strategi pengembangan usaha terasi di desa sokobanah daya

22
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019 ISBN: 978-623-90592-6-2 146 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA KECAMATAN SOKOBANAH KABUPATEN SAMPANG Erfan 1* , Endang Tri Wahyurini 2 , Kustiawati Ningsih 3 1 Universitas Islam Madura, Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Indonesia 2 Universitas Islam Madura, Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Indonesia 3 Universitas Islam Madura, Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Indonesia Email korespondensi: [email protected] ABSTRACT Terasi has a sharp odor and is commonly used to make chili paste, but it is also varied in various Indonesian traditional recipes. The characteristics of shrimp paste are the aroma is rather sharp and the taste is tasty. The research objectives: 1) To analyze the picture of shrimp paste business in Sokobanah Daya Village, Sokobanah District, Sampang Regency, 2) To analyze the strategy for developing shrimp paste business that can be found in the research. The method used to answer the first problem in this study used a qualitative descriptive analysis, while to answer the second problem used a SWOT analysis. The results of this study showed. the strengths are: 1) Products 2) raw materials 3) tablespoons, weaknesses are: 1) Conflicting raw materials 2) Traditional processing 3) Simple equipment 4) There is no processing group shrimp paste 4) Product conditions when drying shrimp 5) There are many entrepreneurs terasi-entrepreneur, opportunities are: 1) Increased public demand 2) Low business risk 3) Development of technology and information, and challenges, namely: 1) Competitors 2) Uncertain weather 3) Stealing anchovy and rebon shrimp. Internal factor analysis from weight and rank multiplication results (BxR) can produce the highest IFAS weighted total value of 3. This shows that shrimp paste business in Sokobanah, Daya Sokobanah Subdistrict, Sampang Regency, has a good strength in its operations in 20118 and 2019. While the analysis factor externally from the weight and rating product (BxR), a total of 3.75 for the EFAS matrix can be produced. This shows that the shrimp paste business in Sokobanah Daya, Sokobanah Subdistrict, Sampang Regency depends on an excellent position to further develop the business, but does not cover it up to be aware of the existing challenges. Keywords: Terasi, Strategy, Business Marketing. PENDAHULUAN Sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu sumber penghasil devisa Indonesia. Oleh karena itu, keberlanjutan usaha sektor perikanan dan kelautan menjadi salah satu pilar dalam pengelolaan sumberdaya. Keberlanjutan usaha diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk perikanan dan kelautan baik di dalam maupun luar negeri sehingga berdampak pada kesejahteraan para stakeholder. Salah satu indikator penguatan daya saing produk perikanan dan kelautan Indonesia adalah meningkatnya nilai ekspor tahun 2018 dibanding tahun 2017. Berdasarkan rekapitulasi data ekspor yang dilakukan oleh BPS, ekspor produk perikanan dan kelautan periode Januari-September 2018 telah mencapai USD 3,52 milyar atau meningkat 11,06% dibanding periode yang sama tahun 2017. Kode HS produk perikanan dan kelautan terbagi kedalam 480 kode HS dan dapat dikelompokkan berdasar komoditas utama seperti tuna cakalang tongkol / TCT (21 kode HS), udang (32 kode HS), Rumput

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

146

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA KECAMATAN SOKOBANAH KABUPATEN SAMPANG

Erfan1*, Endang Tri Wahyurini2, Kustiawati Ningsih3 1Universitas Islam Madura, Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Indonesia 2 Universitas Islam Madura, Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Indonesia 3 Universitas Islam Madura, Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Indonesia

Email korespondensi: [email protected]

ABSTRACT

Terasi has a sharp odor and is commonly used to make chili paste, but it is also varied in

various Indonesian traditional recipes. The characteristics of shrimp paste are the aroma is rather sharp and the taste is tasty.

The research objectives: 1) To analyze the picture of shrimp paste business in Sokobanah Daya Village, Sokobanah District, Sampang Regency, 2) To analyze the strategy for developing shrimp paste business that can be found in the research.

The method used to answer the first problem in this study used a qualitative descriptive analysis, while to answer the second problem used a SWOT analysis. The results of this study showed. the strengths are: 1) Products 2) raw materials 3) tablespoons, weaknesses are: 1) Conflicting raw materials 2) Traditional processing 3) Simple equipment 4) There is no processing group shrimp paste 4) Product conditions when drying shrimp 5) There are many entrepreneurs terasi-entrepreneur, opportunities are: 1) Increased public demand 2) Low business risk 3) Development of technology and information, and challenges, namely: 1) Competitors 2) Uncertain weather 3) Stealing anchovy and rebon shrimp. Internal factor analysis from weight and rank multiplication results (BxR) can produce the highest IFAS weighted total value of 3. This shows that shrimp paste business in Sokobanah, Daya Sokobanah Subdistrict, Sampang Regency, has a good strength in its operations in 20118 and 2019. While the analysis factor externally from the weight and rating product (BxR), a total of 3.75 for the EFAS matrix can be produced. This shows that the shrimp paste business in Sokobanah Daya, Sokobanah Subdistrict, Sampang Regency depends on an excellent position to further develop the business, but does not cover it up to be aware of the existing challenges.

Keywords: Terasi, Strategy, Business Marketing.

PENDAHULUAN

Sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu sumber penghasil devisa

Indonesia. Oleh karena itu, keberlanjutan usaha sektor perikanan dan kelautan menjadi

salah satu pilar dalam pengelolaan sumberdaya. Keberlanjutan usaha diharapkan mampu

meningkatkan daya saing produk perikanan dan kelautan baik di dalam maupun luar

negeri sehingga berdampak pada kesejahteraan para stakeholder.

Salah satu indikator penguatan daya saing produk perikanan dan kelautan Indonesia

adalah meningkatnya nilai ekspor tahun 2018 dibanding tahun 2017. Berdasarkan

rekapitulasi data ekspor yang dilakukan oleh BPS, ekspor produk perikanan dan kelautan

periode Januari-September 2018 telah mencapai USD 3,52 milyar atau meningkat

11,06% dibanding periode yang sama tahun 2017. Kode HS produk perikanan dan

kelautan terbagi kedalam 480 kode HS dan dapat dikelompokkan berdasar komoditas

utama seperti tuna cakalang tongkol / TCT (21 kode HS), udang (32 kode HS), Rumput

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

147

Laut (16 kode HS), Cumi Sotong Gurita (17 kode HS), kepiting rajungan (8 kode HS), dan

produk lainnya (386 kode HS). (https://kkp.go.id/djpdspkp. 2018)

Setiap perusahaan harus menggunakan strategi untuk mengembangkan usahanya.

Tidak hanya perusahaan besar saja yang mempunyai manajemen strategis, perusahaan

kecilpun sebaiknya dikelola dengan menggunakan manajemen strategis. Manajemen

strategis merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang dirancang untuk

mencapai sasaran perusahaan.

Dengan demikian manajemen strategis melibatkan

pengambilan keputusan berjangka panjang dan rumit serta berorientasi ke masa depan.

