studi komparasi model pembelajaran kooperatif …/studi... · siswa pada materi pokok tata nama...

93
STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) DAN JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: DIAN PURNAMASARI K 3305005 Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: phamkhanh

Post on 02-Mar-2019

244 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION ) DAN JIGSAW

DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI

BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA

KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER

TAHUN AJARAN 2009/2010

Oleh:

DIAN PURNAMASARI K 3305005

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

2

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, Desember 2009

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Ashadi NIP. 19510102 197501 1 001

Pembimbing II

Sri Retno Dwi Ariani, S.Si., M.Si. NIP. 19711216 199802 2 004

Page 3: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

3

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang

Ketua : Dra. Bakti Mulyani, M.Si.

Sekretaris : Elfi Susanti, V.H., S.Si, M.Si.

Anggota I : Prof. Dr. H. Ashadi.

Anggota II : Sri Retno Dwi Ariani, S.Si, M.Si.

Tanda Tangan

…………….

……………..

……………..

………………

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 4: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

4

ABSTRAK

Dian Purnamasari. STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DAN JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret surakarta. Februari, 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) perbedaan prestasi

belajar siswa yang diberi metode pembelajaran TAI dan Jigsaw. (2) perbedaan

prestasi belajar bagi siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi dan

rendah. (3) interaksi antara metode pembelajaran TAI dan Jigsaw dengan

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan factorial

2x2. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-2 dan X-4 di SMA Negeri

1 Nguter yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Data

dikumpulkan menggunakan tes kognitif, angket afektif dan dokumentasi. Teknik

analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan yang dilanjutkan dengan uji

Scheffe.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada siswa kelas X

semester I SMA Negeri 1 Nguter tahun pelajaran 2009/2010 dilihat dari prestasi

belajar kognitif siswa : (1) terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi

metode pembelajaran TAI dan Jigsaw, ini ditunjukkan dengan rerata selisih nilai

kognitif kelas TAI dan Jigsaw adalah 27,50 dan 21,10. (2) terdapat perbedaan

prestasi belajar bagi siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi dan

rendah, ini ditunjukkan dengan nilai prestasi belajar kognitif siswa untuk kategori

kemampuan memori tinggi dan rendah adalah 27,6191 dan 20,6316. (3) tidak

terdapat interaksi antara metode pembelajaran kooperatif TAI dan Jigsaw dengan

tinggi rendahnya kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kimia siswa.

Sedangkan dari prestasi belajar afektif : (1) tidak terdapat perbedaan prestasi

belajar siswa yang diberi metode pembelajaran TAI dan Jigsaw, hal ini

ditunjukkan dengan rerata selisih nilai afektif kelas TAI dan Jigsaw adalah 8,3300

Page 5: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

5

dan 6,7975. (2) tidak terdapat perbedaan prestasi belajar bagi siswa yang

mempunyai kemampuan memori tinggi dan rendah, ini ditunjukkan dengan nilai

prestasi belajar afektif siswa kategori kemampuan memori tinggi dan rendah

adalah 8,2357 dan 6,8211. (3) tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran

kooperatif TAI dan Jigsaw dengan tinggi rendahnya kemampuan memori siswa

terhadap prestasi belajar kimia siswa pada materi pokok yang sama.

Page 6: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

6

ABSTRACT

Dian Purnamasari. COMPARISON STUDY OF COOPERATIVE LEARNING IN METHOD TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) AND JIGSAW OBSERVED FROM MEMORY TOWARD STUDENTS’S ACHIEVEMENT AT SUBJECT MATTER NOMENCLATURE OF COMPOUNDS OF TENTH GRADES OF THE 1st SEMESTER IN SMA NEGERI 1 NGUTER OF ACADEMIC YEAR 2009/2010. Skripsi. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. February, 2010. The aims of this research were knowing : (1) different of students’s

achievement who have been given TAI and Jigsaw learning method. (2) different

of students’s achievement who had high and low memory. (3) interaction between

TAI and Jigsaw learning method with students memory to students achievement.

Research used experiment method with factorial 2 x 2 design. The samples

were students in class X-2 and X-4 SMA Negeri 1 Nguter used cluster random

sampling technique. The datas were submited with cognitive test, afective test and

filing. The analysis technique used anova and Scheffe trial.

Based on the result of research can be concluded that students were in

tenth grades of the 1st semester in SMA Negeri 1 Nguter of academic year

2009/2010, from the cognitive achievement : (1) there is different of students’s

achievement who have been given TAI and Jigsaw learning method, it was shown

with average of cognitive achievement TAI and Jigsaw class were 27,50 and

21,10. (2) there is different of achievement for students who had high and low

memory, it was shown with cognitive achievement were 27,6191 dan 20,6316.

(3) there is no interaction between TAI and Jigsaw learning with memory to

students’s achievement. From the afective achievement : (1) there is no different

of students’s achievement who have been given TAI and Jigsaw learning method,

it was shown with average of afective achievement were 8,3300 and 6,7975. (2)

there is no different of learning achievement for students who had high and low

memory, it was shown with afective achievement were 8,2357 dan 6,8211. (3)

there is no interaction between TAI and Jigsaw learning with memory to

students’s achievement.

Page 7: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

7

MOTTO

“Sekecil apapun sesuatu akan berarti apabila kita tahu akan cara memanfaatkannya”

(Penulis)

”Aku akan berjalan dengan bentukku sendiri. Karena jika ku berjalan dengan bentuk orang

lain, hanya kelelahan yang akan kudapatkan dari perjalananku”.

(Penulis)

Page 8: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

8

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:

v Bapak, Ibu dan Adikku atas segala cinta, doa dan

dukungan untuk terus berusaha.

v Maz Catur atas segala pengorbanan dan kesabarannya.

v Seluruh keluarga dan saudaraku.

v Sahabatku, Rika.

v Teman-temanku Kimia ’05.

v Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi

ini.

v Almamater.

Page 9: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

9

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin. Segala puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah dan

inayah-Nya, sehingga setelah melalui perjuangan panjang penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Kimia Jurusan P. MIPA FKIP UNS

Surakarta.

Banyak hambatan dan kesulitan-kesulitan dalam penelitian dan

penyelesaian penulisan skripsi ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak,

akhirnya hambatan dan kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih secara tulus ikhlas kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan FKIP UNS

yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, selaku Ketua Jurusan P. MIPA UNS yang

telah memberikan izin atas penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S, selaku Ketua Program Kimia Jurusan P. MIPA

FKIP UNS yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. H. Ashadi, selaku pembimbing I atas waktu, bimbingan,

petunjuk, nasehat dan inspirasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Sri Retno Dwi Ariani, S.Si, M.Si., selaku pembimbing II atas waktu, saran

dan masukan yang berguna bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Harmani, M.Hum., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Nguter

yang telah memberi ijin untuk melaksanakan tryout dan penelitian.

7. Bapak Sunaryo, S.Pd., selaku Wakasek Kurikulum SMA Negeri 1 Nguter

yang telah banyak membantu dalam penelitian skripsi ini.

8. Ibu Nur Mubiyarsih, S.Pd., selaku Guru Kimia SMA Negeri 1 Nguter atas

bimbingan, petunjuk dan kerjasamanya dalam pelaksanakan penelitian.

9. Siswa-siswi kelas X-2, X-4, dan XI IPA 2 SMA N1Nguter, atas kerjasamanya.

Page 10: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

10

10. Berbagai pihak yang tidak memungkinkan untuk disebutkan satu persatu yang

telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi sempurnanya penulisan ini.

Akhirnya semoga Allah SWT membalas kebaikan dan keikhlasan beliau-

beliau yang tersebut di atas. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca. Allahumma amin.

Surakarta, Januari 2010

Penulis

Page 11: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

11

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAM JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

HALAMAN ABSTRAK.................................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5

D. Perumusan Masalah .................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 8

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 8

1. Studi Komparasi .................................................................... 8

2. Metode Pembelajaran ............................................................ 8

3. Model Pembelajaran Kooperatif ........................................... 9

4. Model Pembelajaran Kooperatif Metode TAI ...................... 13

5. Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw .................. 16

6. Kemampuan Memori ............................................................ 18

Page 12: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

12

7. Prestasi Belajar ...................................................................... 21

8. Tata Nama Senyawa .............................................................. 23

B. Kerangka Berpikir ....................................................................... 29

C. Hipotesis...................................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 33

A. Tempat Penelitian ....................................................................... 33

1. Tempat penelitian .................................................................. 33

2. Waktu penelitian ................................................................... 33

B. Metode Penelitian ....................................................................... 33

C. Penetapan Populasi dan teknik Pengambilan sampel ................. 34

1. Penetapan Populasi ............................................................... 34

2. Teknik Pengambilan Sampel ................................................ 34

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 34

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian .............................. 34

a. Variabel Bebas ................................................................ 34

b. Variabel Terikat .............................................................. 35

2. Skala Pengukuran Variabel Bebas ........................................ 35

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 35

1. Metode Pengumpulan Data ................................................... 35

2. Instrumen Penelitian ............................................................. 36

a. Tes Kognitif .................................................................... 36

b. Angket Afektif ................................................................ 36

c. Tes Kemampuan Memori................................................ 37

3. Uji Coba Instrumen ............................................................... 37

a. Uji Coba Kognitif............................................................ 38

1) Validitas ...................................................................... 38

2) Reliabilitas .................................................................. 39

3) Tingkat Kesukaran ...................................................... 40

4) Daya Pembeda ............................................................ 40

b. Uji Coba Angket Afektif ................................................. 41

1) Validitas ...................................................................... 41

Page 13: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

13

2) Reliabilitas .................................................................. 42

c. Uji Coba Tes Memori ..................................................... 43

F. Teknik Analisis Data ................................................................... 44

1. Uji Prasyarat Analis .............................................................. 44

a. Uji Normalitas ................................................................. 44

b. Uji Homogenitas ............................................................. 45

2. Uji Hipotesis ......................................................................... 45

3. Uji Komparasi Ganda............................................................ 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 50

A. Deskripsi Data ............................................................................. 50

1. Skor Kemampuan Memori Siswa Materi Pokok

Tata Nama Senyawa Kelas TAI dan Jigsaw ......................... 50

2. Prestasi Belajar Materi Pokok

Tata Nama Senyawa Kelas TAI ............................................ 52

4. Prestasi Belajar Materi Pokok

Tata Nama Senyawa Kelas Jigsaw ....................................... 52

5. Selisih Nilai Kognitif Materi Pokok Tata Nama Senyawa

pada Kelas TAI dan Jigsaw .................................................. 53

6. Selisih Nilai Afektif Materi Pokok Tata Nama Senyawa

pada Kelas TAI dan Jigsaw .................................................. 54

B. Hasil Penelitian dan Prasyarat Analis ........................................ 55

1. Uji Keseimbangan ................................................................. 55

2. Uji Normalitas ....................................................................... 55

3. Uji Homogenitas ................................................................... 57

C. Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis ............................... 58

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................ 71

A. Simpulan ..................................................................................... 71

B. Implikasi...................................................................................... 72

C. Saran............................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74

LAMPIRAN ..................................................................................................... 76

Page 14: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

14

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Daftar Nama Ion Positif (Kation) ................................................ 25

Tabel 2. Daftar Nama Ion Negatif (Anion) ............................................... 26

Tabel 3. Daftar Nama Senyawa Alkana .................................................... 27

Tabel 4. Daftar Nama Senyawa Alkena .................................................... 28

Tabel 5. Daftar Nama Senyawa Alkuna .................................................... 28

Tabel 6. Rancangan Penelitian Faktorial 2x2 ........................................... 33

Tabel 7. Skor Penilain Afektif .................................................................. 37

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal Kognitif ............................ 38

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Soal Kognitif ........................ 39

Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Kognitif ............... 40

Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Kognitif ........................ 41

Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket Afektif ......................... 42

Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Angket Afektif ..................... 43

Tabel 14. Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi .................... 46

Tabel 15. Perbandingan Skor Kemampuan Memori Siswa

Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw................ 51

Tabel 16. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian......................................... 52

Tabel 17. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif

Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw.................. 53

Tabel 18. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Afektif

Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw................... 54

Tabel 19. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Keadaan Awal Siswa....... 56

Tabel 20. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan

Memori Siswa................................................................................. 56

Tabel 21. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Kognitif...... 56

Tabel 22. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Afektif........ 56

Page 15: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

15

Tabel 23. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas................................................ 57

Tabel 24. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Aspek kognitif................................................................................ 58

Tabel 25. Rangkuman Uji Komparasi Ganda Aspek Kognitif....................... 59

Tabel 26. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Aspek Afektif................................................................................. 64

Page 16: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

16

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tim-tim Jigsaw ........................................................................ 17

Gambar 2. Paradigma Penelitian................................................................ 31

Gambar 3. Histogram Perbandingan Skor Kemampuan Memori Siswa

Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw............ 51

Gambar 4. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Kognitif

Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw ............ 53

Gambar 5. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Afektif

Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw.............. 54

Page 17: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

17

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus ................................................................................... 76

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ..................................... 78

Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa Metode TAI dan Jigsaw ...................... 86

Lampiran 4. Kunci Jawaban Tugas Kelompok ......................................... 97

Lampiran 5. Kunci Jawaban Tugas Individu.............................................. 98

Lampiran 6. Kisi-Kisi Soal Kognitif ......................................................... 99

Lampiran 7. Instrumen Soal Prestasi Belajar Tata Nama Senyawa

Kelas X Semester 1 ............................................................... 100

Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Kognitif ............................................... 106

Lampiran 9. Lembar Jawaban ................................................................... 107

Lampiran 10. Instrumen Tes Afektif ........................................................... 108

Lampiran 11. Instrumen Tes Kemampuan Memori .................................... 111

Lampiran 12. Contoh Perhitungan Uji Coba Instrumen Kognitif ............... 113

Lampiran 13. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Coba Kognitif ............... 116

Lampiran 14. Daftar Nama dan Nilai UTS Semester 1 Kelas X-2.............. 117

Lampiran 15. Daftar Nama dan Nilai UTS Semester 1 Kelas X-4.............. 118

Lampiran 16. Daftar Nama Kelompok Siswa Kelas X-2 yang Diajar

Metode TAI ........................................................................... 119

Lampiran 17. Daftar Nama Kelompok Siswa Kelas X-4 yang Diajar

Metode Jigsaw ...................................................................... 120

Lampiran 18. Uji Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran,

dan Daya Pembeda Soal Kognitif ......................................... 122

Lampiran 19. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Afektif ....................... 125

Lampiran 20. Uji Reliabilitas Tes Kemampuan Memori ............................ 127

Lampiran 21. Data Induk Penelitian ............................................................ 128

Lampiran 22. Distribusi Frekuensi .............................................................. 142

Page 18: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

18

Lampiran 23. Perhitungan Uji T-Matching Keadaan Awal Siswa .............. 153

Lampiran 24. Uji Normalitas ....................................................................... 154

Lampiran 25. Uji Homogenitas ................................................................... 182

Lampiran 26. Anava 2 Jalan Sel Tak Sama Kemampuan Kognitif ............. 192

Lampiran 27. Anava 2 Jalan Sel Tak Sama Kemampuan Afektif ............... 197

Lampiran 28. Uji Pasca Kemampuan Kognitif ........................................... 202

Lampiran 29. Dokumentasi Penelitian ........................................................ 204

Lampiran 30. Jurnal Internasional ............................................................... 205

Lampiran 31. Perijinan ................................................................................ 217

Page 19: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

dalam mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan

yang terjadi. Berbicara tentang pendidikan pada umumnya, maka harus disadari

segala proses pendidikan selalu diarahkan untuk dapat menyediakan tenaga

terdidik bagi kepentingan bangsa Indonesia. Salah satu usaha untuk memenuhi

upaya tersebut adalah dengan peningkatan kualitas pendidikan yang ada. Oleh

karena itu pembangunan pendidikan diarahkan ke peningkatan harkat, martabat

dan kualitas sumber daya manusia. Diberlakukannya Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

merupakan salah satu upaya untuk membenahi sistem pendidikan di Indonesia.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan betakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, akhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut

pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan

lingkungan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun dengan

mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah

ditetapkan pemerintah untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Penyusunan KTSP berpedoman pada panduan yang disusun Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP) dan ketentuan lain yang menyangkut kurikulum

dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005 (http://media.diknas.go.id).

Seperti yang dijelaskan di dalam http://guruw.wordpress.com KTSP

dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta

didik dan lingkungannya.

1

Page 20: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

20

2. Beragam dan terpadu.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

6. Belajar sepanjang hayat.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, kimia adalah salah satu mata

pelajaran yang ada di kurikulum SMA. Kimia merupakan salah satu pelajaran IPA

yang pada hakekatnya merupakan pengetahuan yang berdasarkan fakta, hasil

pemikiran dan produk hasil penelitian yang dilakukan para ahli, sehingga untuk

kemudian perkembangan ilmu kimia diarahkan pada produk ilmiah, metoda

ilmiah dan sikap ilmiah yang dimiliki siswa dan akhirnya bermuara pada

peningkatan prestasi belajar siswa.

