struktur kurikulum pendidikan a....9. radiologi dan pencitraan 1 sks 10. alergi – imunologi 1 sks...

31
STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A. Struktur dasar kurikulum Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan dengan menggunakan program pendidikan yang berciri seperti diuraikan pada bab sebelumnya, struktur dasar Program Studi Magister (akan tetapi pada periode Juli 2014 tidak mengikuti lagi sistem combined degree) dan Program Dokter Spesialis seyogyanya terdiri dari 3 (tiga) bagian sebagai berikut : Bagian pertama : pendidikan dasar ilmiah Bagian kedua : pendidikan bidang kekhususan (pediatri) Bagian ketiga : rangkaian kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan riset ilmiah dan penguasaan keterampilan keprofesian. Struktur Dasar Kurikulum Bagian ketiga PENGUASAAN KETERAMPILAN KEGIATAN ILMIAH RISET Bagian kedua PENDIDIKAN BIDANG KEKHUSUSAN (PEDIATRI) Bagian pertama PENDIDIKAN DASAR ILMIAH Untuk memperlihatkan tercakupnya bidang pencapaian pendalaman akademik sebagai seorang magister dan bidang pencapaian keterampilan keprofesian sebagai seorang spesialis serta untuk menghitung beban studi, kurikulum dibagi dalam kelompok materi pendidikan. Program Studi bidang lain dalam pengelompokkan tersebut memakai sebutan mata kuliah (MK). Namun untuk program pendidikan dokter spesialis istilah MK ini tidak selalu cocok karena kegiatan dalam proses program pendidikan dokter spesialis banyak menggunakan latihan kerja (praktek) terutama pada pelatihan keprofesian. Pengelompokan Materi Pendidikan adalah sebagai berikut : 1. Materi Dasar Umum (MDU) 2. Materi Dasar Khusus (MDK) 3. Materi Keahlian Umum (MKU)

Upload: others

Post on 04-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN

A. Struktur dasar kurikulum

Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan dengan menggunakan program

pendidikan yang berciri seperti diuraikan pada bab sebelumnya, struktur dasar Program Studi

Magister (akan tetapi pada periode Juli 2014 tidak mengikuti lagi sistem combined degree) dan

Program Dokter Spesialis seyogyanya terdiri dari 3 (tiga) bagian sebagai berikut :

Bagian pertama : pendidikan dasar ilmiah

Bagian kedua : pendidikan bidang kekhususan (pediatri)

Bagian ketiga : rangkaian kegiatan ilmiah yang berhubungan dengan riset ilmiah dan

penguasaan keterampilan keprofesian.

Struktur Dasar Kurikulum

Bagian ketiga

PENGUASAAN KETERAMPILAN

KEGIATAN ILMIAH RISET

Bagian kedua

PENDIDIKAN BIDANG

KEKHUSUSAN (PEDIATRI)

Bagian pertama

PENDIDIKAN DASAR

ILMIAH

Untuk memperlihatkan tercakupnya bidang pencapaian pendalaman akademik sebagai

seorang magister dan bidang pencapaian keterampilan keprofesian sebagai seorang spesialis serta

untuk menghitung beban studi, kurikulum dibagi dalam kelompok materi pendidikan.

Program Studi bidang lain dalam pengelompokkan tersebut memakai sebutan mata kuliah

(MK). Namun untuk program pendidikan dokter spesialis istilah MK ini tidak selalu cocok

karena kegiatan dalam proses program pendidikan dokter spesialis banyak menggunakan latihan

kerja (praktek) terutama pada pelatihan keprofesian.

Pengelompokan Materi Pendidikan adalah sebagai berikut :

1. Materi Dasar Umum (MDU)

2. Materi Dasar Khusus (MDK)

3. Materi Keahlian Umum (MKU)

Page 2: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

4. Materi Keahlian Khusus (MKK)

5. Materi Penerapan Akademik (MPA)

6. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)

B. Beban studi

Beban studi masing-masing kelompok materi pendidikan dapat dilihat pada tabel.

Beban Studi Kelompok Materi Pendidikan

No

Beban Studi (SKS)

Jumlah Akademik Keprofesian

Materi SKS Materi SKS

1 MDU 7 7

2 MDK 8 8

3 MKU 10 10

4 MKK 14 14

5 MPA1 10 10

6 MPA2 7 7

7 MPKj 11 11

8 MPKm 13 13

9 MPKs 30 30

Total 49 61 110

Materi Dasar Umum (MDU) 7 SKS

Materi Dasar Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan bagi

setiap ilmuwan agar menjadi seorang penggagas dan peneliti. Materi ini merupakan materi dasar

yang tidak menyangkut bidang ilmu Kedokteran secara langsung.

Materi Dasar Umum sekurang-kurangnya terdiri dari :

1. Filsafat Ilmu Pengetahuan 2 SKS

2. Etika Profesi 1 SKS

3. Metode Penelitian 2 SKS

4. Biostatistik dan Komputer Statistik 2 SKS

Materi Dasar Khusus (MDK) 8 SKS

Materi Dasar khusus adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan

keahlian dalam bidang kedokteran agar mampu memecahkan masalah, menjadi pengembang

ilmu dan pada gilirannya dapat menerapkan keprofesiannya dengan kualitas yang tinggi.

Materi Dasar Khusus sekurang-kurangnya terdiri dari :

1. Biologi Molekuler 2 SKS

2. Farmakologi Klinik 1 SKS

3. Epidemiologi Klinik dan Evidence Based Medicine 2 SKS

Page 3: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

4. Imunologi 2 SKS

5. Administrasi Kesehatan dan Rekam Medik 1 SKS

Materi Dasar Umum dan Materi Dasar Khusus dapat merupakan program bersama dengan

Program Studi Klinik bidang-bidang lain sebagai dasar pencapaian kompetensi spesialis dengan

kemampuan magister.

