sumber daya manusia sektor pertanian dalam … pertanian fix... · 2021. 5. 25. · terhormat)....
TRANSCRIPT
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
1
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
2
SUMBER DAYA MANUSIA
SEKTOR PERTANIAN
DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF
Editor
JABAL TARIK IBRAHIM
FITHRI MUFRIANTIE
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
3
Sumber Daya Manusia Sektor Pertanian, dalam berbagai perspektif.
@2021
Editor : Jabal Tarik Ibrahim & Fithri Mufriantie
Desain Sampul & Tata Letak : Muhammad Hilmi Abbas
Ukuran : 21 X 29,7 cm
Halaman : 151
@Penerbit Psychology Forum bekerjasama dengan DPPs UMM
Jl. Raya Tlogomas No.246 Malang 65144
Cetakan Pertama : Mei 2021
Jabal Tarik Ibrahim & Fithri Mufriantie
Sumber Daya Manusia Sektor Pertanian Dalam Berbagai Perspektif
Malang: Psychology Forum, 2021
ISBN : 978-623-94285-3-2
Artikel dalam buku ini adalah sedekah ilmu para penulis, jika anda
memerlukan, silahkan diperbanyak sesuai keperluan.
Bagi yang melakukan sitasi, hendaknya mencantumkan buku ini sebagai
sumber rujukan dalam daftar pustaka
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
4
TIM PENULIS
Jabal Tarik Ibrahim
Maulida Murdayanti
Fera Nur Amalia
Tanti Eka
Karisma Triaz Azmi
Dhenys Bagus Nugroho
Anggita Ekaningtyas Hermawan
Nur Hijrah Fatmi H.B. Metak
Adiman Saib
Mutammimatur Rahmah Ramadhana
Muhammad Muzakki
Kristiana Frensiska
Anggita Sakuntala
Ahmad Rofiqi
Sutraning Nurahmi
Indri Mustikasari
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
5
KATA PENGANTAR
Pada saat pandemi Covid-19 sejak awal 2020 sampai buku ini ditulis,
aktivitas sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang tetap positif di
antara berbagai sektor lain yang negatif. Sektor Industri, perdagangan,
konstruksi, dan pertambahan terimbas berat pandemi covid yang menjadi
sulit beraktivitas karena kepentingan pencegahan pertambahan korban
Covid-19. Pencegahan mobilitas manusia secara massal adalah salah satu
sumber menurunnya aktivitas sektor-sektor yang tumbuh negatif tersebut.
Pemerintah sendiri dalam pernyataan BPS kwartal II tahun 2020
menyatakan sektor pertanian tumbuh 2,19%. Outlook ekonomi tahun 2021
memprediksi sektor pertanian tumbuh 3,30% sampai 4,27%. Sesuatu yang
optimis dan membanggakan. Nilai tukar petani pada bulan Maret 2021
sebesar 103. Kenaikan nilai tukar petani berlangsung lambat dibanding
kenaikan nilai tukar pekerja di sektor lain, artinya kondisi petani berat jika
membeli barang non pertanian / industri.
Keadaan nilai tukar yang merangkak lambat diduga menjadi
penyebab lambannya regenerasi petani. Pekerja yang bergelut di sektor
pertanian khususnya budidaya pertanian tanaman / perkebunan terdiri dari
orang tua-tua sehingga produktivitasnya kurang baik dan adaptasi pada
perubahan teknologi lebih lambat dibanding petani yang berumur lebih
muda. Pada petani muda inilah diharapkan ada kenaikan produktivitas
kerja. Pemerintah juga sadar akan pentingnya regenerasi petani ini, oleh
karena itu pemerintah membuat program regenerasi petani dan program
wirausaha muda pertanian. Sayangnya belum menjadi mainstream
kebijakan di daerah.
Di sudut pandang lain, sumber daya yang banyak beraktivitas dalam
pertanian adalah kaum perempuan. Sumberdaya ini juga belum optimal.
Kelompok wanita tani, manajer sawah perempuan, dan buruh tani
memerlukan perhatian serius. Wanita tani dan buruh tani wanita mengalami
diskriminasi gender dalam pengupahan tradisional, mereka menerima upah
harian yang lebih rendah dibanding pria.
Pentingnya pemberdayaan petani senior, petani muda, dan wanita
tani tentu tidak lepas dari tugas penyuluh pertanian lapang. Hanya saja,
penyuluh pertanian lapang juga memiliki kendala. Perubahan teknologi
komunikasi dan teknologi informasi menjadi salah satu tantangan bagi
penyuluh pertanian lapang dalam menjalankan tugas. Ada petani yang tak
beradaptasi dengan perubahan teknologi komunikasi dan informasi, dan
ada pula yang sebaliknya. Penyuluh diharapkan mampu
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
6
mengkombinasikan pembatas ini dalam menyajikan pelayanan
penyuluhannya.
Persoalan dan pemecahan permasalahan di atas dicoba diuraikan
dalam buku ini. Dosen dan mahasiswa Program Magister Agribisnis
Pascasarjana UMM telah mendiskusikan panjang lebar topik ini. Sebagai
muaranya adalah sejumlah ide ditulis kemudian menjadi buku ini. Draft buku
ini kemudian didiskusikan lagi untuk mengurangi kesamaan tulisan.
Para penulis sepakat bahwa buku ini adalah sedekah ilmu
pengetahuan kepada siapa saja yang membutuhkan.
Malang, Mei 2020
Editor,
Jabal Tarik Ibrahim
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
7
DAFTAR ISI
Judul halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAGIAN PERTAMA: REGENERASI PETANI INDONESIA 9
Pentingnya Regenerasi Petani Jabal Tarik Ibrahim
10
Peningkatan Minat Petani Muda Pada Sektor Pertanian Maulida Murdayanti
19
Menurunnya Minat Tenaga Kerja Muda Di Sektor Pertanian Kristiana Frensiska
29
Sarjana Pertanian: Generasi Muda Dan Ancaman Krisis SDM
Pertanian Anggita Ayunda Sakuntala
36
Dampak Mekanisasi Pertanian Terhadap Kuantitas Dan
Kualitas Sumber Daya Manusia Sektor Pertanian Adiman Saib
47
BAGIAN KEDUA: SUMBER DAYA PEREMPUAN DALAM AKTIVITAS
PERTANIAN
54
Konstribusi Perempuan Dalam Aktivitas Pertanian Fera Nur Amalia
55
Peran Perempuan Dalam Pertanian Nur Hijrah Fatmi H.B.Metak
64
Hubungan Tingkat Pendidikan Wanita Terhadap Minat Bertani Tanti Eka Rahmawati
71
Perempuan: Antara Kepentingan Dan Diskriminasi Gender
Terhadap Pemberdayaan Pertanian (Organik) Kharisma Triaz
79
Janda Tua, Buruh Tani
(Sebuah Catatan Pengamatan Partisipatif) Jabal Tarik Ibrahim
88
BAGIAN KETIGA: SUMBER DAYA PENYULUH PERTANIAN BESERTA
TANTANGANNYA
93
Peran Penyuluh Pertanian Dalam Meningkatkan Kualitas
Petani Dhenys Bagus Nugroho
94
Pentingnya Peran Penyuluh Pertanian Di Daerah Terpencil Anggita Ekaningtyas H
101
Siapkah Penyuluh Pertanian Menghadapi Era Disrupsi Indri Mustikasari
109
Tantangan Penyuluh Pertanian Di Era Disrupsi Sutraning Nurahmi
114
BAGIAN KE-EMPAT: PENGEMBANGAN KAPASITAS SDM SEKTOR
PERTANIAN
119
Pengembangan Kapasitas Petani Muhammad Muzakki Muharram
120
Pemberdayaan Petani Melalui Kelompok Tani Mutammimatur Rahmah Ramadhana
130
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
8
Perkembangan Upah Buruh Tani Nasional
(Potret Kesejahteraan Buruh Tani) Iva Dwi Faturachma
137
Keberlanjutan Petani, Pasca Revolusi Industri ( Society 5.0) Ahmad Rofiqi
143
BIODATA PARA PENULIS 150
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
9
BAGIAN PERTAMA
REGENERASI PETANI INDONESIA
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
10
PENTINGNYA REGENERASI PETANI
Oleh : Jabal Tarik Ibrahim
Dosen Program Studi S1 Agribisnis, S2 Agribisnis, S2 Sosiologi, S3 Ilmu
Pertanian dan S3 Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang
Young Farmer for Prime Mover
Dalam sebuah penelitian berbasis data sekunder diketahui bahwa
selama kurun waktu 2003 – 2013 atau sepuluh tahun, republik ini kehilangan
lebih dari 10% petani (Ibrahim, JT & Zulmazwan, 2020). Pengurangan jumlah
ini dapat dipersepsi positif dan negatif. Dalam sudut pandang positif hal ini
menunjukkan bertambah banyaknya kemajuan di pedesaan sehingga
mendorong penduduk desa yang umumnya bertani memilih pekerjaan non
pertanian, namun dari sudut pandang negatif dapat diartikan bahwa
sektor pertanian kehilangan pekerja atau tenaga kerjanya.
Bagi generasi muda, bekerja di sektor pertanian kurang menjanjikan.
Bekerja di sektor pertanian dianggap kurang menjamin masa depan. Hal ini
tantangan bagi semua pihak yang menjadi pemangku kepentingan sektor
pertanian. Beberapa pemuda memerlukan prestise dalam bekerja dan
pekerjaan pertanian lagi-lagi dianggap kurang berprestise (kurang
terhormat). Keadaan akan menjadi lebih parah jika keluarga generasi
muda itu tidak memiliki tanah pertanian dan tidak terlibat dengan aktivitas
pertanian.
Alinea di atas menunjukkan bahwa prestise, jaminan masa depan,
dan penguasaan lahan pertanian orang tua berpengaruh significance
terhadap minat generasi muda bekerja di sektor pertanian. Selanjutnya,
minat generasi muda itu berpengaruh pada partisipasi mereka dalam
pertanian. Minat dan aktifitas petani muda pada pertanian akan
meningkat jika kebutuhan generasi muda akan alat pertanian modern,
cultivator, pengendali hama penyakit, dan kebutuhan pengendali gulma
terpenuhi. Petani muda memerlukan peralatan yang lebih berbasis mesin
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
11
modern. Penggunaan alat tradisional dianggap ketinggalan jaman dan
tidak mendukung prestisenya (Ibrahim, J.T.; Mazwan, MZ; Mufriantie, 2021).
Karakteristik individu, lingkungan ekonomi, lingkungan sosial budaya,
kapasitas manajemen, dan minat memiliki pengaruh terhadap kinerja
usahatani petani muda di Kabupaten Malang. Lingkungan sosial budaya
memiliki pengaruh langsung paling kuat, diikuti oleh minat petani,
lingkungan ekonomi, karakteristik individu, kapasitas manajemen operasi.
Selain itu, lingkungan ekonomi dan lingkungan sosial budaya
mempengaruhi kinerja usahatani secara positif melalui minat petani
(Yusnita, 2020). Pekerjaan secara umum memang produk budaya karena
pekerjaan itu sendiri adalah budaya. Semakin suatu daerah itu berbudaya
pertanian, semakin tinggi kecenderungan pemuda bekerja di sektor
pertanian.
Pada kasus terpenuhinya kebutuhan peralatan modern dapat dilihat
pada kasus difusi inovasi mesin cultivator pada petani di Desa Banyuroto
Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Seorang peneliti telah
melaporkan bahwa cultivator dikenalkan pada tahun 2017, kemudian
dilakukan persuasi pada tahun 2018, dan tahun 2019 petani di desa tersebut
secara umum mengimplementasikannya. Dalam kasus ini, lagi-lagi petani
muda menjadi inspirator perubahan bagi petani yang lebih senior.
Keadaan seperti ini lebih tepat dikatakan bahwa pemuda tani atau petani
muda atau generasi muda adalah penggerak utama pembangunan
pertanian pedesaan (young farmers for prime mover).
Permasalahan Individu Petani Muda
Penunjukan beban kontinuitas sektor pertanian kepada petani tua
tentu berat karena secara alamiah mereka akan berkurang tenaganya,
perilaku teknologinya ketinggalan khususnya dalam penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi untuk keperluan bisnis pertanian. Pemasaran
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
12
produk pertanian secara online tentu tidak kompatibel dengan petani tua.
Berdasarkan kenyataan ini maka regenerasi petani itu adalah sesuatu yang
penting, mutlak harus dilakukan.
Bila menggantungkan nasib pertanian kepada generasi muda
bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa hambatan kompetensi,
ekonomi, psikologis, dan sosiologis, antara lain : Tidak berpengalaman
budidaya, tidak punya modal kerja, tidak memiliki jaringan pasar, tidak
memiliki jaringan politik, tidak percaya diri karena kurang prestise, atau
keluarga tidak mendukung.
Dalam hal hambatan pemuda tani yang belum memiliki ketrampilan
teknis budidaya pertanian bukan semata-mata disebabkan oleh
lingkungan pemuda yang bukan berasal dari keluarga petani. Pemuda
yang berasal dari keluarga petani pun juga bisa tidak memiliki ketrampilan
teknis budidaya. Banyak suami istri yang bekerja pertanian tidak mengikut
sertakan anaknya yang dewasa dalam aktivitas budidaya. Beberapa
diantaranya mengalami penentangan oleh anaknya jika diajak ikut serta
dalam aktivitas pekerjaan orang tuanya sebagai petani. Beberapa kasus
yang lain justru orang tua yang melarang anaknya ikut bekerja di sektor
pertanian.
Petani baik tua maupun muda dalam aktivitas kerjanya seringkali
mengeluh tidak punya modal atau sedikit modal. Pemuda tani atau petani
pemula juga mengeluhkan hal yang sama. Kekurangan modal itu
diperparah oleh terlalu kakunya lembaga keuangan bank menyalurkan
kredit kepada petani (bantuan modal). Koperasi setempat, baik koperasi
unit desa maupun koperasi lainnya kemampuan jangkauan daerah yang
terbatas dalam mengeksekusi permohonan pinjaman petani. Di lain pihak,
bantuan dari pemerintah berupa bantuan keuangan juga semakin
terbatas.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
13
Hambatan berikutnya dari petani muda untuk memasarkan produk
pertanian adalah keterbatasan jaringan pasar. Jika petani muda menjual
hasil pertanian miliknya langsung ke pasar, kota, atau pedagang besar,
mendapat beberapa hambatan baik secara psikologis, finansial, maupun
teknis. Petani muda sebagai new comer di pasar lokal maupun yang lebih
luas perlu membuat, menjalin, dan memperkuat jaringan pasar. Jaringan
pasar adalah bentuk jaringan sosial yang dibangun dari frekwensi
interaksi/komunikasi yang intensif.
Petani muda tak lepas dari kehidupan umum, antara lain lingkungan
politik. Pemimpin politik lokal, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka,
memiliki andil dalam kemajuan aktivitas pertanian. Beberapa orang
berpendapat bahwa hubungan politik dengan aktivitas pertanian amat
jauh dan tidak ada benang merahnya. Namun diakui bahwa kebijakan
pertanian merupakan keputusan politik sehingga petani muda dapat
mengutarakan aspirasi tentang kebutuhan bisnis pertanian kepada
pemimpin politik lokal. Tokoh politik lokal dapat menjadi aktor pengayom
dan pelindung serta membantu melancarkan urusan petani muda
menghadapi birokrat bidang kebijakan pertanian di tingkat lokal.
Petani secara umum merasa bahwa dirinya bukan strata sosial yang
sepadan dengan profesi lain yang berbasis kantoran atau perkotaan.
Beberapa elit petani bersifat sebaliknya, mereka merasa strata sosialnya
sama dengan profesi lain. Hal ini mungkin banyak timbul karena berawal
dari masalah psikologis dan budaya. Beberapa individu merasa perlu
merendahkan diri dalam pergaulan. Strata sosial sebenarnya berkait erat
dengan beberapa simbol strata seperti pakaian, kendaraan, rumah, dan
luas pemilikan tanah. Beberapa hal di atas menjadi hambatan pergaulan
bagi petani muda (kurang percaya diri karena faktor-faktor ini).
Hambatan yang tak kalah pentingnya atau bahkan sangat penting
adalah dukungan keluarga. Jika petani belum menikah berarti dukungan
kedua orang tuanya beserta saudara-saudaranya adalah faktor penting
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
14
pemuda mau bekerja di sektor pertanian. Jika pemuda tidak mendapat
dukungan atau bahkan mendapat perundungan secara verbal maka tidak
ada motivasi baginya untuk terjun di dunia pertanian. Olok-olok teman
tentang kurang bagusnya pertanian menjadi hal yang kontra produktif
bahkan negatif terhadap semangat pemuda bekerja di sektor pertanian.
Saran Kebijakan untuk Menambah Semangat Petani Muda Meningkatkan
Kinerja
Uraian hambatan yang telah diuraikan mengarahkan kepada “apa
jalan keluar yang diperlukan” untuk membantu mengatasinya.
a. Peningkatan Ketrampilan Budidaya Tanaman. Saran ini adalah saran
yang klasik tetapi logika memberikan pelatihan ketrampilan
budidaya tanaman adalah logika regenerasi petani. Varietas
tanaman yang dibudidayakan bertambah ragamnya sehingga perlu
program kegiatan ini. Peralatan budidaya bisa juga menjadi bahan
pelatihan misalnya traktor, cultivator, mesin combinasi untuk panen,
dan bisa juga mesin-mesin packing hasil pertanian. Metode dan
teknik bertanam semisal budidaya pertanian organik, hidroponik, roof
top farming, micro green, dan urban farming adalah materi pelatihan
yang dibutuhkan.
b. Pelatihan Pengajuan Kredit Lewat Koperasi Maupun KUR Pertanian.
Cara termudah adalah memberikan penjelasan dan pelatihan
tentang pendirian koperasi pertanian petani muda. Koperasi yang
dijadikan lembaga pengeksekusi kredit adalah koperasi yang sudah
ada di daerah setempat. Untuk keperluan modal kerja ini, pemerintah
telah meluncurkan BUKU PEDOMAN UMUM FASILITASI PELAKSANAAN
KREDIT USAHA RAKYAT SEKTOR PERTANIAN TAHUN 2021. Pada tahun
2021 ini pemerintah mentargetkan menyediakan dana sebesar Rp
253 trilyun. Alokasi program KUR tersebut diharapkan dapat
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
15
menambah pertumbuhan ekonomi nasional secara umum khususnya
dari sub sektor pertanian. Pemerintah berusaha untuk memberikan
pendampingan selama masa kredit (Kementan RI, 2021). Kredit Usaha
Rakyat (KUR) sektor pertanian ini dalam strata penerima mikro dapat
disetujui kreditnya sampai Rp 50 juta per musim tanam atau satu siklus
produksi setiap petani. Suku bunga KUR mikro sektor pertanian ini
dibebani suku bunga 6% efektif setahun.
c. Peningkatan Jaringan Pasar. Untuk kasus petani muda dari kaum
milenial, peningkatan jaringan pasar tidak hanya pasar tradisional,
pasar modern, super market, dan hypermarket, namun sangat
dianjurkan untuk menggunakan jaringan pemasaran online.
Pemasaran online meningkat tajam selama masa pandemi covid 19
mulai bulan Maret 2020 sampai saat ini (April 2021). Peningkatan
belanja online produk pertanian naik hampir 400%. Aplikasi online
shop yang paling sering digunakan berturut-turut adalah Shopee
(82%), Tokopedia (56%), Lazada (53%), Bukalapak (41%), Blibli (15%),
dan lainnya (15%) (Gunawan et al., 2020). Atas dasar ini, pelatihan
pengembangan aplikasi pemasaran online perlu dilatihkan kepada
petani muda.
d. Peningkatan Intensitas Pertemuan Petani Muda dengan Penguasa
Politik (Bupati/legislator/perguruan tinggi, penguasa politik di atasnya
atau lainnya). Tidak dapat dipungkiri bahwa penentuan peluncuran
program bantuan pemerintah kepada petani merupakan suatu
proses politik dalam pemerintahan, karena itu perlu dijembatani
keluhan petani muda kepada pemegang penentu kebijakan bidang
pertanian. Saat ini, pembangunan pertanian menjadi urusan komisi IV
di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI). Komisi IV adalah partner
Kementrian Pertanian dalam bertugas.
e. Kursus Kepribadian. Untuk meningkatkan rasa percaya diri pemuda
nampaknya dibutuhkan banyak program untuk menempatkan
petani muda sejajar dengan profesi yang lain. Program kursus
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
16
kepribadian, kursus emosional spiritual quetion, atau achievement
motivation training dapat juga ditawarkan. Kemampuan
bernegoasiasi dalam berdagang dibutuhkan petani muda agar tidak
menjadi price taker.
f. Pemberian Penghargaan kepada Keluarga Petani. Keluarga petani
adalah keluarga pejuang pangan bangsa Indonesia. Dalam
berbagai kebutuhan yang berat dan tugas regenerasi keluarga yang
sukses merupakan pergumulan hidup. Ada sebagian petani yang
sukses bekerja di sektor pertanian dengan pendapatan yang
memadai dan memiliki anak-anak yang sukses pendidikan. Secara
ekonomi dan sosial, ada petani yang dapat dijadikan contoh
sehingga dapat diberi penghargaan secara resmi agar menjadi
contoh bagi orang di sekitarnya bahwa menjadi petani itu bukan hal
buruk bahkan terhormat.
Program Pemerintah Untuk Peningkatan Kualitas Petani Muda.
Sebenarnya Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian
Pertanian beserta perangkatnya ke bawah telah melaksanakan beberapa
program, antara lain :
1. Agricultural Training Program
2. Mentoring program
3. Insentif bagi generasi muda tani
4. Insentif bagi wirausaha muda pertanian
Fasilitasi Pemerintah Untuk Generasi Muda Yang Bekerja Di Sektor Pertanian.
Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian DPR-RI berpendapat bahwa
negara ini mengalami petani muda masa depan. Untuk mendorong minat
generasi muda bekerja pertanian, lembaga ini menyarankan agar : (1)
melakukan optimalisasi dana desa untuk kemajuan pertanian; (2)
penambahan dan optimalisasi pendidikan vokasi pertanian; (3)
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
17
mengoptimalkan lembaga pendidikan untuk mengubah pola pikir generasi
muda akan pertanian; (4) konstribusi langsung mahasiswa melalui
agripreneur.
Sejalan dengan saran DPR, Kementrian Pertanian telah sepakat
dengan Komisi IV DPR-RI untuk membiayai Badan Penyuluhan Pertanian
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian sebanyak Rp 1,82
triliun (Sekjen Kementan Rp 1,88 T, Ditjen Tanaman Pangan Rp 5,6 T, Ditjen
Sarana dan Prasarana Pertanian Rp 3,4 T, dan Badan Ketahanan Pangan
Rp 763 M). Program kewirausahaan pertanian dan program regenerasi
pertanian mutlak perlu dilaksanakan dan dikembangkan terus melalui
berbagai pendekatan, kelembagaan, dan teknik pelaksanaan (Ibrahim, JT.
2021)
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2018). https://www.bps.go.id/subject/6/tenaga-
kerja.html#subjekViewTab3.(Terakhir diakses 03 April 2021).
European Comission. (2012). Rural development in the European Union:
statistical and economic information report 2012. Brussel (BG): The
European Directorate-General for Agriculture and Development.
Gunawan, E., Nida, F. S., & Henriyadi. (2020). Dampak Pandemi Covid-19
Multidimensi. Pusat Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian, 337–357.
https://spektrumonline.com/2020/11/11/dampak-pandemi-covid-19-
multidimensi/
Ibrahim, J.T.; Mazwan, MZ; Mufriantie, F. (2021). Factors Affecting Rural
Youth Interest in Agriculture in Probolinggo District Indonesia.
International Journal of Humanities Social Sciences and Education,
8(1), 59–66. https://doi.org/https://doi.org/10.20431/2349-0381.0801008
Ibrahim, J. et al. (n.d.). REGENERASI PETANI UNTUK KELANGSUNGAN
PERTANIAN DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN. In KETAHANAN
PANGAN DI MASA PANDEMI COVID-19 (FIRST). UMM PRESS.
https://infokes.dinus.ac.id/2020/11/10/ketahanan-pangan-di-masa-
pandemi-covid-19/
Ibrahim, J. T., & M, Z. M. (2020). Structural Transformation of Agricultural
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
18
Sector in East Java Indonesia. International Journal of Economics and
Management Studies, 7(3), 1–7.
https://doi.org/10.14445/23939125/ijems-v7i3p101
Kementan RI (Ed.). (2021). KUR PERTANIAN 2021.pdf (1st ed.). Dirjen Sarana
dan Prasarana Kementrian Pertanian RI.
Kementrian Pertanian. (2015). Rencana Strategis Kementrian Pertanian
2015-2019.
Niswatin Hasanah. (2019). Indonesia Krisis Petani Muda.
Petani, R., Kelangsungan, U., Dan, P., Jurusan, D., Fpp, A., Muhammadiyah,
U., & Perhepi, P. (2020). SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS III 2020 “
INOVASI PERTANIAN UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PANGANERA
KEHIDUPAN NORMAL BARU ” SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS III 2020 “
INOVASI PERTANIAN UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN PANGANERA
KEHIDUPAN NORMAL BARU .”
Raya, A. B. dan S. (2010). Opini masyarakat terhadap citra komoditas
pangan lokal (Studi kasus opini pemuda pedesaan Yogyakarta dan
mahasiswa Fakultas Pertanian UGM). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 6(2),
116–141.
Uchiyama T. (2014). Recent trends in young people’s entry into farming in
Japan: an international perspective. FFTC-RDA 2014 International
Seminar on Enhanced Entry of Young Generation into Farming; 2014
Oct 20-24; Jeonju, Korea.
Wang JH. (2014). Recruiting young farmers to join smallscale farming: a
structural policy perspective. FFTC-RDA 2014 International Seminar on
Enhanced Entry of Young Generation into Farming; 2014 Oct 20-24;
Jeonju, Korea.
Yusnita, E. (2020). Minat dan kinerja petani muda dalam usahatani
hortikultura di kabupaten malang (1st ed.). Universitas Gadjah Mada.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
19
“PENINGKATAN MINAT PETANI MUDA PADA SEKTOR PERTANIAN”
Oleh : Maulida Murdayanti
Alumni Program Studi S1 Agribisnis FPP Universitas Muhammadiyah Malang
Mahasiswi Magister Agribisnis Pascasarjana UMM
Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam
pembangunan pertanian berkelanjutan. Pembangunan pertanian
berkelanjutan dilakukan dengan melalui pengelolaan seluruh sumber daya,
baik sumber daya alam ataupun sumber daya manusia, teknologi serta
kelembagaan secara optimal. Keberhasilan pembangunan pertanian
berkelanjutan tergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam
berkomitmen untuk membangun sektor pertanian. Menurut (Uchiyama T,
2014) dan Kementrian Pertanian (2015), sektor pertanian merupakan salah
satu sektor dengan tingkat penyerapan tenaga kerja nasional yang cukup
besar yaitu 25,19%, namun hingga saat ini masih terdapat banyak
permasalahan mengenai ketenagakerjaan pertanian. Permasalahan
utama yaitu pada perubahan secara struktur demografi dimana petani
berusia tua (lebih dari 55 tahun) lebih banyak dibandingkan petani berusia
muda yang semakin berkurang. Faktor lain dari permasalahan
ketenagakerjaan pertanian Indonesia yaitu pada tingkat pendidikan petani
di desa yang relatif rendah sehingga faktor tersebut dapat menyebabkan
kemunduran pertanian di desa.
Menurut Badan Pusat Statistik (2018), kondisi pertanian di Indonesia
saat ini didominasi oleh petani berusia tua rata-arata 40-60 tahun dan untuk
petani muda yang berusia kurang dari 25 tahun sampai dnegan 34 tahun
hanya berjumlah 3.221.093 dimana hanya 12 persen dari jumlah total petani
Indonesia 27.682.117 . Rendahnya minat usia muda pada sektor pertanian
memang bukan fenomena yang baru, hal ini dikarenakan keinginan
pemuda desa yang cenderung memilih bekerja di sektor luar pertanian,
baik di daerah desa tempat tinggalnya ataupun di daerah perkotaan
dengan memilih menjadi buruh pabrik, buruh bangunan, tenaga kerja diluar
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
20
kota ataupun diluar negeri. Adanya alih fungsi lahan menjadi gedung-
gedung dan unit tempat tinggal juga menjadi salah satu penyebab
semakin memburuknya minat pemuda desa pada sektor pertanian yang
dianggap membosankan di zaman yang semakin maju ini. Fenomena ini
sangat perlu diberikan perhatian khusus oleh beberapa lembaga dan
pemerintah terkait, karena jika dibiarkan terus menerus maka akan dapat
mengancam produktivitas usaha pertanian di Indonesia (Ibrahim, JT. 2020).
Tabel 1. Jumlah Petani Utama Menurut Kelompok Umur Tahun 2018
di Indonesia
Kelompok Umur Petani
Utama
(tahun)
Jumlah
(orang)
Presentase
(%)
<25 273.839 0,99
25-34 2.947.254 10,65
35-44 6.689.635 24,17
45-54 7.813.407 28,23
55-64 6.134.987 22,16
>64 3.822.995 13,81
Jumlah 27.682.117 100,00
Sumber: (Badan Pusat Statistik, 2018)
Rendahnya kemampuan petani Indonesia dalam penggunaan
teknologi di sektor pertanian menjadikan pertanian Indonesia mayoritas
masih dilakukan secara tradisional. Faktor tersebut menjadi faktor pemicu
generasi muda untuk tidak tertarik pada sektor pertanian dan lebih tertarik
pada sektor industri dan jasa teknologi yang sudah maju. Pendapatan yang
rendah dan resiko yang tinggi dari sektor pertanian dibandingkan dengan
sektor lain menjadikan sektor pertanian menjadi sektor pilihan terakhir
dibandingkan pekerjaan lainnya.
Pertanian merupakan sektor penting dari berbagai sektor pendukung
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat, namun menjadi seorang petani
bukanlah bagian dari impian masa depan generasi muda di banyak
daerah pedesaan. Perkejaan sebagai petani dipandang rendah dan tidak
menguntungkan oleh banyak generasi muda, sehingga banyak dari
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
21
pemuda desa yang bertransmigrasi ke perkotaan atau luar negeri untuk
mencari pekerjaan yang dianggap yang terbaik dan menjanjikan serta
mendatangkan peluang besar bagi mereka. Regenerasi petani di sektor
pertanian sangat diperlukan untuk meningkatkan petani muda Indonesia di
sektor pertanian. Adanya regenerasi petani diharapkan dapat
memunculkan generasi baru di sektor pertanian dengan banyaknya minat
generasi muda menjadi petani muda yang sukses dan berkompeten di
sektor pertanian. Hal ini dilakukan untuk memberikan kontribusi pada
pembangunan pertanian dengan meningkatkan investasi pada sektor
pertanian. Rendahnya minat generasi muda yang bekerja di sektor
pertanian ternyata tidak hanya dialami oleh negara Indonesia tetapi
banyak negara-negara di dunia seperti negara di Eropa dan Kanada yang
dimana dilatarbelakangi keterbatasan lahan dan penguasaan terhadap
teknologi pertanian (European Comission, 2012, Uchiyama T, 2014, Wang JH,
2014).
Produktivitas pertanian dapat dipengaruhi oleh tingkat ketertarikan
sumberdaya manusia yang potensial di sektor pertanian daripada sektor
industri. Adanya perpindahan sumberdaya potensial pertanian ke sektor
industri dapat menghambat produktivitas pertanian, karena besar
harapannya jika sumberdaya manusia sektor pertanian yang handal akan
mampu menjadi motor penggerak pembangunan pertanian yang
berkemajuan (Raya, 2010). Usia petani Indonesia yang tergolong dalam usia
tua akan menyebabkan kesulitan pada peningkatan kualitas dan
produktivitas dari produk pertanian yang harapannya dapat diproduksi
secara maksimal. Rendahnya jumlah petani muda dalam pengembangan
pertanian dalam waktu yang tidak akan lama juga akan menyebabkan
kurangnya ketersediaan pangan. Adanya penambahan jumlah penduduk
setiap tahun yang semakin meningkat dan tidak adanya keseimbangan
pada pemenuhan ketersediaan pemenuhan pangan, maka bukan tidak
mungkin jika nanti Indonesia yang merupakan negara agraris akan
mengalami kerisis pangan di kemudian tahun kedepan. Upaya pemenuhan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
22
pangan dapat dilakukan dengan terus meningkatkan keberlanjutan
pembangunan pertanian yaitu dengan melakukan regenerasi petani
dengan memunculkan petani-petani muda yang akan dapat tetap
berkerja di sektor pertanian. Petani muda yang akan terus melakukan
pengembangan sektor pertanian harapannya dapat menerima masuknya
inovasi-inovasi teknologi baru yang terus berkembang agar dapat
melanjutkan serta mengembangkan sektor pertanian Indonesia yang lebih
maju serta berkelanjutan dalam menghasilkan pangan untuk kebutuhan
pangan nasional.
Petani muda memiliki peran penting dalam pengembangan
pertanian di Indonesia. Tumbuhnya minat dari generasi muda untuk
menjadi petani muda dalam mengembangkan sektor pertanian dapat
dilihat dari lingkungan sekitar baik internal dan eksternal dari tempat tinggal
ataupun rekan kerja dan komunikasi yang dilakukan oleh para pemuda di
desa serta hasil akhir dari upaya pemberdayaan yang akan memberikan
pengaruh pada petani dalam mengembangkan usahatani yang
dilakukannya. Peningkatan minat generasi muda terhadap sektor pertanian
dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran generasi muda dengan
potensi usaha agribisnis yang dapat dikembangkan di desanya. Kesadaran
itu dapat dirasakan oleh generasi muda yang melihat perkembangan
teknologi pertanian saat ini membutuhkan petani yang berkompetensi
tinggi yang berani berperan secara aktif dalam menggunakan teknologi
yang berwawasan lingkungan berkelanjutan. Hal ini tidak terlepas dari
peran oleh penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
untuk membantu dan memberdayakan para petani agar dapat
mengembangkan pertanian yang lebih baik dan berkemajuan dan
mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarga petani yang sejahtera.
