studi pengelolaan pelaksanaan uji kompetensi …
TRANSCRIPT
Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 191
STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN
DI SMK PGRI 3 MALANG
Oleh:
Faristya Anggella Putri, Yoto, dan Yuni Sunarto
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
Email: [email protected]; [email protected]; [email protected]
Abstrak. Misi utama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk mempersiapkan peserta
didik sebagai calon tenaga kerja yang memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Salah satu
upaya pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan dilaksanakannya UKK. UKK
terdiri dari 2 jenis, yaitu uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
dan uji kompetensi yang bekerjasama dengan pihak industri. Untuk menghasilkan lulusan dengan
daya saing Internasional, sekolah harus mampu menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan (SNP). Selain itu, pelaksanaan UKK bertujuan untuk mengukur pencapaian
kompetensi siswa pada level tertentu sesuai Kompetensi Keahlian yang ditempuh selama masa
pembelajaran di SMK.
Kata Kunci: UKK, SMK, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Abstract: The main mission of Vocational High School is to prepare learners as candidates for labor
who have readiness to enter the work world. One of the government's efforts to realize this is by the
implementation of competence test. Skill competency test consists of 2 types, namely competence
test conducted by Profession Certification Institution and competency test which cooperate with
industry. To produce graduates with international competitiveness, schools should be able to prepare
students based on the National Education Standards. In addition, the implementation of skill
competency test aims to measure the achievement of student competence at a certain level according
to Skills Competency pursued during the learning period in SMK.
Keywords: Skill competency test, Vocational High School, Professional Certification Institute
Sekolah Menengah Kejuruan merupakan
bagian dari sistem pendidikan nasional yang
menekankan pada kemampuan peserta didik
untuk menguasai suatu keterampilan tertentu
sehingga setelah lulus akan siap terjun ke
dunia kerja, baik itu di industri maupun
wirausaha.
Peraturan Pemerintah Republik Indo-
nesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Penge-
lolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Pasal 1 ayat 15 menyebutkan bahwa “Seko-
lah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya
disingkat SMK, adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang menyeleng-
garakan pendidikan kejuruan pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari
SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat
atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui
sama atau setara SMP atau MTs”. Berdasar-
kan pengertian di atas dapat dikemukakan
bahwa Sekolah Menengah kejuruan (SMK)
adalah sekolah yang mengembangkan dan
melanjutkan pendidikan dasar dan memper-
siapkan peserta didiknya untuk dapat beker-
ja, baik bekerja sendiri atau bekerja sebagai
bagian dari suatu kelompok sesuai bidangnya
masing-masing.
Ditinjau dari lulusannya, menurut
Butler dalam Soekamto (1999) menyatakan
bahwa kriteria lulusan pendidikan kejuruan
harus memiliki kecakapan: (1) minimal,
pengetahuan dan keterampilan khusus untuk
192 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
jabatannya, (2) minimal, pengetahuan dan
keterampilan sosial, emosional dan fisik
dalam kehidupan sosial, (3) minimal, penge-
tahuan dan ketrampilan khusus dasar, dan (4)
maksimal, kejujuran umum, sosial, serta
pengetahuan dan ketrampilan akademik,
untuk jabatan, individu dan masa depannya.
Kompetensi diartikan sebagai kemam-
puan seseorang yang dapat terobservasi
mencakup atas pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar
performa yang ditetapkan. Hal ini sejalan
dengan pernyataan dari Saputro (2016:25)
yang berpendapat bahwa "kompetensi meru-
pakan perpaduan antara keterampilan, perila-
ku/sikap, dan pengetahuan yang majemuk
yang dapat di demontrasikan oleh siswa
dimana keterampilan, sikap, dan pengetahu-
an tersebut diperoleh dari konseptualisasi
materi yang telah dipelajari dan bermakna
dalam kehidupan".
Seseorang dikatakan memiliki kompe-
tensi (berkompeten) dalam bidang tertentu,
manakala ia dengan segenap pengetahuan,
keterampilan, dan sikap untuk menyelesai-
kan tugas/pekerjaan tersebut dengan baik
sesuai dengan tuntutan profesionalisme.
UKK adalah bagian dari intervensi
Pemerintah dalam menjamin mutu pendidik-
an pada satuan pendidikan Sekolah Mene-
ngah Kejuruan. Pelaksanaan UKK bertujuan
untuk mengukur pencapaian kompetensi
siswa pada level tertentu sesuai Kompetensi
Keahlian yang ditempuh selama masa pem-
belajaran di SMK. Hal ini juga seperti
pendapat Lewy (dalam Suratno, 2016:3)
bahwa uji kompetensi digunakan untuk
mengukur kemampuan kognitif tingkat
tinggi atau menguji tujuan proses dari suatu
program dengan menggunakan format
penilaian tes praktikum (format station) atau
pengamatan kegiatan terhadap kelompok
atau individu.
Agussationo (2011) bependapat bahwa
"tujuan pelaksanaan uji kompetensi yang
dilakukan pada SMK adalah sebagai sarana
mengukur dan menilai penguasaan kompe-
tensi dan sebagai proses pemberian surat
penghargaan atas kompetensi yang dimiliki
siswa".
Pengadaan UKK ini diharapkan mam-
pu meningkatkan kualitas lulusan SMK
sehingga mampu memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya. Dalam rangka pengembangan
kualitas lulusan sekolah kejuruan dengan
adanya Ujian Kompetensi Keahlian, banyak
hal yang perlu diperhatikan secara khusus.
Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
hingga evaluasi.
