studi kasus kedkel selvia
TRANSCRIPT
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Laporan Hasil Studi Kasus Pasien dengan judul Hipertensi Pada Dewasa Muda dengan
Pre Obesitas dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan
Tanah Abang Periode 7 Mei 2013 sampai dengan 17 Mei 2013 telah disetujui oleh
pembimbing untuk di presentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan
Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Yarsi.
Jakarta, Mei 2013
Pembimbing,
dr. Fathul Jannah, M.si
1
KATA PENGANTAR
Assalamua`alaikum, Wr. Wb
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan
terselesaikannya Laporan Studi Kasus Pasien yang berjudul Hipertensi Pada Dewasa Muda
dengan Pre Obesitas dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas
Kecamatan Tanah Abang Periode 07 Mei sampai dengan 17 Mei 2013. Tujuan penulis
menyusun laporan ini adalah dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Kedokteran
Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Dr.Fathul Jannah, M.Si selaku dosen pembimbing dan staf pengajar Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
2. DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes, selaku kepala bagian dan staf
pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. Dr.Sugma Agung Purbowo, MARS, M. Si, selaku koordinator Kepaniteraan
Kedokteran Keluarga, dan staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
4. Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku Sekretaris Kepaniteraan Kedokteran Keluarga
dan staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
5. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, Kholis Ernawati, S.Si., M.Kes, Rifda
Wulansari, SP, M.Kes, Dr. Dian Mardiyah, M.KK, dan Rifqatussa`adah, SKM,
M.Kes, selaku staf pengajar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI.
6. Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Tanah Abang,
Jakarta Pusat.
Semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak yang terkait.
Wassalamu`alaikum, Wr. Wb
Jakarta, Mei 2013
Penulis
2
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. Marta A Sabi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 37 tahun
Anak ke : Tiga
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : D3
Agama : Islam
Alamat : Jalan H.Sabni RT/RW 17/12
No. CM : 01554/13
Tanggal Berobat : 18 Mei 2013
B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 18 Mei 2013 pukul 10.00 WIB
1. Keluhan Utama: Sakit kepala
2. Keluhan Tambahan : Mata berkunang-kunang
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan sakit kepala sejak 2 hari terakhir. Keluhan sakit
kepala dirasakan kepala terasa berat terutama pada bagian belakang kepala dan leher.
Keluhan sakit kepala ini hilang timbul dan sudah dirasakan pasien sejak 1 tahun
terakhir. Sakit kepala dirasakan pasien dengan lama kurang lebih 1-2 jam lalu
kemudian hilang, dalam sehari dapat timbul 2 hingga 3 kali. Keluhan disertai dengan
penglihatan mata seperti berkunang-kunang. Penglihatan mata berkunang-kunang
dirasakan beberapa saat ketika sakit kepala muncul. Keluhan adanya sakit kepala
yang diikuti mual dan muntah disangkal. Riwayat keluhan sering terbangun pada
malam hari untuk BAK disangkal. Riwayat sering merasa haus dan lapar disangkal.
Riwayat keluhan sesak dan nyeri dada tidak dirasakan pasien.
Pasien mengaku keluhan sakit kepala yang dirasakan mengganggu aktivits
sehari-hari dikarenakan pasien lebih merasa nyaman untuk berbaring di tempat tidur.
3
Pasien mengatakan sudah menderita tekanan darah tinggi sejak 1 tahun terakhir ketika
sedang kontrol kesehatan di puskemas tanah abang. Sejak saat itu pasien rutin
meminum obat dan kontrol ke puskesmas untuk memeriksakan tekanan darah
tingginya. Pasien mengaku sudah beberapa hari ini tidak meminum obat tekanan
darah tingginya.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat tekanan darah tinggi yang sudah diderita pasien sejak 1 tahun terakhir
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
- Riwayat hipertensi dialami oleh ibu kandung pasien
- Riwayat diabetes melitus, asma dan penyakit jantung pada keluarga disangkal
pasien.