Kimia diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, namun tidak sedikit orang

yang menganggap kimia sebagai ilmu yang kurang menarik. Hal ini disebabkan

kimia erat hubungannya dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang

membutuhkan penalaran ilmiah, sehingga belajar kimia merupakan kegiatan

mental yang membutuhkan penalaran tinggi. Berkaitan dengan hal itu, tenaga

pendidik harus pandai memilih metode pembelajaran sehingga siswa tidak

mengalami kesulitan ataupun kejenuhan ketika belajar kimia.

Salah satu upaya yang dapat ditempuh oleh guru dalam rangka

memperbaharui model pembelajaran agar tujuan belajar siswa dapat tercapai

adalah dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif. Ada beberapa alasan

digunakannya model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah dapat

meningkatkan prestasi para siswa, dan juga akibat positif lainnya yang dapat

mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas

yang lemah di bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. (Slavin,

2008:4).

Dalam proses belajar, keberhasilan belajar siswa tidak terlepas dari faktor

internal dan faktor eksternal. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:239-240)

“Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara garis

Page 21: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

21

besar dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu faktor dari dalam diri siswa

(faktor internal) dan faktor dari luar siswa (faktor eksternal)”. Intelegensi

merupakan salah satu faktor internal yang banyak diakui oleh ahli dan masyarakat

sebagai faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

Thurston dalam Dewa Ketut Sukardi (2003:18) menuturkan, “Intelegensi terdiri

dari tujuh kecakapan primer yaitu kemampuan menggunakan bahasa, kefasihan

kata-kata, kecakapan menghitung, kemampuan orientasi ruang, kemampuan

memori, kemampuan mengamati dengan cermat dan tepat dan kemampuan

berpikir logis”. Salah satu komponen intelegensi yang perlu diperhatikan sebagai

penyebab keberhasilan belajar adalah kemampuan memori.

Menurut Agus Sujanto (2004:41), “Memori atau ingatan ialah suatu daya

jiwa yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksi kembali pengertian-

pengertian atau tanggapan-tanggapan yang telah lampau”. Kemampuan memori

sangat dibutuhkan seseorang di dalam kehidupannya, terutama dalam kegiatan

belajar. Segala macam belajar melibatkan ingatan, tanpa ingatan seseorang tidak

dapat mengingat sesuatu mengenai pengalamannya. Tanpa ingatan tidak akan

terjadi proses belajar pada diri seseorang, bahkan tidak dapat melakukan

percakapan yang sederhana sekalipun. Siswa yang memiliki kemampuan memori

tinggi dimungkinkan lebih berhasil dalam proses belajar bila dibandingkan

dengan siswa yang memiliki kemampuan memori rendah.

Materi pokok Tata Nama Senyawa bersifat hafalan dan membutuhkan

pemahaman. Oleh karena itu diharapkan dengan model pembelajaran kooperatif

yang memungkinkan siswa berdiskusi dan bertukar pikiran dengan teman-

temannya dapat memudahkan pemahaman siswa terhadap materi tersebut. Dua

diantara model pembelajaran kooperatif adalah metode Teams Assisted

Individualization (TAI) dan Jigsaw. Penggunaan metode ini diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran kimia khususnya materi pokok

Tata Nama Senyawa.

Metode TAI merupakan metode pembelajaran secara kelompok dimana

terdapat seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas

membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam suatu

Page 22: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

22

kelompok. Dalam hal ini peran pendidik hanya sebagai fasilitator dan mediator

dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup menciptakan kondisi lingkungan

belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Metode TAI akan memotivasi siswa

saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem

kompetensi dengan lebih mengutamakan peran individu tanpa mengorbankan

aspek kooperatif.

Metode lain adalah Jigsaw, pada Jigsaw siswa menjadi anggota

kelompok asal (home group) dan sebagai kelompok ahli (expert group). Para

siswa dalam kelompok ahli bertanggung jawab terhadap penguasaan materi yang

menjadi bagian yang dipelajari dan wajib mengajarkan kepada anggota lain di

dalam kelompok asal/ home group (Arends, 2008:13). Adanya tanggung jawab

dari masing-masing siswa untuk menguasai materi dan mengajarkan kepada

anggota kelompoknya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

SMA Negeri 1 Nguter merupakan bagian pendidikan pada umumnya.

Dalam kegiatan belajar mengajarnya guru masih menggunakan metode ceramah

(metode konvensional). Hal ini menyebabkan siswa tidak aktif selama proses

belajar mengajar berlangsung, akibatnya prestasi belajar siswa dari tahun ke tahun

tidak mengalami peningkatan. Salah satu penerapan metode ceramah adalah pada

materi pokok Tata Nama Senyawa yang diajarkan pada siswa kelas X semester 1.

Materi pokok Tata Nama Senyawa bersifat hafalan dan membutuhkan

pemahaman, jika guru hanya menggunakan metode ceramah maka pembelajaran

hanya terpusat pada guru sedangkan siswa hanya duduk dan mendengarkan materi

yang disampaikan oleh guru. Ini menyebabkan tujuan pembelajaran tidak akan

tercapai sehingga prestasi belajar siswa turun. Hal ini terlihat pada nilai rata-rata

kimia Ujian Tengah Semester tahun 2009/2010 SMA Negeri 1 Nguter di kelas

X-2 dan X-4 masing-masing adalah 51,12 dan 50,40.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka perlu adanya

pembaharuan yaitu mengubah model pembelajaran konvensional yang selama ini

digunakan dengan model pembelajaran kooperatif. Pada penelitian ini akan dicoba

untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif metode TAI dan Jigsaw

Page 23: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

23

ditinjau dari kemampuan memori siswa pada materi pokok Tata Nama Senyawa

kelas X semester 1.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat

diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

1. mengapa siswa SMA Negeri 1 Nguter sukar mempelajari ilmu kimia?

2. perlukah pengembangan metode pembelajaran yang dapat melibatkan

keikutsertaan siswa dalam proses belajar di SMA Negeri 1 Nguter?

3. apakah guru di SMA Negeri 1 Nguter perlu memperhatikan kemampuan

memori siswa saat memulai pelajaran?

4. apakah perbedaan penggunaan metode pembelajaran mempengaruhi prestasi

belajar siswa?

5. apakah perbedaan kemampuan memori menyebabkan perbedaan prestasi

belajar siswa?

6. apakah perbedaan kemampuan memori siswa dengan metode TAI dan Jigsaw

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa?

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dan pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah

dan jelas, maka penelitian ini membatasi masalah pada :

1. model pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah metode TAI (Teams

Assisted Individualization) dan Jigsaw.

2. materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi pada

pelajaran kimia kelas X semester 1 pada materi pokok Tata Nama Senyawa.

3. siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1

Nguter tahun ajaran 2009/2010.

4. prestasi belajar siswa adalah hasil belajar siswa materi pokok Tata Nama

Senyawa yang meliputi ranah kognitif dan afektif dengan memperhatikan

kemampuan memori siswa.

Page 24: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

24

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka

dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut :

1. apakah terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi metode TAI dan

Jigsaw pada materi pokok Tata Nama Senyawa kelas X semester 1 SMA

Negeri 1 Nguter tahun ajaran 2009/2010?

2. apakah terdapat perbedaan prestasi belajar bagi siswa yang mempunyai

kemampuan memori tinggi dan rendah pada materi pokok Tata Nama

Senyawa kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Nguter tahun ajaran 2009/2010?

3. apakah terdapat interaksi antara metode TAI dan Jigsaw dengan kemampuan

memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Tata Nama

Senyawa kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Nguter tahun ajaran 2009/2010?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi metode TAI dan Jigsaw pada

materi pokok Tata Nama Senyawa kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Nguter

tahun ajaran 2009/2010.

2. perbedaan prestasi belajar bagi siswa yang mempunyai kemampuan memori

tinggi dan rendah pada materi pokok Tata Nama Senyawa kelas X semester 1

SMA Negeri 1 Nguter tahun ajaran 2009/2010.

3. interaksi antara metode TAI dan Jigsaw dengan kemampuan memori siswa

terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok Tata Nama Senyawa kelas

X semester 1 SMA Negeri 1 Nguter tahun ajaran 2009/2010.

Page 25: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

25

F. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Memperkuat teori yang sudah ada dalam bidang pendidikan, khususnya teori

pembelajaran dengan metode TAI dan Jigsaw yang ditinjau dari kemampuan

memori terhadap pencapaian prestasi belajar materi pokok Tata Nama

Senyawa.

2. Manfaat Praktis

a. Memberi masukan kepada tenaga pengajar khususnya di SMA Negeri 1

Nguter dalam mengembangkan suatu metode pembelajaran kooperatif

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

b. Bahan acuan bagi para praktisi pendidikan untuk melakukam penelitian

metode pembelajaran kooperatif lebih lanjut.

Page 26: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

26

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Studi Komparasi

Studi komparasi berasal dari dua kata yaitu studi dan komparasi.

a. Studi

Studi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya kajian; telaah;

penelitian; penyelidikan ilmiah (Depdikbud, 1997:965). Dalam skripsi ini studi

berarti penelitian.

b. Komparasi

Komparasi berasal dari bahasa inggris “comparation”, yang artinya

perbandingan (Depdikbud, 1997:516). Menurut Van Dalen dalam Suharsimi

Arikunto (1997:246) “Penelitian komparasi yaitu ingin membandingkan dua atau

tiga kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya”.

Jadi studi komparasi merupakan suatu kegiatan untuk meneliti sesuatu hal

yang akan dibandingkan, dimana dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah

proses belajar mengajar, kemampuan memori, prestasi belajar kognitif dan

prestasi belajar afektif siswa yang diberi metode TAI dan Jigsaw.

2. Metode Pembelajaran

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian metode. Menurut Mulyani

Sumantri (2001:114) metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk

menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung

bagi kelancaran proses belajar mengajar dan tercapainya prestasi belajar anak

yang memuaskan.

Menurut Mulyati Arifin (1995:107) metode mengajar menyangkut

permasalahan fisik apa yang harus diberikan kepada siswa, sehingga kemampuan

intelektualnya dapat berkembang, sehingga belajar dapat berjalan secara efisien

dan bermakna bagi siswa. Metode mengajar menurut Slameto (2003:65) adalah

suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar.

Page 27: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

27

Untuk mencapai hal- hal tersebut, maka guru harus dapat memilih dan

mengembangkan metode mengajar yang tepat, efisien dan efektif sesuai dengan

materi yang diajarkan. Dengan pemilihan metode yang tepat, maka akan

mempengaruhi belajar siswa dengan baik sehingga siswa benar-benar memahami

materi yang diberikan.

Terdapat beberapa faktor yang yang mempengaruhi baik dan tidaknya

suatu metode mengajar. Empat faktor yang dimaksud adalah “tujuan yang ingin

dicapai, siswa, situasi dan guru”.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan pengertian metode

pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi

pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan membuat kemampuan

intelektual siswa berkembang, sehingga belajar dapat berjalan secara efisien dan

bermakna bagi siswa.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong-royong dalam

pendidikan adalah falsafah homo homoni socius. Berlawanan dengan teori

Darwin, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerja

sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup.

Tanpa kerja sama, individu, keluarga, organisasi, atau sekolah tidak akan dapat

berjalan. Ironisnya, model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan

dalam pendidikan, walaupun orang Indonesia sangat membanggakan diri dengan

adanya sifat gotong-royong dalam masyarakat.

Model pembelajaran kooperatif learning tidak sama dengan sekedar

belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan

pembagian kelompok yang dilakukan tanpa pertimbangan. Pelaksanaan prosedur

pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola

kelas dengan lebih baik dan efektif. Menurut Roger dan David Johnson dalam

Anita Lie (2004:31) untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model

pembelajaran gotong-royong harus diterapkan, yaitu:

Page 28: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

28

a. Saling ketergantungan positif

Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun

tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus

menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.

Intinya setiap anggota mempunyai tugas yang berlainan, kemudian berkumpul

dan bertukar pikiran atau informasi. Selanjutnya pengajar akan mengevaluasi

semua anggota mengenai seluruh bagian, sehingga dengan cara ini mau tidak

mau setiap anggota harus merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan

tugasnya agar anggota yang lain juga dapat berhasil.

b. Tanggung Jawab Perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama. Jika tugas dan

prosedur penilaian dibuat menurut prosedur cooperative learning, setiap siswa

akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik.

c. Tatap Muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk

membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran

beberapa anggota akan lebih baik dari pada hasil pemikiran dari individu saja.

d. Komunikasi Antar anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai

ketrampilan berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok,

pengajar perlu mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Tidak setiap siswa

mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Keberhasilan suatu

kelompok bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling

mendengarkan dan kemampuan mereka mengutarakan pendapat mereka.

e. Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama kelompok tersebut

agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif (Anita Lie, 2004:31).

Page 29: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

29

Dalam model pembelajaran kooperatif berarti siswa belajar bersama,

saling membantu dalam pembelajaran agar setiap anggota kelompok dapat

mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. Dalam

model pembelajaran kooperatif, para siswa dikelompokkan secara variatif

(beraneka ragam) berdasarkan prestasi mereka sebelumnya, kesukaan/kebiasaan,

jenis kelamin, budaya, dan tingkat sosio-ekonomi yang berbeda.

Para siswa dalam kelompok kooperatif belajar bersama-sama dan

memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar-benar menguasai

konsep-konsep yang dipelajari, karena keberhasilan mereka dalam kelompok

tergantung dari pemahaman masing-masing anggota. Ada beberapa keuntungan

yang bisa diperoleh dari penggunaan model pembelajaran kooperatif ini, yaitu

siswa dapat mencapai prestasi akademis yang bagus, menerima pelajaran dengan

senang hati/sebagai hiburan karena adanya kontak fisik antar siswa, serta dapat

mengembangkan kemampuan sosial siswa. Namun, selain keuntungan tersebut

model pembelajaran kooperatif juga mempunyai problem utama yang timbul baik

bagi guru ataupun murid, antara lain:

a. Membutuhkan persiapan materi ekstra untuk kelas yang digunakan.

Seorang guru membutuhkan kerja keras untuk persiapan materi mengajar, oleh

karena itu menjadi beban bagi mereka.

b. Timbul kekhawatiran hilangnya isi/kadar materi yang dibahas.

Model pembelajaran kooperatif lebih banyak memberikan ceramah/nasehat,

sehingga ini adalah pemborosan waktu bagi para guru.

c. Jangan mempercayakan kepada siswa dalam mempelajari pengetahuan tanpa

bimbingan guru.

Guru berpikir mereka harus berkata apa dan bagaimana cara belajar, hanya

guru yang mempunyai pengetahuan dan keahlian.

d. Kurangnya keakraban dengan metode pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif adalah sesuatu yang baru bagi beberapa guru.

Jadi mereka butuh waktu untuk terbiasa, dengan latihan yang intensif

diharapkan dapat mengatasi problem tersebut.

Page 30: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

30

e. Siswa belum terbiasa untuk belajar dalam kelompok.

Para guru kurang memperhatikan aktivitas siswa di dalam kelompok, padahal

banyak siswa yang belum terbiasa belajar menyampaikan pengetahuan dalam

kelompok. sehingga seorang guru harus mengajarkan dan meninjau kembali

materi yang belum dimengerti siswa, serta menguatkan materi yang telah

dipahami siswa (Zakaria dan Iksan:38).

Dalam model pembelajaran kooperatif siswa akan melihat sejauh mana

pemahaman teman mereka, sehingga mendorong mereka untuk berusaha lebih

keras dalam memahami materi pelajaran agar mereka juga dapat membantu teman

lain dan dapat saling mengisi kekosongan pemahaman yang lain, sehingga di sini

peran guru menjadi lebih minimal.

