subjek hukum&domisili
DESCRIPTION
testTRANSCRIPT
A. Subjek Hukum
Menurut Subekti Subyek Hukum adalah “pembawa hak atau subyek di dalam hukum, yaitu
orang”.
I. Manusia Sebagai Subyek Hukum
Kapan mulai dan berakhirnya seseorang sebagai Subyek Hukum? Seseorang mulai
sebagai Subyek Hukum atau sebagai pendukung hak dan kewajiban sejak dilahirkan
sampai dengan meninggal dunia dengan mengingat Pasal 2 KUHPerdata.
Pasal 2 KUHPerdata menyatakan:
Anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, dianggap sebagai telah
dilahirkan, bilamana juga kepentingan si anak menghendakinya.
Mati sewaktu dilahirkannya, dianggaplah ia tidak pernah telah ada.
Kalau kita lihat Pasal 2 ayat (1) di atas dapat dismpulkan bahwa anak yang masih di
dalam kandangan seorang wanita juga sudah dianggap sebagai Subyek Hukum atau
pembawa hak dan kewajiban apabila kepentingan si anak menghendakinya. Hal ini erat
hubungannya dengan Pasal 836 dan Pasal 899 KUHPerdata
II. Badan Hukum Sebagai Subyek Hukum
Adalah sustu perkumpulan atau lembaga yang dibuat oleh hukkum dan mempunyai
tujuan tertentu. Sebagai subjek hukum, badan hukum mempunyai syarat-syarat yang
telah ditentukan oleh hukum yaitu :
i. Memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan anggotanya
ii. Hak dan Kewajiban badan hukum terpisah dari hak dan kewajiban para
anggotanya.
Badan hukum terbagi atas 2 macam yaitu :
1. Badan Hukum Privat (Privat Recths Persoon)
Badan Hukum Privat (Privat Recths Persoon) adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan hukum sipil atau perdata yang menyangkut kepentingan banyak orang
di dalam badan hukum itu.
2. Badan Hukum Publik (Publiek Rechts Persoon)
Badan Hukum Publik (Publiek Rechts Persoon) adalah badan hukum yang didirikan
berdasarkan publik untuk yang menyangkut kepentingan publik atau orang banyak
atau negara umumnya.
B. Domisili/Tempat Tinggal
1. Pengertian Domisili
Domisili adalah terjemahan dari Domicili atau Woonplaats yang artinya tempat
tinggal. Menurut Pasal 77, Pasal 1393; 2 KUHPerdata tempat tinggal itu adalah “tempat
dimana sesuatu perbuatan hukum harus dilakukan”. Bagi orang yang tidak mempunyai
tempat kediaman tertentu, maka tempat tinggal dianggap dimana ia sungguh-sungguh
berada.
2. Macam-macam Domisili
a. Tempat tinggal sesungguhnya yaitu tempat yang bertalian dengan hak-hak melakukan
wewenang perdata seumumnya.
Tempat tinggal sesungguhnya dibedakan antara:
Tempat tinggal sukarela/bebas yang tidak terikat/tergantung hubungannya
dengan orang lain.
Tempat tinggal yang wajib/tidak bebas yaitu yang ditentukan oleh hubungan
yang ada antara seseorang dengan orang lain. Misalnya: tempat tinggal suami
isteri, tempat tinggal anak yang belum dewasa di rumah orang tuanya, orang di
bawah pengampuan di tempat curatornya.
b. Tempat tinggal yang dipilih, yaitu tempat tinggal yang berhubungan dengan hal-hal
melakukan perbuatan hukum tertentu saja. Tempat tinggal yang dipilih ada dua macam
yaitu:
Tempat kediaman yang dipilih atas dasar undang-undang misalnya dalam hukum
acara dalam menentukan waktu eksekusi dari vonis.
Tempat kediman yang dipilih secara bebas misalnya dalam melakukan
pembayaran memilih Kantor Notaris (menurut Sri Soedewi M. Sofwan).
Menurut Subekti ada juga yang disebut “rumah kematian” atau “domisili
penghabisan”, yaitu rumah dimana seseorang meninggal dunia. Rumah penghabisan ini
mempunyai arti penting untuk menentukan hukum waris yang harus diterapkandan untuk
menentukan kewenangan mengadili kalau ada gugatan.
Tempat kediaman untuk Badan Hukum disebut tempat kedudukan badan hukum
ialah tenpat dimana pengurusnya menetap. Menurut KUHPerdata domisili/tempat tinggal
itu ada dua jenis, yaitu:
I. Tempat tinggal umum terdiri dari :
Tempat tinggal sukarela atau bebas
Pasal 17 KUHPerdata menyatakan bahwa setiap orang dianggap mempunyai
tempat tinggal dimana ia menempatkan kediaman utamanya. Dalam hal
seseorang tidak mempunyai tempat kediaman utama maka tempat tinggal
dimana ia benar-benar berdiam adalah tempat tinggalnya.
Tempat tinggal yang tergantung pada orang lain, misalnya:
o Wanita bersuami mengikuti suaminya
o Anak di bawah umur mengikuti tempat tinggal orangtuanya/walinya
o Orang dewasa yang ada di bawah pengampuan mengikuti curatornya
o Pekerja/buruh mengikuti tempat tinggal majikannya
II. Tempat tinggal khusus atau yang dipilih menurut Pasal 24 KUHPerdata ada dua
macam, yaitu:
Tempat tinggal yang terpaksa dipilih ditentukan undang-undang (Pasal 106 : 2
KUHPerdata)
Tempat tinggal yang dipilih secara sukarela harus dilakukan secara tertulis
artinya harus dengan akta (Pasal 24 : 1 KUHPerdata), bila ia pindah maka untuk
tindakan hukum yang dilakukannya ia tetap bertempat tinggal di tempat yang
lama.