studi kohort

24
BAB 1 : PENDAHULUAN http://youngqie.blogspot.com/2014/12/studi-kohort-prospektif-dan- kohort.html 1.1 Latar Belakang Penelitian merupakan salah satu upaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai jenis penelitian atau studi saat ini mengharuskan kita berfikir kritis untuk dapat menentukan studi yang tepat kita gunakan sesuai dengan masalah, tempat, dan waktu yang akan kita teliti. Salah satunya adalah studi kohort. Dalam Epidemiologi, istilah kohort lebih mengacu kepada sekelompok orang yang diteliti dan lahir dalam tahun yang sama, atau dalam periode yang sama. Kemudian, kelompok tersebut akan bergerak melalui serangkaian kehidupan yang berbeda, ketika kelompok bertambah usianya, perubahan dapat dilihat dalam data statistik kesehatan dan data vital kelompok tersebut. Dengan demikian, berbagai faktor kesehatan dan kematian dapat dilaak melalui kohort. Studi kohort akan melihat berbagai hubungan antara faktor risiko dan efek dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko. Kemudian mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat seberapa banyak subjek dalam masing masing kelompok yang mengalami efek. Faktor risiko penelitian tersebut dapat diukur pada awal penelitian

Upload: ekasaptadesyana

Post on 05-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

iyrsweet

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Kohort

BAB 1 : PENDAHULUAN

http://youngqie.blogspot.com/2014/12/studi-kohort-prospektif-dan-kohort.html

1.1 Latar Belakang

Penelitian merupakan salah satu upaya dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Berbagai jenis penelitian atau studi saat ini mengharuskan kita berfikir kritis untuk

dapat menentukan studi yang tepat kita gunakan sesuai dengan masalah, tempat, dan waktu yang

akan kita teliti. Salah satunya adalah studi kohort.

Dalam Epidemiologi, istilah kohort lebih mengacu kepada sekelompok orang yang

diteliti dan lahir dalam tahun yang sama, atau dalam periode yang sama. Kemudian, kelompok

tersebut akan bergerak melalui serangkaian kehidupan yang berbeda, ketika kelompok

bertambah usianya, perubahan dapat dilihat dalam data statistik kesehatan dan data vital

kelompok tersebut. Dengan demikian, berbagai faktor kesehatan dan kematian dapat dilaak

melalui kohort. Studi kohort akan melihat berbagai hubungan antara faktor risiko dan efek

dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko. Kemudian mengikuti

sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat seberapa banyak subjek dalam masing masing

kelompok yang mengalami efek. Faktor risiko penelitian tersebut dapat diukur pada awal

penelitian (prospektif), ataupun pada penyakit sudah terjadi terlebih dahulu sebelum dimulainya

penelitian (retrospektif).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis merumuskan masalah dalam makalah ini

adalah:

1.      Apakah definisi dari studi kohort prospektif dan studi kohort retrospektif?

2.      Apa saja kekuatan dan kelemahan studi kohort?

3.      Apa karakteristik penelitian kohort?

4.      Bagaimana langkah langkah dalam penelitian kohort?

5.      Apa contoh penelitian kohort?

Page 2: Studi Kohort

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan makala ini adalah untuk mengetahui tentang studi kohort

prospektif dan studi kohort retrospektif.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.      Mengetahui definisi studi kohort prospektif dan studi kohort retrospektif.

2.      Mengetahui kekuatan dan kelemahan studi kohort prospektif dan studi kohort retrospektif.

3.      Menjelaskan karakteristik penelitian kohort.

4.      Menjelaskan langkah langkah dalam penelitian kohort.

5.      Memberikan contoh penelitian kohort.

Page 3: Studi Kohort

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Studi Kohort

Studi Kohort adalah studi yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dan efek (penyakit atau masalah kesehatan), dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko. Kemudian mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat berapa banyak subjek dalam masing-masing kelompok yang mengalami efek penyakit atau masalah kesehatan.

Studi kohort dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Studi kohort prospektif

Studi kohort disebut prospektif apabila faktor risiko, atau faktor penelitian diukur pada

awal penelitian, kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian penyakit dimasa yang

akan datang. Lamanya follow up dapat ditentukan berdasarkan lamanya waktu terjadinya

penyakit.