Metode kerja kelompok sebenarnya bukan hal baru dalam dunia

pendidikan. Akhir-akhir ini metode kerja kelompok mengalami kemajuan yang

pesat berhubungan dengan ditemukannya inovasi-inovasi baru dalam kerja

kelompok. Slavin (2008:5) memperkenalkan metode mengajar yang

menggunakan metode kerja kelompok:

a. Student Team Learning

b. Student Team-Achievement Division (STAD)

c. Teams Games Tournament (TGT)

d. Jigsaw

e. Team Assisted Individualization (TAI)

f. Cooperatif Integrated Reading and Composition (CIRC)

Dari kelima metode belajar kelompok di atas, masing-masing

mempunyai ciri khusus dalam pelaksanaannya seperti yang dijelaskan dalam

Slavin (2008:26), yaitu:

a. Tujuan kelompok

b. Tanggung jawab individu

c. Kesempatan yang sama untuk sukses

d. Kompetisi antar kelompok

e. Tugas khusus

f. Penyesuaian diri dengan kebutuhan

Page 31: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

31

Model pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas

kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, berdiskusi dan

berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai. Ada banyak

alasan mengapa model pembelajaran kooperatif banyak digunakan. Salah satunya

adalah efektif untuk meningkatkan pencapaian prestasi siswa, dan akibat positif

lainnya yang dapat mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan

terhadap teman sekelas yang lemah di bidang akademik, dan meningkatkan rasa

harga diri. Alasan lain adalah tumbuhnya kesadaran bahwa siswa perlu belajar

untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengaplikasikan kemampuan dan

pengetahuan mereka. Pembelajaran kooperatif merupakan sarana yang sangat baik

untuk mencapai hal-hal semacam itu. (Slavin, 2008:4-5)

4. Model Pembelajaran Kooperatif Metode TAI

Metode TAI adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang

dikemukakan oleh Slavin, 2008. “Teams Assisted Individualization” dapat

diartikan sebagai kelompok yang dibantu secara individual atau kelompok dimana

ada seorang asisten yang membantu secara individual atau TAI merupakan

metode pembelajaran secara kelompok dimana terdapat terdapat seorang siswa

yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas membantu secara

individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompok.

Dalam hal ini peran guru hanya sebagai fasilitator dan mediator dalam

proses belajar mengajar. Secara umum TAI terdiri dari delapan komponen utama

yaitu :

a. Kelompok / Tim

Siswa dalam satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang masing-

masing terdiri dari 4-5 orang siswa yang mewakili bagian dari kelasnya dalam

menjalankan aktivitas akademik, jenis kelamin, dan suku atau etnik. Fungsi

utama dari kelompok adalah membentuk semua anggota kelompok agar

mengingat materi yang telah diberikan dan lebih memahami materi yang

nantinya digunakan dalam persiapan mengerjakan lembar kerja.

Page 32: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

32

b. Tes Pengelompokan

Siswa-siswa diberi tes awal pada awal program pengajaran. Hasil dari tes awal

ini digunakan sebagai pedoman dalam pembentukan kelompok berdasarkan

point yang mereka peroleh.

c. Materi Kurikulum

Proses pengajaran harus sesuai dengan materi yang terdapat dalam kurikulum

yang berlaku dengan menerapkan teknik dan strategi pemecahan masalah

untuk penguasaan materi.

d. Kelompok Belajar

Berdasarkan tes pengelompokan maka dibentuk kelompok belajar. Siswa

dalam kelompoknya mendengarkan presentasi dari guru dan mengerjakan

lembar kerja. Jika ada siswa yang belum paham tentang materi dapat bertanya

pada anggota lainnya atau ketua yang telah ditunjuk, kalau belum paham juga

baru meminta penjelasan dari guru.

e. Penilaian dan Pengakuan Tim

Setelah diberikan tes, kemudian tes tersebut dikoreksi dan dinilai berdasarkan

kriteria tertentu. Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan jika dapat

melampaui kriteria yang telah ditentukan.

f. Mengajar Kelompok

Materi yang belum dipahami oleh suatu kelompok dapat ditanyakan kepada

guru dan guru memberikan penjelasan pada kelompok tersebut. Pada saat guru

mengajar, siswa dapat sambil memahami materi baik secara individual dan

kelompok dengan kebebasan yang bertanggung jawab. Dalam hal ini keaktifan

siswa sangat diutamakan.

g. Lembar Kerja

Pada setiap materi yang diajarkan diberikan lembar kerja secara individual

untuk mengetahui pemahaman individu.

h. Mengajar Seluruh Kelas

Setelah akhir dari pengajaran pokok bahasan suatu materi guru menghentikan

program pengelompokan dan menjelaskan konsep-konsep yang belum

Page 33: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

33

dipahami dengan strategi pemecahan masalah yang relevan serta memberikan

kesimpulan dari materi tersebut.

Dalam pelaksanaannya metode TAI dibagi dalam :

a. Pengelompokan

Sebelum pengajaran TAI, dilaksanakan suatu tes awal yang menyangkut

tentang konsep-konsep yang akan diajarkan. Tes awal ini berguna dalam

pembentukan kelompok agar penyebaran siswa berdasarkan point yang

didapat pada tes awal tersebut secara homogen. Selain itu tes awal ini juga

digunakan untuk menunjuk ketua atau asisten yang memimpin suatu

kelompok.

b. Tahap Penyajian Materi

Penyajian materi dilakukan melalui :

1) pengajaran kelompok

jika terdapat materi pelajaran yang kurang dipahami dalam suatu

kelompok, maka kelompok tersebut dapat meminta penjelasan dari guru

untuk menjelaskan materi yang belum dipahami tersebut., sedangkan

kelompok lain dapat melanjutkan pekerjaannya.

2) pengajaran seluruh kelas

pengajaran ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran. Guru

menyimpulkan penekanan materi yang dianggap penting.

c. Kegiatan Kelompok

Setelah terbagi dalam kelompok-kelompok, masing-masing individu

mengerjakan tugas yang diberikan guru melalui lembar kerja. Mereka bekerja

sebagai satu tim, jika terdapat kesulitan dipecahkan secara bersama-sama

dengan kelompoknya.

Kelebihan model pembelajaran kooperatif metode Teams Assisted

Individualization (TAI) antara lain:

a. Dengan model pembelajaran kooperatif metode TAI guru dapat menciptakan

suasana lingkungan kelas yang saling menghargai nilai-nilai ilmiah.

b. Guru semakin bersemangat dan mantap dalam mempersiapkan diri untuk

melaksanakan pembelajaran.

Page 34: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

34

c. Peserta didik merasa senang karena dilibatkan dalam proses belajar dan

semakin tertantang dengan persoalan-persoalan baru yang belum pernah

mereka temui sebelumnya sehingga memicu mereka untuk terus melakukan

penemuan-penemuan.

d. Memungkinkan peran aktif peserta didik dalam proses penilaian, mereka

melakukan penilaian diri sendiri, refleksi, pemikiran yang kritis dan

memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah peserta didik.

e. Model pembelajaran kooperatif metode TAI memungkinkan guru dan peserta

didik secara bersama-sama bertanggungjawab untuk merancang proses

pembelajaran dan untuk mengevaluasi kemajuan belajar yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

f. Pada model pembelajaran kooperatif metode TAI peserta didik mendapatkan

penghargaan atas usaha mereka.

g. Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan

dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai.

Sedangkan kelemahan model pembelajaran kooperatif metode TAI antara lain:

a. Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif metode Teams Assisted Individualization (TAI).

b. Apabila metode ini merupakan metode yang baru diketahui, kemungkinan

sejumlah peserta didik bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri dan

sebagian mengganggu antar peserta didik lain (Ana Kurniati, 2007:68-69).

5. Model Pembelajaran Kooperatif Metode Jigsaw

Jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan rekan-rekan

sejawatnya. Menggunakan Jigsaw, siswa-siswa ditempatkan dalam tim-tim belajar

heterogen beranggotakan lima sampai enam orang (Arrends, 2008:13). Pada

model Jigsaw siswa menjadi anggota kelompok asal (home group) dan sebagai

kelompok ahli (expert group). Para siswa dalam kelompok ahli bertanggung

jawab terhadap penguasaan materi yang menjadi bagian yang dipelajari dan wajib

mengajarkan kepada anggota lain dalam kelompok asal/home group.

Page 35: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

35

Tim Asal

Gambar 1. Tim-tim Jigsaw

Jigsaw sangat mudah dilakukan, dimana pelaksanaannya meliputi

langkah-langkah berikut:

a. Membentuk kelompok Jigsaw yang terdiri dari 5 siswa.

b. Menunjuk salah satu siswa sebagai ketua kelompok.

c. Membagi materi menjadi 5 bagian.

d. Meminta siswa untuk mempelajari satu bagian. Guru memeriksa dan

memastikan setiap siswa hanya mendapat satu bagian dan mempelajari bagian

mereka sendiri.

e. Memberikan waktu kepada siswa untuk membaca bagiannya agar mereka tahu

apa yang harus mereka lakukan. Dalam langkah ini siswa tidak perlu

menghafal materi.

f. Membentuk kelompok sesaat (kelompok ini disebut juga kelompok ahli atau

kelompok expert). Siswa yang memiliki bagian yang sama membentuk satu

kelompok dan mendiskusikannya agar mereka benar-benar paham.

g. Siswa kembali ke kelompok asal.

h. Memberi waktu pada setiap siswa untuk menjelaskan apa yang mereka peroleh

dalam kelompok ahli dan siswa lain diberi kesempatan untuk bertanya.

i. Guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain untuk

mengobservasi prosesnya.

j. Pada akhir pelajaran siswa diminta untuk mengerjakan tes atau kuis agar mereka

sadar bahwa pelajaran berlangsung serius.

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X X

X X X X

Tim Ahli

(Setiap tim ahli memiliki satu anggota dari masing-masing tim asal)

Page 36: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

36

Bila dibandingkan dengan metode tradisional, metode Jigsaw memiliki

beberapa kelebihan sebagai berikut :

a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli

yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.

b. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.

c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara

dan berpendapat.

Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa kekurangan yaitu :

a. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol

jalannya diskusi. Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar

memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota

kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru

mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.

b.Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan

mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga

ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat,

kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi

dapat tersampaikan secara akurat.

c. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru

harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang

cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.

d. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses

pembelajaran.

6. Kemampuan Memori

a. Pengertian dan Proses Memori

Menurut Agus Sujanto (2004:41) ”Memori atau ingatan ialah suatu daya

jiwa yang dapat menerima, menyimpan dan mereproduksi kembali pernyataan-

pernyataan atau tanggapan-tanggapan yang telah lampau”.

Kemampuan memori memegang hubungan yang penting kaitannya

dalam peningkatan prestasi belajar siswa. Seperti yang dijelaskan oleh Gupta

(2008:381-386), ”Dengan mengandalkan besarnya pertemuan dalam pembelajaran

Page 37: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

37

akan meningkatkan prestasi belajar siswa, didorong oleh faktor lain yang saling

berhubungan seperti kesadaran siswa, memori/ingatan, motivasi dan pengertian

serta kemampuan menjelaskan apa yang kita pikir untuk orang lain”.

Proses memori menurut Atkinson, R.L, Atkinson, R.C, dan Smith, E

(1991:478-479) ”Ada tiga tahap memori meliputi : penyandian (encoding),

penyimpanan (storage), dan pengambilan (retriveal)”.

1) Tahap penyandian, merupakan tahap transformasi masukan fisik yang

bersesuaian dengan ucapan namanya menjadi sandi (kode) yang diterima

memori.

2) Tahap penyimpanan, tahap menyimpan kode yang diterima dalam memori

selama waktu tertentu.

3) Tahap pengambilan, tahap pengingatan kemabli sebuah kode dari tahap

penyimpanan.

b. Tipe Memori

Ada empat tipe memori menurut Atkinson et al (1991:480-481) yaitu

memori jangka pendek, memori jangka panjang, memori eksplisit, dan memori

implisit.

1) Memori jangka pendek, memori yang mengharuskan kita menyimpan

materi selama beberapa detik.

2) Memori jangka panjang, memori yang mengharuskan kita menyimpan

materi untuk interval waktu yang lebih panjang, dari beberapa menit

sampai tahunan.

3) Memori eksplisit, memori yang diingat secara sadar akan pengalaman di

masa lalu.

4) Memori implisit, mencakup memori untuk kecakapan.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Memori

Menurut Agus Sujanto (2004:41) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi memori, diantaranya sebagai berikut:

1) Sesuatu yang mempunyai makna akan lebih mudah diingat daripada yang

tidak bermakna.

Page 38: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

38

2) Lama interval, yaitu jarak waktu antara memasukkan informasi sampai

ditimbulkannya kembali informasi itu. Semakin lama interval akan

semakin berkurang kemampuan memori seseorang.

3) Isi interval, yaitu aktivitas-aktivitas yang mengisi interval. Jika

mempelajari suatu materi kemudian mempelajari materi lain, maka materi-

materi itu akan saling mengganggu dalam proses memori.

4) Situasi seseorang, istirahat akan memperkuat daya retensi.

5) Perulangan, makin sering informasi diulang akan makin baik diingat.

6) Emosi dapat memberikan blocking dalam mengeluarkan kembali informasi

yang telah dimasukkan dalam memori.

7) Keadaan jiwa (kemauan dan perasaan).

8) Umur.

d. Metode Pengukuran Kemampuan Memori

Pengukuran memori atau ingatan seseorang dapat dilakukan melalui

beberapa metode, yaitu:

1) Metode Dengan Melihat Waktu Belajar

Metode ini untuk menyelidiki kemampuan ingatan dengan cara melihat

berapa lama waktu yang diperlukan oleh subyek untuk dapat menguasai materi

yang dipelajari dengan baik; misalnya dapat menimbulkan kembali materi tersebut

tanpa kesalahan.

2) Metode Mempelajari Kembali

Metode ini merupakan metode yang berbentuk di mana subyek disuruh

mempelajari materi kembali yang pernah dipelajari sampai pada suatu kriteria

tertentu seperti pada saat mempelajari materi tersebut yang pertama kali.

3) Metode Mengingat Kembali

Metode ini menggunakan cara pengingatan kembali. Subyek disuruh

mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. Misal ujian yang berbentuk

essay.

4) Metode Asosiasi Berpasangan

Dalam metode ini subyek disuruh mempelajari materi secara berpasang-

pasangan. Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mengingat, dalam evaluasi

Page 39: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

39

salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subyek disuruh

menyebutkan atau menimbulkan kembali pasangannya. Dalam penelitian ini

untuk mengukur kemampuan memori siswa digunakan metode asosiasi

berpasangan, karena instrumennya lebih sederhana dan menarik.

e. Meningkatkan Kemampuan Memori

Ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan memori seperti

yang dijelaskan dalam bukunya Atkinson et al (1991:528-535).

1) Penguraian dan Penyandian

Meningkatkan kemampuan memori dapat dilakukan dengan

menguraikan maknanya. Semakin banyak hubungan makna yang dibentuk

diantara butir-butir fakta, semakin besar pula kemungkinan kita mengingatnya.

2) Organisasi

Mengorganisasikan kata-kata dengan menggunakan pohon hierarkis

dapat meningkatkan kemampuan memori.

3) Melatih Pengingatan

Cara lain untuk meningkatkan kemampuan memori adalah melatihnya,

artinya bertanya pada diri sendiri tentang apa yang akan dipelajari.

4) Metoda PQRST

Metode ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

mempelajari dan mengingat materi yang dipresentasikan dalam sebuah buku.

Metoda PQRST memiliki lima tahap yaitu: preview (peninjauan), question

(pertanyaan), read (membaca), self-recitation (menceritakan kembali untuk diri

sendiri), dan test (ujian). Metoda ini mengandalkan tiga prinsip dasar yaitu:

mengorganisasikan, menguraikan dan melatih pengingatan materi.

7. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam dunia pendidikan proses pendidikan di sekolah yaitu kegiatan

belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling penting. Dapat dikatakan

berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada proses

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa sebagai anak didik. Untuk

mengetahui seberapa jauh atau pengetahuan siswa terhadap suatu pelajaran maka

Page 40: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

40

dilakukan penilaian. Dalam proses pendidikan penilaian memegang peranan

penting, karena dengan penilaian yang disajikan dalam bentuk angka-angka dapat

digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan prestasi belajar siswa.

Nana Sudjana (1996:22) mengatakan, “hasil belajar adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.

Pendapat ini dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa baik yang berbentuk kognitif, afektif,

maupun psikomotor setelah melakukan pembelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas, maka prestasi belajar dapat diartikan

sebagai hasil yang dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar yang

berupa nilai atau angka.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belaiar

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu baik dari dalam

diri siswa maupun luar diri siswa. Secara garis besar Ngalim Purwanto

(1990:102) menyebutkan, faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa

dibedakan menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

1) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah

faktor lingkungan dan faktor instrumental. Faktor lingkungan meliputi

lingkungan alam dan sosial, sedang faktor instrumental meliputi kurikulum,

bahan ajar, guru, model pembelajaran, sarana dan prasarana, serta administrasi.

2) Faktor Internal

Faktor internal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah

faktor fisik dan psikologis. Faktor fisik meliputi fisik individu yang belajar seperti

kelelahan, kesehatan, cacat tubuh dan lain-lain, sedang faktor psikologis meliputi

bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah

intelegensi (kecerdasan). Menurut Thurston dalam Syamsu Yusuf (2004:107) ada

tujuh kemampuan primer dalam intelegensi, yaitu: kemampuan berbahasa,

mengingat, berpikir logis, tilikan ruang, bilangan, menggunakan kata-kata,

mengamati dengan cepat dan cermat.

