studi potensi pltmh kampung nyomplong-bogor
TRANSCRIPT
1
STUDI POTENSI PLTMH KAMPUNG NYOMPLONG-BOGOR
Gaina Sapoetra1, Amien Rahardjo2
1Department of Electrical, Faculty of Engineering, University of Indonesia 2Department of Electrical, Faculty of Engineering, University of Indonesia
E-mail: [email protected], [email protected]
Abstrak
Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang memanfaatkan potensi energi air. Prinsip kerja dari pembangkit listrik ini cukup sederhana, yaitu menggerakkan turbin dengan memanfaatkan tenaga kinetik air. Air yang memanfaatkan perbedaan ketinggian (head), serta besarnya debit air. Objek Penelitian ini yaitu potensi daerah Kampung Nyomplong, Desa Curug Bitung, Kabupaten Bogor untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Studi mengenai potensi daerah ini dilatar belakangi kondisi daerah yang belum terjangkau oleh jaringan listrik pemerintah. Sumber potensialnya yaitu sebuah Sungai Cisangku yang mengalir melintasi Kampung Nyomplong. Rancangan PLTMH ini mampu menghasilkan daya hingga 5 kW, sedangkan beban warga yang pernah disurvei sebesar 2,358 kW. Jarak saluran distribusi dari pembangkit ke rumah penduduk ±200 m, dengan menggunakan kabel distribusi NFA2X. Pada proses distribusi harus dilakukan analisis tegangan jatuh, supaya sistem tetap beroperasi stabil dan sesuai standar, serta perlu direncanakan pemilihan kabel yang memiliki kekuatan fisik yang baik, sehingga ketika terjadi kenaikan atau kelipatan beban, sistem tetap mampu beroperasi dengan baik dan rugi-rugi daya akan tetap terjaga dan masih dalam batas aman.
Study Potential of Micro-hydro Power System in Nyomplong Villlage-Bogor
Abstract
Micro-hydro is a term used for the installation of power plants that harness the potential energy of water. The working principle of power generation is drives a turbine to harness the kinetic energy of water. Water which utilizes the difference in height (head), as well as the magnitude of water discharge. The research object is a potential area of Nyomplong Village, Curug Bitung village, Bogor Regency to build Micro Hydro Power (MHP). Studies on the potential of this region against the background conditions in the area that have not been reached by the government the power grid. Potential source is Cisangku river. The design of the MHP is capable of generating power up to 5 kW, while the load of the people who ever surveyed at 2,358 kW. Distance from the plant to the distribution channel houses ± 200 m, using NFA2X distribution cable. In the distribution process should be carried out voltage drop analysis, as well as the planned elections need a cable that has good physical strength, so that when there is an increase or a multiple load, the system is still able to operate properly and the system remains stable and appropriate operating standards. Keyword : Microhydro, power-generation, Nyomplong, NFA2X
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
2
Pendahuluan
Listrik merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi manusia untuk
menjalankan kehidupan sehari-hari. Dengan adanya listrik, maka produktifitas suatu
masyarakat dapat meningkat. Untuk daerah pedalaman yang tidak terjangkau oleh
jaringan listrik PLN, maka dapat menerapkan teknologi PLTA seperti Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebagai salah satu solusi yang dapat diterapkan
di daerah-daerah terpencil yang membutuhkan energi listrik dengan daya yang tidak
besar.
Biasanya Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang
mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah
kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity)
sedangan beda ketingglan daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah
head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan bebas bisa
dikatakan "energi putih", dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik
seperti ini mengunakan sumber daya yang telah disediakan oleh alam dan ramah
lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang
menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air
beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan
dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik. [1]
Di Kabupaten Bogor teradapat suatu daerah yang masyarakatnya belum
sepenuhnya dapat menikmati listrik. Kampung Nyomplong merupakan salah satu
lokasi yang menjadi daerah yang belum dapat menikmati listrik tersebut. Di kampung
Nyomplong ini memiliki sumber daya alam yang besar berupa aliran sungai yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. Oleh karena itu, dirancanglah
sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) sebagai sebuah sarana
untuk menghasilkan energi listrik. Sungai Cisangku adalah sungai yang mengalir
melalui kampung Nyomplong memiliki potensi air rata-rata 268,5 L/s. Aliran air
sungai ini akan dialirkan melalui pipa ke turbin jika menggunakan turbin berjenis
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
3
cross flow dengan besar head-nya yang cukup menghasilkan energi listrik kurang
lebih sebesar 5000 Watt.
