studi tentang kendala dalam pembelajaran …/studi...studi tentang kendala dalam pembelajaran...
TRANSCRIPT
STUDI TENTANG KENDALA DALAM PEMBELAJARAN
PENJASORKES DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
KARANGANYAR TAHUN AJARAN
2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
STIANA KOKO WIJAYANTO
X4607032
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Stiana Koko Wijayanto
NIM : X4607032
Jurusan / Program studi : POK/Penjaskesrek
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “STUDI TENTANG KENDALA
DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI
KEBAKKRAMATKARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012” ini
benar – benar merupakan haasil karya saya sendiri.selain itu,sumber informasi
yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplaks,saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, juli 2012
Stiana Koko Wijayanto
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
STUDI TENTANG KENDALA DALAM PEMBELAJARAN
PENJASORKES DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
KARANGANYAR TAHUN AJARAN
2011/2012
Oleh : STIANA KOKO WIJAYANTO
X4607032
Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
S U R A K A R T A Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Stiana Koko Wijayanto. STUDI TENTANG KENDALA DALAM
PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT
KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012, Skripsi. Surakarta : Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, juli. 2012.
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang
menjadi kendala dalam pembelajaran Penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat
Karanganyar tahun pelajaran 2011/ 2012.
Penelitian ini menggunakan metode Studi Kasus. Populasi adalah seluruh
guru dan siswa SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun pelajaran
2011/2012 dengan menggunakan metode berfikir deduktif induktif. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik total sampling. Jumlah sampel
pada penelitian ini adalah 4 orang guru penjasorkes dan 994 siswa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket atau
koesioner. Data penelitian berupa aspek – aspek yang mempengaruhi proses
pembelaran penjasorkes yang meliputi Kondisi jasmani, Motivasi, Sikap, Minat,
Kinerja guru saat mengajar dan Kelengkapan pembelajaran yang diperoleh dengan
angket, wawancara dan observasi. Analisa data dalam penelitian ini
menggunakan teknik persentase atau frekuensi relatif yang kemudian data yang di
peroleh nantinya diolah sesuai dengan tujuan dan pertanyaan penelitian dengan
memperhatikan aspek - aspek dalam angket yang meliputi: mengecek
kelengkapan data (verifikasi data), mentabulasikan masing - masing item ke
dalam aspek, menghitung persentase jawaban.
Dari hasil pengambilan data dilapangan, dihasilkan sebagai berikut dimana
aspek kondisi jasmani dari guru 67,86% bugar, dan dari siswa 34,61% bugar,
aspek minat dari siswa dalam materi aktivitas permainan dan olahraga 41,33%,
aktivitas senam dan atletik 58,33%, aktivitas air 33,80% kemudian, perhatian
guru saat mengajar 41,67%,interaksi guru dengan siswa saat mengajar 38,35%,
motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes 44,37%, dalam aspek
kinerja guru 75% guru disiplin saat mengajar,sedangkat dari siswa 56,2% guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
selalu memakai pakaian olahraga saat mengajar,tidak pernah meninggalkan kelas
saat jam pelajaran belum habis, kemudian aspek kelengkapan pembelajaran dari
aktivitas pengembangan 58,33% mencukupi, aktivitas permainan dan olahraga
75% mencukupi, aktivitas senam dan atletik 50% mencukupi dan aktivitas air
100% kelengkapan sangat kurang mencukupi. Secara keseluruhan terdapat
kendala dalam pembelajaran penjasorkes
Simpulan penelitian ini adalah (1) Kondisi kebugaran jasmani siswa masih
rendah. (2) Minat dan Motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes
masih kurang,terutama pada materi pembelajaran Senam, Atletik, dan Akuatik. (3)
Pada saat pembelajaran pejasorkes perhatian guru terhadap siswa masih kurang
maksimal dan disaat pembelajaran penjasorkes dimata siswa guru kurang
menarik. (4)Sarana dan prasarana di sekolahan kurang mencukupi,terutama pada
sarana dan prasarana aktivitas air, dan senam masih sangat kurang.
Adapun saran dalam penelitian ini adalah (1) Perlu ditingkatkannya
kebugaran jasmani siswa agar saat praktek dilapangan siswa siap dengan materi
yang diberikan oleh guru dan menjalankan perintah gerakan guru, dalam hal ini
guru harus sering mengevaluasi keadaan kesehatan peserta didiknya. (2) Agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan guru
penjasorkes hendaknya harus menciptakan suasana yang kondusif,
menyenangkan, dan menarik perhatian siswa, sehingga siswa termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran penjasorkes, disini guru harus lebih kreatif untuk
menyampaikan materi pembelajaran. (3) Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara maksimal Intansi yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan
hendaknya memperhatikan kelengkapan pembelajaran khususnya sarana dan
prasarana penjasorkes agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan. (4) Para guru pendidikan jasmani di SMA Negeri
Kebakkramat Karanganyar diharapkan selalu berinisiatif dan berinovasi dalam
mengembangkan kemampuan dan keahliannya, perencanaan dan pelaksanaan
pengajaran yang sesuai. (5) Hasil penelitian ini merupakan gambaran secara
umum kondisi pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Karanganyar sehingga diperlukan penelitian yang lain untuk mencari pemecahan
dari berbagai permasalahan yang telah dikemukakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRACT
Koko Stiana Wijayanto. STUDY ON THE PROBLEMS IN LEARNING IN SMA STATE PENJASORKES KEBAKKRAMAT KARANGANYAR ACADEMIC YEAR 2011/2012, Thesis. Surakarta: Faculty of Education and Pedagogy University of Surakarta of March, July. Of 2012. The research goal is to determine what factors are an obstacle to learning in SMA Penjasorkes Kebakkramat Karanganyar school year 2011/2012. This research uses case study method. Populations are all teachers and students of SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar school year 2011/2012 by using an inductive method of deductive thinking. The sampling technique used is total sampling technique. The number of samples in this study were four teachers and 994 students penjasorkes. Data collection techniques used in this study is the questionnaire or koesioner. Research data in the form of aspects - aspects that influence the process pembelaran penjasorkes including physical condition, motivation, attitude, interest, performance of teachers in teaching and learning Fittings obtained by questionnaire, interview and observation. Analysis of the data in this study using the technique or the percentage of relative frequency and the data obtained will be processed in accordance with the objectives and research questions with respect to aspects - aspects of the questionnaire includes: checking the completeness of data (verification data), tabulate each - each item into the aspects, calculate the percentage of answers. From the results of field data collection, which produced the following aspects of the physical condition of the teacher 67.86% fit, and 34.61% of the students in shape, aspect of the material interests of the students in the activity of 41.33% of games and sports, gymnastics and athletics activities 58 , 33%, 33.80% and water activity, the teacher's attention while teaching 41.67%, teacher interaction with students while teaching 38.35%, the motivation of students for learning penjasorkes 44.37%, in the aspect of teachers' performance 75% of teachers discipline while teaching, sedangkat 56.2% of the student teachers always wear sports clothes while teaching, never leave the classroom when teaching hours have not been exhausted, then the learning aspects of the completeness of 58.33% sufficient development activities, games and sporting activities 75% adequate, gymnastic and athletic activities meet the 50% and 100% completion of water activity is insufficient. In total there are obstacles in the learning penjasorkes The conclusions of this study were (1) The condition of physical fitness of students is still low. (2) The interest and motivation of students to follow penjasorkes learning is still lacking, especially in learning the material Gymnastics, Athletics, and Aquatic. (3) At the time of learning pejasorkes teacher attention to students is still less than the maximum and when the eyes of the student teachers' learning penjasorkes less attractive. (4) Facilities and infrastructure in schools lacking sufficient, particularly in facilities and water activities, and gymnastics is still lacking. The advice in this study were (1) Need for increased levels of physical fitness of students to the practice field when the student is ready with materials provided by
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
teachers and execute the movement of teachers, in this case the teacher should frequently evaluate the state of health of learners. (2) For the purpose of learning can be achieved as expected penjasorkes teachers should have to create a conducive atmosphere, fun, and attracted the attention of students, so students are motivated to follow penjasorkes learning, teachers here have to be more creative to deliver learning materials. (3) For the purpose of learning can be achieved to the maximum intansi related to the development of education in particular should pay attention to the completeness of the learning infrastructure penjasorkes to the learning process can be run as expected. (4) The physical education teacher at SMA Kebakkramat Karanganyar expected to always take the initiative and innovation in developing the skills and expertise, planning and implementation of appropriate teaching. (5) The results of this study is a general overview of learning conditions in SMA penjasorkes Kebakkramat Karanganyar other so that the necessary research to find the solution of various problems that have been raised.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
MOTTO
# Kesabaran menjadi awal dari keberhasilan dan kerja keras mewakili arti
sebuah kepuasan.(Penulis)
# Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti
takkan berhasil jika tidak mencoba.(Beverly Sills)
# Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga.(HR. Muslim)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mukupersembahka karya ini untuk :
“Ayah dan ibuku”
yang selalu mengisi memori dan motivator sepanjang hidupku
“Wisnu Aji Sukmawati adikku tersayang”
Teman-teman basecame kontrakan mbah ginem Teman-teman Penjaskesrek 2007 JPOK
FKIP UNS
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta kampus
tempat kutimba aneka ilmu untuk kiprah berolahraga
Segenap keluarga besar SMA N Kebakkramat Karanganyar, yang telah
mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini
guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama
pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Heru Suranto, M.Pd selaku pembimbing I dan Drs.H.Wahyu
Sulistyo,M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Teman-teman Penjaskesrek ’07 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
yang membantu dan memberikan wwarna selama menjadi mahasiswa dan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepala SMA N Kebakkramat Karanganyar, beserta staf dan jajarannya.
7. Siswa dan Siswi SMAN Kebakkramat Karanganyar yang telah bersedia
menjadi subjek penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ........................................................................... xi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... xii
HALAMAN KATA PENGANTAR ..................................................... xiii
DAFTAR ISI ......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xx
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN………………………………………… . 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 4
BAB II LANDASAN TEORI……………………………………… 5
A. Tinjauan Pustaka ................................................................... 5
1. Pendidikan Jasmani ......................................................... 5
a. Pengertian Pendidikan Jasmani ................................. 5
b. Tujuan Pendidikan Jasmani ...................................... 6
2. Pembelajaran .................................................................. 6
a. Pengertian Proses Belajar .......................................... 6
b. Pengertian Pembelajaran............................................ 8
c. Konsep Pembelajaran ................................................ 9
d. Hakekat Pembelajaran ............................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
e. Prinsip-prinsip Pembelajaran ..................................... 12
f. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran.. 12
3. Pembelajaran Aktif,Kreatif,Efektif dan
Menyenangkan(pakem) ................................................... 13
a. Pengertian PAKEM .................................................... 13
b. Hal – hal yang harus diperhatikan dalam
Pelaksanaan PAKEM .................................................. 14
c. PAKEM di Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar ..................... 16
4. Materi Pendidikan Jasmani SMA ................................... 17
5. Kendala - Kendala dalam Pembelajaran Penjasorkes ..... 18
6. Kurikulum ....................................................................... 20
a. Pengertian Kurikulum ................................................ 20
b. Pengertian KTSP ....................................................... 21
c. Konsep Dasar KTSP .................................................. 22
d. Tujuan KTSP ............................................................. 24
7. Komponen Proses Pembelajaran ..................................... 24
a. Anak Didik ............................................................... 24
b. Pendidik .................................................................... 26
c. Alat pendidikan ........................................................ 28
d. Lingkungan Pendidikan ........................................... 30
B. Kerangka Berfikir ................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN………………………………… 33
A. Setting Penelitian .................................................................. 33
1. Tempat Penelitian ............................................................ 33
2. Waktu Penelitian ............................................................. 33
B. Populasi dan Sampel penelitian ............................................ 33
1. Populasi .......................................................................... 33
2. Sampel ............................................................................ 33
C. Teknik dan Alat Pengumpul Data ......................................... 33
a. Wawancara .................................................................... 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
b. Observasi ....................................................................... 34
c. Dokumentasi .................................................................. 34
D. Rancangan Penelitian ............................................................ 36
E. Tehnik Analisis Data ............................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………… . 38
A. Deskripsi Data ..................................................................... 38
B. Pengujian Hasil Analisis Data .............................................. 52
C. Pembahasan Hasil Analisis Data .......................................... 71
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN…………………... 85
A. Simpulan .............................................................................. 85
B. Implikasi ............................................................................... 85
C. Saran ..................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 88
LAMPIRAN …………………………………………………………... 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Rincian Rancangan Penelitian dan Kegiatannya ............................ 36
Tabel 4.1 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang
pada Aspek Kebugaran Jasmani ..................................................... 38
Tabel 4.2 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang
pada Aspek Sikap Kedisiplinan ..................................................... 39
Tabel 4.3 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang
pada Aspek Persiapan Guru Saat Mengajar ................................... 40
Tabel 4.4 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang
pada Aspek Perhatian Guru saat Mengajar .................................... 41
Tabel 4.5 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang
pada Aspek Minat Materi Pembelajaran Guru saat Mengajar ....... 42
Tabel 4.6 Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang
pada Aspek Kelengkapan Sarana dan Prasarana Pembelajaran ..... 44
Tabel 4.7 Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada
Aspek Kebugaran Jasmani ............................................................. 45
Table 4.8 Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada
Aspek Minat ................................................................................... 47
Tabel 4.9 Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada
Aspek Motivasi .............................................................................. 48
Tabel 4.10 Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada
Aspek Sikap ................................................................................... 49
Tabel 4.11 Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada
Aspek Interaksi ............................................................................... 50
Tabel 4.12 Hasil Jawaban Angket dari Murid sejumlah 994 Orang pada
Aspek Sarana dan Prasarana .......................................................... 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Tabel 4.13 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah
4 Orang pada Aspek kebugaran Jasmani ....................................... 54
Tabel 4.14 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah
4 Orang pada Aspek Sikap Kedisiplinan ....................................... 55
Tabel 4.15 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah
4 Orang pada Aspek Persiapan Guru Saat Mengajar ..................... 56
Tabel 4.16 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah
4 Orang pada Aspek Perhatian Guru saat Mengajar ...................... 57
Tabel 4.17 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah
4 Orang pada Aspek Minat Materi Saat Pembelajaran .................. 58
Tabel 4.18 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah
4 Orang pada Aspek Kelengkapan Sarana dan Prasarana .............. 59
Tabel 4.19 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang
pada Aspek Kebugaran Jasmani ..................................................... 61
Table 4.20 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang
pada Aspek Minat ......................................................................... 63
Tabel 4.21 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang
pada Aspek Motivasi ...................................................................... 65
Tabel 4.22 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang
pada Aspek Sikap ........................................................................... 66
Tabel 4.23 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang
pada Aspek Interaksi ...................................................................... 68
Tabel 4.24 Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang
pada Aspek Sarana dan Prasarana .................................................. 70
Tabel 4.25 Presentase Aspek Kebugaran Jasmani Guru Penjasorkes .............. 72
Tabel 4.26 Presentase Aspek Kebugaran Jasmani Murid ................................ 73
Tabel 4.27 Presentase Aktifitas Permainan dari Angket Guru ......................... 74
Tabel 4.28 Presentase Aspek Aktivitas Permainan dari Angket Murid ........... 75
Tabel 4.29 Presentase Aspek Aktivitas Senam dan Atletik dari Angket Guru 75
Tabel 4.30 Presentase Aspek Aktivitas Senam dan Atletik dari Angket
Murid .............................................................................................. 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Tabel 4.31 Presentase Aspek Aktivitas Akuatik dari Angket Guru ................. 76
Tabel 4.32 Presentase Aspek Aktivitas Akuatik dari Angket Murid ............... 77
Tabel 4.33 Presentase Persiapan Guru Sebelum Mengajar .............................. 77
Tabel 4.34 Presentase Perhatian Guru saat Mengajar dari Angket Guru ......... 78
Tabel 4.35 Presentase Perhatian Guru saat Mengajar dari Angket Murid ....... 79
Tabel 4.36 Presentase Kedisiplinan Guru saat Mengajar dari Angket Guru.... 79
Tabel 4.37 Presentase Kedisiplinan Guru saat Mengajar dari Angket Murid .. 80
Tabel 4.38 Presentase Interaksi dengan Guru saat Mengajar ........................... 81
Tabel 4.39 Presentase Aspek Motivasi Murid saat Pelajaran Penjasorkes ...... 82
Tabel 4.40 Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Pengembangan. .......... 82
Tabel 4.41 Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Permainan .................. 83
Tabel 4.42 Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Senam ........................ 83
Tabel 4.43 Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Air .............................. 84
Tabel 4.44 Presentase Sarana dan Prasarana .................................................... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................. 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. kisi-kisi angket studi tentang kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran penjasorkes ......................................................... 90
Lampiran 2. Angket pembelajaran penjasorkes untuk siswa ........................ 92
Lampiran 3. Angket pembelajaran penjaasorkes untuk guru ........................ 97
Lampiran 4. Data hasil try out angket ........................................................... 102
Lampiran 5. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) merupakan
pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan secara keseluruhan.
Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang
ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik. Pendidikan
sebagai salah satu sub sistem pendidikan yang berperan yang penting dalam
mengembangkan kualitas manusia Indonesia.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan pendidikan
yang di dalamnya bertujuan mengembangkan semua aspek yang ada pada diri
siswa. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan
berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan
moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas
jasmani.
Dengan adanya tujuan pendidikan jasmani diharapkan semua kalangan
dalam pendidikan menyadari betapa pentingnya pendidikan jasmani di sekolah.
Karena melalui aktivitas fisik seorang anak dapat menyalurkan kreasi dan
keaktifannya dalam hal positif dibawah bimbingan dan arahan para guru. Untuk
mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan maka pendidikan jasmani pun
harus ditingkatkan dengan memaksimalkan kemampuan yang telah ada.
Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain: Guru, Siswa, sarana dan
prasarana yang tersedia, dan lingkungan. Di dalam pembelajaran Pendidikan
Jasmani, Olahraga dan Kesehatan terdapat ruang lingkup masing-masing,adapun
Ruang lingkup Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di
SMA/MA meliputi aspek-aspek sebagai berikut: Permainan dan olahraga
meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan
lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak
bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2 serta aktivitas lainnya. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh,
komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya. Aktivitas
ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas
lainnya. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan
bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya. Pendidikan luar kelas, meliputi:
piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki
gunung. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat,
merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat,
mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan
aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri,
dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
Pentingnya tujuan pendidikan jasmani bagi peserta didik yang
didalamnya terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi dan ruang lingkupnya
tersebut, maka pembelajaran Penjasorkes harus lebih diperhatikan dalam
melakukan aktivitas serta bagaimana cara membina peserta didik untuk hidup
sehat yang berguna untuk pertumbuhan jasmani yang akan berpengaruh terhadap
kesehatan fisik maupun mentalnya. Untuk itu perlu dikembangkan proses
pembelajaran Penjasorkes di sekolah tidak hanya menyampaikan materi
Penjasorkes, tetapi hal yang terpenting pembelajaran dan praktik langsung di
lapangan. Namun pada umumnya banyak guru Penjasorkes dalam memberikan
materi pembelajaran Penjasorkes sangat monoton. Pembelajaran Penjasorkes yang
monoton dapat dilihat dari cara guru Penjasorkes yang hanya mengandalkan
prasarana dan sarana pembelajaran apa adanya, kurang kreatifitas dan tidak
inovatif, sehingga motivasi belajar siswa kurang dan hal ini akan berdampak
pencapaian tujuan pembelajaran yang tidak optimal.