6. Riwayat Sosial Ekonomi:
Pasien tinggal bersama seorang istri dan dua orang anak kandung. Pasien
bekerja sebagai pengurus masjid di dekat rumah. Pasien berpenghasilan 2.500.000
rupiah perbulannya, dan dipergunakan untuk membiayai kehidupan anak dan istri
sehari-harinya
Pengobatan pasien dibiayai sendiri oleh pasien dan hanya mengandalkan KJS
(Kartu Jakarta Sehat).
Aktivitasnya dengan lingkungan sekitar rumah, pasien aktif mengikuti
kegiatan keagamaan yang diadakan oleh mesjid dekat umah dan tetangga pasien
maupun kegiatan menyangkut kebersihan di lingkungannya seperti kerja bakti.
7. Riwayat Kebiasaan:
Sehari-harinya pasien bekerja sebagai pengurus masjid mulai pukul 08.00
pagi hingga pukul 18.00 malam. Untuk kebiasaan makan pasien, pasien terkadang
menyempatkan untuk sarapan pagi berupa gorengan dan teh manis hangat, tetapi lebih
sering tidak sarapan pagi. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan susu. Pasien sehari-
hari mengkonsumsi nasi, dengan lauk pauk berupa tempe, tahu, telor, ikan, dan sayur-
sayuran. Pasien mengaku selalu mencuci tangannya sebelum dan sesudah makan.
4
Pasien tidak pernah olahraga karena pasien mengaku malas untuk
melakukannya. Pasien jarang menabung sisa gajinya, karena hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Baik
2. Vital sign :
Kesadaran : Compos Mentis
Tek. Darah : 150/100 mmHg
Frek. Nadi : 80 x/menit
Frek Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 37,0◦
3. Status Gizi :
BB : 70 Kg
TB : 165 cm
BB Ideal : (165-100) – (165-100)x10% = 58,5 kg
IMT : BB (kg)/TB2(m)
: 70/(1.65)2 = 25,71 kg/m2
Kesan : Pre-obese
4. Status Generalis
a. Kepala
Bentuk : normocephal
Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
Telinga : bentuk normal, tidak terdapat sekret
Hidung : septum tidak deviasi, tidak ada sekret, nafas cuping hidung (-)
Tenggorokan : tidak hiperemis
Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor
b. Leher : Pembesaran KGB (-), deviasi trachea (-)
c. Thorak
5
Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris statis dan dinamis, ictus
cordis tidak teraba.
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+)
Auskultasi : Vesikuler seluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing (-/-),
bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
d. Abdomen
Inspeksi : perut datar, simetris
Auskultasi : bising usus (+)
Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : timpani diseluruh lapang abdomen, shifting
dullness (-)
e. Ekstremitas : akral hangat, edema (-), sianosis (-)
f. Kulit : tidak ada kelainan kulit, turgor kulit baik.
5. Status lokalis : -
D. Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan
Saran : Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu (GDS), Gula Darah Puasa (GDP), GulaDarah
2 jam Post prandial (GD2jPP), Profil Lipid
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga Pasien
a. Identitas Kepala Keluarga :
Nama : Tn. Marta (pasien)
Usia : 37 tahun.
b. Identitas Pasangan:
Nama : Ny. Ratih (istri pasien)
Usia : 34 tahun.
6
c. Struktur Komposisi Keluarga:
Bentuk keluarga ini merupakan nuclear family dengan Tn. Marta sebagai kepala
keluarga. Tn. Marta memiliki satu orang istri Ny. Ratih, Keduanya saat ini
memiliki dua orang anak yang bernama Nana (9 tahun), dan Andika (6 tahun).
Tabel 1. Anggota keluarga yang Tinggal Serumah
No Nama
Kedudukan dalam
Keluarga Jenis
Kel
Umur Pendi-
dikan
Pekerjaan
Keterangan
Tambahan
1. Tn. Marta Kepala Keluarga L 37 th D3 Pengurus
mesjid
Pasien
2. Ny. Ratih Istri P 34 th SMA Ibu Rumah
Tangga
Istri pasien
3. Nana Anak P 9 th SD Pelajar Anak pasien
4. Andika Anak L 6 th SD Pelajar Anak pasien
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2. Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah: milik sendiri
Daerah perumahan: padat bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan Kesimpulan
Luas rumah: 5 x 10 m2 Tn. Marta tinggal di rumah dengan jumlah
penghuni 4 orang. Rumah terdiri dari teras,
satu ruang tamu sekaligus sebagai ruang
keluarga, dua kamar tidur, satu kamar
mandi, dan dapur. Paisen tidur di kamar
berukuran 3 x 4 m2, dengan pencahayaan
dan sirkulasi udara yang cukup.
