studi modulus elastisitas tanah dasar...
TRANSCRIPT
ii
STUDI MODULUS ELASTISITAS TANAH DASAR PERKERASAN JALAN
AKIBAT SIKLUS BASAH KERING
Abd. Halim A. M.
Mahasiswa S1 Jurusan Sipil
Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Pembimbing I
Dr. Abd. Rahman Djamaluddin, S.T., M.T
Staf Pengajar Departemen Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 6 Bontomarannu,
92172, Gowa, Sulawesi Selatan
Pembimbing II
Sitti Hijraini Nur S.T., M.T
Staf Pengajar Departemen Sipil Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin
Jl. Poros Malino Km. 6 Bontomarannu,
92172, Gowa, Sulawesi Selatan
ABSTRAK
Salah satu pekerjaan infrastruktur di Indonesia yang sedang banyak dikerjakan ialah
pembangunan perkerasan jalan. Sebelum melakukan pembangunan pekerasan jalan, terlebih
dahulu dilakukan perencanaan atau perancangannya dan salah satu faktor yang mempengaruhi
desain suatu perkerasan jalan ialah kondisi dari lapisan tanah dasar yang akan dibangun
perkerasan jalan diatasnya. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan negara
beriklim tropis sehingga hanya mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Hal tersebut mempengaruhi kondisi tanah dalam hal ini mengalami pembasahan dan
pengeringan akibat kejadian tersebut dan tentunya juga berpengaruh pada perubahan nilai
modulus elastisitas yang pada penelitian ini menjadi tinjauan utamanya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh siklus basah kering terhadap nilai modulus elstisitas
tanah dasar serta pengaruh perubahan nilai modulus elastisitas terhadap umur rencana
perkerasan jalan. Penelitian di laboratorium digunakan percobaan Unconfined Compression
Test menggunakan sampel basah dan kering masing-masing dalam tiga siklus secara
bergantian. Dalam menentukanm umur rencana perkeasan jalan maka digunanakn program
KENPAVE. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa nilai modulus elastisitas tertinggi
didapatkan pada siklus kering pertama dan terendah ialah siklus basah ketiga. Sementara dari
hasil program KENPAVE menunjukkan umur rencana terlama didapatkan pada siklus kering
pertama dan terendah ialah pada siklus basah pertama. Dari hail penelitian dapat disimpulkan
bahwa nilai modulus elastisitas sangat berpengaruh pada umur rencana sehingga dapat menjadi
salah satu pertimbangan dalam desain perkerasan jalan.
Kata kunci : Siklus basah kering, modulus elastisitas, program KENPAVE
ii
STUDY OF MODULUS OF ELASTICITY OF THE GROUND ROUGHNESS DUE
TO WET AND DRY CYCLE
Abd. Halim A. M.
Undergraduate Student Majoring In Civil
Department Of Civil Engineering
Faculty Of Engineering University Of Hasanuddin
Supervisor I
Dr. Abd. Rahman Djamaluddin, S.T., M. T.
The Teaching Staff Of The Department Of
Civil Engineering Faculty
University of Hasanuddin
JL. Shaft Malino km. 6 Bontomarannu,
92172, Gowa, South Sulawesi
Supervisor II
Sitti Hijraini Nur S.T., M. T.
The Teaching Staff Of The Department Of
Civil Engineering University Of
Hasanuddin
JL. Shaft Malino km. 6 Bontomarannu,
92172, Gowa, South Sulawesi
ABSTRACT
One of Indonesia's infrastructure work that is being done is a lot of construction of road
roughness. Prior to the construction of the roughness of the road, first done planning or drafting
him and one of the factors that influence the design of road roughness is a condition of the
lining of the land base to be constructed road roughness on top of it. As it known that Indonesia
is a tropical country so that it has only two seasons the rainy season and the dry season. It affects
soil conditions in this experience wetting and drying due to the incident and certainly also affect
changes in the value of the modulus of elasticity in this research became the main review. This
research aims to know the influence of wet dry cycle against the value soil base modulus of
elstisitas as well as the influence of changes in the value of the modulus of elasticity of toward
road roughness plan age. Research on Unconfined Compression experiment used Laboratory
Test using a sample of wet and dry respectively in the three cycles in turn. In determining the
age of road roughness plan then used the program KENPAVE. Of research results obtained the
results that the modulus of elasticity of the highest value obtained at the first dry cycle and the
low was the third wet cycle. While the results of the program KENPAVE shows the age of the
oldest plans obtained at first dry cycle and the low was the first wet cycle. Of hail research it
can be concluded that the value of the modulus of elasticity is very influential on the plan so
that it can be one of the considerations in the design of road roughness.
