studi tentang pembuatan french fries ubi jalar

10
PKMI-2-11-1 STUDI TENTANG PEMBUATAN FRENCH FRIES UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) KAJIAN PERLAKUAN BLANCHING DAN KONSENTRASI CaCl 2 SEBAGAI LARUTAN PERENDAM Idan Daniawan, Andalusia DA, Ira Purwaning A, Khoesti Virly, Silvia P Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP-Universitas Bawijaya, Malang ABSTRAK French fries adalah suatu jenis makanan ringan yang biasanya dibuat dari kentang. Produk ini berupa kentang yang digoreng setengah matang dan kemudian dibekukan. Karena sudah mengalami pemasakan pendahuluan, penyiapan untuk konsumsi lebih cepat dan mudah. Ubi jalar juga dapat diolah menjadi french fries. Tentu saja bentuk, warna dan rasanya tidak sama dengan french fries yang terbuat dari kentang, tetapi french fries ubi jalar (FFUJ) dapat dijadikan alternatif di samping french fries kentang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi terbaik dari perlakuan proses blanching dan penambahan CaCl 2 sebagai larutan perendam dalam berbagai konsentrasi (0%, 0.5%, 1%). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik diperoleh dengan kombinasi antara perlakuan blanching dan tanpa penggunaan CaCl 2 pada larutan perendam I. Sebagai hasilnya B1C1 dengan perlakuan blanching tanpa penambahan CaCl 2 pada larutan perendam I menunjukkan hasil perlakuan terbaik, di mana diperoleh nilai analisa warna L a* b* Twinter sebesar (L= 57.40 ; a*= 12.30 ; b*= 23.40) dan nilai tekstur sebesar 93.00 mm.gram/detik. Sebagai kelanjutan dari penelitian ini perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai pengaruh dextrose dan blanching terhadap penghambatan reaksi pencoklatan pada ubi jalar. Kata Kunci : French fries, ubi jalar, blanching, CaCl 2 PENDAHULUAN Dikaitkan dengan keragaman kegunaannya ubi jalar berperan penting dalam pengembangan diversifikasi pangan dan agribisnis. Dari berbagai penelitian, ubi jalar memiliki berbagai keunggulan, antara lain: mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan kanker, mengontrol kenaikan kadar gula darah bagi penderita diabetes, dan dapat menjaga daya ingat (anti pikun). Ubi jalar kaya akan kandungan serat, karbohidrat kompleks, dan rendah kalori. Hal ini sangat menguntungkan bagi penderita diabetes karena bisa mengontrol atau memperlambat peningkatan kadar gula dalam darah penderita diabetes. Kelebihan lain dari ubi jalar adalah kandungan vitamin B yaitu B6 dan asam folat yang cukup mengesankan. Kedua vitamin ini sangat dibutuhkan untuk mengopimalkan kerja otak sehingga daya ingat dapat dipertahankan. Kita mengenal ada beberapa jenis ubi jalar yang paling umum adalah ubi jalar putih. Selain itu ada juga yang ungu maupun merah. Ubi jalar putih mengandung 260 mkg (869 SI) betakaroten per 100 gram, ubi merah yang berwarna kuning emas tersimpan 2900 mkg (9675 SI) betakaroten, ubi merah yang berwarna jingga 9900 mkg (32967 SI). Makin pekat warna jingganya. makin tinggi kadar beta karotennya yang merupakan bahan pembentuk vitamin A

Upload: aledro-purwanto

Post on 03-Oct-2015

230 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rtjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj

TRANSCRIPT

  • PKMI-2-11-1

    STUDI TENTANG PEMBUATAN FRENCH FRIES UBI JALAR

    (Ipomoea batatas L.) KAJIAN PERLAKUAN BLANCHING DAN

    KONSENTRASI CaCl2

    SEBAGAI LARUTAN PERENDAM

    Idan Daniawan, Andalusia DA, Ira Purwaning A, Khoesti Virly, Silvia P

    Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP-Universitas Bawijaya, Malang

