suara muhammadiyah - himia.umj.ac.id
TRANSCRIPT
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta
Lingkup Hak CiptaPasal 1 ayat 1:1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah
suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 9 1. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 memiliki hak ekonomi untuk
melakukan: (a) penerbitan Ciptaan; (b) penggandaan Ciptaan dalam segala bentuknya; (c) penerjemahan Ciptaan; (d) pengadaptasian, pengaransemenan, atau pentransformasian Ciptaan; (e) pendistribusian Ciptaan atau salinannya; (f) pertunjukan Ciptaan; (g) pengumuman Ciptaan; (h) komunikasi Ciptaan; dan (i) penyewaan Ciptaan.
Ketentuan PidanaPasal 113:1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3(tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Pasal 114 Setiap Orang yang mengelola tempat perdagangan dalam segala bentuknya yang dengan sengaja dan mengetahui
membiarkan penjualan dan/atau penggandaan barang hasil pelanggaran Hak Cipta dan/atau HakTerkait di tempat perdagangan yang dikelolanya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, dipidana dengan pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
TIM PENYUSUN
Penanggung jawab : Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Ketua: Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, M. Si. Anggota: Drs. Amin Thohari, M.Si.
Mawar, S.IP., MAP.Dr. Lusi Andriyani, M.Si.Dr. Fal. Harmonis, M.Si.
SUARA MUHAMMADIYAH
PEDOMAN PENULISAN SKRIPSI
Tim Penyusun Penanggung jawab : Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Jakarta Ketua : Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy Anggota : Drs. Amin Thohari, M.Si.
Mawar, S.IP., MAP. Dr. Lusi Andriyani, M.Si. Dr. Fal. Harmonis, M.Si.
Periksa aksara : Aditya PratamaTataletak isi : [email protected]
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit Suara Muhammadiyah bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta atas seizin tim penyusun
Alamat • Grha Suara Muhammadiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan 107, Yogyakarta, 55122
Telp. • (0274) 4284110, Fax. 411306SMS/WA • 0812 1738 0308 Facebook • Penerbit Suara MuhammadiyahEmail • [email protected] (Redaksi)
[email protected] (Admin)Homepage • www.suaramuhammadiyah.id
Cetakan I, November 2018x + 108 hlm, 14 x 21 cm
Hak Cipta © FISIP UMJ, 2018Hak Cipta dilindungi undang-undang
ISBN: 978-602-6268-63-1
v
PENGANTAR TIM
Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala atas limpahan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaian penulisan Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Sesuai dengan namanya, penyusunan Buku Pedoman ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman atau acuan bagi dosen pembimbing dan mahasiswa S1 dalam menulis karya ilmiah berupa Skripsi, termasuk di dalamnya Proposal dan Artikel Ilmiah di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Dalam Buku Pedoman Penulisan Skripsi ini format dan tata cara penulisan skripsi diuraikan dengan beberapa contoh yang diharapkan dapat diikuti dan memudahkan mahasiswa dalam pembuatan skripsi. Buku Pedoman Penulisan Skripsi ini telah direvisi berdasarkan masukan-masukan, baik dari masing-masing Program Studi di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta maupun pribadi-pribadi dosen. Meskipun demikian, bila masih menjumpai beberapa kesalahan dan kekurangan di dalam penulisan Buku Pedoman Penulisan Skripsi ini, kami dengan lapang dada bersedia untuk menerima masukan dan memperbaikinya. Akhirnya semoga Buku Pedoman Penulisan Skripsi ini bermanfaat.
Juli 2018Tim Penulis
vii
DAFTAR ISI
PENGANTAR TIM—vDAFTAR ISI—viiDAFTAR LAMPIRAN —ix
BAB IPENDAHULUAN—1
1.1. Latar Belakang —11.2. Tujuan Penulisan Buku Pedoman Skripsi —21.3. Pengertian Skripsi—21.4. Bobot Skripsi—21.5. Materi Penulisan Skripsi—3
BAB II TATA CARA PENGAJUAN PENULISAN DAN UJIAN SKRIPSI—5
2.1. Persyaratan dan Pengajuan Penulisan Skripsi—52.2. Batas Waktu Proses Penulisan Skripsi—52.3. Pengajuan Rencana Penulisan Skripsi—62.4. Prosedur Penulisan dan Ujian Skripsi—6
viii Pedoman Penulisan Skripsi
BAB III FORMAT DAN PENATAAN SKRIPSI—17
3.1. Kertas dan Pengetikan—173.2. Jarak baris—183.3. Penomeran halaman—183.4. Pemberian tanda—183.5. Penataan Skripsi—19
BAB IVETIKA DAN RAMBU UNTUK MENGHINDARI PLAGIASI—23
4.1. Plagiarisme—234.2. Apa yang perlu Dipahami tentang Plagiarisme—244.3. Bagaimana cara Menghindari Plagiarisme?—25
BAB VPENULISAN PROPOSAL SKRIPSI DAN KARYA ILMIAH (JURNAL)—27
5.1. Proposal Skripsi—275.2. Penulisan Karya Ilmiah (Jurnal)—28
BAB VIPENULISAN SKRIPSI—29
6.1. Bagian Awal Skripsi—296.2. Bagian Utama Skripsi—346.3. Bagian Akhir Skripsi—42
BAB VIIBAHASA DAN TEKNIK NOTASI ILMIAH—43
7.1. Penggunaan bahasa—437.2. Serapan—577.3. Cara Mengacu dan Menulis Daftar Pustaka—58
LAMPIRAN-LAMPIRAN—71
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Formulir Pengajuan Bimbingan Skripsi—73Lampiran 2 Formulir Pendaftaran Ujian Skripsi—74Lampiran 3 Sampul dan Halaman Judul—76Lampiran 4 Lembar Persetujuan—77Lampiran 5 Lembar Pengesahan—78Lampiran 6 Pernyataan Orisinalitas—79Lampiran 7 Abstrak—80Lampiran 8 Persembahan—81Lampiran 9 Kata Pengantar—82Lampiran 10 Daftar Isi—86Lampiran 11 Daftar Tabel—88 Lampiran 12 Daftar Gambar—89Lampiran 13 Daftar Lampiran—90Lampiran 14 Daftar Glosary—91Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup—93Lampiran 16 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI No.
17/2010 tentang Pencegahan dan Penanggulan Plagiat di Perguruan Tinggi—94
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menyusun skripsi bagi mahasiswa, baik Program Sarjana maupun Program Pascasarjana merupakan kewajiban mahasiswa. Proses penyusunan skripsi ini, pada umumnya didahului dengan seminar proposal skripsi. Lalu dilanjutkan ke tahap berikutnya berupa penulisan artikel ilmiah untuk seminar hasil, dan diakhiri dengan sidang skripsi. Skripsi sebagai karya ilmiah harus disusun dengan menggunakan prosedur, dan acuan yang berlaku pada dunia keilmuan.
Sebagai upaya untuk mempermudah penulisan skripsi, maka disusunlah Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Pedoman penulisan skripsi ini berisi berbagai aturan dan pedoman tentang tata cara dan format penulisan proposal skripsi dan artikel ilmiah yang berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FISIP UMJ). FISIP UMJ memiliki beberapa program studi baik program sarjana maupun program pascasarjana dan dengan karakteristik kajian yang variatif, maka
2 Pedoman Penulisan Skripsi
dalam penyusunan buku pedoman ini dibuat agar dapat mencakup keseluruhan program studi yang ada.
1.2. Tujuan Penulisan Buku Pedoman Skripsi
Tujuan penyusunan buku pedoman ini adalah untuk membantu mahasiswa agar mampu menerapkan kemampuan bernalar dan menguatkan sisi keilmuan dalam merumuskan permasalahan dan mencari pemecahan permasalahannya. Kemudian mampu mengkomunikasikan artikel ilmiahnya dalam seminar berbentuk laporan skripsi dan juga secara lisan dalam ujian. Juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk unjuk kemampuan mengorganisasi pengetahuan yang dituangan dalam karya tulis ilmiah yang mencerminan kepedulian dan juga kepekaan mahasiswa terhadap suatu permasalahan di masyarakat sesuai dengan bidang studinya dan menunjukan kemampuan analitisnya untuk memecahkan permasalahan tersebut.
1.3. Pengertian Skripsi
Skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah yang didasarkan atas kajian ilmiah/penelitian/survey/studi literatur/studi perbandingan/studi kasus. Skripsi merupakan tugas akhir yang wajib disusun/dilaksanakan oleh setiap mahasiswa program sarjana.
1.4. Bobot Skripsi
Bobot skripsi dihitung berdasarkan nilai satuan kredit semester yang setara dengan 6 sks sesuai dengan kurikulum operasional masing-masing program studi di lingkungan FISIP UMJ.
3Pendahuluan
1.5. Materi Penulisan Skripsi
Materi penulisan skripsi dari masing-masing program studi di FISIP UMJ dikembangkan sesuai dengan bidang studi yang secara formal dan material dipelajari pada masing-masing program studi. •
5
BAB II
TATA CARA PENGAJUAN PENULISAN DAN UJIAN SKRIPSI
2.1. Persyaratan dan Pengajuan Penulisan Skripsi
Setiap mahasiswa FISIP UMJ diperkenankan untuk melakukan penulisan skripsi apabila telah memenuhi syarat berikut ini:1. Terdaftar sebagai mahasiswa pada semester berjalan.2. Telah mengumpulkan kredit sekurang-kurangnya 120 sks
dengan IPK minimal 2,75, dan tidak ada nilai D atau E.3. Lulus mata kuliah Metode Penelitian sesuai Program
Studi masing-masing dengan nilai minimal C.4. Memenuhi persyaratan lain sebagaimana tertera dalam
formulir pendaftaran
2.2. Batas Waktu Proses Penulisan Skripsi
Batas waktu proses penulisan skripsi adalah 1 (satu)
6 Pedoman Penulisan Skripsi
semester. Apabila dalam 1 (satu) semester mahasiswa bersangkutan belum menyelesaikan skripsi, maka mahasiswa yang bersangkutan diharuskan memproses perpanjangan SK bimbingan skripsi.
2.3. Pengajuan Rencana Penulisan Skripsi
Mahasiswa yang akan menyusun skripsi harus mengajukan permohonan kepada Ketua Program Studi dengan menunjukkan Kartu Rencana Studi (KRS) yang berisi pendaftaran skripsi pada semester berjalan disertai dengan transkrip nilai dan proposal skripsi yang telah diketahui oleh Dosen Penasehat Akademik (PA)
2.4. Prosedur Penulisan dan Ujian Skripsi
Mahasiswa yang akan melakukan penulisan dan sidang skripsi harus mengikuti prosedur berikut ini:2.4.1. Pengajuan Proposal Skripsi
1. Mahasiswa mengisi formulir pengajuan skripsi dengan disertai proposal skripsi diajukan kepada Ketua Program Studi dengan diketahui oleh Dosen PA. Lihat Lampiran 1.
2. Mahasiswa melampirkan transkrip nilai yang menunjukan telah mengambil 120 sks dan tidak ada nilai D. Untuk transkrip nilai dapat dimintakan kepada bagian akademik.
2.4.2. Seminar Proposal Skripsi
Setiap mahasiswa yang akan mengajukan Seminar Proposal harus pernah menghadiri minimal 3 kali Sidang Skripsi yang dibuktikan dengan Kartu Kehadiran Sidang Skripsi. Seminar proposal skripsi bersifat terbuka bagi dosen dan mahasiswa. Seminar ini bertujuan untuk
7Tata Cara Pengajuan Penulisan dan Ujian Skripsi
mendapatkan masukan dari peserta seminar mengenai proposal yang telah ditulis oleh mahasiswa sehingga layak untuk ditulis lebih lanjut sebagai skripsi.2.4.3. Pengusulan dan Penunjukan Pembimbing Skripsi
1. Ketua Program Studi mengajukan usulan pembimbing skripsi kepada Dekan atas proposal yang sudah diseminarkan dan diperbaiki.
2. Dekan menunjuk dan menetapkan pembimbing skripsi atas dasar usulan Ketua Program Studi.
2.4.4. Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi dapat dimulai setelah ada penunjukan pembimbing skripsi oleh Dekan yang dituangkan dalam bentuk SK Dekan.2.4.5. Tugas Pembimbing Skripsi
1. Menyediakan waktu dan memberikan bimbingan selama proses penulisan skripsi berlangsung.
2. Mengarahkan dan membantu mahasiswa bimbingannya dalam memperdalam telaah kepustakaan dan pemanfaatan data.
3. Memberikan pengarahan dalam melakukan penelitian di lapangan dan atau perpustakaan serta pemanfaatan data.
4. Memberikan bimbingan teknis penulisan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Memberi arahan dan/atau masukan kepada mahasiswa bimbingannya untuk memasukkan nuansa keislaman dalam materi skripsinya.Tugas pembimbingan sebagaimana dimaksud
dituangkan dalam lembar bimbingan.
8 Pedoman Penulisan Skripsi
2.4.6. Pergantian Pembimbing Skripsi
1. Pergantian pembimbing dimungkinkan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:a. Apabila sejak konsultasi pertama setelah
penetapan pembimbing kemudian karena sesuatu hal pembimbing tidak dapat melaksanakan tugas pembimbingan.
b. Proses bimbingan tidak berjalan secara efektif atau tidak terdapat kesesuaian pendapat antara mahasiswa dengan pembimbing.
c. Pembimbing tidak bersedia menjadi pembimbing berdasarkan surat rujukan atau kesediaan.
d. Apabila terjadi kondisi seperti tersebut di atas, maka Dekan atas permohonan mahasiswa dan usulan Ketua Program Studi dapat menunjuk pembimbing pengganti.
2. Prosedur pergantian Pembimbing Skripsia. Mahasiswa mengajukan surat permohanan untuk
pergantian pembimbing kepada Dekan dengan alasan yang rasional.
b. Dekan menetapkan pembimbing pengganti atas usul dari Ketua Program Studi.
2.4.7. Pembimbingan Skripsi
Setiap mahasiswa yang telah mendapatkan SK Dekan akan diberikan Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Kartu Konsultasi yang berfungsi:1. Sebagai alat komunikasi antara mahasiswa dengan
pembimbing2. Sebagai alat pemantau bagi pembimbing mengenai
kemajuan proses penulisan skripsi.
9Tata Cara Pengajuan Penulisan dan Ujian Skripsi
Prosedur Penulisan SkripsiFISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta
(1)PENGAJUAN PROPOSAL
SKRIPSI KEPADA KETUA
PROGRAM STUDI
(2)SEMINAR
PROPOSALSKRIPSI
(dilaksanakan minimal
3 peserta dengan 2
dosen penguji.
(3)PENGUSULAN PEMBIMBING SKRIPSI OLEH
KAPRODI KEPADA DEKAN
(4)SURAT
PENUGASAN DEKAN TENTANG
PEMBIMBING SKRIPSI
(5)PEMBIMBINGAN
DAN PENULISAN
SKRIPSI
2.4.8. Prosedur Ujian Skripsi
1. Syarat Ujian Skripsi Mahasiswa diperkenankan mengikuti ujian skripsi
apabila memenuhi syarat sebagai berikut:a. Syarat Akademik
1) Telah menyelesaikan semua mata kuliah dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sekurang-kurangnya 2,75.
