studi prilaku kolom

Upload: brotoqtoyy

Post on 06-Jul-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    1/17

     

    1

    STUDI PERILAKU KOLOM AKIBAT GAYA AKSIAL DAN LENTUR ( BEAM-

    COLUMNS) DENGAN MENGGUNAKAN ABAQUS 6.7 PADA DAERAH RAWAN

    GEMPA

    Nama Mahasiswa : Muhammad Amitabh Pattisia

    NRP : 3109106045

    Jurusan : Teknik Sipil, FTSP – ITS

    Dosen Pembimbing : 1) Budi Suswanto, ST, MT, Ph.D

    : 2) Ir. R Soewardojo, MSc

    AbstrakSuatu elemen struktur kolom biasanya harus memikul beban aksial (tarik atau tekan)

    dan momen lentur secara bersama-sama maka elemen tersebut dapat dikatakan balok kolom(beam-columns). Apabila besarnya gaya aksial yang bekerja cukup kecil dibandingkan momenlentur yang bekerja, maka efek dari gaya aksial tersebut diabaikan dan komponen tersebut dapatdidesain sebagai komponen struktur lentur. Sedangkan gaya aksial yang bekerja lebih dominan

    daripada momen lentur, maka komponen struktur tersebut harus didesain sebagai komponenstruktur tarik (jika yang bekerja gaya aksial tarik) atau didesain sebagai komponen strukturtekan (jika yang bekerja gaya aksial tekan).

    Secara umum dalam penelitian ini akan direncanakan sebuah bangunan gedung yangtypical dengan dimensi bangunan 20 m x 30 m ( jarak bentang 5 m) dan 5 lantai dengan tinggi bangunan 20 m (tinggi tiap lantai 4m). Untuk analisa struktur khususnya pada kolom yangmenerima beban aksial dan lentur secara bersamaan (beam-columns) dengan menggunakan program bantu SAP 2000 versi 14, untuk mengetahui perilaku elemen struktur menggunakansoftware Abaqus 6.7 dan untuk analisa penampang dengan menggunakan software Xtract 2.6.2.

    Pada akhirnya penyusunan dari tugas akhir ini penulis mengharapkan dapat

    merencanakan suatu struktur kolom yang efisien tanpa mengabaikan faktor keselamatan danfungsi bangunan tersebut. Tujuan dari Tugas akhir ini adalah menghasilkan perencanaanstruktur kolom yang menerima gaya Aksial dan Lentur secara bersamaan dengan memenuhi persyaratan keamanan struktur berdasarkan SNI 03-1729-2002, RSNI 03-1726-201x, danPPIUG 1983.Kata Kunci : beam-columns, bangunan gedung, kolom, Xtract versi 2.6.2, Abaqus 6.7

    1.  PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Suatu bangunan baja gedung terdiridari beberapa elemen yaitu balok dan

    kolom. Suatu elemen struktur kolom biasanya harus memikul beban aksial (tarikatau tekan) dan momen lentur secara

     bersama-sama maka elemen tersebut dapatdikatakan balok kolom (beam-column).Apabila besarnya gaya aksial yang bekerjacukup kecil dibandingkan momen lenturyang bekerja, maka efek dari gaya aksialtersebut diabaikan dan komponen tersebutdapat didesain sebagai komponen strukturlentur. Sedangkan gaya aksial yang bekerja

    lebih dominan daripada momen lentur,maka komponen struktur tersebut harusdidesain sebagai komponen struktur tarik

    (jika yang bekerja gaya aksial tarik) ataudidesain sebagai komponen struktur tekan(jika yang bekerja gaya aksial tekan).

    Dalam konstruksi bangunan baja

    suatu elemen struktur pada suatu bangunangedung harus mempunyai syarat-syarat

     perencanaan yang harus dipenuhi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

    mencapai keamanan struktur yaitukekuatan, stabilitas, ekonomis dan berdayaguna selama umur layan yangdipengaruhi oleh pengaruh lingkungan(korosi), rangkak (creep), susut dan

     pemuaian, dan akibat beban-beban berulangserta beban-beban khusus lainnya.

    Secara umum dalam penelitian iniakan direncanakan sebuah bangunangedung yang typical  dengan dimensi

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    2/17

    2

     bangunan 20 m x 30 m ( jarak bentang 5 m)dan 10 lantai dengan tinggi bangunan 40 m(tinggi tiap lantai 4m). Untuk analisastruktur khususnya pada kolom yangmenerima beban aksial dan lentur secara bersamaan (beam-columns) denganmenggunakan program bantu SAP 2000versi 14, untuk mengetahui perilaku sepertitegangan, regangan dan defleksi padaelemen struktur menggunakan softwareAbaqus 6.7 dan untuk analisa penampangdengan menggunakan software Xtract 2.6.2.

    Proposal Tugas Akhir ini akandifokuskan untuk mempelajari perilakustruktur baja khususnya elemen kolom yangmengalami beban aksial dan lentur secara

     bersamaan karena dalam perencanaanstruktur elemen kolom, terjadinya momenakan lebih besar sebab adanya faktor pembesaran momen dan untuk defleksi jugaakan lebih besar. Untuk desain profilmenggunakan profil King Cross  karena pada struktur bangunan baja untuk desain profil King Cross  lebih banyak digunakandibandingkan dengan profil yang lain.

    1.2  Perumusan Masalah

    Adapun perumusan masalah yang

    ingin dibahas yaitu1.  Bagaimana menganalisa struktur

    kolom baja dengan menggunakan program SAP 2000 versi 14?

    2.  Bagaimana menganalisa strukturkolom baja yang menerima bebanaksial dan lentur secara bersamaan(beam-column) dengan menggunakanrumus empiris dengan menghitung

    momen akibat pembesaran momen?3.  Bagaimana mengetahui perilaku

    struktur kolom yang menerima bebanaksial dan lentur secara bersamaanseperti regangan, tegangan dan

    defleksi yang terjadi denganmengunakan software Abaqus 6.7?

    4.  Bagaimana mengetahui kekuatan penampang yang terjadi pada strukturkolom yang menerima beban aksial

    dan lentur secara bersamaan denganmengunakan software Xtract 2.6.2?

    1.3  Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penelitian yang ingindicapai adalah

    1.  Dapat menganalisa struktur kolom baja dengan menggunakan programSAP 2000 versi 14.

    2.  Dapat menganalisa struktur kolom baja yang menerima beban aksial danlentur secara bersamaan (beam-column) dengan menggunakan rumusempiris dengan menghitung momenakibat pembesaran momen.

    3.  Dapat mengetahui perilaku strukturkolom yang menerima beban aksialdan lentur secara bersamaan sepertiregangan, tegangan dan defleksi yangterjadi dengan mengunakan softwareAbaqus 6.7.

    4.  Dapat mengetahui kekuatan

     penampang yang terjadi pada strukturkolom yang menerima beban aksialdan lentur secara bersamaan denganmengunakan software Xtract 2.6.2.

    1.4  Batasan Masalah Penelitian

    Permasalahan dalam penelitian ini

    sebenarnya cukup banyak yang harusdiperhatikan, namum mengingat akanketerbatasan waktu, penelitian inimengambil batasan:

    1.  Hanya mempelajari perilaku kolom

    yang menerima beban aksial danlentur secara bersamaan

    2.  Tidak meninjau dari segi analisa biaya, arsitektural dan manajemenkonstruksi

    3.  Tidak membahas struktur bagian bawah

    4.  Tidak membahas metode pelaksanaan di lapangan

    5.  Analisa struktur memakai alat bantu

    software seperti SAP 2000 versi 14,Xtract 2.6.2 dan Abaqus 6.7.