Untuk itu guru harus mampu mengembangkan pembelajaran yang
efektif, disamping harus memahami dan memperhatikan karakteristik dan
kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut seluruh aspek perkembangan manusia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3 baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif mengalami perubahan. Perubahan yang
paling mencolok adalah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis
Namun dalam kenyataannya berdasarkan hasil pengamatan awal yang
dilakukan ternyata proses pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat
belum dapat berjalan sesuai dengan hasil tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Kondisi yang dipaparkan di atas hampir dialami di setiap sekolah,
termasuk di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar, Dari hasil survey dan
wawancara singkat saat PPL di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar diperoleh
informasi proses pembelajaran praktik Penjasorkes belum berjalan
maksimal.Adapun gambaran pada saat proses pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes) di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar
sebagai berikut: siswa tidak serius dalam mengikuti pelajaran, ramai sendiri.
Mereka juga selalu mengeluh kepanasan apabila diberi pemanasan yang
dimodifikasi, pemanasan ini tidak berjalan dengan baik. Padahal sebelumnya telah
diberikan penjelasan dan contoh tentang cara pelaksanaannya. Setelah selesai
melakukan pemanasan, siswa putra langsung asyik bermain sendiri, sedangkan
siswa putri langsung menuju pinggir lapangan untuk berteduh dan tidak mengikuti
dan memperhatikan tentang materi yang diberikan. Guru kurang kreatif dalam
menyampaikan materi, mengajar hanya sesuai keinginanya saja . sarana dan
prasarana yang tersedia di sekolah cukup memadai. Di SMA Negeri Kebakkramat
memiliki 2 lapangan bola voli, 1 lapangan bola basket, 1 lapangan sepakbola, 1
lapangan futzal dan 1 lapangan upacara yang juga biasa digunakan untuk
olahraga. Juga tersedia lembing, start block, bola voli, bola basket, matras, peluru
dan cakram. Tetapi lapangan dan alat – alat ini jarang digunakan, karena siswa
putra biasanya hanya bermain futsal, dan siswinya berteduh di samping lapangan.
Jika berjalan seperti ini, maka tujuan Penjasorkes tidak akan tercapai. Agar dapat
tercapai tujuan sesuai yang diharapkan, maka hal-hal yang menjadi kendala harus
dibenahi. Kendala–kendala tersebut yang belum diketahui, maka perlu diteliti
terlebih dahulu.
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang
melatarbelakangi “STUDI TENTANG KENDALA DALAM PEMBELAJARAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4 PENJASORKES DI SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2011/ 2012”.
B. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah di atas maka perumusan masalahnya
dalam penelitian ini yaitu:
Faktor – faktor apakah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran Penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tahun
pelajaran 2011/ 2012?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukan di atas, peneliti
mempunyai tujuan :
Untuk mengetahui faktor -faktor apakah yang menjadi kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar
tahun pelajaran 2011/ 2012.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang dikemukan penelitian mempunyai manfaat antara
lain :
Untuk menentukan faktor – faktor apa saja yang harus dibenahi dalam
proses pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat
Karanganyar tahun pelajaran 2011/ 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan Jasmani
a. Pengertian Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan media
untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan
dan penalaran penghayatan nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spritual,
dan sosial), serta pembiasaan hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Menurut
Soegito, Wijanarko, dan Ismaryati berpendapat “Pendidikan jasmani
adalah metode pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dipilih dan terus
dilakukan dengan sepenuhnya memperhatikan nilai-nilai di dalam
pertumbuhan, perkembangan dan kelakuan manusia” (1994 : 5).
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai
pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga
yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pengalaman
belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup
sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam proses pendidikan jasmani, guru
harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan
strategi permainan dan olahraga, internalisasi serta prasarana dan sarana
olahraga.
Dan menurut Samsudin (2008) menyatakan bahwa “Pendidikan
jasmani adalah proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang
didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, penegetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif,
sikap sportif dan kecerdasan emosi”(hlm.2). Dengan demikian dapat
disimpulkan pendidikan jasamani adalah merupakan proses pendidikan
yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas individu dari segala
aspek kehidupan.
Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk
terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis,
terarah dan terencana. Pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina,
sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat. Dalam
proses pendidikan jasmani, guru harus dapat mengajarkan berbagai
keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga,
internalisasi serta prasarana dan sarana olahraga.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani mempunyai peranan penting untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Adapun
tujuan pendidikan jasmani menurut Soegito, Wijanarko dan Ismaryati
(1994) dapat dirumuskan sebagai berikut :
1) Meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan badan. 2) Meningkatkan kesegaran jasmani. 3) Meningkatkan kehidupan yang sehat. 4) Meningkatkan ketangkasan/keterampilan. 5) Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan. 6) Menampilkan rasa sosial, kehidupan yang kreatif dan rekreatif. 7) Meningkatkan budi pekerti luhur.(hlm.5)
Dengan demikian tujuan pendidikan jasmani berkaitan dengan
pengembangan aktivitas fisik maupun jiwa, sehingga nantinya
mempersiapkan siswa untuk dapat terjun dalam masyarakat secara
maksimal.
2. Pembelajaran
a. Pengertian Proses Belajar
Pembelajaran tidak akan terlepas dari pokok bahasan mengenai
hakekat balajar mengajar. Karena dalam setiap proses pembelajaran terjadi
peristiwa belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran tidak dapat dipisahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dari kegiatan belajar mengajar karena pembelajaran pada hakekatnya
adalah aktivitas belajar antara guru dan siswa.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang di lakukan antara
guru dan siswa. Guru sebagai pemberi pelajaran, sedangkan siswa sebagai
penerima pelajaran. Berkaitan dengan pembelajaran Gino (2000)
menyatakan, “pembelajaran atau instruction/ intructional atau pengajaran
merupakan usaha sadar dan di sengaja oleh guru membuat siswa belajara
dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan
belajar mengajar” (hlm.32). Menurut Sukintaka (2004)
bahwa,”pembelajaran mengandung penelitian, bagaimana para guru
mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga
terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”. (hlm.55).
Berdasarkan pengertian pembelajaran yang di kemukakan dua
ahli tersebut dapat di simpulkan bahwa, dalam kegiatan pembelajaran
terjadi tiga interaksi antar komponen dalam pembelajaran yaitu: (1) ada
satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru, (2) pihak lain yang
menerima yaitu, peserta didik atau siswa, dan (3) tujuan yaitu perubahan
yang lebih baik pada siswa. Adapun yang di maksud dengan 3 komponen
tersebut menurut Gino (2000) sebagai berikut:
1) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator belajar mengajar,dan peraaana lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
2) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang di butuhkan untuk mencapai tujuan.
3) Tujuan yakni pernyataan tentan perubahan perilaku yang diingikan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotor dan efektif (hlm.30).
Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan denagn baik, jika siswa
dapat berinteraksi dengan guru dan bahan pelajaran di tempat tertentu
yang telah di atur dengan rangka tercapainya tujuan. Agar tujuan
pembelajaran dapat di capai maka perlu di buat program pembelajaran
yang baik dan benar. Program pembelajaran merupakan rencana kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
yang menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang
membuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil
belajar dan langkah- langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok
mata pelajaran.
b. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan
untuk menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya kita
menggunakan istilah “proses belajar mengajar” dan “pengajaran”. Istilah
pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction”. Menurut
Winataputra (2007). “Pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada
siswa”(hlm.119).
Sedangkan tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) tahun
2003 yang dikutip oleh Winataputra (2007), yakni “Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar” (hlm.120).
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia
serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai
pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi
yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta
didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu
objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi
perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor)
seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai
pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran
juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur- unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur
yang saling mempengaruhi untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran
yang maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar
dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif
lama dan karena adanya usaha.
c. Konsep Pembelajaran
Konsep pembelajaran menurut Sagala (yang mengutip Corey
2010) “Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan
seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta
dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan
subset khusus dari pendidikan”.(hlm.57). Pembelajaran merupakan suatu
kegiatan yang di dalamnya terdapat dua komponen utama yaitu guru
sebagai pengajar dan siswa sebagai orang yang belajar. Pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran sehingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek
kongnitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif),
serta ketrampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh
siswa. Pembelajaran mengandung arti bahwa setiap kegiatan yang
dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau
nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-
prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai
kondisi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan pendidikan.
d. Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan
pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi
melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai
pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu
akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran
dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu
tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan
antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola.
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran.
Menurut Gino ,Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (mengutip
Purwadarminta,1976) bahwa “pengajaran mempunyai arti cara
(perbuatan) mengajar atau mengajarkan” (1998:30). Hal ini juga
dikemukakan Sanjaya (2006) berpendapat “mengajar diartikan sebagai
proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa”(hlm.74).
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling
hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam
pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi
antara guru dengan peserta didik.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis untuk memfasilitasi
dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran berkaitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
erat dengan jenis belajar dan hasil belajar tersebut. Kegiatan belajar
merupakan masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan
aspek psiko-fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro-
fisiologis. Pada tahap baru mengenal substansi yang dipelajari, baik yang
menyangkut pembelajaran kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi
siswa materi pembelajaran itu menjadi sesuatu yang pada mulanya.
Namun setelah guru berusaha untuk memusatkannya dan menangkap
perhatian siswa pada peristiwa pembelajaran, maka sesuatu yang asing itu
menjadi berangsur-angsur berkurang. Oleh karena itu, guru harus
mengupayakan semaksimal mungkin penataan lingkungan belajar dan
perencanaan materi agar terjadi proses pembelajaran di dalam maupun di
luar kelas.
Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan
sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk
interaksi sosial kultural melalui media masa. Dalam konteks pendidikan
non formal justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian besar terjadi
dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain
sebagainya. Hanya sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan
lingkungan.
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang
jelas. Ini berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya
tidak jelas. Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode
mengajar juga tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru
harus menyadari benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman
belajar, metode, dan bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan
yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses
belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara
mengajar yang cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang
memiliki pengetauhan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar,
untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mengajar meliputi pengetahuan, menularkan sikap kecakapan atau
ketrampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan
menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar.
e. Prinsip - Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar
membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution
yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa “perubahan akibat belajar
tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam
kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat,
penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi
seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa
untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam
proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006) bahwa sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa 2) Belajar dengan melakukan 3) Mengembangkan kemampuan sosial 4) Mengembangkan keingintahuan,imajinasi dan fitrah 5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah 6) Mengembangkan kreatifitas siswa 7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi 8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9) Belajar sepanjang hayat (hlm.30).
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk
diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar
yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran
Menurut Syah (2005) bahwa, secara global faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar siswa dibedakan menjadi tiga yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rokhani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yaknik kondisi lingkungan dan perlengkapan pembalajaran di sekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yaknik jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiata pembelajaran materi-materi pelajaran (hlm.132).
3. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
a. Pengertian PAKEM
PAKEM adalah suatu akronim yang digunakan dalam konteks
pembelajaran. Akronim sejenis yang digunakan yakni ASIK yang berarti
Aktif, Senang, Inovatif dan Kreatif. Secara umum memang dikenal dengan
sebutan PAKEM yakni Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan. Tetapi seiring dengan perkembangannya ditambah
dengan pengembangan dari pembelajaran kreatif yakni pembelajaran yang
inovatif. Dan sekarang lebih dikenal dengan PAKEM yaitu Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Adapun maksud dari masing-masing kata PAKEM menurut
Waluyo (mengutip abdullah dalam median vol.11,2004) yaitu :
1) Aktif dimaksudkan sebagai pembelajaran yang proses kegiatannya dapat membuat siswa aktif secara mental.
2) Kreatif yaitu pembelajaran yang mewadahi pikiran, gagasan, dan kreatifitas dari siswa dan guru.
3) Efektif yaitu pembelajaran yang dikelola sedemikian rupa sehingga dengan input yang ada dan proses yang dikelola dapat tercapai hasil seoptimal mungkin.
4) Menyenangkan yaitu pembelajaran yang membuat siswa nyaman, aman, dan tanang hatinya karena tidak ketakutan(dicemooh,dilecehkan) dalam mengaktualisasikan kemampuan dirinya. (hlm.8).
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM)
merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Siswa dituntut
untuk mandiri dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan guru
bertugas sebagai motivator dan fasilitator. Setiap kegiatan yang dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
siswa selalu dipantau dan setiap kesulitan yang dihadapi siswa memberi
selalu memberi solusi.
Secara garis besar Waluyo (2011) menggambarkan PAKEM
sebagai berikut :
1) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat.
2) Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan dan cocok bagi siswa.
3) Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
4) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasan dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya (hlm.15).
Berdasarkan pendapat tersebut menggambarkan bahwa PAKEM
diantara guru dan siswa merupakan hubungan timbal balik. Guru berusaha
merancang pembelajaran sebaik mungkin dan siswa harus aktif dalam
kegiatan belajar-mengajar. Dengan kata lain, antara guru dan siswa terjalin
koordinasi pembelajaran yang interaktif dan setiap kegiatan yang
dilakukan siswa selalu dipantau oleh guru.
b. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan PAKEM
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM) merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menurut
Waluyo (2008) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan PAKEM yaitu :
1) Memahami sifat yang dimiliki anak Pada dasarnya anak memiliki sifat rasa ingin tahu dan berimajinasi.
Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi perkembangan sikap berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus diolah guru sehingga subur bagi perkembangan kedua sifat tersebut.
2) Mengenal anak secara perorangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Masing masing siswa/anak berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengenal kemampuan anak, guru dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak menjadi optimal.
3) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dengan duduk berkelompok akan memudahkan mereka untuk saling berinteraksi dan bertukar pikiran dalam menyelesaikan tugasnya.
4) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah.Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Kemampuan berpikir kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berfikir tersebut berasal dari rasa ingin tahu dan berimajinasi oleh karena itu tugas guru adalah mengembangkannya dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka.
5) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajang untuk dapat memberi motivasi siswa bekerja lebih baik lagi dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lainnya. Dan juga dapat dijadikan rujukan bagi guru ketika membahas suatu masalah.
6) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) sebagai bahan dan sumber
belajar perlu dimanfaatkan oleh guru, agar anak menjadi lebih senang, dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati, mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, membuat gambar dan lainnya.
7) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Umpan balik merupakan interaksi antara guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkapkan kekuatan daripada kelemahan siswa dan diberikan secara santun untuk menanamkan rasa percaya diri. Guru harus konsisten memeriksa dan memberikan hasil pekerjaan siswa.
8) Membedakan antara aktif fisikal dan aktif mental Aktif mental lebih diutamakan daripada aktif secara fisikal. Hal ini
dimaksudkan untuk menimbulkan keberanian dari siswa. Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
hendaknya mampu menghilangkan perasaan penyebab rasa takut tersebut (hlm. 74).
Hal-hal di atas jika diperhatikan dengan baik maka akan memberi
peluang Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
(PAKEM) akan berhasil. Ciri-ciri PAKEM berhasil, Menurut Suparlan,
dkk (2008: 95) adalah “aktif, kritis, kreatif, kematangan emosional-sosial
meningkat, produktif dan siap menghadapi perubahan”. Dan tidak
diragukan lagi jika PAKEM benar-benar dilaksanakan dengan
sebagaimana mestinya maka tujuan pendidikan seperti apa yang
diharapkan dalam Undang-Undang yakni membentuk watak dan
mengembangkan potensi anak didik akan tercapai.
c. PAKEM di Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan Sekolah Dasar
PAKEM merupakan model pembelajaran yang penting dalam
pendidikan jasmani terutama di sekolah baik mulai dari tingkat dasar
sampai tingkat menengah, menurut Samsudin (2008: 64), bahwa
“Modifikasi lingkungan yang ada dan menciptakan baru, merupakan salah
satu alternatif yang dapat dikembangkan oleh guru sebagai upaya untuk
meyesuaikan dengan karakteristik dan perkembangan siswa”. Dalam
PAKEM menuntut guru untuk aktif menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif, menciptakan kondisi pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan dan pertumbuhan siswa, menciptakan kegiatan belajar
mengajar yang bervariasi, berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang
efektif serta membuat pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan.
Sedangkan PAKEM bagi siswa yaitu menuntut siswa untuk aktif bertanya,
mengemukakan pendapat, inovatif menemukan hal-hal baru, kreatif
membuat sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran, efektif menguasai
keterampilan yang dipelajari serta merasa senang dengan pembelajaran
yang diikutinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Dengan kata lain, PAKEM memerlukan peralatan yang bukan
sebenarnya atau peralatan modifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dari
siswa pernyataan tersebut dapat di artikan bahwa memang untuk anak
SMA, PAKEM dapat diterapkan tapi harus disesuaikan dengan tingkat
kesulitan yang berbeda bagi tiap anak.
4. Materi Pendidikan Jasmani SMA
Struktur materi pendidikan jasmani dikembangkan dan disusun
dengan menggunakan model kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan
olahraga. Asumsi yang digunakan oleh kedua model tersebut adalah untuk
menciptakan gaya hidup sehat dan aktif, manusia perlu memahami hakikat
kebugaran jasmani dengan menggunakan resep latihan yang benar. Suherman
(2000) menyatakan, “Olahraga merupakan salah satu aktivitas jasmani yang
dapat dijadikan media dalam proses pendidikan jasmani. Tetapi olahraga
bukan satu-satunya aktivitas jasmani yang dapat dijadikan media dalam
pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani dapat memanfaatkan media aktivitas
jasmani lainnya seperti, aktivitas kesegaran jasmani, aktivitas permainan
seperti permainan tradisional, aktivitas sosial, aktivitas petualangan, olahraga
rekreasi, gerak dasar dan aktivitas lainnya dalam bentuk aktivitas jasmani”.
(hlm.24).
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, materi pendidikan jasmani
sangat luas. Di samping olahraga, aktivitas lainnya seperti aktivitas kesegaran
jasmani, aktivitas permainan tradisional, aktivitas sosial, aktivitas
petualangan, olahraga rekreasi, gerak dasar dan aktivitas lainnya merupakan
bahan dalam pendidikan jasmani. Dengan kata lain, aktivitas jasmani baik
olahraga atau bukan yang melibatkan gerak jasmani dapat dijadikan bahan
dalam pendidikan jasmani. Oleh sebab itulah, pendidikan jasmani disebut
pendidikan melalui aktivitas jasmani. Struktur materi pendidikan jasmani
Sekolah Menengah Pertama berdasarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Jurnal ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan Sudrajat (2008) ruang lingkup Pendidikan Jasmani, Olahraga
Dan kesehatan di SMA meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.
2. Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
3. Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
4. Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya.
5. Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6. Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung.
7. Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek.
5. Kendala - Kendala dalam Pembelajaran Penjasorkes
Penjasorkes merupakan salah satu pelajaran yang mempunyai peran
penting untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran secara
keseluruhan. Namun demikian banyak kendala yang dihadapi dalam
pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Dalam jurnal pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani
dalam pengembangan bolavoli vharsa (2009) adalah untuk memajukan
perkembangan pendidikan jasmani tentulah tidak berjalan dengan mudah,
sebab banyak masalah yang harus dihadapi. Berikut pendidikan jasmani yang
ada di sekolah-sekolah sebagai berikut:
1) Kebutuhan jasmani yang selalu dinomor duakan. Sekolah yang selalu
mementingkan pendidikan lain selain pendidikan jasmani tentunya juga
berdampak pada pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
jasamani. Sekolah akan memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana untuk
kebugaran jasmani setelah kebutuhan pendidikan yang lain dipenuhi.
