subkultur tanaman nilam
TRANSCRIPT
SUBKULTUR TANAMAN NILAM
LAPORAN SINGKAT PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN
(Diajukan untuk memenuhi tugas Kuliah Kultur Jaringan )
Disusunoleh.
Kelompok3
ZettiraAmalia
140210070043
Nisa Nurul Ilmi
140210070047
Tri Sulastri
140210070053
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010
SUBKULTUR TANAMAN NILAM
Tanaman : Nilam
Eksplan : Pucuk
Media : Murashige and Skoog + 1.5 Paclorobutrazol
TanggalTanam : 17 Mei 2010
HASIL
No Nama
PARAMETERKontaminasi
(%)Jumlah
Tunas
Jumlah
Akar
Jumlah
Daun
Tinggi
Tanaman (cm)
1. Zettira Amalia 3 3 18 3,2 -
2. NisaNurul Ilmi 3 11 23 2,9 20
3. Tri Sulastri 10 9 34 7,0 -
JUMLAH TOTAL
JumlahKontaminasi X 100 %
Jumlah total Kultur
PEMBAHASAN
Nilam (Pogostemon cablint) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang
potensial dikembangkan karena 90% kebutuhan untuk industri parfum masih diimpor
dari Indonesia (Gati, 2009). Untuk memperbanyak tanaman nilam dapat dilakukan
dengan proses kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan
tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta
menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya
nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga
bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap.
Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan
menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media (Daud, 2009). Yang
paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media adalah tempat
bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan
jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk
hidup dan memperbanyak dirinya. Ada dua penggolongan media tumbuh: media
padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar.
Nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air.
Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung
kebutuhan (Belchunk, 2008). Tahapan dalam kultur jaringan adalah Pemilihan dan
Penyiapan tanaman induk sumber eksplan, inisiasi kultur, multiplikasi atau subkutur,
pemanjangan tunas, induksi, dan perkembangan akar, serta aklimatisasi (Luri, 2009).
Pada percobaan kali ini hanya dilakukan proses subkultur. Sub kultur
merupakan salah satu tahap dalam perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan. Pada
dasarnya proses subkultur adalah memotong, membelah dan menanam kembali
eksplan yang telah tumbuh sehingga jumlah tanaman akan bertambah banyak. Semua
proses pengerjaan dilakukan didalam laminar air flow untuk menjaga kesterilan
lingkungan. Alat-alat yang digunakan untuk proses pemotongan planlet seperti pipet,
dan pisau harus disterilkan dengan cara merendamnya dalam larutan alkohol 70% dan
memanaskannya diatas nyala api. Sterilisasi dengan cara demikian ditujukan untuk
membunuh bakteri serta mikroba lain yang mungkin menempel. Setelah dipanaskan
dalam nyala api dari pembakar Bunsen, alat yang telah dipanaskan dimasukkan ke
dalam suatu wadah kaca agar panas dari alat hilang dan segera dapat digunakan untuk
memotong tanaman. Karena bila alat yang masih panas tersebut langsung digunakan
untuk memotong planlet, dikhawatirkan planlet tersebut akan mati. Terdapat botol-
botol baru berisi media yang masih segar yaitu media MS + paclobutrazol 1,5 ppm.
Botol-botol ini pun ikut dipanaskan diatas nyala api. Pemanasan dilakukan baik untuk
bagian bawah botol maupun pada bagian lehernya. Kemudian pada saat planlet yang
telah dipotong akan dimasukkan kedalam botol, leher botol tetap dijaga berada diatas
nyala api. Hal ini dilakukan untuk menjaga sterilisasi system sehingga diharapkan
dapat mencegah kontaminasi masuk ke dalam system kultur. Potongan planlet
diisolasi dalam botol, botol ditutup dengan alumunium foil yang sebelumnya telah
dipanaskan, dan diikat dengan karet agar system kultur tertutup. Keseluruhan proses
subkultur dilakukan dalam kondisi steril untuk mencegah masuknya kontaminan dan
menyebabkan kegagalan dalam menumbuhkan tanaman kultur (Syatria, 2009).
Setelah satu minggu waktu kultur, dilakukan pengamatan terhadap planlet
dengan parameter jumlah daun, jumlah akar, tinggi tanaman, serta jumlah tunas yang
tumbuh. Dalam waktu satu minggu ini, tanaman telah mengalami pertumbuhan dan
dapat dilihat pula apabila terdapat kontaminasi pada kultur. Pada tahap ini terdapat
satu botol tanaman yang terkontaminasi. Kontaminasi tersebut dapat dikategorikan ke
dalam kontaminasi yang disebabkan oleh jamur. Hal ini terlihat dari terdapatnya
koloni jamur yang membentuk jalinan-jalinan hifa pada medium.
gambar 1. Kontaminasijamurpada medium kultur
Karena letak kontaminasi yang terdapat cukup jauh dari tanaman, maka dapat
disimpulkan bahwa konaminasi yang terjadi merupakan kontaminasi dari media.
Kontaminasi dapat berasal dari beberapa sebab sebagai berikut: sterilisasi media yang
kurang sempurna, lingkungan kerja dan pelaksanaan / cara kerja saat penanaman,
eksplan, molekul-molekul atau benda-benda asing berukuran kecil yang jatuh atau
masuk ke dalam botol kultur setelah penanaman dan ketika diletakkan diruang kultur.
Tumbuhnya daun, akar, maupun tunas pada proses ini cukup cepat, namun ada
pula eksplan yang tidak bertambah kuantitas daunnya. Adapun tidak tumbuhnya daun
pada ekplan dapat diakibatkan oleh posisi penempatan eksplan pada proses subkultur
yang tidak tepat. Kemudian dalam waktu 3 hari akar yang muncul rata-rata 1-2 akar
pada tiap tanaman. Akar yang muncul ini berupa akar halus seperti benang yang
muncul diantara batang dan daun pada ekplan. Sementara itu pengamatan terhadap
tinggi tanaman dihitung dengan menggunakan penggaris. Namun karena tanaman
tumbuh ke arah samping yang menyulitkan pengukuran dengan penggaris, maka
digunakan kertas milimeterblok untuk mengukur tinggi tanaman.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKABelchunk. 2008. Kultur Jatingan. http://belchunk.blogspot.com/2008/11/kultur-
jaringan-materi-kelas-xi-ipa.html
Daud, A. 2009. Kultur Jaringan. http://ahmaddaud.blogspot.com/2009/03/kultur-jaringan.html
Gati, E. 2009. Nilam Kadar Minyak Tinggi. http://invitrogati.blogspot.com/2009/02/ nilam-kadar-minyak-tinggi.html
Luri, S. 2009. Tahapan-tahapan Kultur Jaringan. http://kultur-jaringan.blogspot.com /2009/08/tahapan-tahapan-kultur-jaringan.html
Syatria, N. 2009. Sub Kultur Tanaman dalam Kultur Jaringan. http://www.kuljar.com /index.php?option=com_content&view=article&id=74:sub&catid=3:berita-eksternal