Page 41: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

41

b. Kegunaan Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu hal yang penting yang diperlukan

siswa sebagai tolak ukur penilaian keberhasilan dalam kegiatan belajarnya.

Berkaitan dengan prestasi belajar, Cronbach dalam bukunya Tabrani Rusyan A.

(1990: 4) mengemukakan bahwa:

Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, tergantung kepada ahli dan versinya masing-masing, namun diantaranya adalah sebagai berikut : 1) Sebagai umpan balik bagi pendidikan dalam mengajar 2) Untuk keperluan diagnotis 3) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan 4) Untuk keperluan seleksi 5) Untuk keperluan penempatan dan penjurusan 6) Untuk menentukan isi kurikulum 7) Untuk menentukan kebijakan sekolah

Kegunaan prestasi tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan mengetahui

prestasi belajar siswa, guru dapat mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan.

Misalnya apabila dalam pencapaian prestasi tidak mencapai target yang

direncanakan, perlu adanya pengayaan dalam materi yang disampaikan oleh guru

sehingga siswa dapat dengan mudah menerima materi yang disampaikan.

Selain itu juga prestasi dapat memberikan informasi kepada guru untuk

melakukan bimbingan dan penyuluhan.

8. Tata Nama Senyawa

Senyawa dapat berupa senyawa molekul maupun senyawa ion. Senyawa

molekul terbentuk dari gabungan dua atau lebih atom-atom unsur yang

berbeda,misalnya : NO dan NO2. Sedangkan senyawa ion terbentuk dari gabungan

ion positif (kation) dan ion negatif (anion), misalnya : Na2S, FeCl3, dan Ca3N2.

Senyawa diberi nama dengan aturan tertentu. Selain itu, suatu senyawa

kadang-kadang diberi nama khusus, misalnya urea dan glukosa. Pemberian nama

suatu senyawa diatur oleh badan internasional IUPAC (International Union and

Pure Applied Chemistry) dan diikuti oleh semua negara. Aturan penamaan

senyawa menurut IUPAC sebagai berikut.

Page 42: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

42

a. Senyawa Biner

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua atom unsur.

Senyawa biner dapat berupa senyawa biner ionik dan senyawa biner kovalen.

1) Tata nama senyawa biner ionik

Aturan penamaan senyawa biner ionik adalah :

a) Unsur yang berada di depan (unsur logam) disebut sesuai dengan nama

unsur tersebut.

b) Unsur yang berada di belakang disebut sesuai dengan nama unsur

tersebut dengan menambahkan akhiran ida.

c) Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis bilangan oksidasi,

senyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan

oksidasinya, ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di

belakang nama unsur logam itu (Unggul Sudarmo, 2006:64).

Contoh :

Apakah nama senyawa berikut:

(1) NaCl (2) Na Br

Jawab:

(1) NaCl : natrium klor = (ida) → natrium klorida

Logam non logam

(2) NaBr : natrium brom = (ida) → natrium bromida

Logam non logam

2) Tata nama senyawa biner kovalen (unsur non logam + unsur non

logam)

Aturan penamaan senyawa biner kovalen adalah :

a) Unsur yang berada di depan disebut dengan awalan yang menyatakan

jumlah atom.

b) Unsur yang berada di belakang disebut dengan awalan yang

menyatakan jumlah atom dan diakhiri ida.

c) Jumlah masing-masing atom ditulis dengan memakai awalan :

1 = mono 3 = tri 5 = penta 7 = hepta 9 = nona

2 = di 4 = tetra 6 = heksa 8 = okta 10 = deka

Page 43: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

43

Contoh:

Apakah nama senyawa berikut :

(1) NO

(2) NO2

(3) N2O3

(4) CO2

Jawab:

(1) NO = nitrogen monoksida

(2) NO2 = nitrogen dioksida

(3) N2O3 = dinitrogen trioksida

(4) CO2 = karbon dioksida.

b. Senyawa Ion Poliatom

Senyawa ion poliatom adalah senyawa yang mengandung ion poliatom

yaitu terdiri dari dua atau lebih atom yang terikat bersama dalam satu ion.

Contoh kation poliatomik : NH4+

Contoh anion poliatomik : SO42-, NO3

-, Rumus kimia senyawa yang terbentuk

dari ion poliatom didahului dengan ion positif (kation) kemudian ion negatif

(anion). Tata nama senyawa ion poliatom adalah sesuai dengan nama kation dan

bilangan oksidasinya, diikuti nama anionnya (Unggul Sudarmo, 2006:65).

Contoh : Apakah nama senyawa berikut ini?

1) CaSO4

2) Pb(NO3)2

3) (NH4)2SO4

Jawab: 1) CaSO4 : kalsium sulfat

2) Pb(NO3)2 : timbel (II) nitrat

3) (NH4)2SO4 : amonium sulfat

Daftar nama kation dan anion yang banyak dipergunakan dan banyak

dijumpai di laboratorium dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 (Unggul

Sudarmo, 2006:66).

Page 44: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

44

Tabel 1. Daftar Nama Ion Positif (kation)

Kation bermuatan +1 Kation bermuatan +2 Kation bermuatan +3 dan +4

Rumus Nama Rumus Nama Rumus Nama H+

NH4+

Na+ K+ Ag+ Li+

Asam Amonium Natrium Kalium Perak litium

Mg2+ Ca2+ Sr2+ Ba2+ Fe2+ Cu2+ Zn2+ Pb2+

Magnesium Kalsium Stronsium Barium Besi(II) Tembaga(II) Zink Timbel(II)

Fe3+ Cr3+ Al3+ Co3+ Ni3+ Sn4+ Pb4+

Besi(III) Kromium(III) Alumunium Kobalt(III) Nikel(III) Timah(IV) Timbel(IV)

Tabel 2. Daftar Nama Ion Negatif (anion)

Anion bermuatan -1 Anion bermuatan -2 Anion bermuatan -3

Rumus Nama Rumus Nama Rumus Nama

F- Cl- Br- I- NO3

- NO2

- CH3COO- ClO- ClO2

- ClO3

- ClO4

- CN-

Fluorida Klorida Bromida Iodida Nitrat Nitrit Asetat Hipoklorit Klorit Klorat Perklorat Sianida

SO32-

SO42-

CO32-

SiO32-

CrO42-

Cr2O72-

AsO32-

AsO42-

Sulfit Sulfat Karbonat Silikat Kromat dikromat Arsenit arsenat

PO33-

PO43-

Fosfit Fosfat

c. Asam dan Basa

1) Asam

Adalah zat yang menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air. Tata

nama senyawa ini adalah diawali dengan kata asam, diikuti nama sisa asam.

Misal : HCl → H+ + Cl- = asam klorida

Sisa asam

H2SO4 → 2H+ + SO42- = asam sulfat

Sisa asam

2) Basa

Adalah zat yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) bila dilarutkan

dalam air.

Page 45: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

45

Tata nama unuk senyawa basa ini adalah diawali dengan nama unsur di depan

(logam), diikuti kata hidroksida. Misal :

NaOH : natrium hidroksida

Ba(OH)2 : barium hidroksida

KOH : kalium hidroksida

Al(OH)3 : alumunium hidroksida.

c. Tata Nama Senyawa Organik Sederhana

Senyawa organik adalah senyawa yang mengandung atom C dan H

sebagai unsur utama, dan unsur lain seperti N, P, S dengan kekhasan antar atom C

membentuk rantai karbon. Senyawa organik jauh lebih banyak dan lebih

kompleks dibandingkan dengan senyawa anorganik. Oleh sebab itu diperlukan

penggolongan dan penamaan senyawa organik (karbon) secara sistematis selain

nama lazim (trivial). Senyawa organik yang hanya terdiri atas unsur karbon (C)

dan hidrogen disebut senyawa hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon diklasifikasikan

menjadi senyawa alkana, alkena, dan alkuna.

1) Alkana

Senyawa alkana merupakan senyawa rantai karbon dengan ikatan

tunggal. Alkana mempunyai rumus umum CnH2n+2. Tata nama alkana berdasarkan

aturan IUPAC adalah nama alkana diambil berdasarkan jumlah atom karbon yang

menyusunnya dan diakhiri dengan akhiran ana. Beberapa nama senyawa alkana

berdasarkan jumlah atom karbon dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Daftar Nama Senyawa Alkana

Jumlah atom C Rumus senyawa

Nama senyawa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

CH4 C2H6 C3H8 C4H10 C5H12 C6H14 C7H16 C8H18 C9H20 C10H22

Metana Etana Propana Butana Pentana Heksana Heptana Oktana Nonana dekana

Page 46: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

46

2) Alkena

Senyawa alkena merupakan senyawa karbon yang mempunyai ikatan

rangkap, rumus umum alkena CnH2n. Nama alkena diturunkan dari nama alkana

dengan akhiran ana diganti dengan akhiran ena (Unggul Sudarmo, 2006:153).

Beberapa senyawa alkena dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Daftar Nama Senyawa Alkena

Jumlah atom C

Rumus senyawa Nama Rumus struktur

2 3 4 5 6 7

C2H4 C3H6 C4H8 C5H10 C6H12 C7H14

1- Etena 1- Propena 1- Butena 1- Pentena 1- Heksena 1- Heptena

H2C=CH2 H2C=CH2-CH3 H2C= CH2-CH2-CH3 H2C= CH2-CH2-CH2- CH3

H2C= CH2-(CH2)3 -CH3 H2C= CH2-(CH2)4 -CH3

2) Alkuna

Senyawa alkuna merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai

ikatan rangkap tiga antar atom karbonnya dengan rumus umum CnH2n-2. Alkuna

diberi nama seperti alkena, akhiran ena diganti dengan una (Unggul Sudarmo,

2006:157). Beberapa nama dan struktur dari senyawa alkuna dapat dilihat pada

tabel 5.

Tabel 5. Daftar Nama Senyawa Alkuna

Jumlah atom C

Rumus senyawa Nama Rumus struktur

2 3 4 5 6 7

C2H2 C3H4 C4H6 C5H8 C6H10 C7H12

1- Etuna 1- Propuna 1- Butuna 1- Pentuna 1- Heksuna 1- Heptuna

HC≡CH HC≡C-CH3 HC≡ C-CH2-CH3 HC≡ C-CH2-CH2- CH3

HC≡ C-(CH2)3 -CH3 HC≡ C-(CH2)4 -CH3

Page 47: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

47

B. Kerangka Pemikiran

Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih tetap merupakan

suatu masalah yang amat menonjol dalam setiap pembaharuan sistem

pendidikan nasional, sejalan dengan itu upaya pembaharuan pendidikan terus

dilakukan. Salah satunya adalah pembaharuan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Metode TAI merupakan suatu model pembelajaran kooperatif dimana

siswa diharapkan dapat bekerjasama, berdiskusi dan berdebat dengan

temannya, menilai kemampuan dan mengisi kekurangan anggota

kelompoknya. Adanya sumbangan yang diberikan oleh seorang asisten kepada

anggota kelompok dapat membuat mereka memahami materi dan belajar lebih

baik. Keberhasilan proses belajar kelompok akan membantu siswa dalam

berkomunikasi dengan siswa lain karena pada metode ini dituntut adanya

kemampuan untuk mengkomunikasikan informasi atau ide dalam pikirannya.

Dalam metode Jigsaw setiap kelompok memiliki kemampuan yang

hampir sama sehingga setiap anggota memiliki hak dan kedudukan yang sama

pula. Dalam metode ini, siswa sebagai anggota kelompok asal dan kelompok

ahli. Pada saat siswa berada dalam kelompok ahli, siswa harus mempelajari

dan memahami materi yang sudah menjadi bagiannya. Hasil diskusi di dalam

kelompok ahli tersebut ditransfer kepada anggota yang lain di dalam

kelompok asal. Dengan adanya kelompok ahli, setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab terhadap materi yang harus dipelajari masing-masing,

sehingga hasil pembelajaran dapat dikomunikasikan kepada anggota lain

dalam kelompok asal. Dalam metode Jigsaw, pada akhir diskusi siswa

diberikan tugas/kuis agar mereka sadar bahwa kegiatan belajar berlangsung

serius.

Dari pemikiran diatas, diduga metode Jigsaw dapat lebih meningkatkan

prestasi belajar siswa pada materi pokok Tata Nama Senyawa dari pada siswa

yang diajar dengan metode TAI.

Page 48: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

48

Kemampuan memori atau ingatan adalah kemampuan jiwa untuk

memasukkan (learning), menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali

(remembering) hal-hal yang telah terjadi atau dipelajari di masa lampau. Siswa

yang memiliki kemampuan memori yang tinggi akan mampu menjalankan

perannya sebagai seorang peserta didik yang baik, sebaliknya dengan siswa

yang memiliki kemampuan memori rendah sehingga prestasi belajarnya pun

akan lebih baik ketika diajar dengan metode TAI maupun Jigsaw pada materi

pokok Tata Nama Senyawa.

Pada pengajaran materi pokok Tata Nama Senyawa dengan metode TAI

dan Jigsaw dengan memperhatikan kemampuan memori siswa, dimungkinkan

akan terjadi fenomena dimana siswa yang memiliki kemampuan memori

tinggi yang diajar dengan metode Jigsaw prestasi belajarnya akan lebih baik

dari pada siswa dengan kemampuan memori rendah. Hal ini dikarenakan

dalam metode Jigsaw, siswa dapat menggunakan kemampuan memorinya

yang tinggi untuk mengingat kembali materi apa yang sudah mereka pelajari

di dalam kelompok ahli dan mengkomunikasikannya kepada anggota lain saat

mereka kembali ke kelompok asal. Sedangkan siswa yang mempunyai

kemampuan memori rendah yang diajar dengan metode TAI diharapkan akan

mempunyai prestasi belajar yang lebih baik karena siswa lebih dituntut untuk

dapat lebih berkomunikasi baik dengan guru maupun dengan sesama murid di

dalam kelompoknya.

Dari pemikiran diatas, diduga terdapat interaksi antara metode TAI dan

Jigsaw dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada

materi pokok Tata Nama Senyawa.

Page 49: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

49

Gambar 2. Paradigma Penelitian

Keterangan : X : Model pembelajaran kooperatif X1 : Metode TAI X2 : Metode Jigsaw Y1 : kemampuan memori tinggi Y2 : kemampuan memori rendah

X

X1

X2

Y1

Y2

Y1

Y2

X1Y1

X1Y2

X2Y1

X2Y2

Page 50: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

50

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir yang dikemukakan diatas, maka dalam

penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut :

1 Terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi metode TAI dan Jigsaw

pada materi pokok Tata Nama Senyawa kelas X semester 1 SMA Negeri 1

Nguter.

2 Terdapat perbedaan prestasi belajar bagi siswa yang mempunyai kemampuan

memori tinggi dan rendah pada materi pokok Tata Nama Senyawa kelas X

semester 1 SMA Negeri 1 Nguter .

3 Terdapat interaksi antara metode TAI dan Jigsaw dengan tinggi rendahnya

kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kimia materi pokok Tata

Nama Senyawa kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Nguter.

Page 51: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

51

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Nguter pada kelas X semester

ganjil tahun pelajaran 2009/2010.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada agustus 2009, pelaksanaan penelitian ini

meliputi beberapa tahap yaitu:

a. Tahap persiapan, meliputi : pengajuan judul skripsi, permohonan

pembimbing, pembuatan proposal, perijinan penelitian, survei sekolah yang

bersangkutan dan konsultasi instrumen penelitian.

b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat penelitian

yang meliputi uji instrumen penelitian dan pengambilan data yang disesuaikan

dengan alokasi waktu penyampaian materi pokok tata nama senyawa.

c. Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan laporan.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen.

Dengan menggunakan rancangan faktorial 2x2. Faktor pertama adalah model

pembelajaran kooperatif yaitu metode TAI dan Jigsaw. Faktor kedua adalah

kemampuan memori, yaitu kemampuan memori tinggi dan rendah.

Tabel 6. Rancangan Penelitian

Faktor A (Model Pembelajaran Kooperatif)

Faktor B (kemampuan Memori) Tinggi (B1) Rendah (B2)

Metode TAI (A1) A1B1 A1B2 Metode Jigsaw (A2) A2B1 A2B2

Keterangan : A1 = metode pembelajaran TAI pada siswa kelas X A2 = metode pembelajaran Jigsaw pada siswa kelas X B1 = kemampuan memori tinggi B2 = kemampuan memori rendah

Page 52: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

52

C. Penetapan Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Penetapan Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Nguter

tahun pelajaran 2009/2010 yaitu X-1, X-2, X-3, X-4, dan X-5.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan

teknik cluster random sampling. Pemilihan sampel cluster adalah pemilihan

sampel dimana yang dipilih secara random/acak bukan individual, tetapi

kelompok-kelompok. Dalam penelitian ini didapat 2 sampel yaitu kelas X-2 dan

X-4. Kelas yang mendapat perlakuan dengan metode TAI adalah kelas X-2,

sedangkan yang mendapat perlakuan dengan metode jigsaw adalah kelas X-4.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu metode

pembelajaran dan kemampuan memori yang dikategorikan dalam tinggi dan

rendah. Variabel terikat penelitian adalah prestasi belajar.