Dalam sistem distribusinya, dari hasil pengukuran dan rancangan dihasilkan jarak
dari rumah pebangkit hingga menuju perumahan penduduk sejauh 200 m atau 0,2 km.
Saluran distribusi menggunakan kabel NFA2X dengan standar PT. KABELINDO,
dalam penelitian ini akan dibahas efiktifitas serta efisiensi dari tipe serta ukuran kabel
yang baik untuk digunakan dalam sistem distribusi, baik ditinjau dari segi elektrikal
maupun ekonomis.
Tinjauan Teoritis
Mikro Hidro merupakan istilah yang digunakan dalam sebuah instalasi pembangkit
listrik yang memanfaatkan energi air. Mikro hidro sendiri secara bahasa merupakan
gabungan dua buah kata, yang terdiri dari kata “ Mikro ” yang berarti kecil, dan “
Hidro ” yang berarti air. Secara teknis, mikro hidro mendapatkan energi dari aliran air
yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Kondisi air yang dapat dimanfaatkan
sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah air yang memiliki kapasitas
aliran dan ketinggian tertentu serta instalasi. Biasanya sebuah pembangkit listrik
bertenaga mikro hidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang
mengalir di suatu daerah dengan syarat geografis yang mencakup kapasitas aliran air
dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume
aliran air persatuan waktu (flow capacity) atau yang sering dikenal dengan “ debit air
“, sedangkan beda ketinggian daerah aliran air menuju ke instalasi dikenal dengan
istilah head. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pada dasarnya
merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Hanya saja pada pembangkit ini
daya listrik yang dihasilkan kecil ( <100 kW ).
Klasifikasi Pembangkit Tenaga Hidro
Pada dasarnya suatu pembangkit listrik bertenaga air (hydro) berfungsi untuk
mengubah potensi sumber energi air yang berupa aliran air (sungai) yang memiliki
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
4
debit dan tinggi jatuh (head) untuk menghasilkan sebuah energi listrik.
Pembangkit listrik tenaga hidro dapat dikatagorikan dan diklasifikasikan sesuai
besar daya keluaran yang dihasilkannya.
Secara lebih rinci, klasifikasi dari Pembangkit Listrik Tenaga Hidro, ditunjukkan
pada Tabel 2.
Tabel 1. Klasifikasi pembangkit tenaga hidro
No. Jenis pembangkit Daya output / Kapasitas
1. Large-hydro Daya > 100 MW
2. Medium-hydro 15 MW - 100 MW
3. Small-hydro 1 MW - 15 MW
4. Mini-hydro 100 KW - 1 MW
5. Micro-hydro 5 KW - 100 KW
6. Pico-hydro Ratusan watt - 5 KW
Prinsip Kerja PLTMH
PLTMH pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah air yang jatuh
(debit) perdetik yang ada pada saluran air terjun. Energi ini selanjutnya menggerakkan
turbin, kemudian turbin kita hubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik.
Selanjutnya listrik yang dihasilkan oleh generator ini dialirkan ke rumah-rumah
dengan memasang pengaman (sekring). Yang perlu diperhatikan dalam merancang
sebuah PLTMH adalah menyesuaikan antara debit air yang tersedia dengan besarnya
generator yang digunakan. Jangan sampai generator yang dipakai terlalu besar atau
terlalu kecil dari debit air yang ada. [2]
Energi Potensial ↔ Air pada bak penampung yang memiliki ketinggian ↓
Energi Kinetik ↔ Air yang bergerak melalui reservior (penstock) ↓
Energi Mekanik ↔ Putaran pada turbin ↓
Energi Listrik ↔ Putaran rotor generator
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
5
Sedangkan untuk perhitungan besar daya listrik yang dihasilkan pada sebuah
pembangkit listrik tenaga mikro hidro adalah dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan berikut [7]:
P = 9,8 x Q x Hn x η (1) Dimana : P = Daya [kW] Q = Debit aliran air [m3/s] Hn = Head Net [m] 9,8 = konstanta gravitasi η = efisiensi keseluruhan [%]
Gambar 1. Skema cara kerja PLTMH [10]
Alat-alat Penelitian
Secara teknis, pembangkit listrik tenaga mikro hidro memiliki tiga komponen
utama yaitu air (sumber energi), turbin dan generator. Namun selain ketiga komponen
tersebut, masih ada beberapa komponen lain yang juga tidak kalah penting dalam
operasional sebuah PLTMH.