Keywords: wet dry Cycle, modulus of elasticity, program KENPAVE
1. PENDAHULUAN
Salah satu pekerjaan infrastruktur
yang sedang banyak dikerjakan ialah
pembangunan perkerasan jalan.
Pembangunan infrastruktur tersebut
tentunya tidak bisa lepas dari kondisi
tanah yang diatasnya akan dilakukan
perkerasan jalan baik itu perkerasan
lentur maupun kaku. Seperti yang
telah diketahui sebelumnya bahwa
Indonesia merupakan Negara beriklim
tropis dengan musim panas dan hujan
bergantian setiap tahunnya. Hal
tersebut mempengaruhi kondisi tanah
dalam hal ini adalah lapisan tanah
dasar yang mengalami pengeringan
dan pembasahan akibat dari kejadian
tersebut.
Salah satu faktor penting untuk
ditinjau ialah modulus elastisitas dari
lapisan tanah dasar tersebut. Dimana
modulus elastisitas digunakan untuk
mengetahui ketahanan lapisan dasar
perkerasan jalan untuk mengalami
deformasi elastis pada saat dibebani.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik tanah
yang digunakan pada penelitian?
2. Bagaimana pengaruh siklus
basah-kering terhadap nilai
modulus elastisitas?
3. Bagaimana pengaruh perubahan
nilai modulus elastisitas terhadap
umur rencana perkersan jalan?
B. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui karakteristik
tanah yang digunakan pada
penelitian
2. Untuk mengetahui pengaruh
siklus basah-kering terhadap nilai
modulus elastisitas tanah dasar
perkerasan jalan.
3. Untuk mengetahui pengaruh
perubahan nilai modulus
elastisitas terhadap umur rencana
perkerasan jalan.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian dapat berjalan
efektif dan mencapai sasaran yang
diinginkan maka penelitian dibatasi
pada:
1. Tanah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah tanah
lempung.
2. Pengujian dilakukan terhadap
variasi siklus basah-kering.
3. Penelitian ini dilakukan pada skala
laboratorium, bukan pada skala
lapangan.
4. Penelitian hanya meneliti sifat-sifat
fisis dan mekanis tanah, tidak
meneliti unsur kimia tanah tersebut.
5. Sifat-sifat fisis dan mekanis tanah
yang dianalisis ialah:
Pengujian berat jenis
Pengujian kadar air
Pengujian batas-batas atterberg
Pengujian analisa saringan dan hidrometer
Pengujian pemadatan (kompaksi)
Pengujian kuat tekan bebas
6. Analisis data dengan menggunakan
program Kenpave
2. TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Tanah Lempung
Lempung didefinisikan sebagai
golongan partikel yang berukuran
kurang dari 0.002 mm (Das, 1995).
Hardiyatmo (2010), mengatakan sifat-
sifat yang dimiliki dari tanah lempung
yaitu antara lain ukuran butiran-
butiran halus > 0.002 mm,
permeabilitas rendah, kenaikan air
kapiler tinggi, bersifat sangat kohesif,
kadar kembang susut tinggi dan proses
konsolidasi lambat.
Tanah lempung memiliki sifat yang
khas yaitu apabila dalam keadaan
kering dia akan bersifat keras, dan jika
basah akan bersifat lunak plastis, dan
kohesif, mengembang dan menyusut
dengan cepat, sehingga mempunyai
perubahan volume yang besar dan itu
terjadi karena pengaruh air.
