studi potensi pltm cibareno

107

Click here to load reader

Upload: fajar

Post on 29-Sep-2015

149 views

Category:

Documents


80 download

DESCRIPTION

baik

TRANSCRIPT

RINGKASAN

Laporan Studi PotensIPLTM Cibareno (2 x 1,0 MW) di Kabupaten Lebak Banten

KATA PENGANTAR

Laporan Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Cibareno di Kabupaten Lebak ini disusun dengan memperhatikan sumber daya alam yang ada dalam pemanfaatan energi baru-terbarukan. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam pemanfaatan sumber energi baru-terbarukan untuk mengurangi pembangkit listrik berbahan bakar fosil.

Studi ini dimaksudkan untuk memberi gambaran potensi sumber daya air yang mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai lokasi pembangkitan tenaga listrik tenaga minihidro (PLTM), di daerah studi.

Laporan ini berisi Latar Belakang Daerah Studi, Gambaran Umum Wilayah, Potensi Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM), Desain Dasar Pendahuluan dan Kesimpulan Hasil Studi.

Kami sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya Laporan ini, yang mana pihak-pihak dimaksud tidak mungkin dapat kami sebutkan satu persatu di dalam laporan ini.

Demikian laporan studi ini kami susun agar bermanfaat dan dapat memenuhi tujuan serta sasaran pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Cibareno di Kabupaten Lebak Provinsi Banten.Bandung,Februari 2014PT. Bangun Nusantara Engineering

DAFTAR ISI

iKATA PENGANTAR

iiDAFTAR ISI

ivDAFTAR GAMBAR

vDAFTAR TABEL

viiGAMBARAN UMUM PROYEK

1-11 Pendahuluan

1-11.1Latar Belakang

1-21.2Maksud dan Tujuan

1-21.3Ruang Lingkup Pekerjaan

1-21.4Lokasi Studi

1-31.5Deskripsi PLTM Cibareno

1-41.6Keluaran

1-41.7Sistematika Pelaporan

2-12 GAMBARAN UMUM WILAYAH

2-12.1Kondisi Geografis

2-22.2Luas Lahan

2-32.3Kondisi Kependudukan

2-32.4Sosial, Budaya dan Ekonomi

2-42.5Tingkat Pendidikan

2-52.6Kondisi Topografi

2-62.7Kondisi Geologi

2-72.8Kondisi Iklim

2-72.9Kondisi Hidrologi

2-82.10Jenis Tanah

2-82.11Penggunaan Lahan

2-102.12Kondisi Kelistrikan

3-13 POTENSI LOKASI STUDI

3-13.1Potensi Topografi

3-23.2Potensi Hidrologi

3-23.2.1Ketersediaan Data

3-53.2.2Daerah Pengaliran Sungai (DPS) PLTM Cibareno

3-53.2.3Analisa Debit Andalan

3-53.2.3.1Berdasarkan Data Debit Sungai

3-93.2.3.2Berdasarkan Data Curah Hujan

3-163.2.3.3Pemilihan Hasil Pembangkitan

3-183.2.4Analisa Debit Banjir

3-183.2.3.4Berdasarkan Data Debit Sungai

3-213.2.3.5Berdasarkan Data Curah Hujan

3-313.2.3.6Pemilihan Debit Banjir Rancangan

3-313.3Potensi Kelistrikan Provinsi Banten

4-14 DESAIN BANGUNAN SIPIL DAN KOMPONEN MEKANIKAL-ELEKTRIKAL

4-14.1Layout Sistem PLTM

4-34.2Kondisi Topografi Lokasi PLTM

4-34.3Desain Dasar PLTM

4-34.3.1Penentuan Debit Optimal

4-44.3.2Tinggi Jatuh Air (Head)

4-44.3.3Kapasitas Daya

4-54.3.4Produksi Energi

4-64.4Desain Bangunan Sipil

4-64.4.1Bendung (Weir)

4-74.4.2Bangunan Pengambilan (Intake)

4-74.4.3Kantong Lumpur (Sandtrap)

4-84.4.4Saluran Pembawa (Waterway)

4-84.4.5Kolam Penenang

4-94.4.6Pipa Pesat (Penstock)

4-104.4.7Rumah Pembangkit (Power House)

4-104.4.8Saluran Pembuang Akhir (Tail Race)

4-104.4.9Jalan Masuk (Access Road)

4-114.5Desain Komponen Mekanikal - Elektrikal

4-114.5.1Turbin

4-124.5.2Generator dan Governor

4-134.5.3Transformer

5-15 KESIMPULAN

DAFTAR GAMBAR

1-3Gambar 11Lokasi Studi Potensi PLTM Cibareno

1-3Gambar 12Gambaran DAS Cibareno

2-10Gambar 21Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi Banten

3-5Gambar 31Wilayah DAS Sungai Cibareno

3-7Gambar 32Grafik Debit Andalan PLTM Cibareno

3-8Gambar 33Flow Duration Curve Debit Andalan PLTM Cibareno dari Data Debit

3-15Gambar 34Flow Duration Curve Debit Andalan Metoda FJ Mock

3-17Gambar 35Flow Duration Curve Debit Andalan PLTM Cibareno dari Data Debit

3-30Gambar 36Lengkung Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu

4-2Gambar 41Layout PLTM Cibareno

DAFTAR TABEL

2-2Tabel 21Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Lebak

2-9Tabel 22Penggunaan Lahan Kabupaten Lebak Menurut Kecamatan (ha)

2-11Tabel 23Kapasitas Pembangkit Terpasang

2-11Tabel 24Perkiraan Kebutuhan Tenaga Listrik

2-12Tabel 25Pengembangan Pembangkit di Sistem Interkoneksi

2-13Tabel 26Rencana Pembangunan GITET

2-13Tabel 27Rencana Pembangunan GI 150 kV / 20 kV

2-15Tabel 28Rencana Pembangunan SUTET 500 kV

2-16Tabel 29Pembangunan Transmisi 150 kV Baru

2-17Tabel 210Rincian Pengembangan Distribusi

2-18Tabel 211Rangkuman

2-19Tabel 212Rasio Elektrifikasi Per Kecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2008

3-1Tabel 31Diskripsi BM PLTM Cibareno

3-1Tabel 32Gross Head PLTM Cibareno

3-2Tabel 33Ketersediaan Data

3-3Tabel 34Data Debit Bulanan S. Cibareno pada STA AWLR Cibareno Ciawi (m3/det)

3-3Tabel 35Data Hujan Bulanan STA Cikelat (mm)

3-4Tabel 36Data Temperatur Bulanan STA Darmaga - Bogor (%)

3-4Tabel 37Data Kelembaban Relatif Bulanan STA Darmaga - Bogor (%)

3-4Tabel 38Data Kecepatan Angin Bulanan STA Darmaga - Bogor (km/jam)

3-4Tabel 39Data Penyinaran Matahari Bulanan STA Darmaga - Bogor (jam)

3-6Tabel 310Debit Andalan PLTM Cibareno berdasarkan Data Debit (m3/det)

3-7Tabel 311Generating Data Debit Andalan PLTM Cibareno Hasil Kalibrasi (m3/detik)

3-8Tabel 312Ringkasan Tingkat Keandalan Debit PLTM Cibareno berdasarkan Data Debit

3-12Tabel 313Hubungan Temperatur Rata-rata vs Parameter Evapotranspirasi A, B dan ea

3-12Tabel 314Nilai Radiasi Matahari Pada Permukaan Horizontal Luar Atmosfir (mm/hari)

3-13Tabel 315Koefisien Refleksi, r

3-14Tabel 316Nilai Evapotranspirasi Potensial Metoda Penman Modifikasi

3-15Tabel 317Hasil Perhitungan Debit Andalan dengan Metoda FJ Mock

3-16Tabel 318Ringkasan Tingkat Keandalan Debit PLTM Cibareno berdasarkan Metoda FJ Mock

3-17Tabel 319Ringkasan Tingkat Keandalan Debit PLTM Cibareno berdasarkan Data Debit

3-18Tabel 320Debit Maximum Tahunan Stasiun AWLR S. Cibareno

3-20Tabel 321Hasil Analisa Frekuensi Debit Banjir Rencana PLTM Cibareno (m3/det)

3-21Tabel 322Hujan Harian Maximum Tahunan Stasiun Cikelat

3-24Tabel 323Hasil Analisa Frekuensi Curah Hujan Rencana Stasiun Cikelat

3-25Tabel 324Hasil Pengujian dengan Metoda Chi Square

3-26Tabel 325Pemilihan Kurva Distribusi dengan Cs dan CK

3-26Tabel 326Curah Hujan Maksimum Rancangan Metoda Log Normal 2 Parameter

3-30Tabel 327Rekapitulasi Debit Banjir Rancangan Beberapa Metoda

3-31Tabel 328Debit Banjir PLTM Cibareno

3-31Tabel 329Debit Banjir Rencana PLTM Cibareno

3-32Tabel 330Pembangkit Isollated Banten Tahun 2011

3-32Tabel 331Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

4-5Tabel 41Kapasitas Daya PLTM Cibareno

4-5Tabel 32Produksi Energi Tahunan PLTM Cibareno

4-12Tabel 43Spesifikasi Turbin PLTM Cibareno

4-13Tabel 44Spesifikasi Generator PLTM Cibareno

5-1Tabel 51Debit pada Sungai Cibareno

5-2Tabel 52Kapasitas PLTM Cibareno

GAMBARAN UMUM PROYEK

No.DeskripsiKeterangan

IUMUM

1.LokasiDesa Gunung Wangun, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak Provinsi Banten

2.Nama SungaiCibareno

3.Type PengembanganRun of River

4.Model OperasiOn Grid

5.Debit Desain10,0 m3/detik

6.Debit Banjir Desain (50 tahun)604,849 m3/detik

IIDATA TEKNIS

1.Gross Head26,0 m

2.Net Head24,43 m

3.Kapasitas Rencana2 x 1,0 MW

IIIDATA DESAIN

1.BendungKoordinat=01144,0 LS

=1000607,0 BT

Tinggi =3,0 m

Lebar =30,0 m

2.IntakeLebat pintu =1,5 m

Jumlah pintu =2 buah

3.SandtrapLebar =8,5 m

Panjang =65,0 m

4.WaterwayBentuk =kotak

Lebar =3,3 m

Tinggi muka air =1,8 m

Panjang=2.300 m

Kemiringan dasar=0.001

5.HeadpondPanjang =65,0 m

Lebar =8,5 m

6.Penstock( =2,1 mPanjang =9 m

7.Power HouseKoordinat=01122,9 LS

=1000453,9 BTLebar = 15,0 mPanjang = 28,0 m

8.Tail RaceLebar =3,7 m

Tinggi muka air=1,1 m

1 Pendahuluan1.1 Latar BelakangDalam rangka pengurangan penggunaan bahan bakar minyak pada pembangkit-pembangkit listrik milik PT PLN (Persero), pemerintah saat ini aktif mendorong usaha-usaha pemanfaatan sumber energi primer terbarukan (Renewable Energy). Salah satu potensi sumber energi terbarukan yang cukup besar di Indonesia dan layak dimanfaatkan untuk keperluan pembangkit listrik adalah potensi energi tenaga air. Potensi energi tenaga air yang dimiliki oleh Indonesia sangat besar, sementara pemanfaatanya sebagai energi primer guna keperluan pembangkit masih berkisar sekitar 6% dari potensi yang ada.

Pusat Listrik Tenaga Air Minihidro (PLTM) merupakan Pusat Pembangkit Tenaga Listrik yang menggunakan tenaga air dengan batasan daya terpasang dari 1.000 kW sampai 10.000 kW dari total unit pembangkit.

Pembangunan PLTM selain untuk rnemanfaatkan sumber daya alam yang tersedia (renewable energy), khususnya tenaga air, juga sebagai pengganti bahan bakar minyak pada pembangkit-pembangkit listrik milik PT. PLN (Persero). Dengan penggantian energi primer tenaga pembangkit tersebut diharapkan dapat dilakukan penghematan BBM, berkurangnya subsidi pemerintah terhadap PLN dan mendukung program pelestarian lingkungan sesuai dengan Protocol Kyoto.

Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka direncanakan pembangunan PLTM Cibareno yang memanfaatkan aliran Sungai Cibareno yang terletak di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Pembangunan PLTM Cibareno ini direncanakan untuk memenuhi kebutuhan pasokan listrik di Kabupaten Lebak khususnya dan Provinsi Banten pada umumnya.

Langkah yang dilakukan untuk merealisasikan pembangunan PLTM tersebut adalah dengan menunjuk PT. Bangun Nusantara Engineering sebagai konsultan perencana untuk melakukan Perencanaan PLTM Cibareno di Kabupaten Lebak Provinsi Banten.1.2 Maksud dan TujuanMerupakan salah satu potensi energi yang dapat dikembangkan di Provinsi Banten, khususnya di Kabupaten Lebak adalah pemanfaatan sumber daya air sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM).

Maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah melakukan survai potensi untuk mendapatkan rekomendasi dan kesimpulan untuk melakukan Engineering Desain pembangunan PLTM Cibareno.

