strategi pengembangan usaha terasi di desa sokobanah daya
TRANSCRIPT
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
146
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERASI DI DESA SOKOBANAH DAYA KECAMATAN SOKOBANAH KABUPATEN SAMPANG
Erfan1*, Endang Tri Wahyurini2, Kustiawati Ningsih3 1Universitas Islam Madura, Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Indonesia 2 Universitas Islam Madura, Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Indonesia 3 Universitas Islam Madura, Miftahul Ulum Bettet, Pamekasan, Indonesia
Email korespondensi: [email protected]
ABSTRACT
Terasi has a sharp odor and is commonly used to make chili paste, but it is also varied in
various Indonesian traditional recipes. The characteristics of shrimp paste are the aroma is rather sharp and the taste is tasty.
The research objectives: 1) To analyze the picture of shrimp paste business in Sokobanah Daya Village, Sokobanah District, Sampang Regency, 2) To analyze the strategy for developing shrimp paste business that can be found in the research.
The method used to answer the first problem in this study used a qualitative descriptive analysis, while to answer the second problem used a SWOT analysis. The results of this study showed. the strengths are: 1) Products 2) raw materials 3) tablespoons, weaknesses are: 1) Conflicting raw materials 2) Traditional processing 3) Simple equipment 4) There is no processing group shrimp paste 4) Product conditions when drying shrimp 5) There are many entrepreneurs terasi-entrepreneur, opportunities are: 1) Increased public demand 2) Low business risk 3) Development of technology and information, and challenges, namely: 1) Competitors 2) Uncertain weather 3) Stealing anchovy and rebon shrimp. Internal factor analysis from weight and rank multiplication results (BxR) can produce the highest IFAS weighted total value of 3. This shows that shrimp paste business in Sokobanah, Daya Sokobanah Subdistrict, Sampang Regency, has a good strength in its operations in 20118 and 2019. While the analysis factor externally from the weight and rating product (BxR), a total of 3.75 for the EFAS matrix can be produced. This shows that the shrimp paste business in Sokobanah Daya, Sokobanah Subdistrict, Sampang Regency depends on an excellent position to further develop the business, but does not cover it up to be aware of the existing challenges.
Keywords: Terasi, Strategy, Business Marketing.
PENDAHULUAN
Sektor perikanan dan kelautan merupakan salah satu sumber penghasil devisa
Indonesia. Oleh karena itu, keberlanjutan usaha sektor perikanan dan kelautan menjadi
salah satu pilar dalam pengelolaan sumberdaya. Keberlanjutan usaha diharapkan mampu
meningkatkan daya saing produk perikanan dan kelautan baik di dalam maupun luar
negeri sehingga berdampak pada kesejahteraan para stakeholder.
Salah satu indikator penguatan daya saing produk perikanan dan kelautan Indonesia
adalah meningkatnya nilai ekspor tahun 2018 dibanding tahun 2017. Berdasarkan
rekapitulasi data ekspor yang dilakukan oleh BPS, ekspor produk perikanan dan kelautan
periode Januari-September 2018 telah mencapai USD 3,52 milyar atau meningkat
11,06% dibanding periode yang sama tahun 2017. Kode HS produk perikanan dan
kelautan terbagi kedalam 480 kode HS dan dapat dikelompokkan berdasar komoditas
utama seperti tuna cakalang tongkol / TCT (21 kode HS), udang (32 kode HS), Rumput
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
147
Laut (16 kode HS), Cumi Sotong Gurita (17 kode HS), kepiting rajungan (8 kode HS), dan
produk lainnya (386 kode HS). (https://kkp.go.id/djpdspkp. 2018)
Setiap perusahaan harus menggunakan strategi untuk mengembangkan usahanya.
Tidak hanya perusahaan besar saja yang mempunyai manajemen strategis, perusahaan
kecilpun sebaiknya dikelola dengan menggunakan manajemen strategis. Manajemen
strategis merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang dirancang untuk
mencapai sasaran perusahaan.
Dengan demikian manajemen strategis melibatkan
pengambilan keputusan berjangka panjang dan rumit serta berorientasi ke masa depan.
Perencanaan strategis merupakan upaya untuk melaksanakan tiga langkah penting
yaitu, Pertama, mengidentifikasi kecenderungan, ancaman, dan peluang, dimana
hasilnya mungkin dapat mengubah kecenderungan historis. Kedua,
menyempurnakan performance organisasi yang didorong oleh adanya kondisi
kompetitif. Ketiga, membandingkan tiap unit kerja dalam organisasi untuk menyusun
prioritas pengembangan dengan cara mengalokasikan sumber daya strategik
berdasarkan prospek tiap unit kerja (Salusu:2004).
Dalam meningkatkan perekonomian kebutuhan keluarga khususnya dalam kelautan
, selain hasil tangkapan dari para nelayan tersebut dijual, hasil tangkapan mereka tersebut
diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan mempunyai harga jual, seperti halnya
pengolah terasi yang berada di Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten
Sampang membuat usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dalam
pengelolahannya tidak semua hasil tangkapan dijadikan terasi. Hanya hasil tangkapan
tertentu saja yang dijadikan terasi seperti udang yang berukuran kecil. Dalam menjalani
hidupnya maka sebagai seorang pengolah terasi mereka tentu memiliki berbagai
halangan dan rintangan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya agar senantiasa dapaat
bertahan hidup atau dapat mencapai kehidupan keluarga yang berkecukupan di
bandingkan kehidupan mereka yang saat ini masih berjuang dari impitan ekonomi.
Di Indonesia memiliki potensi besar dalam peningkatan pemanfaatan usaha pada
sektor perikanan da kelautan. Sektor perikanan merupakan salah satu bagian dari
rencana pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan
perikanan bukan hanya pada usaha peningkatan produksi perikanan, namun juga
terhadap strtategi pengembangan usaha, pendapatan, peningkatan taraf hidup para
nelayan, dan petani ikan. Maka diperlukan upaya untuk mengembangkan usaha
perikanan dengan memperhatikan analisis finansial dalam sektor perikanan (Pantow et
a.l, 2016). Salah satu daerah yang memiliki potensi untuk mewujudkan upaya tersebut
yaitu Kabupaten Sampang khususnya Kecamatan Sokobanah.
Menurut Yasin (2011), Perikanan adalah semua usaha penangkapan budidaya ikan
dan kegiatan pengelolaan hingga Pengembangan hasilnya. Perikanan laut ialah kegiatan
penangkapan ikan yang dilakukan di laut. Perikanan perairan umum merupakan aktivitas
penangkapan yang dilakukan di perairan tawar, seperti danau, waduk atau sungai.
