subandi sardjoko deputi bidang pembangunan manusia ... · pdf filepembangunan tahun 2017. 2....
TRANSCRIPT
Bappenas, 23 Februari 2016
1
Subandi SardjokoDeputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan BAPPENAS
PENGANTAR MULTILATERAL MEETING
2
A. TUJUAN
1. Melibatkan multistakeholder K/L, BUMN, dan Pemda dalam merumuskan rencanapembangunan tahun 2017.
2. Mengintegrasikan berbagai upaya K/L ke dalam satu tujuan yang jelas dan terukur.
3. Menginformasikan mengenai Prioritas Nasional Tahun 2017 serta hasil Identifikasi awalSasaran Prioritas Nasional, Arah Kebijakan Prioritas Nasional, Program Prioritas danKegiatan Prioritas Tahun 2017 kepada K/L terkait.
4. Menginformasikan mengenai Kerangka Regulasi dalam pelaksanaan program dankegiatan prioritas.
5. Memperoleh masukan dari K/L terkait sasaran prioritas, program prioritas dan kegiatanprioritas.
B. KELUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Kesepakatan tentang Sasaran Prioritas Nasional dan Arah Kebijakan PrioritasNasional;
2. Kesepakatan tentang Program Prioritas (Level 1) dan Kegiatan Prioritas (level 2);
3. Hasil kesepakatan merupakan bahan dasar dalam pembahasan Bilateral Meeting.
MULTILATERAL MEETING TAHAP I
• Kemen PPN/Bappenas menyampaikan Sasaran PN, ArahKebijakan PN, Program Prioritas dan Kegiatan Prioritasyang merupakan hasil dari Serial Workshop Internal yang telah diadakan sebelumnya, dan telah diinput ke dalamaplikasi SIMU dan dicetak dalam Buku Multilateral Meeting.
• K/L menyampaikan bahan-bahan terkait Prioritas Nasional dan memberi masukan atas sasaran serta Program danKegiatan Prioritas Nasional dengan memperhatikan lintassektor.
PEMBAGIAN PERAN DALAM MULTILATERAL MEETING
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
• Kementerian Agama
• Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
• Kementerian Keuangan
• Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi
• Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
• Kementerian Perhubungan
• Kementerian PU dan Perumahan Rakyat
• Kementerian Komunikasi dan Informatika
• Kementerian Pemuda dan Olahraga
• Kementerian Sosial
K/L PESERTA MULTILATERAL MEETING PRIORITAS NASIONAL: PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
• Kementerian Dalam Negeri
• Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral
• Kementerian Luar Negeri
• Kementerian Ketenagakerjaan
• Kementerian Koperasi dan UKM
• Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
• Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
• Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
• Badan Nasional Pengelola Perbatasan
• Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah
• Badan Akreditasi Perguruan Tinggi
• Perusahaan Listrik Negara
Slide - 6
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RKP 2017
UU 17/2003 tentang Keuangan Negara
• Pasal 12 ayat 2 Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah
dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
UU 25 /2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
• Pasal 4 ayat 3 RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas
pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
• Pasal 25 ayat 1 RKP menjadi pedoman penyusunan RAPBN
Slide - 7
Penganggaran selama ini lebih banyak didasarkan pada Tugas dan Fungsi (Tusi) dari K/L daripadapencapaian sasaran pembangunan nasional yang efektif dan efisien.
Karena penekanan pada Tusi K/L, suatu proyek terpaksa dilakukan oleh berbagai K/L. Tanpakoordinasi yang efektif, maka suatu bagian proyek yang dikerjakan K/L - A telah selesai, namunbagian lain yang dikerjakan oleh K/L - B belum dimulai atau bahkan belum ada anggarannya.Contoh: Waduk terbangun, namun saluran irigasi belum dimulai; sawah tercetak, namun airtidak pernah sampai.
Terjadi inefisiensi anggaran, misalnya duplikasi program. Program yang sama dilaksanakan olehpada berbagai K/L dengan tingkat kompetensi dan efektifitas yang berbeda. Contoh: programbedah rumah dilaksanakan oleh belasan K/L, Program Bansos dilakukan oleh 21 K/L.
Anggaran tidak fokus dan tersebar tipis pada setiap Tusi dan cenderung dibagi rata tanpaindikator dan formula yang tepat. Dana Alokasi Khusus (DAK) Infrastruktur misalnya, cenderungdibagi rata kepada semua Daerah tanpa dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur tertentuyang menjadi prioritas pemerintah.
Perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi dan terpadu adalah kunci untuk mencapaiefektifitas dan efisiensi pelaksanaan program sehingga sasaran dan manfaat pembangunan lebihmudah dapat tercapai.
PERMASALAHAN
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN
Slide - 8
TEMA RKP 2017:
“Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah”.
Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L yangdipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanya diserahkan kepada Biro Perencanaan.
Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan berorientasi pada prioritasuntuk mencapai tujuan pembangunan nasional.
Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapimoney follow program prioritas. Tidak perlu semua tugas dan fungsi (tusi) harus dibiayaisecara merata.
Memangkas program yang nomenklaturnya tidak jelas dan tidak ada manfaatnya bagirakyat. Semua nomenklatur proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih,dan seterusnya.
ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PENYUSUNAN RKP 2017
(HASIL SIDANG KABINET 10 FEBRUARI 2016)
PENDEKATAN PEMBANGUNAN:HOLISTIK, TEMATIK, TERINTEGRASI, DAN SPASIAL
Pendekatan secara holistik, tematik, terintegrasi, dan spasial dalamperencanaan pembangunan mampu mendukung pencapaian tujuanpembangunan mulai dari perencanaan, penganggaran, hinggapelaksanaan Holistik-Tematik: Untuk mencapai sasaran prioritas nasional, perlu koordinasi
multi Kementerian/Lembaga. Integratif: Pencapaian sasaran prioritas nasional perlu dilakukan secara
terintegrasi dari berbagai sektor pembangunan dan jenjang pemerintahan. Spasial: Perlu sinkronisasi lokasi pembangunan untuk meningkatkan manfaat
dan daya ungkit pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat.