1. Definisi Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas

1) Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh guru dalam

mengajarkan konsep-konsep pada materi pokok Tata Nama dalam upaya

mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan metode TAI dan

Jigsaw.

Metode TAI merupakan metode kerja kelompok dimana terdapat terdapat

seorang siswa yang lebih mampu berperan sebagai asisten yang bertugas

membantu secara individual siswa lain yang kurang mampu dalam satu kelompok.

Metode Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa menjadi

anggota kelompok asal (home group) dan sebagai kelompok ahli (expert group).

Para siswa dalam kelompok ahli bertanggung jawab terhadap penguasaan materi

yang menjadi bagian yang dipelajari dan wajib mengajarkan kepada anggota lain

dalam kelompok asal.

Page 53: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

53

2) Kemampuan memori

Kemampuan memori adalah kemampuan yang ada dalam diri seseorang

untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi yang

pernah diperoleh sebelumnya.

b. Variabel Terikat

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat dari aktivitas

progresif selama mengikuti pelajaran kimia materi pokok Tata Nama yang dapat

mengakibatkan perubahan dalam diri siswa yang dilambangkan dalam bentuk

nilai.

2. Skala Pengukuran dari Variabel Bebas Penelitian

Variabel metode pembelajaran berupa metode pembelajaran TAI dan

Jigsaw berskala pengukuran nominal. Variabel kemampuan memori berskala

pengukuran interval yang dibedakan menjadi kategori tinggi dan rendah.

Perbedaan kategori ini berdasarkan pada nilai rata-rata sampel. Siswa dengan

perolehan nilai diatas atau sama dengan nilai rata-rata dimasukkan dalam kategori

tinggi, sedangkan siswa dengan perolehan nilai dibawah nilai rata-rata

dimasukkan dalam kategori rendah.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode tes, metode angket serta metode.

a. Metode Tes

Tes adalah alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan individu

yang dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan memori dan prestasi

belajar kognitif pada materi pokok tata nama senyawa kelas X SMA Negeri 1

Nguter tahun pelajaran 2009/2010.

b . Metode Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket

langsung dan tertutup, karena daftar pertanyaan diberikan langsung kepada

Page 54: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

54

responden dan jawabannya sudah disediakan, sehingga responden tinggal memilih

jawaban yang ada. Metode angket ini digunakan untuk mendapatkan data nilai

prestasi belajar afektif.

c. Metode Dokumentasi

Dokumen dalam penelitian ini adalah nilai ujian tengah semester 1 tahun

pelajaran 2009/2010 SMA N 1 Nguter.

2. Instrumen Penelitian

Berdasarkan variabel yang diteliti maka instrumen penelitian yang

diperlukan adalah tes kognitif, tes afektif dan tes kemampuan memori.

a. Tes Kognitif Materi Pokok Tata Nama Senyawa

Tes adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data, berupa suatu

daftar pertanyaan atau butir-butir soal. Tes yang digunakan untuk mengumpulkan

data berupa tes objektif yang disusun oleh peneliti berdasarkan rancangan

pembelajaran dan kisi-kisi tes. Tes yang berisi perolehan hasil belajar kimia

tersebut digunakan untuk mengambil data prestasi belajar materi pokok tata nama

senyawa.

Tes objektif tersebut terdiri dari 25 butir soal yang berupa pilihan ganda

dengan lima pilihan. Sebelum digunakan untuk menguji subjek penelitian, tes

tersebut diujicobakan terlebih dahulu pada siswa kelas XI A2 yang telah mendapat

materi tata nama. Skala penilaian menggunakan skala 100, dengan penilaian

sebagai berikut:

Nilai = 10025

xBenarJawabanJumlah

b . Angket Afektif Materi Pokok Tata Nama Senyawa

Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan

adalah angket langsung dan tertutup yaitu siswa memberikan jawaban dengan

memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan. Skala penskoran

digunakan skala likert, adapun ketentuannya dapat dilihat pada tabel 7.

Page 55: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

55

Jumlah jawaban 64

Jumlah pernyataan dalam angket afektif sebanyak 16 butir, dengan skala

penilaian 100, dengan perhitungan nilai :

Nilai Prestasi Belajar Afektif = X 100

Tabel 7. Skor Penilaian Afektif

Skor untuk aspek yang dinilai Nilai

(+) (-) SS (Sangat setuju) S (Setuju) TS (Tidak setuju) STS (Sangat tidak setuju)

4 3 2 1

1 2 3 4

(Depdiknas, 2003: 14)

c. Tes Kemampuan Memori

Dalam penelitian ini tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan

memori menggunakan metode asosiasi berpasangan. Dalam prakteknya siswa

sebagai subyek diminta untuk mempelajari selama beberapa saat materi berupa

kata yang berpasang-pasangan. Salah satu bagian pasangan digunakan sebagai

soal dan bagian yang lain merupakan jawaban yang disertai pengecoh. Setelah

beberapa saat, materi ditarik dan siswa diminta untuk mengungkapkan kembali

materi yang telah diberikan dengan cara menjawab soal yang ada dalam waktu

yang telah ditentukan. Jumlah soal tes kemampuan memori sebanyak 50 butir

dengan skala penilaian 100, dengan perhitungan nilai :

Nilai Kemampuan Memori = X 100

3. Uji Coba Instrumen

Sebelum digunakan untuk mengambil data dalam penelitian, instrumen

terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui kelayakan instrumen tersebut. Uji

coba instrumen dilakukan pada siswa kelas XI IPA 2.

Kelayakan soal tes kognitif ditinjau dari aspek :

a. Validitas

b. Reliabilitas

c. Tingkat kesukaran soal

d. Daya pembeda soal

Jumlah jawaban benar 50

Page 56: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

56

Kelayakan angket afektif ditinjau dari dua aspek yaitu

a. Validitas

b. Reliabilitas

Sedangkan kelayakan tes kemampuan memori dapat diketahui dengan uji

reliabilitas.

a. Uji Coba Soal Tes Kognitif

1) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidanatau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi, 1996:158). Validitas yang

diuji dalam penelitian ini adalah validitas item atau validitas butir. Validitas item

dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item. Uji

validitas butir dilakukan dengan menggunakan rumor korelasi product moment

dari Karl Pearson sebagai berikut :

rxy = ( )( )

( ) ( ) ( ) ( )[ ]2222 Uå-UåCå-Cå

UåCå-CUå

NN

N

Keterangan : X : skor butir item nomor tertentu Y : skor total rxy : koefisien validitas N : jumlah subjek

Klasifikasi validitas soal adalah sebagai berikut : 0,91-1,00 : Sangat tinggi 0,71-0,90 : Tinggi 0,41-0,70 : Cukup 0,21-0,40 : Rendah Negatif-0,20 : Sangat rendah Item dikatakan valid bila harga rxy > rtabel. (Masidjo, 1995 : 243)

Hasil uji validitas soal tes kognitif terangkum dalam Tabel 8.

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Validitas Soal Tes Kognitif

Variabel Jumlah Soal

Kriteria Valid Drop

Soal tes kognitif materi pokok tata nama senyawa

30 25 5

Hasil uji validitas soal tes kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada

Lampiran 18.

Page 57: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

57

2) Uji Reliabilitas

Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat

dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus sebagai berikut :

rtt = úû

ùêë

é å-úûù

êëé

- 2t

2t

S

pqS

1nn

Keterangan : rtt : koefisien reliabilitas n : jumlah item St

2 : standar deviasi P : proporsi subyek yang menjawab item dengan benar q : proporsi subyek yang menjawab item dengan salah Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tersebut kemudian dikonsultasikan

dengan r product moment. Apabila harga rtt > rtabel maka tes instrumen tersebut

adalah reliabel.

Klasifikasi reliabilitas adalah sebagai berikut : 0,91-1,00 : Sangat Tinggi 0,71-0,90 : Tinggi 0,41-0,70 : Cukup 0,21-0,40 : Rendah Negatif-0,20 : Sangat Rendah

(Masidjo, 1995 : 243)

Hasil uji reliabilitas soal-soal tes kognitif yang dilakukan terangkum

dalam Tabel 9.

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes Kognitif

Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Soal-soal tes kognitif materi tata nama senyawa

30 0,836 Tinggi

Hasil uji reliabilitas soal-soal tes kognitif yang lebih rinci dapat dilihat

pada Lampiran 18.

Page 58: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

58

3) Uji Taraf Kesukaran Soal

Indeks kesukaran item adalah bilangan yang merupakan hasil

perbandingan antara jawaban yang diperoleh dengan jawaban yang seharusnya

diperoleh dari suatu item (Masidjo, 1995:189). Indeks kesukaran soal ini

digunakan untuk menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Untuk

menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut :

IK = maxSN

Keterangan : IK : indeks kesukaran B : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu item N : kelompok siswa Smax : besarnya skor yang dituntut suatu jawaban benar dari suatu item N x Smax : jumlah jawaban benar seharusnya diperoleh siswa dari suatu item

Adapun kriterianya adalah sebagai berikut : 0,81-1,00 : mudah sekali (SM) 0,61-0,80 : mudah (Md) 0,41-0,60 : sedang/cukup (Sd) 0,21-0,40 : sukar (S) 0,00-0,20 : sukar sekali (SS) (Masidjo, 1995 : 243)

Hasil uji taraf kesukaran soal kognitf yang dilakukan terangkum

dalam Tabel 10.

Tabel 10. Rangkuman Uji Taraf Kesukaran Soal Kognitf

Variabel Jumlah Soal

Kriteria

SM Md Sd S SS Soal-soal kognitif materi pokok tata nama senyawa

30 4 8 15 1 2

Hasil uji taraf kesukaran soal kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada

Lampiran 18.

Page 59: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

59

4) Daya Pembeda Soal

Taraf pembeda item adalah kemampuan suatu item untuk membedakan

antara siswa yang berkemampuan tinngi (pandai) dengan siswa yang

berkemampuan rendah (kurang pandai).

Bilangan yang menunjukkan disebut indeks diskriminasi dengan rumus :

ID = maxSNKBatau NKA

KBKA´

-

Keterangan : ID : indeks diskriminasi KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa yang tergolong kelompok atas KB : jumlah jawaban benaryang diperoleh dari siswa yang tergolong kelompok bawah NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau

kelompok bawah NKA atau NKB x Smax ` : perbedaan jawaban benar dari siswa-siswa yang tergolong kelompok atas dan bawah yang seharusnya diperoleh. Klasifikasi taraf pembeda soal: 0,80 -1,00 : sangat membedakan (SM) 0,60-0,79 : lebih membedakan (LM) 0,40-0,59 : cukup membedakan (CM) 0,20-0,39 : kurang membedakan (KM) 0,00-0,19 : sangat kurang membedakan (SKM) (Masidjo, 1995: 201)

Hasil uji daya beda soal kogntif yang dilakukan terangkum dalam Tabel 11.

Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Daya Beda Soal Kognitf

Variabel Jumlah Soal

Kriteria

SM LM CM KM SKM Soal-soal kognitif materi pokok tata nama senyawa

30 - 4 10 10 6

Hasil uji daya beda soal kognitif yang lebih rinci dapat dilihat pada

Lampiran 18.

Page 60: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

60

b. Uji Coba Angket Afektif

1) Uji Validitas

Sebuah instrumen tes dikatakan valid, apabila dapat tepat mengukur apa

yang hendak diukur. Validitas yang diuji adalah validitas item. Validitas item

adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item.

Uji validitas item dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi

product moment dari Karl Pearson sebagai berikut :

rxy = ( )( )

( ) ( ) ( ) ( )[ ]2222 Uå-UåCå-Cå

UåCå-CUå

NN

N

Keterangan : X : skor butir item nomor tertentu Y : skor total rxy : koefisien validitas N : jumlah subjek

Klasifikasi validitas soal adalah sebagai berikut : 0,91-1,00 : Sangat tinggi 0,71-0,90 : Tinggi 0,41-0,70 : Cukup 0,21-0,40 : Rendah Negatif-0,20 : Sangat rendah Item dikatakan valid bila harga rxy > rtabel. (Masidjo, 1995 : 243)

Hasil uji validitas angket afektif yang telah dilakukan terangkum dalam

Tabel 12.

Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket Afektif

Variabel Jumlah Soal

Kriteria Valid Drop

Angket afektif 20 16 4

Hasil uji validitas untuk angket afektif yang lebih terinci dapat dilihat

pada Lampiran 19.

Page 61: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

61

2) Uji Reliabilitas

Soal dinyatakan reliabel bila memberikan hasil yang relatif sama saat

dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus sebagai berikut :

11r = úúû

ù

êêë

é

s

s-úû

ùêëé

2t

2i1

1nn

Keterangan :

11r : reliabilitas instrumen n : banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

ås 2

i : jumlah varians skor tiap-tiap item

s2

t : varians total

Selanjutnya pemberian interprestasi terhadap koefesien reliabilitas digunakan patokan sebagai berikut: 1.

11r ≥ 0.70; reliabelitas tinggi (riliable) 2.

11r < 0.70; reliabilitas rendah (un-reliable) (Anas Sudijono, 2005: 208)

Hasil uji reliabilitas untuk angket afektif yang telah dilakukan terangkum

dalam Tabel 13.

Tabel 13. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Angket Afektif

Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Angket Afektif 20 0,789 Tinggi

c. Uji Coba Tes Kemampuan Memori

Standarisasi tes kemampuan memori dilakukan dengan uji reliabilitas.

Pengujian reliabilitas mengggunakan formula Spearman-Brown, dengan

membelah dua menjadi bagian yang sama berdasarkan waktu yang telah

ditentukan. Waktu yang digunakan dalam uji ini dibagi menjadi empat bagian,

skor waktu pertama dan keempat dikorelasikan dengan skor waktu kedua dan

ketiga. Adapun rumusnya sebagai berikut :

rtt = úûù

êëé+ hh

hh

rr

12

Page 62: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

62

Keterangan : rtt : koefesien reliabilitas tes rhh : koefesien korelasi product moment antara skor waktu ke-1 dan 4

dengan waktu ke-2 dan 3 dari tes memori. 1 & 2 : Bilangan konstan.

Selanjutnya pemberian interprestasi terhadap koefesien reliabilitas

digunakan patokan sebagai berikut: rtt ≥ 0.70; reliabilitas tinggi (riliable) rtt < 0.70; reliabilitas rendah (un-reliable)

(Anas Sudijono, 2005: 216)

Dari Proses perhitungan pada Lampiran 20, diperoleh koefesien

reliabilitas sebesar 0,953. Sehingga dapat disimpulkan bahwa soal kemampuan

memori mempunyai reliabilitas tinggi.

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Setelah syarat-syarat di atas terpenuhi maka instrument hasil try out

dapat diterapkan. Sebagai uji prasarat analisis dilakukan uji normalitas dengan

menggunakan uji Liliefors dan uji homogensitas dengan menggunakan uji

Bartlett.

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak digunakan uji Liliefors.