Sedangkan sumberdaya perikanan adalah seluruh binatang dan tumbuhan yang hidup di
perairan (baik di darat maupun di laut) Oleh karena itu perikanan dapat dibedakan atas
perikanan darat dan perikanan laut.
Menurut Yasin (2011), mengemukakan dua ciri sumberdaya alam milik bersama yaitu
(1) tidak terbatasnya cara-cara pengambilan serta (2) terdapat interaksi diantara para
pemakai sumberdaya ini sehingga terjadi saling berebut satu sama lain dan terjadi
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
148
eksternalitas dalam biaya yang sifatnya disekonomis. Ciri-ciri perikanan yaitu bersifat
musiman, kecil dan terpencar, mudah rusak, jumlah dan kualitas tidak stabil karena
tergantung dari musim atau alam.
Terasi adalah bumbu masak yang dibuat dari udang yang difermentasikan, berbentuk
seperti pasta dan berwarna hitam-coklat, kadang ditambahi bahan pewarna sehingga
menjadi kemerahan. Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk
membuat sambal terasi, tapi juga divariasikan dalam berbagai resep tradisonal Indonesia.
Ciri khas terasi adalah aromanya yang agak tajam dan rasanya gurih. Biasanya dijual
dalam bentuk bulat atau segi empat panjang, dibungkus daun pisang, plastik atau
kertas. ada dua jenis terasi yang berbentuk butiran kasar dan dikemas dalam botol
plastik. Ada juga jenis terasi matang yang sudah dipanggang dalam oven.
Terasi memiliki nilai ekonomis tinggi, pengolahan terasi sudah banyak dilakukan oleh
masyarakat di kawasan pesisir sebagai kegiatan sampingan dalam peningkatan
pendapatan ekonomi keluarga dan juga turut berpartisipasi dalam upaya pembangunan
nasional dalam sektor perikanan. Kondisi tersebut memungkinkan sektor kelautan dan
perikanan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Penduduk Sokobanah yang mata pencahariannya sebagai nelayan mencapai 45%
(33552) dari jumlah total penduduk sebesar 64.251, dan baru ada 4 (empat) kepala
keluarga yang memiliki usaha pembuatan terasi, hal ini mengindikasikan wilayah
Sokobanah khususnya bagian utara berpotensi bagi pengembangan usaha pembuatan
terasi. (https://sampangkab.bps.go.id.2018)
Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian dilakuan peneliti merasa perlu melakukan
penelitian mengenai usaha pembuatan terasi berdasarkan latar belakang di atas, maka
perlu dilakukan penelitian mengulas Pengembangan Usaha Terasi .
METODE PENELITIAN
1. Metode Penentuan Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten
Sampang dipilih langsung (purpose) dengan alasan bahwa desa ini merupakan sentral atau
pusat pengolahan terasi. Waktu penelitian dilakukan bulan Mei-Juni 2019
2. Metode Penentuan Sampel
Populasi dan sampel dalam suatu penelitian perlu ditetapkan dengan tujuan agar penelitian
yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang diharapkan.
3. Metode Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu data primer dan sekunder. Data
primer adalah data yang diperoleh langsung dengan responden (pengusaha terasi).
Sedangkan data sekunder, adalah data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait
dan sumber-sumber yang berhubungan dengan penelitian ini.
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data
dan keterangan-keterangan lainnya dalam penelitian terhadap masalah yang menjadi objek
penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
149
1. Data Primer
Yaitu pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan survey langsung ke
pengusaha terasi sebagai objek penelitian. Tujuan penelitian lapangan ini adalah untuk
memperoleh data akurat.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga terkait dan sumber-sumber yang
berhubungan dengan penelitian ini.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan cara mengadakan
wawancara langsung dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan yang dipersiapkan
sebelumnya dan menggunakan kuesioner.
2. Pencatatan
Teknik pencatatan ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder dengan mencatat
data yang telah ada pada instansi atau lembaga terkait yang diperlukan dalam penelitian ini.
3. Observasi
Dengan melihat langsung ke lapangan untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas
mengenai objek penelitian.
5. Metode Analisis Data
Untuk menjawab masalah pertama dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif
kualitatif, sedangkan untuk menjawab masalah kedua digunakan analisis SWOT.
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan
strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths)
dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang
paling popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT (Fredy Rangkuti, 2006). Tahap
pertama dalam penyusunan analisis adalah tahap pengumpulan data. Pada tahap ini data
dapat dibedakan menjadi dua yaitu data eksternal dan data internal. Model yang digunakan
dalam tahap ini adalah Matriks faktor strategi eksternal dan matriks faktor strategi internal.
a. Matriks faktor strategi eksternal
Berikut ini adalah sistematika penentuan faktor strategi eksternal (EFAS) :
1. Menyusun dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
150
2. Memberi bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting)
sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat
memberikan dampak terhadap faktor strategis.
3. Memberi bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut
terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh
melebihi skor total 1,0).
4. Menghitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh
faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
5. Dikalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh faktor
pemebobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-
masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (out standing) sampai dengan
1,0 ( poor).
6. Menggunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
7. Menjumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh jumlah total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.
Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama (Rangkuti, 2006). Setelah
mengumpulkan informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan pengembangan
perusahaan tahap selanjutnya adalah memanfaatkan informasi tersebut ke dalam
rumusan strategi. Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis
perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan yang dapat
disesuaikan
8. Kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategis.
Tabel Error! No text of specified style in document..1. Matriks SWO
IFAS
Strengths (S)
= Tentukan 5-10 faktor-
faktor kekuatan internal
Weaknesses
(W)
= Tentukan 5- 10 faktor-Opportunities (O)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
peluang internal
STRATEGI (SO)
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
STRATEGI (WO)
Ciptakan strategi
meminimalkan
kelemahan untuk
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
151
Threaths (T)
Tentukan 5-10
faktor- faktor
peluang eksternal
STRATEGI (ST)
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi
STRATEGI (WT)
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan Sumber : Rangkuti, 2006
a. Strategi S-O
Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Apabila didalam kajian terlihat peluang-
peluang yang tersedia ternyata juga memiliki posisi internal yang kuat, maka sektor
tersebut dianggap memiliki keunggulan komparatif. Dua elemen sektor industri
eksternal dan internal yang baik ini tidak boleh dilepaskan begitu saja, tetapi akan
menjadi isu utama pengembangan. Meskipun demikian dalam proses pengkajiannya
tidak boleh dilupakan adanya berbagai kendala dan ancaman perubahan, kondisi
lingkungan yang terdapat disekitarnya untuk digunakan sebagai usaha
mempertahankan keunggulan komparatif tersebut.