B. Pembasahan dan Pengeringan
Proses pembasahan adalah tahap
dimana terjadinya peningkatan kadar
pori – pori tanah. Sedangkan Proses
pengeringan adalah tahap dimana
kondisi kadar air dalam pori – pori
mengalami penurunan. Perubahan
cuaca membuat mengakibatkan
terjadinya siklus pembasahan dan
pengeringan secara berulang sehingga
tanah akan mengalami perubahan
volume tanah akibat perubahan kadar
air. Hal ini menyebabkan perubahan
tekanan air pori
Maekawa dan Miyakita (1991)
mengatakan bahwa jumlah siklus
pengeringan dan pembasahan
berulang akan mengurangi kekuatan
geser tanah, sampai pada jumlah siklus
tertentu. Proses pembasahan, kuat
tekan (qu) akan menurun seiring
dengan kenaikan kadar air (wc) dan
sebaliknya pada proses pengeringan,
kuat tekan (qu) akan naik seiring
dengan penurunan nilai kadar airnya
(wc).
C. Analisa Menggunakan
Program KENPAVE
Akibat adanya perlakuan siklus
basah dan kering yang membuat Nilai
Modulus Elastisitas berubah, maka
dilakaukan tinjauan pengaruhnya
terhadap kinerja perkerasan jalan
dimana yang ingin diketahui ialah
umur rencana dari perkerasan jalan
tersebut. Salah satu metode yang dapat
digunakan ialah menggunakan
program KENPAVE.
KENPAVE adalah program yang
dikembangkan oleh Dr. Yang H.
Huang P.E Profesor Emeritus dari
Civil Engineering University of
Kentucky. KENPAVE sendiri
merupakan program analisis untuk
perkerasan yang berdasarkan pada
metode mekanistik. Program
KENPAVE memiliki keunggulan dari
program lain diantaranya adalah
program ini lebih user friendly dan
dapat menganilisis perkerasan sampai
19 lapisan (Huang 2004).
3. METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Bahan untuk pembuatan benda uji
didatangkan dari lokasi yang berbeda:
Bahan yang digunakan adalah tanah yang diambil dari tanah asli
yang berlokasi di sekitar kampus
Fakultas Teknik Universitas
Hasanuddin di Kabupaten Gowa,
Sulawesi Selatan.
Uji fisis dan mekanis tanah, pembuatan benda uji, dan uji
mekanis benda uji di Laboratorium
Mekanika Tanah Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin, di
Kabupaten Gowa, Sulawesi
Selatan.
Adapun waktu penelitian mengacu
pada durasi dari siklus pembasahan
dan pengeringan benda uji.
B. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan pada
bahan yang akan digunakan untuk
pembuatan benda uji. Yang pertama
dilakukan adalah pemilihan bahan,
selanjutnya menguji karakteristik
bahan tersebut.
Pengujian yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah untuk
1. Mengetahui pengaruh siklus basah-
kering terhadap nilai modulus
elastisitas tanah dasar.
2. Mengetahui bagaimana
perbandingan nilai modulus
elastisitas terhadap siklus basah-
kering.
3. Mengetahui bagaimana pengaruh
perubahan nilai modulus elastisitas
terhadap umur rencana perkerasan
jalan dengan menggunakan
program KENPAVE.
Data karakteristik dari bahan
merupakan variabel yang akan
dianalisis sebagai landasan untuk
mengukur hasil penelitian berdasarkan
data pengujian benda uji, kemudian
dijadikan dasar dalam mengambil
kesimpulan.
C. Pengujian Sampel
1. Uji Sifat Fisik
Uji sifat fisik bertujuan untuk
menentukan indeks properties
tanah. Sifat-sifat indeks ini
diperlukan untuk klasifikasi dan
identifikasi jenis tanah yang
digunakan.
Tabel Standar Pengujian Sifat Fisik
Tanah
No. Pengujian Standar
1 Pengujian Berat
Jenis Tanah
SNI
1964:2008
2 Pengujian Kadar
Air
SNI
1965:2008
3
Pengujian Batas-
Batas Atterberg
Batas Plastis
Batas Cair
Batas Susut
SNI
1966:2008
SNI
1967:2008
SNI
3422:2008
4 Pengujian Analisa
Saringan
SNI
3423:2008
2. Uji Sifat Mekanis
Pengujian ini pada umumnya
dilakukan untuk mengetahui
kekuatan dan daya dukung tanah.
Uji mekanis yang dilakukan adalah
uji pemadatan (Standar Proctor
Test) dan kuat tekan bebas
(Unconfined Compression Test).
