(studi dinas kebudayaan kepemudaan dan olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/rafli...
TRANSCRIPT
1
EVALUASI PEMBINAAN ATLET PEKAN OLAHRAGA PELAJAR
DAERAH (POPDA) KABUPATEN BINTAN TAHUN 2018
(Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)
NASKAH PUBLIKASI
OLEH
RAFLI GIRANDA
NIM. 140565201046
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2019
2
EVALUASI PEMBINAAN ATLET PEKAN OLAHRAGA PELAJAR
DAERAH (POPDA) KABUPATEN BINTAN TAHUN 2018
(STUDI DINAS KEBUDAYAAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA)
RAFLI GIRANDA
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK
Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan memiliki
peran dalam pembinaan atlet berdasarkan pada tugas pokok dan fungsinya yaitu
dalam melaksanakan urusan keolahragaan dan kepemudaan serta pembinaan dan
pengembangan keolahragaan dan kepemudaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengatahui bagaimana evaluasi program pembinaan atlet pelajar yang dipersiapkan
untuk pekan olahraga pelajar daerah (POPDA) Tahun 2018 di Dabo, Lingga dan apa
yang menyebabkan kegagalan atlet Kabupaten Bintan saat mengikuti pekan olahraga
pelajar daerah (POPDA). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualititatif. Instrumen dalam penelitian ini sendiri yang di dasari pada
teori evaluasi menurut Wirawan (2012:17). Indikatornya terdiri dari evaluasi proses,
evaluasi manfaat dan evaluasi akibat. Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
menurut Miles Huberman.Berdasarkan hasil penelitian bahwa Dinas Kebudayaan
Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan dalam mengevaluasi pembinaan atlet
pekan olahraga pelajar daerah (POPDA) Kabupaten Bintan tahun 2018 dapat dilihat
dari tugas pokok dan fungsi sesuai dengan hasil dilapangan terlihat bahwa
pembinaan sudah dilakukan namun kurang maksimal dan masih kurangnya sarana
dan prasarana untuk atlet sehingga hasil yang didapatkan pada Pekan olahraga
Pelajar Daerah (POPDA) Tahun 2018 tidak sesuai target yang di inginkan dan
seharusnya direvisi agar dapat dipersiapkan dengan baik menjelang Pekan Olahraga
Pelajar Daerah (POPDA) Tahun 2020 .
Kata Kunci : Evaluasi, Pembinaan, Atlet
3
EVALUATION OF TRAINING OF ATHLETES IN REGIONAL STUDENT
SPORTS WEEK (POPDA) BINTAN REGENCY IN 2018
(Study of Cultural Youth and Sports Department)
RAFLI GIRANDA
Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRACT
The department of culture, youth and sports has a role in training athletes
based on their main tasks and functions on sports and youth affairs, training and
developing sports and youth. This research aims to find out how to evaluate the
student athlete training program prepared for the regional student sports week
(POPDA) in 2018 in Dabo, Lingga, and what caused the failure of Bintan
Regency athletes during the regional student sports week (POPDA). This research
used a descriptive method with a qualitative approach. The instrument of this
research based on evaluation theory according to Wirawan (2012: 17). The
indicator consists of process evaluation, benefit evaluation and consequential
evaluation. The data analysis technique used in this research is data reduction,
data presentation, and conclusion drawing according to Miles Huberman.
The results of the research shows that the Departement of Culture, Youth and
Sports of Bintan regency in evaluating the training of regional student sports
week (POPDA) athletes in Bintan regency in 2018 can be seen from the main
tasks and functions in accordance with the results in the field. It can be seen that
training has been done, but is not optimal and lacks facilities and infrastructure
for athletes, as the results, the Regional Student Sports Week (POPDA) in 2018
could not reach the target and should be revised so that they can be well prepared
ahead of the Regional Student Sports Week (POPDA) in 2020.
