studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan · pdf filelampiran 5 askep lampiran 6...
TRANSCRIPT
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI PADA TN.S DENGAN GASTRITIS EROSIVE
DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO
SURAKARTA
DI SUSUN OLEH:
CHRISTINA MAYA SARI
NIM. P.09071
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI PADA TN.S DENGAN GASTRITIS EROSIVE
DI RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO
SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH:
CHRISTINA MAYA SARI
NIM. P.09071
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Christina Maya Sari
NIM : P.09071
Program Studi : DIII Keperawatan
Judul karya Tulis Ilmiah :ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI PADA TN.S DENGAN
GASTRITIS EROSIVE DI RUANG CEMPAKA RS
PANTI WALUYO SURAKARTA
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari saya dapat dibuktikan bahwa tugas Akhir ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, April 2012
Yang Membuat Pernyataan
CHRISTINA MAYA SARI
NIM.P.09071
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama : Christina Maya Sari
NIM : P.09071
Program Studi : DIII KEPERAWATAN
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
NUTRISI PADA TN.S DENGAN DENGAN GASTRITIS EROSIVE DI RUANG
CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di
Hari/Tanggal
Pembimbing : Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns
NIK . 201187065
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI PADA TN.S DENGAN GASTRITIS EROSIVE DI
RUANG CEMPAKA RS PANTI WALUYO SURAKARTA.’’
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Setiyawan ,S.Kep.,Ns , selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
Keperawatan, serta selaku dosen pembimbing sekaligus penguji yang
memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma Husada
Surakarta, serta membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan,
inspirasi, perasaan yang nyaman dalam membimbing serta memfasilitasi demi
sempurnanya studi kasus ini.
3. Nurul Devi. A, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
daam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya kasus ini.
4. Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
daam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
6. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
7. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan Amin.
Surakarta, April 2012
Penulis
�
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME ........................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................. 5
C. Manfaat Penulisan ................................................................................ 6
BAB II LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien ....................................................................................... 7
B. Pengkajian ............................................................................................. 7
C. Perumusan Masalah Keperawatan ......................................................... 11
D. Perencanaan Keperawatan ..................................................................... 12
E. Implementasi Keperawatan ................................................................... 13
F. Evaluasi Keperawatan ........................................................................... 15
BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan ......................................................................................... 17
B. Kesimpulan ........................................................................................... 29
Daftar Pustaka
Lampiran
Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 LembarKonsultasiKaryaTulisIlmiah
Lampiran 2 SuratKeteranganSelesaiPengambilan Data
Lampiran 3 Loog Book KegiatanHarian
Lampiran 4 LembarPendelegasianPasien
Lampiran 5 Askep
Lampiran 6 HasilPemeriksaan Laboratorium
Lampiran 7 HasilEndoskopi
BAB I
PENDAHULUAN
�� ����������� ��������
Berdasarkan catatan medik di rumah sakit Dokter Riyadi Semarang
diketahui bahwa dari 108 pasien yang datang dengan keluhan nyeri ulu hati, hanya
22 subyek (20,23%) yang sampai pada diagnosis definitife. Sedangkan 86 subyek
(79,62%) baru sampai anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta sebagian telah
dilakukan pemeriksaan laboratorium. Dari 22 subyek dengan pemeriksaan
definitife, ternyata 7 subyek (31,81%) dengan diagnosis fungsional dan 15 subyek
(68,18%) dengan kelainan organik. Gambaran diagnosis definitife dengan
diagnosis medis beserta prosentase pada gastritis erosive sebesar 4 (18,18%)
(Noerhidajati dkk, 2011). Kira-kira 80-90% pasien yang dirawat diruang intensif
menderita gastritis erosive (Hirlan, 2004). Pada tahun 2004 gastritis menempati
urutan ke-9 dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di rumah sakit diseluruh
Indonesia dengan jumlah kasus 218.500 (Wijoyo, 2009).
Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung.
Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai diklinik
karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan
histopatologi (Hirlan, 2006). Gastritis dapat terjadi tanpa diketahui penyebabnya.
Gastritis erosive atau ulserasi duodenum adalah kondisi lambung dimana terjadi
erosi atau ulserasi lambung atau duodenum yang telah mencapai sistem
pembuluh darah lambung atau duodenum; dapat terjadi secara akut atau
kronik. Ciri khas gastritis erosive adalah sembuh sempurna dan terjadi dalam
waktu yang relatif singkat. Oleh kerena itu, pemeriksaan endoskopi sebaiknya
dilakukan sedini mungkin. Biasanya mereda bila agen-agen penyebabnya dapat
dihilangkan. Intervensi medis yang dilakukan apabila keluhan tetap tidak hilang
dengan menghindari agen penyebab adalah dengan terapi farmakologis, meliputi
terapi cairan dan terapi obat (Wehbi, 2009). Terapi cairan, hal ini diberikan pada
fase akut untuk hidrasi pasca muntah yang berlebihan. Infeksi bakteri merupakan
penyebab lain yang dapat meningkatkan peradangan pada mukosa lambung.
Helicobacter pylori merupakan bakteri utama yang paling sering menyebabkan
terjadinya gastritis. Prevalensi terjadinya infeksi oleh Helicobacter pylori
tergantung pada faktor usia yang menggambarkan semakin meningkatnya usia,
maka akan semakin meningkat pula rasio terjadinya infeksi Helicobacter pylory
pada lambung (Harris, 2007). Masuknya bakteri Helicobakter pylori ketika
seseorang mengonsumsi makanan yang secara tidak sengaja terdapat bakteri
helicobacter pyori (Muttaqin, 2011).