    1.5  Manfaat

    Manfaat yang bisa didapatkan dari

     penelitian ini adalah

    Untuk dunia konstruksi

    1.  Sebagai bahan masukan bagi duniakonstruksi khususnya elemen strukturkolom yang menerima beban aksialdan momen lentur secara bersamaan.

    2.  Sebagai bahan pertimbangan bahwastruktur kolom tidak hanya didesainterhadap gaya aksial tetapi lentur juga harus diperhitungkan.

    Untuk penulis

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    3/17

    3

    1.  Dapat memberikan pengetahuankhususnya ketika suatu elemenstruktur kolom menerima bebanaksial dan lentur secara bersamaan

    2.  Dapat mengetahui dalam perencanaan hal-hal yang harusdiperhatikan dalam merencanakansuatu struktur tidak hanyamenghitung kekuatannya saja tetapikestabilan suatu bangunan juga harusdipertimbangkan.

    2.  TINJAUAN PUSTAKA

    2.1  Umum

    Bagian struktur dari suatu bangunan banyak yang menerima beban kombinasi

    momen dan beban normal. Yang palingmudah dikenali yaitu kolom dari suatu portal. Kolom tersebut disamping menerimagaya normal tekan, juga menerima momenlentur akibat sambungan kaku pada balokkolom. Oleh sebab itu kombinasi dari gayaaksial dan momen lentur harusdipertimbangkan dalam proses desainkomponen struktur tersebut. Komponenstruktur tersebut sering disebut sebagaielemen balok-kolom (beam-columns) (AgusSetiawan 2008). Bila lentur digabungkandengan tarikan aksial, kemungkinanketidakstabilannya menjadi berkurang dankelelehan biasanya membatasi perencanaan.Untuk gabungan lentur dengan tekananaksial, kemungkinan ketidakstabilannyamenjadi meningkat (Salmon dan Johson1994).

    Pada struktur-struktur statis tak tentuumumnya sering dijumpai elemen balok-kolom ini. Berikut gambar portal statis taktentu pada Gambar 2.1.

    Gambar 2.1 Struktur portal statis tak tentu

    Akibat kondisi pembebanan yang bekerja, maka batang AB tidak hanyamemikul beban merata saja, namun jugaharus memikul beban lateral P1. Dalam efek

    ini efek lentur dan efek gaya tekan P1 yang bekerja pada batang AB harusdipertimbangkan dalam proses desain penampang batang AB, atau dengan katalain batang AB harus didesain sebagai

    suatau elemen balok-kolom.Berbeda dengan batang CD yang

    hanya didominasi oleh efek lentur saja,gaya lateral P2 sudah dipikul oleh pengaku- pengaku (bracing) bentuk X, sehingga

     batang CD dapat didesain sebagai suatu

    elemen balok tanpa pengaruh gaya aksial.Batang CF dan DE hanya akan memikulgaya aksial tarik maupun tekan saja,melihat kondisi pembebanan pada Gambar

    2.1. maka batang DE akan memikul gayaaksial tarik, sedangkan batang CF akansedikit kendur (Segui 1994).

    Selain batang AB yang didesainsebagai elemen balok-kolom, batang – batang AC,BD,CE,DF juga harus didesainsebagai suatu elemen balok-kolom, karenaselain memikul gaya aksial akibat reaksi

    dari balok-balok AB dan CD, batang-batangini juga harus menerima transfer momenyang diberikan oleh batang AB dan BC,sehingga efek lentur dan efek gaya aksialyang bekerja tidak boleh diabaikan salahsatunya.

    Kombinasi momen dengan gaya tariktidak terlalu menimbulkan masalah, karenagaya tarik akan mengurangi besarnyalendutan akibat beban momen. Sedangkan pada kombinasi gaya tekan dengan momen,gaya tekan akan menambah besarnya

    lendutan yang akan menambah besarnyamomen. Ini akan menambah besarnyalendutan dan seterusnya. Diharapkan batangcukup kaku sehingga tidak terjadi defleksiyang berlebihan. Kegagalan suatu beamcolumn terjadi pada saat tekuk lentur, tekuklokal terjadi pada bentang pendek dan tekuktorsi terjadi pada bentang menengah dan panjang (Hassam dan Rasmussen 2002).

    Beberapa prosedur desain yang dapatdigunakan untuk suatu elemen balok-kolomantara lain (1) pembatasan tegangankombinasi, (2) pemakaian rumus interaksisemi empiris berdasarkan tegangan kerja(metode ASD), serta (3) pemakaian rumus

    A

    FE

    q

    P1 

    P2 

    B

    C D

    q

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    4/17

    4

    interaksi semi empiris berdasarkankekuatan penampang ( Load and ResistanceFactor Design (LRFD)) (Chen 1991).

    2.2  Pembebanan

    Beban adalah gaya luar yang bekerja

     pada suatu struktur. Penentuan secara pasti

     besarnya beban yang bekerja pada suatu

    struktur selama umur layannya merupakan

    salah satu pekerjaan yang sangat sulit. Dan

     pada umumnya penentuan besarnya beban

    hanya merupakan suatu estimasi saja. Jika

     beban – beban yang bekerja pada suatu

    struktur telah diestimasi, maka masalah

     berikutnya adalah menentukan kombinasi –

    kombinasi beban yang paling dominan yang

    mungkin bekerja pada struktur tersebut.

    Besar beban yang bekerja pada suatu

    struktur diatur oleh peraturan pembebanan

    yang berlaku (PPIUG 83) sedangkan

    masalah kombinasi dari beban – beban yang

     bekerja telah diatur dalam SNI 03-1729-

    2002 Pasal 6.2.2. beberapa jenis beban yang

    ada yaitu

    1.  Beban Mati

    Adalah berat dari semua bagian suatugedung atau bangunan yang bersifat tetap

    selama masa layan struktur, termasuk unsur

     – unsur tambahan, finishing, mesin – mesin

    serta peralatan tetap yang merupakan

     bagian tak terpisahkan dari gedung /

     bangunan tersebut.

    2.  Beban HidupAdalah beban gravitasi yang bekerja

     pada struktur dalam masa layannyua dantimbul akibat penggunaannya suatu gedung.

    Termasuk beban ini adalah berat manusia, perabotan yang dapat dipindah – pindah,kendaraan dan barang – barang lain. Karena besar dan lokasi beban yang senatiasa berubah – ubah, maka penentuan bebanhidup secara pasti adalah merupakan suatuhal yang cukup suli. Untuk nilai reduksi beban hidup pada persamaan 1.

    =   �0,25 + 4,57   Dimana :

    L = Beban hidup desain tereduksi yangditumpu oleh komponen struktur.

    Lo = Beban hidup desain belumdireduksi yang ditumpu olehkomponen struktur (Tabel 2.1)

    K LL= Faktor elemen beban hidup (Tabel2.2).

    AT = Luas tributary (m2)

    Tabel 2.1 Beban Hidup Merata Maksimum.

    Lo, dan Beban Hidup Terpusat Minimum

    FungsiBangunan Kantor

    Merata( Kg/m

    2)

    Bebanterpusat( Kg )

    Ruangan arsip dan

    komputer harusdidesain berdasarkan beban yang lebih beratdari beban pemakaian

    yang diantisipasi.1. Lobi dan koridor

    lantai dasar.2. Kantor.3. Koridor diataas

    lantai dasar.

    244,65

    245390,4

    907,24

    907,24907,24

    Tabel 2.2 Faktor Elemen Beban Hidup, K LL

    Elemen K LL 

    Kolom –kolom dalamKolom-kolom luar tapa pelatkantilever

    44

    Kolom-kolom tepi dengan pelat pelat kantilever. 3

    Kolom-kolom sudut dengan pelatkantilever, Balok-balok tepi tanpa pelat kantilever, Balok dalam.