Keywords: Evaluation, Training, Athletes
4
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berdasarkan pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945
menyebutkan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan
Kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”. Kemudian pada
pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah daerah provinsi, daerah
Kabupaten, dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.” Artinya masing-masing
daerah berhak mengurus sendiri urusan pemerintahannya sebagai bentuk
dari asas otonomi dan pembantuan .
Urusan pemerintahan konkuren meliputi urusan pemerintahan wajib
dan urusan pemerintahan pilihan. Urusan pemerintahan wajib merupakan
urusan pemerintahan yang terdiri atas urusan yang berkaitan dengan
pelayanan dasar dan urusan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.
Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar adalah
urusan pemerintahan wajib yang sebagian substansinya merupakan
pelayanan dasar.
Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
tersebut meliputi: pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan
ruang, perumahan rakyat dan kawasan pemukiman, ketentraman, ketertiban
umum, dan perlindungan masyarakat dan sosial. Sedangkan untuk urusan
pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi ;
5
Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pangan,
Pertanahan, Lingkungan Hidup, Administrasi Kependudukan dan
Pencatatan Sipil, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, Perhubungan, Komunikasi dan
Informatikam, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Penanaman Modal,
Kepemudaan dan Olahraga, Statistik, Persandian, Kebudayaan,
Perpustakaan dan Kearsipan.
Tugas pemerintahan pusat yang diserahkan kepada daerah mengenai
bidang kepemudaan dan olahragaan yang memerlukan penanganan,
pelayanan dan bimbingan yang cepat untuk meningkatkan prestasi suatu
daerah dilihat dari bidang olahraga. Untuk saat ini olahraga telah menjadi
sebuah alat ukur prestasi seseorang, sebuah daerah, bahkan sebuah negara,
sekaligus sebagai parameter kemajuan dan kerjasama yang baik antara
masyarakat dan pemerintah.
Hal ini dikarenakan sebuah prestasi tidak kemudian tiba-tiba saja
diraih begitu saja, prestasi tentu saja membutuhkan perhatian dan dukungan
dari pemerintah. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional menjelaskan bahwa
sistem keolahragaan nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang
saling terkait secara terencana, sistematis, terpadu, dan berkelanjutan
sebagai satu kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan,
pengelolaan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan untuk mencapai
tujuan keolahragaan nasional.
6
Olahraga di Indonesia banyak penggemarnya baik di kalangan
masyarakat maupun sekolah. Pemerintah telah mencanangkan tekad, yaitu
memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Hal tersebut
dimaksudkan agar masyarakat menggemari olahraga. Disamping itu di
sekolah juga diberikan olahraga karena olahraga merupakan alat pendidikan
agar terjadi keseimbangan antara pertumbuhan jasmani dan rohani. Didalam
olahraga dapat ditanamkan sifat yang positif, disiplin, kerjasama dan
sportifitas lain yang menunjang perkembangan jiwa. Olahraga merupakan
kebutuhan manusia yang merupakan unsur pokok dan sangat berpengaruh
dalam kesehatan rohani (jiwa) dan jasmani (raga/tubuh) yang kuat.
Majunya olahraga suatu daerah atau bangsa bisa dilihat dari segi
bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Kepemudaan
dan Olahraga Kabupaten Bintan sebagaimana dengan Kabupaten atau Kota
yang lainnya mempunyai tanggung jawab yang sama. Wilayah Kabupaten
Bintan terdapat beberapa cabang olahraga unggulan dan utama yang
menjadi prioritas Kabupaten Bintan, misalnya olahraga pencak silat,
bulutangkis, atletik, sepak bola, bola voli, dan sepak takraw.