Nutrient merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Nutrien mempunyai tiga fungsi utama, yaitu menyediakan energi untuk proses dan
pergerakan tubuh, menyediakan struktur material untuk jaringan tubuh seperti
tulang dan otot, serta mengatur proses tubuh (Kozier, 2004). Enam kategori zat
makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan
energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Air adalah
komponen yang vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan
mineral tidak menyediakan energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan
keseimbangan asam basa (Renata, 2006). Energi yang dihasilkan oleh nutrient
atau makanan disebut sebagai nilai kalori. Kalori sama dengan energi yang
digunakan untuk pembakaran. Jumlah kalori yang dihasilkan nutrient adalah 1 g
karbohidrat dan protein sama dengan 4 kkal dan 1 g lemak sama dengan 9 kkal.
Kebutuhan energi individu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kebutuhan energi
seseorang ketika istirahat disebut laju metabolisme basal (basal metabolic rate)
adalah energi yang diperlukan pada tingkat terendah fungsi seluler. Persamaan
umumnya digunakan untuk memperkirakan penggunaan energi basal (basal
energy expenditure) pada orang dewasa dan anak yang berusia lebih dari 6 tahun
ketika istirahat terlihat dalam kalkulasi penggunaan energi basal (BEE) pada
wanita: BEE = 655 + (9,6 x berat badan dalam kg) + (1,7 x tinggi badan dalam
cm) – (4,7 x umur dalam tahun) dan untuk pria: BEE = 66 + (13,7 x berat badan
dalam kg) + (5 x tinggi badan dalam cm) – (6,8 x umur dalam tahun). (Harris,
2007). Status nutrisi seseorang, dalam hal ini klien dengan gangguan status
nutrisi, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D. A adalah
pengukuran antropometrik (antropometrik measurements), B adalah data
biomedis (biochemical data), C adalah tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical
sign) dan D adalah diet (dietary) (Mubarak, 2007).
Secara anatomi-fisiologis, sistem pencernaan manusia memiliki beberapa
fungsi. Fungsi yang pertama adalah untuk menerima nutrient. Proses ini dimulai
dari mulut sampai dengan lambung yang merupakan alat penerima makanan yang
paling besar (reservoir). Fungsi pencernaan yang kedua adalah untuk
menghancurkan nutrient ke dalam bentuk molekul dengan ukuran yang cukup
kecil agar dapat mencapai dan memasuki aliran darah. Dengan demikian, molekul
tersebut dapat dengan mudah dikirim keseluruh jaringan. Fungsi pencernaan yang
ketiga adalah untuk membuang sisa makanan yang tidak dapat dicerna melalui
anus (Inayah, 2004).
Berdasarkan observasi penulis selama Studi Kasus di RS Panti Waluyo
Surakarta di ruang cempaka didapatkan data bahwa 1 pasien dari 14 pasien
mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan gastritis. Dengan
melihat latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk
mengangkat asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn. S
dengan gastritis erosive di ruang cempaka rumah sakit Panti Waluyo Surakarta.
�� ���������������
�� ����������
� ��������� ������ � ������ � �������� �������� ����� ����� � ����� ����������
����� ����������� ������������������ �������������
!� �������"������� �
a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn.S dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive.
b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn.S dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive.
c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn.S
dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive.
d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn.S dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive
e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn.S dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive.
f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada Tn.S dengan gastritis erosive.
�� ����������������
�� #����� ������
� ���������� � �������� � ���� ������ � ������� �������� �������
� � ��$����� ������ � �� ������� �������� � � ��$����� ���� � ������
�������������� ��������������%����& ���� � ��$������
!� #����'���������
� ������������� ��������������� ����������������� ���������������
� ������� �������������������������������������� �����
(� #����� �� �����" � ������
)���� ������ �������������� � ���� � � ��$����� � ����� ����� ��
� �� ������ � ��������������������
*� ���������� ������� ��
� �� �������� � � ������� � ������� ������ � ���&���� �����
� �� ������� ���� ���� �������� � � ��$����� ������ ���� ����� �������
� ����� �������������������������� �� �������� � �������� ������� ���
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Klien
Tanggal 2 April 2012 jam 12.05 WIB, didapat hasil identitas klien.
Klien bernama Tn. S, alamat jl. pajajaran no 1 rt 01/10 Sumber, umur 41
tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan swasta, pendidikan terakhir SMU,
beragama Islam, nomor rekam medik 176XXX. Tanggal masuk 30 Maret
2012 pukul 12.30 WIB. Dokter mendiagnosa Tn.S menderita gastritis.
Penanggung jawab terhadap Tn. S adalah Ny. S, umur 40 tahun, pekerjaan
swasta, alamat perak sangkal pulung, klaten. Hubungan dengan klien sebagai
adik��
�
B. Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa atau pengkajian
yang dilakukan dengan wawancara langsung kepada klien, dan alloanamnesa
atau pengkajian dengan melihat berdasarkan data dalam status klien dan dari
keluarga.
1) Riwayat Kesehatan Klien
Ketika dilakukan pengkajian, keluhan utama yang dirasakan klien
adalah lemas. Pada riwayat kesehatan sekarang, klien mengatakan tanggal 30
Maret 2012 pukul 10.00 WIB merasakan perutnya sakit dan ketika BAB feses
berwarna hitam. Klien tampak lemas dan merasakan mual, kemudian oleh
keluarga dibawa ke IGD RS Panti Waluyo Surakarta. Saat dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 100/70 mmHg,
suhu 36,40C, nadi 100 kali per menit, hemoglobin 6,1 g/dl. Ketika di IGD
klien mendapatkan terapi infuse Asering 20 tetes per menit, serta injeksi
intravena yaitu panzo 1x24 jam, fucoidan 1x24 jam, venofer 1x24 jam.