2) Menyerahkan skripsi sebanyak 3 (tiga) eksemplar yang te lah disetujui dan ditandatangani oleh pembimbing dan Ketua Program Studi.
3) Mengumpulkan buku bimbingan skripsi sebagai bukti telah melakukan proses bimbingan.
4) Melampirkan sertif ikat Al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
5) Melampirkan bukti 50 point aktivitas sebagai syarat lulus.
b. Syarat Administratif1) Menyerahkan foto copy ijazah SMU/sederajat
10 Pedoman Penulisan Skripsi
yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang
2) Menyerahkan foto copy bukti pembayaran ujian skripsi
3) Menyerahkan foto copy KTM (Kartu Tanda Mahasiswa) dan/atau bukti registrasi semester berjalan.
4) Pas foto hitam putih terbaru ukuran 4x6 sebanyak 3 lembar dan ukuran 3x4 sebanyak 4 lembar dengan ketentuan laki-laki memakai pakaian sipil lengkap dan wanita memakai jilbab atau kebaya dan sanggul.
c. Pendaftaran Ujian Pendaftaran ujian dapat diajukan oleh mahasiwa
dengan mengisi formulir pada bagian akademik fakultas. Lihat Lampiran 2.
d. Pelaksanaan Ujian Ujian skripsi dilaksanakan dalam bentuk majelis
(sidang skripsi) dengan waktu yang telah ditentukan, yaitu setelah Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester pada setiap semesternya.
e. Penilaian Ujian N i l a i u j i a n s k r i p s i d i p e r o l e h d e n g a n
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu nilai (antara 0-100), bobot nilai (1 s/d 3), dan mutu sebagai hasil perkalian antara nilai dan bobot.
11Tata Cara Pengajuan Penulisan dan Ujian Skripsi
Tabel 1Contoh nilai mahasiswa peserta ujian dengan
memperhatikan materi penilaian
Materi Penilaian Nilai 0-100 Bobot Mutu (nilai x bobot)
1. Penyajian lisan 75 2 1502. Sistematika Penulisan 80 1 803. Isi Tulisan 75 3 2254. Originalitas 75 1 1505. Tanya jawab dan atau unjuk kerja 75 3 225Total mutu 10 755Nilai Akhir 755 = 75,5
10
Seorang penguji memberi nilai kepada mahasiswa seperti yang terlihat dalam tabel 1 di atas. Nilai akhir dari penguji adalah 755/10 = 75,5. Setelah nilai dari masing-masing penguji terkumpul, ketua sidang (ketua tim penguji) menghitung nilai rata-rata. Selanjutnya angka rata-rata ini dilaporkan ke Sub Bagian Akademik Fakultas untuk diadministrasikan sebagai nilai skripsi mahasiswa yang bersangkutan. Kategori batas nilai dengan bobot adalah sebagai berikut:85 – 100 = A = diberi bobot 476 – 84,99 = AB = diberi bobot 3.5070 – 75,99 = B = diberi bobot 360 – 69,99 = BC = diberi bobot 2.5055 – 59,99 = C = diberi bobot 250 – 54,99 = CD = diberi bobot 1.5045 – 49,99 = D = diberi bobot 1.000 – 44,99 = E = diberi bobot 0
Dalam memberikan penilaian, penguji akan memperhatikan materi penilaian sebagai berikut:
12 Pedoman Penulisan Skripsi
1) Penyajian Lisan, yang meliputi: Ketepatan dan kemampuan mahasiswa dalam menggunakan batas waktu yang diberikan (15-20 menit), untuk menyajikan intisari penulisan dengan jelas dan ringkas; Kemampuan menjelaskan dengan bahasa yang baik dan uraian yang sistematis; Efektifitas penggunaan alat bantu komunikasi/penyajian.
2) Sistematika Penulisan, yang meliputi: Kesinambungan antar alenia, antar Bab dalam susunan atau urutan tulisan; Terjadi atau tidaknya pengulangan yang tidak perlu; Susunan bahasa, penggunaan istilah asing dan keajegan istilah; Tata cara pengetikan dan format skripsi; Cara penulisan daftar pustaka dan rujukan.
3) Isi Tulisan, yang meliputi: Kejelasan dan kepadatan pengungkapan isi; Relevansi teori, konsep dan bahan terhadap permasalahanyang dikemukakan, ketepatan penggunaan cara pengumpulan data, analisis dan pembahasan permasalahan yang dihadapi, penarikan kesimpulan serta ketepatan saran-saran yang diajukan; Cara penyajian tabel, gambar dan data pada umumnya.
4) Originalitas, yang terkait dengan: Masalah yang diteliti adalah masalah yang baru, aktual dan sesuai dengan bidang studinya.
5) Tanya Jawab, yang meliputi: Kemampuan menjawab secara sistematis, jelas dan masuk akal dalam kaitannya dengan pertanyaan yang diajukan; Penguasaan mahasiswa dalam
13Tata Cara Pengajuan Penulisan dan Ujian Skripsi
pengetahuan yang ada hubungannya dengan skripsinya.
f. Hasil Ujian Sebelum hasil ujian diberitahukan, mahasiswa
diminta untuk meninggalkan ruangan sementara, agar tim penguji mempunyai kesempatan untuk bersidang. Hasil ujian akan diberitahukan kepada mahasiswa setelah penguji selesai bersidang dengan cara memanggil kembali mahasiswa masuk ke ruang sidang. Ketua sidang akan memberitahukan hasil ujian tersebut dan selanjutnya langsung menutup sidang ujian. Sidang skripsi didokumentasikan dalam bentuk berita acara yang ditandatangani oleh Tim Penguji.
Hasil ujian skripsi ditentukan dalam dua kategori, yaitu lulus dan tidak lulus.1) Lulus. Mahasiswa dinyatakan lulus apabila
tim penguji telah memberikan nilai ujian. Bagi mahasiswa yang dinyatakan lulus wajib memperbaiki skripsinya sesuai dengan usul dan koreksian dari tim penguji yang diberikan pada saat ujian.
2) Sebelum dilakukan penjilidan, hasil perbaikan skripsi terlebih dahulu dikonsultasikan kepada tim penguji untuk mendapatkan persetujuan. Setelah disetujui, maka skripsi dapat digandakan untuk dijilid. Waktu untuk memperbaiki, mencetak, menjilid skripsi hingga menyerahkannya ke perpustakaan tidak lebih dari 2 bulan sejak selesai ujian. Jika sampai batas waktu 2 bulan mahasiswa tidak dapat menyelesaikan skripsinya, maka
14 Pedoman Penulisan Skripsi
mahasiswa tersebut akan di uji ulang.3) Tidak Lulus. Bila hasil ujian ternyata dinyatakan
tidak lulus, maka kepada mahasiswa akan diberikan kesempatan ujian ulangan sebanyak 2 kali. Pelaksanaan ujian ulangan waktunya akan ditentukan kemudian.
g. Yudisium Yudisium merupakan pengesahan penyelesaian
studi mahasiswa FISIP UMJ. Sidang yudisium dilakukan setelah diketahui hasil ujian skripsi dan mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan lulus. Hasil sidang yudisium dilaporkan kepada Rektor untuk dimintakan surat keputusan sebagai dasar pembuatan ijazah bagi mahasiswa yang bersangkutan. Mahasiswa yang telah dinyatakan menyelesaikan studi dan telah memperoleh SK Yudisium dari Rektor, berhak menyandang gelar sarjana sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing dengan gelar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
h. Penjilidan Skripsi Skripsi dapat dijilid apabila telah mendapatkan
persetujuan dari tim penguji skripsi.i. Penyerahan Skripsi Skripsi yang telah dijilid dan ditandasahkan oleh
Dekan, selanjutnya diserahkan kepada Sub. Bagian Akademik Fakultas minimal 2 eksemplar dengan rincian; satu eksemplar untuk program studi, dan satu eksemplar untuk fakultas.
j. Sanksi1) Mahasiswa yang telah dinyatakan lulus
15Tata Cara Pengajuan Penulisan dan Ujian Skripsi
ujian skripsi, apabila tidak menyelesaikan perbaikan skripsi sesuai waktu yang telah ditentukan, akan dilakukan ujian ulang selambat-lambatnya 2 minggu sejak waktu yang diberikan untuk perbaikan habis.
2) Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus, apabila dalam empat minggu sejak ujian pertama belum dilakukan ujian ulang, maka ujian ulang akan dilakukan 3 bulan kemudian dan apabila setelah 3 bulan belum juga dilakukan ujian maka mahasiswa tersebut diminta untuk menyusun skripsi yang baru.
3) Bagi mahasiswa yang diketahui melakukan plagiasi maka akan diberikan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan, dengan sanksi terberat dianulir kelulusannya. •
17
BAB III
FORMAT DAN PENATAAN SKRIPSI
3.1. Kertas dan Pengetikan
Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih tanpa garis, berat 80 gr, dengan ukuran A4 dengan ukuran 21 x 29,7
Skripsi diketik memakai computer dengan menggunakan huruf Times New Roman berukuran (font): Naskah 12, Judul Bab14, Judul skripsi: 14-16 (tergantung panjang pendeknya judul). Judul bab dan judul skripsi diketik tebal (bold)
Pengetikan skripsi dilakukan pada satu sisi halaman saja (tidak bolak balik). Jarak ketikan adalah 1,5 spasi (kecuali untuk abstrak, jarak pengetikan 1 spasi), dengan batas pengetikan 4 cm dari tepi kiri, 3 cm dari tepi kanan, 3 cm dari bawah dan 4 cm dari tepi atas. Tepi atas 4 cm karena posisi halaman berada pada tepi kanan atas.
Setiap bab dimulai pada halaman baru. Judul bab
18 Pedoman Penulisan Skripsi
diketik pada batas atas bidang pengetikan, disusun simetris menggunakan huruf besar, tanpa diberi garis bawah atau pembubuhan titik di akhir kalimat. Kalimat pertama dimulai 3 cm ditambah dua spasi dari tepi atas kertas (2 spasi adalah jarak antara nomor halaman dan kalimat pertama). Awal alenia diketik 1 “tab” dari batas huruf pertama sub-judul ataupun anak sub-judul.
3.2. Jarak baris
Jarak antara judul bab dan awal naskah 4,5 spasi. Jarak antara akhir naskah dengan sub-judul maupun antara sub-judul dan anak sub-judul adalah 3 spasi. Sedangkan jarak antara sub-judul dan awal naskah berikutnya, serta jarak antar alinea sama dengan jarak antar baris, yaitu 3 spasi.
3.3. Penomeran halaman
Bagian pendahuluan/persiapan skripsi (preliminaries) diberi nomor halaman dengan angka romawi kecil, sedangkan bagian naskah/isi dan bagian akhir skripsi dengan angka biasa. Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas, kecuali untuk halaman awal pada setiap bab dibagian tengah bawah naskah.
3.4. Pemberian tanda
Penomeran atau pemberian tanda pada judul sub-bab atau anak sub-bab harus konsisten. Dalam pedoman skripsi ini digunakan model sebagai berikut.
BAB IV ISLAM DAN POLITIK DI KOTA TASIKMALAYA
4.1. Sejarah Kota Tasikmalaya
19Format dan Penataan Skripsi
4.2. Politik Islam di Kota Tasikmalaya 4.2.1. Periode Pasca Kemerdekaan 4.2.2. Era Orde Baru 4.2.2.1. Periode 1967-1985 4.2.2.2. Periode 1985-1990 4.2.2.3. Periode 1990-1998Kalau masih ada yang perlu penomoran, maka selanjutnya digunakan contoh seperti berikut:4.2.2.3. Periode 1990-1998 1. Lahirnya ICMI2. Berdirnya Bank Muamalat Indonesia
3.5. Penataan Skripsi
Keseluruhan skripsi dibagi dalam 3 bagian utama yaitu:1. Bagian awal
Bagian ini mencakup:a. Halaman sampul dengan judul skripsi, sampul
dengan bahan dari karton.b. Halaman judulc. Halaman persetujuand. Halaman pengesahan yang telah diuji oleh Panitia
Sidang Ujian Skripsie. Surat pernyataan originalitas skripsif. Abstrak dibuat dalam Bahasa Indonesiag. Halaman persembahan h. Kata pengantari. Daftar isij. Daftar tabelk. Daftar gambar/skemal. Daftar lampiranm. Daftar singkatan/istilah (glossary)
20 Pedoman Penulisan Skripsi
2. Bagian Utama Bagian ini merupakan inti dari suatu skripsi, yang
dapat disampaikan dalam beberapa bentuk yang berbeda, tergantung dari jenis skripsinya. Secara garis besar skripsi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:a. Skripsi yang pada dasarnya merupakan laporan
penelitianb. Skripsi yang pada dasarnya merupakan laporan
kegiatan ilmiah untuk mengembangkan suatu model atau prototype mengenai suatu model tertentu.
Apabila skripsi tersebut merupakan laporan penelitian, maka bagian ini harus menjelaskan berbagai hal yang penting dari suatu penelitian, yaitu: a. Penjelasan mengapa penelitian ini dilaksanakan
serta apa tujuannya. b. Menguraikan tentang kajian kepustakaan yang
relevan dengan topic penelitian. c. Memuat pemikiran dasar penelitian dan bagaimana
penelitian dilakukan. d. Memuat hasil penelitian, pembahasan, kesimpulan
dan saran yang diajukan peneliti berdasarkan kesimpulan.
Apabila skripsi tersebut merupakan laporan kegiatan ilmiah untuk menghasilkan suatu model atau prototype, maka bagian ini harus menjelaskan: a. Mengapa kegiatan tersebut dilaksanakan serta apa
tujuannya. b. Menguraikan tentang kepustakaan yang relevan
dengan topik kegiatan.
21Format dan Penataan Skripsi
c. Memuat pemikiran dasar kegiatan dan bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan.
d. Memuat hasil kegiatan, pembahasan, kesimpulan dan saran yang diajukan peneliti berdasarkan kesimpulan.