1. Bendungan Pengalih dan Intake (Diversion Weir dan Intake) : Bendungan untuk
instalasi PLTMH berfungsi untuk menampung aliran air sungai dan atau hanya
sekedar untuk mengalihkan air supaya masuk kedalam intake.
2. Bak Pengendap (Settling Basin) : Bak pengendap digunakan untuk memindahkan
partikel – partikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting
untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
6
3. Pelimpah : Pelimpah berfungsi sebagai pengaman banjir aliran air. Pelimpah
dapat berfungsi jika air telah melampaui batas permukaan tertentu yang disebut
full reservoir level (FRL) atau permukaan daya tampung penuh.
4. Saluran Pembawa ( Head Race) : Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi
bukit untuk menjaga elevasi dari air yang disalurkan.
5. Bak Penenang ( Head tank) : Bak penenang fungsinya adalah untuk
menenangkan air yang akan masuk turbin melalui penstock sesuai dengan
debit yang diinginkan, dan untuk pemisahan akhir kotoran dalam air seperti pasir
dan kayu-kayuan.
6. Pipa Pesat ( Penstock) : Pipa pesat (Penstock) berfungsi untuk mengubah energi
potensial air yang terdapat pada bak penenang menjadi energi kinetik air di dalam
pipa pesat, kemudian menjadikan energi kinetik tersebut untuk memutar turbin air
pada rumah turbin (Power House).
7. Curat (Nozzle) : Curat (Nozzle) terletak di ujung pipa pesat yang berfungsi untuk
memampatkan aliran air sehingga air yang keluar memiliki tekanan yang tinggi,
dan mampu memutar turbin.
8. Rumah Pembangkit (Power house) : Di dalam Rumah Pembangkit (Power
House), terdapat sebuah turbin dan generator yang selalu mendapat beban
dinamis dan bergetar.
9. Turbin : Turbin berfungsi untuk mengubah energi air (potensial, tekanan dan
kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Turbin merupakan
bagian penting dari sistem mikro hidro yang menerima energi potensial dari air dan
mengubahnya menjadi energi putaran (mekanik). Kemudian energi mekanik ini
akan memutar sumbu turbin pada generator. Turbin yang cocok dgunakan pada
kondisi di Kampung Nyomplong ini yaitu Turbin Crossflow. Pemilihan turbin ini
ditentukan berdasarkan kondisi ketinggian jatuh air (head) serta besar debit air
daerah tersebut.
10. Generator : Generator berfungsi mengubah energi mekanik dari putaran turbin
menjadi energi listrik. Secara umum ada dua jenis generator yang digunakan pada
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
7
PLTMH, yaitu generator sinkron dan generator induksi. Pada PLTMH ini yang
digunakan adalah generator asinkron (induksi).
Metode Penelitian PLTMH Kampung Nyomplong
Perancangan pembangunan PLTMH ini dilaksanakan disalah satu daerah pelosok
yang tidak terjangkau oleh listrik negara (PLN), tepatnya di Kampung Nyomplong,
Desa Curug Bitung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Alasan pemilihan Kampung Nyomplong sendiri adalah karena tidak adanya listrik
yang mengalir di desa tersebut disebabkan karena jauhnya lokasi dan kondisi daerah
yang susah dijangkau oleh jaringan listrik PLN. Andaikan PLN menjangkau daerah
tersebut untuk menerima jaringan listrik PLN, hal itu akan menghabiskan biaya yang
cukup besar, karena biaya pemasangan instalasi listrik untuk menjangkau daerah
tersebut tidak sebanding dengan penggunaan kebutuhan energi listrik oleh warga.
