sumber air
TRANSCRIPT
SUMBER AIR BERSIH
Menurut Sudarmadji (2007), Air merupakan ikatan kimia yang terdiri dari 2 atom hidrogen dan 1
atom oksigen (H2O), ia dapat berbentuk gas cair maupun padat. Air sering dianggap murni
hanya terdiri dari H2O, tetapi pada kenyataannya di alam tidak pernah dijumpai air yang
sedemikian murni, meskipun air hujan.
Menurut Slamet (2004) komposisi air di dalam tubuh manusia, berkisar antara 50-70% dari
seluruh berat badan. Sedangkan tingkat konsumsi air bersih berbeda antara pedesaan dan
perkotaan. Menurut Manual Teknis Upaya Penyehatan Air, Ditjen P2PLP Depkes RI (1996.5),
kebutuhan air bersih masyarakat perkotaan berkisar 150 lt/org/hr, dan untuk masyarakat
pedesaan 80 lt/org/hr. Air tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari dan keperluan
pendukung lainnya termasuk yang mendukung kebutuhan-kebutuhan sekunder
Sementara yang dimaksud air pada uraian ini, merupakan semua air yang terdapat di atas
maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air
hujan, dan air laut yang berada di darat.
Air Bersih
Beberapa pengertian air bersih menurut beberapa literature diantaranya adalah :
1. Air bersih adalah air sehat yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas
dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat
mencemari air bersih tersebut. Air merupakan zat yang mutlak bagi setiap mahluk hidup
dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan (Dwijosaputro, 1981).
2. Menurut Peraturan Menteri Kesehata RI Nomor : 41 6/Menkes/Per/IX/1990 tentang
syarat-syarat pengawasan kualitas air, air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak.
Air Minum
Berikut beberapa pengertian air minum menurut beberapa literature :
1. Menurut Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat¬Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air bersih, Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi
syarat-syarat kesehatan dan langsung dapat diminum.
2. Menurut Permendagri No. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara
Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen dalam
Negeri Republik Indonesia, Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
Sumber air minum di Indonesia secara umum dibagi dua, yaitu :
a. Air tanah/sumur
Air yang berasal dari dalam tanah, yang diambil dengan cara pengeboran kemudian
disedot menggunakan pompa air. Air ini mempunyai kondisi dan kandungan kontaminan
yang bervariatif seperti kandungan mangan, besi, nitrat dan nitrit sehingga sulit sekali
dikontrol. Selain itupula air tersebut banyak terkontaminasi oleh bakteri E-coli yang
berasal dari kotoran hewan dan manusia.
b. Air PAM
Air yang diolah perusahaan air minum (PDAM) yang bersumber dari air sungai ataupun
air tanah. Air ini diolah dengan maksud agar bakteri berbahaya terbunuh dan biasanya
untuk dapat membunuh bakteri digunakan larutan kimia klorin. Akan tetapi korin adalah
senyawa kimia yang juga berbahaya jika dikonsumsi oleh manusia karena hasil
turunannya yaitu THMs (Trihalomethane) dapat menyebabkan penyakit kanker dan
ginjal. Penggunaan air juga diatur atau dibuat standardisasinya dan dibagi atas :
- Standar PERMENKES:
a. Air Bersih
(PERMENKES no. 416 tahun 1990).
Air bersih adalah air yang layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi,
mencuci pakaian, mencuci baju dan sejenisnya.
b. Air Minum
(PERMENKES No. 907/MENKES/SK/VII/2002)
Air ini harus memiliki standar air yang layak/boleh untuk dikonsumsi sebagai air minum
dengan ketentuan batas-batas yang telah ditetapkan oleh PERMENKES tentang batas
syarat kandungan kontaminan seperti Mangan. Besi dan sebagainya.
- Standar SNI
Standar ini dikeluarkan khusus untuk air minum botolan dimana air yang termasuk
kedalam air botolan harus mempunyai batas kandungan kontaminan yang lebih spesifik
lagi dan tidak boleh ada sedikitpun bakteri didalamnya karena air botolan dikondisikan
untuk dapat disimpan dalam jangka waktu yang cenderung lebih lama.