2) Sempitnya lahan sekolah. Permasalahan ini terutama terjadi pada sekolah-
sekolah yang ada di kota. Sehingga pihak sekolah beranggapan dengan
lahan yang sempit, tidaklah mungkin mengoptimalkan pengadaan sarana
dan prasarana untuk kegiatan kebugaran jasmani.
3) Minimnya sarana yang ada di sekolah. Di desa meskipun memiliki lahan
yang luas tetapi dalam hal pengadaan sarana yang dibutuhkan untuk
kegiatan kebugaran jasmani mereka mengalami banyak persoalan.
4) Minat dan bakat siswa yang ada di sekolah tersebut terhadap kebugaran
jasmani. Antusias siswa yang besar dalam kegiatan jasmani akan
mendapatkan perhatian dari pihak sekolah. Apalagi bila disekolah tersebut
memiliki banyak siswa yang berprestasi dibidang olahraga.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kendala secara
umum yang dihadapi dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan (Penjaosrkes) meliputi empat faktor yaitu: kebutuhan jasmani yang
dinomor duakan, sempitnya lahan sekolah, minimnya sarana di sekolah dan
minat dan bakat siswa yang rendah. Untuk mencapai hasil belajar Penjas yang
optimal, maka kendala-kendala tersebut harus diatasi. Lebih lanjut dalam
jurnal pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani dalam pengembangan
bolavoli vharsa (2009) dijelaskan penyelesaian untuk masalah-masalah
mengenai pendidikan jasmani yang ada di sekolah yaitu sebagai berikut:
1) Pengadaan dana sebagai upaya untuk pengembangan sarana prasarana
pendidikan jasmani merupakan permasalahan yang sangat sulit apalagi
bila sekolah tersebut masih dalam tahap pembangunan. Disini yang
dibutuhkan adalah sebuah pengertian dari pihak pengelola dana tersebut
supaya mau mengadakan dana untuk bidang kesegaran jasmani tersebut.
2) Untuk mengatasi lahan sekolah yang sempit dapat dilakukan
pembangunan gedung olahraga yang bertingkat, sehingga lahan untuk
kegiatan kesegaran jasmani dapat diperluas tanpa harus membutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
lahan yang terlalu luas. Selain itu juga dengan cara pengadaan sebuah
lapangan yang multi fungsi.
3) Minimnya sarana yang ada bukanlah masalah yang sepele meskipun
dalam pembelajaran pendidikan jasmani masalah ini dapat disiasati. Guru
penjas selaku pihak yang berhubungan dengan masalah ini hendaknya
beliau harus lebih giat lagi berusaha untuk pengadaan sarana tersebut,
misalnya meminta bantuan pada pihak sekolah atau sponsor-sponsor
produk olah raga.
4) Disini antusias dan tanggapan siswa terhadap olahraga bila sangat besar
tentunya ini akan mendapatkan respon yang positif dari pihak sekolah
mengenai pengadaan sarana dan prasarana penjas. Sehingga disini mereka
harus memberikan sebuah prestasi, agar pihak sekolah lebih
memperhatikan kegiatan jasmani.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kendala-kendala dalam
pembelajaran Penjas dapat diselesaikan dengan beberapa cara di anatranaya:
diupayakan ada pengerian pihak sekolah dengan pembelajaran Penjas, lahan
yang sempit diupayakan tetap tidak mengesampingkan fasilitas dari Penjas
dan pihak sekolah seharusnya memberikan tanggapan terhadap siswa yang
memiliki antusia yang besar dalam kegiatan olahraga dan berusaha
menyediakan sarana dan prasarana Penjas.
6. Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Menurut Sudjana (2005),” kurikulum adalah niat dan harapan
yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk
dilaksanakan oleh guru di sekolah”(hlm.3). Kurikulum adalah niat dan
rencana, proses belajar mengajar adalah pelaksanaanya. Dalam proses
tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni guru dan siswa. Siswa adalah
sobyek yang dibina dan guru adalah obyek yang membina.
Curriculum dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir
yang artinya pelari; dan Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
di artikan jarak yang harus di tempuh oleh pelari. Dari makna yang
terkandung berdasarkan rumusan masalah tersebut kurikulum dalam
pendidikan di artikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau disekesaikan anak didik untuk memperoleh ijasah.
Pengertian kurikulum menurut Junaidi (2009) “Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah.
Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang disusun
secara sistematis dan logis, di berikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau
harapan. Kurikulum adalah hasil belajar yang dimiati atau intended
learning out comes.
b. Pengertian KTSP
Pengertian kurikulum menurut Junaidi (2009) “Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”. Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah.
Pengertian KTSP menurut Junaidi (2009) KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan.
Dari pernyataan tersebut kurikulum KTSP adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan di masing-masing satuan pendidikan.
c. Konsep dasar KTSP
Dalam jurnal konsep dasar kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) Arisandi (2012) bahwa dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP
Pasal 1, ayat 15) dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, penyusunan KTSP
dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan
standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1) dan 2) sebagai
berikut:
a. Pengembangan kurikulum mengacu pada standar nasional pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Kurikulum pada suatu jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik.
Menurut Mulyasa (2006) hal yang perlu dipahami dalam
kaitannya dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah
sebagai berikut:
a. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah, serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
b. Sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar Kurikulum dan Standar Kompetensi lulusan, dibawah sepervisi dinas pendidikan kabupaten/kota, dan Departemen Agama yang bertanggungjawab dibidang pendidikan
c. KTSP untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.
d. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. KTSP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
merupakan paradigma baru pengembangan kurikulum yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar-mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikan sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan masyarakat setempat.(hlm.20)
Menurut Mulyasa (2006) “KTSP adalah suatu ide tentang
pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat
dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan.
Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan
otonomi yang lebih besar, disamping menunjukkan sikap tanggap
pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga merupakan sarana
peningkatan kualitas, efesiensi, dan pemerataan pendidikan”.(hlm.20)
KTSP merupakan salah satu wujud reformasi pendidikan yang
memberikan otonomi kepada sekolah dan satuan pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan
kebutuhan masing-masing. Otonomi dalam pengembangan kurikulum dan
pembelajaran merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja
guru dan staf sekolah, menawarkan partisipasi langsung kelompok-
kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
pendidikan, khususnya kurikulum. Pada sistem KTSP, sekolah memiliki
“full autority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan
pembelajaran sesuai dengan visi, isi dan tujuan satuan pendidikan. Untuk
mewujudkan visi, misi dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk
mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
indikator kompetensi, mengembangkan strategi, menentukan prioritas,
mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan lingkungan
sekitar, serta mempertanggungjawabkannya kepada masyarakat dan
pemerintah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
d. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah unutk
memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong
sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP seperti yang
dikemukakan oleh Mulyasa (2006) adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antara satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.(hlm.22)
7. Komponen Proses Pembelajaran
Menurut pasal 1 butir 20 UU No tahun 2003 tentang Sisdiknas
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar untuk menciptakan proses pembelajaran yang sehat
dalam dunia pendidikan harus meliputi beberapa hal, yaitu (1) Anak didik, (2)
Pendidik, (3) Alat Pendidikan (sarana dan prasarana), (4) Lingkungan
Pendidikan. Komponen tersebut harus ada di dalam berlangsungnya proses
pembelajaran.
a. Anak Didik
Peran siswa dalam proses pembelajaran adalah belajar. Siswa
adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh
aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan
masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama. Proses
pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak yang tidak sama
itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Menurut
Sanjaya (2010), “Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek latar belakang siswa
disebut pupil formative experience serta faktor sifat yang dimiliki siswa
(pupil properties)”(hlm. 54).
Latar belakang siswa (pupil formative experience) meliputi jenis
kelamin siswa, tempat kelahiran, tingkat sosial ekonomi, dari keluarga
bagaimana siswa berasal dll. Kepribadian mereka bermacam-macam ada
yang pendiam, ada yang periang, ada yang suka bicara, ada yang kreatif,
keras kepala, manja dan sebagainya. Sifat yang dimiliki siswa (pupil
properties) meliputi kemampuan, pengetahuan dan sikap. Tidak dapat
disangkal bahwa setiap siswa memiliki kemampuan atau tingkat
kecerdasan yang bervariasi. Perbedaan-perbedaan semacam itu menuntut
perlakuan yang berbeda pula baik dalam penempatan atau pengelompokan
siswa maupun dalam perlakuan guru dalam menyesuaikan gaya belajar.
Karena itu perbedaan anak pada aspek biologis, intelektual dan psikologis
tersebut dapat mempengaruhi kegiatan belajar mengajar.
Karakteristik siswa yang erat kaitannya dengan proses belajar
mengajar menurut Muhibbin (2008) adalah sebagai berikut:
1) Kematangan mental dan kecakapan intelektual siswa yang meliputi: keserdasan umum (general ability); bakat (specific intellectual ability); dan kecakapan ranah cipta yang diperoleh lewat pengalaman belajar.
2) Kondisi jasmani dan kecakapan ranah karsa siswa yang meliputi: kekuatan, kecepatan, koordinasi antar anggota badan, dan sebagainya.
3) Karakteristik ranah rasa siswa yang meliputi: tingkat minat belajar, jenis motivasi belajar (intrinsic atau ekstrinsik), sikap terhadap guru dan mata pelajaran, dan sebagainya.
4) Kondisi rumah dan status sosial ekonomi keluarga siswa yang meliputi: tingkat keharmonisan kedua orangtua, tata ruang dan peralatan rumah, dan status atau kelas sosial-ekonomi (kelas atas, kelas menengah, atau kelas bawah).
5) Usia siswa. Hal ini berhubungan erat dengan penyesuaian tingkat kematangan dan perkembangan psiko-fisik dengan tingkat kesulitan mata pelajaran yang dipelajari siswa.
6) Jenis kelamin siswa. Hal ini sering berkaitan dengan minat dan bakat umum yang berbeda antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Siswa laki-laki lebih cenderung terhadap sains dan teknologi, sedangkan siswa perempuan lebih cenderung terhadap ilmu-ilmu sosial (hlm. 247)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
b. Pendidik
Dalam pengertian yang sederhana, pendidik adalah orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik, sedangkan dalam
pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan
ditempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi
bisa juga di masjid, surau atau mushola, dirumah dan sebagainya.Pendidik
memiliki tugas sebagai berikut :
1) Menyerahkan kebudayaan kepada anak-anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
2) Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila.
3) Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-undang Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. II tahun 1983
4) Sebagai perantara dalam belajar 5) Pendidik adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik ke
arah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya.
6) Pendidik sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru ini sesuai
dengan yang dikemukakan Suryosubroto (2009) untuk dapat mampu
melaksanakan tugas mengajar dengan baik, guru harus memiliki
kemampuan professional, yaitu terpenuhinya 10 kompetensi guru, yang
meliputi:
1) Menguasai bahan, meliputi: a) Menguasai bahan bidang studi dalam kurikulum sekolah. b) Menguasai bahan pengayaan/penunjang bidang studi.
2) Mengelola program belajar mengajar, meliputi: a) Merumuskan tujuan intruksional. b) Mengenal dan dapat menggunakan prosedur intruksional yang
tepat. c) Melaksanakan program belajar mengajar. d) Mengenal kemampuan anak didik.
3) Mengelola kelas, meliputi: a) Mengatur tata ruang kelas untuk pelajaran. b) Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi.
4) Penggunaan media atau sumber, meliputi: a) Mengenal, memilih, dan menggunakan media. b) Membuat alat bantu pelajaran yang sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
c) Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar. d) Menggunakan micro teaching untuk unit program pengenalan
lapangan. 5) Menguasai landasan-landasan pendidikan. 6) Mengelola interaksi-interaksi belajar mengajar. 7) Menilai prestasisiswa untuk kepentingan pelajaran. 8) Mengenal fungsi layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah,
meliputi: a) Mengenal fungsi dan layanan program bimbingan dan
penyuluhan. b) Menyelenggarakan layanan bimbingan dan penyuluhan.
9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah. 10) Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
pendidikan guna keperluan pengajaran (hlm.3)
Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan
program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan
pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika
seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi
yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil
belajar dapat dicapai dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan
tugas diantaranya mengelola proses pengajaran berupa aktivitas
merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan.
Suryosubroto (2009) bahwa tugas guru dalam proses belajar mengajar
dapat dikelompokkan ke dalam 3 kegiatan, yaitu:
1) Menyusun program pengajaran: a) Program tahunan pelaksanaan kurikulum. b) Program semester/caturwulan. c) Program satuan pelajaran. d) Perencanaan program mengajar.
2) Menyajikan/melaksanakan pengajaran: a) Menyampaikan materi (dalam GBPP). b) Menggunakan metode mengajar. c) Menggunakan media/sumber. d) Mengelola kelas/mengelola interaksi belajar mengajar.
3) Melaksanakan evaluasibelajar: a) Menganalisis hasil evaluasi belajar. b) Melaporkan hasil evaluasi belajar. c) Melaksanakan program perbaikan dan pengayaan (hlm.7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan
dalam menyampaikan tugas ajar agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal
yang terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus
mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu
membelajarkan siswa manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan
oleh guru.
c. Alat Pendidikan (Sarana dan Prasarana).
Sarana dan prasarana pendidikan jasmani merupakan bagian
penting dalam pendidikan jasmani, tanpa sarana dan prasarana
pembelajaran tidak bisa terwujud dengan baik. Menurut Samsudin ( 2008 )
sarana adalah “segala sesuatu yang dapat digunakan atau dimanfaatkan di
dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan”( hlm.65 )
Sedangkan prasarana adalah merupakan fasilitas yang diperlukan dalam
proses belajar mengajar yang relatif permanen. Menurut Standar Nasional
Pendidikan UU No. 19 pasal 42 (2005) setiap satuan pendidikan wajib
memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku, dan sumber belajar lainya.
Bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Prasarana
bersifat permanen tidak dapat di pindah-pindahkan dari satu tempat ke
tempat lain seperti lapangan, aula, dan kolam renang. Tersedianya
prasarana yang memadai akan memperlancar proses pembelajaran. Sarana
pendidikan jasmani merupakan peralatan-peralatan yang dapat menunjang
proses pembelajaran seperti bola, net, dan raket. Dengan adanya sarana
yang memadai maka pembelajaran pendidikan jasmani akan berjalan
lancar. Salah satu kendala kurang lancarnya pendidikan jasmani di
sekolah-sekolah adalah kurang memadainya sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh sekolah.
Ketergantungan para guru pendidikan jasmani pada sarana yang
standar serta pendekatan pembelajaran pada penyajian teknik-teknik dasar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
yang sesuai kurikulum juga menjadi salah satu penyebabnya. Sebenarnya
banyak cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi yaitu dengan
memodifikasi sarana dan prasarana yang digunakan. Dengan upaya
tersebut diharapkan peserta didik akan mempunyai pengalaman gerak
yang banyak dan beragam serta anak didik menumbuhkan konsep-konsep
gerak yang variatif.
Pengembangan sarana pendidikan jasmani artinya melengkapi
yang sudah ada dengan jalan mengadakan, memperbanyak, dan membuat
alat-alat sederhana. Tujuannya adalah memberdayakan anak, agar lebih
banyak bergerak dalam situasi yang menarik dan gembira tanpa
kehilangan esensi dari pendidikan jasmani.
Menurut Hidayatullah (2007) bahwa ruang lingkup pendidikan
jasmani dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1) Permainan : a) Bola besar meliputi bola voli, bola basket, bola sepak, lapangan
voli, lapangan basket, lapangan sepak bola, tiang gawang, tiang pancang, net/jaring, bola voli, ring bola basket, peluit.
b) Bola kecil meliputi raket, shuttlecock, lapangan bulutangkis, net/jaring bulutangkis, glove, bola softball, stik, lapangan softball, bet/pemukul, bola pingpong, meja pingpong, net/jarring pingpong, peluit.
2) Atletik meliputi lintasan lari, gawang lari, tali pembatas, bendera start, lintasan lompat, bak lompat, kapur, bendera, tongkat estafet, peluit.
3) Aquatic meliputi kolam renang, pelampung renang, kacamata renang, peluit.
4) Uji diri meliputi lapangan, kuda-kuda lompat, box, palang tunggal, matras senam, formulir tes, peluit.
5) Bela diri meliputi ruangan/halaman sekolah, arena pencak silat, goong, peluit.
6) Aktivitas ritmik meliputi lapangan, tipe recorder, kaset senam aerobic, kaset senam ritmik, peluit.
7) Aktifitas luar kelas/penjelajahan pantai meliputi pantai, rute perjalanan, rambu-rambu perjalanan, perlengkapan penjelahan, makan-makanan.
8) Kesehatan/budaya hidup sehat meliputi ruang kelas, poster, macam-macam jenis narkoba, papan tulis (hlm.4)
Menurut Soekatamsi dan Waryati (1996) bahwa standar pemakaian
sarana dan prasarana pendidikan jasmani adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
1) Prasarana dan sarana pada cabang olahraga atletik. a) 8 start block, 1 start block untuk 4 siswa. b) 8 tongkat estafet, 1 tongkat untuk 4 siswa. c) 16 buah lembing, 1 lembing untuk 2 siswa. d) 16 cakram, 1 cakram untuk 2 siswa. e) 16 peluru, 1 peluru untuk 2 siswa. f) 2 buah lapangan lempar lembing. g) 2 buah lapanhan lompat jauh. h) 2 buah lapangan lompat tinggi.
2) Prasarana dan sarana pada cabang olahraga permainan. a) 11 bola kaki, 1 bola kaki untuk 3 siswa. b) 11 bola voli, 1 bola voli untuk 3 siswa. c) 11 bola basket, 1 bola basket untuk 3 siswa. d) 11 bola tangan, 1 bola tangan untuk 3 siswa. e) 2 buah lapangan bol voli. f) 1 buah lapangan bola basket. g) 1 buah lapangan sepakbola. h) 1 buh lapangan bola tangan.
3) Prasarana dan sarana pada cabang olaraga senam. a) 16 buah hop rotan, 1 hop untuk 2 siswa. b) 6 buah matras, 1 matras untuk 4 siswa. c) 2 buah peti lompat, 1 peti lompat untuk 16 siswa. d) 16 tali lompat, 1 tali untuk 2 siswa. e) 1 buah balok titian. f) 1 buah palang tunggal. g) 2 buah tape recorder. h) 2 buah kaset senam.
4) Prasaran dan sarana pada cabang oalaraga beladiri. a) 2 pakaian beladiri, 1 untuk putra dan 1 untuk putri. b) 2 buah body protector (hlm.5)
d. Lingkungan Pendidikan
Menurut jurnal lingkungan pendidikan abhamus (2011) yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah lakukita, pertumbuhan, perkembangan atau Life Processes.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap
kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat
menentukan, yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik,
sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari
atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Lingkungan sekitar yang
dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses pendidikan (pakaian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
keadaaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dan lain-lain)
dinamakan lingkungan pendidikan.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah mebantu
peserta didik dalam interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya,
utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat
mencapai tujuan pendidikan yang optimal.
