struktur kurikulum pendidikan a....9. radiologi dan pencitraan 1 sks 10. alergi – imunologi 1 sks...
TRANSCRIPT
STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN
A. Struktur dasar kurikulum
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan dengan menggunakan program
pendidikan yang berciri seperti diuraikan pada bab sebelumnya, struktur dasar Program Studi
Magister (akan tetapi pada periode Juli 2014 tidak mengikuti lagi sistem combined degree) dan
Program Dokter Spesialis seyogyanya terdiri dari 3 (tiga) bagian sebagai berikut :
Bagian pertama : pendidikan dasar ilmiah
Bagian kedua : pendidikan bidang kekhususan (pediatri)
Bagian ketiga : rangkaian kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan riset ilmiah dan
penguasaan keterampilan keprofesian.
Struktur Dasar Kurikulum
Bagian ketiga
PENGUASAAN KETERAMPILAN
KEGIATAN ILMIAH RISET
Bagian kedua
PENDIDIKAN BIDANG
KEKHUSUSAN (PEDIATRI)
Bagian pertama
PENDIDIKAN DASAR
ILMIAH
Untuk memperlihatkan tercakupnya bidang pencapaian pendalaman akademik sebagai
seorang magister dan bidang pencapaian keterampilan keprofesian sebagai seorang spesialis serta
untuk menghitung beban studi, kurikulum dibagi dalam kelompok materi pendidikan.
Program Studi bidang lain dalam pengelompokkan tersebut memakai sebutan mata kuliah
(MK). Namun untuk program pendidikan dokter spesialis istilah MK ini tidak selalu cocok
karena kegiatan dalam proses program pendidikan dokter spesialis banyak menggunakan latihan
kerja (praktek) terutama pada pelatihan keprofesian.
Pengelompokan Materi Pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Materi Dasar Umum (MDU)
2. Materi Dasar Khusus (MDK)
3. Materi Keahlian Umum (MKU)
4. Materi Keahlian Khusus (MKK)
5. Materi Penerapan Akademik (MPA)
6. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)
B. Beban studi
Beban studi masing-masing kelompok materi pendidikan dapat dilihat pada tabel.
Beban Studi Kelompok Materi Pendidikan
No
Beban Studi (SKS)
Jumlah Akademik Keprofesian
Materi SKS Materi SKS
1 MDU 7 7
2 MDK 8 8
3 MKU 10 10
4 MKK 14 14
5 MPA1 10 10
6 MPA2 7 7
7 MPKj 11 11
8 MPKm 13 13
9 MPKs 30 30
Total 49 61 110
Materi Dasar Umum (MDU) 7 SKS
Materi Dasar Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan bagi
setiap ilmuwan agar menjadi seorang penggagas dan peneliti. Materi ini merupakan materi dasar
yang tidak menyangkut bidang ilmu Kedokteran secara langsung.
Materi Dasar Umum sekurang-kurangnya terdiri dari :
1. Filsafat Ilmu Pengetahuan 2 SKS
2. Etika Profesi 1 SKS
3. Metode Penelitian 2 SKS
4. Biostatistik dan Komputer Statistik 2 SKS
Materi Dasar Khusus (MDK) 8 SKS
Materi Dasar khusus adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan
keahlian dalam bidang kedokteran agar mampu memecahkan masalah, menjadi pengembang
ilmu dan pada gilirannya dapat menerapkan keprofesiannya dengan kualitas yang tinggi.
Materi Dasar Khusus sekurang-kurangnya terdiri dari :
1. Biologi Molekuler 2 SKS
2. Farmakologi Klinik 1 SKS
3. Epidemiologi Klinik dan Evidence Based Medicine 2 SKS
4. Imunologi 2 SKS
5. Administrasi Kesehatan dan Rekam Medik 1 SKS
Materi Dasar Umum dan Materi Dasar Khusus dapat merupakan program bersama dengan
Program Studi Klinik bidang-bidang lain sebagai dasar pencapaian kompetensi spesialis dengan
kemampuan magister.
Materi Keahlian Umum (MKU) 10 SKS
Materi Keahlian Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan
keahlian dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak agar mampu memecahkan permasalahan kesehatan
anak secara ilmiah (scientific)
Materi Keahlian Umum sekurang-kurangnya terdiri dari :
1. Genetika Kedokteran 2 SKS
2. Tumbuh Kembang 3 SKS
3. Nutrisi/Gizi 3 SKS
4. Keseimbangan Air dan Elektrolit 1 SKS
5. Keseimbangan Asam-Basa 1 SKS
Materi Keahlian Khusus (MKK) 14 SKS
Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan yang memberikan pengetahuan keahlian
bidang Ilmu Kesehatan Anak agar ilmuwan IKA (magister) pakar dalam bidangnya. Materi
Keahlian Khusus terdiri dari materi pendidikan dari berbagai subdisiplin dalam lingkup Ilmu
Kesehatan Anak, sekurang-kurangnya terdiri dari :
1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS
2. Gastrohepatologi 1 SKS
3. Respirologi 1 SKS
4. Neurologi 1 SKS
5. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS
6. Hematologi – Onkologi 1 SKS
7. Kardiologi 1 SKS
8. Nefrologi 1 SKS
9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS
10. Alergi – Imunologi 1 SKS
11. Endokrinologi 1 SKS
12. Neonatologi 1 SKS
13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak 1 SKS
14. Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial 1 SKS
Materi Penerapan Akademik (MPA) 16,9 SKS
Materi Penerapan Akademik ialah kegiatan akademik dengan menerapkan ilmu yang didapat
sebelumnya. Materi ini merupakan rangkaian kegiatan ilmiah yang langsung berhubungan
dengan keilmuan yang ditekuni. Berbagai jenis kegiatan ini bertujuan untuk membina
pengetahuan, sikap dan tingkah laku ilmuan, menguasai metode riset ilmiah, mampu membuat
tulisan ilmiah dan menulis tesis ilmiah dalam mendukung keterampilan keprofesian sebagai
dokter spesialis anak.