    2

    Semua komponen struktur yangtidak tercantum diatas :Balok-balok tepi dengan pelat

    kantilever, Balok-balok kantilever,Pelat-pelat satu arah, Pelat-pelatdua arah, Komponen struktut tanpaketentuan ketentuan untuk

     penyaluran geser menerus tegaklurus terhadap bentangnya.

    1

    3.  Beban AnginBeban angin adalah beban yang

     bekerja pada struktur akibat Beban angin

    adalah beban yang bekerja pada struktur

    akibat tekanan-tekanan dari gerakan angin.

    Beban angin sangat tergantung dari lokasi

    ketinggian dari struktur.

    4.  Beban Gempa

    Adalah semua beban statik ekuivalenyang bekerja pada struktur akibat adanya pergerakan tanah oleh gempa bumi, baik pergerakan arah vertikal maupun horisontal.

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    5/17

    5

     Namun pada umumnya percepatan tanaharah horisontal lebih besar dari pada arahvertikalnya, sehingga pengaruh gempahorisontal jauh lebih besar menentukandaripada gempa vertikal.

    Berdasarkan SNI 03-1726-2010, peluang dilampauinya beban dalam kurunwaktu umur bangunan 50 tahun adalah 2%dan gempa yang menyebabkannya disebutGempa Rencana (dengan periode ulang2500 tahun). Nilai faktor modifikasi responstruktur dapat ditetapkan sesuai dengankebutuhan.

    Koefisien respon seismic, Cs  harusditentukan sesuai dengan :

    Cs =SDS

    R

    Ie 

    Dimana:

    SDS  = parameter percepatan spektrumrespons disain dalam rentang periode pendek seperti ditentukan

    dari RSNI2 03-1726-201x  pasal 6.3

    R = faktor modifikasi respon RSNI2 03-1726-201x Tabel 9 

    Ie  = faktor keutamaan hunian yangditentukan sesuai dengan  RSNI2

    03-1726-201x

     Nilai Cs yang dihitung sesuai dengan

     RSNI2 03-1726-201x  tidak perlu melebihi berikut ini:

    Cs =SD 1

    T×R

    Ie

     

    Cs harus tidak kurang dari:

    Cs = 0,044 × SDS × Ie ≥ 0,01 Periode struktur fundamental, T,

    dalam arah yang ditinjau harus diperolehmenggunakan properti struktur dan

    karateristik deformasi elemen penahandalam analisis yang teruji. Sebagai

    alternative pada pelaksanaan analisis untukmenentukan periode fundamental, T,diijinkan secara langsung menggunakan

     periode bangunan pendekatan, (T a) dalamdetik, yang ditentukan dari persamaan

     berikut: =  × h  Gaya gempa lateral (F  x) (KN) yang

    timbul di semua tingkat harus ditentukandari persamaan berikut: =  ×  dimana:

    = × h∑   × h=1   =  ×  

    C vx  = faktor distribusi verticalV   = gaya lateral disain total atau geser

    didasar struktur(kN)W i dan w x  = bagian berat seismik efektif

    total struktur (W) yang

    ditempatkan atau dikenakan padatingkat i atau x 

    hi dan h x  = tinggi (m) dari dasar sampaitingkat padatingkat i atau x 

    k   = eksponen yang terkait dengan

     periode struktur sbagai berikut:

    −  untuk struktur yang mempunyai

     periode sebesar 0,5 detik atau

    kurang, k = 1

    −  untuk struktur yang mempunyai

     periode sebesar 2,5 detik atau lebih,

    k = 2

    −  untuk struktur yang mempunyai

     periode antara 0,5 dan 2,5 detik, k =

    2 atau harus ditentukan dengan

    interpolasi linier antara 1 dan 2.

    2.3  Aksi Kolom

    Suatu komponen struktur yangmengalami gaya tekan konsentris, akibat beban terfaktor Nu, menurut SNI 03-1729-2002, Pasal 9.1 harus memenuhi:

    <  φ  ×  dimana:φ    = 0,85   = beban terfaktor  = kuat tekan nominal komponenstruktur =  ×   

    2.4  Aksi Balok

    Tahanan balok dalam desain LRFD( Load and Resistance Factor Design) harusmemenuhi persyaratan sebagai berikut:

    φ  × >   dimana:

    φ   = 0,9  = Tahanan momen nominal;  = Momen lentur akibat bebanterfaktor

    2.5  Kombinasi beban Aksial dan

    Lentur ( Beam-Columns)

    •  Bila balok kolom memikul momen

    lentur sepanjang bagian tanpa pengekang lateral, akan melendut pada bidang momen lenturnya. Ini

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    6/17

    6

    akan menghasilkan momen sekunder(menambah besarnya momen)sebesar gaya tekan dikalikanlendutannya (eksentrisitasnya). (Padagambar 2.5.a, tambahan momen ini

    sebesar Pu × δ). Tambahan momenini akan menambah lendutan,seterusnya akan menambah momen begitu seterusnya sampai mencapaikeseimbangan.

    •  Bila portal mengalami pergoyangan,dimana ujung-ujung kolom akanmengalami perpindahan lateral satudengan yang lain. Hal ini akanmenimbulkan juga tambahan momen

    (Pada gambar 2.5.b, tambahan

    momen ini sebesar Pu×Δ) (Marwandan Isdarmanu 2006)Untuk menghitung momen-momen

    tambahan akibat δ  dan  Δ  ini menurut

     peraturan LRFD dapat dihitung memakaianalisa order pertama, dan mengalikanmomen yang diperoleh dengan factor pembesaran momen (amplification factor ),δb  dan δs  dan dengan cara beam-columns dengan memakai Momen Akhir.

    1.  Pembesaran Momena.  Elemen tidak bergoyang

    Untuk suatu komponen struktur tak

     bergoyang, maka besarnya momen

    lentur terfaktor dihitung sebagai

     berikut:

    Mu = δ b Mntu

    Dimana nilai

    δb =Cm

    1 − NuNcrb

    > 1 

    Ncrb =Ag × f y

    λ c2 =

    π2 × E

    λ 

    2 × Ag  

     b.  Elemen tidak bergoyang

    Untuk komponen struktur bergoyang, maka besarnya momenlentur terfaktor, harus diperhitungkansebagai berikut:

    Mu = δ b Mntu + δs Mlt

    Mlt adalah momen lentur terfaktor

     pada analisa order pertama yang

    diakibatkan beban yang

    menimbulkan pergoyangan,

    sedangkan δs adalah faktoramplifikasi, untuk memasukkan

     pengaruh P-Δ dengan rumusnya 

    sebagai berikut:

    = 1

    − � ∑∑

    > 1 

    =  × λ 2 =

    2 × λ 

    2 ×  dengan:

    ∑Nu  →   jumlah gaya tekan

     berfaktor seluruh kolom dalam satutingkat yang ditinjau. 

    ∑N crs →   jumlah gaya kritis Euler

    untuk element bergoyang,(K-bergoyang) dalam satu tingkat yangditinjau.

    2.  Kontrol kestabilan struktur tekan danmomen lentur

    Persamaan Interaksi antara gayanormal tekan dengan momen lentur samaseperti pada kombinasi gaya tarik danmomen lentur.

    φ ×

     ≥ 0,2 →   φ ×

    +8

    9  

    φ ×+

    φ 

    ×

     ≤ 1 

    φ ×

    < 0,2 →   2φ ×

    +   φ ×

    +

    φ ×  ≤ 1 

    3.  METODOLOGI

    3.1  Preliminary elemen struktur

    Pertama – pertama direncanakan

    lebih dahulu sebuah bangunan gedungtypical dengan dimensi bangunan 30 x 20 m

    (jarak bentang 5 m) dan 10 lantai dengantinggi bangunan sebesar 20 m (tinggi antarlantai 4m), untuk kemudian dianalisa

     perilaku dan kapasitas penampang kolom.Untuk melihat gambar bangunannya dapatdilihat pada Gambar 3.2 – 3.4. Dan untuk

     preliminary  struktur sekunder terdiri dari pelat lantai dan balok anak. Untuk preliminary  struktur primer terdiri dari balok dan kolom.