    ABSTRAK

    French fries adalah suatu jenis makanan ringan yang biasanya dibuat dari

    kentang. Produk ini berupa kentang yang digoreng setengah matang dan

    kemudian dibekukan. Karena sudah mengalami pemasakan pendahuluan,

    penyiapan untuk konsumsi lebih cepat dan mudah. Ubi jalar juga dapat diolah

    menjadi french fries. Tentu saja bentuk, warna dan rasanya tidak sama dengan

    french fries yang terbuat dari kentang, tetapi french fries ubi jalar (FFUJ) dapat

    dijadikan alternatif di samping french fries kentang. Penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui kombinasi terbaik dari perlakuan proses blanching dan

    penambahan CaCl2 sebagai larutan perendam dalam berbagai konsentrasi (0%,

    0.5%, 1%). Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik diperoleh dengan

    kombinasi antara perlakuan blanching dan tanpa penggunaan CaCl2 pada

    larutan perendam I. Sebagai hasilnya B1C1 dengan perlakuan blanching tanpa

    penambahan CaCl2 pada larutan perendam I menunjukkan hasil perlakuan

    terbaik, di mana diperoleh nilai analisa warna L a* b* Twinter sebesar (L= 57.40

    ; a*= 12.30 ; b*= 23.40) dan nilai tekstur sebesar 93.00 mm.gram/detik. Sebagai

    kelanjutan dari penelitian ini perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai

    pengaruh dextrose dan blanching terhadap penghambatan reaksi pencoklatan

    pada ubi jalar.

    Kata Kunci : French fries, ubi jalar, blanching, CaCl2

    PENDAHULUAN

    Dikaitkan dengan keragaman kegunaannya ubi jalar berperan penting

    dalam pengembangan diversifikasi pangan dan agribisnis. Dari berbagai

    penelitian, ubi jalar memiliki berbagai keunggulan, antara lain: mengurangi risiko

    terkena penyakit jantung dan kanker, mengontrol kenaikan kadar gula darah bagi

    penderita diabetes, dan dapat menjaga daya ingat (anti pikun).

    Ubi jalar kaya akan kandungan serat, karbohidrat kompleks, dan

    rendah kalori. Hal ini sangat menguntungkan bagi penderita diabetes karena bisa

    mengontrol atau memperlambat peningkatan kadar gula dalam darah penderita

    diabetes. Kelebihan lain dari ubi jalar adalah kandungan vitamin B yaitu B6 dan

    asam folat yang cukup mengesankan. Kedua vitamin ini sangat dibutuhkan untuk

    mengopimalkan kerja otak sehingga daya ingat dapat dipertahankan.

    Kita mengenal ada beberapa jenis ubi jalar yang paling umum adalah

    ubi jalar putih. Selain itu ada juga yang ungu maupun merah. Ubi jalar putih

    mengandung 260 mkg (869 SI) betakaroten per 100 gram, ubi merah yang

    berwarna kuning emas tersimpan 2900 mkg (9675 SI) betakaroten, ubi merah

    yang berwarna jingga 9900 mkg (32967 SI). Makin pekat warna jingganya.

    makin tinggi kadar beta karotennya yang merupakan bahan pembentuk vitamin A

  • PKMI-2-11-2

    dalam tubuh (Apraidji, 2000).

    Selain direbus atau digoreng, ubi jalar dapat diolah jadi keripik, tepung

    ubi jalar, french fries ubi jalar, bahan campuran garam meja, CMC

    (carboxymetyhyl cellulose), dan bahan MSG.

    Friench fries biasanya dibuat dari kentang. Produk ini berupa kentang

    yang digoreng setengah matang yang kemudian dibekukan. Penggorengan

    kentang tidak sampai garing, tapi hanya setengah matang. Karena sudah mengalami pemasakan pendahuluan, penyiapan untuk konsumsi lebih cepat dan

    mudah (Anonymousb, 2004). Ubi jalar juga dapat diolah menjadi french fries.

    Tentu saja bentuk, warna dan rasanya tidak sama dengan french fries yang terbuat

    dari kentang. French fries ubi jalar dapat dijadikan alternatif di samping french

    fries kentang (Anonymousa, 2004).