Materi Penerapan Akademik terdiri dari dua kelompok :
MPA-1 : 10 SKS
Yang berhubungan langsung dengan persyaratan Magister sebagai berikut :
1. Sari Pustaka 2 SKS
2. Usulan Penelitian 2 SKS
3. Seminar Hasil dan Tesis 6 SKS
MPA – 2 : 7 SKS
Yang berhubungan dengan pencapaian kemampuan keprofesian dengan dukungan keilmuan
yang akut misalnya :
1. Journal Reading 2 SKS
2. Baca Pustaka 1 SKS
3. Laporan Kasus 2 SKS
4. Sajian Kasus Longitudinal 2 SKS
Materi Penerapan Keprofesian (MPK) 54 SKS
Materi Penerapan Keprofesian ialah pelatihan keprofesian dengan menerapkan ilmu yang
didapat sebelumnya secara nyata melalui berbagai kegiatan keprofesian klinik ilmu Kesehatan
Anak sehingga terjadi pembina sikap dan tingkah laku profesi dan tercapainya kemampuan
keprofesian dokter spesialis anak. Proses pelatihan keprofesian dilaksanakan baik di Rumah
Sakit Pendidikan Utama maupun di berbagai Rumah Sakit Mitra agar mendapatkan materi
latihan berupa kasus-kasus dengan jumlah dan variasi yang sesuai dengan tingkat kompetensi
dan kemahiran yang ingin dicapai.
Pelatihan keprofesian bertujuan untuk mencapai keterampilan (kompetensi) profesional
berkualitas tinggi yang didukung oleh pengetahuan akademik yang tangguh dan mantap
(scientist physician). Dengan kompetensi seperti tersebut diatas pelayanan kesehatan akan
bertaraf dan berkualitas tinggi sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.
Strategi yang dipilih ialah pelatihan keprofesian dengan cara kerja praktek di bangsal untuk
pasien rawat inap dan di poliklinik untuk pasien rawat jalan melalui pendekatan Kedokteran
Berbasis Bukti (Evidence-Based Medicine), serta kegiatan di masyarakat untuk berlatih
penerapan pendekatan pediatri sosial. Pelatihan keprofesian secara komprehensif dilaksanakan
pada tahap junior dan dimantapkan sehingga mencapai kemampuan dokter spesialis pada tahap
senior.
Materi Penerapan Keprofesian terdiri dari :
1. MPK Junior (MPKj) : 11 SKS
1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS
2. Gastrohepatologi 1 SKS
3. Respirologi 1 SKS
4. Neurologi 1 SKS
5. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS
6. Hematologi – Onkologi 1 SKS
7. Kardiologi 1 SKS
8. Nefrologi 1 SKS
9. Alergi – Imunologi 0,5 SKS
10. Endokrinologi 0,5 SKS
11. Neonatologi 1 SKS
12. Emergensi dan Rawat Intensif Anak 1 SKS
2. MPK Madya (MPKm) : 13 SKS
1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS
2. Gastrohepatologi 1 SKS
3. Respirologi 1 SKS
4. Neurologi 1 SKS
5. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS
6. Hematologi – Onkologi 1 SKS
7. Kardiologi 1 SKS
8. Nefrologi 1 SKS
9. Radiologi – Pencitraan 1 SKS
10. Alergi – Imunologi 1 SKS
11. Endokrinologi 1 SKS
12. Neonatologi 1 SKS
13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak 1 SKS
3. MPK Senior (MPKs) : 30 SKS
a. Unit Infeksi : 4 SKS
1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS
2. Gastrohepatologi 1 SKS
3. Respirologi 1 SKS
4. Neurologi 1SKS
b. Unit Non Infeksi : 9 SKS
1. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS
2. Hematologi – Onkologi 2 SKS
3. Kardiologi 2 SKS
4. Nefrologi 2 SKS
5. Alergi – Imunologi 1 SKS
6. Endokrinologi 1 SKS
c. Unit Neonatologi 3 SKS
d. Unit Pediatri Gawat Darurat 3 SKS
e. Unit Pedsos-TK-Poliklinik 3 SKS
f. Unit Rumah Sakit Mitra/Rujukan A 3 SKS
g. Unit Rumah Sakit Mitra/Rujukan B 1 SKS
h. Unit Rumah Sakit Mitra/Rujukan C 1 SKS
i. Evaluasi Akhir IPDSA 3 SKS
Secara umum aktivitas dalam pelatihan keprofesian tersebut meliputi :
1. Tatalaksana Pasien Gawat Darurat (Emergency Paediatrics)
2. Tatalaksana Pasien Rawat Inap (Inpatients Paediatrics)
3. Tatalaksana Pasien Rawat Jalan (Ambulatory Paediatrics).
4. Tatalaksana Kasus Jangka Panjang (Longitidinal Cases)
5. Prosedur Pediatrik Spesialistik (Paediatric Specialistic Procedures).
6. Prosedur Pediatrik Subspesialistik (Paediatric Subspesialistic Procedures)
7. Penilaian Tumbuh Kembang (Growth and Development Assessment) dan Pendekatan
Pediatri Sosial (Social Paediatric Approach).
Melalui kerja praktek selain untuk mencapai keterampilan profesional (skill) PPDS juga
mendapatkan penguatan (strengthening) dalam penguasaan keilmuan (knowledge) melalui
kegiatan Materi Penerapan Akademik seperti diuraikan di atas.