SMK PGRI 3 Malang merupakan
SMK PGRI terbesar di Jawa Timur dan
berpredikat Sekolah Standart Nasional dan
berstandart Internasional. Selain itu juga
SMK PGRI 3 Malang adalah salah satu
sekolah swasta yang bisa bersaing ditengah
banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri, dan menjadi salah satu SMK favorit
di kota Malang. SMK PGRI 3 Malang juga
berkomitmen akan menjamin siswa lulusan-
nya untuk mendapatkan pekerjaan yang
layak. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa fak-
tor, salah satunya adalah pelaksanaan UKK
yang diselenggarakan oleh SMK PGRI 3
Malang. Pelaksanaan UKK digunakan
sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas
lulusan yang terampil di bidangnya sehingga
dapat bersaing dengan lulusan dari sekolah
lain.
Menurut Pedoman UKK 2017 Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang akan
melaksanakan UKK ada beberapa persyarat-
an yang harus terpenuhi diantaranya adalah
verifikasi kelayakan tempat penyelenggaraan
Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 193
UKK, menyiapkan bahan, menyiapkan
peralatan dan alat/komponen penunjang
ujian praktik, memiliki asesor/penguji yang
terdiri dari penguji internal yaitu guru
produktif dan penguji eksternal yaitu dunia
usaha/industri sebagai asesor/penguji yang
telah sertifikasi atau memiliki surat
keterangan dari lembaga yang terakreditasi
dan mengajukan dana untuk biaya pelaksana-
annya.
Berdasarkan uraian tersebut maka
penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi-
kan dan menginterpretasikan hal-hal berikut:
(1) persiapan sekolah dalam menyusun
perencanaan pengelolaan UKK di SMK
PGRI 3 Kota Malang, (2) pelaksanaan UKK
di SMK PGRI 3 Kota Malang, (3) proses
penilaian dan sertifikasi UKK di SMK PGRI
3 Kota Malang, (4) Faktor-faktor pendukung
dan penghambat dalam pelaksanaan UKK di
SMK PGRI 3 Kota Malang, dan (5)
perbedaan antara Uji Kompetensi LSP de-
ngan Uji Kompetensi dengan pihak DUDI.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan rancangan studi kasus (Studi Kasus
pada SMK PGRI 3 Malang). Hal ini
dikarenakan penelitian ini bersifat mengung-
kapkan suatu peristiwa mengenai pengelola-
an pelaksanaan uji kompetensi keahlian
(UKK). Penelitian studi kasus merupakan
suatu kajian yang bertujuan untuk menghim-
pun suatu pengertian dan pemahaman me-
ngenai suatu fenomena dalam suatu latar
yang berkonteks khusus. Studi kasus meru-
pakan salah satu bagian dari penelitian
kualitatif yang terfokus dalam mengungkap-
kan suatu hal secara rinci dan mendalam
terhadap suatu objek penelitian. Danial
(2009:6) menyatakan bahwa metode studi
kasus merupakan metode yang intensif dan
teliti tentang pengungkapan latar belakang,
status, dan interaksi sosial terhadap individu,
kelompok, institusi, dan komunitas mas-
yarakat tertentu. Kehadiran peneliti secara
langsung dilapangan sebagai tolak ukur
keberhasilan untuk memahami kasus yang
diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara
langsung dan aktif dengan informan atau
sumber data lainnya disini mutlak diper-
lukan.
Objek penelitian adalah SMK PGRI 3
Malang. Sumber data dalam penelitian ini
adalah terdiri dari orang dan benda. Orang
sebagai informan utama dalam mengemuka-
kan data yang dibutuhkan oleh peneliti,
sedangkan benda merupakan sumber data
tambahan dalam bentuk dokumen, misalnya
arsip sekolah, video, foto, yang berkaitan
dengan fokus penelitian.
Teknik pengambilan data yang digu-
nakan adalah dengan menggunakan teknik:
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Informan yang dapat memberikan informasi
tentang objek kajian yang diteliti peneliti
adalah kepala Lembaga Sertifikasi Profesi
Pihak Pertama (LSP-P1) SMK PGRI 3
Malang, staf penanganan alumni, kepala
bengkel teknik pemesinan, kepala bidang
teknik pemesinan, dan guru penguji UKK,
serta dibuktikan dengan dokumen arsip
sekolah atau foto. Sedangkan alat pengumpul
data adalah dengan menggunakan perleng-
kapan berupa audio, video, dan kamera.
Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Pengecekan keabsahan data dilakukan de-
ngan teknik triangulasi. Indranata (2008,194)
memaparkan analisis data dapat dikatakan
sebagai proses memanipulasi data hasil
penelitian sehingga data tersebut dapat
194 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
menjawab pertanyaan hasil penelitian. Proses
manipulasi data ini prinsipnya adalah me-
nyederhanakan data ke dalam bentuk yang
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3
Malang terbagi menjadi dua model, yaitu
UKK yang diselenggarakan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1)
atau yang biasa disebut UKK LSP-P1 yang
baru berjalan selama 2 tahun dan hanya
jurusan teknik pemesinan saja, dan model
pelaksanaan UKK yang kedua yaitu dengan
bekerjasama dengan pihak industri atau yang
biasa disebut UKK DUDI. Berdasarkan
Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun
2016 tentang Revitaliasi SMK, maka SMK
PGRI 3 Malang mengajukan persyaratan
untuk membentuk LSP-P1, dan akhirnya
terbentuklah LSP-P1 di SMK PGRI 3
Malang untuk bidang teknik pemesinan.