Ketersediaan air bersih dan pembuangan
sampah cukup baik.
Halaman rumah : teras 5 x 1 m2
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 4 orang
Tingkat rumah : Tidak tingkat
Lantai rumah: keramik
Dinding rumah: semen
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 900 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
7
Tempat pembuangan sampah : Ada
b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan,elektronik peralatan RT)
- Sebuah sepeda motor, sebuah televisi, sebuah dvd player, sebuah kompor gas,
dan sebuah lemari es satu pintu, sebuah setrika, dan sebuah kipas angin.
c. Denah rumah
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:
a. Tempat berobat : Puskesmas dekat rumah.
b. Asuransi/Jaminan kesehatan: KJS
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat pelayanan
kesehatan
Angkot / motor Pasien jika sakit berobat ke
Puskesmas Tanah Abang, karena
biaya yang murah. Jarak rumah ke
puskesmas dapat dijangkau dengan
menggunakan kendaraan umum
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah
Kualitas pelayanan kesehatan Cukup memuaskan
8
T R. Tamu/ R. Tidur R. Tidur Dapure R. Keluargaras WC
maupun motor pribadi. Pasien
merasa cukup puas dengan
pelayanan kesehatan yang ada di
puskesmas.
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan:
Keluarga Tn. Marta (pasien) memiliki kebiasaan makan sehari dua atau tiga
kali dengan menu makanan sehari-hari yang bervariatif. Yang memasak makan
tersebut adalah istri pasien sendiri. Terkadang waktu makan pasien tidak teratur.
Pasien juga mengaku sering sarapan pagi dengan gorengan yang dibeli didekat
rumah berupa tahu atau tempe dan secangkir teh manis hangat.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Menu makanan keluarga Tn.Marta yang selalu ada saat mereka makan sehari-
harinya berupa nasi dan ikan. Disertai menu makan lainnya seperti sayur, tahu,
tempe, telor, ayam atau daging. Pasien tidak terbiasa mengkonsumsi buah dan
susu, maka kebutuhan gizi pasien tidak terpenuhi.
Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :
- Tanggal 15 Mei 2013
Pagi : Gorengan dan teh manis
Siang : Nasi, sayur asem, ikan
Malam : Nasi, telor dadar, perkedel jagung
- Tanggal 16 Mei 2013
Pagi : Bubur ayam dan teh manis
Siang : Nasi, ayam goreng, tahu, dan tempe
Malam : Nasi, ikan, telor mata sapi
- Tanggal 17 Mei 2013
Pagi : Gorengan dan teh manis
Siang : Nasi, kentang balado, ikan
Malam : Nasi, telor semur, bakwan goreng
9
Interpretasi terhadap food recall pasien:
Pasien tidak melakukan sarapan pagi dengan rutin, pasien hanya mengkonsumsi
kebanyakan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein tanpa
memperhatikan lemak, pasien juga tidak mengkonsumsi buah ataupun susu.
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Istri pasien senantiasa memberikan dukungan atas penyakit yang dialami oleh
pasien dengan cara memotivasi pasien untuk menjaga pola makan, dan berolah
raga, mengingatkan bahwa penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan nmun
dapat dikontrol, mengingatkan pasien untuk kontrol secara rutin ke puskesmas,
dan mengingatkan serta memberi motivasi pasien untuk selalu minum obat tepat
waktu dan melakukan kontrol tekanan darah. Istri pasien juga selalu
menyempatkan diri untuk hadir menemani pasien berobat. Pekerjaan yang
digeluti oleh pasien sehari – hari selalu berkaitan dengan kegamaan dan diakui
pasien hal tersebut membawa ketenangan dan kenyamanan batin maupun pikiran
bagi pasien.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Pasien memiliki kebiasaan dan senang mengkonsumsi makanan-makanan
yang asin seperti ikan peda. Pasien mengatakan mengalami kesulitan untuk
menghilangkan atau mengurangi kebiasaan makan makanan yang asin. Pasien
juga jarang berolah raga karena merasa setiap habis berolah raga badan pasien
menjadi pegal dan sakit.
