studi pengembangan kualitas pendidik dan tenaga...

94
STUDI PENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI MA DARUN NAJAH NGEMPLAK PATI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI) Oleh TAUFIQUR RAHMAN 3105377 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: dotuyen

Post on 06-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

STUDI PENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIK DAN

TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN DI MA DARUN NAJAH NGEMPLAK PATI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Ilmu Tarbiyah Jurusan Kependidikan Islam (KI)

Oleh

TAUFIQUR RAHMAN3105377

FAKULTAS TARBIYAHINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG2010

ii

iii

iv

MOTTO

3c)!$#wit$tBBQ q s)/4Lym(#rit$tBN kRr' /3):(

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga merekamengubah keadaan diri mereka sendiri(ar-radu: 11)1

1Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya, (Jakarta: Darus Sunah, 2002),hlm. 251

v

PERSEMBAHAN

Dengan penuh keikhlasan dan penuh rasa syukur, skripsi ini penulis

persembahkan kepada:

v Ayahanda Ali Chusnan dan Ibunda Muslimah tercinta yang telah rela

berjuang dan selalu menyisihkan sebagian hasil keringatnya demi

selesainya studi serta dengan sabar dan penuh kasih sayang selalu berdoa

dan memberikan restunya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

v Kakak tercinta beserta suaminya (Siti Rofiana dan Hendrik) serta

keponakanku (Najib dan Silmi) yang selalu memberikan dukungan dan

semangat untuk selalu tetap maju dan bisa.

vi

DEKLARASI

Penulis menyatakan dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai bahan rujukan.

Semarang, 18 juni 2010

Deklarator

Taufiqur RahmanNIM. 3105377

vii

ABSTRAK

Taufiqur Rahman (3105377), Studi Pengembangan Pendidik danTenaga Kependidikan melalui Pendidikan dan Pelatihan di MA Darun NajahNgemplak Pati. Program strata I Jurusan Kependidikan Islam IAIN (InstitutAgama Islam Negeri) Walisongo Semarang 2010.

Penelitian ini bertujuan mengetahui: 1). Untuk mengetahui kondisiobjektif kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di MA Darun NajahNgemplak Pati. 2).Untuk mengetahui strategi pengembangan kualitas bagipendidik dan tenaga kependidikan melalui pendidikan dan latihan di MA DarunNajah Ngemplak Pati.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu data yang terkumpulberbentuk kata-kata bukan angka-angka. Penelitian ini menggunakan metode risetlapangan (field research) dengan teknik analisis non statistik (analisis deskriptif)yang melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data penelitian yangterkumpul kemudian dikorelasikan dengan teori-teori yang ada. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa: (1) Kondisi objektif kualitas pendidik dan tenagakependidikan di MA Darun Najah Ngemplak Pati dapat dikatakan baik, hal inidilihat dari empat standar kompetensi yang harus dimiliki pendidik yaitu:kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dankompetensi sosial, sebagian pendidiknya bisa dikatakan cukup berkompeten. halini terbukti dengan adanya penilaian yang dilakukan penulis melalui wawancaradengan peserta didik tentang kompetensi yang dimiliki pendidik dan kebanyakanmengatakan baik. (2) Strategi pengembangan kualitas bagi pendidik melaluipendidikan dan latihan yang dilakukan MA Darun Najah Ngemplak Pati yaitumelalui pengembangan yang diadakan oleh Depag dan lembaga sendiri, yangdilakukan oleh lembaga sendiri yaitu Diklat tentang penyusunan RPP, danpengembangan yang dilakukan oleh Depag diantaranya, pendidikan dan pelatihantentang pembuatan silabus KTSP , dan workshop tentang mutu ajar MA PK.Adapun strategi pengembangan yang dilakukan MA Darun Najah Ngemplak Patiuntuk mengembangkan kualitas tenaga kependidikan sementara belum terencanadengan baik. Strategi pengembangan kualitas tenaga kependidikan hanya sebatasmengirimkan tenaga kependidikan kalau ada undangan dari Depag.Pengembangan yang dilaksanakan oleh tenaga kependidikan yaitu, Diklat KTSPdan diklat tentang pengembangan Renstra yang dilakukan kepala sekolah, Diklattentang aplikai software dan enty data yang dilakukan tenaga administrasi, danworkshop tentang aplikasi data dan pembuatan katalog yang dilakukan olehtenaga perpustakaan.

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dan masukan bagipara pendidik dan tenaga kependidikan MA Darun Najah Ngemplak Pati,mahasiswa, pengajar mata kuliah jurusan Kependidikan Islam dan semua pihakyang membutuhkan dilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

viii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala puji hanya bagi Allah SWT, Rab semesta alam Yang Maha

Meridhoi semua perbuatan manusia, Alhamdulillahirabbilalamin penulis

ucapkan karena atas karunia rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul: Studi Pengembangan

Kualitas bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan melalui Pendidikan dan

Pelatihan di MA Darun Najah Ngemplak Pati, dengan baik tanpa banyak

menemui kendala.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan

kita Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak, keluarga, para

sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqomah berada di jalan-Nya.

Dengan kerendahan hati dan penuh kesadaran penulis sampaikan bahwa

skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan

semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Perjalanan yang

melelahkan dalam penyelesaian skripsi ini akan lebih berarti dengan ucapan

terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam proses ini. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan

kepada:

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang.

2. Ismail, SM, M.Ag selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

3. Drs.H. Djoko Widagdho, M.Pd. dan Fahrurrozi, M.Ag. selaku pembimbing

yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan dan

penulisan skripsi ini.

4. Kunowo B.A selaku Kepala MA Darun Najah Ngemplak Pati yang telah

memberikan izin tempat penelitian dalam pembuatan skripsi.

ix

5. Guru, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan serta siswa MA Darun

Najah Ngemplak Pati yang telah membantu dalam mencari data yang

penulis butuhkan.

6. Nur Khasanah, M.Pd, M.Kes selaku Wali Studi yang telah mengarahkan

penulis selama studi di Jurusan Kependidikan Islam (KI) Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo Semarang.

7. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan dan

ketrampilan serta membantu kelancaran selama proses perkuliahan.

8. Ayahanda Ali Chusnan dan Ibunda Muslimah, Mbak Siti Rofiana dan Mas

Hendrik, beserta keponakan-keponakan tercinta yang telah memberikan

dukungan materi dan moral terhadap keberhasilan studi penulis, penulis

bangga punya keluarga seperti kalian dan Penulis tidak dapat membalas

kebaikan kalian, terima kasih atas apa yang telah kalian berikan..

9. Kakek, Nenek, Pak Lik, Bu Lik yang selalu memberikan semangat, motifasi

terhadap keberhasilan studi penulis.

10. Keluarga besar Jurusan Kependidikan Islam (KI) angkatan 2005 Fakultas

Tarbiyah.

11. Sri Nur Eriwati dan Talitha Putri Agustinus yang tiada henti-hentinya

memberikan semangat untuk selalu berjuang terhadap keberhasilan studi

penulis., Youre my best friend

12. Para sekutu senasib seperjuangan, Rizqi Maulana (Na2ng), Imron Rosyadi

(Irsyad), Arif hidayat (Dudung), Ahmad Syaifuddin (Klontang), Rusdiyanto,

Daniatur Rosyidah, dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk sharing bareng,

terima kasih atas bantuan kalian dalam pembuatan skripsi ini

13. Sahabat-sahabat penulis di al-Firdaus, Yuyung, Mansur, Farikh, Rohman,

Nizwar. Dengan canda tawa kalian penulis selalu bahagia...

14. Kepada semuanya penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penulis

sertai dengan doa, semoga atas segala kebaikan amal kalian dapat diterima

dan mendapatkan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Harapan

x

penulis adalah bahwa proses yang selama ini penulis jalani semoga

bermanfaat di kemudian hari sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sifat

kesempurnaan, baik dari segi substansi maupun metodologi. Maka dari itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dari berbagai pihak,

terima kasih.

Semarang, 18 Juni 2010

Penulis

Taufiqur Rohman NIM. 3105377

xi

DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. .................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. iv

HALAMAN DEKLARASI ........................................................................ v

HALAMAN MOTTO ................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................ viii

HALAMAN DAFTAR ISI ......................................................................... xi

HALAMAN LAMPIRAN .......................................................................... xiv

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakan Masalah ........................................................... 1

B. Penegasan Istilah .................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ................................................................... 5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 6

E. Kajian Pustaka ........................................................................ 6

F. Metodologi Penelitian ............................................................. 8

BAB II : PENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan .......................... 12

1. Pengertian Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 12

2. Standar Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan ........ 16

B. Konsep Pendidikan dan Pelatihan bagi Pendidik dan Tenaga

Kependidikan ......................................................................... 24

1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan ................................. 24

2. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pendidik dan Tenaga

Kependidikan .................................................................... 25

3. Metode Pendidikan dan Pelatihan .................................... 27

xii

C. Pengembangan Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan

melalui Pendidikan dan Pelatihan ............................................ 31

BAB III : DATA PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN KUALITAS

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI MA DARUN NAJAH

NGEMPLAK PATI

A. Gambaran Umum MA Darun Najah Ngemplak Pati ............... 36

1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya MA Darun

Najah Ngemplak Pati ........................................................ 36

2. Visi, Misi dan Tujuan ......................................................... 38

B. Kondisi Objektif Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan

di MA Darun Najah Ngemplask Pati ....................................... 40

C. Strategi Pengembangan Kualitas Pendidik dan Tenaga

Kependidikan melalui Pendidikan dan Pelatihan di MA Darun

Najah Ngemplak Pati. .............................................................. 51

BAB IV : ANALISIS PENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIK DAN

TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN DAN

PELATIHAN DI MA DARUN NAJAH

A. Analisis Kondisi Objektif Kualitas Pendidik dan Tenaga

Kependidikan di MA Darun Najah Ngemplak Pati)................ 57

B. Analisis Pengembangan Kualitas Pendidik dan Tenaga

Kependidikan melalui Pendidikan dan Pelatihan di MA

Darun Najah Ngemplak Pati .................................................. 64

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................ 68

B. Saran-Saran ........................................................................... 70

C. Penutup.................................................................................. 70

xiii

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Daftar Pendidik MA Darun Najah Ngemplak Pati