D. Menentukan Modulus
Elastisitas Tanah
Untuk menentukan modulus
elastisitas tanah, maka dilakukan
pengujian Unconfined Compression
Test dimana hasil dari pengujian
tersebut didapatkan grafik hubungan
tegangan dan regangan. Modulus
elastisitas adalah suatu konstanta
kesebandingan antara tegangan dan
regangan. Nilai modulus elastisitas
dapat ditentukan dengan
menggunakan metode secant (Es saat
∆σ 50%) diperoleh dari grafik
tegangan regangan dengan membuat
keiringan suatu garis lurus yang ditarik
dari titik awal ke beberapa tingkat
tegangan yang ditentukan yaitu 50%
dari tegangan maksimum. Kemiringan
garis yang dibentuk dari dua titik
inilah yang merupakan penentu nilai
modulus secant.
E. Menentukan Umur Rencana
Perkerasan Jalan Dengan
Menggunakan Program
KENPAVE
Dari hasil Pengujian Kuat Tekan
Bebas didapatkan Nilai Modulus
Elastisitas yang dapat digunakan
dalam menentukan berapa lama umur
rencana yang dapat ditahan oleh suatu
lapisan perkerasan jalan. Selain Nilai
Modulus Elastisitas, dari hasil
pengujian kuat tekan bebas juga
dibutuhkan data berupa nilai Poisson
Ratio setiap benda uji dari masing-
masing siklus.
Selain kedua data tersebut, perlu
dimasukkan pula data input tentang
karakteristik lapis perkerasan jalan,
repetisi beban lalu lintas dan
pertumbuhan lalu lintas dalam
sepanjang tahun yang direncanakan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengujian Fisis Tanah
Lempung
1. Karakteristik Sifat Fisik Tanah
a. Berat Jenis
Pada pengujian berat jenis,
didapatkan nilai berat jenis tanah
asli yaitu sebesar 2,616.
b. Kadar Air
Pada pengujian kadar air,
didapatkan nilai kadar air dari
tanah asli yaitu sebesar 20.85 %
c. Batas-Batas Atterberg
Pada pengujian batas-batas
atterberg, nilai nilai yang
didapatkan ialah sebagai
berikut:
Nilai Batas Plastis Batas plastis yaitu kadar air
terendah dimana tanah mulai
bersifat plastis. Nilai batas
plastis yang diperoleh ialah
sebesar 30.35%
Nilai Batas Cair
Batas cair yaitu kadar air
tertentu dimana perilaku
berubah dari kondisi plastis
ke cair. Nilai batas cair yang
diperoleh ialah sebesar
62.12%.
Nilai Indeks Plastisitas Nilai indeks plastisitas
didapatkan dari selisih batas
cair dan batas plastis,
sehingga nilai indeks
plastisitas tanah asli sebesar
32.82%
d. Analisa Saringan dan
Hidrometer
Pada pengujian analisa saringan,
didapatkan nilai lebih dari 50%
tanah tersebut lolos saringan No.
200, yaitu sebesar 61.6%. Dari
grafik dapat ditunjukkan bahwa
persentase kerikil sebesar 0%,
pasir 38.40%, lanau 12.25%, dan
lempung sebesar 49,35%.
2. Karakteristik Sifat Mekanis Tanah
a. Kompaksi (Uji Pemadatan)
Berdasarkan hasil pengujian
diperoleh nilai berat isi kering
maksimum (γdry max) = 1.41
gr/cm3 yang dicapai pada kadar
air optimum (ωopt) = 30.76%.
Tujuan dari pengujian kompaksi
adalah untuk meningkatkan
berat volume tanah, yang berarti
meningkatkan kekuatan tanah
untuk mendukung beban,
menaikkan stabilitas lereng, dan
mengurangi pemampatan.
b. Kuat Tekan Bebas
Berdasarkan hasil pengujian di
laboratorium didapatkan nilai qu
tanah asli sebesar 0,413 kg/cm2
dengan konsistensi kategori
menengah. Hasil pengujiannya
dapat dilihat pada grafik berikut
Gambar Grafik Hubungan Tegangan
dan Regangan Kuat Tekan Bebas Tanah
Asli
Tabel Hubungan antara Kuat Tekan (qu)
dengan Konsistensi Tanah
(qu) (kg/cm2) Konsistensi
0 – 0,27
0,27 – 0,54
0,54 – 1,59
1,59 – 2,15
2,15 – 4,31
> 4,31
Sangat Lunak
Lunak
Menengah
Kaku
Sangat Kaku
Keras
B. Pengujian Kuat Tekan Bebas
Tanah Siklus Basah Kering
Hasil pengujian yang diperoleh
setelah melakukan pengujian ini dapat
dilihat pada tabel dan tabel berikut:
Tabel Nilai Kuat Tekan Bebas Siklus
basah kering.