Secara rinci, untuk skripsi yang berdasarkan penelitian lapangan, struktur skripsinya sebagai berikut:Bab I PENDAHULUAN
1.1. Latar Masalah1.2. Identifikasi, pembatasan dan rumusan
masalah1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat Penelitian
Bab II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI, DAN HIPOTESIS
2.1. Tinjauan Pustaka2.2. Kajian Teori 2.3. Kerangka Konsep2.4. Hipotesis (bila ada)
Bab III METODE PENELITIAN Uraian yang disampaikan dalam bab ini agak
berbeda antara skripsi yang berdasarkan penelitian kuantitatif dengan skripsi yang berdasarkan penelitian kualitatif walaupun pada dasarnya sama. Selain itu juga ada model skripsi yang melaporkan kegiatan pengembangan model atau prototype. Dalam hal ini dibedakan menjadi tiga tipe yaitu:1. Model Penelitian Kuantitatif 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Metode Penelitian 3.3. Variabel dan Definisi Opersional Variabel
22 Pedoman Penulisan Skripsi
3.4. Populasi dan Sampel (Teknik Sampling) 3.5. Pengukuran dan Pengamatan Variabel
Penelitian 3.6. Pengumpulan Data 3.7. Teknik Analisa Data2. Model Penelitian Kualitatif 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian 3.3. Teknik Penentuan Informan 3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.5. Teknik Analisis Data dan Uji Keabsahan
dataBab IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini memuat hasil penelitian dan
pembahasan sebagai berikut:4.1. Gambaran Lokus Penelitian4.2. Hasil Penelitian
Bab V PEMBAHASAN Isi sub babnya menyesuaikan dengan isi atau
jawaban sebagaimana tertera pada bab IV.Bab VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan6.2. Saran
4. Bagian AkhirBagian ini mencakup daftar pustaka, lampiran-
lampiran, dan daftar riwayat hidup. Untuk riwayat hidup, lihat Lampiran 15. •
23
BAB IV
ETIKA DAN RAMBU UNTUK MENGHINDARI PLAGIASI
4.1. Plagiarisme
Salah satu masalah besar dalam penulisan karya ilmiah, termasuk skripsi, tesis maupun disertasi, adalah plagiarisme. Kekurangpahaman mahasiswa tentang cara mengutip sumber menjadi salah satu alasan disamping kesengajaan untuk “mengakui” tulisan atau ide orang lain sebagai karya sendiri. Banyak sekali definisi tentang plagiarime misalnya Universitas Melbourne Australia mengatakan bahwa plagiarisme sebagai tindakan mengakui karya lain sebagai karya sendiri tanpa menyebutkan sumbernya. Sedangkan Harvard University Extension School mendefinisikan plagiarisme sebagai pencurian ide atau karya orang lain baik secara langsung dengan cara mengkopi semua ide/kalimat maupun menyadur
24 Pedoman Penulisan Skripsi
(paraphrase) tanpa menyebutkan sember kutipan.Ada banyak alasan mengapa mahasiswa melakukan
plagiarisme. Kurangnya kemampuan meneliti, kurangnya kemampuan menulis, ketidaktahuan cara mengutip, tekanan, lemahnya manajemen waktu dan masalah budaya adalah beberapa alasan yang sering digunakan untuk melakukan plagiarisme (University of Alabama in Huntsville, 2007).
Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi sangat membantu mahasiswa dalam mencari sumber bacaan secara online. Namun, teknologi ini juga memudahkan mahasiswa untuk melakukan plagiarisme. Dalam penelitiannya, McCabe melaporkan bahwa diantara 35.000 responden yang ia teliti 35% diantaranya menjawab bahwa meraka melalukan “copy and paste” dari sumber internet ketika mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Pada tahun 2006, survei serupa yang dilakukan di Kanada mengungkapkan bahwa lebih dari separuh mahasiswa S1 dan 35 % mahasiswa pascasarjana melakukan kebohongan berupa plagiarisme (Bichard, 2006).
4.2. Apa yang perlu Dipahami tentang Plagiarisme
Plagiarisme merupakan tindak kejahatan intelektual, yang oleh Howard (1995) para pelakunya perlu mendapatkan hukuman mati akademik (academic death penalty). Di Indonesia, plagiarisme mendapat perhatian yang cukup serius. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengatur pencegahan dan penanggulangan plagiarisme melalui Permendiknas nomor 17 tahun 2010. Dalam Bab I pasal 4 Permendiknas ini dengan tegas disebutkan bahwa penanggulangan plagiat adalah tindakan represif yang perlu dilakukaan pimpinan perguruan tinggi untuk menjatuhkan sanksi kepada para pelakunya. Dengan
25Etika dan Rambu untuk Menghindari Plagiasi
demikian untuk menghindari plagiarisme mahasiswa maupun dosen perlu mengetahui rambu-rambu sejauh mana tindakannya termasuk kategori plagiarisme.
4.3. Bagaimana cara Menghindari Plagiarisme?
Untuk menghindari plagiarisme, sumber kutipan wajib disebutkan apabila pendapat orang lain dikutip dalam suatu tulisan. Secara umum mengutip dibedakan menjadi dua yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung (quoting) dilakukan dengan menulis sama persis kalimat atau ide orang lain dalam suatu tulisan. Dalam hal ini, tanda kutip pada awal dan akhir kutipan wajib diberikan dengan menyebut sumbernya. Sebagai salah satu contoh, dapat diperhatikan kutipan berikut:
“Berbagai macam kajian tentang teks hukum dan bahasa hukum yang dipergunakan untuk menulis teks tersebut telah dilakukan oleh para ahli bahasa, para pakar sosiolinguistik, para ahli pragmatik serta para pakar analisis wacana. Pembahasan tentang bahasa hukum yang dilakukan oleh para ahli sosiolinguistik difokuskan pada register bahasa hukum itu sendiri” (Djatmika, 2012:57).
Pada kutipan di atas, semua kalimat penulis yang menjadi rujukan ditulis semuanya secara lengkap.
Kutipan juga dapat dilakukan secara tidak langsung (citing). Pada kutipan tidak langsung, kita menyadur tulisan orang lain tanpa mengurangi makna dari kalimat/ide yang kita kutip. Sebagai contoh kalimat asli dari buku Herbert Marcuse yang berjudul Perang Semesta Melawan Kapitalisme Global berbunyi: Kehadiran suatu kelompok dan institusi di bidang sosial, politik, ekonomi, Budaya dan ilmu pengetahuan berkaitan erat dengan konteks jaman. Kutipan tidak langsung kalimat ini adalah:
26 Pedoman Penulisan Skripsi
1. Menurut Marcuse (2001:2) konteks zaman memengaruhi keberadaan kelompok atau institusi di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan ilmu pengetahuan.
2. Marcuse (2002:2) mengatakan bawa konteks zaman memengaruhi keberadaan kelompok atau institusi di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan ilmu pengetahuan.
3. Konteks zaman memengaruhi keberadaan kelompok atau institusi di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya dan ilmu pengetahuan (Marcuse, 2012:2).Contoh di atas menunjukkan bahwa kalimat asli
dari sumber rujukan diolah tanpa mengubah maknanya. Berbeda dengan kutipan langsung, kutipan tidak langsung dilakukan tanpa membubuhkan tanda kutip. •
27
BAB V
PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI DAN KARYA ILMIAH (JURNAL)
5.1. Proposal Skripsi
Proposal skripsi ditulis sebagai usulan awal untuk melakukan kegiatan berupa penulisan skripsi. Agar tercipta keseragaman dan strandarisasi yang sama di lingkungan FISIP UMJ, maka dalam penulisan proposal ini harus mengikuti pedoman penulisan proposal skripsi yang sama. Sistematika Penulisan Proposal Skripsi:1. Sampul.2. Judul.3. Pengesahan Dosen Pembimbing.4. Daftar Isi.5. Daftar Tabel (bila ada).6. Daftar Gambar (bila ada).
28 Pedoman Penulisan Skripsi
7. Daftar Lampiran (bila ada).8. Bab I Pendahuluan9. Bab II Tinjauan Pustaka, Kajian Teori, Hipotesis (bila
ada).10. Bab III Metode Penelitian11. Daftar Pustaka12. Lampiran (bila ada)
Tata cara penulisan proposal untuk masing-masing bagian yang telah disebutkan mengacu pada penulisan skripsi atau tesis yang akan dijelaskan dalam Bab III wajib diikuti.
5.2. Penulisan Karya Ilmiah (Jurnal)
1. Judul2. Abstrak3. Kata kunci4. Pendahuluan5. Metode Penelitian 6. Hasil Penelitian7. Pembahasan8. Kesimpulan (Saran dan Rekomendasi)9. Daftar Pustaka •
29
BAB VI
PENULISAN SKRIPSI
6.1. Bagian Awal Skripsi
Bagian ini terdiri atas:1. Sampul2. Halaman Judul3. Lembar Persetujuan Dosen Pembimbing4. Lembar Pengesahan5. Lembar Pernyataan Orisinalitas6. Lembar Abstrak7. Lembar Persembahan 8. Lembar Kata Pengantar 9. Daftar Isi. 10. Daftar Tabel.11. Daftar Gambar.12. Daftar Lampiran13. Daftar Singkatan/Istilah (glossary)
1. Sampul Sampul terdiri atas dua bagian, yaitu sampul luar
30 Pedoman Penulisan Skripsi
dicetak pada kertas karton (hardcover) dan sampul dalam dicetak pada kertas HVS putih. Pada punggung sampul luar dicantumkan nama penulis, judul skripsi dan tahun kelulusan.
Sampul luar skripsi berwarna biru tua. Pada sampul dicetak: judul skripsi (huruf kapital); tulisan kata: SKRIPSI (huruf kapital), di bawahnya diikuti dengan nama program studi dan konsentrasi; tulisan kalimat: Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial; lambang Universitas Muhammadiyah Jakarta; nama lengkap penulis (tanpa gelar), nomor induk mahasiswa; tulisan: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK, dan tahun skripsi diajukan. Lihat Lampiran 3.
Dalam hal penulisan judul skripsi, hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:a. Dituliskan secara ringkas dan dalam kalimat yang
jelas serta tidak melebihi 15 kata.b. Disajikan dalam kalimat deklaratif dan bukan
kalimat tanya.c. Sedapatmungkin disajikan maksimal dalam dua
kalimat.2. Halaman Judul Lembar halaman judul berisikan sama persis dengan
halaman sampul.3. Persetujuan Dosen Pembimbing Lembar persetujuan dosen pembimbing memuat:
tulisan kata: LEMBAR PERSETUJUAN; judul skripsi (huruf kapital); tulisan kata: SKRIPSI; Nama penulis; tulisan kata: Ditujukan untuk memenuhi persyaratan
31Penulisan Skripsi
memperoleh gelar Sarjana Sosial (menyesuaikan dengan program studi).
Nama diikuti nomor induk mahasiswa (NIM) penulis; tulisan kata: Skripsi ini telah direvisi dan disetujui oleh dosen pembimbing pada tanggal......; tulisan kata Dosen Pembimbing yang diikuti ruang di bawahnya untuk tanda tangan, nama dan NIP atau NIK dosen pembimbing. Kata “Mengetahui”, “Ketua Program Studi....”. Contoh lembar persetujuan dosen pembimbing. Lihat dalam Lampiran 4.
4. Lembar Pengesahan Lembar Pengesahan ini memuat tulisan: LEMBAR
PENGESAHAN, dan seterusnya. Lihat Lampiran 5.5. Lembar Orisinalitas Lembar pernyataan orisinalitas merupakan halaman
yang memuat ketegasan penulis bahwa skripsi atau tesis yang ditulisnya adalah asli miliknya, bukan merupakan jiplakan ide atau masalah dari penulis lain. Naskah skripsi atau tesis bukan karya plagiasi dan menjamin orisinalitasnya dengan mematuhi Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010 mengenai Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi. Lihat Lampiran 6.
6. Lembar Abstrak Lembar Abstrak harus ditulis dalam Bahasa Indonesia.
Judul Abstrak ditempatkan di sisi halaman bagian tengah atas. Abstrak setidak-tidaknya mengungkapkan latar belakang permasalahan, tujuan, metode, dan hasil.
Abstrak dimulai dengan nama penul is (menggunakan huruf kapital), program studi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, bulan dan tahun pembuatan
32 Pedoman Penulisan Skripsi
skripsi, judul skripsi (menggunakan huruf miring), serta nama dosen pembimbing tanpa gelar.
Di dalam ringkasan tidak boleh ada kutipan. Ringkasan disusun dengan jumlah 300-700 kata (1-1,5 halaman) diketik satu spasi yang terdiri atas:
a. Latar belakang dan tujuan penelitian (dalam satu alenia);
b. Metode penelitian (dalam satu alenia); c. Hasil dan saran (bila perlu) ditulis dalam satu
alenia; dan d. Kata kunci maksimal 5. Lihat Lampiran 7. 7. Lembar Persembahan Lembar pesembahan bukan merupakan halaman
wajib untuk diadakan. Pada halaman ini bisa ditulis hal yang pribadi antara lain untuk siapa skripsi tersebut dipersembahkan. Dalam penulisannya harus menggunakan bahasa formal dan tidak boleh menampilkan foto. Lihat Lampiran 8.
8. Lembar Kata Pengantar Kata Pengantar umumnya mengungkapkan bagaimana
proses membuatan skripsi dibuat, keluh dan kesah, suka dan duka (bila merasa penting dan diperlukan), ucapan terima kasih, harapan-harapan, serta hal-hal lainnya yang dianggap perlu oleh penulis, termasuk ucapan kerendahan hati untuk menyebut karyanya sebagai karya yang sederhana dan bersedia menerima masukan sebagai perbaikan. Lembar pengantar, termasuk bila ada ucapan terima kasih dibuat naratif, tidak memakai penomoran. Karena dalam lembar pengantar ini sudah terdapat ucapan terima kasih, maka tidak diperlukan lagi lembar khusus ucapan terima kasih. Contoh lembar pengantar lihat Lampiran 9.
33Penulisan Skripsi
9. Daftar Isi Daftar isi memuat keseluruahn ini skripsi sampul,
pengantar, daftar tabel, daftar gambar, judul bab dan sub bab, daftar pustaka, lampiran, glossary (singkatan), dan yang dianggap penting lengkap dengan nomor halamannya. Lihat Lampiran 10.
10. Daftar Tabel Daftar tabel memuat nomor dan judul semua tabel yang
disajikan dalam naskah beserta nomor halamannya. Judul tabel dalam halaman daftar tabel harus sama dengan judul tabel dalam naskah skripsi. Lihat Lampiran 11.
11. Daftar Gambar Daftar gambar memuat nomor dan judul semua
gambar (grafik, foto, peta, diagram, atau ilustrasi lain) yang disajikan dalam naskah berikut nomor halamannya. Judul gambar di halaman daftar gambar harus sama dengan judul gambar yang tertulis dalam naskah skripsi. Lihat Lampiran 12.
12. Daftar Lampiran Daftar lampiran memuat nomor dan judul semua
lampiran yang disajikan dalam naskah berikut nomor halamannya. Judul lampiran dalam halaman daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran dalam naskah. Lihat Lampiran 13.
13. Daftar Singkatan/Istilah (glossary) Daftar singkatan yang terdapat di dalam skrispi yang
dapat dibuat dengan memuat istilah atau singkatan yang perlu didefinisikan makna dan kepanjangannya untuk bisa dipahami oleh pembaca umum. Lihat Lampiran 14.
34 Pedoman Penulisan Skripsi
6.2. Bagian Utama Skripsi
Skripsi harus menunjukkan adanya kebenaran ilmiah yang harus tampak jelas dituliskan. Kebenaran ilmiah tersebut harus tegas dinyatakan dengan adanya uraian yang benar dari khasanah teori, khasanah empirik dan analisis sesuai dengan proposal skripsi dalam penarikan kesimpulan terhadap permasalahan yang dikaji. Karenanya, pada bagian utama skripsi harus ada tulisan tentang argumentasi teoritik yang benar, sahih dan relevan; dukungan fakta empiris; dan analisis kajian yang mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap permasalahan yang dikaji.