Persiapan Sekolah Dalam Menyusun Pe-
rencanaan Pengelolaan Uji Kompetensi
Keahlian di SMK PGRI 3 Malang
Persiapan pelaksanakaan UKK BNSP
sepenuhnya dilakukan oleh pihak LSP-P1
SMK PGRI 3 Malang dimulai dari men-
daftarkan SMK untuk mengikuti UKK ke
Dinas Pendidikan Kota Malang. Selanjutnya
setelah mendapat surat balasan dari Dinas,
SMK menyiapkan berkas verifikasi TUK,
kemudian dilaksanakan verifikasi TUK
berdasarkan standar-standar yang sudah
ditetapkan oleh BNSP. Setelah verifikasi
dilakukan, maka akan didapatkan hasil layak
atau tidak untuk dijadikan Tempat Uji
Kompetensi (TUK). Jika sudah dinyatakan
layak, maka Kepala LSP-P1 SMK PGRI 3
Malang menerbitkan Surat Keputusan (SK)
tentang Penetapan Tempat Uji Kompetensi
(TUK). Selanjutnya siswa yang akan meng-
ikuti UKK mendaftarkan diri dengan mengisi
formulir, asesmen mandiri, dan berkas lain
yang sudah disiapkan oleh LSP-P1 SMK
PGRI 3 Malang. Setelah jumlah siswa yang
akan mengikut UKK sudah fix, maka
langkah selanjutnya barulah menentukan
asesor. Selain persiapan administrasi, seko-
lah juga mengusahakan agar siswanya dapat
melaksanakan uji kompetensi dengan men-
dapatkan hasil yang maksimal. Oleh sebab
itu, maka sebelum siswa mengikuti ujian
praktek pemesinan, terlebih dahulu dilaku-
kan latihan selama 1 bulan. Dalam waktu 1
bulan tersebut siswa diberikan benda kerja
dan jobsheet yang hampir sama dengan soal
yang akan nantinya akan diujikan saat
pelaksanaan UKK.
Terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam persiapan pelaksana-
an uji kompetensi kahlian di SMK PGRI 3
Malang yakni (1) Tempat pelaksanaan, (2)
sarana prasarana, apakah tempat pelaksaan
uji kompetensi dan sarpras harus memadai
untuk dilaksanaan uji kompetensi, (3) pemil-
ihan asesor, asesor yang akan menguji harus
memenuhi syarat yang ditetapkan, (4) waktu
pelaksanaan, dan (5) siswa yang akan
mengikuti uji kompetensi.
Untuk dapat mengikuti uji kompetensi,
siswa ditekankan harus memenuhi 4 persya-
ratan utama terlebih dahulu yaitu siswa harus
kelas 12 yang sudah mengikuti ujian akhir
semester 5, tidak ada mata pelajaran yang
memiliki nilai dibawah KKM (Kriteria
Ketuntatsan Minimal), siswa mendaftar diri
untuk mengikuti uji kompetensi dengan
mengisi berkas-berkas yang telah disiapkan
oleh LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang, dan yang
terakhir siswa tidak memiliki tanggungan
administrasi.
Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 195
Syarat pemilihan asesor baik internal
maupun eksternal adalah sebagai berikut. (1)
Memiliki pengalaman mengajar minimal
selama 3 tahun dan mengajar di bidang yang
sesuai, (2) Harus memiliki sertifikat sebagai
asesor yang dikeluarkan oleh BNSP, (3)
memiliki pengalaman sebagai asesor sebe-
lumnya, karena banyak berkas yang harus
diisi oleh seorang asesor untuk menguji 1
siswa, dan (4) untuk asesor internal tidak
boleh menguji siswa yang diajarnya sendiri.
Di dalam persiapan pelaksanaan UKK,
sekolah membentuk tim yang akan membuat
skema dan soal uji kompetensi. Pembuatan
soal tersebut tidak terlepas dari kisi-kisi yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu
juga soal yang akan digunakan untuk uji
kompetensi dipilih berdasarkan kesepakatan
para asesor se Malang.
Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di
SMK PGRI 3 Kota Malang
Teknis pelaksanaan UKK di SMK
PGRI 3 sebagai berikut: (1) Batas waktu
pelaksaan uji kompetensi antara bulan
Oktober hingga Januari, (2) dalam 1 hari,
seorang asesor maksimal dapat menguji 10
siswa, (3) pelaksanaan ujian tulis dan ujian
praktek dilaksanakan secara bergantian oleh
setiap asesor, dan (4) bagi siswa yang
dinyatakan tidak kompeten, maka wajib
mengikuti ujian remidi bersama dengan
pihak DUDI.
Untuk menjamin suksesnya pelaksana-
an UKK tidak lepas dari peran penting
beberapa pihak, pihak yang berperan penting
dalam pelaksanaan UKK yaitu kepala LSP-
P1 SMK PGRI 3 Malang yang telah
mengatur semua sehingga dapat
dilaksanakan uji kompetensi, kemudian ada
asesor yang bertugas sebagai penguji siswa
saat pelaksanaan uji kompetensi, dan yang
terakhir adalah kepala bengkel SMK PGRI 3
Malang, karena beliau yang bertanggung
jawab terhadap semua peralatan yang akan
digunakan selama uji kompetensi.
Pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3
Malang dilaksanakan selama 1 minggu,
dengan syarat dalam 1 hari 1 orang asesor
dapat mengasesmen maksimal 10 siswa.
Penilaian dan Sertifikasi Uji Kompetensi
Keahlian di SMK PGRI 3 Kota Malang
Uji kompetensi tidak hanya ujian
praktik saja, tetapi juga ada ujian teori.
Proses evaluasi dilakukan oleh asesor meng-
gunakan pedoman penilaian yang sudah
disiapkan sebelumnya. Saat ujian praktik,
yang dinilai tidak hanya hasil benda kerja
saja, tetapi juga meliputi penilaian persiapan,
unjuk kerja, hasil kerja, serta sikap kerja.
Asesor akan memberitahukan hasil uji kom-
petensi kepada siswa tepat setelah uji kom-
petensi selesai sebelum siswa meninggalkan
ruang ujian, jadi siswa sudah mengetahui
apakah dirinya sudah dinyatakan kompeten
atau tidak. Jika siswa merasa kurang puas
dengan hasil yang didapat, maka siswa dapat
mengajukan banding.