Lampiran II : Kegiatan Diklat dan Workshop MA Darun Najah

Ngemplak Pati

Lampiran III : Pedoman Wawancara

Lampiran IV : Pedoman Observasi

Lampiran V : Penunjukan Pembimbing

Lampiran VI : Mohon Izin Riset

Lampiran VII : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran VIII : Piagam PASSKA Institut

Lampiran IX : Piagam PASSKA Fakultas

Lampiran X : Piagam KKN

Lampiran XI : Surat Keterangan Bebas Kuliah

Lampiran XII : Surat Keterangan Ko Kurikuler

Lampiran XII : Transkip Ko Kurikuler

Lampiran XIII : Daftar Riwayat Hidup

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa

Indonesia adalah rendahnya kualitas atau mutu pendidik dan tenaga

kependidikan. Pengembanagan kualitas bagi pendidik dan tenaga pendidikan

melalui pendidikan dan pelatihan saat ini mendesak untuk segera digulirkan

oleh pemerintah pusat ataupun secara regional wilayah, yang menjadi alasan

mendesak salah satunya adanya Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Mengingat tugas pendidik dan tenaga kependidikan begitu berat maka

perlu untuk selalu di update pengetahuan, wawasan, keterampilannya menuju

kepada pengembangan profesi yang diharapkan. Menurut Ace Suryadi (2001)

telah ditemukan di berbagai studi bahwa mutu guru secara konsisten menjadi

salah satu faktor terpenting dari mutu pendidikan. Lebih lanjut, guru yang

bermutu mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala

sumber daya dan lingkungan.

Secara rinci diungkap Suyanto (2001) bahwa selama kemampuan

profesional pendidik dan tenaga kependidikan belum bisa mencapai tataran ideal

maka yang bersangkutan harus mendapatkan pelatihan yang terus menerus.

Dalam era globalisasi seperti sekarang semua ilmu pengetahuan cepat usang.

Apalagi kalau guru tidak di-training dan tidak bisa memperoleh akses informasi

yang baru dan jika itu terjadi maka pendidik dan tenaga kependidikan akan

ketinggalan.2

Pembangunan di bidang pendidikan sampai saat ini masih menjadi

prioritas utama dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia

(SDM). Pendidikan menjadi barometer kemajuan suatu bangsa, oleh karena itu

2Sarjilah, makna pengembangan manusia pada pelatihan guru,http://ipmpjogja.diknas.go.id./materi/wi/sarjilah/karyatulis-maknapmtakehom.pdf, hlm.2

1

http://ipmpjogja.diknas.go.id./materi/wi/sarjilah/karyatulis-maknapmtakehom.pdf

2

kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan mengacu kepada suatu upaya

strategi pencapaian tujuan pendidikan nasional.3

Sampai saat ini, pembicaraan tentang sumber daya manusia yang dalam

hal ini adalah pendidik atau guru menjadi topik yang hangat dan aktual seiring

dengan diberlakukannya kebijakan pendidikan nasional, baik yang tertuang

dalam undang-undang maupun peraturan pemerintah Republik Indonesia.

Salah satu komponen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya

penyelenggaraan pendidikan adalah pendidik atau guru. Pendidik sebagai

ujung tombak pendidikan yang langsung berada digaris depan berhadapan

dengan siswa yang dituntut memiliki kompetensi yang memadai karena

seperti yang dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20

Tahun 2003 Bab XI pasal 39 ayat 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional

bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan

dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,

melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.4

Unsur sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting

terhadap maju dan mundurnya suatu organisasi. Dalam hal ini Hadari Nawawi

menegaskan bahwa manusia merupakan faktor sentral yang menentukan

keberhasilan dan kegagalan setiap perusahaan dalam menjalankan bisnis.

Manusia adalah subyek dan bukan obyek dalam menjalankan pekerjaan, yang

dalam hubungan kerja harus saling memperlakukan satu dengan yang lain

secara manusiawi.5 Jadi logika yang dapat ditarik dari statement di atas

tentang sumber daya manusia jika dikorelasikan dengan pendidikan adalah

bahwa sejauh manakah peranan manusia (pendidik dan tenaga kependidikan)

terhadap sukses gagalnya pendidikan di lembaga tersebut. Dengan kata lain

bahwa pendidikan tidak akan maju dan berkembang jika tidak diawali dengan

3Ibid, hlm.14Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung:

Citra Umbara, 2003), hlm. 27.5 Hadari Nawawi, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompetitif,

(Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001), hlm. 1

3

pengembangan dan pembangunan sumber daya manusia secara baik dan

teratur.

Untuk memenuhi hak dan kewajiban pendidik dan tenaga kependidikan

secara seimbang maka pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan

kompetensi sebagai agen pembelajaran, dan memiliki kemampuan untuk

mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Standar pendidik dan tenaga pendidikan adalah kriteria pendidikan

prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam

jabatan.6 Adapun standar pendidik dijelaskan dalam peraturan pemerintah

republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang SNP Pasal 28 yaitu :

1. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai

agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

2. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat

pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang

dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

3. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :

a. Kompetensi pedagogik,

b. Kompetensi kepribadian,

c. Kompetensi profesional, dan

d. Kompetensi sosial.

4. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang

diakuin dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewat

uji kelayakan dan kesetaraan.

Maka dari itu untuk memenuhi tuntutan yuridis tersebut di atas maka

kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan

6Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: 2005), hlm. 3.

4

seperti seminar, workshop, MGMP, PLPG, dan lain-lain sangat diperlukan.

Kegiatan tersebut merupakan proses pembuktian bahwa seorang pendidik dan

tenaga kependidikan telah memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh

peraturan perundang-undangan.

MA Darun Najah Ngemplak Pati dalam prosesnya telah menerapkan

pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk

mengembangkan kualitas kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam

lembaga pendidikan tersebut baik dilaksanakan oleh lembaga tersebut maupun

mengirimkan peserta ke Diklat yang dilaksanakan oleh Depag.

Berdasarkan pemahaman permasalahan di atas maka penulis

mengangkat judul STUDI PENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIK

dan TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN dan

PELATIHAN di MA DARUN NAJAH NGEMPLAK PATI. Penelitian

ini dilakukan atas dasar alasan yaitu MA Darun Najah Ngemplak Pati ialah

lembaga pendidikan islam swasta tetapi dalam pengembangan sekolah

tersebut telah menerapkan pendidikan dan pelatihan bagi pendidik

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari bias pemahaman, maka penulis perlu memberikan

batasan-batasan istilah sebagai penegasan judul di atas. Bab ini dikemukakan

mengenai pokok-pokok istilah sebagai berikut:

1. Pengembangan

Pengembangan berasal dari kata dasar kembang yang

mendapatkan awalan peng dan akhiran an, yang berarti proses, cara,

perbuatan mengembangkan.7

Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui

pendidikan dan latihan.8

7Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, (Jakarta:Balai Pustaka, 2005), hlm. 538.

8Malayu S.P. Hasibuan, Maajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, (Jakrta: BumiAksara, 2003), hlm. 69.

5

Pengembangan yang penulis maksudkan disini adalah suatu upaya

dalam melakukan pembinaan-pembinaan yang bertujuan untuk

mengembangkan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan supaya

tercapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh pihak sekolah dengan

cara melakukan Diklat.

2. Kualitas atau Mutu

Kualitas adalah ukuran baik buruk suatu benda, kadar, taraf atau

derajat (kepandaian, kecerdasan).9 Mutu juga didefinisikan sebagai sebuat

proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.

Kualitas yang menjadi objek penelitian ini adalah baik buruknya

pendidik dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugasnya.

3. Pendidik

Pendidik atau guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.10

Pendidik disini adalah guru yang mempunyai keahlian khusus

dalam bidangnya dalam mendidik.

4. Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan yaitu anggota masyarakat yang mampu

mengabdikan diri dalam menyelenggarakan pendidikan. Tenaga

kependidikan yang dimaksud di sini adalah pegawai profesional yang

bekerja di lingkungan pendidikan/sekolah yaitu, kepala sekolah, tenaga

administrasi, tenaga perpustakaan.11

C. Perumusan Masalah

Untuk membatasi permasalahan agar lebih mengarah pada topik

permasalahan maka dalam pembahasan skripsi ini penulis merumuskan

9Departemen Pendidikan Nasional, op. cit, hlm. 768.10Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, (Bandung: Citra

Umbara, 2006), hlm. 2.11 Ibid.

6

beberapa permasalahan yang perlu mendapatkan penyelesaian dan

pembahasan. Adapun yang menjadi fokus penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif kualitas pendidik dan tenaga kependidikan di

MA Darun Najah Ngemplak Pati?

2. Bagaimana strategi pengembangan kualitas bagi pendidik dan tenaga

kependidikan melalui pendidikan dan latihan di MA Darun Najah

Ngemplak Pati?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sudah menjadi hal yang umum bahwa dibalik penulisan skripsi ini

terkandung banyak tujuan. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

Tujuan penelitian :

1) Untuk mengetahui kondisi objektif kualitas pendidik dan tenaga

kependidikan di MA Darun Najah Ngemplak Pati?

2) Untuk mengetahui strategi pengembangan kualitas bagi pendidik dan

tenaga kependidikan melalui pendidikan dan latihan di MA Darun Najah

Ngemplak Pati?

Manfaat Penelitian:

1) Menyediakan literatur tentang pengembangan kualitas bagi pendidik dan

tenaga kependidikan melalui pendidikan dan pelatihan.

2) Memberikan manfaat kepada sekolah/madrasah untuk melaksanakan

pengembangan kualitas bagi pendidik dan tenaga kependidikan melalui

pendidikan dan pelatihan.