No. Siklus Nilai qu (kg/cm2)
Konsitensi
1 Tanah Asli 0.413 Lunak
2 Kering
pertama 1.377 Menengah
3 Basah
pertama 0.016
Sangat Lunak
4 Kering kedua
0.339 Lunak
5 Basah kedua 0.013 Sangat Lunak
6 Kering ketiga
0.135 Sangat Lunak
7 Basah ketiga 0.01 Sangat Lunak
Gambar Grafik Rekapitulasi Hubungan
Nilai qu pada siklus basah dan kering
C. Penentuan Nilai Modulus
Elastisitas Tanah Siklus Basah
Kering
Nilai modulus elastisitas dapat
ditentukan dengan menggunakan
metode secant (Es saat ∆σ 50%)
diperoleh dari grafik tegangan
regangan dengan membuat keiringan
suatu garis lurus yang ditarik dari titik
awal ke beberapa tingkat tegangan
yang ditentukan yaitu 50% dari
tegangan maksimum. Kemiringan
garis yang dibentuk dari dua titik
inilah yang merupakan penentu nilai
modulus secant. Nilai modulus secant
dapat dicari dengan menggunakan
rumus:
(𝑥 − 𝑥1)
(𝑥2 − 𝑥1)=
(𝑦 − 𝑦1)
(𝑦2 − 𝑦1)→ (𝑥1, 𝑦1)
= (0,0) sehingga 𝑥
𝑥2=
𝑦
𝑦2
Pada contoh tanah asli yang kita
telah kita uji kuat tekan bebas, nilai
modulus secant dapat kita lihatseperti
pada Gambar berikut:
Gambar Perhitungan modulus secant
pada grafik kuat tekan bebas tanah asli
Berdasarkan contoh diatas nilai
50% tegangan maksimal pada titik
(x2,y2) = (0.262:0.2065) sehingga 𝑥
0.00262=
𝑦
0.2065=> 𝑦 =
0.2065
0.262𝑥 =
78.817𝑘𝑁/𝑚2. hasil perhitungan
secant modulus sampel lainnya
ditampilkan dalam table berikut:
Tabel Nilai Modulus elastisitas
menggunakan metode secant pada siklus
basah kering.
No. Siklus
Nilai Modulus elastisitas
(MPa)
1 Tanah Asli 78.817
2 Kering pertama 88.269
3 Basah pertama 0.471
4 Kering kedua 26.905
5 Basah kedua 0.458
6 Kering ketiga 10.150
7 Basah ketiga 0.435
Gambar Grafik Rekapitulasi nilai
modulus elastisitas tanah siklus basah
dan kering
D. Pengaruh Perubahan Nilai
Modulus Elastisitas Terhadap
Umur Rencana Perkerasan
Jalan
Proses analisis menggunakan
program KENPAVE membutuhkan
data yang cukup spesifik tentang
spesifikasi tanah, lapisan perkerasan,
serta beberapa data spesifik tentang
kendaraan dan lalu lintas. Karena pada
penelitian kali ini hanya melingkupi
percobaan fisik dan mekanis tanah
maka data yang digunakan untuk
parameter diluar lingkup hanya
sebatas data yang diambil dari
beberapa sumber berdasarkan data
perkerasan jalan pada umumnya.
Berikut tabel data yang digunakan
dalam program KENPAVE.