Menurut Ki Hajar Dewantara, lingkungan hidup anak didik
meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat yang disebut tripusat pendidikan.tidak semua tugas mendidik
dapat dilaksanakan oleh orang tua. Dalam keluarga, terutama dalam hal
ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu
dikirimkan anak ke sekolah.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama
mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah
sebagai lembaga terhadap pendidikan,diantaranya sebagai berikut :
1) Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
2) Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan dirumah.
3) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan-kecakapan seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar, serta ilmu-ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.
4) Disekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, membenarkan atau salah dan sebagainya.
B. Kerangka Berpikir
Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan
yang ditujukan untuk mencapai tujuan pedidikan melalui gerakan fisik.Untuk
mencapai tujuan tersebut melalaui proses pembelajaran. Proses pembelajaran
adalah urutan pelaksanaan yang terjadi secara alami, atau didesain, yang
menghasilkan suatu perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman yang
dimiliki dalam waktu yang relatif lama, dimana perubahan itu karena usaha sadar
indidvidu. Proses pembelajaran yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32 sesuai dengan kurikulum yang ada pada saat ini, namun dalam kenyataannya
tujuan pembelajaran belum tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi belum tercapainya tujuan
pembelajaran yang diharapkan,hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah guru, siswa, serta sarana dan prasarana sekolah. Untuk
memperlancar proses belajar disekolah dan lebih meningkatan efektifitas belajar
dan cara belajar siswa dapat maksimal dan efisien, maka perlu diketahui faktor
apa yang menyebabkan hal tersebut untuk mengentahui faktor manakah yang
perlu di perbaiki untuk mencapai tujuan pembelajaran pendidikan jasmani
Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Pendidikan jasmani bertujuan
1) Meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan badan.
2) Meningkatkan kesegaran jasmani. 3) Meningkatkan kehidupan yang sehat. 4) Meningkatkan ketangkasan/keterampilan. 5) Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan. 6) Menampilkan rasa sosial, kehidupan yang
kreatif dan rekreatif. 7) Meningkatkan budi pekerti luhur. Kurikulum
Pendidikan jasmani
Pembelajaran
- Komponen pembelajaran adalah anak didik,pendidik,lingkungan pendidikan.
Belum terlaksananya pembelajaran penjasorkes sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Ada factor-faktor yang menjadi kendala pembelajaran penjasorkes
Perlu dilakukan penelitian
Proses pembelajaran
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N Kebakkramat Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan Febuari 2012.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, XII dan guru
Penjasorkes di SMA N Kebakkramat Karanganyar.
2. Sampel
Dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel dikarenakan
semua populasi diteliti.
C. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan maksud dan tujuan dari penelitian ini, metode penelitian
yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan metode survei. Arikunto (2006) menyatakan, “Metode survei
adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang relatif
terbatas dari sejumlah kasus yang jumlahnya relatif banyak”( hlm. 109 ). Pada
dasarnya survei berguna untuk mengetahui apa yang ada tanpa mempertanyakan
mengapa hal itu ada. Dengan menggunakan teknik interview, observasi dan
dokumentasi.
1. Wawancara (Interview)
Mengenai wawancara Arikunto (2006), ” Interview adalah dialog
yang dilakukan pewancara untuk memperoleh informasi”.(hlm. 153).
Interview merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
mendapatkan keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan bertatap muka
dengan orang yang dapat memberi keterangan kepada Peneliti.
2. Observasi
Mengenai observasi Arikunto (2006), berpendapat, “observasi adalah
pengamatan secara langsung” (hlm.155). Dalam hal ini penulis menggunakan
metode observasi dengan tujuan untuk melihat secara langsung dengan
mendatangi obyek yang akan diteliti.
3. Dokumentasi
Mengenai dokumentasi Arikunto, (2006) “ Dokumentasi adalah
suatu metode pengumpulan data yang berupa catatan tertulis dan dapat
dipertanggung jawabkan sebagai alat bukti yang resmi Dalam penelitian ini
metode dokumentasi untuk memperoleh data mengenai hal-hal yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen, dan sebagainya”(hlm. 158).
Metode ini digunakan untuk memperoleh data melalui informasi secara
tertulis yang berhubungan dengan penelitian”. Penelitian ini tidak bertujuan
untuk menguji atau membuktikan kebenaran suatu teori. Tetapi teori yang ada
dikembangkan dengan menggunakan data-data yang dikumpulkan dengan
menggunakan angket.
Sedangkan cara penyusunan angket menurut arikunto (2006) adalah
sebagai berikut:
1) Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variable, kategorisasi variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi.
2) Penulisan butir soal, atau item kuesioner,penyusunan skala, penyusunan pedoman wawancara.
3) Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang perlu.
4) Uji coba (try out),baik dalam skala kecil maupun besar. 5) Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan
saran-saran, dan sebagainya. 6) Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan
mendasarkan diri paada data yang diperoleh sewaktu ujian.(hlm.166)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
a. Uji validitas : Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkatan
tingkatan kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid
apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan apabila dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.dapat
dilakukan dengan rumus product moment:
) ( )(( ){ } ( ){ }2222 ∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−=
YYNXXN
YXYXNrxy
Keterangan :
r : koefisien korelasi setiap item dengan skor total
x : skor pertanyaan
y : skor total
(Arikunto, 2006).
Setelah diperoleh harga rxy > stabil maka dapat dikonsultasikan
harga untuk product moment. Jika harga rxy > stabil maka dapat dikatakan
hasil soal tersebut valid dengan x= 5%. Dari hasil uji coba validitas
kepada 30 responden dapat diketahhui bahwa nilai r hitting r variabel
(0,367) sehingga keseluruhan kuesioner dinyatakan valid. Penghitungan
validitas kuesioner dengan menggunakan program komputer SPSS
(Statistical Package for Social Science) versi 15.00.
Sebagai contoh soal nomor 1, rhitung adalah 0,475 dan diketahui
rtabel adalah 0,367.Karena rhitung < rtabel, maka item nomor 1 dinyatakan
(valid) dan hasil selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran 6.
b. Uji Reliabilitas : digunakan untuk mengetahui bahwa kuesioner tersebut
dapat dipercaya sebagai alat ukur penelitian, maka dilakukan uji reliabilitas
menggunakan Rumus Alpha yaitu:
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
−= ∑
21
2
11 11 σ
σ b
kkr
Keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ 2bσ : jumlah varians butir
21σ : varians total
(Arikunto, 2006)
Dari hasil perhitungan diatas diketahui rhitung adalah
0,924.Diketahui rtabel adalah 0,367.Karena rhitung > rtabel, maka reliabilitas
angket diterima item nomor 1 dinyatakan (valid) dan hasil selengkapnya
dapat dilihat dalam lampiran 6.
D. Rancangan Penelitian
Tabel 3.1 Rincian Rancangan Penelitian dan Kegiatannya.
No Rancangan Kegiatan Tahun 2011 Tahun 2012
mar apr agst des jan feb mar mei jul1 Persiapan
a. Observasi b. Identifikasi Masalah
c. Pengajuan judul d. Penyusunan proposal
e. Penyusunan kisi-kisi
f. Penyusunan angket g. Uji coba (try out) angket
h. ijin penelitian 2 Pelaksanaan
a. Seminar Proposal
b. Pengumpulan data penelitian atau pelaksanaan tindakan
3 Penyusunan Laporan
a. Penulisan Laporan b. Ujian Skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
secara deskriptif yang didasarkan pada analisis kuantitatif dengan
menggunakan metode berfikir deduktif induktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN
A. Deskripsi data
Dalam penelitian ini, angket yang disebarkan kepada responden murid
sebanyak 994 angket, dan responden guru 4 angket yang kembali sejumlah 994
angket murid dan 4 angket guru. Secara sederhana, hasil pengumpulan data yang
diperoleh di lapangan adalah sebagai berikut :
1. Hasil pengumpulan data jawaban angket dari guru penjasorkes sejumlah
4 orang.
Tabel 4.1. Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek Kebugaran Jasmani
Soal Frekuensi jawaban pada alternative
A B C D E 1 4 0 0 0 0 2 4 0 0 0 0 3 4 0 0 0 0 4 4 0 0 0 0 5 1 2 0 0 1 6 1 2 1 0 0 8 1 0 0 3 0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek kebugaran jasmani
dari angket guru yang dijawab pada butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8 adalah
sebagai berikut :
Pada butir soal nomor 1,sebanyak 4 orang guru menjawab alternatif
A yang artinya semua guru penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat
melakukan olahraga 3 kali dalam seminggu. Pada butir soal nomor 2,
sebanyak 4 orang guru menjawab alternatif A yang artinya semua guru
penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tidak pernah
mengalami gejala sakit kronis.Pada butir soal nomor 3, sebanyak 4 orang guru
menjawab alternatif A yang artinya semua guru penjasorkes di SMA Negeri
Kebakkramat Karanganyar selalu sarapan pagi sebelum berangkat mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Pada butir soal nomor 4, sebanyak 4 orang guru menjawab alternatif A yang
artinya semua guru penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar
selalu makan 3 kali dalam 1 hari. Pada indikator kesegaran jasmani yang
dijawab pada butir soal nomor 5 terdapat 1 orang guru menjawab alternatif A
yang artinya 1 orang guru setelah mengajar selalu merasa lelah, 2 orang guru
menjawab alternatif B yang artinya 2 orang guru kadang-kadang merasa lelah,
dan 1 orang guru menjawab alternatif E yang artinya 1 orang guru tidak selalu
merasa lelah setelah mengajar. Pada indikator pemeriksaan kesehatan yang
dijawab pada butir soal nomor 6 terdapat 1 orang guru menjawab alternatif A
yang artinya 1 orang guru satu bulan 1 kali melakukan pemeriksaan
kesehatan,2 orang guru menjawab alternatif B yang artinya 2 orang guru 2
kali dalam satu bulan melakukan pemeriksaan kesehatan, dan 1 orang guru
menjawab alternatif C yang artinya 1 orang guru 3 kali dalam 1 bulan
melakukan pemeriksaan kesehatan.Pada indikator pola tidur yang dijawab
pada butir soal nomor 8 terdapat 3 orang guru menjawab alternatif D yang
artinya 3 orang guru sering tidur lebih dari pukul 22.00 Wib, dan 1 orang guru
menjawab alternatif A yang artinya 1 orang guru tidak pernah tidur lebih dari
pukul 22.00 Wib.
Tabel 4.2. Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek Sikap Kedisiplinan
Soal Frekuensi jawaban pada alternative
A B C D E 7 1 0 0 2 1 9 4 0 0 0 0 10 1 3 0 0 0 11 4 0 0 0 0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek sikap disiplin dari
angket guru yang dijawab pada butir soal nomor 7, 9, 10, 11 adalah sebagai
berikut :
Pada indikator waktu kedatangan yang dijawab pada butir soal
nomor 7 terdapat 1 orang guru menjawab alternatif A yang artinya 1 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
guru selalu datang ke sekolah pukul 07.30-07.45 Wib, sejumlah 2 orang guru
menjawab alternatif D yang artinya 2 orang guru selalu datang ke sekolah
pukul 07.15-07.30 Wib, sejumlah 1 orang guru menjawab alternatif A yang
artinya 1 orang guru datang kesekolah pukul 06.30-06.45 Wib. Pada butir soal
nomor 9 sebanyak 4 orang guru menjawab alternatif A yang artinya semua
guru yang selalu memberikan tugas saat tidak hadir. Pada butir soal nomor 10
sebanyak 1 guru yang menjawab alternatif A yang artinya1 orang guru tidak
pernah meninggalkan kelas saat pelajaran, dan terdapat 3 guru yang
menjawab alternatif B yang artinya 3 orang guru jarang meninggalkan kelas
saat pelajaran. Pada item soal nomor 11 sebanyak 4 orang guru menjawab
alternatif A yang artinya semua guru yang selalu memakai pakaian olahraga
saat mengajar.
Tabel 4.3. Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek Persiapan Guru Saat Mengajar
Soal Frekuensi jawaban pada alternative
A B C D E 20 4 0 0 0 0 21 3 1 0 0 0 22 1 1 2 0 0 23 4 0 0 0 0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek persiapan dari angket
guru yang dijawab pada butir soal nomor 20, 21, 22, 23 adalah sebagai
berikut:
Pada butir soal nomor 20 sebanyak 4 guru menjawab alternatif A
semua guru selalu membuat RPP sebelum mengajar. Pada butir soal nomor 21
dapat dijelaskan sebanyak 3 guru menjawab alternatif A yang artinya 3 orang
guru selalu membuat program pembelajaran sebelum mengajar, dan sebanyak
1 guru menjawab alternatif B yang artinya 1 orang guru sering membuat
program pembelajaran sebelum mengajar. Pada butir soal nomor 22 sebanyak
1 guru menjawab alternatif A yang artinya 1 orang guru selalu melakukan
modifikasi baik alat ataupun materi dalam pembelajaran penjasorkes,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
sebanyak 1 guru menjawab alternatif B yang artinya 1 orang guru sering
melakukan modifikasi baik alat ataupun materi dalam pembelajaran
penjasorkes, dan sebanyak 2 guru menjawab alternatif C yang artinya 2 orang
guru kadang-kadang melakukan modifikasi baik alat ataupun materi dalam
pembelajaran penjasorkes. Pada butir soal nomor 23 sebanyak 4 orang guru
menjawab alternatif A yang artinya semua guru sebelum mengajar
mempersiapkan alat.
Tabel 4.4. Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek Perhatian Guru saat Mengajar
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C D E 24 3 1 0 0 0 25 1 3 0 0 0 19 1 1 2 0 0
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek perhatian dari angket
guru yang dijawab pada butir soal nomor 24, 25, 19 adalah sebagai berikut :
Pada butir soal nomor 24 dapat dijelaskansebanyak 3 guru menjawab
alternatif A yang artinya 3 orang guru selalu menjelaskan terlebih dahulu teori
tentang materi yang akan dipelajari, sebanyak 1 guru menjawab alternatif B
yang artinya 1 orang guru sering menjelaskan terlebih dahulu teori tentang
materi yang akan dipelajari. Pada butir soal nomor 25 dapat dijelaskan
sebanyak 1 guru menjawab alternatif A yang artinya 1 orang guru selalu
memberikan contoh gerakan langsung tentang materi yang diajarkan kepada
siswa,dan sebanyak 3 guru menjawab alternatif B yang artinya sering
memberikan contoh gerakan langsung tentang materi yang diajarkan kepada
siswa.pada indikator evaluasi yang dijawab pada butir soal nomor 19 dapat
dijelaskan terdapat 1 guru menjawab alternatif A yang artinya 1 orang guru
selalu mengevaluasi murid saat pelajaran penjas, sejumlah 1 guru yang
menjawab alternatif B yang artinya 1 orang guru sering mengevaluasi murid
saat pelajaran penjas, dan 2 guru yang menjawab alternatif C yang artinya 2
orang guru kadang – kadang mengevaluasi murid saat pelajaran penjasorkes.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 4.5. Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek Minat Materi Pembelajaran Guru saat Mengajar
Soal Frekuensi jawaban pada alternative
A B C D E 12 2 2 0 0 0 13 0 1 2 1 0 14 1 3 0 0 0 15 0 3 0 1 0 16 1 2 1 0 0 17 0 2 1 1 0 18 0 4 0 0 0 35 0 0 0 0 4
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek materi pembalajaran
dari angket guru yang dijawab pada butir soal nomor 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 35 adalah sebagai berikut :
Pada pada butir soal nomor 12 dapat dijelaskan sebanyak 2 orang
guru menjawab alternatif A yang artinya 2 orang guru yang berpendapat
pelajaran bola voli yang banyak disukai murid, dan dijelaskan sebanyak 2
orang guru menjawab alternatif B yang artinya 3 orang guru berpendapat
pelajaran sepakbola yang banyak disukai murid. Pada butir soal nomor 13
dapat dijelaskan sebanyak 1 orang guru menjawab alternatif B yang artinya 2
orang guru berpendapat murid jarang menyukai olahraga lompat jauh,
sebanyak 2 orang guru menjawab alternatif C yang artinya 2 orang guru
berpendapat murid kadang-kadang senang dengan pelajaran lompat jauh, dan
sebanyak 1 orang guru menjawab alternatif D yang artinya 1 orang guru
berpendapat murid senang dengan pelajaran lompat jauh. Pada butir soal
nomor 14 dapat dijelaskan sebanyak 1 orang guru menjawab alternatif A yang
artinya 1 orang guru berpendapat murid sangat senang bila diberi materi bola
basket,dan sebanyak 3 orang guru menjawab alternatif B yang artinya 3 orang
guru berpendapat murid senang bila diberi materi pelajaran bola basket. Pada
butir soal nomor 15 dapat dijelaskan sebanyak 1 orang guru menjawab
alternatif B yang artinya 1 orang guru berpendapat murid jarang senang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
melakukan praktek bila diberi materi bola voli,dan sebanyak 3 orang guru
menjawab alternatif D yang artinya 3 orang guru berpendapat murid senang
melakukan praktek bila diberi materi bola voli. Pada butir soal nomor 16
dapat dijelaskan sebanyak 1 orang guru menjawab alternatif A yang artinya 1
orang guru berpendapat murid kadang-kadang semangat melakukan gerakan
sepakbola, sebanyak 2 orang guru menjawab alternatif B yang artinya 2 orang
guru berpendapat murid semangat melakukan gerakan sepakbola,dan
sebanyak 1 orang guru menjawab alternatif C yang artinya 1 orang guru
berpendapat murid sangat semangat melakukan gerakan sepakbola. Pada butir
soal nomor 17 dapat dijelaskan sebanyak 1 orang guru menjawab alternatif B
yang artinya 1 orang guru berpendapat murid jarang senang melakukan
praktek bila diberi materi roll depan, sebanyak 1 orang guru menjawab
alternatif C yang artinya 1 orang guru berpendapat murid kadang-kadang
senang melakukan praktek bila diberi materi roll depan,dan sebanyak 2 orang
guru menjawab alternatif D yang artinya 2 orang guru berpendapat murid
senang melakukan praktek bila diberi materi roll depan.Pada indikator materi
atletik yang dijawab pada butir soal nomor 18 dapat dijelaskan semua guru
menjawab alternatif A yang artinya 4 orang guru mengetehui setiap murid
semangat saat diberikan materi lari sprint. Pada indikator materi akuatik yang
dijawab pada butir soal nomor 35 terdapat semua guru menjawab alternatif A
yang artinya 4 orang guru tidak pernah memberikan materi renang.