b. Strategi S-T
Strategi ini mempertemukan interaksi antara ancaman atau tantangan dari luar yang di
identifikasikan untuk memperlunak ancaman atau tantangan tersebut, dan sedapat
mungkin merubahnya menjadi peluang bagi pengembangan selanjutnya. Ini adalah
strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman.
c. Strategi W-O
Kotak ini merupakan kajian yang membuat adanya kepastian dari berbagai peluang
dan kekurangan yang ada. Peluang yang besar disini akan dihadapi oleh kurangnya
kemampuan sektor utuk menangkapnya. Pertumbuhan harus dilakukan secara hati-
hati untuk memilih dan menerima peluang tersebut. Khususnya dikaitkan dengan
keterbatasan potensi kawasan. Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
d. Strategi W-T
Merupakan tempat menggali berbagai kelemahan yang akan dihadapi sektor industri
kecil dalam pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dari pertemuan antara ancaman
dan tantangan dari luar dengan kelemahan yang terdapat didalam kawasan. Strategi
yang harus ditempuh adalah mengambil keputusan untuk mengendalikan kerugian
yang akan dialami dengan sedikit membenahi sumber daya internal yang ada. Strategi
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
152
ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Usaha
Mata pencaharian penduduk daerah di Desa Sokobanah Daya adalah nelayan. Umumnya
usaha mereka yang dikembangkan usaha terasi, yang mana usaha tersebut sudah
berkembang sejak tahun 1991 samapi sekarang sebanyak 20 orang.
Pemilik Usaha terasi
Adapun pemilik usaha terasi di Desa Sokobanah Daya tahun 2018 dan tahun 2019 adalah
sebagai berikut:
Tabel Error! No text of specified style in document..2. Pemilik Usaha terasi tahun 2018-2019
No Nama Alamat Jenis
olahan ikan
Produksi
2018
Produksi
2019
Tahun
Mulai
produksi
Pemasaran
1 Rusimah Dusun Lebak Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah
Permentasi (terasi)
52 700 1995 Dalam daerah di Kabupaten Sampang
2 Hj.Fatiyeh 26 450 1998
3 Nadhi 19 600 1990
4 Mitiyah 21 450 1992
5 Mesa 15 500 1996
6 Misrati 10 400 1991
7 Monepah 8 325 2001
8 Noraiyah 12 500 1992
9 Rosidah 14 500 1993
10 Rumpiyah 5 450 2004
11 Saedah 16 450 2010
12 Wiwik farida 4 600 2002
13 Hadiyati 18 400 1990
14 Timona 17 450 2009
15 Sipa’ah 18 500 2000
16 Rukiyah 42 600 1998
17 Montrik 32 250 2001
18 Karsih 18 300 2009
19 Salama 14 400 2011
20 Sumarna 8 550 1992
Sumber Data: Disperindag Sampang tahun 2018
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
153
Karakteristik Responden
a. Umur
Tabel Error! No text of specified style in document..3. Jenis Kelamin Responden
No Nama Umur
1 Rusimah 53
2 Hj.Fatiyeh 52
3 Nadhi 68
4 Mitiyah 42
5 Mesa 47
6 Misrati 44
7 Monepah 39
8 Noraiyah 60
9 Rosidah 47
10 Rumpiyah 52
11 Saedah 38
12 Wiwik farida 31
13 Hadiyati 40
14 Timona 55
15 Sipa’ah 56
16 Rukiyah 51
17 Montrik 40
18 Karsih 39
19 Salama 47
20 Sumarna 43
Sumber Data: Disperindag Sampang tahun 2018
Karakteristik berdasarkan umur dari 20 responden menunjukkan bahwa yang berumur
paling tua adalah nadhi umur 68 tahun dan umur terendah adalah wiwik farida 31. Hal ini
menunjukkan bahwa pada penelitian ini sebagian besar respondennya terbanyak adalah
perempuan.
b. Karakteristik Pendidikan Responden
Tabel Error! No text of specified style in document..4. Pendidikan Responden
No Pendidikan Jumlah Persentase
1 SD 16 80%
2 SMP 4 20%
3 SMA 0 0%
4 S1 0 0%
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan responden dengan tingkat pendidikan SD
sebanyak 16 responden atau 80% dan pendidikan SMP sebanyak 4 responden atau 20%.
Hal ini menunjukkan bahwa pada penelitian ini sebagian besar respondennya adalah
berpendidikan SD dan SMA, responden terbanyak adalah yang berijasah SD sebanyak
16 responden atau 80% dan terkecil berijasah SMP sebanyak 4 responden atau 20%.
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
154
Industri PembuatanTerasi
Terasi adalah produk awetan dari ikan atau rebon (udang kecil) yang diolah melalui
proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan atau penumbukan dan penjemuran
yang berlangsung selama kurang lebih 10 hari. Untuk memulai usaha ini ada beberapa hal
yang perlu disiapkan:
1. Tempat Produksi
Tempat merupakan lokasi dimana proses produksi terasi akan dilakukan dan juga
sebagai lokasi penyimpanan bahan baku dan alat produksi seperti: tempat fermentasi,
penjemuran, penumbukan, dan penggaraman.
2. Alat yang diperlukan
Peralatan merupakan alat pendukung yang digunakan dalam memproduksi bahan baku
menjadi barang jadi. Untuk peralatan yang dibutuhkan dalam memproduksi terasi
antara lain: timbangan, alat penghancur/gilingan /penumbuk, tempat fermentasi,
perangkat penjemuran, wadah plastik, kain penyaring, cetakan, pembungkus produk.
3. Bahan baku
Bahan baku merupakan bahan mentah yang akan dijadikan produk siap pakai.
Bahan mentah yang digunakan dalam produk terasi adalah berupa rebon (udang kecil)
dengan ketentuan ukuran berkisar antara 1 cm – 2,1 cm, lebar 0,3 cm dengan warna
keputihan.
4. Bahan tambahan
Bahan tambahan dalam pembutan terasi adalah garam yang berfungsi sebagai
pengawet dan juga untuk memantapkan citra rasa.
5. Cara pengolahan
Proses pengolahan juga merupakan hal yang harus diperhatikan untuk menghasilkan
produk yang mempunyai kualitas tinggi. Adapun cara pembuatan terasi sebagai
berikut:
a. Proses pembersihan dan pencucian bahan baku (udang) dengan air bersih.
b. Menambahkan garam sekitar 5 -7 % dari berat bahan baku. Tambahkan juga
pewarna (jika diperlukan).
c. Kemudian bahan baku diratakan dalam sebuah papan untuk proses penjemuran
(setengah kering). Proses ini bias berlangsung selama 4 -6 hari, tergantung dari
cuaca.
d. Langkah berikutnya adalah penghancuran (penghalusan) bahan baku. Bias digiling
dengan mesin atau ditumbuk secara manual. Setelah halus, bahan baku dicetak
dengan menggunakan alat pencetak sesuai dengan keinginan.
e. Proses berikutnya kembali menjemur bahan baku yang telah dihaluskan dan cetak.