1.3 Ruang Lingkup PekerjaanPekerjaan yang dilaksanakan dalam Studi Potensi PLTM Cibareno di Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

2. Pengumpulan data sekunder

3. Tinjauan kondisi survei topografi pre lay-out bangunan utama PLTM

4. Kajian kondisi hidrologi

5. Gambaran umum kondisi geologi regional

6. Kondisi kelistrikan secara umum

7. Analisis data lapangan

8. Rancangan dasar lay-out PLTM

9. Laporan hasil studi potensi1.4 Lokasi StudiLokasi studi PLTM Cibareno terletak di Desa Gunung Wangun Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Provinsi BantenLokasi studi potensi ini dapat dilihat pada Gambar 1-4.

Gambar 11Lokasi Studi Potensi PLTM Cibareno1.5 Deskripsi PLTM CibarenoSecara administratif daerah aliran sungai (DAS) Sungai Cibareno meliputi dua kabupaten dan dua provinsi yaitu, Kabupaten Lebak (Provinsi Banten) dan Kabupaten Sukabumi (Propinsi Jawa Barat). Sungai Cibareno bermuara di Pantai Pelabuhan Ratu sedangkan hulu Sungai Cibareno merupakan pertemuan dua sungai yaitu, Sungai Cikidang Dan Sungai Cisungsang.

Gambar 12Gambaran DAS Cibareno

1.6 KeluaranHasil dari pekerjaan studi potensi PLTM Cibareno di Kabupaten Lebak Provinsi Banten ini, berupa laporan hasil studi yang berisi tentang Latar Belakang Daerah Studi, Gambaran Umum Wilayah, Potensi Pengembangan PLTM di Sungai Cibareno dari rencana pendahuluan Kapasitas dan Energi Tahunan yang dapat diproduksi, Desain Dasar Pendahuluan dan Kesimpulan dan Saran untuk kegiatan selanjutnya.

1.7 Sistematika PelaporanLaporan Studi Potensi ini terdiri atas 5 (lima) Bab, dengan pokok bahasan sebagai berikut :

Bab 1 :Pendahuluan

Bab 2 :Gambaran Umum Wilayah

Bab 3 :Potensi Lokasi Studi

Bab 4 :Desain Dasar PLTM

Bab 5:Kesimpulan

2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Lebak berada di bagian selatan Provinsi Banten dengan jarak 41 km dari ibukota Provinsi Banten (Serang) dan 131 km dari ibukota negara (Jakarta) dan terletak pada koordinat 60 18 70 00 LS dan 1050 25 1060 30 BT.

Secara administrasi, Kabupaten Lebak memiliki batas wilayah sebagai berikut :

-Sebelah Utara:Kabupaten Serang dan Tangerang

-Sebelah Selatan:Samudera Indonesia

-Sebelah Barat:Kabupaten Pandeglang

-Sebelah Timur:Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi

Lokasi PLTM Cibareno terletak di Desa Gunung Wangun Kecamatan Cibeber Kabupaten Lebak, secara administrasi memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

-Sebelah Utara:Desa Situmulya / Kujangsari

-Sebelah Selatan:Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

-Sebelah Barat:Desa Cikadu, Kujangsari, Cisungsang

-Sebelah Timur :Desa Sinargali

Untuk mencapai lokasi PLTM dapat ditempuh sebagai berikut :

a. Dari Jakarta menuju Pelabuhan Ratu dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 (empat) sejauh ( 124,0 km dengan waktu tempuh selama ( 3 jam.

b. Dari Pelabuhan Ratu menuju Cibeber dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 (empat) sejauh ( 54,6 km dengan waktu tempuh selama ( 1 Jam.

c. Dari Cibeber menuju Desa Gunung Wangu dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda 4 sejauh (15 km dengan waktu tempuh selama ( 30 menit.

d. Dari Desa Gunung Wangun menuju lokasi PLTM dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat, disarankan menggunakan kendaraan 4WD sejauh (1 km dengan waktu tempuh selama ( 10 menit.

2.2 Luas LahanSecara keseluruhan, Kabupaten Lebak memilki luas 3.044,72 km atau 5,29% dari luas wilayah Provinsi Banten, dengan wilayah yang terbesar terletak di Kecamatan Cibeber dan terkecil terletak di Kecamatan Kalanganyar. Untuk lebih jelasnya tentang luas wilayah administratif Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 2-1.Tabel 21Luas Wilayah Administrasi Kabupaten LebakNoKecamatanLuas (ha)

1Malingping9.217

2Wanasalam13.429

3Panggarangan16.336

4Cihara15.957

5Bayah15.374

6Cilograng10.720

7Cibeber38.315

8Cijaku7.436

9Cigemblong7.529

10Banjarsari14.531

11Cileles12.498

12Gunung Kancana15.577

13Bojongmanik5.821

14Cirinten9.112

15Leuwidamar14.691

16Muncang8.498

17Sobang10.720

18Cipanas7.538

19Lebak Gedong6.255

20Sajira11.088

21Cimarga18.343

22Cikulur6.606

23Warunggunung4.953

24Cibadak4.134

25Rangkasbitung4.951

26Kalanganyar2.591

27Maja5.987

28Curugbitung7.255

Jumlah304.472

2.3 Kondisi KependudukanBerdasarkan Lebak Dalam Angka 2013, jumlah penduduk di Kabupaten Lebak adalah 1.239.660 orang yang terdiri dari 635.951 orang laki-laki dan 603.709 orang perempuan dengan sex ratio sebesar 105.Kecamatan Rangkasbitung merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang terbanyak yaitu 120.116 orang, sedangkan Kecamatan Cigemblong merupakan kecamatan yang memiliki penduduk terendah yaitu 20.124 orang. Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Lebak adalah 407 orang/km2. Kepadatan penduduk terbesar adalah Kecamatan Rangkasbitung yaitu 2.426 orang/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Cibeber yaitu 146 orang/km2.Kecamatan Cibeber sebagai lokasi rencana PLTM Cibareno, memiliki jumlah penduduk sebanyak 55.891 orang yang terdiri dari 28.559 orang laki-laki dan 27.332 orang perempuan dengan sex ratio sebesar 104.2.4 Sosial, Budaya dan EkonomiKabupaten Lebak memiliki karakteristik geografis yang unik meliputi dataran rendah, wilayah pegunungan dan wilayah pesisir. Kajian sosiologi menyebutkan pada wilayah pegunungan dan wilayah pesisir karakteristik masyarakatnya berbeda, dimana masyarakat pesisir lebih egaliter sedangkan masyarakat di pegunungan lebih tertutup dan hirarkis. Namun di Kabupaten Lebak kedua karakteristik tersebut berbaur, masyarakat lebih egaliter namun masih mengganggap peran penting kyai dan jawara sebagai panutan.Kabupaten Lebak memiliki karakteristik tersendiri dalam hal budaya islami dan adat istiadatnya, dimana peran ulama sebagai pemimpin informal dan persebaran pondok pasantren di seluruh Kabupaten Lebak cukup besar perannya dalam membentuk sistem nilai dan norma tersendiri. Disamping itu, keberadaan jawara dan budaya kaolotan juga memberi pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Di Lebak juga terdapat kelompok masyarakat yang masih memegang teguh budaya dan kepercayaan yang kental yaitu Suku Baduy dengan agama Sunda Wiwitan. Karena wilayah Kabupaten Lebak sebagian masih terisolir dan masih kuat memegang adat istiadatnya, maka pergeseran nilai dan norma yang berlaku di masyarakat tidak besar.Mata pencaharian penduduk Lebak sebagian besar adalah sebagai petani, disusul kemudian sebagai buruh tani, lain-lain, perdagangan, industri, PNS, dan nelayan.2.5 Tingkat PendidikanSarana pendidikan formal cukup tersedia di Kabuapten Lebak mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK) sampai pada tingkat Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Gambaran umum mengenai pendidikan di Kabupaten Lebak berdasarkan BPS Kabupaten Lebak Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

TK= 152 buah, dengan jumlah murid 4.553 orangSD=791 buah, dengan jumlah murid 169.547 orangSMP/MTs=347 buah, dengan jumlah murid 73.951 orangSMU/SMK/MA=596 buah, dengan jumlah murid 36.697 orangPT=8 buah, dengan jumlah mahasiswa 4.354 orangSedangkan, fasilitas pendidikan formal yang tersedia di Kecamatan Cibeber mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai pada tingkat Sekolah Menengah Atas. Gambaran umum mengenai pendidikan di Kecamatan Cibeber Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

TK=5 buah, dengan jumlah murid 188 orangSD=44 buah, dengan jumlah murid 6.521 orangSMP/MTs=17 buah, dengan jumlah murid 2.832 orangSMU/SMK/MA=5 buah, dengan jumlah murid 1.224 orang2.6 Kondisi TopografiKabupaten Lebak mempunyai keadaan topografi yang cukup bervariasi, mulai dari dataran tinggi hingga dataran yang relatif rendah dibagian utara dan selatan, dengan ketinggian berkisar antara 100 m hingga diatas 1.000 m daiatas permukaan laut. Daerah dengan ketinggian antara 100 m sampai 500 m dpl meliputi sekitar 80%, kawasan yang berada pada ketinggian 500 m sampai 1.000 m meliputi 16% dan kawasan yang berada pada ketinggian lebih dari 1.000 m sekitar 4% dari keseluruhan luas Kabupaten Lebak.Ketinggian kabupaten Lebak dapat diklasifikasikan dalam 3 kelas ketinggian, yaitu :

a. Ketinggian antara 100 500 m dpl, tersebar di Kecamatan Banjarsari, Bayah, Bojongmanik, Cibadak, Cibeber, Cigemblong, Cihara, Cijaku, Cikulur, Cileles, Cilograng, Cimarga, Cipanas, Cirinten, Curugbitung, Gunungkencana, Kalanganyar, Lebakgedong, Malingping, Muncang, Panggarangan, Rangkasbitung, Maja, Wanasalam, dan Warunggunung.

b. Ketinggian antara 500 1.000 m dpl, tersebar di sebagian Kecamatan Bayah, Bojongmanik, Cibeber, Cigemblong, Cijaku, Cileles, Cilograng, Cipanas, Cirinten, Gunungkencana, Lebakgedong, Leuwidamar, Panggarangan, Muncang, Sajira dan Sobang.

c. Ketinggian lebih dari 1.000 m dpl, tersebar di sebagian kecil Kecamatan Cibeber, Cipanas, Lebakgedong, Muncang dan Sobang.

Sedangkan berdasarkan kelerengan, Kabupaten Lebak terbagi menjadi beberapa kelas, yaitu :

a. 0 2%, tersebar di bagian selatan, barat dan utara Kabupaten Lebak.

b. 2 5%, tersebar di bagian selatan, barat dan utara Kabupaten Lebak.c. 5 15%, terletak di bagian tengah dan selatan kearah timur Kabupaten Lebak.d. 15 25%, terletak di bagian tengah dan selatan kearah timur Kabupaten Lebak.

e. 25 40%, terletak di bagian timur Kabupaten Lebak.

f. > 40%, terletak di bagian timur Kabupaten Lebak.

2.7 Kondisi GeologiStruktur geologi daerah Banten terdiri dari formasi batuan dengan tingkat ketebalan dari tiap-tiap formasi berkisar antara 200-800 meter dan tebal keseluruhan diperkirakan melebihi 3.500 meter. Formasi Bojongmanik merupakan satuan tertua berusia Miosen akhir, batuannya terdiri dari perselingan antara batu pasir dan lempung pasiran, batu gamping, batu pasir tufaan, konglomerat dan breksi andesit, umurnya diduga Pliosen awal. Berikutnya adalah Formasi Cipacar yang terdiri dari tuf batu apung berselingan dengan lempung tufaan, konglomerat dan napal glaukonitan, umurnya diperkirakan Pliosen akhir. Di atas formasi ini adalah Formasi Bojong yang terdiri dari napal pasiran, lempung pasiran, batu gamping kokina dan tuf. Banten bagian selatan terdiri atas batuan sedimen, batuan gunung api, batuan terobosan dan Alluvium yang berumur mulai Miosen awal hingga Resen, satuan tertua daerah ini adalah Formasi Bayah yang berumur Eosen. Formasi Bayah terdiri dari tiga anggota yaitu Anggota Konglomerat, Batu Lempung dan Batu Gamping. Selanjutnya adalah Formasi Cicaruruep, Formasi Cijengkol, Formasi Citarate, Formasi Cimapang, Formasi Sareweh, Formasi Badui, Formasi Cimancuri dan Formasi Cikotok.

Batuan Gunung Api dapat dikelompokan dalam batuan gunung api tua dan muda yang berumur Plistosen Tua hingga Holosen. Batuan terobosan yang dijumpai bersusunan andesiot sampai basal. Tuf Cikasungka berumur Plistosen, Lava Halimun dan batuan gunung api Kuarter. Pada peta lembar Leuwidamar disajikan pula singkapan batuan metamorf yang diduga berumur Ologo Miosen terdiri dari Sekis, Genes dan Amfibolit yang tersingkap di bagian utara tubuh Granodiorit Cihara. Dorit Kuarsa berumur Miosen tengah hingga akhir, Dasit dan Andesit berumur Miosen akhir serta Basal berumur kuarter. Batuan endapan termuda adalah aluium dan endapan pantai yang berupa Kerikil, pasir, lempung, rombakan batu gamping, koral bercampur pecahan moluska atau kerang kerangan, gosong pantai dan gamping terumbu.