Gambar 2. Kondisi lapangan kampung Nyomplong
Warga Kampung Nyomplong sendiri berjumlah total 49 jiwa, jumlah rumah warga
sebanyak 11 KK (Kepala Keluarga), dengan keseharian dari warga Kampung
Nyomplong ini bekerja di ladang dan sawah. Oleh karena itu kebutuhan energi listrik
mereka tidak besar. Perencanaan Pembangunan PLTMH
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
8
Dari data geologi dan hidrologi yang didapatkan tersebut menjadi data primer
sebagai dasar yang dibutuhkan untuk merancang PLTMH.
1) Perencanaan lokasi dasar dan Pertimbangan
Beberapa pertimbangan dalam perencanaan lokasi intake seperti kondisi
lintasan sungai, stabilitas lereng, infrastruktur yang ada, adanya topografi alam
seperti kolam, volume intake dan level banjir.
Gambar 3. Aliran sungai dan saluran irigasi 2) Flowchart Rancangan Pembangunan PLTMH
Berikut ditunjukan pada Gambar 5 mengenai Diagram alir (flowchart) dari
perencanaan pembangunan PLTMH di Kampung Nyomplong secara garis besar.
Tetapi dalam flowchart ini belum termasuk dengan rencana distribusi listrik ke
perumahan warga.
3) Pengolahan Data Sipil
Pengolahan data bidang sipil yaitu terutama analisa terhadap kondisi hidrologi,
pada analisa sipil ini tidak dijelaskan secara detail, hanya diambil dari data yang sudah
diolah oleh tim sipil Desa Binaan Energi FT UI, serta data yang diperoleh dari
pemerintahan Kabupaten Bogor sendiri.
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
9
MULAI
Pemilihan Lokasi / Survei
Pengumpulan Data
Geografi,Topografi,Hidrologi,
Curah hujan,Debit air
Pengolahan data hidrologi/curah hujan
Analisis ketinggian daerah (head)
Rekomendasi pembangunan
PLTMH
Pengembangan daerah tangkapan
hujan
Analisis debit air
Pengecekan/pengujian
Perancangan desain Sipil
Perancangan desain Mekanikal
Perancangan desain Elektrikal
Desain Intake,Settling basin,
Headrace,Headtank/forebay,
Penstock,Rumah Turbin.
Turbin crossflow,Generator
Daya Output turbin,
Transmisi,Distribusi.
Selesai
Gambar 4. Flowchart rancangan pembangunan PLTMH
Hasil Penelitian Rancangan PLTMH (SIPIL)
Pada bagian ini akan diterlihat gambar rancangan PLTMH Kampung Nyomplong
yang terdiri dari konstruksi sipil, elektrikal mekanikal dan distribusi, dan instalasi
listrik PLTMH.
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
10
Gambar 5. Desain pembangunan PLTMH
Berikut keterangan dari desain pembangunan PLTMH :
Gambar 6. Legend desain PLTMH
Rancangan PLTMH (MEKANIKAL)
Desain turbin serta generator pada pembangunan PLTMH ini menggunakan
desain dari PT. Cihanjuang – Bandung. Turbin yang digunakan yaitu turbin impulse
berjenis turbin crossflow yang dipilih sesuai dengan kondisi Kampung Nyomplong.
Berikut rincian secara detail dari turbin dan generator yang digunakan pada PLTMH
Kampung Nyomplong ini.
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
11
Gambar 7 . Spesifikasi turbin & generator PT. Cihanjuang
Tabel 3. Spesifikasi Turbin & Generator
Turbin Generator Ballast Load
jenis crossflow asynchron
tipe T-15
rpm 478/860 rpm 1500 rpm
daya 3.8 KW 4.1 KW 4 KW
tegangan
220/380
Volt
efisiensi 70% 80%
tinggi air (head) 8 m
Diameter runner 0.225 m
Debit air acuan turbin 68,7 L/s
Rancangan PLTMH (ELEKTRIKAL)
1. Tipe Generator
Pada PLTMH Kampung Nyomplong ini, yang digunakan adalah generator jenis
asinkron atau generator induksi dengan besar tegangan 380/220 V 1500 rpm, dengan
maksimal daya yang dihasilkan ± 4,1 KW. Pinsip suplai listriknya menggunakan
sambungan daya utama dari PLTMH dengan sambungan tegangan rendah 380/220
Volt, 50 Hz, 3 Phase.