E. Kajian Pustaka

Mengkaji manajemen sumber daya manusia melalui pendidikan dan

latihan bukanlah suatu upaya tanpa landasan dan bukti yang jelas terhadap

urgensi penelitian ini. Karena beberapa hasil penelitian yang telah

dipublikasikan dalam bentuik laporan penelitian, buku dan lainnya

menyatakan bahwa manjemen pendidikan dan pelatihan bagi pendidik dan

7

tenaga kependidikan sangat penting terhadap maju dan mundurnya kinerja

dalam suatu lembaga pendidikan.

Kajian pustaka merupakan telaah terhadap karya-karya terdahulu. Kajian

pustaka pada dasarnya digunakan untuk memperoleh suatu informasi tentang

teori-teori yang ada kaitannya dengan judul penelitrian dan digunakan untuk

memperoleh landasan teori ilmiah.12 Adapun tujuan dari kajian pustaka adalah

untuk memberi arah dan kerangka berfikir dalam mengadakan penelitian

lapangan.

Untuk lebih memperjelas gambaran tentang alur penelitian ini, berikut

ini merupakan ilustrasi dan beberapa literatur yang ada korelasinya dengan

tema penelitian yang dikaji dalam skripsi ini yaitu :

1. Sri Nur Mulyani dalam skripsinya yang berjudul Manjemen Sumber

Daya Manusia Untuk Pengembangan Mutu Guru PAI Di MTs N Kendal.

Skripsi ini menjelaskan kondisi tentang kondisi objektif mutu guru PAI

dan upaya-upaya yang dilakukan manajemen pengembangan mutu guru

PAI di MTs N Kendal.bahwa kondisi objek mutu guru PAI di sekolah

tersebut sudah cukup baik karena dilihat dari 10 komponen portofolio baik

yang sudah sertifikasi maupun belum. Dan upaya yang dilaksanakan

dalam manajemen pengembangan mutu sumber daya manusia terutama

guru PAI diawali dengan perencanaan, kebutuhan lembaga atau tenaga

kerja, perekrutan, seleksi dan penempatan serta pengembangan dan

penilaian.13

2. Amir Muzayyin dalkam skripsinya yang berjudul Manajemen Sumber

Daya Manusia : (Studi di MTs N Model Brebes). Skripsi ini menjelaskan

strategi manajemen sumber daya manusia mengenai rencana kegiatan

manajemen untuk mencapai sasaran pendidikan dan upaya meningkatkan

pendidikan yang ada di madrasah sehingga terbina peserta didik yang

12 Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian Dan Penulisan Skripsi(Bidang Ilmu Agama Islam), (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998), hlm. 39.

13 Kutipan Skripsi Sri Nur Mulyani yang Berjudul Manajemen Sumber Daya ManusiaUntuk Pengembangan Mutu Guru Pai Di Mts N Kendal, ( Fakultas Tarbiyah IAIN WalisongoSemarang, 2008)

8

berbudaya islam dan bermutu serta meningkatkan sumberdaya

manusianya.14

3. Nelly Hidayati dalam skripsinya yang berjudul Upaya Peningkatan

Kompetensi Professional Guru PAI di MAN Kendalmembahas tentang

upaya-upaya yang dilakukan dalam peningkatan kompetensi professional

guru PAI di MAN Kendal yang dilaksanakan dengan beberapa cara

diantaranya melalui penataran, pelatihan, seminar tentang MGMP, melatih

meningkatkan kedisiplinan guru dan membuat rencana pembelajaran.15

4. Hafidz Yusuf Firdian dalam skripsinya yang berjudul Manajemen

Pengembangan Mutu Guru (di SDIT Harapan Bunda Semarang)

menjelaskan bahwa dalam prakteknya program kerja manajemen

pengembangan mutu guru di SDIT Harapan Bunda Semarang melalui

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Dalam merealisasikan pelaksanan

manajemen pengembangan mutu guru melakukan beberapa progam utama

yang di tempuh yaitu melalui supervisi pendidikan, pengembangan

mutuguru melalui progam sertifikasi, melalui progam tugas belajar,

melalui progam gugus sekolah dasar, dan melalui progam pembinaan

kinerja (motifasi kerja). Dan hasil implementasi manajemen

pengembangan mutu guru di SDIT Harapan Bunda Semarang dapat dilihat

dari indikator keempat kompetensi guru, yaitu pada kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi social, kompetensi

profesional. 16

Berbeda dengan penelitian-penelitian tersebut di atas, penelitian ini akan

lebih memfokuskan pada pembahasan tentang pengembangan kualitas bagi

pendidik dan tenaga kependidikan melalui pendidikan dan pelatihan di MA

Darun Najah Ngemplak Pati.

14 Kutipan Skripsi Amir Muzaiyyin yang Berjudul Manjemen Sumber Daya ManusiaStudi di MTs N Model Brebes, (Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005)

15 Kutipan Skripsi Nelly Hidayati yang Berjudul Upaya Peningkatan KompetensiProfessional Guru PAI Di MAN Kendal Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang)

16Kutipan skripsi Hafidz Yusuf Firdian dalam skripsinya yang berjudul ManajemenPengembangan Mutu Guru (di SDIT Harapan Bunda Semarang), (Fakultas Tarbiyah IAINWalisongo Semarang, 2008)

9

F. Metodologi Penelitian

1. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitiannya adalah bagaimana strategi

pengembangan kualitas bagi pendidik dan tenaga kependidikan melalui

pendidikan dan latihan di MA Darun Najah Ngemplak Pati.

2. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan adalah prosedur deskriptif

analisis. Pendekatan deskriptif analisis ini dapat dipandang sebagai

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau

lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.17

3. Metode Pengumpulan Data

Bentuk penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif,

sehingga data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata bukan angka seperti

penelitian kuantitatif.18 Data tersebut akan penulis ambil dari berbagai

macam sumber baik membahas topik penelitian ini secara langsung

maupun tidak langsung.

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode sebagai berikut :

a. Obsevasi atau Pengamatan

Observasi adalah tindakan atau proses pengambilan informasi

melalui media pengamatan.19Metode ini digunakan untuk mengamati

kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, letak geografis, kondisi

lingkungan dan lainnya yang terdapat di MA Darun Najah Ngemplak

Pati.

17 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2002), hlm. 6.

18 Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Kombinasinya DalamPenelitian Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 40.

19 Sukardi, Penelitian Kulitatif-Naturalistik Dalam Pendidikan, (Yogyakarta: UsahaKeluarga, 2006), hlm. 78.

10

b. Wawancara (interview)

Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut.

a meeting of two persons to exchange information and idea through

question and responses, resulting in communication and join

construction of meaning about a particultural topic. Wawancara

adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam

suatu topik tertentu.20 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data

tentang bagaimana strategi pengembangan kualitas bagi pendidik dan

tenaga kependidikan melalui pendidikan dan pelatihan di MA Darun

Najah Ngemplak Pati. Dengan beberapa objek diantaranya kepala

sekolah dan guru atau pihak l;ain yang bersangkutan.

c. Metode Dokumentasi merupakan metode yang digunakan dengan

mencari data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, buku-buku

tentang pendapat, teori dan lain-lain yang berhubungan dengan

masalah penelitian.21 Metode ini digunakan untuk mendapatkan

dokumen-dokumen yang berkaitan dengan manajemen sumber daya

manusia melalui pendidikan dan latihan bagi pendidik dan tenaga

kependidikan serta untuk mencari informasi profil sekolah di MA

Darun Najah Ngemplak Pati.

4. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.22

Analisis data yang digunakan adalah analisis non statistik yaitu

menggunakan analisis deskriptif. Analisis data yang diwujudkan bukan

dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk laporan dan uraian

deskriptif. Di sini penulis berusaha untuk mencoba memberikan arti yang

20Sugiono, op.cit, Cet 6, hlm. 317.21 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 2002),Cet.2,

hlm. 165.22 Sugiono, op.cit., Cet 6, hlm. 336.

11

signifikan terhadap analisis, menjelaskan pula uraian dan mencari

hubungan antara dimensi-dimensi uraian. Dan ini merupakan upaya untuk

mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara

dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang

diteliti dan menjadikan sebagai temuan.23

Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan ke dalam bentuk

yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam memberikan

interpretasi data yang diperoleh, penulis menggunakan metode deskriptif

analisis, yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan

suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang.24

23 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin,1992),Cet.3, hlm.104.

24 Sutrisno Hadi, Metsodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), hlm. 64.

12

BAB II

PENGEMBANGAN KUALITAS

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

A. KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1. Pengertian Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Pada pengelolaan pendidikan yang sentralistik, sekolah menjadi

unit birokrasi dan pendidik sering diposisikan sebagai karyawan birokrasi

pemerintah. Sebaliknya pada format pengelolaan pendidikan yang

desentralisasikan, sekolah dikonsepkan sebagai unit akademik dan

pendidik merupakan tenaga profesional. Supaya mempunyai lulusan

peserta didik yang diharapkan maka sekolah harus bisa meningkatkan

kualitas/mutu pendidik dan tenaga kependidikannya. Untuk

meningkatkan kualitas/mutu pendidik dan tenaga kependidikan setiap

sekolah biasanya mempunyai cara yang berbeda-beda, akan tetapi disini

penulis akan membahas pengertian kualitas/mutu terlebih dahulu.

Pada dasarnya kualitas sama dengan mutu. Pengertian mutupada konteks pendidikan mengacu pada masukan, proses,keluaran, dan dampaknya. Mutu masukan dapat dilihat dariberbagai sisi. Pertama, kondisi baik atau tidaknya masukansumber daya manusia seperti kepala sekolah, guru, staf tatausaha dan siswa. Kedua, memenuhi atau tidaknya kriteriamasukan material berupa alat peraga, buku-buku kurikulum,sarana dan prasarana sekolah. Ketiga, memenuhi atau tidaknyakriteria masukan yang berupa perangkat lunak, seperti peraturanstruktur organisasi, deskripsi kerja, dan struktur organisasi.Keempat, mutu masukan yang bersifat harapan dan kebutuhan,seperti visi, motivasi, ketekunan dan cita-cita.25

Berbicara tentang mutu pendidik tidak bisa lepas dengan mutu

pendidikan itu sendiri. Sebenarnya istilah mutu itu memiliki makna

yang berbeda-beda. Karena istilah mutu berkaitan dengan sudut

25Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah Dari Unit Birokrasi Ke LembagaAkademik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 53.