Untuk itu, bagian utama skripsi setidak-tidaknya terdiri atas:1. Pendahuluan2. Tinjauan Pustaka, Kajian Teori, Kerangka Konsep, dan
Hipotesis (bila ada).3. Metode Penelitian4. Hasil Penelitian5. Pembahasan6. Penutup: Kesimpulan dan Saran
1. Pendahuluan Bagian pendahuluan merupakan Bab I dari skripsi
sedikitnya memuat hal-hal berikut:a. Latar Belakang Pada bagian latar belakang, isinya mengungkapkan
alasan-alasan mengapa sesuatu dipermasalahkan sebagai kajian atau bahan penelitian dalam penulisan skripsi. Permasalahan harus jelas terungkap melalui argumentasi dan fakta mengapa skripsi harus ditulis. Dalam menyusun
35Penulisan Skripsi
latar belakang masalah setidak-tidaknya dapat dilakukan melalui dua pendekatan: Pertama, diawali dari pemikiran teoritis kemudian mengarah ke fakta empirik. Kedua, diawali dari dunia empirik lalu diarahkan ke hal yang teoritik.
Pemikiran teoritik dimaksudkan untuk memaparkan bahwa permasalahan terhadap suatu kejadian atau situasi yang ingin dikaji bermula pada kaidah-kaidah dari konsep-konsep pengetahuan yang dapat dipercaya berdasarkan konsep khasanah keilmuan yang berlaku, kemudian dihubungkan dengan keadaan fakta-fakta di lapangan. Sedangkan pemikiran empirik didasarkan pada keadaan fakta empirik yang kemudian dikaitkan dengan hasanah teoritik dari fakta empirik tersebut.
b. Identifikasi masalah Identifikasi masalah merupakan tahap awal
pemahaman terhadap suatu permasalahan. Dengan mengidentifikasi suatu objek permasalahan yang berada pada jalinan situasi tertentu, dapat dikenali ada tidaknya masalah yang akan dipersoalkan.
c. Pembatasan masalah Akibat banyaknya kemungkinan yang terjadi,
permasalahan harus dibatasi. Pembatasan dan ruang lingkup masalah harus terungkapkan dengan jelas. Penting juga diungkapkan alasan yang mendasari pembatasan tersebut. Misalnya karena luasnya objek kajian, maka kajian hanya membatasi diri pada ragam objek tertentu dengan suatu kriteria yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan dan alasan tertentu.
36 Pedoman Penulisan Skripsi
d. Rumusan masalah Inti dari penulisan skripsi sejatinya pada rumusan
masalah. Karenanya, rumusan masalah bisa disebut sebagai bagian terpenting dari Bab I, yang umumnya dibaca terlebih dahulu oleh pembaca skripsi karena melalui rumusan masalah dapat secara singkat diketahui apa yang sebenarnya akan dikaji dalam penulisan skripsi. Rumusan masalah dapat ditulis tidak harus satu pertanyaan, tapi bisa juga berupa beberapa pertanyaan yang ingin dicari jawabannya dalam penulisan skripsi. Rumusan masalah dapat pula berupa pernyataan-pernyataan tentang sesuatu persoalan (yang merupakan rincian dari permasalahan yang akan dikaji) dan yang diikuti dengan pernyataan-pernyataan tujuan, keinginan atau harapan yang merupakan jawaban atas persoalan yang dikemukakan.
e. Tujuan Penelitian Pada bagian ini, perlu dinyatakan target tertentu
yang akan diperoleh dari penulisan skripsi yang dilakukan. Tujuan penelitian harus dinyatakan secara spesifik, dalam pernyataan yang jelas dan tegas, dan tidak mengundang kesimpangsiuran arti dalam memaparkan hasil-hasil yang diharapkan. Tujuan berkaitan langsung dengan rumusan masalah, dimulai dengan kalimat: Kajian ini (atau studi atau penelitian) ini bertujuan untuk menentukan/ memperoleh/mengidentifiksi/ mengevaluasi/ menganalisis… dan seterusnya.
f. Kegunaan penelitian Pada bagian ini, skripsi harus menegaskan terkait
37Penulisan Skripsi
manfaat dari penulisan skripsi, yang kegunaannya setidak-tidaknya bagi kepentingan ilmiah. Dalam mengungkapkan kegunaan penelitian ini tentunya tidak mengada-ada atau melebih-lebihkan kegunaan yang sebenarnya akan dicapai.
g. Sistematika Penulisan Pada bagian ini akan dijelaskan secara deskriptif
tentang bab-bab yang akan ditulis dalam skripsi dari mulai Bab Pendahuluan hingga Bab Penutup.
h. Kerangka Konsep Pada bagian ini akan diuraikan kerangka konsep
dari penelitian ini. Kegunaan dari kerangka konsep ini adalah untuk menghubungkan atau menjelaskan tentang topik penelitian yang akan ditulis.
2. Tinjauan Pustaka, Kajian Teori, dan Hipotesis Skripsi sebagai suatu bentuk kegiatan ilmiah
mempunyai ciri khas, yaitu digunakannya pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi. Argumentasi ilmiah tersebut, umumnya dilakukan melalui tinjauan pustaka, yaitu dipakainya referensi yang sahih maupun hasil-hasil penelitian yang telah diuji kebenarannya. Referensi-referensi atau sumber-sumber pustaka ini ditulis dalam Bab II Tinjauan Pustaka, Kajian Teoritik, dan Hipotesis (bila diperlukan).
Pada Bab ini membahas dua hal, yaitu terkait dengan Tinjauan Pustaka, yaitu mengkaji studi-studi atau penelitian yang telah lebih dulu dilakukan yang sejalan dengan penelitian yang tengah dilakukan. Idealnya, studi pustaka ini menyajikan sedikitnya tiga hasil penelitian sebelumnya.
38 Pedoman Penulisan Skripsi
Selanjutnya perlu ada penegasan terkait positioning dari skripsi yang ditulisnya dengan studi-studi atau penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga akan tergambar positioning yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Dalam penulisan Tinjauan Pustaka, mula pertama mengambil substansi dari seluruh penelitian, buku atau sumber lainnya yang akan dimasukkan dalam Tinjauan Pustaka yang meliputi metode yang digunakan dan hasil dalam penelitian tersebut. Setelah itu baru dibuatkan dalam bentuk tabel, yang berisikan: Nomor, Penelitian Sebelumnya (meliputi nama peneliti, judul penelitian), dan Hasil Penelitian, sebagaimana contoh berikut.
Sumber-sumber bacaan, baik berupa buku-buku teks, ensiklopedia, monogram, jurnal, tesis, dan lain-lain, merupakan dasar argumentasi keilmuan. Argumentasi ilmiah juga dapat mendasarkan pada pandangan ahli, namun hasil-hasil penelitian yang telah diuji kebenarannya pada umumnya merupakan dasar argumentasi ilmiah yang sangat kokoh.
Terkait dengan sumber bacaan, maka sumber bacaan yang digunakan hendaknya: a. Adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan
masalah yang dibahas atau dipecahkan.
No Penelitian Sebelumnya(Berisikan nama
peneliti dan judul penelitian)
Hasil Penelitian(Berisikan metode
dan hasil penelitian)
12
39Penulisan Skripsi
b. Kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa (berusia lebih dari 10 tahun) maksimal hanya berjumlah 30% dari pustaka yang digunakan. Untuk penelitian tertentu, misalnya dalam bidang politik, bisa jadi semakin menggunakan sumber bacaan yang lama justru menandakan keseriusan dari seorang peneliti.
Seringkali didapati skripsi yang mencantumkan begitu banyak daftar pustaka, yang terkadang kalau ditelusuri keterkaitan antara isi daftar pustaka dan masalah yang dibahas tidak terlalu jelas. Hal seperti ini harus dihindari. Kualitas hasil karya ilmiah tidak terkait dengan banyaknya jumlah buku yang tercantum dalam daftar pustaka, tetapi pada kualitas pustaka yang digunakannya.
Bab ini juga menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pada umumnya, langkah yang dilakukan dalam melakukan kajian teoritis adalah dengan:a. Mengkaji teori-teori yang berhubungan dengan
konsep-konsep yang dipermasalahkan dan akan dipakai dalam analisis.
b. Membahas hasil-hasil kajian ilmiah lain yang berhubungan dengan apa yang dipermasalahkan.
c. Merangkum hasil-hasil kajian teori, yang dapat berupa kesimpulan yang berisi jawaban sementara (hipotesis) terhadap rumusan masalah, atau rangkuman argumentasi teoritik yang akan digunakan dalam analisis hasil kajian.
Bila ada dan diperlukan hipotesis, pada bagian ini dicantumkan hipotesis.
40 Pedoman Penulisan Skripsi
3. Metode Penelitian Bab ini menjelaskan bagaimana kajian dilakukan.
Sebagai kajian ilmiah maka kebenaran fakta merupakan keharusan. Dengan demikian dalam bab ini harus menjelaskan pendekatan penelitian, jenis penelitian yang digunakan, bagaimana cara mencari fakta, instrumen yang digunakan, teknik-teknik pengujian kebenarannya, dan lain-lain. Seperti diketahui fakta empirik dapat dicari dari data yang telah ada (atau dari fakta yang telah terjadi) maupun dari suatu fakta yang dicari melalui suatu eksperimen, atau melalui suatu bentuk kegiatan ilmiah yang lain.
Apabila skripsi yang disusun berupa penelitian lapangan, maka dalam bab ini harus mampu mengungkapkan rancangan pencarian data tersebut, termasuk data seperti apa yang akan didapatkan. Termasuk di dalamnya adalah uraian tentang variabel-variabel yang akan dikaji, populasi, sampling, instrumen pengukuran dan metode pencarian data dan rancangan analisis data yang akan digunakan.
Penting ditegaskan, bahwa dalam Metode Penelitian ini yang harus dijelaskan adalah alasan memilih atau menggunakan metode penelitian, bukan menguraikan panjang lebar terkait pengertian metode yang digunakan. Jadi yang harus dijelaskan: mengapa menggunakan metode tersebut, bukan apa itu metode tersebut.
4. Hasil Penelitian Bab ini hanya menuliskan laporan rinci pelaksanaan
kegiatan dalam mencapai hasil-hasil penelitian, belum masuk pada analisis atas hasil penelitian. Skripsi dapat berupa penelitian, survey, studi literatur, studi
41Penulisan Skripsi
perbandingan, studi kasus atau yang lainnya, maka susunan laporan hasil penelitian bisa berbeda-beda.
5. Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menuliskan pembahasan hasil penelitian.
Pada bab ini akan disajikan analisis keterkaitan antara kajian-kajian teori dengan fakta-fakta empirik yang telah diperoleh dalam upaya pengambilan kesimpulan. Tulisan dalam bab ini setidak-tidaknya memberikan jawaban atas pertanyaan: (a) seberapa tingkat kebenaran ilmiah dari pemecahan masalah yang telah dihasilkan dan (b) hal-hal spesifik apa yang penting untuk menjadi perhatian dari hal yang dipermasalahkan, dalam hal ini adalah jawaban atas pertanyaan dalam penelitian.
6. Penutup: Kesimpulan dan Saran Bab Penutup ini umumnya terdiri atas dua sub-
bab, yaitu kesimpulan dan saran (sub-bab saran bila diperlukan). Kesimpulan merupakan uraian jawaban dari rumusan masalah yang dituliskan dari atau berdasar pada diskusi hasil kajian. Untuk itu, disarankan agar pernyataan-pernyataan kesimpulan ditulis dalam rangkaian kalimat-kalimat deklaratif yang tidak terlalu panjang, ringkas tetapi padat.
Setiap saran yang ditulis setidak-tidaknya harus mengungkapkan: a. Kepada siapa saran itu diberikan.b. Apa saran yang diberikan. c. Mengapa saran tersebut diberikan. Saran harus
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
42 Pedoman Penulisan Skripsi
6.3. Bagian Akhir Skripsi
Pada bagian akhir skripsi ini hanya terdiri dari daftar pustaka dan dapat ditambahkan lampiran bila diperlukan. Lampiran dapat terdiri atas data atau keterangan lain yang berfungsi untuk melengkapi apa yang disajikan dalam bagian utama skripsi. Lampiran dapat berupa: contoh perhitungan, lembar contoh kuesioner, uraian metode analisis, gambar, foto, peta, data penunjang dan lain-lain. •
43
BAB VII
BAHASA DAN TEKNIK NOTASI ILMIAH
7.1. Penggunaan bahasa
Bahasa ilmiah sangat penting digunakan untuk meningkatkan kualitas tulisan ilmiah. Selain untuk keseragaman bagi sekripsi mahasiswa dan melatih mahasiswa menulis dengan kaedah bahasa yang baik dan benar, juga melatih para pembaca untuk mendapatkan bacaan yang baik dan benar dari segi penuturan bahasa secara ilmiah. Oleh karena itu beberapa petunjuk berikut ini penting di perhatikan oleh para mahasiswa yang akan menyusun skripsi, maupun oleh segenap pihak yang ingin menulis tulisan ilmiah secara baik.7.1.1. Penulisan huruf besar atau huruf kapital
1. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya: Kita harus kuliah.
44 Pedoman Penulisan Skripsi
Persiapan seminar itu belum rampung. Dia membaca buku. Apa maksudnya? Kita harus bekerja keras. Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.2. Dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Diana bertanya, ”Kapan kita kesana ?”3. Dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya: Allah SWT, Yang Maha Kuasa, Quran, Islam, Allah akan menunjukan jalan yang benar kepada
hamban-Nya, bimbinglah hamba-Mu ya Allah, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
4. Dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya: Sultan Iskandar Muda, Haji Muhammad, Imam Syafi’i, Nabi Ibrahim. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf
pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak di ikuti nama orang. Misalnya:
Dia baru saja di angkat menjadi sultan. Tahun ini ia pergi haji.
45Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
5. Dipakai sebagiai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya: Wakil Presiden Jusuf Kalla, Perdana Menteri Tommy Blair, Profesor Komaruddin, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Gubernur Banten. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi atau nama tempat. Misalnya:
Siapakah nama gubernur yang baru dilantik itu? Brigadir Jenderal Syafri Ramadhan, S.Sos., M.Si.
dilantik menjadi mayor jenderal.6. Dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama
orang. Misalnya: Yasser Arafat, Abdullah Ahmad Badlawi, Endang Sulastri, Ma’mun Murod Al-Barbasy. 7. Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Misalnya:
46 Pedoman Penulisan Skripsi
Mengindonesiakan kata asing, ia selalu keinggris-inggrisan.8. Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa bersejarah. Misalnya: tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan September, bulan Maulid, hari Jum,at, hari Raya Idul Fitri, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama. Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan bangsanya.9. Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Misalnya: Asia Tenggara, Boyolali, Situ Gintung, Gunung Sumeru, Jalan Ciputat Raya, Kali Ciliwung. Huruf kapital tidak dipakai sebagai hurup pertama
istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
Misalnya: berlayar ke teluk, mandi di sungai,
47Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
pergi ke arah tenggara. Juga tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
geografi yang digunakan sebagai nama jenis. Misalnya: gula jawa, pisang ambon, soto betawi. nangka belanda kunci inggris harimau sumatera petai cina10. Dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya: Perserikatan Bangsa Bangsa, Yayasan Ilmu-IImu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.11. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
seperti pada de, van, dan der (dalam nama Belanda), von (dalam nama Jerman), atau da (dalam nama Portugal).