Keberhasilan petani muda di sektor pertanian dapat dilihat dari
kemampuan memproduksi hasil pertanian dengan baik , sehingga produksi
yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Meskipun
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
23
banyak permasalahan yang akan terus dihadapi oleh para petani seiring
perkembangan jaman, maka petani sangat memerlukan adanya peran
pemerintah dalam membimbing, mengarahkan serta memberikan motivasi
dalam menentukan tindakan yang baik untuk dilakukannya. Tingginya
minat generasi muda dalam mengupayakan pengembangan sektor
pertanian dapat menciptakan keberhasilan regenerasi petani di Indonesia.
Tindakan yang dapat dilakukan pemerintah melalui upaya
kementerian pertanian yaitu dengan melakukan pendampingan pada
generasi muda yang berkompeten untuk dapat kembali ke sektor pertanian
bukan untuk beralih ke sektor lain. Rencana pertama yang akan dilakukan
yaitu dengan melakukan pendampingan kepada para mahasiswa
pertanian yang berkompeten dibidang pertanian untuk dapat
meningkatkan produksi pangan. Kedua yaitu dengan melakukan
penumbuhan wirausaha muda pertanian yang akan dapat membantu
dalam pengembangan pemasaran produk pertanian Indonesia agar
memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan mampu bersaing dengan produk
sejenis dari negara tetangga. Ketiga yaitu dengan melakukan
pengembangan sekolah-sekolah pertanian seperti SMKPP dan melakukan
transformasi STPP menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian dengan
tujuan untuk memunculkan generasi muda yang berwawasan pertanian
dan minat pengembangan pertanian yang berkemajuan dan berinovasi
serta mampu menggunakan teknologi yang semakin canggih (Niswatin
Hasanah, 2019).
Peningkatan minat generasi muda untuk menjadi petani muda yang
sukses dan berkemajuan di sektor pertanian dapat dilakukan melalui
pendidikan formal dan informal. Pendidikan formal dapat dilakukan melalui
instansi-instansi resmi pendidikan dibidang pertanian agar para generasi
muda yang memiliki kemampuan dan minat terhadap pengembangan
usaha ataupun bisnis di sektor pertanian dapat dipersiapkan keahliannya
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki agar dapat bersaing dengan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
24
generasi dari negara tetangga dalam penggunaan teknologi pertanian
yang semakin canggih. Petani muda Indonesia yang telah menempuh
pendidikan secara formal di sektor pertanian cenderung kurang minat
untuk kembali mengembangkan kemampuannya di bidang pertanian
secara langsung turun ke lahan. Oleh karena itu banyak petani muda
Indonesia melakukan beberapa metode atau cara yang dilakukan untuk
dapat tetap mengaplikasikan ilmu dan kemampuannya dengan
menciptakan pertanian modern. Sistem bercocok tanam tidak
menggunakan lahan sawah sebagai media bercocok tanam merupakan
cara petani muda di era generasi millennial mengembangkan sektor
pertanian. Usaha yang mulai dikembangkan seperti melakukan budidaya
pertanian secara organik tanpa tanah yaitu secara hydroponic dan
aeroponic. Sistem budidaya yang dikembangkan oleh petani muda ini
diharapkan mampu mengatasi permasalahan di sektor pertanian, namun
hal ini juga perlu dilakukan integrasi antara pemerintah, kampus sebagai
instansi penelitian dan pengembangan bakat dan minat generasi muda
dalam pengembangan kemampuan, serta petani muda itu sendiri dalam
hal merekontruksi paradigm baru dalam hal bertani. Sehingga dengan
adanya integrasi yang baik akan dapat mengatasi regenerasi petani dan
ancaman untuk Indonesia menjadi costumer country dapat dihindarkan.
Peningkatan minat generasi muda untuk menjadi petani muda yang
sukses dan berkemajuan di sektor pertanian dapat dilakukan melalui
pendidikan informal dapat dilakukan dengan memberikan sosialisasi dan
pelatihan kepada para anak-anak muda di pedesaan agar tertarik pada
sektor pertanian. Pelaksanaan peningkatan minat dapat dilakukan oleh
para dinas terkait khususnya dinas pertanian melalui penyuluh pertanian
untuk dapat memberikan wawasan dan motivasi yang mampu merubah
pola pikir anak-anak muda jika sektor pertanian merupakan perkejaan yang
tidak memberikan kepastian jaminan hidup yang baik. Pemberian motivasi
dapat dilakukan oleh penyuluh pertanian dengan mengikut sertakan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
25
orang-orang yang cukup berpengaruh di sekitar mereka agar motivasi yang
diberikan dapat diterima.
Kementrian pertanian juga telah membuat beberapa program untuk
mmebangun kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) yaitu dengan
menekakan kepada para petani muda ikut serta dalam program prioritas
terintegrasi pada komando startaegis pertanian (Kostra Tani) yang berbasis
Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di tingkat Kecamatan. Fungsi Kostra Tani
sendiri yaitu sebagai pusat pembelajaran dan penelitian, serta konsultasi
agribisnis dan pengembangan jejaring kemitraan dalam pengembangan
usahtani. Pelaksaannya Kostra Tani di bantu dengan peran serta penyuluh
pertanian sebagai orang yang berperan penting dalam pendampingan
petani dalam pengembangan usahatani.
Penyuluh pertanian dalam menjalankan perannya dalam
memberikan edukasi atau pendidikan kepada para generasi muda
dengan memperkenalkan inovasi terbarukan hasil pengembangan riset-
riset berkualitas yang telah menghasilkan teknologi pertanian yang modern
serta berkelanjutan yang dapat meningkatkan produktivitas serta nilai
tambah dari usahatani yang dikembangkan. Selain itu juga diperlukannya
peran pemerintah dalam memberikan dukungan agar terciptanya riset
untuk para generasi muda yang memiliki minat di sektor pertanian dapat
mengaplikasikannya. Adanya peran ini juga diharapkan dapat merubah
paradigma petani muda jika seringkali para anak-anak muda generasi
milineal ini berpresepsi jika bertani merupakan suatu pekerjaan yang
menguras tenaga, mencangkul di sawah, bekerja di bawah terik matahari
dan melelahkan. Sehingga harapannya presepsi seperti itu dapat dirubah
dengan penilaian baru para petani muda terhadap usaha bertani yang
modern dan menjanjikan jika dapat dikembangkan dengan baik dan
benar dengan memperhatikan kaidah agrobisnis yang tepat. Pertanian
sendiri bukan selalu tentang budidaya, tetapi dimulai dari proses
manajemen pra tanam, budidaya hingga pascapanen. Oleh karena itu
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
26
peran penyuluh berserta pemerintah sangat besar diharapkan agar proses
pendidikan secara informal ini dapat menimbulkan daya tarik menjadi
petani muda yang berhasil dan sukses.
Peningkatan minat petani muda pada sektor pertanian juga dapat
dilakukan dengan mengenalkan sistem penjualan produk pertanian yang
dapat memberikan keuntungan kepada para petani yaitu dengan
menerapkan penjualan secara langsung. Penjualan secara langsung dapat
dibantu dengan menggunakan media sosial sebagai media promosi
produk yang dimiliki agar konsumen tertarik dan dapat membeli langsung.
Sehingga dengan cara ini harapannya mampu memberikan harga jual
yang tinggi serta keuntungan kepada petani untuk menumbuhkan
semangat yang besar kepada petani muda untuk terus mengembangkan
usahtaninya.
Keberhasilan peningkatan minat petani muda pada sektor pertanian
dapat dilihat dari penambahan jumlah generasi muda yang bekerja
disektor pertanian. Selain itu, adanya kemajuan di sektor pertanian dengan
terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat Indonesia. Penggunaan
teknologi oleh para petani muda dari kaum milineal sesuai dengan
kemampuan kompetensi yang dikuasainya. Teratasinya permasalahan
disektor pertanian dengan dikembangkannya pertanian berbasis cocok
tanam tanpa tanah sebagai solusi keberlanjutan pertanian di Indonesia.
Perubahan sistem manajemen yang baik dari proses pra tanaman hingga
pemasaran produk pertanian yang mampu memiliki daya saing terhadap
produk serupa dari negara lain. Hal ini dipengaruhi kuat dari adanya
kesadaran akan minat atau keinginan para generasi muda untuk menjadi
petani muda yang mampu mengembangkan sektor pertanian yang
berkembang dan berkelanjutan serta dapat memberikan kesejateraan
kepada para petani yang mengembangkan segala usahataninya. Petani
muda yang merupakan agen perubahan yang sangat dibutuhkan di sektor
pertanian harapannya agar dari selalu bisa mengembangkan ilmu dan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
27
kemampuan yang dimiliki agar dapat terus mengikuti perubahan jaman
yang semakin berkembang. Sehingga tingginya minat generasi muda
diharapkan dapat memberi perubahan di sektor pertanian Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2018). https://www.bps.go.id/subject/6/tenaga-
kerja.html#subjekViewTab3.(Terakhir diakses 03 April 2021).
European Comission. (2012). Rural development in the European Union:
statistical and economic information report 2012. Brussel (BG): The
European Directorate-General for Agriculture and Development.
Gunawan, E., Nida, F. S., & Henriyadi. (2020). Dampak Pandemi Covid-19
Multidimensi. Pusat Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian, 337–357.
https://spektrumonline.com/2020/11/11/dampak-pandemi-covid-19-
multidimensi/
Ibrahim, J.T.; Mazwan, MZ; Mufriantie, F. (2021). Factors Affecting Rural
Youth Interest in Agriculture in Probolinggo District Indonesia.
International Journal of Humanities Social Sciences and Education,
8(1), 59–66. https://doi.org/https://doi.org/10.20431/2349-0381.0801008
Ibrahim, J. et al. (n.d.). Regenerasi Petani Untuk Kelangsungan Pertanian
Dan Pemenuhan Kebutuhan Pangan. In Ketahanan Pangan Di Masa
Pandemi Covid-19 (First). UMM PRESS.
https://infokes.dinus.ac.id/2020/11/10/ketahanan-pangan-di-masa-
pandemi-covid-19/
Ibrahim, J. T., & M, Z. M. (2020). Structural Transformation of Agricultural
Sector in East Java Indonesia. International Journal of Economics and
Management Studies, 7(3), 1–7.
https://doi.org/10.14445/23939125/ijems-v7i3p101
Kementan RI (Ed.). (2021). KUR PERTANIAN 2021.pdf (1st ed.). Dirjen Sarana
dan Prasarana Kementrian Pertanian RI.
Kementrian Pertanian. (2015). Rencana Strategis Kementrian Pertanian
2015-2019.
Niswatin Hasanah. (2019). Indonesia Krisis Petani Muda.
Raya, A. B. dan S. (2010). Opini masyarakat terhadap citra komoditas
pangan lokal (Studi kasus opini pemuda pedesaan Yogyakarta dan
mahasiswa Fakultas Pertanian UGM). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, 6(2), 116–
141.
Uchiyama T. (2014). Recent trends in young people’s entry into farming in
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
28
Japan: an international perspective. FFTC-RDA 2014 International
Seminar on Enhanced Entry of Young Generation into Farming; 2014
Oct 20-24; Jeonju, Korea.
Wang JH. (2014). Recruiting young farmers to join smallscale farming: a
structural policy perspective. FFTC-RDA 2014 International Seminar on
Enhanced Entry of Young Generation into Farming; 2014 Oct 20-24;
Jeonju, Korea.
Yusnita, E. (2020). Minat dan kinerja petani muda dalam usahatani
hortikultura di kabupaten malang (1st ed.). Universitas Gadjah Mada.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
29
MENURUNNYA MINAT TENAGA KERJA MUDA DI SEKTOR PERTANIAN
Oleh: Kristiana Frensiska
Alumni Program Studi S1 Agribisnis FPP UMM dan Mahasiswi Program
Magister Agribisnis Pascasarjana UMM
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di Era modernisasi
saat ini memiliki pengaruh besar terhadap pola pikir masyarakat. Pola pikir
masyarakat yang semakin berkembang menimbulkan dampak positif dan
negatif. Salah satu dampak negatif dari era modernisasi yaitu semakin
berkurangnya minat tenaga kerja muda bekerja di sektor pertanian. Sektor
pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki kontribusi besar dalam
penyerapan tenaga kerja. Namun fenomena berkurangnya jumlah petani
dan menurunnya minat pada sektor ini menambah permasalahan
ketenagakerjaan pertanian.
Peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional sangat
penting dan strategis. Hal ini terutama karena sektor pertanian masih
memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk yang
ada di pedesaan dan menyediakan bahan pangan bagi penduduk.
Peranan lain dari sektor pertanian adalah menyediakan bahan mentah
bagi industri dan menghasilkan devisa negara melalui ekspor non migas
(Sadono, 2008). Pekerjaan di lahan pertanian sudah mulai berkurang sejak
kurangnya minat generasi muda untuk bergabung atau bekerja sebagai
petani, sehingga tidak jarang terlihat bahwa para petani sekarang lebih
banyak melibatkan teknologi untuk mengelola lahan. Sebagai lahan
pertanian terbesar didunia, Indonesia dengan sumber daya alam yang
bermacam-macam. Jika dilihat dari pekerjaannya maka jelas terlihat
bahwa pekerjaan di bidang pertanian sebagian besar adalah orang tua.
Generasi muda yang termasuk kedalam tenaga kerja hanya sedikit, karena
generasi muda memiliki persepsi tersendiri terhadap pekerjaan pertanian
(Werembinan et al., 2018).
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
30
Menurunnya minat tenaga kerja muda pada sektor ini menyebabkan
tidak adanya regenerasi dalam bidang pertanian. Bidang pertanian yang
berperan sebagai pemasok bahan pangan tidak akan mengalami
perkembangan jika generasi muda sebagai generasi yang kaya akan ide-
ide telah enggan untuk terjun dalam bidang pertanian. Hal ini akan
mempengaruhi jumlah produktivitas bahan pangan. Jumlah penduduk
yang semakin bertambah setiap tahunnya akan menimbulkan
ketidakseimbangan antara jumlah penduduk dengan jumlah bahan
pangan yang ada. Pergeseran tenaga kerja dari pertanian ke bidang non
pertanian menjadi indikasi bahwa ada pergeseran preferensi kerja
masyarakat pada bidang pertanian.
Menurut Arvianti et al. (2019) petani berusia tua (lebih dari 55 tahun)
jumlahnya semakin meningkat, akan tetapi tenaga kerja berusia muda
semakin berkurang. Sebagian besar penduduk yang bermata pencaharian
sebagai petani pada umunya memiliki kisaran usia 50 tahun. Pendapat ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susilowati (2016) di wilayah
perdesaan petani umumnya adalah orang-orang desa yang berusia di atas
50 tahun, yang saat ini kebingungan memikirkan bagaimana keberlanjutan
usaha tani mereka, karena nyaris tidak ada anak-anaknya yang mau
meneruskan pekerjaan yang sudah mereka tekuni dan warisi dari generasi
ke generasi. Ironisnya pula, sebagian besar orang tua di perdesaan juga
tidak menginginkan anak-anak mereka bekerja di desa sebagai petani
sebagaimana pekerjaan mereka saat ini. Masalah penuaan petani ini patut
menjadi perhatian semua pihak. Kegiatan produksi pangan yang hanya
dilakukan oleh generasi tua, seiring berjalannya waktu jumlah petani akan
berkurang dari tahun ke tahun. Akibatnya produksi pangan juga akan
menurun dan terjadi ketidak-seimbangan antara jumlah produksi dengan
jumlah permintaan. Kebutuhan pangan terus naik seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk, kemajuan ekonomi dan industry
pengolahan makanan. Ketidak seimbangan tersebut dalam jangka
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
31
pendek masih dapat diatasi dengan impor. Namun untuk jangka waktu
yang panjang ini menjadi suatu masalah yang sangat berisiko, jika
mengandalkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan pangan.
Faktor-faktor penyebab menurunnya minat tenaga kerja muda di
sektor pertanian ini mencakup beberapa hal, seperti sektor pertanian yang
dianggap kurang bergengsi dan kurang bisa memberikan imbalan
memadai. Hal ini didasarkan dari sempitnya rata-rata penguasaan lahan
usaha tani. Alasan lain yang mempengaruhi yaitu cara pandang dan way
of life tenaga kerja muda saat ini telah berubah sesuai dengan
perkembangan masyarakat postmodern seperti sekarang. Bagi pemuda-
pemuda pedesaan, mereka menganggap bahwa sektor pertanian sudah
kehilangan daya tarik. Selain sektor pertanian yang sudah tidak
menjanjikan, pemuda-pemuda tersebut telah enggan karena mereka
terpengaruh oleh subkultur baru yang berkembang di era digital seperti
sekarang.
Hasil penelitian Pinem et al. (2020) persepsi negatif pada sektor
pertanian disebabkan penilaian pemuda yang didominasi pada hal-hal
yang kurang baik pada sektor seperti pemuda yang memiliki menganggap
bahwa sektor pertanian lebih cocok bagi orang yang berpendidikan
rendah dan tidak mempunyai jabatan di desa. Adanya ekspektasi dan
harapan yang tinggi oleh pemuda untuk bekerja di luar pertanian juga turut
menyumbang terhadap persepsi negatif terhadap pekerjaan di sektor
pertanian. Pendapat ini juga didukung oleh peryataan Nugroho et al. (2018)
pembentukan pola pikir masyarakat umum juga menunjukkan bahwa
pendapatan nonpertanian lebih tinggi daripada sektor pertanian. Selain itu,
risiko yang ditanggung sektor pertanian juga cukup besar seperti gagal
panen, bencana alam, fluktuasi harga dan lainnya sedangkan
pendapatan nonpertanian bersifat lebih pasti dimana tiap bulan akan
memperoleh gaji tetap. Image ini sudah melekat di masyarakat walaupun
apabila dilakukan analisis pendapatan maka secara umum disimpulkan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
32
banyak pula usaha pertanian yang memberikan pendapatan lebih besar
daripada sektor nonpertanian.
Selain dipengaruhi oleh beberapa faktor diatas, minimnya
keterlibatan pemuda pada sektor pertanian juga dipengaruhi oleh
penerapan teknologi pertanian. Penerapan teknologi baru pada sektor
pertanian dilakukan untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk yang
cepat guna tercapainya peningkatan produktivitas pertanian. Namun,
penerapan teknologi ini memiliki akibat yaitu pengurangan atau penciutan
lapangan pekerjaan yang dialami oleh petani miskin di pedesaan.
Kenyataannya, hanya masyarakat dari golongan menengah keatas atau
mereka yang memiliki lahan yang luas yang dapat menikmati hasil teknologi
tersebut. Dengan kata lain, penerapan teknologi baru pada sektor
pertanian berdampak pada kemiskinan masyarakat desa yang tidak
memiliki lahan pertanian atau hanya menjadi buruh tani, karena lahan
tersebut membatasi pemakaian buruh tani. Selain itu diperlukan upah yang
tinggi kepada para pekerja yang memiliki kemampuan khusus dan terampil.
Penduduk muda cenderung memilih upah yang lebih tinggi dan memilih
sektor industri yang biasanya berada di perkotaan. Dalam hal ini pemuda
di pedesaan menghindari bekerja disektor pertanian karena
memandangnya sebagai pekerjaan yang kotor, melelahkan, penghasilan
yang tidak menetap, hanya cocok dengan generasi tua. Ketidaktertarikan
itu disebabkan juga oleh hasil produksi pertanian yang diperoleh sangat
lama dan sering tidak memuaskan (Gulo et al., 2018).
Permasalah ini juga semakin didukung oleh pandangan beberapa
informan terhadap sektor pertanian yang menunjukan bahwa pekerjaan
petani dicitrakan sebagai sebuah pekerjaan yang tidak mampu
menjanjikan masa depan yang baik. Berdasarkn penelitian yang telah
dilakukan oleh Hamyana (2017) pekerjaan disektor pertanian dinilai tidak
menjanjikan, hal ini dilandasi oleh perhitungan ekonomis di mana secara
kalkulasi ekonomi, jika hanya bertani secara konvensional pada skala usaha
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
33
yang sempit (kurang dari 0.5 ha), maka belum mampu memberikan hasil
yang bisa menghidupi rumah tangga petani. Adapun dari segi pendidikan
Sektor pertanian tidak menuntut syarat pendidikan tertentu karena hanya
melihat dari jenis pekerjaan (mencangkul, memberantas hama dan lain-
lain). Sedangkan sektor nonpertanian menuntut pendidikan untuk jenjang
karier. Namun kegiatan nonpertanian memiliki image memberikan upah
lebih besar. Sektor nonpertanian lebih atraktif bagi tenaga kerja pedesaan
(pertanian) yang memiliki keterampilan sehingga semakin tingginya tingkat
pendidikan pemuda, maka pemuda akan cenderung memilih atau
menginginkan bekerja di luar sektor pertanian (industri dan jasa) (Nugroho
et al., 2018).
Sektor pertanian mencakup banyak bidang mulai dari suplai input,
produksi, prosesing dan marketing (distribusi). Namun bagian utama dari
pertanian terletak pada bagian produksi atau on farm (di hulu). Prosesing
dan marketing tidak akan bisa berjalan jika tidak memiliki output. Jadi
walaupun ada generasi muda yang berkerja di bidang pertanian, pada
umumnya mereka lebih tertarik pada proses pengolahan dan marketing.
Sedangkan bagian produksi atau hulu tidak diminati. Kondisi tersebut
diperparah dengan kurang berpihaknya kebijakan pemerintah dalam
melindungi petani misalnya terkait dengan fluktuasi harga, jaminan
keamanan produksi (asuransi), dan perlindungan atas hak pengugunaan
lahan.
Permasalahan tenaga kerja muda yang enggan untuk berkerja
disektor pertanian memerlukan perhatian khusus. Selama ini telah banyak
upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
permasalahan ini. Namun penanganan masih bersifat umum, dimana
penanganan masalah ini masih bercampur dengan penanganan
kemiskinan diperkotaa. Bentuk penanganan masih bersifat sektoral:
penaganan anak terlantar, kemiskinan, dan lanjut usia. Artinya sistem
penanganan belum terfokus secara spesifik pada menjawab
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
34
permasalahan tentang ketidak tertarikan pemuda tani dengan dunia
pertanian. Untuk itu diperlukan suatu sistem penanganan yang tepat dalam
menghadapi kompleksnya permasalahan dari pemuda tani (Arvianti & et
al., 2015).
Untuk meningkatkan minat generasi muda pada sektor pertanian
maka diperlukan suatu desain kebijakan secara intensif dan terstruktur
dalam rangka pemberdayaan tenaga kerja sehingga akan berpengaruh
pada kepada peningkatan produksi/produktivitas pertanian.pendapatan
petani dan pertumbuhan ekonomi. Seperti mengoptimalkan kelembagaan
petanian, pengenalan pertanian melalui pendidikan usia dini atau
pengembangan kurikulum dan ekstrakurikuler berbasis pertanian, atau bisa
juga dengan cara mengembangkan pertanian terpadu berbasis
agroindustri, dan agrowisata.
DAFTAR PUSTAKA
Arvianti, E. Y., & et al. (2015). Minat Pemuda Tani Terhadap Transformasi
Sektor Pertanian Di Kabupaten Ponorogo. Journal Buana Sains, 15(2),
181–188.
Arvianti, E. Y., Masyhuri, M., Waluyati, L. R., & Darwanto, D. H. (2019).
Gambaran Krisis Petani Muda Indonesia. Agriekonomika, 8(2), 168–180.
https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v8i2.5429
Gulo, W., Harahap, N., & Basri, A. H. H. (2018). Perspektif Generasi Muda
Terhadap Usaha Bidang Pertanian Pangan di Kecamatan Moro’o
Kabupaten Nias Barat. Agrica Ekstensia, 12(01), 60–71.
Hamyana, H. (2017). Motif Kerja Generasi Muda di Bidang Pertanian: Studi
Fenomenologi Tentang Motif Kerja di Bidang Pertanian pada Kelompok
Pemuda Tani di Kota Batu. Mediapsi, 03(01), 34–42.
https://doi.org/10.21776/ub.mps.2017.003.01.5
Nugroho, A. D., Waluyati, L. R., & Jamhari, J. (2018). Upaya Memikat Generasi
Muda Bekerja Pada Sektor Pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta.
JPPUMA: Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Sosial Politik Universitas Medan
Area, 6(1), 76. https://doi.org/10.31289/jppuma.v6i1.1252
Pinem, A. M., Nurmayasari, I., & Yanfika, H. (2020). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Persepsi Pemuda pada Pekerjaan Sektor
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
35
Pertanian di Kabupaten Lampung Tengah. Suluh Pembangunan :
Journal of Extension and Development, 2(1), 54–61.
https://doi.org/10.23960/jsp.vol2.no1.2020.35
Sadono, D. (2008). Pemberdayaan Petani: Paradigma Baru Penyuluhan
Pertanian di Indonesia. Jurnal Penyuluhan, 4(1).
https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v4i1.2170
Susilowati, S. H. (2016). SERTA IMPLIKASINYA BAGI KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERTANIAN Farmers Aging Phenomenon and Reduction in Young Labor :
Its Implication for Agricultural Development. Forum Penelit. Agroecon.,
34(1), 35–55.
Werembinan, C. S., Pakasi, C. B. D., & Pangemanan, L. R. J. (2018). Persepsi
Generasi Muda Terhadap Kegiatan Pertanian Di Kelurahan Buha
Kecamatan Mapanget Kota Manado. Agri-Sosioekonomi, 14(3), 123.
https://doi.org/10.35791/agrsosek.14.3.2018.21542
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
36
SARJANA PERTANIAN: GENERASI MUDA DAN ANCAMAN KRISIS SDM
PERTANIAN
Oleh: Anggita Ayunda Sakuntala
Alumni Program Studi S1 Agribisnis FPP UMM dan Mahasiswi Program
Magister Agribisnis Program Pascasarjana UMM
Ancaman Krisis Petani
Indonesia merupakan negara agraris dan maritim dengan sumber
daya alam pada sektor pertanian beserta lautnya yang melimpah.
Indonesia yang dahulu pernah dijajah oleh beberapa bangsa seperti
Portugis, Belanda, hingga jepang. Penjajah-penjajah tersebut berbondong-
bondong datang ke indonesia dengan kepentingan mengambil bahan
alam dari sektor pertanian di Indonesia, seperti teh dan rempah-rempah.
Konsep mengenai Indonesia sebagai negara agraris secara sadar ataupun
tidak sadar sudah ditanamkan sejak usia dini. Indonesia merupakan
gambaran negeri yang gemah ripah loh jinawi, subur makmur, tongkat
ditanam tumbuh jadi pohon (Lailatusysyukriah, 2015). Sebagai negara
agraris Indonesia semestinya memiliki sektor pertanian yang memadai
dengan hasil alam melimpah dan masyarakatnya sejahtera, damai, dan
bermata pencaharian sebagai seorang petani. Gambaran ini barangkali
masih sesuai dengan kondisi negara indonesia 20, 30 hingga 40 tahun yang
lalu, ketika mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai petani, mampu
memenuhi kebutuhan pokoknya dan menyekolahkan anak-anaknya dari
hasil bertani.
Fenomena yang terjadi saat ini terhadap indonesia justru sebaliknya,
alih fungsi lahan pertanian, gaya hidup yang berubah, dan adanya nilai
strata sosial seseorang yang menganggap bahwa petani kurang dihormati
dan tidak berada di strata sosial yang tinggi. Fenomena ini menjadikan
minat masyarakat indonesia untuk bekerja di bidang pertanian berkurang,
bahkan indonesia dikatakan terancam krisis hingga kehilangan sumber
daya manusia yang bekerja di bidang pertanian. Krisis regenerasi tenaga
pertanian menjadi persoalan di Indonesia, krisis ini secara nyata terlihat dari
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
37
penurunan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian yang terjadi pada
kelompok umur pemuda (Pujiriyani, Suharyono, Hayat, & Azzahra, 2016).
Pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian pada sektor non pertanian
menjadi indikasi bahwa terdapat pergeseran selera/preferensi kerja
masyarakat dalam bidang pertanian. Apabila dicermati mengenai distribusi
tenaga kerja pertanian khususnya dari segi usia, menunjukan bahwa
komposisi pekerja sektor pertanian belakangan ini didominasi oleh pekerja
yang berusia antara 25 hingga 44 tahun yakni sebesar 44.7% (Hamyana,
2017).
Ancaman mengenai krisis petani di Indonesia ini memang apabila
dikaji lebih dalam pemicunya ialah generasi muda banga ini sendiri.
Generasi milenial saat ini akan lebih memilih bekerja di sektor lain. Kalau
dahulu banyak pemuda desa yang bekerja sebagai petani, melanjutkan
usahatani keluarganya. Kini pemuda desa banyak yang memilih untuk
bekerja di sektor lain seperti merantau ke kota dan menjadi buruh pabrik,
hingga mendirikan usaha di bidang lain. Pemuda saat ini beranggapan
bahwa era digitalisasi membuat pertanian yang masih di dominasi dengan
pertanian konvensional tidaklah menarik untuk digeluti dan kurang
menjanjikan. Ketika zaman sudah berubah dari tradisional menuju modern
di Indonesia ini sendiri ironisnya usahataninya masih dijalankan secara
setengah-setengah, penggunaan alat modern masih tetap
menggantungkan manusia. Seperti proses penyemprotan pestisida hingga
mencabuti rumpu, masih banyak dilakukan oleh manusia.
Keadaan pertanian di Indonesia yang kurang berkembang dengan
baik ini juga ditunjukan dari minimnya pemahaman petani terhadap
manajemen usaha tani, sehingga banyak usahatani di Indonesia yang
kurang menguntungkan, bahkan bisa dikatakan merugi. Hal ini pada
akhirnya juga membentuk sebuah paradigma dalam pola pikir pemuda
mengani suramnya pekerjaan sebagai petani. Selain itu, pandangan-
pandangan yang melekat mengenai pertanian di Indonesia, bahwa sektor
pertanian itu kotor, tidak terhormat, panas, hasilnya sedikit, tidak menjamin
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
38
pendapatan bulanan, juga menjadi faktor yang membangun citra buruk
pekerjaan di bidang pertanian dalam prespektif pemuda saat ini.
Sudah menjadi hal wajar juga bahwa di daerah perdesaan petani
umumnya merupakan orang-orang desa yang berusia di atas 50 tahun,
yang saat ini kebingungan memikirkan mengenai keberlanjutan usaha tani
mereka, sebab nyaris tidak ada anak-anaknya yang berkenan meneruskan
pekerjaan yang sudah mereka tekuni dan warisi dari generasi ke generasi.
Ironisnya pula, sebagian besar orang tua di perdesaan juga tidak
menginginkan anak-anak mereka bekerja di desa sebagai petani
sebagaimana pekerjaan mereka saat ini (Susilowati, 2016). Krisis regenerasi
tenaga pertanian di desa secara nyatan nampak dari menurunya jumlah
tenaga kerja di sektor pertanian yang terjadi pada kelompok umur pemuda
yaitu antara usia 15-29 tahun dengan rata-rata pengurangan 3,41% per
tahun. Fenomena ini merupakan bagian dari proses ‘proletarisasi petani’
dari lahan pertanian menuju nonpertanian. Kondisi inilah yang pada
akhirnya akan menciptakan gambaran pertanian di Indonesia memiliki
julukan ‘pertanian senja’ yaitu pertanian yang hanya ditekuni oleh mereka
yang rata-rata sudah berumur, dengan tingkat kualitas SDM yang rendah
dan berujung pada tingkat produktifitas yang rendah (Pujiriyani et al., 2016).
Faktor lain yang sangat berperan dalam pergeseran minat pemuda
dari yang sebelumnya menjadi petani beralih terhadap sektor pekerjaan
lainnya ialah adanya alih fungsi lahan pertanian dan pendidikan. Alih fungsi
lahan pertanian menuju non pertanian merupakan isu yang saat ini sedang
marak. Banyak alasan dan kepentingan yang berperan di dalamnya,
seperti alih fungsi lahan pertanian menjadi pariwisata, menjadi lokasi
industri, atau area kedai-kedai kopi. Penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Subagiyo, Prayitno, & Kusriyanto, (2020) menunjukan bahwa hasil
analisa menunjukkan perubahan penggunaan lahan yang terjadi
berdasarkan peta citra tahun 2009 hingga 2019. Penggunaan lahan sawah
mengalami penyusutan sekitar 6,19 % sedangkan lahan permukiman
bertambah sekitar 5,46 %. Alih fungsi lahan pertanian yang dipengaruhi oleh
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
39
beberapa faktor seperti kesulitan akan keuangan, dan anggapan bahwa
pekerjaan di sektor pertanian tidak lebih menjanjikan di banding sektor
lainnya sangat berpotensi terhadap krisis, bahkan hilangnya jenis pekerjaan
sebagai petani. Sebab, semakin menyempitnya lahan pertanian maka
kesempatan dalam usaha tani juga akan menyempit.
Pendidikan dan Minat Generasi Muda Menjadi Petani
Pendidikan menjadi faktor yang cukup krusial juga terhadap
minimnya minat bertani oleh generasi muda. Semakin tinggi pendidikan
seseorang, minat terhadap pekerjaan di bidang pertanian juga akan
semakin menyempit. Pemuda saat ini bahkan banyak yang tidak
memahami mengenai budidaya pertanian yang baik, sebab sejak dini
mereka sudah jauh dengan dunia pertanian, mulai dari anggapan orang
tua bahwa anaknya harus lebih sukses dari mereka, hingga nilai sosial yang
akhirnya mengkultuslkan bahwa pekerjaan di dibidang pertanian bukanlah
pekerjaan ideal untuk pemuda berpendidikan tinggi. Maka doktrin ini pada
akhirnya menjadikan para sarjana enggan untuk bekerja di sektor
pertanian, terutama pada sektor budidaya. Bahkan sarjana pertanian
sendiri banyak yang memilih bekerja di sektor lain dibandingkan melakukan
usaha tani. (Arvianti, Masyhuri, Waluyati, & Darwanto, 2019), mengatakan
bahwa semakin tingginya tingkat pendidikan pemuda di perdesaan, maka
semakin selektif dalam memilih pekerjaan. Mereka enggan bekerja di
pedesaan karena adanya ketidak cocokan antara ketrampilan dan tingkat
pendidikan yang dimiliki dengan ketersediaan pekerjaan di perdesaan.