Dalam pembahasan dengan Pemerintah Daerah akan dilakukan: Pendetailan perencanaan yang lebih fokus dan terintegrasi dari
program/kegiatan prioritas nasional (lokus kegiatan/proyek berikut kesiapanyang diperlukan)
Perkuatan DAK yang proposal based approach dengan lebih meningkatkanketerkaitan alokasi DAK dengan pencapaian sasaran-sasaran program/proyekprioritas nasional
Pengenalan perencanaan berbasis sistem integrasi untuk Provinsi danKabupaten/Kota
Slide - 9
PERUBAHAN PENDEKATAN:MONEY FOLLOW FUNCTION MENJADI MONEY FOLLOW PROGRAM
Fokus anggaran hanya pada program-program yang sudah terbuktimanfaatnya. Program-program lain akan minimal alokasinya.
Pemantapan penyederhanaan nomenklatur, diperkuat denganpengujian pada setiap program/kegiatan: Apakah proyek ini perlu? Apakah proyek ini perlu sekarang? Apakah produksi dan tenaga kerja dalam negeri dimanfaatkan
sebesar-besarnya dalam proyek ini? Apakah proyek akan dapat lebih efisien?
Slide - 10
RANCANGAN AWAL RKP 2017
Slide - 11
Slide - 12
9 PROGRAM PRIORITAS
NAWACITA
Menghadirkan kembali negara
untuk melindungi segenap bangsa
dan memberi rasa aman pada seluruh Warga
Negara
Membangun tata kelola
Pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis dan
terpercaya
Membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam
kerangka Negara Kesatuan
Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi,
bermartabat dan terpercaya
Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
Meningkatkan produktivitas
rakyat dan daya saing di pasar internasional
Mewujudkan kemandirian
ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor
strategis ekonomi domestik
Melakukan revolusi karakter
bangsa
Memperteguh kebhinekaan dan
memperkuat restorasi sosial
VISI PEMBANGUNAN NASIONAL 2015-2019:"Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong"
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISIPEMBANGUNAN yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampumenjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirianekonomi dengan mengamankan sumber dayamaritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesiasebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan,dan demokratis berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif danmemperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yangtinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yangmandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingannasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalamkebudayaan.
VISI - MISI PEMBANGUNAN 2015 – 2019
1
2
3
4
56
7
8
9
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL
*) Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan RKP 2015
RKP 2015*)
MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN
PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN
RKP 2016
MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MELETAKKAN FONDASI
PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS
RKP 2017
TEMA DITETAPKAN DALAM
SIDANG KABINET PENYUSUNAN
RKP 2017
RKP 2018
Ditentukan dalam proses penyusunan
RKP 2018
RKP 2019
Ditentukan dalam proses penyusunan
RKP 2019
Slide - 13
• Revolusi Mental• Pembangunan Pendidikan• Pembangunan Kesehatan• Pembangunan Perumahan dan Permukiman
DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA
• Kedaulatan Pangan • Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan• Kemaritiman dan Kelautan• Pariwisata• Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
• Pemerataan Antarkelompok Pendapatan• Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal• Pembangunan Perdesaan dan Perkotaan• Pengembangan Konektivitas Nasional
DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN
• Pembangunan Politik, Hukum, Pertahanan dan KeamananKONDISI PERLU
PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017
Slide - 14
PRIORITAS NASIONAL: PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
Slide - 15
16
Kerangka Pembangunan Pendidikan
Bangsa yang cerdas, berkualitas, berkarakter, dan berdaya
saing
Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD)
Pendidikan Dasar dan Menengah (Wajar 12
Tahun)
Pendidikan Tinggi
Pendidikan Vokasi
Pendidikan Kewargaan, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Keagamaan
Pendidikan Karakter dan Budi Pekerti
Pendidikan Masyarakat
Sasaran2014
(Baseline)2015 2016 2017 2019
Rata-rata lama sekolah penduduk usia di atas 15 tahun
8,2tahun
8,3tahun
8,5tahun
8,6tahun
8,8 tahun
Rata-rata angka melek aksara penduduk usia di atas 15 tahun
94,1%(2013)
94,8% 95,1% 95,4% 96,1 %
Prodi perguruan tinggi minimal berakreditasi B 50,4%(2013)
55,9% 58,8% 61,8% 68,4 %
Persentase SD/MI berakreditasi minimal B 68,7% 73,9% 76,5% 79,0% 84,2% Persentase SMP/MTs berakreditasi minimal B 62,5% 68,7% 71,8% 74,8% 81,0% Persentase SMA/MA berakreditasi minimal B 73,5% 77,2% 79,1% 80,9% 84,6% Pesentase Kompetensi Keahlian SMK berakreditasi
minimal B48,2% 53,8% 56,6% 59,4% 65,0%
Rasio APK SMP/MTs antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
0,85 (2012)
0,86 0,87 0,88 0,90
Rasio APK SMA/SMK/MA antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
0,53(2012)
0,58 0,58 0,59 0,60
Rasio APK PT antara 20% penduduk termiskin dan 20% penduduk terkaya
0,07(2012)
0,29 0,36 0,42 0,54
Persentase guru berkualifikasi minimal S1/D-IV*** n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
Persentase guru memiliki kompetensi profesional (subject knowledge dan paedagogical knowledge)***
n.a. n.a. n.a. n.a. n.a.
Nilai Test PISA dan Ranking (dari 65 Negara) **- Matematika (Ranking 64 dari 65 Negara)- Sains (Ranking 64 dari 65 Negara)- Membaca (Ranking 60 dari 65 Negara)
(2012)
375
382
396
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
n.a.