Misalnya: J.J de Hollander J.P. van Bruggen H. van der Giessen Otto von Bismarck Vasco da Gama12. Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak
dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin
48 Pedoman Penulisan Skripsi
atau binti. Misalnya: Abdul Rahman bin Zaini Ibrahim bin Adham Siti Fatimah binti Salim Zaitun binti Zainal13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Eskimo suku Sunda bahasa Indonesia14. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya: pengindonesiaan kata asing keinggris-inggrisan kejawa-jawaan15. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
kata yang bukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi.
Misalnya: beberapa badan hukum kerja sama antara pemerintah dan rakyat menjadi sebuah republik menurut undang-undang yang berlaku Catatan: Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu,
49Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
misalnya Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya: Pemberian gaji bulan ke 13 sudah disetujui Pemerintah. Tahun ini Departemen Agama sedang menelaah
masalah itu. Surat itu telah ditandatangani oleh Direktur.16. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal di
Jakarta.17. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap
unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan.
Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa Rancangan Undang-Undang Kepegawaian Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan18. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan
Lain ke Roma.
50 Pedoman Penulisan Skripsi
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra. Dia adalah agen surat kabar Suara Islam. Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum
Perdata”.19. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
Anda yang digunakan dalam penyapaan. Misalnya: Sudahkah Anda tahu? Siapa nama Anda? Surat Anda telah kami terima dengan baik.20. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diriMisalnyaDr. DoctorS.E. sarjana ekonomiS.H. sarjana hukumS.S. sarjana sastraS.Kp. sarjana keperawatanM.A. master of artsM.Hum. magister humanioraProf. profesorK.H. kiai hajiTn. TuanNy. nyonyaSdr. Saudara
Catatan: Gelar akademik dan sebutan lulusan perguruan
tinggi, termasuk singkatannya, diatur secara khusus dalam Keputusan Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang setiap waktu bisa berubah.
51Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
7.1.2. Penulisan Huruf Miring (Italic)1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untu
menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya: majalah Bahasa dan Kesusastraan, surat kabar Republika.2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya: Dia bukan ditipu ,tetapi menipu. Sekarang ini yang penting adalah sembako.3. Hurup miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuikan ejaannya.
Misalnya: nama ilmiah buah manggis ialah carcinia
mangostana. Dalam era reformasi ini hendaknya jangan
terulang politik devide ef impera. Weltanschaung antara lain diterjemahkan menjadi
‘pandangan dunia. Tetapi kalimat “Negara itu mengalami empat
kudeta”, kata kudeta tidak dicetak miring karena sudah disesuaikan dengan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
7.1.3. Penulisan Kata1. Kata Dasar Kata dasar adalah kata yang belum mendapatkan
imbuhan (awalan, akhiran atau sisipan) ditulis merupakan suatu kesatuan.
52 Pedoman Penulisan Skripsi
Misalnya: ibu, percaya, tahu, buku.2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran,) ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya:
menggelepar, dikelola, mempermainkan. b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,
awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahulinya.
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, sebarluaskan.c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan
data mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata ditulis serangkai.
Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan.d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya
dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai.
Misalnya: antarkota, intropeksi,
53Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
mahasiswa, mancanegara, poligami, prasangka.
Kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya: Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa
melindungi kita.3. Kata Ulang Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung. Misalnya: anak-anak, undang-undang, gerak-gerik, huru-hara.
4. Gabungan Kataa. Gabungan kata yang lazim disebut kata
majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya: duta besar, kambing hitam, meja tulis, orang tua.
b. Gabungan kata termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan. Misalnya:
54 Pedoman Penulisan Skripsi
alat pandang-dengar, anak-istri saya, ibu-bapa kami.
c. Gabungan kata berikut ditulis serangkai. Misalnya: bismillah, acapkali, adakalanya, alhamdulillah, akhirulkalam, bagaimana, barangkali, bilamana, beasiswa, belasungkawa,sertamertadaripada dukacita.
5. Kata ganti ku, kau, mu dan nya Kata ganti: ku dan kau ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya; ku, mu dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahulinya.
Misalnya: Apa yang kumiliki boleh kauambil. Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di
perpustakaan.6. Kata depan di, ke, dan dari Kata depan: di, ke, dan dari ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada.
Misalnya:
55Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
Kain itu terletak di dalam lemari. Di mana Wahyuni sekarang? Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
7.1.4. Penulisan Pemenggalan Kata Dalam suatu naskah, untuk efisiensi dan estetika
sehingga terlihat adanya rata-kiri-kanan pada suatu tulisan, pemenggalan kata tidaklah terelakan. Pemenggalan kata ini harus menurut kaidah yang baku dalam bahasa Indonesia, di mana kata-katanya tersusun dari suku-suku kata. Pemenggalan kata dilakukan dengan memberi tanda hubung (-) yang menyambungkan suku-suku kata yang terpisah oleh perantian baris. Cara-cara pemenggalan kata yang di lakukan adalah:1. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan,
pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal, misalnya: ma-in, sa-ir, bu-ah, bu-ang, bi-ar. Akan tetapi huruf diftong, ai, au dan oi tidak pernah dipenggal, sehinga kata-kata seperti: pandai, saudara, harimau, amboi bila dipenggal adalah pan-dai, sau-da-ra, ha-ri-mau, am-boi.
2. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan (kh, ng, ny dan sy), di antara buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan, misalnya: ka-rang, de-ngan, ka-wan, ba-pak, ka-win, mu-ta-khir, ha-nyut.
3. Jika di tengah kata ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan diantara dua huruf konsonan itu. Gabungan konsonan tidak pernah diceraikan. Misalnya: man-di, ang-kuh, cu-plik, bang-kit, makh-luk.
56 Pedoman Penulisan Skripsi
4. Jika di tengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya: in-fra, ul-tra, beng-kok, in-stru-men, bang-kit, ikh-las.
5. Imbuhan dan sisipan termasuk yang mengalami perubahan bentuk, pada pergantian baris dapat dipengal seperti: minum-an, per-tanya-an, me-rantau, mem-bantu, duduk-lah, sekali-pun, te-lun-juk, si-nam-bung.
6. Suku kata yang berupa satu vokal tidak dapat ditempatkan pada ujung atau pangkal baris. Misalnya: tidak ditulis i-tu atau ma-u tetapi harus itu atau mau.
7.1.5. Penulisan AngkaCara menulis angka adalah sebagai berikut:1. Untuk angka yang dikuti satuan, waktu, tanggal,
presentase, ditulis dengan angka. Misalnya: 4 m, 4 kg, pukul 11.35., 10 Desember, 45%.
2. Dengan penggunaan komputer tanda desimal ditulis dengan tanda titik (.). Ribuan dan kelipatan ditulis dengan meluangkan satu ketukan.
57Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
Misalnya: 3 000, 7 000 000.
Dalam pengetikannya nilai tersebut harus berada dalam satu baris (tidak boleh dalam baris selanjutnya).
3. Secara umum banyaknya digit yang digunakan dalam naskah adalah lebih satu dari jumlah digit pengamatan yang diukur.
Misalnya: kalau pengukuran kita dapat mengamati
sampai satu desimal, maka dalam penulisan dan pengolahan digunakan 2 desimal.
7.2. Serapan
Kaidah Ejaan yang Berlaku bagi Unsur Serapan dari Berbagai Bahasa AsingAsing Serapan Asing Serapananalysis analisis rhytm ritmeautotrope autotrop scheme skemaconstruction kontruksi ratio rasioCubic kubik thrombosis trombosisclassification klasifikasi nucleolus nukleusactivity aktivitas extra ekstraActive aktif excess eksescentral sentral zygote zigotacclimatization aklimatisasi accu akivacctine vaksin effect efekchromosome kromosom text tekstechnique teknik contex kontekseffective efektif project proyekdescrition deskripsi percentage persentasesynthesis sintesis primair primer
58 Pedoman Penulisan Skripsi
system sistem formeel formalzeolite zeolit rationeel rasionalfrequency frekuensi rational rasionalqualiteit kualitas quality kualitasefficient efisien physiology fisiologicontour kontur analogy analogiphase fase quadratic kuadratikpreudo pseudo phosphor fosforptyalin ptialin aquarium akuariumequator ekuator physiology fisiologi
7.3. Cara Mengacu dan Menulis Daftar Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan pengembangan apa yang telah disampaikan dalam pendahuluan. Sehingga pustaka yang dikutip hanya yang berkaitan erat dan mendukung penelitian yang dilakukan. Hal ini penting agar pembaca tidak memerlukan tulisan lain untuk dapat memahami penelitian yang dilakukan akan tetapi pembaca juga tidak disuguhi tulisan yang bertele-tele, tidak berhubungan dengan topik yang sedang diteliti. Urutan tulisan dalam tinjauan pustaka harus sistematik dan logis, mengikuti satu pola pemikiran dalam pendahuluan. Satu pegangan dalam penulisan bab Tinjauan Pustaka ini adalah usaha untuk menjelaskan kata-kata kunci yang terdapat dalam judul tulisan secara sistematis.
Tinjauan Pustaka juga dimaksudkan untuk menunjukan perkembangan ilmu dan teknologi terkait dengan penelitaian yang dilalukan. Sehingga sedapat mungkin harus diusahakan menggunakan pustaka terbaru. Pengertian terbaru di sini adalah sesuai dengan perkembangan ilmu tersebut. Jumlah pustaka yang banyak
59Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
atau terbitan tahun terakhir bukan merupakan jaminan mutu penelitian yang baik apabila tidak dilandasi dengan penguasaan pengetahuan dasar yang cukup tentang bidang yang diteliti. Itu sebabnya penelitian bagi mahasiswa sering diiringi dengan kewajiban mengikuti mata kuliah yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Terdapat beberapa cara dalam mengutip suatu tulisan, yaitu:1. Sistem mengutip berurutan Dengan cara ini pustaka diberi nomor sesuai dengan
urutannya muncul dalam tubuh tulisan. Pencantumn nomor dilakukan di akhir kalimat dari pertanyaan yang dikutip. Misalnya:
Ditemukan adanya pengaruh tingkat kesejahteraan keluarga dengan tingkat pendidikan (1), pekerjaan (2), penghasilan (3).
2. Sistem alfabet – nomor Dengan cara ini nomor pustaka diurutkan sesuai
dengan urutan alfabet nama penulis yang tulisannya dikutip. Pencantuman nomor dalam naskah juga dilakukan di akhir kalimat pernyataan yang dikutip.
Misalnya: Ditemukan adanya pengaruh tingkat pendidikan (1),
penghasilan (4), pekerjaan (2) dengan kesejahteraan keluarga.
3. Sistem nama dan tahun Dengan cara ini pustaka disusun secara alfabetis tanpa
nomor unit. Dalam tubuh tulisan untuk setiap kutipan yang dimaksud dituliskan nama dan tahun penulisnya. Dengan cara ini pembaca diberi tahu dalam pernyataan yang tertulis siapa yang menyampaikan dan kapan.
Misalnya: Praptokoesoemo (1982) mengatakan kesejahteraan
60 Pedoman Penulisan Skripsi
sosial di Indonesia sebagai kegiatan pelayanan telah dimulai ketika Indonesia belum merdeka (Praptokoesoemo, 1982:10).
Dalam pengutipan sebaiknya menggunakan pustaka yang asli, yang dapat ditempatkan di awal atau di akhir suatu kalimat. Penempatan beberapa pustaka dalam satu paragrap harus dilakukan secara hati-hati sehingga jelas terlihat kutipan yang dimaksud berasal dari mana. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kata penghubung ataupun urutan logis tahun penelitian. Kutipan pustaka dalam pustaka (mengutip suatu tulisan yang dikutip dari tulisan lain).
Misalnya: Arbi Sanit (2010) dalam Lusiana (2013), sebaiknya
dihindari. Kesan yang terungkap dalam tulisan seperti ini adalah penulis malas mencari tulisan aslinya. Sedangkan di sisi lain ada kemungkinan penulis terdahulu yang membuat kutipan salah dalam membuat interpretasi, di sisi lain pengutip yang kemudian tidak mengetahui hubungan dan kondisi bagaimana pernyataan yang dikutip tadi terjadi. Sehingga sesuai atau tidaknya dengan kondisi penelitian penulis yang kemudian, tidaklah diketahui.
4. Penggunaan catatan kaki Penggunaan catatan kaki dilakukan bila penulis merasa
perlu mengacu pada suatu sumber informasi yang bila dimasukan ke dalam naskah akan menggangu alur pembahasan. Hal lain adalah bila penulis hendak membuat ulasan tambahan untuk menjelaskan pembahasan dalam naskah tanpa menggangu pokok fikiran dalam naskah. Untuk menyebutkan sumber informasi yang tidak dipublikasikan juga dibuatkan
61Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
catatan kaki. Dalam teknik notasi ilmiah dengan menggunakan catatan kaki terdapat dua variasi yaitu:a. Catatan kaki dicantumkan/ditulis dalam halaman
yang sama.b. Catatan kaki seluruhnya dikelompokkan dan
dicantumkan pada akhir sebuah bab, yang sering disebut sebagai endnote.
Tanda catatan kaki diletakan di ujung kalimat yang dikutip dengan mempergunakan angka Arab yang diketik naik setengah spasi. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor unit mulai dari angka 1 (satu) sampai habis pada tiap bab yang bersangkutan. Dengan demikian untuk setiap bab baru dimulai lagi dengan angka/nomor 1 dan seterusnya. Satu kalimat mungkin terdiri dari beberapa kutipan. Dalam keadan seperti ini maka catatan kaki diletakkan diujung kalimat yang dikutip sebelum tanda baca penutup.
Satu kalimat yang seluruhnya terdiri dari satu kutipan tanda catatan kami diletakan sesudah tanda baca penutup kalimat, misalnya:Larrabee mendefenisikan ilmu sebagai pengetahuan
yang dapat diandalkan sedangkan Richter melihat ilmu sebagai sebuah metode dan Conant mengidentifikasikan ilm sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari Pengamatan dan percobaan1.
Sekiranya kalimat di atas disusun menjadi tiga buah kalimat yang masing masing mengandung sebuah kutipan maka tanda catatan kaki ditulis sesudah tanda baca penutup, sehinga menjadi sebagai berikut:
62 Pedoman Penulisan Skripsi
Larrabee mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat di andalkan1. Sedangkan Ricther melihat ilmu sebagai sebuah metode2. Pendapat lain dikemukakan Conant mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkian konsep sebagai hasil pengamatan dan percobaan3.
Kalimat yang dikutip harus dituliskan sumbernya secara lengkap dan tersurat dalam catatan kaki dengan menggunakan huruf miring (italic) atau memberi garis bawah pada judul buku/karangan dimaksud, misalnya:Harold A. Larrabee, Reliable Knowledge, (Boston:
Hougthonmifflin, 2010), p.4Atau1Harold A. Larrabee, Reliable Knowledge, (Boston:
Hougthon Mifflin, 2010), p.42Maurice N.Richter,Jr, Science and an Cultural Process,
(Cambridge: Schenkman, 2010), p.15Atau3James B. Conant, Science and Common Sense (New
Haven: Yale University Press, 2010), p.25Atau 4Ma’mun Murod Al-Barbasy, Politik Perda Syariat:
Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2018, hlm. 238.