2. Zat-zat Pencemar dan Dampaknya
Berikut ini adalah zat-zat pencemar yang terdapat dalam air dan sumber asalnya :
- Zat-zat pencemar
- Sumber
- Partikel-partikel kasar dan halus
- Kotoran, karat pipa, butiran tanah halus, dll
- Klorin
- Penambah air PAM (rasa & bau tak enak)
- Klorofom, THMs
- Disinfeksi dari klorin
- Zat-zat kimia
- Pestisida, herbisida, timbal, merkuri
- Protozoa
- Kista (Cryptosporidium, Giardia lamblia)
- Bakteri/virus
- Penyebab penyakit (masuk lewat pipa bocor/bak penampung)
- Penyakit yang dapat timbulkan oleh kontaminan-kontaminan tersebut diatas adalah :
Oleh bakteri :
• Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera
• Salmonella typhi Penyebab demam tipus
• Enteropathogenic Escherichia coli penyebab diare
Shigella dysentriae Penyebab disentri
Oleh Virus :
• Polio Virus penyebab polio
• Rotavirus penyebab diare pada anak kecil
• Hepatitis A penyebab Hepatitis
Apakah Electric Precipitators dan TDS meter itu ?
Electric Precipitators
Electric Precipitator adalah metode ya
ng digunakan dengan cara mencelupkan dua batang
elektroda kedalam bejana sehi
ngga terjadi proses elektrolis
asi yang dampaknya adalah
semacam “kotoran” pada air tersebut. Air
sendiri bukanlah penghantar listrik yang baik,
akan tetapi air akan menjadi penghantar lis
trik yang jauh lebih baik jika didalam air
tersebut mengandung unsur mineral seperti magnesium dan kalsium sehingga jika
dicelupkan electric precipitator
maka arus listrik dapat me
ngalir dalam air tersebut dan
terjadilah peristiwa elektr
olisasi yang efeknya akan meni
mbulkan kekeruhan pada air,
sehingga tampak seperti kotoran.
eSpring adalah teknologi pengolahan air
yang menggunakan karbon
filter padat yang
mampu menyaring kontaminan berbahaya na
mun membiarkan kandungan mineral
penting bagi tubuh (seperti Ka
lsium, Magnesium, dll) yang bi
asa terdapat dalam air. Jika
metode Electric Precipitators tersebut digunaka
n pada air hasil eSpring, maka reaksinya
air akan menjadi keruh akibat dari dampak pr
oses elektrolisasi seperti keterangan di atas.
Sehingga metode pengetesan seperti ini sang
atlah tidak tepat &
bukan pada tempatnya
untuk menjadikan demo tersebut sebagai al
at uji untuk menyatakan bahwa air eSpring
mengandung banyak kotoran.
TDS (Total Dissolved Solids)
TDS merupakan singkatan dari Total Dissol
ved Solid atau dalam bahasa Indonesia
adalah Total Padatan Terlarut, biasanya di
ukur dengan satuan ppm (parts per million).
Untuk mengukur TDS ini biasanya digunakan al
at TDS meter, dimana alat ini akan
menunjukkan nilai angka untuk seluruh kandungan
senyawa anorgani
k yang diantaranya
terdiri dari Kalsium Karbonat, Magnesium Bi
karbonat, Sodium Klorida, Sodium Sulfat,
dan senyawa-senyawa lain ya
ng dibutuhkan oleh manusia.
Standard dari Departemen Kesehatan
RI menyatakan bahwa air layak minum
diperbolehkan mangandung TDS sebesar maksimum 1000 ppm, sedangkan Standard
Nasional Indonesia (SNI) menyatakan bahw
a air botolan diperbolehkan mengandung
TDS sebesar maksimum 500 ppm.
Alat TDS Meter tersebut tidak bisa digunaka
n sebagai acuan untuk eSpring karena filter
karbon eSpring tidak menyari
ng senyawa anorganik seperti Kalsium Karbonat,
Magnesium bikarbonat, Sodium Klorida,
Sodium Sulfat, Karbondioksida dan senyawa-
senyawa lain dengan tujuan air yang dihasilk
an oleh eSpring dapa
t dimanfaatkan oleh
tubuh.