Materi Pendidikan
1. Materi Dasar Umum (MDU)
Filsafat Ilmu Pengetahuan
Pengertian filsafat
Ilmu pengetahuan sebagai alat kritik bagi semua pengetahuan
Metafisika, Ontologi, Epistemologi, Logika
Arti dan tujuan Ilmu Pengetahuan
Tradisi Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
Etika Profesi
Etika profesi dan profesionalisme
Etika dan Estetika
Metodologi Penelitian
Ilmu dan Penelitian
Dasar-dasar penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan
Sampel dan populasi
Pengukuran dalam penelitian
Usulan proposal penelitian
Disain penelitian
Studi cross-sectional
Studi kasus kontrol
Studi kohort
Analisis kesintasan
Uji diagnostik
Uji klinis
Meta analisis
Besar sampel
Pemilihan uji hipotesis
Masalah etika penelitian
Penulisan hasil penelitian dan rujukan
Telaah kritis literatur
Biostik dan Komputer Statistik
Pengertian statistik
Vital statistik
Pengolahan data
Teori probabilitas
Ukuran dan teknik sampling
Statistik inferens
Penarikan kesimpulan
Dasar uji kemaknaan
Uji perbedaan 2 mean
Uji perbedaan lebih 2 mean
Uji perbedaan 2 proporsi
Uji non parametik
Korelasi & regresi linier
Multi variate analysis
Pelatihan penggunaan komputer
Meliputi: penggunaan berbagai paket komputer misalnya:
Program Epi Info
Program Eped dan check
Program entry
Program strata
2. Materi Dasar Khusus (MDK)
Biologi Molekuler
Fungsi hidup, biomolekuler, sel
Faktor-faktor psikoklinis
Protein
Bioenergetika
Oksidasi biologi
Metabolisme
Membran biologis
Komunikasi antara sel
Gradien dalam makhluk hidup
Strategi lokomotif
Replika dan ekspresi
Farmakologi klinik
Pengantar farmakologi klinik
Farmakokinetik
Faktor-faktor yang mengubah respons
Efek samping obat
Interaksi obat
Analisis manfaat, resiko dan ekonomi dalam penggunaan obat
Penerapan pengobatan rasional dalam pelayanan
Terapi antimikroba
Toksikologi klinik
Epidemiologi, Epidemiologi Klinik dan Kedokteran Berbasis Bukti (KBB)
Pengantar Epidemiologi, Epidemiologi Klinik dan KBB
Nilai p dan Interval Kepercayaan
Normalitas dan Kausalitas
Pengantar Penggunaan Komputer
Searching clinic
Diagnosis
Terapi
Prognosis
Harm
Clinical Guidelines
Meta Analisis
Health Technology Assessment
Clinical Decision Making
Cost-Benefit Analysis
KBB dan Clinical Governance
KBB dan Clinical Audit
Administrasi Kesehatan dan Rekam Medik
Dasar-dasar administrasi kesehatan
Definisi rekam medik
Isi rekam medik
Nilai rekam medik dalam bidang :
Legal
Administrasi
Keuangan
Riset
Pendidikan
Dokumentasi
3. Materi Keahlian Umum (MKU)
Tumbuh Kembang Anak (Growth and Development)
Demografi dan Statistik Kesehatan
Konsep umum pertumbuhan dan perkembangan
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan normal
Tumbuh kembang anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Tumbuh kembang psikomotor
Tumbuh kembang emosi sosial
Tumbuh kembang reproduksi
Skrining perkembangan anak
Pemantauan bayi risiko tinggi
Intervensi dini bayi risiko tinggi
Kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan perlindungan anak
Imunisasi
Kejadian ikutan pasca imunisasi
Perlakuan salah dan penelantaran
Keterlambatan motorik
Keterlambatan bicara
Retardasi mental
Rehabilitasi medik palsi serebral dan terlambat bicara
Nutrisi (Clinical Nutrition)
Dasar Ilmu Gizi Anak
Penggunaan energi pada anak
Perkembangan fungsi/enzim pencernaan
Kebutuhan nutrien pada berbagai golongan umur
Cara perhitungan kebutuhan energi
Komposisi Air Susu Ibu (ASI) dan manfaat serta keunggulannya terhadap
Pengganti Air Susu Ibu (PASI)
Manajemen laktasi dan masalah yang sering terjadi
Komposisi PASI dan penggunaannya
Komposisi formula khusus dan penggunaannya
Syarat dan komposisi Makanan PASI serta penggunaannya
Metabolisme
Proses metabolisme berbagai nutrien
Intermediannya metabolisme
Gangguan pada proses metabolisme serta akibatnya
Pengkajian status gizi
Indeks antropometri dan cut off point yang digunakan
Cara penentuan status gizi berdasarkan klinis, analisis diet, laboratorium dan
antropometris
Pengkajian status gizi berdasarkan klinis, analisis diet, laboratoris dan
antropometris
Pengaturan makanan bayi dan anak/remaja
Tujuan pemberian makan
Dasar pengaturan makanan pada bayi
Dasar pengaturan makanan pada anak/remaja
Pemberian makanan pada bayi/anak/remaja
Kecukupan/hasil pengaturan
Masalah makan pada bayi/anak/remaja
Masalah makan pada bayi/anak/remaja
Penyebab masalah makan pada bayi/anak/remaja
Tatalaksana masalah makan pada bayi/anak/remaja
Genetika Kedokteran
Sitogenetika
Genetika molekul
Genetika biokimia
Genetika klinik
Epidemiologi genetika
Imunogenetika
Genetika perkembangan
Genetika populasi
Elektrolit, keseimbangan air dan asam-basa
Keseimbangan asam dan basa
Fisiologi keseimbangan air dan elektrolit
Gangguan keseimbangan air dan elektrolit
Tatalaksana gangguan keseimbangan air dan elektrolit
Keseimbangan asam dan basa
Fisiologi keseimbangan asam-basa
Pengukuran keseimbangan asam-basa
Gangguan keseimbangan asam-basa : Respirasi
Gangguan keseimbangan asam-basa : Metabolik
Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa : Respirasi
Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa : Metabolik
4. Materi Keahlian Khusus (MKK)
Alergi Imunologi
Imunologi dasar
Sejarah imunologi
Perkembangan sistim imun
Respon imun
Imunitas humoral
Imunitas selular
Kompleks histokompabilitas mayor
Sistim komplemen
Sistim fagosit
Imunitas dan Imunopatologi
Reaksi hipersensitivitas
Mekanisme imun penyakit infeksi
Aspek imunologi imunisasi
Autoimunitas
Imunomodulasi
Aspek imunologi ASI
Imunologi Klinik
Anafilaksis
Urtikaria
Dermatitis atopi
Rinitis alergi
Asma bronkial
Penyakit alergi konjungtivitis dan kornea
Alergi makanan
Alergi obat
Sindrom Stevens-Johnson
Penyakit defisiensi imun
Artritis reumatoid juvenilis
Lupus eritematosis sistemik
Purpura Henoch-Schonlein
AIDS pada anak
Diagnosis toksoplasmosis
Terapi dasar penyakit alergi
Kontrol lingkungan dan makanan
Terapi medikamentosa
Imunoterapi
Pemeriksaan penunjang penyakit alergi
Pemeriksaan penunjang klinis
- Uji kulit terhadap alergen
- Uji fungsi paru
- Uji provokasi bronkial
- Uji provokasi obat
- Uji provokasi makanan
- Uji kulit tipe lambat
Pemeriksaan laboratorium
Endokrinologi
Mekanisme Kerja Hormon
Akasla regulasi hormon
Hormon polipeptida dan non polipeptida
Reseptor
Pertumbuhan dan gangguan pertumbuhan
Pertumbuhan normal
Perawakan pendek
Perawakan tinggi
Obesitas
Obesitas hormonal
Perbedaan obesitas hormonal dan obesitas nutrisional
Gangguan kesesimbangan cairan dan elektrolit
Diabetes insipidus
SIADH
Gangguan kelenjar tiroid
Hipotiroid
Hipertiroid
Struma
Tumor
Diabetes melitus
Klasifikasi
Diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe 2
Diabetik ketoasidosis
Bayi dari ibu diabetes melitus
Neonatal diabetes
Hipoglikemia
Hipoglikemia pada bayi
Hipoglikemia pada anak
Hiperplasia adrenal kongenital
Sindroma Cushing dan penyakit Cusning
Testis dan gangguannya
Ambigus genitalia
Disgenesis gonad
Mikropenis
Pseudohermaprodit
Kelenjar paratiroid dan gangguannya
Hipoparatiroid
Gastroenterologi
Disfagia
Anoreksia
Muntah
Refluks gastroesofagus
Muntah menetap
Muntah bedah
Diare
Diare akut
Sindrom diare kronik
Malabsorpsi dan intoleransi kronik
Terapi nutrisi enteral
Alergi makanan
Perawatan pasca bedah intestinal
Perdarahan saluran cerna
Perdarahan saluran cerna sederhana
Perdarahan saluran cerna yang sulit
Kembung
Kembung non bedah
Kembung bedah
Enterokolitis nekrotikans
Konstipasi
Konstipasi akibat pengaruh makanan
Konstipasi akibat kelainan bawaan
Konstipasi akibat infeksi
Konstipasi akibat obat
Sakit perut
Sakit perut akut
Sakit perut berulang
Sakit perut bedah
Gangguan tumbuh kembang akibat penyakit saluran cerna
Masukan kalori yang tidak adekuat
Malabsorpsi dan kehilangan kalori terlalu banyak
Diare kronik
Gangguan fungsi limfatik saluran cerna
Keracunan makanan
Keracunan makanan oleh bahan kimia
Keracunan makanan oleh bakteri beracun dalam bahan makanan
Keracunan makanan oleh bahan makanan yang tercemar jamur beracun
Keracunan makanan oleh bahan makanan yang beracun
Keracunan bahan makanan yang mengandung atau tercemar logam berat
Nutrisi dan Penyakit Metabolik
Latar belakang teori gizi klinik
Penilaian status gizi
Kesulitan makan pada anak
Malnutrisi Energi Protein dan defisiensi vitamin
Patofisiologi/patogenesis Malnutrisi Energi Protein
Klasifikasi Malnutrisi Energi Protein
Pengenalan Malnutrisi Energi Protein
Tatalaksana Malnutrisi Energi Protein
Pengenalan defisiensi nutrien lain (vitamin)
Obesitas
Pengenalan obesitas (klinis, antropometris)
Penyebab dan tipe obesitas
Penyulit/komplikasi obesitas
Tatalaksana obesitas
Kelainan metabolik bawaan
Diagnosis kelainan metabolik bawaan berdasarkan gejala klinis dan laboratorium
sederhana
Patofisiologi/dasar kelainan metabolik bawaan
Masalah kelainan metabolik bawaan
Skrining kelainan metabolik bawaan
Langkah-langkah tatalaksana
Kedaruratan yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya
Dukungan nutrisi : enteral
Indikasi nutrisi enteral
Jenis-jenis formula enteral
Cara perhitungan kebutuhan cairan, energi dan nutrien
Untung-rugi serta komplikasi formula enteral
Dukungan nutrisi : parenteral
Indikasi nutrisi parenteral
Jenis-jenis preparat Total Parenteral Nutrition
Cara perhitungan kebutuhan cairan, energi dan nutrien
Untung-rugi serta komplikasi formula parenteral
Diet pada berbagai penyakit (ginjal, hati, jantung, saluran cerna)
Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit
Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tsb) dan cara
mengatasinya
Pengaturan diet
Diet pada berbagai penyakit (ketogenik, alergi, diabetes melitus, kelainan metabolik
bawaan)
Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit
Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tsb) dan cara
mengatasinya
Pengaturan diet
Nutrisi dan olahraga/atlet
Kebutuhan nutrisi pada olahraga/atlet
Perlunya pengaturan gizi
Pengaturan nutrisi
Gizi masyarakat
Masalah gizi yang ada di masyarakat
Kemungkinan adanya masalah gizi berdasarkan analisis situasi gizi setempat
Pengenalan kasus gizi/masalah gizi
Penanggulangan masalah