Atau 5Ma’mun Murod Al-Barbasy, 2018, Politik Perda
Syariat: Dialektika Islam dan Pancasila di Indonesia, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, hlm. 238.
63Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
Catatan kaki ditulis dengan satu spasi dan dimulai langsung dari pinggir kertas, atau dapat juga dimulai setelah beberapa ketukan tik dari pinggir kertas, asalkan dilakukan secara konsisten.
Nama pengarang yang jumlah pengarangnya lebih dari tiga orang hanya di tuliskan nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et alii: dan lain-lain), misalnya:4Ma’mun Murod Al-Barbasy et al., Radikalisasi Pancasila:
Merekatkan Kebhinnekaan Bangsa dan Membendung Radikalisme Agama, (Jakarta: Pusat Pengkajian MPR RI, 2014).
Kutipan yang diambil dari halaman tertentu disebutkan halamanya dengan singkatan p (Pagina) atau h (halaman). Sekiranya kutipan itu disarikan dari beberapa halaman, umpamanya dari halaman 1 sampai halaman 5 maka di tulis pp 1-5 atau hh 1-5. Kadang-kadang halaman juga disingkat dengan hlm. Jika nama pengarangnya tidak ada, maka langsung saja dituliskan nama bukunya atau dituliskan Anon (Anonymous) di depan nama buku tersebut. Sebuah buku yang diterjemahkan harus ditulis (baik pengarang maupun penterjemah) buku tersebut, sedangkan sebuah kumpulan karangan cukup disebutkan nama editornya seperti contoh berikut:5Anom, Becoming Muhammadiyah: Autobiografi Gerakan
Kaum Islam Berkemajuan, (Bandung: Mizan, 2016, h. 5).
6B.E.F. Schumacher, Keluar dari Kemelut. terjemahan Mochtar Pabbottinggi (Jakarta: LP3ES, 1981)
7James R Newman (ed). What is Science? (New York: Simon and Schuster, 2010)
64 Pedoman Penulisan Skripsi
Sebuah makalah yang di publikasikan dalam majalah, koran, kumpulan karangan atau disampaikan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip yang disertai informasi mengenai makalah tersebut:8Karlina, ”Sebuah Tanggapan: Hipotesa dan Setengah
IImuwan”, Kompas. 12 Desember 1981, P.4.9Like Wilarjo. “Tanggung Jawab Sosial IImuwan”,
Jurnal Pustaka, Tahun III No. 3, April 2010, pp. 11-14.
10M.Sastrapratedja, ”Perkembangan IImu dan Teknologi” disampaikan dalam Kongres IImu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) III, LIPI, Jakarta, 15-19 September 2000.
11B.Suprapto, ”Aturan Permainan dan IImu-IImu Alam” dalam IImu dalam Perspektif, ed. Jujun S.Surisumantri (Jakarta:Gramedia,2000), pp. 129-133.
Pegulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan pemakaian notasi op. cit. (opere citato: dengan karya yang telah dikutip), loc. cit (loco citato: dengan tempat yang telah dikutip), dan ibid (ibeden: dalam tempat yang sama). Untuk pengulangan maka nama pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama familinya saja. Sekiranya dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain maka dipergunakan notasi ibid. seperti contoh berikut:12ibid,p.131
Artinya ada pengulangan kutipan dan karangan B. Suprapto seperti tercantum dalam catatan kaki nomor 11 meskipun dengan nomor halaman yang berbeda. Sekiranya pengulangan kutipan M. Sastrapratedja
65Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
dalam catatan kaki nomor 10 terhalang oleh karangan B.Suprapto maka tidak menggunakan ibid, melainkan loc,.cit. seperti contoh berikut:13M. Sastrapratedja, lo.cit.
Ulangan dengan halaman yang berbeda dan telah diselang oleh pengarang lain di tulis dengan mempergunakan op.cit:14Wilarjo, op. cit. p. 12
Sekiranya dalam kutipan digunakan seorang pengarang yang menulis beberapa karangan maka untuk tidak membingungkan sebagai pengganti loc.cit atau op.cit.dituliskan judul karanganya. Bila judul karangan itu panjang maka dapat di lakukan penyingkatan selama mampu menunjukan identifikasi judul karangan yang lengkap seperti:15Larrabee, Reliable Knowlodge,p.6
Kadang-kadang ada keinginan mengutip sebuah peryataan yang telah dikutip dalam karangan yang lain. Untuk itu maka kedua sumber itu dituliskan sebagai berikut:16Robert K. Merton, ”The Ambivalence of Scientist”
pp. 77-97, dikutip langung (atau tidak langsung) oleh Maurice N.Ricther,Jr, Science as Cultural process (Cambridge: Schenkman,1972).P.144
c. Daftar Pustaka Sumber informasi yang dicantumkan dalam daftar
pustaka berupa:1) Buku2) Salah satu bab atau bagian dari buku3) Monografi4) Artikel dalam majalah
66 Pedoman Penulisan Skripsi
5) Makalah dari suatu pertemuan ilmiah6) Laporan atau penerbitan resmi suatu badan/
instansi7) Naskah yang sedang dipersiapkan untuk
diterbitkan dengan mencantumkan keterangan (sedang di cetak).
Sumber informasi yang dimaksud dalam daftar pustaka harus benar-benar dibaca secara langsung oleh penulisnya. Sumber informasi tersebut harus relevan dengan masalah penelitian. Pengunaan absrtak sedapat mungkin di hindari, bila dianggap perlu benar, maka di akhir acuan dituliskan keterangan (abstrak).1) Kelengkapan daftar pustaka
Judul daftar pustaka diketik secara centris dibatas atas bidang pengetikan, 4 spasi di bawahnya, di batas kiri bidang pengetikan diketik pustaka acuan pertama. Baris kedua dan selanjutnya untuk tiap pustaka acuan dimulai 1 tab ke dalam dari batas kiri bidang pengetikan, dengan jarak 2 spasi. Pustaka acuan berikutnya dimulai di batas kiri bidang pengetikan. Tiap tanda baca di beri tanda 1 ketukan bebas, kecuali antara kependekan nama depan pengarang. Judul buku dan majalah di garis bawahi atau di cetak miring. Sumber imformasi dalam daptar pustaka tidak diberi nomor, tetapi dibuat menurut abjad berdasarkan nama akhir pengarang.
Setiap pustaka acuan dalam DAFAR PUSTAKA sebaiknya dicantumkan data bibliografi sumber informasi selengkap mungkin. Data yang perlu dicantumkan adalah:a) Nama lengkap penulis, editor atau lembaga
67Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
yang bertanggung jawab atas penerbitan pustaka tersebut.
b) Judul buku, artikel, bab dari buku atau makalah c) Data penerbitan untuk buku, berikut jilid, edisi,
tahun terbit, penerbit, dan kota terbit.d) Data penerbitan untuk majalah adalah judul
majalah, volume/tahun, nomor, tahun penerbitan dan halaman artikel tersebut.
Dalam daftar pustaka nama penulis dituliskan dengan nama keluarga atau nama akhir mendahului nama kecil atau inisialnya. Sedangkan untuk catatan kaki nama penulis dituliskan seperti tertulis dalam judul. Untuk sumber informasi yang ditulis oleh dua orang pengarang, maka nama kedua nama pengarang dituliskan dengan menambahkan tanda ampersand ”&” di antara kedua nama pengarang tersebut, untuk menggantikan kata “dan”, ”and” atau und”. Bisa juga dengan memakai “,” di antara dua nama pengarang. Sedangkan untuk sumber informasi yang ditulis oleh lebih dari tiga orang pengarang, pada pengutipan pertama kali seluruh nama pengarang ditulis. Sedangkan pada kutipan selanjutnya hanya dituliskan nama pengarang pertama disertai kata “et al., seperti contoh di atas.Contoh:Pencantuman daftar pustaka untuk buku:Shihab, M. Quraish, 1996, Membumikan Al-Quran:
Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Cetakan 13, Bandung: Mizan.
Singarimbun, Masri & Sopian Efendi, Metodologi Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1985.
68 Pedoman Penulisan Skripsi
Masri Singarimbun, Sopian Efendi, Metodologi Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1985.
Pencantuman daptar Pustaka untuk jurnal:Asyari, Yusuf, “Implementasi Pemenuhan Backlog
Perumahan,” dalam Jurnal Kajian, Volume 13 Nomor 2, hlm. 13-28, Juli 2014.
2) Penulisan nama pengarang Berikut ini beberapa contoh untuk menentukan
cara penulisan nama pengarang:a) Untuk Pengarang Indonesia yang menggunakan
lebih dari satu bagian nama selain nama keluarga, maka penulisanya tetap, nama akhirnya mendahului nama kecilnya.
b) Bagi nama pengarang yang bagian akhir namanya dituliskan dengan iniisial dan tidak diketahui kepanjanganya, maka namanya diurutkan pada bagian pertama yang tertulis lengkap.
c) Nama yang dimulai dengan “Me” atau “St” ditempatkan pada urutan nama dengan ejaan “Mac” atau “Saint”.
Sebutan “Sr” atau “Jr” atau urutan keturunan dicantumkan setelah nama keluarga pengarang.Misalnya: Hamengkubuwono IX, Sri Sultan.Nama ganda ditulis berdasarkan nama pertamanya. Misalnya: Wai-On Phoon, menjadi Phoon,WNama Cina dituliskan berdasarkan nama keluarga
yang ditulis lebih dahulu. Misalnya: Kwik, K,GUntuk penulisan nama selanjutnya dapat dilihat
dari standar penentuan tajuk kumpulan karya,
69Bahasa dan Teknik Notasi Ilmiah
maka acuan menuliskan nama penulis yang karyanya digunakan, disertai keterangan lengkap mengenai himpunan karya yang menjadi asal acuan tersebut.
Misalnya:Pratomo, H, 1991, “Pengantar Riset Kualitatif vs
Kuantitatif”, dalam Jatiputra, S & Yovsyah (eds), Presiding Lokarkarya dan Pelatian Metodologi Penelitian Kesehatan, 22/3 -12/4, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta: 54-61.
Bila sumber informasi yang digunakan tidak mencantumkan penulis maupun editor, maka acuan menggunakan nama tim penyusun, atau lembaga yang bertanggung jawab atau yang menerbitkan karya tersebut. •
71
LAMPIRAN-LAMPIRAN
73Lampiran-Lampiran
Lampiran 1 Formulir Pengajuan Bimbingan Skripsi
FORMULIR USULAN PENGAJUAN BIMBINGAN SKRIPSI
Nama : …………………………………………………NPM :………………. Telp………HP……………….Jurusan : …………………………………………………Program Studi : ……………………………………….Judul Skripsi : ………………………………………. ………………………………………. ………………………………………. ……………………………………….Gagasan dasar (proposal) : TerlampirTranskrip terbaru : TerlampirKRS semester berjalan : TerlampirUsulan Pembimbing yang disetujui : …………………………… Jakarta, ……………………
Mengetahui Dosen PA, Pemohon,
(………………………..) (……………………)
Menyetujui Jurusan,
(………….……………….)
74 Pedoman Penulisan Skripsi
Lampiran 2 Formulir Pendaftaran Ujian Skripsi
FORMULIR PENDAFTARANSIDANG SKRIPSI FISIP-UMJ
Nama : .........................................................................................................................Tempat/Tgl. Lahir : ......................................................................................................................... .........................................................................................................................NPM : .........................................................................................................................Jurusan/Prog.Studi : .........................................................................................................................Alamat Rumah : .........................................................................................................................Telepon : ....................................................... HP...........................................................Email : .........................................................................................................................Kantor : .........................................................................................................................Alamat Kantor : ......................................................................................................................... .........................................................................................................................Telepon : ....................................................... Fax .........................................................Jumlah semester & SKS yang ditempuh : .........................................................................................................................Lampiran 1. Pas foto ukuran 4 x 6 = 6 lbr. (hitam putih). - Putra: Pakai Jas + Dasi - Putri : Berjilbab (blazer & rapi) Tidak berjilbab (Kebaya, Rambut disanggul) 2. Foto copy KTM yang terakhir sebanyak 1 lembar 3. Foto copy ijasah SLTA (STTB) legalisir asli = 2 lbr 4. Surat ket. bebas administrasi keuangan FISIP 5. Surat ket. bebas pinjaman buku perpustakaan FISIP & UMJ 6. Surat ket. memenuhi syarat nilai akademik, sesuai kurikulum yang
berlaku di FISIP-UMJ. (Melampirkan KHS) 7. Foto copy SK Bimbingan yang terakhir 8. Foto copy KRS semester berjalan 9. Naskah skripsi 3 eks ( sudah ditandantangani pembimbing dan
ketua jurusan, skripsi dijilid sementara) 10. Sertifikat hafalan Juz ’Amma 11. Foto Copy bukti perolehan point kegiatan 12. Foto Copy Kartu Keluarga 13. Buku Bimbingan Skripsi
Bersama ini mengajukan Ujian Sidang Skripsi dalam rangka tugas akhir perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, dengan melampirkan ketentuan yang telah ditetapkan. Jakarta, ..............................
Ka. Sub. Bag. Akademik, Mahasiswa ybs,
(.........................................) (.........................................)
75Lampiran-Lampiran
SURAT KETERANGAN
I. Keterangan Ka. Sub. Bag. AkademikBerdasarkan catatan pada Sub. Bagian Administrasi Akademik, nama tersebut dalam formulir pendaf-taran ini sudah memenuhi syarat Adm. AkademikDemikian keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya.
Jakarta, ...............................
Ka.Sub.Bag.Adm Akademik Cek Forlap/PDPT
( ........................................ ) ( ........................................ )
II. Keterangan Ka. Sub. Bag. KeuanganBerdasarkan catatan pada Sub. Bag. Adm. Keuangan, nama tersebut dalam formulir pendaftaran ini telah LUNAS seluruh kewajiban administrasi keuangan, sehingga yang bersangkutan berhak mengikuti ujian skripsi.Demikian keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya.
Jakarta, ............................
BAKU UMJ, Ka. Tata Usaha, Ka. Sub. Bag. Keuangan
( ............................. ) ( ............................ ) ( ........................................)
III. Keterangan Ka. Sub. PerpustakaanBerdasarkan catatan pada Sub. Bag. Perpustakaan, nama tersebut dalam formulir pendaftaran ini tidak ada pinjaman buku milik Fakultas dan Universitas.Demikian keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya. Jakarta,
...............................
Pimpinan Perpustakaan UMJ Ka. Sub.Bag. Perpust. FISIP
( ...........................................) (..............................................)
IV. Lembar persetujuanNama Mahasiswa : ...........................................................................................................................................NPM : ...........................................................................................................................................Judul skripsi : ........................................................................................................................................... ...........................................................................................................................................Dosen Pembimbing : ...........................................................................................................................................
Telah disetujui untuk di ujikan,Jakarta, .................................
Wakil Dekan, Ketua Prodi, Dosen Penasehat Akademik,
( ....................) ( .........................) (................................................)