13

pandang dan sudut pengguna istilah yang berbeda-beda pula. Perbedaan

itu terjadi disebabkan oleh konsep mutu yang bertolak dari standar

absolut dan standar relatif. Mutu mengandung dua hal, yaitu: sifat

(keadaan) dan taraf (kedudukan). Demikian juga halnya terhadap sifat

dan taraf mutu di dalam pendidikan. Akan tetapi setiap orang memiliki

pandangan yang berbeda mengenai sifat dan taraf tersebut. Berdasarkan

pendekatan ekonomi, mutu lebih menekankan pada output pendidikan

berhubungan dengan lapangan kerja, yakni siap kerja dan siap latih.

Pendekatan yang kedua, mutu ditampilkan melalui istilah-istilah sikap,

kepribadian dan kemampuan intelektual sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional.26

Menurut para ahli, Deming berpendapat bahwa mutu atau

kualitas adalah kesesuaian denan kebutuhan pasar. Menurut West

Burnham mutu adalah ukuran relatif suatu produk atau jasa sesuai dengan

standar mutu desain. Menurut Edward Sallis dalam Total Quality

Manjemen in Education mengemukakan konsep mutu dalam tiga

pengertian, yaitu27:

a. Mutu dalam pengertian absolut

Dalam pengertian ini mutu dianggap sesuatu yang ideal

seolah esensi dari kebaikan, keindahan, kebenaran, tiada tanding,

tiada banding, atau tidak ada duanya`segalanya lebih dari yang

lain. Boleh jadi sesuatu yang lux (mewah), indah artistik, kuat,

termasuk juga mahal, menjadi sesuatu yang elitis, hanya sebagian

orang yang dapt memiliki, atau bahkan bisa jadi hanya satu orang.

b. Mutu dalam pengertian relatif

Dalam konsep kualitas relatif ini ada dua aspek. Pertama,

mutu diukur dan dinilai berdasarkan persyaratan kriteria dan

spesifikasi (standar-standar) yang telah ditetapkan lebih dulu. Kedua,

26Sanusi Uwes, Manjemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,1999), hlm. 26.

27Umaedi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah/Madrasah(MMBS/M), (Jakarta: CEQM,2004), hlm. 161.

14

konsep ini juga mengakomodasi keinginan konsumen atau pelanggan,

sebab di dalam penetapan standar (persyaratan, kriteria, dan

spesifikasi) produk atau jasa yang akan dihasilkan memperhatikan

syarat-syarat yang dikehendaki pelanggan, dan perubahan-perubahan

standar antara lain juga didasarkan atas keinginan

konsumen/pelanggan, bukan semata-mata kehendak produsen.28

c. Mutu menurut definisi konsumen

Dalam pengertian ini konsumen dianggap penentu akhir

tentang mutu suatu produk atau jasa, karena tanpa mereka, suatu

organisasi/ lembaga tidak dapat hidup atau tidak ada. Karena

konsumen yang membeli dan menggunakan/memanfaatkan produk

atau jasa.29

Menurut Achmad (1993) dalam bukunya Sudarwan Danim

mengemukakan bahwa mutu pendidikan di sekolah dapat diartikan

sebagai kemampuan sekolah dalam mengelola secara operasional dan

efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah,

sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut

menurut norma atau standar yang berlaku.30

Sebuah penididikan dikatakan bermutu jika mampu

menghasilkan lulusan yang memenuhi empat kompetensi, yaitu:

kompetensi akademik, kompetensi profesional, kompetensi nilai dan

sikap, dan kompetensi untuk menghadapi perubahan.31

Empat kompetensi di atas hanya bisa dihasilkan melalui

penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, pendidik

dan tenaga kependidikan mempunyai peran, fungsi, dan kedudukan yang

sangat strategis. Hal ini berorientasi bahwa, dalam penyelenggaraan

28Ibid, hlm. 163.29Ibid, hlm. 16430Sudarwan Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2003), cet.I, hlm. 79.31Trianto dan Titik Triwulan Tutik, Tinjauan Yuridis Hak Serta Kewajiban Pendidik

(Menurut UU Guru dan Dosen), (Jakara: Prestasi Pustaka, 2006), hlm. 3.

15

pendidikan berbasis kompetensi, pendidik memegang peranan yang

sangat penting.

Sedangkan pengertian pendidik adalah pendidik yang menjadi

tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik dan

lingkungannya. Oleh karena itu pendidik harus memiliki standar kualitas

pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab wibawa, mandiri dan

disiplin.32

Menurut Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 pasal 1(1) yang

dimaksud guru yaitu pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah33.

Pada pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional, menyatakan pendidik merupakan tenaga profesional yang

bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai

hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi

pendidik pada perguruan tinggi.34

Pada pasal 1 ayat 5 UU Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan

bahwa Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat yang

mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan

pendidikan.35 Dan tenaga kependidikan bertugas melaksanakan

administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan

teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Dengan demikian dari pengertian di atas kualitas/mutu pendidik

dan tenaga kependidikan dapat dilihat dari kualifikasi akademik,

32E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), cet V,hlm.37.

33Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,(Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 2.

34Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem PendidikanNasional, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm. 27.

35Ibid, hlm.3.

16

kompetensi, sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya, serta sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

pendidikan nasional. Kualifikasi akademik yang dimaksud adalah

pendidikan tinggi progam sarjana atau diploma empat. Kompetensi

pendidik yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kualitas/mutu pendidik yaitu pendidik yang profesional, yang

tugas utamanya ialah mentransformasikan, mengembangkan,

menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan

dan mampu menghasilkan keluaran lulusan yang memenuhi empat

kompetensi peserta didik yaitu kompetensi akademik, kompetensi

profesional, kompetensi nilai atau sikap, dan kompetensi untuk

menghadapi perubahan.

Dan yang dimaksud dengan kualitas/mutu tenaga kependidikan

yaitu pegawai yang profesional dimana tugas mereka adalah

melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan,

dan pelayanan teknis, dan memiliki kualifikasi, kompetensi, dan

sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya untuk menunjang proses

pendidikan pada satuan pendidikan.

2. Standar Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Standar yang dijadikan parameter atau ukuran tinggi rendahnya

kualitas/mutu pendidik dan tenaga kependidikan dalam kinerjanya adalah

kompetensinya. Hal ini tercermin dalam PP nomor 19 tahun 2005 pasal 2

(1) bahwa: Standar Nasional: terdiri atas isi, proses, kompetensi lulusan,

tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan

penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan

berkala.36

36Tim Redaksi Fokusmedia, Standar Nasional Pendidikan (SNP); Peraturan Pemerintah,(Bandung: Fokusmedia, 2005), hlm. 5.

17

Standar yang dimaksud adalah suatu kriteria yang telah

dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur dan

manajemen yang efektif. Sedangkan kriteria adalah sesuatu yang

menggambarkan ukuran dan keadaan yang dikehendaki.

Secara konseptual, standar juga dapat berfungsi sebagai alat

untuk menjamin bahwa progam-progam pendidikan suatu profesi dapat

memberikan kualifkasi kemampuan yang harus dipenuhi oleh calon

sebelum masuk ke dalam profesi yang bersangkutan.

Abdul Majid mendefinisikan bahwa kompetensi adalah

seperangkat tindakan penuh tanggung jawab yang harus dimiliki

seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-

tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.37

Abdul Majid juga mendefinisikan kompetensi merupakan

pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam

kebiasaan berfikir dan bertindak.38

Sedangkan menurut UU guru dan dosen mengartikan bahwa

kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan.39

Sementara itu, pendidik dikatakan memiliki kompetensi yang

baik menurut UU guru dan dosen pasal 10 (1), apabila pendidik telah

menguasai empat kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. Adapun

definisi dari masing-masing kompetensi tersebut adalah:

a. Kompetensi Pedagogik

Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang

meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan

37Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Kompetensi Guru,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet.2, hlm.5.

38Ibid, hlm. 6.39Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Republik

Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, (Jakarta:2005), hlm. 5.

18

pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan

peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

Seorang pendidik dikatakan mempunyai kompetensi

pedagogik minimal apabila telah menguasai bidang studi tertentu,

ilmu pendidikan, metode pembelajaran, maupun pendekatan

pembelajaran. Selain itu, kemampuan kemampuan pedagogik juga

ditentukan dalam kemampuan pendidik untuk membantu,

membimbing, dan memimpin.40

b. Kompetensi Kepribadian

Kemampuan kepribadian yaitu kemampuan kepribadian

yang mantap, berakhlaq mulia, arif, dan berwibawa, serta menjadi

teladan bagi peserta didik.41

Filosofi jawa yang sering kita dengar mengatakan sosok

guru adalah digugu dan ditiru. Digugu setiap tutur kata yang di

sampaikan, dan ditiru setiap tingkah laku dan tindak tanduknya.

Merujuk pada ketentuan filisofi tersebut, pendidik dituntut memiliki

kepribadian yang baik, karena disamping mengajarkan ilmu, pendidik

juga harus membimbing dan membina anak didiknya. Perbuatan dan

tingkah lakunya harus dapat dijadikan sebagai teladan, artinya

seorang pendidik harus berbudi pekerti yang luhur. Dan kata lain,

pendidik harus bersifat yang baik dan konsekuen terhadap perkataan

dan perbuatannya, karena pendidk adalah figur sentral yang akan

dicontoh dan diteladani anak didik.

Oleh karena itu para pendidik khususnya guru pendidikan

agama Islam sebagai pengemban amanat pembelajaran pendidikan

agama Islam haruslah orang yang memiliki kepribadian yang shaleh.

Hal ini merupakan konsekuensi logis karena dialah yang akan

mencetak anak didiknya menjadi anak shaleh. Untuk itu seorang

40Tianto dan Titik Triwulan, op.cit, hlm. 63.41Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,

op.cit., hlm. 59.