Syarat-syarat lulus UKK didapatkan
dari kesepakatan antar asesor. Kesepakatan
tersebut yaitu untuk ujian teori siswa harus
mendapat nilai 80%, dan untuk ujian praktek
minimal ada 4 item yang tidak sesuai ukuran.
Setelah siswa mengikuti uji kompeten-
si, siswa akan dinyatakan kompeten/tidak
kompeten oleh asesor. Bagi siswa yang
dinyatakan kompeten, siswa akan menerima
sertifikat yang diterbitkan oleh Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Penerbitan sertifikat uji kompetensi
melalui proses yang panjang, setelah siswa
mengikuti uji kompetensi, maka siswa akan
dinyatakan kompeten/ tidak kompeten, maka
196 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
pengurus LSP SMK PGRI 3 Malang
mengadakan rapat pleno yang dihadiri oleh
dewan pengarah Kepala Sekolah, kepala LSP
SMK PGRI 3 Malang, bagian administrasi,
dan bagian sertifikasi. Setelah dilaksanakan
rapat pleno, akan terbit SK dan laporan hasil
pleno yang berisi jumlah siswa yang
dinyatakan kompeten. Setelah itu, kepala
LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang kemudian
menyerahkan hasil rapat tersebut ke BNSP
pusat untuk pengajuan penerbitan sertifikat,
namun masih berupa sertifikat kosongan
tanpa ada nama siswa, tetapi sudah ada
nomer seri. Setelah sertifikat yang masih
berupa sertifikat kosong tersebut dibawa ke
Malang, barulah pihak sekolah mencetak
sertifikat. Langkah terakhir setelah sertifikat
dicetak yaitu melaporkan kembali ke BNSP
pusat. Sertifikat tersebut berlaku selama 3
tahun, dan pihak sekolah mulai membagikan
pada siswa ada bulan Desember.
Faktor-faktor Pendukung, Penghambat,
serta Solusinya dalam Pelaksanaan Uji
Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3
Kota Malang
Faktor pendukung dalam pelaksanaan
UKK di SMK PGRI 3 Malang adalah (1)
peralatan dan (2) mental siswa.
Faktor penghambat dalam pelaksanaan
uji kompetensi di SMK PGRI 3 Malang
adalah peralatan, misalnya dari pemesinan-
nya. Usia mesin yang tidak sama akan mem-
buat keakuratan hasil kerja siswa tidak sama.
Selain itu mesin bisa saja mengalami
gangguan saat digunakan, hal ini dapat me-
nunda waktu pengerjaan siswa. Selain dari
sisi peralatan, faktor pengambat juga bisa
datang dari siswa yang akan mengikuti ujian.
Siswa yang sudah dijadwalkan untuk
mengikuti ujian terkadang tiba-tiba berha-
langan hadir, bisa karena jatuh sakit atau ada
hal yang tidak terduga. Sehingga harus
menjadwal kan ulang untuk melakukan ujian
remidi.
Untuk mengatasi kendala teknis seperti
listrik yang tiba-tiba mati, saat ini sekolah
sudah memiliki jenset yang dapat digunakan
sebagai solusi saat hal ini terjadi. Selain itu,
untuk menghindari kejadian mesin yang tiba-
tiba mogok, maka akan disipakan 1 mesin
sebagai cadangan, mesin cadangan tersebut
dapat digunakan oleh siswa jika ditengah
ujian praktek tiba-tiba mesin mengalami
kendala.
Perbedaan Antara Uji Kompetensi Keah-
lian LSP dan Uji Kompetensi Keahlian
Reguler/Kelas Industri
Terdapat banyak perbedaan antara
UKK yang diselenggarakan oleh LSP-P1 dan
yang bekerjasama dengan pihak DUDI.
Perbedaan pokok tersebut yang pertama
terletak pada materi yang diujikan. Kedua,
syarat kelulusan. Ketiga, waktu pelaksanaan.
Keempat, asesor. Kelima adalah sertifikatnya
untuk UKK LSP diterbitkan oleh BNSP,
sedangkan UKK DUDI diterbitkan oleh
institusi pasangan. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
digambarkan bagan proses pada Gambar 1.
Persiapan Sekolah Dalam Menyusun
Perencanaan Pengelolaan Uji Kompetensi
Keahlian di SMK PGRI 3 Malang
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006
tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional,
maka untuk mewujudkan lulusan SMK yang
kompeten, mulai tahun 2015 SMK PGRI 3
Malang membentuk Lembaga Sertifikasi
Profesi Pihak Pertama (LSP-P1). Landasan
lain yang mendukung dibentuknya LSP-P1 di
SMK PGRI 3 Malang yaitu Instruksi
Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 197
Menentukan asesor internal dan eksternal
Gambar 1 Alur Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 Malang
Persyaratan
Sekolah
melaporkan
kembali ke BNSP pusat
Tidak Kompeten Kompeten
Penyerahan
Sertifikat
kepada
Siswa
Rapat Pleno Remidi oleh DUDI
Penyerahan nilai dan hasil
UKK ke BNSP pusat
Penerbitan Sertifikat BNSP yang masih berupa Sertifikat
kosong, hanya ada nomer seri
Sekolah memasukkan
nilai dan mencetak
sertifikat
Penerbitan
serifikat oleh
pihak DUDI
Pelaksanaan
Penilaian (persiapan, unjuk
kerja, hasil kerja, serta sikap
kerja)
Penguji Internal/Eksternal
LSP-P1 mengirim surat ke Dinas
Pendidikan
Penerbitan Surat Keputusan (SK) tentang penetapan TUK oleh Kepala Sekolah
Siswa mendaftarkan diri ke LSP-P1 dengan mengisi formulir,
asesmen mandiri, dan berkas lain
LSP-P1 menyiapkan berkas yang diperlukan Verifikasi Tempat Pelaksanaan Uji Kompetensi
Siswa
198 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016
tentang Revitaliasi SMK. Hal ini diperkuat
dengan pernyataan Saidah (2017) yang
menyatakan bahwa Revitalisasi pendidikan
merupakan hal yang harus segera di-
laksanakan pada satuan pendidikan. Revi-
talisasi adalah proses pembaharuan kembali
segala unsur yang memerlukan perbaikan
untuk menjadi vital dan diperlukan dalam
perkembangan kehidupan. Revitalisasi pen-
didikan kejuruan mencakup upaya pemba-
haruan unsur vital dalam pendidikan keju-
ruan agar mampu bersaing dalam per-
kembangan dunia pendidikan di Indonesia.