Tabel. 1.1
Rekapitulasi Perolehan Medali Pekan Olahraga Pelajar Daerah
No Tahun
Perolehan Medali Kontingen
Kabupaten Bintan
Emas Perak Perunggu
1 2014 12 14 29
2 2016 4 14 17
3 2018 (Target) 20 24 22
4 2018 6 7 21
7
Tabel 1.2
Anggaran Pembinaan Atlet dan Pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar
Daerah (POPDA) Kabupaten Bintan Tahun 2014-2018
NO Tahun Anggaran Jumlah Anggaran Keterangan
1 TA. 2013 Rp. 500.000.000,- DISPORA
2 TA. 2014 Rp. 2.100.000.000,- DISPORA
3 TA. 2015 Rp. 550.000.000,- DISPORA
4 TA. 2016 Rp. 300.000.000,- HIBAH (KONI)
5 TA. 2017 Rp. 600.000.000,- DISBUDPORA
6 TA. 2018 Rp. 1.300.000.000,- DISBUDPORA
Terlihat masih adanya beberapa masalah Dinas Kebudayaan
Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan dalam melakukan
pembinaan atlet pelajar di Kabupaten Bintan, tanpa adanya peran dari
Disbudpora sulit untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan adanya permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Pembinaan Atlet Pekan
Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kabupaten Bintan Tahun 2018 (Studi
Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)”.
BAHAN DAN METODE
Pendekatan Penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif yaitu penulisan yang hanya memaparkan dari hasil
wawancara secara ilmiah dan suatu gejala-gejala yang ada dengan apa
adanya pada saat sekarang. Sugiyono (2014 : 15) bahwa “data kualitatif
8
adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambaran”.
Dari data yang telah terkumpul sesuai dengan indikator permasalahan
peneliti mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul tersebut
menjadi data yang sistematik, teratur dan terstruktur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Evaluasi yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah
Evaluation. Secara umum, pengertian evaluasi adalah suatu proses untuk
menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah
dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu
untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana
manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-
harapan yang ingin diperoleh. Dalam pengertian yang lain, evaluasi adalah
suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan,
sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai yang khususnya dalam
hal ini berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan program.
Program adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk
melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak
terbatas. Evaluasi program adalah “metode sistematik untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan memakai informasi untuk menjawab
pertanyaan dasar mengenai program”. Evaluasi program dapat
dikelompokkan menjadi evaluasi proses (process evaluation), evaluasi
manfaat (outcome evaluation) dan evaluasi akibat (impact evaluation).
9
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005
Tentang Sistem Keolahragaan Nasional menjelaskan bahwa sistem
keolahragaan nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang saling
terkait secara terencana, sistematis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu
kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan,
pembinaan, pengembangan dan pengawasan untuk mencapai tujuan
keolahragaan nasional.
Wirawan (2012:17) mengelompokkan evaluasi program menjadi 3
bagian yang berbeda yaitu:
1. Evaluasi Proses (process evaluation) yaitu meneliti dan menilai apakah
intervensi atau layanan program telah dilaksanakan seperti yang
direncanakan, dan apakah target populasi yang direncanakan telah
dilayani.
Proses pembinaan yang dilakukan Disbudpora dalam cabang olahraga
atletik dilimpahkan langsung kepada pihak pelatih itu sendiri terdapat
tiga pelatih atletik yaitu Julius, Eni, dan Cahyo. Untuk melatih