Gambar 2.1Studi kohort prospektif

Folow up

Follow up

Page 4: Studi Kohort

PopulasiPopulasi

Dengan Efek

Faktor risiko +

Faktor risiko -

Efek +Efek -Efek +Efek - 

Pada studi kohort prospektif, faktor penelitian dimulai dari awal penelitian, kausa/ faktor

risiko diidentifikasi lebih dahulu, kemudian diikuti sampai waktu tertentu untuk melihat efek/

penyakit, berikut dijelaskan pada skema:

Gambar 2.2Studi kohort prospektif

Faktor risiko +Faktor risiko - Subjek tanpa faktor risiko, tanpa efekYaTidakkTidakkYaPenelitian dimulai disini siniApakah terjadi

Page 5: Studi Kohort

efekDiikuti Prospektif 

Pada studi kohort prospektif, dapat dibedakan menjadi studi kohor prospektif dengan

pembanding internal dan eksterna. Studi kohort prospektif dengan pembanding interna, kohort

yang terpilih sama sekali belum terpapar oleh faktor risiko dan belum mengalami efek, kemudian

sebagian terpapar secara alamiah lalu dilakukan deteksi kejadian efek pada kedua kelompok

tersebut

Studi kohort prospektif dengan pembanding eksternal, ada kelompok yang terpapar faktor

risiko namun belum memberikan efek dan kelompok lain tanpa paparan dan efek

2. Studi kohort retrospektif

Pada studi kohort retrospektif, faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa

lampau sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian variabel tersebut diukur melalui

catatan historis.

Prinsip studi kohort retrospektif tetap sama dengan kohort prospektif, namun pada studi

ini, pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah terjadi. Yang terpenting dalam studi

retrospektif adalah populasi yang diamati tetap memenuhi syarat populasi kohort, dan yang

diamati adalah faktor risiko masa lalu yang diperoleh melalui pencatatan data yang lengkap.

Dengan demikian, bentuk penelitian kohort retrospektif hanya dapat dilakukan, apabila data

tentang faktor risiko tercatat dengan baik sejak terjadinya paparan pada populasi yang sama

dengan efek yang ditemukan pada awal pengamatan.

Gmbar 2.3Studi kohort retrospektif

Subjek yang ditelitiFaktor Risiko +

YaTidakYaTidakFaktor Risiko -

Page 6: Studi Kohort

Apakah terjadi efek?

Penelitian dimulai 

2.2 Kekuatan dan Kelemahan Studi Kohort

Kekuatan studi kohort, meliputi:

1.    Pada awal penelitian, sudah ditetapkan bahwa subjek harus bebas dari penyakit, kemudian

diikuti sepanjang periode waktu tertentu sampai timbulnya penyakit yang diteliti, sehingga

sekuens waktu antara faktor risiko dan penyakit atau efek dapat diketahui secara pasti.

2.    Dapat menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami populasi.

3.    Dapat menghitung laju insidensi atau kecepatan terjadinya penyakit, karena penelitian dimulai

dari faktor risiko sampai terjadinya penyakit.

4.    Dapat meneliti paparan yang langka.

5.    Memungkinkan peneliti mempelajari sejumlah efek atau penyakit secara serentak sebuah

paparan. Misalnya, apabila kita telah mengidentifikasi kohort berdasarkan pemakaian

kontrasepsi oral (pil KB), maka dengan studi kohort dapat diketahui sejumlah kemungkinan efek

kontrasepsi oral pada sejumlah penyakit, seperti infark miokardium, kanker payudara, dan

kanker ovarium.

6.    Dapat memeriksa dan mendiagnosa dengan teliti penyakit yang terjadi.

7.    Bias dalam menyeleksi subjek dan menentukan status paparan kecil

8.    Hubungan sebab akibat lebih jelas dan lebih meyakinkan.

Kelemahan studi kohort, meliputi:

1.    Tidak efisien dan praktis untuk mempelajari kasus yang langka

Page 7: Studi Kohort

2.    Pada studi prospektif, akan memerlukan biaya banyak (mahal), dan membutuhkan banyak

waktu.

3.    Pada studi retrospektif, membutuhkan ketersediaan catatan yang lengkap dan akurat.

4.    Validitas hasil penelitian dapat terancam, karena adanya subjek subjek yang hilang pada saat

follow-up.

5.    Dapat menimbulkan masalah etika, karena peneliti membiarkan subjek terkena pajanan yang

merugikan.