Kemudian klien dirawat di ruang cempaka RS Panti Waluyo Surakarta untuk
mendapatkan perawatan lebih lanjut serta mendapatkan tranfusi Packed Red
Cell (PRC) dan tranfusi darah. Riwayat penyakit dahulu, sebelumnya klien
pernah dirawat dirumah sakit 2 tahun yang lalu karena sakit yang sama, klien
mempunyai riwayat gastritis. Riwayat penyakit keluarga didapatkan ayah
klien mempunyai riwayat diabetes mellitus dan hepatitis, ibu klien
mempunyai riwayat tuberkolusis, kedua orang tua klien sudah meninggal.
2) Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional
Pengkajian kesehatan fungsional menurut Gordon, pola aktivitas dan
latihan. Klien mengatakan sebelum sakit semua kebutuhan aktivitas dilakukan
secara mandiri (skor 0), selama sakit kebutuhan aktivitasnya dibantu oleh
orang lain (skor 2) seperti berpakaian, mobilisasi, ambulasi, mandi, dan
makan. Pola nutrisi dan metabolik. Klien mengatakan sebelum sakit makan 3x
sehari dengan menu nasi, jarang mengkonsumsi sayur dan lauk, satu porsi
selalu habis, sering telat makan, minum 6-8 gelas air putih dan ditambah teh
manis 2 gelas perhari. Selama sakit klien mengkonsumsi makan sesuai diit
yang diberikan oleh rumah sakit 3x sehari tetapi hanya menghabiskan
setengah porsi saja, merasa mual, tidak nafsu makan, minum hanya 4-5 gelas
air putih perhari. Pengkajian nutrisi dilanjutkan dengan pengkajian
Antropomerti, Biochemical data, Clinical sign, Dietary (ABCD).
Antropometri diantaranya berat badan sebelum sakit 62 kg, berat badan selama
sakit 59 kg, tinggi badan 162 cm, IMT = 22,48 %. Biochemical data
didapatkan hasil hemoglobin 8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematoktit 21,1
% (normal 35-45%), Clinical sign rambut kering, kusam. Turgor kulit kering,
berpigmen sawo matang, mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir,
konjungtiva pucat, kuku telihat pucat. Dietary, sebelum sakit klien
mengatakan jika makan sayur nangka dan minum kopi perutnya akan sakit dan
merasa mual jadi klien menghindari untuk mengkonsumsi sayuran dan
minuman tersebut, klien mengatakan sering telat makan meskipun makan 3X
sehari karena merasa perut masih terasa kenyang. Selama sakit klien
mengatakan diit yang diberikan dari rumah sakit tidak langsung dikonsumsi,
klien mengatakan tidak nafsu makan. Pola kognitif dan perseptual, sebelum
sakit indra pendengaran, perabaan dan penciuman normal, klien menggunakan
alat bantu baca (+ 2) saat membaca. Selama sakit indra pendengaran, perabaan
dan penciuman tetap normal, klien merasa nyeri di bagian ulu hati, pengkajian
PQRST dilanjutkan hasilnya Provocate: iritasi mukosa lambung, Quallity:
seperti ditusuk-tusuk, Regio: procecus xipoideius (ulu hati), Scale: 3, Time:
hilang timbul.
3) Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penilaian
Pengkajian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, hasilnya keadaan
umum pasien baik, GCS E4M6V5, kesadaran composmentis (sadar penuh).
Pemeriksaan tanda-tanda vital hasilnya tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 99
kali per menit, suhu 36,40 C, pernafasan 22 kali per menit. Pemeriksaan head
to toe didapatkan hasil kepala mesochephal, rambut kering, dan kusam. Mata,
simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva pucat. Hidung, tidak ada polip dan
sekret. Mukosa bibir pecah-pecah pada sudut bibir. Telinga serumen sedikit
kering. Leher tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid, nyeri tekan tidak ada,
kaku kuduk tidak ada. Hasil pemeriksaan paru inspeksi ekspansi dada kiri
dan kanan simetris, tidak ada penggunaan otot bantu nafas. Palpasi pada dada
vocal premitus kanan dan kiri sama. Perkusi, sonor disemua lapang paru.
Auskultasi suara nafas vesikuler. Pemeriksaan jantung didapatkan hasil
inspeksi ictus cordis jantung tidak tampak. Palpasi ictus cordis jantung teraba
di ICS ke 5. Hasil pemeriksaan fisik perkusi adalah pekak. Auskultasi
hasilnya normal yaitu tidak ada suara tambahan seperti gallop, murmur pada
BJ I dan BJ II. Inspeksi pada abdomen hasilnya abdomen tidak buncit,
umbilikus tidak menonjol. Auskultasi terjadi peningkatan peristaltic usus 30
kali per menit (normal 4-24 kali per menit). Perkusi hasilnya hipertympani
pada kuadran kiri bawah. Palpasi, ada nyeri tekan di procexus xipoeidius (ulu
hati) dengan skala 3. Ekstremitas atas kanan dan kiri tidak mengalami
oedema, infuse ekstremitas atas kanan. Ekstremitas bawah kanan dan kiri
tidak mengalami oedema.
4) Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan USG, dan pemeriksaan endoskopi. Pemeriksaan USG tanggal 1
april 2012, kesan: secara sonografi, ukuran hepar masih dalam batas normal
namun tampak hipoecholic kasar, cenderung kearah gambaran hepatitis (DD:
awal serosis hepatis), tidak tampak sumbatan / bendungan pada traktus
urunarius, tidak tampak kelainan organ-organ intra abdomen yang lainnya
secara sonografi. Pemeriksaan laboratorium tanggal 2 april 2012 hemoglobin
8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 21,1 % (normal 35-45 %),
eritrosit 2,35 juta/mm3 (normal 4,5-5,9 juta/mm
3), basofil 0,0 % (normal 0,2
%), eosinofil 2,2% (0,4 %), monosit 7,3 % (normal 0,7 %), MCH 26 pg
(normal 28-33 pg), MCHV 29 % (normal 32-36 %), trigliserida 54 mg/dl
(normal 450 mg/dl), kreatinin 0,80 mg/dl (0,9-1,3 mg/dl). Pemeriksaan
endoskopi tanggal 3 april 2012. Esophagus: mukosa dalam batas normal,
erosi (+), ulkus (+), varises (+), LES gaping (+). Gaster: hipersekresi asam
lambung (+). Antrum: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+),
ulkus (-). Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus
(-). Fundus dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+),
ulkus (-). Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd
part mukosa dalam batas
normal, erosi (-), ulkus (-). Kesimpulan gastritis erosive.