Arah struktur di daerah Bayah berkisar antara Utara Selatan, yang mungkin sangat dipengaruhi oleh pengaruh gaya gaya yang disebabkan oleh pergerakan aktif lempeng tektonik Samudera Hindia di sebelah selatan, sejak Miosen hingga saat ini. Lempeng tektonik tersebut menyusup masuk kebawah lempeng benua Asia (Dangkalan Sunda), dan mengakibatkan munculnya aktifitas orogenesa/ vulkanisma, kemudian diikuti oleh mineralisasi dan ubahan hirothermal berulang-ulang. Dalam pembentukan kubah Bayah dipengaruhi oleh tektonik regional sebagai akibat NNE SSW Tangential Stress (Katili dan Koesoemadinata, dalam S. Soeharto, 1993).

Berdasarkan peta geologi lembar Leuwidamar (Sujatmiko dan S.Santosa,1992) secara umum arah struktur patahan Utara Selatan, sesar naik dan lipatan mempunyai arah Timur-Barat.

Struktur yang mengakibatkan endapan emas epitermal daerah Bayah dapat diterangkan dengan metode Strain Ellipsoides (Yaya Sunarya dalam Soeharto,1989).2.8 Kondisi IklimIklim wilayah Lebak dipengaruhi oleh Angin Monsoon dan gelombang La Nina. Cuaca didominasi oleh Angin Barat dari Samudra Indonesia dan Angin Asia di musim penghujan serta Angin Timur pada musim kemarau. Selama tahun 2012, suhu udara di Kabupaten Lebak berkisar antara 22,10(C - 33,10 (C.

2.9 Kondisi HidrologiPotensi sumber daya air wilayah Provinsi Banten banyak ditemui di Kabupaten Lebak, sebab sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan hutan lindung dan hutan produksi terbatas.

Aspek hidrologi suatu wilayah sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air wilayah tersebut, berdasarkan hidrogeologinya, aliran-aliran sungai besar di wilayah Kabupaten Lebak bersama anak-anak sungainya membentuk pola Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dapat digolongkan terdiri 2 (dua) DAS yaitu (1) DAS Ciujung yang meliputi Sungai Ciujung, Sungai Cilaki, Sungai Ciberang, dan Sungai Cisimeut, (2) DAS Ciliman dan Cimadur yang meliputi Sungai Ciliman dengan anak sungainya, Sungai Cimadur, Sungai Cibareno, Sungai Cisiih, Sungai Cihara, Sungai Cipager, dan Sungai Cibaliung.

2.10 Jenis TanahBerdasarkan pengaruh 5 faktor pembentuk tanah yaitu batuan induk, topografi, umur, iklim dan vegetasi, maka Kabupaten Lebak secara umum tersusun oleh jenis tanah sebagai berikut :a. Tanah Latosol, jenis tanah ini umumnya tersebar di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun dan ketinggian tempat berkisar 300 1.000 m. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut serta agak peka terhadap erosi. Jenis tanah latosol ini terdapat di hampir seluruh kecamatan di Kabupaten Lebak kecuali di Kecamatan Curugbitung, Gunungkencana dan Maja.

b. Tanah Podsolik, berasal dari batuan pasir kuarsa dan tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih dari 2.500 m/tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warna merah dan kering serta mempunyai tingkat kepekaan terhadap erosi yang peka dengan sebaran. Jenis tanah ini tersebar di hampir seluruh kecamatan kecuali di Kecamatan bayah, Cibeber, Cigemblong, Cilograng, Lebakgedong, Panggarangan dan Sobang.

c. Tanah Aluvial, Andosol, Regosol dan Rensina tersebar di sebagian kecil di beberapa kecamatan.2.11 Penggunaan LahanPenggunaan lahan di Kabupaten Lebak secara umum didominasi oleh kebun campuran, perkebunan (rakyat dan swasta), persawahan (irigasi dan tadah hujan). Penggunaan lahan menurut kecamatan di Kabupaten Lebak dapat dilihat pada Tabel 2-2.

Tabel 22Penggunaan Lahan Kabupaten Lebak Menurut Kecamatan (ha)NoKecamatanPenggunaan LahanTotal

Hutan BelukarHutan LebatKampungKebun CampuranPadang rumput/sabanaPerkebunan besarPerkebunan rakyatRumahRawaSawah irigasiSawah tadah HujanSemakSungai/DanauTanah RusakTegalan/ Ladang

1xpadi/th2xpadi/th

1Banjarsari3.575,40713,907.895,271.6,89231,861.238,761,91944,811.457,96421,64132,64204,4615.955,50

2Bayah2.876,13770,397.155,950,52494,351.542,381.004,82123,72141,430,30267,2314.377,21

3Bojongmanik644,03192,111.762,140,695.457,051.119,09228,9472,97114,829.591,83

4Cibadak389,971.456,3818,30203,555,815,631.493,7459,353.632,71

5Cibeber14.771,86702,33374,0020.171,706,652.033,631.588,9619,880,0193,251,34332,8140.096,41

6Cigemblong2.883,52294,42146,699.191,749,26373,931.590,64652,6336,53125,5915.304,93

7Cihara1.334,25190,099.228,021.194,3780,1770,6159,57312,7812.469,86

8Cijaku766,99213,697.854,701,96835,561.062,28718,450,416,268,1211.468,42

9Cikulur493,66533,4012,642.868,29411,851.828,4534,706.182,97

10Cileles1.728,06476,768.165,057,391.448,591.669,071.244,27425,9339,55134,0915.338,76

11Cilograng4.332,57255,233.990,42213,92457,8980,4943,39227,819.601,72

12Cimarga3.936,36572,103.264,8224,412.603,514.489,632.038,271.430,38232,42160,7418.752,65

13Cipanas97,80126,42290,353.856,883,670,0981,081.356,23625,590,150,0381,075,966.525,30

14Cirinten411,2287,77155,948.543,380,44675,58996,881.132,2414,22237,2912.254,96

15Curugbitung481,865.587,480,071.223,19164,821.732,6451,840,0846,7228,629.317,33

16Gunungkencana4.414,29377,335.581,551,381.067,001.217,44700,39107,8640,30293,9513.801,50

17Kalanganyar229,96998,95489,96128,42794,8875,41141,772.859,34

18Lebakgedong291,38104,566.491,700,03390,10725,4080,450,0332,431.043,909.159,98

19Leuwidamar1.618,42201,52451,012.500,8310,607.724,19947,63386,20129,18335,5014.305,09

20Maja645,532.676,2915,061.203,90663,72314,802.147,9076,6173,327.817,14

21Malingping685,85557,155.405,139,13620,2995,781.480,47572,08630,8664,3661,5518,8210.201,47

22Muncang168,46122,47159,052.711,22258,322.166,302.106,14699,8580,20223,358.695,38

23Panggarangan5.937,06263,557.098,421,172.848,43975,39409,23181,740,5317.715,51

24Rangkasbitung933,242.016,7567,552.526,7984,38240,731.314,24104,4721,557.309,71

25Sajira29,62395,316.434,4335,86231,871.151,50552,161.495,37140,5110.466,64

26Sobang1.106,891.308,57131,794.946,75716,922.813,8468,3156,2711.149,34

27Wanasalam57,29358,824.562,6610,161.498,3316,89233,243.687,34710,93118,04165,310,0311.419,02

28Warunggunung460,081.201,464,01959,649,522.101,824.736,53

2.12 Kondisi Kelistrikan2.12.1 Provinsi BantenBeban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Banten saat ini sekitar 2.767 MW, dipasok dari pembangkit yang berada di grid 150 kV sebesar 1.260 MW dan yang berada di grid 500 kV sebesar 4.765 MW.

Pasokan dari pembangkit listrik yang berada di grid 500 kV dan grid 150 kV di Banten ada 4 lokasi yaitu : PLTU Suralaya, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan dan PLTU Lontar dengan total daya terpasang 6.025 MW.

Pasokan dari grid 500 kV adalah melalui 3 GITET, yaitu Suralaya, Cilegon dan Balaraya, dengan kapasitas 2.500 MVA.

Peta sistem kelistrikan Banten dapat dilihat pada Gambar 2-1

Gambar 21Peta Jaringan TT dan TET di Provinsi BantenKelistrikan Provinsi Banten terdiri atas 3 sub-sistem, yaitu :

a. GITET Suralaya memasok daerah industri Merak dan Salira

b. GITET Cilegon, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan memasok Kabupaten Serang, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.

c. GITET Balaraja dan PLTU Labuan memasok Kabupaten/Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.

Rincian pembangkit terpasang dapat dilihat pada Tabel 2-3.

Tabel 23Kapasitas Pembangkit TerpasangTahunProyeksi KebutuhanPembangunan Fasilitas KelistrikanInvestasi

Sales Energy GWhProduksi Energy GWhBeban Puncak MWPembangkit MWGardu Induk MVAT/L kmsJuta US$

201226.49728.7664.0497401.02015687

201328.53030.6214.305-2.501336538

201431.05733.4914.703-694122140

201533.78536.3945.1044002.100101459

201636.73239.5345.537-2.78080324

201739.48842.4555.939-1.160120172

201842.42145.5596.365-1.220102234

201945.54448.8616.818-1.40012162

202048.87452.3777.299-84026148

202152.20555.9477.787-5403054

Jumlah1.14014.2559442.918

A. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik

Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam 5 tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2012 2021 diperlihatkan pada Tabel 2-4.

Tabel 24Perkiraan Kebutuhan Tenaga ListrikTahunEnergy Sales GWhProduksi Energy GWhBeban Puncak MWPelanggan

201219.52320.9872.8972.326.575

201321.11122.4983.0662.448.244

201423.25924.8523.3882.570.085

201525.69627.4323.7402.700.846

201628.54430.4514.1512.848.723

201729.64531.6114.4163.046.480

201830.97633.0134.6373.208.010

201932.76134.8934.8293.373.634

202034.67736.9095.0563.563.624

202137.04039.4235.3983.753.613

Growth (%)6,6%6,5%6,4%4,9%

B. Pengembangan Sarana Kelistrikan

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Provinsi Banten diperlukan pembangunan sarana pembangkit, transmisi dan distribusi sebagai berikut :

1. Potensi Sumber Energi

Provinsi Banten memiliki potensi panas bumi yang dapat dikembangkan untuk tenaga listrik yang diperkirakan mencapai 613 Mwe yang tersebar di 5 lokasi yaitu Rawa Dano, G. Karang, G. Pulosari, G. Endut dan Pamancalan. Sedangkan potensi batubara diperkirakan mencapai 18,80 juta ton. Kabutuhan batubara untuk pembangkit di Banten sebagian besar dipasok dari Sumatera Selatan dan sisanya dari Kalimantan, sedangkan kebutuhan gas dipasok dari CNOOC dan PGN.

2. Pengembangan Pembangkit

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik hingga tahun 2021, diperlukan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 3.770 MW dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 2-5.

Tabel 25Pengembangan Pembangkit di Sistem Interkoneksi

NoPemilikJenisNama ProyekKapasitas (MW)CODStatusSumber Dana

1PLNPLTULontar3152012OperasiFTP-1

2PLNPLTULontar3152012OperasiFTP-1

3SwastaPLTMCisono32013KonstruksiIPP

4SwastaPLTMCikotok42013KonstruksiIPP

5SwastaPLTMSitumulya32013KonstruksiIPP

6SwastaPLTMCikidang22013PengadaanIPP

7SwastaPLTMCisungsang II32013PengadaanIPP

8SwastaPLTMKarang Ropong62013PengadaanIPP

9SwastaPLTMCisimeut22014PengadaanIPP

10SwastaPLTMBulakan102015PengadaanIPP

11PLNPLTULontar Exp3152016RencanaUnallocated

12SwastaPLTUBanten6252016PengadaanIPP

13SwastaPLTMCidano22016PengadaanIPP

14SwastaPLTPRawa Dano1102018RencanaIPP

15SwastaPLTPEndut552019RencanaIPP

16PLNPLTUJawa-62.0002021RencanaUnallocated

Jumlah3.770

3. Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk (GI)

a. Pengembangan Gardu Induk (GI)

Pengembangan gardu induk dibagi atas 2 bagian yaitu Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) 500 kV dan Gardu Induk Tegangan Tinggi (GI) 150 kV. Diperlukan pembangunan GITET 500 kV baru dengan kapasitas sebesar 1.000 MVA, pengembangan IBT 500 / 150 kV sebesar 1.500 MVA dan spare trafo IBT phase 2 unit di Balaraja dan Cilegon dengan kebutuhan US$ 94 juta dapat dilihat pada Tabel 2-6.