Hepatologi
Kolestasis
Kolestasis intrahepatik pada bayi dan anak
- Infeksi
- Sepsis
- Virus hepatotropik A-C
- Virus non-hepatotropik : TORCH
- Metabolik
- Sindrom Alagille
- Defisiensi alfa 1 antitripsin
- Galaktosemia
- Tirosinemia
Kolestasis ekstrahepatik pada bayi dan anak
- Atresia bilier
- Inspissated bile syndrome
- Kista duktus koledokus
- Kolelitiasis
- Kolesistitis
Hepatitis akut
Hepatitis virus hepatotropik A-C
Hepatitis virus non A-C
Hepatitis non virus (karena obat, bakteri, parasit)
Hepatitis kronik
Hepatitis virus hepatotropik (B-C)
Hepatitis karena kelainan metabolik
- Glycogen storage disease
- Sindrom Alagille
- Defisiensi alfa 1-antitripsin
- Galaktosemia
- Penyakit Wilson
Hepatitis autoimun
Tumor hati
Hepatoblastoma
Karsinoma hepatoseluler
Kelainan hati akibat obat
Parasetamol
Sitostatika
Tuberkulostatik
Antikonvulsan
Penyakit hati metabolik
Gangguan metabolisme karbohidrat
Gangguan metabolisme protein
Gangguan metabolisme lemak
Gangguan metabolik lain
- Defisiensi alfa 1 antitripsin
- Penyakit Wilson
Sirosis hepatis dan hipertensi porta
Sirosis hati
Hipertensi porta karena sirosis
Hipertensi porta karena kelainan ekstrahepatik
Asites refrakter karena sirosis hati
Gagal hati fulminan
Penyakit sistemik yang berpengaruh pada hati
Gagal jantung kanan
Septikemia
Leukemia
Tumor yang bermetastasis ke hati
Tuberkulosis milier
Malnutrisi berat
Transplantasi hati
Hematologi – Onkologi
Anemia defisiensi besi (Fe)
Metabolisme zat besi
Etiologi dan epidomiologi anemia defisiensi besi
Diagnosis anemia defisiensi besi berdasarkan klinis dan laboratoris
Tata laksana anemia defisiensi besi
Komplikasi anemia defisiensi besi
Dampak sosial
Anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12
Metabolisme asam folat den vitamin B12
Etiologi dan epidemiologi di masyarakat
Diagnosis anemia megaloblastik secara rinci
Tatalaksana anemia megaloblastik
Anemia hemolitik autcimun
Etiologi anemia hemolitik autoimun
Patofisiologi terjadinya hemolisis
Dampak hemolisis pada eritropoesis dan sistem biliaris
Diagnosis anemia hemolitik autoimun
Tatalaksana dan rujukan penderita anemia hemolitik autoimun
Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
Etiologi anemia hemolitik autoimun
Patofisiologi dan terjadinya hemolisis
Diagnosis PHBBL (termasuk serologi antenatal) anamnesis secara rinci
Terapi hiperbilirubinemi
Transfusi tukar
Dampak individual dan sosial kernikterus
Efek dari berbagai cara terapi hiperbilirubinemia.
Defisiensi G6PD
Epidemiologi
Patofisiologi terjadinya hemolisis pada defisiensi G6PD
Diagnosis defisiensi G6PD
Nasihat pencegahan terjadinya hemolisis pada penderita
Konsultasi genetik
Anemia pasca perdarahan
Definisi
Etiologi perdarahan pada berbagai penyakit
Diagnosis anemia pasca perdarahan
Tata laksana anemia pasca perdarahan (termasuk komplikasi syok)
Anemia aplastik
Etiologi anemia aplastik
Patofisiologi
Diagnosis anamnesis secara rinci
Thalassemia
Patogenesis thalassemia alfa dan beta
Pewarisan thalassemia alfa dan beta
Epidemiologi thalassemia di Indonesia
Diagnosis
Tata laksana penderita thalassemia beta
Hemosiderosis dan hemokromatosis
Tata laksana hemosiderosis.
Indikasi splenektomi
Komplikasi penderita thalassemia beta mayor
Indikasi transpiantasi sumsum tulang
Dampak biopsikofisikososial
Konsultasi genetika
Pengendalian thalassemia beta
Hemoglobinopati lain
Macam-macam hemoglobinopati
Penurunan penyakit thalassemia. HbE secara genetik
Diagnosis thalassemia HbE
Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)
Definisi ITP akut dan kronis
Etiologi ITP
Patogenesis trombositopenia, termasuk ITP
Diagnosis ITP berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium
Tatalaksana ITP sesuai dengan tingkat penyakit
Komplikasi dan tata
Amegakaryocytic Thrombopenic Purpura
Definisi
Diagnosis ATP berdasarkan gejala klinis dan laboratorium
Tata laksana
Trombopatia
Definisi
Perbedaan trombopatia bawaan dengan yang didapat
Macam-macam trombopatia didapat
Diagnosis trombopatia
Penetapan rujukan
Hemofilia
Etiologi dan epidemiologi
Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan laboratorium
Tata laksana yang tepat
Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi
Pengobatan rumatan
Indikasi rujukan
Konsultasi genetik
Dampak psikososial
Penyakit Von Willebrand
Etiologi dan efidemiologi
Diagnosis berdasar gejala klinis dan hasil laboratorium
Tatalaksana yang tepat
Persiapan penderita yang memerlukan operasi
Indikasi rujukan
Konsultasi genetika
Dampak psikososial
Defisiensi vitamin K
Etiologi defisiensi vitamin K pada seorang penderita
Patogenesis perdarahan akibat defisiensi vitamin K
Diagnosis berdasar gejala klinis dan hasil laboratorium
Komplikasi
Efek samping pengobatan
Kelainan pembuluh darah
Macam-macam kelainan pembuluh darah
Diagnosis
Tata laksana
Leukemia
Definisi
Etiologi dan epidemiologi
Patogenesis gejala-gejala leukemia
Klasifikasi leukemia
Diagnosis
Pengobatan penunjang suportif
Rujukan
Macam-macam regimen pengobatan leukemia
Pengobatan atas petunjuk rujukan.