Rumus yang digunakan :

Lo = F(zi) – S(zi) ; i : 1, 2, 3…

Keterangan : F(zi) : peluang zn yang lebih kecil atau sama dengan zi

S(zi) : proporsi cacah zn yang lebih kecil atau sama dengan zi

(zi) : skor standar Lo : koefisien Liliefors pengamatan

zi = S

XX i

-

- ; dengan S adalah standar deviasi

Page 63: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

63

Langkah - langkah uji Liliefors :

1) Hipotesis : Ho = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

2) Dipilih = α = 0,05

3) Statistik uji yang digunakan

L = Maks [F(Zi) – S(Zi)]

Dengan :

Z berdistribusi N (0,1)

F(Zi) = P(Z<Zi)

S(Zi) = proporsi cacah Z<Zi terhadap seluruh Zi

4) Daerah kritik (DK)

DK = {L / Lo ≥ Lα;n}

5) Keputusan Uji

Kriteria : Ho diterima jika Lo < Ltabel

(Sudjana, 1996:466)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel penelitian

berasal dari populasi yang homogen, maka digunakan uji Barlett. Rumus yang

digunakan adalah :

2c = (ln10) {D - }log)1( 2ii Sn -å

D = (log S2) )1( -å in

S = úúû

ù

êêë

é

-

-

åå

)1(

)1( 2

i

ii

n

Sn

Keterangan : X2 : chi kuadrat S : simpangan baku S2 : variasi semua gabungan sampel (Sudjana, 1996:263)

Hipotesis : Ho = sampel berasal dari variasi yang sama (homogen) Hi = sampel berasal dari variasi yang tidak sama (tidak homogen) Kriteria : Ho diterima jika 2c hitung < 2c tabel

Page 64: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

64

2. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini digunakan Analisis Variansi Dua Jalan dengan isi sel

tak sama.

a. Model

Xijk = m + ijkijji )( e+ab+b+a

Dengan: Xijk = data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j m = rerata dari seluruh amatan

ia = efek faktor A kategori i

jb = efek faktor B kategori j

(ab )ij = interaksi baris ke-I dan kolom ke-j

ijke = deviasi data amatan terhadap rataan populasinya (m ij) yang

berdistribusi normal dengan rataan 0 dan variansi s i = 1,2; 1. pemberian pembelajaran dengan metode TAI 2. pemberian pembelajaran dengan metode Jigsaw j = 1,2; 1. Kemampuan memori tinggi 2. Kemampuan memori rendah k =1,2,3….,k = banyaknya data amatan pada setiap sel

b. Notasi dan Tata Letak Data

Tabel 14. Data Amatan, Rataan dan Jumlah Kuadrat Deviasi B A

Kemampuan memori siswa

B1 B2

Metode pembelajaran

A1 n11

åk

k11X

11X

åk

k112X

C11 SS11

n12

åk

k12X

12X

åk

k122X

C12 SS12

A2 n21

åk

k21X

21X

åk

k212X

C21 SS21

n22

åk

k22X

22X

åk

k222X

C22 SS22

Page 65: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

65

Dengan :

Cij = ijk

2ijkij

ij

2

kijk

CXSS;n

X-å=

÷øöç

èæå

c. Hipotesis

1) HoA : a i = 0 untuk semua i H1A : a i ¹ 0 untuk paling sedikit satu harga i 2) HoB : b i = 0 untuk semua j H1B : b j ¹ 0 untuk paling sedikit satu harga j 3) HoAB : (a b )ij = 0 untuk semua pasang (ij) H1AB : (a b )ij¹ 0 untuk paling sedikit satu pasang harga (ij)

Ketiga pasang hipotesis ini ekivalen dengan ketiga pasang hipotesis berikut :

1) H0A : tidak ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat H1A : ada perbedaan efek antar baris terhadap variabel terikat.

2) H0B : tidak ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat. H1B : ada perbedaan efek antar kolom terhadap variabel terikat.

3) H0AB : tidak ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat. H1AB : ada interaksi baris dan kolom terhadap variabel terikat.

d. Komputasi

Didefinisikan

Rerata harmonik frekuensi seluruh sel

n h = åij

ijnpq

Dengan : n h = rataan harmonik frekuensi seluruh sel p = banyaknya baris q = banyaknya kolom nij = cacah data amatan tiap sel ij

Komponen jumlah kuadrat

(1) = pqG2

(2) = ijij

SSå

(3) = q

Ai

i

2

å

Page 66: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

66

(4) = p

B j

j

2

å

(5) = 2

,ij

jiABå

Jumlah Kuadrat

Jumlah kuadrat baris (JKA) = )1()3(n h -

Jumlah kuadrat kolom (JKB) = )1()4(n h -

Jumlah kuadrat interaksi (JKAB) = ( ){ })4()3()5(1n h --+

Jumlah kuadrat galat/error (JKG) = (2)

Jumlah kuadrat total (JKT) = JKA + JKAB + JKG

Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah :

Derajat kebebasan (dkA) = p-1

Derajat kebebasan baris (dkB) = q-1

Derajat kebebasan kolom (dkAB) = (p-1) (q-1)

Derajat kebebasan error (dkG) = N-pq

Derajat kebebasan total (dkt) = N-1

Rataan kuadrat (RK)

Rataan kuadrat baris (RKA) = JKA/dkA

Rataan kuadrat kolom (RKB) = JKB/dkB

Rataan kuadrat interaksi (RKAB) = JKAB/dkAB

Rataan kuadrat error (RKG) = JKG/dkG

e. Statistik Uji

Statistik uji yang digunakan adalah:

1) Untuk HoA adalah Fa = RKGRKA

2) Untuk HoB adalah Fb =RKGRKB

3) Untuk HoAB adalah Fab = RKG

RKAB

Page 67: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

67

f. Daerah Kritik

Untuk Fa adalah DK = { F | F > F0,05;1;60} = { F | F > 3.97}

Untuk Fb adalah DK = { F | F > F0,05;1;60} = { F | F > 3.97}

Untuk Fab adalah DK = { F | F > F0,05;1;60} = { F | F > 3.97}

g. Keputusan Uji

HoA, HoB, dan HoAB ditolak apabila statistik uji yang bersesuaian melebihi

harga kritik masing-masing.

3. Uji komparasi Ganda (Uji Scheffe)

Uji komparasi ganda digunakan untuk mengetahui lebih lanjut rerata mana

yang berbeda dan rerata mana yang sama. Setelah dilakukan analisis variansi.

Jadi, uji komparasi ganda merupakan analisis pasca variansi.

Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah Uji Scheffe dengan

rumus :

F = (k – 1) Fij dimana Fij = ( )

úúû

ù

êêë

é+

-

ji

ji

nnRKG

XX

11

2

Keterangan : Xi = rerata (sampel) kolom ke i Xj = rerata (sampel) kolom ke j RKG = rerata kuadrat galat, diperoleh dari perhitungan analisis variabel Ni = banyaknya observasi kolom i Nj = banyaknya observasi kolom j F > F(1, N – k) dimana N = cacah semua observasi K = cacah kolom, perlakuan (treatment)

(Budiyono, 2000:209)

Page 68: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah skor kemampuan memori

siswa dan nilai prestasi belajar pada materi pokok Tata Nama Senyawa. Prestasi

belajar siswa meliputi aspek kognitif dan aspek afektif. Data-data tersebut diambil

dari kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Jumlah siswa yang

dilibatkan pada penelitian ini adalah 80 siswa dari kelas X-2 dan X-4 SMA

Negeri 1 Nguter tahun pelajaran 2009/2010. Untuk lebih jelasnya di bawah ini

disajikan deskripsi data penelitian dari masing-masing variabel.

1. Skor Kemampuan Memori Siswa pada Materi Pokok Tata Nama

Senyawa Kelas Eksperimen TAI dan Jigsaw

Data kemampuan memori diperoleh dari tes kemampuan memori sebanyak

50 butir soal yang sebelumnya telah diuji coba untuk mengetahui reliabilitasnya.

Dari data yang terkumpul, skor terendah pada kelas eksperimen TAI adalah 18

dan skor tertinggi adalah 100. Sedangkan pada kelas eksperimen Jigsaw, skor

terendah adalah 14 dan skor tertinggi 100. Skor kemampuan memori

dikategorikan menjadi dua yaitu skor di atas atau sama dengan rerata termasuk

dalam kemampuan memori tinggi, sedangkan skor di bawah rerata termasuk

dalam kemampuan memori rendah. Ini didasarkan pada mean (rerata) untuk kedua

kelas (kelas eksperimen TAI dan kelas eksperimen Jigsaw).

Pada kelas eksperimen TAI terdapat 22 siswa yang mempunyai

kemampuan memori tinggi dan 18 siswa yang mempunyai kemampuan memori

rendah. Sedangkan pada kelas eksperimen Jigsaw terdapat 20 siswa yang

mempunyai kemampuan memori tinggi dan 20 siswa yang mempunyai

kemampuan memori rendah. Deskripsi data skor kemampuan memori dan

kriterianya dapat dilihat pada lampiran 21.

Page 69: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

69

Perbandingan distribusi frekuensi skor kemampuan memori siswa untuk

kelas eksperimen TAI dan kelas eksperimen Jigsaw dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 15. Perbandingan Skor Kemampuan Memori Siswa Antara Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw

No Interval Nilai Tengah

Frekuensi TAI Jigsaw

1 14,0 – 26,2 20,1 3 2 2 26,3 – 38,5 32,4 3 6 3 38,6 – 50,8 44,7 4 6 4 50,9 – 63,1 57,0 9 6 5 63,2 – 75,4 69,3 8 12 6 75,5 – 87,7 81,6 6 3 7 87,8 - 100 93,9 7 5

Jumlah 40 40

Histogram perbandingan skor kemampuan memori antara kelas

eksperimen TAI dan Jigsaw disajikan dalam gambar di bawah ini:

26 6 6

12

35

3 3 49 8 6 7

0

5

10

15

Fre

kuen

si

20,1 32,4 44,7 57 69,3 81,6 93,9

Nilai Tengah

Metode TAI Metode Jigsaw

Gambar 3. Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw

Page 70: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

70

2. Prestasi Belajar Materi Pokok Tata Nama Senyawa

Kelas Eksperimen TAI

Data penelitian mengenai prestasi belajar meliputi aspek kognitif dan

afektif siswa pada materi pokok tata nama senyawa kelas eksperimen TAI kelas

X-2 SMA Negeri 1 Nguter dengan sampel sebanyak 40 siswa. Selengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran 21. Sedangkan deskripsi data penelitian mengenai

prestasi belajar secara ringkas disajikan dalam Tabel 16.

3. Prestasi Belajar Materi Pokok Tata Nama Senyawa

Kelas Eksperimen Jigsaw

Data penelitian mengenai prestasi belajar meliputi aspek kognitif dan

afektif siswa pada materi pokok tata nama senyawa kelas eksperimen Jigsaw kelas

X-4 dengan sampel sebanyak 40 siswa. Selengkapnya dapat dilihat di Lampiran

21. Sedangkan deskripsi data penelitian mengenai prestasi belajar secara ringkas

disajikan dalam Tabel 16.

Tabel 16. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian

Uraian Metode TAI Metode Jigsaw

Rata-rata pretest kognitif 37,20 36,30 Rata-rata posttest kognitif 64,70 57,40 Rata-rata pretest afektif 73,1525 71,0350 Rata-rata posttest afektif 81,4825 77,8325 Rata-rata selisih nilai kognitif 27,50 21,10 Rata-rata selisih nilai afektif 8,3300 6,7975

Data penelitian dipaparkan dalam sel distribusi frekuensi. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah dalam pengamatan hasil penelitian.

Page 71: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

71

4. Selisih Nilai Kognitif Kelas Eksperimen TAI dan Jigsaw pada

Materi Pokok Tata Nama Senyawa

Perbandingan distribusi frekuensi selisih nilai kognitif siswa antara kelas

eksperimen TAI dan kelas eksperimen Jigsaw pada materi pokok Tata Nama

Senyawa disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 17. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Siswa Antara Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw

No Interval Nilai Tengah

Frekuensi TAI Jigsaw

1. 4,0 – 11,4 9,7 2 8 2. 11,5 – 18,9 15,2 8 11 3. 19,0 – 26,4 22,7 9 8 4. 26,5 – 33,9 30,2 9 7 5. 34,0 – 41,4 37,7 8 3 6. 41,5 – 48,9 45,2 3 3 7. 49,0 – 56,4 52,7 1 0

Jumlah 40 40

Histogram perbandingan selisih nilai kognitif siswa antara kelas

eksperimen TAI dan Jigsaw disajikan dalam gambar berikut ini :

8

118

7

3 302

8 9 9 8

31

02468

1012

Fre

kuen

si

9,7 15,2 22,7 30,2 37,7 45,2 52,7

Nilai Tengah

Metode TAI Metode Jigsaw

Gambar 4. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif

Siswa Antara Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw

Page 72: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

72

5. Selisih Nilai Afektif Kelas Eksperimen TAI dan Jigsaw pada

Materi Pokok Tata Nama Senyawa

Angket yang digunakan untuk menilai aspek afektif, seperti yang tertera

dalam kurikulum 2004 Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian

(Depdiknas, 2003: 88-91).

Perbandingan distribusi frekuensi nilai afektif siswa antara kelas

eksperimen TAI dan Jigsaw pada materi pokok Tata Nama Senyawa disajikan

dalam tabel berikut :

Tabel 18. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Afektif Siswa Antara Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw

No Interval Nilai Tengah Frekuensi TAI Jigsaw

1. 1,5 – 3,9 2,7 5 8 2. 4,0 – 6,4 5,2 11 14 3. 6,5 – 8,9 7,7 8 7 4. 9,0 – 11,4 10,2 8 6 5. 11,5 – 13,9 12,7 4 4 6. 14,0 – 16,4 15,2 3 1 7. 16,5 – 18,9 17,7 1 0

Jumlah 40 40 Histogram perbandingan selisih nilai afektif siswa antara kelas eksperimen

TAI dan Jigsaw disajikan dalam gambar di bawah ini :

8

14

76

41

05

118 8

4 31

02468

101214

Fre

kuen

si

2,7 5,2 7,7 10,2 12,7 15,2 17,7

Nilai Tengah

Metode TAI Metode Jigsaw

Gambar 5. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Afektif

Siswa Antara Kelas Eksperimen TAI dan Kelas Eksperimen Jigsaw

Page 73: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

73

B. Hasil Penelitian dan Prasyarat Analisis

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan ini diambil dari nilai ujian tengah semester 1 kelas X

SMA Negeri 1 Nguter tahun pelajaran 2009/2010. Untuk kelas X-2 (kelas metode

TAI) dengan jumlah siswa 40 diperoleh rata-rata 51,1250 dan variansi 248,1635.

Sedangkan untuk kelas X-4 (kelas metode Jigsaw) dengan jumlah siswa 40

diperoleh rata-rata 50,40 dan variansi 213,1179.

Hasil uji keseimbangan dengan menggunakan uji t diperoleh thit = 0,216

dengan t0,975 = 2,0 atau – t0,975 = - 2,0. Karena – t0,975 < thit < t0,975, maka dapat

disimpulkan bahwa kelas eksperimen 1 (kelas X-2 yang diajar dengan metode

TAI) dan Kelas eksperimen 2 (kelas X-4 yang diajar dengan metode Jigsaw)

mempunyai rata-rata kemampuan awal yang sama atau kedua kelas tersebut dalam

keadaan seimbang (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23).

2. Uji Normalitas

Salah satu syarat agar teknik analisis variansi dapat diterapkan maka harus

normal pada distribusi populasinya. Untuk mengetahui apakah prasyarat telah

dipenuhi, maka dilakukan uji liliefors. Uji ini bertujuan untuk menyelidiki apakah

sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi normal atau tidak.

Hasil uji normalitas nilai keadaan awal siswa, nilai kemampuan memori,

selisih nilai kognitif dan nilai afektif siswa tercantum dalam lampiran 24. Hasil uji

normalitas telah terangkum dalam tabel-tabel berikut.

Page 74: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

74

Tabel 19. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Keadaan Awal Siswa

Kelompok Siswa Harga L Kesimpulan Berdistribusi L0 maks Tabel

Eksperimen 1(metode TAI) 0,0776 0,1401 Normal Eksperimen 2 (metode Jigsaw) 0,1021 0,1401 Normal

Tabel 20. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Memori Siswa

Kelompok Siswa Harga L Kesimpulan Berdistribusi L0 maks Tabel

Eksperimen 1(metode TAI) 0,0615 0,1401 Normal Eksperimen 2 (metode Jigsaw) 0,0717 0,1401 Normal

Tabel 21. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Kognitif

Kelompok Siswa Harga L Kesimpulan Berdistribusi L0 maks Tabel

A1 0,0891 0,1401 Normal A2 0,1378 0,1401 Normal B1 0,1228 0,1367 Normal B2 0,1125 0,1437 Normal

A1B1 0,0919 0,1832 Normal A2B1 0,1704 0,1900 Normal A1B2 0,1470 0,2000 Normal A2B2 0,1551 0,1900 Normal

Tabel 22. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Nilai Kemampuan Afektif

Kelompok Siswa Harga L Kesimpulan Berdistribusi L0 maks Tabel

A1 0,1188 0,1401 Normal A2 0,1057 0,1401 Normal B1 0,0926 0,1367 Normal B2 0,1424 0,1437 Normal

A1B1 0,1307 0,1832 Normal A2B1 0,0983 0,1900 Normal A1B2 0,1216 0,2000 Normal A2B2 0,1871 0,1900 Normal

Tampak dari tabel-tabel di atas bahwa harga L hitung < L tabel , dengan

demikian dapat dikatakan bahwa sampel pada penelitian ini berdistribusi normal.

Page 75: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

75

3. Uji Homogenitas

Syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis variansi adalah

varians populasi harus homogen. Untuk menguji homogenitas pada penelitian ini

menggunakan metode Bartlett. Hasil uji homogenitas nilai keadaan awal siswa,

nilai kemampuan memori, selisih nilai kognitif dan afektif siswa tercantum dalam

lampiran 25. Hasil uji homogenitas telah terangkum dalam tabel 23 berikut.