C. Daftar Perumusan Masalah Keperawatan
Dari data hasil pengkajian dan observasi diatas, penulis melakukan
analisa data kemudian membuat prioritas diagnosa keperawatan sesuai
dengan kegawatan yang dialami klien atau yang harus segera mendapatkan
penanganan karena apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan
masalah yang lain. Prioritas diagnosa keperawatan yang penulis angkat
adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan ketidak-
adekuatan intake nutrisi respons sekunder akibat nyeri, mual. Ditunjukkan
dengan data subjektif klien mengatakan nafsu makan berkurang, mual. Data
objektif berat badan sebelum sakit 62 kg, selama sakit 59 kg, hemoglobin 8,1
g/dl, hematokrit 21,1 %.
D. Perencanaan
Penulis akan membahas rencana keperawatan dengan tujuan: setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam klien akan
mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat, dengan kriteria hasil: klien
akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingkat aktivitas dan
kebutuhan metabolik, membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi yang adekuat, nilai laboratorium dalam rentang normal yaitu
hemoglobin 12,1-17,6 g/dl, hematokrit 35-45%, klien akan mempertahankan
berat badan.
Intervensi atau rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnose
keperawatan NIC dan kriteria hasil NOC adalah pantau status nutrisi,
rasionalnya dapat mengetahui perbaikan nutrisi klien. Kaji pengetahuan klien
tentang intake nutrisi berkaitan dengan gastritis yang klien alami yaitu untuk
tidak mengkonsumsi makanan, sayuran, minuman, atau buah yang dapat
meningkatkan asam lambung, rasionalnya pembatasan asupan cairan saat
makan membantu mencegah distensi lambung. Jelaskan perlunya konsumsi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat,
rasionalnya distribusi total asupan kalori yang merata sepanjang hari
membantu mencegah distensi lambung sehingga selera makan meningkat.
Kolaborasi dengan tim ahli gizi dalam hal memfasilitasi kenaikan berat badan
klien dan untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang
sesuai dengan kebutuhan klien, rasionalnya dengan berkonsultasi dapat
menentukan diet yang memenuhi asupan kalori dan nutrisi yang optimal.
E. Implementasi
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 2 April 2012
pukul 13.00 WIB adalah memantau status nutrisi klien. Respon subjektif:
klien mengatakan selama sakit mengkonsumsi diit dari rumah sakit. Respon
objektif: IMT 22,48 %, dalam rentang yang normal tetapi berat badan
mengalami penurunan. Mengkaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi.
Respon subjektif: klien mengatakan sering telat makan, mual. Respon
objektif: klien tampak kooperatif. Menjelaskan perlunya konsumsi
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat.
Respon subjektif: klien mengatakan bersedia diberi informasi perlunya
konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan bagi
kesembuhan klien. Respon objektif: klien tampak kooperatif. Memantau nilai
laboratorium. Respon subjektif: -, respon objektif: hemoglobin 8,1 g/dl
(normal 12,1-17,6 g/dl), hematokrit 12,1 % (normal 35-45%).
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada tanggal 3 April 2012
pukul 08.00 WIB adalah memberi pengetahuan kepada klien tentang intake
nutrisi berkaitan dengan gastritis yang klien alami yaitu untuk tidak
mengkonsumsi makanan, sayuran, buah, kopi, minuman beralkohol, rokok
karena dapat meningkatkan asam lambung. Respon subjektif: klien
mengatakan bersedia diberi pendidikan kesehatan. Respon objektif: setelah
diberi pendidikan kesehatan, klien mampu menyebutkan jenis makanan,
minuman, dan buah yang dapat meningkatkan asam lambung seperti: sayur
nangka, sawi, durian, kopi, minuman beralkohol, dan rokok. Mengkaji ulang
perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan cairan
yang adekuat. Respon subjektif: klien mengatakan mengerti dan dapat
menyebutkan pentingnya mengkonsumsi karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, dan cairan yang adekuat. Respon objektif: terpasang infus
Asering 20 tetes per menit. Berkolaborasi dengan tim ahli gizi dan
memfasilitasi kenaikan berat badan klien serta untuk menetapkan kebutuhan
kalori harian dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan klien. Respon
subjektif: klien mengatakan diit dari rumah sakit tidak langsung dikonsumsi,
tidak nafsu makan. Respon objektif: berat badan 59 kg. Memantau hasil
laboratorium. Respon subjektif:-. Respon objektif: Biochemical hemoglobin
10,5 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl). Memantau hasil endoskopi. Respon
subjektif: klien mengatakan baru pertama kali dilakukan tindakan endoskopi.
Respon objektif: Esophagus: mukosa dalam batas normal, erosi (+), ulkus
(+), varises (+), LES gaping (+). Gaster: hipersekresi asam lambung (+).
Antrum: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-).
Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Fundus
dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-).
Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd
part mukosa dalam batas normal, erosi
(-), ulkus (-). Kesimpulan gastritis erosive.
F. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada
hari senin, 2 April 2012 jam 14.20 WIB, dengan menggunakan metode
SOAP yang hasilnya adalah subjektif klien mengatakan tidak nafsu makan.