Pengeringan ini dapat berlangsung selama 3 – 4 hari.
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
155
Analisis Strategi Pengembangan Usaha Terasi
Lingkungan Internal (IFAS)
1. Produk
Produk utama yang dihasilkan oleh pengusaha terasi adalah terasi. Selain
memproduksi terasi. Produk tersebut diproduksi setiap hari, apabila ada yang memesan
dan tersedia bahan bakunya.
Produk terasi terkenal memiliki rasa yang enak dan tekstur yang halus. Hal ini
disebabkan oleh bahan baku utama yang digunakan dalam proses produksi adalah
udang kecil/rebon dengan kualitas yang baik. Selain itu, terasi diproses secara
tradisional dan tanpa bahan pengawet. Tekstur yang dihasilkan sangat halus dan
berbeda dengan terasi yang lain. Rasa dan tekstur terasi yang baik juga dipengaruhi
oleh pengalaman yang telah cukup lama. Sejak berdiri pada tahun 2004 hingga saat
ini, pengusaha terasi senantiasa meningkatkan kualitas produknya. Pengalaman yang
telah cukup lama ini menjadi salah satu kekuatan pengusaha terasi dari pesaing-
pesaingnya. Keunggulan rasa dan tekstur juga diperkuat dengan adanya labelisasi
kemasan. Hal inilah yang menciptakan tingginya loyalitas pelanggan. Para pelanggan
tidak akan membeli produk serupa di tempat lain apabila disaat akan membeli produk
terasi sedang tidak tersedia.
Kualitas terasi telah diakui oleh banyak pihak. Hasil wawancara dengan pihak
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sampang diketahui bahwa terasi mampu
bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain. Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Sampang telah melakukan studi banding dengan produk terasi dari beberapa
wilayah di Indonesia dan kualitas pengusaha terasi dinilai masih lebih unggul.
Pengusaha terasi saat ini hanya memproduksi terasi dengan berbagai bentuk dan
warna. Namun, bila ada permintaan bentuk dan warna lain seperti merah, bulat, lonjong
atau kotak , pengusaha terasi dapat memenuhinya.
2. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan utama dari suatu produk atau barang. Oleh karena
itu perlu adanya persediaan bahan baku agar tidak mengganggu kegiatan proses
produksi pengusaha terasi. Itulah sebabnya setiap pengusaha terasi harus mempunyai
rencana mengenai persediaan bahan baku dalam mengatasi terjadinya krisis bahan
baku. bahwa perlunya dilakukan persediaan bahan baku hanya jika kegiatan produksi
pengusaha terasi bergantug pada pesanan yang tidak pasti dari pelanggan. Sehingga
diangap perlu dilakukan persediaan bahan baku
3. SDM (sumber daya manusia)
Pengusaha terasi yang ada di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah
Kabupaten Sampang yang saat ini berjumlah 20 orang. Pengusaha terasi terbuka bagi
masyarakat umum dan tidak memiliki persyaratan khusus untuk menjadi Pengusaha
terasi. Yang diperlukan hanyalah kemauan dan ketekunan serta komitmen untuk
memajukan usaha ini.
Pengusaha terasi sebagian besar adalah perempuan, p endidikan anggotanya
pun relatif masih rendah. Pendidikan rata-rata anggotanya adalah SD (80 persen), SLTP
(20 persen), dan sisanya tidak sekolah (0 persen). Seluruh anggota Pengusaha terasi di
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
156
atas 35 tahun.
Menyadari tingkat pendidikan anggota yang masih rendah Pengusaha terasi
berusaha melakukan upaya peningkatan kualitas anggotanya. Upaya tersebut antara
lain dengan cara mengikuti pelatihan-pelatihan. Pelatihan- pelatihan yang pernah diikuti
Pengusaha terasi adalah pelatihan Semique yang diadakan oleh LPPMP-IPB
bekerjasama dengan Departemen Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan
Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi pada tahun 2000 dan pelatihan yang
dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi pada
tahun 2003.
Lingkungan Eksternal (EFAS)
1. Hasil laut yang bisa diperoleh dengan mudah
Udang rebon merupakan salah satu Famili Penaeidae, Genus Penaeus.
Dengan kulit agak keras, tetapi tidak kaku. Mempunyai tanda istimewa pada badan
terdapat ban ungu hitam dan pada masing-masing ruas terdapat 2 ban. Warna
tersebut jelas sekali pada udang yang masih hidup. Warna kaki pada umumnya
berwarna merah. Memiliki ukuran Panjang badan dapat mencapai 35 cm dan
umumnya berukuran 20 – 25 cm. Disamping senyawa protein yang terkandung dalam
tubuh udang rebon juga keberadaan kalsium dan mineral lainnya.
Terasi merupakan salah satu produk diversifikasi dari pengolahan udang rebon
yang secara tradisi biasanya diasin. Namun dengan adanya produk olahan terasi ini
akan meningkatkan daya serap konsumen golongan tertentu yang menganggap
bahwa terasi adalah produk olahan ikan untuk kalangan bawah. Secara ekonomis,
hasil laut seperti rebon yang didapat dengan mudah, sehingga pembuatan terasi
lancar .
2. Banyaknya peminat membeli, penjualannya mudah dan terjangkau
Produk terasi merupakan produk massal artinya pembeli dari terasi dapat berasal dari
semua segmen. Tidak ada segmen-segmen tertentu yang dituju. Pembeli yang dapat
dijadikan terget oleh pengusaha terasi tidak hanya di sekitar Kabupaten Sampang
tetapi di luar Kabupaten Sampang bahkan di luar Pulau Jawa. Pembeli dari produk
terasi usaha ini terdiri dari konsumen akhir dan pedagang perantara.
Banyaknya pilihan jenis terasi memungkinkan pembeli dapat bebas memilih. Suatu
usaha terasi perlu memiliki keunggulan dan kekhasan untuk menarik perhatian
pembeli.
3. Sangat mudah dipasarkan
Pemasaran terasi belum terlalu luas. Pasar yang dituju masih relatif kecil, hanya
sebatas pasar lokal (Kecamatan Sokobanah), Ketapang, Banyuates, dan Nepa.
Selain pasar yang relatif kecil, penjualan abon ikan yang dilakukan oleh pengusaha
terasi adalah penjualan pasif. Pihak pengusaha terasi hanya menunggu pesanan dari
konsumen dan pedagang perantara. Saat ini pengusaha terasi belum mempunyai
distributor tetap.