76 Pedoman Penulisan Skripsi
Lampiran 3 Sampul dan Halaman Judul
PERILAKU POLITIK KIAI PASCA-ORDE BARU: STUDI DI KABUPATEN MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi Strata Satu (S-1) Pada Program Studi Ilmu Politik Konsentrasi (tuliskan Prodi yang ada konsentrasinya)
Oleh :AHMAD HANIAH
2009140070
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
77Lampiran-Lampiran
Lampiran 4 Lembar Persetujuan
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “Perilaku Politik Kiai Pasca-Orde Baru: Studi di Kabupaten Magelang”, oleh Ahmad Haniah, NPM: 2009140070 disetujui untuk diajukan pada sidang skripsi Program Studi Ilmu Politik Konsentrasi Politik Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Tanda Tangan Tanggal
………………. ………. Dr. Lusi Andiyani, M.Si. Ketua Program Studi
………………. ………. Dr. Endang Sulastri, M.Si. Pembimbing
78 Pedoman Penulisan Skripsi
Lampiran 5 Lembar Pengesahan
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Perilaku Politik Kiai Pasca-Orde Baru: Studi di Kabupaten Magelang”, oleh Ahmad Haniah, NPM: 2009140070, diterima dan disahkan oleh Komisi Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta, untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh Ujian Sarjana Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Politik Konsenrasi Politik Indonesia.
Pada Hari : ………Tanggal : ………
KOMISI PENGUJI
………………. Dr. Lusi Andriyani, M.Si Ketua Sidang
………………. Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, M.Si Penguji I
………………. Dr. Endang Sulastri, M.Psi Penguji II
79Lampiran-Lampiran
Lampiran 6 Pernyataan Orisinalitas
PERNYATAAN ORISINALITAS Saya yang bertanda tangan di bawah ini :Nama : .......................NPM : ........................Dengan ini menyatakan, bahwa skripsi yang berjudul .................................................................................................................................................................................................... adalah benar merupakan karya saya sendiri/bukan buatan orang lain dan saya tidak melakukan tindakan plagiat dalam proses penyusunan karya tersebut. Semua kutipan yang ada dalam skripsi dimaksud telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.Apabila di kemudian hari ternyata secara prinsip terbukti skripsi yang saya susun merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia dituntut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia.Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, ....................................
Yang menyatakan,
(...........................)
Materai Rp 6.000
80 Pedoman Penulisan Skripsi
Lampiran 7 Abstrak
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKPROGRAM STUDI ILMU POLITIK KONSENTRASI…
Skripsi, Januari 2014
AHMAD HANIAH
PERILAKU POLITIK KIAI PASCA-ORDE BARU: STUDI DI KABUPATEN MAGELANG
VII+100 Halaman+10 Tabel+15 Lampiran
ABSTRAKXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXX
Daftar Pustaka: 23 Referensi (2010-2013)Kata Kunci: perilaku politik, kiai.
81Lampiran-Lampiran
Lampiran 8 Persembahan
PERSEMBAHAN
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
82 Pedoman Penulisan Skripsi
Lampiran 9 Kata Pengantar
Kata Pengantar berisikan pujian kepada Allah SWT atas selesainya penulisan skripsi. Juga kesulitan atau mungkin kemudahan, berbagai keluh kesah selama penulisan skripsi. Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak tertentu. Karena ini karya ilmiah, maka mula pertama ucapan terima kasih disampaikan kepada mereka yang langsung berkaitan dengan penulisan skripsi, misalnya responden, informan, key informan, kepala desa, camat, atau yang lainnya. Lalu ucapan terima kasih kepada pihak kampus atau fakultas, misalnya kepada pembimbing, penguji, dekatan, kaprodi dan sekprodi. Baru kemudian kepada pihak yang secara fisik tidak secara langsung terlibat dalam proses penulisan skripsi. Misalnya, kepada kedua orang tua, saudara yang dipandang perlu (jangan semua saudara dari nenek, kakek, sampai keponakan ditulis), teman-teman yang dinilai perlu, mungkin juga “seseorang” yang dinilai penting dan mempunyai andil mendorong terselesaikannya penulisan skripsi.
Terakhir penegasan kalau penulis skripsi terbuka terhadap semua kritik atas penulisan skripsinya. Kata pengantar sebaiknya dibuat secara naratif, tidak memakai penomoran. Berikut contoh penulisan Kata Pengantar.
83Lampiran-Lampiran
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt., atas rahmat, ridha, dan bimbingan-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan Skripsi dengan judul: “Islam dan Negara: Studi Kasus Perumusan, Perdebatan, dan Kontroversi serta Peran Politik Muhammadiyah dan NU dalam Proses Pembuatan Perda 12 Tahun 2009 Kota Tasikmalaya.”
Skripsi dengan mengangkat tema besar Muhammadiyah dan NU ini merupakan komitmen saya selama ini untuk selalu berusaha mencari titik-titik konvergensi antara Muhammadiyah dan NU. Bagi saya, sebagai kekuatan Muslim mainstream di Indonesia, bahkan di Dunia Islam, ketika Muhammadiyah dan NU bisa berjalan seiring dan ada kohesivitas –dalam pengertian luas sebagai kelompok Muslim mainstream– yang mencoba dibangun dan dirawat secara serius, maka setengah persoalan umat dan bangsa Indonesia sudah teratasi.
Selesainya penulisan skripsi ini tentu tak mungkin bila tanpa bantuan dari banyak pihak. Untuk itu, perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga, pertama, kepada pembimbing dan sekaligus penguji skripsi Dr. Ma’mun Murod Al-Barbasy, M.Si., yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan teliti; Terima kasih juga kepada penguji lainnya Dr. Endang Sulastri, M.Si. dan Dr. Lusi Andriyani, M.Si.
Kedua, ucapan terima kasih kepada Kang Agus Wahyudin Ketua Pansus Perda Nomor 12 Tahun 2009, sekarang Ketua DPRD Kota Tasikmalaya, yang dengan ramah dan bersahabat menerima kami untuk wawancara, dan ikut memfasilitasi menyediakan data-data yang saya butuhkan, bahkan tidak jarang dengan sabarnya mau menerima
84 Pedoman Penulisan Skripsi
telepon saya dan bahkan menelepon balik terkait dengan data tambahan yang saya perlukan; Mas Budi Ahdiat, teman dan pengurus Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PD Muhammadiyah Kota Tasikmalaya, yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Pansus Perda Nomor 12 Tahun 2009 dari Fraksi PAN, yang selalu dengan sabar menemani dan mengantar ke hampir semua key informan. Terima kasih juga kepada mantan Walikota Tasikmalaya Syarif Hidayat, yang berkenan menerima saya di kediamannya untuk kepentingan wawancara. Ucapan terima kasih kepada Ketua PD Muhammadiyah Kota Tasikmalaya Iif Syamsul Arif; dan mantan Ketua PCNU Kota Tasikmalaya KH. Iman Suparman dan Ketua PCNU Kota Tasikmalaya KH. Didi Hudaya. Juga kepada Ketua MUI Kota Tasikmalaya KH. Acep Mubarok; dan penggagas Perda Syariat dan Koordinator PKPPSI KH. Miftah Fauzi yang begitu antusias menjelaskan seputar usulan Perda Syariat, terima kasih juga atas pemberian batu cincinnya. Ucapan terima kasih juga kepada key informan lainnya, baik dari perwakilan partai politik maupun ormas Islam lainnya, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Kepada semuanya saya mengucapkan terima kasih.
Ketiga, terima kasih juga kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof. Dr. Syaiful Bakhri, SH., MH., beserta jajaran Rektorat, Dekan FISIP UMJ Dr. Endang Sulastri, M.Si., beserta jajaran Dekanat, dan para Ketua Program Studi di lingkungan FISIP UMJ, yang juga selalu memberikan dorongan untuk bisa secepatnya menyelesaikan studi. Juga kepada adik-adik IMM Komisariat FISIP dan Tim Asistensi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) FISIP UMJ yang telah banyak membantu, terutama dalam mentranskrip hasil-hasil wawancara.
Keempat, ucapan terima kasih dan takdzimnya kepada
85Lampiran-Lampiran
kedua orang tua (bila diperlukan, sebutkan namanya) yang selama ini dengan doa-doa tulusnya telah mengantarkan putranya dapat menyelesaikan jenjang pendidikan tertinggi. Juga kepada istri tercinta (atau mungkin seseorang) yang selama ini telah mendampingi, membantu, dan memberikan dukungan yang tak ternilai harganya, tidak saja dalam hal yang terkait dengan studi, tapi juga terkait dengan aktivitas lainnya. Terima kasih juga untuk adik-adik saya: Shofiyullah, Muallimah, dan Inayah.
Akhirnya dengan selalu mengharap ridha Allah swt., saya persembahkan karya yang sederhana ini, semoga ada guna dan manfaat bagi yang membacanya. Sebagai insan yang dhaif, tentu saya selalu bersedia menerima segala masukan dan kritik terkait dengan karya skripsi ini. Terima kasih. Fastabiqul Khairat. Wallahul Musta’an.
Jakarta, Juli 2016MMA
86 Pedoman Penulisan Skripsi
Lampiran 10 Daftar Isi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDULSURAT PERNYATAAN ORIGINALITASABSTRAK HALAMAN PERSETUJUANHALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBAR/SKEMA DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN (GLOSSARY) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Masalah 1.2. Identifikasi, pembatasan dan rumusan masalah 1.3. Tujuan Penelitian 1.4. Manfaat PenelitianBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KAJIAN TEORI, DAN
HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.2. Kajian Teori 2.3. Kerangka Konsep 2.4. Hipotesis (bila ada) BAB III METODE PENELITIANUraian yang disampaikan dalam bab ini agak berbeda antara skripsi yang berdasarkan penelitian kuantitatif dengan skripsi yang berdasarkan penelitian kualitatif walaupun pada dasarnya sama. Selain itu juga ada model skripsi yang melaporkan kegiatan
87Lampiran-Lampiran
pengembangan model atau prototype. Dalam hal ini dibedakan menjadi tiga tipe yaitu: 1. Model Penelitian Kuantitatif 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Metode Penelitian 3.3. Variabel dan Definisi Opersional Variabel 3.4. Populasi dan Sampel (Teknik Sampling) 3.5. Pengukuran dan Pengamatan Variabel Penelitian 3.6. Pengumpulan Data 3.7. Teknik Analisa Data 2. Model Penelitian Kualitatif 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Jenis dan Pendekatan Penelitian 3.3. Teknik Penentuan Informan 3.4. Teknik Pengumpulan Data 3.5. Teknik Analisis Data dan Uji Keabsahan dataBAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan sebagai berikut: 4.1. Gambaran Lokus/Umum Penelitian 4.2. Hasil Penelitian BAB V PEMBAHASANIsi sub babnya menyesuaikan dengan isi atau analisis sebagaimana tertera pada bab IV. Bab ini memberikan gambaran atas pertanyaan dan tujuan penelitian. BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan 6.2. SaranDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
88 Pedoman Penulisan Skripsi
Lampiran 11 Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
No. Judul HalamanTabel 1.1 Perolehan Kursi Hasil Pemilu 2009 Kota Tasikmalaya ......................................... 13Tabel 2.5 Daftar Anggota DPRD Kota Tasikmalaya ... 15Tabel 4.2 Pandangan Fraksi DPRD Kota Tasikmalaya ........ 17
89Lampiran-Lampiran
Lampiran 12 Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
No. Judul HalamanGambar 1.1 Total produksi listrik industri dan rumah tangga di Indonesia ....................................... 8Gambar 2.4 Sistem transmisi serat optik ........ 26Gambar 4.2 Serat Optik ..................................... 27Gambar 5.2 Contoh gambar dengan foto ....... 37
90 Pedoman Penulisan Skripsi
Lampiran 13 Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul HalamanLampiran 1. Perda Nomor 11 Tahun 2009 tentang Ketertiban Umum..................................... 108Lampiran 2. Surat Edaran Walikota Tasikmalaya Nomor 14 Tahun 2010.............................. 109
91Lampiran-Lampiran
Lampiran 14 Daftar Singkatan/Istilah (Glossary)
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
Aurat Bagian dari tubuh manusia yang di haram kan untuk dilihat apalagi dipegang. Untuk wanita, seluruh tubuhnya adalah aurat kecuali kedua telapak tangan dan muka (pada penjelasan lain seluruhnya adalah aurat kecuali alat penglihatan). Sedangkan untuk pria adalah bagian pusar (perut) kebawah hingga di bawah lutut.
BAMAG Badan Musyawarah Antar Gereja.BMI Bank Muamalat Indonesia.BIN Badan Intelijen NegaraBPUPK Badan Penye l id ik Usaha Pers iapan
KemerdekaanCCC Central Comitte Chilafah.DDII Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia DI/TII Darul Islam/Tentara Islam IndonesiaDPA Dewan Pertimbangan AgungDPR Dewan Perwakilan Rakyat DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPR GR Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Ro yongFikih Produk hukum dalam Islam sebagai tafsir atas
syariat Islam.Firqah Aliran, biasanya untuk menyebut aliran politik
atau aliran keagamaan dalam Islam.FMPU Forum Masyarakat Peduli Umat Kota
Tasikmalaya.FPI Front Pembela Islam
92 Pedoman Penulisan Skripsi
FSPP Forum Silaturahmi Pondok PesantrenFukaha Ahli fikih .GAI Gerakan Ahmadiyah IndonesiaGARIS Gerakan Reformis Islam, di Cianjur.GAM Gerakan Anti MaksiatGolkar Golongan KaryaGP Ansor Gerakan Pemuda Ansor, organisasi ke-
pemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama.
GUPPI Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan IslamHisab Metode penentuan tangga l dengan
menggunakan teknik hitungan tertentu.HMI Himpunan Mahasiswa IslamHTI Hizbut Tahrir Indonesia I’tidal Tegak lurus.IAIN Institut Agama Islam Negeri Ijtihad Dari segi bahasa, arti ijtihad berarti ‘mengerjakan
sesuatu dengan segala kesungguhan’. Kata ijtihad memang tidak digunakan kecuali untuk perbuatan yang harus dikerjakan dengan susah payah. Sedangkan menurut istilah, ijtihad ialah ‘mengerahkan segala potensi dan kemam puan semaksimal mungkin untuk me netapkan hukum-hukum syariat’.
93Lampiran-Lampiran
Lampiran 15 Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
Nama : .............................................................Tempat, Tanggal Lahir : .............................................................Agama : .............................................................Jenis Kelamin : .............................................................Alamat : .............................................................No. Hp : .............................................................Email : .............................................................Riwayat Pendidikan : 1. .................................................... 2. .................................................... dst. ................................................Riwayat Organisasi : ............................................................. ............................................................. ............................................................. .............................................................Hasil Karya Ilmiah : ............................................................. ............................................................. .............................................................Seminar/Lokakarya/pelatihan/diskusiyang pernah Diikuti : ............................................................. ............................................................. .............................................................Riwayat Pekerjaan : 1. .................................................... 2. .................................................... dst. ................................................