Tabel 4.6. Hasil Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek Kelengkapan Sarana dan Prasarana Pembelajaran
Soal Frekuensi jawaban pada alternative
A B C D E 26 4 0 0 0 0 28 0 4 0 0 0 27 0 0 4 0 0 29 0 2 2 0 0 30 4 0 0 0 0 31 1 2 1 0 0 32 0 0 0 2 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Lanjutan tabel 4.6
33 3 1 0 0 0 34 0 0 0 0 4
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek kelengkapan sarana
dan prasarana pembelajaran dari angket guru yang dijawab pada butir soal
nomor 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34 adalah sebagai berikut :
Pada butir soal nomor 26 sebanyak 4 guru menjawab alternatif A
yang berarti semua guru menyatakan terdapat prasarana Lapangan sepak
bola,bola voli, bola basket, batminton, bak pasir. Pada butir soal nomor 28
terdapat sebanyak 4 guru menjawab alternatif B yang artinya semua guru
menyatakan sarana dan prasarana disekolahan mencukupi. Pada indikator
sarana dan prasarana lompat jauh yang dijawab pada butir soal nomor 27
sebanyak 4 guru menjawab alternatif C yang artinya semua guru menjawab
terdapat 1 bak pasir lompat di sekolahan. Pada indikator sarana dan prasarana
bola basket yang dijawab pada butir soal nomor 29, sebanyak 2 guru
menjawab alternatif B yang artinya 2 guru menjawab jumlah bola basket yang
tersedia < 10 bola,dan sebanyak 2 guru menjawab alternatif C yang artinya 2
guru menjawab jumlah bola basket yang tersedia < 5 bola. Pada indikator
sarana dan prasarana bola basket yang dijawab pada butir soal nomor 30
terdapat sebanyak 4 guru menjawab alternatif A yang artinya semua guru
menjawab sarana bola voli yang tersedia > 10 bola. Pada indikator sarana dan
prasarana sepakbola yang dijawab pada butir soal nomor 31 sebanyak 1 orang
guru yang menjawab alternatif A yang artinya 1 orang guru menjawab sarana
bola sepak yang tersedia > 10 bola, sebanyak 2 guru menjawab alternatif B
yang artinya 2 guru menjawab jumlah bola sepak yang tersedia < 10 bola, dan
sebanyak 1 guru menjawab alternatif C yang artinya 1 guru menjawab jumlah
bola sepak yang tersedia < 5 bola.Pada indikator sarana dan prasarana senam
lantai yang dijawab pada butir soal nomor 32, sebanyak 2 guru menjawab
alternatif D yang artinya 2 guru menjawab jumlah matras yang tersedia < 5
matras,dan sebanyak 2 guru menjawab alternatif E yang artinya 2 guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
menjawab jumlah bola basket yang tersedia < 2 matras. Pada indikator sarana
dan prasarana lempar lembing yang dijawab pada butir soal nomor 33
sebanyak 3 orang guru yang menjawab alternatif A yang artinya 3 orang guru
menjawab sarana lembing yang tersedia > 10 buah, sebanyak 1 guru
menjawab alternatif B yang artinya 1 guru menjawab jumlah lembing yang
tersedia <10 buah. Pada nomor 34 terdapat sebanyak 4 guru menjawab
alternatif E yang artinya semua guru menyatakan sarana dan prasarana tolak
peluru disekolahan tidak ada.
2. Hasil pengumpulan jawaban angket dari murid sejumlah 994 orang.
Tabel 4.7. Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada Aspek Kebugaran Jasmani
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 1 149 609 236 6 441 432 121 3 524 410 60 5 547 397 50 4 408 188 398 2 143 689 162 7 195 554 245
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek kondisi jasmani dari
angket murid yang dijawab pada butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 adalah
sebagai berikut :
Pada butir soal nomor 1 sebanyak, sebanyak 149 murid menjawab
alternatif A selalu berolahraga dirumah setelah pelajaran penjasorkes,
sebanyak 609 murid menjawab alternatif B kadang-kadang masih berolahraga
dirumah setelah pelajaran penjasorkes, sebanyak 236 murid menjawab
alternatif C yang artinya tidak pernah berolahraga dirumah setelah pelajaran
penjasorkes. Pada butir soal nomor 6 dapat dijelaskan, sebanyak 441 murid
menjawab alternatif A yang artinya selalu merasa lelah setelah pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
penjasorkes, sebanyak 432 murid menjawab alternatif B yang artinya kadang-
kadang merasa lelah setelah pelajaran penjasorkes, sebanyak 121 murid
menjawab alternatif C yang artinya tidak pernah merasa lelah setelah
pelajaran penjasorkes. Pada butir soal nomor 3 sebanyak 524 murid
menjawab alternatif A yang artinya selalu sarapan pagi, sebanyak 410 murid
menjawab alternatif B yang artinya kadang-kadang sarapan pagi, sebanyak 60
murid menjawab alternatif C yang artinya tidak pernah sarapan pagi.Pada
butir soal nomor 5 dapat dijelaskan sebanyak 547 murid menjawab alternatif
A yang artinya selalu makan 3 kali sehari, sebanyak 397 murid menjawab
alternatif B yang artinya kadang-kadang makan 3 kali sehari, sebanyak 50
murid menjawab alternatif C yang artinya tidak pernah makan 3 kali
sehari.Pada butir soal nomor 4 dapat dijelaskan sebanyak 408 murid
menjawab alternatif A yang artinya tidur siang setelah pulang sekolah,
sebanyak 188 murid menjawab alternatif B yang artinya bermain setelah
pulang sekolah, sebanyak 398 murid menjawab alternatif C yang artinya
bermain setelah pulang sekolah. Pada butir soal nomor 2 dapat dijelaskan
sebanyak 143 murid menjawab alternatif A yang artinya selalu melakukan lari
pagi, sebanyak 689 murid menjawab alternatif B yang artinya kadang-kadang
melakukan lari pagi, sebanyak 162 murid menjawab alternatif C yang artinya
tidak pernah melakukan lari pagi. Pada butir soal nomor 7 dapat dijelaskan
sebanyak 195 murid menjawab alternatif A yang artinya melakukan olahraga
setiap sore, sebanyak 554 murid menjawab alternatif B yang artinya kadang-
kadang melakukan olahraga setiap sore, sebanyak 245 murid menjawab
alternatif C yang artinya tidak pernah melakukan olahraga setiap sore.
Tabel 4.8. Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada Aspek Minat
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 8 362 476 156 9 433 362 199 10 288 345 361
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Lanjutan tabel 4.8
11 336 352 306 12 236 395 363 14 441 307 246
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek minat dari angket
murid yang dijawab pada butir soal nomor 8, 9, 10, 11, 12, 14 adalah sebagai
berikut :
Pada butir soal nomor 8 dapat dijelaskan sebanyak 362 murid
menjawab alternatif A yang artinya senang permainan bolavoli, sebanyak 476
murid menjawab alternatif B yang artinya biasa saja dalam melakukan
permainan bolavoli, sebanyak 156 murid menjawab alternatif C yang artinya
tidak senang melakukan permainan bolavoli. Pada butir soal nomor 9 dapat
dijelaskan sebanyak 433 murid menjawab alternatif A yang artinya senang
terhadap permainan sepakbola, sebanyak 362 murid menjawab alternatif B
yang artinya biasa saja terhadap permainan sepakbola, sebanyak 199 murid
menjawab alternatif C yang artinya tidak senang terhadap permainan
sepakbola. Pada butir soal nomor 10 dapat dijelaskan sebanyak 288 murid
menjawab alternatif A yang artinya senang melakukan gerakan roll depan,
sebanyak 345 murid menjawab alternatif B yang artinya kadang-kadang
senang melakukan gerakan roll depan, sebanyak 361 murid menjawab
alternatif C yang artinya tidak senang melakukan gerakan roll depan.Pada
butir soal nomor 11 dapat dijelaskan sebanyak 336 murid menjawab alternatif
A yang artinya senang olahraga renang, sebanyak 352 murid menjawab
alternatif B yang artinya kadang-kadang senang olahraga renang, sebanyak
306 murid menjawab alternatif C yang artinya tidak senang olahraga
renang.Pada butir soal nomor 12 dapat dijelaskan sebanyak 236 murid
menjawab alternatif A yang artinya senang olahraga renang, sebanyak 395
murid menjawab alternatif B yang artinya kadang-kadang senang olahraga
renang, sebanyak 363 murid menjawab alternatif C yang artinya tidak senang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
olahraga renang. Pada butir soal nomor 14 dapat dijelaskan sebanyak 441
murid menjawab alternatif A yang artinya senang olahraga permainan
softball, sebanyak 307 murid menjawab alternatif B yang artinya kadang-
kadang senang olahraga permainan softball, sebanyak 246 murid menjawab
alternatif C yang artinya tidak senang olahraga permainan softball.
Tabel 4.9 . Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada Aspek Motivasi
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 15 179 389 426 24 564 321 109 21 341 596 57
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek motivasi dari angket
murid yang dijawab pada butir soal nomor 8,9,10,11,12,14 adalah sebagai
berikut:
Pada butir soal nomor 15 dapat dijelaskan sebanyak 179 murid
menjawab alternatif A yang artinya mengikuti pelajaran penjasorkes karena
bisa bebas diluar kelas, bisa bermain olahraga yang disukai, menyehatkan,
sebanyak 389 murid menjawab alternatif B yang artinya mengikuti pelajaran
penjasorkes karena bisa bebas diluar kelas, bisa bermain olahraga yang
disukai, sebanyak 426 murid menjawab alternatif C yang artinya mengikuti
pelajaran penjasorkes karena mengikuti pelajaran penjasorkes karena bisa
bebas di luar kelas. Pada butir soal nomor 24 dapat dijelaskan sebanyak 564
murid menjawab alternatif A yang artinya mengikuti pelajaran penjasorkes
karena guru penjasorkes sering berkata kasar, sebanyak 321 murid menjawab
alternatif B yang artinya mengikuti pelajaran penjasorkes karena bisa guru
penjasorkes kadang - kadang berkata kasar, sebanyak 109 murid menjawab
alternatif C yang artinya mengikuti pelajaran penjasorkes karena guru
penjasorkes tidak pernah berkata kasar. Pada butir soal nomor 21 dapat
dijelaskan sebanyak 341 murid menjawab alternatif A yang artinya tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
pernah mendapat nilai bagus dalam mata pelajaran penjasorkes, sebanyak 596
murid menjawab alternatif B yang artinya kadang-kadang mendapat nilai
bagus dalam mata pelajaran penjasorkes, sebanyak 57 murid menjawab
alternatif C yang artinya selalu mendapat nilai bagus dalam mata pelajaran
penjasorkes.
Tabel 4.10. Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada Aspek Sikap
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 18 113 662 219 19 440 467 87 20 448 459 87 22 636 275 83
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek sikap dari angket
murid yang dijawab pada butir soal nomor 18, 19, 20, 22 adalah sebagai
berikut :
Pada butir soal nomor 18 dapat dijelaskan sebanyak 113 murid
menjawab alternatif A yang artinya selalu bertanya saat pelajaran penjasorkes,
sebanyak 662 murid menjawab alternatif B yang artinya kadang-kadang
bertanya saat pelajaran penjasorkes, sebanyak 219 murid menjawab alternatif
C yang artinya tidak pernah bertanya saat pelajaran penjasorkes. Pada butir
soal nomor 19 dapat dijelaskan sebanyak 440 murid menjawab alternatif A
yang artinya menyatakan guru selalu memberikan penjelasan teori kesehatan
saat pelajaran penjasorkes, sebanyak 467 murid menjawab alternatif B yang
artinya menyatakan guru kadang-kadang memberikan penjelasan teori
kesehatan saat pelajaran penjasorkes, sebanyak 87 murid menjawab alternatif
C yang artinya menyatakan guru tidak pernah memberikan penjelasan teori
kesehatan saat pelajaran penjasorkes. Pada butir soal nomor 20 dapat
dijelaskan sebanyak 448 murid menjawab alternatif A yang artinya
menyatakan guru selalu memberikan contoh gerakan saat pelajaran
penjasorkes, sebanyak 459 murid menjawab alternatif B yang artinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
menyatakan guru kadang-kadang memberikan contoh gerakan saat pelajaran
penjasorkes, sebanyak 87 murid menjawab alternatif C yang artinya
menyatakan guru tidak pernah memberikan contoh gerakan saat pelajaran
penjasorkes. Pada pada butir soal nomor 22 dapat dijelaskan sebanyak 636
murid menjawab alternatif A yang artinya menyatakan guru selalu
membetulkan jika murid melakukan gerakan yang salah dalam pelajaran
penjasorkes, sebanyak 275 murid menjawab alternatif B yang artinya
menyatakan guru kadang-kadang membetulkan jika murid melakukan gerakan
yang salah dalam pelajaran penjasorkes, sebanyak 83 murid menjawab
alternatif C yang artinya menyatakan guru tidak pernah membetulkan jika
murid melakukan gerakan yang salah dalam pelajaran penjasorkes.
Tabel 4.11. Hasil Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada Aspek Interaksi
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 23 262 623 109 25 703 207 84 26 153 273 568 27 142 445 407 28 48 388 558 29 93 327 574 30 131 286 577
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek interaksi dari angket
murid yang dijawab pada butir soal nomor 23,25,26,27,28,28,30 adalah
sebagai berikut :
Pada butir soal nomor 23 dapat dijelaskan sebanyak 262 murid
menjawab alternatif A yang artinya selalu bertegur sapa dengan guru,
sebanyak 623 murid menjawab alternatif B yang artinya kadang-kadang
bertegur sapa dengan guru, sebanyak 109 murid menjawab alternatif C yang
artinya tidak pernah bertegur sapa dengan guru.Pada butir soal nomor 25
dapat dijelaskan sebanyak 703 murid alternatif A yang artinya menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
guru selalu berpakaian training dan kaos pada saat mengajar, sebanyak 207
murid alternatif B yang artinya menyatakan guru kadang-kadang berpakaian
training dan kaos pada saat mengajar, sebanyak 84 murid menjawab alternatif
C yang artinya menyatakan guru tidak pernah berpakaian training dan kaos
pada saat mengajar. Pada butir soal nomor 26 dapat dijelaskan sebanyak 153
murid menjawab alternatif A yang artinya menyatakan guru selalu
mengajarkan materi yang sama, sebanyak 273 murid menjawab alternatif
Byang artinya menyatakan guru kadang-kadang mengajarkan materi yang
sama, sebanyak 568 murid menjawab alternatif C yang artinya menyatakan
guru tidak pernah mengajarkan materi yang sama.Pada pada butir soal nomor
27 dapat dijelaskan sebanyak 142 murid menjawab alternatif A yang artinya
menyatakan guru selalu meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran habis,
sebanyak 445 murid menjawab alternatif B yang artinya menyatakan guru
kadang-kadang meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran habis, sebanyak
407 murid menjawab alternatif C yang artinya menyatakan guru tidak pernah
meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran habis.Pada butir soal nomor 28
dapat dijelaskan sebanyak 48 murid menjawab alternatif A yang artinya
menyatakan guru selalu meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran habis,
sebanyak 388 murid menjawab alternatif B yang artinya menyatakan guru
kadang-kadang tidak masuk ke sekolah, sebanyak 558 murid menjawab
alternatif C yang artinya menyatakan guru tidak pernah tidak masuk ke
sekolah.Pada butir soal nomor 29 dapat dijelaskan sebanyak 93 murid
menjawab alternatif A yang artinya menyatakan guru selalu menghukum bila
melakukan gerakan yang salah, sebanyak 327 murid menjawab alternatif B
yang artinya menyatakan guru kadang-kadang menghukum bila melakukan
gerakan yang salah, sebanyak 574 murid menjawab alternatif C yang artinya
menyatakan guru tidak pernah menghukum bila melakukan gerakan yang
salah. Pada butir soal nomor 30 dapat dijelaskan sebanyak 131 murid
menjawab alternatif A yang artinya selalu dimarahi guru penjasorkes,
sebanyak 286 murid menjawab alternatif B yang artinya kadang-kadang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dimarahi guru penjasorkes, sebanyak 577 murid menjawab alternatif C yang
artinya tidak pernah dimarahi guru penjasorkes.
Tabel 4.12. Hasil Jawaban Angket dari Murid sejumlah 994 Orang pada Aspek Sarana dan Prasarana
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 13 285 372 337 16 384 436 174 17 179 311 504
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa aspek sarana dan prasarana
dari angket murid yang dijawab pada butir soal nomor 13, 16, 17 adalah
sebagai berikut :
Pada butir soal nomor 13 dapat dijelaskan sebanyak 285 murid
menjawab alternatif A yang artinya sarana dan prasarana atletik > 10 buah,
sebanyak 372 murid menjawab alternatif B yang artinya sarana dan prasarana
atletik < 5 buah buah, sebanyak 337 murid menjawab alternatif C yang
artinya tidak ada sarana dan prasarana atletik. Pada butir soal nomor 16 dapat
dijelaskan sebanyak 384 murid menjawab alternatif A yang artinya sarana dan
prasarana bola voli > 10 buah, sebanyak 436 murid menjawab alternatif B
yang artinya sarana dan prasarana bola voli < 5 buah buah, sebanyak 174
murid menjawab alternatif C yang artinya tidak ada sarana dan prasarana bola
voli. Pada butir soal nomor 17 dapat dijelaskan sebanyak 179 murid
menjawab alternatif A yang artinya sarana dan prasarana bola basket > 10
buah, sebanyak 311 murid menjawab alternatif B yang artinya sarana dan
prasarana bola basket < 5 buah, sebanyak 504 murid menjawab alternatif C
yang artinya tidak ada sarana dan prasarana bola basket.
B. Pengujian Hasil Analisis Data
Data yang diperoleh melalui angket tersebut disajikan dengan
memperhatikan kawasan evaluasi yang digunakan. Masing – masing kawasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
tersebut masih dipilih lagi berdasarkan indikator yang ada di dalamnya. Data
disajikan dalam bentuk tabel yang berisi frekuensi dari setiap butir soal instrumen.
Meskipun setiap butir diusahakan ditampilkan secara berurutan berdasarkan jenis
instrumen, namun tidak terlepas kemungkinan untuk meloncat ke butir yang
terdapat pada instrumen lain. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesinambungan
kontekstual dalam uraian.
Kemudian data yang di peroleh nantinya diolah sesuai dengan tujuan dan
pertanyaan penelitian dengan memperhatikan aspek - aspek dalam angket dan
hasilnya dengan langkah - langkah sebagai berikut:
1. Mengecek kelengkapan data (verifikasi data)
2. Mentabulasikan masing - masing item ke dalam aspek
3. Menghitung persentase jawaban dengan formula sebagai berikut:
P = X 100% Anas sudijono ( 2006 : 43)
Dimana f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya N = Number of cases ( Jumlah Frekuensi/banyaknya individu) P = Angka presentase
1. Hasil analisis data jawaban angket dari guru penjasorkes sejumlah 4
orang.
Tabel 4.13. Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek kebugaran Jasmani
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C D E 1 4 0 0 0 0 100% 0% 0% 0% 0% 2 4 0 0 0 0 100% 0% 0% 0% 0% 3 4 0 0 0 0 100% 0% 0% 0% 0% 4 4 0 0 0 0 100% 0% 0% 0% 0% 5 1 2 0 0 1 25% 50% 0% 0% 25%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Lanjutan tabel 4.13
6 1 2 1 0 0 25% 50% 25% 0% 0% 8 1 0 0 3 0 25% 0% 0% 75% 0%
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek
kebugaran jasmani dari angket guru yang dijawab pada butir soal nomor 1, 2,
3, 4, 5, 6, 8 adalah sebagai berikut :
a. Pada butir soal nomor 1 yang menggambarkan semua (100%) guru
penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat melakukan olahraga 3 kali
dalam seminggu.
b. Pada butir soal nomor 2 yang menggambarkan semua (100%) guru
penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tidak pernah
mengalami gejala sakit kronis.
c. Pada butir soal nomor 3 yang menggambarkan semua (100%) guru
penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar selalu sarapan
pagi sebelum berangkat mengajar.
d. Pada butir soal nomor 4 yang menggambarkan semua (100%) guru
penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar selalu makan 3
kali dalam 1 hari.
e. Pada butir soal nomor 5 yang menggambarkan terdapat 25% guru yang
setelah mengajar selalu merasa lelah,50% guru yang kadang-kadang
merasa lelah,dan 25% guru yang tidak selalumerasa lelah setelah
mengajar.
f. Pada butir soal nomor 6 yang menggambarkan terdapat 25% guru yang
satu bulan 1 kali melakukan pemeriksaan kesehatan,50% guru yang 2 kali
dalam satu bulan melakukan pemeriksaan kesehatan,dan 25% guru yang 3
kali dalam 1 bulan melakukan pemeriksaan kesehatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
g. Pada butir soal nomor 8 yang menggambarkan terdapat 75% guru yang
sering tidur lebih dari pukul 22.00 Wib,25% guru yang tidak pernah tidur
lebih dari pukul 22.00 Wib.