sebanyak 30 atlet atletik putra dan putri. Pusat latihan yaitu lapangan
Hangtuah Tanjunguban milik Angkatan Laut. Proses pembinaan yang
dilakukan oleh pelatih atletik itu berupa latihan rutin satu minggu tiga
kali latihan yaitu pada hari senin, rabu, dan jumat dengan durasi latihan
selama 15.30–17.45 WIB . Program latihan yang diberikan atlet atletik
oleh pelatih berupa latihan fisik, teknik dasar, keseimbangan,
kecepatan, teknik penyesuaian, teknik ketahanan dan teknik
kekompakan bagi nomor lari estafet. Pada cabang atletik terdapat 26
10
nomor yang di pertandingkan lari 100 meter (putra dan putri), lari 200
meter (putra dan putri), lari 400 meter (putra dan putri), lari 800 meter
(putra dan putri), lari 1500 meter (putra dan putri), lari 3000 meter
(putra dan putri), lari 5000 meter (putra dan putri), estafet 4x100 meter
(putra dan putri), lopat jauh (putra dan putri), lompat tinggi (putra dan
putri), lempar cakram (putra dan putri), tolak peluru (putra dan putri,
dan lempar lembing (putra dan putri). Prestasi yang kami dapatkan pada
POPDA 2016 yaitu 4 emas, 7 perak, dan 4 perunggu. Namun di tahun
2018 ini kami ditargetkan medali sebanyak 21 yaitu 6 emas, 7 perak,
dan 8 perunggu. Namun kami hanya bisa meraih 2 emas, 2 perak, dan 5
perunggu dan yang menjadi lawan terberat pada POPDA 2018 adalah
tuan rumah Lingga. Para atlet selama latihan mendapatkan uang saku
dan uang transportasi sebanyak Rp.500.000 dan uang saku
keberangkatan sebanyak Rp.500.000. Bagi atlet yang berprestasi akan
diberikan bonus untuk kelipatan medali yang didapatkan yaitu medali
emas Rp.1.100.000 medali perak Rp.815.000 dan medali perunggu
Rp.550.000. Seharusnya pikah Disbudpora memberi target kepada kami
harus sesuai dengan apa yang mereka berika kepada kami atlet dan
pelatih. Adapun sarana prasarana yang tersedia juga belum berstandar
Nasional itupun hanya ada di Tembeling. Saran kami sebagai pelatih
dan atlet berharap mendapatkan perhatian lebih lagi dari pemerintah,
melengkapi lagi sarana dan prasarana dan mendirikan PPLD Pusat
Pelatihan Daerah .
Proses pembinaan yang dilakukan Disbudpora dalam cabang olahraga
11
tenis meja dilimpahkan langsung kepada pihak pelatih itu sendiri yaitu
Dini dan Roman. Untuk melatih sebanyak delapan atlet putra dan putri.
Pusat latihan yaitu gedung sasanaria pertamina milik swasta. Proses
pembinaan yang dilakukan oleh pelatih itu berupa latihan rutin satu
minggu tiga kali latihan yaitu pada hari senin, rabu, dan sabtu dengan
durasi latihan selama 15.30 –17.30 WIB. Program latihan yang
diberikan atlet tenis meja oleh pelatih berupa latihan fisik, teknik dasar,
teknik pukulan, akurasi pukulan dan strategi bertanding. Pada cabang
tenis meja terdapat empat nomor yang di pertandingkan tunggal (putra
dan putri) dan ganda (putra dan putri). Prestasi yang kami dapatkan
pada POPDA 2016 yaitu hanya 1 perunggu. Namun di tahun 2018 ini
kami ditargetkan medali sebanyak 3 yaitu 1 emas, 1 perak, dan 1
perunggu. Namun kami pada tahun ini hasilnya nihil dan yang menjadi
lawan terberat pada POPDA 2018 adalah Batam. Para atlet selama
latihan mendapatkan uang saku dan uang transportasi sebanyak
Rp.500.000 dan uang saku keberangkatan sebanyak Rp.500.000 Bagi
atlet yang berprestasi akan diberikan bonus untuk kelipatan medali yang
didapatkan yaitu medali emas Rp.1.100.000 medali perak Rp.815.000
dan medali perunggu Rp.550.000. Seharusnya pikah Disbudpora
memberi target kepada kami harus sesuai dengan apa yang mereka
berika kepada kami atlet dan pelatih. Adapun sarana prasarana yang
tersedia juga belum ada khusus untuk cabang olahraga tenis meja. Saran
kami sebagai pelatih dan atlet berharap mendapatkan perhatian lebih
lagi dari pemerintah, melengkapi lagi sarana dan prasarana.
12
2. Evaluasi manfaat (outcome evaluation) meneliti, menilai, dan
menentukan apakah program telah menghasilkan perubahan yang
diharapkan.