Rujukan
Macam-macam regimen pengobatan leukemia
Pengobatan atas petunjuk rujukan
Komplikasi dan pengobatannya
Konsultasi dampak
Preparat apus darah tepi leukemia
Aspirasi sumsum tulang
Tumor ganas padat
Jenis tumor ganas padat
Epidemiologi
Diagnosis berdasar gejala klinis dan laboratorium
Rujukan pada saat yang tepat
Kerjasama dengan disiplin ilmu lain yang terkait
Penyuluhan masalah penyakit kepada orang tua
Transplantasi sumsum tulang
Indikasi
Rujukan atas petunjuk konsultasi
Transfusi darah
Indikasi transfusi darah
Penetapan dosis dan macam transfusi darah
Tatalaksana transfusi darah yang tepat
Pencegahan dan penanganan terhadap penyakit yang timbul
Kardiologi
Penyakit jantung bawaan
Defek septum atrium
Defek septum ventrikel
Duktus arteriosus persisten
Stenosis pulmonal
Hipoplasia jantung kiri
Stenosis aorta
Koartasio aorta
Tetralogi Fallot
Atresia trikuspid
Transposisi arteria besar
Anomali drainase vena pulmonalis
Double outlet right ventricle
Dekstrokardia
Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik
Penyakit jantung didapat non-reumatik
Infeksi :
- Endokarditis
- Miokarditis
- Perikarditis dan efusi perikardium
- Penyakit Kawasaki
- Penyakit Takayasu
Non infeksi
- Kelainan kardiovaskuler pada glomerulonefritis
- Kelainan kardiovaskular pada hipertensi
- Kelainan kardiovaskular pada gangguan elektrolit dan asam basa
- Kelainan kardiovaskular pada kelainan hematologik
- Kelainan kardiovaskular pada penyakit metabolik dan endokrin
- Kelainan kardiovaskular pada kelainan gizi
- Kelainan kardiovaskular pada penyakit paru
Masalah khusus
Gagal jantung
Disritmia
Tromboemboli
Hipertensi pulmonal
Kardiomiopati
Henti jantung
Nefrologi
Manifestasi kelainan ginjal
Proteinuria
Lekosituria
Hematuria
Oliguria
Poliuria
Kelainan kongenital ginjal dan saluran kemih
Nefropati kongenital
- Agenesis ginjal
- Ginjal polikistik
- Ginjal multikistik
- Hipoplasia
Uropati kongenital
- Obstruksi hubungan ureteropelvik
- Obstruksi hubungan uretero vesiko
- Duplikasi ureter
- Refluks vesikoureter
- Katup uretra posterior
- Ureterokel
- Sindrom Prune Belly
Glomerulopati
Sindrom nefrotik
- Sindrom nefrotik kongenital
- Sindrom nefrotik responsif steroid
- Sindrom nefrotik non responsif steroid
Glomerulonefritis
- Glomerulonefritis akut
- Glomerulonefritis akut pasca streptokokus
- Glomerulonefritis akut lain (non pasca streptokokus)
- Glomerulonefritis kronik
- Glomerulonefritis progresif cepat
Kelainan ginjal pada penyakit sistemik
- Nefritis lupus
- Sindrom Hemolitik Uremik
- Henoch Schonlein Purpura
- Nefropati diabetikum
Nefropati IgA
Sindrom Alport
Tubulopati
Asidosis tubular renal
Sindrom Fanconi
Rikets hipofosfatemia (Vitamine D resistant rickets)
Hipertensi
Hipertensi primer
Hipertensi sekunder
- Hipertensi renoparenkim
- Hipertensi renovaskular
- Hipertensi non renal
Hipertensi krisis
Hipertensi non krisis
Infeksi saluran kemih
Bakteriuria asimtomatik
Infeksi saluran kemih simpleks
Infeksi saluran kemih kompleks
- Pielonefritis akut
- Refluks vesikoureter dan nefropati refluks
- Uropati obstruktif
Batu saluran kemih
Batu vesika
Batu ginjal
Intoksikasi jengkol
Nefritis intersisialis
Nefritis intersisialis akut
Nefritis intersisialis kronik
Gagal ginjal
Gagal ginjal akut
Gagal ginjal kronik
Tumor ginjal
Tumor Wilms
Gangguan pola berkemih
Enuresis
Inkontinensia urin
Kandung kemih neurogenik
Neurologi
Peninggian tekanan intrakranial
Gangguan perkembangan umum
Kelemahan
Kejang
Infeksi prenatal
Penyakit metabolik dan degeneratif
Penyakit neurokutan
Penyakit neuromuskuler
Tumor susunan saraf
Trauma lahir pada neonatus
Infeksi susunan saraf dan komplikasinya
Trauma kepala dan tulang belakang
Penyakit serebrovaskuler
Ensefalopati
Gangguan perkembangan khusus
Attention Deficit Disorders dan gangguan otonom
Emergensi dan Rawat Intensif Anak
Pertolongan pertama pada kecelakaan
Resusitasi
Resusitasi dasar
Resusitasi lanjutan
Obat resusitasi
Diagnosis elektrokardiografi pada henti jantung
Pengangkutan penderita gawat
Pengangkutan penderita gawat pra rumah sakit
Pengangkutan penderita gawat di dalam rumah sakit
Kedaruratan anak (emergency pediatric)
Triase
Kedaruratan pernapasan
Kedaruratan kardiovaskuler
Kedaruratan SSP
Kedaruratan cairan dan elektrolit
Kedaruratan urogenital
Kedaruratan gastrointestinal
Keracunan
Ilmu Kesehatan Anak Intensif (Intensive Care Pediatrics)
