sumber i konjunctivitis

3
SUMBER I PATOFISIOLOGI Konjungtiva karena lokasinya terpapar pada banyak mikroorganisme dan faktor lingkungan lain yang menganggu. Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari substansi luar. Pada film air mata, unsur berairnya mengencerkan materi infeksi, mukus menangkap debris dan kerja memompa dari palpebra secara tetap menghanyutkan air mata ke duktus air mata dan air mata mengandung substansi antimikroba termasuk lisozim. Adanya agens perusak, menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva yang diikuti edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau granuloma. Mungkin pula terdapat edema pada stroma konjungtiva ( kemosis ) dan hipertrofi lapis limfoid stroma ( pembentukan folikel ). Sel –sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel ke permukaan. Sel – sel ini kemudian bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet, membentuk eksudat konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur. Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluh – pembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus. Pada hiperemia konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan dan hipertrofi papila yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi tergores, panas, atau gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata. Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh darah yang hiperemia dan menambah jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit pada iris atau badan silier berarti kornea terkena. SUMBER II Patofisiologi Konjungtiva selalu berhubungan dengan dunia luar. kemungkinan konjungtiva terinfeksi dengan mikroorganisme sangat besar. Pertahanan konjungtiva terutama oleh karena adanya tear film pada konjungtiva yang berfungsi untuk melarutkan kotoran-kotoran dan

Upload: fahmi-maulana-iqbal

Post on 16-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

konjunctivitis

TRANSCRIPT

Page 1: SUMBER I Konjunctivitis

SUMBER I

PATOFISIOLOGI

Konjungtiva karena lokasinya terpapar pada banyak mikroorganisme dan faktor lingkungan lain yang menganggu. Beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari substansi luar. Pada film air mata, unsur berairnya mengencerkan materi infeksi, mukus menangkap debris dan kerja memompa dari palpebra secara tetap menghanyutkan air mata ke duktus air mata dan air mata mengandung substansi antimikroba termasuk lisozim. Adanya agens perusak, menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva yang diikuti edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertrofi epitel atau granuloma. Mungkin pula terdapat edema pada stroma konjungtiva ( kemosis ) dan hipertrofi lapis limfoid stroma ( pembentukan folikel ). Sel –sel radang bermigrasi dari stroma konjungtiva melalui epitel ke permukaan. Sel – sel ini kemudian bergabung dengan fibrin dan mukus dari sel goblet, membentuk eksudat konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebra saat bangun tidur.

Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluh – pembuluh konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus. Pada hiperemia konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan dan hipertrofi papila yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi tergores, panas, atau gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata. Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh darah yang hiperemia dan menambah jumlah air mata. Jika klien mengeluh sakit pada iris atau badan silier berarti kornea  terkena.

SUMBER II

PatofisiologiKonjungtiva selalu berhubungan dengan dunia luar. kemungkinan konjungtiva terinfeksi dengan mikroorganisme sangat besar.Pertahanan konjungtiva terutama oleh karena adanya tear film pada konjungtiva yang berfungsi untuk melarutkan kotoran-kotoran dan bahan-bahan yang toksik kemudian mengalirkan melalui saluran lakrimalis ke meatus nasi inferior.Di samping itu tear film juga mengandung beta lysine, lysozym, IgA, IgG yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan kuman.Apabila ada mikroorganisme patogen yang dapat menembus pertahanan tersebut sehingga terjadi infeksi konjungtiva. akhirnya terjadi konjungtivitis.

Gejalakeluhan utama berupa rasa ngeres, seperti ada pasir di dalam mata, gatal, panas, kemeng di sekitar mata, epifora dan mata merah.Penyebab keluhan ini karena edema konjungtiva terbentuknya hipertropi papiler dan folikel yang mengakibatkan perasaan seperti ada benda asing di dalam mata

Page 2: SUMBER I Konjunctivitis

Gambaran klinisHiperemi konjungtiva: konjungtiva berwarna merah oleh karena pengisian pembuluh darah konjungtiva yang dalam keadaan normal kosong. Pengisian pembuluh darah konjungtiva terutama di daerah fornix akan semakin menghilang atau menipis ke arah limbus.Epifora: keluarnya air mata yang berlebihPseudoptosis: kelopak mata atas seperti akan menutup, oleh karena edema konjungtiva palpebra dan eksudasi sel-sel radang pada konjungtiva palpebra.Hipertropi papiler: suaatu reaksi on spesifik konjungtiva di daerah tarsus dan limbus, berupa tonjolan-tonjolan yang berbentul poligonal.Folikel: suatu reaksi non spesifik konjungtiva biasanya karena infeksi virus, berupa tonjolan kecil-kecil yang berbentuk bulat.Khemosis: edema konjungtivaMembran atau psudomembran: suatu membran yang berbentuk oleh karena koagulasi fibrin.Preaurikular adenopati: pembesaran kelenjar limfe preaurikular.