studi sebaran lokasi ritel consumer...

117
STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA KOTA MAKASSAR SKRIPSI Tugas Akhir 4730528 PERIODE I Tahun 2013-2014 Sebagai Persyaratan Untuk Ujian Sarjana Arsitektur Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota Oleh : VERONIKA DORA PABUARAN D521 09 261 PRODI PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS

DI PERMUKIMAN TAMALANREA

KOTA MAKASSAR

SKRIPSI

Tugas Akhir – 4730528

PERIODE I

Tahun 2013-2014

Sebagai Persyaratan Untuk Ujian Sarjana Arsitektur

Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota

Oleh :

VERONIKA DORA PABUARAN D521 09 261

PRODI PENGEMBANGAN WILAYAH KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

ii

PENGESAHAN

SKRIPSI

PROYEK : TUGAS SARJANA PROGRAM STUDI

PENGEMBANGAN WILAYAH DAN KOTA

JUDUL : STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER

GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA KOTA

MAKASSAR

PENYUSUN : VERONIKA DORA PABUARAN

NO. STB : D 521 09 261

PERIODE : I-TAHUN 2013/2014

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Prof. Dr. Ir. Ananto Yudono, M.Eng Nip. 19481212 197602 1 001

Pembimbing II

Dr. Eng. Ihsan, S.T., M.T. Nip. 19710219 199903 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin Baharuddin Hamzah, S.T.,M.Arch.,P.hD

Nip. 19690308 199512 1 001

Ketua Program Studi PWK Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

Dr. Ir. Arifuddin Akil, M.T

Nip. 19630504 199512 1 001

Page 3: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

iii

STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

KOTA MAKASSAR

Veronika Dora Pabuaran1, Ananto Yudono2, Ihsan3

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Keberadaan minimarket sebagai salah satu kegiatan ritel consumer goods di sekitar permukiman penduduk perlu diperhatikan, khususnya dalam persebaran dan radius pelayanannya. Hal ini dituangkan dalam SNI No. 03 Tahun 2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, yaitu untuk 1 toko kelontong/kios (minimarket) dapat melayani 250 jiwa dengan radius pencapaian 300 m. Terdapat 15 minimarket (2013) pada Permukiman Bumi Tamalanrea Permai dan Perumahan Telkomas di Kota Makassar yang radiusnya tidak sesuai dengan standar serta tidak memperhatikan ritel consumer goods yang tradisional. Fokus utama skripsi ini adalah menganalisis tipologi ritel consumer goods dan tingkat korelasi antarvariabel dalam pemilihan lokasi ritel. Analisis deskriptif dan overlay peta (GIS) menjelaskan tipologi ritel consumer goods yang terdiri atas 3 yaitu minimarket modern, semi minimarket dan kios. Analisis korelasi menjelaskan tingkat korelasi antarvariabel pemilihan lokasi ritel, dimana usia, jarak perjalanan pendapatan, keramahtamahan pelayanan dan lokasi minimarket sangat signifikan. Berdasarkan hasil tersebut, diperlukan ide sebaran lokasi ritel consumer goods yang tepat agar radius pelayanannya merata.

Kata Kunci : Persebaran Minimarket, Tipologi Ritel Consumer Goods, Permukiman Bumi Tamalanrea Permai, Perumahan Telkomas

1)Mahasiswa Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

2,3)Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin.

Page 4: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

iv

THE STUDY OF CONSUMER GOODS RETAIL SPREADING

LOCATION IN TAMALANREA SETTLEMENTS

MAKASSAR CITY

Veronika Dora Pabuaran1, Ananto Yudono2, Ihsan3

e-mail: [email protected]

ABSTRACT

The existence of minimarket as the one of consumer goods retail activities around settlement residents needs to be considered, especially in its spread and radius service. It isoutlined in the SNI No. 03 Tahun 2004 about “Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan” that is for the grocery store/stall (minimarket) can serve 250 people with 300 meters radius achievement. There are 15 minimarkets (2013) that lie at Bumi Tamalanrea Permai settlement and Telkomas Housing in Makassar City, it’s radius is not appropriate with standard and also don’t concern with traditional consumer goods. The main focus in this research are analyze the consumer goods retail typologyand correlation levelbetween the variablesinelection of retail locations. Descriptive and Map Overlay (GIS) analysis explain the consumer good retail typology that consists of 3, modern minimarket, semi minimarket, and stall. Correlation analysis explains the correlation levelbetween the variables inelection of retail locations, age, walking distance, income, hospitality services, and minimarket location are very significant. Based on that results, it will be required the appropriate idea of the consumer goods retail spreading so that prevalent radius service will take place.

Keywords: Minimarket Spreading, The Consumer Good Retail Typology, Bumi Tamalanrea Permai Settlement, Telkomas Housing

1)Undergraduate of Urban and Regional Development Study Program , Architecture Department, Engineering Faculty, Hasanuddin University.

2,3)Lecturers of Architecture Department, Engineering Faculty, Hasanuddin University.

Page 5: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa

karena atas kasih, berkat, dan karunia-Nya, penyusunan tugas akhir ini dapat

diwujudkan sebagai persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan dalam

jenjang S1 Program Studi Pengembangan Wilayah dan Kota Jurusan

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.

Tugas akhir yang berjudul “Studi Sebaran Lokasi Ritel Consumer Goods

di Permukiman Tamalanrea Kota Makassar ” ini dilatar belakangi oleh adanya

minimarket sebagai salah satu bentuk kegiatan ritel consumer goods yang

radius pelayanannya tidak sesuai dengan SNI. Diharapkan tulisan ini dapat

lebih memperkaya pengetahuan dan wawasan bagi semua pihak mengenai

persebaran lokasi ritel consumer goods yang tepat.

Dalam menyusun tugas akhir ini, penulis menyadari masih terdapat

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik

yang membangun agar tugas akhir ini menjadi lebih baik lagi di masa

mendatang dan dapat bermanfaat demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Makassar, Agustus 2013

Veronika Dora Pabuaran

Page 6: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kebaikan,

pertolongan, setiap berkat anugerah-Nya, cinta kasih yang tiada duanya dan

segalanya. Syukur atas setiap hal yang telah diberikan-Nya terkhusus dalam

proses penyelesaian skripsi ini. Untuk setiap kesehatan, kesabaran,

semangat, dan setiap hal yang membuat penulis selalu mengucap syukur

atas cinta kasih-Nya yang selalu Dia izinkan untuk menjadi bagian penulis.

Syukur yang sebesar-besarnya kepada DIA yang telah menganugerahkan

setiap orang untuk membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini,

antara lain:

1. Keluarga Penulis

Skripsi ini dipersembahkan khusus untuk orang-orang terpenting penulis :

a. Kedua orangtua tercinta, ayahanda Welem Pabuaran, S.E dan Ibunda

Maria Rongrean untuk setiap kasih sayang, kesabaran, semangat, doa,

dan segalanya. Terima kasih karena selama 21 tahun telah memberikan

semua yang terbaik dalam hidup penulis dan menjadi penyemangat untuk

memperoleh hidup yang berhasil dan berkualitas serta takut akan Tuhan.

b. Kakek penulis P.Rongrean dan Oscar (nek Kare’) serta nenek cantik

Ludia Lolok, Alm. Nene Tua dan Alm. Parela’bi’ terimakasih buat

segala doa, dukungan, penghiburan yang tiada hentinya diberikan.

Terimakasih juga kepada Tanter Rit buat segala nasehat yang selalu

diberikan kepada penulis yang membuat penulis tetap semangat dalam

menghadapi apa pun juga.

c. Saudara penulis, Jery Pabuaran dan Try Novita Pabuaran terima kasih

untuk doa dan semangat yang telah diberikan tiada hentinya. Terimakasih

karena telah menjadi saudara terbaik penulis dalam menghadapi

kerasnya kehidupan. Saudara sepupu penulis, Veren, Viona, Grace

(Bakok), Lorena, Gil, Kiran, Naruto, Jovan, Jilan, Sena, dan Rusen ST

terima kasih untuk setiap kasih persaudaran, doa dan dukungan kalian

selama ini.

d. Untuk setiap keluarga terkasih di Kendari, Toraja, Papua, Bogor, Ambon,

dan dimana pun juga terima kasih untuk setiap dukungannya.

2. Terimakasih pula kepada Veky Adrian Rerungan (portu) terima kasih

untuk cinta kasih, dukungan doa, nasehat dan teguran, bantuan dan

setiap hal yang sudah dilakukan untuk menambah semangat penulis.

Terimakasih karena selalu mendampingi penulis.

3. Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Bapak Prof. Dr. Ir. Ananto Yudono,

M.Eng, selaku pembimbing pertama dan Dr. Eng. Ihsan, S.T., M.T,

Page 7: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

vii

selaku pembimbing kedua. Terima kasih untuk setiap waktu yang sudah

disisihkan, ilmu yang sudah diberikan, bimbingan, semangat, dan setiap

hal berharga yang telah memperkaya penulis sehingga dapat menjadi

lebih bijak dalam mengerjakan segala sesuatu.

4. Ibu Wiwik Wahidah Osman, ST., MT, terima kasih buat segala bantuan,

arahan dan nasehat yang diberikan kepada penulis khususnya selama

penulis melaksanakan ujian hasil dan tutup. Terima kasih karena selalu

mendampingi penulis.

5. Dosen Penguji Tugas Akhir, Prof. Dr. Ir. Shirily Wunas, DEA., Dr. Ir. Ria

Wikantari Rosalia, M. ARCH. dan Ir. Louis Santoso, M.Si, terima kasih

untuk semangat yang diberikan dan masukan yang memperkaya isi tugas

akhir penulis.

6. Penasehat Akademik Penulis, Isfa Sastrawati S.T., M.T. Terima kasih

untuk setiap waktu yang sudah disisihkan, ilmu yang sudah diberikan,

nasehat serta pengalaman yang sangat berguna bagi penulis.

7. Kepala Studio Tugas Akhir Prodi Pengembangan Wilayah Kota, Ir. Hj.

Suriana La Tanrang, M.Si, terima kasih untuk setiap kesabaran,

bimbingan, dan setiap hal yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini tepat waktu. Kepala Studio Akhir Jurusan

Arsitektur, Ir. Riekje Hehanusa P., terimakasih untuk setiap bantuan yang

sudah diberikan dalam membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini.

8. Staff tata usaha Jurusan Arsitektur, Pak Jhon, Pak Hairul, Pak Hafid, Ibu

Tinuk, dan staff Fakultas Teknik, terima kasih untuk setiap bantuan dalam

kepengurusan administrasi dan keperluan perkuliahan penulis.

9. Saudara rohani ; Agnes Melinda, S.T, Yohana Todingrara C.ST, Inri

Indah Rahayu, C.ST, Caroline M, C.ST, Ewith, C.ST, Valery C.ST, Citra

C.ST, kakak rohani ; Melly Christin S.T., terima kasih untuk kasih

persaudaraan di dalam Kristus, setiap dukungan doa, dan segala hal yang

membantu penulis untuk selalu mengandalkan dan bergantung kepada

Tuhan.

10. Saudara-saudariku; Desy Rucyisayana Tami (Gizi’10), Wanda, C.ST,

Yani, C.ST, Erin Purnamasari, C.ST, Uun, S.T., Fasta S.T., Mimin, S.T.,

Kia S.T., Lela, S.T., K’ Harsah, C.ST, K’ Misran, S.T.,Anwar Najib C.ST,

Emil C.ST, Iccank C.ST, Hezran kapal09, Gatot sipil09, kak Tinu ST,

Mawan sipil09 terima kasih untuk waktu, daya, dan dukungan yang telah

diberikan sehingga membantu penulis dalam menyelesaikan kuliah dan

tugas akhir ini.

Page 8: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

viii

11. Next generation Studio Akhir PWK periode II 2013/2014, Saba C.ST ,

Nanank C.ST, Ana C.ST, Nana C.ST, Eloks C.ST, Iin C.ST, Ikram C.ST,

Fadly C.ST, terima kasih selalu semangat dan lanjutkan Tongkat Eztafet!

12. Kel. WNH, Titi, nita ST, Echy, Dian, Westi, Rindy ST, Kak Rini SS, Dini,

dan Vera, terimakasih untuk setiap kebersamaan dan semangat

persaudaraan yang membuat penulis merasa tetap dekat dengan

keluarga.

13. Terimakasih banyak buat tim surveyor, DISCIPLES (Panitia Paskah

2013) SC-OC atas segala bantuan doa, tenaga, pikiran, kerelaan dalam

berpanas-panasan, berdingin-dinginan di malam hari, bahkan tidur depan

toko. Upahmu besar di sorga!

14. Saudara-saudariku di Keluarga Mahasiswa Kristen Oikumene (KMKO),

Teknik-UH, KMKO Arsitektur Teknik UH. Terima kasih untuk kasih

persaudaran di dalam kristus yang penulis rasakan, untuk kebersamaan

dalam pelayanan, dan untuk setiap hal yang membuat penulis menambah

pengalaman hidup.

15. Saudara-saudariku Teknik 09, Jurusan Aristektur angkatan 09, High

Voltage ’09, Keluarga besar OKJA FT-UH. Terima kasih untuk segalanya

terlebih rasa persaudaraan yang penulis rasakan dan setiap pengalaman

yang penulis dapatkan.

16. Berbagai pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu, yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan

ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota dan ilmu lainnya.

Makassar, Agustus 2013

Veronika Dora Pabuaran

Page 9: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2

C. Tujuan ................................................................................................ 2

D. Manfaat............................................................................................... 3

E. Ruang Lingkup ................................................................................... 3

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Ritel .................................................................................. 5

B. Kegiatan dan Strategi Ritel ................................................................. 5

C. Minimarket ......................................................................................... 14

D. Lokasi ................................................................................................ 14

E. Strategi Lokasi Ritel ........................................................................... 18

F. NSPK tentang Lokasi Perdagangan Minimarket ................................ 25

G. Studi Penelitian Terdahulu................................................................. 30

H. Kerangka Pikir ................................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 32

B. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 32

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 34

D. Responden Sampel Penelitian .......................................................... 35

E. Jumlah Responden ............................................................................ 35

F. Teknik Sampling ................................................................................ 36

Page 10: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

x

G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 36

H. Kebutuhan Data ................................................................................. 37

I. Variabel Penelitian ............................................................................. 38

J. Definisi Operasional .......................................................................... 40

K. Kerangka Penelitian .......................................................................... 41

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 42

B. Hasil Survey ...................................................................................... 47

C. Hasil Analisis ..................................................................................... 75

BAB KESIMPULAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 102

B. Saran ................................................................................................ 103

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

A. Kusioner ............................................................................................. 1

B. Rekapitulasi Hasil Survey Kuesioner .................................................. 2

C. Persentase Hasil Kuesioner .............................................................. 10

D. Data Minimarket di Kota Makassar .................................................... 17

Page 11: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Definisi Ritel (Penjualan Eceran) ............................................. 5

Tabel 2 : Konsep Target Pasar .............................................................. 13

Tabel 3 : Jenis Sarana Perdagangandan Niaga .................................... 27

Tabel 4 : Studi Penelitian Terdahulu ...................................................... 30

Tabel 5 : Kebutuhan Data dan Teknik Analisis ...................................... 37

Tabel 6 : Faktor dan Variabel Penelitian Untuk Masyarakat .................. 38

Tabel 7 : Faktor dan Variabel Penelitian Untuk Pihak Minimarket ......... 39

Tabel 8 : Jumlah Penduduk Kota Makassar .......................................... 44

Tabel 9 : Minimarket Modern ................................................................. 49

Tabel 10 : Pengelompokan Minimarket di Lokasi Penelitian .................... 56

Tabel 11 : Hasil Analisis Karakteristik Ritel Consumer Goods ................. 75

Tabel 12 : Hasil Analisis Korelasi Variabel Sosial-Ekonomi ..................... 78

Tabel 13 : Hasil Analisis Korelasi Variabel Akses ke Lokasi .................... 84

Tabel 14 : Hasil Analisis Korelasi Variabel Opini Masyarakat .................. 88

Tabel 15 : Hasil Analisis Korelasi Variabel dari Pihak Minimarket ........... 94

Page 12: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Distribution Channel ............................................................... 6

Gambar 2 : Hubungan TO dan GM ........................................................... 9

Gambar 3 : Proses Timbulnya Wilayah Perdagangan Heksagonal ......... 15

Gambar 4 : Suatu Bagian dari Pola Permukiman K=3 ............................. 16

Gambar 5 : Proses Penentu Pemilihan Lokasi......................................... 21

Gambar 6 : Potensi Lokasi ....................................................................... 22

Gambar 7 : Area Converage .................................................................... 22

Gambar 8 : Potensi Toko Kompetitor dan Milik Kita ................................. 23

Gambar 9 : Citra Satelit untuk Kawasan Permukiman Tamalanrea ......... 34

Gambar 10 : Peta Kawasan Permukiman Kota Makassar ....................... 42

Gambar 11 : Peta Deliniasi Penelitian ..................................................... 43

Gambar 12 : Diagram Jumlah Minimarket di Kota Makassar 2013 .......... 45

Gambar 13 : Diagram Jumlah Minimarket berdasarkan Kecamatan ........ 46

Gambar 14 : Peta Persebaran Lokasi Minimarket Modern ...................... 48

Gambar 15 : Peta Tunjuk Persebaran Lokasi Minimarket ........................ 55

Gambar 16 : Peta Persebaran Radius Pelayanan Minimarket ................. 57

Gambar 17 : Persebaran Lokasi Ritel Modern dan Tradisional ............... 58

Gambar 18 : Kios yang terdapat di Perumahan Taman Telkomas .......... 59

Gambar 19 : Warung yang terdapat di Permukiman BTP ........................ 59

Gambar 20 : Toko Kelontong yang terdapat di Permukiman BTP ........... 60

Gambar 21 : Peta Lokasi Sampel 1 : Minimarket Alfamart BTP............... 60

Gambar 22 : Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Alfamart BTP ......... 61

Gambar 23 : Peta Lokasi Sampel 2 : Minimarket Indomaret BTP ............ 62

Gambar 24 : Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Indomaret BTP ...... 63

Gambar 25 : Peta Lokasi Sampel 3 : Minimarket Alfamidi BTP ............... 64

Gambar 26 : Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Alfamidi BTP .......... 65

Gambar 27 : Peta Lokasi Sampel 4 : Minimarket Indomaret Blok H ........ 66

Gambar 28 : Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Indomaret Blok H ... 67

Page 13: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

xiii

Gambar 29 : Peta Lokasi Sampel 5 : Minimarket Alfa Ekspress .............. 68

Gambar 30 : Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Alfa Ekspress......... 69

Gambar 31 : Peta Lokasi Sampel 6 : Minimarket Indomaret Telkomas ... 70

Gambar 32 : Grafik Jum. Pengunjung Minimarket Indomaret Telkomas .. 71

Gambar 33 : Peta Lokasi Sampel 7 : Minimarket Dallah 88 Mart............. 72

Gambar 34 : Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Dallah 88 Mart ....... 73

Gambar 35 : Diagram Jumlah Pengunjung Minimarket ........................... 74

Gambar 36 : Peta Karakteristik Ritel Consumer Goods ........................... 76

Gambar 37 : Peta Analisis Karakteristik Ritel Consumer Goods.............. 77

Gambar 38 : Diagram Rata-rata Frekuensi Kunjungan-Usia ................... 80

Gambar 39 : Peta Analisis Visual Korelasi Usia dan Lokasi Belanja ....... 82

Gambar 40 : Diagram Rata-rata Frekuensi Kunjungan-Pendidikan ......... 83

Gambar 41 : Diagram Rata-rata Frekuensi Kunjungan-Pendapatan ....... 85

Gambar 42 : Diagram Rata-rata Frekuensi Kunjungan-Jarak Perjalanan 86

Gambar 43 : Diagram Rata-rata Frekuensi Kunjungan-Radius................ 86

Gambar 44 : Diagram Persentase Pengaruh Kelengkapan Barang ......... 91

Gambar 45 : Diagram Persentase Pengaruh Keramahtamahan ............. 91

Gambar 46 : Diagram Persentase Pengaruh Minimarket Berdekatan ..... 92

Gambar 47 : Peta Ide Sebaran Lokasi Ritel Consumer Goods ................ 97

Gambar 48 : Analisis Lokasi Ritel Consumer Goods ............................... 98

Gambar 49 : Peta Penentuan Lokasi Minimarket Jaringan ...................... 99

Gambar 50 : Diagram Harapan Masyarakat tentang Letak Minimarket .. 100

Gambar 51 : Peta Penentuan Lokasi Minimarket Mandiri ....................... 100

Gambar 52 : Diagram Harapan Masyarakat tentang Lokasi Minimarket . 101

Page 14: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan kegiatan di Indonesia semakin hari semakin

meningkat. Termasuk dalam hal kegiatan ritel modern di Indonesia, baik

itu pada skala besar maupun skala kecil. Menurut Asosiasi Perusahaan

Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara

10%–15% per tahun. Penjualan ritel pada tahun 2006 masih sebesar

Rp49 triliun, dan melesat hingga mencapai Rp120 triliun pada tahun 2011.