    Blanching adalah suatu proses pemanasan yang diberikan terhadap

    suatu bahan yang bertujuan untuk menginaktivasi enzim, melunakkan jaringan

    dan mengurangi kontaminasi mikroorganisme yang merugikan. Namun dalam penelitian ini proses blanching lebih ditujukan untuk menginaktivasi enzim

    terutama enzim polifenoloksidase yang dapat menyebabkan pencoklatan pada

    buah dan sayuran (Fellows, 1990). Kalsium Khlorida (CaCl2) termasuk bahan pengeras atau Firming

    Agent untuk buah dan sayuran. Garam ini merupakan elektrolit kuat, sehingga mudah larut dalam air dan ion-ion Ca mudah terabsorbsi ke dalam jaringan yang

    mengakibatkan dinding sel makin kuat, sehingga menghambat hidrolisis atau

    pemecahan. Selain dapat memperkuat tekstur, garam CaCl2 juga dapat mencegah

    reaksi pencoklatan non enzimatis yang disebabkan oleh efek khelasi (chelation)

    ion Ca terhadap asam-asam amino. Hal tersebut disebabkan karena ion Ca++

    bereaksi dengan asam amino, sehingga menghambat reaksi asam amino dengan

    gula reduksi yang menyebabkan pencoklatan pada saat bahan pangan dipanaskan

    (Faust and Klein, 1973). Permasalahan yang pelu dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana

    pengaruh proses blanching dan penambahan CaCl2 dalam berbagai konsentrasi

    pada larutan perendam I terhadap sifat fisik produk FFUJ yang meliputi tekstur,

    rasa, warna, dan aroma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh

    bahan pangan alternatif di samping umbi kentang sebagai produk french fries

    dengan sifat fisik yang dapat diterima oleh konsumen.

    METODE PENELITIAN

    Alat dan Bahan

    Bahan yang digunakan dalam pembuatan french fries ubi jalar dengan

    perlakuan blanching dan penambahan CaCl2 pada larutan perendam I antara lain:

    ubi jalar varietas Jepang, dextrose, CaCl2, minyak padat, minyak nabati dan

    bumbu french fries bubuk.

    Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan French Fries Ubi

    Jalar adalah pisau dan talenan, wadah perendam, panci, deep fryer, waterbath,

    neraca digital dan lemari pembeku.

    Sedangkan untuk analisa fisik digunakan alat-alat mortar, plastik, dan

    color reader untuk analisa warna. Analisa Tekstur menggunakan jarum

    penetrometer, neraca digital, penetrometer.

  • PKMI-2-11-3

    Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang

    disusun secara faktorial terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah perlakuan

    blanching (B) yang terdiri atas dua perbandingan, yaitu:

    B1 : Blanching

    B2 : Non-Blanching

    Faktor kedua adalah konsentrasi larutan kalsium klorida (C) dalam

    larutan perendam I yang terdiri atas 3 level, yaitu:

    C1 : CaCl2 0%

    C2 : CaCl2 0.5%

    C3 : CaCl2 1% Masing-masing kombinasi perlakuan diulang tiga kali.

    Variabel yang diamati antara lain tekstur, warna, rasa dan aroma.

    Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam. Apabila hasil

    menunjukkan pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji DMRT. Sedangkan

    perlakuan terbaik ditentukan dengan metode indeks efektifitas De Garmo.

    Pelaksanaan penelitian meliputi: pemotongan, sulfitasi, pemanasan

    ringan I, pemanasan ringan II, pembekuan I, penggorengan, penyiapan untuk

    dikonsumsi.

    1. Pemotongan

    Umbi dicuci, kemudian dikupas, dan dicuci kembali. Setelah itu umbi

    dipotong-potong berbentuk memanjang dengan ukuran tinggi 10 cm, atau

    sesuai dengan ukuran umbi yang tersedia; lebar dan panjang 1 cm.

    2. Perendaman dengan Larutan Dextrose 5%

    Potongan umbi direndam di dalam larutan Dextrose 5% selama 15~20

    menit yang bertujuan untuk mencegah reaksi pencoklatan dan untuk

    menggantikan Natrium meta-bisulfit yang lebih bersifat toksik.

    3. Blanching

    Potongan ubi jalar diblanching pada suhu 100C selama 5-10 menit. 4. Pemanasan Ringan I

    Kalsium khlorida dengan berbagai konsentrasi (0%, 0.5%, 1%) dilarutkan

    dalam air kemudian dipanaskan sampai suhu 65C dan dipertahankan pada

    suhu tersebut. Ke dalam larutan tersebut dimasukkan potongan ubi jalar

    sambil dipanaskan selama 30 menit sambil diaduk pelan-pelan. Angkat.