Perencanaan strategis merupakan upaya untuk melaksanakan tiga langkah penting

yaitu, Pertama, mengidentifikasi kecenderungan, ancaman, dan peluang, dimana

hasilnya mungkin dapat mengubah kecenderungan historis. Kedua,

menyempurnakan performance organisasi yang didorong oleh adanya kondisi

kompetitif. Ketiga, membandingkan tiap unit kerja dalam organisasi untuk menyusun

prioritas pengembangan dengan cara mengalokasikan sumber daya strategik

berdasarkan prospek tiap unit kerja (Salusu:2004).

Dalam meningkatkan perekonomian kebutuhan keluarga khususnya dalam kelautan

, selain hasil tangkapan dari para nelayan tersebut dijual, hasil tangkapan mereka tersebut

diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan mempunyai harga jual, seperti halnya

pengolah terasi yang berada di Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten

Sampang membuat usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dalam

pengelolahannya tidak semua hasil tangkapan dijadikan terasi. Hanya hasil tangkapan

tertentu saja yang dijadikan terasi seperti udang yang berukuran kecil. Dalam menjalani

hidupnya maka sebagai seorang pengolah terasi mereka tentu memiliki berbagai

halangan dan rintangan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya agar senantiasa dapaat

bertahan hidup atau dapat mencapai kehidupan keluarga yang berkecukupan di

bandingkan kehidupan mereka yang saat ini masih berjuang dari impitan ekonomi.

Di Indonesia memiliki potensi besar dalam peningkatan pemanfaatan usaha pada

sektor perikanan da kelautan. Sektor perikanan merupakan salah satu bagian dari

rencana pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan

perikanan bukan hanya pada usaha peningkatan produksi perikanan, namun juga

terhadap strtategi pengembangan usaha, pendapatan, peningkatan taraf hidup para

nelayan, dan petani ikan. Maka diperlukan upaya untuk mengembangkan usaha

perikanan dengan memperhatikan analisis finansial dalam sektor perikanan (Pantow et

a.l, 2016). Salah satu daerah yang memiliki potensi untuk mewujudkan upaya tersebut

yaitu Kabupaten Sampang khususnya Kecamatan Sokobanah.

Menurut Yasin (2011), Perikanan adalah semua usaha penangkapan budidaya ikan

dan kegiatan pengelolaan hingga Pengembangan hasilnya. Perikanan laut ialah kegiatan

penangkapan ikan yang dilakukan di laut. Perikanan perairan umum merupakan aktivitas

penangkapan yang dilakukan di perairan tawar, seperti danau, waduk atau sungai.

Sedangkan sumberdaya perikanan adalah seluruh binatang dan tumbuhan yang hidup di

perairan (baik di darat maupun di laut) Oleh karena itu perikanan dapat dibedakan atas

perikanan darat dan perikanan laut.

Menurut Yasin (2011), mengemukakan dua ciri sumberdaya alam milik bersama yaitu

(1) tidak terbatasnya cara-cara pengambilan serta (2) terdapat interaksi diantara para

pemakai sumberdaya ini sehingga terjadi saling berebut satu sama lain dan terjadi

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

148

eksternalitas dalam biaya yang sifatnya disekonomis. Ciri-ciri perikanan yaitu bersifat

musiman, kecil dan terpencar, mudah rusak, jumlah dan kualitas tidak stabil karena

tergantung dari musim atau alam.

Terasi adalah bumbu masak yang dibuat dari udang yang difermentasikan, berbentuk

seperti pasta dan berwarna hitam-coklat, kadang ditambahi bahan pewarna sehingga

menjadi kemerahan. Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk

membuat sambal terasi, tapi juga divariasikan dalam berbagai resep tradisonal Indonesia.

Ciri khas terasi adalah aromanya yang agak tajam dan rasanya gurih. Biasanya dijual

dalam bentuk bulat atau segi empat panjang, dibungkus daun pisang, plastik atau

kertas. ada dua jenis terasi yang berbentuk butiran kasar dan dikemas dalam botol

plastik. Ada juga jenis terasi matang yang sudah dipanggang dalam oven.

Terasi memiliki nilai ekonomis tinggi, pengolahan terasi sudah banyak dilakukan oleh

masyarakat di kawasan pesisir sebagai kegiatan sampingan dalam peningkatan

pendapatan ekonomi keluarga dan juga turut berpartisipasi dalam upaya pembangunan

nasional dalam sektor perikanan. Kondisi tersebut memungkinkan sektor kelautan dan

perikanan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Penduduk Sokobanah yang mata pencahariannya sebagai nelayan mencapai 45%

(33552) dari jumlah total penduduk sebesar 64.251, dan baru ada 4 (empat) kepala

keluarga yang memiliki usaha pembuatan terasi, hal ini mengindikasikan wilayah

Sokobanah khususnya bagian utara berpotensi bagi pengembangan usaha pembuatan

terasi. (https://sampangkab.bps.go.id.2018)

Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian dilakuan peneliti merasa perlu melakukan

penelitian mengenai usaha pembuatan terasi berdasarkan latar belakang di atas, maka

perlu dilakukan penelitian mengulas Pengembangan Usaha Terasi .

METODE PENELITIAN

1. Metode Penentuan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten

Sampang dipilih langsung (purpose) dengan alasan bahwa desa ini merupakan sentral atau

pusat pengolahan terasi. Waktu penelitian dilakukan bulan Mei-Juni 2019

2. Metode Penentuan Sampel

Populasi dan sampel dalam suatu penelitian perlu ditetapkan dengan tujuan agar penelitian

yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang diharapkan.

3. Metode Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu data primer dan sekunder. Data

primer adalah data yang diperoleh langsung dengan responden (pengusaha terasi).

Sedangkan data sekunder, adalah data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait

dan sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian ini.

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data

dan keterangan-keterangan lainnya dalam penelitian terhadap masalah yang menjadi objek

penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

149

1. Data Primer

Yaitu pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan survey langsung ke

pengusaha terasi sebagai objek penelitian. Tujuan penelitian lapangan ini adalah untuk

memperoleh data akurat.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait dan sumber-sumber yang

berhubungan dengan penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Wawancara

Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan cara mengadakan

wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan yang dipersiapkan

sebelumnya dan menggunakan kuesioner.

2. Pencatatan

Teknik pencatatan ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dengan mencatat

data yang telah ada pada instansi atau lembaga terkait yang diperlukan dalam penelitian ini.

3. Observasi

Dengan melihat langsung ke lapangan untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas

mengenai objek penelitian.

5. Metode Analisis Data

Untuk menjawab masalah pertama dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif

kualitatif, sedangkan untuk menjawab masalah kedua digunakan analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan

strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths)

dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weaknesses) dan ancaman (threats). Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang

paling popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Fredy Rangkuti, 2006). Tahap

pertama dalam penyusunan analisis adalah tahap pengumpulan data. Pada tahap ini data

dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal. Model yang digunakan

dalam tahap ini adalah Matriks faktor strategi eksternal dan matriks faktor strategi internal.

a. Matriks faktor strategi eksternal

Berikut ini adalah sistematika penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) :

1. Menyusun dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

150

2. Memberi bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)

sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat

memberikan dampak terhadap faktor strategis.

3. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling

penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut

terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh

melebihi skor total 1,0).

4. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan

skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh

faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.

5. Dikalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor

pemebobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-

masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (out standing) sampai dengan

1,0 ( poor).

6. Menggunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-

faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

7. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh jumlah total

skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.

Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan

perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama (Rangkuti, 2006). Setelah

mengumpulkan informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan pengembangan

perusahaan tahap selanjutnya adalah memanfaatkan informasi tersebut ke dalam

rumusan strategi. Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis

perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas

bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan yang dapat

disesuaikan

8. Kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set

kemungkinan alternatif strategis.

Tabel Error! No text of specified style in document..1. Matriks SWO

IFAS

Strengths (S)

= Tentukan 5-10 faktor-

faktor kekuatan internal

Weaknesses

(W)

= Tentukan 5- 10 faktor-Opportunities (O)

Tentukan 5-10

faktor-faktor

peluang internal

STRATEGI (SO)

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

STRATEGI (WO)

Ciptakan strategi

meminimalkan

kelemahan untuk

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

151

Threaths (T)

Tentukan 5-10

faktor- faktor

peluang eksternal

STRATEGI (ST)

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi

STRATEGI (WT)

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan Sumber : Rangkuti, 2006

a. Strategi S-O

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Apabila didalam kajian terlihat peluang-

peluang yang tersedia ternyata juga memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor

tersebut dianggap memiliki keunggulan komparatif. Dua elemen sektor industri

eksternal dan internal yang baik ini tidak boleh dilepaskan begitu saja, tetapi akan

menjadi isu utama pengembangan. Meskipun demikian dalam proses pengkajiannya

tidak boleh dilupakan adanya berbagai kendala dan ancaman perubahan, kondisi

lingkungan yang terdapat disekitarnya untuk digunakan sebagai usaha

mempertahankan keunggulan komparatif tersebut.

b. Strategi S-T

Strategi ini mempertemukan interaksi antara ancaman atau tantangan dari luar yang di

identifikasikan untuk memperlunak ancaman atau tantangan tersebut, dan sedapat

mungkin merubahnya menjadi peluang bagi pengembangan selanjutnya. Ini adalah

strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi W-O

Kotak ini merupakan kajian yang membuat adanya kepastian dari berbagai peluang

dan kekurangan yang ada. Peluang yang besar disini akan dihadapi oleh kurangnya

kemampuan sektor utuk menangkapnya. Pertumbuhan harus dilakukan secara hati-

hati untuk memilih dan menerima peluang tersebut. Khususnya dikaitkan dengan

keterbatasan potensi kawasan. Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan

peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi W-T

Merupakan tempat menggali berbagai kelemahan yang akan dihadapi sektor industri

kecil dalam pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dari pertemuan antara ancaman

dan tantangan dari luar dengan kelemahan yang terdapat didalam kawasan. Strategi

yang harus ditempuh adalah mengambil keputusan untuk mengendalikan kerugian

yang akan dialami dengan sedikit membenahi sumber daya internal yang ada. Strategi

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

152

ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan

kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Usaha

Mata pencaharian penduduk daerah di Desa Sokobanah Daya adalah nelayan. Umumnya

usaha mereka yang dikembangkan usaha terasi, yang mana usaha tersebut sudah

berkembang sejak tahun 1991 samapi sekarang sebanyak 20 orang.

Pemilik Usaha terasi

Adapun pemilik usaha terasi di Desa Sokobanah Daya tahun 2018 dan tahun 2019 adalah

sebagai berikut:

Tabel Error! No text of specified style in document..2. Pemilik Usaha terasi tahun 2018-2019

No Nama Alamat Jenis

olahan ikan

Produksi

2018

Produksi

2019

Tahun

Mulai

produksi

Pemasaran

1 Rusimah Dusun Lebak Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah

Permentasi (terasi)

52 700 1995 Dalam daerah di Kabupaten Sampang

2 Hj.Fatiyeh 26 450 1998

3 Nadhi 19 600 1990

4 Mitiyah 21 450 1992

5 Mesa 15 500 1996

6 Misrati 10 400 1991

7 Monepah 8 325 2001

8 Noraiyah 12 500 1992

9 Rosidah 14 500 1993

10 Rumpiyah 5 450 2004

11 Saedah 16 450 2010

12 Wiwik farida 4 600 2002

13 Hadiyati 18 400 1990

14 Timona 17 450 2009

15 Sipa’ah 18 500 2000

16 Rukiyah 42 600 1998

17 Montrik 32 250 2001

18 Karsih 18 300 2009

19 Salama 14 400 2011

20 Sumarna 8 550 1992

Sumber Data: Disperindag Sampang tahun 2018

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

153

Karakteristik Responden

a. Umur

Tabel Error! No text of specified style in document..3. Jenis Kelamin Responden

No Nama Umur

1 Rusimah 53

2 Hj.Fatiyeh 52

3 Nadhi 68

4 Mitiyah 42

5 Mesa 47

6 Misrati 44

7 Monepah 39

8 Noraiyah 60

9 Rosidah 47

10 Rumpiyah 52

11 Saedah 38

12 Wiwik farida 31

13 Hadiyati 40

14 Timona 55

15 Sipa’ah 56

16 Rukiyah 51

17 Montrik 40

18 Karsih 39

19 Salama 47

20 Sumarna 43

Sumber Data: Disperindag Sampang tahun 2018

Karakteristik berdasarkan umur dari 20 responden menunjukkan bahwa yang berumur

paling tua adalah nadhi umur 68 tahun dan umur terendah adalah wiwik farida 31. Hal ini

menunjukkan bahwa pada penelitian ini sebagian besar respondennya terbanyak adalah

perempuan.

b. Karakteristik Pendidikan Responden

Tabel Error! No text of specified style in document..4. Pendidikan Responden

No Pendidikan Jumlah Persentase

1 SD 16 80%

2 SMP 4 20%

3 SMA 0 0%

4 S1 0 0%

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan responden dengan tingkat pendidikan SD

sebanyak 16 responden atau 80% dan pendidikan SMP sebanyak 4 responden atau 20%.

Hal ini menunjukkan bahwa pada penelitian ini sebagian besar respondennya adalah

berpendidikan SD dan SMA, responden terbanyak adalah yang berijasah SD sebanyak

16 responden atau 80% dan terkecil berijasah SMP sebanyak 4 responden atau 20%.