Sedangkan pada tahun 2012, pertumbuhan ritel diperkirakan masih sama,

yaitu 10%–15%, atau mencapai Rp138 triliun. Jumlah pendapatan

terbesar merupakan kontribusi dari hipermarket, kemudian disusul oleh

minimarket dan supermarket (frontier.co.id 30/10/2012). Perkembangan

kegiatan ritel ini semakin meningkat dan beranekaragam mengikuti

kebutuhan masyarakat, baik itu dari segi kualitas barang, harga yang lebih

murah, jenis barang yang lengkap, kemudahan dalam menjangkau

kebutuhan barang, ataupun inovasi lainnya seperti adanya kartu anggota

untuk kemudahan dan keamanan berbelanja, pemberian diskon dan

promosi ataupun keramahan dari pelayan.

Minimarket adalah salah satu kegiatan ritel yang jumlahnya semakin

meningkat disetiap tahunnya serta tersebar di berbagai kota di Indonesia,

baik itu di pusat kota maupun di pinggiran kota. Dalam pelayanannya

minimarket sering dijumpai di berbagai kawasan seperti kawasan

perdagangan dan niaga, permukiman dan lokasi khusus (SPBU)).

Terdapat 3 jenis pengelola minimarket di Kota Makassar yaitu jaringan

(corporate chain), waralaba (franchise), dan individu (independent) yang

penyebarannya belum dapat dibatasi. Toko kelontong dan kios

merupakan saingan dari minimarket karena radius pelayanan, jumlah

barang, dan penyebarannya yang juga dapat berkembang di lokasi yang

sama dengan minimarket. Saat ini banyak pula dijumpai toko kelontong/

kios yang berusaha memaksimalkan usaha dan pelayanan mereka seperti

minimarket untuk bertahan dalam persaingan dagang.

Page 15: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

2

Kota Makassar sampai saat ini belum memiliki peraturan yang

mengatur secara spesifik mengenai persebaran lokasi minimarket.

Sehingga banyak dijumpai adanya minimarket yang letaknya berdekatan

dengan minimarket lainnya ataupun minimarket dengan kios/toko

kelontong. Padahal berdasarkan SNI No. 03 Tahun 2004 tentang Tata

Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan, disebutkan

bahwa untuk 1 toko kelontong/kios (minimarket) dapat melayani 250 jiwa

dengan radius pencapaian 300 m.

Jumlah minimarket di Kota Makassar hingga awal tahun 2013 yang

memiliki izin di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Makassar

adalah sebanyak 194 unit. Terdapat 19 unit di Kecamatan Tamalanrea

yang tersebar di seluruh kelurahan.

Munculnya minimarket di berbagai lokasi tanpa adanya ketentuan

lokasi yang tepat serta radius pelayanan yang jelas menimbulkan dampak

terhadap pemanfaatan ruang pada kawasan permukiman. Oleh karena itu,

penelitian ini dilakukan untuk menentukan jumlah dan lokasi minimarket

yang tepat, khususnya minimarket yang berada pada Permukiman BTP

dan Perumahan Taman Telkomas.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tipologi dan sebaran lokasi ritel consumer goods skala

perumahan di Permukiman BTP dan Perumahan Taman Telkomas

saat ini ?

2. Seberapa besar tingkat korelasi antarvariabel dalam pemilihan lokasi

minimarket di Permukiman BTP dan Perumahan Taman Telkomas ?

3. Bagaimana ide sebaran lokasi minimarket di Permukiman BTP dan

Perumahan Taman Telkomas yang tepat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tipologi dan sebaran sarana perdagangan ritel consumer

goods skala perumahan di Permukiman BTP dan Perumahan Taman

Telkomas.

Page 16: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

3

2. Mengidentifikasi besaran tingkat korelasi antarvariabel dalam

pemilihan lokasi minimarket di Permukiman BTP dan Perumahan

Taman Telkomas.

3. Menyusun ide sebaran lokasi ritel consumer goods di Permukiman

BTP dan Perumahan Taman Telkomas.

D. Manfaat Penelitian

1. Masyarakat

Penataan sebaran lokasi minimarket yang tepat serta jumlah yang

dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka tercipta

pemanfaatan ruang yang lebih efisien bagi masyarakat.

2. Ilmu Pengetahuan

Menambah wawasan peneliti terkait tentang penentuan lokasi

perdagangan yang sesuai dengan skala pelayanannya. Hasil

penelitian juga diharapkan dapat menjadi refrensi ilmiah bagi kegiatan

penelitian dan perencanaan selanjutnya.

3. Pemerintah

Sebagai usulan kepada pemerintah dalam menentukan kebijakan

untuk perencanaan dan pengembangan sarana perdagangan dalam

hal ini minimarket di kawasan permukiman warga.

E. Ruang Lingkup Perencanaan

1. Batasan wilayah penelitian adalah Kawasan Permukiman

Tamalanrea, khususnya Permukiman Bumi Tamalanrea Permai dan

Perumahan Telkomas yang secara administratif berada pada

Kelurahan Tamalanrea.

2. Lingkup penelitian dibatasi pada lokasi sarana perdagangan dalam hal

ini kegiatan ritel (Consumer Goods) yaitu:

a. Tipologi ritel ritel consumer goods seperti, fungsi bangunan usaha,

kepemilikan bangunan, cara pembeli mengambil barang belanjaan,

dan pembayaran barang belanjaan.

Page 17: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

4

b. Besaran tingkat korelasi antarvariabel dalam pemilihan lokasi

minimarket di Permukiman BTP dan Perumahan Taman Telkomas.

c. Ide sebaran lokasi ritel consumer goods di Permukiman BTP dan

Perumahan Taman Telkomas.

3. Waktu penelitian terbagi atas:

Waktu survey : 2 minggu

Gambaran Umum : 2 minggu

Analisis : 3 minggu

Penulisan Laporan : 3 minggu

F. Sitematika Penulisan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini, yaitu:

Bagian Pertama berisi tentang pendahuluan, menguraikan tentang

latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

enelitian, ruang lingkup penelirian, serta sistematika penulisan.

Bagian kedua adalah kajian teori, yang menguraikan tentang studi

literatur yang menjadi landasan teori yang berkaitan dengan teori lokasi

dalam hal ini lokasi untuk perdagangan serta kerangka pikir dalam

menyelesaikan penelitian ini.

Bagian ketiga berisi tentang metode penelitian. Secara umum

menguraikan tentang jenis penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi

dan waktu penelitian, responden sampel penelitian, jumlah responden,

teknik sampling, teknik analisis data, kebutuhan data, variabel penelitian,

definisi operasional dan kerangka penelitian.

Bagian keempat ini merupakan hasil analisis dan pembahasan

mengenai tipologi ritel, variabel penentu lokasi minimarket serta

penentuan lokasi minimarket di Permukiman BTP dan Perumahan Taman

Telkomas.

Bagian Kelima berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian secara

keseluruhan dan saran mengenai sebaran lokasi minimarket di

Permukiman BTP dan Perumahan Taman Telkomas.

Page 18: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ritel

Ritel adalah kegiatan bisnis yang menjual barang atau jasa kepada

konsumen akhir (Dale M. dan M. Wayne. Retailing Third Edition. 1982).

Ritel (penjualan eceran) merupakan salah satu rantai saluran distribusi

yang memegang peranan penting dalam penyampaian barang dan jasa

kepada konsumen akhir (Bob Foster. Manajemen Ritel. 2008). Beberapa

ahli mengemukakan definisi dari penjualan eceran dengan prinsip yang

relatif sama sesuai dengan uraian berikut:

Tabel 1. Definisi Ritel (Penjualan Eceran)

Nama Definisi

Kotler (2003)

Penjualan eceran meliputi semua kegiatan yang

melibatkan penjualan barang atau jasa secara

langsung pada konsumen akhir untuk pengunaan

pribadi dan bukan bisnis.

Dunne, Lush, and

Griffith (2002)

Penjualan eceran adalah langkah-langkah yang

dibutuhkan untuk menyediakan barang dan jasa

untuk konsumen akhir.

Robert J. (1989)

Penjualan eceran adalah proses sederhana dari transaksi antara pengecer dan konsumen, menukar uang dengan produk atau jasa yang ditawarkan pengecer.

Sumber: Bob Foster. Manajemen Ritel. 2008

B. Kegiatan dan Strategi Ritel

Banyak contoh usaha yang dapat dimasukan ke dalam bentuk usaha

ritel, misalnya toko buku, toko pakaian bayi, toko elektronik, tempat potong

rambut, restoran, jasa penjualan tiket musik, supermarket, departement

store, dan lain-lain. Untuk skala nasional kita mengenal beberapa usaha

ritel besar seperti Matahari Departement Store, Carrefour, Hypermart,

hero, Lion Super Indo, McDonald, Gramedia, Alfamart, Indomaret, dan

Circle K. Untuk skala internasional kita mengenal Wall Mart, Seven

Eleven, Jc Peny, dan Amazon.com (I Nyoman Sugiarta, Panduan Praktis

& Strategis Retail Consumer Goods. 2011).

Page 19: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

6

Bentuk usaha ritel tidak selalu dalam bentuk toko, mall, ataupun

plaza. Penjualan via internet pun bahkan bisa dikategorikan sebagai

bentuk usaha ritel. Semua pelaku usaha ritel sering disebut dengan

retailer atau pengecer.

Retailer berperan selaku usaha yang menjual barang langsung

kepada konsumen akhir atau end user. Ini berarti bahwa retailer adalah

pelaku usaha terakhir dalam jaringan distribusi sebelum barang tersebut

dipergunakan oleh konsumen.

Sebagai gambaran, bentuk sederhana dari sebuah jaringan distrbusi

(Distribution Channel)

Gambar 1. Distribution Channel

Sumber: I Nyoman Sugiarta, Panduan Praktis & Strategis Retail Consumer

Goods. 2011

Retailer memainkan peranan penting dalam perekonomian sebuah

negara. Selain sebagai jaringan distribusi terakhir atas barang hingga bisa

dikonsumsi atau dipergunakan oleh konsumen, juga bereperan penting

dalam penyerapan sumberdaya manusia atau tenaga kerja. Terpenting

lagi, penyerapan sumberdaya manusia ini tidak terkonsentrasi di satu

tempat saja. Karena bisnis ritel ini menyebar ke berbagai daerah. Maka

sumber daya manusia pun dapat terserap dalam skala yang luas.

1. Fungsi Retailer

Sebagai penyalur terakhir dalam pendistribusian barang dari pabrik ke

konsumen, maka ada beberapa fungsi retailer.

a. Menyediakan barang dan jasa

1) Variasi merek, ukuran, warna, dan cita rasa dalam satu tempat

penjualan

2) Pilihar harga atas setiap variasi produk yang dijual, sehingga

konsumen mempunyai sejumlah alternatif pilihan yang disesuaikan

dengan kebutuhannya.

b. Menjual barang dalam eceran/pecahan

Page 20: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

7

1) Retailer menyediakan barang dalam bentuk pecahan terkecil

2) Manufacturing/pabrikan memproduksi, lalu mengepak barang dalam

karton sebelum mendistribusikannya kepada distributor atau whosaler

yang selanjutnya meneruskannya kepada retailer. Retailer kemudian

memecah karton tersebut ke dalam bentuk satuan/pcs, yang akan

memudahkan konsumen dalam membeli barang sesuai kebutuhan.

c. Menyediakan Stok/inventory

1) Retailer harus selalu menjaga ketersediaan stok barang dagangan,

sehingga pada saat konsumen butuh, barang selalu tersedia.

2) Untuk itu, retailer harus benar-benar memahami kapan saatnya built

up stock atau menaikkan stok dan kapan waktunya melakuka

permintaan barang kepada distributor/whosaler.

d. Pelayanan

1) Retailer harus memberikan pelayanan yang optimal kepada

konsumen yang memudahkan mereka membeli dan memeanfaatkan

produk yang dijual oleh retailer.

2) Memberikan pelayanan disini bukan hanya melayani konsumen yang

berbelanja di toko, melainkan juga memberikan pelayanan yang

bersifat tak langsung, misalnya, display yang memudahkan konsumen

dalam mencari barang yang dibutuhkan, kejelasan dan kesesuaian

harga di rak dan pos (point of sales), kebersihanlingkungan toko, dan

penjelasan mengenai manfaat produk.

2. Jenis-jenis Ritel

Untuk membedakan berbagai bentuk usaha ritel bisa dilihat dari

beberapa sudut pandang:

a. Usaha ritel yang berbasis toko atau tidak

1) Usaha ritel yang berbasis toko memungkinkan konsumen

mengunjungi secara langsung toko yang menjual produk yang

dibutuhkan. Artinya ada wujud fisik tokonya.

2) Usaha ritel yang tak berbasis toko, yaitu usaha ritel yang menjual

produk tanpa ada toko yang secara spesifik bisa setiap saat

Page 21: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

8

dikunjungi oleh konsumen. Misalnya belanja online via internet,

vending machine (mesin penjual produk yang amat populer

dibeberapa negara seperti Jepang, Korea, dan Australia), direct

selling (penawaran barang ke rumah-rumah/kantor oleh salesman).

b. Kepemilikan usaha ritel (types of ownership)

1) Toko individu (Independent store/singel store), usaha ritel yang dimiliki

oleh individu yang dikelolah secara mandiri oleh si pemilik.

2) Toko ritel jaringan (Comporate chain), tipe usaha ritel yang dikelola

oleh sebuah perusahaan secara profesional dengan begitu banyak

aneka ragam produk, strategi harga dan promosi yang menarik, serta

pelayanan yang baik. Toko ritel jaringan ini bisa mengoperasikan

sampai ribuan toko.

3) Toko waralaba (Franchise store), tipe usaha ritel yang dimiliki oleh

individu atau jaringanmelalui perjanjian waralaba/franchise antara

pemilik usaha waralaba dan pembeli hak waralaba untuk satu atau

beberapa toko dengan mengunakan merek dagang dan sistem dari

pemilik waralaba dalan jangka waktu yang disepakati.

c. Jenis produk

1) Consumer Goods Retailer, yaitu retailer yang menjual kebutuhan

pokok dan sehari-hari kepada konsumen atau yang dikenal juga

dengan FMCG (Food Moving Consumers Goods) retailer. Consumers

Goods retailer ini juga memiliki beberapa tipe lagi, baik dilihat dari sisi

luas ruangan yang dipergunakan dan jumlah varian barang yang dijual

serta layanan yang diberikan.

a) Hypermarket (luas area penjualan sekitar > 5.000 m2)

b) Supermarket (luas area penjualan sekitar 400 s.d. 5.000 m2)

c) Minimarket (luas area penjualan sekitar 100 s.d. 400 m2)

d) Convenience (luas area penjualan sekitar 100 s.d. 200 m2)

2) General Merchandise Retailer, jenis usaha ritel yang menyediakan

produk-produk yang bersifat umum, dan kebanyakan bukan

kebutuhan pokok yang dikonsumsi sehari-hari. Salah satu tipe usaha

ritel ini yang sangat pupuler adalah Departement Store yang menjual

Page 22: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

9

produk pakaian dan alat-alat rumah tangga. Beberapa jenis usaha ritel

tipe ini juga dapat dikelompokan dalam beberapa kategori:

a) Departement store misalnya Matahari Department Store

b) Drug store misalnya Guardian dan Century

c) Speciality store menjual satu atau dua merek produk saja misalnya

toko Adidas, Nike, dan Giordano.

3) Services retailer, jenis usaha yang menitikberatkan penjualan produk

berupa jasa, seperti jasa penjualan tiket pesawat, jasa angkutan

travel, restoran dan lain-lain.

Kita dapat mengklasifikasikan beberapa jenis retailer ke dalam dua

kriteria yaitu:

a. Perputaran persediaan (Inventory Turn Over)

b. Gross Margin (GM)

Gambar 2. Hubungan TO dan GM

Sumber: I Nyoman Sugiarta, Panduan Praktis & Strategis Retail Consumer

Goods. 2011

3. Retail Consumer Goods

Usaha ritel khususnya consumer goods retailer di Indonesia dalam 10

tahun terakhir berkembang sangat pesat dengan berbagai macam format

toko yang merambah sampai ke daerah di seluruh wilayah Indonesia (I

Nyoman Sugiarta, Panduan Praktis & Strategis Retail Consumer Goods.

2011). Beberapa pemain besar di bidang ini dapat kita lihat berdasarkan

format tokonya:

Page 23: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

10

a. Hypermarket: Carrefour, Hypermart, Lotte dan Giant

b. Supermarket: Hero, Superindo dan Griya

c. Minimarket: Indomeret, Alfamart, dan Yomart

d. Convinience Store: Seven Eleven (711) dan Circle K

Perkembangan bisnis retail consumer goods di Indonesia memberikan

dampak positif bagi perekonomian dimana konsumen mempunyai pilihan

alternatif tempat belanja sesuai kebutuhannya dan menjadi salah satu

sektor penting dalam penyerapan tenaga kerja. Selain itu, perkembangan

bisnis ritel ini memicu terjadinya perubahan regulasi baik tingkat nasional

maupun tingkat provinsi dan kota/kabupaten. Pemerintah memandang

perlu mengeluarkan kebijakan untuk melingdungi pasar tradisional akibat

pesatnya pertumbuhan industri retail consumer goods ini, melalui

Peraturan Menteri Perdagangan No. 53/M-DAG/PER/12/2008 telah diatur

penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan pasar

modern yang berisi beberapa kebijakan, antara lain:

a. Syarat pendirian pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko

modern,

b. Kemitraan usaha,

c. Batasan luas lantai penjualan toko modern,

d. Jenis dan kewenangan penerbitan izin,

e. Pelaporan, pembinaan, dan sanksi

Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, kebijakan pemerintah

pusat ini diikuti oleh pemerintah daerah. Banyak pemerintah daerah

Page 24: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

11

(PEMDA) setingkat kabupaten mengeluarkan Perbup (Peraturan Bupati)

dan Perwali (Peraturan Walikota) yang juga mengatur keberadan toko

modern di masing-masing daerah. Perturan setingkat Bupati dan Walikota

ini bahkan sudah mengacu ke “zonasi” dan “jarak” antara pasar tradisional

dan toko modern.