Untuk mengetahui standart air yang baik
dan layak minum adalah dengan cara
melakukan tes ke laboratorium dan me
nggunakan standard PERMENKES No.
907/MENKES/SK/VII/2002. Standard
tersebut adalah acuan
atau peraturan yang
digunakan untuk syarat kualitas
air minum di Indonesia. Unt
uk standard Internasional,
lembaga yang melakukan standardisasi untuk ku
alitas air minum adalah NSF (National
Sanitary Foundation), bahkan standar NSF dija
dikan acuan juga oleh Badan Kesehatan
Internasional - WHO. eSpring telah lulus uji
& mendapatkan sertifikat dari NSF, yaitu :
NSF 42 (berkaitan dengan efek estetika se
perti kandungan klorin, bau dan rasa), NSF 53
(berkaitan dengan efek kesehatan seperti kandungan merkuri, timbal, dll) dan NSF 55
(tentang efektivitas lampu UV dala
m membunuh bakteri dan virus).
Pembuktian
Untuk membuktikan bahwa semakin tinggi
angka TDS dan semakin keruh air
dipengaruhi oleh makin tingginya kandungan-
kandungan mineral yang terdapat didalam
air, maka kita dapat lakukan uji coba sebagai berikut :
Peralatan :
1.
TDS Meter
2.
Electric Precipitators
3.
Air Accu
4.
AMDK merk ”A”
5.
Air eSpring
6.
AMDK bermineral tinggi merk ”E” (biasanya harganya sangat mahal)
Langkah percobaan :
1.
Celupkan TDS Meter ke masing-masing co
ntoh air, kemudian catat hasilnya
(dalam satuan ppm)
2.
Masukkan Electric Precipitators ke masi
ng-masing contoh air selama 2 menit dan
lihat hasilnya.
Hasil :
-
Air accu : 0 ppm, air AMDK merk ”A” ; 70 ppm, air eSpringS : 230 ppm, Air
AMDK merk ”E”: 250 ppm.
-
Air accu terlihat jernih (tidak ada
perubahan), air AMDK merk ”A” berwarna
agak kekuningan, Air AWTS dan air AMDK merk ”E” sangat keruh.
Dari hasil tersebut terbukti bahwa air
yang mengandung mineral tinggi maka angka zat
padat terlarutnya makin tinggi da
n hasil airnya terlihat sang
at keruh. Jadi ”keruh” yang
timbul dari demo tersebut bukanlah merupa
kan ”kotoran atau kontaminan” yang biasa
diklaim oleh pihak tertentu sebagai cara mereka
dalam menjual alat penyaring air. Cara
penjualan seperti ini dilarang di Amerika
Serikat karena diangga
p mengelabui konsumen.
Sumber Air Bersih
Dalam pemenuhan kebutuhan air bersih manusia biasanya memanfaatkan sumber-sumber air
yang berada di sekitar permukiman baik itu air alam, maupun setelah mengalami proses
pengolahan terlebih dahulu.
Menurut Sugiharto (1983) tempat sumber air dibedakan menjadi tiga yaitu :
1. Air hujan, air angkasa, dalam wujud lainnya dapat berupa salju;
2. Air permukaan, air yang berada di permukaan bumi dapat berupa air sungai, air danau,
air laut;
3. Air tanah, terbentuk dari sebagian dari air hujan yang jatuh ke permukaan dan sebagian
meresap ke dalam tanah melalui pori-pori/celah-celah dan akar tanaman serta bertahan
pada lapisan tanah membentuk lapisan yang mengandung air tanah (aquifer), air tanah
yang disebut air tanah dalam atau artesis, artinya air tanah yang letaknya pada dua lapisan
tanah yang kedap air, ada yang sifatnya tertekan dan yang tidak tertekan. Air tanah
dangkal artinya terletak pada aquifer yang dekat dengan permukaan tanah dan fluktuasi
volumennya sangat dipengaruhi oleh adannya curah hujan.