Padahal Indonesia membutuhkan petani-petani produktif untuk
memaksimalkan produksi pangan
Fenomena ini sangatlah krusial untuk semestinya diperoleh jalan
keluar yang baik, sebab petani sendiri memiliki peranan yang sangat
penting terhadap bangsa Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap dari
kita butuh makan, maka ketersediaan bahan pangan sangat diperlukan
dan di sini peranan seorang petani sangatlah dibutuhkan. Solusi-solusi
mengenai permasalahan pada sektor pertanian juga harus konsen untuk
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
40
dicari jalan keluarnya, seperti hal kepemilikan lahan dan regenerasi petani
muda di Indonesia. Kalau dahulu masyarakat mampu mengantungkan
hidup di sektor pertanian karena kepemilikan lahan yang luas, sekarang
kepemilikan lahan yang sempit menjadikan petani sulit untuk
mengandalkan hidupnya dari sini. Kecuali, bila semua pihak konsen
terhadap ini, adanya pembaruan dan teknologi yang memadahi,
barangkali bisa menjadi salah satu peluang untuk kesejahteraan pekerjaan
di bidang pertanian, sehingga pekerjaan petani ini menjanjikan dan
mampu diminati oleh kaum milenial.
Seorang mahasiswa pertanian, telebih sarjana pertanian begitu
diharapkan untuk mampu mengambil peran besar dalam mengatasi
masalah ancaman regenerasi petani muda ini. Sebab, mahasiswa
pertanian sebagai seorang yang berpendidikan telah ditempa untuk
mempelajari dan menggeluti bidang pertanian. Ketika sarjana pertanian
tidak mau mengambil peran kepada masyarakat dan bangsa Indonesia
maka, akan sangat pesimistis untuk memajukan pertanian di Indonesia.
Sarjana pertanian lah yang selama kuliah belajar budidaya tanamana (baik
pangan maupun hortikultura), mahasiswa pertanian juga diajarkan
mengenai manajemen usahatani yang baik, rekayasa genetika, hingaa
pemasarannya yang dijuruskan pada program studinya masing-masing.
Peran yang Dapat Dilakukan oleh Mahasiswa Pertanian
Sesuai dengan bidang ilmunya apabila disinergikan maka tidak
menutup kemungkinan pertanian di Indonesia menjadi lebih baik dan
mampu menjadi pekerjaan yang dilirik dan diminati para pemuda. Sebab,
di Indonesia sendiri masyarakatnya cenderung untuk lebih memilih meniru
dibanding memulai. Ketika seorang sarjana pertanian mampu melakukan
inovasi dan sukses, mereka baru akan mengikutinya. Sarjana dalam strata
sosial juga akan lebih didengarkan dibanding mereka yang memiliki
pendidikan di bawahnya, oleh sebab itu penting adanya sarjana pertanian
mengabdikan diri untuk pembangunan pertanian di desa. Salah satu
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
41
sarjana pertanian yang peranannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat
ialah sarjana Agribisnis, yang telah mempelajari perkara sektor pertanian
dari hulu hingga hilir. Beberpa hal yang dapat dilakukan oleh sarjana
pertanian guna meningkatkan sektor pertanian di Indonesia dan
menjadikan pekerjaan di bidang pertanian mampu kembali diminati oleh
generasi milenial diantaranya yaitu:
1. Mengembangkan Sistem Pertanian Modern yang Tidak Hanya
Berpusat pada Lahan Sawah
Mahasiswa atau sarjana pertanian yang dalam bangku kuliah telah
diajarkan banyak hal mengenai sistem, manajemen, hingga teknologi
dalam bidang pertanian memiliki kemungkinan untuk menciptakan
teknologi tepat guna yang mampu meningkatkan produktivitas pertanian.
Salah satu bentuk teknologi tepat guna yang saat ini dapat dikembangkan
baik untuk meningkatkan perekonomian pribadi maupun membangun
pemberdayaan masyarakat di sektor pertanian yaitu hidroponik. Selain
untuk daerah petani di pedesaan hidroponik juga dapat dijadikan solusi
untuk bertani di perkotaan dengan penghasilan yang cukup
menguntungkan, mengingat saat ini masyarakat telah banyak yang
memiliki gaya hidup sehat dan menginginkan makanan oraganik. Sistem
penamanan secara hidroponik menawarkan teknik tanam tanpa tanah
yang dapat diterapkan dimanapun. Hidroponik mempunyai nilai tambah
berupa hasil produksi yang lebih bersih dan higienis (Fatonah, Sofiyanti, &
Mustika, 2018). Selain hidroponik dapat pula dilakukan rekayasa genetika
dan penerapan ilmu-ilmu pertanian lainnya sehingga produktivitas
pertanian meningkat, ada pula yang saat ini banyak dikembangkan oleh
mahasiswa pertanian yaitu microgreen. Penerapan teknologi pada
pertanian ini dapat menggeser pandangan mengenai pertanian itu identik
dengan panas, menguras tenaga, dan kotor, menjadi lebih mudah dan
tidak menguras tenaga sehingga lebih modern dan dapat diterima oleh
generasi muda.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
42
2. Pemasaran Digital
Era 4.0 atau era digital ini dimana semua bisa kita peroleh dari
handphone, juga mampu membantu dalam bidang pertanian, utamanya
yaitu pada pemasaran produk pertanian. Masyarakat urban sangat
dimudahkan dengan adanya beberapa aplikasi karya anak bangsa yang
memudahkan hubungan antara konsumen dengan pedagang. Seperti
yang kita ketahui saaat ini beberapa aplikasi telah memfasilitasi untuk
belanja kebutuhan pokok hingga sayuran di pasar tanpa harus mendatangi
tempatnya, seperti aplikasi Tokopedia, Go jek, dan lain sebagainya.
Aplikasi-apliksi pemasaran digital ini penting untuk dikembangkan,
terutamanya oleh mahasiswa sebagai generasi muda.
Pemasaran digital selain hanya mengacu pada inovasi berupa
aplikasi pembelian online juga diperlukan dalam hal memperkenalkan
produk kepada calon konsumen. Era modern saat ini penggunaan media
sosial sangatlah tinggi, maka pemasaran produk sudah banyak yang
memanfaatkan media sosial sebagai bentuk pemasaran digital produknya.
Mahasiswa sebagai generasi milenial dapat menerapkan hal ini pula untuk
peningkatan penjualan produk pertanian. Menurut Anggraini, Fatih, Zaini,
Humaidi, & (2020) petani perlu mengatahui sistem pemasaran produk
pertanian mulai dari pengadaan bahan baku (input) sampai dengan
pemasaran hasil pertanian. Selain itu, pemasaran online (digital marketing)
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan
informasi produk-produk dalam bidang pertanian, sehingga keterbatasan
dalam melakukan transaksi penjualan produk-produk pertanian dapat
teratasi, dan dapat menciptkan sistem penjualan yang lebih efektif dan
efisien.
3. Pendampingan dan Penyuluhan kepada Petani
Mahasiswa sebagai agent of chane berindak sebagai inisiator untuk
mencapai perubahan yang lebih baik dalam tatanan masyarakat. Terlepas
dalam bermasyarakat seseorang erat kaitanya dengan struktural politik dan
perbedaan konsep berfikir antara masyarakat satu dengan yang lainnya,
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
43
termasuk di sini yaitu petani. Maka mahasiswa harus mampu memiliki
kemampuan sosial untuk turut andil terjun di masyarakat. Ilmu yang telah
diperoleh dari bangku perkuliahan ini akan sangat berguna apabila
disalurkan kepada masyarakat. Namun, seperti yang kita ketahui pada
kehidupan masyarakat saat ini peran pemuda akan kurang diperhatika
apabila pemuda tersebut tidak berasal dari keluarga yang juga
memegang peranan sosial di suatu masyarakat. Akan sangat sulit juga bagi
mahasiswa maupun sarjana pertanian memperoleh kepercayaan dari
petani untuk memberikan pendampingan pertanian. Salah satu hal yang
dimungkinkan untuk mampu memberikan pendampingan kepada petani
yaitu dengan menjadi penyuluh pertanian yang tentunya juga tidak
mampu untuk dilakukan oleh semua mahasiswa ataupun sarjana pertanian.
Selain ketiga hal di atas, mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang
tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMI)
memiliki strategi mengenai pembangunan pertanian di indonesia sebagai
berikut:
1. Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di
Indonesia serta menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian
yang produktif dan ramah lingkungan.
2. Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi
yang eksistensinya dilindungi oleh undang-undang.
3. Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani,
berupa program insentif usaha tani, program perbankan pertanian,
pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak
kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis
pertanian/pedesaan, dan mempermudah akses-akses terhadap
sumber-sumber informasi IPTEK.
4. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat
guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta
pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.
5. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
44
6. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.
7. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas
Hak Asasi Petani.
8. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi
pertanian dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya
masing-masing.
9. Mewujudkan segera reforma agraria.
10. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia
pertanian serta penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi
dunia pertanian di seluruh media massa yang ada.
11. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi
melalui penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian
(inkubator bisnis) berupa pelatihan dan pemagangan (retoling) yang
berorientasi life skill, entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha,
program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda melalui
kegiatan magang ke negara-negara dimana sektor pertaniannya
telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian,
pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu
menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan
untuk untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di
bidang pertanian serta melahirkan generasi muda yang mempunyai
sikap ilmiah, professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi
demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti olimpiade pertanian,
gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp, dan lain-lain.
12. Melibatkan mahasiswa dalam program pembangunan pertanian
melalui pelaksanaan bimbingan massal pertanian, peningkatan daya
saing mahasiswa dalam kewirausahaan serta dana pendampingan
untuk program–program kemahasiswaan.
Semua gagasan yang diharapkan oleh mahasiswa ini dapat
diwujudkan apabila seluruh elemen mampu bersinergi, baik pemerintah
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
45
sebagai penentu kebijakan, masyarakat, hingga mahasiswa itu sendiri.
Ketika semua elemen mau bergerak bersama. Pemerintah memiliki
kebijakan yang sungguh-sungguh dalam hal pertanian yang berkelanjutan,
masyarakat mau bergotong royong dalam pengembangan Gapoktannya,
maka sektor pertanian di Indonesia bisa mencapai kemajuan. Apabila
sektor pertaniannya maju, pendapatan di sektor pertanian
menguntungkan, maka minat pemuda untuk bekerja di sektor pertanian
juga akan semakin bertambah sehingga krisis regenerasi petani muda bisa
diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, N., Fatih, C., Zaini, M., Humaidi, E., & Lampung, P. N. (2020). Digital
Marketing Produk Pertanian di Desa Sukawaringin Kecamatan
Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Pengabdian Nasional,
1(1), 36–45.
Arvianti, E. Y., Masyhuri, Waluyati, L. R., & Darwanto, D. H. (2019). Gambaran
Krisis Petani Muda di Indonesia. Jurnal Sosio Ekonomi Dan Kebijakan
Pertanian, 8(23).
Fatonah, S., Sofiyanti, N., & Mustika, R. (2018). Penerapan Teknologi
Hidroponik Sistem Deep Flow Technique Sebagai Usaha Peningkatan
Pendapatan Petani di Desa Sungai Bawang. Riau Journal of
Empowerment, Volume 1(1).
Hamyana. (2017). Motif Kerja Generasi Muda Di Bidang Pertanian : Studi
Fenomenologi Tentang Motif Kerja di Bidang Pertanian pada Kelompok
Pemuda Tani di Kota Batu. MEDIASI, 3(1), 34–42.
Lailatusysyukriah. (2015). Indonesia dan konsepsi negara agraris. Jurnal
Seuneubok Lada, 2(1), 1–8.
Pujiriyani, D. W., Suharyono, S., Hayat, I., & Azzahra, F. (2016). Sampai Kapan
Pemuda Bertahan di Pedesaan? Kepemilikan Lahan dan Pilihan
Pemuda untuk Menjadi Petani. Bhumi, Vol 2(No. 2).
Subagiyo, A., Prayitno, G., & Kusriyanto, R. L. (2020). Alih Fungsi Lahan
Pertanian ke Non Pertanian di Kota Batu Indonesia. Jurnal Kajian,
Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan, 8(2), 2–9.
Susilowati, S. H. (2016). Fenomena Penuaan Petani dan Berkurangnya
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
46
Tenaga Kerja Muda Serta Implikasinya Bagi Kebijakan Pembangunan
Pertanian. Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi, Vol 34 No., 35–55.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
47
DAMPAK MEKANISASI PERTANIAN TERHADAP KUANTITAS DAN KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN
Oleh : Adiman Saib
Alumni Program Studi S1 Ilmu dan Teknologi Pangan
Mahasiswa Program Magister Agribisnis Pascasarjana UMM
Pertanian dan pedesaaan adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan yang merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Pertanian menopang ekonomi kehidupan pedesaan di Indonesia. Arti luas
dari pertanian yang termasuk didilamnya pertanian tanaman pangan dan
holtikultura, pertenakan, perikanan, perkebuna, dan kehutanan adalah
penghasil produk primer yang terbarukan. Sektor pertanian adalah sektor
yang berperan penting dalam perekonomian. Peranan pertanian sendiri
yaitu dapat menjamin ketahanan panan dengan menyediakan kebutuhan
bahan pangan yang diperlukan masyarakat. Selain itu, peranan penting
pertanian juga dapat meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi
pengangguran, pelestarian lingkungan hidup, dan menyumbang
pembangunan pedesaan. Mayoritas penduduk Indonesia bekerja sebagai
petani, karenanya pertanian adalah sektor yang sangat dominan dalam
pendapatan masyarakat Indonesia. Namun produktivitas berbanding
terbalik dan masih jauh dari harapan. Sumber daya manusia adalah salah
satu penyebab kurangnya produktivitas pertanian. Oleh karena itu,
pentingnya untuk mengajak petani ke pertanian yang modern.
Pertanian modern yaitu salah satunya introdusir alat dan mesin dalam
sistem usahatani (budidaya dan pasca panen). Hal ini dilakukan untuk
mempermudah atau meringankan pekerjaan petani. Rizza et al. (2020) juga
menyatakan bahwa mekanisasi pertanian membuat petani lebih efisien
dalam waktu dan biaya yang dikeluarkan. Contohnya ketika melakukan
pengolahan sawah satu hektarnya saja membutuhkan banyak tenaga
kerja sebanyak 40 orang atau bahkan lebih sesuai dengan kebutuhan. Jika
menggunakan bajak kerbau per unit per hektarnya membutuhkan waktu
10-12 hari kerja, tetapi jika menggunakan traktor roda dua waktu kerja bisa
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
48
menjadi 2-3 hari saja. Hal tersebut sangat meringankan petani dari segi
waktu. Sedangkan dari segi ekonominya, jika upah tenaga kerja satu
harinya sekitar Rp. 70.000-Rp. 80.000 per orangnya maka jika 40 orang akan
menjadi Rp. 2.800.000-Rp. 3.200.000 untuk satu hektarnya. Jika satu
hamparan lahan sawah seluas 100 hektar diolah lahannya secara serentak,
maka membutuhkan tenaga kerja sebanyak 4.000 orang. Jika waktu untuk
pengolahan lahan persiapan tanam berkisar 21 hari, maka kebutuhan
tenaga kerja per hari dari 4.000 orang adalah sebanyak 190 orang. Jika
hamparan lahan sawah luasnya lebih besar dari 100 hektar, maka akan
membutuhkan tenaga kerja lebih banyak lagi. Untuk sumber daya manusia
sebanyak itu, tentunya sangat sulit untuk memenuhinya.
Setelah melakukan pengolahan lahan persiapan, dilanjutkan dengan
proses penanaman. Untuk satu hektar sawah dibutuhkan tenaga
setidaknya 25 orang per hektarnya, jika ditambah dengan upah pesiapan
(mencabuik) benih sebanyak 10 orang perhektar maka jumlahnya
sebanyak 35 orang tenaga kerja. Jika hamparan sawahnya 100 hektar,
maka membutuhkan sebanyak 3.500 orang. Jika waktu interval
penanaman maksimal 21 hari, maka dibutuhkan tenaga kerja 114 orang
perharinya.
Kemudian, pada proses panen untuk satu hektar tanaman padi
sawah (sabit dan merontok) dibutuhkan sekitar 20 orang jika dikerjakan
dalam satu hari kerja. Jika hamparan sawahnya 100 hektar, maka
kebutuhan tenaga kerjanya sebanyak 2.000 orang. Jika dibagikan dengan
selang waktu pekerjaan selama 21 hari, maka dibutuhkan setidaknya 95
orang tenaga kerja. Selain itu, usia tenaga kerja kebanyakan berusia 30-40
tahun. Dengan umur tersebut, tentunya akan membuat pekerjaan sedikit
tertunda dikarenakan kemampuan yang mulai menurun.
Peran strategis mekanisasi dalam pembangunan pertanian yaitu
antara lain:
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
49
1. Membuat proses pekerjaan menjadi lebih cepat seperti melaksanakan
pengolahan lahan, panen dan pasca panen. Hal ini juga dituntut
dengan mengejar peningkatan produksi. Kemudian, lebuh efisien
2. Membuat pekerjaan lebih efisien dari segi harga. Harga atau cost
production dengan menggunakan mekanisasi jauh lebih rendah
dibandingkan dengan cara tradisional atau manual. Hal tersebut berlaku
untuk olah lahan maupun untuk panen.
3. Meningkatkan nilai tambah dan menekan kehilangan hasil. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara menggunakan alsintan thresser (perontok)
yang lebih efektik.
4. Meningkatkan pendapatan. Kontribusi mekanisasi pertanian dapat
menurunkan biaya produksi, menurunnya susut hasil, dan meningkatkan
hasil sehingga akan meningkatkan pendapatan usaha tani pada
akhirnya.
Terdapat permasalahan pada keempat posisi strategis mekanisasi
tersebut, yaitu keempat posisi tersebut menuntut prasyarat kelengkapan
dan kesiapan kelembagaan serta sumber daya manusia sebagai pelaku
pembangun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Purwantini and Susilowati
(2018) yang menyatakan bahwa mekanisasi adalah solusi dari keberadaan
tenaga kerja pertanian yang semakin langka, terutama dalam usaha tani
padi tetapi konsekuensi dari adopsi teknologi pertanian ini berdampak
pada kinerja ketenagakerjaan dan kelembagaan pertanian setempat.
Kebijakan yang ditetapkan dalam hal pemanfaatan alsintan yang
menyangkut keterkaitan antara pemerintah, akademisi dan pengusaha
baik lembaga penelitian dan perguruan tinggi serta didalamnya dapat
memuat beberapa hal sebagai berikut:
1. Pemanfaatan dan penempatan teknologi alat dan mesin pertanian
yang cocok dan sesuai lokasi.
2. Penempatan jumlah atau rasio alsintan seasuai dengan yang
dibutuhkan (lahan dan alsintan).
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
50
3. Peningkatan kemampuan SDM petani (operator) sehingga mampu
mengelola alsintan secara lebih baik, terawat dan bertahan lebih lama
(mencapai umur produktif).
Mekanisasi dapat menjadi solusi dalam pertanian ketika kekurangan
tenaga kerja. Hal tersebut berlaku baik saat berproduksi (on-farm), panen
(harvesting) maupun pasca panen, menekan ongkos produksi, menekan
kehilangan hasil menuju efisiensi usahatani sehingga meningkatkan
pendapatan petani. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan berkaitan
dengan efektivitas dan efisiensi mekanisasi, yaitu:
1. Ketetapan alokasi alsintan sesuai kondisi lahan
2. kerapatan alsintan sesuai dengan luasan lahan yang ada (rasio jumlah
alsintan dengan luas lahan)
3. kesinambungan penggunaan dan perawatan sehingga mencapai
umur produktif alat.
Peran alsintan dalam pembangunan pertanian sangat dibuthkan.
Untuk itu, diperlukan efektivitas dan efisiensi untuk alsintan. Hal tersebut
ditentukan dengan kesesuaian tipe alsintan dengan kondisi lahan. Selain itu,
perlunya analisisi sejauh mana rasio alsintan disuatu wilayah. Jika rasio sudah
melebihi kebutuhan ideal, hal tersebut akan berakibat kepada inefisiensi
sumber daya serta berakibat kontra produktif.
Dengan adanya teknologi pertanian pada masyarakat petani akan
banyak perubahan-perubahan ataupun dampak dari mekanisme
pertanian, baik itu perubahan sosial maupun perubahan dari aspek
ekonomi. Perubahan juga bisa terjadi karena adanya teknologi, hal tersebut
berpengaruh terhadap interaksi karena adanya teknologi aktivitas kerja
masyarakat menjadi sederhana dan serba cepat sehingga hubungan
antara sesama petani menjadi bersifat individual. Zahara et al. (2017) juga
menyatakan bahwa teknologi pertanian juga telah membawa pengaruh
terhadap perubahan ekonomi dan budaya masyarakat. Adapun dampak
positif dan negatif dari hadirnya mekanisasi pertanian antara lain:
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
51
Dampak positif:
1. Mekanisasi pertanian dapat membantu atau memudahkan petani
dalam cara kerja proses bertaninya. Petani dapat menghemat waktu
pekerjaan dan tidak membutuhkan banyak tenaga. Selain itu, petani
hanya membayar jasa mesinnya saja dan waktunya lebih cepat
dibadingkan dengan cara tradisional atau manual.
2. Mekanisasi dibidang pertanian seperti mesin penanam padi dan mesin
pemotong padi dapat memangkas harga dikeluarkan oleh petani. Jika
sebelumnya petani harus membayar tenaga kerja per orang sebanyak
Rp. 80.000, belum termasuk ongkos untuk makan dan belum lagi jam
istrahat tenaga kerja yang membuang uang dan waktu. Dengan
adanya mekanisasi pertanian ini, petani hanya menyiapkan bibit dan
ongkos untuk mesin sehingga petani dapat menghemat waktu dan
uang.
3. Mekanisasi pertanian juga membantu petani dalam proses panen
dengan mesin pemotong padi. Dengan mesin pemotong padi, petani
dapat menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk upah
tenaga kerja. Jika sebelumnya untuk menyewa tenaga kerja saja per
orangnya menghabiskan uang sebesar Rp. 80.000, belum dengan uang
makan dan waktu yang terbuang dengan istrahat yang banyak. Hal
tersebut belum ditambah lagi dengan upah tenaga kerja yang
mengangkut padi yang telah dipotong yang masih di letakkan di atas
pohon padinya sampai kepada mesin perontok padi, serta upah
pengangkut padi yang sudah dimasukkan ke dalam karung. Jika
ditotalkan, maka petani banyak mengeluarkan biayanya untuk tenaga
kerja saja. Berbeda jika dengan mesing pomotong padi, cukup dengan
membayar biaya sewa mesinnya saja, maka dapat menghemat biaya
dan waktu.
4. Mekanisasi pertanian juga membuat masyarakat lebih praktis dan
mudah dalam proses bertaninya.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
52
Dampak negatif:
1. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya dikarenakan
hadirnya mekanisasi pertanian seperti traktor, mesin penanam padi dan
mesin perontok padi yang tidak membutuhkan banyak tenaga kerja
dalam pengerjaannya.
2. Dengan hadirnya mekanisasi pertanian, banyak masyarakat yang pro
dan kontra. Ada yang menyukai mekanisasi pertanian, tetapi tidak
sedikit pula yang tidak menerimanya karena kehilangan lapangan
pekerjaannya. Sehingga masyarakat memegang sifat kepribadiannya
masing-masing.
3. Perubahan juga terjadi dalam sikap sosialnya. Jika semula masyarakat
selalu bergotong royong atau mempunyai sikap kebersamaan, tetapi
dengan hadirnya mekanisasi pertanian membuat masyarakat berubah
ke sikap individual khususnya pada sektor pertanian.
4. Hadirnya mekanisasi pertanian ini juga banyak yang membuat
masyarakat miskin kehilangan sawah garapannya, dikarenakan orang
miskin selalu menggarap sawah milik orang kaya. Dengan adanya
mekanisasi pertanian ini, membuat orang kaya mengambil kembali
sawahnya untuk digarap sendiri dikarenakan proses bertaninya sudah
mudah.
5. Dampak dari mekanisasi pertanian juga berimbas ke segi ekonomi juga.
Petani yang dulunya berprofesi sebagai buruh tani, kehilangan
pekerjaannya yang telah digantikan dengan tenaga mesin. Selain itu,
kekurangan modal para petani juga mengakibatkan petani harus
berhutang pada pemilik modal, hal ini hanya menguntungkan pemilik
modal dan semakin mendominasi pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Purwantini T.B, and Susilowati S.H. 2018. “Kelembagaan Usaha Tani Padi
Impact of Harvesting Machine Application on Rice Farming Institution”
16 (1): 73–88.
Rizza, M.A, Monasari R, Emzain Z.F, and Agustriyana L. 2020. “Pertanian
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
53
Tanaman Jagung Dengan Alat Penyiang Bagi Petani Jagung Desa
Pulungdowo Kabupaten Malang.” JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Indonesia) 1 (4): 262–71.
https://doi.org/https://doi.org/10.36596/jpkmi.v1i4.112.
Zahara I, Yoesoef A, and Nurasiah. 2017. “Teknologi Pertanian Dan
Pengaruhnya Terhadap Kehidupan Ekonomi Dan Budaya Masyarakat
Di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar (1985-2016).” Jurnal
Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Sejarah FKIP Unsyiah 2 (3): 31–38.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
54
BAGIAN KEDUA
SUMBER DAYA PEREMPUAN
DALAM AKTIVITAS PERTANIAN
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
55
KONSTRIBUSI PEREMPUAN DALAM AKTIVITAS PERTANIAN
Oleh: Fera Nur Amalia
Alumni Program Studi S1 Agribisnis FPP Universitas Muhammadiyah Malang
Mahasiswi Magister Agribisnis Pascasarjana UMM
Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat memberikan
andil yang cukup besar dalam pembangunan dan perkembangan dalam
peradaban manusia. Hak-hak kemanusiaan yang harus didorong
penegakannya, salah satunya adalah kesetaraan gender. Penyetaraan
gender menjadi salah satu pendorong banyaknya perempuan terlibat
dalam pembangunan ekonomi , baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Perempuan terlibat aktif dalam mendukung perekonomian
rumah tangga ataupun faktor-faktor ekonomi lainnya. Bidang pertanian
adalah salah satu bidang yang erat kaitannya dengan isu gender, mulai
dari pembagian pekerjaan yang tidak seimbang dan beban yang
diberikan terlalu berat untuk perempuan dengan status pekerjaan yang
tidak jelas.
Pertanian adalah salah satu sektor yang memiliki peran penting
dalam pembangunan di Indonesia, yang dimana sebagian besar
penduduk Indonesia berprofesi dan menggantungkan kehidupannya
kepada sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi penentu dan motor
penggerak dalam tahapan pembangunan perekonomian nasional
(Ibrahim, JT & Zulmazwan, 2020). Pembanguna pertanian memiliki tujuan
untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup, pertumbuhan
kesempatan kerja dan berusaha , mengentaskan kemiskinan dipedasaan,
dan meningkatkan gizi dan ketanhanan pangan rumah tangga pedesaan.
Pengembangan SDM dalam sektor pertanian menjadi penentu dalam
pembangunan pertanian jangka panjang. Namun dewasa ini banyak SDM
dibidang pertanian yang memiliki usia produktif beralih perkerjaan pada
non-pertanian,hal ini bisa disebabkan oleh banyaknya alih fungsi lahan
pertanian, dan upah pekerja dibidang pertanian yang masih rendah
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
56
(Arsanti, 2013; Bertham et al., 2011; Dewi, P., 2012; Elizabeth, 2015;
Indraningsih, 2018; Setiawan, 2016)
Kasryno ,(2016) Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh kualitas
dari sumber daya manusia. Petani adalah pelaksana utama pembangunan
pertanian. Dalam kerangka pembangunannasional pertanian berperan
sangat penting dalam penyedia tenaga kerja untuk sektor ekonomi diluar
pertanian. Berperan pula sebagai penyedia modal, bahan baku dan pasar
bagi produk lua rpertanian. Ditingkat pedesaan penyediaan tenaga kerja
dipengaruh oleh beberapa faktor yaitu tingkat upah,mobilitas kerja,
kenyamana kerja dan tingkat pertambahan angkatan kerja pedesaaan. Di
negara yang sedang berkembang, kelembagaan pertanian dan
pedesaan dapat berpengaruh pada ketersediaan tenaga kerja.
Berkembangnya tingkat upah ditentukan oleh kebutuhan dasar minimun,
pemerintah menetapkan upah minumum regional, yang besar ditentukan
pada bahan pangan utama dan pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi.
Perempuan adalah salah satu sumber daya yang memiliki kontribusi
yang cukup banyak dalam pertanian di Indonesia. Perempuan petani
merupakan pekerjaan yang ditekuni oleh perempuan perempuan yang
sudah memutuskan untuk menjadi petani berarti mereka telah siap
menanggung bebena kerja ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan
sekaligus menajdi petani. Peningkatan dan pengembangan perempuan
dalam sektor pertanian sangat penting untuk dilakukan, namun pada
kenyataannya peningkatan dan pengembangan sumber daya
perempuan dalam sektor pertanian masih belum dilakukan secara optimal.
Padahal sebagian besar aktivitas pada sektor pertanian senantiasa
melibatkan perempuan dalam kegiatannya. Mulai dari penyiapan bibit,
penanaman,perawatan dan pemanenan. Perempuan yang bekerja dapat
memberikan kontribusi ekonomi terhadap rumah tangga dan tidak
menutup kemungkinan hal tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
57
keluarga dan rumah tangga. Namun masih banyak kesejangan yang
terjadi terhadap perempuan petani, salah satunya dalah pembagian upah
kerja yang masih sangat rendah dibandingkan pekerja laki-laki. Pekerja
perempuan juga dalam sektor pertanian masih dianggap hanya sebagai
pembantu suami (kepala keluarga) walaupun seberat apapun pekerjaan
yang dilakukan oleh perempuan (Arsanti, 2013; Bertham et al., 2011;
Elizabeth, 2015; Mustar, 2016; Purnamawati, 2009; Yuliani, 2014).
Berdasarkan penelitian dari Bertham et al. (2011) ada beberapa
karakteristik perempuan petani. Perempuan petani memiliki kisaran umur 18-
71 tahun yang didominasi oleh usia rata-rata 39 tahun, yang merupakan
usia produktiv sehingga memiliki motvasi yang lebih kuat untuk bekerja
karena masih memiliki fisik yang cukup kuat untuk bekerja dalam proses
pemenuhan kebutuhan keluarga dan rumah tangga. Pengalaman
perempuan petani mempunya kisaran 0,25-35 tahun, dengan rata-rata
pengalaaman yaitu 13,11 tahun, yang berarti perempuan petani sudah
cukup lama bekerja dibidang pertanian. Pengalaman-pengalaman inilah
yang akan membantu perempuan petani dalam memutuskan hal-hal
dalam usahatani. Pendidikan perempuan petani masih tergolong sangta
rendah, dengan rata-rata menempuh pendidikan formal selama 7,07 tahun
atau setara dengan tamatan SD tetapi tidak menyelesaikan tingkat SMP.
Rendahnya tingkat pendidikan formal perempuan petani disebabkan oleh
banyak faktor, namun antara lainnya adalah kondisi ekonomi orang tua
yang kurang mendukung dan masih rendahnya kesadaran akan
pentingnya pendidikan serta perempuan hanya dianggap sebagai ibu
rumah tangga saja.
Menurut Mustar, (2016) ada beberapa karakteritik dari SDM
perempuan Indonesia yaitu pertama, sekitar 58 persen berpendidikan
rendah. Kedua, 49 persen temasuk angkatan kerja dan 86 persen dari
angkatan kerja melakukan aktivitas ekonomi. Dan keempat, rata-rata upah
yang diterima hanya sekita 65 persen dari upah yang diterima oleh laki-laki.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
58
Dillihat dari faktor produksi dan non produksi perempuan memberikan
kontribusi besar terhadap pembangunan mulai dari skala yang kecil sampai
dengan skala nasional. Maka perlu adanya pemberdayaan perempuan
yang sesuai dengan fungsi masing-masing agar dapat meningkatkan
kualitas SDM perempuan dan dapat meningkatkan penghasilan
perempuan. Dengan demikian perempuan dapat berkontribusi secara
optimal dalam pembangunan.
No Kegiatan Kontribusi (%)
1. Pengolahan lahan 49,69%
2. Penyiapan bibit, penyiapan pupuk,
pembelian, penyeleksian benih,
penyemaian, dan penyediaan pupuk
53%
3. Penanaman 52,22%
4. Perawatan dan pemupukan 51,23%
5. Perawatan lahan 51,23%
6. Pengairan 54,25%
7. Panen dan pasca panen 66,25%
8. Pengangkutan 33,13%
9. Pembersihan hasil panen 55,22%
10. Penyortiran 52,79%
11. Pemasaran 53%
Sumber : josua p. hutajalu
Berdasarkan tabel 1diatas, keterlibatan perempuan dalam pertanian
memiliki distribusi yang berbeda dalam tiap-tiap kegiatan, mulai dari
pengelolaan lahan mencapai 49,69%. Kontribusi tersebut masih dibawah
50%, hal tersebut disebabkan karena pada saat pengolahan memerlukan
kemampuan fisik yang tinggi sehingga pada kegiatan tersebut lebih
didominasi oleh pekerja laki-laki. Kegiatan penyiapan bibit, penyiapan
pupuk, pembelian penyeleksian benih, penyemaian dan penyediaan
pupuk perempuan memiliki kontribusi sebanyak 53% , kontribusi tersebut
diatas 50% yang artinya pada kegiatan ini kontribusi perempuan cukup
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
59
mendominasi. Tingginya kontribusi perempuan pada kegiatan ini
dikarenakan pada kegiatan ini tidak terlalu banyak membutuhkan
kemampuan fisik melainkan banyak membutuhkan kemampuan psikis
seperti kesabaran dan ketelitian. Persentase keterlibatan perempuan
dalam penanaman pun memiliki kontribusi yang tinggi diatas 50% yaitu
sebanyak 52,22% (Hutajulu, 2015).