Tabel Data input pada program
KENPAVE
Jenis Data Jumlah Satuan
Jumlah lapisan/layer 9 -
Tebal lapis AC WC 4 cm
Tebal lapis AC BC 6 cm
Tebal lapis AC base 17 cm
Tebal lapis pondasi atas (LFA klas A)
30 cm
Poisson rasio lapis AC WC
0,4 kN/m3
Poisson rasio lapis AC BC
0,4 kN/m3
Poisson rasio lapis AC base
0,4 kN/m3
Poisson rasio lapis pondasi atas (LFA Klas A)
0,35 kN/m3
Modulus elastisitas lapis AC WC
1100 MPa
Modulus elastisitas lapis AC BC
1200 MPa
Modulus elastisitas lapis AC base
1600 MPa
Modulus elastisitas lapis pondasi atas (LFA Kelas A)
350 MPa
Radius kontak ban dengan permukaan lapis perkerasan
9,21 cm
Tekanan kontak ban dengan permukaan lapis perkerasan
750 KPa
Jarak antar tengah dua roda belakang
33 cm
Total angka repetisi pembebanan
30200 -
Tabel Nilai Poisson Ratio akibat
siklus basah dan kering
No Siklus Poisson
Ratio
1 tanah asli 0.267
2 kering pertama 0.1
3 basah pertama 0.449
4 kering kedua 0.104
5 basah kedua 0.474
6 kering ketiga 0.149
7 basah ketiga 0.495
Berdasarkan tabel data diatas maka
dilakukan proses input kedalam
program KENPAVE dengan variasi
nilai modulus elastisitas dan nilai
poisson ratio untuk masing-masing
benda uji disetiap siklus. Berikut hasil
analisa pengaruh perubahan nilai
modulus elastisitas terhadap umur
rencana perkerasan jalan.
Tabel Hasil analisis umur rencana
perkerasan jalan akibat perubahan nilai
modulus elastisitas.
No
Siklus Modulus Elastisitas (MPa)
Umur Rencana (Tahun)
1 Tanah
asli 78.817
26,55 (26 tahun, 6 bulan, 20
hari)
2 Kering Pertam
a 88.269
27,36 (27 tahun, 4 bulan, 11
hari)
3 Basah
Pertama
0.471
- (tidak diketahui/tida
k dapat menahan)
4 Kering Kedua
26.905
14,3 (14 tahun, 3 bulan, 19
hari)
5 Basah Kedua
0.458 0,01 (3 hari)
6 Kering Ketiga
10.150 5,5 (5 tahun,
6 bulan, 2 hari)
7 Basah Ketiga
0.435 0,4 (4 bulan,
26 hari)
Gambar Grafik perbandingan perubahan
nilai modulus elastisitas terhadap umur
rencana pada tanah siklus basah dan
kering.
Gambar Grafik perbandingan perubahan
umur rencana perkerasan jalan dengan
siklus basah kering
5. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dari hasil pengujian karakteristik
sifat fisik tanah asli maka
diperoleh: menurut USCS termasuk
dalam klasifikasi CH yaitu
lempung plastisitas tinggi,
sedangkan menurut AASHTO
termasuk dalam klasifikasi A-7-5
yaitu klasifikasi tanah berlempung
Kadar air optimum tanah sebesar
30.76%., dan berat isi kering
maksimum sebesar 1,41 gr/cm3 ,
Nilai UCT sebesar 0,413 kg/cm2 .
2. Berdasarkan hasil penelitian di
laboratorium, pengaruh siklus
basah kering terhadap modulus
elastisitas cukup berdampak
terutama perbedaan nilai modulus
elastisitas pada kondisi basah dan
kering. Dari hasil Pengujian Kuat
Tekan Bebas didapatkan hasil nilai
modulus elastisitas tanah asli
sebesar 78.817, nilai modulus
elastisitas tanah siklus kering
pertama sebesar 88.269, nilai
modulus elastisitas tanah siklus
basah pertama sebesar 0.471, nilai
modulus elastisitas tanah siklus
kering kedua sebesar 26.905. nilai
modulus elastisitas tanah siklus
basah kedua sebesar 0.458, nilai
modulus elastisitas tanah siklus
kering ketiga sebesar 10.150, dan
nilai modulus elastisitas tanah
siklus basah ketiga sebesar 0.435.
