibeli dari produsen bibit
sehingga ruang pembibitan tidak diperlukan lagi.
2.3. Strategi Pengembangan
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang dari suatu
perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sember daya yang penting
untuk mencapai tujuan tersebut. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi
dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menetukan suksesnya strategi yang
disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut :
a. Distinctive Competence, tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat
melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.
b. Competitive Advantage, kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh
perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnnya (Rangkuti,
2006).
Strategi pembangunan yang berwawasan agribisnis (dan agroindustri) pada
dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu
upaya yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : (1) Menarik
dan mendorong munculnya industri baru di sektor pertanian, (2) Menciptakan
struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel, (3) Menciptakan niali
tambah, (4) Meningkatkan penerimaan devisa, (5) Menciptakan lapangan kerja,
(6) Memperbaiki pembagian pendapatan (Ambarawati dan Astiti, 2014).
Pengembangan agribisnis mengimplikasikan perubahan kebijakan di sektor
pertanian yaitu produksi sektor pertanian harus lebih berorientasi kepada
permintaan pasar, tidak saja pasar domestik, tetapi juga pasar internasional. Selain
itu pola pertanian harus mengalami transformasi dari sistem pertanian subsisten
yang berskala kecil dan pemenuhan kebutuhan keluarga ke usahatani dalam skala
yang lebih ekonomis. Kedua hal tersebut merupakan keharusan, jika produk
pertanian harus di jual ke pasar dan jika sektor pertanian harus menyediakan
bahan baku bagi sektor industri (Fitri, dkk 2012).
2.4. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana
strategis harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut
dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah
Analisis SWOT.
Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana
peluang dan ancaman eksternal yang di hadapi perusahaan dapat di sesuiakan
dengan kekuatan dan kelemahan yang di milikinya. Matrik ini dapat
menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
DIAGRAM MATRIK SWOT
IFAS
EFAS
STRENGTHS (S)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kekuatan internal
WEAKNESSES (W)
Tentukan 5-10 faktor-
faktor kelemahan internal
OPPORTUNIES (O)
Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
TREATHS (T)
Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
STRATEGI ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
Gambar 1. Diagram matriks SWOT
1. Strategi SO, Strategi ini di buat berdasarkan jalan pemikiran perusahaan, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang yang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST, Merupakan strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO, Strategi ini di terapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang
ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT, Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus
dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan
Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan Eksternal Oportunities dan
Threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara
faktor eksternal Peluang (Oportunities) dan Ancaman (Threat ) dengan faktor
internal Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses).
DIAGRAM ANALISIS SWOT
3. Mendukung strategi turn around 1. Mendukung strategi agresif
4. Mendukung strategi defensif 2. Mendukung strategi diversifikasi
Gambar 2. Diagram Cartesius Analisis SWOT
BERBAGAI PELUANG
KEKUATAN
INTERNAL
KELEMAHAN
INTERNAL
BERBAGAI ANCAMAN
Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan
dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan
adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi
dilain pihak, ia menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question mark
pada BCG matrik. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga
dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,
perusahaan tersebut meghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal (Rangkuti, 2006).
2.5. Matriks Faktor Strategi Eksternal
Faktor Strategi Eksternal atau yang biasa disebut Eksternal Factors Analysis
Summary (EFAS) dibuat terlebih dahulu sebelum memuat matrik faktor strategi
internal. Berikut ini adalah cara-cara penentuan Faktor Strategi Eksternal:
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak pada faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil,
diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya, jika nilai ancamanya sedikit ratingnya 4.
d. Kalikan bobot pada pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya sberupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari
4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor tersebut dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan
perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompokindustri yang sama.
Tabel 1. EFAS(Eksternal Factors Analysis Summary)
Faktor-faktor strategi
eksternal
Bobot Rating Bobot X
Rating
Komentar
Peluang :
1.
2.
3.
4.
5.
Ancaman :
1.
2.
3.
4.
5.
Total
Sumber : Rangkuti, (2006)
2.6.Matris Faktor Strategi Internal
Setelah faktor-faktor strategi internal perusahanaan didefenisikan, suatu tabel
IFAS (Internal Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-
faktor-faktor strategi tersebut dalam kerangka Strategi and Weakness perusahaan.
Berikut ini adalah cara-cara penemuan Faktor Strategi Internal:
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan
dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategi perusahaan.. (Semua bobot tersebut jumlahnya
tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberi
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang
bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai +1
sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan rata industri atau
dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif
kebalikannya.contohnya jika kelemahan dibawah rata-rata industri, nilainya
adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai 4,0 (outstanding) sampai
0,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa fakto-
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotan dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan
perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompokindustri yang sama.
Tabel 2. IFAS(Internal Factors Analysis Summary)
Faktor-faktor strategi
internal
Bobot Rating Bobot X
Rating
Komentar
Kekuatan:
1.
2.
3.
4.
5.
Kelemahan:
1.
2.
3.
4.
5.
Total
Sumber : Rangkuti, (2006)
Penelitian menunjukan bahwa kinerja perusahaann dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus
dipertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatandari lingkungan
intern Strengths dan Weakness serta lingkungan ekstern Opportunies danTheats
yang dihadapi dunia bisnis. Anaslisis SWOT membandingkan antara faktor
ekternal peluang (opportunities) dan ancaman (theats) dengan faktor Kekuatan
(strengths) dan Kelemahan (weaknesses) (Rangkuti,2006).
2.7.Kerangka Pikir
Dengan melihat potensi yang dimiliki UKM Celebes Mushroom dari dalam
maupun dari luar, dibutuhkan strategi pengembangan usaha jamur tiram sehingga
dapat diketahui usaha jamur tiram UKM Celebes Mushroom Prospektif
dikembangkan dan pengembangan usaha jamur tiram pada UKM Celebes
Mushroom dapat ditingkatkan.
Secara skematis kerangka pemikiran dapat di lihat pada Gambar 1 berikut:
Keterangan : mempengaruhi
Gambar 3. Skema Kerangka Pikir
USAHA JAMUR TIRAM
UKM CELEBES
MUSHROOM
Potensi UKM
Celebes Mushroom
PROSPEKTIF UNTUK DI
KEMBANGKAN
STRATEGI
PENGEMBANGAN
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di UKM Celebes Mushroom Kabupaten Gowa,
pada bulan Mei sampai Juni 2015.
3.2. Teknik Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini menggunakan metode sensus yakni teknik penentuan
sampel dengan cara menjadikan semua responden menjadi sampel, dengan jumlah
responden sebanyak 5 orang terdiri atas, penanggung jawab, pengelolah,dan
karyawan yang mengetahui dengan baik tentang perkembangan usaha jamur tiram
pada UKM Celebes Mushroom.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Data kuantitatif, yaitu data yang dapat di hitung dan berbentuk angka-angka,
seperti jumlah produksi pertahun.
2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan-keterangan yang
berhubungan dengan masalah dengan penelitian ini.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi kedalam dua
kelompok yakni :
1. Data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang di peroleh
dari wawancara dan observasi yang di lakukan secara langsung dengan pihak-
pihak yang terkait langsung memberikan informasi. Jenis data primer yang
dikumpulkan antara lain indentifikasi faktor internal, faktor eksternal, nilai
rating, sejarah berdirinya UKM Celebes Mushroom, struktur dan jumlah
anggota, fasilitas dan peralatan, kegiatan produksi dan operasi.
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari
sumbernya yang mampu memberikan informasi seperti publikasi yang
berhubungan dengan penelitian.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang di lakukan dalam penelitian ini sebagai
berikut :
1. Observasi
Observasi yaitu mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian
mengenai kegiatan UKM Celebes Mushroom dan mencatat hal-hal yang
diperlukan untuk penelitian.
2. Wawancara
Wawancara yaitu berupa tanya jawab langsung dengan responden dengan
menggunakan kuesioner berupa daftar pertanyaan. Wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Wawancara terstruktur yaitu wawancara dengan menggunakan instrumen
penelitian yaitu kuesioner sedangkan wawancara tidak terstruktur yaitu
wawancara yang tidak menggunakan pedoman wawancara yang tersusun
secara sistematis.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan melihat data langsung UKM Celebes
Mushroom seperti, laporan perusahaan, foto-foto, dan data-data lainnya yang
relevan dengan penelitian.
3.5. Teknik Analisis Data
Untuk identifikasi kedua masalah, digunakan matriks IFAS, EFAS dan
analisis SWOT dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi suatu usaha (strategi SO, ST, WO, dan WT). Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Kekuatan (Strenght) dan
Peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
Kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threat).
3.6. Defenisi Operasional
Defenisi operasional digunakan untuk memperjelas pengertian dan kesamaan
dalam penafsiran data variabel yang di ajukan dalam penelitian ini digunakan
pengukuran dalam penggunaan istilah – istilah sebagai berikut :
1. UKM Celebes Mushroom adalah produsen jamur tiram yang merupakan
tempat penelitian.
2. Usaha jamur tiram adalah sistem budidaya yang mengusahakan jamur tiram
mulai dari proses Inokulasi sampai panen dengan berupaya untuk
memanfaatkan sumberdaya seoptimal mungkin.
3. Potensi UKM Celebes Mushroom adalah kemampuan yang dimiliki Celebes
Mushroom dalam mengembangkan usaha jamur tiram.
4. Prospek usaha jamur tiram adalah peluang – peluang dari pengembangan usaha
jamur tiram di masa yang akan datang.
5. Kekuatan UKM Celebes Mushroom adalah faktor-faktor berperan penting
dalam pengembangan usaha jamur tiram.
6. Kelemahan UKM Celebes Mushroom adalah faktor-faktor yang menghambat
produksi dan pengembangan usaha jamur tiram.
7. Peluang UKM Celebes Mushroom adalah faktor-faktor yang memicu produksi
dan pengembangan usaha jamur tiram.