19

pendidik agama Islam diharuskan memiliki sifat-sifat yang dijelaskan

oleh tokoh Islam Moh. Athiyah al-Abrasyi, yang dikutip oleh Sanusi

Uwes dalam bukunya Manajemen Pengembangan Mutu Dosen

seorang pendidik Islam itu harus memiliki sifat-sifat antara lain:42

1. Memiliki sifat zuhud, tidak mengutamakan materi dan mengajar

untuk mencari keridhoan Allah SWT.

2. Seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa besar, sifat ria

(mencari nama), dengki, permusuhan, perselisihan, dan sifat tercela

yang lain.

3. Ikhlas dalam pekerjaan, keikhlasan dan kejujuran seorang guru di

dalam pekerjaan merupakan jalan terbaik ke arah suksesnya di

dalam tugas dan suksesnya murid-murid.

4. Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya, ia sanggup

menahan diri, menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar, dan

jangan pemarah karena sebab-sebab kecil, berpribadi dan

mempunyai harga diri.

5. Seorang guru harus mencintai murid-muridnya seperti cintanya

terhadap anak-anaknya sendiri, dan memikirkan keadaan mereka

seperti ia memikirkan anaknya sendiri.

6. Seorang guru harus mengetahui tabiat, pembawaan, adat,

kebiasaan, rasa dan pemikiran-pemikiran muridnya agar ia tidak

keliru dalam mendidik muridnya.

7. Seorang guru harus menguasai mata pelajaran yang akan

diberikannya, serta memperdalam pengetahuannya, tentang itu

sehingga mata pelajaran itu tidak akan bersifat dangkal.

c. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional yaitu kemampuan menguasai

materi pembelajaran secara luas dan mendalam.43

42Sanusi Uwes, op.cit, hlm. 28.43Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,

op.cit., hlm. 56.

20

Untuk mencapai keberhasilan pendidikan, sistem

pendidikan harus ditata dan dirancang oleh orang-orang yang ahli di

bidangnya yang ditandai dengan kompetensi persyaratannya.

Pendidik harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan ketrampilan

serta sikap yang mantap dan memadai sehingga mampu mengelola

proses pembelajaran yang efektif.

d. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk

berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan

peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik, dan

masyarakat sekitar44

Kompetensi sosial juga bisa diartikan kemampuan pendidik

dalam membina dan mengembangkan interaksi sosial baik sebagai

tenaga profesional maupun sebagai anggota masyarakat. Dengan

demikian , seharusnya seorang pendidik tidak hanya tanggung jawab

di dalam kelas saja, tetapi harus mewarnai perkembangan anak didik

di luar kelas. Dengan kata lain pendidik tidak sekedar orang yang

hadir di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan

tertentu, tetapi juga menjadi anggota masyarakat yang harus ikut aktif

dalam mengarahkan perkembangan anak didik untuk menjadi anggota

masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa standar

kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan adalah suatu ukuran yang

ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan

dan berperilaku layaknya seorang pendidik dan tenaga kependidikan

untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan

jenjang pendidikan supaya kualitas/mutu guru dapat diketahui.

Standar kompetensi bertujuan untuk memperoleh acuan baku

dalam pengukuran kinerja pendidik dan tenaga kependidikan untuk

44Ibid, hlm. 57.

21

mendapatkan jaminan kualitas dalam meningkatkan proses pembelajaran

dan mengelola pendidikan.

Standar pendidik dan tenaga pendidikan adalah kriteria pendidikan

prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam

jabatan.45 Adapun standar pendidik dijelaskan dalam peraturan pemerintah

republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang SNP Pasal 28 yaitu :

5. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai

agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan

untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

6. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tingkat

pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang

dibuktikan dengan ijazah dan atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

7. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi :

a. Kompetensi pedagogik,

b. Kompetensi kepribadian,

c. Kompetensi profesional, dan

d. Kompetensi sosial.

8. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan atau sertifikat keahlian

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang

diakuin dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewat

uji kelayakan dan kesetaraan.

Adapun standar tenaga kependidikan juga dijelaskan dalam

peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang

SNP Pasal 35 ayat (1) SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan

SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri

atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan,

tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.

45Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: 2005), hlm. 3.

22

Pada pasal 36 ayat (1) dijelaskan bahwa tenaga kependidikan

pada pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi, kompetensi dan

sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya.

Kriteria untuk menjadi kepala sekolah SMA/MA/SMK/MAK

meliputi:

a. Berstatus sebagai guru SMA/MA/SMK/MAK

b. Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran

c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun di

SMA/MA/SMK/MAK

d. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang

pendidikan.

Standar Kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah yaitu:46

a. Kompetensi Kepribadian

b. Kompetensi Manajerial

c. Kompetensi Supervisi

d. Kompetensi Sosial

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

nomor 24 tahun 2008 tentang standar tenaga administrasi

sekolah/madrasah Pasal 1 (1) Standar tenaga administrasi

sekolah/madrasah mencakup kepala tenaga administrasi, pelaksana

urusan, dan petugas layanan khusus sekolah/madrasah.47

Kepala tenaga administrasi SMA/MA/SMK/MAK/SMALB

berkualifikasi sebagai berikut:

a. Berpendidikan S1 program studi yang relevan dengan pengalaman

kerja sebagai tenaga administrasi sekolah/madrasah minimal 4

(empat) tahun, atau D3 dan yang sederajat, program studi yang

46 Ahmad Sudrajat, Kompetensi Kepala Sekolah,http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/kompetensi-kepala-sekolah/

47http://kaltarabloggers.aimoo.com/Serba-serbi/STANDAR-TENAGA-ADMINISTRASI-SEKOLAH-MADRASAH-1-1189478.html

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/29/kompetensi-kepala-sekolah/http://kaltarabloggers.aimoo.com/Serba-serbi/STANDAR-TENAGA-ADMINISTRASI-

23

relevan, dengan pengalaman kerja sebagai tenaga administrasi

sekolah/madrasah minimal 8 (delapan) tahun.

b. Memiliki sertifikat kepala tenaga administrasi sekolah/madrasah dari

lembagayang ditetapkan oleh pemerintah.

Adapun standar kompetensi yang harus dimiliki tenaga

administrasi yaitu:

a. Kompetensi kepribadian

b. Kompetensi Sosial

c. Kompetensi Teknis

d. Kompetensi Manajerial

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

nomor 25 tahun 2008 tentang standar tenaga perpustakaan

sekolah/madrasah pasal 1 ayat 1 menjelaskan bahwa standar tenaga

perpustakaan sekolah/madrasah mencakup kepala perpustakaan dan

tenaga perpustakaan. Adapun kualifikasi tenaga perpustakaan sekolah

yaitu Setiap sekolah/Madrasah untuk semua jenis dan jenjang yang

mempunyai tenaga lebih dari satu orang, memiliki koleksi minimum

1000 judul dapat mengangkat Kepala Perpustakaan.48

Adapun standar kompetensi yang harus dimiliki tenaga

perpustakaan yaitu:

a. Kompetensi manajerial

b. Kompetensi Pengelolaan informasi

c. Kompetensi Pendidikan

d. Kompetensi Kepribadian

e. Kompetensi Sosial

f. Kompetensi Pengembangan profesi

48http://www.forumperpustakaansekolah.com/?option=com_content&view=article&id=60:standar-tenaga-perpustakaan-sekolah&catid=42:perpustakaan&Itemid=64

http://www.forumperpustakaansekolah.com/?option=com_content&view=article&id=6

24

B. KONSEP PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI PENDIDIK DAN

TENAGA KEPENDIDIKAN.

1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan

Kita semua memaklumi perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi di dunia ini begitu cepatnya sehingga kalau kita berhenti

belajar yang terjadi adalah bahwa kita menjadi orang ketinggalan

jaman.

Mengingat tugas pendidik dan tenaga kependidikan begitu berat

maka perlu untuk selalu di-update pengetahuan, wawasan,

ketrampilannya menuju kepada pengembangan profesi yang diharapkan.

Selama kemampuan profesional pendidik dan tenaga kependidikan belum

bisa mencapai tataran ideal maka yang bersangkutan harus mendapatkan

pelatihan yang terus menerus. Dalam era globalisasi seperti sekarang

semua ilmu pengetahuan cepat usang. Apalagi kalau guru tidak di-

training dan tidak bisa memperoleh akses informasi yang baru dan jika

itu terjadi maka pendidik dan tenaga kependidikan akan ketinggalan.49

Arti latihan ialah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan

kerja seseorang dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi. Latihan

membantu pegawai/karyawan dalam memahami suatu pengetahuan

praktis dan penerapannya, guna meningkatkan ketrampilan, kecakapan

dan sikap yang diperlukan oleh organisasi dalam usaha mencapai

tujuannya.

Pendidikan ialah suatu kegiatan untuk meningkatkan

pengetahuan umum seseorang termasuk di dalamnya peningkatan

penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-

persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai tujuan.

Pengertian pendidikan dan pelatihan dalam kebanyakan buku

disebutkan dengan istilah Latihan dan Pengembangan (personil).

Menurut Wexley dan Yukl (1976 : 282) dikatakan:

49 Sarjilah, makna pengembangan manusia pada pelatihan guru,http://ipmpjogja.diknas.go.id./materi/wi/sarjilah/karyatulis-maknapmtakehom.pdf, hlm.2

http://ipmpjogja.diknas.go.id./materi/wi/sarjilah/karyatulis-maknapmtakehom.pdf

25

Training and development are terms referring to planned

efforts designedte facilitate the acquisition of relevant skills,

knowledge. And attitudes by or organizational members

Disini Latihan dan Pengembangan adalah istilah-istilah yang

menyangkut usaha-usaha yang berencana yang diselenggarakan agar

dicapai penguasaan akan keterampilan, pengetahuan dan sikap-sikap

yang relevan terhadap pekerjaan.50

2. Tujuan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pendidik Dan Tenaga

Kependidikan

Secara umum tujuan pelatihan guru dinyatakan oleh Moekijat

(1993) adalah untuk penambahan pengetahuan, keterampilan, dan

perbaikan sikap dari peserta pelatihan. Morse (Tracy, 1974) menyatakan

bahwa arah tujuan pelatihan adalah pengembangan penampilan kerja

individu dan pengembangan karir seseorang. Sedangkan Lynton dan

Pareek (1978) menyatakan bahwa tujuan dari proses pelatihan ialah

perilaku yang efektif dari seseorang yang dalam pekerjaan di dalam

organisasi dalam keadaan yang paling sederhana.