Materi Keahlian Umum (MKU) 10 SKS

Materi Keahlian Umum adalah materi pendidikan yang memberikan dasar pengetahuan

keahlian dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak agar mampu memecahkan permasalahan kesehatan

anak secara ilmiah (scientific)

Materi Keahlian Umum sekurang-kurangnya terdiri dari :

1. Genetika Kedokteran 2 SKS

2. Tumbuh Kembang 3 SKS

3. Nutrisi/Gizi 3 SKS

4. Keseimbangan Air dan Elektrolit 1 SKS

5. Keseimbangan Asam-Basa 1 SKS

Materi Keahlian Khusus (MKK) 14 SKS

Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan yang memberikan pengetahuan keahlian

bidang Ilmu Kesehatan Anak agar ilmuwan IKA (magister) pakar dalam bidangnya. Materi

Keahlian Khusus terdiri dari materi pendidikan dari berbagai subdisiplin dalam lingkup Ilmu

Kesehatan Anak, sekurang-kurangnya terdiri dari :

1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS

2. Gastrohepatologi 1 SKS

3. Respirologi 1 SKS

4. Neurologi 1 SKS

5. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS

6. Hematologi – Onkologi 1 SKS

7. Kardiologi 1 SKS

8. Nefrologi 1 SKS

9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS

10. Alergi – Imunologi 1 SKS

11. Endokrinologi 1 SKS

12. Neonatologi 1 SKS

13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak 1 SKS

14. Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial 1 SKS

Materi Penerapan Akademik (MPA) 16,9 SKS

Materi Penerapan Akademik ialah kegiatan akademik dengan menerapkan ilmu yang didapat

sebelumnya. Materi ini merupakan rangkaian kegiatan ilmiah yang langsung berhubungan

dengan keilmuan yang ditekuni. Berbagai jenis kegiatan ini bertujuan untuk membina

pengetahuan, sikap dan tingkah laku ilmuan, menguasai metode riset ilmiah, mampu membuat

Page 4: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

tulisan ilmiah dan menulis tesis ilmiah dalam mendukung keterampilan keprofesian sebagai

dokter spesialis anak.

Materi Penerapan Akademik terdiri dari dua kelompok :

MPA-1 : 10 SKS

Yang berhubungan langsung dengan persyaratan Magister sebagai berikut :

1. Sari Pustaka 2 SKS

2. Usulan Penelitian 2 SKS

3. Seminar Hasil dan Tesis 6 SKS

MPA – 2 : 7 SKS

Yang berhubungan dengan pencapaian kemampuan keprofesian dengan dukungan keilmuan

yang akut misalnya :

1. Journal Reading 2 SKS

2. Baca Pustaka 1 SKS

3. Laporan Kasus 2 SKS

4. Sajian Kasus Longitudinal 2 SKS

Materi Penerapan Keprofesian (MPK) 54 SKS

Materi Penerapan Keprofesian ialah pelatihan keprofesian dengan menerapkan ilmu yang

didapat sebelumnya secara nyata melalui berbagai kegiatan keprofesian klinik ilmu Kesehatan

Anak sehingga terjadi pembina sikap dan tingkah laku profesi dan tercapainya kemampuan

keprofesian dokter spesialis anak. Proses pelatihan keprofesian dilaksanakan baik di Rumah

Sakit Pendidikan Utama maupun di berbagai Rumah Sakit Mitra agar mendapatkan materi

latihan berupa kasus-kasus dengan jumlah dan variasi yang sesuai dengan tingkat kompetensi

dan kemahiran yang ingin dicapai.

Pelatihan keprofesian bertujuan untuk mencapai keterampilan (kompetensi) profesional

berkualitas tinggi yang didukung oleh pengetahuan akademik yang tangguh dan mantap

(scientist physician). Dengan kompetensi seperti tersebut diatas pelayanan kesehatan akan

bertaraf dan berkualitas tinggi sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran.

Strategi yang dipilih ialah pelatihan keprofesian dengan cara kerja praktek di bangsal untuk

pasien rawat inap dan di poliklinik untuk pasien rawat jalan melalui pendekatan Kedokteran

Berbasis Bukti (Evidence-Based Medicine), serta kegiatan di masyarakat untuk berlatih

penerapan pendekatan pediatri sosial. Pelatihan keprofesian secara komprehensif dilaksanakan

pada tahap junior dan dimantapkan sehingga mencapai kemampuan dokter spesialis pada tahap

senior.

Page 5: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Materi Penerapan Keprofesian terdiri dari :

1. MPK Junior (MPKj) : 11 SKS

1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS

2. Gastrohepatologi 1 SKS

3. Respirologi 1 SKS

4. Neurologi 1 SKS

5. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS

6. Hematologi – Onkologi 1 SKS

7. Kardiologi 1 SKS

8. Nefrologi 1 SKS

9. Alergi – Imunologi 0,5 SKS

10. Endokrinologi 0,5 SKS

11. Neonatologi 1 SKS

12. Emergensi dan Rawat Intensif Anak 1 SKS

2. MPK Madya (MPKm) : 13 SKS

1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS

2. Gastrohepatologi 1 SKS

3. Respirologi 1 SKS

4. Neurologi 1 SKS

5. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS

6. Hematologi – Onkologi 1 SKS

7. Kardiologi 1 SKS

8. Nefrologi 1 SKS

9. Radiologi – Pencitraan 1 SKS

10. Alergi – Imunologi 1 SKS

11. Endokrinologi 1 SKS

12. Neonatologi 1 SKS

13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak 1 SKS

3. MPK Senior (MPKs) : 30 SKS

a. Unit Infeksi : 4 SKS

1. Infeksi dan Penyakit Tropis 1 SKS

2. Gastrohepatologi 1 SKS

3. Respirologi 1 SKS

4. Neurologi 1SKS

b. Unit Non Infeksi : 9 SKS

1. Nutrisi dan Penyakit Metabolik 1 SKS

2. Hematologi – Onkologi 2 SKS

3. Kardiologi 2 SKS

4. Nefrologi 2 SKS

5. Alergi – Imunologi 1 SKS

6. Endokrinologi 1 SKS

Page 6: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

c. Unit Neonatologi 3 SKS

d. Unit Pediatri Gawat Darurat 3 SKS

e. Unit Pedsos-TK-Poliklinik 3 SKS

f. Unit Rumah Sakit Mitra/Rujukan A 3 SKS

g. Unit Rumah Sakit Mitra/Rujukan B 1 SKS

h. Unit Rumah Sakit Mitra/Rujukan C 1 SKS

i. Evaluasi Akhir IPDSA 3 SKS

Secara umum aktivitas dalam pelatihan keprofesian tersebut meliputi :

1. Tatalaksana Pasien Gawat Darurat (Emergency Paediatrics)

2. Tatalaksana Pasien Rawat Inap (Inpatients Paediatrics)

3. Tatalaksana Pasien Rawat Jalan (Ambulatory Paediatrics).

4. Tatalaksana Kasus Jangka Panjang (Longitidinal Cases)

5. Prosedur Pediatrik Spesialistik (Paediatric Specialistic Procedures).

6. Prosedur Pediatrik Subspesialistik (Paediatric Subspesialistic Procedures)

7. Penilaian Tumbuh Kembang (Growth and Development Assessment) dan Pendekatan

Pediatri Sosial (Social Paediatric Approach).