Kontribusi perempuan dalam kegiatan perawatan dan pemupukan
mencapai 51,23% yaitu diatas 50% yang artinya perempuan cukup banyak
berkontribusi dalam kegiatan ini. Aktivitas perempuan dalam kegiatan ini
mencakup kegiatan penakaran pupuk, perapihan peralatan yang
digunakan dan penyebaran pupuk. Pada kegiatan perawatan lahan
perempuan memiliki keterlibatan atau kontribusi sebanyak 51,23% . aktivitas
perempuan dalam kegiatann ini adalah sebagai pembersih lahan dari
tanaman gulma, pendangiran dan pemeriksa lahan dan pengamt lahan
akan gangguan yang terjadi. Sedangkan untuk kegiatan pengairan,
perempuan memiliki kontribusi sebesar 54,25% . Hal ini disebabkan karena
kegiatan tersebut membutuhkan perhatian dan kesetaraan serta
kontinuitas dan keteraturan disamping memerlukan fisik dan tenaga yang
tinggi. Kontribusi perempuan juga dihitung pada aktivitas menyiapkan dan
menyajikan makan siang bagi suami dan tenaga kerja yang terlibat dalam
usahatani (Hutajulu, 2015).
Kontribusi perempuan dalam kegiatan panen dan pasca panen
sebesar 66.25%, yaitu kontribusi paling tinggi diantara kegiatan lainnya.
Kegiatan ini membutuhkan 50,25% tenaga kerja perempuan, karena
kegiatan ini mencakupi kegiatan perontokan tanaman, penghentian
pengairan ,perundukan batang,pengambilan daun serta pelayuan
tanaman. Hal ini juga dikarena perempuan pada kegiatan ini , menjadi
pengawas terhadap para pekerja diluar keluarga yang terlibat pada saat
panen. Sedangkan pada kegiatan pengangkutan perempuan memiliki
kontribusi yang paling kecil yaitu sebesar 33,13%, dikarena pada kegiatan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
60
ini membutuhkan tenaga dan kekuatan yang besar. Kontribusi perempuan
pada kegiatan pembersihan lahan lebih dari 50% yaitu 55,22%, yang
dimana kegiatan ini selalu dibarengi dengan kegiatan penyortiran yang
kontribusinya mencapai 52,97%. Pada kegiatan pemasaran kontribusi
perempuan yaitu sebesar 53% , yang mencakup kegiatan penjualan hasil,
mengahantarkan kepasar serta mempersiapkan pemesanan dari
konsumen (Hutajulu, 2015).
Perempuan sebagai pelaku usahatani memiliki peran diberbagai
kegiatan dalam pertanian. Pada usahatani padi, perempuan memiliki
peran sebagai penanaman bibit padi, penyiangan gulma,menjemur padi.
Sedangkan pada usahatani singkong perempuan memiliki peran sebagai
penanam bibit, penyiang gulma, pemberi pupuk dan mengendong hasil
usahatani pada truk pengangkut. Pada usahatani kacang hijau juga sama,
perempuan juga mmeiliki peran sebagai penjemur ,mnguliti dan
membuang selaput/kotoran pada kacang hijau sampai siap untuk dijual.
Pada usahatani bawang merah juga perempuan memiliki peran sebagai
penanam bibit, pemupukan dan pasca panen bawang. Pada usahatani
palawija perempuan juga memiliki kontribusinya, yaitu pada kegiatan
perencanaan,pelaksanaan,evaluasi dan penerimaan manfaat atas
partisipasi yang mereka lakukan. Kontribusi perempuan dalam empat
kegiatan tersebut sangat tinggi (Yuliani, 2014; Zakaria, 2015)
Berdasarkan penelitian dari Purnamawati ,(2009) perempuan
banyak berkontribusi dalam bidang pertanian yang tidak kalah dengan
laki-laki. Wujud kontribusi yang mereka lakukan adalah yang pertama,
perempuan petani berkontribusi dalam bentuk materi (keuangan),
kontribusi ini merupakan kontribusi perempuan petani dalam bentuk
bantuan finansial dalam bidang pertanian ataupun dalam rumah tangga.
Kedua, kontribusi kepercayaan memperoleh kapital yaitu perempuan lebih
dipercaya oleh lembaga-lembaga pemberi pinjaman modal usaha.
Ketiga, perempuan petani berkontribusi dalam menjalin hubungan sosial
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
61
yang harmoni. Perempuan petani memiliki rasa kepekaan yang tinggi
terhadap sesama perempuan petani, mereka menjalin hubungan yang
harmonis dalam berbagai kegiatan baik kegiatan mengolah sawah
maupun kegiatan desa sehari-hari. Keempat , kontribusi perempuan petani
sebagai tenaga kerja pertanian yang ulet dan disiplin yaitu pada saat
musim tanam lebih banyak ditemukan pekerja perempuan yang bekerja
hingga menjelang malam yang berarti perempuan petani juga mampu
memberikan kontribusi tenaga yang tidak kalah jika dibandingkan dengan
petani laki-laki.
Peran dan partisipasi perempuan dalam aktivitas produksi pertanian
sangat banyak dan cukup mendominasi, namun hal tersbut tidak
berbanding seimbang dengan kewenangan yang diberikan kepada
mereka. Dalam beberapa hal perempuan dilibatkan dalam proses
pegambilan keputusan , tetapi dalam hal lain perempuan tidak dilibatkan
dalam proses pengambilan keputusan. Meskipun keputusan tersebut
sangat penting dan berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan rumah
tangga. Bentuk- bentuk kesejangan gender lainnya adalah beban ganda
yang diberikan kepada perempuan petani, sedikitnya perempuan dalam
penentu kebijakan/pengambil keputusan, dan pemberdayaan
perempuan dalam bidang pertanian juga sangat jarang dilakukan serta
jarangnya keterlibatan perempuan dalam proses penyuluhan pertanian .
Pemberdayaan perempuan petani perlu dilakukan karena
perempuan selain menjadi SDM perempuan juga bisa mnejadi potensi
modal sosial yang besar. Modal sosial adalah seperangkat nilai atau norma
informal yang dimiliki bersama oleh anggota suatu kelompok yang
memungkinkan terjadinya kerjasama antara mereka. Kontribusi
perempuan petani dalam kegiatan pertanian menjadi penentu
keberhasilan dan produktivitas pertanian. Hasil kontribusi perempuan petani
memberikan manfaat yang besar diberbagai hal,antara lain manfaat untuk
dirinya,keluarga,masyarakat dan negara.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
62
DAFTAR PUSTAKA
Arsanti, T. A. (2013). Perempuan dan Pembangunan Sektor Pertanian.
Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship, 3(1),
63. https://doi.org/10.30588/jmp.v3i1.88
Bertham, Y. H., Ganefianti, D. W., & Andani, A. (2011). Peranan Perempuan
Dalam Perekonomian Keluarga Dengan Memanfaatkan Sumberdaya
Pertanian. Jurnal AGRISEP, 10(1), 138–153.
https://doi.org/10.31186/jagrisep.10.1.138-153
Dewi, P., M. (2012). Partisipasi Tenaga Kerja Perempuan dalam
Meningkatkan Pendapatan Keluarga. Jurnal Ekonomi Kuantitatif
Terapan, 5(2), 119–124.
Elizabeth, R. (2015). Peran Ganda Wanita Tani dalam Mencapai
Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Pedesaan. Iptek Tanaman
Pangan, 3(1), 59–68.
Hutajulu, J. P. (2015). ANALISIS PERAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN DI
KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBURAYA. Jurnal Social
Economic of Agriculture, 4(1), 83–90.
Ibrahim, J. T., & Zulmazwan, M. (2020). Structural Transformation of
Agricultural Sector in East Java Indonesia. International Journal of
Economics and Management Studies, 7(3), 1–7.
https://doi.org/10.14445/23939125/ijems-v7i3p101
Indraningsih, K. S. (2018). Strategi Diseminasi Inovasi Pertanian dalam
Mendukung Pembangunan Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi,
35(2), 107. https://doi.org/10.21082/fae.v35n2.2017.107-123
Kasryno, F. (2016). Sumber Daya Manusia dan Pengelolaan Lahan
Pertanian di Pedesaan Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi,
18(1–2), 25. https://doi.org/10.21082/fae.v18n1-2.2000.25-51
Mustar, E. E. (2016). Sumber Daya Manusia Perempuan Indonesia. Populasi,
18(2), 147–166. https://doi.org/10.22146/jp.12082
Purnamawati, R. (2009). Kontribusi Sumber Daya Manusia Petani
Peremouan Dalam Kehidupan Pertanian Indonesia_Ruri Purnamawati.
Dimensia, 3(2), 15–32.
Setiawan, I. (2016). Peran Sektor Pertanian Dalam Penyerapan Tenaga
Kerja Di Indonesia. Jurnal Geografi Gea, 6(1).
https://doi.org/10.17509/gea.v6i1.1733
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
63
Yuliani, F. (2014). Ketidakadilan Gender dalam Pembangunan Pertanian:
Studi Pandangan Politik Perempuan Anggota Legislatif di Kabupaten
Kudus. Palastren, 7(2), 419–440.
Zakaria, H. (2015). Kajian Pelaksanaan Penyuluhan dan Partisipasi
Perempuan pada Kegiatan Pertanian Tanaman Palawija di Desa Suka
Damai, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor The Study of the
Implementation Studies of Extension and and Womens Participation in
Agricultural Crops. Jurnal Penyuluhan, 9(2), 120–131.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
64
PERAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN
Oleh: Nur Hijrah Fatmi H.B.Metak
Alumni Program Studi S1 Peternakan FPP UMM dan Mahasiswa Program
Magister Agribisnis Pascasarjana UMM
Sektor pertanian terbukti tahan terhadap guncangan pandemi
COVID-19. Pada kuartal III 2020, sektor pertanian kembali mencatatkan
pertumbuhan yang positif sebesar 2,15 persen (YoY). Hal tersebut, tidak
lepas dari peran perempuan yang bekerja di sektor pertanian.Sebelum
membahas lebih lanjut peran perempuan dalam pertanian, perlu disadari
peran ganda perempuan sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah.
Sebagai ibu rumah tangga, perempuan dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap kepengurusan dan pengaturan keluarga. Sebagai pencari
nafkah, perempuan dituntut untuk menjadi pencari penghasilan, baik
utama maupun tambahan.
Perempuan yang bekerja dalam pertanian, biasanya terlibat dalam
proses penanaman maupun kegiatan pascapanen. Sebagai seorang istri
dari suami yang bekerja sebagai petani, perempuan bertugas mendukung
suami sebagai petani utama. Biasanya mereka bekerja sebagai pekerja
keluarga atau buruh pertanian. Namun, ada juga perempuan yang bekerja
menjadi petani utama. Data BPS hasil Survei Pertanian antar Sensus (Sutas)
2018 menyebutkan, jumlah petani perempuan di Indonesia sekitar 8 juta
orang. Hampir 24 persen dari 25,4 juta orang petani adalah petani
perempuan. BPS juga mencatat, jumlah rumah tangga usaha pertanian
dengan perempuan sebagai pemimpin dalam rumah tangga berjumlah
sekitar 2,8 juta rumah tangga.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa perempuan yang terlibat dalam
sektor pertanian tidak sedikit jumlahnya. Namun, di tengah peran strategis
petani perempuan dalam mendukung kegiatan pertanian, mereka
dihadapkan pada berbagai permasalahan yang mengancam kualitas
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
65
hidup mereka.Peningkatan peran dan keterlibatan gender wanita dalam
kegiatan produktif tertentu merupakan upaya peningkatan efisiensi
pemanfaatan sumber Jaya lokal serta meningkatkan status dan keamanan
ekonomi mereka. Keterlibatan kaum wanita dalam kegiatan produktif
pertanian memungkinkan mereka untuk meningkatkan kekuatan perannya
sebagai anggota keluarga dalam arti kekuatan nilai input yang
disumbangkan dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini disebabkan
karena kaum wanita yang turut serta dalam kegiatan produktif ternyata
memberikan sumbangan yang dapat diukur dalam bentuk peningkatan
pendapatan keluarga. Selain itu mereka juga mampu mengontrol aset
produksi.
Hal ini sangat berbeda dengan partisipasi kaum wanita dalam
kegiatan pertanian subsisten dimana mereka berperan semata-mata
sebagai tenaga kerja pada lahan yang sepenuhnya dikuasai kepala
keluarga pria kesetaraan gender sampai saat ini selalu menjadi satu
pembahasan yang tetap mengemuka, utamanya yang berkaitan dengan
peran perempuan dalam sektor pembangunan ekonomi di Indonesia.
Stigma bahwa peran perempuan sebatas pada persoalan yang bersifat
domestik (kasur, dapur, dan sumur) seakan sudah menjadi sunatullah, baik
di perkotaan maupun di aras pedesaan. Walaupun sebenarnya sudah
banyak contoh perempuan yang memiliki peran cukup strategis di sektor
publik, stigma itu seakan tak berkesudahan.
Ada banyak perempuan yang muncul dan berperan aktif dalam
membangun bangsa dan negara, baik di sektor pendidikan, politik,
ekonomi, maupun budaya. Contohnya, persentase perempuan di
lembaga legislatif yang telah naik signifikan. Di pihak lain, ada yang menjadi
menteri, bupati, wali kota, hingga gubernur. Tak bisa dimungkiri juga telah
banyak yang menjadi rektor di beberapa perguruan tinggi swasta maupun
negeri. Bukti bahwa peran perempuan tak bisa direduksi.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
66
Perempuan adalah Pengambil Keputusan yang Belum Banyak Diketahui
Mengenali dan menjangkau “Pengambil Keputusan” merupakan
langkah dasar yang perlu diketahui dalam menjalankan bisnis. Perempuan
memiliki posisi penting dalam pengambilan keputusan rumah tangga
pertanian Indonesia – yang seringkali berperan sebagai pengelola
keuangan rumah tangga. Sebuah survei mengenai Akses dan Inklusi
Finansial (SOFIA) di rumah tangga perdesaan yang dilakukan oleh PRISMA
menunjukkan bahwa 61% perempuan adalah pengambil keputusan dalam
keuangan rumah tangga. Data ini didapat walaupun perempuan di
Indonesia masih memiliki keterbatasan finansial, seperti kelangkaan
kepemilikan lahan, asset, maupun akses ke akun perbankan.
Kegiatan yang merupakan tanggung jawab gender pria dan wanita
menunjukkan perbedaan tertentu dalam jenis, sumbangan waktu, tingkat
imbalan dan insentif, umur partisipasi, dan tanggung jawab. Pemisahan
berdasar gender terjadi hampir di semua lapangan pekerjaan dan jenis
kegiatan. Pekerjaan atau kegiatan yang bersifat pelayanan umumnya
dikuasai kaum wanita. Namun pada umumnya gender wanita diserahi
pekerjaan yang kurang berstatus.
Di Asia, sekitar 50 persen tenaga kerja sektor pertanian adalah tenaga
kerja wanita. Akan tetapi tenaga kerja wanita di sektor pertanian umumnya
merupakan tenaga kerja keluarga yang tidak dibayar. Kaum wanita dalam
kegiatan pertanian tanaman pangan, khususnya padi, diserahi tanggung
jawab kegiatan menanam, menyubal tanaman mati, menyiang, mengairi,
panen, membersihkan padi, mengeringkan dan menjual Mereka juga
tedibat dalam kegiatan yang lebih beresiko seperti pemupukan dan
penggunaan pestisida. Lebih jauh lagi kaum wanita berpartisipasi dalam
kegiatan pengangkutan basil ke pasar atau ke pusat pengolahan
pascapanen. Akan tetapi kaum wanita jarang diikutsertakan dalam proses
perencanaan atau pelaksanaan program pembangunan pertanian. Lebih
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
67
jauh lagi kaum wanita seringkali tidak memiliki akses terhadap pemilikan
dan penguasaan lahan serta kredit dan pelayanan penyuluhan.
Secara implisit Licuanan (1996) mungkin bermaksud menunjukkan
bahwa peran gender wanita dalam kegiatan pertanian baru berada
dalam tingkat partisipasi fisik yang dimanifestasilcan dalam bentuk
kontribusi fisik yang terukur secara kuantitatif. Peran kualitatif gender wanita
dalam keluarga tani, baik sebagai perencana maupun sebagai pengambil
keputusan kurang diakui. Dalam betbagai kasus kaum wanita seringkali
dianggap dan diperlakukan sebagai warga kelas dua dan akses mereka
terhadap informasi sering dilupakan atau diabaikan.
Dalam kenyataan, petani dan anggota keluarga lainnya
menggantungkan diri pada beragam sumber informasi yang berkaitan
dengan pertanian dan teknologi pertanian yang kelak akan membentuk
sikap mereka terhadap pertanian masa depan. Akses dan keterbukaan
(exposure) mereka terhadap kegiatan penyuluhan merupakan salah satu
faktor yang memainkan peran penting dalam proses diseminasi informasi.
Pertemuan kelompok, pertemuan desa, artikel surat kabar, dan betbagai
bentuk exposure lain merupakan bantuan besar bagi petani dan keluarga
tani yang tidak kalah pentingnya dari pertemuan langsung dengan
petugas penyuluh.
Namun hendaknya diperhatikan pula kemungkinan timbulnya
perbedaan preferensi gender terhadap informasi dan cam informasi
tersebut disampaikan Suing terjadi pembedaan posisi untuk gender yang
berbeda. Kaum wanita sering memperoleh posisi yang lebih rendah dari
rekannya kaum pria. Demikian juga sering terjadi imbalan yang berbeda
untuk pekerjaan dan posisi yang sama. Dari segi teknologi, gender tertentu
seringkali mengalami lebih banyak dampak negatif daripada dampak
positifnya.
Berdasar data Badan Pusat Statistik/BPS (2019), sektor pertanian masih
merupakan sektor yang paling banyak menyerap lapangan pekerjaaan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
68
dengan andilnya 27,33 persen, kendati angka ini mengalami penurunan
daripada 2018 (28,79 persen) dan 2017 (29,68 persen).
Bisa jadi salah satu faktor penurunan penyerapan lapangan
pekerjaan di bidang pertanian ini adalah masih ditempatkannya petani
perempuan sebagai objek dari proses pertanian. Tidak dilibatkannya petani
perempuan dalam program pembangunan pertanian merupakan
gambaran adanya ketidakadilan dan ketidaksetaraan antara laki-laki dan
perempuan di Indonesia.
Padahal, dalam kenyataannya hampir seluruh proses pertanian itu
sendiri dikerjakan oleh perempuan, mulai penyiapan bibit, penanaman dan
perawatan, bahkan sampai pada masa panen. Oleh karena itu, potensi
perempuan dalam pembangunan pertanian dan ketahanan pangan
sangatlah strategis.
Melihat berbagai permasalahan bagi petani perempuan, tidak ada
jalan lain selain bagaimana meningkatkan kapasitas petani perempuan.
Selama ini posisi perempuan sebagai bagian penting dari SDM sektor
pertanian belum banyak tergarap secara maksimal. Pelbagai upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan akses informasi sebagai sarana akuisisi
pengetahuan para petani belum banyak melibatkan kaum perempuan.
Beberapa dari banyak masalah yang menjerat perempuan dalam
keterlibatannya di sektor pertanian, perlu menjadi perhatian pemerintah.
Disparitas antara perkotaan dan perdesaan seharusnya dipersempit,
sehingga perdesan tidak menjadi pusat kemiskinan dan sektor pertanian
dapat menjadi motor bagi roda perekonomian masyarakat perdesaan.
Pendidikan bagi para perempuan, terutama yang tinggal di perdesaan,
mesti diutamakan. Dengan pendidikan yang memadai, perempuan
diharapkan mampu meningkatkan taraf kehidupannya, terutama mereka
yang bekerja di sektor pertanian. Terciptanya proses pertanian yang lebih
efisien dan modern, diharapkan lahir dari buah pemikiran para petani
perempuan.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
69
Terkait ketidakpastian kondisi pandemi, pemerintah harus lebih hati-
hati dalam mencegah penyebaran COVID-19 di perdesaan, agar
penduduk yang terlibat pada sektor pertanian, tidak semakin dalam
terjerumus dalam kemiskinan. Para ibu harus menjadi pemimpin untuk
memerangi COVID-19 dengan menjaga protokol kesehatan pada level
paling kecil, yaitu keluarga. Akhirnya, cita-cita Indonesia menjadi lumbung
pangan dunia 2045, menempatkan petani sebagai pelaku utama
pembangunan pertanian. Pemerintah sering lupa, bahwa petani
perempuan turut serta dalam gerbong pembangunan tersebut. Kurangnya
kebijakan yang menyasar langsung pada petani perempuan,
dikhawatirkan akan mengorbankan kualitas hidup mereka. Ketangguhan
petani perempuan tentu akan memberikan kontribusi positif terhadap
ketangguhan sektor pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Sayogyo, Pujiwati. 1983. The Impact of New Farming Technology on Women
Employment. International Rice Research Institute. Growing Publishing
Company Ltd., England.
Shinawatra, Benchaphun. 1996. Studies on Women in Agriculture at Chiang
Mai University: in Women in Upland Agriculture in Asia. Proceedings of
a Workshop. The CGPRT Centre, Bogor.
Sievers, A.M. 1974. The Mystical World of Indonesia. London: The John
Hopkins University Press.
Stephens, Alexandra. 1995. Review of Women's Role in Farming and
Improving the Quality of Life in Asia and the Pacific: in Women in
Fanning and Improving Quality of Life in Rural Areas. Asian Productivity
Organization. Tokyo.
Suradisastra, Kedi. 1983. Social Aspects of Small Ruminant Production: A
Comparative Study of West Java, Indonesia. Thesis. University of
Missouri-Columbia.
Suradisastra, Kedi. 1989. The Significance of Women in Sheep Production
Activities in West Java. Seminar on Women's Role in Agriculture.
Central Research Institute for Food Crops. Bogor, 6 April 1989.
Suradisastra, Kedi. 1996 (manuscript). Jhum Cultivation Among the Khasis in
the State of Meghalaya, India.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
70
UN Economic and Social Council (UN-ECOSOC): Mainstreaming the Gender
perspective into all policies and programmes in the United Nations
Systemh: in Substantive session of 1997, agenda item 4(a), July 1997.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
71
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN WANITA TERHADAP MINAT BERTANI
Oleh : Tanti Eka Rahmawati
Alumni Program Studi S1 Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang
Mahasiswi Pascasarjana UMM
Tingkat Pendidikan
Perkembangan pembangunan semakin hari semakin meningkat
dengan cepat dan memberikan kesempatan bagi wanita yang ingin
berperan disektor publik atau dunia kerja. Salah satu pekerjaan yang
membutuhkan tenaga kerja wanita yaitu dibidang pertanian. Pendidikan
adalah segala upaya yang dilakukan secara sadar dan terencana guna
meningkatkan mutu kehidupan manusia. Fenomena menuanya petani dan
menurunnya minat tenaga kerja di sektor pertanian menambah
permasalahan ketenagakerjaan pertanian selama ini, yaitu rendahnya rata
– rata tingkat pendidikan petani di bandingkan dengan tenaga kerja di
sektor lain (Susilowati, 2016:36).
Pemuda tidak mau bertani karena mereka telah memiliki pendidikan
yang tinggi, sehingga mereka lebih memilih pekerjaan sesuai dengan
pendidikan formal yang diperolehnya (Isnaveni, 2020). Pendidikan
berpengaruh terhadap kemajuan usahatani, karena sangat berhubungan
dengan wawasan dan daya serap petani dalam menelaah atau
memahami setiap informasi dan teknologi yang berguna bagi kemajuan
pertanian (Simanjuntak et al., 2012). Semakin tinggi kondisi sosial ekonomi
masyarakat maka semakin tinggi pula tingkat pendidikan yang bisa dicapai
masyarakat, sebaliknya jika kondisi sosial ekonomi masyarakat rendah maka
tingkat pendidikan yang dicapainya juga akan rendah (Juariyah, 2010).
Tidak selamanya mereka yang berpendidikan lebih tinggi memiliki
pola pikir yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang
berpendidikan rendah, adakalanya mereka yang berpendidikan rendah
memiliki pola pikir dan pandangan jauh lebih baik dibandingkan mereka
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
72
yang berpendidikan lebih tinggi (Ali et al., 2015). Tingkat pendidikan yang
rendah juga mengakibatkan masyarakat sulit memperoleh pekerjaan layak
sehingga orang tua lebih memilih untuk menikahkan anaknya daripada
menambah beban hidup keluarga (Kurniawati et al., 2017).
Minat Wanita Bertani
Wanita sebagai salah satu sumberdaya manusia di pasar tenaga
kerja terutama di Indonesia mempunyai kontribusi yang besar. Salah satu
faktor penggerak dalam pembangunan pertanian adalah sumber daya
manusia (wanita tani). Karena untuk menghasilkan produk agribisnis yang
berdaya saing tinggi diperlukan tenaga kerja sumber daya manusia yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan. Bertani merupakan kegiatan
yang umumnya dikerjakan oleh seorang laki-laki. Wanita sebagai tenaga
kerja pembantu yang menunjang dalam proses budidaya.
Wanita yang bekerja sebagai petani memang sudah umum dan rata-
rata berada di daerah pedesaan. Meskipun dalam masyarakat tradisional
wanita yang bekerja masih merupakan hal janggal yang seiring dengan
perkembangan zaman hal itu bisa diterima. Peran wanita bukan hanya
sekedar sebagai ibu rumah tangga, akan tetapi juga bisa berperan sebagai
pencari nafkah seperti suaminya. Pengambilan keputusan wanita untuk
bekerja berkaitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau tambahan
penghasilan dari pendapatan rumah tangga.
Banyak alasan penyebab menurunnya minat tenaga kerja di sektor
pertanian terutama yaitu citra sektor pertanian yang kurang bergengsi dan
kurang bisa memberikan imbalan atau pendapatan yang memadai.
Fenomena semakin menurunnya minat tenaga kerja muda bekerja pada
sektor pertanian mempunyai konsekuensi bagi keberlanjutan sektor
pertanian di masa depan. Keterampilan dalam pertanian perlu diajarkan di
tingkat sekolah dasar dan menengah karena ketika mereka tidak mampu
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
73
melanjutkan ke jenjang berikutnya maka sudah memiliki bekal untuk bekerja
di sektor pertanian.
Petani sulit mencari pekerjaan karena latar belakang pendidikan
yang rendah serta adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan.
Jika pendidikan tinggi maka minat untuk bertani kurang, dikarenakan status
sosial yang ada di dalam diri tiap individu. Pemuda yang berpendidikan
rendah akan menyadari untuk di luar sektor pertanian memiliki peluang
yang sangat kecil. Pemuda yang berpendidikan lebih tinggi mempunyai
kecenderungan untuk bekerja di luar sektor pertanian. Pendidikan yang
tinggi secara tidak langsung akan membawa konsekuensi terhadap pilihan-
pilihan individu dalam mendapatkan pekerjaan. Lapangan pekerjaan yang
menghasilkan pendapatan tinggi cenderung diambil oleh tenaga
berpendidikan (Julianto et al., 2016).
Peran sebagai pekerja dapat dilihat dalam usaha tani yang
menggambarkan perilaku petani wanita dengan mengeluarkan tenaga
dan pikirannya dengan terlibat langsung dalam usaha pertanian untuk
mencapai tujuan tertentu. Para wanita dipercayai oleh laki-laki untuk
mengurus keperluan pertanian karena petani wanita lebih tekun, teliti,
telaten, dalam pengelolaan pertanian. Selain bekerja disawah dalam
memenuhi serta meningkatkan perekonomian keluarga para petani wanita
mempunyai pekerjaan sampingan yakni bekerja di sektor pertanian, sektor
peternakan, sektor perdagangan, serta bekerja dalam sektor industry. Jadi
petani wanita adalah istri petani yang bekerja di sawah.
Wanita dengan pendapatan yang kurang mencukupi mencari
tambahan dengan menjadi buruh tani. Bekerja di bidang pertanian
menjadi pilihan karena tidak memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi.
Wanita bekerja dibidang pertanian karena membutuhkan tambahan
pendapatan dengan mengandalkan tenaga dan kemampuan. Wanita
yang bekerja di bidang pertanian meskipun pendapatam yang diterima
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
74
tidak seberapa, tetapi mereka tidak memiliki jam kerja yang terikat jadi
tetap bisa melaksanakan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.
Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam
melaksanakan kegiatan usahataninya. Tingkat pendidikan mempunyai
pengaruh terhadap tingkat kemampuan petani dalam bertindak serta
mengambil keputusan dalam menerima adopsi inovasi. Pendidikan wanita
buruh tani tergolong rendah, hal ini bukan menjadi suatu hambatan untuk
bekerja sebagai buruh tani karena untuk bekerja sebagai buruh tidak
memerlukan tingkat pendidikan yang tinggi namun lebih kepada
pengalaman bertani (Anggraini & Priyono, 2020).
Wanita yang menjadi tenaga kerja tani bukan karena status
pendidikannya rendah, meskipun rata-rata yang menjadi tenaga kerja tani
berpendidikan SD. Status pendidikan bukan menjadi faktor pengambilan
keputusan wanita untuk menjadi tenaga kerja tani meskipun lulusan SMP
dan SMA masih mau bekerja sebagai buruh tani. Wanita yang status
pendidikannya hanya lulusan SD tetapi tidak bekerja karena penghasilan
dari keluarganya sudah mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
(Sholeh et al., 2020). Aktivitas bertani sawah oleh kaum wanita dilakukan
untuk menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga (Usman & Yanti, 2020).
Wanita tani bekerja dengan tujuan memperoleh penghasilan
tambahan untuk membantu kepala rumah tangga dalam menyediakan
keperluan hidup keluarganya. Pendidikan formal tidak berpengaruh
terhadap minat petani karena petani lebih membutuhkan pendidikan
nonformal (Panurat, 2014). Apabila pendidikan meningkat maka
probabilitas anak petani berminat meneruskan usaha tani keluarga akan
menurun. Wanita yang memiliki tingkat pendidikan tinggi tidak akan memilih
pertanian untuk bidang pekerjaannya (Meliasari, 2017).
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
75
Tingkat pendidikan formal atau non formal disadari atau tidak dapat
mempengaruhi keberhasilan seseorang untuk mendapat pekerjaan yang
lebih baik, karena semakin tinggi pendidikan maka pengetahuan tentang
pekerjaan yang mereka tekuni akan semakin banyak sehingga hasilnya
akan semakin baik (Ibrahim, J.T.; Mazwan, MZ; Mufriantie, 2021).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ella Anggraeni (2020) tingkat
pendidikan tidak berpengaruh terhadap minat wanita bertani pada
keluarga miskin di Kelurahan Kapal.
Selain tingkat pendidikan, faktor yang mendorong wanita bertani
karena faktor lingkungan. Adanya lahan pertanian di tempat tinggal
mereka memberikan keuntungan tersendiri bagi mereka yang tidak
mempunyai lahan dan bagi mereka yang tidak bekerja. Dengan adanya
lahan milik warga memberi kesempatan kerja bagi mereka yang bekerja
buruh tani sehingga banyak para petani wanita yang ikut berperan,
mengingat adanya lahan pertanian dalam menunjang dan
memperdagangkan hasil pertanian dengan ikut berperannya petani
wanita nampak jelas pada kegiatan berdagang hasil pertanian.
Hasil penelitian Gapari (2019), menyatakan pendidikan kaum wanita
di Desa Dusun Dasan Tereng rata-rata berpendidikan SD,SMP,SMA dan ada
beberapa yang melanjutkan ke perguruan tinggi. Bagi mereka yang hanya
berpendidikan SD-SMP biasanya memilih pekerjaan di sektor informal seperti
menjadi pedagang, buruh bangunan, petani dan buruh tani. Menjadi
petani, para kaum wanita tanpa perlu memiliki keahlian khusus karena
mereka bisa mengerjakan pekerjaan ini pengaruh lingkungan yang dari
kecil bergelut di bidang pertanian.
Hasil penelitian Berliani (2017), menyatakan bahwa secara umum
tingkat pendidikan formal yang dimiliki responden di Desa Banjaran masih
rendah. Responden beranggapan bahwa tidak perlu mengenyam
pendidikan tinggi untuk bertani karena yang dibutuhkan adalah
keterampilan. Namun responden ini memilih bekerja sebagai petani karena
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
76
sebagian besar (71,66%) tidak lulus sampai SD 6 tahun, sehingga mereka
beranggapan yang dapat dilakukan hanya bertani meneruskan warisan
lahan atau sawah milik keluarga dan mereka sudah terbiasa bertani sejak
kecil.
Tingkat pendidikan akan berpengaruh pada sikap mental dan
perilaku tenaga kerja dalam usahatani. Padahal pendidikan merupakan
salah satu indikator yang dapat menunjukkan status sosial ekonomi
seseorang. Tinggi rendahnya pendidikan bukan menjadi masalah terhadap
jam kerja. Responden dengan pendidikan rendah memiliki jam kerja lebih
banyak karena akan semakin banyak yang dapat mereka lakukan untuk
bekerja atau melakukan penawaran terlebih dahulu.
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin banyak waktu yang
disediakan untuk bekerja. Terutama bagi wanita, dengan semakin tinggi
pendidikan maka kecenderungan bekerja semakin besar. Semakin tinggi
pendidikan seseorang maka akan semakin mampu menangkap
kesempatan ekonomi yang lebih baik di sekitarnya serta dengan
pendidikan tinggi pula akan meningkatkan mutu kerja sekaligus
meningkatkan produktivitasnya (Novita, 2012).
Hasil penelitian Ridwan, Awaludin, et all ( 2013) menyatakan bahwa
semakin tinggi pendidikan, pendapatan yang diperoleh seseorang juga
semakin tinggi yang akan berakibat kesejahteraan rumah tangga juga
semakin baik. Tingkat pendidikan wanita tani miskin penerima PKH di
Kecamatan Kedungadem lulusan SD dengan prosentase 85%, tingkat SMP
12,5% dan SMU 2,5%. Mayoritas wanita tani miskin dengan tingkat
pendidikan SD di Kecamatan Kedungadem bekerja di sektor pertanian
karena tidak membutuhkan pendidikan tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, J., Delis, A., & Hodijah, S. (2015). Analisis Produksi dan Pendapatan
Petani Karet di Kabupaten Bungo. Perspektif Pembiayaan Dan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
77
Pembangunan Daerah, 4, 201–208.
Anggraini, E., & Priyono, B. S. (2020). SAWAH DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA ( Studi Kasus : Di Desa Wonosari
Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas ) Income
Determination Factors Female Farm Laborer Rice Fields And Its
Contributions To Family Income ( Case Study : On Wonos. Jurnal
Agrisep, 19(1), 109–126. https://doi.org/10.31186/jagrisep.19.1.109-126
Gapari, M. Z. (2019). Peranan Petani Wanita dalam Meningkatkan
Perekonomian Keluarga di Desa Sakra Selatan. Manazhim, 1(2), 1–11.
https://doi.org/10.36088/manazhim.v1i2.177
Ibrahim, J.T.; Mazwan, MZ; Mufriantie, F. (2021). Factors Affecting Rural
Youth Interest in Agriculture in Probolinggo District Indonesia.