Namun, fakta empirik menyebutkan
bahwa tingkat pengangguran terbuka pen-
duduk usia 15 tahun ke atas menurut pen-
didikan tertinggi yang ditamatkan, lulusan
sekolah menengah kejuruan dengan per-
sentase tertinggi, yaitu 9,84%, meningkat
dari 9,05%. Tingkat pengangguran tamatan
Sekolah Menengah Kejuruan sangatlah
tinggi dan juga memiliki tingkat peng-
angguran tertinggi dari total pengangguran.
Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di
SMK PGRI 3 Kota Malang
Menurut Pedoman UKK 2017 Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) yang akan me-
laksanakan UKK ada beberapa persyaratan
yang harus terpenuhi diantaranya adalah
verifikasi kelayakan tempat penyelenggaraan
UKK, menyiapkan bahan, menyiapkan
peralatan dan alat/komponen penunjang uji-
an praktik, memiliki asesor/penguji yang
terdiri dari penguji internal yaitu guru
produktif dan penguji eksternal yaitu dunia
usaha/industri sebagai asesor/penguji yang
telah sertifikasi atau memiliki surat kete-
rangan dari lembaga yang terakreditasi dan
mengajukan dana untuk biaya pelaksana-
annya.
Pengadaan UKK ini diharapkan mam-
pu meningkatkan kualitas lulusan SMK
sehingga mampu memasuki dunia kerja yang
sesungguhnya. Penerapan UKK ini berlaku
untuk SMK.
Penilaian dan Sertifikasi Uji Kompetensi
Keahlian di SMK PGRI 3 Kota Malang
Uji kompetensi tidak hanya ujian
praktik saja, tetapi juga ada ujian teori.
Proses evaluasi dilakukan oleh asesor meng-
gunakan pedoman penilaian yang sudah
disiapkan sebelumnya. Saat ujian praktik,
yang dinilai tidak hanya hasil benda kerja
saja, tetapi juga meliputi penilaian persiapan,
unjuk kerja, hasil kerja, serta sikap kerja. Hal
ini di dukung oleh pendapat dari Sintawati
(2010:1038) menyatakan bahwa pembobotan
UKK terdiri dari: (1) persiapan 10%; (2)
proses 40%; (3) hasil kerja 25%; (4) sikap
kerja 15%; dan waktu 10%.
Faktor-faktor Pendukung, Penghambat,
serta Solusinya dalam Pelaksanaan Uji
Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3
Kota Malang
Pada pelaksanaan UKK, terdapat fak-
tor-faktor pendukung yang dapat membantu
jalannya UKK agar dapat berjalan dengan
sukses. Faktor pendukung dalam pelaksa-
naan UKK di SMK PGRI 3 Malang adalah
peralatan dan mental siswa.
Faktor penghambat dalam pelaksanaan
uji kompetensi di SMK PGRI 3 Malang lebih
dari sisi peralatan, misalnya dari pemesinan-
nya. Usia mesin yang tidak sama akan
membuat keakuratan hasil kerja siswa tidak
sama. Selain itu mesin bisa saja mengalami
gangguan saat digunakan, hal ini dapat
menunda waktu pengerjaan siswa. Selain
dari sisi peralatan, faktor pengambat juga
bisa datang dari siswa yang akan mengikuti
ujian. Siswa yang sudah dijadwalkan untuk
Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 199
mengikuti ujian terkadang tiba-tiba berha-
langan hadir, bisa karena jatuh sakit atau ada
hal yang tidak terduga. Sehingga harus
menjadwal kan ulang untuk melakukan ujian
remidi.
Untuk menghadapi faktor penghambat
yang telak dijelaskan sebelumnya, sekolah
memiliki solusi yang tepat untuk dilakukan.
Untuk mengatasi kendala teknis seperti
listrik yang tiba-tiba mati, saat ini sekolah
sudah memiliki jenset yang dapat digunakan
sebagai solusi saat hal ini terjadi. Selain itu,
untuk menghindari kejadian mesin yang tiba-
tiba mogok, maka akan disipakan 1 mesin
sebagai cadangan, mesin cadangan tersebut
dapat digunakan oleh siswa jika ditengah
ujian praktek tiba-tiba mesin mengalami
kendala.
Perbedaan Antara Uji Kompetensi Ke-
ahlian LSP dan Uji Kompetensi Keahlian
Reguler/Kelas Industri
Pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3
Malang terdiri dari 2 tipe, yaitu UKK yang
diselenggarakan oleh LSP-P1, yang baru
berjalan selama 2 tahun dan hanya jurusan
teknik pemesinan saja yang melaksanakan
UKK tipe ini, dan yang kedua adalah UKK
yang bekerjasama dengan pihak DUDI yang
telah berjalan selama bertahun-tahun. Pe-
laksanaan kedua jenis UKK ini tentunya
memiliki banyak perbedaan. Secara umum
perbedaan tersebut dapat dilihat dari materi
uji, syarat kelulusan, waktu pelaksanaan,
penguji/asesor, dan yang terakhir adalah
sertifikat yang didapat oleh siswa.