(2018)
427; 50
438; 50
446; 45
Tingkat integritas Lingkungan Pendidikan -SD-PT-(tidak mencontek, bebas dari jual beli ijazah, sertifikatpalsu, plagiarisme).
n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*
Persentase Pendidikan menyenangkan dan bebasintimidasi dan kekerasan (bullying free environment).
n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*
Kurikulum dan Proses pembelajaran yang progresifsesuai kebutuhan zaman.
n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*
Pendidikan Agama dan etika yang menumbuhkanAkhlak Mulia.
n.a.* n.a.* n.a.* n.a.* n.a.*
PEMBANGUNAN PENDIDIKANSasaran dan Arah Kebijakan
Slide - 17
Arah Kebijakan:
1. Meningkatkan akses dan kualitas layananpendidikan dasar, serta memperluas dan meningkatkan pemerataan, akses, kualitas dan relevansi pendidikan menengah
2. Meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penguatan penjaminan mutu pendidikan, pengembangan kurikulum dan pelaksanaannya, serta penguatan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan kredibel
3. Meningkatkan profesionalisme, kualitas, pengelolaan dan penempatan guru
4. Revitalisasi LPTK secara menyeluruh untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan keguruan
5. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan masyarakat dan layanan pendidikan anak usia dini
6. Meningkatkan kualitas pendidikan vokasi serta pendidikan dan pelatihan keterampilan kerja
7. Meningkatkan akses, kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi
8. Meningkatkan kualitas pendidikan kewargaan, pendidikan agama, dan pendidikan keagamaan
*) Akan diarusutamakan dan merupakan Indikator Kinerja Kunci Revolusi Mental**) Programme for International Student Assessment (PISA) dilakukan 3 tahun sekali. Publikasi hasil PISA terakhir tahun 2012, dan hasil PISA 2015 baru akan dipublikasikan bulan Desember 2016.***) akan ditetapkan kemudian setelah kelompok guru sasaran kualifikasi dan sertifikasi disepakati dan ditetapkan
Kebijakan Terkait Revolusi Mental:
1. Meningkatkan kualitas dan efektivitas pendidikan karakter dan budaya bangsa
2. Lingkungan pendidikan yang berintegritas, bebasintimidasi dan kekerasan
3. Penegakan hukum dan disiplin (bebas dari ijazahdan sertifikat palsu, plagiat, bolos)
PRIORITAS NASIONAL: PEMBANGUNAN PENDIDIKANPerencanaan Terintegrasi
Slide - 18
LEVEL 1
Peningkatan Akses dan Kualitas
Pendidikan
Penyediaan Guru yang
Berkualitas dan Penempatan yangMerata
Peningkatan dan
Penjaminan Mutu
Pendidikan
Pengembangan Pembelajaran
yang Berkualitas
Peningkatan Pendidikan Agama dan Pendidikan
Karakter
Penyediaan Bantuan
Pendidikan yang Efektif
Peningkatan Ketersediaan Sarana dan
Prasarana yang Berkualitas
Kemdikbud, KemenagKemenPAN&RB, Kemristekdikti, KemenDesa&PDTT, Kemkeu, Pemda
Kemdikbud, KemenagKemenPU&PR, Kemkominfo, KemenDesa&PDTT, Pemda, PLN
Kemdikbud, KemenagPemda
Kemdikbud, KemenagPemda
Kemdikbud, KemenagPemda
Kemdikbud, Kemenag
Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan: PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah
A
PROGRAM PRIORITAS: PENYEDIAAN TENAGA PENDIDIK YANG BERKUALITAS DAN PENEMPATAN YANG MERATA - GURU
Slide - 19
LEVEL 2
Slide - 19
Penyediaan Guru yang Berkualitas dan Penempatan
yang Merata
Revitalisasi LPTK
Peningkatan Profesional-isme Guru
Distribusi dan
Pemerataan Guru
Peningkatan Kesejahte-raan Guru
Kemendikbud, Kemenag:• Pemetaan dan audit guru yang berhak
mendapat tunjangan profesi• Penyediaan tunjangan profesi guru
berdasarkan kinerja guru• Penyediaan tunjangan khusus bagi guru di
daerah 3T/perbatasan
Pemda:• Penyediaan asrama/rumah
dinas guru di daerah 3T• Penyediaan tunjangan daerah
disesuaikan dengan ketersediaan anggaran
Kemendikbud, Kemenag:• Sertifikasi profesi• Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan• Penilaian Kinerja Guru
Kemenristekdikti:• Penguatan LPTK
Pemda:• Revitalisasi KKG/MGMP/KKKS/MKKS
Kemenristekdikti, Kemenag:• Sistem penerimaan calon mahasiswa LPTK yang selektif• Reformasi pendidikan keguruan melalui Pendidikan Profesi
Guru (PPG) berasrama
Kemendikbud, Kemenag:• Pemetaan kebutuhan guru baru per bidang studi
per daerah
Kemendikbud, Kemenag:• Pemetaan kebutuhan guru berdasarkan
rasio guru:murid per sekolah• Penempatan Guru Garis Depan (GGD)
Kemen PDTT:• Pemetaan kebutuhan guru di daerah 3T
Kemen PANRB:• Penetapan kuota formasi guru sesuai
dengan peta kebutuhan
Kemenristekdikti:• Pengiriman guru dari program SM-3T sesuai kebutuhan daerah
Pemda:• Pemerataan guru antarsekolah dan antardaerah sesuai kewenangan• Pengangkatan guru baru yang terkendali sesuai formasi• Pengendalian pengangkatan guru honor oleh sekolah
20
KEGIATAN PRIORITAS : REVITALISASI LPTK
Meningkatnya kualitas LPTK
dan lulusannya
Pre-Service Education melalui Pendidikan Profesi