    Data Bahan :

    •  Kolom= Baja Profil King Cross 

    • 

    Balok = Baja Profil Wide Flange 

    •  Mutu Baja = BJ 41Data Tanah

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    7/17

    7

    •  Dalam kurun waktu umur bangunan50 tahun adalah 2% dan gempa yangmenyebabkannya disebut gemparencana dengan periode ulang 2500

    tahun dengan klasifikasi tanah lunak

    Gambar 3.1 Gambar tampak atas bangunan

    Gambar 3.2 Gambar tampak melintang bangunan

    3.2  Analisa Struktur dengan

    menggunakan SAP 2000 v.14

    Pada tahap ini dilakukan pemodelan

    dan analisa linier struktur dengan

    mengunakan program bantu SAP 2000 v.14

     berdasarkan  preliminary  dan pembebanan

    yang telah direncanakan. Semua pembebanan harus dimasukkan untuk

    menghasilkan gaya yang terbesar sehingga

    akan menghasilkan gaya-gaya dalam yang

    terbesar  

    3.3  Kontrol Dimensi Penampang

    Pada tahap ini dilakukan kontroldimensi baik struktur sekuder maupun primer, dimensi yang direncanakan berdasarkan gaya dalam yang terjadi darihasil permodelan dan penganalisa yang

    dilakukan dengan bantuan program bantuSAP 2000 v.14 berdasarkan preeliminarydan pembebanan yang telah direncanakan.Pada tahap pengontrolan ini dilakukansupaya dimensi yang telah kita rencanakanatau asumsi sudah sesuai dengan peraturanSNI 03 – 1729 – 2002. Bila telah memenuhi persyaratan, maka dapat dteruskan ke tahap pendetailan dan apabila tidak memenuhi persyaratan maka harus dilakukan re-design. 

    3.4  Analisa Struktur dengan  Minor

     Analysis.

    1.  Analisa Penampang kolom dengan

    menggunakan Xtract 2.6.2 

    +24,00

    +32,00

    +28,00

    +36,00

    +40,00

    +20,00

    +12,00

    +16,00

    +8,00

    +4,00

    +0,00-

    +40,00

    +32,00

    +36,00

    +28,00

    +24,00

    -+0,00

    +4,00

    +8,00

    +16,00

    +12,00

    +20,00

    Balok Anak

    Balok Memanjang

    Balok Melintang

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    8/17

    8

    Analisa penampang strukturdengan program Extract adalahuntuk mengetahui interaksi darigaya aksial dan momen yang bekerja pada suatu kolom profilWF.

    2.  Analisa Perilaku Kolom denganmenggunakan Abaqus 6.7 

    Tahap ini merupakan lanjutan

    dari analisa struktur dengan

    menggunakan SAP 2000 v.14.

    Analisa penampang struktur dengan

     program Abaqus 6.7 adalah

     program analisa elemen hingga

    untuk mengetahui perilaku seperti

    tegangan, regangan dan deformasiyang bekerja pada suatu profil

    kolom King Cross. 

    4.  PERENCANAAN STRUKTUR

    SEKUNDER.

    6.1  Umum

    Struktur gedung biasanya terbagi

    menjadi dua yaitu struktur primer (dibahas

     pada bab berikutnya) dan struktur sekunder.

    Struktur sekunder merupakan bagian dari

    struktur gedung yang tidak menahan

    kekuatan secara keseluruhan, tetapi tetap

    mengalami tegangan, tegangan akibat

     pembebanan yang bekerja pada bagian

    tersebut secara langsung ataupun tegangan

    akibat perubahan bentuk dan struktur

     primer. Biasanya bagian dari struktur

    sekunder meliputi pelat lantai dan balok

    anak  

    6.2  Data Perencanaan

    Data – data perencanaan yang

    digunakan adalah sebagai berikut:Panjang bangunan = 30 mLebar bangunan = 20 mJarak bentang = 5 mTinggi bangunan = 40 mJumlah lantai = 10 lantaiTinggi antar lantai = 4 mMutu beton (f’c) = 30 MpaMutu baja tulangan (fy) = 240 MPaMutu baja profil (fy) = 250 MPa (BJ 41)Fungsi bangunan = PerkantoranZona gempa = 2% dalam 50

    tahunJenis tanah = Tanah lunakLetak bangunan = Jauh dari pantai

    6.3  Data Pembebanan

    1.  Pembebanan Pelat

    Dipakai pelat bondek dengan tebal 0,75 mm

    a. 

    Lantai Atap-  Beban BergunaAspal t = 1 cm = 1 x 14 kg/m2 = 14 kg/m2

    Spesi t = 1 cm = 1 ×21 kg/m2 = 21 kg/m2

    Rangka & Plafond = 18 kg/m2

     Ducting dan plumbing 93kg/m

    = 40 kg/m2+

    Pelat bondek = 10,1 kg/m2

    Beban mati

    Beban finishing = 93 kg/m2 

    Pelat beton 0,09mx2400 =

    =319,1 kg/m2

     

    216 kg/m2 +

    Beban Hidup

     b.  Lantai 1-9

    = 91,107 kg/m2 

    -  Beban BergunaKeramik t = 1 cm = 1 x 24  = 24 kg/m2

    Spesi t = 2 cm = 2 ×21 

    = 42 kg/m2

    Rangka & Plafond = 18 kg/m2

     Ducting dan plumbing 128 kg/m

    = 40 kg/m2+

    Pelat bondek = 10,1 kg/m2Beban mati

    Beban finishing = 128 kg/m2

     Pelat beton 0,09mx2400 =

    =350,1 kg/m2 

    216 kg/m2 +

    Beban Hidup

    2.  Perencanaan Balok Anak

    =172,966 kg/m2 

    Balok anak berfungsi membagiluasan lantai agar tidak terlalu lebar,sehingga mempunyai kekakuan yangcukup. Balok anak menumpu diatas dua

    tumpuan sederhana. Pada perencanaan ini, balok anak direncanakan menggunakan

     profil WF 250x175x7x11 dengan L balokanak (span) L = 5 m = 5000 mm.A = 56,24 cm2  ix = 10,4 cm

    Zx = 535 cm3

    w = 44,1 kg/m iy = 4,18 cm

    Zy = 171 cm3

    Ix = 6120 cm4 Sx = 502 cm3 

     bf = 175 mm

    Iy = 984 cm4  Sy = 113 cm3 

    d = 244 mm

    tf = 11 mm tw = 7 mm

    r = 16 mm

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    9/17

    9

    h = d – 2(tf + r) = 244 – 2(11 + 16) = 190

    mm

    BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2

    fu = 4100 kg/cm2

    Beton : fc’ = 30 Mpa = 300 kg/cm2

    Gambar 4.1 Gambar pembebanan balokanak  

    5.  PERENCANAAN STRUKTUR

    PRIMER DAN ANALISA BEBAN

    GEMPA

    5.1  Umum

    Struktur gedung biasanya terbagi

    menjadi dua yaitu struktur primer (dibahas

     pada bab berikutnya) dan struktur sekunder.

    Struktur primer merupakan bagian dari

    struktur gedung yang menahan kekuatan

    secara keseluruhan, Biasanya bagian dari

    struktur sekunder meliputi kolom dan balok

    induk. 