Materi pada UKK LSP cenderung ber-
sifat umum, sedangkan materi UKK dengan
pihak DUDI lebih terfokus pada kebutuhan
industri. Penilaiannya juga berbeda, karena
pada UKK DUDI ujiannya hanya praktek
saja, maka yang dinilai adalah hasil kerja
siswa, tidak ada komponen lain yang dinilai.
Syarat kelulusan pada UKK DUDI
cenderung lebih sulit dibandingkan dengan
UKK LSP, karena siswa dituntut agar dapat
melakukan pekerjaan sesuai dengan kebu-
tuhan industri. Para pengajar di SMK PGRI 3
Malang mengakui bahwa tingkat kelulusan
siswa yang mengikuti UKK LSP lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang mengikuti
UKK DUDI, dan nilainya pun jauh lebih
bagus, hal ini karena faktor yang telah
dibahas sebelumnya, yaitu materi ujian yang
lebih mudah tingkatannya.
Pelaksanaan UKK DUDI lebih cepat,
fleksibel, dan praktis. Jadwal ujian menye-
suaikan dengan asesor. Karena asesor nya
dari pihak DUDI, maka elaksanaan ujian di-
laksanakan pada hari Sabtu dan Minggu
selama 1 bulan. Hal ini dilakukan agar tidak
mengganggu jadwal pekerjaan asesor di
industri.
Asesor untuk pelaksanaan UKK DUDI
ditentukan oleh pihak industri. Sekolah
hanya menyiapkan seorang guru pendamping
untuk mendampingi siswa. Hal ini dilakukan
untuk menjaga keaslian hasil uji kompetensi.
Persyaratan untuk asesor ekternal dari
industri juga berbeda dengan syarat asesor
saat pelaksanaan UKK LSP. Adapun syarat
yang harus dipenuhi oleh asesor eksternal
yaitu harus memiliki pengalaman kerja yang
relevan dengan bidang yang diuji, memiliki
ijazah minimal S1, memiliki sertifikat
sebagai asesor yang masih berlaku, memiliki
pengalaman sebagai penguji. Hal ini sesuai
dengan apa yang tercantum dalam pedoman
UKK 2017, yakni Penguji eksternal berasal
dari SDM dari dunia usaha/industri/asosiasi
profesi/institusi pasangan yang memiliki
latar belakang pendidikan dan/atau asesor
yang memiliki sertifikat kompetensi dan pe-
ngalaman kerja yang relevan dengan Kom-
petensi Keahlian yang akan diajukan.
200 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
Sertifikat untuk UKK LSP diterbitkan
oleh BNSP, sedangkan UKK DUDI diter-
bitkan oleh institusi pasangan. Berdasarkan
hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa
penyerahan sertifikat kepada siswa untuk
UKK DUDI lebih cepat, karena yang mem-
berikan tanda tangan dan logo dari industri.
Berbeda dengan pengurusan sertifikat UKK
LSP yang memakan waktu cukup lama.
Teknis pelaksanaan uji kompetensi
dalam 1 hari seorang asesor hanya diper-
bolehkan menguji 10 siswa. Hal ini dikarena-
kan waktu yang dibutuhkan untuk menguji 1
siswa cukup lama, dan seorang asesor harus
mengisi berkas-berkas yang cukup banyak.
Sehingga dengan ditetapkan peraturan
tersebut, diharapkan proses penilaian oleh
asesor dapat berjalan dengan optimal.
Bagi siswa yang dinyatakan tidak
berkompeten oleh asesor pada pelaksanaan
uji kompetensi, maka dapat mengikuti ujian
remidi. Namun pelaksanaan ujian remidi ini
tidak lagi diselenggarakan oleh pihak LSP,
melainkan dengan pihak DUDI, sehingga
nantinya siswa kan mendapatkan sertifikat
yang diterbitkan oleh pihak Industri, bukan
dari BNSP.
Untuk menjamin suksesnya pelak-
sanaan UKK tidak lepas dari peran penting
beberapa pihak, pihak yang berperan penting
dalam pelaksanaan UKK yaitu kepala LSP-
P1 SMK PGRI 3 Malang yang telah
mengatur semua sehingga dapat dilaksana-
kan uji kompetensi, kemudian ada asesor
yang bertugas sebagai penguji siswa saat
pelaksanaan uji kompetensi, dan yang
terakhir adalah kepala bengkel SMK PGRI 3
Malang, karena beliau yang bertanggung
jawab terhadap semua peralatan yang akan
digunakan selama uji kompetensi.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
siswa supaya dapat dinyatakan lulus UKK
adalah untuk ujian teori siswa harus
mendapat nilai 80%, dan untuk ujian praktek
minimal ada 4 item yang tidak sesuai ukuran.
Di dalam pedoman UKK 2017 dijelaskan
tentang kriteria kelulusan, yakni peserta
dinyatakan lulus jika gabungan nilai Teori
Kejuruan dan Praktik Kejuruan minimal 70.
Sertifikasi UKK diterbitkan setelah sis-
wa menyelesaikan ujian, dan merupakan
hasil dari pelaksanaan ujian. Nilai yang
diperoleh siswa saat UKK akan dimasukkan
dalam sertifikat uji kompetensi yang diter-
bitkan oleh BNSP. Sertifikasi kompetensi
kerja adalah proses pemberian sertifikat
kompetensi yang dilakukan secara sistematis
dan obyektif melalui uji kompetensi yang
mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia (SKKNI), standar inter-
nasional, dan/atau standar khusus (PP Nomor
31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan
Kerja Nasional). Sekolah berharap dengan
adanya sertifikasi kompetensi tersebut dapat
menjamin akredibilitas siswa dalam mela-
kukan suatu pekerjaan yang menjadi tugas
dan tanggung jawabnya.