Tabel 4.14.Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek Sikap Kedisiplinan
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C D E 7 1 0 0 2 1 25% 0% 0% 50% 25% 9 4 0% 0 0 0 100% 0% 0% 0% 0%
10 1 3 0 0 0 25% 75% 0% 0% 0%
11 4 0 0 0 0 100% 0% 0% 0% 0%
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek sikap
kedisiplinan dari angket guru yang dijawab pada butir soal nomor 7, 9, 10, 11
adalah sebagai berikut :
a. Pada item nomor 7 yang menggambarkan 25% guru yang datang ke
sekolah pukul 07.30-07.45 Wib,50%guru yang datang ke sekolah pukul
07.15-07.30 Wib,25% guru yang datang kesekolah pukul 06.30-06.45
Wib.
b. pada butir soal nomor 9 yang menggambarkan (100%) semua guru yang
selalu memberikan tugas saat tidak hadir.
c. Pada item soal nomor 10 yang menggambarkan 75% guru yang tidak
pernah meninggalkan kelas saat pelajaran,dan 25 % guru yang tidak
pernah meninggalkan kelas saat pelajaran.
d. Pada item soal nomor 11 yang menggambarkan 100% guru yang selalu
memakai pakaian olahraga saat mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 4.15. Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek Persiapan Guru Saat Mengajar
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C D E 20 4 0 0 0 0 100% 0% 0% 0% 0%
21 3 1 0 0 0 75% 25% 0% 0% 0%
22 1 1 2 0 0 25% 25% 50% 0% 0%
23 4 0 0 0 0
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek
persiapan dari angket guru yang dijawab pada butir soal nomor 20, 21, 22, 23
adalah sebagai berikut :
a. Pada butir soal nomor 20 yang menggambarkan 100% guru selalu
membuat RPP sebelum mengajar.
b. Pada butir soal nomor 21 yang menggambarkan 25% guru yang sering
membuat program pembelajaran sebelum mengajar,dan sebanyak 75%
guru selalu membuat program pembelajaran sebelum mengajar.
c. Pada butir soal nomor 22 yang menggambarkan 50% guru yang kadang-
kadang melakukan modifikasi baik alat ataupun materi dalam
pembelajaran penjasorkes, sebanyak 25% guru sering melakukan
modifikasi baik alat ataupun materi dalam pembelajaran penjasorkes,dan
sebanyak 25% guru selalu melakukan modifikasi baik alat ataupun materi
dalam pembelajaran penjasorkes.
d. Pada butir soal nomor 23 yang menggambarkan 100% guru sebelum
mengajar mempersiapkan alat.
Tabel 4.16. Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek Perhatian Guru saat Mengajar
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C D E 24 3 1 0 0 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Lanjutan tabel 4. 16
75% 25% 0% 0% 0% 25 1 3 0 0 0
25% 75% 0% 0% 0% 19 0 0 2 1 1 0% 0% 50% 25% 25%
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek
perhatian dari angket guru yang dijawab pada butir soal nomor 24, 25, 19
adalah sebagai berikut :
a. Pada butir soal nomor 24 yang menggambarkan 25% guru yang sering
menjelaskan terlebih dahulu teori tentang materi yang akan dipelajari,
sebanyak 75% guru selalu menjelaskan terlebih dahulu teori tentang
materi yang akan dipelajari.
b. Pada butir soal nomor 25 yang menggambarkan 75% guru yang sering
memberikan contoh gerakan langsung tentang materi yang diajarkan
kepada siswa, dan sebanyak 25% guru selalu memberikan contoh gerakan
langsung tentang materi yang diajarkan kepada siswa.
c. Pada butir soal nomor 19 yang menggambarkan 25% guru yang selalu
mengevaluasi murid saat pelajaran penjas, 25% guru yang menjawab
sering mengevaluasi murid saat pelajaran penjas, dan 50% guru yang
menjawab kadang–kadang mengevaluasi murid saat pelajaran
penjasorkes.
Tabel 4.17.Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek Minat Materi Saat Pembelajaran
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C D E 12 2 2 0 0 0
50% 50% 0% 0% 0% 13 0 1 2 1 0
0% 25% 50% 25% 0% 14 1 3 0 0 0
25% 75% 0% 0% 0%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Lanjutan tabel 4.17
15 0 3 0 1 0 0% 75% 0% 25% 0%
16 1 2 1 0 0 25% 50% 25% 0% 0%
17 0 2 1 1 0 0% 50% 25% 25% 0%
18 0 4 0 0 0 0% 100% 0% 0% 0%
35 1 1 0 0 2 25% 25% 0% 0% 50%
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek materi
pembelajaran dari angket guru yang dijawab pada butir soal nomor 12, 13, 14,
15, 16, 17, 35 adalah sebagai berikut :
a. Pada butir soal nomor 12 yang menggambarkan sebanyak 50% orang
guru yang berpendapat pelajaran bola voli yang banyak disukai murid,dan
dijelaskan sebanyak 50% orang guru berpendapat pelajaran sepakbola
yang banyak disukai murid.
b. Pada butir soal nomor 13 yang menggambarkan sebanyak 25% orang
guru yang berpendapat murid jarang menyukai olahraga lompat jauh,
sebanyak 50% orang guru yang berpendapat murid kadang-kadang
senang dengan pelajaran lompat jauh, dan sebanyak 25% orang guru yang
berpendapat murid senang dengan pelajaran lompat jauh.
c. Pada butir soal nomor 14 yang menggambarkan sebanyak 75% orang
guru yang berpendapat murid senang bila diberi materi pelajaran bola
basket, dan sebanyak 25% orang guru berpendapat murid sangat senanga
bila diberi materi bola basket.
d. Pada butir soal nomor 15 yang menggambarkan sebanyak 25% orang
guru yang berpendapat murid jarang senang melakukan praktek bila
diberi materi bola voli, dan sebanyak 75% orang guru berpendapat murid
senang melakukan praktek bila diberi materi bola voli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
e. Pada butir soal nomor 16 yang menggambarkan sebanyak 25% orang
guru yang berpendapat murid kadang-kadang semangat melakukan
gerakan sepakbola, sebanyak 50% orang guru yang berpendapat murid
semangat melakukan gerakan sepakbola, dan sebanyak 25% orang guru
yang berpendapat murid sangat semangat melakukan gerakan sepakbola.
f. Pada butir soal nomor 17 yang menggambarkan sebanyak 25% orang
guru yang berpendapat murid jarang senang melakukan praktek bila
diberi materi roll depan, sebanyak 25% orang guru yang berpendapat
murid kadang-kadang senang melakukan praktek bila diberi materi roll
depan, dan sebanyak 50% orang guru yang berpendapat murid senang
melakukan praktek bila diberi materi roll depan.
g. Pada butir soal nomor 18 yang menggambarkan 100% guru mengetehui
setiap murid semangat saat diberikan materi lari sprint.
h. Pada butir soal nomor 35 yang menggambarkan 100% guru tidak pernah
memberikan materi renang.
Tabel 4.18.Hasil Analisis Jawaban Angket dari Guru Penjasorkes Sejumlah 4 Orang pada Aspek Kelengkapan Sarana dan Prasarana
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C D E 26 4 0 0 0 0
100% 0% 0% 0% 0% 28 0 4 0 0 0
0% 100% 0% 0% 0% 27 0 0 4 0 0
0% 0% 100% 0% 0% 29 0 2 2 0 0
0% 50% 50% 0% 0% 30 4 0 0 0 0
100% 0% 0% 0% 0% 31 1 2 1 0 0
25% 50% 25% 0% 0% 32 0 0 0 2 2
0% 0% 0% 50% 50% 33 3 1 0 0 0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Lanjutan tabel 4.18
75% 25% 0% 0% 0% 34 0 0 0 0 4 0% 0% 0% 0% 100%
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek sarana
dan prasarana dari angket guru yang dijawab pada butir soal nomor 26, 27,
28, 29, 30, 31, 32, 33, 34 adalah sebagai berikut :
a. Pada butir soal nomor 26 semua guru menjawab alternatif A yang
menggambarkan 100% guru menyatakan terdapat prasarana Lapangan
sepak bola, bola voli, bola basket, batminton, bak pasir.
b. Pada nomor 28 terdapat semua guru menjawab alternatif B yang
menggambarkan 100% guru menyatakan sarana dan prasarana
disekolahan mencukupi.
c. Pada butir soal nomor 27 100% guru menjawab alternatif C yang
menggambarkan semua guru menjawab terdapat 1 bak pasir lompat di
sekolahan.
d. Pada butir soal nomor 29, sebanyak 2 guru menjawab alternatif B yang
menggambarkan 50% guru menjawab jumlah bola basket yang tersedia <
10 bola,dan sebanyak 2 guru menjawab alternatif C yang menggambarkan
50% guru menjawab jumlah bola basket yang tersedia < 5 bola.
e. Pada butir soal nomor 30 terdapat 100% guru menjawab alternatif A yang
menggambarkan semua guru menjawab sarana bola voli yang tersedia
>10 bola.
f. pada butir soal nomor 31 sebanyak 1 orang guru yang menjawab alternatif
A yang menggambarkan 50% orang guru menjawab sarana bola sepak
yang tersedia > 10 bola, sebanyak 2 guru menjawab alternatif B yang
menggambarkan 50% guru menjawab jumlah bola sepak yang tersedia <
10 bola, dan sebanyak 1 guru menjawab alternatif C yang
menggambarkan 25% guru menjawab jumlah bola sepak yang tersedia <
5 bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
g. Pada butir soal nomor 32, sebanyak 2 guru menjawab alternatif D yang
menggambarkan 50% guru menjawab jumlah matras yang tersedia < 5
matras,dan sebanyak 2 guru menjawab alternatif E yang menggambarkan
50% guru menjawab jumlah bola basket yang tersedia < 2 matras.
h. Pada butir soal nomor 33 sebanyak 3 orang guru yang menjawab
alternatif A yang menggambarkan 75% orang guru menjawab sarana
lembing yang tersedia > 10 buah, sebanyak 1 guru menjawab alternatif B
yang menggambarkan 25% guru menjawab jumlah lembing yang tersedia
< 10 buah.
i. Pada nomor 34 terdapat 100% guru menjawab alternatif E yang
menggambarkan semua guru menyatakan sarana dan prasarana tolak
peluru disekolahan tidak ada.
2. Hasil analisis data jawaban angket dari murid sejumlah 994 orang.
Tabel 4.19. Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada Aspek Kebugaran Jasmani
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 1 149 609 236 15,00% 61,30% 23,70% 6 441 432 121 44,40% 43,50% 12,10% 3 524 410 60 52,80% 41,20% 6,00% 5 547 397 50 55,00% 39,90% 5,10% 4 408 188 398 41,10% 18,90% 40,00% 2 143 689 162 14,40% 69,30% 16,30% 7 195 554 245 19,60% 55,70% 24,70%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek
kebugaran jasmani dari angket murid yang dijawab pada butir soal nomor 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7 adalah sebagai berikut :
a. Pada butir soal nomor 1 sebanyak, sebanyak 149 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 15,00% murid selalu berolahraga
dirumah setelah pelajaran penjasorkes, sebanyak 609 murid menjawab
alternatif B yang menggambarkan 61,30% murid kadang-kadang masih
berolahraga dirumah setelah pelajaran penjasorkes, sebanyak 236 murid
menjawab alternatif C yang menggambarkan 23,70% murid tidak pernah
berolahraga dirumah setelah pelajaran penjasorkes.
b. Pada butir soal nomor 6 dapat dijelaskan, sebanyak 441 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 44,40% murid selalu merasa lelah
setelah pelajaran penjasorkes, sebanyak 432 murid menjawab alternatif B
yang menggambarkan 43,50% murid kadang-kadang merasa lelah setelah
pelajaran penjasorkes, sebanyak 121 murid menjawab alternatif C yang
menggambarkan 12,10% murid tidak pernah merasa lelah setelah
pelajaran penjasorkes.
c. Pada butir soal nomor 3 sebanyak 524 murid menjawab alternatif A yang
menggambarkan 52,80% murid selalu sarapan pagi, sebanyak 410 murid
menjawab alternatif B yang menggambarkan 41,20% murid kadang-
kadang sarapan pagi, sebanyak 60 murid menjawab alternatif C yang
menggambarkan 6,00% murid tidak pernah sarapan pagi.
d. Pada butir soal nomor 5 dapat dijelaskan sebanyak 547 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 55,00% murid selalu makan 3 kali
sehari, sebanyak 397 murid menjawab alternatif B yang menggambarkan
39,90% murid kadang-kadang makan 3 kali sehari, sebanyak 50 murid
menjawab alternatif C yang menggambarkan 51,10% murid tidak pernah
makan 3 kali sehari.
e. Pada butir soal nomor 4 dapat dijelaskan sebanyak 408 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 41,10% murid selalu tidur siang setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
pulang sekolah, sebanyak 188 murid menjawab alternatif B yang
menggambarkan 18,90% murid bermain setelah pulang sekolah, sebanyak
398 murid menjawab alternatif C yang menggambarkan 40,00% murid
bermain setelah pulang sekolah.
f. Pada butir soal nomor 2 dapat dijelaskan sebanyak 143 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 14,40% murid selalu melakukan lari
pagi, sebanyak 689 murid menjawab alternatif B yang menggambarkan
69,30% murid kadang-kadang melakukan lari pagi, sebanyak 162 murid
menjawab alternatif C yang menggambarkan 16,30% murid tidak pernah
melakukan lari pagi.
g. Pada butir soal nomor 7 dapat dijelaskan sebanyak 195 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 19,60% murid melakukan olahraga
setiap sore, sebanyak 554 murid menjawab alternatif B yang
menggambarkan 55,70% murid kadang-kadang melakukan olahraga setiap
sore, sebanyak 245 murid menjawab alternatif C yang menggambarkan
24,70% murid tidak pernah melakukan olahraga setiap sore.
Tabel 4.20. Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada Aspek Minat
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 8 362 476 156 36,40% 47,90% 15,70% 9 433 362 199 43,60% 36,40% 20,00%
10 288 345 361 29,00% 34,70% 36,30%
11 336 352 306 33,80% 35,40% 30,80%
12 236 395 363 23,70% 39,70% 36,50%
14 441 307 246 44,40% 30,90% 24,70%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek minat
dari angket murid yang dijawab pada butir soal nomor 8, 9, 10, 11, 12, 14
adalah sebagai berikut :
a. Pada butir soal nomor 8 dapat dijelaskan sebanyak 362 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 36,40% murid senang permainan
bolavoli, sebanyak 476 murid menjawab alternatif B yang
menggambarkan 47,90% murid biasa saja dalam melakukan permainan
bolavoli, sebanyak 156 murid menjawab alternatif C yang
menggambarkan 15,70% murid tidak senang melakukan permainan
bolavoli.
b. Pada butir soal nomor 9 dapat dijelaskan sebanyak 433 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 43,60% murid senang terhadap
permainan sepakbola, sebanyak 362 murid menjawab alternatif B yang
menggambarkan 36,40% murid biasa saja terhadap permainan sepakbola,
sebanyak 199 murid menjawab alternatif C yang menggambarkan 20,00%
murid tidak senang terhadap permainan sepakbola.
c. Pada butir soal nomor 10 dapat dijelaskan sebanyak 288 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 29,00% murid senang melakukan
gerakan roll depan, sebanyak 345 murid menjawab alternatif B yang
menggambarkan 39,70% murid kadang-kadang senang melakukan
gerakan roll depan, sebanyak 361 murid menjawab alternatif C yang
menggambarkan 36,30% murid tidak senang melakukan gerakan roll
depan.
d. Pada butir soal nomor 11 dapat dijelaskan sebanyak 336 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 33,80% murid senang olahraga renang,
sebanyak 352 murid menjawab alternatif B yang menggambarkan 35,40%
murid kadang-kadang senang olahraga renang, sebanyak 306 murid
menjawab alternatif C yang menggambarkan 30,80% murid tidak senang
olahraga renang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
e. Pada butir soal nomor 12 dapat dijelaskan sebanyak 236 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 23,70% murid senang lompat jauh,
sebanyak 395 murid menjawab alternatif B yang menggambarkan 39,70%
murid kadang-kadang senang lompat jauh, sebanyak 363 murid menjawab
alternatif C yang menggambarkan 36,50% murid tidak senang lompat
jauh.
f. Pada butir soal nomor 14 dapat dijelaskan sebanyak 441 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 44,40% murid senang olahraga
permainan softball, sebanyak 307 murid menjawab alternatif B yang
menggambarkan 30,90% murid kadang-kadang senang olahraga.
permainan softball, sebanyak 246 murid menjawab alternatif C yang
menggambarkan 24,70% murid tidak senang olahraga permainan softball.
Tabel 4.21. Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada Aspek Motivasi
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 15 179 389 426 18,00% 39,10% 42,90%
24 109 321 564 11,00% 32,30% 56,70%
21 341 596 57 34,30% 60,00% 5,70%
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek motivasi
dari angket murid yang dijawab pada butir soal nomor 15, 24, 21 adalah
sebagai berikut :
a. Pada butir soal nomor 15 dapat dijelaskan sebanyak 179 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 18,00% murid mengikuti pelajaran
penjasorkes karena bisa bebas diluar kelas, bisa bermain olahraga yang
disukai, menyehatkan, sebanyak 389 murid menjawab alternatif B yang
menggambarkan 39,10% murid mengikuti pelajaran penjasorkes karena
bisa bebas diluar kelas, bisa bermain olahraga yang disukai, sebanyak 426
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
murid menjawab alternatif C yang menggambarkan 42,10% murid
mengikuti pelajaran penjasorkes karena mengikuti pelajaran penjasorkes
karena bisa bebas di luar kelas.
b. Pada butir soal nomor 24 dapat dijelaskan sebanyak 564 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 11,00% murid mengikuti pelajaran
penjasorkes karena guru penjasorkes sering berkata kasar, sebanyak 321
murid menjawab alternatif B yang menggambarkan 32,30% murid
mengikuti pelajaran penjasorkes karena bisa guru penjasorkes kadang -
kadang berkata kasar, sebanyak 109 murid menjawab alternatif C yang
menggambarkan 56,70% murid mengikuti pelajaran penjasorkes karena
guru penjasorkes tidak pernah berkata kasar.
c. Pada butir soal nomor 21 dapat dijelaskan sebanyak 57 murid menjawab
alternatif sebanyak 341 murid menjawab alternatif A yang
menggambarkan 34,30% murid selalu mendapat nilai bagus dalam mata
pelajaran penjasorkes, sebanyak 596 murid menjawab alternatif B yang
menggambarkan 60,00% murid kadang-kadang mendapat nilai bagus
dalam mata pelajaran penjasorkes, sebanyak 57 murid menjawab
alternatif C yang menggambarkan 5,70% murid tidak pernah mendapat
nilai bagus dalam mata pelajaran penjasorkes.