8. Ancaman UKM Celebes Mushroom adalah faktor-faktor yang menjadi kendala
dalam pengembangan.
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Sejarah berdirinya UKM Celebes Mushroom
Celebes Mushroom yang didirikan pada bulan Oktober 2010 merupakan
upaya budidaya jamur yang diprakarsai oleh Mardiana, ST. Sebelum memulai
usaha jamur tiram ini, ibu Mardiana pernah bekerja di LAPAN (lembaga
penerbangan dan antristiksa Nasional), namun Beliau rela meninggalkan
pekerjaan tetapnya tersebut untuk menekuni wirausaha jamur tiram ini. Dari demi
kenekatannya itu terang mengundang cibiran dari orang-orang sekitarnya, bahkan
keputusan tersebut sempat di tentang oleh orang tuanya. Bahkan ibu Mardiana
sempat dianggap gila karena meninggalkan pekerjaan tetapnya dan memilih
berwirausaha yang dianggapnya berpenghasilan belum pasti.
Keprihatinanin akan kondisi desanya yang banyak ditinggalkan penduduknya
untuk merantau meski tak banyak membuahkan hasil yang mendorong ibu
Mardiana berwirausaha dan berupaya menciptakan lapangan kerja. Ibu Mardiana
memilih usaha budidaya jamur katena prospek pasar yang masih sangat luas di
Sulawesi. Jamur tiram, jamur merang, maupun jamur kuping, sebagai komuditas
pangan, belum dikenal akrab masyarakat dan belum ada pengusaha yang
mengembangkan usaha jamur disana. Dari hal tersebut Ibu Mardiana menangkap
sebuah potensi usaha meski ternyata merintis budi daya jamur tak semudah yang
dibayangkan. Pada awal memulai usahanya, alumnus Universitas Hasanuddin ini
memulai usahanya dengan modal awal 25 juta rupiah.
Usaha jamur tiram yang didirikan pun tidak luput dari munculnya hambatan
demi hambatan. Namun tekad yang kuat dimiliki ibu Mardiana, semuanya
dihadapi dengan tenang. Misalnya, saat tidak mendapatkan dukungan dari
keluarga. Disamping itu, Ibu Mardiana harus belajar secara autodidak tentang cara
membudidayakan jamur. Dia mempelajari cara budi daya jamur dari internet dan
buku. Sayangnya, literatur yang didapat kebanyakan adalah cara budidaya jamur
pulau jawa, sehingga ketika diterapkan dilingkungan alam di Sulawesi selatan
sehingga potensi gagal sangat tinggi dan untuk menemukan formula pas itu
memerlukan waktu yang tidak singkat yaitu membutuhkan waktu sampai butuh 2
tahun. Kegagalan pernah terjadi pada sterilisasi, kontaminasi pupuk, dan kadar air.
Selama enam bulan pertama, usaha itu hanya dikerjakan oleh Ibu Mardiana
bersama suaminya. Tiga bulan pertama, usaha belum membuahkan hasil,
kemudian bulan keempat hingga setahun pertama omzet hasil penjualan jamurnya
hanya berkisar Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000. Ibu Mardiana pun terpaksa
kembali bekerja untuk menopang kehidupan keluarganya sehari-hari. Meski
begitu, semangatnya untuk mengelolah usaha sendiri tidak surut. Menurut Ibu
Mardiana, tak ada pilihan lain kecuali untuk terus mengembangkan usahanya.
Pasalnya, kini dia telah memiliki karyawan yang umumnya adalah ibu-ibu rumah
tanggal yang menjadi tulang punggung keluarga. Ibu-ibu tersebut ada yang janda,
ada juga yang suaminya tidak bisa bekerja lagi, jadi mereka sudah
menggantungkan harapanya pada UKM Celebes Mushroom ini sehingga tidak ada
kata lain selain UKM Celebes Mushroom ini harus tetap tumbuh.
Setelah tiga tahun, usaha budidaya jamur yang ditekuni oleh Ibu Mardiana
mulai membuahkan hasil. Apalagi, setelah mendapat pendamping dan fasilitas
dari Bank Indonesia (BI). Jika sebelumnya harus mengambil bibit dari Pulau
Jawa, saat ini Ibu Mardiana bisa mengembangkan bibit sendiri berkat alat
pembibitan bantuan dari BI. Sehingga, biaya operasional pun turun. Pendapingan
BI juga mampu meningkatkan kepercayaan dan pesanan mulai mengalir. Namun
disaat pesanan mulai berdatangan, sayangnya Ibu Mardiana belum memiliki
kapasitas untuk memenuhi semua pesanan. Oleh karena itu, Beliau kemudian
menggandeng 22 mitra petani yang terbesar dikota/kabupaten di Sulawesi Selatan.
Kini ditahun kelimanya, UKM Celebes Mushroom telah memiliki beberapa orang
karyawan dan menghasilkan omzet Rp. 15.000.000 – Rp. 25.000.000/bulan.
Meski demikian, UKM Celebes Mushroom masih merasakan hambatan
permodalan untuk mengembangkan usahanya.
4.2. Visi dan Misi UKM Celebes Mushroom
Sebagaimana UKM lain, Celebes Musrhoom juga memiliki visi dan misi
UKM. Visi dan misi tersebut adalah:
Visi:
Menjadi produsen jamur komsumsi yang terbesar, berkualitas dan profesional di
Sulawesi Selatan pada tahun 2017.
Misi:
1. Memproduksi jamur dan bibit jamur konsumsi yang berkualitas.
2. Menstimulus pertumbuhan usaha budidaya jamur konsumsi di Sulawesi
Selatan.
3. Menjadi salah satu mata pencaharian bagi masyarakat sekitar lokasi budidaya.
4. Mengembangkan ragam olahan jamur komsumsi.
5. Melakukan kampanye hidup sehat dengan mengonsumsi jamur.
6. Memberikan jasa konsultasi seputar pembibitan, pembudidayaan, dan
pengelolahan jamur konsumsi.
4.3. Struktur Organisasi UKM Celebes Mushroom
Struktur organisasi pada UKM Celebes Mushroom dapat dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Struktur Organisasi usaha Jamur Tiram UKM Celebes Mushroom
Kabupaten Gowa.
Pimpinan / Direktur
Bendahara
Distribusi / Pemasaran
Produksi
Pemeliharaan & Panen
anen
4.4. Tugas dan Tanggungjawab
Usaha jamur tiram UKM Celebes Mushroom dimana kedudukan tertinggi
adalah pemimpin UKM atau direktur. Mardiana sebagai pemegang saham terbesar
UKM juga berperan sebagai direktur atau pemilik UKM yang bertugas untuk
mengatur dan menjalankan UKM sebagaimana mestinya. Posisi bendahara
dipegang Elis Strianti yang mempunyai saham ke dua terbesar pada UKM
tersebut. Elis bertugas atau mengatur seberapa besar pemasukan dan pengeluaran
UKM Celebes Mushroom. Pada bagian distribusi atau pemasaran terdapat 1 orang
pekerja yang bertugas untuk memasarkan atau mendistribusikan produk berupa
jamur tiram, bibit jamur F2 dan baglog jamur.
Kegiatan pendistribusian ini terbilang cukup rumit karena pekerja/karyawan
biasanya langsung mengantar produk yang masih segar ke pelanggan atau suplier
yang berada didaerah sekitar Makassar. Namun biasa juga pelanggan langsung
datang ke UKM Celebes Mushroom untuk mengambil produk-produk yang di
pasarkan. Pada bagian produksi terdapat 2 orang pekerja yang bertugas untuk
membuat baglog sebagai media tumbuh jamur. Kedua pekerja tersebut bertugas
mulai dari pengayakan bahan baku, penimbangan, pencampuran, fermentasi,
pengisisan baglog dengan media tumbuh hingga pengisian baglog yang sudah
disterilisasi dengan bibit jamur tiram. Selanjutnya pada pemeliharaan dan panen
terdapat 1 orang pekerja yang bertugas untuk memelihara jamur tiram yang
dimulai dengan penyiraman, penyiangan, hingga pada saat panen.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Potensi UKM Celebes Mushroom
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung yang dilakukan dengan
pemilik sekaligus pengelolah dan beberapa karyawan yang ada di UKM Celebes
Mushroom, tahap yang pertama yang dilakukan yakni tahap masukan merupakan
tahap penjabaran dari faktor-faktor kunci yang diperoleh dari data-data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis kemudian dibedakan menjadi faktor eksternal dan
internal. Faktor internal dikelompokkan menjadi kekuatan dan kelemahan,
sedangkan faktor eksternal dikelompokkan menjadi peluang dan ancaman.
Kemudian faktor internal dan eksternal diberikan bobot dan rating untuk setiap
faktor-faktor kunci yang telah dirumuskan. Sehingga diketahui apa saja yang
menjadi potensi dan strategi pengembangan yang cocok untuk di terapkan UKM
Celebes Mushroom.
UKM Celebes Mushroom pada saat ini di lihat dari luas lahan yang dimiliki
untuk membudidayakan jamur tiram khususnya jamur tiram putih hanya 20 x 25m
dan dengan status lahan yang dimiliki masih dalam keadaan kontrak, saat ini
UKM Celebes Mushroom mampu memperkerjakan 5 orang karyawan. Dengan
keahlian ibu Mardiana mengembangkan usaha jamur tiram pada UKM Celebes
Mushroom yang dimilkinya, ibu Mardiana mampu memperadakan sarana
produksi yang diperlukan dalam membudidayakan jamur tiram tersebut.