Sertifikat UKK dengan Lembaga Ser-
tifikasi Proesi Pihak Pertama di terbitkan
oleh BNSP. Dengan memiliki sertifikat ini,
maka diharapkan hal ini memberikan dam-
pak positif dengan meningkatnya daya saing
dan produktivitas tenaga kerja, karena
dengan adanya sertifikat kompetensi yang
dimiliki oleh siswa, terdapat beberapa
keuntungan yaitu: (1) Kredibilitas dan keper-
cayaan dirinya akan meningkat; (2) Mempu-
nyai bukti bahwa kompetensi yang dimiliki
telah diakui; (3) Bertambahnya nilai jual
dalam rekrutmen tenaga kerja; (4) Mem-
punyai parameter yang jelas akan adanya
keahlian dan pengetahuan yang dimiliki.
Berdasarkan temuan dilapangan,
pelaksanaan UKK yang diselenggarakan
Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 201
oleh LSP-P1 belum dapat dikatakan sukses.
Hal ini dikarenakan jumlah siswa yang
mendapat pekerjaan dengan memegang
sertifikat yang diterbitkan oleh BNSP lebih
sedikit dibandingkan dengan jumlah yang
mendapatkan pekerjaan dengan sertifikat
DUDI. SMK PGRI 3 Malang memiliki misi
pada pelaksanaan UKK yang bekerjasama
dengan DUDI, jadi perusahaan datang kesini
tidak hanya menilai pekerjaan ujian anak-
anak, tapi mereka datang kesini punya misi
yang lain, seperti perekrutan, sehingga
terjalinlah simbiosis mutualisme, hal ini lah
yang belum terjalin dengan BNSP. Jadi jika
saat ujian siswa tersebut dirasa mampu dan
memenuhi standar, maka penguji akan
mengatakan pada pihak sekolah bahwa siswa
tersebut mendapat panggilan kerja untuk tes
menjadi karyawan.
Hal ini terbukti dengan direkrutnya 1
siswa dari teknik pemesinan, yang tidak lulus
pada UKK LSP dan harus mengikuti ujian
remidi bersama pihak DUDI, namun siswa
ini justru dianggap mampu sehingga mereka
mendapat panggilan untuk tes perekrutan
karyawan di institusi pasangan tersebut.
Adapun data mengenai persentase
tingkat keterserapan alumni SMK PGRI 3
Malang selama 3 tahun terahkhir dijelaskan
pada tabel berikut ini.
Tabel 1 Persentase Keterserapan Alumni Tahun Kerja Kuliah Belum
Kerja Wira usaha
2015 56,64% 19,74% 22,44% 1,18%
2016 54,93% 18,62% 25,84% 0,61%
2017 44,14% 17,23% 37,27% 1,35%
Dari data Tabel 1, dapat dilihat bahwa
sejak tahun 2015 persentas jumlah siswa
yang mendapatkan pekerjaan semakin
menurun. Salah satu faktor penyebabnya
adalah karena salah satu jurusannya, yaitu
teknik pemesinan, mulai melaksankan UKK
yang diselenggarakan oleh LSP-P1.
Namun terdapat kelebihan/keuntungan
dari pelaksanaan UKK LSP ini, yaitu
sertifikat terbitan BNSP yang dipegang siswa
berlaku secara nasional. Jika sertifikat dari
UKK DUDI, hanya perusahaan yang
bersangkutanlah yang memberikan logo,
stempel, serta menandatangani sertifikat
tersebut. Ada kalanya stempel dari industri
yang dijadikan pasangan UKK tidak terlalu
dikenal oleh industri lain. Oleh sebab itu,
SMK PGRI 3 Malang berupaya untuk men-
carikan pasangan industri yang tingkatannya
menengah ke atas.
PENUTUP
Kesimpulan
Persiapan pelaksanakaan UKK LSP-P1
sepenuhnya dilakukan oleh pihak LSP-P1
SMK PGRI 3 Malang. Dimulai dari
mendaftarkan SMK untuk mengikuti UKK
ke Dinas Pendidikan Kota Malang. Selan-
jutnya menyiapkan berkas verifikasi TUK,
kemudian dilaksanakan verifikasi TUK ber-
dasarkan standar-standar yang sudah ditetap-
kan oleh BNSP. Setelah verifikasi dilakukan,
maka Kepala LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang
menerbitkan Surat Keputusan (SK) tentang
Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK).
Disaat yang bersamaan, pihak LSP-P1 SMK
PGRI 3 Malang juga menyiapkan siswa yang
akan mengikuti UKK, soal yang akan di-
ujikan, sarana dan prasarana yang dibutuh-
kan, serta asesor/penguji. Siswa yang akan
mengikuti UKK mendaftarkan diri dengan
mengisi formulir, asesmen mandiri, dan
berkas lain yang sudah disiapkan oleh LSP-
P1 SMK PGRI 3 Malang.
Pada saat pelaksanaan UKK, dalam 1
hari seorang asesor hanya diijinkan untuk
menguji 10 siswa. Bagi siswa yang dinya-
takan tidak kompeten, maka akan mengikuti
202 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017
ujian remidi bersama pihak DUDI. Terlak-
sananya uji kompetensi yang sesuai dengan
rencana tersebut tidak lepas dari peran
beberapa pihak, yakni Kepala LSP-P1 SMK
PGRI 3 Malang, Kepala bengkel, dan asesor.