B. Genogram
1. Bentuk Keluarga:
Keluarga terdiri atas 1 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama
Tn. Marta berusia 37 tahun dan istri bernama Ny. Ratih berumur 34 tahun yang
keduanya memiliki dua orang anak. Bentuk keluarga pasien adalah keluarga inti
(nuclear family).
10
Tn. S, 65 thn Ny. U, 60 thn
Tn. Z, 41 thn Ny. S, 39 thn Tn. M, 37 thn Ny. R, 34 thn
N, 9 thn A, 6 thn
2. Tahapan siklus keluarga:
Tahapan siklus keluarga Tn. Marta dan Ny.Ratih termasuk ke dalam tahap IV,
yaitu keluarga dengan anak usia sekolah ( anak tertua berumur 6-13 tahun)
Tn.Marta adalah kepala keluarga yang menikah dengan Ny. Ratih, mereka
mempunyai dua orang anak yang bernama Nana, 9 tahun dan Andika, 6 tahun yang
tinggal bersama di satu rumah dengan paien (Tn.Marta)
3. Family map (gambar)
Keterangan :
: laki – laki
: perempuan
: pasien
: tinggal serumah
: meninggal
: hubungan pernikahan
11
: garis keturunan
C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga
1. Masalah dalam organisasi keluarga :
Gejala hipertensi yang dialami pasien cukup mengganggu aktifitasnya seperti bekerja,
namun pasien masih memaksakan diri untuk pergi bekerja sehingga kinerja pasien
pun dalam bekerja diakui tidaklah maksimal seperti biasanya.
2. Masalah dalam fungsi biologis :
Pola hidup dan pola makan pasien juga yang menunjang faktor resiko terjadinya
hipertensi.
3. Masalah dalam fungsi psikologis:
Pasie merasa takut dengan penyakit yang dideritanya karena ada tetangga pasien yang
meninggal karena penyakit stroke akibat hipertensi yang tidak terkontrol.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:
Pasien adalah suami yang memiliki seorang istri dan dua orang anak, dan membiayai
kebutuhan keluarganya sehari–hari. Pasien mengatakan keuangan keluarganya hanya
cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan tidak mencukupi untuk memiliki
tabungan sendiri sebagai bekal masa depan pendidikan anak-anak pasien. Hal ini yang
terkadang mengganggu pikiran pasien.
5. Masalah lingkungan :
Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan lingkungan cukup padat penduduk
dengan letak rumah yang berdekatan satu sama lainnya. Kebersihan lingkungan sekitar
tempat tinggal tergolong cukup bersih. Terdapat selokan yang masih mengalir dengan
baik di sekitar tempat tinggal dan tempat sampah yang diangkut petugas kebesihan
sehari-harinya. Namun, pasien mengeluhkan sering sulit tidur di malam hari karena
banyak pemuda yang berkumpul-kumpul dan bercengkrama hingga larut malam di
sekitar rumah pasien.
6. Masalah perilaku kesehatan :
12
Pasien cukup mengerti dan sadar akan sakit yang dialaminya. Namun, hal tersebut
tidak ditunjang dengan usaha pasien dalam merubah pola makan dan pola hidup pasien
yaitu pasien masih sering mengkonsumsi ikan asin dan pasien jarang berolah raga.