International Journal of Humanities Social Sciences and Education,
8(1), 59–66. https://doi.org/https://doi.org/10.20431/2349-0381.0801008
Isnaveni, R. (2020). Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Minat Pemuda
Usia 21-30 Tahun Pada Sektor Pertanian Di Kecamatan Kaliori
Kabupaten Rembang.
Juariyah, B. dan S. (2010). Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 7 Nomor 1,
April 2010. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 7(April), 58–81.
Julianto, D., Utari, P. A., Sawahan, J., Simpang, N., & Barat, P. S. (2016).
Analisa Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan Individu.
2(2), 122–131.
Kurniawati, L., Nurrochmah, S., & Katmawanti, S. (2017). Hubungan Antara
Tingkat Pendidikan, Status Pekerjaan Dan Tingkat Pendapatan Dengan
Usia Perkawinan Pertama Wanita Di Kelurahan Kotalama Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang. Preventia: The Indonesian Journal of
Public Health, 2(1), 20–24.
Novita, R. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Kerja
Wanita Tani Pada Usahatani Padi Sawah (Studi Kasus Di Desa Ngarjo
Kecamatanmojoanyar Kabupaten Mojokerto). Skripsi, 32.
Panurat, Si. M. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Petani
Berusahatani Padi Di Desa Sendangan Kecamatan Kakas Kabupaten
Minahasa. Cocos, 4(5).
Ridwan, Awaludin Retna Dewi Lestari, A. F. (2013). Curahan Tenaga Kerja
Dan Kontribusi Pendapatan Wanita Tani Dalam Rumah Tangga Petani
Miskin Penerima Program Keluarga Harapan (Pkh) Di Kecamatan
Kedungadem Kabupaten Bojonegoro. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Sholeh, S., Kristiana, L., & Hasanah, M. (2020). Kontribusi Tenaga Kerja
Wanita Dalam Berusahatani di Desa Pegantenan Kecamatan
Pegantenan Kabupaten Pamekasan. 5(2), 121–128.
https://doi.org/10.33087/mea.v5i2.83
Simanjuntak, P., Kimia, L., Alam, B., & Bioteknologi, P. (2012). Pengaruh
Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Pendapatan Petani Pinang. Agrium,
17(2), 103–108.
Usman, U., & Yanti, M. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
78
Pendapatan Petani Padi Wanita di Kecamatan Samudera Kabupaten
Aceh Utara. Jurnal Ekonomi Pertanian Unimal, 03(01), 19–32.
Susilowati Sri Hery. 2016. Fenomena Penuaan Petani dan berkurangnya
Tenaga Kerja Muda Serta Implikasinya Bagi Kebijakan Pembangunan
Pertanian. ForumPenelitian Agro Ekonomi Volume 34 No. 1.
Usman, U., & Yanti, M. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pendapatan Petani Padi Wanita di Kecamatan Samudera Kabupaten
Aceh Utara. Jurnal Ekonomi Pertanian Unimal, 03(01), 19–32.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
79
PEREMPUAN: ANTARA KEPENTINGAN DAN DISKRIMINASI GENDER TERHADAP
PEMBERDAYAAN PERTANIAN (ORGANIK)
Oleh: Kharisma Triaz
Alumni S1 Prodi Agribisnis FPP UMM dan Mahasiswi Program Magister
Agribisnis Pascasarjana UMM
Peradaban yang semakin maju pada era modernisasi saat ini
menimbulkan pengaruh terhadap pola pikir dan juga perilaku masyarakat
secara umum. Media sosial atau media massa yang semakin terbuka
membuat masyarakat lebih mudah dalam mengakses segala bentuk
informasi, selain itu media sosial juga mempengaruhi kebiasaan masyarakat
dalam menjalankan kehidupan sosial. Organisasi wanita saat ini telah
banyak dibentuk oleh masyarakat perempuan. Langkah seperti ini
merupakan usaha perempuan dalam mengatasi stereotip terhadap
perempuan dalam kegiatan bersosial.
Perempuan sendiri saat ini telah banyak keikutsertaannya dalam
peningkatan kesejahteraan keluarga sebagai tuntutan kewajiban peran
perempuan dan juga tuntutan kebutuhan perekonomian dalam
keluarganya sendiri. Perempuan telah memiliki eksistensi tersendiri dalam
peran sosial, hal ini berarti tidak hanya sebagai ibu rumah tangga.
Pekerjaan perempuan seperti menjadi wanita karir merupakan kegiatan
yang telah biasa dilakukan, sehingga perempuan tidak berhenti dalam
penyelesaian rumah tangga, namun perempuan juga memiliki potensi,
kemampuan, serta keterampilan yang dimiliki. Aktivis perempuan yang ada
saat ini diharapkan mampu memberi pengaruh serta kesadaran terhadap
peran dan juga kewajiban yang terjadi dalam masyarakat, sehingga hal ini
pentingnya edukasi pada kaum perempuan sebagai langkah perubahan.
Sumber daya manusia merupakan penggerak dan pemikir dalam
proses berkembangnya suatu organisasi atau instansi. Sumber daya
manusia yang ada didalamnya berperan penting dalam penyelesaian
masalah serta betujuan dalam menghasilkan sesuatu sesuai dengan target
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
80
kelompok. Akal, motivasi, keinginan, kemampuan, keterampilan,
pengetahuan, serta pendidikan merupakan sesuatu yang dimiliki oleh
manusia baik laki-laki ataupun perempuan, sehingga seharusnya tidak ada
perbedaan gender yang terjadi dalam masyarakat, karena dalam
kenyataannya perempuan mampu menyelesaikan kewajiban dalam
rumah tangga dan juga tugas pekerjaannya.
Kelompok sosial perempuan yang telah dibentuk dalam masyarakat
salah satunya adalah bertujuan dalam melakukan pemberdayaan
perempuan. Kegiatan yang utama harus dilakukan oleh perempuan salah
satunya adalah kewajiban dalam mengurus suatu rumah tangga. Hal ini
berarti adanya perbedaan gender yang telah terjadi dalam lingkungan
masyarakat, wanita karir yang telah berkembang banyak dikenal atau
dianggap merupakan suatu yang mampu dilakukan oleh perempuan
namun belum tentu wanita karir mampu meyelesaikan kewajibannya
dalam kegiatan rumah tangganya. Penting untuk dikembangkan
anggapan tentang kesetaraan gender dalam masyarakat, agar hal
pembedaan kemampuan antara laki-laki dan perempuan dianggap
berbeda. Tidak sedikit wanita mampu menyelesaikan peran serta
kewajiban utamanya, ini berarti wanita memiliki kemampuan yang
seharusnya tidak diremehkan dengan perihal perbedaan gender.
Manajemen sumber daya manusia tidak memandang terhadap gender,
karena suatu organisasi atau instansi mampu menyelesaikan target dan
dapat dicapai dengan sumber daya dari laki-laki dan juga perempuan
yang berperan didalamnya.
Input yang paling berharga dalam suatu perusahaan penghasil
barang atau jasa adalah salah satunya sumber daya manusia didalamnya,
tanpa adanya sumber daya manusia yang handal maka suatu perusahaan
tidak akan mampu menghasilkan nilai yang lebih dari hasil produksinya.
Manajemen sumber daya manusia erat kaitannya dengan kebijakan dan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
81
juga praktik-praktik yang perlu dilaksanakan oleh seorang manajer dengan
meliputi beberapa aspek sumber daya manusia (Taufiqurokhman, 2015).
Perempuan dalam menghasilkan suatu produktivitas tidak berhenti
dari aktivitas yang dapat menghasilkan sesuatu, dalam produktivitas yang
dihasilkan dari kerja perempuan memiliki berbagai aspek organisasi yang
dilihat dari segi efektifitas dan efisiensi kerja. Aspek-aspek tersebut yaitu
output yang dihasilkan melalui kuantitas dan kualitasnya, penggunaan
sumber daya dapat secara maksimal, dan kerjasama dapat dilakkan
dengan pasar atau pengguna. Hal ini dapat dimanfaatkan dalam
mengembangkan suatu kegiatan yang penting dihasilkan dalam kelompok
masyarakat. Perempuan-perempuan yang membentuk suatu organisasi
mampu secara bersama mengadakan suatu aktivitas tertentu yang dapat
menghasilkan barang dengan memiliki nilai ekonomis. Kegiatan ini sehingga
dapat memberi nilai tersendiri dari perempuan, yang tidak hanya
mengerjakan kewajiban rumah tangga, namun juga mampu menghasilkan
pekerjaan lain yang produktif.
Kesetaraan Gender atau Keadilan Gender?
Masa kini jika dilihat dari permasalahan sosial yang telah terjadi dalam
lingkungan masyarakat, cukup banyak kasus perceraian yang ada
merupakan hal yang dapat terjadi karena permasalahan perekonomian
keluarga dan perbedaan pada kelas sosialnya. Data yang ada pada
Badan Pengadilan Agama (Badilag) 2017 menunjukkan angka perceraian
sebesar 18,8% dari total kejadian peristiwa sebesar 1,9 juta. Permasalahan
seperti ini dapat timbul salah satunya adalah persoalan perbedaan
pendapatan ekonomi (income) keluarga. Perempuan yang lebih dominan
dalam menghasilkan nilai ekonomi cenderung terjadi ketimpangan yang
dapat menimbulkan satu masalah atau batu sandungan suatu rumah
tangga.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
82
Pengembangan konsep kesetaraan gender pada perempuan
merupakan langkah yang baik dilakukan sebagai suatu bentuk perlawanan
terhadap penindasan dalam peran perempuan serta hak yang dimiliki oleh
seorang perempuan. Persoalan saat ini adalah belum terlaksananya
kampanye tentang kajian kesetaraan gender yang terjadi dalam
masyarakat. Seharusnya bentuk kegiatan seperti ini dapat secara bersama-
sama dan menyeluruh mampu direalisasikan, sehingga maksud kesetaraan
gender pada sosial masyarakat tidak disalah artikan makna dan
kenyataannya.
Gender sendiri dalam masyarakat telah dikenal sebagai identifikasi
pembeda dalam hal peran serta perilaku, juga yang lainnya. Melalui
pengertian tersebut menimbulkan pertanyaan apakah kesetaraan gender
atau keadilan gender. Keduanya memang perlu diberi artian yang
sebenarnya, penting bagi perempuan dalam menerapkan hak sebagai
perempuan yang utuh, namun juga banyak perempuan yang sebenarnya
mampu mengerjakan pekerjaan laki-laki. Hal ini perlu digali lebih lanjut
perihal mana yang harus dan penting untuk dilakukan oleh seorang
perempuan, apakah kepentingan atau diskriminasi gender. Pembedaan
gender sendiri mampu manyudutkan kaum perempuan dengan berbagai
bentuk stereotip bahwa seorang perempuan selalu digambarkan dengan
emosionalnya, lemahnya, serta ketidak rasionalnya yang kemudian
perempuan ditempatkan pada posisi yang rendah, sehingga hal inilah
yang membentuk suatu budaya dalam masyarakat.
Kesetaraan gender kemudian terbentuk dengan menuntut adanya
kesamaan pada laki-laki dan perempuan dalam mendapatkan
kesempatan hak yang sama sebagai manusia, didalamnya agar
perempuan juga memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki, selain
itu juga mampu berpartisipasi dalam segala bentuk bidang sosial
masyarakat atau lainnya. Manusia memiliki kemampuan yang berbeda-
beda, namun sebenarnya hal ini tidak memandang antara laki-laki atau
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
83
perempuan, sehingga timbul adanya konsep keetaraan gender. Prinsip
pada kesetaraan juga tidak keseluruhan dapat memenuhi pada
perempuan, karena kembali pada pertimbangan dalam kondisi sosial saat
ini yang terjadi dalam masyarakat.
Manusia tentu memiliki potensi tertentu yang berbeda-beda, begitu
pula seorang perempuan yang memiliki potensi lebih. Kemampuan dalam
menyelesaikan masalah atau kemampuan dalam menghasilkan sesuatu.
Pertanian jika dilihat dalam perkembangan masyarakat merupakan suatu
kegiatan yang dominan banyak dilakukan oleh laki-laki. Kegiatan pertanian
telah dikenal sebagai aktivitas yang berat, sehingga tidak banyak kaum
perempuan yang mampu dalam proses kegiatan tersebut. Dilihat dari
pandangan secara umum, pertanian merupakan aktivitas dalam
memproduksi hasil pangan hanya dapat dilakukan dalam lahan yang luas
serta terbuka (sawah), sehingga perempuan memang banyak yang
enggan untuk terjun langsung dalam aktivitasnya.
Masa kini kegiatan bercocok tanam dapat dilakukan dimanapun, di
rumah, tempat terbuka dan tanah yang luas, atau juga dalam dilakukan
secara green house dengan mempersiapkan tempat tertentu yang
tertutup. Kegiatan bertani tidak menuntut untuk harus dengan batasan
tanah yang luas dan terbuka, serta media tanam yang banyak. Bentuk
pertanian saat ini sedang banyak diminati adalah pertanian organik,
sehingga juga dapat dilakukan disekitar rumah, aktivitas bertani seperti ini
juga tidak membutuhkan banyak waktu dalam proses budidayanya, tidak
membutuhkan jangka waktu panjang dalam masa tanam hingga panen,
sehingga perempuan dalam melakukan kegiatan bertani dengan aktivitas
yang lebih ringan. Pertanian organik yang telah ada pembudidayaannya
adalah penanaman sayur-sayuran dan buah-buahan yang memiliki umur
tanam pendek. Disamping perempuan yang menyempatkan waktu pada
kegiatan bercocok tanam, dilain sisi perempuan juga mampu
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
84
menghasilkan nilai tambah dari hasil budidayanya yang memiliki nilai jual
tinggi.
Produk pertanian organik saat ini mulai digandrungi oleh masyarakat
menengah keatas. Kebutuhan pangan sehat memang telah dibutuhkan
menjadi kebutuhan primer bagi sebagian masyarakat. melihat dari dampak
pertanian anorganik memang menjadi penyebab bagi kelestarian alam
jangka panjang. Rusaknya sistem ekosistem, hingga kondisi tanah sebagai
media tanam yang akan terus menurun kualitasnya. Produk dari hasil
pertanian anorganik memiliki berbagai kandungan bahan kimia yang
sangat tidak baik bagi kesehatan manusia. Efek dari bahan kimia pada
bahan pangan melalui proses budidaya pertanian dapat memberi
dampak pada masa depan. Sehingga melalui kesadaran pada diri sendiri
penting untuk menanamkan statement pada mindset masing-masing
tentang pentingnya memberi perhatian khusus terhadap apapun yang
masuk dalam tubuh, terutama adalah pangan.
Pertanian yang menghasilkan pangan organik yang telah banyak
adalah beras dan juga sayuran. Mengembangkan pertanian organik
memang memiliki tantangan tersendiri, karena menjadi hal yang pertama
dilakukan adalah persiapan lahan yang terbebas dari bahan kimia.
Bebasnya ini maksudnya adalah lahan tersebut tidak memperoleh aliran
dari lahan pertanian anorganik, selanjutnya jauh dari paparan udara dari
lahan pertanian anorganik, karena bahan kimia dari pestisida, pupuk, dan
lainnya dapat tertransfer melalui aliran air dan udara. Sehingga budidaya
sayuran menjadi salah satu produk yang mudah dilakukan. budidaya
sayuran dapat dilakukan pada lahan yang sempit seperti disekitar rumah.
Kegiatan kecil seperti ini telah banyak dilakukan oleh kaum perempuan,
karena kegiatan didalamnya bukan merupakan kegiatan yang berat,
namun tetap mampu memiliki nilai jual tinggi pada produk tersebut.
Pertanian oraganik memang membutuhkan harga input yang lebih
kecil karena pupuk dapat memanfaatkan dari limbah tumbuhan maupun
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
85
hewan. Prosesnya juga tidak berbeda dari proses pertanian anorganik,
namun hanya input yang berbeda. Pada prosesnyalah pertanian organik
memang lebih sulit untuk dapat menghasilkan produk yang memuaskan.
Tidak sedikit budidaya mengalami gagal panen karena disebabkan oleh
hama dan gulma, sehingga hal ini yang mejadikan produk organik menjadi
mahal. Produk anorganik yang dihadapkan dengan tantangan hama dan
gulma dapat teratasi dengan pestisida kimia, dan dalam menghasilkan
produk yang memuaskan dapat menambahkan menggunakan pupuk
kimia. Berbeda dengan budidaya organik yang hanya menggunakan
pupuk limbah. Hasil dari budidaya secara organik memang memberi
kualitas yang lebih baik dalam hal kemanan dan kesehatan pangan.
Sehingga produk organik memiliki ketertarikan sendiri bagi masyarakat
tertentu.
Masyarakat dalam kenyataannya cenderung memilih produk
dengan harga yang rendah dan kondisi produk yang sangat baik, sehingga
sebagai petani sendiri menginginkan keuntungan yang besar dari hasil
budidayanya. Lebih baik lagi jika dapat menghasilkan produk organik
dengan kondisi yang baik serta harga yang standard, namun hal ini sulit
dilakukan karena perhatian perawatan pada tanaman organik tidak
semudah pada anorganik. Kesadaran masyarakat memang berbeda-
beda perihal pentingnya kesehatan alam dan diri sendiri. Kelestarian alam
harus diperhatikan sejak saat ini, karena telah banyak terlihat kondisi tanah
pada perswahan tidak sedikit yang mulai rusak akibat dampak dari
penambahan bahan kimia pada tanaman. Tanah sendiri menjadi hal yang
penting untuk dijaga kesehatannya karena media inilah yang menjadi
pokok utama dalam menghasilkan produk pertanian yang baik dan sehat.
Pengembangan pertanian organik dapat dimulai dari kegiatan kecil
yang mampu dilakukan oleh kelompok perempuan. Organisasi perempuan
yang banyak berkembang dalam masyarakat secara umum merujuk pada
aktivitas desa, atau aktivitas politik. Hal ini melalui organisasi yang telah
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
86
terbentuk sebetulnya dapat dilakukan edukasi tentang penambahan
kegiatan bercocok tanam. Budidaya sayuran oragnik misalnya, menjadi
aktivitas positif dan mudah dilakukan oleh kaum perempuan. Sehingga
kegiatan dalam organisasi perempuan tidak hanya berhenti pada kegiatan
sosial. Kelompok sosial perempuan yang banyak berkembang dalam
masyarakat dapat mengembangkan pertanian organik secara bersama-
sama dan selaras produk yang dibudidaya dapat membantu pada proses
pemasaran, sehingga aktivitas yang dikerjakan dapat memiliki nilai
ekonomis tersendiri.
Budidaya produk organik juga dapat dimulai dari diri sendiri,
pentingnya konsumsi pangan yang sehat dapat dihasilkan dari hasil
budidaya sendiri, sehingga produk apapun yang berhasil dipanen dapat
dikonsumsi bagi diri sendiri atau keluarga. Produk organik tidak hanya
berhenti pada tujuan pemasaran atau nilai jual, pentingnya pelestarian
prertanian organik seperti ini dapat dilakukan dari rumah. Hal ini apabila
dapat meluas dalam trend aktivitasnya, maka secara bersama-sama
dapat membantu kelestarian alam, ekosistem tumbuhan dan hewan, serta
perhatian pada kesehatan yang lebih baik. Harapannya tidak hanya
perempuan yang dapat bermanfaat bagi pengembangan pertanian
organik, namun siapapun dapat memulai dan melakukan pengembangan
seperti ini. Sehingga dengan memperhatikan kepentingan secara bersama-
sama tidak menimbulkan diskriminasi gender, karena manusia sejatinya
hidup di bumi untuk bertahan hidup tanpa merusak sumber daya alam dan
sumber daya manusia itu sendiri yang telah dianugerahkan oleh Tuhan YME.
DAFTAR PUSTAKA
Dyah Perwita, et al. Analisa Pengaruh Stereotypes Gender dan
Entrepreneurship Characteristic terhadap Entrepreneurial Intentions
(Studi Pada Universitas Jenderal Soedirman). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Jenderal. no. November, 2018, pp. 126–34,
http://journal.upgris.ac.id/index.php/equilibriapendidikan/article/view/
2110.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
87
Euwals, Rob, et al. The Trend in Female Labour Force Participation: What Can
Be Expected for the Future?. Empirical Economics, vol. 40, no. 3, 2011,
pp. 729–53, doi:10.1007/s00181-010-0364-9.
Harmayani, Eni, et al. Dampak Pembangunan Pertanian Terhadap
Marginalisasi Tenaga Kerja Wanita: Kasus Usaha Tani Salak Di
Kabupaten Sleman. Jurnal Gender, vol. 1, no. 1, 2009, pp. 44–57,
https://repository.ugm.ac.id/24697/.
Hutasuhut, Saidun. The Roles of Entrepreneurship Knowledge, Self-Efficacy,
Family, Education, and Gender on Entrepreneurial Intention. Dinamika
Pendidikan, vol. 13, no. 1, 2018, pp. 90–105, doi:10.15294/dp.v13i1.13785.
Jaumotte, Florence. Female Labour Force Participation: Past Trends and
Main Determinants in OECD Countries. SSRN Electronic Journal, no. 376,
2013, doi:10.2139/ssrn.2344556.
Taufiqurokhman. Mengenal Manjemen Sumber Daya Manusia. 2015.
Tsani, Stella, et al. Female Labour Force Participation and Economic Growth
in the South Mediterranean Countries. Economics Letters, vol. 120, no. 2,
2013, pp. 323–28, doi:10.1016/j.econlet.2013.04.043.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
88
JANDA TUA, BURUH TANI
(Sebuah Catatan Pengamatan Partisipatif)
Oleh: Jabal Tarik Ibrahim
Membayangkan seorang buruh tani, khalayak pada umumnya
menggambarkannya sebagai seorang lelaki tua dengan celana kolor tidak
berbaju atau hanya berkaos singlet memakai caping dan memikul cangkul,
dia berjalan membungkuk atau agak membungkuk. Padahal, untuk
mengerjakan beberapa pekerjaan usahatani, khususnya tanaman pangan,
yang konon menjadi bagian tak terpisahkan dari program nasional
ketahanan pangan, banyak di antaranya adalah buruh tani wanita. Di
antara buruh-buruh tani wanita yang bekerja sebagai buruh berbagai
pekerjaan usahatani, khususnya tanaman pangan (padi/jagung), statusnya
memilukan. Dia nenek-nenek, orang tua tunggal, karena suaminya sudah
meninggal.
`Bhuk Siti, adalah orang yang dimaksud di atas. Umurnya sudah
mendekati 70 tahun, dengan seorang anak yang sekarang sudah
menduda dan bekerja di luar Jawa. Tak lagi punya menantu karena sudah
bercerai dengan anak laki-lakinya. Dua orang cucu itulah yang ikut mengisi
hari tuanya, menghibur nenek ini maupun membebani berbagai aktivitas.
Namun nenek ini tetap riang gembira merawat dan mendidik cucunya.
Anaknya sebulan sekali berkirim uang untuk biaya hidupnya dan dua orang
cucu (anak dari si pengirim uang). Anaknya yang bekerja di luar Jawa
kurang lebih berumur 47 tahun. Mantan menantunya sebenarnya masih
tinggal satu desa, namun sudah tidak ada komunikasi lagi sejak bercerai
dengan suaminya (anak ibu ini).
Bhuk Siti tinggal di sebuah rumah berukuran 6x8 meter, beratap
genteng sederhana, berlantai tanah. Rumah berdinding papan sederhana,
sebagian dari anyaman bambu yang semuanya sudah usang. Tanah
tempat rumah ini dibangun adalah warisan dari orang tuanya. Meja kursi di
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
89
ruang tamu telah tua dan lusuh. Ada semacam lincak di ruang tamu yang
kadang digunakan untuk tidur. Di ruang tengah ada tempat tidur tua
dengan kasur tradisional (terbuat dari kain berisi kapok randu), di
sebelahnya ada meja makan sederhana, pun juga sudah lusuh dengan
piring, gelas, cangkir, dan kobokan dalam jumlah yang sangat terbatas. Di
ruang tengah ini pula, di sudut belakang kanan, ada kompor minyak tanah
yang kadang digunakan untuk memasak. Namun nenek ini lebih sering
menggunakan “dapur” di belakang yang ada “pawonannya” berbahan
bakar kayu-kayu bekas, atau ranting-ranting kayu yang didapat dari sekitar
rumahnya. “Dapur” disamping rumah itupun juga digunakan untuk
kandang kambing dan sapi, hewan “gaduhan” milik orang lain.
Nenek janda tua buruh tani ini tidak menyerah seperti umumnya para
pengemis di perkotaan yang masih muda, kekar, dan menjadikan aktivitas
meminta-minta sebagai jalan hidupnya. Suatu keputusan menjalani hidup
yang penuh tantangan dan beban kehidupan. Tidak menyerah dan tidak
mengeluh, apalagi keluh kesah kepada orang lain. Suatu perilaku
“qana’ah”, nrimo, tanpa harus mempelajari ayat dan hadist dari agama
yang dianutnya. Dia melakukan kewajiban agama shalat lima waktu rutin.
Bangun di waktu shubuh dan menjalankan shalat shubuh, kemudian
menyiapkan sarapan seadanya untuk dua orang cucu titipan dari anaknya
yang bekerja di daerah lain (pulangnya tidak tentu, kadang hanya setahun
sekali waktu hari raya Idul Fitrih). Setelah cucu-cucunya berangkat sekolah
(SD) dengan berjalan kaki, mulailah nenek tua ini melakukan aktivitas
usahatani, antara lain : membersihkan areal tempat menanam benih padi,
mencabut bibit padi, menanam padi, meratakan tanah berlumpur,
menyiang rumput pada tanaman padi, memanen padi, mengangkut padi
menggunakan karung, dan berbagai aktivitas lain sesuai komoditas. Jika
perjanjiannya harian lepas, dia akan mendapat upah Rp 30.000,- sampai
jam 11 siang dengan tambahan makan seadanya, atau cukup mendapat
upah makan siang dengan upah besok ketika tanaman yang ditanamnya
panen dua atau tiga bulan lagi. Memasuki tengah hari dia pulang, mampir
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
90
di sungai kemudian mandi dengan maksud badan bersih. Sesampai di
rumah menunaikan shalat dhuhur, kemudian mencari atau memanggil
cucunya dan memberikan makan sisa makanan tadi pagi (jika ada
kelebihan makan siang dari bekerja di lahan pertanian dia berikan kepada
cucunya). Antara siang sampai ashar dia beristirahat, bercengkerama
dengan kedua cucunya, atau ngobrol dengan tetangga. Sore harinya
mandi di sungai lagi, kemudian shalat ashar, setelah itu memasak makan
malam ala kadarnya. Memasuki waktu maghrib dia pergi ke surau bersama
kedua cucunya, ditungguinya kedua cucunya belajar mengaji kepada kyai
kampung di surau sampai waktunya shalat isya’. Merekapun berjamaah
dengan anak-anak di sekitar tempat tinggalnya beserta tetangga lain yang
berdatangan, khususnya waktu shalat maghrib dan isya’.
Selepas shalat isya’, Bhuk Siti duduk di teras rumahnya, dengan
penerangan lampu listrik “dop” dengan daya 10 watt. Meteran listrik rumah
Bhuk Siti berkekuatan 450 kva, meteran listrik untuk keluarga miskin dan
masih mendapat subsidi dari pemerintah. Meteran listrik ini dibelikan salah
satu adiknya yang menjadi guru di luar daerah. Sebelum tidur malam,
biasanya ada tetangga yang datang ikut berbincang-bincang di teras
rumahnya, membicarakan banyak hal, curhat, hal yang jarang terjadi pada
masyarakat kota, yang kalau mau berkumpul mengobrol perlu undangan,
minimal SMS atau whatsapp. Di sinilah kelebihan Bhuk Siti dalam menjalani
hidup. Banyak tetangga dan keluarganya ngobrol pada saat itu, berusaha
melepas beban hidup. Mereka menceritakan masalah yang dihadapi. Bhuk
Siti hanya menjawab semampunya, tetapi para tamu merasa sudah bisa
melepas beban hidup. Padahal, Bhuk Siti sendiri sebenarnya hidupnya tidak
lebih ringan, ... jauh lebih berat. Tidak ada keluh kesah yang mendalam,
apalagi menyesali hidupnya. Bhuk Siti tidak menyesal sudah dilahirkan ke
dunia. Menurut para Kyai dan ustadz, Bhuk Siti memiliki sikap hidup
“qana’ah”, nrimo.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
91
Masa lalu Bhuk Siti lebih berat dari para tetangga dan tamu yang
datang ngobrol pada dirinya di rumahnya. Dia hanya tamatan Sekolah
Dasar, saat mau melanjutkan ke SMP di kota kecamatan, orang tuanya
menolak dan memintanya membantu pekerjaan orang tua di sawah
sebagai buruh tani. Kemudian pada umur 15 tahun, Siti muda dinikahkan
dengan pemuda yang melamarnya. Pemuda yang diterima pinangannya
oleh orang tuanya (boleh juga disebut pemuda pilihan orang tuanya).
Pernikahan dengan pemuda ini melahirkan seorang anak laki-laki semata
wayang yang dimilikinya sampai saat ini dan sudah memberinya dua orang
cucu. Watak suaminya keras dan akhirnya pernikahan ini kandas karena
sang suami sering membeli cinta wanita di lokalisasi. Remuk redam
dirasakan Bhuk Siti muda. Beberapa tahun kemudian, Bhuk Siti menikah lagi
dengan seorang lelaki yang berkepribadian lebih baik, rajin bekerja, namun
tak dikaruniai anak lagi. Pernikahan ini diakhiri oleh takdir. Suami kedua
meninggal karena sakit hepatities.
Bhuk Siti pernah mendapatkan Bantuan Langsung Tunai dan juga
mendapatkan pembagian tabung gas LPG 3 kg warna hijau, sebagai
akibat hukum dari keberadaannya yang miskin dan berlakunya subsidi
negara kepadanya. Selain itu, dia mendapatkan beras untuk keluarga
miskin (raskin) atau sekarang disebut beras untuk keluarga pra-sejahtera
(rastra), jika aparat desa ingat kepadanya. Dia tidak mendapat jaminan
sosial kesehatan atau Kartu Indonesia Sehat. Sekali lagi, dia tidak mengeluh.
Berbagai macam subsidi pemerintah itu selalu dia terima berbulan-bulan
setelah ribut-ribut distribusi/pembagian program serupa dari pemerintah.
Bhuk Siti sendiri tidak memiliki TV, dia menonton di rumah tetangga, namun
jarang sekali. Seakan-akan sudah menjadi hukum alam di negara ini bahwa
kaum miskin desa adalah komunitas terakhir yang mendapatkan perhatian
dari negara.
Mungkin para mahasiswa atau ilmuwan akan berdiskusi, apakah Bhuk
Siti disebut kemiskinan absolut atau kemiskinan struktura. Entahlah, dia rajin
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
92
bekerja setiap hari. Mulai pagi sampai siang hari, bahkan terkadang sore
dan malam hari. Upah harian Rp 30.000,-, dan yang lainnya upah saat
panen. Begitulah kebiasaan masyarakat di daerahnya. Masyarakat
setempat sering berbagi pangan dengan kebiasaan/adat istiadat
slametan yang hampir tiap minggu ada saja. Slametan ritual agama,
slametan kehamilan, kelahiran, kematian, jumat legi, weton, pindah rumah,
dan berbagai slametan lain untuk memohon kepada Tuhan. Dari sisi
ekonomi, segala bentuk slametan yang menghabiskan biaya banyak
adalah pemborosan, namun di sisi lain aktivitas itu adalah kohesi sosial,
perekat sosial, dan media komunikasi sosial.
`Ada banyak hal yang dapat kita simak dan ambil sebagai pelajaran
dalam hidup Bhuk Siti, janda tua buruh tani dalam diskripsi ini.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
93
BAGIAN KETIGA
SUMBER DAYA PENYULUH
PERTANIAN BESERTA
TANTANGANNYA
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
94
PERAN PENYULUH PERTANIAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS
PETANI
Oleh: Dhenys Bagus Nugroho
Alumni Program Studi S1 Agroteknologi FP Universitas Brawijaya
Mahasiswa Program Magister Agribisnis Pascasarjana UMM
Negara Indonesia adalah negara agraris yang mana luas lahan
pertanian sangat luas dan sebagian besar penduduknya berprofesi
sebagai petani. Masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya
dari sektor pertanian mengartikan bahwa besar peranan sektor pertanian
dalam menopang perekonomian dan memiliki dampak penting dalam
pembangunan ekonomi ke depan, akan tetapi pembangunan pertanian
di Indonesia masih terkendala oleh banyak faktor yang menyebabkan
sulitnya bagi para petani untuk berkembang, oleh karena itu dibutuhkan
fasilitas antara lain sebagai orang yang mampu membantu masyarakat
agar masyarakat mau berpartisipasi dalam kegiatan bertani, orang yang
mampu mendengar dan memahami aspirasi masyarakat, mampu
memberikan dukungan, mampu memberikan fasilitas kepada masyarakat
(Daniel, 2004).
Sektor pertanian merupakan suatu sektor yang mempunyai cakupan
yang luas dan dapat diklasifikasikan kedalam beberapa subsektor yang
didasarkan atas karakteristik yang dimiliki oleh kegiatan usaha pertanian
tersebut (Mardikanto, 2009). Petani yang dapat menghasilkan pertanian
yang optimal sangat dibutuhkan peran penyuluh pertanian untuk
memberikan wawasan dan bimbingan kepada petani, sehingga petani
dapat menggarap lahan dan menghasilkan hasil pertanian yang optimal
sehingga petani dapat sukses dalam usahanya. Penyuluhan pertanian
dilakukan untuk menambah kesanggupan para petani dalam usahanya
memperoleh hasil-hasil yang optimal. Tujuan dari penyuluh adalah merubah
perilaku petani sehingga mereka dapat memperbaiki cara bercocok
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
95
tanamnya sehingga hasil dapat optimal sehingga dapat dikatakan
keluarga tani maju dan sejahtera.