Guru (Subject Knowledge, pedagogical
Knowlodge, dan Professional Skills)
Induksi, Mentoring
dan Uji Profesi
(Probation)
Sertifikasi Kompetensi
PengembanganProfesi
Berkelanjutan (in-Service Training)
Seleksi calon mahasiswa
Berbasis Merit System (Passing
Grade, Tes Bakat&Minat)
*Juga mencakup guru dalam jabatan Back
Kemdikbud,Kemenag
Kemristekdikti,Kemenag
Kemristekdikti,Kemenag
Kemdikbud,Kemenag,Kemristekdikti,Pemda
Kemdikbud,Kemenag,Kemristekdikti,Pemda, LPMP
21
PROGRAM PRIORITASPENYEDIAAN GURU YANG BERKUALITAS DAN MERATA
No. Kegiatan Prioritas Nasional/Output Informasi yang Dibutuhkan
1.1 Revitalisasi LPTK • Kebutuhan guru di madrasah dan sekolah per mata pelajaran• LPTK sasaran dan program unggulannya
1.2 Peningkatan Profesionalisme Guru
a. Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru • Cakupan sasaran, metode pelaksanaan
b. Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan
• Cakupan sasaran, metode pelaksanaan• Content pelatihan • Evaluasi guru yang telah dilatih
c. Penilaian Kinerja Guru • Konsep dan mekanisme pelaksanaan• Cakupan sasaran• Tindak lanjut hasil penilaian kinerja guru
d. Sertifikasi profesi guru • Cakupan sasaran dan metode pelaksanaan
e. Revitalisasi KKG/MGMP/KKS/MKKS
1.3 Distribusi dan Pemerataan Guru
a. Pemetaan guru • Kebutuhan guru per daerah per madrasah/sekolah
b. Penempatan guru baru • Koordinasi dengan KemenpanRB kuota dan NSPK pengangkatan guru baru
1.4 Peningkatan Kesejahteraan Guru
a. Penyediaan tunjangan • Jumlah dan sebaran sasaran
Slide - 22
Pemetaan Kebutuhan Guru Berdasarkan Rasio Guru: Murid per-Sekolah
Catatan: a) Selisih guru yang belum tersertifikasi masih besar dan sangat berpengaruh terhadap penambahan alokasi TPG. b) Rasio guru:murid sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan adalah 1:32 untuk SD/MI dan 1:36 untuk SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Distribusi Guru tidak Merata
Ratio Guru:Murid saat ini sudah tidak Efisien
Aceh
92.055
38.161
1:11
Sumut
178.927
96.015
1:18
Riau
86.416
37.912
1:16
Kepri
22.211
7.346
1:17
Sumbar
82.994
47.107
1:15
Jambi
46.501
22.302
1:15
Bengkulu
30.001
15.231
1:14
Sumsel
101.601
44.200
1:17
Lampung
178.927
96.015
1:16
Babel
15.013
7.977
1:19
DKI Jakarta
82.038
51.450
1:22
Banten
98.556
46.505
1:22
Jateng
349.653
207.041
1:17
Jabar
385.019
206.915
1:22
DIY
46.042
30.041
1:15
Jatim
406.571
231.178
1:16
Bali
48.717
28.125
1:18
NTB
73.624
31.501
1:13
NTT
88.958
26.048
1:16
Kalbar
57.949
25.347
1:18 Kalteng
39.638
19.608
1:14
Kaltara
8.904
3.476
1:16
Kalsel
52.265
26.071
1:14
Kaltim
44.595
21.811
1:16
Sulsel
127.829
67.545
1:15
Sultra
45.755
22.419
1:14
Sulut
35.472
23.403
1:15
Sulbar
21.414
8.279
1:15
Sulteng
47.219
20.289
1:14
Gorontalo
17.408
8.648
1:15
Malut
19.357
6.429
1:15
Maluku
30.906
12.212
1:14
Papua
28.086
9.414
1:22
Papua Barat
12.336
4.248
1:18
Sumber: Kemdikbud, 2015
PENYEDIAAN TUNJANGAN PROFESI GURU (TPG) PER PROVINSI
(untuk Guru di bawah Koordinasi Kemdikbud)
Nama ProvinsiJumlah Guru
Jumlah Guru Bersertifikasi dan menerima TPGRasio Guru:Murid
Legenda:
Slide 29
Penjelasan SLIDE 29
Slide - 23
KEBUTUHAN TAMBAHAN ANGGARAN UNTUK PELAKSANAAN SERTIFIKASI DAN PENYEDIAAN TUNJANGAN PROFESI GURU (TPG)
Status Ke-
pegawaian
SudahSertifikasi
Belum SertifikasiJumlah
<S1 ≥S1
Pengangkatan s.d. Desember 2005
PNS 1.386.628 57.474 90.074 1.534.176
GTY 257.277 146.736 351.345 755.358
GTT - 166.727 212.183 378.910
Sub Total 1.643.905 370.937 653.602 2.668.444
Pengangkatan setelah 2005
PNS 73.230 39.177 151.160 263.567
GTY 158.824 193.650 199.745 552.219
GTT - 318.899 150.710 469.609
Sub Total 232.054 551.726 501.615 1.285.395
TOTAL 1.875.959 922.663 1.155.217 3.953.839
Mohon arahan Bapak Presiden:1) Data guru yang harus disediakan secara akurat oleh
Kemendikbud dan Kemenag
2) Penetapan guru yang akan disertifikasi yang berimplikasi pada penambahan alokasi anggaran untuk tunjangan profesi guru
3) Tunjangan profesi guru yang berbasis kinerja
Tambahan keterangan:
Selain TPG, juga dialokasikan anggaran untuk gaji guru PNS. Pada tahun 2016, alokasi gaji untuk guru PNS sebesar Rp.126,7 Triliun (belum termasuk gaji guru PNS di bawah koordinasi Kemenag)
Rp.88,5 T Rp.88,5 T Rp.88,5 T Rp.88,5 T
Rp.22,3 T Rp.22,3 T Rp.22,3 T
Rp.36,1 T Rp.36,1 T
Rp.45,4 T
2016 Alt1 Alt2 Alt3
Rp. 110,8 Triliun
Rp. 146,8 Triliun
Rp. 192,3 Triliun
Rp.88,5 Triliun
Alokasi TPG 2016 bagi 1.879.959 guru yang telah bersertifikat (Kemdikbud dan Kemenag, Belanja Pusat dan Transfer Daerah)
Kebutuhan tambahan anggaran pelaksanaan sertifikasi dan penyediaan TPG bagi 441.419 guru yang belum sertifikasi, diangkat s.d Desember 2005, berstatus PNS/GTY dan berkualifikasi ≥S1
Kebutuhan tambahan anggaran pelaksanaan sertifikasi dan penyediaan TPG bagi 713.798 guru yang belum sertifikasi: diangkat s.d. Desember 2005, berkualifikasi ≥S1, berstatus GTT; serta diangkat setelah 2005, PNS/GTT/GTY dan berkualifikasi ≥S1