Pengelolaan pasca resusitasi
Resusitasi otak
Kegawatan pernapasan
Kegawatan kardiovaskuler
Kegawatan susunan saraf pusat
Kegawatan ginjal
Kegawatan cairan dan elektrolit
Kegawatan endokrin
Kegawatan metabolik
Kegawatan hematologis
Pengelolaan medik pra dan pasca bedah
Rujukan, Sistem komunikasi dan Organisasi Pediatri Gawat Darurat
Desain fasilitas pelayanan PGD
Organisasi pelayanan PGD
Diplomasi pendekatan multidisipliner
Sistem komunikasi PGD
Pengendalian infeksi nosokomial
Radiologi dan pencitraan
Neonatus
Rontgen toraks
Penyakit hialin membran
Sindrom aspirasi mekonium
Pneumotoraks
Pneumomediastinum
Hernia diafragmatika
Hipoplasia/agenesis paru
Emfisema lobaris kongenital
Displasia bronkopulmoner
Ultrasonografi
Paralisis diafragma
Rontgen abdomen
Enterokolitis nekrotikans
Morbus Hirschsprung
Atresia esofagus
Atresia ani
Atresia duodeni
Atresia jejunurn
Atresia ileum
Mekonium peritonitis
Pilorik hipertropi stenosis
Ultrasonografi dan CT Scan
Ginjal dan saluran kemih
Hati dan sistem bilier
Masa intraabdomen
Pilorik hipertrofi stenosis
Rontgen kepala
Kraniostenosis
Displasia
Tumor
Infeksi
Ultrasonografi dan CT scan
Kelainan kongenital
Hidrosefalus
Mikrosefali
Perdarahan otak
Rontgen tulang
Displasia
Fraktur
Kelainan kongenital : CTEV, dll
Babygram (foto seluruh tubuh dalam 1 film)
Bayi dan anak
Rontgen toraks
Tuberkulosis paru
Kelainan kongenital
Udem paru
Asma bronkial
Pneumotoraks
Pneumomediastinum
Hernia diafragmatika
Paralisis diafragma
Aspirasi pneumonia
Pneumatokel
Bulla
Bronkopneumonia
Bronkiolitis
Bronkiektasis
Ultrasonografi dan CT scan
Efusi pleura
Empiema
Paralisis diafragma
Tumor
Rontgen abdomen
Morbus Hirschsprung
Ileus
Peritonitis
Perforasi
Apendisitis kronik
Intususepsi
Batu ginjal – ureter
Massa tumor intra/retroperitoneal
Hati dan sistem bilier
Cairan bebas intraperitoneal
Ultrasonografi dan CT scan
Pilorus stenosis hipertrofi (hanya USG saja)
Massa tumor retro/intraperitoneal
Intususepsi
Apendisitis kronik
Batu ginjal, saluran kemih, empedu
Kelainan kongenital
Genitalia interna
Testis – kriptorkismus
Rontgen kepala
TORCH
Trauma kapitis
Tumor
Displasia
Kelainan kongenital
Infeksi
Ultrasonografi dan CT scan
Hidrosefalus
Mikrosefali
Tumor
Fraktur
Rontgen tulang
Displasi
Fraktur
Tumor/keganasan
Bone survey (pada penyakit tertentu)
Bone age (umur tulang)
Metabolisme
Osteoporosis
Osteopenia
Rickets, dll
Thalasemia
Kelainan kongenital
Infeksi dan Penyakit Tropis
Dasar-dasar penyakit infeksi
Patogenesis penyakit infeksi
Imunologi penyakit infeksi
Respons imunologi terhadap infeksi
Nilai normal
Demam : patogenesis dan pengobatan
Demam tanpa kausa jelas (fever of unknown origin)
Isolasi
Pemakaian antibiotik di bidang pediatrik
Pemakaian penunjang diagnosis
Infeksi parasit
Helmintiasis
Ankilostomiasis
Askariasis
Oksiuriasis
Trikuriasis
Taeniasis solium
Taeniasis saginata
Himenolipiasis nana
Filariasis
Malaria
Amubiasis
Giardiasis
Toksoplamosis
Infeksi jamur
Kandidiasis
Histoplasmosis
Infeksi bakteri
Difteri
Disentri basil
Pertusis
Tetanus
Demam tifoid
Salmonelosis
Infeksi Streptokokus grup A
Infeksi Stafilokokus
Sepsis
Leptospirosis
Infeksi virus
Campak
Dengue
Poliomielitis
Rubella
Mumps
Varisela-zoster
Eksantema subitum
Herpes
Epstein Barr virus
Rabies
Chiukunguinya
Influenza
HIV
Japanese B ensefalitis
Sitomegalovirus
Lain-lain
Infeksi nosokomial
Sengatan/gigitan ular
Sengatan/gigitan serangga
Keracunan
Imunisasi
Neonatologi
Pertumbuhan dan perkembangan janin
Pengawasan antenatal dan perinatal
Morbiditas dan mortalitas perinatal
Pemeriksaan fisik dan neurologik neonatus
Fisiologi neonatus
Penyakit-penyakit yang sering ditemukan pada neonatus
Asfiksia neonatorum
Infeksi pada neonatus
Trauma lahir
Penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan kekurangan gizi
Gejala dan keadaan yang penting pada neonatus
Sindrom gawat napas
Ikterus neonatorum
Anemia dan perdarahan
Kejang pada neonatus
Muntah, diare, hipotermi, letargi, tidak mau mengisap, berat badan tidak mau naik
Perawatan neonatus
Masalah kesehatan perinatal di masyarakat (BBLR, prematuritas, infeksi, asfiksia,
kejang, ikterus, diare, cacat bawaan, rujukan)
Respirologi
Kelainan pulmonologi pada usia muda
Kelainan paru dan saluran napas yang sering ditemukan di usia muda
Atresia koana
Paresis pita suara
Trakeomalasia
