studi fase i

26
Analisis Situasi STUDI FASE I: RINGKASAN TEMUAN UTAMA

Upload: others

Post on 14-Feb-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI FASE I

Analisis SituasiSTUDI FASE I:

RINGKASAN TEMUAN UTAMA

Page 2: STUDI FASE I

2

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

pintarstudy.org

Tempat penyimpanan obat di salah satu apotek di TabalongSumber: tim studi PINTAR

Page 3: STUDI FASE I

3

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

pintarstudy.org

Studi PINTAR yang berlangsung selama tiga tahun ini bertujuan untuk meningkatkan pemberian antibiotik (AB) yang sesuai oleh penyedia obat swasta dan pada akhirnya untuk mengurangi ancaman global dari resistensi antimikroba. PINTAR dimulai pada tahun 2018 oleh tim multidisiplin dari Indonesia,

Australia, dan Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara.

Page 4: STUDI FASE I

Lokasi Studi

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

4pintarstudy.org

Page 5: STUDI FASE I

TABALONG

BEKASI

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

5pintarstudy.org

Page 6: STUDI FASE I

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

6

Penyedia Obat Swasta yang Telah Dikunjungi di Bekasi, Jawa Barat, Indonesia

Apotek Toko obat

pintarstudy.org

Page 7: STUDI FASE I

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

7

Penyedia Obat Swasta yang Telah Dikunjungi di Tabalong, Kalimantan Selatan, Indonesia

Apotek Toko obat

NOT AVAILABLE

pintarstudy.org

Page 8: STUDI FASE I

Metode PenelitianStudi ini menggunakan survei potong lintang dan wawancara mendalam dengan pasien standar dan klien untuk memahami praktek pemberian AB di penyedia obat swasta.

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

8pintarstudy.org

Page 9: STUDI FASE I

Wawancara Mendalam

Survei Pasien StandarSurvei dengan pasien standar dilakukan untuk mendokumentasikan praktek pemberian AB di penyedia obat swasta. Pasien standar yang telah dilatih mempraktikkan tiga skenario klinis: diare pada anak, tuberkulosis, dan infeksi saluran pernapasan akut. Di setiap kabupaten/kota, setiap skenario dilaksanakan oleh minimal satu pasien standar aki-laki dan dua pasien standar perempuan.

Pasien standar merekam detail pembicaraan dengan karyawan penyedia obat swasta menggunakan kuesioner terstruktur di gawai (smartphone). Survei tersebut mendeskripsikan riwayat penyakit, saran/rekomendasi dari karyawan PDS, terapi/obat yang diberikan, lama interaksi, dan harga obat.

Wawancara mendalam dilakukan dengan penyedia obat swasta untuk mengelaborasikan hasil survei pasien standar. Hasil survei yang dielaborasi adalah sebagai berikut: 1. motif memberikan (atau tidak memberikan) AB, termasuk persepsi terhadap

regulasi yang ada2. Interaksi sosial dengan teman sejawat dan klien (communities of practice)3. Kesadaran/pengetahuan mengenai penggunaan AB yang sesuai4. Kesadaran terhadap resistensi antimikroba5. Saluran distribusi dan pemberian harga.

Interview mendalam juga dilakukan dengan klien PDS untuk mengeksplorasi:1. Alasan pergi ke PDS2. Faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut (seperti jenis kesakitan). 3. Pemahaman terkait AB dan penggunaannya yang sesuai.