4. Menambah lapangan pekerjaan baru
Pengembangan usaha diharapkan memberi kontribusi positif terhadap
pendapatan daerah. Pengembangan usaha dapat menciptakan lapangan pekerjaan
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
157
baru bagi putra daerah, wujud nyata pengembangan wirausaha dalam menggapai
peluang bisnis. Kehadiran pengusaha terasi juga semakin menyemarakkan dunia
bisnis, khususnya usaha terasi dan sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi
putera puteri daerah. Kehadiran pengusaha terasi ini ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan asli daerah dan menambah
lapangan pekerjaan melalui usaha terasi. “usaha terasi tidak ada habisnya, akan
selalu ada pembeli meskipun banyak usaha lain di bidang makanan. Yang terpenting
adalah meningkatkan kualitas cita rasa terasi serta membangun jaringan yang lebih
luas agar usaha dimaksud mampu bertahan.
Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Terasi di Desa Sokobanah Daya
Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan matrik IFE (Internal Factor Evaluation)
dan EFAS (Eksternal Factor Evaluation), yaitu matrik yang dapat mengetahui kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dari perusahaan (David, 2011). Gabungan dari matrik
IFE-EFAS akan masuk dalam matrik IE untuk mengetahui posisi perusahaan.
Identifikasi faktor-faktor strategis diperoleh berdasar informasi yang diperoleh dari
informan kunci, selanjutnya didefinisikan menjadi beberapa faktor strategis lingkungan
internal dan eksternal perusahaan. Identifikasi faktor-faktor internal dapat dilihat seperti
pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel Error! No text of specified style in document..5. Identifikasi Faktor-Faktor Strategis Internal Pada Usaha Terasi di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang
NO FAKTOR INTERNAL
KEKUATAN KELEMAHAN
1. Produk a. Menggunakan alat
tradisional tumbukan b. Setiap kali produksi
habis terjual c. Tidak mudah rusak
Produksi hannya di musim kemarau
2. Bahan baku 1. Bahan baku terasi adalah rebon yang diperoleh dari penyeseran dan hanya dijemur saja.
2. Bahan baku konstan / tetap meskipun udang mengalami kenaikan
Bahan baku yang didapat musiman tergantung cuaca
3. SDM 1. Pekerja umumnya sudah berpengalaman
2. Pekerja sangat gigih dan semangat dalam pelaksanaan proses pembuatan terasi
Pekerja kebanyakan berijasah SD sehingga proses pembuatan agak lama
Sumber : Data primer diolah (2019)
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
158
Tabel Error! No text of specified style in document..6. Identifikasi Faktor-Faktor Strategis Eksternal Pada Usaha Terasi di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang
NNo FAKTOR EKSTERNAL
PELUANG ANCAMAN
11 Hasil laut Hasil laut yang bisa diperoleh dengan mudah .
Cuaca tidak menentu
2 Peminat pembeli Banyaknya peminat membeli, penjualannya mudah dan terjangkau
Pesaing
3 Penjualan Penjualannya mudah dan terjangkau serta sangat mudah dipasarkan
Pencurian ikan teri dan udang rebon.
4 Lapangan pekerjaan Menambah lapangan pekerjaan baru
Sumber: Data Primer Diolah (2019)
1. Hasil laut
Hasil laut yang bisa diperoleh dengan mudah dibandingkan dengan cuaca tidak
menentu.
2. Peminat Pembeli
Penjualannya mudah dan terjangkau serta sangat mudah dipasarkan dibandingkan
adanya pencurian ikan teri dan udang rebon.
3. Penjualan
Hasil produksi terasi di Sokobanah Daya tidak mudah rusak meskipun di simpai
sampai 1 bulan lebih.
4. Lapangan pekerjaan
Menambah lapangan pekerjaan baru.
Identifikasi Faktor Kelemahan
1. Produksi hannya di musim kemarau
Pengusaha terasi di Sokobanah Daya hannya bisa memproduksi terasi di musim
tertentu yaitu pada musim kemarau dan ketika musim penghujan Pengusaha terasi di
sokobanah daya tidak dapat memproduksi terasi
2. Bahan Baku
Pengusaha terasi yang berada di Sokobanah Daya untuk bahan bakunya hanya
tercium agak bau akan tetapi oleh masyarakat disana sudah biasa dan agak sulit
didapat.
3. Sumber daya manusia (SDM)
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
159
Adapun sumber daya manusia (SDM) untuk pengusaha terasi disana kebanyakan
berijasah SD sehingga kurangnya pengetahuan tentang tehnologi yang ada dalam
pembuatan terasi sercara modern dan mempunyai umur lebih dari 40 tahun
memungkinkan teknis pembuatan terasi agak lama.
Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan analisis yang bisa digunakan untuk mengetahui kekuatan
(strengths) dan kelemahan (weaknesses) baik secara intern maupun ekstern, disamping
itu analisis ini juga sangat bermanfaat guna melihat peluang (opportunity) bisnis atau
kesempatan pasar yang masih bisa diraih oleh suatu perusahaan atau usaha serta
ancaman (threats) apa kiranya yang akan dihadapi dimasa yang akan datang dalam
kaitnnya dengan lingkungan yang selalu berubah- ubah. Sehingga untuk mengetahui
strategi pengembangan usaha terasi di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah
Kabupaten Sampang maka disusun formulasi strategi pengembangan usaha yang
berdasarkan analisis faktor internal yang meliputi kelemahan dan kekuatan serta faktor
eksternal berupa peluang dan ancaman.
Matriks Faktor Strategi Internal
Penilaian faktor internal digunakan untuk mengetahui pengaruh dari faktor internal
yaitu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh usaha terasi udang di di Sokobanah Daya
Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang, terhadap berlangsungnya usaha terasi.
Penilaian dilakukan dengan memberi bobot dan rating dari faktor strategi internal yang
sebelumnya telah dilakukan identifikasi terhadap faktor internal usaha terasi udang, agar
dapat dirumuskan alternatif strategi yang lebih baik dan tepat sasaran. Berikut ini dapat
dilihat bobot dan rating dari faktor strategi internal dalam Tabel faktor strategi internal
(IFAS) :
Tabel Error! No text of specified style in document..7. Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS) pada Usaha Terasi Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang
No Faktor Strategi Internal Bobot (B)
Rating (R)
Skor (BxR)
1 Kekuatan
a. Kualitas produk 0.30 1 0.30
b. Bahan baku 0.20 2 0.40
c. SDM (sumber daya manusia) 0.20 2 0.40
Jumlah 0.70 1.10
2 Kelemahan
a. Bahan baku bersifat musiman 0.10 3 0.30
b. Pengolahan tradisional 0.10 1 0.10
c. Kondisi cuaca pada saat penjemuran udang 0.10 3 0.30
Jumlah 0.30 0.70
Total jumlah keseluruhan 1.00 1.8
Sumber : Hasil Penelitian diolah (2019)
Berdasarkan hasil analisis internal seperti terlihat pada Tabel 4.12 di atas dapat
diketahui bahwa hasil keseluruhan nilai tertimbang IFAS total sebesar 1.8 Hal ini
menunjukkan bahwa usaha terasi udang di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah
Kabupaten Sampang, mempunyai kekuatan yang sangat baik dalam operasionalnya.