Evaluasi manfaat meneliti, menilai, dan menentukan apakah program
telah menghasilkan perubahan yang diharapkan dan apakah proses
evaluasi program merupakan salah satu unsur pendukung untuk
mencapai hasil ataupun target yang ingin dicapai. Dari cabang olahraga
atletik sejauh ini belum di evaluasi secara menyeluruh sehingga bisa
dilihat dari hasil POPDA pada Tahun 2016 kami berhasil mendapatkan
4 emas, 7 perak, dan 4 perunggu. Target yang diberikan pada
pelaksanaan POPDA Tahun 2018 yaitu 6 emas, 7 perak, dan 8
perunggu dan kami hanya bisa mendapatkan 2 emas, 2 perak, dan 5
perunggu. Sangat jauh dari target yang ditentukan oleh Disbudpora.
Program latihan sudah diberikan pelatih kepada atlet dan alat latihan
yang diperlukan berupa cakram, lembing, pemberat peluru, sepatu lari
khusus. Yang kami belum dapatkan sampai sekarang adalah lintasan
lari yang berstandar Nasional.
Evaluasi manfaat meneliti, menilai, dan menentukan apakah program
telah menghasilkan perubahan yang diharapkan dan apakah proses
evaluasi program merupakan salah satu unsur pendukung untuk
mencapai hasil ataupun target yang ingin dicapai. Dari cabang olahraga
tenis meja sejauh ini belum di evaluasi secara menyeluruh sehingga bisa
13
dilihat dari hasil POPDA pada Tahun 2016 kami mendapatkan 1
perunggu. Target yang diberikan pada pelaksanaan POPDA Tahun
2018 yaitu 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu dan kami tidak
mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak bisa menyumbangkan
medali. Sangat jauh dari target yang ditentukan oleh Disbudpora
seharusnya harus cepat untuk dievaluasi dan proses regenerasi sehingga
bisa mendapatkan hasil yang baik lagi untuk POPDA dua tahun
mendatang. Program latihan sudah diberikan pelatih kepada atlet dan
alat latihan yang diperlukan berupa satu set meja dan bet pimpong.
3. Evaluasi akibat (impact evaluation) dimana melihat perbedaan yang
ditimbulkan sebelum dan setelah adanya program tersebut.
Prestasi cabang olahraga atletik pada POPDA 2016 yaitu 4 emas, 7
perak, dan 4perunggu. Namun di tahun 2018 ini kami ditargetkan
medali sebanyak 21 yaitu 6 emas, 7 perak, dan 8 perunggu. Namun
kami hanya bisa meraih 2 emas, 2 perak, dan 5 perunggu.
Prestasi cabang olahraga tenis meja pada POPDA 2016 yaitu hanya 1
perunggu. Namun di tahun 2018 ini kami ditargetkan medali sebanyak
3 yaitu 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Namun kami pada tahun ini
hasilnya nihil.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV mengenai
evaluasi pembinaan atlet pekan olahraga pelajar daerah (POPDA)
14
Kabupaten Bintan Tahun 2018 (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan
Olahraga), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Evaluasi proses
Proses pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan
Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan adalah pembinaan yang di
lakukan pada setiap tahun ganjil melaksanakan pembinaan dan tahap
penyeleksian atlet yang ada di Bintan dan pada tahun genap melakukan
pembinaan terhadap atlet yang telah di saring untuk mengikuti tahap
akhir berupa training center berjalan. Proses pembinaan kurangnya
kerjasama antara pihak swasta, pemerintah dan masyarakat sehingga
proses pembinaan hanya dilimpahkan kepada pelatih dan atlet. Pada
pelaksanaan penyeleksian atlet berjumlah 500 atlet dan akan diseleksi
menjadi 300 atlet. Setelah itu dilaksanakan pembinaan dan akan
ditambah 20% atlet yang belum masuk atau mengikuti seleksi namun
berprestasi. Setelah itu dilaksanakan seleksi akhir menjadi 166 – 168 atlet
yang akan mewakili kabupaten Bintan pada POPDA 2018.