D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien saat mengeluhkan sakit di hari kedua, pasien langsung datang berobat
ke Puskesmas dengan menggunakan motor pribadi pasien. Pasien datang berobat
dengan harapan rasa sakit yang dirasakannya dapat menghilang, sehingga pasien
dapat bekerja dalam kondisi badan yang sehat. Pasien memiliki kekhawatiran
terhadap penyakitnya dikarenakan pasien pernah memiliki tetangga yang meninggal
akibat terserang stroke akibat hipertensi yang tidak terkontrol, hal inilah yang
menganggu pikiran pasien.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan anamnesa didapatkan adanya keluhan keluhan sakit kepala sejak
sejak 2 hari sebelum ke puskesmas. Sakit kepala dirasakan kepala terasa berat pada
bagian belakan kepala dan leher. Sedangkan dari pemeriksaan fisik didapatkan hasil
pemeriksan tekanan darah 150/100 mmHg dan IMT pasien 25,71 kg/m2 sehingga
pasien mengalami Hipertensi grade II dengan Pre obesitas.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
Pasien memiliki anggota keluarga yang memiliki penyakit yang sama yaitu ibu
kandung pasien. Ibu kandung pasien sudah menderita Hipertensi sejak kurang lebih
10 tahun.
Pasien bekerja sejak pagi pukul 08.00 hingga pukul 18.00 dan ia bekerja
sendirian mengurus segala kegiatan maupun administrasi mesjid.
Untuk pola makan, pasien tidak suka mengkonsumsi buah - buahan, dan
pasien sering mengkonsumsi makanan yang asin. Pasien jarang berolah raga karena
menurut pengakuan pasien setiap sehabis berolah raga badannya terasa pegal dan
sakit.
13
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Dalam memenuhi kebutuhan makan sehari-hari yang memasak adalah istri
pasien, dalam menyajikan makanan sehari-hari istri pasien tetap menghidangkan
makanan kesukaan pasien walaupun makanan tersebut beresiko bagi kesehatan
pasien.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik
didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala 5, yaitu dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan.
E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4. Rencana Penatalaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil diharapkan
Aspek
personal
Menjelaskan kepada pasien :
Tentang penyakit hipertensi
dan komplikasi dari
penyakit hipertensi tersebut,
kondisi Pre obesitas yang
dialami pasien dan
komplikasi dari kondisi
yang dialami oleh pasien
Menjelaskan pada pasien
untuk tidak khawtir akan
penyakitnya bahwa penyakit
yang dideritanya tidak dapat
disembuhkan, namun dapat
dikontrol dengan mengikuti
saran dari dokter
Memotivasi pasien untuk
teratur meminum obat dan
rutin mengontrol tekanan
darahnya
Pasien Pada saat di
puskesmas dan
kunjungan rumah
Pasien mengerti penyakit
hipertensi dan Pre obeitas
yang diderita pasien dan
fakor-faktor penyebab
maupun komplikasi dari
penyakit hipertensi dan Pre
obesitas tersebutPasien
tidak khawatitr terhadap
penyakitnya
Pasien dapat mengurangi
kekhawatiran akan penyakit
yang dideritanya.
Tekanan darah pasien dapat
terkontrol dengan baik
Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan
14
Aspek
klinik
Memberikan obat anti
hipertensi ( amlodipin 2x5mg
)
Meminta kepada pasien untuk
pergi berobat secra rutin dan
menyegerakan kontrol
apabila obat sudah habis.
Meminta kepada pasien untuk
memeriksakan GDS, GDP,
GD2jPP, dan profil lipid.
Membantu menghitung
kebutuhan kalori :
- Kebutuhan kalori Pria =
30kkal/kg
- Berat Badan Ideal Pasien
BBI = 58,5 kg
- Keb. Kalori basal = 30 kkal
x 58,5 kg = 1.755 kkal
- Aktivitas fisik (AF) = 20%
x 1755 = 351 kkal
- Koreksi usia = 10% x
1755 = 175,5 kkal
- Koreksi obesitas (KO) =
20% x 1755 = 351 kkal
- Kebutuhan kalori total =
KB+AF-KU-KO =
1755 + 351 - 175,5 - 351 =
1579,5 kkal/hari
Membantu pasien membuat
menu makanan
Makan pagi
Nasi 1 porsi
Telor dadar 1 porsi
Pisang ambon 1 potong
Makan siang
Nasi 1 porsi
Tempe goreng 1 potong
Tahu bacem 1 potong
Pasien Pada saat di
puskesmas
Pasien memiliki kesadaran untuk
rutin meminum obat dan
mengontrol tekanan darahnya di
Puskesmas serta memperoleh
obat. Dalam perhitungan
kebutuhan kalori pasien dapat
tercapai dengan menu makanan
yang seimbang.