Tabel 26Rencana Pembangunan GITET

NoGardu IndukMVAJuta US$CODSumber DanaKeterangan

1Cilegon50011,12012APLN 2011Program N-1 (IBT-3)

2Balaraja1672,72012APLN 2011Spare (Ex Rekondisi)

3Cilegon1672,72012APLN 2011Spare (Ex Rekondisi)

4Cilegon1672,72013KE PaketSpare (Ex Rekondisi)

5Balaraja50011,12013APLN 2012IBT-4 (Ex Depok)

6Balaraja50011,12014IBRD

7Lengkong 500 kV1.00031,22015APBN 2013GITET Baru

8Banten PLTU012,02016IPPMemotong double phi Suralaya

9PLTU Jawa-609,02021UnallocatedGITET Baru Pembangkit

300194

Selanjutnya, untuk melayani konsumen diperlukan pembangunan GI/GIS baru 150 kV dan penambahan trafo di GI Existing dengan total kapasitas 3.540 MVA dengan biaya US$ 290 juta dan dapat dilihat pada Tabel 2-7Tabel 27Rencana Pembangunan GI 150 kV / 20 kV

NoGardu IndukMVAJuta US$CODSumber Dana

1Cikande602,22012APLN

2Cikokok / Tangerang602,22012APLN

3Cikupa602,22012APLN

4Cilegon lama602,22012APLN

5Kopo602,22012APLN

6Lippo Curug602,22012APLN

7Pasar Kemis602,22012APLN

8Rangkasbitung II12010,02012ADB B4 (2004)

9Salira Indah00,52012APLN 2011

10Sepatan1204,32012APLN

11Serang602,22012APLN

12Serang601,72012APLN

13Tangerang Baru602,22012APLN

14Teluk Naga602,22012APLN

15Alam Sutra (GIS)12023,92013APLN 2010

16Asahimas II607,82013APLN 2011

17Cilegon Baru II12010,02013APLN 2011

18Cilegon Lama00,62013APLN

19Gorda Prima00,62013APLN

20Spinmill Indah Industri05,72013APLN 2011

21Indoferro06,32013APLN 2011

22Kopo01,22013ADB B-4 (2004)

23Lautan Steel12010,02013APLN 2010

24Malimping606,62013APLN 2011

25Puncak Ardi Mulya602,22013APLN

26Saketi Baru (uprate ke 150/20)601,72013APLN

27Asahimas01,22014APLN 2011

28Bandara Soetta05,12014KTT

29Bintaro II (GIS)12023,92014ADB (Deutch)

30Cemindo Gemilang/Bayah1208,32014APLN 2012

31Cengkareng01,22014APLN

32Maximangando00,62014APLN 2013

33Jatake00,62014APLN 2013

34Millenium (Bumi Citra Permai)6,32014IBRD Scattered I

35Puncak Ardi Mulya II / Gorda12010,02014APLN 2012

36Lgkong II12010,02015APLN 2013

37Tangerang Baru II12010,02016Unallocated

38Bintaro III/Jombang607,82017IBRD Scattered II

39Serang Selatan / Baros12010,02017IBRD Scattered II

40Teluk Naga II607,82017IBRD Scattered II

41Dukuh Atas II606,62018Unallocated

42Lippo Curug01,22018Unallocated

43Lippo Curug II607,82018Unallocated

44Rawadano PLTP01,22018IPP

45Sepatan602,22018Unallocated

46Tangerang Baru 2602,22018Unallocated

47Teluk Naga 2602,22018Unallocated

48Lippo Curug 2602,22019Unallocated

49Rangkasbitung01,22019Unallocated

50Tangerang Baru 2602,22019Unallocated

51Teluk Naga 2602,22019Unallocated

52Cilegon Baru II602,22020Unallocated

53Lautan steel / Telaga Sari602,22020Unallocated

54Lengkong III606,62020Unallocated

55Lippo Curug 2602,22020Unallocated

56Sepatan602,22020Unallocated

57Serang01,22020Unallocated

58Serang Utara / Tonjong1208,32020Unallocated

59Tangerang Baru II01,22020Unallocated

60Tangerang Baru III606,62020Unallocated

61Teluk Naga 2602,22020Unallocated

62Puncak Ardi Mulya / Gorda602,22021Unallocated

63Cilegon Lama602,22021Unallocated

64Kopo602,22021Unallocated

Jumlah3.660292,0

b. Pengembangan Transmisi

Selaras dengan pengembangan GITET 500 kV, diperlukan pengembangan Saluran Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV sepanjang 706 kms dengan kebutuhan dana investasi US$ 605 juta dan dapat dilihat pada Tabel 2-8.

Tabel 28Rencana Pembangunan SUTET 500 kV

NoDariKeKonductorPanjang KmsBiaya Juta USDCOD

1BalarajaSuralaya Baru2 cct, 4xDove8026,12013

2BalarajaLengkong2 cct, 4xZebra5623,22015

3Lengkong 500 kVInc (Blrja Gndul)2 cct, 4xDove41,32015

4BalarajaKembangan2 cct, 4xZebra8033,22015

5Bogor XInc (Clgon Cibinong)2 cct, 4xDove6019,62016

6Bogor XInc (DepokTsmya)4 cct, 4xDove62,02016

7PLTU BantenInc (Suralaya-Balaraja)4 cct, 4xDove4013,12016

8Bogor XTanjung Pucut2 pole, HVDC OHL22077,02016

9Tanjung PucutKetapang2 pole, HVDC CABLE80352,82016

10PLTU Jawa 6Balaraja2 cct, 4xDove8056,42021

Jumlah706

Pada Tabel 2-8 dapat dilihat bahwa terdapat rencana pembangunan transmisi HVDC dari Bogor X ke Tanjung Pucut dan terus menyeberangi selat Sunda. Transmisi ini merupakan bagian dari suatu sistem transmisi dengan teknologi high voltage direct current (HVDC) yang berfungsi untuk membawa listrik dari PLTU batubara mulut tambang di Sumatera Selatan ke Pulau Jawa. Selaras dengan pembangunan GI 150 kV baru, diperlukan pembangunan transmisi 150 kV terkaitnya sepanjang 726 kms dengan kebutuhan dana sekitar US$137,5 juta seperti ditampilkan pada Tabel 2-9.

Tabel 29Pembangunan Transmisi 150 kV Baru

NoDariKeJenis KonductorPanjang KmsBiaya Juta USDCOD

1IndoferroInc double phi (Clgon-2 cct, 2xZebra10,12012

2JV KS PoscoCilegon Baru2 cct, 2xZebra70,72012

3Rangkasbitung IISaketi II2 cct, 2xZebra605,92012

4Asahimas IIInc (Mnes-Asahi)2 cct, 2xTACSR410101,02013

5BalarajaCitra Habitat2 cct, 2xTACSR410243,62013

6BintaroSerpong2 cct, HTLSC (2xhawk)182,72013

7Bintaro IIBintaro2 cct, 1xCU1000839,42013

8Cilegon Baru IIInc (Clbru-Srang)4 cct, 2xZebra111,12013

9Lautan SteelInc (Blrja-Millenium)4 cct, 2xTACSR41020,32013

10LengkongSerpong2 cct, HTLSC (2xhawk)121,72013

11Pelabuhan RatuLembursitu2 cct, 2xZebra828,12013

12Rangkasbitung IIKopo2 cct, 2xZebra343,32013

13Spinmill Indah IndustriInc double phi (New2 cct, 2xTACSR41080,62013

14BayahMalingping2 cct, 2xZebra706,92014

15Bayah / CemindoPelabuhan Ratu2 cct, 2xZebra706,92014

16MalingpingSaketi II2 cct, 2xZebra807,92014

17MilleniumInc (Lautan-Citra)4 cct, 2xTACSR41081,22014

18Puncak Ardi MulyaInc (Pucam-Kopo)2 cct, 2xZebra20,22014

19Samator CikandeGorda Prima1 cct, 1xCU24021,92014

20Samator KIECCilegon Lama1 cct, 1xZebra100,52014

21Balaraja NewMillenium2 cct, 2xTACSR410304,52015

22Lengkong IIInc Serpong-Lengkong4 cct, 2xTACSR4101,20,182015

23CiseengLengkong2 cct, 2xZebra202,02016

24Dukuh AtasSemanggi Barat2 cct, 2xCU800419,72016

25Tangerang Baru IIPLTU Lontar2 cct, 2xTACSR410263,92016

26Bintaro III / JombangInc (Bintro-Srpng)2 cct, HTLSC (2xHawk)40,62017

27Serang II / BarosInc (Saketi-Rangkas)4 cct, 2xZebra202,02017

28Teluk Naga IIInc (Lontar-Tgbru-2)4 cct, 2xTACSR410203,02017

29Lippo Curug IILippo Curug2 cct, 2xZebra101,02018

30PLTP RawadanoInc (Menes-Asahimas)2 cct, 2xTACSR410304,52018

31Lengkong IIIInc (Srpong-Lengkong II)2 cct, HTLSC (1xHawk)100,82020

32Serang Utara/TonjongSerang4 cct, 2xZebra102,02020

33Tangerang Baru IIITangerang Baru II2 cct, 2xZebra101,02020

Jumlah713138,9

c. Pengembangan Distribusi

Sesuai dengan proyeksi kebutuhan 10 tahun mendatang, diperlukan tambahan pelanggan baru sekitar 1.540 ribu pelanggan atau rata-rata 154 ribu pelanggan setiap tahunnya. Selaras dengan penambahan pelanggan, diperlukan pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 7.252 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sekitar 9.647 kms dan tambahan kapasitas trafo distribusi sekitar 2.308 MVA dengan kebutuhan investasi sekitar US$ 1.000 juta dan dapat dilihat pada Tabel 2-10.

Tabel 210Rincian Pengembangan Distribusi

TahunJTM kmsJTR kmsTravo MVAPelangganTotal Inv (Juta US$)

2013466,7806,4172,6121.66967,2

2014469,6787,7164,9121.84165,4

2015572,7863,3183,7130.76078,2

2016777,2958,5231,9147.877105,3

2017817,8990,4231,4197.757112,5

2018819,51.034,4257,1161.530112,2

2019842,21.079,5279,2165.624116,7

2020826,61.123,4288,5189.990117,6

2021882,91.199,9297,5189.990123,4

Jumlah7.252,19.647,12.308,71.540.8421.000,1

C. Ringkasan

Ringkasan proyeksi kebutuhan tenaga listrik, pembangunan fasilitas kelistrikan dan kebutuhan investasi di Provinsi Banten sanpai tahun 2021 sebesar US$ 6,6 miliar dapat dilihat pada Tabel 2-11.

Tabel 211Rangkuman

TahunProyeksi KebutuhanPembangunan Fasilitas KelistrikanInvestasi

Sales Energy GWhProduksi Energy GWhBeban Puncak MWPembangkitGardu Induk MVAT / L kmsJuta US$

201219.52320.9872.89763078068944

201321.11122.4983.06621787292226

201423.25924.8523.388250024299

201525.69627.4323.740101.00098130

201628.54430.4514.151942-5141.831

201729.64531.6114.416--4432

201830.97633.0134.63711018040293

201932.76134.8934.82955180-140

202034.67736.9095.056-3003039

202137.04039.4235.3982.000180802.862

Growth3.7703.9071.4086.596

2.12.2 Kabupaten LebakPembangunan di Kabupaten Lebak tidak terlepas dari dukungan sarana dan prasarana energi listrik dalam upaya mendorong pertumbuhan perekonomiaan dan pembangunan lainnya. Energi listrik ini dipergunakan untuk keperluan domestik dan industri. Berdasarkan data yang diolah dari PT. PLN Cabang Rangkasbitung, rasio elektrifikasi di Kabupaten Lebak baru mencapai 54,58%. Hal ini menggambarkan bahwa setengah dari penduduk Kabupaten Lebak belum tersentuh oleh tenaga listrik. Berdasarkan Tabel 2-12, rasio elektrifikasi yang tertinggi adalah Kecamatan Maja dan rangkasbitung, sementara yang terendah terdapat di kecamatan Cigemblong dan kecamatan-kecamatan lain yang relative terisolir.Tabel 212Rasio Elektrifikasi Per Kecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2008

NoKecamatanKebutuhan (KK)Terlayani (KK)Terlayani (%)

1Maja11.6799.31079,7

2Rangkasbitung28.45922.39278,7

3Sajira11.6288.43372,5

4Cibadak12.5879.10772,4

5Gunungkencana7.7985.55771,3

6Cileles10.8407.33267,6

7Bayah10.3156.84766,4

8Cipanas11.2577.47166,4

9Malingping14.6699.57165,2

10Muncang7.2694.33459,6

11Cikulur11.5456.50756,4

12Curugbitung7.2813.80452,2

13Kalanganyar6.7183.49952,1

14Cimarga14.2467.22750,7

15Warunggunung12.4106.27750,6

16Panggarangan9.0654.24446,8

17Banjarsari17.3328.10946,8

18Bojongmanik5.6242.60646,3

19Cijaku6.8912.94842,8

20Leuwidamar12.8465.38641,9

21Sobang7.3433.02341,2

22Cibeber15.5056.29040,6

23Wanasalam13.8574.95635,8

24Lebakgedong4.6991.66435,4

25Cilograng8.5162.99635,2

26Cihara7.4142.35431,8

27Cirinten6.0741.73928,6

28Cigemblong6.59679612,1

Jumlah300.463164.77954,8

3 POTENSI LOKASI STUDI3.1 Potensi TopografiPLTM Cibareno direncanakan memanfaatkan aliran dari Sungai Cibareno. Mata air sungai Cibareno berasal dari kawasan Gunung Halimun pada ketinggian 1.099 m diatas permukaan laut yang terletak disebelah utara lokasi studi, mengalir ke bagian selatan dan bermuara di Samudera Indonesia.