Perkembangan minimarket sangatlah pesat. Hal ini dapat kita lihat

dalam satu jalan saja terdapat lebih dari dua minimarket, yang terkadang

berhadapan atau bersebelahan lokasinya. Minimarket biasanya berdiri di

sekitar permukimman penduduk sehingga mudah dijangkau oleh

konsumen baik dengan jalan kaki ataupun menggunakan sarana

transportasi, jam operasional minimarket sendiri pada awalnya berkisar

antara jam 07.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. Dalam

perkembangannya, karena tuntutan kebutuhan konsumen di beberapa

lokasi, minimarket beroperasi dalam waktu 24 jam demi melayani

konsumen. Berebeda dengan usaha ritel Convenience Store di lokasi-

lokasi tertentu yang sudah beroperasi 24 jam penuh (I Nyoman Sugiarta,

Panduan Praktis & Strategis Retail Consumer Goods. 2011).

4. Strategi Ritel

Dalam usaha ritel, pengertian “retail strategy” adalah sebuah proses

pengidentifikasian sejumlah hal, yaitu:

a. Siapa target pasar kita

b. Format usaha ritel yang bisa memuaskan target pasar

c. Siapa pesaing kita dan seberapa kuat pesaing dalam pengembangan

market share

d. Perencanaan apa saja dan bagian mana saja dari unit kerja dalam

usaha ritel yang harus ditingkatkan

e. Di mana lokasi yang tepat untuk bisa melayani kebutuhan target pasar

f. Produk apa saja yang sesuai target pasar

g. Bagaimana penetapan harga dan tingkat profit yang menguntungkan

bagi usaha ritel

h. Bagaimana menyiapkan tenaga kerja yang handal dalam usaha ritel

Page 25: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

12

i. Bagaimana mendesain sistem informasi teknologi yang memudahkan

proses kerja usaha ritel

j. Bagaimana mengelola toko yang bisa menarik banyak konsumen

Strategi ritel tidak bisa ditentukan sekali untuk selamanya. Strategi ritel

dapat berubah setiap saat, setahun sekali, enambulan sekali, sebulan

sekali bahkan seminggu sekali. Hal ini sangat tergntung pada kondisi

persaingan, perubahan perilaku belanja konsumen, bahkan dapat

dipengaruhi oleh perubahan regulasi pemerintah (I Nyoman Sugiarta,

Panduan Praktis & Strategis Retail Consumer Goods. 2011).

5. Penetapan Target Pasar (Market Segmentation)

Pengertian sederhana market segmentation ialah memilih sekelompok

calon konsumen yang ingin meraih kepuasan dalam usaha pemenuhan

kebutuhannya. Artinya, harus ditentukan terebih dahulu segmen yang

akan dituju, siapa sasaran target dalam segmen itu, dan bagaimana

menetapkan posisi toko dan produk dibenak konsumen.

Banyak konsep yang mengajarkan cara menentukan target pasar

yang sesuai dengan usaha ritel yang dijalankan, misalnya:

a. Geographic Segmentation, penetapan segmentasi pasar berdasarkan

wilayah tempat tinggal.

b. Demogrphic Segmentation, penetapan segmentasi pasar berdasarkan

data kependudukan, wanita atau pria pada rentang usia tertentu, atau

remaja pada rentang usia terentu, serta rata-rata jumlah anggota

keluarga dalam satu rumahtangga. Hal lainnya adalah seberapa tinggi

pertumbuhan penduduk di area tersebut, minimal dalam setahun.

c. Psychograpphic Segmentation atau segmentasi berdasarkan gaya

hidup sekelompok orang. Ini bisa dilihat dari cara mereka

menghabiskan uang dan waktu mereka saat atau saat mereka usai

bekerja.

Page 26: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

13

Tabel 2. Konsep Target Pasar

Sumber: I Nyoman Sugiarta, Panduan Praktis & Strategis Retail Consumer

Goods. 2011

Dalam duniia ritel kita tidak bisa menetapkan target pasar hanya

berdasarkan pada salah satu faktor saja, misalnya faktor geografis atau

faktor demografis. Tetapi akan lebih spesifik jika kita mengkombinasikan

beberapa sisi sehingga target pasar kita benar-benar jelas. Untuk itu,

pengelola usaha ritel harus memahami terlebih dahulu target pasar

sebelum merumuskan strategi terbaik dalam memenuhi kebutuhan

pelanggan.

Setelah kita memilah segmen pasar berdasarkan kriteria di atas, kita

bisa menentukan lebih spesifik target pasar yang ingin kita layani. Di area

mana saja dan ditingkat kepadatan penduduk seperti apa kita berani

membuka usaha ritel. Begitu pula produk yang kita sediakan untuk

memenuhi kebutuhan jenis kelamin apa, usia berapa, dan kelas ekonomi

golongan apa. Setelah target pasar yang lebih spesifik ditentukan, kita

bisa menetapkan jenis usaha ritel yang akan kita jalankan sembari

berharap mempunyai gambaran yang ada dibenak konsumen yang akan

kita layani (positionining) (I Nyoman Sugiarta, Panduan Praktis & Strategis

Retail Consumer Goods. 2011).

Page 27: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

14

C. Minimarket

Minimarket adalah toko berukuran kecil dan bisa dibilang semacam

“toko kelontong” yang menjual segala macam barang dan makanan,

namun tidak selengkap dan sebesar sebuah supermarket. Berbeda

dengan toko kelonng, minimarket menerapkan sistem swalayan, yaitu

pembeli dapat mengambil sendiri barang yang ia butuhkan dari rak-rak

dagangan dan membayarnya di kasir. Sistem ini juga membantu agar

pembeli tidak berhutang (Bintang Dwi. Untung Ratusan Juta Modal 10

Juta. 2012).

Perbedaan lainnya adalah jam operasi minimarket berbeda dari sebuh

supermarket, ada minimarket yang jam bukanya mulai jam 6 pagi s/d jam

23.00. bahkan saat ini marak minimarket beroperasi 24 jam.

Minimarket rumahan adalah sebuah toko yang didirikan sendiri baik

individu maupun keluarga dengan luas bangunan yang kecil atau

memanfaatkan sebagian dari rumah tinggal yang menjual segala macam

barang serta makanan, namun tidak selengkap dan sebesar sebuah

supermarket. Berbeda dengan toko kelontong, minimarket menerapkan

sistem swalayan, yaitu pembeli dapat mengambil barang sendiri barang

yang ia butuhkan dari rak-rak dagangan dan membayarnya di kasir.

D. Lokasi

Lokasi menggambarkan posisi pada suatu ruang. Studi tentang lokasi

yaitu melihat kedekatan atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain

dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang

berdekatan/berjauhan tersebut (Tarigan, 2007).

1. Pengertian Teori Lokasi

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)

kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari

sumber-sumber yang langkah, serta hubungannya dengan atau

pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha/kegiatan lain baik

ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2007).

2. Teori Lokasi

a. Teori Tempat Sentral (Walter Christaller)

Page 28: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

15

Walter Christaller mengintroduksikan teori tempat sentral (central

place). Inti pokok teori tempat sentral adalah menjelaskan model hierarki

perkotaan (urban hierarchy) (Rahardjo Adisasmita. Pengembangan

Wilayah. 2008).

Model Christaller dinyatakan sebagai suatu sistem geometrik yang

dikenal dengan nama “sistem K=3”, dimana K ditetapkan secara arbifrer

sebagai huruf indeks yang digunakan untuk notasi pola permukiman.

Christaller menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:

1) Wilayah model merupakan dataran tanpa roman, tidak memiliki raut

tanda khusus baik alamiah maupun buatan manusia.

2) Perpindahan dapat dilakukan ke segala jurusan, suatu situasi yang

dilukiskan sebagai permukaan isotropik.

3) Penduduk serta daya belinya tersebar merata di seluruh wilayah.

4) Konsumen bertindak rasional sesuai dengan prinsip minimisasi jarak.

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, Christaller mengembangkan

pemikirannya menyusun suatu model wilayah perdagangan yang efisien

yang berbentuk segi enam (heksagonal) mengikuti tahap-tahap berikut ini.

1) Mula-mula berbentuk wilayah perdagangan berupa lingkaran-

lingkaran di atas dataran. Apabila lingkaran-lingkaran tersebut

diletakkan berdekatan satu sama lain, maka kumpulan lingkaran yang

paling efisien

2) Kemudian lingkaran-lingkaran tersebut saling bertumpang tindih.

3) Akhirnya terbentuknya wilayah perdagangan yang berbentuk

heksagonal yang meliputi seluruh dataran tanpa tumpang tindih

menyerupai sarang lebah.

Gambar 3. Proses Timbulnya Wilayah Perdagangan Heksagonal

Sumber: Rahardjo Adisasmita. Pengembangan Wilayah. 2008

Page 29: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

16

Tiap wilayah heksagonal perdagangan heksagonal memiliki pusat.

Besar kecilnya pusat-pusat tersebut adalah sebanding dengan besar

kecilnya masing-masing heksagonal. Heksagonal yang terbesar memiliki

pusat yang paling besar, sedangkan heksagonal yang terkecil memiliki

pusat yang terkecil. Dalam keseimbangan jangka panjang seluruh wilayah

sistem sudah tercakup yang berbentuk wilayah-wilayah heksagonal yang

besarnya berbeda-beda dan saling bertindih satu sama lain. Susunan

hierarki ini membentuk model pola permukiman sistem K = 3.

Gambar 4. Suatu Bagian dari Pola Permukiman K=3

Sumber: Rahardjo Adisasmita. Pengembangan Wilayah. 2008

Secara horisontal, model Christaller menunjukkan kegiatan-kegiatan

manusia yang terorganisasikan dalam tata ruang geografisnya, dan

temapat-tempat sentral yang lebih tinggi ordenya mempunyai wilayah

perdagangan atau wilayah pelayanan yang lebih luas.

Tempat-tempat sentral kecil dan wilayah wilayah komplemen-

komplemen tercakup dalam wilayah-wilayah perdagangan dari pusat-

pusat yang lebih besar. Sedangkan secara vertikal, model tersebut

memperlihatkan bahwa pusat-pusat yang lebih tinggi ordenya mensuplai

barang-barang ke seluruh wilayah, dan kebutuhan akan bahan-bahan

mentah di pusat-pusat yang lebuh tinggi ordenya disuplai oleh pusat-pusat

yang lebih rendah ordenya. Pusat-pusat yang lebih tinggi ordenya

mempunyai jumlah dan jenis kegiatan-kegiatan serta volume perdagangan

yang lebih besar dibandingkan pusat-pusat yang lebih rendah ordenya.

Page 30: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

17

Jika hierarki pusat-pusat tersebut sudah terbentuk, maka dapat disaksikan

dominasi pusat-pusat yang lebih besar dan mengutubnya arus gejala

ekonomi ke pusat besar yang mencerminkan ciri sebagai wilayah-wilayah

nodal.

b. Teori Kerucut Permintaan (August Losch)

August Losch telah mengetengahkan suatu model keseimbangan

regional spasial. Ia termasuk yang pertama menguraikan prinsip-prinsip

dasar analisis spasial dan menintreprestasikan ekonomi spasial dalam

pasar persaingan monopolistik. Teori Losch merupakan perluasan dari

teori tempat sentral yang diformulasikan oleh Christaller (1933).

Teori yang dikemukakan oleh Losch, bahwa lokasi penjual sangat

berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Semakin

jauh dari tempat penjual, konsumen semakin tidak mau membeli karena

biaya transportasi untuk mendatangi tempat penjual semakin mahal.

Produsen harus memilih lokasi yang menghasilkan penjualan terbesar

yang identik dengan penerimaan terbesar.

Dalam mengembangkan modelnya Losch menggunakan beberapa

asumsi, yaitu sebagai berikut :

1) Tidak terdapat variasi dalam biaya dan tidak ada perbedaan-

perbedaan spasial dalam sumberdaya, termasuk tenaga kerja dan

modal di seluruh wilayah (wilayah dianggap homogen). Berdasarkan

anggapan ini, maka lokasi perusahaan dapat ditempatkan dimana

saja.

2) Penduduk tersebar merata, kepadatan dianggap uniform, cita rasa

konstan, dan perbedaan pendapatan diabaikan. Berdasarkan asumsi

ini dapat dijelaskan bahwa permintaan mempunyai korelasi negatif

terhadap jarak secara langsung, hal ini berarti semakin jauh jaraknya

dari lokasi pabrik, maka jumlah permintaan menjadi semakin

berkurang.

3) Wilayah pasar dan permintaan terhadap barang-barang hasil suatu

perusahaan tidak dipengaruhi oleh lokasi perusahaan-perusahaan

saingannya.

Page 31: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

18

E. Strategi Lokasi Ritel

Dalam dunia ritel, sering digambarkan bahwa keberhasilan sebuah

usaha ritel pertama kali ditentuan oleh ketepatan pemilihan lokasi usaha

ritel. Kesalahan dalam pemilihan lokasi yang sesuai dengan target pasar

yang kita inginkan sangat sulit untuk dikoreksi atau diperbaiki, baik lokasi

itu status sewa ataupun beli. Untuk memperbaiki lokasi yang salah,

dibutuhkan biaya yang sangat tinggi, misalnya relokasi lokasi usaha. Jika

lokasi lama disewakan pun tetap dibutuhkan biaya yang besar dan potensi

kerugian perusahaan cukup tinggi (I Nyoman Sugiarta, Panduan Praktis &

Strategis Retail Consumer Goods. 2011).

Untuk itu yang harus dipahami pada saat memulai usaha ritel

pertama-tama adalah pemilihan lokasi yang tepat, yang sesuai dengan

target pasar yang ingin digarap. Dalam dunia ritel, tak ada konsep yang

membahas secara spesifik teknis pemilihan lokasi yang tepat untuk usaha

ritel. Secara umum memang digambarkan beberapa kriteria pemilhan

lokasi usaha yang baik, tetapi faktor pengalaman di dunia ritel sangat

membantu kita memilih secara tepat lokasi usaha yang terbaik.

1. Tipe Lokasi

Beberapa tipe lokasi yang secara umum kita ketahui dalam usaha ritel

antara lain:

a. Perumahan atau residential, lokasi usaha ritel yng didirikan di

lingkungan perumahan baik di dalam lingkungan permukiman yang

teratur (komplek perumahan) maupun di sekitar lingkungan

permukiman yang tak teratur (perkampungan),

b. Sentral bisnis, atau lebih dikenal dengan CBD, adalah tempat lokasi

usaha ritel yang didirikan di area bisnis yang menjadi pusat

perkantoran/usaha,

c. Mall/shoping center, usaha ritel yang berada di pusat belanja dimana

banyak jnis usaha yang berada dalam satu lingkungan atau area

d. Free standing, lokasi ritel yang didirikan dimana hanya kita saja

sebagai pelaku usaha. Lokasi ini berdiri sendiri tanpa terikat dengan

Page 32: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

19

usaha lain, baik yang sejenis maupun usaha lain yang menjasi satu

dengan bangunan usaha ritel kita,

e. Lokasi khusus, lokasi usaha ritel yang mempunyai fungsi yang sangat

spesifik. Lokasi jenis ini ada yang menyebutnya dengan “Non

Tradisional Site” semisal bandara udara, rumah sakit, stasiun kereta,

SPBU, atau rest area yang sedang berkembang pesat dua tahun

belakangan ini.

Dalam perkembangannya, lokasi sebuah tempat usaha sudah

berevolusi atau sudah tidak dapat dikelompokan secara tegas seperti hal

di atas, sebagaimana yang terjadi di Indonesia. Apabila dalam satu lokasi

terdapat lebih dari satu fungsi dan pelaku usaha ritel, maka itu bisa

dumasukkan ke dalam tipe Mix Use Location. Contoh, di kawasan

shopping mall yang juga berdiri apartemen atau hotel. Walhasil, dari sisi

target pasar pun sedikit berbeda, karena yang menjadi target pasar bukan

hanya pengunjung mal saja, melainkan juga penghuni apatemen atau

hotel.

2. Lokasi VS Format Ritel

Umumnya pada usaha ritel di Indonesia bisa digarap lebih dari satu

kriteria pasar yang ada. Kalau kita amati, banyak sekali pelaku usaha ritel

di Indonesia yang berlokasi di perumahan atau residen, serta adapula

yang berlokasi di distrik bisnis atau di sebuah shopping mall. Hal ini tidak

salah, asalkan pasar yang akan digarap jelas. Berikut berbagai jenis

format usaha ritel dilihat dari sisi pemilihan lokasi:

a. Department store. Contoh department store yang populer di Indonesia

adalah Matahari Department Store dan Ramayana Department Store.

Jika kita mengamati kedua pelaku usaha ritel dengan format

department store ini, kita bisa belajar strategi pemilihan lokasinya.

b. Matahari Department Store. Sebagian besar berlokasi di pusat

perbelanjaan, baik itu shopping mall ataupun Mix Use Location.

Sangat jarang kita melihat lokasi usaha pemain ritel ini berdiri sendiri

(free standing site).

Page 33: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

20

c. Ramayana Department Store. Pemain ritel format department store ini

agak sedikit berbeda dengan Matahari. Kita masih sering melihat

pemain ritel satu ini berdiri di lokasi yang masuk tipe Free Standing

Location.

d. Supermarket/Hypermarket. Format ritel jenis ini juga sangat

berkembang pesat di Indonesia. Kita bisa liat beberapa pemain besar

pada format supermarket, misalnya Hero & Giant Supermarket, Lion

Superindo Supermarket, dan sebagainya. Sedangkan untuk format

hypermarket, Carrefour, Hypermart, Lotte Mart, dan Giant. Pemilihan

lokasi format ritel seperti ini tidak hanya pada satu tipe lokasi saja.

Contoh Carrefour, lokasi Carrefour di satu sisi kebanyakan berada di

sebuah pusat belanja seperti mal, tetapi juga mempunyai toko yang

masuk tipe lokasi free standing.

e. Minimarket. Jenis atau format minimarket ini paling fleksibel dalam

penentuan lokasi. Perkembangan minimarket di Indonesia sangat luar

biasa. Dua pemain besar untuk format ritel minimarket ini adalah

Indomaret dan Alfamart. Tipe lokasi yang dipilih hampir masuk ke

semua tipe lokasi yang ada. Mulai dari permukiman, pusat belanja,

CBD sampai lokasi-lokasi khusus atau non traditional location seperti

bandara, rumah sakit, rest area, atau SPBU.

f. Convinience Store. Format ritel ini di Indonesia pada awalnya

dipelopori oleh Circle K. Belakangan muncul Seven Eleven (711).

Khusus Circle K, awalnya pemilihan lokasinya selalu berada tipe

lokasi yang termasuk dalam kriteria bisnis distrik, night life area,

tourism area. Tetapi dalam perkembangannya mereka memasuki

pasar permukiman atau resident area. Sedangkan Seven Eleven

untuk sementara waktu ini masih konsisten berlokasi di pusat-pusat

bisnis dan pusat hiburan malam.

g. Killer Category. Format ritel ini sangat spesifik, yang hanya menjual

produk khusus pula, seperti Electronic City, Ace Hardware, Toko

Pakaian Giordano, City Surf, Guardian, Century dan lain-lain.