2.3 Karakteristik studi kohort

Pada studi kohort, pemilihan subjek dilakukan berdasarkan status paparannya, kemudian

dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek mengalami outcome yang diamati atau

tidak. Studi kohort memiliki karakteristik:

1.      Studi kohort bersifat observasional

2.      Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat

3.      Studi kohort sering disebut sebagai studi insidens

4.      Terdapat kelompok kontrol

5.      Terdapat hipotesis spesifik

6.      Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif

7.      Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder

2.4 Langkah-langkah dalam studi kohort

Dalam melakukan studi kohort, peneliti sebaiknya melakukan tahapan sebagai berikut:

1.    Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti, adalah merumuskan masalah atau

pertanyaan penelitian, menentukan apa yang menjadi variabel dalam penelitian, baik variabel

Page 8: Studi Kohort

dependen, maupun variabel independen, dan yang selanjutnya peneliti akan merumuskan

hipotesa penelitian.

2.    Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar

Pada studi kohort, harus diperhatikan mengenai penentuan kelompok yang akan

mendapat paparan dengan kelompok yang tidak akan mendapat paparan. Pemilihan kelompok

terpapar yang berasal dari populasi umum memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang

lengkap dan akurat dari subjek penelitian. Populasi umum merupakan pilihan yang tepat pada

beberapa keadaan, seperti:

1.    Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi

2.    Batas geografik jelas, dan secara demografik stabil

3.    Ketersediaan catatan demografi yang lengkap dan up to date

Selain populasi umum, kita dapat menggunakan populasi khusus. Populasi khusus

merupakan alternatif pada keadaan apabila prevalensi paparan dan kejadian penyakit pada

populasi umum rendah, dan adanya kemudahan untuk memperoleh informasi yang akurat.

Kelompok tidak terpapar atau kelompok kontrol dalam penelitian kohort adalah

kumpulan subjek yang tidak mengalami pemaparan, atau pemaparannya berbeda dengan

kelompok target. Penentuan kelompok tidak terpapar dapat dipilih dari populasi yang sama

dengan populasi kelompok terpapar, dan dapat dipilih dari populasi yang bukan asal kelompok

terpapar, tetapi harus dipastikan kedua populasi harus sama dalam hal faktor faktor yang

merancukan penilaian hubungan antara paparan dan penyakit yang sedang diteliti.

Kelemahan dalam menggunakan populasi umum adalah derajat kesehatan berbeda, data

kependudukan, kesehatan, dan catatan medik pada populasi umum tidak seakurat pada populasi

khusus.

3.    Menentukan Sampel

Langkah selanjutnya dalam studi kohort adalah menetapkan besarnya sampel yang akan

digunakan dalam penelitian, dan dapat dihitung dengan rumus:

n = +

}2

(

-

)2

Page 9: Studi Kohort

4.    Pengambilan data dan pencatatan

Kedua kelompok yang telah ditetapkan, yaitu kelompok terpapar dan kelompok tidak

terpapar, kemudian diikuti selama jangka waktu tertentu sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan dalam penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan pencatatan semua keterangan yang

telah diperoleh sesuai tujuan penelitian.

5.    Pengolahan dan analisi data hasil penelitian

Semua data yang telah diperoleh, meliputi data kejadian penyakit yang dialami oleh

kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar, dilakukan pengolahan data agar dapat ditangani

dengan mudah, meliputi kegiatan editing, coding, processing, dan cleaning. Selanjutnya data

yang diperoleh disajikan dalam tabel.

Tabel 2. 1Tabel kontingensi 2 x 2

Faktor risikoPenyakit

TotalYa Tidak

Terpapar A b a+bTidak terpapar C d c+dTotal a + c b + d a+b+c+d = N

Setelah data diolah, dilakukan analisis data secara univariat dan bivariat, atau multivariat.

Untuk menilai apakah paparan (faktor risiko) yang dialami subjek sebagai penyebab timbulnya

penyakit, dilakukan uji kemaknaan dengan uji statistik yang sesuai. Keputusan uji statistik dapat

dicari dengan pendekatan klasik ataupun probabilistik.

Pada penelitian kohort, peneliti menghitung besarnya risiko yang dihadapi kelompok

terpapar untuk terkena penyakit menggunakan perhitungan Relative risk/ RR (risiko relatif) dan

Atribute risk/ AR (risiko atribut). RR adalah perbandingan antara insidensi penyakit yang

muncul dalam kelompok terpapar dan insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok tidak

terpapar. Berdasarkan tabel kontingensi di atas maka rumus RR adalah

RR harus selalu disertai nilai interval kepercayaan yang dikehendaki, misalnya 95%.