    5. Pemanasan Ringan II

    Buat larutan Kalsium khlorida 1% dengan melarutkannya ke dalam air

    hangat. Potongan umbi yang sudah mendapat pemanasan ringan I segera

    diangkat dan dicelupkan ke dalam larutan yang disiapkan ini selama 3

    menit sambil diaduk pelan-pelan. Setelah itu umbi didinginkan dan

    ditiriskan.

    6. Pembekuan I

    Potongan ubi jalar pada perlakuan sebelumnya didinginkan kemudian

    dikemas dalam kantung plastik dan disimpan pada freezer bersuhu - 20C

    selama 18 jam.

    7. Penggorengan I

    Bahan digoreng dengan menggunakan minyak goreng partial

    hydrogenated (campuran minyak padat dan minyak nabati dengan

  • PKMI-2-11-4

    R e

    r a

    ta

    n il

    ai

    tek

    s tu

    r

    (m m

    . g

    / de

    ti k

    )

    perbandingan 1:1) pada suhu 175C selama 2 menit kemudian diangkat,

    ditiriskan dan didinginkan.

    8. Pembekuan II Setelah dingin, bahan dikemas di dalam kantong plastik, dan segera

    dibekukan pada suhu -20C sebagai french fries ubi jalar.

    9. Penyiapan Untuk Konsumsi

    French fries beku dikeluarkan dari lemari pembeku (freezer), dan

    kemudian digoreng dalam minyak panas hingga matang. Selain itu, bahan

    ini dapat dipanggang pada oven. Bahan ini dapat juga dibumbui dengan

    cabe, merica, dan lain-lain sesuai dengan selera.

    10. Pengujian

    Pada produk dilakukan beberapa pengujian fisik, yang meliputi analisa

    warna dengan metode L a* b* Twinter dan tekstur dengan penetrometer.

    Sedangkan mengenai derajat penerimaan konsumen digunakan pegujian

    organoleptik yang meliputi warna, tekstur, dan rasa.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Uji Fisik

    Tekstur

    Nilai tekstur FFUJ yang dihasilkan setelah penggorengan berkisar

    antara 33,00-93,00 mm/gr detik. Dari hasil analisa, tekstur tertinggi dengan nilai

    93.00 mm/gr detik diperoleh perlakuan blanching dan tanpa penambahan CaCl2.

    Sedangkan tekstur terendah dipeoleh dari perlakuan tanpa blanching dengan

    konsentrasi CaCl2 0.5%. Pengaruh perlakuan blanching dan konsentrasi CaCl2 terhadap tekstur ditunjukkan pada gambar 1. berikut ini.

    100.0

    90.0

    80.0

    70.0

    60.0

    50.0

    40.0

    30.0

    20.0

    10.0

    0.0

    93.0

    51.0

    87.2

    77.9

    33.0 33.4

    0 0,5 1

    Konsentrasi CaCL2 (%)

    Blanching tanpa Blanching

    Gambar 1. Rerata Nilai Tekstur FFUJ ( mm/gr.detik)

    Dari hasil analisa ragam nampak bahwa proses blanching dan

    penambahan CaCl2 berpengaruh nyata pada nilai tekstur. Proses blanching menyebabkan senyawa pektin yang tidak larut air terhidrolisis sebagian menjadi

    pektin yang larut sehingga tekstur lunak (Muchtadi, 1992). Hal inilah yang menyebabkan nilai tekstur produk yang diblanching lebih tinggi daripada produk

    non-blanching. Sedangkan penambahan CaCl2 memberi kontribusi dalam

    meningkatkan kekokohan jaringan sel, hal ini sesuai dengan pernyataan Fennema (1997) yang menyatakan bahwa untuk memperoleh tekstur yang lebih keras dapat

    ditambahkan CaCl2.