15
Sayur bayam 1 porsi
Apel 1 potong
Makan malam
Nasi 1 porsi
Ikan bandeng 1 potong
Sop ayam 1 porsi
Pepaya 1 potong
Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspek
risiko
internal
Menganjurkan pasien untuk
mengontrol pola makannya
sehari-hari dengan tidak
mengkonsumsi makanan
- Memiliki kadar lemak tinggi
(mentega, paru, otak,
jeroan)
- Makanan yang diolah
dengan menggunakan garam
natrium (acar, biskuit,
keripik, makanan kering
yang asin)
- Makanan dan minuman
dalam kemasan (kaldu,
margarin, sarden, kornet,
soft drink)
- Makanan yang diawetkan
(asinan, dendeng, ikan asin)
- Makanan ceat saji (pizza,
ayam kentucky)
Menganjurkan pasien untuk
berolah raga ringan secara rutin
15 – 20 menit sebanyak 3x
seminggu.
Pasien Pada saat pasien
berobat ke
Puskesmas
Pasien dapat mengontrol
tekanan darahnya dan tidak
mengkonsumsi makanan
yang dapat menimbulkan
peningkatan tekanan darah
Pasien mampu menjaga
kebugaran tubuhnya agar
terjaganya berat badan
pasien dalam kondisi
normal .
Aspek Kegiatan Saran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspek
psikososial
keluarga
Memberi pengarahan kepada
istri pasien untuk mmasak
makanan yang mengandung
kadar garam yang rendah
keluarga
pasien
Pada saat kunjungan
ke rumah pasien
Istri pasien dapat menyajikan
makanan yang mengandung
kadar garam yang rendah
16
Aspek
fungsional
Menyarankan pasien untuk dapat
menjagan kesehatan badannya,
seperti melakukan olahraga rutin
dan mengikuti pola makan
seimbang
Pasien Pada saat di
Puskesmas dan
kunjungan rumah
Pasien dapat meningkatkan
kualitas hidupnya serta terhindar
dari komplikasi penyakit
hipertensi dan tercapainya
berabbadan yag ideal bagi pasien
F. Analisa Kasus
1. Aspek Personal
Pasien datang karena kesadarannya sendiri ke Puskesmas Tanah Abang
sebagai respon terhadap kekhawatiran pasien akan keluhan yang dialaminya,
dimana setiap pasien merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas.
Pasien memiliki harapan untuk melangsungkan hidupnya berdasarkan dari
analisis aspek personal pada diri pasien. Dalam rencana penatalaksanaan
menjelaskan pada pasien mengenai penyakit hipertensi yang dideritanya,
komplikasi dari hipertensi dan kondisi pre obesitas pasien, dengan harapan pasien
memahami penyakit hipertensi dan paham akan faktor-faktor penyebab hipertensi
dan komplikasi dari Pre obesitas yang dialami oleh pasien. Pasien mengalami
perbaikan dalam status kesehatannya dan peningkatan kualitas hidup pasien,
pasien juga mampu menghilangkan kekhawatiran akan penyakitnya dengan
mengikuti saran-saran yang diberikan oleh dokter.
2. Aspek Klinik
Berdasarkani hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan secara
anamnesa bahwa pasien merasa sakit kepala terasa berat yang juga dirasakan
pada leher. Pasien juga merasa penglihatan seperti berkunang-kunang. Dari
pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 150/100 mmHg. Maka rencana
penatalaksanaan dengan memberikan obat anti hipertensi amlodipin 2x5 mg,
memberikan penjelasan untuk rutin berobat dan control sesuai jadwal apabila
obat telah habis. Membantu dalam menghitung kebutuhan kalori pasien.