Sehingga produksi jamur tiram yang di hasilkan memiliki kualitas yang baik
dan merupakan potensi penting yang harus dipertahankan oleh UKM Celebes
Mushroom. Selain itu UKM Celebes Mushroom juga mempunyai ruang inokulasi,
ruang inkubasi jamur tiram yang cukup untuk menampung produksi jamur tiram.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan terdapat
beberapa kekuatan, kelemahan, peluamg dan ancaman yang dimilki UKM
Celebes Mushroom. Kekuatan yang paling besar dimiliki UKM Celebes
Mushroom yakni jamur tiram yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik ini
terlihat UKM Celebes Mushroom membudidayakan jamur tiram tanpa bahan atau
zat kimia. Adapun kelemahan UKM Celebes Mushroom yakni kesulitan
menemukan cara penanganan penyakit jamur tiran sehingga untuk dapat
memenuhi permintaan produk jamur tiram itu sangat terbatas. Dapat dilihat pada
saran produksi yang dimiliki masih menggunakan alat manual seperti scop yang
dimiliki UKM Celebes Mushroom hanya ada 2 unit, alat strerilisasi 3 unit, auto
clave 1 unit, dan 1 unit mini laboratorium. Sedangkan peluang yang dimiliki
UKM Celebes Mushroom yakni permintaan memiliki kemitraan yang baik dengan
pemasok bahan baku. Dengan kelemahan diatas secara umum juga menimbulkan
ancaman terhadap tingkat pertumbuhan dan perkembangan jenis penyakit jamur
tiram akan semakin meningkat.
5.2. Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dimiliki UKM
Celebes Mushroom.
Usaha jamur tiram UKM Celebes Mushroom memiliki kekuatan yang
sangat menguntungkan dan berpotensi dimana UKM Celebes Mushroom memiliki
tenaga kerja yang cukup terampil pada proses produksi dapat dilihat dari segi
kualitas produk jamur tiram yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Jamur
tiram yang dihasilkan UKM Celebes Mushroom memilki kualitas baik, tidak
luput juga dari komunikasi dan lingkungan kerja yang bersifat kekeluargaan,
sehingga menghasilkan produk yang memuaskan. Dan dengan mempunyai
kendaraan sendiri atau pribadi UKM Celebes Mushroom pun tidak lagi
mengeluarkan biaya lebih untuk menyewa kendaraan dalam proses pengantaran
produk dan bahan baku. Dengan adanya kerjasama, komunikasi, lingkungan yang
baik, dan sarana prasarana yang dimiliki usaha jamur tiram UKM Celebes
Mushroom sehingga usaha ini mampu memenuhi seluruh kebutuhan produksi
mulai dari bibit, media tanam, sampai proses budidaya dan penanganan limbah
dengan baik.
Disamping usaha jamur tiram UKM celebes Mushroom mampu memenuhi
seluruh kebutuhan produksinya, tetapi usaha ini belum dapat memaksimalkan
kapasitas produksi jamur tiram dilihat dari hasil produksi hanya 10 -30 Kg/ 3
minggu, karena UKM Celebes Mushroom mengalami keterbatasan modal dan
lahan yang digunakan untuk membudidayakan jamur tiram itu sangat terbatas
yakni hanya 20 x 25 meter, akibatnya seiring besarnya permintaan akan produk
jamur tiram tidak dapat dipenuhi, selain mengalami keterbatasan modal UKM
Celebes Mushroom pun kesulitan menemukan cara menanganan penyakit pada
jamur tiram. Selain itu UKM kelemahan yang paling berpengaruh yakni daya
tahan jamur tiram segar sangat singkat dan cepat rusak. Selain itu UKM Celebes
Mushroom pun hanya menggunakan alat-alat yang manual belum menggunakan
teknologi dan tenaga mesin dalam memproduksi jamur tiram.
Usaha jamur tiram UKM Celebes Mushroom juga sangat memperhatikan
berbagai peluang yang ada seperti saat sekarang ini tingkat kesadaran masyarakat
akan kesehatan dan kandungan gizi jamur tiram lebih tinggi dari sayur lain pada
umumnya dan jamur tiram juga dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual
tinggi, teknologi budidaya jamur tiram juga semakin berkembang. Peluang yang
juga dimiliki oleh UKM Celebes Mushroom yakni memiliki pelanggan yang tetap
dalam memasarkan hasil produksinya. Selain itu UKM Celebes mushroom juga
memiliki peluang yang sangat berpengaruh yakni memiliki kemitraan yang baik
dengan pemasok bahan baku.
Hasil pembahasan diatas maka perlu juga diperhatikan ancaman yang akan
dihadapi usaha jamur tiram UKM Celebes Mushroom seperti, kondisi iklim dan
cuaca yang tidak menentu hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil produksi
jamur tiram, kemungkinan munculnya pesaing dengan modal besar, tingkat
pertumbuhan dan perkembangan jenis penyakit jamur tiram semakin berkembang,
masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara mengolah jamur tiram
agar menjadi masakan yang kaya manfaat, dan munculnya pesaing penggunaan
bahan baku semakin meningkat.
Setelah diketahui beberapa kekuatan, kelemehan, peluang, dan ancaman
yang dimiliki pada usaha jamur tiram UKM Celebes Mushroom maka dapat
dirincikan sebagai berikut :
Kekuatan :
1. UKM Celebes Mushroom memiliki tenaga kerja yang cukup terampil dalam
proses produksi
2. Jamur tiram yang dihasilkan memiliki kualitas baik
3. Komunikasi antara pekerja berjalan dengan baik dan lingkungan kerja bersifat
kekeluargaan
4. Mempunyai angkutan pribadi
5. UKM Celebes Mushroom mampu memenuhi seluruh kebutuhan produksi
mulai dari bibit, media tanam, sampai proses budidaya dan penanganan limbah
dengan baik.
Kelemahan :
1. UKM Celebes Mushroom belum dapat memaksimalkan kapasitas produksi
2. UKM Celebes Mushroom mengalami keterbatasan modal
3. UKM Celebes Mushroom kesulitan menemukan cara penanganan penyakit
jamur tiram
4. Daya tahan jamur tiram segar sangat singkat dan cepat rusak
5. UKM Celebes Mushroom belum menggunakan teknologi dan tenaga mesin
dalam proses produksi.
Peluang :
1. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan kandungan gizi jamur
tiram semakin meningkat
2. Memiliki kemitraan yang baik dengan dengan pemasok bahan baku
3. Teknologi budidaya jamur tiram semakin berkembang
4. Jamur tiram dapat diolah menjadi produk yang bernilai jual tinggi
5. Memiliki pelanggan tetap.
Ancaman :
1. Kondisi iklim dan cuaca yang tidak menentu
2. Kemungkinan munculnya pesaing yang mempunyai modal besar
3. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan jenis penyakit jamur tiram semakin
meningkat
4. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara pengolahan jamur
tiram agar menjadi masakan yang kaya manfaat
5. Persaingan penggunaan bahan baku semakin meningkat.
5.3. Matriks IFAS (Internal Factors Analysis Summary)UKM Celebes
Mushroom
Penyusunan matriks IFAS dilakukan setelah identifikasi lingkungan UKM
Celebes Mushroom yang meliputi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Langkah berikutnya adalah melakukan kuantifikasi matriks IFAS dengan cara
pemberian rating dan pembobotan.
Pemberian rating didasarkan pada pengaruh faktor UKM Celebes Mushroom
terhadap kondisi UKM Celebes Mushroom yang bersangkutan. Responden
berjumlah lima orang, masing-masing responden adalah pemilik sekaligus
pengelolah, dan karyawan yang berada pada UKM Celebes Mushroom. Dari hasil
penentuan rating dan pembobotan maka dapat diperoleh nilai IFAS yang
tercantum pada (Lampiran 4, Tabel 5) .
Total skor faktor strategis internal UKM Celebes Mushroom adalah 3,515.
Hasil akhir analisis matriks IFAS tersebut diperoleh dari elemen kekuatan yang
memiliki skor total, 2,52 dan elemen kelemahan memiliki skor total 0,995. Nilai
akhir matriks IFAS tersebut menunjukkan bahwa UKM Celebes Mushroom
berada pada rata-rata kekuatan internal secara keseluruhan.
Nilai akhir skor total elemen kekuatan yang lebih besar dibandingkan elemen
kelemahan menunjukkan bahwa dalam mengembangkan usaha budidaya jamur
tiram, UKM Celebes Mushroom mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki
dan dapat mengatasi kelemahan yang ada.
Dilihat pada (Lampiran 4, Tabel 5) bahwa faktor kekuatan terbesar usaha
jamur tiram UKM Celebes Mushroom adalah jamur tiram yang dihasilkan
memiliki kualitas baik dengan skor sebesar 1,76. Keberhasilan UKM Celebes
Mushroom dalam menjaga kualitas produk yang dihasilkan sangat ditentukan oleh
faktor kemampuan UKM Celebes Mushroom dalam memproduksi seluruh
kebutuhan produksi mulai dari bibit, media tanam sampai proses produksi dan
penanganan limbah dengan baik selain itu UKM Celebes Mushroom juga
memiliki tenaga kerja yang cukup terampil dalam proses produksi jamur tiram .
Faktor tersebut sangat membantu UKM Celebes Mushroom peningkatan terhadap
produk, UKM Celebes Mushroom dapat mengetahui bagian mana yang
mengalami masalah dan dapat mengatasi dengan cepat jika terjadi penurunan
kualitas jamur tiram segar yang dihasilkan.
Jamur tiram yang memiliki kualitas baik menjadi kekuatan terpenting bagi
UKM Celebes Mushroom dalam memanfaatkan peluang yang tersedia dan
mengembangkan usaha ditengah persaingan industri yang semakin ketat. Dengan
kekuatan yang dimiliki UKM Celebes Mushroom dapat memperluas pangsa pasar
dengan cara memasuki pasar modern seperti Carrefour, Giant, Hypermarket.