2. Distribusi Daya dan Proteksi
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
12
Distribusi daya diatur oleh panel. Panel utama berada di dalam rumah
pembangkit. Dari panel utama kemudian dikirim ke panel di kampong nyomplong 1
melalui kabel tipe NFA2X-T. Dari panel Distribusi di tiap kampung di bagi ke MCB
tiap rumah.
Proteksi sistem listrik dilengkapi dengan proteksi terhadap hubungan terhadap
overload dan hubungan singkat untuk panel utama dan panel-panel distribusi proteksi
terhadap generator, dilengkapi dengan reverse power, under voltage, overload,
hubungan singkat dan lain-lain.
3. Rencana Sistem Instalasi
Standard yang digunakan adalah KABELINDO atau setaraf. Semua kawat
dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat secara dipilin (stranded wire).
Instalasi ini tidak boleh menggunakan kabel dengan penampang lebih kecil 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian remote control. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang
dipakai ialah dari tipe :
1. Untuk instalasi penerangan adalah NYM,. SPLN dengan conduit PVC.
2. Untuk kabel distribusi digunakan kabel type NFA2X-T, SPLN.
Gambar 8. Kabel untuk distribusi tipe NFA2X
Pada sistem distribusi PLTMH Kampung Nyomplong ini yang digunakan yaitu
twisted cable dengan tipe NFA2X dengan jarak antara sumber dengan penerima ± 200
m. Setiap kabel memiliki impedansi tersendiri, yang akan berpengaruh terhadap daya
keluaran yang didistribusikan pada warga. Karena dengan adanya kabel tersebut,
efisiensinya akan mempengaruhi dalam daya output yang dihasilkan oleh PLTMH.
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
13
Pembahasan Analisis Potensi PLTMH Analisis Daya PLTMH
Untuk menghitung besar daya keluaran turbin, yaitu sebagai berikut : a. Power air (Pa) = Q . H . g [kW] (2) b. Daya Turbin (Pt) = Pa x ήt [kW] (3) c. Daya Listrik (P) = Pt x ήt x ήg [kW] (4)
Dimana : - Power air (Pa) [kW] - Debit air (Q) [Liter/detik] - Gravitasi (g) [9,81 m/detik] - Tinggi air jatuh (H) [m] - Efisiensi Turbin (ήt) [%] - Efisiensi Turbin (ήg) [%]
Potensi daya mikrohidro secara teoritis dapat dihitung dengan persamaan 1,
Namun, suatu tidak ada sebuah sistem yang sempurna, karena selalu terdapat rugi-
rugi daya ketika proses konversi dari energi potensial menjadi energi listrik.
Karena rugi-rugi tersebut, maka daya yang seharusnya dihasilkan adalah
Daya dengan persamaan P = 9.8 x Q x Hn x η dimana η = Efisiensi Keseluruhan.
Dari efisiensi konstruksi diketahui :
ü Panjang saluran pembawa (head race) = 200 m
ü Head kotor = 8 m
Maka dari data yang telah diperoleh dapat dicari efisensi dari konstruksi sipil,dan
beberapa efisiensi lainnya, yaitu :
ü 1.0 - (panjang saluran × 0.002) / head kotor = 1 – (200 *0.002) / 8, maka efisensi
konstruksi sipil sebesar : 95 % atau sebesar 0,95.
ü Efisensi penstock yang panjangnya 8 m memiliki efisiensi cukup baik yaitu
sebesar 92 % atau 0,92.
ü Efisiensi kontrol merupakan efisiensi yang diperoleh dari sistem kontrol pada
rumah turbin sebesar 97%, sedangkan efisiensi jaringan, baru dapat diperoleh
setelah sistem jaringan selesai dirancang, serta tergantung dengan ukuran dan
spesifikasi kabel yang digunakan pada sistem jaringan.
Analisis Power Air
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
14
Power air yang dihasilkan dari PLTMH Kampung Nyomplong ini dihasilkan dari
Data air yang didapatkan ditunjukkan pada Tabel 4 Dari data ini bisa diketahui debit
air yang dihasilkan tiap tahunnya rata-rata sebesar 268,5 L/s. Dengan head setinggi ±
8 m, dan konstanta grafitasi sebesar 9,8 dapat dicari besarnya Daya kotor yang
dihasilkan turbin, kemudian daya listrik PLTMH, serta daya output total yang
dihasilkan oleh pembangki ini, dengan memperhatikan efisiensi-efisiensi yang
mempengaruhi rugi daya dari PLTMH.