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
160
Diantara faktor- faktor strategi internal, dimana faktor kekuatan yang terdiri dari produk,
bahan baku, dan sdm, kemudian pada faktor kelemahan terdiri Bahan baku bersifat
musiman, Pengolahan tradisional, Peralatan sederhana, Belum ada kelompok pengolah
terasi, Kondisi cuaca pada saat penjemuran udang, Telah banyak pengusaha-pengusaha
terasi.
Penetapan bobot pada kekuatan dan kelemahan diperoleh dari hasil jawaban
responden yang diajukan pada pemilik usaha terasi di Desa Sokobanah Daya Kecamatan
Sokobanah Kabupaten Sampang, dimana tiap satu jawaban yang diberikan masing-
masing dibagi nilai total dari semua jawaban responden atau pemilik usaha terasi, begitu
juga halnya dengan penetapan bobot pada peluang dan ancaman. Dari hasil perhitungan
nilai (BxR) faktor internal yang dimiliki oleh usaha terasi di Sokobanah Daya Kecamatan
Sokobanah Kabupaten Sampang.
Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)
Penilaian faktor eksternal untuk mengetahui bagaimana respon usaha terasi di
Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang, terhadap faktor eksternal
usaha terasi di Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang, yaitu
berupa peluang dan ancaman dengan terlebih dahulu dilakukan identifikasi terhadap
usaha kemudian hasil identifikasi dimasukkan kedalam tabel faktor strategi eksternal
(EFAS) yang selanjutnya diberi bobot dan rating serta skor. Bobot dan rating dari faktor
strategi eksternal dapat dilihat pada Tabel 4.13:
Tabel Error! No text of specified style in document..8. Faktor Strategi Eksternal (EFAS) pada Usaha Terasi Udang di Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang
No Faktor Strategi Ekternal Bobot (B)
Rating (R)
Skor (BxR)
1 Peluang (Opportunities)
a. Hasil laut yang bisa diperoleh dengan mudah
0.10 4 0.4
b. Banyaknya peminat membeli, penjualannya mudah dan terjangkau
0.10 3 0.3
c. Penjualannya mudah dan terjangkau 0.10 3 0.3
d. Sangat mudah dipasarkan 0.10 4 0.4
e. Menambah lapangan pekerjaan baru 0.20 4 0.8
Jumlah 0.60 2.2
2 Ancaman (Treat) 0
a. Pesaing 0.10 3 0.3
b. Cuaca tidak menentu 0.20 3 0.6
c. Pencurian ikan teri dan udang rebon 0.10 3 0.3
Jumlah 0.40 1.2
Total jumlah keseluruhan 1.00 3.4
Sumber : Hasil Penelitian diolah
Berdasarkan hasil analisis eksternal pada Tabel 4.13 dapat dikatakan bahwa hasil
perkalian bobot dan rating dapat dihasilkan keseluruhan jumlah bobot total sebesar 3.4
untuk EFAS matriks. Hal ini menunjukkan bahwa usaha terasi di Sokobanah Daya
Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang, berada pada posisi sangat baik untuk lebih
mengembangkan minat berwirausaha, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk waspada
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
161
terhadap ancaman-ancaman yang ada. Diantara faktor-faktor strategi eksternal, faktor
peluang yang paling besar, dimana peluang terdiri dari Hasil laut yang bisa diperoleh
dengan mudah, Banyaknya peminat membeli, Penjualannya mudah dan terjangkau,
Sangat mudah dipasarkan, Menambah lapangan pekerjaan baru. Kemudian ancaman
usaha terasi di Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang terdiri
dari pesaing , Cuaca tidak menentu, Pencurian ikan teri dan udang rebon .
Alternatif Strategi
Selanjutnya untuk menentukan alternatif strategi pengembangan usaha yang
sesuai digunakan oleh pengusaha terasi di Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah
Kabupaten Sampang, dalam melaksanakan kegiatan pengembangan usaha digunakan
matriks SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Matriks SWOT sebagai
alat perumusan strategi menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki.
Dari hasil pembobotan (BxR) pada tabel strategi internal (IFAS) diperoleh hasil
keseluruhan total skor sebesar 1.8, sedangkan strategi eksternal (EFAS) diperoleh hasil
pembobotan (BxR) keseluruhan total skor sebesar 3.4 keadaan ini menunjukkan bahwa
faktor eksternal (EFAS) lebih besar dari faktor strategi internal (IFAS), hal ini berarti bahwa
dalam mengambil keputusan untuk penentuan strategi yang akan digunakan pengusaha
terasi lebih mempertimbangkan peluang dan ancaman yang dimiliki dibanding dengan
mengharapkan kekuatan dan kelemahan yang terjadi. Disamping itu, hal ini juga
merupakan situasi yang sangat menguntungkan dimana pengusaha terasi, memiliki faktor
eksternal yang paling besar sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang ada.
Alternatif strategi yang dapat dilakukan masing-masing memiliki karakteristik
tersendiri dan hendaknya dalam implementasi strategi selanjutnya dilakukan secara
bersama-sama dan saling mendukung satu sama lain. Perhitungan mengenai diagram
SWOT diatas adalah sebagai berikut :
a. Koordinat analisis internal skor total kekuatan – skor total kelemahan
(1.10 –0.70 = 0.40)
b. Koordinat analisis eksternal skor total peluang – skor total ancaman
(22 – 1.2= 1)
Adapun rumusan perhitungan menentukan kuadran pada gambar 4
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
162
Gambar 1. Diagram Analisis SWOT (DAS)
Sumber: Diolah penelitian 2019
Berdasarkan analisis diagram SWOT posisi pengusaha terasi di Desa Sokobanah
Daya berada pada kuadran I dimana pada posisi ini merupakan kondisi yang sangat
menguntungkan bagi pengusaha terasi, pengusaha terasi dapat memanfaatkan potensi
internal dengan memanfaatkan peluang yang ada.