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

9pintarstudy.org

Page 10: STUDI FASE I

Waktu penelitian

PINTAR Phase I: Situational Analysis

10 pintarstudy.org

26 4-JULIAGU

JULI12-25

JULI18-31

5-25JULI

2019

2019

berlokasi di BekasiSURVEI SP

berlokasi di TabalongWAWANCARA MENDALAM

2019

2019

Pengumpulan data

berlokasi di TabalongSURVEI SPPengumpulan data

Pengumpulan data

berlokasi di BekasiWAWANCARA MENDALAMPengumpulan data

Page 11: STUDI FASE I

SURVEI PASIEN STANDAR

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

Hasil

Page 12: STUDI FASE I

APOTEK

121TERKUNJUNGI

25 di Tabalong

INTERAKSI

96 di Bekasi

362

TOKO OBAT

45 24 di Tabalong

21 di Bekasi

133

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

12pintarstudy.org

TERKUNJUNGI

INTERAKSI

Page 13: STUDI FASE I

69%AB diberikan tanpa resep obat.

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

13pintarstudy.org

Proposi pemberian AB lebih tinggi pada kasus tuberkulosis (80,6%) dan kasus infeksi saluran pernapasan akut (79,2%) dibandingkan pada kasus diare pada anak (47,2%).

AB diberikan

69%

31%

Proporsi pemberian AB

47,2%

80,6%

79,2%

Diare pada anak

Tuberkulosis

Infeksi saluran pernapasan akut

Proporsi pemberian AB berdasarkan skenario kasus

AB diberikan

Proporsi pemberian AB di apotek jauh lebih tinggi (75.7%) dari toko obat (50.4%).Selain itu, proporsi pemberian AB di apotek 3,07 kali lebih tinggi daripada di toko obat.

75,7%

50,4%

Apotek

Toko obat

Proporsi pemberian AB berdasarkan jenis penyedia obat swasta

AB diberikan

Page 14: STUDI FASE I

penyedia obat swasta memberikan satu AB

AB dijual sebelum kedaluwarsa

apotek tanpa praktek dokter memberikan obat tanpa resep.

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

14

Proporsi pemberian AB pada apotek tanpa praktisi 2,15 kali lebih tinggi daripada apotek dengan klinik dokter umum/spesialis.

97.6%

98.9%

pintarstudy.org

Satu jenis AB Dua jenis AB

97,6%

2,4%

Berapa jenis AB yang diberikan

Sebelum tanggal kedaluwarsa

98,9%

1,1%

Kapan AB dijual?

81%

Proporsi pemberian AB berdasarkan adanya praktik dokter di penyedia

obat swasta

?

Page 15: STUDI FASE I

Jenis AB yang paling umum diberikan

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

15pintarstudy.org

Diare pada anak

55,8%

Trimethoprim/SulfamethoxazoleAmoxcillin

16,9%

Nifuroxazide

11,7%

Lainnya

15,6%

Tuberkulosis

62,4%

Cefadroxil

16,5%

Cefixime

7,5%

Lainnya

13,6%

Amoxcillin

infeksi saluran pernapasan akut

42,8%

Fradiomycin/Gramicidin

29,8%

Cefadroxil

8,4%

Lainnya

19%

Amoxcillin

Page 16: STUDI FASE I

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

WAWANCARA MENDALAMHasil

Page 17: STUDI FASE I

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

17

BEKASI

30DIKUNJUNGI

16 apotek

WAWANCARA PENYEDIA OBAT SWASTA

1 toko obat

16

TABALONG

158 apotek

7 toko obat

15

13WAWANCARAKLIEN

16WAWANCARAKLIEN

pemilikapotekerpemilik/apoteker*manajer/karyawan

4273

8151

*Situasi dimana:1.pemilik dan apoteker diwawancarai bersama-sama2. narasumber memiliki dua peran yang berbeda (sebagai pemilik dan apoteker)

pintarstudy.org

DIKUNJUNGI WAWANCARA PENYEDIA OBAT SWASTA

pemilikapotekerpemilik/apoteker*manajer/karyawan

Page 18: STUDI FASE I

“Puncaknya karena dari omzetnya hampir belasan juta gitu ya, kalau sekarang khan di bawah 10. Lha karena di sana banyak dokter praktek, spesialis praktek gitu ya. Setelah nah ke sini ya seiring mulai dicanangkannya BPJS gitu khan, terus juga yang tadinya kami bekerja sama dengan banyak e apa namanya bu, asuransi perusahaan. Karena perusahaan itu harus mengikuti BPJS, jadi turunlah gitu, jadi itu berimbas juga dengan omzet gitu. Begitu pula e masyarakat yang membeli tanpa resep, non resep, biasanya khan banyak pasien yang swa medikasi ya, nah itu juga, nggak tahu berbarengan aja, drastis menurun gitu.”Perempuan, pemilik-apoteker, Bekasi