Tabel 4. Data debit air PLTMH
Bulan Debit air
[m3/s]
Debit air[L/s] Bulan Debit air [m3/s] Debit air[L/s]
Januari 0.299 299.0 Juli 0.113 113.0
Februari 0.323 323.0 Agustus 0.036 36.0
Maret 0.192 192.0 September 0.262 262.0
April 0.201 201.0 Oktober 0.543 543.0
Mei 0.303 303.0 November 0.483 483.0
Juni 0.183 183.0 Desember 0.284 284.0
Dari data debit air pada tabel 4 dihasilkan rata – rata tiap tahunnya yaitu sebesar
268,5 L/s. Perbedaan debit air tiap bulannya dapat dilihat dari grafik berikut. Grafik
yang ditampilkan pada Gambar 10 menunjukkan besar debit air tiap bulannya dalam
satu tahun. Dari grafik tersebut dapat diketahui, bahwa debit air tertingi berada pada
bulan Oktober sebesar 543 L/s, sedangkan debit air terendah pada bulan Agustus
sebesar 36 L/s.
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
15
Gambar 9. Grafik debit air tiap bulan
Tabel 4 menunjukkan pengaruh debit air terhadap power air sbb:
Tabel 4. Data besar power air yang dihasilkan tiap bulan
Bulan Curah
Hujan
(mm)
Debit
[m3/s]
(Power
air) kW
Bulan Curah
Hujan
(mm)
Debit
[m3/s]
(Power air)
kW
Januari 375 0.299 23.4416 Juli 142 0.113 8.8592
Februari 405 0.323 25.3232 Agustus 45 0.036 2.8224
Maret 241 0.192 15.0528 September 329 0.262 20.5408
April 252 0.201 15.7584 Oktober 681 0.543 42.5712
Mei 380 0.303 23.7552 November 606 0.483 37.8672
Juni 230 0.183 14.3472 Desember 356 0.284 22.2656
Analisis Power Turbin
Analisis daya output Turbin dihitung dengan memperhatikan jenis serta tipe
turbin, karena output daya (power) turbin yang dihasilkan dipengaruhi oleh efisiensi
turbin, maka setiap turbin memiliki spesifikasi serta efisiensi yang berbeda. Pada
PLTMH Kampung Nyomplong ini jenis turbin yang digunakan adalah Turbin cross
flow tipe T-15 dengan efisiensi 70 %, head setinggi 8 m, dengan debit air acuan
turbin 68,7 L/s
0.0 200.0 400.0 600.0
DEBIT AIR [L/s]
BULAN
Grafik Debit Air
Series1
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
16
Dari data power turbin dengan perhitungan persamaan P = Q . h . g . ηt ,
dihasilkan rata-ratanya sebesar 14,735 kW.
Analisis Daya Listrik
Dari data daya listrik yang dihasilkan, dapat diketahui besar daya listrik kotor tiap
tahun yang dihasilkan sebesar 11,788 kW.
Setelah diperoleh data efisiensi turbin dan generator serta konstruksi sipilnya
maka dihasilkan efisiensi yang dihasilkan yaitu :
ü ηo = η konstruksi sipil × η penstock × η turbin × η generator × η sistem kontrol
× η jaringan.
dalam perhitungan tingkat efisiensi ini belum termasuk efisensi jaringan, efisiensi
jaringan baru akan dioeroleh setelah perhitungan beban.
η0 = 0,95 x 0,92 x 0,7 x 0,8 x 0,97
= 0,475
Sehingga besar daya output yang dihasilkan pembangkit sebesar :
P = Q x h x g x η à 0,2685 m3/s x 8 m x 9,8 m/s x 0,475
P à 9,994 kW
Estimasi Pemakaian Listrik Kampung Nyomplong
Estimasi ini diambil berdasarkan data survei pemakain listrik Kampung
Nyomplong tahun 2008 sebelum lisrik dicabut dari kampung tersebut. Jumlah rumah
warga pada Kampung Nyomplong ini sebanyak 10 rumah serta 1 bangunan lagi
berupa mushola.