Pemilihan lokasi format ritel ini sebagian besar berlokasi di shopping

Page 34: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

21

mall atau pusat perbelanjaan dengan toko atau outlet yang terpisah

atau berdiri sendiri. Sangat jarang kita melihat lokasi format ritel killer

category ini masuk ke dalam tipe lokasi free standing atau residential.

3. Proses Pemilihan Lokasi

Gambar 5. Proses Penentu Pemilihan Lokasi

Sumber: I Nyoman Sugiarta, Panduan Praktis & Strategis Retail Consumer

Goods. 2011

a. Target Market adalah target konsumen yang seperti apa yang ingin

kita alami. Target market yang sudah dijelaskan pada bagian

sebelumnya, harus ditentukan terlebih dahulu sehingga kita tak

kesulitan dalam memilih lokasi usaha.

b. Kemudahan akses, kondisi dimana konsumen potensial tak kesulitan

berangkat dari rumah ke lokasi usaha kita, dan sebaliknya. Termasuk

dalam hal ini adalah kemudahan parkir. Dalam beberapa hal yang

lebih spesifik, kemudahan parkir buat pengendara wanita haru

diperhatikan.

Page 35: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

22

Gambar 6. Potensi Lokasi

Sumber: I Nyoman Sugiarta, Panduan Praktis & Strategis Retail Consumer

Goods. 2011

c. Destiny (kepadatan penduduk), seberapa besar populasi yang

tersedia di area converage yang bisa kita layani.

Gambar 7. Area Converage; Kiri: Hypermarket; Kanan: Minimarket

Sumber: I Nyoman Sugiarta, Panduan Praktis & Strategis Retail Consumer

Goods. 2011

d. Keamanan lingkungan usaha, kondisi keamanan lingkungan di tempat

usaha yang akan kita pilih. Apakah sering terdapat gangguan

keamanan? Apakah ada satuan tugas pengamanan yang terintegrasi

atau kita sendiri yang harus menyiapkan tenaga pengamanan? Selain

kenyamanan bagi konsumen yang berkunjung, keamanan lingkungan

juga menjadi pertimbangan bagi pelaku usaha ritel demi

kelangsungan dan keamanan usaha dari pencurian, pemerasan, dan

lain-lain.

e. Usaha penunjang (supporting business). Apakah si sekitar lokasi yang

akan kita pilih terdapat usaha-usaha lain yang bisa menunjang secara

Page 36: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

23

positif usaha ritel yang akan kita kembangkan? Usaha penunjang

semisal bank, ATM, restoran, dan sekolah sangatlah penting dalam

menentukan keberhasilan sebuah usaha ritel. Hal ini perlu

dikembangkan, karena secara psikologis konsumen bisa memenuhi

lebih dari satu kebutuhan dengan mengunjungi lokasi tempat usaha.

f. Tingkat persaingan (competitor), apakah dalam area yang akan kita

plih terdapat pelaku usaha sejenis yang sudah melakukan usaha atau

tidak? Apabila sudah ada usaha ritel sejenis, maka persaingan akan

menjadi faktor negatif dalam penetapan lokasi usaha ritel yang baru.

Jka belum ada yang perlu diperhatikan adalah kemudahan pesaing

baru masuk ke lokasi tersebut setelah kita membuka usaha. Itu berarti

kita harus mampu mengantisipasi kemungkinan pesaing baru masuk,

kecuali kita mempunyai perjanjian khusus.

Gambar 8. Potensi Toko Kompetitor dan Milik Kita

Sumber: I Nyoman Sugiarta, Panduan Praktis & Strategis Retail Consumer

Goods. 2011

g. Kemudahan perjanjian (lisence). Perijinan untuk uaha ritel cukup

banyak berlaku di Indonesia, mulai dari tingkat regulasi paling bawah

di RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Kotamadya/Kabupaten, hingga

tingkat nasional setingkat menteri. Beberapa izin yang harus

dikantongi oleh pelaku usaha ritel antara lain izin Lingkungan/izin

Tetangga, Izin Domisili, IMB Usaha, SIUP, TDP, Izin Gangguan/HO,

Page 37: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

24

IUTM (Izin Usaha Toko Modern) serta izin-izin lain yang hanya berlaku

di daerah-daerah tertentu, misalnya izin rekomendasi Bupati/Walikota.

h. Informasi lain yang dianggap perlu. Dalam pemilihan lokasi usaha ritel,

harus dikumpulkan informasi-informasi penting sebanyak mungkin,

untuk lebih meyakinkan manajemen mengambil keputusan dalam

penetapan lokasi usaha.

Kriteria-kriteria di atas lebih sesuai dengan pemilihan lokasi yang

berada di perumahan atau residential, baik perumahan yang tertata

(kompeks perumahan) atau permukiman yang tak tertata. Sedangkan

proses penilaian untuk di tipe lokasi lainnya baik distrik bisnis ataupun free

standing site juga dapat menggunakan faktor-faktor tersebut, dengan

mengubah alat ukurnya. Misalnya kepadatan penduduk bisa diganti

dengan jumlah karyawan yang berada di distrik binis tersebut.

4. Sewa VS Beli

Keputusan sewa atau beli dapat diambil oleh retailer dengan

mempertimbangkan beberapa hal. Tetapi dalam prakteknya di Indonesia

sebagian besar retailer mengembangkan toko-tokonya dengan

menggunakan sistem sewa atau space rental. Beberapa kelebihan dan

kekurangan dari sistem sewa ata beli antara lain:

a. Kelebihan dari sistem sewa adalah investasi awal relatif lebih kecil

dibandingkan jika lokasi tersebut dibeli. Risiko kerugian akibat

kesalahan memilih lokasi lebih ringan jika disewa. Artinya kalau lokasi

tersebut hasilnya kurang memuaskan maka retailer bisa tidak

memperpanjang masa sewa lokasi tersebut. Kelebihan lainnya ialah

fleksibilitas dalam mengatur masa sewa yang disesuaikan dengan

kondisi keuangan perusahaan ritel.

b. Kelemahan sistem sewa adalah harga sewa sebuah lokasi semakin

lama akan semakin mahal. Juga adanya ketidakpastian mengenai

apakah setelah masa periode sewa pemilik lokasi memperbolehkan

perpanjangan masa sewa atau tidak. Yang kerap terjadi, jika pemilik

lokasi melihat bisnis kita berjalan bagus maka nilai sewa

Page 38: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

25

perpanjangan akan melonjak tinggi, bahkan melibihi harga sewa

pasaran di lokasi tersebut saat ini.

c. Sedangkan jika lokasi tersebut dibeli, juga ada kelebihan dan

kekurangan. Jika lokasi dibeli, dibutuhkan investasi awal yang cukup

besar, dan tentu saja akan mempengaruhi penambahan jumlah toko

dan keuangan perusahaan. Risiko kerugian juga cukup tinggi

seandainya lokasi yang dipilih tidak sesuai dengan harapan. Namun,

jika hasil lokasinya cukup bagus, maka sistem beli menjasi lebih

menguntungkan.

Keputusan pemilihan lokasi dengan menggunakan sistem sewa atau

beli dapat dilakukan secara bersamaan dan sangat selektif. Retailer harus

jeli mencermati lokasi mana yang lebih sesuai untuk dibeli dan lokasi

mana yang bangunannya lebih cocok disewa. Sistem beli yang selektif

akan memberikan aset yang lebih bagus bagi retailer.

F. NSPK tentang Lokasi Perdagangan Minimarket

1. SNI No. 03 Tahun 2004 tentang Tata Cara Perencanaan

Lingkungan Perumahan di Perkotaan

Sarana perdagangan dan niaga ini tidak selalu berdiri sendiri dan

terpisah dengan bangunan sarana yang lain. Dasar penyediaan selain

berdasarkan jumlah penduduk yang akan dilayaninya, juga

mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau

kelompok lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan

bentukan grup bangunan/blok yang nantinya terbentuk sesuai konteks

lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan fasilitas ini akan

mempertimbangkan jangkauan radius are layanan terkait dengan

kebutuhan dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area

tertentu.

Menurut skala pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan

dan niaga adalah:

a. Toko/warung (skala pelayanan unit RT = 250 penduduk), yang

menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari;

Page 39: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

26

b. Pertokoan (skala pelayanan 6000 penduduk), yang menjual barang-

barang kebutuhan sehari-hari yang lebih lengkap dan pelayanan kjasa

seperti wartel, fotocopy, dan sebagainya;

c. Pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit

kelurahan = 30.000 penduduk), yang menjual keperluan sehari-hari

termasuk sayur, daging, ikan, buah-buahan, beras, tepung, bahan-

bahan pakaian, pakaian, barang-barang kelontong, alat-alat

pendidikan, alat-alat rumah tangga, serta pelayanan jasa seperti

warnet, wartel dan sebagainya;

d. Pusat perbelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit kecamatan =

120.000 penduduk), yang selain menjual kenutuhan sehari hari,

pakaian, barang kelontingan, elektronik, juga yang selain menjual

kebutuhan sehari-hari, pakaian, barang kelontongan, elektronik, juga

untuk pelayanan jasa perbengkelan, reparasi, unit-unit produksi yang

tidak menimbulkan polusi, tempat hiburan serta kegiatan niaga seperti

kantor-kantor, bank, industri kecil dan lain-lain.

Kebutuhan ruang dan lahan untuk sara ini akan berkaitan juga dengan

daya dukung lingkungan dan jalan yang ada di sekitar bangunan sarana

tersebut. Besaran kebutuhan ruang dan lahan menurut penggolongan

jenis sarana perdagangan dan niaga adalah:

a. Warung/toko

Luas lantai yang dibutuhkan ± 50 m2 termasuk gudang kecil.

Apabila merupakan bangunan tersendiri (tidak bersatu dengan rumah

tinggal), luas tanah yang dibutuhkan adalah 100 m2.

b. Pertokoan (skala pelayanan untuk 6000 penduduk)

Luas lantai yang dibutuhkan 1200 m2. Sedangkan luas tanah yang

dibutuhkan 3000 m2. Bangunan pertokoan ini harus dilengkapi

dengan:

1) Tempat parkir kendaraan umum yang dapat dipakai bersama

kegiatan lain pada pusat lingkungan;

2) Sarana-sarana yang erat kaitannya dengan kegiatan warga;

3) Pos keamanan

Page 40: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

27

c. Pusat pertokoan dan atau pasar lingkungan (skala pelayanan unit

kelurahan = 30.000 penduduk)

Luas tanah yang dibutuhkn: 10.000 m2. Bangunan pusat

pertokoan/pasar lingkungan ini harus dilengkapi dengan:

1) Tempat parkir umum, sudah termasuk kebuhan luas tanah;

2) Terminal kecil atau pangkalan untuk pembertian kendraan;

3) Pos keamanan;

4) Sistem pemadam kebakaran;

5) Musholla/tempat ibadah.

d. Pusat perbelanjaan dan niaga (skala pelayanan unit kelurahan =

120.000)

Luas tanah yang dibutuhkan adalah 36.000 m2. Bangunan pusat

perbelanjaan harus dilengkapi:

1) Tempat parkir umum, sudah termasuk kebuhan luas tanah;

2) Terminal kecil atau pangkalan untuk pembertian kendraan;

3) Pos keamanan;

4) Sistem pemadam kebakaran;

5) Musholla/tempat ibadah.

Tabel 3. Jenis Sarana Perdagangan dan Niaga

Sumber : SNI No. 03 Tahun 2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan

Perumahan di Perkotaan

Page 41: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

28

2. Perturan Presiden No. 112 tentang Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern

Berikut isi peraturan yang berkaitan dengan penelitian :

Berdasarkan ketentuan umum peraturan disebutkan bahwa:

a. Toko adalah bangunan gedung dengan fungsi usaha yang digunakan

untuk menjual barang dan terdiri dari hanya satu penjual;

b. Toko modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual

jenis barang secara eceran yang berbentuk minimarket, supermarket,

department store, hypermarket ataupun grosir yang berbentuk

perkulakan;

c. Pengolah jaringan minimarket adalah pelaku usaha yang melakukan

kegiatan usaha di bidang minimarket melalui satu kesatuan

manajemen dan sistem pendistribusian barang ke outlet yang

merupakan jaringannya;

Berdasarkan Bagian Kedua tentang Penataan Pusat Perbelanjaan

dan Toko Modern (Pasal 3):

a. Lokasi pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern wajib

mengacu pada Rencana Tata Ruang Wialyah Kabupaten/Kota, dan

rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota termasuk peraturan

zonasinya

b. Batasan luas lantai penjualan Toko Modern adalah sebagai berikut:

1) Minimarket, kurang dari 400 m2.

2) Supermarket, 400 m2 sampai dengan 5000 m2.

3) Hypermarket, diatas 5000 m2.

4) Departement Store, diatas 400 m2

5) Perkulakan, diatas 5000 m2.

c. Sistem penjualan dan jenis barang dagangan Toko Modern adalah

sebagai berikut:

1) Minimarket, supermarket dan hypermarket menjual secara eceran

barang konsumsi terutama produk makanan dan produk rumah

tangga lainnya;

Page 42: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

29

2) Department store menjual secara eceran barang konsumsi

utamanya produk sandang dan perlengkapannya dengan

penataan barang berdasarkan jenis kelamin dan//atau tingkat usia

konsumen; dan

3) Perkulakan menjual secara grosir barang konsumsi.

Berdasarkan pasal 4 pada peraturan disebutkan bahwa pendirian

pusat perbelanjaan dan toko modern wajib:

a. Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan

pasar tradisional, usaha kecil dan usaha menengah yang ada di

wilayah yang bersangkutan;

b. Memperhatikan jarak antara hypermarket dengan pasar tradisional

yang telah ada sebelumnya;

c. Menyediakan areal parkir paling sedikit seluar kebutuhan parkir 1 unit

kendaraan roda empat untuk setiap 60 m2 luas lantai penjualan pusat

perbelanjaan dan/atau toko medern; dan

d. Menyediakan fasilitas yang menjamin pusat perbelanjaan dan toko

modern yang bersih, sehat, aman, tertib dan ruang publik yang

nyaman.

Berdasarkan pasal 5 ayat 4 disebutkan bahwa minimarket boleh

berlokasi pada setiap sistem jaringan jalan, termasuk sistem jaringan jalan

lingkungan pada kawasan pelayanan lingkungan (perumahan) di dalam

kota/pertokoan

Page 43: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

30

G. Studi Penelitian Terdahulu

Tabel 4. Studi Penelitian Terdahulu

Peneliti/Judul/Tahun Tujuan Objek

Penelitian Variabel Penelitian (Input)

Analisis dan

Teknik Analisis Output

Adityo Setyawarman

Pola Sebaran dan

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi

Pemilihan Lokai Retail

Modern (Studi Kasus

Kota Surakarta)

2009

1. Mengkaji Pola

Sebaran ritel di Kota

Surakarta,

Sebaran

Ritel

1. Jumlah & jarak antar ritel modern

2. Jumlah & jarak antar ritel modern

3. Kepadatan penduduk 4. Luas wilayah (km2)

Analisis Sebaran

Lokasi Retail

Modern

(Nearest Neighbour

Analysis)

Pola Sebaran

Pasar Tradisional

dan Ritel Modern

di Kota Surakarta

2. Mengetahui faktor-

faktor yang

Mempengaruhi

Keputusan

Pemilihan Lokasi

Ritel Modern di Kota

Surakarta.

Retailer 1. Demografi 2. Sosial Ekonomi Konsumen 3. Psikografis 4. Lokasi fisik 5. Harga tanah 6. Sewa tanah 7. Jarak dari pusat kota 8. Aksesibilitas 9. Persaingan 10. Perubahan permintaan 11. Perubahan organisasi 12. Prubahan teknologi 13. Kebijakan perencanaan

Analisis Faktor

Penentu Keputusan

Pemilihan Lokasi

Ritel modern di

Kota Surakarta

(SPSS: KMO and

Bartlett's Test)

Faktor Penentu

Keputusan

Pemilihan Lokasi

Ritel modern di

Kota Surakarta

Page 44: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

31

H. Kerangka Pikir

Jumlah minimarket di

permukiman meningkat

1. Terdapat 2 minimarket yang berada

pada lokasi yang berdampingan;

2. Banyaknya minimarket yang

tersebar masih dalam radius 300 m.

Minimarket/toko kelontong dan kios

melayani dengan radius 300 m

SNI No. 03 Tahun 2004 Tentang

Tata Cara Perencanaan

Lingkungan Perumahan Di

Perkotaan

Analisis Korelasi

1. Antarvariabel dari pihak

masyarakat yaitu variabel

sosial-ekonomi, akses ke

lokasi minimarket, dan opini

masyarakat tentang fasilitas

dan pelayanan minimarket.

2. Antarvariabel dari pihak

minimarket yaitu yaitu variabel

kependudukan, pesaing

terdekat dan luas minimarket.

Analisis Deskriptif dan Overlay

1. Tipologi dan sebaran lokasi

minimaket

2. Sebaran penentuan lokasi

minimarket

1. Pengertian ritel

2. Kegiatan ritel

3. Minimarket

4. Teori lokasi

5. Strategi lokasi ritel

Peraturan Presiden No. 112

tentang Penataan Dan Pembinaan

Pasar Tradisional, Pusat

Perbelanjaan Dan Toko Modern

Ide Sebaran Lokasi Minimarket

Page 45: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini jika dilihat dari jenis data yang digunakan

merupakan penelitian gabungan yaitu kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan, sedangkan data kualitatitif adalah data yang berebentuk kata,

kalimat, skema dan gambar (DR. Sugiyono. Metode Penelitian

Administrasi. 1992)

B. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini memerlukan 2 jenis data yaitu data primer dan

data sekunder. Berikut teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

a. Obeservasi

Dirunut secara etimologis, kata observasi berasal dari bahasa Inggris

observation. Dalam kamus bahasa Inggris The Concise Oxford Dictionary

of Current English, terdapat lima makna mengenai kata tersebut. Salah

satu yang paling tepat dalam kaitannya dengan pengumpulan data

diartikan sebagai berikut: observation is accurate watching and noting of

phenomena as they occur in nature with regard to cause and effect of

mutual ralations. Hal yang perlu menjadi tekanan perhatian dalam hal ini

adalah ungkapan accurate watching of phenomena, noting of phenomena,

nature dan mutual relations.

Suatu observasi harus diikuti dengan pengdokumentasian mengenai

apa yang diteliti secara mendalam, akurat dan cermat. Dengan demikian

kegiatan observasi tidak dapat lepas dari kegiatan untuk membuat

dokumen mengenai gejala itu sendiri. Fungsi dokumen atau catatan, atau

rekaman atau keterangan atau informasi atau apapun namanya mengenai

apa yang diamati merupakan hal yang teramat penting dalam penelitian

Page 46: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

33

karena dokumen yang diperoleh tersebut merupakan data sebagai dasar

analisis (Hadi Sabari, Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer, 2010).