Melalui kerja praktek selain untuk mencapai keterampilan profesional (skill) PPDS juga

mendapatkan penguatan (strengthening) dalam penguasaan keilmuan (knowledge) melalui

kegiatan Materi Penerapan Akademik seperti diuraikan di atas.

Materi Pendidikan

1. Materi Dasar Umum (MDU)

Filsafat Ilmu Pengetahuan

Pengertian filsafat

Ilmu pengetahuan sebagai alat kritik bagi semua pengetahuan

Metafisika, Ontologi, Epistemologi, Logika

Arti dan tujuan Ilmu Pengetahuan

Tradisi Ilmu Pengetahuan

Ilmu Pengetahuan

Etika Profesi

Etika profesi dan profesionalisme

Etika dan Estetika

Metodologi Penelitian

Ilmu dan Penelitian

Dasar-dasar penelitian dalam bidang kedokteran dan kesehatan

Sampel dan populasi

Pengukuran dalam penelitian

Page 7: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Usulan proposal penelitian

Disain penelitian

Studi cross-sectional

Studi kasus kontrol

Studi kohort

Analisis kesintasan

Uji diagnostik

Uji klinis

Meta analisis

Besar sampel

Pemilihan uji hipotesis

Masalah etika penelitian

Penulisan hasil penelitian dan rujukan

Telaah kritis literatur

Biostik dan Komputer Statistik

Pengertian statistik

Vital statistik

Pengolahan data

Teori probabilitas

Ukuran dan teknik sampling

Statistik inferens

Penarikan kesimpulan

Dasar uji kemaknaan

Uji perbedaan 2 mean

Uji perbedaan lebih 2 mean

Uji perbedaan 2 proporsi

Uji non parametik

Korelasi & regresi linier

Multi variate analysis

Pelatihan penggunaan komputer

Meliputi: penggunaan berbagai paket komputer misalnya:

Program Epi Info

Program Eped dan check

Program entry

Program strata

2. Materi Dasar Khusus (MDK)

Biologi Molekuler

Fungsi hidup, biomolekuler, sel

Faktor-faktor psikoklinis

Page 8: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Protein

Bioenergetika

Oksidasi biologi

Metabolisme

Membran biologis

Komunikasi antara sel

Gradien dalam makhluk hidup

Strategi lokomotif

Replika dan ekspresi

Farmakologi klinik

Pengantar farmakologi klinik

Farmakokinetik

Faktor-faktor yang mengubah respons

Efek samping obat

Interaksi obat

Analisis manfaat, resiko dan ekonomi dalam penggunaan obat

Penerapan pengobatan rasional dalam pelayanan

Terapi antimikroba

Toksikologi klinik

Epidemiologi, Epidemiologi Klinik dan Kedokteran Berbasis Bukti (KBB)

Pengantar Epidemiologi, Epidemiologi Klinik dan KBB

Nilai p dan Interval Kepercayaan

Normalitas dan Kausalitas

Pengantar Penggunaan Komputer

Searching clinic

Diagnosis

Terapi

Prognosis

Harm

Clinical Guidelines

Meta Analisis

Health Technology Assessment

Clinical Decision Making

Cost-Benefit Analysis

KBB dan Clinical Governance

KBB dan Clinical Audit

Administrasi Kesehatan dan Rekam Medik

Dasar-dasar administrasi kesehatan

Definisi rekam medik

Isi rekam medik

Nilai rekam medik dalam bidang :

Legal

Page 9: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Administrasi

Keuangan

Riset

Pendidikan

Dokumentasi

3. Materi Keahlian Umum (MKU)

Tumbuh Kembang Anak (Growth and Development)

Demografi dan Statistik Kesehatan

Konsep umum pertumbuhan dan perkembangan

Tahapan pertumbuhan dan perkembangan normal

Tumbuh kembang anak dan faktor-faktor yang mempengaruhinya

Tumbuh kembang psikomotor

Tumbuh kembang emosi sosial

Tumbuh kembang reproduksi

Skrining perkembangan anak

Pemantauan bayi risiko tinggi

Intervensi dini bayi risiko tinggi

Kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan perlindungan anak

Imunisasi

Kejadian ikutan pasca imunisasi

Perlakuan salah dan penelantaran

Keterlambatan motorik

Keterlambatan bicara

Retardasi mental

Rehabilitasi medik palsi serebral dan terlambat bicara

Nutrisi (Clinical Nutrition)

Dasar Ilmu Gizi Anak

Penggunaan energi pada anak

Perkembangan fungsi/enzim pencernaan

Kebutuhan nutrien pada berbagai golongan umur

Cara perhitungan kebutuhan energi

Komposisi Air Susu Ibu (ASI) dan manfaat serta keunggulannya terhadap

Pengganti Air Susu Ibu (PASI)

Manajemen laktasi dan masalah yang sering terjadi

Komposisi PASI dan penggunaannya

Komposisi formula khusus dan penggunaannya

Syarat dan komposisi Makanan PASI serta penggunaannya

Metabolisme

Proses metabolisme berbagai nutrien

Intermediannya metabolisme

Gangguan pada proses metabolisme serta akibatnya

Pengkajian status gizi

Page 10: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Indeks antropometri dan cut off point yang digunakan