Interpretasi hasil RR adalah:

1.      Jika nilai RR = 1, berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada pengaruh dalam

terjadinya efek.

Page 10: Studi Kohort

2.      Jika nilai RR > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti variabel

tersebut faktor risiko dari penyakit.

3.      Jika nilai RR < 1 dan rentang nilai interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti faktor

risiko yang kita teliti merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek.

4.      Jika nilai interval kepercayaan RR mencakup nilai 1, berarti mungkin nilai RR = 1 sehingga

belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang kita teliti sebagai faktor risiko atau faktor protektif.

Atribute risk adalah selisih antara insidensi penyakit yang diderita kelompok terpapar dan

insidensi penyakit yang diderita kelompok yang tidak terpapar. Berdasarkan tabel 2 x 2 dapat

dihitung nilai Atribute risk:

Pada penelitian kohort juga dapat dilakukan perhitungan laju insidensi. Laju insidensi

merupakan kecepatan kejadian penyakit pada populasi, dengan rumus:

2.5 Contoh Penelitian Kohort

Suatu penelitian kohort, ingin melihat hubungan konsentrasi mangan dalam udara

ambient dengan kejadian iritasi saluran pernafasan pada anak usia 6-12 tahun di Desa Satar

Punda, Manggarai, Nusa Tenggara Timur Tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian

kohort prospektif, yang dilaksanakan pada Juli sampai dengan September 2011.

1.      Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis

1)      Rumusan masalah: Apakah ada hubungan konsentrasi mangan dalam udara ambient dengan

kejadian iritasi saluran pernafasan

2)      Hipotesis

Ho : tidak ada hubungan konsentrasi mangan dalam udara ambient dengan kejadian iritasi

saluran pernafasan.

Ha : ada hubungan konsentrasi mangan dalam udara ambient dengan kejadian iritasi saluran

pernafasan.

2.      Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar

Page 11: Studi Kohort

1)      Kelompok terpapar adalah orang yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam

udara ambient yang telah melewati nilai baku mutu. Dalam hal ini adalah mereka yang bertempat

tinggal di Desa Satar Punda Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, yang

merupakan tempat aktivitas pertambangan mangan.

2)      Kelompok tidak terpapar adalah orang yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam

udara ambient dibawah nilai baku mutu, berada di Desa Wangkung Kabupaten Manggarai

Timur, Nusa Tenggara Timur.

3.      Menentukan sampel

Dengan α 5%, proporsi 28. 8 %, β 0. 1, RR = 2

(Prevalensi ISPA) = 28. 8% = 0. 28

= RR x

= 0.56

P = 0. 42

1.28, lalu disubstitusikan ke dalam rumus:

+

}2

- )2

Karena adanya kemungkinan DO, maka peneliti mengambil tambahan 10 %, sehingga totalsampl

minimanya = 64 + (10% x 64) = 71, maka total sampel adalah 71 anak.

4.      Pengambilan data dan pencatatan

Pengumpulan data kadar mangan dilakukan dengan alat High Volume Air Samples (HVS).

Pengambilan data dilakukan dengan melakukan follow up setiap minggu ke rumah anak, dengan

kriteria inklusi adalah anak yang berusia 6-12 tahun, anak sehat, tidak sedang sakit, tidak

memiliki kelainan bawaan, dan bersdia menjadi responden dibuktikan dengan inform consent.

Kriteri eklusi adalah, anak berusia dibawah 6 tahun atau diatas 12 tahun, berdasarkan

pemeriksaan sedang dalam keadaan sakit, atau menolak menjadi responden.

5.      Analisis data

Analisis data menggunakan SPSS 13.0, Seanjutnya data yang telah diperoleh dimasukan

ke dalam tabelkontingensi 2 x 2, sbagai berikut:

Page 12: Studi Kohort

Tabel 2. 2Hubungan Kejadian Iritasi Pernafasan Menurut Tingkat Konsentrasi Debu Mangan, Pada

Anak Usia 6-12 Tahun di Desa Satar Punda, 2011

Tingkat Konsentrasi Debu Mangan

Iritasi Saluran PernafasanTotal

Ya TidakDiatas nilai baku mutu 37 4 41Dibawah nilai baku mutu 10 20 30Total 47 24 71

Dari tabel, dapat kita tentukan nilai Relative risk,

2. 73

Hal ini berarti, anak yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam udara

ambient yang telah melewati nilai baku mutu, 2. 73 kali akan mengalami kemungkinan iritasi

saluran pernafasan, dibandingkan dengan anak yang menghirup udara dengan konsentrasi

mangan dalam udara ambient dibawah nilai baku mutu.