Tabel 4.22. Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada Aspek Sikap
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 18 113 662 219 11,40% 66,60% 22,00%
19 440 467 87 44,20% 47,00% 8,80%
20 448 459 87 45,10% 46,10% 8,80%
22 636 275 83 64,00% 27,70% 8,40%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek sikap
dari angket murid yang dijawab pada butir soal nomor 18, 19, 20, 22 adalah
sebagai berikut :
a. Pada butir soal nomor 18 dapat dijelaskan sebanyak 113 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 11,40% murid selalu bertanya saat
pelajaran penjasorkes, sebanyak 662 murid menjawab alternatif B yang
menggambarkan 66,60% murid kadang-kadang bertanya saat pelajaran
penjasorkes, sebanyak 219 murid menjawab alternatif C yang
menggambarkan 22,00% murid tidak pernah bertanya saat pelajaran
penjasorkes.
b. Pada butir soal nomor 19 dapat dijelaskan sebanyak 440 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 44,20% murid menyatakan guru selalu
memberikan penjelasan teori kesehatan saat pelajaran penjasorkes,
sebanyak 467 murid menjawab alternatif B yang menggambarkan 47,00%
murid menyatakan guru kadang-kadang memberikan penjelasan teori
kesehatan saat pelajaran penjasorkes, sebanyak 87 murid menjawab
alternatif C yang menggambarkan 8,80% murid menyatakan guru tidak
pernah memberikan penjelasan teori kesehatan saat pelajaran penjasorkes.
c. Pada butir soal nomor 20 dapat dijelaskan sebanyak 448 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 45,10% murid menyatakan guru selalu
memberikan contoh gerakan saat pelajaran penjasorkes, sebanyak 459
murid menjawab alternatif B yang menggambarkan 46,10% murid
menyatakan guru kadang-kadang memberikan contoh gerakan saat
pelajaran penjasorkes, sebanyak 87 murid menjawab alternatif C yang
menggambarkan 8,80% murid menyatakan guru tidak pernah memberikan
contoh gerakan saat pelajaran penjasorkes.
d. Pada butir soal nomor 22 dapat dijelaskan sebanyak 636 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 64,00% murid menyatakan guru selalu
membetulkan jika murid melakukan gerakan yang salah dalam pelajaran
penjasorkes, sebanyak 275 murid menjawab alternatif B yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
menggambarkan 27,70% murid menyatakan guru kadang-kadang
membetulkan jika murid melakukan gerakan yang salah dalam pelajaran
penjasorkes, sebanyak 83 murid menjawab alternatif C yang
menggambarkan 8,40% murid menyatakan guru tidak pernah
membetulkan jika murid melakukan gerakan yang salah dalam pelajaran
penjasorkes.
Tabel 4.23. Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada Aspek Interaksi
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 23 262 623 109 26,30% 62,70% 11,00%
25 703 207 84 70,70% 20,80% 8,50%
26 153 273 568 15,40% 27,50% 57,10%
27 142 445 407 14,30% 44,80% 40,90%
28 48 388 558 4,80% 39,00% 56,10%
29 93 327 574 9,40% 32,90% 57,70%
30 131 286 577 13,20% 28,80% 58,00%
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek interaksi
dari angket murid yang dijawab pada butir soal nomor 23,25,26,27,28,29,30
adalah sebagai berikut :
a. Pada butir soal nomor 23 dapat dijelaskan sebanyak 262 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 26,30% murid selalu bertegur sapa
dengan guru, sebanyak 623 murid menjawab alternatif B yang
menggambarkan 62,70% murid kadang-kadang bertegur sapa dengan guru,
sebanyak 109 murid menjawab alternatif C yang menggambarkan 11,00%
murid tidak pernah bertegur sapa dengan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
b. Pada butir soal nomor 25 dapat dijelaskan sebanyak 703 murid alternatif
A yang menggambarkan 70,70% murid menyatakan guru selalu berpakaian
training dan kaos pada saat mengajar, sebanyak 207 murid alternatif B
yang menggambarkan 20,80% murid menyatakan guru kadang-kadang
berpakaian training dan kaos pada saat mengajar, sebanyak 84 murid
menjawab alternatif C yang menggambarkan 8,50% murid menyatakan
guru tidak pernah berpakaian training dan kaos pada saat mengajar.
c. Pada butir soal nomor 26 dapat dijelaskan sebanyak 153 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 15,40% murid menyatakan guru selalu
mengajarkan materi yang sama, sebanyak 273 murid menjawab alternatif
B yang menggambarkan 27,50% murid menyatakan guru kadang-kadang
mengajarkan materi yang sama, sebanyak 568 murid menjawab alternatif
C yang menggambarkan 57,10% murid menyatakan guru tidak pernah
mengajarkan materi yang sama.
d. Pada butir soal nomor 27 dapat dijelaskan sebanyak 142 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 14,30% murid menyatakan guru selalu
meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran habis, sebanyak 445 murid
menjawab alternatif B yang menggambarkan 44,80% murid menyatakan
guru kadang-kadang meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran habis,
sebanyak 407 murid menjawab alternatif C yang menggambarkan 40,90%
murid menyatakan guru tidak pernah meninggalkan kelas sebelum jam
pelajaran habis.
e. Pada butir soal nomor 28 dapat dijelaskan sebanyak 48 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 4,80% murid menyatakan guru selalu
meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran habis, sebanyak 388 murid
menjawab alternatif B yang menggambarkan 39,00% murid menyatakan
guru kadang-kadang tidak masuk ke sekolah, sebanyak 558 murid
menjawab alternatif C yang menggambarkan 56,10% murid menyatakan
guru tidak pernah tidak masuk ke sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
f. Pada butir soal nomor 29 dapat dijelaskan sebanyak 93 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 9,40% murid menyatakan guru selalu
menghukum bila melakukan gerakan yang salah, sebanyak 327 murid
menjawab alternatif B yang menggambarkan 32,90% murid menyatakan
guru kadang-kadang menghukum bila melakukan gerakan yang salah,
sebanyak 574 murid menjawab alternatif C yang menggambarkan 57,70%
murid menyatakan guru tidak pernah menghukum bila melakukan gerakan
yang salah.
g. Pada butir soal nomor 30 dapat dijelaskan sebanyak 131 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan 13,20% murid selalu dimarahi guru
penjasorkes, sebanyak 286 murid menjawab alternatif B yang
menggambarkan 28,80% murid kadang-kadang dimarahi guru penjasorkes,
sebanyak 577 murid menjawab alternatif C yang menggambarkan 58,00%
murid tidak pernah dimarahi guru penjasorkes.
Tabel 4.24. Hasil Analisis Jawaban Angket dari Murid Sejumlah 994 Orang pada Aspek Sarana dan Prasarana
Soal Frekuensi jawaban pada alternatif
A B C 13 285 372 337 28,70% 37,40% 33,90%
16 384 436 174 38,60% 43,90% 17,50%
17 179 311 504 18,00% 31,30% 50,70%
Dari tabel hasil analisis diatas dapat dijelaskan bahwa aspek saran
dan prasarana dari angket murid yang dijawab pada butir soal nomor 13,16,17
adalah sebagai berikut :
a. Pada butir soal nomor 13 dapat dijelaskan sebanyak 285 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan sarana dan prasarana atletik > 10
buah, sebanyak 372 murid menjawab alternatif B yang menggambarkan
sarana dan prasarana atletik < 5 buah buah, sebanyak 337 murid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
menjawab alternatif C yang menggambarkan tidak ada sarana dan
prasarana atletik.
b. Pada butir soal nomor 13 dapat dijelaskan sebanyak 384 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan sarana dan prasarana bola voli > 10
buah, sebanyak 436 murid menjawab alternatif B yang menggambarkan
sarana dan prasarana bola voli < 5 buah buah, sebanyak 174 murid
menjawab alternatif C yang menggambarkan tidak ada sarana dan
prasarana bola voli.
c. Pada butir soal nomor 13 dapat dijelaskan sebanyak 179 murid menjawab
alternatif A yang menggambarkan sarana dan prasarana bola basket > 10
buah, sebanyak 311 murid menjawab alternatif B yang menggambarkan
sarana dan prasarana bola basket < 5 buah buah, sebanyak 504 murid
menjawab alternatif C yang menggambarkan tidak ada sarana dan
prasarana bola basket.
C. Pembahasan Analisis Data.
Komponen masukan yang diamati menyangkut kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran penjasorkes, hasil penelitian menunjukkan bahwa
kendala yang dialami dalam pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri
Kebakkramat Karanganyar tahun ajaran 2011/2012 diantaranya disebabkan oleh
beberapa hal yaitu:
1. Aspek Kondisi Jasmani.
Komponen diamati yang menyangkut aspek kondisi jasmani dari guru
pendidikan jasmani dan siswa, yang terdiri dari sub aspek kebugaran guru
pendidikan jasmani dan siswa. Untuk kebutuhan tersebut, selanjutnya data
hasil temuan dideskripsikan berdasarkan setiap butir pada indikator yang
sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
a. Kebugaran Guru Pendidikan Jasmani.
Butir soal yang digunakan untuk mengetahui kebugaran jasmani
guru ini adalah yang meliputi butir soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8 sebanyak 4
guru penjasorkes mempunyai nilai 100% guru penjasorkes di SMA Negeri
Kebakkramat melakukan olahraga 3 kali dalam seminggu. 100% guru
penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar tidak pernah
mengalami gejala sakit kronis. 100% guru penjasorkes di SMA Negeri
Kebakkramat Karanganyar selalu sarapan pagi sebelum berangkat
mengajar.100% guru penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat
Karanganyar selalu makan 3 kali dalam 1 hari. 25% guru yang setelah
mengajar selalu merasa lelah, 50% guru yang kadang-kadang merasa
lelah,dan 25% guru yang tidak selalumerasa lelah setelah mengajar.25%
guru yang satu bulan 1 kali melakukan pemeriksaan kesehatan,50% guru
yang 2 kali dalam satu bulan melakukan pemeriksaan kesehatan,dan 25%
guru yang3 kali dalam 1 bulan melakukan pemeriksaan kesehatan 75%
guru yang sering tidur lebih dari pukul 22.00 Wib,25% guru yang tidak
pernah tidur lebih dari pukul 22.00 Wib.
Tabel 4.25. Presentase Aspek Kebugaran Jasmani Guru Penjasorkes
No Butir Soal 1 2 3 4 5 6 8 rata-rata % Bugar 100 100 100 100 25 25 25 67,86 % tidak bugar 0 0 0 0 75 75 75 32,14
b. Kebugaran Jasmani Murid.
Butir soal yang digunakan untuk mengetahui kebugaran jasmani
siswa ini adalah yang meliputi butir soal no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, sebanyak
994 siswa mempunyai nilai sebanyak 15,00% murid selalu berolahraga
dirumah setelah pelajaran penjasorkes, sebanyak 61,30% murid kadang-
kadang masih berolahraga dirumah setelah pelajaran penjasorkes, 23,70%
murid tidak pernah berolahraga dirumah setelah pelajaran
penjasorkes.sebanyak 44,40% murid selalu merasa lelah setelah pelajaran
penjasorkes, sebanyak 43,50% murid kadang-kadang merasa lelah setelah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
pelajaran penjasorkes, 12,10% murid tidak pernah merasa lelah setelah
pelajaran penjasorkes. sebanyak 52,80% murid selalu sarapan pagi,
sebanyak 41,20% murid kadang-kadang sarapan pagi, 6,00% murid tidak
pernah sarapan pagi.sebanyak 55,00% murid selalu makan 3 kali sehari,
sebanyak 39,90% murid kadang-kadang makan 3 kali sehari, 5,10% murid
tidak pernah makan 3 kali sehari.sebanyak 41,10% murid selalu tidur
siang setelah pulang sekolah, 18,90% murid bermain setelah pulang
sekolah, sebanyak 40,00% murid bermain setelah pulang sekolahsebanyak
14,40% murid selalu melakukan lari pagi, sebanyak 69,30% murid
kadang-kadang melakukan lari pagi, sebanyak 16,30% murid tidak pernah
melakukan lari pagi.sebanyak 19,60% murid melakukan olahraga setiap
sore, sebanyak 55,70% murid kadang-kadang melakukan olahraga setiap
sore, sebanyak 24,70% murid tidak pernah melakukan olahraga setiap
sore.
Tabel 4.26. Presentase Aspek Kebugaran Jasmani Murid.
No Butir Soal 1 2 3 4 5 6 7 Rata-rata
% Bugar 15 14,4 52,8 41,1 55 44,4 19,6 34,61 %tidakbugar 85 86,6 47,2 58,9 54 55,6 70,4 65,39
2. Aspek Minat Siswa.
Komponen diamati yang menyangkut aspek minat dari siswa, yang
terdiri dari sub aspek kebutuhan pelajaran pendidikan jasmani. Untuk
kebutuhan tersebut, selanjutnya data hasil temuan dideskripsikan berdasarkan
setiap butir pada indikator yang sama.
a. Permainan dan Olahraga.
1) Permainan dan Olahraga dari Angket Guru.
Butir soal yang digunakan untuk mengetahui minat ini
adalah yang meliputi butir soal no 12,14, 15, 16, tentang kebutuhan
siswa dalam pelajaran, secara keseluruhan menunjukan bahwa 4 guru
dalam materi aktivitas permainan dan olahraga dengan nilai 50%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
orang guru yang berpendapat pelajaran sepak bola yang banyak
disukai murid, dan dijelaskan sebanyak 50% orang guru berpendapat
pelajaran bola voli yang banyak disukai murid. Sebanyak 75% orang
guru yang berpendapat murid senang bila diberi materi pelajaran bola
basket,dan sebanyak 25% orang guru berpendapat murid sangat
senang bila diberi materi bola basket. Sebanyak 25% orang guru
yang berpendapat murid jarang senang melakukan praktek bila diberi
materi bola voli,dan sebanyak 75% orang guru berpendapat murid
senang melakukan praktek bila diberi materi bola voli. Sebanyak
25% orang guru yang berpendapat murid kadang-kadang semangat
melakukan gerakan sepakbola, sebanyak 50% orang guru yang
berpendapat murid semangat melakukan gerakan sepakbola,dan
sebanyak 25% orang guru yang berpendapat murid sangat semangat
melakukan gerakan sepakbola.
Tabel 4.27. Presentase Aspek Aktivitas Permainan dari Angket Guru
No Butir Soal 12 14 15 16 Rata - rata
% Senang 100 100 75 75 87,50
% Tidak Senang 0 0 25 25 12,50 2) Permainan dan Olahraga dari Angket Murid.
Butir soal yang digunakan untuk mengetahui minat ini
adalah yang meliputi butir soal no 8, 9, 14 tentang kebutuhan siswa
dalam pelajaran. Sebagaimana tampak pada tabel 21, secara
keseluruhan menunjukan bahwa 994 murid dalam materi aktivitas
permainan dan olahraga dengan nilai 36,40% murid senang
permainan bolavoli, sebanyak 47,90% murid biasa saja dalam
melakukan permainan bolavoli, 15,70% murid tidak senang
melakukan permainan bolavoli.43,60% murid senang terhadap
permainan sepakbola,36,40% murid biasa saja terhadap permainan
sepakbola, 20,00% murid tidak senang terhadap permainan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
sepakbola. Sebanyak 44,40% murid senang olahraga permainan
softball, 30,90% murid kadang-kadang senang olahraga. permainan
softball, 24,70% murid tidak senang olahraga permainan softball.
Tabel 4.28. Presentase Aspek Aktivitas Permainan dari Angket Murid
No Butir Soal 8 9 14 Rata - rata
% Senang 36,4 43,6 44 41,33 % Tidak Senang 63,6 56,4 56 58,67
b. Aktivitas Senam dan Atletik.
1) Aktivitas Senam dan Atletik dari Angket Guru.
Butir soal yang digunakan untuk mengetahui minat ini adalah
yang meliputi butir soal no 13, 17, 18 tentang kebutuhan siswa dalam
pelajaran, secara keseluruhan menunjukan bahwa 4 guru dalam
materi aktivitas senam dan atletik dengan nilai sebanyak 25% orang
guru yang berpendapat murid jarang menyukai olahraga lompat jauh,
sebanyak 50% orang guru yang berpendapat murid kadang-kadang
senang dengan pelajaran lompat jauh,dan sebanyak 25% orang guru
yang berpendapat murid senang dengan pelajaran lompat jauh.
Sebanyak 25% orang guru yang berpendapat murid jarang senang
melakukan praktek bila diberi materi roll depan, sebanyak 25% orang
guru yang berpendapat murid kadang-kadang senang melakukan
praktek bila diberi materi roll depan,dan sebanyak 50% orang guru
yang berpendapat murid senang melakukan praktek bila diberi materi
roll depan.100% guru mengetehui setiap murid semangat saat
diberikan materi lari sprint.
Tabel 4.29. Presentase Aspek Aktivitas Senam dan Atletik dari Angket Guru
No Butir Soal 13 17 18 Rata - rata % Senang 25 50 100 58,33 % Tidak Senang 75 50 0 41,67
2) Aktivitas Senam dan Atletik dari Angket Murid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Butir soal yang digunakan untuk mengetahui minat ini
adalah yang meliputi butir soal no 10, 12 tentang kebutuhan siswa
dalam pelajaran. Sebagaimana tampak pada tabel 21, secara
keseluruhan menunjukan bahwa 994 murid dalam materi aktivitas
senam dan atletik dengan nilai29,00% murid senang melakukan
gerakan roll depan, 39,70% murid kadang-kadang senang melakukan
gerakan roll depan, 36,30% murid tidak senang melakukan gerakan
roll depan.23,70% murid senang melakukan lompat jauh, 39,70%
murid kadang-kadang senang melakukan lompat jauh, 36,50% murid
tidak senang melakukan lompat jauh.
Tabel 4.30.Presentase Aspek Aktivitas Senam dan Atletik dari Angket Murid
No Butir Soal 10 12 Jumlah Rata - rata % Senang 29 23,7 26,35 % Tidak Senang 71 76,3 73,65
c. Aktivitas Akuatik.
1) Aktivitas Akuatik dari Angket Guru.
Butir soal yang digunakan untuk mengetahui minat ini adalah
yang meliputi butir soal no 35 tentang kebutuhan siswa dalam pelajaran.
Sebagaimana tampak pada tabel 18, secara keseluruhan menunjukan
bahwa 4 guru dalam materi aktivitas akuatik dengan nilai 100% guru
tidak pernah memberikan materi renang.
Tabel 4.31. Presentase Aspek Aktivitas Akuatik dari Angket Guru
No Butir Soal 35 Jumlah Rata - rata % pernah 0 0,00 % Tidak pernah 100 100,00
2) Aktivitas Akuatik dari Angket Murid.
Butir soal yang digunakan untuk mengetahui minat ini
adalah yang meliputi butir soal no 11 tentang kebutuhan siswa dalam
pelajaran. Sebagaimana tampak pada tabel 21, secara keseluruhan
menunjukan bahwa 994 guru dalam materi aktivitas akuatik dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
nilai 33,80% murid senang olahraga renang, 35,40% murid kadang-
kadang senang olahraga renang, 30,80% murid tidak senang olahraga
renang.