    5.2  Dimensi Struktur Utama

    Dimensi balok induk lantai 1-4 =Balok Induk Melintang

    WF 600x200x12x20

    Dimensi balok induk lantai 5-7 =WF 600x200x11x17Dimensi balok induk lantai 8-10 =WF 450x200x8x12

    Dimensi balok induk lantai 1-4 =Balok Induk Memanjang

    WF 600x200x10x15

    Dimensi balok induk lantai 5-7 =WF 500x200x9x14Dimensi balok induk lantai 8-10 =WF 400x200x8x13

    Dimensi kolom lantai 1-4= 800x300x14x26

    Kolom King Cross

    Dimensi kolom lantai 5-7= 588x300x12x20Dimensi kolom lantai 8-10= 600x200x11x17

    5.3  Perhitungan kontrol Struktur

    1.  Balok Induk 600x200x12x20

    Fungsi dari balok utama adalah

    meneruskan beban yang terjadi pada pelat

    lantai dan balok anak ke kolom. Balokutama melintang direncanakan dengan profil WF 600x200x12x20 Panjang balokinduk (L) = 5000 mm.

    Adapun data – data profil adalah sebagai berikut :A = 152,5 cm

    2ix = 24,3 cm r = 22 mm

    W= 120 kg/m tw =12 mm Zx = 3317 cm3 

    d = 606 mm tf  = 20 mm 

    Zy = 424 cm3 

     b = 201 mm Ix = 90400 cm4

    Sx = 2980 cm3  iy = 4.22 cm

    Iy = 2720 cm4

    Sy = 271 cm3 

    h = d – 2(tf + r )= 606 – 2(20+22)= 522 mm

    L = 5 m

    Kontrol interaksi balokφ × +

      φ × =

    60274,36

    0,9×82925= 0,8076 <

    1 →  2.  Kolom KC 800x300x14x26

    Adapun data – data profil adalah sebagai berikut :

    A = 534,8 cm2 ix = 24,3 cm r = 22 mmW= 419,8 kg/m tw =14 mm Zx = 9203,39 cm

    d = 800 mm tf  = 26 mm 

    Zy = 9385,31 cm3 

     b = 300 mm Ix = 303700 cm4

    Sx = 7595,2 cm3 iy = 4.22 cm

    Iy = 315027 cm4

    Sy = 271 cm3 

    h = d – 2(tf + r )= 800 – 2(26+22) = 704 mm

    Kontrol Aksi kolom

    ∅= ∅ 

    =

    0,85×2500×534,8

    1,05176= 

    ∅ = 1080519.175 ∅ =304920,874

    1080519,175= 0,282 > 0,2

    → Rumus Interaksi 1 Pembesaran Momen =  × + × =  = 1 × 555,792 + 1,013889 

    × 137244,03 = 139706   =  × + × =  = 1 × 618,362 + 1,023804 × 18689,55 = 19752,8  

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    10/17

    10

    Kontrol Kombinasi tekan dan lentur∅ +8

    9 ∅ × +

    ∅ × < 1 304920,874

    1080519.175

    +8

    9 �139706

    0,9 × 230084,75+

    19752,8

    0,9 × 234632,65 

    = 0,965043 < 1,00→ penampang cukup kuat  6.  PERENCANAAN SAMBUNGAN

    6.1  Sambungan Balok Anak dengan

    Balok Induk

    Sambungan antara balok anak dan

    balok induk direncanakan dengan baut

    tidak memikul momen, karena disesuaikan

    dengan anggapan dalam analisa sendi.

    Profil Balok Anak : WF 250.175.7.11Profil Balok Induk : WF 600.200.12.20Pelat penyambung siku 60.60.6Pelat penyambung : t  p= 7 mmq D= 670,29 kg/m ; q L = 611,62 kg/m = 1,2+1,6  = 1,2 × 670,29 + 1,6 × 611,62 = 1782,84 / 

    =

    1

    2 =

    1

    2× 1782,94 × 5 

    = 4457,35  

    Gambar 6.1 Detail sambungan balok anakdengan balok Induk

    Gambar 6.2 Detail sambungan balok indukdengan balok Anak

    6.2 

    Sambungan Balok Induk denganKolom

    Balok Induk : WF 600x200x12x20Kolom Kingcross : KC800x300x14x26

    BJ-41 : f  y = 2500 kg/cm2 

     f u = 4100 kg/cm2

    Momen ultimate pada balok : =  ×  = 3317 × 2500= 8292500   = 1,1 × 1,5 ×  

    = 1,1 × 1,5 × 8292500 

    = 13682625 

    Gambar 6.3 Sambungan Balok dengan

    Kolom

    6.3  Sambungan kolom dengan Kolom

    Sambungan kolom - kolom

    direncanakan pada lantai 2. Berdasarkan

    SNI 1729 pasal 15.5.2 gaya – gaya yang

     bekerja pada kolom frame 582 adalah

    sebagai berikut :

    Pu = 273419,41 kg

    Vu = 20385,59 kg

    Mux = 1,5.fy.Zx = 1,5.2500. 9203,39

    WF 250X175X7X11

    L 60X60X6

    ∅ 16 mm

    Tulangan negatif

    φ 1 -250

    25.00

    WF 600x200x12x20

    9.00

    4.00

    8.00

    4.00

     

    Tulangan negatifφ 1 -250

    9.00

    WF 600x200x12x20

    WF 250X175X7X11

    4.00

    8.00

    4.00

    L 60X60X6

    ∅ 16 mm

    ∅ 22∅ 28

    L.100x100x10

    ∅ 22

    ∅ 32

    WF.600x200x12x20

       K   C   8   0   0  x   3   0   0  x   1   4  x   2   6 ∅ 28

    ∅ 32

    ∅ 28

    POTONGANWF.600x200x12x20

    T.600x300x14x23

    L.100x100x10

    ∅ 28

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    11/17

    11

    = 34512712,5 Kgcm

    Muy = 1,5.fy.Zy = 1,5.2500. 9385,306

    = 35194897,5 Kgcm

    Gambar 6.4 Sambungan Kolom denganKolom

    Gambar 6.5 Potongan A – A sambungankolom ke kolom.

    6.4  Sambungan kolom lantai 4 dengan

    Kolom lantai 5

    Sambungan kolom - kolom

    direncanakan pada lantai 2. Berdasarkan

    SNI 1729 pasal 15.5.2 gaya – gaya yang

     bekerja pada kolom frame 582 adalah

    sebagai berikut :

    Pu = 109874,62 kg

    Vu = 25832,82 kg

    Mux = 1,5.fy.Zx = 1,5.2500. 5229,36

    = 19610100 Kgcm

    Muy = 1,5.fy.Zy = 1,5.2500. 5340,528

    = 20026980 Kgcm

    Kolom : KC588 x 300 x12 x 20

    BJ-41 : fy = 2500 kg/cm2

    fu = 4100 kg/cm2

    Gambar 6.6 Sambungan kolom lantai 4 ke

    kolom lantai 5

    Gambar 6.7 Potongan A – ASambungan kolom lantai 4 ke kolom

    lantai 5

    7.  ANALISA KAPASITAS

    PENAMPANG

    7.1  Umum

    Dalam analisa kapasitas penampang

    ini digunakan 2 cara yaitu:1.  Analisa secara manual2.  Analisa dengan menggunakan program

    XTRACT

    7.2  Analisa kapasitas penampang

    balok

    1.  Analisa secara manual

    KC.800x300x14x26

    12∅ 32

    20∅ 32

    Pelat 12mm

    Pelat 12mm AA

    ∅ 32

    ∅ 32

    Pelat 12mm

    Pelat 12mm

    ∅ 32

    KC.800x300x14x26

    KC.588x300x12x20

    ∅ 28

    ∅ 28

    Pelat 80mm

    Pelat 13mm

    AA

    Pelat 12mm

    ∅ 28Pelat 12mm

    ∅ 28

    Pelat 12mm

    ∅ 28

    ∅ 28

    Pelat 12mm

    Pelat 12mm

    ∅ 28Pelat 12mm

    Pelat 106mm∅ 28

    KC.800x300x14x26

    KC.588x300x12x20

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    12/17

    12

    =  ×  = 3316,788 × 2500= 8291970   = ∅ × = 0,9 × 8291970 = 7462773 kgcm 

    2. 