Kelemahan utama usaha budidaya jamur tiram UKM Celebes Mushroom adalah
UKM Celebes Mushroom kesulitan dalam menemukan cara mengatasi penyakit
jamur tiram, dengan skor total 0,392. Penyakit jamur tiram yang sulit diatasi
merupakan salah satu faktor yang menghambat UKM Celebes Mushroom untuk
memanfaatkan peluang yang semakin berkembang yang ditandai dengan tingkat
kesadaran masyarakat terhadapkesehatan dan kandungan gizi jamur meningkat.
5.4. Matriks EFAS (Eksternal Strategi Faktor Analysis Summary) UKM
Celebes Mushroom
Penyusunan matriks EFAS dilakukan setelah identifikasi lingkungan UKM
Celebes Mushroom yang meliputi peluang dan ancaman bagi usaha jamur tiram
UKM Celebes Mushroom. Langkah berikutnya adalah melakukan kuantifikasi
matriks EFAS dengan cara pemberian rating dan pembobotan.
Pemberian rating dan pembobotan sama halnya pada matriks IFAS, dimana
pemberian rating didasarkan pada pengaruh faktor UKM Celebes Mushroom
terhadap kondisi UKM Celebes Mushroom yang bersangkutan. Responden
berjumlah lima orang, masing-masing responden adalah pemilik sekaligus
pengelolah, dan karyawan yang berada pada UKM Celebes Mushroom. Dari hasil
penentuan rating dan pembobotan maka dapat diperoleh nilai EFAS yang dapat
dilihat pada (Lampiran 4, Tabel 6).
Total skor faktor strategis eksternal UKM Celebes Mushroom adalah 3,018.
Hasil akhir analisis matriks EFAS tersebut diperoleh dari elemen peluang yang
memiliki skor total 0,48 dan elemen ancaman memiliki skor total 2,538. Nilai
akhir matriks EFAS berada pada posisi diatas rata-rata menunjukkan bahwa UKM
Celebes Mushroom mampu memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman
dengan baik. Nilai total skor ancaman yang lebih besar dibandingkan dengan total
skor peluang menunjukkan bahwa responden memberikan respon yang lebih besar
terhadap faktor ancaman.
Dilihat pada (Lampiran 4, Tabel 6) bahwa peluang utama yang dapat
dimanfaatkan oleh UKM Celebes Mushroom adalah tingkat kesadaran masyarakat
terhadapa kesehatan dan kendungan gizi jamur tiram meningkat, dengan skor total
0,125. Kesadaran masyarakat akan kesehatan yang meningkat merupakan indikasi
bagi UKM Celebes Mushroom dalam upaya pencapaian misi dan visi UKM
Celebes Mushroom dalam pengembangan usaha.
Ancaman utama usaha jamur tiram UKM Celebes Mushroom adalah tingkat
pertumbuhan dan perkembangan jenis penyakit jamur tiram yang semakin
meningkat, dengan skor total 0,76. Berkembangnya jumlah penyakit sangat
mengganggu kelancaran proses produksi jamur tiram. Kondisi tersebut dapat
mengancam kelangsungan usaha budidaya jamur tiram UKM Celebes Mushroom
terhadap upaya menjaga kualitas jamur tiram yang dihasilkan.
5.5. Analisis SWOT Pada UKM Celebes Mushroom
Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh
melalui observasi dan wawancara langsung maka dapat dianalisis dengan analisis
SWOT sebagai berikut :
Tabel 3 Analisis SWOT pada UKM Celebes Mushroom Kabupaten Gowa.
S
W
O
T
SWOT
Internal Strengths (Kekuatan)
1. UKM Celebes Mushroom memiliki
tenaga kerja yang cukup terampil
dalam proses produksi
2. Komunikasi antara pekerja berjalan
dengan baik dan lingkungan kerja
bersifat kekeluargaan
3. Jamur tiram yang dihasilkan
memiliki kualitas baik
4. Mempunyai angkutan pribadi
5. UKM Celebes Mushroom mampu
memenuhi seluruh kebutuhan
produksi mulai dari bibit, media
tanam, sampai proses budidaya dan
penanganan limbah dengan baik.
Eksternal Opportunies (Peluang)
1. Memiliki kemitraan yang baik
dengan dengan pemasok bahan
baku
2. Teknologi budidaya jamur tiram
semakin berkembang
3. Jamur tiram dapat diolah menjadi
produk yang bernilai jual tinggi
4. Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan kandungan
gizi jamur tiram semakin
meningkat
5. Memiliki pelanggan tetap.
Internal Weaknesses (Kelemahan)
1. UKM Celebes Mushroom belum
dapat memaksimalkan kapasitas
produksi
2. UKM Celebes Mushroom kesulitan
menemukan cara penanganan
penyakit jamur tiram
3. UKM Celebes Mushroom
mengalami keterbatasan modal
4. Daya tahan jamur tiram segar
sangat singkat dan cepat rusak
5. UKM Celebes Mushroom belum
menggunakan teknologi dan tenaga
mesin dalam proses produksi
Eksternal Treaths (Ancaman)
1. Kondisi iklim dan cuaca yang tidak
menentu
2. Tingkat pertumbuhan dan
perkembangan jenis penyakit jamur
tiram semakin meningkat
3. Kemungkinan munculnya pesaing
yang mempunyai modal besar
4. Masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang cara
pengolahan jamur tiram agar
menjadi masakan yang kaya
manfaat
5. Persaingan penggunaan bahan baku
semakin meningkat.
Sumber : Data primer setelah diolah, 2015
Setelah dilakukan tahap masukan melalui matriks IFAS dan EFAS, kemudian
dilanjutkan pada tahap pencocokan pada analisis SWOT maka dapat dirumuskan
beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh UKM Celebes Mushroom
dalam upaya pengembangan usaha. Beberapa alternatif strategi yang dapat
diterapkan adalah :
1. Strategi SO (Strengths- Opportunies)
Strategi SO merupakan strategi yang dapat diterapkan oleh UKM Celebes
Mushroom yang menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi SO yang dapat diterapkan pada UKM Celebes Mushroom
yaitu:
a. Menjaga dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
Jamur tiram yang dihasilkan UKM Celebes Mushroom merupakan kualitas
baik. Untuk menghasilkan jamur tiram dengan kualitas baik, UKM Celebes
Mushroom telah melakukan beberapa langkah penting seperti memenuhi
seluruh kebutuhan produksi secara mandiri mulai dari bibit, media tanam, dan
melakukan proses produksi(budidaya) dengan baik, dan menerapkan sistem
kekeluargaan antara pimpinan dengan karyawan guna menjaga harmonisasi
dalam bekerja. Dalam usaha budidaya jamur tiram, kualitas dan kontiuitas
pasokan bahan baku sangat berperan dalam menentukan kualitas jamur tiram
yang akan dihasilkan. Untuk menjaga kualitas dan pasokan bahan baku yang
bagus, UKM Celebes Mushroom telah menjalin kemitraan dengan pemasok
bahan baku (serbuk gergaji). Kemitraan tersebut sangat membantu kelancaran
proses produksi, menjaga kontinuitas pasokan bahan baku disaat terjadi
kelangkaan, dan kualitas bahan baku pun tetap terjaga. Kemampuan UKM
Celebes Mushroom dalam memproduksi seluruh kebutuhan produksi mulai
dari bibit, media tanam, dan proses budidaya secara mandiri merupakan
kekuatan yang dimiliki UKM Celebes Mushroom untuk mempertahankan
bahkan meningkatkan kualitas jamur tiram yang dihasilkan. UKM Celebes
Mushroom harus melakukan kontrol dan pengawasan yang lebih baik guna
mengetahui penyebab utama jika terjadi penurunan kualitas jamur yang
dihasilkan. Dengan demikian UKM Celebes Mushroom dapat menelusuri
apakah bibit, media tanam, atau kah proses budidaya yang mengalami masalah
sehingga dapat dilakukan penanganan dengan cepat. Upaya UKM Celebes
Mushroom juga dapat memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas
produk jamur tiram yang dihasilkan.
2. Strategi WO (Weaknesses-opportunities)
Strategi WO adalah strategi yang ditunjukkan untuk mengatasi kelemahan
dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dapat diterapkan oleh
UKM Celebes Mushroom adalah :
a. Memaksimalkan kapasitas produksi guna meningkatkan pangsa pasar
Pergeseran pola hidup masyarakat yang lebih memilih untuk menerapkan
kembali ke alam dan tingkat kesadaran yang semakin tinggi akan kesehatan
diduga merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya peningkatan permintaan
terhadap produk-produk alami untuk memenuhi seluruh kebutuhannya,
termasuk juga terhadap permintaan jamur tiram. Jika dilihat dari proses
budidayanya, jamur tiram merupakan sayuran organik yang memiliki
kandungan gizi yang tinggi dan lebih menyehatkan dibandingkan dengan
sumber nutrisi dari protein hewani. Permintaan terhadap jamur tiram yang
semakin meningkat belum mampu diimbangi oleh tingkat penawaran dari
produsen jamur tiram. Oleh karena itu, UKM Celebes Mushroom dapat
memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan pemasaran UKM Celebes
Mushroom. Peluang tersebut dapat dimanfaatkan UKM Celebes Mushroom
dengan cara meningkatkan jumlah produksi dan memaksimalkan kapasitas
produksi UKM Celebes Mushroom.