Dalam penelitian ini objek visual yang diteliti adalah lokasi ritel

consumer goods seperti minimarket, toko kelontong/kios/warung di

Permukiman BTP dan Perumahan Taman Telkomas. Untuk memperoleh

data tersebut, penulis menggunakan peta lokasi survey (google earth) dan

observasi untuk persebaran lokasinya.

b. Wawancara

Wawancara adalah kegiatan pengumulan data yang dilakukan peneliti

dengan cara menanyakan secara langsung pada sumber informasi (Hadi

Sabari, Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer, 2010). Dalam hal ini,

sumber informasi adalah penduduk yang dapat memberikan keterangan

melalui media oral. Hal ini dapat dilakukan secara langsung dalam

pengertian bahwa pewawancara dan yang diwawancara bertatap muka

secara langsung, namun dapat dilakukan pula secara tidak langsung

melalui media telekomunikasi. Dalam melakukan kegiatan wawancara ada

dua hal penting yang perlu dipahami oleh pewawancara yaitu:

1) Persiapan wawancara,

2) Pelaksanaan pewawancara

Dalam penelitian ini memerlukan teknik wawancara untuk

memeperoleh tipologi ritel consumer goods yang terdapat di Permukiman

BTP dan Perumahan Taman Telkomas.

c. Angket

Angket tidak lain juga merupakan alat pengumpul yang berupa daftar

pertanyaan, namun diisi sendiri oleh responden(Hadi Sabari, Metodologi

Penelitian Wilayah Kontemporer, 2010). Cara pengisian daftar pertanyaan

dapat dilaksanakan melalui dua cara yaitu:

1) Dilakukan sendiri oleh responden tanpa kehadiran peneliti

2) Dilakukan sendiri oleh responden

Dalam penelitian ini memerlukan teknik angket untuk memeperoleh

variabel yang mempengaruhi masyarakat dan besaran korelasinya dalam

menentukan lokasi belanja mereka.

Page 47: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

34

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah tersedia berupa hasil kajian dari

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Data sekunder yang

dibutuhkan antara lain:

a. Variabel yang mempengaruhi pemilhan lokasi minimarket (penelitian

sebelumnya)

b. Peraturan dan kebijakan Penataan Ruang yang terdapat di Kawasan

Permukiman Tamalanrea berkaitan tentang kegiatan ritel.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu penelitian yaitu pada bulan Februari 2013 di Kota Makassar.

Adapun lokasi penelitian yang dipilih adalah Kawasan Permukiman

Tamalanrea yakni Permukiman BTP dan Perumahan Taman Telkomas.

Gambar 9. Citra Satelit untuk Permukiman BTP dan Perumahan Telkomas

Sumber: Google Earth

Batas lokasi penelitianini adalah sebagai berikut:

Utara : Kelurahan Kapasa dan Kecamatan Biringkanaya

Timur : Kecamatan Biringkanaya

Selatan : Kecamatan Biringkanaya

Barat : Kelurahan Tamalanrea Jaya

Page 48: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

35

Lokasi ini dipilih karena Kawasan Permukiman Tamalanrea sebagai

pembangkit aktivitas kegiatan ritel di kawasan tersebut, yang dapat

memicu tumbuhnya ritel consumer goods di kawasan tersebut.

D. Responden Sampel Penelitian

Sampel merupakan kata benda yang mengandung pengertian objek-

objek/bagian dari populasi yang akan diteliti dan dimanfaatkan untuk

memperoleh gambaran mengenai karakter populasi (Hadi Sabari,

Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer, 2010). Dalam penelitian ini,

yang menjadi responden penelitian adalah masyarakat yang tinggal dalam

Kawasan Permukiman Tamalanrea yaitu Bumi Tamalanrea Permai dan

Telkomas. Masyarakat tersebut dijadikan responden karena secara tidak

langsung memiliki potensi untuk berbelanja pada minimarket yang ada di

kawasan tersebut.

Dalam menentukan sampel responden penulis menggunakan nilai

responden berdasarkan

1. Usia yakni remaja, dewasa dan lansia.

2. Lokasi tempat tinggal berada pada radius pelayanan minimarket yakni

150 m, 300 m, >300 m.

E. Jumlah Responden

Berdasarkan rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal

(n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α adalah:

n = 𝑵

𝟏+𝑵.𝜶𝟐

Dimana :

n = Jumlah sampel minimum

N = Populasi

α = eror sampling

Diketahui Jumlah Penduduk Kel. Tamalanrea usia 10 - 64 : 28.072

Dengan α = 5% = 0,05

Jadi jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

n = 28072

1+ 28072 . (0,1)2 = 28072

1+ 28072 . 0,01 =

28072

1+ (280,72)

Page 49: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

36

n = 28072

281,72 = 99,64 n = 100

F. Teknik Sampling

Sampling mengacu pada suatu proses, yaitu suatu proses atau

prosedur untuk menentukan bagian dari populasi yang akan diteliti

tersebut (Hadi Sabari, Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer, 2010).

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah Stratified

Random Sampling karena masyarakat yang tinggal di Permukiman BTP

dan Telkomas memiliki kelompok masyarakat yang heterogen jika dilihat

dari usia dan lokasi tempat tinggal masyarakat terhadap radius pelayanan

minimarket.

G. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang bertujuan untuk memberikan

gambaran (deskripsi) tentang suatu data, seperti rata-rata, jumlah varians,

nilai minimum dan maksimum, dan sebagainya.

2. Analisis Korelasi

Korelasi Parsial digunakan untuk menganalisis bila peneliti bermaksud

menegtahui pengaruh atau hubungan variabel independen dengan

dependen. (DR. Sugiono. Metode Penelitian Administrasi.1992).

3. Analisis Overlay

Analisis pemetaan adalah proses kegiatan untuk menghasilkan suatu

peta. Peta adalah sarana informasi (spasial) mengenai lingkungan.

Pemetaan digital adalah suatu proses pekerjaan pembuatan peta dalam

format digital yang dapat disimpan dan dicetak sesuai keinginan

pembuatnya baik dalam jumlah atau skala peta yang dihasilkan

(Hasanuddin Z. Abidin, 2007).

Page 50: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

37

H. Kebutuhan Data

Berikut tabel kebutuhan data serta teknik analisis yang dibutuhkan dalam penelitian ini:

Tabel 5. Kebutuhan Data dan Teknik Analisis

No Tujuan Kebutuhan Data

Teknik

Pengumpulan

Data

Teknik

Analisis Output

1 Mengetahui tipologi dan

sebaran kegiatan ritel

consumer goods skala

perumahan di permukiman

BTP dan perumahan Taman

Telkomas saat ini

Jumlah dan jenis kegiatan ritel skala perumahan di KPT

Persebaran lokasi kegiatan ritel di KPT

Observasi lapangan

wawancara

Analisis deskriptif

Analisis overlay

Tipologi dan sebaran kegiatan ritel

consumer goods skala perumahan di permukiman BTP dan perumahan Taman Telkomas

2 Mengidentifikasi besaran

tingkat korelasi antarvariabel

dalam pemilihan sebaran

lokasi minimarket di

permukiman BTP dan

perumahan Taman Telkomas

Faktor & variabel terpilih yang mempengaruhi lokasi minimarket

Angket/kuesioner Observasi Wawancara

Analisis Korelasi

Besaran tingkat korelasi antarvariabel dalam pemilhan lokasi minimarket di permukiman BTP dan perumahan Taman Telkomas

3 Menyusun ide sebaran lokasi

ritel consumer goods yang

tepat di permukiman BTP dan

perumahan Taman Telkomas

Tipologi dan sebaran kegiatan ritel skala perumahan di KPT saat ini

Besaran tingkat korelasi antarvariabel dalam pemilhan lokasi minimarket di KPT

Analisis deskriptif

Analisis overlay

Ide sebaran lokasi minimarket yang tepat di permukiman BTP dan perumahan Taman Telkomas

Page 51: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

38

I. Variabel Penelitian

Adapun faktor dan variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Faktor dan Variabel Penelitian untuk Masyarakat

Faktor Variabel (X) Skala

Pengukuran Instument Variabel (Y)

Sosial-Ekonomi Usia

Tingkat Pendidikan

Pendapatan per kapita

Ratio

Ratio

Ratio

Angket

Angket

Angket

Jumlah

Pengeluaran

per bulan

Berapa kali

datang belanja

di lokasi ritel

per bulan

Akses ke Lokasi

Minimarket

Jarak pembeli ke lokasi

minimarket

Radius Pelayanan

Minimarket

Ratio

Ratio

Observasi/Angket

Observasi/Angket

Opini Pembeli

terhadap Fasilitas

Kelengkapan barang

Harga Barang

Adanya Diskon

Keramahtamahan

Kemudahan Parkir

Lokasi Minimarket yang

berdampingan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Angket

Angket

Angket

Angket

Angket

Angket

Page 52: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

39

Tabel 7. Faktor dan Variabel Penelitian untuk Pihak Minimarket

Faktor Variabel (X) Skala

Pengukuran Instument Variabel (Y)

Kependudukan Jumlah Rumah (radius 300 m) Ratio Observasi

Jumlah

Pembeli per

hari

Pesaing Terdekat Jumlah minimarket di radius

pelayanan yang sama (300 m)

Jumlah ritel di radius pelayanan yang

sama (300 m)

Ratio

Ratio

Observasi

Observasi

Luas Luas lahan Ratio Observasi

Page 53: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

40

J. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut :

1. Ritel consumer goods: menjual kebutuhan pokok dan sehari-hari pada

konsumen.

2. Pengukuran antarvariabel penentu sebaran lokasi minimarket diukur

dengan menggunakan frekuensi kedatangan masyarakat (masyarakat

sebagai objek) dan jumlah pengunjung (minimarket sebagai objek)

yang merupakan variabel terikat.

3. Fixed price: harga barang yang telah ditetapkan, tidak dapat ditawar

dan memiliki label harga pada barang tersebut.

4. Jarak pembeli ke lokasi ritel: jarak pembeli dari rumah ke lokasi ritel

modern yang biasa dikunjungi.

5. Cost transport: biaya transport yang dikeluarkan dari rumah ke lokasi

ritel modern yang biasa dikunjungi

6. Jumlah minimarket: jumlah minimarket yang terdapat dalam radius

300 m minimarket sampel.

7. Jumlah ritel: jumlah ritel baik itu tradisional dan modern yang terdapat

dalam radius 300 m minimarket sampel.

8. Luas lahan minimarket: luas bangunan dan halaman minimarket.

9. Keramahtamahan pelayanan: pelayanan yang membuat pembeli

nyaman dan dipedulikan tanpa harus membuat pembeli merasa

tertekan.

Page 54: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

41

K. Kerangka Penelitian

Input Analisis Output

Adanya lebih dari 1 unit

minimarket yang

melayani kelompok

masyarakat yang sama.

Perlu adanya ide sebaran lokasi ritel

consumer goods di Permukiman BTP

dan Perumahan Telkomas, sehingga

tidak terjadi tumpah tindih dalam

radius pelayanannya.

Studi sebaran lokasi ritel

consumer goods di

Permukiman BTP dan

Perumahan Telkomas.

Tinjauan Pustaka:

1. Pengertian ritel

2. Kegiatan ritel

3. Minimarket

4. Teori lokasi

5. Strategi lokasi ritel

6. NSPK dan Peraturan

tentang ritel.

1. Identifikasi tipologi dan sebaran

kegiatan ritel consumer goods

skala perumahan (kelas

toko/warung) di KPT saat ini?

2. Seberapa besar tingkat korelasi

antarvariabel dalam pemilihan

lokasi minimarket di KPT?

3. Bagaimana ide sebaran lokasi

ritel consumer goods yang tepat

di KPT?

Ide sebaran lokasi ritel

consumer goods yang

tepat di Permukiman

BTP dan Perumahan

Telkomas.

Metode Penelitian:

1. Jenis penelitian

2. Lokasi dan waktu

3. Jenis dan sumber

data

4. Teknik pengumpulan

data

5. Teknik analisis

6. Variabel penelitian

7. Definisi operasional

8. Kerangka penelitian

1. Jenis penelitian deskriptif

kuantitatif.

2. Jenis dada primer dan sekunder.

3. Pengumpulan data: observasi,

kuesioner, wawancara, studi

kepustakaan dan survei instansi.

1. Analisis yang

digunakan dalam

penelitian ini.

2. Penentuan variabel

dan definisi

operasional.

1. Jumlah dan jenis

kegiatan ritel consumer

goods skala perumahan

di KPT

2. Persebaran lokasi

kegiatan ritel consumer

goods di KPT

Analisis Tipologi dan sebaran

kegiatan ritel skala perumahan di

KPT

(Analisis deskriptif

Analisis overlay) 3. Variabel dari pihak

masyarakat dan

minimarket.

Tipologi dan sebaran

kegiatan ritel skala

perumahan di KPT

Besaran tingkat korelasi

antarvariabel dalam

pemilhan lokasi

minimarket di KPT

Analisis Besaran tingkat korelasi

antarvariabel dalam pemilhan

lokasi minimarket di KPT

(Analisis korelasi)

1. Tipologi dan sebaran kegiatan

ritel skala perumahan di KPT

2. Besaran tingkat korelasi

antarvariabel dalam pemilhan

lokasi minimarket di KPT

Ide sebaran lokasi ritel

consumer goods yang

tepat di KPT

Page 55: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

42

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Lahan dan Ruang Kota Makassar

Makassar sebagai kota metropolitan dan kota yang berkembang pesat

di kawasan Indonesia timur memiliki luas lahan yang secara keseluruhan

mencapai ± 17.577 Ha. Dari luas keseluruhan tersebut kawasan Makassar

diklasifikasikan dalam ruang-ruang yang beraneka fungsi dan secara

terpadu ruang pemanfaatan digunakan untuk pemukiman, perdagangan,

perindustrian, pertanian, pendidikan, pariwisata dan penggunaan lahan

lainnya. Berikut peta persebaran permukiman di Kota Makassar :

Gambar 10. Peta Kawasan Permukiman Kota Makassar

Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2010-2030

Page 56: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

43

Gambar 11. Peta Deliniasi Penelitian

Sumber : Bing Map. 2013

Page 57: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

44

2. Keadaan Penduduk

Penduduk Kota Makassar tahun 2011 berjumlah 1. 352. 136 jiwa yang

terdiri dari 667. 681 laki-laki dan 684. 455 perempuan. Laju pertumbuhan

penduduk dari tahun 2001-2011 sebesar 1,56%.

Tabel 8. Jumlah Penduduk Kota Makassar

No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Mariso 28.101 28.307 56.408

2 Mamajang 29.085 30.474 59.560

3 Tamalate 85.279 87.227 172.506

4 Rappocini 74.007 78.454 152.531

5 Makassar 40.616 41.862 82.478

6 Ujung Pandang 12.805 14.355 27.160

7 Wajo 14.415 15.223 29.639

8 Bontoala 26.684 28.030 54.714

9 Ujung Tanah 23.603 23.530 47.113

10 Tallo 67.888 67.686 135.574

11 Panakkukkang 70.663 72.006 142.729

12 Manggala 59.008 59.183 118.191

13 Biringkanaya 83.996 85.344 169.340

14 Tamalanrea 51.462 52.713 104.175

TOTAL 667.681 684.445 1.352.136

Sumber : BPS Kota Makassar, 2012

Page 58: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

45

3. Minimarket Modern di Kota Makassar

Tahun 2009 menjadi awal perkembangan minimarket modern di Kota

Makassar. Dari tahun 2009 sampai awal Tahun 2013 terdapat 194

perusahaan minimarket yang mendaftarkan nama mereka pada Dinas

Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota Makassar.

Diataranya adalah PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk., PT. Midi Utama

Indonesia, dan PT. Indomarco Prismatama.

Gambar 12. Diagram Jumlah Minimarket di Kota Makassar 2013

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota

Makassar 2013

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa jumlah minimarket

dari PT. Sumber Alfaria Trijaya dan PT. Indomarco Prismatama

mendominasi minimarket yang ada di Kota Makassar masing-masing

dengan jumlah 78 dan 79, sedangkan PT. Midi Utama Indonesia

berjumlah 36. PT. Sumber Alfaria Trijaya mengusung minimarket dengan

branded Alfamart dan Alfa Ekspress, PT. Indomarco Prismatama

mengusung minimarket dengan branded Indomaret, sedangkan PT. Midi

Utama Indonesia mengusung minimarket dengan branded Alfa Midi.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

PT. SumberAlfaria Trijaya

PT. Midi UtamaIndonesia

PT. IndomarcoPrismatama

Jumlah Minimarket di Kota Makassar 2013

JumlahMinimarket

Page 59: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

46

Gambar 13. Diagram Jumlah Minimarket berdasrkan Kecamatan

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal Kota

Makassar 2013.

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa jumlah minimarket

dari PT. Sumber Alfaria Trijaya tersebar di seluruh kecamatan di Kota

Makassar, Kecamatan Tamalate dan Biringkanaya merupakan kecamatan

yang paling banyak dengan masing-masing 10 buah, dan paling sedikit

tersebar di Kecamatan Ujung Tanah yaitu 1 buah. Minimarket dari PT.

Midi Utama Indonesia paling banyak tersebar di Kecamatan Panakkukang

yaitu 8 buah dan paling sedikit di Kecamatan Tallo yaitu 1 buah,

sedangkan di Kecamatan Wajo, Bontoala dan Ujung Tanah tidak terdapat

minimarket dari PT. Midi Utama Indonesia. Minimarket dari PT. Indomarco

Prismatama paling banyak tersebar di Kecamatan Tamalate yaitu 12

buah, paling sedikit tersebar di Kecamatan Mariso dan Ujung Tanah yaitu

1 buah, sedangkan di Kecamatan Mamajang tidak terdapat minimarket

dari PT. Indomarco Prismatama.

0

2

4

6

8

10

12

14

Jum

lah

Pe

ngu

nju

ng

Kecamatan

Jumlah Minimarket Berdasarkan Kecamatan

PT. Sumber Alfaria Trijaya PT. Midi Utama Indonesia PT. Indomarco Prismatama

Page 60: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

47

B. Hasil Survey

1. Observasi Umum

a. Sebaran Lokasi Minimarket Modern

Berdasarkan observasi lapangan yang peneliti lakukan terdapat 15

minimarket modern yang berada pada lokasi penelitian. 3 minimarket

terletak pada Perumahan Taman Telkomas dan 12 lainnya berada pada

Permukiman Bumi Tamalanrea Permai.