    Analisa dengan Xtract 2.6.2

    Gambar 7.1 Analysis Report  penampang balok pada Xtract

    Dari hasil Analysis Report  dapat dilihat bahwa :

    Kuat momen nominal (Mn) = 866 × 103

      =86600  Maka, = ∅ × = 0,9 × 8827726,8 =7794000 kgcm 

    7.3  Analisa kapasitas penampang

    kolom

    1.  Analisa secara manual

    -  Kapasitas maksimum beban tekan ≤ ∅ = 0,85 × 1300184,09 kg= 1105156,482 kg 

    Jadi beban maksimum yangdiijinkan akibat tekan adalah

    1105156,480 kg

    -  Kapasitas maksimum beban tarik ≤ ∅ = 0,75 × 1303600 kg = 977700 kg Jadi beban maksimum yang

    diijinkan akibat tekan adalah 977700 kg

    -  Kapasitas maksimum momen

    nominal

    Untuk penampang balok yangditinjau merupakan bentang pendek

    karena balok WF dikekang padakedua ujungnya.Modulus plastis penampang kolom : =  ×  = 9203,39 × 2500

    = 230088475   = ∅ × = 0,9 × 230088475= 20707627,5 kgcm 

    2.  Analisa dengan Xtract 2.6.2

    Gambar 7.2 Analysis Report  penampang

    kolom pada Xtract

    Dari hasil Analysis Report  dapat dilihat bahwa :

    •  Kuat tekan nominal (Pn) = 1,3036 × 107  =1303600  Maka, = ∅ × = 0,85 × 1303600 =1108060 kg 

    •  Kuat tarik nominal (Pn) = −1,3036 ×107  = 1303600  Maka,

    =

     ∅×

    = 0,75 ×

    − 1303600 =

    977000 kg •  Kuat momen nominal (Mn) = 2292 ×

    103  = 2292000  Maka, = ∅ × = 0,9 × 2292000 =2062800 kgcm 

    7.4  Analisa kapasitas penampang

    kolom

    Hasil perhitungan manual dan denganmenggunakan program Xtract yaitu sebagai

     berikut :

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    13/17

    13

    Tabel 7.1 Perbandingan hasil analisaKapasitas

    Penampang Manual Xtract

    Balok Momen,Mn (kgm) 82919.7 86600

    Tekan,Nn (kg) 1300184.1 1303600

    Tarik,Rn (kg) 1303600 1303600Momen,Mn (kgm) 2300884.75 2292000

    Kolom

    ElemenAnalisa

    Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa pada penampang balok momennominal hasil Xtract jauh lebih besardibandingkan hasil perhitungan manual,

    sedangkan pada penampang kolom, momennominal hasil perhitungan sedikit lebih besar dibandingkan hasil Xtract dan untukkuat tekan perhitungan manual lebih kecildibandingkan hasil analisa Xtract

    sedangkan untuk tarik nominal sebaliknya.

    8.  ANALISA PERILAKU KOLOM

    KING CROSS DENGAN

    ABAQUS 6.7

    8.1  Hasil analisa Abaqus

    Untuk membandingkan penampangkolom yang diberi beban asli dan bebansetelah dilakukan tambahan beban yangmenjadi tolak ukur untuk menentukan

    efektifitas dan pengaruh terhadap struktur portal dan penampang king cross itu sendiriadalah deformasi, tegangan dan reganganyang terjadi.

    Gambar 8.1 Hasil Deformasi akibat bebanasli

    Gambar 8.2 Hasil Deformasi akibat beban

    gempa tambahan 25 ton

    Gambar 8.3 Hasil Deformasi akibat bebangempa tambahan 35 ton

    Gambar 8.4 Hasil Deformasi akibat beban gempa tambahan 45 ton

    Gambar 8.5 Hasil Deformasi akibat beban gempa tambahan 55 ton

    Gambar 8.6 Hasil Deformasi akibat

     beban gempa tambahan 65 ton

    Warna pada struktur portal

    menunjukkan tegangan yang terjadi padaelemen tersebut. Semakin warna merah

    maka menunjukkan bahwa deformasi,regangan dan tegangan yang terjadisemakin besar. Dari hasil Gambar 8.1, 8.2,

    8.3, 8.4, 8.5 dan 8.6 akan ditinjau untuktiap titik pada suatu elemen dapat dilihat

     pada Gambar 8.7.

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    14/17

    14

    Gambar 8.7 Titik yang akan ditinjau padaanalisa Abaqus 6.7

    1.  Displacement

    Dari gambar 8.1, 8.2, 8.3, 8.4, 8.5 dan8.6 diperoleh titik – titik yang akan ditinjau berdasarkan nilai deformasi yang terbesar

     pada elemen tersebut yang akan ditinjauseperti kolom pada KC2 pada titik 1 (node1558), titik 2 (node 1348), dan titik 3 (node31) yang dapat dilihat pada Tabel 8.1. Darihasil Tabel 8.1 dapat dilihat pada Gambar8.8 sampai 8.10 dimana nilai displacementmaksimum terletak pada arah Z atau U3karena yang dominan beban disebabkanoleh beban lateral. Untuk displacement arahMagnitude hasil ini diperoleh dari resultandari 3 gaya yaitu arah X, Y dan Z. Darihasil Tabel 8.1 dapat dilihat bahwa semakin

    ditambahkan bebannya, displacement yangterjadi menjadi lebih besar dari beban awalyang diberikan. Tetapi untuk arah Ysemakin ditambahkan bebannya makahasilnya semakin kecil dan hasilnya yangtadinya negatif akan menjadi positif. Hal initerjadi pada node 1348 dengan beban 45ton.

    Tabel 8.1 Displacement pada Portal bagian Kolom KC2

    Beban

    ton Magnitude Arah X Arah Y Arah Z

    23.12399 2.3976 0.001451 -0.6318 -2.3129

    25 2.5848 0.001555 -0.6161 -2.510335 3.6019 0.002107 -0.5325 -3.5623

    45 4.6361 0.002659 -0.4490 -4.6143

    55 5.6781 0.003211 -0.3654 - 5.6664

    65 6.7262 0.003799 -0.2825 - 6.7203

    23.12399 1.0121 -0.002453 -0.1375 -1.0027

    25 1.0882 - 0. 002607 - 0. 1170 - 1.0819

    35 1.5037 - 0. 003432 - 0. 0080 - 1.5037

    45 1.9282 -0.004258 0.1010 - 1.9255

    55 2.3567 -0.005083 0.2101 - 2.3473

    65 2.7877 -0.005902 0.3192 - 2.7694

    23.12399 2.3243E-33 1.383E-34 2.157E-33 -8.559E-34

    25 4.0015E-33 1.887E-34 3.604E-33 -1.728E-33

    35 1.3002E-32 4.574E-34 1.132E-32 -6.375E-33

    45 2.2012E-32 7.262E-34 1.904E-32 -1.102E-32

    55 3.1024E-32 9.949E-34 2.676E-32 -1.567E-32

    65 3.6240E-32 -7.239E-33 2.958E-32 -1.965E-32

    Node  Displacement (mm)

    1558

    1348

    31

     

    Gambar 8.8 Gambar displacement padakolom KC2 node 1558

    Gambar 8.9 Gambar displacement padakolom KC2 node 1348

     Gambar 8.10 Gambar displacement padakolom KC2 node 31

    2.  Regangan

    Dari gambar 8.1, 8.2, 8.3, 8.4, 8.5dan 8.6 diperoleh titik – titik yang akan

    ditinjau berdasarkan nilai regangan yang

    terbesar pada elemen tersebut yang akanditinjau seperti pada kolom KC2 pada titik1 pada node 1558, titik 2 pada node 1348,dan titik 3 pada node 31 yang dapat dilihat pada Tabel 8.2. Dari hasil Tabel 8.2 dapatdilihat pada Gambar 8.11 (titik acuan 1node 1558) didapatkan hasil bahwa semakin besar beban lateral yang diberikan makaregangan yang terjadi cenderung meningkat pada arah E11, E22, E33, E12, E13 danE23. Dari semua regangan ada yangmelebihi regangan maksimumnya sebesar ε= fy / E = 250/200000 = 0,00125 yaitu E33(regangan arah sumbu 3-3) sebesar0,0013355 dengan beban 65 ton.