Tabel 23. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas

Kelompok χ2Hitung χ2

Tabel Kesimpulan Keadaan awal siswa 0,226 3,841 Homogen Memori 0,013 3,841 Homogen Selisih nilai kognitif 0,019 3,841 Homogen Selisih nilai kognitif ditinjau dari memori

1,945 3,841 Homogen

Selisih nilai afektif 0,545 3,841 Homogen Selisih nilai afektif ditinjau dari memori

0,043 3,841 Homogen

Tampak dari tabel-tabel di atas bahwa harga statistik uji χ2 tidak

melampaui harga kritik χ2 , dengan demikian dapat dikatakan bahwa sampel pada

penelitian ini berasal dari populasi yang homogen.

Page 76: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

76

C. Hasil Pengujian dan Pembahasan Hipotesis

1. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Aspek Kognitif

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama untuk

aspek kognitif disajikan pada tabel berikut :

Tabel 24. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek kognitif

Sumber JK dk RK Fobs Fa Keputusan

Metode Mengajar (A) Kemampuan Memori (B) Interaksi (AB) Galat

755,74237 886,29915 73,83684

10370,86869

1 1 1 76

755,74237 886,29915 73,83684 136,45880

5,538 6,495 0,541

-

3.97 3.97 3.97

-

H0A Ditolak H0B Ditolak H0AB Diterima -

Total 12086,74705 79 - - - -

Berdasarkan Tabel 24 di atas menunjukkan bahwa :

a. Pada Aspek Kognitif

1) Pada Efek Utama Baris (A), H0A ditolak.

Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar

kognitif siswa yang diberi metode pembelajaran TAI dan prestasi belajar

kognitif siswa yang diberi metode pembelajaran Jigsaw pada materi pokok

tata nama senyawa kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Nguter, maka

diperlukan uji pasca anava yaitu uji komparasi ganda.

2) Pada Efek Utama Kolom (B), H0B ditolak.

Hal ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif bagi siswa yang

mempunyai kemampuan memori tinggi dan rendah pada materi pokok tata

nama senyawa kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Nguter, maka

diperlukan uji komparasi ganda.

3) Pada Efek Utama Interaksi (AB), H0AB diterima.

Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran

kooperatif TAI dan Jigsaw dengan tinggi rendahnya kemampuan memori

siswa terhadap prestasi belajar kognitif siswa pada materi pokok tata nama

senyawa kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Nguter, maka tidak

dilakukan uji komparasi ganda.

Page 77: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

77

2. Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi Dua Jalan

Dalam penelitian ini uji komparasi ganda hanya dilakukan pada aspek

kognitif, yaitu hipotesis pertama dan hipotesis kedua sedangkan hipotesis ketiga

tidak diperlukan uji komparasi ganda karena H0 diterima. Begitu juga pada aspek

afektif tidak diperlukan uji komparasi ganda karena H0A, H0B dan H0AB diterima.

(Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 27 ). Hasil perhitungan

uji lanjut anava disajikan pada Tabel 25.

Tabel 25. Rangkuman Uji Komparasi Ganda Aspek Kognitif

Komparasi

Rerata

Rerata Fij Harga

Kritik

Kesimpulan

iX jX

A1 Vs A2 27,50 21,10 6,003 3,97 H0 ditolak

B1 Vs B2 27,61905 20,63158 7,138 3,97 H0 ditolak

Dari Tabel 25 di atas terlihat bahwa pada uji komparasi ganda antar baris

dapat disimpulkan H0 ditolak karena Fij > F tabel . Hal ini berarti bahwa terdapat

perbedaan rerata yang signifikan antara baris A1 (metode TAI) dengan baris A2

(metode Jigsaw). Pada uji komparasi ganda antar kolom dapat disimpulkan

H0 ditolak karena Fij > Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

rerata yang signifikan antara kolom B1 (kemampuan memori kategori tinggi) dan

kolom B2 (kemampuan memori kategori rendah).

Dari data penelitian didapatkan rata-rata nilai kognitif pada kelas

eksperimen 1 yang diberi metode TAI adalah 27,50, nilai rata-rata pada kelas

eksperimen 2 yang diberi metode Jigsaw adalah 21,10. Nilai rata-rata kognitif

kelas TAI dengan memperhatikan kemampuan memori siswa kategori tinggi

29,6364, untuk kategori rendah 24,8889. Sedangkan nilai rata-rata kognitif untuk

kelas Jigsaw dengan memperhatikan kemampuan memori siswa kategori tinggi

25,4000, untuk kategori rendah 16,8000 (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 21).

Page 78: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

78

Dari hasil analisa variansi dua jalan dengan sel tak sama yang disajikan

dalam Tabel 24 dan uji lanjut anava pada Tabel 25 dapat dijelaskan sebagai

berikut:

a. Hipotesis Pertama

Dari anava dua jalan dengan sel tak sama aspek kognitif didapatkan

Fhitung = 5,538 > Ftabel = 3,97, hal ini berarti terdapat perbedaan prestasi belajar

kognitif siswa yang diberi metode TAI dan Jigsaw pada materi pokok tata nama

senyawa. Dari jumlah rataan menunjukkan bahwa rerata baris A1= 27,50 > 21,10

= rerata baris A2. Ini berarti penggunaan metode pembelajaran TAI dan Jigsaw

memberikan perbedaan yang signifikan terhdap prestasi belajar kognitif siswa

yaitu penggunaan metode TAI lebih baik dalam meningkatkan prestasi belajar

kognitif siswa daripada penggunaan metode Jigsaw.

Penggunaan metode TAI ternyata memberikan hasil yang lebih baik bagi

prestasi belajar kognitif siswa untuk materi tata nama senyawa, hal ini

dikarenakan pada metode TAI terdapat beberapa tahap yang memudahkan siswa

untuk belajar kimia khususnya dalam hal ini pada materi pokok tata nama

senyawa. Proses-proses dalam pembelajaran TAI bisa mendorong siswa lebih giat

dalam mempelajari materi kimia pada materi pokok tata nama senyawa, karena

adanya sebuah kerja sama dalam belajar. Sistem belajar kooperatif atau belajar

kelompok bagi siswa yang kurang memahami dapat dibantu oleh temannya yang

sudah memahami, jadi ada suatu interaksi antar siswa.

Dalam metode TAI pada setiap kelompok dipimpin oleh seorang asisten

yang mempunyai kemampuan lebih dibandingkan anggota lain dalam

kelompoknya. Asisten ini dipilih berdasarkan skor nilai ulangan tengah

semester 1 tahun pelajaran 2009/2010. Skor nilai dari seluruh siswa dalam

kelompok diurutkan kemudian yang mempunyai skor nilai tertinggi menjadi

asisten dengan pertimbangan nilai yang tertinggi tersebut mempunyai penguasaan

konsep yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang lain dalam

kelompoknya. Pembagian anggota kelompok berdasarkan penguasaan konsep

yang diperoleh siswa sehingga dalam suatu kelompok mempunyai kemampuan

yang heterogen tetapi pada setiap kelompok yang terbentuk mempunyai rata-rata

Page 79: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

79

penguasaan konsep yang hampir sama. Hal ini dimaksudkan agar penyebaran dan

komposisi siswa dalam pembentukan kelompok merata dan seimbang.

Metode TAI sebagai salah satu contoh dari metode pembelajaran

kooperatif juga mempunyai beberapa keuntungan (kelebihan) :

1). Dengan model pembelajaran kooperatif metode TAI guru dapat menciptakan

suasana lingkungan kelas yang saling menghargai nilai-nilai ilmiah.

2). Peserta didik merasa senang karena dilibatkan dalam proses belajar dan

semakin tertantang dengan persoalan-persoalan baru yang belum pernah

mereka temui sebelumnya sehingga memicu mereka untuk terus melakukan

penemuan-penemuan.

3). Memungkinkan peran aktif peserta didik dalam proses penilaian, mereka

melakukan penilaian diri sendiri, refleksi, pemikiran yang kritis dan

memberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

masalah peserta didik.

4). Model pembelajaran kooperatif metode TAI memungkinkan guru dan peserta

didik secara bersama-sama bertanggungjawab untuk merancang proses

pembelajaran dan untuk mengevaluasi kemajuan belajar yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

5). Melatih peserta didik untuk bekerja secara kelompok, melatih keharmonisan

dalam hidup bersama atas dasar saling menghargai.

Dengan adanya kelebihan dari metode TAI di atas pada intinya siswa

memiliki kesempatan yang luas untuk mengadakan kerjasama dalam

kelompoknya dengan bantuan asisten untuk mempelajari dan memecahkan

masalah dalam materi pokok tata nama senyawa. Keberhasilan proses belajar

kelompok dalam metode TAI dituntut adanya ketrampilan dalam kelompoknya

untuk mengkomunikasikan informasi atau ide dalam pikirannya. Dengan adanya

otonomi yang dimiliki oleh setiap kelompok membuat siswa dalam belajar

menjadi lebih tekun karena merasa tertantang. Kelompok yang tidak bisa

menyelesaikan masalah yang dihadapi tidak akan bertanya kepada kelompok

lainnya karena masing-masing kelompok memiliki otonomi agar kelompoknya

menjadi yang terbaik.

Page 80: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

80

Metode Jigsaw adalah metode kooperatif dimana dalam pelaksanaannya

siswa berperan sebagai kelompok asal (home group) dan kelompok ahli (expert

group). Metode ini juga dilandasi adanya kerjasama kelompok, namun dalam

pelaksanaannya ternyata penggunaan metode Jigsaw terdapat kelemahan sebagai

berikut:

1). Siswa yang aktif lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol

jalannya diskusi.

2). Siswa yang cerdas cenderung bosan.

3). Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi kesulitan dalam mengikuti

pembelajaran.

Di samping ketiga hal di atas, ternyata siswa kelas X-4 SMA Negeri 1 Nguter

belum terbiasa dalam penggunaan metode Jigsaw, sehingga dalam prosesnya

siswa masing bingung ketika harus menjalankan dua perannya dalam kelompok

asal dan kelompok ahli. Hal ini mengakibatkan siswa tidak memfokuskan pikiran

mereka dalam mempelajari materi tata nama senyawa dan akibatnya prestasi

belajar kognitif siswa rendah.

Dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode TAI lebih baik dari pada

metode Jigsaw pada materi pokok tata nama senyawa terhadap prestasi belajar

kognitif siswa kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Nguter.

b. Hipotesis Kedua

Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi dua jalan dengan sel

tak sama aspek kognitif diperoleh Fhitung =6,495 > Ftabel = 3,97. Hal ini berarti

terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif bagi siswa yang mempunyai

kemampuan memori tinggi dan rendah pada materi pokok tata nama senyawa.

Rangkuman hasil anava dapat dilihat pada Tabel 33 dan perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 26. Dari jumlah rataan diperoleh rerata

kolom B1 = 7,138 > B2 = 3,97 (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 28), hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang

signifikan antara kemampuan memori tinggi dan kemampuan memori rendah

terhadap prestasi belajar kognitif siswa. Dapat disimpulkan, siswa dengan

kemampuan memori tinggi akan menghasilkan prestasi belajar kognitif yang lebih

Page 81: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

81

baik daripada siswa dengan kemampuan memori rendah pada materi pokok tata

nama senyawa.

Kemampuan memori atau ingatan merupakan kemampuan yang ada dalam

diri seseorang untuk menerima, memasukkan informasi, menyimpan dan

menimbulkan kembali hal-hal yang telah diperoleh sebelumnya sesuai dengan

keinginan, hal-hal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah materi tata nama

senyawa. Siswa yang mempunyai kemampuan memori yang tinggi akan lebih

mudah dalam menyimpan dan menimbulkan kembali materi yang mereka pelajari.

Materi tata nama senyawa adalah materi yang sifatnya hafalan, dalam

pembelajarannya siswa dituntut dapat mengingat nama-nama kation dan anion

yang nantinya digunakan dalam memberikan nama suatu senyawa. Siswa yang

memiliki kemampuan memori tinggi lebih mudah untuk mengingat nama-nama

kation dan anion, mereka dapat memberikan nama-nama senyawa tanpa harus

melihat tabel kation dan anion, akibatnya prestasi belajar kognitifnya lebih baik

jika dibandingkan siswa berkemampuan rendah. Sebaliknya, siswa dengan

kemampuan memori yang rendah tentunya akan sulit dalam mengingat nama-

nama kation dan anion, ini akan menghambat mereka dalam memberikan nama-

nama senyawa, akibatnya ketika diadakan tes kognitif mereka akan mengalami

kesulitan dalam menjawab soal-soal, prestasi belajarnya pun lebih rendah

dibanding siswa dengan kemampuan memori tinggi.

c. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan data penelitian untuk aspek kognitif diperoleh hasil bahwa

Fhitung = 0,541 < Ftabel = 3,97 (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 26). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara metode

TAI dan Jigsaw dengan tinggi rendahnya kemampuan memori siswa terhadap

prestasi belajar kognitif siswa pada materi pokok tata nama senyawa.

Tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan

memori siswa kemungkinan dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi

proses pencapaian prestasi belajar baik dalam maupun luar diri siswa disamping

faktor metode pembelajaran dan kemampuan memori siswa yang digunakan

dalam penelitian ini, serta peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di

Page 82: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

82

luar kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian tidak ada interaksi antara

metode pembelajaran dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar

siswa.

3. Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama Aspek Afektif

Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama untuk

aspek afektif disajikan pada tabel berikut :

Tabel 26. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Aspek Afektif

Sumber JK dk RK Fobs Fa Keputusan

Metode Mengajar (A) Kemampuan Memori (B) Interaksi (AB) Galat

46,66119 35,44526 34,16928 999,84768

1 1 1 76

46,66119 35,44526 34,16928 13,15589

3,547 2,694 2,597

-

3.97 3.97 3.97

-

H0A Diterima H0B Diterima H0AB Diterima -

Total 1116,12341 79 - - - -

Berdasarkan Tabel 26 di atas menunjukkan bahwa :

a. Pada Aspek Afektif

1) Pada Efek Utama Baris (A), H0A diterima.

Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan prestasi belajar afektif siswa yang

diberi metode TAI dan Jigsaw pada materi pokok tata nama

senyawa kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Nguter, maka tidak

dilakukan uji komparasi ganda.

2) Pada Efek Utama Kolom (B), H0B diterima.

Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan prestasi belajar afektif bagi siswa

yang mempunyai kemampuan memori tinggi dan rendah pada materi

pokok tata nama senyawa kelas X semester ganjil SMA Negeri 1 Nguter,

maka tidak dilakukan uji komparasi ganda.

3) Pada Efek Utama Interaksi (AB), H0AB diterima.

Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara metode TAI dan Jigsaw

dengan tinggi rendahnya kemampuan memori siswa terhadap prestasi

belajar afektif siswa pada materi pokok tata nama senyawa kelas X

semester ganjil SMA Negeri 1 Nguter, sehingga tidak dilakukan uji

Page 83: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

83

komparasi ganda (Perhitungan dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran

27 ).

Dari data penelitian didapatkan rata-rata nilai afektif pada kelas

eksperimen 1 yang diberi metode TAI adalah 8,33, nilai rata-rata kelas

eksperimen 2 yang diberi metode Jigsaw adalah 6,79. Nilai rata-rata afektif kelas

TAI dengan memperhatikan kemampuan memori untuk kategori tinggi 8,3409,

untuk kategori rendah 8,3167. Sedangkan nilai rata-rata afektif untuk kelas Jigsaw

dengan memperhatikan kemampuan memori untuk kategori tinggi 8,1200, untuk

kategori rendah 5,4750 (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran

21).