Page 61: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

48

Gambar 14. Peta Persebaran Lokasi Minimarket Modern

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Page 62: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

49

Berikut hasil observasi awal dari 15 minimarket yang tersebar pada lokasi penelitian :

Tabel 9. Minimarket Modern

Kode Gambar Foto Keterangan

A & B

Minimarket Indomaret dan Alfamart yang bersebelahaan

Kode A. Alfamart BTP

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : 24 Jam

Berada di pinggir jalan kolektor dan dilalui angkutan

umum (pete-pete)

Tidak terletak di tengah perumahan

Page 63: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

50

Kode Gambar Foto Keterangan

Kode B. Indomaret

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : 24 Jam

Berada di pinggir jalan kolektor dan dilalui angkutan

umum (pete-pete)

Tidak terletak di tengah perumahan

C

Indomaret

Kepemilikikan : Perusahaan

Buka : Pukul 07.00-22.00

Berada di pinggir jalan kolektor dan dilalui angkutan

umum (pete-pete)

Tidak terletak di tengah perumahan Berada di tengah pertokoan

D

Alfamidi BTP Blok L

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : 24 Jam

Berada di pinggir jalan kolektor dan dilalui angkutan

umum (pete-pete)

Tidak terletak di tengah perumahan Berada sudut pertokoan/jalan

Page 64: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

51

Kode Gambar Foto Keterangan

E

Alfamart BTP 2

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : 24 Jam

Berada di pinggir jalan kolektor dan dilalui angkutan

umum (pete-pete)

Tidak terletak di tengah perumahan Berada di tengah pertokoan

F

Indomaret

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : Pukul 07.00-22.00

Berada di pinggir jalan kolektor dan dilalui angkutan

umum (pete-pete)

Tidak terletak di tengah perumahan Berada di tengah pertokoan

G NEW

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : Pukul 07.00-22.00

Berada di pinggir jalan kolektor dan dilalui angkutan

umum (pete-pete)

Tidak terletak di tengah perumahan Berada di sudut jalan/pertokoan

Page 65: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

52

Kode Gambar Foto Keterangan

H

Alfamidi

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : 24 Jam

Berada di pinggir jalan kolektor dan dilalui angkutan

umum (pete-pete)

Tidak terletak di tengah perumahan Berada di tengah pertokoan

I

Alfamart : Mitra Usaha CV. Adinda Mart

Kepemilikan : Waralaba

Buka : 07.00-22.00

Berada di pinggir jalan kolektor dan dilalui angkutan

umum (pete-pete)

Tidak terletak di tengah perumahan Berada di tengah pertokoan

J

Indomaret Blok H

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : Pukul 07.00-22.00

Berada di pinggir jalan lokal 1 dan dilalui angkutan

umum (pete-pete)

Terletak di tengah perumahan Berada di sudut jalan/perumahan

K

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : Pukul 07.00-22.00

Berada di pinggir jalan kolektor dan dilalui angkutan

Page 66: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

53

Kode Gambar Foto Keterangan

Indomaret

umum (pete-pete)

Tidak terletak di tengah perumahan Berada di sudut jalan/pertokoan

L

Alfa Express

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : Pukul 07.00-24.00

Berada di pinggir jalan kolektor

Tidak terletak di tengah perumahan Berada di tengah pertokoan

M

Indomaret

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : Pukul 07.00-22.00

Berada di pinggir jalan lokal 2

Terletak di tengah perumahan Berada di sudut jalan/perumahan

N

Kepemilikan : Perusahaan

Buka : Pukul 07.00-22.00

Berada di pinggir jalan lokal 2

Terletak di tengah perumahan

Page 67: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

54

Kode Gambar Foto Keterangan

Indomaret Telkomas

Berada di sudut jalan/perumahan

O

Dallah 88 Mart

Kepemilikan : Pengusaha lokal

Buka : Pukul 07.00-22.00

Berada di pinggir jalan lokal 1

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Page 68: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

55

KERTAS A3

Page 69: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

56

Berdasarkan tabel di atas dan observasi langsung, maka 15

minimarket yang terdapat di lokasi penelitian dapat kita kelompokan.

Berikut pengelompokan dari minimarket :

Tabel 10. Pengelompokan Minimarket di Lokasi Penelitian

KELOMPOK KETERANGAN KODE

MINIMARKET

1 Minimarket yang berdampingan A dan B

(24 jam)

2 Minimarket yang ukuran luas

lantai usahanya lebih luas

D dan H

(24 jam)

3

Minimarket yang berada di

tengah perumahan dan dilalui

oleh angkutan umum

C, E, F, G, I, J, K,

dan M

4

Minimarket yang berada di jalan

kolektor tetapi tidak dilalui oleh

angkutan umum

L

5 Minimarket yang berada di

tengah perumahan N

6 Minimarket yang dikelolah oleh

pribadi (bukan jaringan) O

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Page 70: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

57

b. Sebaran Lokasi Minimarket Modern dan Radius Pelayanan

Gambar 16. Peta Persebaran Radius Pelayanan Minimarket

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Page 71: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

58

c. Sebaran Lokasi Ritel Modern dan Tradisional

Gambar 17. Persebaran Lokasi Ritel Modern dan Tradisional

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Page 72: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

59

Berikut hasil observasi awal dari ritel tradisional yang terdapat pada

lokasi penelitian :

1) Kios

Kios menjadi salah satu sarana perdagangan di lokasi penelitian. Kios

yang terdapat pada lokasi penelitian sebagian besar menyatu dengan

rumah warga sebagai tempat tinggal.

Gambar 18. Kios yang terdapat di Perumahan Taman Telkomas

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

2) Warung

Warung yang dijumpai pada lokasi penenlitian berada di dekat

kolektor atau jalan yang dilalui oleh angkutan umum (pete-pete BTP),

umumnya warung menjual barang yang hampir sama dengan kios namun

menyediakan pula jasa pembuatan kopi atau makanan cepat saji.

Gambar 19. Warung yang terdapat di Permukiman BTP

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

3) Toko Kelontong

Toko kelontong yang berada di lokasi penelitian umumnya berada di

pinggir jalan kolektor dan tersebar di sepanjang jalan tersebut. Toko

kelontong pada lokasi ini menjadi tempat tinggal pula bagi pemilik toko.

Page 73: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

60

Gambar 20. Toko Kelontong yang terdapat di Permukiman BTP

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

2. Hasil Survey Jumlah Minimarket Modern

a. Sampel 1

Gambar 21. Peta Lokasi Sampel 1 : Minimarket Alfamart BTP

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari pengamatan lokasi penelitian dengan

mengunakan google earth dan arcgis dapat diketahui :

1) Jumlah rumah pada radius lokasi sampel 1 sebanyak 250 rumah,

2) Jumlah minimarket modern lain sebnyak 1 buah,

3) Jumlah ritel consummer goods tradisional 9 buah,

4) Luas lantai usaha 283 m2,

Page 74: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

61

Gambar 22. Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Alfamart BTP

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa jam puncak

kedatangan pengunjung minimarket baik itu hari libur dan hari kerja

adalah pukul 19.00-20.00. Jika dibandingkan jumlah pengunjung pada jam

puncak tersebut, hari kerja menjadi hari dengan jumlah pengunjung

terbanyak pada jam puncak, untuk jumlah pengunjung terbanyak dalam 1

hari terdapat pada hari libur.

6

2623

26

1518 18

24

17

22

9 10

46

38

22

28

15

911

6

02

58

1315

25

33

23

1417

14

21

2832

3741

31

26 25 25

18

4 5 62 2

9

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

07

.00

-08

.00

08

.00

-09

.00

09

.00

-10

.00

10

.00

-11

.00

11

.00

-12

.00

12

.00

-13

.00

13

.00

-14

.00

14

.00

-15

.00

15

.00

-16

.00

16

.00

-17

.00

17

.00

-18

.00

18

.00

-19

.00

19

.00

-20

.00

20

.00

-21

.00

21

.00

-22

.00

22

.00

-23

.00

23

.00

-24

.00

24

.00

-01

.00

01

.00

-02

.00

02

.00

-03

.00

03

.00

-04

.00

04

.00

-05

.00

05

.00

-06

.00

06

.00

-07

.00

Jum

lah

Pe

ngu

nju

ng

Waktu

Jumlah Pengunjung Minimarket Alfamart BTP (A)

Hari Kerja

Hari Libur

Page 75: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

62

b. Sampel 2

Gambar 23. Peta Lokasi Sampel 2 : Minimarket Indomaret BTP

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari pengamatan lokasi penelitian dengan

mengunakan google earth dan arcgis dapat diketahui :

1) Jumlah rumah pada radius lokasi sampel 2 sebanyak 255 rumah,

2) Jumlah minimarket modern lain sebnyak 1 buah,

3) Jumlah ritel consummer goods tradisional 11 buah,

4) Luas lantai usaha 321 m2,

Page 76: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

63

Gambar 24. Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Indomaret BTP

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa jam puncak

kedatangan pengunjung minimarket baik itu hari libur dan hari kerja

adalah pukul 19.00-21.00. Jika dibandingkan jumlah pengunjung pada jam

puncak tersebut, hari kerja menjadi hari dengan jumlah pengunjung

terbanyak pada jam puncak, untuk jumlah pengunjung terbanyak dalam 1

hari terdapat pada hari kerja.

15

41

3033

22

38

23

3135 34

21

31

56 58

47 45

31

20 18

12

1

7 7

131318

2226

1115

36

24 25

39 40

47

57

50

40

2521

13

19

94 5

2

17

0

10

20

30

40

50

60

70

07

.00

-08

.00

08

.00

-09

.00

09

.00

-10

.00

10

.00

-11

.00

11

.00

-12

.00

12

.00

-13

.00

13

.00

-14

.00

14

.00

-15

.00

15

.00

-16

.00

16

.00

-17

.00

17

.00

-18

.00

18

.00

-19

.00

19

.00

-20

.00

20

.00

-21

.00

21

.00

-22

.00

22

.00

-23

.00

23

.00

-24

.00

24

.00

-01

.00

01

.00

-02

.00

02

.00

-03

.00

03

.00

-04

.00

04

.00

-05

.00

05

.00

-06

.00

06

.00

-07

.00

Jum

lah

Pe

ngu

nju

ng

Waktu

Jumlah Pengunjung Minimarket Indomaret BTP (B)

Hari Kerja

Hari Libur

Page 77: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

64

c. Sampel 3

Gambar 25. Peta Lokasi Sampel 3 : Minimarket Alfamidi BTP

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari pengamatan lokasi penelitian dengan

mengunakan google earth dan arcgis dapat diketahui :

1) Jumlah rumah pada radius lokasi sampel 3 sebanyak 948 rumah,

2) Jumlah minimarket modern lain sebnyak 3 buah,

3) Jumlah ritel consummer goods tradisional 27 buah,

4) Luas lantai usaha 384 m2,

Page 78: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

65

Gambar 26. Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Alfamidi BTP

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa jam puncak

kedatangan pengunjung minimarket baik itu hari libur dan hari kerja

adalah pukul 19.00-21.00. Jika dibandingkan jumlah pengunjung pada jam

puncak tersebut, hari libur menjadi hari dengan jumlah pengunjung

terbanyak pada jam puncak, untuk jumlah pengunjung terbanyak dalam 1

hari terdapat pada hari libur.

20

3544 40 43 43

36

5449

74

34

75

99

7667

76

55

40

26 26

9 713

2920 17

40

6859

48

6168

34

78

46

68

81

112

88 87

76

45 46

16 14 12

27

43

0

20

40

60

80

100

120

07

.00

-08

.00

08

.00

-09

.00

09

.00

-10

.00

10

.00

-11

.00

11

.00

-12

.00

12

.00

-13

.00

13

.00

-14

.00

14

.00

-15

.00

15

.00

-16

.00

16

.00

-17

.00

17

.00

-18

.00

18

.00

-19

.00

19

.00

-20

.00

20

.00

-21

.00

21

.00

-22

.00

22

.00

-23

.00

23

.00

-24

.00

24

.00

-01

.00

01

.00

-02

.00

02

.00

-03

.00

03

.00

-04

.00

04

.00

-05

.00

05

.00

-06

.00

06

.00

-07

.00

Jum

lah

Pe

ngu

nju

ng

Waktu

Jumlah Pengunjung Minimarket Alfamidi BTP Blok L

Hari Kerja

Hari Libur

Page 79: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

66

d. Sampel 4

Gambar 27. Peta Lokasi Sampel 4 : Minimarket Indomaret Blok H

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari pengamatan lokasi penelitian dengan

mengunakan google earth dan arcgis dapat diketahui :

1) Jumlah rumah pada radius lokasi sampel 4 sebanyak 1393 rumah,

2) Jumlah minimarket modern lain sebnyak 3 buah,

3) Jumlah ritel consummer goods tradisional 31 buah,

4) Luas lantai usaha 215 m2,

Page 80: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

67

Gambar 28. Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Indomaret BTP

Blok H

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa jam puncak

kedatangan pengunjung minimarket baik itu hari libur dan hari kerja

adalah pukul 20.00-21.00. Jika dibandingkan jumlah pengunjung pada jam

puncak tersebut, hari libur menjadi hari dengan jumlah pengunjung

terbanyak pada jam puncak, untuk jumlah pengunjung terbanyak dalam 1

hari terdapat pada hari libur.

45

27

19

26 2730 28 28 27

35

18

42

5763

20

37 38

2125 27

2329 31

3440 42

54 52

66

56

0

10

20

30

40

50

60

70

07

.00

-08

.00

08

.00

-09

.00

09

.00

-10

.00

10

.00

-11

.00

11

.00

-12

.00

12

.00

-13

.00

13

.00

-14

.00

14

.00

-15

.00

15

.00

-16

.00

16

.00

-17

.00

17

.00

-18

.00

18

.00

-19

.00

19

.00

-20

.00

20

.00

-21

.00

21

.00

-22

.00

Jum

lah

Pe

ngu

nju

ng

Waktu

Jumlah Pengunjung Minimarket Indomaret BTP Blok H

Hari KerjaHari Libur

Page 81: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

68

e. Sampel 5

Gambar 29. Peta Lokasi Sampel 5 : Minimarket Alfa Ekspress

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari pengamatan lokasi penelitian dengan

mengunakan google earth dan arcgis dapat diketahui :

1) Jumlah rumah pada radius lokasi sampel 5 sebanyak 405 rumah,

2) Jumlah minimarket modern lain sebnyak 0 buah,

3) Jumlah ritel consummer goods tradisional 23 buah,

4) Luas lantai usaha 152 m2,

Page 82: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

69

Gambar 30. Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Alfa Ekspress

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa jam puncak

kedatangan pengunjung minimarket baik itu hari libur dan hari kerja

adalah pukul 20.00-21.00. Jika dibandingkan jumlah pengunjung pada jam

puncak tersebut, hari libur menjadi hari dengan jumlah pengunjung

terbanyak pada jam puncak, untuk jumlah pengunjung terbanyak dalam 1

hari terdapat pada hari libur.

510

18

46

20

1319

1013

19

8

36

18

34

2319

711 11

1723

14 1520

24 2421

26

17

35

56

27

20

13

0

10

20

30

40

50

60

07

.00

-08

.00

08

.00

-09

.00

09

.00

-10

.00

10

.00

-11

.00

11

.00

-12

.00

12

.00

-13

.00

13

.00

-14

.00

14

.00

-15

.00

15

.00

-16

.00

16

.00

-17

.00

17

.00

-18

.00

18

.00

-19

.00

19

.00

-20

.00

20

.00

-21

.00

21

.00

-22

.00

22

.00

-23

.00

23

.00

-24

.00

Jum

lah

Pe

ngu

nju

ng

Waktu

Jumlah Pengunjung Minimarket Alfa Ekspress

Hari Kerja

Hari Libur

Page 83: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

70

f. Sampel 6

Gambar 31. Peta Lokasi Sampel 6 : Minimarket Indomaret Telkomas

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari pengamatan lokasi penelitian dengan

mengunakan google earth dan arcgis dapat diketahui :

1) Jumlah rumah pada radius lokasi sampel 5 sebanyak 693 rumah,

2) Jumlah minimarket modern lain sebnyak 0 buah,

3) Jumlah ritel consummer goods tradisional 14 buah,

4) Luas lantai usaha 82 m2,

Page 84: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

71

Gambar 32. Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Indomaret Telkomas

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa jam puncak

kedatangan pengunjung minimarket baik itu hari libur dan hari kerja

adalah pukul 18.00-20.00. Jika dibandingkan jumlah pengunjung pada jam

puncak tersebut, hari libur menjadi hari dengan jumlah pengunjung

terbanyak pada jam puncak, untuk jumlah pengunjung terbanyak dalam 1

hari terdapat pada hari libur.

2027 24

18

30

1924 26

17

30

15

47

72

2923

3034

28

40

29

45

59

31

22

32

64

76

54

3239

0

10

20

30

40

50

60

70

80

07

.00

-08

.00

08

.00

-09

.00

09

.00

-10

.00

10

.00

-11

.00

11

.00

-12

.00

12

.00

-13

.00

13

.00

-14

.00

14

.00

-15

.00

15

.00

-16

.00

16

.00

-17

.00

17

.00

-18

.00

18

.00

-19

.00

19

.00

-20

.00

20

.00

-21

.00

21

.00

-22

.00

Jum

lah

Pe

ngu

nju

ng

Waktu

Jumlah Pengunjung Minimarket Indomaret Telkomas

Hari Kerja

Hari Libur

Page 85: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

72

g. Sampel 7

Gambar 33. Peta Lokasi Sampel 7 : Minimarket Dallah 88 Mart

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari pengamatan lokasi penelitian dengan

mengunakan google earth dan arcgis dapat diketahui :

1) Jumlah rumah pada radius lokasi sampel 5 sebanyak 234 rumah,

2) Jumlah minimarket modern lain sebnyak 0 buah,

3) Jumlah ritel consummer goods tradisional 8 buah,

4) Luas lantai usaha 372 m2,

Page 86: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

73

Gambar 34. Grafik Jumlah Pengunjung Minimarket Dallah 88 Mart

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa jam puncak

kedatangan pengunjung minimarket baik itu hari libur dan hari kerja

adalah pukul 19.00-21.00. Jika dibandingkan jumlah pengunjung pada jam

puncak tersebut, hari libur menjadi hari dengan jumlah pengunjung

terbanyak pada jam puncak, untuk jumlah pengunjung terbanyak dalam 1

hari terdapat pada hari libur.

7

24

1714

28

21

9

18

5

17 1719

24 23

3

8

1916

21

12

18

1310

1310

1715

30

39

10

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

07

.00

-08

.00

08

.00

-09

.00

09

.00

-10

.00

10

.00

-11

.00

11

.00

-12

.00

12

.00

-13

.00

13

.00

-14

.00

14

.00

-15

.00

15

.00

-16

.00

16

.00

-17

.00

17

.00

-18

.00

18

.00

-19

.00

19

.00

-20

.00

20

.00

-21

.00

21

.00

-22

.00

Jum

lah

Pe

ngu

nju

ng

Waktu

Jumlah Pengunjung Minimarket Dallah 88 Mart

Hari Kerja

Hari Libur

Page 87: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

74

Gambar 35. Diagram Jumlah Pengunjung Minimarket

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil dari diagram di atas dapat kita lihat bahwa

minimarket dengan jumlah pengunjung terbanyak adalah minimarket

Alfamidi (Blok L). Hari libur menjadi hari dengan jumlah pengunjung

terbanyak.