Tabel 6. Tabel beban harian
Waktu Beban (watt) Waktu Beban (watt)
06.00 - 07.00 1620 16.00 - 17.00 329
07.00-08.00 664 17.00 - 18.00 1566
08.00-10.00 229 18.00-20.00 847
10.00-12.00 229 20.00-22.00 633
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
17
12.00-14.00 229 22.00-24.00 447
14.00-16.00 343 24.00-06.00 427
Gambar 10. Kurva estimasi beban harian Kampung Nyomplong
Analisis rugi-rugi daya saluran PLTMH
Gambar 12. Sistem distribusi PLTMH Kampung Nyomplong
Gambar 12 menunjukkan gambaran secara umum bagaimana sistem distribusi
pada PLTMH Kampung Nyomplong, dengan tegangan sumber dari fasa ke fasa
sebesar 220 V yang didistribusikan ke 11 rumah warga Kampung Nyomplong. Setiap
fasa pada sistem distribusi ini memiliki beban yang berbeda, sehingga voltage drop
tiap fasanyapun berbeda, berikut rincian pembagian fasa dan dayanya :
ü Fasa R : mushola + rumah 1 + rumah 2 + rumah 3 = 661 Watt
ü Fasa S : rumah 4 + rumah 5 + rumah 6 = 697 Watt
ü Fasa T : rumah 7 + rumah 8 + rumah 9 + rumah 10 = 1000 W
0 500
1000 1500 2000
beba
n (w
a<)
waktu (jam)
EsAmasi beban harian Kampung Nyomplong
Series1
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
18
Dari data tersebut, dapat kita ketahui, bahwa penggunaan beban terbesar terdapat
pada fasa T, sehingga secara tidak langsung, voltage drop tertinggi juga terdapat pada
fasa T. Pada perhitungan voltage drop, cukup dilakukan di 1 fasa yaitu fasa T.
1. Analisis Voltage drop
Besarnya rugi-rugi daya yang terdapat pada saluran distribusi dipengaruhi oleh
besar arus beban serta impedansi saluran, kedua hal ini akan berpengaruh pada
tingkat efisiensi total dari PLTMH. Voltage drop diperoleh dengan rumus :
Vdrop = Iload x Z ................................persamaan 5
Dimana : V : voltage drop [Volt]
Iload : Arus beban [Ampere]
Z : Impedansi saluran [Ω m]
Dihasilkan arus beban sebesar 12,609 Ampere, arus ini diperoleh untuk sistem 3
phase. Sedangkan untuk menghitung voltage drop pada fasa T, hanya dibutuhkan
arus pada tiap fasa, baik R, S, maupun T. Berikut perhitungannya :
Ø Fasa R : ! !
à !!" !" !!" !
= 3,005 A : 0,85= 3,535 A
Ø Fasa S : ! !
à !"# !" !!" !
= 3,168 A : 0,85= 3,727 A
Ø Fasa T: ! !
à !""" !" !!" !
= 4,545 A : 0,85= 5,348 A
Dari perhitungan besar arus masing-masing fasa didapatkan arus terbesar pada
fasa T. Pada fasa T inilah voltage drop paling besar, dikarenakan arus serta bebannya
paling besar dibanding kedua fasa lainnya yaitu sebesar 5,348 Ampere .
Setelah besar voltage drop diketahui kemudian dihitung sesuai dengan variasi
penampang, sehinga diperoleh data sebagai berikut.
Es = ΔV + Er , dengan Er sebesar 220 V
Dari data diperoleh hasil semua ukuran kabel, tegangan sumbernya diatas besar
tegangan di sisi penerima atau diatas 220 Volt, sesuai dengan standar tegangan sistem
yang selalu stabil berdasarkan SPLN No. 1:1995 Pasal 4 tentang ketentuan variasi
tegangan pelayanan dimana drop tegangan yang diijinkan hanya sebesar -10% s/d
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
19
+5% baik dari tegangan 3 fasa maupun 1 fasa. Persentase jatuh tegangan diperoleh
dengan persamaan:
Persentase [%] = !"!!"!"
x 100 ............persamaan 6
Dimana : Es : Tegangan pengirim [V]
Er : Tegangan penerima [V]
Dari hasil perhitungan dan dihasilkan bahwa persentase tegangan jatuh baik pada
saluran 1 fasa maupun 3 fasa masih memenuhi standar PLN yaitu di dalam range -
10%.