Cara penentuan status gizi berdasarkan klinis, analisis diet, laboratorium dan

antropometris

Pengkajian status gizi berdasarkan klinis, analisis diet, laboratoris dan

antropometris

Pengaturan makanan bayi dan anak/remaja

Tujuan pemberian makan

Dasar pengaturan makanan pada bayi

Dasar pengaturan makanan pada anak/remaja

Pemberian makanan pada bayi/anak/remaja

Kecukupan/hasil pengaturan

Masalah makan pada bayi/anak/remaja

Masalah makan pada bayi/anak/remaja

Penyebab masalah makan pada bayi/anak/remaja

Tatalaksana masalah makan pada bayi/anak/remaja

Genetika Kedokteran

Sitogenetika

Genetika molekul

Genetika biokimia

Genetika klinik

Epidemiologi genetika

Imunogenetika

Genetika perkembangan

Genetika populasi

Elektrolit, keseimbangan air dan asam-basa

Keseimbangan asam dan basa

Fisiologi keseimbangan air dan elektrolit

Gangguan keseimbangan air dan elektrolit

Tatalaksana gangguan keseimbangan air dan elektrolit

Keseimbangan asam dan basa

Fisiologi keseimbangan asam-basa

Pengukuran keseimbangan asam-basa

Gangguan keseimbangan asam-basa : Respirasi

Gangguan keseimbangan asam-basa : Metabolik

Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa : Respirasi

Tatalaksana gangguan keseimbangan asam-basa : Metabolik

4. Materi Keahlian Khusus (MKK)

Alergi Imunologi

Imunologi dasar

Sejarah imunologi

Perkembangan sistim imun

Respon imun

Page 11: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Imunitas humoral

Imunitas selular

Kompleks histokompabilitas mayor

Sistim komplemen

Sistim fagosit

Imunitas dan Imunopatologi

Reaksi hipersensitivitas

Mekanisme imun penyakit infeksi

Aspek imunologi imunisasi

Autoimunitas

Imunomodulasi

Aspek imunologi ASI

Imunologi Klinik

Anafilaksis

Urtikaria

Dermatitis atopi

Rinitis alergi

Asma bronkial

Penyakit alergi konjungtivitis dan kornea

Alergi makanan

Alergi obat

Sindrom Stevens-Johnson

Penyakit defisiensi imun

Artritis reumatoid juvenilis

Lupus eritematosis sistemik

Purpura Henoch-Schonlein

AIDS pada anak

Diagnosis toksoplasmosis

Terapi dasar penyakit alergi

Kontrol lingkungan dan makanan

Terapi medikamentosa

Imunoterapi

Pemeriksaan penunjang penyakit alergi

Pemeriksaan penunjang klinis

- Uji kulit terhadap alergen

- Uji fungsi paru

- Uji provokasi bronkial

- Uji provokasi obat

- Uji provokasi makanan

- Uji kulit tipe lambat

Pemeriksaan laboratorium

Endokrinologi

Mekanisme Kerja Hormon

Akasla regulasi hormon

Hormon polipeptida dan non polipeptida

Page 12: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Reseptor

Pertumbuhan dan gangguan pertumbuhan

Pertumbuhan normal

Perawakan pendek

Perawakan tinggi

Obesitas

Obesitas hormonal

Perbedaan obesitas hormonal dan obesitas nutrisional

Gangguan kesesimbangan cairan dan elektrolit

Diabetes insipidus

SIADH

Gangguan kelenjar tiroid

Hipotiroid

Hipertiroid

Struma

Tumor

Diabetes melitus

Klasifikasi

Diabetes melitus tipe 1

Diabetes melitus tipe 2

Diabetik ketoasidosis

Bayi dari ibu diabetes melitus

Neonatal diabetes

Hipoglikemia

Hipoglikemia pada bayi

Hipoglikemia pada anak

Hiperplasia adrenal kongenital

Sindroma Cushing dan penyakit Cusning

Testis dan gangguannya

Ambigus genitalia

Disgenesis gonad

Mikropenis

Pseudohermaprodit

Kelenjar paratiroid dan gangguannya

Hipoparatiroid

Gastroenterologi

Disfagia

Anoreksia

Muntah

Refluks gastroesofagus

Muntah menetap

Muntah bedah

Diare

Diare akut

Sindrom diare kronik

Page 13: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Malabsorpsi dan intoleransi kronik

Terapi nutrisi enteral

Alergi makanan

Perawatan pasca bedah intestinal

Perdarahan saluran cerna

Perdarahan saluran cerna sederhana

Perdarahan saluran cerna yang sulit

Kembung

Kembung non bedah

Kembung bedah

Enterokolitis nekrotikans

Konstipasi

Konstipasi akibat pengaruh makanan

Konstipasi akibat kelainan bawaan

Konstipasi akibat infeksi

Konstipasi akibat obat

Sakit perut

Sakit perut akut

Sakit perut berulang

Sakit perut bedah

Gangguan tumbuh kembang akibat penyakit saluran cerna

Masukan kalori yang tidak adekuat

Malabsorpsi dan kehilangan kalori terlalu banyak

Diare kronik

Gangguan fungsi limfatik saluran cerna

Keracunan makanan

Keracunan makanan oleh bahan kimia

Keracunan makanan oleh bakteri beracun dalam bahan makanan

Keracunan makanan oleh bahan makanan yang tercemar jamur beracun

Keracunan makanan oleh bahan makanan yang beracun

Keracunan bahan makanan yang mengandung atau tercemar logam berat

Nutrisi dan Penyakit Metabolik

Latar belakang teori gizi klinik

Penilaian status gizi

Kesulitan makan pada anak

Malnutrisi Energi Protein dan defisiensi vitamin

Patofisiologi/patogenesis Malnutrisi Energi Protein

Klasifikasi Malnutrisi Energi Protein

Pengenalan Malnutrisi Energi Protein

Tatalaksana Malnutrisi Energi Protein

Pengenalan defisiensi nutrien lain (vitamin)

Obesitas

Pengenalan obesitas (klinis, antropometris)

Penyebab dan tipe obesitas

Penyulit/komplikasi obesitas

Page 14: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Tatalaksana obesitas

Kelainan metabolik bawaan

Diagnosis kelainan metabolik bawaan berdasarkan gejala klinis dan laboratorium

sederhana

Patofisiologi/dasar kelainan metabolik bawaan

Masalah kelainan metabolik bawaan

Skrining kelainan metabolik bawaan

Langkah-langkah tatalaksana

Kedaruratan yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya

Dukungan nutrisi : enteral

Indikasi nutrisi enteral

Jenis-jenis formula enteral

Cara perhitungan kebutuhan cairan, energi dan nutrien

Untung-rugi serta komplikasi formula enteral

Dukungan nutrisi : parenteral

Indikasi nutrisi parenteral

Jenis-jenis preparat Total Parenteral Nutrition

Cara perhitungan kebutuhan cairan, energi dan nutrien

Untung-rugi serta komplikasi formula parenteral

Diet pada berbagai penyakit (ginjal, hati, jantung, saluran cerna)

Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit

Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tsb) dan cara

mengatasinya

Pengaturan diet

Diet pada berbagai penyakit (ketogenik, alergi, diabetes melitus, kelainan metabolik

bawaan)

Dasar modifikasi diet pada berbagai penyakit

Masalah yang mungkin terjadi (pengaturan atau akibat diet tsb) dan cara

mengatasinya

Pengaturan diet

Nutrisi dan olahraga/atlet

Kebutuhan nutrisi pada olahraga/atlet

Perlunya pengaturan gizi

Pengaturan nutrisi

Gizi masyarakat

Masalah gizi yang ada di masyarakat

Kemungkinan adanya masalah gizi berdasarkan analisis situasi gizi setempat

Pengenalan kasus gizi/masalah gizi

Penanggulangan masalah

Hepatologi

Kolestasis

Kolestasis intrahepatik pada bayi dan anak

- Infeksi

- Sepsis

Page 15: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

- Virus hepatotropik A-C

- Virus non-hepatotropik : TORCH

- Metabolik

- Sindrom Alagille

- Defisiensi alfa 1 antitripsin

- Galaktosemia

- Tirosinemia

Kolestasis ekstrahepatik pada bayi dan anak

- Atresia bilier

- Inspissated bile syndrome

- Kista duktus koledokus

- Kolelitiasis

- Kolesistitis

Hepatitis akut

Hepatitis virus hepatotropik A-C

Hepatitis virus non A-C

Hepatitis non virus (karena obat, bakteri, parasit)

Hepatitis kronik

Hepatitis virus hepatotropik (B-C)

Hepatitis karena kelainan metabolik

- Glycogen storage disease

- Sindrom Alagille

- Defisiensi alfa 1-antitripsin

- Galaktosemia

- Penyakit Wilson

Hepatitis autoimun

Tumor hati

Hepatoblastoma

Karsinoma hepatoseluler

Kelainan hati akibat obat

Parasetamol

Sitostatika

Tuberkulostatik

Antikonvulsan

Penyakit hati metabolik

Gangguan metabolisme karbohidrat

Gangguan metabolisme protein

Gangguan metabolisme lemak

Gangguan metabolik lain

- Defisiensi alfa 1 antitripsin

- Penyakit Wilson

Sirosis hepatis dan hipertensi porta

Sirosis hati

Hipertensi porta karena sirosis

Hipertensi porta karena kelainan ekstrahepatik

Asites refrakter karena sirosis hati

Page 16: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Gagal hati fulminan

Penyakit sistemik yang berpengaruh pada hati

Gagal jantung kanan

Septikemia

Leukemia

Tumor yang bermetastasis ke hati

Tuberkulosis milier

Malnutrisi berat

Transplantasi hati

Hematologi – Onkologi

Anemia defisiensi besi (Fe)

Metabolisme zat besi

Etiologi dan epidomiologi anemia defisiensi besi

Diagnosis anemia defisiensi besi berdasarkan klinis dan laboratoris

Tata laksana anemia defisiensi besi

Komplikasi anemia defisiensi besi

Dampak sosial

Anemia defisiensi asam folat dan vitamin B12

Metabolisme asam folat den vitamin B12

Etiologi dan epidemiologi di masyarakat

Diagnosis anemia megaloblastik secara rinci

Tatalaksana anemia megaloblastik

Anemia hemolitik autcimun

Etiologi anemia hemolitik autoimun

Patofisiologi terjadinya hemolisis

Dampak hemolisis pada eritropoesis dan sistem biliaris

Diagnosis anemia hemolitik autoimun

Tatalaksana dan rujukan penderita anemia hemolitik autoimun

Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir

Etiologi anemia hemolitik autoimun

Patofisiologi dan terjadinya hemolisis

Diagnosis PHBBL (termasuk serologi antenatal) anamnesis secara rinci

Terapi hiperbilirubinemi

Transfusi tukar

Dampak individual dan sosial kernikterus

Efek dari berbagai cara terapi hiperbilirubinemia.

Defisiensi G6PD

Epidemiologi

Patofisiologi terjadinya hemolisis pada defisiensi G6PD

Diagnosis defisiensi G6PD

Nasihat pencegahan terjadinya hemolisis pada penderita

Konsultasi genetik

Anemia pasca perdarahan

Definisi

Etiologi perdarahan pada berbagai penyakit

Page 17: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Diagnosis anemia pasca perdarahan

Tata laksana anemia pasca perdarahan (termasuk komplikasi syok)

Anemia aplastik

Etiologi anemia aplastik

Patofisiologi

Diagnosis anamnesis secara rinci

Thalassemia

Patogenesis thalassemia alfa dan beta

Pewarisan thalassemia alfa dan beta

Epidemiologi thalassemia di Indonesia

Diagnosis

Tata laksana penderita thalassemia beta

Hemosiderosis dan hemokromatosis

Tata laksana hemosiderosis.

Indikasi splenektomi

Komplikasi penderita thalassemia beta mayor

Indikasi transpiantasi sumsum tulang

Dampak biopsikofisikososial

Konsultasi genetika

Pengendalian thalassemia beta

Hemoglobinopati lain

Macam-macam hemoglobinopati

Penurunan penyakit thalassemia. HbE secara genetik

Diagnosis thalassemia HbE

Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP)