Situasi penyedia obat swasta saat ini

“.....iya di sini banyak karena ya nggak tahu ya kalau saya sih ya udah saya nyiapin aja obat yang permintaan pasien biasa kan nyari ini-nyari ini, kalau saya nggak ada saya siapin gitu. Akhirnya saya dapat nih yang daerah sini ternyata yang mereka butuhin banyak obat-obat kalau daerah sini obat-obat kulit, jadi banyak yang sakit kulit. Karena mungkin airnya, saya rasa air di sini itu kurang bagus ya dari resapan Bantar Gebang mungkin ya bu ya. Karena saya dulu waktu..waktu baru buka apotik kan saya tinggal di sini, tinggal di apotik ini gitu ya. Nah itu saya gatel, gatel gitu apa namanya kena penyakit kulit gitu gatel-gatel. Itu pas saya pindah kemudian hamil saya pindah ke Vila Nusa Indah hilang sendiri gatelnya. Saya pikir memang masyarakat sini banyak yang nyari obat banyak yang terkena penyakit kulit gitu”Perempuan, pemilik-apoteker, Bekasi

Jenis obat yang dilayani oleh penyedia obat swasta

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

18 pintarstudy.org

Page 19: STUDI FASE I

“Lebih banyak pelanggan yang langsung sebut nama obat yang ingin dibeli (‘beli OBH, ada obat batuk X’), kadang ada yang membawa contoh obat yang dirasa cocok missal hipertensi, ‘ada obat ini (Amlodipine)’.”Perempuan, Karyawan, Bekasi

Proses interaksi antara penyediaobat swasta dan klien

“(saya beli di) Toko obat yang jual eceran kalau terdaftar nggak saya nggak tahu…. kalau saya kulakan belinya sama dia. Beli satu dua sama dia distributornya sama dia.”Perempuan, karyawan toko obat, Tabalong

Suplai obat

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

19pintarstudy.org

Page 20: STUDI FASE I

“Yang kita lakukan ya daripada dia itu, kita khan udah..udah berusaha ngasih tahu nah ya kalau dia begitu ya udah kita biarin aja, ya kita kasih, kasih aja, yang penting kita udah ngasih tahu. Nah sekarang kalau kita, “Oh nggak boleh gini-gini”, nah dia pulang lha kita juga khan namanya kita jualan khan harus barang ke luar, harus gaji karyawan, khan kayak gitu khan.”Perempuan, pemilik apotek, Bekasi

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

20pintarstudy.org

Alasan memberikan AB tanpa resep

• AB seringkali diminta oleh klien tanpa resep.• Penyedia obat swasta memenuhi permintaan klien karena khawatir

kehilangan pelanggan dan pemasukan.

Page 21: STUDI FASE I

21pintarstudy.org

Hambatan dalam mencegahpemberian AB yang tidak sesuai

• Usaha dalam mengedukasi klien dalam menggunakan AB terkadang tidak diterima dengan baik oleh klien itu sendiri.

• AB tidak hanya tersedia di apotek, namun juga di toko obat • dan warung. • Apoteker menghadapi dilema antara mendukung pemberian AB yang

sesuai atau meningkatkan penjualan obat.