404

669

1070

492

318421

246

466578

1254

575

374

615

251

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

AlfamartBTP (24

Jam)

Indomaret(24 Jam)

Alfamiidi(24 Jam)

IndomaretBlok H

AlfaEkspress

IndomaretTelkomas

Dallah 88Mart

Jum

lah

Pe

ngu

nju

ng

Minimarket

Jumlah Pengunjung MinimarketHari KerjaHari Libur

Page 88: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

75

C. Hasil Analisis

1. Analisis Tipologi Ritel Consumer Goods di Lokasi Penelitian

Berdasarkan hasil survey lapangan dan wawancara dapat diketahui

ada 3 kelompok ritel yang terdapat pada lokasi penelitian yaitu :

a. Minimarket Modern

b. Semi Minimarket (Minimarket Rumahan)

c. Kios

Tabel 11. Hasil Analisis Tipologi Ritel Consumer Goods

Karakteristik Minimarket

Modern

Semi

Minimarket Kios

Ketersediaan

Parkir

Tersedia parkir

khusus

konsumen

Tersedia parkir

khusus

konsumen

Tidak tersedia

parkir khusus

konsumen

Fungsi

bangunan

Sarana

perdagangan

Sarana

perdagangan

dan tempat

tinggal

Sarana

perdagangan

dan tempat

tinggal

Jenis

spesifikasi

barang yang

tersedia

Barang pokok,

implusif, dan

darurat

Barang pokok,

implusif, dan

darurat

Barang pokok,

implusif

Kepemilikan

bangunan sewa pribadi pribadi

Pengambilan

barang

belanjaan

Konsumen

melayani diri

sendiri

Konsumen

dilayani oleh

pelayan

Konsumen

dilayani oleh

pelayan

Pelayan toko

terdiri dari

Kasir, pelayan,

sopir

Kasir dan

pelayan kasir

Pembayaran

barang

belanjaan

Fixed price Fixed price Tidak Fixed

price

Sumber : Analisis Peneliti. 2013

Berikut peta persebaran lokasi ritel consumer goods berasarkan

karakteristiknya: :

Page 89: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

76

Kertaz a3 Gambar 36. Peta Karakteristik Ritel Consumer Goods

Sumber : Analisis Peneliti. 2013

Page 90: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

77

Gambar 37. Peta Analisis Karakteristik Ritel Consumer Goods

Sumber : Analisis Peneliti. 2013

Dilihat dari peta karakteristiknya, dapat diketahui bahwa lokasi

minimarket dan semi minimarket paling banyak terdapat di sekitar Jalan

Poros BTP. Hal ini dikarenakan jalan tersebut merupakan jalan utama di

permukiman tersebut, sehingga memiliki potensi sebagai lokasi yang

cocok untuk melakukan aktivitas perdagangan. Sedangkan untuk lokasi

kios lebih banyak berkembang di tengah permukiman penduduk.

Page 91: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

78

2. Analisis Besaran Tingkat Korelasi Antarvariabel dalam Pemilihan Lokasi Minimarket

a. Variabel dari Pihak Masyarakat

1) Sosial-Ekonomi

Tabel 12. Hasil Analisis Korelasi Variabel Sosial-Ekonomi

Correlations

frekuensi jumlah_pengeluaran usia pendidikan pendapatan_per_kapita

frekuensi Pearson Correlation 1 .139 -.268** .033 .296**

Sig. (2-tailed) .168 .007 .744 .003

N 100 100 100 100 100

jumlah_pengeluaran Pearson Correlation .139 1 .172 .249* -.107

Sig. (2-tailed) .168 .087 .013 .291

N 100 100 100 100 100

usia Pearson Correlation -.268** .172 1 .042 -.157

Sig. (2-tailed) .007 .087 .676 .118

N 100 100 100 100 100

pendidikan Pearson Correlation .033 .249* .042 1 .137

Sig. (2-tailed) .744 .013 .676 .175

N 100 100 100 100 100

pendapatan_per_kapita Pearson Correlation .296** -.107 -.157 .137 1

Sig. (2-tailed) .003 .291 .118 .175

N 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : Analisis Peneliti dengan mengunakan SPSS 16,0. 201

Page 92: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

79

Berdasarkan hasil tabel analisis SPSS, dapat kita lihat hubungan

frekuensi kedatangan pengunjung (Y1), jumlah pengeluaran pengunjung

(Y2) terhadap usia (X1), tingkat pendidikan (X2), dan pendapatan per

kapita (X3) sebagai berikut :

a) Signifikansi dan Korelasi (Ada/Tidaknya Hubungan)

Dilihat dari baris Pearson Correlation dan Sig. (2-tailed) maka akan

diketahui hasil-hasil berikut:

i. Variabel usia pengunjung memiliki hubungan dengan frekuensi

karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,007 artinya < 0,05 dan memiliki

hubungan yg negatif (-) karena nilai Pearson Correlation-nya

terdapat tanda negatif (-), tetapi tidak memiliki hubungan dengan

jumlah pengeluaran pengunjung karena nilai Sig. (2-tailed)-nya

0,087 artinya > 0,05.

ii. Variabel tingkat pendidikan pengunjung tidak memiliki hubungan

dengan frekuensi karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,744 artinya >

0,05 tetapi memiliki hubungan dengan jumlah pengeluaran

pengunjung karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,013 artinya < 0,05 dan

memiliki hubungan yang postif (+) karena nilai Pearson Correlation-

nya tidak terdapat tanda negatif (-).

iii. Variabel pendapatan per kapita pengunjung memiliki hubungan

dengan frekuensi karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,003 artinya <

0,05 dan memiliki hubungan yang postif (+) karena nilai Pearson

Correlation-nya tidak terdapat tanda negatif (-), tetapi tidak memiliki

hubungan dengan jumlah pengeluaran pengunjung karena nilai Sig.

(2-tailed)-nya 0,291 artinya > 0,05

b) Kekuatan Korelasi

Dilihat dari baris Pearson Correlation maka akan diketahui hasil-hasil

berikut:

i. Variabel usia memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap

frekuensi kedatangan pengunjung, karena Pearson Correlation-nya

terdapat tanda 2 bintang (**).

Page 93: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

80

ii. Variabel tingkat pendidikan memiliki hubungan yang signifikan

terhadap jumlah pengeluaran pengunjung, karena Pearson

Correlation-nya terdapat tanda 1 bintang (*).

iii. Variabel pendapatan per kapita memiliki hubungan yang sangat

signifikan terhadap frekuensi kedatangan pengunjung, karena

Pearson Correlation-nya terdapat tanda 2 bintang (**).

Berdasarkan hasil interpretasi statistik di atas dapat disimpulkan

bahwa variabel sosial-ekonomi yang memiliki hubungan dengan

penentuan lokasi belanja masyarakat adalah:

a) Variabel usia memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap

frekuensi kedatangan pengunjung. Dimana, variabel usia tidak

searah dengan frekuensi kedatangan pengunjung ke minimarket,

semakin muda usia pengunjung maka semakin besar frekuensi

kedatangannya ke minimarket.

Gambar 38. Diagram Rata-rata Frekuensi Pengunjung Berdasarkan Usia

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil diagram rata-rata frekuensi kedatangan

pengunjung juga menunjukkan hubungan usia dan frekuensi kedatangan,

dimana usia remaja memiliki frekuensi kedatangan yang lebih besar

dibanding dengan usia dewasa dan lansia.

Usia berkorelasi terhadap penentuan lokasi minimarket karena usia

mempengaruhi kemampuan fisik seseorang untuk menempu jarak

perjalanan menuju lokasi minimarket.

0

5

10

Remaja Dewasa Lansia

97

3

Fre

kue

nsi

Usia

Rata-rata Frekuensi Kedatangan Pengunjunjeng Berdasarkan Usia

Frekuensi

Page 94: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

81

KERTAS A3

Page 95: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

82

b) Variabel tingkat pendidikan memiliki hubungan yang signifikan

terhadap jumlah pengeluaran pengunjung. Dimana, variabel tingkat

pendidikan searah dengan frekuensi kedatangan pengunjung ke

minimarket, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin

besar jumlah pengeluaran pengunjung di minimarket.

Gambar 40. Diagram Rata-rata Frekuensi Pengunjung Berdasarkan

Tingkat Pendidikan

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil diagram rata-rata jumlah pengeluaran masyarakat

dalam berbelanja di minimarket juga menunjukkan hubungan tingkat

pendidikan dan jumlah pengeluaran masyarakat, dimana tingkat

pendidikan sarjana memiliki jumlah pengeluaran yang lebih besar

dibanding dengan tingkat pendidikan SMA, SMP dan SD.

Tingkat pendidikan berkorelasi terhadap penentuan lokasi minimarket

karena variabel ini merupakan variabel yang akan menunjukan potensi

lokasi market minimarket. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang

tinggi membuat minimarket (ritel consumer goods) yang terdapat di

wilayah tersebut tetap bertahan karena potensi market yang besar dan

sangat menguntungkan bagi pemilik ritel karena mendapatkan

keuntungan yang lebih besar dibanding wilayah dengan tingkat pendidikan

yang lebih rendah.

c) Variabel pendapatan per kapita memiliki hubungan yang sangat

signifikan terhadap frekuensi kedatangan pengunjung. Dimana,

0

200000

400000

600000

Sarjana SMA SMP SD

497000

273000225000

85000

Pe

nge

luar

an

Tingkat Pendidikan

Rata-rata Jumlah Pengeluaran Masyarakat Berdasarkan Tingkat Pendidikan

JumlahPengeluaran

Page 96: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

83

variabel pendapatan per kapita searah dengan frekuensi kedatangan

pengunjung ke minimarket, semakin besar pendapatan per kapita

pengunjung maka semakin besar frekuensi kedatangannya ke

minimarket.

Gambar 41. Diagram Rata-rata Frekuensi Pengunjung Berdasarkan

Pendapatan Per kapita

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil diagram rata-rata frekuensi kedatangan

pengunjung juga menunjukkan hubungan pendapatan per kapita dan

frekuensi kedatangan, dimana pendapatan masyarakat yang ≥

Rp1.500.000 memiliki frekuensi kedatangan yang lebih besar

dibandingkan dengan pendapatan yang lebih rendah.

Pendapatan per kapita berkorelasi terhadap penentuan lokasi

minimarket karena variabel ini juga merupakan variabel yang akan

menunjukan potensi lokasi market minimarket (ritel consumer goods).

Penduduk dengan tingkat pendapatan per kapita yang tinggi membuat

minimarket (ritel consumer goods) yang terdapat di wilayah tersebut tetap

bertahan karena potensi market yang besar dan sangat menguntungkan

bagi pemilik ritel karena mendapatkan keuntungan yang lebih besar

dibanding wilayah dengan tingkat pendapatan per kapita yang lebih

rendah.

0

5

10

15

< 750000 750000 - <1500000

≥ 1500000

7 8

14

Fre

ue

nsi

Pendapatan per Kapita

Rata- rata Frekuensi Kedatangan Pengunjung Berdasarkan Pendapatan Per Kapita

FrekuensiKedatangan

Page 97: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

84

2) Akses ke Lokasi Minimarket

Tabel 13 . Hasil Analisis Korelasi Variabel Akses ke Lokasi Minimarket

Correlations

Frekuensi Jumlah_Pen

geluaran Jarak_Perj

alanan Jarak_R

adius Waktu

Frekuensi Pearson Correlation 1 .139 -.308** -.240* -.043

Sig. (2-tailed) .168 .002 .016 .668

N 100 100 100 100 100

Jumlah_Pengeluaran

Pearson Correlation .139 1 .013 .021 -.066

Sig. (2-tailed) .168 .894 .838 .513

N 100 100 100 100 100

Jarak_Perjalanan Pearson Correlation -.308** .013 1 .923** .400**

Sig. (2-tailed) .002 .894 .000 .000

N 100 100 100 100 100

Jarak_Radius Pearson Correlation -.240* .021 .923** 1 .347**

Sig. (2-tailed) .016 .838 .000 .000

N 100 100 100 100 100

Waktu Pearson Correlation -.043 -.066 .400** .347** 1

Sig. (2-tailed) .668 .513 .000 .000

N 100 100 100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber: Analisis Peneliti dengan menggunakan SPSS 16,0. 2013

Berdasarkan hasil tabel analisis SPSS, dapat kita lihat hubungan

frekuensi kedatangan pengunjung (Y1), jumlah pengeluaran pengunjung

(Y2) terhadap jarak perjalanan (X1), jarak radius (X2), dan waktu tempuh

ke lokasi minimarket (X3) sebagai berikut :

a) Signifikansi dan Korelasi (Ada/Tidaknya Hubungan)

Dilihat dari baris Pearson Correlation dan Sig. (2-tailed) maka akan

diketahui hasil-hasil berikut:

i. Variabel jarak perjalanan memiliki hubungan dengan frekuensi

karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,002 artinya < 0,05 dan memiliki

hubungan yang negatif (-) karena nilai Pearson Correlation-nya

terdapat tanda negatif (-), tetapi tidak memiliki hubungan dengan

Page 98: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

85

jumlah pengeluaran pengunjung karena nilai Sig. (2-tailed)-nya

0,894 artinya > 0,05.

ii. Variabel jarak radius memiliki hubungan dengan frekuensi karena

nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,002 artinya < 0,05 dan memiliki hubungan

yg negatif (-) karena nilai Pearson Correlation-nya terdapat tanda

negatif (-), tetapi tidak memiliki hubungan dengan jumlah

pengeluaran pengunjung karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,894

artinya > 0,05.

iii. Variabel waktu tidak memiliki hubungan dengan frekuensi karena

nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,668 artinya > 0,05 dan juga tidak memiliki

hubungan dengan frekuensi karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,513

artinya > 0,05.

b) Kekuatan Korelasi

Dilihat dari baris Pearson Correlation maka akan diketahui hasil-hasil

berikut:

i. Variabel jarak perjalanan memiliki hubungan yang sangat

signifikan terhadap frekuensi kedatangan pengunjung, karena

Pearson Correlation-nya terdapat tanda 2 bintang (**).

ii. Variabel jarak radius memiliki hubungan yang signifikan terhadap

jumlah frekuensi kedatangan pengunjung, karena Pearson

Correlation-nya terdapat tanda 1 bintang (*).

Berdasarkan hasil interpretasi statistik di atas dapat disimpulkan

bahwa variabel akses ke lokasi minimarket yang memiliki hubungan

dengan penentuan lokasi belanja masyarakat adalah:

a) Variabel jarak perjalanan memiliki hubungan yang sangat signifikan

terhadap frekuensi kedatangan pengunjung. Dimana, variabel jarak

perjalanan tidak searah dengan frekuensi kedatangan pengunjung ke

minimarket, semakin jauh jarak ke lokasi minimarket maka

semakin kecil frekuensi kedatangan pengunjung ke minimarket.

Page 99: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

86

Gambar 42. Diagram Diagram Rata-rata Frekuensi Pengunjung

Berdasarkan Jarak Perjalanan

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil diagram rata-rata frekuensi kedatangan

pengunjung juga menunjukkan hubungan jarak ke lokasi minimarket dan

frekuensi kedatangan, dimana jarak ke lokasi minimarket yang ≤ 100 m

memiliki frekuensi kedatangan yang lebih besar dibandingkan dengan

jarak ke lokasi minimarket yang lebih jauh.

b) Variabel radius memiliki hubungan yang signifikan terhadap jumlah

frekuensi kedatangan pengunjung. Dimana, variabel jarak radius tidak

searah dengan frekuensi kedatangan pengunjung ke minimarket,

semakin jauh radius minimarket maka semakin kecil frekuensi

kedatangan pengunjung ke minimarket.

Gambar 43. Diagram Rata-rata Frekuensi Pengunjung Berdasarkan

Radius Pelayanan

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

0

5

10

15

≤ 100 101 - ≤ 300 ≥ 401

12

8

4Fr

eku

en

si

Jarak (m)

Rata-Rata Frekuensi Kedatangan Pengunjung Berdasarkan Jarak Perjalanan

FrekuensiKedatangan

0

5

10

< 150 m 150 m - ≤ 300 m

> 300 m

9

7

3

Fre

kue

nsi

Radius (m)

Rata-rata Frekuensi Kedatangan Pengunjung Radius Pelayanan

FrekuensiKedatangan

Page 100: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

87

Berdasarkan hasil diagram rata-rata frekuensi kedatangan

pengunjung juga menunjukkan hubungan radius minimarket dan frekuensi

kedatangan, dimana radius minimarket yang < 150 m memiliki frekuensi

kedatangan yang lebih besar dibandingkan dengan radius minimarket

yang lebih jauh.

Jarak perjalanan dan radius minimarket menjadi variabel penentu

lokasi minimarket karena masyarakat akan memilih lokasi minimarket

yang lebih dekat untuk memenuhi kebutuhannya agar mereka dapat

menghemat waktu dan tenaga serta biaya perjalanan menuju lokasi

minimarket.

Page 101: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

88

3) Opini Masyarakat tentang Pelayanan dan Fasilitas Minimarket

Tabel 14. Hasil Analisis Korelasi Variabel Opini Masyarakat tentang Pelayanan dan Fasilitas Minimarket

Sumber: Analisis Peneliti dengan mengunakan SPSS 16,0. 2013

Correlations

FREKUENZI JUMLAH_PENG

ELUARAN KELENGKAPAN_BA

RANG HARGA ADANYA_DI

SKON KERMAHTAMAHA

N KETERSEDIAAN_PA

RKIR LOKASI_MINIMARKET_BE

RDEKTAN

Spearman's rho

FREKUENZI Correlation Coefficient 1.000 .212* .198* .076 .143 .024 .014 .311**

Sig. (2-tailed) . .034 .049 .453 .155 .816 .888 .002

N 100 100 100 100 100 100 100 100

JUMLAH_PENGELUARAN

Correlation Coefficient .212* 1.000 .042 -.094 .032 .321** .059 .190

Sig. (2-tailed) .034 . .677 .353 .752 .001 .557 .058

N 100 100 100 100 100 100 100 100

KELENGKAPAN_BARANG

Correlation Coefficient .198* .042 1.000 .326** .202* .069 .187 .158

Sig. (2-tailed) .049 .677 . .001 .044 .497 .063 .117

N 100 100 100 100 100 100 100 100

HARGA Correlation Coefficient .076 -.094 .326** 1.000 .238* -.005 .035 .393**

Sig. (2-tailed) .453 .353 .001 . .017 .959 .731 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100

ADANYA_DISKON Correlation Coefficient .143 .032 .202* .238* 1.000 .136 -.017 .164

Sig. (2-tailed) .155 .752 .044 .017 . .179 .863 .104

N 100 100 100 100 100 100 100 100

KERMAHTAMAHAN Correlation Coefficient .024 .321** .069 -.005 .136 1.000 .154 .242*

Sig. (2-tailed) .816 .001 .497 .959 .179 . .127 .015

N 100 100 100 100 100 100 100 100

KETERSEDIAAN_PARKIR

Correlation Coefficient .014 .059 .187 .035 -.017 .154 1.000 .102

Sig. (2-tailed) .888 .557 .063 .731 .863 .127 . .311

N 100 100 100 100 100 100 100 100

LOKASI_RITEL_BERDEKTAN

Correlation Coefficient .311** .190 .158 .393** .164 .242* .102 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .058 .117 .000 .104 .015 .311 .