Definisi ITP akut dan kronis

Etiologi ITP

Patogenesis trombositopenia, termasuk ITP

Diagnosis ITP berdasarkan pemeriksaan klinis dan laboratorium

Tatalaksana ITP sesuai dengan tingkat penyakit

Komplikasi dan tata

Amegakaryocytic Thrombopenic Purpura

Definisi

Diagnosis ATP berdasarkan gejala klinis dan laboratorium

Tata laksana

Trombopatia

Definisi

Perbedaan trombopatia bawaan dengan yang didapat

Macam-macam trombopatia didapat

Diagnosis trombopatia

Penetapan rujukan

Hemofilia

Etiologi dan epidemiologi

Diagnosis berdasarkan gejala klinis dan laboratorium

Tata laksana yang tepat

Persiapan pasien yang memerlukan tindakan operasi

Page 18: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Pengobatan rumatan

Indikasi rujukan

Konsultasi genetik

Dampak psikososial

Penyakit Von Willebrand

Etiologi dan efidemiologi

Diagnosis berdasar gejala klinis dan hasil laboratorium

Tatalaksana yang tepat

Persiapan penderita yang memerlukan operasi

Indikasi rujukan

Konsultasi genetika

Dampak psikososial

Defisiensi vitamin K

Etiologi defisiensi vitamin K pada seorang penderita

Patogenesis perdarahan akibat defisiensi vitamin K

Diagnosis berdasar gejala klinis dan hasil laboratorium

Komplikasi

Efek samping pengobatan

Kelainan pembuluh darah

Macam-macam kelainan pembuluh darah

Diagnosis

Tata laksana

Leukemia

Definisi

Etiologi dan epidemiologi

Patogenesis gejala-gejala leukemia

Klasifikasi leukemia

Diagnosis

Pengobatan penunjang suportif

Rujukan

Macam-macam regimen pengobatan leukemia

Pengobatan atas petunjuk rujukan.

Rujukan

Macam-macam regimen pengobatan leukemia

Pengobatan atas petunjuk rujukan

Komplikasi dan pengobatannya

Konsultasi dampak

Preparat apus darah tepi leukemia

Aspirasi sumsum tulang

Tumor ganas padat

Jenis tumor ganas padat

Epidemiologi

Diagnosis berdasar gejala klinis dan laboratorium

Rujukan pada saat yang tepat

Kerjasama dengan disiplin ilmu lain yang terkait

Penyuluhan masalah penyakit kepada orang tua

Page 19: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Transplantasi sumsum tulang

Indikasi

Rujukan atas petunjuk konsultasi

Transfusi darah

Indikasi transfusi darah

Penetapan dosis dan macam transfusi darah

Tatalaksana transfusi darah yang tepat

Pencegahan dan penanganan terhadap penyakit yang timbul

Kardiologi

Penyakit jantung bawaan

Defek septum atrium

Defek septum ventrikel

Duktus arteriosus persisten

Stenosis pulmonal

Hipoplasia jantung kiri

Stenosis aorta

Koartasio aorta

Tetralogi Fallot

Atresia trikuspid

Transposisi arteria besar

Anomali drainase vena pulmonalis

Double outlet right ventricle

Dekstrokardia

Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik

Penyakit jantung didapat non-reumatik

Infeksi :

- Endokarditis

- Miokarditis

- Perikarditis dan efusi perikardium

- Penyakit Kawasaki

- Penyakit Takayasu

Non infeksi

- Kelainan kardiovaskuler pada glomerulonefritis

- Kelainan kardiovaskular pada hipertensi

- Kelainan kardiovaskular pada gangguan elektrolit dan asam basa

- Kelainan kardiovaskular pada kelainan hematologik

- Kelainan kardiovaskular pada penyakit metabolik dan endokrin

- Kelainan kardiovaskular pada kelainan gizi

- Kelainan kardiovaskular pada penyakit paru

Masalah khusus

Gagal jantung

Disritmia

Tromboemboli

Hipertensi pulmonal

Kardiomiopati

Page 20: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Henti jantung

Nefrologi

Manifestasi kelainan ginjal

Proteinuria

Lekosituria

Hematuria

Oliguria

Poliuria

Kelainan kongenital ginjal dan saluran kemih

Nefropati kongenital

- Agenesis ginjal

- Ginjal polikistik

- Ginjal multikistik

- Hipoplasia

Uropati kongenital

- Obstruksi hubungan ureteropelvik

- Obstruksi hubungan uretero vesiko

- Duplikasi ureter

- Refluks vesikoureter

- Katup uretra posterior

- Ureterokel

- Sindrom Prune Belly

Glomerulopati

Sindrom nefrotik

- Sindrom nefrotik kongenital

- Sindrom nefrotik responsif steroid

- Sindrom nefrotik non responsif steroid

Glomerulonefritis

- Glomerulonefritis akut

- Glomerulonefritis akut pasca streptokokus

- Glomerulonefritis akut lain (non pasca streptokokus)

- Glomerulonefritis kronik

- Glomerulonefritis progresif cepat

Kelainan ginjal pada penyakit sistemik

- Nefritis lupus

- Sindrom Hemolitik Uremik

- Henoch Schonlein Purpura

- Nefropati diabetikum

Nefropati IgA

Sindrom Alport

Tubulopati

Asidosis tubular renal

Sindrom Fanconi

Rikets hipofosfatemia (Vitamine D resistant rickets)

Hipertensi

Page 21: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Hipertensi primer

Hipertensi sekunder

- Hipertensi renoparenkim

- Hipertensi renovaskular

- Hipertensi non renal

Hipertensi krisis

Hipertensi non krisis

Infeksi saluran kemih

Bakteriuria asimtomatik

Infeksi saluran kemih simpleks

Infeksi saluran kemih kompleks

- Pielonefritis akut

- Refluks vesikoureter dan nefropati refluks

- Uropati obstruktif

Batu saluran kemih

Batu vesika

Batu ginjal

Intoksikasi jengkol

Nefritis intersisialis

Nefritis intersisialis akut

Nefritis intersisialis kronik

Gagal ginjal

Gagal ginjal akut

Gagal ginjal kronik

Tumor ginjal

Tumor Wilms

Gangguan pola berkemih

Enuresis

Inkontinensia urin

Kandung kemih neurogenik

Neurologi

Peninggian tekanan intrakranial

Gangguan perkembangan umum

Kelemahan

Kejang

Infeksi prenatal

Penyakit metabolik dan degeneratif

Penyakit neurokutan

Penyakit neuromuskuler

Tumor susunan saraf

Trauma lahir pada neonatus

Infeksi susunan saraf dan komplikasinya

Trauma kepala dan tulang belakang

Penyakit serebrovaskuler

Page 22: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Ensefalopati

Gangguan perkembangan khusus

Attention Deficit Disorders dan gangguan otonom

Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Pertolongan pertama pada kecelakaan