Menurut Mardikanto (2009) penyuluhan pertanian adalah sistem
pendidikan di luar sekolah (orang dewasa) guna mengasah kemampuan
(pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani sehingga secara mandiri
mereka dapat mengelola usaha taninya lebih baik dan menguntungkan
sehingga dapat memperbaiki pola hidup yang lebih layak dan sejahtera
bagi keluarganya. Kegiatan penyuluhan pertanian adalah proses belajar
bagi petani. Menurut Soetrino (2004) penyuluhan pertanian adalah sebuah
sarana kebijaksanaan yang digunakan pemerintah untuk mendorong
pembangunan pertanian. Di lain pihak, petani mempunyai kebebasan
untuk menerima atau menolak saran yang diberikan oleh penyuluh.
Dengan demikian penyuluhan hanya dapat mencapai sasarannya jika
perubahan yang diinginkan sesuai dengan kepentingan petani.
Selanjutnya berdasarkan Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, penyuluhan
pertanian diartikan sebagai proses belajar bagi pelaku utama serta pelaku
usaha dengan tujuan agar mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi,
permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi 8 usaha, pendapatan, dan
kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Peran Penyuluh Pertanian
Peranan adalah aspek yang dinamis dari status seseorang yang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan statusnya dalam
menjalankan peranya. Hak dan kewajiban harus saling berkaitan dengan
yang dijalankan sesuai dengan ketentuan peranan yang seharusnya
dilakukan dan sesuai dengan harapan peranan yang dilakukan
(Departemen Pertanian, 2009).
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
96
Menurut Ilham (2010) penyuluh pada dasarnya sebagai pengisi
kehampaan pedesaan, penyebar hasil-hasil penelitian, pelatih
pengambilan keputusan, rekan pemberi semangat, pendorong
peningkatan produksi suatu komoditas, dan pelayan pemerintah. 1. Peran
Penyuluh Sebagai Pengisi Kehampaan Pedesaan Peran penyuluh dalam
hal ini adalah untuk melengkapi petani dengan teknologi dan informasi
baru. Sehingga petani dapat mengembangkan pertanian mereka. Jika
kendala yang terdapat adalah pasar bagi hasil-hasil tani maka penyuluh
dapat mendorong mereka untuk segera membuatnya. Apabila yang
belum tersedia ialah sistem irigasi yang baik maka penyuluh dapat turun
langsung membantu menyelesaikan masalah tersebut. Dan begitu
sterusnya, peran penyuluh disini ditekankan untuk melengkapi aspek-aspek
pertanian yang belum lengkap atau berjalan baik. 2. Peran Penyuluh
Sebagai Penyebar Hasil-hasil Penelitian Penyuluh akan segera memberi
pengertian kepada petani dan mentransfer hasil-hasil penelitian yang ia
ketahui, hal ini biasanya terjadi jika penyuluh menemukan petani yang
masih sangat tradisional tetapi jika kondisinya petani yang modern dan
telah menemukan metode terbaik untuk pertaniannya maka kemungkinan
juga penyuluh yang belajar dari petani. 3. Peran Penyuluh Sebagai Pengisi
Pelatih Pengambil Keputusan Dalam hal ini penyuluh mempunyai peranan
untuk membantu para petani untuk lebih terampil dalam mengambil
keputusan yang terbaik bagi mereka sendiri. Peran ini akan membantu
petani untuk lebih berani mengambil keputusan. Seperti keputusan harga
jual, untung-rugi, menawar harga pupuk dan sebagainya. Diharapkan
dengan adanya keberanian petani untuk mengambil keputusan akan
berdampak pada tingkat perekonomian mereka, sehingga menjadi lebih
baik. Selain itu, penyuluh juga dapat memberikan alternatif pilihan kepada
petani ketika petani menghadapi keputusan yang sulit. Perlu ditekankan
disini, keputusan sepenuhnya diambil oleh petani, penyuluh hanyalah
sebagai bahan pertimbangan. 4. Peran Penyuluh Sebagai Rekan Pemberi
Semangat Dalam mengadopsi teknologi umumnya masyarakat desa masih
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
97
takut menanggung resiko dan lebih mengutamakan kebersamaan. Oleh
karena itu, dibutuhkan rekan pemberi semangat untuk mendorong mereka.
Tidak hanya menyemangati saja peran penyuluh disini tetapi juga memberi
semangat para petani untuk terus maju. Inovasi akan muncul dengan
sendirinya apabila petani mau terus mencoba. Hal ini tentu akan sangat
menguntungkan petani, dengan penyuluh yang terus mendampingi dan
memberi semangat diharapkan pertanian Indonesia dapat berkembang. 5.
Pendorong Peningkatan Produksi suatu komoditas Salah satu tujuan
penyuluhan pertanian adalah mendukung rencana pemerintah untuk
meningkatkan produksi suatu komoditi pertanian atau ternak tertentu.
Dalam hal ini pemerintah meminta penyuluh untuk menggerakkan petani
untuk membudidayakan produksi komoditas tertentu yang dianjurkan
pemerintah tersebut. 6. Peran Penyuluh Sebagai Pelayan Pemerintah Peran
ini terkait dengan kepentingan pemerintah, seperti peran pendorong
penigkatan suatu komoditas tertentu. Selain itu peran penyuluh sebagai
penyebar hasil-hasil penelitian juga mengindikasikan penyuluh sebagai
pelayan pemerintah. Penyuluhan tidak akan berhasil sepenuhnya apabila
penyuluh terus tunduk pada pemerintah, karena pemerintah tidak tahu
kondisi lapangan yang sebenarnya.
Menurut Puspadi (2010) peranan penyuluhan pertanian adalah
membantu petani membentuk pendapat yang sehat dan membuat
keputusan yang baik dengan cara berkomunikasi dan memberikan
informasi yang sesuai dengan kebutuhan petani. Peranan utama
penyuluhan lebih dipandang sebagai proses membantu petani untuk
mengambil keputusan sendiri dengan cara menambah pilihan bagi
mereka, dan menolong petani mengembangkan wawasan mengenai
konsekuensi dari masing masing pilihan tersebut.
Tujuan utama penyuluhan pertanian adalah meningkatkan produksi
pangan dalam jumlah yang sama dengan permintaan akan bahan
pangan yang semakin meningkat dengan harga bersaing di pasar dunia.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
98
Pembangunan seperti ini harus berkelanjutan dan seringkali harus dilakukan
dengan cara yang berbeda dari cara yang terdahulu. Oleh karena itu,
organisasi penyuluhan pertanian yang efektif sangat penting di dalam
situasi tersebut terutama di negara yang sedang berkembang (Ilham, 2010).
Menurut Mardikanto (2009) tujuan penyuluhan pertanian selalu merujuk
pada upaya perbaikan, terutama perbaikan pada mutu hidup manusia,
baik secara fisik, mental, ekonomi, maupun sosial budayanya. Terkait
dengantujuannya penyuluhan pertanian diarahkan pada terwujudnya
perbaikan teknis bertani (better farming), perbaikan usaha tani (better
business), dan perbaikan kehidupan petani dan masyarakatnya (better
living).
Data jumlah penyuluh pertanian dan jumlah produksi pertanian padi
sawah di Kabupaten Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dapat dilihat
sebagai berikut:
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
99
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat 2012.
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa produktivitas padi
sawah tertinggi di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat pada
tahun 2012 terdapat pada desa Marek yaitu 150 ton dengan jumlah
penyuluh pertanian sebanyak 2 orang sedangkan produktivitas terendah
terdapat pada desa Muko yaitu 36 ton. Kecamatan Kaway XVI merupakan
salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Aceh Barat yang memiliki
sektor pertanian yang menjanjikan. Potensi ekonomi di Kecamatan ini
sebagian besar terletak pada produksi pertaniannya.
Peranan penyuluh pertanian di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten
Aceh Barat lebih dititik beratkan pada pendekatan terhadap para petani
padi sawah melalui pembinaan kelompok tani. Hal ini didasarkan pada
peran penyuluh sebagai pembimbing, sebagai teknisi, sebagai agen
penghubung serta sebagai organisator dan dinamisator yang
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
100
mempengaruhi petani padi sawah. Adanya peranan penyuluh dalam
pembinaan petani akan sangat membantu terjadinya hubungan
interpersonal antara keduanya. Sehingga diharapkan proses transfer
informasi maupun adopsi inovasi akan berjalan dengan lancar yang pada
akhirnya mampu meningkatkan kinerja petani serta mengubah
kesejahteraan petani menjadi lebih baik di Kecamatan Kaway XVI
Kabupaten Aceh Barat. Peran penyuluh pertanian di Kecamatan Kaway
XVI Aceh Barat sangat mempengaruhi keberhasilan produksi padi sawah.
Keberhasilan penyuluhan pertanian dapat dilihat dengan banyaknya
petani, pengusaha pertanian dan pedagang pertanian yang mampu
mengelola dan menggerakkan usahanya secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Aceh Barat 7 November 2013. www. wordpress.co/produktivitas-
ekonomipertanian-di-aceh.diakses 7 November 2013. Diakses 21 April
2021.
Daniel, Mohar. 2004. Pengantar Ekonomi Pertanian. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Ibrahim, Jabal Tarik. 2001. Reorientasi Penyuluhan Ke Arah Pemenuhan
Kebutuhan Petani (Disertasi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Ilham. 2010. Ekonomi Pertanian dan Pembangunan. Bumi Aksara. Jakarta.
Mardikanto. 2009. Sistem Ekonomi dan Peran Penyuluh Pertanian. Surakarta.
Sebelas Maret. Universsty Press. Surakarta.
Mardikanto. 2009. Sistem Ekonomi dan Peran Penyuluh Pertanian. Surakarta.
Sebelas Maret. Universsty Press. Surakarta.
Puspadi, Ketut. 2010. Ekonomi dan Prokduksi Pertanian . Bumi Aksara.
Jakarta.
Soetrino, Loekman. 2002. Prinsip Ekonomi dalam Proses Produksi. Kanisius.
Yogyakarta.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
101
PENTINGNYA PERAN PENYULUH PERTANIAN DI DAERAH TERPENCIL
Oleh: Anggita Ekaningtyas H
Alumni Program Studi S1 Agribisnis FP Universitas Muhmmadiyah Yogyakarta
Mahasiswi Program Studi Magister Agribisnis Pascasarjana UMM
Sektor pertanian memiliki peran penting dalam pembangunan
perekonomian nasional Indonesia dan strategis baik bagi pertumbuhan
ekonomi setempat maupun pemerataan pembangunan pertanian.
Menurut Margono dalam Abas (2014), pembangunan pada hakekatnya
adalah upaya untuk mencapai taraf hidup rakyat yang lebih berkualitas
sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Peran ini memiliki makna strategis
karena dalam penyediaan lapangan pekerjaan di wilayah pedesaan dan
daerah terpencil mampu menekan arus urbanisasi (Bambang Sumatri,
Rosnita 2015).
Pengembangan pembangunan pertanian di masa yang akan
datang perlu diberi perhatian khusus terhadap penyuluh pertanian, karena
penyuluh pertanian merupakan salah satu kegiatan yang strategis dalam
upaya pencapaian tujuan pembangunan pertanian. Tujuan
pembangunan pertanian adalah upaya untuk meningkatkan hasil produksi
pangan yang sama dengan permintaan pasar. Dimana permintaan pasar
semakin meningkat pada kebutuhan pangan dan harga yang semakin
bersaing dipasaran (Hamadal 2015).
Menurut undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang sistem
penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan (SP3K) yang membahas
tentang implementasi program-program pertanian dan penyuluh sebagai
ujung tombak pemerintah yang berhadapan langsung dengan petani.
Selain itu sistem penyuluhan juga merupakan rangkaian pengembangan
kemampuan, pengetahuan, keterampilan serta sikap pelaku utama
(pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau dan
mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, pemodalan, dan sumberdaya lainnya.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
102
Rangkaian pengembangan sistem penyuluhan dilakukan sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan
kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
hidup (Departemen Pertanian, 2006).
Dalam undang-undang tersebut dapat dijelaskan bahwa penyuluh
pertanian memiliki tiga kriteria jabatan yakni penyuluh swasta, penyuluh
PNS, dan penyuluh swadaya. Berdasarkan dari pernyataan diatas, maka
tidak dikenal lagi sebutan penyuluh pertanian atau penyuluh kehutanan
atau penyuluh perikanan. Sekarang dikenal dengan “Sistem Penyuluh” dari
istilah sistem penyuluh pertanian, kehutanan dan perikanan. (Fakhri 2017).
Lebih lanjut Undang-undang tersebut menyebutkan bahwa untuk
lebih meningkatkan peran sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan,
diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas, andal, serta
berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis sehingga
pelaku pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan mampu
membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi
dan mampu berperan serta dalam melestarikan hutan dan lingkungan
hidup sejalan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan (Fakhri 2017).
Adapun beberapa tingkatan dalam lembaga penyuluhan yakni
tingkat pusat disebut Balai Penyuluhan, tingkat Provinsi dikenal dengan
sebutan Badan Koordinasi Penyuluhan, tingkat Kabupaten/Kota
dinamakan dengan Badan Pelaksana Penyuluhan, tingkat Kecamatan
disebut dengan Balai Penyuluhan dan di tingkat pedesaan biasa dikenal
dengan sebutan Pos Penyuluh
Peran Penyuluh Pertanian Di Daerah Terpencil
Menurut Mardikanto (1992), penyuluhan merupakan suatu kegiatan
mendidik orang atau kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk mengubah
perilaku petani sesuai dengan yang direncanakan atau dikehendaki,
sehingga orang semakin memiliki wawasan yang luas. Hal ini merupakan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
103
usaha mengembangkan atau memberdayakan suatu potensi petani agar
lebih berdaya saing secara mandiri. Secara garis besar sistem penyuluhan
pertanian memiliki tugas pokok dan fungsional. Tugas pokok penyuluh
adalah menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, mengevaluasi,
dan melaporkan kegiatan penyuluhan pertanian. Sedangkan fungsional
adalah tugas bagi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), di mana PPL
bertugas melakukan pembinaan dan pendampingan langsung dengan
petani. Tugas pembinaan dan pendampingan dilakukan untuk
meningkatkan produktivitas hasil pertanian, dalam menjalankan tugas ini
dituntut untuk memiliki kualitas yang handal, memiliki kemandirian dalam
bekerja, profesional serta berwawasan global (Novi Elian et all, 2014).
Penyuluhan petani diharapkan mampu untuk meningkatkan
kemampuannya agar dapat mengelola usaha taninya dengan produktif,
efisien, dan menguntungkan, sehingga petani dan keluarganya dapat
meningkatkan kesejahteraan hidup keluarganya (Abas 2014). Sebenarnya
kegiatan penyuluhan bukanlah sekedar penyampaian informasi dan
menerangkan segala sesuatu yang perlu kita terangkan kepada
masyarakat, akan tetapi penyuluhan bertujuan agar masyarakat benar-
benar memahami, menghayati dan atas kesadarannya sendiri mau
menerima, menerapkan dan melaksanakan sesuatu yang terbaik untuk
meningkatkan kesejahteraan pribadi, keluarga, dan masyarakatnya serta
kemajuan bangsa dan negara. Dalam upaya agar mampu menolong
dirinya sendiri baik dibidang ekonomi, sosial maupun politik, sehingga
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai.
Sehingga diupayakan melalui penyuluhan ini dapat menaikkan kualitas
sumber daya manusia serta mengurangi angka kemiskinan di Indonesia
(Salim, 2005).
Menurut hasil penelitian Anantanyu (2011), menyatakan bahwa
tingkat dukungan penyuluh pertanian dapat memberikan pengaruh
terhadap peningkatan kapasitas petani, peningkatan partisipasi petani
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
104
dalam kelembagaan kelompok tani, serta mendorong kapasitas
kelembagaan kelompok tani. Pada peningkatan penyuluhan dilakukan
dengan cara penyadaran, pemberdayaan, pengorganisasian,
pemantapan, dan penguatan terhadap petani dan kelembagaan
kelompok tani. Peran penyuluh masih memerlukan dukungan dalam segi
kompetensi dan pendekatan yang partisipatif. Peningkatan kapasitas
petani dapat dilakukan melalui proses pembelajaran non formal, terutama
melalui interaksi petani dengan lingkungan sosialnya dan partisipasi petani
dalam kelembagaan kelompok tani.
Peningkatan kapasitas atau pengembangan kapasitas merupakan
proses yang meningkatkan kemampuan seseorang, kelompok, organisasi,
atau sistem untuk memenuhi tujuan atau melakukan kinerja yang lebih baik
lagi. Kinerja adalah hasil atau keseluruhan hasil yang mewakili produktivitas
dan kompetensi terkait tujuan atau standar tujuan yang dibentuk
(Indraningsih 2014).
Kinerja merupakan suatu ukuran keberhasilan kemampuan penyuluh
pertanian dalam melaksanakan tugas di bidang pelayanan informasi dan
penyuluh pertanian dilihat dari kesesuaian pelaksanaan dengan tujuan
yang hendak dicapai (Bestina et al. 2005). Penyuluh pertanian yang memiliki
kinerja yang baik akan berdampak pada petani dalam meningkatkan hasil
produktivitas usahataninya. Selain itu penyuluh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi petani dilakukan secara terarah, agar dapat
menyelesaikan permasalahan dengan baik. Evaluasi kinerja penyuluh
pertanian dapat dilihat dari kompetensi yang dimiliki oleh penyuluh dalam
memberikan informasi yang dibutuhkan petani, baik teknik budidaya
tanaman, harga jual hasil produksi, kebijakan pembangunan pertanian di
wilayah yang ditinggal, modal yang dibutuhkan dalam melakukan
usahatani dan lain sebagainya.
Penelitian dari Leilani dan Jahi (2006) terkait kinerja penyuluh
pertanian, kinerja penyuluh yang dimaksud dalam penelitian adalah hasil
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
105
kerja, kecepatan kerja kualitas kerja atau perilaku nyata penyuluh yang
ditampilkan sesuai dengan peranannya. Dengan indikator penilaian
sebagai berikut :
1. Identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem
2. Menyusun program penyuluhan pertanian
3. Menyusun rencana kerja penyuluh pertanian
4. Menyusun materi penyuluhan pertanian
5. Menerapkan metode penyuluhan
6. Mengembangkan swadaya dan swakarya petani
7. Mengevaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan penyuluhan
8. Mengembangkan profesionalitas penyuluh
Berdasarkan penelitian terkait kinerja penyuluh, maka diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 1. Rata-rata Skor Kinerja Penyuluh Pertanian Pada Setiap Bidang
Tugas Pokok
Sumber : Hasil Penelitian Leilani dan Jahi (2006)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja penyuluh pertanian
pada bidang tugas pokok yang dianggap penting adalah penyusunan
program penyuluhan pertanian, sedangkan yang dianggap kurang
penting yakni pengembangan profesionalitas, menyusun materi
penyuluhan, menerapkan metode penyuluhan dan mengevaluasi dan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
106
melaporkan hasil pelaksanaan penyuluhan. Berdasarkan dari hasil diatas
maka kinerja penyuluh pertanian termasuk dalam kategori yang cukup baik
dengan nilai rata-rata skor tertimbang sebesar 2,56 pada indikator
mengembangkan profesionalitas penyuluh.
Wilayah perbatasan pada dasarnya termasuk dalam kategori
daerah rawan tetapi bersifat strategis. Adanya kesenjangan sosial ekonomi
dan sosial budaya antar kedua negara akan mudah menimbulkan
kerawanan, dan selanjutnya dapat menjadi ancaman terhadap berbagai
aspek kepentingan nasional, terlebih bila dikaitkan dengan adanya potensi
sumber daya alam yang besar di kawasan perbatasan dan sekitarnya
(Abas 2014).
Prioritas Pemerintah dalam menangani pembangunan pertanian di
daerah tertinggal merupakan upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kapasitas pengelolaan
potensi daerah terpencil. Program pembangunan daerah tertinggal lebih
difokuskan pada percepatan pembangunan di daerah yang kondisi sosial,
budaya ekonomi, keuangan daerah aksesibilitas serta kesediaan
infrastruktur masih tertinggal dibandingkan daerah lainnya. Umumnya
kondisi tersebut berada pada daerah yang secara geografis terisolir dan
terpencil seperti perbatasan antar negara, daerah pulau-pulau kecil,
daerah pedalaman, daerah rawan bencana serta daerah pasca konflik
(Djuwendah et al. 2013).
Menurut Abas (2014), kebijakan pembangunan daerah mencangkup
dua aspek pembangunan, yakni aspek kesejahteraan (prosperity) dan
aspek keamanan (security), yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kebijakan mendukung upaya memperbaiki kondisi kehidupan
sosial ekonomi masyarakat agar mampu meningkatkan taraf
hidup dan kesejahteraan masyarakat.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
107
2. Kebijakan mendukung upaya peningkatan kemampuan dan
kapasitas pengelolaan potensi wilayah yang ada
3. Kebijakan mendukung pemantapan keamanan dalam rangka
pembinaan serta peningkatan ketahanan wilayah menuju
terciptanya ketahanan pangan nasional
Kebijakan pembangunan daerah di perbatasan dapat ditempuh
melalui peningkatan taraf hidup masyarakat melalui penyediaan sarana
dan prasarana dasar secara optimal dengan memanfaatkan potensi
wilayah, meningkatkan kuantitas dan kualitas aparatur pemerintah di
daerah perbatasan, serta mewujudkan sabuk pengamanan (security belt)
di sepanjang wilayah perbatasan sebagai penangkal terhadap
kemungkinan terjadinya ancaman langsung bagi kedaulatan negara,
keamanan, dan ketertiban masyarakat (Abas 2014).
Dengan demikian peran penyuluh pertanian sangat penting guna
untuk dapat meningkatkan pembangunan daerah, serta dapat
mengoptimalisasikan peran dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia di daerah terpencil.
DAFTAR PUSTAKA
Abas, Ibnu. 2014. Analisis Kinerja Penyuluh Pertanian Di Daerah Terpencil.
Thesis. Program Pascasarjana Universitas Terbuka Jakarta, Jakarta.
Anantanyu, Sapja. 2011. Kelembagaan Petani: Peran Dan Strategi
Pengembangan Kapasitasnya. Jurnal SEPA 7(2):102–9.
Bambang Sumatri, Rosnita, Roza Yulida. 2015. Peran Penyuluhan Dalam
Pemberdayaan Petani Kelapa Sawit Pola Swadaya Di Kecamatan Kubu
Kabupaten Rokan Hilir. Jurnal Faperta Vol. 2(No. 1).
Bestina, Supriyanto, Hartono Slamet, and Amiruddin Syam. 2005. Kinerja
Penyuluh Pertanian Dalam Pengembangan Agribisnis Nenas. Jurnal
Pengkajian Dan Pengembangan Teknologi Pertanian 8(2):218–31.
Djuwendah, Endah, Hepi Hapsari, Eddy Renaldy, and Zumi Saidah. 2013.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
108
Strategi Pengembangan Daerah Tertinggal Di Kabupaten Garut.
Sosiohumaniora 15(2):167. doi: 10.24198/sosiohumaniora.v15i2.5744.
Fakhri, Azwanil. 2017. Sistem Penyuluhan Pertanian. Tugas Ujian Akhir
Semester. Magister Ilmu Komunikasi Universitas Sumatra Utara, Sumatra
Utara.
Hamadal, Rusdi. 2015. Peranan Penyuluhan Pertanian Terhadap
Peningkatan Produksi Jagung Di Desa Bontoloe Kecamatan Galesong
Kabupaten Takalar.Skripsi. Program Studi Agribisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar, Makassar.
Indraningsih, Kurnia Suci. 2014. Kajian Kebijakan Akselerasi Pembangunan
Pertanian Wilayah Tertinggal Melalui Peningkatan. Pusat Sosial Ekonomi
Dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pertanian.
Leilani, Ani, and Amri Jahi. 2006. Kinerja Penyuluh Pertanian Di Beberapa
Kabupaten Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan 2(2). doi:
10.25015/penyuluhan.v2i2.2187.
Novi Elian, Djuara P Lubis, Parlaungan A. Rangkuti. 2014. Penggunaan
Internet Dan Pemanfaatan Informasi Pertanian Oleh Penyuluh Pertanian
Di Kabupaten Bogor Wilayah Barat. Jurnal Komunikasi Pembangunan
12(2). doi: 10.29244/jurnalkmp.12.2.%p.
Pertanian, Departemen. 2006. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan
Kehutanan. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006
16:39.
Salim, F. 2005. Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Departemen Pertanian
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
109
SIAPKAH PENYULUH PERTANIAN MENGHADAPI ERA DISRUPSI
Oleh: Indri Mustikasari
Alumni Prodi Agribisnis FPP UMM dan menempuh Program Magister
Agribisnis di Pascasarjana UMM
Saat ini, kita sedang menghadapi oleh dua disrupsi yaitu pesatnya
perkembangan teknologi dan juga adanya perubahan gaya hidup. Hal ini
dapat dilihat dimana aktivitas-aktivitas yang dilakukan didunia nyata
bergeser hanya dalam sebuah genggaman, dengan demikian era disrupsi
juga dapat disebut sebagai era digitalisasi. Hingga muncul istilah “Dunia
dalam Genggaman”, karena mudahnya akses dalam mendapatkan
informasi serta berkembangnya berbagai teknologi yang dapat
memudahkan aktivitas kita sehari-hari. Perubahan-perubahan yang terjadi
di era disrupsi ini terjadi di berbagai sektor kehidupan, tak terkecuali sektor
pertanian.
Sektor pertanian dituntut harus mampu dalam menghadapi
perubahan yang terjadi di era disrupsi ini. Era disrupsi tidak dapat dianggap
sebelah mata, hal ini dikarenakan perubahan-perubahan yang terjadi di
era ini sangat cepat. Dengan demikian, perubahan-perubahan ini dapat
menjadi sebuah tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi
khususnya bagi sektor pertanian karena sektor ini masih dianggap belum
mendekati industri di era disrupsi ini. Ada beberapa hal yang dapat terjadi
didalam era disrupsi teknologi yaitu: adanya penghematan biaya yang
dikeluarkan secara fisik yang disebabkan aktivitas dilakukan dalam dunia
maya. Menjadikan kualitas produk menjadi semakin lebih baik, hal ini
dikarenakan banyak dan mudahnya informasi yang didapatkan. Era
disrupsi menghadirkan pasar-pasar baru dengan produk maupun layanan
yang dapat diakses dengan lebih mudah.
Menghadapi era disrupsi bukan hanya membutuhkan inovasi
terhadap teknologi saja, namun juga sumberdaya manusia serta
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
110
infrastruktur yang dapat menjadi satu kesatuan dalam meningkatkan
efisiensi dan daya saing sektor pertanian. Keberhasilan dalam mengadopsi
inovasi teknologi sangat bergantung kepada sumberdaya manusia yang
handal dan profesional. Dimana peran penyuluh sangat berpengaruh
terhadap implementasi teknologi yang akan digunakan oleh para petani
dilapang.
Penyuluh pertanian sebagai agent of change sangat berpengaruh
dalam kesiapan sektor pertanian dalam menghadapi era digitalisasi ini.
Penyuluh pertanian harus meningkatkan kemampuannya dalam bidang
IPTEK dan diperlukan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
yang dapat menjamin SDM penyuluh memiliki kualifikasi kompetensi kerja.
Penyuluh pertanian diharapkan dapat beradaptasi dengan era
disrupsi atau era digitalisasi saat ini. Penyuluh dapat melakukan survey atau
riset untuk memantau perubahan trend yang sedang terjadi di masyarakat
untuk dapat beradaptasi serta meminimalisir dampak dari disrupsi.
Kemudian meningkatkan pengetahuan mengenai teknologi informasi serta
mengelola resiko yang akan terjadi dikemudian hari, dan melakukan
inovasi-inovasi serta berpikir maju dengan melakukan kerjasama mulai dari
input sampai output dalam suplly chain agar menjadikan sektor pertanian
menjadi lebih efektif dan efisien.
Selain itu, berdasarkan kegiatan Focus Group Discussion yang
diadakan di Bogor dengan tema “Penyuluhan Pertanian Menghadapi Era
Industri 4.0. Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian terus
berupaya melakukan pengembangan SDM Pertanian dan
pengembangan berbagai informasi serta materi penyuluhan pertanian
yang diperuntukkan untuk penyebaran informasi baik secara internal
maupun eksternal. Selain itu, saat ini juga sudah banyak aplikasi-aplikasi,
website, maupun sosial media yang dibuat untuk mempermudah dan
mendukung serta meningkatkan produktivitas petani.
Kementerian Pertanian juga dapat menerapakan triple helix model
yaitu kerjasama antara industri, pemerintah, dan juga universitas dalam
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
111
meningkatkan produktivitas dan perekonomian petani dalam menghadapi
era disrupsi melalui pemanfaatan teknologi. Ada beberapa aplikasi yang
telah dikembangkan dalam mendukung program tersebut khususnya
dalam hal perekonomian di sektor pertanian antara lain, aplikasi TaniHub,
Limakilo, Pantau Harga, Nurbaya Initiative, Paktani Digital, dan masih
banyak lagi.
Selain aplikasi-aplikasi yang mendukung dalam meningkatkan
perekonomian petani tersebut, inovasi dalam dunia teknologi lainnya juga
sudah banyak berkembang meskipun belum banyak mendapat sorotan.
Beberapa perusahaan swasta dalam bidang agrikultur juga sudah banyak
yang mengembangkan teknologi drone mendukung sektor pertanian
dalam meningkatkan produktivitas. Seperti drone sprayer (drone yang
digunakan untuk menyemprot pestisida dan pupuk cair), drone surveillance
(drone yang digunakan dalam pemetaan lahan), soil and weather sensor
(sensor yang digunakan untuk mendeteksi tanah dan cuaca), automatic
drip irrigation (pengairan otomatis yang menggunakan sensor elektronik),
automatic fogging system ( penanggulan hama dan perekayasa suhu),
serta aplikasi database produksi yang terintegrasi dengan sensor.
Penyuluh pertanian sendiri memiliki peran sebagai komunikator,
motivator, organisator, fasiitator, serta konsultan bagi petani. Seperti yang
kita ketahui, bahwa pertanian di Indonesia pada umumnya masih
menerapkan pertanian secara tradisional. Hal ini pun menjadi salah satu
tantangan bagi para penyuluh pada era disrupsi seperti saat ini dalam
menjalankan perannya khususnya sebagai motivator yang sekaligus
memberikan value. Hal ini dikarenakan seorang penyuluh diharapkan
dapat membimbing dan memotivasi para petani agar mau mengubah
cara berfikir dan juga cara kerjanya dari bertani secara tradisional menjadi
bertani dengan cara yang lebih modern. Karena pada akhirnya sektor
pertanian akan masuk kedalam pertanian digital.
Di era teknologi seperti saat ini, penyuluh pertanian dapat
menjadikan teknologi sebagai sarana dalam melakukan komunikasi namun
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
112
tidak meninggalkan nilai-nilai positif yang selama ini telah ada. Sesuai
dengan model dalam komunikasi pertanian yaitu source, massage,
channel, receiver yang juga diharapkan dapat memberikan feedback
yang baik. Karena pada era teknologi seperti sekarang ini, banyak sekali
nilai dan rasa yang hilang yang disebabkan oleh sesuatu yang serba
mudah.
Suatu inovasi teknologi dapat diterima apabila memiliki relative
advantage atau ada atau tidaknya keuntungan bagi petani dalam
penggunaan teknologi tersebut. Hal ini, jika dianggap menguntungkan oleh
petani, maka mereka akan mengadopsi inovasi teknologi tersebut dalam
melakukan inovasi serta meningkatkan hasil pertanian mereka. Kemudian,
teknologi yang digunakan sebaiknya compatibility atau sesuai dengan
kebutuhan petani serta culture dan kondisi alam setempat. Ketiga,
complexity atau tingkat kerumitan teknologi tersebut. Semakin mudah
teknologi inovasi tersebut digunakan atau diterapkan, maka semakin cepat
petani dalam mengadopsi teknologi. Keempat, triability atau apakah
teknologi tersebut dapat diuji coba atau tidak. Dengan begitu, petani
menjadi lebih yakin untuk mengambil keputusan dalam mengadopsi inovasi
teknologi tersebut. Kemudian kelima, observability dimana teknologi dapat
diamati dan menunjukan keberhasilannya. Hal inilah yang harus diketahui
dan ditingkatkan oleh penyuluh pertanian agar inovasi teknologi dapat
diterima oleh petani.
Dalam menghadapi era disrupsi agar sektor pertanian tidak
mengalami collapse seperti beberapa instansi maupun perusahaan yang
tidak dapat mengikuti perkembangan saat ini. Penyuluh pertanian sebagai
agent of change, selain meningkatkan pengetahuan dalam inovasi
teknologi juga sebaiknya memiliki kemampuan learning lesson mengenai
kebutuhan industri yang disesuaikan dengan zamannya. Hal ini dapat dilihat
dari sisi manajemen serta kelembagaan yang merupakan wujud dari riset
dan inovasi yang dilakukan secara terus menerus. Penyuluh juga
diharapkan dapat menanamkan jiwa enterprenuership kepada petani
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
113
agar dapat bersaing baik secara nasional maupun internasional dengan
meningkatkan produktivitas serta kualitas hasil pertanian melalui
pemanfaatan teknologi.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
114
TANTANGAN PENYULUH PERTANIAN DI ERA DISRUPSI
Oleh: Sutraning Nurahmi
Alumni Prodi S1 Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang
Mahasiswi Program Magister Agribisnis Pascasarjana UMM
Pertanian di Indonesia saat ini dapat dikatakan masih berjalan secara
tradisional. Terdapat beberapa permasalahan antara lain kepemilikian
lahan yang terbatas; beralihnya fungsi lahan pertanian; kondisi tanah yang
rusak akibat penggunaan pupuk dan pestisida yang tidak ramah
lingkungan; kurangnya penguasaan teknologi tepat guna; kurangnya
permodalan dan bantuan; serta kurangnya informasi penanganan pasca
panen. Perubahan cuaca yang sulit diprediksi juga menjadikan ancaman
tersendiri bagi para petani tradisional. Ancaman lain yang sangat
mempengaruhi keberlangsungan pertanian di Indonesia yaitu tidak
adanya penerus yang ingin menjadi petani. Pekerjaan di sektor pertanian
dianggap tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tidak dapat
mensejahterahkan.