    -8

    -6

    -4

    -2

    0

    2

    4

    6

    8

    0 10 20 30 40 50 60 70

    Magnitude

    Arah X

    Arah Y

    Arah Z

    Kolom Node 1558

        D   e    f    l   e    k   s    i    (   m   m    )

    Beban (Ton)

    -4

    -3

    -2

    -1

    0

    1

    2

    3

    4

    0 10 20 30 40 50 60 70

    Magnitude

    Arah X

    Arah Y

    Arah Z

    Kolom Node 1348

        D   e    f    l   e    k   s    i    (   m   m    )

    Beban (Ton)

    -3E-32

    0 10 20 30 40 50 60 70

    Magnitude

    Arah X

    Arah Y

    Arah Z

    Kolom Node 31

        D   e    f    l   e    k   s    i    (   m   m    )

    Beban (Ton)

    1

     

    2

    3

     

    1

     

    2

    3

     

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    15/17

    15

    Pada Gambar 8.12 (titik acuan 2node 1348) didapatkan hasil bahwa semakin besar beban lateral yang diberikan makaregangan yang terjadi cenderung meningkat pada arah E12 dan E23 sedangkan padaarah E11,E22, E33 dan E13 cenderungmenurun. Dari semua regangan tidak adayang melebihi regangan maksimumnyayaitu 0,00125

    Pada Gambar 8.13 (titik acuan 3node 31) didapatkan hasil bahwa semakin besar beban lateral yang diberikan makaregangan yang terjadi cenderung meningkat pada arah E11, E22, E33, E12, E13 danE23. Dari semua regangan tidak ada yangmelebihi regangan maksimumnya yaitu

    0,00125.Tabel 8.2 Regangan pada Portal bagianKolom KC2

    Beban

    ton E.E11 E.E22 E.E33 E.E12 E.E13 E.E23

    23.12399 -7.83E-05 -0.000292 0.0005656 -5.587E-06 -9.971E-07 0.000202

    25 -8.76E-05 -0.000298 0.0005989 -6.282E-06 -1.114E-06 0.000215

    35 -1.37E-04 -0.000331 0.0007763 -9.985E-06 -1.735E-06 0.000288

    45 -1.87E-04 -0.000363 0.0009538 -1.369E-05 -2.357E-06 0.000362

    55 -2.36E-04 -0.000396 0.0011313 -1.739E-05 -2.978E-06 0.000435

    65 -3.04E-04 -0.000439 0.0013355 -2.352E-05 -2.728E-06 0.000513

    23.12399 4.788E-05 -0.000160 4.800E-05 -1.826E-05 3.035E-09 -8.726E-06

    25 4.655E-05 -0.000155 4.668E-05 -1.95E-05 2.821E-09 -9.317E-06

    35 3.947E-05 -0.000132 3.965E-05 -2.609E-05 1.680E-09 -1.247E-05

    45 3.238E-05 -0.000108 3.261E-05 -3.268E-05 5.389E-10 -1.562E-05

    55 2.529E-05 -0.000085 2.558E-05 -3.927E-05 -6.021E-10 -1.877E-05

    65 1.818E-05 -0.000061 1.853E-05 -4.586E-05 -1.837E-09 -0.000021921

    23.12399 -6.2411E-14 8.66E-06 -8.897E-13 1.61E-07 -5.635E-15 -5.118E-05

    25 -1.1515E-13 2.33E-05 -1.251E-12 5.98E-07 -2.709E-14 -6.213E-05

    35 -9.3546E-13 1.01E-04 -3.064E-12 2.93E-06 -2.331E-13 -1.205E-04

    45 -1.0454E-12 1.80E-04 -4.096E-12 5.26E-06 -3.288E-13 -1.788E-04

    55 -2.0279E-12 2.58E-04 -7.095E-12 7.59E-06 -5.607E-13 -2.371E-04

    65 -1.6713E-12 3.36E-04 -9.405E-12 9.92E-06 -3.283E-13 -2.954E-04

    Node  Regangan

    1558

    1348

    31

     

    Gambar 8.11 Gambar regangan padakolom KC2 node 1558

    Gambar 8.12 Gambar regangan padakolom KC2 node 1348

    Gambar 8.13 Gambar regangan pada kolomKC2 node 31

    3.  Tegangan

    Dari gambar 8.1, 8.2, 8.3, 8.4, 8.5dan 8.6 diperoleh titik – titik yang akan

    ditinjau berdasarkan nilai tegangan yangterbesar pada elemen tersebut yang akanditinjau seperti pada kolom KC2 pada titik1 pada node 1558, titik 2 pada node 1348,dan titik 3 pada node 31 yang dapat dilihat

     pada Tabel 8.3. Dari hasil Tabel 8.3 dapatdilihat pada Gambar 8.12 (titik acuan 1node 1558) didapatkan hasil bahwa semakin besar beban lateral yang diberikan makaregangan yang terjadi cenderung meningkat

     pada arah S11, S22, S33, S12, S13 dan S23.Dari semua tegangan ada yang melebihi fy

     berarti pada titik 1 atau node 1558 terjadikelelehan karena tegangan maksimum yangterjadi yaitu sebesar 262,635 Mpa padategangan arah sumbu Z atau E33 dengan beban 65 ton.

    Pada Gambar 8.13 (titik acuan 2node 1348) didapatkan hasil bahwa semakin besar beban lateral yang diberikan makaregangan yang terjadi cenderung meningkat pada arah S11, S33, S12 dan E23sedangkan pada arah S22 dan S13cenderung menurun. Dari semua tegangantidak ada yang melebihi fy berarti semua penampang belum leleh karena teganganmaksimum yang terjadi yaitu sebesar -31,951 Mpa pada tegangan arah sumbu Yatau E22 dengan beban asli sebesar 23,124ton.

    Pada Gambar 8.14 (titik acuan 3node 31) didapatkan hasil bahwa semakin besar beban lateral yang diberikan makaregangan yang terjadi cenderung meningkat pada arah S11, S22, S33, S12, S13 dan S23.