Emfisema lobaris kongenital
Tumor paru
Kista paru dan bleb paru
Fistel trakeoesofagus
Fistel arteriovenosa pada paru
Limfangiektasis paru
Sekuestrasi paru
Sindrom Wilson Mikity
Displasia bronkopulmoner
Tumor mediastinum
Hiperplasia kelenjar timus
Teratoma mediastinum
Higroma kistik
Kelainan diafragma dan dinding dada
Hernia diafragmatika
Paralisis diafragma
Eventrasio diafragma
Asphyxiating Thoracic distrophy
Osteogenesis imperfecta
Penyakit membran hialin
Sindrom aspirasi
Pneumomediastinum dan pneumotoraks
Perdarahan paru
Udem paru
Asma
Serangan asma
Early Asthmatic Response
Late Asthmatic Response
Dual Asthmatic Response
Non Spesific Bronchial Responsiveness
Exercise Induced Asthma
Status asmatikus
Asma episodik jarang
Asma episodik sering
Asma kronik dan persisten
Batuk kronik dan atau berulang
BKB ec. Bronchial Hyperreactivity
BKB ec bukan Bronchial Hyperreactivity
Fibrosis kistik
Bronkiektasis
Abses paru
Refluks gastro esofagus
Benda asing di saluran napas
Infeksi Saluran Napas
Infeksi Saluran Napas Akut
Infeksi Saluran Napas Akut bagian Atas
Rinitis. Rinofaringitis, Tonsilitis, Tonsilofaringitis, Rinotonsilofaringitis
Sinusitis
Otitis media akut
Epiglotitis
Sindrom Croup (Laringitis, Trakeitis, Laringotrakeobronkitis)
Infeksi Saluran Napas Akut bagian Bawah
Bronkitis akut
Bronkiolitis akut
Pneumonia
Infeksi Saluran Napas Kronik
Bronkiektasis
Pneumonia kronik
Tuberkulosis
Tuberkulosis paru
Tuberkulosis ekstra paru
Kelainan/penyakit lain
Aspirasi hidrokarbon
Asbestosis, bisinosis, pneumokoniosis
Akibat keganasan pada saluran napas
Akibat kelainan/penyakit organ lain pada saluran napas
Near drowning
Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial
Keluarga Berencana
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan
Pemantauan pertumbuhan anak dengan Growth chart
Pemantauan perkembangan anak dengan Denver 11
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan
Stimulasi
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Upaya peningkatan kualitas anak
Behavioral & Psychologial disorders
Masalah-masalah sosial
Adopsi
Foster care
Child care
Separation & death
Impact of violence
5. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)
1. Tatalaksana pasien gawat darurat
2. Tatalaksana pasien rawat inap
3. Tatalaksana pasien rawat jalan
4. Tatalaksana kasus jangka panjang
5. Prosedur pediatrik spesilistik / subspesialistik
a. Uji :
1. Uji kulit terhadap alergi
2. Uji provokasi bronkial
3. Uji provokasi makanan
4. Uji provokasi obat
5. Uji kulit tipe lambat
6. Uji aspirasi duodenum
7. Uji aktivitas tripsin
8. Uji hidrogen napas
9. Uji PABA
10. Uji pemantauan refluks gastroesofagus
11. Uji xilosa
12. Uji fungsi lambung
13. Uji enteropati hilang protein
14. Uji fungsi paru
15. Uji keringat
16. Uji motilitas saluran cerna
b. Endoskopi
1. Panendoskopi
2. Kolonoskopi
3. Skeroterapi
4. Endoskopiligasi skleroterapi
5. Bronkoskopi
c. Radiologi & Pencitraan
1. Ultrasonografi
2. CT Scan
3. MRI
4. Bronkografi
d. Biopsi
1. Percutaneous
Biposi kulit
Biopsi otot
Biopsi hati
Biopsi ginjal
Biopsi pleura
2. Via endoskopi
Biposi saluran cerna
Biopsi saluran respiratorik
e. Pungsi
1. Pungsi aspirasi supra pubik
2. Pungsi sumsum tulang
3. Pungsi lumbal
4. Pungsi servikal
5. Pungsi asites
6. Pungsi pleura
7. Pungsi aspirasi paru
8. Pungsi aspirasi kelenjar dgn jarum halus
9. Paracentesis
10. Subdural tap
f. Dialisis
1. Dialisis peritoneal
2. Hemodialisis
g. Rekam Elektrik
1. Ekokardiografi
2. Elektrokardiografi
3. Elektromiografi
4. Elektroensefalografi
5. Brain Evoked Radio Audiometri (BERA)
h. Kateterisasi
1. Kateterisasi jantung
2. Kateterisasi kandung kemih
3. Endotracheal tube
4. Kateterisasi umbilikus
5. Broncho Alveolar Lavage (BAL)
6. Gastric lavage
i. Ventilasi mekanik
1. Ventilatory set up
2. Conventional ventilator
3. CPAP
j. Intravenous-arterial lines (others)
1. Femoral central lines
2. Jugular venous central lines
3. Umbilical artery cannulation
4. Umbilical venous catheterization
5. Intraosseous line
k. Prosedur lain
1. Resusitasi
2. Transfusi tukar
3. Insertion of chest tube
4. WSD (Water Sealed Drainage)
5. Continuous Suction
6. Nebulisasi
7. NRP certified
8. PALS certified
9. Breast feeding course
10. Vaksinasi
Vaksinasi BCG
Intramuscular vaccination
11. Subcutaneous injection
12. Mantoux test
13. Bed side blood glucose test