Objektif klien tampak lemas, hemoglobin 8,1 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl),
hematokrit 21,1 % (normal 35-45 %), berat badan sebelum sakit 62 kg, berat
badan saat sakit 59 kg, terpasang Packed Red Cell 1 kolf (200 cc). Masalah
pemenuhuan kebutuhan nutrisi pada Tn.S belum teratasi. Tindakan
keperawatan dilanjutkan yaitu kaji intake nutrisi klien, kolaborasi dengan tim
gizi dalam pemberian diit yang tepat, pantau nilai laboratorium.
Tanggal 3 April 2012 pukul 13.45 WIB, subjektif klien mengatakan
nafsu makan berkurang, diit yang diberikan dari rumah sakit tidak langsung
dikonsumsi. Objektif Antropometri IMT = 22,48%. Biochemical data
hemoglobin 10,5 g/dl (normal 12,1-17,6 g/dl). Clinical sign turgor kulit
sedikit lembab, mukosa bibir tidak pecah. Dietary makan habis setengah
porsi. Hasil endoskopi Esophagus: mukosa dalam batas normal, erosi (+),
ulkus (+), varises (+), LES gaping (+). Gaster: hipersekresi asam lambung
(+). Antrum: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-).
Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-). Fundus
dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi multiple (+), ulkus (-).
Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd
part mukosa dalam batas normal, erosi
(-), ulkus (-). Kesimpulan gastritis erosive. Masalah keperawatan gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi belum teratasi. Intervensi keperawatan
dilanjutkan, anjurkan klien untuk tidak mengkonsumsi makanan yang dapat
meningkatkan asam lambung, mengkonsumsi minuman beralkohol, dan
merokok. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering, anjurkan klien
untuk mengkonsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, yang
berperan penting untuk proses penyembuhan klien.
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Bab ini penulis akan membahas proses keperawatan pada Asuhan
Keperawatan yang dilakukan tanggal 2-3 April 2012 di ruang cempaka rumah
sakit Panti Waluyo Surakarta. Prinsip pembahasan ini akan memfokuskan
kebutuhan dasar manusia di dalam asuhan keperawatan yaitu pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada Tn. S. Abraham maslow menjelaskan konsep dasar
kebutuhan manusia dalam kebutuhan fisiologis yang merupakan kebutuhan
paling dasar. Kebutuhan nutrisi (makanan) yaitu apabila nutrisi yang
diperlukan tidak diperoleh, maka tubuh akan menggunakan sumber-sumber
dari tubuh sendiri, sehingga keadaan gizi dalam tubuh menurun (Anonim,
2011). Nutrisi adalah sejenis zat kimia organik dan anorganik yang terdapat
dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya
(Mubarak, 2007).
1. Pengkajian
Peran perawat dalam pengkajian nutrisi ialah untuk mengidentifikasi
masalah nutrisi, membuat rencana asuhan keperawatan, serta merencanakan
pendidikan kesehatan bagi klien, khususnya tentang nutrisi. Dengan
menggunakan pedoman tersebut, status nutrisi seseorang dapat dinilai,
melalui tanda-tanda status gizi yang normal. Tujuan dari mengkaji kebutuhan
16
pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu mengidentifikasi adanya defisiensi nutrisi
dan pengaruhnya terhadap status kesehatan, mengumpulkan informasi khusus
guna menetapkan rencana asuhan keperawatan terkait nutrisi, menilai
keefektifan asuhan keperawatan terkait nutrisi dan kemungkinan untuk
memodifikasi asuhan tersebut, mengidentifikasi kondisi kelebihan nutrisi
yang beresiko menyebabkan obesitas, diabetes mellitus, penyakit jantung,
hipertensi, mengidentifikasi kebutuhan nutrisi pasien (Mubarak, 2007).
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada Tn. S merupakan
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi karena penyakit gastritis yang
dialami oleh klien. Memiliki ciri khas tersendiri terkait dengan penyakit yang
dialami, yaitu terjadi dalam waktu yang relatife singkat serta adanya rasa
nyeri tumpul di epigastrium, disertai dengan mual kadang-kadang dengan
muntah, dan rasa cepat kenyang (Wehbi, 2008; Tjokronegoro, 2004).
Karakteristik gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang dialami
oleh klien adalah penurunan berat badan, meskipun berdasarkan nilai indeks
masa tubuh masih dalam rentang yang normal. Hal ini berbeda dengan nilai
indeks masa tubuh yang normal dikarenakan adanya penurunan konsumsi
makanan (Damanik, 2009).
Pengkajian dilakukan secara komprehensif pada Tn.S dengan gastritis
erosive pada tanggal 2-3 April 2012 dengan metode autoanemnesa dan
alloanamnesa.
Data yang diperoleh penulis pada pengkajian riwayat keluhan utama
yang dirasakan klien adalah lemas, nyeri di ulu hati. Kondisi lemas
dikarenakan kurangnya konsumsi makanan sehingga kebutuhan nutrisi yang
dibutuhkan untuk aktivitas tidak tercukupi. Nyeri di ulu hati akibat perlukaan
pada lambung. Riwayat penyakit sekarang, klien datang dengan keluhan feses
berwarna hitam. Hasil pengkajian tentang pola nutrisi dan metabolisme
didapatkan selama sakit klien mengalami anoreksia, mual diakibatkan oleh
peningkatan asam lambung akibat adanya peradangan di saluran pencernaan
atas (Saryono, 2006). Diit yang dianjurkan rumah sakit adalah diit tinggi
karbohidrat tinggi protein (TKTP). Fungsi tinggi protein adalah mencegah
dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh (Sunita, 2004). Fungsi tinggi
karbohidrat adalah memberikan perlindungan terhadap kenaikan badan
(Michael J.G, 2009).