b. Memperbaiki managemen produksi, managemen keuangan, dan pemasaran
serta SDM untuk meningkatkan pasang pasar UKM Celebes Mushroom
Agar UKM Celebes Mushroom berada pada kondisi yang stabil maka
pimpinan perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk perbaikan usaha
jamur tiram UKM Celebes Mushroom dalam hal managemen produksi,
keuangan, SDM, serta pemasaran. Pada aspek managemen produksi perlu
melakukan perencanaan yang lebih matang, memaksimalkan kapasitas
produksi dan menyelaraskan antara kebutuhan produksi dengan aspek
keuangan dan pemasaran. Pada aspek keuangan UKM Celebes Mushroom
sebaiknya menerapkan sistem yang lebih profesional yang mampu mengelola
keuangan UKM Celebes Mushroom dengan baik, sedangkan pada aspek
pemasaran UKM Celebes Mushroom diharapkan mampu memperluas jaringan
distribusi produknya untuk memperluas pangsa pasar produk ke pasar modern
seperti supermarket, giant, hero, dan carrefour. Dari aspek SDM, managemen
UKM Celebes Mushroom bertanggung jawab untuk meningkatkan
keterampilan dan kualitas karyawan, perusahaan dapat menerapkan aturan-
aturan penting terkait pola rekrutmen. Selain itu UKM Celebes Mushroom juga
harus mampu mengelola dan meminimalisir intensitas pergantian karyawan
karena hal tersebut sangat berdampak pada kualitas SDM UKM Celebes
Mushroom. Pengelolaan SDM dengan baik dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas SDM UKM Celebes Mushroom sehingga dapat
menjalankan aspek-aspek fungsional secara efektif. Dengan dibenahinya
kelemahan-kelemahan internal UKM Celebes Mushroom maka diharapkan
mampu memanfaatkan jumlah permintaan yang semakin meningkat untuk
meningkatkan pangsa pasar UKM Celebes Mushroom.
c. Memanfaatkan program-program pemerintah untuk meningkatkan modal dan
kinerja UKM Celebes Mushroom
Saat ini banyak terdapat program-program pemerintah yang bertujuan
untuk membantu permodalan usaha masyarakat yang berskala mikro, kecil, dan
menengah. Program tersebut dirancang sedemikian rupa agar masyarakat
mudah dalam mengaksesnya dan tidak kesulitan saat mengembalikan cicilan
karena tingkat bunga yang diberikan sangat rendah. Program permodalan
tersebut cukup banyak jenisnya. UKM Celebes Mushroom dapat
memenfaatkan peluang tersebut untuk mengatasi keterbatasan modal yang
selama ini menghambat kelancaran dan kinerja UKM Celebes Mushroom.
Salah satu program yang dapat dimanfaatkan UKM Celebes Mushroom untuk
meningkatkan modal dan performa usaha adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kredit Usaha Rakyat merupakan program yang diluncurkan pemerintah untuk
membantu permodalan/pembiayaan dengan ketentuan persyaratan yang ringan,
birokrasi yang lebih sederhana, dan dapat memperoleh pinjaman tanpa agunan.
UKM Celebes Mushroom dapat mengakses pinjaman maksimal 500 juta.
Dengan adanya KUR diharapkan UKM Celebes mushroomdapat keluar dari
permasalahan yang sedang dihadapi.
3. Strategi ST (Strengths-Treaths)
Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan UKM Celebes
Mushroom untuk menghidari atau mengurangi dampak ancaman eksternal.
Strategi yang dapat diterapkan UKM Celebes Mushroom adalah menjaga dan
meningkatkan hubungan baik dan kemitraan dengan pemasok bahan baku, dan
seluruh karyawan guna memperkuat solidaritas UKM Celebes Mushroom.
Hubungan baik yang telah dijalin dengan pemasok sangat penting dijaga untuk
menghadapi ancaman dari kompetitor baru dan lama yang semakin menigkat
jumlahnya.
Hambatan masuk yang rendah pada usaha jamur tiram akan memicu
persaingan dalam penggunaan bahan baku dan pemasaran. Selain itu, UKM
Celebes Mushroom harus membenahi sistem karyawan seperti aturan-aturan
dalam bekerja, insentif saat lembur,dan pola rekrutmen yang lebih baik serta
pemberian saksi jika melanggar aturan yang ditetapkan. Meskipun telah
menerapkan prinsip kekeluargaan dalam bekerja namun hal tersebut tidak
dapat menghambat intensitas pergantian karyawan yang cukup tinggi yang
berdampak kepada kualitas SDM karyawan UKM Celebes Mushroom. Kondisi
tersebut sangat mengganggu kelancaran proses produksi UKM Celebes
Mushroom, terutama pada saat ancaman eksternal semakin meningkat seperti
tingkat persaingan, penyakit jamur tiram, dan kondisi cuaca yang semakin
tidak menentu. Oleh sebab itu, untuk dapat mengatasi ancaman tersebut UKM
Celebes Mushroom perlu membenahi dan meningkatkan hubungan yang lebih
baik dengan pemasok, dan seluruh karyawan serta elemen lainnya yang dapat
memperkuat solidaritas UKM Celebes Mushroom. Dengan demikian, UKM
Celebes Mushroom akan dapat dengan mudah menghadapi segala ancaman
eksternal dengan mudah.
4. Strategi WT (Weaknesses-Treaths)
Strategi WT adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan
internal yang dimiliki dan menhindari ancaman eksternal yang ada. Strategi
yang dapat diterapkan oleh UKM Celebes Mushroom adalah menjalin
kerjasama dengan pemerintah (Dinas Pertanian dan kehutanan). Jalinan
kerjasama yang dilakukan dengan pemerintah diharapkan mampu menambah
pengetahuan UKM Celebes Mushroom mengenai budidaya jamur tiram, cara
mengatasi penyakit, bantuan permodalan, dan informasi lain yang menunjang
kelangsungan usaha jamur tiram UKM Celes Mushroom.
UKM Celebes Mushroom memberikan pelatihan dan mengizinkan bagi
mahasiswa yang ingin magang di UKM Celebes Mushroom, sedangkan dari
pihak pemerintahan dapat membarikan pengetahuan dan ilmu managerial yang
baik, sistem pencatatan, perencanaan, dan pengetahuan seperti teknologi, akses
permodalan, penanganan pasca panen serta informasi penting lainnya yang
dapat mengatasi segala ancaman yang mungkin datang setiap saat dan
mengembangkan usaha yang dijalankan oleh UKM Celebes Mushroom.
Kekuatan (Strenghts):
1. UKM Celebes Mushroom memiliki tenaga kerja
yang cukup terampil dalam proses produksi
2. Komunikasi antara pekerja berjalan dengan baik dan
lingkungan kerja bersifat kekeluargaan
3. Jamur tiram yang dihasilkan memiliki kualitas baik
4. Mempunyai angkutan pribadi
5. UKM Celebes Mushroom mampu memenuhi seluruh
kebutuhan produksi mulai dari bibit, media tanam,
sampai proses budidaya dan penanganan limbah
dengan baik.
Kelemahan (Weaknesses) :
1. UKM Celebes Mushroom belum dapat
memaksimalkan kapasitas produksi
2. UKM Celebes Mushroom kesulitan menemukan
cara penanganan penyakit jamur tiram
3. UKM Celebes Mushroom mengalami keterbatasan
modal
4. Daya tahan jamur tiram segar sangat singkat dan
cepat rusak
5. UKM Celebes Mushroom belum menggunakan
teknologi dan tenaga mesin dalam proses produksi
Peluang (Opportunities):
1. Memiliki kemitraan yang baik dengan dengan
pemasok bahan baku
2. Teknologi budidaya jamur tiram semakin
berkembang
3. Jamur tiram dapat diolah menjadi produk yang
bernilai jual tinggi
4. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
dan kandungan gizi jamur tiram semakin meningkat
5. Memiliki pelanggan tetap.
Strenghts – Opportunities(SO):
1. Menjaga dan meningkatkan kualitas produk yang
dihasilkan
(S1,S2,S3,S5,O1,O4)
Weaknesses-Opportunities(WO):
1. Memperbaiki managemen keuangan, produksi, dan
pemasaran serta SDM untuk meningkatkan pangsa
pasar (W2,W3,W4,W5,O1,O2,O3,O4,O5)
2. Memanfaatkan program pemerintah untuk
meningkatkan modal dan kinerja UKM Celebes
Mushroom(W3,W2,W4,W5,O2,O3)
3. Memaksimalkan kapasitas guna meningkatkan
pangsa pasar(W1,O1,O2,O3)
Ancaman (Threats):
1. Kondisi iklim dan cuaca yang tidak menentu
2. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan jenis
penyakit jamur tiram semakin meningkat
3. Kemungkinan munculnya pesaing yang mempunyai
modal besar
4. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
cara pengolahan jamur tiram agar menjadi masakan
yang kaya manfaat
5. Persaingan penggunaan bahan baku semakin
meningkat.
Strenghts-Threats(ST):
1. Meningkatkan kemitraan dan hubungan baik dengan
pemasok dan seluruh karyawan serta merekrut
tenaga pemasar profesional guna memperkuat dan
meningkatkan kinerja UKM Celebes Mushroom
(S1,S3,T5)
Weaknesses-Threats(WT):
1. Menjalin kerjasama dengan pemerintah(Distanhut)
(W2,W3,W5,T1,T2,T3)
Berdasarkan hasil analisis IFAS (Internal Factor Analysis Summary) pada
(Lampiran 4, Tabel 5) menunjukkan bahwa faktor kekuatan (Strength) total skor
yang dihasilkan 2,52, sedangkan faktor kelemahan (Weaknesses) memiliki total
skor 0,9945. Hal ini menunjukkan bahwa nilai skor yang dimiliki faktor kekuatan
internal lebih kuat dibandingkan kelemahan intenal. Sedangkan hasil analisis
EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) pada (Lampiran 4, Tabel 6)
menunjukkan bahwa faktor peluang (Opportunities) memiliki total skor 0,48,
sedangkan faktor ancaman(Threat) memiliki total skor 2,538. Hal ini
menunjukkan bahwa responden masih sangat memperhatikan atau lebih
mengutamakan ancaman yang akan muncul sehingga kekuatan dan peluang yang
dimiliki UKM Celebes Mushroom dapat mengendalikan ancaman yang akan
datang. Dengan demikian nilai total skor masing-masing dapat dirincikan sebagai
berikut:
1. Kekuatan : 2,52
2. Kelemahan : 0,995
3. Peluang : 0,48
4. Ancaman : 2,538
Hasil dari analisis IFAS dan EFAS diatas menunjukkan bahwa nilai selisih
yang dimiliki faktor kekuatan dan kelemahan yaitu (+) 1,525, sedangkan nilai
Opportunities dan Threat yaitu (-) 2,058. Dilihat dari hasil identifikasi faktor-
faktor tersebut maka dapat digambarkan dalam diagram SWOT. Berikut diagram
cartesius UKM Celebes Mushroom.