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

“Cuma kayak antibiotik tadi itu regulasinya ada misalnya kita nggak boleh kita khan sudah tahu aturannya tapi kebanyakan apoteker itu bukan dimiliki oleh apoteker sendiri jadi ada tuntutan dari pemiliknya biasanya kalau biasanya masyarakat sini memang kebutuhan untuk antibiotik itu tinggi.”Perempuan, apoteker, Bekasi

“Kalau antibiotik dimana mana gampang kadang-kadang warung-warung kecil di sekitaran sini punya pak.”Laki-laki, pemilik-apoteker, Tabalong

Page 22: STUDI FASE I

Perilaku klien dalam mencari pengobatan

“Kalau pusing-pusing itu nggak minum obat. Saya cuma tidur atau istirahat saja. (Kalau belum sembuh langsung beli obat ke apotik atau warung terdekat?) Warung atau toko terdekat. (Punya BPJS?) Ya punya. Tapi kalau cuma sakit kayak gini beli obat langsung cash. Kalau mau berobat baru pakai BPJS.” Laki-laki, 40 tahun, Tabalong

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

22 pintarstudy.org

• Klien cenderung membeli obat modern untuk penyakit yang dideritanya.

• Tingkat keparahan penyakit yang dirasakan klien mempengaruhi keputusan dalam mencari layanan kesehatan atau memilih obat secara mandiri.

Page 23: STUDI FASE I

Pembelian obat

“Nanya ke ininya ke apotekernyalah, gejalanya apa, obatnya apa udah dipilihin dia. Kadang-kadang ada berapa pilhan gitu, paling kita nanya yang bagus yang mana hehehe dibilangin. (biasanya yang ditanyakan ke pihak apotik apa aja bu?). Ya gejalanya. Gejalanya, ini aja misalnya obat batuk, ada pileknya nggak. Buat siapa gitu. Kalau buat anak umur berapa suka gitu.”Perempuan, 44 tahun, Bekasi

“(Biasanya kalau beli antibiotik itu dikasih tahu nggak cara pemakainya?) Nggak. Ya sudah beli dikasih. Ya sudah tinggal bayar. Tapi kalau ke dokter dikasih tahu cara minum obat.”Perempuan, 52 tahun, Tabalong

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

23pintarstudy.org

Page 24: STUDI FASE I

Kebiasaan mengonsumsi AB

“Amoxilin, paracetamol dengan konidin. Kalau batuk batuk cuma minum konidin 1 saja belum terasa efeknya tapi setelah dicampur amoxilin, paracetamol sama konidin sudah cepet sembuh…… mantap itu…” Laki-laki, 65 tahun, Tabalong

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

24 pintarstudy.org

• AB dipersepsikan sebagai “obat mujarab” dan digunakan untuk berbagai keluhan kesehatan yang berbeda-beda.

• AB dapat dibeli tidak hanya di apotek, namun juga di toko obat dan penjaja kecil.

• AB dapat dibeli secara eceran (seperti satu sampai dua pil) dengan harga yang murah.

Pernah tapi bukan di sini tapi di warung. (Jadi bisa beli di warung?) Ya bisa. (Berapa biji waktu itu ketika beli?) Beli 2 biji khan dekat kalau habis beli lagi. (Sekali beli itu berapa biji dan berapa rupiah?). Satunya itu Rp 500 jadi beli 4 biji Rp 2000. (Itu diminum terus sampai habis atau bagaimana?). Ya sampai habis tapi kalau sudah ya dibiarkan. (Kalau ada sisa begitu apakah terus disimpan?). Ya disimpan tapi kalau sudah kelamaan ya dibuang.”Laki-laki, 50 tahun, Tabalong

Page 25: STUDI FASE I

Kesimpulan

PINTAR Phase I: Situational Analysis

25pintarstudy.org

Penelitian resistensi antimikroba di Indonesia perlu diperluas lingkup termasuk evaluasi terhadap berbagai intervensi,

sehingga menggambarkan kompleksitas dari preferensi dan motivasi dari penyedia

obat swasta dan klien mereka.

PINTAR Fase I: Analisis Situasi

Page 26: STUDI FASE I

PINTAR Research Study-September 2019Email: [email protected]

Website: pintarstudy.org