    Dari semua tegangan tidak ada yangmelebihi fy berarti semua penampang belum leleh karena tegangan maksimumyang terjadi yaitu sebesar 90,406 Mpa pada

    -0.0006

    -0.0004

    -0.0002

    0

    0.0002

    0.0004

    0.0006

    0.0008

    0.001

    0.0012

    0.0014

    0.0016

    0 10 20 30 40 50 60 70

    E.E11

    E.E22

    E.E33

    E.E12

    E.E13

    E.E23

    Kolom Node 1558

        R   e   g   a   n   g   a   n

    Beban (Ton)

    -0.0002

    -0.00015

    -0.0001

    -0.00005

    0

    0.00005

    0.0001

    0 10 20 30 40 50 60 70

    E.E11

    E.E22

    E.E33

    E.E12

    E.E13

    E.E23

    Kolom Node 1348

        R   e   g   a   n   g   a   n

    Beban (Ton)

    -0.0004

    -0.0003

    -0.0002

    -0.0001

    0

    0.0001

    0.0002

    0.0003

    0.0004

    0 10 20 30 40 50 60 70

    E.E11

    E.E22

    E.E33

    E.E12

    E.E13

    E.E23

    Kolom Node 31

        R   e   g   a   n   g

       a   n

    Beban (Ton)

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    16/17

    16

    tegangan arah sumbu Y atau E22 dengan beban 65 ton.

    Gambar 8.13 Gambar tegangan pada kolomKC2 node 1558

    Gambar 8.14 Gambar tegangan pada kolomKC2 node 1348

     Gambar 8.15 Gambar tegangan pada kolomKC2 node 31

    9. 

    PENUTUP9.1  Kesimpulan

    Dari hasil perhitungan dan analisisyang telah dilakukan pada struktur bangunan gedung, maka dapat ditarikkesimpulan sebagai berikut:1)  Dari hasil perhitungan dan analisis

    SAP 2000 v14 yang telah dilakukan pada struktur bangunan gedung, perencanaan dimensi profil pada balok

    anak, balok induk dan kolom Kingcross sudah memenuhi kriteria

    ketentuan kekuatan profil terhadap beban yang diterima oleh strukturseperti kontrol tekuk lokal, tekuk

    lateral, persamaan interaksi, lendutandan geser.

    2)  Dari hasil perhitungan kolom pada KC800x300x14x26 dengan menambahkan pembesaran momen sudah memenuhikriteria kekuatan seperti kontrol tekuklokal, tekuk lateral dan masuk terhadap

    kontrol kombinasi tekan dan lenturmasuk kriteria yaitu 0,96438 lebihkecil dari 1,0. Sedangkan pada kolomKC 588x300x12x20 untuk kontrolkombinasi tekan dan lentur masuk

    kriteria yaitu 0,6759 lebih kecil dari1,0.

    3)  Dari hasil analisa perilakumenggunakan software Abaqus 6.7

    kolom mengalami displacementmaksimum pada arah Z (U3) sebesar2,3129 mm yang ditinjau di atas penampang kolom di titik 1 (Node1558) dengan beban lateral awal yaitu23,124 ton (15,294 N/mm2).

    Displacement tersebut akan semakinmeningkat saat beban lateral yangdiberikan juga bertambah. Untuk nilaitegangan yang terjadi pada kolomakibat pemberian beban lateral yang

    semakin bertambah didapatkan hasil

    tegangan maksimum berada di titik 1(Node 1558) dengan beban sebesar 65ton mengalami tegangan sebesar262,635 Mpa pada arah Z (S33). Hasil

    ini menunjukkan bahwa pada titiktersebut sudah mengalami kelelehansebab fy bernilai 250 Mpa. Untuk nilairegangan didapatkan pada kolom KC2yang mengalami regangan maksimum

     pada arah Z (E33) sebesar 0,0013355.Hasil ini menunjukkan sudah melebihiregangan maksimum sebesar 0,00125.

    4) 

    Dari hasil perhitungan manual danmenggunakan program Xctract 2.6.2

    dapat disimpulkan bahwa pada penampang balok momen nominal perhitungan manual pada balok WF600x200x12x20 lebih kecil dari perhitungan Xtract 2.6.2 selisihnyasebesar 4,25 %, sedangkan pada penampang kolom KC800x300x14x26 nilai momen nominalhasil perhitungan sedikit lebih besardibandingkan hasil Xtract selisihnyasebesar 0,386% dan untuk kuat tekan perhitungan manual lebih kecildibandingkan hasil analisa Xtract

    -50

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    0 10 20 30 40 50 60 70

    S.S11

    S.S22

    S.S33

    S.S12

    S.S13

    S.S23

    Kolom Node 1558

        T   e   g   a   n   g   a   n    (    M   p   a    )

    Beban (Ton)

    -35

    -30

    -25

    -20

    -15

    -10

    -5

    0

    5

    0 10 20 30 40 50 60 70 S.S11

    S.S22

    S.S33

    S.S12

    S.S13

    S.S23

    Kolom Node 1348

        T   e   g   a   n   g   a   n    (    M   p   a    )

    Beban (Ton)

    -40

    -20

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    0 10 20 30 40 50 60 70

    S.S11

    S.S22

    S.S33

    S.S12

    S.S13

    S.S23

    Kolom Node 31

        T   e   g   a   n   g   a   n    (    M   p   a    )

    Beban (Ton)

  • 8/18/2019 Studi Prilaku Kolom

    17/17

    17

    selisihnya sebesar 0,262%, sedangkanuntuk tarik nominal pada perhitunganmanual sama dengan perhitungandengan Xtract.

    9.2 

    Saran

    1)  Perlu ditambahkan stiffner padasambungan balok kolom karena jikatidak ditambahkan akan menyebabkan beam column joint mengalami sendi plastis. Diusahakan terjadi sendi plastisterletak pada muka balok.

    2)  Perlu ditambahkan  yield stress  dan plastic strain hingga mencapai kondisi putusnya yaitu sebesar f u  pada saatmemasukkan material pada  plasticity.

    Jika tidak ditambahkan perilaku padastrukturnya jika diberi beban tambahanakan linier.

    3)  Perlu pembelajaran program ABAQUSsecara advance untuk melakukan percobaan bahan dengan teknologicomputer.

    DAFTAR PUSTAKA

    Chen, W.F. dan Lui, E.M. 1988.

    Structural Stability Theory and

     Implementation. Taiwan : ELSEVIER.

    Badan Standardisasi Nasional. 2002.

    Tata Cara Perencanaan Ketahanan

    Gempa Untuk Bangunan Gedung  (SNI

    03-1726-2002).

    Badan Standardisasi Nasional. 2002.

    Tata Cara Perencanaan Perhitungan

    Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung 

    (SNI 03-1729-2002).

    Departemen Pekerjaan Umum. 1983.

    Peraturan Pembebanan Indonesia

    Untuk Gedung (PPIUG) 1983.

    Salmon dan Johnson. 1994. Struktur

     Baja Desain dan Perilaku Jilid 2 Edisi

    Kedua. Diterjemahkan oleh Ir. Wira

    M.S.CE. Jakarta : Erlangga.

    Setiawan, Agus. 2008. Perencanaan

    Struktur Baja dengan Metode LRFD(Sesuai SNI 03 – 1729-2002). Semarang

    : PT. Gelora Aksara Pratama.

    Marwan dan Isdarmanu. 2006.  Buku

     Ajar: Struktur Baja I . Surabaya :

    Jurusan Teknik Sipil FTSP – ITS.

    Segui, William T. 1994. LRFD Steel

     Design. Massachusetts : PWS

    Publishing Company.

    Galambos, Theodore V. dan Surovek

    Andrea E. 2008. Structural Stability Of

    Steel: Concepts and Applications For

    Structural Engineers. New Jersey : John

    Wiley & Sons, Inc.

    Chen, W.F. 1991.  Design of Beam-Columns in Steel Frames in the United

    States. Department of Structural

    Engineering, School of Civil

    Engineering, Purdue University, West

    Lafayette, Indiana 47907.

    Hasham, Anthony S., Rasmussen,

    K.J.R. 2002.  Interaction curves for

    locally buckled I-section beam columns.

     Journal of Constructional Steel

     Research 58 (2002) No.213–241.

     ELSEVIER.