Kebutuhan tambahan anggaran pelaksanaan sertifikasi dan penyediaan TPG bagi 922.663 guru yang belum sertifikasi dan berkualifikasi <S1
Catatan:1) Sertifikasi menggunakan pola PPG berasrama2) TPG PNS diperhitungkan Rp.4 juta/bulan3) TPG non-PNS diperhitungkan sudah inpassing dengan gaji PNS setara Rp.3 juta/bulan
PenjelasanSLIDE 29Slide 29
24
PROGRAM PRIORITAS: PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
Penjaminan Mutu
Pendidikan
Sekolah Berbudaya
Mutu
Peningkatan Kapasitas
SDM Pendidikan
AssessmentMutu Satuan Pendidikan
Back
Kemdikbud, Kemenag• Pelaksanaan Evaluasi Diri Sekolah/Madrasah• Pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah/Madrasah
Pemda• Pemenuhan SPM Pendidikan
Kemdikbud, Kemenag• Penyiapan satuan pendidikan
untuk diakreditasiBAN-S/M• Pelaksanaan akreditasi satuan
pendidikan/institusi/prodi
Kemdikbud, Kemenag• Pelatihan Kepala Sekolah/Madrasah• Pelatihan Pengawas Sekolah/Madrasah• Pelatihan Tenaga Kependidikan lainnya
Pemda• Pengangkatan Kepsek dan
Pengawas yang sesuai kriteria
Penyiapan peserta didik dalam menghadapi tantangan dan peluang abad 21:1. metode pembelajaran:
• Exposition Discovery Learning Method
2. Pendekatan pembelajaran: • Collaboration and teamwork• Creativity and Imagination• Critical thinking and analytical skills• Problem solving
3. Fokus pembelajaran: • Content knowledge • Literacy • Proficiency (e.g. communication skills)
4. Internalisasi nilai-nilai kebajikan dan budi pekerti
5. Penyelarasan kurikukum sesuai kebutuhan DU/DI
LEVEL 2
Program PrioritasPENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN
No. Kegiatan Prioritas Nasional/Output Informasi yang Dibutuhkan
2.1 Sekolah Berbudaya Mutu
a. Madrasah/Sekolah melaksanakan Manajemen Berbasis Madrasah/Sekolah
• Metode pelaksanaan• Bagaimana cara pengukurannya
b. Madrasah/Sekolah melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah
• Metode pelaksanaan• Bagaimana cara pengukurannya dan tindak lanjut hasilnya
2.2 Peningkatan Kapasitas SDM Madrasah/Sekolah
a. Peningkatan kapasitas dan peran kepala madrasah/sekolah
• Cakupan sasaran dan metode pelaksanaan• Evaluasi pelaksanaan
b. Peningkatan kapasitas dan peran pengawas madrasah/sekolah
• Cakupan sasaran dan metode pelaksanaan• Evaluasi pelaksanaan
2.3 Asesmen mutu Satuan Pendidikan
a. Akreditasi satuan pendidikan • Peta status akreditasi madrasah• Cakupan sasaran reakreditasi yang sudah expired, peningkatan
akreditasi C
25
26
PROGRAM PRIORITAS:PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS
Pengembangan Pembelajaran
yang Berkualitas
Kurikulum yang Andal
Sistem Penilaian yang Komprehensif dan Kredibel*
Tenaga Pendidik
yang Profesional
dan Kompeten
*Diperlukan sistem penilaian yang mampu menggambarkan capaian prestasi peserta didik yang lengkap: pengetahuan, keterampilan, dan sikap/karakter.
Kemdikbud• Pengembangan kurikulum mapel umumKemenag• Pengembangan kurikulum mapel agama
Kemenpora• Masukan substansi pendidikan olahraga di sekolah
Kemdikbud, Kemenag• Pengembangan sistem penilaian• Pelaksanaan UN
Kemdikbud, Kemenag• Pelatihan guru dalam
melaksanakan pembelajaran
LEVEL 2
Nilai PISA 2009 Nilai PISA 2012
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
• Tidak ada perubahan signifikan pada hasil tes PISA Indonesia untuk bidang matematika pada 3 tahun terakhir. • Belum ada siswa Indonesia yang memiliki high order thinking skill (mencapai level 4 s.d. 6)
Nilai PISA Matematika SMP Kelas IX atau SMA/SMK Kelas X(Sumber: OECD PISA 2009 and 2012 Database)
KeteranganLevel 6
Level 5
Level 4
Level 3
Level 2
Level 1
Level 1b
Slide 27
Slide - 27
PenjelasanSLIDE 27
28
Program Prioritas NasionalPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS
No. Kegiatan Prioritas Nasional/Output Informasi yang Dibutuhkan
3.1 Kurikulum yang Andal
a. Penerapan Kurikulum secara nasional • Kurikulum apa yang akan dipakai• Tahapan pelaksanaan ruang lingkup• Penyediaan buku jumlah dan mekanisme• Evaluasi pelaksanaan kurikulum
3.2 Sistem penilaian yang komprehensif dan kredibel
a. Pelaksanaan UN • Mengikuti proses Kemdikbud
b. Pengembangan sistem penilaian untuk selain aspek pengetahuan (keterampilan, karakter)
• Model penilaian yang telah/sedang dikembangkan
3.3 Guru Profesional dan Kompeten
a. Pelatihan guru untuk kurikulum • Jumlah dan sebaran guru sasaran, dan mekanisme pelatihan• Evaluasi penerapan kurikulum oleh guru
Peningkatan Pendidikan Agama dan Pendidikan
Karakter
Peningkatan Kualitas
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewargaan
Penciptaan lingkungan pendidikan
berintegritas, bebas intimidasi dan kekerasan
Penegakan Disiplin dalam Pengelolaan Pendidikan
29
