sumatera selatan merupakan provinsi terkaya ke 5 di indonesia
DESCRIPTION
uas mkdu bahasaTRANSCRIPT
Berdasarkan data nasional bahwa Sumatera Selatan termasuk urutan ke-5 terkaya di Indonesia. Akan tetapi berdasarkan data sensus 2013, rakyat Sumatera Selatan menempati urutan ke-10 termiskin di Indonesia
1. Sumatera Selatan sebagai provinsi terkaya ke-5 di Indonesia
Sumatera Selatan merupakan provinsi yang terletak di lintang pada posisi antara
102 º 40′ 0″-103º 0′ 0″ bujur timur dan 3º 4′ 10″ – 3º 22′ 30″ lintang selatan yang
memiliki sumber daya alam yang begitu melimpah, baik sumber daya alam dalam
bidang pariwisata dan juga sumber daya alam dalam bidang MIGAS serta Batu Bara
dan Pertambangan.
Sebagai provinsi terkaya no. 5 di Indonesia, kekayaan potensi alam Sumatera
Selatan sangat besar mulai dari minyak bumi, gas alam, batubara hingga panas
bumi menjadi daya tarik tersendiri bagi masuknya investor ke Sumsel. Provinsi ini
pun membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) di mulut tambang. Sumsel pun menjadi pemasok listrik dan gas
terbesar bagi kawasan Jawa maupun Singapura. Karena hal tersebut Sumsel pun
dinobatkan sebagai Lumbung Energi. Dibawah kepemimpinan Bapak Ir H Alex
Noerdin, Sumatera Selatan mengalami kemajuan yang semakin pesat. Sejak tahun
2008 hingga sekarang, pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan makin meningkat.
dengan rata-rata tertua 5,5% pertahun. Akses pembangunan terus di perluas demi
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain itu ada juga Program Berobat Gratis dan
Sekolah Gratis, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan. Disisi lain angka
Tingkat Pengangguran terbuka (TPT) terus menurun, bersama Tingkat Kesempatan
Kerja yang meningkat.
- Pertanian dan perkebunan di Sumatera Selatan
Potensi Sumber daya alam dalam bidang pertanian sumatera selatan dapat di
bilang sangat pesat pertumbuhannya, ini ditandai dengan beberapa tempat di
daerah di Sumatera Selatan yang merupakan Produsen hasil pertanian dan
perkebunan, pertanian Padi, sayur-sayuran dan lain-lain, serta beberapa
perkebunan mulai dari perkebunan Kopi, Teh, Karet, Nanas dan masih banyak lagi
yang tentunya berkualitas tinggi, kualitas dari hasil pertanian tersebut tentulah dilatar
belakangi oleh faktor geografis Provinsi Sumatera Selatan, seperti halnya kota
Pagar Alam yang merupakan Produsen teh yang berkualitas karena letak tofografi
dataran tinggi yang strategis, dan Prabumulih yang merupakan Produsen Penghasil
Karet yang juga sangat berkualitas.
- Pertambangan di Sumatera Selatan
Pertambangan, ini juga merupakan salah satu potensi yang ada di Provinsi
Sumatera selatan, ini dibuktikan karena banyaknya daerah-daerah yang
menghasilkan hasil tambang, seperti Pertambangan Minyak dan Gas Alam yang
dominan terdapat di Kota Prabumulih, Pertambangan Batubara yang terdapat di
Muara Enim.
- Pariwisata di Sumatera Selatan
Mutiara yang masih tersimpan di Provinsi Sumatera Selatan adalah Potensi
Sumber Daya Alam yang dapat di manfaatkan dalam bidang Pariwisata. Air Terjun
Temam, Air Terjun Bidadari, Sungai Manna, Sungai Musi, Air terjun Bedegung,
danau Ranau, Gunung Dempo itu semua merupakan beberapa contoh dari
banyaknya potensi-potensi wisata yang ada di provinsi Sumatera Selatan yang
berpotensi Go Nasional maupun International. Palembang, yang merupakan ibukota
Sumatera Selatan merupakan kota yang juga banyak menawarkan wisata-wisata
alam, baik yang dilatar belakangi sejarah maupun sengaja dibangun oleh
pemerintah.
2. Rakyat Sumatera Selatan sebagai provinsi termiskin ke-10 di Indonesia
Hasil Sensus Nasional Badan Pusat Statistik telah merekam data perkembangan
terbaru mengenai angka kemiskinan di Indonesia. Hasil sensus itu juga memetakan
wilayah yang masih menghadapi persoalan kemiskinan yang cukup parah. Angka
kemiskinan tertinggi itu justru terjadi di wilayah dengan sumber alam melimpah.
Adapun yang menjadi dasar penentuan kategori miskin adalah pendapatan per
penduduk, akses kesehatan, akses pendidikan, sarana prasarana dan infrastruktur.