Peluang (0,48)
III. Strategi Turn-aroun I.Strategi Agresif
1,525(+)
Kelemahan (0.995) Kekuatan (2,52)
IV.Strategi Defensif
2,058(-)
II. Strategi
Diversifikasi
Ancaman (2,538)
Gambar 5 : Diagram Cartesius Hasil Pengolahan Data Internal dan Data
Eksternal UKM Celebes Mushroom Kabupaten Gowa, 2015.
Berdasarkan gambar diagram cartesius diatas, menunjukkan bahwa letak
daerah yang diarsir terletak pada kuadran II. Dimana ini merupakan situasi
meskipun UKM Celebes Mushroom menghadapi berbagai macam ancaman dari
luar, UKM Celebes Mushroom masih memiliki kekuatan dari segi internal.
Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi yakni
dari segi peningkatan produk dan pemasaran (produk/pasar).
Dalam hal ini peningkatan produk jamur tiram yang di budidayakan lebih
beragam sehingga dapat menunjang peluang jangka panjang yang dimiliki,
sedangkan dari segi pemasaran UKM Celebes Mushroom diharapkan mampu
memperluas jaringan distribusi produknya untuk memperluas pangsa pasar produk
kepasar modern seperti supermarket, giant, hero, dan carrefour. Sehingga usaha
jamur tiram UKM Celebes Mushroom dapat mengembangkan usahanya dengan
memanfaatkan peluang jangka panjang yang dimiliki.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara langsung yang dilakukan dengan
pemilik dan karyawan yang bekerja pada UKM Celebes Mushroom dilihat dari
luas lahan yang dimiliki dan kemapuan pemilik usaha jamur tiram UKM
Celebes Mushroom dalam mengembangkan usahanya potensi yang paling
menguntungkan untuk lebih dikembangkan UKM Celebes Mushroom yakni
menjaga dan mempertahankan kualitas produksi jamur tiram yang dihasilkan.
2. Dari hasil analisis SWOT diperoleh 4 alternatif strategi kemudian dan
berdasarkan diagram cartesius SWOT menunjukkan bahwa startegi yang tepat
di lakukan yakni terletak pada kuadran 2 dimana ini merupakan situasi UKM
Celebes Mushroom meskipun menghadapi berbagai ancaman dari luar tetapi
dengan kondisi seperti itu UKM Celebes Mushroom masih memiliki kekuatan
dari segi internal dimana strategi yang dapat usaha ini terapkan yaitu
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan
strategi diversifikasi yakni dari segi peningkatan produk dan pemasaran.
6.2. Saran
1. UKM Celebes Mushroom sebaiknya dapat mengimplementasikan prioritas
strategi utama yaitu memanfaatkan program pemerintah untuk meningkatkan
modal dan kinerja usahanya.
2. UKM Celebes Mushroom sebaiknya terus mempertahankan dan meningkatkan
kualitas produk yang dihasilkan. Dengan memanfaatkan program pemerintah
dan mempertahankan kualitas produk yang dihasilkan, UKM Celebes
Mushroom diharap dapat meningkatkan kapasitas produksi sehingga dapat
meningkatkan pangsa pasar.
3. Usaha jamur tiram UKM Celebes Mushroom perlu menjalin kerja sama untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dalam hal managemen produksi, keuangan,
SDM, dan pemasaran sehingga usaha ini dapat meningkatkan kapasitas
produksi secara efisien dan efektif.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiaran 1. Kuisoner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PADA UKM
CELEBES MUSHROOM DI KABUPATEN GOWA
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama : Mardiana
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Pendidikan : S1
Pengalaman Berusaha Tani : -
Jabatan : Pemilik sekaligus pengelolah
B. DAFTAR PERTANYAAN
a. Tanah / Lahan
1. Berapa luas lahan yang di gunakan dalam budidaya jamur tiram ?
Jawab : 20 x 25 meter
2. Bagaimana status kepemilikan lahan yang anda gunakan dalam budidaya
jamur tiram ?
Jawab : Kontrak / sewa
b. Tenaga Kerja dan Sarana Produksi
1. Berapa jumlah tenaga kerja yang ada di UKM Celebes Mushroom ?
Jawab : 5 orang
2. Saran Produksi apa yang di perlukan dalam usaha jamur tiram ?
Jawab :
Alat strerilisasi
Scop
Auto Clave
Mini Laboratorium
3. Dari mana anda memperoleh masing-masing sarana produksi jamur tiram ?
Jawab :
Alat strerilisasi didapat atau dibuat dari bengkel
Scop dibeli daro toko bahan bangunan
Auto clave dibeli dari toko bahan bangunan
Mini laboratorium dibeli dari toko kimia
4. Berapa jumlah masing-masing sarana produksi yang anda gunakan dalam
satu kali produksi jamur tiram ?
Jawab :
3 unit
2 unit
1 unit
1 unit
5. Kendala apa yang sering di hadapi dalam pengadaan sarana produksi jamur
tiram ?
Jawab : Harganya yang mahal
c. Produksi
1. Berapa jumlah hasil produksi jamur tiram per satu kali produksi ?
Jawab : 10 – 30 Kg / 3 minggu
2. Berapa jumlah biaya produksi dalam satu kali produksi jamur tiram ?
Jawab : Rp. 5.25.000 / 3 minggu
3. Berapa harga jual produk jamur tiram per Kg ?
Jawab :
Bibit / botol Rp. 15.000 / botol
Baglog Rp. 3500 / baglog
Jamur Tiram Rp. 25.000 / Kg
4. Kendala apa yang sering di hadapi dalam proses produksi ?
Jawab :
Terjadinya kontaminasi pada bahan baku
Permodalan
5. Berapa pendapatan usaha jamur tiram/ periode panen ?
Jawab : Rp. 3.000.000 / 4 bulan
d. Apa sajakah yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
dalam pengembangan usaha jamur tiram di UKM Celebes Mushroom ?
SWOT
Internal Strengths (Kekuatan)
1. UKM Celebes Mushroom
memiliki tenaga kerja yang cukup
terampil dalam proses produksi
2. Komunikasi antara pekerja
berjalan dengan baik dan
lingkungan kerja bersifat
kekeluargaan
3. Jamur tiram yang dihasilkan
memiliki kualitas baik
4. Mempunyai angkutan pribadi
5. UKM Celebes Mushroom mampu
memenuhi seluruh kebutuhan
produksi mulai dari bibit, media
tanam, sampai proses budidaya
dan penanganan limbah dengan
baik.
Eksternal Opportunies (Peluang)
1. Memiliki kemitraan yang baik
dengan dengan pemasok bahan
baku
2. Teknologi budidaya jamur tiram
semakin berkembang
3. Jamur tiram dapat diolah menjadi
produk yang bernilai jual tinggi
4. Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan kandungan
gizi jamur tiram meningkat
5. Memiliki pelanggan tetap.
Internal Weaknesses (Kelemahan)
1. UKM Celebes Mushroom belum
dapat memaksimalkan kapasitas
produksi
2. UKM Celebes Mushroom
kesulitan menemukan cara
penanganan penyakit jamur tiram
3. UKM Celebes Mushroom
mengalami keterbatasan modal
4. Daya tahan jamur tiram segar
sangat singkat dan cepat rusak
5. UKM Celebes Mushroom belum
menggunakan teknologi dan
tenaga mesin dalam proses
produksi
Eksternal Treaths (Ancaman)
1. Kondisi iklim dan cuaca yang tidak
menentu
2. Tingkat pertumbuhan dan
perkembangan jenis penyakit jamur
tiram semakin meningkat
3. Kemungkinan munculnya pesaing
yang mempunyai modal besar
4. Masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang cara
pengolahan jamur tiram agar
menjadi masakan yang kaya
manfaat
5. Persaingan penggunaan bahan baku
semakin meningkat.
e. Pilih dan lingkarilah salah satu jawaban yang sesuai menurut besar kecilnya
pengaruh kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada di Celebes
Mushroom.
No Internal
Kekuatan
1. UKM Celebes Mushroom memiliki tenaga
kerja yang cukup terampil dalam proses
produksi
SB / B / K / SK
2. Komunikasi antara pekerja berjalan dengan
baik dan lingkungan kerja bersifat
kekeluargaan
SB / B / K / SK
3. Jamur tiram yang dihasilkan memiliki
kualitas baik
SB / B / K / SK
4. Mempunyai angkutan pribadi SB / B / K / SK
5. UKM Celebes Mushroom mampu memenuhi
seluruh kebutuhan produksi mulai dari bibit,
media tanam, sampai proses budidaya dan
penanganan limbah dengan baik.