Resusitasi

Resusitasi dasar

Resusitasi lanjutan

Obat resusitasi

Diagnosis elektrokardiografi pada henti jantung

Pengangkutan penderita gawat

Pengangkutan penderita gawat pra rumah sakit

Pengangkutan penderita gawat di dalam rumah sakit

Kedaruratan anak (emergency pediatric)

Triase

Kedaruratan pernapasan

Kedaruratan kardiovaskuler

Kedaruratan SSP

Kedaruratan cairan dan elektrolit

Kedaruratan urogenital

Kedaruratan gastrointestinal

Keracunan

Ilmu Kesehatan Anak Intensif (Intensive Care Pediatrics)

Pengelolaan pasca resusitasi

Resusitasi otak

Kegawatan pernapasan

Kegawatan kardiovaskuler

Kegawatan susunan saraf pusat

Kegawatan ginjal

Kegawatan cairan dan elektrolit

Kegawatan endokrin

Kegawatan metabolik

Kegawatan hematologis

Pengelolaan medik pra dan pasca bedah

Rujukan, Sistem komunikasi dan Organisasi Pediatri Gawat Darurat

Desain fasilitas pelayanan PGD

Organisasi pelayanan PGD

Diplomasi pendekatan multidisipliner

Sistem komunikasi PGD

Pengendalian infeksi nosokomial

Radiologi dan pencitraan

Neonatus

Rontgen toraks

Penyakit hialin membran

Page 23: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Sindrom aspirasi mekonium

Pneumotoraks

Pneumomediastinum

Hernia diafragmatika

Hipoplasia/agenesis paru

Emfisema lobaris kongenital

Displasia bronkopulmoner

Ultrasonografi

Paralisis diafragma

Rontgen abdomen

Enterokolitis nekrotikans

Morbus Hirschsprung

Atresia esofagus

Atresia ani

Atresia duodeni

Atresia jejunurn

Atresia ileum

Mekonium peritonitis

Pilorik hipertropi stenosis

Ultrasonografi dan CT Scan

Ginjal dan saluran kemih

Hati dan sistem bilier

Masa intraabdomen

Pilorik hipertrofi stenosis

Rontgen kepala

Kraniostenosis

Displasia

Tumor

Infeksi

Ultrasonografi dan CT scan

Kelainan kongenital

Hidrosefalus

Mikrosefali

Perdarahan otak

Rontgen tulang

Displasia

Fraktur

Kelainan kongenital : CTEV, dll

Babygram (foto seluruh tubuh dalam 1 film)

Bayi dan anak

Rontgen toraks

Tuberkulosis paru

Kelainan kongenital

Udem paru

Page 24: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Asma bronkial

Pneumotoraks

Pneumomediastinum

Hernia diafragmatika

Paralisis diafragma

Aspirasi pneumonia

Pneumatokel

Bulla

Bronkopneumonia

Bronkiolitis

Bronkiektasis

Ultrasonografi dan CT scan

Efusi pleura

Empiema

Paralisis diafragma

Tumor

Rontgen abdomen

Morbus Hirschsprung

Ileus

Peritonitis

Perforasi

Apendisitis kronik

Intususepsi

Batu ginjal – ureter

Massa tumor intra/retroperitoneal

Hati dan sistem bilier

Cairan bebas intraperitoneal

Ultrasonografi dan CT scan

Pilorus stenosis hipertrofi (hanya USG saja)

Massa tumor retro/intraperitoneal

Intususepsi

Apendisitis kronik

Batu ginjal, saluran kemih, empedu

Kelainan kongenital

Genitalia interna

Testis – kriptorkismus

Rontgen kepala

TORCH

Trauma kapitis

Tumor

Displasia

Kelainan kongenital

Infeksi

Ultrasonografi dan CT scan

Hidrosefalus

Page 25: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Mikrosefali

Tumor

Fraktur

Rontgen tulang

Displasi

Fraktur

Tumor/keganasan

Bone survey (pada penyakit tertentu)

Bone age (umur tulang)

Metabolisme

Osteoporosis

Osteopenia

Rickets, dll

Thalasemia

Kelainan kongenital

Infeksi dan Penyakit Tropis

Dasar-dasar penyakit infeksi

Patogenesis penyakit infeksi

Imunologi penyakit infeksi

Respons imunologi terhadap infeksi

Nilai normal

Demam : patogenesis dan pengobatan

Demam tanpa kausa jelas (fever of unknown origin)

Isolasi

Pemakaian antibiotik di bidang pediatrik

Pemakaian penunjang diagnosis

Infeksi parasit

Helmintiasis

Ankilostomiasis

Askariasis

Oksiuriasis

Trikuriasis

Taeniasis solium

Taeniasis saginata

Himenolipiasis nana

Filariasis

Malaria

Amubiasis

Giardiasis

Toksoplamosis

Infeksi jamur

Kandidiasis

Histoplasmosis

Infeksi bakteri

Difteri

Page 26: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Disentri basil

Pertusis

Tetanus

Demam tifoid

Salmonelosis

Infeksi Streptokokus grup A

Infeksi Stafilokokus

Sepsis

Leptospirosis

Infeksi virus

Campak

Dengue

Poliomielitis

Rubella

Mumps

Varisela-zoster

Eksantema subitum

Herpes

Epstein Barr virus

Rabies

Chiukunguinya

Influenza

HIV

Japanese B ensefalitis

Sitomegalovirus

Lain-lain

Infeksi nosokomial

Sengatan/gigitan ular

Sengatan/gigitan serangga

Keracunan

Imunisasi

Neonatologi

Pertumbuhan dan perkembangan janin

Pengawasan antenatal dan perinatal

Morbiditas dan mortalitas perinatal

Pemeriksaan fisik dan neurologik neonatus

Fisiologi neonatus

Penyakit-penyakit yang sering ditemukan pada neonatus

Asfiksia neonatorum

Infeksi pada neonatus

Trauma lahir

Penyakit yang berhubungan dengan prematuritas dan kekurangan gizi

Gejala dan keadaan yang penting pada neonatus

Sindrom gawat napas

Ikterus neonatorum

Page 27: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Anemia dan perdarahan

Kejang pada neonatus

Muntah, diare, hipotermi, letargi, tidak mau mengisap, berat badan tidak mau naik