Di Indonesia, sebagaian besar masyarakat (khususnya di daerah pedesaan) menggunakan air
tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Mereka menggunakan sarana sumur gali untuk
mengambil air tanah ini. Menurut Dwijosaputro (1981), sumur gali merupakan sarana air bersih
yang paling sederhana dan sudah lama dikenal masyarakat. Sesuai dengan namanya, sumur gali
dibuat dengan menggali tanah sampai pada kedalaman lapisan tanah yang kedap air pertama. Air
sumur (hal ini bergantung pada lingkungan), pada umumnya lebih bersih dari air permukaan
karena air yang merembes ke dalam tanah telah disaring oleh lapisan tanah yang dilewatinya.
Menurut Effendi (2003), karakteristik utama yang membedakan air tanah dari air permukaan
adalah pergerakan yang sangat lambat dan waktu tinggal (residence time) yang sangat lama,
dapat mencapai puluhan bahkan ratusan tahun. Karena pergerakan yang sangat lambat dan waktu
tinggal yang lama tersebut, air tanah akan sulit untuk pulih kembali jika mengalami pencemaran
KUALITAS DAN KUANTITAS AIR BERSIH UNTUK PEMENUHAN
KEBUTUHAN MANUSIA
ABSTRAK
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu
kegiatan atau keperluan tertentu. Sedangkan kuantitas menyangkut jumlah air yang dibutuhkan
manusia dalam kegiatan tertentu. Air adalah materi esensial didalam kehidupan, tidak ada
satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sebagian besar tubuh manusia
itu sendiri terdiri dari air. Tubuh manusia rata-rata mengandung air sebanyak 90 % dari berat
badannya. Tubuh orang dewasa, sekitar 55-60%, berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak
sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80% . Air bersih dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan
manusia untuk melakukan segala kegiatan mereka. Sehingga perlu diketahui bagaimana air
dikatakan bersih dari segi kualitas dan bisa digunakan dalam jumlah yang memadai dalam
kegiatan sehari-hari manusia. Ditinjau dari segi kualitas, ada bebarapa persyaratan yang harus
dipenuhi, di antaranya kualitas fisik yang terdiri atas bau, warna dan rasa, kulitas kimia yang
terdiri atas pH, kesadahan, dan sebagainya serta kualitas biologi diman air terbebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit. Agar kelangsungan hidup manusia dapat berjalan lancar, air
bersih juga harus tersedia dalam jumlah yang memadai sesuai dengan aktifitas manusia pada
tempat tertentu dan kurun waktu tertentu.
Air sebagai materi esensial dalam kehidupan tampak dari kebutuhan terhadap air untuk
keperluan sehari-hari di lingkungan rumah tangga ternyata berbeda-beda di setiap tempat, setiap
tingkatan kehidupan atau setiap bangsa dan negara. Semakin tinggi taraf kehidupan seseorang
semakin meningkat pula kebutuhan manusia akan air. Jumlahpenduduk dunia setiap hari
bertambah, sehingga mengakibatkan jumlah kebutuhan air (Suriawiria,1996: 3).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian
mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya
memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak.
Bagi manusia kebutuhan akan air sangat mutlak karena sebenarnya zat pembentuk tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari air yang jumlahnya sekitar 73% dari bagian tubuh. Air di
dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pengangkut dan pelarut bahan-bahan makanan yang
penting bagi tubuh. Sehingga untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia berupaya
mendapatkan air yang cukup bagi dirinya (Suharyono, 1996). Dalam menjalankan fungsi
kehidupan sehari-hari manusia amat tergantung pada air, karena air dipergunakan pula untuk
mencuci, membersihkan peralatan, mandi, dan lain sebagainya. Manfaat lain dari air berupa
pembangkit tenaga, irigasi, alat transportasi, dan lain sebagainya yang sejenis dengan ini.
Semakin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka penggunaan air makin meningkat.
Kebutuhan air yang paling utama bagi manusia adalah air minum. Menurut ilmu kesehatan
setiap orang memerlukan air minum hidup 2-3 minggu tanpa makan tetapi hanya dapat bertahan
2-3 hari tanpa air minum (Suripin, 2002).