94 Pedoman Penulisan Skripsi
Lampiran 16
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONALREPUBLIK INDONESIA
NOMOR 17 TAHUN 2010TENTANG
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT
DI PERGURUAN TINGGI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAMENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
Menimbang: a. b a h wa s e t i a p p e r g u r u a n t i n g g i mengemban misi u t u k m e n c a r i , menemukan, mempertahankan, dan menjunjung tinggi kebenaran;
b. bahwa untuk memenuhi misi tersebut, mahasiswa/dosen/penelit i/tenaga kependidikan yang berkarya di bidang akademik di perguruan tinggi memiliki otonomi keilmuan dan kebebasan akademik;
c. bahwa dalam melaksanakan otonomi keilmuan dan kebebasan akademik, mahasiswa/dosen/penelit i/tenaga kependidikan wajib menjunjung tinggi kejujuran dan etika akademik, terutama larangan untuk melakukan plagiat dalam menghasilkan karya ilmiah, sehingga kreativitas dalam bidang akademik dapat tumbuh dan berkembang;
95Lampiran-Lampiran
d. bahwa berdasarkan pertimbangan dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi;
Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5007);
4. Pe ra t u ra n Pe m e r i n t a h N o m o r 1 7 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5105);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia N o m o r 4 7 Ta h u n 2 0 0 9 Te n t a n g Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
96 Pedoman Penulisan Skripsi
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II;
MEMUTUSKANMenetapkan: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PLAGIAT DI PERGURUAN TINGGI.
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:1. Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak
sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
2. Plagiator adalah orang perseorangan atau kelompok orang pelaku plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan.
3. Pencegahan plagiat adalah tindakan preventif yang dilakukan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi yang bertujuan agar tidak terjadi lagi plagiat di lingkungan perguruan tinggi.
4. Penanggulangan plagiat adalah tindakan represif yang dilakukan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi dengan
97Lampiran-Lampiran
menjatuhkan sanksi kepada plagiator di lingkungan perguruan tingginya yang bertujuan mengembalikan kredibilitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan.
5. Gaya selingkung adalah pedoman tentang tata cara penulisan atau pembuatan karya ilmiah yang dianut oleh setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni.
6. Karya ilmiah adalah hasil karya akademik mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan di lingkungan perguruan tinggi, yang dibuat dalam bentuk tertulis baik cetak maupun elektronik yang diterbitkan dan/atau dipresentasikan.
7. Karya adalah hasil karya akademik atau non-akademik oleh orang perseorangan, kelompok, atau badan di luar lingkungan perguruan tinggi, baik yang diterbitkan, dipresentasikan, maupun dibuat dalam bentuk tertulis.
8. Perguruan tinggi adalah kelompok layanan pendidikan pada jalur formal yang menyelenggarakan pendidikan tinggi, berbentuk Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas.
9. Pimpinan Perguruan Tinggi adalah pemimpin perguruan tinggi dan semua pejabat di bawahnya yang diangkat dan/atau ditetapkan oleh pemimpin perguruan tinggi atau ditetapkan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
10. Pemimpin Perguruan Tinggi adalah pejabat yang memimpin pengelolaan pendidikan dengan sebutan rektor untuk universitas atau institut, ketua untuk sekolah tinggi, direktur untuk politeknik/akademi.
11. Senat Akademik/organ lain yang sejenis adalah organ yang menjalankan fungsi pengawasan bidang akademik pada aras perguruan tinggi atau dapat pada aras fakultas.
12. Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional.
98 Pedoman Penulisan Skripsi
BAB IILINGKUP DAN PELAKU
Pasal 2(1) Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada:
a. mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
b. mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;
c. menggunakan sumber gagasan, pendapat , pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;
d. merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;
e. menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.
(2) Sumber sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas orang perseorangan atau kelompok orang, masing-masing bertindak utuk diri sendiri atau kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan, atau anonim penghasil satu atau lebih karya dan atau karya ilmiah yang dibuat, diterbitkan, dipresentasikan, atau dimuat dalam bentuk tertulis baik cetak maupun elektronik.
99Lampiran-Lampiran
(3) Dibuat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:a. Komposisi musik;b. Perangkat lunak komputer;c. fotografid. lukisane. sketsaf. patung; ataug. hasil karya dan/atau karya ilmiah sejenis yang tidak
termasuk huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, atau huruf f.
(4) Diterbitkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa:a. buku yang dicetak dan diedarkan oleh penerbit atau
perguruan tinggi;b. artikel yang dimuat dalam berkala ilmiah, majalah,
atau surat kabar;c. kertas kerja atau makalah profesional dari organisasi
tertentu;d. isi laman elektronik; ataue. hasil karya dan/atau karya ilmiah yang tidak
termasuk huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d.(5) Dipresentasikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berupa:a. presentasi di depan khalayak umum atau terbatas;b. presentasi melalui radio/televisi/video/cakram
padat/cakram video digital; atauc. bentuk atau cara lain sejenis yang tidak termasuk
dalam huruf a, dan huruf b.(6) Dimuat dalam bentuk tertulis sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berupa cetakan dan/atau elektronik.(7) Pernyataan sumber memadai apabila dilakukan sesuai
dengan tata cara pengacuan dan pengutipan dalm gaya selingkung setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni.
100 Pedoman Penulisan Skripsi
Pasal 3Plagiator di perguruan tinggi adalah:a. satu atau lebih mahasiswa;b. satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan atau;c. satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan
bersama satu atau lebih mahasiswa.
BAB IIITEMPAT DAN WAKTU
Pasal 4Tempat terjadi plagiat:a. di dalam lingkungan perguruan tinggi, antar karya ilmiah
mahasiswa, dosen/peneliti/ tenaga kependidikan dan dosen terhadap mahasiswa atau sebaliknya.
b. dari dalam lingkungan perguruan tinggi terhadap karya ilmiah mahasiswa dan/atau dosen/ peneliti/tenaga kependidikan dari perguruan tinggi lain, karya dan/atau karya ilmiah orang perseorangan dan/atau kelompok orang yang bukan dari kalangan perguruan tinggi, baik dalam maupun luar negeri;
c. diluar perguruan tinggi ketika mahasiswa dan/atau dosen/peneliti/tenaga kependidikan dari perguruan tinggi yang bersangkutan sedang mengerjakan atau menjalankan tugas yang diberikan oleh perguruan tinggi atau pejabat yang berwenang.
Pasal 5Waktu terjadi plagiat:a. selama mahasiswa menjalani proses pembelajaran;b. sebelum dan setelah dosen mengemban jabatan
akademik asisten ahli, lektor, lektor kepala, atau guru besar/profesor.
101Lampiran-Lampiran
c. sebelum dan setelah peneliti/tenaga kependidikan mengemban jabatan fungsional dengan jenjang pertama, muda, madya, dan utama.
BAB IVPENCEGAHAN
Pasal 6(1) Pimpinan Perguruan Tinggi mengawasi pelaksanaan kode
etik mahasiswa/dosen/peneliti/ tenaga kependidikan yang ditetapkan oleh senat perguruan tinggi/organ lain yang sejenis, yang antara lain berisi kaidah pencegahan dan penanggulangan plagiat.
(2) Pimpinan Perguruan Tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi, dan seni yang dikembangkan oleh perguruan tinggi.
(3) P i m p i n a n Pe rg u r u a n T i n g g i s e c a ra b e r ka l a mendiseminasikan kode etik mahasiswa/ dosen/peneliti/tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai agar tercipta budaya antiplagiat.
Pasal 7(1) Pada setiap karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan
perguruan tinggi harus dilampirkan pernyataan yang ditandatangani oleh penyusunnya bahwa:a. karya ilmiah tersebut bebas plagiatb. apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat
dalam karya ilmiah tersebut, maka penyusunnya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pimpinan Perguruan Tinggi wajib mengunggah secara
102 Pedoman Penulisan Skripsi
elektronik semua karya ilmiah mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang telah dilampiri pernyataan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui portal Garuda (Garba Rujukan Digital) sebagai titik akses terhadap karya ilmiah mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan Indonesia, atau portal lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
Pasal 8(1) Karya ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awal
atau kenaikan jabatan akademik dan kenaikan pangkat dosen selain harus memenuhi ketentuan Pasal 7 juga harus dilakukan penelitian sejawat sebidang (peer review) oleh paling sedikit 2 (dua) orang dosen yang memiliki jabatan akademik dan kualifikasi akademik yang setara atau lebih tinggi dari jabatan akademik dan kualifikasi akademik dosen yang diusulkan.
(2) Penilaian sejawat sebidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada saat usul pengangkatan awal atau kenaikan jabatan akademik tersebut diproses pada:a. tingkat jurusan/departemen/bagian, untuk jabatan
akademik asisten ahli dan lektor;b. tingkat jurusan/departemen/bagian, senat
akademik/organ lain yang sejenis pada aras fakultas dan/atau aras perguruan tinggi untuk jabatan akademik lektor kepala dan guru besar/profesor.
(3) Untuk kenaikan jabatan akademik guru besar/profesor dilakukan pula penilaian sejawat sebidang oleh paling sedikit 2 (dua) guru besar/profesor dari perguruan tinggi lain.
103Lampiran-Lampiran
Pasal 9(1) Karya ilmiah yang digunakan untuk pengangkatan awal
atau kenaikan jabatan fungsional dan kenaikan pangkat peneliti/tenaga kependidikan selain harus memenuhi ketentuan Pasal 7 juga harus dilakukan penelitian sejawat sebidang (peer review) oleh paling sedikit 2 (dua) orang sejawat sebidang yang memiliki jabatan fungsional dan kualifikasi akademik yang setara atau lebih tinggi dari jabatan fungsional dan kualifikasi akademik peneliti/tenaga kependidikan yang diusulkan.
(2) Penilaian sejawat sebidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan pada saat usul pengangkatan awal atau kenaikan jabatan fungsional tersebut diproses pada perguruan tinggi yang bersangkutan.
BAB VPENANGGULANGAN
Pasal 10(1) Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh mahasiswa,
ketua jurusan/departemen/bagian membuat persandingan antara karya ilmiah mahasiswa dengan karya/atau karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh mahasiswa.
(2) Ketua jurusan/departemen/bagian meminta seorang dosen sejawat sebidang untuk memberikan kesaksian secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga telah dilakukan mahasiswa.
(3) Mahasiswa yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan melakukan pembelaan di hadapan ketua jurusan/departemen/bagian.
(4) Apabila berdasarkan persandingan dan kesaksian telah
104 Pedoman Penulisan Skripsi
terbukti terjadi plagiat, maka ketua jurusan/departemen/bagian menjatuhkan sanksi kepada mahasiswa sebagai plagiator.
(5) Apabila salah satu dari persandingan atau kesaksian, ternyata tidak dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan kepada mahasiswa yang diduga melakukan plagiat.
Pasal 11(1) Dalam hal diduga telah terjadi plagiat oleh dosen/
peneliti/tenaga kependidikan, Pimpinan Perguruan Tinggi membuat persandingan antara karya ilmiah dosen/peneliti/tenaga kependidikan dengan karya dan/atau karya ilmiah yang diduga merupakan sumber yang tidak dinyatakan oleh dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
(2) Pemimpin/Pimpinan Perguruan Tinggi meminta senat akademik/organ lain yang sejenis untuk memberikan pertimbangan secara tertulis tentang kebenaran plagiat yang diduga telah dilakukan dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
(3) Sebelum senat akademik/organ lain yang sejenis memberikan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), senat akademik/organ lain yang sejenis untuk melakukan telaah tentang:a. kebenaran plagiat;b. proporsi karya dan/atau karya ilmiah pihak lain
yang diakui sebagai karya ilmiah plagiator, yang diduga telah dilakukan dosen/peneliti/tenaga kependidikan.
(5) Dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang diduga melakukan plagiat diberi kesempatan melakukan
105Lampiran-Lampiran
pembelaan di hadapan sidang senat akademik/organ lain yang sejenis.
(6) Apabila berdasarkan persandingan dan hasil telaah telah terbukti terjadi plagiat, maka senat akademik/organ lain yang sejenis merekomendasikan sanksi untuk dosen/peneliti/ tenaga kependidikan sebagai plagiator kepada Pemimpin/Pimpinan Perguruan Tinggi untuk dilaksanakan.
(7) Apabila salah satu dari persandingan atau hasil telaah, ternyata tidak dapat membuktikan terjadinya plagiat, maka sanksi tidak dapat dijatuhkan kepada dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang diduga melakukan plagiat.
BAB VISANKSI
Pasal 12(1) Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat
sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 10 ayat (4), secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atas:a. teguran;b. peringatan tertulis;c. penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa;d. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah
yang diperoleh mahasiswa;e. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai
mahasiswa;f. pemberhentian dengan tidak hormat dari status
sebagai mahasiswa; ataug. Pembatalan ijazah mahasiswa apabila mahasiswa
telah lulus dari suatu program.
106 Pedoman Penulisan Skripsi
(2) Sanksi bagi dosen/peneliti/tenaga kependidikan yang tebukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 11 ayat (6), secara berurutan dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat, terdiri atasa. teguran;b. peringatan tertulis;c. penundaan pemberian hak dosen /peneliti/tenaga
kependidikan;d. penurunan pangkat dan jabatan akademik/
fungsional;e. pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/
profesor/ahli peneliti utama bagi yang memenuhi syarat;
f . perberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga kependidikan;
g. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/peneliti/tenaga kependidikan; atau
h. pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan.
(3) apabila dosen/peneliti/tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f, huruf g, dan huruf h menyandang sebutan guru besar/profesor/ahli peneliti utama, maka dosen/peneliti/tenaga kependidikan tersebut dijatuhi sanksi tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/profesor/ahli peneliti utama oleh Menteri atau pejabat yang berwenang atas usul perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau atas usul perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh masyarakat melalui Koordinator Perguruan Tinggi Swasta;
(4) Menteri atau pejabat yang berwenang dapat menolak usul untuk mengangkat kembali dosen/peneliti/tenaga kependidikan dalam jabatan guru besar/profesor/ahli
107Lampiran-Lampiran
peneliti utama atas usul perguruan tinggi lain, apabila dosen/peneliti/tenaga kependidikan tersebut pernah dijatuhi sanksi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2) huruf f atau huruf g serta dijatuhi sanksi tambahan berupa pemberhentian dari jabatan guru besar/profesor/ahli peneliti utama.
(5) Dalam hal pemimpin perguruan tinggi tidak menjatuhkan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), Menteri dapat menjatuhkan sanksi kepada plagiator dan kepada pemimpin perguruan tinggi yang tidak menjatuhkan sanksi kepada plagiator.
(6) Sanksi kepada pemimpin perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berupa:a. teguran;b. peringatan tertulis;c. pernyataan Pemerintah bahwa yang bersangkutan
tidak berwenang melakukan tindakan hukum dalam bidang akademik.
Pasal 13(1) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf
a, huruf b, dan huruf c dijatuhkan sesuai proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara tidak sengaja.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g, dijatuhkan sesuai proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara sengaja dan/atau berulang.
(3) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara tidak sengaja.
(4) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf h dijatuhkan
108 Pedoman Penulisan Skripsi
sesuai dengan proporsi plagiat hasil telaah dan apabila dilakukan secara sengaja dan/atau berulang.
(5) Penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 tidak menghapuskan sanksi lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VIIPEMULIHAN NAMA BAIK
Pasal 14Dalam hal mahasiswa/dosen/peneliti/tenaga kependidikan tidak terbukti melakukan plagiat, pemimpin perguruan tinggi melakukan pemulihan nama baik yang bersangkutan.
BAB VIIIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 15Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 16 Agustus 2010
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
TTD
MOHAMMAD NUH