Tabel 4.32. Presentase Aspek Aktivitas Akuatik dari Angket Murid
No Butir Soal 11 Jumlah Rata – rata % senang 33,8 33,80 % Tidak senang 67,2 67,20
3. Aspek Kinerja Guru Saat Mengajar.
Komponen masukan yang diamati menyangkut aspek kinerja guru
saat mengajar yang diungkap melalui guru dan siswa. Yang diungkap melalui
guru dari persiapan sebelum mengajar, kemudian dari segi siswa melalui
perhatian guru terhadap siswa, dan ketertarikan siswa terhadap guru pada saat
mengajar maupun di luar jam mengajar.
a. Persiapan Guru.
Butir soal yang diungkap dari angket guru no 20, 21, 22, 23
tentang persiapan guru penjasorkes, secara keseluruhan menunjukan
bahwa dari 4 guru menghasilkan 100% guru selalu membuat RPP sebelum
mengajar. Sebanyak 25% guru yang sering membuat program
pembelajaran sebelum mengajar,dan sebanyak 75% guru selalu membuat
program pembelajaran sebelum mengajar.sebanyak 50% guru yang
kadang-kadang melakukan modifikasi baik alat ataupun materi dalam
pembelajaran penjasorkes, sebanyak 25% guru sering melakukan
modifikasi baik alat ataupun materi dalam pembelajaran penjasorkes,dan
sebanyak 25% guru selalu melakukan modifikasi baik alat ataupun materi
dalam pembelajaran penjasorkes.sebanyak 100% guru sebelum mengajar
mempersiapkan alat.
Tabel 4.33. Presentase Persiapan Guru Sebelum Mengajar
No Butir soal 20 21 22 23 Jumlah Rata - rata % persiapan 100 75 50 100 81.25 % tidak persiapan 0 25 50 0 18.75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
b. Perhatian Guru.
1) Perhatian Guru dari Angket Guru.
Butir soal yang diungkap dari angket guru no 24, 25, 19
tentang perhatian guru terhadap siswa, secara keseluruhan menunjukan
bahwa dari 4 guru menghasilkan 25% guru yang sering menjelaskan
terlebih dahulu teori tentang materi yang akan dipelajari, sebanyak
75% guru selalu menjelaskan terlebih dahulu teori tentang materi yang
akan dipelajari.75% guru yang sering memberikan contoh gerakan
langsung tentang materi yang diajarkan kepada siswa, dan sebanyak
25% guru selalu memberikan contoh gerakan langsung tentang materi
yang diajarkan kepada siswa.25% guru yang selalu mengevaluasi
murid saat pelajaran penjas, 25% guru yang menjawab sering
mengevaluasi murid saat pelajaran penjas,dan 50% guru yang
menjawab kadang – kadang mengevaluasi murid saat pelajaran
penjasorkes.
Tabel 4.34. Presentase Perhatian Guru saat Mengajar dari Angket Guru
No Butir Soal 24 25 19 Jumlah Rata - rata % perhatian 75 25 25 41.67 % Tidak perhatian 25 75 75 58.33
2) Perhatian Guru dari Angket Murid.
Butir soal yang digunakan untuk mengetahui perhatian guru
adalah yang meliputi butir soal no 19, 20, 22, secara keseluruhan
menunjukan bahwa 994 murid menyatakan sebanyak 44,20% murid
menyatakan guru selalu memberikan penjelasan teori kesehatan saat
pelajaran penjasorkes, sebanyak 47,00% murid menyatakan guru
kadang-kadang memberikan penjelasan teori kesehatan saat pelajaran
penjasorkes, sebanyak 8,80% murid menyatakan guru tidak pernah
memberikan penjelasan teori kesehatan saat pelajaran penjasorkes.
Sebanyak 45,10% murid menyatakan guru selalu memberikan contoh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
gerakan saat pelajaran penjasorkes, sebanyak 46,10% murid
menyatakan guru kadang-kadang memberikan contoh gerakan saat
pelajaran penjasorkes, sebanyak 8,80% murid menyatakan guru tidak
pernah memberikan contoh gerakan saat pelajaran penjasorkes.
Sebanyak 64,00% murid menyatakan guru selalu membetulkan jika
murid melakukan gerakan yang salah dalam pelajaran penjasorkes,
sebanyak 27,70% murid menyatakan guru kadang-kadang
membetulkan jika murid melakukan gerakan yang salah dalam
pelajaran penjasorkes, sebanyak 8,40% murid menyatakan guru tidak
pernah membetulkan jika murid melakukan gerakan yang salah dalam
pelajaran penjasorkes.
Tabel 4.35. Presentase Perhatian Guru saat Mengajar dari Angket Murid
No Butir Soal 19 20 22 Rata - rata % perhatian 44,2 45,1 64 51,10 % Tidak perhatian 55,8 54,9 36 48,90
c. Kedisiplinan Guru.
1) Kedisiplinan Guru saat Mengajar dari Angket Guru.
Butir soal yang diungkap dari angket guru no 7, 9, 10, 11
tentang sikap kedisiplinan guru terhadap siswa, secara keseluruhan
menunjukan bahwa dari 4 guru menghasilkan 25% guru yang datang
ke sekolah pukul 07.30-07.45 Wib, 50% guru yang datang ke sekolah
pukul 07.15-07.30 Wib, 2 5% guru yang datang kesekolah pukul
06.30-06.45 Wib. 100% guru yang selalu memberikan tugas saat tidak
hadir. 75% guru yang tidak pernah meninggalkan kelas saat
pelajaran,dan 25% guru yang tidak pernah meninggalkan kelas saat
pelajaran. 100% guru yang selalu memakai pakaian olahraga saat
mengajar.
Tabel 4.36. Presentase Kedisiplinan Guru saat Mengajar dari Angket Guru
No Butir Soal 7 9 10 11 Rata – rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
% disiplin 25 100 75 100 75 % Tidak disiplin 75 0 25 0 25
2) Kedisiplinan Guru saat Mengajar dari Angket Murid.
Butir soal yang diungkap dari angket murid no 25, 26, 27, 28
tentang sikap kedisiplinan guru terhadap siswa, secara keseluruhan
menunjukan bahwa dari 994 murid menghasilkan sebanyak 70,70%
murid menyatakan guru selalu berpakaian training dan kaos pada saat
mengajar, sebanyak 20,80% murid menyatakan guru kadang-kadang
berpakaian training dan kaos pada saat mengajar, sebanyak 8,50%
murid menyatakan guru tidak pernah berpakaian training dan kaos pada
saat mengajar.sebanyak 15,40% murid menyatakan guru selalu
mengajarkan materi yang sama, sebanyak 27,50% murid menyatakan
guru kadang-kadang mengajarkan materi yang sama, sebanyak 57,10%
murid menyatakan guru tidak pernah mengajarkan materi yang sama.
Sebanyak 14,30% murid menyatakan guru selalu meninggalkan kelas
sebelum jam pelajaran habis, sebanyak 44,80% murid menyatakan guru
kadang-kadang meninggalkan kelas sebelum jam pelajaran habis,
sebanyak 40,90% murid menyatakan guru tidak pernah meninggalkan
kelas sebelum jam pelajaran habis. Sebanyak 4,80% murid menyatakan
guru selalu tidak masuk sekolah, sebanyak 39,00% murid menyatakan
guru kadang-kadang tidak masuk ke sekolah, sebanyak 56,10% murid
menyatakan guru tidak pernah tidak masuk ke sekolah.
Tabel 4.37. Presentase Kedisiplinan Guru saat Mengajar dari Angket Murid
No Butir Soal 25 26 27 28 Rata - rata
% disiplin 70,7 57,1 40,9 56,1 56,2 % Tidak disiplin 29,3 42,9 59,1 43,9 43,8
d. Interaksi dengan Guru saat Mengajar dari Angket Murid.
Butir soal yang diungkap dari angket murid no 18, 23, 29, 30
tentang sikap interaksi guru dengan murid, secara keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
menunjukan bahwa dari 994 murid menghasilkan sebanyak 11,40% murid
selalu bertanya saat pelajaran penjasorkes, sebanyak 66,60% murid kadang-
kadang bertanya saat pelajaran penjasorkes, sebanyak 22,00% murid tidak
pernah bertanya saat pelajaran penjasorkes. Sebanyak 26,30% murid selalu
bertegur sapa dengan guru,62,70% murid kadang-kadang bertegur sapa
dengan guru, sebanyak 11,00% murid tidak pernah bertegur sapa dengan
guru. Sebanyak 9,40% murid menyatakan guru selalu menghukum bila
melakukan gerakan yang salah, sebanyak 32,90% murid menyatakan guru
kadang-kadang menghukum bila melakukan gerakan yang salah, sebanyak
57,70% murid menyatakan guru tidak pernah menghukum bila melakukan
gerakan yang salah. Sebanyak 13,20% murid selalu dimarahi guru
penjasorkes, sebanyak 28,80% murid kadang-kadang dimarahi guru
penjasorkes, sebanyak 58,00% murid tidak pernah dimarahi guru
penjasorkes.
Tabel 4.38. Presentase Interaksi dengan Guru saat Mengajar
No Butir Soal 18 23 29 30 Rata – rata % ramah 11,4 26,3 57,7 58 38,35 % Tidak ramah 88,6 73,7 42,3 42 61,65
4. Aspek Motivasi Siswa.
Butir soal yang diungkap dari angket murid no 15, 24, 21 tentang
motivasi murid untuk mengikuti pelajaran penjasorkes, secara keseluruhan
menunjukan bahwa dari 994 guru menghasilkan sebanyak 18,00% murid
mengikuti pelajaran penjasorkes karena bisa bebas diluar kelas, bisa bermain
olahraga yang disukai, menyehatkan, sebanyak 39,10% murid mengikuti
pelajaran penjasorkes karena bisa bebas diluar kelas, bisa bermain olahraga
yang disukai, sebanyak 42,10% murid mengikuti pelajaran penjasorkes karena
mengikuti pelajaran penjasorkes karena bisa bebas di luar kelas. Sebanyak
11,00% murid mengikuti pelajaran penjasorkes karena guru penjasorkes
sering berkata kasar, sebanyak 32,30% murid mengikuti pelajaran penjasorkes
karena bisa guru penjasorkes kadang - kadang berkata kasar, sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
56,70% murid mengikuti pelajaran penjasorkes karena guru penjasorkes tidak
pernah berkata kasar. Sebanyak 34,30% murid selalu mendapat nilai bagus
dalam mata pelajaran penjasorkes, sebanyak 60,00% murid kadang-kadang
mendapat nilai bagus dalam mata pelajaran penjasorkes, sebanyak 5,70%
murid tidak pernah mendapat nilai bagus dalam mata pelajaran penjasorkes.
Tabel 4.39. Presentase Aspek Motivasi Murid saat Pelajaran Penjasorkes
No Butir Soal 15 24 21 Rata - rata % termotivasi 42,1 56,7 34,3 44,37 % Tidak termotivasi 57,9 43,3 65,7 55,63
5. Aspek Kelengkapan Perlengkapan Pembelajaran.
Komponen diamati yang menyangkut aspek sarana dan prasarana
pembelajaran, yang terdiri dari sub aspek sarana dan prasarana yang diperoleh
dari angket guru pendidikan jasmani dan murid. Untuk kebutuhan tersebut,
selanjutnya data hasil temuan dideskripsikan berdasarkan setiap butir pada
indikator yang sama.
a. Sarana dan Prasarana aktivitas Pengembangan.
Butir soal yang diungkap dari angket guru no 27, 33, 34 tentang sarana
dan prasarana aktivitas pengembangan, secara keseluruhan menunjukan
bahwa dari 4 guru menghasilkan nilai 100% guru menjawab alternatif C yang
menggambarkan semua guru menjawab terdapat 1 bak pasir lompat di
sekolahan. Sebanyak 75% orang guru menjawab sarana lembing yang tersedia
> 10 buah ,sebanyak 25% guru menjawab jumlah lembing yang tersedia < 10
buah. Sebanyak 100% guru menyatakan sarana dan prasarana tolak peluru
disekolahan tidak ada.
Tabel 4.40. Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Pengembangan
No Butir Soal 27 33 34 Rata - rata % Sangat mencukupi 100 75 0 58,33 % Sangat Kurang 0 25 100 41,67
b. Sarana dan Prasarana Aktivitas Permainan dan Olahraga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Butir soal yang diungkap dari angket guru no 26, 29, 30, 31 tentang
sarana dan prasarana aktivitas permainan dan olahraga, secara keseluruhan
menunjukan bahwa dari 4 guru menghasilkan nilai 100% guru menyatakan
terdapat prasarana Lapangan sepakbola, bolavoli, bolabasket, batminton, bak
pasir. Sebanyak 50% guru menjawab jumlah bola basket yang tersedia < 10
bola,dan sebanyak 50% guru menjawab jumlah bola basket yang tersedia < 5
bola. Sebanyak 100% guru menjawab sarana bola voli yang tersedia > 10
bola. Sebanyak 50% orang guru menjawab sarana bola sepak yang tersedia >
10 bola, sebanyak 25% guru menjawab jumlah bola sepak yang tersedia < 10
bola, dan sebanyak 25% guru menjawab jumlah bola sepak yang tersedia < 5
bola.
Tabel 4.41. Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Permainan
No Butir Soal 26 29 30 31 Rata - rata % Sangat mencukupi 100 50 100 50 75 % Sangat Kurang 0 50 0 50 25
c. Sarana dan Prasarana Aktivitas Senam.
Butir soal yang diungkap dari angket guru no 32 tentang sarana
dan prasarana aktivitas senam, secara keseluruhan menunjukan bahwa dari
4 guru menghasilkan skor 47 (56%) mengatakan sarana dan prasarana
senam terdapat diatas 10 matras, skor 37 (44%) mengatakan sarana dan
prasarana senam terdapat 2 matras.
Tabel 4.42. Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Senam.
No Butir Soal 32 Rata – rata % Sangat mencukupi 50 50 % Sangat Kurang 50 50
d. Sarana dan Prasarana Aktivitas Air.
Butir soal yang diungkap dari angket guru no 28 tentang sarana
dan prasarana aktivitas air, secara keseluruhan menunjukan bahwa dari 4
guru menghasilkan 100% guru menyatakan sarana dan prasarana renang
tidak ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Tabel 4.43. Presentase Sarana dan Prasarana Aktivitas Air
No Butir Soal 28 Rata - rata % Sangat mencukupi 0 0 % Sangat Kurang 100 100
e. Sarana dan Prasarana Pembelajaran dari Angket Murid.
Butir soal yang diungkap dari angket guru no 13, 16, 17 tentang
sarana dan prasarana pembalajaran, secara keseluruhan menunjukan
bahwa dari 994 muridmenghasilkan nilai 28,70% murid sarana dan
prasarana atletik > 10 buah, sebanyak 37,40% murid menyatakan sarana
dan prasarana atletik < 5 buah buah, sebanyak 33,90% murid menyatakan
tidak ada sarana dan prasarana atletik. Sebanyak 38,60% murid
menyatakan sarana dan prasarana bola voli > 10 buah, sebanyak 43,90%
murid menyatakan sarana dan prasarana bola voli < 5 buah buah,
sebanyak 17,50% murid menyatakan tidak ada sarana dan prasarana bola
voli. Sebanyak 18,00% murid menyatakan sarana dan prasarana bola
basket > 10 buah, sebanyak 31,30% murid menyatakan sarana dan
prasarana bola basket < 5 buah buah, sebanyak 50,70% murid
menyatakan tidak ada sarana dan prasarana bola
Tabel 4. 44. Presentase Sarana dan Prasarana
No Butir Soal 13 16 17 Rata - rata % Sangat mencukupi 28,7 36,6 18 27,77 % Sangat Kurang 71,3 63,4 82 72,23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan kesimpulan analisis data dan pembahasan yang telah
diungkapkan pada BAB IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar
yang dilihat dari faktor guru, siswa dan kelengkapan pembelajaran secara umum
yaitu kebugaran jasmani yang dimilki siswa masih rendah, minat dan motivasi
untuk mengikuti pelajaran penjasorkes masih kurang, perhatian guru penjasorkes
terhadap siswa saat pelajaran masih kurang,sarana dan prasarana pembelajaran
penjasorkes masih kurang. Dari hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kondisi kebugaran jasmani siswa masih rendah.
2. Minat dan Motivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes masih
kurang,terutama pada materi pembelajaran Senam, Atletik, dan Akuatik.
3. Pada saat pembelajaran pejasorkes perhatian guru terhadap siswa masih
kurang maksimal dan disaat pembelajaran penjasorkes dimata siswa guru
kurang menarik.
4. Sarana dan prasarana di sekolahan kurang mencukupi,terutama pada sarana
dan prasarana aktivitas air, dan senam masih sangat kurang.
B. Implikasi
Dari kesimpulan di atas di SMA Negeri Kebakramat Karanganyar tahun
pelajaran 2011/2012 terdapat beberapa kendala dalam pembelajaran yang akan
berdampak dalam pembelajaran antara lain:
1. Siswa tidak dapat berkonsentrasi penuh pada saat diberikan materi
pembelajaran penjasorkes, dan tidak dapat melaksanakan gerakan yang
diperintahkan guru,semua itu dikarenakan kondisi kebugaran jasmani siswa
rendah, sehingga dapat mengakibaatkan tujuan pembelajaran penjaas tidak
bisa terlaksana sesuai yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
2. Tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai dengan yang diharapakan dalam
pembelajaran penjasorkes karena motivasi dan minat siswa dalam mengikuti
materi pelajaran masih sangat rendah.
3. Bentuk kelakuan dan tindakan guru terhadap siswa yang dapat diterima siswa
maupun yang tidak dapat diterima akan menimbulkan hal - hal akan
mempengaruhi jalannya pembelajaran yang mana mempengaruhi siswa
terhadap pembelajaran antara lain kesenangan, malas, tidak mentaati aturan
dalam pelajaran.
4. Sarana dan prasarana yang mencukupi akan terjadinya proses pembelajaran
yang baik untuk siswa, sebaliknya apabila kurang akan menghambat untuk
mencapai tujuan pendidikan secara maksimal.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat dikemukakan antara
lain sebagai berikut:
1. Perlu ditingkatkannya kebugaran jasmani siswa agar saat praktek dilapangan
siswa siap dengan materi yang diberikan oleh guru dan menjalankan perintah
gerakan guru, dalam hal ini guru harus sering mengevaluasi keadaan
kesehatan peserta didiknya.
2. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan guru
penjasorkes hendaknya harus menciptakan suasana yang kondusif,
menyenangkan, dan menarik perhatian siswa, sehingga siswa termotivasi
untuk mengikuti pembelajaran penjasorkes, disini guru harus lebih kreatif
untuk menyampaikan materi pembelajaran.
3. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal Intansi yang
berkaitan dengan pengembangan pendidikan hendaknya memperhatikan
kelengkapan pembelajaran khususnya sarana dan prasarana penjasorkes agar
dalam proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
4. Para guru pendidikan jasmani di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar
diharapkan selalu berinisiatif dan berinovasi dalam mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
kemampuan dan keahliannya, khususnya yang berhubungan dengan
perencanaan dan pelaksanaan pengajaran yang sesuai.
5. Hasil penelitian ini merupakan gambaran secara umum kondisi pembelajaran
penjasorkes di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar sehingga diperlukan
penelitian yang lain untuk mencari pemecahan dari berbagai permasalahan
yang telah dikemukakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user