Alternatif strategi tersebut terdiri dari strategi SO, ST, W0 dan WT, seperti dalam matriks
SWOT pada Tabel 4.14:
Tabel Error! No text of specified style in document..9. Tabel Matriks SWOT Penentuan:
Strategi Pengembangan Usaha
Peluang (O) 2.2
Ancaman (T) 1.2
Kekuatan (S)
1.10
Kelemahan (W)
0.70
Kuadran III
Kuadran IV Kuadran II
-4
-1
-2
-3
-2
3
-3 -4 -5
1 2
-1
5
5 4
4
1
3
O-T = 1
2
Kuadran I
S-W= 0.40
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
163
EFAS IFAS
Kekuatan (S) :
1. Produk 2. Bahan baku 3. Sdm 4. Penjemauran bukan
dilakukan diluar/di lapangan
5. Adanya variasi harga
Kelemahan (W) :
1. Bahan baku bersifat musiman
2. Pengolahan tradisional 3. Peralatan sederhana 4. Belum ada kelompok
pengolah terasi 5. Kondisi cuaca pada saat
penjemuran udang 6. Telah banyak pengusaha-
pengusaha terasi. 7. Belum ada nama/label
Peluang (O) :
1. Meningkatnya permintaan masyarakat
2. Resiko usaha rendah
3. Perkembangan teknologi dan informasi
Strategi SO
1. Gunakan produk, bahan baku dan adanya variasi harga dengan baik untuk meningkatkan permintaan masyarakat. (S1,S2,S5,O1)
2. Gunakan sdm yang ada untuk membantu perkembangan teknologi dan infromasi (S3,O3)
3. Gunakan penjemuran bukan diluar/di lapangan untuk mengurangi resiko usaha yang rendah. (S4,O2)
Strategi WO
1. Atasi semua bahan baku bersifat musiman, pengolahan tradisional, peralatan sederhana untuk meningkatkanpermintaan masyarakat. (W1,W2,W3,O1)
2. Atasi belum adanya kelompok pengolah terasi dengan perkembangan teknologi dan informasi. (W4,O3)
3. Kondisi cuaca pada saat penjemuran udang dengan resiko usaha yang rendah. (W5,O2)
4. Atasi banyak pengusaha terasi dengan resiko usaha yang rendah.
(W5, O2)
5. Atasi belum ada label dengan perkembangan teknologi dan informasi yang ada.
(W7,O3)
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
164
Ancaman (T) :
1. Pesaing dan penjemuran.
2. Cuaca tidak menentu.
3. Pencurian ikan teri dan udang rebon
4. Cuaca dan penjemuran.
Strategi ST
1. Gunakan produk,
bahan baku dan
penjemuran dilakukan
bukan diluar untuk
menghindari pesaing
dan penjemuran serta
cuaca yang tidak
menentu.
(S1,S2,S4,T2)
2. Gunakan sdm untuk
menghindari pencurian
ikan teri dan udang
rebon .(S3,T3)
3. Gunakan variasi harga
untuk menghindari
cuaca dan penjemuran.
(S5,T4)
Strategi WT
1. Tekan semua bahan baku bersifat musiman, pengolahan tradisional, peralatan sederhana untuk mencegah cuaca tidak menentu. (W1,W2,W3,T2)
2. Tekan semua belum ada kelompok pengolah terasi untuk mencegah cuaca dan penjemuran. (W4,T4)
3. Tekan banyak pengusaha-pengusaha terasi untuk mencegah pencurian ikan teri dan udang rebon.
4. Tekan kondisi cuaca pada saat penjemuran udang untuk mencegah cuaca tidak menentu. (W5,T2) Sumber : Hasil Penelitian Diolah 2019
Adapun strategi yang perlu digunakan oleh pengusaha terasi adalah strategi S-O yaitu
sebagai berikut :
1. Hasil laut yang bisa diperoleh dengan mudah.
Pemanfaatan sumberdaya laut baik di pesisir, di permukaan air, di kolong maupun di
bawah laut sudah berlangsung sejak dahulu Laut dimanfaatkan oleh manusia untuk
memenuhi berbagai jenis kebutuhannya. Laut menjadi sumber pangan bagi manusia dan
sekaligus menjadi penghubung antara satu daratan dengan daratan lainnya. Hal inilah
yang mungkin menyebabkan kawasan yang paling dominan disenangi oleh manusia
untuk bermukim pada awalnya juga adalah pinggir laut. Tidak heran jika kota-kota besar
di dunia bahkan di Nusantara pada umumnya berada di pinggir laut. Kondisi ini
menyebabkan hasil laut mudah didapatkan dalam jumlah besar oleh manusia terbanyak
juga cenderung berada di pemukiman dekat laut.
Hasil laut memberikan kepada pengusaha petani udang kecil (rebon) dalam berbagai jenis
dan ukuran yang dapat ditangkap oleh manusia sesuai dengan alat yang
dipergunakannya. Selain ikan, laut juga menyediakan udang, kepiting, kerang-kerangan,
dan berbagai spesies yang bisa dikonsumsi.
2. Banyaknya peminat membeli
Penduduk Sokobanah banyak sekali dan mereka sangat senang dengan adanya
terasi yang ada digunakan sebagai bahan pendamping diwaktu mau makan. Peminat
pembeli terasi ini sangat banyak karean aroma, rasa dan kelezatan terasi yang membuat
mereka senang. Dari harganya yang sangat murah, menarik, terjangkau dan ekonomis
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
165
yang membuat masyarakat luas sangatlah senang dan peminat terasi juga sangat banyak
walaupun dalam cuaca panas maupun hujan.
3. Penjualannya mudah dan terjangkau
Dalam penjualan terasi disini memang bungkusnya ada yang besar maupun yang
kecil dari 200 gram sampai 1000 gram. Pada penjualan terasi yang ada di Desa
Sokobanah Daya Kec. Sokobanah Kab. Sampang disini penjualannya sangat mudah
sekali. Dalam penjualannya terbagi dua model yaitu: 1) harga RP. 25.000,- dengan berat
500 gram, 2) harga RP. 13.000,- dengan berat 300 gram.
4. Sangat mudah dipasarkan
Dalam pemasarannnya hal ini sudah ada beberapa lembaga pemasaran dalam hal ini
seperti tengkulak, pedagang pengumpul, pedagang kecil dan pedagang besar yang mana
pengusaha terasi disini bisa memilih lembaga pemasaran yang mana yang cocok daln
penjualannya nanti.