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

154

Industri PembuatanTerasi

Terasi adalah produk awetan dari ikan atau rebon (udang kecil) yang diolah melalui

proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan atau penumbukan dan penjemuran

yang berlangsung selama kurang lebih 10 hari. Untuk memulai usaha ini ada beberapa hal

yang perlu disiapkan:

1. Tempat Produksi

Tempat merupakan lokasi dimana proses produksi terasi akan dilakukan dan juga

sebagai lokasi penyimpanan bahan baku dan alat produksi seperti: tempat fermentasi,

penjemuran, penumbukan, dan penggaraman.

2. Alat yang diperlukan

Peralatan merupakan alat pendukung yang digunakan dalam memproduksi bahan baku

menjadi barang jadi. Untuk peralatan yang dibutuhkan dalam memproduksi terasi

antara lain: timbangan, alat penghancur/gilingan /penumbuk, tempat fermentasi,

perangkat penjemuran, wadah plastik, kain penyaring, cetakan, pembungkus produk.

3. Bahan baku

Bahan baku merupakan bahan mentah yang akan dijadikan produk siap pakai.

Bahan mentah yang digunakan dalam produk terasi adalah berupa rebon (udang kecil)

dengan ketentuan ukuran berkisar antara 1 cm – 2,1 cm, lebar 0,3 cm dengan warna

keputihan.

4. Bahan tambahan

Bahan tambahan dalam pembutan terasi adalah garam yang berfungsi sebagai

pengawet dan juga untuk memantapkan citra rasa.

5. Cara pengolahan

Proses pengolahan juga merupakan hal yang harus diperhatikan untuk menghasilkan

produk yang mempunyai kualitas tinggi. Adapun cara pembuatan terasi sebagai

berikut:

a. Proses pembersihan dan pencucian bahan baku (udang) dengan air bersih.

b. Menambahkan garam sekitar 5 -7 % dari berat bahan baku. Tambahkan juga

pewarna (jika diperlukan).

c. Kemudian bahan baku diratakan dalam sebuah papan untuk proses penjemuran

(setengah kering). Proses ini bias berlangsung selama 4 -6 hari, tergantung dari

cuaca.

d. Langkah berikutnya adalah penghancuran (penghalusan) bahan baku. Bias digiling

dengan mesin atau ditumbuk secara manual. Setelah halus, bahan baku dicetak

dengan menggunakan alat pencetak sesuai dengan keinginan.

e. Proses berikutnya kembali menjemur bahan baku yang telah dihaluskan dan cetak.

Pengeringan ini dapat berlangsung selama 3 – 4 hari.

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

155

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Terasi

Lingkungan Internal (IFAS)

1. Produk

Produk utama yang dihasilkan oleh pengusaha terasi adalah terasi. Selain

memproduksi terasi. Produk tersebut diproduksi setiap hari, apabila ada yang memesan

dan tersedia bahan bakunya.

Produk terasi terkenal memiliki rasa yang enak dan tekstur yang halus. Hal ini

disebabkan oleh bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi adalah

udang kecil/rebon dengan kualitas yang baik. Selain itu, terasi diproses secara

tradisional dan tanpa bahan pengawet. Tekstur yang dihasilkan sangat halus dan

berbeda dengan terasi yang lain. Rasa dan tekstur terasi yang baik juga dipengaruhi

oleh pengalaman yang telah cukup lama. Sejak berdiri pada tahun 2004 hingga saat

ini, pengusaha terasi senantiasa meningkatkan kualitas produknya. Pengalaman yang

telah cukup lama ini menjadi salah satu kekuatan pengusaha terasi dari pesaing-

pesaingnya. Keunggulan rasa dan tekstur juga diperkuat dengan adanya labelisasi

kemasan. Hal inilah yang menciptakan tingginya loyalitas pelanggan. Para pelanggan

tidak akan membeli produk serupa di tempat lain apabila disaat akan membeli produk

terasi sedang tidak tersedia.

Kualitas terasi telah diakui oleh banyak pihak. Hasil wawancara dengan pihak

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sampang diketahui bahwa terasi mampu

bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain. Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Sampang telah melakukan studi banding dengan produk terasi dari beberapa

wilayah di Indonesia dan kualitas pengusaha terasi dinilai masih lebih unggul.

Pengusaha terasi saat ini hanya memproduksi terasi dengan berbagai bentuk dan

warna. Namun, bila ada permintaan bentuk dan warna lain seperti merah, bulat, lonjong

atau kotak , pengusaha terasi dapat memenuhinya.

2. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama dari suatu produk atau barang. Oleh karena

itu perlu adanya persediaan bahan baku agar tidak mengganggu kegiatan proses

produksi pengusaha terasi. Itulah sebabnya setiap pengusaha terasi harus mempunyai

rencana mengenai persediaan bahan baku dalam mengatasi terjadinya krisis bahan

baku. bahwa perlunya dilakukan persediaan bahan baku hanya jika kegiatan produksi

pengusaha terasi bergantug pada pesanan yang tidak pasti dari pelanggan. Sehingga

diangap perlu dilakukan persediaan bahan baku

3. SDM (sumber daya manusia)

Pengusaha terasi yang ada di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah

Kabupaten Sampang yang saat ini berjumlah 20 orang. Pengusaha terasi terbuka bagi

masyarakat umum dan tidak memiliki persyaratan khusus untuk menjadi Pengusaha

terasi. Yang diperlukan hanyalah kemauan dan ketekunan serta komitmen untuk

memajukan usaha ini.

Pengusaha terasi sebagian besar adalah perempuan, p endidikan anggotanya

pun relatif masih rendah. Pendidikan rata-rata anggotanya adalah SD (80 persen), SLTP

(20 persen), dan sisanya tidak sekolah (0 persen). Seluruh anggota Pengusaha terasi di

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

156

atas 35 tahun.

Menyadari tingkat pendidikan anggota yang masih rendah Pengusaha terasi

berusaha melakukan upaya peningkatan kualitas anggotanya. Upaya tersebut antara

lain dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan. Pelatihan- pelatihan yang pernah diikuti

Pengusaha terasi adalah pelatihan Semique yang diadakan oleh LPPMP-IPB

bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan

Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi pada tahun 2000 dan pelatihan yang

dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi pada

tahun 2003.

Lingkungan Eksternal (EFAS)

1. Hasil laut yang bisa diperoleh dengan mudah

Udang rebon merupakan salah satu Famili Penaeidae, Genus Penaeus.

Dengan kulit agak keras, tetapi tidak kaku. Mempunyai tanda istimewa pada badan

terdapat ban ungu hitam dan pada masing-masing ruas terdapat 2 ban. Warna

tersebut jelas sekali pada udang yang masih hidup. Warna kaki pada umumnya

berwarna merah. Memiliki ukuran Panjang badan dapat mencapai 35 cm dan

umumnya berukuran 20 – 25 cm. Disamping senyawa protein yang terkandung dalam

tubuh udang rebon juga keberadaan kalsium dan mineral lainnya.