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital Tn.S, yaitu tekanan darah 100/70
mmHg; nadi 99 kali per menit; pernafasan 22 kali per menit. Dalam hal ini
terjadi penurunan tekanan darah dan peningkatan denyut nadi dari rentang
normal yang diharapkan (120/80 mmHg untuk tekanan darah dan nadi 60-80
kali per menit), terjadi karena sebagai respon gangguan pemenuhan nutrisi,
kemungkinan kekurangan vitamin K (Mubarak, 2007). Vitamin K dihasilkan
oleh sebagian besar tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi biologi
bahwa vitamin K dapat bertindak sebagai suatu karier elektron dalam
sejumlah rute khusus diantaranya sistem kardiovaskuler (Dinarto M, 2002).
Hasil auskultasi abdomen, peristaltik usus meningkat yaitu 30 kali per menit
(normal 4-24 kali per menit), hal ini sesuai dengan teori pada pengkajian
klien dengan gastritis erosive yaitu adanya peningkatan peristaltik usus
(Priyanto A & Puji lestari, 2008).
Pengkajian nutrisi dilanjutkan dengan pengkajian Antropometri,
Biochemical data, Clinical sign, Dietary (Mubarak, 2007). Hasil
Antropometri berat badan selama sakit 59 kg, IMT 22,48% , interpretasi dari
perhitungan yang dimaksud digolongkan berdasarkan kriteria dari WHO yang
disesuaikan untuk regional Asia Pasifik IMT 18,5-22,9 % adalah normal
(Damanik, 2009). Biochemical data hasil dari hemoglobin 8,1 g/dl (normal
12,1-17,6 g/dl), hematokrit 21,1 % (normal 35-45%). kadar hemoglobin yang
menurun adalah indikator dari ketidakadekuatan nutrisi terhadap kebutuhan
tubuh dalam fungsi fisiologis (Saryono dkk, 2006). Clinical sign rambut
kering, kusam, konjungtiva pucat, turgor kulit kering, mukosa bibir pecah-
pecah pada sudut bibir, hal ini sesuai dengan teori dimana tanda-tanda klinis
tersebut muncul karena kekurangan protein, vitamin A, asam asetat, dan zat
besi yang berasal dari konsumsi makanan (Mubarak, 2007). Dietary, klien
menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung, sering telat
makan karena merasa masih kenyang, merasa nyeri, mual. Hal ini sesuai
dengan teori pada pengkajian adanya mual/muntah, riwayat diet yang menjadi
faktor gangguan nutrisi yaitu diet yang salah, asupan makanan yang tidak
adekuat, serta adanya riwayat medis pada klien yaitu gastritis erosive
(Priyanto, 2008; Mubarak, 2007). Berdasarkan hasil pengkajian nutrisi
A,B,C,D penulis mengambil kesimpulan pada Tn.S terjadi gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan adanya penurunan berat
badan, hasil laboratorium dibawah normal, tanda-tanda klinis, dan anoreksia.
Hasil pemeriksaan laboratorium dan data penunjang mengarah ke
gastritis erosive. Pemeriksaan tersebut antara lain, Esophagus: mukosa dalam
batas normal, erosi (+), ulkus (+), varises (+), LES gaping (+). Gaster:
hipersekresi asam lambung (+). Antum: mukosa tampak hiperemesis (+),
erosi multiple (+), ulkus (-). Corpus: mukosa tampak hiperemesis (+), erosi
multiple (+), ulkus (-). Fundus dan cardia: mukosa tampak hiperemesis (+),
erosi multiple (+), ulkus (-). Duodenum: bulbus dan duodenum 2nd
part
mukosa dalam batas normal, erosi (-), ulkus (-). Hal ini sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa pada klien gastritis erosive yang ditegakkan dengan
pemeriksaan endoskopi akan tampak erosi multiple yang biasanya sebagian
tampak berdarah dan letaknya tersebar, terkadang juga dapat dijumpai erosi
yang mengelompok pada satu daerah (Muttaqin A & Kumala S, 2011).
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon
individu, keluarga, atau masyarakat terhadap masalah kesehatan yang aktual
maupun potensial (NANDA cit Newfield et al, 2007). Perumusan diagnosa
keperawatan didasarkan pada batasan karakteristik yang muncul pada pasien
(Newfield et al, 2007). Perumusan diagnosa keperawatan dalam kasus ini
didasarkan pada beberapa karakteristik yang muncul pada klien, yaitu data
subjektif, antara lain klien mengatakan nafsu makan berkurang, sehabis
mengkonsumsi sayuran yang dapat meningkatkan asam lambung maka klien
merasakan nyeri ulu hati, mual. Kondisi tersebut akan menimbulkan
terjadinya respon penurunan fungsi imun dan infeksi H.Pylory sehingga
menimbulkan peradangan lokal, erosi kecil, serta perdarahan (Wehbi, 2009).
Pada kasus yang dialami Tn.S terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
adalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kekurangan nutrisi adalah intake
nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik, ditunjukkan
dengan tanda dan gejala yang muncul yaitu mual, dan nyeri (NANDA, 2005).
3. Intervensi
Penentuan tujuan rencana tindakan seharusnya didasarkan pada prinsip
SMART (Subjective, Measurable atau dapat diukur, Achievable atau dapat
dicapai, Rational atau sesuai akal sehat, Time atau ada kriteria waktu
pencapaian) yang dilakukan oleh penulis adalah setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi
yang adekuat dengan kriteria hasil: klien akan mengkonsumsi kebutuhan
nutrisi sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, membuat
pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat, nilai
laboratorium dalam batas normal, dan klien akan mempertahankan berat
badan.