Risiko atributnya dapat dihitung,

AT = (37/ 41) – (10/ 30) = 0. 572 ( 572 ‰)

Hal ini berarti, dari 1000 orang yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam

udara ambient yang telah melewati nilai baku mutu, akan ditemukan 572 orang mengalami iritasi

saluran pernafasan.

Page 13: Studi Kohort

BAB 3 : PENUTUP

3.1 Simpulan

1.      Studi kohort prospektif adalah apabila faktor risiko, atau faktor penelitian diukur pada awal penelitian, kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian penyakit dimasa yang akan datang. Studi kohort retrospektif, adalah apabila faktor risiko dan efek atau penyakit sudah terjadi dimasa lampau.

2.      Kekuatan dari studi kohort adalah dapat menetapkan urutan waktu kejadian, dapat menghitung dengan akurat jumlah paparan yang dialami populasi. Kelemahannya adalah tidak efisien dan praktis untuk mempelajari kasus yang langka, mahal, dan membutuhkan banyak waktu.

3.      Studi kohort memiliki karakteristik, bersifat observasional, pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat, terdapat kelompok kontrol, terdapat hipotesis spesifik , sumber datanya menggunakan data sekunder pada studi retrospektif.

4.      Tahapan melakukan studi kohort, yaitu merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis, menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar, menentukan sampel, melakukan pengambilan data dan pencatatan, mengolah dan menganalis data hasil penelitian.

Page 14: Studi Kohort

5.      Dari contoh didapatkan hasil bahwa, anak yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam udara ambient yang telah melewati nilai baku mutu, 2. 73 kali akan mengalami kemungkinan iritasi saluran pernafasan, dibandingkan dengan anak yang menghirup udara dengan konsentrasi mangan dalam udara ambient dibawah nilai baku mutu.

3.2 Saran

Memperbanyak latihan dan membaca berbagai sumber akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kita dalam memahami brbagai studi penelitian yang nantinya akan mempermudah kita dalam penuisan karya ilmiah.

Page 15: Studi Kohort

DAFTAR PUSTAKA

Bustan. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Rineka CiptaKunthi, Dyan N. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta: EGCMorton, Richard. 2009. Panduan Studi Epidemiologi dan Biostatistik. Jakarta: EGCNotoadmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta:

Rineka CiptaNoor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka CiptaKonsentrasi Mangan Dalam Udara Ambient Dengan Kejadian Iritasi Saluran Pernafasan Pada Anak Usia 6-12 Tahun Di Desa Satar Punda, Manggarai, Nusa Tenggara Timur Tahun 2011 ( 08 Maret 2014).

Terima Kasih Anda Telah Membaca Tulisan Ini Judul: STUDI KOHORT PROSPEKTIF DAN KOHORT RETROSPEKTIF

Ditulis Oleh toce si rob lucci

Silahkan tinggalkan komentar dan sarannya demi kemajuan blog ini kedepan...., Terima kasih

Diposkan oleh toce si rob lucci di 05.09 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest Label: Epidemiologi Lingkungan

Tidak ada komentar :

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar ( Atom )

Media Sosial

My Widget

facebook twitter instagram leonif collection Ping Blog

Page 16: Studi Kohort

Populer

tips, trick clash of kings

selamat sore pemirsah..... kali ini ane mau post sebuah game yg SERU bgt nih.... CLASH OF KINGS .... disini kita memerankan permainan ...

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI (KERANGKA KONSEP KESPRO)

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI (KERANGKA KONSEP KESPRO) BAB I PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan ...

Bersatu Padu Coblos Nomor Dua (liric) DJ Marzuki Muhammad

pasca pemilupun ane masih suka denger lantunan dj satu ini... yaaaaaaa... ane nyebutnya dj MM alias Marzuki Muhammad... lantunan music yg...

STUDI KOHORT PROSPEKTIF DAN KOHORT RETROSPEKTIF

MAKALAH EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN UNIVERSITAS ANDALAS STUDI KOHORT PRO...

penelitian eksperimen quasi dan eksperimen murni

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita mel...

Total Pengunjung

Translate