Dari uraian di atas nampak bahwa dengan adanya pelatihan-

pelatihan yang diikuti oleh guru-guru, diharapkan guru akan lebih paham

dengan dunia kerja, dapat mengembangkan kepribadiannya, penampilan

kerja individu, mengembangkan karir, perilakunya menjadi efektif dan

guru akan menjadi lebih berkompeten.51

Dalam kaitannya dengan kompetensi yang harus dimiliki

seorang pendidik dan tenaga kependidikan, Islam memberikan posisi

yang mulia tugas yang diemban pendidik dan tenaga kependidikan,

sehingga posisi ini menyebabkan mengapa Islam menempatkan orang-

orang yang beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila

disbanding dengan manusia lainnya, sebagaimana firman Allah SWT

dalam al-Quran surat al-Mujadalah ayat 11:

50http://www.bkn.go.id/penelitian/buku%20penelitian%202002/Buku%20Diklat%20perbaikan/4%20BAB%20II.htm

51Sarjilah, op.cit, hlm.6.

http://www.bkn.go.id/penelitian/buku%20penelitian%202002/Buku%20Diklat%20perb

26

k r' tt % !$#(#q ZtB#u#s)@%N 3 s9(#q s xs? = yfyJ 9$#(#q s| $$s!$#

N 3 s9(#s) ur@%(#r S$#(#r S$$ss t!$#t %!$#(#q ZtB#uN 3ZBt % !$#ur(#q ?r&

zO =9$#;M y_uy4!$#ur$yJ /tbq =yJ s?7 yz

Hai orang-orang yang beriman apabila kamu dikatakankepadamu: berlapang-lapanglah dalam majlis, makalapangkanlah niscaya allah akan memberi kelapangan untukmu,dan apabila dikatakan: berdirilah kamu, maka berdirilah ,niscaya allah akan meninggikan orang-orang yang berimandiantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuanbeberapa derajat. Dan allah maha mengetahui apa yang kamukerjakan.(QS. Al-Mujadalah: 11)52

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa orang-orang yang

mempunyai derajat yang paling tinggi disisi Allah ialah orang-orang

yang beriman, berilmu dan ilmunya itu diamalkan sesuai dengan apa

yang diperintahkan Allah dan Rasulnya, kemudian Allah SWT

menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui semua yang dilakukan hamba-

hambaNya, karena itu Dia akan memberikan balasan yang seadil-

adilnya.53

3. Metode pendidikan dan pelatihan

Andrew E. Sikula (1981:243) mengemukakan metode pelatihan

dan pendidikan adalah on the job, vestibule, demonstration and

examples, simulation, apprenticeship, classroom methods (lecture,

conference, case study, role, role playing and programmed instruction),

and other training methods. 54

a. On The Job Training

Hampir 90 persen dari pengetahuan pekerjaan diperoleh

melalui metode on the job training. Prosedur metode ini adalah

52Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: TohaPutra, 1971), hlm. 901.

53 Departemen Agama Republik Indonesia, al-Quran dan Tafsirnya, Jilid X (Semarang:Citra Effhar, 1993), hlm. 25-27.

54Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), hlm. 53-54.

27

informal, observasi sederhana dan mudah serta praktis. Pendidik dan

tenaga kependidikan mempelajari jobnya dengan mengamati perilaku

pekerja lain yang sedang bekerja. Metode on the job training sangat

tepat , cocok untuk mengajarkan pengetahuan, skill yang dapat

dipelajari dalam beberapa hari atau beberapa minggu.

b. Vestibule atau Balai

Metode vestibule merupakan metode pelatihan yang sangat

cocok untuk banyak peserta yang dilatih dengan macam pekerjaan

yang sama dan dalam waktu yang sama.55 Bentuk pelatihan ini

dlaksanakan bukan oleh atasan, tetapi oleh pelatih-pelatih khusus.

Area-area terpisah di bangun dengan bernagai jenis peralatan sama

seperti yang akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya.56

c. Metode Demonsrtasi dan Contoh

Suatu demonstrasi menunjukkan dan merencanakan

bagaimana suatu pekerjaan atau sesuatu pekerjaan itu dikerjakan.

Metode demonstrasi melibatkan penguraian dan memperagakan

sesuatu melalui contoh-contoh. Metode demonstrasi merupakan

metode training yang sangat efektif karena lebih mudah

menunjukkan kepada peserta bagaimana mengerjakan suatu tugas

yang akan dikerjakan. Metode demonstrasi biasanya dikombinasikan

dengan alat bantu belajar seperti gambar-gambar, teks, materi,

ceramah, diskusi. Sedangkan metode pelatihan contoh dapat

digunakan untuk pengajaran operasi mekanik dan hubungan

interpersonal. Metode contoh juga cocok untuk mengajarkan tugas-

tugas pekerjaan, tanggung jawab, standar kelompok informal, dan

harapan pengawasan.57

d. Simulasi

55Ibid.56T.Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta:

BPFE-YOGYAKARTA, 2001), hlm. 114.57Anwar Prabu Mangkunegara, op.cit, hlm. 54.

28

Simulasi adalah suatu situasi atau peristiwa menciptakan

bentuk realitas atau imiasi dari realitas. Simulasi ini sebagai

pelengkap, sebagai teknik dupikat yang mendekati kondisi nyata pada

pekerjaan. Metode simulasi yang populer adalah permainan bisnis

(business games).58 Bussiness games adalah suatu simulasi

pengambilan keputusan skala kecil yang dibuat sesuai dengan situasi

kehidupan nyata. Tujuannya adalah untuk melatih pendidik dan

tenaga kependidikan dalam mengambil keputusan dan cara mengelola

operasi-opersi lembaga pendidikan.59

e. Apprenticeship

Metode training Apprenticeship adalh suatu cara

mngembangkan ketrampilan (skill). Mtode ini didasarkan pula pada

on the job training dengan memberikan petunjuk-petunjuk cara

mengerjakannya. Peserta mendapatkan bimbingan umum dan mereka

dapat langsung mengerjakan pekerjaannya.60

f. Metode Ruang Kelas

Metode ruang kelas merupakan metode training yang

dilakukan di dalam kelas walaupun dapat pula dilakukan di area

pekerjaan. Meode ruang kelas meliputi, kuliah, konferensi, studi

kasus, bermain peran, dan pengajaran berprogram ( programmed in

struction).61

1) Metode kuliah

Kuliah merupakan suatu ceramah yang disampaikan

secara lisan untuk tujuan-tujuan pendidikan. Perkuliahan telah

menjadi tradisi yang biasanya digunakan sebagai metode

pengajaran di ruang kelas di akademi dan universitas. Keutungan

metode kuliah dapat digunakan untuk kelompok besar sehingga

biaya relatif rendah dan dapat menyajikan banyak bahan

58Ibid.59T.Hani Handoko, op.cit. hlm. 114.60Anwar Prabu Mangkunegara, op.cit, hlm. 54.61Ibid.

29

pengetahuan dalam waktu relatif singkat. Adapun kelemahan dari

metode ini, pesrta bersikap pasif, komunikasi hanya satu arah,

sehingga tidak terjadi umpan balik dari peserta.62 Hal ini dapat

diatasi dengan diskusi atau pembahasan kelas diadakan selama

proses kuliah.

2) Metode Konferensi

Konferensi merupakan suatu pertemuan moral formal di

mana terjadi diskusi atau konsultasi tentang sesuatu yang

penting,. Konferensi menekankan adanya diskusi kelompok

kecil, materi pelajaran yang terorganisasi, dan melibatkan peserta

aktif.63 Tujuannya adalah untuk mengembangkan kecakapan

dalam pemecahan masalah dan mengambil keputusan serta untuk

mengubah sikap pendidik dan tenaga kependidikan.64

3) Metode Studi kasus

Studi kasus adalah uraian tertulis atau lisan tentang

masalah yang ada atau tentang keadaan selama waktu tertentu,

baik secara nyata maupun hipotesis.65 Pada metode studi kasus,

peserta diminta untuk mengidentifikasi masalah-masalah,

menganalisa situasi dan merumuskan pemecahan masalahnya.66

Dengan metode studi kasus, pendidik dan tenaga kependidikan

dapat mengembangkan ketrampilan pengambilan keputusan.

4) Metode Bermain Peran

Metode ini merupakan suatu peralatan yang

memungkinkan para peserta untuk memainkan berbagai peranan

yang berbeda. Peserta ditugaskan untuk memerankan individu-

individu tertentu yang digambarkan dalam suatu episode dan

diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda

62Ibid, hlm. 55.63Ibid.64T.Hani Handoko, op.cit. hlm. 116.65Anwar Prabu Mangkunegara, op.cit, hlm. 55.66T.Hani Handoko, op.cit. hlm. 113

30

perannya.67 Manfaat metode ini adalah pertama, belajar melalui

perbuatan, kedua, menekankan sensitivitas manusia dan

interaksinya, ketiga, hasil pengetahuan segera diperoleh, dan

keempat, menumbulkan minat dan keterlibatan tinggi.68

5) Metode Bimbingan Berencana ( programmed in struction)

Metode bimbingan berencana terdiri dari serangkaian

langkah yang berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan

suatu pekerjaan atau sekelompok pelaksanaan pekerjaan. Metode

ini meliputi langkah-langkah yang telah diatur terlebih dahulu

mengenai prosedur yang berhubungan dengan penguasaan

ketrampilan khusus atau pengetahuan umum. Bimbingan

berencana dapat menggunakan buku dan pedoman (manual).