Pertanian merupakan salah satu sektor yang harus menerima dan
mampu menghadapi dan beradaptasi di era disrupsi. Perubahan pada
teknologi yang pesat harus diterima oleh seluruh kalangan masyarakat
termasuk para petani di Indonesia. Era disrupsi tidak hanya ditandai dengan
teknologi modern, melainkan menyatunya teknologi canggih dengan
jaringan internet serta maraknya sistem digitalisasi yang telah dilakukan oleh
pemerintah. Teknologi tidak lagi dikendalikan oleh sumber daya manusia,
melainkan manusia hanya mengatur dengan menggunakan jaringan
intenet. Aktivitas manusia juga dapat dijalankan oleh robot yang sudah
diatur fungsinya. Teknologi yang digunakan dapat berjalan sesuai perintah
yang diberikan.
Era disrupsi merupakan era perubahan dari sistem lama menjadi sistem
baru. Aktifitas masyarakat bergeser yang bermulai di dunia nyata menjadi
dunia maya. Salah satu dampak yang muncul di era disrupsi ini yaitu
munculnya gadget atau daring di kalangan masyarakat. Semua aktifitas
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
115
manusia berhubungan dengan teknologi canggih dan sistem jaringan
internet.
Era disrupsi akan menciptakan pertanian berjalan secara efektif dan
efisien, serta produktivitas akan meningkat secara signifikan dan mampu
bersaing. Penggunaan teknologi canggih dan tepat guna dapat
mengembangkan industri pangan lokal. Era disrupsi juga memberi peluang
untuk memperkenalkan produk lokal Indonesia ke kancah dunia.
Pertanian di Indonesia mulai melaksanakan smart agriculture yaitu
pertanian pintar berbasis pada sistem penerapan informasi teknologi
modern. Smart farming diharapkan mampu mempengaruhi produktivitas
pertanian agar meningkat, berdaya saing, dan mencapai pasar ekspor.
Salah satu indikator keberhasilan yaitu seberapa banyak produk yang di
ekspor. Beberapa bagian dari pertanian cerdas yaitu smart greenhouse
untuk tanaman hortikultura, smart irrigation untuk daerah kering tanaman
tebu.
Sektor pertanian di era disrupsi harus mampu mempersiapkan diri dan
beradaptasi. Pertanian harus memiliki strategi untuk masa depan untuk
mengurangi tantangan dan ancaman untuk menciptakan peluang baru.
Kesiapan para pelaku utama pertanian diperlukan untuk dapat mengelola
dan menghadapi disrupsi teknologi saat ini. Penyuluh pertanian harus
meningkatkan kemampuan dalam bidang informasi teknologi dan
penyerapan teknologinya. Penyuluh pertanian yang berpikir jauh ke depan
dan memanfaatkan era perubahan ini maka akan dapat mempengaruhi
penyerapan teknologi pada kelompok tani.
Kesuksesan pertanian di era disrupsi harus dilakukan oleh pelaku utama
yaitu petani dan penyuluh pertanian. Mereka merupakan ujung tombak
keberhasilan pertanian di era industri 4.0. Era disrupsi memberikan
tantangan bagi pelaku utama sektor pertanian. Tantangan bagi para
petani yaitu mereka dituntut untuk melek teknologi, melek ICT (Information,
Communication, Technology), dan mampu menyerap informasi teknologi.
Tantangan bagi para penyuluh pertanian yaitu mereka harus
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
116
mengoptimalkan penggunaan dunia maya sebagai sarana informasi.
Penyuluh pertanian harus dapat menyelesaikan permasalahan di tingkat
petani dengan tetap mengadopsi teknologi modern.
Penyuluh pertanian merupakan ujung tombak perubahan yang harus
memiliki sifat jujur; terbuka; inovatif; terampil; dan memiliki jaringan yang
kuat. Penyuluh pertanian harus fokus kepada keberhasilan kelompok tani
binaan agar dapat memberi perubahan yang lebih baik ke depannya.
Penyuluh harus kreatif, inofatif, terampil untuk meningkatkan minat
pasrtisipasi petani dalam hal mengadopsi teknologi informasi baru. Mereka
harus bekerjasama dengan tokoh masyarakat, generasi milenial,
pemerintah, dan akademisi untuk berbagi informasi dan menerapkan
teknologi terbaru. Selain itu penyuluh hendaknya memiliki jaringan yang
kuat dengan kelompok lain untuk memberikan informasi pasar kepada para
petani. Informasi tersebut diperoleh dari software yang sudah disiapkan oleh
pemerintah. Tentunya perubahan saat ini sangat membantu kinerja
penyuluh dan petani, karena mereka langsung dapat memperbarui
informasi melalui dunia maya.
Penyerapan teknologi oleh para penyuluh akan mempengaruhi
kelompok tani yang dibinanya. Produktivitas akan semakin meningkat
karena telah mengadopsi teknologi modern. Para penyuluh dan petani
juga akan mengetahui informasi pasar. Sehingga kelompok tani binaan
akan lebih maju dan akan memiliki usaha pengolahan pasca panen.
Pengolahan pasca panen hasil pertanian akan meningkatkan nilai tambah
dari suatu produk pertanian.
Penyuluh pertanian sangat berpengaruh dalam program pertanian
pintar yang mulai gencar dilakukan oleh petani di Indonesia. Penyuluh harus
menguasai dan dapat menerapkan teknologi modern tersebut. Penyuluh
pertanian dituntut harus menguasai adopsi teknologi informasi modern
sebelum disampaikan kepada petani. Penyuluh harus selalu memperbarui
teknologi informasi dan mampu menjalankan seluruh program yang
disiapkan oleh pemerintah. Kemampuan dan keterampilan penyuluh harus
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
117
terus ditingkatkan dengan aktif mengikuti pelatihan yang diadakan oleh
pemerintah. Penyuluh harus mampu menyelesaikan permasalahan yang
ada di tingkat petani, secara cepat dan tepat waktu. Mereka harus
memberikan pelayanan terbaik agar pertanian dapat mencapai tujuan
yang diharapkan.
Perubahan menuju era revolusi industri 4.0 diharapkan mampu
menumbuhkan jumlah petani milenial. Petani muda yang sangat terbuka
dengan teknologi digitalisasi. Saat ini telah banyak perusahaan baru yang
bergerak di bidang pertanian yang bertujuan untuk membangun sistem
pertanian yang lebih bagus dan sistem distribusi hasil pertanian. Penyuluhan
pertanian dibutuhkan untuk memberikan informasi kepada petani
tradisional dan petani modern untuk memperbaiki sistem pertanian saat ini.
Penyuluh dapat memperkenalkan program dan sistem yang diciptakan
oleh petani milenial.
Penyuluh pertanian harus fokus untuk memberikan perubahan pola
pikir kepada petani tradisional. Petani harus diajarkan untuk mulai
mengadopsi teknologi terbarukan yang menggunakan sistem jaringan
internet ataupun teknologi modern yang sudah menggunakan artificial
intelligence (kecerdasan buatan). Teknologi-teknologi tersebut dapat
mempermudah kegiatan petani dan memberikan hasil yang maksimal.
Apabila petani tetap menjalankan pertanian secara tradisional, maka
pertanian Indonesia akan tertinggal dan kurang mampu bersaing dengan
produk luar negeri.
Pada sistem penyuluhan di era revolusi industri 4.0 terdapat beberapa
hal yang perlu dtingkatkan. Yaitu kelembagaan; ketenagaan; pendidikan;
dan objek penyuluh. Kelembagaan untuk para penyuluh pertanian harus
terintegrasi dari pusat, menggunakan satu perintah agar tidak menyimpang
dan dapat mencapai maksud dan tujuan yang sama. Kelembagaan di
tingkat penyuluh berguna untuk memberikan edukasi serta memberikan
penguasan penyuluh terhadap teknologi digitalisasi. Jumlah ketenagaan
penyuluh saat ini harus dioptimalkan potensi yang dimiliki. Optimalisasi
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
118
dilakukan dengan aktif mengikuti berbagai pelatihan, pendidikan
bagaimana cara menyampaikan suatu informasi kepada petani. Penyuluh
juga harus memiliki sertifkasi penyuluhan dan pendidikan yang terstandar
karena akan mempengaruhi penerimaan dan penyerapan wawasan
tentang suatu teknologi.
Pada era perubahan saat ini penyuluh pertanian harus dapat
menciptakan keseimbangan antara hulu dan hilir agar dapat sejalan
dengan tujuan pemerintah. Penyuluh harus mengkondisikan agar petani
dapat berdiri secara mandiri, petani yang mampu beradaptasi dengan era
digitalisasi. Pendampingan pada kelompok tani dibutuhkan untuk
mencapai tujuan tersebut serta agar dapat membawa petani masuk ke
dalam usaha. Usaha tersebut dapat menjadikan petani mandiri secara
ekonomi serta dapat bersaing di era industri.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
119
BAGIAN KE-EMPAT
PENGEMBANGAN KAPASITAS
SDM SEKTOR PERTANIAN
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
120
PENGEMBANGAN KAPASITAS PETANI
Oleh : Muhammad Muzakki Muharram
Alumni Program Studi S1 Kehutanan FPP UMM dan Mahasiswa Program
Magister Agribisnis UMM
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumber daya
alam. Ketersediaan lahan yang luas menjadi peluang besar untuk
mengembangkan berbagai sektor usaha, salah satunya dalam bidang
pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan
strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.
Sukadi, 2019 Sektor pertanian mempunyai peranan strategis
terutama sebagai penyedia pangan rakyat Indonesia, berkontribusi nyata
dalam penyediaan bahan pangan, bahan baku industri, bioenergi,
penyerapan tenaga kerja yang akan berdampak pada penurunan tingkat
kemiskinan dan menjaga pelestarian lingkungan. Pangan merupakan
kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk
mempertahankan hidup dan kehidupan. Ketersediaan pangan bukan
hanya sebatas pada jumlah dan distribusinya tetapi juga jaminan pangan
tersebut terhadap kelayakan hidup penduduknya. Dengan demikian, untuk
mencapai kondisi tersebut diperlukan suatu pengelolaan terhadap pangan
atau yang disebut dengan istilah ketahanan pangan. Ketahanan pangan
merupakan kondisi tersedianya pangan yang memenuhi kebutuhan setiap
orang, setiap saat untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif.
Menurut wibowo 2012, permasalahan ketahanan pangan
berkelanjutan meliputi kemandirian, ketersediaan pangan serta
keterjangkauan pangan, merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan permasalahan pertanian dan ketidakberdayaan petani sebagai
pelaku utama usahatani, hal ini berkaitan erat dengan kemampuan
(kapasitas) petani dalam menjalankan usahataninya. Salah satu kendala
yang dihadapi sektor pertanian adalah keterbatasan kualitas sumberdaya
manusia (SDM) bidang pertanian. Rendahnya tingkat pendidikan petani
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
121
menyebabkan kemampuan dalam menyerap informasi dan mengadopsi
teknologi relatif terbatas sehingga kurang menghasilkan produk yang
berkualitas. Rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan petani
berakibat pada rendahnya kemampuan petani dalam mengelola
usahanya sehingga tidak dapat berkembang dan menyebabkan rata-rata
pendapatan menjadi rendah.
Anantanyu 2011 menjelaskan, rendahnya kesejahteraan petani di
Indonesia disebabkan oleh kapasitas petani rendah (kapasitas manajerial,
teknis dan sosial), daya tawar petani cenderung lemah, akses permodalan
dan informasi yang masih terbatas, tingkat pendidikan yang rendah.
Kapasitas petani yaitu daya yang dimiliki petani untuk menjalankan
usahatani ideal sesuai dengan tujuan yang diharapkan (better farming,
better business, friendly environment, dan better living).Tingkat kapasitas
yang dimiliki tersebut menyangkut pengetahuan, sikap dan kemampuan
dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi petani dalam
mengelola usahatani dalam bentuk kemampuan teknis, manajerial, dan
sosial. selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat
kapasitas petani diantaranya peran penyuluh, karakteristik petani, tingkat
pengalaman belajar petani, dan ketersediaan Informasi.
Menurut veronice 2018, Faktor-faktor yang berperan dalam
pengembangan kapasitas petani diantaranya yaitu : kelompok tani,
intensitas belajar petani, peran penyuluh, pengaruh pihak luar, dukungan
kearifan local, karakteristik petani. Selain itu faktor lain yang berpengaruh
dalam peningkatan kapasitas petani yaitu berupa tingkat ketersediaan
informasi dan tingkat pengalaman belajar petani , tingkat dukungan sosial
budaya. Kegiatan pengembangan kapasitas merupakan bagian tahapan
dari proses penyebaran inovasi kepada petani tapi sering berjalan tidak
sesuai dengan harapan. Masalah pertanian bukan hanya masalah
teknologi tapi juga bagaimana mendiseminasikan informasi sampai ke
petani yang jumlahnya banyak dan tersebar luas, hingga petani
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
122
berpartisipasi. Masalah kapasitas petani tidak lepas dari peran kapasitas
kelembagaan contohnya kelembagaan kelompok tani, selain itu masalah
kapasitas kelembagaan juga tidak lepas dari kelembagaan penyuluhan
dalam hal ini tugas pokok dan fungsi serta kompetensi penyuluh belum
memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan usaha dan
kehidupan petani melalui diseminasi dan pemanfaatan inovasi yang sesuai
dengan kearifan lokal.. Kapasitas perlu dikembangkan untuk membangun
potensi manfaat dalam peningkatan informasi dan transfer pengetahuan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukanlah suatu metode
pendekatan yang integrasi antara pengetahuan dan pengembangan
kapasitas yang dikenal dengan manajemen pengetahuan (Knowledge
Management). Knowledge management merupakan sistem yang dibuat
untuk menciptakan, mendokumentasikan, menggolongkan dan
menyebarkan knowledge dalam organisasi sehingga knowledge mudah
digunakan kapanpun diperlukan, oleh siapa saja sesuai dengan tingkat
otoritas dan kompetensinya termasuk petani kecil, penyuluh, pedagang,
industri kecil dan stakeholders lainnya yang terlibat dalam pengembangan
dan diseminasi inovasi teknologi. Pentingnya Knowledge management
dapat memberikan kontribusi yang besar dalam penyelesaian masalah
organisasi terutama dalam peningkatan kapasitas organisasi dan individu
demi peningkatan inovasi dan keunggulan kompetitif. Knowledge
management dapat membantu dalam mengembangkan kapasitas petani
dan kelembagaan di kawasan pertanian.
Pengembangan kapasitas petani tidak lepas dari peran penyuluh.
Kegiatan penyuluhan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kapasitas petani. Hal tersebut menuntut penyuluh untuk mampu
meningkatkan kapasitas dirinya agar dapat melaksanakan peran dengan
baik.jika kapasitas penyuluh rendah dampak negative yang ditimbulkan
adalah perbaikan dan peningkatan kualitas SDM petani akan sulit
diwujudkan. Penyuluh dituntut untuk memfasilitasi terwujudnya kemandirian
petani agar petani puas dengan kegiatan penyuluhan. Peran penyuluh
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
123
pertanian sangat strategis untuk meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) petani yang pada akhirnya dapat meningkatkan Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) nasional. Herman 2008 menyatakan bahwa
peranan penyuluhan adalah menjembatani kesenjangan perilaku sasaran
dari kondisi sekarang yang masih memprihatinkan menjadi kondisi baru
yang lebih baik sesuai harapan. Peranan penyuluhan tersebut dapat
berkualitas dan professional hanya jika tenaga-tenaga penyuluh memiliki
kompetensi dan kapasitas yang tinggi. Penyuluh maupun petani sebagai
seorang individu yang memiliki kapasitas yang harus ditingkatkan, kapasitas
petani (individu) yang mandiri tercermin dari tiga sisi yaitu memiliki
kapabilitas, interdependence, dan memiliki jaringan kerjasama dengan
kata lain memiliki daya saring, daya sanding, dan daya saing. Kapasitas
penyuluh harus lebih ditingkatkan karena peran penyuluhan setelah era
reformasi dengan keluarnya Undang-undang No. 16 Tahun 2006 tentang
Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kelautan (SP3K) menjadi lebih
kompleks.
Peningkatan SDM petani dapat dioptimalkan melalui kegiatan
penyuluhan jika dilakukan oleh penyuluh yang memiliki kapasitas tinggi dan
berkompeten dalam melaksanakan kinerjanya. Penyuluh yang
berkapasitas tinggi merupakan penyuluh yang memiliki dan menguasai
serta mampu memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi dalam pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.
Kemajuan di bidang pertanian secara umum tidak terlepas dari peran
penyuluh. Penyuluh adalah perorangan yang melakukan upaya
meningkatkan kualitas perilaku melalui pendidikan nonformal dalam rangka
mewujudkan kualitas hidup diri, keluarga dan masyarakat yang menjadi
sasaran penyuluhan. Seorang penyuluh harus memiliki kompetensi personal,
sosial, managerial dan professional (pendidikan nonformal). Rendahnya
kapasitas penyuluh akan berdampak pada kegiatan penyuluhan terutama
pelaku utama dan pelaku usaha sebagai pengguna jasa penyuluhan. Oleh
karena itu penyuluh harus mampu meningkatkan kapasitas dalam
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
124
menjalankan fungsi sistem penyuluhan menurut Undang-undang No. 16
Tahun 2006, meliputi:
1. Memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha
2. Mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha
ke sumber informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya agar
mereka dapat mengembangkan usahanya
3. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial dan
kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha
4. Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam
menumbuhkembangkan organisasinya menjadi organisasi ekonomi
yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola
berusaha yang baik, dan berkelanjutan
5. Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon
peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku
usaha dalam mengelola usaha
6. Menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha
terhadap kelestarian fungsi lingkungan
7. Melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan pertanian,
perikanan, dan kehutanan yang maju dan modern bagi pelaku
utama secara berkelanjutan.
Peran penyuluhan sebagai pilar dalam meningkatkan kapasitas
petani juga telah mengalami pergeseran. Pelaksanaan penyuluhan era
sebelum Undang-undang No. 16 Tahun 2006 penyuluh pertanian memiliki
peran yang sangat strategis di dalam mendukung dan mengawal program
untuk tercapainya empat sukses pembangunan pertanian, yaitu:
(1) swasembada dan swasembada berkelanjutan
(2) diversifikasi pangan
(3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor
(4) peningkatan kapasitas petani.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
125
Faqih 2014 membagi peran penyuluh yaiu: peran penyuluh sebagai
inisiator, motivator, mediator, supervisor dan fasilitator.
Penyuluh Sebagai Inisiator
Peran penyuluh pertanian sebagai inisiator dalam kinerja kelompok
tani yaitu merupakan tugas yang diharapkan dapat dijalankan oleh
penyuluh pertanian dalam menggali ide baru dengan memanfaatkan
sarana yang ada untuk meraih peluang sehingga dapat membantu petani
melalui peningkatan pendapatannya dalam berusahatani. Hubungan
yang baik antara penyuluh dengan petani merupakan hal yang sangat
penting agar penyuluh memperoleh kredibilitas di mata petani, sehingga
anjuran yang disampaikan penyuluh lebih mudah dipatuhi atau dipercaya
petani.
Penyuluh Sebagai Motivator
Peran penyuluh pertanian sebagai motivator dalam kinerja kelompok
tani merupakan tugas yang diharapkan dapat dijalankan penyuluh
pertanian dalam membangkitkan semangat petani dan mempengaruhi
petani agar tergerak untuk berpartisipasi dalam kegiatan usahatani. Untuk
mengetahui tingkat peran penyuluh pertanian sebagai motivator dapat
dilihat dari kontribusi yang telah diberikan penyuluh pertanian kepada
petani dalam upaya memberikan dorongan serta semangat untuk
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kelompok tani
Penyuluh Sebagai Mediator
Peran penyuluh pertanian sebagai mediator dalam kinerja kelompok
tani merupakan tugas yang dapat diharapkan dapat dijalankan oleh
penyuluh pertanian dalam memberikan informasi dan menghubungkan
petani dengan sumber informasi untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
Adapun peran penyuluh sebagai mediator dapat diukur dari indikator
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
126
frekuensi pemberian informasi, kejelasan dalam penyampaian informasi
dan menghubungkan sumber informasi dengan petani.
Penyuluh Sebagai Supervisor
Peran penyuluh pertanian sebagai supervisor dalam kinerja kelompok
tani merupakan tugas yang dapat diharapkan dapat dijalankan oleh
penyuluh pertanian dalam melakukan pengawasan dalam kegiatan
sehingga ditemukan hambatan serta kemajuan dari kegiatan kelompok.
Adapun peran penyuluh sebagai supervisor dapat diukur dari indikator
frekuensi pelaksanaan supervisi.
Penyuluh Sebagai Fasilitator
Peran penyuluh pertanian sebagai fasilitator merupakan tugas yang
diharapkan dapat dijalankan oleh penyuluh pertanian dalam melayani
kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat binaannya atau
memberikan bantuan dalam pelaksanaan suatu proses atau kegiatan.
Tinggi rendahnya peran penyuluh pertanian sebagai fasilitator dalam
kinerja kelompok tani di Kecamatan Suranenggala dapat diukur dengan
melihat pelayanan penyuluh kepada petani, metode yang digunakan
dalam menyampaikan materi, frekuensi rekomendasi-rekomendasi
diberikan dan kemanfaatan dari rekomendasi yang diberikan.
Sedangkan menurut Farid 2009 dalam penelitian yang berjudul
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kapasitas Petani (Kasus Petani Sayuran
di Kabupaten Malang dan Pasuruan) beberapa faktor yang mempengaruhi
kapasitas petani yaitu:
Kondisi Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan fisik, dan lingkungan
ekonomi sosial budaya (esobud) yang mendukung usahatani sayuran
menunjukkan perbedaan yang nyata antara usahatani sayuran di
kabupaten Malang dan Pasuruan. Faktor lingkungan fisik yang terkait
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
127
dengan usahatani sayuran yang meliputi kondisi suhu dan kelembaban,
curuha hujan dan tingkat kebutuhan air serta kondisi dan sifat kesuburan
lahan/tanah termasuk kategori baik, sedangkan kondisi kelerengan
termasuk kategori jelek/tidak sesuai.
Kondisi Inovasi dan Akses Informasi
Era globalisasi yang penuh dengan persaingan, mengakibatkan
ketersediaan inovasi dan akses informasi yang terkait dengan usahatani
menjadi bertambah sangat penting. Invovasi dan informasi merupakan
faktor yang sangat penting bagi petani untuk melakukan usahatani agar
berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Makna inovasi merujuk kepada
sesuatu yang baru baik yang berupa gagasan, ide, metode, jenis komoditas
ataupun suatu obyek yang dianggap baru dalam berusahatani sayuran.
Ciri ataupun sifat inovasi yang dijadikan indikator seperti disarankan oleh
Roger dan Shoemaker dalam teori adopsi dan difusi yang meliputi
keuntungan relatif, kesesuaian dengan pengalaman sebelumnya, tingkat
kerumitan, kemudahan mencoba dan kemudahan pengamatan dan
mengkomunikasikan inovasi kepada masyarakat.
Akses pada Informasi
Informasi adalah sesuatu pesan yang dapat berasal dari media,
instansi maupun dari seseorang sebagai individu. Akses pada informasi
adalah aktivitas yang dilakukan oleh petani untuk meraih pesan yang
terkait dengan usaha pertanian yang dilakukan. Akses terhadap informasi
tersebut terkait dengan sumber informasi, macam/jenis informasi,
kesesuaian informasi yang didapat serta kredibilitas pemberi informasi.
Petani sayuran di kabupaten Malang dan Pasuruan dalam mengakses
informasi menunjukkan perbedaan. Rata-rata sumber informasi yang
diperoleh tergolong rendah, sedangkan rata-rata macam informasi,
kesesuaian informasi dan kredibilitas pemberi informasi termasuk kategori
tinggi.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
128
Kapasitas Petani
Petani merupakan makhluk individu dan sekaligus sebagai makhluk
sosial. Perkembangan kehidupan petani selalu terkait dengan kapasitas diri
yang dimiliki dan pengaruh lingkungan yang melingkupi keberadaan
petani. Kapasitas diri petani merupakan daya-daya yang dimiliki pribadi
seorang petani untuk dapat menetapkan tujuan usahatani secara tepat
dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang tepat pula.
Setiap individu termasuk petani secara alamiah selalu memiliki kapasitas
yang melekat pada dirinya. Dalam kegiatan usahatani sayuran agar petani
dapat berhasil dalam melakukan usahatani diperlukan kapasitas diri petani
agar mampu dalam mengidentifikasi potensi dan memanfaatkan peluang
yang dimiliki agar usahatani yang dilakukan sesuai dengan tujuan usahatani
yang telah ditetapkan dan mencapainya tujuan tersebut secara tepat.
Kapasitas petani sayuran di kabupaten Malang dan Pasuruan termasuk
memiliki kapasitas yang rendah baik dalam hal melakukan identifikasi
potensi usahatani maupun memanfaatkan peluang usahatani sayuran
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anantanyu S. 2011. Kelembagaan Petani: Peran Dan Strategi
Pengembangan Kapasitasnya. Jurnal SEPA. Vol. 7 (2): 102-109
Farid, A., Kristanti, N. D.. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kapasitas
Petani (Kasus Petani Sayuran di Kabupaten Malang dan Pasuruan).
Jurnal AGRIEKSTENSIA. Vol. 8(1).
Faqih, A.. 2014. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan (Ppl) Dalam
Kegiatan Pemberdayaan Kelompok Terhadap Kinerja Kelompok Tani.
Jurnal Agrijati.Vol .26 (1).
Herman,s., Sumardjo, Asngari, P. S., Tjitropranoto, P., Susanto, J..2008.
Kapasitas Petani Dalam Mewujudkan Keberhasilan Usaha Pertanian:
Kasus Petani Sayuran Di Kabupaten Pasuruan Dan Kabupaten
Malang Provinsi Jawa Timur. Jurnal Penyuluhan. Vol. 4(1).
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
129
Sukadi, Munanto, T.S. 2019. Penerapan Teori Difusi Inovasi Pada
Pembelajaran Orang Pengaruh Karakteristik Petani, Penguatan
Kapasitas Kelompok Tani Dalam Usaha Pelayanan Jasa Alat Mesin
Pertanian (Upja) Di Wilayah Bpp Playen Gunung Kidul. Jurnal Ilmu-ilmu
Pertanian. Vol. 26(1).
Veronica, Helmi, Henmaidi, Arif, E.. 2018. Pengembangan Kapasitas Dan
Kelembagaan Petani Kecil Di Kawasan Pertanian Melalui Pendekatan
Manajemen Pengetahuan. Journal of Applied Agricultural Science
and Technology. Vol.2(2).
Wibowo, C. T., Sumardjo. Hafidhuddin, D., Agung, S. S. 2012. Pola Komunikasi
Pada Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Petani Sayuran
(Kasus Pendampingan Misi Teknik Taiwan Di Kabupaten Boyolali Dan
Bogor). Jurnal Komunikasi Pembangunan. Vol 10(1).
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
130
PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI KELOMPOK TANI
Oleh: Mutammimatur Rahmah Ramadhana
Alumni Program Studi S1 Agribisnis FPP UMM dan Mehasiswi Program Studi
Magister Agribisnis Pascasarjana UMM
Pertanian di Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian
nasional. Hal tersebut dikarenakan pertanian memiliki peran sebagai
penyedia bahan pangan bagi masyarakat, bahan baku industri, bioenergi,
salah satu sumber pendapatan bagi petani, penyerapan tenaga kerja
yang akan berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan, pelestarian
lingkungan, serta sebagai sumber penghasil devisa negara. Pertanian
mencakup beberapa sub sektor, seperti perkebunan, kehutanan,
peternakan, dan perikanan. Pembangunan pertanian memerlukan
perhatian yang lebih baik sekalipun prioritas pada kebijakan industrial sudah
dijatuhkan, sektor pertanian memiliki kemampuan untuk menghasilkan
surplus bila produktivitas diperbesar sehingga menghasilkan pendapatan
petani yang lebih tinggi dan kemungkinan menabung dan
mengakumulasikan modal, peningkatan taraf hidup petani tersebut dapat
diperoleh dengan meningkatkan pendapatannya (Mawarni et al., 2017).
Penguatan kelembagaan petani sangat diperlukan dalam rangka
perlindungan dan pemberdayaan petani. Oleh karena itu, petani dapat
menumbuh kembangkan kelembagaan dari, oleh, dan untuk petani guna
memperkuat dan memperjuangkan kepentingan petani itu sendiri sesuai
dengan perpaduan antara budaya, norma, nilai, dan kearifan lokal petani.
Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 87/PUU- XI/2013
bahwa Pasal 70 ayat (1), harus dimaknai sebagai kelembagaan petani
termasuk kelembagaan petani yang dibentuk oleh para petani, Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/OT.140/8/2013 tentang Pedoman
Pembinaan Kelompok Tani dan Gabungan Kelompok Tani perlu
disempurnakan, sebagai upaya memberikan kepastian hukum dan
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
131
kepastian usaha dalam pelayanan dan pembinaan Kelompok Tani dan
Gabungan Kelompok Tani (Kementan, 2016).
Ketergantungan petani pada sumber daya alam dapat
mempengaruhi keberhasilan pembangunan pertanian ataupun
pengolahan lahan yang dilakukan oleh pemerintah ataupun swasta. Oleh
karena itu, pemerintah bekerjasama dengan swasta memberikan
pembinaan dan pengembangan usahatani melalui kelompok tani.
Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat ideal memiliki salah satu ciri yaitu masyarakat yang
mampu untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia
di sekitarnya. Pemberdayaan masyarakat diarahkan menuju kearah
peningkatan kondisi sosial ekonomi dan lingkungan secara mandiri dan
berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat dapat tumbuh dari masyarakat
itu sendiri dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia disekitarnya
yang selanjutnya dapat diwasai dan dibantu oleh pihak pemerintah dan
pihak swasta. Adanya proses pemberdayaan masyarakat diharapkan
dapat terbentuknya individu ataupun kelompok melalui penguatan
kapasitas untuk mengubah kualitas kehidupan. Kapasitas tersebut terletak
pada penguatan aspek ekonomi dan hal-hal lain berdasarkan kepentingan
Bersama melalui sebuah wadah kelompok sosial. Pemberdayaan
masyarakat harus mampu menggerakkan partisipasi penuh masyarakat
untuk mencapai terwujudnya kesejahteraan Bersama (Romadhon &
Muhtadi, 2018).
Salah satu bentuk upaya dan inisiatif masyarakat ataupun
pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan Bersama adalah dengan
membentuk wadah atau kelompok masyarakat yang dilatarbelakangi oleh
berbagai macam faktor dan tujuan. Faktor dan tujuan tersebut dapat
berupa adanya kesamaan nasib masyarakat dan ingin membawa nasib
tersebut kearah perubahan yang lebih baik. Upaya dan inisiatif tersebut
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
132
berupa suatu program pemberdayaan di berbagai bidang seperti
pemberdayaan di bidang ekonomi. Pemberdayaan ekonomi di
masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan daya ekonomi
masyarakat dengan berbagai upaya seperti memanfaatkan potensi lokal
yang dimiliki (Romadhon & Muhtadi, 2018).
Salah satu pihak yang dapat berperan pada pemberdayaan
masyarakat tani yaitu kelompok tani. Adanya kelompok tani yang berperan
dalam pemberdayaan masyarakat tani dapat membantu dan
mengorganisir jalannya kegiatan pertanian yang selanjutnya wadah
tersebut dapat menghasilkan cara berpikir masyarakat yang terus
meningkat dan terbuka.
Kelompok Tani
Kelompok tani atau yang biasa disebut Poktan adalah kumpulan dari
petani, peternak, atau pekebun yang dibentuk oleh para petani atas dasar
kesamaan kepentingan, kondisi lingkungan sosial, ekonomi, dan
sumberdaya, kesamaan komoditas, dan keakraban untuk meningkatkan
dan mengembangkan usaha anggota. Penyebutan kelompok tani dapat
menggunakan nama lain yaitu paguyuban, syarikat dan ikatan yang
selaras dengan budaya, kearifan lokal dan tidak menyimpang dari
karakteristik (ciri, unsur pengikat, dan fungsi), dan dasar penumbuhan dan
pengembangan kelembagaan petani (Kementan, 2016). Kelompok tani
merupakan kelembagaan petani yang langsung mengorganisir para
petani dalam mengembangkan usahataninya. Kelompok tani berfungsi
dan sebagai wadah kerjasama antar kelompok tani.
Aktivitas usahatani yang baik dapat dilihat dari adanya peningkatan
produktivitas usahatani yang selanjutnya dapat meningkatkan
pendapatan petani sehingga dapat mendukung terciptanya
kesejahteraan yang lebih baik bagi petani dan keluarganya, tetapi
masyarakat masih banyak yang berasumsi bahwa kelompok tani tidak
memiliki peran dalam peningkatan pendapatan petani. Perlunya
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
133
pembinaan kelompok tani secara lebih intensif, terarah, dan terencana
sehingga kelompok tani mampu meningkatkan peran dan fungsinya
(Mawarni et al., 2017).
Tujuan Kelompok Tani
Tujuan dibentuknya kelompok tani yaitu untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan petani dan keluarganya sebagai subjek
pendekatan kelompok agar memiliki peran dalam pembangunan (Ikbal,
2014). Adanya kelompok tani, maka permasalahan-permasalahan yang
dihadapi oleh para petani akan lebih mudah untuk dipecahkan. Kelompok
tani secara tidak langsung digunakan sebagai usaha untuk meningkatkan
produktivitas usahatani melalui pengelolaan usahatani secara bersamaan.
Pembentukan kelompok tani pada saat ini diarahkan pada kemudahan
pelaksanaan tugas pemerintah dalam menyalurkan sarana produksi
(saprodi) pada petani sehingga lebih terkoordinasi (Mawarni et al., 2017).
Pemberdayaan petani dilakukan melalui berbagai kegiatan
pelatihan dan penyuluhan dengan pendekatan kelompok. Kegiatan
penyuluhan melalui pendekatan kelompok untuk mendorong terbentuknya
kelembagaan petani yang mampu membangun sinergitas antar petani
dan antar kelompok tani dalam upaya mencapai efisiensi usaha. Upaya
peningkatan kelompok tani dilakukan dengan pembinaan dan
pendampingan oleh para penyuluh pertanian dengan melaksanakan
penilaian klasifikasi kemampuan kelompok tani secara berkelanjutan sesuai
dengan perkembangannya (Kementan, 2016).