Saat ujian praktik, yang dinilai pun
tidak hanya hasil benda kerja saja, tetapi juga
meliputi penilaian persiapan, unjuk kerja,
hasil kerja, serta sikap kerja. Untuk dapat
dinyatakan lulus dalam mengikuti UKK,
siswa harus memenuhi beberapa syarat yaitu:
untuk ujian teori siswa harus mendapat nilai
80%, dan untuk ujian praktek minimal ada 4
item yang tidak sesuai ukuran. Pada tahap
akhir pelaksanaan UKK, pihak LSP-P1 SMK
PGRI 3 Malang akan memberikan sertifikat
yang diterbitkan oleh BNSP kepada siswa
yang dinyatakan kompeten.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan
UKK di SMK PGRI 3 Malang adalah
peralatan dan mental siswa. Sedangkan
faktor penghambatnya adalah peralatan me-
sin mengalami gangguan saat digunakan.
Faktor pengambat lainnya adalah siswa yang
akan mengikuti ujian tiba-tiba berhalangan
hadir sehingga harus menjadwalkan ulang
untuk melakukan ujian remidi. Untuk
mengatasi kendala teknis seperti listrik yang
tiba-tiba mati, saat ini sekolah sudah
memiliki jenset yang dapat digunakan
sebagai solusi saat hal ini terjadi. Selain itu,
untuk menghindari kejadian mesin yang tiba-
tiba mogok, maka akan disipakan 1 mesin
sebagai cadangan, mesin cadangan tersebut
dapat digunakan oleh siswa jika ditengah
ujian praktek tiba-tiba mesin mengalami
kendala.
Perbedaan pokok antara UKK yang
diselenggarakan oleh BNSP dengan uji
kompetensi yang bekerjasama dengan pihak
DUDI yang pertama terletak pada materi
yang diujikan. Kedua, syarat kelulusan.
Ketiga, waktu pelaksanaan. Keempat, asesor.
Kelima adalah sertifikatnya untuk UKK LSP
diterbitkan oleh BNSP, sedangkan UKK
DUDI diterbitkan oleh institusi pasangan.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, berikut
saran yang dapat penulis sampaikan. Kepada
SMK yang belum membentuk Lembaga
Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1)
disarankan untuk segera membentuk LSP-
P1. Kepada industri disarankan untuk mem-
buka peluang yang lebih besar bagi SMK
yang siswanya telah memiliki sertifikat yang
berstandar nasional karena nama perusahaan
akan menjadi lebih baik lagi jika
karyawannya memiliki kompetensi yang
diakui secara nasional.
Kepada pemerintah disarankan untuk
lebih giat lagi dalam melakukan sosialisasi
pada SMK untuk membentuk LSP-P1,
karena untuk daerah Malang sendiri belum
semua SMK membentuk LSP-P1. Peme-
rintah juga disarankan untuk lebih kooperatif
lagi dalam membantu SMK yang akan
membentu LSP-P1.
Kepada peneliti selanjutnya disarankan
untuk membahas secara lebih mendalam sub
penelitian dalam penelitian ini. Hal ini
dimaksudkan agar mendapatkan informasi
yang lebih lengkap dan konkrit terkait
pengelolaan pelaksanaan UKK.
DAFTAR RUJUKAN
Agussationo, Yudhi. Evaluasi Pelaksanaan
Uji Kompetensi Siswa SMK Negeri
Se-Kota Yogyakarta Bidang Keahlian
Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik
Tahun Ajaran 2009/2010. Doctoral
Dissertation, UNY.
Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 203
Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: Rajawali.
Badan Pusat Statistik. Keadaan Ketenag-
akerjaan Februari 2016. (Online).
(https://www.bps.go.id/brs/view/id/12
31). Diakses tanggal 29 januari 2017.
Danial, Endang. 2009. Metode Penulisan
Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium
Pendidikan Kewarganegaraan UPI.
Direktorat Pembinaan SMK. 2017. Pedoman
Penyelenggaraan Uji Kompetensi
Keahlian Tahun 2016/2017. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebu-
dayaan.
Indranata, Iskandar. 2008. Pendekatan Ku-
alitatif Untuk Pengendalaian Kualitas.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
(UI-Press).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Penge-
lolaan dan Penyelenggaraan Pendi-
dikan. Dikti. (Online) (http://kelem-
bagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/upl
oads/2016/08/PP17-2010Lengkap.pdf)
diakses tanggal 21 Februari 2017.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 31 Tahun 2006 Pasal 3 tentang
Sistem Pelatihan Kerja Nasional.
Saputro, Desi Adi. 2016. Implementasi Pe-
laksanaan Uji Kompetensi Keahlian
Teknik Pemesinan di SMK Negeri 1
Singosari. Skripsi tidak diterbitkan.
Malang: FT UM.
Saidah, Amalia Amirotus. 2017. Studi
tentang Kesiapan Revitalisasi Pendi-
dikan Kejuruan di SMK Negeri 1
Gedangan Kabupaten Malang. Skripsi
tidak diterbitkan. Malang: FT UM.
Sintawati, E. 2010. Pelaksanaan Uji Kom-
petensi Keahlian (UKK) Tata Busana
di SMK: Antara Kenyataan dan
Harapan. Jurnal Aptekindo tahun 2010
hal 1033-1042. (Online), (http://ejour-
nal.undiksha.ac.id/index.php/APTEKI
NDO/aticle/view/177), diakses tanggal
13 Juli 2017.
Sukamto, 1999. Perencanaan dan Pengem-
bangan Kurikulum Pendidikan Tek-
nologi Kejuruan. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan kebudayaan, Dikti
Jakarta.
Suratno, Agus. 2016. Pengembangan Instru-
men Penilaian Kompetensi Praktikum
Engine Siswa Smk Program Keahlian
Teknik Otomotif. VANOS Journal of
Mechanical Engineering Education
ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700
Vol.1, No.1, Juli 2016, hal. 1-11.
(Online), (http://jurnal.untirta.ac.id/in-
dex.php/vanos/article/view/826),
diakses tanggal 23 Februari 2017.