Terasi merupakan salah satu produk diversifikasi dari pengolahan udang rebon

yang secara tradisi biasanya diasin. Namun dengan adanya produk olahan terasi ini

akan meningkatkan daya serap konsumen golongan tertentu yang menganggap

bahwa terasi adalah produk olahan ikan untuk kalangan bawah. Secara ekonomis,

hasil laut seperti rebon yang didapat dengan mudah, sehingga pembuatan terasi

lancar .

2. Banyaknya peminat membeli, penjualannya mudah dan terjangkau

Produk terasi merupakan produk massal artinya pembeli dari terasi dapat berasal dari

semua segmen. Tidak ada segmen-segmen tertentu yang dituju. Pembeli yang dapat

dijadikan terget oleh pengusaha terasi tidak hanya di sekitar Kabupaten Sampang

tetapi di luar Kabupaten Sampang bahkan di luar Pulau Jawa. Pembeli dari produk

terasi usaha ini terdiri dari konsumen akhir dan pedagang perantara.

Banyaknya pilihan jenis terasi memungkinkan pembeli dapat bebas memilih. Suatu

usaha terasi perlu memiliki keunggulan dan kekhasan untuk menarik perhatian

pembeli.

3. Sangat mudah dipasarkan

Pemasaran terasi belum terlalu luas. Pasar yang dituju masih relatif kecil, hanya

sebatas pasar lokal (Kecamatan Sokobanah), Ketapang, Banyuates, dan Nepa.

Selain pasar yang relatif kecil, penjualan abon ikan yang dilakukan oleh pengusaha

terasi adalah penjualan pasif. Pihak pengusaha terasi hanya menunggu pesanan dari

konsumen dan pedagang perantara. Saat ini pengusaha terasi belum mempunyai

distributor tetap.

4. Menambah lapangan pekerjaan baru

Pengembangan usaha diharapkan memberi kontribusi positif terhadap

pendapatan daerah. Pengembangan usaha dapat menciptakan lapangan pekerjaan

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

157

baru bagi putra daerah, wujud nyata pengembangan wirausaha dalam menggapai

peluang bisnis. Kehadiran pengusaha terasi juga semakin menyemarakkan dunia

bisnis, khususnya usaha terasi dan sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi

putera puteri daerah. Kehadiran pengusaha terasi ini ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan asli daerah dan menambah

lapangan pekerjaan melalui usaha terasi. “usaha terasi tidak ada habisnya, akan

selalu ada pembeli meskipun banyak usaha lain di bidang makanan. Yang terpenting

adalah meningkatkan kualitas cita rasa terasi serta membangun jaringan yang lebih

luas agar usaha dimaksud mampu bertahan.

Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Terasi di Desa Sokobanah Daya

Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang

Analisis ini dilakukan dengan menggunakan matrik IFE (Internal Factor Evaluation)

dan EFAS (Eksternal Factor Evaluation), yaitu matrik yang dapat mengetahui kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman dari perusahaan (David, 2011). Gabungan dari matrik

IFE-EFAS akan masuk dalam matrik IE untuk mengetahui posisi perusahaan.

Identifikasi faktor-faktor strategis diperoleh berdasar informasi yang diperoleh dari

informan kunci, selanjutnya didefinisikan menjadi beberapa faktor strategis lingkungan

internal dan eksternal perusahaan. Identifikasi faktor-faktor internal dapat dilihat seperti

pada Tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel Error! No text of specified style in document..5. Identifikasi Faktor-Faktor Strategis Internal Pada Usaha Terasi di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang

NO FAKTOR INTERNAL

KEKUATAN KELEMAHAN

1. Produk a. Menggunakan alat

tradisional tumbukan b. Setiap kali produksi

habis terjual c. Tidak mudah rusak

Produksi hannya di musim kemarau

2. Bahan baku 1. Bahan baku terasi adalah rebon yang diperoleh dari penyeseran dan hanya dijemur saja.

2. Bahan baku konstan / tetap meskipun udang mengalami kenaikan

Bahan baku yang didapat musiman tergantung cuaca

3. SDM 1. Pekerja umumnya sudah berpengalaman

2. Pekerja sangat gigih dan semangat dalam pelaksanaan proses pembuatan terasi

Pekerja kebanyakan berijasah SD sehingga proses pembuatan agak lama

Sumber : Data primer diolah (2019)

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

158

Tabel Error! No text of specified style in document..6. Identifikasi Faktor-Faktor Strategis Eksternal Pada Usaha Terasi di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang

NNo FAKTOR EKSTERNAL

PELUANG ANCAMAN

11 Hasil laut Hasil laut yang bisa diperoleh dengan mudah .

Cuaca tidak menentu

2 Peminat pembeli Banyaknya peminat membeli, penjualannya mudah dan terjangkau

Pesaing

3 Penjualan Penjualannya mudah dan terjangkau serta sangat mudah dipasarkan

Pencurian ikan teri dan udang rebon.

4 Lapangan pekerjaan Menambah lapangan pekerjaan baru

Sumber: Data Primer Diolah (2019)

1. Hasil laut

Hasil laut yang bisa diperoleh dengan mudah dibandingkan dengan cuaca tidak

menentu.

2. Peminat Pembeli

Penjualannya mudah dan terjangkau serta sangat mudah dipasarkan dibandingkan

adanya pencurian ikan teri dan udang rebon.

3. Penjualan

Hasil produksi terasi di Sokobanah Daya tidak mudah rusak meskipun di simpai

sampai 1 bulan lebih.

4. Lapangan pekerjaan

Menambah lapangan pekerjaan baru.

Identifikasi Faktor Kelemahan

1. Produksi hannya di musim kemarau

Pengusaha terasi di Sokobanah Daya hannya bisa memproduksi terasi di musim

tertentu yaitu pada musim kemarau dan ketika musim penghujan Pengusaha terasi di

sokobanah daya tidak dapat memproduksi terasi

2. Bahan Baku

Pengusaha terasi yang berada di Sokobanah Daya untuk bahan bakunya hanya

tercium agak bau akan tetapi oleh masyarakat disana sudah biasa dan agak sulit

didapat.

3. Sumber daya manusia (SDM)

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

159

Adapun sumber daya manusia (SDM) untuk pengusaha terasi disana kebanyakan

berijasah SD sehingga kurangnya pengetahuan tentang tehnologi yang ada dalam

pembuatan terasi sercara modern dan mempunyai umur lebih dari 40 tahun

memungkinkan teknis pembuatan terasi agak lama.

Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan analisis yang bisa digunakan untuk mengetahui kekuatan

(strengths) dan kelemahan (weaknesses) baik secara intern maupun ekstern, disamping

itu analisis ini juga sangat bermanfaat guna melihat peluang (opportunity) bisnis atau

kesempatan pasar yang masih bisa diraih oleh suatu perusahaan atau usaha serta

ancaman (threats) apa kiranya yang akan dihadapi dimasa yang akan datang dalam

kaitnnya dengan lingkungan yang selalu berubah- ubah. Sehingga untuk mengetahui

strategi pengembangan usaha terasi di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah

Kabupaten Sampang maka disusun formulasi strategi pengembangan usaha yang

berdasarkan analisis faktor internal yang meliputi kelemahan dan kekuatan serta faktor

eksternal berupa peluang dan ancaman.