Jika disimpulkan dari standar PLN untuk over atau under voltage, maka syarat
untuk drop voltage untuk tegangan bawah tidak boleh lebih dari 22 Volt (-10% ) atau
untuk tegangan atas tidak boleh lebih dari 10 V ( + 5 %). Sehingga dengan begitu
sistem bisa tetap terjaga agar selalu stabil.
Kesimpulan
1. Daya yang mampu dihasilkan oleh turbin cross flow tipe T-15 produksi PT.
Cihanjuang, yaitu sebesar ±4kW, dengan ketinggian head 8 m, serta debit
minimum sebesar 68,7 L/s. Sedangkan potensi Kampung Nyomplong mampu
menghasilkan rata-rata 268,5 L/s pertahun, kecuali bulan Agustus. Hal ini dapat
diantisipasi dengan perancangan bak penenang sebagai antisipasi persediaan air
untuk disalurkan ke turbin
2. Hasil perhitungan perkiraan daya yang dihasilkan pembangkit ini, ditinjau dari
head, debit air, kemampuan turbin+generator serta seluruh efisiensi yang
mempengaruhi, menghasilkan daya sebesar 9,994 kW.
3. Pemilihan tiang yang digunakan yaitu tiang berbahan beton bertulang, sehingga
mampu dibuat di tempat.
4. Pembagian distribusi pada Kampung Nyomplong menjadi 3 beban yang berbeda
pada tiap fasa, paling besar pada fasaT yaitu sebesar 1 kW. Darisini dapat
disimpulkan bahwa tegangan jatuh paling besar juga terdapat pada fasa T. Dengan
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014
20
begitu dapat dilakukan analisis, didapatkan kenaikan tegangannya hanya 0,6%. Hal
ini masih dalam batas standar PLN untuk kenaikan tegangan + 5%. Dengan
menggunakan kabel twisted NFA2X dengan ukuran penampang 25 mm2 dengan
panjang jalur 200 m.
5. Dari hasil analisis dan perhitungan, penggunaan kabel twisted NFA2X dengan
ukuran penampang 25 mm2, termasuk pemilihan yang efisien, karena dibanding
dengan ukuran yang lain termasuk paling ekonomis harganya, kemudian dari segi
keandalan serta umur, masih mampu beropersi dalam jangka waktu cukup lama
serta mampu menahan beban hingga kenaikan 200 - 300% dari beban yang
sekarang.
REFERENSI
[1] Muhamad Uday, "Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)," Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh, 2010.
[2] Anonim, "Pengembangan mikrohidro sebagai sumber energi listrik mandiri pada satuan TNI di daerah terpencil (Studi kasus Desa Karangsewu, Garut)," Departemen Ketahanan RI Badan Penelitian dan Pengembangan, Tidak ada Kota, Tidak ada Tahun.
[3] dkk Arismunandar, Teknik Tenaga Listrik. Jakarta, Indonesia: Pradnya Paramita, 1991. [4] O.F. Patty, Tenaga Air. Jakarta, Indonesia: Erlangga, 2001.
[5] T.K. Modak, "Selection of Hydro Electric Generator," Jyoti Limited, New Delhi, Lecture Notes on Overview of SHP Development 2002.
[6] Nugraha. (2009) Metode Intensitas Curah Hujan. [Online]. http://mtnugraha.wordpress.com
[7] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta, Indonesia: Gramedia Pustaka, 1999.
[8] Jagdish Lal, Hydraulic Machine. New Delhi, India: Metropolitan Book Co Private Ltd, 1975. [9]
[10]
L.A. Haimerl, The Cross Flow Turbine. Jerman Barat, 1960. Maher P. and Smith N., 2001, Pico Hydro For Village Power : A practical Manual for schemes up to 5 kW in Hilly Areas. Ketjoy P.L.N. and Rakwichian W., 2004, Pico Hydro Power Generation Demonstration: Case Study of Stand Alone, Hybrid and Grid Connected System
Studi potensi pltmh Kampung ..., Gaina Sapoetra, FT UI, 2014