SB / B / K / SK
Kelemahan
1. UKM Celebes Mushroom belum dapat
memaksimalkan kapasitas produksi
SB / B / K / SK
2. UKM Celebes Mushroom kesulitan
menemukan cara penanganan penyakit jamur
tiram
SB / B / K / SK
3. UKM Celebes Mushroom mengalami
keterbatasan modal
SB / B / K / SK
4. Daya tahan jamur tiram segar sangat singkat
dan cepat rusak
SB / B / K / SK
5. UKM Celebes Mushroom belum
menggunakan teknologi dan tenaga mesin
dalam proses produksi
SB / B / K / SK
No Eksternal
Peluang
1. Memiliki kemitraan yang baik dengan
dengan pemasok bahan baku SB / B / K / SK
2. Teknologi budidaya jamur tiram semakin
berkembang SB / B / K / SK
3. Jamur tiram dapat diolah menjadi produk
yang bernilai jual tinggi SB / B / K / SK
4. Tingkat kesadaran masyarakat terhadap
kesehatan dan kandungan gizi jamur tiram
meningkat
SB / B / K / SK
5. Memiliki pelanggan tetap. SB / B / K / SK
Ancaman
1. Kondisi iklim dan cuaca yang tidak menentu SB / B / K / SK
2. Tingkat pertumbuhan dan perkembangan
jenis penyakit jamur tiram semakin
meningkat
SB / B / K / SK
3. Kemungkinan munculnya pesaing yang
mempunyai modal besar
SB / B / K / SK
4. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang cara pengolahan jamur tiram agar
menjadi masakan yang kaya manfaat
SB / B / K / SK
5. Persaingan penggunaan bahan baku semakin
meningkat.
SB / B / K / SK
Keterangan :
SB = Sangat Besar B = Besar K = Kecil SK = Sangat Kecil
Kategori Pemberian Bobot :
SB – SK = 0,20 – 0,02
REKAPITULASI DATA
Lampiran 2. Identitas responden
Tabel 4. Identitas responden
No Nama Jenis
kelamin
Umur
(Tahun)
Pendidikan
Terakhir
Pengala
man
Berusa
ha Tani
Jabatan
1. Mardiana Perempuan 35 S1 - Pemilik
Sekaligus
Pengelolah
2. Elistrianti Perempuan 20 SMA - Bendahara
3. Muh. Zakir Laki-laki 31 SMA - Pengantar
dan
pemasar
4. Suriani dg.cora Perempuan 38 SMP - Pembuat
baglog
5. Subaedah dg.
Ati
Perempuan 52 SD - Pembuat
baglog
Lampiran 3. Hasil Penentuan Bobot dan Rating IFAS Dan EFAS
Responden 1
No Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x
Rating
Kekuatan
1. UKM Celebes Mushroom
memiliki tenaga kerja yang cukup
terampil dalam proses produksi
0,15 4 0,6
2. Komunikasi antara pekerja
berjalan dengan baik dan
lingkungan kerja bersifat
kekeluargaan
0,5 3 0,15
3. Jamur tiram yang dihasilkan
memiliki kualitas baik
0,15 4 0,6
4. Mempunyai angkutan pribadi 0,10 4 0,4
5. UKM Celebes Mushroom mampu
memenuhi seluruh kebutuhan
produksi mulai dari bibit, media
tanam, sampai proses budidaya
dan penanganan limbah dengan
baik.
0,15 4 0,6
Kelemahan
1. UKM Celebes Mushroom belum
dapat memaksimalkan kapasitas
produksi
0,05 2 0,1
2. UKM Celebes Mushroom
kesulitan menemukan cara
penanganan penyakit jamur tiram
0,05 2 0,1
3. UKM Celebes Mushroom
mengalami keterbatasan modal
0,15 1 0,15
4. Daya tahan jamur tiram segar
sangat singkat dan cepat rusak
0,10 1 0,1
5. UKM Celebes Mushroom belum
menggunakan teknologi dan
tenaga mesin dalam proses
produksi
0,05 2 0,1
Jumlah 1,00 2,9
No Faktor-faktor Strategi
Eksternal
Bobot Rating Bobot x
Rating
Peluang
1. Memiliki kemitraan yang baik
dengan dengan pemasok bahan
baku
0,15 3 0,45
2. Teknologi budidaya jamur
tiram semakin berkembang
0,20 4 0,8
3. Jamur tiram dapat diolah
menjadi produk yang bernilai
jual tinggi
0,20 4 0,8
4. Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan
kandungan gizi jamur tiram
meningkat
0,15 3 0,45
5. Memiliki pelanggan tetap. 0,10 3 0,3
Ancaman
1. Kondisi iklim dan cuaca yang
tidak menentu
0,05 1 0,05
2. Tingkat pertumbuhan dan
perkembangan jenis penyakit
jamur tiram semakin
meningkat
0,05 1 0,05
3. Kemungkinan munculnya
pesaing yang mempunyai
modal besar
0,05 1 0,05
4. Masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang cara
pengolahan jamur tiram agar
menjadi masakan yang kaya
manfaat
0,02 2 0,04
5. Persaingan penggunaan bahan
baku semakin meningkat.
0,03 2 0,06
Jumlah 1,00 3,05
Responden 2
No Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x
Rating
Kekuatan
1. UKM Celebes Mushroom
memiliki tenaga kerja yang
cukup terampil dalam proses
produksi
0,15 4 0,6
2. Komunikasi antara pekerja
berjalan dengan baik dan
lingkungan kerja bersifat
kekeluargaan
0,10 4 0,4
3. Jamur tiram yang dihasilkan
memiliki kualitas baik
0,10 4 0,4
4. Mempunyai angkutan pribadi 0,10 3 0,3
5. UKM Celebes Mushroom
mampu memenuhi seluruh
kebutuhan produksi mulai dari
bibit, media tanam, sampai
proses budidaya dan
penanganan limbah dengan
baik.
0,10 3 0,3
Kelemahan
1. UKM Celebes Mushroom
belum dapat memaksimalkan
kapasitas produksi
0,05 2 0,1
2. UKM Celebes Mushroom
kesulitan menemukan cara
penanganan penyakit jamur
tiram
0,15 4 0,6
3. UKM Celebes Mushroom
mengalami keterbatasan modal
0,15 3 1,45
4. Daya tahan jamur tiram segar
sangat singkat dan cepat rusak
0,05 2 0,1
5. UKM Celebes Mushroom
belum menggunakan teknologi
dan tenaga mesin dalam proses
produksi
0,05 2 0,1
Jumlah 1,00 3,35
No Faktor-faktor Strategi
Eksternal
Bobot Rating Bobot x
Rating
Peluang
1. Memiliki kemitraan yang baik
dengan dengan pemasok bahan
baku
0,15 4 0,6
2. Teknologi budidaya jamur
tiram semakin berkembang
0,15 4 0,6
3. Jamur tiram dapat diolah
menjadi produk yang bernilai
jual tinggi
0,15 3 0,45
4. Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan
kandungan gizi jamur tiram
meningkat
0,10 3 3,1
5. Memiliki pelanggan tetap. 0,05 2 0,1
Ancaman
1. Kondisi iklim dan cuaca yang
tidak menentu
0,10 1 0,1
2. Tingkat pertumbuhan dan
perkembangan jenis penyakit
jamur tiram semakin
meningkat
0,05 2 0,1
3. Kemungkinan munculnya
pesaing yang mempunyai
modal besar
0,05 2 0,1
4. Masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang cara
pengolahan jamur tiram agar
menjadi masakan yang kaya
manfaat
0,10 1 0,1
5. Persaingan penggunaan bahan
baku semakin meningkat.
0,10 1 0,1
Jumlah 1,00 5,35
Responden 3
No Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x
Rating
Kekuatan
1. UKM Celebes Mushroom
memiliki tenaga kerja yang cukup
terampil dalam proses produksi
0,15 4 0,6
2. Komunikasi antara pekerja
berjalan dengan baik dan
lingkungan kerja bersifat
kekeluargaan
0,5 3 0,15
3. Jamur tiram yang dihasilkan
memiliki kualitas baik
0,15 4 0,6
4. Mempunyai angkutan pribadi 0,10 4 0,4
5. UKM Celebes Mushroom mampu
memenuhi seluruh kebutuhan
produksi mulai dari bibit, media
tanam, sampai proses budidaya
dan penanganan limbah dengan
baik.
0,15 4 0,6
Kelemahan
1. UKM Celebes Mushroom belum
dapat memaksimalkan kapasitas
produksi
0,05 2 0,1
2. UKM Celebes Mushroom
kesulitan menemukan cara
penanganan penyakit jamur tiram
0,05 2 0,1
3. UKM Celebes Mushroom
mengalami keterbatasan modal
0,15 1 0,15
4. Daya tahan jamur tiram segar
sangat singkat dan cepat rusak
0,10 1 0,1
5. UKM Celebes Mushroom belum
menggunakan teknologi dan
tenaga mesin dalam proses
produksi
0,05 2 0,1
Jumlah 1,00 2,9
No Faktor-faktor Strategi
Eksternal
Bobot Rating Bobot x
Rating
Peluang
1. Memiliki kemitraan yang baik
dengan dengan pemasok bahan
baku
0,15 3 0,45
2. Teknologi budidaya jamur
tiram semakin berkembang
0,20 4 0,8
3. Jamur tiram dapat diolah
menjadi produk yang bernilai
jual tinggi
0,20 4 0,8
4. Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan
kandungan gizi jamur tiram
meningkat
0,15 3 0,45
5. Memiliki pelanggan tetap. 0,10 3 0,3
Ancaman
1. Kondisi iklim dan cuaca yang
tidak menentu
0,05 1 0,05
2. Tingkat pertumbuhan dan
perkembangan jenis penyakit
jamur tiram semakin
meningkat
0,05 1 0,05
3. Kemungkinan munculnya
pesaing yang mempunyai
modal besar
0,05 1 0,05
4. Masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang cara
pengolahan jamur tiram agar
menjadi masakan yang kaya
manfaat
0,02 2 0,04
5. Persaingan penggunaan bahan
baku semakin meningkat.
0,03 2 0,06
Jumlah 1,00 3,05
Responden 4
No Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x
Rating
Kekuatan
1. UKM Celebes Mushroom
memiliki tenaga kerja yang cukup
terampil dalam proses produksi
0,10 4 0,4
2. Komunikasi antara pekerja
berjalan dengan baik dan
lingkungan kerja bersifat
kekeluargaan
0,15 4 0,6
3. Jamur tiram yang dihasilkan
memiliki kualitas baik
0,20 4 0,8
4. Mempunyai angkutan pribadi 0,20 4 0,8
5. UKM Celebes Mushroom mampu
memenuhi seluruh kebutuhan
produksi mulai dari bibit, media
tanam, sampai proses budidaya
dan penanganan limbah dengan
baik.