Daerah Aliran Sungai (DAS) PLTM Cibareno terletak pada daerah pegunungan sehingga memiliki potensi jatuhan air yang cukup besar.Data ringkasan Deskripsi Bench Mark (BM) yang dibangun disekitar rencana pengembangan PLTM Cibareno dapat dilihat pada Tabel 3-1.

Tabel 31Diskripsi BM PLTM CibarenoNomorKoordinat

XYZ

BM 1 658537.0009247641.999576.007

BM 2658388.3179247098.351577.852

CP 1658448.6879247644.030575.579

CP 2658280.1009247068.721551.158

Berdasarkan hasil survey tersebut, nilai gross head lokasi PLTM Cibareno dapat dilihat pada Tabel 3-2.

Tabel 32Gross Head PLTM CibarenoNoUraianHead Desain (m)

1Gross Head139,0

3.2 Potensi Hidrologi3.2.1 Ketersediaan Data

Sebelum melakukan analisis terkait besarnya debit andalan untuk bendung, maka dilakukan kajian tentang ketersediaan data yang ada disekitar lokasi. Data yang dikumpulan meliputi data debit sungai, data hujan, dan data klimatologi. Kajian potensi debit (debit andalan) sebenarnya hanya membutuhkan data debit saja sebagi input, akan tetapi pada kebanyakan lokasi, data debit tidak tersedia secara lengkap dengan panjang perekaman yang kontinu. Maka dari itu harus juga dilakukan pengumpulan data hujan dan data klimatologi yang akan dijadikan alternative input pemodelan data debit apabila data debit tidak tersedia.

Ketersediaan data hidroklimatologi disekitar lokasi PLTM Cibareno dapat dilihat pada Tabel 3-3.

Tabel 33Ketersediaan Data

No.Jenis DataNama StasiunPerioda Pengumpulan Sumber Data

1.Debit SungaiStasiun AWLR Cibareno - Ciawi1999 - 2010Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat

2.Curah HujanStasiun Hujan Cikelat2006 - 2010Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat

3.iklimStasiun Klimatologi Darmaga - Bogor2005 - 2009Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Bogor

a. Data Debit

Data debit sungai yang diperolah berupa data debit harian dari Sungai Cibareno pada stasiun AWLR (Automatic Water Level Record) Cibareno yang terletak di Dusun Ciawi Desa Cikadu Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Dari data debit harian tersebut, kemudian di kompilasi menjadi data debit bulanan dapat dilihat pada Tabel 3-4.

Tabel 34Data Debit Bulanan S. Cibareno pada STA AWLR Cibareno Ciawi (m3/det)TahunBulan

JanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

199915,8618,3011,745,8710,176,186,267,199,2122,3018,3124,43

200014,0712,2911,760,110,4210,6615,8611,4524,3127,1746,6038,88

200120,4916,4618,3319,0420,334,676,586,547,1211,5319,859,37

200315,0024,2721,5024,7723,8019,1718,5132,2620,0132,2623,2432,26

200419,7416,8523,2425,7123,0223,6513,855,5510,828,7526,3425,98

200521,2035,3641,3646,6825,4631,5111,736,8415,2544,4449,3248,71

200625,6122,7123,3333,1017,765,324,587,711,783,4012,0343,40

200717,5134,2332,8038,6625,1517,2810,065,402,287,0122,2738,99

200837,0729,5344,3722,6011,396,342,846,236,0122,4231,0427,54

200923,6239,4526,6716,2512,8914,038,687,809,3519,6341,0528,09

201024,7529,1426,7214,2622,2821,7420,9322,4532,6226,5926,2723,59

b. Data Curah Hujan

Data-data curah hujan yang diperoleh berupa data curah hujan harian dari yang terletak di sekitar daerah aliran sungai Cibareno yaitu Stasiun Hujan Cikelat. Dari data curah hujan harian kemudian dilakukan kompilasi menjadi data bulanan dan hasil kompilasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3-5.

Tabel 35Data Hujan Bulanan STA Cikelat (mm)

TahunBulan

JanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

2005120,5113,6135,0159,281,3220,386,043,7178,9433,0354,0447,0

2006528,0314,0342,0469,068,054,033,0---256,5656,0

2007122,0366,0520,0523,0215,0142,022,83,0-249,0409,0820,0

2008348,0362,0515,0402,080,015,02,079,063,0460,0668,0747,0

2009324,0333,0511,0333,0279,0151,048,0-99,0311,0630,0578,0

2010252,0468,0458,0133,0287,0274,0370,0147,0579,0478,0566,0441,0

c. Data Iklim

Data iklim yang digunakan berupa data penyinaran matahari, suhu udara, kelembaban relatif dan kecepatan angin bulanan. Data-data iklim tersebut berupa data bulanan yang diperoleh dari stasiun iklim yang terdekat dengan lokasi pekerjaan. Data iklim tersebut dapat dilihat pada Tabel 3-6 sampai Tabel 3-9.

Tabel 36Data Temperatur Bulanan STA Darmaga - Bogor (%)

TahunBulan

JanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

200525,2225,4026,0026,1726,4325,8725,6525,6826,1226,0425,8325,51

200625,1425,4725,8425,8426,0025,6826,0525,2425,8726,6626,4126,08

200726,1125,0625,6625,7625,9825,5925,6225,4125,9625,9725,8825,29

200825,6624,4425,0625,5525,8225,5825,2425,5625,9525,7925,8125,49

200925,0325,1225,8226,2226,0626,0825,8226,2526,6426,0426,2526,06

Tabel 37Data Kelembaban Relatif Bulanan STA Darmaga - Bogor (%)

TahunBulan

JanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

200589,6788,6087,0085,4484,6786,7982,9781,8281,9084,0585,4386,48

200689,1089,4184,4384,3983,5380,8878,8275,6271,5374,1082,8487,14

200780,9589,9086,4085,4486,2183,2081,0278,9576,8881,3080,9088,86

200884,3489,7487,0286,3982,1783,4077,4581,0680,2584,4286,3987,48

200987,9787,5282,3882,2485,1880,6676,7475,0875,2482,0581,4185,08

Tabel 38Data Kecepatan Angin Bulanan STA Darmaga - Bogor (km/jam)

TahunBulan

JanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

200555,0150,4356,8855,9045,0146,2447,5456,1855,5357,0753,7162,12

200662,6058,4675,1869,5846,1048,3453,8460,0068,1867,3859,4158,46

200772,3653,4288,9650,6846,6248,5553,5860,6768,5963,0962,0072,35

200873,7177,1660,8854,5653,7748,2957,3053,2462,1056,6367,9266,59

200968,6583,9170,3055,6752,3350,3357,3758,5564,7857,6161,7856,01

Tabel 39Data Penyinaran Matahari Bulanan STA Darmaga - Bogor (jam)

TahunBulan

JanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

200535,1547,6459,0067,4373,8167,4375,8780,8475,0765,7763,2733,32

200634,8751,9646,1660,4768,2985,0083,6994,4493,9388,9576,1750,24

200761,1643,0444,7659,0070,7176,1085,6588,7589,9474,7492,7538,53

200860,6518,3253,2364,9571,4579,1093,0471,6182,3870,0856,8343,77

200937,3429,3373,0865,2947,1578,3189,7290,6869,1774,0751,2056,37

3.2.2 Daerah Pengaliran Sungai (DPS) PLTM CibarenoDengan menggunakan peta Rupa Bumi skala 1 : 25.000 yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal, luas DAS Sungai Cibareno pada lokasi bendung PLTM adalah 74,176 km2. Peta DAS tersebut dapat dilihat pada Gambar 3-1.

Gambar 31Wilayah DAS Sungai Cibareno3.2.3 Analisa Debit Andalan

Maksud dan tujuan dilakukan analisa debit andalan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai potensi atau besarnya ketersediaan air pada Sungai Cibareno sebagai sumber air PLTM Cibareno.Pada analisa debit andalan ini dilakukan dengan menggunakan 2 data yaitu data debit sungai dan data curah hujan. 3.2.3.1 Berdasarkan Data Debit Sungai

Metode yang paling ideal untuk memperkirakan potensi air permukaan adalah dengan melakukan kajian berdasarkan data catatan debit sungai yang diperoleh dari hasil pengukuran langsung pada titik yang ditinjau untuk durasi pengukuran yang lama (tahunan).

Berdasarkan informasi dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat, pada sungai Cibareno terdapat stasiun AWLR yang terletak di Kampung Ciawi Desa Cikadu Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak. AWLR ini dikelola oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat. Lokasi AWLR sungai Cibareno terletak di sebelah hilir rencana bendung PLTM Cibareno.

Dari peta Rupa Bumi Indonesia yang dikeluarkan oleh Bakosurtanal dengan skala 1 : 25.000, luas DAS pada lokasi AWLR adalah 154,644 km2 dan luas DAS pada lokasi rencana bendung PLTM Cibareno adalah 74,176 km2.

Untuk mengetahui besarnya debit sungai pada lokasi rencana bendung PLTM Cibareno, maka dilakukan kalibrasi berdasarkan luas DAS pada 2 lokasi tersebut.

Hasil kalibrasi debit andalan bendung PLTM Cibareno berdasarkan data debit dapat dilihat pada Tabel 3-4 dan grafik hasil perhitungan debit andalan PLTM Cibareno dapat dilihat pada Gambar 3-10Tabel 310Debit Andalan PLTM Cibareno berdasarkan Data Debit (m3/det)

TahunBulan

JanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

19997,618,785,642,824,882,973,013,454,4310,728,7811,73

20006,755,905,650,050,205,127,615,5011,6713,0422,3718,67

20019,847,908,809,149,762,243,163,143,425,539,534,50

20037,2011,6510,3211,8911,429,208,8815,489,6010,3711,169,35

20049,488,0911,1612,3411,0511,356,652,665,194,2012,6412,47

200510,1816,9719,8522,4112,2215,125,633,287,3221,3323,6723,38

200612,2910,9011,2015,896,122,552,203,700,851,635,7720,83

20078,4016,4315,7418,5612,078,294,832,591,093,3610,6918,72

200817,7914,1721,3010,855,473,041,362,992,8810,7614,9013,22

200911,3418,9412,807,806,196,734,173,744,499,4219,7013,48

201011,8813,9912,836,8510,6910,4310,0410,7815,6612,7612,8511,32

Gambar 32Grafik Debit Andalan PLTM CibarenoGenerating data hasil simulasi debit andalan PLTM Cibareno dapat dilihat pada Tabel 3-11Tabel 311Generating Data Debit Andalan PLTM Cibareno Hasil Kalibrasi (m3/detik)Persentase (%)Bulan

JanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

1017,2418,7421,1522,0212,2114,759,9315,0115,2620,5023,5423,13

2012,2116,8619,0318,0211,9411,178,639,7211,2612,9821,8420,41

3011,7115,7514,8714,8211,3110,067,324,978,9212,1618,2618,70

4010,8714,1012,8212,1610,918,846,243,736,4710,7414,0816,59

5010,0112,8212,0011,3710,227,515,233,584,8410,5512,7513,35

609,6211,2011,179,827,625,764,433,354,459,8011,7512,77

708,739,4210,578,206,143,673,463,183,726,7010,8311,95

807,778,239,107,045,602,983,043,022,994,479,7611,40

907,247,925,963,224,942,592,282,701,273,458,869,55

1006,755,905,640,050,202,241,362,590,851,635,774,50

Flow Duration Curve perhitungan debit andalan pada DAS PLTM Cibareno berdasarkan data debit dapat dilihat pada Gambar 3-3.

Gambar 33Flow Duration Curve Debit Andalan PLTM Cibareno dari Data Debit

Sedangkan ringkasan tingkat keandalan debit PLTM Cibareno berdasarkan data debit, dapat dilihat pada Tabel 3-12.

Tabel 312Ringkasan Tingkat Keandalan Debit PLTM Cibareno berdasarkan Data Debit

NoProbabilitas (%)Debit (m3/det)

1520,99

21018,33

31515,49

42013,11

52512,44

63011,74

73511,25

84010,76

94510,33

10509,50

11558,83

12607,82

13656,71

14705,64

15755,14

16804,11

17853,28

18902,95

19952,18

201000,05

3.2.3.2 Berdasarkan Data Curah HujanUntuk memperkirakan besarnya debit andalan pada lokasi rencana bendung PLTM Cibareno, selain menggunakan perhitungan berdasarkan data debit, juga dilakukan perhitungan berdasarkan data curah hujan. Metoda yang digunakan adalah metoda empiris.

Dalam studi ini, metoda empiris yang digunakan untuk mengetahui besarnya debit suatu sungai adalah Metoda FJ Mock. Metode FJ Mock dikembangkan oleh Dr. FJ Mock berdasarkan atas daur hidrologi. Metode ini merupakan salah satu dari sekian banyak metode yang menjelaskan hubungan antara rainfall-runoff.