  • PKMI-2-11-5

    Warna

    Rerata nilai warna berkisar antara L = 48.6 57.4; a* = 10.5 18.6;

    b*= 20.2 23.4. Nilai analisa warna dengan tingkat kecerahan tertinggi diperoleh pada proses blanching dan konsentrasi CaCl2 0% (57.4). Sedangkan nilai a*

    tertinggi yang menunjukkan warna lebih ke arah merah diperoleh pada perlakuan

    blanching dengan konsentrasi CaCl2 1% (18.6). Nilai b* tertinggi yang

    menunjukkan warna lebih ke arah kuning diperolah pada perlakuan blanching

    dengan konsentrasi CaCl2 0% (23.4). Hasil dari analisa ini dapat dilihat pada

    Tabel 1.

    Tabel 1. Rerata Nilai Warna karena Pengaruh Kombinasi Perlakuan Blanching

    dan Penambahan CaCl2 dalam Berbagai Konsentrasi

    Perlakuan

    Konsentrasi

    CaCl2 (%)

    Rerata Warna

    L

    a*

    b*

    Blanching

    0

    0.5

    1

    57.4

    57.2

    53.6

    12.3

    15.1

    18.6

    23.4

    22.2

    22.3

    Non-Blanching

    0

    0.5

    1

    50.0

    50.8

    48.6

    10.7

    10.5

    14.2

    21.9

    20.7

    20.2

    Hasil tersebut di atas menunjukkan bahwa proses blanching dan

    penambahan CaCl2 berpengaruh nyata terhadap nilai warna produk FFUJ. Hal ini

    disebabkan perlakuan blanching dapat mencegah terjadinya pencoklatan. Hal ini sesuai dengan Siddiq et all (1992) dalam Kumalaningsih, dkk (2004) yang

    menyatakan bahwa perlakuan blanching diatas 700

    C dapat menginaktifkan enzim

    PPO sehingga perubahan warna dapat dicegah. Sedangkan menurut Faust & Klein (1973), CaCl2 juga dapat mencegah terjadinya pencoklatan non enzimatis

    karena ion Ca2+

    akan berikatan dengan asam amino sehingga menghambat

    terjadinya reaksi antara amino dan gula reduksi yang menyebabkan pencoklatan

    saat pemanasan.

    Uji Organoleptik

    Rasa

    Dari analisis ragam (= 0,05) diketahui adanya pengaruh yang nyata dari perlakuan blanching serta konsentrasi CaCl2 terhadap rasa. Total rangking

    penilaian panelis terhadap rasa yang dihasilkan berkisar antara 4,30-5,35.

    Tingkat kesukaan panelis terhadap rasa diperoleh nilai terendah pada

    perlakuan Non-blanching dengan konsentrasi CaCl2 0 %. Sedangkan nilai

    kesukaan tertinggi diperoleh pada perlakuan blanching dengan konsentrasi CaCl2

  • PKMI-2-11-6

    R e

    ra

    ta n

    i la

    i R

    a s

    a

    r e

    ra t a

    n

    ila

    i w

    a r

    n

    a

    0.5 %. Tingkat kesukaan rasa french fries ubi jalar akibat perlakuan blanching

    dan konsentrasi CaCl2 ditunjukkan pada Gambar 2 dibawah ini

    6.00

    5.00

    4.00

    5.35 4.30

    4.70

    4.70

    5.20

    5.05

    3.00

    2.00

    1.00

    0.00

    0 0.5 1

    Konsentrasi CaCl2

    Blanching Tanpa Blanching

    Gambar 2. Penilaian Panelis terhadap rasa dari FFUJ

    Dari gambar di atas, terlihat bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap

    rasa french fries ubi jalar semakin meningkat dengan adanya perlakuan blanching.

    Hal ini disebabkan karena perlakuan blanching dapat memperbaiki warna produk.

    Anonymous (2005) menyatakan bahwa warna makanan sangat mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap rasa suatu produk. Warna yang menarik akan memberikan asumsi makanan tersebut memiliki rasa yang enak dibandingkan

    dengan suatu produk yang memiliki warna tidak menarik meskipun komposisinya

    sama. Makanan yang kurang menarik sering diasumsikan memiliki rasa yang tidak enak (Anonymous, 2005).

    Warna

    Dari analisis ragam (= 0,05) diketahui adanya pengaruh yang nyata

    dari perlakuan blanching serta konsentrasi CaCl2 terhadap warna. Total rangking

    penilaian panelis terhadap warna yang dihasilkan berkisar antara 3,60-5,15.