Perencanaan keperawatannya sesuai dengan management pelaksanaan
kebutuhan nutrisi yaitu, kaji kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingakat aktivitas
dan kebutuhan metabolik untuk mengetahui keadekuatan zat gizi yang
dibutuhkan tubuh , membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
yang adekuat dengan tujuan pemberian asupan diet makanan dan cairan yang
seimbang, nilai laboratorium dalam batas normal yang menunjukkan status
gizi dalam batas normal, klien akan mempertahankan berat badan untuk
meminimalkan faktor yang dapat menimbulkan penyakit lainnya (Wilkinson,
2006; 319). Berdasarkan teori dan aplikasi pada Tn.S terdapat kesenjangan
yaitu Tn.S belum bisa membuat pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan
metabolik karena waktu pencapaian yang diharapkan terlalu singkat.
Penyusunan intervensi dalam kasus ini tidak sepenuhnya sesuai dengan teori,
namun disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan klien.
4. Implementasi
Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang telah
disusun. Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada hari pertama
adalah memantau status nutrisi, untuk mengetahui perkembangan status nutrisi
yang dialami klien. Mengkaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi. Hal ini
dikarenakan kurangnya pengetahuan klien tentang nutrisi terhadap kebutuhan
tubuh. Didapatkan hasil implementasi pada Tn.S hari pertama dan kedua berat
badan 59 kg, berat badan sebelum sakit 62 kg, nafsu makan klien berkurang,
IMT masih dalam rentang yang normal yaitu 22,48% (Damanik, 2009).
Menjelaskan perlunya konsumsi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral,
dan cairan yang adekuat. Packed Red Cell (200 cc). Packed Red Cell banyak
mengandung nutrient yang diperlukan untuk menggantikan sel-sel darah yang
rusak dan sebagai sumber energi metabolik tubuh selama perbaikan sel
(Saryono, 2006). Memantau nilai laboratorium. Hemoglobin 8,1 g/dl (normal
12,1-17,6 g/dl), hematokrit 21,1 % (normal 35-45%). Nilai hemoglobin yang
rendah dipengaruhi karena kurangnya nutrisi dalam tubuh, hemoglobin
merupakan komponen utama yang berfungsi untuk menghantarkan nutrisi
dalam darah keseluruh tubuh. Pemeriksaan hematokrit menggambarkan
perbandingan prosentase antara sel darah merah dan sel darah putih dalam
100ml/dl keseluruhan darah dimana semakin tinggi prosentase hematokrit
berarti konsentrasi darah semakin kental dimana dalam darah terdapat nutrisi-
nutrisi dari asupan makanan (Sukawana, 2011).
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan pada hari kedua adalah
memberi pengetahuan kepada klien tentang intake nutrisi berkaitan dengan
gastritis yang klien alami yaitu untuk tidak mengkonsumsi makanan, sayuran,
buah, kopi, minuman beralkohol, dan rokok karena dapat meningkatkan asam
lambung (Sunita, 2004). Dalam hal ini pengetahuan klien akan diit makanan
yang sesuai dengan penyembuhan penyakit klien sudah terarah (Muttaqin A &
Kumala S, 2011). Mengkaji ulang perlunya cairan yang adekuat. infuse
Asering 20 tetes per menit. Infus asering berperan penting dalam perbaikan
kondisi nutrisi seseorang (Rachardian Dani, 2010-2011).
Memfasilitasi kenaikan berat badan klien dan kolaborasi dengan tim
ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan kalori harian dan jenis makanan yang
sesuai dengan kebutuhan klien. Hal ini diharapkan sesuai dengan kebutuhan
nutrisi klien. Memantau hasil laboratorium, hasil pemeriksaan laboratorium
pada hari kedua sudah meningkat. Memantau hasil pemeriksaan endoskopi.
Endoskopi adalah pemeriksaan histopatologi untuk mengetahui lokasi apakah
terdapat edema, erosi, maupun lesi (Mutaqqin A, 2011). Pemeriksaan
endoskopi dimaksudkan supaya pemberian terapi obat selanjutnya dapat
mempercepat proses penyembuhan. Terapi obat yang diberikan yaitu panzo
1x24 jam per intravena yang membantu menjaga keasaman asam lambung,
venofer 1x24 jam per intravena yang berfungsi dalam memperbaiki produksi
hemoglobin yang menurun pada anemia defisiensi Fe, fucoidan 100 1x24 jam
per oral yang membantu pemeliharaan kesehatan lambung, mucosta 3x8 jam
per oral indikasi untuk pengobatan gastritis.
5. Evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan selama dua hari sudah
dilakukan secara komprehensif dengan recana Asuhan Keperawatan
(Doengoes, 2000) serta telah berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya
didapatkan data hasil evaluasi keadaan pasien berdasarkan kriteria hasil, maka
gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada
Tn.S belum teratasi yaitu klien belum dapat mengkonsumsi kebutuhan nutrisi
sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, belum mampu
menentukan diit, nilai laboratorium masih dibawah normal, dan belum belum
ada pertambahan berat badan.
B. Simpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Hasil pengkajian pada Tn.S dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
gastritis erosive adalah klien mengalami penurunan berat badan yaitu
berat badan sebelum sakit 62 kg dan berat badan selama sakit 59 kg,
penurunan hemoglobin pada pemeriksaan laboratorium sebesar 8,1
g/dl, mual, serta terjadi penurunan nafsu makan.
b. Diagnosa keperawatan pada Tn.S adalah gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi berhubungan dengan ketidakadekuatan intake nutrisi
respon sekunder akibat nyeri, mual.
c. Rencana Asuhan Keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive selama 2x24 jam
dengan tujuan klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang
adekuat, kriteria hasil: klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi
sesuai dengan tingkat aktivitas dan kebutuhan metabolik, membuat
pilihan diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang adekuat, nilai
laboratorium dalam batas normal, klien akan mempertahankan berat
badan. Perencanaanya yaitu pantau status nutrisi, kaji pengetahuan
klien tentang intake nutrisi yang berkaitan dengan gastritis erosive,
jelaskan pentingnya konsumsi nutrisi (karbohidrat, lemak, protein,
mineral, dan cairan) yang adekuat berdasarkan kebutuhan tubuh dan
proses penyembuhan, dan fasilitasi kenaikan berat badan dengan
berkolaborasi dengan tim ahli gizi.