Matriks Faktor Strategi Internal

Penilaian faktor internal digunakan untuk mengetahui pengaruh dari faktor internal

yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh usaha terasi udang di di Sokobanah Daya

Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang, terhadap berlangsungnya usaha terasi.

Penilaian dilakukan dengan memberi bobot dan rating dari faktor strategi internal yang

sebelumnya telah dilakukan identifikasi terhadap faktor internal usaha terasi udang, agar

dapat dirumuskan alternatif strategi yang lebih baik dan tepat sasaran. Berikut ini dapat

dilihat bobot dan rating dari faktor strategi internal dalam Tabel faktor strategi internal

(IFAS) :

Tabel Error! No text of specified style in document..7. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) pada Usaha Terasi Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang

No Faktor Strategi Internal Bobot (B)

Rating (R)

Skor (BxR)

1 Kekuatan

a. Kualitas produk 0.30 1 0.30

b. Bahan baku 0.20 2 0.40

c. SDM (sumber daya manusia) 0.20 2 0.40

Jumlah 0.70 1.10

2 Kelemahan

a. Bahan baku bersifat musiman 0.10 3 0.30

b. Pengolahan tradisional 0.10 1 0.10

c. Kondisi cuaca pada saat penjemuran udang 0.10 3 0.30

Jumlah 0.30 0.70

Total jumlah keseluruhan 1.00 1.8

Sumber : Hasil Penelitian diolah (2019)

Berdasarkan hasil analisis internal seperti terlihat pada Tabel 4.12 di atas dapat

diketahui bahwa hasil keseluruhan nilai tertimbang IFAS total sebesar 1.8 Hal ini

menunjukkan bahwa usaha terasi udang di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah

Kabupaten Sampang, mempunyai kekuatan yang sangat baik dalam operasionalnya.

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

160

Diantara faktor- faktor strategi internal, dimana faktor kekuatan yang terdiri dari produk,

bahan baku, dan sdm, kemudian pada faktor kelemahan terdiri Bahan baku bersifat

musiman, Pengolahan tradisional, Peralatan sederhana, Belum ada kelompok pengolah

terasi, Kondisi cuaca pada saat penjemuran udang, Telah banyak pengusaha-pengusaha

terasi.

Penetapan bobot pada kekuatan dan kelemahan diperoleh dari hasil jawaban

responden yang diajukan pada pemilik usaha terasi di Desa Sokobanah Daya Kecamatan

Sokobanah Kabupaten Sampang, dimana tiap satu jawaban yang diberikan masing-

masing dibagi nilai total dari semua jawaban responden atau pemilik usaha terasi, begitu

juga halnya dengan penetapan bobot pada peluang dan ancaman. Dari hasil perhitungan

nilai (BxR) faktor internal yang dimiliki oleh usaha terasi di Sokobanah Daya Kecamatan

Sokobanah Kabupaten Sampang.

Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Penilaian faktor eksternal untuk mengetahui bagaimana respon usaha terasi di

Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang, terhadap faktor eksternal

usaha terasi di Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang, yaitu

berupa peluang dan ancaman dengan terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap

usaha kemudian hasil identifikasi dimasukkan kedalam tabel faktor strategi eksternal

(EFAS) yang selanjutnya diberi bobot dan rating serta skor. Bobot dan rating dari faktor

strategi eksternal dapat dilihat pada Tabel 4.13:

Tabel Error! No text of specified style in document..8. Faktor Strategi Eksternal (EFAS) pada Usaha Terasi Udang di Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang

No Faktor Strategi Ekternal Bobot (B)

Rating (R)

Skor (BxR)

1 Peluang (Opportunities)

a. Hasil laut yang bisa diperoleh dengan mudah

0.10 4 0.4

b. Banyaknya peminat membeli, penjualannya mudah dan terjangkau

0.10 3 0.3

c. Penjualannya mudah dan terjangkau 0.10 3 0.3

d. Sangat mudah dipasarkan 0.10 4 0.4

e. Menambah lapangan pekerjaan baru 0.20 4 0.8

Jumlah 0.60 2.2

2 Ancaman (Treat) 0

a. Pesaing 0.10 3 0.3

b. Cuaca tidak menentu 0.20 3 0.6

c. Pencurian ikan teri dan udang rebon 0.10 3 0.3

Jumlah 0.40 1.2

Total jumlah keseluruhan 1.00 3.4

Sumber : Hasil Penelitian diolah

Berdasarkan hasil analisis eksternal pada Tabel 4.13 dapat dikatakan bahwa hasil

perkalian bobot dan rating dapat dihasilkan keseluruhan jumlah bobot total sebesar 3.4

untuk EFAS matriks. Hal ini menunjukkan bahwa usaha terasi di Sokobanah Daya

Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang, berada pada posisi sangat baik untuk lebih

mengembangkan minat berwirausaha, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk waspada

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

161

terhadap ancaman-ancaman yang ada. Diantara faktor-faktor strategi eksternal, faktor

peluang yang paling besar, dimana peluang terdiri dari Hasil laut yang bisa diperoleh

dengan mudah, Banyaknya peminat membeli, Penjualannya mudah dan terjangkau,

Sangat mudah dipasarkan, Menambah lapangan pekerjaan baru. Kemudian ancaman

usaha terasi di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang terdiri

dari pesaing , Cuaca tidak menentu, Pencurian ikan teri dan udang rebon .

Alternatif Strategi

Selanjutnya untuk menentukan alternatif strategi pengembangan usaha yang

sesuai digunakan oleh pengusaha terasi di Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah

Kabupaten Sampang, dalam melaksanakan kegiatan pengembangan usaha digunakan

matriks SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan

kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Matriks SWOT sebagai

alat perumusan strategi menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimiliki.

Dari hasil pembobotan (BxR) pada tabel strategi internal (IFAS) diperoleh hasil

keseluruhan total skor sebesar 1.8, sedangkan strategi eksternal (EFAS) diperoleh hasil

pembobotan (BxR) keseluruhan total skor sebesar 3.4 keadaan ini menunjukkan bahwa

faktor eksternal (EFAS) lebih besar dari faktor strategi internal (IFAS), hal ini berarti bahwa

dalam mengambil keputusan untuk penentuan strategi yang akan digunakan pengusaha

terasi lebih mempertimbangkan peluang dan ancaman yang dimiliki dibanding dengan

mengharapkan kekuatan dan kelemahan yang terjadi. Disamping itu, hal ini juga

merupakan situasi yang sangat menguntungkan dimana pengusaha terasi, memiliki faktor

eksternal yang paling besar sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada.