Air merupakan faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan vital bagi mahluk hidup diantaranya
sebagai air minum atau keperluan rumah tangga lainnya. Air yang digunakan harus bebas dari
kuman penyakit dan tidak mengandung bahan beracun. Sumber air minum yang memenuhi
syarat sebagai air baku air minum jumlahnya makin lama makin berkurang sebagai akibat ulah
manusia sendiri baik sengaja maupun tidak disengaja.
Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air
permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut, air tanah yang paling
banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber
lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang
relatif kecil.
Akan tetapi air yang dipergunakan tidak selalu sesuai dengan syarat kesehatan, karena sering
ditemui air tersebut mengandung bibit ataupun zat-zat tertentu yang dapat menimbulkan penyakit
yang justru membahayakan kelangsungan hidup manusia.
Berdasarkan masalah di atas, maka perlu diketahui kualitas air yang bisa digunakan untuk
kebutuhan manusia tanpa menyebabkan akibat buruk dari penggunaan air tersebut. Kebutuhan
air bagi manusia harus terpenuhi baik secara kualitas maupun kuantitasnya agar manusia mampu
hidup dan menjalankan segala kegiatan dalam kehidupannya.
Ditinjau Dari Segi Kualitas (Mutu) Air Secara langsung atau tidak langsung pencemaran akan
berpengaruh terhadap kualitas air. Sesuai dengan dasar pertimbangan penetapan kualitas air
minum, usaha pengelolaan terhadap air yang digunakan oleh manusia sebagai air minum
berpedoman pada standar kualitas air terutama dalam penilaian terhadap produk air minum yang
dihasilkannya, maupun dalam merencanakan
sistem dan proses yang akan dilakukan terhadap sumber daya air (Razif, 2001:4).
Persyaratan Kualitas Air
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak
tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis.
Persyaratan Fisika Air
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut:
A. Jernih atau tidak keruh
Air yang keruh disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat.
Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh.
B. Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan.
C. Rasanya tawar
Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit
atau asin menunjukan air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-
garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya
asam organik maupun asam anorganik.
D. Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat.
Air yang berbau busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami
dekomposisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
E. Temperaturnya normal
Suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat
kimia yang ada pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan
menghambat pertumbuhan mikro organisme.
F. Tidak mengandung zat padatan
Air minum mengandung zat padatan yang terapung di dalam air.
Persyaratan Kimia
Kandungan zat atau mineral yang bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1) pH (derajat keasaman)
Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan
gas Oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut
aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang
lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa
kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam yaitu kesadahan sementara dan kesadahan nonkarbonat
(permanen). Kesadahan sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium
bikarbonat yang dihilangkan dengan memanaskan air hingga mendidih atau
menambahkan kapur dalam air. Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh
sulfat dan karbonat, Chlorida dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi
dan Alumunium. Konsentrasi kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l
dapat menyebabkan penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari
200 mg/l dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih
kecil magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam
jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
3) Besi
Air yang mengandung banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam
besi dalam air, serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi
merupakan salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak
ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah 1,0
mg/l
4) Aluminium
Batas maksimal yang terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No
82 / 2001 yaitu 0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa
yang tidak enak apabila dikonsumsi.
5) Zat organic
Larutan zat organik yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun
sumber energi lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras
pada alat merebus air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa.
Sering dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat dan nitrit
Pencemaran air dari nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat
terjadi baik dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari
oksidasi NO2 oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar
dalam usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan
hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang
perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Chlorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah
kecil dibutuhkan untuk desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion
Na+ dapat menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9) Zink atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap
standar kualitas ini menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil,
Zink merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat
menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
Persyaratan mikrobiologis
Persyaratan mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:
1. Tidak mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi,
Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.
2. Tidak mengandung bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm,
Cladocera dan lain-lain. (Sujudi,1995)
1. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam
air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai
baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l.
apabila nilai COD melebihi batas dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.
2. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah
bahan – bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD tidak
menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur
secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah
menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik
menggunakan bahan organik makin rendah BOD maka kualitas air minum
tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air dan air minum
golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l.
Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung dalam
kesehatan. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro penyebabnya dapat
masuk ke dalam air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Standar Kualitas Air di Perairan Umum
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )
No Parameter Satuan
Kadar Maksimum
Golongan
A
Golongan
B
Golongan
C
Golonga
n D
FISIKA
1 Bau - - - - -
2 Jumlah zat padat terlarut Mg/L 1000 1000 1000 1000
3 Kekeruhan Skala NTU 5
4 Rasa -
5 Warna Skala TCU 15
6 Suhu oC Suhu
udara
7 Daya Hantar Listrik Umhos/cm 2250
KIMIA anorganik
1 Air raksa Mg/lt 0.001 0.001 0.002 0.005
2 Aluminium Mg/lt 0.2 -
3 Arsen Mg/lt 0.005 0.05 1 1
4 Barium Mg/lt 1 1
5 Besi Mg/lt 0.3 5
6 Florida Mg/lt 0.5 1.5 1.5
7 Kadmium Mg/lt 0.005 0.01 0.01 0.01
8 Kesadahan CaCO3 Mg/lt 500
9 Klorida Mg/lt 250 600 0.003
10 Kromium valensi 6 Mg/lt 0.005 0.05 0.05 1
11 Mangan Mg/lt 0.1 0.5 2
12 Natriun Mg/lt 200 60
13 Nitrat sebagai N Mg/lt 10 10
14 Nitrit sebagai N Mg/lt 1.0 1 0.06
15 Perak Mg/lt 0.05
16 .pH 6.5 – 8.5 5 – 9 6 – 9 5 – 9
17 Selenium Mg/lt 0.01 0.01 0.05 0.05
18 Seng Mg/lt 5 5 0.02 2
19 Sianida Mg/lt 0.1 0.1 0.02
20 Sulfat Mg/lt 400 400
21 Sulfida sebagao H2S Mg/lt 0.05 0.1 0.002
22 Tembaga Mg/lt 1.0 1 0.02 0.1
23 Timbal Mg/lt 0.05 0.01 0.03 1
24 Oksigen terlarut (DO) Mg/lt - >=6 >3
25 Nikel Mg/lt - 0.5
26 SAR (Sodium Absortion
Ratio)
Mg/lt - 1.5 – 2.5
Kimia Organik
1 Aldrin dan dieldrin Mg/lt 0.0007 0.017
2 Benzona Mg/lt 0.01
3 Benzo (a) Pyrene Mg/lt 0.00001
4 Chlordane (total isomer) Mg/lt 0.0003
5 Chlordane Mg/lt 0.03 0.003
6 2,4 D Mg/lt 0.10
7 DDT Mg/lt 0.03 0.042 0.002
8 Detergent Mg/lt 0.5
9 1,2 Dichloroethane Mg/lt 0.01
10 1,1 Dichloroethane Mg/lt 0.0003
11 Heptachlor heptachlor
epoxide
Mg/lt 0.003 0.018
12 Hexachlorobenzene Mg/lt 0.00001
13 Lindane Mg/lt 0.004 0.056
14 Metoxychlor Mg/lt 0.03 0.035
15 Pentachlorophenol Mg/lt 0.01
16 Pestisida total Mg/lt 0.1
17 2,4,6 Trichlorophenol Mg/lt 0.01
18 Zat Organik (KMnO4) Mg/lt 10
19 Endrin Mg/lt - 0.001 0.004
20 Fenol Mg/lt - 0.002 0.001
21 Karbon kloroform ekstrak Mg/lt - 0.05
22 Minyak dan lemak Mg/lt - Nihil 1
23 Organofosfat dan carbanat Mg/lt - 0.1 0.1
24 PCD Mg/lt - Nihil
25 Senyawa aktif biru metilen Mg/lt - 0.5 0.2
26 Toxaphene Mg/lt - 0.005
27 BHC Mg/lt - 0.21
Mikrobiologik
1 Koliform tinja Jml/
100ml
0 2000
2 Total koliform Jml/
100ml
3 10000
Radioaktivitas
1 Gross Alpha activity Bq/L 0.1 0.1 0.1 0.1
2 Gross Beta activity Bq/L 1.0 1.0 1.0 1.0
Golongan A : air untuk air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu
Golongan B : air yang dipakai sebagai bahan baku air minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : air untuk perikanan dan peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha perkotaan, industri dan PLTA.