Prinsip metode FJ Mock adalah memperhitungkan volume air yang masuk, keluar dan yang disimpan dalam tanah (soil storage). Volume air yang masuk adalah hujan. Air yang keluar adalah infiltrasi, perkolasi, dan yang dominan adalah akibat evapotranspirasi. Sementara soil storage adalah volume air yang disimpan dalam pori-pori tanah, hingga kondisi tanah menjadi jenuh. Secara keseluruhan perhitungan debit dengan Metode FJ Mock ini mengacu pada water balance, dimana volume air total yang ada di bumi adalah tetap, hanya sirkulasi, dan distribusinya yang bervariasi.

Untuk keperluan analisis dengan metoda ini dibutuhkan beberapa masukan data-data sebagai berikut :

Luas karakteristik daerah aliran sungai (DAS)

Curah hujan rata-rata wilayah dan jumlah hari hujan

Evapotranspirasi berdasarkan analisis data klimatologi menggunakan Metode Penman Modifikasi.

Perhitungan debit andalan metoda FJ MOCK sebagai berikut :

Q=(BF + DR) . A

Dimana :

Q=Debit andalan (m3/detik)

BF=Base flow (mm)

DR=Direct run off (mm)

A=Catchment area (km2)

Adapun :

E=Evapotranspirasi pada bidang terbuka (mm)

=ET0 . . (18 n)

EL=Limit evapotranspirasi (mm)

=ET0 E

EP=Hujan efektif (mm)

= P EL

SMS=Soil moisture storage / kapasitas kelengasan tanah

=200 mm/m, untuk tanah tekstur berat (pasir lempungan dan beberapa jenis lempung), sebagai nilai tampungan awal.

Contoh :SMSJAN=jika 200 + EPJAN 200, tulis 200=jika 200 + EPJAN < 200, tulis jumlah sebenarnya

SMSPEB =jika SMSJAN+EPPEB 200, tulis 200

=jika SMSJAN + EPPEB < 200, tulis jumlah sebenarnya dan seterusnya

WS=Water surplus / kelebihan air (mm)

Hitungan didapat dari hubungan antara nilai : SMS bulan tinjauan SMS bulan sebelum EP bulan tinjauan

I =Iinfiltrasi (mm)

=0,4 . WS

Aquifer=I . (1 + K) / 2 dimana : K = 0,6

=I . 0,8

Vn=Aquifer + (K . Vn-1)

=Aquifer + (0,6 . Vn-1)

Vn=Tampungan bulanan (mm)

=Vn Vn-1

BF=Base Flow /aliran dasar (mm)

=I Vn

DR=Direct Run Off / aliran langsung (mm)

=WS I

TR=Total Run Off / aliran total (mm)

=BF + DR

Q=TR . A

=

x A

=Debit andalan (m3/detik)

Perhitungan besarnya nilai Evapotranspirasi Potensial dalam Metoda FJ Mock ini digunakan Metoda Penman Modifikasi.

Data-data yang digunakan dalam perhitungan ini berupa data-data klimatologi lengkap (temperatur, lama penyinaran matahari, kelembaban relatif, dan kecepatan angin). Data-data tersebut berasal dari stasiun Klimatologi Darmaga Bogor.

Menurut Penman, besarnya evapotranspirasi potensial dirumuskan sebagai berikut:

Dimana :

H=Energy budget,

= R (1-r) (0,18 + 0,55 S) - B (0,56 0,092) (0,10 + 0,9 S)

D=Panas yang diperlukan untuk evapotranspirasi

=0,35 (ea ed) (k + 0,01w)

A=Slope vapour pressure curve (mmHg/oF).

B= Radiasi benda hitam (mmH2O/hari).

ea=Saturated vapour pressure (tekanan uap air jenuh) (mmHg).

Besarnya A, B dan ea tergantung pada temperatur rata-rata. Hubungan temperatur rata-rata dengan parameter evapotranspirasi ini ditabelkan pada Tabel 3-13.Tabel 313Hubungan Temperatur Rata-rata vs Parameter Evapotranspirasi A, B dan ea

Temperatur (0C)81012141618202224262830

A (mmHg/0F)0,3040,3420,3850,4320,4840,5410,6030,6710,7460,8280,9171,013

B (mmH2O/hari)12,6012,9013,3013,7014,8014,5014,9015,4015,8016,2016,7017,10

ea (mmHg)8,059,2110,5012,0013,6015,5017,5019,8022,4025,2028,3031,80

Sumber: Sudirman (2002).

R=radiasi matahari (mm/hari).

Besarnya tergantung letak lintang. Besarnya radiasi matahari ini berubah-ubah menurut bulan dan dapat dilihat pada Tabel 3-14.

Tabel 314Nilai Radiasi Matahari Pada Permukaan Horizontal Luar Atmosfir (mm/hari)

UraianBulanTahun

JanPebMarAprMeiJunJulAguSepOktNopDes3.1.1.1.1.1.1.1

50 LU13,714,515,015,014,514,114,214,614,914,613,913,414,39

0014,515,015,214,713,913,413,514,214,915,014,614,314,45

50 LS15,215,415,214,313,212,512,713,614,715,215,215,114,33

100 LS15,815,715,113,812,411,611,913,014,415,315,715,814,21

r=Koefisien refleksi, yaitu perbandingan antara radiasi elektromagnetik (dalam sembarang rentang nilai panjang gelombang yang ditentukan) yang dipantulkan oleh suatu benda dengan jumlah radiasi yang terjadi, dan dinyatakan dalam persentasi.

Koefisien Refleksi sangat berpengaruh pada evapotranspirasi. Nilai koefisien refleksi yang digunakan dalam Metode FJ Mock dapat dilihat pada Tabel 3-15.

Tabel 315Koefisien Refleksi, r

No.PermukaanKoefisien Refleksi [r]

1Rata-rata permukaan bumi40 %

2Cairan salju yang jatuh diakhir musim masih segar40 85 %

3Spesies tumbuhan padang pasir dengan daun berbulu30 40 %

4Rumput, tinggi dan kering31 33 %

5Permukaan padang pasir24 28 %

6Tumbuhan hijau yang membayangi seluruh tanah24 27 %

7Tumbuhan muda yang membayangi sebagian tanah 15 24 %

8Hutan musiman15 20 %

9Hutan yang menghasilkan buah10 15 %

10Tanah gundul kering12 16 %

11Tanah gundul lembab10 12 %

12Tanah gundul basah8 10 %

13Pasir, basah kering9 18 %

14Air bersih, elevasi matahari 4505 %

15Air bersih, elevasi matahari 20014 %

S=Rata-rata persentasi penyinaran matahari bulanan (%).

ed=Actual vapour pressure (tekanan uap air sebenarnya) (mmHg).

=ea x h.

h=Kelembaban relatif rata-rata bulanan (%).

k=Koefisien evaporating surface (kekasaran permukaan evaporasi).

Untuk permukaan air nilai k = 0,50 dan permukaan vegetasi nilai k = 1,0.

w=Kecepatan angin rata-rata bulanan (mile/hari).

Substitusi persamaan-persamaan di atas menghasilkan:

dalam bentuk lain:

Jika :

maka:

E=F1 x R(1 - r) - F2 x (0,1 + 0,9S) + F3 x (k + 0,01 w)

dan jika:

E1 = F1 x R(1 - r)

E2=F2 x (0,1 + 0,9 S)

E3=F3 x (k + 0,01 w)

Maka bentuk yang sederhana dari persamaan evapotranspirasi potensial menurut Penman adalah:

E=E1 - E2 + E3

Besarnya evapotranspirasi potensial ini dinyatakan dalam mm/hari. Untuk menghitung besarnya evapotranspirasi potensial dalam 1 bulan, maka nilai tersebut dikalikan dengan jumlah hari dalam bulan bersangkutan.

Hasil perhitungan besarnya Evapotranspirasi Potensial Stasiun Klimatologi Darmaga - Bogor dengan menggunakan metoda Penman tersebut dapat dilihat pada Tabel 3-16.Tabel 316Nilai Evapotranspirasi Potensial Metoda Penman Modifikasi

SatuanBulan

JanPebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

mm131,75113,39146,63138,.60129,89131,70150,.97161,82167,70172,67159,90130,51

Hasil perhitungan ketersediaan debit andalan dengan menggunakan Metoda FJ Mock pada lokasi studi, dapat dilihat pada Tabel 3-17.Tabel 317Hasil Perhitungan Debit Andalan dengan Metoda FJ MockTahunBulan

JanFebMarAprMeiJunJulAgsSepOktNovDes

20054,061,790,670,620,250,810,340,130,062,744,346,76

20069,227,526,168,033,291,360,530,210,090,030,016,47

20072,815,478,099,755,392,711,060,430,180,072,3811,89

20088,658,069,028,263,341,380,530,210,091,278,7913,39

20098,807,478,777,105,302,811,110,440,180,076,489,85

20106,078,588,263,633,873,965,272,267,487,8510,028,92

Flow Duration Curve perhitungan debit andalan pada DAS PLTM Cibareno dengan menggunakan metoda FJ Mock dapat dilihat pada Gambar 3-4.

Gambar 34Flow Duration Curve Debit Andalan Metoda FJ Mock

Ringkasan tingkat keandalan debit PLTM Cibareno dengan menggunakan Metoda FJ Mock, dapat dilihat pada Tabel 3-18.Tabel 318Ringkasan Tingkat Keandalan Debit PLTM Cibareno berdasarkan Metoda FJ Mock

NoProbabilitas (%)Debit (m3/det)

159,91

2108,99

3158,77

4208,26

5257,98

6307,47

7356,47

8405,46

9454,48

10503,75

11552,81

12602,44

13651,37

14701,04

15750,56

16800,39

17850,21

18900,10

19950,06

201000,01

3.2.3.3 Pemilihan Hasil Pembangkitan

Dari hasil perhitungan debit andalan dengan ke dua cara diatas, maka untuk perencanaan selanjutnya dipilih hasil perhitungan debit andalan sungai Cibareno berdasarkan data debit dari stasiun AWLR Cibareno - Ciawi. Hal ini dilakukan karena hasil pengukuran debit sungai Cibareno tersebut dapat menggambarkan kondisi aliran sungai di lapangan.

Flow Duration Curve debit andalan dan ringkasan tingkat keandalan debit PLTM Cibareno hasil pemilihan dapat dilihat pada Gambar 3-5.

Gambar 35Flow Duration Curve Debit Andalan PLTM Cibareno dari Data Debit

Sedangkan ringkasan tingkat keandalan debit PLTM Cibareno berdasarkan data debit, dapat dilihat pada Tabel 3-19.

Tabel 319Ringkasan Tingkat Keandalan Debit PLTM Cibareno berdasarkan Data Debit

NoProbabilitas (%)Debit (m3/det)

1520,99

21018,33

31515,49

42013,11

52512,44

63011,74

73511,25

84010,76

94510,33

10509,50

11558,83

12607,82

13656,71

14705,64

15755,14

16804,11

17853,28

18902,95

19952,18

201000,05

3.2.4 Analisa Debit Banjir

3.2.4.1 Berdasarkan Data Debit Sungai

A. Data Debit Maksimum

Data yang digunakan pada analisa debit banjir berupa data debit maksimum yang terjadi dalam 1 tahun pada stasiun AWLR yang digunakan.Data debit maksimum sungai Cibareno pada lokasi AWLR dapat dilihat pada Tabel 3-20.Tabel 320Debit Maximum Tahunan Stasiun AWLR S. CibarenoNoTahunDebit Max (m3/det)

1199967,90

2200073,20

3200142,30

4200370,10

5200476,90

62005197,80

72006120,70

8200792,90

9200891,30

102009109,80

11201088,30

B. Analisa Debit Banjir

Analisa data debit maksimum ini terdiri dari :a. Analisa Frekuensi

Analisis frekuensi adalah analisa yang digunakan untuk peramalan dalam arti menentukan peluang terjadinya suatu peristiwa bagi tujuan perencanaan di masa datang. Variate terbesar yang didapatkan dari pengamatan hujan dan banjir, biasanya tidak ada sebesar atau lebih besar dari pada variate yang besarnya diperkirakan sebelumnya. Karena itu perlu dibuat suatu ekstrapolasi secara tepat, hanya mungkin dilakukan bila persamaan matematis dan lengkungnya diketahui. Analisis frekuensi dilakukan untuk mengetahui distribusi yang sesuai dengan rentetan data hujan ekstrim yang ada.

Berdasarkan data debit maksimum yang berhasil dikumpulkan, dilakukan analisa frekuensi untuk menghasilkan debit banjir rencana dengan periode ulang 2, 5, 25, dan 50, dan 100 tahun.

Metode yang digunakan untuk melakukan analisis distribusi/sebaran data curah hujan harian maksimum tahunan dalam periode ulang tertentu adalah Metoda Distribusi Gumbel Tipe 1.