PROGRAM PRIORITASPENINGKATAN PENDIDIKAN AGAMA DAN PENDIDIKAN KARAKTER
Back
Kemdikbud, Kemenag
Kemdikbud, Kemenag• Penyelenggaraan sekolah
ramah anak• Revitalisasi UKSKemenkes• Dukungan UKS
Kemdikbud, Kemenag, Kemristekdikti• Pelaksanaan pendidikan agama• Pelaksanaan pendidikan kewargaan
LEVEL 2
Meringankan Biaya
Pendidikan
Bantuan Afirmasi
Penduduk Tidak
Mampu/ Daerah Khusus
Bantuan Biaya
Operasional Pendidikan
Bantuan Peningkatan
Prestasi
30
PROGRAM PRIORITASPENYEDIAAN BANTUAN PENDIDIKAN
Back
Kemdikbud, Kemenag• BOP RA/BOP PAUD• BOS SD/SMP/SMA/SMK,
BOS MI/MTs/MA dan sederajat
Pemda• BOSDA/sejenis
Kemdikbud, Kemenag• KIP• Afirmasi Pendidikan Menengah
Kemsos• Rumah singgah untuk masyarakat di luar
bangku sekolahPemda
• Bantuan dari APBD
Kemdikbud, Kemenag• Beasiswa prestasiPemda• Beasiswa Pemda/sejenis
LEVEL 2
31
PROGRAM PRIORITASPENYEDIAAN BANTUAN PENDIDIKAN
No. Kegiatan Prioritas Nasional/Output Informasi yang Dibutuhkan
5.1 Bantuan Afirmasi Penduduk Tidak Mampu/ Daerah Khusus
a. Program Indonesia Pintar/Kartu Indonesia Pintar (PIP/KIP) • Evaluasi pelaksanaan KIP 2015• Cakupan sasaran dan unit cost 2017• Metode penyaluran
b. Beasiswa afirmasi daerah 3T • Cakupan sasaran dan metode pelaksanaan• Bagaimana pengukuran keberhasilan
5.2 Bantuan Biaya Operasional Pendidikan
a. BOP PAUD/RA • Cakupan sasaran dan unit cost 2017• Metode penyaluran• Evaluasi pelaksanaan
b. BOS SD/SMP/SMA/SMK dan MI/MTs/MA • Cakupan sasaran dan unit cost 2017• Metode penyaluran• Evaluasi pelaksanaan
5.3 Bantuan Peningkatan Prestasi
a. Beasiswa prestasi • Cakupan sasaran dan unit cost 2017• Metode pelaksanaan
32
PROGRAM PRIORITASPENINGKATAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA YANG BERKUALITAS
Peningkatan Ketersediaan Sarana dan
Prasarana yang Berkualitas
Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan
Afirmasi Sarpras
Khusus dan Daerah 3T
Peningkatan Peran
Pemda
Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
Back
Kemdikbud, Kemenag• Bantuan penyediaan sarpras sekolah dan
madrasah
KemenPU&Pera• Penyediaan akses jalan• Penyediaan jaringan air
bersihKemenhub• Penyediaan sarana
transportasi sekolahPLN dan ESDM• Penyediaan sambungan
listrikKominfo• Penyediaan sambungan
internet
Kemdikbud, Kemenag• Sekolah satu atap• Sekolah kecil• Sekolah berasramaKemendes&PDT, BNPP• Pemetaan kebutuhan sarpras
daerah 3T dan daerah perbatasan
Pemda• Bantuan sarpras sejenis dari
APBD
Kemdagri• Pelaksanaan DAK Pendidikan• Bantuan sarpras dari APBD
LEVEL 2
33
PROGRAM PRIORITASPENINGKATAN KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA YANG BERKUALITAS
No. Kegiatan Prioritas Nasional/Output Informasi yang Dibutuhkan
6.1 Pemenuhan SNP Sarpras Pendidikan
a. Peta pemenuhan sarpras pendidikan • Kondisi dan sebaran sarpras pendidikan
b. Bantuan penyediaan sarpras pendidikan • Jenis sarpras• Cakupan sasaran dan unit cost
6.2 Afirmasi Sarpras Khusus dan Daerah 3T
a. Peta kebutuhan • Kondisi dan sebaran sarpras pendidikan di daerah 3T sebagai bahan koordinasi dengan Kem. Desa PDTT
b. Bantuan penyediaan sarpras pendidikan • Cakupan sasaran dan unit cost• Metode pelaksanaan
6.3 Peningkatan Peran Pemda
6.4 Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
a. Penyediaan akses jalan ke sekolah/madrasah
• Peta kebutuhan per satuan pendidikan sebagai bahan koordinasi dengan K/L terkait
b. Penyediaan air bersih dan sanitasi
c. Penyediaan listrik dan sambungan internet
34
PRIORITAS NASIONAL: PEMBANGUNAN PENDIDIKAN TINGGIPerencanaan Terintegrasi
Meningkatnya Akses, Kualitas,
Relevansi dan Daya Saing Pendidikan
Tinggi
Penyediaan Sarana
Prasarana Pendidikan
Tinggi
Penyediaan Bantuan
Pendidikan Tinggi
Penyediaan Dosen yang Berkualitas
Penguatan Riset dan Publikasi
Penguatan Kelembagaan
Perguruan Tinggi
Peningkatan Relevansi
Pendidikan Tinggi
Kemristekdikti, KemenagPemda, Kemsos, TNP2K, Kemdikbud
Kemristekdikti, Kemenag,Kem. PU&PERA
Kemristekdikti, KemenagKemkeu, Kemlu
Kemristekdikti, KemenagKemristekdikti, Kemenag,BPPT, LIPI, swasta
Kemristekdikti, Kemenag,Kemperind, Kemnaker,
swasta
Kemristekdikti, KemenagKemperind, Kem.KUKM,swasta
B
LEVEL 1
Slide - 35
PROGRAM PRIORITASPENYEDIAAN SARANA PRASARANA PENDIDIKAN TINGGI
PENYEDIAAN SARANA
PRASARANA PENDIDIKAN
TINGGI
Pemenuhan SNPT terkait
Sarpras Perguruan
Tinggi
Pemihakan penyediaan sarpras PT di
luar Jawa
Kebutuhan Infrastruktur Pendukung
LEVEL 2
KemenPU&Pera• Penyediaan akses jalan• Penyediaan jaringan air
bersihKemenhub• Penyediaan sarana
transportasiPLN dan ESDM• Penyediaan sambungan
listrikKominfo• Penyediaan sambungan
internet
Kemristekdikti, Kemenag• Bantuan penyediaan sarpras Perguruan Tinggi
Kemristekdikti, Kemenag• Bantuan penyediaan sarpras
Perguruan Tinggi
Slide - 36
PROGRAM PRIORITASPENYEDIAAN BANTUAN PENDIDIKAN
PENYEDIAAN BANTUAN
PENDIDIKAN
Bantuan Afirmasi