0,10 4 0,4
Kelemahan
1. UKM Celebes Mushroom belum
dapat memaksimalkan kapasitas
produksi
0,10 1 0,1
2. UKM Celebes Mushroom
kesulitan menemukan cara
penanganan penyakit jamur tiram
0,05 3 0,15
3. UKM Celebes Mushroom
mengalami keterbatasan modal
0,05 3 0,15
4. Daya tahan jamur tiram segar
sangat singkat dan cepat rusak
0,02 4 0,8
5. UKM Celebes Mushroom belum
menggunakan teknologi dan
tenaga mesin dalam proses
produksi
0,03 3 0,09
Jumlah 1,00 4,29
No Faktor-faktor Strategi
Eksternal
Bobot Rating Bobot x
Rating
Peluang
1. Memiliki kemitraan yang baik
dengan dengan pemasok bahan
baku
0,10 4 0,4
2. Teknologi budidaya jamur
tiram semakin berkembang
0,20 4 0,8
3. Jamur tiram dapat diolah
menjadi produk yang bernilai
jual tinggi
0,15 3 0,45
4. Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan
kandungan gizi jamur tiram
meningkat
0,15 3 0,45
5. Memiliki pelanggan tetap. 0,15 3 0,45
Ancaman
1. Kondisi iklim dan cuaca yang
tidak menentu
0,05 1 0,05
2. Tingkat pertumbuhan dan
perkembangan jenis penyakit
jamur tiram semakin
meningkat
0,05 1 0,05
3. Kemungkinan munculnya
pesaing yang mempunyai
modal besar
0,05 4 0,2
4. Masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang cara
pengolahan jamur tiram agar
menjadi masakan yang kaya
manfaat
0,02 4 0,2
5. Persaingan penggunaan bahan
baku semakin meningkat.
0,03 4 0,2
Jumlah 1,00 3,25
Responden 5
No Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x
Rating
Kekuatan
1. UKM Celebes Mushroom
memiliki tenaga kerja yang cukup
terampil dalam proses produksi
0,10 4 0,4
2. Komunikasi antara pekerja
berjalan dengan baik dan
lingkungan kerja bersifat
kekeluargaan
0,15 4 0,6
3. Jamur tiram yang dihasilkan
memiliki kualitas baik
0,20 4 0,8
4. Mempunyai angkutan pribadi 0,20 4 0,8
5. UKM Celebes Mushroom mampu
memenuhi seluruh kebutuhan
produksi mulai dari bibit, media
tanam, sampai proses budidaya
dan penanganan limbah dengan
baik.
0,10 4 0,4
Kelemahan
1. UKM Celebes Mushroom belum
dapat memaksimalkan kapasitas
produksi
0,10 1 0,1
2. UKM Celebes Mushroom
kesulitan menemukan cara
penanganan penyakit jamur tiram
0,05 3 0,15
3. UKM Celebes Mushroom
mengalami keterbatasan modal
0,05 3 0,15
4. Daya tahan jamur tiram segar
sangat singkat dan cepat rusak
0,02 4 0,8
5. UKM Celebes Mushroom belum
menggunakan teknologi dan
tenaga mesin dalam proses
produksi
0,03 3 0,09
Jumlah 1,00 4,29
No Faktor-faktor Strategi
Eksternal
Bobot Rating Bobot x
Rating
Peluang
1. Memiliki kemitraan yang baik
dengan dengan pemasok bahan
baku
0,10 4 0,4
2. Teknologi budidaya jamur
tiram semakin berkembang
0,20 4 0,8
3. Jamur tiram dapat diolah
menjadi produk yang bernilai
jual tinggi
0,15 3 0,45
4. Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan
kandungan gizi jamur tiram
meningkat
0,15 3 0,45
5. Memiliki pelanggan tetap. 0,15 3 0,45
Ancaman
1. Kondisi iklim dan cuaca yang
tidak menentu
0,05 1 0,05
2. Tingkat pertumbuhan dan
perkembangan jenis penyakit
jamur tiram semakin
meningkat
0,05 1 0,05
3. Kemungkinan munculnya
pesaing yang mempunyai
modal besar
0,05 4 0,2
4. Masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang cara
pengolahan jamur tiram agar
menjadi masakan yang kaya
manfaat
0,02 4 0,2
5. Persaingan penggunaan bahan
baku semakin meningkat.
0,03 4 0,2
Jumlah 1,00 3,25
Lampiran 4. Hasil Penentuan Rata – Rata Bobot Dan Rating Matriks IFAS
Dan EFAS
Matriks IFAS
Tabel 5. Matriks IFAS Usaha Jamur Tiram UKM Celebes Mushroom
No Faktor-faktor Strategi Internal Bobot
Rata-rata
Rating Rata-
rata
Skor Total
Kekuatan
1. UKM Celebes Mushroom
memiliki tenaga kerja yang cukup
terampil dalam proses produksi
0,13 4 0,52
2. Komunikasi antara pekerja
berjalan dengan baik dan
lingkungan kerja bersifat
kekeluargaan
0,1 3,6 0,36
3. Jamur tiram yang dihasilkan
memiliki kualitas baik
0,16 4 0,64
4. Mempunyai angkutan pribadi 0,14 3,8 0,54
5. UKM Celebes Mushroom mampu
memenuhi seluruh kebutuhan
produksi mulai dari bibit, media
tanam, sampai proses budidaya
dan penanganan limbah dengan
baik.
0,12 3,8 0,46
Total Kekuatan 2,52
Kelemahan
1. UKM Celebes Mushroom belum
dapat memaksimalkan kapasitas
produksi
0,07 1,6 0,112
2. UKM Celebes Mushroom
kesulitan menemukan cara
penanganan penyakit jamur tiram
0,14 2,8 0,392
3. UKM Celebes Mushroom
mengalami keterbatasan modal
0,11 2,2 0,25
4. Daya tahan jamur tiram segar
sangat singkat dan cepat rusak
0,058 2,4 0,14
5. UKM Celebes Mushroom belum
menggunakan teknologi dan
tenaga mesin dalam proses
produksi
0,042 2,4 0,1008
Total Kelemahan 0,995
Jumlah 3,5148
Matriks EFAS
Tabel 6. Matriks EFAS Usaha Jamur Tiram UKM Celebes Mushroom
No Faktor-faktor Strategi
Eksternal
Bobot
Rata-rata
Rating
Rata-rata
Skor Total
Peluang
1. Memiliki kemitraan yang baik
dengan dengan pemasok bahan
baku
0,06 1 0,06
2. Teknologi budidaya jamur
tiram semakin berkembang
0,05 1,2 0,06
3. Jamur tiram dapat diolah
menjadi produk yang bernilai
jual tinggi
0,05 2,4 0,12
4. Tingkat kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan
kandungan gizi jamur tiram
meningkat
0,048 2,6 0,125
5. Memiliki pelanggan tetap. 0,044 2,6 0,115
Total Peluang 0,48
Ancaman
1. Kondisi iklim dan cuaca yang
tidak menentu
0,13 3,6 0,47
2. Tingkat pertumbuhan dan
perkembangan jenis penyakit
jamur tiram semakin
meningkat
0,19 4 0,76
3. Kemungkinan munculnya
pesaing yang mempunyai
modal besar
0,17 3,4 0,58
4. Masih kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang cara
pengolahan jamur tiram agar
menjadi masakan yang kaya
manfaat
0,14 3 0,42
5. Persaingan penggunaan bahan
baku semakin meningkat.
0,11 2,8 0,308
Total Ancaman 2,538
Jumlah 3,018
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 6. Bagian depan UKM Celebes Mushroom serta Ruangan Inkubasi dan
inokulasi (Kumbung Jamur).
Gambar 7. Kegiatan observasi dan wawancara langsung bersama pemilik dan
karyawan UKM Celebes Mushroom.
Gambar 8. Kegiatan observasi dan pengamatan pada ruangan inkubasi, inokulasi,
proses sterilisasi dan proses pembuatan baglog.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 7
September 1992 yang merupakan anak pertama dari
dua bersaudara, dari pasangan Tasno Efendy dan Sri
Mariati. Pendidikan formal yang dilalui penulis tidak
menetap pada satu sekolah SD berhubung karena
usaha orangtua penulis yang berpindah-pindah pada
tahun 1999 sampai 2004 penulis bersekolah di
beberapa sekolah yaitu pada kelas 1 sampai 2 di SD Centre Malino, kelas 3 di SD
Impres Tamarunang, kelas 4 sampai 5 di SD Impres Malino, dan yang terakhir
penulis menamatkan SD kelas 6 di SDN 2 Sungguminasa. Kemudian pada tahun
pertenganhan 2004 penulis melanjutkan studinya di jenjang berikutnya di SMP
Yapip Makassar sampai pada tahun 2007. Ditahun yang sama penulis kembali
melanjutkan studinya di SMA Negeri 1 Bontomarannu dan lulus pada tahun 2010.
Kemudian pada tahun 2011 penulis lulus seleksi masuk perguruan tinggi
Swasta program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian yaitu di Universitas
Muhammadyah Makassar. Selama mengikuti perkuliahan penulis jarang
mengikuti organisasi dalam kampus dan luar kampus. Melainkan penulis sangat
aktif mengikuti perkuliahan. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan
dengan menulis skripsi yang berjudul ‘’ Strategi Pengembangan Usaha Jamur
Tiram Pada Usaha Kecil Menengah (UKM) Celebes Mushroom di Kabupaten
Gowa ‘’.