Kebutuhan Kalori Laki-laki = 30 kkal/kg
Berat Badan Ideal Pasien = (TB-100) – (TB-100)x10%
= (165-100) – (165-100)x10%
17
= 58,5 kg
Kebutuhan Kalori Basal (KB) = Kebutuhan kalori/kg x BB ideal
= 30x58,5
= 1.755 kkal
Aktifitas Fisik (AF) = 20% x KB
= 20% x 1.755 kkal
= 351 kkal
Koreksi Usia (KU) = 10% x KB
= 10% x 1.755
= 175,5
Koreksi Obesitas (KO) = 20% x KB
= 20% x 1.755
= 351 kkal
Kebutuhan Kalori Total = KB +AF – KU - KO
= 1.755 + 351 – 175,5 – 351
= 1.579,5 kkal/hari
Membantu membuat menu makanan bagi pasien :
Makan pagi
Nasi 1 porsi
Telor dadar 1 porsi
Pisang ambon 1 potong
Makan siang
Nasi 1 porsi
Tempe goreng 1 potong
Tahu bacem 1 potong
Sayur bayam 1 porsi
Apel 1 potong
Makan malam
Nasi 1 porsi
Ikan bandeng 1 potong
Sop ayam 1 porsi
Pepaya 1 potong
18
Menyarankan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan GDS, GDP, GD2jPP,
dan Profil Lipid. Dengan harapan Pasien memiliki kesadaran untuk rutin
meminum obat dan mengontrol tekanan darahnya di Puskesmas serta
memperoleh obat. Dalam perhitungan kebutuhan kalori pasien dapat tercapai
dengan menu makanan yang seimbang.
3. Aspek Internal
Aspek resiko internal yang perlu diperhatikan adalah genetik, pola makan dan
faktor kebiasaan. Secara genetik, ibu kandung psien memiliki keluhan yang
sama dengan pasien. Dari pola makan pasien masih sering mengkonsumsi
makanan yang mengandung kadar garam yang tinggi dan jarang mengkonsumsi
buah-buahan. Berdasarkan dari faktor kebiasaan pasien lebih suka
mengkonsumsi makanan yg asin dari pada makanan yang manis, dan pasien
mengaku tidak suka berolah raga karena merasa badannya akan terasa sakit dan
pegal setelah berolah raga. Rencana penatalaksanaannya adalah Menganjurkan
pasien untuk mengontrol pola makannya sehari-hari dengan tidak
mengkonsumsi makanan yang memiliki kadar lemak tinggi (mentega, paru,
otak, jeroan), makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (acar,
biskuit, keripik, makanan kering yang asin), makanan dan minuman dalam
kemasan (kaldu, margarin, sarden, kornet, soft drink), makanan yang diawetkan
(asinan, dendeng, ikan asin), makanan ceat saji (pizza, ayam kentucky).
Menganjurkan pasien untuk berolah raga ringan secara rutin 15 – 20 menit
sebanyak 3x seminggu. Diharapkan Pasien dapat mengontrol tekanan darahnya
dan tidak mengkonsumsi makanan yang dapat menimbulkan peningkatan
tekanan darah. Pasien mampu menjaga kebugaran tubuhnya agar terjaganya
berat badan pasien dalam kondisi normal.
4. Aspek Psikososial Keluarga
Dalam aspek psikososial keluarga hubungan antar keluarga pasien baik, Dalam
memenuhi kebutuhan makan sehari-hari yang memasak adalah istri pasien, dan
dalam menyajikan makanan sehari-hari istri pasien tetap menghidangkan
makanan kesukaan pasien walaupun makanan tersebut beresiko bagi kesehatan
pasien, maka dalam rencana penatalaksanaanya dengan memberi pengarahan
19
kepada istri pasien untuk memasak makanan yang mengandung kadar garam
yang rendah dan mengingatkan pasien untuk selalu mejaga pola makan yang
sehat.
5. Aspek fungsional
Dalam aktivitas menjalankan fungsi sosial, pasien memiliki nilai skala 5, yaitu
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, sehingga disarankan
kepada pasien untuk dapat mempertahankan kesehatan badannya, seperti
melakukan olahraga rutin dan mengikuti pola makan seimbang. Pasien dapat
meningkatkan kualitas hidupnya serta terhindar dari komplikasi penyakit
hipertensi dan tercapainya berat badan yang ideal bagi pasien
G. Prognosis
1. Ad vitam : bonam
2. Ad sanationam : bonam
3. Ad fungsionam : bonam
20