Penduduk Tidak Mampu/ Daerah Khusus
Bantuan Biaya Operasional Pendidikan
Bantuan Peningkatan
Prestasi
LEVEL 2 Kemristekdikti, Kemenag• Beasiswa Bidikmisi• Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi
Kemristekdikti, Kemenag• BOPTN/BOPTAN
Kemristekdikti, Kemenag• Beasiswa Peningkatan
Prestasi Akademik
Slide - 37
PROGRAM PRIORITASPENYEDIAAN DOSEN YANG BERKUALITAS
PENYEDIAAN DOSEN YANG BERKUALITAS
Peningkatan profesionalisme
dosen
Pemerataan Dosen
Peningkatan Kesejahteraan
Dosen
Peningkatan Kapasitas
Akademik Dosen
LEVEL 2Kemristekdikti, Kemenag• Sertifikasi Dosen• Peningkatan Kualifikasi Dosen S2/S3
Kemristekdikti, Kemenag• Pemenuhan SNPT tentang jumlah
minimal dosen per Prodi
Kemristekdikti, Kemenag• Penyediaan tunjangan profesi dosen• Penyediaan tunjangan kehormatan
untuk dosen guru besar
Kemristekdikti, Kemenag• Penyediaan bantuan mengikuti
konferensi ilmiah• Academic recharging
Slide - 38
PROGRAM PRIORITASPENGUATAN RISET DAN PUBLIKASI
PENGUATAN RISET DAN PUBLIKASI
Penyediaan infrastruktur
Iptek di Perguruan
Tinggi
Peningkatan Kapasitas Penelitian Dosen dan Mahasiswa
Kerjasama Penelitian PT dan Industri
Penerbitan Jurnal Ilmiah
dan Sitasi
Perolehan HAKI dan Paten dari
hasil Litbang PT
Penerapan hasil Litbang
PT di masyarakat
Penguatan Kapasitas
Inovasi dan Riset Inovatif
di PT
LEVEL 2 Kemristekdikti, Kemenag, Swasta
Kemristekdikti, Kemenag, LIPI
Kemristekdikti, Kemenag, Lemlitbang Pemerintah, Swasta
Kemristekdikti, Kemenag, LIPIKemristekdikti, Kemenag, Kemkumham
Kemristekdikti, Kemenag, Pemda
Kemristekdikti, Kemenag, BPPT, DU/DI, Pemda
Slide - 39
PROGRAM PRIORITASPENGUATAN KELEMBAGAAN PERGURUAN TINGGI
PENGUATAN KELEMBAGAAN
PERGURUAN TINGGI
Penguatan Otonomi PT
Pengembangan Prodi Inovatif
Akreditasi Perguruan
Tinggi/Prodi
Perlindungan Prodi Langka
Peminat
Penguatan Kerjasama
antar Perguruan
Tinggi
LEVEL 2 Kemristekdikti, Kemenag
Kemristekdikti, Kemenag• Penyeimbangan proporsi
bidang ilmu sosial humaniora dan ilmu sains keteknikan
Kemristekdikti, Kemenag, BAN-PT
Kemristekdikti, Kemenag
Kemristekdikti, Kemenag• Pertukaran dosen• Pengakuan angka kredit• Detasering
Slide - 40
PROGRAM PRIORITASPENINGKATAN RELEVANSI PENDIDIKAN TINGGI
PENINGKATAN RELEVANSI
PENDIDIKAN TINGGI
Pengabdian Masyarakat
Pendidikan Vokasi
Pendidikan Kewirausahaan
Mahasiswa
Pengembangan Karier Lulusan
Penguatan Kemitraan
dengan Dunia Usaha-Dunia
Industri
LEVEL 2 Kemristekdikti, Kemenag, Pemda
Kemristekdikti, Kemenag• Penyelarasan kurikulum akademik
dengan kebutuhan pasar kerjaKemperin• Pemagangan mahasiswa di industri
Kemristekdikti, Kemenag, Kemnaker, Kemperin, Swasta• Career guidance, jobfair,
Career expo
Kemristekdikti, Kemenag, Kem. Koperasi dan UKM
Kemristekdikti, Kemenag, Kemkeu, Kemhub, Kemkes, Kemperin, Kemtan, Kem. Kominfo, Kem. Kelautan dan Perikanan, Kem. ESDM, BATAN, Kempar
41
Pembangunan Pendidikan TinggiNo. Kegiatan Prioritas Nasional/Output Informasi yang Dibutuhkan
1 Penyediaan Dosen yang Berkualitas
a. Sertifikasi dosen • Jumlah sasaran dan metode pelaksanaan• Konsekuensi kebutuhan anggaran
b. Peningkatan kualifikasi dosen • Jumlah sasaran on-going• Sumber pendanaan
c. Peningkatan kompetensi dosen
d. Penguatan Riset dan Publikasi
2 Peningkatan Relevansi Pendidikan Tinggi
a. Penguatan Kemitraan dengan Dunia Usaha-Dunia Industri • Jumlah sasaran dan model kerjasama/kemitraan
b. Pengembangan Karier Lulusan • Jumlah sasaran dan peta keterserapan mahasiswa di dunia kerja
3 Penguatan Riset dan Publikasi
a. Riset/Penelitian yang dilaksanakan oleh PT • Sektor penelitian
4 Penguatan Kelembagaan Pendidikan Tinggi
a. Peningkatan akreditasi PT/Prodi • Cakupan dan tahapan sasaran akreditasi
b. Pengembangan Prodi Inovatif • Jumlah sasaran dan bidang studi
5 Penyediaan Bantuan Pendidikan Tinggi
a. Bidikmisi • Jumlah sasaran dan sebarannya• Kebutuhan unit cost• Metode penyaluran
b. Beasiswa Afirmasi Daerah Khusus
c. Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik
d. BOPTN/BOPTAN • Metode penghitungan alokasi BOPTN/BOPTAN per PT
6 Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Tinggi
a. Pemenuhan kebutuhan sarpras • Peta ketersediaan dan kondisi sarpras PT
b. Pendanaan penyediaan sarpras • Usulan PHLN/PHDN, dan ruang lingkupnya
KRITERIA YA TIDAK
A. Memenuhi Aspek Legalitas
Menimbulkan konflik dengan regulasi yang lebih tinggi dan/atau regulasi yang sederajat. V
Multitafsir (menimbulkan pemahaman berbeda). V
Tidak dapat dilaksanakan V
B. Berdasarkan Kebutuhan
Tidak memenuhi hak-hak dasar masyarakat V
Memhambat pemberantasan korupsi V
Tidak memberikan kepastian hukum bagi masyarakat umum V
Tidak mendukung pencapaian sasaran dan target pembangunan nasional V
C. Beban yang Ditimbulkan
Menimbulkan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk
pelaksanaan regulasi tersebut.