Manfaat metode ini adalah pertama peserta belajar

dengan cara mereka sendiri. Kedua, materi yang dipelajari dibagi-

bagi kedalam satuan-satuan kecil, sehingga mudah dapat diserap

dan diingat oleh peserta. Ketiga adanya umpan balik langsung.

Keempat, adanya partisipasi peserta secara aktif. Kelima,

perbedaan antar peserta dapat diperhatikan, dan keenam, pelatihan

dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja.69

Banyak metode pelatihan seperti metode seminar, kuliah,

konferensi,kursus singkat digunakan sebagai metode pelatihan untuk

pendidik dan tenaga kependidikan. Kursus-kursus dan seminar-seminar

dapat digunakan untuk peserta tingkat sekolah, akademik, universitas dan

perusahaan. Metode pelatihan lainnya adalah mengggunakan kartu-kartu,

alat bantu audio visual seperti tipe, film, video tape. Metode pelatihan

dengan alat bantu audio visual sangat bermanfaat dan membantu

pengajaran.

67Ibid.68Anwar Prabu Mangkunegara, op.cit, hlm. 56.69Ibid.

31

C. PENGEMBANGAN KUALITAS PENDIDIK DAN TENAGA

KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan

tekanan pada institusi pendidikan dalam berbagai hal seperti fasilitas,

struktur organisasi serta sumber daya manusia. Dalam hal ini sumber daya

manusia yang termasuk pendidik dan tenaga kependidikan perlu ditingkatkan

dalam pengembangan profesionalitas.

Pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan merupakan usaha

mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap

tenaga kependidikan yang ada diseluruh tingkatan manajemen organisasi

dan jenjang pendidikan (sekolah). Tujuan dari kegiatan ini adalah tumbuhnya

kemampuan setiap tenaga kependidikan yang meliputi pertumbuhan

keilmuannya, wawasan berfikirnya, sikap terhadap berfikirnya, sikap

terhadap pekerjaannya dan ketrampilan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-

hari sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan.70

Pengembangan mutu pendidik sebagai upaya peningkatan tenaga

kependidikan memiliki tujuan agar guru terus berkembang sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peningkatan mutu guru

selalu menjadi yang prioritas, karena upaya ini didasari alasan bahwa

indikator utama keberhasilan sekolah adalah kemampuan melaksanakan

kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien seusai dengan tuntutan

kurikulum dan menyiapkan tamatan yang memenuhi kebutuhan

pembangunan masa kini dan masa yang akan datang.

Pendidik memiliki peranan yang strategis dan merupakan kunci

keberhasilan mencapai tujuan kelembagaan sekolah, karena guru adalah

pengelola KBM bagi para siswanya. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan

efektif apabila tersedia guru yang sesuai dengan kebutuhan sekolah baik

jumlah, kualifikasi maupun bidang keahliannya.71

70Tim Dosen Administrasi Pendidikan, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: JurusanAdministrasi Pendidikan FIP UPI, 2003), hlm. 107-108.

71Sarjilah, op.cit, hlm. 3.

32

Suatu program pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan

biasanya diselenggarakan atas asumsi adanya berbagai kekurangan dilihat

dari tuntutan organisasi, atau karena adanya kehendak dan kebutuhan untuk

tumbuh dan berkembang dikalangan pendidik dan tenaga kependidikan itu

sendiri. Terdapat beberapa prinsip yang patut diperhatikan dalam

penyelenggaraan pengembangan tenaga kependidikan ini, yaitu:72

1. Pengembangan tenaga kependidikan patut dilakukan untuk semua jenis

tenaga kependidikan baik untuk tenaga struktural, tenaga fungsional,

maupun tenaga teknis penyelenggara pendidikan.

2. Pengembangan tenaga kependidikan berorientasi pada perubahan tingkah

laku dalam rangka peningkatan kemampuan profesional dan atau teknis

untuk pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan posisinya masing-

masing.

3. Pengembangan tenaga kependidikan dilaksanakan untuk mendorong

meningkatnya kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan

atau sistem sekolah, dan menyediakan bentuk-bentuk penghargaan,

kesejahteraan dan insentif sebagai imbalannya guna menjamin

terpenuhinya segala secara optimal kebutuhan sosial ekonomis maupun

kebutuhan social psikologi.

4. Pengembangan tenaga kependidikan dirintis dan diarahkan untuk

mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki

jabatan/posisi, baik karena kebutuhan-kebutuhan yang berorientasi

terhadap lowongan jabatan/posisi di masa yang akan datang.

5. Pengembangan tenaga kependidikan sebenarnya dirancang untuk

memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi,

pemecahan masalah, kegiatan-kegiatan remedial, pemeliharaan motifasi

kerja dan ketahanan organisasi pendidikan.

6. Khusus menyangkut pembinaan dan jenjang karir tenaga kependidikan

disesuaikan dengan kategori masing-masing jenis tenaga pendidikan itu

sendiri. Dengan demikian dapat saja berjalan karir seseorang menempuh

72Tim Dosen Administrasi Pendidikan, op.cit, hlm. 108.

33

penugasan yang silih berganti antara struktural dan fungsional hingga ke

puncak karirnya. Tentu saja hal tersebut ditempuh prosedur-prosedur

yang tidak mengurangi arti profesionalisme yang hendak diwujudkan.

Sudarwan Danim mengatakan bahwa, meningkatkan dan

mengembangkan kualitas atau mutu pendidik dan tenaga kependidikan perlu

mengusahakan dengan berbagai upaya, antara lain melalui pendidikan,

pelatihan, dan pembinaan teknis yang dilakukan dengan cara

berkesinambungan di sekolah dan di wadah-wadah pembinaan profesional

seperti Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah

(KKKS) dan Kelompok Kerja Penilik Sekolah (KKPS).73

Peningkatan dan pengembangan mutu pendidik tersebut meliputi

berbagai aspek, antara lain kemampuan pendidik dalam menguasai

kurikulum dan materi pengajaran, kemampuan dalam menggunakan metode

dan sarana dalam proses belajar mengajar, melaksanakan proses dan hasil

belajar, dan kemampuan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,

disipilin dan komitmen pendidik terhadap tugas.

Sedangkan menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

2005 yaitu ada empat macam yang harus ditingkatkan dan dikembangkan

berkaitan dengan mutu pendidik yaitu mutu dalam kompetensi pedagogik,

mutu dalam kompetensi personal, mutu dalam kompetensi sosial dan mutu

dalam kompetensi profesional.

Program peningkatan kemampuan profesional pendidik serta mutu

pendidik di sekolah, sebaiknya melalui langkah-langkah yang sistematis,

yaitu sebagai berikut:74

1. Mengidenitifikasi kekurangan, kelemahan, kesulitan atau masalah-

masalah yang seringkali dimiliki atau dialami pegawai.

2. Menetapkan program pengembangan yang sekiranya diperlukan untuk

mengatasi kekurangan, kelemahan, kesulitan, dan masalah-masalah yang

seringkali dihadapi dan dialami pendidik.

73Sudarwan Danim, op.cit., hlm. 91.74Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Sekolah Dasar; Dalam Rangka

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 45.

34

3. Merumuskan tujuan program pengembangan yang diharapkan dapat

dicapai pada akhir program pengembangan.

4. Menetapkan dan merancang materi dan media yang akan digunakan

dalam pengembangan.

5. Menetapkan dan merancang metode dan media yang akan digunakan

dalam pengembangan.

6. Menetapkan bentuk dan mengembangkan bentuk instrumen penilaian

yang akan digunakan dalam mengukur keberhasilan program

pengembangan.

7. Menyusun dan mengalokasikan anggaran program pengembangan

8. Melaksanakan program pengembangan dengan materi, metode dan media

yang telah ditetapkan.

9. Mengukur keberhasilan program pengembangan.

10. Menetapkan program tindak lanjut pengembangan pegawai pada masa

yang akan datang.

Banyak cara dalam membina dan mengembangkan pendidik dan

tenaga kependidikan yang dilakukan melalui penataran (inservice training)

baik dalam rangka penyegaran (refreshing) maupun dalam rangka

peningkatan kemampuan mereka (up-grading). Cara-cara lainnya ini dapat

dilakukan sendiri-sendiri atau bersama-sama, misalnya mengikuti kegiatan

atau kesempatan; ore-service training, on the job training, seminar,

workshop, diskusi panel, rapat-rapat, simposium, konferensi dan

sebagainya.75

75Tim Dosen Administrasi, op.cit, hlm, 108.

35

BAB III

DATA PENELITIAN TENTANG PENGEMBANGAN KUALITAS

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN MELALUI PENDIDIKAN

DAN PELATIHAN DI MA DARUN NAJAH NGEMPLAK PATI

A. Gambaran Umum MA Darun Najah Ngemplak Pati

1. Sejarah dan Latar belakang Berdirinya MA Darun Najah Ngemplak

Pati

Tepatnya pada tanggal 27 Juli 1963 madrasah Darun Najah di

dirikan di desa Ngemplak Kidul. Adapun para ustadz yang mengajar ialah

Bapak. Ustadz Hadiq Mashum selaku Kepala Sekolah, Bpk. Ustadz K.