Alternatif strategi yang dapat dilakukan masing-masing memiliki karakteristik

tersendiri dan hendaknya dalam implementasi strategi selanjutnya dilakukan secara

bersama-sama dan saling mendukung satu sama lain. Perhitungan mengenai diagram

SWOT diatas adalah sebagai berikut :

a. Koordinat analisis internal skor total kekuatan – skor total kelemahan

(1.10 –0.70 = 0.40)

b. Koordinat analisis eksternal skor total peluang – skor total ancaman

(22 – 1.2= 1)

Adapun rumusan perhitungan menentukan kuadran pada gambar 4

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

162

Gambar 1. Diagram Analisis SWOT (DAS)

Sumber: Diolah penelitian 2019

Berdasarkan analisis diagram SWOT posisi pengusaha terasi di Desa Sokobanah

Daya berada pada kuadran I dimana pada posisi ini merupakan kondisi yang sangat

menguntungkan bagi pengusaha terasi, pengusaha terasi dapat memanfaatkan potensi

internal dengan memanfaatkan peluang yang ada.

Alternatif strategi tersebut terdiri dari strategi SO, ST, W0 dan WT, seperti dalam matriks

SWOT pada Tabel 4.14:

Tabel Error! No text of specified style in document..9. Tabel Matriks SWOT Penentuan:

Strategi Pengembangan Usaha

Peluang (O) 2.2

Ancaman (T) 1.2

Kekuatan (S)

1.10

Kelemahan (W)

0.70

Kuadran III

Kuadran IV Kuadran II

-4

-1

-2

-3

-2

3

-3 -4 -5

1 2

-1

5

5 4

4

1

3

O-T = 1

2

Kuadran I

S-W= 0.40

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

163

EFAS IFAS

Kekuatan (S) :

1. Produk 2. Bahan baku 3. Sdm 4. Penjemauran bukan

dilakukan diluar/di lapangan

5. Adanya variasi harga

Kelemahan (W) :

1. Bahan baku bersifat musiman

2. Pengolahan tradisional 3. Peralatan sederhana 4. Belum ada kelompok

pengolah terasi 5. Kondisi cuaca pada saat

penjemuran udang 6. Telah banyak pengusaha-

pengusaha terasi. 7. Belum ada nama/label

Peluang (O) :

1. Meningkatnya permintaan masyarakat

2. Resiko usaha rendah

3. Perkembangan teknologi dan informasi

Strategi SO

1. Gunakan produk, bahan baku dan adanya variasi harga dengan baik untuk meningkatkan permintaan masyarakat. (S1,S2,S5,O1)

2. Gunakan sdm yang ada untuk membantu perkembangan teknologi dan infromasi (S3,O3)

3. Gunakan penjemuran bukan diluar/di lapangan untuk mengurangi resiko usaha yang rendah. (S4,O2)

Strategi WO

1. Atasi semua bahan baku bersifat musiman, pengolahan tradisional, peralatan sederhana untuk meningkatkanpermintaan masyarakat. (W1,W2,W3,O1)

2. Atasi belum adanya kelompok pengolah terasi dengan perkembangan teknologi dan informasi. (W4,O3)

3. Kondisi cuaca pada saat penjemuran udang dengan resiko usaha yang rendah. (W5,O2)

4. Atasi banyak pengusaha terasi dengan resiko usaha yang rendah.

(W5, O2)

5. Atasi belum ada label dengan perkembangan teknologi dan informasi yang ada.

(W7,O3)

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

164

Ancaman (T) :

1. Pesaing dan penjemuran.

2. Cuaca tidak menentu.

3. Pencurian ikan teri dan udang rebon

4. Cuaca dan penjemuran.

Strategi ST

1. Gunakan produk,

bahan baku dan

penjemuran dilakukan

bukan diluar untuk

menghindari pesaing

dan penjemuran serta

cuaca yang tidak

menentu.

(S1,S2,S4,T2)

2. Gunakan sdm untuk

menghindari pencurian

ikan teri dan udang

rebon .(S3,T3)

3. Gunakan variasi harga

untuk menghindari

cuaca dan penjemuran.

(S5,T4)

Strategi WT

1. Tekan semua bahan baku bersifat musiman, pengolahan tradisional, peralatan sederhana untuk mencegah cuaca tidak menentu. (W1,W2,W3,T2)

2. Tekan semua belum ada kelompok pengolah terasi untuk mencegah cuaca dan penjemuran. (W4,T4)

3. Tekan banyak pengusaha-pengusaha terasi untuk mencegah pencurian ikan teri dan udang rebon.

4. Tekan kondisi cuaca pada saat penjemuran udang untuk mencegah cuaca tidak menentu. (W5,T2) Sumber : Hasil Penelitian Diolah 2019

Adapun strategi yang perlu digunakan oleh pengusaha terasi adalah strategi S-O yaitu

sebagai berikut :

1. Hasil laut yang bisa diperoleh dengan mudah.

Pemanfaatan sumberdaya laut baik di pesisir, di permukaan air, di kolong maupun di

bawah laut sudah berlangsung sejak dahulu Laut dimanfaatkan oleh manusia untuk

memenuhi berbagai jenis kebutuhannya. Laut menjadi sumber pangan bagi manusia dan

sekaligus menjadi penghubung antara satu daratan dengan daratan lainnya. Hal inilah

yang mungkin menyebabkan kawasan yang paling dominan disenangi oleh manusia

untuk bermukim pada awalnya juga adalah pinggir laut. Tidak heran jika kota-kota besar

di dunia bahkan di Nusantara pada umumnya berada di pinggir laut. Kondisi ini

menyebabkan hasil laut mudah didapatkan dalam jumlah besar oleh manusia terbanyak

juga cenderung berada di pemukiman dekat laut.

Hasil laut memberikan kepada pengusaha petani udang kecil (rebon) dalam berbagai jenis

dan ukuran yang dapat ditangkap oleh manusia sesuai dengan alat yang

dipergunakannya. Selain ikan, laut juga menyediakan udang, kepiting, kerang-kerangan,

dan berbagai spesies yang bisa dikonsumsi.

2. Banyaknya peminat membeli

Penduduk Sokobanah banyak sekali dan mereka sangat senang dengan adanya

terasi yang ada digunakan sebagai bahan pendamping diwaktu mau makan. Peminat

pembeli terasi ini sangat banyak karean aroma, rasa dan kelezatan terasi yang membuat

mereka senang. Dari harganya yang sangat murah, menarik, terjangkau dan ekonomis

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

165

yang membuat masyarakat luas sangatlah senang dan peminat terasi juga sangat banyak

walaupun dalam cuaca panas maupun hujan.

3. Penjualannya mudah dan terjangkau

Dalam penjualan terasi disini memang bungkusnya ada yang besar maupun yang

kecil dari 200 gram sampai 1000 gram. Pada penjualan terasi yang ada di Desa

Sokobanah Daya Kec. Sokobanah Kab. Sampang disini penjualannya sangat mudah

sekali. Dalam penjualannya terbagi dua model yaitu: 1) harga RP. 25.000,- dengan berat

500 gram, 2) harga RP. 13.000,- dengan berat 300 gram.