Persamaan empiris untuk distribusi Gumbel Tipe I sebagai berikut:

X= ;

K= ;

YT=

Dimana :

X=Nilai X untuk perioda ulang tertentu

=Nilai rata-rata hitung data X

Sx=Simpangan baku data X

YT=Nilai reduksi data dari variabel yang diharapkan terjadi pada periode ulang tertentu

Yn=Nilai rata-rata dari reduksi data, nilainya tergantung dari jumlah data (n)

Sn=Deviasi standar dari reduksi data, nilainya tergantung dari jumlah data (n)

CS=Koefisien kemencengan

=

S =Deviasi standar dari sampel

=Rata-rata hitung dari data sampel

=Data ke i

CK=Koefisien kurtosis

=

Hasil perhitungan analisa frekuensi dengan metoda tersebut diatas, dapat dilihat pada Tabel 3-21.

Tabel 321Hasil Analisa Frekuensi Debit Banjir Rencana PLTM Cibareno (m3/det)NoPerioda Ulang (tahun)Metoda Distribusi Gumbel Tipe 1

15120,277

210144,982

325175,427

450204,849

5100233,166

3.2.4.2 Berdasarkan Data Curah Hujan

a. Data Hujan Maksimum

Data yang digunakan pada analisa debit banjir berupa data curah hujan maksimum yang terjadi dalam 1 tahun pada stasiun hujan yang digunakan.

Pengumpulan data ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana analisa hujan dapat dilakukan. Apabila data hujan tidak lengkap atau tidak teridentifikasi maka dapat dilakukan interprestasi data hujan atau pengisian data hujan dengan berbagai metoda.

Karena stasiun hujan yang digunakan dalam analisa curah hujan ini adalah tunggal/satu yaitu stasiun hujan Cikelat, maka stasiun ini yang berpengaruh pada lokasi studi sehingga faktor bobot yang berlaku bernilai satu. Data hujan maksimum stasiun Cikelat dapat dilihat pada Tabel 3-22Tabel 322Hujan Harian Maximum Tahunan Stasiun CikelatNoTahunHujan Max (mm)

1200565

2200691

32007103

42008116

52009117

6201097

b. Analisa FrekuensiAnalisis frekuensi adalah analisa untuk memperkirakan harga besaran hidrologi (variate) yang masa ulangnya panjang, atau digunakan untuk peramalan dalam arti menentukan peluang terjadinya suatu peristiwa bagi tujuan perencanaan di masa datang. Variate terbesar yang didapatkan dari pengamatan hujan dan banjir, biasanya tidak ada sebesar atau lebih besar dari pada variate yang besarnya diperkirakan sebelumnya. Karena itu perlu dibuat suatu ekstrapolasi secara tepat, hanya mungkin jika persamaan matematis dari lengkungnya diketahui. Analisis frekuensi dilakukan untuk mengetahui distribusi yang sesuai dengan rentetan data hujan ekstrim yang ada.

Berdasarkan data hidrologi yang berhasil dikumpulkan, dilakukan analisa curah hujan maksimum yaitu analisa frekuensi untuk menghasilkan curah hujan rencana titik dengan periode ulang 2, 5, 25, dan 50, dan 100 tahun.

Perhitungan curah hujan maksimum yang sering digunakan adalah dengan menggunakan Metode Gumbel, Log Normal 2 Parameter, Log Pearson III dan Gumbel Tipe 2.

Metoda perhitungan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Metoda Gumbel

Persamaan yang digunakan adalah :

RT = + KT Sx

Sx = KT = atau KT = (YT - Yn)/Sn

Di mana :

RT =Curah hujan maksimum dalam perioda ulang T tahun,

=Curah hujan rata-rata,

KT =faktor frekuensi,

Sx =Standar deviasi,

T =Periode ulang,

Ri =Curah hujan tahunan ke-i,

n =Jumlah data,

Yn =Reduced mean,

Sn =Reduced standard deviation, dan

YT =Reduced variated.

Dengan memasukkan nilai-nilai tersebut, maka diperoleh nilai curah hujan maksimum untuk beberapa periode ulang yang diperlukan.

b. Metoda Log Normal Dua Parameter

Persamaan estimasi curah hujan rencana periode T tahun:

Di mana :

= Koefisien kekerapan Log Normal Dua

Untuk mendapatkan besaran kekerapan jenis sebaran ini, seri data yang ada dibuat dalam bentuk ln terlebih dahulu untuk mendapatkan harga rata-rata dan simpangan bakunya. Koefisien kekerapan Log Normal 2 dirumuskan seperti di bawah ini :

Kofisien kekerapan log Normal dua ini sedikit kompleks, untuk mempermudah dapat digunakan kekerapan normal (KN), tetapi rumus umumnya berubah seperti berikut :

Di mana :

=Curah hujan maksimum tahunan rata rata dalam bentuk ln

=Simpangan baku dalam bentuk lnc. Metoda Log Pearson Tipe III

Pada sebaran peluang ini hampir sama dengan sebaran peluang Log Normal dua parameter yaitu seri data diubah kedalam bentuk ln dan dihitung rata-rata serta simpangan bakunya. Koefisien kekerapan menggunakan koefisien Pearson III. Persamaan estimasi curah hujan rencana periode T tahun:

Di mana :

=Debit/hujan maksimum tahunan rata rata dalam bentuk ln

=Simpangan baku dalam bentuk ln

Hasil perhitungan curah hujan maksimum rencana dengan menggunakan metoda-metoda tersebut dapat dilihat pada Tabel 3-23.

Tabel 323Hasil Analisa Frekuensi Curah Hujan Rencana Stasiun Cikelat

NoPerioda Ulang (Tahun)Metoda Distribusi

Gumbel Tipe ILog Normal 2 ParamaterLog Pearson Tipe III

1293,75994,36097,409

25111,736108,881109,131

310123,638117,542114,137

425138,677126,857118,578

550149,833134,835120,965

6100160,908142,244122,798

Untuk menentukan kecocokan (the goodness of fit test) distribusi frekuensi dari sample data terhadap fungsi distribusi peluang yang diperkirakan dapat menggambarkan/mewakili distribusi frekuensi tersebut diperlukan pengujian parameter.

Pengujian parameter tersebut dengan menggunakan Metoda Chi Square.

Uji chi-kuadrat dimaksudkan untuk menentukan apakah persamaan distribusi peluang yang telah dipilih dapat mewakili dari distribusi statistik sampel data yang dianalisis. Pengambilan keputusan uji ini menggunakan parameter X2. Parameter X2 dapat dihitung dengan rumus :

X2 hitung=

Dimana :

X2 hitung=Parameter chi-kuadrat terhitung

K=Jumlah kelas distribusi, dihitung dengan persamaan:

K = 1 + 3,322 log N

N=Jumlah data pengamatan

OF=Nilai yang diamati

EF=Nilai yang diharapkan

Dk=K (P + 1) =derajat kebebasan

P=Parameter yang terikat dalam agihan frekuensi.

Hasil pengujian dengan menggunakan metoda Chi Square diatas, dapat dilihat pada Tabel 3-24.

Tabel 324Hasil Pengujian dengan Metoda Chi SquareNoMetoda DistribusiNilai X2 HitungNilai X2 KritisKeterangan

1Distribusi Gumbel Tipe I1.0005.9910Memenuhi

2Distribusi Log Normal 2 Parameter1.0005.9910Memenuhi

3Distribusi Log Pearson Tipe III2.0005.9910Memenuhi

Sumber : Hasil Analisa

Dari hasil perhitungan beberapa metode Chi Square diatas, maka metode yang terpilih adalah Distribusi Log Normal 2 Parameter. Pemilihan ini dilakukan karena nilai koefisien kemencengan/Skewness (Cs) mendekati 0 (nol) dan Koefisien kurtosis/ keruncingan (CK) mendekati nilai 3 (tiga).

Hasil perhitungan nilai Cs dan Ck dapat dilihat pada Tabel 3-25.Tabel 325Pemilihan Kurva Distribusi dengan Cs dan CK

NoMetoda DistribusiCsCkKeterangan

1Distribusi Gumbel Tipe I-0,4991,097Tdk Memenuhi

2Distribusi Log Normal 2 Parameter0,1103,022Memenuhi

3Distribusi Log Pearson Tipe III-1,0482,276Tidak Memenuhi

Sumber : Hasil Analisa

Besarnya curah hujan harian maksimum rencana berdasarkan Metoda Distribusi Log Normal 2 Parameter dapat dilihat pada Tabel 3-26.Tabel 326Curah Hujan Maksimum Rancangan Metoda Log Normal 2 Parameter

NoKala Ulang

(tahun)Curah Hujan Max (mm)

1294,360

25108,881

310117,542

425126,857

550134,835

6100142,244

Sumber : Hasil Analisa

a. Analisa Debit Banjir Rancangan

Pada umumnya banjir rencana (design flood) di Indonesia di tentukan berdasarkan analisa curah hujan harian maksimum yang tercatat. Frekuensi debit maksimum jarang di terapkan karena keterbatasan masa pengamatan.

Maka analisisnya di lakukan dengan menggunakan persamaanpersamaan empiris dengan memperhitungkan parameterparameter alam yang terkait.

Untuk menetukan debit banjir rencana dilakukan analisa debit banjir dengan beberapa metoda, yaitu :

A. Metode Haspers

Bentuk persamaan dasar analisis debit banjir rencana (design flood) metode Haspers adalah sebagai berikut :

Q=( x ( x q x A

=

=1 +

EMBED Equation.3t=0.1 x L x I;

R

=R +

r = untuk t = 2 s/d 19 jam

q=

t dalam jam,

Dimana :

(=Koefisien limpasan

(=Koefisien reduksi

q=Hujan maksimum (m3/km2/det)

A=Luas daerah tangkapan hujan (km2)

Q=Debit maksimum (m3/ det)

L=Panjang sungai(km)

I=Gradien sungai

t=Durasi (jam)

T=Periode ulang (tahun)

R=Rerata hujan maksimum (mm)

RT=Hujan maksimum (mm)

s =Standar deviasi

u=Standar variable dengan perioda ulang (T)

r=Hujan (mm)

n=Periode pengamatan

B. Metode Rational Mononobe

Bentuk persamaan dasar analisis debit banjir rencana (design flood) metode Rational adalah sebagai berikut :

Q=( x r x f / 3.6

V=72

r=

x

t=L / V

Dimana :

Q=Debit banjir rencana periode ulang T (tahun)

t=Waktu konsetrasi (jam)

R=Curah hujan harian maksimum (mm)

r=Intensitas hujan selama waktu konsentrasi (mm/hari)

V=Kecepatan perambatan banjir (mm/hari)

=Koefisien limpasan air hujan

L=Panjang sungai (km)

H =Beda tinggi antara titik terjauh dan titik tinjau (km)

C. Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu

Nakayasu dari Jepang, telah membuat rumus hidrograf satuan sintetik dari hasil penyelidikannya. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

Qp=

Dimana :

Qp=Debit puncak banjir (m3/det)

R0=Hujan satuan (mm)

Tp=Tenggang waktu (time lag) dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)

= Tg + 0,8 Tr

Tg=Waktu konsentrasi (jam), tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat hidrograf (time lag), dalam hal ini, jika:

L < 15 km,tg = 0,21 . L0.7L > 15 km,tg = 0,4 + 0,058 . L

Tr=Tenggang waktu hidrograf (time base of hidrograf)

=0,5 sampai 1 tg

T0.3 = . tg

=

Untuk :

1.Daerah pengaliran biasa = 2

2.Bagian naik hidrograf yang lambat dan bagian menurun yang cepat = 1,5

3.Bagian naik hidrograf yang cepat dan bagian menurun yang lambat = 3

Bagian lengkung naik (rising limb) hidrograf satuan memiliki rumus :

Qa=

Dimana :

Qa=Limpasan sebelum mencapai debit puncak (m3/det)

t=Waktu (jam)

Bagian lengkung turun (decreasing limb) hidrograf satuan

Qd1=

Qd2=

Qd3=

Gambar 36Lengkung Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu

Rekapitulasi besarnya debit banjir rancangan dengan berbagai metoda, dapat dilihat pada Tabel 3-27.

Tabel 327Rekapitulasi Debit Banjir Rancangan Beberapa Metoda

NoKala Ulang (Tahun)Debit Banjir Rancangan (m3/detik)

Metoda HaspersMetoda Rasional MononobeMetoda HSS Nakayasu

12321,358562,372137,740

25369,999648,915158,936

310398,909700,533171,579

425429,919756,049185,176

550456,409803,597198,822

6100480,952847,754207,637

Sumber : Hasil Analisa

Dari hasil perhitungan debit banjir diatas, maka dipilih hasil perhitungan dengan menggunakan metoda HSS Nakayasu.

Hasil perhitungan besarnya debit banjir rencana dengan menggunakan metoda hidrograf SCS dengan berbagai perioda ulang dapat dilihat pada Tabel 3-28. Tabel 328Debit Banjir PLTM CibarenoNo.Perioda Ulang (tahun)Debit Rencana (m3/det)

1.2137,740

2.5158,936

3.10171,579

4.25185,176

5.50196,822

6.100207,637

3.2.4.3 Pemilihan Debit Banjir RancanganDari hasil perhitungan debit banjir dengan ke dua cara diatas, maka untuk perencanaan selanjutnya dipilih hasil perhitungan debit banjir sungai Cibareno berdasarkan data debit dari stasiun AWLR Cibareno - Ciawi. Hal ini dilakukan karena hasil pengukuran debit sungai Cibareno tersebut dapat menggambarkan kondisi aliran sungai di lapangan.