    Tingkat kesukaan panelis terhadap warna didapatkan nilai terendah pada

    perlakuan Non-blanching dengan konsentrasi CaCl2 0.5%, sedangkan nilai

    kesukaan panelis yang tertinggi terdapat pada perlakuan blanching dengan

    konsentrasi CaCl2 0 %. Tingkat kesukaan warna French Fries Ubi Jalar

    ditunjukkan pada Gambar 3 dibawah ini:

    6.00

    5.00

    4.00

    5.25

    5.05

    4.05

    3.85

    4.20

    3.90

    3.00

    2.00

    1.00

    0.00

    0 0.5 1

    konsentrasi CaCl2

    Blanching Tanpa Blanching

    Gambar 3. Penilaian Panelis terhadap warna dari FFUJ

  • PKMI-2-11-7

    R e

    r a

    ta n

    ila

    i A

    r o

    m a

    Grafik diatas menunjukkan jumlah rangking kesukaan terhadap warna

    french Fries Ubi Jalar. Semakin meningkat dengan perlakuan blanching diduga

    panelis menyukai French Fries Ubi Jalar dengan perlakuan tersebut karena

    memiliki warna cerah. Sedangkan perlakuan Non-blanching cenderung berwarna gelap, hal ini seperti yang dijelaskan sebelumnya.

    Aroma

    Total rangking penilaian panelis terhadap aroma yang dihasilkan

    berkisar antara 4,15 - 4,70. Tingkat kesukaan panelis terhadap aroma didapatkan

    nilai terendah pada perlakuan Non-blanching dengan konsentrasi CaCl2 0.5%.

    Sedangkan nilai tertinggi pada perlakuan Non-blanching dengan konsentrasi

    CaCl2 1 %. Tingkat kesukaan aroma french fries Ubi Jalar ditunjukkan pada

    Gambar 4 dibawah ini:

    4.80

    4.70

    4.60

    4.50

    4.40

    4.30

    4.20

    4.10

    4.00

    3.90

    3.80

    4.60

    4.25

    4.35 4.35

    4.15

    4.70

    0 0.5 1

    Konsentrasi CaCl2 (%)

    Blanching Tanpa Blanching

    Gambar 4. Penilaian Panelis terhadap Aroma dari FFUJ

    Dari hasil analisa sebenarnya tidak ada pengaruh perlakuan terhadap

    aroma FFUJ. Skor aroma yang berbeda-beda disebabkan karena penggunaan

    bubuk keju sebagai taburan FFUJ yang bervariasi jumlahnya.

    Kenampakan

    Total rangking penilaian panelis terhadap rasa yang dihasilkan berkisar

    antara 3,35- 4,95.

    Tingkat kesukaan panelis terhadap kenampakan terendah pada

    perlakuan Non-blanching dengan konsentrasi CaCl2 1%. Sedangkan nilai ke-

    sukaan tertinggi didapat pada perlakuan blanching dengan konsentrasi CaCl2 0 %. Kecenderungan jumlah rangking terhadap kenampakan french fries

    Ubi Jalar akibat blanching dan konsentrasi CaCl2 terlihat pada Gambar 5.

    Pada gambar tersebut ditunjukkan bahwa kenampakan french fries ubi jalar semakin meningkat dengan perlakuan blanching. Hal ini disebabkan adanya

    penghambatan reaksi pencoklatan oleh perlakuan blanching.

  • PKMI-2-11-8

    T o

    ta l

    N i l

    a i

    P e

    rl a

    k u a

    n

    R e

    r a

    t a

    N i

    la i

    K e

    n a

    m p

    a k

    an

    4.50

    4.00

    3.50

    3.00

    2.50

    2.00

    1.50

    1.00

    0.50

    0.00

    4.15 3.85

    3.75

    3.55

    3.55

    3.45

    0 0.5 1

    Konsentrasi CaCl2 (%)