b. Evaluasi Manfaat
Program pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan
Kepemudaan dan Olahrga Kabupaten Bintan sudah berjalan sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya, namun dalam pelaksanaannya
belum maksimal sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan
target yang ingin dicapai. Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan
Olahraga mengevaluasi program ini melalui data sekunder dan edukasi
agar program yang diharapkan dapat mendapatkan hasil yang
15
maksimal. Dan dalam proses pembenahan sarana dan prasarana atlet
dan kemampuan pelatih.
c. Evaluasi Akibat
Melihat perbedaan yang ditimbulkan sebelum dan sesudahnya
program pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan
Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan. Program pembinaan
yang dilaksanakan masih sama dengan tahun- tahun sebelumnya.
Sehingga hasil yang didapatkan pada Pekan Olahraga Pelajar Daerh
Tahun 2018 belum maksimal dan mencapai target yang telah di
tentukan.
SARAN
a. Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan, dapat
melakukan pembinaan yang berkelanjutan agar mengoptimalkan
kemampuan para atlet pelajar dalam menghadapi Pekan Olahraga Pelajar
Daerah (POPDA). Mengadakan even-even agar jam terbang para atlet
terpenuhi dan dapat mencari bibit-bibit baru yang unggul
b. Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan, dapat
meningkatkan kemampuan para pelatih dan official dan melengkapi sarana
prasarana latihan bagi para atlet atau mendirikan Pusat Pelatihan Daerah
(PPLD).
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku-buku
Anonim, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Kelima, Jakarta : BalaiPustaka.
Haryanto. 1997. Fungsi-Fungsi Pemerintahan. Jakarta: Badan Diklat
Depdagri.
Inu Kencana Syafiie,. 2011. Manajemen Pemerintahan, Cetakan Pertama :
Pustaka Reka Cipta.
Istianto, Bambang. 2009. Manajemen Pemerintahan Dalam Perspektif
Pelayanan Publik. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah Reformasi,
Perencanaan, Startegi, dan Peluang. Ja-karta : Penerbit Erlangga.
Labolo, Dr. Muhadam. 2011. Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta : PT.
Raja Grafindo.
Mathis, R. 2002. Manajemen Sumer Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat.
Miftah Toha, 1997, Pembinaan Organisasi, Bandung
Milles, Matthew B. dan A. Michael Huberman, 2009. Analisis Data
Kualitatif.Jakarta : UI-Press.
Moleong, Lexy, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.
RemajaRosdakary
Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2006. Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru, Rajawali
Pers Jakarta
Sugiyono, 2014 “Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung: ALFABET
Tunggal,Setia Hadi, 2006. Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional
(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005), Jakarta
:Harvarindo.
Wirawan. 2012. Evaluasi, Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
17
2. Jurnal, Majalah, Surat kabar
Helen Purnama Sari, Dkk (2017) Evaluasi Program Pembinaan Atlet Pekan
Olahraga Nasional Cabang Olahraga Bulutangkis Provinsi Sumatera
Selatan.
Muhammad Riau Bintana Yusnadi (2016) Kebijakan Pembinaan Atlet Oleh
Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA) Kota TanjungPinang. Naskah
Publikasi Pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Maritim
Raja Ali Haji.
Nur Arief, 2015, Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan
Riau Dalam Pembinaan Olahraga Tingkat Pelajar Tahun 2014. Naskah
Publikasi Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Maritim Raja
Ali Haji.
Saputra. 2015. Peranan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tanjungpinang
Dalam Pembinaan Atlit Renang T ingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
tahun 2014 se-kota tanjungpinang. Naskah Publikasi Pada Jurusan Ilmu
Pemerintahan Universitas Maritim Raja Ali Haji.
3. Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang sistem
keolahragaan nasional
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 pasal 24 Tentang Kepemudaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah
4. Dokumen
Laporan Kegiatan Pembinaaan Atlet Kabupaten Bintan Tahun 2017.
Laporan Kegiatan Seleksi Atlet POPDA Kabupaten Bintan Tahun 2018.
Rencana Strategis Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten
Bintan Tahun 2016-2021.