Dari hasil analisa variansi dua jalan dengan sel tak sama yang disajikan

dalam Tabel 26 dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Hipotesis Pertama

Dari anava dua jalan dengan sel tak sama aspek afektif didapatkan

Fhitung = 3,547 < Ftabel = 3,97. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan prestasi

belajar afektif siswa yang diberi metode TAI dan Jigsaw pada materi pokok tata

nama senyawa. Pengukuran prestasi belajar afektif dalam penelitian ini

menggunakan angket afektif yang mencakup penilaian sikap, minat, nilai dan

konsep diri. Keempat penilaian tersebut pada dasarnya berasal dari internal

masing-masing siswa, jadi jika hasil penelitian menunjukkan tidak adanya

perbedaan prestasi belajar afektif siswa yang diberi metode TAI dan Jigsaw

kemungkinan karena kedua kelompok siswa ini memang benar-benar memiliki

minat atau keinginan yang sama dalam mempelajari materi tata nama senyawa,

namun ketika diberi metode pembelajaran yang berbeda akan terjadi perbedaan

prestasi belajar kognitif antara kedua kelompok siswa. Hal ini karena metode TAI

lebih unggul daripada metode Jigsaw seperti yang sudah dijelaskan di atas. Jadi

pengukuran aspek afektif ini bersifat untuk mengetahui seberapa besar minat atau

keinginan siswa dalam mendorong mereka mempelajari materi tata nama

senyawa, meskipun tidak ada perbedaan prestasi belajar afektif siswa namun

bukan berarti prestasi belajar kognitifnya akan sama. Metode pembelajaran

ternyata memiliki peran penting dalam pembelajaran siswa. Selain itu, dalam

Page 84: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

84

mengukur prestasi belajar afektif ini cukup sulit karena banyak siswa yang tidak

jujur dalam mengisi angket. Ini terbukti dengan banyaknya jawaban sama di

antara sesama teman, sehingga mempengaruhi dalam perhitungan prestasi

belajarnya. Di samping itu, peneliti juga mengalami kesulitan untuk mengontrol

siswa agar menjawab secara jujur karena tidak memungkinkannya mendampingi

siswa satu persatu.

b. Hipotesis Kedua

Dari data hasil anava dua jalan dengan sel tak sama untuk aspek afektif

diperoleh Fhitung = 2,694 < Ftabel = 3,97 (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat

pada Lampiran 27). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan prestasi belajar afektif

bagi siswa yang mempunyai kemampuan memori tinggi dan rendah pada materi

pokok tata nama senyawa. Tidak adanya perbedaan disini kemungkinan

disebabkan oleh sulitnya pengontrolan peneliti terhadap siswa ketika pengisian

angket afektif. Sifat angket afektif ini adalah membutuhkan jawaban yang jujur

dari responden ( yang dimaksud di sini adalah semua siswa kelas X-2 dan X-4),

karena peneliti mengalami kesulitan dalam pengontrolan siswa agar jawaban

mereka benar-benar jujur akibatnya berdasarkan hasil data penelitian banyak dari

jawaban siswa yang sama. Meskipun dari aspek afektif tidak ada perbedaan yang

signifikan antara siswa berkemampuan memori tinggi dan rendah terhadap

prestasi belajar materi pokok tata nama senyawa, namun bukan berarti dengan

minat yang sama tersebut akan menghasilkan prestasi belajar kognitif yang sama

pula. Siswa dengan kemampuan memori tinggi memiliki prestasi belajar kognitif

yang lebih baik seperti yang sudah dijelaskan di atas.

c. Hipotesis Ketiga

Berdasarkan data penelitian untuk aspek afektif diperoleh hasil bahwa

Fhitung = 2,597 < Ftabel = 3,97 (Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada

Lampiran 27). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara metode

pembelajaran kooperatif TAI dan Jigsaw dengan tinggi rendahnya kemampuan

memori siswa terhadap prestasi belajar afektif siswa pada materi pokok tata nama

senyawa.

Page 85: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

85

Tidak adanya interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan

memori siswa kemungkinan dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi

proses pencapaian prestasi belajar baik dalam maupun luar diri siswa disamping

faktor metode pembelajaran dan kemampuan memori siswa yang digunakan

dalam penelitian ini, serta peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di

luar kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian tidak ada interaksi antara

metode pembelajaran dan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar

siswa.

4. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen TAI

Dalam penelitian ini kelas yang diajar dengan metode TAI adalah kelas

X-2. Dalam pelaksanaannya waktu yang digunakan adalah 4 kali pertemuan (8

jam pelajaran). Pelaksanaan pembelajaran pada kelas TAI pada awalnya

mengalami hambatan. Baik dari siswa maupun guru masih merasa canggung

dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan I siswa masih gaduh dalam

melakukan diskusi, sehingga menyita waktu untuk tahapan proses pembelajaran

berikutnya. Hambatan juga terjadi pada tahap penularan, karena dalam proses

penguasaan materi tata nama senyawa dalam kelompok masih didominasi oleh

siswa berkemampuan tinggi dan sebagian siswa lain hanya menyalin pekerjaan

teman sehingga hasil pembelajaran kurang optimal. Pertemuan I pada kelas TAI

diisi dengan pretest, tes memori dan pembentukan kelompok. Setiap kelompok

beranggotakan 5 siswa, dengan asisten di tiap kelompoknya. Pembentukan

kelompok dan pemilihan assisten didasarkan atas nilai ujian tengah semester.

Kelompok bersifat heterogen, sedangkan assiten dari tiap kelompok memiliki nilai

tertinggi dari anggota kelompok yang lain.

Pada pertemuan II, peneliti mengadakan diskusi untuk sub bab tata nama

senyawa biner dan senyawa ion poliatom. Diskusi dilakukan selama 20 menit

yang dilanjutkan dengan presentasi dua kelompok. Hal ini juga dilakukan pada

pertemuan III, guru melanjutkan diskusi untuk sub bab tata nama senyawa organik

dan asam basa. Diskusi dilakukan dalam waktu 20 menit, dilanjutkan

Page 86: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

86

mengerjakan latihan soal dari LKS selama 50 menit. Hasil diskusi dan

mengerjakan soal dipresentasikan oleh dua kelompok dan dilanjutkan tanya jawab

dari kelompok lain. Dengan adanya tanya jawab tersebut, peneliti menjadi tahu

bagian mana yang belum dipahami oleh siswa sehingga pada akhir pembelajaran

dapat dilakukan penekanan terhadap bagian materi tersebut. Sebagai tahap

evaluasi dilakukan post test pada pertemuan IV.

Pada intinya dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode

TAI, aktivitas siswa menjadi lebih baik. Tahapan pembelajaran yang diterapkan

menuntut siswa untuk selalu melakukan kegiatan, berinteraksi satu sama lain dan

mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan pemecahan masalah. Pada awal

pembelajaran aktivitas siswa masih kurang baik, siswa banyak yang bingung

dengan tugas yang diberikan, tanggung jawab dan model pembelajaran yang

diterapkan. Pada proses pembelajaran berikutnya kegaduhan semakin berkurang

dan rasa tanggung jawab serta aktivitas siswa dalam bertanya, menjelaskan,

bekerjasama dan berdiskusi juga meningkat. Hasil itu diikuti oleh rasa percaya

diri, kemampuan siswa menemukan ide-ide dalam menyelesaikan masalah, dan

kemampuan siswa dalam tahap penularan materi dan presentasi hasil diskusi.

Presentase kemampuan peneliti dalam mengelola pembelajaran untuk

setiap pembelajaran juga mengalami peningkatan. Kekurangan dan hambatan dari

pembelajaran sebelumnya dikoreksi oleh peneliti sehingga tidak terjadi pada

pembelajaran berikutnya. Pengalaman dalam pembelajaran I yaitu kegaduhan

pada saat diskusi tidak terulang lagi pada tahap berikutnya. Hal ini karena peneliti

memotivasi siswa dan memberikan petunjuk proses pembelajaran dengan baik.

b. Pelaksanaan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen Jigsaw

Pada penelitian ini kelas yang diajar dengan metode Jigsaw adalah kelas

X-4. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama 4 kali pertemuan (8 jam

pelajaran). Sama halnya dengan kelas TAI, awal pembelajaran baik siswa maupun

peneliti merasa canggung. Bahkan banyak siswa membuat kegaduhan ketika

peneliti menjelaskan tahap metode Jigsaw yang akan digunakan nanti. Pada

pertemuan I, dilakukan pretest dan tes memori dilanjutkan pembentukan

Page 87: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

87

kelompok. Pada saat proses pembentukan kelompok, banyak siswa yang bingung

dengan adanya kelompok asal dan kelompok ahli. Untuk memudahkan pembagian

kelompok, peneliti mencatat dan menempelkan hasil pembagian kelompok dengan

tujuan memudahkan pembelajaran berikutnya.

Pada pertemuan II, dibagikan LKS kepada siswa sebagai bahan diskusi

materi tata nama senyawa. Pada tahap ini juga dilakukan pembagian sub bab

materi dengan rincian sebagai berikut:

siswa I : materi tata nama senyawa biner

siswa II : materi tata nama senyawa ion poliatom

siswa III : materi tata nama senyawa asam dan basa

siswa IV : materi tata nama senyawa organik sederhana.

Pada pertemuan II dijumpai hambatan yaitu masih adanya beberapa siswa yang

bingung masuk kelompok yang mana. Ini menyita waktu karena peneliti harus

mengarahkan kembali siswa ke dalam kelompoknya masing-masing. Tahap

selanjutnya adalah mengadakan diskusi yaitu 15 menit di kelompok ahli dan 45

menit di kelompok asal. Pada saat diskusi di kelompok ahli tidak dijumpai adanya

hambatan, karena tiap siswa dalam kelopok ahli mendiskusikan materi yang sama

sehingga memudahkan pemahaman materi pada siswa. Namun, ketika siswa

kembali ke kelompok asal dijumapai hambatan yaitu siswa yang aktif cenderung

mengontrol jalannya diskusi dan siswa yang kurang cakap berkomunikasi

mengalami kesulitan ketika harus mentransfer materi yang didapat dalam

kelompok ahli. Ini membuat peneliti harus memberikan pengarahan dan

penjelasan pada tiap kelompok.

Pertemuan III, pembelajaran dilaksanakan dengan melanjutkan diskusi di

kelompok asal. Pertemuan kali ini diisi dengan memberikan soal dari LKS, pada

tahap ini siswa ditantang untuk memecahkan masalah dalam kelompoknya.

Peneliti mengobservasi pekerjaan tiap kelompok, apabila ada kesulitan terlebih

dahulu ditanyakan pada tenaga ahlinya, jika memang belum mendapat jawaban

dapat ditanyakan pada guru/peneliti. Setelah diskusi, diadakan presentasi oleh dua

kelompok yang dilanjutkan dengan tanya jawab dari kelompok lain. Dari tanya

jawab, ternyata masih banyak siswa yang belum paham dan mendapat kesulitan

Page 88: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

88

dalam mengerjakan latihan soal tata nama senyawa. Ternyata metode Jigsaw

adalah metode yang masih sangat baru bagi siswa kelas X-4 di SMA Negeri 1

Nguter, sehingga mereka belum bisa menyesuaikan dengan model pembelajaran

kooperatif ini saat belajar materi tata nama senyawa. Di samping itu, kesulitan

siswa dalam memahami materi tata nama senyawa juga dikarenakan beberapa hal

sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif cenderung mengontrol jalannya diskusi.

2) Siswa yang mempunyai kemampuan berpikir dan membaca rendah mengalami

kesulitan ketika ditunjuk sebagai tenaga ahli.

3) Siswa yang cerdas cenderung bosan.

Adanya kesulitan siswa dalam pemahaman materi yang dikarenakan hal-

hal di atas membuat prestasi belajar kognitif siswa di kelas Jigsaw lebih rendah

dibandingkan siswa di kelas TAI.

Page 89: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

89

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu

pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif siswa yang diberi metode TAI

dan Jigsaw, ini ditunjukkan dengan rerata selisih nilai kognitif masing-masing

adalah 27,50 dan 21,10. Sedangkan untuk aspek afektif tidak terdapat

perbedaan prestasi belajar siswa yang diberi metode pembelajaran TAI dan

Jigsaw, ini ditunjukkan dengan rerata selisih nilai afektif masing-masing

adalah 8,3300 dan 6,7975.

2. Terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif bagi siswa yang mempunyai

kemampuan memori tinggi dan rendah, ini ditunjukkan dari rerata selisih nilai

kognitif siswa dengan memperhatikan kemampuan memori tinggi dan rendah

adalah 27,6191 dan 20,6316. Sedangkan untuk aspek afektif tidak terdapat

perbedaan prestasi belajar bagi siswa yang mempunyai kemampuan memori

tinggi dan rendah, hal ini ditunjukkan dari rerata selisih nilai afektif siswa

kategori kemampuan memori tinggi dan rendah adalah 8,2357 dan 6,8211.

3. Tidak terdapat interaksi antara metode TAI dan Jigsaw dengan tinggi

rendahnya kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan

afektif. Artinya metode TAI dan Jigsaw memberikan efek yang sama terhadap

kelompok siswa dengan kemampuan memori yang berbeda, metode TAI

selalu lebih unggul daripada Jigsaw baik untuk kelompok siswa dengan

kemampuan memori tinggi ataupun rendah.

Page 90: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

90

B. Implikasi

Dari hasil penelitian penggunaan metode TAI memberikan efek yang

lebih baik daripada metode Jigsaw bagi prestasi belajar kognitif siswa. Sehingga

dalam hal ini perlu bagi guru kimia untuk menggunakan metode TAI dalam

proses belajar kimia.

Metode TAI merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswa akan

saling bekerja sama dan berinteraksi sehingga banyak mendapatkan informasi.

Mengingat materi tata nama senyawa merupakan materi yang membutuhkan

hafalan dan pemahaman yang cukup tinggi, maka dengan adanya diskusi

kelompok dalam metode TAI dapat lebih memudahkan siswa dalam usaha

memahami materi serta mendistribusikannya pada masing-masing kelompok,

sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

Penelitian ini juga membuktikan bahwa tingkat kemampuan memori

berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif siswa. Dengan adanya tingkat

kemampuan memori yang tinggi maka diharapkan dapat mencapai prestasi belajar

kimia yang lebih baik dan optimal. Dalam rangka menumbuhkan kemampuan

memori, seorang guru harus dapat memberikan latihan yang tujuannya

membiasakan diri siswa untuk dapat menghafal hal-hal yang dianggap siswa sulit.

Sehingga dengan cara tersebut siswa akan mudah dalam memahami materi-materi

kimia terutama yang bersifat hafalan seperti tata nama senyawa.

Page 91: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

91

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Pada penggunaan metode TAI pemilihan asisten harus cermat dari segala segi,

diantaranya dari segi nilai prestasi kimia dan ketrampilan berkomunikasi.

Asisten dipilih berdasarkan nilai prestasi belajar yang lebih tinggi dari anggota

kelompoknya dan mampu berkomunikasi dengan baik agar proses distribusi

materi dalam kelompok dapat berjalan baik sehingga proses pembelajaran

dapat berjalan dengan optimal.

2. Karena kemampuan memori lebih ditentukan oleh bakat alamiah maka untuk

membantu siswa yang memiliki kemampuan memori rendah dalam

pembelajaran di kelas, disarankan kepada guru untuk:

a. Sering mengulang kata yang dianggap penting.

b. Menerapkan metode rantai atau jembatan keledai dalam menghafal materi

tingkat pengenalan.

c. Menggunakan gambar, peta atau bagan untuk menjelaskan ikhtisar suatu

materi.

d. Meminta siswa untuk membaca garis besar suatu materi lalu membiasakan

agar siswa mencatat hal-hal penting atau membuat peta konsep.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap metode TAI dengan

memperhatikan kemampuan memori pada materi pokok lain yang sesuai.

Page 92: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

92

DAFTAR PUSTAKA

Agus Sujanto. 2004. Psikologi Umum. Jakarta:Bumi Aksara.

Ana Kurniati. 2007. Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran Tipe Team Assisted Individualization (TAI) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik Kelas VIII SMP N I Ngadirejo Temanggung. Skripsi.UNNES.http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/2740.pdf. Diakses tanggal 10 September 2009.

Anas Sudijono. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Gravindo

Persada. Anita Lie. 2004. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Arends, Richard I, 2008. Learning To Teach(Belajar untuk Mengajar).

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Atkinson, Rita L., Richard C., Smith, E.E., & Bem, D.J. 1997. Pengantar Psikologi (jilidI). Terjemahan Widjaja Kusuma. Batam:Interaksara.

Budi Sanjaya. 2007. KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Http://guruw.wordpress.com/2007/04/30/ktspkurikulumtingkatsatuanpendidik. Diakses tanggal 3 Sepetember 2009.

Budiyono. 2000. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta:Sebelas Maret University

Press. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian.

Jakarta : Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Depdiknas. Dewa Ketut Sukardi. 2003. Analisis Tes Psikologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Gupta, A. 2008. ”Constructivism and Peer Collaboration in Elementary Mathematics Education: The Connection to Epistemology”. 4 (4), 381-386.

Iksan, Z., & Zakaria, E. 2007. “Promoting Cooperative Learning in Science and

Mathematics Education:A Malaysian Perspective”. 3 (1), 35-39.

Page 93: STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF …/Studi... · SISWA PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 1 NGUTER TAHUN AJARAN 2009/2010 Oleh: ... Daftar

93

Masidjo I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius.

Mulyani Sumantri. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Maulana. Mulyati Arifin. 1995. Pengembangan Program Pengajaran Bidang Studi Kimia. Bandung : Erlangga. Nana Sudjana. 1996. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Ngalim Purwanto. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning : Teori, Riset dan Praktik. Terjemahan Nurulita Yusron. Bandung:Nusa Media.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.

Suharsimi Arikunto. 1997. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Syamsu Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tabrani Rusyan A, Atang Kusdinara, Zaenal Arifin. 1990. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ummul Murtafiah Hasan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Probolinggo:MTsNusantara.Http://media.diknas.go.id/media/document/57 83.pdf. Diakses tanggal 3 September 2009. Unggul Sudarmo. 2006. Kimia SMA/MA Kelas X. Jakarta : PHibETA.