3. Berdasarkan hasil analisis
menggunakan program Kenpave,
tentang pengaruh nilai modulus
elastisitas terhadap desain umur
perkerasan jalan didapatkan hasil
untuk tanah asli dengan nilai
modulus elastisitas 78.817
memiliki desain umur selama 26,55
tahun, tanah siklus kering pertama
dengan nilai modulus elastisitas
88.269 memiliki desain umur
selama 27,36 tahun, tanah siklus
basah pertama dengan nilai
modulus elastisitas 0.471 program
tidak dapat mendeteksi umur
dimana kemungkinannya ialah
tidak layak untuk dijadikan
perkerasan, tanah siklus kering
kedua dengan nilai modulus
elastisitas 26.905 memiliki desain
umur selama 14,3 tahun, tanah
siklus basah kedua dengan nilai
modulus elastisitas 0.458 memiliki
desain umur selama 0,01 tahun,
tanah siklus kering ketiga dengan
nilai modulus elastisitas 10.150
memiliki desain umur selama 5,5
tahun, dan tanah siklus basah ketiga
dengan nilai modulus elastisitas
0.435 memiliki desain umur selama
0,4 tahun.
B. Saran
1. Cara pelapisan sampel dengan
plastik agar lebih baik umtuk
mencegah kerusakan pada sampel
ketika dalam proses pembasahan.
2. Proses pengeringan sampel setelah
pembasahan dapat menggunakan
metode yang lebih baik agar waktu
yang dibutuhkan hingga sampel
dalam kondisi kering dapat lebih
singkat.
3. Data parameter yang digunakan
dalam program Kenpave dapat
menggunakan data dari desain
perencanaan perkerasan jalan yang
akan diterapkan dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA Bowles, J. E, Haimin, J. K., 1991, Sifat-
Sifat Fisis don Geoteknis Tanah,
Erlangga : Jakarta
Craig, R. F, 1991, Mekanika Tanah,
Erlangga : Jakarta
Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah
(Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis)Jilid I dan II. Jakarta:
Erlangga.
Das, Braja M. 2002. Soil Mechanics
Laboratory Manual Sixth Edition.
New York: Oxfort University Press.
Hardiyatmo, H.C, (2010), Stabilisasi
Tanah Untuk Perkerasan Jalan,
Gajah Mada University Press,
Yogyakarta
Hardiyatmo. C.H., 2002, Mekanika Tanah
I, Edisi Ketiga, Universitas Gadjah
Mada Press, Yogyakarta.
Hendarsin, Shirley L. 2000, Perencanaan
Teknik Jalan Raya, Jurusan Teknik
Sipil Politeknik Negeri Bandung,
Bandung.
Munawir, As’ad., dkk. 2008, Pengaruh
Kadar Air Terhadap Perilaku
Modulus Deformasi Tanah Lempung
Di Kawasan Universitas Brawijaya
Malang yang Dipadatkan Secara
Standar, Tugas Akhir, Jurusan Sipil
Fakultas Teknik Brawijaya Malang.
Purba, Agus Dian. 2017. Tinjauan Kuat
Tekan Bebas dan Modulus Elastisitas
Tanah Lempung Purwodadi
Grobogan yang Distabilisasi
Dengan Mill. Tugas Akhir. Program
Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Ramadhani, Riska Intan. 2018. Evaluasi
Tebal Perkerasan Lentur Dengan
Metode Bina Marga 2013 dan
Metode Mekanisti-Empirik
Menggunakan Program Kenpave
Pada Ruas Jalan Jogja-Solo.
TugasAkhir. Program Studi Teknik
Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan
Perencanaan Universitas Islam
Indonesia.
SNI 03-1742-1989. Panduan pengujian
kepadatan ringan untuk tanah.
Standar Nasional Indonesia. Bahan
Konstruksi Bangunan Dan Rekayasa
Sipil..
SNI 03-1967-1990. “Metode pengujian
batas cair tanah dengan alat
Cassagrande”.
SNI 1964:2008. “Cara uji berat jenis
tanah tanah”. Revisi dari SNI 03-
1964-1990.
SNI 1965:2008. “Cara uji penentuan
kadar air untuk tanah dan batuan di
laboratorium”.
SNI 1966:2008. “Cara uji penentuan
batas plastis dan indeks plastisitas
tanah”. Revisi dari SNI 03-1966-
1990
SNI 3423:2008. “Cara uji analisis ukuran
butir tanah”. Revisi dari SNI 03-
3423-1994.
Verhoef, PNW. 1994. Geologi Untuk
Teknik Sipil. Erlangga. Jakarta