4. Sangat mudah dipasarkan

Dalam pemasarannnya hal ini sudah ada beberapa lembaga pemasaran dalam hal ini

seperti tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang kecil dan pedagang besar yang mana

pengusaha terasi disini bisa memilih lembaga pemasaran yang mana yang cocok daln

penjualannya nanti.

5. Menambah lapangan pekerjaan baru

Dengan adanya pengusaha terasi ini sehingga dapat mengurangi pengangguran

yang ada dikarenakan mereka yang bekerja tidak dibutuhkan ijasah dan kebanyakan dari

mereka semua giat untuk bekerja dalam hal ini

PENUTUP

Berdasarkan analisis yang dilakukan maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai

berikut :

Berdasarkan hasil penelitian pada usaha terasi yang ada di Sokobanah Daya Kecamatan

Sokobanah Kabupaten Sampang dapat diketahui yang menjadi kekuatan yaitu : 1)Produk 2)

bahan baku 3)sdm, kelemahan yaitu : 1)Bahan baku bersifat musiman 2)Pengolahan

tradisional 3)Peralatan sederhana 4)Belum ada kelompok pengolah terasi 4)Kondisi cuaca

pada saat penjemuran udang 5) Telah banyak pengusaha-pengusaha terasi, peluang yaitu :

1)Meningkatnya permintaan masyarakat 2)Resiko usaha rendah 3)Perkembangan teknologi

dan informasi, dan ancaman yaitu : 1 ) Pesaing 2)Cuaca tidak menentu 3)Pencurian ikan teri

dan udang rebon.

Analisis faktor internal dari hasil perkalian bobot dan rating (BxR) dapat dihasilkan

keseluruhan nilai tertimbang IFAS total sebesar 3. Hal ini menunjukkan bahwa usaha terasi

udang di Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang, mempunyai kekuatan

yang sangat baik dalam operasionalnya dalam tahun 20118 dan 2019. Sedangkan faktor

analisis eksternal dari hasil perkalian bobot dan rating (BxR) dapat dihasilkan keseluruhan

total sebesar 3.75 untuk EFAS matriks. Hal ini menunjukkan bahwa usaha terasi udang di

Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang berada pada posisi yang sangat

baik untuk lebih mengembangkan usaha tersebut, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk

waspada terhadap ancaman-ancaman yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto dan Liviawati, 2005. produk hasil fermentasi ikan atau udang yang mengalami perlakuan penggaraman (tanpa diikuti dengan penambahan warna). http://digilib.unila.ac.id/4308/14/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 27 April 2019

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

166

Amir. 2008. strategi pengembangan usaha terasi di Kubhurip Mandiri Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Anon, 2009. Terasi digunakan sebagai bahan penyedap masakan seperti pada makanan sayuran, sambal, rujak dan sebagainya.. Edisi Kedua. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Data Bpjs. 2014. "Banyaknya Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan dan Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Sampang tahun 2013. https://sampangkab.bps.go.id/statictable/2014/01/02/123/-banyaknya-penduduk-akhir-tahun-menurut-kecamatan-dan-rasio-jenis-kelamin-di-kabupaten-sampang-2013-.html. Diakses tanggal 27 April 2019

Hadijah, dkk. 2017. “analisis pendapatan dan strategi pengembangan usaha budidaya ikan nila di Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-Una”. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Haryanto. 2016. Ciri khas terasi dan cara penjualannya. http://digilib.unila.ac.id/4308/14/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 27 April 2019

Haryanto. 2016. Strategi Pengembangan usaha terasi udang Di Kelurahan Lampopala Kecamatan Rumbia Kabupaten Bomban. Skripsi fakultas pertanian Universitas Haluoleo Kendari

http://digilib.unila.ac.id/4308/14/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 27 April 2019

http://digilib.unila.ac.id/4308/14/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 27 April 2019

https://www.kumpulandefinisi.com/2015/08/pengertian-dan-definisi-perencanaan strategis-menurut-ahli.html. Diakses tanggal 27 April 2019

Kotler. 2002. Manajemen Pengembangan. Edisi milenium. PT Prenhallindo. Jakarta.

Liviawaty. 2005. ) terasi adalah salah satu produk hasil fermentasi ikan atau udang yang hanya mengalami perlakuan penggaraman (tanpa diikuti dengan penambahan asam), kemudian dibiarkan beberapa saat agar terjadi proses fermentasi.. Erlangga: Jakarta.

Liviawaty. 2005. Pelajaran Ekonomi Jilid 1. Erlangga: Jakarta.

Liviawaty. 2005. Proses penguraian terasi dapat berlangsung dengan atau tanpa aktivitas mikroorganisme, terutama dari golongan jamur dan ragi . Erlangga: Jakarta.

Made, dkk. 2015. “strategi pengembangan produk terasi kering untuk mengakses pasar internasional”. Skripsi Sosial Ekonomi Perikanan FIKP UNHAS

Nasuyion. 2013. Proses pembuatan produk terasi. http://digilib.unila.ac.id/4308/14/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 27 April 2019.

Pantow, Julita G.L., Suhaeni, S. & Wassak, M. (2016). Analisis Usaha Budidaya Ikan Nila pada CV. Tiga Mas di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Akulturasi. Vol. 4 No. 7. 541-548.

Pantura. 2012. Pelestari Budaya. Tuban : Jawa Timur. www.terasipantura.blogspot. com. diakses tanggal 24 April 2019

Pierson. 2013. Pengertian terasi terasi.

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA

Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019

ISBN: 978-623-90592-6-2

167

Rahayu 2000. Membuat Terasi. Kanisius. Yogyakarta.

Rekapitulasi data ekspor BPS. 2018. https://kkp.go.id/djpdspkp/artikel/7947-kinerja-ekspor-produk-perikanan-indonesia-tahun-2018. Diakses tanggal 27 April 2019

Rismawan, dkk (2017). “analisis strategi pengembangan usaha pendederan ikan gurami (osphronemus gouramy) (studi kasus di kelompok mina mukti Desa Sukatali Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang)”. Skripisi. Fakultas Perikanan dan kelautan, Universitas Padjadjaran

Said , 2004. penerapan konsep pengembangan sistem agribisnis terpadu. Bayu Media: Jakarta

Salusu. 2014. Tiga langkah perencanaan startegi.

Saragih, 2001. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian I. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Suprapti. 2001. Khasiat serta kandungan terasi dipengaruhi beberapa hal antara lain, bahan baku, cara pengolahan dan penanganan akhir. Kansius. Yogyakarta.

Suprapti.. 2001. udang rebon sering dikategorikan sebagai udangnya kaum marginal. Kansius. Yogyakarta.

Surni, Asnani, Djukrama Wahab. 2012. Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Pengembangan Keragaan Pengembangan Terasi Instant (Produk Kelompok Usaha Bajo Indah) di Provinsi Sulawesi Tenggara. Laporan Penelitian Tahun ke-1 Penelitian Strategis Nasional Lemlit Unhalu, Kendari