N 100 100 100 100 100 100 100 100

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 102: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

89

Berdasarkan hasil tabel analisis SPSS, dapat kita lihat hubungan

frekuensi kedatangan pengunjung (Y1), jumlah pengeluaran pengunjung

(Y2) terhadap opini masyarakat tentang kelengkapan barang (X1), harga

barang (X2), adanya diskon (X3), keramahtamahan pelayanan (X4),

ketersediaan parkir (X5), dan lokasi minimarket yang berdekatan (X6)

sebagai berikut :

a) Signifikansi dan Korelasi (Ada/Tidaknya Hubungan)

Dilihat dari baris Pearson Correlation dan Sig. (2-tailed) maka akan

diketahui hasil-hasil berikut:

i. Variabel kelengkapan barang memiliki hubungan dengan frekuensi

karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,049 artinya < 0,05 dan memiliki

hubungan yang postif (+) karena nilai Pearson Correlation-nya tidak

terdapat tanda negatif (-), tetapi tidak memiliki hubungan dengan

jumlah pengeluaran pengunjung karena nilai Sig. (2-tailed)-nya

0,677 artinya > 0,05.

ii. Variabel harga barang tidak memiliki hubungan dengan frekuensi

karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,453 artinya > 0,05 dan juga tidak

memiliki hubungan dengan jumlah pengeluaran pengunjung karena

nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,353 artinya > 0,05.

iii. Variabel adanya diskon tidak memiliki hubungan dengan frekuensi

karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,155 artinya > 0,05 dan juga tidak

memiliki hubungan dengan jumlah pengeluaran pengunjung karena

nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,752 artinya > 0,05.

iv. Variabel keramahtamahan pelayanan tidak memiliki hubungan

dengan frekuensi karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,816 artinya >

0,05 tetapi memiliki hubungan dengan jumlah pengeluaran

pengunjung karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,001 artinya < 0,05 dan

memiliki hubungan yang postif (+) karena nilai Pearson Correlation-

nya tidak terdapat tanda negatif (-)

v. Variabel ketersediaan parkir tidak memiliki hubungan dengan

frekuensi karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,888 artinya > 0,05 dan

Page 103: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

90

juga tidak memiliki hubungan dengan jumlah pengeluaran

pengunjung karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,557 artinya > 0,05.

vi. Variabel lokasi minimarket yang berdekatan memiliki hubungan

dengan frekuensi karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,002 artinya <

0,05 dan memiliki hubungan yang postif (+) karena nilai Pearson

Correlation-nya tidak terdapat tanda negatif (-), tetapi tidak memiliki

hubungan dengan jumlah pengeluaran pengunjung karena nilai Sig.

(2-tailed)-nya 0,058 artinya > 0,05.

b) Kekuatan Korelasi

Dilihat dari baris Pearson Correlation maka akan diketahui hasil-hasil

berikut:

i. Variabel kelengkapan barang memiliki hubungan yang signifikan

terhadap frekuensi kedatangan pengunjung. karena Pearson

Correlation-nya terdapat tanda 1 bintang (*).

ii. Variabel keramahtamahan pelayanan memiliki hubungan yang

sangat signifikan terhadap jumlah pengeluaran pengunjung,

karena Pearson Correlation-nya terdapat tanda 2 bintang (**).

iii. Variabel lokasi minimarket yang berdekatan memiliki hubungan

yang sangat signifikan terhadap frekuensi kedatangan

pengunjung, karena Pearson Correlation-nya terdapat tanda 2

bintang (**).

Berdasarkan hasil interpretasi statistik di atas dapat disimpulkan

bahwa variabel opini masyarakat tentang pelayanan dan fasilitas

minimarket yang memiliki hubungan dengan penentuan lokasi belanja

masyarakat adalah:

a. Variabel kelengkapan barang memiliki hubungan yang signifikan

terhadap frekuensi kedatangan pengunjung. Dimana, variabel

kelengkapan barang searah dengan frekuensi kedatangan

pengunjung ke minimarket, semakin lengkap barang yang dimiliki

minimarket maka semakin besar frekuensi kedatangan

pengunjung ke minimarket.

Page 104: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

91

Gambar 44. Diagram Persentase Pengaruh Kelengkapan Barang

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 100 responden di lokasi

penelitian, terdapat 68% pembeli yang memilih kelengkapan barang di

minimarket memiliki pengaruh yang kuat dalam menentukan lokasi

belanja. 23% pembeli memilih kurang kuat dan 9% memilih sangat

sangat kuat.

b. Variabel keramahtamahan pelayanan memiliki hubungan yang sangat

signifikan terhadap jumlah pengeluaran pengunjung. Dimana,

variabel keramahtamahan pelayanan searah dengan frekuensi

kedatangan pengunjung ke minimarket, semakin ramah pelayanan

minimarket maka semakin besar jumlah pengeluaran pengunjung

di minimarket.

Gambar 45. Diagram Persentase Pengaruh Keramahtamahan Pelayanan

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

9%

68%

23%

0%

Persentase Pengaruh Kelengkapan Barang Minimarket Terhadap Pemilihan

Lokasi Belanja

Sangat Kuat

Kuat

Kurang Kuat

Tidak Kuat

50%40%

8%2%

Persentase Pengaruh Keramahtamahan Pelayanan Minimarket Terhadap Pemilihan

Lokasi Belanja

Sangat Kuat

Kuat

Kurang Kuat

Tidak Kuat

Page 105: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

92

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 100 responden di lokasi

penelitian, terdapat 50% pembeli yang memilih harga barang di

minimarket memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam menentukan

lokasi belanja. 40% pembeli memilih kuat, 8% memilih kurang kuat dan

2% memilih tidak kuat.

c. Variabel lokasi minimarket yang berdekatan memiliki hubungan yang

sangat signifikan terhadap frekuensi kedatangan pengunjung.

Dimana, variabel lokasi minimarket yang berdekatan searah dengan

frekuensi kedatangan pengunjung ke minimarket, semakin

berdekatannya lokasi minimarket maka semakin besar frekuensi

kedatangannya ke minimarket.

Gambar 46. Diagram Persentase Pengaruh Lokasi Minimarket Berdekatan

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil kuesioner terhadap 100 responden di lokasi

penelitian, 63% pembeli memilih adanya lebih dari 1 minimarket yang

berdekatan pada 1 lokasi memiliki pengaruh yang kuat dalam

menentukan lokasi belanja mereka. 24% pembeli memilih kurang kuat,

11% memilih sangat kuat dan 2% memilih tidak kuat.

Kelengkapan barang dan keramahtamahan pelayanan menjadi

variabel penentu lokasi minimarket karena masyarakat akan memilih

lokasi yang menjual barang yang mereka butuhkan serta minimarket yang

memiliki pelayanan yang baik.

11%

63%

24%

2%

Persentase Pengaruh Lebih dari 1 Minimarket yang

BerdekatanTerhadap Pemilihan Lokasi Belanja

Sangat Kuat

Kuat

Kurang Kuat

Tidak Kuat

Page 106: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

93

Masyarakat lebih suka pada lokasi minimarket yang berdampingan

dengan minimarket lain karena ketika barang yang mereka butuhkan tidak

terdapat pada minimarket yang satu, mereka dapat pindah ke minimarket

yang lain dengan cepat dan menghemat biaya. Jadi minimarket yang

berdekatan tersebut dianggap sebagai satu kesatuan yang saling

melengkapi.

Page 107: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

94

b. Variabel dari Pihak Minimarket

Tabel 15. Hasil Analisis Korelasi Variabel dari Pihak Minimarket

Correlations

Jumlah_Pengunjung

Jumlah_Rumah

Jumlah_Minimarket

Jumlah_Ritel

Luas_Lantai_usaha

Spearman's rho

Jumlah_Pengunjung

Correlation Coefficient 1.000 .643 .775* .571 .286

Sig. (2-tailed) . .119 .041 .180 .535

N 7 7 7 7 7

Jumlah_Rumah Correlation Coefficient .643 1.000 .567 .964** -.250

Sig. (2-tailed) .119 . .184 .000 .589

N 7 7 7 7 7

Jumlah_Minimarket

Correlation Coefficient .775* .567 1.000 .567 .435

Sig. (2-tailed) .041 .184 . .184 .330

N 7 7 7 7 7

Jumlah_Ritel Correlation Coefficient .571 .964** .567 1.000 -.214

Sig. (2-tailed) .180 .000 .184 . .645

N 7 7 7 7 7

Luas_Lantai_usaha

Correlation Coefficient .286 -.250 .435 -.214 1.000

Sig. (2-tailed) .535 .589 .330 .645 .

N 7 7 7 7 7

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Analisis Peneliti dengan menggunakan SPSS 16,0. 2013

Berdasarkan hasil tabel analisis SPSS, dapat kita lihat hubungan

jumlah pengunjung minimarket (Y1), jumlah rumah (X1), jumlah

minimarket modern (X2), jumlah ritel consumer goods (X3) dan luas lantai

usaha (X4) sebagai berikut :

1) Signifikansi dan Korelasi (Ada/Tidaknya Hubungan)

Dilihat dari baris Pearson Correlation dan Sig. (2-tailed) maka akan

diketahui hasil-hasil berikut:

i. Variabel jumlah rumah tidak memiliki hubungan dengan jumlah

pengunjung karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,119 artinya > 0,05.

ii. Variabel jumlah minimarket modern memiliki hubungan dengan

jumlah pengunjung karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,041 artinya <

0,05 dan memiliki hubungan yang positif (-) karena nilai Pearson

Correlation-nya tidak terdapat tanda negatif (-).

iii. Variabel jumlah ritel consumer goods tidak memiliki hubungan

dengan jumlah pengunjung karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,180

artinya > 0,05.

Page 108: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

95

iv. Variabel luas lantai usaha tidak memiliki hubungan dengan jumlah

pengunjung karena nilai Sig. (2-tailed)-nya 0,535 artinya > 0,05.

2) Kekuatan Korelasi

Dilihat dari baris Pearson Correlation maka variabel jumlah minimarket

memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap frekuensi

kedatangan pengunjung, karena Pearson Correlation-nya terdapat tanda 2

bintang (**).

Berdasarkan hasil interpretasi statistik di atas dapat disimpulkan

bahwa variabel dari pihak minimarket yang memiliki hubungan dengan

penentuan lokasi belanja adalah variabel jumlah minimarket modern.

Dimana, variabel jumlah minimarket modern searah dengan jumlah

pengunjung minimarket, semakin banyak minimarket modern maka

maka semakin banyak jumlah pengunjung minimarket.

Jumlah minimarket modern pada suatu lokasi menentukan lokasi

minimarket yang baru karena minimarket yang lama dianggap telah

memiliki citra pada lokasi tersebut, sehingga minimarket yang lain tidak

perlu repot dalam hal promosi atau pengenalan minimarket kepada

masyarakat.

Page 109: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

96

3. Analisis Ide Sebaran Ritel Consumer Goods

Berdasarkan kondisi eksisting, NSPK, analisis karakteristik ritel dan

besaran tingkat korelasi antarvariabel yang menentukan lokasi ritel maka

dapat ditentukan kriteria lokasi minimarket modern yang dibutuhkan

masyarakat di lokasi penelitian sebagai berikut :

a. Lokasi minimarket modern sebaiknya berada di Jalan Poros BTP saja,

karena jika minimarket modern berada di tengah permukiman maka

akan terjadi tumpang tindih antara radius pelayanan minimarket dan

kios.

b. Minimarket usaha masyarakat tetap melayani pada lokasi

pelayanannya.

c. Kios dan toko kelontong dapat menjadi pilihan lokasi belanja

masyarakat yang tidak berada di dalam radius pelayanan minimarket

yakni 300 m dan juga bagi masyarakat yang memiliki keterbatasan

(kemampuan fisik untuk berjalan/berkendara) dalam mencapai

perjalanan ke lokasi minimarket.

Berdasarkan kriteria di atas maka hanya ada 6 dari 15 minimarket

yang dapat dipertahankan pada lokasi ini dan terdapat 1 lokasi yang

berpotensi untuk dilayani minimarket. Berikut peta rekomendasi

penentuan lokasi minimarket di permukiman Bumi Tamalanrea Permai

dan Perumahan Telkomas.

Page 110: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

97

KERTAS A3

Gambar 47. Peta Rekomendasi Penentuan Lokasi Minimarket

Sumber : Analisis Peneliti. 2013

Page 111: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

98

Berdasakan peta tersebut dapat dilihat ide sebaran lokasi ritel

consumer goods dimana minimarket, semi minimarket, dan kios saling

melengkapi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan teori

Christaller, dapat dilihat bahwa lingkaran radius minimarket yang lebih

besar dibanding dengan kios akan melayani masyarakat yang lebih

banyak. Selain dilihat dari radius pelayanan minimarket yang lebih besar,

juga dapat dlihat dari ketersediaan serta jumlah barang dagangan yang

lebih lengkap dibandingkan dengan kios membuat minimarket menjadi

pusat penyediaan kebutuhan sehari-hari masyarakat skala permukiman.

Gambar 48. Analisis Lokasi Ritel berdasarkan Teori Heksagonal

Christaller

Sumber : Analisis Peneliti. 2013

Berdasarkan hasil korelasi diketahui variabel usia memiliki korelasi

yang sangat signifikan terhadap pemilihan lokasi yang dapat dilihat dari

frekuensi kedatangan masyarakat (pada masing-masing usia). Jadi, semi

minimarket (toko kelontong) dan kios dapat melayani masyarakat di

sekitar tempat tinggal penduduk, sehingga masyarakat usia tua dapat

memenuhi kebutuhan mereka.

Page 112: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

99

a. Minimarket Jaringan

Gambar 49. Peta Penentuan Lokasi Minimarket Jaringan

Sumber : Analisis Peneliti. 2013

Jalan Poros BTP sebagai jalan yang menghubungkan perumahan

yang terdapat pada permukiman tersebut memiliki potensi permintaan

pasar yang tinggi dibandingkan dengan jalan lain yang berada di lokasi

penelitian ini, karena disamping melayani masyarakat yang tinggal di

permukiman BTP juga harus melayani masyarakat yang melintas di jalan

tersebut. Semi Minimarket yang terdapat di Jalan Poros BTP ini tetap

dipertahankan untuk membantu minimarket jaringan melayani permintaan

pasar.

Letak minimarket yang diharapkan masyarakat berdasarkan hasil

kuesioner, 85% memilih di sudut jalan/pertokoan sebagai letak minimarket

yang cocok untuk mereka dan 15% memilih di tengah pertokoan. Hal ini

dapat menjadi acuan bagi minimarket jaringan dalam meletakkan

minimarket mereka.

Page 113: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

100

Gambar 50. Diagram Harapan Masyarakat tentang letak Minimarket

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

b. Minimarket Mandiri

Gambar 51. Peta Rekomendasi Penentuan Lokasi Minimarket Mandiri

Sumber : Analisis Peneliti. 2013

Minimarket yang berada di tengah permukiman sebaiknya bukan

berasal dari minimarket jaringan, karena penyebaran kios-kios usaha

setempat berada di dekat perumahan. Sehingga diharapkan minimarket

85%

15%

Harapan Masyarakat tentang Letak Minimarket pada Pertokoan

Sudut Jalan/Pertokoan

Di Tengah Pertokoan

Page 114: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

101

mandiri hasil usaha masyarakat setempat yang melayani kebutuhan

masyarakat berdasarkan arahan radius lokasi di atas.

Lokasi minimarket yang diharapkan masyarakat berdasarkan hasil

kuesioner, 75% memilih di dekat perumahan sebagai lokasi minimarket

yang cocok untuk mereka, 15% memilih di dekat fasilitas publik dan 10%

memilih di dekat sarana perdagangan lain.

Gambar 52. Diagram Harapan Masyarakat tentang Lokasi Minimarket

Sumber : Observasi Peneliti. 2013

75%

15%

10%

Harapan Masyarakat tentang Lokasi Minimarket

Dekat Perumahan

Dekat dengan FsilitasPublik

Dekat dengan SaranaPerdagangan lain

Page 115: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

102

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Terdapat 3 jenis tipologi ritel consumer goods di Permukiman BTP

dan Perumahan Telkomas yaitu: minimarket yang konsumennya

melayani diri sendiri serta harga barang yang fixed price dan tersebar

di sepanjang jalan utama; semi minimarket yang konsumennya

dilayani oleh pelayan dan harga barang tidak fixed price namun

selengkap dengan minimarket dan tersebar di sepanjang jalan utama;

kios yang konsumennya dilayani oleh pelayan dan harga barang tidak

fixed price serta tidak selengkap minimarket dan semi minimarket dan

tersebar di sekitar perumahan penduduk.

2. Besaran tingkat korelasi antarveriabel dalam pemilihan lokasi

minimarket adalah sebagai berikut :

a. Masyarakat

1) Usia dan jarak perjalanan memiliki korelasi yang sangat signifikan dan

tidak searah, radius pelayanan minimarket signifikan dan juga tidak

searah terhadap pemilihan lokasi minimarket, karena usia

mempengaruhi kemampuan fisik seseorang untuk berjalan pada jarak

perjalanan menuju minimarket.

2) Pendapatan per kapita sangat signifikan dan tingkat pendidikan

signifikan terhadap pemilihan lokasi minimarket serta memiliki korelasi

yang searah, sehingga frekuensi kedatangan kedatangan dan jumlah

pengeluaran terhadap pembelian barang di minimarket terpengaruh.

3) Keramahtamahan pelayanan dan lokasi minimarket yang

berdampingan memiliki korelasi yang sangat signifikan dan searah,

kelengkapan barang signifikan dan juga searah terhadap pemilihan

lokasi minimarket.

b. Minimarket

Jumlah minimarket modern di suatu lokasi memiliki korelasi yang

signifikan dan searah terhadap penentuan lokasi minimarket, karena

dengan adanya minimarket pada lokasi tersebut menunjukan adanya

Page 116: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

103

potensi market pada lokasi tersebut, serta telah ada citra toko

minimarket awal yang menunjukan bahwa di lokasi tersebut terdapat

minimarket.

3. Dari 15 minimarket yang terdapat pada Permukiman BTP dan

Perumahan Telkomas hanya 6 minimarket yang tepat berada pada

lokasi ini. 3 minimarket jaringan dan 3 minimarket yang diarahkan

sebagai minimarket mandiri (pengelolahan dari masyarakat). Serta

terdapat 1 lokasi potensial minimarket yang dapat melayani

masyarakat setempat.

B. Saran

1. Penyebaran minimarket sebaiknya mempertimbangkan radius

pelayanannya sehingga di setiap usia masyarakat dapat terlayani,

kios dapat membantu minimarket melayani masyarakat yang usianya

tidak mampu berjalan pada jarak atau radius minimarket yang jauh.

2. Minimarket dan semi minimarket sebaiknya menjual barang-barang

kebutuhan bulanan (sampo, buku tulis, baterai,dst.), sedangkan kios

menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari (sembako).

3. Pembangunan minimarket atau semi minimarket sebaiknya

memepertimbangkan tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat

agar tidak terhindar dari kesalahan memilih lokasi market.

4. Semi minimarket (toko kelontong) dan kios yang kurang memiliki

konsumen sebaiknya meningkatkan kelengkapan barang dan

keramahtamahan pelanyanannya sehingga pendapatan usaha

mereka lebih banyak.

5. Pembangunan sarana ritel baru sebaiknya dilokasi perumahan yang

belum berada dalam radius 300 meter pelayanan minimarket.

Page 117: STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODSdigilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YWI4... · iii STUDI SEBARAN LOKASI RITEL CONSUMER GOODS DI PERMUKIMAN TAMALANREA

104

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adisarasmita, Rahardjo. 2008. Pengembangan Wilayah Konsep dan

Teori. Graha Ilmu. Yogyakarta

Foster, Bob. 2008. Manajemen Ritel. Alfabeta. Bandung.

Lawison, Dale M. dan M. Wayne. 1982. Retailing Third Edition. Merrill

Publishing Company. Columbus.

Respati, Bintang D. N. 2012. Untung Ratusan Juta Modal 10 juta dari

Minimarket Rumahan. Jogja Bangkit Publisher. Yogyakarta.

Sugiarta, I Nyoman. 2011. Panduan Praktis dan Strategis Retail

Consumer Goods. Expose. Jakarta.

Sugiyono, DR. 1999. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung.

Modul

SNI No. 03 Tahun 2004 Tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan

Perumahan di Perkotaan. 2004

Tesis

Setyawarman, Adityo. 2009. Pola Sebaran dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Ritel Modern (Studi Kasus Kota

Surakarta). Universitas Dipenogoro. Semarang.

Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko

Modern. 2007

Website

frontier.co.id