    Blanching Tanpa Blanching

    Gambar 5. Penilaian Panelis terhadap Kenampakan dari FFUJ

    Pemilihan Perlakuan Terbaik

    Berdasarkan analisis De Garmo Test untuk rasa, warna, aroma dan

    kenampakan. Pemilihan perlakuan terbaik dari uji organoleptik untuk rasa, warna

    dan kenampakan diperoleh dari produk B1C1 yaitu produk dengan perlakuan

    blanching dan perendaman dengan konsentrasi CaCl2 0%. Sedangkan untuk

    kenampakan, perlakuan terbaik diperoleh dari produk B2C3 yaitu produk dengan

    perlakuan tanpa blanching dengan konsentrasi CaCl2 1%. Hasil perhitungan nilai

    perlakuan blanching dan konsentrasi CaCl2 terhadap French Fries Ubi Jalar dapat

    dilihat pada Gambar 6 berikut ini:

    0.80

    0.70

    0.60

    0.50

    0.40

    0.30

    0.20

    0.10

    0.00

    0.74

    0.23

    0.37

    0.52

    0.36

    0.71

    B1C1 B1C2 B1C3 B2C1 B2C2 B2C3

    Jenis Perlakuan

    Nilai Perlakuan

    Gambar 6. Nilai Perlakuan dari Setiap Jenis Produk FFUJ

    Berdasarkan grafik tersebut diatas diketahui bahwa perlakuan terbaik

    didapatkan pada kombinasi 2 perlakuan yaitu blanching dan konsentrasi CaCl2

    0%. Perlakuan terbaik tersebut mempunyai nilai tekstur 93 mm g/detik, warna

  • PKMI-2-11-9

    (L*) 57.4, sedangkan nilai organoleptik meliputi rasa 5.35, aroma 4.6,

    kenampakan 4.95 dan warna 5.15.

    KESIMPULAN

    Ubi jalar dapat digunakan sebagai bahan baku pengganti kentang dalam pembuatan french fries.

    Perlakuan blanching berpengaruh terhadap reaksi pencoklatan akibat aktivitas enzim polifenol oksidase.

    Penambahan CaCl2 memberikan kontribusi yang nyata terhadap ketegaran jaringan sel.

    Perlakuan terbaik diperoleh dari produk B1C1 yaitu produk dengan perlakuan blanching dan penambahan konsentrasi CaCl2 0% pada perendaman I.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonymous. 2005. French Fries Taste So Good. Page 1-16.

    http://www.rense.com/general7/whyy.htm

    Anonymousa. 2004. French Fries. pg 1-5.

    http://en.wikipedia.org/wiki/friench_fries,2004

    Anonymousb. 2004. Teknologi Tepat Guna. pg 1-6.

    http://www.warintek.progressio.or.id/ttg/pangan/ubi jalar,2004

    Apraidji, Wied Harry. 2000.

    http://www.pondokrenungan.com/isi.php?table=sehat&id=15&next=0 Faust, M and JD Klein. 1973. Levels and Sites of Metabolically active Ca in

    Apple Fruit. CRC Press. Boca Raton Florida

    Fellows, P. 1990. Food Processing Technology Principles and Practice.

    Departement Catering Management. Oxford. Ellis Horwood. New York

    Fennema, OR. 1976. Principle of Food Science. Part I Food Chemistry. Marcell-

    Dekker, Inc. NY & Bassel

    Kumalaningsih, S., S Haryono dan Y. F. Amir. 2004. Pencegahan Pencoklatan

    Umbi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) Untuk Pembuatan Tepung:

    Pengaruh Kombinasi Asam Askorbat dan Sodium Acid

    Phyrophosphate. Jurnal Teknologi Pertanian Vol.5 No 1; 11-19

    Mucthtadi, D. 1992. Fisiologi Pasca Panen Sayuran dan Buah-Buahan. PAU.

    Pangan dan Gizi. IPB. Bogor

    Siddiq, M., N.K Sinha, and Cash J.N. 1992. Characterization of PPO from

    Stanley Plums dalam Kumalaningsih, S., S Haryono dan Y. F. Amir.

    2004. Pencegahan Pencoklatan Umbi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)

    Untuk Pembuatan Tepung: Pengaruh Kombinasi Asam Askorbat dan

    Sodium Acid Phyrophosphate. Jurnal Teknologi Pertanian Vol.5 No 1;

    11-19

  • PKMI-2-11-

    10