d. Tindakan pada tanggal 2 dan 3 April 2012 pada Tn.S dengan
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada gastritis erosive adalah memantau
status nutrisi, mengkaji pengetahuan klien tentang intake nutrisi yang
berkaitan dengan gastritis erosive, menjelaskan pentingnya
mengkonsumsi nutrisi (karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan
cairan) yang adekuat berdasarkan kebutuhan tubuh dan proses
penyembuhan, memfasilitasi kenaikan berat badan dengan
berkolaborasi dengan tim ahli gizi.
e. Evaluasi dilakukan tanggal 3 April 2012 pukul 13.45 WIB pada Tn.S
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi belum tercapai yaitu
klien belum mengkonsumsi kebutuhan nutrisi sesuai dengan tingkat
aktivitas dan kebutuhan metabolik, belum mampu menentukan diit,
nilai laboratorium masih dibawah normal, serta belum ada
pertambahan berat badan.
f. Analisa yang didapatkan pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi gastritis erosive dalah status pemenuhan kebutuhan nutrisi klien
mengalami penurunan. Berdasarkan pengkajian nutrisi antropometri
didapatkan hasil IMT 22,48%, biochemical data didapatkan hasil
hemoglobin 8,1 g/dl, clinical sign klien rambut kering, kusam,
konjungtiva pucat, turgor kulit kering, mukosa bibir pecah-pecah pada
sudut bibir, dietary klien sering telat makan. Berdasarkan hasil
antropometri, IMT masih dalam batas yang normal tetapi dalam hal ini
terjadi penurunan berat badan yaitu berat badan sebelum sakit 62 kg,
dan berat badan selama sakit 59 kg.
2. Saran
a. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan pedidikan yang lebih
berkualitas dan professional sehingga dapat tercipta perawat yang
terampil, inovatif, dan professional yang mampu memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kode etik keperawatan.
b. Bagi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)
Lebih meningkatkan pelayanan kesehatan dan mempertahankan
kerjasama baik antar tim kesehatan maupun dengan klien sehingga
asuhan keperawatan yang diberikan dapat mendukung kesembuhan
klien pada umummya dan pada klien dengan gastritis erosive secara
khusus.
c. Research selanjutnya
Lebih memperoleh data yang lebih akurat sebagai data dukung
penelitian selanjutnya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
d. Bagi penulis
Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan asuhan
keperawatan selanjutnya pada pasien dengan gastritis erosive.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Tingkat Kebutuhan Dasar Manusia. (online). (http://makalah-
pendidikan.com/2011/tingkatan-kebutuhan-dasar-manusia/,.diakses tanggal 20
April.
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet Edisi Baru. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Doengoes, E.Marilyn, Marry F.M., & Alice CM. Geissler, 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien, Edisi 3, Penerjemah I Made Kariasa, S.Kp, Penertbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), (2010), Informasi Spesialite Obat (ISO)
Indonesia, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.
Jonatan A.Lassa, (2009). Memahami Kebijakan Pangan dan Nutrisi di Indonesia.
Journal of NTT Studies.http://scholar.google.co.id/scholar=JURNAL+OF+
NTT+STUDIES+memahami+kebijakan+pangan+di+indonesiaTelusuri.
Diakses tanggal 16 April 2012 jam14.30 WIB.
Mubarak W, (2007), BUKU AJAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA;
Pemenuhan kebutuhan Nutrisi, EGC, Jakarta, 26-67.
Mutaqqin A, Kumala sari, (2011), GANGGUAN GASTROINTESTINAL;
Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Salemba medika, Jakarta,
hal 384-397.
Newfield, Susan A., Mithie D. Hinz, & Donna Scott T., (2007), Cox’s Clinical
Application of Nursing Diagnosis : adulth, chlid, women’s, mental health,
gerontic, and home health consideration, 5th
Ed., F.A Davis Company,
Philadelphia, hal 486-490.
Noerhidajati E., Izzudin, Djagat H., 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Amplifikasi Somatosensori Pada Penderita dengan Keluhan Nyeri
Ulu Hati. http://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&assdt=0,5&q=jurnal+
faktor+yang+berhubungan+dengan+amplifikasi diakses tanggal 14 April
2012 jam 15.10 WIB.
Potter & Perry, (2006), Buku Ajar Fundamental Keperawatan; Konsep, proses,
dan praktik, Vol 2, Penerjemah Komalasari, Skp, dkk, EGC, Jakarta, hal
1420-1465.
Priyanto A, Amk.,S.pd, Sri Lestari, (2008), PANDUAN ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GASTRITIS EROSIVE, Salemba
Medika, Jakarta, hal 69-76.
Tjokronegoro A. Prof.dr. , dr. Utama H, (2004), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam;
gastritis, Gaya Baru, Jakarta, 127-131.
Saryono, Prastowo A, Mekar D.J., 2006. Perbedaan Kadar Albumin Plasma pada
Psien Sebelum dan Setelah Rawat Inap di rsud.DR Margono Soekarjo
Purwokerto. The Soedirman Journal of Nursing.http://scholar.google.
co.id/scholar=jurnal+keperawatan+soedirman+perbedaan+kadar+albumin
+plasma Diakses tanggal 14 April 2012 jam 14.30 WIB.
Wilkinson Judith M, (2007), Buku Saku Diagnosa Keperawatan; Dengan
Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta.
Yanita, (2011). Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan 1. EGC, Jakarta, hal 1-
19.