Perhitungan debit banjir rancangan PLTM Cibareno berdasarkan data debit, dapat dilihat pada Tabel 3-29.

Tabel 329Debit Banjir Rencana PLTM CibarenoNo.Perioda Ulang (tahun)Debit Rencana (m3/det)

1.5120,277

2.10144,982

3.25175,427

4.50204,849

5.100233,166

3.3 Potensi Kelistrikan Provinsi BantenBeban puncak sistem kelistrikan di Provinsi Banten saat ini sekitar 2.767 MW, dipasok dari pembangkit yang berada di grid 150 kV sebesar 1.260 MW dan yang berada di grid 500 kV sebesar 4.765 MW.

Pasokan dari pembangkit listrik yang berada di grid 500 kV dan grid 150 kV di Banten ada 4 lokasi yaitu : PLTU Suralaya, PLTGU Cilegon, PLTU Labuan dan PLTU Lontar dengan total daya terpasang 6.025 MW.

Pasokan dari grid 500 kV adalah melalui 3 GITET, yaitu Suralaya, Cilegon dan Balaraya, dengan kapasitas 2.500 MVA.

Dari realisasi penjualan tenaga listrik PLN dalam 5 tahun terakhir dan mempertimbangkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi regional, pertambahan penduduk dan peningkatan rasio elektrifikasi di masa datang maka proyeksi kebutuhan listrik tahun 2012 2021 diperlihatkan pada Tabel 3-30.

Tabel 330Perkiraan Kebutuhan Tenaga ListrikTahunEnergy Sales GWhProduksi Energy GWhBeban Puncak MWPelanggan

201219.52320.9872.8972.326.575

201321.11122.4983.0662.448.244

201423.25924.8523.3882.570.085

201525.69627.4323.7402.700.846

201628.54430.4514.1512.848.723

201729.64531.6114.4163.046.480

201830.97633.0134.6373.208.010

201932.76134.8934.8293.373.634

202034.67736.9095.0563.563.624

202137.04039.4235.3983.753.613

Growth (%)6,6%6,5%6,4%4,9%

Pembangunan di Kabupaten Lebak tidak terlepas dari dukungan sarana dan prasarana energi listrik dalam upaya mendorong pertumbuhan perekonomiaan dan pembangunan lainnya. Energi listrik ini dipergunakan untuk keperluan domestik dan industri. Berdasarkan data yang diolah dari PT. PLN Cabang Rangkasbitung, rasio elektrifikasi di kabupaten Lebak baru mencapai 54,58%. Hal ini menggambarkan bahwa setengah dari penduduk Kabupaten Lebak belum tersentuh oleh tenaga listrik. Berdasarkan Tabel 3-31, rasio elektrifikasi yang tertinggi adalah Kecamatan Maja dan Rangkasbitung, sementara yang terendah terdapat di kecamatan Cigemblong dan kecamatan-kecamatan lain yang relative terisolir.Tabel 331Rasio Elektrifikasi Per Kecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2008

NoKecamatanKebutuhan (KK)Terlayani (KK)Terlayani (%)

1Maja11.6799.31079,7

2Rangkasbitung28.45922.39278,7

3Sajira11.6288.43372,5

4Cibadak12.5879.10772,4

5Gunungkencana7.7985.55771,3

6Cileles10.8407.33267,6

7Bayah10.3156.84766,4

8Cipanas11.2577.47166,4

9Malingping14.6699.57165,2

10Muncang7.2694.33459,6

11Cikulur11.5456.50756,4

12Curugbitung7.2813.80452,2

13Kalanganyar6.7183.49952,1

14Cimarga14.2467.22750,7

15Warunggunung12.4106.27750,6

16Panggarangan9.0654.24446,8

17Banjarsari17.3328.10946,8

18Bojongmanik5.6242.60646,3

19Cijaku6.8912.94842,8

20Leuwidamar12.8465.38641,9

21Sobang7.3433.02341,2

22Cibeber15.5056.29040,6

23Wanasalam13.8574.95635,8

24Lebakgedong4.6991.66435,4

25Cilograng8.5162.99635,2

26Cihara7.4142.35431,8

27Cirinten6.0741.73928,6

28Cigemblong6.59679612,1

Jumlah300.463164.77954,8

4 DESAIN BANGUNAN SIPIL DAN KOMPONEN MEKANIKAL-ELEKTRIKAL4.1 Layout Sistem PLTM

Layout sebuah sistem Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) merupakan rencana dasar untuk pembangunan PLTM. Pada layout dasar digambarkan rencana untuk mengalirkan air intake sampai ke tailrace. Layout sistem di buat dengan mempertimbangkan aspek kelayakan teknik dan ekonomi.

Layout sistem PLTM akan memberikan gambaran penempatan lokasi bendung, intake, sandtrap, waterway, forebay, penstock, power house, access road yang digambar pada peta situasi. Skema sistem PLTM merupakan landasan bagi detail desain selanjutnya.

PLTM Cibareno direncanakan sebagai pembangkit run off river. Dalam rencana PLTM Cibareno, lokasi intake, sandtrap, forebay, penstock, power house dan access road direncanakan terletak pada sisi kiri sungai Cibareno. Selanjutnya air dari turbin akan dialirkan melalui saluran pembuang ke sungai Cibareno kembaliLayout rencana PLTM Cibareno dapat dilihat pada Gambar 4-1.Gambar 41Layout PLTM Cibareno4.2 Kondisi Topografi Lokasi PLTMPerletakan scheme PLTM Cibareno diusahakan sebaik mungkin. Setelah dilakukan evaluasi di lapangan atas berbagai scheme yang memungkinkan, diperoleh scheme yang ditinjau dari sisi topografi sudah optimal dengan tinggi jatuh yang cukup.

Rencana PLTM Cibareno akan memanfaatkan aliran sungai Cibareno. Lokasi berada pada wilayah administrasi Desa Gunung Wangun,

Lokasi rencana Bendung PLTM Cibareno berada pada EL 563,0 m (dpl).Dari pengukuran di lapangan pada PLTM Cibareno didapat :

Koordinat :Bendung (011' 44.0" LS dan 10006'07.0" BT)

:Sandtrap (011' 42,6" LS dan 10006'10.6" BT)

:Headpond (011' 14,4" LS dan 10005'22,5" BT)

:Power House (011'22,9" LS dan 10004'53,9" BT)4.3 Desain Dasar PLTM4.3.1. Penentuan Debit OptimalPada penentuan debit optimal, dilakukan proses optimasi debit rencana dan penentuan jumlah unit pembangkit, hingga diperoleh nilai debit yang paling ekonomis.Kriteria untuk menentukan optimasi ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai dasar penentuan optimasi adalah kurva Flow Duration Curve (FDC)b. Debit diatas 25% pada kurva FDC diambil untuk analisa lebih lanjut.

c. Agar sungai Rampah yang berada antara bendung dan power house tetap mendapat aliran air dan biota pada lokasi tersebut tetap terpelihara, maka aliran sungai pada lokasi tersebut direncanakan minimal sebesar 10%.

Dari hasil pengukuran debit sesaat dan dari hasil pengamatan dilapangan, maka debit desain pada PLTM Cibareno direncanakan sebesar 10,0 m3/detik.4.3.2. TinggiJatuh Air (Head)Tinggi jatuh air (head) adalah tinggi yang diukur dari rencana muka air pada kolam penenang (headpond) dengan muka air pada tailrace pada power house. Tinggi jatuh ini disebut juga gross head atau geodetic head. Sedangkan net head (tinggi bersih) adalah gross head dikurangi dengan head-lossess akibat gesekan dan turbulemnsi pada penstock.Dalam proses desain layout PLTM, terdapat kemungkinan terjadi pergeseran lokasi headpond dan power house, baik pergeseran horizontal maupun pergerseran vertikal melalui cut and fill lahan.

Berdasarkan hasil pengukuran dilapangan, didapat tinggi jatuh air (head) pada PLTM Cibareno adalah 26,0 m.4.3.3. Kapasitas Daya

Kapasitas daya terbangkitkan ditentukan berdasarkan debit desain dan tinggi jatuh air yang tersedia. Kapasitas pembangkitan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai beriku :

Pg =Qd1 x hnet x g x (t x (gDimana :

Pg=Kapasitas daya output generator (kW)

Qd1=Debit desain setiap unit turbin (m/dtk)

hnet=Head efektif (net) (m)

g=Konstanta gravitasi (= 9,81 m/det)

(t=Efisiensi turbin

(g=Efisiensi generator

Pada perencanaan PLTM Cibareno ini, direncanakan menggunakan 2 unit turbin Francis dengan debit desain setiap unit turbin adalah 5,0 m3/detik.

Kapasitas daya yang dapat dihasilkan pada PLTM Cibareno dapat dilihat pada Tabel 4-1.

Tabel 41Kapasitas Daya PLTM CibarenoNo.UraianSimbolNilai

1Gross headHg26,0m

2Debit desain Qm10,0m3/dtk

3Debit minimumQd1,2m3/dtk

4Net headHnet24.43m

5Jumlah turbin2unit

Efisiensi turbin(t0,920

6Efisiensi generator(g0,950

7Kapasitas daya listrik terbangkit Pel16.940kW

4.3.4. Produksi EnergiKapasitas produksi energi tahunan PLTM Cibareno direncanakan sebesar 60.837,324 GWh dengan Capacity Factor (CF) sebesar 0,66. Capacity Factor (CF) dihitung dengan membandingkan rencana produksi energi tahunan pada variasi debit yang ada dengan kapasitas produksi energi apabila sistem beroperasi dengan kapasitas maksimum sepanjang tahun. Besarnya produksi energi tahunan PLTM Cibareno dapat dilihat pada Tabel 3-2.

Tabel 32Produksi Energi Tahunan PLTM Cibareno

4.4 Desain Bangunan Sipil

Bangunan sipil pada PLTM Cibareno terdiri dari bendung, bangunan pengambilan (intake), kantong lumpur (sandtrap), saluran pembawa (waterway), kolam penenang (headpond), rumah pembangkit (power house) dan saluran pembuang (tail race).

4.4.1 Bendung (Weir)

Bendung adalah bangunan air yang dibangun melintang sungai. Bendung ini berfungsi untuk meninggikan muka air sungai sehingga air dapat disadap dan dialirkan secara gravitasi masuk ke waterway agar sesuai dengan debit rencana yang akan digunakan untuk menggerakkan turbin PLTM.

Bendung PLTM Cibareno ini direncanakan dibangun melintang sungai Cibareno pada posisi 00 11 44,0 LS dan 1000 06 07,0 BT. Bendung direncanakan dengan bentang 30,0 m dengan tinggi mercu bendung 3,0 m.

Bagian hulu bendung dilengkapi dengan lantai muka (apron) yang berfungsi untuk mencegah erosi akibat aliran air sungai pada bagian bawah tubuh bendung. Sedangkan dibagian hilir bendung direncanakan kolam peredam energi yang berfungsi untuk meredam energi air jatuhan yang melewati mercu bendung agar tidak menimbulkan pengerusan di bagian hilir bendung yang akhirnya dapat membahayakan struktur bendung.

Bagian hilir bendung berupa kolam olak dengan panjang 70,0 m

Pada bendung ini juga dilengkapi dengan bangunan pembilasan yang menjadi satu kesatuan dengan intake. Bangunan ini berfungsi untuk menghindarkan angkutan sedimen dasar dan mengurangi angkutan sedimen layang masuk ke intake. Bangunan ini direncanakan terdiri dari 2 buah pintu pembilas dengan lebar masing-masing pintu adalah 1,70 m dan 2 buah pilar sebagai penyangga pintu dengan lebar masing-masing 1,20 m.

4.4.2 Bangunan Pengambilan (Intake)

Intake direncanakan terletak di sisi kanan bendung. Bangunan ini berfungsi untuk menyadap aliran sungai, mengatur pemasukan air dan sedimen serta menghindarkan sedimen dasar sungai dan sampah masuk ke saluran pembawa (waterway).

Debit pemasukan pada bangunan ini direncanakan sebesar 1,20 kali debit desain. Besar debit ini digunakan untuk penggelontoran sedimen yang mengendap pada kantong lumpur (sandtrap). Debit desain sebesar 10,0 m3/det.Bangunan intake dilengkapi dengan 3 buah pintu air dengan lebar masing-masing pintu adalah 1,50 m dan 2 buah pilar dengan lebar masing-masing pilar adalah 1,0 m.

Pada bagian hulu bangunan intake akan dilengkapi dengan saringan (trashrack) dan tembok banjir. Trashrack ini berfungsi untuk mencegah masuknya sampah, ranting besar atau benda-benda lainnya ke waterway yang dapat mengganggu aliran air. Sedangkan tembok banjir berfungsi sebagai tembok penahan apabila terjadi banjir disungai, air yang akan masuk ke intake tidak akan melebihi kapasitas saluran dan sesuai dengan debit rencana.

4.4.3 Kantong Lumpur (Sandtrap)

Sandtrap direncanakan terletak dibagian hilir intake. Bangunan ini berfungsi untuk mengendapkan pasir yang terbawa masuk ke intake maupun waterway sehingga air yang akan masuk ke turbin menjadi relatif bersih.Pada