Ali Murtadlo selaku wakil Kepala Sekolah, Bpk. Ustadz Muhammad

Munir Selaku Sekretaris, Bpk. Ustadz Sudarno Diono selaku pembantu

umum serta dibantu para santri-santri senior Pesantren Darul Huda yang

kebanyakan dari Mbambang dan Karangsari Kec. Cluwak. Pada waktu itu

Madrasah Darun Najah belum mempunyai gedung sendiri adapun

pelaksanaan belajar mengajar masih dilaksanakan dirumah-rumah

diantaranya ialah :

1. Dirumah Bapak H. syukur Markam (Mbah Jono)

2. Dirumah Bapak K. Badri Sini

3. Dirumah Bapak So Seger Usi

Pada tanggal 27 Juli 1964 Mbah Jono (H. Syukur Markam)

menyerahkan tanah wakaf seluas 84 Ha. yang berada disebelah selatan

rumah beliau tepatnya dijalan Pati Tayu Km. 18 untuk dijadikan gedung

madrasah. Dan dengan swadaya masyarakat gedung tersebut berdiri

dengan tiga yang digunakan untuk menampung para siswa-siswi kelas satu

sampai kelas tiga Tsanawiyah sedangkan anak-anak Ibtidaiyah dan diniyah

masih bertempat di rumah-rumah tersebut di atas. Pendidikan berjalan dan

berkembang hingga tahun 1970 Madrasah Darun Najah dapat menampung

tamatan Tsanawiyah sebanyak 27 siswa-siswi masuk di tingkat Aliyah

(MA) setingkat SMU. Dari situlah awal mula berdirinya MA yang pada

36

saat itu yang berjumlah 27 siswa-siswi tadi ditambah siswa baru sebanyak

10 anak. Jadi kelas satu Aliyah pertama kali dibuka mempunyai 37 siswa,

yang tergolong jumlah besar saat itu. Melihat itu menjadi lebih giatnya

pengurus untuk menambah gedung 3 lokal guna mengantisipasi

melonjaknya murid di tingkat Aliyah. Seiring berjalannya waktu dan

menggelindingnya roda masa mengantarkan pada siswa tadi menuju

gerbang perpisahan, yaitu tepatnya tahun 1973, Madrasah Darun Najah

dapat menamatkan Mutakhorijin-mutakhorijat tingkat Aliyah pertama kali

sebanyak 37 siswa-siswi. Melihat hal itu pengurus menambah jumlah

gedung yaitu pada tahun 1975 sebanyak 4 lokal hingga jumlah semuanya

menjadi 10 lokal.

Mulai sejak saat itu dari tahun ke tahun jumlah siswa semakin

bertambah, baik putra maupun putri dan pendidikan di Madrasah semakin

berkembang. Dengan adanya pemasukan dan pelonjakan siswa tiap

tahunnya lokasi gedung pun tidak memadai, maka para siswa dimasukkan

pagi dan sore yaitu kira-kira tahun 1976.

Dengan adanya hal tersebut para pengurus berusaha membeli

sebidang tanah. Dan para pengurus pun mendapatkan tanah tersebut, yaitu

pada tahun 1977, terletak disebelah utara lapangan desa Ngemplak Kidul.

Dan di situ pula dibangun gedung-gedung sekolah dan fasilitasnya.

Adapun pembiayaannya mereka dapatkan dari saldo bisyaroh para guru.

Akhirnya dari tahun ke tahun pendidikan di Madrasah Darun Najah dapat

berjalan dengan lancar dan berkembang pesat. Pada tahun 1980 para siswa

MI dapat mengikuti ujian MIN yang pelaksanaannya di Darun Najah

sendiri, sedangkan MTs juga mengikuti Ujian Negeri tapi pelaksanaannya

di Madrasah lain. Sedangkan yang Aliyah masih biasa (ala salaf). Melihat

hal itu para wali murid Aliyah meminta agar Madrasah Aliyah Darun

Najah membuka Aliyah yang mengikuti Ujian Negeri. Pada tahun 1987

pengurus mengabulkan permintaan tersebut. Tapi para pengurus masih

membuka Aliyah dan Tsanawiyah salaf, dan masuk sore bagi putri

sedangkan putra masuk pagi.

37

Pada tahun 1996 Madrasah Tsanawiyah Darun Najah

diakreditasi dan disahkan menjadi Madrasah Tsanawiyah Darun Najah

yang diakui. Dan pada tahun 1995 di Madrasah Darun Najah dibuka

Program MAK (Madrasah Aliyah Keagamaan) setingkat SMK. Dan

program MAK tersebut mendapat bantuan berupa gedung berlantai 2, dan

di tahun 1997 MAK Darun Najah dapat menamatkan Mutakhorijin /

Mutakhorijat yang pertama.76

2. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi Madrasah

MA. Darun Najah sebagai lembaga pendidikan menengah

yang berciri khas Islam perlu mempertimbangkan harapan peserta

didik, orang tua peserta didik, lembaga pengguna lulusan madrasah

dan masyarakat. Dalam merumuskan visinya MA. Darun Najah juga

diharapkan merespon perkembangan dan tantangan masa depan dalam

ilmu pengetahuan dan teknologi, era informasi dan globalisasi yang

sangat cepat. MA Darun Najah ingin mewujudkan harapan dan

merespon dalam visi berikut: 77

ULIL ISBAT

Unggul dalam meraih p

Ilmiah dalam bertindak dan berfikir

Islami dalam segala tingkah laku dan perkataan

Berakhlaq yang mulia

Terampil dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

76Dokumentasi MA Darun Najah Ngemplak Pati tahun pelajaran 2009/2010.77Ibid.

UL : Unggul

IL : Ilmiah

IS : Islami

BA : Berakhlaqul Karimah

T : Terampil

Memiliki :

Prinsip

Iman Yang Mantap

Keteguhan

Jiwa Yang Mantap

ULIL ISBAT

38

Indikator Visi

1) Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dalam

bidang ilmu pengetahuan.

2) Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang

iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3) Terwujudnya sumber daya manusia yang memiliki akhlaqul

karimah / mulia.

4) Terwujudnya sumber daya manusia yang terampil dalam

melakukan kegiatan-kegiatan positif.

b. Misi Madrasah

1) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kualitas dalam

pencapaian prestasi akademik.

2) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif.

3) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada

seluruh warga sekolah.

4) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut

dan berakhlaq mulia.

5) Menerapkan menejemen partisipasi dengan melibatkan seluruh

warga sekolah.

6) Mendorong dan membantu siswa untuk mengembangkan potensi

dirinya.

c. Tujuan Madrasah

Secara umum, tujuan MA Darun Najah adalah meletakkan

dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian akhlaq mulia serta

ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih

lanjut. Bertolak dari tujuan umum pendidikan dasar tersebut, MA

Darun Najah mempunyai tujuan berikut :78

1) Mampu memahami ilmu agama dan umum.

2) Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan

sehari-hari.

78Ibid.

39

3) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga pendidik

dan kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan.

4) Memiliki ketrampilan sebagai bekal hidup di masyarakat.

5) Mampu memahami ilmu yang dibutuhkan untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

6) Mampu berkomunikasi sosial dengan berbahasa asing praktis

(bahasa Arab-Inggris).

B. Kondisi Objektif Kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan di MA

Darun Najah Ngemplak Pati

Madrasah merupakan institusi yang kompleks. Sebagai institusi

yang kompleks, madrasah tidak akan menjadi baik dengan sendirinya melalui

proses peningkatan kualitas tertentu. Untuk menghasilkan pendidikan dan

pembelajaran yang berkualitas maka harus didukung oleh keberadaan

pendidik yang profesional. Karena pendidik merupakan kunci pokok bagi

keberhasilan pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan. Untuk itu

profesionalisme pendidik harus di tingkatkan dan dikembangkan.

Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan seorang yang

profesional yang menuntut adanya suatu kecakapan atau ketrampilan tertentu.

Kecakapan atau ketrampilan tersebut merupakan persyaratan dasar atau

ketrampilan teknis yang berhubungan dengan kemampuan pendidik dalam

mengelola pembelajaran, selain itu pendidik juga harus berkepribadian baik,

berperilaku baik dan memiliki sopan santun. Berhubungan dengan hal

tersebut, seorang pendidik dan tenaga kependidikan dapat dikategorikan

sebagai seorang yang bermutu baik, cukup atau kurang, dapat dilihat dari

kemampuannya dalam mengelola pembelajaran dan mampu mengelola

manajemen yang ada di sekolah tersebut dan dapat bergaul di masyarakat baik

di lingkungan sekolah maupun luar sekolah.79

79Wawancara dengan Kunowo, B.A kepala sekolah MA Darun Najah Ngemplak Pati,tanggal 8 Januari 2010.

40

Suatu lembaga dapat dikatakan sebagai lembaga pendidikan apabila

mempunyai beberapa unsur pokok dalam proses pendidikan dan pengajaran

yaitu pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik. Adapun tenaga

pengajar di MA Darun Najah Ngemplak Pati berjumlah 44 orang guru atau

pendidik. Dan pendidik tersebut lulusan dari IAIN, UNNES, IKIP PGRI, dan

non pendidik.

1. Kualitas Pendidik

Penulis memperoleh jumlah keseluruhan pendidik MA Darun

Najah Ngemplak Pati sebagai berikut:80

Tabel. 1

Jumlah Keseluruhan Pendidik MA Darun Najah Ngemplak Pati

No Ijazah Terakhir Guru Tetap Guru Tidak

Tetap

Jumlah

1. S.2/S.3 - - -

2. S.1 10 10 20

3. D.3 3 - 3

4. pesantren 12 9 21

Jumlah 25 19 44

Untuk mengetahui bermutu tidaknya seorang pendidik di MA

Darun Najah Ngemplak Pati dapat dilihat dari empat kompetensi yaitu:

1. Kompetensi Pedagogik

Dalam mengelola pembelajaran para pendidik MA Darun

Najah Ngemplak Pati dapat dikatakan baik dan sudah memenuhi

standar mutu pendidik, hal ini terlihat pada kemampuan pendidik

memahami karakteristik peserta didik, mengembangkan kurikulum

sesuai kebutuhan peserta didik secara kontekstual, melaksanakan

proses pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun, dan

menerapakan model-model pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,

serta menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan

80Dokumentasi MA Darun Najah Ngemplak Pati.

41

menyenangkan sehingga mampu membangkitkan motivasi peserta

didik dalam pembelajaran, dan melaksanakan kegiatan evaluasi proses

dan hasil belajar peserta didik.

Untuk mengetahui hal tersebut penulis mengadakan penilaian

kompetensi pedagogik yang mengacu pada modul pendidikan dan

latihan profesi guru (PLPG) IAIN Walisongo. Dan kriteria penilaian

baik = 3, cukup = 2, dan kurang =1.

Tabel. 2

Penilaian Kompetensi Pedagogik

Alter