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan agar dapat terhindar
dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang dapat disebabkan oleh air. Untuk
mengetahui kualitas air tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup
antara lain pemeriksaan bakteriologi air, meliputi Most Probable Number (MPN) dan angka
kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air
badan, air pemandian umum, air kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri patogen, misalnya
bakteri golongan E. coli, Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman ini mudah tersebar
melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen, seperti
Actinomycetes dan Cladocera (Soewarno. 2002).
Persyaratan Kualitas air minum secara Bakteriologis
Parameter Satuan
Kadar
maksimum
yang
diperbolehkan
Keterangan
1. Air Minum
E. coli atau Fecal coli Jumlah per 100 ml sampel 0
2. Air yang masuk
sistem distribusi
E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml sampel 0
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel 0
3. Air pada sistem
distribusi
E. coli atau Fecal col Jumlah per 100 ml sampel 0
Total Bakteri Coliform Jumlah per 100 ml sampel 0
Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat bahwa berbagai
penyakit dapat dibawah oleh air kepada manusia memanfaatkannya, maka tujuan utama
penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk mencegah penyakit yang dibawah
oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas kualitasnya pun harus memenuhi standar yang
berlaku. Air minum yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu
menurunkan angka kesakitan penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan
terhadap kualitas air minum agar tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan berdasarkan
Kepmenkes RI No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
minum (Depkes, 2002)
Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia, kebutuhan dasar air bersih
adalah jumlah air bersih minimal yang perlu disediakan agar manusia dapat hidup secara layak
yaitu dapat memperoleh air yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari
(Sunjaya dalam Karsidi, 1999 : 18). Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga
menurut Sunjaya adalah:
a. Kebutuhan air untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
b. Kebutuhan air untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30
liter / orang perhari.
c. Kebutuhan air untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.
d. Kebutuhan air untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi
atau pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian
perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota.
Banyaknya pemakaian air tiap harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain pemakaian air
tiap harinya tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu masih
tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah pemakaian air di daerah panas akan lebih
banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup dalam rumah tangga misalnya ingin rumah
dalam keadaan bersih selalu dengan mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial
rumah tangga semakin mampu atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak
menggunakan air serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim
hujan.
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu sistem penyediaan air
bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi
(Sutrisno, 2000 : 13). Macam-macam sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air
minum sebagai berikut :
1. Air laut
Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut
3 % dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2. Air Atmosfer
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air
hujan mulai turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan
mempunyai sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir,
sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini
mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3. Air Permukaan
Adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan ini
akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-batang
kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada dua macam yaitu air
sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air minum, seharusnya melalui
pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai
derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan akan air
minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa kebanyakan berwarna disebabkan
oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk, yang menyebabkan warna kuning
coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya dilakukan pada kedalaman tertentu di
tengah-tengah.
4. Air tanah
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana
tekanan hidrostatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1).
5. Mata air
Yaitu air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit sumber baku,
unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan unit konsumsi, yaitu (1)Unit
sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini
sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan, air hujan yang
jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan. (2) Unit pengolahan air memegang peranan penting
dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah
menjadi air bersih atau minum yang aman bagi manusia. (3). Unit produksi adalah salah satu dari
sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah produksi air bersih atau minum yang
layak didistribusikan ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau
pompanisasi. (4). Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air
menjadi air bersih.
Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air bersih, yaitu sumur
Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe, Mn, dan pembubuhan
desinfektan, sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya tinggi > 50. danau NTU
(Nephelometric Turbidity Unit) Pengolahan tidak lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU, unit
transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau
reservoir melalui jaringan pipa. (Linsay, 1995)
Refference, antara lain : Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990, tentang, Syarat¬-Syarat
dan Pengawasan Kualitas Air bersih; Slamet, J.S, 2007, Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada
Pres; Dwijosaputro, D, 1981, Dasar-Dasar Mikrobologi, Djambatan; Effendi, H, 2007, Telaah
Kualitas Air Bagi Pengelola Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Kanisius; Sudarmadji,
2007, Hidrologi dan Klimatologi Kesehatan