5. Menambah lapangan pekerjaan baru
Dengan adanya pengusaha terasi ini sehingga dapat mengurangi pengangguran
yang ada dikarenakan mereka yang bekerja tidak dibutuhkan ijasah dan kebanyakan dari
mereka semua giat untuk bekerja dalam hal ini
PENUTUP
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Berdasarkan hasil penelitian pada usaha terasi yang ada di Sokobanah Daya Kecamatan
Sokobanah Kabupaten Sampang dapat diketahui yang menjadi kekuatan yaitu : 1)Produk 2)
bahan baku 3)sdm, kelemahan yaitu : 1)Bahan baku bersifat musiman 2)Pengolahan
tradisional 3)Peralatan sederhana 4)Belum ada kelompok pengolah terasi 4)Kondisi cuaca
pada saat penjemuran udang 5) Telah banyak pengusaha-pengusaha terasi, peluang yaitu :
1)Meningkatnya permintaan masyarakat 2)Resiko usaha rendah 3)Perkembangan teknologi
dan informasi, dan ancaman yaitu : 1 ) Pesaing 2)Cuaca tidak menentu 3)Pencurian ikan teri
dan udang rebon.
Analisis faktor internal dari hasil perkalian bobot dan rating (BxR) dapat dihasilkan
keseluruhan nilai tertimbang IFAS total sebesar 3. Hal ini menunjukkan bahwa usaha terasi
udang di Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang, mempunyai kekuatan
yang sangat baik dalam operasionalnya dalam tahun 20118 dan 2019. Sedangkan faktor
analisis eksternal dari hasil perkalian bobot dan rating (BxR) dapat dihasilkan keseluruhan
total sebesar 3.75 untuk EFAS matriks. Hal ini menunjukkan bahwa usaha terasi udang di
Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang berada pada posisi yang sangat
baik untuk lebih mengembangkan usaha tersebut, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk
waspada terhadap ancaman-ancaman yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto dan Liviawati, 2005. produk hasil fermentasi ikan atau udang yang mengalami perlakuan penggaraman (tanpa diikuti dengan penambahan warna). http://digilib.unila.ac.id/4308/14/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 27 April 2019
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
166
Amir. 2008. strategi pengembangan usaha terasi di Kubhurip Mandiri Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Anon, 2009. Terasi digunakan sebagai bahan penyedap masakan seperti pada makanan sayuran, sambal, rujak dan sebagainya.. Edisi Kedua. PT Raja Grafindo Persada.Jakarta.
Data Bpjs. 2014. "Banyaknya Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan dan Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten Sampang tahun 2013. https://sampangkab.bps.go.id/statictable/2014/01/02/123/-banyaknya-penduduk-akhir-tahun-menurut-kecamatan-dan-rasio-jenis-kelamin-di-kabupaten-sampang-2013-.html. Diakses tanggal 27 April 2019
Hadijah, dkk. 2017. “analisis pendapatan dan strategi pengembangan usaha budidaya ikan nila di Kecamatan Ampana Kota Kabupaten Tojo Una-Una”. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Tadulako
Haryanto. 2016. Ciri khas terasi dan cara penjualannya. http://digilib.unila.ac.id/4308/14/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 27 April 2019
Haryanto. 2016. Strategi Pengembangan usaha terasi udang Di Kelurahan Lampopala Kecamatan Rumbia Kabupaten Bomban. Skripsi fakultas pertanian Universitas Haluoleo Kendari
http://digilib.unila.ac.id/4308/14/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 27 April 2019
http://digilib.unila.ac.id/4308/14/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 27 April 2019
https://www.kumpulandefinisi.com/2015/08/pengertian-dan-definisi-perencanaan strategis-menurut-ahli.html. Diakses tanggal 27 April 2019
Kotler. 2002. Manajemen Pengembangan. Edisi milenium. PT Prenhallindo. Jakarta.
Liviawaty. 2005. ) terasi adalah salah satu produk hasil fermentasi ikan atau udang yang hanya mengalami perlakuan penggaraman (tanpa diikuti dengan penambahan asam), kemudian dibiarkan beberapa saat agar terjadi proses fermentasi.. Erlangga: Jakarta.
Liviawaty. 2005. Pelajaran Ekonomi Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Liviawaty. 2005. Proses penguraian terasi dapat berlangsung dengan atau tanpa aktivitas mikroorganisme, terutama dari golongan jamur dan ragi . Erlangga: Jakarta.
Made, dkk. 2015. “strategi pengembangan produk terasi kering untuk mengakses pasar internasional”. Skripsi Sosial Ekonomi Perikanan FIKP UNHAS
Nasuyion. 2013. Proses pembuatan produk terasi. http://digilib.unila.ac.id/4308/14/BAB%20II.pdf. Diakses tanggal 27 April 2019.
Pantow, Julita G.L., Suhaeni, S. & Wassak, M. (2016). Analisis Usaha Budidaya Ikan Nila pada CV. Tiga Mas di Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Akulturasi. Vol. 4 No. 7. 541-548.
Pantura. 2012. Pelestari Budaya. Tuban : Jawa Timur. www.terasipantura.blogspot. com. diakses tanggal 24 April 2019
Pierson. 2013. Pengertian terasi terasi.
Prosiding SEMNASDAL (Seminar Nasional Sumber Daya Lokal) II, November 2019
ISBN: 978-623-90592-6-2
167
Rahayu 2000. Membuat Terasi. Kanisius. Yogyakarta.
Rekapitulasi data ekspor BPS. 2018. https://kkp.go.id/djpdspkp/artikel/7947-kinerja-ekspor-produk-perikanan-indonesia-tahun-2018. Diakses tanggal 27 April 2019
Rismawan, dkk (2017). “analisis strategi pengembangan usaha pendederan ikan gurami (osphronemus gouramy) (studi kasus di kelompok mina mukti Desa Sukatali Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang)”. Skripisi. Fakultas Perikanan dan kelautan, Universitas Padjadjaran
Said , 2004. penerapan konsep pengembangan sistem agribisnis terpadu. Bayu Media: Jakarta
Salusu. 2014. Tiga langkah perencanaan startegi.
Saragih, 2001. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian I. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Suprapti. 2001. Khasiat serta kandungan terasi dipengaruhi beberapa hal antara lain, bahan baku, cara pengolahan dan penanganan akhir. Kansius. Yogyakarta.
Suprapti.. 2001. udang rebon sering dikategorikan sebagai udangnya kaum marginal. Kansius. Yogyakarta.
Surni, Asnani, Djukrama Wahab. 2012. Model Pengentasan Kemiskinan Melalui Pengembangan Keragaan Pengembangan Terasi Instant (Produk Kelompok Usaha Bajo Indah) di Provinsi Sulawesi Tenggara. Laporan Penelitian Tahun ke-1 Penelitian Strategis Nasional Lemlit Unhalu, Kendari