Menurut pendekatan BPS, penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan (GK). Secara
teknis GK dibangun dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM)
dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).
Menko Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono belum lama ini mengungkapkan,
provinsi yang masuk dalam kategori termiskin, antara lain:
1. Papua Barat, Tingkat Kemiskinan 36,80%
2. Papua, Tingkat Kemiskinan 34,88%
3. Maluku, Tingkat Kemiskinan 27,74%
4. Sulawesi Barat, Tingkat Kemiskinan 23,19%
5. Nusa Tenggara Timur, Tingkat Kemiskinan 23,03%
6. Nusa Tenggara Barat, Tingkat Kemiskinan 21,55%
7. Aceh, Tingkat Kemiskinan 20,98%
8. Bangka Belitung, Tingkat Kemiskinan 18,94%
9. Gorontalo, Tingkat Kemiskinan 18,70%
10.Sumatera Selatan, Tingkat Kemiskinan 18,30%
Ketersediaan data kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran, tentunya sangat
penting digunakan untuk mengevaluasi kebijakan strategis pemerintah terhadap
kemiskinan. Ini juga penting untuk membandingkan kemiskinan antarwaktu dan
daerah, serta menentukan target penduduk miskin dengan tujuan untuk
memperbaiki kondisi mereka.
Indonesia memang punya kekayaan alam melimpah, tapi sayangnya Sumber
Daya Manusia bangsa ini rendah sehingga tak mampu mengelola & mengolahnya
dengan baik, ditambah lagi banyaknya praktek korupsi di daerah2 sehingga banyak
penjualan hasil bumi tidak berimbas pada kesejahteraan rakyat. Ketidakmampuan
bangsa ini dalam mengolah SDA-nya mengakibatkan banyak pengolahan alam
negeri ini dikuasai perusahaan2 asing seperti pertambangan minyak di Papua yang
dikuasai Freeport asal AS. Akibatnya hasil minyak tersebut dibagi antara
pemerintah pusat, daerah & perusahaan tambang asing itu sendiri, diperparah
adanya korupsi sehingga uang hasil bumi tidak sampai ke tangan rakyat yang justru
semakin miskin. Hal ini juga yang terjadi di Sumatera Selatan.
Faktor-faktor yang menyebabkan Sumatera Selatan menjadi provinsi termiskin
ke 10 di Indonesia antara lain :
1. Kesewenangan para pengusaha maupun pejabat sehingga terjadi
kesenjangan secara extrim pemberian gaji antara level atas dan bawah.
2. Hasil kekayaan alam yang sebagian besar dinikmati oleh kelompok atas
(pengusaha & pejabat) dengan cara no 1 dan manipulasi volume maupun
pajak sehingga pemasukan negarapun banyak hilang.
3. Para pejabat lebih senang bekerja sama dengan asing daripada lokal
karena lebih terjamin kerahasiaan permainan kotornya.
4. Penyelesaian kasus dengan cara "sama-sama menguntungkan" walaupun
melanggar aturan . Alhasil praktek pelanggaran terus-dan-terus dilakukan
karena tidak bakal mendapat sanksi seimbang
Fakta diatas menunjukkan bahwa bukan luas wilayah dan sumber daya alam
yang menentukan keberhasilan suatu daerah mengatasi masalah kemiskinan tetapi
yang menentukan adalah kualitas SDM.
Masih tingginya intensitas aksi-aksi rakyat miskin kota dalam menuntut haknya,
hal ini merupakan potret dari kualitas pemerintah propinsi Sumatera Selatan juga
pemerintah kota Palembang yang tidak baik dan tidak bersih, mencerminkan
orientasi pemerintahan yang yang tidak mengartikulasikan dan mengakomodasi
kepentingan-kepentingan rakyat. Adanya reaksi yang keras dan terus menerus dari
rakyat untuk menuntut hak-haknya membuktikan bahwa kondisi rakyat miskin kota
Palembang saat ini memang berada dibawah garis kemiskinan dan tidak mampu
secara ekonomi, politik, sosial dan budaya. Dengan kata lain, kondisi rakyat
sekarang ini sangat memprihatinkan dan mengkhawatirkan sekali dan perlu untuk
dilindungi hak-haknya bukan dipinggirkan atau dimarginalisasikan. Secara ekonomi,
mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik dan layak.
Disamping itu harga-harga barang kebutuhan pokok semakin tinggi (mahal) dan
sulit untuk didapati, sehingga rakyat yang kehidupan ekonominya pas-pasan
menjadi sengsara dan cenderung pasrah serta selalu mengatakan bahwa kondisi
ini adalah ciptaan Tuhan. Walhasil, kesadaran kritis rakyat tidak terbangun dan
rakyat cenderung bertindak apolitis.