V
Memberatkan masyarakat dengan menetapkan pungutan, persyaratan, dan atau prosedur dan perizinan yang tidak perlu / memberatkan.V
Sulit diawasi pelaksanaanya. V
Prioritas Nasional : Peningkatan Akses dan Kualitas PendidikanProgram Prioritas : Peningkatan dan Penjaminan Mutu PendidikanKegiatan Prioritas : Assessment Mutu Satuan PendidikanJudul Regulasi : Undang – Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah K/L Penanggungjawab : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri
KERANGKA REGULASICONTOH - REGULASI YANG BERMASALAH
REKOMENDASI AKHIR
RINGKASAN ANALISIS
Revisi regulasi Pembagian urusan pemerintahan bidang pendidikan yang diatur adalam UU 23 tahun 2014 yang menjelaskan bahwa akreditasi pendidikanmerupakan urusan pemerintah pusat saja, tidak selaras dengan Peraturan Pemerintah No 13 Tahun 2015 yang mengatur bahwa PemerintahProvinsi dapat membentuk Badan Akreditasi Provinsi dan bertanggungjawab memberikan alokasi pendanaannya.
Apabila pengelolaan dan pendanaan akreditasi hanya dibebankan di pusat, maka beban yang harus ditanggung APBN akan semakin banyak . Padahal saat ini beberapa daerah sudah melaksanakan dan berkonstribusi terhadap proses akreditasi pada satuan pendidikan di daerahnya.
KRITERIA YA TIDAK
A. Memenuhi Aspek Legalitas
Tidak menimbulkan konflik dengan regulasi yang lebih tinggi dan/atau regulasi yang sederajat V
Tidak multitafsir (tidak menimbulkan pemahaman berbeda) V
Dapat dilaksanakan V
B. Berdasarkan Kebutuhan
Memenuhi hak-hak dasar masyarakat V
Mempercepat pemberantasan korupsi V
Memberikan kepastian hukum bagi masyarakat umum V
Mendukung pencapaian sasaran dan target pembangunan nasional V
C. Beban yang Ditimbulkan
Tidak menimbulkan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD)
V
Tidak memberatkan masyarakat dengan menetapkan pungutan, persyaratan, dan atau prosedur dan perizinan yang tidak
perlu.
V
Mudah diawasi pelaksanaanya. V
Prioritas Nasional : Peningkatan Akses dan Kualitas PendidikanProgram Prioritas : Penyediaan Guru yang Berkualitas dan Penempatan yang MerataKegiatan Prioritas : Distribusi dan Pemerataan GuruJudul Regulasi : Peraturan Pemerintah Tentang Pemerataan Guru Yang BerkualitasK/L Penanggungjawab : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri
URGENSI PENGUSULAN
Secara nasional jumlah guru sudah cukup, bahkan berlebih. Namun, yang menjadi persoalan mendesak ialah penataan dan distribusi guru (yang berkualitas) secara merata.
Saat ini sudah ada Peraturan Bersama Lima Menteri (Mendiknas, Menpan-RB, Menkeu, Mendagri, dan Menteri Agama) tentang Penataan dan PenempatanGuru PNS. Akan tetapi, pada pelaksanaannya peraturan tersebut belum efektif dalam mengatur distribusi guru secara merata dan belum memuat terkaitpenataan guru non PNS.
Sesuai dengan UU No 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 25 dan 26, bahwa penempatan guru akan diatur melalui peraturan pemerintah.
KERANGKA REGULASICONTOH – USULAN REGULASI
Slide - 44
CONTOH PENYEMPURNAAN MATRIKS PROGRAM PRIORITAS, KEGIATAN PRIORITAS, SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
Program Prioritas(Level 1)
Kegiatan Prioritas(Level 2)
Kementerian / Lembaga
Program Kegiatan Sasaran Indikator LokasiTarget 2017
Alokasi (Juta Rp.)
Ket
Peningkatan Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Yang Berkualitas
Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Untuk Sarana Dan Prasarana
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Program Pendidikan Dasar dan Menengah
Pembinaan Sekolah Dasar
Tersedianya Layanan Pendidikan SD
Unit SekolahBaru yang dibangun
xx Provinsi 17 26000
Peningkatan Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Yang Berkualitas
Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Untuk Sarana Dan Prasarana
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Program Pendidikan Dasar dan Menengah
Pembinaan Sekolah Dasar
17 Unit Sekolah Baru SD dibangun
Unit SekolahBaru yang dibangun
xx Provinsi 17 26000
Usulan Penyederhanaan Nomenklatur
45
• Multilateral Meeting I (23-29 Februari 2016) menghasilkan kesepakatan
atas Sasaran dan Arah Kebijakan Prioritas Nasional, serta Program Prioritas
(Level 1) dan Kegiatan Prioritas (Level 2)
– Kemen PPN/Bappenas menyempurnakan sasaran, level 1 dan 2 di dalam aplikasi
SIMU sebagai bahan dasar Bilateral Meeting.
– K/L menentukan Program dan Kegiatan K/L beserta sasaran, indikator, target,
lokasi dan indikasi alokasi pendanaan sebagai bahan pembahasan Bilateral Meeting
• Bilateral Meeting (1-8 Maret). Berdasarkan koridor yang telah disepakati
bersama, masing-masing Deputi/Direktorat Bappenas melakukan Bilateral
Meeting dengan mitra kerja untuk menajamkan Form B – E.
• Multilateral III (1-12 April), pengintegrasian hasil Bilateral Meeting ke dalam
Prioritas Nasional setelah adanya Pagu Indikatif dan Rakorbangpus.
– Kesepakatan harus ditandai oleh paraf oleh para Karo Perencanaan dengan
Direktur terkait, dan tanda tangan oleh para Sekjen/Sestama dengan para Deputi.
JADWAL TINDAK LANJUT
TERIMA KASIH
46