Peran Kelompok Tani
Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerjasama antar
anggota memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat tani,
sebab kegiatan dan permasalahan dalam berusahatani dilaksanakan oleh
kelompok tani secara bersamaan. Ketua kelompok tani dipilih dari salah
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
134
satu anggota kelompok tani yang dianggap memiliki pengetahuan dan
wawasan luas. Kelompok tani menjalankan tugas dan kewajibannya yaitu
mengkoordinasikan kegiatan gotong royong untuk pengolahan lahan
anggota kelompok secara bergantian, pengkoordinasian hasil penjualan
hasil produksi, serta melakukan hubungan dengan pihak penyuluh ataupun
dinas pertanian. Kelompok tani berperan dalam pemecahan
permasalahan yang terjadi yaitu pemenuhan sarana produksi pertanian,
teknis produksi dan pemasaran hasil (Mawarni et al., 2017). Pembinaan dan
pemberdayaan kelompok tani perlu dilakukan untuk mengembangkan
kelompok tani secara optimal.
Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani
merupakan salah satu cara dalam memperlancar pembangunan
pertanian dengan adanya kegiatan petani yang tergabung dalam
kelompok tani. Mengembangkan kelompok tani berarti membangun
keinginan dan kepercayaan pada diri petani agar dapat bergerak secara
metode, berdayaguna, dan terorganisir. Peningkatan peran kelompok tani
menjadi hal yang perlu dilakukan untuk menjaga eksistensi kelompok tani.
Salah satu cara yang harus dilakukan adalah pemberdayaan kelompok
tani sebagai motor penggerak pembangunan pertanian. Keberadaan
kelompok tani penting diberdayakan karena memiliki potensi yang sangat
besar.
Keberhasilan kelompok tani dalam meningkatkan kesejahteraan
petani anggota kelompok tersebut dapat ditentukan oleh sejauh mana
kelompok tani tersebut dapat melaksanakan perannya. Kelompok tani
dapat dikatakan berperan dalam kelompok apabila adanya kesadaran
petani akan pentingnya mengikuti kelompok tani sebagai sebuah wadah
yang mampu menumbuhkan kemandirian dan meningkatkan kemampuan
anggotanya dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Peningkatan peran
ketua kelompok tani dan anggota kelompok tani diperlukan dalam proses
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan kelompok tani tersebut sehingga dengan adanya kelompok
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
135
tani dan menjadi bagian dari kelompok tani tersebut benar-benar dapat
meningkatkan kesejahteraan ataupun pendapatan petani (Prasetia et al.,
2015). Peran lain dari kelompok tani yaitu melalui daya serap informasi,
proses perencanaan, Kerjasama, kegiatan belajar dan mengajar,
hubungan melembaga dengan koperasi mampu mendukung proses
kegiatan peningkatan pendapatan petani (Wahyuni & Sri, 2019).
Fungsi Kelompok Tani
Kelompok tani memiliki tiga fungsi, yaitu kelas belajar, wahana
kerjasama, dan unit produksi. Fungsi kelompok tani sebagai kelas belajar
yaitu kelompok tani sebagai wadah belajar mengajar bagi anggota untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar tumbuh dan
berkembang menjadi usahatani yang mendiri melalui pemanfaatan dan
akses kepada sumber informasi dan teknologi sehingga dapat
meningkatkan produktivitas, pendapatan, dan kehidupan yang lebih baik.
Fungsi kedua dari kelompok tani yaitu sebagai wahana kerjasama, artinya
kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat kerjasama, baik antar
sesame petani dalam kelompok tani dan antar kelompok tani, ataupun
dengan pihak lain, sehingga usahatani diharapkan dapat lebih efisien dan
mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan lebih
menguntungkan. Fungsi kelompok tani yang ketiga yaitu sebagai unit
produksi. Usahatani masing-masing anggota kelompok tani secara
keseluruhan merupakan satu kesatuan usaha yang dapat dikembangkan
untuk mencapai skala ekonomi usaha dengan menjaga kualitas, kuantitas,
dan kontinuitas (Kementan, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, JT; Nugroho Triwaskitho. 2017. The Role of Irrigation Supervisor to
Improve Famers Participation on Irrgation Managemen at Gumbasa
Irrigation Area Central Sulawesi. Internation Conference and Conggres
of The Indonesian Society of Agrocultural Economic. Pages 83.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
136
Ikbal, M. (2014). Peranan Kelompok Tani Dalam Meningkatkan
Pendapatan Petani Padi Sawah Di Desa Margamulya Kecamatan
Bungku Barat Kabupaten Morowali. Agrotekbis, 2(5), 505–509.
Kementan. (2016). Pembinaan Kelembagaan Petani.
Mawarni, E., Buruwadi, M., & Bempah, I. (2017). Peran kelompok tani dalam
peningkatan pendapatan petani padi sawah di desa iloheluma
kecamatan tilongkabila kabupaten bone bolango. Agrinesia, 2(1), 65–
73.
Prasetia, R., Hasanuddin, T., & Viantimala, B. (2015). Peranan Kelompok Tani
Dalam Peningkatan Pendapatan Petani Kopi Di Kelurahan Tugusari
Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Lampung Barat. Jurnal Ilmu-Ilmu
Agribisnis, 3(3), 268–276.
Romadhon, S., & Muhtadi, M. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Kelompok Tani (Poktan) Tanaman Anggrek Parakan Jaya Kota
Tangerang Selatan. Jurnal Agribisnis Terpadu, 11(2), 152.
https://doi.org/10.33512/jat.v11i2.5093
Wahyuni, N. N., & Sri. (2019). Peranan Kelompok Tani Dalam Meningkatkan
Pendapatan Usahatani Padi Sawah Organik (Oryza sativa L.) Di Desa
Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan. Prosiding Seminar Nasional Hasil
Penelitian, 2(1), 762–766. http://e-
prosiding.umnaw.ac.id/index.php/penelitian/article/view/254
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
137
PERKEMBANGAN UPAH BURUH TANI NASIONAL
(POTRET KESEJAHTERAAN BURUH TANI)
Oleh: Iva Dwi Faturachma
Alumni Prodi S1 Teknologi Hasil Perikanan Faperik UB dan Mahasiswa
Magister Agribisnis Program Pascasarjana UMM
Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi
manusia, dan petanilah yang memegang peran vital dalam ketahanan
pangan Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat akan
pangan, maka petani membutuhkan pekerja atau buruh tani untuk
meningkatkan hasil pertanian (Syarifuddin, 2016). Dalam sektor pertanian
tenaga kerja buruh tani merupakan salah satu bagian yang sangat
berpengaruh. Meskipun dalam strata sosial buruh tani berada ditingkat
yang rendah dan jauh dari kata sejahtera, buruh tani mempunyai peran
yang sangat penting, karena tanpa buruh tani tidak akan ada pertanian
dan tanpa pertanian tidak ada pangan. Sehingga selain memperhatikan
sektor pertanian juga memperhatikan kesejahteraan para tenaga kerja
buruh tani (Isworo et al., 2016).
Kedudukan buruh tani sebagai masyarakat dan pihak yang terlibat
dalam aktivitas tersebut nantinya akan mendapatkan upah atau gaji
sebagai status simbol pekerja (Syarifudin). Perkembangan tingkat upah
merupakan indikator yang digunakan untuk menentukan tingkat
pendapatan buruh di pedesaan, selain itu tingkat upah juga dapat
mencerminkan perubahan taraf kesejahteraan mereka (Rachman, 2016).
(Rachman). Kenaikan harga pangan ternyata tidak berjalan selaras
dengan perkembangan tingkat upah sektor pertanian, sehingga
berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan buruh tani (Rusastra &
Suryadi, 2004). Selain faktor musim hal ini menyebabkan terjadinya para
buruh tani dapat beralih kelapangan pekerjaan lain.
Dengan meningkatnya upah buruh tani pada sektor pertanian
diharapkan dapat mencegah peralihan pekerjaan ke sektor lain yang lebih
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
138
menjanjikan terutama dalam segi upah. Karena meskipun upah buruh tani
naik, upah sebesar itu masih rendah dibanding upah pada sektor kontruksi
dengan selisih upah yang cukup besar. Selain beralih ke sektor kontruksi
buruh tani beralih ke sektor lain seperti industri pengolahan UMKM dan
peternakan. Namun biasanya para petani akan kembali bekerja di sektor
pertanian pada saat memasuki masa panen.
Meskipun buruh tani beralih ke pekerjaan lain sudah menjadi trend
global di negara-negara maju yang subsidi sektor pertaniannya cukup
besar, pemerintah tetap perlu adanya langkah solutif untuk membendung
trend tersebut. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan mengendalikan
harga ditingkat konsumen tanpa menekan harga ditingkat petani.dan
memperpendek rantai distribusi. Selain meningkatkan daya saing disektor
pertanian tindakan yang dilakukan untuk menghindari alih fungsi dari latar
pekerjaan petani ke non-petani yaitu dengan meningkatkan kesejahteraan
petani.
Rusastra dan Suryadi (2004) menjelaskan, permasalahan tingkat upah
dan kesejahteraan buruh tani sampai saat ini adalah: 1) Di sektor pertanian
permintaan tenaga kerja bersifat fluktuatif dan musiman; 2) Perkembangan
mekanisme pertanian seperti traktor, penggunaan tenaga kerja dalam
lingkup keluarga, dan aplikasi herbisida mengakibatkan penurunan
permintaan tenaga per unit luasan usaha; 3) Terdapatnya indikasi
penurunan daya beli, penurunan upah riil, dan penurunan kesejahteraan
buruh tani; 4) Posisi buruh tani yang bersifat dilematis menjadikan
pengimplementasian instrumen menjadi sulit; 5) Strategi perbaikan tingkat
upah dan kesejahteraan melalui upaya tidak langsung seperti
peneingkatan intensitas garapan.
Perkembangan Upah Buruh Pertanian
Rata-rata upah nominal buruh petani pada sektor pertanian dari
tahun ketahun mengalami kenaikan, namun upah riilnya selain mengalami
kenaikan juga mengalami penurunan.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
139
Tabel 1. Rata-rata Upah Buruh Tani Nasional per Hari pada November-
Desember 2018 (rupiah)
Jenis upah November 2018 Desember 2018 % perubahan
Upah nominal 52.955 53.056 0,19
Upah riil* 38.237 38.090 -0,38
Keterangan: *Upah riil = Upah nominal dibagi dengan IKRT perdesaan
(2012=100)
Sumber: (BPS, 2019)
Pada tahun 2018, upah buruh tani pada bulan November sebesar
Rp52.955,00, kemudian pada bulan Desember rata-rata upah nominal
buruh tani naik sebesar 0,19 persen yaitu menjadi Rp53.056,00. Sementara
pada bulan Desember upah riil turun sebesar 0,83 persen di banding bulan
November, yaitu dari Rp38.237,00 menjadi Rp38.090,00.
Tabel 2. Rata-rata Upah Buruh Tani Nasional per Hari pada Desember 2019-
Januari 2020 (rupiah)
Jenis Upah Desember 2019 Januari 2020 % Perubahan
Upah Nominal 54.723 55.046 0.59
Upah Riil* 52.510 52.360 -0,29
Keterangan: *Upah riil = Upah nominal dibagi dengan IKRT perdesaan
(2018=100)
Sumber: (BPS, 2020)
Pada Januari 2020 rata-rata upah nominal buruh tani naik sebesar
0,59 persen dibanding upah buruh tani pada Desember 2019, yaitu dari
Rp54.723,00 menjadi Rp55.046,00. Sementara dibanding dengan Desember
2019 upah riil pada Januari 2020 turun sebesar 0,29 persen, yaitu dari
Rp.52.510,00 menjadi Rp52.360,00.
Tabel 3. Rata-rata Upah Buruh Tani Nasional per Hari pada Desember 2020-
Januari 2021 (rupiah)
Jenis Upah Desember 2020 Januari 2021 % Perubahan
Upah Nominal 55.921 56.176 0,46
Upah Riil* 52.331 52.338 0,01
Keterangan: *Upah riil = Upah nominal dibagi dengan IKRT perdesaan
(2018=100)
Sumber: (BPS, 2021)
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
140
Pada Januari 2021 rata-rata upah nominal buruh tani naik sebesar
0,46 persen dibanding upah buruh tani Desember 2020, yaitu dari
Rp55.921,00 menjadi Pr56.176,00. Sementara upah riil pada Januari 2021 naik
sebesar 0,01 persen disbanding Desember 2020, yaitu dari Rp52.331,00
mendadi Rp52.338,00.
Tabel 4. Rata-rata Upah Buruh Tani Nasional per Hari pada Januari-Februari
2021 (rupiah)
Jenis Upah Januari 2021 Februari 2021 % Perubahan
Upah Nominal 56.176 56.373 0,35
Upah Riil* 52.338 52.430 0,18
Keterangan: *Upah riil = Upah nominal dibagi dengan IKRT perdesaan
(2018=100)
Sumber: (BPS, 2021)
Pada tahun 2021, upah buruh tani pada bulan Januari sebesar
Rp56.176,00, kemudian pada bulan Februari rata-rata upa nominal buruh
tani naik sebesar 0,35 persen yaitu menjadi Rp56.373,00. Sementara pada
bulan Februari upah riil juga mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen
dibanding bulan Januari, yaitu daru 52.338,00 menjadi Rp52.430,00 (BPS,
2021).
Tabel 5. Rata-rata Upah Buruh Tani Nasional per Hari pada Februari-Maret
2021 (rupiah)
Jenis Upah Februari 2021 Maret 2021 % Perubahan
Upah Nominal 56.373 56.470 0,17
Upah Riil* 52.430 52.461 0,06
Keterangan: *Upah riil = Upah nominal dibagi dengan IKRT perdesaan
(2018=100)
Sumber: (BPS, 2021)
Pada Maret 2021 rata-rata upah nominal buruh tani mengalami
kenaikan dibanding pada bulan Februari 2021, yaitu dari Rp56.373,00
menjadi Rp56.470,00. Sementara upah riil pada bulan Maret 2021 juga naik
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
141
sebesar 0,06 persen dibanding bulan Februari 2021, yaitu dari Rp52.430,00
menjadi Rp52.461,00.
Data diatas menunjukkan bahwa upah nominal buruh tani terus
mengalami kenaikan, namun tidak dengan upah riilnya. Hal ini terjadi
karena terjadinya perubahan inflasi di pedesaan.
Susilowati et al., (2020) menjelaskan bahwa pada awal pandemi
covid-19 terjadi penurunan upah nominal buruh tani, yaitu dari bulan
Februari sampai dengan bulan Maret 2020, dan mulai bulan April 2020
meskipun sangat lambat upah buruh kembali mengalami kenaikan.
Kenaikan upah nominal dan upah riil buruh tani pada sektor pertanian
pada tahun 2021 menunjukkan pertumbuhan yang positif dimasa
pandemic covid 19. Kenaikan upah ini disebabkan oleh faktor permintaan
akan hasil pertanian atau pangan lebih besar dibandingkan dengan tahun
sebelumnya dengan tenaga kerja yang tersedia. Dampak yang dirasakan
dengan kenaikan upah petani adalah arah pembangunan kedepan yang
lebih maju.
Kenaikan upah buruh tani merupakan adanya indikasi bahwa
pertanian merupakan sektor yang masih diminati terutama pada masa
pndemi covid 19. Meskipun secara nominal dan riil tidak terjadi kenaikan
yang begitu besar namun menunjukkan secara rata-rata ada pegerakan
dari kenaikan upah itu sendiri, hal ini terjadi karena ada perbedaan antara
suplai dengan permintaan kerja. Paling tidak dengan hasil data tersebut
dapat menunjukkan bahwa pada sektor pertanian masih cukup menarik
dikalangan masyarakat khususnya pada generasi muda.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. (2019). Statistik Perkembangan Upah Pekerja / Buruh. 105, 1–4.
BPS. (2020). Statistik Perkembangan Upah Pekerja / Buruh. 105, 1–4.
BPS. (2021). Statistik Perkembangan Upah Pekerja / Buruh. 105, 1–4.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
142
Isworo, A. E., Tajibu, & Hamzah. (2016). TINGGINMONCONG KABUPATEN
GOWA ANALYSIS LABOR DEMAND OF FARMWORKERS AT
TINGGIMONCONG SUBDISTRICT , GOWA REGENCY Latar Belakang
Rumusan Masalah. 1–29.
Rachman, B. (2016). Deskripsi tingkat upah buruh tidak terdidik di pedesaan,
Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 11(2), 47.
https://doi.org/10.21082/fae.v11n2.1993.47-59
Rusastra, I. W., & Suryadi, M. (2004). Ekonomi tenaga kerja pertanian dan
implikasinya dalam peningkatan produksi dan kesejahteraan buruh
tani. 23(3).
Susilowati, S. H., Nida, F. S., & Suhartini, S. H. (2020). SISTEM UPAH KERJA DI
SEKTOR PERTANIAN ERA COVID-19 UNTUK MENINGKATKAN
PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN. 523–545.
Syarifuddin, M. (2016). Analisis Tentang Aktivitas Buruh Tani dalam Memenuhi
Kebutuhan Pokok di Kelurahan Bukuan Kecamatan Palaran Kota
Samarinda. EJournal Sosiatri-Sosiologi, 4(3), 98–112.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
143
KEBERLANJUTAN PETANI, PASCA REVOLUSI INDUSTRI ( SOCIETY 5.0)
Oleh : Ahmad Rofiqi
Alumni S1 Prodi Budidaya Perikanan STIP dan Mahasiswa Program Magister
Agribisnis Pascasarjana UMM
Umat manusia kehilangan keyakinan pada kisah liberal yang
mendominasi politik global dalam beberapa dekade terakhir, tepatnya
ketika penggabungan biotek dan infotek menghadapkan kita dengan
tantangan terbesar dari yang pernah dihadapi manusia (Harari, 2018).
Tantangan terberat manusia ketika bersaing dengan Artifisial Intelligence
(AI) ialah kecerdasan buatan otak manusia sendiri yang akan mengancam
pekerjaan manusia.Hukum seleksi alam mengubah segala sendi kehidupan,
lantas adakah alasan untuk menjadi dunia otomasi dalam sektor Agro-
maritim.Sistem teknologi pertanian tradisional dihadapkan dengan
berbagai masalah, yaitu metode dan teknik pertanian modern yang
bertujuan modernisasi. Teknologi tradisional dan teknologi modern tidak
perlu dipertentangkan, tetapi tetap terikat dalam hubungan saling
membutuhkan dan menguntungkan. Hal ini merupakan indikator
kemampuan beradaptasi masyarakat dengan lingkungan-nya (Aswiyati,
2015: 78).
Era digitalisasi telah menempatkan teknologi internet sebagai jantung
kehidupan melalui pemanfaatan Internet of Think (IoT) yang hampir seluruh
segi aktivitas manusia. Teknologi digital menciptakan pengelolaan agro-
maritim presisi tinggi melalui kecerdasan buatan (Artificial Intelligence),
Drone (Drone Application), teknologi robot (Robotics), blockchain, rekayasa
genetik, nanotechnology. Teknologi awam mengalami komputasi,
penyimpanan dan akses data dan informasi besar-besar melalui
internet.Kombinasi big data management dan Artificial Intelligence dapat
mendukung pengambilan keputusan ekonomi dan kebijakan dalam
pembangunan agro-maritim (Agro-martim 4.0, 2018).Konsep
pembangunan agro-maritim mengintegrasikan pengelolaan darat dan laut
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
144
sebagai satu kesatuan yang melibatkan sistem sosial, ekonomi dan ekologi
yang didukung pemanfaat teknologi digital untuk mendorong produktivitas
bangsa.
Terminologi Revolusi Industri Keempat sebenarnya dipilih karena
kepercayaan bahwa umat manusia sedang berada dalam permulaan dari
sebuah revolusi yang akan mengubah cara bagaimana manusia akan
hidup, bekerja, dan melakukan aktivitas lainnya (Schwab 2017). Revolusi
Industri 4.0 dipublikasikan pertama kali di Davos tahun 2016. Revolusi ini
diterima secara meluas sejak Kanselir Jerman Angela Merkel menyoroti di
Hanover Fair 2011, yang membuat industri Jerman sangat kompetitif.
Lompatan inovasi dan kemajuan revolusi industri 4.0 dipicu oleh bidang-
bidang Artificial Intelligence, Robotics, Internet of Things, Autonomous
Vehicles, Biotechnology, Nanotechnology, 3-D Printing, Material Science,
Quantum Computing, dan Energy Storage. Peluang adanya revolusi industri
4.0 merupakan peningkatan global income, peningkatan kualitas hidup
melalui teknologi tinggi, pengurangan biaya transportasi dan komunikasi,
penciptaan produk dan pasar baru, tempat kerja yang lebih aman karena
pekerjaan berbahaya diambil alih oleh robot, dan peningkatan layanan
kesehatan. Perkembangan revolusi industri 4.0 di Indonesia ditekankan di
berbagai bidang diantaranya bidang kesehatan, pendidikan, sosial,
ekonomi, transportasi, perikanan, dan pertanian (Puspitasari, 2018).
Society 5.0, sebuah justice atas revolusi industri 4.0 di mana
masyarakat berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan
ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial oleh sistem yang
mengintegrasikan ruang dunia maya dan ruang fisik. Society 5.0 akan
menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan menyelesaikan masalah
sosial (Puspita, dkk.,2020). Tranformasi Pertanian tradisional menjadi
supremasi untuk menghadapi revolusi industri, Artificial intelligence (AI) dan
algoritma yang perpusat pada pengembangan sumber daya manusia.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
145
Integrasi pemgembangan manusia dan teknologi mutlak diprioritaskan
untuk society 5.0.
Manusia diutus kedunia menjadi khalifah sebagai pemimpin
keberlangsungan ekosistem bumi.Etika antroposentrisme berlaku untuk
manusia supaya menjaga keseimbangan alam biotik dan abiotik.Etika
terhadap ekologisalah satu hubungan dominasi manusia dan alam,
dimana ekploitasi alam hanya untuk kepentingan manusia.Kecerdasan
buatan (artificial intelligence, AI) adalah suatu program komputasi yang
dapat membuat mesin bekerja layaknya kecerdasan manusia; seperti
mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan melakukan prediksi
(Russell and Norvig, 2016). Oleh karena itu, kecerdasan buatan juga disebut
external intelligence (Arthur, 2017). Kecerdasan buatan bekerja
menggunakan algoritma dengan machine learning dan deep learning
sebagai dua teknik yang paling populer untuk memproses data
menggunakan kecerdasan buatan Artificial Intelligence (AI) dan algoritma
output dari kecerdasan otak manusia.Revolusi industri (Society 5.0) adalah
masyarakat yang dapat menyelesaikan berbagai tantangan dan
permasalahan sosial dengan memanfaatkan berbagai inovasi yang lahir di
era Revolusi industri 4.0 seperti Internet on Things (internet untuk segala
sesuatu), Artificial Intelligence (kecerdasan buatan), Big Data (data dalam
jumlah besar), dan robot untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
(Puspita, dkk., 2020). Algoritma, secara singkat, merujuk pada instruksi
komputasi yang tersusun secara berurutan (Knuth, 1998). Algoritma ini yang
kemudian menjadi ‘resep’ bagi program kecerdasan buatan yang
menghasilkan prediksi dan luaran (Gillespie, 2014).Machine learning adalah
subset dari kecerdasan buatan. Untuk membuat suatu mesin menjadi
cerdas, algortitma machine learning pada suatu mesin pertama-tama
memelajari pemberian data (input) yang dilakukan manusia kepada suatu
mesin (Goldberg and Holland, 1988). Berdasarkan masukan data tersebut,
mesin kemudian memberikan luaran (output) tertentu. Selanjutnya, manusia
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
146
merespon luaran tersebut sebagai suatu masukan (input) baru kepadam.
Proses pelatihan suatu mesin (training) dengan memberi data dan
merespon luaran data ini terjadi berulang-ulang sehingga kemudian mesin
dapat memprediksi pola umum (model) fungsi kecerdasan (intelligence)
manusia.
Indonesia merupakan negara destinasi investor untuk berinvestasi
dengan prospek yang menjanjikan. Potensi agraris dan maritim menjadi
kekuatan daya saing negara dengan negara lain. Sektoragro-maritim
sebagai pondasi kehidupan bangsa, konsekuensi pembangunan agro-
maritimakan meningkatkan perekonomian dan pangan nasional yang
stabil. Negaradapat dikatakan menjadi negara maju apabila seluruh
kebutuhan primer rakyatnya terpenuhi kebutuhan pangannya.Tren otomasi
dalam revolusiindustri 4.0 harus terpenuhi kebutuhan dasar masyarakat
Indonesia, khususnya di bidang pertanian. Dalam bidang pertanian,
teknologi digital bisa dimanfaatkan selama proses on farm dan off farm.
Teknologi mobile dapat digunakan inovasi pertanian yang bertujuan untuk
meningkatkan peluang bagi petani dalam mengakses informasi tentang
komoditas pertanian melalui layanan informasi tentang komoditas
pertanian. Layanan informasi berbasis mobile diperlukan pada saat petani
membutuhkan informasi pertanian yang cepat.
Kesiapan Pertanian Pada Revolusi Industri (Society 5.0)
Menurut riset dari microsoft (2019), perusahaan di Indonesia yang
sudah mengadopsi Artificial Intelligence (AI) hanya 14 %, sedangkan angka
kesiapan adaptasi Artificial Intelligence (AI) di pemerintahan Indonesia
berada pada nomer urut lima se-Asia tenggara dengan akumulasi
pengunaan 5,42%.
Sektor Agro-maritim membutukan tool Artificial Intelligence (AI) untuk
mendukung pengelolaan pertanian yang efektif di negara Indonesia.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
147
Pertanian di era revolusi industri, semakin populer pengunaan smart farming
dikalangan masyarakat. Eksplorasi layanan big data berbasis Cloud,
Internet of Thing, GPS dan Drone pada sektor pertanian diharapkan
mendukung efisiensi dan efektivitas industri agricultur pada kualitas dan
kuantitas produksi. Pengunaan digitalisasi pertanian untuk membantu
proses produksi dan pemasaran hasil pertanian.
Implementasi smart farming 4.0 bentuk data yang terukur akan
dibaca dan digunakan sebagai parameter yang menjadi kunci utama bagi
penerapan pertanian. Aplikasi teknologi digital menciptakan proses
produksi yang memiliki kecepatan tinggi, ketepatan yang presisi,
customized dan menghasilkan informasi real-time yang mendukung
pengambilan keputusan produksi yang lebih akurat. Pada sisi hilir, aplikasi
blockchoin pada sistem logistik nasional menciptakan transparansi dan
keterlacakan (treceability) produk yang memberikan jaminan keamanan
bagi konsumen (Agro-maritim, 4.0, 2018).
Tranfer Pengetahuan Pada Sumberdaya Manusia
Revolusi industri (society 5.0) kesiapan sumberdaya manusia yang
cukup tinggi, tidak hanya mencakup pendidikan dan keahlian dan
profesionalitas, namun lebih dari membutuhkan jiwa agripreneurship dan
kepeminpinan yang kuat untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam bidang
agro-maritim. Perkembangan media sosial menghapuskan batasan ruang
dan waktu dan telah menguba pola pikir dan gaya masyarakat secara
drastis (Agro-maritim, 2018).
Manusia salah satu mesin yang mempunyai kecerdasan dan
kesadaran diakumulasi menjadi big data dalam komputer. Menurut
Arkeman (2018) singularitas teknologi suatu keadaan yang menyebabkan
terjadinya perubahan pada umat manusia dan peradaban.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
148
Peran Petani Muda pada Revolusi Industri 5.0]
Penerapan teknologi digitalisasi berkaitan dengan big data dan
Internet of Think (IoT) sangat lekat bagi generasi milenial.Pembaharuan
teknologi di bidang pertanian lebih optimal jika dijalankan oleh kaum
melenial.Generasi milenial identik hal-hal yang berbau teknologi.
Penerapan Aplikasi Smart farming 4.0 di sektor pertanian tidak lepas dari
peran generasi milenial, bagi milenial bukanlah yang begitu sulit dalam
pengaplikannya.
Kemampuan fisik seorang petani dalam melaksanakan kegiatan
usaha taninya sangat dipengaruhi oleh tingkat umur. Umumnya semakin
tinggi tingkat umur, maka kemampuan untuk bekerja semakin meningkat
sampai batas tertentu dan pada batas tertentu pula kemampuannya akan
semakin menurun. Umur petani responden berkisar dari 22 sampai 78 tahun.
Mayoritas 83% berumur produktif selebihnya sebesar 17% berumur non
produktif (Kleden, 2014).
Indikator utama urban farming yaitu sumberdaya manusia yang akan
menjalankan teknologi digitalisasi pertanian. Artificial Intelligence(AI)
sejatinya intrument untuk mengikuti perubahan alam.
DAFTAR PUSTAKA
Arkeman Y, H Tamura. 2018. Kecerdasan Buatan Dan Blockchain Untuk
Agroindustri Masa Depan. Orasi Ilmiah Guru Besar IPB.
Aswiyati, Indah. 2015. “Perkembangan Petani Padi Sawah di Tondano
Sebuah Tinjauan Sejarah”. Jurnal LPPM Bidang Eko-
SosBudKum. Volume 2. Nomor 1 2015. Manado: LP2M
Universitas Sam Ratulangi.
Arthur, W. B. 2017. Where is technology taking the economi? Available
:https : // www.mckinsey.com/business-function/mckinsey-
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
149
analytic/where-is-technology-taking-the-economy (
Accessed 21 April 2021).
Gillespie, T. 2014. The relevance of algorithms. Media technologi : Essays
on communication,materiality and society, 167.
Goldberg, D. E. & Holland, J.H. 1988.Genetik algorithms and machine
learning.Mechine learning, 3, 95-99.
Harari. N. Y. 2018. Buku 21 Lessons. 21 adab untuk abad 21. Penerbit
Globalindo. Cet. I. Hal.1.
Kleden Y.l., 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Teknologi Infus
Asap Di Kabupaten Timur Tengah Selatan, NTT-
Indonesia.Kawistara.Vol. 4.No. 2, 17 Agustus.
Knuth, D. 1988. Sorting and searching, The Art of Computer Programing,
Sorting and Sorting, Vol. 3.Addison-Wesley, Reading, MA.
Russell, S. J. & Norvig, P. 2016. Artificial intelligence : a modern approach,
Malaysia; Pearson Education Limited.
Schwab. A. 2017. Computing : Science in an exponencial word. Nature,
440, 413.
Puspita, Y. Yessi Fitriani2, Sri Astuti, dan Sri Novianti. 2020. Selamat Tinggal
Revolusi Industri 4.0, Selamat Datang Revolusi Industri 5.0.
Prosiding seminar Nasional. Universitas PGRI Palembang. 10
Januari. Hal. 123.
Buku Agro-Maritim 4.0. Konstribusi Pemikiran IPB untuk Indonesia.
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
150
BIODATA PARA PENULIS
Nama : Jabal Tarik Ibrahim (penulis dan editor)
Alumni S1 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian FP UB. S2 Magister Sosiologi PPs
UMM. S3 Ilmu Penyuluhan Pembangunan Institut Pertanian Bogor.
Nama : Fithri Mufriantie (editor)
TTL: Bengkulu 1976
Alumni Instiper Yogyakarta dan S2 Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah
Mada.
Dosen Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Nama : Karisma Tri Azmi
TTL: Jember, 4 Juni 1998
Alumni S1: Prodi Agribisnis FPP UMM
Nama : Fera Nur Amalia
Ttl: Renda, 25 April 2000
Alumni S1: prodi Agribisnis FPP UMM
Nama : Adiman Saib
TTL: Tambe, 2 Oktober 1996
Alumni S1: Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan FATEPA UNRAM
Nama : Nur Hijrah Fatmi H.B.Metak
TTL : Larantuka 08 Mei 1997
Alumni S1 Prodi Peternakan FPP UMM
Nama : Maulida Murdayanti
TTL: 30 JUNI 1998
Alumni S1: Prodi Agribisnis FPP UMM
Nama : Dhenys Bagus Nugroho
TTL: Madiun 28/10/91
Alumni S1 Agroekoteknologi UB
Nama : Iva Dwi Faturachma
TTL: Kediri, 26 Juni 1995
Alumni S1: Prodi Teknologi Hasil Perikanan FPIK UB
Nama : Tanti Eka Rahmawati
TTL : 26 oktober 1998
Alumni S1 : Prodi Agribisnis FPP UMM
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
151
Nama : Anggita Ekaningtyas Hermawan
TTL : Teminabuan, 30 September 1996
Alumni S1 : Prodi Agribisnis FP UMY
Nama: Mutammimatur Rahmah Ramadhana
TTL: Pasuruan, 5 Januari 1999
Alumni S1: Prodi Agribisnis FPP UMM
Nama: Muhammad Muzakki Muharraram
TTL: Pamekasan, 11 Juni 1996
Alumni S1 Kehutanan FPP UMM
Nama: Kristiana Frensiska
TTL: Tuban, 12 Desember 1998
Alumni s1: Prodi Agribisnis FPP UMM
Nama: Anggita Ayunda Sakuntala
TTL: Ngawi, 02 Desember 1998
Alumni S1: Prodi Agribisnis FPP UMM
Nama : Indriani Mustikasari
Alumni S1 : Prodi Agribisnis FPP UMM
Nama : Sutraning Nurahmi
Alumni S1 : Prodi Agribisnis FPP UMM
SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF| Mr. Jabal
152
Buku Sumber Daya Manusia Sektor Pertanian ini ditulis oleh dosen dan mahasiswa Program
Studi Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang. Buku ini
mendiskripsikan keprihatinan menurunnya jumlah tenaga kerja sektor pertanian secara
persentil, namun juga memberikan diskripsi yang positif serta optimis terhadap minat
pemuda terhadap pekerjaan sektor pertanian. Selain itu, juga membahas konstribusi
tenaga kerja wanita dalam perkembangan sektor pertanian yang selalu mengalami
pertumbuhan positif dalam berbagai krisis termasuk saat krisis pandemi covid-19. Kesiapan
penyuluh pertanian dalam menghadapi era masyarakat 5.0 dan cyber extension juga tak
luput dari pembahasan para penulis.
Buku ini merupakan sedekah penulis dalam bidang ilmu pengetahuan. Silahkan
memperbanyak seperlunya sesuai dengan kaidah ilmiah. Pembaca dipersilahkan
melakukan sitasi dengan mencamtumkan penulis buku ini sebagai sumbernya.
Semoga buku ini bermanfaat
Editor
Jabal Tarik Ibrahim dan Fithri Mufriantie