Perawatan neonatus

Masalah kesehatan perinatal di masyarakat (BBLR, prematuritas, infeksi, asfiksia,

kejang, ikterus, diare, cacat bawaan, rujukan)

Respirologi

Kelainan pulmonologi pada usia muda

Kelainan paru dan saluran napas yang sering ditemukan di usia muda

Atresia koana

Paresis pita suara

Trakeomalasia

Emfisema lobaris kongenital

Tumor paru

Kista paru dan bleb paru

Fistel trakeoesofagus

Fistel arteriovenosa pada paru

Limfangiektasis paru

Sekuestrasi paru

Sindrom Wilson Mikity

Displasia bronkopulmoner

Tumor mediastinum

Hiperplasia kelenjar timus

Teratoma mediastinum

Higroma kistik

Kelainan diafragma dan dinding dada

Hernia diafragmatika

Paralisis diafragma

Eventrasio diafragma

Asphyxiating Thoracic distrophy

Osteogenesis imperfecta

Penyakit membran hialin

Sindrom aspirasi

Pneumomediastinum dan pneumotoraks

Perdarahan paru

Udem paru

Asma

Serangan asma

Early Asthmatic Response

Late Asthmatic Response

Dual Asthmatic Response

Non Spesific Bronchial Responsiveness

Exercise Induced Asthma

Status asmatikus

Page 28: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Asma episodik jarang

Asma episodik sering

Asma kronik dan persisten

Batuk kronik dan atau berulang

BKB ec. Bronchial Hyperreactivity

BKB ec bukan Bronchial Hyperreactivity

Fibrosis kistik

Bronkiektasis

Abses paru

Refluks gastro esofagus

Benda asing di saluran napas

Infeksi Saluran Napas

Infeksi Saluran Napas Akut

Infeksi Saluran Napas Akut bagian Atas

Rinitis. Rinofaringitis, Tonsilitis, Tonsilofaringitis, Rinotonsilofaringitis

Sinusitis

Otitis media akut

Epiglotitis

Sindrom Croup (Laringitis, Trakeitis, Laringotrakeobronkitis)

Infeksi Saluran Napas Akut bagian Bawah

Bronkitis akut

Bronkiolitis akut

Pneumonia

Infeksi Saluran Napas Kronik

Bronkiektasis

Pneumonia kronik

Tuberkulosis

Tuberkulosis paru

Tuberkulosis ekstra paru

Kelainan/penyakit lain

Aspirasi hidrokarbon

Asbestosis, bisinosis, pneumokoniosis

Akibat keganasan pada saluran napas

Akibat kelainan/penyakit organ lain pada saluran napas

Near drowning

Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial

Keluarga Berencana

Penilaian pertumbuhan dan perkembangan

Pemantauan pertumbuhan anak dengan Growth chart

Pemantauan perkembangan anak dengan Denver 11

Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan

Stimulasi

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Upaya peningkatan kualitas anak

Page 29: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Behavioral & Psychologial disorders

Masalah-masalah sosial

Adopsi

Foster care

Child care

Separation & death

Impact of violence

5. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)

1. Tatalaksana pasien gawat darurat

2. Tatalaksana pasien rawat inap

3. Tatalaksana pasien rawat jalan

4. Tatalaksana kasus jangka panjang

5. Prosedur pediatrik spesilistik / subspesialistik

a. Uji :

1. Uji kulit terhadap alergi

2. Uji provokasi bronkial

3. Uji provokasi makanan

4. Uji provokasi obat

5. Uji kulit tipe lambat

6. Uji aspirasi duodenum

7. Uji aktivitas tripsin

8. Uji hidrogen napas

9. Uji PABA

10. Uji pemantauan refluks gastroesofagus

11. Uji xilosa

12. Uji fungsi lambung

13. Uji enteropati hilang protein

14. Uji fungsi paru

15. Uji keringat

16. Uji motilitas saluran cerna

b. Endoskopi

1. Panendoskopi

2. Kolonoskopi

3. Skeroterapi

4. Endoskopiligasi skleroterapi

5. Bronkoskopi

c. Radiologi & Pencitraan

1. Ultrasonografi

2. CT Scan

3. MRI

4. Bronkografi

d. Biopsi

1. Percutaneous

Biposi kulit

Biopsi otot

Page 30: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

Biopsi hati

Biopsi ginjal

Biopsi pleura

2. Via endoskopi

Biposi saluran cerna

Biopsi saluran respiratorik

e. Pungsi

1. Pungsi aspirasi supra pubik

2. Pungsi sumsum tulang

3. Pungsi lumbal

4. Pungsi servikal

5. Pungsi asites

6. Pungsi pleura

7. Pungsi aspirasi paru

8. Pungsi aspirasi kelenjar dgn jarum halus

9. Paracentesis

10. Subdural tap

f. Dialisis

1. Dialisis peritoneal

2. Hemodialisis

g. Rekam Elektrik

1. Ekokardiografi

2. Elektrokardiografi

3. Elektromiografi

4. Elektroensefalografi

5. Brain Evoked Radio Audiometri (BERA)

h. Kateterisasi

1. Kateterisasi jantung

2. Kateterisasi kandung kemih

3. Endotracheal tube

4. Kateterisasi umbilikus

5. Broncho Alveolar Lavage (BAL)

6. Gastric lavage

i. Ventilasi mekanik

1. Ventilatory set up

2. Conventional ventilator

3. CPAP

j. Intravenous-arterial lines (others)

1. Femoral central lines

2. Jugular venous central lines

3. Umbilical artery cannulation

4. Umbilical venous catheterization

5. Intraosseous line

k. Prosedur lain

1. Resusitasi

2. Transfusi tukar

Page 31: STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN A....9. Radiologi dan Pencitraan 1 SKS 10. Alergi – Imunologi 1 SKS 11. Endokrinologi 1 SKS 12. Neonatologi 1 SKS 13. Emergensi dan Rawat Intensif Anak

3. Insertion of chest tube

4. WSD (Water Sealed Drainage)

5. Continuous Suction

6. Nebulisasi

7. NRP certified

8. PALS certified

9. Breast feeding course

10. Vaksinasi

Vaksinasi BCG

Intramuscular vaccination

11. Subcutaneous injection

12. Mantoux test

13. Bed side blood glucose test